Menata RUANG TERBUKA HIJAU Di Kawasan Perkotaan
|
|
- Hendri Hadi Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Menata RUANG TERBUKA HIJAU Di Kawasan Perkotaan
2 Berbagai manfaat tetumbuhan hijau (vegetasi) untuk kawasan perkotaan Fungsi ekologis Fungsi Estetis dan Arsitektural Fungsi Ekonomi Fungsi Sosial
3 FUNGSI EKOLOGIS 1. MEREDUKSI POLUTAN DAN MEMPRODUKSI OKSIGEN Struktur batang, cabang, ranting, dan daun tetumbuhan dapat mereduksi bising, debu, dan view yang mengganggu Sumber : MK Studi Perkotaan 2 Jur Arsitektur Untar 2005 Melalui proses-proses fisiologis, tetumbuhan melakukan evapotranspirasi dan fotosintesis. Proses ini dapat menetralisir Karbondioksida (CO2), memproduksi oksigen (O2), dan meningkatkan kadar uap air yang mendinginkan udara di sekitarnya pada siang hari.
4 2. MEMPERBAIKI KUALITAS IKLIM LOKAL Suhu udara iklim makro iklim mikro iklim lokal pengerasan permukaan tanah dengan penghijauan peningkatan temperatur penurunan muka air tanah pengurangan pergerakan udara (angin) temperatur lebih sejuk pergerakan udara lebih baik debu berkurang Sumber : MK Studi Perkotaan 2 Jur Arsitektur Untar 2005
5 2. MEMPERBAIKI KUALITAS IKLIM LOKAL (lanjutan) 1. Pembayangan, bisa menahan 70 % panas matahari yang jatuh ke tanah. 2. Penurunan suhu. Suhu udara bisa diturunkan 5,5 C 11 C, ketika temparatur rata-rata udara 32 C, dan ketika temperatur rata-rata 21 C, bisa turun 2,5 5,5 C. Pada hutan lebat, 80 % radiasi matahari bisa ditangkap daun, cabang dan ranting pepohonan, dan yang mencapai tanah bisa kurang dari 5 % sepanjang hari Permukaan berumput lebih dingin 33 % daripada paving, karena rumput dapat menjaga agar suhu konstan, sedang paving lebih banyak memantulkan panas.
6 Vegetasi mempunyai efek mendinginkan. Sampai siang, di bawah pohon lebih dingin 25 C dari di atas pohon. Ketika malam, 1,3 C lebih dingin dari sekitarnya. Jadi vegetasi mampu membuang radiasi matahari dengan baik.
7 3. Pengontrol radiasi matahari Tipe vegetasi yang digunakan akan mempengaruhi derajat pengontrolan radiasi. Antara lain : Tanaman hijau mereduksi sampai 80% penetrasi cahaya Pohon yang berdaun lebat, mereduksi penetrasi cahaya antara % dan melindungi dari sinar matahari langsung sepanjang hari Semak dan groundcover (penutup tanah dari rerumputan/ soft material) mereduksi suhu dengan absorbsi radiasi dan evaporasi. Pada siang hari yang panas, rumput bisa mereduksi 5.5 7,8 derajat C lebih dingin dari tanah terbuka.
8 Manfaat arsitektural dan estetika Penegasan ruang Pemberi suasana dan karakter bangunan, tapak dan ingkungan Peralihan skala Pengendali view Pengontrol silau
9 Contoh Manfaat Vegetasi Fungsi estetika dan amenities bagi warga kota
10 Watercolour Park, Seoul Sprout Traffic Childpark
11 Fungsi sosial Berbagai RTH yang bernilai sejarah Bila dilestarikan dapat meningkatkan Potensi turisme dan ekonomi Kota benteng di Eropa Agora Taman Fatahillah Rambla di Spanyol
12 Fungsi Sosial
13 Bagaimana Menggunakan Vegetasi dalam merancang Ruang Terbuka Hijau Kota?!! 1. Kenali dengan baik karakter Vegetasi 2. Memahami manfaat masing-masing jenis vegetasi 3. Memahami Prinsip Perancangan Lingkungan Dengan Memanfaatkan Vegetasi 4. Menguasai cara memilih vegetasi
14 1. Kenali dengan baik karakter Vegetasi Dalam mendesain vegetasi harus disadari mereka sebagai mahluk hidup yang tumbuh, berganti bentuk, dan tidak memilik bentuk yang tetap sepanjang tahun. Penting juga mengetahui daur hidup vegetasi. Harus tahu juga tentang varietas tanaman. Disarankan untuk memilih tanaman yang cepat tumbuh, mahkota yang memiliki kepadatan daun yang baik Pada iklim panas lembab, adalah perlu untuk menyeleksi vegetasi yang bisa memberi pembayangan dan pendinginan maksimal. Sangat penting untuk memakai tanaman lokal dan bila memungkinkan pertahankan tanaman eksisting.
15 2. Memahami manfaat setiap jenis vegetasi -Pepohonan yang berkanopi. Pohon besar dan kecil bisa jadi tabir angin, dan bisa mengurangi velositas angin, tapi pohon juga bisa digunakan sebagai lorong angin untuk meningkatkan ventilasi di area tertentu. -Semak, bisa terdiri dari semak rendah ( <1,2 m), medium (1,2 2,4 m) dan semak tinggi. Bisa jadi pengatur kecepatan angin dan pengarah aliran angin. -Ground cover/penutup tanah, bisa dibedakan dari ketinggian, kepadatan dan warna. Bermanfaat untuk mengurangi debu, mengurangi reradiasi panas matahari -Tumbuhan merambat. Bisa digunakan untuk melapisi dinding bangunan, bisa juga didesain sebagai kanopi untuk mengontrol sinar matahari.
16 3. Memahami Prinsip Perancangan Lingkungan Dengan Memanfaatkan Vegetasi 1. Prinsip Pembayangan (shading) Pada iklim tropis lembab, matahari arah barat, barat daya dan barat laut paling panas antara siang s/d sore. Kalau matahari timur, dari pagi sampai siang, tidak sepanas matahari barat. Prinsip pemanfaatan pepohanan hampir sama, hanya pada pk 9.00 angle sinar 45 derajat, yang tidak bisa dihalangi hanya dengan overhang (teras beratap tanaman). Caranya dengan gabungan antara pohon dan overhang.
17 2. Prinsip Cooling Pada siang hari, material yang terkena radiasi matahari memantulkan panas tersebut ke udara. Beberapa cara pendinginan dengan menggunakan tanaman di sekitar bangunan untuk pendinginan : a. Melapisi permukaan tanah. Perbedaan suhu permukaan antara rumput dengan aspal 13,9 C. Suhu udara di atas kedua permukaan ini juga berbeda sekitar 5,5 derajat. Suhu permukaan akan mempengaruhi temperatur udara sekitarnya. Dalam kasus ini vegetasi harus dimaksimalkan, permukaan buatan harus diberi pembayangan dengan pohon, dan menggunakan ground cover dari tanaman dan rumput. B. Meminimalkan refleksi/pemantulan dari permukaan tanah diluar jendela/bangunan yang menghadap matahari. Tanaman dan rumput bisa menolong mengurangi radiasi karena mempunyai nilai reflektif/pemantulan yang rendah. C. Memaksimalkan pendinginan melalui penguapan di tapak. Keadaan ini akan mendinginkan temperatur sekitar bangunan dan akhirnya dapat mendinginkan dinding bangunan sehingga suhu ruangan menjadi lebih nyaman.
18 Meminimalkan aliran panas ke dalam bangunan Memberikan pembayangan untuk atap, dinding dan lantai. Untuk mengamankan aliran udara ke dalam bangunan, karena area luar ruangan bisa memiliki temperatur udara yang lebih rendah daripada area tanpa penghijauan Tanpa Vegetasi di luar bangunan, ventilasi silang kurang efektif Karena udara luar yang dimasukkan ke dalam ruang bisa lebih panas Terutama pada siang hari
19 Meminimalkan aliran panas ke dalam bangunan Memaksimalkan pendinginan dengan penguapan di sekitar tapak Meminimalkan pantulan panas matahari dari permukaan tanah.
