Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1

2

3

4

5

6

7

8 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai upaya mengaktualisasikan fungsi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah merumuskan berbagai kebijakan yang memiliki konteks dan fungsi berbeda. Kebijakan Pemerintah Daerah disusun untuk memberikan peningkatan pelayanan, peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Inti dasar proses penyusunan kebijakan yang ada, diarahkan untuk optimalisasi dan pemanfaatan berbagai sumber daya (resources) yang dimiliki Provinsi Gorontalo sesuai dengan kewenangan yang dimiliki, kemampuan, dan kebutuhan daerah. Pertimbangan lainnya adalah dengan memperhatikan kekhasan dan keunggulan yang ada. Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 02 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo menguraikan tentang arah pembangunan yang ingin dicapai Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun, yang disusun berdasarkan Visi dan Misi Kepala Daerah dan berpedoman pada RPJPD yang dijabarkan ke dalam tujuan, strategi, dan tahapan pembangunan jangka menengah. Namun di tengah proses pelaksanaannya, RPJMD Provinsi Gorontalo perlu dilakukan penyempurnaan dan penyelarasan (revisi) lebih lanjut, terkait konsep dan substansi yang telah termaktub. Selain itu, yang menjadi pertimbangan pelaksanaan perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo ini adalah pengaruh dari kebijakan Nasional yang mempunyai dampak pada capaian target indikator serta adanya perubahan Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo. Secara umum tahapan dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo, dijabarkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan RPJMD, 1.2 Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum penyusunan RPJMD Propinsi Gorontalo, sebagai berikut. 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); BAB I - 1

9 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun ; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517; 13. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo ; 14. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo ; 15. Keputusan Gubernur Gorontalo Nomor : 331/18/XII/Tahun 2011 tentang Pembentukan Tim Penyusun RPJMD Provinsi Gorontalo ; BAB I - 2

10 16. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo ; 1.3 Hubungan Antar Dokumen Ada beberapa dokumen yang menjadi acuan, menjadi pedoman dan diperhatikan dalam proses penyusunan RPJMD Provinsi Gorontalo tahun Terkait dengan sinkoronisasi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan RPJMD Provinsi Gorontalo adalah koneksitas antara visi dan misi kedua dokumen ini. RPJMD memperhatikan dan menjabarkan Visi RPJMN yaitu Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Begitu pula untuk penjabaran Misi RPJMN, yaitu : 1) Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera, 2) Memperkuat pilar-pilar demokrasi, 3) Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang. Visi, Misi dan Program yang tercantum dalam RPJMN kemudian menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah Provinsi Gorontalo dalam konteks formulasi rencana pembangunan daerah untuk 5 (lima) tahun kedepan. Selain memperhatikan RPJPN dan mempedomani RPJMN , dokumen RPJMD juga mengacu dan mempedomani dokumen pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo dengan visi Gorontalo Maju dan Mandiri. Untuk mewujudkan visi pembangunan jangka panjang tersebut ditempuh melalui 3 (tiga) misi pembangunan yaitu : (1) Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Gorontalo yang Handal; (2) Mewujudkan Sumberdaya Manusia Gorontalo yang Handal; dan (3) Mewujudkan Pemerintah Daerah yang Amanah, demikian halnya dengan dokumen RTRW Provinsi Gorontalo akan menjadi berpedoman pada berbagai pola dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan sebagai dasar untuk menetapkan lokasi program pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang daerah di Provinsi Gorontalo. Pemerintah daerah dalam menyusun 3 dokumen rencana pembangunan daerah yang terdiri dari RPJPD, RPJMD dan RKPD serta dua dokumen rencana SKPD terdiri dari Renstra SKPD dan Renja SKPD. Berdasarkan segi waktu dokumen tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu dokumen RPJPD dan RTRWP merupakan dokumen jangka panjang (20 tahun), RPJMD dan Renstra-SKPD merupakan dokumen jangka menengah (5 tahun), sedangkan RKPD dan Renja-SKPD merupakan dokumen jangka pendek (1 tahun). Perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RTRWP dengan memperhatikan RPJMN. RPJMD dijabarkan dalam RKPD dan menjadi pedoman SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, Rencana Kerja (Renja) SKPD dan Rencana Kerja dan Anggaran BAB I - 3

11 (RKA) SKPD. Dari RKP Daerah dan RKA SKPD inilah selanjutnya disusun RAPBD. Selanjutnya diperlukan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) untuk diintegrasikan dengan rencana pembangunan daerah, untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang, dan asumsi-asumsinya. Sinergitas RTRW, RPJPD dan RPJMD harus sinkron dan sinergis meliputi : a. Visi, misi, arah, tujuan, kebijakan, dan sasaran pokok pembangunan jangka menengah daerah provinsi, selaras arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi dan karakteristik daerah; b. Visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah provinsi selaras dengan struktur dan pola pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam RTRW; c. Arah dan kebijakan pembangunan jangka menengah daerah provinsi Gorontalo memperhatikan arah dan kebijakan pembangunan jangka menengah daerah dan pemanfaatan struktur dan pola ruang provinsi lain sekitarnya; d. Jangka waktu pembangunan jangka menengah daerah Provinsi terhitung sejak Kepala Daerah dilantik sampai dengan berakhirnya masa jabatan, dan; e. Dilakukan sesuai dengan tahapan dan tata cara penyusunan RPJMD Provinsi. Dokumen-dokumen perencanaan dan penganggaran bersifat hirarkis, artinya dokumen yang jangka waktunya lebih panjang menjadi rujukan bagi dokumen yang jangka waktunya lebih pendek dan dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah yang lebih tinggi menjadi rujukan bagi dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah di bawahnya. BAB I - 4

12 Gambar 1.1 Bagan Hubungan Antar Dokumen Perencanaan RPJP NASIONAL RTRW NASIONAL PEDOMAN RPJM NASIONAL DIJABARKAN RKP DIACU DIPERHATIKAN DIACU/ DISERASIKAN RPJPD GORONTALO RTRWP RTRW P. SULAWESI RAD MDGs Gorontalo MP3EI PEDOMAN DIACU RPJMD GORONTALO PEDOMAN Renstra SKPD DIJABARKAN RKPD 5 TAHUN 1 TAHUN PEDOMAN DIACU Renja SKPD 5 TAHUN 1 TAHUN 1.4 Sistematika Penulisan Sistimatika penyusunan Perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo pada dasarnya sama dengan dokumen RPJMD sebelum perubahan dengan disusun berdasarkan tata urut sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab II : Gambaran umum kondisi daerah Bab III : Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan Bab IV : Analisis isu strategis Bab V : Visi, misi, tujuan dan sasaran Bab VI : Strategi dan arah kebijakan Bab VII : Kebijakan umum dan program pembangunan daerah Bab VIII : Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan Bab IX : Penetapan indikator kinerja daerah Bab X : Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Bab XI : Penutup BAB I - 5

13 1.5 Maksud dan Tujuan Berdasarkan latar belakang dan upaya serta rencana yang dikemukakan diatas maka disusunlah maksud dan tujuan penyusunan Perubahan RPJMD ini, yaitu untuk : a. Melakukan penyesuaian terhadap Perda No. 02 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo ; b. Menjadikan RPJMD sebagai pedoman dan acuan dalam menyusun Rencana Strategis oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah seterusnya menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo kedepan. Hasil yang diharapkan dengan tersusunnya perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo adalah antara lain sebagai berikut : a. Menjadi acuan bagi seluruh masyarakat/kelompok masyarakat, karena memuat seluruh kebijakan publik. b. Menjadi pedoman dalam menyusun APBD, karena memuat arah kebijakan pembangunan daerah satu tahun selang selama 5 tahun ke depan. c. Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah. d. Memperkuat koordinasi pelaksanaan pembangunan daerah. e. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah. f. Menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan. g. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya pembangunan secara efisien, efektif, dan berkelanjutan. BAB I - 6

14 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1 Aspek Geografi dan Demografi Karakteristik Lokasi dan Wilayah Provinsi Gorontalo merupakan daerah/provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 38 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Gorontalo dimana pada awal terbentuknya Provinsi Gorontalo baru memiliki 2 kabupaten dan 1 kota, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo dan Kota Gorontalo. Seiring dengan perkembangan daerah dan berdasarkan aspirasi masyarakat, maka di Provinsi Gorontalo kemudian terbentuk 2 kabuten baru yakni Kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Bone Bolango berdasarkan UU RI Nomor 6 Tahun Akhirnya pada tahun 2007 berdasarkan UU RI Nomor 11 Tahun 2007 disahkan pembentukan satu kabupaten lagi yaitu Kabupaten Gorontalo Utara. Dengan demikian hingga saat ini Provinsi Gorontalo terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota Letak dan Batas Wilayah Administrasi Wilayah Gorontalo terletak di antara Lintang Utara dan Bujur Timur. Dari posisi tersebut wilayah ini berbatasan langsung dengan dua Provinsi yaitu Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di sebelah Timur. Sedangkan di sebelah Utara berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi dan di sebelah Selatan dibatasi oleh Teluk Tomini. Peta Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada Gambar 2.1 Gambar 2.1 Peta Provinsi Gorontalo, 2011 Sumber : RTRW Provinsi Gorontalo BAB II - 1

15 Luas wilayah Luas wilayah Provinsi Gorontalo ,44 km 2, jika dibandingkan dengan Wilayah Indonesia luas Provinsi ini hanya sebesar 0,63 persen. Saat ini, Provinsi Gorontalo memiliki 6 (enam) wilayah pemerintahan yakni 5 (lima) Kabupaten dan 1 (satu) Kota yang terdiri dari Kota Gorontalo dengan luas wilayah 66,25 km 2, Kabupaten Gorontalo dengan luas wilayah 2.207,58 km 2, Kabupaten Boalemo dengan luas wilayah 2.517,36 km 2, Kabupaten Pohuwato dengan luas wilayah 4.244,31 km 2, Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1.889,04 km 2 dan Kabupaten Gorontalo Utara dengan luas wilayah 1.676,15 km 2. Dari keenam wilayah ini Kabupaten Pohuwato memiliki luas wilayah terbesar diikuti oleh Kab. Boalemo, sedangkan Kota Gorontalo memiliki luas wilayah terkecil sebesar 0,54% dari total luas wilayah Gorontalo. Didalam pengembangan wilayah sampai dengan tahun 2017 direncanakan Provinsi Gorontalo akan memiliki 8 Kabupaten dan 2 kota. Tabel 2.1 Luas Wilayah Provinsi Gorontalo dan Kabupaten/Kota No. Wilayah Luas Persentase Wilayah (%) (Km 2 ) Sumber Data 01 Kabupaten Gorontalo 2.207,58 18,07 UU No. 29 Thn 1959, UU No. 50 Thn 1999, UU No. 6 Thn 2003 dan UU No. 11 Thn Kabupaten Boalemo 2.517,36 20,61 UU No. 50 Thn 1999 dan UU No. 6 Thn Kabupaten 4.244,31 34,75 UU No. 6 Thn 2003 Pohuwato 04 Kabupaten Bone 1.889,04 15,46 UU No. 6 Thn 2003 Bolango 05 Kabupaten 1.676,15 13,72 UU No. 11 Thn 2007 Gorontalo Utara 06 Kota Gorontalo 66,25 0,54 UU No. 29 Thn 1959 dan UU No. 22 Thn 1999 Provinsi Gorontalo , UU No. 38 Thn 2000 Sumber : Bappeda Provinsi Gorontalo, 2012 (Hasil Olahan), Dirjen PUM Kemendagri BAB II - 2

16 Topografi Wilayah Provinsi Gorontalo mempunyai topografi yang sebagian besar merupakan daerah dataran, perbukitan dan pegunungan. Wilayah Kota Gorontalo adalah yang terletak pada elevasi yang paling rendah, dari 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Gorontalo terdiri dari wilayah dataran dan pegunungan berada pada elevasi bervariasi, dari 0 sampai m dari permukaan laut. Kabupaten Boalemo terdiri dari wilayah dengan topografi datar sampai bergunung terletak pada ketinggian dengan variasi dari 0 sampai m dari permukaan laut. Kabupaten Pohuwato terletak pada elevasi 0 sampai m yang ditemukan di daerah perbatasan dengan Sulawesi Tengah. Kabupaten Bone Bolango mempunyai topografi dengan variasi antara 0 sampai Kabupaten Gorontalo Utara mempunyai topografi dengan ketinggian yang berbeda-beda, dengan variasi ketinggian antara 0 sampai m dari permukaan laut. Secara fisiografis, wilayah Gorontalo dikelompokkan menjadi 2 satuan wilayah morfologi, yaitu: 1) Satuan morfologi pegunungan berlereng terjal, terutama menempati wilayah bagian tengah dan utara wilayah Gorontalo, yang menjadi pembatas sebelah timur dan sebelah utara dari Cekungan Air Tanah Limboto yaitu dengan beberapa puncaknya berada di Pegunungan Tilongkabila, antara lain : G. Gambut (1954 m), G. Tihengo (1310 m), G. Pombolu (520 m) dan G. Alumolingo (377 m), satuan morfologi ini terutama dibentuk oleh satuan batuan Gunung api tersier dan batuan Plutonik. 2) Satuan morfologi perbukitan bergelombang, terutama dijumpai di daerah bagian selatan dan bagian barat dan menjadi batas cekungan di sebelah selatan dan sebelah utara. Satuan morfologi ini umumnya menunjukkan bentuk puncak membulat dengan lereng relatif landai dan berjulang kurang dari 200 meter yang terutama ditempati oleh satuan batuan Gunung api dan batuan sedimen berumur Tersier hingga Kuarter. Satuan morfologi dataran, merupakan daerah dataran rendah yang berada di bagian tengah wilayah Cekungan Limboto yaitu di sekitar Danau Limboto. Pada umumnya daerah ini ditempati oleh satuan aluvium dan endapan danau. Aliran sungai di wilayah ini umumnya mempunyai pola sub dendritic dan sub parallel. Satuan morfologi pegunungan dicirikan dengan bentuk bentang alam berbentuk kerucut, dengan puncak-puncak tertinggi adalah Gunung Tabongo (2.100 mdpl), Gunung Boliyohuto (2.065 mdpl), Gunung Mopangga (2.051 mdpl) dan Gunung Pontolo (2.017 mdpl). BAB II - 3

17 Kelas Lereng Tabel 2.2 Kelas Kemiringan Lereng Provinsi Gorontalo Kemiringan (%) Luas (ha) Persentase (%) A ,52 B ,07 C ,45 D ,33 E > ,63 Jumlah Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo, 2012 Morfologi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi di Provinsi Gorontalo dengan ketinggian m dari permukaan laut. Sedangkan Gunung Litu Litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo adalah gunung terendah dengan ketinggian 884 m dari permukaan laut Geologi Secara regional, berdasarkan Peta Geologi Lembar Tilamuta (S. Bachri, dkk, 1993) menyatakan bahwa Daerah Provinsi Gorontalo merupakan bagian dari lengan utara Sulawesi yang sebagian besar batuannya ditempati oleh batuan gunung api Tersier. Di wilayah tengah bagian timur dijumpai dataran rendah yang berbentuk memanjang, terbentang dari Danau Limboto ke Lembah Paguyaman yang diduga semula merupakan danau. Batuan yang ada di daerah penyelidikan terdiri dari batuan-batuan yang berumur Tersier hingga Kuarter. Urutan batuan dari yang tertua hingga batuan yang termuda adalah sebagai berikut: - Formasi Tinombo (Teot): Terdiri dari lava basal, basal sepilitan, lava andesit, breksi gunungapi, batu pasir wake, batu lanau, batu pasir hijau, batu gamping merah, batu gamping kelabu dan batuan termalihkan lemah. Formasi ini berumur Eosen - Pertengahan Oligosen. - Secara selaras di atas Formasi Tinombo terdapat Formasi Dolokapa (Tmd) yang terdiri dari: batupasir wake, batulanau, batulumpur, konglomerat, tuf, tuf lapili, aglomerat, breksi gunungapi, lava andesit sampai basalt. Formasi Dolokopa berumur Miosen Tengah - Pertengahan Miosen Atas. - Kedua formasi batuan tersebut selanjutnya di intrusi oleh Diorit Boliohuto (Tmbo) yang terdiri dari diorit dan granodiorit yang berumur Pertengahan Miosen Tengah - Pertengahan Miosen Atas. - Di atas ketiga batuan baik Formasi Tinombo, Formasi Dolokopa dan intrusi Diorit Boliohuto secara tidak selaras ditempati oleh Batuan Gunungapi Pinggu (TQpv) yang terdiri dari: aglomerat, tuf, lava andesit, basalt yang berumur Pliosen Atas - Plistosen BAB II - 4

18 Bawah. Selaras lebih muda bersamaan diendapkan batu gamping klastika (TQl) yang terdiri dari kalkarenit, kalsirudit dan batugamping koral. Selanjutnya pada Plistosen mulai diendapkan endapan Danau yang berumur Plistosen Bawah - Holosen dan di atasnya secara selaras diendapkan batugamping terumbu (Ql) yang dimulai pada Plistosen Atas - Holosen berupa batugamping koral, sedangkan endapan yang paling muda di daerah penyelidikan adalah berupa endapan permukaan/ aluvium (Qpl). Struktur geologi yang utama yang berkaitan dengan daerah penyelidikan adalah sesar, berupa sesar normal dan sesar geser. Sesar normal yang terdapat di G. Boliohuto menunjukkan pola memancar, sedangkan sesar geser umumnya bersifat menganan tetapi ada pula yang mengiri. Sesar tersebut memotong batuan yang berumur tua (Formasi Tinombo) hingga batuan yang berumur muda (Satuan Batugamping Klastik). Kegiatan tektonik di daerah ini diduga telah berlangsung sejak Eosen hingga Oligosen yang diawali dengan kegiatan magmatik yang menghasilkan satuan gabro. Masih pada Eosen terjadi pemekaran dasar samudera yang berlangsung hingga Miosen Awal dan ini menghasilkan lava bantal yang cukup luas. Kegiatan tersebut diikuti juga oleh terjadinya retas - retas yang umumnya bersusunan basa dan banyak menerobos Formasi Tinombo. Pada Miosen selain terjadi pengendapan Formasi Randangan dan Formasi Dolokapa terjadi juga kegiatan magma yang menghasilkan Diorit Bone. Diduga pada waktu itu terjadi juga penunjaman dari arah utara ke arah selatan di laut Sulawesi, yang disebut sebagai Jalur Tunjaman Sulawesi Utara (Simanjuntak, 1986). Kegiatan magmatik Diorit Bone yang berlangsung sampai Miosen Tengah dilanjutkan oleh kegiatan magmatik Diorit Boliohuto yang berlangsung hingga Miosen Akhir. Bersamaan dengan kegiatan magmatik tersebut terjadilah pengangkatan pada akhir Miosen Akhir. Pada akhir kegiatan magmatik Diorit Boliohuto terjadilah kegiatan gunungapi yang menghasilkan batuan Gunungapi Pani dan Breksi Wobudu. Pada waktu itu Jalur Tunjaman Sulawesi Utara diduga masih aktif dan menghasilkan sejumlah sesar geser di bagian barat daerah penyelidikan. Pada Kala Pliosen terjadi juga kegiatan magmatik yang menghasilkan batuan terobosan Granodiorit Bumbulan yang kemudian diikuti oleh kegiatan gunungapi. Kegiatan gunungapi ini berlangsung hingga Plistosen Awal dan menghasilkan batuan Gunungapi Pinogu. Sementara itu retas-retas yang bersusunan basal, andesit dan dasit masih terbentuk. Pada akhir Pliosen hingga Plistosen di daerah ini terdapat pengendapan yang membentuk satuan Batugamping Klastik pada laut dangkal. Sedangkan pada Plistosen Awal terbentuk endapan danau dan endapan sungai tua. Ketiga satuan tersebut telah mengalami pengangkatan pada sekitar akhir Plistosen. Pada akhir Plistosen hingga sekarang terjadi proses pendataran serta kegiatan tektonik yang masih aktif. Proses pendataran menghasilkan endapan aluvium sedangkan kegiatan tektonik menghasilkan beberapa sesar geser dibagian timur serta mengakibatkan terangkatnya satuan Batugamping Terumbu. BAB II - 5

19 Hidrologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Provinsi Gorontalo dilintasi oleh beberapa sungai. Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten Boalemo adalah sungai terpanjang dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai yang terpendek adalah Sungai Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara. Daerah aliran sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. Pengelolaan DAS merupakan suatu bentuk pengembangan wilayah yang menempatkan DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumber daya alam (SDA) yang secara umum untuk mencapai tujuan peningkatan produksi pertanian dan kehutanan yang optimum dan berkelanjutan (lestari) dengan upaya menekan kerusakan seminimum mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata sepanjang tahun. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi di sebutkan Sistem pengelolaan sumber daya air dilakukan dengan berbasis Wilayah Sungai (WS) yang meliputi WS strategis Nasional dan WS Startegis Provinsi. WS Strategis Nasional yaitu WS Paguyaman dan WS lintas Provinsi meliputi WS Limboto-Bolango-Bone dan WS Randangan. WS Strategis Nasional terdiri dari 19 Daerah Aliran Sungai yaitu DAS Paguyaman, DAS Limba, DAS Olibuhu, DAS Tumba, DAS Bolangga, DAS Bubaa, DAS Tumbihi, DAS Limbatihu, DAS Tabongo, DAS Dulupi, DAS Sambati, DAS Tilamuta, DAS Lamu, DAS Botumoito, DAS Tapadaa, DAS Salilama, DAS Tabulo, DAS Bumbulan, DAS Libuo. WS Limboto-Bolango-Bone yang meliputi DAS Limboto, DAS Bone, DAS Bolango, DAS Taleki, DAS Yango, DAS Tolinggula, DAS Potanga, DAS Limboto, DAS Biawu, DAS Bulolila, DAS Bulontio Barat, DAS Bulontio, DAS Boliohula, DAS Boliohuto, DAS Dulukapa, DAS Deme 1, DAS Dunu, DAS Bubalango, DAS Tengah, DAS Monano, DAS Tudi, DAS Tolonga, DAS Datahu, DAS Ayukubu, DAS Tolongio, DAS Pontolo, DAS Buda, DAS Molingkapoto, DAS Pelabuhan, DAS Kwandang, DAS Bubode, DAS Molontadu, DAS Pangimba, DAS Ketapang, DAS Intana, DAS Butaiya Andegile, DAS Monano 1, DAS Waluhu, DAS Batudaa Pantai, DAS Butulabutao, DAS Luluo, DAS Batulanggea, DAS Kayubulan, DAS Totayuo, DAS Tengkorak, DAS Tolotio, DAS Bilungala, DAS Momungaa Daa, DAS Leato Utara, DAS Kiki, DAS Bugis, DAS Leato, DAS Tenda, DAS Tambo, DAS Molonggota, DAS Tapaibihu dan WS Randangan meliputi : DAS Dudewulo, DAS Randangan, DAS Beringin, DAS Sukadamai, DAS Wonggarasi, DAS Sidorukun, DAS Patihu, DAS Dinga Motolohu, DAS Lemito, DAS Lomuli, DAS Milangodaa, DAS Molosipat, DAS Popayato. BAB II - 6

20 Danau Di Provinsi Gorontalo terdapat 2 (dua) danau yang secara potensial mempunyai nilai ekonomi bagi pengembangan bidang-bidang kepariwisataan, pengairan, dan energi antara lain : 1. Danau Limboto merupakan sebuah danau yang terletak di 2 (dua) wilayah yaitu wilayah Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dimana pada tahun 1932 rata-rata kedalaman danau mencapai 30 m dengan luas ha tetapi mulai tahun 1990 sampai sekarang kedalaman danau rata-rata hanya tinggal 2.5 m pada musim kemarau dan bisa mencapai 5 m pada musim hujan dengan luas kurang lebih ha. Pendangkalan danau diakibatkan oleh adanya erosi dan sedimentasi dan masalah lain yang tidak kalah pentingnya yaitu adanya gulma air seperti enceng gondok yang menutupi permukaan mencapai 30% sampai 35 % dari luas danau. 2. Danau Perintis yang terdapat di Desa Huluduotamo Kec. Suwawa ± 11 Km dari pusat kota Gorontalo dapat ditempuh ± 12 menit dengan kendaraan darat. Danau perintis merupakan obyek wisata seluas ± 6 Ha yang memiliki nilai sejarah dibuat oleh Alm. Bapak Nani Wartabone (Pahlawan Nasional asal Gorontalo) untuk kepentingan pengairan sawah. Air yang mengalir ke Danau Perintis berasal dari mata air pegunungan yaitu mata air Lulahu dan mata air Poso. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu berperahu, memancing, renang dan rekreasi/perkemahan Cekungan Air Tanah Secara umum berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 26 Tahun 2011 tentang Penetapan Cekungan Air Tanah, kondisi hidrologi berdasarkan wilayah cekungan air tanah di Provinsi Gorontalo ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) wilayah cekungan air tanah yang terdiri atas : 1. Cekungan Air Tanah (CAT) Bone Daerah ini terletak di sebagian wilayah Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo, dan sebagian wilayah Kab. Bolaang Mongondow Propinsi Sulawesi Utara (cekungan air tanah lintas propinsi), dengan luas daerah sekitar 326 km 2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara. 2. Cekungan Air Tanah (CAT) Pinogu Daerah ini terletak di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 112 km 2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara. 3. Cekungan Air Tanah (CAT) Tombulilato Daerah ini terletak di Kabupaten Bone Bolango Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 35 km 2. Secara geografis daerah ini BAB II - 7

21 terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara. 4. Cekungan Air Tanah (CAT) Gorontalo Daerah ini terletak di Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, dan Kota Gorontalo Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas daerah sekitar 481 km 2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara. 5. Cekungan Air Tanah (CAT) Molambulahe Daerah ini terletak di sebagian wilayah Kabupaten Gorontalo dan sebagian Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas daerah sekitar 433 km 2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara. 6. Cekungan Air Tanah (CAT) Mahinoto Daerah ini terletak di wilayah Kabupaten Boalemo Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 75 km 2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara. 7. Cekungan Air Tanah (CAT) Soginti Daerah ini terletak di Kabupaten Boalemo dan sebagian wilayah Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah lintas kab/kota), dengan luas daerah sekitar 59 km 2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara. 8. Cekungan Air Tanah (CAT) Marisa Daerah ini terletak di Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo (cekungan air tanah dalam kab/kota), dengan luas daerah sekitar 234 km 2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara. 9. Cekungan Air Tanah (CAT) Popayato Daerah ini terletak di Kabupaten Pohuwato Propinsi Gorontalo dan sebagian wilayah Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah (cekungan air tanah lintas propinsi), dengan luas daerah sekitar 92 km 2. Secara geografis daerah ini terletak di sekitar Bujur Timur dan Lintang Utara Klimatologi Kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang letaknya berada di dekat garis khatulistiwa, mempunyai suhu udara yang cukup panas yang berkisar antara 26⁰c - 28⁰c. Adapun data Klimatologi Provinsi Gorontalo yang terjadi dari tahun dapat dilihat pada Tabel 2.3. BAB II - 8

22 Tahun Tabel 2.3 Data Klimatologi Provinsi Gorontalo RATA-RATA RATA-RATA KECEPATAN TEMPERATUR RATA-RATA (⁰C) JUMLAH CURAH HUJAN (mm) TEKANAN KELEMBABAN RATA-RATA MAX MIN MAX MIN UDARA (%) ANGIN RATA-RATA TEMP (⁰C) BULAN TEMP (⁰C) BULAN JUMLAH BULAN JUMLAH BULAN (mb) (m/det) ,8 33,5 OKT 22,6 AGT & SEPT 400 DES 38 AGT 1009,5 80,3 1, ,5 32,6 OKT 23,2 SEPT 389 MAR 66 SEPT 1009,9 83,7 1, ,3 34,4 OKT 21,4 SEPT 228 MEI 0 SEPT 1009,6 78,9 1, ,0 33,9 MAR 23,0 FEB 336 MEI 37 MAR 1009,7 83,3 1, ,9 33,5 OKT 22,1 AGT & DES 322 FEB 7 AGT 1009,3 82,5 2,1 RATA-RATA PER TAHUN 33,58 22, ,6 1009,6 81,74 1,84 Sumber : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Prov. Gorontalo, 2012 Dari Tabel 2.3, dapat kita lihat kecenderungan suhu maksimum selama 5 (lima) tahun terakhir di Provinsi Gorontalo terjadi di bulan Oktober dengan temperatur rata-rata adalah 33,58⁰C. Sedangkan suhu minimum cenderung terjadi di bulan September dengan temperatur minimum rata-rata per tahun adalah 22,46 ⁰C. Untuk jumlah curah hujan maksimum cenderung terjadi di bulan Mei dengan rata-rata curah hujan maksimum 335 mm per tahun. Curah hujan minimum cenderung terjadi di bulan Mei dengan rata-rata curah hujan per tahun adalah 29,6 mm. Rata-rata tekanan udara sebesar 1.009,6 mb, rata-rata kelembaban udara 81,74% dan kecepatan rata-rata angin sebesar 1,84 m/det Penggunaan Lahan a. Kawasan Lindung Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sumber daya alam hutan dapat dibedakan berdasarkan fungsinya yaitu ; hutan konservasi (HSA/KPA), hutan lindung (HL), hutan produksi tetap (HP), hutan produksi terbatas (HPT). Adapun luas arealnya adalah sebagai berikut : HSA/KPA seluas Ha, HL seluas Ha, HP seluas Ha, HPT seluas Ha, HK seluas Ha, sehingga total luas sumber daya alam hutan adalah Ha, dengan luasan APL (areal penggunaan lain) sebesar Ha dan Tubuh Air sebesar Ha. Hal ini dapat dlihat pada tabel 2.4. BAB II - 9

23 Tabel 2.4 Luas Kawasan Hutan dan APL Fungsi Kawasan (Ha) Luasan No. Kabupaten/Kota Tubuh Total HSA/KPA HL HP HPT HK APL Air (Ha) 1. Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara 6. Kota Gorontalo Total Sumber : BPKH Wilayah XV Gorontalo, Diolah b. Kawasan Budidaya Penetapan kawasan ini dititik beratkan pada usaha untuk memberikan arahan pengembangan berbagai kegiatan budidaya sesuai dengan potensi sumber daya yang ada dengan memperhatikan optimasi pemanfaatannya. Adapun kawasan budidaya yang telah dikembangkan di Provinsi Gorontalo sesuai dengan potensi yang ada adalah sebagai berikut : (1) Kawasan Budidaya Pertanian, mencakup: Kawasan Pertanian Lahan Basah; Sesuai angka tetap BPS, Luas panen padi sawah di Provinsi Gorontalo tahun 2011 adalah hektar yang terbagi dalam 2 kali musim tanam, dengan total produksi ton. Luas panen terbesar di dominasi oleh wilayah di Kabupaten Gorontalo seluas hektar, hal ini sesuai dengan luasan wilayah fungsi pertanian lahan basah pada wilayah ini terbesar di bandingkan wilayah kabupaten lain. Kawasan Pertanian Lahan Kering; Komoditi yang dibudidayakan dan mendominasi pertanian lahan kering untuk wilayah Provinsi Gorontalo adalah komoditi jagung. Luas panen jagung di Provinsi Gorontalo berdasarkan angka tetap BPS tahun 2011 adalah hektar dengan total produksi ton. Luas panen terbesar berada di Kabupaten Pohuwato seluas hektar. Kawasan Perkebunan; Berdasarkan data yang ada pada tahun 2011, hasil tanaman perkebunan yang paling dominan adalah tanaman kelapa luas panen hektar dengan produksi sebesar ton,kakao luas panen hektar dengan produksi sebesar ton,cengkeh luas panen hektar dengan produksi sebesar 901 ton dan tebu luas panen 7,818 hektar dengan produksi sebesar ton. BAB II - 10

24 Kawasan Hutan Produksi; Luas hutan produksi Provinsi Gorontalo adalah hektar yang terdiri dari hutan produksi terbatas hektar, hutan produksi tetap hektar dan hutan produksi konversi hektar. Produksi hasil hutan masih memberikan andil yang cukup signifikan terhadap PDRB Provinsi Gorontalo dengan kontribusi rata-rata sebesar 3,76 % pertahun. Pada tahun 2011 jumlah produksi Kayu Gergajian mencapai 2.077,14 m3, dan Non kayu dengan produksi 3.785,59 ton. Produksi hasil hutan baik kayu dan non kayu sampai saat ini masih dihasilkan lebih besar dari hutan alam dan diharapkan kedepan partisipasi masyarakat dalam penanaman kayu-kayuan terus ditingkatkan pada lahan milik masyarakat maupun perizinan yang diberikan kepada masyarakat antara lain berupa IUPHHK HTR, Hutan Desa dan Hutan Kemasyarakatan. Produksi kayu bulat (kayu log) saat ini adalah m3 dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2012 hingga 2017 hal ini disebabkan adanya Izin pemanfaatan kawasan hutan (IPKH) untuk perkebunan kelapa sawit secara bertahap khususnya di Kabupaten Pohuwato yang mengakibatkan adanya pemanfaatan hasil hutan baik kayu maupun non kayu pada areal tersebut yang perlu diselamatkan sebagai asset Negara berupa penerimaan Negara bukan pajak (PNBP) berupa PSDH-DR dan GR. (2) Kawasan Budidaya Bukan Pertanian, mencakup : Kawasan Permukiman; Kawasan permukiman adalah kawasan di luar kawasan lindung yang diperlukan sebagai lingkungan tempat tinggal atau tempat tinggal yang berada di daerah perkotaan dan perdesaan. Tujuan pengelolaan kawasan ini adalah untuk menyediakan tempat permukiman yang sehat dan aman dari bencana alam serta memberikan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan masyarakat, dan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Pengembangan permukiman sedapat mungkin tidak terlalu jauh dari tempat usaha dan pusat pertumbuhan selama tidak mengakibatkan degradasi lingkungan. Pengembangan kawasan permukiman sejauh mungkin tidak menggunakan daerah pertanian lahan basah atau lahan yang beririgasi. Kawasan Industri; Kawasan industri di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan budidaya peruntukan industri yang terletak di Kecamatan Anggrek Kab. Gorontalo Utara untuk skala besar, untuk skala menengah terdapat di Kecamatan Marisa Kab. Pohuwato dan untuk skala kecil tersebar di kabupaten/kota lainnya, sebagaimana penetapan dalam dokumen RTRW Provinsi Gorontalo. Kawasan Pertambangan; Berdasarkan izin usaha pertambangan yang diterbitkan oleh Pemda Kab/Kota dan Provinsi terdiri atas 39 IUP dan 2 KK yang diterbitkan oleh Pemerintah Pusat. BAB II - 11

25 Perbandingan antara luas wilayah Provinsi Gorontalo (12.215,45 km 2 ) dengan jumlah luas wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebanyak ,373 Ha. Kawasan Pariwisata. Dilihat dari sebaran potensi pariwisata, terdapat beberapa kawasan wisata di Provinsi Gorontalo yang telah dikembangkan oleh pemerintah kabupaten/kota. Beberapa kawasan wisata tersebut dapat dilihat pada tabel 2.5. Tabel 2.5 Kawasan Pariwisata No. Kawasan Lokasi Kab/Kota 1. Wisata budaya Benteng Otanaha Kota Gorontalo Benteng Orange Kab. Gorontalo Utara 2. Wisata Bahari Taman Laut Olele, Kab. Bone Bolango Pantai Botutonuo Pulau Saronde Kab. Gorontalo Utara Pantai Lahilote Kota Gorontalo Pulau Bitila, Pantai Bolihutuo Kabupaten Boalemo/Pohuwato 3. Wisata Rekreasi Pentadio Resort Kab. Gorontalo Keluarga Air Terjun/Pemandian Air Panas Lombongo Kab. Bone Bolango Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata, 2012 Kawasan Perikanan; Pengembangan kawasan perikanan di Provinsi Gorontalo secara umum adalah untuk mengembangkan zona/kawasan perikanan yang tersebar di kabupaten/kota yang didukung dengan prasarana penunjangnya. Jumlah RTP (Rumah Tangga Perikanan) di Proviinsi Gorontalo tahun 2011 sebanyak atau meningkat 8,19% dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah Kawasan budidaya perikanan juga mencakup kawasan budidaya tambak yang berlokasi di pesisir selatan Kabupaten Pohuwato, Boalemo, serta pesisir utara Kabupaten Gorontalo utara dengan jumlah luasan potensi tambak sebesar Ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.6. BAB II - 12

26 Tabel 2.6 Potensi Perikanan Budidaya Di Provinsi Gorontalo Berdasarkan Komoditi Per Kab/Kota Potensi Budidaya (Ha) Air Laut No. Kab/Kota Air Air Rumput Tawar Payau Ikan Total Laut 1. Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Total Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan, Potensi Pengembangan Wilayah Pengembangan wilayah Provinsi Gorontalo sebagaimana mengacu pada perda No. 4 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) terbagi dalam kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan budidaya memiliki sumberdaya alam yang cukup potensial untuk dikembangkan, terutama pertanian, perikanan, kehutanan, perkebunan, pertambangan dan pariwisata. Potensi pertanian dan perikanan merupakan sektor yang menjadi prioritas pengembangan yang diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Apalagi sebagian besar mata pencaharian penduduk bertumpu pada sektor pertanian dan perikanan Pertanian Lahan pertanian yang ada sebagian besar diusahakan oleh masyarakat untuk menanam sejumlah komoditi utama seperti padi sawah dan jagung. Dalam rangka pengembangan Program Agropolitan, jagung dijadikan komoditi unggulan. Dari luas wilayah Provinsi Gorontalo ,44 Km 2, dimana untuk potensi lahan sawah yang ditanami padi seluas ± ha yang terdiri dari sawah irigasi ± ha dan sawah non irigasi seluas ha. Juga terdapat potensi luasan lahan kering seluas ha yang terdiri dari ladang/huma ha, tegal/kebun , pekarangan/bangunan/halaman sekitarnya ha, lahan kering yang sementara tidak diusahakan ha, dan lainnya seluas ha. Disamping itu pada lahan perkebunan kelapa dapat dimanfaatkan untuk pengembangan komoditi tanaman pangan seperti jagung, kacang-kacangan dan umbi-umbian. Berdasarkan Data BPS (2011) Provinsi Gorontalo memiliki sumber daya lahan yakni potensi luas areal sawah sekitar ha. Kabupaten Gorontalo merupakan wilayah yang terluas areal penggunaannya yaitu Ha (42%), kemudian Kabupaten Gorontalo Utara Ha (18%), Kabupaten Pohuwato Ha (17%), Kabupaten Boalemo Ha (15%), Kabupaten Bone Bolango Ha (6%) dan Kota Gorontalo 916 Ha (3%). BAB II - 13

27 Dari total luas lahan sawah ha dengan Indeks Pertanaman (IP) >200 persen (2-3 kali tanam) seluas ha (88 %) seperti disajikan pada tabel 9. Ihkwal ini menjelaskan bahwa performance pemanfaatan lahan sawah di Provinsi Gorontalo dikategorikan sangat baik, tetapi dari aspek kualitatif (produktivitas per satuan luas) masih perlu digenjot, olehnya itu masih terdapat peluang untuk menaikkan produktivitas dengan adanya dukungan regulasi Program Peningkatan Beras Nasional (P2BN) diharapkan dapat menjawab berbagai tantangan dalam rangka peningkatan ekonomi kerakyatan. Sebagaimana ditampilkan pada tabel 2.7 berikut : Kabupaten/Kota Tabel 2.7 Luas Lahan Sawah Menurut Indeks Pertanaman (IP) Di Provinsi Gorontalo Ditanami Padi Jumlah Tiga kali Dua kali Satu kali Tidak Ditanami Padi *) Sementara Tidak Diusahakan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Jumlah 1 BOALEMO GORONTALO POHUWATO BONE BOLANGO GORONTALO UTARA GORONTALO J U M L A H Persentase (% ) Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Perikanan dan Kelautan Salah satu penggerak perekonomian Gorontalo adalah sektor perikanan. Potensi perikanan dan kelautan yang ada menjadi modal dasar pembangunan Provinsi Gorontalo. Sektor perikanan dan kelautan Provinsi Gorontalo mempunyai potensi yang cukup besar yang akan menjadi modal dasar pembangunan Provinsi Gorontalo. Dimana Luas perairan Gorontalo mencapai km2 yang terdiri dari luas wilayah laut Teluk Tomini km2, laut Sulawesi km2 dan wilayah Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) laut Sulawesi km2 serta panjang garis pantai 655,8 km yang meliputi wilayah pantai utara (laut Sulawesi) 217,7 km dan wilayah pantai selatan (Teluk Tomini) 438,1 km. Potensi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembangan usaha perikanan tangkap, budidaya maupun pengembangan potensi perikanan dan kelautan lainnya. Provinsi Gorontalo mempunyai potensi sumberdaya perikanan tangkap yang besar dan dibagi berdasarkan wilayah pengelolaan dan pemanfaatan (WPP) yaitu WPP Teluk Tomini s/d Laut Seram potensinya mencapai Ton/tahun dan WPP Laut Sulawesi BAB II - 14

28 sampai Samudra Pasifik potensinya mencapai Ton/Tahun, potensi ini sudah termasuk potensi yang berada pada Zona Ekonomi Eksklusif (khusus ZEE potensinya ton/tahun) sedangkan khusus untuk perairan umum daratan (danau, sungai dan rawa) potensi perikanan tangkap diperkirakan 900 ton per tahun. Sedangkan untuk potensi perikanan budidaya mencakup budidaya perikanan laut, perikanan payau dan perikanan air tawar, potensinya sebesar ton per tahun. Ini berarti berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa potensi perikanan dan kelautan masih perlu dimanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan investasi/penguatan modal, penerapan teknologi, pemberdayaan masyarakat melalui suatu program terpadu yang bisa meningkat kesejateraan dan pendapatan bagi pelaku utama usaha perikanan dan kelautan. Sektor perikanan dan kelautan telah memberikan kontribusi penting dan strategis bagi perekonomian daerah dan nasional, sehingga perlu adanya pengembangan secara optimal dan berkelanjutan Kehutanan Untuk bidang Kehutanan isu yang masih dihadapi saat ini adalah masih luasnya lahan kritis dalam kawasan, pemanfaatan/penggunaan lahan untuk kepentingan non kehutanan secara illegal dalam kawasan hutan, perambahan dan pencurian kayu (illegal logging), alih fungsi kawasan hutan terkait tata ruang serta isu perubahan iklim terkait hutan. Luas lahan kritis Provinsi Gorontalo saat ini adalah Ha, dapat dilihat pada tabel 2.8 dibawah ini. Berkaitan dengan hal tersebut dilakukan upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatan hutan secara lestari diantaranya melalui penyadartahuan masyarakat yang berada disekitar hutan untuk terus menjaga kelestarian hutan sebagai penyangga ekonomi dan kehidupan mereka serta generasi dimasa yang akan datang. Juga dilakukan upaya penegakan hukum bagi para perusak atau pelaku pelanggaran kehutanan, pemberian akses masyarakat untuk mengelola hutan secara lestari, melakukan upaya rehabilitasi hutan dan lahan dengan melibatkan masyarakat serta mendorong upaya-upaya mengantisipasi perubahan iklim global dengan kerjasama di tingkat lokal, regional, nasional, dan internasional. Tabel 2.8 Lahan Kritis Per Kabupaten/Kota sampai dengan 2011 Luas Lahan Kritis No. Kabupaten/Kota (Ha) 1. Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo Total Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Prov. Gorontalo, 2012 BAB II - 15

29 Perkebunan Potensi luas areal perkebunan diwilayah Provinsi Gorontalo ± Ha, yang sudah dimanfaatkan ± Ha dan belum dimanfaatkan seluas ± Ha, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.9. Tabel 2.9 Data Potensi Lahan Perkebunan NO KABUPATEN LUAS SUDAH BELUM PROSENTASE AREAL DIMANFAATKAN DIMANFAATKAN (%) (Ha) (Ha) (Ha) KET Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Gorontalo Utara Kab. Bone Bolango ,59 34,91 22,39 42,57 60,71 Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo Adapun kecenderungan peningkatan luas areal perkebunan Provinsi Gorontalo sesuai komoditi, lihat tabel Tabel 2.10 Peningkatan Luas Areal Sesuai Komoditi Unggulan Tahun JENIS KOMODITI PERIODE KELAPA NO CENGKEH TEBU KAKAO KET TAHUN DALAM (Ha) (Ha) (Ha) (Ha) Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo Sesuai peningkatan luas areal, juga terlihat kecenderungan peningkatan produksi dan produktivitas empat jenis komoditi seperti tabel 2.11 dan BAB II - 16

30 NO Tabel 2.11 Peningkatan Produksi Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun JENIS KOMODITI (Ton) PERIODE KELAPA TAHUN CENGKEH TEBU KAKAO DALAM KET Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo NO Tabel 2.12 Peningkatan Produktivitas/Ha Komoditi Unggulan Perkebunan Tahun PERIODE TAHUN KELAPA DALAM JENIS KOMODITI (Kg/Ha) Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Prov. Gorontalo CENGKEH TEBU KAKAO KET Produktivitas tanaman kelapa yang merupakan komoditi unggulan masyarakat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari segi luas tanam maupun produksi. Terjadinya peningkatan produksi tanaman kelapa dari tahun 2007 sampai tahun 2011 sebesar Ton. Produksi cengkeh juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007 sebesar 554 Ton menjadi 901 Ton pada tahun Peternakan Pembangunan peternakan dan kesehatan hewan merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan pembangunan nasional, khususnya dalam hal ketahanan pangan, oleh sebab itu kebijakan umum pembangunan peternakan dan kesehatan hewan adalah : 1) Menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak, 2) Meningkatkan produksi dan produktivitas ternak, 3) Meningkatkan produksi pakan ternak, 4) Meningkatkan status kesehatan ternak, 5) Menjamin produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) dan berdaya saing dan 6) Meningkatkan pelayanan prima pada masyarakat. Kebijakan ketersediaan dan mutu bibit ternak akan diarahkan untuk : 1) Mengoptimalkan kelembagaan perbibitan, 2) Pewilayahan sumber bibit berbasis potensi, 3) Pelestarian sumber daya genetic, 4) Penerapan teknologi perbibitan dan 5) Pengembangan BAB II - 17

31 usaha tani dan investasi perbibitan. Dalam aspek populasi dan produktivitas ternak diarahkan untuk meningkatkanpopulasi dan optimalisasi produksi ternak ruminansia dan non ruminansia, restrukturisasi perunggasan, dan pengembangan kelembagaan usaha. Aspek penting lainnya yang tidak bisa lepas dari pembangunan peternakan adalah kesehatan hewan yang difokuskan peningkatan perlindungan hewan, pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, pelayanan kesehatan hewan dan meningkatkan kualitas tenaga dokter hewan dan paramedic. Untuk keamanan produk hewan antara lain dengan meningkatkan jaminan produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH), meningkatkan penerapan kesrawan dan mengoptimalkan pengaturan dan pemasaran daging sapi. Strategi dalam melaksanakan pembangunan peternakan baik nasional,regional maupun di daerah diarahkan untuk mencapai sasaran dan tujuan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan, yaitu Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) Tahun 2014 dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH). Dalam rangka mendukung Percepatan Pencapaian PSDSK Tahun 2014, berbagai program dan kegiatanyang dilaksanakan oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah anatar lain peningkatan populasi ternak, terutama ternak sapi potong, kambing dan ayam buras yang merupakan 3 (tiga) komoditi unggulan bidang peternakan Provinsi Gorontalo. Komoditi ternak sapi misalnya, merupakan jenis ternak yang sudah familier dengan masyarakat Gorontalo, terutama masyarakat petani, karena komoditi ini secara ekonomis dapat memberikan nilai tambah pendapatan yang sangat signifikan, mudah dipelihara bahkan menjadi tabungan bagi para petani. Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi Gorontalo dengan program Pendistribusian bibit ternak kepada masyarakat akan terus berupaya mengembangkan ternak sapi ini menjadi prioritas program. Pada tabel 2.13 dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 populasi ternak unggulan (sapi, kambing dan ayam buras) di Provinsi Gorontalo berjumlah masing-masing ekor sapi, ekor kambing dan ekor ayam kampung, dan diharapkan target RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun meningkat menjadi ekor sapi, ekor kambing dan ekor ayam buras atau naik rata-rata 4% per tahun untuk ternak sapi, 1,5% per tahun untuk ternak kambing, dan 2% per tahun untuk ternak ayam buras. Selain 3 (tiga) jenis ternak unggulan tersebut, Provinsi Gorontalo juga mengembangkan ternak lain seperti itik, ayam ras petelur, dan pedaging, kuda dan burung puyuh. BAB II - 18

32 Tabel 2.13 Populasi Ternak (Ekor) Menurut Kab/Kota Di Provinsi Gorontalo Tahun 2011 Sumber : Dinas Peternakan dan Perkebunan Provinsi Gorontalo Dari sisi produksi daging sapi tahun 2011, berada pada posisi kg dan diharapkan setiap tahun dapat meningkat kurang lebih 4%, sehingga dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan produksi daging dapat mencapai kurang lebih kg, sementara untuk konsumsi daging pada tahun 2011 dari posisi 2 kg/kapita/tahun ditargetkan meningkat menjadi 4 kg/kapita/tahun pada tahun Strategi penting dalam pengembangan peternakan di Provinsi Gorontalo dilakukan melalui cluster/pewilayahan komoditas ternak sesuai potensi sumber daya yang ada dengan pendekatan pola integrasi, baik integrasi ternak dengan tanaman pangan maupun integrasi ternak dengan tanaman perkebunan. Dengan demikian di Provinsi Gorontalo akan ada 2 (dua) kawasan pengembangan peternakan, yakni Kawasan I sebagai kawasan integrasi ternak dengan tanaman pangan, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kota Gorontalo dan Kawasan II sebagai kawasan integrasi ternak dengan tanaman perkebunan, yaitu Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo BAB II - 19

33 Utara. Potensi pendukung yang kita miliki cukup besar, yaitu ketersediaan sumber pakan ternak yang sangat besar, kelembagaan kelompok peternak, sumber air dan iklim yang cocok dengan budidaya ternak. Selain target peningkatan produksi populasi ternak sub sektor peternakan juga fokus pada program pengendalian penyakit hewan menular strategis dan penjaminan produkproduk peternakan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal). Untuk penyakit hewan menular strategis Dinas Perkebunan Dan Peternakan mempunyai target capaian bebas penyakit hewan menular strategis 0 % yang berarti bahwa pada tahun 2017 tidak ada lagi penyakit hewan menular strategis di Provinsi Gorontalo seperti penyakit hewan rabies dan Avian Influensa (AI) demikian pula halnya dengan penjaminan produk produk peternakan yang ASUH ditargetkan pada tahun 2017 semua produk peternakan yang beredar di Propinsi Gorontalo sudah bisa 98 % terjamin ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) Pertambangan dan Energi Di bidang pertambangan, wilayah Provinsi Gorontalo memiliki kandungan bahan tambang, mineral dan batu-batuan yang cukup besar serta memiliki nilai ekonomi tinggi seperti emas dengan potensi sebesar ton, perak dengan potensi ton, tembaga dengan potensi , batu andesit dengan potensi ton, batu granit dengan potensi ton, batu dasit dengan potensi ton, Batu basal dengan potensi ton, Batugamping dengan potensi , feldspar dengan potensi ton, lempung dengan potensi ton, pasir, batu & sirtu dengan potensi ton, marmer dengan potensi ,96 ton, dan toseki dengan potensi ton. Potensi ini mempunyai nilai ekonomis penting dalam peningkatan kemakmuran masyarakat Gorontalo. Secara geologis, potensi bahan tambang Provinsi Gorontalo tersebar di seluruh Kabupaten/Kota. Selain potensi sumber daya mineral, Provinsi Gorontalo juga memiliki potensi sumber daya energi terbarukan yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, diantaranya potensi sumber daya air + 65,4 MW dan potensi panas bumi 110 MW. Total potensi energi terbarukan tersebut sebesar 175,4 MW dan yang baru termanfaatkan sebesar 3,5 MW. Kondisi kelistrikan Provinsi Gorontalo saat ini telah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi 150 KVA antara Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo dengan total daya terpasang 430,69 MW dan perkiraan beban puncak 266,40 MW. Untuk Provinsi Gorontalo sendiri daya terpasang saat ini 86,56 MW dan daya mampu 59,20 MW dengan beban puncak 56,13 MW. Jumlah pelanggan listrik di Provinsi Gorontalo sebesar 129,270 pelanggan dengan tingkat pelanggan terbesar sektor rumah tangga sebesar 92,46 %. Pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik pertahun sebesar 8,6 s/d 10 %. Ratio elektrifikasi saat ini sebesar 69,97 %. Kondisi jaringan listrik yang ada terdiri dari Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sepanjang 1.700,6 Kms dan Saluran Udara BAB II - 20

34 Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KVA 237 Kms dan jumlah Gardu sebanyak buah dan Gardu induk sebanyak 4 buah. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang ada saat ini maka upaya penyediaan energi listrik terus dilakukan melalui interkoneksi jaringan transmisi 150 Kva wilayah Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Tengah serta percepatan pelaksanaan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara Anggrek dan PLTU Molotabu. Pemanfaatan potensi energi terbarukan yang ada sesuai dengan arah kebijakan energi yang telah ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral yaitu meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (diversifikasi energi) yang sesuai visi 25/25 yaitu Tahun 2025 penggunaan energi baru terbarukan menjadi 25% dengan memaksimalkan penyediaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan untuk menghindari biaya penggunaan bahan bakar fosil (avoided fosil energy cost) Pariwisata Di sektor pariwisata, Gorontalo mempunyai 86 potensi obyek wisata yang tersebar di enam kabupaten/kota dengan karakter, keindahan alam yang masih asli serta keanekaragaman adat dan budaya. Potensi obyek wisata Gorontalo dapat dilihat pada tabel Tabel 2.14 Daftar Obyek Daya Tarik Wisata Di Provinsi Gorontalo NO NAMA OBYEK JENIS OBYEK LOKASI KOTA GORONTALO 1 Benteng Otanaha Wisata sejarah ± 8 km dari pusat kota, Kel. Dembe Kec. Kota Barat 2 Telapak Lahilote Wisata sejarah ± 2 km dari pusat kot, Kel. Pohe Kec. Kota Selatan 3 Pantai Indah Pohe Wisata bahari ± 2 km dari pusat kot, Kel. Pohe Kec. Kota Selatan 4 Tangga Dua Ribu Wisata buatan ± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Dembe Kec. Kota Barat 5 Kolam Renang Lahilote Wisata buatan ± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Limba U2 Kec. Kota Selatan 6 Rumah Adat Dulohupa Wisata budaya ± 2.5 km dari pusat kota, Kel. Limba U2 Kec. Kota Selatan 7 Pemandian Bak Potanga Wisata buatan ± 4km dari pusat kota, Kel. Pilolodaa Kec. Kota Barat 8 Makam Keramat Ju Panggola Wisata sejarah ± 8km dari pusat kota, Kel. Dembe I Kec. Kota Barat 9 Makam Keramat Ta'Jailoyibuo Wisata sejarah ± 2km dari pusat kota, Kel. Donggala Kec. Kota Barat 10 Makam Keramat Ta'Ilayabe Wisata sejarah Kompleks Pelabuhan Gorontalo 11 Makam Keramat Haji Buulu Wisata sejarah Jl. Teuku Umar Kota Gorontalo 12 Makam Keramat Pulubunga Wisata sejarah ± 4km dari pusat kota, Kel. Tanjung Kramat Kec. Kota Selatan 13 Pantai Karang Citra Wisata bahari ± 4km dari pusat kota, Kec. Kota Selatan 14 Goa Baya Lo Milate Wisata alam ± 4km dari pusat kota, Kel. Tanjung Kramat Kec. Kota Selatan 15 Masjid Hunto (Sultan Amai) Wisata sejarah ± 2km dari pusat kota, Kel. Siendeng 16 Masjid Baiturrahim Wisata sejarah Pusat Kota Gorontalo BAB II - 21

35 NO NAMA OBYEK JENIS OBYEK LOKASI KABUPATEN GORONTALO 1 Danau Limboto Wisata alam ± 10km dari pusat kota, Kel. Limboto dan Kec. Batudaa 2 Museum Pendaratan Soekarno Wisata sejarah ± 10km dari pusat kota, Desa Iluta Kec. Batudaa 3 Pemandian Taluhu Barakati Wisata alam ± 12km dari pusat kota, Desa Barakati Kec. Batudaa 4 Goa Ular Wisata alam ± 15km dari pusat kota, Kec. Batudaa Sirkuit Pacuan Kuda dan Lap 5 Golf Wisata buatan Desa Yosonegoro Kec. Limboto Barat 6 Pentadio Resort Wisata buatan Desa Pentadio Kec. Telaga Biru 7 Rumah Adat Bantayo Poboide Wisata budaya Pusat Kota Limboto 8 Menara Keagungan Limboto Wisata buatan Pusat Kota Limboto 9 Bukit PPN Limboto Wisata buatan Desa Bongohulawa Kec. Limboto 10 Batu Buaya dan Batu Babi Wisata alam Kec. Batudaa KABUPATEN BOALEMO 1 Pantai Bolihutuo Wisata bahari Desa Bolihutuo Kec. Botumoito 2 Taman Laut Pulau Limba Wisata bahari Desa Paguyaman Pantai 4 Pulau Pasir Putih Wisata bahari Desa Mohutomba 5 Pulau Mohupomba Wisata bahari 6 Pulau Asiangi Wisata bahari 7 Pemandian Air Panas Dulanga Wisata alam Desa Dulango 8 Pulau Dulupi Wisata bahari Kec. Dulupi 9 Pulau Poheita Wisata bahari Desa Tenilo 10 Teluk Bu'baa Wisata alam Paguyaman Pantai 11 Perkampungan Etnis Bali Wisata budaya Kec. Wonosari 12 Taman Nasional Nantu Wisata alam Kel. Libuo Kec. Paguat KABUPATEN POHUWATO 1 Pantai Libuo Wisata bahari ± 13 km dari Pusat Kota Marisa, Kec. Paguat 2 Tanjung Maleo Wisata bahari Desa Maleo Kec. Paguat 3 Tanjung Bajo Wisata bahari ± 20 km dari Pusat Kota Marisa, Desa Bumbulan Kec. Paguat 4 Pohon Cinta Wisata bahari Pusat Kota Marisa, Desa Pohuwato Timur 5 Pantai Bulili Wisata alam Desa Bulili, Kec. Duhiadaa 6 Pantai Lalape Wisata alam ± 70 km dari Pusat Kota Marisa, Desa Trikora Kec. Popayato 7 Danau Delo Wisata alam ± 15 km dari Pusat Kota Marisa, Desa Trikora Kec. Popayato 8 Danau Embung Wisata alam ± 30 km dari Pusat Kota Marisa, Kec. Patilanggio 9 Danau Telaga Wisata alam Desa Telaga Kec. Popayato 10 Masjid Keramat Wanggarasi Wisata buatan Kec. Wanggarasi 11 Desa Wisata Torosiaje Wsata Budaya Desa Torosiaje Kec. Popayato 12 Air Terjun Kelapa Lima Wisata alam Kec. Popayato Timur 13 Air Terjun Makarti Jaya Wisata alam Kec. Taluditi 14 Air Terjun Lomuli Wisata alam Desa Lomuli Kec. Lemito 15 Air Terjun Wanggarasi Wisata alam Kec. Wanggarasi 16 Pulau Lahe Wisata bahari Desa Pohuwato Timur Kec. Marisa BAB II - 22

36 NO NAMA OBYEK JENIS OBYEK LOKASI KABUPATEN BONE BOLANGO 1 Air Terjun Taludaa Wisata alam Desa Taludaa Kec. Bone Pantai 2 Taman Laut Olele Wisata bahari Desa Olele Kec. Kabila Bone Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Wisata alam Kec. Suwawa Timur 3 4 Air Terjun Lombongo I dan II Wisata alam Desa Lombongo, Kec. Suwawa Timur 5 Danau Perintis Wisata alam Kec. Suwawa 6 Makam Raja-raja Atinggola Wisata sejarah Desa Dunggala Kec. Tapa 7 Kebun Binatang Mana Suka Wisata buatan Kec. Kabila 8 Pantai Botutonuo Wisata Bahari Kec. Kabila Bone KABUPATEN GORONTALO UTARA 1 Pulau Saronde Wisata alam Desa Ponelo 2 Benteng Oranye Wisata sejarah Desa Dambalo 3 Kota Jin Wisata sejarah Desa Kota Jin Kec. Atinggola 4 Pantai Minanga Wisata bahari Desa Kota Jin Kec. Atinggola 5 Pontolo Indah Wisata buatan Desa Pontolo Kec. Kwandang 6 Pantai Monano Wisata bahari Desa Monano Kec. Anggrek 7 Pantai Tolitohuyu Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek 8 Taman Laut Raja Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek 9 Pulau Raja Wisata bahari Desa Dunu Kec. Anggrek 10 Pulau Mas Wisata bahari Desa Buladu 11 Pulau Popaya Wisata bahari Desa Deme II 13 Pantai Limu Wisata bahari Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata 14 Bulonggo Daa Wisata sejarah Desa Buladu 15 Kuburan Belanda Wisata sejarah Desa Buladu 16 Pantai Tolinggula Wisata bahari Desa Tolinggula Tengah 17 Perkampungan Polahi Wisata budaya Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata 18 Desa Wisata Ponelo Wisata buatan Desa Ponelo 19 Pulau Seribu Wisata alam Desa Dudepo 20 Pulau Katialada Wisata alam Desa Moluo Kec. Kwandang 21 Pulau Mohinggito Wisata alam Desa Ponelo 22 Air Terjun Pontolo Wisata alam Desa Pontolo Kec. Kwandang 23 Air Terjun Bontula Wisata alam Desa Boalemo 25 Pemandian Batu Licin Wisata alam Desa Molingkapoto Kec. Kwandang Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012 Dalam perencanaan pengembangan potensi pariwisata untuk 5 tahun ke depan, maka pengembangan obyek akan lebih difokuskan pada pengembangan 8 obyek wisata unggulan yakni Taman Laut Olele, Air terjun Lombongo, Benteng Otanaha, Pentadio Resort, Museum pendaratan Soekarno, Hutan Nantu, Desa Torosiaje dan pulau Saronde. Satu hal yang menjadi catatan dalam pengembangan obyek wisata di Provinsi Gorontalo adalah masih minimnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan. Pengembangan pariwisata harus dititik beratkan pada beberapa hal diantaranya : perbaikan obyek wisata dan pengembangan sarana dan prasarana pendukung, pembangunan SDM BAB II - 23

37 pariwisata, pengembangan IKM/UKM untuk produksi souvenier, pengembangan infrastuktur jalan dan transportasi ke dan dari obyek wisata. Adapun kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara di obyek wisata yang tersebar di provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel NO DAERAH KAB/KOTA Tabel 2.15 Data Kunjungan Wisatawan Di Provinsi Gorontalo WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS WISMAN WISNUS 1 KOTA GORONTALO KAB. GORONTALO KAB. BOALEMO KAB. POHUWATO KAB. BONE BOLANGO KAB. GORONTALO UTARA JUMLAH Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012 Untuk rata-rata lama tinggal wisatawan di Provinsi Gorontalo dalam kurun 4 (empat) tahun terakhir berkisar antara 2 hari 3 hari seperti terlihat pada tabel Tabel 2.16 Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi Gorontalo Rata-rata Lama Tinggal (Hari) Tahun Tamu Asing Tamu Asing Tamu Domestik Dan Domestik ,57 1,61 2, ,62 2,15 2, ,24 3,00 2, ,28 2,99 2,64 Sumber : Badan Pusat Statistik Prov. Gorontalo, 2012 (diolah) Selain ditunjang dengan jumlah kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun nusantara, sektor pariwisata daerah turut memberikan kontribusi dalam meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang di topang dari sektor perdagangan, hotel, restoran dan jasa lainnya. Pada tahun 2011 jumlah kontribusi sektor pariwisata terhadap pariwisata Provinsi Gorontalo adalah sebesar 14,13% yang merupakan persentase dari jumlah kontribusi PDRB sektor pariwisata yang berjumlah Rp dibagi jumlah PDRB Rp Provinsi Gorontalo Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 berjumlah BAB II - 24

38 2.1.3 Wilayah Rawan Bencana Gorontalo termasuk dalam wilayah yang rawan bencana, adapun bencana yang sering melanda Provinsi Gorontalo adalah banjir, tanah longsor dan tsunami (Gelombang pasang). Selain itu Gorontalo juga menjadi wilayah yang sering dilanda gempa bumi. a. Kawasan Rawan Gempa Gempa bumi adalah peristiwa alam karena proses tektonik maupun vulkanik. Gempa bumi tektonik disebabkan dari pergerakan tektonik lempeng. Wilayah Provinsi Gorontalo dan sekitarnya terletak pada jalur subdaksi lempeng, yaitu Lempeng Indo Australia yang menyusup di bawah Lempeng Eurasia. Dengan demikian wilayah Gorontalo merupakan wilayah yang rawan gempabumi tektonik. Potensi bahaya gempa di Provinsi Gorontalo berada dalam kriteria potensi sedang. Hampir seluruh wilayah di Provinsi Gorontalo merupakan kawasan rawan gempa karena kondisi Geologi Gorontalo yang merupakan jenis batuan tua yang memiliki banyak patahan. Namun secara umum dapat dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu : Wilayah sebelah Utara merupakan kawasan rawan gempa yang bersifat merusak. Wilayah sebelah selatan merupakan kawasan rawan gempa yang tidak terlalu merusak. Gambar 2.2 Peta Rawan Bencana Gempa Bumi Sumber : Peta RTRWP Gorontalo BAB II - 25

39 Kawasan rawan bencana di Provinsi Gorontalo diantaranya adalah kawasan rawan gempa. Kawasan yang rawan bencana gempa bumi di Provinsi Gorontalo terdapat pada dua kawasan, yaitu kawasan laut pantai Utara dan kawasan laut pantai Selatan. Pusat gempa yang berada di bagian laut utara bersifat merusak, sedangkan yang ada di laut selatan merupakan sebaran gempa yang tidak merusak. Berdasarkan analisis peta geologi lembar Gorontalo, sesar/patahan Gorontalo merupakan bagian zona pertemuan antara zona eurasia dan zona pasifik. Sesar Gorontalo tersebut menyerupai garis diagonal tunggal mulai dari Leato sampai Kwandang, yang berpotensi terjadinya gempa tektonik endogen yang menyebabkan patahan. Di daerah patahan ini terdapat potensi terjadinya tektonik endogen dalam bentuk bergesernya kerak/lapisan bumi secara vertikal. b. Kawasan Rawan Tanah Longsor Gerakan tanah atau tanah longsor akibat kondisi tanah yang tidak stabil yang disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu karena tekanan atau beban tanah menahan benda/bangunan di atasnya, kemiringan tanah yang curam hingga sangat curam sehingga mendukung longsoran tanah dan curah hujan yang tinggi serta tidak ada vegetasi yang menahan luncuran air sehingga air mengalir membawa material tanah dapat terjadi longsoran dan banjir bandang. Beberapa kawasan yang sering dilanda dan rawan longsor adalah Kota Gorontalo berada pada Kecamatan Kota Selatan, Kecamatan Kota Timur dan Kota Barat. Kabupaten Gorontalo berada pada Kecamatan Tibawa dan Kecamatan Tolangohula. Kabupaten Boalemo terdapat di Kecamatan Tilamuta, Botumoito dan Mootilango. Di Kabupaten Pohuwato yaitu di Kecamatan Buntulia (lokasi tambang). Sedangkan di Kabupaten Bone Bolango kawasan rawan longsor berada pada Kecamatan Suwawa, Bonepantai, Botupingge, Boneraya dan Bulawa. Sedangkan untuk Kabupaten Gorontalo Utara berada di kecamatan Kwandang, Atinggola, Sumalata dan Tolinggula seperti terlihat dalam peta kawasan rawan longsor, gambar 2.3. BAB II - 26

40 Gambar 2.3 Peta Kawasan Rawan Longsor Sumber : Peta RTRWP Gorontalo c. Kawasan Rawan Gelombang Pasang (Tsunami) Provinsi Gorontalo merupakan wilayah yang memiliki resiko tinggi terhadap ancaman tsunami karena memiliki panjang garis pantai ± 655,8 km dan terdapat jalur patahan. Wilayah-wilayah yang memiliki resiko tinggi terhadap tsunami di kabupaten Boalemo adalah Kecamatan Botumoito, Mananggu, Paguyaman Pantai dan Tilamuta. Seluruh wilayah Kabupaten Gorontalo Utara beresiko tinggi terhadap tsunami. Wilayah Kota Gorontalo yang beresiko tinggi terhadap tsunami adalah Kecamatan Dumbo Raya dan wilayah Kabupaten Pohuwato adalah Kecamatan Marisa, Kecamatan Paguat dan Kecamatan Randangan. Hal ini seperti terlihat dalam gambar 2.4. BAB II - 27

41 Gambar 2.4 Peta Kawasan Rawan Tsunami Sumber : Peta RTRWP Gorontalo d. Kawasan Rawan Banjir Banjir terjadi di samping karena faktor alam juga disebabkan faktor manusia seperti pembuangan sampah yang sembarangan ke dalam saluran air (selokan) dan badan air sungai, sehingga menyebabkan selokan dan sungai menjadi dangkal akibatnya aliran air terhambat dan menjadi meluap dan menggenang. Selain itu, kurangnya daya serap tanah terhadap air karena tanah telah tertutup oleh aspal jalan raya dan bangunan-bangunan yang jelas tidak tembus air, sehingga air tidak mengalir dan hanya menggenang. Penebang-penebang pohon di hutan yang tidak menerapkan sistem reboisasi (penanaman pohon kembali) pada lahan yang gundul, sehingga daerah resapan air sudah sangat sedikit. Faktor alam lainnya adalah karena curah hujan yang tinggi dan tanah tidak mampu meresap air, sehingga luncuran air sangat deras. Provinsi Gorontalo potensial untuk terjadi banjir karena bentuk topografi lahannya yang berbentuk seperti mangkuk.kawasan Rawan Banjir di Provinsi Gorontalo berada pada semua kabupaten dan kota yang ada, yaitu Kota Gorontalo terdapat pada Kecamatan Kota Selatan, Kota Timur, Kota Utara dan Kota Barat. Pada kabupaten Gorontalo terdapat di Kecamatan Limboto, Limboto Barat, Telaga, Telaga Jaya, Tibawa, Tolangohula, Bongomeme, Pulubala dan Boliyohuto. Kabupaten Boalemo terdapat di Kecamatan Tilamuta, Botumoito dan Mootilango. Pada Kabupaten Pohuwato berada di BAB II - 28

42 Kecamatan Randangan, Marisa, Lemito dan Popayato. Untuk Kabupaten Bone Bolango terdapat di Kecamatan Suwawa, Kabila, Botupingge dan Tilongkabila sedangkan di Kabupaten Gorontalo Utara terdapat di Kecamatan Kwandang, Anggrek dan Sumalata seperti terlihat dalam peta rawan banjir, gambar 2.5. Gambar 2.5 Peta Kawasan Rawan Banjir Sumber :Peta RTRWP Gorontalo Demografi a. Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo tahun 2012 adalah sebanyak jiwa. Dari tabel 2.17 bisa dilihat bahwa Kabupaten Gorontalo merupakan kabupaten yang jumlah penduduknya lebih banyak. Untuk tahun 2012 penduduk Kabupaten Gorontalo adalah 33.94% dari jumlah keseluruhan penduduk Provinsi, sedangkan Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah yang terendah jumlah penduduknya dari seluruh kabupaten/kota yang ada. BAB II - 29

43 Tabel 2.17 Jumlah Penduduk Provinsi Gorontalo, No Nama Tahun Kabupaten/Kota Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara 06 Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, Dan jika dibandingkan dengan luas wilayah yang ada, maka Kota Gorontalo yang hanya punya wilayah seluas 66,25 Km 2 namun memiliki penduduk yang cukup besar, hal ini menunjukkan bahwa Kota Gorontalo adalah wilayah terpadat penduduknya di Provinsi Gorontalo. Kepadatan penduduk rata-rata yaitu /66,25 atau sama dengan jiwa/km 2. Untuk rata-rata kepadatan penduduk Provinsi Gorontalo yaitu 87 jiwa/km 2. Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Gorontalo Berdasarkan Sex Ratio, 2012 No Kabupaten/Kota Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio 1. Kabupaten Gorontalo ,28 2. Kabupaten Boalemo ,28 3. Kabupaten Pohuwato ,63 4. Kabupaten Bone Bolango ,95 5. Kabupaten Gorontalo Utara ,30 6. Kota Gorontalo ,28 Provinsi Gorontalo ,37 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, Tabel 2.18 menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Gorontalo lebih banyak lakilakinya dengan sex ratio 100,37 artinya laki-laki di Gorontalo lebih banyak 0,37% dibanding jumlah perempuan. Sedangkan untuk kabupaten/kota bisa dilihat salah satu kabupaten dengan persentase jumlah penduduk laki-laki terbanyak yaitu Kabupaten Gorontalo utara yang memiliki sex ratio sebesar 104,30 yang menunjukkan jumlah laki-laki di Kabupaten Gorut lebih banyak 4,30% dibanding perempuan. BAB II - 30

44 Tabel 2.19 Data Penganut Agama Provinsi Gorontalo Tahun 2010 DAERAH PENGANUT AGAMA ISLAM KRISTEN KATOLIK HINDU BUDDHA JUMLAH KOTA GORONTALO KAB.GORONTALO KAB.BOALEMO KAB.POHUWATO KAB.BONE BOLANGO KAB.GORUT JUMLAH Sumber: Biro PP Kesra Setda Provinsi Gorontalo, 2011 (diolah). Tabel 2.19 menunjukkan komposisi jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut, sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo beragama islam sebesar 96,25 % sedangkan sisanya 3,75 % terbagi kedalam agama Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Tabel 2.20 Penduduk Berumur 5 Tahun Keatas Menurut Wilayah dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Pendidikan tertinggi yang ditamatkan Nama Kabupaten/Kota Tidak/ Belum Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD SD/MI/ Sederajat SLTP/MTs/ Sederajat SLTA/MA/ Sederajat SMK Diploma I/II Diploma III Diploma IV/ Universitas S2/S3 Jumlah 01 Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo Sumber: Data Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Di Provinsi Gorontalo untuk jenjang pendidikan S1 dan S2/S3 yang ditamatkan terbesar terdapat pada Kota Gorontalo sebanyak dan sedangkan terendah di Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak dan 41, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.20 b. Laju Pertumbuhan Penduduk Pada tabel 2.21 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk Provinsi Gorontalo di tahun 2010 sebesar 2.28% dengan pertumbuhan terbesar disumbang oleh Kabupaten Boalemo sebesar 3.62 % dan urutan dibawahnya adalah Kabupaten Pohuwato sebesar BAB II - 31

45 3.25%. Hal ini disebabkan dikedua Kabupaten tersebut menjadi wilayah transmigran di Provinsi Gorontalo. Sementara Kabupaten Gorontalo menjadi wilayah yang sedikit berkontribusi terhadap laju pertumbuhan penduduk yaitu hanya sebesar 1.40%. Kondisi ini dikarenakan makin terbatasnya lahan garapan yang ada. Sedangkan Kota Gorontalo mempunyai luas wilayah yang kecil dan paling padat penduduknya diantara semua wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo dengan laju pertumbuhan penduduknya sebesar 2.93%. Tabel 2.21 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Gorontalo. Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan Kabupaten/Kota Kabupaten Gorontalo ,68 Kabupaten Boalemo ,68 Kabupaten Pohuwato ,53 Kabupaten Bone Bolango ,02 Kabupaten Gorontalo ,88 Utara Kota Gorontalo ,37 Provinsi Gorontalo ,09 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, c. Struktur ketenagakerjaan Struktur ketenagakerjaan di Provinsi Gorontalo pada Tahun 2012 menunjukkan bahwa dari jumlah penduduk yang berumur 15 tahun keatas sebesar , yang merupakan angkatan kerja sebesar atau sebesar persen. Dari jumlah tersebut yang sedang bekerja sebesar atau persen dan yang menganggur sebesar atau 4.36 persen. Sementara yang bukan merupakan angkatan kerja yaitu penduduk yang mengurus rumah tangga, bersekolah dan lainnya (kegiatan selain mengurus rumah tangga maupun bersekolah) sebanyak atau persen dengan jumlah terbanyak pada yang mengurus rumah tangga yaitu sebesar atau persen dan bersekolah sebanyak atau 8.94 persen dan lain-lain (yang bukan mengurus rumah tangga dan bersekolah) sebanyak atau persen, lihat tabel BAB II - 32

46 Tabel 2.22 Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama Provinsi Gorontalo Jenis Kegiatan Utama I. Angkatan Kerja Bekerja , Menganggur , II. Bukan Angkatan Kerja , Sekolah , Mengurus Rumah Tangga , Lainnya , Jumlah/Total Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63, ,12 63,08 (TPAK) Tingkat Pengangguran 5, ,36 Sumber : Sakernas, BPS Provinsi Gorontalo d. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Gorontalo Tahun 2012, sebesar 63,08%. Posisi angka tersebut mengalami penurunan dibanding Tahun 2011 yang pada posisi 64,12%. Jumlah penganggur pada Februari 2013 sebesar orang, bertambah 349 orang dari keadaan Agustus 2012 sebesar orang, namun berkurang orang dari keadaan Februari 2012 sebesar orang. Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Gorontalo selama tiga tahun terakhir sedikit berfluktuasi yaitu di tahun 2010 sebesar 5,16%, kemudian mengalami penurunan menjadi 4,26% di Tahun 2011, pada tahun 2012 mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan menjadi 4,36% (tabel 2.22). Dari tabel 2.22 dapat dilihat bahwa jumlah tenaga kerja di Provinsi Gorontalo setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja berjumlah dan pada tahun 2010 berubah menjadi mengalami peningkatan sejumlah atau sebesar 2.84 persen. Sedangkan pada tahun 2011 jumlah tenaga kerja berada pada angka 445,210 meningkat sebesar atau 2.83 persen dari jumlah tenaga kerja pada tahun sebelumnya. Sementara sektor yang menjadi primadona dengan meraup tenaga kerja terbesar masih berasal dari sektor pertanian yang pada tahun 2012 mencapai , disusul oleh sektor lainnya sebesar orang. Berikutnya jasa kemasyarakatan sebesar BAB II - 33

47 ditempat ketiga disusul sektor perdagangan rumah makan dan jasa akomodasi sebesar Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel 2.23 Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha tahun Sektor Ekonomi Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Listrik, Gas, dan Air Minum Konstruksi Perdagangan, Rumah makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Lainnya Total Sumber: Badan Pusat Statistik Gorontalo, Aspek Kesejahteraan Masyarakat Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi Provinsi Gorontalo dalam usianya yang relatif muda telah menunjukkan performa pertumbuhan ekonomi yang baik dan tumbuh dengan cepat. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo merilis bahwa pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo memperlihatkan kenaikan yang signifikan setiap tahun dan pada tahun 2012 mencapai angka 7,71 % berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional 6,23 % dengan PDRB per kapitanya Rp Salah satu indikator yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah dapat ditunjukkan dengan pendapatan perkapita masyarakat Pertumbuhan PDRB Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Gorontalo pada periode terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil analisis pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat dalam Tabel BAB II - 34

48 Tabel 2.24 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Provinsi Gorontalo (dalam jutaan rupiah) No Sektor (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % 1 Pertanian , , Pertambangan & penggalian , , Industri pengolahan , , Listrik, gas, & air bersih , , Konstruksi , , Perdagangan, 6 hotel, & restoran , , Pengangkutan & 7 komunikasi angangkutan & komunikasi , , Keuangan, 8 sewa, & jasa Perusahaan , , Jasa-jasa , , PDRB , , , , ,00 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013 PDRB atas dasar harga konstan dengan tahun dasar 2000 menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2008, capaian PDRB tercatat sebesar Rp.2,520,673 triliun dan meningkat menjadi Rp.3,383 triliun Tahun Sektor yang memberi kontribusi terbesar PDRB atas dasar harga konstan Gorontalo adalah sektor pertanian. Rata-rata kontribusi sektor pertanian dalam kurun waktu Tahun adalah 30,90%. Demikian juga dengan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB atas dasar harga berlaku Gorontalo pada periode terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil analisis pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku dapat dilihat dalam Tabel BAB II - 35

49 Tabel 2.25 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Berlaku Provinsi Gorontalo (dalam jutaan) No Sektor (Juta (Juta Rp) % % (Juta Rp) % (Juta Rp) % (Juta Rp) % Rp) 1 Pertanian , ,61 2,332, ,693, ,001, Pertambangan & penggalian 3 Industri pengolahan 4 Listrik,gas & air bersih 5 Konstruksi/ Bangunan 6 Perdagangan, hotel & restoran 7 Pengangkutan & komunikasi , ,15 94, , , , ,88 390, , , , ,55 43, , , , ,90 557, , , , ,33 835, , ,143, , ,88 727, , , Keuangan, Real , ,21 Estate & jasa 836, , ,145, Perusahaan 9 Jasa-jasa , ,49 2,237, ,465, ,726, PDRB , ,00 8,056, ,153, ,368, Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada Tahun 2008, capaian PDRB atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp.5,906 triliun dan meningkat secara signifikan menjadi Rp.10,368 triliun Tahun 2012, dan ini merupakan perkembangan yang sangat baik jika dibandingkan dengan provinsi lainnya, mengingat Provinsi Gorontalo yang baru terbentuk sejak tahun Laju Inflasi Salah satu indikator utama keberhasilan pemerintah dalam mengatur perekonomiannya dapat terlihat dari kemampuan pemerintah dalam mengendalikan kenaikan harga barang dan jasa di wilayahnya. Tabel 2.26 memperlihatkan perkembangan laju Inflasi di Provinsi Gorontalo menunjukkan pola yang dinamis dan fluktuatif dari Tahun , dengan angka inflasi tertinggi terjadi Tahun 2008 yaitu sebesar 9,20%, hal ini terjadi karena adanya kenaikan harga bahan bakar minyak yang memicu kenaikan harga barang dan jasa serta beberapa bahan pokok lain di pasar. Selanjutnya Tahun 2009 angka inflasi turun menjadi 4,35% dan Tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 7,43% kemudian turun kembali menyentuh level terendahnya menjadi 4,08%. BAB II - 36

50 Tabel 2.26 Inflasi Provinsi Provinsi Gorontalo, Tahun Inflasi ,31 Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, 2013 Periode Tahun , tingkat inflasi Provinsi Gorontalo relatif berfluktuatif tetapi masih berada dibawah angka 2 digit. Dari tabel 2.26 diatas dapat dilihat bahwa inflasi tertinggi terjadi pada 2008, dan tahun 2011 merupakan inflasi terendah. Pengukuran Inflasi tersebut diambil dari inflasi yang terjadi di Kota Gorontalo. Relatif tingginya inflasi di Kota Gorontalo mengindikasikan adanya ketidakstabilan harga yang tinggi bila dibanding dua kota lainnya yakni Manado dan Makassar bahkan nasional. Ketidakstabilan dan tingginya harga terutama disebabkan masih kurangnya pelaku bisnis dalam bidang perdagangan di Provinsi Gorontalo, seningga terjadi egoisme dan tidak adanya persaingan dalam penetapan harga barang yang berdampak pada tidak terkendalinya harga dimaksud. Selain itu, lambatnya perbaikan dan penambahan infrastruktur perhubungan juga telah memperlambat distribusi barang dan jasa. Tingginya inflasi di Provinsi Gorontalo menyebabkan penurunan daya beli masyarakat setempat. Namun, tantangan dihadapi oleh Provinsi Gorontalo di masa depan adalah bagaimana menekan harga barang dan jasa di wilayah Kota Gorontalo Perkembangan Investasi Perkembangan investasi di Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari tabel 2.27, dimana data realisasi investasi pada Tahun 2006 sebesar 646,031 milyar dan meningkat menjadi triliun pada Tahun Tabel 2.27 Pertambahan Nilai Investasi Provinsi Gorontalo, Tahun Nilai Investasi (milyar) 646, , , , , Sumber: Badan Investasi Daerah, Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo dari Tahun (tabel 2.28) menunjukkan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun dimana Tahun 2007, pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo berada pada kisaran angka 7,51%, yang kemudian naik menjadi 7,76% Tahun Selanjutnya Tahun 2009 terjadi perlambatan BAB II - 37

51 pertumbuhan yaitu 7,54%, dan pada tahun 2010 terjadi lagi kenaikan mencapai 7,63 %. Kemudian Tahun 2011 meningkat 0,05% atau mencapai 7,68 %. Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo tahun 2012 yang diukur dari kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan (ADHK) meningkat sebesar 7,71 persen dibanding tahun Tabel 2.28 Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo, No. Sektor Pertanian 7,32 8,06 3,49 4,10 6,17 5,71 2. Pertambangan dan 11,79 10,14 14,44 10,58 6,76 6,62 Penggalian 3. Industri Pengolahan 5,39 5,47 3,66 8,81 7,53 9,55 4. Listrik, Gas dan Air 14,65 0,74 6,51 7,81 9,06 8,13 Bersih 5. Bangunan 10,12 10,17 14,51 11,69 9,57 9,38 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 6,83 6,87 8,67 10,22 12,11 11,13 7. Pengangkutan dan 7,05 7,58 9,16 9,86 9,06 8,69 Komunikasi 8. Keuangan, Persewahan 8,39 7,20 9,06 8,96 8,78 9,30 dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa 7,60 8,39 10,02 6,93 4,63 5,22 Pertumbuhan Ekonomi Rata-rata Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang relatif tinggi pada beberapa tahun terakhir ini terutama dipicu oleh bertambahnya infrastruktur dasar dari pemerintah, daya beli masayarakat mulai meningkat yang diperlihatkan dengan kenaikan PDRB baik ADHK maupun ADHB serta pendapatan perkapita yang diikuti dengan semakin berkurangnya angka kemiskinan, demikian pula infrastruktur perdagangan dari sektor swasta juga mulai tumbuh. Bertambahnya infrastruktur tersebut tadi setidaknya merupakan dampak dari pemerkaran wilayah administrasi pemerintahan dan terselenggaranya even-even internasional seperti United From The Region (UFTR) di Jakarta dan Hari Pangan Sedunia (HPS) di Provinsi Gorontalo Tahun 2011, International Maize Conference (IMC) pada Tahun Pertumbuhan infrastruktur dasar, daya beli masyarakat, penurunan angka kemiskinan dan infrastruktur perdagangan yang cukup signifikan menjadi modal utama untuk pembangunan ekonomi Provinsi Gorontalo lebih lanjut karena menjadi daya tarik investasi BAB II - 38

52 Provinsi Gorontalo di masa mendatang. Namun demikian, tantangan terbesar dalam pembangunan infrastruktur adalah penyediaan listrik secara memadai untuk mengantisipasi peningkatan investasi di masa mendatang yang sekarang ini menjadi salah satu prioritas pembangunan di Provinsi Gorontalo. Tantangan lainnya muncul sebagai konsekuensi Provinsi Gorontalo sebagai provinsi yang baru, yaitu pembangunan infrastruktur di tiap Kabupaten/Kota yang lebih mendapatkan perhatian dan dukungan anggaran yang memadai Kemiskinan Persentase penduduk miskin tahun 2011 adalah 18,75 % dengan jumlah penduduk miskin jiwa. Dibadingkan pada tahun 2010, terjadi penurunan dari 23,19 % dengan jumlah penduduk miskin jiwa. Sedangkan untuk tahun 2012 persentase penduduk miskin adalah 17,22 % dengan jumlah penduduk miskin jiwa mengalami penurunan 1,53% dibanding tahun Berdasarkan gambar 2.6 menunjukan terjadi penurunan angka kemiskinan yang sangat signifikan, dan memastikan bahwa penanganan kemiskinan tetap berada pada jalur yang benar (on the right track). Gambar 2.6 Presentase Penduduk Miskin di Provinsi Gorontalo, Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2012 Hal ini yang menyebabkan terjadinya penurunan jumlah penduduk miskin di kawasan perdesaan. Dari jumlah penduduk miskin Kab/Kota terlihat bahwa untuk Kabupaten Gorontalo pada tahun 2010 memiliki jumlah penduduk miskin terbesar yaitu jiwa atau 18,87 %. Sedangkan jumlah penduduk miskin terkecil berada di Kota Gorontalo yaitu jiwa atau 5,49 %. Oleh karena itu sebaran penduduk miskin terbanyak berada di perdesaan, sebagaimana terlihat pada tabel BAB II - 39

53 Tabel 2.29 Indikator Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Tahun Daerah Garis Kemiskinan (Rp/Bulan) Presentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) KAB. BOALEMO NA NA 19,82 NA NA NA NA KAB. GORONTALO NA NA 18,87 NA NA NA NA KAB. POHUWATO NA NA 18,73 NA NA NA NA KAB. BONE NA NA 17,64 NA NA NA NA BOLANGO KAB. GORONTALO UTARA NA NA 19,58 NA NA NA NA KOTA GORONTALO NA NA 5,49 NA NA NA NA PROVINSI ,19 18,75 17, GORONTALO Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, 2012 Selain itu, berdasarkan pada Gambar 2.7 terlihat bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) pada periode Tahun mengalami penurunan fluktuatif. Pada periode Tahun , Indeks Kedalaman Kemiskinan (P 1 ) mengalami penurunan dari posisi 5,57 Tahun 2007 menjadi 3.72 di Tahun Keadaan penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan ini menunjukkan bahwa rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan semakin mengecil, yang artinya semakin rendah nilai indeks, maka semakin dekat rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Begitu pula dengan indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) pada periode Gambar 2.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Provinsi Gorontalo, Sumber: Badan Pusat Statistik Gorontalo, 2012 BAB II - 40

54 Dapat dilihat bahwa Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) mencapai 3,21 pada September 2012, jika dibandingkan pada September 2007 sebesar 5,57. Kondisi ini menggambarkan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin jauh selisihnya dengan garis kemiskinan. Sedangkan pada periode Tahun , Indeks Keparahan Kemiskinan (P 2 ) mengalami penurunan secara perlahan juga turun dari 1,68 Tahun 2007 menjadi 0,8 di Tahun Kecenderungan menurun dari waktu ke waktu ini merupakan indikasi bahwa dalam periode tersebut ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin secara umum semakin berkurang. Ini juga menunjukkan telah terjadi perbaikan dalam pengentasan kemiskinan dan tingkat kemiskinan bisa saja tidak turun tapi tingkat keparahannya berkurang. Sesungguhnya upaya penurunan angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo sangat memungkinkan untuk terus berlanjut. Sedikitnya ada tiga faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh daerah untuk tujuan menurunkan angka kemiskinan, yaitu: (1) kemiskinan telah menjadi agenda global dan nasional; (2) intensifnya program dan besaranya anggaran yang dialokasikan pemerintah untuk tujuan pengentasan kemiskinan khususnya program-program yang dialokasikan ke kecamatan/desa; dan (3) luasnya dukungan berbagai lembaga internasional, dunia usaha, LSM, masyarakat,dll Fokus Kesejahteraan Sosial Indeks Pembangunan Manusia Pada dasarnya IPM mencakup tiga komponen yang dianggap mendasar bagi manusia dan secara operasional mudah dihitung untuk menghasilkan suatu ukuran yang merefleksikan upaya pembangunan manusia. Ketiga aspek tersebut berkaitan dengan peluang hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan hidup layak (decent living). Peluang hidup dihitung berdasarkan angka harapan hidup ketika lahir; pengetahuan diukur berdasarkan rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas; dan hidup layak diukur dengan pengeluaran perkapita yang didasarkan pada Purchasing Power Parity (paritas daya beli dalam rupiah). Adapun capaian IPM Gorontalo sebagaimana terlihat pada tabel No Kabupaten/Kota Tabel 2.30 Komponen Penyusun IPM Gorontalo, Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Ratarata Lama Sekolah (tahun) (persen) (tahun) Pengeluaran per Kapita Disesuaikan (ribu rupiah) I P M 1. Kota Gorontalo 67,16 99,47 10,28 633,00 74,17 2. Kab. Gorontalo 69,55 95,00 6,89 621,59 71,12 3. Kab. Pohuwato 68,09 97,08 6,72 623,20 70,76 4. Kab. Boalemo 68,57 95,77 6,57 608,40 69,49 BAB II - 41

55 5. Kab. Bone Bolango 69,25 97,47 7,85 627,37 72,65 6. Kab. Gorontalo Utara 67,37 94,89 6,50 626,08 69,37 7. Prov. Gorontalo 67,41 96,16 7,49 630,01 71,28 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, 2013(angka sementara, juli 2013) Berdasarkan Tabel 2.30 komponen penyusun IPM, angka harapan hidup rata-rata masyarakat Gorontalo Tahun 2012 adalah 67,41 tahun, angka melek huruf rata-rata adalah 96,16 %, angka rata-rata lama sekolah adalah 7,49 tahun, dan pengeluaran per kapita ratarata adalah Rp Secara keseluruhan IPM Gorontalo Tahun 2012 menyentuh point 71,28 menempati rangking ke-24 Nasional masih lebih rendah dari capaian angka rata-rata Nasional yang menempati point 72, Kesejahteraan Sosial Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional. Dengan demikian pembangunan kesejahteraan sosial memiliki hubungan yang erat dengan pembangunan dibidang lainnya. Perubahan yang terjadi pada satu sektor pembangunan akan berpengaruh dan berdampak terhadap perkembangan disektor kesejahteraan sosial. Dalam kaitan inilah pemerintah menyadari betapa perlunya pembangunan kesejahteraan sosial, dimana fungsi pembangunan dibidang kesejahteraan sosial adalah untuk mengupayakan agar berbagai masalah seperti masalah kemiskinan dan keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, keterpencilan/ ketertinggalan, serta korban bencana dan akibat tindak kekerasan dapat ditangani secara terencana, terpadu dan berkesinambungan. Pembangunan kesejahteraaan sosial merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat sebagian warga masyarakat yang menyandang permasalahan sosial. Hal ini dipandang sebagai bagian dari investasi sosial untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan secara mandiri sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tabel 2.31 merupakan data penanganan penyandang masalah kesejahteraan sosial selang tahun 2007 s/d NO JENIS PMKS Fakir Miskin Komunitas Adat Terpencil Keluarga Miskin - Keluarga Muda Mandiri (KMM) - Asistensi Kesejahteraan Sosial Keluarga (AKSK) - Peranan Wanita Tabel 2.31 Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Selang Tahun Tahun KK 1520 KK 2900 KK 3800 KK 3860 KK 225 KK 135 KK 100 KK 100 KK 100 KK 320 KK 200 KK 150 KK 220 KK 320 KK 140 KK KK 140 KK KK 150 KK KK 140 KK BAB II - 42

56 Lanjut Usia Anak Terlantar Anak Nakal Anak Cacat Anak yang Berhadapan dengan Hukum Penyandang Cacat Tuna Sosial Korban Penyalahgunaan Napza Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran (KTK-PM) Bantuan bagi Korban Bencana Alam bantuan stimulan Bahan Bangunan Rumah (BBR) Bantuan Kesejahteraan Sosial Permanen (BKSP) Asuransi Kesejahteraan Sosial (ASKESOS) Korban Bencana Sosial 280 org 200 anak 128 anak 100 anak - 95 org 100 org 100 org - 30 orang 243 KK 3 Orsos 5 Orsos org 506 anak 112 anak 52 anak org 107 org 66 org orang 150 KK - 5 Orsos 7 KK 278 org 388 anak anak org orang 171 KK - 5 Orsos 27 KK 60 org 35 anak org 32 org orang 120 KK - 5 Orsos 20 KK 150 org 115 anak anak 35 org org 55 orang 220 KK - 5 Orsos 57 KK Sumber : Dinas Sosial Prov. Gorontalo, 2012 Sementara untuk data penanganan sumber kesejahteraan sosial selang tahun dapat dilihat pada tabel NO Tabel 2.32 Penanganan Sumber Kesejahteraan Sosial Selang Tahun JENIS PSKS Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Pekerja Sosial Masyarakat Karang Taruna Organisasi Sosial Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat Panti Sosial Anak (Panti Asuhan) Panti Sosial Tresna Werdha Taruna Siaga Bencana Tahun org 50 KT 20 Orsos 20 puskesos 31 Panti 2 Panti 500 org org 25 KT 10 Orsos 6 puskesos 31 Panti 2 Panti 140 org 46 org 30 org 0 5 Orsos 6 puskesos 31 Panti 2 Panti 140 org 46 org 30 org 20 KT 15 Orsos 6 puskesos 31 Panti 2 Panti 140 org 46 org 68 org 21 KT 24 Orsos 8 puskesos 31 Panti 2 Panti 140 org Sumber : Dinas Sosial Prov. Gorontal, 2012 BAB II - 43

57 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga Seni Budaya Gorontalo memiliki tradisi mengelola sistem pemerintahannya secara pluralistik dan mandiri. Kekayaan sosio-histori ini menjadikan masyarakat Gorontalo secara kolektif terdorong untuk memajukan potensi dan mengimplementasikan aksi sosial dalam kehidupan masyarakat Gorontalo dalam nuansa nilai, norma dan tradisi lokal masyarakat. Bahkan sehubungan dengan kebiasaan ini dikenal istilah huyula (bersama-sama) di tengahtengah masyarakatnya. Satu hal penting dalam budaya huyula adalah apresiasi gambaran masyarakat yang secara sadar untuk membangun kohesi sosial dimana hal itu dikelola bersama dalam falsafah adat bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah. Dilihat dari unsur budaya bahasa, maka Gorontalo memiliki tiga jenis bahasa daerah yaitu: - Bahasa Gorontalo - Bahasa Suwawa - Bahasa Atinggola Namun demikian bahasa indonesia adalah bahasa Nasional yang digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk Gorontalo. Agama yang dianut oleh penduduk di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah agama Islam, selain itu terdapat pula penganut agama Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Seni Budaya di Gorontalo berkembang dan tersebar cukup luas di masyarakat. Hal ini disebabkan karena pemerintah daerah baik provinsi dan kabupaten/kota terus menggali dan menginventarisasi keragaman seni budaya selanjutnya dikemas dalam setiap pelaksanaan festival seni budaya baik berskala daerah maupun nasional dan internasional. Adapun beberapa upaya Pemerintah Daerah dalam mempromosikan seni dan budaya daerah meliputi: 1. Pengelolaan Kekayaan Budaya - Pemetaan sanggar budaya kab/kota ( tari tradisional, sastra lisan, musik tradisional). - Pembinaan dan pemberian subsidi sanggar budaya kab/kota. - Festival sanggar budaya se Provinsi Gorontalo. 2. Penyusunan Kebijakan Pengelolaan Kekayaan Budaya Lokal Daerah - Workshop guru kesenian (bahasa dan sastra lisan) - Sosialisasi Perda tentang adat, bahasa dan ejaan bahasa Gorontalo, bahasa Atinggola dan bahasa Suwawa. - Pembinaan bahasa Gorontalo melalui RRI. - Cerita/dongeng untuk anak dalam bahasa Gorontalo melalui RRI. - Pembuatan leaflet tentang upacara adat 3. Pengelolaan Keragaman Budaya. a. Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah. - Menaikkan peringkat paduan suara Provinsi Gorontalo melalui perolehan poin pada festival paduan suara Asia dan Dunia di buku musik dunia (musika mundi) di Jerman. BAB II - 44

58 - Keikutsertaan Provinsi Gorontalo pada 2nd Asian Choir Games 2009 di Korea. - Keikutsertaan Provinsi Gorontalo pada "World Choir Games" di China. b. Fasilitasi Penyelenggaraan Festival Budaya Daerah. - Festival Walima - Update From The Region (Kegiatan dalam rangka promosi keunggulan daerah) - Festival Buruda/Turunani - Festival Dana-dana - Pagelaran Polopalo - Festival Tumbilotohe. c. Penyusunan Sistem Informasi Database Bidang Kebudayaan. - Pendokumentasian lagu-lagu daerah. - Pendokumentasian tarian daerah Selain itu, dalam jangka panjang akan dilakukan perencanaan dan pembangunan museum atau pusat seni budaya daerah. Selanjutnya tantangan kedepan pemerintah daerah adalah penyediaan tenaga-tenaga ahli dan profesional di bidang kebudayaan melalui peningkatan kemampuan SDM dan penguasaan IPTEK. Hal ini akan menjadi sangat penting sebagai upaya pelestarian, pengembangan, dan promosi seni budaya daerah Olah Raga Salah satu bagian dari Pembinaan Pemuda yaitu melalui olahraga. Prestasi olahraga dalam berbagai even sudah cukup baik, namun masih perlu peningkatan kesadaran berolahraga dikalangan masyarakat luas, pembibitan olahraga, dan peningkatan jumlah ruang publik untuk olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Diharapkan dengan peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan, dan penemuan bibit unggul daerah di bidang olahraga bisa membudayakan olah raga di masyarakat. Adapun permasalahan yang masih dihadapi di bidang olahraga adalah masih rendahnya budaya berolahraga di kalangan masyarakat, serta kurangnya pembibitan olahraga dan penyediaan ruang publik untuk berolahraga. Saat ini sebaran sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki oleh SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, lihat tabel Tabel 2.33 Jumlah Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah Per Kabupaten/Kota No. KAB/KOTA Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah SD MI SMP MTs SMA MA SMK TOTAL 1 Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo BAB II - 45

59 No. KAB/KOTA Lapangan Olahraga Tingkat Sekolah SD MI SMP MTs SMA MA SMK TOTAL 4 Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah Ket : Jumlah gedung olahraga per penduduk = 942/ = 0,0942 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2012 Untuk mendorong kinerja olahraga di Gorontalo telah di bentuk 23 Induk Organisasi olahraga selain KONI yang telah eksis melakukan pembinaan kegiatan olahraga didaerah ini. Tabel 2.34 menguraikan komposisi induk organisasi olahraga. Tabel 2.34 Jumlah Induk Organisasi Olahraga di Provinsi Gorontalo NO CABANG OLAHRAGA NO CABANG OLAHRAGA 1 ATLETIK (PASI) 13 SELAM (FOSSI) 2 RENANG 14 PENCAK SILAT 3 SEPAK BOLA (PSSI) 15 BASKET 4 BINA RAGA 16 BILYARD 5 SEPAK TAKRAW 17 TINJU 6 BULU TANGKIS 18 KARATE (FORKI) 7 TENIS LAPANGAN 19 TAEKWONDO 8 ANGGAR 20 BRIDGE (GABSI) 9 BOLA VOLLEY 21 BERMOTOR (IMI) 10 CATUR 22 SKI AIR (PSASI) 11 BALAP SEPEDA (ISSI) 23 PERWOSI 12 TENIS MEJA (PTMSI) Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Aspek Pelayanan Umum Fokus Layanan Urusan Wajib Pendidikan Kemajuan pendidikan di Provinsi Gorontalo cukup menggembirakan. Pelaksanaan program pembangunan di daerah ini telah menyebabkan makin berkembangnya sarana belajar mengajar diberbagai jenis dan jenjang pendidikan. Salahsatu program unggulan dibidang pendidikan adalah Program Pendidikan Berbasis Kawasan yaitu yang berbasis sekolah kejuruan (vocational school) yang berorientasi pada potensi lokal. Program ini BAB II - 46

60 bertujuan mewujudkan lembaga pendidikan, baik formal maupun non formal yang efektif sebagai pusat pemberdayaan nilai, sikap, dan kemampuan SDM yang bermoralitas agama, mewujudkan kualitas lembaga pendidikan yang mandiri, berjiwa entrepreneur dan cerdas dalam meraih dan mengembangkan peluang-peluang usaha sesuai dengan kebutuhan kawasan, mewujudkan kwalitas pandidikan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan secara terpadu dan serasi yang di sesuaikan dengan perkembangan IPTEK, kebutuhan pembangunan dan dunia usaha, dan mengurangi tingkat pengangguran serta mempersiapkan tenaga kerja siap pakai sesuai dengan kebutuhan kawasan. Selain itu, program prioritas pendidikan lainnya yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2011 adalah : 1. Program Semua Bisa Sekolah (SBS). 2. Pemberdayaan Potensi Pemuda Gorontalo berbasis entrepreneur. 3. Penerapan Teknologi Informasi Komunikasi (ICT). 4. Pemberian Beasiswa Gorontalo SIAP dan Gorontalo Unggul. 5. Pemberian Tunjangan Kinerja bagi Guru di Daerah Terpencil. 6. Penuntasan Wajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan merintis Wajar 12 tahun. 7. Penuntasan Buta Aksara. 8. Peningkatan Mutu dan Relevansi Selain itu, kemampuan berbahasa inggris di tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di hampir semua sekolah pada dasarnya masih perlu dikembangkan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal diantaranya kemampuan guru yang seringkali kurang memadai untuk memenuhi tuntutan siswa terutama siswa-siswa yang mempunyai keinginan tinggi untuk meningkatkan kemampuan tinggi dalam berbahasa asing. Sistim belajar mengajar sering bersifat monoton, kurang variasi, dan kurang menarik sehingga siswa menjadi bosan, tidak tertarik untuk belajar. Beberapa rintisan sekolah berstandar internasional seperti SMUN 3 Gorontalo, SMUN 1 Gorontalo sudah menunjukkan upaya perbaikan sistem berstandar internasional dalam hal kemampuan berbahasa Inggris. Selain itu Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Gorontalo secara periodik sering mendatangkan native speaker dari Inggris, Amerika, dan Australia serta negara-negara Asia untuk mendorong kualitas belajar mengajar di sekolah tersebut. Selanjutnya, pola perilaku siswa yang mencerminkan karakter masyarakat yang berbudaya pada dasarnya dibangun dari dalam keluarga sebagai lingkungan pertama yang mendapat kesempatan membentuk karakter siswa itu sendiri. Dalam hal ini diantaranya melalui perhatian, kasih sayang serta penerapan budi pekerti yang baik dari orang tua terhadap anaknya. Peran sekolah sebagai sarana pengajaran dan pendidikan turut mempengaruhi pula tingkat perkembangan budi pekerti seorang anak/siswa. Namun pengajaran budi pekerti di hampir semua sekolah di Gorontalo belum diberikan secara mandiri, dalam arti masih terintegrasi dengan mata pelajaran lain. Mata pelajaran yang dimaksud adalah Pendidikan Agama ataupun Pendidikan Pancasila, namun pada umumnya para pendidik jarang sekali menyentuh mengenai pendidikan budi pekertinya, karena dalam mata pelajaran tersebut yang lebih sering BAB II - 47

61 diajarkan pada materi yang sifatnya kontekstual saja. Tahun 2011, SMU Negeri 3 Kota Gorontalo akan mengimplementasikan boarding school yakni sekolah berasrama dengan mengintegrasikan pendidikan umum dan pesantren yang bertujuan untuk melaksanakan pendidikan yang lebih komprehensif-holistik yakni ilmu dunia (umum) dapat dicapai dan ilmu agama juga dikuasai. Dengan demikian sistem pendidikan yang diintegrasikan dengan pembinaan moral dan budi pekerti yang berkualitas akan lebih optimal. a. Angka Partisipasi Kasar dan Angka partisipasi Murni Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) pada semua tingkatan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. APK merupakan rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Tabel 2.35 memperlihatkan bahwa APK Provinsi Gorontalo untuk SD/MI jauh lebih besar dibandingkan dengan APK pada tingkat SMP/MTs dan APK SMA/SMK/MA. Perkembangan APK SD/MI dari terus mengalami peningkatan bahkan telah melampaui 100%. APK SD/MI pada tahun 2007 hanya sebesar 113,79% dan mencapai angka 124,77% pada tahun Sedangkan APK SMP/MTs juga mengalami peningkatan cukup signifikan dari 85,13% pada 2007 menjadi 99,63% tahun Demikian pula untuk APK SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari 55,98% (2007) menjadi 73,15% tahun Tabel 2.35 Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo Tahun (%) APK (%) Tahun SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA ,79 85,13 55, ,79 87,49 63, ,56 96,83 67, ,81 96,85 68, ,77 99,63 73, ,04 99,63 74,09 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 RUMUS APK = Jumlah Siswa Sekolah Jumlah Penduduk Usia Sekolah X 100 BAB II - 48

62 Tabel 2.36 Perkembangan APK SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA No Kab/Kota Jenjang Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 TK Jumlah Siswa Jumlah Penduduk usia 4 s.d 6 Thn APK 1 Kota Gorontalo ,07 Kab. Gorontalo ,24 Kab. Boalemo ,83 Kab. Pohuwato ,79 Kab. Bone Bolango ,78 Kab. Gorontalo Utara ,31 Provinsi Gorontalo ,56 SD 7 s.d 12 Thn 2 Kota Gorontalo ,06 Kab. Gorontalo ,02 Kab. Boalemo ,3 Kab. Pohuwato ,43 Kab. Bone Bolango ,65 Kab. Gorontalo Utara ,47 Provinsi Gorontalo ,77 SMP 13 s.d 15 Thn 3 Kota Gorontalo ,18 Kab. Gorontalo ,89 Kab. Boalemo ,97 Kab. Pohuwato ,2 Kab. Bone Bolango ,93 Kab. Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo ,63 SMA 16 s.d 18 Thn 4 Kota Gorontalo ,17 Kab. Gorontalo ,15 Kab. Boalemo ,11 Kab. Pohuwato ,92 Kab. Bone Bolango ,62 Kab. Gorontalo Utara ,13 Provinsi Gorontalo ,15 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 BAB II - 49

63 Tabel 2.37 Perkembangan APM SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo Tahun Tahun APM (%) SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA , , , ,27 76,28 52, ,27 76,28 56,40 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 RUMUS APM = Jumlah Siswa Usia Sekolah Jumlah Penduduk Usia Sekolah X 100 Tabel 2.38 Perkembangan APM SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA Per Kabupaten/Kota Tahun 2011 No Kab/Kota Jenjang Jumlah Siswa Jumlah Penduduk usia APM SD 7 s.d 12 Thn 7 s.d 12 Thn 1 Kota Gorontalo ,55 Kab. Gorontalo ,60 Kab. Boalemo ,55 Kab. Pohuwato ,30 Kab. Bone Bolango ,54 Kab. Gorontalo Utara ,05 Provinsi Gorontalo ,93 SMP 13 s.d 15 Thn 13 s.d 15 Thn 2 Kota Gorontalo ,79 Kab. Gorontalo ,11 Kab. Boalemo ,36 Kab. Pohuwato ,88 Kab. Bone Bolango ,92 Kab. Gorontalo Utara ,82 Provinsi Gorontalo ,15 BAB II - 50

64 SMA 16 s.d 18 Thn 16 s.d 18 Thn 3 Kota Gorontalo ,86 Kab. Gorontalo Kab. Boalemo ,1 Kab. Pohuwato ,53 Kab. Bone Bolango ,13 Kab. Gorontalo Utara ,31 Provinsi Gorontalo ,59 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Catatan: - Siswa SD Kab. Gorontalo Berdomisili di Kota Gorontalo sehingga angka partisipasi murni naik karena jumlah siswa lebih banyak dari jumlah penduduk. - Siswa SD Kab. Boalemo Berdomisili di Kab. Pohuwato sehingga angka partisipasi murni naik karena jumlah siswa lebih banyak dari jumlah penduduk. Tabel 2.38 memperlihatkan perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun semakin meningkat. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama, merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Data pada Tabel 2.37 memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2010 APM SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA mengalami peningkatan masing-masing rata-rata 6.6%; 5,74%; dan 5,98%. APM SD/MI mengalami penurunan dari 96,63% pada tahun 2007 menjadi sebesar 96,27% pada tahun Sedangkan APM SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari 60,88% pada tahun 2007 menjadi 76,28% pada tahun 2012, demikian pula APM SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari 39,55% pada tahun 2007 menjadi 56,40% pada tahun Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (7-12 tahun), SMP/MTs, SMA/SMK/MA Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun semakin meningkat. Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama, merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Data pada Tabel 2.37 memperlihatkan bahwa sampai dengan tahun 2010 APM SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA mengalami peningkatan masing-masing rata-rata 6.6%; 5,74%; dan 5,98%. APM SD/MI mengalami peningkatan dari 96,63% pada tahun 2007 menjadi sebesar 98,27% pada tahun Sedangkan APM SMP/MTs juga mengalami peningkatan dari 60,88% pada tahun 2007 menjadi 76,28% pada tahun 2011, demikian pula APM SMA/SMK/MA mengalami peningkatan dari 39,55% pada tahun 2007 menjadi 52,59% pada tahun BAB II - 51

65 Tabel 2.39 Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMP/MTs Tahun 2011 Jumlah siswa Jumlah kelompok usia penduduk No. KAB/KOTA pada jenjang kelompok usia SMP/MTs SMP/MTs APS SMP/MTs Tahun Kota Gorontalo ,91 02 Kab.Gorontalo ,11 03 Kab.Boalemo ,56 04 Kab.Pohuwato ,45 05 Kab.Bone Bolango ,22 06 Kab.Gorontalo Utara ,24 Jumlah ,83 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 RUMUS APS = Jumlah Siswa Usia Sekolah Jumlah Penduduk Usia Sekolah X Tabel 2.39 memperlihatkan bahwa Jumlah APS (Angka Partisipasi Sekolah) pada tingkat SMP/MTs 762,83 pada tahun APS (Angka Partisipasi Sekolah) SMP/MTs lebih tinggi dari APS (Angka Partisipasi Sekolah) SMA/MA yakni 525,88 pada tahun yang sama. Ini disebabkan jumlah siswa usia sekolah pada jenjang pendidikan dasar lebih banyak dari siswa pendidikan menengah. Tabel 2.40 Jumlah Angka Partisipasi Sekolah (APS) SMA/MA Tahun 2011 Jumlah siswa Jumlah APS No. KAB/KOTA kelompok usia penduduk SMA/MA pada jenjang kelompok usia Tahun SMA/MA SMA/MA Kota Gorontalo ,57 02 Kab.Gorontalo ,95 03 Kab.Boalemo ,96 04 Kab.Pohuwato ,29 05 Kab.Bone Bolango ,27 06 Kab.Gorontalo Utara ,09 Jumlah ,88 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 BAB II - 52

66 Pada tahun 2011 jumlah APS (Angka Partisipasi Sekolah) SMA/MA 525,88 lebih rendah dari APS (Angka Partisipasi Sekolah) SMP/MTs yakni 762,83, ini disebabkan jumlah siswa SMA/MA lebih sedikit dari jumlah siswa SMP/MTs. NO. Tabel 2.41 Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Dasar Tahun 2011 Jumlah Jumlah KAB/KOTA Sekolah Sekolah Jumlah SD/MI SMP/MTs Jumlah Penduduk Usia 7 12 Jumlah Penduduk Jumlah USIA Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah * Kota Gorontalo ,88 02 Kab.Gorontalo ,68 03 Kab.Boalemo ,18 04 Kab.Pohuwato ,49 05 Kab.Bone Bolango ,20 06 Kab.Gorontalo Utara ,96 Jumlah ,04 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Pada tahun 2011 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan dasar mencapai 72,04% artinya rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan dasar lebih tinggi dari rasio pendidikan menengah pada tahun yang sama yakni 22,11%. NO. Tabel 2.42 Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Pendidikan Menengah Tahun 2011 KAB/KOTA JUMLAH SEKOLAH SMA JUMLAH SEKOLAH MA JUMLAH SEKOLAH SMK JUMLAH RASIO JUMLAH KETERSEDIAAN PENDUDUK SEKOLAH/ USIA 16 - PENDUDUK USIA 18 SEKOLAH * Kota Gorontalo ,17 02 Kab.Gorontalo ,81 03 Kab.Boalemo ,47 04 Kab.Pohuwato ,89 05 Kab.Bone Bolango ,36 06 Kab.Gorontalo Utara ,45 Jumlah ,11 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 BAB II - 53

67 RUMUS Rasio Ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah = Jumlah Sekolah Jumlah Penduduk Usia Sekolah X Pada tahun 2011 Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah pendidikan menengah yakni 22,11%, rasio ketersediaan ini merupakan akumulasi perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut diatas. Tabel 2.43 Rasio Murid terhadap Guru pada SMP/MTs Tahun 2011 NO Kabupaten / Kota Jenjang & status Sekolah Siswa / Guru 1 Kota Gorontalo SMP/MTs 9 2 Kab.Gorontalo SMP/MTs 13 3 Kab.Boalemo SMP/MTs 8 4 Kab.Pohuwato SMP/MTs 10 5 Kab.Bone Bolango SMP/MTs 10 6 Kab.Gorontalo Utara SMP/MTs 8 Jumlah 59 RATA - RATA 10 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Rasio murid terhadap guru pada jenjang pendidikan SMP/MTs tahun 2011 tidak melebihi 10, ini menunjukkan rasio murid terhadap guru sudah memenuhi standar. Tabel 2.44 Angka Putus Sekolah Tahun 2011 No. KAB/KOTA SD/MI SMP/MTs SMA/MA/SMK 01 Kota Gorontalo 0,11 0,33 0,60 02 Kab.Gorontalo 0,74 0,97 1,13 03 Kab.Boalemo 1,07 0,81 1,38 04 Kab.Pohuwato 0,55 1,08 1,06 05 Kab.Bone Bolango 1,30 1,66 0,52 06 Kab.Gorontalo Utara 0,44 0,94 0,37 Jumlah 0,68 0,56 0,86 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 BAB II - 54

68 Selanjutnya Angka Partisipasi Kasar Perguruan Tinggi dari tahun 2007 sampai dengan 2011 terus mengalami peningkatan, yang mana pada tahun 2007 masih berada pada angka 37,24 % meningkat menjadi 42,51 % di tahun Peningkatan ini menunjukan minat dan akses masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dalam hal ini perguruan tinggi sudah semakin membaik. Tabel 2.45 Jumlah APK PT Sampai Dengan Tahun TAHUN APK PERGURUAN TINGGI ,24 % ,26 % ,40 % ,49 % ,51% Sumber : Dikpora, Sampai dengan tahun 2011 di Provinsi Gorontalo telah berdiri 15 perguruan tinggi baik negeri maupun swasta dengan total jumlah mahasiswa orang dan jumlah dosen/pegawai orang. Saat ini Kota Gorontalo memiliki jumlah perguruan tinggi terbanyak yaitu 10 lembaga sedangkan Kabupaten Gorontalo terdapat 2 Perguruan Tinggi dan Boalemo, Pohuwato dan Bone Bolango masing-masing 1 Perguruan Tinggi. Adapun distribusi Perguruan Tinggi menurut Kab/Kota dapat dilihat pada tabel Tabel 2.46 Data Perguruan Tinggi Se-Provinsi Gorontalo, Jumlah Mahasiswa Dan Dosen NO NAMA UNIVERSITAS ALAMAT JUMLAH MAHASISWA JUMLAH DOSEN/ PEGAWAI 1 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Jln. Jendral Sudirman, No. 6. Kota gorontalo Telp/fax (0435) UNIVERSITAS TERBUKA Jln. Jendral Sudirman, No. 6. Kota gorontalo Telp/fax (0435) UNIVERSITAS ICHSAN GORONTALO Jln. Raden Saleh, No. 17 Kota Gorontalo Telp/fax (0435) BAB II - 55

69 NO 4 NAMA UNIVERSITAS STIA BINA TARUNA Gorontalo ALAMAT Jln. Jaksa Agung Suprapto, No. 40 Kota Gorontalo, Telp/fax (0435) JUMLAH MAHASISWA JUMLAH DOSEN/ STIE ICHSAN jln. Raden Saleh, No. 17 Kota Gorontalo STIMIK ICHSAN Gorontalo jln. Raden Saleh, No. 17 Kota Gorontalo AKAKOM MALL CENDIKIA STITEK BINA TARUNA Jln. Agus Salim. Kota Gorontalo Jln. Jaksa Agung Suprapto, No. 40 Telp. (0435) Fax. (0435) IAIN SULTAN AMAI GORONTALO Jl. Gelatik No. 1 Kel Heledulaa, Kota Timur POLITEKNIK KESEHATAN GORONTALO Jln. Taman Pendidikan, no. 36 telp (0435) fax. (0435) Kota Gorontalo UNIVERSITAS GORONTALO Jln. Raya Limboto, Kab. Gorontalo UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO Jl. Limboto Raya, Kec. Telaga Biru, Kab. Gorontalo POLITEKNIK GORONTALO Jln. Sapta Marga. Panggula, telp/fax. (0435) Kab. Bone Bolango STIM BOALEMO 15 STIE ICHSAN POHUWATO Jln. Trans sulawesi ( Depan BRI ) Kab. Boalemo Telp (0435) Jl. Trans SULAWESI No. 47 Kota Marisa, Kab. Pohuwato Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, Selanjutnya persentase angka melek huruf pada Usia Tahun seluruh kota dan kabupaten di Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan. Peningkatan angka partisipasi siswa pada jenjang pendidikan dasar (APM dan APK SD/MI) merupakan salah satu aspek pendorong terjadinya peningkatan kemampuan penduduk dalam membaca dan menulis. Disamping itu, peningkatan proporsi siswa kelas I SD/MI yang dapat menamatkan sekolah dasar juga turut berkontribusi pada peningkatan persentase penduduk melek huruf. BAB II - 56

70 Berdasarkan data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Gorontalo pada tabel 2.47 seperti terlihat pada tabel 2.48, capaian angka buta aksara menunjukkan kecenderungan positif, dimana tahun 2011 angka buta aksara sampai dengan umur lebih dari 45 tahun sebesar org. Angka ini mengalami pernurunan sebesar 3% dibanding tahun 2010 yang sebesar org. Tabel 2.47 Angka Buta Aksara Provinsi Gorontalo Tahun NO URAIAN Jumlah Buta Aksara (jiwa) Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Tabel 2.48 Data Prediksi Angka Buta Aksara Per Kabupaten/Kota Tahun NO KAB./KOTA JUMLAH TAHUN 2011 TAHUN 2012 TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN 2015 JUMLAH BUTA YANG AKSARA TELAH L P TOTAL L P TOTAL L P TOTAL L P TOTAL L P TOTAL DITUNTA SKAN TAHUN 2010 JUMLAH YANG BELUM DITUNTAS KAN 1 Kota Gorontalo Kabupaten Gorontalo Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara JUMLAH Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo,2012 Pada Gambar 2.8, menunjukkan bahwa kondisi infrastruktur pendidikan di Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2011 terus menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun BAB II - 57

71 Gambar 2.8 Kondisi Infrastruktur Pendidikan Menurut Jenjang Pendidikan Provinsi Gorontalo Tahun 2008 dan 2011 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 b. Rasio Siswa, Guru, dan Sekolah. Rasio guru terhadap siswa tidak melebihi 1:20 lihat tabel 2.49, demikian pula dengan rasio guru terhadap sekolah dan rasio siswa terhadap sekolah yang masih tergolong ideal, namun jumlah guru yang berkualitas lebih banyak berada di kota sehingga perlu ada kebijakan pemerintah daerah untuk mengalokasikan guru sampai ke sekolah-sekolah yang berada di daerah perdesaan dan pesisir. Tabel 2.49 Sekolah, Guru, Rombel, Siswa Tahun 2011 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Untuk kualifikasi guru berdasarkan latar belakang pendidikan sampai tahun 2011 berpendidikan SMP, SMA, Diploma, dan Sarjana, sedangkan untuk kualifikasi guru bergelar magister masih kurang, hal ini dapat dilihat pada tabel BAB II - 58

72 Tabel 2.50 Kualifikasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Kabupaten/Kota,2011. Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Daerah Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki Kualifikasi Guru bergelar >S1, hal ini disebabkan karena kabupaten ini relatif baru yang merupakan kabupaten pemekaran dari kabupaten Gorontalo. Pada Tabel 2.49 dan 2.50 menunjukan rasio guru dan murid (siswa) sudah cukup (kecuali SLB), dimana lebih banyak guru-guru terkonsentrasi di perkotaan, sedangkan banyak sekolah-sekolah yang kekurangan guru berkualitas khususnya dipedesaan dan pesisir. Demikian juga dengan kondisi sekolah perlu ada perbaikan khususnya di daerahdaerah terpencil. Tabel 2.51 Rekap Guru PNS dan Non PNS Tahun 2011 REKAP Guru PNS dan NON PNS STATUS Kabupaten / Kota PNS Non PNS % PNS Jumlah Boalemo Kab. Gorontalo Pohuwato Bone Bolango Gorontalo Utara Kota Gorontalo Jumlah Sumber : Dikpora Prov. Gorontalo, 2012 BAB II - 59

73 Pada Tabel 2.51 digambarkan perbandingan guru PNS dan non PNS. Total jumlah guru PNS. Jumlah guru terbanyak ada dikabupaten gorontalo sebanyak guru dan kota gorontalo guru, sedangkan terkecil ada di gorontalo utara sebanyak guru. Pada Tabel 2.52 menunjukkan bahwa pada saat ini kondisi infrastruktur SD mayoritas berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 77,16 % sedangkan sisanya sebesar 22,84 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Kabupaten Gorontalo memiliki infrastruktur yang terbanyak sebesar 33,10 % dan yang terendah berada di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu sebesar 10,61 %. Khusus untuk infrastruktur MI mayoritas juga berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 83,68 % sedangkan sisanya sebesar 16,32 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Adapun sebaran data infrastruktur SD/MI dapat dilihat pada tabel No. Tabel 2.52 Kondisi Infrastruktur SD dan MI per Kab/Kota KAB/KOTA Ruang Kelas menurut Kondisi Baik R. Ringan R. Berat Jumlah SD 01 Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah Madrasah Ibtidaiyah 01 Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Pada tabel 2.53 mennjukkan bahwa saat ini kondisi infrastruktur SMP mayoritas berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 86,72 % sedangkan sisanya sebesar 13,28 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Kabupaten Gorontalo memiliki BAB II - 60

74 infrastruktur yang terbanyak sebesar 22,89 % dan yang terendah berada di Kabupaten Gorontalo Utara yaitu sebesar 11,62 %. Khusus untuk infrastruktur MTs mayoritas juga berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 85,14 % sedangkan sisanya sebesar 14,86 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Adapun sebaran data infrastruktur SMP/MTs dapat dilihat pada tabel Tabel 2.53 Kondisi Infrastruktur SMP dan MTs per Kab/Kota No. KAB/KOTA Ruang Kelas menurut Kondisi Baik R. Ringan R. Berat Jumlah SMP 01 Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah MTs 01 Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Sedangkan pada tabel 2.54 menunjukkan kondisi infrastruktur tingkat SMA/MA dan SMK Kabupaten/Kota mayoritas berada dalam kondisi baik yaitu sebesar 89,18 % sedangkan sisanya sebesar 10,82 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Kabupaten Gorontalo memiliki infrastruktur yang terbanyak sebesar 33,77 % dan yang terendah berada di Kabupaten Boalemo yaitu sebesar 5,74 %. Kondisi Infrastruktur MA mayoritas baik yaitu sebesar 91,38 % sedangkan sisanya sebesar 8,62 % berada pada kondisi rusak ringan dan rusak berat. Sedangkan kondisi infrastruktur SMK mayoritas juga dalam kondisi baik yaitu sebesar 95,31 % sedangkan sisanya sebesar 4,69 % dalam kondisi rusak ringan dan rusak berat. Adapun sebaran data infrastruktur SMA/MA/SMK dapat dilihat pada tabel BAB II - 61

75 No. Tabel 2.54 Kondisi Infrastruktur SMA, MA dan SMK per Kab/Kota KAB/KOTA SMA Ruang Kelas Milik menurut Kondisi Baik R. Ringan R. Berat Jumlah Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah MA 01 Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah SMK 01 Kota Gorontalo Kab.Gorontalo Kab.Boalemo Kab.Pohuwato Kab.Bone Bolango Kab.Gorontalo Utara Jumlah Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Penerima bantuan penyelenggara Program Pendidikan Gratis bagi sekolah jenjang menengah di Provinsi Gorontalo tahun 2012 terbesar terdapat di Kabupaten Gorontalo sebanyak siswa dengan anggaran Rp Sedangkan daerah penerima bantuan terkecil terdapat pada Kota Gorontalo sebanyak siswa dengan anggaran Rp , hal ini disebabkan karena di Kota Gorontalo yang mendapat bantuan hanya 6 sekolah Madrasah Aliyah. Demikian juga jumlah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang ada di Provinsi Gorontalo sebanyak 405, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.55 dan BAB II - 62

76 Tabel 2.55 Penerima Bantuan Penyelenggara Program Pendidikan Gratis Bagi Sekolah Jenjang Menengah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 No. Kab/Kota Jumlah Siswa Anggaran Keterangan 1. Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, 2012 Catatan : Khusus untuk Kota Gorontalo yang menerima terdiri dari 6 sekolah Madrasah Aliyah No. Tabel 2.56 Daftar Sekolah di Daerah Terpencil Se Provinsi Gorontalo Tahun 2012 Jumlah Kab/Kota Keterangan Sekolah 1. Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Gorontalo Utara Kab. Bone Bolango 75 Provinsi Gorontalo 405 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Prov. Gorontalo, Kesehatan Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan di Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut : Derajat Kesehatan Masyarakat Derajat Kesehatan Masyarakat di Provinsi Gorontalo dilihat dari rasio tenaga dan fasilitas pelayanan kesehatan, angka kematian, angka Kesakitan dan Status Gizi Masyarakat. BAB II - 63

77 a. Rasio Tenaga dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rasio dokter umum per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,15 per seribu penduduk terjadi peningkatan hingga 0,24 per seribu penduduk tahun Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel 2.57 Perkembangan Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun Tahun Rasio Dokter Umum (per penduduk) , , , , , ,25 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Rasio Dokter Umum per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 untuk Kota Gorontalo dan Bone Bolango terjadi penurunan, Kabupaten Pohuwato terjadi peningkatan dan Kabupaten Gorontalo, Boalemo dan Gorontalo Utara tetap. Rasio dokter umum tertinggi saat ini di Kota Gorontalo dan terendah di Kabupaten Gorontalo, hal ini dapat dilihat pada gambar 2.9. Gambar 2.9 Rasio Dokter Umum Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se-Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 64

78 Rasio dokter spesialis per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,04 per seribu penduduk dan perkembangan hingga tahun tahun 2011 terjadi fluktuatif setiap tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel 2.58 Perkembangan Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun Tahun Rasio Dokter Spesialis (per penduduk) , , , , , ,04 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Rasio Dokter Spesialis per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruh daerah terjadi penurunan, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi peningkatan dan khusus untuk Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki dokter spesialis. Hal ini dapat dilihat pada gambar Gambar 2.10 Rasio Dokter Spesialis Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 65

79 Rasio dokter gigi per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,01 per seribu penduduk dan perkembangan hingga tahun tahun 2011 terjadi fluktuatif setiap tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel 2.59 Perkembangan Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun Tahun Rasio Dokter Gigi (per penduduk) , , , , , ,02 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Rasio Dokter Spesialis per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 untuk Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo terjadi penurunan, dan khusus untuk Kabupaten Gorontalo Utara belum memiliki dokter gigi, hal ini dapat dilihat pada tabel 2.59 dan gambar 2.11 Gambar 2.11 Rasio Dokter Gigi Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 66

80 Rasio perawat per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,55 per seribu penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.60 dan gambar Tabel 2.60 Perkembangan Rasio Perawat Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun Tahun Rasio Perawat (per penduduk) , , , , , ,83 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Rasio Perawat per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruh daerah terjadi peningkatan, kecuali Kota Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato terjadi penurunan. Gambar 2.12 Rasio Perawat per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 67

81 Rasio bidan per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,30 per seribu penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.61 dan gambar Tabel 2.61 Perkembangan Rasio Bidan Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun Tahun Rasio Bidan (per penduduk) , , , , , ,79 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Rasio Perawat per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruh daerah terjadi peningkatan, kecuali Kota Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato terjadi penurunan. Gambar 2.13 Rasio Bidan per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 68

82 Rasio Puskesmas per satuan penduduk dari tahun 2007 sebesar 0,08 per seribu penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.62 dan gambar Tabel 2.62 Perkembangan Rasio Puskesmas Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun Rasio Bidan Tahun (per penduduk) , , , , , ,08 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Rasio Puskesmas per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 terendah adalah Kota Gorontalo dengan rasio 0,04 per seribu penduduk dan tertinggi adalah 0,13 per seribu penduduk. Gambar 2.14 Rasio Puskesmas per satuan penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 69

83 Pada tahun 2011 rata-rata posyandu dikabupaten/kota Se- Provinsi Gorontalo sudah mencapai 56,67%. Dengan sebaran di seluruh desa sudah terdapat rata-rata 2 posyandu. Rasio Posyandu per satuan balita dari tahun 2007 sebesar 0,06 per seribu penduduk dan terjadi peningkatan hingga tahun tahun 2012 sebesar 13,37. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.63 dan gambar Tabel 2.63 Perkembangan Rasio Posyandu Per Satuan Balita Provinsi Gorontalo Tahun Rasio Posyandu Tahun (per penduduk) , , , , , ,37 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Rasio Posyandu per satuan balita untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 terendah adalah Kota Gorontalo dengan rasio 6,89 per seribu balita dan tertinggi adalah Kabupaten Gorontalo Utara 17,56 per seribu balita. Gambar 2.15 Rasio Posyandu Per Satuan Balita menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 70

84 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 tidak terjadi peningkatan maupun penurun yakni 0,006 per satuan penduduk karena belum adanya penambahan pembangunan rumah sakit baru. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.64 dan gambar Tabel 2.64 Perkembangan Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk Provinsi Gorontalo Tahun Rasio Rumah Sakit Tahun (per penduduk) , , , , , ,006 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 terendah (belum memiliki rumah sakit) adalah Kabupaten Gorontalo Utara dan tertinggi adalah Kabupaten Bone Bolango yakni 0,014 per seribu penduduk. Gambar 2.16 Rasio Rumah Sakit Per Satuan Penduduk menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 71

85 b. Angka Kematian Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Provinsi Gorontalo menurun setiap tahunnya dari per kelahiran hidup pada tahun 2007, 267,9 per kelahiran hidup pada tahun 2008, pada tahun 2010 menjadi 177 per kelahiran hidup, pada tahun 2011 menjadi 249,7 per kelahiran hidup dan 2012 menjadi 243,3 per kelahiran hidup, dapat dilihat pada tabel 2.65S. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target MDGs yakni 102 per kelahiran hidup. Tabel 2.65 Perkembangan Pencapaian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Gorontalo Per Kelahiran Hidup, Tahun Tahun AKI , , , ,3 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruh daerah terjadi peningkatan dan yang paling menonjol adalah Kabupaten Boalemo dan Gorontalo Utara, kecuali Kabupaten Bone Bolango terjadi penurunan, lihat gambar Gambar 2.17 Angka Kematian Ibu menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 72

86 Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada Tabel 2.66 dimana AKB Provinsi Gorontalo mengalami penurunan yang cukup signifikan, akibat pelaksanaan program perbaikan kualitas hidup masyarakat. Pada tahun 2007 kasus kematian bayi mencapai 26,3 per 1000 kelahiran hidup dan terus mengalami penurunan sampai pada tahun 2010 AKB menjadi 12,9 per 1000 kelahiran hidup, namun pada tahun 2011 terjadi peningkatan menjadi 15,3 per 1000 kelahiran hidup. Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan target MDGs yakni 23 per 1000 kelahiran hidup. Tabel 2.66 juga memperlihatkan Angka Kematian Balita (AKABA). AKABA adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun itu (termasuk kematian bayi). Perkembangan AKABA Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun sangat fluktuatif dan cenderung mengalami kenaikan. Hal ini terlihat AKABA pada tahun 2007 sebesar 15,4 per 1000 kelahiran hidup meningkat menjadi 17,2 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2008, meningkat kembali menjadi 19,2 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2009, dan menurun 17,4 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 serta terjadi peningkatan pada tahun 2011 mencapai AKABA sebesar 18,0 per 1000 kelahiran hidup. Tabel 2.66 Perkembangan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) Provinsi Gorontalo, Tahun Tahun AKB AKABA ,3 15, ,5 17, ,7 19, ,9 17, ,3 18, ,7 20,9 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Angka Kematian Bayi (AKB) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2012 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Pohuwato, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi penurunan, lihat gambar BAB II - 73

87 Gambar 2.18 Angka Kematian Bayi menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Angka Kematian Balita (AKABA) untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Pohuwato dan Kota Gorontalo, kecuali Kabupaten Gorontalo dan Boalemo terjadi penurunan, lihat gambar Gambar 2.19 Angka Kematian Balita menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 74

88 Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kesadaran masyarakat dalam menggunakan fasilitas kesehatan yang ada sudah membaik. Ini terlihat pada tabel 2.67 Perkembangan Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih pada tahun 2007 sebesar 73,04% mengalami peningkatan pada Tahun 2011 sebesar 91,0%. Tabel 2.67 Perkembangan Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan Terlatih (%), Tahun Tahun Persentase Pertolongan ,0 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Gorontalo Utara dan Kota Gorontalo, kecuali Kabupaten Gorontalo dan Boalemo terjadi penurunan, terlihat pada gambar Gambar 2.20 Persentase Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Terlatih menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 75

89 Kunjungan Ibu Hamil di Provinsi Gorontalo baik itu Kunjungan Pertama (K1) dan Kunjungan Ke Empat (K4) dari Tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel 2.68 Cakupan Pelayanan Antenatal Tahun Indikator K1 92,58 93,01 93,00 95,00 105,80 K4 79,93 81,26 83,00 84,00 93,20 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Kunjungan Pertama (K1) Ibu Hamil untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 hampir seluruhnya terjadi peningkatan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Phuwato dan Gorontalo Utara, kecuali Kabupaten Gorontalo terjadi penurunan, gambar Gambar 2.21 Cakupan Pelayanan Antenatal (K1) Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Kunjungan Pertama (K4) Ibu Hamil untuk Kabupaten/Kota tahun 2010 dan 2011 seluruhnya terjadi peningkatan dan yang paling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Pohuwato, Bone Bolango dan Gorontalo Utara, gambar BAB II - 76

90 Gambar 2.22 Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Ibu Hamil menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 c. Angka Kesakitan Tingkat kesakitan merupakan cermin dari situasi derajat kesehatan masyarakat di suatu daerah, di Provinsi Gorontalo beberapa indikator morbiditas penyakit tertentu merupakan keterkaitan dengan komitmen global dalam MDGs. Program utama untuk menekan angka kesakitan adalah dengan mengembangkan sistem surveilans epidemiologi berbasis masyarakat, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan vektor penyakit lainnya, pengawasan pemeriksaan kualitas air dan lingkungan, perbaikan sarana air bersih dan sanitasi dasar, pengembangan program desa sehat, sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat dan revitalisasi Posyandu. Indikator angka kesakitan / Morbiditas adalah TBC, HIV/AIDS, Malaria dan penyakit Demam Berdarah (DBD). Untuk Kasus TBC di Gorontalo angka kesembuhan cenderung meningkat dari tahun 2007 angka kesembuhan TBC 86,0 % meningkat menjadi 91,6 % di tahun 2011, angka kesembuhan TBC ini sudah mencapai target MDGs sebesar 85,0 % di tahun 2015, namun di sisi lain jumlah penderita baru yang ditemukan terjadi peningkatan ini terlihat pada tahun 2007 penemuan kasus baru sebesar 60% meningkat menjadi 79,6% pada tahun 2011, sebagaimana terlihat pada gambar BAB II - 77

91 Gambar 2.23 Angka Kesakitan Penyakit Malaria, DBD Dan Diare Di Kabupaten / Kota Tahun 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Gambar 2.23 menunjukkan kecenderungan angka kesakitan DBD, Diare dan Malaria di tahun Penyakit DBD paling tinggi dilaporkan oleh Kota Gorontalo yaitu dengan angka kesakitan 14 per penduduk, tertinggi berikutnya Kabupaten Bone Bolango dengan 5 per penduduk kemudian Kabupaten Gorontalo Utara 5 per penduduk, Kabupaten Gorontalo dengan angka kesakitan 4 per penduduk dan Kabupaten Boalemo dengan angka kesakitan 2 per penduduk terendah Kabupaten Pohuwato tdk ada kasus DBD. Untuk angka kesakitan Diare tertinggi di laporkan oleh Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 37,7 per 1000 penduduk, kemudian Kabupaten Gorontalo dengan 36,9 per 1000 penduduk, berikutnya Kota Gorontalo 35,1 per 1000 penduduk, Kabupaten Pohuwato 23,2 per 1000 penduduk, Kabupaten Bone Bolango 18,5 per 1000 penduduk dan terendah Kabupaten Boalemo sebanyak 13,8 per 1000 penduduk. Sementara penyakit malaria tertinggi di laporkan Kabupaten Gorontalo sebanyak 3,53 per 1000 penduduk. Data ini masih lebih terkendali di bandingkan dari target nasional sebanyak 10,6 per 1000 penduduk (Riskesdas 2010). Jumlah Penderita HIV/AIDS di Provinsi Gorontalo meningkat, dari Tahun 2010 sebanyak 62 kasus meningkat menjadi 80 kasus pada tahun 2011, dapat terlihat pada gambar BAB II - 78

92 Gambar 2.24 Jumlah Penderita HIV/AIDS Kabupaten/Kota se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 d. Status Gizi Masyarakat Keadaan gizi Balita telah menunjukkan kecenderungan yang semakin membaik, hal ini ditunjukkan dengan penurunan angka balita yang mengalami kekurangan gizi sebesar 6,35% yakni tahun 2007 mencapai 18,11% sampai tahun 2010 sebesar 17,05%, seperti pada tabel 2.69 berikut. Tabel 2.69 Perkembangan Balita yang Mengalami Kekurangan Gizi (%) di Provinsi Gorontalo Tahun Tahun Jumlah % ,782 18,11 % ,986 17,48 % ,897 18,97 % ,607 17,05 % Sumber : Survey PSG Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo Kekurangan gizi pada Balita untuk Kabupaten/Kota tahun 2009 dan 2010 hampir seluruhnya terjadi penurunan dan yang peling menonjol kenaikannya adalah Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo, sedangkan Kota Gorontalo terjadi peningkatan sebesar 0,61%, seperti terlihat pada gambar 2.25 berikut : BAB II - 79

93 Gambar 2.25 Kekurangan Gizi Balita menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Disamping itu jumlah kunjungan masyarakat miskin yang melakukan pelayanan kesehatan di Provinsi Gorontalo lebih besar terjadi di Kabupaten Gorontalo yaitu sebanyak kunjungan dan terendah di Kabupaten Boalemo sebanyak kunjungan, hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel 2.70 Jumlah Kunjungan Masyarakat Miskin (Jamkesmas dan Jamkesda) No. Kab/Kota Jumlah Kunjungan 1. Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Total Kunjungan Yang di Rujuk Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 80

94 Upaya Kesehatan Masyarakat Upaya kesehatan masyarakat mengalami peningkatan capaian, seperti Cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan meningkat dari 73.0% pada tahun 2007 menjadi 91.0% pada Tahun Begitu juga cakupan pelayanan antenatal (K4) meningkat dari 79,93% pada tahun 2007 menjadi sebesar 93,20% pada tahun 2011, jumlah Desa Siaga sebanyak 527 Desa, Cakupan Campak meningkat dari 75.9% pada tahun 2007 menjadi 80,9% pada tahun 2011, persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI) pada tahun 2007 baru mencapai 56.6% meningkat menjadi 68.2% di tahun 2011 angka ini masih sangat rendah dari target Kementerian kesehatan pada tahun 2014 seluruh Desa/Kelurahan sudah mencapai UCI seperti terlihat pada gambar Gambar 2.26 Cakupan Desa/Kelurahan dengan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kabupaten/Kota Se Provinsi Gorontalo Tahun 2010 dan 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, 2012 Upaya kesehatan perorangan mengalami peningkatan dan bahkan melebihi target Nasional, seperti jumlah rumah sakit yang melaksanakan pelayanan gawat darurat target Nasional 90% untuk Gorontalo seluruh Rumah Sakit sudah melaksanakan Pelayanan Gawat Darurat. Terselenggaranya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin di rumah sakit sebesar 100%. Untuk Persentase RS Kab/Kota yang menyelenggarakan PONEK 24 jam masih dibawah target yaitu sebesar 33,33% ditahun 2010 (target 70%) Sistem informasi menjadi lemah setelah desentralisasi, data dan informasi untuk evidence planning tidak tersedia tepat waktu. Sistem Informasi Kesehatan (Siknas) online yang berbasis fasilitas sudah terintegrasi, tetapi masih banyak faktor yang mempengaruhi seperti ketersediaan jaringan, input dari entry point di fasilitas kesehatan serta pemanfaatan informasi. Untuk Program Sumber Daya Manusia Kesehatan, rasio tenaga kesehatan per penduduk belum memenuhi target sampai dengan tahun 2011, dan belum merata BAB II - 81

95 disetiap daerah serta pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan untuk daerah terpencil dan tertinggal tahun demi tahun diupayakan untuk ditingkatkan. Untuk Program Obat dan Perbekalan Kesehatan, ketersediaan obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan baru mencapai 78,23% dari target 95%, Obat-obatan tradisional secara luas digunakan terutama di daerah perdesaan dan mulai berkembang pada masyarakat di perkotaan. Dalam beberapa dekade terakhir obat tradisional produksi rumah tangga berkembang dan beredar dimasyarakat, untuk itu perlu ditingkatkan pengawasannya Program Kebijakan dan Manajemen perlu terus dikembangkan dan lebih difokuskan, utamanya untuk mencapai efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pembangunan kesehatan melalui penguatan manajerial dan sinkronisasi perencanaan kebijakan, program dan anggaran. Capaian program yang menggembirakan diantaranya penduduk miskin yang menjadi peserta jaminan kesehatan dan terlayani sudah 100%, tertanggulanginya masalah kesehatan akibat bencana secara cepat. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat mengalami peningkatan capaian, Indikatornya seperti Desa Siaga sampai dengan tahun 2011 sudah lebih dari separuhnya tercapai (527 desa dari 562 Desa); namun disisi lainnya terjadi penurunan pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menurun dari 40 % pada tahun 2010 menjadi 27 % pada tahun 2010, ini disebabkan masih banyaknya masyarakat yang merokok terutama usia remaja. Oleh sebab perlu memberi perhatian pada perilaku merokok yang semakin memburuk dengan makin mudanya usia awal perokok, selain itu ada pemberian ASI eksklusif yang menurun, yang disebabkan baik oleh perilaku maupun besarnya pengaruh dari luar, seperti pemberian susu formula gratis pada saat ibu melahirkan. Untuk Program Lingkungan Sehat, akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi telah berhasil ditingkatkan, seperti peningkatan pada persentase keluarga menghuni rumah yang memenuhi syarat kesehatan dari 49 % di tahun 2008 menjadi 60 % ditahun 2011 belum mencapai target sebesar 65 %, persentase keluarga menggunakan air bersih menurun dari 58 % tahun 2008 menjadi 56 % dari target 70 % pada tahun 2010, dan penurunan persentase Tempat Tempat Umum (TTU) sehat 65 % tahun 2008 menjadi 59 % dan belum mencapai target 75 % pada tahun 2010; selain itu kita juga perlu memberikan perhatian pada terjadinya peningkatan rumah tangga yang tidak memiliki saluran pembuangan air limbah, dan masih ada rumah tangga yang memelihara unggas atau ternak dalam rumah. Semua ini tergambar pada gambar BAB II - 82

96 Gambar 2.27 Persentase Capaian Keluarga Dengan Rumah, Jamban, Tempat Sampah, Pengelolaan Air Limbah dan Pengguna Air Bersih Yang Sehat menurut Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun 2011 Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Pekerjaan Umum Bidang Sumber Daya Air 1. Jaringan irigasi Luas Daerah Irigasi potensial yang dikelola oleh pemerintah provinsi adalah ,80 Ha di antaranya Ha merupakan lahan fungsional. Kondisi jaringan irigasi saat ini cukup memprihatinkan akibatnya kinerja tingkat pelayanan irigasi menurun. Lahan irigasi yang ada di Provinsi Gorontalo mengalami alih fungsi, disisi lain perlu perluasan layanan jaringan irigasi guna menunjang stok pangan nasional. Perkembangan kondisi irigasi sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel BAB II - 83

97 Tabel 2.71 Perkembangan Kondisi Irigasi sampai dengan Tahun 2011 Luas Areal Kondisi Saat Ini Nama Daerah NO Irigasi Bendungan Endapan Jaringan (%) Potensial Fungsi (%) (Ha) (Ha) Panjang Baik Rusak Baik Rusak Vol (M3) (M) (%) (%) (%) (%) 1 Lomaya 2.583, , , ,00 70% 30% 98% 2% 2 Alale 565,00 451, , ,00 80% 20% 97% 3% 3 Pilohayanga 1.045,00 994, , ,00 70% 30% 75% 25% 4 Alo 1.800, , , ,00 90% 10% 90% 10% 5 Alo Pohu % 0% 6 Pohu 1.643, , , ,00 50% 50% 100% 0% 7 Molalahu 564,00 534, % 10% 90% 10% 8 Huludupitango 1.150,00 685,00 600, ,00 80% 20% 100% 0% 9 Leboto 142,00 126,00 500,00 180,00 55% 45% 70% 30% 10 Posso 310,00 285, ,00 240,00 65% 35% 50% 50% 11 Soklat 515,00 356, % 10% 12 Didingga 641,00 595, , , % - 13 Pulahenti 411,00 312, , ,00 40% 60% 50% 50% 14 Buloila Kiri 150,00 100,00 500,00 312,50 55% 45% 70% 30% 15 Buloila Kanan 208,00 190, , ,00 75% 25% 80% 20% 16 Tolinggula 1.337,00 652, ,00 700,00 75% 25% 80% 20% 17 Bulia 1.249, , % 20% 18 Hunggaluwa 864,00 650, % 20% 19 Bongo Tua 442,00 263, , ,32 70% 30% 40% 60% 20 Tombiu 496,00 449, , ,60 80% 20% 80% 20% 21 Bongo 1.298,00 952, , ,46 60% 40% 80% 20% BAB II - 84

98 22 Mohiyolo 464,00 361,00 480,00 307,20 80% 20% 60% 40% 23 Karya Agung 300,00 300, , ,00 50% 50% 100% 0% 24 Taluduyunu 2.492,00 964, , ,00 90% 10% 90% 10% 25 Karangetan 323,00 323, , ,00 30% 70% 0% 100% 26 Iloheluma 600,00 142, ,00 350,00 80% 20% 90% 10% 27 Molosipat 433,80 70,00 ` 1.500,00 250,00 75% 25% 95% 5% 28 Bunuyo 250,00 101,50 250,00 450,00 90% 10% 95% 5% 29 Tabulo 1.325,00 588, ,00 625,00 80% 20% 90% 10% TOTAL , , , ,08 60% 40% 82% 18% Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 Untuk menunjang pencapaian target produksi pertanian secara nasional maupun regional di Provinsi Gorontalo maka tingkat pelayanan irigasi pada 29 D.I sebagaimana tertera pada table 2.71 diatas harus dapat melayani kebutuhan air minimal dua kali penanaman dalam setahun. Oleh karena itu dalam mempertahankan tingkat pelayanan irigasi maka diperlukan pemeliharaan secara rutin, insidentil, berkala serta rehabilitasi dan peningkatan pada jaringan utama, jaringan sekunder dan bangunan-bangunan pelengkapnya. Disamping itu mengembangkan wilayah-wilayah yang berpotensi untuk dibangun irigasi baru seperti irigasi Randangan seluas kurang lebih Ha, bendungan/waduk Dumbaya Bulan untuk suplai area irigasi seluas kurang lebih Ha, serta merampungkan irigasi Paguyaman seluas Ha. 2. Pengendalian dan penanggulangan daya rusak air Kerusakan DAS mengakibatkan gangguan terhadap fungsi DAS, sehingga kondisi hidrologi akan terganggu. Kemampuan menyerap dan penyimpanan air sangat berkurang dan sebaliknya runoff menjadi besar. Kejadian tersebut akan menyebabkan minimnya air di musim kemarau dan melimpahnya air pada musim hujan yang mengakibatkan banjir. Luas daerah aliran sungai pada masing-masing satuan wilayah sungai dapat dilihat pada tabel Kode Nama Jlh SWS SWS DPS Tabel 2.72 Data Sungai Induk Provinsi Gorontalo Kode DPS Jumlah Luas DPS Nama DPS Sungai Induk (KM 2 ) Tamboo Bilungala Limboto 1 05, Bone 1 05, Bone Bolango 1 1, BAB II - 85

99 1 05, Limboto 7 1, , Kwandang Sub Total , Paguyaman 1 05, Paguyaman 1 2, Randangan 1 05, Tambuhe , Dulupi , Tilamuta , Tapadaa , Marisa , Randangan 1 2, , Dunga , Popayato , Sumalata Sub Total , Jumlah Keseluruhan , Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas maka perlu melakukan upaya program penanggulangan banjir, konservasi dan pendayagunaan sumber daya air, melalui 3 isu strategis Provinsi Gorontalo antara lain : Revitalisasi Danau Limboto; Danau Limboto termasuk dalam Wilayah Sungai Limboto Bolango Bone yang dipasok oleh 23 sungai, dengan sungai-sungai utama adalah Sungai Biyonga, Sungai Moluopo, dan Sungai Alo-Pohu. Luas daerah tangkapan (Catchment Area) sebesar 920 Km2. Sungai Tapodu merupakan satusatunya Outlet danau Limboto. Laju pendangkalan danau akibat sedimentasi dari sungai-sungai yang bermuara di danau sangat besar. Pembangunan Waduk Dumbaya Bulan; Salah Satu alternatif menanggulangi banjir Gorontalo adalah membangun bendungan di sungai bone bagian hulu dan sekaligus berfungsi sebagai bendungan multi guna antara lain dapat digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air, pariwisata, perikanan, pertanian, air baku, konservasi. Perkuatan Tebing, normalisasi sungai dan pembuatan tanggul banjir pada beberapa sungai yang rawan longsor dan yang memiliki meandering. 3. Penanggulangan Abrasi Pantai Penanggulangan abrasi pantai diwilayah provinsi Gorontalo adalah untuk melindungi pemukiman masyarakat nelayan, dan infrastruktur pemerintah lainnya dari daya rusak air laut yang sering terjadi. Panjang garis pantai dan pemecah ombak (break water) yang telah dibangun sampai dengan tahun 2012 sebagaimana tabel BAB II - 86

100 Tabel 2.73 Data Pantai Provinsi Gorontalo Kode WS Nama WS Jumlah Pantai Nama Pantai Panjang Garis Pantai ( Km) A2 Limboto Bolango Bone 1 Kwandang Limboto Bone Bolango Tamboo Bilungala Inengo Molotabu Atingola Tolinggula Biluhu Barat Biluhu Timur Leato Pohe Batudaa Pantai Sumalata Sub Total A2 Randangan 1 Popayato Dunga Randangan A3 Paguyaman 1 Marisa Tapadaa Tilamuta Dulupi Tambuhe Paguyaman 5.00 Sub Total Jumlah keseluruhan Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 Berdasarkan kondisi diatas maka untuk melindungi sarana prasarana umum dan wilayah pemukiman nelayan maka dilakukan pembuatan pemecah ombak pada daerah yang rawan abrasi Bidang Cipta Karya Target pencapaian pelayanan air minum sesuai dengan target MDG s Nasional sampai tahun 2015 yaitu 68,87% untuk air bersih dan target untuk Sanitasi 67 % dari total jumlah penduduk pada suatu daerah. Di Provinsi Gorontalo sampai tahun 2011, pencapaian target air minum baru mencapai 40,60% atau jiwa dan sanitasi mencapai 51 % atau jiwa. Hal ini dapat dilihat pada tabel BAB II - 87

101 No Kabupaten / Kota Tabel 2.74 Data Umum Air minum Tahun 2011 Jumlah Penduduk Cakupan Pelayanan ( Jiiwa ) Jiwa Jiwa % 1 Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Utara Kab. Bone Bolango TOTAL Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 Pembangunan Sektor Air Minum Perkotaan sampai dengan tahun 2012 sudah terbangun 24 unit SPAM IKK dengan Total Kapasitas Produksi 180 liter/det, Pembangunan Jaringan Pipa pada Kawasan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Pangkalan Pendaratan Ikan, dan desa Tertinggal (PPDT) dengan panjang pipa ± 215 kilometer. Direncanakan mulai tahun 2014 pemerintah provinsi melalui dinas Pekerjaan umum akan mengalokasikan anggaran untuk pemasangan SR (sambungan Rumah) dikabupaten/ Kota sebagai stimulan bagi masyarakat kab/kota. Pembangunan sektor air minum perdesaan sampai dengan tahun 2012 yang telah ditangani melalui Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) adalah sebanyak 143 Desa. Sedangkan untuk sarana prasarana sanitasi dasar serta penyediaan pengelolaan air limbah sampai dengan tahun 2012 telah dibangun septitank komunal 1 lokasi, air limbah komunal 4 lokasi dan MCK buah sebagaimana terlihata pada tabel Tabel 2.75 Jumlah MCK Yang Dibangun di Kabupaten/Kota Se- Provinsi Gorontalo Tahun No. Daerah Tahun Tahun Tahun Tahun Total 1 Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo Utara Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Pohuwato Kota Gorontalo Total Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 88

102 Penataan lingkungan di kawasan permukiman Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2011 adalah pembangunan jalan lingkungan di kawasan RSH, kawasan permukiman kumuh nelayan, kawasan kumuh perkotaan telah mencapai lebih kurang meter. Sedangkan pembangunan Jalan pada kawasan Agropolitan dan Jalan pada Kawasan Desadesa Potensial sampai dengan Tahun 2011 sepanjang Meter, termasuk Pembangunan 3 Unit Pasar dan 3 Unit Gudang. Sedangkan untuk penataan drainase telah terbangun Meter pada Kawasan Permukiman Penduduk. Jumlah timbulan sampah per hari di Provinsi Gorontalo adalah m 3 /hari sementara kapasitas tampung seluruh TPA yang ada saat ini hanya mencapai ,54 m 3. Adapun kebutuhan untuk layanan 5 tahun kedepan adalah m 3, sehingga masih dibutuhkan pembangunan TPA yang ramah lingkungan m 3. TPA Regional Talumelito yang dikelolah oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dibangun sejak Tahun dengan dana APBN dan APBD yang diperuntukan untuk melayani 2 (dua) wilayah yaitu Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo dengan kapasitas tampung adalah m 3. Operasional TPA Regional Talumelito dimulai sejak bulan september Tahun 2011 dengan Sistem Sanitari landfill dan juga berfungsi sebagai Kawasan Industri Pengelolaan Sampah (KIPS). Untuk menjaga kesinambungan daya tampung TPA Talumelito maka diperlukan membangun pengolahan sampah untuk bahan industri seperti: pupuk organik, biogas, daur ulang sampah plastik dan sebagainya yang akan mengurangi peningkatan volume sampah pada TPA. Sampai saat ini di Provinsi Gorontalo telah dibangun beberapa TPA dengan sistem sanitari landfill yang konstruksinya dibiayai oleh dana APBN, sedangkan pembebasan lahan dan fasilitas pelengkap lainnya dibiayai oleh APBD kabupaten antara lain sebagai berikut : - TPA Polohungo (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 di Kabupaten Boalemo dengan kapasitas tampung ,92 m3. - TPA Molingkapoto (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 dan dilanjutkan pada tahun 2012 di Kabupaten Gorontalo Utara dengan kapasitas tampung ,62 m3. - TPA Botu Bilutahu (tahap 1), dibangun pada tahun 2011 di Kabupaten Pohuwato (dalam proses pembangunan konstruksi). dengan kapasitas tampung m3. - Khusus untuk TPA di Kabupaten Bone Bolango dalam proses pembebasan lahan. - Pembangunan TPST 3R Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu 4 unit. Berdasarkan kemampuan daya tampung TPA diatas maka dibutuhkan pembangunan baru di Kab. Bone Bolango serta pengembangan sarana prasarana TPA yang ada saat ini. Khusus TPA Talumelito diperlukan pengembangan dan pemeliharaan sarana dan prasarana. Pada subdinas Ciptakarya mengemban kegiatan strategis provinsi Gorontalo yang diantaranya pelaksanaan pembangunan konstruksi Blok perkantoran pemerintah provinsi berlokasi di desa Ayula Tinelo Kabupaten dengan luas areal lahan pembangunan adalah 22 Ha. Blok perkantoran pemerintah provinsi direncanakan meliputi 14 gedung kantor SKPD dan 1 gedung kantor koordinasi gubernur, pembangunan infrastruktur serta beberapa bangunan prasarana pendukung (gedung Service). Pelaksanaan pembangunan konstruksi BAB II - 89

103 direncanakan 4 (empat) tahun anggaran yang dimulai tahun 2013 sampai dengan tahun Kegiatan strategis lainnya adalah pembangunan konstruksi rumah sakit umum daerah (RSUD) Provinsi Gorontalo dr. Hasri Ainun Habibie. Pembangunan RSUD dr. Hasri Ainun Habibie berlokasi didaerah Desa Dutulanaa Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo dengan luas areal pembangunan 6,4 Ha. RSUD provinsi Gorontalo direncanakan bertipe B dan difungsikan sebagai rumah sakit rujukan diprovinsi Gorontalo dan sekitarnya disamping itu RSUD dr. Hasri Ainun Habibie mempunyai keunggulan pelayanan kesehatan mata dan ginjal. Pelaksanaan pembangunan konstruksi RSUD dr. Hasri Ainun Habibie menggunakan dana APBD Provinsi Gorontalo, dana APBN pusat serta yang berasal dari investor yang direncanakan target selama 3 tahun Anggaran yang dimulai tahun 2014 sampai dengan tahun Banyak Bangunan Gedung yang belum memenuhi persyaratan keandalan Bangunan Gedung sesuai UU No 28 tahun 2006 tentang Bangunan Gedung. Fakta tentang bangunan gedung menunjukkan bahwa daerah Gorontalo termasuk dalam zona merah dan coklat dalam peta gempa yang dirilis oleh kementerian Pekerjaan Umum tahun Hal ini mengindikasikan kebutuhan Gorontalo akan peraturan/regulasi yang mengatur bagaimana seluruh stakeholder membangun gedung yang aman, nyaman, kuat dan aksesibel bagi kebutuhan perempuan dan laki-laki lansia, orang cacat, perempuan menyusui dan anak berkebutuhan khusus, terutama di wilayah publik seperti pasar, rumah sakit, gedung, MCK, puskesmas, dan lainnya. Untuk itu telah diadakan sosialisasi dan workshop bagi legislatif dan eksekutif di kabupaten/kota namun pengejawantahan hasilnya bagi fasilitasi perda Bangunan Gedung (BG) belum terlihat signifikan. Fakta mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah : 1. Bahwa RTH publik menjadi wajib bagi setiap kabupaten kota. 2. Intervensi yang telah dilakukan pemerintah provinsi sejak 2008 adalah Kota Gorontalo ± 2340 m² dalam bentuk perencanaan dan penataan fisik, Kabupaten Bone Bolango ± 3000 m² dalam bentuk perencanaan & penataan fisik, Kabupaten Gorontalo ± 5000 m² dalam bentuk perencanaan. Kabupaten Gorontalo Utara ± m2 dalam bentuk perencanaan dan ± 5000 m2 dalam bentuk penataan fisik. 3. Data valid mengenai intervensi dan prosentasi penyediaan RTH publik di kabupaten/kota masih minim sehingga dibutuhkan upaya-upaya lebih keras untuk mendapatkan data tersebut sebagai dasar bagi intervensi yang akan dilakukan pemerintah provinsi pada 5 tahun yang akan datang Bidang Pembinaan Jasa Konstruksi 1. Kondisi Penyedia Jasa Konstruksi di Daerah Lapangan usaha utama penduduk adalah dibidang pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan mencapai 49,9%, bidang jasa kemasyarakatan 15,2 % dan BAB II - 90

104 bidang perdagangan, rumah makan dan hotel sebesar 14,7 %, sedangkan bidang bangunan/konstruksi mencapai 5,2 % sebagaimana tabel Tabel 2.76 Jenis Lapangan Usaha Utama Penduduk No. Lapangan Usaha Jumlah (orang) % Pertanian, peternakan, kehutanan & perikanan Pertambangan & penggalian Industri pengolahan Listrik, gas & air bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan, rumah makan & hotel Angkutan, pergudangan & Komunikasi Keuangan, Real estate & jasa perusahaan Jasa kemasyarakatan ,9 1,7 6,8 0,1 5,2 14,7 7,3 1,1 15,2 T O T A L ,0 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, Tenaga Ahli & tenaga terampil dibidang Jasa Konstruksi Untuk mengukur kondisi SDM dibidang jasa konstruksi maka perlu melihat dari jumlah tenaga ahli yang telah melakukan sertifikasi keahlian sebanyak 298 Orang, sedangkan tenaga ahli terampil yang telah melakukan setifikasi keterampilan sebanyak orang sesuai tabel 2.77 dan Tabel 2.77 Sertifikat Tenaga Ahli menurut Kab/Kota dan Kualifikasi No. Kab/Kota Pemula Muda Madya Utama Jumlah Kab. Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bonebolango Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo Jumlah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 Tabel 2.78 Setifikat Tenaga Terampil Daftar Menurut Kabupaten/Kota dan Kualifikasi No Kabupaten SKT-P Tk-III Tk-II Tk-I Jumlah Kab. Boalemo Kab. Gorontalo BAB II - 91

105 Kab. Pohuwato Kab. Bonebolango Kab. Gorontalo Utara Kota Gorontalo Jumlah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, Badan Usaha Jasa Kontruksi yang sudah teregistrasi Badan usaha yang terdaftar untuk bidang konsutan sebanyak 34 perusahaan dan bidang kontraktor sebanyak perusahaan. Untuk melihat badan usaha konsultan dan Kontraktor menurut Asosiasi & Golongan disajikan pada tabel 2.79 dan Tabel 2.79 Badan Usaha Konsultan Daftar Menurut Asosiasi Dan Golongan No. ASOSIASI K M B Jumlah INKINDO ASKONI PERKINDO Jumlah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 92

106 Tabel 2.80 Badan Usaha Kontraktor Daftar Menurut Asosiasi Dan Golongan No. ASOSIASI K M B Jumlah LPJK GAPENSI AKAINDO AKLI ASPEKINDO GAPEKSINDO GAPKAINDO APAKSINDO Jumlah Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, Tim Pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo Unit pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo berupa UPTD Balai Jasa Konstruksi/Laboratorium Uji Material yang strukturnya melekat pada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, sesuai Peraturan Gubernur Gorontalo No. 19 tahun Sedangkan untuk Tim pembina jasa konstruksi telah terbentuk dengan surat keputusan gubernur Gorontalo No. 44/13/V/2009 tertanggal 22 Mei tentang pembentukan tim pembina Jasa Konstruksi Provinsi Gorontalo. Dari data diatas dapat dilihat bahwa keterbatasan sumber daya manusia khususnya tenaga kerja sangat diperhitungkan dalam percepatan pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari keterbatasan anggaran pelatihan & pembinaan pelaku Jasa Konstruksi. Persaingan mendapatkan Pasar Jasa Konstruksi Indonesia: saat ini 65% pasar jasa konstruksi dikuasai oleh pelaku usaha jasa konstruksi asing. Program percepatan dan pemerataan pembangunan oleh Pemerintah dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3I) menuntut kesiapan sektor jasa konstruksi beserta seluruh rantai pasok nya (sumber daya manusia, industri penunjang seperti semen, baja, aspal, peralatan konstruksi, dsb). Untuk itu pemerintah provinsi Gorontalo melalui tim Pembina jasa konstruksi melakukan pembinaan, sosialisasi peraturan, pelatihan/bimbingan teknis dan penyuluhan kepada masyarakat usaha jasa konstruksi Penataan ruang Penataan ruang menurut UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang merupakan rangkaian proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang atau dengan kata lain proses perencanaan kebijakan pembangunan daerah dalam bentuk spasial yang ditindaklanjuti dangan arahan dan rumusan program dan rencana pembangunan. BAB II - 93

107 Rencana tata ruang wilayah sebagai dokuman perencanaan pembangunan daerah yang berkekuatan hukum serta berfungsi utama sebagai arahan investasi pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kenyataan selama ini yang terjadi, rencana tata ruang wilayah hanya digunakan sebagai media dan acuan koordinasi dan sinkronisasi pembangunan antara sektor dan wilayah. Dalam Perda nomor 4 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo tujuan penataan ruang wilayah provinsi dirumuskan dalam perwujudan tatanan ruang wilayah provinsi yang memiliki keseimbangan ekonomi, ekologi dan sosial budaya, serta mendukung pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan melalui inovasi dan pengembangan kualitas sumberdaya manusia demi kesejahteraan masyarakat menuju Gorontalo yang Majudan Mandiri. Sehingga untuk mengantisipasi pembangunan Gorontalo kedepan, perumusan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menjadi syarat mutlak dalam penyusunan setiap kegiatan perencanaan pembangunan dengan memperhatikan aspek sosial, budaya, lingkungan, fisik, dan RTRW seluruh kabupaten dan kota, serta RTRW Nasional dan pulau Sulawesi. Agar tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Gorontalo bisa tercapai maka Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi dilakukan dengan pengembangan struktur ruang, pola ruang dan pengembangan kawasan strategis wilayah. Kebijakan pengembangan struktur ruang dilaksanakan dengan meningkatkan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah berbasis keunggulan lokal yang merata dan berhierarki dan peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumberdaya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi. Kebijakan pengembangan pola ruang dilaksanakan dengan pengembangan kawasan lindung dan pengembangan kawasan budidaya sedangkan Kebijakan pengembangan kawasan strategis Provinsi Gorontalo dapat dilihat dari beberapa sudut kepentingan yaitu kepentingan pertumbuhan ekonomi, kepentingan sosial dan budaya, kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi, dan kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Rencana pola ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang terkait dengan wilayah provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah nasional, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budi daya yang bersifat strategis nasional, yang ditinjau dari berbagai sudut pandang akan lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan nasional. Sedangkan Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah provinsi, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budi daya yang pengelolaannya memperhatikan pola ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi meliputi Rencana Pengembangan Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Wilayah Provinsi. Kawasan Lindung Nasional yaitu kawasan yang tidak diperkenankan dan/atau dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama BAB II - 94

108 untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Sedangkan Kawasan Lindung Provinsi adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota atau bernilai strategis provinsi pada beberapa kawasan lindung. Kawasan Lindung Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi yaitu Cagar Alam (CA) Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato, Cagar Alam (CA) Panua di Kabupaten Pohuwato, TN Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango dan Taman Nasional Promosi (TNp) Nantu Boliohuto di Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo dan Kawasan Teluk Tomini. Kawasan Lindung Provinsi sebagaimana meliputi kawasan Hutan Lindung (HL) di Kabupaten-Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara, Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan Kota Gorontalo, Cagar Alam Mas Popaya Raja di Kabupaten Gorontalo Utara, Cagar Alam Tangale di Kabupaten Gorontalo, dan kawasan konservasi Laut Daerah (KKLD) Desa Olele di Kabupaten Bone Bolango dan Pulau Monduli di Kabupaten Boalemo. Hal lainnya dalam Rencana Tata Ruang adalah Pengembangan wilayah provinsi perbatasan Gorontalo dengan provinsi tetangga Sulawesi utara dan Sulawesi Tengah yang harus menjadi perhatian khusus dalam strategi pembangunan daerah Gorontalo di era globalisasi. Hal ini penting karena pada daerah perbatasan sebagian wilayah Gorontalo dikategorikan sebagai wilayah tertinggal atau terkebelakang khususnya pada daerah-daerah terpencil dan pulau-pulau kecil terluar yang terbatas aksesibilitas dan sarana prasarana transportasi, pendidikan dan kesehatan. Walaupun sebagian wilayah-wilayah tersebut menyimpan sumberdaya alam sangat potensial untuk dikembangkan. Pada sisi yang lain, terdapat juga wilayah-wilayah strategis cepat tumbuh (KSCT) yang didukung dengan ketersediaan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara optimal yaitu KSCT Gorontalo-Paguyaman-Kwandang (GOPANDANG) dan KSCT Marisa dan sekitarnya, serta KSCT daerah pesisir pengembangan bidang kelautan dan perikanan terpadu Teluk Tomini. Ketidakseimbangan pembangunan daerah direfleksikan juga oleh berkembangnya pembangunan wilayah perkotaan. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya beberapa pusat pusat bisnis dan perdagangan di Kota Gorontalo dan sekitarnya. Semangat desentralisasi mendorong juga wilayah kota Gorontalo berkembang secara mandiri. Namun perkembangan Kota Gorontalo tidak dapat berkembang dengan baik tanpa didukung oleh wilayah hinterland (kabupaten) sekitarnya yaitu Kabupaten Gorontalo dan kabupaten Bone Bolango sebagai pemasok utama untuk hasil-hasil pertanian serta perikanan dan peternakan. Sebaliknya, wilayah perkotaan menjadi target utama untuk memasarkan produk-produk pertanian, perkebunan, dan perikanan dari wilayah kabupaten. Masing-masing wilayah antar kabupaten dan kota tidak dapat berkembang sendiri-sendiri, sebab masing-masing wilayah memiliki sumberdaya yang berbeda dan harus saling melengkapi. Namun dalam kenyataan, keterkaitan desa kota dan sebaliknya belum terjalin dengan baik. Tersedianya rencana tata ruang wilayah Provinsi sebagai acuan pengembangan wilayah, harus diikuti dengan BAB II - 95

109 tersedianya informasi dan pengelolaan pertanahan berdasarkan tata pemerintahan yang baik dan peraturan-peraturan yang berlaku Pemberdayaan Masyarakat dan Desa a. Pelaksanaan Aspek-Aspek Pemberdayaan Masyarakat Upaya Pemberdayaan Masyarakat desa dilaksanakan dalam dua cara yakni, pemberdayaan bersifat integral (BPMD-PK) dan sektoral (masing-masing SKPD sektoral, seperti Dinas Pertanian, Perikanan,dll). Urusan pemberdayaan masyarakat desa sangat erat hubungannya dengan kondisi kemiskinan masyarakat. Urusan pemberdayaan masyarakat dan desa memiliki 9 aspek fungsi asli, yakni ; Partisipasi Masyarakat, Kelembagaan Masyarakat, Perencanaan dari Bawah, Profil Desa/Kelurahan, Pelatihan Masyarakat, Pemberdayaan Adat, Usaha Ekonomi Desa, Pelayanan Administrasi Pemerintahan Desa, ketentraman dan ketertiban. Tabel 2.81 Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Asli Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Di Provinsi Gorontalo Selang NO ASPEK FUNGSI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA RATA-RATA CAPAIAN ( ) 1. Aspek Partisipasi Masyarakat + 50% 2. Aspek Kelembagaan Masyarakat + 50% 3. Aspek Perencanaan Dari Bawah + 90% 4. Aspek Profil Desa/Kelurahan + 20% 5. Aspek Pelatihan Masyarakat + 10% 6. Aspek Pemberdayaan Adat + 30% 7. Aspek Usaha Ekonomi Desa + 50% 8. Aspek Pelayanan Administrasi Pemerintahan Desa/ Kelurahan + 50% 9. Aspek Keamanan & Ketertiban + 50% Sumber : BPMD-PK 2012 Berdasarkan data pada tabel 2.81 terlihat bahwa fungsi pemberdayaan masyarakat dari aspek perencanaan dari bawah sangat berkembang baik mekanisme musrenbang (teknokratik) maupun dari sisi kebutuhan perencanaan lokal (partisipatoris) untuk kebutuhan perencanaan pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD), PNPM maupun Pendapatan Asli Desa (PADes). Pemberdayaan masyarakat pada aspek lainnya seperti, partisipasi masyarakat, kelembagaan masyarakat, usaha ekonomi desa, pelayanan administrasi pemerintahan desa/kelurahan serta aspek keamanan dan ketertiban rata-rata mencapai 50% dari seluruh BAB II - 96

110 kelurahan dan desa yang ada di Provinsi Gorontalo. Hal tersebut menunjukan bahwa sendisendi keberdayaan masyarakat masih sangat lemah menjadi sumber daya pembangunan, sejak berdirinya Provinsi Gorontalo Tahun 2001 peran serta masyarakat masih lemah dan peran pemerintah masih mendominasi. Kondisi pemberdayaan masyarakat dari aspek pemberdayaan adat mencapai 30% dilaksanakan di seluruh kelurahan dan desa se-provinsi Gorontalo. Demikian pula dengan ketersediaan data profil desa/kelurahan yang diamanatkan Permendagri 12 Tahun 2007 baru mencapai 20% dari jumlah desa/kelurahan seluruh provinsi Gorontalo. Kegiatankegiatan pelatihan masyarakat 10% dilaksanakan di tingkat desa. b. Koordinasi Program Berbagai Sektor Urusan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan secara sektoral oleh SKPD dikoordinasikan melalui SKPD Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) baik PMD ditingkat pusat, PMD provinsi, PMD kabupaten/kota, PMD kecamatan sampai PMD desa/kelurahan menjadi program pemberdayaan yang sifatnya integral ketika masuk di desa. Program-program sektoral yang dikoordinasikan melalui urusan PMD (tabel 2.82) adalah seluruh program dari berbagai sektor seperti: Pendidikan, Kesehatan, Pertanian dan Tanaman Pangan, Perkebunan, Perikanan, Peternakan, Kehutanan, Industri, Perdagangan, Infrastruktur. Tabel 2.82 Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Fungsi Koordinasi Program Pemberdayaan Masyarakat Dan Penanggulangan Kemiskinan (Program PMPK) Yang Masuk Ke Desa Selang NO PROGRAM SEKTORAL RATA-RATA TINGKAT CAPAIAN ( ) 1. Pendidikan Cukup 2. Kesehatan Cukup 3. Pertanian dan Tanaman Pangan Kurang 4. Perkebunan Cukup 5. Perikanan Cukup 6. Peternakan Cukup 7. Kehutanan Cukup 8. Industri Cukup 9. Perdagangan Cukup 10. Infrastruktur Kurang Sumber : BPMD-PK 2012 BAB II - 97

111 Tingkat capaian diukur berdasarkan indikator jumlah rapat-rapat yang dilaksanakan SKPD terkait dan PMD dalam perencanaan program, penentuan calon penerima yang mengacu pada data base kemiskinan BPS. Indikator lain adalah jumlah program/kegiatan sektoral yang melaporkan kegiatannya pada pemerintah kecamatan dan kelurahan/desa. Sektor pendidikan dan kesehatan termasuk baik, dari sisi data penerima bantuan program/kegiatan yang sudah sinkron dengan data penerima kabupaten/kota. Hanya saja ada khusus program Jamkesmas data penerima lebih besar dari jumlah penduduk miskin yang seharusnya menerima Jamkesmas. Hal ini terjadi karena masih banyak kebocoran dalam pengurusan kartu Jamkesmas yang diusulkan dari tingkat desa. Pada sektor pendidikan juga terjadi beberapa miss coordination dilapangan (tingkat desa) antara program PNPM GSC (Generasi Sehat Cerdas) yang berbenturan dengan Program Nasional BOS (Biaya Operasional Sekolah) dan Program SBS (Semua Bisa Sekolah). Khusus untuk Pertanian dan tanaman pangan capaian tingkat koordinasi program termasuk kurang karena beberapa faktor antara lain karena banyaknya program/kegiatan yang masuk ke desa tumpang tindih dengan program yang dilaksanakan oleh kabupaten/kota, demikian pula dengan bidang infrastruktur yang capaian koordinasinya termasuk kurang dari seluruh program/kegiatan yang masuk ke desa. Hal-hal ini yang menyebabkan adanya miss communication antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. Beberapa kasus yang sering terjadi misalnya beberapa program/kegiatan yang pada awalnya tidak dikoordinasikan dengan kabupaten/kota, kecamatan dan desa/kelurahan, nanti setelah bermasalah baru diketahui oleh pemerintah desa/kecamatan dan kabupaten/kota. c. Koordinasi Penanganan Program Nasional di Daerah Beberapa program Nasional yang ditangani didaerah melalui urusan PMD lihat tabel 2.83 yaitu; Penanggulangan Kemiskinan, PNPM, Raskin, Unit Pengaduan Masyarakat dan Pemantauan BBM/Minyak Tanah Bersubsidi, TMMD (TNI Manunggal Masuk Desa), Kesatuan Gerak PKK, HIV AIDS, Pos Pelayanan Terpadu (Pos Yandu), Gelar TTG (Teknologi Tepat Guna), Pengelolaan Air Minum Dan Sanitasi Lingkungan, Lomba Desa Tingkat Nasional, Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat,dll. BAB II - 98

112 Tabel 2.83 Capaian Rata-Rata Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Program Nasional Di Daerah NO PROGRAM SEKTORAL SKPD TERKAIT HASIL CAPAIAN KOORDINASI ( ) 1. Penanggulangan Kemiskinan BAPPEDA dan BPMD-PK Baik (penurunan angka kemiskinan menurun tiap tahun) 2. PNPM Diknas, PU, Bappeda, Kesehatan & BPMD-PK Baik 3. Program RASKIN BULOG, Biro P2E Provinsi, Bagian Pembangunan Kab/Kota, Camat, Kades/Lurah Baik 4. Unit Pengaduan Masyarakat & Pemantauan BBM/ Minyak Tanah Bersubsidi Hiswana Migas, Pertamina Kurang 5. TMMD Kodim 1304, Pangdam VII Wirabuana Cukup 6. Kesatuan Gerak PKK TP PKK prov dan Kab/Kota Baik 7. HIV AIDS Dinas Kesehatan Kurang 8. Pos Yandu Dinas Kesehatan Baik 9. Gelar TTG Balihristi Baik 10. PAMSIMAS PU Kimpraswil, Bappeda, Dinas Kesehatan Baik 11. Lomba Desa/Kelurahan PKK, Kesbangpol, Biro Pemerintahan, Balihristi, Dikpora, Dinas Kesehatan. Baik 12. Bulan Bhakti Gotong Masyarakat Sumber : BPMD-PK 2012 PKK, Kesbangpol, Dinas Sosial, Perpustakaan Biro Pemerintahan, BKKBN Baik d. Tingkat Perkembangan Desa/Kelurahan Seiring dengan perkembangan wilayah administrasi di Provinsi Gorontalo, sampai dengan tahun 2011 telah terjadi penyesuaian data wilayah administrasi sehubungan dengan adanya pemekaran wilayah baik kabupaten/kota, kecamatan, dan Desa/kelurahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel BAB II - 99

113 Tabel 2.84 Data Perkembangan Pemekaran Wilayah Administrasi Kecamatan, Desa dan Kelurahan di Provinsi Gorontalo, Kabupaten/ Jlh Jlh Jlh Jlh No Jlh Jlh Jlh Jlh Kota Desa Desa Desa Desa Kec. Kec. Kec. Kec. /Kel /Kel / Kel /Kel 1. Kab.Boalemo Kab. Gorontalo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango 5. Kab. Gtlo Utara Kota Gorontalo J U M L A H Sumber: Gorontalo Dalam Angka, 2007 s/d 2011 No. Provinsi/Kabupaten Tabel 2.85 Rekapitulasi Status Desa Tertinggal Provinsi Gorontalo Tahun 2011 Sangat Maju Maju Jlh Desa Maju Tertinggal Sangat Tertinggal Jlh Desa Tertinggal 1. BOALEMO GORONTALO* POHUWATO BONE BOLANGO* KOTA GORONTALO GORONTALO UTARA JUMLAH Sumber : BPMD-PK 2012 Jumlah Desa Status Desa Catatan : Dari 50 Kabupaten di Indonesia yang berhasil dientaskan *) dari daerah tertinggal tahun 2009, dua diantaranya yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kab. Bone Bolango. Provinsi Gorontalo masih terdapat 94 desa sangat tertinggal dan 156 desa tertinggal, desa maju 360 dan sangat maju 46 desa, sebagaimana terlihat pada tabel BAB II - 100

114 e. Perkembangan Program PNPM Mandiri Pemberdayaan merupakan bagian dari paradigma pembangunan yang memfokuskan perhatiannya kepada semua aspek yang prinsipil dari manusia dilingkungannya yakni mulai dari aspek intelektual ( sumber daya manusia ), aspek material dan fisik, sampai kepada aspek manajerial. Aspek aspek tersebut lebih detail dikembangkan menjadi aspek social budaya, ekonomi, politik, keamanan dan lingkungan. Pemberdayaan masyarakat selaku subyek pembangunan dalam upaya untuk : 1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia sebagai modal utama membangun kemandirian masyarakat. 2. Membangun kelembagaan masyarakat yang berkaitan dengan proses pemberdayaan ditingkat masyarakat. 3. Adanya wadah yang tepat untuk mengakumulasi dan mengartikulasikan sumber daya ( SDA, SDM, teknologi ) guna akselerasi pembangunan kehidupan yang serasi dan berkesinambungan. Sampai saat ini, animo masyarakat terhadap kegiatan PNPM sangat baik, hal ini terlihat adanya partisipasi masyarakat yang mendukung suksesnya program PNPM yang ada diwilayahnya. disisi lain juga adanya prgram PNPM melahirkan pengembangan dalam inovasi-inovasi kreatif pendekatan pembelajaran bagi masyarakat yang mampu menggalang pertisipasi sebagai modal menggerakkan pemerintah, pembangunan dan kemasyarakatan. Kesinambungan program khususnya terkait dengan pemantapan kualitas sumber daya aparatur pemerintahan desa / kelurahan, lembaga kemasyarakatan, unsure masyarakat dan lembaga usaha ekonomi masyarakat. Di Provinsi Gorontalo, kegiatan PNPM Mandiri Pedesaan (PNPM MPd) pada tahun 2007 hanya dilaksanakan di 2 (dua) Kabupaten, yaitu Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango. Sejak tahun 2008 sampai sekarang, kegiatan PNPM meliputi seluruh kabupaten yang ada di Provinsi Gorontalo. Ada 3 kelompok kegiatan yang menjadi objek kegiatan dari pada PNPM itu sendiri, yaitu : 1. Kelompok Infrastruktur, terdiri atas kegiatan : Pembangunan Jalan, Jembatan, Irigasi, Pasar, listrik, dll. 2. Kelompok Sosial, terdiri atas kegiatan : Pembangunan gedung sekolah, Pengadaan air bersih, Pengadaan MCK, dll. 3. Kelompok SPKP/SPP, yaitu kelompok Simpan pinjam. hanya untuk kegiatan permodalan bagi kaum perempuan dalam mengembangkan usahanya. Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 dapat dilihat pada tabel 2.86 dan BAB II - 101

115 NO NAMA KABUPATEN / KOTA Tabel 2.86 Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 Bidang Infrastruktur Perdesaan INFRASTRUKTUR PERDESAAN Jalan Jembatan Irigasi Panjang (M) Unit Pemanfaat Meter Unit Pemanfaat Panjang (M) Unit Pemanfaat 1 Kabupaten Gorontalo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten GORUT NO 6 Provinsi Gorontalo NAMA KABUPATEN / KOTA INFRASTRUKTUR PERDESAAN Pasar Listrik Lain-lain Luas (M2) Unit Pemanfaat Unit Pemanfaat (Unit) 1 Kabupaten Gorontalo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten GORUT Provinsi Gorontalo Sumber : BPMD-PK 2012 (data diolah) Tabel 2.87 Realisasi Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 2007 s/d 2011 Bidang Sosial dan Ekonomi Masyarakat Miskin Perdesaan NO NAMA (2) - SOSIAL (3) - SPP/SPKP KABUPATEN / KOTA Sekolah Air Bersih MCK Lain-lain Kelompok Pemanfaat Luas (M) Unit Pemanfaat Unit Pemanfaat Luas (M2) Unit Pemanfaat (Unit) 1 Kabupaten Gorontalo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten GORUT Provinsi Gorontalo Sumber : BPMD-PK 2012 (data diolah) BAB II - 102

116 f. Perkembangan Pembangunan Rumah Layak Huni (Mahyani) Bagi Rumah Tangga Miskin Berdasarkan data pada tabel 2.88 dan 2.89 menunjukan jumlah rumah tidak layak huni di Provinsi Gorontalo Tahun 2012 sebanyak unit dan Realisasi Pembangunan Mahyani selang Tahun 2007 s/d 2011 sebanyak 610 unit dengan anggaran ,- Tabel 2.88 Rumah Tidak Layak Huni Provinsi Gorontalo Tahun 2012 JUMLAH RUMAH NO NAMA KAB/KOTA TIDAK LAYAK HUNI (UNIT) 1. Kota Gorontalo Kabupaten Gorontalo Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Jumlah KET Sumber : BPMD-PK, 2012 (data diolah) NO Tabel 2.89 Realisasi Pembangunan Mahyani Model Swakelola Pos Belanja Hibah Dan Belanja Barang Dan Jasa Melalui BPMD-PK KEGIATAN 1. BPMD-PK & TNI Manunggal Masuk Desa (Pengadaan Material Pihak III & Pekerjaan Fisik Swakelola) 2. Pokja Pemprov Gorontalo/BPMD-PK, TNI, PU Kimpraswil, PKK, Camat & Kades (Belanja Hibah) Provinsi Gorontalo Tahun TAHUN PELAKSA -NAAN VOLUME ANGGARAN (Rp) Unit , & Unit ,- LOKASI Kec Bone, Bona Raya, Kabila Bone Kab. Bone Bolango Kecamatan Anggrek Kab. Gorut 3. Pokja Pemprov Gorontalo/BPMD-PK, PU Kimpraswil, PKK, Camat & Kades (Belanja Hibah) 2008 & Unit ,- Desa Lombongo Kec. Suwawa Tengah Kab. Bone Bolango BAB II - 103

117 6. 4. Pokja Pemprov Gorontalo/BPMD-PK, PU Kimpraswil, Bappeda, Inspektorat Camat & Kades (Belanja Hibah) 5. Pokja Pemprov Gorontalo/BPMD-PK dengan Kades/Lurah/ Perangkatnya (Belanja Hibah) Pembangunan Mahyani Bagi RTM Secara Swakelola (Belanja Barang & Jasa) Unit , Unit , APBD Induk APBD-P Kec. Popayato Timur, Popayato dan Popayato Barat Kab. Pohuwato Kota Gtlo (2 unit), Kab. Gtlo (22 unit), Kab. Boalemo (5 Unit), Kab. Bone Bolango (16 Unit) 334 Unit ,- Kota Gtlo, Kab. Gtlo, Boalemo, Phwato & 56 Unit ,- Bon Bol JUMLAH 610 Unit ,- Sumber : BPMD-PK Provinsi Gorontalo 2011 (data diolah) 1. Sejak tahun 2001 s/d 2007, Pola pengadaan oleh Penyedia Barang dan Jasa (Pihak III) Melalui Dinas PU Kimpraswil Provinsi Gorontalo dan TP-PKK Provinsi Gorontalo. 2. sejak tahun 2001 s/d 2011, Pola BBR (Bahan Baku Rumah) yakni penggabungan penyediaan material oleh Pihak III dan pekerjaan dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat setempat, dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Gorontalo. 3. Mulai tahun 2007 Pola Kerjasama Swakelola Pokja Pemprov dengan TNI, Camat, Kades Pos Belanja Hibah pada Badan Keuangan Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK. 4. Tahun 2008 Pola Kerjasama Swakelola Pokja Pemprov dengan TNI yang terkonsentrasi di Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara sebagai model KITM (Kecamatan Inovasi Terpadu Mandiri) Pos Belanja Hibah pada Badan Keuangan Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK. 5. Tahun 2009 Pola Kerja Sama Swakelola Pokja Pemprov dengan Camat Pos Belanja Hibah pada Badan Keuangan Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK terkonsentrasi di Kecamatan Popayato, Popayato Timur dan Popayato Barat yang mengalami bencana banjir. 6. Tahun 2010 Pola Kerja Sama Swakelola Pokja Pemprov dengan Kepala Desa mengadopsi pola Pola PNPM Pos Belanja Hibah Pemprov Gorontalo yang dikoordinasikan BPMD-PK dan Kades 7. Tahun 2011 pola Kerjasa Sama Swakelola BPMD PK dengan Kelompok Masyarakat pelaksana swakelola yang dikoordinir Kepala Desa/ Lurah/Perangkat desa/kel, LPM/BPD/LSM dan Orsosmas tingkat desa/ kelurahan Pos Belanja Barang dan Jasa pada BPMD-PK Prov Gtlo. BAB II - 104

118 Perhubungan Pada prinsipnya pelayanan perhubungan di dasarkan pada 3 (tiga) komponen transportasi utama yaitu Perhubungan Darat dengan line sektor Terminal dan Pelabuhan Penyeberangan, Perhubungan Laut dengan line sektor Pelabuhan Laut, serta Perhubungan Udara dengan line sektor Bandar udara. Di Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami pertumbuhan jumlah sarana transportasi baik transportasi darat, laut maupun udara. Secara umum jumlah dan kondisi serta kecenderungan penumpang yang terjadi di Terminal, Pelabuhan maupun Bandara terlihat pada tabel 2.90, 2.91 dan Tabel 2.90 Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara di Provinsi Gorontalo Tahun No Uraian Jumlah pelabuhan laut Jumlah bandar udara Jumlah terminal Jumlah pelabuhan penyeberangan Jumlah Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012 Tabel 2.91 Jumlah Terminal / Pelabuhan / Bandara di Provinsi Gorontalo Tahun Pembagian per-kab/kota Jumlah No Uraian Pelabuhan Bandar Pelabuhan Terminal Laut Udara Penyeberangan 1 Kabupaten Pohuwato Kabupaten Gorontalo Kabupaten Boalemo Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorut Kota Gorontalo Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Prov. Gorontalo, 2012 BAB II - 105

119 No Uraian Tabel 2.92 Jumlah Penumpang dan Barang Angkutan Umum di Provinsi Gorontalo Satuan 2007 Tahun Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang Penumpang Barang 1 Pelabuhan Org Ton/M Bandara Org Kg Terminal Org Pelabuhan Org Ton Penyeberangan 5 Kereta Api Sumber : Dinas Perhubungan - - dan Pariwisata - -Prov. Gorontalo, Jumlah a. Perhubungan Darat Jalan Nasional maupun jalan Provinsi di Provinsi Gorontalo menempati posisi strategis sebagai urat nadi pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya karena fungsinya menghubungkan wilayah daratan Gorontalo dengan wilayah daratan provinsi lainnya di pulau Sulawesi. Dalam perkembangan transportasi darat di Provinsi Gorontalo dalam kurun 5 (lima) tahun terakhir terlihat bahwa terjadi pertumbuhan kendaraan yang cukup signifikan terhadap panjang jalan seperti terlihat pada tabel Tabel 2.93 Rasio Panjang Jalan terhadap Jumlah Kendaraan No Uraian Satuan Panjang Jalan Nasional km 616,24 616,24 616,24 606, ,696 2 Panjang Jalan Provinsi km 408,26 408,26 408,26 414,51 414,51 3 Panjang Jalan Kabupaten km 1.000, , , , ,51 4 Panjang Jalan Kota km 41,19 41,19 41,19 41,19 41,19 5 Total Panjang Jalan km 2.066, , , , ,91 6 Jumlah kendaraan unit Rasio (1/5) 0,0280 0,0220 0,0156 0,0126 0,0105 1: 36 1 : 45 1 : 64 1 : 79 1 : 95 Sumber : Dinas PU Prov. Gorontalo dan Badan Keuangan Daerah Prov. Gorontalo, 2012 Dari tabel 2.93 terlihat bahwa rasio panjang jalan (Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kab/Kota) terhadap jumlah kendaraan cenderung meningkat dimana pada tahun 2010 perbandingannya adalah 1 km jalan berbanding 79 unit kendaraan, dan pada tahun 2011 perbandingannya meningkat menjadi 1 km jalan berbanding 95 unit kendaraan. Untuk dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan angkutan darat yang lancar, tertib, dan aman di Provinsi Gorontalo tersedia 19 buah terminal seperti terlihat pada tabel BAB II - 106

120 Tabel 2.94 Data Terminal di Provinsi Gorontalo, tahun 2012 No Nama Type Lokasi Desa/Kel Kecamatan Kabupaten/Kota 1 Terminal Bus Isimu A Kel. Datahu Kec. Tibawa Kab. Gorontalo 2 Terminal Bus 42 Andalas A Kel. Tapa Kec. Kota Utara Kota Gorontalo 3 Terminal Leato B Kel. Leato Selatan Kec. Kota Dumbo Raya Kota Gorontalo 4 Terminal Limboto B Kel. Kayu Bulan Kec. Limboto Kab. Gorontalo 5 Terminal Paguyaman B Desa Tangkobu Kec. Paguyaman Kab. Boalemo 6 Terminal Tilamuta B Desa Hungayona Kec. Tilamuta Kab. Boalemo 7 Terminal Mananggu B Desa Karuyen Kec. Mananggu Kab. Boalemo 8 Terminal Marisa B Desa Teratai Kec. Marisa Kab. Pohuwato 9 Terminal Pusat Kota C Kel. Limba B Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo 10 Terminal Telaga C Desa Bulila Kec. Telaga Kab. Gorontalo 11 Terminal Tapa C Desa Ayula Kec. Tapa Kab. Bone Bolango 12 Terminal Bongomeme C Desa Kaliyoso Kec. Bongomeme Kab. Bone Bolango 13 Terminal Parungi C Desa Parungi Kec. Boliyuhuto Kab. Gorontalo 14 Terminal Malingkopoto C Desa Malingkopoto Kec Anggrek Kab. Gorontalo Utara 15 Terminal Atinggola C Desa Kota Jin Kec. Atinggola Kab. Gorontalo Utara 16 Terminal Popayato C Desa Popayato Kec. Popayato Kab. Pohuwato 17 Terminal Molosifat C Desa Molosifat Kec. Popayato Kab. Pohuwato 18 Terminal Randangan C Desa Lemito Kec. Popayato Kab. Pohuwato 19 Terminal Lemito C Desa Lemito Kec. Popayato Kab. Pohuwato Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Untuk pelayanan angkutan umum khususnya Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang terjadi di Terminal di Provinsi Gorontalo selama 5 (lima) tahun terakhir terlihat pada Tabel Tabel 2.95 Rasio Angkutan Darat (AKDP) Tahun No Uraian Jumlah Angkutan Darat (AKDP) Jumlah Angkutan Darat (AJAP) Jumlah penumpang angkutan darat Rasio (1/3) 0, , , , , : : : : : 538 Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Dari tabel 2.95 terlihat bahwa jumlah armada AKDP masih cukup memadai dibandingkan dengan jumlah penumpang, dimana pada tahun 2011 perbandingan jumlah angkutan terhadap jumlah penumpang adalah 1 kendaraan berbanding 538 penumpang. Untuk pengujian kendaraan bermotor terdapat 3 unit Balai Pengujian Kendaraan Bermotor secara mekanik yang berdomisili di Kota Gorontalo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Gorontalo Utara, sedangkan di Kab. Boalemo dan Kab. Pohuwato masing- masing terdapat 1 (satu) unit Balai Pengujian Kendaraan Bermotor Mobile. BAB II - 107

121 Sedangkan dalam upaya meningkatkan pelayanan angkutan transportasi darat khususnya daerah yang belum terjangkau oleh layanan transportasi umum terdapat 12 (dua belas) armada bus yang disubsidi oleh pemerintah untuk melayani daerah tersebut. Dalam mengurangi dan menimimalisir muatan berlebih dijalan raya maka diperlukan Jembatan Timbang sebagai sarana pengontrol tersebut. Unit Pelaksana Penimbangan (Jembatan Timbang) yang terdapat di Provinsi Gorontalo sebanyak 3 unit yaitu Jembatan timbang tersebut terletak di Isimu. (Kabupaten Gorontalo), Marisa (Kabupaten Pohuwato) dan Molotabu (Kabupaten Bone Bolango) seperti yang terlihat pada tabel Tabel Data Jembatan Timbang di Provinsi Gorontalo, Tahun 2012 No Nama Lokasi Kapasitas (Ton) 1 Jembatan Timbang Isimu Desa Isimu Utara 20 Kec. Tibawa Kab. Gorontalo 2 Jembatan Timbang Marisa Desa : Teratai 40 Kec. : Marisa Kab/Kota : Pohuwato 3 Jembatan Timbang Molotabu Desa : Botutonuo 40 Kec. : Kabila Bone Kab : Bone Bolango Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Dalam pelayanan transportasi darat terdapat beberapa pelayanan angkutan yang langsung berhubungan dengan masyarakat berupa pengurusan ijin trayek angkutan umum, dimana terlihat jumlah ijin trayek yang dibandingkan dengan rasio jumlah penduduk, dan rasio ijin trayek per-kab/kota tahun 2011 seperti terlihat pada tabel 2.97 dan Tabel Rasio Ijin Trayek Tahun No Uraian Ijin trayek Antarkota antar Provinsi (AKAP) Ijin Trayek Antarkota dalam Provinsi (AKDP) Ijin Trayek Angkutan antar jemput antar Provinsi (AJAP) 4 Ijin trayek perkotaan Ijin trayek perdesaan Jumlah Ijin Trayek ( ) Jumlah penduduk Rasio Ijin Trayek (6/7) 0, , , , ,00116 Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 108

122 No Kabupaten/Kota Tabel Rasio Ijin Trayek menurut Kab/Kota Tahun 2011 Jumlah Izin Trayek Jumlah penduduk Antar kota antar Perkotaan Perdesaan Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Total Jumlah Ijin Trayek Rasio Izin Trayek = = 7/3 1 Kabupaten Pohuwato , Kabupaten Gorontalo , Kabupaten Boalemo , Kabupaten Bone Bolango , Kabupaten Gorut , Kota Gorontalo ,00009 Dalam pelayanan transportasi darat yang menjadi salah satu pendukung pelayanan utama adalah perhatian terhadap sarana dan prasarana fasilitas keselamatan LLAJ baik di ruas jalan nasional maupun jalan provinsi, dimana pemasangan fasilitas keselamatan LLAJ merupakan salah satu penunjang dalam penurunan kecelakaan lalu lintas dijalan raya yang harus ditekan seminimalisir mungkin. Dalam waktu 5 (lima) tahun terakhir terlihat beberapa kebutuhan dan jumlah fasilitas terpasang seperti terlihat pada tabel No Tabel 2.99 Jumlah Fasilitas Keselamatan LLAJ Tahun Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Untuk angkutan penyeberangan, sampai saat ini telah memiliki 2 Pelabuhan Penyeberangan di Provinsi Gorontalo yakni Pelabuhan penyeberangan Gorontalo dan Bumbulan, dimana Pelabuhan Penyeberangan tersebut untuk melayani lintas penyeberangan Gorontalo Sulawesi Tengah. Sampai tahun 2011 pelayanan jasa angkutan penyeberangan telah tersedia sarana angkutan penyeberangan sebanyak 3 unit Kapal Motor Penyeberangan (KMP), yaitu: Terpasang pada tahun Total terpasang ( ) Fas. Keselamatan LLAJ Satuan Kebutuhan Rambu Lalu Lintas buah Guardrail meter Marka Jalan meter APILL unit Delineator buah KMP. Baronang untuk melayani Lintas Penyeberangan Gorontalo Pagimana ukuran 526 GRT, kapasitas muat penumpang 400 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 21 unit. 2. KMP. Tuna Tomini untuk melayani lintas penyeberangan Gorontalo Wakai - Ampana, ukuran 546 GRT penumpang 240 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 14 unit. 3. KMP. Tanjung Api untuk melayani lintas penyeberangan Marisa Dolong Ampana, ukuran 500 GRT penumpang 250 orang, kendaraan roda 4 sebanyak 17 unit. Sisa yang belum terpasang BAB II - 109

123 Adapun Trend layanan di Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo dapat dilihat pada tabel dan gambar Tabel Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo VOLUME ANGKUTAN PENUMPANG (Org) BARANG (Ton) KENDARAAN (Unit) NO TAHUN TRIP TREND TREND RODA 2 TREND RODA 4 TREND NAIK TURUN JUMLAH (%) NAIK TURUN JUMLAH (%) NAIK TURUN JUMLAH (%) NAIK TURUN JUMLAH (%) , ,37 74,0 7,0 81,0-25,00 3,0-3,0-97, , , , , , , , , , , , , , , ,62 Jumlah Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Gambar 2.28 Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo BAB II - 110

124 Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Berdasarkan Tabel dan gambar 2.28 Produktivitas Pelabuhan Penyeberangan Gorontalo 5 (lima) Tahun terakhir dapat dilihat bahwa arus turun naik penumpang, barang dan kendaraan cenderung mengalami pergerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun mengalami kenaikan maupun penurunan yang bervariasi, namun pada Tahun 2011 untuk kunjungan kapal sebanyak 258 trip, bila dibandingkan dengan 2010 mengalami peningkatan sebesar 15,18%, penumpang yang diangkut sebanyak orang, jika dibandingkan dengan 2010 mengalami peningkatan sebesar 52,21%. Angkutan barang sebanyak ton bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 36,43%. Untuk angkutan kendaraan roda 2 sebanyak unit bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 60,43% dan roda 4 sebanyak unit dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 35,62% Lingkungan Hidup Selama tahun , berbagai persoalan dan bencana lingkungan yang berdampak terhadap penurunan kualitas lingkungan terjadi disebagian besar wilayah Provinsi Gorontalo. Berbagai program dan kegiatan telah dilaksanakan sebagai upaya menangani permasalahan lingkungan pada kurun waktu tersebut yang diprioritaskan pada perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan perlindungan fungsi-fungsi lingkungan. Sebagian besar masalah lingkungan ini bersumber dari kegiatan domestik, industri agro, industri manufaktur, industri pertambangan, industri jasa, dari sektor tranportasi serta lemahnya law enforcement yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan kualitas lingkungan. Kedepan permasalahan lingkungan di Provinsi Gorontalo masih akan diperhadapkan pada permasalahan yang terjadi sampai saat ini seperti kerusakan Danau Limboto, BAB II - 111

125 pencemaran air, udara, tanah, persampahan, dan limbah serta kerusakan lingkungan baik darat, pesisir, dan laut, seperti: 1. Kerusakan Danau Limboto, Pada saat ini kedalaman Danau Limboto tinggal rata-rata 2 meter dan luasnya sisa 2.537,5 Ha. Diproyeksikan bahwa Danau Limboto 5 tahun kedepan tingkat kedalamannya tinggal 1 meter dan luasnya sisa Ha. 2. Penurunan Kualitas Air Danau Limboto, Saat ini kualitas air Danau Limboto mengalami penurunan akibat limbah domestik, aktivitas budidaya yang dilakukan di dalam danau, dan sedimentasi danau akibat erosi di daerah hulu sungai. Monitoring kualitas air danau menunjukkan beban pencemaran organik yang tinggi dari sumber aliran yang melalui kawasan perkotaan tersebut, seperti terlihat pada kandungan oksigen terlarut di Sungai Alo 0,77 mg/l, Sungai Biyonga 0,94 mg/l, dan kandungan total nitrogennya adalah 2,69 mg/l, sementara total fosfornya 1,44 mg/l. Akibat eutrofikasi berbagai tanaman pengganggu tumbuh subur yang banyak menyerap air dan dapat mempercepat pendangkalan danau. Eceng gondok di Danau Limboto tumbuh meluas. Luas sebaran eceng gondok mencapai sekitar 30 % dari luasan danau. 3. Pencemaran Air Sungai, Kualitas air di beberapa sungai di Provinsi Gorontalo rendah. Hasil pemantauan kualitas air sungai yang dilakukan oleh BALIHRISTI bekerjasama dengan Kementerian Negara Lingkungan Hidup serta Balai Teknologi Kesehatan Lingkungan (BTKL) Manado pada tahun 2011 menunjukkan beberapa parameter sudah melebih nilai ambang batas yang dipersyaratkan, seperti: Sungai Andagile secara umum tergolong BURUK atau CEMAR BERAT (Kelas D) dengan uraian bahwa di bagian hulu kisaran nilai skor 29 (CEMAR SEDANG), bagian tengah kisaran nilai skor 55 (CEMAR BERAT) dan di bagian hilir kisaran nilai skor 71 (CEMAR BERAT). Di bagian hulu terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Coliform dan E.Coli, di bagian tengah terdapat tiga parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu yaitu BOD, Nitrit, dan Coliform, sedangkan di bagian hilir terdapat empat parameter yang menjadi polutan atau melebihi baku mutu, yaitu BOD, Nitrit, Coliform dan E.Coli, Sungai Paguyaman cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, Sungai Bone masih tergolong cemar RINGAN, Sungai Taluduyunu cemar SEDANG, Sungai Buladu cemar RINGAN sampai cemar SEDANG, dan Sungai Biongan masih tergolong cemar RINGAN. Diproyeksikan untuk 5 tahun ke depan jumlah sungai yang akan menurun kualitasnya akan meningkat 75%. 4. Penurunan Kualitas Udara, berdasarkan hasil pemantauan kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada tahun menunjukkan bahwa kualitas udara di Provinsi Gorontalo pada umumnya masih dalam kategori baik, namun mengalami penurunan kualitas dari tahun ketahun, kecuali beberapa lokasi yang sudah melebihi baku mutu seperti di depan hasrat Kota Gorontalo dan hasrat di Kabupaten Pohuwato. Hal tersebut disebabkan karena laju pertumbuhan kendaraan beroda empat maupun beroda dua dan pertumbuhan industri sangat cepat. Apabila hal tersebut tidak diantisipasi maka 5 (lima) tahun kedepan kualitas udara ambient akan mengalami penurunan sampai dibawah baku BAB II - 112

126 mutu yang dipersyaratkan. Dalam mencapai kualitas udara yang diinginkan, maka perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian pencemaran udara. Salah satu kegiatan pengendalian pencemaran udara adalah pengukuran dan pemantauan terhadap kualitas udara tersebut. 5. Kerusakan Mangrove dan Terumbu Karang, salah satu potensi pesisir di Provinsi Gorontalo adalah terumbu karang dan hutan mangrove. Sumberdaya pesisir ini diperkirakan telah berada dalam ambang kerusakan. Tingkat kerusakan diperkirakan rata-rata mencapai 40-65%. Apabila tidak dilakukan tindakan konservasi secepatnya, maka 5 (lima) tahun ke depan kerusakan akan semakin meluas hingga mencapai %. 6. Kerusakan DAS dan Banjir, Kejadian banjir di Provinsi Gorontalo terjadi hampir setiap tahun dan mengakibatkan kerusakan dan kerugian terhadap infrastruktur, seperti jalan, jembatan, sekolah,dan lain-lain. Jumlah kerugian akibat banjir di Provinsi Gorontalo, apabila di lakukan penanganan maka di proyeksikan untuk 5 tahun ke depan kerugian tersebut akan semakin meningkat hingga mencapai 40%. 7. Pertambangan Emas Tanpa Ijin (PETI), Kegiatan pertambangan sangat potensial menimbulkan degradasi lingkungan hidup jika tidak dilakukan secara hati-hati. Kegiatan pertambangan emas di Provinsi Gorontalo tersebar di beberapa wilayah yaitu Wilayah Marisa Kabupaten Pohuwato, wilayah Pasolo Desa Buladu, Kecamatan Sumalata dan wilayah tambang Mopuya Desa Kaidundu, Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango, wilayah tersebar di Kabupaten Bone Bolango, dan wilayah Boliohuto Kabupaten Boalemo. Permasalahan yang terjadi akibat kegiatan pertambangan emas adalah pencemaran logam berat Hg pada badan air sungai. Kandungan merkuri pada air sungai tersebut kemudiaan akan mengalir menuju ke muara dan akhirnya akan masuk ke perairan laut. Hasil Pemantauan Kualitas Lingkungan Balihristi tahun 2010 menunjukkan bahwa penambangan emas di Desa Buladu dan Desa Kaidundu telah menyebabkan kandungan logam berat Hg (merkuri) pada badan air sungai Dubalango dan Sungai Mopuya telah melewati ambang batas baku mutu (0,001 mg/l). Kadar Hg pada badan air dan sedimen sungai dubalango (sungai sekitar penambangan pasolo) adalah masingmasing berkisar antara 0,0002 0, mg/l dan 104, ,2519 mg/l, sedang konsentrasi Hg pada badan air dan sedimen Sungai Mopuya (sungai sekitar penambangan Mopuya) adalah masing-masing berkisar antara 0,0002-0,2457 mg/l dan 22, ,1579 mg/l. 8. Tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan masih rendah. Berdasarkan hasil pemantauan pada tahun 2011 menunjukkan bahwa tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan baru mencapai 35%. Kondisi tersebut sangat berpengaruh terhadap perubahan kualitas lingkungan seperti perubahan kualitas air permukaan, perubahan kualitas udara, dan pencemaran tanah. 9. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City), Perkembangan penduduk yang pesat terutama karena urbanisasi telah menimbulkan masalah meningkatnya jumlah BAB II - 113

127 sampah yang dihasilkan dan menyempitnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) akibat pesatnya pembangunan perumahan dan sarana umum lainnya. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang pesat, meningkatkan resiko polusi udara. Pemerintah Pusat melaksanakan Program Adipura dalam upaya peningkatan kebersihan dan kehijauan kota. Masalah-masalah yang dihadapi dalam mewujudkan Clean and Green City adalah Kesenjangan antara jumlah sampah yang dihasilkan dan yang terangkut. Di Kota Gorontalo jumlah sampah sebanyak 683 m 3 /hari, sedangkan yang terangkut hanya sebanyak 383 m 3 /hari atau 56 %. Hal ini disebabkan kurangnya prasarana dan sarana pengangkut. Selain itu, Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang tersedia belum representatif, Kurangnya komitmen pemerintah kabupaten dalam pengelolaan lingkungan umumnya dan dalam mewujudkan kebersihan dan kehijauan kota yang tercermin dari kesiapan institusi lingkungan hidup dan dana yang dialokasikan untuk pengelolaan lingkungan hidup, dan Rendahnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan. Berdasarkan kondisi lingkungan tersebut, maka upaya-upaya yang harus dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo, adalah pengendalian sumber-sumber pencemaran dan perusakan SDA, peningkatan kualitas lingkungan DAS, pengendalian kemerosotan KEHATI, peningkatan peran serta masyarakat serta menahan laju deforestasi. Beberapa target capaian dalam pelestarian lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo sampai tahun 2017 adalah peningkatan ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup sebesar 58%, peningkatan indeks kualitas lingkungan menjadi 90, tersedianya data dan informasi lingkungan yang berkualitas, terjadinya penurunan sedimentasi dan laju pertumbuhan eceng gondok di Danau Limboto. Pelayanan Penelitian Program pembangunan penelitian di Provinsi Gorontalo disesuaikan dengan program unggulan pemerintah daerah yakni (1) pertanian dan ketahanan pangan; (2). perikanan dan kelautan ; (3). pendidikan dan kesehatan; (4) ekonomi, social dan budaya dan (5). tata ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup. Pembangunan Iptek ketahanan pangan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat yang cukup, bergizi, aman, sesuai selera, dan keyakinannya melalui peningkatan produktivitas, kualitas, dan efisiensi produksi pertanian, perikanan, dan kehutanan secara berkelanjutan, pengolahan hasil, dan penganekaragaman pangan. Prioritas utama adalah untuk mendukung terwujudnya kemandirian ketahanan pangan, revitalisasi nilai kearifan lokal, dan meningkatkan kemitraan antar-kelembagaan. Komoditas pangan yang menjadi prioritas diselaraskan dengan kebijakan revitalisasi pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan. Kerangka kebijakan Iptek ketahanan pangan adalah untuk meningkatkan daya dukung teknologi untuk mempertajam prioritas penelitian, memperkuat kapasitas kelembagaan, menciptakan iklim inovasi, dan membentuk SDM yang handal dalam pengelolaan pangan. BAB II - 114

128 Pembangunan iptek perikanan dan kelautan diarahkan untuk mendukung kebijakan pembangunan perikanan berkelanjutan berwawasan lingkungan, peningkatan produksi perikanan, konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil, memperkuat kelembagaan dan jaringan, dan mendorong iklim yang kondusif untuk inovasi berbasis sumberdaya pesisir laut dan pulau-pulau kecil. Kerangka kebijakan mencakup pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan yang ramah lingkungan, efisien, ekonomis, sesuai sumberdaya lokal, dan berwawasan masa depan Otonomi dalam penyelenggaraan pendidikan memberikan implikasi terhadap masingmasing daerah untuk mengembangkan pendidikan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini, akan terdapat variasi baik pengelolaan maupun perolehan pendidikan pada masing-masing daerah. Pengembangan produk berkualitas yang kompetitif diperlukan sumber daya manusia (SDM) berkualitas yang keahliannya relevan dengan potensi kawasan yang sedang dan akan dikembangkan. Pergeseran nilai paradigma pendidikan sebagai sebuah investasi terjadi. Banyak lulusan SD, SMP/MTs, SMA/MA/SMK yang tidak melanjutkan lagi ke jenjang pendidikan berikutnya sehingga lebih banyak menciptakan pengangguran. Demikian pula lulusan perguruan tinggi yang ada, belum mampu menciptakan lapangan kerja sendiri. Banyak anak DO yang tidak memiliki keterampilan. Dengan demikian untuk menciptakan SDM berkualitas yang memiliki keahlian sesuai potensi daerah tempat anak tersebut bermukim, diperlukan konsep dan paradigma pendidikan yang baik. Permasalahan utama dibidang kesehatan adalah masih tingginya angka kematian bayi, anak balita, dan ibu maternal, serta tingginya proporsi balita yang menderita gizi kurang; masih tingginya angka kematian akibat penyakit menular serta kecenderungan semakin meningkatnya penyakit tidak menular; kesenjangan kualitas kesehatan dan akses terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu antar wilayah/daerah, gender, dan antar kelompok status sosial ekonomi; belum memadainya jumlah, penyebaran, komposisi, dan mutu tenaga kesehatan; serta terbatasnya sumber pembiayaan kesehatan dan belum optimalnya alokasi pembiayaan kesehatan. Dengan demikian untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkualitas, maka diperlukan konsep dan paradigma kesehatan yang baik Pengembangan pembangunan iptek ekonomi, sosial dan budaya mengarah pada peningkatan kemampuan Iptek menjawab masalah-masalah pengembangan suatu wilayah dan sosial-ekonomi-budaya masyarakat dan juga untuk meningkatkan kemampuan sarana dan prasarana dalam menunjang aktifitas eknomi dan sosial. Prioritas utama adalah untuk riset pengembangan ekonomi, social dan budaya adalah peningkatan penggunaan komponen lokal, dan efisiensi pada pembangunan di wilayah kota/kabupaten Gorontalo Pengembangan Tata ruang, infrastruktur dan lingkungan hidup diarahkan untuk memenuhi kebutuhan tata ruang, menjaga kelangsungan lingkungan hidup dan mempertajam prioritas penelitian, pengembangan, dan rekayasa Iptek yang diprioritaskan pada pencapaian kestabilan masing-masing ekosistem yang menopang kehidupan untuk mewujudkan kemandirian dalam penyediaan jasa-jasa lingkungan. BAB II - 115

129 Badan Lingkungan Hidup, Riset dan Teknologi Informasi Provinsi Gorontalo sejak tahun telah melaksanakan beberapa kajian dibidang pertanian dan ketahanan pangan, perikanan dan kelautan, pendidikan dan kesehatan; ekonomi, sosial dan budaya maupun dibidang lingkungan hidup. Kajian yang telah dilaksanakan selama tahun 2004 s/d 2011 dapat dilihat pada tabel Tabel Penelitian Yang Telah Dilakukan Selang Tahun 2004 s/d 2012 No Judul Penelitian Tahun 1 Membangun Otonomi Daerah Melalui Peningkatan Kiknerja Aparatur Pemerintah di Provinsi Gorontalo 2 Pengembangan Wirausaha Pupuk Organik (Bokashi) Berbasis Kotoran Kuda 3 Persepsi dan Sikap Masyarakat Gorontalo Terhadap Program Etalase Perikanan di Provinsi Gorontalo 4 Kajian Pengembangan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah di Provinsi Gorontalo Kajian keberadaan Organisasi Pemerintah dalam Penerapan PP No Tahun 2003 di Provinsi Gorontalo 6 Kajian tentang Tarif Rasional Pelayanan Kesehatan di Provinsi 2005 Gorontalo 7 Kajian Pengembangan Budidaya Rumput Laut di Provinsi Gorontalo Kajian Perencanaan dan Pengembangan Panti Pembenihan Udang 2005 dan ikan serta budi daya tambak berwawasan lingkungan di Provinsi Gorontalo 9 Kajian Evaluasi DAS di Provinsi Gorontalo Penelitian Potensi Sumber Daya Perikanan Laut dan Perairan Teluk 2005 Tomini di Provinsi Gorontalo dalam mendukung pengembangan perikanan tangkap dan marine culture yang berkelanjutan (Ekspedisi Wallacea) 11 Optimalisasi Kebutuhan Pemupukan Jagung di Provinsi Gorontalo Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Jagung di Kabupaten Bone 2005 Bolango Provinsi Gorontalo 13 Optimalisasi Kebutuhan Pemupukan Jagung di Provinsi Gorontalo 2006 (Penelitian lanjutan) 14 Analisis Kesesuaian Lahan Pengembangan Jagung di Kabupaten 2006 Boalemo dan Kabupaten Gorontalo 15 Efektivitas dan Efisiensi Pompa Air Energi Surya di Pertanaman 2006 Jagung 16 Dampak agropolitan jagung terhadap pengurangan kemiskinan di 2006 Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato 17 Kajian pengembangan kawasan Taman laut Olele Studi Fishing Capacity Teluk Tomini dan Pantai Utara Gorontalo 2006 BAB II - 116

130 19 Evaluasi Policy Coherence Provinsi Gorontalo Peningkatan Kapasitas Pimpinan dan Anggota DPRD Kajian Pendidikan Bagi Keluarga Masyarakat berpenghasilan Rendah Kajian tentang akar kemiskinan di Provinsi Gorontalo Pengembangan Model Revitalisai Desa Miskin Dampak Reformasi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja 2007 Pembangunan Provinsi Gorontalo 25 Kajian Peranan (Partisipasi) Masyarakat Dalam Pengendalian Kinerja 2008 Pendidikan 26 Pengembangan Bahan Bakar Nabati Jarak Pagar dan Aren Kajian Kawasan Pemetaan Budidaya Rumput Laut Penelitian dan Pemanfaatan Jagung Komposit dan TTG Evaluasi Kebijakan Agropolitan di Prov. Gorontalo Pengembangan Energi Alternatif Bioethanol Dampak Implementasi Kebijkakan Pendidikan Berbasis Kawasan di 2009 Prov. Gorontalo. 32 Ekspedisi Geografi Indonesia (EGI) Gorontalo (Kerjasama Pemrov 2009 dengan Bakosurtanal) 33 Analisis Potensi Sumber Daerah dan Penyusunan Model Spasio Ekologis Terhadap Problem Daerah 34 Pengembangan Laborartorium dan Desa Mandiri Energi Studi Kelayakan Pengembangan Klaster Komoditas Rumput Laut di 2010 Provinsi Gorontalo 36 Survei Opini Publik dan Perilaku Pemilih Dalam Pilkada di Provinsi 2010 Gorontalo 37 Evaluasi Kinerja Aparatur Pemerintah Provinsi Gorontalo Pengembangan Desa Mandiri Energi di Kabupaten Boalemo Kajian Strategis Pemberdayaan Masyarakat Kampung Nelayan Strategi pengembangan Model Implementasi Pendidikan Gratis di 2012 Provinsi Gorontalo 41 Studi Kelayakan Pengembangan Klaster UMKM berbasis Teknologi 2012 Tepat Guna 42 Analisis dampak implementasi kebijakan pengembangan kawasan minapolitan terhadap nelayan tradisional 2012 Sumber : Balihristi Prov. Gorontalo, Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Tujuan ketiga dari Millenium Development Goals (MDGs) adalah mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan hingga tahun Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, baik laki-laki maupun perempuan dalam bidang pendidikan, ketenagakerjaan dan politik. Untuk mencapai tujuan tersebut dikeluarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa seluruh departemen maupun lembaga pemerintah non departemen di pemerintahan nasional, provinsi, BAB II - 117

131 kabupaten/kota harus memasukkan pengarusutamaan gender dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi pada kebijakan program pembangunan. Upaya untuk mencapai pembangunan yang berwawasan gender memerlukan gambaran kondisi jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo. Sensus penduduk Tahun 2010 oleh Badan Pusat Statistik jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo tercatat ± jiwa dan jumlah rumah tangga. Eksistensi perempuan pada lembaga pemerintah provinsi bahwa jumlah pegawai perempuan yang memegang jabatan strategis eselon IV A sampai eselon I B sejumlah 239 orang dan jumlah seluruh pegawai perempuan sebanyak orang sebagaiman terihat pada tabel NO JENIS KELAMIN Tabel Eksistensi Perempuan pada Lembaga Pemerintah Provinsi ESELON I.B II.A II.B III.A III.B IV.A NON ESELON JUMLAH 1 Perempuan Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Aparatur Daerah Prov. Gorontalo, 2012 Menurut jenis kelamin penduduk di Provinsi Gorontalo terdiri dari laki-laki berjumlah orang atau 50,18% sedangkan perempuan berjumlah orang atau 49,82% dengan rasio jumlah penduduk laki-laki dan perempuan sebesar 100,71 atau masih terbilang berimbang. Namun dari segi kualitas kehidupan masih terjadi kesenjangan antara laki-laki dan perempuan dalam hal pendidikan, ketenagakerjaan dan kesehatan. Penyebabnya antara lain pembangunan belum mempertimbangkan manfaat pembangunan secara adil antara laki-laki dan perempuan. Hal ini berdampak pada timbulnya ketidaksetaraan dan ketidakadilan gender yang terindikasi dalam persoalan marginalisasi, subordinasi, beban ganda, stereotipe, kekerasan, diskriminasi, dan kemiskinan. Selain itu dampak dari berbagai produk peraturan perundang-undangan, kebijakan, program, dan kegiatan bias gender turut memberi andil terpuruknya kualitas hidup kaum perempuan. Rendahnya kualitas hidup perempuan berimbas pada kesejahteraan dan perlindungan anak yang masih jauh dari harapan. Di bidang pendidikan, perempuan Provinsi Gorontalo masih tertinggal dari laki-laki, hal ini dapat dilihat dari rasio Angka Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki di Provinsi Gorontalo pada tahun Rasio APM perempuan terhadap laki-laki pada jenjang SD adalah sebesar 101,85%,angka ini sudah cukup baik, namun pada jenjang SMP hanya sebesar 72,71% dan jenjang SMA hanya sebesar 46,31%. Angka ini memperlihatkan masih banyak perempuan usia sekolah di Provinsi Gorontalo yang kurang mendapatkan kesempatan untuk bersekolah sampai ke jenjang SMA. Di bidang ketenagakerjaan, ketimpangan gender juga masih terjadi. Tercatat jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang bekerja adalah sebesar laki-laki dan BAB II - 118

132 perempuan dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 84,1 laki-laki dan 44,9 perempuan serta tingkat pengangguran 3,38 laki-laki dan 8,48 perempuan. Namun di sisi lain Jumlah Pencari Kerja penduduk 15 tahun ke atas untuk laki-laki sebesar orang sedangkan perempuan sebesar orang. Dari sini terlihat masih ada kesenjangan kesempatan kerja terhadap perempuan dibandingkan terhadap laki-laki. Partisipasi perempuan di Provinsi Gorontalo pada lembaga politik Tahun 2009 sebesar 20%. Dari 45 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Gorontalo sebanyak 9orang perempuan duduk sebagai anggota dewan. Di tingkat nasional partisipasi perempuan sebesar 30%,dari 3 orang utusan Provinsi Gorontalo di DPR RI, sebanyak 1 orang perempuan, sedangkan di lembaga DPD RI dari 4 orang anggota, 2 diantaranya adalah perempuan atau sebesar 50%. Sementara partisipasi politik perempuan di Provinsi Gorontalo berjumlah 32 orang atau 14,5% dari jumlah anggota Dewan secara keseluruhan di Provinsi Gorontalo. Hal ini menunjukkan partisipasi perempuan provinsi Gorontalo pada lembaga politik cukup signifikan sebagaimana terlihat pada tabel Tabel Eksistensi Perempuan Dalam Lembaga DPRD Prov dan Kab/Kota Periode 2009 s/d 2014 No. Prov, Jumlah Persentase Kab/Kota (org) (%) Ket 1. Prov. Gorontalo 9 20 Partai Golkar (4), PAN (2), Hanura (2) dan PPRN (1) 2. Kota Gorontalo 6 24 Partai Golkar (3), PAN (2) dan Demokrat (1) 3. Kab. Gorontalo 6 24 Partai Golkar, PPP, PBB, PDIP, PBR dan PDK 4. Kab. Boalemo 2 8 Partai PDIP dan Demokrat 5. Kab. Pohuwato 6 24 Partai Golkar (2), PPP (1), PDK (1), Hanura (1), dan PKB (1) 6. Kab. Bone 1 4 Partai PKNU Bolango 7. Kab. Gorontalo Utara 2 10 Partai Golkar Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012 Data Biro Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Gorontalo mencatat jumlah perempuan korban tindak kekerasan di Provinsi Gorontalo sebesar 152 orang. Selain itu jumlah anak korban tindak kekerasan di Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 83 orang, dan 54 orang diantaranya adalah perempuan. Hal ini BAB II - 119

133 seharusnya menjadi perhatian pemerintah Provinsi Gorontalo melalui peningkatan programprogram yang Responsif Gender dan Anak Ketenagakerjaan Tahun 2010 jumlah tenaga kerja di seluruh sektor ekonomi sebanyak orang kemudian meningkat menjadi orang pada Tahun Struktur ketenagakerjaan Tahun 2011 memperlihatkan bahwa penduduk yang termasuk angkatan kerja sebesar di mana masih lebih banyak dari bukan angkatan kerja sebesar Penduduk yang bekerja sebesar Selanjutnya, kelompok bukan angkatan kerja didominasi oleh penduduk yang mengurus rumah tangga, yaitu sebesar serta yang bersekolah sebesar Untuk penjaminan hak-hak tenaga kerja, setiap perusahaan di daerah Provinsi Gorontalo diwajibkan untuk mengikuti Asuransi Jamsostek, dan tunduk pada peraturan pemerintah daerah termasuk penentuan Upah Minimum Provinsi (UMP). Upah minimum provinsi adalah standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di Provinsi Gorontalo. Pada Tahun 2007 UMP Provinsi Gorontalo sebesar Rp ,- yang meningkat menjadi Rp ,- pada Tahun Pada Tahun 2012 UMP dinaikkan menjadi Rp ,-. Hal ini dapat dilihat pada gambar Gambar 2.29 Perkembangan UMP dan KHM / KHL Provinsi Gorontalo Tahun 2007 s/d ,000, , UMP (Rp.) 560, , , , , ,500 Kenaikan (%) UMP (Rp.) Kenaikan (%) Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Gorontalo, 2012 Terkait dengan penerapan norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sejauh ini telah menjadi perhatian pemerintah daerah karena K3 ini merupakan instrumen untuk perlindungan terhadap keselamatan pekerja. Data terakhir di tahun 2011 dari BAB II - 120

134 perusahaan yang tercatat dalam bursa ketenagakerjaan baru 10 % atau 110 perusahaan yang telah menerapkan norma keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah, merupakan bagian dari kebijakan strategis untuk meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan lapangan kerja. Kegiatan koperasi dan UMKM mencakup hampir seluruh lapangan usaha dan tersebar di seluruh kecamatan dan desa, bahkan desa terpencil, memberi kesempatan bagi masyarakat untuk memperbaiki dan meningkatkan ekonomi. Oleh karena itu, keberadaan koperasi dan UMKM yang menyentuh kegiatan ekonomi sebagian besar masyarakat menjadi pilihan yang strategis dalam kerangka pembangunan daerah, distribusi pendapatan dan tenaga kerja serta memiliki kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Koperasi sebagai soko guru ekonomi terus ditingkatkan perannya dalam mendorong mobilitas ekonomi di Provinsi Gorontalo. Periode 2007 hingga 2011 jumlah koperasi di Provinsi Gorontalo terus meningkat. Pada tahun 2007 jumlah koperasi tercatat sebanyak 827 unit dan meningkat menjadi 986 unit Tahun 2011, hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel Perkembangan Jumlah Koperasi Per Kabupaten/Kota NO KAB / KOTA KOTA GORONTALO KAB. GORONTALO KAB. BOALEMO KAB. POHUWATO KAB. BONE BOLANGO KAB. GORONTALO UTARA PROV. GORONTALO JUMLAH Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 Dari total 986 koperasi tersebut, sebanyak 29 persennya atau 290 unit merupakan koperasi tidak aktif. Meskipun jumlah koperasi tidak aktif berada dibawah dari rata-rata nasional, namun kenyataan ini menunjukkan belum optimalnya pemberdayaan dan pembenahan koperasi di daerah, hal ini terlihat pada tabel BAB II - 121

135 Tabel Jumlah Koperasi Aktif dan Tidak Aktif Per Kabupaten/Kota NO KAB / KOTA % KENAIKAN AKTIF TDK AKTIF AKTIF TDK AKTIF AKTIF TDK AKTIF 1 KOTA GORONTALO (1.67) 2 KAB. GORONTALO (1.30) 3 KAB. BOALEMO KAB. POHUWATO (15.58) KAB. BONE BOLANGO KAB. GORONTALO UTARA PROV. GORONTALO JUMLAH Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 Peran koperasi terhadap pembangunan dan perekonomian daerah juga terlihat dari sisi jumlah anggota, perkembangan modal, asset, koperasi sebagaimana ditunjukkah oleh tabel Tabel Perkembangan Jumlah Anggota, Modal, Aset, Volume Usaha dan SHU Koperasi Indikator Jlh Anggota (orang) Modal Sendiri (Rp. 000) Modal Luar (Rp. 000) Asset (Rp.000) Volume Usaha (Rp. 000) SHU (Rp. 000) Sumber : Data olahan Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 Data diatas menunjukkan perkembangan jumlah anggota, permodalan, asset, volume usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi selang tahun mengalami fluktuasi, namun secara umum semua indikator tersebut mengalami peningkatan. Selang tahun jumlah anggota koperasi mengalami peningkatan dari orang menjadi orang, atau naik sebesar 12,7%. Demikian halnya dengan modal sendiri meningkat dari Rp. 65,12 milyar menjadi Rp. 127,2 milyar atau naik sebesar 95,3%, modal luar dari Rp. 149 milyar menjadi Rp. 230,6 milyar atau naik 54,8%, asset dari Rp. 214,1 milyar menjadi Rp. 343,4 milyar atau naik 60,4%, volume usaha dari Rp. 217,7 milyar menjadi Rp. 266,7 milyar atau naik 22,6%, dan total SHU mengalami kenaikan dari Rp. 13,6 milyar menjadi Rp. 20,3 milyar atau naik sebesar 48,7%. BAB II - 122

136 Disamping itu, selang tahun , Provinsi Gorontalo telah memiliki 3 koperasi berskala besar tingkat nasional sebagaimana terlihat pada tabel Tabel NO NAMA KOPERASI Koperasi Berskala Besar JUMLAH TOTAL ASSET ANGGOTA (000) OMZET (000) SHU (000) 1 KSU MEKAR JAYA KOTA GORONTALO KEC. KOTA TENGAH 2 KSU MULYA JAYA KAB. GORONTALO KEC. TELAGA JAYA 3 KOP. TEBU RAKYAT MITRA BANGKIT. KAB. BOALEMO KEC. PAGUYAMAN JUMLAH 293 Rp 13,362,415 Rp 5,673,870 Rp 211, Rp 8,638,336 Rp 9,501,635 Rp 478,799 Rp 7,762,125 Rp 9,250,000 Rp 13, Rp 16,400,461 Rp 18,751,635 Rp 492,094 Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 Sedangkan untuk perkembangan UMKM di Provinsi Gorontalo periode jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2007 jumlah UMKM sebanyak unit dan Tahun 2011 menjadi unit, atau meningkat sebesar 84% selama 5 tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel Jumlah UMKM Provinsi Gorontalo periode UMKM Usaha Mikro 30,021 47,810 48,238 50,694 51,961 Usaha Kecil 2,660 3,303 7,431 7,901 8,099 Usaha Menengah Total 32,865 51,332 55,891 58,905 60,378 Sumber : Data Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 Perkembangan jumlah UMKM tersebut merupakan akumulasi dari pertumbuhan UMKM di kabupaten/kota. Hal ini dapat dilihat pada tabel BAB II - 123

137 Tabel Perkembangan UMKM Per Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota * Kab. Gorontalo Kab. Gorontalo Utara Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 (*angka sangat sementara) Tabel menunjukkan tingkat pertumbuhan UMKM terbesar di Kabupaten Bone Bolango, dengan tingkat pertumbuhan dari tahun mencapai 47,9%. Kemudian diikuti oleh Kabupaten Pohuwato sebesar 28%, Kabupaten Gorontalo Utara 23,9%, Kabupaten Gorontalo 22,9%, Kabupaten Boalemo 22,8% dan terakhir Kota Gorontalo 15,4%. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam 5 tahun terakhir pertumbuhan UMKM di Provinsi Gorontalo mencapai 83,7%, atau berkembang hampir 2 kali lipat jumlahnya. Namun demikian harus diakui bahwa perkembangan jumlah UMKM belum diikuti dengan peningkatan produktifitas, daya saing usaha, dan permodalan, sehingga UMKM di Gorontalo cenderung rentan dengan gejolak dan tekanan ekonomi, terlebih jika kebijakan pemerintah menaikkan BBM jadi diterapkan. Salah satu sarana penting dalam mendukung pengembangan usaha pelaku UMKM adalah ketersediaan infrastruktur distribusi barang dan jasa. Hingga tahun 2011, Pasar Tradisional berjumlah 49 unit dan Pasar Modern 12 unit dengan total jumlah sebanyak 61 unit. Jika dibandingkan dengan jumlah kecamatan di Provinsi Gorontalo tahun 2011 sebanyak 65 kecamatan, berarti rasio pasar terhadap jumlah kecamatan adalah 0,94, atau tidak semua kecamatan memiliki sarana pasar tradisional. Berikut data jumlah Pasar Tradisional dan Pasar Modern di Provinsi Gorontalo tahun 2011 seperti terlihat pada tabel BAB II - 124

138 Tabel Pasar Tradisional dan Pasar Modern Kab./Kota Pasar Tradisional Pasar Modern Jumlah Kota Gorontalo 7 unit 10 unit 17 unit Kab. Gorontalo 13 unit 2 unit 15 unit Kab. Boalemo 4 unit - 4 unit Kab. Pohuwato 14 unit - 14 unit Kab. Bone Bolango 3 unit - 3 unit Kab. Gorontalo Utara 8 unit - 8 unit Provinsi Gorontalo 49 unit 12 unit 49 unit Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 Disamping itu, peran pelaku UKM selaku sektor riil didaerah tercermin melalui aktifitas perdagangan Gorontalo baik ekspor maupun antar pulau. Berikut ini perkembangan ekspor (tabel 2.111) dan perkembangan nilai ekspor Gorontalo tahun (tabel 2.112). Tabel Perkembangan Volume Ekspor Gorontalo NO KOMODITI TOTAL Volume (kg) Volume (kg) Volume (kg) Volume (kg) Volume (kg) Volume (kg) 1 KAYU 1,109, , , , ,601 2,058,827 2 BUNGKIL KOPRA 26,716,000-7,700,000 18,252,010-52,668,010 3 MINYAK KELAPA KASAR 1,997,919 18,136,048 8,235, ,368,967 4 JAGUNG KUNING 83,448,000 81,030,000 43,763,460 41,299,275 6,600, ,140,735 5 TEPUNG KELAPA 862, , ,628,500 6 GULA TETES 23,835,880 27,069,493 14,051,880 37,768,000 10,200, ,925,253 7 ROTAN POLIS 118, , , , ,202 TOTAL 138,089, ,817,324 74,958,730 97,645,711 17,011, ,522,494 Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 BAB II - 125

139 Tabel Perkembangan Nilai Ekspor Gorontalo NO KOMODITI TOTAL Nilai (US$) Nilai (US$) Nilai (US$) Nilai (US$) Nilai (US$) Nilai (US$) KAYU 1,104, ,460 8,318, , ,531 18,267,092 BUNGKIL KOPRA 2,804, ,400 2,007,721-5,659,261 MINYAK KELAPA KASAR 1,398,543 5,100,976 1,062, ,561,894 JAGUNG KUNING 15,062,550 16,276,350 7,488,730 8,893,909 1,735,440 49,456,979 TEPUNG KELAPA 655, , ,247,332 GULA TETES 10,730,000 1,995,520 1,597,988 5,931, ,600 21,101,571 ROTAN POLIS 129, , , , ,066 TOTAL 31,884,157 32,097,699 20,157,742 17,129,026 2,874, ,143,195 Sumber : Dinas Koperindag Provinsi Gorontalo 2012 Tabel dan menunjukkan adanya kecenderungan penurunan volume dan nilai ekspor Gorontalo selang tahun Penurunan ini diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain penurunan permintaan negara importir, stok barang daerah, kebijakan ekspor nasional dan negara importir, dan membaiknya harga komoditi antar pulau sehingga pelaku usaha lebih memilih perdagangan antar pulau ketimbang ekspor. Komoditi ekspor terbesar Gorontalo adalah Jagung Kuning sebesar ton dengan total nilai ekspor mencapai US$ Kemudian diikuti oleh Gula Tetes sebesar ton dengan nilai US$ , Bungkil Kopra sebesar ton dengan nilai US$ , Minyak Kelapa Kasar ton dengan nilai US$ , Kayu ton dengan nilai US$ , Tepung Kelapa ton dengan nilai US$ dan terakhir Rotan Polis 732 ton dengan nilai US$ Negara tujuan ekspor Gorontalo antara lain Singapura, Philipina, Vietnam, Korea, Thailand, Malaysia, China dan Jepang. Pada prinsipnya, perkembangan kuantitas KUMKM belum dibarengi dengan perkembangan kualitas yang dapat memberi nilai tambah yang besar bagi pelaku usaha. Hal ini disebabkan KUMKM Provinsi Gorontalo belum didukung sepenuhnya dengan permodalan yang memadai, teknologi tepat guna, dan promosi produk untuk pemasaran yang efektif serta belum didukung oleh kemitraan dalam bentuk inti-plasma, subkontrak, waralaba (franchise), distribusi dan keagenan, perdagangan umum, dan bentuk-bentuk kemitraan lainnya, seperti usaha patungan (joint venture), bagi hasil, dan penyumberluaran (outsourcing). Fungsi kelembagaan KUMKM masih belum optimal karena banyak permasalahan internal. Salah satu upaya untuk mengembangkan perekonomian daerah adalah ekonomi kreatif yang sampai saat ini masih sangat terbatas pengembangannya. BAB II - 126

140 Lebih lanjut, untuk lembaga keuangan sesuai data yang ada pada Bank Indonesia terdapat 17 lembaga perbankan yang ada di Gorontalo baik perbankan nasional maupun swasta. Khusus untuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang telah beroperasi sebanyak 4 BPR. Keempat BPR ini telah beroperasi di Kab/Kota kecuali di Bone Bolango dan Gorontalo Utara. Tabel akan menggambarkan distribusi lembaga perbankan pemerintah dan swasta termasuk BPR di Kabupaten dan Kota. Tabel Jumlah Bank Pemerintah dan Swasta di Provinsi Gorontalo NO NAMA BANK ALAMAT STATUS KOTA GORONTALO 1 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. H. Nani Wartabone (ex. Jl. A. Yani) KC D 2 PT. Bank Negara Indonesia Jl. H. Nani Wartabone No. 32 (ex. Jl. A. Yani KC D (Persero) Tbk No.32) 3 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. H. Nani Wartabone No. 22 (ex. Jl. A. Yani KC D (Persero) Tbk No.22) 4 PT. Bank Sulut Jl. M.T. Haryono No.18 KC ND 5 PT. Bank Muamalat Indonesia Jl. Raja Eyato No. 35A KC D 6 PT. Bank Tabungan Negara Jl. Prof. H.B. Yasin No.55, Limba U2,Kota KC D (Persero) Selatan 7 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. H. Nani Wartabone No. 58 ( ex. Jl. A. KC D Tbk Yani No.58) 8 PT. Bank Mega, Tbk Jl. H. Nani Wartabone No. 139 (ex. Jl. KC D Ahmad Yani No. 139) Gorontalo PT. Bank Syariah Mandiri Jl. H. Nani Wartabone No. 127 (ex. Jl. KC D Ahmad Yani No. 127) 10 PT. Bank Sinarmas Jl. KH. Agus Salim (Basuki Rahmat) No. 11, KC D Kel. Limba, Kec. Kota Selatan, Kota Gorontalo 11 PT. Bank Internasional Jl. H. Nani Wartabone (d/h Jl. Ahmad Yani) KC D Indonesia, Tbk No.32 B & 32 C, Kel. Biawao, Kec. Kota Selatan, Kota Gorontalo 12 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. MT. Haryono No.62, Kel. Biawao, Kec. KCP ND Tbk Kota Selatan 13 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. Patimura No.22 Kel. Limba U 1, Kec. Kota KCP ND Tbk Selatan 14 PT. Bank Negara Indonesia Jl. Jend. Sudirman No.6 Kel. Wumialo KCP ND (Persero) Tbk 15 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. H. Nani Wartabone No. 62 (ex. Jl. D.I. KCP ND Nasional Panjaitan No.62) Kel. Limba U 1 16 PT. Bank Tabungan Pensiunan UMK-Satya Praja Gtlo, Jl. Raya Eyato No. 36, KCP ND Nasional Kel. Biawao, Kec. Kota Selatan 17 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin (ex. Jl. K H Agus KCP ND Nasional Salim) Kel. Paguyaman, Kec. Kota Utara 18 PT. Bank Sulut Jl. Pasar Minggu No.20 Ds. Bube Kec. KCP ND Suwawa 19 PT. Bank Sulut Jl. Budi Utomo No. 209, Kel. Limba U-I, Kec. KCP ND Kota Gorontalo 20 PT. Bank Central Asia, Tbk Jl. H. Nani Wartabone No. 10 (ex. Jl. Ahmad Yani No. 10) KCP D BAB II - 127

141 21 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin (ex. Jl. Agus Salim) KCP D (Persero) Tbk 22 PT. Bank Syariah Mega KCP Sentral Gorontalo, Jl. Sam Ratulangi KCP ND Indonesia No.33, Kel. Limba U II, Kec. Kota Selatan 23 PT. Bank Syariah Mega KCP Satya Praja, Jl. KH. Agussalim No. 13, KCP ND Indonesia Kel. Limba B, Kec. Kota Selatan 24 PT. Bank Tabungan Negara Jl. H. Nani Wartabone No. 16 (ex. Jl. Ahmad KK ND (Persero) Yani No.16) 25 PT. Bank Tabungan Negara KK SOPP Gorontalo-STKIP, Jl. Jend. KK ND (Persero) Sudirman No. 6, Gorontalo 26 PT. Bank Rakyat Indonesia KK BRI KPP Pratama KK ND (Persero) Tbk 27 PT. Bank Rakyat Indonesia KK BRI Badan Keuangan Daerah (BKD) KK ND (Persero) Tbk Provinsi Gorontalo 28 PT. Bank Muamalat Indonesia Jl. H. Nani Wartabone (ex. Jl. D.I. Panjaitan) KK ND No. 74, Kel. Limba U, Kec. Kota Selatan 29 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Raja Eyato - Kota Barat Unit ND (Persero) Tbk 30 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Budi Utomo, Kota Utara Unit ND (Persero) Tbk 31 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Sultan Botutihe No. 168 (ex. Jl. Nani Unit ND (Persero) Tbk Wartabone No. 168, Kel. Oluhata, Kec. Kabila) 32 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jl. Irigasi Kec. Tapa Unit ND 33 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 34 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 35 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 36 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jl. Raja Eyato Unit ND Jl. Sultan Botutihe (ex. Jl. Hi. Nani Wartabone, Kel. Paguyaman, Kec. Kota Tengah, Kota Gorontalo) Unit ND Jl. Sam Ratulangi Unit ND Jl. Prof. Aloei Saboe Unit ND 37 PT. Bank Pundi Indonesia, Tbk Jl. Kartini No. 2 Kel. Limba U1, Kec. Kota KC Selatan 38 PT. Bank Panin, Tbk Jl. Jend. Ahmad Yani, Biawao, Kota Selatan, KC D Gorontalo 38 PT. BPR Mega Zanur Jl. H.B. Yasin No. 40, Kota Gorontalo KP ND 39 PT. BPR Paro Dana Jl. Raya Limboto No. 40 KM 7, Desa Luhu, Kec. Telaga 40 PT. BPR Asparaga Adiguna Jl. Prof. Dr. H.B. Yasin No. 67 (ex. Jl. Kartini Bersama No.67) 41 PT. BPR Telaga Sinar Cahaya Jl. MH Thamrin Kel. Limba UI Kec. Kota Selatan KABUPATEN GORONTALO 1 PT. Bank Sulut Jl. Mayor Dullah No.1 KC ND 2 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Jend. Sudirman No.269 KC D (Persero) Tbk 3 PT. Bank Negara Indonesia Jl. Jend. Sudirman No. 45, Kel. Kayubulan, KCP ND (Persero) Tbk Kec. Limboto 4 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Sudirman No.35 KCP ND 5 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Raya Limboto, Kel. Bulila, Kec. Telaga KF ND KP KC KP ND ND ND BAB II - 128

142 6 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Isimu Raya No. 47, Kec. Tibawa KF ND 7 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. Mbui Bungale KCP ND Tbk 8 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. Trans Sulawesi, Desa Marisa Utara KCP ND Nasional 9 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. Jend. Sudirman, Kel. Kayubulan, Kec. KCP ND Nasional Limboto, Kab. Gorontalo 10 PT. Bank Tabungan Pensiunan Jl. PT. Rajawali, Desa Sidomulyo, Kec. KCP ND Nasional Biliyohuto, Kab. Gorontalo 11 PT. Bank Syariah Mega KCP Paguyaman, Jl. Rajawali Dusun IV, KCP ND Indonesia Desa Sidomulyo, Kec. Boliyohuto 12 PT. Bank Syariah Mega KCP Sentral Limboto, Jl. KH. Wahid Hasyim KCP ND Indonesia No.560A, Kel. Kayubulan, Kec. Limboto 13 PT. Bank Sulut Jl. Raya Limboto, Kec. Telaga, Kab. KK ND Gorontalo 14 PT. Bank Muamalat Indonesia Jl. Jend. Sudirman No.60 Kel. Kayubulan, KK ND Kec. Limboto, Kab. Gorontalo 15 PT. Bank Tabungan Negara KK SOPP Limboto, Jl. Mayor Dullah No. 287, KK ND (Persero) Limboto 16 PT. Bank Rakyat Indonesia Kel. Isimu/Trans Sulawesi Kec. Tibawa Unit ND (Persero) Tbk 17 PT. Bank Rakyat Indonesia Kel. Kayubulan, Kec. Limboto Unit ND (Persero) Tbk 18 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Payunga, Kec. Batudaa Unit ND (Persero) Tbk 19 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Hulawa, Kec. Telaga Unit ND (Persero) Tbk 20 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi, Desa Kotajin, Kec. Unit ND (Persero) Tbk Atinggola, Kab. Gorontalo 21 PT. BPR Asparaga Adiguna Desa Bulila Kec. Telaga KP ND Bersama 22 PT. BPR Paro Dana Desa Sidodadi, Kec. Boliyohuto, Kab. KK ND Gorontalo KABUPATEN BOALEMO 1 PT. Bank Sulut Jl. Trans Sulawesi, Kec. Tilamuta KC ND 2 PT. Bank Danamon Indonesia, Jl. Trans Sulawesi, Desa Hungayonaa, Kec. KCP ND Tbk Tilamuta 3 PT. Bank Muamalat Indonesia KK Boalemo, Jl. Husin Dj. Rahman, Desa KK ND Limbato, Kec. Tilamuta, Kab. Boalemo 4 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Limbato, Kec. Tilamuta Unit ND (Persero) Tbk 5 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Sidomulyo, Kec. Boliyohuto Unit ND (Persero) Tbk 6 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Bongo, Kec. Wonosari, Kab. Boalemo, Unit ND (Persero) Tbk Gorontalo 7 PT. BPR Asparaga Adiguna Jl. Trans Sulawesi Desa Molombulahe, Kec. KC ND Bersama Paguyaman KABUPATEN POHUWATO 1 PT. Bank Sulut Jl. Trans Sulawesi No.117, Marisa KC ND 2 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk 3 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jl. Trans Sulawesi No.128, Kec. Marisa KCP D Jl. Trans Sulawesi (Depan Lap. Ormas Marisa), Desa Marisa Utara, Kec. Marisa KCP ND BAB II - 129

143 4 PT. Bank Negara Indonesia Jl. Trans Sulawesi, Kec. Marisa KCP ND (Persero) Tbk 5 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Trans Sulawesi, Kec. Marisa KCP ND 6 PT. Bank Sulut KCP Popayato, Jl. Raya Trans Sulawesi No. KCP ND 188 Desa Maleo Kec. Popayato Timur, Kab. Pohuwato 7 PT. Bank Muamalat Indonesia Jl. Trans Sulawesi Komp. Lapangan Ormas, KK ND Kec. Marisa 8 PT. Bank Tabungan Negara KK SOPP Marisa, Jl. Batu Pasang, Marisa KK ND (Persero) 9 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi, Desa Buntulia Selatan, Unit ND (Persero) Tbk Kec. Marisa 10 PT. Bank Rakyat Indonesia Jl. Trans Sulawesi Desa Motolohu Kec. Unit ND (Persero) Tbk Randangan, Kab. Puhowato 11 PT. Bank Syariah Mega KCP Pohuwato-Marisa, Jl. Batu Pasang, Kel. KCP ND Indonesia Marisa Utara 12 PT. BPR Paro Dana Jl. Trans Sulawesi No. 132, Desa Buntulia KC ND Selatan, Kec. Duhiadaa, Kab. Pohuwato, Marisa KABUPATEN BONE BOLANGO 1 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kompleks Perkantoran Desa Bube Kec. Suwawa Kab. Bone Bolango Unit ND 2 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kompleks Pasar Bilungala (Simpang Empat) Desa Bilungala Kec. Bone Pantai Kab. Bone Bolango KABUPATEN GORONTALO UTARA 1 PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Jl. Trans Sulawesi, Ds. Pontolo, Kec. Kwandang 2 PT. Bank Sulut Kel. Moluo, Kec. Kwandang, Kab. Gorontalo Utara 3 PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk 4 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional BDI KCP Gorontalo Utara, Jl. Trans Sulawesi, Dusun Pasar Lama, Desa Moluo Jl. Trans Sulawesi Pelabuhan Anggrek Kwandang, Desa Pantolo, Kec. Anggrek, Kab. Gorontalo Utara (Kompleks Pasa Molingkapoto) 5 PT. Bank Muamalat Indonesia KK Gorontalo Utara, Jl. Trans Sulawesi, KK ND Simpang Tiga, Polsek Kwandang, Desa Moluo 6 PT. Bank Tabungan Negara KK SOPP Kwandang, Jl. Raya Trans Sulawesi KK ND (Persero) No. 88, Gorontalo 7 PT. Bank Rakyat Indonesia Desa Moluo, Kec. Kwandang Unit ND (Persero) Tbk 8 PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Jl. Trans Sulawesi Desa Bulontio Timur Kec. Sumalata Kab. Gorontalo Utara Unit ND Sumber : Bank Indonesia Gorontalo, 2012 Unit KCP KCP KCP KCP ND ND ND ND ND Keberadaan perbankan di daerah diharapkan bisa memacu pertumbuhan ekonomi sebagai bentuk penguatan modal usaha melalui skim kredit. Salah satu skim yang sangat BAB II - 130

144 diminati adalah Kredit Usaha Rakyat disingkat KUR. KUR diarahkan untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang memiliki kelayakan usaha namun tidak bankable dikarenakan tidak adanya asset yang bisa dijadikan jaminan. Sejak diluncurkan pada tahun 2008 hingga 2011 penyaluran KUR di Gorontalo telah mencapai Rp , yang disalurkan kepada UMKM se Provinsi Gorontalo Kebudayaan Seperti umumnya masyarakat Indonesia, masyarakat Gorontalo dikenal dengan masyarakat yang terbuka (open minded). Mudah menerima dan menyapa siapa saja yang datang ke daerah. Di Gorontalo tidak mengenal perbedaan suku/etnik, dan agama, semua diperlakukan sama. Nilai-nilai adat dan budaya yang masih kuat dalam kehidupan bermasyarakat yang dimiliki Gorontalo, dijadikan kekayaan dan pemersatu yang tak ternilai dan modal dasar untuk membangun daerah kedepan yang lebih sejahtera. Selain itu, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Agama telah menempatkan Provinsi Gorontalo sebagai salah satu pusat pengembangan Kebudayaan Islam di Kawasan Timur Indonesia. Ini disebabkan karena masyarakat Gorontalo dipandang masih tetap memegang teguh adat dan budaya leluhur. Agama dan kebiasaan-kebiasaan adat/budaya dijalankan dalam falsafah hidup orang Gorontalo melalui Adat bersendikan syara dan Syara bersendikan Kitabullah. Jadi kehidupan keseharian masyarakat Gorontalo, telah berkembang kedalam suatu suasana yang dinamis dan berdasarkan nilai-nilai religious tersebut. Dengan demikian kehidupan harmonis dan damai inilah yang dijadikan modal sosial untuk terus membangun daerah dalam mengejar ketertinggalannya dengan daerah lain. Bagi pelaku bisnis, investor, dan wisatawan, keamanan, dan kenyamanan menjadi syarat mutlak harus disiapkan daerah bagi mereka. Itulah yang menjadi pendorong bagi pemerintah daerah untuk tetap menciptakan daerah yang aman dan damai. Keamanan menjadi fokus utama bagi pemerintah daerah termasuk partisipasi aktif masyarakat untuk tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Kerjasama dan komunikasi yang dibangun oleh institusi terkait bidang kemasyarakatan dan keamanan, tokoh-tokoh adat serta tokoh agama menjadi kunci utama membangun perdamaian melalui dialog-dialog terbuka terkait masalah kebangsaan dan keagamaan antar institusi Kepemudaan dan Olah Raga Kepemudaan dan olahraga dilaksanakan dengan Visi Gorontalo Emas serta Misinya yaitu mewujudkan masyarakat gemar berolahraga, kreatif dan inovatif. Visi dan misi ini dilakukan melalui strategi: menata dan menyempurnakan sistem pembinaan dan pengembangan pemberdayaan olahraga, membangun keserasian dan keharmonisasian program, mekanisme dan hasil pembangunan keolahragaan kabupaten/kota, serta memfasilitasi dan mengembangkan jaringan serta akses kemitraan disektor olahraga tingkat provinsi sampai kabupaten/kota. Pembinaan pemuda selama ini sudah berjalan cukup baik. Banyak prestasi membanggakan diraih oleh pemuda baik di tingkat nasional maupun BAB II - 131

145 internasional, terutama terkait dengan bidang pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa kota Gorontalo memiliki potensi pemuda yang unggul. Namun yang masih perlu ditingkatkan adalah kemandirian sosial pemuda untuk bisa survive dalam arus globalisasi yang bisa berdampak negatif pada pola relasisosial, menipisnya semangat kebangsaan, dan gaya hidup hedonis. Semakin sempitnya lapangan kerja di sektor formal membutuhkan kemandirian pemuda untuk berwirausaha. Prestasi olahraga dalam berbagai event sudah cukup baik, namun masih perlu peningkatan kesadaran berolahraga di kalangan masyarakat luas, pembibitan olahraga dan peningkatan jumlah ruang publik untuk olahraga yang bisa dimanfaatkan oleh lembaga pendidikan dan masyarakat luas. Diharapkan dengan peningkatan ruang publik untuk olahraga, pembibitan olahraga dan pemasyarakatan olahraga akan memudahkan pencarian dan penemuan bibit unggul daerah di bidang olahraga dan bisa membudayakan olahraga di masyarakat. Prestasi atlet Pemerintah Provinsi Gorontalo pada beberapa event nasional dan internasional dapat dilihat pada tabel Tabel Daftar Perolehan Medali Kejuaraan Nasional dan Internasional Cabang Jumlah Medali No. Kejuaraan Olahraga Tahun Perunggu Perak Emas 1 Sea Games Sepak Takraw Asian Games Sepak Takraw Kejurnas PPLP Atletik & Sepak Takraw Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Kesatuan Bangsa Dan Politik Dalam Negeri Semangat demokrasi dalam kehidupan masyarakat telah membawa perubahan signifikan utamanya perubahan dalam paradigma pemerintahan, yaitu dari pola sentralisasi bergeser ke pola desentralisasi, yang berimplikasi pula pada perubahan peran pemerintah daerah yang harus makin responsive terhadap berbagai tuntutan masyarakat yang makin demokratis. Perubahan tersebut setidaknya telah terinspirasi dibidang politik dan pemerintahan. Pendidikan politik kepada masyarakat selalu dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kedewasaan politik masyarakat dan partisipasi politik masyarakat. Hal ini tergambar pada pelaksanaan pemilihan Anggota Legislatif, Presiden/Wakil Presiden tahun 2009 yang tingkat partisipasi politik masyarakat mencapai 83 %. Sedangkan partisipasi masyarakat dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Gorontalo periode tahun , dari jumlah DPT sebanyak orang yang menggunakan hak pilih sebanyak orang, dimana suara sah sebanyak orang dan suara tidak sah sebanyak orang. Hal ini dapat dilihat pada tabel BAB II - 132

146 A. SUARA SAH NO Tabel Hasil Rekapitulasi Perolehan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2011 KOTA GORONTALO KAB. GORONTALO KAB. POHUWATO KAB. BOALEMO KAB. BONE BOLANGO KAB. GORUT NAMA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH Drs. H. RUSLI HABIBIE, MAP DR. Drs. H. IDRIS RAHIM, MM DR. IR. H. GUSNAR ISMAIL, MM H. TONNY ULOLI, SE.MM PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH JUMLAH AKHIR Drs. H. DAVID BOBIHOE AKIB, MM PROF.DR.IR.H.NELSON POMALINGO,M.Pd JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH B. SUARA TIDAK SAH NO NAMA PASANGAN CALON KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH OTA GORONTALAB. GORONTALAB. POHUWATKAB. BOALEMO. BONE BOLA KAB. GORUT SUARA TIDAK SAH JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH + SUARA TIDA JUMLAH DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT) Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo,2012 PEROLEHAN SUARA TIDAK SAH UNTUK SELURUH PASANGAN KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH JUMLAH AKHIR Berdasarkan data yang terdaftar pada Badan Kesbangpol Provinsi Gorontalo sampai dengan tahun 2012 jumlah LSM sebanyak 69, Orkesmas sebanyak 74 dan yayasan sebanyak 19, demikian juga data kejadian unjuk rasa dan konflik yang menonjol sampai dengan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 2.116, dan Tabel Jumlah LSM/Orkemas, Yayasan Yang Terdaftar pada Badan Kesbang dan Politik No. LSM/Orkemas Jumlah Ket. 1. LSM Orkemas Yayasan 19 Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012 BAB II - 133

147 No. Tabel Jumlah Kejadian Unjuk Rasa di Provinsi Gorontalo Materi Unras Selang tahun 2008 s/ Mei 2012 Tahun Masalah Kebijakan Pemerintah 2 Korupsi, Kolusi dan Nepotisme 3 Masalah PILKADA, PILEG Masalah tambang Masalah Penegakan Hukum Sumber : Intelkam POLDA Gorontalo & Badan KesbangPol Prov. Gorontalo Tabel Data Konflik Yang Menonjol Tahun 2012 No. Jenis Konflik Uraian Jumlah Korban 1. Konflik Antar Konflik antara 1 (satu) Lembaga BRIMOB dan Orang KONSTRAD 2. Tawuran antar pelajar Tawuran antara SMK 1 & SMK 3 Sumber : Badan Kesbangpol Prov. Gorontalo, 2012 Ket Sudah diselesaikan oleh Instansi terkait - Sudah diselesaikan oleh Pihak sekolah Ketahanan Pangan a. Perkembangan Ketersediaan Pangan Intervensi kebijakan dan program Ketahanan Pangan selama periode telah menaikkan tingkat ketersediaan energy (kalori/kapita/hari) dan protein (gr/hari), seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.30 dan 2.31 walaupun fluktuatif. Tetapi ketersediaan lemak (gr/kapita/hari) cenderung menurun seperti yang ditujukkan pada Gambar Penyebab utama berfluktuasinya ketersediaan tersebut, antara lain disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya secara arif dan adanya gangguan iklim, dan juga di pengaruhi oleh jumlah permintaan terhadap pangan yang merupakan dampak dari peningkatan pendapatan masyarakat. Terkait dengan penurunan ketersediaan lemak, antara lain disebabkan oleh produksi pangan hewani tidak mengalami peningkatan produksi yang cukup besar, serta pertambahan penduduk tiap tahun semakin bertambah. BAB II - 134

148 Gambar Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012 Produksi pangan cenderung naik yang menunjukkan besarnya kecukupan penyediaan pangan yang dipenuhi dari produksi dalam negeri. Untuk ketersediaan energy pada tahun cenderung naik, sedangkan periode tahun kecenderungannya menurun. Hal ini dipengaruhi oleh semaikin bertambahnya jumlah penduduk sedangkan produksi stagnan. Akan tetapi secara nasional angka ketersediaan energy di Provinsi Gorontalo telah melebihi angka ketersediaan energy yang diamanatkan pada pertemuan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi IX Tahun 2008, bahwa tingkat ketersediaan energ di Indonesia adalah 2200 kkal. Gambar Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012 BAB II - 135

149 Sedangkan ketersediaan protein yang diamanatkan pada WNPG tahun 2008 adalah 57 gram/hari. Untuk kondisi di Provinsi Gorontalo, ketersediaan protein masih melebihi angka nasional yaitu berkisar 65,45-194,45 gram/hari atau 114,8% - 341% diatas angka nasional. Pada tahun ketersediaan protein cenderung naik, akan tetapi pada tahun ketersediaannya cenderung turun. hal ini dipengaruhi oleh produksi pangan hewani tidak mengalami peningkatan produksi yang cukup besar, apa bila dibandingkan dengan pertambahan penduduk setiap tahun. Gambar 2.32 Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012 Ketersediaan lemak kecenderungannya turun, hal diakibatkan oleh produksi pangan hewani tidak mengalami peningkatan produksi yang cukup besar, serta pertambahan penduduk tiap tahun semakin bertambah. b. Perkembangan PPH Ketersediaan dan Konsumsi Pola Pangan Harapan (PPH) adalah komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya. Apabila skor PPH tinggi, maka ketersediaan dan konsumsinya semakin beragam. PPH ketersediaan di Gorontalo, mengalami naik turun, kondisi ini diakibatkan oleh tidak dinamisnya peningkatan produksi. PPH ideal yang diharapkan pada tahun 2020 adalah 100, sedangkan PPH aktualnya berkisar antara 60,8-68,3 seperti ditunjukkan pada Gambar BAB II - 136

150 Gambar 2.33 Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2012 Pada Gambar 2.34, performance PPH konsumsi yang menggambarkan keberagaman tingkat konsumsi masyarakat selang belum mencapai sasaran sampai pada angka 80,2. Ketidakberagaman ini disebabkan oleh dominannya tingkat konsumsi kelompok pangan padi-padian khususnya beras dan masih rendahnya konsumsi untuk kelompok pangan umbi-umbian, pangan hewani, kacang-kacangan serta sayur dan buah. Oleh karena itu telah dilakukan upaya penganekaragaman pola konsumsi pangan melalui program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan kampanye One day no rice. Gambar 2.34 Sumber : Dinas Pertanian dan ketahanan pangan, 2011 BAB II - 137

151 Hasil analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi tahun 2012, yang diolah berdasarkan data ketersediaan produksi pangan pokok (padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar) menunjukkan, bahwa wilayah Provinsi Gorontalo secara total berada pada status aman, kecuali wilayah Kota Gorontalo, tabel Hal ini disebabkan karena lahan produktif sangat sedikit jumlahnya dan pertambahan penduduk yang meningkat secara signifikan sehingga menjadikan wilayah Kota Gorontalo sebagai wilayah Rawan pangan secara Kualitatif. Selain itu, wilayah (desa, kecamatan, kabupaten) menjadi rawan pangan apabila terbatasnya sumberdaya pertanian, jumlah penduduk dan pertumbuhannya yang tinggi serta aksesibilitas pangan yang sulit untuk menjangkau wilayah-wilayah tersebut. Kestabilan distribusi pangan di Gorontalo terus terkendali, walaupun pada kondisikondisi tertentu misalnya menjelang hari-hari besar keagamaan dan musim paceklik sering terjadi lonjakan harga pangan pokok yang mempengaruhi aksesibilitas masyarakat terhadap pangan. Untuk itu telah dilakukan langkah-langkah yang terkait dengan stabilitasi harga, antara lain melalui kegiatan program penguatan lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P- LDPM), penyediaan cadangan pangan masyarakat melalui program lumbung pangan, dan pengembangan sistem informasi harga, pasokan dan akses pangan. Menjadi skala prioritas selain ketahanan pangan adalah keamanan pangan (food and bio security) juga perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah, karena keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu industri pangan yang berperan sebagai pengedar pangan ke konsumen harus memenuhi standar mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa tahun terakhir ini keamanan pangan selalu menjadi pertimbangan pokok dalam perdagangan, baik perdagangan nasional maupun perdagangan internasional. Di seluruh dunia kesadaran dalam hal keamanan pangan semakin meningkat. Pangan semakin penting dan vital peranannya dalam perdagangan dunia. Berkaitan dengan keamanan pangan sampai saat ini belum ada sinergitas yang mantap antara pemerintah daerah dengan lembaga-lembaga internasional, regional, sub regional, dan antar daerah guna memperkuat ketahanan pangan serta masih terbatasnya pusat-pusat riset untuk mendukung food and bio-security. BAB II - 138

152 Tabel Situasi Pangan dan Gizi Di Provinsi Gorontalo Tahun 2012 No Kecamatan Skor Ketersediaan Pangan Skor Akses Pangan Skor Pemanfaatan Pangan Skor Komposit Indeks Komposit Tahun 2012 (IKT) 1 KABUPATEN BOALEMO KABUPATEN GORONTALO KABUPATEN POHUWATO KABUPATEN BONE BOLANGO KABUPATEN GORONTALO UTARA KOTA GORONTALO Provinsi Gorontalo Sumber data : Hasil Olahan Subdinas Ketahanan Pangan Tahun 2012 Keterangan : Rasio Skor Warna 3 r 4 1 Hijau 5 r 6 2 Kuning * Tanpa ada Bobot 3 5 r 9 3 Merah * Ada Bobot 3 Mengacu pada Tabel 2.118, hanya Kota Gorontalo yang skor ketersediaan pangannya dikategorikan rawan, sementara seluruh kabupaten dipandang relative aman, tetapi dari aspek skor akses pangan seluruh kabupaten dinilai rawan. Untuk skor pemanfaatan pangan seluruh kabupaten/kota dikategorikan aman dan indeks komposit (IKT) seluruh wilayah kabupaten/kota dinilai rawan Komunikasi dan Informatika Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang demikian pesat telah mendorong peran strategis informasi sebagai suatu modal dasar pembangunan. Berbagai potensi keunggulan daerah seperti keindahan alam, iklim, sumber daya hayati baik pertanian, perkebunan, perikanan dan kehutanan, sumber daya mineral dan pertambangan, bila dikemas sebagai suatu produk informasi yang tepat akan menjadi sumber kegiatan ekonomi yang tiada batasnya dan memiliki daya saing tinggi. Keunggulan khas tersebut, perlu digali dan dikembangkan menjadi Gorontalo Information Database, yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertumbuhan sektor-sektor yang lain dan pada akhirnya dapat memajukan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo. Pembangunan Komunikasi dan Informatika Provinsi Gorontalo untuk tahun difokuskan kepada tiga agenda utama, yaitu: 1. Terbangunnya koneksi data base antar seluruh unit kerja 2. Berkembangnya warung informasi di setiap kecamatan 3. Terwujudnya teknologi informasi yang dimanfaatkan secara efektif Terkait dengan agenda pembangunan Komunikasi dan Informatika sepanjang tahun yang telah dicapai yaitu: BAB II - 139

153 1. Terbangunnya infrastruktur jaringan intranet dengan jumlah 60 titik sambungan jaringan yang terdiri atas 55 titik sambungan jaringan SKPD dan UPTD, 4 titik sambungan tempat umum dan 1 titik sambungan untuk asosiasi pengadaan barang dan jasa. 2. Kapasitas koneksi internet dengan kapasitas 12 Mbps untuk melayani 60 titik sambungan 3. Website dan portal Pemerintah Provinsi Gorontalo yang dapat diakses melalui dan 4. Webmail untuk seluruh SKPD, Kecamatan dan Desa dengan jumlah 3274 pengguna yang dapat diakses melalui 5. Pengembangan sistem informasi pendidikan dan sistem informasi perpustakaan digital dengan jumlah 7851 database dan dokumen digital 6. Pengembangan Sistem Informasi Hukum dan Perundang-undangan dengan jumlah database hukum dan perundang-undangan dalam bentuk dokumen digital. 7. Tersedianya 72 Pusat Layanan Internet Kecamatan dan 182 Desa Dering untuk layanan komunikasi. Pembangunan telekomunikasi dalam kurun waktu 5 tahun di Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel Tabel Jumlah BTS (Build Tower Station) dan Operator di Provinsi Gorontalo, 2011 No. Kabupaten/Kota Jumlah BTS Jumlah Operator 1. Kota Gorontalo 25 Telkomsel 15, Indosat 5, XL AXIATA 3, Telkom 2 2. Kab. Gorontalo 46 Telkomsel 31, Indosat 6, XL AXIATA 5, Telkom 4 3. Kab. Gorontalo Utara 19 Telkomsel 12, Indosat 3, XL AXIATA 2, Telkom 2 4. Kab. Pohuwato 21 Telkomsel 13, Indosat 5, XL AXIATA 2, Telkom 1 5. Kab. Boalemo 18 Telkomsel 11, Indosat 4, XL AXIATA 1, Telkom 2 6. Kab. Bone Bolango 22 Telkomsel 14, Indosat 4, XL AXIATA 3, Telkom 1 Total Operator Sumber : Balihristi Provinsi Gorontalo, Disamping pembangunan jaringan telekomunikasi seluler, untuk mendorong akses masyarakat terhadap informasi yang lebih luas, maka peran media elektronik dan cetak juga sangat dibutuhkan. Adapun lembaga media massa, cetak dan elektronik se- Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada tabel BAB II - 140

154 Tabel Lembaga Media Massa, Cetak dan Elektronik Se- Provinsi Gorontalo No. Nama Lembaga Media Massa, Cetak dan Elektronik Lokasi Radio 1 RRI Kota Gorontalo 2 Selebes FM Kota Gorontalo 3 M Radio Kota Gorontalo 4 Nada FM Kota Gorontalo 5 Civica FM Kota Gorontalo 6 SK FM Kota Gorontalo 7 Go Radio Kota Gorontalo 8 SMeK FM Kab. Gorontalo 9 Poliyama FM Kab. Gorontalo 10 Sajadah FM Kab. Bone Bolango 11 Fanua FM Kab. Pohuwato 12 Star FM Kab. Gorontalo Utara 13 GSP Kab. Boalemo Televisi 1 GO TV Kota Gorontalo 2 TVRI Kota Gorontalo 3 Memoza Kota Gorontalo 4 Civika Kota Gorontalo Cetak 1 Gorontalo Post Kota Gorontalo 2 Radar Kota Gorontalo 3 Progresif Kota Gorontalo 4 Gema Hulondalo Kota Gorontalo 5 Warta Kesra Kota Gorontalo 6 Skandal Kota Gorontalo 7 Merdeka News Kota Gorontalo Sumber : Balihristi & Biro Umum dan Humas Prov. Gorontalo (diolah) Perpustakaan Perpustakaan sebagai sarana pembelajaran dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun kepribadian melalui penyediaan bahan pustaka yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam pelaksanaan pembinaan perpustakaan telah terjadi peningkatan jumlah buku dan judul buku dari Tahun , hal ini dapat dilihat pada tabel dan BAB II - 141

155 Tabel Jumlah Buku dan Jumlah Pengunjung Perpustakaan di Gorontalo, No. Tahun. Jumlah Buku Jumlah Jumlah Perpustakaan Pengunjung Desa/Kel Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, NO KLAS BUKU Tabel Daftar Jumlah Buku Pada Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Gorontalo Berdasarkan Klasifikasi RUMPUN BUKU JUDUL EKSAMPLAR ILMU KOMPUTER, INFORMASI, KARYA UMUM FILSAFAT, PSIKOLOGI ILMU AGAMA Agama Islam Agama Kristen ILMU SOSIAL Kepemimpinan Pendidikan Manajemen Lingkungan Kesehatan Bank/Keuangan Perpajakan Koperasi Organisasi Publik Administrasi Hukum Ekonomi Komunikasi Sosial Budaya, Otonomi, Statistik Politik Psikologi Antropologi Bisnis Buku Rencana Kerja Perorangan BAB II - 142

156 5 400 BAHASA ILMU MURNI Matematika Kimia Fisika Biologi TEKNOLIGI, ILMU TERAPAN KESENIAN, SENI DEKORASI KESUSASTRAAN FIKSI SEJARAH GEOGRAFI JUMLAH Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kearsipan Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam pelaksanaan Pengeloaan Kearsipan telah terkumpul sejumlah arsip-arsip aktif dan inaktif dari setiap SKPD yang ada di Provinsi dan Kabupaten/Kota dari tahun , hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel Jumlah ARSIP dan Jumlah Pengelola Kearsipan di Gorontalo, No. Tahun. Jumlah Arsip Jumlah Pengelola Kearsipan Jumlah Layanan Sadar Arsip Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah, Kepegawaian Daerah Berdasarkan ketentuan Undang-undang Republik Indonesia Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah melaksanakan pembinaan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah dalam satu kesatuan penyelenggaraan manajemen Pegawai Negeri Sipil secara nasional, yang meliputi penetapan formasi, pengadaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban kedudukan hukum, pengembangan kompetensi, dan pengendalian jumlah. Sebagai gambaran umum kondisi pengelolaan manajemen kepegawaian di Provinsi Gorontalo, pada bagian ini akan menjelaskan dari segi kelembagaan dan sumber daya Aparatur. BAB II - 143

157 1. Kelembagaan Penataan kelembagaan Pemerintah Provinsi Gorontalo berdasarkan Peraturan Daerah telah ditetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah dengan nomenklatur yang berbeda yaitu Sekretariat Pemerintah Daerah dan Sekretariat DPRD diatur melalui Perda No. 5 Tahun 2007, Dinas-Dinas dengan Perda No.6 Tahun 2007, Lembaga-Lembaga Teknis Daerah diatur denganperda No. 7 Tahun 2007, selain itupula ada beberapa unit kerja baru lainnya yang dibentuk karena tuntutan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Adapun susunan tingkat eselonering menurut nomenklatur unit kerja dapat dilihat pada tabel NO. Tabel Data Unit Kerja dan Jabatan Struktural Provinsi Gorontalo Per Juni 2012 SKPD JUMLAH ESELONISASI I.B II.A II.B III.A A SEKRETARIAT 1 Sekretariat Daerah Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Sekretariat Korps Pegawai Republik Indonesia Sekretariat Pelaksana Harian Badan Narkotika B DINAS-DINAS Dinas Pendidikan, Pemuda Dan Olahraga UPT Balai Pengembangan Kegiatan Belajar UPT Politeknik Gorontalo Dinas Kesehatan UPT Laboratorium Kesehatan UPT Balai Pelayanan Kesehatan Mandiri Dinas Pekerjaan Umum UPT Balai Jasa Konstruksi Dan Uji Material UPT Tempat Permrosesan Air Talumelito Dinas Perhubungan Dan Pariwisata Dinas Sosial Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan UPT Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura UPT Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Dan Hortikultura UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Dinas Perikanan Dan Kelautan UPT Taksi Mina Bahari UPT Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan UPT Balai Kemetrologian UPT Balai Standarisasi Mutu Barang Dinas Kehutanan Dan Pertambangan Dinas Perkebunan Dan Peternakan UPT Pengembangan Ternak Wonggahu C BADAN DAN KANTOR 1 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Badan Keuangan Daerah UPT Kota Gorontalo & Kabupaten Bone Bolango UPT Kabupaten Gorontalo & Gorontalo Utara UPT Kabupaten Boalemo & Pohuwato Badan Lingkungan Hidup, Riset Dan Teknologi Informasi Badan Kepegawaian Dan Pengembangan Aparatur Daerah Widyaiswara BAB II Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Kemiskinan Inspektorat Badan Investasi Daerah Badan Pusat Informasi Jagung III.B IV.A

158 UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Dinas Perikanan Dan Kelautan UPT Taksi Mina Bahari UPT Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan PERUBAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan UPT Balai Kemetrologian UPT Balai Standarisasi Mutu Barang Dinas Kehutanan Dan Pertambangan - JUMLAH 1 ESELONISASI NO. Dinas Perkebunan Dan Peternakan SKPD I.B - II.A 1 II.B - III.A 5 III.B - IV.A UPT Pengembangan Ternak Wonggahu AC BADAN SEKRETARIAT DAN KANTOR 1 Sekretariat Badan Perencanaan Daerah Pembangunan Daerah Sekretariat Badan Keuangan Dewan Daerah Perwakilan Rakyat Daerah Sekretariat UPT Kota Gorontalo Komisi Pemilihan & Kabupaten UmumBone Bolango Sekretariat UPT Kabupaten Korps Gorontalo Pegawai & Republik Gorontalo Indonesia Utara Sekretariat UPT Kabupaten Pelaksana Boalemo Harian & Pohuwato Badan Narkotika B3 Badan Lingkungan Hidup, Riset DINAS-DINAS Dan Teknologi Informasi Dinas Badan Pendidikan, Kepegawaian Pemuda Dan Pengembangan Dan Olahraga Aparatur Daerah UPT Widyaiswara Balai Pengembangan Kegiatan Belajar UPT Badan Politeknik Kesatuan Gorontalo Bangsa Dan Politik Dinas Badan Kesehatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Kemiskinan UPT Inspektorat Laboratorium Kesehatan UPT Badan Balai Investasi Pelayanan Daerah Kesehatan Mandiri Dinas Pekerjaan Umum 17 9 Badan Pusat Informasi Jagung UPT Balai Jasa Konstruksi Dan Uji Material Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan UPT Tempat Permrosesan Air Talumelito Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dinas Perhubungan Dan Pariwisata Kantor Perwakilan Dinas Sosial Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Dan Perlindungan Masyarakat Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kantor Perpustakaan Dan Arsip Daerah Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan JUMLAH UPT Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumber: Sumber 7 BKPAD UPT : Balai BKPAD Provinsi Pengawasan Provinsi Gorontalo, Sertifikasi Gorontalo, Juni 2012 Benih 2012 Tanaman Pangan Dan Hortikultura UPT Balai Perlindungan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Dinas Perikanan Dan Kelautan Sumber UPT Taksi Mina Daya Bahari Aparatur (PNS) UPT Berdasarkan Laboratorium Pembinaan kepegawaian dan Pengujian terakhir Mutu Hasil Perikanan pada awal tahun jumlah - 1PNS pada - 2 Dinas Koperasi, Perindustrian Dan Perdagangan Pemerintah 9 UPT Balai Provinsi Kemetrologian Gorontalo berjumlah Orang, yang terdiri - dari - PNS - Pria 1 sebanyak UPT Orang Balai Standarisasi atau 53.48% Mutu Barang dan PNS Wanita sebanyak 1506 Orang - atau %. - 1 Dari -segi 3 10 Dinas Kehutanan Dan Pertambangan kuantitas Dinas jumlah Perkebunan tersebut Dan Peternakan saat ini dianggap cukup memadai dalam - mendukung 1 - pelaksanaan tugas UPT pokok Pengembangan dan Ternak fungsi Wonggahu Pemerintah Provinsi Gorontalo, -namun- dari - segi 1 kualitas - 2 C BADAN DAN KANTOR berdasarkan 1 Badan Perencanaan tingkatan Pembangunan dan Daerah latar belakang pendidikan - formal 1 - serta 6 dengan - 17 mempertimbangkan Badan Keuangan Daerah tuntutan kompetensi seorang pegawai - dalam 1 menangani - 5 bidang - 13 UPT Kota Gorontalo & Kabupaten Bone Bolango tugasnya 2 UPT Kabupaten masih Gorontalo perlu ditingkatkan & Gorontalo Utara baik melalui pendidikan lanjutan - - pada - jurusan 1 yang - 3 masih UPT langka Kabupaten terbatas Boalemo & Pohuwato atau melalui diklat-diklat teknis. Perbandingan Jumlah 1 -PNS 3 3 Badan Lingkungan Hidup, Riset Dan Teknologi Informasi berdasarkan Badan Kepegawaian jenis kelamin Dan Pengembangan digambarkan Aparatur pada Daerahtabel Widyaiswara Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Dan Penanggulangan Tabel Kemiskinan Inspektorat Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin - Menurut 1 Golongan Badan Investasi Daerah Badan Pusat Informasi Jagung Per Juni Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan Dan Kehutanan GOLONGAN NO 11 Badan JENIS Penanggulangan KELAMIN Bencana Daerah JUMLAH Kantor Perwakilan IV III II - - I Kantor Laki-Laki Satuan Polisi Pamong Praja Dan Perlindungan 193 Masyarakat Kantor Perempuan Perpustakaan Dan Arsip Daerah JUMLAH JUMLAH Sumber: BKPAD Provinsi Gorontalo, Juni 2012 Sumber: BKPAD Provinsi Gorontalo Sumber : BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 145

159 a) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Tingkat Pendidikan. Berdasarkan data awal tahun 2012 keadaan PNS di lingkungan Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut tingkat pendidikan formal diketahui bahwa jumlah PNS pendidikan tingkat SD sebanyak 24 orang atau 0,74%, pendidikan tingkat SLTP sebanyak 41 orang atau 1,27%, tingkat SLTA sebanyak 1059 orang atau 32,80%, Diploma-I sebanyak 39 orang atau 1,21%, Diploma-II sebanyak 7 orang atau 0,19%, Diploma-III sebanyak 422 orang atau 13,04%, Diploma-IV sebanyak 13 orang atau 0,40%, Sarjana S.1 sebanyak 1299 orang atau 40,03%, S.2 sebanyak 326 orang atau 10,05%, dan S.3 sebanyak 7 orang atau 0,28%. Untuk lebih jelasnya perbandingan jumlah PNS Pemerintah Provinsi Gorontalo berdasarkan tingkatan pendidikan dapat dilihat pada pada tabel Tabel Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Pendidikan Per Juni 2012 Sumber : BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012 b) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Golongan Ruang Berdasarkan Golongan ruang yang diperbandingkan dengan penyebaran dalam jabatan structural maupun jabatan fungsional diketahui bahwa kondisi Pegawai Negeri Sipil Provinsi Gorontalo dapat digambarkan dalam tabel BAB II - 146

160 Tabel Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Golongan Ruang Per Juni 2012 NO JABATAN GOLONGAN I/a I/b I/c I/d II/a II/b II/c II/d III/a III/b III/c III/d IV/a IV/b IV/c IV/d IV/e JUMLAH I. TENAGA STRUKTURAL 1 Eselon Staf JUMLAH I. TENAGA FUNGSIONAL 1 WIDYAISWARA PAMONG BELAJAR PENGAWAS SEKOLAH POPT PBT PUSTAKAWAN PENYULUH PERTANIAN AUDITOR PENYULUH PERIKANAN JUMLAH TOTAL (I + ii) Sumber : BKPAD Provinsi Gorontalo, 2012 Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa PNS Provinsi Gorontalo terdistribusi dalam berbagai golongan ruang dengan komposisi Golongan I total berjumlah 48 orang, golongan II berjumlah orang, golongan III berjumlah golongan IV berjumlah 280 orang. Dari perbandingan jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa PNS Provinsi Gorontalo terkonstrasi pada Golongan III dan Golongan II, selebihnya pada Golongan IV dan Golongan I. Selanjutnya berdasarkan data pada table di atas terlihat bahwa animo PNS untuk masuk dalam jabatan fungsional masih sangat rendah, terlihat dari data PNS dalam jabatan fungsional hanya sebanyak 67 orang atau sebesar 2,07% dari total PNS Provinsi Gorontalo, hal ini tentunya memerlukan perhatian serius dari Pemerintah PRovinsi Gorontalo untuk mengupayakan pendistribusian pegawai ke jabatan fungsional agar nantinya secara bertahap akan menyesuaikan dengan semangat reformasi birokrasi khususnya dalam penataan SDM aparatur menuju PNS yang professional. c) Keadaan PNS Provinsi Pemerintah Provinsi Gorontalo menurut Jenis Kelamin dan Eselonering Selanjutnya untuk mengetahui tingkat sebaran PNS dalam jabatan Struktural berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel BAB II - 147

161 Tabel Data PNS Provinsi Gorontalo Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Eselon Per Juni 2012 NO JENIS ESELON NON KELAMIN I.B II.A II.B III.A III.B IV.A ESELON JUMLAH 1 Laki-Laki Perempuan Jumlah Sumber : BKPAD Prov. Gorontalo, 2012 Dari tabel terlihat bahwa jumlah distribusi penempatan PNS dalam Jabatan Struktulal Eselon I di Provinsi Gorontalo di jabat oleh Perempuan, untuk Pejabat Eselon II yang notabene adalah pimpinan SKPD sebanyak 35 jabatan diduduki oleh PNS Laki-laki sendangkan 2 Jabatan diduduki oleh PNS perempuan, hal ini menggambarkan bahwa peran perempuan dalam mempimpin organisasi SKPD provinsi Gorontalo belum cukup signifikan dan masih didominasi oleh PNS Laki-laki. d) Kondisi Jabatan Struktural PRovinsi Gorontalo dan Diklat Kepemimpinan Pejabat STruktural Berdasarkan data terakhir, kondisi jabatan struktural di Provinsi Gorontalo sebagian besar telah terisi, namun ada beberapa jabatan structural yang belum terisi atau lowong disebabkan PNS yang menduduki jabatan tersebut pension dan belum dilakukan pengisian. Jabatan lowong pada pemerintah Provinsi Gorontalo total berjumlah 8 jabatan yang terdiri dari Jabatan ESelon II-A sebanyak 2 orang, Eselon III yang lowong sebanyak 3 orang, dan Eselon IV yang lowong sebanyak 3 jabatan. Untuk lebih jelasnya kondisi jabatan structural di Provinsi Gorontalo dapat digambarkan dalam tabel BAB II - 148

162 Tabel Data Jabatan Struktural Eselon Pemerintah Provinsi Gorontalo Yang Terisi dan Lowong Per Juni 2012 NO ESELON JUMLAH TERISI LOWONG 1 I-A JUMLAH ESS. I II-A II-B JUMLAH ESS. II III-A III-B JUMLAH ESS. III IV-A IV-B JUMLAH ESS. IV TOTAL ESELON (II+III+IV) Sumber: BKPAD : BKPAD Provinsi Gorontalo Gorontalo, 2012 Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 pasal 14 (empat belas) ayat 1 (satu) dikatakan bahwa peserta Diklat PIM adalah PNS yang akan atau telah menduduki jabatan struktural. Jika dilihat dari data pegawai berdasarkan jenjang Diklat Kepemimpinan (PIM), seperti terlihat pada tabel Tabel Data Pejabat Struktural Eselon Pemerintah Provinsi Gorontalo NO NAMA DIKLAT ESELON Berdasarkan Diklat Kepemimpinan Per Juni 2012 JUMLAH PEJABAT SUDAH DIKLATPIM BELUM DIKLATPIM 1 DIKLATPIM TK. I I.B DIKLATPIM TK. II DIKLATPIM TK. III II.A III.A II.B III.B DIKLATPIM TK. IV IV.A JUMLAH Sumber: BKPAD : BKPAD Provinsi Gorontalo, Juni Dari tabel 2.131, terlihat bahwa masih banyak para pejabat struktural belum mengikuti amanah dari PP 101 Tahun 2000, sehingga standar kompetensi jabatan melalui diklat PIM belum menunjukkan perubahan dalam rangka peningkatan kapasitas sumber daya aparatur yang menduduki jabatan struktural. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama terutama pemerintah daerah dalam hal perencanaan dokumen anggaran, sekiranya kebijakan dalam rangka peningkatan kompetensi pejabat struktural melalui diklat PIM dapat BAB II - 149

163 menjadi program daerah secara terus menerus dan berkesinambungan, termasuk Diklat Teknis dan Diklat Fungsional sesuai dengan visi BKD-Diklat mewujudkan PNS Provinsi Gorontalo yang profesional, netral dan sejahtera berbasis kompetensi Fokus Layanan Urusan Pilihan Pengembangan Kawasan Strategis Faktor utama yang berperan dalam menciptakan kemajuan ekonomi di Provinsi Gorontalo adalah adanya kejelasan tujuan (goal clarity) dan kebijakan pembangunan yang fokus. Berdasarkan kriteria kawasan strategis dan potensi wilayah, maka ada beberapa kawasan strategis di Provinsi Gorontalo sebagai berikut: 1. Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo Kawasan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK) Gorontalo-Paguyaman- Kwandang dengan sektor unggulan agrobisnis dan agroindustri jagung dan perikanan.. Pengembangan kawasan pertanian berkelanjutan yang dipaduselaraskan dengan pengembangan irigasi teknis berupa KSP Randangan dan sekitarnya, KSP Wonosari dan sekitarnya; Kota Gorontalo sebagai Ibukota provinsi dan juga merupakan KSP Gorontalo mempunyai peranan yang sangat penting terhadap perputaran ekonomi di Provinsi Gorontalo. Kota Gorontalo dan sekitarnya diarahkan sebagi pusat pemerintahan dan jasa perdagangan di Provinsi Gorontalo, demikian juga halnya dengan KSP Marisa dan sekitarnya. Kota Limboto diarahkan sebagai kawasan strategis untuk pertumbuhan jasa dan perdagangan. Untuk itu perlu pengembangan: kawasan terpadu industri, perdagangan dan simpul transportasi darat, udara dan kereta api berupa KSP Isimu; Bandara pengumpul Djalaluddin menjadi Bandar Kargo dan Embarkasi Antara; pengembangan Kawasan Industri Pengolahan Sampah Terpadu (KIPAST) di Talumelito Telaga Biru. Pengembangan Kawasan terpadu pelabuhan, petikemas dan pergudangan KSP Anggrek Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) daerah pesisir, pertanian dan perkebunan. 2. Strategis Kepentingan Sosial Budaya Kawasan strategis untuk pengembangan kepentingan sosial budaya terdapat di setiap kabupaten. Suku-suku yang bermukim di Kabupaten Boalemo, terdiri dari Suku Gorontalo, Jawa, Sunda, Madura, Bali, NTB. Selain itu terdapat suku Bajo yang hidup berkelompok di suatu perkampungan di Desa Bajo, Kecamatan Tilamuta dan Desa Torisiaje, Kecamatan Popayato. Mereka tinggal di laut dengan mendiami bangunan rumah di atas air. Di Desa Karengetan Kecamatan Paguat dan Desa Londoun Kecamatan Popayato terdapat perkampungan Suku Sangihe Talaud. Suku Minahasa dapat ditemukan di Desa Kaarwuyan, Kecamatan Paguat. BAB II - 150

164 Objek budaya dan peninggalan sejarah yang perlu dilindungi juga terdapat di Provinsi Gorontalo, dan karenanya perlu dikukuhkan sebagai bagian dari kawasan lindung (dalam hal ini cagar budaya) antara lain adalah: 1) Benteng Otanaha, Kelurahan Dembe, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo 2) Benteng Orange, Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara 3) Kota Jin, Kecamatan Gentuma Raya, Kabupaten Gorontalo Utara 4) Taman Makam Ju Panggola, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo 5) Taman Makam Nani Wartabone, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango 6) Taman Makan Ta ilayabe, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo 7) Museum Pendaratan Soekarno, Kecamatan Batudaa, Kabupaten Gorontalo 8) Rumah adat Gorontalo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo 9) Perkampungan Suku Bajo di Desa Torisiaje, Kecamatan Popayato, Kabupaten Pohuwato. 10) Desa Religius Bongo di Kecamatan Batudaa Pantai Berbagai potensi sosial yang disebutkan di atas tidak semuanya memiliki nilai strategis dalam konteks wilayah provinsi. Terdapat beberapa bagian yang memiliki nilai strategis Provinsi kepentingan sosial budaya sebagai berikut; 1) Kota pendidikan Gorontalo, Kawasan pendidikan Kabila-Suwawa di Kabupaten Bone Bolango dan kawasan pendidikan Limboto di Kabupaten Gorontalo 2) Kawasan wisata terpadu tirta, sejarah dan kerajinan tangan serta seni dan budaya Telaga-Gorontalo-Tapa. 3. Penentuan Kawasan Strategis Kepentingan Sumber Daya Alam (SDA) Keberlanjutan ragam hayati darat maupun laut diarahkan untuk dilindungi oleh kawasan-kawasan lindung strategisnya. Pemanfaatan SDA yang tak terbarukan diarahkan agar menghasilkan sumber pendapatan baru yang setara dan mengembalikan kualitas lingkungan hidup pasca eksploitasi. Kawasan Strategis Provinsi yang berhubungan dengan Sumber Daya Alam Tambang adalah Blok tambang emas Pohuwato, Blok tambang emas Pohuwato-Boalemo, Blok tambang emas Boalemo-Gorontalo, Blok tambang emas Gorontalo dan Blok tambang emas Bone Bolango. 4. Penentuan Kawasan Strategis Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung untuk Kawasan strategis Provinsi Kepentingan Daya Dukung Lingkungan, meliputi: 1) Kawasan strategis Danau Limboto 2) Suaka Margasatwa Nantu di Desa Mohiolo dan Desa Pangea, Kabupaten Gorontalo. 3) Cagar Alam Panua di Kelurahan Libuo Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwatu. 4) Cagar Alam Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato 5) Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango. 6) Cagar Alam Tangale di Kabupaten Gorontalo BAB II - 151

165 Pertanian Sektor pertanian menjadi leading sector pengembangan ekonomi lokal karena penyerapan tenaga kerja dan kontribusi PDRB masih sangat dominan. Dari aspek sumber daya lahan, Provinsi Gorontalo memiliki potensi luas areal sawah sekitar ha. Kabupaten Gorontalo merupakan wilayah yang terluas areal penggunaannya yaitu Ha (47%), kemudian Kabupaten Gorontalo Utara Ha (17%), Kabupaten Boalemo Ha (16%), Kabupaten Pohuwato Ha (10%), Kabupaten Bone Bolango Ha (7%) dan Kota Gorontalo 916 Ha (3%) sebagaimana ditampilkan pada tabel Tabel Luas Lahan Sawah Serta Penggunaannya Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, 2011 (Diolah) Luas lahan kering yang dapat diusahakan untuk pengembangan komoditas pangan lainnya dan hortikultura seluruhnya seluas Ha. dimana tingkat penggunaannya di Kabupaten Gorontalo telah mencapai Ha (28%), Kabupaten Pohuwato Ha (25%), Kabupaten Boalemo Ha (22%), Kabupaten Gorontalo Utara Ha (16%), Kabupaten Bone Bolango Ha (8%) serta Kota Gorontalo Ha (1%) sebagaimana ditunjukkan pada tabel BAB II - 152

166 Tabel Sumber data : Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, 2011 (Diolah) Tabel Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan Gorontalo, Komoditas Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedele K. Tanah K. Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Sumber: Data Angka Tetap (ATAP) Tahun BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah). Komoditas tanaman pangan yang dikembangkan di Provinsi Gorontalo terdiri atas 7 (Tujuh) komoditi yaitu Padi (padi sawah dan ladang), Jagung, Kedelai, Kacang Tanah, Ubi Kayu dan Ubi Jalar. Tabel menunjukkan rata-rata peningkatan produksi padi sawah selang pertahunnya meningkat 6,98 %. Pada periode yang sama produsi jagung meningkat 5,37%, sedangkan komoditi lainnya (kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu dan ubijalar) mengalami penurunan. Perincian data Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi tanaman Padi, Jagung dan Kedelai pada masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel BAB II - 153

167 Tabel Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Padi (Padi Sawah dan Ladang) Sumber: Data Angka Tetap (ATAP) Tahun BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah). Berdasarkan tabel 2.135, dapat dilihat bahwa Kabupaten Gorontalo memiliki Luas Tanam padi yang terbesar yaitu 24,388 ha dengan produksi 117,377 ton/ha dan terkecil Kota Gorontalo dengan luas 2,024 dengan produksi 12,024 ton/ha. BAB II - 154

168 Tabel Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Jagung Sumber: Data Angka Tetap (ATAP) Tahun BPS dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, 2012 (Diolah). Berdasarkan tabel 2.136, dapat dilihat bahwa luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi jagung, kabupaten Pohuwato berada di peringkat tertinggi, yaitu 326,142 ton/ha, kemudian kabupaten Boalemo yaitu ton/ha, kabupaten Gorontalo 96,563 ton/ha, Kabupaten Gorontalo utara ton/ha, kabupaten Bone Bolango 20,420 ton/ha dan yang terakhir kota gorontalo dengan produksi 303 ton/ha. BAB II - 155

169 Tabel Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Komoditi Kedelai NO URAIAN Kab. Boalemo Luas Tanam Luas Panen Produktifitas 13,57 13,31 11,41 11,83 12,40 Produksi Kab. Gorontalo Luas Tanam Luas Panen Produktifitas 14,99 12,49 10,79 11,50 12,42 Produksi Kab. Pohuwato Luas Tanam Luas Panen Produktifitas 14,32 13,73 11,79 11,79 12,38 Produksi Kab. Bone Bolango Luas Tanam Luas Panen Produktifitas 11,31 11,29 9,73 11,60 Produksi Kota Gorontalo Luas Tanam Luas Panen Produktifitas - 12,01 10,46 10,00 Produksi Kab. Gorontalo Utara Luas Tanam Luas Panen Produktifitas 12,68 11,04 11,80 12,86 Produksi Provinsi Gorontalo Luas Tanam Luas Panen Produktifitas 14,22 13,42 11,69 11,79 12,38 Produksi Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, 2012 Berdasarkan Tabel 2.137, dapat dilihat bahwa komoditas kedelai belum berkembang karena luas arealnya relatif terbatas kecuali Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Gorontalo. Dan luas tanam lebih terbesar ada diwilayah kabupaten Pohuwato yaitu 1,799 ha dengan produksi 1,870 ton/ha Selain komoditas tersebut diatas Gorontalo memiliki potensi hasil perkebunan. Saat ini luas areal perkebunan Ha dan luas perkebunan yang termanfaatkan Ha Peluang investasi masih terbuka di sektor perkebunan Ha. Komoditas perkebunan yang dominan adalah Kelapa dengan luas areal Ha, Kakao Ha, Cengkeh Ha dan tebu Ha. Produktivitas tanaman kelapa yang merupakan komoditi unggulan masyarakat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan, baik dari BAB II - 156

170 segi luas tanam maupun produksi. terjadinya peningkatan produksi tanaman kelapa dari tahun 2007 sampai tahun 2012 sebesar Ton. Produksi cengkeh juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2007 sebesar 554 Ton menjadi 910 Ton pada tahun Untuk peternakan yang prioritas adalah ternak sapi, saat ini jumlah populasi sapi ekor sementara produksi daging sapi kg/th. Selain Sapi, Provinsi Gorontalo memiliki jenis ternak yang di kembangkan antara lain, kambing,babi,kuda,ayam kampung (buras), ayam ras (pedaging dan petelur), itik. Untuk tahun 2011 populasi ternak ayam kampung ,- ekor, ternak ayam petelur ekor, ternak ayam pedaging ekor dan ternak itik berjumlah 56,907 ekor. Peran penyuluh tidak bisa diabaikan dalam suksesnya program. Penyuluh pada dasarnya adalah aparat yang membangun pertanian, perikanan dan kehutanan, pendidik/penasehat yang mengabdikan dirinya untuk kepentingan para petani-nelayan beserta keluarganya.pekerjaan seorang penyuluh tidak terbatas pada mengembangkan kemampuan, pengetahuan, sikap dan keterampilan tetapi juga memotivasi membimbing dan mendorong para petani-nelayan mengembangkan swadaya dan kemandiriannya dalam berusahatani yang lebih menguntungkan menuju hidup yang lebih bahagia dan sejahtera. Keberhasilan sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mendapat kontribusi dari tugas penyuluh sebagai fasilitator bagi petani, peternak, dan nelayan. Jumlah penyuluh pertanian, perikanan, dan kehutanan yang ada di Gorontalo saat ini berjumlah 618 orang yang tersebar diseluruh kabupaten/kota, yang terdiri dari 518 orang penyuluh pertanian, perkebunan, dan peternakan; 68 orang penyuluh perikanan dan 32 orang penyuluh kehutanan. Dilihat dari jumlah desa yang ada di Gorontalo maka jumlah penyuluh masih kurang, karena sesuai dengan kebutuhan setiap desa seharusnya dilayani oleh satu orang penyuluh, sehingga idealnya jumlah penyuluh 729 orang pada 75 kecamatan. Selanjutnya untuk meningkatkan produktivitas, mutu, dan nilai tambah produk-produk pertanian, perikanan dan kehutanan maka perlu peningkatan mutu penyuluhan melalui ; perbaikan sistem penyelenggaraan penyuluhan, pengembangan SDM Penyuluh, pengembangan SDM Pelaku Utama dan Pelaku Usaha, penguatan kelembagaan penyuluhan, pengadaan sarana dan prasarana penyuluhan yang memadai, peningkatan kesejahteraan penyuluh serta lebih proaktif berkoordinasi dengan instansi terkait pusat maupun daerah Perikanan Provinsi Gorontalo mempunyai potensi perikanan tangkapnya yang besar dan dibagi berdasarkan wilayah pengelolaan dan pemanfaatan (WPP) yaitu WPP Teluk Tomini s/d Laut Seram potensinya mencapai Ton/tahun dan WPP Laut Sulawesi sampai Samudra Pasifik potensinya mencapai Ton/thn. Sedangkan untuk potensi perikanan budidaya mencakup budidaya perikanan laut, perikanan payau dan perikanan tawar, potensinya sebesar ton per tahun. BAB II - 157

171 Dari potensi tersebut, realisasi capaian produksi perikanan baik produksi perikanan tangkap, maupun produksi perikanan budidaya mengalami kenaikan rata-rata per tahun sebesar 12,34 % atau mengalami kenaikan produksi dari ton pada tahun 2007 naik menjadi ton pada tahun 2011, hal ini dapat di lihat pada tabel 2.138, tabel 2.139, tabel 2.140, tabel berikut : Tahun Tabel Hubungan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Gorontalo, Perikanan Tangkap (dalam Ton) Perikanan Budidaya (dalam Ton) Total Produksi % % % Target Realisasi Target Realisasi Realisasi Capaian Capaian Capaian , , , , , , , , , , , , , , ,86 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo 2012 Tabel Produksi Perikanan Tangkap Per Kabupaten/Kota, Kabupaten/Kota Realisasi Produksi Perikanan Tangkap Per Kab/Kota Kota Gorontalo 9,448 11,898 12, , ,441.0 Kabupaten Gorontalo 6,578 8,284 8, , ,055.0 Kabupaten Boalemo 6,634 8,354 8, , ,139.0 Kabupaten Pohuwato 8,007 10,085 10, , ,240.0 Kabupaten Bone Bolango 8,396 10,574 11, , ,834.0 Kabupaten Gorontalo Utara 10,900 13,726 14, , ,660.0 T o t a l 49, , , ,325.0 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, ,369.0 BAB II - 158

172 Tabel Produksi Perikanan Budidaya Per Kabupaten/Kota, Kabupaten/Kota Realisasi Produksi Budidaya Per Kab/Kota Kota Gorontalo 1,379 1,530 1, , ,522.2 Kabupaten Gorontalo 2,355 2,613 2, , ,306.8 Kabupaten Boalemo 19,634 21,791 23, , ,913.5 Kabupaten Pohuwato 37,325 41,425 45, , ,262.1 Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara 10,026 11,128 12, , ,339.2 T o t a l 71, , , , ,858.0 Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012 Tabel Produksi Tambak (Budidaya Air Payau) No. Kab/Kota Lahan Produksi Tahun 2011 (ton) Existing Udang Bandeng 1. Gorontalo Utara Pohuwato Boalemo Total Sumber : Dinas Perikanan dan Kelaitan Provinsi Gorontalo, 2012 Untuk tingkat konsumsi ikan masyarakat Gorontalo terhadap bahan pangan cukup tinggi yaitu dari 33 kg/kapita pada tahun 2007 naik menjadi 46,93 kg/kapita pada tahun 2011 atau mengalami kenaikan 8,39 % pertahunnya. Jika ditinjau dari angka kebutuhan konsumsi ikan minimum secara nasional atau berdasarkan sasaran nasional pada tahun 2011, maka tingkat konsumsi ikan Gorontalo melebihi dari target konsumsi ikan nasional, dimana target nasional hanya menargetkan 31,57 kg/kapita/th (tabel 2.142). BAB II - 159

173 Tabel Konsumsi Ikan Gorontalo Tahun (Satuan : Kg/Kapita/Thn) Σ Produksi Tahun Target Realisasi Ikan Target Daerah x 100% ,29 % % ,13 % ,29 44,94 111,54 % ,91 46,93 111,98 % Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012 Jumlah kelompok nelayan dan pembudidaya yang diintervensi oleh bantuan Pemerintah Provinsi, khususnya bantuan perikanan dan kelautan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 juga mengalami kenaikan. Dimana pada tahun 2007 jumlah kelompok yang diintervensi oleh bantuan perikanan dan kelautan hanya 211 kelompok dan pada tahun 2011 naik menjadi 415 kelompok seperti terlihat pada tabel dan tabel Tabel Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah Tahun Jumlah Kelompok Jumlah Kelompok Total Pembudidaya Nelayan Kelompok Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 160

174 Tabel Distribusi Jumlah Kelompok Nelayan dan Pembudidaya Per Kab/Kota Yang Mendapatkan Bantuan Pemerintah Daerah Distribusi Jumlah Kelompok Perikanan (Nelayan dan Kabupaten/Kota Pembudidaya) Kota Gorontalo Kabupaten Gorontalo Kabupaten Boalemo Kabupaten Pohuwato Kabupaten Bone Bolango Kabupaten Gorontalo Utara Total Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo, Seiring dengan meningkatnya intervensi bantuan sarana produksi perikanan yang telah diterima oleh kelompok perikanan baik oleh nelayan maupun pembudidaya dari tahun , juga memberikan konstribusi yang signifikan terhadap peningkatan produksi perikanan. Dimana pada tahun 2007, konstribusi produksi perikanan yang dihasilkan oleh kelompok perikanan hanya sebesar 17,58 %, dan pada tahun 2011 naik menjadi 26,82 %. Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel Produksi Perikanan Kelompok Nelayan dan Pembudidaya di Gorontalo Tahun Total Jumlah Produksi Perikanan Jumlah Produksi Ikan Gorontalo Σ Produksi Ikan Kelompok Kelompok Nelayan dan (Tangkap dan Σ Produksi Ikan Gorontalo Pembudidaya (Ton) Budidaya) X 100% (Ton) , , % , , % , , % , , % , , % Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo BAB II - 161

175 Produksi perikanan di Provinsi Gorontalo, dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain untuk produksi perikanan tangkap dipengaruhi selain masalah musim juga dipengaruhi oleh Kenaikan harga bahan bakar minyak, dimana sangat berdampak bagi nelayan dan pembudidaya ikan karena biaya produksi semakin bertambah sedangkan harga ikan di pasar tetap. Produksi perikanan tangkap juga dipengaruhi sarana produksi lainnya baik kapal penangkap, alat tangkap dan biaya produksi. Sedangkan untuk produksi perikanan budidaya, dipengaruhi oleh ketersediaan benih ikan /bibit rumput laut, harga pakan dan pupuk serta sarana produksi lainnya Energi Dan Sumberdaya Mineral Kelistrikan Provinsi Gorontalo saat ini telah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi 150 KVA antara Minahasa, Kotamobagu dan Gorontalo dengan total daya terpasang 430,69 MW dan beban puncak 266,40 MW. Untuk Provinsi Gorontalo sendiri daya terpasang saat ini sebesar 86,56 MW dan daya mampu 59,20 MW dan beban puncak 56,13 MW. Jumlah pelanggan listrik di Provinsi Gorontalo sebesar 129,270 pelanggan dengan tingkat pelanggan terbesar sektor rumah tangga sebesar 92,46 %. Pertumbuhan rata-rata konsumsi energi listrik pertahun sebesar 8,6 s/d 10 %. Ratioelektrifikasi saat ini sebesar 69,97 %. Kondisi jaringan listrik yang ada terdiri dari Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) sepanjang 1.700,6 Kms dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 KVA 237 Kms dan jumlah Gardu sebanyak buah dan Gardu induk sebanyak 4 buah. Wilayah Provinsi Gorontalo memiliki potensi sumberdaya energi baru terbarukan yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, diantaranya potensi sumber daya air + 65,4 MW dan potensi panas bumi 110 MW. Total potensi energi terbarukan tersebut sebesar 175,4 MW dan yang baru termanfaatkan adalah potensi energi air sebesar 3,5 MW, sedangkan Potensi panas bumi Suwawa 110 mwe telah ditetapkan sebagai Wilayah Kuasa Pertambangan (WKP) dengan SK Menteri ESDM Nomor : 0025 K/30/MEM/2009 telah dilengkapi survey magnetotellurik sehingga siap dilelang. Potensi panasbumi pentadio dengan temperature 70 C telah dimanfaatkan sebagai lokasi wisata dan dalam waktu dekat akan ditetapkan sebagai WKP melalui SK Menteri ESDM. Potensi energi panas bumi lainnya yang belum dikembangkan tersebar di 4 (empat) kabupaten yakni Kecamatan Dengilo dengan temperature 50 C, Kecamatan Botumoito dengan temperature 42 C, Kecamatan Boliyohuto dengan temperature 62 C dan Kecamatan Kwandang dengan tempeartur 65 C. Dengan total sumberdaya diperkirakan sebesar 160 (MWe). Selain memiliki sumber daya energi, Gorontalo juga memiliki beberapa sumberdaya mineral yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat, yaitu logam, non logam dan batuan. Bahan mineral logam terdiri dari emas, perak, tembaga dan mineral pengikutnya serta bahan mineral non logam terdiri dari batu andesit, granit, basal, batugamping, feldspar, lempung, pasir, batu dan sirtu, marmer, dan toseki. BAB II - 162

176 Saat ini jumlah perusahaan pertambangan di provinsi gorontalo adalah sebanyak 39 buah terdiri dari kontrak karya 2 buah dan IUP 37 buah. Pengendalian pemanfaatan sumberdaya mineral lebih dititikberatkan pada tertib administrasi perizinan serta pengelolaan mineral secara sustainable dan berwawasan lingkungan Kehutanan Gorontalo termasuk wilayah yang banyak dikelilingi oleh hutan. Sektor pertanian, perkebunan dan perikanan sangat bergantung pada kondisi hutan sebagai penyedia air dan penyangga kehidupan dalam mencegah bencana di masa depan. Isu kehutanan yang masih dihadapi saat ini adalah masih luasnya lahan kritis dalam kawasan, pemanfaatan/ penggunaan lahan untuk kepentingan non kehutanan secara illegal dalam kawasan hutan, perambahan dan pencurian kayu (illegal logging), alih fungsi kawasan hutan terkait tata ruang serta isu perubahan iklim terkait hutan. Luas lahan kritis Provinsi Gorontalo saat ini adalah Ha. Berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan upaya rehabilitasi hutan lahan (data tabel 2.146) untuk pemulihan kondisi hutan dan lahan melalui penyadartahuan masyarakat yang berada disekitar hutan, pembangunan hutan rakyat dan kebun bibit, upaya penegakan hukum bagi para perusak dan pelaku pelanggaran kehutanan. Tabel Rehabilitasi Hutan dan Lahan Per Kab/Kota s/d Tahun 2011 No. Kab/Kota Luas (Ha) 1. Kota Gorontalo Kab. Gorontalo Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Utara Total Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Provinsi Gorontalo 2.4 Aspek Daya Saing Daerah Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah a. Nilai Tukar Petani Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana program pembangunan pertanian menunjukkan kinerja positif adalah Nilai Tukar Petani (NTP). Pada prinsipnya, Nilai Tukar Petani ini diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayarkan petani (dalam persentase). Dari sisi kegunaanya NTP merupakan instrumen untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan, disisi lain, NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. BAB II - 163

177 Karena itu, semakin tinggi NTP, secara relatif menunjukkan semakin kuat kemampuan/daya beli petani. Sedangkan, kecenderungan rendahnya NTP akan dapat mengurangi insentif petani meningkatkan produktivitas pertanian secara optimal dalam jangka panjang. Kondisi demikian dapat mengurangi laju peningkatan produksi relatif terhadap laju peningkatan konsumsi dalam negeri, sehingga swasembada pangan terutama beras yang telah tercapai selama ini bisa terancam kelestariannya,seperti terlihat gambar NTP ditentukan oleh interaksi antara empat unsur harga yang terpisah, yaitu harga ouput pertanian, harga input pertanian, harga output sektor industri perkotaan (non pertanian) dan harga input sektor non-pertanian. Pemerintah dapat mempengaruhi keempat harga-harga diatas dengan tujuan yang sangat khusus. Kalau semua campur tangan pemerintah ini dikombinasikan, maka akan terbentuklah nilai tukar sektor pertanian/pedesaan terhadap sektor perkotaan atau industri. Oleh karena itu, nilai ini dapat dipakai sebagai petunjuk tentang keuntungan disektor pertanian dan kemampuan daya beli barang dan jasa dari pendapatan petani. Seandainya campur tangan pemerintah ini tidak ada, maka nilai tukar akan ditentukan oleh kekuatan pasar. Gambar 2.35 Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo Jan 2008-Desember 2012 Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo, Gambar 2.35 dan tabel menunjukkan bahwa pada periode Januari Februari 2012, NTP Provinsi Gorontalo tertinggi terjadi pada bulan September 2008 sebesar 108,43 dan NTP terendah terjadi pada bulan Februari 2008 sebesar 94,28. Melihat matriks di atas, sejak Mei 2009 NTP Provinsi Gorontalo menunjukkan grafik kenaikan. Kondisi NTP periode bulan september 2008 ini harus ditingkatkan, karena itu, butuh berbagai intervensi Pemerintah Daerah sehingga NTP Gorontalo bisa mencapai kembali posisi pada bulan September BAB II - 164

178 Tabel Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Gorontalo Tahun TAHUN NILAI TUKAR PETANI (NTP) , , , , ,34 Sumber : BPS Provinsi Gorontalo 2012 (diolah) Perkembangan rata-rata nilai tukar petani tahunan terlihat bahwa NTP tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 104,08 dan NTP terendah terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 99,47 sebagaimana terihat pada tabel Jika diamati lebih jauh, khusus untuk sektor pertanian, terdapat 5 sub sektor yang memberi pengaruh NTP Gorontalo yaitu subsektor tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, peternakan dan subsektor perikanan serta holtikultura. Posisi bulan Februari 2012, 4 (empat) subsektor pertama mengalami penurunan dibanding bulan Januari 2012, masingmasing subsektor tersebut berturut-turut turun sebesar 1,26 persen, 0.34 persen, 0,44 persen dan 0,21 persen sedangkan subsektor terakhir yaitu holtikultura mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen. Hal ini dapat dilihat pada tabel Tabel Perbandingan NTP Per Sektor Januari-Februari 2012 Sub Sektor Bulan Januari Februari Kenaikan/Penurunan Tanaman Pangan ,09-1,26 Hortikultura 108,05 109,12 0,99 Tanaman 130,20 129,76-0,34 Perkebunan Peternakan ,36-0,44 Perikanan 105,76 105,54-0,21 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2012 Melihat realitas di atas, butuh upaya yang lebih keras lagi melalui berbagai intervensi khususnya di sektor pertanian. Ada 2 (dua) aspek yang perlu mendapat perhatian yaitu dari sisi indeks yang diterima petani dan dari sisi indeks yang dibayarkan petani. Indeks yang diterima petani berarti produksi dan produktifitas sektor pertanian harus BAB II - 165

179 ditingkatkan, sedangkan aspek yang kedua intervensinya melalui perbaikan jalur perdagangan barang dan jasa melalui peningkatan kualitas infrastruktur daerah. b. Potensi Pertambangan Gorontalo memiliki daya saing yang cukup besar dari sisi sumber daya pertambangan. Beberapa potensi disektor pertambangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi antara lain : pertambangan emas, perak, kandungan komposit batu-batuan dan marmer. Untuk kandungan batu-batuan yang dapat di investasikan adalah batu granit, tembaga dan batu andesit. Berikut ini ditampilkan potensi kandungan mineral, batuan dan lahan galian lainnya pada tabel Tabel Jenis Mineral dan Besaran Potensi No. Jenis Mineral Volume (.000 ton) 1. Emas Perak Tembaga Andesit 2.506, Batu Granit , Batu Dasit , Batu Basal , Batu Gamping , Feldspar 2.500, Lempung , Pasir/Batu/Sirtu , Marmer 18, Toseki Sumber : Dinas Kehutanan dan Pertambangan Provinsi Gorontalo Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur a. Wilayah Ekonomi Produktif Untuk meningkatkan ekonomi daerah Provinsi Gorontalo, maka kawasan pertumbuhan ekonomi produktif terbagi atas 9 Kawasan Strategis Provinsi yang diakomodir dalam Perda No. 4 Tahun 2011 tentang RTRWP Provinsi Gorontalo Tahun yakni: (1) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Randangan; (2) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Pawonsari (Paguyaman-Wonosari); (3) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Sumatowa (Sumalata-Tolinggula-Anggrek); (4) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Kota Gorontalo; (5) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Marisa; (6) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Isimu; (7) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Anggrek; (8) Kawasan Ekonomi Strategis (KEK) Gopandang (Gorontalo-Paguyaman-Kwandang); dan (9) Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Minapolitan seperti pada tabel BAB II - 166

180 Tabel Kawasan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Gorontalo No. Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Nama Kabupaten/Kota 1. (KSP) Randangan Kabupaten Pohuwato 2. (KSP) Pawonsari (Paguyaman-Wonosari) Kabupaten Boalemo 3. (KSP) Sumatowa (Sumalata-Tolinggula- Kabupaten Gorontalo Utara Anggrek) 4. (KSP) Kota Gorontalo Kota Gorontalo 5. (KSP) Marisa Kabupaten Pohuwato 6. (KSP) Isimu Kabupaten Gorontalo 7. (KSP) Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara 8. (KEK) Gopandang (Gorontalo-Paguyaman- Kabupaten Gorontalo dan Kwandang) Kabupaten Gorontalo Utara 9. (KSP) Minapolitan Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato Sumber: Perda RTRWP Provinsi Gorontalo Tahun b. Perkembangan Infrastruktur Jalan Pada Tahun 2012 tingkat pelayanan Jalan Provinsi sesuai SK GUBERNUR No. 373/09/IX/2012, TANGGAL 18 September 2012 yakni sepanjang 432,51 Km dengan kondisi jalan Baik 174,11 km, Sedang 24,83 km, Rusak Ringan 39,58 Km, Rusak Berat 84,05 km, Belum terbuka 109,95 Km. Sedangkan untuk tingkat pelayanan jalan nasional sepanjang Km adalah dengan kondisi jalan Baik 264,77 km, Sedang 246,65 km, Rusak ringan 56,46 Km, Rusak Berat 38,82 km. Perkembangan lima tahun terakhir ini dapat dilihat pada tabel 2.151, tabel 2.152, tabel dan tabel Tabel Perkembangan Jalan di Provinsi Gorontalo Lima Tahun Terakhir, TAHUN NO. URAIAN SAT Status Jalan / Kewenangan 1. Nasional Km 616,24 616,24 616,24 606, , , Propinsi Km 408,26 408,26 408,26 414,51 414,51 432,51 3. Kabupaten Km 1.000, , , , , ,51 4. Kota Km 41,19 41,19 41,19 41,19 41,19 41,19 Total 2.066, , , , , ,31 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 167

181 Tabel Perkembangan Kondisi Jalan di Provinsi Gorontalo Lima Tahun Terakhir, NO. URAIAN SAT TAHUN STATUS JALAN NASIONAL 1. Kondisi Baik Km 230, ,60 455,30 181,5 191, ,767 Sedang Km 264, ,03 107,91 309,5 280, ,651 Rusak ringan Km 46,64 39,92 32,19 95,89 70,380 56,46 Rusak Berat Km 74,43 35,69 20,84 19,32 65,337 38,82 Belum terbuka Km Total Km 616,24 616,24 616,24 606, , ,696 STATUS JALAN PROVINSI 2. Kondisi Baik Km 126,45 133,71 132, ,1 168,88 174,11 Sedang Km 36,04 34,75 28,8 28,25 30,04 24,83 Rusak ringan Km 35,5 24,71 21,455 16,45 21,35 39,58 Rusak Berat Km 116,52 121,34 132,11 127,36 100,49 84,05 Belum terbuka Km 93,75 93,75 93,75 93,75 93,75 109,95 Total 408,26 408,26 408,26 403,91 414,51 432,51 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 NAMA RUAS ATINGGOLA (BTS. PROV. SULUT) KWANDANG Tabel Tabel Penanganan Ruas Jalan Nasional KONDISI PERMUKAAN JALAN (KM) PANJANG (KM) BAIK SEDANG RR RB 40,218 22,618 16,800 0,700 0,100 KWANDANG MALINGKAPUTO 11,000 2,800 6,500 1,300 0,400 MALINGKAPUTO TOLANGO 24,000 11,200 11,500 0,600 0,700 KWANDANG - PELABUHAN KWANDANG 2,310 12,200 31,560 4,100 2,400 TOLANGO BULINTIO 50,260 13,200 35,250 4,100 1,100 BULONTIO - TOLINGGULA (BTS. PROV. SULTENG) 53,650 22,618 16,800 0,700 0,100 BAB II - 168

182 JLN. MAYOR DULLAH (GORONTALO) 7,357 2,900 4,157 0,000 0,300 JLN. JALALUDIN TANTU (GORONTALO) 0,710 0,000 0,510 0,200 0,000 JLN. A. YANI (GORONTALO) 0,695 0,000 0,695 0,000 0,000 BTS. KOTA GORONTALO - BTS. KOTA 7,242 4,700 2,242 0,300 0,000 LIMBOTO JLN. BASUKI RACHMAT (GORONTALO) 0,565 0,000 0,565 0,000 0,000 JLN. AGUS SALIM (GORONTALO) 4,671 0,571 4,100 0,000 0,000 JLN. SUDIRMAN (LIMBOTO) 3,095 0,600 1,800 0,500 0,195 JLN. A. YANI (LIMBOTO) 0,865 0,100 0,665 0,100 0,000 BTS. KOTA LIMBOTO - ISIMU 6,199 2,799 3,100 0,300 0,000 JLN. RAYA LIMBOTO (LIMBOTO) 7,870 0,870 6,300 0,700 0,000 ISIMU - PAGUYAMAN 41,721 14,800 13,021 9,300 4,600 JLN. AKSES KE BANDARA JALALUDDIN 1,523 0,000 0,000 1,300 0,223 MALINGKAPUTO - ISIMU 20,000 13,900 5,100 0,700 0,300 KWANDANG - PELABUHAN KWANDANG 2,310 1,100 1,110 0,100 0,000 SP. PELABUHAN ANGGREK - PELABUHAN ANGGREK 2,682 1,800 0,882 0,000 0,000 TOLANGO - PAGUYAMAN 59,157 29,497 12,900 5,760 11,000 PAGUYAMAN - TABULO 63,080 35,480 26,000 1,600 0,000 TABULO - MARISA 28,000 9,800 11,900 5,000 1,300 MARISA - LEMITO 68,194 25,600 21,794 11,700 9,100 LEMITO - MOLOSIPAT (BTS. PROV. SULTENG) TALUDAA (BTS. PROV. SULUT) - PEL. GORONTALO 33,312 24,712 4,400 2,700 1,500 68,320 33,520 23,800 5,400 5,600 TOTAL 606, , ,651 56,460 38,818 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 Lintas Barat merupakan jalan yang menghubungkan ruas Atinggola hingga Tolinggula, lintas tengah merupakan jalan yang menghubungkan ruas jalan Taludaa hingga ruas jalan Molosipat sedangkan lintas penghubung yaitu jalan yang menghubungkan ruas jalan lintas Barat dan lintas tengah. BAB II - 169

183 No. Nama Ruas Tabel Tabel Penanganan Ruas Jalan Provinsi Kepmen Kondisi Permukaan Jalan Jalan Rusak Belum (Km) Baik Sedang Terbuka Ringan Berat KOTA GORONTALO 1 Jl.Hasanudin (Gorontalo) 0,35 0,18 0,05 0, Jl. Raja Eyato (Gorontalo) 2,00 1,37 0,38 0, Jl. Cokroaminoto 0,60 0,20 0,10 0, Jl. Usman Ikhsan (Gorontalo) 6,90 3,44 1,04 2, Jl. Ahmad Dahlan 1,20 0,60 0,18 0, Jl. Pangeran Hidayat 1,74 0,74 0,23 0, Jl. Rusli Datau 1,98-1,08 0, Jl. Kamboja 0,91 0,81-0, Jl. Yos Sudarso 2,40 2,10-0,20 0,10-0,56 0,20 0, Jl. Kalengkongan 0,86 11 Jl. Botuliyodu 4,00 1,40 1,20 0,70 0,70-12 Gorontalo Suwawa - 1,50-2, ,50 Tulabolo KAB. GORONTALO 13 Isimu-Batudaa 14,38 12,02 1,36 1, Batudaa-Gorontalo 5,11 3,11 2, Biluhu Barat - Bilato 28,90 18,48 2,11 1,25 7,06-16 Bilato - Tangkobu 16,70 7,10 1,10 3,00 5,50-17 Gorontalo Biluhu Barat 27,90 18,17 1,00 3,63 5,10 - KAB. BOALEMO 18 Tangkobu - Pentadu 55,00 18,30 2,49 1,26 16,75 16,20 19 Molombulahe - Bubaa 18,00 2,50 3,50 4,00 8,00 - KAB. POHUWATO 20 Marisa - Tolinggula 80,00 8,16 1,79 0,85 9,45 59,75 21 Duhiyadaa - Imbodu 16,00 10,00 1,10 4, Motolohu Marisa IV 35,00 16,44 1,21 2,15 15,20 - KAB. BONE BOLANGO Gorontalo Suwawa - 18,18 1,31 0,75 3, ,48 Tulabolo 24 Tapa - Atinggola 45,00 22,65 1,40 4,00 4,95 12,00 25 Aladi - Tulabolo 30, ,00 22,00 26 Kabila- Tapa 9, , Toto Utara 1,10 1, J U M L A H ,11 24,83 39,58 84,05 109,95 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 170

184 Jumlah jembatan di ruas jalan Provinsi adalah 51 buah dengan total panjang 551,80 meter sedangkan jumlah jembatan di ruas nasional adalah 265 buah dengan total panjang 4.797,62 Meter. Adapun data jumlah jembatan nasional dan provinsi untuk perkembangan 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel NO RUAS JALAN Tabel Data Kondisi Jembatan di Ruas Jalan Provinsi JUMLAH JEMBATAN (BH) PANJANG TOTAL (M) LEBAR RATA- RATA (M) KONDISI RATA- RATA 1 ISIMU BATUDAA 6 65,70 5,6 0 & 1 2 BATUDAA GORONTALO 5 38,20 6,62 0 & GORONTALO - SUWAWA TULABOLO GORONTALO - SUWAWA TULABOLO 6 74,60 5,05 0 & , TAPA ATINGGOLA 3 31,90 5, GORONTALO - BILUHU BARAT 7 68,90 4, JL. BOTULIYODU 3 11,90 5,5 0 8 BILUHU BARAT BILATO 3 33,70 5,53 0 & 1 9 TANGKOBU PENTADU 2 26, MOTOLOHU - MARISA IV ,00 4, DUHIYADAA IMBODU 3 28,40 4,633 0 & 3 JUMLAH ,80 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 Kondisi Jembatan : 0 = Baik 1 = Kerusakan Ringan 2 = Kerusakan Sedang 3 = Kerusakan Berat 4 = Kondisi Kritis Data Panjang Jalan Nasional di Provinsi Gorontalo selang 2006 sampai dengan Desember 2009 sepanjang 616,24 Km, Sesuai SK Menteri Pekerjaan Umum Nomor 630/KPTS/M/2009 Tahun 2009 dan setelah dilakukan pengukuran kembali oleh Bipran Kementerian Pekerjaan Umum maka panjang jalan Nasional di Provinsi Gorontalo mengalami koreksi menjadi sepanjang 606,696 Km. Untuk Data Jalan Provinsi Gorontalo selang tahun 2006 sampai dengan Desember 2009 sepanjang 408,26 Km, Pada akhir 2009 BAB II - 171

185 terdapat 2 (Dua) Ruas jalan Provinsi yang dialihkan statusnya menjadi Jalan Nasional yaitu Ruas Ruas jalan A. Yani dan Ruas Jalan Ilangata-Pel. Anggrek (Sesuai SK Kemen PU Nomor 630/KPTS/M/2009). Sejak SK GUBERNUR No. 373/09/IX/2012, TANGGAL 18 September 2012 Panjang jalan Provinsi adalah 432,51 Km dengan penambahan ruas jalan diantaranya ruas Molombulahe Bubaa, ruas Kabila-Tapa, ruas Toto Utara dan Ruas Jalan Botuliyodu. Jumlah dan panjang jembatan provinsi yang berada diruas jalan provinsi yang telah dibangun sampai dengan tahun 2011 yaitu 51 buah dengan panjang 551,80 m serta jumlah dan panjang jembatan nasional yang berada diruas jalan nasional yang telah dibangun sampai dengan tahun 2011 yaitu 265 buah dengan total panjang 4.797,62 Meter Data jumlah kendaraan pada lima tahun terakhir mengalami peningkatan sangat tinggi dimana pada 2010 meningkat sebesar 15.26%. Dari perbandingan tersebut maka terlihat pertumbuhan jumlah kenderaan tidak sebanding dengan pertumbuhan panjang jalan dan jembatan. Untuk memenuhi kebutuhan ini upaya yang dilakukan antara lain; menambah pembangunan jalan dan jembatan baru, peningkatan kapasitas ruas jalan dan jembatan yang sudah ada, termasuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan. Guna menjawab hal tersebut diatas, beberapa Program kegiatan yang diprioritaskan untuk 5 (lima) Tahun Kedepan antara lain: a. Penanganan Jalan Provinsi dalam kondisi rusak sepanjang 123,63 Km dan pembukaan jalan yang belum terbuka sepanjang 109,95 Km. Dalam rangka meningkatkan aktivitas perputaran roda perekonomian rakyat Gorontalo, maka perlu adanya usaha memperlancar arus barang dan penumpang dengan cara meningkatkan kualitas fisik prasarana jalan dan kemudahan para pemakai jalan di Gorontalo. Peningkatan kualitas serta kemudahan yang akan diperoleh para pemakai jalan dianggap penting oleh karena itu diusulkan adanya pemeliharaan/rehabiltasi dan pembangunan jalan yang belum terbuka. Sesuai Status adminsitrasi jalan maka penanganan ruas Jalan Provinsi akan dibiayai oleh pemerintah daerah dengan target pencapaian sampai dengan tahun 2017 adalah 60 % kondisi mantap. b. Pembangunan Jalan Outer Ring Road sepanjang 45,3 Km. Pembangunan Jalan Gorontalo Outer Ring Road (New Gorontalo By Pass- Ruas Pauwo-Kabila - Tapa - Limboto Isimu) dimaksudkan untuk menjawab kekhawatiran masyarakat Gorontalo terhadap pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat yang mengakibatkan pertumbuhan jumlah kendaraan di provinsi Gorontalo akan menumpuk pada jaringan jalan nasional terutama di ruas jalan Gorontalo-Limboto, Limboto- Isimu, sehingga sangat menganggu aksesibiltas lalu lintas kepusat-pusat jaringan jalan Nasional. Berikut data kepadatan lalu lintas harian kendaraan tertinggi tahunan pada ruas jalan Gorontalo-Limboto termuat dalam gambar BAB II - 172

186 Gambar 2.36 Ruas Jalan BTS Kota Gorontalo BTS Kota Limboto BTS KOTA GORONTALO - BTS. KOTA LIMBOTO BTS KOTA GORONTALO - BTS. KOTA LIMBOTO Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Gorontalo, 2012 Dari gambar 2.36 menunjukan bahwa jumlah kepadatan lalu lintas kendaraan antara Kota dan Limboto (Kab. Gorontalo) sangat tinggi yaitu dalam waktu lima tahun meningkat hampir 100% atau rata-rata +16% per tahun. Diharapkan dengan program percepatan pembangunan ekonomi disegala bidang oleh pemerintahan saat ini akan menyembabkan peningkatan pertumbuhan sarana transportasi yang cukup besar. Dengan demikian yang perlu diantisipasi adalah ruas jalan Kota-Limboto (satu-satunya akses jalan menuju Limboto, Isimu dan kabupaten lainnya) akan mengalami kemacetan yang diakibatkan oleh kemampuan daya dukung jalan akibat peningkatan volume kendaraan. Untuk itu diperlukan jalan alternatif dari Isimu ke Kota Gorontalo yang dapat melayani arus kendaraan dari Kota langsung ke Bandara dan kabupaten lainnya dengan cepat. Oleh sebab itu pemerintah Provinsi Gorontalo merencanaan akan membangun jalan alternatif Gorontalo Outer Ring Road. Untuk Pembangunan Jalan Gorontalo Outer Ring Road ini dilaksanakan sharing penanganan dimana pemerintah daerah menfasilitasinya dengan menyiapkan Feasibility Study, master plan, Detail Engineering Design (DED), Pembebasan lahan dan untuk pekerjaan konstruksinya diharapkan dibiayai oleh pemerintah pusat. c. Perubahan Status Jalan. Untuk menunjang interkoneksi perhubungan darat dan Pengembangan Kawasan Strategis dan Kawasan Andalan baik yang ada dalam Rencana Tata Ruang Nasional maupun yang ada dalam Rencana Tata Ruang Provinsi maka diupayakan perubahan beberapa status jalan baik dari jalan Kabupaten/Kota menjadi Jalan Provinsi, Jalan Provinsi menjadi jalan Strategis Nasional Rencana dan Jalan Strategis Nasional Rencana menjadi jalan nasional dengan tetap berpedoman pada Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan PP Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan. BAB II - 173

187 d. Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jalan Nasional Trans Sulawesi. Kelancaran arus angkutan penumpang dan barang, khususnya distribusi komoditas unggulan yang saling terkait di wilayah Sulawesi perlu didukung dengan peningkatan kualitas dan kapasitas jalan melalui program peningkatan jalan, rekonstruksi dan pelebaran jalan. Secara umum kondisi jalan nasional yang ada di provinsi gorontalo yang perlu di tingkatkan kualitasnya ada sebesar 31,08 % atau sepanjang 188,56 Km dengan kondisi lebar jalan nasional yang rata-rata 4,5 meter dan lebar bahu jalan kiri/kanan selebar masing-masing 1 m atau kurang dari standar Bina Marga yang disyaratkan. Kedepan akan ditingkatkan sesuai standar lebar jalan nasional yaitu 7 m badan jalan dengan bahu jalan kiri /kanan selebar masing-masing 2 m. e. Pembangunan Jembatan Provinsi dan Penggantian Jembatan Nasional. Untuk mendukung kegiatan pekerkonomian dan pengembangan sektor produksi dan jasa, serta pengembangan suatu wilayah sehingga terwujudkan keselarasan pembagian dan kesesuaian pertumbuhan wilayah regional, perkotaan dan pedesaan secara holistik, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan maka pembangunan jembatan provinsi dan penggantian jembatan yang ada pada ruas jalan nasional sangat di butuhkan. Dengan memperhatikan umur dan kondisi jembatan yang telah terbangun pada ruas jalan nasional dan provinsi.. c. Perkembangan Perhubungan Laut Dalam Tatanan Kepelabuhan Nasional di Provinsi Gorontalo mengacu pada Keputusan Menteri Perhubungan RI (KM) No. 53 Tahun 2002, namun pada tahun 2012 Tatanan Kepelabuhanan tersebut diusulkan untuk dilakukan perbaikan, dalam perbaikan tersebut Provinsi Gorontalo diusulkan 1 (satu) Pelabuhan Utama/Internasional yaitu Pelabuhan Anggrek, 3 (tiga) Pelabuhan Pengumpul/Nasional yaitu Pelabuhan Gorontalo, Pelabuhan Kwandang dan Pelabuhan Tilamuta, serta 1 (satu) Pelabuhan Pengumpan yaitu Pelabuhan Bumbulan. Adapun kecenderungan layanan kunjungan kapal di Pelabuhan se-provinsi Gorontalo dapat dilihat dalam tabel dan tabel Tabel Arus Kunjungan Kapal/Unit di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo NO PELABUHAN Tiba Trend Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Berangkat Jumlah Trend Pergerakan Tiba Trend Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Trend Berangkat Jumlah Pergerakan Tiba Trend Berangkat Jumlah Pergerakan (%) (%) (%) (%) (%) 1 PELABUHAN GORONTALO PELABUHAN ANGGREK PELABUHAN KWANDANG PELABUHAN TILAMUTA JUMLAH TOTAL Sumber : Pelabuhan Laut se-provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 174

188 Gambar Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Berdasarkan tabel dan gambar 2.37 Arus Kunjungan Kapal di Pelabuhan Se- Provinsi Gorontalo di atas, dapat dilihat bahwa Kunjungan kapal cenderung mengalami pengerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun mengalami kenaikan yang bervariasi namun kenaikan kunjungan kapal pada ke 4 pelabuhan meningkat tajam di tahun Tahun 2011 di 4 pelabuhan tersebut sebanyak unit, bila dibandingkan dengan Tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 53,52%. Adapun layanan arus turun naik penumpang di Pelabuhan se-provinsi Gorontalo dapat dilihat dalam tabel Tabel Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan se-provinsi Gorontalo NO PELABUHAN TURUN NAIK Trend Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Trend Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Trend Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Trend Jumlah Pergerakan TURUN NAIK Trend Jumlah Pergerakan (%) (%) (%) (%) (%) 1 PELABUHAN GORONTALO PELABUHAN ANGGREK PELABUHAN KWANDANG PELABUHAN TILAMUTA JUMLAH TOTAL Sumber : Pelabuhan Laut se-provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 175

189 Gambar 2.38 Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan se-provinsi Gorontalo Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Berdasarkan tabel dan gambar 2.38 Arus Turun Naik Penumpang di Pelabuhan se-provinsi Gorontalo terlihat bahwa sampai tahun 2011 yang melayani penumpang hanya Pelabuhan Gorontalo dan dimasuki oleh kapal PELNI KM. Tilong Kabila dengan frekuensi kurang lebih dua kali dalam sebulan (2 minggu 1 kali). Pergerakan penumpang Tahun 2011 terlihat bahwa jumlah yang diangkut pada Pelabuhan Gorontalo berjumlah orang yang terdiri dari penumpang turun sebanyak orang dan penumpang naik sebanyak orang bila dibandingkan dengan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 5,68%. Untuk mengembangkan potensi ekonomi di Provinsi Gorontalo melalui Program Agropolitan dan Etalase Perikanan, Pelabuhan Anggrek akan dikembangkan sebagai Pelabuhan Utama/Internasional, disamping melayani penumpang juga melayani kontainer. Di pelabuhan ini akan melayani hasil ekspor/impor berbagai komoditas dari Provinsi Gorontalo. Pelabuhan Tilamuta di samping sebagai pelabuhan penumpang dan barang juga sebagai homebase angkutan perintis yang melayani Teluk Tomini, Pelabuhan Gorontalo sebagai Pelabuhan pengumpul dan pendistribusi di kawasan Teluk Tomini sedangkan Pelabuhan Kwandang sebagai pelabuhan pengumpul yang melayani angkutan barang dan ternak antar pulau di pesisir utara. Sedangkan kecenderungan layanan Bongkar Muat di Pelabuhan se-provinsi Gorontalo dapat dilihat dalam Tabel BAB II - 176

190 Tabel Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo NO PELABUHAN BKR (ton/m3) MUAT (ton/m3) Jumlah Trend Pergerakan BKR MUAT Jumlah Trend Pergerakan BKR MUAT (ton/m3) (%) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) (%) (ton/m3) (ton/m3) Jumlah Trend Pergerakan BKR MUAT Jumlah (ton/m3) (%) (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) Trend Pergerakan (%) BKR MUAT Jumlah (ton/m3) (ton/m3) (ton/m3) Trend Pergerakan (%) 1 PELABUHAN GORONTALO , , , , ,25 2 PELABUHAN ANGGREK , , , , ,23 3 PELABUHAN KWANDANG , , , , ,67 4 PELABUHAN TILAMUTA , , , , ,44 JUMLAH TOTAL Sumber : Pelabuhan Laut Se-Provinsi Gorontalo, 2012 Gambar 2.39 Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan Se-Provinsi Gorontalo Sumber : Pelabuhan Laut se-provinsi Gorontalo, 2012 Berdasarkan tabel dan gambar 2.39 Arus Bongkar Muat Barang (Ton/M3) di Pelabuhan se-provinsi Gorontalo terlihat bahwa arus bongkar muat cenderung mengalami pergerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun bervariasi presentase kenaikan, pada tahun 2011 di 4 (empat) pelabuhan adalah sebesar ton/m3 yang terdiri dari volume bongkar ton/m3 dan muat ton/m3, mengalami peningkatan sebesar 7,74% dibandingkan tahun Dari data bongkar muat pada ke - 4 Pelabuhan Laut di Provinsi Gorontalo di atas, maka secara umum diinformasikan beberapa aktivitas bongkar muat komoditi unggulan di pelabuhan tersebut sebagaimana terlihat pada tabel 2.159, 2.160, dan BAB II - 177

191 NO Tabel Bongkar Muat per-komoditi di Pelabuhan Gorontalo BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT NO TAHUN PUPUK SEMEN JAGUNG ASPAL GENCO ROTAN TOTAL * Ket : Untuk bongkaran komoditi jagung berasal dari antar pulau (Sulteng) Sumber : Pelabuhan Gorontalo, 2012 TAHUN Tabel Bongkar Muat per-komoditi di Pelabuhan Anggrek * Ket : Untuk bongkaran komoditi jagung berasal dari antar pulau Sumber : Pelabuhan Anggrek, 2012 GULA/MOLASES M. TANAH PREMIUM BARANG LAINNYA PUPUK SEMEN JAGUNG ASPAL GENCO ROTAN GULA/MOLASES M. TANAH PREMIUM BARANG LAINNYA BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT TOTAL Tabel Bongkar Muat per-komoditi di Pelabuhan Kwandang NO TAHUN HEWAN TERNAK BARANG LAINNYA BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT TOTAL * Ket : Untuk hewan ternak idak termasuk dalam barang Sumber : Pelabuhan Kwandang, 2012 BAB II - 178

192 Tabel Bongkar Muat per-komoditi di Pelabuhan Tilamuta NO TAHUN KOPRAH SEMEN MINYAK MENTAH MINYAK BUNGKIL BARANG LAINNYA BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT BONGKAR MUAT TOTAL Sumber : Pelabuhan Tilamuta, 2012 d. Perkembangan Perhubungan Udara Dalam Tatanan Kebandarudaraan Nasional (Peraturan Menteri Perhubungan RI No. KM 11 Tahun 2010) Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo ditetapkan sebagai Bandara Domestik dengan hirarki Pengumpul Skala Sekunder, kini telah mampu di darati Pesawat Boeing 737 Seri 900-ER. Bandara ini merupakan unit Pelaksana Teknis Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI yang terletak di wilayah Kabupaten Gorontalo dan memiliki panjang landasan m serta lebar 45 m. Sarana Fasilitas sisi darat bandar udara, fasilitas landasan, fasilitas bangunan operasional, fasilitas navigasi udara, fasilitas listrik, fasilitas komunikasi, dan fasilitas security equipment dan audio visual telah tersedia dalam kondisi cukup memadai untuk menunjang operasional penerbangan, namun perlu penambahan dan peningkatan seiring dengan perkembangan ekonomi wilayah sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Adapun perusahaan angkutan udara yang beroperasi di Provinsi Gorontalo untuk melayani penerbangan dalam negeri adalah PT. Garuda Indonesia Airlines, PT. Lion Air, PT. Sriwijaya Air, dan PT. Wings Air. Dengan rute penerbangan Gorontalo Makassar Jakarta (PP) kecuali PT. Batavia Air dengan rute Gorontalo Makasar Surabaya Jakarta dan PT. Wings Air dengan rute penerbangan Gorontalo Manado (PP), terlihat pada tabel NO TAHUN Tiba Brkt Jumlah Tabel Layanan Penerbangan di Bandara Djalaluddin Gorontalo PESAWAT Trend pergerakan (%) PENUMPANG Tiba Brkt Transit Jumlah Trend pergerakan (%) BAGASI (Kg) Bongkar Muat Jumlah Trend pergerakan (%) , , , , , , , , , , , , , , ,20 Jumlah Rata-rata per tahun Rata-rata per hari , BAB II - 179

193 NO TAHUN CARGO (Kg) Bongkar Muat Jumlah Trend pergerakan (%) POS (Kg) Bongkar Muat Jumlah Trend pergerakan (%) , , , , , , , , , ,76 Jumlah Rata-rata per tahun Rata-rata per hari Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 Gambar 2.40 Produktivitas di Bandara Djalaluddin Gorontalo Sumber : Dinas Perhubungan dan Pariwisata Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 180

194 Berdasarkan Tabel dan Gambar 2.40 kecenderungan layanan penerbangan di Bandara Djalaluddin Gorontalo, terlihat bahwa arus pesawat, penumpang, bagasi, cargo, dan pos selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir cenderung mengalami pengerakan yang fluktuatif, dimana setiap tahun mengalami kenaikan maupun penurunan yang bervariasi, namun pada tahun 2011 arus pesawat di Bandara Djalaluddin adalah sebanyak pesawat, naik 18,68% dibandingkan tahun Penumpang pada tahun 2011 sebanyak penumpang, mengalami peningkatan 24,19% dibandingkan tahun 2010 atau ratarata per hari 661 penumpang. Begitu juga dengan arus bagasi mengalami peningkatan 21,20% pada tahun 2011 dibanding tahun Fokus Iklim Berinvestasi Salah satu pendorong terpenting dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi adalah masuknya modal asing (investasi) sebagai the first capital untuk memberdayakan perekonomian negara atau daerah yang bersangkutan. Penanaman modal asing dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, membuka jaringan bisnis internasional dan membuka lapangan kerja bagi suatu daerah. Provinsi Gorontalo memiliki potensi investasi dibeberapa sektor diantaranya energi, pertambangan, pertanian dan peternakan, perikanan dan kelautan, pariwisata dan infrastrukur. Disektor energi, kita memiliki potensi panas bumi (Geothermal) di Suwawa, Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di Isimu Selatan dan Pembangunan Pembangkit Listrik Mikro dan Mini Hydro di Kab. Gorontalo Utara dan Bone Bolango. Pada sektor pertambangan kita memiliki potensi di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, Bone Bolango dan Gorontalo Utara. Sementara untuk sektor pertanian dan peternakan, terdapat potensi industri pengolahan aneka produk jagung dan pengembangan industri peternakan sapi dan penggemukan sapi. Untuk sektor perikanan dan kelautan terdapat potensi pengembangan industri rumput laut serta pengembangan produksi dan pengolahan ikan mutu ekspor. Di sektor pariwisata, Provinsi Gorontalo mempunyai potensi yang dapat dikembangkan seperti Taman Laut Olele, Pulau Saronde dan Wisata Religi di Bongo Kab. Gorontalo. Di bidang infrastruktur, saat ini sedang dilakukan pengembangan Bandara Jalaludin, rencana pembangunan Rumah Sakit Spesialis, Pengembangan Pelabuhan Anggrek dan Pelabuhan Gorontalo dan pembangunan KTM Paguyaman Wonosari. Dalam upaya menciptakan iklim investasi yang kondusif di Gorontalo, telah diterbitkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2004 tentang Kemudahan Investasi. Perda ini mengatur tentang kemudahan-kemudahan pelayanan terhadap investor terutama untuk masalah penyediaan lahan, proses perijinan dan pemberian insentif berupa keringanan pajak. Sejak tahun 2010 Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menyusun Standar Operasional Prosedur untuk berbagai kegiatan pelayanan termasuk pelayanan perijinan. Dan pada tahun 2011 Gubernur Gorontalo telah melimpahkan wewenang perijinan usaha yang selama ini ditangani oleh SKPD lainnya ke Badan Investasi Daerah. BAB II - 181

195 Kabupaten dan kota adalah ujung tombak dari penyelenggaraan pelayanan perijinan investasi. Di Provinsi Gorontalo, Kabupaten/kota yang telah membentuk kantor pelayanan terpadu satu pintu adalah Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara. Jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Gorontalo adalah seperti yang terlihat dalam tabel dan Tabel Penanaman Modal Asing (PMA) No Nama Perusahaan Negara Asal Bidang Usaha Lokasi Rencana Investasi Realisasi Proyek ($) Investasi ($) 1 PT. GORONTALO Inggris Pertambangan Bone 250, MINERALS Emas & Mineral Bolango 2 PT. PEARLS MADOKA Jepang Budidaya Mutiara Gorontalo 250,000 50,000 INDONESIA Utara 3 PT. MARIA SOUTHSEA Jepang Budidaya Mutiara Pohuwato 3,000,000 6,000,000 PEARLS INDONESIA 4 PT. PABRIK GULA Inggris/ Industri Gula Kab. 60,000, GORONTALO Indonesia Gorontalo 5 PT. MULTI NABATI Singapura Industri Minyak Pohuwato 3,300, SULAWESI Kasar (minyak nabati) 6 PT. OXINDO Singapura Jasa Penunjang Bone 1,000,000 - EXPLORATION Pertambangan Umum Bolango 7 PT. HARIM Korea Selatan Industri Pengeringan Jagung 8 PT. SAUDI INDONESIA Arab Saudi Pertanian & MULTI INVESTMENT Peternakan 9 PT. PANAH MAS Singapura Pertambangan Tembaga 10 PT. MULTI MINERAL Singapura Pertambangan EXPLORASI Tembaga 11 PT. EXPLORASI Singapura/Ind Pertambangan INDONUSA JAYA onesia Tembaga 12 PT. NYINYI INDONESIA RRC Jasa MINNING INVESTMENT Pertambangan & GROUP Perdagangan Besar 13. PT. Gunung Mulia Mineral Pertambangan Tembaga Pohuwato 300, Gorontalo Utara Bone Bolango Kab. Gorontalo Bone Bolango Kab. Gorontalo 339,000,000 25,100, ,000,000, ,000,000, , JUMLAH Sumber: Badan Investasi Daerah, 2012 BAB II - 182

196 No Nama Perusahaan 1 PT. GORONTALO ENERGI 2 PT. ANEKA GAS INDUSTRI 3 PT. TENAGA LISTRIK GORONTALO Tabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Negara Lokasi Rencana Realisasi Bidang Usaha Asal Proyek Investasi (Rp) Investasi (Rp) Indonesia Pembangiktan Bone 207,755,000,000 51,841,088,211 Tenaga Listrik Bolango Indonesia Industri Kimia Kota 46,944,000,000 - Dasar Organik Gorontalo Gas Industri Indonesia PLTU 11 MW Bone 110,000,000,000 5,000,000,000 Bolango JUMLAH 364,699,000,000 56,841,088,211 Sumber : Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo, 2012 Jumlah Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) Rendahnya realisasi investasi di Provinsi Gorontalo disebabkan oleh 7 (tujuh) faktor utama yaitu (1) kurangnya insentif bagi investor dalam melakukan investasi, (2) ketersediaan lahan usaha, (3) lamanya proses perijinan, (4) kesiapan obyek investasi, (5) tingkat pungutan liar, (6) kemudahan akses informasi, (7) kualitas SDM birokrasi bidang pelayanan investasi. Namun demikian menunjukan perkembangan investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Provinsi Gorontalo dimulai dai tahun 2007 sampai dengan 2011 dapat dilihat pada tabel Tabel Perkembangan Nilai Investasi Berskala Nasional (PMDN/PMA) T a h u n (Rp) No. Keterangan Penanaman 571,419,785, ,520,596, ,372,007, ,865,017, Modal Asing (PMA) 2 Penanaman ,841,088,211 56,841,088,211 Modal Dalam Negeri (PMDN) 3. Swasta 162,136,245, ,906,535, ,194,587, ,092,196, ,357,196,685 Murni 4. Investasi Masyarakat J U M L A H 733,556,030, ,427,131, ,566,594, ,788,302, Sumber : Badan Investasi Daerah Provinsi Gorontalo, 2012 BAB II - 183

197 2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia Angka Pendidikan yang ditamatkan Angka partisipasi sekolah menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan menunjukkan bahwa tahun 2011, anak didik pada tingkat kelompok umur 7 12 tahun (sekolah dasar) yang masih sekolah dan menamatkan SD adalah sebanyak 99,60% yang artinya tahun 2011 ada anak didik SD sebesar 0,4% yang tidak tamat SD. Di tingkat SMP, tahun 2011 jumlah siswa yang sekolah dan menamatkan tingkat pendidikan SMP atau kelompok umur tahun adalah sebanyak 96,91%, artinya masih ada 0,09% siswa SMP yang tidak tamat SMP. Untuk tingkat SMA, pada tahun 2011 jumlah siswa SMA atau pada kelompok tahun tercatat sebanyak 93,74% yang lulus, dan masih ada 6,26% yang tidak dapat menamatkan tingkat pendidikan SMA (Sumber : Dikpora Prov, 2011). Peningkatan akses pendidikan tidak hanya dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal tetapi juga dilaksanakan melalui jalur pendidikan non formal. Wujud konkritnya adalah penuntasan buta aksara melalui jalur formal maupun informal. Selaras dengan kebijakan pendidikan nasional maka pemerintah Provinsi Gorontalo melaksanakan beberapa kegiatan diantaranya penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, pemberian bantuan kepada siswa sekolah, pemberian beasiswa, pemberian dana bantuan operasional sekolah rintisan wajar 12 tahun, serta merehabilitasi gedung sekolah. BAB II - 184

198 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu Untuk mewujudkan suatu keadaan yang membawa kepada adanya pembiayaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah), tidak lain ditujukan untuk membawa masyarakat pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, mau tidak mau perlu didukung dengan ketersediaan dana yang cukup. Pajak dan retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan yang penting disamping sumber-sumber penerimaan lainnya yang lebih mencerminkan kekuatan ekonomi masyarakat dan sekaligus tingkat kepatuhan/kepedulian masyarakat dalam pembangunan negara. Memang sumber penerimaan dapat berasal dari pemanfaatan sumber daya alam, optimalisasi asset atau melalui pinjaman, namun semua hal tersebut memiliki keterbatasan karena sumber daya alam dapat habis, optimalisasi asset tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing daerah (mengingat manajemen asset belum sepenuhnya berjalan dengan baik), apalagi jika mengandalkan dari pinjaman. Oleh karena itu jika pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu adanya upaya untuk mendorong optimalisasi pajak melalui kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi pajak yang dimaksud antara lain melalui perluasan basis pajak yang ada. Dengan istilah lain ekstensifikasi dilakukan untuk mencari yang hilang sedangkan intensifikasi diilakukan untuk menggali yang tersembunyi. Namun ada suatu kondisi atau syarat tertentu dalam pemungutan pajak yang baik, yaitu tidak menyebabkan biaya tinggi, efektif dan efisien dan tidak mengganggu perekonomian (mobilitas penduduk, lalu lintas barang/jasa antar daerah dan kegiatan perdagangan internasional). Sementara itu dengan berlakunya Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah setidaknya akan lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang selama ini belum memadai dan memiliki peran yang relative kecil dapat lebih dioptimalkan dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi. Hal ini nampak dari munculnya beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini beralih menjadi pajak yang dipungut dan di kelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan. Disamping itu perkembangan realisasi pendapatan daerah berhubungan pula dengan perkembangan realisasi Pendapatan Negara dalam periode Pendapatan negara pada BAB III - 1

199 periode terus mengalami peningkatan. Dalam periode tersebut, secara nominal pendapatan negara meningkat rata-rata sebesar 8,1 persen per tahun, dari Rp981,6 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp1.338,1 triliun pada tahun Pendapatan negara terdiri atas pendapatan dalam negeri yang tumbuh 8,0 persen per tahun dan memberikan kontribusi ratarata 99,7 persen, serta penerimaan hibah yang tumbuh 25,9 persen dengan kontribusi rata-rata 0,3 persen. Dalam APBNP 2013, pendapatan negara ditargetkan mencapai Rp1.502,0 triliun, meningkat 12,2 persen dari realisasinya dalam tahun Jumlah tersebut terdiri atas pendapatan dalam negeri sebesar Rp1.497,5 triliun dan penerimaan hibah sebesar Rp4,5 triliun. Besaran pendapatan negara dalam APBN terutama pendapatan dalam negeri (penerimaan perpajakan dan PNBP), sangat dipengaruhi oleh perkembangan kondisi perekonomian baik global maupun domestik. Beberapa indikator ekonomi makro yang mempunyai pengaruh kuat terhadap realisasi pendapatan dalam negeri antara lain adalah pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah, inflasi, harga minyak mentah Indonesia (ICP), dan lifting migas. Selain itu, perkembangan pendapatan negara juga sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan kebijakan di bidang pendapatan negara yang secara umum bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan dalam negeri tanpa mengganggu iklim dunia investasi. Mengingat perkembangan dan dinamika pembangunan yang membutuhkan anggaran makin besar, maka pelaksanaan kebijakan optimalisasi penerimaan perlu senantiasa ditingkatkan. Peran pendapatan negara sangat besar dalam membiayai belanja negara. Akan tetapi, terjadinya berbagai krisis sejak 2008 hingga 2012, dimulai dengan krisis subprime mortgage di Amerika Serikat sampai dengan krisis utang yang menimpa beberapa negara dalam zona Eropa, berimbas pada melambatnya perekonomian dunia yang menimbulkan efek pada perekonomian domestik. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penurunan kinerja pendapatan negara, yang selanjutnya berdampak pada menurunnya proporsi belanja negara yang dibiayai dari pendapatan negara. Pada tahun 2008, pendapatan negara sanggup membiayai 99,6 persen dari total belanja negara, tetapi pada tahun 2012 proporsi tersebut turun menjadi 89,7 persen, dengan pertumbuhan proporsi rata-rata pendapatan negara terhadap belanja negara dalam lima tahun terakhir negatif 2,6 persen. Berdasarkan perkembangan tersebut, pendapatan negara sebagian akan dialokasikan untuk anggaran transfer ke daerah, yang merupakan salah satu instrumen kebijakan desentralisasi fiskal guna mendanai urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah. Implementasi kebijakan anggaran Transfer ke Daerah selain memperhatikan kebutuhan pendanaan urusan pemerintahan di daerah, juga mempertimbangkan kemampuan keuangan BAB III - 2

200 negara dan tujuan yang hendak dicapai dalam setiap tahun anggaran berdasarkan program/kegiatan yang telah ditetapkan sebagai prioritas dalam pembangunan nasional. Perkembangan kinerja pendapatan negara dan dana transfer ke daerah masa lalu tersebut, akan mempengaruhi kinerja keuangan pemerintah Provinsi khususnya dalam realisasi pendapatan dana transfer dan alokasi belanja dari dana transfer itu sendiri, seperti DAK dan Dana Bos. Kinerja keuangan masa lalu Provinsi Gorontalo secara lengkap akan diuraikan sebagai beikut Kinerja Pelaksanaan APBD Sesuai dengan arah kebijakan yang dilakukan pemerintah pusat langkah-langkah pembaharuan kebijakan fiskal dan pengelolaan keuangan daerah dilakukan secara berkesinambungan. Dalam beberapa tahun terakhir, strategi kebijakan fiskal masih tetap konsisten diarahkan untuk melanjutkan dan memantapkan langkah-langkah konsolidasi fiskal, terutama meningkatkan PAD dan penyehatan APBD dalam rangka menciptakan ketahanan fiskal yang berkelanjutan. Kebijakan yang ditempuh, sebagaimana yang dituangkan dalam RPJMD yaitu : 1) PAD diharapkan mampu mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat dengan ratio terhadap PDRB mencapai 2% pada akhir tahun ) Meningkatkan PAD dengan menumbuhkan kesadaran dan kebanggaan membayar pajak daerah dan rasa memiliki pajak daerah oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan menurunkan tunggakan pajak hingga 10% dari total tagihan pada akhir masa RPJMD Realisasi sampai tahun 2011 hanya sebesar 4 persen dari total potensi penerimaan pajak daerah. Sebagaimana yang tertuang dalam RPJMD tersebut, maka upaya penatausahaan dan optimalisasi sumber PAD dimaksukan untuk meningkatkan rasio PAD terhadap PDRB ADHB hingga ke kondisi ideal 2 persen. Pada tahun 2009 rasio PAD telah mencapai 1,92 % terhadap PDRB, tahun 2010 dengan meningkatnya PDRB ADHB berdasarkan data statistik yaitu 8.056,51 Trillyun sehingga persentase terhadap PDRB ADHB menjadi 1,81%. Tahun 2011 rasio PAD terhadap PDRB ADHB sebesar 1,73% dan tahun 2012 diprediksi sebesar 1,77% terhadap PDRB ADHB. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan menerapkan teknologi informasi dalam pelayanan pemungutan perpajakan dan penerapan sistem pelayanan pajak yang memungkinkan pelayanan pembayaran pajak cepat dan tepat di kantor SAMSAT utama di Kota Gorontalo dan Kota Limboto yaitu sistem samsat dellivery dan samsat drive true. Sementara itu, dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas belanja daerah, fokus kebijakan diarahkan untuk berpijak pada 6 prinsip pengarusutamaan yang tercantum dalam RKPD 2012 yaitu: BAB III - 3

201 1) Pengarusutamaan inovasi pembangunan 2) Pengarusutamaan partisipasi masyarakat 3) Pengarusutamaan pembangunan berkelanjutan 4) Pengarusutamaan tata pengelolaan yang baik (good governance) 5) Pengarusutamaan pengurangan kesenjangan antar wilayah 6) Pengarusutamaan peningkatan kinerja. Di bidang penerimaan pembiayaan, selama tiga tahun terakhir investasi jangka pendek Pemerintah Provinsi Gorontalo khususnya dengan pengembangan manajemen kas telah memberikan peningkatan hasil pendapatan. Pada tahun 2004 jumlah pendapatan dari bunga deposito/jasa giro masih sekitar Rp1,5 Millyar dan pada tahun 2008 telah mencapai Rp7,84 milyar, tahun 2009 mencapai sebesar Rp.10,55 millyar, tahun 2010 sebesar Rp.7,30 Millyar. Untuk tahun 2011 sebesar Rp8,22 Millyar dan tahun 2012 diprediksi sebesar Rp6,12 millyar. Fluktuasi penerimaan dari jasa giro/deposito sangat tergantung dari realisasi pelaksanaan proyek. Dalam arti bahwa jika proyek/kegiatan cepat dilaksanakan maka dana idle yang ada dikas daerah semakin berkurang sehingga berpengaruh terhadap penerimaan dari jasa giro dan deposito, selain itu penerimaan jasa giro juga sangat dipengaruhi oleh fluktuasi suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank, sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia dalam penerapan Suku Bunga SBI. Investasi jangka panjang pada PT Gorontalo Fitrah Mandiri dinilai belum sampai pada kondisi yang menggembirakan. Lambatnya pertumbuhan kontribusi lebih disebabkan karena pada akhir tahun anggaran 2008 terjadi persoalan Likuiditas keuangan pada PT. Gorontalo Fitra Mandiri dan investasi sedang memasuki pada tahap awal dari penanaman modal pada mesin/peralatan pertanian. Pada Investasi jangka panjang PT. Gorontalo Wisata Mandiri tengah dilakukan restrukturisasi permodalan agar perusahaan mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerjanya, sehingga berdasarkan hasil evaluasi APBD Provinsi Gorontalo tahun 2011 oleh Departemen Dalam Negeri, tidak lagi dianggarkan sebagai sumber pendapatan asli daerah Provinsi Gorontalo Perkembangan Pendapatan Daerah Pada tahun 2011 pendapatan daerah sebesar Rp697, 57 milyar, yang terdiri dari PAD sebesar Rp158,08 milyar, dana perimbangan sebesar Rp515,36 milyar yang terdiri dari Dana Bagi hasil Pajak Rp26,06 milyar, Dana Alokasi Umum Rp461,11 milyar dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp.28,05 milyar. Komponen pendapatan daerah lainnya yaitu bersumber dari Lain-lain Pendapatan yang sah sebesar Rp18,90 milyar. Perkembangan pendapatan APBD Pemerintah Provinsi untuk kurun waktu 2007 sampai dengan 2011 telah meningkat secara bertahap. Realisasi pendapatan daerah tahun 2007 BAB III - 4

202 sebesar Rp.521,58 milyar, atau meningkat 13,19% dari tahun sebelumnya. Tahun 2008 realisasi sebesar meningkat sebesar Rp537,16 millyar atau meningkat 2,95% pada tahun 2009 realisasi sebesar Rp.561,18 Millyar atau 4,47%. Tahun 2010 realisasi sebesar Rp Millyar atau 5,73%. Perkembangan pendapatan daerah dari PAD, Dana Perimbangan dapat diuraikan pada bagian berikut. Tingkat pertumbuhan rata-rata pendapatan daerah adalah 7,32% dan sangat dipengaruhi oleh pendapatan dari dana perimbangan. Dari jumlah pendapatan daerah peran PAD Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam kurun waktu rata-rata sebesar 18,90% dari total pendapatan daerah. Tingkat pertumbuhan rata-rata PAD adalah antara 22,79 persen dan berada di atas pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo rata-rata 5% 7,6%. Pengaruh terbesar pertumbuhan PAD adalah berasal dari pajak daerah. Peran pajak daerah dari tahun rata-rata 88,33% terhadap PAD atau sebesar 16,68 persen dari Pendapatan Daerah. BAB III - 5

203 NO Uraian Tabel 3.1 Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun 2007 S/D Rata-rata Pertumbuh (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) an (%) 1 PENDAPATAN 521,584,139, ,168,541, ,186,326, ,392,627, PAD 70,078,989,232 95,106,219, ,626,018, ,124,917, Pajak Daerah 59,221,753,094 82,572,430,960 86,443,156, ,748,491, , Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg dipisahkan 5,000, ,912, , Lain-lain PAD yang sah 10,852,236,138 12,369,876,127 16,182,862,101 12,376,425, Dana Perimbangan 308,900,309, ,118,212, ,560,308, ,419,685, ,369,176,652 14, Dana Bagi Hasil Pajak / bagi hasil bukan pajak 17,506,309,305 19,106,216,093 18,889,052,447 26,933,965,757 26, DAU 291,394,000, ,637,996, ,325,256, ,750,820, ,118,102, DAK - 25,374,000,000 51,346,000,000 10,734,900,000 28,057,200, Lain-lain Pendapatan Daerah yg Sah 142,604,841,455 28,944,110,000-21,848,025,000 18,900,000, Hibah 40,000,000, , Dana penyesuaian dan otonomi khusus 99,996,500,000 8,944,110, ,900,000, Bantuan keuangan dari provinsi atau Pemda Lainnya Dana penguatan infrastruktur dan prasana daerah ,765,000, Dana tambahan penghasilan bagi GURU PNSD ,025, Pendapatan dana darurat 2,608,341,455 20,000,000, Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo Berdasarkan tabel 3.1 diatas dari jumlah pendapatan daerah sampai tahun 2011 kontribusi terbesar penerimaan adalah berasal dari dana perimbangan atau transfer dari pemerintah yakni berkisar 84%-86%. Rata-rata pertumbuhan dana perimbangan 14,47% dengan kecenderungan pendapatan dari DAU meningkat, sementara pendapatan dari DAK cenderung berfluktuasi. Dana perimbangan terbesar bersumber dari transfer pemerintah dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU). Kontribusi DAU terhadap pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Gorontalo berkisar antara 80% 85% dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 12,53%. Kenaikan Dana perimbangan akan mengalami kecenderungan menurun sesuai dengan perbaikan celah fiskal. BAB III - 6

204 Perkembangan dana transfer dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 digambarkan dalam gambar 3.1. Gambar 3.1 Sumber : Nota Keuangan APBN 2012 Untuk mengurangi ketergantungan terhadap Dana Perimbangan, maka Kebijakan pemerintah pusat untuk meningkatkan PAD yaitu dengan mengeluarkan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yaitu dengan: 1. Memperluas objek 2. Menambah jenis 3. Menaikkan tarif maksimum 4. Diskresi penetapan tarif Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tersebut setidaknya akan lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang selama ini belum memadai dan memiliki peran yang relatif kecil dapat lebih dioptimalkan dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi. Hal ini nampak dari munculnya beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini beralih menjadi pajak yang dipungut dan dikelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan. Untuk Provinsi Gorontalo yang terdiri dari enam kabupaten/kota, maka pendapatan dari pajak kendaraan bermotor perbandingnnya adalah 70% pendapatan menjadi hak provinsi dan 30% menjadi hak kabupaten/kota secara proporsional. Dari porsi 70% dan 30% ini, masingmasing wajib disisihkan untuk pembangunan jalan dan pengadaan transportasi umum, sedangkan kebijakan pajak progresif kendaraan bermotor ini diharapkan akan meningkatkan proporsi pendapatan asli daerah terhadap anggaran pendapatan daerah. Pajak daerah lain yang BAB III - 7

205 diandalkan adalah pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBB-KB). PBB-KB pemungutannya dilakukan oleh Pertamina sehingga pemerintah daerah hanya menerima hasil yang komposisi pembagianya 30% maenjadi bagian provinsi dan 70% menjadi bagian pemerintah kabupaten/kota secara proporsional Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Pada tahun 2007 realisasi belanja Pemerintah Provinsi Gorontalo mencapai Rp ,51 atau 84,90% dari anggaran yang tersedia. Ditahun 2011, realisasi belanja menjadi Rp atau 93,61% dari anggaran. Selama 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2007 sampai dengan 2011, rata-rata realisasi belanja terhadap total anggaran belanja Pemerintah Provinsi Gorontalo adalah sebesar 88,75%. Realisasi belanja terhadap anggaran selama 5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel 3.2 Tabel 3.2 Realisasi Belanja terhadap Anggaran Belanja Pemerintah Daerah No Uraian 2007 % 2008 % 2009 % 2010 % 2011 % Belanja , , , , ,61 88,752 A Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai , , , , ,07 91,62 2 Belanja Subsidi , , , , ,5 76,496 3 Belanja Hibah , , , , ,78 85,77 4 Belanja Bantuan Sosial , , , , ,07 89,878 5 Belanja Bagi Hasil Kpd Prop , , , , ,91 92,032 6 Belanja Bantuan Keuangan , , , , ,98 96,02 kepada Propinsi/Kab/Kota & Pemdes 7 Belanja Tak Terduga , , , ,52 45,156 B. Belanja Langsung Belanja Pegawai , , , , ,55 89,546 Belanja Barang dan Jasa , , , , ,17 91,814 Belanja Modal , , , , ,46 83,948 Sumber: Lampiran Ranperda Pertanggungjawaban APBD Dari tabel 3.2 dapat dilihat bahwa dari tahun 2007 hingga 2011 realisasi belanja terhadap anggaran rata-rata diatas 80%. Pada tahun 2008 dan 2010, dilihat dari presentase terdapat BAB III - 8

206 penurunan realisasi belanja dibanding pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2007 realisasi belanja terhadap anggaran sebesar 84,90%, sedangkan pada tahun 2008 menjadi 83,05% sehingga terlihat ada penurunan realisasi sebesar 1,85%. Demikian pula dengan perbandingan antara realisasi belanja tahun 2009 dan tahun 2010, dari sisi presentase terhadap anggaran terdapat penurunan sebesar 0,98%. Pada pos belanja tidak langsung untuk tahun 2007 sampai 2011, realisasi belanja terbesar adalah belanja pegawai. Pada pos ini terjadi peningkatan realisasi dari tahun ketahun. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pegawai provinsi dari tahun 2007 hingga 2011 karena adanya pengangkatan pegawai CPNS. Pada pos belanja langsung untuk tahun 2007 hingga 2011, realisasi belanja terbesar adalah belanja modal. Secara keseluruhan, realisasi belanja langsung lebih besar dari belanja tidak langsung Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi Provinsi Belanja menurut klasifikasi ekonomi dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yakni dari tahun 2007 sampai dengan 2011 menunjukkan peningkatan dimana tahun 2007 total belanja menurut klasifikasi ekonomi baru sebesar Rp439,63 milyar tahun 2011 telah meningkat menjadi Rp588,34 milyar atau mengalami peningkatan sebesar 33,82%. Jika dilihat dari jenis belanja menurut klasifikasi ekonomi, maka ada kecendrungan perubahan dalam kompisisi belanja dimana pada tahun 2007 masih didominasi belanja modal yaitu sebesar Rp.162,84 milyar atau 37,04%, namun pada tahun 2011 terjadi perubahan dimana belanja pegawai telah mencapai Rp215,69 atau 36,66%. Terjadinya perubahan komposisi belanja disebabkan oleh meningkatnya jumlah pegawai di Provinsi Gorontalo serta adanya perubahan penganggaran pada jenis belanja modal dimana belanja modal yang akan diserahkan pada pihak ketiga atau masyarakat jenis belanjanya berubah menjadi belanja barang dan jasa. Ini terlihat dari meningkatnya jenis belanja barang dan jasa dari Rp.118,82 milyar pada tahun 2007, meningkat menjadi Rp225,44milyar pada tahun Belanja menurut klasifikasi ekonomi Provinsi Gorontalo tahun dapat dilihat pada tabel 3.3. BAB III - 9

207 Tabel 3.3 Belanja Menurut Klasifikasi Ekonomi, Provinsi Gorontalo, Tahun (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Propinsi Pegawai , , , , ,00 Barang dan Jasa , , , , ,00 Modal , , , , ,00 Lain-lain , , , , Total , , , , ,00 Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo BAB III - 10

208 Kabupaten/Kota Perkembangan Belanja Daerah per Kabupaten/Kota, Perkembangan belanja daerah menurut Kabupaten Kota Tahun disajikan pada tabel 3.4. Tabel 3.4 Total Belanja Pemerintah untuk seluruh Kab/Kota, Kota Gorontalo Keterangan Pegawai 184,108,136, ,208,323, ,022,847, ,735,923, ,422,506,754 Barang & Jasa 72,913,866,852 84,925,683,068 82,447,004,079 87,153,629,545 70,187,028,621 Modal 66,741,927,625 89,838,154, ,153,254, ,083,134, ,369,376,199 Lain-lain 16,640,221,550 21,920,739,500 13,940,500,000 14,268,386,761 10,837,500,000 Kab. Gorontalo Pegawai 216,088,459, ,515,977, ,478,789, ,488,439, ,805,865,444 Barang & Jasa 67,511,977,568 47,818,361,552 65,659,996,627 54,532,470,709 46,507,134,049 Modal 123,603,285, ,701,853, ,754,709, ,370,317, ,591,984,073 Lain-lain 77,954,751,367 36,827,607,695 50,941,362,284 50,461,793,902 31,921,532,902 Kab. Boalemo Pegawai 124,861,221, ,490,178, ,496,549, ,045,015, ,177,943,333 Barang & Jasa 56,908,513,905 65,764,339,788 64,631,312,108 47,027,768,888 53,953,009,091 Modal 121,693,369, ,994,978, ,862,517, ,866,199,946 85,798,248,413 Lain-lain 10,638,231,956 21,709,713,231 22,792,965,400 24,940,972,191 27,770,956,237 Kab. Pohuwato Pegawai 108,679,973, ,162,931, ,838,311, ,582,039, ,905,945,368 Barang & Jasa 53,511,194,138 68,202,867,730 67,173,693,375 72,065,481,262 75,410,264,227 Modal 126,621,678, ,679,395, ,866,475, ,453,636,680 95,193,286,100 Lain-lain 23,386,473,153 16,930,001,505 29,690,850,163 44,256,425,646 39,100,969,960 Kab.Bone Bolango 2,007 2,008 2,009 2,01 2,011 Pegawai 108,844,407, ,245,642, ,808,138, ,643,106, ,811,731,488 Barang & Jasa 56,691,167,504 62,663,426,442 59,594,961,106 51,313,201,374 59,003,620,172 Modal 109,507,113, ,744,718,280 95,007,895,243 75,464,165, ,813,681,427 Lain-lain 5,824,441,846 37,034,454,000 24,126,118,000 28,354,529,241 26,929,860,000 B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Kabupaten Gorontalo Utara Pegawai 21,912,490,454 66,053,991,440 83,641,758, ,758,753, ,633,253,878 Barang & Jasa 10,980,230,642 30,912,690,536 60,735,089,551 54,570,029,622 60,162,864,523 Modal 3,345,900,000 42,077,365, ,614,944, ,267,740, ,398,213,176 Lain-lain 996,764,000 15,165,000,000 13,674,500,000 24,936,525,000 16,725,000,000 Keterangan B. Langsung + B. Tdk Langsung B. Subsidi, Hibah, Bansos, Bankeu Total Kabupaten/Kota Jumlah Pegawai , , , , , ,73 Barang & Jasa , , , , , ,60 Modal , , , , , ,93 Lain-lain , , , , , , , , , , , ,60 Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo BAB III - 11

209 Perkembangan belanja Kabupaten/Kota se-provinsi Gorontalo dapat dilihat dari struktur belanja berdasarkan jenis belanja yaitu belanja pegawai, barang dan jasa serta belanja modal dan belanja lainnya. Berdasarkan tabel diatas pada tahun 2007 total belanja mencapai Rp.1,76 Trilyun, dimana sebesar 43,19 persen merupakan belanja pegawai. Tahun 2011 total belanja mencapai Rp11,81 trilyun, dengan struktur belanja relatif tidak mengalami perubahan dimana masih didominasi belanja pegawai yaitu Rp.2,72 Trilyun atau 56,10%. Tingginya belanja pegawai pada pemerintah Kabupaten/kota tidak lepas dari besarnya jumlah pegawai yang harus dibiayai terutama belanja pegawai untuk tenaga kependidikan dan tenaga medis yang pada umumnya mendominasi jumlah pegawai di Kabupaten Kota. Perkembangan belanja daerah Kabupaten/ Kota, Dari sisi realisasi belanja, kontribusinya mengalami fluktuasi dalam prosentase kenaikan yaitu dari 23,43 persen tahun 2008 menjadi 13,75 persen tahun 2009, tahun 2010 naik sebesar 6,39 persen dan tahun 2011 hanya naik sebesar 3,25 persen dibanding tahun Kenaikan belanja ini terutama didorong oleh kenaikan dan penurunan belanja modal yang juga berfluktuasi yaitu tahun 2008 naik sebesar 30,56 persen kemudian sebesar 12,95 persen tahun 2009 namun tahun 2010 menurun sebesar 12,76 persen dan turun sebesar 4,28 persen pada tahun Begitu pula untuk belanja barang dan jasa yang berfluktuasi dari tahun 2008 naik sebesar 13,11 tahun 2009 sebesar 11,09 persen tahun 2010 turun sebesar 8,39 persen sedangkan tahun 2011 turun sebesar 0,39 persen. Pada sisi belanja pegawai prosentasenya cenderung meningkat yaitu dari tahun 2008 naik sebesar 24,88 persen, 2009 naik sebesar 16,93 persen, tahun 2010 naik sebesar 23,65 persen dan tahun 2011 naik sebesar 10,98 persen atau secara rata-rata belanja pegawai naik sebesar 19,11 persen. Bila dijumlahkan kenaikan belanja pegawai dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mencapai 100,36 persen atau sebesar Rp milyar. Hal ini menunjukkan dari sisi realisasi belanja pada Kabupaten Kota, komponen dari belanja pegawai relatif lebih besar dibanding belanja barang dan jasa, belanja modal dan belanja lain lain. Oleh karena itu kinerja APBD Kabupaten/Kota yang ada dalam wilayah Provinsi Gorontalo selama tahun dari sisi realisasi belanja belum menunjukkan fokus pemerintah terhadap peningkatan pelayanan dasar sesuai dengan UU No.32 tahun BAB III - 12

210 3.1.3 Pengeluaran Menurut Sektor Provinsi Dilihat dari pengeluaran menurut sektor untuk Provinsi Gorontalo terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2011 (lihat tabel 3.5). Kenaikan belanja pada tahun 2011 dibanding tahun 2007 adalah sebesar 99,62 %. Dari total belanja sebesar 533,52 Milyar pada tahun 2011, sebesar 12,45 % untuk sektor pendidikan. Kontribusi sektor yang terbesar adalah berasal dari sektor pemerintahan umum yakni sebesar 309,14 Milyar atau sebesar 57,94 % dari total belanja. Sektor Pertanian dan Kelautan memberikan kontribusi yang cukup besar masingmasing sebesar 9,93 % dan 3,49 %. Hal ini mengingat sektor tersebut merupakan sektor unggulan Pemerintah Provinsi Gorontalo. Tabel 3.5 Pengeluaran Menurut Sektor, Urusan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Pemerintahan Umum 152,406,269, ,456,268, ,636,617, ,377,169, ,144,404,264 Infrastruktur Pendidikan 37,874,296,388 48,277,865,106 55,877,726,921 48,772,502,599 66,428,675,269 Kesehatan 8,550,773,891 12,240,441,047 23,854,726,595 19,052,136,769 21,453,122,470 Pertanian 30,386,877,849 37,151,416,146 37,661,205,276 37,750,047,472 53,010,105,768 Kelautan 7,261,483,991 11,889,360,179 12,604,159,981 11,617,932,560 18,649,949,641 Kehutanan 8,057,657,804 8,114,412,338 9,726,323,671 10,361,206,534 11,177,139,966 Sosial 3,269,365,738 5,492,971,828 7,431,953,667 11,766,863,116 14,078,443,647 Pemberdayaan Perempuan Koperasi, Perindag 7,256,922,581 9,354,469,873 9,726,468,249 11,746,616,275 13,057,103,447 Ketenagakerjaan 3,559,882,485 6,691,546,556 9,513,310,807 9,148,128,353 12,601,269,761 Kependudukan Transmigrasi Pariwisata Energi dan SDM Lingkungan Hidup 6,323,369,234 6,699,142,083 6,943,861,124 7,732,267,751 7,582,076,552 Penanaman Modal 2,322,365,093 6,186,628,973 6,391,155,850 6,578,522,586 6,341,671,641 Perumahan Pemuda dan Olahraga Penataan Ruang Pertahanan Total 267,269,264, ,554,522, ,367,510, ,903,393, ,523,962,426 Sumber: SIMDA BAB III - 13

211 Kabupaten / Kota Pengeluaran Kabupaten/Kota per Sektor Pengeluaran Kabupaten Kota menurut sektor tahun disajikan pada tabel 3.6 dibawah ini : Tabel 3.6 Pengeluaran Menurut Sektor Kabupaten / Kota, KABUPATEN/KOTA Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Pemerintahan Umum Infrastruktur Pendidikan Kesehatan Pertanian Kelautan dan Perikanan Kehutanan Sosial dan Pemberdayaan Perempuan Perindustrian dan Perdagangan Ketenagakerjaan Kependudukan dan Transmigrasi Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pariwisata Energi dan Sumberdaya Mineral Lingkungan Hidup Penanaman Modal Perumahan Pemuda dan Olahraga Penataan Ruang Pertanahan Total sumber : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Sistem Informasi Keuangan Daerah Dilihat dari pengeluaran belanja menurut sektor ada perubahan dari komposisi belanja dimana pada tahun 2007 total belanja menurut sektor sebesar Rp. 35,26 milyar dimana sektor pemerintahan masih mendominasi belanja menurut sektor, namun tahun 2011 terjadi perubahan struktur belanja dimana pengeluaran belanja untuk sektor pendidikan meningkat secara siginifikan yaitu mencapai Rp106,94 milyar atau 28,69% dari total belanja sektor tahun Kondisi ini merupakan konsekuensi dari amanat undang-undang yang dan peraturan Menteri Keuangan No 86 Tahun 2009 yang mengamanatkan komposisi belanja untuk sektor pendidikan minimal 20 persen dari total APBD. Secara umum Kabupaten Kota di Provinsi Gorontalo dalam pengeluaran belanja untuk sektor pendidikan telah melampaui ketentuan tersebut, karena adanya Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan. Sektor lain yang juga mengalami peningkatan dalam belanja menurut sektor adalah infrastruktur dimana pada tahun 2007 belanja BAB III - 14

212 sektor infrastruktur baru mencapai 1,17 persen dari total belanja, sedangkan tahun 2011 telah mencapai 25,96 persen dari total belanja sebesar Rp Secara umum pengeluaran menurut sektor pada Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Gorontalo, dari seluruh sektor yang ada dalam kurun waktu 2007 s/d 2011 naik sebesar Rp milyar, atau dari hanya Rp35.26 milyar menjadi Rp milyar pada tahun Sektor Pemerintahan Umum merupakan sektor yang terbesar pengeluarannya dengan total Rp milyar, kemudian disusul oleh sektor Pendidikan sebesar Rp milyar dan sektor Infrastruktur sebesar Rp milyar, sedangkan yang terkecil pengeluarannya adalah pada sektor Penanaman Modal yang hanya berjumlah sebesar Rp80.95 milyar. Berdasarkan tabel 3.6, terlihat bahwa belanja menurut sektor antara sektor satu dengan sektor lainnya relatif tidak berimbang dimana ada sektor yang kurang mendapat anggaran. Terjadinya perbedaan tersebut selain karena memenuhi amanat ketentuan perundang-undangan seperti belanja untuk sektor pendidikan, belanja untuk sektor juga sangat dipengaruhi oleh prioritas dan kebijakan masing-masing Kabupaten kota sesuai dengan arah kebijakan dalam RPJMD masing-masing Kabupaten Kota Faktor Penyebab Timbulnya Masalah dalam Pelaksanaan APBD Secara garis besar timbulnya masalah dalam pelaksanaan APBD pada sisi pendapatan daerah adalah belum adanya kepastian pagu anggaran dana yang bersumber dari Pemerintah Pusat, belum optimalnya peran Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam memberikan konstribusi terhadap PAD. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam mengalokasikan belanja, khususnya belanja adalah sebagai berikut : Adanya keharusan bagi pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan dana bagi hasil pajak kendaraan bermotor sebesar 30% dan 70% PBB-KB bagi pemerintah kabupaten/kota, sehingga mempengaruhi kemampuan pemerintah Provinsi untuk mengalokasikan belanja. Gaji PNS mengalami kenaikan nominal 10%, berkala 2,5%, jumlah CPNS bertambah, sehingga jumlah keseluruhan diprediksi sebanyak Orang. Adanya keharusan untuk mengalokasikan belanja bantuan sosial, hibah dan subsidi. Belanja pegawai dan belanja barang dan jasa cenderung mengalami kenaikan yang tinggi dibandingkan dengan belanja modal. Proses pengadaan barang dan jasa memerlukan waktu yang relatif lama mengakibatkan penyerapan anggaran menjadi rendah. Terlalu seringnya terjadi pergeseran anggaran sehingga pelaksanaan kegiatan menjadi tertunda, sehingga penyerapan anggaran menjadi rendah. Selain permasalahan diatas, permasalahan yang lain dalam mengalokasikan belanja adalah kewajiban mengalokasikan anggaran pendidikan minimal 20% dari APBD. Jika dilihat dari BAB III - 15

213 anggaran transfer pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang dialokasikan sebesar Rp394.1 Trillyun untuk dana perimbangan tahun 2012, didalamnya telah diperhitungkan kewajiban untuk anggaran pendidikan minimal 20% dari APBN. Kemudian dana perimbangan tersebut masuk ke APBD menjadi pendapatan. Secara implisit pada belanja APBD dikenakan lagi kewajiban untuk mengalokasikan anggaran pendidikan minimal sebesar 20%. Untuk Provinsi Gorontalo pada tahun 2012 belanja tidak langsung mencapai 49% dari total belanja daerah. Maka sisa untuk belanja langsung adalah sebesar 51%. Jika dikurangi dengan anggaran untuk sektor pendidikan sebesar 20%, maka anggaran untuk belanja langsung hanya tinggal 31 %. Jumlah tersebut tidak memadai untuk menjalankan 33 urusan pemerintah lainnya. Pada tahun anggaran 2012 alokasi anggaran untuk fungsi pendidikan telah mencapai 24,52% (Rp Milyar) dari total belanja daerah Rp Milyar, yang disebabkan adanya pengalihan anggaran belanja Bantuan Operasional Sekolah (BOS) menjadi anggaran transfer APBD Provinsi, sehingga ketentuan tentang belanja untuk pendidikan minimal 20% telah terpenuhi Potensi dan Tantangan Perkembangan ke Depan Ditinjau dari Perspektif Regional dan Nasional Sebagai Negara dengan perekonomian terbuka (open economy), perkembangan dan dinamika perekonomian Indonesia tidak bisa lepas dari setiap pergerakan ekonomi global. Hal yang sama juga berlaku pada skala regional khususnya provinsi Gorontalo yang dipengaruhi oleh pergerakan ekonomi Nasional. Pada paruh pertama 2011, ditengah melambatnya kondisi ekonomi global, perekonomian indonesia justru cenderung terus berakselerasi. Pada kuartal I tahun 2011, kinerja ekonomi mampu berekspansi sebesar 6,5% (y-o-y), jauh meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 5,6% (y-oy). Pertumbuhan tersebut didukung secara proporsional oleh semua sektor pendukungnya. Pada triwulan pertama tahun 2012, perkembangan berbagai faktor eksternal seperti pertumbuhan ekonomi global dan harga minyak mentah di pasar internasional, telah menyebabkan beberapa indikator ekonomi makro terutama harga minyak mentah Indonesia (ICP) dan nilai tukar rupiah berfluktuasi cukup signifikan dari asumsi yang digunakan dalam APBN Berbagai perkembangan tersebut diperkirakan memberikan tekanan yang sangat berat terhadap pelaksanaan APBN Tahun 2012 sebagai tahun keempat pasca krisis global 2008, Indonesia diperkirakan akan mampu membukukan pertumbuhan ekonomi pada level yang sama dengan pertumbuhan ekonomi yang pernah dicapai sebelum krisis ekonomi 1997/1998. Pengalaman penanganan krisis menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya mampu bertahan dari krisis, namun BAB III - 16

214 juga ikut memberikan alternatif solusi bagi berbagai krisis ekonomi dunia. Kekuatan ekonomi Indonesia terbukti stabil dan lebih kuat menghadapi dampak krisis 2008 jika dibandingkan dengan negara-negara lain. Kinerja ekonomi nasional tersebut merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap dinamika perekonomian Gorontalo, dimana pada Tahun 2012 kinerja perekonomian Gorontalo triwulan I-2012 tumbuh 8,47% (y.o.y) melambat dibandingkan triwulan IV tahun 2011 sebesar 8,91% (y.o.y). Angka pertumbuhan ekonomi dimaksud sesuai perkiraan Bank Indonesia sebelumnya yang berada pada kisaran 8,0-8,5% (y.o.y). Di sisi permintaan, stagnasi konsumsi rumah tangga mengakibatkan tertahannya pertumbuhan ekonomi selama triwulan laporan. Sementara pertumbuhan komponen konsumsi pemerintah, investasi dan ekspor-impor lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Dampak melemahnya kinerja sektor pertanian menurunkan daya beli masyarakat kelompok petani, hal tersebut dikonfirmasi oleh Nilai Tukar Petani yang terus melemah sejak Januari Disisi penawaran, perlambatan ekonomi terutama didorong oleh melemahnya kinerja sektor pertanian, sektor listrik-gas-air bersih serta sektor pengangkutan & komunikasi. Sektor pertanian pada triwulan I-2012 mengalami produksi panen yang cukup baik, namun secara besaran pertumbuhan relatif lebih rendah dibandingkan triwulan IV Meskipun memasuki panen raya namun produksi jagung dan padi relatif menurun dibandingkan panen raya tahun 2011 hal ini terkendala cuaca yang kurang kondusif. Sementara itu penurunan sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan laporan dirasakan pada sub sektor angkutan darat dan sub sektor angkutan udara. Hal tersebut dikonfirmasi oleh hasil laporan dealer tentang penjualan mobil yang menunjukkan bahwa angka penjualan rata-rata mengalami penurunan. Melemahnya kinerja sub sektor angkutan darat diperkirakan juga sebagai dampak dari kelangkaan BBM yang terjadi pada triwulan laporan di Gorontalo. Sementara itu melemahnya sub sektor angkutan udara diperkirakan dampak dari rusaknya runway Bandara Jalaluddin. Berdasarkan potensi dan perkembangan tersebut, kedepan Provinsi Gorontalo diperkirakan masih mampu berkembang sesuai dengan trend yang terjadi pada tahun ini dan tahun-tahun sebelumnya Neraca Pemerintah Daerah Perkembangan neraca Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam tahun 2007 sampai 2010 dapat dilihat pada tabel 3.7 dan tabel 3.8. BAB III - 17

215 Tabel 3.7 Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo No. Uraian Rata-rata Pertumbuha n (%) 1 Aset 885,602,898, ,048,897,809, ,159,447,579, ,251,730,011, % 1.1 Aset Lancar 164,828,369, ,634,377, ,214,687, ,640,011, % Kas 133,452,962, ,211,945, ,693,018, ,613,625, % Piutang 12,587,843, ,752,773, ,509,278, ,258,361, % Persediaan 18,787,563, ,669,659, ,012,389, ,768,024, % 1.2 Investasi Jangka Panjang 37,097,361, ,793,005, ,127,039, ,659,031, % Investasi non permanen Investasi permanen 37,097,361, ,793,005, ,127,039, ,659,031, % 1.3 Aset Tetap 674,710,990, ,132,107, ,028,507,925, ,098,076,890, % Tanah 43,528,277, ,922,736, ,811,108, ,011,465, % Peralatan dan mesin 95,736,843, ,434,938, ,487,329, ,896,234, % Gedung dan bangunan 184,339,041, ,430,692, ,036,876, ,413,229, % Jalan, irigasi dan jaringan 296,662,315, ,068,813, ,699,859, ,925,127, % Aset tetap lainnya 14,715,214, ,727,572, ,053,011, ,849,938, % Konstruksi dalam pengerjaan 39,729,297, ,547,354, ,419,739, ,980,895, % 1.4 Aset Lainnya 8,966,176, ,338,319, ,597,928, ,354,079, % Tagihan penjualan angsuran Tagihan tuntutan ganti 2,211,522, ,371, ,081,442, ,347, % kerugian daerah Aset lainnya 6,754,653, ,246,948, ,516,485, ,705,731, % Kewajiban dan Ekuitas Dana 885,602,898, ,048,897,809, ,159,447,579, ,251,730,011, % 2 Kewajiban 24,200,113, ,654,936, ,607,260, ,248,709, % 2.1 Kewajiban Jangka Pendek 24,200,113, ,654,936, ,607,260, ,248,709, % Utang perhitungan pihak ke3 6,473,322, ,144, ,555,738, ,241, % Utang jangka pendek lainnya 17,726,790, ,788,792, ,051,521, ,038,468, % 3 Ekuitas Dana 861,402,784, ,012,242,872, ,152,840,319, ,244,481,301, % 3.1 Ekuitas Dana Lancar 140,628,255, ,979,440, ,607,426, ,391,301, % SILPA 126,979,639, ,191,650, ,070,533, ,371,905, % Cadangan Piutang 12,587,843, ,752,773, ,509,278, ,258,361, % Cadangan Persediaan 18,787,563, ,669,659, ,012,389, ,768,024, % Dana yang harus disediakan (17,726,790,952.00) (35,788,792,429.00) (5,051,521,476.00) (7,038,468,767.40) 18.45% untuk pembayaran hutang Pendapatan yang ditangguhkan - 154,149, ,745, ,478, % 3.2 Ekuitas Dana Investasi 720,774,528, ,263,431, ,079,232,892, ,142,090,000, % Diinvestasikan dalam investasi 37,097,361, ,793,005, ,127,039, ,659,031, % jangka panjang Diinvestasikan dalam aset tetap 674,710,990, ,132,107, ,028,507,925, ,098,076,890, % Diinvestasikan dalam asset 8,966,176, ,338,319, ,597,928, ,354,079, % lainnya 2010 Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo BAB III - 18

216 Berdasarkan tabel diatas jumlah aset untuk tahun 2007 sebesar Rp885,60 milyar dan pada tahun 2010 sudah mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp1,25 trilyun. Pertumbuhan rata-rata aset untuk periode 2007 sampai 2010 sebesar 12,31% dan dari total aset tahun 2010 sebagian besar merupakan aset tetap sebesar Rp1,09 trilyun. Jumlah kewajiban tahun 2007 sebesar Rp24,20 milyar dan pada tahun 2010 sudah mengalami penurunan menjadi sebesar Rp7,24 milyar. Pertumbuhan rata-rata kewajiban untuk periode 2007 sampai 2010 sebesar -6,93% dan dari total kewajiban tahun 2010 semuanya merupakan kewajiban jangka pendek. Jumlah ekuitas dana tahun 2007 sebesar Rp861,40 milyar dan pada tahun 2010 sudah mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp1,24 trilyun. Pertumbuhan rata-rata ekuitas dana untuk periode 2007 sampai 2010 sebesar 13,12%. BAB III - 19

217 Tabel 3.8 Perkembangan Neraca Keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo U r a i a n Ref *) A S E T 5.2.A ASET LANCAR Kas , ,76 Kas di Kas Daerah A.1) , ,01 Kas di Bendahara Pengeluaran A.2) , ,75 Kas di Bendahara Penerimaan A.3) 0,00 0,00 Kas di BLUD A.4) , ,00 Investasi Jangka Pendek 0,00 0,00 Investasi dalam Saham 0,00 0,00 Investasi dalam Obligasi 0,00 0,00 Piutang , ,00 Piutang Pajak Daerah A , ,00 Piutang Lain-lain , ,00 Piutang Bagian Lancar Penjualan Angsuran A.6) , ,00 Piutang Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi A.7) , ,00 Piutang Bagi Hasil Laba Usaha Perusahaan Daerah 0,00 0,00 Piutang Lainnya A.8) , ,00 Persediaan , ,00 Persediaan A.9) , ,00 Jumlah Aset Lancar , ,76 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Nonpermanen 0,00 0,00 Pinjaman kepada Perusahaan Daerah 0,00 0,00 Investasi Nonpermanen Lainnya 0,00 0,00 Investasi Permanen , ,52 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah A.10) , ,52 Investasi Permanen Lainnya 0,00 0,00 Jumlah Investasi Jangka Panjang , ,52 ASET TETAP Tanah A.11) , ,87 Peralatan dan Mesin A.12) , ,33 Gedung dan Bangunan A.13) , ,80 Jalan, Irigasi dan Jaringan A.14) , ,45 Aset Tetap Lainnya A.15) , ,00 Konstruksi Dalam Pengerjaan A.16) , ,00 Akumulasi Penyusutan 0,00 0,00 Jumlah Aset Tetap , ,45 DANA CADANGAN Dana Cadangan 0,00 0,00 Jumlah Dana Cadangan 0,00 0,00 ASET LAINNYA Tagihan Penjualan Angsuran 0,00 0,00 Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah A.17) , ,96 Kemitraan dengan Pihak Ketiga A.18) ,00 0,00 Aset Tak Berwujud A.19) , ,00 Aset Lain-Lain A.20) , ,00 Jumlah Aset Lainnya , ,96 JUMLAH ASET , ,69 KEWAJIBAN 5.2.B KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) B.1) , ,00 Utang Bunga 0,00 0,00 Bagian Lancar Utang Jangka Panjang 0,00 0,00 Utang Bagi Hasil Pajak ke Kabupaten/Kota B.2) , ,00 Utang Jangka Pendek Lainnya B.3) , ,40 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek , ,40 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri 0,00 0,00 Utang Luar Negeri 0,00 0,00 Utang Jangka Panjang Lainnya 0,00 0,00 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0,00 0,00 JUMLAH KEWAJIBAN , ,40 EKUITAS DANA 5.2.C EKUITAS DANA LANCAR C.1) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran ( SiLPA ) , ,01 Cadangan Piutang , ,00 Cadangan Persediaan , ,00 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek ( ,40) ( ,40) Pendapatan yang Ditangguhkan , ,75 Jumlah Ekuitas Dana Lancar , ,36 EKUITAS DANA INVESTASI C.2) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang , ,52 Diinvestasikan dalam Aset Tetap , ,45 Diinvestasikan dalam Aset Lainnya , ,96 Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang 0,00 0,00 Jumlah Ekuitas Dana Investasi , ,93 EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan 0,00 0,00 Jumlah Ekuitas Dana Cadangan 0,00 0,00 JUMLAH EKUITAS DANA , ,29 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA , ,69 BAB III - 20

218 Analisis rasio likuiditas dan solvabilitas dapat dilihat dalam analisa current ratio yaitu perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban jangka pendek menunjukkan ratio 7,97 : 1, artinya apabila kewajiban jangka pendek tersebut akan segera dilunasi tersedia dana Rp 7,97 untuk setiap Rp 1,00 Kewajiban Jangka Pendek. Sedangkan berdasarkan Quick Ratio yaitu perbandingan antara saldo kas dengan kewajiban jangka Pendek menunjukkan ratio 5,96 : 1 yang artinya apabila kewajiban jangka pendek tersebut akan segera dilunasi tersedia dana Rp 5,96 untuk setiap Rp 1,00 kewajiban jangka pendek. Kondisi tersebut menunjukkan tingkat likuiditas keuangan pemerintah daerah Provinsi Gorontalo sangat baik, atau dengan kata lain kemampuan untuk melunasi utang jangka pendek tersedia cukup dana dari aset lancar bahkan dari saldo kas atau SiLPA sekalipun. Analisis rasio solvabilitas adalah untuk mengukur kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. Yang pertama dengan cara melihat total hutang sebesar Rp10,64 miliar dibagi total aset sebesar Rp1,35 trilyun diperoleh presentase sebesar 0,78%. Yang kedua menganalisis rasio hutang terhadap modal dengan membagi total hutang yang bejumlah sebesar Rp10,64 miliar dibagi total ekuitas sebesar Rp1,35 trilyun diperoleh prosentase 0,78%. Hasil tersebut dalam ukuran umum yang dipakai adalah 200% atau 2:1 yang berarti dua kali dari total utang dikatakan solvabel bila rasionya kurang dari 200%. Dengan demikian berdasarkan analisis solvabilitas Pemerintah Provinsi Gorontalo mampu memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjang. 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu Kebijakan Pengelolaan keuangan daerah yang tergambar dalam pelaksanaan APBD yang merupakan instrumen dalam menjamin terciptanya disiplin dalam proses pengambilan keputusan yang terkait dengan kebijakan pendapatan maupun belanja daerah yang mengacu pada aturan yang melandasinya, baik Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah maupun Peraturan Kepala Daerah. Anggaran pemerintah daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana kerja keuangan tahunan pemerintah daerah dalam 1 (satu) tahun yang disusun secara jelas dan spesifik serta merupakan desain teknis pelaksanaan strategi untuk mencapai tujuan daerah dalam bentuk alokasi dana. Dalam Perda Nomor 4 tahun 2007 tentang RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun Pemerintah Provinsi Gorontalo menetapkan target pendapatan daerah yaitu pada Tahun 2006 sebesar Rp.442,22 milyar dan pada Tahun 2012 sebesar Rp.503,31 milyar. Pada tahun 2008 realisasi pendapatan daerah adalah sebesar Rp milyar atau telah melampaui target RPJMD Tahun Anggaran 2012 (103.53%). Tingkat pertumbuhan PAD didalam RPJMD , periode sebesar 12%, berdasarkan realisasi tingkat pertumbuhan PAD pada periode tersebut sebesar 38,60%. Tingkat BAB III - 21

219 pertumbuhan PAD dipengaruhi oleh pajak daerah yang diprediksi tumbuh dua kali dari tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan. Pada tahun 2010 tingkat pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 7,50-8% sehingga PAD ditargetkan tumbuh sebesar 11%. Realisasi tahun 2010 menunjukkan target tersebut telah melampaui yaitu sebesar 29,72%. Pelampauan pertumbuhan PAD melebihi tingkat pertumbuhan ekonomi tahunan disebabkan efektivitas pemungutan pajak yang merupakan komponen terbesar dalam penerimaan PAD telah menggunakan sistem informasi pajak kendaraan bermotor (SI-PAMOR) pada 3 unit UPTB/Samsat Badan Keuangan Daerah yang terdiri dari UPTB/Samsat Kota Gorontalo-Kab.Bone Bolango, UPTB/Samsat Kab. Gorontalo serta UPTB/Samsat Kab. Boalemo-Kab. Pohuwato. Pada sisi belanja terdapat dua priode rencana belanja daerah yaitu pada APBD induk dan APBD Perubahan. Kebijakan belanja daerah adalah berimbang antara pendapatan dengan belanja. Selisih antara pendapatan dengan belanja ditutup dengan pembiayaan. Pada tahun anggaran 2007 ratio belanja terhadap PDRB sebesar 12,48% dan pada tahun 2011 sebesar 11,77% terhadap PDRB dan pada tahun anggaran 2012 rasio belanja terhadap PDRB ADHB diprediksi sebesar 10,89% Proporsi Penggunaan Anggaran Proporsi Rasio Belanja Tidak Langsung dibandingkan Belanja Langsung sulit dipertahankan. Pemerintah Provinsi Gorontalo dalam tahun 2011 menganut kebijakan ratio perbandingan antara BTL dengan BL 50,88% berbanding 49,12%. Pada tahun 2012 diprediksi 48,91% berbanding 51,09% dan pada RAPBD-P tahun 2013 diprediksi 48,85% berbanding 51,15% yang diakibatkan oleh tingkat pertumbuhan jumlah PNSD per tahun mencapai 20 25% dan tingkat pertumbuhan skema gaji/tunjangan PNSD mencapai 14,19%. Selain itu, naiknya proporsi belanja tidak langsung dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah pusat yang mengalihkan anggaran bantuan operasional sekolah (BOS) menjadi dana transfer melalui APBD Provinsi. Kecenderungan mengalokasikan anggaran dalam bentuk bantuan sosial dan hibah juga mengakibatkan porsi belanja langsung menjadi berkurang, sebaliknya besaran belanja tidak langsung akan menjadi lebih besar. Belanja untuk kegiatan pelayanan publik tidak lagi dilihat dari besarnya proporsi belanja langsung dan belanja tidak langsung melainkan lebih kepada sasaran penggunaan belanja. Analisis Proporsi Penggunaan Anggaran untuk belanja menunjukkan bahwa pengeluaran belanja untuk aparatur proporsinya dari tahun menujukkan peningkatan dengan prosentase tahun 2009 sebesar 22,89%, dan pada tahun 2011 proporsi belanja aparatur telah meningkat menjadi 30,55%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 3.9. BAB III - 22

220 Tabel 3.9 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Provinsi Gorontalo, No. Uraian (Dalam Rp. Juta) Total Belanja untuk Pemenuhan Kebutuhan Aparatur (Rp) Total Pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran) (Rp.) Prosentase (%) (a) (b) (a) / (b) x Tahun Anggaran ,25 704,38 22,89 2 Tahun Anggaran ,14 29,58 3 Tahun Anggaran ,07 723,64 30, Analisis Pembiayaan Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran sering disebut sebagai penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut dengan pengeluaran pembiayaan. Dengan kata lain pembiayaan menunjukkan penerimaan maupun pengeluaran kas yang akan dibayar kembali atau diterima kembali. Dalam kondisi terjadi surplus maupun defisit sebagai hasil perhitungan total pendapatan dibandingkan dengan total belanja maka pemerintah akan dihadapkan pada kebijakan: 1) untuk memanfaatkan surplus dalam pengeluaran pembiayaan untuk menghasilkan manfaat yang optimal dan atau 2) untuk mencarikan sumber penerimaan pembiayaan untuk menutupi defisit. Selanjutnya dalam keadaan surplus kebijakan pengeluaran pembiayaan yang ditempuh dapat berupa : 1) Pembentukan dana cadangan; 2) Penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah; 3) Pembayaran pokok utang; dan 4) Pemberian pinjamaan daerah. Pada situasi defisit maka kebijakan penerimaan pembiayaan yang ditempuh dapat berupa: 1) Penggunaan silpa; 2) Pencairan dana cadangan; 3) Hasil penjualan kekayaan negara yang dipisahkan; 4) Penerimaan pinjaman daerah; dan 5) Penerimaan kembali pemberian pinjaman. BAB III - 23

221 Terkait dengan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada tahun RAPBD-P 2013 realisasi SiLPA Tahun 2012 untuk pos penerimaan pembiayaan telah mencapai sebesar Rp Millyar, sedangkan penerimaan pembiayaan dari penerimaan kembali investasi jangka pendek (deposito) dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp Millyar untuk investasi jangka pendek (deposito) berdasarkan hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri tidak dianggarkan lagi. Sementara pada pos pengeluaran pembiayaan dianggarkan penyertaan modal pada PT. Bank Sulut sebesar Rp10.00 milyar. Penyertaan modal tersebut adalah dalam rangka optimalisasi APBD melalui anggaran pembiayaan untuk penguatan PAD, juga sebagai penunjang perkembangan ekonomi daerah. Dalam RPJMD Tahun perlu dihitung dan dianalisis pembiayaan daerah Provinsi Gorontalo selama kurun dimaksud, antara lain dengan cara melihat kondisi pembiayaan selama kurun waktu Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Selama periode tersebut, analisis pembiayaan daerah pertama dilakukan melalui analisis sumber penutup defisit riil. Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Daerah yang dapat dilihat pada Tabel BAB III - 24

222 NO Uraian Tabel 3.10 Penutup Defisit Riil Anggaran (Rp) (Rp) (Rp) 1. Realisasi Pendapatan Daerah , , ,91 Dikurangi realisasi: 2. Belanja Daerah , , ,00 3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah ,00 0, ,00 A Defisit riil , , ,09 4. Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan: Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya , , ,01 5. Pencairan Dana Cadangan 6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan 0,00 0,00 0,00 7. Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 8. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0,00 0, ,00 9. Penerimaan Piutang Daerah 0,00 0,00 0,00 B Total Realisasi Penerimaan Pembiayaan Daerah , , ,01 C Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan , , ,92 Berdasarkan tabel analisis di atas, kemudian disusun tabel analisis untuk mengetahui gambaran komposisi penutup defisit riil yang dapat dilihat dari komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran sebagaimana Tabel Tabel 3.11 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Proporsi dari total defisit riil No. Uraian (%) (%) (%) 1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 210,50 surplus 279,64 2. Pencairan Dana Cadangan Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 4,42 6. Penerimaan Piutang Daerah Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan 110,50 surplus 197,20 BAB III - 25

223 Setelah diperoleh komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran dilakukan analisis realisasi sisa lebih perhitungan anggaran, yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang komposisi sisa lebih perhitungan anggaran. Dengan mengetahui SILPA realisasi anggaran periode sebelumnya, dapat diketahui kinerja APBD tahun sebelumnya yang lebih rasional dan terukur. Gambaran masa lalu terkait komposisi realisasi anggaran SILPA Pemerintah Daerah dapat dilihat melalui Tabel Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran No. Uraian Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Rp % dari SiLPA Rata-rata pertumbuh an*) 1. Jumlah SiLPA , , ,92 2. Pelampauan penerimaan PAD ,12 15, ,07 28, ,91 19,54 21, Pelampauan penerimaan dana perimbangan ( ,00) (0,58) ,00 6, ,00 4,40 3,59 Pelampauan penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah - - ( ,00) Sisa penghematan belanja atau akibat lainnya ,82 88, ,00 64, ,00 76,44 76,39 8 Selisih Pembiayaan Netto ( ,00) (3,29) ( ) (0,01) ( ,99) (0,39) (1,23) Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum 7 terselesaikan ,00 2, ,00 0, ,72 2,74 1,80 8 Kegiatan lanjutan ,00 1, ,00 34,68 12,14 Selanjutnya dilakukan analisis sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara riil sisa lebih pembiayaan anggaran yang dapat digunakan dalam penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan Provinsi Gorontalo. Analisis ini dapat dilihat pada Tabel No. Tabel 3.13 Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan %(+) %(+) (Rp) (Rp) (Rp) 1. Saldo kas neraca daerah , ,76 37, ,64 (27,94) 4,72 2. Dikurangi: Uraian Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan , , ,72 99,59 49,79 3. Kegiatan lanjutan ,00 100, , ,60 702,80 Pertumb uhan Rata2 Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran , ,76 35, ,92 (52,92) -8,73 BAB III - 26

224 Berdasarkan tabel sisa lebih (riil) perhitungan anggaran diperoleh pertumbuhan rata-rata sebesar -8,73%. Sesuai dengan pertumbuhan tersebut dan arahan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Dalam Negeri menyangkut evaluasi terhadap APBD Pemerintah Daerah, termasuk Provinsi Gorontalo, dimana Pemerintah Daerah diharuskan secara cermat dalam melakukan prediksi terhadap pendapatan dan belanja daerah (antara lain penyerapan anggaran belanja), sehingga diharapkan dapat mengurangi SiLPA dari tahun ketahun. Oleh sebab itu, diambil kebijakan untuk mengurangi prosentase pertumbuhan rata-rata saldo kas neraca daerah diharapkan menjadi negatif (-4,72%) pertahun, kewajiban kepada pihak ketiga sampai akhir tahun belum terselesaikan menjadi negatif (-49,79), sedangkan kegiatan mengalami pertumbuhan rata-rata yang tidak normal, sehingga tidak dapat dipergunakan untuk memprediksi. Pemerintah Provinsi untuk terus meningkatkan kinerja percepatan penyerapan anggaran, sehingga diambil kebijakan untuk menurunkan pertumbuhan (prosentase) kegiatan lanjutaan menjadi negatif (-10), yang dapat dilihat pada Tabel No Uraian Tabel 3.14 Proyeksi Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran 2012 (Rp) Tingkat pertumbuh an (%) Proyeksi (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1. Saldo kas neraca daerah (data diolah) ,64 (4,72) , , , , ,33 1. Dikurangi: Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan ,72-49, , , , , ,71 2. Kegiatan lanjutan , , , , , ,78 Sisa Lebih (Riil) Pembiayaan Anggaran , , , , , , Kerangka Pendanaan Untuk mewujudkan suatu keadaan yang membawa kepada adanya pembiayaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah (baik pusat maupun daerah), tidak lain ditujukan untuk membawa masyarakat pada tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut, mau tidak mau perlu didukung dengan ketersediaan dana yang cukup. Pajak dan retribusi merupakan salah satu sumber penerimaan yang penting disamping sumber-sumber penerimaan lainnya yang lebih mencerminkan kekuatan ekonomi masyarakat dan sekaligus tingkat kepatuhan/kepedulian masyarakat dalam pembangunan negara. Memang sumber penerimaan dapat berasal dari pemanfaatan sumber daya alam, optimalisasi aset atau melalui pinjaman, namun semua hal tersebut memiliki keterbatasan karena sumber daya alam dapat BAB III - 27

225 habis, optimalisasi asset tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan baik oleh masing-masing daerah (mengingat manajemen asset belum sepenuhnya berjalan dengan baik), apalagi jika mengandalkan dari pinjaman. Oleh karena itu jika pemerintah ingin meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka perlu adanya upaya untuk mendorong optimalisasi pajak melalui kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi pajak yang dimaksud antara lain melalui perluasan basis pajak yang ada. Dengan istilah lain ekstensifikasi dilakukan untuk mencari yang hilang sedangkan intensifikasi diilakukan untuk menggali yang tersembunyi. Namun ada suatu kondisi atau syarat tertentu dalam pemungutan pajak yang baik, yaitu tidak menyebabkan biaya tinggi, efektif dan efisien dan tidak mengganggu perekonomian (mobilitas penduduk, lalu lintas barang/jasa antar daerah dan kegiatan perdagangan internasional). Sementara itu dengan berlakunya Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 sebagai perubahan atas Undang - Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah setidaknya akan lebih mendorong agar penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang selama ini belum memadai dan memiliki peran yang relative kecil dapat lebih dioptimalkan dan dapat memberikan kontribusi kepada pendapatan daerah yang lebih tinggi. Hal ini Nampak dari munculnya beberapa jenis pajak baru yang sebelumnya merupakan pajak pusat dan saat ini beralih menjadi pajak yang dipungut dan di kelola oleh Kabupaten/Kota, yaitu Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (sektor SKB) dan Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan. Disamping itu perkembangan realisasi pendapatan daerah berhubungan dengan perkembangan realisasi Pendapatan Negara, karena sebagian besar pendapatan daerah bersumber dari dana transfer Pemerintah Pusat. Dalam periode pendapatan negara menunjukan adanya trend kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebasar 25,6 persen. Pertumbuhan tersebut terjadi baik pada penerimaan dalam negeri maupun hibah yang masing - masing rata- rata tumbuh sebesar 25,6 persen dan 20, 9 persen. Secara lebih rinci dalam periode , pertumbuhan penerimaan dalam negeri didukung oleh pertumbuhan penerimaan perpajakan yang rata - rata tumbuh sebesar 23,8 persen dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 29,7 persen. Peningkatan realisasi pendapatan negara dan hibah tersebut sangat di pengaruhi oleh perkembangan kondisi makro ekonomi, faktor eksternal, dan pelaksanaan kebijakan pemerintah selama periode Pendapatan negara mempunyai peran yang sangat penting sebagai sumber pendanaan belanja negara dan pembangunan negara untuk pembangunan nasional. Realisasi pendapatan negara dan hibah dalam tahun 2009 mencapai Rp 869,6 triliun. Dari pencapaian tersebut 73,8 persen diantaranya bersumber dari penerimaan perpajakan. Kontribusi tersebut lebih besar apabila di bandingkan dengan perannya di tahun 2008 sebesar 67,1 persen. Namun demikian BAB III - 28

226 secara nominal penerimaan perpajakan tahun 2009 mengalami penurunan sebesar 2,6 persen dibandikan dengan realisasi tahun Penurunan penerimaan perpajakan tersebut terutama di sebabkan oleh terjadinya perlambatan kegiatan perekonomian sebagai dampak dari krisis ekonomi dunia. Penurunan penerimaan perpajakan dalam tahun 2009 terutama berasal dari penurunan penerimaan pajak perdagangan internasional sebesar 48,6 persen. Hal ini disebabkan oleh terjadinya penurunan kegiatan ekspor dan import sebesar 9,7 persen dan 15 persen akibat krisis keuangan global. Di samping itu, krisis keuangan global juga sejalan dengan penurunan harga minyak di pasar internasional, yang pada gilirannya menyebabkan penurunan penerimaan PPh migas sebesar 35 persen, sebaliknya penerimaan perpajakan non migas tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen. Peningkatan tersebut didukung oleh kebijakan administrasi perpajakan, langkah- langkah intensifikasi dan eksentifikasi perpajakan yang berkelanjutan Analisis Pengeluaran Periodik Wajib dan Mengikat Serta Prioritas Utama Anggaran belanja merupakan salah satu instrument kebijakan fiskal dan memainkan peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan nasional maupun daerah, terutama dalam meningkatkan dan memelihara kesejahteraan rakyat. Hal ini terutama karena besaran dan komposisi anggaran belanja pemerintah, dalam operasi fiskal pemerintah, mempunyai dampak yang signifikan pada permintaan agregat dan output nasional maupun daerah, serta mempengaruhi alokasi sumber daya dalam perekonomian. Selain itu, peranan penting anggaran belanja pemerintah dalam perekonomian, sebagai salah satu perangkat kebijakan fiskal, juga berkaitan dengan ketiga fungsi utama anggaran belanja pemerintah, yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi, dan fungsi stabilisasi. Melalui pelaksanaan ketiga fungsi utama kebijakan fiskal tersebut, perencanaan dan pengelolaan anggaran belanja pemerintah memainkan peranan yang sangat strategis dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja ekonomi makro, serta mengatasi berbagai masalahmasalah fundamental dalam perekonomian, seperti mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan; mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi khususnya stabilitas harga; menciptakan dan memperluas lapangan kerja produktif untuk menurunkan tingkat pengangguran; serta memperbaiki distribusi pendapatan dan mengatasi kemiskinan. Untuk itu maka belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Terkait dengan hal tersebut, maka untuk mendapatkan proyeksi belanja yang akan digunakan sebagaimana yang dijelaskan diatas, terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat, dengan melakukan penyesuaian/penghitungan BAB III - 29

227 kembali kebutuhan pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar dalam suatu tahun anggaran. Belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh Pemerintah Daerah seperti gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya. Analisis Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama termasuk pertumbuhan rata-rata dari Tahun dapat dilihat pada Tabel Tabel 3.15 Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib, Mengikat serta Prioritas Utama Tahun Rata-rata Pertumbuha No Uraian % Kenaikan 2011 % Kenaikan n (Rp) (Rp) (Rp) (%) A Belanja Tidak Langsung , ,93 15, ,76 37,38 26,52 1 Belanja Pegawai , ,00 20, ,00 13,65 17,31 2 Belanja Subsidi , ,00 14, ,00 (13,77) 0,37 3 Belanja Hibah (data diolah) , ,00 9, ,00 313,59 161,72 4 Belanja Bansos , ,00 42, ,00 61,68 52,14 5 Belanja bagi hasil Kab/Kota , ,00 3, ,00 29,40 16,37 6 Bantuan Keuangan (data diolah) , ,93 (11,81) ,00 7,34-2,23 7 Belanja Tidak Terduga , ,00 (39,06) ,76 20,44-9,31 B Belanja Langsung , ,00 (4,84) ,00 33,49 14,33 Belanja honorarium PNS khusus untuk 1 guru dan tenaga medis ,00-2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS , , ,00 27,40 13,70 Belanja Jasa Kantor ( khusus tagihan 3 bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya ) , ,00 (6,02) ,00 19,74 6, Belanja sewa gedung kantor( yang telah ada kontrak jangka panjangnya) Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor (yang telah ada kontrak jangka panjangnya) - C Pembiayaan Pengeluaran Pembentukan Dana Cadangan - 2 Pembayaran pokok utang - TOTAL (A+B+C) , ,93 14, ,76 37,13 25,61 BAB III - 30

228 Total pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada tabel diatas menjadi dasar untuk menentukan kebutuhan anggaran belanja yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat ditunda dalam rangka penghitungan kapasitas riil keuangan daerah dan analisis kerangka pendanaan. Berdasarkan hal tersebut, dilakukan analisis proyeksi belanja daerah. Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kebutuhan belanja tidak langsung dan belanja langsung daerah serta pengeluaran pembiayaan yang bersifat wajib dan mengikat serta prioritas utama. Analisis dilakukan dengan proyeksi 5 (lima) tahun ke depan untuk penghitungan kerangka pendanaan pembangunan daerah yag dapat dilihat pada Tabel BAB III - 31

229 No Uraian Tabel 3.16 Proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib Data Tahun Dasar (Rp) dan Mengikat serta Prioritas Utama Tingkat pertumb uhan Proyeksi 2012 (%) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) A Belanja TidakLangsung , , , , , ,73 1 Belanja Pegawai ,00 17, , , , , ,10 2 Belanja Subsidi ,00 0, , , , , ,97 3 Belanja Hibah (data diolah) ,00 1, , , , , ,14 4 Belanja Bansos ,00 52, , , , , ,20 5 Belanja bagi hasil Kab/Kota ,50 16, , , , , ,91 6 Bantuan Keuangan (data diolah) ,00 31, , , , , ,42 7 Belanja Tidak Terduga (antisipasi bencana) ,00 0, , , , , ,00 B Belanja Langsung , , , , , ,49 1 Belanja honorarium PNS khusus untuk guru dan tenaga medis. (hanya Guru) ,00 17, , , , , ,14 2 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS ,00 13, , , , , , Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan bulanan kantor seperti listrik, air, telepon dan sejenisnya ) Belanja sewa gedung kantor( yang telah ada kontrak jangka panjangnya) ,00 6, , , , , , Belanja sewa perlengkapan dan peralatan kantor ( yang telah ada kontrak jangka panjangnya) C Pengeluaran Pembiayaan , , , , , ,00 1 Pembentukan Dana Cadangan Pembayaran pokok utang Penyertaan Modal Pada PT bank Sulut , , , , , ,00 TOTAL BELANJA WAJIB DAN PENGELUARAN YANG WAJIB MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA , , , , , ,22 Dari tabel diatas dapat dijelaskan antara lain bahwa, data pada tahun dasar 2012 diambil berdasarkan laporan keuangan Pemerintah Provinsi Gorontalo setelah pemeriksaan BPK RI, sedangkan persentase dari pertumbuhan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama pada belanja tidak langsung dan belanja langsung diambil perdasarkan data tiga tahun terakhir yaitu Khusus untuk belanja hibah yaitu dana Bos, karena pada kurun waktu 2009 sampai dengan 2011 kebijakan Pemerintah Pusat dalam menyalurkan Dana Bos langsung kepada Kabupaten/ Kota, sehingga data prosentase pertumbuhan diolah dari hasil capaian realisasi Tahun 2012 dan BAB III - 32

230 prediksi Tahun 2013 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan RI yang terbaru, sedangkan untuk belanja terduga akan dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan apabila terjadi bencana alam ataupun situasi dan keadaan yang tidak diinginkan. Demikian juga untuk belanja honorarium PNS khusus untuk guru, data realisasi yang diperoleh hanya untuk tahun 2012 dan tahun 2013, sehingga data prosentase pertumbuhan diolah dari hasil capaian realisasi Tahun 2011 dan realisasi Tahun Penghitungan Kerangka Pendanaan Penghitungan kerangka pendanaan tetap berlandaskan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 54 Tahun Pada bagian ini akan dikemukakan kerangka pendanaan, khususnya kapasitas riil untuk menentukan arah kebijakan umum pendapatan dan belanja daerah anggaran lima tahun yang akan datang, yang diperoleh dari realisasi dan proyeksi pendapatan, sisa lebih riil perhitungan anggaran, kemudian dikurangi dengan realisasi dan proyeksi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama. Kapasitas riil Kemampuan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo dapat dilihat pada Tabel No Uraian Tabel 3.17 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Untuk Mendanai Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo Proyeksi (Rp. Milyar) Pendapatan , , , , , ,56 2 Pencairan Dana Cadangan (sesuai Perda) Sisa Lebih Riil Perhitungan Anggaran , , , , , ,85 4 Total Penerimaan , , , , , ,41 Dikurangi Belanja dan Pengeluaran Pembiayaan yang Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama , , , , , ,22 7 Kapasitas Riil , , , , , ,19 Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo 2013 BAB III - 33

231 Berdasarkan tabel tersebut, pendapatan daerah Tahun 2012 telah mencapai sebesar Rp ,83 dan pada tahun 2017 diharapkan menjadi sebesar Rp ,56. Pendapatan tersebut ditambah dengan sisa lebih riil perhitungan anggaran, sehingga menghasilkan total penerimaan daerah Tahun 2012 sebesar Rp ,74 dan diharapkan mencapai sebesar Rp ,41 pada Tahun Perlu dijelaskan bahwa analisis pendapatan diperoleh dari tahun 2008 sampai dengan Tahun 2011, kemudian dilakukan analisis pertumbuhan berdasarkan tren kenaikan sepanjang tahun dimaksud. Khusus untuk tahun 2012 diambil dari data realisasi laporan keuangan hasil pemeriksaan BPK RI. Realisasi dan prediksi total penerimaan ini sebagian akan digunakan untuk belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Selisihnya akan menjadi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah, dimana pada Tahun 2012 sebesar Rp ,24 dan diharapkan mencapai sebesar Rp ,19 pada Tahun Kapasitas riil tersebut nantinya akan dipergunakan untuk melaksanakan program prioritas I dan II selama tahun dan akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Selengkapnya rencana penggunaan kapasitas riil Kemampuan keuangan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun dapat dilihat pada tabel BAB III - 34

232 I II.a II.b II.c II.d II III.a III.b III No Tabel 3.18 Rencana penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan keuangan Daerah Provinsi Gorontalo, (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Kapasitas riil kemampuan keuangan , , , , ,19 Rencana alokasi pengeluaran prioritas I Belanja Langsung , , , , ,81 Pembentukan dana cadangan Dikurangi: Belanja Langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama , , , , ,49 Pengeluaran pembiayaan yang wajib mengikat serta prioritas utama , , , , ,00 Total Rencana Pengeluaran Prioritas I (II.a+II.b-II.c-II.d) , , , , ,32 Sisa kapasitas riil kemampuan keuangan daerah setelah menghitung alokasi pengeluaran prioritas I (I-II) , , , , ,87 Rencana alokasi pengeluaran prioritas II Belanja Tidak Langsung , , , , ,60 Dikurangi: Uraian Belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama Proyeksi , , , , ,73 Total rencana pengeluaran prioritas II (III.a-III.b) , , , , ,87 Surplus anggaran riil atau Berimbang (I-II-III)* Sumber : Badan Keuangan Daerah Provinsi Gorontalo Sesuai tabel tersebut penggunaan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah akan dialokasikan kepada rencana alokasi prioritas I dan II yang terdiri dari belanja langsung dan pembentukan dana cadangan (Provinsi Gorontalo belum ada kebijakan tentang pembentukan dana cadangan), seperti disajikan pada tabel Perlu dijelaskan bahwa total belanja langsung Tahun 2013 sebesar Rp ,44 dan diharapkan menjadi sebesar Rp ,81 pada Tahun BAB III - 35

233 2017 dialokasikan berdasarkan pada asumsi proporsi belanja sampai dengan semester I Tahun 2013 (asumsi RAPBD-P Tahun 2013), dimana proporsi belanja langsung direncanakan mencapai sebesar 48,5% dari total penerimaan (tabel 3.18). Selanjutnya total belanja langsung tersebut dikurangi dengan belanja langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, sehingga total rencana pengeluaran prioritas I yang akan dialokasikan pada program/ kegiatan prioritas I pada Bab 8 yaitu, tahun 2013 sebesar Rp ,93 dan direncanakan Tahun 2017 menjadi sebesar Rp ,32. Total rencana pengeluaran prioritas I tersebut, akan menjadi dasar bagi Pemerintah provinsi Gorontalo dalam melaksanakan program prioritas I yang merupakan prioritas dalam rangka pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan (dedicated) Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen). Program prioritas I harus berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental, berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi, memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi pada capaian visi/misi daerah. Di samping itu, prioritas I juga diperuntukkan bagi prioritas belanja yang wajib sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Program prioritas I ini antara lain (terutama), diarahkan untuk rencana pengembangan/pembangunan infrastruktur dasar dan percepatan pembangunan infrastruktur strategis yang memiliki dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat gorontalo antara lain Gorontalo Outer Ring Road (GORR), Kereta Api, Waduk dan pembangunan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan masyarakat berupa, rumah sakit Provinsi (Tahun jamak). Sementara total belanja tidak langsung Tahun 2013 diprediksi sebesar Rp ,98 dan diharapkan menjadi sebesar Rp ,60. Perlu dijelaskan bahwa belanja tidak langsung tersebut dialokasikan berdasarkan pada asumsi proporsi belanja sampai dengan semester I Tahun 2013 (asumsi RAPBD-P Tahun 2013), dimana proporsi belanja tidak langsung direncanakan mencapai sebesar 51,5% dari total penerimaan (tabel 3.18). BAB III - 36

234 Kemudian dikurangi dengan belanja tidak langsung yang wajib dan mengikat serta prioritas utama, dimana Tahun 2013 diprediksi sebesar Rp ,68 dan direncanakan menjadi sebesar Rp ,73 pada Tahun 2017, sehingga total rencana pengeluaran prioritas II Tahun 2013 yang akan dialokasikan pada program prioritas II (Bab 8) sebesar Rp ,30 Tahun 2013 dan direncanakan menjadi sebesar Rp ,87 pada Tahun Program prioritas II, merupakan program prioritas ditingkat SKPD sebagai penjabaran dari analisis per urusan. Suatu prioritas II berhubungan dengan program/kegiatan unggulan SKPD yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi SKPD termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu. Perlu dijelaskan bahwa prediksi belanja tidak langsung didasarkan pada asumsi proporsi belanja sampai dengan semester I Tahun 2013 (asumsi RAPBD-P Tahun 2013, dimana belanja tidak langsung diprediksi mencapai 51,5% terhadap total penerimaan daerah. Total rupiah pada belanja prioritas tersebut menunjukkan total kapasitas riil keuangan daerah yang telah dihitung pada bagian sebelumnya. Penetapan persentase masing-masing prioritas bersifat indikatif sebagai panduan awal tim perumus dalam menetapkan pagu program atau pagu SKPD. Dengan proyeksi tersebut, penggunaan kapasitas rill kemampuan keuangan Provinsi Gorontalo relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan Provinsi lain, baik secara regional maupun Nasional, Namun dalam kerangka pendanaan tersebut yang paling utama adalah sejauh mana kapasitas riil tersebut mampu menggerakkan sektor-sektor penunjang pertumbuhan ekonomi daerah dan menggali seluruh sumber daya yang ada di Provinsi Gorontalo sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo. Dalam menentukan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa akan berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah, prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas. BAB III - 37

235 Agar pemanfaatan dana efisien dan efektif, dalam perencanaan anggaran perlu memperhatikan dua hal yaitu: (1) tujuan, sasaran, hasil, manfaat dan indikator kinerja perlu ditetapkan secara jelas, (2) Penetapan prioritas kegiatan, perhitungan beban kerja dan penetapan harga satuan harus dilakukan secara efektif. BAB III - 38

236 BAB IV ANALISA ISU ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan Perencanaan pembangunan di Provinsi Gorontalo Tahun merupakan keberlanjutan dari pembangunan tahun-tahun sebelumnya, sehingga dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi pembangunan kedepan tidak lepas dari kondisi riil capaian pembangunan tahun sebelumnya. Lima tahun pertama RPJPD Provinsi Gorontalo telah menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti namun masih menyisahkan berbagai permasalahan pembangunan daerah yang merupakan kesenjangan antara kinerja pembangunan yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan yang bermuara pada tercapainya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Potensi permasalahan pembangunan daerah pada umumnya timbul dari kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal, kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, dan ancaman yang tidak diantisipasi. Untuk mendapatkan gambaran awal bagaimana permasalahan daerah dipecahkan, tiap-tiap permasalahan juga diidentifikasi faktor-faktor penentu keberhasilannya dimasa datang. Faktor-faktor penentu keberhasilan adalah faktor kritis, hasil kinerja, dan faktor-faktor lainnya yang memiliki daya ungkit yang tinggi dalam memecahkan permasalahan pembangunan atau dalam mewujudkan keberhasilan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Pada bagian ini, akan diuraikan permasalahan, diuraikan permasalahan yang paling krusial tentang layanan dasar di tingkat SKPD sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing melalui penilaian terhadap capaian kinerja yang masih jauh dari harapan atau belum mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMD Tahun Permasalahan akan diuraikan untuk mengetahui faktor-faktor, baik secara internal maupun eksternal, yang menjadi pendorong munculnya permasalahan tersebut. Identifikasi permasalahan pada tiap urusan dilakukan dengan memperhatikan capaian indikator kinerja pembangunan dan hasil evaluasi pembangunan lima tahun terakhir sebagai berikut : Urusan Pendidikan 1. Keterbatasan akses pendidikan dasar di daerah terpencil 2. Rendahnya Angka Partisipasi di Jenjang Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi 3. Masih terdapat siswa putus sekolah 4. Sebahagian besar Guru belum memenuhi Kualifikasi Pendidikan yang dipersyaratkan 5. Masih banyak lembaga PAUDNI yang belum maksimal pengelolaannya BAB IV - 1

237 6. Belum efektifnya pelaksanaan Standard Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan oleh pemerintah Kab/Kota 7. Belum maksimalnya relevansi lulusan SMK dengan kebutuhan dunia kerja 8. Belum Maksimalnya program bantuan pendidikan bagi masyarakat berpendapatan rendah 9. Belum semua sekolah melaksanakan Kurikulum Masih rendahnya prestasi siswa dalam olahraga dan kesenian 11. Belum semua sekolah memiliki fasilitas olahraga yang memadai 12. Kearifan lokal dan warisan budaya yang semakin hilang 13. Rendahnya kemampuan masyarakat dalam membiayai pendidikan 14. Masih lemahnya sistem pendataan pendidikan yang mudah di akses, akuntabel dan berkelanjutan. 15. Pengembangan Poligon yang belum maksimal 16. Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan Urusan Kesehatan 1. Terbatasnya aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, terutama pada kelompok rentan seperti penduduk miskin, daerah tertinggal dan terpencil. 2. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar masih terbatas. 3. Belum teratasinya permasalahan gizi secara menyeluruh. 4. Masih tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan tidak menular. 5. Belum terlindunginya masyarakat secara maksimal terhadap beban pembiayaan kesehatan. 6. Belum terpenuhinya jumlah, jenis, kualitas serta penyebaran sumberdaya manusia kesehatan, dan belum optimalnya dukungan kerangka regulasi ketenagaan kesehatan. 7. Belum optimalnya ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat esensial, penggunaan obat yang tidak rasional, dan penyelenggaraan pelayanan kefarmasian yang berkualitas 8. Masih terbatasnya kemampuan manajemen dan informasi kesehatan, meliputi pengelolaan administrasi dan hukum kesehatan. 9. Permasalahan manajerial dalam sinkronisasi perencanaan kebijakan, program dan anggaran serta masih terbatasnya koordinasi dan integrasi lintas sektor 10. Disparitas antar wilayah 11. Pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan belum dilakukan secara optimal 12. Belum tersedianya biaya operasional yang memadai di Puskesmas BAB IV - 2

238 13. Sistem rujukan belum berjalan dengan baik 14. Kualitas pelayanan di rumah sakit belum maksimal 15. Minimnya perlilaku masyarakat terhadap makanan tradisional Gorontalo Urusan Pekerjaan Umum 1. Perluasan jangkauan layanan irigasi pada lahan potensi pertanian serta mempertahankan tingkat pelayanan irigasi baik bendung maupun jaringan irigasi untuk mendukung KSP (Kawasan Strategis Provinsi) Pertanian berkelanjutan di Provinsi Gorontalo. 2. Terhindarnya kawasan permukiman dan sarana prasarana umum dari ancaman banjir dan abrasi pantai. 3. Optimalisasi kelembagaan pengelolaan sumber daya air. 4. Kebutuhan alternatif ruas jalan/jembatan baru serta pelebaran jalan/jembatan untuk mengantisipasi kawasan-kawasan yang memiliki tingkat kepadatan arus lalu lintas yang tinggi dalam rangka menunjang pergerakan arus barang dan jasa. 5. Kondisi jalan/jembatan yang rusak berat dan belum terbuka masih tinggi terutama jalan yang menghubungkan kawasan andalan, kawasan strategis dan pusat-pusat distribusi yang menjadi kewenangan Provinsi. 6. Kecenderungan penurunan kualitas dan tingkat pelayanan jalan/jembatan. 7. Belum terpenuhinya akses pelayanan air bersih (26 %) dari target MDG s (68,87%) dan belum terlayani akses sanitasi (16 %) dari target MDG s 67 % 8. Rawan banjir/ genangan air terutama kawasan perkotaan. 9. Belum optimalnya sarana dan prasarana infrastruktur dasar permukiman di kawasan perkotaan, kawasan perdesaan (desa potensial), kawasan nelayan dan kawasan agropolitan. 10. Kondisi bangunan gedung yang belum memenuhi persyaratan kehandalan bangunan gedung. 11. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait termasuk pemkot/pemkab dalam mekanisme penyusunan program infrastruktur ke-pu-an. 12. Belum optimalnya pelaksanaan evaluasi dan pengendalian kegiatan bidang ke-puan. 13. Kurangnya data dan informasi bidang ke-pu-an dalam menunjang penyusunan infrastruktur ke-pu-an 14. Tuntutan manajerial terhadap optimalisasi tugas dan fungsi serta kompetensi personil dengan jumlah yang cukup besar dalam menangani kompleksitas kegiatan di dinas pekerjaan umum 15. Kebutuhan sarana prasarana penunjang serta oprasional dan pemeliharaannya pada dinas pekerjaan umum. BAB IV - 3

239 16. Pemanfaatan dan pelestarian Sumber Daya Air Sungai belum dilaksanakan secara optmal. 17. Belum terbangunnya tempat pemprosesan sampah secara keseluruhan maupun belum optimalnya pemanfaatan TPA yang sudah terbangun. 18. Tertib pelaksanaan usaha jasa konstruksi. 19. Kurangnya tenaga kerja jasa konstruksi yang bersertifikasi dan terakreditasi Urusan Penataan Ruang 1. Belum optimalnya fungsi dan peran dari Badan Koordinasi penataan ruang daerah (BKPRD) 2. Kurangnya SDM Penataan Ruang Daerah 3. Konflik penggunaan lahan pada daerah yang berbatasan 4. Singkronisasi RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/kota 5. Tumpang tindih peruntukan kawasan 6. Belum adanya pejabat PPNS Bidang Penataan Ruang Urusan Perencanaan Pembangunan 1. Dukungan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan perencanaan pembangunan daerah masih terbatas. 2. Kemampuan sumberdaya manusia (tenaga perencana) masih terbatas kualitas dan kuantitasnya. 3. Kemampuan perencanaan kelembagaan pemerintah daerah masih terbatas. 4. Kurang mantapnya perencanaan interkoneksitas antar daerah dan Regional Sulawesi, sehingga lebih memerlukan komitmen bersama antar pelaku perencana baik antar regional Sulawesi maupun dengan pusat. 5. Belum ada pemetaan ruang partisipasi secara terpilah (bedasarkan gender) dalam perencanaan pembangunan 6. Belum ada design kota layak anak yang memberikan ruang perlindungan bagi anak di Provinsi Gorontalo 7. Kurang ketersediaan database sektor dan perlunya penguatan statistik daerah 8. Belum optimalnya fungsi dan peran Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) Urusan Perhubungan a. Isu Strategis Bidang Perhubungan Darat Pengusaha angkutan antar jemput antar Provinsi (AJAP) belum seluruhnya memiliki izin usaha angkutan (izin trayek/izin operasional) Masih tingginya angka kecelakaan angkutan umum Kapasitas alat timbang sudah tidak memadai Terdapat jalan Provinsi yang belum memiliki fasilitas keselamatan LLAJ BAB IV - 4

240 Belum adanya penetapan status terminal tipe B di Kab/Kota Belum adanya angkutan pemadu moda di pelabuhan dan bandara Belum adanya prototipe bentor yang memenuhi syarat kelaikan operasi Masih adanya daerah yang belum terjangkau oleh layanan transportasi umum b. Isu Strategis Bidang Perhubungan Laut, Udara dan Postel Produktivitas bongkar muat yang masih rendah di Pelabuhan Produktivitas bongkar muat yang masih rendah di Bandara Struktur landasan yang ada tidak mampu melayani pesawat yang beroperasi saat ini (pesawat berbadan lebar) Kapasitas terminal penumpang di Bandara Djalaluddin sudah tidak memadai Kapasitas layanan kapal di Pelabuhan Anggrek belum memenuhi syarat sebagai pelabuhan barang level internasional Belum tertibnya pengusaha jasa titipan Urusan Lingkungan Hidup 1. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan pengelolaan Lingkungan Hidup dan Komisi AMDAL 2. Kerusakan Danau Limboto 3. Penurunan kualitas air sungai dan Danau 4. Penurunan kualitas udara dan tanah 5. Berkurangnya daya dukung lingkungan dan daya tampung lingkungan. 6. Kerusakan wilayah pesisir dan laut 7. Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. 8. Masih kurangnya tingkat Ketaatan Pemrakarsa Kegiatan dalam Pengelolaan Lingkungan 9. Kebersihan dan Kehijauan Kota (Clean and Green City) 10. Belum optimalnya penyelenggaraan Sistem Informasi Lingkungan (SIL), pengelolaan dan analisis data informasi lingkungan; 11. Rendahnya penegakkan hukum lingkungan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1. Rendahnya produktivitas Perepmpuan 2. Tingginya Kasus Kekerasan dan Diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak 3. Rendahnya kreativitas anak 4. Partisipasi angkatan kerja perempuan yang belum optimal BAB IV - 5

241 Urusan Sosial 1. Masih tingginya populasi penyandang masalah kesejahteraan sosial (ketelantaran, kecacatan, ketunaan, korban bencana alam, korban bencana sosial, kemiskinan, dll) 2. Masih kurangnya kepedulian masyarakat termasuk dunia usaha dalam memberikan perlindungan dan jaminan sosial terhadap masyarakat yang rentan (Lansia Terlantar dan Anak Cacat) 3. Kurangnya lembaga masyarakat yang peduli pada masalah kerawanan sosial Urusan Tenaga Kerja 1. Peningkatan jumlah angkatan kerja yang tinggi tidak diikuti dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai 2. Minimnya informasi kesempatan kerja bagi pencari kerja 3. Rendahnya tingkat partisipasi kerja terutama perempuan 4. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka 5. Rendahnya tingkat produktivitas pekerja 6. Masih tingginya pekerja sektor informal 7. Rendahnya keterampilan tenaga kerja 8. Rendahnya pertumbuhan kesempatan kerja 9. Ketimpangan pertumbuhan kesempatan kerja sektoral dan regional 10. Meningkatnya tingkat pengangguran terdidik 11. Rendahnya tingkat produktivitas pekerja 12. Produktivitas pekerja yang timpang baik sektoral maupun regional 13. Meningkatnya pekerja sektor informal 14. Rendahnya tingkat pendapatan pekerja 15. Kesenjangan upah/pendapatan pekerja baik sektoral maupun regional serta antar gender 16. Tidak adanya fasilitasi penyediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan; Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah 1. Masih kurangnya koperasi yang memiliki manajemen yang baik dan kompetitif 2. Masih terbatasnya modal Koperasi dan UKM 3. Masih kurangnya kuantitas UKM dan UMKM yang berkontribusi pada peningkatan ekonomi 4. Masih rendahnya tingkat pertumbuhan dan perluasan usaha koperasi dan UKM 5. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berkoperasi. 6. Rendahnya kualitas pengelolaan, keterampilan dan kewirausahaan KUMKM. 7. Rendahnya produktivitas, kualitas kelembagaan akses permodalan dan pemasaran produk KUMKM BAB IV - 6

242 8. Belum berkembangnya iklim usaha yang lebih berpihak kepada Koperasi dan UMKM Urusan Penanaman Modal 1. Masih kurangnya sarana dan prasarana dalam menunjang investasi di daerah 2. Rendahnya minat investor untuk menanamkan modal 3. Regulasi yang belum memihak pada para pelaku bisnis dan kepentingan daerah yang lebih spesifik. 4. Kurang terinformasinya peluang usaha dan potensi investasi 5. Pelayanan perizinan yang berbelit-belit serta masih adanya indikasi pungutan tidak dari resmi dari oknum tertentu mengakibatkan ekonomi biaya tinggi bagi investor. 6. Ketidaksiapan beberapa objek investasi untuk ditawarkan kepada investor; 7. Potensi investasi di Provinsi Gorontalo belum banyak dikenal oleh investor dalam dan luar negeri; 8. Tindaklanjut Memorandum of Understanding (MoU) yang berjalan lambat 9. Keterbatasan lahan usaha dan proses pembebasan lahan yang berlarut-larut; 10. Keterbatasan dalam mengakses informasi investasi; Urusan Kebudayaan 1. Lunturnya nilai-nilai kebudayaan daerah karena derasnya kebudayaan dari luar akibat peningkatan teknologi informasi 2. Rendahnya apresiasi warga masyarakat dalam mengangkat nilai-nilai kebudayaan daerah 3. Masih kurangnya informasi dan pelestarian nilai-nilai budaya serta peninggalan sejarah Urusan Pemuda dan Olahraga 1. Sarana dan prasarana olahraga belum tersedia secara memadai. 2. Institusi-institusi yang membawahi cabang-cabang olahraga belum ditangani dengan baik. 3. Belum optimalnya lembaga-lembaga kepemudaan yang menjadi wadah aktivitas kepemudaan 4. Minimnya prestasi siswa dalam olah raga dan kesenian Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik dalam Negeri 1. Masih ditemuinya konflik dan kasus kekerasan. 2. Belum optimalnya pengintegrasian nilai-nilai kebangsaan dan bhineka tunggal ika (prinsip keberagaman) dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. BAB IV - 7

243 3. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pendidikan demokrasi 4. Kurangnya sosialisasi budaya dan etika politik 5. Kurangnya peran aktif kelembagaan masyarakat dalam pembelajaran wawasan kebangsaan kepada masyarakat 6. Belum optimalnya penegakan hukum terhadap kerawanan sosial kemasyarakatan Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1. Masih kurangnya koordinasi dalam penyelenggaran urusan pemerintahan daerah 2. Belum harmonisnya hubungan pemerintahan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota 3. Efesiensi kelembagaan perangkat pemerintahan daerah masih perlu ditingkatkan. 4. Prinsip pelayanan prima dalam bentuk pelayanan yang lebih berkualitas masih perlu diperbaiki. 5. Evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah belum optimal. 6. Masih rendahnya kualitas penyusunan Peraturan Daerah 7. Pengelolaan aset daerah belum tertata dengan baik 8. Belum optimalnya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan. 9. Belum optimalnya pengelolaan keuangan daerah 10. Belum tertatanya organisasi perangkat daerah 11. Masih kurangnya penelitian dan diseminasi hasil-hasil kajian yang berkontribusi pada pembangunan daerah 12. Kualitas aparatur daerah belum memadai 13. Belum optimalnya manajemen kepegawaian daerah 14. Tindak lanjut perjanjian kerjasama belum optimal 15. Jumlah peneliti belum memadai 16. Prasarana dan sarana penelitian belum memadai 17. Tenaga fungsional belum ada 18. Standar pelayanan minimal bidang riset belum tersedia 19. Perubahan political will pemerintah terhadap penelitian 20. Hasil-hasil penelitian yang lebih berkualitas dihasilkan oleh lembaga-lembaga penelitian lainnya Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1. Tingginya angka kemiskinan, khususnya kebutuhan dasar (perumahan yang layak, pendidikan dan kesehatan gratis). 2. Kurangnya keterpaduan dalam percepatan pembangunan Infrastruktur dasar Perdesaan. 3. Rendahnya semangat gotong royong, huyula dalam membangun desa. 4. Kurangnya peran aktif kelembagaan masyarakat dalam membangun desa. 5. Pentingnya keberpihakan kepada pengembangan Ekonomi kerakyatan desa. BAB IV - 8

244 Urusan Kearsipan 1. Sarana dan prasarana pendukung kegiatan kearsipan masih terbatas. 2. Terbatasnya sarana layanan informasi arsip, sehingga pelayanan informasi kearsipan kepada masyarakat belum optimal. 3. Budaya menempatkan kearsipan sebagai bagian dari tata kelola dokumen yang bernilai strategis dari sisi hukum dan nilai historis masih rendah Komunikasi dan Informatika 1. Kesenjangan antara mereka yang dapat mengakses dunia digital dan teknologi informasi dengan mereka yang terbatas aksesnya atau tidak memiliki akses sama sekali masih sangat tinggi 2. Infrastruktur akses informasi lemah yang ditandai belum optimalnya tingkat pemanfaatan informasi yang di antaranya terlihat dari masih terbatasnya penggunaan TIK dalam kegiatan perekonomian masyarakat yang menghasilkan real economic value dan meningkatnya penyalahgunaan (misuse dan abuse) penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. 3. Keterbatasan kemampuan pembiayaan di bidang infrastruktur, sehingga diperlukan sumber pembiayaan lain di luar pemerintah untuk mendanai pembangunan infrastruktur bidang komunikasi dan informatika. 4. Pembangunan e-government belum merata terutama di kabupaten/kota sehinga sumber informasi dari pemerintah belum terintegrasi dan bahkan di skala yang lebih kecil masih banyak kabupaten/kota belum mengenal istilah dan apa serta bagaimana e-government. 5. Komitmen dan leadership untuk penerapan e-government baik pada pemerintah Provinsi maupun kabupaten/kota masih sangat rendah 6. Sumber daya manusia aparatur pengelola Teknologi Informasi dan Komunikasi masih sangat kurang 7. Penggunaan software illegal masih sangat tinggi 8. Pembangunan sistem informasi dan aplikasi untuk mengolah data secara on-line, terpusat dan terintegrasi antar SKPD, Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kab/Kota masih sangat kurang dan pembangunannya pada masing-masing SKPD dilakukan secara parsial dan tidak terkoordinasi 9. Belum optimalnya upaya pelayanan informasi publik untuk mengatasi kesenjangan kemampuan masyarakat terhadap informasi publik mengakibatkan adanya kesenjangan kemampuan akses masyarakat terhadap informasi, sehingga menimbulkan permasalahan dalam hal keadilan dan kesempatan untuk mengembangkan potensi masyarakat secara individual. BAB IV - 9

245 Urusan Keperpustakaan 1. Masih kurangnya minat membaca masyarakat 2. Belum memadainya Koleksi judul buku terbitan Daerah serta buku yang bersesuaian dengan disiplin ilmu di perpustakaan 3. Sarana dan prasarana pendukung perpustakaan masih terbatas. 4. Masih terbatasnya Tenaga Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan 5. Masih terdapatnya perpustakaan yang mempergunakan Teknologi Informasi Perpuatakaan yang berbasis Digitalisasi (E-Library) Urusan Pertanian 1. Meningkatnya alih fungsi lahan dari pertanian ke pemukiman 2. Kurang tersedianya informasi pasar atas hasil produksi petani 3. Tingkat produktivitas masih rendah 4. Rendahnya pengetahuan dan keterampilan petani 5. Kurangnya sarana dan prasarana pertanian 6. Produksi dan mutu hasil perkebunan belum optimal 7. Produksi peternakan masih rendah 8. Belum optimalnya penjaminan produk peternakan yag Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) 9. Kesadaran masyarakat akan penanganan Penyakit Hewan Menular Strategis belum optimal 10. Tata niaga ternak tidak di dukung regulasi yang memadai 11. Dinamika kelompok peternak dan pekebun masih rendah dalam memanfaatkan teknologi tepat guna. 12. Pertumbuhan populasi ternak sapi,kambing dan ayam buras masih rendah. 13. Produksi dan Produktifitas hasil peternakan belum terlihat peningkatan (Daging, telur dan susu) secara signifikan. 14. Konsumsi daging sapi dan kambing masih rendah. 15. Areal perkebunan kurang lebih 58 % belum dimanfaatkan. 16. Produksi dan produktifitas hasil perkebunan belum optimal. 17. Belum adanya peta kawasan pengembangan ternak. 18. Masih Kurangnya ragam informasi dan teknologi jagung/komoditi unggulan yang disajikan berbasis IT 19. Masih Kurangnya koleksi plasma Nutfah/varietas jagung unggul 20. Masih terbatasnya ketersediaan sarana prasarana penunjang pelatihan dan pembelajaran 21. Masih terbatasnya siswa, mahasiswa dan masyarakat yang memperoleh informasi, pelatihan dan pembelajaran jagung/komoditi unggulan 22. Penyelenggaraan Penyuluhan PPK BAB IV - 10

246 23. Peningkatan SDM Penyuluh 24. Kelembagaan Penyuluhan 25. Sarana dan Prasarana Penyuluhan 26. Kesejahteraan Penyuluh 27. Belum mantapnya ketahanan pangan 28. Permintaan pangan khususnya beras meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk 29. Perlu adanya diversifikasi bahan pangan Urusan Kehutanan 1. Maraknya pencurian kayu dihutan Negara, khususnya pada areal Kawasan Hutan dan HPH yang ditinggalkan 2. Alih fungsi kawasan hutan masih terjadi untuk kepentingan lain yang dilakukan secara ilegal. 3. Pemberdayaan masyarakat yang bermukim sekitar hutan masih kurang. 4. Masih kurangnya penegakan perlindungan hutan dan konservasi sumber daya alam 5. Pengelolaan dan Pemanfaatan kawasan yang melebihi daya dukung SDH menyebabkan terjadinya degradasi dan deforestasi. 6. Menurunnya kepastian kawasan terhadap status, letak serta batas Kawasan Hutan menyebabkan ancaman kerusakan hutan. 7. Meningkatnya Pembalakan hutan (Illegal logging) dan penyelundupan kayu menyebabkan terjadinya Degradasi dan Deforestasi didalam kawasan dan luar kawasan. 8. Rendahnya nilai hasil hutan non kayu yang sebenarnya berpotensi untuk meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar kawasan hutan. 9. Rehabilitasi Hutan dan Lahan pada daerah DAS (Daerah Aliran Sungai) belum terlaksana dengan baik Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral 1. Pengelolaan sumberdaya mineral belum dilakukan secara optimal sehingga belum memberikan dampak berarti bagi perekonomian. 2. Pengelolaan sumberdaya mineral belum memperhatikan kepentingan lingkungan hidup. 3. Semakin meningkatnya kebutuhan listrik masyarakat yang tidak dibarengi dengan peningkatan kapasitas sumber-sumber pembangkit listrik yang ada sehingga mengakibatkan krisis listrik. 4. Belum optimalnya pengembangan dan pemanfaatan energy baru terbarukan (non fosil) sebagai sumber energy alternative selain bahan bakar minyak 5. Masih rendahnya Investasi disektor pertambangan dan energy BAB IV - 11

247 6. Belum optimalnya system informasi geologi dan pertambangan 7. Belum terpenuhinya kebutuhan air bersih didaerah sulit air 8. Isu pencemaran Lingkungan akibat kegiatan pertambangan 9. Belum memadainya mitigasi terhadap bencana alam geologi 10. Maraknya kegiatan Penambangan Tanpa Izin (PETI) Urusan Pariwisata 1. Fasilitas penunjang di obyek wisata masih belum mamadai 2. Belum adanya sarana informasi bagi wisatawan mengenai obyek wisata dan sarana penunjang wisata 3. Masyarakat belum berperan dalam pengembangan dan pengelolaan obyek wisata 4. Desa wisata belum seluruhnya memiliki kelompok masyarakat sadar wisata sebagai wadah pemberdayaan masyarakat lokal 5. Perlunya peningkatan jumlah kunjungan wisatawan di obyek wisata agar terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat 6. Lama Tinggal Wisatawan di Provinsi Gorontalo masih rendah Urusan Kelautan dan Perikanan 1. Masih tingginya harga pakan ikan yang mengakibatkan meningkatnya biaya operasional sehingga margin keuntungan pembudidaya menurun. 2. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan 3. Tekhnologi yang diterapkan masih sederhana sehingga produksi tingkat produktifitas cenderung rendah. 4. Kelembagaan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang kurang optimal. 5. Kurangnya akses terhadap permodalan, lembaga keuangan dan perbankan. 6. Terbatasnya sarana produksi seperti induk dan benih unggul, pakan, pupuk dan obat-obatan yang sytandar. 7. Terbatasnya prasarana produksi yang memadai seperti jalan produksi. Jaringan irigasi tambak, sarana PPI/TPI, mekanisme nelayan kecil, rumpon. 8. Tingginya kerusakan ekosistem Mangrove dan terumbu karang sebagai habitat vital untuk tempat pemijahan ikan laut di berbagai kawasan di Gorontalo. 9. Lemahnya data sistem informasi sumber daya kelautan yang akurat dan mudah diakses masyarakat. 10. Penangkapan ikan secara ilegal (Illegal fishing) masih sering terjadi. 11. Penggunaan teknologi perikanan tangkap dan budidaya (darat dan laut) masih sangat terbatas. 12. Pemanfaatan daerah-daerah pesisir untuk kegiatan budidaya belum optimal. 13. Kawasan Konservasi Laut Daerah belum dikelola secara optimal. BAB IV - 12

248 14. Pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil belum optimal. 15. Produksi dan pendapatan rata-rata nelayan, pembudidaya ikan, pengolah ikan, dan pedagang ikan masih relatif rendah. 16. Efektivitas penyelenggaraan pelayanan Balai Benih Ikan Sentral (BBIS), Balai Benih Ikan Pantai (BBIP), Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI), Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Unit Pengolahan Ikan (UPI), dan Taksi Mina Bahari (TMB) belum optimal. 17. Kualitas lingkungan perairan (mangrove, terumbu karang, sungai, danau) di beberapa lokasi telah terjadi penurunan Urusan Perdagangan 1. Belum baiknya system distribusi barang dan jasa serta masih rendahnya akses pasar luar negeri. 2. Masih panjangnya rantai distribusi barang, tingginya disparitas harga antar wilayah dan fluktuasi harga di tingkat konsumen dalam kondisi tertentu seperti pada saat hari besar keagamaan. 3. Terbatasnya sarana distribusi dan infrastruktur transportasi. 4. Belum transparannya ketersediaan pasokan di tingkat distributor dan agen. 5. Terbatasnya sarana penyimpanan (pergudangan, silo, pendingin) di tingkat produksi. 6. Kebijakan perdagangan antar pulau untuk mendukung peningkatan transaksi antar pulau yang belum sinergi baik pusat, antar provinsi maupun antar kawasan strategis di Sulawesi. 7. Masih lemahnya pengamanan pasar dalam negeri, yang ditandai oleh lemahnya pengawasan barang beredar dan perlindungan konsumen. 8. Rendahnya kemampuan pelaku usaha dalam mengakses pasar luar negeri, baik dari sisi kuantitas dan kualitas produk, promosi dan pemasaran (termasuk market intelegent), kapasitas usaha, dan permodalan sehingga belum mampu mengakselerasi peningkatan ekspor komoditi unggulan daerah Urusan Perindustrian 1. Kulitas SDM industri relatif masih rendah, khususnya pengrajin industri kecil sehingga kurang tanggap terhadap perubahan yang datang dari luar seperti teknis produksi, desain dan selera konsumen. 2. Kemampuan manajemen dan semangat kewiraswastawan pengusaha/ pengrajin relatif masih kurang 3. Pemasaran hasil industri masih bersifat lokal BAB IV - 13

249 4. Peralatan dan cara kerja masih sederhana, sehingga kuantitas dan kualitas produksi yang dihasilkan rendah. 5. Keterbatasan bahan baku industri kecil khususnya industri sulaman Karawo. 6. Kawasan industri belum berjalan sebagaimana yang diharapkan untuk menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi daerah. 7. Agroindustri yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi komoditaskomoditas unggulan belum berkembang sebagaimana yang diharapkan. 8. Industri pengolahan yang ada belum variatif dan inovatif. 9. Investor belum ada yang serius untuk membuka suatu kawasan industri pengolahan 10. Masih rendahnya kualitas manajemen pengelolaan industri kecil menengah di daerah. 11. Masih rendahnya kualitas SDM industri kecil menengah dalam hal skill, manajemen usaha dan akses terhadap permodalan. 12. Rendahnya produktivitas dan pemasaran produk IKM, baik pasar lokal, regional, nasional dan internasional. 13. Belum berkembangnya sentra dan kluster industri di daerah, yang mengakibatkan jumlah dan investasi dibidang industri rendah Urusan Ketransmigrasian 1. Adanya kesenjangan antara permukiman transmigrasi dengan permukiman masyarakat sekitar 2. Rendahnya pemberdayaan masyarakat akibat ketersediaan kualitas dan kuantitas sarana dan prasaran yang berada di kawasan transmigrasi 3. Permukiman transmigrasi dan masyarakat sekitarnya belum terstuktur dalam sistem pengembangan kawasan permukiman 4. Belum adanya perencanaan penempatan transmigrasi yang serasi dan seimbang dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan; 5. Belum terintegrasi dan terkoordinasikannya program-program antar sektor dalam pembangunan kawasan transmigrasi khususnya pengembangan Kawasan Terpadu Mandiri Paguyaman- Wonosari 6. Kurangnya pengelolaan transmigrasi melalui pola kerjasama dengan pemerintah daerah Pengirim dan Penerima sesuai dengan syarat dan tatacara penetapan sebagai transmigrasi; 7. Meningkatan kelengkapan sarana dan prasarana untuk mendukung aktivitas masyarakat transmigrasi di lokasi pemukiman transmigrasi; BAB IV - 14

250 4.2. Isu-Isu Strategis Pembangunan Isu strategis merupakan salah satu pengayaan analisis lingkungan eksternal terhadap hasil capaian pembangunan selama 5 (lima) tahun terakhir, serta permasalahan yang masih dihadapi kedepan dengan mengidentifikasi kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang Kerjasama Sebagaimana diamanatkan dalam UU 32 tahun 2004 tentang otonomi daerah dimana setiap daerah dapat melakukan kerja sama baik itu kerjasama antar daerah, regional dan internasional dalam penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan maupun dalam pembangunan daerah. Menyikapi hal ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo terus berupaya mendorong dan mengembangkan berbagai kerjasama dengan berbagai pemerintahan daerah maupun pihak ketiga termasuk dengan lembaga perwakilan donor. Kerjasama pembangunan ini diharapkan memberikan multiplier effect terhadap gerak dan pertumbuhan ekonomi Gorontalo Kerjasama Antar Daerah Kerja sama daerah merupakan sarana untuk lebih memantapkan hubungan dan keterikatan daerah yang satu dengan daerah yang lain dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia, menyerasikan pembangunan daerah serta mensinergikan potensi antar daerah. Melalui kerja sama daerah diharapkan dapat mengurangi kesenjangan daerah dalam penyediaan pelayanan umum khususnya yang ada di wilayah terpencil, perbatasan antar daerah dan daerah tertinggal. Objek yang dapat dikerjasamakan meliputi seluruh urusan yang menjadi kewenangan daerah otonom, aset daerah dan potensi daerah serta penyediaan pelayanan umum. Pelaksanaan kerja sama harus berpegang pada prinsip efisiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan bersama, itikad baik, mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, persamaan kedudukan, transparansi, keadilan dan kepastian hukum. BAB IV - 15

251 Dalam kurun waktu tahun , Pemerintah Provinsi Gorontalo telah melakukan beberapa kerjasama dengan Provinsi lain antar lain : MoU Pemerintah Gorontalo dengan Pemerintah D.I Yogyakarta, Pemerintah Jawa Timur dan Pemerintah NTB No.18/HKM-NK/XI/2007 mengenai penyelenggaraan transmigrasi; MoU 04/HKM-NK/V/2007/014/MoU dengan Pemerintah Kota Surabaya mengenai pelaksanaan dan pengembangan Implementasi sistem E- Govemment ; MoU Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Pohuwato No. 10,11,12,13,/HKM-NK/VII/2007 mengenai Pengelolaan dana penguatan modal lembaga usaha ekonomi pedesaan untuk pengendalian harga gabah/beras/jagung di tingkat Provinsi Kerjasama Teluk Tomini Teluk Tomini merupakan salah satu teluk terbesar di Indonesia dengan luas kurang lebih 6 juta hektar dengan potensi sumberdaya alam yang kaya dan unik, perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar. Dalam pembagian kawasan keanekaragaman hayati, kawasan ini berada di zona Wallacea, yang dalam sejarahnya merupakan kawasan terpisah dari Benua Asia maupun Australia. Teluk Tomini tergolong perairan semi tertutup (semi enclosed) yang bersinggungan langsung dengan tiga provinsi (Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo) dengan 14 kabupaten/kota serta 23 muara daerah aliran sungai (DAS). Kawasan Teluk Tomini merupakan kawasan yang mempunyai nilai ekonomi, sosial, dan ekologis/lingkungan yang sangat berarti bagi kelangsungan penghidupan masyarakat. Teluk Tomini merupakan kawasan andalan nasional, tetapi juga menjadi perhatian dunia internasional karena tipe ekosistem khas yang beranekaragaman, seperti mangrove, padang lamun, rumput laut, estuaria, delta, dan rawa pantai non bakau. Ekosistem-ekosistem tersebut sebagai penyangga kehidupan yang perlu dilindungi. Selain itu, ekosistem terumbu karang yang ada di Teluk Tomini merupakan bagian dari Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle) yang memiliki keragaman karang tertinggi di dunia. Laut Tomini dan sekitarnya telah ditetapkan sebagai kawasan budidaya ruang darat maupun laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut (PP No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN). Dalam kawasan Teluk Tomini, juga terdapat satu pelabuhan internasional yaitu pelabuhan Bitung dan satu pelabuhan nasional yaitu pelabuhan Gorontalo (PP No. 26 Tahun 2008), dan 13 kawasan lindung nasional BAB IV - 16

252 yang terdiri dari satu kawasan suaka alam laut, tiga suaka margasatwa, tujuh cagar dan satu taman nasional serta satu taman nasional laut (PP No. 26 Tahun 2008). Perairan Teluk Tomini di Provinsi Gorontalo memiliki panjang garis pantai sepanjang 438,1 km dengan potensi sumberdaya perikanan tangkap WPP RI Teluk Tomini s/d Laut Seram mencapai Ton/tahun. Dan berdasarkan 11 lokasi yang menjadi pusat pengembangan ekonomi kelautan, perairan teluk tomini menjadi pusat pengembangan aquaculture/pengembangan budidaya perikanan, (sumber : KKP-RI tahun 2011) Pada tahun dilakukan pemantauan kualitas lingkungan pesisir laut bersama tiga pusat lingkungan (UNSRAT, UNG dan UNTAD) di sekitar pelabuhan, wisata bahari, terumbu karang, mangrove dan padang lamun serta pada kondisi lahan daratan yang mempengaruhi teluk yakni kondisi tutupan lahan di daerah aliran sungai (DAS). Hasilnya menunjukkan bahwa kondisi dan aset kawasan Teluk Tomini telah rusak dan tercemar kecuali yang masih cukup terjaga adalah kawasan laut Gorontalo. Berdasarkan Kesepakatan Bersama antara 3 (tiga) Gubernur dengan Nomor : 660/05/BLHD-G-ST/2009, Nomor 100/1186/SEKR-BLH, dan Nomor 06/HKM-NK/V/2009 Tanggal 13 Mei 2009, dimana menyepakati 4 (empat) kesepakatan pengelolaan kawasan Teluk Tomini yaitu: 1. Rencana strategis pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan sebagai dokumen perencanaan pembangunan daerah. 2. Pelaksanaan pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan strategi pengelolaan secara konsisten dan konsekuen. 3. Pelaksanaan pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan untuk melaksanakan koordinasi, integrasi, sinergitas program/kegiatan, dan evaluasi bersama. 4. Peningkatan alokasi anggaran untuk pengelolaan Teluk Tomini secara terpadu dan berkelanjutan melalui APBD ketiga provinsi, APBD kabupaten/kota, dukungan APBN, penganggaran dunia usaha, masyarakat serta kerjasama internasional. 5. Hal-hal yang lebih teknis akan disusun kesepakatan bersama oleh badan/dinas terkait dan perguruan tinggi di ketiga provinsi. Dari 5 butir kesepakatan pengelolaan Teluk Tomini, maka objek kerjasama pengelolaan Teluk Tomini meliputi : kegiatan pengawasan dan pengendalian ; penelitian dan pengembangan; pemanfaatan dan pelestarian; pengembangan BAB IV - 17

253 kerjasama ekonomi regional dan/atau internasional dan aspek Lingkup kerjasama dalam pengelolaan Teluk Tomini ini meliputi: a. Kelautan dan Perikanan b. Lingkungan Hidup c. Pariwisata d. Infrastruktur e. Ekonomi, Sosial dan Budaya. Tindak lanjut dari kesepakatan diatas, maka Kementerian Negara Lingkungan Hidup bekerjasama dengan Balihristi Provinsi Gorontalo tahun 2010 melakukan pemantauan kualitas air laut diwilayah Teluk Tomini di Provinsi Gorontalo. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa jumlah Coliform total untuk lokasi Pelabuhan Kota Gorontalo sebesar 2500 MPN/100 ml, nilai tersebut melebihi baku mutu KepMen LH No. 51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut untuk kualitas air laut untuk perairan pelabuhan yaitu 1000 MPN/100 ml, konsentrasi DO (disolved oxygen) di lokasi Muara Sungai Bone, daerah wisata Olele dan di muara Sungai Paguyaman yaitu masing-masing 4,8 mg/l, 4,5 mg/l dan 4,5 mg/l, tidak memenuhi baku mutu Kep Men LH No. 51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut untuk kualitas air laut untuk wisata bahari yaitu > 5 mg/l, sedangkan konsentrasi BOD (biological oxygen demand) di masing-masing lokasi tersebut adalah 11,5 mg/l, 12,5 mg/l dan 10,5 mg/l, dimana nilai-nilai tersebut diatas baku mutu Kep Men LH No. 51 tahun 2004 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut untuk kualitas air laut untuk wisata bahari yaitu 10 mg/l. Kadar ph, warna, kekeruhan dan TSS untuk semua lokasi terdeteksi, dimana nilai ph berkisar 7,5 7,8, warna 5,5 16,7, kekeruhan 2,5 3,8 dan TSS 17,5 19,5 mg/l, tetapi nilai-nilai tersebut masih dibawah baku mutu yang dipersyaratkan (ph=6,5 8,5, warna = 30 mg/l, kekeruhan = 5 dan TSS = 5 mg/l). Nilai TSS erat kaitannya dengan kekeruhan, untuk lokasi titik 5 yang mempunyai nilai TSS tinggi (19,5 mg/l) ternyata mempunyai nilai kekeruhan 3,8 NTU. Konsentrasi DO dan BOD di semua lokasi di daerah wisata bahari terdeteksi. Kadar DO terendah dan BOD 5 tertinggi adalah di lokasi titik 3, 4 dan 5 dengan kadar DO berkisar antara 4.5 mg/l sampai 4.8 mg/l dan kadar BOD 5 berkisar antara 10.5 mg/l sampai 12.5 mg/l. Konsentrasi DO untuk lokasi tersebut tidak memenuhi persyaratan baku mutu yaitu > 5 mg/l dan konsentrasi BOD untuk ke 3 lokasi tersebut diatas baku mutu yang dipersyaratkan yaitu 10 mg/l. BAB IV - 18

254 Kerjasama Internasional Kerjasama Selatan-Selatan dengan Provinsi Gorontalo dan Provinsi Selatan Srilanka Perjanjian Kerjasama (LoI) ditandatangani oleh Gubernur Gorontalo, Indonesia dan Provinsi Selatan Srilanka. Perjanjian ini atas insiatif dari ART-Gold UNDP, menginisiasi kerjasama selatan-selatan antara Provinsi Selatan Srilanka dan Provinsi Gorontalo untuk bertukar pengetahuan dan pengalaman terbaik sesuai dengan arah pembangunan kedua wilayah. Inisiatif Kerjasama Selatan- Selatan saat ini telah sampai pada aksi dan kegiatan nyata dimana kedua pihak dapat bekerja bersama dengan patner internasional menuju pembangunan daerah untuk mencapai keuntungan bersama (win-win solution). Sebagai hasil dari misi, telah diidentifikasi ide ide project yang akan dikembangkan berdasarkan perjanjian kerjasama diantarnya : 1. Dalam bidang Pertanian, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan diantarnya : - Delegasi Srilanka telah mengidentifikasi bidang yang menjadi pembelajaran dari Provinsi Gorontalo dengan referensi terhadap cultivasi jagung. Kedua pihak sepakat untuk mengirimkan sekurang-kurangnya 2 tenaga ahli Srilanka pada pekerjaan lanjutan dan tenaga ahli peneliti untuk pengembangan teknik survey pada identifikasi lahan dan peta produksi. Kegiatan ini dilakukan pada awal maret Berdasarkan road map yang akan dikembangkan, pertanian (khususnya jagung) tenaga ahli Gorontalo akan diundang oleh Srilanka untuk mentransfer pengetahuan kepada tenaga peneliti Srilanka. - Pertukaran plasma germ di kedua provinsi berdasarkan aturan karantina dan regulasi negara - Pertukaran pengalaman dalam pembuatan kebijakan dan pengaturan pengembangan manajerial pertanian (jagung) yang berbasis territorial. 2. Dalam bidang Kesehatan, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan diantarnya : - Misi tenaga kesehatan ke Provinsi Selatan Sri Lanka. Untuk belajar skema system kesehatan : ilmu tradisional dan modern. - Pertukaran tenaga ahli untuk mengelaborasi survei lebih mendalam pada kebutuhan provinsi Gorontalo saat ini. - Project Cold Chain Maintenance - Pertukaran pengetahuan dan pengalaman terbaik untuk Gorontalo pada beberapa subyek berbeda : obat-obatan, spesialisasi, perawatan penyakit umum diantara kedua wilayah provinsi BAB IV - 19

255 - Menciptakan hubungan kerjasama melalui project yang berkenaan dengan pusat akademi obat-obatan antara kedua provinsi. 3. Dalam bidang Pendidikan, adapun beberapa hal yang menjadi kesepakatan diantarnya : - Mengadakan Training of Trainer (ToT) untuk manajemen sekolah (SD hingga SMU) - Pelatihan bagi para guru oleh tenaga ahli dari Provinsi Selatan Srilanka untuk mengembangkan proses pengajaran dan pembelajaran di Gorontalo (siswa tidak mampu, manajemen TK, dll). Pertukaran ini juga akan berhubungan dengan pembangunan kurikulum berbasis kawasan Kerjasama Regional a. Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) Kerja sama Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA) dibentuk secara resmi pada Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) ke-1 di Davao City, Filipina pada Tanggal 26 Maret BIMP- EAGA adalah kerjasama sub-regional yang bertujuan untuk meningkatkan Trade Tourism and Investment (TTI). Pertemuan tertinggi BIMP-EAGA adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) kemudian Pertemuan Tingkat Menteri, Pertemuan Tingkat Pejabat Senior, dan pertemuan teknis di bawah SOM. Pertemuan teknis di bawah SOM terdiri atas cluster dan task force, yaitu: (a) Cluster on Natural Resources Development, diketuai oleh Indonesia (b) Cluster on Transport, Infrastructure, and Information, Communication, and Technology Development (TIICTD), diketuai oleh Brunei Darussalam (c) Cluster on Joint Tourism Development (JTD), diketuai Malaysia (d) Cluster on Small and Medium Enterprises Development (SMED), diketuai oleh Filipina. (e) Task Force on Customs, Immigration, Quarantine, and Security, diketuai oleh Filipina. b. Coral Triangle Initiative (CTI) CTI merupakan tindak lanjut dari gagasan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang disampaikan di sela-sela Convention on Biological Diversity (CBD) ke-8 di Brazil Tahun 2006 didasari kenyataan bahwa perairan Indonesia dan kawasan di sekitarnya merupakan habitat bagi highest level of coral diversity (setidaknya terdapat 5000 lebih jenis coral), sehingga dengan sendirinya memiliki kekayaan sumber daya hayati yang besar. CTI dikembangkan untuk membentuk mekanisme kerjasama antar negara-negara yang memiliki tujuan dan pandangan yang sama mengenai pengelolaan lingkungan hidup dan mempertahankan BAB IV - 20

256 kesinambungan sumberdaya alam laut di kawasan Coral Triangle yang mencakup 6 negara: Indonesia, Filipina, Malaysia, Timor Leste, PNG, dan Kepulauan Solomon. c. Program Building Better Budget For Women and The Poor (B3WP) Program Building Better Budget for Women and the Poor (B3WP) beroperasi di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Gorontalo dan Pemerintahan Provinsi Gorontalo selama 4 tahun dari Tahun 2011 s/d 2014 yang bertujuan agar Pemerintah Daerah di Provinsi dan Kab Gorontalo melaksanakan perubahan kebijakan dan meningkatkan kualitas perencanaan dan penganggaran yang responsif gender dan pro poor, sehingga dapat meningkatan kapasitas koalisi ormas dan pemerintah daerah serta DPRD Provinsi & Kab Gorontalo secara berkelanjutan mewujudkan pelaksanaan kebijakan perencanaan & penganggaran yang responsif gender dan pro poor. Kerjasama pembangunan dengan pemerintah daerah lainnya menunjukkan kinerja yang berbeda-beda. Selang tahun 2009 s/d 2010, kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Lainnya sebagian besar inisiatif kerjasama pembangunan yang ditandatangani telah diimplementasikan di lapangan sebagaimana tabel 4.1 dan 4.2. Tabel 4.1 Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah Tahun 2009 Jlh Status Kerjasama Pembangunan No. Pemprov/Pemkab/Pemkot Sdh Ada Dalam MoU % Realisasi Proses % Pending % 1 Pemrov Sulawesi Tengah Pemrov Sulawesi Utara Pemrov Jawa Tengah Pemrov Jawa Barat Pemrov Bali Pemkab Pohuwato Prov. Gorontalo, Kab/Kota Se- Provinsi Gorontalo T O T A L , ,33 Sumber : Data LKPJ Lima Tahunan (Diolah) BAB IV - 21

257 Tabel 4.2 Realisasi Kerjasama Pembangunan antar Daerah Tahun 2010 No. Status Kerjasama Pembangunan Pemprov/Pemkab/ Jlh Sdh Ada Dalam Pemkot MoU % % Pending % Realisasi Proses 1 PemKot/PemKab Gorontalo Provinsi Banten Pemrov Jawa Barat Pemrov Jawa Tengah Pemrov Jawa Timur Provinsi DIY Provinsi Bali Provinsi NTB Pemkab Pohuwato Pemkab Bone Bolango T O T A L , , Sumber : Data LKPJ Lima Tahunan (Diolah) Perumusan isu-isu strategis dilakukan dengan menganalisis berbagai fakta dan informasi yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis serta melakukan telaahan terhadap visi, misi dan program kepala daerah terpilih, dan RPJMN sehingga rumusan isu yang dihasilkan selaras dengan cita-cita dan harapan masyarakat terhadap kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih serta kebijakan pemerintah dalam jangka menengah Isu-isu Strategis Isu Strategis Global dan Nasional 1. Pencapaian Milenium Development Goals (MDGs) Tujuan pembangunan Milenium yang terdiri dari 8 (delapan) tujuan pembangunan manusia yang secara langsung dapat memberikan dampak bagi pengentasan kemiskinan ekstrim, yang harus dicapai pada tahun 2015 oleh 189 Negara yang menandatangani rumusan Deklarasi Milenium pada September tahun 2000 termasuk Indonesia. Untuk mencapai tujuan MDGs tahun 2015 diperlukan koordinasi, kerjasama serta komitmen dari seluruh pemangku kepentingan terutama pemerintah dan masyarakat (nasional dan daerah) untuk bersama-sama memastikan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai telah dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia dan Gorontalo pada khususnya. BAB IV - 22

258 2. Pemanasan Global (Global Warning). Peningkatan suhu rata-rata di permukaan bumi merupakan ancaman yang serius bagi planet bumi dan seluruh mahluk di dalamnya, sehingga perlu langkah terpadu yang di penanggulangan dan pencegahan serta pengawasan sebab dan dampak yang dihasilkan oleh pemanasan global tersebut, yang salah satu penyebabnya adalah pembentukan beberapa jenis gas rumah kaca yang dihasilkan oleh peternakan, pembakaran bahan bakar foisl pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, serta pembangkit tenaga listrik dan lainnya. 3. Globalisasi Informasi Peningkatan teknologi informasi menuntut kemampuan lebih untuk dapat mengambil manfaat dari derasnya arus globalisasi sehingga diperlukan mutu modal manusia. Disisi lain diperlukan filterisasi dari setiap pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan norma sehingga dapat mencegah pengaruh negative dari globalisasi informasi. 4. Otonomi Daerah dari Sentralistik menuju Desentralistik Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diubah dengan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 menuntut daerah untuk lebih mandiri dalam pengelolaan kekayaan dan pemerintahan daerahnya masing-masing. Untuk itu diperlukan pelaksanaan pembangunan daerah yang terintegrasi, bersinergi, efisien dan menjamin terkelolanya sumberdaya alam secara maksimal dalam rangka pemerataan, keadilan sosial yang memperkuat sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara dalam NKRI. 5. Fluktuasi Harga Minyak Dunia BBM adalah suatu variabel yang sangat penting dari ukuran sebuah kesejahteraan rakyat. Kebijakan terkait BBM adalah sebuah kebijakan yang luar biasa penting dan bias berefek domino apabila tidak ditimbang dengan sebaik-baiknya. Dinamika atau fluktuasi harga minyak dunia yang kemudian berimbas pada harga BBM domestic. Atas dasar itu, aspek sosial dan sosiologis kemudian menjadi hal yang patut dipertimbangkan atas kenaikan harga BBM. Aspek sosial dan sosiologis menyangkut ranah masyarakat secara luas dengan tanpa menafikan aspek-aspek minoritas dari masyarakat itu sendiri. Melihat dampak kenaikan harga BBM dari perspektif ekonomi, kita akan berhadapan dengan ekonomi makro dan ekonomi mikro. Dari ekonomi makro, kenaikan harga BBM ini akan menyebabkan inflasi yang memicu penurunan nilai tukar rupiah. Penurunan riil ini akan menyebabkan daya beli masyarakat berkurang, terutama masyarakat kelas bawah. Golongan ini akan sangat kesulitan dalam menghadapi kenaikan BBM, terutama atas dampak langsungnya terhadap kebutuhan pokok. BAB IV - 23

259 Isu Regional Sulawesi Sesuai Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pembangunan wilayah Sulawesi diarahkan untuk menjadi salah satu lumbung pangan nasional dengan meningkatkan produktifitas dan nilai tambah pertanian tanaman pangan, perkebunan dan perikanan, mengembangkan bio-energi serta meningkatkan dan memperluas perdagangan, jasa dan pariwisata bertaraf internasional. Beberapa isu strategis di wilayah Sulawesi, yaitu sebagai berikut: 1. Optimalisasi pengembangan sektor unggulan yang berdaya saing tinggi di wilayah Sulawesi; Dominasi sektor-sektor primer dalam perekonomian wilayah Sulawesi menunjukkan belum optimalnya peningkatan nilai tambah sektor dan komoditas unggulan. Sementara keragaman komoditas unggulan antar daerah memungkinkan dikembangkannya gugus (cluster) industri unggulan secara simultan. 2. Interkonektivitas domestik intrawilayah; Integrasi jaringan transportasi domestik sangat strategis dalam mendukung penguatan ketahanan perekonomian domestik. Di samping itu, posisi strategis wilayah Sulawesi memainkan peranan penting bagi penguatan integrasi perekonomian KBI dan KTI. 3. Kualitas sumberdaya manusia dan tingkat kemiskinan; Rendahnya kualitas sumber daya manusia ditunjukkan oleh peringkat IPM provinsi-provinsi di Sulawesi yang berada di bawah 20, kecuali Sulawesi Utara. Tingkat kemiskinan relatif tinggi ditemui di Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat. 4. Kapasitas energi listrik; Ketersediaan energi listrik saat ini tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Peningkatan kapasitas energi listrik sangat strategis dalam menunjang arah pengembangan gugus industri unggulan di wilayah Sulawesi. 5. Revitalisasi modal sosial; Peningkatan rasa saling percaya di antara masyarakat dan antara masyarakat dan pemerintah berperan penting dalam meningkatkan efektivitas program-program pembangunan. Meningkatnya rasa saling percaya juga berperan memperlancar kerja sama produktif, mengurangi biaya transaksi, dan memperkuat ketahanan social masyarakat dalam menghadapi isu-isu sensitif. 6. Reformasi birokrasi dan tata kelola; Aparat pemerintah daerah yang profesional disertai pelayanan publik yang prima berpotensi meningkatkan daya tarik daerah di mata investor, baik lokal maupun asing. Selanjutnya, meningkatnya investasi akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Pelayanan publik yang efisien juga mengurangi beban BAB IV - 24

260 pengeluaran rumah tangga miskin. 7. Konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup serta mitigasi bencana; Wilayah Sulawesi dikaruniai keragaman hayati yang cukup tinggi dan unik yang berbeda dengan flora dan fauna baik di Asia maupun Australia. Pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan yang berlebihan dapat mengancam potensi tersebut. Di sisi lain, wilayah ini memiliki kerawanan bencana terkait aktivitas gunung berapi dan pergerakan lempeng bumi Isu Internal Provinsi Gorontalo 1. Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (Pendidikan Dan Kesehatan) Kondisi ini ditandai dengan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Gorontalo di Indonesia tahun 2011 sebesar 70,28 poin yang masih dibawah rata-rata nasional berada pada peringkat ke 24 Ini menunjukkan bahwa pembangunan manusia di Provinsi Gorontalo hingga tahun 2011 masih jauh tertinggal dibanding pembangunan manusia di sebagian besar provinsi se-indonesia. Pada tataran Regional Sulawesi, IPM Gorontalo menempati urutan ke-4 setelah Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah. Dalam konteks Provinsi Gorontalo, angka IPM kabupaten dan kota ternyata tidak satupun yang masuk dalam kategori tinggi menurut skala internasional (IPM lebih dari 80). Untuk daerah kabupaten dan kota, tahun 2011 pada umumnya termasuk dalam tingkat pembangunan manusia menengah ke atas. Kota Gorontalo tercatat sebagai penyumbang IPM tertinggi yang mencapai 73,08 pada tahun Kemudian diikuti oleh Kabupaten Bone Bolango sebesar 71,71 dan berikutnya secara berturut-turut adalah Kabupaten Gorontalo (70,07), Kabupaten Pohuwato (69,77), Kabupaten Gorontalo Utara (68,81), dan terakhir Kabupaten Boalemo (68,69). Dilihat dari pencapaiannya, ternyata peningkatan tertinggi dicapai pada indeks pendidikan, diikuti indeks daya beli dan kesehatan. Dari indikator (indeks) tersebut menjelaskan telah terjadi perbaikan besar-besaran pada aspek pendidikan dan ekonomi di kabupaten/kota maupun lingkup Provinsi Gorontalo. Meskipun demikian, terkait dengan akses, partisipasi, kontrol serta manfaat masih ditemui gap atau kesenjangan yang cukup jauh antara perempuan dal laki-laki. Hal ini bisa terlihat dari Indikator Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Jender (IPJ) masih cukup jauh tertinggal dari nilai rata-rata Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Karena itu masih dibutuhkan upaya pembangunan yang serius dan konsisten di bidang kesehatan, peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat serta perbaikan bidang pendidikan agar kualitas sumberdaya manusia Provinsi Gorontalo dapat sejajar dan BAB IV - 25

261 bahkan melebihi daerah lainnya, tentunya dengan tidak melupakan aspek gender dalam setiap proses pembangunan sebagaimana dimaksud diatas. Kondisi lainnya adalah jumlah masyarakat miskin masih tinggi, masih berada di atas rata-rata nasional. Pada tahun 2010 sebaran kemiskinan menurut kabupaten/kota, menurut jumlah penduduk miskin terbanyak berada di Kabupaten Gorontalo sebesar jiwa atau sebesar 31,89 persen sedangkan jumlah penduduk miskin yang terendah berada di Kota Gorontalo sebanyak jiwa atau sebesar 4,70 persen dari total penduduk miskin yang ada di Provinsi Gorontalo. Jumlah penduduk miskin terakhir pada kondisi Desember 2010 berjumlah jiwa (23,19 persen) dari seluruh jumlah penduduk Gorontalo pada tahun yang sama sebesar 1,040,164 Jiwa. 2. Pertumbuhan Ekonomi Melalui Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Belum Optimal Upaya pengembangan Ekonomi masyarakat perlu terus ditingkatkan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam rangka peningkatan daya saing serta untuk memeratakan pembangunan ekonomi antar daerah Kabupaten/ Kota secara berkeadilan. Walaupun pertumbuhan ekonomi Gorontalo diatas rata-rata nasional namun masih bertumpu pada sektor primer pertanian yang walaupun pertumbuhannya tinggi namun relative belum memberi pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat secara langsung, sehingga diharapkan kedepan berangsur angsur beralih kesektor sekunder Industri, perdagangan dan jasa. Rendahnya nilai tambah dari produktivitas perekonomian masyarakat sebagai akibat dari rendahnya penguasaan teknologi dan keterampilan terutama teknologi tepat guna, kurangnya permodalan, serta akses pasar yang kurang, sehingga ekspor keluar daerah masih berupa bahan mentah. Pengembangan wilayah berdasarkan kompetensi inti atau berbasis komuditas unggulan menjadi isu yang mengemuka didalam pengembangan wilayah kabupaten/kota dimasa yang akan datang. Hasil pembangunan selama ini masih dirasakan belum cukup memadai untuk mengatasi kesenjangan kesejehteraan di berbagai wilayah dan kelompok masyarakat. Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah belum bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memadai. Guna mengatasi kesenjangan dan mempercepat pembangunan perekonomian daerah, terutama untuk mendorong penyebaran industri ke daerah, maka salah satu langkah terobosan yang akan dilakukan adalah pengembangan kawasan industri yang berbasis pada kompetensi inti daerah. Kawasan industri terpadu Gorontalo yang berada pada Kawasan Strategis Provinsi akan didorong menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gorontalo-Paguyaman- Kwandang (Gopandang). Pertimbangan dalam mengembangkan KEK adalah menyediakan suatu kawasan yang memiliki fungsi ekonomi dimana salah satu fungsi BAB IV - 26

262 ekonomi tersebut adalah zona industri yang menghasilkan produk-produk akhir berkualitas ekspor. Kawasan Industri Terpadu Gorontalo yang diarahkan pada KEK, sesuai dengan arah kebijakan industri nasional dan Masterplan Perluasan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang diharapkan menjadi engine of growth ekonomi daerah. Juga pada sektor industri ekonomi Gorontalo selama ini masih di dominasi oleh industri rumah tangga, industri kecil dan menengah. Potensi sumber daya alam lainnya berupa bahan mineral serta potensi perikanan dan kelautan belum memberi manfaat ekonomis kepada masyarakat dan daerah secara penuh. 3. Pembangunan Infrastruktur Belum Memadai. Kondisi wilayah geografis Gorontalo yang luas dan tidak meratanya penyebaran penduduk terutama pada daerah daerah wilayah perdesaan, daerah perdalaman dan terpencil sekaligus sebagian dari penyebab terjadinya kesenjangan pembangunan dan belum memadainya aksesibilitas dan jangkauan pelayanan terhadap sarana dan prasarana infrastruktur antardaerah seperti transportasi, irigasi, perumahan dan pemukinan, telekomunikasi serta kelistrikan. Secara fungsional kondisi jalan di Gorontalo sampai dengan tahun 2011 adalah : jalan nasional sepanjang 606,696 Km dengan kondisi jalan Baik 486,09 km (80,12 persen), Sedang 56,14 km (9,25 persen), Rusak 23,36 Km (3,83 persen), Rusak Berat 41,1 km (6,77 persen), Jalan provinsi dengan panjang 414,51 Km dengan kondisi jalan Baik 168,88 km (40,74 persen), Sedang 30,04 km (7,25 persen), Rusak Ringan 21,25 Km (5,12 persen), Rusak Berat 91,99 km (22,19 persen), Belum terbuka 93,75 Km (22,62 persen). Dari data ini kondisi jalan provinsi hampir setengahnya masih tidak mantap, hal ini sebagai akibat dari rendahnya fiscal daerah dalam mendanai program kegiatan infrstruktur. Seiring dengan peningkatan arus pergerakan manusia, barang dan jasa dari dan ke Provinsi Gorontalo melalui Bandar Udara Djalaluddin yang saat ini memiliki landasan pacu m serta lebar 45 m sehingga bisa didarati oleh pesawat jenis Boeing ER, keberadaan semakin menuntut peningkatan baik sarana dan prasarana sisi darat maupun udara serta keselamatan. Kedepan Bandar Udara Djalaludin Gorontalo akan dikembangkan menuju Bandara Internasional. Selain transportasi udara, Provinsi Gorontalo juga memiliki 5 pelabuhan laut yang terletak di pesisir utara dan selatan. Di pesisir utara terdapat pelabuhan anggrek dikhususkan untuk melayani barang secara cargo dan petikemas baik pelayaran dalam negeri maupun internasional, serta pelabuhan kwandang digunakan untuk pelayaran rakyat ke buol dan toli-toli Sulawesi tengah. Kedepan pelabuhan kwandang akan dikembangkan menjadi pelabuhan yang melayani rute pelayaran antara Gorontalo sampai Balikpapan Kalimantan Timur dan daerah sekitar. Sedangkan dipesisir selatan terdapat BAB IV - 27

263 pelabuhan Gorontalo, pelabuhan Tilamuta dan pelabuhan Bumbulan yang berfungsi sebagai pelabuhan pengumpul dan pendistribusi di daerah kawasan Teluk Tomini. Seiring dengan pengembangan dinamika pembangunan Provinsi Gorontalo kedepan kondisi 5 pelabuhan laut ini perlu ditingkatkan untuk mengimbangi tingginya permintaan arus barang dan penumpang. 4. Reformasi Birokrasi, Penegakkan Supremasi Hukum dan HAM belum Optimal. Upaya mewujudkan pemerintahan yang efektif, efesien dan akuntabel masih menghadapi beberapa permasalahan dan diperlukan penanganan secara mendasar, terencana dan sistematis, saat ini kelembagaan pemerintah daerah baik dari aspek struktur maupung fungsi kelembagaan belum efektif dan efesien sehingga kualitas pelayanan publik belum optimal, disamping itu rendahnya citra dan kinerja aparatur pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan yang didasari filossofi good governance, hal ini akibat penerapan ketatalaksanaan (manajemen) pemerintahan belum professional dan belum memiliki indicator dan pola yang jelas. Dari sisi hukum masih dirasakan budaya hukum masyarakat masih rendah sebagai akibat dari rendahnya pemahaman, kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat serta kepastian dan keadilan hukum masih rendah dan belum merata, selain itu masih dirasakan kurangnya system koordinasi dan kerjasama fungsional penegakkan serta penyerasian tugas-tugas antara semua unsure aparatur pemerintah daerah dibidang pembinaan tertib hukum dalam rangka usaha terselenggaranya ketertiban dan kepastian hukum masyarakat. Adanya aspirasi rakyat yang berkembang berkaitan dengan rentang kendali pemerintahan khususnya pemekaran wilayah kabupaten menyangkut situasi dan kondisi empiris dari geografis, ekonomis dan sosial politis Kabupaten/Kota yang ingin memekarkan diri. Adapun isu pemekaran wilayah yang mengemuka di sejumlah kabupaten khususnya menyangkut usulan pemekaran wilayah yang akan diusulkan yaitu Usulan Kabupaten Gorontalo terbagi tiga menjadi kabupaten Gorontalo, Kabupaten Panipi Raya dan Kabupaten Boliyohuto. Terkait dengan pemekaran wilayah diatas, pemerintah propinsi akan menempuh kebijakan mendorong pemekaran wilayah Kabupaten/Kota sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat, mendekatkan pelayanan (aksesibility) dan percepatan pembangunan daerah. Pembentukan daerah atau wilayah yang mengalami pemekaran sebagaimana disebutkan diatas menjadi isu strategis pemerintah dimasa yang akan datang sekaligus pemerintah daerah menempuh kebijakan dapat mendukung sepanjang telah memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Sebagaimana diamanatkan undang- BAB IV - 28

264 undang tujuan pemekaran daerah yakni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui: Peningkatan pelayanan kepada masyarakat; Percepatan pertumbuhan kehidupan demokrasi; Percepatan pelaksanaan pembangunan perekonomian daerah; Percepatan pengelolaan potensi daerah; Peningkatan keamanan dan ketertiban; dan Peningkatan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah. 5. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Lingkungan dan Berkelanjutan Belum Optimal Permasalahan pemanfaatan sumberdaya alam hingga saat ini yang tidak memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup mengakibatkan daya dukung lingkungan menurun dan ketersediaan sumberdaya alam semakin menipis. Penurunan kualitas sumberdaya alam ditunjukan dengan tingkat eksploitasi hutan yang semakin marak, akibat terjasinya pembalakan liar, penambangan liar, rusaknya wilayah laut akibat penangkapan ikan yang melanggar dan merusak, selain itu meningkatnya konservasi hutan alam dan meluasnya alih fungsi lahan pertanian dan tambak untuk kegiatan ekonomi lainnya dan perumahan. Permasalahan yang dihadapi dalam pemanfaatan sumberdaya alam untuk mendukung pembangunan ekonomi adalah masih belum optimalnya pemanfafatan sumberdaya alam untuk pembangunan. Hal ini ditandai dengan tingginya tingkat eksploitasi sumberdaya hutan dan energy untuk pembangunan, masih rendahnya pemanfaatan sumberdaya perikanan dibanding potensinya. BAB IV - 29

265 BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Visi dan Misi dalam RPJMD Provinsi Gorontalo tahun harus sejalan dengan Visi dan Misi yang disampaikan pada saat kampanye Pemilihan Kepala Daerah. Visi dan Misi tersebut akan menjadi dasar penyusunan kebijakan dan program kegiatan pembangunan untuk periode Untuk itu Gubenrur dan Wakil Gubenrur terpilih menetapkan Visi Pembanguan Daerah Provinsi Gorontalo sebagai berikut Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo. Visi ini menjadi bingkai utama atau frame strategis seluruh stakeholder dalam akselerasi pembangunan di Gorontalo 5 tahun ke depan sebagai amanah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pernyataan visi di atas mengandung 2 (dua) unsur penting yaitu pertama, Mewujudkan Percepatan Pembangunan di berbagai bidang. Aspek ini merupakan target kinerja aksi pemerintah daerah untuk melaksanakan pembangunan daerah dalam konteks pemerataan melalui optimalisasi segala sumber daya yang ada. Artinya, semua pihak harus lebih berinovasi, sekaligus membangun sinkronisasi antar daerah Kabupaten/Kota untuk mendorong akselerasi pembangunan daerah. Kedua, Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan. Merupakan suatu tindakan yang mengedepankan produktivitas dan nilai tambah bagi masyarakat, dengan menyediakan tuntutan kebutuhan dasar, membangkitkan etos kerja wirausaha, meningkatkan kinerja sektor unggulan daerah, meningkatkan laju investasi, mengurangi pengangguran, serta peningkatan infrastruktur ekonomi. Semua ini diharapkan akan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo. Perwujudan visi RPJMD adalah : 1. Peningkatan Angka IPM (HDI) 2. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi 3. Pemerataan Pendapatan (Indeks Gini) 4. Penurunan Angka Kemiskinan 5. Peningkatan Kualitas Pelayanan SKPD dan Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan (Good Governance) Seluruh perwujudan visi tersebut dijabarkan didalam penetapan indikator kinerja di RPJMD serta Renstra SKPD. BAB V - 1

266 5.2. Misi Untuk pencapaian visi daerah selang 5 tahun ke depan, maka misi yang diemban pemerintah daerah adalah : a. Memfokuskan peningkatan ekonomi atas dasar optimalisasi pemanfaatan potensi kewilayahan, mendorong laju investasi, percepatan pembangunan infrastruktur pedesaan, sekaligus mengembangkan potensi unggulan dengan mengakselerasi secara cerdas terhadap pencapaian kesejahteraan rakyat. b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kualitas penyelenggaraan Pendidikan dan Kesehatan. c. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumber daya Perikanan dan Kelautan, Pertanian, Peternakan, kehutanan, Perkebunan dan Pariwisata yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran masyarakat serta memelihara dan melestarikan danau limboto sebagai sumber persediaan air bersih, untuk pengembangan perikanan air tawar dan daerah pariwisata dan meningkatkan pengelolaan DAS sebagai wujud memelihara linkungan (pro Green). d. mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan bermasyarakat yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara dan melestarikan keragaman budaya dan adat istiadat. Serta memperkuat peran Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan Gender dalam Pembangunan. e. Menciptakan sinergitas diantara Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan public, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi. Misi Pertama diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan dalam hal peningkatan pertumbuhan ekonomi (pro-growth) pencapaian peningkatan produktivitas ekonomi masyarakats serta laju investasi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerak Kabupaten/Kota sehingga rakyat Provinsi Gorontalo lebih cepat keluar dari belenggu kemiskinan, pengangguran, minimnya sandang, pangan dan papan, sekaligus pemenuhan keterbatsan infrastruktur dasar Jalan, Jembatan, Air Bersih, Listrik yang selama nini dikeluhkan oleh khususnya masyarakat pedesaan. Misi pertama ini juga termasuk menindaklanjuti agenda sektor unggulan daerah berupa Konsep Agropolitan dimana jagung sebagai Branding Gorontalo yang diintegrasikan melalui Pengelolaan Peternakan Sapi, sekaligus meningkatkan manajemen Pertanian dan Perkebunan dengan pola One Village One Production, serta pengembangan intergrate farming sehingga secara nyata dapat meningkatkan kemakmuran rakyat. Disamping itu hal yang didorong berupa membangkitkan industri dan usaha kecil menengah, koperasi, kepariwisataan dan kemudahan dalam akses permodalan diantaranya melalui Kredit Usaha Rakyat yang mudah serta tidak berbelit-belit (pro-poor). BAB V - 2

267 Misi Kedua ditargetkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia dengan tingkat kualitas siap pakai, sekaligus bertujuan memberikan jaminan yang memadai melalui layanan Gratis terhadap penyelenggaraan pendidikan dasar hingga menengah, termasuk dibidang kesehatan melalui pola insentif yang diistilahkan Universal Total Coverage. Hal ini menjadi peran strategis unutk memastikan pemerintah daerah menciptakan sistem yang berkeadilan dari akses maupun mutu layanan yang baik khususnya bagi warga miskin (pro-poor). Misi Ketiga diarahkan untuk meningkatkan produktivitas terhadap potensi sumber daya alam Kelautan, Pertanian, Peternakan, Kehutanan, perkebunan dan pariwisata. Perairan umum daratan (danau, sungai, waduk), danau limboto, wilayah pesisir, daerah aliran sungai (DAS) serta waduk harus dimanfaatkan dan dikelola secara terpadu dan berkesinambungan tanpa merusak daya dukung lingkungannya (pro-green). Misi Keempat diarahkan untuk pengembangan kemandirian dengan menumbuh kembangkan semangat partisipasi dan gotong royong, pencerahan terhadap nilai-nilai Agama, sekaligus mempertahankan nilai-nilai Adat Istiadat, serta melakukan pemberdayaan perempuan termasuk perlindungan anak dan kesetaraan gender. Misi Kelima diarahkan untuk meningkatkan kinerja pemerintah dalam perspektif otonomi daerah dan Good Governance termasuk mendorong penguatan kerjasama daerah dan membangun koordinasi provinsi dan kab/kota untuk mendorong pencapaian target pembangunan daerah Tujuan dan Sasaran Sesuai arahan visi dan misi di atas, maka tujuan dan sasaran untuk pencapaian keberhasilan pembangunan daerah adalah sebagai berikut : Tujuan Pembangunan Daerah Berdasarkan rumusan Visi dan Misi dan mengacu serta selaras dengan arahan tehnis operasional dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Provinsi Gorontalo Tahun , maka kedepan tujuan pembangunan daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan 5 (lima) tahun ke depan adalah : 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah 2. Menyediakan infrastruktur untuk percepatan pembangunan daerah 3. Meningkatkan Kualitas Pendidikan 4. Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat 5. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk kemakmuran masyarakat 6. Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 7. Memelihara keragaman Agama dan Budaya 8. Meningkatkan peran perempuan dan kualitas hidup anak BAB V - 3

268 9. Mengembangkan Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah 10. Pengentasan Kemiskinan Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Gorontalo Visi : Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat yang Berkeadilan di Provinsi Gorontalo Misi Tujuan Sasaran 1. Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah 2. Menyediakan infrastruktur untuk percepatan pembangunan daerah 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah 2. Meningkatnya Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diservikasi Komoditi lainnya. 3. Terciptanya Laju Investasi 4. Meningkatnya Pendapatan Perkapita Masyarakat yang berkeadilan 5. Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan UKM 6. Meningkatnya lapangan kerja 7. Meningkatnya Infrastruktur Daerah 8. Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke pusat-pusat produksi. 2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan pendidikan dan 1. Meningkatkan Kualitas Pendidikan 9. Membangun Kemandirian Desa 10. Meningkat dan berkembangnya Infrastruktur Desa 1. Meningkatnya kualitas pendidikan 2. Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini 3. Memfasilitasi Wajib Belajar BAB V - 4

269 kesehatan (Wajar) 12 Tahun dan Paket A, B dan C 4. Mengembangkan Pendidikan Non Formal 2. Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat 5. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat 6. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular 7. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin 8. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada rumah tangga 9. Terpenuhinya kebutuhan tenaga di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) 10. Seluruh kabupaten/kota melaksanakan standar pelayanan minimal (SPM) 3. Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan, pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran rakyat. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk kemakmuran masyarakat 1. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam 2. Terwujudnya Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan Perikanan 3. Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/ KAPET Gopandang 4. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan BAB V - 5

270 4. Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan gender dalam pembangunan Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). 5. Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup 6. Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Pertanian (Zero Waste) untuk produk-produk yang mempunyai nilai tambah tinggi 1. Meningkatnya kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat khususnya PMKS dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial BAB V - 6

271 5. Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yan Memelihara keragaman Agama dan Budaya Meningkatkan peran perempuan dan kualitas hidup anak Mengembangkan Good Governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Pengentasan Kemiskinan 3. Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Pembinaan pengembangan nilai nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan. 4. Meningkatnya Upaya pelestarian budaya daerah 5. Meningkatnya nilai indikator kualitas hidup perempuan 6. Peningkatan peran perempuan di parlemen dan birokrasi. 7. Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak 1. Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat 2. Terwujudnya sinergitas pembangunan antara provinsi dan kabupaten/kota 3. Tercapainya reformasi birokrasi di Provinsi Gorontalo 4. Berkurangnya persentase masyarakat miskin 5. Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin BAB V - 7

272 5.3.2.Sasaran Pembangunan Dalam mewujudkan tujuan pembangunan, Provinsi Gorontalo menetapkan sasaransasaran pokok pembangunan berdasarkan pada kebutuhan untuk dilaksanakan dalam bentuk : 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah 2. Meningkatnya Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversikasi Komoditi lainnya. 3. Terciptanya Laju Investasi 4. Meningkatnya Pendapatan Perkapita masyarakat yang berkeadilan 5. Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan UKM 6. Meningkatnya lapangan kerja 7. Meningkatnya Infrastruktur Daerah 8. Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke pusat-pusat produksi. 9. Membangun Kemandirian Desa 10. Meningkat dan berkembangnya Infrastruktur Desa 11. Meningkatnya kualitas pendidikan 12. Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini 13. Memfasilitasi Wajib Belajar (WAJAR) 12 Tahun dan Paket A, B dan C 14. Mengembangkan Pendidikan Non Formal 15. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat 16. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular 17. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin 18. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada rumah tangga 19. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) 20. Seluruh kabupaten/kota melaksanakan standar pelayanan minimal (SPM) 21. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam 22. Terwujudnya Kawaasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan Perikanan 23. Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/ KAPET Gopandang 24. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan 25. Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup 26. Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Pertanian (Zero Waste) untuk produk-produk yang mempunyai nilai tambah tinggi 27. Meningkatnya kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. BAB V - 8

273 28. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan social 29. Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Pembinaan pengembangan nilai-nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan. 30. Meningkatnya upaya pelestarian budaya daerah 31. Meningkatnya nilai indikator kualitas hidup perempuan 32. Peningkatan peran perempuan di parlemen dan birokrasi 33. Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak 34. Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat 35. Terwujudnya sinergitas pembangunan antara provinsi dan kabupaten/kota 36. Tercapainya reformasi birokrasi di Provinsi Gorontalo 37. Berkurangnya persentase masyarakat miskin 38. Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin 5.4. Prioritas Pembangunan Daerah Visi dan misi menjadi sumber inspirasi dan memotivasi sekaligus menjadi acuan utama pembangunan daerah selama 5 (lima) tahun mendatang. Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun ini perlu dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah prioritas pemba ngunan daerah sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Prioritas Pembangunan Daerah bertujuan untuk memberikan arah dan fokus pembagunan pada lima tahun mendatang, juga menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah dan masyarakat Provinsi Gorontalo saat ini dan di masa mendatang. Prioritas pembangunan daerah yang akan diakselerasi hingga tahun 2017 masih difokuskan pada substansi mendasar dari pembangunan untuk menciptakan kesejahteraan rakyat, yaitu: 1. Pendidikan Dengan memprioritaskan pada peningkatan pelayanan pendidikan dasar, menengah dan atas, serta memberikan subsidi pendidikan untuk memastikan anak usia sekolah dapat melanjutkan pendidikannya dan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan di seluruh Desa dengan fasilitas dan jumlah guru yang memadai juga diutamakan pada pembangunan infrastruktur dan mutu pendidikan, serta pencapaian MDGs. 2. Kesehatan Dengan memprioritaskan pada pemberian jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, peningkatan pelayanan pos pelayanan terpadu, pusat kesehatan masyarakat pembantu, dan pusat kesehatan masyarakat di tingkat kabupaten dan kota, serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam peningkatan pelayanan pos kesehatan di tingkat Desa. BAB V - 9

274 3. Percepatan pembangunan infrastruktur, Diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar, dukungan pelayanan transportasi terpadu, energi, penataan permukiman, air bersih dan sanitasi melalui pendekatan kawasan dan Kecamatan ber-ipm dibawah rata-rata IPM Provinsi. 4. Pengembangan Ekonomi Kerakyatan. Membangun ekonomi kerakyatan diarahkan pada pengembangan sektor pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, peternakan, Koperasi dan UMKM serta pariwisata melalui pemberdayaan kelompok usaha petani, peternak, nelayan, perdagangan, serta usaha mikro dan kecil serta fasiliitasi terhadap akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk melembagakan kegiatan produktif dan meningkatkan pendapatan warga di tingkat Desa. BAB V - 10

275 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam sebuah perencanaan pembangunan yang efektif dan komprehensif strategi dan arah kebijakan merupakan pijakan dalam merumuskan langkah langkah yang akan dilakukan kedepan. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo telah ditetapkan Visi Pemerintah Provinsi Gorontalo Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo Arah kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo untuk lima tahun kedepan diprioritaskan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat dengan menitikberatkan pada penyediaan layanan dasar yang memadai dengan menggratiskan biaya kesehatan dan pendidikan bagi masyarakat miskin, menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dengan mempertimbangkan sumberdaya alam yang tersedia dan lingkungan, menyelenggarakan reformasi birokrasi, berdasarkan prinsip Good governance dan clean governance, melaksanakan upaya percepatan pembangunan melalui pengembangan sektor riil, mendorong percepatan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, listrik, irigasi (Waduk), dan air bersih, menciptakan harmonisasi pemerintah Provinsi dan Kabupaten Kota dan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan dengan membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Arah Kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo juga merupakan derivasi dari arah kebijakan pembangunan nasional RPJM dengan tetap mempertimbangkan potensi sumberdaya di daerah. Berdasarkan visi, misi, serta tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan maka upaya pencapaiannya kemudian dijabarkan secara lebih sistematis melalui perumusan strategi dan arah kebijakan. Strategi dan arah kebijakan berdasarkan masing-masing misi sebagaimana terlihat pada tabel 6.1 BAB VI - 1

276 BAB VI - 2

277 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 1

278 Visi : Terwujudnya Percepatan Pembangunan Berbagai Bidang Serta Peningkatan Ekonomi Masyarakat Yang Berkeadilan Di Provinsi Gorontalo NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. 1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah Terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah Meningkatnya Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversikasi Komoditi lainnya. 1. Meningkatkan Kerjasama investasi - Mengupayakan iklim investasi yang kondusif - Mendorong kerjasama yang konkrit dalam meningkatkan investasi. - Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana yang meningkatkan minat investasi. - Meningkatkan koordinasi dalam pengembangan investasi baik ditingkat regional dan nasional. 2. Peningkatan realisasi investasi baik PMDN, - Menciptakan sistem kemudahan investasi PMA dan Swasta murni 3. Perdagangan Antar Pulau - Mendorong peningkatan perdagangan barang dan jasa antar pulau dan ekspor Terciptanya Laju Investasi 4. Menekan laju inflasi - Meningkatkan kelancaran arus dan distribusi barang/jasa di daerah Meningkatnya Pendapatan Perkapita 5. Meningkatkan pembiayaan pembangunan - Mendorong peningkatan APBD masyarakat yang berkeadilan daerah 6. Mengembangkan Pariwisata Daerah - Mengembangkan 8 obyek wisata unggulan Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan 7. Mengembangkan IKM, UMKM dan Koperasi - Mendorong berkembangnya IKM, UMKM dan UKM Koperasi Meningkatnya lapangan kerja 8. Menurunkan angka pengangguran terbuka - Mengupayakan peningkatan lapangan kerja baru 2. Menyediakan infrastruktur untuk percepatan pembangunan daerah Meningkatnya Infrastruktur Daerah Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke pusat-pusat produksi Membangun Kemandirian Desa Meningkat dan berkembangnya Infrastruktur Desa 9. Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas - Mendorong peningkatan keterampilan dan Tenaga kerja produktivitas tenaga kerja. 10. Meningkatkan kualitas dan kuantitas - Membangun Jalan, Jembatan, Irigasi, Waduk infrastruktur darat, laut dan udara - Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan transportasi darat, laut dan udara 11. Mengingkatkan Pengembangan Kawasan - Mengupayakan pengembangan wilayah dan Strategis kawasan strategis cepat tumbuh 12. Percepatan Pembangunan Daerah - Memfasilitasi Percepatan Pembangunan di desa berbasis Desa 13. Pembangunan Infrastruktur Desa - Terfasilitasi Pembangunan Infrastruktur Desa Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 2

279 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Misi II : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan 1. Meningkatkan kualitas Pendidikan Meningkatnya kualitas pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan - Meningkatkan pemerataan dan mutu serta pemerataan akses penyelenggaraan PAUD. Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini - Meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas infrastuktur dalam pelayanan publik Memfasilitasi Wajib Belajar (WAJAR) 12 Tahun - Mengupayakan pendidikan gratis dan Paket A, B dan C Mengembangkan Pendidikan Non Formal - Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan pendidikan menengah - Mendorong peningkatan mutu Pendidikan - Mendorong peningkatan pendidikan luar sekolah (pendidikan informal) - Meningkatkan standar mutu kurikulum pendidikan yang terkini, berbudaya, agamis dan anti narkoba dalam rangka membentuk SDM berkarakter unggul. Peningkatan sarana prasaran pendidikan Peningkatan status sekolah (SSN, SBI dan ISO 9000) - Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik bersertifikasi - Menyelenggarakan dan meningkatkan pembelajraan berbasis penelitian pada semua jenjang pendidikan - Melestarikan penuntasan wajib belajar 9 tahun dan mengembangkan wajib belajar 12 tahun secara merata terutama di wilayah pedesaan dan perbatasan dengan daerah lain - Mendorong percepatan alih status penegerian melalui pemenuhan sarana prasarana, kualifikasi dosen, dan layanan akademik Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 3

280 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Memperluas akses pendidikan 2. Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif - Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan pendidikan dasar. - Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar dan berkesataraan di semua kab./kota Mendorong pelaksanaan kompetisi/lomba secara berjenjang - Mengoptimalkan peran PPLP/Training center - Peningkatan Kesehatan Ibu, Bayi, Balita dan KB Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada rumah tangga Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) Seluruh kabupaten/kota melaksanakan standar pelayanan minimal (SPM) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alkes dan makanan. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan Jaminan Sosial Kesehatan Nasional Meningkatnya pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang merata dan bermutu Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna - Perbaikan Gizi Masyarakat - Pengendalian Penyakit Menular serta penyakit tidak menular diikuti Penyehatan lingkungan - Pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat melalui pelayanan kesehatan gratis - Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan - Pemberdayaan Masyarakat dan penanggulangan bencana & krisis kesehatan - Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier - Pemenuhan, Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan - Menyiapkan sarana dan prasaran kesehatan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 4

281 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Misi III : Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan, pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran rakyat. 1. Mengelola sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk kemakmuran masyarakat Peningkatan pengelolaan sumber daya alam Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam - Mendorong peningkatan produksi dan produktifitas perikanan dan kelautan, Pertanian, Peternakan & Perkebunan dan Kehutanan Terwujudnya Kawaasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan Perikanan Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/KAPET Gopandang Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup Peningkatan pengelolaan Sisa Hasil Pertanian (Zero Waste ) untuk produk-produk yang mempunyai nilai tambah tinggi Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup - Melakukan upaya untuk mengurangi pengrusakan kawasan hutan. - Mengupayakan penyelamatan danau limboto. - Meningkatnya ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan - Terjadinya peningkatan kapasitas pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan - Terbangunnya ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan limbah B3 - Meningkatnya indeks kualitas lingkungan - Meningkatnya kontrol terhadap pengelolaan air sungai - Terbangunnya upaya pengelololaan lingkungan oleh kegiatan PETI - Meningkatnya partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan LH - Meningkatnya peran serta masyarakat dlm pelestarian wilayah pesisir dan laut - Meningkatnya kapasitas masyarakat diwilayah pesisir Danau Limboto dalam pelestarian lingkungan - Peningkatan akses informasi (status mutu air dan ISPU dan indeks) lingkungan hidup - Meningkatnya kualitas air sungai - Meningkatnya kualitas air danau limboto - Meningkatnya kualitas air laut diwilayah Teluk Tomini dan laut sulawesi - Meningkatnya kualitas udara perkotaan - Meningkatnya kualitas emisi yang di hasilkan oleh industri Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 5

282 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Meningkatnya kualitas air limbah yang dihasilkan oleh industri - Meningkatnya kualitas data dan informasi lingkungan hidup sebagai bagian dari sistem pelaporan publik serta sebagai bentuk dari akuntabilitas publik - Meningkatnya kapasitas aparatur dalam pengendalian pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan - Meningkatnya sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan - Meningkatnya kemampuan aparatur Provinsi dan Kab/Kota dalam melakukan penilaian dan pemantauan lingkungan Misi IV : Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan gender dalam pembangunan 1. Meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat khususnya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) 2. Memelihara keragaman Agama dan Budaya Meningkatnya kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat khususnya PMKS dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Pembinaan pengembangan nilai nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan. Meningkatnya Upaya pelestarian budaya daerah Pemberdayaan sosial, Kemitraan Sosial, Partisipasi Sosial, Jaminan Sosial dan Advokasi Sosial. Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana untuk sarana ibadah Meningkatkan pelestarian nilai-nilai budaya daerah Membangun Museum Gorontalo - Meningkatkan pelayanan sosial khususnya bagi PMKS secara adil dan merata. - Mendorong peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. - Meningkatkan penyelenggaraan, pelayanan, Pembinaan dan pengembangan nilai nilai agama, adat, budaya dan peran pemuda dalam pembangunan - Meningkatkan pagelaran-pagelaran seni budaya daerah, mengembangkan sanggar-sanggar seni serta komunitas adat untuk melestarikan budaya lokal. - Mengembangkan dan mempertahankan tradisi dan budaya religi. - Mendorong upaya melestarikan budaya gorontalo melalui pembangunan museum dan pembinaan seni budaya Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 6

283 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan peran perempuan dan Meningkatnya nilai indikator kualitas hidup Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan - Meningkatkan partisipasi perempuan dalam dalam kualitas hidup anak perempuan memberdayakan SDM perempuan membagun daerah melalui bidang Pemerintahan dan Politik dalam pengambilan keputusan Misi V : Peningkatan peran perempuan di parlemen dan - Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan birokrasi serta bidang Pembangunan lainnya utk mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak Menurunkan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak - Meningkatkan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak dan Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak - Menyempurnakan perangkat hukum yg lebih lengkap dalam melindungi individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi termasuk KDRT Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi. 1. Mengembangkan Good Governance Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan dalam penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat daerah Terwujudnya sinergitas pembangunan antara provinsi dan kabupaten/kota Tercapainya reformasi birokrasi di Provinsi Gorontalo Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) - Mendorong peningkatan pengelolaan keuangan daerah. - Mengupayakan efektivitas pengelolaan asset daerah. - Melakukan pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air - Memfasilitasi Pendidikan Politik kepada masyarakat - Memfasilitasi penguatan peran LSM/Ormas - Meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya penyakit masyarakat dan kesenjangan sosial - Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang menangani masalah keamanan dan wilayah perbatasan(polda, KODIM, KEJATI, BIN) - Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ketahanan ekonomi, seni dan budaya - Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 7

284 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Peningkatan kualitas perencanaan berbasis melalui integrasi sektoral dan SDM - Mempercepat akselerasi pembangunan melalui penyediaan lahan - Memfasilitasi kinerja kepala dan wakil kepala daerah dalam mempercepat pembangunan daerah - Mendorong penataan wilayah dengan penetapan administrasi kependudukan, penetapan batas wilayah dan fasilitasi pembentukan wilayah otonom baru - Mendorong penegakan hukum melalui fasilitasi penyusunan dan diseminasi peraturan daerah dan perundang-undangan - Mendorong peningkatan fungsi DPRD melalui ketentuan peraturan yang berlaku - Mendorong peningkatan kompetensi aparatur dalam fasilitas pelayanan fungsi DPRD - Memfasilitasi kinerja kepala dan wakil kepala daerah serta mendorong penyebaran informasi potensi daerah di Jakarta dan sekitarnya dalam mempercepat pembangunan daerah - Mendorong peningkatan kemampuan daerah dalam kesiapsiagaan, penanggulangan dan rehabilitasi/rekonstruksi dampak bencana daerah - Mendorong peningkatan pelayanan PNS sebagai abdi negara dan masyarakat melalui Pembinaan mental dn rohani, seni, budaya dan olahraga - Mendorong peningkatan kinerja PPNS - Mendorong layanan Satpol PP dalam menjaga Kantibmas dan penyakit masyarakat serta penegakan peraturan daerah - Mengupayakan pemenuhan sarana dan prasarana kepala dan wakil kepala daerah dan pemerintah provinsi dalam menjalankan fungsinya Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 8

285 NO. TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN Mendorong publikasi kinerja pembangunan daerah melalui kerjasama dengan mas media - Mengefektifkan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan. - Mengembangkan Sistem Komunikasi dan Informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah 2 Pengentasan Kemiskinan Berkurangnya persentase masyarakat miskin Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin - Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi masyarakat - Mengembangkan SDM aparatur Bidang Komunikasi dan Informasi - Meningkatkan Layanan Informasi Publik - Mengupayakan peningkatan kualitas aparatur daerah. - Fasilitasi proses pengadaan barang/jasa pemerintah melalui sistim e-procurement dan atau Unit Layanan Pengadaan (ULP) - Memotivasi percepatan penyerapan anggaran APBD maupun APBN serta Mengefektifkan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan. - Pengendalian Pembangunan Pada Sektor Perekonomian - Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi masyarakat - Mendorong dilakukannya riset dan kajian yang berguna bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah - Mengupayakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat miskin - Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat miskin Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VI - 9

286 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Nasional Kebijakan Umum merupakan kebijakan pemerintah daerah secara umum. Penyusunan Kebijakan Umum diperlukan untuk menyelaraskan perencanaan daerah dengan potensi sumber daya yang ada, sehingga akan terwujud pembangunan yang efisien, efektif dan berhasil guna. Kebijakan umum disusun sebagai bagian dari strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam mewujudkan Visi dan Misi daerah guna meningkatan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kualitas sumberdaya manusia yang berdaya saing, peningkatan pertumbuhan ekonomi, peningkatan infrastruktur yang memadai dan mempercepat reformasi birokrasi dan supremasi hukum serta melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara optimal dan berkelanjutan sebagaimana amanat otonomi daerah. Sebelum menentukan Kebijakan Umum Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo Tahun , perlu memperhatikan amanat RPJM Nasional Tahun , RPJPD Provinsi Gorontalo Tahun dan Peraturan Daerah RTRW Provinsi Gorontalo Tahun Kebijakan RPJM Nasional Tahun RPJM Nasional telah dituangkan dalam Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun merupakan tahap kedua dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun yang ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun RPJMN Tahun ini selanjutnya menjadi pedoman bagi kementerian/lembaga dalam menyusun Rencana Strategis kementerian/lembaga (Renstra-KL) dan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam menyusun/menyesuaikan rencana pembangunan daerahnya masing-masing dalam rangka pencapaian sasaran pembangunan nasional. Untuk pelaksanaan lebih lanjut, RPJMN akan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Agar dapat memenuhi amanat ini, RPJMN Tahun disusun dalam tiga buku yang merupakan satu kesatuan yang utuh dengan masing-masing memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Buku I memuat strategi, kebijakan umum, dan kerangka ekonomi makro yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi serta sebelas prioritas pembangunan nasional dari Presiden-Wakil Presiden, Susilo Bambang Yudhoyono- Boediono dengan visi: Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, Dan Berkeadilan. BAB VII - 1

287 2. Buku II memuat rencana pembangunan yang mencakup bidang-bidang kehidupan masyarakat sebagaimana yang tertuang dalam RPJPN Tahun dengan tema: Memperkuat Sinergi Antar Bidang Pembangunan dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. 3. Buku III memuat rencana pembangunan kewilayahan yang disusun dengan tema: Memperkuat Sinergi Antara Pusat Dan Daerah Dan Antar Daerah dalam rangka mewujudkan visi pembangunan nasional yang tercantum dalam Buku I. Dengan demikian, RPJMN Tahun adalah pedoman bagi Pemerintah Pusat /Daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai tujuan bernegara yang tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Kebijkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo Tahun Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 03 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo tahun disebutkan bahwa visi Provinsi Gorontalo adalah sebagai berikut : GORONTALO MAJU DAN MANDIRI. Visi ini pada dasarnya meletakkan kemajuan dan kemandirian daerah sebagai indikator kesuksesan pembangunan yang menjamin terjadinya pertumbuhan ekonomi berkualitas dan berkelanjutan (quality-sustainable growth). Gorontalo Maju, mengindikasikan kehendak pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewujudkan Gorontalo sebagai propinsi yang memiliki ekonomi yang handal, sumberdaya manusia yang berkualitas yang didukung dengan sistem hukum dan pemerintahan yang memiliki integritas. Gorontalo Mandiri, menunjukkan kehendak pemerintah daerah untuk membangun masyarakat dan pemerintahan yang memiliki kemampuan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan mengandalkan sumberdaya yang dimiliki, kapasitas dalam mengendalikan dinamika lingkungan strategis, serta keotonomian dalam pengambilan keputusan dan tindakan untuk semata-mata kepentingan masyarakat, daerah dan bangsa. A. Misi Provinsi Gorontalo Tahun Guna mewujudkan visi pembangunan Provinsi Gorontalo di atas, maka ditempuh 3 (tiga) misi pembangunan daerah sebagai berikut : 1. Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Gorontalo yang Handal, adalah mewujudkan perekonomian daerah berbasis keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk pelayanan jasa. Pilar pembangunan ekonomi Gorontalo diletakkan pada kompetensi inti daerah, yakni pertanian (pertanian, perikanan, BAB VII - 2

288 peternakan, perkebunan, dan kehutanan), industri pengolahan, pariwisata, serta pertambangan dan energi, secara berkesinambungan, berwawasan lingkungan dan berdaya saing. Selain itu, pembangunan ekonomi Gorontalo juga diarahkan untuk meningkatkan peran kelembagaan ekonomi masyarakat (koperasi dan usaha kecil menengah), optimalisasi perlindungan sumberdaya produktif daerah, peningkatan kualitas SDM di sektor inti daerah, penyederhanaan sistem, prosedur dan birokrasi dibidang ekonomi, peningkatan konektivitas ekonomi Gorontalo dengan jejaring ekonomi Teluk Tomini, Celebes Incorporated, serta jejaring ekonomi nasional dan internasional. Penguatan perekonomian daerah harus dapat menjamin bahwa prinsip-prinsip non-diskriminatif dan keseimbangan pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam tetap terjaga. 2. Mewujudkan Sumberdaya Manusia Gorontalo yang Handal, adalah pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing yang meliputi peningkatan, perluasan dan pemerataan akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat, peningkatan penguasaan dan pemanfaatan iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan, peningkatan kesadaran emosional dan spritual, peningkatan kualitas peran masyarakat di bidang keagamaan, seni, sosial budaya, adat, olahraga, politik, dan keamanan, serta pembangunan infrastruktur dan suprastruktur pendukung yang relevan dan berkualitas. 3. Mewujudkan Pemerintahan Daerah Gorontalo yang Amanah, adalah pemantapan penyelenggaraan pemerintahan daerah provinsi dan kabupaten/kota, peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kualitas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi program pembangunan daerah, pengembangan kapasitas manajemen pemerintah daerah melalui reformasi birokrasi, peningkatan kualitas SDM aparatur, right-sizing OTK dan pengelolaan keuangan daerah, peningkatan kualitas peran DPRD, peningkatan relevansi dan kualitas sarana dan prasarana penyelenggaraan pemerintahan daerah, peningkatan peran masyarakat dalam pengambilan keputusan kebijakan publik, serta peningkatan penyeberluasan informasi dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada publik Kebijakan Umum Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2011 tentang RTRW Provinsi Gorontalo Tahun Tujuan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo Tujuan penataan ruang wilayah provinsi adalah mewujudkan tatanan ruang wilayah provinsi yang memiliki keseimbangan ekonomi, ekologi dan sosial budaya, serta mendukung BAB VII - 3

289 pertahanan dan keamanan nasional dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan pertambangan melalui inovasi dan pengembangan kualitas sumber daya manusia demi kesejahteraan masyarakat menuju Gorontalo yang Maju dan Mandiri. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Provinsi Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang maka kebijakan penataan ruang wilayah Provinsi Gorontalo, meliputi : 1. Kebijakan pengembangan struktur ruang meliputi a) peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah berbasis keunggulan lokal yang merata dan berhierarki; dan b) peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi. 2. Kebijakan pengembangan kawasan lindung meliputi: a) pemulihan, peningkatan dan pemeliharaan sistem ekologi wilayah, termasuk ekohidrolika DAS, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. b) pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, terutama sektor kehutanan, pertambangan, kelautan dan perikanan; dan 3. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya meliputi: a) perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budidaya; dan b) pengendalian perkembangan kegiatan budidaya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan. 4. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis Provinsi Gorontalo yang meliputi beberapa sudut kepentingan sebagai berikut: a) kepentingan pertumbuhan ekonomi; b) kepentingan sosial dan budaya; c) kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi; dan d) kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi 1. Pola Pengembangan Struktur Ruang a) Strategi peningkatan akses pelayanan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah meliputi: - meningkatkan keterkaitan antarkawasan perkotaan, antara PKN, PKW, PKWp dan PKL; - mengembangkan pusat pertumbuhan baru di kawasan yang potensil dan belum BAB VII - 4

290 terlayani oleh pusat pertumbuhan yang ada; - mengendalikan perkembangan kota-kota pantai; dan - mendorong kawasan perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan agar lebih produktif, kompetitif dan lebih livable, serta berdaya dorong terhadap pengembangan wilayah sekitarnya. b) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana meliputi: - meningkatkan kualitas jaringan prasarana transportasi dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi inter moda, baik darat, laut maupun udara; - mendorong pengembangan prasarana telekomunikasi terutama di kawasan terisolasi; - meningkatkan jaringan energi secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik ke seluruh pusat-pusat kegiatan dan kawasan permukiman; - meningkatkan kualitas jaringan prasarana serta mewujudkan keterpaduan sistem jaringan sumber daya air; dan - meningkatkan jaringan distribusi minyak dan gas bumi yang terpadu dalam sistem tatanan Nasional secara optimal. 2. Pola Pengembangan Kawasan Lindung a) Strategi pemulihan, peningkatan dan pemeliharaan fungsi pelestarian sistem ekologi wilayah, meliputi: - menetapkan kawasan lindung di ruang darat maupun laut; - mewujudkan kawasan hutan sesuai dengan kondisi ekosistemnya dengan luas paling sedikit 30% dari DAS; dan - mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah, khususnya DAS kritis. - mewujudkan ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil sesuai dengan kondisi ekosistemnya yang meliputi ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau 30% (tiga puluh persen) dari ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil; dan - Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budidaya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah, khususnya terumbu karang, padang lamun, dan hutan bakau kritis. b) Strategi pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, terutama sektor kehutanan, pertambangan, kelautan dan perikanan, meliputi: - menyelenggarakan upaya terpadu pelestarian fungsi sistem ekologi wilayah; BAB VII - 5

291 - melindungi kemampuan lingkungan hidup dari tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya; - melindungi kemampuan lingkungan hidup untuk menetralisir, menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang dibuang ke dalamnya; - mencegah terjadinya tindakan yang dapat secara langsung atau tidak langsung menimbulkan perubahan sifat fisik lingkungan yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan; - mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara bijak untuk menjamin kepentingan generasi masa kini maupun generasi masa depan; - mengelola sumberdaya alam tak terbarukan untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana, termasuk revitalisasi fungsi sistem ekologi lokal serta pembangunan sumberdaya baru untuk diwariskan kepada generasi penerus, dan menjaga kelestarian lingkungan; - mengutamakan pengelolaan sumberdaya alam yang terbarukan untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; dan - mengembangkan kegiatan budidaya yang mempunyai daya antisipatif dan adaptasi bencana di kawasan rawan bencana. 3. Kebijakan pengembangan kawasan budidaya a) Strategi perwujudan dan peningkatan serta keterkaitan antar kegiatan budidaya meliputi: - menetapkan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis Provinsi untuk memanfaatkan sumberdaya alam di ruang darat, laut dan udara, termasuk ruang di dalam bumi secara sinergis untuk mewujudkan keseimbangan pemanfaatan ruang wilayah; - mengembangkan kegiatan budidaya unggulan di dalam kawasan beserta prasarana secara sinergis dan berkelanjutan untuk mendorong pengembangan perekonomian kawasan, termasuk laut dan pulau-pulau kecil dengan pendekatan gugus pulau untuk meningkatkan daya saing dan mewujudkan pengembangan ekonomi setempat; - mengembangkan dan melestarikan kawasan budidaya pertanian dan perikanan untuk mewujudkan ketahanan pangan Provinsi, sebagai daerah pendukung lahan pertanian pangan berkelanjutan; - mengembangkan dan melestarikan budidaya perkebunan terutama yang sesuai dengan teknokultur masyarakat lokal; - mengembangkan kawasan pertambangan yang berwawasan lingkungan dan mempertimbangkan kepentingan generasi mendatang; dan BAB VII - 6

292 - mengembangkan kegiatan budidaya untuk menunjang aspek politik, pertahanan dan keamanan, sosial, budaya serta ilmu pengetahuan dan teknologi. b) Strategi pengendalian perkembangan dan keterpaduan kegiatan budidaya, meliputi: - membatasi perkembangan budidaya terbangun di kawasan rawan bencana alam untuk meminimalkan potensi kejadian bencana dan potensi kerugian akibat bencana; - memanfaatkan ruang pusat kota, terutama kota besar, dengan mengoptimalkan pembangunan gedung secara vertikal, dengan mempertimbangkan kerawanan terhadap gempa, agar terwujud kota taman yang kompak, di daerah perkotaan yang aman terhadap resiko bencana alam; - mengembangkan agropolitan yang memadukan agroindustri, agrobisnis, agrowisata di Kawasan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-provinsi Gorontalo; dan - strategi pengembangan kawasan minapolitan yang tersebar di seluruh kabupaten/kota se-provinsi Gorontalo dengan prioritas pengembangan di Kabupaten Gorontalo Utara, Boalemo dan Pohuwato. 4. Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis a) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan pertumbuhan ekonomi terkait peningkatan produktivitas sentra-sentra produksi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, serta agro industri dan agrobisnis meliputi: - mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian provinsi yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional atau internasional; - mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumberdaya alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan wilayah; - menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat; dan - mengelola dampak negatif kegiatan budidaya agar tidak menurunkan kualitas sosial ekonomi budaya masyarakat dan lingkungan hidup kawasan. b) Kepentingan pertumbuhan ekonomi terkait pembangunan prasarana wilayah pendukung kegiatan produktif meliputi : - meningkatkan prasarana jalan untuk angkutan komoditi dari sentra - sentra produksi serta angkutan sarana produksi seperti pupuk, peralatan pertanian dan sebagainya ke sentra sentra produksi; - mengembangkan kawasan industri pengolahan komoditi dan pergudangan; dan - mengembangkan prasarana wilayah lainnya seperti irigasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dan sebagainya, sebagai pendukung kegiatan usaha pertanian hulu hilir. BAB VII - 7

293 c) Kawasan pendidikan dan pelestarian kearifan lokal, warisan sejarah dan budaya, meliputi: - meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi kawasan pendidikan di Kota Gorontalo, Kota Kabila-Suwawa serta Kota Limboto dan sekitarnya untuk mendorong tumbuhnya Gorontalo sebagai pusat kawasan pendidikan dan budaya di bagian utara Sulawesi melalui pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi serta seni; - menumbuhkembangkan nilai budaya lokal yang luhur dalam kehidupan masyarakat, melalui pelestarian situs warisan budaya komunitas lokal yang beragam; dan - melestarikan seni dan budaya Gorontalo seperti musik, lagu dan tarian tradisional Gorontalo, menyajikan makanan dan minuman tradisional Gorontalo, juga seni kerajinan kain kerawang Gorontalo. d) Strategi pengembangan prasarana wilayah pendukung kawasan strategis sosial budaya, meliputi : - mengembangkan prasarana wilayah pendukung kawasan strategis sosial budaya seperti : jalan, drainase, air bersih, jaringan listrik dan telekomunikasi; dan - mengembangkan kampus kampus perguruan tinggi serta sekolah menengah atas dan sekolah menengah pertama. e) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan/atau teknologi ramah lingkungan provinsi terkait budidaya pertambangan yang berwawasan lingkungan, meliputi: - mengembangkan kegiatan penunjang dan/atau kegiatan turunan dari pemanfaatan sumberdaya dan atau teknologi tinggi; - meningkatkan keterkaitan pemanfaatan sumberdaya dan/atau teknologi tinggi dengan kegiatan penunjang dan/atau turunannya; dan - mencegah dampak negatif pemanfaatan sumberdaya alam dan/atau teknologi tinggi terhadap fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat. f) Pengembangan sumberdaya baru pengganti bahan tambang yang akan habis adalah mengembangkan kawasan budidaya baru, dengan menggunakan sebagian keuntungan usaha pertambangan, yang memproduksi lapangan kerja dan pendapatan bagi generasi penerus meliputi: - penyiapan konsep subdisi silang antara kegiatan pertambangan dengan kegiatan pengembangan sumber penghasilan baru; dan - penyiapan konsep kontrak karya pertambangan yang mengakomodir lapangan kerja dan kebutuhan masyarakat lokal. g) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan daya dukung lingkungan provinsi terkait pelestarian ekologi wilayah terutama di kawasan hutan konservasi seperti taman nasional dan hutan lindung meliputi: BAB VII - 8

294 - menetapkan kawasan strategis provinsi berfungsi lindung; dan - merehabilitasi fungsi lindung kawasan yang mengalami penurunan kualitas lingkungan. h) Strategi pengembangan kawasan strategis kepentingan daya dukung lingkungan provinsi terkait Penataan ruang wilayah yang tidak menganggu fungsi kawasan lindung meliputi: - mencegah dan membatasi pemanfaatan ruang yang berpotensi mengurangi daya lindung kawasan; dan - mengembangkan kegiatan budidaya tidak terbangun di sekitar kawasan lindung yang berfungsi sebagai zona penyangga yang memisahkan kawasan lindung dengan kawasan budidaya terbangun. Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo Rencana Pola ruang provinsi yang termuat dalam Draft Raperda RTRW Gorontalo Tahun telah memperhatikan pola ruang yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Rencana Pola Ruang tersebut terdiri atas : Rencana pola ruang wilayah provinsi terdiri atas : a. Kawasan lindung nasional dan provinsi 1) Kawasan Lindung Nasional yaitu kawasan yang tidak diperkenankan dan/atau dibatasi pemanfaatan ruangnya dengan fungsi utama untuk melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan, terdiri dari : a) Cagar Alam (CA) Tanjung Panjang di Kabupaten Pohuwato; b) Cagar Alam (CA) Panua di Kabupaten Pohuwato; c) TN Bogani Nani Wartabone di Kabupaten Bone Bolango; dan, d) Taman Nasional Promosi (TNp) Nantu Boliohuto di Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Boalemo. e) Kawasan Teluk Tomini. 2) Kawasan Lindung Provinsi adalah kawasan lindung yang secara ekologis merupakan satu ekosistem yang terletak lebih dari satu wilayah Kabupaten/Kota atau bernilai strategis provinsi pada beberapa kawasan lindung, terdiri dari : a) kawasan Hutan Lindung (HL) di Kabupaten-Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara, Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan Kota Gorontalo; b) CA Mas Popaya Raja di Kabupaten Gorontalo Utara; c) CA Tangale di Kabupaten Gorontalo; dan d) kawasan konservasi Laut Daerah (KKLD) Desa Olele di Kabupaten Bone Bolango dan Pulau Monduli di Kabupaten Boalemo. BAB VII - 9

295 b. Kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis. 1) Kawasan Budidaya Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi adalah: - kawasan Andalan Gorontalo dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan; - kawasan Andalan Marisa dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan dan perikanan; - kawasan Andalan Teluk Tomini dan sekitarnya dengan sektor unggulan perikanan dan pariwisata; 2) Kawasan Budidaya Provinsi meliputi kawasan budidaya yang bernilai strategis provinsi, baik di darat maupun laut, yang meliputi : a) Kawasan peruntukan hutan produksi, terdiri dari : - hutan produksi, yang meliputi wilayah Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo Utara, Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato. - hutan produksi terbatas, yang meliputi wilayah Kab. Bone Bolango, Kab. Gorontalo Utara, Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato. - hutan produksi konversi, yang meliputi wilayah Kab. Gorontalo Utara, Boalemo, Kab. Gorontalo, dan Kab. Pohuwato. b) Kawasan peruntukan hutan rakyat beberapa lahan milik masyarakat yang digunakan secara sadar untuk tanaman kehutanan dibeberapa tempat yang tersebar di Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Bone.; c) Kawasan peruntukan pertanian (1) Kawasan peruntukan pertanian komoditas tanaman pangan dan hortikultura sebagaimana berupa budidaya unggulan provinsi, yang lokasinya sebagai berikut: - Kecamatan-Kecamatan: Mananggu, Botumoito, Dulupi, Paguyaman, Paguyaman Pantai, Tilamuta dan Wonosari di Kabupaten Boalemo; - Kecamatan-Kecamatan: Kabila, Suwawa dan Tapa di Kabupaten Bone Bolango; - Kecamatan-Kecamatan: Batudaa, Bongomeme, Limboto, Limboto Barat, Mootilango, Telaga, Telaga Biru, Tibawa dan Tolangohula di Kabupaten Gorontalo; - Kecamatan-Kecamatan: Anggrek, Atinggola, Kwandang, Sumalata, dan Tolinggula di Kabupaten Gorontalo Utara; - Kecamatan-Kecamatan: Marisa, lemito, Paguat, Patilanggio, Randangan, Popayato dan Taluditi di Kabupaten Pohuwato; dan - Kecamatan-Kecamatan: Kota Utara dan Kota Tengah di Kota Gorontalo. BAB VII - 10

296 (2) Kawasan peruntukan pertanian komoditas tanaman pangan dan hortikultura sebagaimana berupa budidaya unggulan provinsi, yang lokasinya sebagai berikut: - Kecamatan-Kecamatan Randangan dan Taluditi di Kabupaten Pohuwato; - Kecamatan-Kecamatan Wonosari dan Paguyaman di Kabupaten Boalemo; - Kecamatan-Kecamatan Mootilango, Boliyohuto, Pulubala, Tibawa dan Bongomeme di Kabupaten Gorontalo; - Kecamatan-Kecamatan Anggrek, Kwandang, dan Atinggola di Kabupaten Gorontalo Utara; dan - Kecamatan-Kecamatan Tilong Kabila dan Bolango Utara di kabupaten Bone Bolango. (3) Kawasan peruntukan pertanian, komoditas perkebunan berupa budidaya unggulan provinsi yang lokasinya sebagai berikut: a. Kecamatan-kecamatan: Botumoito, Dulupi, Mananggu, Paguyaman, Paguyaman Pantai, Tilamuta dan Wonosari di Kabupaten Boalemo; b. Kecamatan-kecamatan: Boliyohuto, Bongomeme, Mootilango, Pulubala, Tibawa, Asparaga, Telaga, Telaga Biru, Limboto, dan Tolangohula di Kabupaten Gorontalo; c. Kecamatan-kecamatan: Anggrek, Kwandang, Sumalata, Gentuma Raya dan Tolinggula di Kabupaten Gorontalo Utara; d. Kecamatan-kecamatan: Taluditi, Lemito, Popayato, Popayato Barat, Popayato Timur, Wonggarasi, Dengilo, Patilanggio, Randangan, Duhiadaa dan Marisa, di Kabupaten Pohuwato; dan; e. Kecamatan-kecamatan: Suwawa, Suwawa Timur, Suwawa Selatan, Tapa, Bulango Utara, Bulango Ulu, Tilongkabila, Kabila Bone, Botupingge, Bone Pantai, Bone Raya, dan Bone di Kabupaten Bone Bolango. d) Kawasan peruntukan perikanan, meliputi : (1) kawasan perikanan air tawar, lokasinya meliputi : - Kecamatan-kecamatan: Kwandang, Atinggola, Sumalata, Tolinggula, Gentuma dan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara; - Kecamatan-kecamatan: Wonggarasi Timur, Wonggarasi Barat, Randangan, dengilo,paguat, patilanggio dan Marisa di Kabupaten Pohuwato; - Kecamatan-kecamatan: suwawa,kabila, bolango, bolango selatan di kabupaten Bone Bolango; - Kecamatan-kecamatan: telaga, telaga biru, limboto, batudaa, bongomeme, mootilango di kabupaten Gorontalo; dan - Kecamatan-kecamatan: wonosari, managgu, paguyaman di kabupaten Boalemo. BAB VII - 11

297 (2) Kawasan budidaya tambak - pesisir selatan Kabupaten-kabupaten Pohuwato, Boalemo, Gorontalo dan Bone Bolango; - pesisir utara kabupaten Gorontalo Utara. (3) Kawasan budidaya perikanan laut - budidaya perikanan laut yang lokasinya berada di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato; - budidaya Rumput laut yang lokasinya berada di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Bone Bolango, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Pohuwato. e) Kawasan peruntukan pertambangan lokasinya di kabupaten-kabupaten Pohuwato, Boalemo, Gorontalo, dan Bone Bolango.; f) Kawasan peruntukan industri merupakan kawasan yang potensil dimanfaatkan untuk kegiatan industri yang meliputi: - kawasan industri skala besar direncanakan pengembangannya di Kawasan kabupaten Pohuwato dan Kabupaten Gorontalo Utara; - kawasan ekonomi strategis meliputi kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Bone Bolango, dan Kabupaten Gorontalo; - kawasan industri skala kecil dan menengah, yang bersifat strategis dalam skala kabupaten atau kota lokasi dan jenis komoditasnya akan ditentukan lebih rinci dalam RTRW Kabupaten dan RTRW Kota. g) Kawasan peruntukan pariwisata, merupakan kawasan strategis pariwisata yang dapat di kembangkan meliputi: - Wisata Tradisional Torosiaje Kecamatan Popayato - Pantai Libuo Kecamatan Paguat; - Pantai Bolihutuo Kecamatan Botumoito; - Air Terjun Ayuhulalo Kecamatan Tilamuta; - Pentadio Resort Kecamatan Telaga Biru; - Pantai Bilato Kecamatan Boliohutuo; - Pulau Saronde Kecamatan Kwandang; - Pantai Wanano Kecamatan Gentuma; - Wisata Alam Lombongo Kecamatan Suwawa; - Wisata Bahari Olele Kecamatan Bilongala; - Benteng Otanaha Kecamatan Kota Barat - Wisata Pantai Pohe Kecamatan Kota Selatan; BAB VII - 12

298 h) Kawasan peruntukan permukiman (1) Kawasan permukiman perkotaan : - kawasan permukiman perkotaan merupakan tatanan kawasan permukiman yang terdiri atas sumberdaya buatan seperti perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana perkotaan; - bangunan permukiman di tengah kota terutama di PKN dan PKW yang padat penduduknya diarahkan pembangunan perumahannya vertikal (rumah susun); - pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap bencana alam seperti banjir, gempa dan tsunami harus menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik berupa lapangan terbuka di tempat ketinggian paling rendah 30 (tiga puluh)meter di atas permukaan laut atau berupa bukit penyelamatan. (2) Kawasan permukiman pedesaan : - Didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan bangunan, penduduk serta prasarana dan sarana perkotaan yang rendah, dan kurang intensif dalam pemanfaatan lahan untuk keperluan non agraris, termasuk permukiman transmigrasi di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Bone Bolango; - Bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai kearifan budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan bangunan berlantai panggung. i) Kawasan peruntukan lainnya, dikhususkan pada kawasan pertahanan dan keamanan, yang meliputi : - TNI Angkatan Darat di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara; - TNI Angkatan Laut di Kota Gorontalo; dan - TNI Angkatan Udara di Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo Utara. 7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah Kebijakan pembangunan Provinsi Gorontalo, maka kebijakan umum dan Program Pembangunan Daerah Provinsi Gorontalo mengacu pada sasaran pembangunan yang selanjutnya diuraikan dengan strategi dan arah kebijakan serta Program Pembangunan Daerah yang disajikan pada Tabel 7.1. BAB VII - 13

299 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 1

300 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 2

301 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 3

302 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 4

303 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 5

304 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 6

305 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 7

306 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 8

307 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 9

308 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 10

309 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 11

310 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 12

311 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 13

312 TABEL VII.1 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Misi I : Memfokuskan Peningkatan Ekonomi Atas Dasar Optimalisasi Potensi Kewilayahan, Mendorong Laju Investasi, Percepatan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan Sekaligus Mengembangkan Potensi Unggulan Dengan Mengakselerasi Secara Cerdas Terhadap Pencapaian Kesejahteraan Rakyat. 1. Terwujudnya pertumbuhan ekonomi dan daya saing daerah 2. Meningkatnya Kinerja Ekspor Komoditi Unggulan Daerah dan Diversikasi Komoditi lainnya. 1. Meningkatkan Kerjasama investasi 2. Peningkatan realisasi investasi baik PMDN, PMA dan Swasta murni - Mengupayakan iklim investasi yang kondusif - Mendorong kerjasama yang konkrit dalam meningkatkan investasi. - Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana yang meningkatkan minat investasi. - Meningkatkan koordinasi dalam pengembangan investasi baik ditingkat regional dan nasional. - Menciptakan sistem kemudahan investasi 3. Perdagangan Antar Pulau - Mendorong peningkatan perdagangan barang dan jasa antar pulau dan ekspor Berkurangnya hambatan berinvestasi 2 Perusahaan 23 Perusahaan Meningkatnya capaian realisasi Investasi PMDN, PMA, dan Swasta murni Meningkatnya akses Informasi dan kelembagaan sumberdaya Investasi Meningkatnya koordinasi, evaluasi dan pelayanan perizinan Terselenggaranya pelayanan administrasi dan SDM Aparatur secara efektif dan efisien Peningkatan daya saing komoditi ekspor & promosi komoditi ekspor Gorontalo Meningkatnya volume perdagangan antar pulau Gorontalo 2 PMA/PMDN 21 PMA/PMDN 1 Dokumen dan 2 Kelompok Pelaku Usah 7 Dokumen, 20 Peta, 4 Kel. Pelaku Usaha, 16 Kel. Komoditas Unggulan dan 16 Pelaku Invesmas 100% 100% 100% 100% 2 Komoditi 6 Komoditi ton ton Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Pengembangan Sumber Daya Investasi Program Peningkatan Kualitas Perencanaan Penanaman Modal dan PTSP Program Pelayananan administrasi, sarana prasarana dan SDM Aparatur Program peningkatan dan pengembangan ekspor Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri Wajib-Penanaman Modal Wajib-Penanaman Modal Wajib-Penanaman Modal Wajib-Penanaman Modal Wajib-Penanaman Modal Pilihan- Perdagangan Pilihan- Perdagangan Badan Penanaman Modal dan PTSP Badan Penanaman Modal dan PTSP Badan Penanaman Modal dan PTSP Badan Penanaman Modal dan PTSP Badan Penanaman Modal dan PTSP Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 3 Terciptanya Laju Investasi 4. Menekan laju inflasi - Meningkatkan kelancaran arus dan distribusi barang/jasa di daerah Jumlah pengujian dan penerbitan sertifikat mutu barang 200 kali pengujian dan 8 sertifikat mutu 200 kali pengujian dan 12 sertifikat mutu Program Peningkatan Standarisasi Mutu Barang Pilihan- Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Meningkatnya jumlah UTTP yang bertanda Tera Sah yang berlaku Persentase tingkat penyelesaian pengaduan konsumen UTTP UTTP 80% 90% Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan Pilihan- Perdagangan Pilihan- Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 14

313 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Meningkatnya Pendapatan 5. Meningkatkan - Mendorong peningkatan APBD Peningkatan Pendapatan Intensifikasi dan Wajib-Otda Dinas Keuangan dan Perkapita masyarakat yang pembiayaan pembangunan Daerah Ekstensifikasi Sumber- Asset Daerah Rp. 933,169 Milyar Rp. 1.5 Trilyun berkeadilan daerah Sumber Pendapatan Tersusunnya Ranperda APBD Kab/Kota sesuai dengan regulasi yang berlaku 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota Daerah Pembinaan dan Fasilitasi Wajib-Otda Pengelolaan Keuangan Kab/Kota Dinas Keuangan dan Asset Daerah 5 Terwujudnya pertumbuhan Usaha Koperasi dan UKM 6. Mengembangkan Pariwisata Daerah 7. Mengembangkan IKM, UMKM dan Koperasi 6. Meningkatnya lapangan kerja 8. Menurunkan angka pengangguran terbuka - Mengembangkan 8 obyek wisata unggulan - Mendorong berkembangnya IKM, UMKM dan Koperasi - Mengupayakan peningkatan lapangan kerja baru Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Meningkatnya fasilitas penunjang obyek wisata unggulan Meningkatnya kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri Meningkatnya jumlah IKM dan Sentra IKM di 6 kab/ kota WDP WTP 1 obyek wisata 8 obyek wisata Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Wajib-Otda Pilihan-Pariwisata Program Pengembangan Pilihan-Pariwisata Kunjungan wisatawan Kunjungan wisatawan Pemasaran Pariwisata = orang; = orang; Lama tinggal = 3 hari Lama tinggal = 5 hari IKM & 280 sentra IKM & 321 sentra Penumbuhan koperasi baru 15 koperasi 85 koperasi Jumlah Koperasi Berkualitas 0 koperasi 75 koperasi Tersedianya Sarana Pengembangan Usaha dan Pemasaran Hasil KUKM (sharing APBN) Tersedianya Sarana Balai Pelatihan KUKM/BALATKOP (sharing APBN) Meningkatnya jumlah UMKM (unit) Meningkatnya transaksi bisnis KUMKM melalui promosi produk Peningkatan akses masyarakat terhadap informasi Pasar Kerja Meningkatnya perluasan kesempatan kerja melalui TTG, TKM, TKS, TKPMP, Padat Karya Produktif dan Wirausaha baru 0 Pusat Layanan Usaha Terpadu KUKM (PLUT-KUKM) 1 PLUT KUKM 0 Balatkop 1 Balatkop UMKM UMKM 6 UMKM 66 UMKM 60% 100% 400 Org 3310 Orang Program Pengembangan Wajib-Industri Industri Kecil Menengah Program Pengembangan KUKM Program Pengembangan UMKM Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja Wajib-Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Wajib-Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Wajib-Tenaga Kerja Dinas Keuangan dan Asset Daerah Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 15

314 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Peningkatan Keterampilan dan Produktivitas Tenaga kerja - Mendorong peningkatan keterampilan dan produktivitas tenaga kerja. Meningkatnya cakupan jaminan kesehatan dan 1890 TK TK kerselamatan kerja. Menurunnya sengketa hubungan insdustrial 87.00% 33.00% Meningkatnya perusahaan yang menerapkan Norma Kerja dan Norma K3 Meningkatnya keterampilan tenaga Kerja melalui pelatihan berbasis Masyarakat Meningkanya Peserta Pemagangan Meningkatnya kualitas Lembaga Pelatihan kerja swasta. Jumlah Desa Produktif yang dikembangkan Meningkatnya keterampilan tenaga Kerja yang berbasis kompetensi. Meningkatnya Meningkatnya produktivitas masyarakat transmigrasi. 300 Perusahaan 1929 Perusahaan 200 Org PBM 1500 Org PBM Orang Peserta magang 0 40 Lembaga 4 Desa 44 Desa Org 500 Org Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Tenaga Kerja, Latihan Transmigrasi dan Pengembangan Produktifitas Daerah Wajib-Tenaga Kerja Wajib-Tenaga Kerja Wajib-Tenaga Kerja Wajib-Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 7. Meningkatnya Infrastruktur Daerah 8. Meningkat dan berkembangnya Jalan Akses ke pusat-pusat produksi 10. Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur darat, laut dan udara - Membangun Jalan, Jembatan, Irigasi, Waduk Tersedianya Dokumen Perencanaan dan pengawasan teknis Irigasi (Dok) Terwujudnya Pengembangan / Rehabilitasi Jaringan irigasi (Meter) 6 Dok 59 Dok M M Program pengembangan Wajib-Pekerjaan dan pengelolaan Umum jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya Dinas Pekerjaan Umum Tercapainya Layanan Jaringan Irigasi guna tersedianya air untuk pertanian (Ha) Terlaksananya Fasilitasi perluasan jaringan irigasi Randangan, Dumbaya Bulan, dan irigasi Baru lainnya Ha Ha - 17 Keg Terlaksananya Pendampingan dalam rangka Kebijakan pengelolaan Sumber Daya Air (Keg) 1 Keg 11 Keg Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 16

315 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Tersedianya Dokumen Program Pengendali Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan Perencanaan Banjir Umum Umum 3 Dok 20 Dok penanggulangan banjir/ abrasi pantai (Dok) Terkendalinya erosi, longsoran dan sedimentasi pada tebing-tebing dan M M badan sungai,bantaran Terkendalinya abrasi pantai bagi permukiman masyarakat (Meter) 465 M Meter Tersedianya Dokumen Study Kelayakan, Dokumen Databse, Dokumen Program Pembangunan Jalan dan jembatan Wajib-Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Lingkungan, Dokumen Perencanaan Teknis (Detail 13 Dok 87 Dokumen Engginer Desain/ DED dan Simplified Design Serta Dokumen pengawasan. Tersedianya jalan baru/ peningkatan Jalan Provinsi - 327,56 Km (Km) Terwujudnya penanganan Jalan Strategis Provinsi - 27,5 Km (Km) Tersedianya jembatan diruas jalan provinsi (Bh) 1 Bh 61 Buah Tersedianya jembatan pada ruas jalan Stategis provinsi 4 Bh 14 Buah (Bh) Terlaksananya fasilitasi dan koordinasi Forum Komunikasi Pengembangan Jaringan Jalan Daerah (FKPJD) Penanganan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) (Dokumen) - 15 Dokumen Tersedianya Dokumen Program Rehabilitasi/ Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan pengawasan Rehabilitasi/ pemeliharaan Jalan dan Umum Umum 1 Dok 6 Dokumen pemeliharaan Jalan dan jembatan Jembatan. (Dokumen) Terwujudnya Kondisi Jalan Mantap 60 % dengan Pemeliharaan berkala dan Rekonstruksi Jalan (Km) 14,7 Km 269,04 Km Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 17

316 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Terpeliharanya kondisi jalan mantap dengan Pemeliharaan rutin jalan 52 Km 259,04 Km (Km) Terpeliharanya jembatan diruas jalan Provinsi (Meter) Meter Tersedianya dokumen perencanaan/pengawasan Pengembangan infrastruktur Permukiman (Paket) 3 Dokumen Perencaan 26 Dokumen Program Pengembangan Wajib-Pekerjaan Wilayah Strategis dan Umum cepat tumbuh Dinas Pekerjaan Umum Tersedianya Prasarana dan Sarana Gedung Perkantoran Pemerintah Provinsi Gorontalo (Unit) Tersedianya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi (Paket) - 1 Paket (Rehab) 14 Unit Bangunan Perkantoran 3 Paket (100 % Bangunan Fisik) Terlaksananya pembangunan/ peningkatan infrastruktur permukiman di kawasan perkotaan/ Perdesaan, Kawasan ber IPM Rendah dan stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan kawasan agropolitan (km) 6 Km 93 Km Tersedianya Sarana dan prasarana bangunan penunjang fasilitas serta layanan umum (Kawasan/ Bh) Tersedianya dokumen perencanaan/pengawasan Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah 1 Kws (51 Bh) 6 Kws (254 Bh) - 8 Dokumen Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Wajib-Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Tersedianya akses air minum yang aman melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan dalam rangka pencapaian target MDG's (SR) SR (46 % Pencapaian MDG's) SR (76 % Pencapaian MDG's) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 18

317 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Terlaksananya fasilitasi dan penyediaan sanitasi setempat yang memadai 143 Unit 666 Unit dalam rangka pencapaian target MDG's (Unit) Tersedianya sistem jaringan dan pengelolaan air limbah - 12 Kawasan (KK) Tersedianya Tenaga Kerja Program Peningkatan Wajib-Pekerjaan Dinas Pekerjaan konstruksi yang berkualitas Pembinaan Masyarakat Umum Umum 100 Orang 680 orang (orang) Jasa Konstruksi - Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan transportasi darat, laut dan udara Tersedianya badan usaha dan lembaga jasa konstruksi yang berkualitas (badan usaha) Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium untuk menjamin mutu pelaksanaan konstruksi (paket) Meningkatnya layanan angkutan transportasi Terkendalinya lalu lintas melalui pemasangan dan pemeliharaan fasilitas keselamatan LLAJ di ruas jalan provinsi 50 Badan Usaha 420 Badan Usaha 2 Paket 23 Paket 3 lintasan angkutan perintis Pemeliharaan WL 1 unit 6 terminal tipe B; 2 unit layanan pemadu moda; 5 lintasan perintis; 1 unit prototipe bentor standard Pemasangan Faskes LLAJ : 5 Ruas Jalan provinsi; Pemeliharaan: APILL 16 unit, WL 4 unit Program Sarana dan Prasarana Penunjang UPTD Jasa Konstruksi/ Laboratorium Uji Marterial Program peningkatan pelayanan angkutan Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Wajib-Pekerjaan Umum Wajib, Perhubungan Wajib, Perhubungan Dinas Pekerjaan Umum Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Terwujudnya percepatan pembangunan, penyusunan dok. Perencanaan, dan peningkatan kapasitas layanan infrastruktur perhubungan Taxiway bandara (30m x187m); Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: 5000 DWT Terminal bandara (4.896 m2); Taxiway bandara (30m x187m); Apron (120m x 200m); 3 dokumen (Pra FS/FS Jalur KA, Trase Jalur KA/Pra Design, DED Jalur KA); Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: DWT Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan Wajib, Perhubungan Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Meningkatnya produktivitas bongkar muat di pelabuhan se-provinsi Gorontalo 2500 ton/hr 3000 ton/hr Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 19

318 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Mengingkatkan Persentase Kejelasan % Program Perencanaan Wajib-Penataan Bappeda Pengembangan Kawasan Strategis kesesuaian Arahan Pemanfaatan Ruang Tata Ruang Ruang - Mengupayakan pengembangan wilayah dan kawasan strategis cepat tumbuh Berdasarkan RTRWP Persentase kegiatan penataan ruang dan kinerja BKPRD Kabupaten/Kota % Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wajib-Penataan Ruang Bappeda Ketersedian dokumen rencana rinci tata ruang Ketersediaan Peraturan daerah tentang tata Ruang terselenggaranya Fasilitasi Kelembagaan dalam penyelesaian konflik penataan ruang Meningkatnya ekonomi masyarakat diwilayah tertinggal Meningkatnya sarana dan prasarana dikawasan transmigrasi Tersedianya Dokumen perencanaan Pembangunan kawasan transmigrasi Terlaksananya Penempatan masyarakat transmigrasi - 6 dokumen Program Perencanaan Wajib-Penataan Tata Ruang Ruang - 3 Keg Program Pengendalian Wajib-Penataan Pemanfaatan Ruang Ruang Program Pemanfaatan Wajib-Penataan - 6 Laporan Ruang Ruang 5 Paket 5 Paket Program Pengembangan Wilayah Tertinggal 0 Jalan 22,8 KM 0 Jembatan 84 M 0 33 Dokumen KK Program pembangunan dan pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi Pilihan- Transmigrasi Pilihan- Transmigrasi Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 9. Membangun Kemandirian Desa 12. Percepatan Pembangunan Daerah berbasis Desa - Memfasilitasi Percepatan Pembangunan di desa Terwujudnya masyarakat yang mandiri sejahtera - 6 Kab/Kota - 17,22 % - 6 Kab/Kota - 9,51% Program Peningkatan Keberdayaan masyarakat Wajib - Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Meningkatnya Kapasitas manajemen perangkat Desa/ Kel - Kades : Lurah : 72 - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) - Kades : Lurah : 72 - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa/ Kel Wajib - Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 20

319 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Terwujudnya Desa Maju dan Mandiri 3 desa dan 3 kelurahan 3 desa dan 3 kelurahan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Wajib - Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal 10. Meningkat dan 13. Pembangunan berkembangnya Infrastruktur Infrastruktur Desa Desa - Terfasilitasi Pembangunan Infrastruktur Desa Terwujudnya pembangunan Infrastruktur di perkampungan kumuh/miskin di 150 Desa tertinggal - Tersedianya infrastruktur dasar bagi desa tertinggal di 80 desa di 5 Kab Program Pembangunan Desa Tertinggal Wajib - Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Misi II : Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendekatan kesesuaian keahlian serta pemenuhan mutu kwalitas penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan 1. Meningkatnya kualitas pendidikan Peningkatan kualitas pendidikan - Meningkatkan pemerataan dan mutu serta pemerataan Program Perluasan Meningkatnya APK PAUD APK PAUD : 52,50% APK PAUD : 80,05% akses penyelenggaraan PAUD. Akses PAUDNI Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga 2. Memfasilitasi PAUD bagi seluruh Anak Usia Dini - Meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas infrastuktur Meningkatnya Kualitas dalam pelayanan publik Layanan PAUD Lembaga PAUD Program Peningkatan Mutu dan Tata Kelola PAUD Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga 3. Memfasilitasi Wajib Belajar (WAJAR) 12 Tahun dan Paket A, B dan C 4. Mengembangkan Pendidikan Non Formal - Mengupayakan pendidikan gratis Meningkatnya Kompetensi dan Kesejahteraan PTK PAUD Meningkatnya APK SMA/MA dan SMK dan APM SMA/MA dan SMK 390 PTK PAUD 2,570 PTK PAUD APK 73,60% APM 56,40% Program Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan PTK PAUD APK 98,09% Program Perluasan APM 83,05% Akses Dikmen Wajib-Pendidikan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga - Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan pendidikan menengah - Mendorong peningkatan mutu Pendidikan Meningkatnya kualitas dan relevansi layanan pendidikan Menengah (% kelulusan UN SMA/MA/SMK) Meningkatnya kompetensi pengelola Sekolah % 0 Program Peningkatan Mutu dan relevansi Dikmen Program Peningkatan 49 Kepsek SMA dan Tata kelola/manejemen 45 Kepsek SMK Dikmen Wajib-Pendidikan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga - Mendorong peningkatan pendidikan luar sekolah (pendidikan informal) Tersedianya database PTK dalam rangka pengembangan kompetensi 0 4 dokumen Program Pemetaan PTK (PAUDNI, DIKDAS, DIKMEN) Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Meningkatnya Kompetensi dan Kualifikasi PTK - Jumlah Guru Kualifikasi UT dan UNG Org, PTK berprestasi 224 org, Kompetensi 960 org Program Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi PTK Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 21

320 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Meningkatkan standar mutu Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, kurikulum pendidikan yang SD : 999 sekolah Program Pengembangan Kebudayaan, Pemuda terkini, berbudaya, agamis Meningkatnya Mutu dan SMP : 370 sekolah Kurikulum KTSP dan Penerapan dan Olahraga dan anti narkoba dalam Relevansi Pendidikan SMA : 49 sekolah Kurikulum 2013 rangka membentuk SDM SMK : 45 sekolah berkarakter unggul. Peningkatan sarana prasaran pendidikan Peningkatan status sekolah (SSN, SBI dan ISO 9000) Meningkatnya Kinerja PTK - Meningkatnya kompetensi Pengawas Pendidikan Jumlah Guru Non PNS : guru, Guru Non Sertifikasi : guru 150 Org 150 Org Program Peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan PTK Program Kepengawasan Pendidikan Wajib-Pendidikan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga - Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga pendidik bersertifikasi Menigkatnya Kompetensi PTK PNF 360 Org Org Peningkatan Mutu PTK - PNF (UPTD BPKB) Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga - Menyelenggarakan dan meningkatkan pembelajraan berbasis penelitian pada semua jenjang pendidikan - Melestarikan penuntasan wajib belajar 9 tahun dan mengembangkan wajib belajar 12 tahun secara merata terutama di wilayah pedesaan dan perbatasan dengan daerah lain - Mendorong percepatan alih status penegerian melalui pemenuhan sarana prasarana, kualifikasi dosen, dan layanan akademik Meningkatnya jumlah peserta Ujian nasional (jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat Meningkatnya kompetensi pengelola PNF Bagi BPKB dan SKB se Provinsi Gorontalo Meningkatnya keterampilan Pemuda putus sekolah dan menurunnya angka tuna aksara Meningkatnya SDM yang berkualifikasi Ahli Madya di bidang IT, di bidang THP dan di bidang MPP Jumlah Peserta ujian SD/MI : 25,337, SMP/MTs : , SMA/MA : 9.205, SMK : 5,571 Life Skill = 150 org, Buta Aksara = 1000 org Jumlah Peserta ujian SD/MI : 186,567, Program SMP/MTs : , Penyelenggaraan Ujian SMA/MA : , Nasional SMK : 46, Org 370 Org 100 Org 530 Org Life Skill = org, Buta Aksara = 9000 org 308 Mhs 758 Mhs Program Peningkatan Keterampilan PNF (UPTD BPKB) Program Peningkatan Tata kelola Pendidikan Non Formal (UPTD BPKB) Program Peningkatan Keterampilan Pendidikan Non Formal Program Pengembangan Politeknik Gorontalo Wajib-Pendidikan Wajib-Pendidikan Wajib-Pendidikan Wajib-Pendidikan Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 22

321 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Memperluas akses pendidikan APK SD : 112,75 Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, APK SD 111,04 % % APK SMP : Kebudayaan, Pemuda Meningkatnya APK dan APM APK SMP 96,96 % Program Perluasan 98,25 % APM dan Olahraga Pendidikan Dasar APM SD 96,37 % Akses Pendidikan dasar SD : 98,80 % APM SMP 69,99 % APM SMP : 80,15 % 5 Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada upaya promotif dan preventif - Meningkatkan pemerataan, mutu, relevansi dan daya saing serta perluasan akses penyelenggaraan pendidikan dasar. - Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar dan berkesataraan di semua kab./kota Mendorong pelaksanaan kompetisi/lomba secara berjenjang - Mengoptimalkan peran PPLP/Training center - Peningkatan Kesehatan Ibu, Bayi, Balita dan KB Meningkatnya kualitas dan relevansi layanan pendidikan Dasar (% kelulusan UN SD/MI, SMP/MTs) Meningkatnya kompetensi pengelola satuan pendidikan Meningkatnya kapasitas dan keterampilan Pemuda Meningkatnya jumlah masyarakat yang memahami dan menguasai olahraga tradisional Meningkatnya Jumlah Pemuda Pelajar yang berprestasi dalam bidang olahraga Meningkatnya Wawasan kebangsaan bagi pemuda Meningkatnya jumlah atlit berprestasi cabang olahraga binaan PPLP SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,76% Meningkatnya kualitas Bayi 18418, Bumil pelayanan kesehatan ibu dan 20260, Bulin/bufas anak Program Peningkatan SD/MI : 100%, Mutu dan relevansi SMP/MTs 99,70% Dikdas SD : 999 org, SMP Program Peningkatan : 370 org, PK-LK : 8 Tata kelola/manejemen org Dikdas 40 Org 616 Org 135 Org 610 Org 415 Org Org 124 Org Org 45 Org 340 Org - Bayi 21945, - Bumil 24140, - Bulin/bufas Program Pengembangan kapasitas dan keterampilan Pemuda Program Pengembangan dan pelestarian Olahraga Tradisional Program Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga Program Pembinaan dan Peningkatan Prestasi Pemuda Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Wajib-Pendidikan Wajib-Pendidikan Wajib-Pemuda dan Olahraga Wajib-Pemuda dan Olahraga Wajib-Pemuda dan Olahraga Wajib-Pemuda dan Olahraga Wajib-Pemuda dan Olahraga Wajib-Kesehatan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Kesehatan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 23

322 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan tidak menular 7 Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin 8 Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada rumah tangga 9 Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di daerah tertinggal, terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK) 10 Seluruh kabupaten/kota melaksanakan standar pelayanan minimal (SPM) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alkes dan makanan. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan Jaminan Sosial Kesehatan Nasional Meningkatnya pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan yang merata dan bermutu Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna - Perbaikan Gizi Masyarakat - Pengendalian Penyakit Menular serta penyakit tidak menular diikuti Penyehatan lingkungan Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan anak balita Meningkatnya kualitas penanganan masalah gizi masyarakat - Pengembangan Sistem Terlaksananya pelayanan Jaminan Kesehatan kesehatan masyarakat Masyarakat melalui pelayanan kesehatan gratis - Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan - Pemberdayaan Masyarakat dan penanggulangan bencana & krisis kesehatan Meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat Meningkatnya Pengendalian & Pengawasan sarana produksi & distribusi obat, makanan dan bahan berbahaya Balita Balita Balita Gibur Bumil KEK 3039 Penderita Gangguwan Jiwa Balita Gibur Bumil KEK 3621 Penderita Gangguwan Jiwa 170 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Perbaikan Gizi Masyarakat 92,83% 99% Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan 55,00% 67,5% Program Pengawasan Obat dan Makanan Wajib-Kesehatan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Program Peningkatan Upaya Kesehatan Masyarakat Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Wajib-Kesehatan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan - Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier - Pemenuhan, Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan Menyiapkan sarana dan prasaran kesehatan Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit Meningkatnya pelayanan upaya kesehatan dasar dan kesehatan rujukan Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan promosi kesehatan kepada masyarakat Meningkatnya kualitas SDM Kesehatan Jiwa Jiwa Program Pengembangan Lingkungan Sehat Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Program Pencegahan & Penaggulangan Penyakit Menular dan tidak menular - PONED 16 Pkm - PONEK 2 RS - PONED 21 Pkm - PONEK 5 RS 45% 75% Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 74% 95 Program Peningkatan Kapacity Building SDM Kesehatan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Program Pembinaan Upaya Kesehatan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Wajib-Kesehatan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 24

323 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi program pembangunan kesehatan 90% 95% Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Misi III : Mengembangkan manajemen pengelolaan potensi sumberdaya kelautan, pertanian, peternakan, kehutanan, danau limboto dan potensi lingkungan lainnya yang lebih baik, saling terintegrasi serta lestari demi kepentingan kemakmuran rakyat. 1. Peningkatan pengelolaan sumber daya alam Peningkatan pengelolaan sumberdaya alam Peningkatan produksi padi 3% per tahun (ton) Pilihan-Pertanian 2. Terwujudnya Kawaasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) Bidang Pertanian dan Perikanan 3. Terwujudnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/KAPET Gopandang 4. Meningkatnya produktivitas hasil pertanian dan perikanan - Mendorong peningkatan produksi dan produktifitas perikanan dan kelautan, Pertanian, Peternakan & Perkebunan dan Kehutanan Peningkatan produktivitas padi sebesar 4,72 % per tahun (ku/ha) 290, , Peningkatan Produksi Jagung sebesar 9,29% per tahun (ton) 656,864 1,013,914 Peningkatan Produktivitas Jagung Sebesar 2,66% per tahun (ku/ha) Meningkatnya Produksi Kedelai sebesar 3 % per 2, tahun (ton) Meningkatnya Produktivitas Kedelai (ku/ha) Peningkatan Produksi Sayuran 3 % per Tahun 16,551 19,188 (Ton) Peningkatan Produksi Tanaman Hias (Kg,Tgk,Phn) 16,852 17,667 Program Peningkatan Produksi dan Produktivitas Pertanian Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Peningkatan Produksi Buah - buahan 2 % per Tahun (Ton) Peningkatan Produksi Tanaman Obat (Biofarmaka) 1 % per Tahun (Kg) 12,952 14, , ,915 Penerapan Jaminan Mutu dan Standarisasi Pertanian (Pelaku Usaha) Pengembangan kelembagaan usaha investasi dan promosi (unit) Program Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian Pilihan-Pertanian Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 25

324 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Menurunnya kehilangan hasil produksi pada saat 0,2 0,2 pascapanen (%) Meningkatnya jumlah sarana produksi pasca panen tanaman pangan dan hortikultura (unit) 900 1,321 Penyediaan Sarana Pupuk Program Penyediaan Pilihan-Pertanian Dinas Pertanian, ,000 dan Pestisida(ha) dan Pengembangan Tanaman Pangan dan Meningkatnya penggunaan 7 92 Prasarana dan Sarana Hortikultura sarana alsintan (unit) Pertanian Meningkatnya perluasan areal lahan basah (ha) 700 5,612 Tersedianya benih sumber Program Pengelolaan Pilihan-Pertanian UPT - BBTPH unggul dan bersertifikat padi ,550,630 Sistim Penyediaan mutu sawah (Kg) benih tanaman Pangan Tersedianya benih sumber unggul dan bersertifikasi Jagung (Kg) 1,151,279 1,573,597 dan Hortikultura Menekan Luasan yang Terserang OPT dan DPI maksimal 5 % dari luas tanam/tahun Meningkatnya penggunaan benih bersertifikasi dan bermutu (%) Program Perlindungan tanaman pangan dan Hortikultura Program Peningkatan pengawasan dan sertifikasi mutu benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Meningkatnya Produksi Perikanan Tangkap (ton); 85, ,036 Meningkatnya Pendapatan Nelayan (Rp/bln) 1,945,558 2,910,225 Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya (Ton) 133, ,139 - Produksi Ikan (Ton) 26,668 41,028 - Produksi Rumput Laut (Ton) 106, ,111 Meningkatnya Pendapatan Pembudidaya (Rp/bln) 1,662,465 2,500,000 Meningkatnya pendapatan masyarakat pesisir (Rp/bln) 1,945,558 2,910,225 Program Pengembangan Perikanan Tangkap Program Pengembangan Perikanan Budidaya Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertanian Pilihan-Kelautan dan Perikanan Pilihan-Kelautan dan Perikanan Pilihan-Kelautan dan Perikanan UPT - BPTPH UPT - BPSBTPH Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Meningkatnya wilayah perairan bebas ilegal fishing dan kegiatan yang merusak SDKP (%) Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan Pilihan-Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 26

325 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Meningkatnya pendapatan pengolah dan pemasar ikan (Rp/bln) 2,500,000 3,673,300 Meningkatnya konsumsi ikan masyarakat (kg/kapita/thn) Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Pilihan-Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan Tersedianya akses sarana produksi perikanan untuk nelayan, pembudidaya dan pengolah serta pemasar ikan (Wilayah) Tersedianya data uji mutu ikan yang akan dipasarkan dan di konsumsi (data uji) Meningkatnya pengetahuan pengolahan ikan tentang mutu hasil perikanan (orang) Org 600 Org Program pelayanan sarana produksi Perikanan Program Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan Pilihan-Kelautan dan Perikanan Pilihan-Kelautan dan Perikanan UPTD Taksi Mina bahari UPTD PPMHP Meningkatnya Produksi Benih Unggul (Juta ekor) 1 2 meningkatnya Produksi Calon Induk Unggul (paket) 25 Terbentuknya Unit Pembenihan Rakyat (UPR) 4 50 Meningkatnya Produksi Benih unggul (Juta ekor) Peningkatan Populasi Ternak Sapi Peningkatan Populasi ternak Kambing Peningkatan Populasi ternak Ayam Peningkatan Produksi Daging (sapi,kambing & Ayam) 191, ekor 86, ekor 1,104, ekor 5,905, Kg/Thn Pertambahan Luas Areal Tebu (Ha) 1, Ha Produksi tebu 30, Ton Pertambahan luas areal cengkih (Ha) 8, Ha produksi cengkih Ton Pertambahan Luas Areal Kelapa dalam (Ha) 65, Ha produksi kelapa dalam 62, Ton Pertambahan Luas Areal Kakao (Ha) 12, Ha produksi kakao 3, Ton Program Peningkatan Produksi & Pelayanan Teknis Program Peningkatan Produksi & Pelayanan Teknis Program peningkatan populasi dan produksi ternak dalam mendukung swasembada daging Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Pilihan-Kelautan dan Perikanan Pilihan-Kelautan dan Perikanan Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertanian UPTD BPBIAT UPTD BPBILP Dinas Peternakan dan Perkebunan Dinas Peternakan dan Perkebunan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 27

326 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB optimalisasi pengendalian dan perlindungan tanaman perkebunan - 0% Program Pengendalian OPT tanaman perkebunan Pilihan-Pertanian Dinas Peternakan dan Perkebunan Meningkatnya penyediaan (PAH-ASUH) penjaminan keaman pangan asal hewan Pengembangan Kelompok Peternakan Optimalisasi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular dan penyakit zoonosis Meningkatnya Produk, Produktifitas dan mutu produk hasil peternakan - 85% PAH ASUH Kelompok Program penjaminan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (PAH-ASUH) serta pemenuhan persyaratan produk hewan Program Pengembangan Agribisnis Peternakan 80% 10% penyakit ternak Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Program Peningkatan Kelompok Pengolahan dan Pemasaran Hasil Produksi Peternakan Program Penerapan Teknologi Peternakan Tersedianya bibit unggul ternak sapi (Ekor). Tersedianya bibit unggul ternak Kambing (Ekor) Tersedianya bibit unggul ternak Ayam Buras(Ekor) ,000 Lab. Keswan dan Renovasi UPTD Perbibitan/ Pengembangan Ternak Meningkatnya skor pola Pangan harapan (PPH) Ketersediaan Tersedianya Dokumen analisis dan peta daerah 2 dokumen 3 dokumen rawan pangan Terfasilitasinya penanganan daerah rawan pangan KK Pembangunan/Rehabilit asi Sarana dan - 100% Prasarana (DAK) Program Pengembangan Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertanian Dinas Peternakan dan Perkebunan Dinas Peternakan dan Perkebunan Dinas Peternakan dan Perkebunan Dinas Peternakan dan Perkebunan UPTD Perbiitan Ternak Wonggahu UPTD Perbiitan Ternak Wonggahu Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Tersedianya Cadangan pangan di tingkat masyarakat Meningkatnya Ketersediaan informasi pasokan dan harga pangan didaerah - 30 ton 73.78% 100% Program Pengembangan Distribusi dan Cadangan Pangan Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 28

327 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Terfasilitasinya Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) dalam upaya 1 Kelompok 11 Kelompok stabilisasi harga Meningkatnya skor Pola Program pengembangan Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan Pangan Harapan (PPH) konsumsi penganekaragaman konsumsi dan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Tersedianya dokumen hasil 1 dok 6 dok keamanan pangan uji pangan segar Tersedianya Paket inovasi Program Pengkajian dan Pilihan-Pertanian Badan Ketahanan Teknologi hasil pengkajian - 8 Paket Teknologi Informasi Pangan dan Pusat dan Pengembangan jagung Informasi Jagung Terdiseminasinya paket informasi jagung - 12 Paket informasi Penyebaran informasi inovasi Pilihan-Pertanian teknologi jagung - Program Pengembangan 40 RAGAM Informasi dan INFORMASI Kerjasama Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Jumlah pelatihan dan Program Pelatihan dan pembelajaran - 3 KALI DIKLAT Pembelajaran Meningkatnya Pengetahuan dan Keterampilan Penyuluh dan Petani dalam bidang pertanian Meningkatnya kualitas penyelenggaraan penyuluhan 106 orang 7519 Orang 100% 100% Program Pemantapan Penyelenggaraan Penyuluhan Pilihan-Pertanian Pilihan-Pertnaian, Perikanan & Kelautan dan Kehutanan Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Bakorluh Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok : - Kelompok Pertanian 28 Kelompok 535 Kelompok - Kelompok Perikanan Kelompok - Kelompok Kehutanan Kelompok Meningkatnya Kompetensi Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Pilihan-Pertnaian, Perikanan & Kelautan dan Kehutanan Kehutanan 149 Orang 1154 Orang Pengembangan SDM Pilihan-Pertnaian, Penyuluh, Pelaku Utama Perikanan & dan Pelaku Usaha Pertanian, Perikanan Kelautan dan Kehutanan dan Kehutanan Bakorluh Bakorluh 5. Terwujudnya pengelolaan lingkungan hidup Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup - Melakukan upaya untuk mengurangi pengrusakan kawasan hutan. Meningkatnya Usaha Pengelolaan Hasil Hutan untuk Kesejahteraan Masyarakat Dokumen, Sosialisasi, Pencadangan KPH/HTR Gorontalo dan Kelompok PUMSHP Pencadangan Program Pemanfaatan KPH/HTR, potensi sumberdaya Rancangan Tahura, hutan RKTPGorontalo dan Kelompok PUMSHP, IUIPHHK, RKTP serta ISDH Pilihan-Kehutanan Dinas Kehutanan & ESDM Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 29

328 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM BIDANG PEMBANGUNAN TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH Peningkatan pengelolaan Sisa - Mengupayakan penyelamatan Menurunnya Tingkat Program Perlindungan Pilihan-Kehutanan Hasil Pertanian (Zero Waste ) danau limboto. Kerusakan Hutan Akibat Menrunnya Tingkat Hutan dan Konservasi untuk produk-produk yang Perambahan, Kebakaran, Turun 10% Kerusakan Hutan Alam mempunyai nilai tambah dan Pembalakan Liar 20% tinggi - Meningkatnya ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan - Terjadinya peningkatan kapasitas pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan lingkungan - Terbangunnya ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pengelolaan limbah B3 - Meningkatnya indeks kualitas lingkungan - Meningkatnya kontrol terhadap pengelolaan air sungai - Terbangunnya upaya pengelololaan lingkungan oleh kegiatan PETI - Meningkatnya partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam pengelolaan LH - Meningkatnya peran serta masyarakat dlm pelestarian wilayah pesisir dan laut - Meningkatnya kapasitas masyarakat diwilayah pesisir Danau Limboto dalam pelestarian lingkungan Penanaman dalam Rangka Rehabilitasi Hutan dan Lahan Menurunnya Tingkat Kerusakan Hutan Akibat Perambahan, Kebakaran, dan Pembalakan Liar serta Terlaksananya Rehabilitasi Hutan dan Lahan Tertibnya Penatausahaan Hasil Hutan pada Industri Kehutanan - Meningkatnya pemahaman aparat dan pelaku usaha pertambangan terhadap pengelolaan pertambangan - Meningkatnya kepatuhan pemegang ijin usaha pertambangan (IUP) dan 2 Kontrak Karya (KK) - Meningkatnya jumlah database potensi mineral logam dan batuan - Meningkatnya jumlah database potensi sumber daya air tanah Terpenuhinya Kebutuhan Air di daerah sulit air Terpenuhinya Kebutuhan Listrik untuk Masyarakat - Peningkatan akses informasi Meningkatnya Pemanfaatan (status mutu air dan ISPU dan Potensi Energi Baru indeks) lingkungan hidup Terbarukan - Meningkatnya kualitas air sungai Terpenuhinya Kebutuhan, Distribusi dan HET BBM bagi Masyarakat 300 ha - Rehabilitasi Hutan 600 ha Program Rehabilitasi hutan & lahan Pilihan-Kehutanan Program Rehabilitasi Pilihan-Kehutanan Menurunnya tingkat dan Perlindungan Hutan Kerusakan Hutan 60% dan RHL ha 1 Keg 1 Keg - 1 kegiatan Bimbingan teknis (60 org) Dokumen Laporan triwulan - 1 Laporan Survey Potensi Mineral Logam - 1 Laporan Survey Potensi Air Tanah 1 Sumur Bor didaerah sulit air 7 kegiatan Bimbingan teknis (450 org) - 32 IUP & 2 KK dengan 892 Dokumen Laporan Triwulan - 6 Laporan Survey Potensi Batuan dan 9 Laporan Survey Potensi Mineral Logam - 9 Laporan Survey Potensi Air Tanah / CAT 32 Sumur Bor didaerah sulit air 2000 RTM 7000 RTM Pemeliharaan 137 Unit PLTS konversi 2 Kab, Pengawasan BBM 6 Kab/Kota Pemeliharaan 1943 Unit PLTS, 5 Unit PLTMH, Pengelolaan dan Pengawasan 1 IUP Pabum Pengawasan dan Konversi 6 Kab/Kota, Konversi LPG 6 Kab/Kota Program Pembinaan dan Penerbitan Industri Hasil Hutan Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Penyelidikan Sumber Daya Mineral dan Pengelolaan Air Tanah Program Pembinaan dan Pengembangan Bidang Energi dan Ketenagalistrikan Pilihan-Kehutanan Pilihan-Energi & Sumber Daya Mineral Pilihan-Energi & Sumber Daya Mineral SKPD PENANGGUNG JAWAB Dinas Kehutanan & ESDM Dinas Kehutanan & ESDM Dinas Kehutanan & ESDM Dinas Kehutanan & ESDM Dinas Kehutanan & ESDM Dinas Kehutanan & ESDM Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 30

329 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Meningkatnya kualitas air danau limboto - Meningkatnya kualitas air laut diwilayah Teluk Tomini dan laut sulawesi Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo Meningkatnya tingkat ketaatan pemrakarsa kegiatan dalam pelaksanaan dokumen lingkungan usaha/kegiatan 128 usaha/kegiatan Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Hdiup Program peningkatan pengelolaan lingkungan bagi usaha atau kegiatan Urusan Wajib- Lingkungan Hidup Urusan Wajib- Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah - Meningkatnya kualitas udara perkotaan - Meningkatnya kualitas emisi yang di hasilkan oleh industri - Meningkatnya kualitas air limbah yang dihasilkan oleh industri - Meningkatnya kualitas data dan informasi lingkungan hidup sebagai bagian dari sistem pelaporan publik serta sebagai bentuk dari akuntabilitas publik - Meningkatnya kapasitas aparatur dalam pengendalian pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan - Meningkatnya sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan - Meningkatnya kemampuan aparatur Provinsi dan Kab/Kota dalam melakukan penilaian dan pemantauan lingkungan Meningkatnya kapasitas aparatur dan masyarakat dalam pengelolaan dan pengendalian pencemaran lingkungan di Provinsi Gorontalo Meningkatnya kualitas data dan informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup Tersedianya model pengembangan TTG di Provinsi Gorontalo Terwujudnya pemenuhan sarana dan prasarana operasional UPTD TPA Talumelito (Paket) Terwujudnya Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (Orang) 20 orang aparatur/200 orang masyarakat 160 orang aparatur/1650 orang masyarakat 100% 100% 1 model 22 model 1 Pickup,Tools 1 set 1 Pickup,Tools 1 set, Toolset + Peralatan Bengkel, Backhoe Loader 1 Unit, Dump Truck 4 Unit Orang Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya aparatur dan masyarakat dlm pengelolaan lingkungan hidup Program Peningkatan data dan Informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna Urusan Wajib- Lingkungan Hidup Urusan Wajib- Lingkungan Hidup Urusan Wajib- Otda Program Pengembangan Wajib-Pekerjaan Kinerja Pengolahan Umum Persampahan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah UPTD TPA Talumelito Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 31

330 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Misi IV : Mengembangkan nilai-nilai religi, dalam kehidupan beragama yang rukun penuh kesejukan sekaligus memelihara keragaman budaya. Serta memperkuat peran pemberdayaan perempuan, perlindungan terhadap anak, termasuk issue kesetaraan gender dalam pembangunan 1. Meningkatnya kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat khususnya PMKS dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. 2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial Pemberdayaan sosial, Kemitraan Sosial, Partisipasi Sosial, Jaminan Sosial dan Advokasi Sosial. - Meningkatkan pelayanan sosial khususnya bagi PMKS secara adil dan merata. Mendorong peningkatan dan pengembangan peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan masyarakat Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang diabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza & LKS Meningkatnya cakupan layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial 39 KK 529 KK Program Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial 165 org 1750 org Program Rehabilitasi Sosial 10 lembaga/ 64 org 97 lembaga/ 70 org Program Pembinaan Kelembagaan dan Kemitraan Wajib-Sosial Wajib-Sosial Wajib-Sosial Dinas Sosial Dinas Sosial Dinas Sosial 3. Peningkatan kesejahteran dan pelayanan serta Pembinaan pengembangan nilai nilai agama, adat dan budaya serta peran pemuda dalam pembangunan. 4 Meningkatnya Upaya pelestarian budaya daerah Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana untuk sarana ibadah Meningkatkan pelestarian nilai-nilai budaya daerah Membangun Museum Gorontalo - Meningkatkan penyelenggaraan, pelayanan, Pembinaan dan pengembangan nilai nilai agama, adat, budaya dan peran pemuda dalam pembangunan - Meningkatkan pagelaranpagelaran seni budaya daerah, mengembangkan sanggar-sanggar seni serta komunitas adat untuk melestarikan budaya lokal. - Mengembangkan dan mempertahankan tradisi dan budaya religi. - Mendorong upaya melestarikan budaya gorontalo melalui pembangunan museum dan pembinaan seni budaya Meningkatnya Indeks Kepuasan Layanan Keagamaan, Adat dan Budaya Meningkatnya jumlah siswa/pemuda yang memahami Adat Istiadat Gorontalo Tersedianya pengelola cagar budaya di Gorontalo Tersosialisasinya seni dan tari budaya daerah Gorontalo Tersedianya sarana prasarana kebudayaan Terbangunnya dinding gedung museum (45%) 20 Org 230 Org 50 Org 1,650 Org 80 Org 550 Org 1 Gedung (100%) Program Peningkatan Pelayanan Kegiatan Keagamaan Adat Dan Budaya. Program Pengembangan Nilai Budaya Program Pemeliharaan Sejarah dan cagar budaya Gorontalo Program Promosi Keragaman Budaya Gorontalo Program penyediaan sarana dan prasarana Kebudayaan Urusan Wajib- Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Wajib-Kebudayaan Wajib-Kebudayaan Wajib-Kebudayaan Wajib-Kebudayaan Biro PP & Kesra Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 32

331 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Meningkatnya nilai indikator kualitas hidup perempuan Biro PP & Kesra 6 Peningkatan peran perempuan di parlemen dan birokrasi 7 Menurunnya angka tindak kekerasan dan diskriminasi terhadap Perempuan dan Anak Misi V : Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan memberdayakan SDM perempuan Menurunkan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak - Meningkatkan partisipasi perempuan dalam dalam membagun daerah melalui bidang Pemerintahan dan Politik dalam pengambilan keputusan - Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan serta bidang Pembangunan lainnya utk mempertinggi kualitas hidup dan sumber daya kaum perempuan - Meningkatkan gerakan anti kekerasan terhadap perempuan dan anak dan Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak Meningkatnya persentase pemenuhan hak ekonomi, sosial, politik dan lingkungan hidup perempuan Tingkat ketahanan dan kesejahteraan keluarga menuju keluarga sehat dan berkualitas termasuk peningkatan peran serta perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender Menurunnya kasus terhadap kekerasan perempuan dan anak (%) 20% 45% - TP. PKK 6 Kab/Kota 80% 30% Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Program Perlindungan Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Urusan Wajib- Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Urusan Wajib Bidang Pemberdayaan Perempuan/ Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Urusan Wajib Bidang Pemberdayaan Perempuan Badan Pemberdayaan Masyarakat & PDT Biro PP & Kesra - Menyempurnakan perangkat hukum yg lebih lengkap dalam melindungi individu dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi termasuk KDRT Menciptakan sinergitas diantara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di gorontalo dalam kaidah otonomi daerah sekaligus untuk meningkatkan kinerja pelayanan publik, menurunkan angka kemiskinan serta menjalankan sistem tata pemerintahan yang baik dalam rangka reformasi birokrasi. 1. Meningkatnya Penyelenggaraan Pemerintahan yang baik dalam pelayanan pada masyarakat Peningkatan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance) - Mendorong peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Tersusunnya Ranperda APBD Kab/Kota sesuai dengan regulasi yang berlaku 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota Wajib-Otda, PUM, Dinas Keuangan dan Adm. Keu. Daerah, Asset Daerah Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian 2. Terwujudnya sinergitas pembangunan antara provinsi dan kabupaten/kota Peningkatan Pendapatan Daerah sebesar Rp. 1.5 Trilyun pada tahun 2017 Rp Milyar Rp. 1.5 Trilyun Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber- Sumber Pendapatan Daerah Wajib-Otda, PUM, Dinas Keuangan dan Adm. Keu. Daerah, Asset Daerah Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian 3. Tercapainya reformasi birokrasi di Provinsi Gorontalo - Mengupayakan efektivitas pengelolaan asset daerah. Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah WDP WTP Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah Wajib-Otda, PUM, Dinas Keuangan dan Adm. Keu. Daerah, Asset Daerah Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 33

332 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Melakukan pembinaan Meningkatnya sikap dan 200 Orang 995 orang Program Pengembangan Wajib-Kesatuan Badan Kesbangpol kesadaran berbangsa dan bernegara serta cinta tanah air perilaku masyarakat yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945, berjiwa nasionalisme dan cinta tanah air Wawasan Kebangsaan Bangsa dan Politik - Memfasilitasi Pendidikan Politik kepada masyarakat - meningkatnya pemahaman dan partisipasi politik masyarakat Orang Org Program Pendidikan Politik Masyarakat Wajib-Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Kesbangpol - Memfasilitasi penguatan peran LSM/Ormas - Pelaksanaan Pilpres, PILEG dan pilkada yang aman dan lancar Meningkatnya peran serta masyarakat dalam mengantisipasi adanya aksi kekerasan, premanisme dan aliran sesat yg bernuansa SARA, FKUB, LSM/Ormas 100% 100% Orang Peningkatan ketahanan sosial dan ketahanan budaya masyarakat Wajib-Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Kesbangpol - Meningkatkan pemahaman masyarakat akan bahaya penyakit masyarakat dan kesenjangan sosial Meningkatnya peran serta masyarakat dalam mengantisipasi adanya aksi kekerasan, premanisme dan aliran sesat yg bernuansa SARA, FKUB, LSM/Ormas Orang Program Peningkatan Ketahanan Ekonomi Wajib-Kesatuan Bangsa dan Politik - Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi yang menangani masalah keamanan dan wilayah perbatasan(polda, KODIM, KEJATI, BIN) - Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ketahanan ekonomi, seni dan budaya - Meningkatkan toleransi dan kerukunan antar umat beragama Meningkatnya peran KOMINDA dan TPGKDN dalam menciptakan kondisi daerah yang aman, tertib dan kondusif dalam mendukung percepatan pembangunan daerah Meningkatnya dan berdayanya forum2 (FPK) Meningkatnya peran konstruktif masyarakat sebagai mitra pemerintah sehingga mampu memberikan sumbangsih terhadap percepatan pembangunan (FKDM) 100% 100% Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan orang Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan 200 Org Orang Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban Wajib-Kesatuan Bangsa dan Politik Wajib-Kesatuan Bangsa dan Politik Wajib-Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Kesbangpol Badan Kesbangpol Badan Kesbangpol Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 34

333 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Peningkatan kualitas Persentase peningkatan 100% 100% Program Perencanaan Wajib - BAPPEDA perencanaan berbasis melalui kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah Perencanaan integrasi sektoral dan SDM Pembangunan Daerah Pembangunan Persentase tercitanya program ekonomi yang terarah, terintegrasi, seniergis dan berkesinambungan Persentase tersedianya arah kebijakan lintas kementerian, pembangunan ekonomi daerah yang sinergis dengan Kab/Kota Persentase arah kebijakan pembangunan, infrastruktur, perhubungan, perumahan, pemukiman Persentase kerjasama daerah peningkatan pembangunan 50% 80% Program Peningkatan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Wajib - Perencanaan Pembangunan 50% 85% Program Peningkatan Wajib - Perencanaan Pembangunan Perencanaan Sosial Pembangunan dan Budaya % Program Perencanaan Bidang Penataan Ruang, Infrastruktur, Perhubungan, Perumahan dan Lingkungan Hidup 50% Persentase peningkatan kerjasama pembangunan daerah Program Kerjasama Pembangunan Wajib - Perencanaan Pembangunan Wajib - Perencanaan Pembangunan BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA - Mempercepat akselerasi pembangunan melalui penyediaan lahan Persentase tersusunnya dokumen data/informasi, potensi pembangunan berbagai sektor dan kinerja SKPD se- Provinsi dan Kab/Kota sebagai dasar penyusunan program/kegiatan pembangunan Terwujudnya bidang-bidang tanah yang berkekuatan hukum tetap 6 bidang 124 bidang 2 Dok 14 Dok Program Pengembangan Data dan Informasi Program Pensertifikatan Tanah-tanah milik Pemprov Gorontalo Wajib - Perencanaan Pembangunan BAPPEDA Wajib - Pertanahan Biro Pemerintahan - Memfasilitasi kinerja kepala dan wakil kepala daerah dalam mempercepat pembangunan daerah Tersedianya tanah untuk pembangunan infrastruktur 14 Ha,3.895,96 m PemProv. Gtlo Terlaksananya pelayanan kedinasan kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 20 kali;1 dokumen LPPD; 17 kali kunjungan 1035,2 Ha 9.510,96 m 220 kali koordinasi, 11 dokumen LPPD; 187 kali kunjungan Program Pembebasan Tanah Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Wajib - Pertanahan Biro Pemerintahan Wajib-Otda, PUM, Biro Pemerintahan Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 35

334 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Terlaksananya rapat koordinasi penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi Gorontalo 18 kali rapat koordinasi 84 kali rapat koordinasi Program Pembinaan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pengembangan Aparatur Wajib-Otda, PUM, Biro Pemerintahan Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Mendorong penataan wilayah dengan penetapan administrasi kependudukan, penetapan batas wilayah dan fasilitasi pembentukan wilayah otonom baru Tercapainya pemasangan pilar batas dan ketetapan luas wilayah Provinsi dan Kab./Kota 5 Pilar (Kab. Gtlo- Gorut) 275 Pilar Program Penataan Wilayah Provinsi Wajib-Otda, PUM, Biro Pemerintahan Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Terselenggaranya fasilitasi terbentuknya daerah otonom baru; pembinaan terhadap daerah otonom baru - 9 Daerah Otonom Program Dukungan Pembentukan Daerah Otonom Baru Wajib-Otda, PUM, Biro Pemerintahan Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Mendorong penegakan hukum melalui fasilitasi penyusunan dan diseminasi peraturan daerah dan perundangundangan - Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur 586 orang peserta Program Penataan Administrasi Wajib - pengelola kependudukan dan capil Kab./Kota, dan aparat desa Se- Prov. Gtlo - Kependudukan - Terwujudnya sinkronisasi 175 orang peserta program kependudukan dan - Pencatatan Sipil; - Terlaksananya konsultasi, 103 kali monev Monev bidang kependudukan - & capil - Tersedianya data penduduk 1 Dokumen 2 Dokumen potensial pemilih (DP4) pilgub Terbentuknya Produk Hukum Daerah dalam Pelaksanaan Pemerintahan yang Menjunjung Supremasi Hukum Perda 10 Pergub / SK 300 Perda 50 Pergub / SK 1.500, 4 kali Sosialisasi Program Penataan Peraturan Perundang- Undangan Kependudukan dan Capil Biro Pemerintahan Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Terciptanya Sumber Daya Aparatur yang Memahami Penyelesaian Masalah/ Sengketa Hukum 3 kali pendampingan/ Advokasi Sengketa Hukum 28 kali pendampingan/ Advokasi Sengketa Hukum, 1 kali BIMTEK Program Fasilitasi dan Advokasi Hukum Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 36

335 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Terciptanya Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerjasama (PK) yang Berkualitas 9 Mou 9 Pk 79 MoU dan PK, 4 Program Pengkajian kali Bimbingan Teknis Kerjasama (BIMTEK) Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Terwujudnya Penyamaan Persepsi dan Sinkronisasi Aksi terhadap Penanganan Pelanggaran Peraturan Peundang-Undangan 62 PPNS 388 PPNS, 4 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Program Pembinaan Perangkat Daerah, Penyidik Pegawai Negeri Kepegawaian Dan Sipil (PPNS) Persandian Terwujudnya Pemenuhan Hak-Hak Dasar Manusia 3 kegiatan 9 Kegiatan, 7 kali RAKOR Program Pemenuhan dan Perlindungan HAM Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Meningkatnya Kualitas Organisasi Perangkat Daerah dan Sumber Daya Aparatur - 20 Usulan SKPD, 4 Dokumen ANJAB Program Penataan Kelembagaan, Analisis Jabatan (ANJAB), dan Ketatalaksanaan Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah - 8 Dokumen, 4 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) Program Fasilitasi Peningkatan Sisitem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik 5 SOP 0 SPM 147 SOPSKPD, 63 SPM Program Fasilitasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Meningkatnya kapasitas OPD - 33 Usulan SKPD Peningkatan Kapasitas Organisasi Perangkat Daerah Wajib-Otda, PUM, Biro Hukum dan Adm. Keu. Daerah, Organisasi Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 37

336 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Mendorong peningkatan fungsi DPRD melalui ketentuan peraturan yang berlaku Meningkatnya Tata Persidangan DPRD 80% 100% Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Wajib-Otda, PUM, Sekretariat DPRD Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Mendorong peningkatan kompetensi aparatur dalam fasilitas pelayanan fungsi DPRD Meningkatnya Kemampuan SDM di Sekretariat DPRD Provinsi Gorntalo. 80% 100% Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Pemerintah Provinsi Gorontalo Wajib-Otda, PUM, Sekretariat DPRD Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Terfasilitasinya Pagelaran Seni Budaya Gorontalo Di Jakarta 3 Keg 3 Keg Program pengembangan pemasaran pariwisata Wajib-Otda, PUM, Kantor Perwakilan Adm. Keu. Daerah, Provinsi di Jakarta Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Memfasilitasi kinerja kepala dan wakil kepala daerah serta mendorong penyebaran informasi potensi daerah di Jakarta dan sekitarnya dalam mempercepat pembangunan daerah Terfasiliyasinya pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah di Jakarta Terfasilitasinya kegiatan promosi di pusat 55% 80% Program peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah - 65% Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Wajib-Otda, PUM, Kantor Perwakilan Adm. Keu. Daerah, Provinsi di Jakarta Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Wajib-Otda, PUM, Kantor Perwakilan Adm. Keu. Daerah, Provinsi di Jakarta Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Terfasilitasinya kerjasama dengan Media Masa di pusat 40% 65% Program Kerjasama Informasi dengan Mas Media Wajib-Otda, PUM, Kantor Perwakilan Adm. Keu. Daerah, Provinsi di Jakarta Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 38

337 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Mendorong peningkatan Terselenggaranya - Program Pencegahan Wajib-Otda, PUM, BPBD kemampuan daerah dalam kesiapsiagaan, penanggulangan dan rehabilitasi/rekonstruksi dampak bencana daerah Pencegahan Dan Kesiapsiagan Dalam Menghadapi Bencana 6 Kab/Kota Dan Kesiapsiagaan Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Terselenggaranya penanganan darurat secara cepat, tepat, terpadu, dan menyeluruh di daerah 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) Program Penanggulangan Bencana Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian BPBD Terselenggaranya penanganan tanggap darurat secara terpadu dan menyeluruh di daerah Bencana - 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) Program Kedaruratan Dan Logistik Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian BPBD Terselenggaranya Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pada Pasca Bencana Secara Terkoordinasi dan Terpadu 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian BPBD - Mendorong peningkatan pelayanan PNS sebagai abdi negara dan masyarakat melalui Pembinaan mental dn rohani, seni, budaya dan olahraga Meningkatnya pemahaman paradigma korpri - 45% Program Peningkatan Pembinaan, Pelayanan dan Fasilitasi Kewirausahaan untuk Kesejahteraan Anggota KORPRI Wajib-Otda, PUM, Sekretariat KORPRI Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Presentasi kegiatan yang diikuti - 45% Program Peningkatan Mental Rohani melalui Olahraga, Seni Budaya dan Agama Wajib-Otda, PUM, Sekretariat KORPRI Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Presentasi optimalisasi pelayanan Korpri - 55% Program Peningkatan Kerjasama Antar Organisasi untuk Optimalisasi Pelayanan KORPRI. Wajib-Otda, PUM, Sekretariat KORPRI Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 39

338 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Mendorong peningkatan kinerja PPNS Meningkatnya Kinerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) 1 Keg. 1 Keg. Program Peningkatan Kinerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Wajib-Otda, PUM, Satpol PP dan Linmas Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Mendorong layanan Satpol PP dalam menjaga Kantibmas dan penyakit masyarakat serta penegakan peraturan daerah Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat 60 Org Program Peningkatan Wajib-Otda, PUM, Satpol PP dan Linmas Pemberantasan Penyakit Adm. Keu. Daerah, Masyarakat (Pekat) Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Tercapaianya Tugas-Tugas Operasional Dalam Mengantisipasi Gangguan Ketentraman dan Terwujudnya Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Peningkatan pemahaman tugas dan fungsi Linmas 80 Org 129 Org 12 x 82x 1 Dok 1 Dok 75 Org 75 Org 50 Org 1 Dok 1 Dok 40 Org Pemantapan Tugas- Tugas Operasional Dalam Mengantisipasi Gangguan Ketentraman Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Program Perlindungan masyarakat Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas - Mengupayakan pemenuhan sarana dan prasarana kepala dan wakil kepala daerah dan pemerintah provinsi dalam menjalankan fungsinya Terpenuhinya pelayanan Sarana dan Prasarana Kegiatan Pimpinan 35 keg 50 Keg. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Wajib-Otda, PUM, Biro Umum Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Meningkatnya koordinasi dan sinergitas Pemprov. Gorontalo dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lainnya 4 Keg. 40 Keg. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Pemerintah Provinsi Gorontalo Wajib-Otda, PUM, Biro Umum Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Terwujudnya penyampaian informasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat 25 kali Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Wajib-Otda, PUM, Biro Umum Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 40

339 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Mendorong publikasi kinerja pembangunan daerah melalui kerjasama dengan mas media kali/kegiatan Biro Humas Tercapainya koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah pusat dan daerah Tercapainya laporan evaluasi kegiatan pimpinan Tercapainya publikasi, pelayanan publik secara menyeluruh - 12 laporan Kali Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Wajib-Otda, PUM, Biro Humas dan Adm. Keu. Daerah, Protokol Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Mengefektifkan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan. Meningkatnya Kualitas laporan Keuangan dan laporan Kinerja 15% 85% Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Wajib-Otda, PUM, Inspektorat Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Meningkatnya Jumlah Aparat Pengawas yang profesional 25 Auditor Pertama 4 Auditor Madya, 15 Auditor Muda 60 Auditor Pertama Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Inspektorat Terwujudnya penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem, informasi dan prosedur pengawasan yang efektif 0 P2UPD 20 P2UPD 2 SOP 11 SOP Program Penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem informasi dan prosedur pengawasan Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Inspektorat - Mengembangkan Sistem Komunikasi dan Informasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah - Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi masyarakat Meningkatnya pelayanan Teknologi Informasi di Provinsi Gorontalo (nilai PeGI) Meningkatnya kepuasan publik dalam mengakses informasi kepemerintahan (nilai indeks kepuasan informasi publik) 1 Paket 7 Paket 2.55 (kurang) 3.60 (sangat baik) >2 (rendah) >3.5 (tinggi) Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Wajib- Komunikasi dan Informatika Wajib- Komunikasi Program Kerjasama dan Informatika Informasi dengan Media Massa Perhub, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Perhub, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 41

340 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Mengembangkan SDM aparatur Bidang Komunikasi dan Informasi - Meningkatkan Layanan Informasi Publik Meningkatnya SDM Aparatur Pemerintah Provinsi dan masyarakat dalam penerapan aplikasi Teknologi Informasi Meningkatnya kepemilikan ijin operasional jasa titipan 64 orang 1964 orang Program Peningkatan Kapasitas SDM dalam pengembangan Teknologi Informasi 35% 100% Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Supremasi Wajib- Komunikasi dan Informatika Wajib- Komunikasi dan Informatika Perhub, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Perhub, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika - Mengupayakan peningkatan kualitas aparatur daerah. Jumlah PNS yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan kedinasan Terpenuhinya kebutuhan aparatur sesuai dengan kompetensi 40 Orang 90 Orang Program Pendidikan Kedinasan 2503 Org 2750 Org Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Terselenggaranya Sistem Informasi Kepegawaian dan pengelolaan arsip Kepegawaian yang Terkini - 2 Kegiatan Program Pengembangan Sistem Informasi dan Pengelolaan Data Kepegawaian Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah - Fasilitasi proses pengadaan barang/jasa pemerintah melalui sistim e-procurement dan atau Unit Layanan Pengadaan (ULP) Terselesainya sengketa hukum dalam proses Pengadaan Barang dan Jasa - 100% Program Koordinasi kerjasama dan Pendampingan Advokasi Hukum Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian UPTD - Layanan Pengadaan Barang dan Jasa - Memotivasi percepatan penyerapan anggaran APBD maupun APBN serta Mengefektifkan pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan pembangunan. Penerapan dan Implementasi Layanan Pengadaan barang /jasa Secara Elektronik Provinsi & Kab./Kota. 75% 100% Meningkatnya Jumlah PNS yang memahami pedoman pengadaan barang/jasa pemerintah. Meningkatnya percepatan penyerapan anggaran Provinsi dan Kabupaten/Kota. 220 orang 1020 orang 91% 98% Program Pengendalian Pembangunan Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian Biro P2E Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 42

341 NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA TARGET PROGRAM SKPD BIDANG PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Pengendalian Pembangunan Pada Sektor Perekonomian Program Pengendalian Ekonomi Biro P2E Meningkatnya kerjasama dan koordinasi antar pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan stakeholder bidang ekonomi. 100% 100% Wajib-Otda, PUM, Adm. Keu. Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian - Mengupayakan tersedianya bahan bacaan yang berkualitas bagi masyarakat Meningkatnya Kegemaran membaca bagi masyarakat dan tertatanya pengelolaan perpustakaan org / 255 Perpust. 12 keg/180 org/156 lbg/2.150 jdl, 4 rak Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Wajib- Perpustakaan Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Terwujudnya Pengelolaan Deposit Daerah - 75 jdl/ 24 kab/kota/ 60 org Terwujudnya Pelayanan jasa perpustakaan terhadap masyarakat lokasi Kab/Kota Program Pengelolaan Deposit Terbitan Daerah Program Pengembangan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi Wajib- Perpustakaan Wajib- Perpustakaan Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Terwujudnya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pustakawan dan tenaga teknis Perpustakaan Orang Program Pengembangan Wajib- Pustakawan dan Tenaga Perpustakaan Teknis Perpustakaan Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Tersedia Database dan hasil kajian Administrasi Arsip - Terwujudnya Penyelamatan dan Pelestarian Arsip daerah 12 pkt/ Dok/ 8 keg Dok Program Pengkajian Sistem Administrasi Kearsipan Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Wajib-Kearsipan Wajib-Kearsipan Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Meningkatnya Kemampuan dalam mengelola Arsip org Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Wajib-Kearsipan Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah - Mendorong dilakukannya riset dan kajian yang berguna bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah Terwujudnya sistem pelayanan Informasi Kearsipan Terwujudnya peningkatan kualitas pembangunan di Provinsi Gorontalo berbasis penelitian 3 Keg 6 Keg, 4 Dok/ 4 Pkt/ 240 Org 5 kajian 35 Kajian Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Program Riset Pengembangan Daerah Wajib-Kearsipan Urusan Wajib- Otda Kantor Perpustakaan & Arsip Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 43

342 TARGET PROGRAM SKPD BIDANG NO. SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN PENANGGUNG TAHUN AWAL TAHUN AKHIR URUSAN SKPD DAERAH JAWAB Berkurangnya persentase masyarakat miskin Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin - Mengupayakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat miskin Jumlah Rumah Layak Huni Yang dibangun Bagi RTM 525 Unit Unit Program Peningkatan Keberdayaan masyarakat Wajib- Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal 5. Terwujudnya peningkatan ekonomi masyarakat miskin Terjaganya keberlanjutan pendidikan bagi mahasiswa Miskin dan Berprestasi 834 Org Org Wajib-Pendidikan Program Perluasan Akses Pendidikan Tinggi Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Meningkatnya Akses pada jenjang pendidikan menengah 42,575 siswa 303,277 Siswa Program Pendidikan Untuk Rakyat (PRODIRA) Wajib-Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga - Mendorong peningkatan ekonomi masyarakat miskin Tercapaianya Kepesertaan Semesta bagi seluruh masyarakat di provinsi gorontalo Meningkatnya cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT Jumlah Wira Usaha Baru (WUB) yang difasilitasi modal usaha ( Jiwa) 100% 100% 100 KK 900 KK Program Pemberdayaan Sosial 330 UMKM UMKM JAMKESTA Wajib-Kesehatan Dinas Kesehatan Wajib-Sosial Dinas Sosial Program Penciptaan Wajib-Koperasi dan Dinas Koperasi, Wira Usaha Baru (WUB) Usaha Kecil dan Menengah UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VII - 44

343 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 1

344 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 2

345 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 3

346 TABEL 8.2 INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PROVINSI GORONTALO 1 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp URUSAN WAJIB Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) SKPD Penanggung Jawab 1.1. PENDIDIKAN Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran 80% 85% 4,539 90% 2,515 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Meningkatnya Prasarana Program Peningkatan Sarana Perkantoran yang memadai dan Prasarana Aparatur dalam pelaksanaan tugas 5 Pkt 10 Pkt 2,070 5 Pkt 2,401 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Kapasitas Aparatur Pengelola Pendidikan 42 Org 42 Org Org 350 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Pelayanan Administrasi, Sarana Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Meningkatnya Efektivitas Pengelolaan Administrasi Keuangan Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 12 Dok 12 Dok Dok % 100% 100% 100% 100% 100% 2, % 5, % 5, % 7, % 33 Org 36 Org 39 Org 42 Org 92 Org Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Perencanaan, Evaluasi, Meningkatnya Kinerja, Pertanggungjawaban dan Monitoring dan Evaluasi Dukungan Manajemen Program Pendidikan Sistem Pelayanan Pendidikan 380 Org 570 Org Org 1,500 Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah % 100% 100% 100% 100% 1,500 1,540 1,694 2, % 100% 100% 100% 100% Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Perluasan Akses PAUDNI Meningkatnya APK PAUD APK PAUD : 41,00% APK PAUD : 52,50% 531 APK PAUD : 58,03% 340 APK PAUD : 65,25% 357 APK PAUD : 75,00% 393 APK PAUD : 78,15% 420 APK PAUD : 80,05% 500 APK PAUD : 80,05% Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 4

347 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab Program Peningkatan Mutu dan Tata Kelola PAUD Meningkatnya Kualitas Layanan PAUD 20 Lembaga PAUD Lembaga PAUD - 80 Lembaga PAUD Lembaga PAUD Lembaga PAUD Lembaga PAUD Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Kompetensi dan Kesejahteraan PTK PAUD Meningkatnya Kompetensi dan Kesejahteraan PTK PAUD 390 PTK PAUD 390 PTK PAUD PTK PAUD PTK PAUD PTK PAUD PTK PAUD PTK PAUD 700 2,570 PTK PAUD Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Perluasan Akses Dikmen Meningkatnya APK SMA/MA dan SMK dan APM SMA/MA dan SMK APK 73,15% APM 52,59% APK 73,60% APM 56,40% 3,318 APK 78,04% APM 58,00% 3,700 APK 83,04% APM 64,00% 4,000 APK 88,09% APM 70,05% 4,290 APK 93,09% APM 76,05% 4,590 APK 98,09% APM 83,05% 5,500 APK 98,09% APM 83,05% Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Mutu dan relevansi Dikmen Meningkatnya kualitas dan relevansi layanan pendidikan Menengah (% kelulusan UN SMA/MA/SMK) % % % % % Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Tata kelola/manejemen Dikmen Meningkatnya kompetensi pengelola Sekolah Org (13 Kepsek SMA dan 13 Kepsek SMK) Org (12 Kepsek SMA dan 9 Kepsek SMK) Org (12 Kepsek SMA dan 11 Kepsek SMK) 24 Org (12 Kepsek 484 SMA dan 12 Kepsek SMK) Kepsek SMA dan 45 Kepsek SMK Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Tersedianya database PTK Program Pemetaan PTK dalam rangka pengembangan (PAUDNI, DIKDAS, DIKMEN) kompetensi Program Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi PTK Program Pengembangan dan Penerapan Kurikulum 2013 Program Peningkatan Kesejahteraan dan Perlindungan PTK Program Kepengawasan Pendidikan Meningkatnya Kompetensi dan Kualifikasi PTK Meningkatnya Mutu dan Relevansi Pendidikan Jumlah Guru Kualifikasi UT Org, PTK berprestasi 56 org Dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen SD : 140 sekolah SMP : 100 sekolah SMA : 16 sekolah SMK : 12 sekolah Meningkatnya Kinerja PTK Meningkatnya kompetensi Pengawas Pendidikan Kurikulum KTSP 750 Jumlah Guru Kualifikasi UT Org, PTK berprestasi 56 org, Kompetensi 240 org SD : 248 sekolah SMP : 92 sekolah SMA : 12 sekolah SMK : 11 sekolah Jumlah Guru Non PNS : org, Guru Non Sertifikasi : org Jumlah Guru Kualifikasi UNG Org, PTK 750 berprestasi 56 org, Kompetensi 240 org SD : 249 sekolah SMP : sekolah SMA : 12 sekolah SMK : 11 sekolah Jumlah Guru Non PNS : org, Guru Non Sertifikasi : org Jumlah Guru Kualifikasi UNG Org, PTK berprestasi 56 org, Kompetensi 240 org SD : 250 sekolah SMP : 1, sekolah SMA : 12 sekolah SMK : 11 sekolah Jumlah Guru Non PNS : org, Guru Non Sertifikasi : org Jumlah Guru Kualifikasi UNG Org, PTK 908 berprestasi 56 org, Kompetensi 240 org SD : 252 sekolah SMP : 93 sekolah 1,210 SMA : 13 sekolah SMK : 12 sekolah 401 Jumlah Guru Non PNS : org, Guru Non Sertifikasi : org Jumlah Guru Kualifikasi UT dan UNG Org, 1,500 PTK berprestasi 224 org, Kompetensi 960 org SD : 999 sekolah SMP : 370 sekolah 2,000 SMA : 49 sekolah SMK : 45 sekolah 550 Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Jumlah Guru Non Dinas Pendidikan, PNS : guru, Kebudayaan, Guru Non Pemuda dan Sertifikasi : Olahraga guru 150 Org 150 Org Org Org Org Org Org Org Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Perluasan Akses Pendidikan Tinggi Terjaganya keberlanjutan pendidikan bagi mahasiswa Miskin dan Berprestasi 560 Org 834 Org 6, Org 6, Org 7, Org 7, Org 8, Org 9, Org Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 5

348 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab Peningkatan Mutu PTK - PNF (UPTD BPKB) Program Penyelenggaraan Ujian Nasional Program Peningkatan Keterampilan PNF (UPTD BPKB) Menigkatnya Kompetensi PTK PNF Meningkatnya jumlah peserta Ujian nasional (jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat Jumlah Peserta ujian SD/MI : 23,034, SMP/MTs : , SMA/MA : 8.368, SMK : 5, Org 360 Org Org Org Org Org Org Org Jumlah Peserta ujian SD/MI : 25,337, SMP/MTs : , SMA/MA : 9.205, SMK : 5, Jumlah Peserta ujian SD/MI : 27,640, SMP/MTs : , SMA/MA : , SMK : 6, Jumlah Peserta ujian SD/MI : 29,943, SMP/MTs : , SMA/MA : , SMK : 6, Jumlah Peserta ujian SD/MI : 32,246, SMP/MTs : , SMA/MA : , SMK : 7, Jumlah Peserta ujian SD/MI : 34,549, SMP/MTs : , SMA/MA : , SMK : 7, Jumlah Peserta ujian SD/MI : 36,852, SMP/MTs : , SMA/MA : , SMK : 8,101 Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Jumlah Peserta ujian SD/MI : Dinas Pendidikan, 186,567, SMP/MTs Kebudayaan, 750 : , SMA/MA Pemuda dan : , SMK : 46,081 Olahraga 40 Org 50 Org Org Org Org Org Org Org Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Tata kelola Pendidikan Non Formal (UPTD BPKB) Meningkatnya kompetensi pengelola PNF Bagi BPKB dan SKB se Provinsi Gorontalo 85 Org 100 Org Org Org Org Org Org Org Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Keterampilan Pendidikan Non Formal Program Pendidikan Untuk Rakyat (PRODIRA) Program Pengembangan Politeknik Gorontalo Program Perluasan Akses Pendidikan dasar Program Peningkatan Mutu dan relevansi Dikdas Meningkatnya keterampilan Pemuda putus sekolah dan menurunnya angka tuna aksara Life Skill = 120 org, Buta Aksara = 1000 org Life Skill = 150 org, Buta Aksara = 1000 org 175 Life Skill = 150 org, Buta Aksara = 1000 org 1,300 Life Skill = 290 org, Buta Aksara = 1000 org 2,000 Life Skill = 396 org, Buta Aksara = 1300 org 2,200 Life Skill = 408 org, Buta Aksara = 1500 org Life Skill = 426 org, 2,354 Buta Aksara = 1500 org 3,000 Life Skill = org, Buta Aksara = 9000 org Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Meningkatnya Akses pada Dinas Pendidikan, jenjang pendidikan Kebudayaan, menengah 41,110 siswa 42,575 siswa 45, Siswa 51, Siswa 42,289 53,005 siswa 44,000 56,549 Siswa 48,400 58,245 Siswa 52, ,277 Siswa Pemuda dan Olahraga Meningkatnya SDM yang berkualifikasi Ahli Madya di bidang IT, di bidang THP dan di bidang MPP Meningkatnya APK dan APM Pendidikan Dasar Meningkatnya kualitas dan relevansi layanan pendidikan Dasar (% kelulusan UN SD/MI, SMP/MTs) 224 Mahasiswa 308 Mhs 1, Mhs 2, Mhs 2, Mhs 2, Mhs 2, Mhs 3, Mhs APK SD APK SD 124,77 111,04 % % APK SMP APK SMP 96,96 99,63 % % APM APM SD 98,28 SD 96,37 % % APM APM SMP 69,99 SMP 76,28 % % SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,76% SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,76% 3, APK SD 111,15 % APK SMP 96,99 % APM SD 96,39 % APM SMP 70,01 % SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,40% 3, APK SD : 111,30 % APK SMP : 97,02 % APM SD : 96,43 % APM SMP : 73,25 % SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,50% 3, APK SD : 112,14 % APK SMP : 97,15 % APM SD : 96,87 % APM SMP : 76,28 % SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,60% 3, APK SD : 112,35 % APK SMP : 97,50 % APM SD : 97,01 % APM SMP : 78,30 % SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,65% 3, APK SD : 112,75 % APK SMP : 98,25 % APM SD : 98,80 % APM SMP : 80,15 % SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,70% Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga APK SD : 112,75 % APK SMP : Dinas Pendidikan, 4,600 98,25 % Kebudayaan, APM SD : 98,80 Pemuda dan % APM SMP : 80,15 % Olahraga 1,300 SD/MI : 100%, SMP/MTs 99,70% Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Program Peningkatan Tata kelola/manejemen Dikdas Meningkatnya kompetensi pengelola satuan pendidikan SD : 999 org, SMP : 370 org, PK-LK : 8 org SD : 248 org, SMP : 92 org, PK-LK : 2 org 200 SD : 249 org, SMP : 92 org, PK-LK : 2 org 209 SD : 250 org, SMP : 93 org, PK-LK : 2 org 219 SD : 252 org, SMP : 93 org, PK- LK : 2 org 249 SD : 999 org, SMP : 370 org, PK-LK : 8 org Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga JUMLAH URUSAN PENDIDIKAN (1.01) 69,813 78,212 70,823 79,089 86,535 98,980 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 6

349 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp KESEHATAN SKPD Penanggung Jawab DINAS KESEHATAN 27,486 33,299 69,499 63,693 52,980 11, Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program Peningkatan Upaya Kesehatan Masyarakat Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Pengawasan Obat dan Makanan Program Pengembangan Lingkungan Sehat Program Pencegahan & Penaggulangan Penyakit Menular dan tidak menular Program Pembinaan Upaya Kesehatan Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan anak balita Terlaksananya pelayanan kesehatan masyarakat Meningkatnya sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan terjangkau oleh masyarakat Meningkatnya Pengendalian & Pengawasan sarana produksi & distribusi obat, makanan dan bahan berbahaya Meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan Menurunnya angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit Meningkatnya pelayanan upaya kesehatan dasar dan kesehatan rujukan Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan promosi kesehatan kepada masyarakat JAMKESTA Tercapaianya Kepesertaan Semesta bagi seluruh masyarakat di provinsi gorontalo Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak Meningkatnya kualitas penanganan masalah gizi masyarakat Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kesehatan Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan perencanaan, pelaksanaan, pembinaan dan evaluasi program pembangunan kesehatan - Bayi : Bayi : Bayi : Bayi : Bayi : Bayi : Bayi : Bayi : Bumil : Bumil : Bumil : Bumil : Bumil : Bumil : Bumil : Bumil : Bulin/bufas : 19 - Bulin/bufas : Bulin/bufas : Bulin/bufas : Bulin/bufas : Bulin/bufas : Bulin/bufas : Bulin/bufas : Balita : Balita : Balita : Balita : Balita : Balita : Balita Gibur : Balita Gibur : Bumil KEK : - Bumil KEK : Penderita Penderita Gangguan Jiwa : Gangguan Jiwa 119 : Balita Gibur : Bumil KEK : 3175 Penderita 324 Gangguan Jiwa : Balita Gibur : Bumil KEK : 3282 Penderita 458 Gangguan Jiwa : Balita Gibur : Bumil KEK : 3391 Penderita 458 Gangguan Jiwa : Balita Gibur 718 : Bumil KEK : 3505 Penderita 467 Gangguan Jiwa : Balita Gibur : 500 1,200 - Balita Gibur : Bumil KEK : Bumil KEK : 3621 Penderita Penderita 477 Gangguan Jiwa : 700 Gangguan Jiwa : ,83 92, , , , , , PONED : 16 Pkm , , ,5 598, , , , , , , , PONED : 16 Pkm PONED : 17 Pkm PONED : 18 Pkm - PONEK : 2 RS - PONEK : 2 RS - PONEK : 3 RS - PONEK : 4 RS ( jiwa) 100% - PONED : Pkm - PONEK : 5 RS - PONED : Pkm - PONEK : 5 RS PONED : 21 Pkm PONED : 21 Pkm - PONEK : 5 RS - PONEK : 5 RS % ( Jiwa) 100% ( jiwa) 20, % ( jiwa) 26, % 61,693 ( jiwa) 100% 55,524 ( jiwa) 100% 44, % - 100% 90% 90% % % % % % % 90% 90% % % % % % % Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 7

350 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Pelayanan Administrasi, Sarana Terlaksananya adimnistrasi pelayanan perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Prasarana dan SDM Aparatur Terpenihinya kebutuhan 3,327 1,965 1,967 2,164 2,380 3,500 sarana dan prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% perkantoran Meningkatnya pengetahuan Sumber daya aparatur Dikes 5 Org 5 Org 5 Org 10 Org 12 Org 14 Org 16 Org 67 Org UPTD BAPELKESMAN 3,552 4,316 2,520 2,570 2,622 4,750 SKPD Penanggung Jawab Dinas Kesehatan Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin Program Penunjang Laboratorium Kesehatan Provinsi Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan penduduk miskin Program Pelayanan Administrasi, Sarana Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD UPTD LABKESDA Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur RSUD PROVINSI Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Meningkatnya mutu pelayanan laboratorium kesehatan Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek 74% 74% 3, , , , , , % % % 100% 100% 100% 100% - 100% % % % % % % 5 Org 5 Org 35 5 Org Org ,350 1,407 1,467 2, % % % % % % - 100% - 100% % 100% 100% 100% 100% - 100% - 100% % 1, % 1, % 1, % 2, % Org 5 Org 5 Org 5 Org 20 Org ,820 10,083 10,356 20,000 UPTD Bapelkesman UPTD Bapelkesman UPTD Bapelkesman UPTD Bapelkesman UPTD Labkesda UPTD Labkesda UPTD Labkesda Program Pemeliharaan Sarana dan prasarana Rumah sakit Program Pengadaan Sarana dan prasarana Rumah sakit Program Kemitraan dan Peningkatan Pelayanan Masyarakat Terpeliharanya sarana dan prasaran rumah sakit dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat Meningkatnya pelayanan kesehatan kepada masyarakat Terlaksananya Pelayanan Kesehatan Masyarakat di Rumah Sakit Persentase pelayanan jasa Program Pelayanan administrasi perkantoran Persentase ketersediaan Administrasi, Sarana sarana prasarana SKPD Prasarana dan SDM Aparatur Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek JUMLAH URUSAN KESEHATAN (1.02) % 71 55% 1,069 60% 1,090 65% 1,112 70% 5,000 70% RSU Provinsi % % 7,000 60% 7,140 65% 7,283 70% 12,000 70% RSU Provinsi % % % % 1,000 70% RSU Provinsi - Anggaran masih melekat di bapelkesman 100% 100% 100% 100% 100% RSU Provinsi - Anggaran masih melekat di bapelkesman 100% 1, % 1, % 1, % 2, % RSU Provinsi - Anggaran masih melekat di bapelkesman 5 (org) 10 (org) 15 (org) 20 (org) 50 Org RSU Provinsi 31,038 39,263 83,189 77,754 67,425 38,975 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 8

351 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp PEKERJAAN UMUM Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian kinerja dan keuangan Program pelayanan administrasi perkantoran Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program peningkatan kapasitas Sumber daya Aparatur Program Perencanaan Pembangunan Daerah DINAS PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT Tersedianya Pelaporan dan administrasi Pencapaian Kinerja Keuangan (Dokumen) Terlaksananya Operasional, Pemeliharaan dan Administrasi perkantoran (Kegiatan) Prosentase Pelayanan Jasa Administrasi perkantoran Prosentase ketersediaan sarana dan prasarana Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat / Bimtek Terwujudnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana perkantoran (Paket) Terwujudnya peningkatan layanan administrasi kepegawaian dan kompotensi SDM Terlaksananya kegiatan penyusunan program infrastruktur kepuan 91, , , , , ,375 SKPD Penanggung Jawab Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan 100% 100% % 150 Pelaporan" DINAS PU Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana 100% 100% 2, % 1,335 dan SDM Aparatur" DINAS PU Program Peningkatan - 100% 100% 100% 100% 100% Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM - 100% % % % % DINAS PU Aparatur - 80 Org 80 Org 80 Org 80 Org 320 Org Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana 100% 100% % 860 dan SDM Aparatur" DINAS PU Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana 5 Org 7 Org Org 1,000 dan SDM Aparatur" DINAS PU Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan 100% 100% % 550 Pelaporan" DINAS PU Tersedianya Updating Data Base Infrastruktur dan evaluasi, pengendalian program kepuan Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan 100% 100% % 600 Pelaporan" DINAS PU Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah SUMBER DAYA AIR Program pengembangan dan Tersedianya Dokumen pengelolaan jaringan irigasi, Perencanaan dan rawa dan jaringan pengairan pengawasan teknis Irigasi lainnya (Dok) Terwujudnya Pengembangan / Rehabilitasi Jaringan irigasi Pindahan Dari program Perencanaan Pembangunan Daerah Pindahan Dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian kinerja dan keuangan 100% 100% 100% 100% 100% 600 1,000 1, % 100% 100% 100% 100% - 6 Dok 10 Dok 12 Dok 11 Dok 10 Dok 10 Dok 59 Dok (Meter) M 14, M 14, M 17, M 18, M 20, M 23, M 500 DINAS PU DINAS PU Tercapainya Layanan Jaringan Irigasi guna tersedianya air untuk pertanian (Ha) Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 9

352 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Terlaksananya Fasilitasi perluasan jaringan irigasi Randangan, Dumbaya Bulan, dan irigasi Baru lainnya Keg 5 Keg 4 Keg 4 Keg 4 Keg 17 Keg SKPD Penanggung Jawab Terlaksananya Pendampingan dalam rangka Kebijakan pengelolaan Sumber Daya Air (Keg) 1 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 11 Keg Program Pengendali Banjir Tersedianya Dokumen Perencanaan penanggulangan banjir/ abrasi pantai (Dok) Terkendalinya erosi, longsoran dan sedimentasi pada tebing-tebing dan badan sungai,bantaran sungai ke areal pertanian, persawahan dan permukiman (Meter) Terkendalinya abrasi pantai bagi permukiman masyarakat (Meter) BINA MARGA Program Pembangunan Tersedianya Dokumen Study Jalan dan jembatan Kelayakan, Dokumen Databse, Dokumen Lingkungan, Dokumen Perencanaan Teknis (Detail Engginer Desain/ DED dan Simplified Design Serta Dokumen pengawasan. - 3 Dok Dok Dok 4 Dok 4 Dok 4 Dok 20 Dok 5,000 5,500 6,850 12, M 11, M 2, M M M M M M 2, M Meter 300 Meter 340 Meter 360 Meter Meter - 13 Dok 3,600 6 Dok 1, Dok 17 Dok 17 Dok 17 Dok 87 Dokumen Tersedianya jalan baru/ peningkatan Jalan Provinsi 322,56 Km Km 13, Km 10 Km 10 Km 10 Km 327,56 Km (Km) Terwujudnya penanganan Jalan Strategis Provinsi (Km) 2,5 Km Km 10,000 5 Km 30,100 5 Km 35,950 5 Km 40,210 5 Km 55,361 27,5 Km DINAS PU DINAS PU Tersedianya jembatan diruas jalan provinsi (Bh) Tersedianya jembatan pada ruas jalan Stategis provinsi (Bh) Terlaksananya fasilitasi dan koordinasi Forum Komunikasi Pengembangan Jaringan Jalan Daerah (FKPJD) Penanganan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) (Dokumen) 51 Buah (306 meter) 1 Bh Bh (25 Meter) 1,600 2 Bh (115 Meter) 2 Bh 2 Bh 2 Bh 61 Buah 5 Bh 4 Bh 2,470 3 Bh 2,470 2 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 14 Buah Dokumen Dokumen 3 Dokumen 3 Dokumen 4 Dokumen 15 Dokumen Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 10

353 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Rehabilitasi/ pemeliharaan Jalan dan jembatan Tersedianya Dokumen pengawasan Rehabilitasi/ pemeliharaan Jalan dan Jembatan. (Dokumen) Terwujudnya Kondisi Jalan Mantap 60 % dengan Pemeliharaan berkala dan Rekonstruksi Jalan (Km) Terpeliharanya kondisi jalan mantap dengan Pemeliharaan rutin jalan (Km) - 1 Dok Dok Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 6 Dokumen Kondisi Mantap 198,94 Km 14,7 Km 17,500 15,4 Km 18, Km 10 Km 10 Km 10 Km 269,04 Km 25,075 28,350 30,075 41, ,94 Km 52 Km 2, Km 4, ,04 Km 239,04 Km 249,04 Km 259,04 Km 259,04 Km SKPD Penanggung Jawab DINAS PU Terpeliharanya jembatan diruas jalan Provinsi (Meter) CIPTA KARYA Program Pengembangan Tersedianya dokumen Wilayah Strategis dan cepat perencanaan/pengawasan tumbuh Pengembangan infrastruktur Permukiman (Paket) Tersedianya Prasarana dan Sarana Gedung Perkantoran Pemerintah Provinsi Gorontalo (Unit) Tersedianya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi (Paket) Terlaksananya pembangunan/ peningkatan infrastruktur permukiman di kawasan perkotaan/ Perdesaan, Kawasan ber IPM Rendah dan stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan kawasan agropolitan (km) Tersedianya Sarana dan prasarana bangunan penunjang fasilitas serta layanan umum (Kawasan/ Bh) Program Pengembangan Tersedianya dokumen Kinerja Pengelolaan Air perencanaan/pengawasan Minum dan Air Limbah Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah Tersedianya akses air minum yang aman melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan dalam rangka pencapaian target MDG's (SR) 51 Buah (306 meter) Meter Meter 372 Meter 413 Meter 454 Meter 454 Meter 3 Dokumen Perencaan 8,000 1 Dokumen Perencanaan 4,850 7 Dokumen 5 Dok 5 Dok 5 Dok 26 Dokumen Unit 16,800 4 Unit 4 Unit 2 unit Paket (Rehab) Paket 1 Paket Lanjutan 1 Paket Lanjutan - 14 Unit Bangunan Perkantoran 3 Paket (100 % Bangunan Fisik) - 6 Km 10, Km 12, Km 17 Km 17 Km 17 Km 93 Km - 1 Kws (51 Bh) 4,000 1 Kws (53 Bh) 4,029 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 6 Kws (254 Bh) Dokumen 3 Dokumen 2 Dokumen - 8 Dokumen SR (40,6 % MDG's) SR (46 % Pencapaian MDG's) 8, SR (52 % Pencapaian MDG's) 5, SR (58 % Pencapaian MDG's) 48,667 10, SR (64 % Pencapaian MDG's) 56,993 66,373 20,500 14,200 9,150 12, SR SR (76 (70 % % Pencapaian Pencapaian MDG's) MDG's) SR (76 % Pencapaian MDG's) DINAS PU DINAS PU Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 11

354 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Terlaksananya fasilitasi dan penyediaan sanitasi setempat yang memadai dalam rangka pencapaian target MDG's (Unit) Tersedianya sistem jaringan dan pengelolaan air limbah (KK) UPTD LABORATORIUM DAN JASA KONSTRUKSI 143 Unit 43 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 666 Unit Kawasan 3 Kawasan 3 Kawasan 3 Kawasan 12 Kawasan 3,722 3,457 3,050 3,425 3,193 3,050 SKPD Penanggung Jawab Program pelayanan administrasi perkantoran Program Pembinaan Jasa Konstruksi Program Sarana dan Prasarana Penunjang UPTD Jasa Konstruksi/ Laboratorium Uji Marterial Terwujudnya Layanan Administrasi perkantoran (Persentase) Prosentase Pelayanan Jasa Administrasi perkantoran Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium untuk menjamin mutu pelaksanaan konstruksi (paket) Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat / Bimtek Tersedianya Tenaga Kerja konstruksi yang berkualitas (orang) Tersedianya badan usaha dan lembaga jasa konstruksi yang berkualitas (badan Tersedianya sarana dan prasarana laboratorium untuk menjamin mutu pelaksanaan konstruksi (paket) 80% 85.00% % % 100% 100% 100% 100% Org 12 Org 12 Org 12 Org 48 Org Orang Orang Orang 120 Orang 120 Orang 120 Orang 680 orang - 50 Badan Usaha Badan Usaha Badan Usaha - 2 Paket 2,815 4 Paket 2,500 5 Paket Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Paket 2,700 4 Paket 2,970 4 Paket 2,677 4 Paket 2, Paket Aparatur Badan Usaha Badan Usaha 80 Badan Usaha 420 Badan Usaha Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 850 UPTD Lab. & Jasa Konstruksi UPTD Lab. & Jasa Konstruksi UPTD Lab. & Jasa Konstruksi UPTD Lab. & Jasa Konstruksi Program pelayanan administrasi perkantoran UPTD TPA TALUMELITO Program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Terlaksananya Layanan Administrasi perkantoran UPTD (Kegiatan) Prosentase Pelayanan Jasa Administrasi perkantoran UPTD Terwujudnya pemenuhan sarana dan prasarana operasional UPTD TPA Talumelito (Paket) Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat / Bimtek 2,988 3,400 3,140 2,140 2,595 2,650 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana - 85% 1,500 90% 1,500 dan SDM Aparatur" 3 Kegiatan % 95% 95% 95% 95% Backhoe Loader 1 Unit, Dump Truck 1 Unit 2,740 Dump Truck 1 1,740 Dump Truck 1 2,170 2,225 Dump Truck 1 Unit Unit Unit 1 Pickup,Tools 1 set, Toolset + Peralatan Bengkel, Backhoe Loader 1 Unit, Dump Truck 4 Unit PNS 12 PNS 12 PNS 12 PNS 72 PNS UPTD TPA TALUMELITO UPTD TPA TALUMELITO Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 12

355 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Pengembangan Kinerja Pengolahan Persampahan Terwujudnya pemenuhan sarana dan prasarana operasional UPTD TPA Talumelito (Paket) Terwujudnya Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan (Orang) UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG DAN JASA Tersedia bulldozer dan excavator 1 Pickup,Tools 1 set 1,488 Toolset + Peralatan Bengkel 1,500 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Orang Orang Orang Orang Orang Orang ,000 1,185 1,284 1,431 SKPD Penanggung Jawab UPTD TPA TALUMELITO Program Koordinasi kerjasama dan Pendampingan Advokasi Hukum Program Peningkatan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Terselesainya sengketa hukum dalam proses PBJ Prosentase Pelayanan Jasa Administrasi perkantoran Prosentase ketersediaan sarana dan prasarana UPTD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat / Bimtek Tersedianya Dokumen pelaporan dan Evaluasi UPTD ULP Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah JUMLAH URUSAN PEKERJAAN UMUM (1.03) % % % 100% 100% 100% 100% % % % % % Org 6 Org 8 Org 8 Org 28 Org 90% % 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% 98, , , , , ,506 UPTD Layanan Pengadaan Barang dan Jasa UPTD Layanan Pengadaan Barang dan Jasa UPTD Layanan Pengadaan Barang dan Jasa 1.4. PENATAAN RUANG Program Perencanaan Tata Persentase Kejelasan % BAPPEDA Ruang kesesuaian Arahan Pemanfaatan Ruang Berdasarkan RTRWP Program Pengendalian Persentase kegiatan % % % % % % BAPPEDA Pemanfaatan Ruang penataan ruang dan kinerja BKPRD Kabupaten/Kota Program Perencanaan Tata Ketersedian dokumen Ruang rencana rinci tata ruang Program Pengendalian Ketersediaan Peraturan Pemanfaatan Ruang daerah tentang tata Ruang Program Pemanfaatan terselenggaranya Fasilitasi Ruang Kelembagaan dalam penyelesaian konflik penataan ruang JUMLAH URUSAN PENATAAN RUANG (1.04) dok Dok dokumen dokumen dokumen dokumen 1 perda keg keg 1,500 3 keg 1,500 3 keg 1,500 3 Keg Laporan Laporan Laporan Laporan Laporan DINAS PU - 1,260 2,458 3,355 3,400 3,450 DINAS PU DINAS PU Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 13

356 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab 1.5. PERENCANAAN PEMBANGUNAN BAPPEDA Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tingkat layanan administrasi yang tepat waktu Program peningkatan Sarana Tingkat pemeliharaan sarana dan Prasarana Aparatur dan prasarana operasional SKPD (%) Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur (Lanjutan) Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capain Kinerja dan Keuangan 11,564 7,947 7,073 7,993 8,396 11, % 55.00% % 853 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM BAPPEDA Aparatur 20.00% 25.00% 5, % 1,130 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM BAPPEDA Aparatur Terbangunnya gedung kantor Gedung Gedung BAPPEDA Tersedianya aparatur yang kompeten di bidang perencanaan Persentase pelaporan capaian kinerja yang tepat waktu Persentase pelayanan jasa Program Pelayanan administrasi perkantoran Administrasi, Sarana Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Prasarana dan SDM Aparatur Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Program Peningkatan Tersedianya Dokumen Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi Pelaporan Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Program Kerjasama Persentase peningkatan Pembangunan kerjasama pembangunan daerah Program Peningkatan Tersusunnya dokumen Kapasitas Kelembagaan perencanaan 5 tahunan Perencanaan Pembangunan Daerah Program Perencanaan Persentase cakupan dan Pengembangan kota-kota ketersedian Air bersih dan menengah dan besar sanitasi, Penyehatan Lingkungan, Pengurangan Emisi Karbon dan Gas Rumah Kaca Program Perencanaan Persentase peningkatan Pembangunan Daerah kualitas Perencanaan Pembangunan Daerah Program Peningkatan Persentase tercitanya Perencanaan Pembangunan program ekonomi yang Ekonomi terarah, terintegrasi, seniergis dan berkesinambungan Program Peningkatan Persentase tersedianya arah Perencanaan Pembangunan kebijakan lintas kementerian, Sosial dan Budaya pembangunan ekonomi daerah yang sinergis dengan Kab/Kota 3 Org Org 157 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM BAPPEDA Aparatur 50.00% 60.00% % 130 BAPPEDA Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" - - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 2, % 3, % 3, % 4, % - 5 Org 5 Org 5 Org 5 Org 24 Org BAPPEDA Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur % % % % % BAPPEDA % % % % % BAPPEDA - 45% 50% % 1, BAPPEDA 1 Dok 1 Dok BAPPEDA 45% 50% % BAPPEDA 100% 100% 2, % 1, % % % % 2, % BAPPEDA 45% 50% % % 1,075 65% 1,200 75% 1,300 80% 1,600 80% BAPPEDA 45% 50% 1,028 55% % 1,163 70% 1,300 75% 1,400 85% 1,874 85% BAPPEDA BAPPEDA BAPPEDA Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 14

357 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Perencanaan Menigkatnya fasilitasi prasarana wilayah dan perencanaan SDA sumberdaya alam Program Evaluasi Kinerja Persentase program dan Pembangunan Daerah kegiatan yang tepat hasil sesuai yang direncanakan Program Perencanaan Bidang Penataan Ruang, Infrastruktur, Perhubungan, Perumahan dan Lingkungan Hidup Program Kerjasama Pembangunan 1.6. PERHUBUNGAN Persentase arah kebijakan pembangunan, infrastruktur, perhubungan, perumahan, pemukiman UPTB Kerjasama Pembangunan Daerah Persentase kerjasama daerah peningkatan pembangunan JUMLAH URUSAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (1.05) SKPD Penanggung Jawab % % BAPPEDA % BAPPEDA % % % % % BAPPEDA % % % % % UPTB Kerjasama 11,564 7,947 7,686 8,693 9,146 12, Program peningkatan Meningkatnya layanan 3 lintasan pelayanan angkutan angkutan transportasi Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas Terkendalinya lalu lintas melalui pemasangan dan pemeliharaan fasilitas keselamatan LLAJ di ruas jalan provinsi angkutan perintis (Gtlo- Faskes LLAJ: APILL 16 unit, WL 3 unit 3 lintasan angkutan perintis (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo-Pangea) Pemeliharaan WL 1 unit 2,020 2 terminal memenuhi kriteria tipe B 2 unit (subsidi) layanan angkutan pemadu moda 3 lintasan perintis (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo- Pangea) 1 unit prototipe bentor yg sesuai standar keselamatan transportasi Pemasangan faskes LLAJ: Ruas Jalan Kabila-Tapa Pemeliharaan APILL 4 unit, WL 2 unit 2,100 4 terminal memenuhi kriteria tipe B 2 unit (subsidi) layanan angkutan pemadu moda 4 lintasan perintis (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo- Pangea, Term Isimu- Mulyonegoro- Satria) 6 terminal memenuhi kriteria tipe B 1 unit (Pengadaan bus), 1 unit subsidi layanan angkutan pemadu moda 4 lintasan perintis (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo-Pangea, Term Isimu- Mulyonegoro- Satria) 1 unit (Pengadaan bus), 1 unit 5 lintasan perintis (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo-Pangea, Term Isimu- Mulyonegoro- Satria, Gtlo- Tapa- Dulamayo) Pemasangan faskes LLAJ: Ruas Jalan Toto Utara ,110 Pemeliharaan: APILL 4 unit, WL 1 unit 2,282 2,175 2,129 2,250 Pemasangan faskes LLAJ: Ruas Jalan Gtlo- Suwawa- Tulabolo Pemeliharaan: APILL 4 unit 1,110 Pemasangan faskes LLAJ: Ruas Jalan Bilato- Tangkobu Pemeliharaan: APILL 2 unit 5 lintasan perintis (Gtlo-Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo- Pangea, Term Isimu-Mulyonegoro- Satria, Gtlo-Tapa- Dulamayo) Pemasangan faskes LLAJ: Ruas Jalan Tangkobu-Pentadu 1,380 1,800 Pemeliharaan: APILL 2 unit 6 terminal memenuhi kriteria tipe B 2 unit layanan angkutan pemadu moda Dinas Perhubungan, Pariwisata, 5 lintasan (Gtlo- Komunikasi dan Bondawuna, Gtlo- Informatika Bubaa, Gtlo- Pangea, Term Isimu-Mulyonegoro- Satria, Gtlo-Tapa- Dulamayo) 1 unit prototipe bentor yg sesuai standar keselamatan transportasi Pemasangan faskes LLAJ: 5 ruas jalan provinsi Pemeliharaan: APILL 16 unit, WL 3 unit Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 15

358 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program pembangunan sarana dan prasarana perhubungan Terwujudnya percepatan pembangunan, penyusunan dok. Perencanaan, dan peningkatan kapasitas layanan infrastruktur perhubungan Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: 5000 DWT Taxiway bandara (30m x187m); Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: 5000 DWT 262 Taxiway bandaralanjutan (30m x187m);kapasit as layanan Plbhn Anggrek:8000 DWT 404 Terminal bandara (4.896 m2)-tahap awal; Apron (120m x 200m);1 dokumen (Pra FS/FS Jalur KA); Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: DWT 500 Terminal bandaralanjutan (4.896 m2); 1 dokumen (Trase Jalur KA/Pra Design); Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: DWT 500 Terminal bandaralanjutan (4.896 m2); 1 dokumen (DED Jalur KA); Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: DWT 600 Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: DWT 1,000 Terminal bandara (4.896 m2); Taxiway bandara (30m x187m); Apron (120m x 200m); 3 dokumen (Pra FS/FS Jalur KA, Trase Jalur KA/Pra Design, DED Jalur KA); Kapasitas layanan Plbhn Anggrek: DWT SKPD Penanggung Jawab Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Program pelayanan administrasi perkantoran Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya Aparatur Meningkatnya produktivitas bongkar muat di pelabuhan se-provinsi Gorontalo Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Persentase pelayanan jasa Program Pelayanan administrasi perkantoran Administrasi, Sarana Persentase ketersediaan Prasarana dan SDM Aparatur sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan SKPD Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 2500 ton/hr 2500 ton/hr 2600 ton/hr 2700 ton/hr 2800 ton/hr 2900 ton/hr 3000 ton/hr 3000 ton/hr 100% 100% % % 100% % Org 7 Org Org 127 Persentase pelayanan dan 90% akuntabilitas keuangan SKPD 95% % 413 Meningkatnya koordinasi, kualitas perencanaan, monitoring, evaluasi dan program kegiatan SKPD Meningkatnya koordinasi, kualitas perencanaan, monitoring, evaluasi dan program kegiatan SKPD Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah JUMLAH URUSAN PERHUBUNGAN (1.06) Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 80% 90% % 118 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1, % 1, % 1, % 2, % 18 Org 10 Org 10 Org 10 Org 90 Org Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" % 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% 4,046 5,703 6,300 6,222 6,711 8,220 Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 16

359 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp LINGKUNGAN HIDUP Program pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan Hdiup Meningkatnya indeks kualitas lingkungan hidup di Provinsi Gorontalo Program peningkatan Meningkatnya tingkat pengelolaan lingkungan bagi ketaatan pemrakarsa usaha atau kegiatan kegiatan dalam pelaksanaan dokumen lingkungan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya aparatur dan masyarakat dlm pengelolaan lingkungan hidup Program Peningkatan data dan Informasi sumber daya alam dan lingkungan hidup Meningkatnya kapasitas aparatur dan masyarakat dalam pengelolaan dan pengendalian pencemaran lingkungan di Provinsi Gorontalo Meningkatnya kualitas data dan informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup JUMLAH URUSAN LINGKUNGAN HIDUP (1.07) usaha/kegiatan 50 orang aparatur/800 orang masyarakat 18 usaha/kegiatan 20 orang aparatur/200 orang masyarakat usaha/kegiatan 20 orang aparatur/200 orang masyarakat usaha/kegiatan 30 orang aparatur/250 orang masyarakat usaha/kegiatan 30 orang aparatur/300 orang masyarakat usaha/kegiata n 30 orang aparatur/350 orang masyarakat usaha/kegiatan orang aparatur/350 orang masyarakat usaha/kegiatan 160 orang aparatur/1650 orang masyarakat 100% 100% % % % % % % 1,284 1,292 1,570 2,000 2,200 2,400 SKPD Penanggung Jawab Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah 1.8. PERTANAHAN Program Pensertifikatan Tanah-tanah milik Pemprov Gorontalo Terwujudnya bidang-bidang tanah yang berkekuatan hukum tetap Program Pembebasan Tanah Tersedianya tanah untuk pembangunan infrastruktur PemProv. Gtlo JUMLAH URUSAN PERTANAHAN (1.08) 62 bidang 6 bidang bidang bidang Bidang bidang bidang - 14 Ha,3.895,96 m 19, Ha m 21, ,3 Ha (GORR- Perluasan Bndra- Umum lainnya) 14, ,3 Ha (GORR- Perluasan 16, ,3 Ha (GORR- Perluasan 20, ,3 Ha (GORR- Perluasan Bandara,- KA) 19,703 21,352 14,234 16,512 20,925 31,679 31, ,2 Ha 9.510,96 m Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan 1.9. KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL Program Optimalisasi Administrasi Kependudukan Terwujudnya tertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di Provinsi Gorontalo Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Meningkatnya kapasitas SDM aparatur kependudukan dan Aparatur Kependudukan dan capil di Prov. Gorontalo Catatan Sipil Program Penataan - Meningkatnya kapasitas Administrasi Kependudukan sumber daya aparatur pengelola kependudukan dan capil Kab./Kota, dan aparat desa Se- Prov. Gtlo - Terwujudnya sinkronisasi program kependudukan dan Pencatatan Sipil; - Terlaksananya konsultasi, Monev bidang kependudukan & capil - Tersedianya data penduduk potensial pemilih (DP4) pilgub JUMLAH URUSAN KEPENDUDUKAN DAN CAPIL (1.09) 2400 lembar blanko KK dan 1800 lembar blanko akta kelahiran 40 orang orang Dokumen orang peserta; 55 Orang peserta orang peserta; orang peserta; orang peserta lembar blanko KK dan 1800 lembar blanko akta kelahiran 40 orang orang peserta orang orang peserta 29 monev kali monev kali monev kali kali monev Dokumen Biro Pemerintahan 58 orang Biro Pemerintahan 2 Dokumen Biro Pemerintahan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 17

360 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Program Perlindungan Perempuan, Kesejahteraan dan Perlindungan Anak Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan dan Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Program Peningkatan Pelayanan Kegiatan Keagamaan Adat Dan Budaya Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Menurunnya kasus terhadap kekerasan perempuan dan anak (%) Meningkatnya persentase pemenuhan hak ekonomi, sosial, politik dan lingkungan hidup perempuan Tingkat ketahanan dan kesejahteraan keluarga menuju keluarga sehat dan berkualitas termasuk peningkatan peran serta perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender Meningkatnya Indeks Kepuasan Layanan Keagamaan, Adat dan Budaya Peningkatan layanan administrasi yang baik dan tepat waktu Tingkat pemenuhan kebutuhan & pemeliharaan Sarana dan Prasarana kerja aparatur sesuai dengan standar daerah Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Persentase ketersediaan Prasarana dan SDM Aparatur sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek JUMLAH URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (1.10) SOSIAL Program Perlindungan dan Jaminan Kesejahteraan Sosial Program Pemberdayaan Sosial Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan jaminan kesejahteraan Meningkatnya cakupan layanan pemberdayaan terhadap masyarakat miskin dan KAT Program Rehabilitasi Sosial Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang diabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza & LKS Program Pembinaan Meningkatnya cakupan Kelembagaan dan Kemitraan layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial 90% 80% % % % % 1,014 30% 1,116 30% 15% 20% % % % % % % TP. PKK 6 Kab/Kota , , , , , , Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana 45% 50% % 1,243 dan SDM Aparatur" 75% Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana 20% 25% % 140 dan SDM Aparatur" 50% Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% % % % % 2 Org 2 Org 2 Org 2 Org 8 Org 4,168 5,460 4,750 4,994 5,278 5,586 SKPD Penanggung Jawab Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra Biro PP Kesra 81 KK 39 KK 1, KK KK KK KK KK KK Dinas Sosial 60 KK 100 KK KK KK 1, KK KK KK KK Dinas Sosial 105 org 165 org 1, org 1, org 1, org 2, org 2, org 2, org Dinas Sosial - 10 lembaga/ 64 org Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana lembaga/ 64 org lembaga/ 64 org lembaga/ 64 org lembaga/ 64 org lembaga/ 70 org lembaga/ 70 org Biro PP Kesra Dinas Sosial Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 18

361 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program pelayanan administrasi perkantoran Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran Program Peningkatan Sarana Terpenuhinya kebutuhan dan Prasarana Aparatur sarana dan prasarana kantor Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Pelayanan Meningkatnya pengetahuan sumber daya aparatur Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Program Peningkatan Tersedianya dokumen Pengembangan Sistem laporan pertanggungjawaban Pelaporan capaian kinerja & laporan keuangan keuangan Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan TENAGA KERJA Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah JUMLAH URUSAN SOSIAL (1.11) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1,091 1,540 6 Org 6 Org 6 Org Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 871 1,667 1,786 1,879 6 Org 8 Org 8 Org 8 Org 42 Org SKPD Penanggung Jawab Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan 1 Dok 1 Dok Dok 310 Pelaporan" 100% Dinas Sosial Dok 2 Dok 2 Dok 2 Dok 8 Dok % 100% 100% 100% 100% 4,708 4,505 5,000 6,321 6,992 7, Dinas Sosial Dinas Sosial Dinas Sosial Program Penempatan dan Peningkatan akses Perluasan Kesempatan Kerja masyarakat terhadap informasi Pasar Kerja Meningkatnya perluasan kesempatan kerja melalui TTG, TKM, TKS, TKPMP, Padat Karya Produktif dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Wirausaha baru Meningkatnya cakupan jaminan kesehatan dan kerselamatan kerja. Menurunnya sengketa hubungan insdustrial Meningkatnya perusahaan yang menerapkan Norma Kerja dan Norma K3 Meningkatnya pemenuhan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kerja aparatur 4,658 4,805 4,659 5,435 6,447 7,534 50% 60% % % 85% 100% 100% 160 Orang 400 Org Orang Orang 550 Orang 600 Orang 650 Orang 3310 Orang 810 1,065 1,450 1, Tk 1890 Tk 1890 Tk 1890 Tk 1890 Tk 1890 Tk 1890 Tk Tk sengketa (100%) 87% 73% 60% 47% 40% 33% 33% 129 Perusahaan 300 Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan 100% 100% % 275 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran 100% 100% % Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana 886 dan SDM Aparatur" Disnakertrans Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 19

362 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Tersedianya sarana perkantoran Balai Latihan Kerja, Latihan Transmigrasi dan Pengembangan Produktivitas Daerah Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Meningkatnya kualitas pengolahan penatausahaan dan pelaporan keuangan SKPD Jumlah aparatur yang memperoleh peningkatan kapasitas melalui Bimtek,Workshop dan Sosialisasi Orang peserta Forum Pelaporan tk. Provinsi % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Lembaga - 1 Lembaga - 100% 100% % orang peserta Bimtek, pelatihan dan workshop Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 120 Orang peserta Forum Pelaporan tk. Provinsi 30 orang peserta Bimtek, pelatihan dan workshop Orang peserta Forum Pelaporan tk. Provinsi 30 orang peserta Bimtek, pelatihan dan workshop Orang peserta Forum Pelaporan tk. Provinsi 30 orang peserta Bimtek, pelatihan dan workshop 2, Orang peserta Forum Pelaporan tk. Provinsi 2, Orang peserta Forum Pelaporan tk. Provinsi 30 orang peserta Bimtek, pelatihan dan workshop 30 orang peserta Bimtek, pelatihan dan workshop 120 Orang peserta Forum Pelaporan tk. Provinsi 30 orang peserta Bimtek, pelatihan dan workshop Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 2, Orang 120 Orang SKPD Penanggung Jawab 2,800 Disnakertrans Disnakertrans Disnakertrans Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Koordinasi Perencanaan Meningkatnya keterampilan tenaga Kerja melalui pelatihan berbasis Masyarakat Meningkanya Peserta Pemagangan Meningkatnya kualitas Lembaga Pelatihan kerja swasta. Jumlah Desa Produktif yang dikembangkan Meningkatnya koordinasi dan sinkronisasi pelatihan, pemagangan antar instansi dan perusahaan Jumlah dokumen perencanaan (Renstra, Renja), dan dokumen evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) 670 Orang 200 Org 160 Org 200 Org 280 Org 320 Org 340 Org 1500 Org orang peserta pemagaman Jumlah LPKS yang 930 1,025 terakreditasi 40 orang peserta pemagaman 60 orang peserta pemagaman 80 orang peserta pemagaman 200 Orang Peserta pemagaman 10 Lembaga 10 Lembaga 10 Lembaga 10 Lembaga 40 Lembaga ,234 4 Desa 4 Desa 6 Desa 8 Desa 10 Desa 12 Desa 44 Desa Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 4 Dokumen 5 Dokumen (Renstra,Renja) & dok. evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) Dokumen (Renja) dan dokumen evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) 620 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" Disnakertrans Disnakertrans Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 20

363 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah UPTD - Balai Latihan Kerja, Transmigrasi dan Pengembangan Produktivitas Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Tenaga Kerja, Latihan Transmigrasi dan Pengembangan Produktifitas Daerah Meningkatnya keterampilan tenaga Kerja yang berbasis kompetensi. Meningkatnya Meningkatnya produktivitas masyarakat transmigrasi. JUMLAH URUSAN TENAGA KERJA (1.12) 4 Dokumen 4 Dokumen pindahan dari "Program Peningkatan Koordinasi Perencanaan" (Renja) dan dokumen evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) Dokumen (Renja) dan dokumen evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) Dokumen (Renja) dan dokumen evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) Dokumen (Renja) dan dokumen evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) 100% pindahan dari "Program Peningkatan Pengembangan Sistem 100% % % % % Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan" SKPD Penanggung Jawab Dokumen (Renja) dan dokumen evaluasi Disnakertrans (Lakip, LPPD, LKPJ) % % % % % UPTD - BLK, Transmigrasi & Pegembangan Produktivitas Org Org Org Org Org Org Org Org Org 4,658 4,805 5,119 6,040 7,112 8,266 UPTD - BLK, Transmigrasi & Pegembangan Produktivitas 1.13 KOPERASI DAN UMKM Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Pengembangan KUKM Program Pengembangan UMKM Meningkatnya jumlah koperasi 986 koperasi 15 koperasi koperasi 599 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi PROGRAM PENGEMBANGAN KUKM 30 koperasi Penumbuhan koperasi baru koperasi 20 koperasi 25 koperasi 25 koperasi 85 koperasi Jumlah koperasi berkualitas 0 koperasi koperasi 15 koperasi 20 koperasi 25 koperasi 75 koperasi Tersedianya Sarana 0 Pusat Layanan Pengembangan Usaha dan Usaha Terpadu 1 PLUT KUKM 1 PLUT KUKM 1 PLUT KUKM 1 PLUT KUKM - - Pemasaran Hasil KUKM KUKM (PLUT- - - (Sapras) 1,075 (Operasional) 1,300 (Operasional) 2,500 (Operasional) 4,000 1 PLUT KUKM (sharing APBN) KUKM) Tersedianya Sarana Balai Pelatihan KUKM/BALATKOP (sharing APBN) Meningkatnya jumlah UMKM (unit) Meningkatnya transaksi bisnis KUMKM melalui promosi produk 0 Balatkop Balatkop (Sapras) 1 Balatkop (Sapras dan Operasional) 1 Balatkop (Operasional) 1 Balatkop (Operasional) UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM ,100 2,000 4 UMKM 6 UMKM 12 UMKM 12 UMKM 12 UMKM 12 UMKM 12 UMKM 66 UMKM 1 Balatkop Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Program Penciptaan Wira Usaha Baru (WUB) Jumlah Wira Usaha Baru (WUB) yang difasilitasi modal usaha 200 UMKM 330 UMKM UMKM 1, UMKM 1, UMKM 2, UMKM 2, UMKM 3, UMKM Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 21

364 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM Meningkatnya transaksi bisnis KUMKM melalui promosi produk Persentase peningkatan Program Peningkatan koordinasi & sinkronisasi Kualitas Perencanaan Bidang program KUMKM lintas Pusat, Koperindag provinsi dan Kab/Kota, lintas sektor dan lintas pelaku Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Peningkatan Akses KUMKM terhadap Sumberdaya Produktif Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Meningkatnya usaha KUMKM yang mengakses sumberdaya produktif Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan dan Prasarana Aparatur sarana prasarana SKPD 4 UMKM 60% 75% % koperasi - 1 koperasi (SPBN) % 85% % % 75% % Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur Untuk Tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam PROGRAM PENGEMBANGAN UMKM Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" 100% 100% 100% 100% 100% ,000 1, % 100% 100% 100% 100% Untuk Tahun 2014 dan seterusnya DIGABUNG KEDALAM PROGRAM PENGEMBANGAN KUKM Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1, % 1, % 1, % 2, % 6 Org 12 Org 12 Org 12 Org 42 Org Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur SKPD Penanggung Jawab Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperindag / Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek 4 PNS 12 PNS - 12 PNS 114 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Persentase pelayanan dan akuntabilitas keuangan SKPD 80% 90% 90 90% 136 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan JUMLAH URUSAN KOPERASI DAN UMKM (1.13) 2,757 5,413 5,540 6,087 8,341 13,000 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 22

365 No. Kode 1.14 Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Pengembangan Sumber Daya Investasi Berkurangnya hambatan berinvestasi 3 Perusahaan 2 Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan Meningkatnya capaian realisasi Investasi PMDN, PMA, dan Swasta murni Meningkatnya akses Informasi dan kelembagaan sumberdaya Investasi Program Peningkatan Kualitas Meningkatnya perencanaan, monitoring, evaluasi dan Perencanaan,Monitoring dan pelaporan program kegiatan Evaluasi/Pelaporan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Terciptanya tertib administrasi pengelolaan keuangan SKPD Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan dan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Program Pelayanan Jasa administrasi Perkantoran PENANAMAN MODAL Tersedianya laporan keuangan SKPD yang efektif dan akuntabel Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Peningkatan Pelayanan Jasa Adminitrasi Perkantoran Rencana 29, Realisasi 9 PMA/PMDN 1 Dokumen 2 PMA/PMDN PMA/PMDN PMA/PMDN PMA/PMDN PMA/PMDN 1,000 2 PMA/PMDN 1, PMA/PMDN 1 Dokumen dan 2 Kelompok Pelaku Usah Dokumen, 20 Peta dan 2 Kelompok Pelaku Usaha % Dokumen, 4 Kelompok Komoditas Unggulan dan 4 Kelpok Pelaku Invesmas 7 Dokumen dan 6 Kali Forum Koordinasi Lintas SKPD Dokumen, 4 Kelompok Komoditas Unggulan dan 4 Kelpok Pelaku Invesmas 7 Dokumen dan 6 Kali Forum Koordinasi Lintas SKPD Dokumen, 4 Kelompok Komoditas Unggulan dan 4 Kelpok Pelaku Invesmas 7 Dokumen dan 6 Kali Forum Koordinasi Lintas SKPD Dokumen, 4 Kelompok Komoditas Unggulan dan 4 Kelpok Pelaku Invesmas 7 Dokumen dan 6 Kali Forum Koordinasi Lintas SKPD Dokumen, 20 Peta, 4 Kel. Pelaku Usaha, 16 Kel. Komoditas Unggulan dan 16 Pelaku Invesmas 7 Dokumen dan 6 Kali Forum Koordinasi Lintas SKPD 100% % % % % SKPD Penanggung Jawab Badan Penanaman Modal & PTSP Badan Penanaman Modal & PTSP Badan Penanaman Modal & PTSP 90% 95% % 130 Badan Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Penanaman Modal & PTSP Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 100% 100% % % 100% 100% 100% 100% 100% 1, % 1, % 1, % 1, % 15 Org 7 Org 7 Org 6 Org 35 Org Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Badan Penanaman Modal & PTSP Badan Penanaman Modal & PTSP - Badan Penanaman Modal & PTSP Program Peningkatan Sarana Penyediaan sarana dan dan Prasarana Perkantoran prasarana perkantoran secara efektif dan efisien 100% 100% % 532 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur - Badan Penanaman Modal & PTSP JUMLAH URUSAN PENANAMAN MODAL (1.14) 1,601 2,727 4,000 4,105 4,433 4,763 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 23

366 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp KEBUDAYAAN Program Pengembangan Nilai Budaya Program penyediaan sarana dan prasarana Kebudayaan Program Pemeliharaan Sejarah dan cagar budaya Gorontalo Meningkatnya jumlah siswa/pemuda yang memahami Adat Istiadat Gorontalo Tersedianya sarana prasarana kebudayaan Tersedianya pengelola cagar budaya di Gorontalo Program Promosi Keragaman Tersosialisasinya seni dan tari Budaya Gorontalo budaya daerah Gorontalo JUMLAH URUSAN KEBUDAYAAN (1.15) PEMUDA DAN OLAHRAGA Program Pengembangan kapasitas dan keterampilan Pemuda Program Pengembangan dan pelestarian Olahraga Tradisional Program Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga Program Pembinaan dan Peningkatan Prestasi Pemuda Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga Meningkatnya kapasitas dan keterampilan Pemuda Meningkatnya jumlah masyarakat yang memahami dan menguasai olahraga tradisional Meningkatnya Jumlah Pemuda Pelajar yang berprestasi dalam bidang olahraga Meningkatnya Wawasan kebangsaan bagi pemuda Meningkatnya jumlah atlit berprestasi cabang olahraga binaan PPLP JUMLAH URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA (1.16) Terbangunnya Terbangunnya struktur Museum dinding gedung (30%) museum (45%) SKPD Penanggung Jawab 20 Org 20 Org Org Org Org Org Org Org Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga 838 Peralatan Pembangunan Dinas Pembangunan Pengecatan, Penataan Interior, Pintu Instalasi Air, halaman dan kantor Pagar dan Pendidikan, jendela dan Listrik dan tempat parkir penunjang 182 pembuatan jalan Gedung (100%) Kebudayaan, museum masuk museum Pemuda dan Atap (60%) Meubeler (70%) (85%) (90%) (100%) Olahraga Dinas Pendidikan, 40 Org 50 Org 29 Tidak dianggarkan 50 Org Org Org Org 77 1,650 Org Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Dinas Pendidikan, 80 Org 80 Org Org 1, Org 1, Org 1, Org 1, Org 1, Org Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga 1,696 1,850 1,723 1,895 2,085 2, Org 40 Org Org Org - 90 Org Org Org Org Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dinas 90 Org 135 Org Org Org Org Org Org Org Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dinas 300 Org 415 Org 2, Org 3, Org 2, Org 2, Org 2, Org 2, Org Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dinas 62 Org 124 Org 1, Org 1, Org 3, Org 4, Org 4, Org 5, Org Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Dinas 45 Org 45 Org Org Org 1, Org 1, Org 1, Org 1, Org Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 4,479 6,570 7,454 8,199 9,019 9,921 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 24

367 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI Program Pendidikan Politik Masyarakat Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan - meningkatnya pemahaman dan partisipasi politik masyarakat - Pelaksanaan Pilpres, PILEG dan pilkada yang aman dan lancar Meningkatnya sikap dan perilaku masyarakat yang berlandaskan Pancasila, UUD 1945, berjiwa nasionalisme dan cinta tanah air Orang Orang Orang 1, Orang 1, Orang 1, Orang Orang 1, Org Kesbangpol 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 200 Orang 200 Orang Orang orang orang orang orang orang Kesbangpol Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan Meningkatnya dan berdayanya forum2 (FPK) Program Peningkatan Meningkatnya peran Keamanan dan Kenyamanan KOMINDA dan TPGKDN Lingkungan dalam menciptakan kondisi daerah yang aman, tertib dan kondusif dalam mendukung percepatan pembangunan daerah Peningkatan ketahanan Meningkatnya peran serta sosial dan ketahanan budaya masyarakat Program Peningkatan Ketahanan Ekonomi Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga keamanan dan ketertiban Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Pelayanan masyarakat dalam mengantisipasi adanya aksi kekerasan, premanisme dan aliran sesat yg bernuansa SARA, FKUB, LSM/Ormas Meningkatnya peran serta masyarakat dalam mengantisipasi adanya aksi kekerasan, premanisme dan aliran sesat yg bernuansa SARA, FKUB, LSM/Ormas Meningkatnya peran konstruktif masyarakat sebagai mitra pemerintah sehingga mampu memberikan sumbangsih terhadap percepatan pembangunan (FKDM) Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran Tersedianya sarana dan prasarana penunjang kegiatan Kesbangpol Meningkatnya kapasitas dan kompetensi aparatur Kesbangpol Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek 100% Orang orang orang Orang Orang orang Kesbangpol 100% 100% % % % % % % Kesbangpol Orang Orang Orang Orang Orang Orang Kesbangpol orang Orang Orang Orang Orang Orang Kesbangpol 325 Orang 200 Org Orang Orang Orang Orang Orang Kesbangpol 100% 100% % 618 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kesbangpol Prasarana dan SDM Aparatur" 100% 100% % 205 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kesbangpol Prasarana dan SDM Aparatur" 18 Orang 15 Orang Orang 300 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Kesbangpol Prasarana dan SDM Aparatur" Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Peningkatan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 100% 1, % % % 1, % 100% 100% % % % 10 Orang 10 Orang Orang Orang Orang Kesbangpol Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 25

368 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 1.18 Tersedianya Laporan Keuangan yang akuntabel dan fasilitasi TLHP Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah JUMLAH URUSAN KESBANG & POLITIK DALAM NEGERI (1.17) 100% 100% OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN % SKPD Penanggung Jawab Dokumen Kesbangpol Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" % % % % % 3,421 3,433 4,100 4,180 4,050 5,100 Kesbangpol BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2,679 1,892 2,300 2,545 2,777 2, Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan Program Fasilitasi dan Advokasi Hukum Terbentuknya Produk Hukum Daerah dalam Pelaksanaan Pemerintahan yang Menjunjung Supremasi Hukum Terciptanya Sumber Daya Aparatur yang Memahami Penyelesaian Masalah/ Sengketa Hukum PERDA 37 PERGUB / SK Perda 10 Pergub / SK kali 3 kali pendampingan/ pendampingan Advokasi Advokasi hukum, Sengketa Hukum Perda 10 Pergub / SK kali pendampingan/ Advokasi Sengketa Hukum Perda 10 Pergub / SK 300, 1 kali Sosialisasi 4 kali pendampingan/ Advokasi Sengketa Hukum, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) Perda 10 Pergub / SK 300, 1 kali Sosialisasi 5 kali pendampingan/ Advokasi Sengketa Hukum Perda 10 Pergub / SK 300, 1 kali Sosialisasi 6 kali pendampingan / Advokasi Sengketa Hukum Perda 10 Pergub / SK 300, 1 kali Sosialisasi 7 kali pendampingan/ Advokasi Sengketa Hukum Perda 50 Pergub / SK 1.500, 4 kali Sosialisasi 28 kali pendampingan/ Advokasi Sengketa Hukum, 1 kali BIMTEK Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Program Pengkajian Kerjasama Program Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Terciptanya Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerjasama (PK) yang Berkualitas Terwujudnya Penyamaan Persepsi dan Sinkronisasi Aksi terhadap Penanganan Pelanggaran Peraturan Peundang-Undangan 121 Mou dan PK 9 Mou 9 Pk Mou 10 Pk PPNS 62 PPNS PPNS MoU, 10 PK, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) 63 PPNS, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) MoU, 14 PK, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) 65 PPNS, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) MoU, 16 PK, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) 67 PPNS, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) MoU, 18 PK, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) 68 PPNS, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) MoU dan PK, 4 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) 388 PPNS, 4 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Program Pemenuhan dan Perlindungan HAM Terwujudnya Pemenuhan Hak-Hak Dasar Manusia 3 kegiatan 3 kegiatan - 3 kegiatan kali Rapat Koordinasi (RAKOR) 64 1 kali Rapat Koordinasi (RAKOR) 75 2 Kali RAKOR kali RAKOR Kegiatan, 7 kali RAKOR Biro Hukum dan Organisasi Program Penataan Kelembagaan, Analisis Jabatan (ANJAB), dan Ketatalaksanaan Program Fasilitasi Peningkatan Sisitem Program Fasilitasi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Meningkatnya Kualitas Organisasi Perangkat Daerah dan Sumber Daya Aparatur Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik Meningkatnya Akuntabilitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah SOP 0 SPM 5 SOP 0 SPM SOP 3 SPM Peningkatan Kapasitas 33 Usulan Organisasi Perangkat Daerah Meningkatnya kapasitas OPD 33 Usulan SKPD SKPD Usulan SKPD, 1 Dokumen ANJAB 33 SOP SKPD, 15 SPM Dokumen, 1 - kali Bimbingan 162 Teknis (BIMTEK) 76 5 Usulan SKPD, 1 Dokumen ANJAB 2 Dokumen, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) 33 SOP SKPD, 15 SPM Usulan SKPD, 1 Dokumen ANJAB 2 Dokumen, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) 33 SOP SKPD, 15 SPM Usulan SKPD, 1 Dokumen ANJAB 33 SOP SKPD, 15 SPM Usulan SKPD, 4 Dokumen ANJAB 147 SOPSKPD, 63 SPM Usulan SKPD Dokumen, 1 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) Dokumen, 4 kali Bimbingan Teknis (BIMTEK) Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 26

369 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana perkantoran Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Pelaporan capaian kinerja tepat waktu (Dokumen) Persentasi Pelayanan Jasa Adm. Perkantoran Persentasi Tersediannya Sarana dan Prasana Perkantoran Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % Prasarana dan SDM Aparatur 100% 236 Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % Prasarana dan SDM Aparatur 100% 100% 1 Laporan % % 100% 100% 100% 100% % % % % % Org 6 Org 7 Org 8 Org 26 Org Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi Biro Hukum dan Organisasi BIRO P2E Program Pengendalian Meningkatnya percepatan Pembangunan penyerapan anggaran Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penerapan dan Implementasi Layanan Pengadaan barang /jasa Secara Elektronik Provinsi & Kab./Kota. 2,100 2,936 3,250 3,430 4,855 5,550 90% 91% 93% 95% 96% 97% 98% 98% 60% 75% % % 1, % 1, % 1, % 1, % Biro P2E Program Pengendalian Ekonomi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Peningkatan Perencanaan,Evaluasi dan Pelaporan Meningkatnya Jumlah PNS yang memahami pedoman pengadaan barang/jasa pemerintah. 100 orang 220 orang 220 orang 200 orang 200 orang 200 orang 200 orang 1020 orang Meningkatnya kerjasama dan koordinasi antar pemerintah daerah, pemerintah pusat, 100% 100% % % % % % 1, % Biro P2E dan stakeholder bidang ekonomi. Tersedianya sarana Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM pelayanan jasa administrasi 100% 100% % 556 Aparatur perkantoran. 1 paket Biro P2E Tersedianya sarana dan Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM prasarana perkantoran. 100% 100% % 940 Aparatur 100% Biro P2E Jumlah PNS yang mengikuti Untuk tahun 2014 seterusnya berubah nomenklatur program menjadi " Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM bimtek/sosialisasi/diklat. 100 orang 220 orang orang orang Biro P2E Aparatur Persentasi Pelayanan Jasa Adm. Perkantoran Persentasi Tersedianya Sarana dan Prasana Perkantoran Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program % 100% 100% 100% 100% % 1, % 1, % 2, % 2, % Org 8 Org 9 Org 10 Org 34 Org % % % % % Biro P2E Biro P2E Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 27

370 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab SEKRETARIAT DPRD 36,978 24,999 29,000 25,917 26,176 26, Peningkatan Kapasitas Meningkatnya Tata Lembaga Perwakilan Rakyat Persidangan DPRD Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 75% 80% 31,725 80% 20,849 80% 23,500 85% 21,268 90% 21, % 21, % Sekretariat DPRD Tingkat layanan administrasi yang tepat waktu 100% 100% % Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana perkantoran 100% 100% 3, % 2, Program Pelayanan Administrasi, Sarana Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan Prasarana dan SDM Aparatur sarana prasarana SKPD Program Peningkatan Persentase pelaporan capaian Pengembangan Sistem kinerja yang tepat waktu Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Tersedianya Dokumen Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi Pelaporan Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Program Peningkatan Pelayanan Kehumasan Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Pemerintah Provinsi Gorontalo Terselenggaranya Penyiran/Peliputan, Dokumentasi Kegiatan DPRD. Meningkatnya Kemampuan SDM di Sekretariat DPRD Provinsi Gorntalo. INSPEKTORAT Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 100% Sekretariat DPRD 100% Sekretariat DPRD - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 3,625 3,112 3,125 3,138 Sekretariat DPRD 100% 100% 100% 100% 100% - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 75% 80% % % Sekretariat DPRD Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" % % % % % % 100% 100% 100% 100% Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Sekretariat DPRD 75% 80% % % 1,200 90% 1,212 95% 1, % 1, % Sekretariat DPRD 5,130 4,725 5,000 5,259 5,522 5,853 Sekretariat DPRD Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Meningkatnya Kualitas laporan Keuangan dan laporan Kinerja Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran Meningkatnya Sarana dan Prasarana Penunjang Operasional Kantor Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek 4 SKPD (yg bersih dr temuan kerugian) 15% 3,129 35% 3,021 50% 3,254 65% 3,579 75% 3,797 85% 4,013 85% Inspektorat 100% 100% % 500 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% Inspektorat Prasarana dan SDM Aparatur" 100% 100% % 287 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% Inspektorat Prasarana dan SDM Aparatur" - - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 5 Org (1 Auditor Madya 1 Auditor 14 Org (1 1,445 Auditor Madya 10 Org (1 1,300 Auditor Madya 1,345 8 Org (1 Auditor Madya 1,440 4 Auditor Madya, 15 Auditor Muda - Pindahan dari Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Muda 3 Audtor Muda 4 Auditor 2 Auditor Muda 60 Auditor Pertama Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan 3 Auditor Pertama) 10 Auditor Pertama) Muda 5 Auditor Pertama) 5 Auditor Pertama) - 4 P2UPD 4 P2UPD 4 P2UPD 4 P2UPD 20 P2UPD Inspektorat Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 28

371 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Meningkatnya Sistem Pelaporan Capaian Kerja dan Keuangan Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga Meningkatnya Jumlah Aparat Pengawas yang profesional Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan Program Penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem informasi dan prosedur pengawasan Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi Terwujudnya penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem, informasi dan prosedur pengawasan yang efektif Meningkatnya Sistem Informasi Pengawasan dalam rangka Keterbukaan Informasi Publik dan Peningkatan Pelayanan Publik SKPD Penanggung Jawab 100% 100% % % Inspektorat Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" % % % % % % 100% 100% 100% 100% 17 Auditor Pertama 8 Auditor Pertama Auditor Muda 12 Auditor Pertama 0 P2UPD 0 P2UPD 4 P2UPD 465 Inspektorat Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 4 SOP 2 SOP SOP SOP SOP SOP SOP SOP 1 Paket 1 Paket Paket Paket 1 Paket 1 Paket 1 Paket 7 Paket Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Penataan dan penyempurnaan kebijakan sistem, informasi dan prosedur pengawasan" Inspektorat Inspektorat Inspektorat Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tingkat layanan administrasi yang tepat waktu Program Peningkatan Sarana Tingkat pemenuhan dan Prasarana Aparatur kebutuhan Sarana dan Prasarana kerja aparatur sesuai dengan standar daerah Persentase pelayanan jasa Program Pelayanan administrasi perkantoran Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Pelaporan capaian kinerja yang tepat waktu Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Program pengembangan pemasaran pariwisata Program peningkatan pelayanan kedinasan Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah KANTOR PERWAKILAN JAKARTA Terfasilitasinya Pagelaran Seni Budaya Gorontalo Di Jakarta Terfasiliyasinya pelayanan kedinasan kepala daerah/wakil kepala daerah di Jakarta 2,880 3,098 3,500 3,254 3,723 3, % 100% % 558 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 100% Kantor Perwakilan Jakarta 100% 100% % 1,101 90% Kantor Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Perwakilan Prasarana dan SDM Aparatur" Jakarta - - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% 1,700 1,700 1,959 2, % 100% 100% 100% 100% 100% % % Kantor Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" Perwakilan Jakarta % % % % % % 100% 100% 100% 100% Kantor Perwakilan Jakarta Kantor Perwakilan Jakarta 2 Keg 3 Keg Keg Keg Keg Keg Keg Keg Kantor Perwakilan Jakarta 50% 55% 1,158 60% % 1,300 70% 1,029 75% 1,079 80% 1,129 80% Kantor Perwakilan Jakarta Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 29

372 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program Kerjasama Informasi dengan Mas Media Pelayanan Administrasi Perkantoran Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Terfasilitasinya kegiatan promosi di pusat Terfasilitasinya kerjasama dengan Media Masa di pusat Terselenggaranya pelayanan administrasi perkantoran Terpenuhinya kebutuhan sarana perkantoran Meningkatkannya Kualitas SD Aparatur pengelola keuangan daerah Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Peningkatan Dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah DINAS KEUANGAN DAN ASET DAERAH Meningkatnya kualitas laporan keuangan pemerintah daerah SKPD Penanggung Jawab 30% % % % % % % Kantor Perwakilan Jakarta 30% 40% % % % % % % Kantor Perwakilan Jakarta 13,021 12,729 11,300 10,973 13,126 13, % 100% 1, % 3,036 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Dinas Keuangan Prasarana dan SDM Aparatur" dan Asset Daerah 70% 80% 5,464 85% 3,617 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Dinas Keuangan dan Asset Daerah % ( Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Dinas Keuangan orang) Prasarana dan SDM Aparatur" dan Asset Daerah 23% (79 orang) 47% (119 orang) % % % 1, % 1, % % 100% 100% 100% 100% Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 5, % 5, % 6, % 6, % Dinas Keuangan dan Asset Daerah Dinas Keuangan 100% 100% 100% 100% 100% dan Asset Daerah Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 78% (264 orang) 79% (268 orang) 94% (319 orang) 100% (341 orang) 100% (341 orang) WDP WDP 2,849 WDP 2,837 WTP 3,077 WTP 2,800 WTP 2,923 WTP 2,952 WTP Dinas Keuangan dan Asset Daerah Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Kab/Kota Tersusunnya Ranperda APBD Kab/Kota sesuai dengan regulasi yang berlaku 6 Kab/Kota 6 Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Dinas Keuangan dan Asset Daerah Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber- Sumber Pendapatan Daerah Peningkatan Pendapatan Daerah sebesar Rp. 1.5 Trilyun pada tahun 2017 Rp. Rp Milyar 2,716 Rp Trilyun 2,383 Rp Trilyun 1,740 Rp Trilyun 1,800 Rp Trilyun 2,478 Rp. 1.5 Trilyun 2,552 Rp. 1.5 Trilyun Dinas Keuangan dan Asset Daerah BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH 6,149 7,875 7,500 6,844 7,665 9, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan sarana dan prasarana Perkantoran Program Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Terpenuhinya pelayanan administrasi perkantoran setiap tahun Tingkat Pemenuhan sarana dan prasana oprasional perkantoran Jumlah sumber daya aparatur Provinsi yang ditingkatkan kapasitasnya 100% 100% % % Badan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 90% 90% % % Badan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 2000 Orang 300 Orang 1, Orang 1, Orang Badan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 30

373 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Persentase pelayanan jasa Program Pelayanan administrasi perkantoran Administrasi, Sarana Persentase ketersediaan Prasarana dan SDM Aparatur sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Program Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Terpenuhinya Pelaporan capaian kinerja dan keuangan Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Program Pendidikan Kedinasan Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur Program Pengembangan Sistem Informasi dan Pengelolaan Data Kepegawaian Jumlah PNS yang Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan kedinasan Terpenuhinya kebutuhan aparatur sesuai dengan kompetensi Terselenggaranya Sistem Informasi Kepegawaian dan pengelolaan arsip Kepegawaian yang Terkini BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% 1,335 1,469 1,615 1,777 - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% - Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 30 Orang 35 Orang 40 Orang 45 Orang 150 Orang SKPD Penanggung Jawab Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 3 Dok 3 Dok 90 3 Dok 130 Badan Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Badan - 100% % % % % Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah - 100% % % % % 20 Orang 40 Orang Orang 2, Orang 2, Orang 1, Orang 1, Orang 2, Orang Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 2503 Org 2503 Org 2, Org 2, Org 3, Org 3, Org 4, Org 4, Org Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah 2,890 3,703 3,600 3,727 4,327 4, Program Pencegahan dan Mitigasi Bencana Terselenggaranya Usaha Pencegahan Baik struktural ataupun Non Struktural Terselenggaranya Upaya- Upaya Preventif Dalam Penanggulangan Bencana Program Pencegahan Dini Dan Penanggulangan Korban Bencana Alam Program Peringatan Dini Terselenggaranya Koordinasi Pemanfaatan Dan Penerapan Sistem Peringatan dini 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) Kab/Kota ( Lokasi Bencana) PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Program Kesiapsiagaan terlaksananya upaya-upaya peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghapi bencana Program Pencegahan Dan Kesiapsiagaan Program Penanggulangan Bencana Terselenggaranya Pencegahan Dan Kesiapsiagan Dalam Menghadapi Bencana Terselenggaranya penanganan darurat secara cepat, tepat, terpadu, dan menyeluruh di daerah Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) Kab/Kota ( Lokasi Bencana) PROGRAM INI MERUPAKAN PROGRAM BARU DI TAHUN Kab/Kota ( Lokasi Bencana) , PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN 6 Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM KEDARURATAN DAN LOGISTIK Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 31

374 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Kedaruratan Dan Logistik Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Terselenggaranya penanganan tanggap darurat secara terpadu dan menyeluruh di daerah Bencana Terselenggaranya Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pada Pasca Bencana Secara Terkoordinasi dan Terpadu 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) Kab/Kota ( Lokasi Bencana) Tingkat layanan administrasi yang tepat waktu 100% 100% % Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 1, Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 1, Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 1, Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) Program Peningkatan Sarana Tingkat pemenuhan dan Prasarana Aparatur kebutuhan Sarana dan Prasarana kerja aparatur sesuai dgn standar daerah 100% 100% % 218 PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI, SARANA PRASARANA DAN SDM APARATUR Program Pelayanan Terlaksananya adimnistrasi Administrasi, Sarana pelayanan perkantoran % 100% 100% 100% 100% Prasarana dan SDM Aparatur Terpenihinya kebutuhan ,198 1,287 sarana dan prasarana % 100% 100% 100% 100% perkantoran Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Org 5 Org 7 Org 9 Org 24 Org Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Tersedianya Laporan Keuangan SKPD yang efektif dan akuntabel Program Lintas Sektor Terciptanya koordinasi internal SKPD, Kab/Kota serta instansi terkait Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan tercipnya perencanaan, evaluasi serta pelaporan yang akuntabel SEKRETARIAT KORPRI Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana kantor yang representatif Program Peningkatan Persentase PNS dalam kapasitas sumber daya Pembinaan Olah raga, Seni aparatur Budaya Budaya, Mental Rohani Persentase pelayanan jasa Program Pelayanan administrasi perkantoran Persentase ketersediaan Administrasi, Sarana sarana prasarana SKPD Prasarana dan SDM Aparatur Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek PROGRAM INI MERUPAKAN PROGRAM BARU DI TAHUN % 100% % % 215 PROGRAM INI MERUPAKAN PROGRAM BARU DI TAHUN % 100% 100% 100% 1, Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 6 Kab/Kota ( Lokasi Bencana) 100% % % % % 1,071 2,100 2,000 2,399 2,527 2, % 100% PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI, SARANA PRASARANA DAN SDM APARATUR SKPD Penanggung Jawab Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah 279 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 80% Sekretariat Korpri Prasarana dan SDM Aparatur" 475 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 80% Sekretariat Korpri Prasarana dan SDM Aparatur" - 5 Org % Sekretariat Korpri Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENINGKATAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN PROGRAM INI BERUBAH MENJADI PROGRAM PENINGKATAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1, % 1, % 1, % 1, % 5 Org 5 Org 5 Org 5 Org 25 Org Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sekretariat Korpri Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 32

375 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Terpenuhinya dokumen perencanaan anggaran, Laporan keuangan dan LAKIP SKPD Tersedianya Dokumen Program Peningkatan Perencanaan dan Evaluasi Perencanaan, Evaluasi dan Program Tersedianya laporan Pelaporan penyelenggaraan keuangan daerah Program Peningkatan Pembinaan, Pelayanan dan Fasilitasi Kewirausahaan untuk Kesejahteraan Anggota KORPRI Program Peningkatan Mental Rohani melalui Olahraga, Seni Budaya dan Agama Meningkatnya pemahaman paradigma korpri Presentasi kegiatan yang diikuti SKPD Penanggung Jawab 100% 100% % 90 Sekretariat Korpri Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" 100% 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% Sekretariat Korpri 20% % % % % % % Sekretariat Korpri 30% % % % Sekretariat Korpri Program Peningkatan Kerjasama Antar Organisasi untuk Optimalisasi Pelayanan KORPRI. Presentasi optimalisasi pelayanan Korpri 30% % 78 40% % % % % Sekretariat Korpri SATPOL PP DAN LINMAS 3,000 2,788 3,000 3,385 3,589 3, Program Pelayanan Jasa Administrasi Perkantoran Peningkatan sarana dan prasarana perkantoran Peningkatan kapasitas sumber daya aparatur Terlaksananya Administrasi Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % 126 Pelayanan Perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur" 1 Paket Terpenuhinya kebutuhan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Sarana dan Prasarana 100% 100% 1, % 413 Prasarana dan SDM Aparatur" Perkantoran 1 Paket Meningkatnya kemampuan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana dan kapasitas aparatur 2 Org 2 Org 25 2 Org 25 Prasarana dan SDM Aparatur" 20 Org Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% % % % % Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 20 Org 20 Org 20 Org 20 Org 46 Org Tersedianya Dokumen Pertanggung jawaban laporan keuangan Tersedianya Dokumen Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Perencanaan dan Evaluasi Program Pelaporan Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Program Peningkatan Kinerja Meningkatnya Kinerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) (PPNS) Program Peningkatan Pemberantasan Penyakit Masyarakat (Pekat) 1 Keg. Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi 3 Dok 3 Dok 47 dan Pelaporan" 3 Dokumen 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1 Keg Keg Keg Keg Keg Keg Keg. Meningkatnya kesadaran hukum masyarakat 30 Org Org Org Org Org Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 33

376 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Pemantapan Tugas-Tugas Operasional Dalam Mengantisipasi Gangguan Ketentraman dan Kenyamanan Serta Ketertiban Umum Tercapaianya Tugas-Tugas Operasional Dalam Mengantisipasi Gangguan Ketentraman dan Kenyamanan Serta Ketertiban Umum 75 Org 80 Org 90 Org 129 Org 129 Org 129 Org 129 Org 129 Org 12 x 12 x 12 x 12 x 12 x 2 x 2 x 2 x 2 x 82x 1 Dok 1 Dok 1,430 1 Dok 1,873 1 Dok 1,900 1 Dok 2,045 1 Dok 2,099 1 Dok 2,170 1 Dok SKPD Penanggung Jawab Satpol PP dan Linmas Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Program Perlindungan masyarakat Terwujudnya Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 43 Org 75 Org Org Org Org Org Org Org 30 Org 40 Org 50 Org 50 Org 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok Peningkatan pemahaman tugas dan fungsi Linmas 40 Org Org Org Org Org Satpol PP dan Linmas Satpol PP dan Linmas BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RISET DAERAH Program Riset Pengembangan Daerah Program Pengembangan Teknologi Tepat Guna Program Peningkatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan Program Peningkatan Pelayanan Administrasi, sarana dan prasarana dan SDM Aparatur Program Peningkatan perencanaan, monitoring dan evaluasi Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran Program peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur Terwujudnya peningkatan kualitas pembangunan di Provinsi Gorontalo berbasis penelitian Tersedianya model pengembangan TTG di Provinsi Gorontalo Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah dokumen perencanaan (Renstra, Renja), dan dokumen pelaporan dan evaluasi (Lakip, LPPD, LKPJ) Tertibnya administrasi pelaporan keuangan secara akurat dan akuntabel Tertibnya admnistrasi perkantoran Tersedianya sarana dan prasarana perkantran dalam mendukung pelaksanaan kegiatan setiap tahun 2,234 2,588 1,930 2,300 2,450 2, kajian 5 kajian 1,201 4 kajian 1,386 5 kajian kajian kajian kajian Kajian 3 model 1 model model model model model model model % 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% , % 100% 100% 100% 100% 100% % 166 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 100% 100% % 122 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % 376 Prasarana dan SDM Aparatur" 6 laporan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % 387 Prasarana dan SDM Aparatur" 6 laporan Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 34

377 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab Program Peningkatan Terpenuhinya pelayanan Pelayanan Kedinasan Kepala Sarana dan Prasarana Daerah/Wakil Kepala Daerah Kegiatan Pimpinan Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Pemerintah Provinsi Gorontalo Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Meningkatnya koordinasi dan sinergitas Pemprov. Gorontalo dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lainnya Terwujudnya penyampaian informasi penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat Terpenuhinya dukungan jasa administrasi perkantoran Program Peningkatan Sarana Meningkatnya sarana dan dan Prasarana Aparatur prasarana pemerintahan Daerah Program Peningkatan kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Pelayanan Meningkatnya Kapasitas pengetahuan PNS Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan BIRO UMUM Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Terwujudnya dukungan administrasi Pelaporan Keuangan PIMPINAN SETDA 18,434 15,816 9,300 10,731 11,255 11, kegiatan 35 keg keg 1, Keg Keg Keg Keg Keg. Biro Umum 3 Keg. 4 Keg Keg Keg Keg Keg Keg Keg. Biro Umum 20 kali 25 kali 2, kali 4, Biro Umum 100% 100% % 1,586 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Biro Umum Prasarana dan SDM Aparatur" 100% 100% 13, % 8,607 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Biro Umum Prasarana dan SDM Aparatur" 5 orang 5 orang 85 8 orang 129 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Biro Umum Prasarana dan SDM Aparatur" - - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana - Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 12 Org 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 8,675 10,031 10,480 10, orang 25 orang 30 orang 100 Orang % % % % % 31,136 29,820 27,865 30,400 31,332 31,959 Biro Umum Biro Umum Program Peningkatan Tercapainya peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Daerah/Wakil Kepala Daerah 75 keg 100 keg 10, keg 10, keg 9, keg 10, keg 11, keg 11,500 Pimpinan Setda Program Pembinaan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pengembangan Aparatur tercapainya peningkatan pelayanan Kedinasan pemerintah Provinsi Gorontalo 130 keg 160 keg 20, keg 19, keg 18, keg 19, keg 20, keg 20,459 Pimpinan Setda BIRO PEMERINTAHAN 1,778 2,865 5,153 5,889 1,655 1, Program Peningkatan Terlaksananya pelayanan Pelayanan Kedinasan Kepala kedinasan kepada Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Daerah/Wakil Kepala Daerah Program Penataan Wilayah Provinsi Tercapainya pemasangan pilar batas dan ketetapan luas wilayah Provinsi dan Kab./Kota 100 kali koordinasi; 5 dokumen LPPD; 85 kali kunjungan 168 Pilar 20 kali;1 dokumen LPPD; 17 kali kunjungan 5 Pilar (Kab. Gtlo-Gorut) kali;1 dokumen LPPD; 17 kali kunjungan 8 Pilar (Kab. Gtlo - Gorut) kali;1 dokumen LPPD; 17 kali kunjungan 10 Pilar (lanjutan kab. Gtlo-Gorut) 1, kali;1 dokumen LPPD; 17 kali kunjungan 37 Pilar (Phwto- Gobar) 1, kali;1 dokumen LPPD; 17 kali kunjungan 10 Pilar (Boliyohuto- Gtlo) 1, kali;1 dokumen LPPD; 17 kali kunjungan 32 Pilar (Panipi- Gtlo) 1, kali koordinasi, 11 dokumen LPPD; 187 kali kunjungan Pilar Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 35

378 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Dukungan Pembentukan Daerah Otonom Baru - Terselenggaranya fasilitasi terbentuknya daerah otonom baru; pembinaan terhadap daerah otonom baru 6 Daerah Otonom DOB 3,603 Pembinaan dan Pilkada I 3 DOB 4,324 Pembinaan 3 DOB 150 Pembinaan 3 DOB Daerah Otonom SKPD Penanggung Jawab Biro Pemerintahan Program Pembinaan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan Pengembangan Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Terlaksananya rapat koordinasi penyelenggaraan pemerintahan daerah di Provinsi Gorontalo Terpenuhinya sumber daya aparatur yang handal dan berkualitas Terpenuhinya pelayanan umum dan ketatausahaan biro Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek BIRO HUMAS DAN PROTOKOL 48 Kali rapat koordinasi 18 kali rapat koordinasi kali rapat koordinasi 3 Org 10 Org 75 7 Org 71 1, kali rapat koordinasi Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % bulan Prasarana dan SDM Aparatur" Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 100% 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% 15 orang 20 orang 10 orang 10 orang 75 orang - - 7,500 4,618 5,272 5,911 Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan Biro Pemerintahan Program Peningkatan Tercapainya koordinasi dan Pelayanan Kedinasan Kepala sinkronisasi antara Daerah/Wakil Kepala Daerah pemerintah pusat dan daerah kali/kegiatan 2, kali/kegiatan 1, kali/kegiatan 1, kali/kegiatan 1, kali/kegiatan Biro Humas dan Protokol Program Kerjasama Informasi Dengan Mas Media Tercapainya laporan evaluasi kegiatan pimpinan laporan 1, laporan laporan laporan laporan Tercapainya publikasi, pelayanan publik secara menyeluruh Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek JUMLAH OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN, DAN PERSANDIAN (1.18) kali 3, kali 2, kali 3, kali 3, Kali % 100% 100% 100% 100% 100% 1, % % % % 38 orang 8 orang 8 orang 8 orang 62 Org 129, , , , , ,184 Biro Humas dan Protokol Biro Humas dan Protokol Biro Humas dan Protokol Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 36

379 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab 1.19 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PDT Program Peningkatan Keberdayaan masyarakat Terwujudnya masyarakat yang mandiri sejahtera Program Pembangunan Desa Terwujudnya pembangunan Tertinggal Infrastruktur di perkampungan kumuh/miskin di 283 Desa tertinggal Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa/ Kel - 6 Kab/Kota desa/kel - Angka Kemiskinan 17,22 % terdapat 283 desa tertinggal di 5 Kab - Meningkatnya Kapasitas - Kades : 657 manajemen perangkat Desa/ - Lurah : 72 Kel. - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) Program Peningkatan Terwujudnya Desa Maju dan Partisipasi Masyarakat Dalam Mandiri Pembangunan Program Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Tingkat ketahanan dan kesejahteraan keluarga menuju keluarga sehat dan berkualitas termasuk peningkatan peran serta perempuan dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender - 6 Kab/Kota - 17,22 % - Kades : Lurah : 72 - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) 729 Desa/ Kel 3 desa dan 3 kelurahan 12,067-6 Kab/Kota - 17,51% 14,977-6 Kab/Kota - 15,51% Desa/Kel dari 283 desa tertingal d i5 Kab Kades : Lurah : 72 - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) desa dan 3 kelurahan Kades : Lurah : 72 - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) 1,200 3 desa dan 3 kelurahan TP. PKK 6 Kab/Kota 12,200-6 Kab/Kota - 13,51% 1, Desa/Kel dari 283 desa tertingal d i5 Kab Kades : Lurah : 72 - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) 1,250 3 desa dan 3 kelurahan 500 TP. PKK 6 Kab/Kota 13,900-6 Kab/Kota - 11,51% 1, Desa/Kel dari 283 desa tertingal d i5 Kab Kades : Lurah : 72 - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) 1,300 3 desa dan 3 kelurahan 600 TP. PKK 6 Kab/Kota 15,600-6 Kab/Kota - 9,51% 1, Desa/Kel dari 283 desa tertingal d i5 Kab 1,080 - Kades : Lurah : 72 - Camat : 75 - BPD : LMD : 72 - Sekdes : 657 (Orang) 1,350 3 desa dan 3 kelurahan 21,000 Terwujudnya peningkatan pemberdayaan masyarakat pedesaan di 6 kab/kota dan 9,51 % tingkat Kemiskinan Provinsi Gorontalo 3,500 tersedianya infrastruktur dasar bagi desa tertinggal di 80 desa di 5 Kab 2,500 - Terwujudnya Kinerja serta terwujudnya optimalisasi pelayanan publik 806 Kades/Lurah/ Camat - Terwujudnya Peningkatan pengetahuan dan keterampilan Manajemen Pemdes bagi 200 kades, 40 Sekdes dan 240 Ketua BPD 1,700 Terwujudnya optimalisasi penyelenggaraan pemerintahan desa/kel yang di dukung oleh partisipasi masyarakat 720 TP. PKK 6 Kab/Kota 1,500 TP. PKK 6 Kab/Kota Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 37

380 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Persentase Tingkat Layanan Adimistrasi Tepat waktu Program Peningkatan Sarana Persentase Tingkat dan Prasarana Aparatur pemeliharaan dan pemenuhan sarana dan prasarana operasional SKPD Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Persentase pelaporan capaian kinerja yang tepat waktu JUMLAH URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA (1.19) 1.20 STATISTIK BAPPEDA / DATA PEMBANGUNAN - Pindahan dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 100% % % % % 100% % % % % 100% % % % % 100% % % % % 12 Org Org Org Org Org 100% 100% % Paket Badan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" SKPD Penanggung Jawab Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal 100% 100% % Paket Badan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal 100% 100% % Dokumen Badan Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi " Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 14,910 17,941 18,000 20,345 22,789 33,350 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Tertinggal Program Pengembangan Data dan Informasi JUMLAH URUSAN STATISTIK(1.20) Persentase tersusunnya dokumen data/informasi, potensi pembangunan berbagai sektor dan kinerja SKPD se- Provinsi dan Kab/Kota sebagai dasar penyusunan program/kegiatan pembangunan 2 Dok 2 Dok Dok Dok Dok Dok Dok Dok BAPPEDA KEARSIPAN Program Pengkajian Sistem Administrasi Kearsipan Tersedia Database dan hasil kajian Administrasi Arsip pkt/ 200 Dok/ 2 Keg pkt/ 210 Dok/ 2 Keg pkt/ 250 Dok/ 2 Keg pkt/ 350 Dok/ 2 Keg pkt/ Dok/ 8 keg Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Terwujudnya Penyelamatan dan Pelestarian Arsip daerah Meningkatnya Kemampuan dalam mengelola Arsip Dok Dok Dok Dok Dok org Org Org Org org Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 38

381 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Penyelamatan dan Pelestarian Dokumen/Arsip Daerah Terwujudnya sistem pelayanan Informasi Kearsipan 3 Keg 3 Keg Keg dok/ 1 pkt/ 60 org dok/ 1 pkt/ 60 org dok/ 1 pkt/ 60 org dok/ 1 pkt/ 60 org Keg, 4 Dok/ 4 Pkt/ 240 Org SKPD Penanggung Jawab Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Kelancaran Administrasi perkantoran dengan Baik serta tepat waktu Terpenuhinya kebutuhan sarana dan Prasarana apartur dalam menunjang kelancaran tugas dan fungsinya Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % 343 Prasarana dan SDM Aparatur" 48 bln Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % 375 Prasarana dan SDM Aparatur" 12 pkt Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Tersedianya Sumber daya Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Aparatur yang profesional 2 org 2 org org Prasarana dan SDM Aparatur" Tercapainya sistem kinerja dan pengelolaan keuangan yang akuntabel Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% ,173 - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% - Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 5 org 5 org 5 org 5 org 24 org Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi 5 dok / 1 lbg 5 dok / 1 lbg dok / 1 lbg 67 dan Pelaporan" dok / 1 lbg 70 5 dok / 1 lbg 70 5 dok / 1 lbg 70 5 dok / 1 lbg dok/ 5 lbg Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah JUMLAH URUSAN KEARSIPAN (1.21) 1, ,085 1,250 1,961 2, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Program Peningkatan Kapasitas SDM dalam pengembangan Teknologi Informasi Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa Program Kerjasama Informasi dengan Media Massa Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya Komunikasi dan Supremasi Meningkatnya SDM Aparatur Pemerintah Provinsi dan masyarakat dalam penerapan aplikasi Teknologi Informasi Meningkatnya pelayanan Teknologi Informasi di Provinsi Gorontalo (nilai PeGI) Meningkatnya kepuasan publik dalam mengakses informasi kepemerintahan (nilai indeks kepuasan informasi publik) Meningkatnya kepemilikan ijin operasional jasa titipan JUMLAH URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA (1.22) 64 orang 64 orang orang orang orang orang orang orang 2.55 (kurang) 2.55 (kurang) 2, (baik) 2, (baik) 2, (baik) 2, (baik) 3, (sangat baik) 5, (sangat baik) >2 (rendah) >2 (rendah) 150 >2.5 (cukup) 175 >3 (cukup) 200 >3.25 (cukup) 225 >3.25 (cukup) 350 >3.5 (tinggi) 750 >3.5 (tinggi) 29% 35% 28 40% 30 55% 30 70% 30 85% % % 2,261 2,506 2,617 3,148 3,863 6,580 Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 39

382 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab 1.23 PERPUSTAKAAN Program Pengembangan Meningkatnya Kegemaran Budaya Baca dan Pembinaan membaca bagi masyarakat Perpustakaan dan tertatanya pengelolaan perpustakaan Program Pengelolaan Deposit Terbitan Daerah Terwujudnya Pengelolaan Deposit Daerah 4,830 org/ 195 perpust org / 255 Perpust org/ 320 Perpust keg/ 40 org/ lbg/ 500 jdl, 1 rak 15 Jdl/ 6 kab/kt/ 30 Org keg/ 40 org/ 40 lbg/ 525 jdl, 1 rak 20 Jdl/ 6 kab/kt keg/ 40 org/ 40 lbg/ 550 jdl, 1 rak 20 Jdl/ 6 kab/kt 30 org keg/ 40 org/ 40 lbg/ 575 jdl, 1 rak Jdl/ 6 kab/kt keg/180 org/156 lbg/2.150 jdl, 4 rak 75 jdl/ 24 kab/kota/ 60 org Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Program Pengembangan Layanan Jasa Perpustakaan dan Informasi Terwujudnya Pelayanan jasa perpustakaan terhadap masyarakat lokasi Kab/Kota lokasi Kab/Kota lokasi Kab/Kota lokasi Kab/Kota lokasi Kab/Kota Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Program Pengembangan Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan Terwujudnya pendidikan dan pelatihan bagi tenaga pustakawan dan tenaga teknis Perpustakaan JUMLAH URUSAN PERPUSTAKAAN (1.23) org org org org Orang ,064 1,254 1,304 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 2 URUSAN PILIHAN 2.1. PERTANIAN DINAS PERTANIAN, TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Program Peningkatan Produksi Pertanian Tanaman Pangan : Peningkatan produksi padi 3% per tahun (ton) 273, , ,363 Peningkatan produktivitas padi sebesar 4,72 % per tahun (ku/ha) Peningkatan Produksi Jagung 605, , ,652 sebesar 9,29% per tahun (ton) Peningkatan Produktivitas Jagung Sebesar 2,66% per tahun (ku/ha) Meningkatnya Produksi Kedelai sebesar 3 % per tahun (ton) Meningkatnya Produktivitas Kedelai (ku/ha) 12, Hortikultura Peningkatan Produksi Sayuran 3 % per Tahun (Ton) Peningkatan Produksi Tanaman Hias (Kg,Tgk,Phn) 12,364 14,414 14,290 14,705 17,253 21,126 6,500 8,000 7,500 7,500 8,175 10, , , , , , , , ,436 1,013,914 1,013, ,337 2,407 2,454 2,502 2,550 2, ,223 16,551 17,048 17,559 18,086 18,629 19,188-19,188 16,810 16,852 16,978 17,148 17,319 17,492 17,667 17,667 Peningkatan Produksi Buah - buahan 2 % per Tahun (Ton) 12,494 12,952 13,211 13,475 13,744 14,019 14,300 14,300 Peningkatan Produksi Tanaman Obat (Biofarmaka) 1 % per Tahun (Kg) 163, , , , , , , ,915 Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 40

383 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Nilai Tambah Hasil Pertanian Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kualitas Perencanaan Bidang Pertanian Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Penerapan Jaminan Mutu dan Standarisasi Pertanian (Pelaku Usaha) Pengembangan kelembagaan usaha investasi dan promosi (unit) Menurunnya kehilangan hasil produksi pada saat pascapanen (%) Meningkatnya jumlah sarana produksi pasca panen tanaman pangan dan hortikultura (unit) Penyediaan Sarana Pupuk dan Pestisida(ha) Meningkatnya penggunaan sarana alsintan (unit) Meningkatnya perluasan areal lahan basah (ha) Persentase pelayanan dan akuntabilitas keuangan SKPD Persentase peningkatan koordinasi & sinkronisasi program Pembangunan Pertanian lintas Pusat, provinsi dan Kab/Kota, lintas sektor dan lintas pelaku (%) Tersedianya Dokumen Perencanaan, Evaluasi Program dan data statistik pertanian Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran , , ,000 3,000 3,500 3,790 3,905 4, , ,612 80% 90% % Dok 12 Dok 12 Dok 12 Dok 12 Dok % 100% 100% 100% 100% SKPD Penanggung Jawab Dinas Pertanian, 1,000 1,500 1,700 1,800 2,382 3,126 Tanaman Pangan 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 dan Hortikultura Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" Untuk tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi "Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan" ,200 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 5,000 Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan dan Prasarana Aparatur sarana prasarana SKPD 50% 65% % 200 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran (%) Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD (%) Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 100% 100% 100% 100% 100% 100% % % 1, % 1, % 12 Org 12 Org 12 Org 12 Org 72 Org Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 41

384 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 1,440 4,665 4,700 5,064 5,376 6,600 Tersedianya benih sumber unggul dan bersertifikat padi sawah (Kg) ,000 1,479,126 1,507,509 1,521,738 1,536,095 1,550,630 1,550,630 Tersedianya benih sumber unggul dan bersertifikasi Jagung (Kg) 1,151,279 1,151,279 1,212,242 1,292,162 1,378,584 1,472,174 1,573,597 1,573,597 Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase pelayanan jasa Program Pelayanan administrasi perkantoran (%) Administrasi, Sarana Persentase ketersediaan Prasarana dan SDM Aparatur sarana prasarana SKPD (%) Pembangunan/Rehabilitasi UPTD/Balai Program Perlindungan tanaman pangan dan Hortikultura UPTD - BBTPH Program Pengelolaan Sistim Penyediaan mutu benih tanaman Pangan dan Hortikultura UPTD - BPTPH Tersedianya sarana prasarana perbenihan yang Menekan Luasan yang Terserang OPT dan DPI maksimal 5 % dari luas tanam/tahun Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Program Pelayanan Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD (%) Pembangunan/Rehabilitasi Tersedianya sarana UPTD/Balai prasarana perlindungan Perbenihan/Perkebunan tanaman yang baik dan (DAK) memadai UPTD - BPSBTPH Program Peningkatan pengawasan dan sertifikasi mutu benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Program Pelayanan Meningkatnya penggunaan benih bersertifikasi dan bermutu (%) Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase pelayanan jasa Administrasi, Sarana administrasi perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% % 4, % 4, % 4, % 4, % 6, % 969 3,264 3,396 3,598 4,306 6, SKPD Penanggung Jawab UPTD BBTPH UPTD BBTPH UPTD BPTPH Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana 100% 100% % 429 UPTD BPTPH Prasarana dan SDM Aparatur" Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi UPTD BPTPH 100% 100% 100% 100% 100% ,200 2,500 Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% % 2, % 2, % 2, % 2, % 3, % 792 5,074 5,454 5,675 5,967 6,620 UPTD BPTPH UPTD BPSB-TPH 100% 100% % 429 Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" 100% 100% 100% 100% 100% , % 100% 100% 100% 100% UPTD BBTPH UPTD BBTPH UPTD BPSB-TPH Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 42

385 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Pembangunan/Rehabilitasi UPTD/Balai Perbenihan/Perkebunan (DAK) Total Dinas Pertanian Tersedianya sarana prasarana perkantoran yang baik dan memadai % 4, % 4, % 4, % 4, % 4, % 15,565 27,417 27,840 29,042 32,902 40,578 SKPD Penanggung Jawab UPTD BPSB-TPH BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PUSAT INFORMASI JAGUNG Program Pengembangan Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Meningkatnya skor pola Pangan harapan (PPH) Ketersediaan Tersedianya Dokumen analisis dan peta daerah rawan pangan Terfasilitasinya penanganan daerah rawan pangan Tersedianya Cadangan pangan di tingkat masyarakat 4,769 2,891 3,000 4,375 5,550 6, dokumen 2 dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen dokumen 1,049 3 dokumen KK 700 KK 700 KK 700 KK 2800 KK ton 10 ton 15 ton 30 ton Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Program Pengembangan Distribusi dan Cadangan Pangan Program pengembangan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan Program Pengkajian dan Informasi Program Pengembangan Informasi dan Kerjasama Program Pelatihan dan Pembelajaran Program Pelayanan Administrasi, sarana prasarana dan SDM Aparatur Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Meningkatnya Ketersediaan informasi pasokan dan harga pangan didaerah Terfasilitasinya Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan (LUEP) dalam upaya stabilisasi harga Meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi Tersedianya dokumen hasil uji pangan segar Tersedianya Paket inovasi Teknologi hasil pengkajian dan Pengembangan jagung Terdiseminasinya paket informasi jagung Penyebaran informasi inovasi teknologi jagung Jumlah pelatihan dan pembelajaran Terwujudnya pengelolaan Administrasi Perkantoran Tersedianya sarana prasarana perkantoran Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Terwujudnya pengelolaan Administrasi Perkantoran 73.78% 73.78% 73.78% 80.7% 87% 94% 100% 100% 1 Kelompok 1 Kelompok 1 Kelompok - 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 11 Kelompok ,071 1 dok 1 dok 40 1 dok 40 1 dok 1 dok 1 dok 1 dok 6 dok RAGAM INFORMASI 2 Paket Teknologi 3 Paket informasi Paket Teknologi 3 Paket informasi 2 Paket Teknologi 2 Paket Teknologi 8 Paket Teknologi 955 1,211 1,158 3 Paket 3 Paket informasi 12 Paket informasi informasi RAGAM INFORMASI KALI DIKLAT KALI DIKLAT % 100 % 100 % 100 % 100 % % 1,112 80% 1,000 90% 1, % 1, % Org 5 Org 5 Org 5 Org 25 Org 100% % % ,017 Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 43

386 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Sarana Tersedianya sarana dan Prasarana Aparatur prasarana perkantoran Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Persentase pelayanan dan akuntabilitas keuangan SKPD Tersedianya aparatur yang kompeten Tersedianya Dokumen Program Peningkatan perencanaan, monitoring perencanaan, Data dan evaluasi dan evaluasi Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Program Maize Centre Tersedianya ragam informasi dan terlaksananya pelatihan/pembelajaran 7 Ragam Informasi dan 1 kali Pembelajaran 55% % % 100% % % Org % DOKUMEN 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen % 100 % 100 % 100 % 100 % 84 ragam informasi dan 6 kali diklat 3, SKPD Penanggung Jawab Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung DINAS PETERNAKAN DAN PERKEBUNAN 12,516 14,141 12,960 14,724 16,787 19, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program peningkatan populasi dan produksi ternak dalam mendukung swasembada daging terlaksananya pengelolaan administrasi perkantoran yang akuntabel Tersedianya sarana dan Prasarana penunjang aparatur tersedianya SDM Apratur yang memadai terlaksananya pengelolaan keuangan dan perelengkapannya secara akuntabel dan transparan serta pengelolaan keuangan secara tertib Peningkatan Populasi Ternak Sapi Peningkatan Populasi ternak Kambing Peningkatan Populasi ternak Ayam Peningkatan Produksi Daging (sapi,kambing & Ayam) 100% 100% % % 100% % Org 5 Org Org % 100% % 150 Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Untuk tahun 2014 dan seterusnya nomenklatur program dirubah menjadi "Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur" Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung kedalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 183, ,223 4, ,872 4, , , , , ekor 83,570 86, , ,319 94,059 96,881 99, ekor 6,084 6,692 7,362 8, ,004 1,104,859 1,500 1,270,588 1,650 1,461,176 1,680,353 1,932,405 2,222, ekor 5,574,935 5,905,857 2,000 6,279,937 2,600 6,704,202 7,186,869 7,737,541 8,367, Kg/Thn Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 44

387 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Produksi, Produktifitas dan Mutu Tanaman Perkebunan Program peningkatan perencanaan,evaluasi dan pelaporan Program Pengendalian OPT tanaman perkebunan Program penjaminan pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh dan halal (PAH- ASUH) serta pemenuhan persyaratan produk hewan Pertambahan Luas Areal Tebu (Ha) 1,764 1,764 1,182 1,764 1,300 1,864 1,864 1,940 2, Ha Produksi tebu 29,926 30,195-30,467-30,741 31,018 31,297 31, Ton Pertambahan luas areal cengkih (Ha) 8,880 8, , ,550 10,153 10,637 11, Ha produksi cengkih ,778 3,220 3,756 4, Ton Pertambahan Luas Areal 65,644 65, , ,806 67,156 67,487 67, Ha Kelapa dalam (Ha) produksi kelapa dalam 62,338 62,369-62,400-62,432 62,463 62,494 62, Ton Pertambahan Luas Areal Kakao (Ha) 12,928 12, , ,123 14,631 15,114 15, Ha produksi kakao 3,884 3,923-3,962-4,002 4,042 4,082 4, Ton Tersedianya dokumen perencanaan dan evaluasi program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah Terlaksananya pengelolaan administrasi perkantoran yang akuntabel Tersedianya sarana Prasarana penunjang aparatur Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek optimalisasi pengendalian dan perlindungan tanaman perkebunan Meningkatnya penyediaan (PAH-ASUH) penjaminan keaman pangan asal hewan % 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% Program peningkatan pelayanan adminstrasi - Pindahan dari Program Peningkatan Pelayanan Administrasi 100% 100% 100% 100% 100% sarana dan prasarana, dan SDM Aparatur 1,424 1,567 1,723 1,896 - Pindahan dari Program Pengembangan Sarana Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% Pindahan dari Program Pengembangan SDM Aparatur 15 Org 15 Org 15 Org 15 Org 72 Org % % % 121 0% 145 0% % % % % 1,200 85% PAH ASUH SKPD Penanggung Jawab Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan Program Pengembangan Agribisnis Peternakan Pengembangan Kelompok Peternakan Kelompok 1, Kelompok 1, Kelompok 1, Kelompok 1, Kelompok Dinas Peternakan & Perkebunan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) Optimalisasi pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular dan penyakit zoonosis Program Peningkatan Meningkatnya Produk, Pengolahan dan Pemasaran Produktifitas dan mutu Hasil Produksi Peternakan produk hasil peternakan 80% 80% % % % % % % penyakit ternak , Kelompok Dinas Peternakan & Perkebunan Dinas Peternakan & Perkebunan UPTD - PERBIBITAN TERNAK WONGGAHU ,440 4,159 4,629 5, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Persentase Terlaksananya pengelolaan administrasi perkantoran yang akuntabel 100% 100% % % UPTD Perbibitan Ternak Wonggahu Program peningkatan pelayanan adminstrasi sarana dan prasarana, dan SDM Aparatur Pelayanan administrasi dan sarana/ prasarana UPTD Pengembangan Ternak % % % % 650 UPTD Perbibitan Ternak Wonggahu Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 45

388 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab Tersedianya bibit unggul ternak sapi (Ekor) Program Penerapan Tersedianya bibit unggul Teknologi Peternakan ternak Kambing (Ekor) , , , Tersedianya bibit unggul ternak Ayam Buras(Ekor) , , , , , , Lab. Keswan dan Renovasi Pembangunan/Rehabilitasi UPTD Perbibitan/ Sarana dan Prasarana (DAK) Pengembangan Ternak % 2, % 2, % 2, % 3, % UPTD - PERBENIHAN DAN PERLINDUNGAN TANAMAN PERKEBUNAN UPTD Perbibitan Ternak Wonggahu UPTD Perbibitan Ternak Wonggahu Program Perbenihan dan Perlindungan tanaman perkebunan Meningkatnya kualitas benih unggul perkebunan , , , , % UPTD Perbenihan dan Perlindungan Tanaman Perkebunan BAKORLUH 3,498 6,986 4,500 6,627 8,414 9, Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran 100% 100% % 502 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi program pelayanan administrasi, sarana prasarana Bakorluh dan SDM aparatur Program Peningkatan Sarana Persentase ketersediaan dan Prasarana Aparatur sarana prasarana SKPD Program pelayanan administrasi, sarana prasarana dan SDM aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pemantapan Perencanaan, Monev dan Pelaporan Program Peningkatan Perencanaan, evaluasi dan pelaporan Persentase pelayanan jasa administrasi perkantoran Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Keuangan Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Keuangan Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Pemantapan Meningkatnya Pengetahuan Penyelenggaraan dan Keterampilan Penyuluh Penyuluhan dan Petani dalam bidang pertanian Meningkatnya kualitas penyelenggaraan penyuluhan 100% 100% % 176 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi program pelayanan administrasi, sarana prasarana Bakorluh dan SDM aparatur - Pindahan dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 100% 100% 100% 100% 100% - Pindahan dari Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 100% 100% 100% 100% 100% ,200 1,500 Aparatur Bakorluh Pindahan dari Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 6 Org 8 Org 10 Org 12 Org 36 Org Aparatur 100% 100% % 74 Untuk Tahun 2014 dan seterusnya berubah nomenklatur program menjadi Program Peningkatan Perencanaan, evaluasi dan Bakorluh pelaporan 2 Dokumen 9 Dokumen Dokumen % Bakorluh - Pindahan dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem 100% 100% 100% 100% 100% Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan ,000 - Pindahan dari Program Pemantapan Perencanaan, Monev dan 7 Dokumen 7 Dokumen 7 Dokumen 7 Dokumen 7 Dokumen Pelaporan orang 945 Orang 1617 Orang 1617 Orang 1617 Orang 1617 Orang 7519 Orang ,027 1,078 1, % 100% 100% 100% 100% 100% 100% Bakorluh Bakorluh Penguatan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok : Perikanan dan Kehutanan - Kelompok Pertanian 30 Kelompok 28 Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok 1, Kelompok 1, Kelompok - Kelompok Perikanan Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 100 Kelompok - Kelompok Kehutanan Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 25 Kelompok 120 Kelompok Bakorluh Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 46

389 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Pengembangan SDM Meningkatnya Kompetensi Penyuluh, Pelaku Utama dan Penyuluh, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Pelaku Usaha Pertanian, Perikanan dan Kehutanan SKPD Penanggung Jawab 361 Orang 149 Orang 1, Orang 3, Orang 2, Orang 3, Orang 4, Orang 4, Orang Bakorluh JUMLAH URUSAN PERTANIAN (02.1) 36,848 52,254 52,140 59,392 68,824 81, KEHUTANAN Program Pemanfaatan potensi sumberdaya hutan Program Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Program Rehabilitasi hutan & lahan Program Rehabilitasi dan Perlindungan Hutan Meningkatnya Usaha Pengelolaan Hasil Hutan untuk Kesejahteraan Masyarakat Menurunnya Tingkat Kerusakan Hutan Akibat Perambahan, Kebakaran, dan Pembalakan Liar 2 Unit KPH Model, Dokumen, Pencadangan Sosialisasi, Areal HTR di 5 Pencadangan Kab, IUIPHHK KPH/HTR Gorontalo dan Kelompok PUMSHP 1,148 Dokumen, Sosialisasi, Pencadangan KPH/HTR Gorontalo dan Kelompok PUMSHP serta IUIPHHK, IUIPHHBK ha Turun 10% 500 Turun 10% 430 Penanaman dalam Rangka Rehabilitasi Hutan dan Lahan ha 300 ha ha 1,359 Menurunnya Tingkat Kerusakan Hutan Akibat Perambahan, Kebakaran, dan Pembalakan Liar serta Terlaksananya Rehabilitasi Hutan dan Lahan Dokumen, Sosialisasi,Ranca ngan Tahura, RKTP dan Kelompok PUMSHP, IUIPHHK, IUIPHHBK serta ISDH RHL 350 Ha dan IL, Perambahan Hutan Turun 10% 1, Dokumen, Sosialisasi,Ranc angan Tahura, RKTP dan Kelompok PUMSHP, IUIPHHK, IUIPHHBK serta ISDH RHL 400 Ha dan IL, Perambahan Hutan Turun 10% 1, Dokumen, Sosialisasi,Ran cangan Tahura, RKTP dan Kelompok PUMSHP, IUIPHHK, IUIPHHBK serta ISDH RHL 450 Ha dan IL, Perambahan Hutan Turun 10% 1,262 Dokumen, Sosialisasi,Rancang an Tahura, RKTP dan Kelompok PUMSHP, IUIPHHK, IUIPHHBK serta ISDH Untuk Tahun 2014 dan Seterusnya digabung ke dalam Program Rehabilitasi dan Perlindungan Hutan Untuk Tahun 2014 dan Seterusnya digabung ke dalam Program Rehabilitasi dan Perlindungan Hutan RHL 500 Ha dan IL, 2950 Perambahan Hutan Turun 10% 1, Pencadangan Dinas Kehutanan, KPH/HTR, Energi dan SDM Rancangan Tahura, RKTPGorontalo dan Kelompok PUMSHP, IUIPHHK, RKTP serta ISDH Dinas Kehutanan, Menrunnya Tingkat Energi dan SDM Kerusakan Hutan 20% Rehabilitasi Hutan 600 ha Menurunnya tingkat Kerusakan Hutan 60% dan RHL ha Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Program Pembinaan dan Penerbitan Industri Hasil Hutan Program Peningkatan Sarana & Prasarana Perkantoran Tertibnya Penatausahaan Hasil Hutan pada Industri Kehutanan Tersedianya Sarana dan Prasarana Perkantoran Program Pelayanan administrasi Perkantoran Terlaksananya Kegiatan Administrasi Perkantoran Program Pelayanan Prosentase Pelayanan administrasi, Sarana Administrasi Perkantoran Prasarana dan SDM Aparatur Persentase ketersediaan sarana prasarana SKPD Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Jumlah SDM aparatur yang mengikuti Diklat/Bimtek Tersedianya Dokumen Perencanaan dan Evaluasi Program Tersedianya laporan penyelenggaraan keuangan daerah 37 IUIPHHK, 7 IUIPHHBK 1 Keg 180 Untuk Tahun 2013 dan Seterusnya Menjadi Kegiatan pada Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan 1 Keg Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung ke dalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM 100% 100% % Keg Aparatur Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung ke dalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM 100% 100% % Keg Aparatur % 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% 1, , Org 30 Org 30 Org 30 Org 135 Org % 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 47

390 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Terwujudnya Peningkatan Kapasitas dan kompetensi Aparatur Meningkatnya Pelayanan Administrasi Keuangan org 146 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung ke dalam Program Pelayanan Administrasi, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur 20 Org 100% 100% % 130 Untuk tahun 2014 dan seterusnya digabung ke dalam Program Peningkatan Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan 2 Keg SKPD Penanggung Jawab Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Dinas Kehutanan, Energi dan SDM JUMLAH URUSAN KEHUTANAN (2.02) 4,248 4,617 4,700 4,761 5,386 6, ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan, Penyelidikan Sumber Daya Mineral dan Pengelolaan Air Tanah - Meningkatnya pemahaman aparat dan pelaku usaha pertambangan terhadap pengelolaan pertambangan - Meningkatnya kepatuhan pemegang ijin usaha pertambangan (IUP) dan 2 Kontrak Karya (KK) - 1 kegiatan - 1 kegiatan Bimbingan teknis Bimbingan (50 org) teknis (60 org) - 32 IUP & 2 KK dengan 76 Dokumen Laporan Triwulan Dokumen Laporan triwulan - 1 kegiatan Bimbingan teknis (60 org) Dokumen Laporan triwulan - 1 kegiatan Bimbingan teknis (70 org) Dokumen Laporan triwulan - 1 kegiatan Bimbingan teknis (70 org) Dokumen Laporan triwulan - 1 kegiatan Bimbingan teknis (70 org) Dokumen Laporan triwulan - 1 kegiatan Bimbingan teknis (70 org) Dokumen Laporan triwulan 7 kegiatan Bimbingan teknis (450 org) - 32 IUP & 2 KK dengan 892 Dokumen Laporan Triwulan Meningkatnya jumlah database potensi mineral logam dan batuan - Meningkatnya jumlah database potensi sumber daya air tanah Terpenuhinya Kebutuhan Air di daerah sulit air - 6 Laporan Survey Potensi Batuan dan 3 Laporan Survey Potensi Mineral Logam - 4 Laporan Survey Potensi Air Tanah / CAT 14 Sumur Bor di daerah sulit air - 1 Laporan Survey Potensi Mineral Logam - 1 Laporan Survey Potensi Air Tanah 1 Sumur Bor didaerah sulit air - 1 Laporan Survey Potensi Mineral Logam - 5 Sumur Bor didaerah sulit air - 1 Laporan - 1 Laporan ,100 1,600 Survey Potensi Survey Potensi Mineral Logam Mineral Logam - 1 Laporan Survey Potensi Cekungan Air Tanah 3 Sumur Bor didaerah sulit air - 1 Laporan Survey Potensi Cekungan Air Tanah 3 Sumur Bor didaerah sulit air - 1 Laporan Survey Potensi Mineral Logam - 1 Laporan Survey Potensi Cekungan Air Tanah 3 Sumur Bor didaerah sulit air - 1 Laporan Survey Potensi Mineral Logam - 1 Laporan Survey Potensi Cekungan Air Tanah 3 Sumur Bor didaerah sulit air - 6 Laporan Survey Potensi Batuan dan 9 Laporan Survey Potensi Mineral Logam - 9 Laporan Survey Potensi Air Tanah / CAT 32 Sumur Bor didaerah sulit air Program Pembinaan dan Terpenuhinya Kebutuhan Pengembangan Bidang Listrik untuk Masyarakat 2000 RTM 1000 RTM 1000 RTM 1000 RTM 1000 RTM 1000 RTM 7000 RTM Energi dan Ketenagalistrikan Meningkatnya Pemanfaatan Potensi Energi Baru Terbarukan Terpenuhinya Kebutuhan, Distribusi dan HET BBM bagi Masyarakat JUMLAH URUSAN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERAL (2.03) 5 Unit PLTMH, 1520 Unit PLTS Pemeliharaan 137 Unit PLTS Konversi LPG 3 konversi 2 Kab, Kab/Kota, Pengawasan Pengawasan BBM 6 Kab/Kota Distribusi Bahan Bakar 662 Pemeliharaan 206 Unit PLTS, 1 Unit PLTMH, Lelang WKP Pabum 5,263 4,448 konversi 2 Kab, Pengawasan BBM 6 Kab/Kota Pemeliharaan 400 Unit PLTS, 1 Unit PLTMH, 1 IUP Pabum konversi 2 Kab, Pengawasan BBM 6 Kab/Kota Pemeliharaan 400 Unit PLTS, 1 Unit PLTMH, Pengawasan IUP Pabum 4,200 4,784 Pengawasan BBM 6 Kab/Kota Pemeliharaan 400 Unit PLTS, 1 Unit PLTMH, Pengawasan IUP Pabum Pengawasan BBM 6 Kab/Kota Pemeliharaan 400 Unit PLTS, 1 Unit PLTMH, Pengawasan IUP Pabum Pengawasan BBM 6 Kab/Kota 5,925 5,742 5,300 6,384 6,650 7,035 1,800 4,850 2,000 5,035 Pemeliharaan 1943 Unit PLTS, 5 Unit PLTMH, Pengelolaan dan Pengawasan 1 IUP Pabum Pengawasan dan Konversi 6 Kab/Kota, Konversi LPG 6 Kab/Kota Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Dinas Kehutanan, Energi dan SDM Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 48

391 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp PARIWISATA Program Pengembangan Destinasi Pariwisata Meningkatnya fasilitas penunjang obyek wisata di 8 obyek wisata unggulan Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata Meningkatnya kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri 8 obyek wisata 1 obyek wisata 1,960 2 obyek wisata 2,829 2 obyek wisata 2,564 2 obyek wisata 2,900 1 obyek wisata 3,172 1 obyek wisata 3,283 8 obyek wisata Kunjungan Kunjungan wisatawan = wisatawan = orang; orang; Lama tinggal = 3 Lama tinggal = hari 3 hari 2,594 Kunjungan wisatawan = orang; Lama tinggal = 3 hari 780 Kunjungan wisatawan = orang; Lama tinggal = 4 hari 754 Kunjungan wisatawan = orang; Lama tinggal = 4 hari 797 Kunjungan wisatawan = orang; Lama tinggal = 4 hari 1,000 Kunjungan wisatawan = orang; Lama tinggal = 5 hari Program Pengembangan seni budaya daerah Meningkatnya kegiatan budaya daerah dalam rangka 5 kegiatan mendukung pengembangan 5 kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan kegiatan 867 pariwisata JUMLAH URUSAN PARIWISATA (2.04) 5,167 4,374 4,083 4,462 4,972 5,400 1,250 Kunjungan wisatawan = orang; Lama tinggal = 5 hari Terlaksananya Festifal budaya, festifal bahari, festifal tumbilatohe, pemilihan nou uti, audisi gita bahana secara kontinue. SKPD Penanggung Jawab Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika 2.5. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN 15,717 19,270 17,950 19,815 25,083 33, Program Pengembangan Meningkatnya Produksi 76,369 85,815 90,964 97, Ton 114, , ,036 Perikanan Tangkap Perikanan Tangkap (ton); Dinas Perikanan 6,000 8,979 8,724 9,596 12,000 20,116 Meningkatnya Pendapatan dan Kelautan 1,760,000 1,945,558 2,074,539 2,234,901 2,413,693 2,648,545 2,910,225 2,910,225 Nelayan (Rp/bln) Program Pengembangan Meningkatnya Produksi Perikanan Budidaya Perikanan Budidaya (Ton) 129, , , , , , , ,139 - Produksi Ikan (Ton) 15,631 26,668 28,801 31,250 34,062 37,298 41,028 41,028 Dinas Perikanan - Produksi Rumput Laut 2,561 2,846 2,723 2,970 3,500 3, , , , , , , , ,111 dan Kelautan (Ton) Meningkatnya Pendapatan Pembudidaya (Rp/bln) 1,600,000 1,662,465 1,773,855 1,910,442 2,076,650 2,278,085 2,500,000 2,500, Program Pemberdayaan Meningkatnya pendapatan Dinas Perikanan 1,760,000 1,945,558 4,881 2,074,539 4,350 2,234,901 3,900 2,413,693 4,265 2,648,545 5,000 2,910,225 5,108 2,910,225 Ekonomi Masyarakat Pesisir masyarakat pesisir (Rp/bln) dan Kelautan Program Pemberdayaan Masyarakat Dalam Meningkatnya wilayah perairan bebas ilegal fishing Dinas Perikanan dan Kelautan Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan kegiatan yang merusak SDKP (%) Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Meningkatnya pendapatan pengolah dan pemasar ikan (Rp/bln) Meningkatnya konsumsi ikan masyarakat (kg/kapita/thn) 2,200,000 2,500, , , , ,310 3,673,300 Dinas Perikanan dan Kelautan 791 1,349 1,228 1,331 2,000 1, Dinas Perikanan 58.1 dan Kelautan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 49

392 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Sarana & Prasarana dan SDM Aparatur Program Peningkatan Perencanaan, evaluasi dan Pelaporan Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Sarana Prasarana dan SDM Aparatur Program pelayanan sarana produksi Perikanan Terselenggaranya pelayanan Administrasi perkantoran dan ketatausahaan Tersedianya Dokumen Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program/kegiatan dan pelaporan Meningkatnya Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti Bimtek/Diklat (Org) Tersedianya Sarana dan Prasarana aparatur Terpenuhinya dokumen perencanaan anggaran, Laporan keuangan SKPD (%) Presentase pelayanan Jasa Administrasi perkantoran (%) Presentase Ketersediaan Sarana Prasarana (%) Meningkatnya Jumlah SDM Aparatur yang mengikuti Bimtek/Diklat (Org) Tersedianya Dokumen Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program/kegiatan dan pelaporan (Dokumen) Tersedianya Laporan Penyelenggaraan Keuangan Daerah (%) Presentase pelayanan Jasa Administrasi perkantoran UPTD TMB (%) Presentase Ketersediaan Sarana Prasarana UPTD TMB Tersedianya akses sarana produksi perikanan untuk nelayan, pembudidaya dan pengolah serta pemasar ikan (Wilayah) UPTD LABORATORIUM PEMBINAAN DAN PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN (LPPMHP) GORONTALO Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Sarana & Prasarana dan SDM Aparatur Program Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan UPTD TAKSI MINA BAHARI Presentase pelayanan Jasa Administrasi perkantoran UPTD LPPMHP (%) Presentase Ketersediaan Sarana Prasarana UPTD LPPMHP (%) Tersedianya data uji mutu ikan yang akan dipasarkan dan di konsumsi (data uji) Meningkatnya pengetahuan pengolahan ikan tentang mutu hasil perikanan (orang) 100% 100% 100% 10 Dok 10 Dok 1, Dok 4 Org 4 Org 5 Org 1, % 100% % % 100% % 130 Pindahan Dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pindahan Dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pindahan Dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pindahan Dari Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Pindahan dari Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di gabung kedalam program pelalayanan administrasi, sarana prasarana dan SDM Aparatur Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di program peningkatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di program peningkatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di gabung kedalam program pelalayanan administrasi, sarana prasarana dan SDM Aparatur Untuk Tahun 2014 dan seterusnya di program peningkatan perencanaan, evaluasi dan pelaporan 100% 100% 100% 100% 100% 100% % % 1, % 1, % 10 Org 12 Org 14 Org 15 Org 60 Org 10 Dok 10 Dok 10 Dok 10 Dok 10 Dok ,515 2, ,050 1,105 1, % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 1, % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 6 6 1, , % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Org 60 Org 150 Org 270 Org 420 Org 600 Org 600 Org 977 1,138 SKPD Penanggung Jawab Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan Dinas Perikanan dan Kelautan UPTD Taksi Mina Bahari UPTD Taksi Mina Bahari UPTD - LPPMHP UPTD - LPPMHP Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 50

393 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR (BPBIAT) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Sarana & Prasarana dan SDM Aparatur Presentase pelayanan Jasa Administrasi perkantoran UPTD BPBIAT (%) Presentase Ketersediaan Sarana Prasarana UPTD BPBIAT (%) Program Peningkatan Meningkatnya Produksi Benih Produksi & Pelayanan Teknis Unggul (Juta ekor) meningkatnya Produksi Calon Induk Unggul (paket) Terbentuknya Unit Pembenihan Rakyat (UPR) BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN LAUT DAN PAYAU (BPBILP) % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% UPTD - BPBIAT UPTD - BPBIAT Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, Sarana & Prasarana dan SDM Aparatur Presentase pelayanan Jasa Administrasi perkantoran UPTD BPBILP (%) Presentase Ketersediaan Sarana Prasarana UPTD BPBILP (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% % % % % % % Program Peningkatan Meningkatnya Produksi Produksi & Pelayanan Teknis Benih unggul (Juta ekor) UPTD - BPBILP UPTD - BPBILP JUMLAH URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN (2.05) 20,322 22,642 20,100 22,377 27,846 36, PERDAGANGAN DINAS KOPERASI, UMKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN 1,623 2,460 2,489 2,750 3,500 5, Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor Peningkatan daya saing komoditi ekspor & promosi komoditi ekspor Gorontalo 2 Komoditi 2 Komoditi Komoditi Komoditi Komoditi Komoditi Komoditi Komoditi Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Program Peningkatan Meningkatnya volume Efisiensi Perdagangan Dalam perdagangan antar pulau Negeri Gorontalo ton ton 1, ton 1, ton 2, ton 2, ton 2, ton 3, ton Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan Program Perlindungan Persentase tingkat Konsumen dan Pengamanan penyelesaian pengaduan Perdagangan konsumen 70% 80% % % % % % % Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan UPTD BPSMB ,000 1, Program Peningkatan Standarisasi Mutu Barang Jumlah pengujian dan penerbitan sertifikat mutu barang 150 kali 200 kali pengujian dan 8 pengujian dan 8 sertifikat mutu sertifikat mutu kali pengujian dan 12 sertifikat mutu kali pengujian dan 12 sertifikat mutu kali pengujian dan 12 sertifikat mutu kali pengujian dan 12 sertifikat mutu 1, kali pengujian dan 12 sertifikat mutu 1, kali pengujian dan 12 sertifikat mutu UPTD - BPSMB Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 51

394 No. Kode Bidang Urusan Pemerintahan dan program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondisi Indikator Kinerja pada awal RPJMD (2011) 2012 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan Kondisi Indikator Kinerja pada akhir RPJMD (2017) Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp SKPD Penanggung Jawab UPTD METROLOGI Program Perlindungan Meningkatnya jumlah UTTP Konsumen dan Pengamanan yang bertanda Tera Sah yang Perdagangan berlaku JUMLAH URUSAN PERDAGANGAN (2.06) ,300 1, UTTP UTTP UTTP UTTP UTTP UTTP 1, UTTP 1, UTTP UPTD - Metrologi 2,666 3,935 3,765 4,250 5,800 8, INDUSTRI Program Pengembangan Industri Kecil Menengah Meningkatnya jumlah IKM dan Sentra IKM di 6 kab/ kota IKM dan 272 Sentra IKM & 280 sentra 1, IKM & 289 sentra 2, IKM & 289 sentra 1, IKM & 297 sentra 3, IKM & 312 sentra 3, IKM & 321 sentra 4, IKM & 321 sentra Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan JUMLAH URUSAN INDUSTRI (2.07) 1,952 2,150 1,695 3,000 3,800 4, TRANSMIGRASI Program Pengembangan Wilayah Tertinggal Meningkatnya ekonomi masyarakat diwilayah tertinggal Program pembangunan dan Meningkatnya sarana dan pengembangan masyarakat dan kawasan transmigrasi prasarana dikawasan transmigrasi Tersedianya Dokumen perencanaan Pembangunan kawasan transmigrasi Terlaksananya Penempatan masyarakat transmigrasi JUMLAH URUSAN KETRANSMIGRASIAN (2.08) - 5 Paket 4, Paket Dinas Nakertrans Jalan 3,3 KM Jalan 4,5 KM Jalan 5 KM Jalan 5 KM Jalan 5 KM Jalan 22,8 KM Dinas Nakertrans Jembatan 35 M Jembatan 10 M Jembatan 13 Jembatan 13 Jembatan 13 M Jembatan 84 M 4,402 3,381 M 5,000 M 5,500 6, Doc 6 Doc 6 Doc 6 Doc 6 Doc 33 Dokumen Dinas Nakertrans KK 100 KK 100 KK 100 KK 400 KK Dinas Nakertrans 4,932 4,402 3,381 5,000 5,500 6,000 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab VIII - 52

395 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Dalam pelaksanaan pembangunan ada dua komponen urusan yang menjadi tanggungjawab Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), yaitu urusan wajib dan urusan pilihan. Berikut ini diuraikan pembagian urusan beserta SKPD penanggungjawabnya dan indikasi rencana program disertai kebutuhan pendanaan hingga tahun Tabel 8.1 Keterkaitan Bidang urusan dan SKPD Penanggungjawab NO BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN SKPD PENANGGUNG JAWAB I. Urusan Wajib 1 Pendidikan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga 2 Kesehatan Dinas Kesehatan 3 Pekerjaan Umum Dinas Pekerjaan Umum 4 Penataan Ruang Bappeda/ Dinas Pekerjaan Umum 5 Perencanaan Pembangunan Bappeda 6 Perhubungan Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika 7 Lingkungan Hidup Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah 8 Pertanahan Biro Pemerintahan 9 Kependudukan dan Catatan Sipil Biro Pemerintahan 10 Pemberdayaan Perempuan dan Biro Pemberdayaan Perempuan & Kesra Perlindungan Anak 11 Sosial Dinas Sosial 12 Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 13 Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Dinas Kopersi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 14 Penanaman Modal Badan Penanaman Modal dan PTSP 15 Kebudayaan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga 16 Pemuda dan Olah raga Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga BAB VIII - 1

396 NO BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN SKPD PENANGGUNG JAWAB 17 Kesatuan Bangsa dan Politik Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 18. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian Dan Persandian 1. Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 2. Sekretariat Daerah 3. Biro Hukum dan Organisasi 4. Biro Pengendalian Pembangunan dan Ekonomi 5. Sekretariat DPRD 6. Inspektorat Daerah 7. Kantor Perwakilan Jakarta 8. Dinas Keuangan dan Asset Daerah 9. Badan Kepegawaian dan Diklat 10. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 11. Sekretariat KORPRI 12. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas 13. Badan Lingkungan Hidup dan Riset Daerah 14. Biro Umum 15. Biro Pemerintahan 16. Biro Humas dan Protokoler 19 Pemberdayaan Masyarakat Desa Badan Pemberdayaan Masyarakat dan PDT 20 Statistik Bappeda 21 Kearsipan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 22 Komunikasi dan Informatika Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika 23 Perpustakaan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah BAB VIII - 2

397 NO BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN SKPD PENANGGUNG JAWAB II. Urusan Pilihan 1 Pertanian Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura/Badan Ketahanan Pangan dan Pusat Informasi Jagung/Peternakan dan Perkebunan/Bakorluh 2 Kehutanan Dinas Kehutanan dan ESDM 3 Energi dan Sumber Daya Mineral Dinas Kehutanan dan ESDM 4 Pariwisata Dinas Perhubungan, Pariwisata, Komunikasi dan Informatika 5 Kelautan dan Perikanan Dinas Perikanan dan Kelautan 6 Perdagangan Dinas Kopersi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 7 Industri Dinas Kopersi, UMKM, Perindustrian dan Perdagangan 8 Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi BAB VIII - 3

398 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan dengan mudah, cepat, tepat dan akurat jika terlebih dahulu ditetapkan indikator kinerja yang telah disepakati bersama. Penetapan indikator kinerja merupakan syarat penting untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Hal ini mengingat rencana kinerja akan merupakan gambaran sosok tampilan organisasi di masa yang akan datang. Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran yang mencerminkan capaian indikator kinerja program (outcomes/ hasil) dari kegiatan (output/ keluaran). Indikator kinerja program adalah sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung). Pengukuran indikator hasil lebih utama daripada sekedar keluaran, karena hasil (outcomes) menggambarkan tingkat pencapaian atas hasil lebih tinggi yang mungkin mencakup kepentingan banyak pihak. Indikator kinerja akan dapat dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran tentang prestasi organisasi yang diharapkan di masa mendatang. Dalam hal ini, untuk melihat kinerja daerah pada dasarnya digambarkan melalui tingkat capaian sasaran dan tingkat efisiensi dan efektivitas pencapaian sasaran dimaksud. Dengan demikian, indikator kinerja yang diharapkan dapat menggambarkan tingkat pencapaian kinerja pemerintah haruslah ditetapkan secara benar dan dapat menggambarkan keadaan untuk kerja secara riil. Berdasarkan uraian makna penetapan kinerja pemerintah tersebut maka untuk dapat mengukur tingkat capaian kinerja pelaksanaan pembangunan daerah diperlukan penetapan indikator kinerja daerah dalam bentuk penetapan indikator kinerja program pembangunan daerah sebagai indikator kinerja utama. Sebagaimana lazimnya sebuah alat ukur untuk mengukur kinerja suatu organisasi, maka indikator kinerja program pembangunan daerah ditetapkan dengan memenuhi kriteria sebagai berikut : (1) terkait dengan upaya pencapaian sasaran pembangunan daerah, (2) menggambarkan hasil pencapaian program pembangunan yang diharapkan, (3) memfokuskan pada hal-hal utama, penting dan merupakan prioritas program pembangunan daerah, dan (4) terkait dengan pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan daerah. Penetapan indikator kinerja daerah sebagai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Gubernur Gorontalo dan Wakil Gubernur Gorontalo pada akhir periode masa jabatan sebagaimana terlihat pada tabel 9.1. BAB IX - 1

399 Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 1

400 Tabel 9.1. Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Gorontalo No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Target ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1. Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Umum. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian 1.1 Pertumbuhan Ekonomi % PDRB per kapita AHB (juta Rp) 8,612,114 9,309,103 10,109,103 10,909,103 11,709,103 12,509,103 13,309,103 13,309, Laju inflasi provinsi (%) 4,08 4, IPM Indeks Gini Persentase penduduk miskin (%) , , , Angka pengangguran terbuka (%) 4.26% 4.81% 4.50% 4.25% 4.00% 3.75% 3.50% 3.50% 1.8 Indeks Pemberdayaan Gender 45.23% 55.63% 56.02% 57.55% 58.08% 59.72% 60.10% 60.10% 1.9 Indeks Pembangunan Gender 51.10% 61.08% 62.41% 64.35% 65.10% 67.02% 68.05% 68.05% 1.10 Terbentuknya Daerah Otonom Baru (DOB) 1 Kab Kab 1 Kab 0 1 Kota 3 Kab, 1 Kota Fokus Kesejahteraan Sosial 1. Pendidikan 1.1 Angka melek huruf 75,50 90,00 95,50 % 96,00 % 96,50 % 97,00 % 97,50 % 97,50 % 1.2 Angka rata-rata lama sekolah (Belajar) 7, ,62 8,70 8,80 8,93 9,06 9, Angka partisipasi kasar : - Angka Partisipasi Kasar (APK) TK/PAUD Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI ,10 111,15 111,20 111,25 111,30 111,30 - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs ,70 99,75 99,80 99,90 99,99 99,99 - Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA/SMK ,04 83,04 88,09 93,09 98,09 98, Angka Partisipasi Murni : - Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A ,00 97,50 98,00 98,25 98,50 98,50 - Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 76, ,50 90,50 92,25 94,40 95,00 95,00 - Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA/SMK/Paket C ,00 64,00 70,05 76,05 83,05 83,05 2. Kesehatan 2.1 Angka usia harapan hidup Persentase balita gizi buruk Fokus Seni Budaya dan Olahraga 1. Kebudayaan 1.1 Jumlah Museum yang terbangun 1 Gedung 0 1 Gedung Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 2

401 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD ASPEK PELAYANAN UMUM Pelayanan Urusan Wajib 1. Pendidikan 1.1. Pendidikan dasar : Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah : (Jumlah Sekolah dibagi Jumlah Penduduk Usia Sekolah dikali ) - SD/MI SMP/MTs Rasio guru/murid per kelas rata-rata - SD/MI SMP/MTs Pendidikan menengah: Rasio ketersediaan sekolah/penduduk usia sekolah : - SMA/MA/SMK Rasio murid terhadap guru SMA/MA/SMK Penuntasan Buta Aksara ,000 3,000 3,000 3,500 3,500 1, Fasilitas Pendidikan: Persentasae Sekolah pendidikan SD/MI kondisi bangunan baik Persentase Sekolah pendidikan SMP/MTs. SMA/MA dan SMK kondisi bangunan baik : - SMP/MTs SMA/MA SMK Angka Putus Sekolah : - Angka Putus Sekolah SD/MI ,06 0,50 0,04 0,03 0,02 0,02 - Angka Putus Sekolah SMP/MTs ,08 0,06 0,05 0,03 0,02 0,02 - Angka Putus Sekolah SMA/MA/SMK 0,86 0,86 0,40 0,35 0,25 0,02 0,01 0, Angka Kelulusan: - Angka Kelulusan (AL) SD/MI , Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs ,49 99,50 99,65 99, Angka Kelulusan (AL) SMA/MA/SMK ,04 98,05 98,50 98, Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 3

402 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Kesehatan 2.1 Angka Kematian Ibu/ Angka Kematian Bayi/1.000 Kelahiran Hidup Angka kematian neonatal/1.000 kelahiran hidup Angka Kematian Balita/1.000 Kelahiran Hidup Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan Prevalensi kekurangan gizi (standar WHO, 2005) Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Rasio puskesmas. per satuan penduduk Rasio Rumah Sakit per satuan Penduduk (Jumlah RS/Jlh Pddk x 1000) Rasio Tempat Tidur RS 1/750 Penduduk Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 74% 74% 81% 90% 92% 94% 95% 95% 2.12 Jumlah masyarakat miskin yang mendapat pelayanan kesehatan gratis 199, , , , , , , , Jumlah Posyandu Rasio posyandu per satuan balita Rasio Pustu per satuan penduduk Persentase rumah tangga pengguna air bersih yang sehat , Rasio Dokter Umum per satuan penduduk Rasio Dokter gigi per satuan penduduk Rasio Dokter spesialis per satuan penduduk Rasio tenaga medis (perawat) persatuan penduduk Rasio tenaga medis (bidan) per satuan penduduk Rasio tenaga nutritionist per satuan penduduk Rasio tenaga apoteker per satuan penduduk Pekerjaan Umum 3.1 Jumlah Panjang ruas jalan provinsi yang dibangun dan yang ditingkatkan 322,56 Km - 10 Km 33 Km 10 Km 10 Km 10 Km 327,56 Km 3.2 Jumlah Panjang ruas jalan Strategis provinsi yang dibangun dan yang ditingkatkan 2,5 Km - 5 Km 5 Km 5 Km 5 Km 5 Km 27,5 Km 3.3 Jumlah jembatan yang dibangun diruas jalan provinsi 51 Buah 1 Bh 1 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 61 bh Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 4

403 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Jumlah jembatan yang dibangun pada ruas jalan Stategis provinsi 5 bh 4 Bh 3 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 2 Bh 14 bh 3.5 Jumlah Panjang pemeliharaan berkala pada ruas jalan Provinsi 198,94 Km 14,7 Km 15,4 Km 10 Km 10 Km 10 Km 10 Km 269,04 Km 3.6 Jumlah Panjang pemeliharaan rutin jalan Provinsi 198,94 Km 52 Km 95 Km 229,04 Km 239,04 Km 249,04 Km 259,04 Km 259,04 Km 3.7 Jumlah Panjang jembatan diruas jalan provinsi yang dipelihara 306 Meter - 90 Meter 331 Meter 372 Meter 413 Meter 454 Meter 454 Meter 3.8 Jumlah Luas Areal Jaringan Irigasi pertanian yang direhabilitasi dan ditingkatkan (meter) M M M M M M Meter 3.9 Jumlah Luas Areal Jaringan dan bangunan irigasi pertanian yang dipelihara (Operasi dan Pemeliharaan) Ha Ha Ha Ha Ha Ha 3.10 Jumlah Panjang penanganan erosi, longsor dan sedimentasi pada tebing-tebing, badan sungai ke areal Pertanian, persawahan, dan permukiman masyarakat 3.11 jumlah panjang Tanggul pengaman pantai yang dibangun bagi permukiman masyarakat 3.12 Jumlah SR yang terlayani oleh akses air bersih melalui fasilitasi dan sistem penyediaan air bersih dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan 3.13 Jumlah Bangunan penyediaan Sanitasi yang terbangun SR (40,6 % MDG's) Ha (Pemeliharan 29 DI) M 730 M M M M M M 465 M 271 Meter 200 M 300 M 300 M 300 M Meter SR (46 % Pencapaian MDG's) SR (46 % Pencapaian MDG's) SR (58 % Pencapaian MDG's) SR (58 % Pencapaian MDG's) SR (58 % Pencapaian MDG's) SR (58 % Pencapaian MDG's) SR (76 % Pencapaian MDG's) 143 Unit 43 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 120 Unit 666 Unit 3.14 Jumlah KK yang terlayani melalui penyediaan sistem jaringan dan pengelolaan air limbah (KK) kws 3 kws 3 kws 3 kws 12 Kws 3.15 Prosentase terbangunnya Prasarana dan Sarana 14 Unit Gedung Perkantoran (13 Kantor dalam 1 kawasan) Unit 4 Unit 4 Unit 2 Unit - Bangunan Perkantoran 3.16 Prosentase terbangunnya Prasarana dan Sarana Gedung Rumah Sakit Provinsi Paket 1 Paket 1 Paket % Fisik 3.17 Jumlah kawasan yang ditingkatkan PSD infrasruktur permukiman di kawasan perkotaan/ Perdesaan dan stimulasi infrastruktur perdesaan, desa potensial dan kawasan agropolitan (Km) - 6 Km 20 Km 17 Km 17 Km 17 Km 17 Km 93 Km 3.18 Jumlah Kawasan yang dibangun Sarana dan Prasarana 6 Kws (254 1 Kws (51 Bh) 1 Kws (53 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) 1 Kws (50 Bh) fasilitas layanan umum Bh) Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 5

404 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Perumahan 4.1 Pengendalian banjir pada kawasan permukiman dan pertanian (ha) 5 Penataan Ruang 5.1 Tersedianya sarana dan prasarana pada kawasan strategis dan cepat tumbuh 6 Perencanaan Pembangunan 6.1 Tersedianya dokumen perencanaan RPJMD yang telah diperdakan 6.2 Tersedianya dokumen perencanaan RPKD yang telah ditetapkan dengan Pergub 6.3 Tersedianya dokumen perencanaan Renstra yang telah ditetapkan dengan SK Kepala Daerah 6.4 Terwujudnya sistem perencanaan yang didukung oleh dolumen perencanaan yang terintegrasi (RPJPD, RPJMD, Renstra, RKPD, Renja) Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD - 10 Ha 340 ha 361 Ha 323 ha 300 ha 300 ha 300 ha - 4 Dok 4 unit, 3 Dok 6 unit 5 unit 3 Unit - Bangunan Rumah Sakit 100 % dan Kompleks perkantoran 100% 1 Dok 1 Dok Dok 5 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 1 Dok 5 Dok - 32 Dok Dok - 30% 50% 75% 100% 100% 100% Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 6

405 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Perhubungan 7.1 Meningkatnya layanan angkutan transportasi 3 lintasan 3 lintasan 2 terminal 4 terminal 6 terminal 1 unit angkutan angkutan memenuhi memenuhi memenuhi kriteria (Pengadaan perintis (Gtlo- perintis (Gtlo- kriteria tipe B kriteria tipe B tipe B bus), 1 unit Bondawuna, Bondawuna, subsidi layanan Gtlo-Bubaa, Gtlo-Bubaa, angkutan Gtlo-Pangea) Gtlo-Pangea) pemadu moda 2 unit (subsidi) layanan angkutan pemadu moda 3 lintasan perintis (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo-Pangea) 1 unit prototipe bentor yg sesuai standar keselamatan transportasi 2 unit (subsidi) layanan angkutan pemadu moda 1 unit (Pengadaan bus), 1 unit subsidi layanan angkutan pemadu moda 4 lintasan 4 lintasan perintis perintis (Gtlo- (Gtlo-Bondawuna, Bondawuna, Gtlo-Gtlo-Bubaa, Gtlo- Bubaa, Gtlo- Pangea, Term Pangea, Term Isimu- Isimu- Mulyonegoro- Mulyonegoro- Satria) Satria) 5 lintasan perintis (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo-Pangea, Term Isimu- Mulyonegoro- Satria, Gtlo- Tapa- Dulamayo) 5 lintasan perintis (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo-Pangea, Term Isimu- Mulyonegoro- Satria, Gtlo- Tapa- Dulamayo) Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 6 terminal memenuhi kriteria tipe B 2 unit layanan angkutan pemadu moda 5 lintasan (Gtlo- Bondawuna, Gtlo-Bubaa, Gtlo-Pangea, Term Isimu- Mulyonegoro- Satria, Gtlo- Tapa- Dulamayo) 1 unit prototipe bentor yg sesuai standar keselamatan transportasi 7.2 Peningkatan produktivitas bongkar muat di pelabuhan se-provinsi Gorontalo 2500 ton/hr 2500 ton/hr 2600 ton/hr 2700 ton/hr 2800 ton/hr 2900 ton/hr 3000 ton/hr 3000 ton/hr Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 7

406 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Lingkungan Hidup 8.1 Meningkatnya tingkat ketaatan pemrakarsa terhadap pelaksanaan dokumen lingkungan (352 perusahaan) 106 usaha /kegiatan 18 usaha /kegiatan 18 usaha/ kegiatan 20 usaha/ kegiatan 22 usaha /kegiatan 24 usaha /kegiatan 26 usaha /kegiatan Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 128 usaha /kegiatan 8.2 Meningkatnya indeks kualitas lingkungan Pertanahan Jumlah lahan bersertifikat milik Pemprov 62 Bidang 6 Bidang 0 10 Bidang 12 Bidang 16 Bidang 18 Bidang 124 Bidang 10 Kependudukan dan Pencatatan Sipil 10.1 Jumlah blanko Kartu Keluarga untuk 6 Kab/Kota Lembar Lembar blanko Kartu Keluarga blanko Kartu Keluarga 10.2 Jumlah blanko Akta Kelahiran untuk 6 Kab/Kota lembar blanko akta kelahiran lembar blanko akta kelahiran 10.3 Ketersediaan database kependudukan skala provinsi Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 11 Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 11.1 Menekan tindak kekerasan terhadap Perempuan dan 10 Kasus 17 Kasus 17 Kasus anak 25 Kasus 35 Kasus 30 Kasus 10 Kasus 10 Kasus 11.2 Kasus-kasus tindak kekerasan terhadap perempuan dan 60 Kasus 152 Kasus 127 anak tertangani dengan baik 92 Kasus 52 Kasus 27 Kasus 17 Kasus 17 Kasus 11.4 Implementasi Perencanaan Penganggaran yang responsip Gender - 10% 25% 50% 75% 100% 100% 100% 11.6 Partisipasi angkatan kerja perempuan 30.02% 36.50% 39.02% 40.97% 41.20% 42.11% 43.00% 43% Sosial Meningkatnya jumlah layanan atas perlindungan dan 81 KK 39 KK 60 KK 80 KK 100 KK 120 KK 130 KK 529 KK jaminan kesejahteraan masyarakat 12.2 Meningkatnya cakupan layanan pemberdayaan terhadap 60 KK 100 KK 120 KK 140 KK 160 KK 180 KK 200 KK 900 KK masyarakat miskin dan KAT 12.3 Meningkatnya layanan rehabilitasi terhadap penyandang diabilitas, tuna sosial, lanjut usia, anak bermasalah sosial, korban penyalahgunaan napza & LKS 105 org 165 org 135 org 210 org 285 org 370 org 480 org 1750 org 12.4 Meningkatnya cakupan layanan dan pembinaan terhadap pilar-pilar kesejahteraan sosial 0 10 lembaga/ 64 org 10 lembaga/ 64 org 15 lembaga/ 64 org 20 lembaga/ 64 org 20 lembaga/ 64 org 22 lembaga/ 70 org 97 lembaga/ 70 org Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 8

407 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Ketenagakerjaan Jumlah perusahaan yang menerapkan Norma Kerja dan Norma K3 Perusahaan Perusahaan Perusahaan 300 Perusahaan 300 Perusahaan Perusahaan Perusahaan Perusahaan 13.2 JumlahTenaga Kerja yang Dilatih 670 Orang 200 Orang 160 Orang 400 Orang 500 Orang 560 Orang 600 Orang 2420 Orang 13.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 63.90% 63.08% 64.35% 65.10% 65.40% 65.75% 66.10% 66.25% 14 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 14.1 Jumlah Koperasi (unit) 986 Koperasi koperasi koperasi koperasi koperasi koperasi koperasi koperasi 14.2 Jumlah Koperasi Berkualitas (unit) 15 Koperasi 15 Koperasi 15 koperasi 15 koperasi 20 koperasi 20 koperasi 30 koperasi 115 koperasi 14.3 Jumlah UMKM (unit) UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM UMKM 14.4 Jumlah Wirausaha Baru (WUB) yg difasilitasi modal usaha (UMKM) 300 UMKM 330 UMKM 330 UMKM 650 UMKM 750 UMKM UMKM UMKM UMKM Penanaman Modal Jumlah investor berskala nasional PMA dan PMDN 7 PMA/PMDN 9 PMA/PMDN 11 PMA/PMDN 13 PMA/PMDN 15 PMA/PMDN 17 PMA/PMDN 19 PMA/PMDN 19 PMA/PMDN 15.2 Jumlah nilai investasi berskala nasional PMDN dan PMA 1,145 Trilyun 1,667 Trilyun 2,083 Trilyun 2,604 Trilyun 3,255 Trilyun 4,069 Trilyun 5,087 Trilyun 5,087 Trilyun (Rp.) 15.3 Rasio daya serap tenaga kerja 5,785 7,714 9,642 12,053 15,066 18,833 23,541 23, Kebudayaan Penyelenggaraan festival seni dan budaya Jumlah Pagelaran Budaya 5 Pagelaran Kepemudaan dan Olahraga Jumlah organisasi pemuda Jumlah organisasi olahraga Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 18.1 Terlaksananya penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka peningkatan kesadaran dan partisipasi politik baik PILEG, PILPRES maupun PILKADA Orang Orang Org Org Orang Orang Orang Orang 18.2 Terlaksananya penguatan kerukunan umat beragama masyarakat melalui Forum Kerukunan Umat Beragama 75 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 100 Orang 675 Orang 18.3 Terlaksananya LSM/Ormas yang mendapat penguatan dan pendataan LSM/Ormas 100 LSM/Ormas 75 LSM/Ormas 75 LSM/Ormas & 1 Database 75 LSM/Ormas & 1 Database 75 LSM/Ormas & 1 Database 75 LSM/Ormas & 1 Database 75 LSM/Ormas & 1 Database 450 LSM/Ormas & 1 Data Base Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 9

408 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Daerah. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD 19.1 Terjadinya peningkatan kualitas pembangunan di Provinsi Gorontalo berbasis penelitian 39 kajian 5 kajian 4 kajian 5 kajian 6 kajian 7 kajian 8 kajian 35 kajian 19.2 Tersusunnya produk hukum daerah PERDA 37 Perda 10 Perda 10 Perda 10 Perda 10 Perda 50 Perda 10 Perda 10 PERGUB / SK Pergub / SK Pergub / SK Pergub / SK Pergub / SK Pergub / SK Pergub / SK 300 Pergub / SK Unit Pelayanan Publik (UPP) SKPD yang telah menerapkan SOP,CPP/CBAN 0 4 UUP Prov 4 UUP Prov 4 UUP Prov 4 UUP Prov 4 UUP Prov 4 UUP Prov 24 UUP Prov 19.4 Peningkatan Indeks Kepuasan Pelayanan Kepegawaian (IKPK) > Jumlah/Rasio PNS Profesional tiap SKPD 50% 55% 55% 70% 80% 90% 100% 100% 19.6 Persentase PNS yang menempati Jabatan sesuai Standar Kompetensi Jabatan 50% 55% 55% 70% 80% 90% 100% 100% 19.7 Lembaga diklat yang terakreditas Belum terakreditasi Belum terakreditasi Akreditas: Akreditas: Akreditas: Akreditas: Akreditas: Akreditas: (Ket: Sebelumya ada tapi sudah dicabut) - Prajabtan B - Prajabtan B - Prajabtan A - Prajabtan A - Prajabtan A - Prajabtan A - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim IV - Diklatpim C C B B A IV A - Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim III - Diklatpim - Diklatpim C C B B III B III B 19.8 Opini Pengelolaan Keuangan Pemerintah Daerah WDP WDP WDP WTP WTP WTP WTP WTP 20 Ketahanan Pangan 21.1 Meningkatnya skor pola Pangan harapan (PPH) Ketersediaan 21.2 Meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH) konsumsi Meningkatnya Ketersediaan informasi pasokan dan 73.78% 73.78% 73.78% 80.7% 87% 94% 100% % harga pangan didaerah Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Rumah Layak Huni (Mahyani) Unit 525 Unit 1000 Unit 1000 Unit 1000 Unit 1000 Unit 1000 Unit Unit 21.2 Terwujudnya Desa Maju dan Mandiri 729 Desa/ Kel 3 desa dan 3 kelurahan 3 desa dan 3 kelurahan 3 desa dan 3 kelurahan 3 desa dan 3 kelurahan 3 desa dan 3 kelurahan 3 desa dan 3 kelurahan 18 desa dan 18 kelurahan Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 10

409 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Statistik 22.1 Buku Gorontalo Dalam Angka Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada 23 Kearsipan 23.1 Peningkatan SDM & pengelola kearsipan (orang) Komunikasi dan Informatika 24.1 Jumlah nilai rata-rata penerapan e-government Provinsi 3.75 (sangat 3.75 (sangat 2.55 (kurang) 2.55 (kurang) 2.75 (baik) 3.00 (baik) 3.25 (baik) 3.50 (baik) (referensi PeGI) baik) baik) 24.2 JumlahSDM SDM Aparatur Pemerintah Provinsi dan masyarakat dalam penerapan aplikasi Teknologi 64 orang 64 orang 260 orang 320 orang 380 orang 440 orang 500 orang 1964 orang Informasi 24.3 Jumlah nilai rata-rata kepuasan publik dalam mengakses informasi kepemerintahan (referensi index >2 (rendah) >2 (rendah) >2.5 (cukup) >3 (cukup) >3.25 (cukup) >3.25 (cukup) >3.5 (tinggi) >3.75 (tinggi) kesiapan kompetisi) 25 Perpustakaan 25.1 Jumlah pengunjung perpustakaan per tahun 3,585 org 3,152 Org 4,000 Org 5,000 Org 6,000 Org 7,000 Org 8,000 Org 33,152 Org 25.2 Meningkatnya Jumlah Buku dan Judul Bacaan 3,125 5, , , Ketersediaan jenis buku dan judul terbitan daerah Jumlah Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan Pelayanan Urusan Pilihan Pertanian Peningkatan produksi padi 3% per tahun (ton) 273, , , , , , , ,620 Peningkatan produktivitas padi sebesar 4,72 % per tahun (ku/ha) Peningkatan Produksi Jagung sebesar 9,29% per tahun 605, , , , , ,436 1,013,914 (ton) 1,013,914 Peningkatan Produktivitas Jagung Sebesar 2,66% per tahun (ku/ha) Meningkatnya Produksi Kedelai sebesar 3 % per tahun (ton) ,337 2,407 2,454 2,502 2,550 2,550 Meningkatnya Produktivitas Kedelai (ku/ha) 12, Komoditi Hortikultura : Peningkatan Produksi Sayuran 3 % per Tahun (Ton) 16,223 16,551 17,048 17,559 18,086 18,629 19,188 19, Peningkatan Produksi Tanaman Hias (Kg,Tgk,Phn) 16,810 16,852 16,978 17,148 17,319 17,492 17,667 17, Peningkatan Produksi Buah - buahan 2 % per Tahun (Ton) 12,494 12,952 13,211 13,475 13,744 14,019 14,300 14, Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 11

410 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Peningkatan Produksi Tanaman Obat (Biofarmaka) 1 % per Tahun (Kg) 163, , , , , , , , Perluasan Areal Tebu (Ha) 1,764 1,764 1,764 1,864 1,864 1,940 2, Ha 1.5 Produksi Tebu (Ton) 29,926 30,195 30,467 30,741 31,018 31,297 31, Ton 1.6 Perluasan Areal Cengkih (Ha) 8,880 8,880 9,150 9,550 10,153 10,637 11, Ha 1.7 Produksi Cengkih (Ton) ton 1.8 perluasan Areal Kelapa Dalam (Ha) 65,664 65,664 66,506 66,806 67,156 67,487 67, Ha 1.9 Produksi Kelapa Dalam (Ton) 62,338 62,369 62,400 62,432 62,463 62,494 62, Ton 1.10 Perluasan Areal Kakao (Ha) 12,928 12,928 13,823 14,123 14,631 15,114 15, Ha 1.11 Produksi Kakao (Ton) 3,884 3,923 3,962 4,002 4,042 4,082 4, Ton 1.12 Peningkatan Populasi Ternak Sapi (Ekor) 183, , , , , , , Peningkatan Populasi Kambing (Ekor) 83,570 86,077 88,659 91,319 94,059 96,881 99,787 99, Peningkatan Populasi Ayam Buras (Ekor) 964,004 1,104,859 1,270,588 1,461,176 1,680,353 1,932,405 2,222,266 2,222, Peningkatan Produksi Daging Sapi (Kg) 3,984,995 4,064,695 4,145,989 4,228,909 4,313,487 4,399,756 4,487,752 4,487, Peningkatan Produksi Daging Kambing (Kg) 173, , , , , , , , Peningkatan Produksi Daging Ayam Buras (Kg) 1,416,594 1,657,415 1,939,176 2,268,835 2,654,537 3,105,809 3,633,796 3,633, Jumlah Konsumsi Daging (kg/kapita/th) Pengendalian dan pengobatan Gangguan Reproduksi (ekor) 2,400 2,400 4,800 7,200 9,600 12,000 14, Ekor 1.20 Pengendalian (AI) Avian Influenza (ekor) 1,351,000 1,351, , , ,600 1,080,800 1,351, ekor 1.21 Pengendalian dan Pengobatan Penyakit Hewan Strategis (ekor) 18,218 18,218 14,574 11,660 9,328 7,462 5, Ekor 1.22 Pemeriksaan Serum, Feses dan SWAB di Laboratorium Keswan (Sampel) ,856 2,784 3,712 4,640 5, Sampel 1.23 Peningkatan Fasilitas Kios Daging (Kios) Kios 1.24 Pemeriksaan Produk Hasil Pangan ASUH (PMSR-CM) di Laboratorium Kesmavet (sampel) , Sampel 1.25 Pengembangan kelompok ternak sapi (kelompok) 3,250 3,348 3,448 3,551 3,658 3,768 3, kelompok 1.26 Pengembangan kelompok ternak kambing (kelompok) Kelompok 1.27 Pengembangan kelompok ternak ayam buras (kelompok) Kelompok Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 12

411 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Kehutanan 2.1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis (Ha) 76,650 14,700 15,000 15,350 15,750 16,200 16,700 78, Kerusakan Kawasan Hutan (Ha) 257, , , , , , , , Produksi hasil hutan a. Kayu Bulat (m3) 5, ,235 56,000 57,000 58,000 59,000 60, ,235 b. Kayu Gergajian (m3) 2, , , , , , , , c. Non Kayu (ton) 3,786 6,200 6,200 6,200 6,200 6,200 6,200 6,200 3 Energi dan Sumber Daya Mineral 3.1 Rasio Lokasi Pertambangan Tanpa Izin yang dibina 12.73% 16.74% 20.76% 27.46% 34.16% 40.86% 47.56% 47.56% 4 Pariwisata 4.1 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di 8 obyek wisata unggulan (org) 91,665 92,000 95, , , , , , Meningkatnya lama tinggal 3 hari 3 hari 3 hari 4 hari 4 hari 4 hari 5 hari 5 hari 5 Kelautan dan Perikanan 5.1 Produksi perikanan Tangkap (ton) 76,369 85,815 90,964 97, , , , , Produksi Perikanan Budidaya (ton) 129, , , , , , , ,139 - Produksi Ikan Budidaya (Ton) 15,631 26,668 28,801 31,250 34,062 37,298 41,028 41,028 - Produksi rumput laut (Ton) 114, , , , , , , ,111 Total Produksi (Tangkap + Budidaya) (Ton) 206, , , , , , , , Produksi Perikanan Kelompok Nelayan/ pembudidaya (Ton) 55,303 75,700 82,133 89,935 99, , , , Konsumsi ikan (kg/kap/thn) Cakupan bina kelompok Perikanan (kelompok) Pendapatan Nelayan (Rp/bln) 1,776,914 1,945,558 2,074,539 2,234,901 2,413,693 2,648,545 2,910,225 2,910, Pendapatan pembudidaya (Rp/bln) 1,533,200 1,662,465 1,773,855 1,910,442 2,076,650 2,278,085 2,500,000 2,500, Pendapatan pengolah dan pemasar perikanan (Rp./Bln) 2,200,000 2,500,000 2,700,000 2,916,000 3,149,280 3,401,204 3,673,300 3,673, Desa Nelayan/PEsisir yang Menjadi Desa Tangguh /PDNT (Desa Nelayan/Pesisir) Perdagangan Jumlah sarana distribusi barang/jasa yang dibangun 3 Pasar Tradisional 1 pasar tradisional 3 pasar tradisional 4 pasar tradisional 4 pasar tradisional 4 pasar tradisional 4 pasar tradisional 23 pasar Tradisional 6.2 Jumlah perdagangan antar pulau (ton) ton ton ton ton ton ton ton ton 6.3 Perkembangan ekspor ton ton ton ton ton ton ton ton Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 13

412 No. Aspek/Fokus/Bidang Urusan/ Indikator Kinerja Pembangunan Daerah Kondisi Tahun Terakhir RPJMD Kondisi Kinerja pada awal Target Capaian Setiap Tahun periode RPJMD Target Kondisi Kinerja pada akhir periode RPJMD Perindustrian 7.1 Jumlah IKM (unit) IKM IKM IKM IKM IKM IKM IKM IKM 7.2 Jumlah Sentra IKM (unit) 272 sentra 272 sentra 280 sentra 289 sentra 297 sentra 312 sentra 321 sentra 321 sentra 7.3 Berkembangnya kluster industri 0 kluster 0 kluster 1 kluster 1 kluster 2 kluster 2 kluster 2 kluster 2 kluster 8 Ketransmigrasian 8.1 Jumlah Permukiman Trnasmigrasi yang Mandiri 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 1 Kimtras 6 Kimtras ASPEK DAYA SAING DAERAH Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah 1. Pertanian 1.1 Meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) - Subsektor Tanaman Pangan Subsektor Hortikultura Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya (NTN-P) Nilai Tukar Petani Kebun Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastuktur 1 Penataan Ruang 1.1 Persentase implementasi arahan RTRW yang telah dilaksanakan 0% 0% 30% 45% 60% 75% 100% 100% 2 Lingkungan Hidup 2.1 cakupan layanan Air bersih dan sanitasi 45 % air bersih dan % / 53 % 52 %/ 57 % 57% / 61 % 62 %/ 65% 67% / 69 % 72 % /73 % 72 % /73 % % Sanitasi 3 Komunikasi dan Informatika 3.1 Ratio Elektrifikasi 70,37% 72,12% 74,75% 75,75% 76,75% 77,75% 78,75% 78,75% 3.2 Persentase kuantitas dan kualitas layanan akses internet pada Pemerintah Provinsi 40% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 90% 3.3 Jumlah nilai rata-rata pemetaaan e-government Provinsi (referensi PeGI) Fokus Iklim Berinvestasi 1. Otonomi Daerah. Pemerintahan Umum. Administrasi Keuangan Daerah. Perangkat Daerah. Kepegawaian dan Persandian 1.1 Jumlah dan macam pajak dan retribusi daerah Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun Bab IX - 14

413 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Tahun merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo Tahun , RPJMD adalah penjabaran dari RPJPD yang memuat Visi, Misi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih. A. Pedoman Transisi Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan rencana pembangunan Provinsi Gorontalo Tahun 2017 yaitu Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2017 sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Tahun 2017 serta mengingat waktu bagi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih hasil Pemilukada Tahun 2016 untuk menyusun RPJMD Tahun serta RKPD Provinsi Gorontalo Tahun 2017, maka RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun dapat menjadi dasar dalam penyelenggaran pembangunan khususnya pada program-program pembangunan yang relatif strategis dan membawa kesejahteraan serta kemaslahatan masyarakat sampai dengan tersusunnya kembali RPJMD untuk periode berikutnya. B. Kaidah Pelaksanaan Perubahan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Agenda Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih yang akan menjadi pedoman bagi SKPD dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD, RKPD Tahunan dan perencanaan penganggaran. RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun selanjutnya menjadi acuan pedoman bagi penyusunan RKPD Provinsi Gorontalo untuk 5 (lima) tahun kedepan. Sehubungan dengan hal tersebut, ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1. SKPD lingkup Provinsi Gorontalo dan masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD Tahun dengan sebaik-baiknya; 2. Gubernur dan Wakil Gubernur dalam menjalankan tugas Penyelenggaran Pemerintahan Daerah berkewajiban untuk mengarahkan pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun dengan mengerahkan semua potensi dan kekuatan daerah; 3. SKPD Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk menyusun Rencana Strategis yang memuat visi, misi, tujuan dan sasaran, strategis dan kebijakan, rencana program dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang disusun dengan berpedoman pada RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun yang BAB X - 1

414 nantinya menjadi pedoman dalam menyusun Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja-SKPD) Provinsi Gorontalo serta menjamin konsistensinya; 4. Dalam penyusunan KUA-PPAS berpedoman pada RKPD sebagai landasan penyusunan RAPBD setiap tahun anggaran. 5. Dalam rangka meningkatkan efektifitas pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun , Bappeda Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk melakukan pemantauan, fasilitasi dan mediasi terhadap penjabaran RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun kedalam Renstra-SKPD Provinsi; 6. Dalam rangka meningkatkan efektivitas pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo tahun perlu dilaksanakan evaluasi yang dimulai pada tahun ke-2 (dua) sampai tahun ke-5 (lima) penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan, dalam rangka menganalisa terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD ini. Untuk melihat konsistensi pelaksanaan perencanaan dalam dokumen RPJMD ini, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada, maka Bappeda Provinsi Gorontalo berkewajiban untuk melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan perencanaan dimaksud. 7. Dalam pelaksaaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun perlu mengacu kepada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo agar terwujud keselarasan dan kesinambungan pembangunan daerah; Acuan dan arahan bagi penentu kebijakan program dan pembangunan serta dalam pengambilan keputusan bagi penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun sangat tergantung dari komitmen bersama antara pemerintah, dan stakeholders dan seluruh lapisan masyarakat Provinsi Gorontalo. Untuk itu RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun dapat dijadikan pedoman dan arahan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan dan penyelenggraan pemerintah di Provinsi Gorontalo serta terintegrasi dengan arah pembangunan nasional selama kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. BAB X - 2

415 BAB XI PENUTUP Perubahan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Gorontalo Tahun ini pada dasarnya menjabarkan suatu perencanaan strategis yang erat kaitannya dengan proses menetapkan ke mana Provinsi Gorontalo akan diarahkan perkembangannya, dan apa yang hendak dicapai dalam lima tahun mendatang ( ); bagaimana mencapainya; dan langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan agar tujuan tercapai sesuai visi, misi, dan program kepala daerah terpilih. Periodesasi RPJMD Provinsi Gorontalo ini disesuaikan masa jabatan kepala daerah terpilih, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun ini disusun dengan mempertimbangkan hasil kajian dan konsepsi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Gorontalo Tahun , dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2010 serta mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan sebagaimana dimuat dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Gorontalo. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Gorontalo Tahun ini menjadi landasan dan rujukan dalam penyusunan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra-SKPD) Provinsi Gorontalo, sekaligus merupakan pedoman bagi penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota se-provinsi Gorontalo. Selanjutnya RPJMD Provinsi Gorontalo Tahun ini akan dijabarkan ke dalam rencana pembangunan tahunan daerah, yakni Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Gorontalo, yang merupakan dokumen perencanaan daerah Provinsi Gorontalo untuk periode satu tahun. GUBERNUR GORONTALO RUSLI HABIBIE BAB XI - 1

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI GORONTALO BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan dokumen perencanaan daerah untuk periode lima tahun. RPJMD merupakan Penjabaran dari visi, misi dan program

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang disingkat RPJMD sebagaimana amanat Pasal 264 ayat (1) Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi 70 V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi Sulawesi Tenggara, secara geografis terletak dibagian selatan garis katulistiwa

Lebih terperinci

Profil Tata Ruang. Provinsi Gorontalo

Profil Tata Ruang. Provinsi Gorontalo Profil Tata Ruang Provinsi Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Profil Tata Ruang Provinsi Direktorat Tata Ruang dan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN Peletakan sendi-sendi dasar pembangunan Sulawesi Tenggara periode 2008 2013, telah memperlihatkan kerangka pembangunan yang jelas, terarah dan sistematis dalam menyongsong

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH KONDISI GEOGRAFIS Kota Batam secara geografis mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu terletak di jalur pelayaran dunia internasional. Kota Batam berdasarkan Perda Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG

BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG LAMPIRAN NOMOR TANGGAL TENTANG : : : : PERATURAN DAERAH 4 TAHUN 2012 20 April 2012 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN TAHUN 2011-2016 BAB I PENDAHULUAN Perencanaan adalah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 15 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN Lokasi Kabupaten Lebak secara geografis terletak antara 6º18'-7º00' Lintang Selatan dan 105º25'-106º30' Bujur Timur, dengan luas wilayah 304.472 Ha atau 3.044,72 km².

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. DR.Ir. SUDIRMAN HABIBIE, M.Sc

KATA PENGANTAR. DR.Ir. SUDIRMAN HABIBIE, M.Sc KATA PENGANTAR Pembangunan di Provinsi Gorontalo terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Terbukti dengan berbagai capaian yang dihasilkan dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan tugas

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain:

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa pokok utama yang telah dicapai dengan penyusunan dokumen ini antara lain: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan perdesaan sebagai basis utama dan bagian terbesar dalam wilayah Kabupaten Lebak, sangat membutuhkan percepatan pembangunan secara bertahap, proporsional dan

Lebih terperinci

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB - I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB - I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1

BAB I PENDAHULUAN. Hal. I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah yang berkelanjutan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan dalam mendukung pencapaian target kinerja pembangunan daerah. Untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi Kesampaian Daerah Daerah penelitian secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kampung Seibanbam II, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu, Propinsi Kalimantan Selatan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM 9 BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Kegiatan penelitian dilakukan di salah satu tambang batubara Samarinda Kalimantan Timur, yang luas Izin Usaha Pertambangan (IUP) sebesar 24.224.776,7

Lebih terperinci

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD

MAJU, MANDIRI, ADIL DAN SEJAHTERA. RPJMD Pendahuluan 1. 1 LATAR BELAKANG Rencana Jangka Menengah Daerah () Provinsi Jambi 2010-2015 merupakan penjabaran visi, misi dan program Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi terpilih berdasarkan Pemilihan Kepala

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Mengingat bahwa hakekat Pembangunan Nasional meliputi pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, maka fungsi pembangunan daerah adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2013-2018 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan

Lebih terperinci

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab.

Lokasi Sumber Dana Instansi Pelaksana. APBD Prov. APBD Kab. LAMPIRAN IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOALEMO NOMOR : 3 TAHUN 2012 TANGGAL : 11 SEPTEMBER 2012 TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BOALEMO TAHUN 2011-2031 I. RENCANA STRUKTUR RUANG No Rencana

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025 adalah dokumen perencanaan yang substansinya memuat visi, misi, dan arah pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2015

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR : TANGGAL : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Jawa

Lebih terperinci

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT INVENTARISASI DAN EVALUASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT DAN SUMBAWA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Oleh : A. Sanusi Halim, Iwan A. Harahap dan Sukmawan SubDit Mineral Non Logam S A R I Daerah penyelidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dasar Hukum. Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG BAB 1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum BAB 1 Penyusunan Hubungan Antar Dokumen Sistematika Penulisan Maksud dan Tujuan 1.1. LATAR BELAKANG Dalam Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 45 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Lokasi Administrasi Secara geografis, Kabupaten Garut meliputi luasan 306.519 ha yang terletak diantara 6 57 34-7 44 57 Lintang Selatan dan 107 24 3-108 24 34 Bujur Timur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Secara geografis, kabupaten Ngada terletak di antara 120 48 36 BT - 121 11 7 BT dan 8 20 32 LS - 8 57 25 LS. Dengan batas wilayah Utara adalah Laut Flores,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Bengkulu BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan nasional adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang

Lebih terperinci

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Buru Selatan Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program dan Kegiatan dalam dokumen Memorandum Program Sanitasi ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN R encana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD memuat visi, misi, dan program pembangunan dari Bupati

Lebih terperinci

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB 2 Tatanan Geologi Regional BAB 2 Tatanan Geologi Regional 2.1 Geologi Umum Jawa Barat 2.1.1 Fisiografi ZONA PUNGGUNGAN DEPRESI TENGAH Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949). Daerah Jawa Barat secara fisiografis

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIJUNJUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR : TAHUN 2012 TANGGAL : 2012 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Analisis Potensi Dan Pemanfaatan Lahan APL dan HGU. Dalam Pengembangan Investasi. Di Provinsi Gorontalo. Oleh:

Analisis Potensi Dan Pemanfaatan Lahan APL dan HGU. Dalam Pengembangan Investasi. Di Provinsi Gorontalo. Oleh: LAPORAN AKHIR PENELITIAN MANDIRI Analisis Potensi Dan Pemanfaatan Lahan APL dan HGU Dalam Pengembangan Investasi Di Provinsi Gorontalo Oleh: Dr. Faachrudin Zain Olilingo,SE.,MSi NIDN 0028105805 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan suatu kejadian dan fenomena baik alam non alam dan sosial yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan kehidupan

Lebih terperinci

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI W I L A Y A H KONDISI W I L A Y A H A. Letak Geografis Barito Utara adalah salah satu Kabupaten di Propinsi Kalimantan Tengah, berada di pedalaman Kalimantan dan terletak di daerah khatulistiwa yaitu pada posisi 4 o

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Bab I Pendahuluan 1.1. LatarBelakang Pembangunan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang berkesinambungan antara berbagai dimensi, baik dimensi sosial, ekonomi, maupun lingkungan yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi SKPD Visi SKPD adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang ingin dicapai SKPD melalui penyelenggaraan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan kawasan hutan di Jawa Timur, sampai dengan saat ini masih belum dapat mencapai ketentuan minimal luas kawasan sebagaimana amanat Undang-Undang nomor 41

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten Tolitoli merupakan suatu tahapan antara, yaitu setelah penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Tolitoli (SSK)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat dan peningkatan sektor pertanian yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah berupaya melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintahan daerah provinsi, daerah

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mempunyai posisi strategis, yaitu berada di jalur perekonomian utama Semarang-Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2015 ini merupakan penjabaran dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih,

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Kondisi Umum Pegunungan Menoreh Kulonprogo 3.1.1. Tinjauan Kondisi Geografis dan Geologi Pegunungan Menoreh Pegunungan Menoreh yang terdapat pada Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci