DIAGNOSTIC READING I. PENDAHULUAN
|
|
- Hadi Kurnia
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 DIAGNOSTIC READING I. PENDAHULUAN 1.1.Refleksi pembelajaran a. Integritas dan Wawasan Kebangsaan b. Isu-isu Strategis
3 REFLEKSI INTEGRITAS DAN WAWASAN KEBANGSAAN NANA RUKMANA D.W. 3
4 REFLEKSI... SUMBER PUBLIC VALUE
5 Perbedaan antara negara berkembang (miskin) dan negara maju (kaya) tidak tergantung pada umur negara itu 5
6 Salah satu contoh : Negara India dan Mesir yang umurnya lebih dari 2000 tahun, tetapi KEMISKINAN MASIH BANYAK DI NEGERI ITU 6
7 Di sisi lain Singapura, Kanada, Australia & New Zealand negara yang umurnya kurang dari 150 tahun dalam membangun, saat ini mereka adalah bagian dari negara maju di dunia, dan penduduknya tidak lagi miskin 7
8 Ketersediaan sumber daya alam dari suatu negara juga tidak menjamin negara itu menjadi kaya atau miskin 8
9 Jepang mempunyai wilayah yang sangat terbatas. Daratannya, 80% berupa pegunungan dan tidak cukup untuk meningkatkan pertanian & peternakan 9
10 Tetapi, saat ini Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia. Jepang laksana suatu negara industri terapung yang besar sekali, mengimpor bahan baku dari semua negara di dunia dan mengekspor barang jadinya 10
11 Swiss tidak mempunyai perkebunan coklat tetapi sebagai negara pembuat coklat terbaik di dunia. Negara Swiss sangat kecil, hanya 11% daratannya yang bisa ditanami. 11
12 Swiss juga mengolah susu dengan kualitas terbaik. (Nestle adalah salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia). Swiss juga tidak mempunyai cukup reputasi dalam keamanan, dan ketertiban, tetapi saat ini bank-bank di Swiss menjadi bank yang sangat disukai di dunia. 12
13 Para eksekutif dari negara maju yang berkomunikasi dengan temannya dari negara terbelakang akan sependapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hal kecerdasan 13
14 Ras atau warna kulit juga bukan faktor penting. Para imigran yang dinyatakan pemalas di negara asalnya ternyata menjadi sumber daya yang sangat produktif di negara-negara maju/kaya di Eropa 14
15 Lalu. apa perbedaannya? 15
16 Perbedaannya adalah pada sikap/perilaku masyarakatnya, yang telah dibentuk sepanjang tahun melalui kebudayaan dan pendidikan. 16
17 Berdasarkan analisis atas perilaku masyarakat di negara maju, ternyata bahwa mayoritas penduduknya sehari-harinya mengikuti/mematuhi prinsip-prinsip dasar kehidupan sebagai berikut. 17
18 Prinsip Dasar Kehidupan 1. Etika dan Integritas sebagai prinsip dasar dalam kehidupan sehari-hari 2. Kejujuran 3. Bertanggung jawab 4. Hormat pada aturan & hukum masyarakat 5. Hormat pada hak orang/warga lain 6. Cinta pada pekerjaan 7. Berusaha keras untuk menabung & investasi 8. Mau bekerja keras 9. Tepat waktu 18
19 Di negara terbelakang/miskin/ berkembang, hanya sebagian kecil masyarakatnya mematuhi prinsip dasar kehidupan tersebut mayoritas tidak patuh minoritas 19
20 Kita bukan miskin (terbelakang) karena kurang sumber daya alam, atau karena alam yang kejam kepada kita. 20
21 Kita terbelakang/lemah/miskin karena perilaku kita yang kurang/tidak baik. Kita kekurangan kemauan untuk mematuhi dan mengajarkan prinsip dasar kehidupan yang akan memungkinkan masyarakat kita pantas membangun masyarakat, ekonomi, dan negara. 21
22 REFLEKSI... ISU ISU STRATEGIS NASIONAL BAGAIMANA MENGATASINYA???
23 BERBAGAI ISUE STRATEGIS YANG MASIH ADA DI NEGERI INI 1. Pembangunan di kawasan perbatasan 2. Pemimpin yang berintegritas 3. Peningkatan sinergi K/L 4. Maraknya Korupsi 5. Ketahanan Ekonomi menuju peningkatan daya saing yg berkeadilan sosial 6. Kepastian Hukum 23
24 ISUE STRATEGIS 7. Profesionalisme SDM 8. Kemandirian Bangsa 9. Penatan Organisasi 10. Pelayanan Prima Untuk Kesejahteraan Masyarakat 11. Penanganan Konflik yg berkeadilan 12. Penanganan TKI yg berkeadilan 13. Peningkatkan Kamtibmas 24
25 Penyebab munculnya isue-isue strategis tersebut karena LEADERSHIP KITA LEMAH, karena sebagian besar pemimpin dipilih melalui proses transaksi dan penyuapan Kini perlu tampil pemimpin yang tegas dan kuat (Strong Leader, Great Leader) untuk MEMIMPIN PERUBAHAN 25
26 Jika Anda mencintai negara kita, mari kita melakukan perubahan Jika kita ingin BERUBAH MENJADI LEBIH BAIK Kita bisa mulai dari yang kecil, mulai saat ini juga, dan. PERUBAHAN DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI dengan INTEGRITAS DAN WAWASAN KEBANGSAAN 26
27
28 1.2. TUJUAN PEMBELAJARAN Agar supaya Peserta mempunyai Kompetensi Kepemimpinan visioner dan kemampuan berkolaborasi dengan stakehorder strategis untuk menangani isu nasional strategis (lintas sektoral), dan memimpin peningkatan kinerja instansinya (Instansional) melalui penetapan visi atau arah kebijakan yang tepat. Oleh karean itu : Peserta dibekali dengan kemampuan mendiagnosa organisasi sehingga mampu mengidentifikasi area dari arah kebijakan organisasi yang perlu direformasi atau melakukan REFORM di-tingkat Instansional dan Peserta juga diarahkan untuk berkolaborasi menemukan isu strategis nasional yang perlu mendapatkan penanganan atau merancang REFORM di-tingkat nasional (lintas sektoral)
29 1.3. PERMASALAHAN a. Banyak dari kita mengalami berada dalam suatu organisasi yang sakit yang sering membuat diri kita frustrasi b. Sayangnya kebanyakan dari kita tidak terlatih dalam mendiagnosis apa yang salah dalam organisasi, namun kita merasakan adanya ketidakberesan c. Untuk mendiagnosis apa yang terjadi dalam organisasi, kita perlu menemukan gejalanya, mencari sebab-musababnya, dan merekomendasikan cara mengatasinya d. Harus ada niat dan kesungguhan bersama antara pimpinan dan staf untuk melakukan perubahan yang lebih baik
30 1.4. ASESMEN a. Melakukan asesmen terhadap luas-nya masalah dan mengidentifikasi penyebabnya b. Asesmen bisa dilakukan melalui survei, interview, dan/atau focus groups guna menentukan luas serta kedalaman gejala yang muncul c. Bisa muncul 3 kategori: (1). Gejala hanya menyangkut 1-2 kelompok biasanya hal ini berkisar pada tujuan, peran, dan hubungan dalam tim (2). Gejala menyangkut antar kelompok dan dalam kelompok : masalah tanggung jawab, alokasi sumber daya, perebutan kekuasaan dan anggaran (3). Gejala muncul hampir di seluruh organisasi : sistem, visi, misi, dan tujuan organisasi
31 1.5. TREATMENT a. Masalah dalam kelompok : klarifikasi peran, penetapan tujuan, dan pemecahan masalah bersama, dll. a. Masalah antar kelompok : Direktorat yang berselisih mendiskusikan masalahnya dan menyepakati penyelesaiannya, mendobrak garis batas antar Direktorat, atau merjer b. Masalah organisasi : mengubah sistem/struktur organisasi/rencana stratejik dan melibatkan anggota dalam melakukan perubahan c. Masalah Nasional : mengubah sistem pemerintahan atau kebijakan nasional yang terkait dengan permasalahan dengan melibatkan stakeholder
32 II. PENYAJIAN 2.1. PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL A. KONSEP DAN DEFINISI DIAGNOSTIC READING 1. Penjelasan umum Diagnostic Reading 2. Pembahasan Konsep dan Definisi Diagnostic Reading dalam kelompok (1). Hasil diskusi kelompok dituliskan di flip chart dan dibandingkan dengan kelompok lain (2). Dimatching dan dijelaskan konsep Diagnostic yang baku sehingga jelas apa yang dimaksud Diagnostic Reading
33 A. KONSEP DAN DEFINISI DIAGNOSTIC READING
34 A.1. PENJELASAN UMUM DIAGNOSTIC READING DIAGNO DIAGNOSTIC READING... Organizational diagnosis, involves diagnosing, or assessing, an organization s current level of functioning in order TO DESIGN APPROPRIATE CHANGE INTERVENTIONS.
35 The concept of diagnosis in organization development is USED IN A MANNER SIMILAR TO THE MEDICAL MODEL Likewise, the organizational diagnostician uses specialized procedures to collect vital information about the organization, to analyze this information, and to design appropriate organizational interventions (Tichy, Hornstein, & Nisberg, 1977).
36 DIAGNOSTIC READING YANG EFEKTIF ORGANIZATION S CURRENT LEVEL OF FUNCTONING DESIGN APPROPRIATE CHANGE INTERVENTION VITAL INFORMATION = SURVEI, SENSUS. DATA SEKUNDER, DATA & INFORMASI DARI BERBAGAI SUMBER ATAU STAKEHOLDER
37 A.2. PEMBAHASAN KONSEP DAN DEFINISI DIAGNOSTIC READING DALAM KELOMPOK APA ITU DIAGNOSTIC READING? a. Setiap Kelompok membuat Konsep dan Definisi Apa yang dimaksud dengan DIAGNOSTIC READING.? (1). Konsep dan Definisi dari kelompok ditulis di flip chart dan dibandingkan dengan kelompok lain.
38 (2). Matching dengan konsep definisi yang baku : Organizational diagnosis, involves diagnosing, or assessing, an organization s current level of functioning in order to design appropriate change interventions. b. Sasaran dan tujuan Diagnostic Reading adalah untuk mendapatkan Isu strategis Instansi dan National
39 B. TEORI DIAGNOSTIC READING INSTANSIONAL
40 TEORI DIAGNOSTIC READING INSTANSIONAL 1. Scoping identifikasi masalah di tingkat Instansional 2. Menjadi Pendiagnosa yang akurat 3. Visioning dan Adaptive versus Technical 4. Kondisi permasalahan di Organisasi 5. Area proyek perubahan Instansional 6. Model Diagnosa Organisasi 7. The Power of Tacit Knowledge 8. Mengidentifikasi Kondisi yang diharapkan dengan Kondisi sekarang 9. Prinsip dasar dalam Diagnosa 10. Penetapan sasaran Reform
41 1. NORTH STAR Scoping identifikasi masalah di tingkat instansional dan merumuskan intervensi perubahan untuk peningkatan kinerja instansi/ unit kerja eselon I)
42 2. MENJADI PENDIAGNOSA YANG AKURAT... ORGANISASI YANG SEHAT..? Seperti apa ciri-ciri-nya
43 3. VISIONING DAN ADAPTIVE VS TECHNICAL NORTH STAR : ARAH PEMBELAJARAN
44 4. KONDISI PERMASALAHAN DI-ORGANISASI LINGKUNGAN Inputs Transformation Process Outputs (Mary Jo Hatch, 1997)
45 5. AREA PROYEK PERUBAHAN INSTANSIONAL a. BIDANG ORGANISASI : Perombakan Struktur Organisasi, Rightsizing,Downsizing, Budaya Kerja. b. BIDANG SUMBER DAYA MANUSIA: Carrier Path, Remunerasi, Rewards and Punishment, Placement dan lain sebagainya. c. BIDANG TATAKERJA & TATA LAKSANA: Tata Persuratan, Pengadaaan Barang dan Jasa, monitoring, kearsipan, pelaporan, penganggaran dan lain sebagainya. d. BIDANG PROGRAM: Peningkatan Efisiensi dan efektifitas Program dan Kegiatan
46 6. MODEL DIAGNOSA ORGANISASI 1. Force Field Analysis (1951) 2. Leavitt s Model (1965) 3. Likert System Analysis (1967) 4. Open Systems Theory (1966) 5. Weisbord s Six-Box Model (1976) 6. Congruence Model for Organization Analysis (1977) 7. McKinsey 7S Framework ( ) 8. Tichy s Technical Political Cultural (TPC) Framework (1983) 9. High-Performance Programming (1984) 10. Diagnosing Individual and Group Behavior (1987) 11. Burke-Litwin Model of Organizational Performance dan Change (1992) 12. Falletta s Organizational Intelligence Model (2008)
47 7. THE POWER OF TACIT KNOWLEDGE
48 THE POWER OF TACIT KNOWLEDGE No Pakar Pendapat 1 Nonaka dan Takeuchi (1995) Japanese companies, however, has ve a very different understanding of knowledge. They recognize that knowledge expressed in words or numbers represent only the tip of the iceberg. 2 Georg Von Krogh, et. Al (2000) 3 Pamela J. Hinds dan Jeffrey Pfeffer 4 Barbara Jones and Bob Millier The role knowledge plays is different fo survival and advancement strategies, and by making this distinction managers can begin to grasp the reasons that tacit knowledge has so much potential for knowledge creation. We believe that expertise is largely embedded in the context in which it is being used. Tacit knowledge, is an important contribution to an evolutionary, bottom-up understanding of all human knowledge and action. 5 Joan E. Pynes Practical intelligence and tacit knowledge play a role in job success 6 Robert M. Grant Level 3 of knowledge creation and utilization is most difficult but also most important. This level provides sustainable competitive advantage because tacit knowledge and processes are authentic, hidden in context, distributed and therefore difficult to imitate Kimiz Dalkir Norm Archer Steve Fuller Nermien Al-Ali (2004) The 80/20 rule appears to apply here; that is, roughly 80 % of our knowledgeis in tacit as individual, groups, and as organization While knowledge can exist in both tacit and explicit forms, the embodied expertise that exists in tacit form may be the most valuable, especially if it is difficult for competitors to replicate Consequently, tacit knowledge is valued more highly than explicit knowledge the something extra that explains the difference between innovative and routinized economic systems once the usual factor of production have been taken into account Only 10 to 30 percent of an organization s codified (explicit) knowledge ini databases and manuals is the knowledge needed for them to operate the enterprise. The rest are tacit knowledge resource. This means that employees brainspower, tacit knowledge, or human capital is the most important resource in the organization s value creation process.
49 8. MENGIDENTIFIKASI KONDISI YANG DIHARAPKAN DENGAN KONDISI SEKARANG KONDISI YANG DIHARAPKAN KONDISI SEKARANG 1. BUAT RANCANGAN : KONDISI YANG DIHARAPKAN (Kuantitatif) 2. SETELAH MELIHAT FILM PENDEK BUAT RANCANGAN : KONDISI SEKARANG (Kuantitatif)
50 9. PRINSIP DASAR DALAM DIAGNOSA Sebagian dari Keseluruhan Reform Kondisi yang diharapkan (VISI) Kondisi saat ini Dignostic Reading Diklatpim Tk. I
51 10. PENETAPAN SASARAN REFORM CONTOH : REFORM BIDANG KESEHATAN 1. Mulailah dari kondisi yang diharapkan 2. Tentukan sasaran reform 3. Pertajam fokus sasaran 4. Tentukan sasaran atau Penetapan Sasaran Reform 1. Mendorong pegawai agar berorientasi hasil 2. Biaya kesehatan terjangkau dgn kualitas pelayanan yang prima 3. Rumah Sakit, Biaya pelayanan, Waktu pelayanan 4.a. Menurunkan biaya pelayanan rumah sakit dari Rp.. Menjadi Rp. Dalam waktu.. hari. b. Mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam melayani pendaftaran pasien dari 30 menit menjadi 20 menit dalam waktu.. hari.
52 C. APLIKASI DIAGNOSTIC READING INSTANSIONAL MENJADI PENDIAGNOSA YANG AKURAT o. ORGANISASI YANG SEHAT : seperti apa ciri-cirinya? (1). Setiap Kelompok membahas ciri-ciri ORGANISASI YANG SEHAT menurut KONDISI YANG DIHARAPKAN (Menggunakan Data Statistik
53 (2). Hasil diskusi dituliskan dalam flip chart dan membandingkan dengan kelompok lain (3). Menonton film pendek (TKI, Kemiskinan, dan Blusukan Jokowi) (4). Hasil menonton Film Pendek didiskusikan dikelompok dan diuraikan kedalam KONDISI SEKARANG (Menggunakan Data Statistik)
54 (5). Bandingkan KONDISI SEKARANG dengan KONDISI YANG DIHARAPKAN, tetapi harus berkorelasi dan GAP yang terjadi dilakukan REFORM secara bertahap melalui Treatment : Appropriate Organizational Interventions (6). Dalam melakukan Reform perlu berfikir secara Vision da tindakan Adaptive, jika tidak bisa dilakukan sendiri, kecuali dapat dilakukan sendiri (Technical)
55 (7). Lakukan REFORM melalui PRINSIP DASAR DALAM DIAGNOSA, secara bertahap mulai dari KONDISI SEKARANG (Existing Condition) menjadi KONDISI YANG DIHARAPKAN, tetapi harus Apple to Apple (8). Lakukan Penetapan Sasaran Reform : a). Mulailah dari KONDISI YANG DIHARAPKAN b). Tentukan SASARAN REFORM c). Pertajam FOKUS SASARAN d). Tentukan SASARAN atau PENETAPAN SASARAN REFORM
56
57 2.2. ISU STRATEGIS NASIONAL A. KONSEP DAN DEFINISI DIAGNOSTIC READING 1. Penjelasan umum Diagnostic Reading 2. Pembahasan Konsep & definisi Diagnostic Reading dalam kelompok (1). Hasil diskusi kelompok dituliskan di flip chart dan dibandingkan dengan kelompok lain (2). Dimatching dan dijelaskan konsep Diagnostic yang baku sehingga jelas apa yang dimaksud Diagnostic Reading
58 B. TEORI DIAGNOSTIC READING NASIONAL 1. Scoping identifikasi masalah di tingkat Nasional 2. Menjadi Pendiagnosa yang akurat 3. Visioning dan Adaptive versus Technical 4. Kondisi permasalahan di tingkat Nasional 5. Area proyek perubahan di tingkat Nasional 6. Model Diagnosa di tingkat Nasional 7. The Power of Tacit Knowledge 8. Mengidentifikasi Kondisi yang diharapkan dengan Kondisi sekarang 9. Prinsip dasar dalam Diagnosa 10. Penetapan sasaran Reform
59 1. NORTH STAR Scoping identifikasi masalah di tingkat nasional (isu strategis nasional) dan merumuskan intervensi perubahan untuk peningkatan kinerja negara.
60 2. MENJADI PENDIAGNOSA YANG AKURAT... PENANGANAN KONFLIK SOSIAL YANG BERKEADILAN Seperti apa ciri-ciri-nya?
61 3. VISIONING DAN ADAPTIVE VS TECHNICAL NORTH STAR : ARAH PEMBELAJARAN
62 4. KONDISI PERMASALAHAN DI-TINGKAT NASIONAL LINGKUNGAN Inputs Transformation Process Outputs (Mary Jo Hatch, 1997)
63 5. AREA PROYEK PERUBAHAN DI - TINGKAT NASIONAL a. BIDANG EKONOMI : Masalah Nilai Tukar, Perdagangan,Ketahanan Pangan, Industri dll. b. BIDANG SOSIAL BUDAYA: Masalah Hak Paten, Pariwisata, Basos, dll. c. BIDANG POLITIK KEAMANAN : Keamanan Perbatasan, Terorisme,dll. 63
64 6. MODEL DIAGNOSA NASIONAL 1. Force Field Analysis (1951) 2. Leavitt s Model (1965) 3. Likert System Analysis (1967) 4. Open Systems Theory (1966) 5. Weisbord s Six-Box Model (1976) 6. Congruence Model for Organization Analysis (1977) 7. McKinsey 7S Framework ( ) 8. Tichy s Technical Political Cultural (TPC) Framework (1983) 9. High-Performance Programming (1984) 10. Diagnosing Individual and Group Behavior (1987) 11. Burke-Litwin Model of Organizational Performance dan Change (1992) 12. Falletta s Organizational Intelligence Model (2008)
65 7. THE POWER OF TACIT KNOWLEDGE
66 THE POWER OF TACIT KNOWLEDGE No Pakar Pendapat 1 Nonaka dan Takeuchi (1995) Japanese companies, however, has ve a very different understanding of knowledge. They recognize that knowledge expressed in words or numbers represent only the tip of the iceberg. 2 Georg Von Krogh, et. Al (2000) 3 Pamela J. Hinds dan Jeffrey Pfeffer 4 Barbara Jones and Bob Millier The role knowledge plays is different fo survival and advancement strategies, and by making this distinction managers can begin to grasp the reasons that tacit knowledge has so much potential for knowledge creation. We believe that expertise is largely embedded in the context in which it is being used. Tacit knowledge, is an important contribution to an evolutionary, bottom-up understanding of all human knowledge and action. 5 Joan E. Pynes Practical intelligence and tacit knowledge play a role in job success 6 Robert M. Grant Level 3 of knowledge creation and utilization is most difficult but also most important. This level provides sustainable competitive advantage because tacit knowledge and processes are authentic, hidden in context, distributed and therefore difficult to imitate Kimiz Dalkir Norm Archer Steve Fuller Nermien Al-Ali (2004) The 80/20 rule appears to apply here; that is, roughly 80 % of our knowledgeis in tacit as individual, groups, and as organization While knowledge can exist in both tacit and explicit forms, the embodied expertise that exists in tacit form may be the most valuable, especially if it is difficult for competitors to replicate Consequently, tacit knowledge is valued more highly than explicit knowledge the something extra that explains the difference between innovative and routinized economic systems once the usual factor of production have been taken into account Only 10 to 30 percent of an organization s codified (explicit) knowledge ini databases and manuals is the knowledge needed for them to operate the enterprise. The rest are tacit knowledge resource. This means that employees brainspower, tacit knowledge, or human capital is the most important resource in the organization s value creation process.
67 8. MENGIDENTIFIKASI KONDISI YANG DIHARAPKAN DENGAN KONDISI SEKARANG KONDISI YANG DIHARAPKAN KONDISI SEKARANG 1. BUAT RANCANGAN : KONDISI YANG DIHARAPKAN (Kuantitatif) 2. SETELAH MELIHAT FILM PENDEK BUAT RANCANGAN : KONDISI SEKARANG (Kuantitatif)
68 9. PRINSIP DASAR DALAM DIAGNOSA Sebagian dari Keseluruhan Reform Kondisi yang diharapkan (VISI) Kondisi saat ini Dignostic Reading Diklatpim Tk. I
69 10. PENETAPAN SASARAN REFORM CONTOH : REFORM BIDANG KESEHATAN 1. Mulailah dari kondisi yang diharapkan 2. Tentukan sasaran reform 3. Pertajam fokus sasaran 4. Tentukan sasaran atau Penetapan Sasaran Reform 1. Mendorong pegawai agar berorientasi hasil 2. Biaya kesehatan terjangkau dgn kualitas pelayanan yang prima 3. Rumah Sakit, Biaya pelayanan, Waktu pelayanan 4.a. Menurunkan biaya pelayanan rumah sakit dari Rp.. Menjadi Rp. Dalam waktu.. hari. b. Mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam melayani pendaftaran pasien dari 30 menit menjadi 20 menit dalam waktu.. hari.
70 C. APLIKASI DIAGNOSTIC READING NASIONAL MENJADI PENDIAGNOSA YANG AKURAT o. PENANGANAN KONFLIK SOSIAL YANG BERKEADILAN : seperti apa ciri-cirinya? (1). Setiap Kelompok membahas ciri-ciri PENANGANAN KONFLIK SOSIAL YANG BERKEADILAN menurut KONDISI YANG DIHARAPKAN (2). Hasil diskusi dituliskan dalam flip chart dan membandingkan dengan Kelompok lain. (3). Peserta diminta Menonton film pendek tentang Konfik Sosial dan Masalah Perbatasan (4). Hasil menonton Film Pendek didiskusikan dikelompok dan diuraikan kedalam KONDISI SEKARANG
71 (5). Bandingkan KONDISISEKARANG dengan KONDISI YANG DIHARAPKAN, tetapi harus berkorelasi dan GAP yang terjadi dilakukan Reform secara bertahap melalui Treatment : Appropriate Organizational Interventions (6). Dalam melakukan Reform perlu berfikir secara Vision dan tindakan Adaptive, jika tidak bisa dilakukan sendiri, kecuali dapat dilakukan sendiri (Technical) (7). Lakukan Reform melalui PRINSIP DASAR DALAM DIAGNOSA, secara bertahap mulai dari KONDISI SEKARANG (Existing Condition) menjadi KONDISI YANG DIHARAPKAN, tetapi harus Apple to Apple (8). Lakukan Penetapan Sasaran Reform dengan Cara : a). Mulailah dari KONDISI YANG DIHARAPKAN b). Tentukan SASARAN REFORM c). Pertajam FOKUS SASARAN d). Tentukan SASARAN atau PENETAPAN SASARAN REFORM
72 III. PENUTUP 3.1. Pembelajaran ini akan ditindaklanjuti didalam merancang Proyek Perubahan Instansional dan Policy Brief 3.2. Evaluasi akan dilakukan terutama dalam mengidentifikasi permasalahan dan rencana reform yang akan dilakukan
73 TERIMA KASIH
refleksi & tindakan to reflect & to act
refleksi & tindakan to reflect & to act pesan ini saya terjemahkan dari suatu tulisan berbahasa inggris yang saya terima melalui email dari seorang kawan. maaf bila salah/kurang tepat menerjemahkannya
Lebih terperinciDIAGNOSTIK READING DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
1 DIAGNOSTIK READING DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV A. PENDAHULUAN Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 13 Tahun 2013 bahwa Diklat Kepemimpinan Tingkat IV
Lebih terperincirefleksi & tindakan to reflect & to act
refleksi & tindakan to reflect & to act pesan ini saya terjemahkan dari suatu tulisan berbahasa inggris yang saya terima melalui email dari seorang kawan. maaf bila salah/kurang tepat menerjemahkannya
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV AGENDA DIAGNOSTIC READING DIAGNOSTIC READING Setiabudi LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Dalam era global yang dinamis dan dalam rangka
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III AGENDA DIAGNOSTIC READING DIAGNOSTIC READING Setiabudi LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING DIAGNOSTIC READING Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Dalam era global yang dinamis dan dalam
Lebih terperinciDIAGNOSA PERUBAHAN (DIAGNOSTIC READING) DIKLAT PIM IV
DIAGNOSA PERUBAHAN (DIAGNOSTIC READING) DIKLAT PIM IV Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. BADAN DIKLAT DIY http://diklat.jogjaprov.go.id Diklat Kepemimpinan
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV AGENDA DIAGNOSTIC READING DIAGNOSTIC READING Setiabudi LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB VI PENUTUP
Lebih terperinciDIAGNOSA PERUBAHAN (DIAGNOSTIC READING) DIKLAT PIM III
1 DIAGNOSA PERUBAHAN (DIAGNOSTIC READING) DIKLAT PIM III Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. BADAN DIKLAT DIY http://diklat.jogjaprov.go.id Diklat Kepemimpinan
Lebih terperinciPENJELASAN PROYEK PERUBAHAN
PENJELASAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DEFINISI PROYEK PERUBAHAN Proyek Perubahan adalah salah satu kegiatan pembelajaran pada Diklat Kepemimpinan Tingkat
Lebih terperinciAGENDA DIAGNOSTIC READING PADA DIKLAT PIM POLA BARU. Oleh: Rahmat Domu, S.Pd. M.Si
AGENDA DIAGNOSTIC READING PADA DIKLAT PIM POLA BARU Oleh: Rahmat Domu, S.Pd. M.Si Abstrak Tujuan Penyelenggaran Diklat PIM Pola Baru Adalah membentuk Kompetensi Kepemimpinan yang akan melaksanakan tugas
Lebih terperinciPENDIDIKAN KEBANGSAAN SEBAGAI JALAN MENUJU KESEJAHTERAAN BANGSA *) Darwin Pangaribuan **)
1 PENDIDIKAN KEBANGSAAN SEBAGAI JALAN MENUJU KESEJAHTERAAN BANGSA *) Darwin Pangaribuan **) Pendahuluan Dewasa ini wacana pendidikan kebangsaan melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal banyak diperbincangkan.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT (RBPMD) RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT (RBPMD) DIAGNOSTIC READING OLEH
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT (RBPMD) RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT (RBPMD) DIAGNOSTIC READING OLEH Dr. Ir. Sutarwi,Msc. Widyaiswara Ahli Utama DIKLAT PIM TK II SEMARANG, 2017 1. NAMA
Lebih terperinciIntegrated Models for Understanding Organizations and for Leading and Managing Change W. Warner Burke
Integrated Models for Understanding Organizations and for Leading and Managing Change W. Warner Burke presented by : M Anang Firmansyah Isi : Membahas tentang kerangka konseptual tentang perubahan organisasi
Lebih terperinciPERAN MENTOR & COACH PADA PROYEK PERUBAHAN DIKLATPIM IV
PERAN MENTOR & COACH PADA PROYEK PERUBAHAN DIKLATPIM IV PENJELASAN PEMBELAJARAN PEMBAHARUAN PROYEK PERUBAHAN PEMBELAJARAN PEMBAHARUAN SISTEM DIKLAT INPUT PROSES PRODUK OUTPUT OUT COME SISTEM DIKLAT POLA
Lebih terperinciTata Saji. 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll
1 Tata Saji 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll 3 Tujuan Mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada pejabat struktural
Lebih terperinciMEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017
MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017 1. Integritas dan wawasan kebangsaan 2. Pembekalan isu strategis 3.Organisasi Berkinerja Tinggi 4. Diagnostic Reading 5. Penjelasan Proyek Perubahan
Lebih terperinciDIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA
DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA SISTEMATIKA 1. What : Kompetensi apa yang akan dibangun? 2. How : 1) Bagaimana caranya membangun
Lebih terperinciPETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016
PETUNJUK PELAKSANAAN Dan TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Jl. Setiabudi Nomor 201 A S E M A R A N G BAB I
Lebih terperinciB H A A H N A N A J A A J R
BAHAN AJAR BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT II I.Pengantar Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II adalah meningkatkan kompetensi kepemimpinan pejabat struktural eselon II
Lebih terperinciDIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT II (PER KA LAN NOMOR 11 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA
DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT II (PER KA LAN NOMOR 11 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA SISTEMATIKA 1. What : Kompetensi apa yang akan dibangun? 2. How : 1) Bagaimana caranya membangun
Lebih terperinciAnalisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung. Oleh : Lismarwati. (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN
Analisis Pemasaran Karet Rakyat di Kabupaten Sijunjung Oleh : Lismarwati (Di bawah bimbingan Yonariza dan Rusda Khairati) RINGKASAN Karet merupakan komoditi perkebunan yang sangat penting peranannya di
Lebih terperinciPusdiklat Spimnas Bidang Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara
1 PENJELASAN PROGRAM DIKLATPIM TK I ANGKATAN. LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA JAKARTA,. 20.. 3 Meningkatkan kompetensi kepemimpinan pejabat struktural eselon I yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan
Lebih terperinciIlustrasi 1: Teknologi Kamera
MANAJEMEN REKAYASA Ilustrasi 1: Teknologi Kamera Teknologi kamera untuk memotret dulu menggunakan film Perusahaan pembuat film seperti FUJI, SAKURA, KODAK, dll membangun keunggulan perusahaannya dengan
Lebih terperinciOVERVIEW INTEGRITAS DAN WASBANG DIKLATPIM TINGKAT II
SELF MASTERY DR. IR. NANA RUKMANA D.W., MA OVERVIEW INTEGRITAS DAN WASBANG DIKLATPIM TINGKAT II N A N A R U K M A N A D. W. 1 PENDIDIKAN FORMAL: S1. : TEKNIK PLANOLOGI ITB S.2 : URBAN MANAGEMENT- ERASMUS
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
5 2013, No.1189 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciTAKING OWNERSHIP (BREAKTHROUGH 1) COACHING AND COUNCELLING
1 TAKING OWNERSHIP (BREAKTHROUGH 1) COACHING AND COUNCELLING Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat; Rencana Pembelajaran; Bahan Ajar; Bahan Tayang. BADAN DIKLAT DIY http://diklat.jogjaprov.go.id Diklat
Lebih terperinciDIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN
DIKLATPIM POLA BARU: HARAPAN DAN TANTANGAN Oleh: Hindri Asmoko 1 Kepemimpinan di sektor publik utamanya pada pemerintahan merupakan suatu hal yang krusial. Keberhasilan pemerintah dalam mewujudkan tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Model Kompetensi Menurut Schoonover Associates, kompetensi adalah perilaku atau sekumpulan perilaku yang mengambarkan kinerja yang bagus dalam pekerjaan. Sedangkan model
Lebih terperinciBENCHMARKING KE BEST PRACTICE
BAHAN AJAR BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT III I.Pengantar Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III adalah mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada pejabat struktural
Lebih terperinciDIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT IV (PER KA LAN NOMOR 13 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA
DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT IV (PER KA LAN NOMOR 13 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA SISTEMATIKA 1. What : Kompetensi apa yang akan dibangun? 2. How : 1) Bagaimana caranya membangun
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : SWOT BSC, Arah Strategi, KPI.
ABSTRAK Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) merupakan perusahaan yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah yang bertujuan meningkatkan pendapatan asli daerah guna membiayai pembangunan daerah. Kesuksesan
Lebih terperinciKeywords: Balanced Scorecard, Financial Perspective, Customers Perspective, Internal Business Process Perspective, Learnings and growth Perspective.
ABSTRACT To the face a revolutionary transformation in information age competition, a method of performance measurement that can accurately and comprehensively assess the company's performance is essentially
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : biaya standar, pengendalian, efektivitas, efisiensi, biaya bahan baku, analisis selisih
ABSTRAK Penerapan biaya standar digunakan sebagai suatu alat untuk mengendalikan biaya yang ada di perusahaan. Biaya standar diterapkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan proses produksi
Lebih terperinciANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PT. SURVEYOR INDONESIA MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT (STUDI KASUS : PROSES DS 13 - MENGELOLA OPERASI)
ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PT. SURVEYOR INDONESIA MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT (STUDI KASUS : PROSES DS 13 - MENGELOLA OPERASI) TESIS Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
Lebih terperinciABSTRAK. Keyword : ITIL V.3, Service Operation. iii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bank NISP memiliki departemen TI yang merupakan salah satu departemen yang cukup mengambil peran penting dalam melakukan roda bisnis.selain itu Bank NISP merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
Lebih terperinciOVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV. BADAN DIKLAT DIY
OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV BADAN DIKLAT DIY http://diklat.jogjaprov.go.id SISTEMATIKA PENYAJIAN 1. Apa tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan Diklatpim? 2.Mengapa
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Pendahuluan Dalam manajemen kepegawaian,pejabat struktural eselon I memainkan peranan yang menentukan dalam menangani isu-isu strategis
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT I
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 SALINAN PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT I
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT I LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 SALINAN PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
2013, No.1020 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciPengantar : Mengapa semakin diperlukan kepemimpinan-1
1 Pengantar : Mengapa semakin diperlukan kepemimpinan-1 Perubahan adalah proses yang tidak pernah berhenti, bahkan cenderung semakin cepat dengan akselerasi yang semakin tinggi Manusia menjadi faktor yang
Lebih terperinciBAHAN TAYANG MATA DIKLAT BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT IV
Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara, Nomor 13Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat IV BAHAN TAYANG MATA DIKLAT BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT IV
Lebih terperinciBENCHMARKING KE BEST PRACTICE
BAHAN AJAR BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT IV I.Pengantar Tujuan Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat IV adalah membentuk kompetensi kepemimpinan operasional pada pejabat struktural
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Dalam era global yang dinamis
Lebih terperinciPERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEJIK TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa PT. PJBS di Sidoarjo) TESIS
PERAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEJIK TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Perusahaan Jasa PT. PJBS di Sidoarjo) TESIS Diajukan kepada Universitas Katolik Widya Mandala Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan pembangunan yang semakin pesat saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk mampu bersaing dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Pemodelan sistem informasi, Ministry Of Defence Architecture Framework (MODAF). vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT BFI Finance Indonesia Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pendanaan alat alat berat dan kendaraan mobil ataupun motor yang sedang berada di tingkat perkembangan yang cukup pesat.
Lebih terperinciLINGKUNGAN BISNIS (Business Environment)
LINGKUNGAN BISNIS (Business Environment) Background A manager is someone skilled in knowing how to analyze and improve the ability of an organization to survive and grow in a complex and changing world.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : sumber daya manusia, tenaga kerja, sistem pengendalian manajemen, pengendalian Internal, kinerja. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Sumber daya manusia sangat penting artinya di dalam menentukan kelangsungan hidup suatu perusahaan, Oleh karena itu selalu diperhatikan agar kelancaran jalannya perusahaan tetap terpelihara dan
Lebih terperinciPENYULUHAN PETERNAKAN Pengertian Penyuluhan. Disajikan oleh Suharyanto, S.Pt., M.Si (bahan dikompilasikan dari berbagai sumber)
PENYULUHAN PETERNAKAN Pengertian Penyuluhan Disajikan oleh Suharyanto, S.Pt., M.Si (bahan dikompilasikan dari berbagai sumber) SISTEM PENYULUHAN Sistem penyuluhan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Enterprise Architecture, Teknologi Informasi, TOGAF. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Peran teknologi informasi saat ini merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu organisasi karena teknologi infromasi merupakan salah satu bagian strategi dari suatu organisasi untuk mencapai
Lebih terperinciGrain Movement For EXPORTS IN CONTAINERS AND SMALLER BULK VESSELS
PENGANGKUTAN GANDUM UNTUK EKSPOR DALAM PETIKEMAS DAN KAPAL CURAH LEBIH KECIL Grain Movement For EXPORTS IN CONTAINERS AND SMALLER BULK VESSELS Berinteraksi dengan kebutuhan Indonesia yang semakin besar
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI
PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA BANDUNG DRAFT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Sidang Skripsi
Lebih terperinciDIKLATPIM TINGKAT II RENCANA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT DIAGNOSTIC READING
DIKLATPIM TINGKAT II DAYAT NS WIRANTA RENCANA PEMBELAJARAN MATA DIKLAT DIAGNOSTIC READING A. Deskripsi Singkat Mata Diklat ini membekali peserta dgn kemampuan mengidentifikasi akar permasalahan pd strategi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 PERATURAN KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciManusia dan Mesin. Sumber Daya Sistem Informasi Manajemen
Manusia dan Mesin Sumber Daya Sistem Informasi Manajemen Man vs Machine On May 11, 1997, an IBM computer named Deep Blue beat the world chess champion, Garry Kasparov, at his own game. Deep Blue s victory
Lebih terperinci2013, No.1188 BAB I PENDAHULUAN
5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang
Lebih terperinci1. Perbaikan Berkesinambungan. Kaizen Benchmarking
Dianasanti, 7 Oktober 2016 1. Perbaikan Berkesinambungan Kaizen Benchmarking Merupakan istilah dalam bahasa Jepang yang bermakna "perbaikan berkesinambungan". Filsafat kaizen berpandangan bahwa hidup
Lebih terperinciDiklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si BAB I PENDAHULUAN
Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki semua prakondisi untuk mewujudkan visi negara sebagaimana tertuang dalam
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Proses pengembangan SDM Aparatur di dinas Provinsi Jawa Barat belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa kebutuhan
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II AGENDA DIAGNOSTIC READING ORGANISASI BERKINERJA TINGGI Sunari Sarwono LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKATALOG PELAYANAN LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI
KATALOG PELAYANAN PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI PUSAT KAJIAN REFORMASI ADMINISTRASI INTEGRITAS PROFESIONAL INOVATIF PEDULI PENYUSUNAN ROADMAP REFORMASI BIROKRASI 1PENDEKATAN
Lebih terperinciBy SRI SISWANTI NIM
READING COMPREHENSION IN NARRATIVE TEXT OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF MA NAHDLATUL MUSLIMIN UNDAAN KUDUS TAUGHT BY USING IMAGINATIVE READING MATERIALS IN THE ACADEMIC YEAR 2015/2016 By SRI SISWANTI NIM.
Lebih terperinciAbstraksi. Key words: Kinerja Karyawan, Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja. Path Analysis
Abstraksi Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan pangsa pasar yang dibidiknya. Dengan adanya
Lebih terperinciMelihat hasil penelitian seperti di atas maka ada beberapa saran yang diberikan untuk peningkatan komitmen organsiasi di PT Telkom Tbk Kantor Divre V
RINGKASAN Karyawan dan perusahaan merupakan dua pihak yang saling membutuhkan dan masing-masing mempunyai tujuan. Untuk mengusahakan integrasi antara tujuan perusahaan dan tujuan karyawan, perlu diketahui
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Wr. Wb. Surakarta, 01 Oktober 2011 Ketua Tim Peneliti. Nurhadiantomo. iii
KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, laporan penelitian Hibah Penelitian Tim Pascasarjana HPTP (Hibah Pasca) Tahun III (2011), dapat diselesaikan dengan baik dan lancar. Penelitian ini
Lebih terperinciTUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 TUGAS REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 FUNGSI REFORMASI BIROKRASI LAPAN... 2 8 AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI... 2 VISI DAN MISI LAPAN... 2 SASARAN STRATEGIS LAPAN... 2 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkembang, Indonesia tengah melaksanakan pembangunan di segala bidang
Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sampai saat ini, Indonesia masih tergolong dalam negara yang sedang berkembang, Indonesia tengah melaksanakan pembangunan di segala bidang
Lebih terperinciBAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan
BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI A. Pendahuluan Salah satu area perubahan dalam reformasi birokrasi yang wajib dilaksanakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah adalah penataan tata
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1220, 2015 LAN. Diklat PIM Tingkat I. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciL A P O R A N K I N E R J A
L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang terjadi saat ini di Indonesia telah membuat dunia usaha semakin marak, bervariasi, dan semakin kompetitif dalam memasuki era
Lebih terperinciABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Low Cost Strategy, financial, sales volumes, customer, internal business processes, learning and growth.
ABSTRAK The competition strategies between the ice beam components manufacturer at the time of globaliasasi the current look is increasingly competitive. Companies compete to improve its quality in order
Lebih terperinciBAHAN TAYANG MATA DIKLAT BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT III
Sesuai Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara, Nomor 12Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat III BAHAN TAYANG MATA DIKLAT BENCHMARKING KE BEST PRACTICE DIKLATPIM TINGKAT III
Lebih terperinciBAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN
BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Pendahuluan Dalam sistem manajemen kepegawaian, pejabat structural eselon II memainkan peranan sangat menetukan dalam menetapkan kebijakan
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT SABARITHA PERKASA ABADI MEDAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA PT SABARITHA PERKASA ABADI MEDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Oleh BELLY ROIS TARIGAN NIM 1205091014 PROGRAM STUDI ADMINISTRASI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. ini. Heather A. Smith, James D. McKeen, Satyendra Singh (Developing Information
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang kian pesat membawa imbas pada seluruh lapisan bidang bisnis baik pada perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur, sehingga komputerisasi
Lebih terperinciMATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT DIAGNOSTIC READING
MATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT DIAGNOSTIC READING APLIKASI MODEL DIAGNOSA ORGANISASI WEISBORD SIX-BOX MODEL DAN THE Mc. KINSEY 7 S s FRAMEWORK. Oleh: Dr. Ir. Sutarwi, MSc. Widyaiswara Ahli Utama
Lebih terperinciCHAPTER 8 PLANNING AND BUDGETING SYSTEMS
CHAPTER 8 PLANNING AND BUDGETING SYSTEMS SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (PLANNING DAN BUDGETING SYSTEM) ADALAH ELEMEN PENTING LAINNYA DARI FINACIAL RESULT CONTROL SYSTEMS. SISTEM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Lebih terperinciTESIS MAGISTER. Oleh : Aan Heryadi Zulihadi Saputra
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MULTI-ATRIBUT DENGAN MEMPERHITUNGKAN FAKTOR RISIKO DALAM PEMILIHAN TEKNOLOGI PRECAST CONCRETE TERHADAP TEKNOLOGI CAST-IN-SITU PADA KONSTRUKSI GEDUNG BERLANTAI BANYAK DI INDONESIA
Lebih terperinciABSTRACT. Key words: management control system, knowledge management, resource-based view theory. vii
ABSTRACT Knowledge has become one of the most important asset in organization in this information era, because knowledge has tremendous influence in determining the progress of an organization. This is
Lebih terperinciKepemimpinan & Budaya Mutu. Hanevi Djasri, dr. MARS MMR & PKMK FK-UGM
Kepemimpinan & Budaya Mutu Hanevi Djasri, dr. MARS MMR & PKMK FK-UGM Diskusi: Bagaimana cara anda memperbaiki mutu RS ini? Meningkatkan kinerja Memahami BLUD Pembenahan SDM Merubah kebiasaan budaya kerja
Lebih terperinciKNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3
KNOWLEDGE MANAGEMENT Pertemuan 3 : Model Knowledge Management Pertemuan 3 Rani Puspita D, M.Kom Tujuan Pembelajaran Model KM Memahami kunci utama model teoritis knowledge management yang digunakan saat
Lebih terperinciTujuan. Perencanaan strategik disisi dan korporat Perencanaan Bisnis Unit Proses Pemasaran Prencanaan Tingkat Produk Perencanaan Pemasaran
Tujuan Perencanaan strategik disisi dan korporat Perencanaan Bisnis Unit Proses Pemasaran Prencanaan Tingkat Produk Perencanaan Pemasaran Perencanaan Strategk Berorientasi Pasar Objectives Resources Skills
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT
1 RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT 1. Nama Diklat : Diklat Kepemimpinan Tingkat I 2. Mata Diklat : Coaching dan Counselling (Breakthrough 1) 3. Alokasi Waktu : 18 JP (9 JP untuk Coaching dan 9 JP
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Aplikasi Web, Asuhan Keperawatan, Metode Waterfall, Sistem Informasi Manajemen
ABSTRAK Tenaga perawat mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
Lebih terperinciANALISA PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN TEORI DUA FAKTOR DARI HERZBERG (Studi Kasus : PT PINDAD) TESIS MAGISTER
ANALISA PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN TEORI DUA FAKTOR DARI HERZBERG (Studi Kasus : PT PINDAD) TESIS MAGISTER DISUSUN OLEH: WINA WIBAWA ARTY NIM: 23401134 BIDANG KHUSUS MANAJEMEN
Lebih terperinciABSTRACT. Key words: Internal Audit, Internal Control System
ABSTRACT Bankruptcy is not a rare occurrence, especially in times of unstable economic condition. Such condition may mess up a company s internal system, and so as a countermeasure, having an adequate
Lebih terperinciProgram Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pada sebagian besar organisasi, kinerja pegawai individual merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan organisasional. Kinerja pegawai dalam organisasi dapat menjadi keunggulan bersaing
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP
RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP 1. Nama Diklat : Diklatpim Tingakat I 2. Mata Diklat : Integritas dan Wawasan 3. Alokasi Waktu : 18 Jp 4. Deskripsi Singkat : Mata Diklat ini membekali peserta
Lebih terperinciANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK IAN UNY 2012 UTAMI DEWI
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK IAN UNY 2012 UTAMI DEWI utami.dewi@uny.ac.id STAKEHOLDER ANALYSIS Stakeholder analysis (SA)is a term that refers to the action of analyzing the attitudes of stakeholders towards
Lebih terperinciABSTRACT. EFFECT OF SYSTEM REWARD and PUNISHMENT EMPLOYEE PERFORMANCE (PT. KENCANA MAKMUR LESTARI)
ABSTRACT EFFECT OF SYSTEM REWARD and PUNISHMENT EMPLOYEE PERFORMANCE (PT. KENCANA MAKMUR LESTARI) Performance of employees is an element that has a very important role for the company, because of the satisfactory
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II
PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA 2013 SALINAN PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciMERANCANG PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV
MERANCANG PROYEK PERUBAHAN DIKLAT PIM IV DRS SISWANTA JAKA PURNAMA, Apt, MKes BADAN DIKLAT PROPINSI JAWA TENGAH MERANCANG PROYEK PERUBAHAN Deskripsi Singkat Mata Diklat ini memfasilitasi peserta untuk
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR Survei/evaluasi kemajuan pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Kementerian PAN dan RB 1. Hubungan dengan Logika Program: a. EOPO: 1.2. KemenPAN RB mengimplementasikan sistem
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: payroll system, accounting information system, fraud, effectivenes. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Accounting Information System are needed to improve the control of the operational activities of a company, so that the information presented is relevant and reliable. Information System that
Lebih terperinci