20 4. Prinsip Pemilihan Vegetasi Disarankan untuk memilih tanaman yang cepat tumbuh, mahkota yang memiliki kepadatan daun yang baik. Sangat penting untuk memakai tanaman lokal dan bila memungkinkan pertahankan tanaman eksisting. Hal ini akan memudahkan perawatan dan lebih hemat Angsana, menjadi pilihan untuk penghijauan Secara cepat di Jakarta dengan resiko; Pengakaran tidak kuat, siklus peremajaan pendek Jl Kiai Tapa
21 Untuk estetika, pilih tanaman yang berbunga sepanjang tahun, atau tetap mempunyai kualitas daun yang indah bila sedang tidak berbunga (misalnya ; jangan pilih jenis mawar) Citypark
22 Tepi Kali Grogol Taman Lingkungan di Jakarta Barat Untuk fungsi ekologis, pilih tanaman bertajuk lebat, Tanaman jenis ini efektif mereduksi polusi, memproduksi oksigen dan meningkatkan kadar kelembaban udara di sekitarnya
23 Prinsip Pemilihan Vegetasi di diruang publik Jangan menggunakan tanaman yang beracun atau yang sangat bergetah Hindari pohon berbuah bulat keras, orang dapat tergelincir atau pohon berbuah besar/tajam. Jangan pilih tanaman yang berduri/beranting tajam Jangan pilih tanaman yang sering diserang ulat/ serangga yang mengganggu, atau yang menyebab kan gatal-gatal Pilih pohon yang akarnya tidak merusak konstruksi pagar, selokan dan jalan Jangan gunakan tanaman berbau tajam yang mengganggu
24 5. Prinsip penempatan Vegetasi Pada tanaman bertajuk, perhatikan Jarak tanaman agar mahkota tumbuh sempurna Ketinggian tajuk perlu dikontrol agar Diperoleh ruang untuk aktifitas di bawahnya Kurangi penggunaan pohon Yang sampah daunnya banyak
25 Halaman parkir RS Pelni Tanaman ditempatkan agar dapat mengontrol radiasi matahari Putrajaya, Malaysia
26 Pilihlah sosok/bentuk, ukuran dan kepadatan tanaman yang tepat sesuai keperluan Semak untuk halangi view buruk dsb Untuk penghijauan dan estetika
27 Desain Vegetasi Tepi Jalan (Pengamat dengan kecepatan tinggi) New Dev Brazilia RTH di Arab Saudi 1. Untuk mengurangi silau 2. Untuk memberi orientasi dan tanda bagi pengendara mobil
28 5. Luasan Ruang Terbuka Hijau Ekologis Pada skala yang lebih luas, kepadatan vegetasi dalam jumlah dan luasan tertentu ( sekitar 3000 m2 ), evaporasinya bisa secara signifikan merangsang turbulensi angin, sehingga iklim lokal dapat diperbaiki (suhu dan tingkat kelembaban) Central Park di New York, mempunyai luasan dan jenis vegetasi yang signifikan sebagai paru-paru kota
29 Central Park di New York, mempunyai luasan dan jenis vegetasi yang signifikan sebagai paru-paru kota Peningkatan tekanan udara yang berasal dari uap air akan merangsang terjadinya turbulensi angin ke sekitar hutan kota yang dapat memperbaiki kualitas iklim lokal
30 6. Perawatan Tanaman Tanaman adalah mahluk hidup, Akan melalui proses tumbuh, tua, mati. 1. Perlu diinventarisasi jenis, waktu penanaman dan perkiraan waktu peremajaan 2. Perlu dilakukan perawatan berkala seperti: pemupukan, penyiraman, pemangkasan, dsb
31 JENIS TUMBUHAN Ukuran daun Luas Nama lokal Nama latin keteduhan (m2) Ki Hujan Samanea samen Kecil 1224,36 Beringin Ficus benjamina Kecil 940,37 Saga Adenanthera pavovina Kecil 53,07 Soga Peltophorum pterocarpus Kecil 301,75 Gelam Melaleuca leucadendron Kecil 18,06 Sengon Paraserianthes falcataria Kecil 945,81 Bintaro Cerbera odollam Sedang 23,34 Tembesu Fragraea fragrans Sedang 207,17 Cempaka Michelia champaca Sedang 34,22 Angsana Pterocarpus indicus Sedang 361,08 Tanjung Mimusops elingii Sedang 102,80 Randu Ceiba petandra Sedang 402,62 Jambu laut Eugenia grandis Besar 264,21 Mangium Acacia mangium Besar 302,37
32 STATUS VEGETASI KRITERIA TUMBUHAN I II III IV V A. RTH- PERTAMANAN (1) Taman 1, 2, 3, 4, 7, 8 1 1, 2 1, 2 1 (2) Jalur hijau jalan 1, 2, 3, 6, 7 1, 2, , 3 (3) Jalur hijau Kota 1, 2, 3, 5, 7, B. RTH LAIN-LAIN 7, 8 3 1, 2 1, 2 3 I. Karekteristik umum 1. Tidak bergetah/ beracun 5. Struktur daun setengah rapat 2. Dahan tidak mudah patah 6. Struktur daun rapat 3. Perakaran tidak mengganggu fondasi 7. Ketinggian tumbuhan bervariasi 4. Struktur daun, setengah rapat hingga rapat!!. Kecepatan tumbuh III. Habitat 8. Warna dominan hijau, warna lain seimbang 1, Sedang 1. Tumbuhan hijau lokal 2. Cepat 2. Tumbuhan hijau budidaya 3. Bervariasi V. Kerapatan tanamana IV. Tpie tumbuhan 1. Setengah rapat 1. Musiman, 2. Tahunan 2. Rapat, 3. Setengah rapat hingga rapat
