EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PNPM GENERASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PNPM GENERASI"

Transkripsi

1 1 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat support.org/generasi impact 2011 EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PNPM GENERASI (JUNI 2011) SERI RINGKASAN STUDI

2 2 Apa yang Dimaksud Dengan Pnpm Generasi? Evaluasi Dampak Penerapan PNPM Generasi 3 Alokasi Pendanaan Desa Pengeluaran Pendidikan Masyarakat 49% 34% 6% Peralatan dan Seragam Sekolah Bantuan Keuangan untuk Murid Tidak Mampu Konseling dan Pelatihan 6% Prasarana 5% Insentif bagi Pemberi Layanan Pendidikan 47% Makanan Tambahan Bantuan Keuangan untuk Peningkatan 13% jangkauan Layanan dan Pemeriksaan Peralatan Fasilitas 12% Kesehatan Konseling dan 12% Pelatihan 9% Insentif Kader 7% Infrastructure Pengeluaran Kesehatan Masyarakat APA YANG DIMAKSUD DENGAN PNPM GENERASI? Pada pertengahan tahun 2007, pemerintah Indonesia meluncurkan sebuah program inovasi dan percontohan yang dinamakan PNPM Generasi Sehat dan Cerdas atau yang biasa disebut sebagai PNPM Generasi. Program ini bertujuan untuk menguji sistem pemberian insentif dan partisipasi dana hibah, apakah dapat memenuhi kebutuhan khusus ibu dan anak atau tidak. Program ini juga bertujuan untuk mendukung pemerintah mencapai tujuan pembangunan milenium (MDGs). Keberhasilan program ini dilihat berdasarkan indikator kesehatan dan pendidikan yaitu: INDIKATOR KESEHATAN zibu hamil melakukan pengecekan kandungan paling tidak sebanyak empat kali selama masa kehamilan zibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi selama kehamilan zproses kelahiran dibantu oleh tenaga terlatih yang profesional zmelakukan pengecekan paska kelahiran setidaknya dua kali setelah melahirkan zanak anak mendapatkan imunisasi lengkap zberat badan bayi meningkat setiap bulan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan zanak anak di bawah umur tiga tahun ditimbang berat badannya setiap bulan, sementara pada balita dilakukan setiap dua kali setahun zbalita mendapatkan suplemen vitamin A sebanyak dua kali dalam setahun INDIKATOR PENDIDIKAN zanak anak umur 7 hingga 12 tahun terdaftar dan mengikuti pendidikan di sekolah dasar ztingkat kehadiran anak anak di sekolah dasar paling tidak mencapai 85% zanak anak umur 13 hingga 15 tahun terdaftar dan mengikuti pendidikan di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) ztingkat kehadiran anak anak di SLTP palng tidak mencapai 85% Pengujian terhadap mekanisme pencapaian sasaran yang berbasis masyarakat (community based targeting mechanisms) dan terhadap efektivitas pemberian bonus sebagai bentuk insentif dilakukan untuk melihat apakah masyarakat dapat mengidentifikasikan permasalahan umum maupun permasalahan lain yang cukup mengganggu jalannya program. Mereka juga harus mampu mengembangkan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Para fasilitator yang mendapatkan pelatihan khusus dan memiliki latar belakang di bidang kesehatan, pendidikan, maupun bidang lain yang terkait, bertugas membantu para ibu merumuskan dan mengusulkan solusi permasalahan tersebut. Di bawah program pengadaan insentif, jika intervensi dalam penerapan program menghasilkan tingkat kesehatan dan pendidikan yang lebih baik sesuai indikator tersebut di atas, maka desa dengan tingkat pencapaian tinggi layak menerima imbalan berupa bonus dana hibah. Program percontohan PNPM Generasi pertama kali diterapkan di lima provinsi yang dipilih oleh pemerintah Indonesia. Kelima provinsi tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, dan Nusa Tenggara Timur. PNPM Generasi dirancang untuk memfasilitasi kegiatan evaluasi terhadap efektivitas program dalam merangsang partisipasi masyarakat demi mencapai tingkat kesehatan dan pendidikan yang lebih baik, serta untuk mengevaluasi metode pemberian insentif. Program percontohan PNPM Generasi diluncurkan bersamaan dengan program percontohan Keluarga Harapan (PKH) dan bertempat di provinsi yang sama. Berbeda dengan PNPM Generasi yang menawarkan insentif bagi masyarakat, PKH memberikan insentif bagi individu dari anggota keluarga miskin. Tujuan utama PNPM Generasi adalah untuk mengatasi kendala masyarakat dalam mengakses fasilitas dan layanan kesehatan dan pendidikan di wilayah perdesaan. Sementara tujuan utama Program Keluarga Harapan (PKH) adalah untuk membantu keluarga yang tidak dapat mengakses layanan dan dan fasilitas tersebut di atas walaupun layanan tersebut cukup tersedia misalnya di wilayah perkotaan. Pada tahun 2011, PNPM Generasi beroperasi di desa yang terletak di 231 kecamatan di enam provinsi. Nusa Tenggara Barat menjadi provinsi tambahan selain kelima provinsi tersebut di atas. Laporan perkembangan kegiatan PSF tahun 2012 (PSF Progress Report) menunjukkan bahwa dengan adanya PNPM Generasi, sekitar ibu dan anak telah menerima penyuluhan dan bantuan nutrisi; jumlah anak anak dengan berat badan di bawah standar menurun hingga sekitar melalui pemberian makanan tambahan; dan sekitar sukarelawan kesehatan masyarakat telah menerima pelatihan dan dukungan operasional. Persentase dana yang diinvestasikan untuk kegiatan inisiatif kesehatan dan pendidikan ini dapat dilihat pada bagan 1 dan 2. EVALUASI DAMPAK PENERAPAN PNPM GENERASI PERTANYAAN YANG DIAJUKAN DAN METODOLOGI Evaluasi dampak penerapan PNPM Generasi dirancang untuk mengevaluasi dampak dan efektivitas PNPM Generasi dalam menghasilkan perbaikan yang diukur melalui 12 indikator kesehatan dan pendidikan yang telah disebutkan sebelumnya dalam laporan ini. Proyek percontohan ini juga dirancang untuk mengevaluasi efektivitas pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan inovatif di tingkat masyarakat, partisipasi, dan pemberian insentif, demi mencapai kesejahteraan yang lebih baik di bidang kesehatan dan pendidikan. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNPM Generasi melakukan teknik evaluasi secara acak. Teknik ini sering disebut sebagai standar emas evaluasi dampak intervensi klinis dan kesehatan masyarakat. Untuk mendukung pelaksanaan evaluasi terhadap kinerja PNPM Generasi, pemerintah Indonesia secara acak menentukan wilayah penerima PNPM Generasi. Pemerintah lalu memilih sejumlah distrik atau kabupaten, kemudian seluruh kecamatan dalam kabupaten tersebut diputuskan sebagai penerima program PNPM Generasi atau sebagai kelompok kontrol (a control group). Penetuan ini dilakukan secara acak. Kelompok kontrol (control group), walaupun tidak berpartisipasi dalam PNPM Generasi, menerima jumlah dana yang sama melalui program PNPM Perdesaan. Setiap lokasi penerima program PNPM Generasi ditentukan secara acak untuk menerima satu dari dua jenis perlakuan yaitu: Pertama adalah dengan memberikan insentif kepada masyarakat (perlakuan A). Kedua adalah pendekatan tanpa pemberian insentif (perlakuan B) 1. Untuk menilai apakah pemberian insentif dapat mendorong masyarakat mencapai hasil yang lebih baik, desa desa yang menerima perlakuan A dan yang memiliki pencapaian lebih tinggi dari rata rata menerima imbalan berupa bonus dana hibah. Agar evaluasi berjalan efektif, kecamatan kecamatan dalam evaluasi ini dikelompokkan sebagai berikut: KELOMPOK A: DANA HIBAH GENERASI DENGAN INSENTIF z20% dari pendanaan tahun depan ditentukan pada kemajuan yang dihasilkan suatu desa, dibandingkan dengan desa lainnya dalam satu kabupaten zmemberikan insentif kepada masyarakat adalah untuk mengidentifikasikan masalah terbesar dan mencari solusi terbaik KELOMPOK B: DANA HIBAH GENERASI TANPA INSENTIF zsemua desa dalam suatu kecamatan menerima anggaran dasar tanpa mempertimbangkan perkembangan kemajuan mereka dibandingkan dengan desa lainnya KELOMPOK KONTROL (CONTROL GROUP): TIDAK MENERIMA DANA HIBAH GENERASI zdesa desa dalam kelompok ini berfungsi sebagai perbandingan dengan desa desa lain yang menerima dana melalui program PNPM Generasi. Data utama yang digunakan dalam evaluasi dampak penerapan PNPM Generasi ini dikumpulkan dari kegiatan survei yang dilakukan terhadap keluarga, pegawai desa, penyedia jasa kesehatan, dan pegawai sekolah 2.

3 4 Temuan Utama Seberapa Efektif Pemberian Insentif Dalam Penerapan Program? 5 PENCAPAIAN PNPM GENERASI PNPM Generasi menyasar capaian Tujuan Pembangunan Millenium yang berhubungan dengan Pendidikan dan Kesehatan 2012: desa/290 kecamatan/8 propinsi Hasil pada tahun ke-3 program Di area generasi dibandingkan dengan area kontrol tanpa Generasi Kejadian GIZI BURUK ANAK Peningkatan Partisipasi Sekolah pada Anak Usia SD dan SLTP 9.5% lebih rendah 25%-35% lebih tinggi Layanan Pendidikan Layanan Kesehatan Survei tersebut dilakukan melalui tiga tahapan gelombang yaitu: 1. Gelombang I: Tahapan awal. Dilakukan pada bulan Juni hingga Agustus 2007 sebelum penerapan PNPM Generasi 2. Gelombang II: Tahapan pertama dalam menindaklanjuti hasil survei. Dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember Gelombang III: Tahapan jangka panjang dalam menindaklanjuti hasil survei. Dilakukan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari Pelaksanaan evaluasi akhir bersandar pada koleksi data yang didapatkan melalui survei pada masa gelombang I, II, dan III. Kumpulan evaluasi (evaluation series) juga meliputi data kualitatif. Laporan ini mencakup temuan studi kualitatif tambahan di 12 desa di dua provinsi. Data kualitatif ini dikumpulkan pada tahun 2007 dan Pelaksanaan studi kualitatif menggunakan metode diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD), wawancara mendalam (in depth interviews), dan observasi langsung. Studi kualitatif memberikan pemahaman lebih dalam mengenai proses, hubungan sebab akibat (causal chains), termasuk norma, motivasi, dan reaksi masyarakat TEMUAN UTAMA Hasil evaluasi menunjukkan bahwa PNPM Generasi memiliki dampak positif yang signifikan pada tingkat kesehatan dan pendidikan masyarakat. Hal ini terefleksi dalam 12 indikator yang menjadi ukuran evaluasi ini. DAMPAK PADA KESEHATAN Dampak penerapan PNPM Generasi paling signifikan untuk indikator kesehatan adalah sebagai berikut: PENGECEKAN BERAT BADAN BALITA MENINGKAT: Lebih dari separuh anak anak di negara berkembang di dunia tidak ditimbang berat badannya secara teratur sejak masa bayi 3. Ini merupakan salah satu tantangan dalam upaya mencegah gizi buruk pada anak anak. Dampak terkuat selama penerapan PNPM Generasi adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan tumbuh kembang anak (termasuk pengecekan berat badan). Kegiatan pengawasan tumbuh kembang anak (growth monitoring) meningkat sebesar rata rata 0,15 selama masa tiga bulan. Angka ini 6,8 persen lebih tinggi dari tingkat rata rata di lokasi yang termasuk dalam kelompok kontrol (control areas). JUMLAH IBU HAMIL PENERIMA SUPLEMEN ZAT BESI MENINGKAT: PNPM Generasi mampu meningkatkan jumlah ibu hamil yang mengkonsumsi suplemen zat besi. Selama dua tahun penerapan PNPM Generasi, jumlah paket suplemen zat besi yang disebarkan kepada ibu hamil meningkat sebesar 0,08. Satu pake (sachet) tediri dari 30 tablet. Angka ini 4,7 persen lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi yang termasuk ke dalam kelompok kontrol (control level). Sebanyak 4 hingga 5 miliar penduduk dunia mengalami kekurangan zat besi, dan diperkirakan sebanyak 2 miliar menderita anemia. Kaum wanita dan balita adalah kelompok yang paling rentan: 50 persen ibu hamil dan persen balita di negara negara berkembang mengalami kekurangan zat besi 4. TINGKAT GIZI BURUK MENURUN: Kegiatan PNPM Generasi mampu mengurangi jumlah penderita gizi buruk secara signifikan. Secara keseluruhan, terdapat penurunan sebesar 2,2 persen. Angka ini lebih rendah 10 persen dari tingkat gizi buruk di kecamatan yang termasuk dalam kelompok kontrol (control kecamatan). Dampak paling signifikan terjadi di Nusa Tenggara Timur. Provinsi ini memiliki tingkat gizi buruk yang sangat tinggi. Berbagai kegiatan bantuan atau intervensi (interventions) seringkali gagal mengatasi permasalahan ini dengan baik. Di NTT, jumlah anak anak dengan berat badan di bawah standar menurun sebesar 8,8 persen. Angka ini 20 persen lebih rendah dari lokasi yang termasuk dalam kelompok kontrol (control areas). Jumlah anak anak dengan berat badan sangat di bawah standar (severe underweight) juga menurun sebesar 5,5 persen, yaitu 33 persen lebih rendah dari kelompok kontrol. Kemudian jumlah anak yang menderita stunting atau tumbuh kembang anak yang terhambat menurun sebesar 6,6 persen, yaitu 21 persen lebih rendah dari wilayah yang termasuk dalam kelompok kontrol (control areas). Secara mengejutkan, hasil evaluasi ini juga menunjukkan bahwa pulau Jawa, yang secara rata rata memiliki tingkat gizi buruk lebih rendah daripada wilayah lainnya di Indonesia, ternyata memiliki tingkat stunting dan gizi buruk yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah yang menerapkan PNPM Generasi, dan wilayah yang termasuk dalam kelompok kontrol (control areas). Tidak ada penjelasan yang jelas akan hasil tersebut di atas. Kajian lebih lanjut perlu untuk dilakukan. Gizi buruk pada anak merupakan penyebab utama kematian balita. Gizi buruk membuat anak rentan terhadap infeksi dan memiliki masa pemulihan yang lambat setelah menderita sakit tertentu. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa dampak gizi buruk kronis yang diderita oleh anak anak berusia di atas 2 3 tahun tidak dapat dipulihkan kembali 5. DAMPAK PADA PENDIDIKAN Evaluasi ini menunjukkan bahwa PNPM Generasi berpengaruh positif pada indikator pendidikan. Secara khusus, PNPM Generasi telah membantu peningkatan jumlah pendaftaran anak anak usia sekolah dasar untuk bersekolah. Secara lebih spesifik, evaluasi ini mencatat bahwa pada masa gelombang III, PNPM Generasi telah memperbesar tingkat partisipasi sekolah pada anak usia 7 12 tahun sebesar 0,8 persen. Karena hasil evaluasi di wilayah kelompok kontrol (control group) menunjukkan tingkat partisipasi sebesar 98,5 persen, maka bisa dikatakan bahwa PNPM Generasi telah berhasil mendorong hampir seluruh anak usia 7 12 tahun untuk mendaftar di sekolah. PNPM Generasi berpengaruh paling kuat justru pada wilayah yang memiliki tingkat partisipasi terendah. Kenaikan partisipasi paling signifikan pada masa gelombang III terjadi di NTT yaitu tingkat pendaftaran sekolah untuk anak usia 7 12 tahun meningkat sebesar 3,8 persen. Angka ini 4 persen lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat partisipasi di wilayah kelompok kontrol (control areas). SEBERAPA EFEKTIF PEMBERIAN INSENTIF DALAM PENERAPAN PROGRAM? Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, tujuan penting dari PNPM Generasi adalah untuk mengevaluasi efektivitas pemberian insentif sebagai imbalan bagi masyarakat atas keberhasilan mereka memajukan bidang kesehatan dan pendidikan. Kegiatan evaluasi ini dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menguji dampak pemberian insentif dan membandingkannya dengan penerapan program yang dilakukan tanpa pemberian insentif. Hasil evaluasi ini menunjukkan bahwa pemberian insentif berakibat pada perbaikan indikator kesehatan. Dengan membandingkan kecamatan di kelompok A dan kelompok B, hasil evaluasi menunjukkan bahwa rata rata persen dari keseluruhan dampak atau pencapaian pada indikator kesehatan dihasilkan dari pemberian insentif. Namun demikian, dampak yang sama tidak terlihat pada perbaikan indikator pendidkan. Tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok tersebut selama evaluasi ini dilakukan. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh adanya penundaan pada pelaksanaan intervensi pendidikan yang berdampak pada insentif yang rendah, tepat ketika program ini dimulai untuk melihat pengaruhnya pada kegiatan pendidikan. Evaluasi ini juga melihat bahwa dengan tingkat pendaftaran murid di sekolah yang sudah tinggi, yaitu rata rata 98,5 persen, maka terdapat sedikit peluang untuk melakukan perbaikan pendidikan lebih jauh sesuai indikator yang ditetapkan. Hal ini bertolak belakang dengan indikator kesehatan ibu yang memiliki tingkat relatif rendah, sehingga terdapat peluang untuk melakukan perbaikan pada indikator tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, laporan evaluasi ini menyarankan pemerintah Indonesia untuk merevisi atau

4 6 Di Lokasi Mana PNPM Generasi Berjalan Paling Efektif Rekomendasi Kebijakan 7 menambah indikator evaluasi sehingga dapat berfokus pada pada berbagai masalah yang ada daripada hanya seputar pendaftaran sekolah secara umum. Contoh indikator yang dapat ditambahkan adalah terkait kualitas pendidikan yang diberikan, atau kualitas dan cakupan fasilitas pengembangan balita. Penjelasan lainnya adalah sasaran program pada bidang pendidikan melibatkan lebih banyak masyarakat daripada bidang kesehatan. Bidang pendidikan juga melibatkan proses yang lebih ketat yaitu mensyaratkan seluruh anak anak untuk terdaftar dan hadir setiap hari di sekolah. Hal ini berbeda dengan partisipasi ibu hamil serta ibu dan bayi yang mendapatkan intervensi sebulan sekali. Terakhir, kegiatan evaluasi ini menunjukkan bahwa masyarakat cenderung lebih menyukai bantuan atau intervensi pendidikan yang memberikan manfaat pada anak anak, termasuk mereka yang telah mendaftarkan anak mereka di sekolah, daripada kegiatan di luar sekolah. Hal ini tercermin dari tingkat partisipasi sekolah yang lebih tinggi sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya. DI LOKASI MANA PNPM GENERASI BERJALAN PALING EFEKTIF? Sebagaimana telah dijelaskan, tidak ada korespondensi sederhana dan tatap muka antara distrik atau kabupaten dengan wilayah yang memiliki produktivitas ekonomi rendah, pendapatan rata rata, dan performa indikator kesehatan dan pendidikan yang lemah. Benar bahwa provinsi kategori miskin seperti NTT, Papua, dan Papua Barat, juga ditandai dengan pencapaian indikator kesehatan dan pendidikan yang lemah. Namun demikian, beberapa provinsi yang lebih sejahtera seperti Jawa Barat juga menunjukkan pencapaian yang lebih rendah. Sejumlah distrik atau kabupaten yang lebih makmur juga menunjukkan pencapaian yang lebih rendah daripada rata rata pencapaian bidang kesehatan dan pendidikan. Kegiatan evaluasi ini menunjukkan bahwa PNPM Generasi memiliki dampak yang paling signifikan pada wilayah dengan tingkat dasar indikator kesehatan dan pendidikan rendah, terlepas dari apakah wilayah ini tergolong wilayah miskin atau tidak. Untuk pelaksanaan program serupa di masa depan ataupun untuk program lainnya, temuan ini berdampak signifikan terhadap penyusunan kebijakan, yaitu: Demi pencapaian yang maksimum, PNPM Generasi dan program serupa lainnya sebaiknya memprioritaskan wilayah dengan performa indikator kesehatan dan pendidikan yang lemah, daripada berfokus pada wilayah miskin. BAGAIMANA PNPM GENERASI DILAKUKAN DAN MENGAPA? Untuk menentukan bagaimana PNPM Generasi dapat memiliki dampak sebagaimana yang telah dijelaskan, kegiatan evaluasi ini melihat berbagai hal yang mempengaruhi layanan bidang kesehatan dan pendidikan. Secara khusus, kegiatan evaluasi ini menggali pengaruh PNPM Generasi pada: 1) kuantitas pemberi layanan pendidikan dan kesehatan; 2) masukan yang digunakan oleh pemberi layanan tersebut seperti fasilitas dan pasokan medis; dan (3) tingkat usaha yang dikerahkan penyedia layanan pendidikan dan kesehatan. Kedua, kegiatan evaluasi ini juga mengamati pengaruh upaya masyarakat dalam penyediaan layanan, penjangkauan, pengawasan, dan partisipasi di berbagai bidang pendidikan dan kesehatan. Evaluasi ini menyatakan bahwa dampak terbesar PNPM Generasi terletak pada meningkatnya upaya masyarakat. Maka dapat ditambahkan bahwa pengerahan masyarakat (mobilization) merupakan faktor penting bagi pendekatan yang diterapkan PNPM Generasi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Secara khusus, evaluasi ini melihat pada (1) keterlibatan masyarakat pada penyediaan layanan langsung (seperti jumlah aktivitas di posyandu dan jumlah kader di posyandu desa); (2) upaya masyarakat dalam penjangkauan (seperti layanan keliling (sweeping) untuk memastikan setiap masyarakat desa mendapatkan layanan dan terlibat dalam rapat komite sekolah); (3) upaya masyarakat dalam pengawasan (misalnya jumlah rapat komite sekolah). Evaluasi ini menemukan bahwa PNPM Generasi berdampak pada meningkatnya keterlibatan langsung masyarakat pada penyediaan layanan, terutama jumlah kader di posyandu desa, tingkat partisipasi pada rapat rapat terkait pendidikan kesehatan, dan jumlah rapat komite SLTP sepanjang tahun. Evaluasi ini juga menemukan bahwa faktor penyedia layanan tidak memiliki pengaruh yang terlalu signifikan. Namun PNPM Generasi berpengaruh signifikan pada kuantitas penyedia layanan dan fasilitas pendidikan. PNPM Generasi membantu meningkatkan peluang pengadaan SLTP di desa sebesar 3,2 persen. Angka ini 6,5 persen lebih tinggi dari tingkat dasar (baseline level). Hal ini bisa jadi disebabkan oleh adanya fasilitas kelas jauh bagi murid SLTP yang dilakukan melalui PNPM Generasi. Jumlah guru SLTP termasuk guru honorer juga meningkat rata rata sekitar 0,5 (meningkat sebesar 2,2 persen). Terkait dengan upaya yang diberikan oleh penyedia layanan, dampak paling signifikan terletak pada peningkatan jumlah jam kerja bidan (meningkat sebesar 1,724 jam selama masa tiga hari), dan lebih khusus, terdapat peningkatan sebanyak 0,83 jam selama tiga hari melakukan layanan kesehatan masyarakat. Perbedaan paling menyolok antara wilayah yang menerima insentif dengan yang tidak menerima insentif adalah bidan bekerja lebih lama di wilayah penerima insentif selama masa tiga hari survei ini dilakukan. REKOMENDASI KEBIJAKAN Berdasarkan hasil temuan dari kegiatan evaluasi ini, maka berikut adalah sejumlah kesimpulan yang layak mendapatkan perhatian lebih lanjut: DAHULUKAN WILAYAH YANG MEMILIKI TINGKAT KESEHATAN IBU DAN TINGKAT PENDIDIKAN RENDAH: Kegiatan evalusi ini menunjukkan bahwa penerapan PNPM Generasi yang paling efektif terdapat di wilayah dengan tingkat kesehatan dan pendidikan yang rendah, terlepas dari apakah mereka tergolong masyarakat miskin atau tidak. Demi pencapaian hasil yang maksimal, PNPM sebaiknya mempertimbangkan status ibu dan atau kesehatan dalam perumusan sebuah program, daripada status ekonomi mereka. AWASI DAN LAKUKAN PERCOBAAN TERHADAP PEMBERIAN INSENTIF KEPADA MASYARAKAT: Evaluasi ini membuktikan bahwa pemberian insentif di tingkat masyarakat bisa saja berhasil dengan baik dalam konteks tertentu. Namun demikian, evalusi ini juga menunjukkan hasil yang bervariasi dan sangat tergantung pada indikator yang digunakan. Pada PNPM Generasi, pemberian insentif berpengaruh lebih besar pada tingkat kesehatan daripada pendidikan sebagaimana diukur melalui indikator yang telah ditetapkan. Laporan evaluasi ini menyarankan pemerintah Indonesia untuk melanjutkan percobaan pemberian insentif di tingkat masyarakat, mungkin dengan memperluas penggunaannya untuk mengintervensi kegiatan tertinggal lainnya seperti pengadaan akses air bersih dan sanitasi. TINJAU KEMBALI KELAYAKAN SASARAN SUATU PROGRAM: Terkait dengan rekomendasi sebelumnya, laporan evaluasi ini menyarankan agar pemerintah Indonesia sebaiknya secara berkala melakukan peninjauan kembali terhadap perangkat indikator target yang digunakan untuk memastikan kelayakan suatu program. PNPM Generasi sebaiknya secara berkala mereview 12 indikator target untuk melihat apakah indikator tersebut sebaiknya diganti atau direvisi. Sebagai contoh, evaluasi ini menyatakan bahwa hasil pencapaian yang tinggi pada indikator pendidikan membuat sulit terciptanya peluang bagi masyarakat untuk melakukan perbaikan lebih jauh. Dengan tingkat partisipasi sekolah untuk anak anak usia 7 12 tahun yang mencapai hasil hampir sempurna yaitu 98,5 persen dan lebih tinggi, suatu program mungkin ingin menambahkan indikator target lainnya seperti prestasi kegiatan pembelajaran (education learning achievement) atau pengembangan balita. GUNAKAN SISTEM PNPM SEBAGAI DASAR DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN LOKAL PNPM Generasi telah menggambarkan model fleksibili-

5 8 tas dan kemampuan beradaptasi masyarakat yang dikembangkan melalui PNPM. PNPM Generasi dapat digunakan sebagai sebuah kendaraan untuk memperbaiki indikator kesehatan dan pendidikan di lokasi dengan pasokan sumber daya yang terbatas (supply deficient areas). Pada lokasi seperti ini, penerapan model yang menerapkan perpindahan uang tunai antar keluarga/rumah tangga tidak dapat dilakukan secara efektif. Beberapa model serupa juga dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan lainnya, terutama pada jenis kegiatan pembangunan tertinggal seperti pengadaan akses air bersih dan fasilitas sanitasi. LAKUKAN EVALUASI LANJUTAN: Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumya, PNPM Generasi dirancang khusus untuk memfasilitasi kegiatan evaluasi untuk mengukur dampak penerapan program ini. Pemilihan lokasi dilakukan secara acak bersamaan dengan penentuan kelompok control (control groups) untuk menguji dampak pada wilayah yang menerima insentif dan yang tidak menerima insentif. Pendekatan yang dilakukan dalam program ini adalah murni inovasi, dengan sebagian kecil contoh serupa di berbagai tempat lain di dunia. Oleh karena itu, jika penerapan PNPM Generasi akan terus dilakukan dengan cara yang sama (yaitu dengan membagi wilayah ke dalam tiga kelompok) maka pemerintah Indonesia sebaiknya melakukan kegiatan evaluasi setiap beberapa tahun untuk melihat apakah program ini memiliki dampak yang berkelanjutan, serta untuk melihat apakah terdapat perkembangan lebih lanjut pada taraf pendidikan dan kesehatan. Hasil evaluasi tersebut akan menjadi masukan yang sangat berharga bagi perancangan dan penerapan program serupa, baik di Indonesia maupun di tempat lain di dunia. 1 Lokasi penerima PNPM Generasi diseleksi melalui ketentuan berikut: Pertama, mengidentifikasi 300 kecamatan terpilih, lalu membidik wilayah miskin di perdesaan yang telah memiliki sarana pembangunan berbasis masyarakat. Komputer kemudian secara acak membagi tiap kecamatan ke dalam tiga kelompok yang sama besar yaitu: Perlakuan A, menerima insentif (100 kecamatan); Perlakuan B, tanpa insentif (100 kecamatan); dan kelompok kontrol (control groups) sebanyak 100 kecamatan. Di dalam setiap kecamatan tersebut, seluruh desa menerima perlakuan yang sama. Metode pengacakan diseleksi berdasarkan kabupaten demi menjaga keseimbangan dengan keseluruhan 20 kabupaten yang terlibat dalam kajian ini. Uji keseimbangan (tests of balance) menunjukkan bahwa tiga kelompok tersebut di atas memiliki tampilan serupa dengan karakter di masa sebelum penerapan PNPM Generasi. 2 Kegiatan survei dalam evaluasi ini dirancang untuk memastikan cakupan kelompok demografi yang meliputi: Ibu hamil atau yang baru saja melahirkan, anak anak di bawah usia tiga tahun, dan anak anak usia sekolah. Di setiap desa, tiap dusun diseleksi secara acak. Daftar keluarga/rumah tangga yang disurvei diperoleh dari kepala dusun. Kemudian secara acak, lima rumah tangga diambil sebagai sampel untuk diwawancara. Kumpulan rumah tangga ini CATATAN kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok yaitu: dua rumah tangga yang memiliki setidaknya satu anak berusia di bawah dua tahun, dua rumah tangga dengan satu anak berusia di bawah 15 tahun tapi tidak memiliki anak berusia di bawah 2 tahun, dan satu rumah tangga yang tidak memiliki anak berusia di bawah 15 tahun. Fasilitas kesehatan dan sekolah juga dihubungi lagi untuk membentuk sebuah panel. Sebanyak 75 persen bidan diminta untuk membentuk sebuah panel, sementara 25 persen sisanya menjadi sampel baru di tiap gelombang untuk memastikan agar sampel penelitian mencakup kemungkinan migrasi para bidan. Pembagian kelompok bidan ini dilakukan secara acak. 3 Low Birthweight: Country, Regional and Global Estimates, UNICEF, hal. 2 (dapat diakses di: url?sa=t&rct=j&q=measuring%20weight%20unicef&source =web&cd=3&cad=rja&sqi=2&ved=0ccgqfjac&url=http% 3A%2F%2Fwww.unicef.org.au%2FDiscover%2FWhat We Do%2FSurvival%2FMalnutrition.aspx&ei=fDRZUMPKPIuZiAeLnYCQB Q&usg=AFQjCNGlAfGZmp7DegH1KdUeCAi7b_ 7mg malnutrition/ impact of malnutrition.html#.ufk5urknrr4 Referensi: Olken, B., Onishi, J. and Wong, S. (2011). PNPM Generasi: Impact Evaluation, PNPM Support Facility, Jakarta. SERI RINGKASAN STUDI Tujuan utama PNPM Support Facility (PSF) adalah menjadi sarana obyektif untuk mengulas, berbagi pengalaman, dan menerapkan pelajaran dari berbagai program kemiskinan dan untuk menumbuhkan diskusi mengenai solusi untuk program kemiskinan. PSF memfasilitasi pelaksanaan analisis dan penelitian terapan untuk mengoptimalkan desain program berbasis komunitas yang merespon terhadap dampak kemiskinan yang semakin tinggi dan untuk lebih memahami dinamika sosial di Indonesia dan pengaruhnya terhadap pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Penelitian dan analisis ini bertujuan memberikan basis yang kuat untuk perencanaan, pengelolaan, dan perbaikan program pemberantasan kemiskinan pemerintah Indonesia. Penelitian ini juga dapat mendorong pembelajaran antar negara berkembang, dan menjadi masukan berharga bagi akademisi, instansi pemerintah, dan pelaku pembangunan lain yang menerapkan program berbasis komunitas di mana pun di dunia. Penelitian dan kerja analisis ini diterbitkan oleh PSF dalam rangka mempublikasi dan mempromosikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi dari penelitian dan analisis kepada khalayak yang lebih luas, termasuk akademisi, jurnalis, anggota parlemen, dan pihak pihak lain yang memiliki ketertarikan terhadap pengembangan masyarakat.

PNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit

PNPM Generasi. Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK. Info Kit PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas SEKOLAH DASAR TUNAS BANGSA POSYANDU ANGGREK POSYANDU ANGGREK Info Kit PNPM Generasi Ringkasan PNPM Generasi Generasi Sehat Dan Cerdas Tujuan Pengembangan Tujuan

Lebih terperinci

BUKTI DARI PEDESAAN INDONESIA

BUKTI DARI PEDESAAN INDONESIA Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat http://pnpm support.org/village capacity 2010 SERI RINGKASAN STUDI KAPASITAS DESA DALAM MEMELIHARA INFRASTRUKTUR: (NOVEMBER 2010) 2 Ringkasan Biaya pemeliharaan

Lebih terperinci

ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT

ANALISA DI TINGKAT MASYARAKAT 1 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat http://pnpm support.org/governance review 2012 SERI RINGKASAN STUDI (MEI 2012) 2 Apa Yang Dimaksud Dengan Pnpm Perdesaan? Mengapa Tata Kelola Yang

Lebih terperinci

Bantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan. Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi

Bantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan. Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi Bantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan Meningkatkan Hasil Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi Agustus 2011 Struktur Presentasi Tujuan PNPM Generasi Dua bentuk model insentif yang ada - Insentif

Lebih terperinci

EVALUASI DAMPAK PNPM PERDESAAN

EVALUASI DAMPAK PNPM PERDESAAN 1 Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat http://pnpm support.org/rural impact 2012 EVALUASI DAMPAK PNPM PERDESAAN (2012) SERI RINGKASAN STUDI 2 Latar Belakang, Tujuan dan Maksud Hasil Evaluasi

Lebih terperinci

EVALUASI TEKNIS (2012) INFRASTRUKTUR PNPM MANDIRI PERDESAAN: SERI RINGKASAN STUDI. support.org/technicalevaluation

EVALUASI TEKNIS (2012) INFRASTRUKTUR PNPM MANDIRI PERDESAAN: SERI RINGKASAN STUDI.  support.org/technicalevaluation Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat http://www.pnpm support.org/technicalevaluation INFRASTRUKTUR PNPM MANDIRI PERDESAAN: EVALUASI TEKNIS (2012) SERI RINGKASAN STUDI 2 Apa Itu Pnpm Perdesaan?

Lebih terperinci

Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi

Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat untuk Mengatasi Masalah Malnutrisi Elan Satriawan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Jakarta, Februari 2015 TIM NASIONAL PERCEPATAN

Lebih terperinci

Program Keluarga Harapan dan PNPM-Generasi Survey Baseline Temuan Awal

Program Keluarga Harapan dan PNPM-Generasi Survey Baseline Temuan Awal Program Keluarga Harapan dan PNPM-Generasi Survey Baseline Temuan Awal Arie Damayanti (LPEM FEUI, Jakarta) Jossy P. Moeis (LPEM FEUI, Jakarta) Robert Sparrow (ISS, Den Haag) Yulia Herawati (World Bank,

Lebih terperinci

MENGEJAR KETERTINGGALAN: AKSI MASYARAKAT DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA

MENGEJAR KETERTINGGALAN: AKSI MASYARAKAT DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA 1 MENGEJAR KETERTINGGALAN: AKSI MASYARAKAT DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI INDONESIA Forum Kebijakan Publik Asia Robert Wrobel, Fasilitas Pendukung PNPM Indonesia 2 Pertanyaan Pembatas Apa yang menjadi tantangan

Lebih terperinci

STUDI KELOMPOK MARJINAL

STUDI KELOMPOK MARJINAL Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat http://pnpm support.org/marginalized study 2010 (JUNI 2010) SERI RINGKASAN STUDI 2 Studi Kelompok Marginal Struktur Sosial Ekonomi dan Pengambilan Keputusan

Lebih terperinci

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS I Gambaran Umum Generasi Sehat dan Cerdas selanjutnya disebut GSC, mulai dilaksanakan sejak tahun 2007, sebagai salah satu program nasional

Lebih terperinci

Status Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun

Status Gizi. Sumber: Hasil PSG Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, serta dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan. Sasaran jangka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah kematian anak usia bawah lima tahun (balita). Angka kematian balita di negara-negara berkembang khususnya Indonesia

Lebih terperinci

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018 PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018 Direktur Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Jakarta, 16 Januari 2018 1 1 Outline 1 2 3 Kondisi Stunting di Indonesia Evaluasi Efektivitas dan Efisiensi

Lebih terperinci

Rintisan Model Penanggulangan Stunting Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting

Rintisan Model Penanggulangan Stunting Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting Rintisan Model Penanggulangan Stunting Community-based Health and Nutrition to Reduce Stunting All figures, numbers and dates stated in our presentation are tentative, subject to change, based on our best

Lebih terperinci

Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting.

Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting. v Mencegah kekurangan gizi pada anak, mencegah stanting. Direktur PKGBM MCA-Indonesia, Iing Mursalin STANTING STANTING ADALAH Ketika balita lebih pendek dari standar tinggi badan seumurnya. Hampir 9 juta

Lebih terperinci

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) I. Pendahuluan II. III. IV. Pangan dan Gizi Sebagai Investasi Pembangunan Analisis Situasi Pangan dan Gizi

Lebih terperinci

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact Oleh : Arief Setyadi Persyaratan Gender dalam Program Compact Perempuan Bekerja Menyiangi Sawah (Foto: Aji) Program Compact memiliki 5 persyaratan pokok, yakni: 1. Analisis ERR di atas 10%, 2. Analisis

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia tertinggal dari pembangunan ekonominya. Padahal pembangunan sosial sangat penting, karena pembangunan

Lebih terperinci

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS A. KONDISI UMUM Sesuai dengan UUD 1945, pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi buruk. Untuk menanggulangi masalah tersebut kementerian. kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp 700 miliar

BAB I PENDAHULUAN. gizi buruk. Untuk menanggulangi masalah tersebut kementerian. kesehatan (kemenkes) menyediakan anggaran hingga Rp 700 miliar BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat membutuhkan perhatian penuh orang tua dan lingkungannya. Dalam masa pertumbuhannya, balita sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.

Lebih terperinci

BULETIN 1 MEI 2013 PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DATA KUNCI

BULETIN 1 MEI 2013 PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK PERIODE EMAS PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN DATA KUNCI PERKEMBANGAN GERAKAN 1000 HPK BULETIN 1 MEI 2013 PENERAPAN DAN PENYELARASAN PROGRAM Sebuah kerangka umum untuk menyela-raskan berbagai sektor dan para pemangku kebijakan untuk fokus pada Periode Emas Pada

Lebih terperinci

Memperkenalkan indikator pemberian makan pada bayi dan anak-anak (IYCF) ke dalam sistem pengawasan gizi nasional: pelajaran dari Vietnam

Memperkenalkan indikator pemberian makan pada bayi dan anak-anak (IYCF) ke dalam sistem pengawasan gizi nasional: pelajaran dari Vietnam Memperkenalkan indikator pemberian makan pada bayi dan anak-anak (IYCF) ke dalam sistem pengawasan gizi nasional: pelajaran dari Vietnam Vernanda Alvionita Puspitasari 201232133 Hajeebhoy_et_al-2013-Maternal_&_Child_Nutrition

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL PERANAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT GENERASI SEHAT DAN CERDAS (PNPM-GSC) DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN DAN PENDIDIKAN DI DESA ILOMATA KECAMATAN ATINGGOLA KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia telah merdeka hampir mencapai 69 tahun, tetapi masalah kemiskinan masih tetap menjadi masalah fenomenal yang masih belum dapat terselesaikan hingga

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Gizi merupakan salah satu masalah kesehatan di berbagai negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Masalah gizi ini diikuti dengan semakin bertambahnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data hasil temuan penelitian yang telah dianalisis oleh penulis, maka dapat diambil kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, pendidikan, kesehatan dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan rendahnya kualitas hidup penduduk, pendidikan, kesehatan dan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pengentasan kemiskinan pada masa sekarang lebih berorientasi kepada pemberdayaan dan partisipasi. Sebelumnya telah dilalui begitu banyak program pengentasan

Lebih terperinci

JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT JAMINAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DIREKTORAT JAMINAN SOSIAL DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PROGRAM KELUARGA HARAPAN - PKH BANTUAN TUNAI

Lebih terperinci

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN 2005-2014 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 83.3 85.0 82.0 85.1 60.0 64.5 68.7 71.2 57.5 48.1 2005 2006 2007

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan di Indonesia saat ini mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) tahun 2005-2025 yang memiliki lima tujuan pokok. Salah satu tujuan pokok

Lebih terperinci

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT RPJMN 2015-2019 KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT ISU YANG BELUM TERSELESAIKAN Tingginya Kematian Ibu dan Bayi Tingkat Fertilitas yang Stagnan Ketersediaan Farmasi dan Alkes Akses terhadap Air Minum dan Sanitasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri. (Hadi, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit diharapkan untuk berhasil membangun bangsa itu sendiri. (Hadi, 2012). 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam siklus hidup manusia gizi memegang peranan penting. Kekurangan gizi pada anak balita akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang apabila tidak

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI I. PENJELASAN UMUM Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang terdiri

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan kependudukan adalah

Lebih terperinci

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK ISSN 2442-7659 InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI 13 12 11 10 9 8 7 Hari Anak-Anak Balita 8 April 6 5 4 3 SITUASI 2 BALITA PENDEK BALITA PENDEK Pembangunan kesehatan dalam periode

Lebih terperinci

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, SAMBUTAN DIRJEN BINA GIZI DAN KIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA WORKSHOP DALAM RANGKA HARI GIZI NASIONAL KE 55 JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor

Lebih terperinci

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat

RingkasanKajian. MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia. Gambaran umum Tujuan Pembangunan Milenium (MDG) berusaha mengangkat UNICEF INDONESIA OKTOBER 2012 RingkasanKajian MDG, Keadilan dan Anak-anak: Jalan ke depan bagi Indonesia MDG dan Keadilan Bagi Anak-anak di Indonesia: Gambaran umum Mencapai MDG dengan Keadilan: tantangan

Lebih terperinci

PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM)

PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM) Millennium Challenge Account-Indonesia Mengentaskan Kemiskinan Melalui Pertumbuhan Ekonomi PROYEK KESEHATAN DAN GIZI BERBASIS MASYARAKAT UNTUK MENGURANGI STANTING (PKGBM) Millennium Challenge Account Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikatornya adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, yang dapat menikmati

Lebih terperinci

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat

Lebih terperinci

MANAJEMEN PROGRAM KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PENINGKATAN CAKUPAN SUPLEMENTASI VITAMIN A ERNIS ASANTI

MANAJEMEN PROGRAM KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PENINGKATAN CAKUPAN SUPLEMENTASI VITAMIN A ERNIS ASANTI MANAJEMEN PROGRAM KETAHANAN PANGAN DAN GIZI PENINGKATAN CAKUPAN SUPLEMENTASI VITAMIN A ERNIS ASANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017 MANAJEMEN PROGRAM KETAHANAN PANGAN DAN GIZI

Lebih terperinci

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 MDGs dalam Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007 1 Cakupan Paparan I. MDGs sebagai suatu Kerangka untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi adalah masalah kesehatan yang penanggulangannya tidak hanya dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi disamping merupakan

Lebih terperinci

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia 14 Desember 2015 PROGRAM PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT

PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT PELAKSANAAN DAN USULAN PENYEMPURNAAN PROGRAM PRO-RAKYAT BAMBANG WIDIANTO DEPUTI BIDANG KESRA KANTOR WAKIL PRESIDEN RI APRIL, 2010 KLASTER 1: PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERSASARAN KELUARGA/RUMAH

Lebih terperinci

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA KALIBENING KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DESA KALIBENING KECAMATAN DUKUN NOMOR 07 TAHUN 2017 TENTANG PEMENUHAN HAK KESEHATAN REPRODUKSI DAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak faktor. Salah satu penyebabnya adalah belum dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Salah satu tujuan Nasional Republik Indonesia yang ada pada Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah memajukan kesejahteraan umum. Namun dalam upaya mencapai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih termasuk ke dalam kategori negara berkembang. Ilmu pengetahuan dan perekonomian menjadi tolak ukur global sejauh mana suatu negara berkembang.

Lebih terperinci

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia? Di beberapa negara terutama negara berkembang, kesehatan ibu dan anak masih merupakan permasalahan besar. Hal ini terlihat dari masih tingginya angka kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam rangka menyukseskan program kabinet SBY jilid 2, khususnya dalam hal ini departemen kesehatan RI mencanangkan program Meningkatkan Kesehatan Masyarakat, maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak umur bawah lima tahun (balita) merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit, terutama penyakit infeksi (Notoatmodjo, 2011). Gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi 2.1.1 Definisi Evaluasi Secara umum, istilah evaluasi dipakai untuk keseluruhan proses pemeriksaan atau pengukuran dan penilaian akhir dari nilai. Mengevaluasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan). Maka kesehatan adalah dasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan utama dan mendasar bagi kehidupan manusia. Kesehatan merupakan kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu masalah utama dalam tatanan kependudukan dunia. Jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak dan keadaan kurang gizi merupakan

Lebih terperinci

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK Millennium Development Goals (MDGs) Komitmen Negara terhadap rakyat Indonesia dan global Komitmen Indonesia kepada masyarakat Suatu kesepakatan dan kemitraan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam. kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dibidang kesehatan mempunyai arti penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan yang tertuang dalam arah kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran,

BAB I PENDAHULUAN. multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan permasalahan kesejahteraan sosial yang kompleks dan multidimensional, yang dapat ditandai dengan keberadaan pengangguran, keterbelakangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu riset menunjukkan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun karena 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada anak masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Salah

Lebih terperinci

BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 150 BAB VIII KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Penelitian yang berjudul Determinan unmet need Keluarga Berencana di Indonesia memiliki tujuan utama yaitu untuk menjawab mengapa terjadi kenaikan tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi balita merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan, khususnya di berbagai negara berkembang (WHO, 2004). The United Nations Children s Fund (UNICEF)

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat keseimbangan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan SDM yang berkualitas, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang

Lebih terperinci

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah mengangkat kehidupan manusia yang berada pada lapisan paling bawah atau penduduk miskin, kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Afrika belum mampu mendekatinya. Indonesia masih terus berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan Afrika belum mampu mendekatinya. Indonesia masih terus berupaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Millenium Development Goal (MDG) sudah dicanangkan pada September 2000. Upaya memperbaiki kesehatan ibu dan anak ditargetkan tercapai pada tahun 2015. Berapa negara

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI 6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Informasi Studi Singkat Australia Awards Paket Informasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 2 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Pencegahan dan Pengobatan Malaria untuk Bayi, Anak-Anak dan Wanita Hamil di Bagian Timur Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards adalah

Lebih terperinci

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI BENGKULU 2015

INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI BENGKULU 2015 INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI BENGKULU 2015 No. 46/08/17/III, 3 Agustus 2016 INDEKS DEMOKRASI INDONESIA (IDI) PROVINSI BENGKULU 2015 SEBESAR 73,60 DALAM SKALA 0 SAMPAI 100, ANGKA INI NAIK DIBANDINGKAN

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011

EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011 EVALUASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2011 Erna Fidyatun Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro ABSTRAK Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENANGANAN GIZI KURANG MELALUI ASUHAN COMMUNITY FEEDING CENTER (CFC)

EVALUASI PROGRAM PENANGANAN GIZI KURANG MELALUI ASUHAN COMMUNITY FEEDING CENTER (CFC) EVALUASI PROGRAM PENANGANAN GIZI KURANG MELALUI ASUHAN COMMUNITY FEEDING CENTER (CFC) PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS BIROBULI KECAMATAN PALU SELATAN KOTA PALU Herman 1, Abd. Rahman 2, Dilalatul Urfiah Muchlis

Lebih terperinci

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015: Versi Rangkuman

Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015: Versi Rangkuman Fighting Hunger Worldwide Fighting Hunger Worldwide Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015: Versi Rangkuman Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia 2015 Copyright @ 2015 Dewan Ketahanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1 Universitas Indonesia. Analisis pelaksanaan..., Rama Chandra, FE UI, 2010. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kemiskinan yang dihadapi, terutama, oleh negara-negara yang sedang berkembang, memang sangatlah kompleks. Kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati Deklarasi Millenium di New York pada bulan September 2000. Deklarasi Millenium ini dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian maternal dan neonatal saat ini memang masih menjadi permasalahan di Indonesia, terlihat dari tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia. Pada tahun 1994,

Lebih terperinci

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA Copyright (C) 2000 BPHN INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA *52209 INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (INPRES) NOMOR 14 TAHUN 1999 (14/1999) TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. beberapa zat gizi tidak terpenuhi atau zat-zat gizi tersebut hilang dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaan gizi kurang dapat ditemukan pada setiap kelompok masyarakat. Pada hakekatnya keadaan gizi kurang dapat dilihat sebagai suatu proses kurang asupan makanan ketika

Lebih terperinci

BAB VI UPAYA IBU MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA

BAB VI UPAYA IBU MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA 66 BAB VI UPAYA IBU MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KELUARGA 6.1 Penguatan Kapasitas Rumah Tangga Penerima PKH Mutu sumberdaya manusia bukan semata-mata ditentukan oleh seberapa kadar pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu unsur penting sebagai penentu dalam peningkatan kualitas hidup manusia. Kualitas hidup manusia terbagi atas kualitas fisik dan kualitas non

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang sehat, cerdas, dan produktif. Pencapaian pembangunan

Lebih terperinci

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR

PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR PROYEK PENINGKATAN KAPASITAS & KEBERLANJUTAN PINJAMAN DANA BERGULIR World Bank PNPM Support Facility (PSF) Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 1, lantai 9 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan

BAB I PENDAHULUAN. beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia sekarang masih memikul banyak beban permasalahan kesehatan masyarakat. Hingga saat ini polemik penanganan kesehatan di masyarakat

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN I N A N T A INOVASI KETAHANAN KOMUNITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN KABUPATEN TANA TORAJA Penanggulangan Kemiskinan APA ITU adalah kebijakan dan program pemerintah pusat serta pemerintah daerah yang dilakukan

Lebih terperinci