Ruzal A Duyo, Aplikasi Rangkaian Terintegrasi MC 1374 sebagai Pemancar Audio Visual

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ruzal A Duyo, Aplikasi Rangkaian Terintegrasi MC 1374 sebagai Pemancar Audio Visual"

Transkripsi

1

2 MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 APLIKASI RANGKAIAN TERINTEGRASI MC 1374 SEBAGAI PEMANCAR AUDIO VIDEO PADA KANAL VERY HIGH FREQUENCY TELEVISI Rizal A Duyo Politeknik Negeri Ujung Pandang Abstrak Penelitian bertujuan merancang perangkat Video Sender dengan menggunakan metode rangkaian terpadu. Melalui metode rangkaian terpadu akan dihasilkan Video Sender yang lebih kecil secara fisik dan jarak pancar yang lebih jauh. Perangkat Video Sender berfungsi untuk memancarkan informasi berupa gambar dan suara yang bekerja pada kanal televisi. Keterbatasan daya pancar serta besarnya fisik perangkat Video Sender saat ini membuat para pengguna, terutama pengusaha jasa layanan dokumentasi pada suatu acara kesulitan di dalam memberikan layanannya. Hasil shooting yang di sebarkan dalam area gedung/rumah melalui Video Sender ini terkadang tidak sampai atau kabur pada penerima televisi yang digunakan sebagai penerima. Melalui penelitian ini dilakukan tahapan mendesain rangkaian Vieo Sender menggunakan komponen Integrated Circuit (IC) MC 1374, merubah sistem NTSC ke PAL sebagai sub pembawa warna, kemudian menambahkan penguat daya. Hasil yang diperoleh, video sender bekerja pada kanal 3 standar CCIR-ITU dengan pencapaian jarak pancar sejauh 26 meter pada kondisi terhalang, sedangkan pada lintasan langsung (line of sigth) dapat mencapai 60 meter dengan tingkat gambar serta suara yang baik. Dengan kemampuan ini, diharapkan pengguna Video Sender dapat lebih meningkatkan jasa layanan dalam hal pemancaran informasi gambar dan suara. Kata kunci: Video sender, Rangkaian terpadu, Televisi Sudah merupakan suatu tradisi dalam acara perkawinan, dokumentasi menjadi hal yang sangat penting untuk diabadikan. Dokumen foto maupun berupa vidio player merupakan salah satu tanda bukti keberadaan suatu acara/kejadian. Usaha penyedia jasa dokumentasi keberadaanya tidak hanya di kotakota besar tetapi telah merambah kedaerah maupun pedesaan. Para penyedia jasa dokumentasi senantiasa mengoptimalkan layanannya terutama dengan meningkatkan teknologi alat yang digunakan. Salah satu alat penunjang kamera video yang digunakan, yaitu : video sender atau pemancar televisi mini. Pemanfaatan video sender sebenarnya cukup luas yang pada prinsipnya digunakan sebagai media transmisi tanpa kabel. Video sender memancarkan sinyal audio dan vidio yang dapat diterima melalui penerima televisi. Video sender yang mempunyai ukuran kecil dan sifatnya mobile lebih banyak digunakan oleh para pengusaha jasa dokumentasi. Terutama untuk acara yang diselenggarakan dirumah, seperti acara akad nikah. Para undangan yang tidak dapat melihat langsung acara, dapat menikmati melalui monitor televisi yang secara khusus disediakan oleh penyelenggara acara. Jadi video sender bergerak mengikuti arah gerakan kamera, karena menjadi satu kesatuan dari perangkat kamera. Permasalahan bagi penyedia jasa dokumentasi ialah disaat tidak semua penerima televisi yang sengaja disediakan untuk acara hajatan tidak dapat menayangkan siaran hasil shootingnya. Beberapa hal yang menjadi penyebab masalah tersebut antara lain : - Jarak pancar video sender yang terbatas (sekitar 5-15 meter untuk kondisi tanpa halangan atau line of sigh) - Monitor televisi yang terlalu jauh dari jangkauan pancar video sender. - Adanya tembok/dinding rumah menjadi penghalang bagi sinyal gelombang elektromagnetik. - Sistem video sender adalah NTSC sehingga tidak cocok untuk sistem televisi Indonesia

3 yaitu PAL. Akibatnya gambar yang dihasilkan kabur. Adapun tujuan penelitian ini adalah menerapkan teknologi rangkaian terpadu agar Video Sender menjadi lebih kecil dan daya pancar yang lebih jauh sehingga akan berdampak pada peningkatan jasa layanan pengusaha pengguna Video Sender. Di dalam aturan penggunaan frekuensi, daya pancar untuk VHF yang tidak memerlukan izin adalah 30 dbm maksimum daya EIRP. Diatas dari nilai tersebut harus mempunyai izin. Penggunaan frekuensi yang tidak tepat alokasi peruntukkannya dengan daya yang besar dapat menimbulkan gangguan (interference) terhadap pengguna lain seperti frekuensi yang digunakan khusus untuk keperluan militer, penerbangan, maupun emergency lainnya. Oleh sebab itu peggunaan pemancar harus betul-betul telah memenuhi standar parameter yang ditetapkan dan diatur oleh badan dunia ITU bidang telekomunikasi. Sistem transmisi yang digunakan dalam memancarkan sinyal vidio komposit adalah modulasi ampitudo (AM) dengan polaritas negatif. Sedangkan untuk sinyal suara dengan metode modulasi frekuensi (FM). Pada jalur frekuensi sangat tinggi (VHF) ada sebelas kanal yang digunakan, berada diantara 54 MHz sampai dengan 230 MHz dengan lebar bidang frekuensi masing-masing 7 MHz. Sedangkan pada jalur frekuensi ultra tinggi (UHF) berkisar antara 300 MHz sampai 890 MHz. Di bawah ini menggambarkan bentuk media transmisi AM yang telah mengandung sinyal vidio dan sinyal suara sebagai sinyal informasi Gambar 1. Model trasmisi modulasi AM Metode yang digunakan untuk memodulasi sinyal suara adalah metode modulasi frekuensi (FM) dengan frekuensi pembawa sebesar 5,5 Mhz. Untuk frekuensi sub pembawa warna sistem PAL adalah 4,4336 Mhz. Kegagalan yang sering ditemui dalam merakit rangkaian VHF maupun UHF disebabkan oleh komponen yang digunakan. Umumnya ukuran fisik komponen yang dipergunakan pada band VHF dan UHF dibuat sekecil mungkin. Hal ini untuk menghidarkan kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh ukuran fisik komponen tersebut. Misalnya, kabel pendek yang dapat bekerja sebagai inductor dan antenna, lilitan menjadi kapasitor atau sebaliknya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perakitan rangkaian untuk memperoleh kualitas rangkaian yang bekerja pada frekuensi tinggi adalah komponen RF antara lain : Sebuah kapasitor dalam band frekuensi tinggi bisa berubah menjdi komponen yang agak kompleks, yang terdiri dari induktansi, kapasitansi, dan resistansi, sehingga dapat menyebabkan komponen tersebut mempunyai resonansi sendiri pada frekuensi tertentu. Reaktansi dari sebuah kapasitor murni berkurang dengan naiknya frekuensi, sedangkan reaktansi dari sebuah kawat bertambah dengan naiknya frekuensi. Induktor liar yang ditimbulkan oleh kaki-kaki kapasitor Layak atau tidaknya suatu kapasitor digunakan tergantung pada ukuran dan ketebalan, panjang dan tipe komponen, serta teknik pabrikasi kapasitor tersebut. Sehingga perlu dibuat sependek mungkin kaki komponen pada saat merangkai agar tidak menimbulkan efek kapasitansi parasitik. Efek kulit terjadi pada suatu konduktor yang dialiri arus bolak balik. Arus cenderung untuk mengalir dibagian tepi melingtang konduktor dengan medan elektromagnetik yang ditimbulkan oleh arus tersebut. Semakin masuk kedalam konduktor arusnya semakin kecil. Hal ini menyebabkan resistansi konduktor meningkat dibandingkan bila dialiri arus searah. Untuk mengurangi resistansi dengan efek kulit dapat dilakukan dengan melapisi konduktor dengan perak. Jika terdapat kemungkinan korosi yang menyebabkan terbentuknya perak oksida dalam pemakaian, maka konduktor dapat dilapisi dengan emas. Kedua bahan tersebut memberikan konduktivitas yang besar, sehingga konduktor tidak akan mendisipasikan daya. Induktor atau lilitan digunakan sebagai bagian dari rangkaian yang ditala atau sebagai RFC. Reaktansi dari lilitan kecil pada rangkaian frekuensi tinggi adalah besar, maka untuk rangkaian frekuensi tinggi dibuat induktor dengan lilitan sekecil mungkin. Induktor yang

4 MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 paling efisien adalah sebuah induktor satu lapis dengan diameter kawat yang besar serta diameter induktor sama panjangnya. Pada daya yang rendah induktor dililit pada ferid toroid (cincin) untuk menambah nilai induktansi. Suatu resistor pada umumnya mempunyai suatu kapasitansi yang ditimbulkan oleh kaki-kai komponen yang disamping itu juga mempunyai induktansi yang nilainya tergantung pada panjang kaki komponen. Semakin tinggi frekuensi maka, semakin besar pula pengaruh kapasitansi dan induktansi liar pada performance rangkaian. Video sender merupakan pemancar mini yang dapat memancarkan suara dan gambar. Frekuensi kerja vidio sender yang banyak beredar dipasaran berada pada frekuensi 60 Mhz (kanal 2) dan 210 Mhz, (kanal 12). Blok diagram dari pemancar TV secara umum dapat digambarkan sebagai berikut. MC1374, produksi Motorola,. IC ini sebagai blok fungsional modulator TV. Terdiri dari 27 buah transistor dan 16 buah resistor. Gambar 3. Blok diagram video sender dengan menggunakan IC Gambar 4. IC MC 1374 Gambar 2. Blok diagram video sender Pada blok diagram diatas terlihat bahwa sinyal vidio dijumlah dengan sinyal suara termodulasi Frequency Modulation (FM). Sinyal ini akan dimodulasi kembali dengan frekuensi kanal yang kemudian dipancarkan setelah diperkuat oleh penguat daya RF. Penerapan blok diagram pada rangkaian vidio sender sederhana dapat dibangun dengan menggunakan 5 buah komponen aktif transistor ditambah beberapa komponen pasif lainnya. Dengan adanya komponen rangkaian terpadu yang dibangun dengan menggunakan 27 bh transistor (IC MC 1374) maka, blok diagram diatas dapat disederhanakan seperti berikut. Rangkaian terpadu mempunyai ukuran kecil, mudah digunakan, mudah mengalisa dan mengatasi kesulitan dibanding komponen terpisah serupa. IC digunakan sebagai blok fungsional, dengan sedikit tambahan komponen luar pada IC tersebut, rancanganya menjadi lengkap. Salah satu IC yang dirancang untuk keperluan dibidang telekomunikasi adalah IC Rangkaian dalam pada komponen rangkaian terpadu terlihat seperti pada gambar dibawah ini. Rangkaian osilator untuk frekuensi radio (> 20 Khz) selaian menggunakan komponen aktif sebagai penguat juga menggunakan beberapa komponen pasif, untuk rangkaian resonator atau rangkaian tank digunakan komponen inductor dan kapasitor. Gambar 6. Blok diagram osilator Komponen Z1, Z2, dan Z3 membentuk rangkaian resonansi yang memberikan umpan balik ke masukan penguat. Berdasarkan teori Barkhausen untuk dapat berosilasi, nilai

5 penguatan dikali dengan nilai umpan balik lebih besar sama dengan satu. bv X Av ³ 1 Jika faktor umpan balik (bv) = Av = Z3 Z2 Z2 Z1 + Z2 dan Maka hasil perkalian pada saat = 1 (steady state) = Z2/Z1+Z2 atau Z1 + Z2 = Z3. Dan jika Z merepresentasikan reaktansi (X), ini dapat menunjukkan identitas komponen, yaitu; X1 dan X2 sebagai kapasitor, maka X3 adalah inductor, begitu sebaliknya untuk X1 dan X2 sebagai induktor, maka X3 adalah kapasitor. Dari bentuk konfigurasi rangkaian, osilator frekuensi tinggi dikenal 3 jenis, yaitu : osilator coopits, Hartley, dan claap. Suatu rangkaian penyesuai impedansi merupakan rangkaian Low Pass Filter (LPF) pula. Sehingga rangkaian matching juga akan meredam frekuensi-frekuensi harmonik. Kegunaan utama rangkaian penyesuai impedansi adalah untuk mendapatkan transformasi impedansi sehingga transfer daya maksimum dapat terjadi. Meskipun pada umumnya rangkaian penyesuai impedansi sudah mencakup fungsi peredaman harmonik tetapi agar peredaman frekuensi harmonik menjadi lebih sempurna maka perlu ditambahkan suatu rangkaian lagi yang khusus berfungsi sebagai peredam harmonik. Metode yang popular adalah rangkaian pi seperti pada gambar dibawah ini. = / +1 / =. +. / +1 Untuk mendapatkan transfer daya yang maksi mum maka, impedansi bergandengan dibuat sama besar. Pada frekuensi tinggi, kestabilan merupakan suatu masalah yang berat, sehingga untuk jenis penguat yang mempunyai umpan balik dalam (internal feedback) yang sangat rendah lebih sering digunakan. Juga perlu memberikan kompensasi atau netralisasi agar kestabilan dapat dipertahankan untuk semua kondisi kerja. Ada beberapa rancangan untuk menetralisisr jalur umpan balik seperti, rangkaian hazeltine, rangkaian rice dan metode netralisasi penguat dengan umpan balik rangkaian bersama (common circuit feedback). Penguat-pengaut basis bersama (common base amplifier) sering digunakan sebagai penguat karena dua alasan, yaitu : a. Dapat memberikan perolehan tegangan yang dapat dipakai hingga frkuensi potong (cutoff). b. Kapasitansi umpan balik antara luaran dan masukan rendah. Gambar dibawah ini menunjukkan model transistor bipolar basis bersama. Gambar 8. Penguat basis bersama Gambar 7. Rangkaian filter penyesuai impedansi Rangkaian diatas digunakan untuk impedansi yang tidak simetrik (R1>R2 atau R1<R2). Nilai kualitas dapat ditentukan terlebih dahulu. Nilai kompone dapat ditentukan sebagai berikut: = METODE Tahapan metode yang digunakan dalam penelitian adalah melakukan persiapan literatur, komponen, peninjauan lapangan, perancangan lay-out dan model rancangan rangkaian, melakukan ujicoba lay-out rangkaian dengan menggunakan software (Electroic Work Bench, EWB), melakukan pengujian laboratorium pada papan protoboard, melakukan perakitan rangkaian, melakukan pengukuran laboratorium, melakukan revisi untuk perbaikan, mengkemas

6 MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 dalam kotak, melakukan pengukuran kembali jika kemungkinan terjadi perubahan parameter setelah dikemas dalam kotak/box, melakukan pengujian sistem dan pengambilan data unruk spesifikasi alat. Adapun alat penunjang yang digunakan untuk pengujian laboratorium adalah : 1. Function Generator 2. Spectrum Analyzer 3. Modulation Analyzer 4. Oscilloscope 5. Multimeter. 6. Kabel penghubung HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil integrasi rangkaian menjadi komponen rangkaian terpadu IC MC 1374 maka, blok diagram secara analog dapat disederhanakan seperti berikut: Rangkaian terpadu mempunyai ukuran kecil, mudah digunakan, mudah mengalisa dan mengatasi kesulitan dibanding komponen terpisah serupa. IC digunakan sebagai blok fungsional, dengan sedikit tambahan komponen luar pada IC tersebut, rancangannya menjadi lengkap. Salah satu IC yang dirancang untuk keperluan dibidang telekomunikasi adalah IC MC1374, produksi Motorola,. IC ini sebagai blok fungsional modulator TV. Terdiri dari 27 buah transistor dan 16 buah resistor. Gambar 13. Rangkaian keseluruhan video sender Gambar 14. Tampak belakang (lay-out PCB) prototipe alat Gambar 11. IC MC 1374 Gambar 15. Penerimaan pada jarak 10 meter Gambar 12. Prototipe rangkaian Gambar 16. Penerimaan pada jarak 26 meter

7 Frekuensi kerja kanal ditetapkan pada kanal 3 yang terletak pada rage 61 Mhz-68 Mhz. Frekuensi kerja ini termodulasi amplitudo oleh sinyal video harus ditranslasi pada harga frekuensi yang 1,25 Mhz lebih tinggi dari harga frekuensi terendah dari kanal yang ditetapkan. Sedangkan frekuensi sinyal yang termodulasi frekuensi oleh sinyal audio ditranslasi pada harga frekuensi 0,25 Mhz lebih rendah dari harga frekuensi tertinggi kanal yang ditetapkan.yaitu, 68 Mhz-0,25 Mhz = 67,75 Mhz. Sehingga osilator RF dibuat pada frekuensi 62,25 Mhz. Dengan demikian spektrum kanal 3 dapat digambarkan sebagai beriukut: = Σf : n = 622,533 Mhz : 10 = 62,253 Mhz Sehingga : F os RF = 62,253 Mhz Mhz. Filter AM-VSB yang diharapkan dapat memberikan rentang pada -3 db sebesar 7 Mhz, melebar menjadi 14 Mhz, yaitu dari 52 Mhz 66 Mhz, Hal ini disebabkan tanpa penyangga antara gabungan filter lowpass dan highpass. Sedangkan jarak pancar pada jarak 26 m (maks) gambar yang diperoleh terlihat bintik hujan tetapi masih layak tampakan informasi sebagai gambar. UJi coba ini menggunakan antenna teleskopik yang dapat dipanjangpendekkan. Gambar 17. Alokasi frekuensi kanal 3 Rangkaian osilator untuk memodulasi informasi suara diberikan pada pin 2 dan 3, sedangkan pada pin 6 dan 7 osilator untuk modulasi AM sebagai kanal frekuensi TV. Tabel Data hasil pengukuran kestabilan frekuensi kerja Waktu (menit) Frekuensi (Mhz) 1 62, , , , , , , , , ,254 Dari data hasil pengukuran diatas, diperoleh besaran rata-rata (δ) sebagai berikut: = 1 1 δf = 2211 Hz, osilator akan berkisar pada : f os = f +- δf dimana f = frekuensi rata-rata SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: 1. Frekuensi kerja berada pada kanal 3 (61 Mhz 68 Mhz) untuk frekuensi pembawa pada sistem PAL (audio 5 Mhz) 2. Filter AM-VSB adalah suatu cara untuk mendapatkan bentuk sinyal televisi yang sesuai dengan standar umum yang digunakan, yaitu hanya jalur sisi atas dan sebagian jalur sisi bawahnya yang dipancarkan 3. Dengan adanya IC penstabil tegangan, frekuensi kerjanya menjadi lebih stabil. 4. Kemampuan mobile dari system video sender yang dihasilkan cukup memadai pada jarak 26 meter. 5. Dapat menambah pengetahuan untuk menunjang pengajaran mata kuliah Sistem Vidio pada semester IV, khususnya pada program studi Teknik Telekomunikasi Politeknik Negeri Ujung Pandang. Sebagai implikasi dari hasil penelitian, disarankan: 1. Untuk menghindari osilasi pada penguat akibat kapasitansi parasitic yang timbul, disarankan menggunakan kotak pelindung (shielding) yang dibumikan. 2. Diperlukan filter yang mempunyai kualitas lebih baik pada tingkatan penguat akhir yang dapat memberikan respon 7 Mhz pada frekuensi cutoffnya. DAFTAR PUSTAKA Malvino, Gunawan hanafi Prinsipprinsip Elektronik. Jakarta : Penerbit Erlangga

8 MEDIA ELEKTRIK, Volume 4 Nomor 1, Juni 2009 Motorola INC, RF Amplifier dan TV & Video Amplifier. Motorola INC Linier and Interface Integrated Circuits. Cambridge University Press. Roddy, Coolen,Idris Komunikasi Elektronika, Jakarta : Penerbit Erlangga. Wasito, Vademekum Elektronika, Jakarta : Gramedia.

9

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF Berkala Fisika ISSN : 141-966 Vol. 6, No. 3, Juli 3, hal. 55-6 RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF Sapto Nugroho 1, Dwi P. Sasongko, Isnaen Gunadi 1 1. Lab. Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, UNDIP

Lebih terperinci

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan Penerima FM Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan

Lebih terperinci

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000 SINGUDA ENSIKOM VOL. 7 NO. 3/ Juni ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000 Mulia Raja Harahap, Maksum Pinem Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES Wincoko, ST Latar Belakang Kemajuan teknologi memungkinkan manusia bertambah maju, khususnya dibidang komputer. Penggunaan

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM KOMUNIKASI RADIO SEMESTER V TH 2013/2014 JUDUL REJECTION BAND AMPLIFIER GRUP 06 5B PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA PEMBUAT

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Tinjauan Umum Alat Alat ini menggunakan system PLL hanya pada bagian pemancar, terdapat juga penerima, dan rangkaian VOX atau voice operated switch, dimana proses pengalihan

Lebih terperinci

menggunakan sistem PAL (Phase Alternating Line), pemancar televisi digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal suara dan sinyal-sinyal gambar

menggunakan sistem PAL (Phase Alternating Line), pemancar televisi digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal suara dan sinyal-sinyal gambar X. BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem Alat yang dibuat merupakan pemancar televisi berwama dengan menggunakan sistem PAL (Phase Alternating Line), pemancar televisi digunakan untuk mengirimkan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA

PEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA INDEPT, Vol. 6, No. 1 Februari 2016 ISSN 2087 9245 PEMBUATAN PEMANCAR FM SEDERHANA UNTUK ALAT PERAGA João Dos Reis Tavares 1, Heni Puspita 2 Program Studi Avionik Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Yogo Tri Saputro 17411549 Teknik Elektro Latar Belakang Pada dasarnya pemancar

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bandpass Filter Filter merupakan blok yang sangat penting di dalam sistem komunikasi radio, karena filter menyaring dan melewatkan sinyal yang diinginkan dan meredam sinyal yang

Lebih terperinci

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

PEMANCAR&PENERIMA RADIO PEMANCAR&PENERIMA RADIO Gelombang elektromagnetik gelombang yang dapat membawa pesan berupa sinyal gambar dan suara yang memiliki sifat, dapat mengarungi udara dengan kecepatan sangat tinggi sehingga gelombang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat sudah dapat digunakan sesuai dengan perencanaan yang ada. Pengujian dan

Lebih terperinci

1. Pengertian Penguat RF

1. Pengertian Penguat RF 1. Pengertian Penguat RF Secara umum penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Dalam peralatan elektronik dibutuhkan suatu penguat yang dapat

Lebih terperinci

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI

PRAKTIKUM RANGKAIAN RLC DAN FENOMENA RESONANSI PRAKIKUM RANGKAIAN RC DAN FENOMENA RESONANSI (Oleh : Sumarna, ab-elins, Jurdik Fisika FMIPA UNY) E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. UJUAN Praktikum ini bertujuan untuk menyelidiki terjadinya fenomena resonansi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Bandung, Februari 2015 Penyusun. (Agung Rismawan)

Kata Pengantar. Bandung, Februari 2015 Penyusun. (Agung Rismawan) Kata Pengantar Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa Disusun oleh: (Telkom Group) 1. Alwin Bahari 2. Aulya Rahman F 3. Firman Anggoro 4. Gunawan 5. Hafiz Maulana 6. Irfan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI ABSTRAK Transceiver (transmitter receiver) tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara saja tetapi dapat digunakan untuk komunikasi data dengan menggunakan sebuah modem. Untuk komunikasi jarak jauh biasa

Lebih terperinci

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan

BAB I FILTER I. 1. Judul Percobaan. Rangkaian Band Pass Filter. 2. Tujuan Percobaan BAB I FILTER I 1. Judul Percobaan Rangkaian Band Pass Filter 2. Tujuan Percobaan - Menentukan Frekuensi Cut Off dari suatu rangkaian Band Pass Filter. - Menentukan besar Induktansi dari suatu kumparan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

Sheet1. Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign.

Sheet1. Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign. Sylabus Amatir Radio Peraturan radio Peraturan lingkungan regulasi, PP, UU, KEPMEN ijin amatir radio biaya / fee callsign batasan power / daya pancar Sheet1 YB YC YD/YH batasan 3 rd party traffic operasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan BAB II DASAR TEORI Pemancar radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga

Lebih terperinci

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016 JUDUL AMPITUDE SHIFT KEYING GRUP 4 3A PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013 TUGAS AKHIR ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000 Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen

Lebih terperinci

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol. TAKARIR AC {Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign.

Prosedur & konvensi standard untuk memanggil, menjawab dan berbicara. Memulai dan memutuskan hubungan / kontak. Teknik Pertukaran callsign. Sylabus Materi Penegak Peraturan radio Peraturan lingkungan regulasi, PP, UU, KEPMEN ijin amatir radio biaya / fee callsign batasan power / daya pancar batasan 3 rd party traffic operasi emergency chipher

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2 LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 0 / 64 / E JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 008 FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan : Pend. TeElektronika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Teori Filter Secara umum, filter berfungsi untuk memisahkan atau menggabungkan sinyal informasi yang berbeda frekuensinya. Mengingat bahwa pita spektrum elektromagnetik adalah

Lebih terperinci

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto

Pengkondisian Sinyal. Rudi Susanto Pengkondisian Sinyal Rudi Susanto Tujuan Perkuliahan Mahasiswa dapat menjelasakan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Mahasiswa dapat menerapkan penggunaan rangkaian pengkondisi sinyal sensor Pendahuluan

Lebih terperinci

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN

Teknik Sistem Komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Model Sistem Komunikasi Sinyal listrik digunakan dalam sistem komunikasi karena relatif gampang dikontrol. Sistem komunikasi listrik ini mempekerjakan sinyal listrik untuk membawa

Lebih terperinci

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN

CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN CIRCUIT DASAR DAN PERHITUNGAN Oleh : Sunarto YB0USJ ELEKTROMAGNET Listrik dan magnet adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, setiap ada listrik tentu ada magnet dan sebaliknya. Misalnya ada gulungan

Lebih terperinci

REALISASI TV MODULATOR UNTUK PEMANCAR TV VHF PADA PITA FREKUENSI 174 MHz 202 MHz

REALISASI TV MODULATOR UNTUK PEMANCAR TV VHF PADA PITA FREKUENSI 174 MHz 202 MHz REALISASI TV MODULATOR UNTUK PEMANCAR TV VHF PADA PITA FREKUENSI 174 MHz 202 MHz Realization Of TV Modulator For VHF TV Transmitter At Band Frequency 174 MHz 202 MHz PROYEK AKHIR untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206 Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : eddynurraharjo@gmail.com Abstrak Sebuah sinyal dapat dihasilkan dari suatu pembangkit sinyal yang berupa sebuah rangkaian

Lebih terperinci

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band High Frequency (HF). Mahasiswa

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT TELEKOMUNIKASI PERSYARATAN TEKNIS PERANGKAT RADIO SIARAN KELOMPOK

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK Rama Kurnia Pasifik, Bayu Al Fajri, Angga Setya Perdana Program Studi Teknik Elekomunikasi Politeknik Negeri Jakarta, Depok ABSTRAK Dengan kemajuan dalam bidang telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB II SALURAN TRANSMISI

BAB II SALURAN TRANSMISI BAB II SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 5 BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI 2.1 Umum Penyampaian imformasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampai diantara keduanya

Lebih terperinci

SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum 1.2 Jenis Media Saluran Transmisi

SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum 1.2 Jenis Media Saluran Transmisi SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum Penyampaian informasi dari suatu sumber informasi kepada penerima informasi dapat terlaksana bila ada suatu sistem atau media penyampaian di antara keduanya. Jika jarak antara

Lebih terperinci

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2012/2013 JUDUL ( FSK) FREQUENCY SHIFT KEYING GRUP 1 TELKOM 3D PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK

Lebih terperinci

Modul VIII Filter Aktif

Modul VIII Filter Aktif Modul VIII Filter Aktif. Tujuan Praktikum Praktikan dapat mengetahui fungsi dan kegunaan dari sebuah filter. Praktikan dapat mengetahui karakteristik sebuah filter. Praktikan dapat membuat suatu filter

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau 7 BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau komponen yang digunakan, antara lain teori tentang: 1. Sistem Monitoring Ruangan 2. Modulasi Digital

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah BAB II PEMBAHASAN.1. Pengertian Modulasi Modulasi adalah proses pencampuran dua sinyal menjadi satu sinyal. Biasanya sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah.

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Untuk mengetahui apakah hasil rancangan yang dibuat sudah bekerja sesuai dengan fungsinya atau tidak, perlu dilakukan pengujian dan beberapa pengukuran pada beberapa test point

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2] BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi begitu pesat, dari generasi ke generasi lahir berbagai inovasi yang merupakan objek pembaharuan penunjang kehidupan manusia. Di bidang komunikasi

Lebih terperinci

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta Telekomunikasi Radio Merupakan suatu bentuk komunikasi modern yang memanfaatkan gelombang radio sebagai sarana untuk membawa suatu pesan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN DAN PROGRAM SEMESTER

BAB IV KAJIAN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN DAN PROGRAM SEMESTER 69 BAB IV KAJIAN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN DAN PROGRAM SEMESTER Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta diklat mampu: 1. menjabarkan kompetensi standar menjadi sub kompetensi dari suatu mata ; 2. menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan

Lebih terperinci

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi

BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI. Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi BAB 4 MODULASI DAN DEMODULASI Kompetensi: Mahasiswa mampu memahami, menjelaskan mengenai sistem modulasi-demodulasi (modem). Mendesain dan merangkai contoh modulasi dengan perpaduan piranti elektronika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan industri komunikasi pada beberapa dekade di abad ini telah mengalami peningkatan yang luar biasa [1]. Meningkatnya permintaan sistem komunikasi nirkabel

Lebih terperinci

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF

MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 06 RANGKAIAN FILTER PASIF 1 TUJUAN Memahami prinsip yang digunakan dalam rangkaian filter sederhana.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM 3.1 Gambaran Umum Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate 64 Kbps untuk melakukan proses modulasi terhadap sinyal data digital. Dalam

Lebih terperinci

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK PERANCANGAN RADIO PORTABEL UNTUK MASYARAKAT PEDESAAN DI INDONESIA BERBASIS FREKUENSI MODULASI (FM) DENGAN MENGGUNAKAN MP3, MEMORY CARD, KOMPUTER DAN LINE IN MICROPONE SEBAGAI MEDIA INPUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 1) Proyek Akhir Ridwan Rachman dari angkatan 2004 Politeknik Negeri Bandung dengan judul Realisasi TV Exciter 1 Watt pada Kanal 9 VHF [4]. Hasil kajian proyek

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON CARA KERJA PENERIMA RADIO Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan Template Modul

Lebih terperinci

Aplikasi ired (infra red emitting diode) pada wireless headphone

Aplikasi ired (infra red emitting diode) pada wireless headphone E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol. 5 no. 3, April-Juni 2016, ISSN: 2301-8402 65 Aplikasi ired (infra red emitting diode) pada wireless headphone Janny Olny Wuwung (1), Benefit S. Narasiang (2)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN

BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN BAB III PERANCANGAN DAN PENGUKURAN 3.1 Perancangan Sistem Perancangan mixer audio digital terbagi menjadi beberapa bagian yaitu : Perancangan rangkaian timer ( timer circuit ) Perancangan rangkaian low

Lebih terperinci

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin

Dalam materi pembelajaran ini akan dibatas tiga komponen passif yakin BAB I. KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA ANALOG Elektronika adalah suatu bentuk piranti kelistrikan yang menggunakan arus lemah, sehingga tegangan operasionalnya umummnya menggunakan tegangan rendah. Secara umum

Lebih terperinci

BOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR

BOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR BOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO 88-108 MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik pada Fakultas

Lebih terperinci

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA ISSN: 1693-6930 39 SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA Adi Wisaksono Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Komunikasi Radio Sistem komunikasi radio memancarkan informasi dalam bentuk sinyal listrik yang menyajikan pembicaraan dan musik. Bentuk gelombang dari sinyal ini sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkembangan generasi telekomunikasi Perkembangan jaringan telekomunikasi akan dikupas secara runtut perkembangan teknologi telepon seluler: Gambar 2.1 Generasi komunikasi system

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Transmitter untuk Satelit ITS-SAT pada Frekuensi 436,9 MHz

Perancangan dan Pembuatan Transmitter untuk Satelit ITS-SAT pada Frekuensi 436,9 MHz JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perancangan dan Pembuatan Transmitter untuk Satelit ITS-SAT pada Frekuensi 436,9 MHz Diana Alia, Eko Setijadi, ST., MT, Ph.D, dan Dr. Ir. Suwadi, MT Jurusan

Lebih terperinci

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL MANA HILUL IRFAN 2207100051 Dosen Pembimbing : Eko Setijadi, ST., MT., Ph.D Dr. Ir. Wirawan, DEA Latar Belakang 2 Green Telecommunication

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Input Proses Output Frekuensi Daya

Lebih terperinci

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI - S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI Dengan kemajuan teknologi, telekomunikasi menjadi lebih cepat, lebih andal dan lebih murah dibandingkan dengan metode komunikasi

Lebih terperinci

Penguat Oprasional FE UDINUS

Penguat Oprasional FE UDINUS Minggu ke -8 8 Maret 2013 Penguat Oprasional FE UDINUS 2 RANGKAIAN PENGUAT DIFERENSIAL Rangkaian Penguat Diferensial Rangkaian Penguat Instrumentasi 3 Rangkaian Penguat Diferensial R1 R2 V1 - Vout V2 R1

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Receiver Untuk ITS-SAT pada Frekuensi MHZ

Perancangan dan Pembuatan Receiver Untuk ITS-SAT pada Frekuensi MHZ JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No.1, (2013) 1-6 1 Perancangan dan Pembuatan Receiver Untuk ITS-SAT pada Frekuensi 145.9 MHZ Elvira Maharani, Eko Setijadi, dan Suwadi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA

Praktikum Rangkaian Elektronika MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2010 MODUL I DIODA SEMIKONDUKTOR DAN APLIKASINYA 1. RANGKAIAN PENYEARAH & FILTER A. TUJUAN PERCOBAAN

Lebih terperinci

Penguat Inverting dan Non Inverting

Penguat Inverting dan Non Inverting 1. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian op-amp sebagai penguat inverting dan non inverting. 2. Mengamati fungsi kerja dari masing-masing penguat 3. Mahasiswa dapat menghitung penguatan

Lebih terperinci

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK Q No.Dokumen 061.423.4.70.00 Distribusi Tgl. Efektif Judul Mata Kuliah : Elektronika Telekomunikasi Semester : 6 Sks : 3 Kode

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menganalisa data hubungan tegangan dengan medan magnet untuk mengetahui karakteristik sistem sensor magnetik. Tahapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini akan dibahas teori yang menunjang perancangan sistem. Pada bab ini juga akan dibahas secara singkat komponen - komponen yang digunakan serta penjelasan mengenai metoda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini akan dibahas teori yang menunjang perancangan sistem. Pada bab ini juga akan dibahas secara singkat komponen - komponen yang digunakan serta penjelasan mengenai metoda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Alat Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang direncanakan diperlihatkan pada Gambar 3.1. Sinyal masukan carrier recovery yang berasal

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF 3.1. Pendahuluan Fungsi SAW Filter sendiri dalam unit IF pada televisi adalah untuk memberikan bentuk respon sinyal IF yang dihasilkan dari tuner

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-160 Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano Rochmawati

Lebih terperinci

RESPON FREKUENSI PENGUAT CE

RESPON FREKUENSI PENGUAT CE RESPON FREKUENSI PENGUAT CE 1. TUJUAN Mengukur dan menggambarkan kurva bode plot dari respon frekuensi rendah dan tinggi dari penguat CE 2. LANDASAN TEORI Suatu penguat tentunya mempunyai keterbatasan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM ISSN: 1693-6930 81 PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM Makmur 1, Tole Sutikno 2 1 PT. Semen Tonasa (Persero) Jl. Chairil Anwar No. 1, Makassar 09113, Telp. (0411) 321823 Fax.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

BAB I PENDAHULUAN. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi digital dalam paruh dekade terakhir mencuat dari pusat-pusat kekuatan teknologi modern yang merupakan revolusi teknologi dalam bidang televisi. Untuk itu bangsa

Lebih terperinci

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS WIRELESS COMMUNICATION Oleh: Eko Marpanaji INTRODUCTION Seperti dijelaskan pada Chapter 1, bahwa komunikasi tanpa kabel menjadi pilihan utama dalam membangun sistem komunikasi dimasa datang. Ada beberapa

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying ) PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shit Keying ) JOHANES 1 - FX.HENDRA PRASETYA 2 - RISA FARRID CHRISTIANTI 3 anes_spook@yahoo.com ; Universitas Katolik Soegijapranata Jl.Pawiyatan

Lebih terperinci

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A

I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A I. ANALISA DATA II. A III. A IV. A V. A VI. ANALISA DATA Percobaan SSB dan DSB yang pertama sinyal audio dengan gelombang sinus 1kHz dan amplitudo 2Vpp dimodulasi dengan carrier. Sinyal audio digabung

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kardiawarman, Ph.D. Modul 7 Fisika Terapan 1

PENDAHULUAN. Kardiawarman, Ph.D. Modul 7 Fisika Terapan 1 PENDAHULUAN Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Aplikasi Rangkaian Elektronika Dalam eknologi Audio Visual yang mencakup: teknik pemancar dan penerima audio, serta pemancar dan penerima audio-video.

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modulator FM

Rancang Bangun Modulator FM Rancang Bangun Modulator FM David Satria Efendi* Febrizal** Rahyul Amri** *Alumni Teknik Elektro Universitas Riau **Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Kampus Binawidya Km 125 Simpang Baru Panam Pekanbaru

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz.

TUGAS AKHIR TE Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz. TUGAS AKHIR TE 091399 Desain Antena Log Periodik Mikrostrip untuk Aplikasi Pengukuran EMC pada Frekuensi 2 GHz 3.5 GHz. Tara Aga Puspita NRP 2207100070 Dosen Pembimbing Eko Setijadi,ST.,MT.,Ph.D Ir.Aries

Lebih terperinci

Elektronika Dasar Ponsel

Elektronika Dasar Ponsel Elektronika Dasar Ponsel Bagaimanapun sebuah ponsel adalah sebuah rangkaian elektronika. Akan tetapi ponsel tidak dapat berfungsi bila tidak diberikan daya atau tegangan (listrik). Sumber listrik Dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang

BAB II LANDASAN TEORI. Resistansi atau tahanan didefinisikan sebagai pelawan arus yang BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis menjelaskan kerangka teori yang digunakan dalam tugas akhir ini. Dimulai dengan definisi listrik dan elektromagnetik dasar, kemudian beralih ke daya nirkabel

Lebih terperinci

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT Nama : Andyka Bangun Wicaksono NRP : 22 2 111 050 23 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 169 /DIRJEN/2002 T E N T A N G

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 169 /DIRJEN/2002 T E N T A N G KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR : 169 /DIRJEN/2002 T E N T A N G PERSYARATAN TEKNIS ALAT DAN PERANGKAT TELEVISI SIARAN SISTEM ANALOG DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Menimbang

Lebih terperinci