EFFICIENCY ANALYSIS OF BANKING SERVICES TO ENHANCE THE PERFORMANCE OF SERVICES USING DISCRETE SIMULATION APPROACH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFFICIENCY ANALYSIS OF BANKING SERVICES TO ENHANCE THE PERFORMANCE OF SERVICES USING DISCRETE SIMULATION APPROACH"

Transkripsi

1 EFFICIENCY ANALYSIS OF BANKING SERVICES TO ENHANCE THE PERFORMANCE OF SERVICES USING DISCRETE SIMULATION APPROACH I Dewa Made Adi Baskara Joni 1, Erma Suryani 2 Magister Program, Major in Information System, Departement of Informatics Engineering, Faculty of Information Technology, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya dc.awsome414@gmail.com, 2 erma@its-sby.edu Abstract Pemenuhan kebutuhan nasabah akan adanya layanan perbankan yang prima dapat menghasilkan nasabah yang loyal dan meningkatkan kepuasan nasabah. Timbulnya tuntutan efisiensi waktu dalam menyelesaikan transaksi di bank sangat berkaitan dengan sistem antrian dimana tercakup di dalamnya kecepatan layanan transaksi oleh petugas layanan dan jumlah petugas yang beroperasi. Namun konsep layanan nasabah tidak hanya bertumpu pada layanan yang ada pada kantor-kantor kas atau kantor cabang dari bank bersangkutan yang dilakukan oleh petugas layanan melainkan merupakan kinerja layanan secara keseluruhan. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan dan pembuatan suatu simulasi berbasis komputer yang outputnya dapat menggambarkan karakteristik dan perilaku sistem yang diamati. Simulasi yang dilakukan dalam hal ini bermanfaat dalam memberikan informasi dan pengetahuan mengenai sistem layanan nasabah yang ada dan selanjutnya dapat dibuat skenario yang dapat mencapai layanan yang efisien. Dari output hasil simulasi didapatkan bahwa pada layanan musim normal dengan skenario penambahan passbook updater, wait time rata-rata dapat diturunkan sebanyak 4.74 menit dan utilisasi rata-rata dari customer service dapat mencapai nilai efisien menjadi 68%. Pada layanan musim tinggi dengan skenario penambahan customer service wait time rata-rata dapat diturunkan sebanyak menit dan utilisasi rata-rata dari customer service dapat mencapai nilai efisien menjadi 60%. Keywords: Sistem Layanan Nasabah, Efisiensi, Model Simulasi 1. Introduction Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka dibutuhkan sistem layanan yang semakin bisa memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Salah satu permasalahan yang sering timbul dalam sistem layanan nasabah perbankan adalah berupa terjadinya penumpukan nasabah setelah tiba di lajur layanan pada suatu waktu tertentu, yang menyebabkan nasabah harus menuggu terlalu lama untuk mendapatkan layanan. Pemenuhan kebutuhan nasabah akan adanya layanan perbankan yang prima dapat menghasilkan nasabah yang loyal dan meningkatkan kepuasan nasabah. Dewasa ini layanan terhadap nasabah bank dapat dilakukan di berbagai tempat yang merupakan cakupan layanan dari bank bersangkutan dengan adanya dukungan Teknologi Informasi (TI). TI cenderung memiliki dampak yang besar terhadap kemampuan bank untuk menjual produk ritel dan jasa. TI juga dapat menawarkan keunggulan kompetitif dengan menciptakan skala ekonomi melalui otomatisasi tugas-tugas rutin, atau dengan meningkatkan kecepatan dimana informasi manajemen dikomunikasikan. TI juga telah digunakan untuk mendorong pelanggan untuk mengurangi transaksi dengan petugas layanan bank, membebaskan staf perbankan untuk berkonsentrasi pada cross-selling yang berpengaruh terhadap profitabilitas dan pangsa pasar (Meepadung, 2009). Untuk meningkatkan daya saing melalui inovasi dan peningkatan efisiensi untuk dapat menyediakan jasa layanan yang berkualitas dan harga yang kompetitif, dalam penelitian ini dilakukan perancangan dan pembuatan suatu simulasi berbasis komputer yang outputnya dapat menggambarkan karakteristik dan perilaku sistem yang diamati. Simulasi yang dilakukan dalam hal ini bermanfaat dalam memberikan informasi dan pengetahuan mengenai sistem layanan nasabah. 2. Literature Review Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa tahun terakhir. Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan. Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan. Fleksibilitas layanan tersebut dapat dilakukan karena saat ini teknologi informasi bukan hanya menjadi pendukung kinerja dari perbankan namun telah menjadi syarat utama dalam menjalankan industri ini. Kaitan dalam menjalankan jasa layanan perbankan dengan teknologi informasi adalah penggunaan teknologi Informasi diperlukan bank dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional bank. Selain itu perkembangan teknologi informasi memungkinkan bank untuk meningkatkan layanan kepada nasabah melalui produk-produk Electronic Banking (Bank Indonesia, 2007). Hasan (2008) mengatakan bahwa, penggunaan teknologi informasi di industri perbankan merupakan suatu keharusan.

2 Penggunaan teknologi tersebut seharusnya mampu memenuhi kebutuhan internal yakni kecepatan proses layanan nasabah, kecepatan informasi atau pelaporan untuk bahan pengambilan keputusan selanjutnya dan juga penghematan biaya karena berkurangnya tenaga pelaksana. Kebutuhan ekstemal yang seharusnya mampu dipenuhi berupa kelancaran pelaporan kepada pihak terkait misalnya Bank Indonesia, Departemen Keuangan RI serta tentunya yang paling penting adalah kepuasan dari konsumen, sehingga dampak akhir dari penggunaan teknologi yakni adanya perbaikan kinerja secara keseluruhan. Hays (2009), rasio efisiensi merupakan ukuran tingkat beban non-bunga yang diperlukan untuk mendukung setiap satu dolar dari pendapatan usaha, yang terdiri dari pendapatan baik pendapatan bunga dan non-bunga. Nilai rasio efisiensi dapat dipengaruhi oleh perubahan gaji dan tunjangan, produktivitas tenaga kerja, teknologi, pemanfaatan fasilitas fisik terutama pada kantor cabang bersama dengan faktor lain termasuk ekonomi. Casu (2009), efisiensi perusahaan dapat didefinisikan dan diukur sebagai jarak radial kinerja aktual dari sebuah perbatasan (frontier). Dalam konteks fungsi produksi, perbatasan ini didefinisikan sebagai tingkat kelayakan dari maksimum output yang diberikan tingkat input, atau alternatifnya sebagai tingkat minimum kelayakan dari input yang ditentukan dari tingkat output. Ketidak efisienan (inefficiency) perusahaan yang akan diukur sebagai masukan kontraksi radial atau radial ekspansi output diperlukan untuk mencapai perbatasan. Untuk produk jasa menurut penelitian Hudgins (1982) dalam Trisusilo (1994) mengenai efisiensi waktu layanan, dikatakan bahwa 65% dari waktu petugas digunakan untuk kontak dengan pelanggan (customer) dianggap sudah efisien. Dan menurut Lawlor (1988), apabila suatu sumberdaya dipergunakan pada suatu pekerjaan dapat dikatakan produktif secara efisiennya adalah 2/3 atau 66% waktunya dipakai untuk pekerjaan tersebut. Tujuan utama dari sistem jasa adalah memaksimalkan keuntungan dan memaksimalkan kepuasan pelanggan. Namun bagaimanapun juga ukuran adalah hal yang dipertimbangkan menjadi kriteria penampilan internal, karena ukuranukuran tersebut tidak ditentukan oleh beberapa aktifitas tunggal. Model simulasi dan analisis sangat membantu mengevaluasi ukuran-ukuran yang berhubungan dengan kriteria penampilan internal. Menurut Arifin (2009), ukuranukuran kinerja internal yang dapat di evaluasi menggunakan simulasi adalah waktu jasa, waktu tunggu, panjang antrian, pemanfaatan sumber daya, level jasa, dan tingkat ketertinggalan. 3. Base Model Development Pembuatan model simulasi ini menggunakan bantuan perangkat lunak Arena Versi 12 CPR 9. Dalam model dasar terdapat dua model yaitu model musim normal dan model musim tinggi. Pemicu perbedaan antara kedua model tersebut adalah berdasarkan pada tingkat kedatangan nasabahnya. Untuk perbedaan mendasar dari kedua model dalam model dasar ini adalah pada beberapa hal seperti jumlah petugas layanan, nilai distribusi kedatangan nasabah, nilai persentase nasabah ke customer service atau ke teller dan nilai rata-rata waktu layanan oleh customer service dan teller. Pada model musim normal maupun model musim tinggi, proses dari layanannya adalah pada saat kedatangan nasabah akan disambut oleh satpam dan akan ditanyakan keperluan dari nasabah tersebut. Apabila nasabah ingin bertemu dengan customer service atau bertransaksi dengan teller akan diarahkan untuk mengambil nomer antrian dan dipersilahkan menunggu seperti yang terlihat pada gambar 1. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, salah satu perbedaan antara kedua model ini adalah pada nilai distribusi kedatangan nasabahnya yaitu 10*BETA(0.486, 2.84) pada musim normal dan 8*BETA(0.715, 3.8) pada musim tinggi. Tipe dari distribusi tersebut adalah distribusi Beta dengan parameter pertama adalah Beta dan parameter kedua adalah Alpha. Untuk persentase nasabah ke customer service atau ke teller pada musim normal 25% nasabah menuju layanan customer service dan 75% sisanya menuju layanan teller, berbeda pada musim tinggi 22% nasabah menuju layanan customer service dan 78% sisanya menuju layanan teller. Figure 1. Customer Arrival of Base Model Figure 2. of Customer

3 Figure 3. of Teller Untuk proses layanan yang diberikan oleh customer service dan teller dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3. Ketika nomer antrian nasabah dipanggil nasabah dengan nomer antrian yang diawali dengan huruf C akan diarahkan ke salah satu dari 2 customer service yang diaktifkan, jika nasabah dengan nomer antrian yang diawali dengan huruf A akan diarahkan ke salah satu dari 3 teller yang diaktifkan pada musim normal namun pada musim tinggi akan terdapat 4 teller yang diaktifkan. Setelah nasabah sampai pada lajur layanan, petugas layanan akan menanyakan keperluan nasabah dan melayani keperluan nasabah bersangkutan. Nilai waktu layanan customer service dan teller pada musim normal adalah 62+WEIB(562, 1.36) untuk customer service dan e+003*BETA(1.72, 12.1) untuk teller. Berbeda pada musim tinggi nilai waktu layanannya adalah e+003*BETA(0.69, 1.96) untuk customer service dan 29+LOGN(229, 283) untuk teller. Distribusi WEIB atau disebut juga distribusi Weibull memiliki parameter yang sama dengan distribusi BETA. Parameter dari distribusi LOGN atau disebut juga distribusi Lognormal adalah Log Mean pada parameter pertama dan Log Standar Deviasi pada parameter kedua. 4. Model Validation Untuk proses validasi model, tipe validasi yang digunakan adalah Behavior Validity Tests yaitu fungsi yang mengecek apakah model yang dibangun mampu menghasilkan tingkah laku output yang dapat diterima (Barlas, 1989). Validasi model ini dilakukan terhadap variabel VA Time pada hasil atau output simulasi dan variabel waktu layanan pada data yang dikumpulkan. Variabel VA Time dan waktu layanan yang divalidasi adalah nilai dari varibel yang dimiliki oleh customer service. Nilai rata-rata data dan simulasi untuk perbandingan rata-rata dan nilai standar deviasi data dan simulasi untuk perbandingan variasi amplitude untuk model musim normal dideskripsikan pada tabel 1. Nilai rata-rata data dan simulasi untuk perbandingan rata-rata dan nilai standar deviasi data dan simulasi untuk perbandingan variasi amplitude untuk model musim tinggi dideskripsikan pada tabel 2. Baik nilai data maupun nilai simulasi adalah dalam satuan menit. Pada tabel 1 dari hasil perhitungan perbandingan rata-rata didapatkan nilai E1 adalah 2.7% dan dari hasil perhitungan perbandingan variasi amplitude didapatkan nilai E2 adalah 23.6%. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa model musim normal ini adalah valid karena nilai E1 < 5% (2.7% < 5%) dan nilai E2 < 30% (23.6% < 30%). Sedangkan pada tabel 2 dapat dilihat dari hasil perhitungan perbandingan rata-rata didapatkan nilai E1 adalah 2.1% dan dari hasil perhitungan perbandingan variasi amplitude didapatkan nilai E2 adalah 18.4%. Sehingga dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa model musim tinggi ini adalah valid karena nilai E1 < 5% (2.1% < 5%) dan nilai E2 < 30% (18.4% < 30%). Table 1. Validation of Normal Season Model Means Comparison Normal Season Model Amplitude Variations Comparison Entity Data Value Simulation Value Entity Data value Simulation Value CS CS Average Std. Dev E % E %

4 Table 2. Validation of High Season Model Means Comparison High Season Model Amplitude Variations Comparison Entity Data Value Simulation Value Entity Data value Simulation Value CS CS Average Std. Dev E % E % Equation (1) dan (2) adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung behavior validity test pada tabel 1 dan tabel 2 untuk perbandingan rata-rata (E1) dan perbandingan variasi amplitude (E2), persamaannya adalah sebagai berikut: E1 A S A (1) Dimana: Ss Sa E2 Sa S = Nilai rata-rata hasil simulasi A = Nilai rata-rata data Ss = Standar deviasi hasil simulasi Sa = Standar deviasi data Model dianggap valid jika nilai dari E1 5% dan nilai E2 30% (2) 5. Scenario Development Berikut dibawah ini disajikan model skenario dari sistem layanan nasabah. Jenis skenario yang diterapkan adalah skenario struktur, yaitu skenario yang dilakukan dengan jalan mengubah struktur dari model. Skenario jenis ini memerlukan pengetahuan yang cukup mengenai sistem agar struktur baru yang diusulkan dapat memperbaiki kinerja dari sistem. Dalam model skenario ini terdapat dua model yaitu satu model pada musim normal dan satu model pada musim tinggi. Perbedaan antara model musim normal dengan musim tinggi tersebut pada dasarnya sama seperti pada model dasar, namun pada model skenario ini strukturnya juga memiliki perbedaan. Perbedaan struktur pada model musim normal adalah dengan penambahan fasilitas passbook updater yaitu fasilitas dimana nasabah dapat mencetak sendiri (self service) transaksi yang ada ke buku tabungan yang dimilikinya. Dengan adanya fasilitas ini nasabah yang datang ke bank hanya untuk mengetahui transaksi yang terjadi dan mencetak pada buku tabungannya tidak perlu mengantri pada layanan customer service, namun nasabah dapat mencetak sendiri dengan kebijakan yang ditentukan oleh pihak bank. Untuk perubahan struktur pada model musim normal dapat dilihat pada gambar 4. Pada musim tinggi perubahan strukturnya adalah dengan penambahan satu customer service yang dapat membagi beban kerja sehingga dapat menurunkan waktu tunggu nasabah dan utilisasi dari customer. Untuk perubahan struktur pada model musim normal dapat dilihat pada gambar 5. Figure 4. Scenario Model of Normal Season

5 Figure 5. Scenario Model of High Season 6. Comparison of Simulation Results Untuk menunjukkan peningkatan kinerja yang didapatkan dengan melakukan perubahan struktur pada model dasar, dapat dilihat perbedaan nilai variabel-variabel hasil simulasi pada masing-masing model yang dapat dilihat pada tabel 3. Pada model dasar terdapat dua model simulasi yaitu model musim normal dan model musim tinggi. Pada model skenario terdapat dua model simulasi yaitu model musim normal dengan penambahan fasilitas passbook updater dan model musim tinggi dengan penambahan satu customer service. Untuk perbedaan nilai pada variabel VA Time dan NVA time pada empat model tidak menunjukkan perbedaan nilai yang signifikan, karena nilai tersebut merupakan hasil dari distribusi pada masing-masing proses yang memiliki perbedaan hanya pada masing-masing musim layanan saja (musim normal atau musim tinggi). Untuk variabel Wait Time memiliki perbedaan hasil simulasi yang cukup signifikan. Pada model dasar musim normal nilai Wait Time rata-rata adalah menit, cukup kecil jika dibandingkan dengan nilai Wait Time pada model dasar musim tinggi yaitu menit. Perbedaan nilai tersebut terjadi karena beberapa hal seperti perbedaan jumlah petugas layanan, nilai distribusi kedatangan nasabah, nilai persentase nasabah ke customer atau teller dan nilai rata-rata waktu layanan oleh customer service dan teller. Perbedaan Wait Time dari model dasar musim normal dengan model skenario musim normal yang terjadi penambahan fasilitas passbook updater cukup signifikan yaitu menit dengan menit. Perbedaan tersebut menunjukkan penurunan Wait Time rata-rata sebanyak 4.74 menit ketika ditambahkan fasilitas passbook updater sebagai bagian dari layanan bank. Perbedaan yang lebih signifikan terjadi pada model dasar musim tinggi dengan model skenario musim tinggi yaitu menit pada model dasar dan menit pada model skenario. Perbedaan tersebut menunjukkan penurunan Wait Time rata-rata sebanyak menit ketika ditambahkan satu customer service sebagai sumber daya tambahan untuk dapat melayani kebutuhan nasabah. Untuk perbedaan nilai utilisasi petugas layanan yang ada dapat dijabarkan sebagai berikut. Nilai utilisasi customer service pada model dasar musim normal dan musim tinggi tidak memiliki perbedaan yang terlalu tinggi yaitu dan pada model dasar musim normal, kemudian dan pada model dasar musim tinggi. Utilisasi dari customer service terbukti menurun pada model skenario musim normal menjadi dan karena salah satu fungsi layanan dari customer service digantikan oleh passbook updater. Penurunan nilai utilisasi kembali berubah signifikan pada model skenario musim tinggi kedua karena terjadi penambahan customer service yang mengakibatkan beban kerja dari customer service menurun menjadi , dan Nilai utilisasi dari Customer 3 pada model skenario musim tinggi yang memiliki nilai (61.04%) dapat membuktikan bahwa, dengan penambahan satu customer service dapat menurunkan utilisasi dari petugas layanan secara keseluruhan dan nilai utilisasi dari sumber daya yang baru tetap pada rentang nilai yang efisien. Dari kedua model pada model skenario menunjukkan bahwa utilisasi dari petugas layanan customer service dapat mencapai rentang nilai yang efisien yaitu antara 50%-70% tidak seperti pada model dasar yang utilisasinya mencapai diatas 80%. Hal tersebut menunjukkan bahwa model skenario yang ada dapat meningkatkan efisiensi petugas layanan yang ada. Table 3. Comparison of Simulation Results Variables Base Model Scenario Model Normal High Normal High VA Time NVA Time Wait Time Utilization Value a. Customer

6 b. Customer c. Customer d. Teller e. Teller f. Teller g. Teller h. Passbook Updater Counter Variables a. Number of CS served b. Number of Teller served Untuk perbedaan nilai pada variabel hitung dapat dilihat pada jumlah dilayani customer servie dan jumlah dilayani teller. Pada model dasar musim normal jumlah dilayani customer service adalah 1131 dan jumlah dilayani teller adalah Berbeda pada model dasar musim tinggi jumlah dilayani customer service adalah 1166 dan jumlah dilayani teller adalah 4117, jumlah dilayani teller lebih tinggi karena perbedaan laju kedatangan nasabah yang pada musim tinggi dan perbedaan persentase dari nasabah ke customer service atau ke teller. Jumlah dilayani customer service pada model skenario musim normal mengalami penurunan menjadi 933 karena terjadi penambahan passbook updater yang menggantikan salah satu fungsi layanan customer service. Pada model skenario musim tinggi kembali mengalami kenaikan nilai menjadi 1165 karena terjadi penambahan customer service yang mengakibatkan peningkatan jumlah nasabah yang dapat dilayani petugas customer service. Untuk variabel jumlah dilayani teller tidak mengalami perubahan yang signifikan karena tidak ada perubahan struktur pada model skenario. 7. Conclusion Berikut ini adalah kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian ini dikembangkan dua model berdasarkan kondisi dasar yaitu model musim normal dan model musim tinggi. Setelah dua model tersebut valid, selanjutnya dilakukan skenarioisasi pada kedua model yaitu dengan penambahan passbook updater pada musim normal dan penambahan customer service pada musim tinggi. Dari perbandingan hasil simulasi, didapatkan untuk model skenario musim tinggi (penambahan customer service) memiliki penurunan nilai rata-rata Wait Time yang terbanyak yaitu menit jika dibandingkan dengan model dasarnya. Hal ini dikarenakan adanya penambahaan satu customer service yang dapat menangani laju kedatangan nasabah yang tinggi, sehingga waktu tunggu dari nasabah untuk mendapatkan layanan dapat berkurang. Pada model musim normal dengan skenario penambahan passbook updater, Wait Time rata-rata dapat duturunkan sebanyak 4.74 menit. Utilisasi dari customer service dengan nilai utilisasi rata-rata 81% dapat diturunkan pada rentang nilai efisien yaitu menjadi rata-rata 68%. Pada model musim tinggi dengan skenario penambahan customer service, Wait Time rata-rata dapat diturunkan sebanyak menit. Utilisasi dari customer service pada model dasar dengan nilai rata-rata 89% dapat diturunkan pada rentang nilai efisien yaitu menjadi rata-rata 60%. References Arifin, Miftahol (2009), Simulasi Sistem Industri, Graha Ilmu, Yogyakarta. Bank Indonesia (2007), Surat Edaran: Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, No. 9/30/DPNP, BI, Jakarta. Barlas, Yaman (1989), Multiple tests for validation of system dynamics type of simulation models, European Journal of Operational Research, 42, hal Casu, Barbara., Girardone, Claudia (2009), Integration and Efficiency Convergence in EU Banking Markets, Omega. Hasan, Alizar (2008), Pengaruh Kemampuan Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Bank Umum di Sumatera Barat, Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 8 No. 1, hal Hays, Fred H.., Lurgio, Stephen A. De., Gilbert Jr, Arthur H. (2009), Efficiency Ratios and Community Bank Performance, Journal of Finance and Accountancy. Meepadung, Napapan., Tang, John C.S., Khang, Do Ba (2009), IT-based banking services: Evaluating operating and profit efficiency at bank branches, Journal of High Technology Management Research, 20, hal Trisusilo, Annie Y. K. (1994), Esfisiensi Waktu Pelayanan di Poliklinik Anak R.S.U.D Pasar Rebo Jakarta, Tesis Magister, Universitas Indonesia, Jakarta.

ANALISA EFISIENSI JASA LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIMULASI DISKRIT

ANALISA EFISIENSI JASA LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIMULASI DISKRIT ANALISA EFISIENSI JASA LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIMULASI DISKRIT I Dewa Made Adi Baskara Joni 1), Erma Suryani 2) Program Magister, Bidang Keahlian

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN MENGGUNAKAN SIMULASI DISKRIT

ANALISIS EFISIENSI LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN MENGGUNAKAN SIMULASI DISKRIT ANALISIS EFISIENSI LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN MENGGUNAKAN SIMULASI DISKRIT Dewa Adi Baskara Joni 1), Erma Suryani 2) Manajemen Teknik Informatika, STMIK STIKOM Indonesia 1) Jl.

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI

MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI I Dewa Made Adi Baskara Joni 1), Erma Suryani 2) 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK STIKOM Indonesia,

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI KEJADIAN DISKRIT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA OPERASIONAL SISTEM PELAYANAN PADA SEBUAH KANTOR CABANG BANK X

MODEL SIMULASI KEJADIAN DISKRIT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA OPERASIONAL SISTEM PELAYANAN PADA SEBUAH KANTOR CABANG BANK X MODEL SIMULASI KEJADIAN DISKRIT UNTUK MENGEVALUASI KINERJA OPERASIONAL SISTEM PELAYANAN PADA SEBUAH KANTOR CABANG BANK X Haastoro Ardi Iwara, Suparno Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI

MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI I Dewa Made Adi Baskara Joni 1), Erma Suryani 2) 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK STIKOM Indonesia,

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB

Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk. Yhana Kusuma Respati 3EB Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Konsep Balanced Scorecard Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Cabang Kebon Jeruk Yhana Kusuma Respati 3EB01 26209122 LATAR BELAKANG Penilaian atau

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK)

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK) Penulis: Gargentiana Gian Program Studi Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan jasa seperti Bank, kualitas pelayanan itu merupakan kunci keberhasilan, karena dengan adanya pelayanan yang baik maka dapat menumbuhkan citra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dunia usaha termasuk perbankan dengan menempatkan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. strategi bisnis dunia usaha termasuk perbankan dengan menempatkan teknologi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah strategi bisnis dunia usaha termasuk perbankan dengan menempatkan teknologi informasi dan komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. swalayan (seperti Carefour, Hypermart, Hero) dibanding di pasar tradisional. Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. swalayan (seperti Carefour, Hypermart, Hero) dibanding di pasar tradisional. Ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, orang-orang lebih suka berbelanja di pasar swalayan (seperti Carefour, Hypermart, Hero) dibanding di pasar tradisional. Ini disebabkan

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PROVINSI JAWA TIMUR Abstrak Umi Salama 1, Erma Suryani 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang sesuai dengan perkembangan budaya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan zaman yang sesuai dengan perkembangan budaya manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan zaman yang sesuai dengan perkembangan budaya manusia, telah menimbulkan terobosan baru. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan pula dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu

BAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan pula dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa perubahan pula dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan itu membawa akibat yaitu

Lebih terperinci

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan

Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Analisis Sistem Antrian Pada Proses Pelayanan Konsumen di Rumah Makan Hendra Nurjaya Al-Kholis 1, Ellysa Nursanti 2, Thomas Priyasmanu 3 1,3 Program Studi Teknik Industri S1, Institut Teknologi Nasional

Lebih terperinci

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit

2.1 Pengantar Model Simulasi Sistem Diskrit Pokok Bahasan Pendahuluan Sistem, Model dan Simulasi Keuntungan dan Kerugian Simulasi Jenis-jenis Simulasi Simulasi Komputer Bahasa Simulasi Tahapan Pemodelan Simulasi 19 20 PENGANTAR PEMODELAN & SIMULASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank adalah sebuah lembaga keuangan. Umumnya didirikan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bank adalah sebuah lembaga keuangan. Umumnya didirikan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank adalah sebuah lembaga keuangan. Umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang. Bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

Seminar Hasil Tugas Akhir

Seminar Hasil Tugas Akhir Seminar Hasil Tugas Akhir FALAH EGY SUJANA (1209100050) JURUSAN MATEMATIKA FMIPA-ITS SIMULASI ANTRIAN SISTEM PELAYANAN NASABAH (STUDI KASUS : BANK X) Pembimbing : Drs. Soetrisno, MI.Komp. LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH TELLER YANG OPTIMAL DENGAN METODE ANTRIAN DI PT BANK HAGA

PENENTUAN JUMLAH TELLER YANG OPTIMAL DENGAN METODE ANTRIAN DI PT BANK HAGA PENENTUAN JUMLAH TELLER YANG OPTIMAL DENGAN METODE ANTRIAN DI PT BANK HAGA Bahtiar S. Abbas 1 ; Raymond 2 ABSTRACT This article presents the optimization of the number of tellers at the service counter

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-294 Analisa Harga dan Pemasaran untuk Meningkatkan abilitas UKM Kerajinan Kulit dengan Sistem Dinamik (Studi Kasus: Dwi Jaya Abadi Tanggulangin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis perhitungan..., Justina Susiloningsih, FE UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis perhitungan..., Justina Susiloningsih, FE UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bank, tidak bisa dipungkiri, merupakan industri atau bisnis service. Menyadari hal ini, memberikan pelayanan yang unggul merupakan satu keharusan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TELLER BANK PADA AKTIVITAS NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI (STUDI KASUS BANK XYZ )

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TELLER BANK PADA AKTIVITAS NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI (STUDI KASUS BANK XYZ ) ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN TELLER BANK PADA AKTIVITAS NASABAH DENGAN MENGGUNAKAN SIMULASI (STUDI KASUS BANK XYZ ) Dippo Susetyo N, Dutho Suh Utomo 2, Willy Tambunan 3 Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik

Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT Petrokimia Gresik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) E-11 Model Optimisasi Tata Letak Pelabuhan Curah Kering dengan Pendekatan Simulasi Diskrit: Studi Kasus Pelabuhan Khusus PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan terjadi persaingan antara perusahaan-perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia bisnis dimasa sekarang sangat pesat. Perusahaan saling berlomba untuk memberikan kualitas yang terbaik, sehingga memungkinkan terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan dalam memilih bank dan produk produk yang diberikan. bersaing, serta pelayanan yang memuaskan. Produk produk jasa

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan dalam memilih bank dan produk produk yang diberikan. bersaing, serta pelayanan yang memuaskan. Produk produk jasa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan bisnis perbankan di Indonesia begitu pesat, hal ini ditandai dengan adanya jumlah bank yang semakin banyak dan produk yang semakin variatif. Disamping itu

Lebih terperinci

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X

SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANANN CUSTOMER SERVICE PT. BANK X SKRIPSI Disusun Oleh: MELATI PUSPA NUR FADLILAH 24010212140026 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini dengan semakin berkembangnya dunia perdagangan dan investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. BNI 46, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Mega, dll. Banyaknya bank yang

Bab 1 PENDAHULUAN. BNI 46, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Mega, dll. Banyaknya bank yang 1 Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis Perbankan Indonesia begitu pesat. Hal ini ditandai dengan jumlah Bank yang semakin banyak dan fasilitas yang ditawarkan semakin variatif.

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG

SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG SIMULASI PELAYANAN TELLER DI BANK BRI UNIT PASAR BARU, PADANG Harry Rahmadi Putra, Martha Eko Prima Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Bank BRI Unit Pasar Baru merupakan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis perhitungan kebutuhan teller yang dilakukan Bank XYZ saat ini serta hasil simulasi atau uji coba skenario faktor leverage antrian dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus. potensial dengan produk atau jasa yang ditawarkan. 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka memperoleh pengetahuan yang cukup secara terus menerus untuk meningkatkan nilai dari produk dan jasa, perusahaan harus mengetahui tingkat kepuasan

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN

SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN SIMULASI PELAYANAN PENGISIAN BAHAN BAKAR DI SPBU GUNUNG PANGILUN Dio Putera Hasian, Aldie Kur anul Putra Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian terjadi apabila waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun untuk sekedar hiburan. Teknologi berkembang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: OPTIMASI BIAYA TRANSPORTASI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SUSU SAPI PERAH DENGAN MODEL SIMULASI

Seminar Nasional IENACO ISSN: OPTIMASI BIAYA TRANSPORTASI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SUSU SAPI PERAH DENGAN MODEL SIMULASI Seminar Nasional IENACO - ISSN: - OPTIMASI BIAYA TRANSPORTASI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SUSU SAPI PERAH DENGAN MODEL SIMULASI Ida Nursanti *, Supriyanto Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terbaik dan unggul bagi para pengguna jasanya.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan terbaik dan unggul bagi para pengguna jasanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meningkatnya pertumbuhan jasa di dunia sangatlah berpengaruh pada perkembangan dunia bisnis dimasa sekarang ini. Salah satunya dalam perusahaan jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada babbab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pada pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada babbab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan pada babbab sebelumnya maka dapat penulis ambil kesimpulan-kesimpulan antara lain: Peran Customer Service

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dibidang perbankan dewasa ini. Berbagai usaha dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dibidang perbankan dewasa ini. Berbagai usaha dilakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri perbankan di Indonesia berjalan sangat cepat dan menimbulkan banyak persaingan antar bank yang cukup ketat. Disisi lain, kebutuhan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita sering mengalami fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita sering mengalami fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tentu kita sering mengalami fenomena mengantri sebelum mendapatkan pelayanan jasa ataupun ketika membeli produk yang kita inginkan, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan memiliki peranan yang sangat penting guna. tersebut dapat berupa peningkatan kualitas produk jasa dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan memiliki peranan yang sangat penting guna. tersebut dapat berupa peningkatan kualitas produk jasa dan fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia, khususnya di bidang ekonomi, menjadikan lembaga perbankan memiliki peranan yang sangat penting guna memperlancar aktivitas perekonomian tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Semakin berkembangnya perekonomian indonesia seperti sekarang ini, memberikan banyak peluang bisnis yang bisa dijadikan kesempatan untuk memilih jenis usaha yang

Lebih terperinci

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang

Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Simulasi antrian pelayanan kasir swalayan citra di Bandar Buat, Padang Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan prima, Kepuasan pelanggan, Maturity level, COBIT 4.1, Sistem Dinamik

ABSTRAK. Kata Kunci : Pelayanan prima, Kepuasan pelanggan, Maturity level, COBIT 4.1, Sistem Dinamik PENDEKATAN SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISA PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN MELALUI PENYELARASAN TUJUAN TI DAN TUJUAN BISNIS Aan Anto S. 1), Erma Suryani. 2) Program Magister, Bidang Keahlian Sistem Informasi,

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS

LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS LABORATORIUM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DAN INTELIGENSIA BISNIS Latar Belakang Pelayanan terpusat di satu tempat Antrian pemohon SIM yg cukup panjang (bottleneck) Loket berjauhan Sumber daya terbatas Lamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru.

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi muncul banyak nya usaha jasa baru. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan usaha pada sektor jasa saat ini telah memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak berlangsungnya krisis nilai tukar pada pertengahan tahun 1997 yang diikuti krisis ekonomi, sampai akhir tahun 1999 perbankan masih terpuruk. Posisi keuangan dan

Lebih terperinci

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG

SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG SIMULASI PELAYANAN KASIR SWALAYAN CITRA DI BANDAR BUAT, PADANG Dewi Rahmadani, Fitri Julasmasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas Abstrak Antrian merupakan salah satu fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi market leader.

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi market leader. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam era globalisasi ini, Teknologi Informasi (TI) sangat diperlukan dan sangat penting bagi perusahaan-perusahaan yang ingin menjadi market leader. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor usaha. Salah satu pertumbuhan sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor usaha. Salah satu pertumbuhan sektor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi indonesia yang sangat gejolak ditunjang oleh perkembangan teknologi, sehingga membuat perusahaan harus memahami teknologi jika ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini bisnis perbankan di Indonesia berkembang dengan pesat. Salah satunya disebabkan oleh semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan fungsi bank dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis perbankan pada saat ini semakin ketat. Sehubungan dengan banyaknya jumlah bank di Indonesia, bisnis perbankan mengalami perkembangan yang pesat. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan saat ini sangat pesat dengan disertai adanya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan saat ini sangat pesat dengan disertai adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia perbankan saat ini sangat pesat dengan disertai adanya tantangan-tantangan yang semakin luas dan kompleks, hal tersebut menjadikan perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat dalam merebut pasar mengharuskan perusahaan atau organisasi melakukan berbagai inovasi baru dalam merebut hati para konsumen dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Dengan demikian strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Dengan demikian strategi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas, kini telah terjadi pergeseran strategi pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Dengan demikian strategi pemasaran yang berorientasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Memodelkan Antrian Analisis atas sistem antrian serta penentuan tingkat kapasitas (teller) yang optimal (seimbang antara kebutuhan nasabah dengan kapasitas perusahaan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan dapat mempertahankan posisi pasarnya di tengah-tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan peningkatan jasa pelayanan pada perusahaan dari tahun ke tahun semakin menjadi perhatian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari adanya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis bank tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis bank tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegagalan pengembangan proyek IT dalam sebuah bank realitanya dapat memberikan pengaruh besar terhadap kelangsungan bisnis bank tersebut. Kegagalan IT dari segi teknologi

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa

Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Pengembangan Sistem Dinamik dalam Pengelolaan Manajemen Distribusi Logistik Terhadap Perkembangan Teknologi Informasi pada PT Sunan Inti Perkasa Titus Kristanto 1, Eka Cahya Muliawati 2, Rachman Arief

Lebih terperinci

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Teori Antrian Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi Bentuk Umum Teori Antrian Pelayanan Tunggal Pelayanan Multipel Pendahuluan Banyak waktu dihabiskan untuk menunggu oleh manusia, produk, dll Penyediaan

Lebih terperinci

Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division )

Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division ) Petunjuk Sitasi: Purwani, A., & Tsani, Y. (2017). Simulasi Arena Untuk Mengurangi Bottle Neck pada Proses Produksi Kaos (Studi kasus di UKM Greentees Order Division ). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp.

Lebih terperinci

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Bab 4: Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation) Sumber: Harrell, C., B.K. Ghosh and R.O. Bowden, Jr., Simulation Using Promodel, 2 nd ed., McGraw-Hill, Singapore, 2003. Bab 4: Simulasi Event-Diskrit

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI PENGADAAN BILLET PADA PT EDICO UTAMA UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA

MODEL SIMULASI PENGADAAN BILLET PADA PT EDICO UTAMA UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA MODEL SIMULASI PENGADAAN BILLET PADA PT EDICO UTAMA UNTUK MENGOPTIMALKAN BIAYA Dewi Christin Pembimbing 1: Prof. Bahtiar Saleh Abbas Pembimbing 2: Dr. Dyah Budiastuti Jurasan Manajemen dan Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi pendirian bank-bank umum swasta nasional pada tahun 1988 yang salah satu tujuannya untuk mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempengaruhi industri keuangan Indonesia. Di satu pihak, globalisasi akan menciptakan peluang bagi industri keuangan dalam negeri, tetapi

Lebih terperinci

Unnes Journal of Mathematics

Unnes Journal of Mathematics UJM 3 (1) (2014) Unnes Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm ANALISIS PROSES ANTRIAN MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE DI LOKET ADMINISTRASI DAN RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan hasil pengolahan data beserta analisis terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: 5.1 Pengujian Kuesioner Pretest Pretest

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kemampuan sumber daya manusia yang sangat inovatif dan kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang tinggi. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis data dan pembahasan. Adapun urutan analisis data adalah uji kualitas data yang terdiri dari uji validitas dan reliabilitas data, analisis

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak

Bab I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Total Quality Management (TQM) adalah sebuah pendekatan yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam meningkatkan kualitas secara sistematis dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, unsur pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, unsur pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, unsur pelayanan terhadap nasabah adalah suatu hal yang mutlak untuk dikedepankan. Karena hal ini merupakan

Lebih terperinci

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Sistem pelayanan multiple (multiple-server system) atau biasa disebut multiserver single queue merupakan baris antrian tunggal yang dilayani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini, perusahaan tidak lagi berfokus pada Profit Oriented, melainkan berfokus pada Customer Oriented, dimana perusahaan berfokus pada semua keinginan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan jasa layanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga bertujuan menciptakan iklim persaingan yang akan mendorong dunia

BAB I PENDAHULUAN. juga bertujuan menciptakan iklim persaingan yang akan mendorong dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi pendirian bank-bank umum swasta nasional pada tahun 1988 yang salah satu tujuannya untuk mempercepat

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kinerja Pelayanan Frontliner Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini memang berlangsung sangat cepat. Semua negara di dunia ini

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini memang berlangsung sangat cepat. Semua negara di dunia ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertumbuhan dan perkembangan dunia usaha beberapa tahun belakangan ini memang berlangsung sangat cepat. Semua negara di dunia ini terus berlomba mengerahkan segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan inovasi produk dan jasa perbankan dalam satu dekade terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam kegiatan pelayanan lalu lintas informasi, uang dan barang. Salah satu diferensiansi

Lebih terperinci

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu

Kata kunci: penentuan jumlah operator, simulasi, waktu tunggu Penentuan Jumlah Operator OPTIMAL dengan Metode Simulasi Satya Sudaningtyas Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Laman: satya.sudaningtyas@gmail.com Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, hlm. 185 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah adalah salah satu lembaga keuangan yang memiliki pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Bank adalah sebuah lembaga bagi masyarakat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang begitu pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang begitu pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi yang begitu pesat, membuat masyarakat terbiasa dengan sesuatu yang serba cepat. Maka dari itu baik perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi termasuk dalam bidang perdagangan internasional serta

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi termasuk dalam bidang perdagangan internasional serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan adalah lembaga keuangan yang sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi termasuk dalam bidang perdagangan internasional serta pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berubah dari waktu ke waktu dan kepuasan pelanggan hampir selalu

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berubah dari waktu ke waktu dan kepuasan pelanggan hampir selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan dunia bisnis semakin lama semakin berat, dan rumit karena dinamika yang terjadi di pasar saat ini, kebutuhan dan selera konsumen semakin lama semakin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Antrian Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya memerlukan pelayanan

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK Di era globalisasi ini dengan semakin berkembangnya dunia perdagangan dan investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka terhadap para pelaku bisnis. Pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. 1.1 Latar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak di bidang keuangan. Pengertian Bank menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL SEMINAR TUGAS AKHIR SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN BONGKAR MUAT KAPAL (STUDI KASUS TERMINAL MIRAH PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA) Oleh : Risky Abadi 1203.109.004 Latar Belakang Pelabuhan Tanjung Perak sebagai

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI

EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI EVALUASI SISTEM PRODUKSI PADA PEMENUHAN PESANAN DENGAN SIMULASI KEJADIAN DISKRIT: STUDI KASUS PADA INDUSTRI KAROSERI Nadiya Firma Zulfana 1), Nurhadi Siswanto 1) dan Dewanti Anggrahini 1) 1) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU JIMT Vol. 12 No. 2 Desember 2016 (Hal 125-138) ISSN : 2450 766X ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Bahkan sehat tidaknya perekonomian suatu negara dapat diukur dari

BAB I PENDAHULUAN. negara. Bahkan sehat tidaknya perekonomian suatu negara dapat diukur dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dunia perbankan merupakan salah satu alat penggerak perekonomin negara. Bahkan sehat tidaknya perekonomian suatu negara dapat diukur dari kondisi perbankannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. enak dan harga yang bersahabat, pelayanan kepada customer menjadi point

BAB I PENDAHULUAN. enak dan harga yang bersahabat, pelayanan kepada customer menjadi point BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bidang usaha kuliner berkembang pesat saat ini. Hal tersebut dapat dilihat dengan semakin menjamurnya rumah makan. Setiap rumah makan bersaing dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saing ditengah arus global yang semakin pesat. dengan azas tata kelola perbankan yang baik (good banking corporate

BAB I PENDAHULUAN. saing ditengah arus global yang semakin pesat. dengan azas tata kelola perbankan yang baik (good banking corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan tata kelola perbankan modern sekarang ini, setiap perusahaan dihadapkan dengan kebutuhan meningkatkan kemampuan menciptakan nilai (value

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pihak-pihak pencari dana (emiten) dengan pihak yang kelebihan dana (surplus fund). Pendapatan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon Jurnal Barekeng Vol. 8 No. 1 Hal. 45 49 (2014) ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA BANK MANDIRI CABANG AMBON Analysis of Queue System on the Bank Mandiri Branch Ambon SALMON NOTJE AULELE Staf Jurusan Matematika,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan antar bank semakin ketat dalam merebut nasabah serta mempertahankan pangsa pasar yang ada saat

Lebih terperinci

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma Menunggu dalam suatu antrian adalah hal yang paling sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari Siapapun yang pergi

Lebih terperinci

luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional.

luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi 1.1.1 Profil Perusahaan Bank Rakyat Indonesia Bank Rakyat Indonesia adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Bank Rakyat Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya era globalisasi pada abad ke-21 ini menyebabkan dampak yang signifikan dalam kehidupan manusia. Terutama dalam hal perkembangan teknik komputer

Lebih terperinci