TIPOLOGI BANGUNAN TUA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TIPOLOGI BANGUNAN TUA"

Transkripsi

1 TIPOLOGI BANGUNAN TUA University of Riau, Indonesia, Abstract Penelitian tipologi bangunan tua ditujukan untuk mengklasifikasikan bangunan melalui identifikasi tipikal desain elemen bangunan yang dapat dikategorikan kedalam fitur-fitur desain bangunan tertentu. Fitur desain bangunan dapat mempengaruhi sebagian ataupun keseluruhan dari interaksi bangunan dan lingkungannya sekitarnya.dalam hal ini, rumah panggung tradisional Melayu merupakan objek penelitian yang unik dalam merespon iklim tropis dan diperkuat melalui kekayaan komponen budaya dan unsur-unsur dekoratif Pengumpulan data melalui survey lapangan yang ditunjang dengan literatur, kajian teoritis dan hasil study empiris. Analisa merumusan karakter umum bangunan kawasan, penentuan bangunan yang sesuai kriteria penelitian dan penggambaran ulang, sehingga dapat dilakukan pengelompokan dan kategorisasi tipikal elemen bangunan. Penelitian pada akhirnya dapat memetakan tipikal desain elemen bangunan di kawasan konservasi yang dikategorikan kedalam delapan fitur elemen utama yaitu; tipikal atap bangunan, tipikal denah bangunan, tipikal dinding bangunan, tipikal jendela bangunan, tipikal kaki bangunan, tipikal pintu bangunan, tipikal tangga bangunan, dan tipikal ornamen pada bangunan. Keywords tipologi, desain elemen I. PENDAHULUAN Tipologi bangunan pada dasarnya merupakan pengetahuan yang mengklasifikasikan bangunan ke dalam beberapa askpek bangunan tertentu. Oleh karenya perlu untuk mengenal dan mengetahui fitur desain yang berkaitan erat dengan bangunan itu sendiri. Menurut Givoni (1998), fitur desain yang mempengaruhi sebagian ataupun keseluruhan dari interaksi bangunan dan lingkungannya tergantung pada tata letak bangunan (bentuk), derajat bukaan, orientasi dan warna serta kondisi dan effek ventilasi yang berpengaruh pada suhu ruang dalam. Secara garis besar, tipologi rumah tradisional Melayu umumnya persegi panjang dan jarang sekali bujur sangkar. Bentuk dasarnya merupakan rumah panggung namun tetap menyesuaikan dengan alam sekitarnya. Secara garis besar, bentuk dasar rumah dapat dikelompokan berdasarkan bentuk dasar atapnya seperti; (1) atap belah bubung, (2) atap limas dan (3) atap lontik (Effendi, 1986). Rumah berperabung lurus di pertengahan puncak atap disebut belah bubung/bubung Melayu/rabung Melayu. Jika atapnya sangat curam disebut lipat pandan dan jika mendatar/landai disebut lipat kajang. Bila di bagian bawah atap diberikan tambahan atap maka disebut atap labu/atap layar/atap bersayap/atap bertinggam. Perabung atap bangunan yang sejajar dengan jalan raja maka disebut rumah perabung panjang. Jika terletak tidak sejajar disebut pula rumah perabung melintang. Rumah panggung memberikan keunikan tersendiri dalam kaitan desain bangunan dan lingkungan sekitarnya. Pada perkembangannya, konstruksi tiang panggung tradisional bertumpu diatas batu ataupun diletakan secara sederhana diatas permukaan tanpa harus dimasukkan kedalam tanah. Konstruksi panggung ditujukan unutk menjaga jarak ketinggian lantai dan permukaan tanah melalui tiang/penyanggah bangunan. Menurut Yuan (1987), sebagai bentuk respon tropis, hal ini 33

2 menciptakan solusi yang nyaris sempurna untuk mengendalikan iklim, penggunaan multifungsi ruang, fleksibilitas dalam desain. Menurut Waterson (2009), rumah panggung bukan hanya sebagai rumah tinggal. Namun ini merupakan bagian dari semangat orang-orang di masyarakat dan konsepsi tentang jiwa manusia. Hal ini dapat teridentifikasi melalui kekayaan komponen bangunan budaya dan unsur-unsur dekoratif yang memiliki makna yang membuat keunikan yang dapat menjadi fitur kuat. Lebih lanjut Yuan (1987), rumah tinggal tesebut diciptakan sebagai respon akan kebutuhan yang memenuhi sosio-ekonomi, lingkungan dan persyaratan budaya masyarakat. Belah Bubung Roof Limas Roof Lontik Roof Gambar 1. Bentuk dasar atap rumah Melayu II. METODE PENELITIAN Tujuan dari penelitian tipologi bangunan tua untuk mengklasifikasikan bangunan yang berada dalam lingkup kawasan penelitian melalui identifikasi tipikal desain elemen bangunan yang dapat dikategorikankedalam fitur-fitur desainbangunan. Pendekatan penelitian dilakukan secara kuantititatif dan kualitatis. Pengambilan data primer dilakukan melalui survey lapangan. Diiringi dengan study literatur, study kawasan, teoritikal, study empiris terhadapt laporan penelitian terdahulu. Analisa data primer diawali dengan perumusan karakter umum bangunan kawasan, penentuan bangunan yang sesuai kriteria penelitian, penggambaran ulang (redrawing), pengelompokan dan kategorisasi tipikal elemen bangunan. III. PEMBAHASAN DAN HASIL 3.1. Kawasan Penelitian Secara geografis lokasi penelitian terletak pada kawasan konservasi di Kota Siak Sri Indrapura Kabupaten Siak. Kawasan ini dilewati oleh Sungai Siak yang merupakan salah satu jalur transportasi perairan internasional. Sedangkan dalam konteks kewilayahan, letak kawasan ini memiliki peran dan fungsi penting sebagai etalase pencerminanan budaya Melayu Pantai Timur Sumatera dan wilayah SemenanjungMalaka. LOCALWISDOM-JURNALILMIAHONLINE, ISSN:

3 Gambar 2. Sebaran bangunan tua di kawasan konservasi 3.2. Tipologi Bangunan Pemetaan tipikal desain elemen bangunan di kawasan konservasi dapat dikategorikan kedalam delapan fitur elemen utama yaitu; tipikal atap bangunan, tipikal denah bangunan, tipikal dinding bangunan, tipikal jendela bangunan, tipikal kaki bangunan, tipikal pintu bangunan, tipikal tangga bangunan, dan tipikal ornamen pada bangunan. A. Tipe atap bangunan Tipikal desain element atap bangunan dikategorisasikan kedalam delapan tipe atap yang meliputi; (1) bentuk atap pelana/lipat kajang, (2) bentuk atap limas, (3) gabungan dua atau lebih bentuk atap limas, (4) kombinasi bentuk atap limas dan bentuk atap pelana/lipat kajang, (5) bentuk atap pelana/lipat kajang terpotong, (6) bentuk atap limas bersingap, (7) variasi bentuk atap limas persegi banyak, dan (8) bentuk atap datar/dak beton. Tipikal atap bangunan kawasan memiliki bentuk penampang atap segitiga dengan sudut kemiringan tertentu sehingga dapat mengakibatkan atap memiliki bubungan panjang dan tinggi. Desain elemen seperti ini sesuai dengan iklim dan tingkat curah hujan yang tinggi. 35

4 Gambar 3. Tipikal desain element atap bangunan Material/bahan penutup atap bangunan, dapat dikategorisasikan kedalam 3 (tiga) jenis yaitu asbes, genteng tanah liat, dan seng baja. Bangunan yang beratapkan bahan asbes umumnya digunakan pada bangunan yang berfungsi sebagai rumah tinggal pribadi (single house) masyarakat setempat. Sedangkan penggunaan berbahan genteng tanah liat dijumpai pada bangunan kediaman resmi pemerintahan. Gambar 4. Tipikal material/bahan penutup atap bangunan B. Tipe denah bangunan Disamping atap, denah merupakan salah satu ciri utama bangunan tradisional Melayu. Tipikal desain denah bangunan dikategorisasikan kedalam lima tipe atap yang meliputi; 1. Tipe 1, bentuk denah empat persegi panjang. Memiliki bentuk dasar empat persegi panjang, dengan variasi pada teras dan bangunan tambahan di belakang bangunan utama. Pintu masuk utama umumnya terletak di tengah dinding pada sisi yang menghadap ke jalan. Bangunan bangunan yang mempunyai bentuk denah seperti ini, umumhya rumah tinggal pribadi (single house) pada masyarakat setempat. 2. Tipe 2, bentuk denah huruf L. Memiliki bentuk dasar huruf L dengan variasi pada pengolahan teras dan posisi pintu masuk ke rumah. Bentukan seperti ini mempunyai fungsi secara umum sebagai rumah tinggal pribadi (single house) pada masyarakat setempat. 3. Tipe 3, bentuk denah huruf T. Memiliki bentuk dasar gabungan dua bentuk empat persegi panjang yang membentuk huruf T dengan variasi pada posisi pintu masuknya. Selain 36

5 fungsi rumah tinggal pribadi (single house), bentuk denah seperti ini juga digunakan pada fungsi bangunan pendidikan. 4. Tipe 4, bentuk denah persegi panjang bersilangan. Memiliki bentuk dasar gabungan dua bentuk empat persegi panjang yang saling bersilangan, terdapat pada bangunan bangunan dengan fungsi yang lebih tinggi dari pada rumah tinggal, seperti pusat pemerintahan (Istana Siak) dan balai pertemuan masyarakat (Balai Kerapatan Tinggi). 5. Tipe 5, empat persegi panjang tegak lurus jalan. Bentukan yang terdapat pada fungsi ruko (rumah toko) di daerah pecinan. Memiliki bentuk dasar empat persegi panjang dengan pintu masuk utama menghadap jalan. Lantai dua selalu lebih manonjol ke jalan dibandingkan lantai satu. Kombinasi penonjolan lantai dua dengan tiang tiang penyangga di lantai satu menghasilkan arcade. Gambar 5. Tipikal desain denah bangunan Tipikal atap bangunan kawasan memiliki bentuk beraturan, simetris terhadap sumbu, namum terdapat juga beberapa variasi yang terjadi sebagai bentuk penyesuaian terhadap topografi dan orientasi pandangan C. Tipe dinding bangunan Jenis dinding bangunan, secara umum dapat dikategorisasikan kedalam tiga tipikal dinding yang meliputi; 1. Dinding Bata. Gambar 6. Pemakaian dinding bata pada bangunan 2. Dinding Papan Kayu. Dinding jenis papan kayu merupakan jenis bahan paling bayak digunakan sebagai dinding bangunan. Setidaknya terdapat lima bentuk variasi susunan dalam penggunaan papan kayu ini. Umumnya pemasangan dinding dirapatkan dengan lidah pian atau dengan susunan bertindih yang disebut tindih kasih. Cara lain adalah dengan pasangan melintang dan saling minindih yang disebut susun sirih, namun cara ini jarang dipakai. Untuk variasi sering pula dipasang miring searah atau miring berlawanan, dengan kemiringan 45 derajat. Dinding lidah pian biasanya dipasang di rumah orang orang berlatar ekonomi lebih karena untuk membuat pian memerlukan tukang yang ahli dan kayu keras yang tidak berserabut. Jenis dinding papan kayu ini terbagi atas beberapa sebutan berdasarkan arah susunan dari papan kayu tersebut 37

6 Gambar 7. Variasi pemasangan dinding papan pada bangunan 3. Dinding Kombinasi. Jenis ini merupakan gabungan bahan, antara batu pada bagian bawah dan kayu papan pada bagian atas. Gambar 8. Kombinasi dinding bata dan papan pada bangunan D. Tipe jendela bangunan Jendela pada bangunan Melayu tidak hanya digunakan sebagai elemen desain untuk memasukan udara dan sinar matahari kedalam bangunan saja. Hal ini juga terkait dengan pandangan masyarakat tempatan/adat istiadat terhadap bentuk dan ketinggian jendela bangunan. Bentuk dasarnya hampir sama dengan bentuk pintu namum ukurannya lebih kecil dan lebih rendah. Daun jendela umumnya dapat terdiri atas dua atau satu lembar daun jendela. Perbedaan ketinggian ini adakalanya disebabkan juga oleh perbedaan ketinggian lantai. Namun umumnya jendela tengah di rumah induk lebih tinggi dari jendela lainnya. Jendela tinggi dibuat setinggi orang dewasa berdiri dari lantai, melambangkan bahwa pemilik bangunan adalah orang baik baik, patut patut, tahu adat istiadat, dan tradisinya. Sedangkan letak jendela rendah melambangkan pemilik bangunan adalah orang yang ramah tamah, selalu menerima tamu dengan ikhlas dan terbuka. Pada awalnya Jendela tidak menggunakan engsel berbahan metal tetapi mempergunakan putting (desain engsel kayu). Setidaknya tercata terdapat lima tipikal desain jendela bangunan yang meliputi; 1. Tipe 1, Jendela Tinggi Kaca.Tipe ini termasuk jenis jendela tinggi dengan dominan menggunakan material kaca. 2. Tipe 2, Jendela Tinggi Setengah Panel dan Ram ram (Jalusi). Jendela tinggi dengan bahan dominan menggunakan kayu. Berbentuk setengah panel dan setengah ram ram (jalusi). Memiliki jarak dari lantai, lebih kurang setinggi orang dewasa duduk. 3. Tipe 3, Jendela Rendah Setengah Panel dan Ram ram (Jalusi). Posisinya lanngsung menyentuh lantai bangunan bagian dalam. Berbentuk setengah panel dan setengah ram ram (jalusi) yang terbuat dari kayu. Selain itu terdapat juga pengaman yang disebut kisi kisi atau jerajak yang terbuat dari kayu segi empat atau bubutan. 4. Tipe 4, Jendela Tinggi dengan Ram ram (Jalusi). Mempunyai bentuk di dominasi oleh ram ram (jalusi) yang terbuat dari kayu. 5. Tipe 5, Jendela Tinggi. Jenis ini termasuk bentuk jendela tinggi, tetapi telah mendapat pengaruh dari pendatang, seperti Timur Tengah dan Eropa. 38

7 Gambar 9. Tipikal elemen bentuk jendela pada bangunan E. Tipe kaki bangunan Rumah panggung, umumnya digambarkan dengan penggunaan kaki bangunan dengan bentuk dan ketinggian tertentu sehingga mengakibatkan terdapatnya ruang bawah bangunan/kolong. Ini merupakan sebagai salah bentuk jawaban terhadap banjir yang kerap terjadi dimasa lalu. Hal ini juga menciptakan penghawaan alami dibawah bangunan, mendinginkan lantai bangunan dan sesuai dengan iklim tropis. Tipikal desain element kaki bangunan dikategorisasikan kedalam tujuh tipe yang meliputi; 1. Tipe 1, Trapesium. Memiliki lebar bagian atas kaki lebih kecil bila dibandingkan dengan bagian bawah dan tapak kaki dengan ketebalan antara 5 10 cm yang langsung menyentuh tanah. 2. Tipe 2, Berbentuk Bulat, memiliki tinggi lebih kurang 300 cm dan tapak persegi banyak dengan ketebalan antara cm. Bentuk ini dapat dipergunkaan pada bangunan Balai Kerapatan Tinggi Siak Sri Indrapura. Hal ini mencerminkan, bahwa hakikat rumah balai adalah tempat melakukan kegiatan bermasyarakat dan kegiatan sosial, termasuk tempat mengadakan musyawarah dan sebagainya. Rumah balai melambangkan falsafah hidup bergotong royong, senasib sepenanggungan, dan kesetiakawanan sosial pada masyarakat Melayu 3. Tipe 3, Bentuk Persegi sederhana. Lebar bagian atas sama dengan bagian bawah dan terkesan ramping serta mempunyai ketebalan tapak antara 8 12 cm. 4. Tipe 4, Pengembangan dari Tipe 3 namun terdapat penambahan profil pada bagian atas kaki. 5. Tipe 5, Bentuk Persegi dan Lebar. Bentuknya dasar persegi sederhana dengan memiliki kemiripan dengan tipe 3 dan tipe 4, tetapi tidak terdapat profil di bagian atasnya. 6. Tipe 6, Bentuk yang memiliki coakan/takikan. Secara umum tidak terdapat perbedaan dengan tipe 3, dari segi bentuk dan dimensi kecuali coakan/takikan atau pengurangan volume kakinya. 7. Tipe 7, Bentuk Berkuping, dengan ketinggian lebih kurang 300 cm. Mempunyai ketebalan tapak antara cm dan mempunyai kuping pada sisinya yang berfungsi sebagai penahan rangka bangunan. Gambar 10. Tipikal elemen kaik bangunan 39

8 F. Tipe pintu bangunan Pintu disebut juga ambang atau lawang. Pintu berbentuk persegi empat panjang dengan lebar antara cm serta tinggi antara cm. Pada awalnya pintu tidak memakai engsel berbahan metal, sama halnya dengan jendela. Untuk membuka dan menutup pintu dipergunakan semacam puting yang ditanamkan ke bendul atau balok sebelah bawah dan balok sebelah atas pintu. Bentuk daun pintu dilengkapi dengan panel dan ram ram (jalusi) atau separuh panel dan separuh ram ram. Bahannya terbuat dari kayu pilihan seperti surian, punak, dan tembusu. Pintu masuk ke rumah harus mengarah ke jalan umum, yang terdiri atas satu atau dua daun pintu. Pada bagian atas pintu diberi hiasan sebagai ventilasi dengan ukiran tertentu. Hiasan ini disebut lambai lambai, yang merupakan perlambang sikap ramah tamah. Setidaknya terdapat empat kategorisasi tipikal pintu yaitu; 1. Tipe 1, Bentuk Panel, berbentuk panel dan terbuat dari bahan kayu. 2. Tipe 2, Pintu Stengah Panel, Setengah Kaca. Memiliki bentuk panel kayu dan setengah bagian atasnya diberi kaca. 3. Tipe 3, Sebagian Panel dan Sebagian Ram ram. Merupakan gabungan antara sebagian panel dan sebagian ram ram. 4. Tipe 4, Pintu Dominasi Kaca. Jenis ini didominasi oleh bahan kaca. Bentuk ini telah mengalami perubahan sesuai dengan keadaan atau pengaruh dari para pendatang seperti Timur Tengah. Gambar 11. Tipikal elemen pintu pada bangunan G. Tipe tangga bangunan Dalam bangunan tradisional Melayu, terdapat dua jenis tangga yakni tangga bulat dan tangga picak/pipih. Tangga naik ke rumah mengarah ke jalan umum dan anak tangga umumnya berjumlah ganjil. Hal ini sesuai dengan pandangan bilangan genap kurang baik artinya. Tangga depan selalu berada di bawah atap dan terletak pada pintu serambi muka. Terdapat dua kategori tangga yaitu tangga kayu dan tanggga batu yaitu; 1. Tipe 1, Tangga Kayu. Tangga kayu ini jenisnya tangga picak/pipih yang terbuat dari berbahan papan tebal.. 2. Tipe 2, Tangga Batu. Jenis tangga ini ada dua bentuk variasi yaitu tangga batu yang mempunyai pagar atau pegangan tangga dan tangga batu yang tidak mempunyai pagar atau pegangan tangan. 40

9 Gambar 12. Tipikal elemen tangga pada bangunan H. Tipe ornamen pada bangunan Ornamen menjadi alat yang umum digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai estetika pada suatu budaya masyarakat. Hal ini juga dapat dilihat pada rumah-rumah tradisional Melayu. Ornamen dapat juga menjadi perlambang status kedudukan sosial seseorang dalam masyarakat. Semakin tinggi status sosial/kaya pemilik rumah, maka semakin banyak dan indah pula ornamen yang dapat diterapkan pada rumah. Material yang digunakan pada umumnya adalah kayu ulin, tetapi juga dapat ditemukan ornamen yang menggunakan seng baja sebagai materialnya. Penempatan ornamen juga sangat beragam, mulai pada jendela, siangap hingga pada pagar. Berikut kategori umum ornamen-ornamen yang ditemukan pada bangunan tradisional di Siak Sri Indrapura yang menjadi fitur kajian tipologi; 1. Ornamen pada Balok Bangunan 2. Ornamen pada Dinding dan Lobang Angin Bangunan 3. Ornamen pada Handrail 4. Ornamen pada Jendela 5. Ornamen pada Listplank 6. Ornamen pada Pintu 7. Ornamen pada Plafond 8. Ornamen pada Singap Atap Bangunan 9. Ornamen pada Tangga 10. Ornamen pada Pagar Bangunan Gambar 13. Tipikal elemen ornamen pada bangunan IV. KESIMPULAN Kejelasan tipologi bangunan suatu kawasan akan membuka pengertian dan pemahaman lebih jauh terhadapat karakter kehidupan masyarakat yang berada dan berkembang serta beradaptasi 41

10 terhadap lingkungan sekitarnya. Sikap dan nilai budaya merupakan faktor yang turut serta dalam membentuk dan mewarisi nilai-nilai rancang bangun yang akan terus berkembang. Variasi bentuk dan fitur elemen desain bangunan merupakan bukti nyata bagaimana nilai arsitektural tersebut dapat tumbuh dan berkembang ditengah masyarakat. DAFTARRUJUKAN [1] Baruch Givoni., 1998, Climate considerations in building and urban design, Van Nostrand Reinhold, New York, USA. [2] Effendy, Tenas. (1986), Lambang-Lambang Dalam Seni Bangunan Tradisional Sebagai Refleksi Nilai Budaya Melayu, Pekanbaru, Published by Government of Riau Provincial. [3] Soon, Tay Kheng., 1989, Mega Cities in The Tropics, Toward An Architectural Agenda for The Future, Institute of Southeast Asia Studies, Loi Printing Pte. Ltd., Singapore. [4] Waterson, Roxana. (2009), The Living House, An Anthropogy of Architecture in South-East Asia, Singapore, Tuttle Publishing. [5] Yuan, Lim Jee. (1987), The Malay House, Rediscovery Malaysia s Indegenous Shelter System, Pulau Penang, The Phonix Press. 42

ELEMEN ARSITEKTURAL ATAP PADA RUMAH TRADISIONAL MELAYU RIAU ROOF ARCHITECTURAL ELEMENT OF THE RIAU MALAY TRADISIONAL HOUSE

ELEMEN ARSITEKTURAL ATAP PADA RUMAH TRADISIONAL MELAYU RIAU ROOF ARCHITECTURAL ELEMENT OF THE RIAU MALAY TRADISIONAL HOUSE Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460-8696 Buku 2 ISSN (E) : 2540-7589 ELEMEN ARSITEKTURAL ATAP PADA RUMAH TRADISIONAL MELAYU RIAU ROOF ARCHITECTURAL ELEMENT OF THE RIAU MALAY TRADISIONAL

Lebih terperinci

KEARIFAN ARSITEKTUR MELAYU DALAM MENANGGAPI LINGKUNGAN TROPIS

KEARIFAN ARSITEKTUR MELAYU DALAM MENANGGAPI LINGKUNGAN TROPIS KEARIFAN ARSITEKTUR MELAYU DALAM MENANGGAPI LINGKUNGAN TROPIS Ratna Amanati Teknik Arsitektur Universitas Riau e-mail: na_amanati@yahoo.co.id Abstrak Sebagai budaya tradisional, arsitektur Melayu memiliki

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam

BAB VI KESIMPULAN. Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam BAB VI KESIMPULAN 6.1. Karakteristik Bangunan Asli (Periode 1) Rumah toko Cina Malabero Bengkulu yang dikelompokkan dalam permukiman warga Cina (Chinese Kamp) di depan Benteng Marlborough mempunyai dua

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

Jawa Timur secara umum

Jawa Timur secara umum Jawa Timur secara umum Rumah Joglo secara umum mempunyai denah berbentuk bujur sangkar, mempunyai empat buah tiang pokok ditengah peruangannya yang biasa disebut sebagai saka guru. Saka guru berfungsi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Kesimpulan 129 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dari pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa ciri-ciri elemenelemen arsitektural bangunan rumah lama di Kota Baru sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Menara Kudus terletak di Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Kota Semarang. Oleh penduduk kota Kudus dan sekitarnya,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG

IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG TEMU ILMIAH IPLBI 2013 IDENTIFIKASI RUMAH TRADISIONAL DI LORONG FIRMA KAWASAN 3-4 ULU, PALEMBANG Wienty Triyuly (1), Sri Desfita Yona (2), Ade Tria Juliandini (3) (1) Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA 8.1. Rencana Anggaran Biaya (RAB) Rencana anggaran biaya (RAB) adalah tolok ukur dalam perencanaan pembangunan,baik ruma htinggal,ruko,rukan maupun gedung lainya. Dengan RAB

Lebih terperinci

EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI Reza Fernando 1), Hari Purnomo 2), dan Sri Nastiti N. E. 2) 1) Program Studi

Lebih terperinci

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi

Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Bab IV Simulasi IV.1 Kerangka Simulasi Untuk menjawab pertanyaan penelitian, maka diperlukan adanya saran atau rekomendasi yang dibuat sebagai masukan dalam menyusun pedoman penataan fasade bangunan-bangunan

Lebih terperinci

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA Diajukan oleh : LUTHFI HARDIANSYAH 0951010022 FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012 Balai Kota Surabaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS...

BAB II LANDASAN TEORITIS... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR TABEL DAN BAGAN... v BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Identifikasi Masalah... 4 C. Pembatasan Masalah... 5 D. Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias daerah atau suku suku yang telah membudaya berabad abad. Berbagai ragam hias yang ada di

Lebih terperinci

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN

MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN MENGKOMUNIKASIKAN GAMBAR DENAH, POTONGAN, TAMPAK DAN DETAIL BANGUNAN DENAH atau PLAN : berasal dari kata latin PLANUM berarti dasar, arti lebih jauh lantai DENAH adalah : Merupakan penampang potongan horisontal

Lebih terperinci

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi

TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI. Abstraksi ISSN 1907-8536 Volume 5 Nomor 1 Juli 2010 TIPOLOGI GEREJA IMMANUEL DI DESA MANDOMAI Alderina 1) Abstraksi Terdapat suatu gereja peninggalan Zending Barmen (Jerman) yang berlokasi di desa Saka Mangkahai

Lebih terperinci

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center KONSEP RANCANGAN Latar Belakang Surabaya semakin banyak berdiri gedung gedung pencakar langit dengan style bangunan bergaya modern minimalis. Dengan semakin banyaknya bangunan dengan style modern minimalis

Lebih terperinci

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPD-ULP/POKJA-PASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013 ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN NOMOR : 784/VI/BP2MPDULP/POKJAPASCA/2013 TANGGAL : 24 JUNI 2013 UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN SMPN SATU ATAP (SATAP) SUNGAI LAUT KEC. TANAH MERAH KELOMPOK KERJA (POKJA)

Lebih terperinci

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad Prinsip keseimbangan yang dicapai dari penataan secara simetris, umumnya justru berkembang pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad renesans. Maka fakta tersebut dapat dikaji

Lebih terperinci

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor. No. Kategori Elemen Bangunan Istana Kepresidenan Bogor. Arsitektur Palladian. Kesesuaian 1. Wujud Tatanan

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT

KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT KEGIATAN BELAJAR II SAMBUNGAN KAYU MENYUDUT LEMBAR INFORMASI Sambungan kayu menyudut atau yang sering kali disebut dengan hubungan kayu banyak digunakan pada pembuatan konstruksi kosen pintu, kosen jendela,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional dibangun, namun cukup banyak ditemukan bangunan-bangunan yang diberi sentuhan tradisional

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota

BAB V KAJIAN TEORI. Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Tema desain yang digunakan pada proyek Komples Wisata Budaya di Kota Solo menggunakan langgam arsitektur Neo-Vernakular. Arsitektur

Lebih terperinci

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan Pintu dan Jendela 1. Pendahuluan Pintu dan jendela pada dasarnya terdiri dari: kusen (ibu pintu/jendela ) dan daun (pintu/jendela) Kusen adalah merupakan rangka pintu atau jendela yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/

Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/ Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. di Bengkalis, Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaruyang merupakan kekuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri dari berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Bangsa bisa disebut juga dengan suku,

Lebih terperinci

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Universitas Tanjungpura Mariyah Nurul Fikroh 1, Rinawati P. Handajani 2, Rr Haru Agus Razziati 3 1 Mahasiswa Bimbingan, Jurusan arsitektur/ Teknik Universitas

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran Bab V Kesimpulan dan Saran V.1 Kesimpulan Setelah dilakukan analisa berdasarkan hasil observasi / survey, teori karakter kawasan dan teori fasade bangunan, didapat kesimpulan yang merupakan jawaban pertanyaan

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi Pekerjaan pondasi yang telah disetting dalam software rab meliputi pekerjaanpekerjaan sebagai berikut: 1. Galian tanah pondasi 2. Pasangan Pondasi Batu Kosong

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tipologi bangunan rumah tinggal masyarakat lereng gunung Sindoro tepatnya di Dusun

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan Desain. Arsitektur Tropis. Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di BAB V KAJIAN TEORI 5.1. Kajian Teori Penekanan Desain Arsitektur Tropis Arsitektur tropis dipilih sebagai tema desain pada pondok retret di Kabupaten Magelang ini karena, kondisi alam di Kab. Magelang

Lebih terperinci

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT

DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT DATA RUMAH ADAT DI JAWA BARAT 1. Nama : Rumah Adat Citalang : Desa Citalang, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta : Pemukiman di Desa Citalang menunjukkan pola menyebar dan mengelompok. Jarak antara

Lebih terperinci

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan

Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Kajian Perumahan di Kawasan Gempol Bandung: Tinjauan dari Sistem Struktur dan Konstruksi Bangunan Sugeng Triyadi S. Andi Harapan S. Abstrak Perumahan gempol merupakan salah satu perumahan peninggalan Belanda

Lebih terperinci

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA

REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA Kegiatan : 0 PEKERJAAN : PENGEMBANGAN PENETASAN LOKASI : BPTU KDI KEC. TAMBANG ULANG NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH (Rp) I. PEKERJAAN PERSIAPAN II. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

POLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU

POLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU POLA LETAK STRUKTUR PONDASI PADA RUMAH LAMA PEKANBARU Oleh : Boby Samra boby@unilak.ac.id Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Unilak Jalan Yos Sudarso km 8 Pekanbaru Abstrak Bangunan rumah lama kota

Lebih terperinci

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis

Konstruksi rangka kusen pada dasarnya dibagi dalam 4 jenis 1. Kusen a. Pengertian Kusen Beserta Fungsinya Kusen adalah suatu rangka dari balok kayu atau dari bahan lainnya, seperti plastik, UPVC, alumunium yang dihubungkan sedemikian rupa sesuai dengan kaidah

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 RENCANA TAPAK Pencapaian melalui tapak melalui jalan R. E. Martadinata dapat diakses oleh pejalan kaki, kendaraan umum, maupun kendaraan pribadi. Jalan dengan lebar 8 m ini, dapat

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh :

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Di susun oleh : Di Susun Oleh : SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Di susun oleh : Di Susun Oleh : DIAH SEKAR SARI (0951010032) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL RANCANGAN

BAB 5 HASIL RANCANGAN BAB 5 HASIL RANCANGAN 6. Desain Bangunan Desain bangunan pertunjukan seni ini memiliki bentuk kotak masif untuk efisiensi bentuk bangunan dan ruang bangunan. Bentuk bangunan yang berbentuk kotak masif

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG

KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG KAJIAN ARSITEKTUR HEMAT ENERGI SECARA PASIF PADA PERUMAHAN DI MALANG Ertin Lestari Adhi Widyarthara Gaguk Sukowiyono Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI Malang sebagai

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER

RINCIAN KEGIATAN DAN ALOKASI PERTEMUAN DALAM SEMESTER MATA GAMBAR ARSITEKTUR TR-221 DISUSUN OLEH : NURYANTO, S.PD., M. T. NIP. : 19761305 2006041010 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR PERUMAHAN-D3 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur, BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil

Lebih terperinci

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI

BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BAB 1 STRUKTUR DAN KONSTRUKSI Sistem struktur dan konstruksi Rumah Gadang memiliki keunikan, dimulai dari atapnya yang rumit hingga pondasinya yang sederhana tetapi memiliki peran yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN DAFTAR SATUAN ANALISA PEKERJAAN No SATUAN UPAH BAHAN A PEKERJAAN PERSIAPAN 1 PEMASANGAN BOWPLANK/ 10 M' 0,01000 Kepala Tukang 0,10000 Tukang 0,10000 Pekerja 0,05000 Mandor 0,01200 M3 Balok Klas IV 0,02000

Lebih terperinci

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG

KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG KARAKTER VISUAL FASADE BANGUNAN KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA KOTA MALANG Efrina Amalia Ridwan, Antariksa, Noviani Suryasari Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jl. Mayjend

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH

KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH KARAKTERISTIK RUMAH ADAT TAMBI SUKU LORE SULAWESI TENGAH OLEH : SANDRA REZITHA KEMALASARI Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya Email: sandrarezitha@hotmail.com ABSTRAK Karakteristik

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN BAB 6 HASIL PERANCANGAN Perancangan Hotel Resort Kota Batu yang mengintegrasikan konsep arsitektur tropis yang mempunyai karakter beradaptasi terhadap keadaan kondisi iklim dan cuaca di daerah Kota Batu

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK IMPLEMENTASI DESAIN FASADE BANGUNAN ASRAMA MAHASISWA YANG MEMPADUKAN TUNTUTAN VISUAL DAN KENYAMANAN TERMAL DENGAN KONSEP ARSITEKTUR BIOKLIMATIK Katerina 1), Hari Purnomo 2), dan Sri Nastiti N. Ekasiwi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan

Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tipologi Arsitektur Rumah Ulu di Sumatera Selatan Setyo Nugroho, Husnul Hidayat Program Studi Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya. Abstrak Rumah Ulu adalah

Lebih terperinci

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT.

MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA. Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT. MODUL KONSTRUKSI BANGUNAN SEDERHANA Oleh : Erna Krisnanto, ST. MT. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI & KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2008 1 DAFTAR ISI A. Pendalaman

Lebih terperinci

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan)

TIANG Gambar Balok Lantai Dimasukkan ke dalam Tiang (Sketsa : Ridwan) TIANG Setelah pondasi yang berada di dalam tanah, bagian selanjutnya dari struktur Rumah Bubungan Tinggi adalah tiang. Tiang merupakan struktur vertikal yang menyalurkan beban dari bagian atap hingga ke

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

ORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG

ORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG ORNAMEN DAN BENTUK RUANG RUMAH TINGGAL DI KAWASAN KAMPUNG AL MUNAWAR 13 ULU PALEMBANG Wienty Triyuly Tenaga Pengajar Program Studi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl. Raya Palembang-Prabumulih

Lebih terperinci

Rumah Elemen. Ide. Ukuran

Rumah Elemen. Ide. Ukuran PT DAYAK ECO CARPENTRY Jl. Garuda No. 83 Palangka Raya 73112 Central Kalimantan, Indonesia Phone: +62 (0)536 29 8 35 Fax: +62 (0)536 29 8 35 Hp: +62 (0)811 51 99 41 Email: mail@decocarp.com Website: www.decocarp.com

Lebih terperinci

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai identifikasi perubahan rumah tradisional desa Kurau, dalam upaya memberikan kontribusi secara deskriptif,

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah tradisional Jawa terdiri atas soko guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan) atau

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema BAB VI HASIL RANCANGAN Pada bab sebelumnya telah dijelaskan tentang konsep perancangan yang mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema yang terkandung antara lain celebration

Lebih terperinci

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00 LANTAI DAN DINDING Seluruh ruangan dalam rumah Bubungan Tinggi tidak ada yang dipisahkan dinding. Pembagian ruang hanya didasarkan pembagian bidang horisontal atau area lantai yang ditandai dengan adanya

Lebih terperinci

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular

BAB V KAJIAN TEORI. Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam bahasa. Yunani, neo memiliki arti baru, sedangkan vernakular BAB V KAJIAN TEORI 5.1 Kajian Teori Penekanan Desain 5.1.1 Teori Tema Desain Penekanan tema desain pada projek Pusat Pengembangan Kerajinan Batik di Cirebon adalah langgam arsitektur Neo-Vernakular. Dalam

Lebih terperinci

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik

2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik 2.2 Tinjauan Gaya Neo Klasik Eropa dan Indonesia 2.2.1 Sejarah Gaya Arsitektur Neo Klasik Pada akhir zaman klasik, timbul kejenuhan terhadap bentuk, konsep dan norma arsitektur klasik, yang sudah merajai

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,

Lebih terperinci

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap Pekerjaan atap yang diseting pada software rab meliputi pekerjaan sbb: 1. Rangka atap baja ringan 2. Tutup atap genting plentong 3. Genting bubung plentong 4. Listplang

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA 1. Pengertian Arsitektur A. Kajian Gramatikal Arsitektur :... seni dan teknologi dalam mendesain dan membangun struktur atau sekelompok besar struktur dengan pertimbangan kriteria

Lebih terperinci

TKS 4406 Material Technology I

TKS 4406 Material Technology I TKS 4406 Material Technology I Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya UMUM Atap adalah bagian bangunan yang mempunyai fungsi ganda

Lebih terperinci

Tempat Kebugaran Tubuh Di Surabaya

Tempat Kebugaran Tubuh Di Surabaya Fakta Pengguna Berdekatan dengan bangunan pendukung antara lain: Sinar Jemur Plaza Kantor Pos Kantor Telkom Kantor Badan Pusat Statistik Apartemen Surabaya (High Point) Apartemen Petra Pabrik di sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli yang dibangun pada tahun 1906 M, pada masa pemerintahan sultan Maamun Al- Rasyid Perkasa Alamsjah.Masjid

Lebih terperinci

Teknis Menggambar Desain Interior

Teknis Menggambar Desain Interior TEKNIK MEMBUAT GAMBAR KERJA DESAIN INTERIOR Pentingnya gambar teknik bagi orang yang bekerja di bidang teknik, dapat disamakan dengan pentingnya menulis bagi pengarang. Gambar teknik merupakan suatu media

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KONSTRUKSI RANGKA ATAP KONSTRUKSI RANGKA ATAP 2. URAIAN MATERI ATAP Atap merupakan bagian dari bangunan gedung ( rumah ) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan

Lebih terperinci

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA >

Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > Metode Pelaksanaan Pembangunan Jalan Lingkungan Datuk Taib Desa Leuhan < SEBELUMNYA BERIKUTNYA > GSF-Aceh. Didalam Pelaksanaan Proyek, metode pelaksanaan sangat penting dilaksanakan, hal ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 KASUS STUDI Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta Augustinus Madyana Putra (1), Andi Prasetiyo Wibowo

Lebih terperinci

BAB III KOTA PALEMBANG

BAB III KOTA PALEMBANG BAB III KOTA PALEMBANG 3.1. Secara Fisik 3.1.1. Letak Geografis dan Luas Wilayah Palembang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Selatan dan sekaligus sebagai kota terbesar serta pusat kegiatan sosial ekonomi

Lebih terperinci

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk Gambar 16. Sketsa Perspektif Masjid Paljagrahan di Cireong, Cirebon Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk dengah persegi dengan pembagian ruang sama dengan yang

Lebih terperinci

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung - 1983 Kombinasi Pembebanan Pembebanan Tetap Pembebanan Sementara Pembebanan Khusus dengan, M H A G K = Beban Mati, DL (Dead Load) = Beban Hidup, LL

Lebih terperinci

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Cahaya merupakan kebutuhan dasar manusia dalam menghayati ruang dan melakukan berbagai kegiatan dalam ruang pada bangunan serta sebagai prasyarat bagi penglihatan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA 4 IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI POTENSI GEOGRAFIS DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pesisir Timur pantai Sumatera Utara sejak abad ke-13, merupakan tempat persinggahan bangsa-bangsa asing dan lintas perdagangan. Bangsa India dan Arab datang dengan

Lebih terperinci

1. Diberikan : Gambar Denah Rumah Tinggal Sederhana Type 100/200 Ketentuan dan persyaratan konstruksi suatu bangunan.

1. Diberikan : Gambar Denah Rumah Tinggal Sederhana Type 100/200 Ketentuan dan persyaratan konstruksi suatu bangunan. TUGAS KE 1 : Membuat gambar kerja 2 dimensi (Ortografik) : 6 jam (6x60 menit) Gambar Denah Rumah Tinggal Sederhana Type 100/200 Ketentuan dan persyaratan konstruksi suatu bangunan. Buatlah gambar Denah,Tampak,

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN

ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN ELEMEN PEMBENTUK ARSITEKTUR TRADISIONAL BATAK KARO DI KAMPUNG DOKAN Putra Adytia, Antariksa, Abraham Mohammad Ridjal Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Jalan MT.Haryono 167, Malang

Lebih terperinci

Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar

Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar SEMINAR HERITAGEIPLBI 2017 DISKURSUS Pertimbangan Penentuan Ketinggian Panggung pada Rumah Melayu Kampar Ratna Amanati na_amanati@yahoo.co.id Progam Studi Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Riau Abstrak

Lebih terperinci