ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 RINGKASAN EDI SUMANTO. Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia (dibimbing oleh SRI HARTOYO). Investasi merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi perekonomian di suatu negara. Investasi dapat dikatakan mempengaruhi perekonomian apabila investasi tersebut digunakan untuk melakukan pembiayaan pada sektor riil sehingga apabila sektor riil telah berkembang dengan baik maka output nasional pun akan meningkat. Pembiayaan sektor riil ini dapat dilakukan melalui sektor perbankan dan sektor keuangan lainnya seperti pasar modal. Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari indikator pasar modal lainnya yaitu instrumen kapitalisasi saham. Nilai kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal sesuai dengan harga penutupan regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat maka mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal. Perkembangan yang positif dari pasar modal tentu saja akan meningkatkan sumber modal dalam negeri. Apabila sumber modal dalam negeri meningkat maka diharapkan tersedia dana untuk melakukan pembangunan ekonomi sehingga perekonomian dapat berkembang ke arah yang positif. Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal di Indonesia. Kedua, menganalisa pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif dengan menggunakan model ekonometrika. Untuk meramalkan bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel dependen digunakan metode TSLS (Two Stage Least Square). Dengan menggunakan metode ini diharapkan dapat menjawab permasalahan dalam penelitian. Data yang digunakan adalah data time series periode observasi tahun 1996 kuartal satu hingga tahun 2005 kuartal satu. Data diperoleh dari CEIC Data Company Limited yang penulis peroleh dari Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) dan berbagai penerbitan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil regresi nilai kapitalisasi saham pasar modal menunjukkan bahwa likuiditas pasar modal dipengaruhi oleh kondisi pasar modal dalam hal ini variabel nilai saham yang diperdagangkan dan indeks harga saham gabungan serta dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi secara agregat. Hasil pengujian empiris pada persamaan Gross Domestic Product (GDP) menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar modal memiliki korelasi positif terhadap perekonomian. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian nasional

3 ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Oleh EDI SUMANTO H Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Edi Sumanto Nomor Registrasi Pokok : H Program Studi : Ilmu Ekonomi Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Menyetujui, Dosen Pembimbing Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS. NIP Tanggal Kelulusan :

5 PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN. Bogor, Agustus 2006 Edi Sumanto H

6 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Edi Sumanto, lahir pada tanggal 4 September 1983 di Jakarta. Penulis merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara dari pasangan Djap Sak Kim dan Deviana Sunarjo. Penulis mengenyam pendidikan sekolah dasar hingga menengah atas di kota Bogor. Pada tahun 1996, penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Semplak 1, kemudian melanjutkan ke SLTPN 6 Bogor dan lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun Penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi yaitu pada tahun 2002 dimana penulis diterima sebagai mahasiswa Institut Pertanian Bogor pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama penulis menjalani perkuliahan, penulis juga pernah bergabung dalam beberapa organisasi intra kampus diantaranya : Keluarga Mahasiswa Buddhis Adhitthana (KMBA), Himpunan Profesi dan Peminat Ilmu-Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (HIPOTESA) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (BEM-FEM). Pada tahun 2005, penulis menjadi juara tiga Lomba Karya Tulis Mahasiswa (LKTM) bidang pendidikan tingkat IPB dan juara dua Young Economic Icon IPB serta pada tahun 2006 penulis berhasil menjadi juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diadakan oleh Universitas Sebelas Maret Surakarta dan pada tahun yang sama menjuarai LKTI yang diadakan Universitas Padjajaran Bandung sebagai pemenang pertama. Penulis juga berhasil menjadi finalis Program Kreatifitas Mahasiswa bidang ilmiah dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional tahun 2006 yang diadakan di Universitas Muhammadiyah Malang Selain itu, penulis pernah menjadi Asisten Dosen Praktikum Ekonomi Umum dan Ekonomi Dasar untuk Tingkat Persiapan Bersama selama empat semester.

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia. Adapun hal yang melatarbelakangi penulis dalam membuat skripsi ini adalah kondisi perkembangan investasi yang fluktuatif terutama investasi disektor keuangan, dalam hal ini pasar modal sehingga mampu mempengaruhi perekonomian suatu negara. Disamping hal tersebut, skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo, MS yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Bambang Djuanda, Ph.D, yang telah menguji karya ilmiah ini. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Fifi Diana Thamrin, M.Si selaku komisi pendidikan yang memberikan masukan dalam perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Meskipun demikian, segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini, sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis. Selain itu ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang paling dalam kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Djap Sak Kim dan Ibu Deviana Sunarjo serta kepada adik penulis, Susanti atas semangat yang diberikan. Kasih sayang dan dukungan mereka sangat berarti dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan. Bogor, Agustus 2006 Edi Sumanto H

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Teori Investasi Bursa Efek Obligasi dan Saham Kapitalisasi Saham Penelitian Sebelumnya... 8 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Hubungan Antara Perkembangan Pasar Modal dengan Perekonomian Alur Pemikiran Penelitian IV. METODELOGI PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Model Ekonometrika Metode Pendugaan Model V. GAMBARAN UMUM 5.1. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal Perkembangan Pasar Modal Perekonomian Indonesia... 22

9 VI. PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 6.1. Hasil Pendugaan Model Model Persamaan Kapitalisasi Saham Pasar Modal Model Persamaan Perekonomian Indonesia VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 34

10 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Rank Order Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Kapitalisasi Pasar Modal Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Perekonomian... 28

11 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Perkembangan Investasi Periode Perkembangan Pasar Modal Periode Alur Pemikiran Penelitian Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Perekonomian Indonesia... 22

12 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 Data-Data Penelitian Hasil Regresi Persamaan Kapitalisasi Saham dan Perekonomian... 35

13 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor ekonomi merupakan sektor sentral dalam suatu negara, terjadinya perubahan dalam perekonomian akan mempengaruhi berbagai sektor dalam kehidupan masyarakat seperti : sosial, politik, budaya dan sebagainya. Perekonomian juga mempengaruhi pembangunan yang sedang berlangsung, karena pembangunan suatu negara dapat dikatakan berhasil apabila tingkat perekonomian dinegara tersebut menunjukkan perkembangan yang positif. Investasi merupakan salah satu indikator yang dapat mempengaruhi perekonomian di suatu negara. Pertumbuhan investasi pada periode observasi mengalami fluktuasi yang tinggi, hal ini dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini : 15 Persentase Tahun Gambar 1. Perkembangan Investasi Periode Investasi dapat dikatakan mempengaruhi perekonomian apabila investasi tersebut digunakan untuk melakukan pembiayaan pada sektor riil sehingga apabila sektor riil telah berkembang dengan baik maka output nasional pun akan

14 meningkat. Pembiayaan sektor riil ini dapat dilakukan melalui sektor perbankan dan sektor keuangan lainnya seperti pasar modal. Sejak dimulainya liberalisasi pasar modal di Indonesia pada tahun 1989, pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat khususnya Bursa Efek Jakarta (BEJ). Berdasarkan Keppres No. 60 tahun 1988, pasar modal merupakan sarana mempertemukan penawar dan peminta dana jangka panjang dalam bentuk efek, baik yang diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun perusahaan swasta (private sectors). Perkembangan transaksi saham di bursa saham terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk menanamkan investasi di pasar modal semakin besar. Indikator perkembangan pasar modal dalam periode observasi tahun menunjukkan perkembangan yang cukup stabil, antara lain tercermin dari perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang relatif stabil, dan cenderung meningkat pada akhir periode observasi. Perkembangan IHSG menunjukkan pergerakan jumlah pemegang saham, nilai perdagangan saham, dan dana yang dihimpun baik dari saham maupun obligasi Persentase Tahun Gambar 2. Perkembangan Pasar Modal Periode

15 Perkembangan pasar modal dapat dilihat dari indikator pasar modal lainnya yaitu instrumen kapitalisasi saham. Nilai kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal sesuai dengan harga penutupan regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat maka mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal. Perkembangan yang positif dari pasar modal tentu saja akan meningkatkan sumber modal dalam negeri. Apabila sumber modal dalam negeri meningkat maka diharapkan tersedia dana untuk melakukan pembangunan ekonomi sehingga perekonomian dapat berkembang ke arah yang positif. Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia perlu dilakukan sehingga dapat kita lihat apakah terdapat hubungan antara variabel dalam pasar modal dengan perekonomian Indonesia Perumusan Masalah Tingginya minat masyarakat untuk melakukan investasi pada sektor finansial menyebabkan tingkat modal yang berasal dari dalam negeri meningkat. Investasi sektor finansial tersebut umumnya dilakukan oleh masyarakat melalui pembelian saham dan obligasi yang tersedia pada pasar modal. Instrumen yang dapat digunakan untuk menilai perkembangan dari pasar modal adalah nilai kapitalisasi saham dimana apabila nilai ini terus meningkat berarti mengindikasikan terjadinya pertumbuhan positif dari pasar modal. Sehingga perlu

16 untuk diketahui, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai dari kapitalisasi saham pasar modal tersebut? Pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia, dimana pasar modal berperan sebagai lembaga intermediasi dana dari pihak pemilik dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Intermediasi lembaga tersebut dapat meningkatkan produktivitas perekonomian melalui aktivitas investasi. Aktivitas intermediasi di pasar modal mencakup perdagangan saham dan peningkatan likuiditas pasar modal. Aktivitas intermediasi dana yang dilakukan oleh pasar modal dipengaruhi oleh variabel-variabel yang secara otomatis akan berpengaruh terhadap perekonomian. Variabel pasar modal yang dimaksud adalah variabel kapitalisasi saham, sehingga perlu diteliti lebih lanjut mengenai bagaimana variabel kapitalisasi saham pasar modal tersebut dapat mempengaruhi perekonomian di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian permasalahan yang diangkat dalam penelitian, tujuan penelitian ini, adalah: 1. Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal di Indonesia. 2. Menganalisa pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian Indonesia.

17 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini berguna untuk menganalisis hubungan antara pasar modal dengan variabel kapitalisasi saham terhadap Gross Domestik Product (GDP) selaku indikator untuk mengukur perekonomian di Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengambil kebijakan (khususnya Pemerintah) dan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam menganalisa pasar modal di Indonesia. Selain itu, Penelitian ini juga berguna bagi penulis sebagai penyelarasan teori di perkuliahan dengan kondisi lapangan.

18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pasar Modal Pasar modal adalah pasar atau tempat bertemunya pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang lebih dari satu tahun (Usman, Singgih dan Syahrir, 1997). Husnan (2001) mengemukakan bahwa pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Tujuan pasar modal adalah mempercepat proses ikut sertanya masyarakat dalam kepemilikan saham perusahaan swasta menuju pemerataan pendapatan masyarakat, serta menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pergerakan dana dan penggunaannya secara produktif untuk pembiayaan pembangunan nasional (Usman, dkk, 1997). Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi, yaitu menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki dana berlebih kepada pihak yang memerlukan dana, sedangkan fungsi keuangan dari pasar modal yaitu menyediakan sarana bagi pihak yang memerlukan dana dan pihak yang kelebihan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktual riil yang diperlukan untuk investasi. Pasar modal memiliki dua daya tarik, yaitu pertama, pasar modal diharapkan akan menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan; dan kedua, pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sama dengan preferensi resiko mereka (Husnan, 2001).

19 2.2. Teori Investasi Investasi adalah penempatan dana dengan harapan dapat memelihara atau menaikkan nilai dan atau memberikan hasil (return) yang positif (Reilly, 1989). Investasi adalah penanaman uang dengan harapan mendapat hasil dan nilai tambah. Menurut Lypsey (1997), investasi adalah pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi saat ini dimana berdasarkan periode waktunya, investasi dapat terbagi menjadi tiga diantaranya: investasi jangka pendek, investasi jangka menengah dan investasi jangka panjang. Investasi merupakan komitmen sejumlah dana pada suatu periode untuk mendapatkan pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang sebagai kompensasi unit yang diinvestasikan, mencakup waktu yang digunakan, tingkat inflasi yang diharapkan dan ketidakpastian masa mendatang (Reilly, 1989). Sedangkan Husnan (2001) mendefinisikan investasi sebagai penggunaan uang dengan maksud memperoleh penghasilan. Investasi merupakan penanaman modal di dalam perusahaan, dengan tujuan agar kekayaan perusahaan bertambah Bursa Efek Undang-Undang No. 8 tahun 1998 menjelaskan bahwa bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek kepada pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya (Usman, dkk, 1997). Menurut Putra (2002), bursa efek adalah sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli secara langsung atau melalui wakil-

20 wakilnya. Bursa utama di Indonesia dimana transaksi saham dan obligasi dilakukan adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) Obligasi dan Saham Obligasi merupakan surat utang yang berjangka waktu lebih dari satu bulan dan memiliki tingkat suku bunga yang berubah-ubah. Surat hutang ini dikeluarkan oleh perusahaan menarik dana dari masyarakat yang dapat digunakan untuk pembiayaan perusahaan atau oleh pemerintah untuk keperluan anggaran belanja. Saham adalah bukti kepemilikan bagian modal perseroan yang memberikan berbagai hak menurut ketentuan undang-undang Kapitalisasi Saham Kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal dimana nilai dari kapitalisasi saham ini merupakan nilai saham sesuai dengan harga penutupan regularnya. Kapitalisasi saham ini dapat menggambarkan pertumbuhan dari pasar modal dimana apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat berarti mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal Penelitian Sebelumnya Penelitian yang dilakukan oleh Nieuwerburgh, Buelens, dan Cuyvers (2005), bertujuan untuk melihat hubungan jangka panjang antara pertumbuhan pasar finansial terhadap perekonomian Belgia. Data yang digunakan merupakan

21 data indikator perkembangan pasar modal sebagai pendekatan dari pasar finansial agar dapat melihat dampak dari pasar finansial tersebut terhadap perekonomian. Mereka menemukan bukti yang kuat bahwa perkembangan pasar modal berpengaruh terhadap perekonomian Belgia, khususnya untuk periode antara tahun 1873 sampai dengan tahun Penelitian lainnya dilakukan oleh Levine, Loayza, dan Beck, bertujuan untuk melihat kausalitas dan menampilkan fakta mengenai penentu perkembangan sektor keuangan dan pengaruhnya terhadap perekonomian. Teknik yang digunakan adalah regresi dengan menggunakan data cross sectional 71 negara pada periode analisis Penelitian selanjutnya dilakukan oleh para ekonom Inggris diantaranya yaitu Caporale, Owells dan Alaa (2004), dimana mereka meneliti mengenai hubungan kausalitas antara perkembangan pasar modal terhadap perekonomian. Dalam penelitiannya mereka menggunakan metode yang dikembangan oleh Toda dan Yamamoto untuk melihat hubungan kausalitas. Data-data yang digunakan merupakan data contoh dari tujuh negara yang dipilih berdasarkan tingkat pertumbuhan pasar modalnya. Dari penelitiannya ternyata dari tujuh negara yang diteliti, terdapat lima negara yang menunjukkan terdapatnya hubungan kausalitas antara perkembangan pasar modal dengan perekonomian, hal ini sesuai dengan penemuan Levine dan Zervos (1995) serta pendapat dari Demirguc dan Kunt (1994) bahwa pasar modal memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian.

22 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dasar menyatakan bahwa output (Y) yang dihasilkan dalam suatu perekonomian di suatu negara diasumsikan tergantung pada ketersediaan kapital (K) dan jumlah tenaga kerja (L). Y = F (K, L) (3.1) Model pertumbuhan Solow dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan dalam persediaan modal, pertumbuhan dalam angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output total barang dan jasa suatu negara. Asumsi awal yang digunakan yaitu bahwa angkatan kerja dan teknologi tetap. Selain itu, model pertumbuhan output Solow mengasumsikan hasil pengembalian konstan, sehingga: zy = F (zk, zl) (3.2) Apabila output diukur terhadap jumlah tenaga kerja, maka z = 1/L. Y/L = F (K/L, 1) (3.3) Sehingga persamaan ini memperlihatkan bahwa output per tenaga kerja (Y/L) adalah fungsi dari jumlah kapital per tenaga kerja (K/L). Dengan menyatakan y = Y/L dan k = K/L sehingga persamaan output menjadi: y = f (k) (3.4) Peningkatan output direfleksikan dengan produktivitas marginal akibat penggunaan kapital dapat dinotasikan sebagai: dy /dk =df(k)/dk (3.5)

23 Apabila persamaan diatas dibagi dengan y untuk mendapatkan tingkat pertumbuhan output sehingga: dy/y =df(k)/dk. dk. 1/y (3.6) Dengan menurunkan persamaan (6) dimana dy/y menyatakan tingkat pertumbuhan output kemudian dilambangkan sebagai Δt, df(k)/dk sebagai f (k) adalah sebagai produktifitas kapital marginal dan dk sebagai perubahan dalam persedian modal. Δt = dk. I/y. f (k) (3.7) Menurut Mankiw (2000), perubahan persediaan kapital adalah fungsi dari investasi (i = s.y) dan penyusutan (δk). Δt = (s.y - δk). I/y. f (k) (3.8) Dengan menambahkan asumsi bahwa tidak terjadi penyusutan, sehingga didapat persamaan pertumbuhan output: Δt = s. f (k) (3.9) Persamaan (9) memperlihatkan bahwa tingkat pertumbuhan output memiliki korelasi positif dengan tingkat akumulasi tabungan (s) dan produktifitas kapital (f (k)). Berdasarkan prinsip ekonomi konvensional, dalam keadaan ekuilibrium tingkat investasi akan sama besar dengan tabungan. Δt = I. f (Kt) (3.10) Dalam perekonomian terbuka, perekonomian domestik dipengaruhi oleh kondisi luar negeri, sehingga komponen investasi sendiri terdiri dari 2 komponen, yaitu investasi domestik (I dn ) dan investasi luar negeri (I ln ): Δt = (I dn + I ln ). f (Kt) (3.11)

24 Berdasarkan analisis persamaan diatas, perekonomian tidak hanya dipengaruhi oleh faktor domestik, tetapi perekonomian juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu investasi luar negeri sebagai bagian dari investasi. Komponen investasi lainnya dapat berbentuk investasi penerbitan surat berharga melalui pasar modal. Aspek-aspek investasi di atas memerlukan lembaga intermediasi yang dapat menjadi perantara antara pemilik dana dengan pihak pengguna dana, yaitu sektor keuangan. Berdasarkan pada model yang dikembangkan oleh Solow tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan tingkat investasi, dimana secara teoritis investasi merupakan komponen yang sangat diperhitungkan dalam perhitungan Gross Domestic Product (GDP) sebagai indikator untuk perekonomian. Secara umum investasi terbagi atas dua jenis yaitu investasi pada sektor riil dan investasi pada sektor finansial, untuk investasi di sektor finansial dapat dilakukan pada pasar modal Hubungan Antara Perkembangan Pasar Modal Dengan Perekonomian Penelitian yang dilakukan oleh King dan Levine dalam Levine dan Zervos (1998), mengukur peran sektor keuangan dalam perekonomian, menyatakan bahwa pengaruh sektor keuangan terhadap perekonomian tidak hanya melibatkan perbankan, tetapi melingkupi peran pasar modal sebagai bagian dari sistem keuangan. Hal ini berimplikasi bahwa sektor keuangan yang berkembang dengan baik dapat mendorong perekonomian, akumulasi kapital, dan peningkatan produktivitas.

25 Lebih lanjut, Levine et al. (2000) membagi sektor keuangan menjadi dua kategori, yaitu sektor perbankan dan pasar modal. Perkembangan sektor perbankan diukur menggunakan empat variabel. Pertama, Liquid liabilities of financial (LLY), merupakan jumlah uang ditambah permintaan utang dan bunganya dibagi dengan GDP. Variabel ini mengukur intermediasi institusi keuangan yang mencakup, bank sentral, bank tabungan dan institusi keuangan lainnya. Variabel kedua, aset bank komersial-bank sental (BTOT), mengukur rasio aset bank komersial dibagi aset bank komersial dan bank sentral. Ketiga, kredit sektor swasta (PRIVCR), merupakan jumlah kredit yang disalurkan lembaga keuangan kepada sektor swasta. Variabel keempat, bank kredit (BANKCR), merupakan proporsi tabungan yang disalurkan sebagai kredit kepada sektor swasta sebagai bagian dari GDP. Variabel pasar modal adalah Pertama, likuiditas pasar modal yang diukur oleh nilai saham yang diperdagangkan dibandingkan terhadap ukuran ekonomi, disebut nilai yang diperdagangkan (SVALT). Kedua, nilai rata-rata saham domestik yang tercatat di bursa dalam transaksi domestik sebagai bagian dari besaran ekonomi (GDP), disebut kapitalisasi (SCAPT) Alur Pemikiran Penelitian Alur pemikiran dari penelitian mengenai Analisis Hubungan Kausalitas Antara Kapitalisasi Saham Pasar Modal Terhadap Perekonomian Indonesia dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

26 Perekonomian (Gross Domestic Product) Konsumsi Masyarakat Investasi Pasar Modal Pengeluaran Pemerintah Ekspor Bersih (X M) Kapitalisasi Saham Pasar Modal Keterangan : = Diteliti = Tidak Diteliti Gambar 3. Alur Pemikiran Penelitian Berdasarkan gambar alur pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa perekonomian suatu negara dapat dinilai dengan menggunakan beberapa indikator salah satunya adalah Gross Domestic Product (GDP), dimana GDP ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi, tingkat investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih. Pendapatan yang siap untuk dibelanjakan (dispossible income) merupakan pendapatan yang telah dikurangi dengan pajak dan ditambah dengan transfer payment. Pendapatan yang siap dibelanjakan dapat dialokasikan untuk kebutuhan konsumsi dan untuk tabungan atau melakukan investasi. Apabila pendapatan tersebut dilakukan untuk melakukan kegiatan investasi maka pendapatan tersebut dapat dialokasikan untuk berbagai macam jenis investasi salah satu jenis investasi tersebut yaitu investasi pada pasar modal dengan melakukan pembelian saham maupun obligasi. Pembelian saham dan obligasi tersebut akan menyebabkan tersedianya sumber dana yang berasal dari dalam negeri dimana jumlah total dari transaksi saham tersebut akan diakumulasikan sesuai dengan harga penutupan regular atau

27 disebut juga dengan kapitalisasi pasar modal dengan demikian bahwa variabel kapitalisasi saham merupakan variabel yang tepat untuk mengukur tingkat investasi nasional yang pada akhirnya investasi nasional tersebut akan mempengaruhi perekonomian Indonesia. Berdasarkan penjelasan gambar maka hipotesis dari penelitian ini adalah bahwa kapitalisasi saham memiliki hubungan yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.

28 IV. METODELOGI PENELITIAN 4.1. Jenis dan Sumber Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari berbagai macam sumber, yaitu beberapa penerbitan Bursa Efek Jakarta (BEJ). Selain itu, sebagian data juga diperoleh dari berbagai penerbitan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Model pada penelitian ini menggunakan delapan variabel yaitu variabel kapitalisasi saham (KS), indeks harga saham gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (XR), pertumbuhan ekonomi (GR), nilai saham yang diperdagangkan (NS), ekspor bersih (NX), konsumsi masyarakat (KONS), dan dummy krisis (DK). Data yang digunakan merupakan data statistik kuartalan, dari kuartal pertama tahun 1996 sampai dengan kuartal pertama tahun Model Ekonometrika Model ini merupakan persamaan simultan yang terdiri dari 2 persamaan diantaranya yaitu : 1. Persamaan kapitalisasi saham (KS) KS t = β 0 + β 1 XR t + β 2 IHSG t + β 3 NS t + β 4 KS t-1 + β 5 DK + ε Hipotesis : β 1 <0, β 2 >0, β 3 >0, β 4 >0, β 5 <0 2. Persamaan pertumbuhan ekonomi (GR) GR t = β 0 + β 1 KS t + β 2 KONS t + β 3 NX t + β 4 GR t-1 + β 5 DK + ε Hipotesis : β 1 >0, β 2 >0, β 3 >0, β 4 >0, β 5 <0

29 dimana : KS XR : Kapitalisasi Saham (Rp Milyar) : Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS (Rp/USD) IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan GR : Gross Domestic Product (Rp Milyar) KONS : Konsumsi Masyarakat (Rp Milyar) NS NX DK t : Nilai Saham yang Diperdagangkan (Rp Milyar) : Ekspor Bersih (Rp Milyar) : Dummy Krisis : Periode Waktu (kuartalan) Nilai kapitalisasi saham memiliki definisi operasional sebagai jumlah seluruh saham yang tercatat maupun yang telah diperdagangkan di pasar modal, hal ini memiliki pengertian yang berbeda dengan definisi nilai saham yang diperdagangkan dimana pengertian dari nilai saham yang diperdagangkan yaitu nilai saham yang sedang ditransaksikan tanpa menghitung saham yang belum diperjualbelikan. Sedangkan Indeks Harga Saham Gabungan merupakan suatu besaran yang menunjukkan perubahan harga rata-rata saham yang ada di pasar modal dibandingkan dengan harga saham pada saat penawaran perdananya (Initial Public Offering) Metode Pendugaan Model Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kapitalisasi saham pasar modal di Indonesia dan menganalisa

30 pengaruh kapitalisasi saham pasar modal terhadap perekonomian terutama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Model dalam penelitian ini memiliki 2 (dua) persamaan, yang terdiri dari 2 (dua) variabel dependen dan 5 (enam) variabel independen. Sebelum pendugaan parameter fungsi-fungsi persamaan simultan, maka perlu dilakukan identifikasi persamaan-persamaan dalam model. Menurut Koutsoyanis (1977), suatu persamaan dapat diidentifikasi jika jumlah variabel yang tidak tercakup dalam persamaan tersebut tapi tercakup dalam persamaan lain dalam sistem persamaan simultan harus sama dengan atau lebih besar dari jumlah persamaan dalam sistem persamaan simultan dikurangi satu. Dalam identifikasi dan pengujian model digunakan persamaan struktural berdasarkan order condition: (K-M) (G-1) dimana: K M G : Total variabel dalam model (variabel endogen dan variabel eksogen), : Jumlah variabel eksogen dan variabel endogen yang dimasukkan dalam suatu persamaan, : Total persamaan (jumlah variabel endogen). Jika (K-M) = (G-1), maka persamaan tersebut dikatakan teridentifikasi secara tepat (exactly identified). Jika (K-M) > (G-1), maka persamaan teridentifikasi berlebih (over identified), dan jika (K-M) < (G-1), maka persamaan tidak teridentifikasi (under identified).

31 Tabel 1. Rank Order Persamaan K-M G-1 <, =, > Identified > Over identified > Over identified Sumber: Koutsoyanis (1977). Berdasarkan rumus identifikasi model diatas, kedua persamaan simultan dalam penelitian adalah teridentifikasi berlebih (over identified) seperti yang ditampilkan Tabel 1. Oleh karena masing-masing over identified, maka metode pendugaan yang dapat digunakan adalah metode TSLS (Two Stage Least Square), untuk mendapatkan nilai parameter yang dapat menjelaskan model. Metode TSLS yang digunakan diolah dengan menggunakan software Eviews 4.1. Diharapkan model persamaan yang digunakan dapat memperlihatkan pengaruh sektor keuangan terhadap perekonomian di Indonesia selama periode observasi. Korelasi antar variabel diuji berdasarkan karakteristik dan sifat model yang digunakan. Pengujian yang dilakukan meliputi uji serial correlation, dan uji heteroskedastisitas. Sedangkan untuk melihat pengaruh peubah-peubah penjelas secara bersama-sama dalam mempengaruhi variabel endogen pada masing-masing persamaan digunakan uji nilai harapan dari rata-rata kesalahan (nilai probabilitas keseluruhan) atau melalui uji F statistik. Kemudian untuk melihat apakah masingmasing variabel yang digunakan dalam mempengaruhi persamaan, digunakan uji taraf nyata atau uji t statistik.

32 V. GAMBARAN UMUM 5.1. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal Kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal dimana nilai dari kapitalisasi saham ini merupakan nilai saham sesuai dengan harga penutupan regularnya. Nilai dari kapitalisasi saham ini dapat menggambarkan pertumbuhan atau perkembangan dari pasar modal. Pada pertengahan tahun 1998 hingga pertengahan tahun 1999, nilai kapitalisasi saham menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan dimana nilainya meningkat drastis hingga menyentuh titik 15 persen kemudian mengalami penurunan pada tahun berikutnya, tetapi nilainya kembali meningkat pada tahun 2002 hingga tahun 2004, hal ini disebabkan kondisi perekonomian yang lebih stabil dan kondusif bagi dunia usaha sehingga pada akhir tahun 2004 nilai kapitalisasi saham mencapai titik 24 persen. Persentase Tahun Gambar 4. Perkembangan Kapitalisasi Saham Pasar Modal

33 5.2. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Indikator perkembangan pasar modal dalam periode observasi tahun menunjukkan perkembangan yang cukup stabil, antara lain tercermin dari perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang relatif stabil, dan cenderung meningkat pada akhir periode observasi. Perkembangan IHSG menunjukkan pergerakan jumlah pemegang saham, nilai perdagangan saham, dan dana yang dihimpun baik dari saham maupun obligasi. Persentase Tahun Gambar 5. Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Kegiatan pembiayaan melalui pasar modal pada periode observasi aktif dilakukan. Hal ini tercermin dari masih tingginya jumlah pemegang saham yang melakukan pencarian dana melalui pasar saham serta pasar obligasi. Perkembangan positif pasar saham domestik tidak terlepas dari terus membaiknya faktor fundamental, baik dalam konteks makro maupun mikro, serta berlanjutnya optimisme pasar akan kinerja pemerintahan.

34 5.3. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Pertumbuhan ekonomi mencerminkan perubahan output yang dihasilkan oleh suatu perekonomian pada periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1996 mencapai 7.8 persen. Perkembangan ekonomi yang cukup tinggi tersebut berkaitan dengan upaya pemerintah dalam menjalankan kebijakan ekonomi makro yang berhati-hati dan ditunjang oleh kebijakan sektoral yang konsisten, serta upaya menciptakan iklim dunia usaha yang mendorong kelancaran produksi dan kemudahan perizinan baik bagi perusahaan dalam negeri maupun asing Persentase Tahun Gambar 6. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode , perekonomian nasional mengalami krisis yang menyebabkan kinerja perekonomian Indonesia menurun tajam, dan berdampak menjadi krisis yang berkepanjangan di berbagai bidang. Kegiatan ekonomi mengalami kontraksi sehingga secara keseluruhan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) merosot 13.9 persen pada tahun 1998.

35 Bersamaan dengan membaiknya indikator makro moneter seperti inflasi, nilai tukar, dan suku bunga, perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2000 hingga tahun 2004, secara umum masih mengindikasikan proses pemulihan ekonomi. Pertumbuhan pada periode ini tidak diikuti oleh membaiknya struktur perekonomian.

36 VI. PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 6.1. Hasil Pendugaan Model Berdasarkan hasil pengujian model secara keseluruhan, dan pendugaan model dengan kriteria statistik menunjukkan hasil yang sesuai dengan teori yang ada. Pengujian korelasi dilakukan untuk mengidentifikasi gejala adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan berdasarkan deret waktu (time-series). Adanya gejala ini pada semua persamaan akan menyebabkan suatu persamaan yang memiliki selang kepercayaan yang semakin melebar dan pengujiannya menjadi kurang akurat akibatnya, hasil uji-t dan uji-f menjadi tidak sah dan penafsirannya menjadi sensitif terhadap fluktuasi percontohan (Gujarati, 1995). Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi yaitu dengan uji d (Durbin Watson Statistic). Namun dikarenakan di dalam persamaan yang diamati terdapat lagged endogenous variabel maka uji d menjadi tidak valid. Sehingga untuk mengujinya digunakan uji Durbin h Statistik, dengan rumus (Pindyck and Rubinfield, 1979) : Uji h = [ DW ][ T / { 1- T. Var. (b hat) } ] 0.5 (5.1) Dimana: Uji h T Var.(b hat) DW : Nilai statistik durbin h : Jumlah pengamatan contoh : Kuadrat dari standar error koefisien lagged endogenous variabel : Nilai statistik Durbin Watson

37 Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai statistik uji h lebih kecil dari nilai kritis distribusi normal (tabel z) maka dalam persamaan tidak terdapat autokorelasi. Pengujian heteroskedastisitas ditujukan untuk melihat apakah model regresi memenuhi asumsi bahwa model memiliki gangguan yang variannya sama. Pengujian asumsi ini dilakukan dengan menggunakan White Heteroskedasticity Test. Hasil pengujian menunjukkan bahwa masing-masing model memiliki asumsi homoskedastisitas. Kondisi ini ditunjukkan dengan Obs*R-squared lebih besar dari taraf nyata yang digunakan. Baik pengujian autokorelasi maupun heteroskedastisitas menggunakan software Eviews 4.1 sebagai alat analisis (Lampiran 2) Model Persamaan Kapitalisasi Saham Pasar Modal Nilai kapitalisasi saham merupakan jumlah total dari berbagai macam saham dan obligasi yang berada di pasar modal sesuai dengan harga penutupan regularnya. Apabila nilai dari kapitalisasi saham ini terus meningkat maka mengindikasikan terjadinya pertumbuhan yang positif dari pasar modal. Berdasarkan hasil pengujian model kapitalisasi pasar modal, didapat nilai koefisien determinasi sebesar 98 persen. Artinya model mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 98 persen. Secara keseluruhan variabelvariabel independen mampu menerangkan variabel dependen, yang ditunjukkan nilai P-value =

38 Tabel 2. Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Kapitalisasi Pasar Modal Variabel Koefisien Probabilitas XR IHSG NS DK KS (-1) C R-squared F-statistic Adjusted R-squared Pr > F Sumber: Lampiran 2. Secara uji parsial masing-masing indikator kapitalisasi pasar modal menunjukkan nilai yang signifikan pada taraf nyata 5 persen. Tetapi terdapat satu variabel pembentuk persamaan kapitalisasi saham pasar modal yang tidak siginifikan pada taraf nyata 5 persen yaitu variabel nilai saham yang diperdagangkan, hal ini dikarenakan nilai saham yang diperdagangkan ternyata tidak menunjukkan nilai atau harga saham yang sebenarnya terjadi, dimana nilai saham yang diperdagangkan tersebut telah mengalami berbagai macam penyesuaian sehingga tidak dimasukan dalam perhitungan kapitalisasi saham. Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memiliki koefisien artinya depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika sebesar 1 rupiah per dollar akan menyebabkan tingkat kapitalisasi turun sebesar milyar rupiah. Hal ini disebabkan saham yang tercatat di pasar modal Indonesia didenominasi dalam mata uang rupiah, dan perdagangan saham dapat menggunakan mata uang asing. Ketika rupiah terdepresiasi para pemegang saham akan melakukan penawaran saham dalam jumlah yang tinggi atau dengan kata lain transaksi yang terjadi di pasar modal didonimasi oleh transaksi penjualan saham sehingga jumlah saham

39 yang ditawarkan di pasar modal banyak akibatnya harga saham akan turun, hal ini sesuai dengan hukum penawaran dan permintaan sehingga pada akhirnya hal ini akan berdampak negatif terhadap nilai kapitalisasi saham. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) memiliki koefisien artinya peningkatan 1 satuan Indeks Harga Saham Gabungan akan meningkatkan kapitalisasi saham pasar modal sebesar milyar rupiah. Kenaikan 1 satuan Indeks Harga Saham Gabungan berarti secara rata-rata harga saham meningkatkan 1 satuan dari harga penawaran saham perdana (Initial Public Offering). Indeks Harga Saham Gabungan yang menunjukkan perkembangan positif akan meningkatkan nilai kapitalisasi saham pasar modal karena hal ini sesuai dengan definisi operasional dari nilai kapitalisasi saham. Dummy krisis memiliki koefisien artinya terjadinya krisis justru meningkatkan nilai kapitalisasi saham pasar modal sebesar milyar rupiah. Kondisi ini dapat dijelaskan karena ketika terjadi krisis, sektor-sektor yang bersifat jangka pendek akan mengalami kehancuran terlebih dahulu karena dalam jangka pendek tidak terdapat antisipasi apapun untuk menghadapi krisis, sebagai contohnya adalah sektor perbankan yang melakukan kegiatan pembiayaan jangka pendek. Berbeda halnya dengan pasar modal dimana pembiayaan yang dilakukan oleh pasar modal adalah pembiayaan dalam jangka panjang. Sehingga ketika terjadi krisis, pasar modal hanya mengalami sedikit guncangan dan pasar modal memperoleh keuntungan karena terjadi pengalihan investasi dari sektor perbankan ke pasar modal.

40 Tingkat kapitalisasi pasar modal periode sebelumnya memiliki koefisien artinya peningkatan 1 milyar rupiah lag kapitalisasi pasar modal akan menjadi determinan bagi kapitalisasi pada periode selanjutnya sebesar milyar rupiah. Hal ini sesuai dengan kerangka hipotesis dimana kapitalisasi di pasar modal ditentukan oleh tingkat kapitalisasi pada periode sebelumnya. Perkembangan positif kapitalisasi pada satu periode merupakan indikator bagi perkembangan kapitalisasi periode selanjutnya Model Persamaan Perekonomian Indonesia Berdasarkan hasil pengujian model persamaan perekonomian Indonesia didapat nilai koefisien determinasi sebesar 99 persen. Artinya model mampu dijelaskan oleh variabel-variabel independen sebesar 99 persen. Secara keseluruhan variabel-variabel independen mampu menerangkan variabel dependen, yang ditunjukkan nilai P-value = Tabel 3. Koefisien Parameter Dugaan Fungsi Perekonomian Variabel Koefisien Probabilitas KS KONS NX DK GR(-1) C R-squared F-statistic Adjusted R-squared Pr > F Sumber: Lampiran 2. Secara uji parsial menunjukkan bahwa masing-masing variabel endogen berpengaruh nyata terhadap perekonomian pada taraf nyata 1 persen, kecuali

41 variabel lag dari perekonomian dimana variabel tersebut tidak siginifikan pada taraf nyata 1 persen, hal ini mengindikasikan bahwa perekonomian saat ini tidak ditentukan oleh perekonomian tahun sebelumnya Fenomena ini umumnya terjadi di negara-negara berkembang dimana faktor yang dominan mempengaruhi perekonomian adalah faktor eksternal seperti kondisi politik, sosial dan kebijakankebijakan pemerintah. Kapitalisasi pasar modal memiliki koefisien artinya peningkatan 1 milyar rupiah nilai kapitalisasi saham pasar modal akan mengakibatkan peningkatan perekonomian sebesar milyar rupiah. Hal ini sesuai dengan kerangka hipotesis dimana peningkatan aktivitas perdagangan di pasar modal akan berpengaruh positif terhadap perekonomian. Peningkatan perdagangan saham di pasar modal dapat diartikan sebagai akumulasi dana masyarakat yang kemudian dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan ekspansi perusahaan emiten. Hal ini terkait dengan fungsi dasar pasar modal sebagai lembaga intermediasi pembiayaan alternatif. Dua variabel ekonomi makro yaitu konsumsi masyarakat dan ekspor bersih berpengaruh signifikan terhadap perekonomian. Kerangka hipotesis umum menyatakan bahwa kedua komponen ekonomi makro yang digunakan akan memberikan pengaruh yang positif terhadap perekonomian. Variabel konsumsi masyarakat memiliki koefisien artinya peningkatan konsumsi masyarakat sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan perekonomian meningkat sebesar milyar rupiah. Ekspor bersih memiliki koefisien

42 artinya peningkatan ekspor bersih sebesar 1 milyar rupiah akan menyebabkan meningkatnya perekonomian sebesar milyar rupiah. Terjadinya krisis berdampak negatif terhadap perekonomian, hal ini ditunjukan oleh koefisien dummy krisis yang bernilai negatif yaitu sebesar Krisis yang terjadi sangat mempengaruhi perekonomian terutama pengaruhnya terhadap investasi di sektor riil dimana pada saat terjadinya krisis yaitu periode kuartal ke empat tahun 1997, banyak terjadi pelarian modal asing (capital flight) ke luar negeri akibatnya total investasi menurun sehingga perekonomian juga ikut menurun.

43 VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan 1. Kapitalisasi pasar modal merupakan indikator pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi pasar modal di Indonesia. Kapitalisasi pasar modal dipengaruhi oleh kondisi pasar modal dalam hal ini variabel indeks harga saham gabungan serta dipengaruhi juga oleh kondisi ekonomi secara agregat. 2. Kapitalisasi saham pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan yang dapat memacu produktivitas investasi dalam perekonomian dan berpengaruh positif terhadap perekonomian nasional Saran 1. Kebijakan pemerintah diharapkan mampu memberi dampak positif terhadap kondisi moneter dan perekonomian agregat, dalam hal ini diperlukan konsistensi dan kejelasan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. 2. Untuk meningkatkan perekonomian nasional, pemerintah dan otoritas terkait dapat mengambil kebijakan untuk meningkatkan aktivitas perdagangan di pasar modal. Karena perdagangan saham memberikan kontribusi positif terhadap kegiatan investasi dan perekonomian nasional. 3. Peningkatan aktivitas pasar modal dapat didorong dengan kebijakan pemerintah dan otoritas terkait melalui kebijakan yang memberikan insentif bagi investor untuk melakukan transaksi yang lebih aktif di pasar modal.

44 DAFTAR PUSTAKA Arsyad L Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : STIE Yayasan Keluarga Pahlawan. Asty, V Analisis Hubungan Antara Variabel Makroekonomi dengan Harga Saham di Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Butar, R Granger Causality Antara Suku Bunga, Kurs, Inflasi dan IHSG Periode Sebelum dan Sesudah Krisis Ekonomi [skripsi]. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Hamberg, D Models Of Economic Growth. United States of America: Harper & Row Publishers Husnan, S Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekuritas. AMP YKPN. Yogyakarta. Irawan dan Suparmoko M Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : BPFE. Jones, H.G An Introduction to Modern Theories of Economic Growth. United States of America : McGraw Hill Book Company Kurniadi, W Analisis Investasi Saham Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta Pada Periode [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Lypsey R.G, P.N. Courant, D.D. Purvis dan P.O. Steiner Pengantar Makroekonomi. Bina Rupa Akasara, Jakarta. Nieuwerburgh, S.V, Buelens F, Cuyvers L Stock Market Development and Economic Growth in Belgium. Stern School of Business. New York Peliyana, Y.Y Pengaruh Intermediasi Perbankan dan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia [skripsi]. Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Putra, D.E Berburu Uang di Pasar Modal. Effhar dan Dahara Prize. Semarang. Reilly, F.K Investment Analysis and Portofolio Management. The Dryden Press. New York

45 Sanjoyo Currency Crisis On Stock Market : A Case Study in Indonesia. Bulletin Of Indonesian Economics Studies. Usman, M, Singgih dan Syahrir Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Institut Bankir Indonesia. Jakarta Walpole, R.E Pengantar Statistika Edisi ke-3. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

46

47 Lampiran 1. Data-Data Penelitian GR (Rp Milyar) KONS (Rp Milyar) KS (Rp Milyar) NX (Rp Milyar) XR (Rp/US$) IHSG NS (Rp Milyar)

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA OLEH EDI SUMANTO H14102021 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN EDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H

ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H ANALISIS PENGARUH KEBIJAKAN MONETER TERHADAP VOLATILITAS RETURN DI PASAR SAHAM BURSA EFEK INDONESIA OLEH : MARIO DWI PUTRA H14050206 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total (pertumbuhan ekonomi) di suatu negara dengan memperhitungkan adanya pertambahan jumlah penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki karakteristik perekonomian yang tidak berbeda jauh dengan negara sedang berkembang lainnya. Karakteristik perekonomian tersebut

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran aktif lembaga pasar modal merupakan sarana untuk mengalokasikan sumber daya ekonomi secara optimal dengan mempertemukan kepentingan investor selaku pihak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Uji Asumsi Klasik Untuk menghasilkan hasil penelitian yang baik, pada metode regresi diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang (Tandelilin, 2010: 2). Menurut bentuknya investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang di lakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa yang akan

Lebih terperinci

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. i ABSTRAK Fella (0552228) Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia. Krisis moneter yang terjadi sejak tahun 1997, berakibat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam melakukan aktivitas kegiatan oprasionalnya pasti membutuhkan dana, baik berasal dari internal perusahaan seperti laba ditahan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H

EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H EVALUASI PENERAPAN INFLATION TARGETING DI INDONESIA OLEH YOGI H14103055 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YOGI. Evaluasi Penerapan Inflation

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian. Inflasi merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran aktif lembaga pasar modal sangat diperlukan dalam membangun perekonomian suatu negara. Dalam hal ini pasar modal memiliki peranan yang strategis dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

RINGKASAN. NILA SARI. Analisis Risiko Investasi pada Saham Perbankan (Studi Kasus pada Tujuh Bank di Indonesia) (dibimbing oleh NUNUNG NURYARTONO).

RINGKASAN. NILA SARI. Analisis Risiko Investasi pada Saham Perbankan (Studi Kasus pada Tujuh Bank di Indonesia) (dibimbing oleh NUNUNG NURYARTONO). RINGKASAN NILA SARI. Analisis Risiko Investasi pada Saham Perbankan (Studi Kasus pada Tujuh Bank di Indonesia) (dibimbing oleh NUNUNG NURYARTONO). Pasar modal merupakan suatu wadah yang menjembatani hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian setiap negara tidak selalu stabil, tetapi berubahubah akibat berbagai masalah ekonomi yang timbul. Salah satu aspek penting dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis ekonomi yang mempengaruhi hampir seluruh sektor perekonomian. Akibat dari ketidakstabilan tersebut banyak perusahaan

Lebih terperinci

DAN JANGKA PENDEK H DEPARTEMEN MEN. Oleh :

DAN JANGKA PENDEK H DEPARTEMEN MEN. Oleh : ANALISIS KAUSALIT TAS ANTARA INVESTASI PORTOFOLIO DAN PERKEMBANGAN INDEKS HARGAA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DALAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG DI INDONESIA Oleh : MOCHAMMAD AKBAR H14104054 DEPARTEMEN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendanaan suatu perusahaan bisa didapatkan dari dua jenis pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui sistem perbankan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yakni penelitian yang menganalisis data-data secara kuantitatif kemudian menginterpretasikan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin lama semakin tak terkendali. Setelah krisis moneter 1998, perekonomian Indonesia mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. 1 Dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Jumlah Uang Beredar Jumlah uang beredar dalam arti luas (M2) atau broad money merupakan merupakan kewajiban sistem moneter (bank sentral)

Lebih terperinci

ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H

ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H ANALISIS INFLASI DI INDONESIA DARI SISI PERMINTAAN UANG OLEH NOVA MARDIANTI H14102107 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN NOVA MARDIANTI. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan melakukan kegiatan usahanya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba. Laba tersebut merupakan salah satu sumber daya perusahaan yang sangat penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perekonomian suatu negara dituntut untuk dapat memiliki sumber daya yang memenuhi setiap kebutuhan dari negara tersebut. Bukan hanya sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak peneliti dan analis saham menyatakan bahwa, turun-naiknya Indeks Harga Saham di pasar modal ada hubungannya dengan perkembangan ekonomi makro yang

Lebih terperinci

1 Universitas indonesia

1 Universitas indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa pertanyaan menggelitik dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai pelarian modal yang terjadi di suatu Negara cukup menarik perhatian untuk dicermati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis finansial yang melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997 memberi dampak yang kurang menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Salah satu dampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap agregat makro ekonomi. Pertama, inflasi domestik yang tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Inflasi merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk dibahas terutama yang berkaitan dengan dampaknya yang luas terhadap agregat makro ekonomi.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA 1 ANALISIS PENGARUH PERKEMBANGAN PASAR MODAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh GILMAN PRADANA NUGRAHA H14103024 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap operasi perusahaan sehari-hari. Kemampuan investor dalam meramalkan dan memahami kondisi

Lebih terperinci

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT

ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT ANALISIS KONSUMSI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI SUMATERA BARAT Nurhuda. N, Sri Ulfa Sentosa, Idris Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat melakukan kontrol langsung atas penawaran uang (Iljas, 1997). Implementasi kebijakan moneter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses globalisasi mencakup segala aspek kehidupan, antara lain globalisasi ekonomi, globalisasi teknologi, globalisasi keuangan, dan lain-lain. Globalisasi merupakan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan).

IV. METODOLOGI PENELITIAN. investasi yang dilakukan oleh pihak korporasi (perusahaan). 91 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Analisis 4.1.1. Pilihan Alat Analisis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis fenomena ekonomi makro seperti liberalisasi keuangan dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara masih menjadi acuan dalam pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi perekonomian negara dimana pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public)

BAB I PENDAHULUAN. usaha suatu perusahaan (sebagai hasil kerja bertahun-tahun sebelum go public) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif penghimpun dana dari masyarakat selain sistem perbankan (pasar uang). Pasar modal diperlukan bila akumulasi usaha suatu perusahaan (sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA

ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA ANALISIS KETERKAITAN ANTARA INDEKS SAHAM SYARIAH DI BEBERAPA NEGARA DAN INDEKS SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) DI INDONESIA OLEH Zainul Abidin H14103065 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data panel dan merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, rasio Bank Indonesia (BI rate) dan nilai tuka rupiah (kurs) terhadap Jakarta Islamic Index (JII).

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H

ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H ANALISIS PERBANDINGAN IKLIM INVESTASI: INDONESIA VERSUS BEBERAPA NEGARA LAIN OLEH: SUSI SANTI SIMAMORA H14102059 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu perekonomian yang sehat dan dinamis membutuhkan sistem keuangan yang mampu menyalurkan dana secara efisien dari masyarakat penabung ke masyarakat yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR MAKRO YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PEMERINTAH DARI CUKAI HASIL TEMBAKAU OLEH SRI BAHADURI M E TAMBUNAN H14102011 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini membahas tentang pengaruh inflasi, kurs, dan suku bunga kredit BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup ekspor mebel di Kota Surakarta, dengan mengambil studi kasus di Surakarta dalam periode tahun 1990-2014. Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian suatu negara dimana pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar berbagai macam instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. uang dan pengaruhnya terhadap aset investasi. penghasilan dan atau peningkatan nilai investasi (Husnan, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Arus globalisasi telah menyebabkan terjadinya integrasi pasar dunia sehingga perekonomian suatu negara tidak akan terhindar dari pengaruh ekonomi di belahan

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H

PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H PENGARUH PERUBAHAN GIRO WAJIB MINIMUM (GWM) TERHADAP TINGKAT KINERJA PERBANKAN INDONESIA OLEH WELLEM A. TENIWUT H14102046 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berkembang dalam pertumbuhan perekonomian, maka indonesia memerlukan dana dalam jumlah besar atau adanya dana. Dalam perekonomian indonesia

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hubungan Antara Penerimaan DAU dengan Pertumbuhan PDRB Dalam melihat hubungan antara PDRB dengan peubah-peubah yang mempengaruhinya (C, I, DAU, DBH, PAD, Suku Bunga dan NX)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan proporsi dana atau sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan di masa mendatang. Kapan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT 1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR MEUBEL KAYU INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT OLEH ERIKA H14104023 DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 2 RINGKASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu penggerak perekonomian di suatu negara, karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 63 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Penelitian Data dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam analisis pada penelitian ini akan penulis sajikan dalam bentuk tabelaris sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu negara, sehingga dalam melakukan investasi seorang investor memerlukan suatu analisis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami peningkatan yang semakin pesat sejak krisis ekonomi global pada tahun 1998 yang tidak hanya melanda di negara

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilannya, sedangkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang (emerging market) yang dalam perkembangannya sangat rentan terhadap kondisi makro ekonomi secara

Lebih terperinci

Skripsi. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. Disusun Oleh : NAMA : Eko Julianto NIM :

Skripsi. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen. Disusun Oleh : NAMA : Eko Julianto NIM : Pengaruh Tingkat Pengembalian Modal (ROE) dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap Pengembalian Saham Pada PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk Periode 2004 Kuartal I-2011 Kuartal IV Skripsi Untuk Memenuhi Salah

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK MANDIRI TBK. PERIODE Jurusan Manajemen ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK MANDIRI TBK. PERIODE Jurusan Manajemen ABSTRAK 0 PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DAN INFLASI TERHADAP HARGA SAHAM PT. BANK MANDIRI TBK. PERIODE 2008-2012 Yulis Bulotio 1, Supardi Nani 2, Herlina Rasjid 3 Jurusan Manajemen ABSTRAK Penelitian ini didasarkan

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA Sugeng Priyanto 1, Mia Laksmiwati 2 Dosen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Pendekatan kuantitatif menitikberatkan pada pembuktian hipotesis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan Oleh: Ainul Fatwa Khoiruroh (1310100096) Pembimbing: Dr. Setiawan, M.S. JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi perusahaan serta menurunkan rasio utang perusahaan melalui initial public

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi perusahaan serta menurunkan rasio utang perusahaan melalui initial public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dekade terakhir ini terjadi pertumbuhan arus uang yang luar biasa besar ke pasar modal Indonesia. Investasi asing dalam bentuk aset portofolio masih deras mengalir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan. Kerugian dan kebangkrutan banyak perusahaan dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini kita melihat dunia pasar modal semakin cukup berpengaruh terhadap perekonomian negara. Dan adanya ketergantungan yang diharapkan bahwa pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

I. PENDAHULUAN. kepada penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau. dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya perkembangan jaman berdampak bagi perkembangan sektor ekonomi dan moneter secara luas, hal tersebut dapat dilihat dari semakin terbukanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk menggerakkan perekonomian. Modal dasar pembangunan dapat berupa kekayaan alam, sumberdaya manusia, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan. Penanaman modal dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENGARUH EARNING PER SHARE, DEBT TO EQUITY RATIO DAN KURS TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN PADA INDEKS LQ 45 BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI INI DIAJUKAN SEBAGAI PERSYARATAN GELAR SARJANA ILMU ADMINISTRASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu Negara di lihat dari perkembangan pasar keuangannya, termasuk pasar uang, pasar saham, dan pasar komoditi. Demikian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah

Lebih terperinci