ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ANEKA TAMBANG TBK UBPP LM JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ANEKA TAMBANG TBK UBPP LM JAKARTA"

Transkripsi

1 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ANEKA TAMBANG TBK UBPP LM JAKARTA Oleh SYLVIA MULYAWATI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

2 ABSTRAK Sylvia Mulyawati. H Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk UBPP Logam Mulia Jakarta. Di bawah bimbingan Muhammad Syamsun. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Pemberlakuan program pemeliharaan karyawan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya dan mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Munculnya program-program pengelolaan dan pemeliharaan karyawan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja, loyalitas, produktivitas dan kepuasan karyawan serta memotivasi karyawan untuk berbuat lebih banyak kepada perusahaan sehingga tujuan perusahaan yang telah direncanakan lebih cepat dicapai. Salah satu perusahaan yang sudah menerapkan program ini adalah PT. Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (PT. Antam Tbk UBPP LM). PT. Antam Tbk UBPP LM adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam proses pengolahan emas dan pemasarannya, selama ini dikenal sebagai perusahaan pemurnian emas yang lebih banyak pada skala industri, tetapi sejak tahun 2000 yang lalu, mulai mengembangkan kegiatan perdagangan kearah bisnis eceran yang berorientasi pada produk-produk emas sebagai investasi yang menguntungkan melalui peningkatan kooperasi, kolaborasi dan partisipasi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Pada dasarnya, kepuasan pelanggan berkaitan dengan kepuasan karyawan, yaitu apabila karyawan merasa puas, maka kinerja dan produktivitasnya pun akan meningkat, sehingga produksi mengalami kenaikan dan kepuasan pelanggan terpenuhi atau bahkan meningkat. Seperti telah disebutkan sebelumnya, karyawan akan menghasilkan kinerja yang tinggi apabila merasa aman dan terpenuhi kebutuhannya dalam pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan teori Maslow, yaitu manusia membutuhkan rasa aman, maka diperlukan pengaturan tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan pekerja selama bekerja. Tujuan dari penelitian ini untuk (1) Mengkaji penerapan program K3 di PT. Antam Tbk Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia, (2) Mengkaji kepuasan karyawan terhadap penerapan program K3 di PT. Antam Tbk UBPP LM, dan (3) Menganalisis faktor dalam program K3 yang berpengaruh pada kepuasan karyawan di PT. Antam Tbk UBPP LM. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) dan Importance Performance Analysis (IPA). IKK digunakan untuk mengetahui seberapa puas karyawan terhadap adanya program K3 yang diterapkan oleh perusahaan. Sedangkan IPA membantu perusahaan dalam menentukan prioritas kepentingan faktor K3 yang dapat dijadikan acuan dalam menjaga atau meningkatkan kepuasan karyawan.

3 ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ANEKA TAMBANG TBK UBPP LM JAKARTA SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh SYLVIA MULYAWATI H DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Oleh Sylvia Mulyawati H Menyetujui, Mei 2008 Dr. Ir. M. Syamsun, M.sc Dosen Pembimbing I Mengetahui, Tanggal ujian : Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Ketua Departemen Tanggal lulus:

5 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 11 Maret 1986, sebagai putra ketiga dari tiga bersaudara, dari pasangan Tato Muhammad dan Tien Sumaryati. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Sekolah Dasar Swasta Amaliah Ciawi-Bogor, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Bogor, dan Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Bogor. Tahun 2004 Penulis lulus dari SMU Negeri 1 Bogor dan diterima masuk ke Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program Studi Manajemen. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti Himpunan Profesi Departemen Manajemen yaitu Centre Of Management (COM@) sebagai staf divisi Sumber Daya Manusia periode Selain itu, sebagai staf Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Pada tahun 2008 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir pendidikan yang berjudul : Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada PT. Aneka Tambang Tbk UBPP Logam Mulia Jakarta.

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidyat, serta pertolongan-nya, sehingga penyususnan skripsi ini dapat terselesaikan. Judul skripsi ini adalah Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Program K3 pada PT. Aneka Tambang Tbk UBPP Logam Mulia Jakarta. Penulis mengambil tema tersebut karena pentingnya rasa aman dan kepuasan bagi karyawan dalam melakukan pekerjaannya dalam rangka memenuhi tujuan perusahaan perlu diperhatikan, salah satunya yaitu dengan penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Skripsi ini merupakan syarat kelulusan sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Atas selesainya penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc selaku dosen pembimbing atas semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis, kesabaran, saran, kritik serta semua kebaikan yang tak ternilai. 2. Ibu Ratih Maria Dhewi, SP MM dan Bapak Abdul Kohar I, M. Sc yang telah bersedia meluangkan waktunya menjadi dosen penguji saya dan membantu menyempurnakan skripsi ini. 3. Seluruh Dosen, staf pengajar dan staf tata usaha Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan manajemen IPB. 4. Pak Budi dan seluruh staf PT. Aneka Tambang Tbk UBPP LM yang telah membantu penulis dan meluangkan waktunya untuk menyempurnakan skripsi ini. 5. Kedua Orangtua, Papap dan Mamam, Ir. H. Tato Muhammad dan H. Tien Sumaryati, atas semua perhatian, dukungan, do a dan tentu saja kasih sayang yang tak terbatas (I cant be like this without you). 6. Papa Yosep dan Mama Mara yang telah banyak membantu dan mendukung dalam segi moril maupun materil (makasih banyak Pa,Ma, I owe you MUCH)

7 7. Teh Vani, Te Ina, Dua jagoanku (Kaka Farhan&Ade Rafid), Teh Arti&baby (Farel), A Ryan, A Sendy, Rangga, Uwa Atit, Uwa Mumu, Uwa Titin, Teh Pipit, Teh Ida, A Sonson, A Arif, A Imam atas dukungan, kasih sayang dan do anya, juga untuk Alm. H. Sylvan Mulyawan Muhammad, Kakakku, di surga. You teach me Alot, Kang. Semoga ngkang bisa ngerasain senengnya ajenk juga dari sana. 8. Teman-teman seperjuangan tempat berbagi suka dan duka, My Mimi Notie Ayu Sucihati(you re the best!), My Pipiw Andree (Im nothing without your slide.hehe), Shiera&ichu (thx for weakup earlier in my sidang n seminar day), Citra&Hilman (semangat dan bantuannya), Ila (ga percuma kita menyebrangi jembatan-jembatan busway itu), Mitha (selalu ditakdirkan untuk sukses bersama), Nitnot (obat penghilang sakit pesimisku), Rahma, Anggie, Dina, Aicah, Gitri, Mia. Terimakasih atas dukungan dan do anya. Love You All! 9. Dicky Kusdian (for being shoulder to cry on dan atas semangat yang selalu diberikan), Kaka Sendy, Akew, Kepik, Adit, Dewi, Fika, Neno, Avis, Vioth, Aris, Dani, Ikhwan dan semua teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu atas sms dukungannya, menemani begadang dan do anya. 10. Dedeh &Firman, Eka, Riny, Gala, Oo, KW, Shidiq, Betet, dan semua teman-teman Manajemen 41, Manajemen 40, Manajemen 40½, dan Manajemen 39 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan, kebersamaan dan do anya. 11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan pahala dan kebaikan. Penulis mengharapkan, dengan disusunnya skripsi ini dapat mendatangkan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan skripsi ini. Bogor, Mei 2008 Penulis

8 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR TABEL ix DAFTAR GAMBAR x DAFTAR LAMPIRAN xi I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian II. TINJAUAN PUSTAKA Kecelakaan Pengertian Kecelakaan Faktor-faktor Kecelakaan Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja Pencegahan Kecelakaan Penyakit Kerja Umum Faktor-faktor Penyakit Kerja Pencegahan Penyakit Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengertian Umum Strategi Nasional Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja

9 2.4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pengertian Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Landasan Hukum Kepuasan Kerja Pengertian Kepuasan Kerja Faktor Kepuasan Kerja Teori-teori Kepuasan Kerja Pengukuran Kepuasan Kerja Penelitian Terdahulu III. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Uji Validitas Uji Reliabilitas Skala Likert Data Interval Analisis Deskriptif Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) Importance Performance Analysis IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan Struktur Organisasi Perusahaan Visi dan Misi Perusahaan Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Standar Internasional dan Data Statistik Kecelakaan

10 4.2. Analisis data Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Karakteristik Responden Jenis Kelamin Usia Jabatan dan Pekerjaan Lama Bekerja Pendidikan Persepsi Karyawan Terhadap Pelaksanaan Program K Pendidikan dan Pelatihan Publikasi dan Kontes K Kontrol Lingkungan Kerja Pengawasan dan Disiplin Peningkatan Kesadaran K Gambaran Umum Program K Indeks Kepuasan Karyawan Terhadap Program K Importance Performance Analysis Importance Performance Analysis dengan skala ordinal Importance Performance Analysis dengan skala interval KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

11 DAFTAR TABEL No. Halaman 1... Bobot nilai jawaban responden Perhitungan indeks karyawan Skala penilaian dalam Importance Performance Analysis Nilai skor rataan berdasarkan data ordinal Nilai skor rataan berdasarkan data interval Hasil rataan skor persepsi responden mengenai faktor K3 (data ordinal) Hasil rataan skor persepsi responden mengenai faktor K3 (data interval).37 8 Perhitungan indeks kepuasan karyawan (skala ordinal) Perhitungan indeks kepuasan karyawan (skala interval) Nilai rataan tingkat kepentingan dan program K3 (skala ordinal) Nilai rataan tingkat kepentingan dan program K3 (skala interval) Keterangan diagram kartesius ordinal Keterangan diagram kartesius interval... 51

12 DAFTAR GAMBAR No. Halaman 1... Kerangka pemikiran penelitian Presentase responden berdasarkan jenis kelamin Presentase responden berdasarkan usia Presentase responden berdasarkan jabatan dan pekerjaan Presentase responden berdasarkan lama bekerja di perusahaan Presentase responden berdasarkan pendidikan terakhir karyawan Diagram kartesius IPA dari atribut-atribut program K3 dengan skala ordinal Diagram kartesius IPA dari atribut-atribut program K3 dengan skala interval... 50

13 DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman 1... Struktur organisasi perusahaan Organisasi manajemen keselamatan pertambangan Data statistik kecelakaan di PT. Antam Tbk UBPP LM Kuesioner penelitian Hasil uji validitas Uji reliabilitas Hasil transformasi data dari ordinal ke interval (Kinerja program K3) Hasil transformasi data dari ordinal ke interval (Kepentingan)... 77

14 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam pengertian manusia-manusia yang handal dan memiliki potensi kerja serta keterampilan kerja, merupakan salah satu faktor penting dalam menggerakkan roda usaha suatu organisasi atau perusahaan. Sumber daya manusia dipandang sebagai kekayaan utama suatu perusahaan sehingga harus dipelihara dan dikelola dengan baik oleh perusahaan melalui peran manajemen sumber daya manusia. Sumber daya manusia sebagai aset suatu perusahaan tentu saja memiliki resiko dalam usahanya memajukan dan mencapai tujuan perusahaan. Bukan tidak mungkin sumber daya manusia yang dipekerjakan oleh suatu perusahaan mendapatkan musibah atau kecelakaan yang ringan maupun kecelakan serius. Oleh karenanya, faktor-faktor yang mendukung keefektifan, loyalitas, kinerja, kepuasan karyawan dan bertahannya sumberdaya manusia dalam sebuah perusahaan perlu diperhatikan. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Pemberlakuan program pemeliharaan karyawan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya dan mengurangi biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja. Munculnya program-program pengelolaan dan pemeliharaan karyawan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja, loyalitas, produktivitas dan kepuasan karyawan serta memotivasi karyawan untuk berbuat lebih banyak kepada perusahaan sehingga tujuan perusahaan yang telah direncanakan lebih cepat dicapai. Pemerintah juga telah mengesahkan Undang-Undang mengenai K3 dengan tujuan agar perusahaan dapat segera menerapkan program tersebut,

15 terutama bagi perusahan-perusahaan yang memiliki risiko tinggi dalam pencapaian tujuannya, seperti pabrik-pabrik, pertambangan dan kehutanan serta perusahaan-perusahaan sejenis yang biasanya langsung berhubungan dengan alam yang pada pelaksanaannya tidak dapat menghindar atas gejalagejala alam yang terjadi secara tiba-tiba Namun masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini bukan sepenuhnya tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak yang terkait. Pemerintah hanya sebagai pencetus dan pembuat keabsahan program K3. Berikut ini adalah aturan K3 berdasarkan Pasal 3 Ayat 1 UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja yang dibuat oleh pemerintah, meliputi : mencegah dan mengurangi kecelakaan; mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran; mencegah dan mengurangi bahaya peledakan; memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya; memberikan pertolongan pada kecelakaan; memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja; mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluaskan suhu, kelembaban, debu kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran. Selanjutnya, perusahaan lah yang menentukan penerapan program ini. Kondisi K3 dalam lingkungan kerja di Indonesia cukup memprihatinkan, hal ini terjadi karena minimnya kesadaran dan keengganan pihak perusahaan untuk menerapkan K3 dalam lingkungan kerjanya sehingga angka kecelakaan kerja yang mengakibatkan tenaga kerja mengalami cacat dan meninggal dunia cukup tinggi. Begitu juga dengan angka kesakitan tenaga kerja terbilang memprihatinkan. Dalam menerapkan K3 diperlukan kerja sama antara pemerintah, perusahaan dan pekerja. Sangat disayangkan, tidak semua perusahaan menyadari benar akan arti pentingnya K3 dan bagaimana mengimplementasikannya dalam lingkungan perusahaan. Padahal sudah ada pasal yang menjelaskan kewajiban pemberi kerja yaitu dituangkan dalam Pasal 35 ayat 3, pemberi kerja dalam memperkerjakan tenaga kerja wajib memberikan perlindungan yang mencakup kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan baik mental maupun

16 fisik tenaga kerja. Namun masih saja terdapat perusahaan yang belum menerapkan program K3 dan memahami pentingnya program ini. Salah satu perusahaan yang sudah menerapkan program ini adalah PT. Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (PT. Antam Tbk UBPP LM) yang mengacu pada Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1985 pasal 23 yang menyatakan bahwa pada setiap kegiatan usaha pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja serta sifat atau luasnya pekerjaan, Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang dapat mewajibkan pengusaha untuk membentuk unit organisasi yang menangani Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berada dibawah pengawasan Kepala Teknik Tambang. PT. Antam Tbk UBPP LM adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam proses pengolahan emas dan pemasarannya, selama ini dikenal sebagai perusahaan pemurnian emas yang lebih banyak pada skala industri, tetapi sejak tahun 2000 yang lalu, mulai mengembangkan kegiatan perdagangan kearah bisnis eceran yang berorientasi pada produk-produk emas sebagai investasi yang menguntungkan melalui peningkatan kooperasi, kolaborasi dan partisipasi yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Pada dasarnya, kepuasan pelanggan berkaitan dengan kepuasan karyawan, yaitu apabila karyawan merasa puas, maka kinerja dan produktivitasnya pun akan meningkat, sehingga produksi mengalami kenaikan dan kepuasan pelanggan terpenuhi atau bahkan meningkat. Seperti telah disebutkan sebelumnya, karyawan akan menghasilkan kinerja yang tinggi apabila merasa aman dan terpenuhi kebutuhannya dalam pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan teori Maslow, yaitu manusia membutuhkan rasa aman, maka diperlukan pengaturan tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan pekerja selama bekerja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) harus menjadi prioritas utama di semua perusahaan, terutama yang memiliki tingkat risiko tinggi, seperti PT. Antam Tbk UBPP LM ini, hal ini bertujuan untuk meminimalkan potensi kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

17 1.2. Rumusan Masalah Mengacu pada hal-hal yang telah dibahas di latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan program K3 di PT. Antam Tbk UBPP LM? 2. Bagaimana kepuasan karyawan terhadap program K3 yang diterapkan di PT. Antam Tbk UBPP LM? 3. Atribut apakah yang menjadi prioritas dalam program K3 terhadap kepuasan karyawan di PT. Antam Tbk UBPP LM? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengkaji penerapan program K3 di PT. Antam Tbk UBPP LM. 2. Mengkaji kepuasan karyawan terhadap penerapan program K3 di PT. Antam Tbk UBPP LM. 3. Menganalisis atribut yang menjadi prioritas dalam program K3 di PT. Antam Tbk UBPP LM Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan agar lebih mengetahui arti pentingnya penerapan program K3. 2. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan agar lebih meningkatkan lagi penerapan program K3 sehingga program ini dapat lebih efektif dan dapat meningkatkan kinerja karyawan. 3. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya yang mengambil tema mengenai K Ruang Lingkup Penelitian 1. Penelitian hanya berfokus pada program K3 di PT. Antam UBPP LM dan kepuasan karyawan terhadap program K3 tersebut. 2. Penelitian dilakukan kepada karyawan PT. Antam UBPP LM baik karyawan kantor maupun karyawan pabrik.

18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Pengertian Kecelakaan Menurut Suma mur (1981), kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan dan tidak direncanakan yang dapat menyebabkan luka, cidera, cacat ataupun kematian pada manusia dan menyebabkan kerusakan material atau lingkungan hidup ditempat kerja. Dengan demikian kecelakaan selalu diikuti oleh kerugian, baik kerugian langsung maupun kerugian tidak langsung. Sedangkan kecelakaan kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan oleh pekerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya, sehingga meliputi juga kecelakaankecelakaan karyawan yang terjadi pada saat perjalanan atau transpor ke dan dari tempat kerja. Menurut Sugeng (2005), kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses. Secara umum kecelakaan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1. Kecelakaan industri (industrial accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. 2. Kecelakaan dalam perjalanan (community accident yaitu kecelakaan yang terjadi diluar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja. Keadaan hampir celaka (near-accident) adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dimana dengan keadaan yang sedikit berbeda akan mengakibatkan bahaya terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap proses.

19 Faktor-faktor Kecelakaan Menurut Suardi (2005), faktor-faktor kecelakaan dikemukakan dalam teori Henrich. Teori Henrich dikenal dengan teori domino, yang menyebutkan faktor-faktor kecelakaan terdiri dari: 1. Heriditas (keturunan) 2. Kesalahan manusia 3. Perbuatan salah karena kondisi bahaya (tak aman) 4. Kesalahan (accident) 5. Dampak kerugian. Menurut Suma mur (1981), faktor kecelakaan terdiri dari dua golongan : 1. Tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts) 2. Keadaan-keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe coditions) Klasifikasi Kecelakaan Akibat Kerja Menurut Organisasi Perburuhan Internasional tahun 1962 dalam Suma mur (1981), Klasifikasi kecelakaan adalah sebagai berikut : 1. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan : a. Terjatuh b. Tertimpa benda jatuh c. Tertumbuk atau terkena benda-benda, terkecuali benda jatuh d. Terjepit oleh benda e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan f. Pengaruh suhu tinggi g. Terkena arus listrik h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi i. Jenis-jenis lain, termasuk kecelakaan yang data-datanya tidak cukup atau kecelakaan-kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi tersebut 2. Klasifikasi menurut penyebab a. Mesin b. Alat angkut dan alat angkat

20 c. Peralatan lain d. Bahan-bahan, zat dan radiasi e. Lingkungan kerja f. Penyebab-penyebab lain yang belum termasuk golongangolongan tersebut g. Penyebab-penyebab yang belum termasuk golongan tersebut atau data tak memadai 3. Klasifikasi menurut sifat luka atau kelainan a. Patah tulang b. Dislokasi/ keseleo c. Regang otot/urat d. Memar dan luka dalam lain e. Amputasi f. Luka-luka lain g. Luka dipermukaan h. Gegar dan remuk i. Luka bakar j. Keracunan-keracunan mendadak (akut) k. Akibat cuaca, dan lain-lain l. Mati lemas m. Pengaruh arus listrik n. Pengaruh radiasi o. Luka-luka yang banyak dan berlainan sifatnya p. Lain-lain 4. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh a. Kepala b. Leher c. Badan d. Anggota atas e. Anggota bawah f. Banyak tempat g. Kelainan umum

21 h. Letak lain yang tidak dapat dimasukkan klasifikasi tersebut Menurut Dr. Ismoyo Djati, M.Sc. dalam Tjandra dan Tri (2002), kecelakaan terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Kecelakaan umum Adalah kecelakaan yang terjadi tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, misalnya pada waktu cuti rekreasi atau di rumah. 2. Kecelakaan akibat kerja Adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kerja di perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan Pencegahan Kecelakaan Menurut Suma mur (1981), Kecelakan-kecelakaan akibat kerja dapat dicegah dengan : 1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian, dan cara kerja peralatan industri, tugas-tugas pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, PPPK, dan pemeriksaan kesehatan. 2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah resmi atau tak resmi mengenai misalnya kontruksi yang memenuhi syarat-syarat keselamatan jenis-jenis peralatan indutri tertentu, praktek-praktek keselamatan dan higene umum, atau alat-alat perlindungan diri. 3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuanketentuan perundang-undangan yang diwajibkan. 4. Penelitian bersifat teknik, yang meliputi sifat dan ciri-ciri bahanbahan yang berbahaya, penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat-alat perlindungan dan peralatan lainnya. 5. Riset medis, meliputi efek fisiologis dan patologis, faktor lingkungan dan teknologi dan keadaan yang mengakibatkan kecelakaan.

22 6. Penelitian psikologis, meliputi penelitian tentang pola yang mengakibatkan kecelakaan. 7. Pendidikan. 8. Latihan-latihan. 9. Penggairahan dan pendekatan lain agar bersikap selamat. 10. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan. 11. Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan. Menurut Bennet dan Rumondang Silalahi (1985), sasaran utama setiap perusahaan adalah mengurangi biaya yang harus ditanggung sebagai akibat kecelakaan kerja. Inilah sebabnya setiap perusahaan harus menyusun kerangka tindakan untuk mencegah kecelakaan. Kerangka tindakan ini harus mencakup : 1. Pengendalian teknis (engineering control) termasuk sistem ventilasi, penerangan, dan perlengkapan K3. 2. Penyempurnaan ergonomis 3. Pengawasan atas kebiasan kerja 4. Penyesuaian kecepatan arus produksi dengan kemampuan optimum para karyawan 5. Peningkatan mekanisasi yang tepat guna 6. Penyesuaian volume produksi dengan jam proses yang optimum 7. Pembentukan Panitia K3 di bawah seorang manajer K3 yang profesional 2.2. Penyakit Kerja Umum Menurut Bennet dan Rumondang Silalahi (1985), Penyakit akibat kerja, dapat timbul setelah seorang karyawan yang tadinya terbukti sehat memulai pekerjaannya. Memang tidak seluruh pekerjaan menimbulkan penyakit yang jelas adalah ada pekerjaan yang menyebabkan beberapa macam penyakit, dan ada pula yang

23 mencetuskannya. Baik penyebab maupun pencetus dapat dicegah sedini mungkin Faktor-faktor Penyakit Kerja Menurut Bennet dan Rumondang Silalahi (1985), faktor-faktor penyebab beberapa penyakit tersebut adalah sebagai berikut : 1. Golongan fisik : a. Bunyi dan getaran yang bisa menyebabkan ketulian atau pekak (sementara atau permanen). b. Suhu ruang kerja. Suhu yang tinggi dapat menyebabkan hyperprexia, heat stroke, dan heat cramps. c. Radiasi sinar rontgen atau sinar-sinar radio aktif yang menyebabkan kelainan pada kulit, mata, bahkan susunan darah. d. Tekanan udara yang tinggi menyebabkan ketulian permanen. e. Penerangan yang kurang baik menyebabkan kelainan pada mata atau indera penglihatan. 2. Golongan kimia : a. Debu dan serbuk yang menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan. b. Kabut dari racun serangga yang menimbulkan keracunan. c. Gas, misalnya keracunan karbon monoksida, hidrogen sulfide, dan lain-lain. d. Uap yang menyebabkan keracunan atau penyakit kulit. e. Cairan beracun. 3. Golongan biologis a. Tumbuh-tumbuhan yang beracun atau menimbulkan alergi. b. Penyakit anthrax (semacam infeksi) dari hewan atau brucella pada karyawan penyamak kulit. 4. Golongan fisiologis a. Konstruksi mesin atau peralatan yang tidak sesuai dengan mekanisme tubuh manusia. b. Sikap kerja yang menyebabkan keletihan dan kelainan fisik. c. Cara bekerja yang membosankan atau meletihkan.

24 5. Golongan psikologis a. Proses kerja yang rutin dan membosankan. b. Hubungan kerja yang terlalu menekan atau sangat menuntut. c. Suasana kerja yang serba kurang aman Pencegahan Penyakit Kerja Menurut Bennet dan Rumondang Silalahi (1985), langkahlangkah ke arah pencegahan penyakit akibat kerja terdiri dari : 1. Kesadaran manajemen untuk mencegah penyakit akibat kerja. Manajemen harus sadar bahwa peningkatan produktivitas kerja sangat erat kaitannya dengan efisiensi dan prestasi kerja. Kedua hal ini tidak terlepas dari tenaga kerja yang sehat, selamat, dan sejahtera. Jadi, peningkatan kesejahteraan dan keselamatan kerja harus dilengkapi oleh lingkungan yang sehat. 2. Pengaturan tata cara pencegahan Tata cara pencegahan tersebut adalah sebagai berikut : a. Substitusi Bahan-bahan yang berbahaya atau terbukti dapat menyebabkan penyakit secara cepat atau lambat harus ditukar dengan yang lebih aman. b. Isolasi Mengisolasi proses yang bising atau pencampuran bahan/ larutan yang menimbulkan gas berbahaya. c. Ventilasi penyedotan Kipas penghisap atau exhaust fan pada tempat-tempat tertentu dipasang agar gas yang berbahaya terhisap keluar dan ditukar dengan udara yang bersih. d. Ventilasi umum Tempat-tempat bekerja bagi karyawan seperti tempat pengemasan atau dapur produksi harus dilengkapi dengan ventilasi umum untuk memudahkan peredaran udara.

25 e. Alat pelindung Alat-alat yang melindungi tubuh atau sebagian dari tubuh wajib dipakai oleh karyawan misalnya topi pengaman, masker, respirator (alat pernafasan), kacamata, sarung tangan, pakaian kerja, dan sebagainya. f. Pemeriksaan kesehatan pra-karya Sebagaimana diterangkan di atas, setiap karyawan harus terlebih dahulu melalui pemeriksaan kesehatan umum dan khusus untuk mengindera kelemahan masing-masing. g. Pemeriksaan kesehatan berkala Pemeriksaan ini perlu untuk mengindera sedini mungkin apakah faktor-faktor penyebab penyakit di atas sudah menimbulkan gangguan atau kelainan. h. Pemeriksaan kesehatan khusus Karyawan yang menunjukkan gejala yang dicurigai ada kaitannya dengan lingkungan kerjanya harus dikirim ke klinik spesialis untuk menjalani pemeriksaan khusus. Langkah seperti ini sangat membantu karyawan itu sendiri maupun manajemen. i. Penerangan pra-karya Sebelum karyawan bekerja ia harus menjalani induksi atau perkenalan pada lingkungan pekerjaan dan semua peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Langkah seperti ini biasanya menimbulkan rasa berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan. j. Pendidikan K3 Setiap penyelia, mandor, anggota panitia pembina K3, petugas K3, dan ahlinya harus menjalani pendidikan K3 secara beruntun dan berulang-ulang. Mereka kemudian mendidik karyawan dalam praktek manufaktur yang baik (Good Manufacturing Practice) dan kesehatan kerja itu sendiri.

26 2.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengertian Umum Menurut Dr. Muzni Tambusai, M. Sc. dalam Tjandra dan Tri (2002), K3 baik sekarang maupun di masa datang merupakan sarana menciptakan situasi kerja yang aman, nyaman dan sehat, ramah lingkungan, sehingga dapat mendorong efisiensi dan produktivitas yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan semua pihak, baik bagi pengusaha maupun pekerja. Dengan demikian, pemantauan dan pelaksanaan norma-norma kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja merupakan usaha meningkatkan kesejahteraan pekerja, keamanan aset produksi dan menjaga kelangsungan bekerja dan berusaha dalam kerangka pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Menurut pendapat Leon C. Megginson dalam Mangkunegara (2001) istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan resiko kesehatan. Keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, ketakutan aliran listrik, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan dan pendengaran. Semua itu sering dihubungkan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugastugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan latihan. Sedangkan kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik. Menurut Rivai (2006), Keselamatan dan Kesehatan Kerja menunjukkan kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan. Kondisi fisiologis-fisikal meliputi penyakit-penyakit dan

27 kecelakaan kerja seperti cedera, kehilangan nyawa, atau anggota badan. Kondisi-kondisi psikologis diakibatkan oleh stres pekerjaan dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah. Hal ini meliputi ketidakpuasan, sikap menarik diri, kurang perhatian, mudah marah, selalu menunda pekerjaan, dan kecenderungan untuk mudah putus asa terhadap hal-hal yang remeh Strategi Nasional Menurut Dr. Muzni Tambusai, M.Sc. dalam Tjandra dan Tri (2002), Strategi nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah sebagai berikut : 1. Restrukturisasi organisasi yang efektif dan efisien. 2. Peningkatan SDM K3. 3. Penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan K3, Standar dan Pedoman K3. 4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembinaan dan pengawasan K3, 5. Penegakan hukum melalui penindakan Pro Justisi dan pemberian penghargaan. 6. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat menuju pelayanan prima. 7. Pembentukan Sistem Informasi K3 melalui pemanfaatan teknologi informasi. 8. Pemantapan jejaring kerja di bidang K Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Menurut Rivai (2006), tujuan dan pentingnya keselamatan kerja meliputi : 1. Meningkatnya produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang. 2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih berkomitmen. 3. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi. 4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim.

28 5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan. 6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya citra perusahaan. Menurut Mangkunegara (2001), tujuan K3 adalah sebagai berikut : 1. Setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial dan psikologis. 2. Setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya dan seefektif mungkin. 3. Semua hasil produksi dipelihara keamanannya. 4. Adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai. 5. Meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja. 6. Terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja. 7. Setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Menurut Rivai (2006), perusahaan yang dapat menurunkan tingkat dan beratnya kecelakaan-kecelakaan kerja, penyakit dan hal-hal yang berkaitan dengan stres serta mampu meningkatkan kualitas kehidupan kerja para pekerjanya, maka perusahaan tersebut akan semakin efektif Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Menurut Suardi (2005), program manajemen tentang keselamatan dan kesehatan kerja meliputi : 1. Kepemimpinan dan administrasinya. 2. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terpadu. 3. Pengawasan. 4. Analisi pekerjaan dan prosedural. 5. Penelitian dan analisis pekerjaan. 6. Latihan bagi tenaga kerja. 7. Pelayanan kesehatan kerja.

29 8. Penyediaan alat pelindung diri. 9. Peningkatan kesadaran terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. 10. Sistem pemeriksaan. 11. Laporan dan pendataan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Pengertian Menurut Bennet dan Rumondang Silalahi (1985), Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan operasional yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan dua cara : (a) mengungkapakan sebab-musabab sesuatu kecelakaan (akarnya), dan (b) meneliti apakah pengendalian secara cermat dilaksanakan atau tidak. Kesalahan operasional yang menimbulkan kecelakaan tidak terlepas dari perencanaan yang kurang lengkap; keputusan-keputusan yang tidak tepat; dan salah perhitungan dalam organisasi, pertimbangan, dan praktek manajemen yang kurang mantap. Menurut Dr. Ismoyo Djati, M.Sc. dalam Tjandra dan Tri (2002), Sistem manajemen K3 adalah bagian sistem manajemen yang meliputi organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan, prosedur proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian, pemeliharaan, kebijakan K3 dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja agar terciptanya tempat kerja yang aman dan produktif Tujuan dan Sasaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menurut Dr. Ismoyo Djati, M.Sc. dalam Tjandra dan Tri (2002), tujuan dan sasaran SMK3 adalah menciptakan suatu sistem kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien, dan intraduktif.

30 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Menurut Dr. Ismoyo Djati, M.Sc. dalam Tjandra dan Tri (2002), penerapan SMK3 yaitu : a. Komitmen i. Kepemimpinan dan komitmen ii. Tinjauan awal K3 (initial keviar) iii. Kebijakan K3 b. Perencanaan i. Perencanaan identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian resiko ii. Tinjauan ulang kontrak iii. Pembelian iv. Prosedur menghadapi keadaan darurat v. Prosedur menghadapi insiden vi. Prosedur rencana pemulihan 2.5. Landasan Hukum Menurut Suma mur (1985), melihat sasarannya, terdapat dua kelompok perundang-undangan dalam keselamatan kerja, yaitu sebagai berikut : 6. Kelompok perundang-undangan yang bersasaran pencegahan kecelakaan akibat kerja. Kelompok ini terdiri dari Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan-peraturan lain yang diturunkan atau dapat dikaitkan dengannnya. Selain itu keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan terdapat dalam undang-undang lain, seperti misalnya Undang-Undang Kerja ( ) 7. Kelompok perundang-undangan yang bersasaran pemberian kompensasi terhadap kecelakaan yang sudah terjadi. Kelompok ini terdiri dari Undang-undang kecelakaan ( ) dan peraturan-peraturan yang diturunkannya.

31 Menurut buku Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 555.K/26/M.PE/1995, landasan hukum K3 terdiri dari : 1. Undang-undang nomor 11 tahun 1967 pasal Undang-undang nomor 1 tahun 1970 menimbang pasal 3 ayat 1 3. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pasal 86 dan Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1969 pasal 64 dan Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 1973 pasal 1,2, dan 3 6. MPR nomor 341 LM Keputusan Menteri nomor 2555K/201/M.PE/ Keputusan Menteri nomor 555.K/26/M.PE? Kepuasan Kerja Pengertian Kepuasan Kerja Menurut Wexley dan Yuki (1984), Kepuasan kerja adalah bagaimana perasaan karyawan terhadap pekerjaan dimana perasaan bisa bersifat favorable (baik), namun bisa juga unfavorable (tidak baik). Hal itu tergantung sebagai mana karyawan menilai aspek-aspek kepuasan kerja itu sendiri. Menurut Davis dan Newstrom (1994), Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidak menyenangkan pekerjaan mereka. Menurut Hasibuan (1997), kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dalam pekerjaan adalah kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik.

32 Faktor Kepuasan Kerja Menurut Strauss dan Sayles (1996), faktor-faktor kepuasan kerja terdiri dari : 1. Pengharapan (akan rasa aman) 2. Penilaian diri 3. Norma-norma sosial 4. Perbandingan sosial 5. Hubungan input atau output 6. Keikatan 7. Dasar pemikiran Menurut Hasibuan (1997), kepuasan kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : 1. Balas jasa yang adil dan layak 2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian 3. Berat ringannya pekerjaan 4. Suasana dan lingkungan pekerjaan 5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan 6. Sikap pimpinan dalam kepemimpinan 7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak Teori-teori Kepuasan Kerja Menurut Wexley dan Yuki (2003), teori kepuasan dalam lingkup yang lebih terbatas terdiri dari : 1. Teori ketidaksesuaian (Discrepancy) Teori ketidaksesuaian dipelopori oleh Porter (1961) yang mendefinisikan kepuasan sebagai selisih dari banyaknya sesuatu yang seharusnya ada dengan banyaknya apa yang ada. Menurut Locke (1969), kepuasan atau ketidakpuasan dengan sejumlah aspek pekerjaan tergantung pada selisih (Discrepancy) antara apa yang telah dianggap, telah didapati dengan apa yang diinginkan dengan kondisi aktual. Semakin banyak kekurangan dan semakin banyak hal-hal penting yang diinginkan, semakin besar ketidakpuasannya. Jika terdapat lebih banyak jumlah faktor pekerjaan yang dapat

33 diterima secara minimal dan kelebihannya menguntungkan misalnya upah ekstra, jam kerja yang lebih lama, orang yang bersangkutan akan sama puasnya bila terdapat selisih dari jumlah yang diinginkan. 2. Teori keadilan (Equity Theory) Komponen utama dari teori keadilan adalah input, hasil, orang bandingan, keadilan dan ketidakadilan. Input adalah sesuatu yang bernilai bagi seseorang yang dianggap mendukung pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman, banyaknya usaha yang dicurahkan, jumlah jam kerja dan peralatan serta perlengkapan pribadi yang dipergunakan untuk pekerjaannya. Hasil adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang pekerja yang diperoleh dari pekerjaannya seperti upah atau gaji, keuntungan sampingan, simbol status, penghargaan serta kesempatan untuk berhasil atau ekspresi diri. Menurut teori ini, seseorang menilai fair hasilnya dengan membandingkan hasilnya atau rasio inputnya dengan hasil atau rasio input dari seorang atau sejumlah orang bandingan. Jika rasio hasil input seorang pekerja adalah sama atau sebanding dengan rasio orang bandingannya, maka suatu keadaan adil dianggap ada oleh para pekerja. Jika para pekerja menganggap perbandingan tersebut tidak adil, maka keadaan ketidakadilan dianggap ada. 3. Teori dua faktor Teori dua faktor menyatakan bahwa kepuasan secara kualitatif berbeda dengan ketidakpuasan kerja. Menurut teori ini, karakteristik pekerjaan dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yang satu dinamakan disatisfiers atau hygiene factor dan yang lain dinamakan satisfiers atau motivators. Hygiene factor meliputi halhal seperti gaji atau upah, pengawasan, hubungan antara pribadi, kondisi kerja, dan status. Jumlah tertentu dari hygiene factor diperlakukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan dasar seseorang seperti kebutuhan keamanan dan berkelompok.

34 Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi, seseorang akan tidak puas. Namun jika dasarnya hygiene factor memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut, seseorang tidak akan lagi kecewa tetapi dia belum terpuaskan. Seseorang hanya terpuaskan jika terdapat dalam jumlah yang memadai untuk faktor-faktor pekerjaan-pekerjaan yang dinamakan satisfiers. Satisfiers adalah karakteristik pekerjaan yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan urutan lebih tinggi seseorang serta perkembangan psikologisnya, mencakup pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, kesempatan untuk berprestasi, penghargaan dan promosi. Jumlah satisfiers yang tidak mencukupi akan merintangi para pekerja mendapatkan kepuasan positif yang menyertai pertumbuhan psikologis. Teori penting tentang kepuasan yang merupakan perwujudan dari hasil studi yang menentukan bagaimana karyawan dapat terpuaskan, dikutip oleh Mangkunegara (2001) sebagai berikut : 1. Teori keseimbangan (Equity Theory) 2. Teori perbedaan (Discrepancy Theory) 3. Teori pemenuhan kebutuhan (Need Fullment Theory) 4. Teori pandangan kelompok (Social Reference Group Theory) 5. Teori dua faktor dari Herzberg Pengukuran Kepuasan Kerja Menurut Robbins (1998), Kepuasan kerja sebagai suatu sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Ada dua pendekatan yang paling banyak digunakan untuk mengukur kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja yaitu : 1. Menggunakan angka nilai global tunggal (single global rating) yaitu meminta responden untuk menjawab sejumlah pertanyaan, kemudian jawaban diberikan nilai antara satu sampai dengan lima yang berpedoman dengan jawaban dari sangat tidak memuaskan sampai dengan sangat menuaskan. Apabila responden banyak memberi jawaban pada nilai kecil, berarti mereka merasa kurang puas dalam bekerja dan begitu pula sebaliknya.

35 2. Menggunakan skors penjumlahan (summation scors) yaitu menetukan terlebih dahulu unsur-unsur utama dalam suatu pekerjaan, kemudian menyatakan perasaan karyawan untuk setiap unsur, faktor-faktor ini dinilai dengan angka dalam skala baku yang sudah ditentukan sebelumnya kemudian dijumlahkan untuk menciptakan skor kepuasan kerja keseluruhan. Jadi walaupun kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan sikap yang menyangkut perasaan senang atau tidak senang seseorang terhadap pekerjaannya, namun dapat diamati dan dicermati melalui pengukuran Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Mahardika (2005) mengenai Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT. PLN (persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat pengatur Beban (UBS P3B) region Jawa Timur dan Bali dengan menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa program K3 mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan sehingga penerapan program K3 yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan. Lestari (2007) melakukan penelitian tentang Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan di bagian pengolahan PTPN VIII Gunung Mas Bogor. Analisa data dengan menggunakan analisis korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa semua faktor K3 memiliki hubungan yang positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja karyawan. Sari (2007) melakukan penelitian tentang Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan Terhadap Kinerja Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Studi Kasus : National Service Division Workshop Sunter PT Toyota Astra Motor, Jakarta Utara). Hasil dari penelitian ini yaitu secara umum berdasarkan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) terhadap kinerja program K3 perusahaan menunjukkan bahwa karyawan merasa cukup puas terhadap kinerja program K3, dan berdasarkan analisis dengan menggunakan

36 Importance Performance Analysis (IPA), dapat diketahui tingkat kepentingan tertinggi dan yang dianggap tidak penting dalam program K3 tersebut. Susanti (2008) melakukan penelitian tentang proses pelayanan dan tingkat kepuasan debitur terhadap mutu produk dan pelayanan kredit (kasus kredit wirausaha di Bank BNI). Untuk mendapatkan tingkat keakuratan hasil analisis data yang lebih baik, digunakan skala interval. Pada penelitian ini digunakan metode analisis yaitu Importance Performance Analysis (IPA) dan rank spearman, tetapi pada perhitungannya tidak menggunakan skala likert/ordinal melainkan dengan skala interval yang didapat dari hasil transformasi skala likert/ordinal dengan menggunakan macro minitab. Hasil dari penelitian, dapat diketahui keeratan hubungan antara pelayanan dengan tingkat kepuasan debitur, selain itu dapat diketahui atribut yang penting dalam pelayanan guna meningkatkan kepuasan pelanggan.

37 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Aneka Tambang Tbk Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia (PT. Antam Tbk UBPP LM) adalah salah satu perusahaan yang telah menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), disini dapat dilihat bahwa PT. Antam Tbk UBPP LM sangat memperhatikan K3 karyawannya. Penerapan program K3 di PT. Antam Tbk UBPP LM dapat diketahui melalui wawancara langsung, pengamatan, beberapa dokumen perusahaan dan kuesioner. Adapun faktor-faktor K3 yang menjadi dasar pencarian data penelitian yaitu, (1)Pelatihan Keselamatan, (2) Publikasi Keselamatan Kerja, (3) Kontrol Lingkungan Kerja, (4) pengawasan dan Disipilin, dan (5) Peningkatan Kesadaran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penelitian ini dilakukan baik di bagian kantor maupun pabrik. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan Indeks Kepuasan Karyawan (IKK) dan Importance Performance Analysis (IPA). IKK digunakan untuk mengetahui seberapa puas karyawan terhadap adanya program K3 yang diterapkan oleh perusahaan. Sedangkan IPA membantu perusahaan dalam menentukan prioritas kepentingan faktor K3 yang dapat dijadikan acuan dalam menjaga atau meningkatkan kepuasan karyawan. Melalui alat analisis IPA dan IKK dapat diketahui bagaimana tingkat kepuasan karyawan terhadap program K3 di PT. Antam Tbk UBPP LM. Dengan diketahuinya tingkat kepuasan tersebut, maka perusahaan dapat menentukan apa-apa saja yang dapat dilakukan guna menjaga dan meningkatkan kepuasan karyawan. Kerangka penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ANEKA TAMBANG TBK UBPP LM JAKARTA

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ANEKA TAMBANG TBK UBPP LM JAKARTA ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. ANEKA TAMBANG TBK UBPP LM JAKARTA Oleh SYLVIA MULYAWATI H24104077 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN VIII) KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA copyright by Elok Hikmawati 1 Pasal 86 UU No.13 Th.2003 1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas : a. keselamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja)

MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. (Prinsip Keselamatan Kerja) MODUL 10 SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (Prinsip Keselamatan Kerja) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan. BAB II LANDASAN TEORI A. Keselamatan Kerja Menurut Tarwaka keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis A. Pengawasan Fungsi pengawasan merupakan fungsi terakhir dari manajemen. Fungsi ini terdiri dari tugas-tugas memonitor dan mengevaluasi aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan Kerja Sebuah perusahaan yang beroperasi dalam bidang konstruksi mempunyai kemungkinan terjadi kecelakaan kerja. Setiap orang dimanapun berada, siapapun bisa mengalami

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H

HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN. Oleh TRISNA LESTARI H HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Bagian Pengolahan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) Oleh TRISNA LESTARI H24103083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kepuasan Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang kepuasan, adapun berbagai macam pengertian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Sumber Daya Manusia (SDM) Sumber Daya Manusia (SDM) mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal ini,

Lebih terperinci

PENGARUH KESEHATAN, PELATIHAN DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI KOTA TOMOHON

PENGARUH KESEHATAN, PELATIHAN DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI KOTA TOMOHON PENGARUH KESEHATAN, PELATIHAN DAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI TERHADAP KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSI DI KOTA TOMOHON Sovian Piri Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Unsrat Bonny F.

Lebih terperinci

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA MAKALAH KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Oleh : Viviany Angela Kandari NIM : 16202111018 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2017 1 DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG Utama Bandar Lampung 69 PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA BANDAR LAMPUNG Oleh FAHRIZI Dosen Tetap pada Fakultas Ekonomi Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Area dari keselamatan kerja dalam dunia rekayasa mencakup keterlibatan manusia baik para pekerja, klien, maupun pemilik perusahaan. Menurut Goetsch

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer. satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Manajemen Proyek Konstruksi dan Peran Manajer Suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Higene Perusahaan Dalam Higene Perusahaan adalah yang menyangkut secara luas faktor-faktor kimia dan fisik yang mungkin dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi tenaga kerja.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Pabrikan Pabrik (plant atau factory) adalah tempat di mana faktor-faktor industri seperti manusia, alat, material, energi uang (modal/capital), informasi dan sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Widodo (2015:234), Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI. Oleh HENNY H HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN BAGIAN CUSTOMER CARE PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk BEKASI Oleh HENNY H24103029 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pendapat Megginson, (1981) dalam Mangkunegara,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pendapat Megginson, (1981) dalam Mangkunegara, 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2.1.1 Pengertian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan pendapat Megginson, (1981) dalam Mangkunegara, (2001) istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara-cara melakukan pekerjaan dan proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan Kerja Tarwaka (2008: 4) mengatakan bahwa keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor)

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor) ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA TENAGA KEPENDIDIKAN (Studi Kasus: Sembilan Fakultas Institut Pertanian Bogor, Darmaga Bogor) Oleh FIRSTRI SYANPUTRI H24104085 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H

PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD. Oleh SITI CHOERIAH H PENGUKURAN KINERJA PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD Oleh SITI CHOERIAH H24104026 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Dalam penelitian terdahulu, ada dua penelitian yang meneliti tentang analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ELIS SUSANTI H ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ELIS SUSANTI H24104069 s DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H

ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR. Oleh ROSI ANRAYANI H ANALISIS KEPUASAN DEBITUR KREDIT WIRAUSAHA DI PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk CABANG BOGOR Oleh ROSI ANRAYANI H24050175 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

Kesehatan Lingkungan Kerja

Kesehatan Lingkungan Kerja Kesehatan Lingkungan Kerja 1. Pelarut dan kesehatan di lingk. kerja 2. Debu penyebab Pneumoconiosis (wordversion) 3. Dermatitis industri 4. Kebisingan industri 5. Konsep dasar keamanan radiasi pengion

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H

PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh : DEVIANI PERTIWI H PERSEPSI KARYAWAN TENTANG HUBUNGAN RESTRUKTURISASI ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus PD Pasar Jaya Unit Area 03 Pramuka, Jakarta Timur) Oleh : DEVIANI PERTIWI H24051693 DEPARTEMEN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian kecelakaan Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1

Tujuan Pembelajaran Taufiqur Rachman 1 Urgensi dan Prinsip K3 6623 Taufiqur Rachman 2013 Referensi: Rudi Suardi. 2005. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Edisi I. PPM. Jakarta (Halaman 1 24) Tujuan Pembelajaran Pengantar Keselamatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH. Pasal 1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA BAB I TENTANG ISTILAH-ISTILAH Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR

ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR ANALISIS SISTEM KOMPENSASI FINANSIAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KINERJA KARYAWAN TETAP DAN KONTRAK PT MITRA BISNIS KELUARGA CABANG BOGOR Oleh GANJAR SUARGANA H24077020 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3

Tujuan Dari Sistem Manajemen K3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja 6623 Taufiqur Rachman 2013 Referensi: Rudi Suardi, 2005, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Edisi I. PPM. Jakarta (Bab 2, Halaman 11 34)

Lebih terperinci

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran

TIN211 - Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri. Tujuan Pembelajaran 1 Tujuan Pembelajaran 2 Pengantar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Pemahaman terhadap urgensi konsep manajemen K3. dari Pemahaman terhadap prinsip manajemen K3. 6623 - Taufiqur Rachman 1 Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. berkaitan dengan pekerjaan. Mangkunegara (2011:161), Keselamatan kerja

BAB II LANDASAN TEORI. pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. berkaitan dengan pekerjaan. Mangkunegara (2011:161), Keselamatan kerja BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keselamatan Keselamatan adalah suatu bentuk perlindungan dengan upaya pencegahan dan pengawasan dalam melakukan berbagai hal. 2.1.1 Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya tingginya tingkat kecelakaan kerja dan rendahnya tingkat derajat kesehatan kerja di indonesia disebabkan minimnya kesadaran pengusaha untuk menerapkan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan harta benda. Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan harta benda. Kecelakaan kerja banyak akhir-akhir ini kita jumpai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan adalah sebuah kejadian tak terduga yang menyebabkan cedera atau kerusakan. Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak diharapkan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan dilakukan disegala bidang seperti dalam bidang ekonomi yang menjadi pusat perhatian utama dunia.

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR. Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR. Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN GUMATI CAFE - BOGOR Oleh AYIP MUHAMAD IKHWAN H24102131 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK Ayip Muhamad Ikhwan.

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA. Oleh : RIZAINI LITUHAYU H

ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA. Oleh : RIZAINI LITUHAYU H ANALISIS BEBAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA HEAD OFFICE) PT LERINDRO INTERNASIONAL JAKARTA Oleh : RIZAINI LITUHAYU H24104038 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ketimpangan oleh

PENDAHULUAN. beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ketimpangan oleh PENDAHULUAN Latar Belakang Pada umumnya kegiatan pemanenan hutan dicirikan oleh kombinasi beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ketimpangan oleh salah satu faktor dapat menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecelakaan Kerja Kecelakaan kerja yaitu suatu kejadian yang timbul akibat atau selama pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan kerja yang fatal dan kecelakaan kerja yang tidak

Lebih terperinci

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH

KESEHATAN KERJA. oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH KESEHATAN KERJA oleh; Syamsul Rizal Sinulingga, MPH Disampaikan dalam Perkuliahan Kesehatan Masyarakat Jurusan D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Pangkalpinang 2013 Pengantar Kesehatan kerja adalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR)

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN PEGAWAI BERBASIS KOMPETENSI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS PERHUBUNGAN PEMKAB BOGOR) Disusun Oleh: Anita Naliebrata H24103041 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Kepuasan Kerja 1. Pengertian Kepuasan Kerja Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan dimana terjadi ataupun tidak terjadi titik temu antara

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SOLO. Oleh SILVA AYU NOVIA SARI H

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SOLO. Oleh SILVA AYU NOVIA SARI H ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) KANTOR CABANG SOLO Oleh SILVA AYU NOVIA SARI H24103092 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. kelompok pekerja menurut Sutrisno, (2010:5) dalam Ndraha (1999). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa dan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja. adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja. adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 2.1.1.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Menurut Mangkunegara (2002:163) Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah sistem yang berhubungan semua unsur yang berada dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H

ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H 1 ANALISIS PORTOFOLIO KREDIT (KONSUMTIF DAN PRODUKTIF) DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA (STUDI KASUS PT BANK X Tbk) Oleh DIAH RISMAYANTI H24051975 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

Undang-undang Nomor I Tahun 1970 KESELAMATAN KERJA Undang-undang Nomor I Tahun 1970 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk

Lebih terperinci

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA.

PENJELASAN. Jakarta, 3 Mei DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT PEMBINAAN NORMA-NORMA KESELAMATAN KERJA, HYGIENE PERUSAHAN dan KESEHATAN KERJA. TERBITAN UNDANG-UNDANG No. 1 TAHUN 1970 tentang KESELAMATAN KERJA serta TERJEMAHAN dalam BAHASA INGGRIS, DISYAHKAN untuk DIEDARKAN dan DIPAKAI. Jakarta, 3 Mei 1972. DEPARTEMEN TENAGA KERJA. DIREKTORAT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) :

II. TINJAUAN PUSTAKA. agara diperoleh tenaga kerja yang puas akan pekerjaannya. Fungsi MSDM. dikelompokkan atas tiga fungsi, yaitu (Husein, 2002) : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan bagian dari manajemen keorganisasian yang memfokuskan diri pada unsur Sumber Daya Manusia, dimana tugas

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat. Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP

Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat. Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP Kompetensi Dasar 2 : Keadaan darurat Presented by : Anita Iskhayati, S. Kom NIP. 198311292010012034 DEFINISI FAKTOR PENYEBAB UPAYA PENCEGAHAN TRAINING KLH JAMSOSTEK EVALUASI Presented by : Anita Iskhayati,

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR)

ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) ANALISIS BEBAN KERJA KARYAWAN PADA DIVISI PRODUKSI (STUDI KASUS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII GUNUNG MAS, BOGOR) Oleh SITI HANIFAH SUFIATI H24103101 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR

ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR ANALISIS PERUBAHAN ORGANISASI DALAM RANGKA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN RUMAH SAKIT Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR Oleh NOTIE AYU SUCIHATI H24104078 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH) Oleh: Windi Widiastuti H

STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH) Oleh: Windi Widiastuti H STUDI KELAYAKAN USAHA PUPUK ORGANIK CAIR (KASUS PT MULYO TANI SALATIGA-JAWA TENGAH) Oleh: Windi Widiastuti H24104093 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian K3 Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA PENGIRIMAN EKSPRES (STUDI KASUS : PT PANDU SIWI SENTOSA CABANG BOGOR) Oleh AHMAD ZULKARNAEN H24076004 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi kebanyakan orang di Indonesia maupun di dunia, bekerja adalah salah satu tujuan hidup meskipun terdapat resiko didalamnya selama mereka bekerja termasuk resiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan kerugian bagi peusahaan (Ramli, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menimbulkan kerugian bagi peusahaan (Ramli, 2010). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Risiko 2.1.1. Pengertian Manajemen Risiko Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR

HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR HUBUNGAN PROSES REKRUTMEN DAN SELEKSI DENGAN KINERJA PENGAJAR FREELANCE PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR BINTANG PELAJAR CABANG BOGOR MAKALAH SEMINAR Oleh: DEWI ERAWATI H 24066003 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Junaidi (2000) dengan judul Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H

RUSLI CEP RIDHO YUSUF H ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS DIVISI PRODUKSI BAGIAN SPINNING, WEAVING, YARN DYEING DAN DYEING FINISHING PT UNITEX TBK BOGOR) Oleh RUSLI CEP RIDHO

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory Menurut Frederick Herzberg (dalam Ardana, dkk., 2009: 34) mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor

Lebih terperinci

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS

HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS HUBUNGAN NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN (CORPORATE CULTURE) DAN STRESSORS KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus : Divisi Pemasaran dan BMS Kantor Pos Jakarta Selatan) Oleh DINI MARIANI H24103023 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Produktivitas Karyawan, Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu.

Kata Kunci: Keselamatan Kerja, Kesehatan Kerja, Produktivitas Karyawan, Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu. ABSTRAK PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Empiris Koperasi Bank Perkreditan Rakyat Pancadana Kota Batu) Produktivitas kerja karyawan merupakan factor

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN SUSU L-MEN (Studi Kasus di Kota Bogor) Oleh : FAKHRY AKHYADI H

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN SUSU L-MEN (Studi Kasus di Kota Bogor) Oleh : FAKHRY AKHYADI H ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN SUSU L-MEN (Studi Kasus di Kota Bogor) Oleh : FAKHRY AKHYADI H24104105 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ABSTRAK Fakhry

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H

ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H ANALISIS PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Pati) Oleh WAHYU ANDI WIBOWO H24104083 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT

Lebih terperinci

Peralatan Perlindungan Pekerja

Peralatan Perlindungan Pekerja Oleh: 2013 Peralatan Proteksi Keselamatan Kerja Reference : Hamid R. Kavianian & Charles A. Wentz. 1990. Occuputional & Enviromental Safety Engineering & Management. 1. John Wiley & Sons Inc. New York

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia berusaha mengambil manfaat materi yang tersedia. depan dan perubahan dalam arti pembaharuan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Sumber Daya Manusia Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Kecelakaan merupakan kejadian yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki yang dapat menyebabkan cidera, sakit, atau kerusakan material. Kecelakaan tidak terjadi begitu

Lebih terperinci

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus.

Angka kecelakaan kerja di Indonesia tahun 2010 hingga Juli mencapai kasus. Memahami pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Memahami peranan manajemen dalam menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja Memahami cara mengurangi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan aset yang penting bagi perusahaan, tenaga kerja juga merupakan faktor produksi yang memiliki peran dalam kegiatan perusahaan. Dalam pelaksanaannya

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT)

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT) ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK TABUNGAN UMMAT (STUDI KASUS : PT. BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARIAH, GARUT) Oleh HENDRA BUDIMAN H24103069 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh

PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG. Oleh 15 PENGARUH KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA CV. SRIWIJAYA UTAMA DI BANDAR LAMPUNG Oleh Supriyadi Dosen Pasca Sarjana USBRJ dan STIE Umitra ABSTRAK CV.Sriwijaya Utama merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BAB IV IDENTIFIKASI PERMASALAHAN 4.1 Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu kerugian baik itu bagi korban kecelakaan kerja maupun terhadap perusahaan (Organisasi),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.

Lebih terperinci

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK. Oleh EMMA RAHMAWATI H

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK. Oleh EMMA RAHMAWATI H HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN PAKET PADA KANTOR POS KOTA DEPOK Oleh EMMA RAHMAWATI H24062692 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MODUL 4 KESELAMATAN KERJA (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

MODUL 4 KESELAMATAN KERJA (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) MODUL 4 KESELAMATAN KERJA (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) TINGKAT : XI PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 4 A. PPPK Disetiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara (2000) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mangkunegara (2000) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja tidak pernah terlepas dari masalah yang terkait dengan kecelakaan, kesehatan dan keselamatan pada saat bekerja yang

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi

II. LANDASAN TEORI. Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi 16 II. LANDASAN TEORI A. Definisi Iklim Organisasi Menurut Lussier (2005: 486) mengatakan bahwa iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan di segala kegiatan bisnis. Perubahan lingkungan sedemikian dinamis telah memaksa berbagai jenis

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM)

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) 9 II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Kaswan (2012) manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan suatu sumber daya yang tidak dapat diikuti oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja

II. TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan dan Kesehatan Kerja II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Berdasarkan pendapat Megginson (1981) yang dikutip oleh Mangkunegara (2001), istilah keselamatan mencakup kedua istilah resiko keselamatan dan

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK PERMATA TABUNGAN SYARIAH (STUDI KASUS PERMATABANK SYARIAH CABANG ARTERI PONDOK INDAH)

ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK PERMATA TABUNGAN SYARIAH (STUDI KASUS PERMATABANK SYARIAH CABANG ARTERI PONDOK INDAH) ANALISIS KEPUASAN NASABAH TERHADAP PRODUK PERMATA TABUNGAN SYARIAH (STUDI KASUS PERMATABANK SYARIAH CABANG ARTERI PONDOK INDAH) Oleh YULI ASTRIA H24103097 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Menurut Rachmawati (2007:146) kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa dari pelaksanaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN LAMPIRAN 1 84 Universitas Kristen Maranatha 85 Universitas Kristen Maranatha 86 Universitas Kristen Maranatha 87 Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN 2 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang Judul Resume

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik yaitu bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Proyek Konstruksi Menurut Ervianto (2004), suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Selain

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk. Oleh ARIS HARYANA H

ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk. Oleh ARIS HARYANA H ANALISIS KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA DAN KINERJA KARYAWAN PADA DEPARTEMEN WEAVING PT UNITEX, Tbk Oleh ARIS HARYANA H24076018 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Pemakaian istilah sumber daya manusia boleh dikatakan relatif baru, sesuai dengan perkembangan dan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X. Oleh SANTI RAHMAYANTI H

ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X. Oleh SANTI RAHMAYANTI H ANALISIS EFEKTIFITAS INTERNAL CONTROL PADA PENURUNAN TINGKAT FRAUD DALAM OPERASIONAL PT. BANK X Oleh SANTI RAHMAYANTI H24077034 PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS

Lebih terperinci