MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI"

Transkripsi

1 SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI I Dewa Made Adi Baskara Joni 1), Erma Suryani 2) 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK STIKOM Indonesia, Bali 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, ITS Surabaya Telp : (361) , Fax : (361) dewadi.414@gmail.com 1), erma@its-sby.edu 2) Abstrak Perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat membutuhkan sistem layanan yang dapat memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Salah satu permasalahan yang sering timbul adalah berupa terjadinya penumpukan nasabah setelah tiba di lajur layanan pada satu waktu tertentu. Teknologi Informasi (TI) tidak selalu menjadi satu-satunya alternatif pilihan terhadap perubahan suatu sistem. Simulasi dapat digunakan untuk melakukan skenarioisasi terhadap sistem yang sedang diteliti baik menggunakan TI, tidak menggunakan TI ataupun kombinasi keduanya. Hasil dari simulasi menyatakan alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki jalannya sistem. Penelitian ini menggunakan analisa biaya dan manfaat berserta alat ukur analisis finansialnya untuk menguji model skenario dalam simulasi layanan nasabah perbankan. Dari perbandingan analisa biaya dan manfaat, didapatkan model penambahan Customer Service memiliki nilai analisis finansial yang tertinggi yaitu 4,835 bulan untuk Payback Period, 39% untuk Return On Investment, Rp ,63 untuk Net Present Value dan 148% untuk Internal Rate of Return. Kata kunci: sistem layanan, perbankan, teknologi informasi, simulasi, analisa biaya dan manfaat 1. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat, maka dibutuhkan sistem layanan yang semakin bisa memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Salah satu permasalahan yang sering timbul adalah terjadinya penumpukan nasabah setelah tiba di lajur layanan pada satu waktu tertentu. Hal tersebut menyebabkan pelanggan harus menuggu terlalu lama untuk mendapatkan layanan. Pemenuhan kebutuhan nasabah akan adanya layanan perbankan yang prima dapat menghasilkan loyalitas dan meningkatkan kepuasan nasabah. Timbulnya tuntutan efisiensi waktu dalam menyelesaikan transaksi di bank sangat berkaitan dengan sistem antrian dimana tercakup didalamnya kecepatan layanan transaksi oleh petugas dan jumlah petugas yang beroperasi. Dewasa ini layanan terhadap nasabah bank dapat dilakukan dengan dukungan Teknologi Informasi (TI). TI cenderung memiliki dampak yang besar terhadap kemampuan bank untuk menjual produk ritel dan jasa. TI juga dapat menawarkan keunggulan kompetitif dengan menciptakan skala ekonomi melalui otomatisasi tugas-tugas rutin, atau dengan meningkatkan kecepatan dimana informasi manajemen dikomunikasikan. TI juga telah digunakan untuk mendorong pelanggan untuk mengurangi transaksi dengan petugas bank, membebaskan staf perbankan untuk berkonsentrasi pada cross-selling yang berpengaruh terhadap profitabilitas dan pangsa pasar (Meepadung, 29). Teknologi Informasi (TI) tidak selalu menjadi satusatunya alternatif pilihan terhadap perubahan suatu sistem. Simulasi dapat digunakan untuk melakukan skenarioisasi terhadap sistem yang sedang diteliti baik menggunakan TI, tidak menggunakan TI ataupun kombinasi keduanya. Hasil dari simulasi menyatakan alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki jalannya sistem. Penelitian ini menggunakan analisa biaya dan manfaat berserta alat ukur analisis finansialnya untuk menguji model skenario dalam simulasi layanan nasabah perbankan. Analisa biaya dan manfaat sangat penting sebagai alat penunjang keputusan, meskipun kinerja ekonomi yang diukur dengan keuntungan bersih seharusnya tidak menjadi faktor penentu satu-satunya dalam keputusan (Farrow, 1998). 2. METODE 2.1 Simulasi Sistem Jasa Menurut Arifin (29), sebuah sistem jasa adalah sebuah sistem pemrosesan di mana di dalamnya disediakan satu atau lebih jasa bagi pelanggan. Pihak yang membutuhkan jasa (pelanggan, pasien, dan lain-lain) melewati serangkaian proses di mana sumber daya memiliki karakter unik yang tidak ditemui pada sistem manufaktur. Manusia lebih 59

2 SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS kompleks dan sulit diprediksi tingkah lakunya dibandingkan benda atau mesin. Dengan karakter khusus ini, implikasinya pada model menurut Arifin (29) adalah sebagai berikut: 1. Pelanggan berubah-ubah. 2. Kedatangan pelanggan adalah acak dan berfluktuasi terhadap waktu. 3. Keputusan sumber daya biasanya kompleks. 4. Fluktuasi sumber daya. 5. Waktu proses berubah-ubah. Tujuan utama dari sistem jasa adalah memaksimalkan keuntungan dan memaksimalkan kepuasan pelanggan. Namun bagaimanapun juga ukuran adalah hal yang dipertimbangkan menjadi kriteria penampilan internal, karena ukuran-ukuran tersebut tidak ditentukan oleh beberapa aktifitas tunggal. Model simulasi dan analisis sangat membantu mengevaluasi ukuran-ukuran yang berhubungan dengan kriteria penampilan internal. 2.2 Analisa Biaya dan Manfaat Dalam penilaian kelayakan suatu proyek dapat digunakan metode analisa biaya dan manfaat. Menurut Farrow (1998), analisa biaya dan manfaat memiliki pijakan metodologi yang solid dan memberikan ukuran kinerja yang berharga. Namun analisis ini memerlukan analytical judgements yang kuat agar tidak terjadi pengaburan terhadap permasalahan Alat Analisis Finansial Syarat untuk dapat melakukan penilaian tersebut adalah terlebih dahulu harus dapat diidentifikasi dan dikonversi komponen-komponen penilaiannya. Menurut Prabantoro (29), untuk analisis kelayakan ekonomis dari suatu proyek dapat menggunakan alat analisis finansial yang ada sebagai berikut: 1. Payback Period Adalah penilaian investasi proyek yang didasarkan pada lamanya investasi tersebut dapat tertutup aliran-aliran kas masuk. Untuk metode ini faktor bunga tidak dimasukkan dalam perhitungan. 2. Return On Investment Adalah metode yang digunakan untuk menghitung pengembalian investasi dengan mengukur prosentase manfaat yang dihasilkan oleh suatu proyek dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkannya. Untuk nilai Return On Investment (ROI) dari suatu proyek dapat dihitung dengan rumus: ROI = manfaat biaya (1) biaya 3. Net Present Value Adalah metode yang memperhatikan nilai waktu dari uang. Metode ini menggunakan suku bunga diskonto yang akan mempengaruhi cash inflow atau arus dari uang. Net Present Value (NPV) dapat dihitung dari selisih nilai proyek pada awal tahun dikurangi dengan tingkat bunga diskonto, dan bila nilai NPV > berarti investasi menguntungkan dan dapat diterima. Besarnya NPV dapat dirumuskan sebagai berikut: NPV = nilai proyek ( ) (2) ( ) Dimana: NPV = net present value i = tingkat suku bunga diskonto n = umur proyek investasi 4. Internal Rate of Return Pada metode NPV tingkat bunga yang diinginkan telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan pada metode Internal Rate of Return (IRR) justru akan dihitung tingkat bunganya Komponen Biaya dan Manfaat Komponen-komponen penilaian dalam analisa biaya dan manfaat adalah biaya-biaya dan manfaatmanfaat yang diidentifikasi pada suatu proyek yang dikonversikan kedalam nilai ekonomis atau moneter. Dalam makalah Prabantoro, menurut H. Wu dalam bukunya yang berjudul Accounting Information System, Theory and Practice komponen biaya yang berhubungan dengan pengembangan sebuah proyek dapat diklasifikasikan dalam empat kategori yaitu: 1. Procurement Cost Procurement Cost atau biaya pengadaan adalah semua biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan pengadaan hardware. Untuk biaya tersebut dikeluarkan pada tahun pertama (initial cost). 2. Start Up Cost Start Up Cost atau biaya persiapan operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan sebagai upaya membuat sistem siap untuk dioperasionalkan. Untuk biaya tersebut juga dikeluarkan pada tahun pertama (initial cost). 3. Project Related Cost Project Related Cost atau biaya proyek adalah biaya yang berkaitan dengan biaya pengembangan sistem termasuk biaya penerapannya. Bila sistem yang dikembangkan secara outsourcing maka diperlukan biaya tambahan yaitu biaya konsultasi. 4. Ongoing and Maintenance Cost 6

3 D is a m b u t d a n C us t o m er T r u e d ila y a n i S AT PA M S er vic e? Dila y a n i CS Dila y a n i Te le r la h D ila y a n i CS la h D ila y a n i Te le r Ke pe r lu an La ya na n? E Ke pe r lua n Tr an sak si E ls e Be r t a n y a I n f o r m a s i P r o d u k B e r k a it a n De n g a n R e k e n in g N a s a b a h N a s a b a h K o m Pe n y e t o r a n Tu n a i Ta b u n g a n p la in la h Pe n y e t o r a n T u n a i la h Ta b u n g a n La ya na n T r u e I n f o r m a si CS? La ya na n T r u e Re ke nin g CS? K om p lain C S? la h G ir o T r u e I n f o r m a s i C S 1 I n f o r m a s i CS 2 P en ye t o r a n T ele r? Re k e n in g CS 1 Re k e n in g C S 2 K o m p la in CS 1 K o m p la in CS 2 E ls e Pe na r ik an Ta bu ng an Te ler? E Pe na r ik an G ir o T eler? E P e n y e t o r a n T e le r 1 Ta b u n g a n Te le r 1 Ta b u n g a n Te le r 2 Ta b u n g a n Te le r 3 G Te le r 3 M e n je la s k a n d a n M e n a w a r k a n B e r b a g a i Pr o d u k ir o ir o ir o Buk a T r u e Rek en ing? P e r m a s a la h a n M e r e k o m e n d a s ik a n M P r o d u k U p d a t e Da t a N a s a b a h M e n u t u p R e k e n in g Pe m b e r ia n S o lu s i Ve r if ik a s i D a t a d a n I d e n t it a s Na s a b a h T er t a r ik? la h N a s a b a h M e n u t u p R e k e n in g la h Na s a b a h Ko m p la in M e n g h it u n g U a n g d a n Ko n f ir m a s i k e Na s a b a h T r u e N a s a b a h S e le s a i M e n u t u p Re k e n in g Na s a b a h S e le s a i Ko m p la in I n p u t Da t a la h Na s a b a h Pe n g is ia n d a n Pe n y e r a h a n Fo r m u lir T a b u n g a n Na s a b a h S e le s a i Tr a n s a k s i M e n g a r a h k a n k e B a g ia n M a r k e t in g C e t a k B u k u d a n T a n d a T a n g a n S p e c im e n la h Na s a b a h N a s a b a h k e Ba g ia n M a r k e t in g SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS Ongoing and Maintenance Cost atau biaya operasional adalah biaya untuk mengoperasikan sistem agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Sedangkan biaya perawatan adalah biaya untuk merawat sistem dalam masa pengoperasiannya. Manfaat atau efektifitas dari sebuah sistem dapat juga diklasifikasikan dalam dua bentuk yaitu: 1. Tangible Benefits Adalah manfaat yang berwujud yang didapat dari keuntungan penghematan-penghematan atau peningkatan-peningkatan di dalam perusahaan yang dapat diukur secara kuantitatif dalam bentuk satuan nilai moneter atau uang. 2. Intangible Benefits Adalah manfaat yang tidak berwujud yang nilai keuntungannya adalah sulit atau tidak mungkin diukur dalam bentuk satuan nilai moneter atau uang. 3. PEMBAHASAN 3.1 Model Simulasi Pembuatan model simulasi sistem layanan nasabah ini menggunakan sistem diskrit. Sistem diskrit diterapkan berdasarkan bahwa status variabel sistem berubah pada saat-saat tertentu atau dalam waktu yang diskrit. Dari model simulasi tersebut dilakukan verifikasi dan validasi. Setelah diverifikasi dan dinyatakan valid kemudian dilakukan skenarioisasi terhadap model simulasi. Jenis skenario yang diterapkan adalah skenario struktur, yaitu skenario yang dilakukan dengan jalan mengubah struktur dari model. Skenario-skenario yang dihasilkan adalah sebagai berikut: N a s a b a h K e d a t a n g a n P e m b e r ia n P e n je la s a n e n g g u n a k a n N a s a b a h R e k e n in g M e m b u k a A p lik a s i M e n g is i Fo lm u lir N a s a b a h I n p u t D a t a De t il Be r t a n y a L e b ih Gambar 1. Model Simulasi Layanan Nasabah Perbankan 1. Model pada musim normal ditambahkan fasilitas Passbook Updater. 2. Model pertama pada musim tinggi ditambahkan fasilitas Passbook Updater. 3. Model kedua pada musim tinggi ditambahkan satu Customer Service pada masing-masing jenis layanan. 4. Model ketiga pada musim tinggi ditambahkan fasilitas Passbook Updater dan ditambahkan satu Customer Service pada masing-masing jenis layanan. 3.2 Analisa Biaya dan Manfaat Pada analisa biaya dan manfaat ini dilakukan terhadap tiga model usulan atau model skenario. Pada analisa ini tidak memperhitungkan tingkat kedatangan nasabah baik pada musim normal maupun pada musim tinggi sehingga model skenario yang dianalisa menggunakan analisa biaya dan manfaat ini adalah tiga model, yaitu: 1. Penambahan Passbook Updater. 2. Penambahan Customer Service. 3. Penambahan Passbook Updater dan Customer Service Penambahan Passbook Updater Tabel 1 adalah disajikan data dan hasil perhitungan menggunakan alat ukur analisis finansial pada model penambahan passbook updater (model pertama). Tabel 1. Penambahan Passbook Updater (dalam jutaan rupiah) Komponen Penilaian Tahun Tahun 1 Procurement Cost Rp13,1 Rp, Start Up Cost Rp2, Rp, Project Related Cost Rp9, Rp, Ongoing Cost Rp, Rp116,1 TOTAL COST Rp24,1 Rp116,1 Tangible benefits Rp, Rp24,362 Intangible Benefits Rp, Rp124,16 TOTAL BENEFITS Rp, Rp148,469 SELISIH Rp24,1 Rp32,369 d a n P RK P e n a r ik a n G ir o 2 P e n y e t o r a n T e le r 3 P e n y e t o r a n T e le r Te le r 1 G Te le r 2 G Va lid a s i Tr a n s a k s i d a n Komponen biaya untuk procurement cost adalah biaya konsultasi pengadaan, biaya pembelian passbook updater, dan biaya fasilitas hardware berturut-turut adalah 5 juta, 7 juta dan 1.1 juta. Untuk start up cost adalah biaya instalasi dan biaya reorganisasi masing-masing 1 juta. Untuk project related cost adalah biaya survei, biaya dokumentasi, biaya rapat, biaya pelatihan SDM, 61

4 SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS biaya trasnportasi dan biaya komunikasi berturutturut adalah 1.5 juta, 1 juta, 2 juta, 1.5 juta, 1.5 juta dan 1.5 juta. Untuk ongoing cost adalah biaya SDM, biaya overhead, biaya perawatan hardware, biaya perlengkapan dan biaya manajemen operasional berturut-turut adalah 2.1 juta, 6 juta, 36 juta, 6 juta dan 12 juta. Komponen manfaat untuk tangible benefits adalah efisiensi biaya lembur CS dan efisiensi biaya nomer antrian sebesar 24 juta dan 362 ribu. a. Perhitungan Payback Period Berdasarkan data pada tabel 1 diatas berikut ini adalah perhitungan payback period untuk model pertama. Nilai investasi = Rp24.1., = Rp ,4 Pada perhitungan NPV model pertama, kedua dan ketiga tingkat suku bunga diskonto adalah sebesar 5,75% pertahun berdasarkan data Bank Indonesia Juli 212. Dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai NPV untuk proyek penambahan passbook updater adalah sebesar Rp ,4, ini berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > sehingga proyek dapat diterima. d. Perhitungan Internal Rate of Return Berdasarkan data pada tabel 1 diatas hasil perhitungan IRR untuk model pertama adalah sebagai berikut pada gambar 2. Cash inflow tahun 1 = Rp ,5 (Rp ,5) Berdasarkan perhitungan diatas, nilai investasi adalah lebih rendah dibandingkan cash inflow yang mengakibatkan surplus pada tahun pertama dengan nilai Rp ,5. Hal tersebut berarti bahwa, dalam waktu kurang dari satu tahun nilai dari investasi yang dikeluarkan sudah dapat ditutupi dengan cash inflow pada tahun pertama. Untuk perhitungan pengembalian investasi (payback period) untuk lebih tepatnya adalah 8,934 bulan. b. Perhitungan Return On Investment Berdasarkan data pada tabel 1 diatas berikut ini adalah perhitungan return on Investment (ROI) untuk model pertama. Total Manfaat = Rp ,5 Untuk total biaya yang dikeluarkan: Biaya tahun ke- = Rp24.1., Biaya tahun ke-1 = Rp116.1., Total Biaya = Rp14.2., Kemudian,ROI untuk model pertama ini adalah: ROI=((Rp ,5 - Rp14.2.,)/ Rp14.2.,) X 1% =,59 = 6% Nilai ROI adalah lebih besar dari, jadi penambahan fasilitas passbook updater ini dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI adalah,59 atau 6%, ini berarti bahwa proyek dapat diterima karena akan memberikan keuntungan sebesar 6% dari total biaya investasinya. c. Perhitungan Net Present Value Berdasarkan data pada tabel 1 diatas berikut ini adalah perhitungan net present value (NPV) untuk model pertama. NPV = Rp24.1., +.., (. ) = (-24.1.,) ,4 Gambar 2 Perhitungan IRR Penambahan Passbook Updater Perhitungan nilai IRR diatas dilakukan menggunakan Microsoft Excel 27. Untuk nilai dari IRR yang disyaratkan adalah 25%, maka didapat nilai IRR proyek penambahan passbook updater sesungguhnya adalah,34 atau 34% Penambahan Customer Service Berikut ini adalah akan disajikan data dan hasil perhitungan menggunakan alat ukur analisis finansial pada model penambahan customer service (model kedua). Tabel 2. Penambahan Customer Service (dalam jutaan rupiah) Komponen Penilaian Tahun Tahun 1 Procurement Cost Rp25, Rp, Ongoing Cost Rp, Rp71, TOTAL COST Rp25, Rp71, Tangible benefits Rp, Rp24,362 Intangible Benefits Rp, Rp18,687 TOTAL BENEFITS Rp, Rp133,5 SELISIH Rp25, Rp62,5 Komponen biaya untuk procurement cost adalah biaya perekrutan, biaya training dan pelatihan awal masing-masing adalah 1 juta dan 15 juta. Untuk ongoing cost adalah biaya gaji CS, biaya training dan pelatihan lanjut, biaya asuransi dan jamsostek berturut-turut adalah 26 juta, 2 juta dan 25 juta. Komponen manfaat untuk tangible benefits adalah efisiensi biaya lembur CS dan efisiensi biaya nomer antrian sebesar 24 juta dan 362 ribu. 62

5 SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS a. Perhitungan Payback Period Berdasarkan data pada tabel 2 diatas berikut ini adalah perhitungan payback period untuk model kedua. Nilai investasi = Rp25.., Berdasarkan data pada tabel 2 diatas hasil perhitungan IRR untuk model kedua adalah sebagai berikut pada gambar 3. Cash inflow tahun 1 = Rp , (Rp ,) Berdasarkan perhitungan diatas, nilai investasi adalah lebih rendah dibandingkan cash inflow yang mengakibatkan surplus pada tahun pertama dengan nilai Rp ,. Hal tersebut berarti bahwa, dalam waktu kurang dari satu tahun nilai dari investasi yang dikeluarkan sudah dapat ditutupi dengan cash inflow pada tahun pertama. Untuk perhitungan pengembalian investasi (payback period) untuk lebih tepatnya adalah 4,835 bulan. b. Perhitungan Return On Investment Berdasarkan data pada tabel 2 diatas berikut ini adalah perhitungan return on Investment (ROI) untuk model kedua. Total Manfaat = Rp ,5 Untuk total biaya yang dikeluarkan: Biaya tahun ke- = Rp25.., Biaya tahun ke-1 = Rp71.., Total Biaya = Rp96.., Kemudian, ROI untuk penambahan customer service ini adalah: ROI = ((Rp ,5 - Rp96..,)/ Rp96..,) X 1% =,3859 = 39% Nilai ROI adalah lebih besar dari, jadi model kedua ini dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI adalah,3859 atau 39%, ini berarti bahwa proyek dapat diterima karena akan memberikan keuntungan sebesar 39% dari total biaya investasinya. c. Perhitungan Net Present Value Berdasarkan data pada tabel 2 diatas berikut ini adalah perhitungan net present value (NPV) untuk model kedua. NPV = - Rp25.., +.., (. ) = Rp25..,+Rp ,63 = Rp ,63 Dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai NPV untuk penambahan customer service adalah sebesar Rp ,63, ini berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > sehingga proyek dapat diterima. d. Perhitungan Internal Rate of Return Gambar 3 Perhitungan IRR Penambahan Customer Service Perhitungan nilai IRR diatas dilakukan menggunakan Microsoft Excel 27. Untuk nilai dari IRR yang disyaratkan adalah 25%, maka didapat nilai IRR proyek penambahan customer service sesungguhnya adalah 148% Penambahan Passbook Updater dan Customer Service Berikut ini adalah akan disajikan data dan hasil perhitungan menggunakan alat ukur analisis finansial pada model penambahan passbook updater dan customer service (model ketiga). Tabel 3. Penambahan Passbook Updater dan Customer Service Dalam jutaan rupiah Komponen Penilaian Tahun Tahun 1 Procurement Cost Rp38,1 Rp, Start Up Cost Rp2, Rp, Project Related Cost Rp9, Rp, Ongoing Cost Rp, Rp187,1 TOTAL COST Rp49,1 Rp187,1 Tangible benefits Rp, Rp24,362 Intangible Benefits Rp, Rp232,38 TOTAL BENEFITS Rp, Rp256,41 SELISIH Rp49,1 Rp69,31 Komponen biaya untuk procurement cost adalah biaya konsultasi pengadaan, biaya pembelian passbook updater, biaya fasilitas hardware biaya perekrutan CS, biaya training dan pelatihan awal berturut-turut adalah 5 juta, 7 juta, 1.1 juta, 1 juta dan 15 juta. Untuk start up cost adalah biaya instalasi dan biaya reorganisasi masing-masing 1 juta. Untuk project related cost adalah biaya survei, biaya dokumentasi, biaya rapat, biaya pelatihan SDM, biaya transportasi akomodasi dan biaya komunikasi berturut-turut adalah 1.5 juta, 1 juta, 2 juta, 1.5 juta, 1.5 juta dan 1.5 juta. Untuk ongoing cost adalah biaya SDM, biaya overhead, biaya perawatan hardware, biaya perlengkapan, biaya manajemen operasional, biaya gaji CS, biaya 63

6 SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS training dan pelatihan lanjut, biaya asuransi dan jamsostek berturut-turut adalah 2.1 juta, 6 juta, 36 juta, 6 juta, 12 juta, 26 juta, 2 juta dan 25 juta. Komponen manfaat untuk tangible benefits adalah efisiensi biaya lembur CS dan efisiensi biaya nomer antrian sebesar 24 juta dan 362 ribu. a. Perhitungan Payback Period Berdasarkan data pada tabel 3 diatas berikut ini adalah perhitungan payback period untuk model ketiga. Nilai investasi = Rp49.1., Dari hasil perhitungan diatas, diketahui bahwa nilai NPV untuk penambahan passbook updater dan customer service adalah sebesar Rp ,83, ini berarti bahwa nilai NPV proyek tersebut > sehingga proyek dapat diterima. d. Perhitungan Internal Rate of Return Berdasarkan data pada tabel 3 diatas hasil perhitungan IRR untuk model ketiga adalah sebagai berikut pada gambar 4. Cash inflow tahun 1 = Rp , (Rp ,) Berdasarkan perhitungan diatas, nilai investasi adalah lebih rendah dibandingkan cash inflow yang mengakibatkan surplus pada tahun pertama dengan nilai Rp ,. Hal tersebut berarti bahwa, dalam waktu kurang dari satu tahun nilai dari investasi yang dikeluarkan sudah dapat ditutupi dengan cash inflow pada tahun pertama. Untuk perhitungan pengembalian investasi (payback period) untuk lebih tepatnya adalah 8,52 bulan. b. Perhitungan Return On Investment Berdasarkan data pada tabel 3 diatas berikut ini adalah perhitungan return on Investment (ROI) untuk model ketiga. Total Manfaat = Rp , Untuk total biaya yang dikeluarkan: Biaya tahun ke- = Rp49.1., Biaya tahun ke-1 = Rp187.1., Total Biaya = Rp236.2., Kemudian, ROI untuk penambahan customer service ini adalah: ROI= ((Rp ,- Rp236.2.,)/ Rp236.2.,) X 1% =,855 = 9% Nilai ROI adalah lebih besar dari, jadi model ketiga ini dapat diterima. Pada proyek ini nilai ROI adalah,855 atau 9%, ini berarti bahwa proyek dapat diterima karena akan memberikan keuntungan sebesar 9% dari total biaya investasinya. c. Perhitungan Net Present Value Berdasarkan data pada tabel 3 diatas berikut ini adalah perhitungan net present value (NPV) untuk model ketiga. NPV= Rp49.1., +.., (. ) = Rp49.1., + Rp ,83 = Rp ,83 Gambar 4. Perhitungan IRR Penambahan Passbook Updater dan Customer Service Perhitungan nilai IRR diatas dilakukan menggunakan Microsoft Excel 27. Untuk nilai dari IRR yang disyaratkan adalah 25%, maka didapat nilai IRR untuk proyek penambahan passbook updater dan customer service sesungguhnya adalah 41%. 4. SIMPULAN Dapat dilihat total cost atau biaya yang terkecil adalah pada model penambahan Customer Service dan total cost yang terbesar adalah pada model penambahan Passbook Updater dan Customer Service. Untuk total benefits atau manfaat yang terkecil adalah pada model penambahan Passbook Updater dan total benefits yang terbesar adalah pada model penambahan Passbok Updater dan Customer Service. Dari perbandingan analisis biaya dan manfaat, didapatkan model penambahan Customer Service memiliki nilai analisis finansial yang tertinggi yaitu 4,835 bulan untuk Payback Period, 39% untuk Return On Investment, Rp ,63 untuk Net Present Value dan 148% untuk Internal Rate of Return. Model penambahan Customer Service adalah memiliki nilai yang terbaik dalam keseluruhan analisis finansial. Hal tersebut berarti bahwa model tersebut adalah yang paling memberikan keuntungan diantara ketiga model usulan atau model skenario. 5. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Miftahol., 29. Simulasi Sistem Industr. Yogyakarta: Graha Ilmu. 64

7 SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS Bank Indonesia Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia. [Online]. (Updated Maret 212). Pada tautan: omi+dan+keuangan+indonesia/versi+html/sekt or+moneter/ [Diakses 11 Juni 212] Farrow, S., Toman, M., Using Environmental Benefit-Cost Analysis to Improve Government Performance. Discussion Paper, Meepadung, Napapan., Tang, John C.S., Khang, Do Ba., 29. IT-based banking services: Evaluating operating and profit efficiency at bank branches. Journal of High Technology Management Research, 2, pp Prabantoro, G., 29. Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Cost & Benefits Analysis dan Aplikasinya Dengan MS Excel 2. [Online]. Pada tautan: it_analysis.pdf [Diakses 3 Oktober 211] 65

MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI

MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI SESINDO 212-Jurusan Sistem Informasi ITS MODEL SIMULASI LAYANAN NASABAH PERBANKAN DAN KELAYAKAN INVESTASI I Dewa Made Adi Baskara Joni 1), Erma Suryani 2) 1 Jurusan Teknik Informatika, STMIK STIKOM Indonesia,

Lebih terperinci

Teknik Analisis Biaya / Manfaat

Teknik Analisis Biaya / Manfaat Teknik Analisis Biaya / Manfaat Komponen Biaya Biaya Pengadaan (procurement cost) Biaya Persiapan Operasi (start-up cost) Biaya Proyek (project-related cost) Biaya Operasi (ongoing cost) dan Biaya Perawatan

Lebih terperinci

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng

Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng Cost-Benefit Analysis (CBA) Kusnawi, S.Kom, M.Eng Karakteristik Cost-benefit analysis didasari oleh filsafat utilitarianism. Utilitarianism: memandang bahwa benar tidaknya suatu tindakan/kebijakan ditentukan

Lebih terperinci

Analisis Biaya Proyek

Analisis Biaya Proyek Manajemen biaya proyek (Project Cost Management) Analisis Biaya Proyek Drs. Antok Supriyanto, MMT. 1-33 Pendahuluan Pengembangan SI merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek yang lain.

Lebih terperinci

Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Cost & Benefits Analysis Dan Aplikasinya Dengan MS EXCEL 2000

Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Cost & Benefits Analysis Dan Aplikasinya Dengan MS EXCEL 2000 Mengukur Kelayakan Ekonomis Proyek Sistem Informasi Manajemen Menggunakan Metode Cost & Benefits Analysis Dan Aplikasinya Dengan MS EXCEL 2000 Gatot Prabantoro Dosen Sistem Informasi Manajemen & Sains

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT

TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT TEKNIK ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT 1. Pendahuluan Pengembangan suatu sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber sumber daya

Lebih terperinci

EFFICIENCY ANALYSIS OF BANKING SERVICES TO ENHANCE THE PERFORMANCE OF SERVICES USING DISCRETE SIMULATION APPROACH

EFFICIENCY ANALYSIS OF BANKING SERVICES TO ENHANCE THE PERFORMANCE OF SERVICES USING DISCRETE SIMULATION APPROACH EFFICIENCY ANALYSIS OF BANKING SERVICES TO ENHANCE THE PERFORMANCE OF SERVICES USING DISCRETE SIMULATION APPROACH I Dewa Made Adi Baskara Joni 1, Erma Suryani 2 Magister Program, Major in Information System,

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT

TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISIS BIAYA/MANFAAT PENDAHULUAN Pengembalian sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainnya. Investasi berarti dikeluarkannya sumber-sumber daya untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT

ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pertemuan 6 ANALISA BIAYA Dan MANFAAT ANALISA BIAYA Dan MANFAAT Pendahuluan Di dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu dipertimbangkan investasi yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan.

Lebih terperinci

Sistem Informasi [Kode Kelas]

Sistem Informasi [Kode Kelas] Sistem Informasi [Kode Kelas] [ Chapter 10] Teknik Analisis Biaya (CBA) dan Manfaat Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Definisi Analisis Biaya Menurut Mulyadi (1990), Analisis biaya merupakan

Lebih terperinci

Kontrak Kuliah. Analisis Biaya/Manfaat. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Kontrak Kuliah. Analisis Biaya/Manfaat. Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Kontrak Kuliah Analisis Biaya/Manfaat Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Pendahuluan Pengembangan sistem informasi merupakan suatu investasi seperti halnya investasi proyek lainya. Investasi artinya dikeluarkanya

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI

BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI BAB 4 STUDI KELAYAKAN INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. PELAYARAN SINDUTAMA BAHARI 4.1 Kelayakan Teknis Selama menggunakan web, belum menemukan suatu kendala teknis yang berarti. Semua masalah teknis,

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN MENGGUNAKAN SIMULASI DISKRIT

ANALISIS EFISIENSI LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN MENGGUNAKAN SIMULASI DISKRIT ANALISIS EFISIENSI LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN MENGGUNAKAN SIMULASI DISKRIT Dewa Adi Baskara Joni 1), Erma Suryani 2) Manajemen Teknik Informatika, STMIK STIKOM Indonesia 1) Jl.

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Oleh : Pujianto, S. Kom LOGO Studi Kelayakan Dokumen yang dihasilkan dari tahapantahapan sebelumnya dikumpulkan menjadi suatu proposal pendahuluan proyek. Untuk memastikan usulan

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA DAN MANFAAT

ANALISA BIAYA DAN MANFAAT ANALISA BIAYA DAN MANFAAT Pertemuan 13 Tambahan Pendahuluan Di dalam mengembangkan suatu sistem informasi perlu dipertimbangkan investasi yang dikeluarkan sebab menyangkut kepada dana perusahaan. Jika

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Teknologi Informasi menggunakan Metode Cost Benefit Analysis dengan Microsoft Excel

Analisis Kelayakan Teknologi Informasi menggunakan Metode Cost Benefit Analysis dengan Microsoft Excel Analisis Kelayakan Teknologi Informasi menggunakan Metode Cost Benefit Analysis dengan Microsoft Excel Apriliya F.C., Katika P.S., M.Rahadian, Pingky S.R., Rahmadani E.R., Taufik F., Viko Basmalah W.,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS)

BAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS) BAB 4 EVALUASI INVESTASI SISTEM MESIN BAGIAN PRODUKSI PT. INTERWORLDSTEELMILLSDENGAN MENGGUNAKAN METODE CBA (COST BENEFIT ANALYSIS) 4.1 Langkah Langkah Analisis Pada bab ini akan dijelaskan mengenai analisa

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380

PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 PRESENTASI TUGAS AKHIR CF 1380 ANALISIS EKONOMI PROYEK IMPLEMENTASI ERP DENGAN MEMPERHATIKAN FAKTOR TIDAK LANGSUNG DAN TIDAK BERWUJUD (Studi Kasus: PT. TELKOM Divre V, Financial Service ) Penyusun Tugas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT

TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT TEKNIK ANALISA BIAYA/MANFAAT ANALISA INVESTASI SETIAP INVESTASI TERDAPAT 2 KOMPONEN : KAS MASUK PROCEEDS : KEUNTUNGAN SETELAH PAJAK DAN DEPRESIASI SETIAP TAHUN. KAS KELUAR BIAYA INVESTASI. PENILAIAN SUATU PROYEK SISTEM DAPAT DIUKUR

Lebih terperinci

ANALISA EFISIENSI JASA LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIMULASI DISKRIT

ANALISA EFISIENSI JASA LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIMULASI DISKRIT ANALISA EFISIENSI JASA LAYANAN PERBANKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIMULASI DISKRIT I Dewa Made Adi Baskara Joni 1), Erma Suryani 2) Program Magister, Bidang Keahlian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return.

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return. ABSTRAK Dalam memasuki era globalisasi, Indonesia dituntut untuk mempersiapkan dirinya agar dapat bersaing khususnya dalam bidang ekonomi. Perekonomian Indonesia sekarang dapat dikatakan sudah mulai meningkat

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi

Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil. Manajemen Investasi Metode Penilaian Investasi Pada Aset Riil Manajemen Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

Materi 7 Metode Penilaian Investasi

Materi 7 Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Materi 7 Metode Penilaian Investasi Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai 1 2 Metode Penilaian 1.

Lebih terperinci

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar

Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik. Awang Djohan Bachtiar Analisa Biaya Manfaat Penerapan Power Management System Pada PT Petrokimia Gresik Awang Djohan Bachtiar 9105205402 Pendahuluan Profil PT Petrokimia Gresik. Penjelasan singkat Mengapa butuh power monitoring

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten (2004, p12) information system is an arrangement of people, data, process, store, processes and information technology that interact

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya

BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI. besar investasi yang dikeluarkan untuk pengadaan hardware, software, dan biaya 54 BAB 4 ANALISA DAN EVALUASI 4.1 Analisa Biaya Biaya merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan pada saat menginvestasikan suatu strategi termasuk saat pengimplementasian sistem SAP PT.

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi TI, tentunya perusahaan mengharapkan hasil berupa BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Manfaat (Benefit) yang Diperoleh Perusahaan Manfaat adalah suatu pengukuran hasil kinerja yang dapat dicapai dalam pengambilan keputusan terhadap hal tertentu. Sama halnya

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perubahan lingkungan internal dan eksternal menuntut perusahaan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif agar dapat bertahan dan berkembang. Disaat perusahaan

Lebih terperinci

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI

Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI 56 Bab 4 EVALUASI INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI PT. GEMA INSANI 4.1 Cost / Biaya 4.1.1 Komponen Procurement Cost Komponen biaya investasi terdiri dari seluruh biaya yang timbul dari pengadaan hardware

Lebih terperinci

MANAJEMEN BIAYA PROYEK MUHAMMAD TAUFIQ

MANAJEMEN BIAYA PROYEK MUHAMMAD TAUFIQ MANAJEMEN BIAYA PROYEK MUHAMMAD TAUFIQ Proses Perencanaan, penyusunan, pengolahan, dan pengendalian seluruh biaya yang digunakan dalam proyek, mulai dari persiapan sampai perawatan, kemudian dinilai terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi maka semakin tinggi pula persaingan bisnis dan perkembangan teknologi informasi yang akan memberi peluang bagi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada Warnet Pelangi, maka penulis menyimpulkan bahwa: 1. Warnet Pelangi belum menerapkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Umur investasi 6 tahun ( ): Payback Period. > 5 tahun. < 1 tahun. Net Present Value. Rp ,- - Rp 978.

ABSTRAK. Umur investasi 6 tahun ( ): Payback Period. > 5 tahun. < 1 tahun. Net Present Value. Rp ,- - Rp 978. ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan investasi perluasan usaha yang telah berjalan pada PT DUTANIAGA KHATULISTIWA cabang Bandung hingga akhir periode

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis.

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan. dilakukan dengan pendekatan metode Cost Benefit Analysis. BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah langkah Dalam Studi Kelayakan Seperti telah dijelaskan bahwa topik penulisan laporan hasil penelitian studi kelayakan tentang investasi sistem informasi / teknologi

Lebih terperinci

Metode Penilaian Investasi

Metode Penilaian Investasi Metode Penilaian Investasi Pendahuluan Dalam menentukan usulan proyek investasi mana yang akan diterima atau ditolak Maka usulan proyek investasi tersebut harus dinilai Metode Penilaian Metode periode

Lebih terperinci

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi

Studi Kasus. Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Studi Kasus Buku Aplikasi Excel dalam Aspek Finasial Studi Kl Kelayakan, Johar Aifi Arifin & Akhmad Fauzi Studi Kasus: Penilaian Kelayakan Investasi di bidang usaha transportasi Berdasarkan data data yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI Nama : Aji Tri Sambodo NPM : 10210466 Kelas : 3EA18 Pendahuluan Penilaian investasi / studi kelayakan sangat diperlukan oleh orang atau badan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI

PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI PERBANDINGAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI MATERI KULIAH 4 PERTEMUAN 6 FTIP - UNPAD METODE MEMBANDINGKAN BERBAGAI ALTERNATIF INVESTASI Ekivalensi Nilai dari Suatu Alternatif Investasi Untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini Teknologi Informasi (TI) telah digunakan secara luas dalam berbagai organisasi. Namun masih banyak manager bisnis yang belum yakin akan manfaat yang diperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER)

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI DSLAM PADA TELKOM MSC (MAINTENANCE SERVICE CENTER) RENDI NUGROHO (5209100124) DOSEN PEMBIMBING : DR. APOL PRIBADI SUBRIADI, ST, MT OUTLINE Sekilas Tentang PT. TELKOM MSC (Maintenance

Lebih terperinci

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK

PERTEMUAN III INISIASI PROYEK PERTEMUAN III INISIASI PROYEK 3.1. Identifikasi Proyek Potensial Tahap pertama dalam manajemen proyek menentukan proyek teknologi informasi mana yang pertama dilakukan. Langkah pertama adalah mengenali

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL

ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL ALTERNATIF PENGADAAN BATU PECAH DI KABUPATEN KAPUAS DITINJAU DARI ASPEK FINANSIAL Teras, R. Sutjipto Tantyonimpuno Laboratorium Manajemen Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS Telp 031-5939925, fax

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi yang pesat terutama pada sektor industri, telah mendorong berkembangnya perusahaan industri dalam bentuk yang bervariasi. Industri mempunyai peranan penting dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

BAB 6 ANALISA SISTEM (Bagian 2)

BAB 6 ANALISA SISTEM (Bagian 2) 1 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMMASI BAB 6 ANALISA SISTEM (Bagian 2) 6.1 Pendefinisian masalah Pada tahapan analisis sistem, analis mempunyai tugas mendefinisikan masalah sistem, melakukan studi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah :

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. lebih terfokus pada kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi. Adapun bobot prioritas dari kedua aspek tersebut adalah : 60 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Studi Kelayakan Berdasarkan hasil wawancara dan analisa terhadap perusahaan yang akan mengimplementasikan sistem maka diputuskan melakukan studi kelayakan yang lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah penulis uraikan dalam bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Sampai

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom

ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom ANALISIS KELAYAKAN SISTEM Hanif Al Fatta M.Kom Abstraks Ketika sistem analis selesai menyusun dokumen kebutuhan sistem,maka tahap disain sistem bisa dimulai, tetapi tidak semua kebutuhan sistem yang didefinisikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku

III. METODE PENELITIAN. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku III. METODE PENELITIAN A. Umum Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan literatur, baik berupa buku-buku maupun jurnal-jurnal yang membahas tentang studi kelayakan, yang dapat menambah pengetahuan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang)

BAB I PENDAHULUAN. Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi pada dasarnya merupakan usaha pengalokasian sejumlah modal (uang) pada usaha bisnis tertentu. Usaha bisnis itu sendiri dapat bersifat baru sama

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: net present value, penganggaran modal, pengambilan keputusan. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. X yang merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri textile dengan produk utamanya kain polyester. Seperti perusahaan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI

STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUKAAN CABANG BARU KONVEKSI GIAS MULTI KREASI Nama : Afriwan Sinaga NPM : 16209661 Jurusan : Manajemen ( S-1 ) Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM. Latar Belakang Penulis

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan Dan Saran

BAB V. Kesimpulan Dan Saran BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek

Lebih terperinci

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR)

Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) Contoh Soal dan Pembahasan Internal Rate of Return (IRR) Aplikasi IRR, arus kas setiap tahun jumlahnya sama. Soal 1 : Suatu pabrik mempertimbangkan ususlan investasi sebesar Rp. 13.. tanpa nilai sisa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Proses penelitian ini dilakukan selama periode Agustus Desember 2012 dan bertempat di PT Panarub Industry. 3.2 Materi Penelitian Subyek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT X, mengenai Peranan Capital Budgeting Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Untuk Pembelian Mesin

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2010/2011 ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. INDO BETON PALEMBANG Winnetou Irwan Budiyanto

Lebih terperinci

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROYEK INVESTASI I. PENDAHULUAN Sebuah perusahaan pengembang real eastate di surabaya berkeinginan untuk mengembangkan usaha, jika selama ini perusahaan berbisnis di

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING

MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING MANAJEMEN KEUANGAN CAPITAL BUGDETING JENIS INVESTASI FINANCIAL ASSET (Saham, Obligasi dst) RIIL ASSET (Property, Machine, dst) PRODUCT DERIVATE (Reksadana, Bursa Valas,Bursa Komoditas) COMBINATION Pengertian

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL

STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RUMAH MAKAN AYAM BAKAR TERASSAMBEL Nama : Marlina Fitri Annisa Npm : 15213303 Kelas : 4EA33 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Christera Kuswahyu Indira,

Lebih terperinci

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA

ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA ANALISA PEMILIHAN SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS MENGGUNAKAN METODE INFORMATION ECONOMICS STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT TNI AL DR. RAMELAN - SURABAYA Surya Dharma *), Achmad Holil Noor Ali Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sistem informasi perusahaan. Saat ini, menurut The itmweb Site TM

BAB I PENDAHULUAN. yang menjalankan sistem informasi perusahaan. Saat ini, menurut The itmweb Site TM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) dan sistem merupakan faktor kritis bagi perusahaan untuk menjadi lebih tanggap dan responsif (Hugos dan Hulitzky, 2011, hal 26). Menjadi lebih

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Langkah Langkah Evaluasi Investasi SI / TI dengan Metode IE Sesuai dengan judul skripsi, evaluasi berikut yang dilakukan terhadap investasi SI / TI pada PT. CDS Overseas

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang.

Capital Budgeting. adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. CAPITAL BUDGETING (ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI JANGKA PANJANG) Ikin Solikin Capital Budgeting adalah proses pengambilan keputusan jangka panjang. Ada 3 alasan investasi dalam aktiva tetap perlu dikelola

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perusahaan yang bergerak di bidang makloon konveksi. Karena kapasitas produksi yang tidak mencukupi, maka perusahaan bermaksud untuk melakukan ekspansi berupa penambahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyelidiki suatu fenomena dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN. menyelidiki suatu fenomena dalam konteks kehidupan nyata (Yin, 2012). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian studi kelayakan ini adalah studi kasus dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak

ABSTRAKSI. Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak ABSTRAKSI Dengan perkembangan jaman yang semakin pesat ini, membuat banyak perusahaan berpikir lebih maju sehingga perusahaan menanamkan berbagai jenis investasi untuk bersaing dengan perusahaan lain guna

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci