BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Susanti Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 16 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah teknik atau pendekatan yang digunakan oleh pengajar agar peserta didik dapat memahami isi materi yang akan dipelajari. Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan tentang proses pendidikan termasuk metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya pada beraneka ragam peserta didik dan lingkungannya ( Bastable, 2002). 1.1.Kedudukan Metode Dalam Pembelajaran Djamarah (2006) menyatakan bahwa kedudukan metode dalam proses pembelajaran adalah metode sebagai: Alat motivasi ekstrinsik. Metode dalam proses pembelajaran dijadikan sebagai bagian dari motivasi agar peserta didik dengan cepat menerima informasi baru, ide, gagasan, pendapat dan hasil temuan dari pembicara Strategi pengajaran. Metode pembelajaran adalah bagian dari strategi pengajaran yang bisa digunakan pengajar saat berinteraksi dengan peserta didik (Djamarah,2006). Dalam kegiatan belajar mengajar dosen harus memiliki strategi agar mahasiswa
2 17 dapat belajar secara efektif dan efisien dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. (Reilly & Obermann, 2002) Alat untuk mencapai tujuan. Pembelajaran membutuhkan tujuan yang sangat jelas. Pencapaian tujuan pembelajaran dipengaruhi oleh faktor pengajar dan peserta didik. Pengajar mempunyai cara untuk mempermudah tujuan dapat dicapai salah satunya melalui penggunaan metode pembelajaran Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Penentuan Metode Pembelajaran Setiawati (2008) menyatakan bahwa faktor- faktor yang mempengaruhi dalam penentuan metode pembelajaran adalah: Pengajar. Latar belakang pengajar mempengaruhi kompetensi pengajar dalam penyampaian materi atau pesan. Kurangnya kesiapan dan penguasaan metode pembelajaran akan menjadi kendala terhambatnya tujuan pembelajaran, dengan demikian kepribadian yang berbeda-beda dari masing- masing pengajar, latar belakang pendidikan dan pengalaman akan mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran yang digunakan Peserta didik. Perbedaan individual peserta didik mulai dari biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual akan mewarnai suasana proses pembelajaran. Perbedaan individual peserta didik akan mempengaruhi seorang pengajar dalam menentukan
3 18 metode pembelajaran yang akan membuat suasana pembelajaran lebih dinamis. Metode pembelajaran dapat dijadikan cara memotivasi mahasiswa agar mereka berada dalam kerangka psikologis yang benar untuk belajar materi yang menjemukan, pendekatan reward and punishment yang sederhana dalam penilaian (Zaini, 2002) Tujuan. Sasaran yang akan dituju dari setiap proses pembelajaran. Tujuan dalam pembelajaran berupa tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum memberikan gambaran akhir peserta didik setelah melalui proses pembelajaran. Tujuan khusus menunjukan kemampuan yang harus dimiliki peserta didik untuk masing- masing tahapan pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran juga harus disesuaikan dengan tujuan yang diinginkan Situasi. Situasi pembelajaran dari waktu kewaktu sebaiknya tidak dibuat sama oleh pengajar. Situasi yang sama terus menerus akan membuat peserta didik cepat bosan dan akan menghambat tujuan pembelajaran. Pengajar mengkondisikan pembelajaran untuk peserta didik dapat dilakukan secara individu dan berkelompok. Metode pembelajaran yang digunakan harus melihat situasi saat itu, untuk pendekatan individu metode pembelajarannya akan lebih cocok dengan menggunakan diskusi, sedangkan untuk kelompok biasa menggunakan problem solving.
4 Fasilitas. Fasilitas adalah kelengkapan pendukung dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran bed side teaching tidak dapat terlaksanan apabila tidak tersedianya fasilitas laboratorium. Demikian juga demonstrasi dan simulasi tidak bisa berjalan jika tidak ada alat peraga Jenis- Jenis Metode Pembelajaran Bastable (2002) dan Reilly (1999) menyatakan bahwa metode pembelajaran yang sering digunakan adalah: Metode ceramah. Bastable (2002) menyatakan bahwa metode ceramah adalah metode yang sangat terstruktur yang digunakan seorang dosen dalam menyampaikan informasi secara verbal dan langsung kepada sekelompok peserta didik dengan tujuan untuk mengajar. Metode ini hanya memberikan sedikit kesempatan bagi dosen dan peserta didik untuk berdialog, tetapi ceramah dapat menjadi metode pengajaran yang efektif untuk memberikan pengetahuan kognitif tingkat rendah. ceramah adalah metode yang efisien dan hemat biaya, untuk menyampaikan banyak informasi kepada sekelompok besar orang secara bersamaan diwaktu yang sama juga dalam batas waktu yang relative singkat. Sedangkan Sagala (2009) menyatakan bahwa agar metode ceramah dapat digunakan secara efektif dan efesien maka dosen harus memperhatikan langkah- langkah pelaksanaan metode ceramah yaitu: membuka pelajaran dengan pendahuluan sebelum di berikan materi pelajaran dengan cara menjelaskan tujuan pembelajaran terlebih dahulu
5 20 agar mahasiswa mengetahui arah kegiatan pembelajaran dan menjelaskan pokokpokok materi pelajaran yang akan dibahas. Dalam menyajikan bahan harus diperhatikan beberapa faktor yaitu memperhatikan peserta didik selama proses pembelajaran, menyajikan pelajaran secara sistematis, tidak berbelit- belit dan terarah, kegiatan belajar mengajar diciptakan secara variatif, jangan membiarkan peserta didik hanya duduk dan mendengarkan, tetapi beri kesempatan untuk berfikir dan berbuat misalnya pelatihan mengerjakan tugas, mengajukan pertanyaan, membangkitkan motivasi belajar mahasiswa selama proses pembelajaran dan menggunakan media pelajaran yang variatif sesuai dengan tujuan pembelajaran (Sagala, 2009) Menutup pelajaran pada akhir pembelajaran dengan cara mengambil kesimpulan dari semua materi yang di ajarkan, memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menanggapi materi pelajaran yang telah diberikan yang berhubungan dengan materi pelajaran dan melaksanakan penilaian secara komprehensif untuk mengukur perubahan tingkah laku Herawani ( 2001) menyatakan bahwa keunggulan metode ceramah adalah dapat digunakan pada orang dewasa, penggunaan waktu yang efisien, dapat dipakai pada kelompok yang besar, tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran, dan dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran ataupun kegiatan. Bastable (2002) menyatakan metode ceramah mempunyai manfaat untuk memperagakan pola, menampilkan gagasan utama atau menyajikan cara- cara unik dalam memandang informasi. Kuliah adalah metode yang efisien dan hemat biaya untuk menyampaikan banyak informasi kepada sekelompok
6 21 besar orang secara serempak di waktu yang sama juga dalam batas waktu yang relatif singkat. Kuliah sebaiknya tidak digunakan untuk memberikan informasi yang sama kepada mereka yang dapat membacanya sendiri diwaktu dan tempat lain. Keahlian dosen baik dibidang teori maupun pengalaman, yang banyak membantu mahasiswa dalam memahami pokok bahasan. Dan metode ceramah dapat dengan mudah dilengkapi dengan handout atau alat bantu audiovisual. Herawani ( 2001) menyatakan kekurangan dari metode ceramah adalah menghambat respon dari pendidik sehingga pembicaraan sulit menilai reaksinya, tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik, pembicaraan harus menguasai pokok pembicaraan, dapat menjadi kurang menarik, sulit dipakai untuk anak-anak dan membatasi daya ingat karna satu indera yang dipakai. kelemahannya, metode kuliah tidak efektif untuk mempengaruhi perilaku efektif dan psikomotor seseorang. Metode ini tidak dapat digunakan untuk memberikan banyak stimulasi kepada peserta didik, dan peserta didik hanya mendapat sedikit kesempatan untuk terlibat. Mereka hanya menerima informasi yang disajikan secara pasif, fokus hanya terpusat pada pengajar sehingga partisipan yang paling aktif biasanya adalah orang yang paling banyak tahu yaitu pengajar (Bastable, 2002) Strategi khusus yang dapat memperkuat dampak penggunaan metode ceramah. Setiap kuliah harus mencakup perkenalan, batang tubuh dan kesimpulan. Selama perkenalan, peserta didik perlu diberi garis besar tentang objektif prilaku yang berhubungan dengan topik kuliah beserta penjelasan mengapa objektif itu penting. Mamfaatkan rasa humor dan kepribadian anda untuk membina hubungan
7 22 baik dengan mahasiswa. Pada batang tubuh, atau penyampaian materi yang aktual. Semua aspek yang penting tercakup secara akurat, logis, kohesif dan memikat, selama kuliah tonjolkan poin- poin yang penting. Penggunaan materi audiovisual, seperti video, proyektor, atau slide juga memberikan variasi pada persentasi. Berikan variasi pada gaya persentasi dan nada suara agar tidak menoton. Bergeraklah dari sisi satu kesisi lain ruangan. Pastikan tidak melampaui jatah waktu yang telah ditetapkan. Kuliah yang panjang akan menyebabkan peserta didik kehilangan minat dan bosan (Djamarah, 2006). Bagian akhir dari metode kuliah ini adalah rangkuman atau kesimpulan yaitu mengulas kembali konsep- konsep penting yang telah disampaikan. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa kuliah tidak melampaui batas waktu yang telah ditetapkan sehingga tidak perlu terpaksa berhenti karena waktu sudah habis. Usahakan ada waktu tanya jawab dan merangkum informasi (Bastable, 200) Metode diskusi kelompok. Diskusi kelompok adalah metode pengajaran dimana peserta didik berkumpul untuk bertukar informasi, perasaan, dan pendapat dengan satu sama lain dan dengan pengajar. Diskusi adalah salah satu tekhnik yang paling lazim digunakan (Bastable, 2002). Diskusi adalah percakapan ilmiah yang responsive berisikan pertukaran pendapat dengan pertanyaan- pertanyaan problematik, ideide dan pendapat yang diberikan oleh bebrapa orang yang bergabung dalam kelompok yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dan mencari kebenaran.
8 23 Pada pelakasanaan diskusi hal yang harus diperhatikan pendidik adalah masalahnya harus konvensional yaitu harus mencakup pertanyaan dari peserta didik, masalah harus menarik dan bekaitan dengan pengalaman peserta didik. Pendidik harus menempatkan diri sebagai pimpinan diskusi dan memberikan petunjuk tentang pelaksanaan diskusi dan pendidik juga berperan sebagai penengah terhadap pertanyaan yang diajukan peserta didik. Dalam pembelajaran diskusi pendidik seharusnya memperhatikan pembicaraan agar fungsi dosen sebagai pemimpin diskusi dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya (Herawani,2001). Proses kegiatan metode diskusi di mulai dari persiapan, pelaksanaan dan penutup. Pada tahap persiapan yaitu: merumuskan tujuan intruksional tentang alasan untuk berdiskusi dan alasan yang diharapkan. Merumuskan pokok pembicaraan yang ringkas dan jelas dengan mengumpulkan fakta atau informasi mengenai pokok yang akan dibahas kemudian menyusun bahan diskusi dalam urutan logis. Mempertimbangkan latar belakang peserta tentang sejauh mana tingkat pengetahuan yang dimiliki dan hambatan yang terjadi. Menyiapkan kerangka diskusi secara rinci dengan: menentukan aspek- aspek yang perlu dijadikan pokok pembahasan, menentukan waktu yang dibutuhkan untuk dibahas, menulis materi diskusi secara singkat dan jelas, menulis pertanyaan atau pokok permasalahan yang harus didiskusikan, menentukan peraturan- peraturan jalannya diskusi dan menyiapkan fasilitas dengan membatasi bahan diskusi agar tidak terlalu banyak dan menentukan lokasi, mendesaian denah, menyiapkan referensi dan alat- alat keperluan diskusi (Nurhidayah, 2010).
9 24 Pelaksanaan diskusi yang perlu diperhatikan pengajar adalah menginformasikan tujuan intruksional, mengkomunikasikan pokok yang akan didiskusikan, menjelaskan prosedur diskusi, membagi kelompok diskusi dan membimbing diskusi. Menutup diskusi dengan memberikan kesempatan kelompok untuk melaporkan, memberi kesempatan kelompok lain untuk menanggapinya, memberi feedback, menyimpulkan hasil dan memberi penguatan (Nurhidayah, 2010). Nurhidayah (2010) mengemukakan bahwa manfaat diskusi adalah peserta didik memperoleh kesempatan untuk berfikir dan berlatih untuk mengemukakan pendapat secara bebas, dapat menumbuhkan partisipasi aktif di kalangan peserta didik dan diskusi dapat mengembangkan sikap demokrastis dan dapat menghargai pendapat orang lain, dengan diskusi pelajaran lebih relefan dengan kebutuhan. Adapun kelemahan metode diskusi adalah tidak efektif dipakai pada kelompok yang lebih besar, menyerap waktu yang banyak, keterbatasan informasi yang didapat oleh peserta, membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil, kemungkinan didominasi orang yang suka berbicara, dan biasanya sebagian besar orang menghendaki pendekatan formal. Bastable (2002) menyatakan kelebihan metode diskusi adalah metode ini dapat menstimulasi peserta didik untuk memikirkan permasalahan dan masalah serta saling bertukar pengalaman sehingga pembelajaran menjadi semakin aktif. Diskusi kelompok membuka kesempatan untuk berbagi gagasan, mendapat dukungan dari rekan diskusi,memupuk rasa kepemilikan, memberikan bimbingan dan memperkuat pembelajaran terdahulu. Diskusi efektif untuk membantu
10 25 mahasiswa mengidentifikasi sarana dan menginternalisasi topik yang sedang dibahas dengan cara merefleksikan maknanya bagi diri mereka sendiri. Menurut Arnold dan boggs ( 1989, dalam bastable, 2002) kelompok yang ideal sebaiknya terdiri dari enam sampai delapan orang agar terjadi keanekaragaman gagasan. Kesempatan yang memungkinkan semua anggota untuk menjadi peserta aktif adalah mamfaat utama dari metode diskusi. Metode diskusi ini juga dapat menimbulkan kesulitan jika ada satu atau dua anggota yang cenderung mendominasi diskusi kelompok, tetapi metode ini juga dapat menimbulkan kesulitan jika ada satu atau dua anggota yang cenderung mendominasi diskusi atau menyimpang dari objektif. Peserta didik yang pemalu mungkin akan menolak untuk terlibat atau perlu didorong dan disemangati hingga mau berpartisipasi, sedangkan peserta didik yang melantur atau mendominasi perlu diarahkan kembali secara bijaksana sehingga tidak lagi terlalu menguasai kelompok tanpa merusak kepercayaan anggota kelompok lain (Sagala,2009) Satu cara pendekatan yang bermanfaat adalah memberitahukan kepada kelompok diawal pertemuan bahwa tujuan diskusi tersebut adalah mendengarkan semua anggota dengan meminta mereka memberikan masukan serta pendapat selama diskusi. Dari segi financial, perlu diperhatikan bahwa pada setiap sesi diskusi kelompok dituntut kehadiran seorang dosen yang bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber (setiawati, 2008) Metode demonstrasi. Nurhidayah (2011) menyatakan bahwa metode demonstrasi merupakan metode pengajaran dengan cara memperagakan sesuatu prosedur dengan
11 26 menggunakan alat. Dalam prakteknya metode demontrasi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Cara tidak langsung dilakukan oleh tenaga perawat yang disaksikan oleh mahasiswa dalam tugas sehari- hari. Cara langsung adalah apa yang dipersiapkan secara teliti dan disajikan oleh peserta dengan keahliannya dibantu pembimbing tentang bagaimana melakukan suatu prosedur keperawatan. Tujuan metode demonstrasi adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal- hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, membandigkan sesuatu dengan yang lain, dan untuk mengetahui serta melihat kebenaran dari sesuatu (Nursalam, 2011). Prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan adalah tujuan demonstrasi harus dirumuskan dengan jelas karena melalui tujuan yang telah ditentukan dapat diketahui kecakapan atau keterampilan apa yang harus dimiliki mahasiswa, demonstrasi harus terlihat dengan jelas oleh setiap mahasiswa karna hanya melalui ini peserta didik dapat mengamati secara detail langkah prosedur yang akan di demonstrasikan, jumlah kelompok atau kelas tidak terlalu besar, tidak lebih dari 10 orang sehingga mahasiswa mendapatkan gambaran yang cukup dari apa yang di demonstrasikan dan demonstrasi harus benar dan sistematis (Nursalam,2011). Sebelum demonstrasi dilaksanakan pembimbing harus menjelaskan dan mengorientasikan mahasiswa pada peragaan yang dilihatnya, mahasiswa harus diberi kesempatan untuk menangani peralatan atau bahan yang akan digunakan demonstrasi dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang efektif, pembimbing
12 27 harus konsistensi tentang apa yang yang akan diucapkan terhadap apa yang di demonstrasikan, sangat diperlukan alat penunjang demonstrasi seperti gambar, slide atau film,dan demonstrasi harus dilakukan sesuai dengan tahapan dan sistematis (Relly, 2002). Pada metode demonstrasi ada beberapa langkah yang akan dilaksanakan sesuai dengan urutan atau tahapannya yaitu lakukan persiapan untuk demonstrasi diantaranya persiapan tempat yang cukup, persiapan pasien, persiapan alat dan lingkungan, jelaskan tujuan demonstrasi dan hasil yang akan diharapkan, laksanakan secara jelas dan tepat, beri waktu diskusi setelah demonstrasi dan ulangi bagian yang memerlukan penjelasan, beri kesempatan redemonstrasi pada mahasiswa dengan tepat dan diawasi sesuai dengan kebutuhan individu, evaluasi kemajuan mahasiswa sesuai dengan tingkat kemampuan yang diharapkan (Nurhidayah, 2011). Proses bimbingan pada metode demonstrasi yaitu, menyiapkan pengaturan tempat yang memungkinkan demonstrasi dapat dilihat dengan jelas oleh peserta didik. Menjelaskan tujuan demonstrasi. Menjelaskan serta menunjukkan bahan atau alat yang digunakan. Mendiskusikan prinsip penting dalam demonstrasi. Mengidentifikasi hal- hal yang perlu di observasi selama demonstrasi berlangsung. Mendemonstrasikan setiap prosedur dan menekankan pada bagian yang penting. Memantau setiap langkah demonstrasi. Mengintruksikan untuk melakukan redemonstrasi. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengevaluasi diri maupun kelompok tentang lamanya waktu demonstrasi dan kesulitan yang dihadapi. Memberikan umpan balik dan
13 28 reinforcement. Mengevaluasi proses dan mengidentifikasi kemungkinan modifikasi. Bastable (2002) menyatakan kelebihan metode demonstrasi adalah dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, dengan demikian dapat menghindari terlalu banyaknya penggunaan bahasa verbal. Peserta didik diharapkan lebih mudah memahami apa yang dipelajari. proses pengajaran akan lebih menarik. Peserta didik dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukanya sendiri. Kekurangan metode demonstrasi adalah metode ini memerlukan keterampilan mengajar secara khusus, karena tanpa di tunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi menjadi tidak efektif. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak terlalu tersedia dengan baik. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping sering memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain Metode penugasan. Metode penugasan adalah metode penyajian bahan dimana dosen memberikan tugas tertentu kepada mahasiswa agar mahasiswa dapat melakukan kegiatan belajar. Tugas tersebut dapat dilakukan didalam kelas, di laboratorium, di perpustakaan, dirumah, atau dimana saja dimana tugas itu dapat dikerjakan. metode ini diberikan karena bahan pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu terlalu sedikit, artinya banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu yang kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan maka metode inilah yang biasa dipakai dosen untuk mengatasinya. Tugas ini berguna
14 29 untuk merangsang peserta didik untuk aktif belajar, baik secara individual maupun secara kelompok (Bastable, 2002). Metode penugasan mempunyai beberapa manfaat yaitu peserta didik memperoleh pengetahuan dari hasil percobaan atau penyelidikan yang diperoleh dari hasil belajar. Peserta didik diberi kesempatan untuk memupuk perkembangan dan keberanian, inisiatif, tanggung jawab, dan tugas dapat memperdalam, memperkaya, memperluas wawasan tentang apa yang dipelajari, tugas dapat membina kebiasaan peserta didik untuk mencari dan mengolah sendiri informasi dan komunikasi, dan meode ini dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran dengan berbagai variasi sehingga tidak membosankan. Kelemahan metode penugasan adalah mahasiswa sering melakukan penipuan diri dimana mereka hanya meniru pekerjaan orang lain, dan bisa dikerjakan oleh orang lain jika tanpa pengawasan dan jika tugas dirasakan sulit oleh mahasiswa maka akan berpengaruh pada ketegangan mental. Jika tugas diberikan secara umum mungkin peserta didik akan mengalami kesulitan karna sulit menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan individual (Djamarah, 2006). Sagala (2009) menyatakan bahwa untuk mengatasi kelemahan dari metode penugasan dapat dilakukan beberapa cara yaitu tugas yang diberikan kepada mahasiswa harus jelas sehingga mahasiswa mengerti tentang apa yang harus di kerjakan, waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas harus cukup, dan adanya control dan pengawasan terhadap tugas yang diberikan sehingga mendorong mahasiswa untuk belajar dengan sungguh- sungguh dan tugas yang
15 30 diberikan hendaknya mempertimbangkan minat dan perhatian mahasiswa, diusahakan tugas bersifat ilmiah Metode studi kasus. Metode studi kasus berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian, atau situasi tertentu, kemudian peserta didik ditugaskan untuk mencari alternative pemecahannya. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan mendapatkan persepsi baru dari suatu konsep masalah. Metode ini dapat digunakan untuk peserta didik yang mempunyai latar belakang pengetahuan yang cukup dalam masalah tersebut (Reilly, 1999) Metode problem solving. Reilly (1999) menyatakan bahwa metode problem solving adalah mengajak mahasiswa untuk ikut berfikir bagaimana memecahkan suatu masalah dimulai dari pencarian data, analisa data, penyajian sampai dengan menarik kesimpulan. Keuntungan dari metode problem solving adalah dapat membuat pendidikan disekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan, khususnya di dunia kerja, dapat membiasakan mahasiswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, merangsang pengembangan kemampuan berfikir mahasiswa. Kekurangan metode ini adalah proses belajar mengajar dengan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pelajaran lain, mengubah kebiasaan mahasiswa dalam mendengarkan dan menerima informasi dari dosen menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan pemasalahan sendiri atau kelompok yang kadang- kadang
16 31 memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitas tersendiri pada mahasiswa Metode simulasi. Reilly (1999) menyatakan bahwa simulasi adalah metode pembelajaran yang menyajikan pelajaran dengan menggunakan situasi atau proses nyata dan peserta didik terlibat aktif dalam berinteraksi dengan situasi di lingkungannya. Tujuan metode simulasi ini dapat membantu peserta didik dalam mempraktikan keterampilan dalam membuat keputusan dan penyelesaian masalah, mengembangkan kemampuan interaksi antar manusia, memberikan kesempatan peserta didik untuk menerapakan berbagai prinsip dan teori, serta untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan sandra de young (1990, dalam nursalam 2011) menyatakan ada tiga tipe simulasi yaitu : latihan simulasi (simulasi exescise), permainan simulasi (simulation game), dan bermain peran (role playing). Kelebihan simulasi adalah memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta pengalaman tidak langsung yang diperlukan dalam menghadapi berbagai problema sosial, peserta didik berkesempatan menyalurkan perasaan yang terpendam sehingga mendapat kepuasan, kesegaran, serta kesehatan jiwa, melalui simulasi dapat dikembangkan bakat dan kemampuan yang mungkin dimiliki oleh peserta didik, apakah dalam seni drama, bermain peran dan sebagainya. Kekurangan metode simulasi adalah pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sempurna dengan kenyataan di lapangan atau dalam kehidupan, fungsinya sering terabaikan karna hanya dijadikan sebagai alat
17 32 hiburan, pelaksanaan simulasi sering menjadi kaku, bahkan jadi salah arah, karena kurangnya pengalaman, keterampilan, dan penguasaan mahasiswa terhadap sosial yang diperankan, Simulasi dipengaruhi oleh faktor- faktor emosional seperti rasa malu, ragu- ragu atau takut, simulasi menuntut hubungan informal antara pengajar dan peserta didik yang akrab dan fleksible, simulasi menuntut imajinasi peserta didik, Simulasi memerlukan pengelompokan peserta didik secara memadai dan fleksible, serta ruang dan fasilitas yang tidak selalu tersedia dengan baik (Nursalam, 2011). 2. Efektifitas Metode Pembelajaran Pembelajaran yang efektif adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan tentang proses pendidikan termasuk metode pembelajaran yang ada dan cara penggunaannya pada beraneka ragam peserta didik dan lingkungannya. Efektifitas merupakan faktor penting dalam pembelajaran (Bastable, 2002). Pembelajaran yang efektif merupakan kesesuaian antara mahasiswa yang melaksanakan pembelajaran dengan sasaran atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang dirumuskan (Djamarah,2006). Bastable (2002), menyatakan semua dosen mempunyai keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan. Dorongan untuk mencapai kesempurnaan merupakan suatu proses yang berlangsung terus menerus disepanjang kehidupan professional seorang dosen. Ada beberapa tekhnik yang dipakai dosen untuk
18 33 meningkatkan keefektifan pengajaran yaitu dengan cara menyajikan informasi dengan penuh antusiasme, selipkan humor saat mengajar, dalam penyampaian materi secara dramatis, pemakaian metode yang sesuai dengan topik bukan yang sesuai dengan kepribadian dosen, pilih kegiatan yang dapat memecahkan masalah, dosen bertindak sebagai model peran, dalam penyajian pakailah anekdot atau contoh, gunakan teknologi, berikan reinforcement positif, teratur dalam memberikan arahan, minta dan berikan umban balik dan memberikan pertanyaan kepada mahasiswa dan memberikan pengulangan apabila sulit dipahami dan yang lebih penting adalah dalam poses pembelajaran atur kecepatan bicara supaya mahasiswa dapat memahami informasi yang diberikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lebih dari sekedar realisasi satu sasaran, atau bahkan beberapa sasaran. Sasaran itu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan Keberhasilan adalah hasil serangkaian keputusan kecil yang memuncak dalam sebuah tujuan besar dalam sebuah tujuan besar atau pencapaian. keberhasilan adalah lebih
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang
Lebih terperinci2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN
METODE PEMBELAJARAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi yang sudah direncanakan. Jenis metode pembelajaran : Ceramah : penyajian melalui penuturan secara lisan/penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara
BAB II KAJIAN TEORI A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara Keterampilan berbicara memiliki cakupan materi mengungkapkan pikiran, perasaan dan informasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori Belajar Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu mengalami atau mengenal peristiwa atau benda di dalam lingkungannya, menemukan kembali
Lebih terperinciPENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)
PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.) 1. PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENDIDIKAN IPS DI SMP 1.1. Latar Belakang Pembelajaran Kontekstual Ada kecenderungan dewasa ini utnuk
Lebih terperinciBAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di
9 BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) 2.1 Berbicara 2.1.1 Pengertian Berbicara Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di antaranya adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Belajar adalah proses perubahan seseorang yang diperoleh dari pengalamannya sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola
Lebih terperinciKeterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Keterampilan Dasar Memimpin dan Membimbing Kelompok Kecil Afid Burhanuddin 1 Kompetensi Dasar: Memahami keterampilan dasar memimpin dan membimbing diskusi Indikator: Memahami keterampilan dasar memimpin
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat, Klaten berdiri pada
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Profil Tempat Penelitian Sekolah yang menjadi tempat penelitian adalah SMP Negeri 3 Bayat yang terletak di Jl. Kalikebo, Desa Wiro, Bayat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan proses belajar mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar dipengaruhi keberhasilan guru dan siswa itu sendiri, yang merupakan tokoh utama dalam kegiatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Matematika 2.1.1.1 Hasil Belajar Hasil Belajar Matematika merupakan suatu perubahan yang dicapai oleh proses usaha yang dilakukan seseorang dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu gambaran untuk kemampuan yang ada pada diri seseorang. Kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu berbeda-beda, dengan adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia kini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Pengertian
Lebih terperinciFembriani Universitas Widya Dharma Klaten ABSTRAK
MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) BERBANTUAN MAKE A MATCH SEBAGAI INOVASI PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Fembriani Universitas Widya Dharma
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match
II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match 2.1.1 Teori Vygotski Karya Vygotski didasarkan pada tiga ide utama : (1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi
Lebih terperinci2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab. 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses yang aktif.
COACHING PROSES Pengertian : 1). Pemberdayaan kualitas potensial mahasiswa 2). Fokus pada kesadaran pada proses pembelajaran dan tanggung jawab 3). Peran dosen tidak mengajari tetapi menstimulasi proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik, dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu komponen dalam sistem masyarakat yang memiliki peran serta kontribusi cukup besar untuk mempersiapkan sumber daya manusia handal dimasa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bahan Ajar 2.1.1 Pengertian Bahan Ajar Hamdani (2011:218) mengemukakan beberapa pengertian tentang bahan ajar, yaitu sebagai berikut: a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan
Lebih terperinciBAB II. KAJIAN PUSTAKA. kegiatan fisik maupun mental yang mengandung kecakapan hidup hasil interaksi
5 BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Pengalaman Belajar Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru haruslah direspon oleh siswa dengan memperoleh suatu pengalaman belajar. Pengalaman belajar merupakan kegiatan
Lebih terperinciKETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin,
KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin, Zulfa_@yahoo.com ABSTRAK Penelitian Ini Berjudul Keterampilan guru membimbing diskusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciMETODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS. Oleh : Ari Yanto )
METODE BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Oleh : Ari Yanto ) Email : ari.thea86@gmail.com Abstrak Salah satu masalah yang dihadapi oleh tenaga pengajar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Metode Pemberian Tugas Secara etimologi pengertian metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53). metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan bermartabat tinggi untuk membawa manusia ke tingkat pendidikan yang lebih baik, khususnya pada
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses perkembangan yang dialami oleh seseorang agar dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan
Lebih terperincipembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.
134 BAB V ANALISA Pembelajaran dengan model GIL adalah pembelajaran yang bersifat mandiri yang dilakukan sendiri oleh siswa dalam melakukan suatu eksperimen. Adapun subjek pembelajaran pada pembelajaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. akan menghasilkan pencapaian tujuan yang baik pula.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Mengajar Penggunaan metode dalam mengajar sangat mempengaruhi pencapaian tujuan dalam proses belajar mengajar, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk. mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia dini merupakan usia yang sangat baik bagi anak-anak untuk mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya. Prof. Dr. Mulyono Abdurrahman, ketua pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia hidup tidak lepas dari pendidikan. Untuk menghadapi tantangan IPTEK, dituntut sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing secara global. Oleh
Lebih terperinciKETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR JENIS KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR: Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran Ketrampilan menjelaskan Kertampilan memberikan variasi Ketrampilan bertanya Ketrampilan mengaktifkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara
Lebih terperinciModel Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan
Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan Ruang lingkup Ekonomi tersebut merupakan cakupan yang amat luas, sehingga dalam proses pembelajarannya harus dilakukan bertahap dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran sangat tergantung pada cara pendidik. Metode adalah cara yang digunakan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Pembelajaran Metode adalah cara yang digunakan untuk menginplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Maka dari iru tugas seorang
BAB V PEMBAHASAN Tanggung jawab seorang pendidik sebagai orang yang mendidik yaitu dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG
BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs NURUL HUDA BANYUPUTIH BATANG A. Analisis Proses Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MTs Nurul Huda Banyuputih Batang
Lebih terperinciBAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai dari perencanaan, mengupayakan agar individu dewasa tersebut mampu menemukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan upaya secara sistematis yang dilakukan pengajar untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Keterampilan Mengajar Guru 2.1.1 Pengertian Keterampilan Mengajar Guru. Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1.Belajar dan Pembelajaran Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baru secara keseluruhan. Perubahan yang terjadi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Inkuiri Menurut Sund, yang dikutip oleh Suryasubroto (1993), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari inquiry atau inquiry merupakan perluasan
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:
Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu diadakan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan bergantung dari kualitas seorang guru.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Menurut Asra, dkk. (2007: 5) belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Belajar juga bisa
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat, sebagai contohnya adalah bayi yang sedang
Lebih terperinciC. Macam-Macam Metode Pembelajaran
A. Pengertian Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan
6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kritis Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan tertentu dapat dikatakan berpikir dimana dapat dikatakan berpikir
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama dan bertanggung jawab. Menurut Arends (dalam Amri dan Ahmadi, 2010:94)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Aktivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bidang studi yang diajarkan pada sekolah dasar yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pengajaran IPA di sekolah dasar ditujukan untuk memajukan teknologi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Jean Piaget Dalam belajar, kognitivisme mengakui pentingnya faktor individu dalam belajar tanpa meremehkan faktor eksternal atau lingkungan. Bagi kognitivisme, belajar
Lebih terperinciModel Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih. asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen BM
32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Model Pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI 6 Program Keahlian Multi Media SMK Kristen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara. Agar keberlangsungan bangsa dan negara dapat tercapai, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya penyelenggaran pendidikan diupayakan untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian. Hal ini juga diwujudkan oleh pemerintah, dengan membangun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 45 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang harus diperoleh sejak dini. Dengan memperoleh pendidikan, manusia dapat meningkatkan dirinya
Lebih terperinciBAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME
BAB II HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN MENGHITUNG LUAS PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar Mata pelajaran Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam proses belajar-mengajar, guru tidak hanya menjelaskan materi di depan kelas dengan metode ceramah saja (teacher center), namun guru juga dituntut mampu menciptakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih, dan di dalamnya terdapat pertukaran informasi dalam rangka mencapai suatu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinci2015 PENGGUNAAN METODE SHOW AND TELL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu menyimak atau mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Siswa harus menguasai keempat aspek tersebut agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran menurut Asmani (2012:17) merupakan salah satu unsur penentu baik tidaknya lulusan yang dihasilkan oleh suatu sistem pendidikan. Sedangkan menurut
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Maket Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas guna membangun bangsa yang maju. Kesuksesan di bidang pendidikan merupkan awal bangsa yang maju.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini pendidikan memiliki peranan penting, yakni bagaimana suatu bangsa dapat bersaing dikancah internasional hal ini berkaitan dengan sumber
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.
6 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mengembangkan nilainilai karakter bangsa pada diri peserta didik, sehingga peserta didik dapat memaknai karakter bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Di era informasi sekarang ini kiranya tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan alam. Ruang lingkup IPA berkaitan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan
12 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Leaflet Leaflet adalah bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet didesain secara cermat dilengkapi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dan berbuat. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang. tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya.
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi (bentukan) kita sendiri.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Audio-Visual Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab, media adalah perantara atau pengantar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan formal merupakan upaya sadar yang dilakukan sekolah dengan berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan kemampuan kognitif,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII. di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016
BAB V PEMBAHASAN 1. Bagaimana proses pelaksanaan model pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) pada pelajaran PAI kelas VII di SMPN 1 Kanigoro Blitar tahun ajaran 2015/2016 Di dalam
Lebih terperinci(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.2 Pengertian Pembelajaran IPA Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian secara implisit dalam pengajaran terdapat
Lebih terperinci