33 Jadi ketersediaan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan mutlak diperlukan!!
34 Ruang lingkup / Cakupan Permasalahan RTH sebagai suatu sistem 1. Konservasi, preservasi dan pelestarian SDA. 2. Masalah pencemaran, gangguan pemandangan, suara dan sampah 3. Masalah erosi, ekologi, ekosistem, SDA 4. Masalah tata ruang dan pembangunan perkotaan 5. Masalah jalur LL dan pembangunan liniernya. 6. Masalah peremajaan perkotaan 7. Masalah reklamasi tanah, pantai 8. Masalah hutan, satwa liar 9. Masalah lintas peran stakeholders. 10. Managemen RTH
35
36
37
38
39
40 Liberskind ground z Watercolour park
41 Seoul grandpark
42 Liebeskind ground z Sprout traffic child park
43 RS Pelni
44 Sistem RTHK bagian kota yang tidak terbangun, yang berfungsi menunjang kenyamanan, kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan dan pelestarian alam, mendatangkan spirit, kebanggaan, makna dan ingatan akan suatu kota. Bentuknya : ruang pergerakan linier/koridor, path ruang pulau/oasis/room/tempat istirahat Bisa buatan/manmade atau alami.
45 FUNGSI EKOLOGIS sumber 2 polusi udara ISPU Index Standard Pencemar Udara emisi lalu-lintas emisi pembakaran energi rumah tangga emisi industri
46 Kategori Ruang Publik Kota Taman RTH Plaza Jalan mall Ruang di antara bangunan Taman rekreasi theme park
47 Taman Taman Perancis Eropa)
48 Taman
49 Taman
50 promenade esplanade
51 Jalan mall
52 Jalan park street
53 Taman rekreasi Taman Safari rekreasi (theme park)
54 Ruang Terbuka Hijau (RTH) FUNGSI Ekologis Estetik Sosial Pembentuk ruang kota
55 FUNGSI EKOLOGIS Menyerap CO2 Memproduksi O 2 (paru-paru kota) Melancarkan penyerapan air hujan Menyerap kebisingan Menyerap debu Menurunkan suhu area yang terpengaruh Memberikan keteduhan
56 FUNGSI EKOLOGIS Suhu udara iklim makro iklim mikro iklim lokal pengerasan permukaan tanah dengan penghijauan peningkatan temperatur penurunan muka air tanah pengurangan pergerakan udara (angin) temperatur lebih sejuk pergerakan udara lebih baik debu berkurang
57 FUNGSI EKOLOGIS Tumbuhan / vegetasi Pergerakan udara dapat memperbaiki temperatur, (akibat adanya perbedaan temperatur antara ruang terbangun kota dengan daerah penghijauan). Pergerakan udara (angin) merupakan proses pengurangan zat 2 emisi di udara. stabilisator air tanah memperbaiki iklim lokal
58 FUNGSI EKOLOGIS keseimbangan Ekosistem sebagai paru-paru kota Kawasan alam Tumbuhan / vegetasi Hutan kota
59 FUNGSI SOSIAL Memberikan tempat interaksi warga kota Memberikan sarana rekreasi Menyediakan cadangan ruang kota untuk keperluan darurat Pemenuhan kebutuhan masyarakat
60 estetika lingkungan
61 BENTUK RTH Green belt kota Taman kota Jalur hijau jalan Bantaran sungai Bantaran jalur kereta api Jalur listrik tegangan tinggi Taman pemakaman umum (TPU)
62
63
64
65
66 Jenis-jenis penghijauan penghijauan umum (public) - penghijauan kota penghijauan pribadi (privat) daerah hutan dan alam
67 Penghijauan umum Penghijauan kota (public) Jenis-jenis penghijauan areal hijau kota yang berhubungan dengan alam bebas / hutan areal hijau umum yang digunakan untuk kegiatan bermain atau olah-raga fasilitas pemakaman umum yang masih memiliki banyak penghijauan areal penghijauan dari bangunan 2 umum taman 2 umum / taman bangunan2 pemerintahan lainnya
68 KAJIAN SEJARAH Perpindahan civic center Stadhuisplein Old Batavia Waterlooplein Weltevreden Koningsplein Weltevreden
69 Penghijauan privat areal penghijauan pada bangunan2 milik swasta, tetapi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan kemasyarakatan, seperti misalnya : * sekolah * panti werdha * sanatorium * rumah sakit * perkantoran areal penghijauan pada : * lingkungan rumah susun * taman bangunan 2 tunggal * perkebunan sayur
70 PENGENALAN ARSITEKTUR LANSEKAP Ruang lingkup: 1. Perencanaan lansekap (pengkajian proyek berskala besar, perhatian pada masalah ekologi dan lingkungan alam, lintas disiplin, produk kebijakan tata ruang,tata guna lahan) 2. Perancangan tapak (landscape design) pengolahan tapak, melalui analisis kualitas tapak dan program penggunaan tapak. 3. Perancangan detail lansekap ketepatan penggunaan kompponen/elemen, material/bahan, tanaman, pemecahan detail elemen tuang luar (pedestrian, plaza, air mancur dsb)
71 Kembali
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Central Business District (CBD) Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 1992 mengenai penataan ruang, pada Pasal 1 disebutkan bahwa kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai
Lebih terperinciRUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI SUATU SISTEM DALAM KERUANGAN KOTA
RUANG TERBUKA HIJAU SEBAGAI SUATU SISTEM DALAM KERUANGAN KOTA Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Oleh: Ismono Kasubdit Pengelolaan Gedung
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
Lebih terperinciREKOMENDASI Peredam Kebisingan
83 REKOMENDASI Dari hasil analisis dan evaluasi berdasarkan penilaian, maka telah disimpulkan bahwa keragaman vegetasi di cluster BGH memiliki fungsi ekologis yang berbeda-beda berdasarkan keragaman kriteria
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Terbuka Hijau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau kota harus memperhatikan
Lebih terperinciIII. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami bentuk-bentuk ruang dengan tanaman
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan
Lebih terperinciANALISIS DAN SINTESIS
55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT
Lebih terperinciLanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD. Tujuan Memahami makna dan manfaat hutan kota pada penerapannya untuk Lanskap Kota. Memiliki
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang
TINJAUAN PUSTAKA Penghijauan Kota Kegiatan penghijauan dilaksanakan untuk mewujudkan lingkungan kota menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang asri, serasi dan sejuk dapat
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Eksisting dan Evaluasi Ruang Terbuka Hijau Kecamatan Jepara Jenis ruang terbuka hijau yang dikembangkan di pusat kota diarahkan untuk mengakomodasi tidak hanya fungsi
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU
BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU 3.1. Tinjauan Tema a. Latar Belakang Tema Seiring dengan berkembangnya kampus Universitas Mercu Buana dengan berbagai macam wacana yang telah direncanakan melihat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Perencanaan Hutan Kota Arti kata perencanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Fak. Ilmu Komputer UI 2008) adalah proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ruang Terbuka Ruang terbuka merupakan suatu tempat atau area yang dapat menampung aktivitas tertentu manusia, baik secara individu atau secara kelompok (Hakim,1993).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan dan Perancangan Lanskap Planning atau perencanaan merupakan suatu gambaran prakiraan dalam pendekatan suatu keadaan di masa mendatang. Dalam hal ini dimaksudkan
Lebih terperinciCut Nuraini/Institut Teknologi Medan/
Cut Nuraini/Institut Teknologi Medan/16-09-2014 APA ITU ARSITEKTUR TROPIS? TROPIS tropikos artinya : Garis Balik Garis lintang utara 23 0 27 adalah garis balik cancer dan matahari pada tanggal 27 Juni
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan tingginya kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT. lingkungan yang. mampu menyembuhkan. Gambar 4. 1 Konsep Dasar
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar WARNA HEALING ENVIRONMENT lingkungan yang mampu menyembuhkan SUASANA Menghubungkan ruang luar dengan ruang dalam terutama pada area yang difokuskan untuk kesembuhan pasien.
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA UMUM Pembangunan kota sering dicerminkan oleh adanya perkembangan fisik kota yang lebih banyak ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah perkotaan pada umumnya tidak memiliki perencanaan kawasan yang memadai. Tidak terencananya penataan kawasan tersebut ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik
Lebih terperincike segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan
Kota memiliki keterbatasan lahan, namun pemanfaatan lahan kota yang terus meningkat mengakibatkan pembangunan kota sering meminimalkan ruang terbuka hijau. Lahan-lahan pertumbuhan banyak yang dialihfungsikan
Lebih terperinciManfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :
BENTUK DAN FUNGSI HUTAN KOTA 1. Bentuk Hutan Kota Pembangunan hutan kota dan pengembangannya ditentukan berdasarkan pada objek yang dilindungi, hasil yang dicapai dan letak dari hutan kota tersebut. Berdasarkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar... 1 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tujuan... 5
1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... 1 Daftar Isi... 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Permasalahan... 4 1.3 Tujuan... 5 BAB II PEMBAHASAN/ISI 2.1 Hakikat Penghijauan Lingkungan... 6 2.2 Peran
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG
PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN RUANG TERBUKA HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN Lingkungan adalah bagian tidak terpisahkan dari hidup kita sebagai tempat di mana kita tumbuh, kita berpijak, kita hidup. Dalam konteks mensyukuri nikmat Allah atas segala sesuatu yang
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi
BAB VI PENUTUP VI.1. Kesimpulan 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi (07.00) secara keseluruhan dalam kondisi nyaman.
Lebih terperinciBAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah sebagai tempat menerima pendidikan dan mengasah keterampilan yaitu mengambil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan tingginya kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi yang heterogen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan tanah dan atau air (Peraturan Pemeritah Nomor 34 Tahun 2006).
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada
Lebih terperincimasyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis dan lingkungannya dalam arti karakteristrik. Lansekap ditinjau dari segi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Lansekap (Landscape Planning) Lansekap merupakan refleksi dari dinamika sistem alamiah dan sistem sosial masyarakat dan dipandang sebagai kesatuan antara fisik geografis
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis
Lebih terperinciPERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT
PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Terbuka Hijau Ruang terbuka hijau adalah area memanjang baik berupa jalur maupun mengelompok yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, sebagai tempat tumbuhnya vegetasi-vegetasi,
Lebih terperinciPengembangan RS Harum
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. KONSEP DASAR PENINGKATAN DENGAN GREEN ARCHITECTURE Dari penjabaran prinsi prinsip green architecture beserta langkahlangkah mendesain green building menurut: Brenda dan Robert
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciGambar 23. Ilustrasi Konsep (Image reference) Sumber : (1) ; (2) (3)
48 PERENCANAAN LANSKAP Konsep dan Pengembangannya Konsep dasar pada perencanaan lanskap bantaran KBT ini adalah menjadikan bantaran yang memiliki fungsi untuk : (1) upaya perlindungan fungsi kanal dan
Lebih terperinciPENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN
Materi 3 PENGANTAR ARSITEKTUR PERTAMANAN Bambang B. Santoso Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010 PENGENALAN ELEMEN PEMBENTUK TAMAN TUJUAN BELAJAR BAB INI : Mampu menyebutkan dan kemudian menjelaskan macam-macam
Lebih terperinciPENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada
PENDAHULUAN Latar Belakang Kota adalah suatu pusat pemukiman penduduk yang besar dan luas.dalam kota terdapat berbagai ragam kegiatan ekonomi dan budaya. Adakalanya kota didirikan sebagai tempat kedudukan
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR
LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi
Lebih terperinciRESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah Arsitektur Tropis yang ramah lingkungan. Beberapa alasan
Lebih terperinciBAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah
TINJAUAN PUSTAKA 1. Lanskap Sekolah Menurut Eckbo (1964) lanskap adalah ruang di sekeliling manusia mencakup segala hal yang dapat dilihat dan dirasakan. Menurut Hubbard dan Kimball (1917) dalam Laurie
Lebih terperinciINFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI
INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI Saat ini banyak kota besar yang kekurangan ruang terbuka hijau atau yang sering disingkat sebagai RTH. Padahal, RTH ini memiliki beberapa manfaat penting
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Evaluasi Kualitas Estetik
19 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Umum Desa Ancaran memiliki iklim yang dipengaruhi oleh iklim tropis dan angin muson, dengan temperatur bulanan berkisar antara 18 C dan 32 C serta curah hujan berkisar
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Desain dan Perancangan Van Dyke (1990) mengemukakan bahwa desain atau perancangan merupakan suatu bentuk pemecahan masalah dengan beberapa tahapan dan mengacu pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang berkembang sangat pesat dengan ciri utama pembangunan fisik namun di lain sisi, pemerintah Jakarta
Lebih terperinciBAB IV ANALISA STUDI KASUS
BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin meningkat pula kebutuhan akan lahan-lahan untuk menyediakan permukiman, sarana penunjang ekonomi
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kota Per Kecamatan Kota yang terdiri dari enam kecamatan memiliki proporsi jumlah penduduk yang tidak sama karena luas masing-masing kecamatan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya
165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan perwujudan aktivitas manusia yang berfungsi sebagai pusat kegiatan sosial, ekonomi, pemerintahan, politik, dan pendidikan, serta penyedia fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bogor merupakan kota yang terus berkembang serta mengalami peningkatan jumlah penduduk dan luas lahan terbangun sehingga menyebabkan terjadinya penurunan luas
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperincif. Nilai estetis (Aesthetic values)
3. Fungsi Tanaman Tanaman tidak hanya mengandung/mempunyai nilai estetis saja, tapi juga berfungsi untuk meningkatkan kualitas Iingkungan. Adapun fungsi 1anaman adalah: (baca, Carpenter, Phillip L., Theodore
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1 Latar Belakang Tema Tema Green Architecture dipilih karena mengurangi penggunaan energi dan polusi, serta menciptakan hunian dengan saluran, penyekatan, ventilasi, dan material
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan Konsep dasar pada perencanaan Pangkalan Pendaratan Ikan Tambak Mulyo Semarang ini didasari dengan pembenahan fasilitas
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
112 5.1 Konsep Kawasan BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 5.1: Kondisi eksisting kawasan Sumber: Google erth, 2011 Keterangan: 1: Landasan penerbangan dan pendaratan pesawat di masa mendatang 2: Tapak 3:
Lebih terperinciPENGHAWAAN DALAM BANGUNAN. Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin
PENGHAWAAN DALAM BANGUNAN Erick kurniawan Harun cahyono Muhammad faris Roby ardian ipin PENGHAWAAN Penghawaan adalah aliran udara di dalam rumah, yaitu proses pertukaran udara kotor dan udara bersih Diagram
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bagi warga kota. Selain sebagai sarana tersebut, kehadiran lapangan golf
9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lapangan golf merupakan salah satu fasilitas umum kota yang dapat digunakan sebagai sarana olah raga dan rekreasi melalui permainan golf yang
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian tentang Lingkungan Hidup dan Lingkungan Perkotaan Soemarwoto (1985) mengemukakan bahwa lingkungan hidup adalah ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pembangunan perkotaan cenderung meminimalkan ruang terbuka hijau. Lahan terbuka hijau dialih fungsikan menjadi kawasan pemukiman, perdagangan, kawasan industri,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Padang Golf Sukarame (PGS) merupakan Lapangan Golf pertama dan satu-satunya di Provinsi Lampung. Padang Golf Sukarame didirikan oleh Perkumpulan Golf Lampung (PGL).
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN PURWOREJO
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa perkembangan dan pertumbuhan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota adalah sebuah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomis yang heterogen
Lebih terperinciSALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010
BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 5 TAHUN 2010 Menimbang : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN BUNDARAN MUNJUL KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. RTH dalam Penataan Ruang Wilayah Perkotaan Perkembangan kota merepresentasikan kegiatan masyarakat yang berpengaruh pada suatu daerah. Suatu daerah akan tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciKebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo
Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo Fungsi Ekologis Terciptanya Iklim Mikro 81% responden menyatakan telah mendapat manfaat RTH sebagai pengatur iklim mikro.
Lebih terperinciIV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota
Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan,S.P., MAgr, PhD. Tujuan Memahami kriteria tanaman Lanskap Kota Mengetahui berbagai
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
56 ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan hasil inventarisasi maka dari faktor-faktor yang mewakili kondisi tapak dianalisis sehingga diketahui permasalahan yang ada kemudian dicari solusinya sebagai
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU KAWASAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : a. bahwa perkembangan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Kesimpulan dari konsep ruang terbuka hijau pada kawasan pusat kota Ponorogo adalah : 1. Adanya kebutuhan masyarakat pada kawasan pusat kota Ponorogo akan ruang
Lebih terperinciVI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan
116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciTENTANG BUPATI NGANJUK, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
t'r - PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 09 TAHUN 2OO5 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK, Menimbang
Lebih terperinciINVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM
INVENTARISASI DAN PENENTUAN KEMAMPUAN SERAPAN EMISI CO2 OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KABUPATEN SIDOARJO, JAWA TIMURM Izzati Winda Murti 1 ), Joni Hermana 2 dan R. Boedisantoso 3 1,2,3) Environmental Engineering,
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition
Lebih terperinciLANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE)
Magister Desain Kawasan Binaan (MDKB) LANSKAP PERKOTAAN (URBAN LANDSCAPE) Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Siti Nurul Rofiqo Irwan, SP., MAgr, PhD. Pendahuluan Tujuan : Memberi pemahaman tentang: - Pengertian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan nasional secara menyeluruh. Pembangunan daerah telah berlangsung
Lebih terperinciGreen Urban Vertical Container House 73
BAB IV HUNIAN VERTIKAL YANG DIRENCANAKAN DI BEKASI A. Pemahaman 1. Pengertian adalah Sebuah hunian bertingkat yang memanfaatkan material peti kemas bekas sebagai alternatif material bangunan yang berwawasan
Lebih terperinciPokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan. Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT.
Pokok Bahasan Analisis Program, Tapak dan Lingkungan Subject Matter Expert Ir. Irina Mildawani, MT. Agus Suparman, ST., MT. Instructional Designer Rehulina Apriyanti, ST., MT. Lia Rosmala S., ST.,MT. Multimedia
Lebih terperinciPENGANTAR VEGETASI LANDSCAPE PENGELOMPOKAN VEGETASI BERDASAR PEMBENTU DAN ORNAMENTAL SPACE
2011 PENGANTAR VEGETASI LANDSCAPE PENGELOMPOKAN VEGETASI BERDASAR PEMBENTU DAN ORNAMENTAL SPACE JURUSAN ARSITEKTUR ITATS Ririn Dina Mutfianti, ST.,MT 10/30/2011 Materi 1 Pengelompokan Berdasarkan Pembentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pembangunan menimbulkan suatu dampak baik itu dampak terhadap ekonomi, kehidupan sosial, maupun lingkungan sekitar. DKI Jakarta sebagai kota dengan letak yang
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan
Lebih terperinciGambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar mengambil dari prinsip tema yang telah dipertajam sehingga mendapatkan sebuah konsep dasar yaitu save the land surface. Save the land surface mempunyai
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota merupakan ekosistem buatan yang terjadi karena campur tangan manusia dengan merubah struktur di dalam ekosistem alam sesuai dengan yang dikehendaki (Rohaini, 1990).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. letaknya ini, matahari dapat bersinar di wilayah Indonesia selama 12 jam per
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Iklim tropis yang ada di Indonesia diakibatkan karena letak Indonesia berada tepat di garis ekuator, yang berarti dekat dengan matahari. Dipengaruhi letaknya ini, matahari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY
81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Lebih terperinci