BULETIN 1 MEI 2013 PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DATA KUNCI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BULETIN 1 MEI 2013 PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DATA KUNCI"

Transkripsi

1 PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK BULETIN 1 MEI 2013 PENERAPAN DAN PENYELARASAN PROGRAM Sebuah kerangka umum untuk menyela-raskan berbagai sektor dan para pemangku kebijakan untuk fokus pada Periode Emas Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Hal 1 Situasi Gizi di Indonesia Hal 2 Gerakan 1000 HPK di Indonesia Hal 3 Perkembangan Gerakan 1000 HPK Hal 4 sebuah hasil yang sama sudah tercantum dalam Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi ( ). Saat ini, prioritas Pemerintah adalah untuk memastikan bahwa propinsi-propinsi dan kabupaten/kota dapat menyadari sepenuhnya konsekuensi dari stunting (pendek); memastikan bahwa mereka memiliki komitmen dan kapasitas untuk memprioritaskan program gizi dalam perencanaan dan anggaran mereka; dan Searah jarum jam dari kiri: UNICEF Indonesia/2011/Rante, UNICEF Indonesia/2009/Floranita, UNICEF Indonesia/2012/Estey memastikan bahwa mereka memiliki kebijakan multi-sektor yang dapat PENINGKATAN KETERLIBATAN BERBAGAI PIHAK Sebuah Peraturan Presiden yang akan memberikan kewenangan bagi Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat untuk melakukan koordinasi percepatan perbaikan gizi di Indonesia akan segera dikeluarkan. Struktur koordinasi yang akan melibatkan berbagai pemangku kebijakan dari berbagai sektor di tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota telah ditetapkan. Pada tingkat nasional, sebuah Gugus Tugas yang melibatkan berbagai multi-sektor akan didukung oleh Tim Pengarah (Steering Committee) dan Tim Teknis (Technical Committee). Selain itu, lima gugus tugas juga telah dibentuk untuk mendukung Tim Teknis di bidang advokasi dan komunikasi, perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi, riset pengembangan dan pelatihan, serta kemitraan. PENERAPAN BERBAGAI KEBIJAKAN TERKAIT GIZI Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 HPK merupakan kebijakan inti dalam pelaksanaan gerakan percepatan perbaikan gizi. Selain itu, Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi ( ) menjadi kerangka kerja bagi pelaksanaan serta penyelarasan berbagai intervensi, baik intervensi gizi spesifik maupun gizi sensitif dari berbagai sektor. Rencana Aksi Pangan dan Gizi telah dibuat di 33 propinsi sebagai dokumen perencanaan gerakan 1000 HPK. Seluruh kementerian terkait seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama serta Kementerian Perdagangan dan Industri telah menyatakan komitmen mereka untuk ikut dalam gerakan tersebut. Banyak pasal-pasal yang ada dalam Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti ASI telah tercantum dalam Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012, termasuk di dalamnya, kebijakan untuk mempromosikan dan mendukung ASI eksklusif di fasilitas-fasilitas kesehatan yang telah diberlakukan sejak tahun Undang-undang Perlindungan untuk Ibu Hamil menetapkan cuti hamil selama 3 bulan (12 minggu). Jangka waktu ini 2 minggu lebih pendek dibanding dengan jangka waktu minimal 14 minggu yang telah direkomendasikan oleh ILO. Kebijakan fortifikasi wajib untuk tepung terigu dengan berbagai vitamin, dan fortifikasi garam dengan yodium sudah diberlakukan. Sedangkan fortifikasi untuk minyak goreng direncanakan akan diberlakukan wajib pada tahun Saat ini sedang dikembangkan suatu strategi advokasi dan komunikasi yang komprehensif untuk mempertajam serta komitmen multi-sektor yang berkelanjutan terhadap percepatan perbaikan gizi. SEKRETARIAT 1000 HPK Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS Jl. Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat, Indonesia sekretariat1000hpk@bappenas.go.id digunakan untuk mensinergikan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh sektor terkait. Dua program bantuan tunai bersyarat, PKH dan PNPM Generasi dengan penguatan pada komponen gizi, saat ini sedang dalam fase uji coba. Kedua program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dari layanan gizi kepada rumah tangga dan masyarakat penerima bantuan seperti ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak di bawah usia dua tahun. Sasaran dari program ini adalah mereka yang masuk dalam kelompok keluarga sangat miskin dan memiliki potensi besar untuk mengurangi beban angka kurang gizi pada kelompok ibu dan anak yang paling rentan. PNPM Generasi Sehat dan Cerdas dilaksanakan di 64 kabupaten di 11 propinsi melalui Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat Untuk Mencegah Stunting (Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting Project) yang didukung oleh Millenium Challenge Corporation (MCC). MOBILISASI SUMBER DAYA Penghitungan pembiayaan berbagai kegiatan yang tercantum dalam Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi ( ) saat ini sedang dilakukan. Pada saat yang sama, panduan mengenai perencanaan dan penganggaran program dalam konteks desentralisasi sedang dalam proses pembuatan, dan diharapkan nantinya dapat digunakan untuk panduan Gerakan 1000 HPK di daerah. Disusun bersama oleh BAPPENAS dan UNICEF Foto UNICEF Indonesia/2012/Estey DATA KUNCI DATA SOSIAL EKONOMI Jumlah Penduduk (juta) Kepadatan penduduk (km 2 ) 124 Pertumbuhan penduduk (%) 1,49 Penduduk perkotaan (%) 46,7 Jumlah provinsi 33 Jumlah kota/kabupaten 497 Jumlah desa Pendapatan nasional kasar per kapita (US$) Penduduk di bawah garis kemiskinan (%) 13,3 KEMATIAN 1 (per 1,000 kelahiran) Angka kematian bayi 32 Angka kematian balita 40 KEKURANGAN GIZI 2 Stunting pendek (%) 35,6 Wasting kurus (%) 13,3 Gizi kurang (%) 17,9 Gizi lebih (%) 14,2 Sumber 1. SDKI RISKESDAS 2010 PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN Sekitar lima juta anak lahir di Indonesia setiap tahunnya. Asupan makanan, pola asuh dan kesehatan yang diperoleh ibu dan anak-anaknya memiliki dampak besar bagi kesehatan dan kesejahteraan mereka di masa mendatang. Masalah kurang gizi, termasuk stunting atau pendek, kurus, dan kekurangan gizi mikro dapat menyebabkan kerusakan yang permanen. Hal ini terjadi bila seorang anak kehilangan berbagai zat gizi penting untuk tumbuh kembangnya, untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya, serta untuk perkembangan otak yang optimum. Anak-anak yang mengalami kurang gizi, akan menjadi kurang berprestasi di sekolah dan dapat menjadi tidak produktif pada saat dewasa. Hal ini menyebabkan mereka beresiko untuk tidak mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, sehingga keluarga mereka akan terus berada dalam lingkaran kemiskinan. Mereka yang stunting atau pendek misalnya, akan mengalami penurunan pendapatan mereka hingga 20%. Kerugian ini dirasakan semakin berat pada kelompok petani miskin, dimana bentuk tubuh serta kekuatannya dalam bekerja menjadi sangat penting bagi produktifitas kerjanya. Kurang gizi merupakan salah satu ancaman serius bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan suatu bangsa. Hal ini menjadi masalah bagi Indonesia karena adanya beban jumlah anak kurang gizi yang cukup besar. Mereka yang mengalami kurang gizi ini tidak akan berprestasi di sekolahnya, sehingga akan sulit bagi mereka untuk mendapatkan nafkah yang baik pada saat dewasa, dan pada saat yang bersamaan tidak dapat memberikan kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Walaupun begitu, kabar baiknya adalah tersedianya berbagai intervensi yang dapat mencegah ibu dan anak mengalami kurang gizi. Seribu hari pertama kehidupan, yang dimulai sejak janin di dalam kandungan hingga seorang anak berusia dua tahun, merupakan periode terpenting dan perlu mendapatkan perhatian terbesar. Anak-anak yang tidak menerima asupan gizi yang memadai dalam jenjang waktu ini dapat menderita kerusakan tetap dan tidak dapat diperbaiki kembali pada saat dewasa.

2 SITUASI GIZI DI INDONESIA GERAKAN 1000 HPK DI INDONESIA MENJANGKAU IBU DAN ANAK 42% bayi yang berusia di bawah 6 bulan menyusui secara eksklusif. 1 37% anak usia 6 bulan sampai dua tahun diberi makanan pendamping ASI (MP-ASI) sesuai rekomendasi WHO. 1 70% anak-anak berusia 6 bulan sampai 5 tahun menerima kapsul Vitamin A. 2 63% rumah tangga mengonsumsi garam beryodium. 3 Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan dan PP No. 33 Tahun 2012 tentang pemberian Air Susu Ibu eksklusif telah mengadopsi sebagian besar Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti Air Susu Ibu. Pemberlakuan secara wajib, fortifikasi yodium pada garam, serta berbagai gizi mikro pada tepung terigu. Sumber 1. SDKI RISKESDAS RISKESDAS 2007 NORMAL Berat badan & tinggi badan normal Foto UNICEF Indonesia/2012/Gale KURUS Berat badan kurang tinggi badan normal Indonesia telah mengalami berbagai kemajuan penting dalam menurunkan angka gizi kurang, dan saat ini berada dalam posisi on track untuk mencapai target MDG 1, yaitu penurunan prevalensi gizi kurang hingga setengahnya pada tahun Antara tahun 1989 dan 2010, prevalensi gizi kurang pada balita telah turun dari 42 persen menjadi 18 persen. Stunting (pendek) terjadi karena kekurangan gizi berulang pada waktu yang lama (kronis), melanda 36 persen balita atau sekitar 8 juta anak Indonesia. Antara tahun 2007 dan 2010, prevalensi stunting (pendek) hanya mengalami penurunan sebesar satu persen. Perbedaan prevalensi stunting (pendek) sangat beragam di Indonesia. Misalnya, prevalensi stunting (pendek) di Yogyakarta adalah 22 persen, sedangkan di NTT, prevalensinya mencapai hingga 58 persen. Dari seluruh provinsi di Indonesia, hanya 11 propinsi saja yang telah mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional untuk mengurangi stunting (pendek) menjadi 32 persen. Sementara itu, 7 provinsi memiliki prevalensi di atas 40 persen. Seringkali stunting (pendek) mulai terjadi pada masa pertumbuhan janin, TINGGI BADAN NORMAL PENDEK Tinggi badan kurang untuk usianya terutama jika sang ibu masih belum cukup umur atau mengalami kurang gizi selama kehamilannya. Di Indonesia, kira-kira sepertiga wanita berusia tahun memiliki anak pertama saat masih belum cukup umur (SDKI, 2007) dan 14 persen wanita usia subur mengalami kurang gizi (lingkar lengan atas <23,5 cm). Meskipun lebih dari 80 persen ibu hamil menerima tablet besi folat, hanya 18 persen yang telah mengonsumsi suplemen tersebut selama sedikitnya 90 hari. Permasalahan gizi lain yang mulai muncul di Indonesia adalah terjadinya kelebihan berat badan pada anak-anak dan orang dewasa, dan muncul sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Antara tahun , prevalensi kelebihan berat badan telah meningkat dari 12 sampai 14 persen pada anak-anak dan 19 sampai 22 persen pada orang dewasa. "Beban ganda masalah gizi, dimana kurang gizi dan kelebihan gizi timbul bersamaan pada suatu masyarakat, telah meningkatkan terjadinya berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, stroke dan penyakit jantung. Data dari tahun 2007 memperlihatkan bahwa 60 persen kematian disebabkan oleh penyakit tidak menular tersebut. GIZI KURANG Berat badan kurang untuk usianya Prevalensi stunting (pendek) tahun 2010 <32% 32-40% >40% GIZI LEBIH Berat badan lebih untuk usianya Pada bulan September 2012, Pemerintah Indonesia meluncurkan "Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan" yang dikenal sebagai 1000 HPK. Gerakan ini dilakukan sebagai upaya percepatan perbaikan gizi untuk memperbaiki kehidupan anak-anak Indonesia di masa mendatang. Gerakan ini melibatkan berbagai sektor dan pemangku kebijakan untuk bekerjasama menurunkan tingkat prevalensi stunting (pendek) serta bentuk-bentuk kurang gizi lainnya di Indonesia. Sebuah gugus tugas untuk gerakan ini telah dibentuk berdasarkan Peraturan Telah disepakati berbagai intervensi gizi spesifik (langsung) yang efektif untuk mencegah dan menanggulangi kurang gizi. Intervensi antara lain adalah: Promosi ASI dan MP-ASI. Pemberian Tablet Besi-folat atau multivitamin dan mineral untuk ibu hamil dan menyusui. Pemberian tabur gizi (mikronutrient) untuk anak Pemberian obat cacing pada anak. Pemberian suplementasi vitamin A untuk anak balita. Penanganan anak gizi buruk. Fortifikasi makanan dengan zat gizi mikro seperti Vitamin A, besi dan yodium. Pencegahan dan pengobatan malaria bagi ibu hamil, bayi dan anak-anak. UNICEF Indonesia/2012/Gale Presiden. Gugus tugas ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyar yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden. Di bawah gugus tugas tersebut, dibentuk sebuah tim teknis yang dipimpin oleh Deputi BAPPENAS Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, untuk menyelaraskan pengembangan serta pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RANPG) serta Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG), serta program-program gizi sensitif lainnya yang dilaksanakan oleh berbagai Kementerian/Instansi. APA SAJA YANG BISA DILAKUKAN? Selain itu, intervensi juga diperlukan di sektor-sektor lain untuk menanggulangi penyebab tidak langsung terjadinya kurang gizi, seperti lingkungan yang buruk, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas, pola asuh yang tidak memadai serta permasalahan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Contoh dari intervensi-gizi sensitif (tidak langsung) ini meliputi: Intervensi PHBS seperti cuci tangan peningkatan akses air bersih. Stimulasi psikososial bagi bayi dan anak-anak. Keluarga Berencana. Kebun Gizi di rumah/di sekolah, diversifikasi pangan, pemeliharaan ternak dan perikanan. Bantuan langsung tunai (yang digabungkan dengan intervensi lain seperti pemberian zat gizi dan pendidikan terkait kesehatan dan gizi). Kerangka Kebijakan 1000 HPK menetapkan 5 tujuan yang meliputi penurunan angka stunting pendek, penurunan angka wasting kurus, penurunan anemia, penurunan jumlah bayi dengan berat lahir rendah, obesitas serta peningkatan cakupan ASI eksklusif. Kerangka ini juga menekankan kerangka koordinasi dengan berbagai sektor serta pemangku kebijakan lainnya. Berbagai upaya dan sumber daya difokuskan untuk pencegahan kurang gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. KERANGKA KEBIJAKAN 1000 HPK VISI Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi setiap ibu dan setiap anak sehingga mereka dapat mencapai potensi mereka secara optimum, serta mendapatkan hak mereka atas makanan bergizi yang memadai MISI Memastikan terbentuknya mekanisme koordinasi antara berbagai pemangku kebijakan untuk pemenuhan kebutuhan gizi dan pangan setiap ibu dan setiap anak Memastikan tersedianya layanan pendidikan gizi yang memadai untuk meningkatkan mutu asupan gizi ibu dan anak TUJUAN Pada tahun 2015: Menurunkan proporsi stunting pendek hingga 32% Menurunkan proporsi balita gizi kurang hingga <15% Meningkatkan cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan hingga 80% Menurunkan proporsi bayi dengan berat lahir rendah sebesar 30% Tidak ada kenaikan proporsi balita dengan kelebihan berat badan HASIL Peningkatan kemitraan multi-sektor dalam pelaksanaan berbagai program gizi sensitif sebagai upaya penanggulangan kurang gizi Peningkatan cakupan (atau perluasan program) intervensi gizi spesifik yang cost-effective

3 KEMAJUAN GERAKAN 1000 HPK BULETIN 2 SEPTEMBER 2013 LINGKUNGAN YANG MENUNJANG Pada bulan September 2012, Indonesia melakukan soft-launching dokumen penting Gerakan 1000 HPK, yaitu Kerangka kebijakan 1000 HPK dan Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK. global, sehingga saat ini sedang dilakukan proses penyelarasan indikator serta target yang ada dalam dokumen RANPG dengan dokumen 1000 HPK. Program-program gizi berbasis masyarakat, program fortifikasi serta program gizi sensitif Saat ini sedang dikembangkan sebuah strategi advokasi dan komunikasi yang komprehensif untuk memastikan komitmen yang berkelanjutan dari berbagai sektor terhadap percepatan perbaikan gizi nasional. PEMBIAYAAN DAN MOBILISASI SUMBER DAYA Menjangkau masyarakat Hal. 1 Platform berbasis masyarakat untuk pendidikan dan promosi gizi Hal.2 Program perlindungan sosial dengan penguatan komponen gizi Hal.3 Kemajuan gerakan 1000 HPK Hal.4 Selain itu, pada bulan Mei 2013, Pemerintah seperti program perlindungan sosial Perkiraan anggaran untuk Gerakan 1000 HPK Indonesia juga telah mengeluarkan Peraturan melengkapi kerangka kerja ini. Sebagaimana telah tercantum dalam perencanaan anggaran Presiden No. 42/2013 mengenai Gerakan Nasional dijelaskan dalam buletin ini, dua program 5-tahunan dan tercakup dalam rencana aksi Percepatan Perbaikan Gizi yang berisikan bantuan tunai bersyarat, PKH dan PNPM pangan dan gizi baik di tingkat pusat maupun di kerangka kerja untuk melaksanakan upaya Generasi, saat ini sedang diujicobakan untuk daerah. percepatan perbaikan gizi di Indonesia. Dalam PerPres tersebut, Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat mendapatkan kewenangan untuk melakukan koordinasi program percepatan perbaikan gizi di Indonesia. Pada bulan Juni 2013, Indonesia berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi Nutrition for meningkatkan dampaknya terhadap gizi. Sasaran dari program tersebut adalah RTSM dan memiliki potensi besar untuk mengurangi beban permasalahan kurang gizi pada ibu dan anak yang paling rentan. Selain itu, cakupan jaminan kesehatan semesta akan mulai diluncurkan pada bulan Januari Kementerian Kesehatan telah mengalokasikan dana untuk intervensi gizi spesifik, termasuk di dalamnya adalah anggaran sebesar USD 30 juta per tahun untuk program gizi. Selain itu, kementerian-kementerian lain juga sudah mengalokasikan dana untuk program-program gizi sensitif: Kementerian Dalam Negeri Growth di London, dimana saat itu Menteri KERANGKA KEBIJAKAN DAN PERATURAN mengalokasikan dana untuk PNPM, Kesehatan berkomitmen bahwa Gerakan 1000 HPK PERUNDANGAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk akan memperkuat keterlibatan berbagai sektor Kerangka kebijakan Gerakan 1000 HPK Program Pendidikan Anak Usia Dini, sebagai upaya untuk mempercepat peningkatan merupakan inti dalam pelaksanaan Gerakan Kementerian Pertanian untuk program perbaikan gizi di berbagai daerah di Indonesia. Dalam Perpres, struktur koordinasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan lintas sektor telah ditetapkan. Di tingkat pusat telah dibentuk Gugus Tugas Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dengan susunan keanggotaan yang terdiri dari Tim Pengarah dan Tim Teknis. Tim teknis terdiri dari enam kelompok kerja yang bekerja di bidang kampanye, advokasi dan komunikasi, perencanaan dan penganggaran, pengembangan kapasitas/pelatihan, evaluasi resiko kesehatan lingkungan serta kemitraan. Serangkaian lokakarya dan konsultasi di tingkat nasional dengan para pemangku kepentingan juga telah dilakukan untuk menggalang dukungan terhadap gerakan 1000 HPK. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain adalah Lokakarya Pangan dan Gizi Nasional pada bulan Nopember 2012 serta diskusi dengan para pengusaha terkait Gerakan 1000 HPK. Berbagai materi advokasi digunakan untuk menyebarkan informasi mengenai Gerakan 1000 HPK termasuk iklan layanan masyarakat, poster, leaflet, bilboard serta berbagai artikel di surat kabar. Pada bulan Oktober 2013, secara resmi akan diluncurkan Gerakan 1000HPK, yang akan melibatkan seluruh pembuat kebijakan tingkat propinsi yang berperan penting dalam pelaksanaan Gerakan 1000 HPK di daerah. PELAKSANAAN PROGRAM Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi ( ) menetapkan kerangka kerja dengan tujuan untuk meningkatan percepatan perbaikan gizi di Indonesia. Dokumen tersebut dibuat saat Indonesia belum bergabung dengan Gerakan SUN Nasional 1000HPK. Selain itu Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi serta Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi telah menetapkan kerangka kerja untuk penerapan dan penyelarasan intervensi gizi spesifik dan sensitif dari berbagai lintas sektor. Semua kementerian terkait seperti misalnya Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama serta Kementerian Perdagangan dan Industri telah menyatakan komitmen mereka untuk ikut berpartisipasi dalam gerakan ini. Indonesia telah melakukan berbagai pembaharuan terkait kebijakan dan strategi gizi spesifik sejak tahun Persetujuan legislatif atas serangkaian kebijakan dan strategi terkait gizi memungkinkan keterlibatan berbagai sektor. Peraturan perundang-undangan nasional terkait gizi tercantum dalam UU Kesehatan dan UU Pangan (ketahanan pangan, mutu pangan, pemasangan label serta iklan makanan). Berbagai pasal dalam Kode Etik Internasional Pemasaran Pengganti ASI telah diadopsi oleh Pemerintah Indonesia dan tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 33/2012. Peraturan perundangan untuk fortifikasi tepung terigu dan garam yodium telah diberlakukan secara wajib. Fortifikasi minyak goreng dengan vitamin A akan diwajibkan mulai tahun 2014 dan fortifikasi beras sedang dalam tahap persiapan. Selain itu Peraturan Pemerintah tentang ketahanan pangan dan gizi sebagai amanat dari pelaksanaan UU Pangan No 18/2012 akan dikeluarkan pada akhir tahun ini. SEKRETARIAT 1000 HPK Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / BAPPENAS Jl. Taman Suropati No. 2, Jakarta Pusat, Indonesia sekretariat1000hpk@bappenas.go.id ketahanan pangan, Kementerian Pekerjaan Umum untuk penyediaan air minum dan sanitasi dasar, serta Kementerian Sosial untuk bantuan tunai bersyarat. Setiap propinsi dan masing-masing kabupaten mengelola sumber daya mereka sendiri, yang merupakan dana tambahan atas kontribusi dari pusat. PERAN KEMENTERIAN LEMBAGA DALAM MENDUKUNG PROGRAM GIZI SENSITIF (TIDAK LANGSUNG) Kementerian PPN / BAPPENAS: rencana aksi pangan dan gizi nasional dan daerah Kementerian Sosial dan Kementerian Dalam Negeri: program pengentasan kemiskinan, PNPM Generasi dan PKH Kementerian Pertanian: produksi dan konsumsi keanekaragaman pangan, makanan bergizi, seimbang dan aman. Kementerian Kelautan dan Perikanan: peningkatan konsumsi ikan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional: keluarga berencana untuk menunda usia kehamilan pertama dan meningkatkan jarak kelahiran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan: pendidikan bagi remaja perempuan serta pendidikan anak usia dini Kementerian Pekerjaan Umum: air bersih dan sanitasi dasar Disusun bersama oleh BAPPENAS dan UNICEF Foto UNICEF Indonesia/2012/Gale DATA KUNCI DATA SOSIAL EKONOMI Jumlah Penduduk (juta) Kepadatan penduduk (km 2 ) 124 Pertumbuhan penduduk (%) 1,49 Penduduk perkotaan (%) 46,7 Jumlah provinsi 33 Jumlah kota/kabupaten 497 Jumlah desa Pendapatan nasional kasar per kapita (US$) Penduduk di bawah garis kemiskinan (%) 13,3 KEMATIAN 1 (per 1,000 kelahiran) Angka kematian bayi 32 Angka kematian balita 40 KEKURANGAN GIZI 2 Stunting pendek (%) 35,6 Wasting kurus (%) 13,3 Gizi kurang (%) 17,9 Gizi lebih (%) 14,2 Sumber 1. SDKI RISKESDAS 2010 MENJANGKAU MASYARAKAT "Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan" merupakan gerakan yang diprakarsai oleh Pemerintah Indonesia untuk menurunkan prevalensi stunting pendek dan masalah kurang gizi lainnya. Dikenal sebagai Gerakan "1000 HPK", gerakan ini menggalang dukungan dari berbagai sektor dan pemangku kebijakan untuk melakukan percepatan intervensi program gizi spesifik (langsung) dan program gizi sensitif (tidak langsung) di Indonesia. Ibu dan anak merupakan sasaran utama Gerakan 1000 HPK. Sangatlah penting untuk menerapkan strategi yang efektif untuk menjangkau mereka di seluruh negeri dengan intervensi gizi berbasis bukti yang berdampak tinggi. Berbagai pendekatan yang dilakukan harus dapat memastikan bahwa ibu dan anak dari rumah tangga sangat miskin, rentan dan terpinggirkan masuk dalam sasaran program. Upaya untuk dapat menjangkau masyarakat di Indonesia tidaklah mudah. Jumlah penduduk sebesar 237,6 juta yang tersebar di 497 kabupaten, serta dengan suku, agama dan bahasa yang sangat beragam merupakan tantangan tersendiri. Meskipun demikian, berdasarkan pengalaman dalam melaksanakan berbagai program gizi, Indonesia telah berhasil menciptakan cara yang efektif kualitas pelayanan gizi dengan mengaitkan secara lebih baik dengan berbagai sektor melalui pendekatan program gizi sensitif. Buletin ini berisi beberapa program inovatif yang sedang dilakukan di Indonesia dimana berbagai intervensi gizi yang dilakukan memberikan peluang untuk menjangkau masyarakat luas. PRINSIP-PRINSIP KUNCI PELAKSANAAN 1000 HPK YANG EFEKTIF DI INDONESIA 1. Kerangka kebijakan gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dalam rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) 2. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK 3. Rencana Aksi Nasional dan Daerah Pangan dan Gizi 4. Membangun kapasitas institusi/lembaga 5. Monitoring dan evaluasi, serta sistem informasi untuk memantau kemajuan program (Riskesdas, Susenas dan SDKI) 6. Pelaksanaan intervensi gizi melalui program yang ada di Kementerian Kesehatan, Kementerian Lembaga lainnya dan sektor non pemerintah untuk meningkatkan cakupan serta

4 PLATFORM BERBASIS MASYARAKAT UNTUK PENDIDIKAN DAN PROMOSI GIZI PROGRAM PERLINDUNGAN SOSIAL DENGAN PENGUATAN KOMPONEN GIZI MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG GERAKAN 1000 HPK Sejak tahun 2012, Indonesia telah berhasil menetapkan berbagai kebijakan untuk pelaksanaan Gerakan 1000 HPK di daerah: Peraturan Presiden No. 42/2013 tentang Gerakan 1000 HPK di Indonesia Peraturan Menteri (Menko Kesra) untuk pelaksanaan Perpres (segera) Kerangka Kebijakan Gerakan 1000 HPK serta Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 HPK Lokakarya Nasional Gerakan 1000 HPK serta Rapat Advokasi di 33 propinsi Foto UNICEF Indonesia/2013/Sukotjo Ibu dan anak memerlukan akses layanan Sejak tahun 2012, kader posyandu juga kesehatan yang berada di tengah-tengah bertugas tidak hanya memberikan informasi, masyarakat. Bagi mereka yang tinggal jauh dari tetapi juga memberikan konseling kepada para pusat kota dengan akses transportasi yang ibu mengenai gizi ibu pada saat kehamilan dan terbatas, layanan kesehatan yang dekat dengan menyusui, mengenai ASI serta makanan tempat tinggal mereka menjadi hal yang sangat pendamping ASI. Sebuah paket konseling yang penting. berisikan materi terkait Gizi Ibu dan PMBA telah dikembangkan. Pelatihan berjenjang dengan Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar dua juta menggunakan paket tersebut telah kader kesehatan yang melayani sedikitnya diperkenalkan. Saat ini telah tersedia pelatih posyandu. Kegiatan Posyandu yang tersebar baik di tingkat pusat maupun di merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang daerah. Mereka ini menjadi fasilitator pada paling dekat dengan masyarakat untuk pelatihan PMBA yang diberikan kepada pada memantau kesehatan dan perkembangan balita. bidan dan kader di desa. Posyandu sudah ada sejak tahun 1980-an dan menyediakan layanan imunisasi, pemberian PELATIHAN GIZI IBU DAN PMBA SECARA kapsul Vitamin A, pendidikan kesehatan dan BERJENJANG gizi serta pemantauan pertumbuhan balita. Kementerian Kesehatan mengoordinir pelatihan ini untuk memberikan bekal kepada Sejak tahun 1982, telah dimulai program para bidan desa dan kader dengan serangkaian pemberian kapsul vitamin A melalui posyandu. pengetahuan keterampilan konseling mengenai Pada setiap bulan Agustus dan Februari, kapsul gizi ibu dan PMBA. Diharapkan bahwa setelah vitamin A diberikan kepada balita berusia 6-59 pelatihan, kader dan bidan desa mampu bulan. "Bulan Vitamin A" ini sangat efektif memberikan konseling yang efektif kepada dalam mempertahankan cakupan suplementasi para ibu serta dapat memfasilitasi kelompok Vitamin A di Indonesia. pendukung yang ada di masyarakat. Dalam Saat ini, posyandu juga menyediakan berbagai pelatihan ini, peran ayah dalam mendukung layanan gizi untuk meningkatkan cakupan gizi ibu dan anak menjadi salah satu bagian intervensi gizi penting lainnya, termasuk yang penting yang disampaikan. Selain itu, pelatihan terkini adalah pemberian obat cacing bagi balita ini juga memberikan penekanan mengenai berusia bulan, distribusi tabur gizi bagi pentingnya gizi yang esensial serta intervensi baduta 6-23 bulan, dan konseling Pemberian kesehatan lainnya termasuk pemberian tabur Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Selain itu, gizi, imunisasi dan keluarga berencana. posyandu juga memberikan layanan Saat ini, ada sekitar 100 Master Trainers yang pengukuran panjang atau tinggi badan, dua kali ada di tingkat pusat, provinsi dan daerah. setahun bersamaan dengan bulan Vitamin A. Lebih dari 1,000 bidan desa serta lebih dari Pengukuran ini dilakukan untuk memperoleh 2,700 kader yang telah mendapatkan pelatihan data yang dapat digunakan untuk mengevaluasi PMBA. Melalui Proyek Kesehatan dan Gizi program dalam upaya penurunan stunting Berbasis Masyarakat untuk mengurangi (pendek) di tingkat kabupaten secara rutin. Data Prevalensi Pendek (Stunting) pada Balita pengukuran tersebut juga dapat digunakan (Community-based Health and Nutrition to untuk mengidentifikasi kecamatan dengan Reduce Stunting Project) pelatihan ini akan prevalensi stunting (pendek) yang tinggi. Hal dilaksanakan di 64 kabupaten di 11 propinsi. tersebut dimaksudkan agar para pemangku Alat Supportive Supervision untuk mendukung kebijakan bisa mendapatkan informasi dan keberlanjutan program telah dikembangkan, dapat membuat keputusan untuk meningkatkan dan saat ini sedang diujicobakan di Kabupaten alokasi dana secara tepat agar terjadi Klaten. peningkatan status gizi balita di daerahnya. BAGAN PELATIHAN UNTUK PMBA DAN GIZI IBU MASTER TRAINERS (Nasional & Sub-Nasional) FASILITATOR (Staf Posyandu) KADER KADER KADER KADER Beberapa program perlindungan sosial menawarkan potensi yang sangat besar untuk mengurangi beban anak pendek (stunting) di Indonesia. Hal itu dimungkinkan karena sasaran dari program-program tersebut adalah rumah tangga sangat miskin. Beberapa program perlindungan sosial tersebut sedang dalam proses untuk ditingkatkan jangkauannya dan akan mencakup hampir seluruh daerah di Indonesia, sehingga berpotensi untuk menjangkau jutaan ibu dan anak, terutama mereka yang masuk dalam kelompok rentan. PNPM GENERASI SEHAT DAN CERDAS PKH PRESTASI Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Program Keluarga Harapan (PKH) adalah Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM Generasi) program yang memberikan bantuan tunai adalah suatu program pemberdayaan kepada Rumah Tangga Sangat Miskin masyarakat yang menyediakan dana (RTSM), yang memenuhi kriteria tertentu, hibah/block grant kepada masyarakat untuk dan sebagai syarat atau imbalannya, RTSM peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan. penerima program harus dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat melalui pendidikan dan kesehatan. Rangkaian persyaratan untuk menerima bantuan untuk mengurangi Prevalensi Pendek (Stunting) pada Balita (Community-based Health and tunai tersebut antara lain adalah layanan Nutrition to Reduce Stunting Project) didukung terkait gizi, seperti pemberian kapsul oleh Millenium Challenge Corporation (MCC) Vitamin A dan pemantauan pertumbuhan. akan dilaksanakan di 64 Kabupaten di 11 Pemerintah menyadari bahwa program ini propinsi dan bertujuan untuk meningkatkan memiliki potensi untuk dilakukan penguatan dampak PNPM Generasi terhadap status gizi pada komponen gizi dari program tersebut, ibu dan anak. sehingga dapat berdampak terhadap Proyek ini akan memberikan hibah/block grant penurunan stunting (pendek) pada balita. kepada masyarakat dan meningkatkan Sebagai suatu proyek percontohan yang kapasitas para fasilitator PNPM Generasi inovatif, PKH Prestasi saat ini sedang dengan pengetahuan gizi sehingga mereka diujicobakan di dua kabupaten (Brebes di dapat membantu anggota masyarakat untuk Propinsi Jawa Tengah dan Sikka di NTT). mengidentifikasi merencanakan penggunaan Penguatan komponen gizi dalam program dana hibah tersebut secara efektif dalam tersebut antara lain dalam layanan konseling mengurangi permasalahan kurang gizi di PMBA dan Gizi; peningkatan pengetahuan wilayah mereka. serta ketrampilan para fasilitator PKH terkait Dalam proyek ini, kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain adalah pelatihan konseling koordinasi multi sektor untuk meningkatkan kesehatan dan gizi; serta melalui penguatan PMBA dan Gizi Ibu bagi petugas kesehatan dan cakupan dan kualitas pelayanan gizi. kader; penyediaan tabur gizi untuk baduta, zat Diharapkan rangkaian kegiatan tersebut gizi mikro untuk ibu hamil, serta penyediaan dapat meningkatkan dampak PKH terhadap alat ukur panjang badan untuk mengukur stunting (pendek) pada balita. panjang/tinggi badan balita. Proyek ini akan Salah satu hal penting dalam program PKH dimulai pada bulan Januari 2014 dan diharapkan dapat mengurangi prevalensi stunting Prestasi adalah meningkatkan kapasitas para fasilitator PKH, para Ketua Kelompok Ibu (pendek) pada anak berusia kurang dari 2 PKH dan petugas kesehatan dalam menyediakan pelayanan gizi yang tahun sebanyak 20% dalam lima tahun. berkualitas. UNICEF Indonesia/2012/Estey Materi gizi menjadi bagian dari modul baru dalam Sesi Family Development Session setiap bulan yang diadakan oleh fasilitator PKH. Dalam kegiatan FDS ini serangkaian diskusi mengenai isu kesehatan dan sosial dilakukan bersama para penerima bantuan PKH. Selain itu, berbagai pelatihan seperti paket pelatihan konseling PMBA dan Gizi Ibu saat ini mulai diberikan kepada petugas kesehatan dan kader. Selain itu, PKH Prestasi juga bertujuan untuk meningkatkan program gizi efektif lainnya dengan sasaran ibu hamil, ibu menyusui dan baduta. Program ini mencakup pemberian zat gizi mikro bagi ibu hamil, tabur gizi untuk anak usia enam bulan sampai dua tahun dan pemberian zinc untuk penanganan diare. Strategi komunikasi yang komprehensif juga sedang dirancang untuk meningkatkan kesadaran seluruh para pemangku kepentingan, mulai dari keluarga penerima bantuan hingga para pembuat kebijakan, mengenai cara penanggulangan stunting (pendek) serta masalah kurang gizi lainnya. Semua kesempatan digunakan untuk memadukan informasi dan konseling gizi dengan layanan kesehatan yang sudah ada seperti misalnya layanan anternatal, kunjungan Posyandu serta Family Development Session. Hasil dari ujicoba program PKH Prestasi saat ini sedang dievaluasi dan didokumentasikan dengan seksama sebagai masukan bagi pengambilan keputusan mengenai kemungkinan percepatan peningkatan program tersebut ke wilayah lain. CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN SEMESTA Kebanyakan intervensi gizi spesifik yang ditargetkan kepada kelompok ibu dan anak dilaksanakan melalui sektor kesehatan. Walaupun begitu, saat ini cakupan dari program tersebut masih belum optimal. Pada bulan Januari 2014, Pemerintah Indonesia akan meluncurkan jaminan kesehatan semesta atau Universal Health Care (UHC) dan direncanakan bahwa seluruh penduduk Indonesia akan tercakup dalam program tersebut pada tahun Dimasukkannya intervensi gizi dalam paket jaminan pelayanan kesehatan dalam program cakupan jaminan kesehatan semesta memiliki potensi sangat besar untuk menghilangkan permasalahan finansial serta meningkatkan akses ke berbagai layanan gizi esensial, terutama layanan yang diberikan kepada rumah tangga sangat miskin yang paling rentan terhadap permasalahan kurang gizi. Intervensi untuk pencegahan dan penanganan penyakit seperti diare, cacingan dan malaria juga penting karena penyakitpenyakit tersebut ini berdampak langsung terhadap status gizi.

5

6

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) I. Pendahuluan II. III. IV. Pangan dan Gizi Sebagai Investasi Pembangunan Analisis Situasi Pangan dan Gizi

Lebih terperinci

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

Food 1000 HPK. for Kids. Warisan untuk Anak Cucu. Asal... Luar Biasa! 1000 HPK. Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun. GEN CERDAS Bisa Diturunkan, Edisi 1 Januari Vol 4 2016 Food for Kids I N D O N E S I A KIAT MEMPERSIAPKAN 1000 HPK Peran Ayah pun Luar Biasa! Kehamilan Usia 1 Tahun Usia 2 Tahun 270 Hari 365 Hari 365 Hari GEN CERDAS Bisa Diturunkan,

Lebih terperinci

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, SAMBUTAN DIRJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA WORKSHOP DALAM RANGKA HARI GIZI NASIONAL KE 55 JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri

Lebih terperinci

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT RPJMN 2015-2019 KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT ISU YANG BELUM TERSELESAIKAN Tingginya Kematian Ibu dan Bayi Tingkat Fertilitas yang Stagnan Ketersediaan Farmasi dan Alkes Akses terhadap Air Minum dan Sanitasi

Lebih terperinci

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting Kata Sambutan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Assalamu alaik um warahmatullahi wa barak atuh Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia

Lebih terperinci

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016 YTH. KETUA, WAKIL KETUA, DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa dinilai dengan Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM). IPM terdiri dari tiga aspek yaitu pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

Lebih terperinci

Pokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG)

Pokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) Pokok-Pokok Kebijakan Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) Subandi Sardjoko Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Disampaikan pada Lokakarya

Lebih terperinci

Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting.

Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting. v Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting. Direktur PKGBM MCA-Indonesia, Iing Mursalin STANTING STANTING ADALAH Ketika balita lebih pendek dari standar tinggi badan seumurnya. Hampir 9 juta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor

Lebih terperinci

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Apa latarbelakang perlunya KADARZI? Apa itu KADARZI? Mengapa sasarannya keluarga? Beberapa contoh perilaku SADAR GIZI Mewujudkan keluarga cerdas dan mandiri Mengapa perlu

Lebih terperinci

STUNTING DI INDONESIA DAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK)

STUNTING DI INDONESIA DAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK) STUNTING DI INDONESIA DAN GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI (GERAKAN 1000 HPK) oleh: Dr. Hadiat, MA Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat, Bappenas Jakarta, 23 Januari 2015 SISTEMATIKA A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK ISSN 2442-7659 InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI 13 12 11 10 9 8 7 Hari Anak-Anak Balita 8 April 6 5 4 3 SITUASI 2 BALITA PENDEK BALITA PENDEK Pembangunan kesehatan dalam periode

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

SERIBU HARI UNTUK NEGERI

SERIBU HARI UNTUK NEGERI SERIBU HARI UNTUK NEGERI (DRAFT) PANDUAN GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI MENUJU MANUSIA INDONESIA PRIMA I. LATAR BELAKANG Sesungguhnya aset paling berharga milik bangsa Indonesia adalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PROGRAM KELUARGA HARAPAN - PKH BANTUAN TUNAI

Lebih terperinci

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan Mengapa Terjadi Kurang Gizi di Indonesia? Hanya 36% balita 6-23 bulan yang mengkonsumsi asupan makanan berkecukupan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini negara Indonesia sedang menghadapi masalah gizi ganda, yakni gizi lebih dan gizi kurang. Masalah gizi lebih merupakan akibat dari kemajuan jaman pada latar

Lebih terperinci

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018 PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018 Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Jakarta, 16 Januari 2018 1 1 Outline 1 2 3 Kondisi Stunting di Indonesia Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi

Lebih terperinci

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global Endang L. Achadi FKM UI Disampaikan pd Diseminasi Global Nutrition Report Dalam Rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2015 Diselenggarakan oleh Kementerian

Lebih terperinci

Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi

Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi Elan Satriawan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Jakarta, Februari 2015 TIM NASIONAL PERCEPATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan gizi, terutama pada usia dini akan berdampak pada

Lebih terperinci

Rintisan Model Penanggulangan Stunting Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting

Rintisan Model Penanggulangan Stunting Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting Rintisan Model Penanggulangan Stunting Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting All figures, numbers and dates stated in our presentation are tentative, subject to change, based on our best

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016 Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. MDGs lainnya, seperti angka kematian anak dan akses terhadap pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kasus kekurangan gizi pada anak balita yang diukur dengan prevalensi anak balita gizi kurang dan gizi buruk digunakan sebagai indikator kelaparan, karena mempunyai

Lebih terperinci

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian DR. ESI EMILIA, MSI Gizi Kurang Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian Daya tahan rendah Absensi meningkat Produktivitas rendah Pendapatan rendah Tumbuh kembang otak tidak optimal Gangguan kecerdasan &

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan sumber

Lebih terperinci

Memperkenalkan indikator pemberian makan pada bayi dan anak-anak (IYCF) ke dalam sistem pengawasan gizi nasional: pelajaran dari Vietnam

Memperkenalkan indikator pemberian makan pada bayi dan anak-anak (IYCF) ke dalam sistem pengawasan gizi nasional: pelajaran dari Vietnam Memperkenalkan indikator pemberian makan pada bayi dan anak-anak (IYCF) ke dalam sistem pengawasan gizi nasional: pelajaran dari Vietnam Vernanda Alvionita Puspitasari 201232133 Hajeebhoy_et_al-2013-Maternal_&_Child_Nutrition

Lebih terperinci

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas dalam pemeliharaan status kesehatan holistik manusia telah dimulai sejak janin, bayi, anak, remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Dalam setiap tahapan dari siklus

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal perkembangan otak dan pertumbuhan fisik yang baik. Untuk memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal perkembangan otak dan pertumbuhan fisik yang baik. Untuk memperoleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, situasi gizi dunia menunjukkan dua kondisi yang ekstrem. Mulai dari kelaparan sampai pola makan yang mengikuti gaya hidup yaitu rendah serat dan tinggi kalori,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan

Lebih terperinci

DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI 1 2 SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN RI Gizi merupakan salah satu komponen yang harus dipenuhi suatu bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, terutama pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak balita adalah penerus masa depan kita, anak balita juga menentukan masa depan bangsa, anak balita sehat akan menjadikan anak balita yang cerdas. Anak balita salah

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014 SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA KONGRES KE 15 DAN TEMU ILMIAH INTERNASIONAL PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA TAHUN 2014 Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. No.289, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pos Pelayanan Terpadu. Layanan Sosial Dasar. Pedoman. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN

Lebih terperinci

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MAKRO

PROGRAM PERBAIKAN GIZI MAKRO PROGRAM PERBAIKAN GIZI MAKRO RINGKASAN Keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, dan pemeliharaan serta aktifitas. Keadaan kurang gizi dapat terjadi dari

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 24 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Melalui Desa Siaga. Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas

Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Melalui Desa Siaga. Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Strategi Penanggulangan Masalah Gizi Melalui Desa Siaga Arum Atmawikarta Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat Bappenas Disampikan pada Pertemuan Pembahasan Penanggulangan Masalah Gizi di Propinsi Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian negara berkembang di dunia termasuk Indonesia menjadi salah satu negara yang belum memperlihatkan kemajuan signifikan dalam mencapai tujuan Milenium

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan mempunyai visi mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat. Visi ini dicapai dengan dukungan masyarakat dan pemerintah, oleh karena itu

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa Pos Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGINTEGRASIAN LAYANAN SOSIAL DASAR DI POS PELAYANAN TERPADU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit

PNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK Info Kit PNPM Generasi Ringkasan PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas Tujuan Pengembangan Tujuan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN

PERKEMBANGAN PENCAPAIAN BAGIAN 2. PERKEMBANGAN PENCAPAIAN 25 TUJUAN 1: TUJUAN 2: TUJUAN 3: TUJUAN 4: TUJUAN 5: TUJUAN 6: TUJUAN 7: Menanggulagi Kemiskinan dan Kelaparan Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua Mendorong Kesetaraan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.438, 2017 KEMENKES. Penanggulangan Cacingan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENANGGULANGAN CACINGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PNPM GENERASI

EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PNPM GENERASI 1 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat http://pnpm support.org/generasi impact 2011 EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PNPM GENERASI (JUNI 2011) SERI RINGKASAN STUDI 2 Apa yang Dimaksud Dengan Pnpm

Lebih terperinci

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact Oleh : Arief Setyadi Persyaratan Gender dalam Program Compact Perempuan Bekerja Menyiangi Sawah (Foto: Aji) Program Compact memiliki 5 persyaratan pokok, yakni: 1. Analisis ERR di atas 10%, 2. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu sangat mendambakan kesehatan karena hal itu merupakan modal utama dalam kehidupan, setiap orang pasti membutuhkan badan yang sehat, baik jasmani maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia meningkat dengan pesat dalam 4 dekade terakhir ditandai dengan perbaikan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010, pendapatan

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

IKAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN GIZI NASIONAL

IKAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN GIZI NASIONAL IKAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN GIZI NASIONAL Oleh Muhammad Zaini Direktur Pemasaran Dalam Negeri Disampaikan pada acara Workshop Hari Gizi Nasional Jakarta, 24 Februari 2015 DITJEN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN

Lebih terperinci

PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM)

PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM) Millennium Challenge Account-Indonesia Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM) Millennium Challenge Account Indonesia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 NOMOR 32 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG REVITALISASI POSYANDU BAGIAN HUKUM SETDA KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2016 2 BUPATI BANDUNG PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Kualitas hidup manusia terbagi atas kualitas fisik dan kualitas non

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. Jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak dan keadaan kurang gizi merupakan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

5 / 7

5 / 7 LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan suatu

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan Aceh 2016

Dinas Kesehatan Aceh 2016 Dinas Kesehatan Aceh 2016 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019 Peningkatan surveilans gizi termasuk 1 pemantauan pertumbuhan Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, dll 2 PERBAIKAN GIZI Peningkatan

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF

BAB I PENDAHULUAN atau 45% dari total jumlah kematian balita (WHO, 2013). UNICEF BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan kesehatan. Gizi merupakan penentu kualitas sumber daya manusia.

Lebih terperinci

KECENDERUNGAN MASALAH GIZI DAN TANTANGAN DI MASA DATANG *)

KECENDERUNGAN MASALAH GIZI DAN TANTANGAN DI MASA DATANG *) KECENDERUNGAN MASALAH GIZI DAN TANTANGAN DI MASA DATANG *) Oleh: Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH (Dirjen Bina Kesmas Depkes) A. Pendahuluan Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun sumber

Lebih terperinci

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :

Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut : 4. Sistem Informasi pelaporan dari fasilitas pelayanan kesehatan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kota Provinsi yang belum tepat waktu Strategi Pemecahan Masalah pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 5360); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indones

2017, No Indonesia Nomor 5360); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi (Lembaran Negara Republik Indones LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.188, 2017 KESEJAHTERAAN. Pangan. Gizi. Ketahanan. Kebijakan Strategis. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pekerja wanita usia subur (WUS) selama ini merupakan sumber daya manusia (SDM) yang utama di banyak industri, terutama industri pengolahan pangan yang pekerjaannya masih banyak

Lebih terperinci

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS I Gambaran Umum Generasi Sehat dan Cerdas selanjutnya disebut GSC, mulai dilaksanakan sejak tahun 2007, sebagai salah satu program nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stunting merupakan kondisi kronis yang menggambarkan terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka panjang. Stunting menurut WHO Child Growth Standart didasarkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. September 2012. Tim Penyusun. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan

KATA PENGANTAR. September 2012. Tim Penyusun. Pedoman Perencanaan Program Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan Versi 8 Sept 12 KATA PENGANTAR Sasaran pembangunan pangan dan gizi dalam RPJMN 2010-2014 dan RAN-PG 2011-2015 adalah menurunkan prevalensi kekurangan gizi pada balita, termasuk stunting. Beberapa program

Lebih terperinci

PROGRAM AKSELERASI PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT

PROGRAM AKSELERASI PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT PROGRAM AKSELERASI PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT Oleh : Dr. Sri Astuti Soeparmanto MSc(PH) Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan SEMINAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI HPS 2007 Landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN STRATEGIS PANGAN DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan pangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112 PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp 0748.21052 SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112 Organisasi Bidang Seksi Program KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) TAHUN ANGGARAN 2013 : Dinas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Masalah perbaikan gizi masuk dalam salah satu tujuan MDGs tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. besar. Masalah perbaikan gizi masuk dalam salah satu tujuan MDGs tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu modal yang sangat penting dalam pembangunan. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat menjadi salah satu tujuan utama seluruh bangsa di

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi

BAB VII PENUTUP. a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi 1 BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Input a. Terjadi pengurangan proporsi anggaran APBD untuk kegiatan program gizi di Kota Bengkulu yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp. 239.990.000,00 (proporsi 0,64%)

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut 1000 Hari Pertama Kehidupan. Periode ini juga sering disebut periode sensitif. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat. Bayi baru lahir dan anak-anak merupakan kelompok yang rentan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat. Bayi baru lahir dan anak-anak merupakan kelompok yang rentan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan generasi penerus bangsa. Perhatian terhadap pertumbuhan dan perkembangan kesehatan anak harus menjadi perhatian utama seluruh masyarakat. Bayi

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan (growth) adalah hal yang berhubungan dengan perubahan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan (growth) adalah hal yang berhubungan dengan perubahan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Pertumbuhan Anak Pertumbuhan (growth) adalah hal yang berhubungan dengan perubahan jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang dapat di ukur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk,

BAB 1 PENDAHULUAN. menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keadaan gizi masyarakat Indonesia pada saat ini masih belum menggembirakan. Berbagai masalah gizi seperti gizi kurang dan gizi buruk, kurang Vitamin A, anemia gizi

Lebih terperinci

Penentu Ribuan Hari Berikutnya

Penentu Ribuan Hari Berikutnya KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA HARI PERTAMA KEHIDUPAN Penentu Ribuan Hari Berikutnya 3 Langkah Menjadi Saluran Harapan bagi Generasi yang Sehat dan Cerdas SEKITAR 5 JUTA ANAK LAHIR DI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS GERAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL KOTA PROBOLINGGO DENGAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 2013, No.892 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN PERDESAAN SEHAT DI DAERAH TERTINGGAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika

Lebih terperinci

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT VOLUME 3 Nomor 03 November 2012 Tinjauan Pustaka PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA DI POSYANDU MONITORING THE GROWTH OF INFANTS IN POSYANDU Fatmalina Febry Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci