PEMERINTAH KABUPATEN PATI INSPEKTORAT Jalan setyabudi No. 34 A Telp. (029s) pati - Kode pos 59115

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMERINTAH KABUPATEN PATI INSPEKTORAT Jalan setyabudi No. 34 A Telp. (029s) pati - Kode pos 59115"

Transkripsi

1

2 PEMERINTAH KABUPATEN PATI INSPEKTORAT Jalan setyabudi No. 34 A Telp. (029s) pati - Kode pos PERNYATAAN TELAH DIREVIU LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN Kami telah mereviu Laporan Kinerja lnstansi Pemerintah Kabupaten Pati untuk Tahun Anggaran 2015 sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen pemerintah Kabupaten Pati. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini. Maret 2016 upaten Pati O HADI, M.M tama Muda NrP

3 KATA PENGANTAR Assalamu'alaikurn Wr Wb. Alhamdullilahi robbil'alamin, karni panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWI, karena atas rahmat dan hidayahltlya Pemerintah Kabupaten Pati telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 sebagai bentuk akuntabifitas penyelenggaraan pemerintahan sefama Tahun 2Ol5 dan sebagai media permnggungjawaban serta sarana informasi Pemerintah Kabupaten Pati dalarn memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pada umumnya. Secara garis besar Laporan Kinery'a Instansi Pemerintah Tahun 20 5 ini berisi informasi tentang perencanaan dan capaian kineq'a tahun ke-empat periode ZAl Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah {RPJMDI, baik keberhasifan rnaupun kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis juga memuat aspek keuangan yang secetra langsung mengaitkan hubungan antara dana masyarakat yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima maqrarakat. Secara keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2015 tetah banyak nrembuahkan hasil pembangunan. Dari 48 Indikator Kine{a Sasaran yang rnerupakatn Indikator Kinerja Utama (lkuf Pemerintah Kabupaten PatiTahun 2A15, kinerja yang dic;lpai rnenunjukkan bahwa 35 indikator telah rnemenuhi kriteria sangat tinggi (730/61, 7 indikator memenuhi kriteria tingg 2 indikator memenuhi kriteria sedang, 2 indikator rnemehuhi kriteria rendah; dan 2 indikator memenuhi criteria sangat rendah. sejurnfah outcomeyang masuk kategori tinggi atau sangat tinggi tersebut, tidak tertepas dari orientasi atas pelakanaan program kegiatan yang dilakukan secara terpadu, fokus, dan berkrelanjutan. Namun disadari, masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum ter,c?pai. Analisa dan evaluasi atas capaian kinerj'a secara komprehensif digunakan sebagai pil'akan untuk melakukan perbaikan pelayanan publik dan mendukung tercapain5/a good governance pada masa mendatang. Berkenaan dengan itu, Lt(itP Pemerintarh Kabupaen Pati Tahun 2015 ini, dapat menjadi masukan dan saran evaluasi agar kine4'a kedepan menjadi lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelakanaannya. W,?ssa la mu 2 la ik um Wr Wb. ANTO, S.H., M.M.. M.Si.

4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR GRAFIK... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN Pemerintahan Kepegawaian Kondisi Geografis Daerah Batas Administrasi Luas Wilayah Topografi dan Morfologi Iklim Gambaran Umum Demografi Sistematika... 8 BAB II PERENCANAAN KINERJA Indikator Kinerja Perjanjian Kinerja Rencana Anggaran Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Capaian Kinerja Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Realisasi Anggaran BAB IV PENUTUP LAMPIRAN... Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman i

5 DAFTAR TABEL Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya Ketinggian dari Permukaan Air Laut Dirinci Tiap Kecamatan di Kabupaten Pati Type Iklim ( oldeman ) Indikator Kependudukan Kabupaten Pati Target Kinerja Tercukupinya Daya Tampung Pendidikan di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 2.2 Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Relevansi Pendidikan di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah termasuk Kualitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Target Kinerja Meningkatnya Budaya Baca Masyarakat Target Kinerja Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan 2.6 Target Kinerja Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin Target Kinerja Peningkatan Kesadaran Pola Hidup Sehat Masyarakat Target Kinerja Peningkatan Keberdayaan dan Kesejahteraan Masyarakat 2.9 Target Kinerja Peningkatan Produksi dan Daya Saing Produk Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan Target Kinerja Meningkatnya Minat Pengusaha dan Nilai Investasi Target Kinerja Meningkatnya Fasilitasi dan Penguatan Kelembagaan Koperasi, LKM dan UMKM 2.12 Target Kinerja Meningkatnya Produktifitas Tenaga Kerja, Penempatan Tenaga Kerja dan Sarana Informasi Bursa Kerja 2.13 Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan serta Sarana Penunjang Lainnya Target Belanja Daerah Alokasi Anggaran per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran Skala Nilai Peringkat Kinerja Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman ii

6 Tabel Judul Halaman: 3.4 Kondisi Sekolah di Kabupaten Pati Angka APM dan APK Rasio Jumlah Guru dan Murid Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Tahun Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Akhir RPJMD Jumlah Perpustakaan di Wilayah Kabupaten Pati Jenis Koleksi Buku di Perpustakaan Daerah Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Tahun Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Tahun Tingkat Perkembangan Posyandu Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Akhir RPJMD Perkembangan Posyandu Kabupaten Pati Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Tahun Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Kelompok Usaha Yang Dikelola Kabupaten Pati Triwulan IV Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Akhir RPJMD Data Perkoperasian Kabupaten Pati Data UMKM Kabupaten Pati Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman iii

7 Tabel Judul Halaman: 3.34 Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Pati Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Tahun Volume dan Nilai Produksi Perikanan Kabupaten Pati Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Tahun Kondisi Jalan Kabupaten Pati Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 13 Tahun Capaian Indikator Sasaran dengan angka absolut Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Tahun Luas Saluran Irigasi Yang Ada di Kabupaten Pati Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Tahun Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupatan Pati Cakupan Ketersedian Rumah Layak Huni Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Tahun Data PMDN dan PMA Kabupaten Pati Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Akhir RPJMD TPT dan TPAK Kabupaten pati Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Terhadap Target Akhir RPJMD Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Tahun Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Terhadap Target Akhir RPJMD Kebutuhan Hidup Lajang dan Upah Minimum Kabupaten Pati Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun Target Belanja Daerah APBD Perubahan 82 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman iv

8 Tabel Judul Halaman: 3.63 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Per Sasaran Pemerintah Daerah Tahun Anggaran Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman v

9 DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Halaman: 1.1 Peta Kabupaten Pati Pegunungan Kendeng Utara Piramida Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun Sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah 52 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman vi

10 DAFTAR GRAFIK Grafik Judul Halaman: 1.1 Jumlah PNS Daerah Menurut Tingkat Pendidikan Capaian Kinerja Kabupaten Pati Jumlah Pengunjung Perpustakaan Trend Kasus Gizi Buruk Th Kabupaen Pati Strata Desa Siaga TA Strata Posyandu TA Posyandu Purnama dan Mandiri TA Akses Penduduk Jamban Sehat Tahun Akses Penduduk terhadap air minum menurut sarana 68 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman vii

11 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Judul Halaman: I Penetapan Kinerja Tabel Relasi Program Dengan Sasaran Strategis Perjanjian Kinerja Tahun Piagam Penghargaan UPSUS Swasembada Pangan 94 4 Piagam Penghargaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Atas prestasinya dalam mendorong percepatan penerbitan Izin Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Pati 95 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman viii

12 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pati tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah P E M E R I N T A H A N Pemerintah Kabupaten Pati dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah. Sejak otonomi daerah pada tahun 2001, jumlah kecamatan di Kabupaten Pati tidak mengalami perubahan yaitu 21 kecamatan. Pada tahun 2006 jumlah desa/kelurahan bertambah menjadi 406 desa/kelurahan dari 405 desa/kelurahan, karena ada pemekaran desa di Kecamatan Gabus yaitu Desa Pantirejo, yang dipecah menjadi dua desa yaitu Desa Pantirejo dan Desa Kosekan. Tahun 2012 ada penggabungan RT menjadi RT dari pada tahun 2011 dan di Tahun 2013 berkurang lagi menjadi RT. No. Nama Kecamatan Tabel 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Luas Wilayah (Ha) % thd total Kelurahan/Desa 1 Sukolilo ,56 % 2 Kayen ,39 % 3 Tambakromo ,82 % 4 Winong ,65 % 5 Pucakwangi ,17 % 6 Jaken ,56 % 7 Batangan ,37 % 8 Juwana ,72 % 9 Jakenan ,01 % 10 Pati 5/ ,83 % 11 Gabus ,69 % 12 Margorejo ,11 % 13 Gembong ,48 % 14 Tlogowungu ,28 % 15 Wedarijaksa ,72 % 16 Trangkil ,85 % 17 Margoyoso ,99 % 18 Gunungwungkal ,11 % 19 Cluwak ,61 % 20 Tayu ,16 % 21 Dukuhseti ,43 % Jumlah 5/ % Sumber: Pati Dalam Angka, 2015 Dalam menjalankan tugas dan kewenangan, Pemerintah Kabupaten Pati telah membentuk organisasi perangkat daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 1

13 Kabupaten Pati, Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Pati disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (SKPD di DPPKAD), Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja (SKPD di Kesbangpol, Satpol, Inspektorat), Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, dan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pati terdiri dari: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 13 Dinas Daerah, 13 Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), 21 Kecamatan dan 5 Kelurahan yang bertanggung jawab kepada Bupati Pati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Pati. Pemilu legislatif tahun 2014 menghasilkan Anggota DPRD Kabupaten Pati menurut keanggotaan Partai Politik sebanyak 50 orang. Didominasi oleh PDI-P dan Partai Gerindra yang menyumbangkan anggotanya sebanyak 8 orang atau 16 persen dari total anggota DPRD Kabupaten Pati. Jumlah terbanyak kedua ditempati oleh Partai Demokrat, Partai Golkar dan PKB dengan jumlah anggotanya 6 orang. Sedangkan urutan ke tiga ditempati oleh PKS dengan jumlah anggota 5 orang K E P E G A W A I A N Pegawai sebagai aset dan Grafik 1.1 Jumlah PNS Daerah Menurut Tingkat Pendidikan unsur utama dalam organisasi memegang peranan yang sangat menentukan dalam pencapaian tujuan organisasi. Semua unsur sumber daya organisasi tidak akan berfungsi tanpa ditangani oleh manusia yang merupakan penggerak utama jalannya organisasi. Tanpa didukung dengan kinerja yang baik atau tinggi dari aparatur, suatu organisasi akan Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2015 mengalami kesulitan dalam proses pencapaian tujuannya. Peningkatan profesionalisme pegawai dimaksudkan untuk mewujudkan sumber daya aparatur yang handal dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 2

14 berkompeten dengan bidang tugasnya. Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Calon PNS Daerah di Kabupaten Pati pada tahun 2014 adalah orang, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak orang. Di lihat dari komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai lakilaki sebanyak orang, lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah pegawai perempuan sebanyak orang. Persentase jumlah PNS dan CPNS Daerah Kabupaten Pati menurut pendidikan pada tahun 2014 yaitu SD sebanyak 1,07%, SLTP sebanyak 2,61%, SLTA sebanyak 17,39%, D3 sebanyak 14,32%, S1 sebanyak 56,96% dan S2 sebanyak 7,65%. 1.3 KONDISI GEOGRAFIS DAERAH BATAS ADMINISTRASI Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah bagian timur yang berbatasan dengan: Gambar 1.1 Peta Kabupaten Pati Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati Sebelah utara : dibatasi wilayah Kab. Jepara dan Laut Jawa; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 3

15 Sebelah barat : dibatasi wilayah Kab. Kudus dan Kab. Jepara; Sebelah selatan : dibatasi wilayah Kab. Grobogan dan Kab. Blora; Sebelah timur : dibatasi wilayah Kab. Rembang dan Laut Jawa LUAS WILAYAH Kabupaten Pati terletak di pantai utara bagian timur, berbatasan dengan Kabupaten Kudus dan Kabupaten Jepara di bagian barat, Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Rembang di bagian timur, dan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora di bagian selatan. Letak astronominya antara 110,50 dan 111,15 bujur timur dan 6,25 dan 7,00 lintang selatan. Luas wilayah Kabupaten Pati adalah Ha Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten / kota di Jawa Tengah bagian timur. Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah Ha yang terdiri dari Ha lahan sawah dan Ha lahan bukan sawah. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel luas tanah menurut penggunaannya, tabel berikut 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Luas Tanah Menurut Penggunaannya Kecamatan Lahan Lahan Jumlah/ Persentase Bukan Sawah Total (%) Sawah 010. Sukolilo 020. Kayen 030. Tambakromo 040. Winong 050. Pucakwangi 060. Jaken 070. Batangan 080. Juwana 090. Jakenan 100. Pati 110. Gabus 120. Margorejo 130. Gembong 140. Tlogowungu 150. Wedarijaksa 160. Trangkil 170. Margoyoso 180. Gunungwungkal 190. Cluwak 200. Tayu 210. Dukuhseti ,56 6,39 4,82 6,65 8,17 4,56 3,37 3,72 3,53 2,83 3,69 4,11 4,48 6,28 2,72 2,85 3,99 4,11 4,61 3,16 5,43 Jumlah/ Total ,00 Sumber: Wikipedia, TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI Wilayah Kabupaten Pati terletak pada ketinggian antara m di atas permukaan air laut rata-rata dan terbagi atas 3 relief daratan, yaitu: a. Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan Kecamatan Cluwak. b. Pegunungan Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil wilayah Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 4

16 Gambar 1.2 Pegunungan Kendeng Utara c. Dataran rendah membujur di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Wedarijaksa, Juwana, Winong, Gabus, Kayen bagian Utara, Sukolilo bagian utara, dan Tambakromo bagian utara. Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, wilayah dengan ketinggian m dpl merupakan wilayah yang terbesar yaitu meliputi wilayah seluas Ha atau dapat dikatakan bahwa topografi wilayah Kabupaten Pati sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian. Tabel 1.3 Ketinggian dari Permukaan Air Laut Dirinci Tiap Kecamatan di Kabupaten Pati No. (meter dari permukaan laut / Wilayah m dpl) Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Pati, Juwana, Margorejo, Jakenan, Batangan, Jaken, Gabus, sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong, dan Pucakwangi, serta sebagain kecil Kecamatan Tlogowungu dan Gunungwungkal Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi, Margorejo, Tlogowungu, Gunungwungkal, Cluwak, sebagian kecil Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Cluwak, Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong dan sebagian kecil Kecamatan Pucakwangi dan Margorejo Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu. 5 > 1000 Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu. Sumber: Kabupaten Pati Dalam Angka, 2006 Ketinggian wilayah yang terendah di Kabupaten Pati berada di Kecamatan Tayu dengan ketinggian 1 m di atas permukaan laut dan tertinggi berada di Kecamatan Tlogowungu dengan ketinggian 624 m di atas permukaan laut. Menurut hasil pendataan potensi desa (PODES) tahun 2011, sebagian besar desa di Kabupaten Pati merupakan desa bukan pesisir yang jumlahnya mencapai 354 desa dengan topografi wilayah sebagian besar berada di dataran yaitu sebanyak 339 desa. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 5

17 Jenis tanah di Kabupaten Pati terbagi menjadi dua bagian yaitu daerah bagian utara dan daerah bagian selatan. Jenis tanah di daerah bagian utara meliputi tanah red yellow, latosol, aluvial, hidromer, dan regosol. Sedangkan di bagian selatan terdiri dari tanah aluvial, hidromer, dan gromosol, Rincian menurut kecamatan sebagai berikut: 1. Batangan, Sukolilo, Gabus dan Jakenan merupakan tanah Aluvial; 2. Cluwak, Gunungwungkal dan Gembong merupakan tanah Latosol; 3. Juwana dan Margoyoso merupakan tanah Aluvial dan Red Yellow mediteran; 4. Pati dan Margorejo merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol, Aluvial dan Hidromer; 5. Kayen dan Tambakromo merupakan tanah Aluvial dan Hidromer; 6. Pucakwangi dan Winong merupakan tanah Gromosol dan Hidromer; 7. Wedarijaksa merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol dan Regosol; 8. Tayu merupakan tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol; dan 9. Tlogowungu merupakan tanah Latosol dan Red Yellow mediteran IKLIM Tahun 2014 rata-rata curah hujan di Kabupaten Pati sebanyak mm dengan 107 hari hujan selama setahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan januari dengan curah hujan sebesar 883 mm dengan hari hujan 21 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan oktober dengan curah hujan sebesar 11 mm dengan hari hujan sebanyak 1 hari. Berdasarkan curah hujan wilayah di Kabupaten Pati terbagi atas berbagai tipe iklim (oldeman) tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 1.4). Tabel 1.4 Type Iklim (oldeman) Oldeman Kecamatan District Climate Type 010. Sukolilo D Kayen D Tambakromo D Winong E Pucakwangi E Jaken E Batangan E Juwana E Jakenan E Pati D Gabus D Margorejo D Gembong D Tlogowungu D Wedarijaksa E Trangkil E Margoyoso D Gunungwungkal D Cluwak C Tayu D Dukuhseti D 2 Sumber: Wikipedia, GAMBARAN UMUM D EMOGRAFI Komposisi penduduk di Kabupaten Pati bila diamati dari piramida penduduk pada tahun 2014 menuju ke arah yang lebih baik, ditunjukkan dengan adanya arah perkembangan penduduk yang hampir sama dari penduduk usia 0-4 tahun sampai dengan penduduk usia tahun. Komposisi penduduk juga dapat dihubungkan dengan Dependency Ratio (DR) /Angka Ketergantungan, yang menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok umur produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok umur tidak produktif (0-14 tahun) dan (65+). Angka ketergantungan tahun 2014 sebesar 48,08 persen, berarti setiap 100 penduduk yang produktif menanggung sekitar 48 penduduk yang tidak produktif. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 6

18 Gambar 1.3 Piramida Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015 Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2015 Jumlah penduduk Kabupaten Pati dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihat pada tabel indikator kependudukan Kab. Pati, namun tingkat pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 sebesar 0,62 persen lebih rendah dibanding tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 0,66 persen. Dengan luas wilayah sekitar Km², rata-rata setiap Km² ditempati penduduk sebanyak 815 jiwa/km2 pada tahun 2014, meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 810 jiwa/km2. Jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Pati lebih banyak di banding dengan jumlah penduduk laki-laki. Sex ratio tahun 2014 nilainya lebih kecil dari 100 yaitu sebesar 94 persen berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 94 penduduk laki-laki. Tabel 1.5 Indikator Kependudukan Kabupaten Pati Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2014 Menurut data Sakernas 2014, status pekerjaan utama penduduk yang bekerja sebagian besar adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai, yaitu sebesar 25,28 persen. Selanjutnya adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 20,26 persen dan berusaha sendiri yaitu 16,05 persen Sebaliknya yang berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar hanya 5,14 persen. Status penduduk sebagai pekerja keluarga/tidak dibayar lebih banyak dibandingkan bekerja bebas di non pertanian dan pekerja bebas dipertanian. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Bulan Agustus 2014, pada tahun 2014 kesempatan bekerja di sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja di Kabupaten Pati dengan persentase sebesar 39,13%, kemudian disusul oleh sektor perdagangan 21,63%, lainnya 13,89%, jasa 12,80%, dan industri 12,55%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 7

19 Gambar 1.4 Sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja Ditinjau dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk yang bekerja di Kabupaten Pati dari tahun mayoritas mempunyai latar belakang pendidikan SD ke bawah, yaitu masing-masing tercatat sebesar 57,47 persen, 50,98 persen dan 51,17 persen. Pendidikan tinggi (Diploma/Universitas ke atas) masih merupakan bagian terkecil dari penduduk yang bekerja, yakni sebesar 7,18 persen di tahun Sedangkan yang berpendidikan SLTP tahun 2014 turun menjadi 19,54 persen bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 19,95 persen dan 2012 sebesar 20,38 persen. Penduduk bekerja yang berpendidikan SLTA tahun 2014 sebanyak 22,11 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yakni sebanyak 21,46 persen. 1.5 SISTEMATIKA Penyusunan LKjIP Kabupaten Pati Tahun 2015 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka sistematika penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi. BAB II : PERENCANAAN KINERJA Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 8

20 Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai dengan hasil pengukuran, serta analisis capaian kinerja. B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja. BAB IV : PENUTUP Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja. LAMPIRAN : 1) Penetapan Kinerja Tahun ) Lain-lain. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 9

21 BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota diamanatkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan tersebut, maka penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Pati Tahun mengacu pada RPJP Daerah Kabupaten Pati Tahun , arah pembangunan RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Visi jangka panjang Kabupaten Pati seperti yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pati Tahun PATI BUMI MINA TANI SEJAHTERA Berdasarkan visi jangka panjang tersebut, serta sejalan dengan gerakan pembangunan dan strategi Bupati dan Wakil Bupati yaitu NOTO PROJO MBANGUN DESO serta kondisi umum Kabupaten Pati saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki dalam konstelasi lokal regional maupun nasional serta memperhatikan RPJPD Kabupaten Pati Tahun tahap kedua tahun ketiga sampai dengan tahap ketiga tahun ketiga dengan fokus pada peningkatan kualitas pembangunan dan penguatan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang. Tahun 2014 merupakan tahun ke-3 dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pati Pada tahap ini prioritas pembangunan diarahkan pada upaya pencapaian visi Kabupaten Pati Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik dengan fokus pada urusan-urusan yang langsung berhubungan dengan pencapaian misi dalam bidang-bidang antara lain: pendidikan, kesehatan, pertanian, pekerjaan umum, ketenagakerjaan, penanaman modal, perikanan, serta industri kecil. Prioritas yang hendak dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 2015 meliputi, Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, Peningkatan pemberdayaan UMKM, Peningkatan mutu pendidikan, Peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, Peningkatan promosi dan kerjasama investasi, Peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, serta Peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 10

22 2.1 INDIKATOR KINERJA Sebagian besar indikator yang digunakan dalam pelaporan ini diambil dari indikator kinerja daerah yang yang tertera dalam RPJMD beserta dengan proyeksi target tahun 2015 dan target akhir RPJMD 2017, yang dikelompokan dalam aspek dan fokus Pembangunan Daerah Kabupaten Pati. Didalam mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2015 dipergunakan 48 indikator kinerja utama dari 19 sasaran. Indikator Kinerja Utama (IKU) dipilih dari indikator kinerja daerah yang berhasil diidentifikasi dengan memperhatikan proses pengelolaan pemerintahan daerah yang keluarannya berupa hasil (outcome) dengan penghitungan yang mengacu pada Peraturan Bupati Pati Nomor 10 Tahun Perincian pengunaan 48 indikator kinerja dari 19 sasaran sesuai dengan Prioritas Pembangunan Daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 2015 Kabupaten Pati adalah sebagai berikut; Perioritas Peningkatan mutu pendidikan dan Peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat dengan sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, Diukur dengan 5 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan, diukur dengan 6 indikator; Sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat, diukur dengan 3 indikator. Prioritas Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Sasaran Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, diukur dengan 2 indikator; dan Sasaran Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat ada tiga Sasaran Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman, diukur dengan 2 indikator. Prioritas Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat dengan Sasaran Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, diukur menggunakan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS, diukur dengan 1 indikator; Sasaran Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja, diukur dengan 2 indikator. Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sasaran Meningkatnya produksi pertanian, diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya produksi Perikanan, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, diukur dengan 1 indikator. Prioritas Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi, diukur dengan 2 indikator. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 11

23 Prioritas Peningkatan pemberdayaan UMKM Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, Sasaran Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah, Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, diukur dengan 2 indikator. 2.2 PERJANJIAN KINERJA Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kabupaten Pati 2015 mengalami proses pembahasan dalam menentukan APBD Kabupaten Pati 2015 yang memuat program dan kegiatan yang disetujui untuk dilaksanakan pada tahun 2015 ini. Pemerintah Kabupaten Pati akan melaksanakan APBD untuk mewujudkan komitmen yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja 2015 (lampiran I), Pemerintah Kabupaten Pati berjanji akan mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan hingga pada gilirannya mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Pati. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Pati. Di bidang Pendidikan, Prioritas Peningkatan mutu pendidikan dan Peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat dengan sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, target dari 5 indikator target yang hendak dicapai pada tahun 2015 adalah sebagai berikut; Tabel 2.1 Target Kinerja Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A 99,02 3. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B 80,35 4. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 38,30 5. Rasio guru terhadap murid 1:9 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Upaya untuk mencapainya Program kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 ini adalah Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Pendidikan Menengah dan Program Pendidikan Non Formal. Selanjutnya Sasaran Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan, diukur dengan 6 indikator dengan target sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 12

24 Tabel 2.2 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Angka kelulusan SD/MI 99,3 2. Angka kelulusan SMP/MTs 98,93 3. Angka kelulusan SMA/MA/SMK 98,65 4. Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs 99,81 5. Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke 82,61 SMA/SMK/MA 6. Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 74,73 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Didukung dengan pelaksanaan Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan. Kemudian sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat, diukur dengan 3 indikator yang ditarget seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel 2.3 Target Kinerja Meningkatnya budaya baca masyarakat INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Jumlah Perpustakaan Jumlah Pengunjung perpustakaan Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Pemerintah Kabupaten Pati berkomitmen bahwa pada tahun 2015 jumlah perpustakaan sebanyak unit, jumlah pengunjung perpustakaan orang, dan koleksi buku di perpustakaan daerah sebanyak buku. Untuk mewujudkanya dengan melaksanakan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Prioritas Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Sasarannya pertama adalah Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk diukur dengan 3 indikator yaitu: Dicapai dengan melaksanakan, Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita dan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Sedangkan sasaran kedua Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, diukur 2 indikator dengan target sebagai berikut: Tabel 2.4 Target Kinerja Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Kematian Ibu (kasus) Kematian Bayi (kasus) Persentase balita gizi buruk 0,02 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 13

25 Tabel 2.5 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan INDIKATOR KINERJA 1. Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) 2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) TERGET Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Program Pemerintah Kabupaten Pati yang terkait untuk pencapain target kinerja meningkatanya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan adalah; 1. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 2. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan; 3. Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata; 4. Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata; 5. Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD RSUD "RAA Soewondo". Pada Sasaran ketiga Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, diukur dengan 2 indikator dengan target masing-masing adalah: Tabel 2.6 Target Kinerja Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Cakupan puskesmas (%) Cakupan pembantu puskesmas (%) 5 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Program yang dilaksanakan untuk mencapainya adalah; Program pelayanan kesehatan penduduk miskin, serta Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya. Dalam upaya peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat ada tiga Sasaran yaitu Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, diukur dengan 2 indikator; Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, diukur dengan 3 indikator; dan Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman, diukur dengan 2 indikator, Berikut ini adalah indikator dan target yang hendak dicapai di tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 14

26 Program kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pati untuk memenuhi target kinerja peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat pada tahun 2015 ini adalah; 1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 3. Program Pengawasan Obat dan Makanan 4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 5. Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga 6. Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU 7. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 8. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 9. Program Pengembangan Perumahan 10. Program Lingkungan Sehat Perumahan 11. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 12. Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 13. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Tabel 2.7 Target Kinerja peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat SASARAN INDIKATOR TARGET Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman 1. Cakupan desa siaga aktif (%) Persentase posyandu aktif Rumah tangga bersanitasi (%) Rumah tangga pengguna air bersih (%) 5. Persentase penduduk berakses air minum 6. Rumah tangga pengguna listrik (%) Rumah layak huni (%) 92 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015 Prioritas Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat meliputi Sasaran sebagai berikut Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, diukur menggunakan 3 indikator, Sasaran Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS, diukur dengan 1 indikator dan Sasaran Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja, diukur dengan 2 indikator, target kinerja pada tahun 2015 ditetapkan seperti dalam tabel berikut ini: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 15

27 Tabel 2.8 Target Kinerja Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 6. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak 10. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS 12. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja 7. Angka melek huruf perempuann usia 15 tahun keatas(%) Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) 51,31 9. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%) 0, Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja (%) 14. Prosentase UMK terhadap KHL 100 Sumber: Perjanjian Kinerja Program kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujutkannya adalah: 1. Program Keluarga Berencana 2. Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan 3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja 4. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak 5. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 6. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri 7. Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan 8. Program peningkatan peran perempuan di perdesaan 9. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya 10. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 11. Program pembinaan anak terlantar 12. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma 13. Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan 14. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) 15. Program Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa 16. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR 17. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 18. Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS 19. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan meliputi Sasaran Meningkatnya produksi pertanian, diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya produksi Perikanan, diukur dengan 2 indikator, serta Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, diukur dengan 1 indikator. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 16

28 Tabel 2.9 Target Kinerja Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan Sasaran Indikator Target Meningkatnya produksi pertanian Meningkatnya produksi Perikanan Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air 15. Produksi tanaman pangan Padi sawah 16. Produksi tanaman pangan Jagung 17. Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar , Perikanan tangkap Perikanan budidaya Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik 77 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah, karena wilayah Pati yang mempunyai daerah pertanian yang subur dan garis pantai yang panjang hal ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Pati dengan upaya meningkatkan produksi pertanian. Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut, sudah tentu mengandalkan perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Di sektor pertanian dan perikanan program-program kegiatan utama yang dilaksanakan tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2. Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) 3. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan 4. Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan 5. Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 6. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan 7. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 8. Program peningkatan produksi hasil peternakan 9. Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 10. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 11. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir 12. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan 13. Program pengembangan budidaya perikanan 14. Program pengembangan perikanan tangkap 15. Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan 16. Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 17. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar 18. Program pembangunan turap/talud/bronjong 19. Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 17

29 20. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya 21. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Prioritas Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi, diukur dengan 2 indikator yang akan dicapai dengan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Program pengembangan Kemitraan, Program penataan struktur industri, Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dan Program pengembangan sentra-sentra industri potensial. INDIKATOR Tabel 2.10 Target Kinerja Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi TARGET 1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (M.rupiah) Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 Prioritas Peningkatan pemberdayaan UMKM Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM, diukur dengan 2 indikator masing-masing adalah. INDIKATOR Tabel 2.11 Target Kinerja Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM TARGET 1. Persentase koperasi aktif Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM 20 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 Pemerintah Kabupaten Pati terus mendorong berkembangnya usaha kecil menengah yang tangguh dengan upaya fasilitasi dan penguatan kelembagaan bagi koperasi dan pelaku usaha mikro. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM dapat dilihat kinerjanya dengan indikator utama prosentase koperasi aktif, ditargetkan sebesar 100% dan prosentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM dengan target sebesar 20% yang akan dicapai dengan Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif, Program pengembangan industri kecil dan menengah, Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah, Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, Program peningkatan dan pengembangan ekspor, Program peningkatan kemampuan teknologi industri, Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 18

30 Peningkatan kapasitas industri dan perdagangan dengan Sasaran Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja, target yang ditetapkan dari masing-masing indikatornya adalah; Tabel 2.12 Target Kinerja Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja INDIKATOR TARGER 3. Tingkat partisipasi angkatan kerja (%) 73,01 4. Tingkat pengangguran terbuka (%) 6,77 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015 Program kegiatan yang dilaksanakan untuk Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja adalah dengan Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda diharapkan dapat meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran terbuka hingga target yang telah ditetapkan. Peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah, Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, diukur dengan 2 indikator utama yaitu; Tabel 2.13 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya INDIKATOR 1. Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%) TARGET 2. Panjang jalan dilalui roda 4 780,5 Sumber: Perjanjian Kinerja Program kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkannya adalah Program Peningkatan Jalan dan Jembatan, Program pembangunan jalan dan jembatan, Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan dan Program pembangunan infrastruktur perdesaan 2.3 RENCANA ANGGARAN TAHUN 2015 Sebagaimana yang telah dituangkan dalam dokumen Kebijakan Umum APBD Tahun 2015, belanja daerah diprioritaskan untuk mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan dasar yang sesuai dengan kewenangan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Mengingat kondisi kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas, jumlah anggaran Kabupaten Pati Tahun 2015 ditetapkan sebesar Rp ,00 terdiri atas Belanja Tidak Langsung sebesar Rp ,- Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 19

31 (atau 69,66% dari total anggaran Belanja) dan Belanja Langsung sebesar Rp ,- (atau 30,34% dari total anggaran Belanja 2014). Uraian Tabel 2.14 Target Belanja Daerah Target % (Rp) Belanja Tidak langsung ,66% Belanja Langsung ,34% Total belanja % Sumber: APBD Kab. Pati, 2015 Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program-program prioritas yang utama pencapaian sasaran-sasaran pembangunan, dan program-program pendukung, pada pos belanja langsung dibagi menjadi anggaran yang digunakan untuk penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan anggaran untuk belanja langsung program/kegiatan pendukung. Jumlah anggaran untuk program/kegiatan utama sebesar Rp ,00 atau sebesar 68% dari total belanja langsung, sedangkan anggaran untuk program/kegiatan pendukung sebesar Rp ,00 atau 32% dari total anggaran belanja langsung. Pada anggaran untuk program/kegiatan utama, sasaran pembangunan dengan anggaran paling besar adalah sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan besaran anggaran 30,25% dari total belanja Utama. Sasaran lain dengan anggaran yang relatif besar adalah sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya sebesar 19,75% serta sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah sebesar 13,51% dari total anggaran belanja Utama. Sementara itu, sasaran dengan anggaran yang relatif sedikit adalah sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat. serta Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk. masing-masing hanya sebesar 0,10% dari total anggaran belanja langsung utama yang berkaitan langsung dengan indikator kinerja. Tabel bawah; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 20

32 Tabel 2.15 Alokasi Anggaran per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015 SASARAN ANGGARAN % 1. Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah. 2. Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan ,51% ,93% 3. Meningkatnya budaya baca masyarakat ,10% 4. Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk ,10% 5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. 6. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. 7. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. 8. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak 9. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM ,25% ,85% ,37% ,63% ,59% 10. Meningkatnya produksi pertanian ,50% 11. Meningkatnya produksi Perikanan ,81% 12. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya ,75% 13. Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi ,22% 14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air ,99% 15. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman ,36% 16. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi ,58% 17. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja. 18. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS ,78% ,56% 19. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja ,12% Jumlah Utama % Jumlah Pendukung Total Belanja Langsung Sumber: DPPKAD Kab. Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 21

33 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, teratur dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Akuntabilitas merupakan kata kunci dari SAKIP itu sendiri, yang dapat diartikan sebagai perwujudan dari kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik. Jadi, akuntabilitas bukanlah sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi apakah uang tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. 3.1 CAPAIAN KINERJA Kinerja atau juga disebut performance dapat didefinisikan sebagai pencapaian hasil atau the degree of accomplishment. Penilaian terhadap kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi/instansi selanjutnya. Dalam institusi pemerintah khususnya, penilaian kinerja sangat berguna untuk menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan, memotivasi para birokrat pelaksana, melakukan penyesuaian anggaran, mendorong pemerintah agar lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat yang dilayani dan menuntun perbaikan dalam pelayanan publik. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Dalam melakukan pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Pati pada tahun 2015 masihdilakukan secara triwulan dan tahunansertasudah mendasarkan pada format pengukuran kinerja sebagaimana yang termuat dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan KinerjaInstansi Pemerintah.Sedangkan untuk skala penilaian terhadap kinerja pemerintah, menggunakanpijakan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 sebagaiberikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 22

34 No. Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja INTERVAL NILAI REALISASI KINERJA KRITERIA PENILAIAN REALISASI KINERJA 1. 91% 100% Sangat Tinggi 2. 76% 90% Tinggi 3. 66% 75% Sedang 4. 51% 65% Rendah 5. 50% Sangat Rendah Sumber: Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.1 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Pati tahun Adapun hasil pengukuran target dengan realisasi untuk masing-masing indikator sesuai dengan sasaran dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.2 Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kriteria Penilaian 1. Tercukupinya data 1. Bangunan sekolah yang 70 61,62 88% Tinggi tampung pendidikan di jenjang pendidikan 2. berkondisi baik Angka Partisipasi Murni 99,02 99,90 101% Sangat Tinggi dasar dan menengah (APM) SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi Murni 80,35 80,84 103% Sangat Tinggi (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni 38,30 42,11 109% Sangat Tinggi (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 5. Rasio guru terhadap murid 1:9 1:11 97% Sangat Tinggi 2. Meningkatnya 6. Angka Kelulusan (AK) SD/MI 99, % Sangat Tinggi kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang 7. Angka Kelulusan (AK) SMP/MTs 98,93 99,67 101% Sangat Tinggi pendidikan dasar dan 8. Angka Kelulusan (AK) 98,65 99,93 101% Sangat Tinggi menengah termasuk SMA/MA/SMK kualitas pendidikan 9. Angka Melanjutkan (AM) 99,81 123,90 124% Sangat Tinggi dan tenaga SD/MI ke SMP/MTs kependidikan 10. Angka Melanjutkan (AM) 82,61 114,95 139% Sangat Tinggi SMP/MTs ke SMA/SMK/MA 11. Persentase guru yang 74,73 85,95 115% Sangat Tinggi memenuhi kualifikasi S1/D-IV 3. Meningkatnya budaya 12. Jumlah perpustakaan % Tinggi baca masyarakat 13. Jumlah pengunjung % Sangat Tinggi perpustakaan 14. Koleksi buku yang tersedia di % Sangat Tinggi perpustakaan daerah 4. Menurunnya AKI, 15. Kematian ibu (kasus) % Tinggi AKB, AKBAL dan 16. Kematian bayi (kasus) % Sangat Tinggi balita gizi buruk 17. Persentase balita gizi buruk 0,02 0,09-200% Sangat Rendah 5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 6. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin 7. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat 8. Meningkatnya kesetaraan gender, 18. Cakupan pelayanan gawat % Sangat Tinggi darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) 19. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin % Sangat Tinggi 20. Cakupan puskesmas % Sedang 21. Cakupan pembantu puskesmas % Sangat Rendah 22. Cakupan desa siaga aktif % Sangat Tinggi 23. Persentase posyandu aktif % Rendah 24. Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas 98,37 99,98 102% Sangat Tinggi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 23

35 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian Kriteria Penilaian pemberdayaan 25. Partisipasi angkatan kerja 51,31 90,97 177% Sangat Tinggi perempuan dan anak perempuan 26. Penyelesaian pengaduan % Sangat Tinggi perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan 9. Meningkatnya 27. Persentase koperasi aktif ,64 75% Sedang fasilitasi dan 28. Persentase usaha mikro dan % Sangat Tinggi penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM kecil terhadap jumlah UKM 10. Meningkatnya 29. Produksi tanaman pangan % Sangat Tinggi produksi pertanian Padi sawah 30. Produksi tanaman pangan % Sangat Tinggi Jagung 31. Produktifitas padi atau bahan 59,24 58,64 99% Sangat Tinggi pangan utama lokal lainnya per hektar 11. Meningkatnya 32. Perikanan tangkap % Rendah produksi Perikanan 33. Perikanan budidaya % Sangat Tinggi 12. Meningkatnya 34. Persentase panjang jalan % Tinggi kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan 35. kabupaten dalam kondisi baik Panjang jalan dilalui roda 4 780,5 818,1 105% Sangat Tinggi jembatan serta sarana penunjang lainnya 13. Meningkatnya 36. Rumah tangga bersanitasi % Sangat Tinggi ketersediaan jaringan 37. Rumah tangga pengguna air % Sangat Tinggi air bersih dan sanitasi bersih 38. Persentase penduduk berakses air minum % Sangat Tinggi 14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air 15. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman 16. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi 17. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja 18. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS 19. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja 39. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik % Sangat Tinggi 40. Rumah tangga pengguna listrik 90 99,68 111% Sangat Tinggi 41. Rumah layak huni % Tinggi 42. Jumlah investor berskala % Sangat Tinggi nasional(pmdn/pma) 43. Jumlah nilai investasi berskala nasional(milyar rupiah) % Sangat Tinggi 44. Tingkat partisipasi angkatan 73,01 67,85 93% Sangat Tinggi kerja 45. Tingkat pengangguran terbuka 6,77 6,08 90% Tinggi 46. PMKS yang memperoleh bantuan sosial 47. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja 48. Persentase UMK terhadap KHL 0,09 0,17 189% Sangat Tinggi 79 72,73 92% Sangat Tinggi % Tinggi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 24

36 Dari 48 Indikator Kinerja Sasaran yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Pati Tahun 2015, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa 35 IKU telah memenuhi kriteria sangat tinggi (73%), 7 IKU memenuhi kriteria tinggi, 2 IKU memenuhi kriteria sedang, 2 IKU memehuhi kriteria rendah; dan 2 IKU memenuhi criteria sangat rendah. Grafik 3.1 Capaian Kinerja Kabupaten Pati Tahun 2015 Capaian Kinerja Kabupaten Pati TAHUN % 4% 4% 73% 15% SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI Mayoritas IKU Bupati Pati tahun 2015 telah berhasil mencapai target yang ditetapkan dengan kriteria sangat tinggi (73%) dan tinggi (15%). 3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Hasil pengukuran capaian kinerja diperoleh dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja Indikator Kinerja Utama sebagai ukuran keberhasilan sesuai dengan tujuan serta sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Pati beserta target dan capaian realisasinya. Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja tersebut dilakukan evaluasi dan analisis capaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai penyebab tercapai atau tidaknya kinerja yang telah ditargetkan. Hingga akhir tahun 2015 yang merupakan tahun ketiga RPJMD , Pemerintah Kabupaten Pati secara bertahap telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 19 (sembilan belas) sasaran strategis dan 48 (empat puluh delapan) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU maupun Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pati. Berikut inihasil evaluasi dan analisis tingkat capaian kinerja dari 19 (sembilan belas) sasaran strategis Pemerintah Kabupatan Pati pada tahun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 25

37 3.2.1 Tujuan: Meningkatnya kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan secara merata Dalam upaya meningkatkan kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan secara merata, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi mencukupi daya tampung dan meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar/menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: 1 Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, ada 5 (lima) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.3 Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik Persen 70 61,62 88% 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Persen 99,25 99,90 101% SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi Murni (APM) Persen 78,60 80,84 103% SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni (APM) Persen 38,80 42,11 109% SMA/SMK/MA/Paket C 5. Rasio guru terhadap murid Rasio 1:9 1:11 97% Rata-Rata Capaian 99,60% Uraian Pencapaian Indikator: 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik Bagian penting dari tercukupinya data tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah ketersediaan saranapendidikan yang memadai, seperti gedung sekolah yang layak bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Bangunan sekolah yang berkondisi baik pada tahun 2015 target yang ditetapkan sebesar 70% terealisasi sebesar 61,62%. Ini berarti capaian indikatornya sebesar 88%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 26

38 . Tabel 3.4 Kondisi Sekolah di Kabupaten Pati Jumlah No Sekolah /Madrasah Ruang Kelas Kondisi Baik Jumlah % 1. SD/MI ,39 2. SMP/MTs ,14 3. SMA/SMK/MA ,30 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015 Dari gedung SD/MI yang ada di wilayah Kabupaten Pati terdapat gedung SD/MI dalam kondisi baik atau sebesar 62,39%. Gedung SMP/MTs dari total gedung terdapat gedung atau 50,14% yang berkondisi baik. Sedangkan gedung SMA/SMK/MA yang berkondisi baik sebanyak gedung atau sebesar 85,30% dari total gedung. Tingkat capaian yang tidak bisa memenuhi target ini disebabkan oleh tingkat kerusakan gedung yang ada, baik yang disebabkan oleh usia bangunan maupun sebab lain seperti bencana alam yang tidak sebanding dengan alokasi anggaran yang ada untuk merehabilitasi gedung tersebut. Hal ini selain disebabkan oleh keterbatasan anggaran yang ada, juga disebabkan oleh kriteria dan peruntukan bantuan rehabilitasi yang dikeluarkan Kementerian tidak sesuai dengan jenis kerusakan yang ada di sekolah. 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni merupakan rasio jumlah siswa kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Tabel 3.5 Angka APM dan APK JENJANG APK APM PAUD 26,43 - SD/MI 112,16 99,46 SMP/MTs 99,38 78,83 SMA/MA/SMK 55,37 39,91 Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Pati, 2014 Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A pada tahun 2015 kinerjanya tercapai 101% dari target yang telah ditetapkan 99,25% terealisasi sebesar 99,90%. Artinya ada siswa usia 7-12 tahun masuk dijenjang SD/MI/Paket A di Kabupaten Pati dari orang jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. Sesuai indikator Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B kinerja tahun 2015 masuk dalam kategori tinggi yaitu 103% dari target yang ditetapkan sebesar 78,60 terealisasi sebesar 80,84. jumlah siswa usia tahun yang berjumlah orang mengikuti pendidikan dijenjang SMP/MTs/Paket B dari jumlah penduduk kelompok usia tahun Kabupaten Pati yang berjumlah orang. Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2015 kinerjanya tercapai sebesar 109% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. target yang ditetapkan sebesar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 27

39 38,80 dapat terealisasi sebesar 42,11. Angka tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah siswa usia tahun dijenjang SMA/SMK/MA/Paket C sebanyak orang terhadap jumlah penduduk kelompok usia tahun sebanyak orang. 3. Rasio guru terhadap murid. Selain keberadaan gedung sekolah yang memadai, ketersediaan guru juga menjadi salah satu faktor penting dalam perluasan akses pendidikan. Rasio guru terhadap murid akan berkorelasi terhadap peningkatan akses dan pemenuhan hak warga atas pendidikan yang layak dan memadai. Tabel berikut menunjukkan rasio jumlah guru terhadap murid tahun Tabel 3.6 Rasio Jumlah Guru dan Murid No. Tingkat Pendidikan Jumlah Sekolah Murid Guru 1. SD/MI SMP/MTs SMA/SMK/MA Total Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015 Perbandingan jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Pati orang terhadap jumlah murid SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA yang ada di Kabupaten Pati orang. Target yang ditetapkan seorang guru mengampu 9 murid namun yang dapat direalisasikan sampai tahun 2015 seorang guru masih mengampu 11 orang siswa ataun1:11 atau 97% dari target yang ditetapkan. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.7 Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Akhir RPJMD No. Indikator Kinerja Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd 2017 (2017) 1. Bangunan sekolah yang 60% 70% 65% 65,9% 70% 61,62% 88% 80% 77% berkondisi baik 2. Angka Partisipasi Murni 99,06% 98,93% 99,15% 99,46% 99,25% 99,90% 101% 99,50% 100% (APM) SD/MI/Paket A 3. Angka Partisipasi Murni 78,07% 78,08% 78,35% 78,83% 78,60% 80,84% 103% 79,25% 102% (APM) SMP/MTs/Paket B 4. Angka Partisipasi Murni 38,30% 39,79% 38,55% 39,91% 38,80% 42,11% 109% 39,50% 107% (APM) SMA/SMK/MA/Paket C 5. Rasio guru terhadap murid 1:10 1:12 1:10 1:12 1:9 1: :9 97% 1. Bangunan sekolah yang berkondisi baik Bangunan sekolah yang berkondisi baik pada tahun target yang ditetapkan selalu meningkat dengan harapan pada akhir RPJMD tercapai 80% bangunan sekolah di Kabupaen Pati dalam kondisi baik.namun pada kenyataanya data menunjukkan bahwa terjadi penurunan setiap tahunnya dimulai dari tahun 2014 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 28

40 bangunan sekolah dalam kondisi baik turun 4,1% dari kondisi tahun sebelumnya yaitu dari 70% menjadi 65,9%. Ditahun 2015 ini juga terjadi penurunan dari 65.9% menjadi 61,62% bangunan sekolah dalam kondisi baik, meskipun jika dikategorikan capaian kinerja masih dalam kategori tinggi namun trend penurunan ini sangat mengkhawatirkan. 2. Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni baik untuk kelompok SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B, SMA/SMK/MA/Paket C selalu menunjukkan kinerja yang tinggi rata-rata sudah mencapai harapan yang hendak dicapai di akhir RPJMD.Untuk tahun 2015, Angka Partisipasi Murnikelompok SD/MI/Paket A sudah melebihi 0,4% dari kondisi yang seharusnya dicapai pada akhir RPJMD.Sedangkan kelompok SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C masing-masing lebih 1,59% dan 2,62% dari target akhir RPJMD.Diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai dengan akhir tahun Rasio guru terhadap murid Selama rasio guru terhadap murid cenderung menurun, tahun 2013 tercapai kinerja 80% demikian juga di tahun 2014 tercapai 80%.Di tahun 2015 kinerjanya lebih menurun lagi yaitu 78%. Rasio guru terhadap murid ditahun 2017 diharapkan mampu mencapai satu guru mengampu 9 orang siswa, namun jika dilihat dari data tahun-tahun terakhir maka masih terdapat selisih cukup besar. Permasalahanini disebabkan oleh distribusi guru yang belum merata. Disamping itu dengan adanya kebijakan moratorium pengangkatan PNS oleh pemerintah sehingga tidak ada guru baru yang mengajar di sekolah pinggiran.solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan pengangkatan guru PNS baru, terutama untuk daerahdaerah terpencil dan pinggiran. Penggunaan anggaran untuk mencapai sasaran tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah sebesar 13,51% dari anggaran belanja langsung yang terkait dengan pencapaian sasaran kinerja, yaitu Rp ,00 dan tambahan pada APBD Perubahan hingga mencapai Rp ,00 mampu terserap 90% atau Rp ,00. Bila dilihat dari capaian kinerjanya yang rata-rata tercapai 93%, penggunaan anggaran untuk melaksanaan program kegiatannya cukup efektif. Keberhasilan capaian kinerja indikator sasaran meningkatkan daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah tersebut tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati, yaitu: a) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun b) Program Pendidikan Anak Usia Dini c) Program Pendidikan Menengah d) Program Pendidikan Non Formal Permasalahan Yang Dihadapi: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 29

41 Dalam pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan seringkali kegiatan yang direncanakan ada yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun berjalan. Hal ini dikarenakan keterlambatan Petunjuk Teknis yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga Program DAK bidang pendidikan baru dapat dilaksanakan setelah Perubahan Anggaran.Oleh karena dalam pelaksanaan pengadaan barang harus melalui proses lelang sehingga waktu yang dibutuhkan kurang tercukupi (terbatas). Petunjuk Teknis yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengatur tentang peruntukan bantuan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah, sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Upaya Pemecahan Masalah: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar lebih awal dalam menetapkan Petunjuk Teknis DAK bidang pendidikan sehingga masih ada waktu yang memadai untuk melaksanakan kegiatan sesuai yang telah direncanakan. Daerah diberikan wewenang/kebebasan dalam menentukan penggunaan DAK bidang pendidikan sehingga lebih bermanfaat bagi pembangunan pendidikan. 2 Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, ada 6(enam) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.8 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Angka Kelulusan (AK) SD/MI Persen 99, Angka Kelulusan (AK) Persen 98,93 99, SMP/MTs 3. Angka Kelulusan (AK) Persen 98,65 99, SMA/SMK/MA 4. Angka Melanjutkan (AM) Persen 99,81 123, SD/MI ke SMP/MTs 5. Angka Melanjutkan (AM) Persen 82,61 114, SMP/MTs ke SMA/ SMK/MA 6. Persentase guru yang Persen 74,73 85, memenuhi kualifikasi S1/D-IV Rata-Rata Capaian 113,5 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 30

42 Uraian Pencapaian Indikator: 1. Angka Kelulusan (AK) Angka Kelulusan merupakan rasio jumlah lulusan yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi jenjang pendidikan tertentu pada tahun ajaran sebelumnya. Angka kelulusan SD/MI pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 99,30% terealisasi sebesar 100%. Angka realisasi sebesar 100% diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SD/MI sebanyak orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya sebanyak orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Angka Kelulusan SMP/MTs tahun 2015 dari target yang telah ditetapkan sebesar 98,93% terealisasi sebesar 99,67%. Realisasi sebesar 99,67% diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs sebanyak orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya sebanyak orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 98,65% terealisasi sebesar 99,93%. Realisasi sebesar 99,93% tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA berjumlah orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. 2. Angka Melanjutkan (AM) Angka Melanjutkan merupakan rasio jumlah siswa tingkat baru tingkat I pada jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah lulusan pada jenjang pendidikan tertentu tahun ajaran sebelumnya. Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs tahun 2015 kinerjanya mencapai 124% dari target yang ditetapkan sebesar 99,81 terealisasi sebesar 123,90 yaitu perbandingan antara jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs yang berjumlah orang terhadap jumlah lulusan pada jenjang SD/MI tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah orang. Sedangkan AM SMP/MTs ke SMA/SMK/MA tahun 2015 kinerjanya tercapai 139% dari target yang ditetapkan sebesar 82,61% terealisasi sebesar 114,95%. Artinya perbandingan antara jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA yang berjumlah orang terhadap jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah orang. Angka Melanjutkan yang besar ini menunjukan bahwa mutu pendidikan di Kabupaten Pati relatif lebih baik dari daerah atau kabupaten sekitarnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan tingginya angka kelulusan dan capaian nilai yang tinggi dalam setiap Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah. Selain itu keberhasilan kontingen Kabupaten Pati dalam menjuarai berbagai lomba baik yang di selenggarakan di tingkat Provinsi, Nasional maupun Internasional juga menjadi salah satu daya tarik banyaknya siswa dari kabupaten Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 31

43 tetangga yang bersekolah di Kabupaten Pati, terutama terjadi pada kecamatan atau sekolah yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain. 3. Persentase guru yang menenuhi kualifikasi S1/D-IV Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV tahun 2015 persentase capaian indikatornya tercapai 115% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Dari target yang ditetapkan sebesar 74,73% terealisasi sebesar 85,95%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah guru berijasah kualifikasi S1/D-IV sebanyak orang terhadap jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang ada di Kabupaten Pati sebanyak orang. Satuan Pendidika n Tabel 3.9 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Jumlah Berkualifikasi S1 / D4 Guru Bersertifikasi Guru Jumlah % Jumlah % SD , ,95 MI , ,75 SMP , ,05 MTs , ,13 SMA , ,51 MA , ,70 SMK , ,38 Jumlah , ,75 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015 Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.10 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Angka Kelulusan (AK) 99,02 99,58 99,32 99,99 99, % 99,5 101% SD/MI 2. Angka Kelulusan (AK) 98,75 99,61 98,83 99,85 98,93 99,67 101% 99,04 101% SMP/MTs 3. Angka Kelulusan (AK) SMA/SMK/MA 98,56 99,77 98,59 99,96 98,65 99,93 101% 98,80 101% 4. Angka Melanjutkan 99,77 108,22 99,79 100,89 99,81 123,90 124% 99,85 124% (AM) SD/MI ke SMP/MTs 5. Angka Melanjutkan 79,61 84,97 81,11 84,76 82,61 114,95 139% % (AM) SMP/MTs ke SMA/ SMK/MA 6. Persentase guru yang 70,73 76,22 72,73 77,77 74,73 85,95 115% % memenuhi kualifikasi S1/D-IV 1. Angka Kelulusan (AK) Angka Kelulusan baik untuk tingkat pendidikan SD/MI, SMP/MTs dansma/smk/matelah menunjukkan kinerja yang tinggi dengan rata-rata capain diatas 100% setiap tahunnya dan sudah mencapai harapan yang hendak dicapai di akhir RPJMD. Pada tahun 2015, untuk tingkat pendidikan SD/MI sudah melebihi 0,5% dari kondisi yang seharusnya dicapai pada akhir RPJMD, kelompok SMP/MTs dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 32

44 SMA/SMK/MA masing-masing lebih 0,63% dan 1,13%dari target akhir RPJMD diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai dengan tahun Angka Melanjutkan (AM) Angka Melanjutkan baik untuk jenjang pendidikan SD/MI ke SMP/MTs maupun SMP/MTs ke SMA/SMK/MA telah menunjukkan kinerja yang sangat baik terlihat dari capaian kinerja setiap tahunnya yang sudah melampaui harapan yang ingin dicapai pada akhir RPJMD. Untuk jenjang pendidikan SD/MI ke SMP/MTssudah melebihi 24,05% dari target akhir RPJMD. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTske SMA/SMK/MA telah melebihi 29,95% dari target akhir RPJMD. Sehingga diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai akhir tahun Persentase guru yang menenuhi kualifikasi S1/D-IV Berbanding lurus dengan angka kelulusan maupun angka melanjutkan, persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV juga telah mampu menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari kinerja setiap tahunnya yang telah melampui target yang ditetapkan bahkan pada tahun 2015 telah melampaui harapan yang ingin dicapai pada akhir RPJMD sebesar 5,95%. Hasil ini diharapkan mampu dipertahankan oleh Kabupaten tidak hanya sampai akhir RPJMD akan tetapi sampai tahun-tahun yang akan datang. Keberhasilan capaian indikator kinerja sasaran meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan di Kabupaten Pati didukung Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan anggaran sebesar Rp ,00 terserap Rp ,00 serta dengan adanya bantuan pendidikan bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk memenuhi standar kompetensi pendidikan; dan kesadaran pendidik dan tenaga kependidikan untuk memenuhi kualifikasi pendidikan S1/D-IV. 3 Meningkatnya budaya baca masyarakat Meningkatnya budaya baca masyarakat merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, 3(tiga) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.11 Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah perpustakaan Unit % 2. Jumlah pengunjung perpustakaan Orang % 3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Eksemplar % Rata-Rata Capaian 102,3% ada Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 33

45 Uraian Pencapaian Indikator: Kriteria perpustakaan yang layak untuk sekolah dan desa, apabila perpustakaan tersebut dinilai memenuhi standar yang ditetapkan di buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa yang disusun oleh Perpusnas RI dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah yangberupa payung hukum dan petunjuk teknis penyelenggaraan perpustakaan. Jumlah perpustakaan di Kabupaten Pati yang sesuai dengan kriteria tersebut pada tahun 2015 ada sebesar 84%. Dari yang ditargetkan perpustakaan. Jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 2015, dari target sebesar diperoleh realisasi sebesar tercapai 107% dan masuk kategori sangat tinggi. Sementara jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah tahun 2015 dari target yang ditetapkansebesar eksemplardapat terealisasi sebesar eksemplar. Ini berarti bahwa nilai persentase capaian indikatornya sebesar 116% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Bertambahnya koleksi jumlah buku perpustakaan daerah diperoleh dari pengadaan sebanyak eksemplar, hibah dari pribadi sebanyak 13 eksemplar, lembaga pendidikan 1 eksemplar, Kantor Litbang 8 eksemplar dan dari PT. Gramedia Pustaka Utama eksemplar sehingga total penambahan koleksi buku sebanyak eksemplar Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.12 Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Jumlah perpustakaan % % 2. Jumlah pengunjung % % perpustakaan 3. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah % % Jumlah perpustakaanselama 3 (tiga) tahun terakhir tren persentase capaian jumlah perpustakaanyang ada di Kabupaten Pati menurun dari tahun ke tahun. Dari tahun 2013 tercapai 100%, tahun 2014 turun menjadi 86% dan pada tahun 2015 turun lagi menjadi 84%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya mengembangkan perpustakaan belum berhasil, meskipun secara kuantitas jumlah perpustakaan yang ada semakin meningkat dari tahun ke tahun. Melihat perbandingan realisasi tahun 2015 sebesar unit dengan target akhir RPJMD sebesar unit dimana terdapat selisih 418 unit, maka diperlukan usaha yang sangat keras dari pemerintah daerah untuk dapat menenuhi target akhir RPJMD. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 34

46 Tabel 3.13 Jumlah Perpustakaan di WilayahKabupaten Pati 2015 JENIS SD SMP SMA/SMK UNIVERSITAS PERPUS DESA PERPUS TEMPAT IBADAH TAMAN BACAAN MASYARAKAT PERPUSTAKAAN KHUSUS Jumlah Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015 Perpustakaan SD meningkat jumlahnya karena setiap tahun perpustakaan SD secara bergantian mendapatkan DAK (Dana Alokasi Khusus) dari Dinas Pendidikan untuk pembangunan gedung dan pengadaan sarana prasarana termasuk buku-buku koleksi perpustakaan. Sehingga bisa menyelenggarakan perpustakaan yang layak sesuai kriteria yang ditetapkan oleh Perpusnas dan Perpustakaan Provinsi Jateng. Sedangkan peningkatan jumlah perpustakaan SMP dan SMAdisebabkan adanya himbauan/keharusan bagi sekolah untuk menyediakan perpustakaan guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan Desa juga meningkat jumlahnya karena adanya rintisan perpustakaan desa (sudah tersedianya dokumen/buku/majalah yang dimiliki tetapi belum dikelola secara benar sesuai peraturan yang berlaku). Jumlah pengunjung perpustakaanselama 3 (tiga) tahun terakhir capaiannya mengalami peningkatan setiap tahunnya, dan ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya mengembangkan budaya baca dan perpustakaan telah berhasil dengan baik. Terlebih dengan melihat target akhir RPJMD yang sebesar orang pengunjung yang sudah terlampaui pada capaian tahun 2015 ini. Grafik 3.2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015 Grafik 3.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2015 sebesar orang dan ini melebihi dari target yang ditentukan sebesar orang. Hal ini mengindikasikan bahwa budaya baca yang ada di masyarakat Kabupaten Pati Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 35

47 semakin membaik seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengunjungi perpustakaan. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerahselama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Kabupaten Pati selalu mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan minat masyarakat terhadap perpustakaan sebagai sumber informasi telah berhasil dengan sangat baik. Terlebih melihat hasil realisasi tahun 2015 sebesar eksemplar dibandingkan dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar , dimana terdapat selisih lebih buku sebesar eksemplar. Tabel 3.14 Jenis Koleksi Buku di Perpustakaan Daerah No. Jenis Tahun Fiksi Non Fiksi Jumlah Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015 Dari tabel 3.14di atas dapat diketahui bahwa jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan adanya dukungan yang besar dari pemerintah daerah dalam meningkatkan jumlah buku baik yang berasal dari pengadaan sendiri maupun hibah dari pihak-pihak lain. Pencapaian sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat merupakan sasaran strategis dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yang sangat berhasil adalah hasil dari pelaksanaan program Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan dengan anggaran sebesar Rp ,00 terserap hingga RP , Tujuan: Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sasaran yang hendak diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati meliputi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), penurunan balita gizi buruk, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku hidup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 36

48 bersih dan sehat di masyarakat. Adapun uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: 4 Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, ada 3(tiga) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.15 Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Kematian ibu(kasus) Kasus % 2. Kematian bayi (kasus) Kasus % 3. Persentase balita gizi buruk Persen 0,02 0,08-200% Rata-Rata Capaian -4,89% Uraian Pencapaian Indikator: 1. Kematian Ibu Kematian ibu adalah kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yg berhubungan dengan proses kehamilan, persalinan, abortus dan masa kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, tidak termasuk kecelakaan/kejadian insidental. Penyebab kematian Ibu sebagian besar penyebab kematian ibu adalah eklampsia (41%) yaitu kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala preeklampsia akibat hipertensi yang disebabkan kehamilan (hipertensi gestasional), sebuah penyebab signifikan kematian ibu melahirkan. Sedangkan penyebab lain-lain yaitu: jantung, syok hipovolemik, keracunan kehamilan, bronchopneumonia dan epilepsi. Kematian Ibu pada tahun 2015 terjadi sebanyak 21 kasus dengan jumlah kematian tertinggi disebabkan oleh kematian ibu nifas sebanyak 12 kasus, kemudian kematian ibu hamil 7 kasus dan 2 kasus kematian ibu melahirkan. 2. Kematian Bayi Kematian bayi merupakan kematian umur janin > 22 minggu yang lahir dalam keadaan meninggal/bayi lahir hidup namun kemudian meninggal dalam masa 0-11 bulan. Tahun 2015 terdapat 167 kasus. Penyebab kematian terbesar pada bayi karena faktor lain-lain (85%) yaitu: hipothermi, dermatitis, aspirasi, hidrofoetalis, imatur, premature, Perdarahan Lambung dan Kanker Otak. Sedangkan penyebab lainnya (15%) yaitu: pneumonia dan diare. 3. Balita Gizi Buruk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 37

49 Persentase Balita Gizi Buruk diperoleh dari kasus yang ditemukan sesuai gejala umum gizi buruk di bagi jumlah sasaran estimasi balita.di tahun 2015terdapat 71 kasus balita gizi buruk yang ditemukan dari balita yang ditimbang atau sebesar 0.08% dimana tertinggi dilaporkan terjadi di wilayah kerja Puskesmas Wedarijaksa I sebanyak 10 kasus. Bila dihitung capaian kinerjanya Kabupaten Pati masuk dalam kategorisangat tidak berhasil(-200%). Penyebab langsung gizi buruk bukan hanya asupan makanan yang kurang, akan tetapi juga disebabkan oleh penyakitdan keterlambatan deteksi dini terhadap penanganan kasus gizi buruk. Sedangkan penyebab tidak langsung yang menyebabkan masalah gizi yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai dan pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Dari 71 kasus balita gizi buruk yang terjadi, 100% telah mendapat penanganan dengan program kegiatan Penanggulangan KEP, anemia,gaky, kurang vitamin A, kurang zat gizi mikro lainnya. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.16 Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian s/d No. Indikator Kinerja Akhir 2015 thd T R T R C RPJMD Kematian ibu (kasus) % % 2. Kematian bayi (kasus) % % 3. Persentase balita gizi buruk 0,03 0,1 0,02 0,08-200% 0-200% 1. Kematian ibu Kasus kematian ibu tahun 2015 lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu 21 kasus dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 17 kasus. Angka kematian ibu diharapkan dapat ditekan hingga 16 kasus di tahun Kematian bayi Kasus kematian bayi di Kabupaten Pati pada tahun2014 dari diperkirakan sebesar 172sesuai dengan perkiraan yaitu 172 kasus.sedangkan pada tahun 2015 ini kasus kematian ibu diupayakan dapat ditekan menjadi 170 kasus realisasinya cukup menggembirakan karena dapat ditekan sehingga hanya terjadi 167 kasus. 3. Persentase balita gizi buruk Pada tahun 2015 jumlah balita mengalami gizi buruk mengalami penurunan, dari dari 85 kasus menjadi 71 kasus dan 100% cakupan balita gizi buruk tertangani.hal ini menunjukkan bahwa dengan tersedianya dana untuk PMT pemulihan, dimulai dari PMT gizi kurang, mampu menurunkan kasus menjadi Gizi Buruk. Penyebab dari Gizi Buruk secara tidak langsung dapat disebabkan karena karena faktor ekonomi keluarga,meskipun sering juga didapatkan kasus gizi buruk pada anak-anak yang berasal dari keluarga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 38

50 menengah keatas karena akibat kurangnya pemahaman keluarga terhadap jenis-jenis makanan yang baik dan mengandung gizi seimbang yang harus dikonsumsi oleh anak (tingkat kesadaran masyarakat tentang gizi masih rendah). Berikut ini trend kasus gizi buruk dari tahun Grafik 3.3 Trend Kasus Gizi Buruk th Kabupaten Pati 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Trend Kasus Gizi Buruk th Kabupaten Pati ,2 0,21 0,21 0,2 0,11 0,1 0,08 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati 2015 Bila dilihat dari trand Kabupaten Pati selama 5 tahun terakhir mampu menurunkan munculnya kasus gizi buruk meskipun jauh dari target. Target RPJMD sebesar 0,02 persen dinilai terlalu over optimis bila dilihat dari posisi awal periode RPJMD yaitu 0,2. Apalagi bila diminta menjadi 0 pada tahun Dalam upaya Menurunkan AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk Kabupaten Pati melaksanakan program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat, program perbaikan gizi masyarakat, program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita, program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak dengan nilai anggaran Rp ,-terserap Rp ,- atau 84%. 5 Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan merupakan sasaran strategis yang masuk prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat dalam Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Patitahun 2015, dari 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya, Kabupaten Pati termasuk berkinerja sangat tinggi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 39

51 Tabel 3.17 Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) 2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) Persen Persen Rata-Rata Capaian 100 Uraian Pengukuran Kinerja: 1. Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1adalahpelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) Kabupaten/Kota. Sedangkan gawat darurat level 1 itu sendiri merupakan tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS (General Emergency Life Support) dan/atau ATLS (Advance Trauma Life Support) + ACLS (Advance Cardiac Life Support), serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Pada tahun 2015, cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) di Kabupaten Pati dari target yang ditetapkan sebesar 100% dapat terealisi 100%. Realisasi tersebut diperoleh dari perbandingan pelayanan gawat darurat level 1 terhadap jumlah rumah sakit Kabupaten/Kota, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini berarti seluruh sarana kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit baik yang dikelola pemerintah daerah maupun swasta telah semuanya mampu untuk memberikan pelayanan gawat darurat level Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).adapun yang dimaksud dengan sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah balai kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru, balai kesehatan indera masyarakat, balai besar kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 100% hanya terealisasi sebesar 4,3%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah pasien miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 sebesar orang terhadap jumlah seluruh masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Pati sebesar orang, sehingga diperoleh persentase capaian sebesar 4,3. Cara penghitungan indikator ini diadopsi dari SPM Bidang Kesehatan yang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 741/Menkes/Per/VII/2008. Kelemahan dari penghitungan indikator ini terletak pada perbandingan antara jumlah pasien miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 terhadap jumlah seluruh masyarakat miskin yang adadi kabupaten/kota, sehingga tidak mungkin capaiannya akan mencapai 100%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 40

52 Seharusnya cakupannya didasarkan pada jumlah pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan dan 100% tertangani. Dengan demikian pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kabupaten Pati dari target 100% dapat terealisasi 100%. Realisasi tersebut diperoleh dari jumlah pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan sebesar 4,3% terhadap jumlah pasien yang tertangani sebesar 4,3%, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Evaluasi dan Analisis Kinerja Perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.18 Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Cakupan pelayanan , , % 100% gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) 2. Cakupan pelayanan % 100% kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) 1 Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah). Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) tahun target yang ditetapkan selalu 100%sampai akhir RPJMD dengan harapan bahwa seluruh sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Pati baik puskesmas dan rumah sakit baik yang dikelola pemerintah daerah maupun swasta telah mampu untuk memberikan pelayanan gawat darurat level 1. Dan kenyataannya menunjukkan bahwa pada tahun 2014 realisasi mencapai 110,40% yang berarti telah terjadi peningkatan sebesar 14,46% dari tahun 2013, sementara pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 10,40% menjadi 100%. Meskipun terjadi penurunan akan tetapi masuk kategori sangat tinggi sehingga masih dianggap berhasil. 2 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Target indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin setiap tahunnya relatif sama yaitu 100% sampai akhir RPJMD dengan harapan bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat terpenuhi dengan baik. Selama 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin selalu mencapai target yang diinginkan yakni sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi.hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin telah berhasil sehingga optimis dapat mencapai target akhir RPJMD Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 41

53 Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin melalui Jamkesda dan Jaminan Kesehatan Nasional meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan di tingkat rujukan. Hal ini berarti terjadi peningkatan pemanfaatan di sarana rujukan dan sistem rujukan telah berjalan optimal dengan adanya kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional dimana dalam kondisi gawat darurat dapat langsung dirujuk ke PPK II (RS) TA Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan merupakan sasaran strategis Kabupaten Pati tahun 2015, termasuk berkinerja sangat tinggi dicapai dengan program-program sebagai berikut a) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan b) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan c) Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata d) Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata e) Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD RSUD "RAA Soewondo" Total dana yang digunakan untuk melaksanakan program-program tersebut sebesar Rp ,00 yang terserap sebesar Rp ,00 dilihat dari capaian kenerjanya maka dapat diartikan efektif dan efisien. 6 Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin adalah sasaran yang kurang berhasil di capai oleh Pemerintah Kabupaten Pati, karena dari dua indikator untuk mengukur keberhasilannya hanya tercapai 72% dan 41% atau rata-rata 56,91%. Tabel 3.19 Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Cakupan puskesmas /pend Cakupan puskesmas pembantu /pend Rata-Rata Capaian 57 Uraian PencapaianIndikator: 1. Cakupan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Sarana kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain: puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 42

54 swasta, praktek bersama dan perorangan.adapun rumus yang digunakan untuk mengukur pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah rasio dari sarana kesehasan dasar yang dikelola oleh pemerintah daerah yaitu puskesmas dan puskemas pembantu. Data menunjukkan bahwa rasio cakupan puskesmas di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar dapat terealisasi , sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 73%. 2. Cakupan pembantu puskesmas Serupa dengan cakupan puskesmas, cakupan pembantu puskesmas dihitung berdasarkan rasio dari sarana kesehatan dasar yang dikelola oleh pemerintah daerah. Jumlah pustu sampai dengan tahun 2015 masih tetap sama sebanyak 50 buah, belum ada penambahan hanya dilakukan perbaikan dan rehab dari sumber dana Kabupaten maupun Dana Alokasi Khusus (DAK).Keadaan ini masih jauh dari target akhir Renstra yang seharusnya terdapat sekitar 40 puskesmas dan 125 pustu untuk melayani penduduk. Begitu juga untuk capaian kinerja 2015, dari target yang ditetapkan sebesar terealisasi sehingga diperoleh rasio sebesar 41%. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tabel 3.20 Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Tahun 2015 KECAMATAN PUSKESMAS PUSKESMAS PEMBANTU PUSKESMAS KELILING POLINDES 010. Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunungwungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Capaian masing-masing indikator kinerja perkembangannya dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.21 Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No Indikator Kinerja Akhir s/d T R T R T R C RPJMD thd Cakupan puskesmas 15 10, , ,95 73% 15 73% 2. Cakupan puskesmas 5 2,05 5 2,05 5 2,05 41% 5 41% pembantu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 43

55 Dalam kurun waktu antara tidak terdapat penambahan yang berarti di sarana kesehatan strata tingkat pertama, sementara terdapat penambahan jumlah penduduk setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan rasio puskesmas dan puskesmas pembantu semakin besar, terlebih jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu tahun 2015di Kabupaten Pati tidak berubah atau masih sama dengan tahun sebelumnya. Sesuai dengan standar pelayanan bidang kesehatan rasio ideal puskesmas adalah 1 untuk melayani penduduk sedangkan rasio ideal puskesmas pembantu adalah 1 untuk melayani penduduk. Hal ini juga yang hendak dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Pati pada akhir masa Rencana Jangka Menengah Daerah. Salah satu bagian penting pembangunan bidang kesehatan adalah ketersediaan fasilitas kesehatan. Pada tahun 2014, seperti juga dua tahun sebelumnya, fasilitas kesehatan yang menjadi rujukan utama penduduk Kabupaten Pati untuk berobat dengan persentase tertinggi adalah petugas kesehatan. Pada tahun 2014 penduduk berobat ke petugas kesehatan sebesar 54,60 persen dimana angka ini cenderung sama dengan tahun 2013 sebesar 54,60 persen. Dari hasil survei sosial ekonomi nasional pada tiga tahun terakhir, bisa dilihat bahwa masyarakat pada umumnya lebih senang memilih berobat ke petugas kesehatan, hal ini dikarenakan praktek petugas kesehatan saat ini merupakan fasilitas yang terdekat dengan penduduk. Selain berobat ke petugas kesehatan dan ke puskesmas, hampir sepertiga penduduk sudah berobat ke praktek dokter, du tahun terakhir persentasenya perentasenya tidak mengalami perubahan. Penduduk yang berobat ke praktek dokter pada tahun 2013 dan tahun 2014 sebesar 29,67 persen. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin adalah sasaran yang kurang berhasil di capai oleh Pemerintah Kabupaten Pati, yang dilaksanakan dalam mendukungnya adalah Program pelayanan kesehatan penduduk miskin, dan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya mengunakan anggran sebesar Rp , terserap Rp , seharusnya sisa dana dapat dimaksimalkan untuk mendukung capaian kinerja. 7 Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakatmerupakan sasaran strategis yang masuk dalam Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Patitahun 2015 sebagai prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, 2 (dua) indikator dicapai rata-rata dalam kategori berhasil. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 44

56 Tabel 3.22 Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Cakupan desa siaga aktif (%) Persen Persentase posyandu aktif Persen Rata-Rata Capaian Uraian Pencapaian Indikator: 1. Desa Siaga Aktif Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan dari desa siaga yang telah dimulai sejak tahun Adapun Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan, dengan ciri: a) Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya; b) Penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka Desa atau Kelurahan Siaga Aktif memiliki komponen: (1) Pelayanan kesehatan dasar; (2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan;dan (3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Di Kabupaten Pati dari seluruh total 406 desa terdapat 68 Siaga Aktif Mandiri, 122 desa aktif kategori Purnama, 158 desa kategori Madya dan 64 desa kategori Pratama. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan desa siaga aktif mencapai 100%, namun masih perlu peningkatan kategori menjadi Desa Siaga Aktif Mandiri. Grafik 3.4Strata Desa Siaga TA 2015 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN PATI 2015 PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI 17% 16% 30% 37% Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 45

57 2. Posyandu Aktif Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untukdan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, gunamemberdayakan dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar sehingga mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi yang merupakan tujuan utama dari posyandu. Sedangkan tujuan khusus posyandu yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan mendasar (primary health care), meningkatkan peran lintas sektor, danmeningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan mendasar. Indikator yang digunakan dalam pengukuran pelaksanaan posyandu iniantara lain frekuensi kunjungan (penimbangan) setiap bulan, namun tidak semuaposyandu dapat berfungsi setiap bulan sehingga frekuensinya kurang dari 12 kali setahun. Posyandu dikatakan aktif, apabila frekuensi penimbangan di atas 8 kali setahun. Posyandu yang terbentuk di Kabupaten Pati sampai tahun 2015 total adalah terdiri dari Posyandu Pratama 77,Posyandu Madya 557, Posyandu Purnama 747 dan 223 Posyandu Mandiri. Namun yang aktif hanya 60.47% saja yaitu posyandu yang tergolong purnama dan mandiri dengan total 970 posyandu. Hal ini menunjukkan bahwa persentase posyandu aktif di Kabupaten Pati sebesar 61% dan masuk dalam kategori rendah. Grafik 3.5Strata Posyandu TA 2015 JUMLAH STRATA POSYANDU KABUPATEN PATI % 46% 14% 35% PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Desa yang dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang memiliki forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan, memiliki 9 orang atau lebih kader pemberdayaan masyarakat/teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki posyandu dan 4 UKBM yang lain, dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan masyarakat dan dunia, ada peran aktif masyarakat dan peran lebih dari 2 ormas, memiliki peraturan Kades/Kalur tentang desa siaga aktif dan sudah direalisasikan serta melakukan pembinaan PHBS minimal kurang dari 70% rumah tangga yang ada. Pelaksanaan desa siaga aktif telah membentuk Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 46

58 406 forum kesehatan desa, telah melatih dari kader kesahatan desa, juga melibatkan tokoh masyarakat dan tokoh agama. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari capaian masing-masing indikator kinerja sasaran selama kurun waktu antara tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD adalah sebagai berikut: Tabel 3.24 Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No Indikator Kinerja Akhir s/d T R T R T R C RPJMD thd Cakupan desa siaga aktif (%) % 100% 100% 2. Persentase posyandu % 100% 61% aktif Capaian Desa Siaga Aktif Mandiri sampai dengan tahun kedua ini baru mencapai 17% atau 68 desa meningkat dari tahun lalu 63 desa. Tahun 2015 terjadi peningkatan capain kinerja Desa Siaga Aktif Mandiri dan Posyandu Mandiri karena peningkatan target tanpa didukung pembiayaaan untuk Desa Siaga Aktif dan Posyandu Mandiri dan pemberdayaan masyarakat. Padahal pembentukan dan kelangsungan kelembagaan Desa Siaga Aktif Mandiri merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat desa sendiri. Hal inilah yang belum dirasakan sebagai kebutuhan dan dukungan pemerintah desa dan masyarakat. Tabel 3.25 Perkembangan Posyandu Kabupaten Pati Tahun PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI TAHUN JUMLAH AKTIF JML % JML % JML % JML % , , , , , , , Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Pada tahun 2015 masih terdapat 635 posyandu dalam kategori pratama dan madya, sehingga tidak digolongkan dalam posyandu aktif. Yang digolongkan dalam posyandu aktif adalah yang masuk kategori purnama dan mandiri, sedangkan Posyandu Mandiri sendiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50% mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang kepesertaannya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 47

59 Jumlah Grafik 3.6Tren Posyandu Purnama dan Mandiri TA Posyandu Purnama dan Mandiri Tahun PURNAMA MANDIRI Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015 Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat dilakukan dengan pelaksanaan; a) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan b) Program Upaya Kesehatan Masyarakat c) Program Pengawasan Obat dan Makanan d) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular e) Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga f) Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU g) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Angaran yang digunakan untuk program-program tersebut total sebesar ,00 namun mengalami perubahan di APBD-P menjadi Rp ,00 terserap Rp atau 92% Tujuan: Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak Dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati adalah meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak. Uraian dari pencapaian kinerja sasaran adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 48

60 8 Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak menjadi prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 dalam prioritas peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, dari 3 (tiga) indikator pengukuranya menunjukan bahawa pemerintah Kabupaten Pati berkinerja sangat tinggi dengan rata-rata capaian 126,33%. Tabel 3.26 Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Angka melek huruf perempuan usia diatas 15 tahun 2. Partisipasi angkatan kerja perempuan 3. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Persen 98,37 99, Persen 51,31 90, Persen Rata-Rata Capaian 126,33 Uraian Pencapaian Indikator: 1. Angka melek huruf perempuan Indikator kinerja persentase jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf, pada tahun 2015 dari target 98,37% telah terealisasi 99,98% (nilai persentase pencapaian 102%). Nilai persentase target dan realisasi diperoleh dari pengukuran perbandingan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf dengan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun. Pada tahun 2015 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah Partisipasi angkatan kerja perempuan Indikator kinerja persentase jumlah angkatan kerja perempuan pada tahun 2015 dari target 51,31% telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177%). Nilai persentase target dan realisasi diperoleh dari perbandingan antara jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dibandingkan dengan jumlah partisipasi jumlah angkatan kerja keseluruhan. Pada tahun 2015 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dan angka angkatan kerja perempuan adalah Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Untuk tahun 2015 terdapat 24 orang korban yang ditangani dari 24 orang yang melapor. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 49

61 kekerasan. Pada tahun 2015 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.27 Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Angka melek huruf 98,37 85,70 99,50 99, ,98 100% 100% 100% perempuan usia diatas 15 tahun(%) 2. Partisipasi angkatan kerja 51,31 88,56 51,31 90,97 51,31 90,97 177% 51,31% 177% perempuan (%) 3. Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%) % 100% 100% 1. Angka Melek Huruf Selama 3 (tiga) tahun angka melek huruf anak perempuan usia diatas 15 tahun trennya naik. Pada tahun 2013 dari target 98,37% telah terealisasi 85,70% (nilai persentase pencapaian 87,12%). Pada tahun 2014 dari target 99,50% telah terealisasi 99,98% (nilai persentase pencapaian 100%). Sedangkan pada tahun 2015 dari target 98,37% telah terealisasi 99,98% (nilai persentase pencapaian 102%). Nilai prosentase target dan realisasi diperoleh dari pengukuran perbandingan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf dengan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun. Pada tahun 2013 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah Pada tahun 2014 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah Sedangkan pada tahun 2015jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah Pencapaian sebesar 99,98% pada tahun 2015 telah menunjukkan keberhasilan kinerja Kabupaten Pati, meskipun tidak ada peningkatan dari tahun 2014 dan masih terdapat selisih sebesar 0,02% dari target akhir RPJMD. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah kemiskinan. Meskipun demikian memperhatikan persentase pencapaian yang cukup signifikan memperlihatkan bahwa hambatan tersebut mampu diatasi. Solusi yang ada dalam mengatasi hambatan tersebut adalah dengan peningkatan informasi dan edukasi ke masyarakat yang kurang mampu, melalui sosialisasi tentang pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal. 2. Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 50

62 Pada tahun 2013 dari target 51,31 telah terealisasi 88,56% (nilai persentase pencapaian 172,60%). Pada tahun 2014 dari target 51,31 telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177,29%). Pada tahun 2015 dari target 51,31% telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177%). Nilai prosentase Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan target dan realisasi diperoleh dari perbandingan antara jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dibandingkan dengan jumlah partisipasi jumlah angkatan kerja keseluruhan. Pada tahun 2014 partisipasi angkatan kerja perempuan.pada tahun 2013 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dan angka angkatan kerja perempuan adalah Pada tahun 2014 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dan angka angkatan kerja perempuan adalah Sedangkan pada tahun 2015 jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dan angka angkatan kerja perempuan adalah Selama 3 (tiga) tahun terakhir tren capaian kinerja partisipasi angkatan kerja perempuan cenderung mengalami peningkatan. Pencapaian ini menunjukkan keberhasilan kinerja Kabupaten Pati pada tahun 2015, dimana terdapat selisih lebih sebesar 39,66% dari target akhir RPJMD. Meskipun telah menunjukkan keberhasilan, namun masih ditemui hambatan dalam pencapaian kinerja ini yaitu belum optimalnya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan. Solusinya adalah peningkatan advokasi yang terus-menerus di kalangan stakeholder yang terkait dengan pembukaan lapangan pekerjaan baru. Di sisi sasarannya yaitu kaum perempuan juga perlu mendapat pemahaman tentang peningkatan peran perempuan di dunia kerja. 3. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan Pada tahun 2013 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Pada tahun 2014 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Dan pada tahun 2015 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Nilai prosentase target dan realisasi diperoleh dari data pencapaian jumlah korban yang korban yang ditangani dan dari jumlah korban yang melapor. Pada tahun 2013 terdapat data 43 korban yang ditangani dari 43 korban yang melapor. Untuk tahun 2014 terdapat 24 orang korban yang ditangani dari 24 orang yang melapor. Sedangkan pada tahun 2015 dari 24 korban yang melapor semua dapat tertangani dengan baik. Hal ini menunjukkan pelayanan atau kinerja yang baik Kabupaten Pati dalam hal perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk melaporkan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Solusinya adalah dengan memberikan edukasi dan informasi serta memberi ruang bagi pengaduan terhadap kasus-kasus kekerasan termasuk penyelesaian kasusnya terutama melalui jalur hukum. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 51

63 Keberhasilan kinerja dalam sasaran Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak ini didukung oleh adanya program dan kegiatan yang ada pada APBD Kabupaten Pati sebesar Rp ,00 dan diubah dalam APBD-P Rp ,00 dengan serapan 98% atau terserap sebesar Rp , Ada pun program dan kegiatan yang mendukung indikator tersebut adalah program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuandengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a) Program Keluarga Berencana b) Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan c) Program Kesehatan Reproduksi Remaja d) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak e) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan f) Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri g) Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan h) Program peningkatan peran perempuan di perdesaan Tujuan: Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM untuk mendorong daya saing daerah Dengan menguatnya kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM di Kabupaten Pati diharapkan menjadi daya dorongan bagi Kabupaten Pati untuk bersaing dengan daerahdaerah lain. 9 Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM Pemerintah Kabupaten Pati sangat berhasil dalam meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Ada 2 Indikator kinerja utama yang digunakan prosentase koperasi aktif di Kabupaten Pati, tercapai 75% dan indikator persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UMKM terealisasi 220%. Tabel 3.28 Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Persentase koperasi aktif Persen , Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM Persen Rata-Rata Capaian 148 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 52

64 Uraian Pencapaian Indikator: 1. Persentase Koperasi Aktif Koperasi aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha. Di Kabupaten Pati pada tahun 2015 persentase koperasi aktif sebesar 74,64%, dari total jumlah koperasi sebesar unit hanya 821 unit yang bisa dikategorikan koperasi aktif. Persentase koperasi aktif mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 persentase koperasi aktif mencapai 75%. Tabel 3.29 Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Kelompok Usaha Yang Dikelola Kabupaten Pati TriWulan IV Tahun 2015 NO JENIS KOPERASI TOTAL AKTIF TIDAK AKTIF M. SENDIRI M. LUAR VOL. USAHA KOPERASI (Unit) (Unit) (Rp. 000 ) (Rp. 000 ) (Rp. 000 ) 1 KUD Kop.Kehutanan KOPTI Kop. Pramuka Kopinkra Koppontren Kop.Karyawan Kop.Angkatan Darat Primkopol/Kepolisian Kop.Serba Usaha Koperasi Pasar Koperasi Simpan Pinjam (KSP ) 19 Kop.Angkutan Darat Kop.BPR KPRI Kop.Wanita Kop.Veteran Kop.Wredatama Kop.Pepabri Kop.Pemuda Kop.Pedagang Kaki Lima 41 Kop.Lainnya KJKS Sub Total Kop Sekunder Tk II Grand Total Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015 Kondisi ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah koperasi dan peningkatan jumlah koperasi aktif, tetapi persentase kenaikan jumlah koperasi sebesar 2,04% lebih besar dibanding persentase kenaikan koperasi aktif yang hanya sebesar 1,48%. 2. Persentase Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Jumlah UKM Di Kabupaten Pati tahun 2015 terdapat perusahaan yang sesuai dengan kriteria UU No. 20 Tahun 2008, yang terdiri dari usaha mikro atau omzet per tahun kurang dari 300 jt rupiah dengan aset sampai dengan 50 jt rupiah terdapat unit usaha, usaha kecil dengan omset 300 jt sampai dengan 2.5 M rupiah dengan aset sampai Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 53

65 dengan 500 jt rupiah terdapat unit usaha, dan usaha menengah/besar masingmasing dan 500 unit usaha. Target persentase usaha kecil Kabupaten Pati terlalu kecil dibanding dengan potensi pengembangan usaha kecil di Kabupaten Pati yang sangat besar, dari data potensi dapat dilihat macam-macam usaha yang dapat digarap dalam skala usaha kecil. Gambar 3.1 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah Sumber: Dinas Koperasidan UMKM Kabupaten Pati, 2015 Penyerapan tenaga kerja tertinggi pada usaha kecil, dengan unit sebanyak mampu menampung tenaga kerja sebanyak , sedangkan usaha mikro meskipun jumlahnya banyak yaitu unit namun tenaga yang terlibat didalamnya hanya pekerja. Pemerintah Kabupaten Pati dianggap berprestasinya dalam mendorong percepatan penerbitan izin usaha mikro dan kecil (IUMK) hal ini ditandai dengan diperolehnya Piagam Penghargaan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia yang diserahkan kepada Bupati Pati (piagam terlampir). Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.30 Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun Target Capaian Tahun 2014 Tahun 2015 No. Indikator Kinerja 2013 Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Persentase koperasi ,64 75% % aktif 2. Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM % 50 88% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 54

66 1. Persentase Koperasi Aktif Fasilitasi koperasi dan LKM dan UMKM di Kabupaten Pati 3 (tiga) tahun terakhir tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Persentase koperasi aktif di Kabupaten Pati meningkatsetiap tahunnya meskipun relatif kecil.tahun 2013 terdapat 40% koperasi yang terdaftar aktif melakukan kegiatannya sedangkan pada tahun 2014meningkat menjadi hanya 41% koperasi yang masih aktif. Target 100% di tahun 2015 ini masih juga belum terwujud, kinerja perkoperasian hanya mampu mencapai 75%. Kondisi yang terus membaik dari tahun-tahun membuatkabupaten Pati optimis target RPJMD akan mampu dicapai. tabel berikut: gambaran tentang perkembangan Koperasi di Kabupaten Pati dapat dilihat pada Tabel 3.31 Data Perkoperasian Kabupaten Pati DATA Tahun PERKOPERASIAN KABUPATEN PATI Pertumbuhan jumlah anggota koperasi Persentase pertumbuhan jumlah - 112,92 7,84 anggota koperasi (%) Pertumbuhan koperasi aktif Persentase pertumbuhan koperasi 9,32 1,48 aktif (%) Persentase koperasi aktif (%) 70,21 75,05 74,64 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015: Kendala yang dihadapi dalam fasilitasi dan penguatan kelembagaan Koperasi dan LKM dan UMKM adalah minimnya sumberdaya manusia di SKPD yang membidangi, dalam hal ini kurangnya penyuluh perkoperasian. 2. Persentase Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Jumlah UKM Potensi Pengembangan Usaha Kecil di Kabupaten Pati sangat besar dari data potensi dapat dilihat macam-macam usaha yang dapat digarap dalam skala usaha kecil merata di seluruh kecamatan. Setiap tahun realisasi capaian indikator selalu melebihi target, sampai tahun ke-3 target akhir RPJMD 2017 telah terlampaui. Gambaran tentang perkembangan usaha mikro dan unit usaha kecil di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.32 Data UMKM Kabupaten Pati DATA UMKM KABUPATEN PATI Pertumbuhan usaha mikro Persentase pertumbuhan usaha 5,69 1,73 mikro Pertumbuhan usaha kecil Persentase pertumbuhan usaha kecil 0 0 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 55

67 Kabupaten pati telah memiliki data potensi kelompok dan sentra sehingga potensi usaha di Kabupaten Pati dapat tergarap dengan maksimal.program-program dinas terkait dalam promosi UMKM, gelar UMKM dapat lebih meningkatkan gairah usaha di Kabupaten Pati. Sistem kluster atau sentra usaha akan lebih memudahkan pengembangan usaha sehingga dalam memberikan fasilitasi, monitoring dan inventarisasi data UMKM lebih fokus. Pemerintah Kabupaten Pati sangat berhasil dalam meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Mengunakan anggaran sebesar. Rp dan mengalami penambahan di APBD-P hingga Rp namun serapanya hanya 55% atau Rp dengan program-program sebagai berikut: a) Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif b) Program pengembangan industri kecil dan menengah c) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah d) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan e) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah f) Program peningkatan dan pengembangan ekspor g) Program peningkatan kemampuan teknologi industri h) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi i) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) 3.2.5Tujuan: Meningkatnya pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati yaitu meningkatnya produksi pertanian dan perikanan. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: 10 Meningkatnya produksi pertanian Sebagai prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2015 yaitu Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 56

68 perikanan. Meningkatnya produksi pertanian dapat dikategorikan sangat sangat berhasil, dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukurnya semua dalam kategori berhasil 2 dicapai dengan nilai capaian diatas 100% dan satu indikator tercapai 99%. Tabel 3.33 Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Produksi tanaman pangan padi Ton % sawah 2. Produksi tanaman pangan jagung Ton % 3. Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Persen 59,24 58,64 99% Rata-Rata Capaian 104% Uraian Pencapaian Indikator Target produksi tanaman pangan padi sawah adalah sebesar ton Gabah Kering Giling (GKG). Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produksi padi sawah adalah sebesar ton Gabah Kering Giling (GKG) atau terjadi surplus sebesar ton Gabah Kering Giling (GKG). Dengan demikian capaian produksi tanaman pangan padi sawah pada tahun 2015 adalah sebesar 114,00% dari target. Adapun target produksi tanaman pangan jagung adalah sebesar ton Biji Kering. Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produksi jagung adalah sebesar ton Biji Kering atau terjadi surplus sebesar ton Biji Kering. Hal ini menunjukkan capaian produksi tanaman jagung pada tahun 2015 adalah sebesar 114,00% dari target. Sedangkan target produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar adalah sebesar 59,24 kw/ha GKG. Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar adalah sebesar 59,58 kw/ha GKG. Hal ini menunjukkan capaian produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar pada tahun 2015 lebih besar 0,34 kw/ha GKG dari target. Tabel 3.34 Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Pati TAHUN KOMONDITAS PADI JAGUNG PADI JAGUNG PADI JAGUNG Luas panen (Ha) Produktivitas 57,5 54,19 53,8 56,73 58,64 66,72 Ku/Ha Produksi (Ton) Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pati, 2015 Realisasi tanam padi tahun 2015 di Kabupaten Pati terjadi peningkatan luas areal tanam padi 1.03%, sedangkan areal luas panen yang belum mencapa target disebabkan karena mundurnya musim tanam padi yang mengakibatkan tanaman dipanen mundur, biasanya bulan Desember sudah ada panen raya, diperkirakan mundur di bulan Januari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 57

69 2016. Hal ini disebabkan karena dampak dari perubahan iklim global dan el nino yaitu kekeringan yang panjang. Hal ini berdampak juga terhadap produksi padi. Tetapi apabila dibandingkan dengan realisasi produksi Tahun 2014, produksi padi tahun 2015 berdasarkan angak ARAM II sebesar ton terjadi peningkatan 19,06% ( ton). Kabupaten Pati memperoleh penghargaan dari kementerian Pertanian Republik Indonesia yang diterima kepada Dinas Pertanian Pertanian Pangan dan Peternakan Kabupaten Pati sebagai unit kerja (institusi) berprestasi dalam pencapaian target produksi periode Oktober 2014-maret 2015 (Piagam terlampir), Keberhasilan ini didukung dengan kesuksesan yang dicapai program PAJALE (Padi, Jagung, Kedelai) dari pemerintah yang mendukung program di sektor pertanian baik bantuan benih, pupuk dan pestisida, sarana dan prasarana pertanian maupun pendampingan dan pengawalan kegiatan oleh petugas serta Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan PAT-PIP Padi, Jagung dan Kedelai, perbaikan jaringan irigasi, optimasi lahan dan alat pra panen (traktor, transplanter, pompa air) dan alat pasca panen (combine harvester, power threser multiguna, corn sheller) secara besar-besaran dari Pemerintah untuk mendukung program UPSUS PAJALE. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.35 Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja T R T R T R C Akhir RPJMD s/d 2015 thd Produksi tanaman pangan padi sawah % % 2. Produksi tanaman pangan jagung % % 3. Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar 57,11 56,56 57,68 54,31 59,24 59,58 99% 62,36 94% Berdasarkan data Angka Tetap (ATAP) tahun 2013 dan 2014 serta Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 diketahui bahwa produksi tanaman pangan padi sawah pada tahun 2013 terjadi surplus ton GKG, dan pada tahun 2014 terjadi minus ton GKG serta pada tahun 2015 terjadi surplus ton GKG. Surplus produksi pada tahun 2013 dan 2015 merupakan dampak dari peningkatan luas panen dan produktivitas. Sedangkan minus pada tahun 2014 diakibatkan oleh kerusakan yang menyebabkan puso akibat bencana banjir. Adapun produksi tanaman pangan jagung pada tahun 2013 terjadi minus ton biji kering, dan pada tahun 2014 terjadi surplus ton biji kering serta pada tahun 2015 terjadi surplus ton biji kering. Minus produksi pada tahun 2013 diakibatkan oleh faktor alih fungsi komoditas dari jagung ke tebu. Sedangkan surplus Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 58

70 pada tahun 2014 dan 2015 merupakan dampak dari peningkatan produktivitas dengan penggunaan benih hibrida. Keadaan prduktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar pada tahun 2013 minus 0,55 kw/ha GKG, dan pada tahun 2014 terjadi minus 3,37 kw/ha GKG serta pada tahun 2015 terjadi surplus 0,34 kw/ha GKG. Minus pada tahun 2013 dan 2014 selain belum optimalnya penerapan budidaya padi sistem Jajar Legowo (Jarwo) juga karena terendamnya tanaman akibat bencana banjir. Sedangkan surplus pada tahun 2015 merupakan dampak dari adanya program dan kegiatan yang dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) maupun produktivitas. Kondisi kinerja akhir periode RPJMD (2017) produksi padi sawah ditarget sebesar ton GKG dan produksi jagung sebesar ton biji kering. Berdasarkan data trend produksi sejak tahun 2013 maka apabila tidak terjadi bencana alam banjir/kekeringan ataupun eksplosif serangan OPT, target dapat dipenuhi bahkan terlampaui. Target Produktivitas Padi Kab. Pati berdasarkan RPJMD sebesar 62,36 kw/ha GKG, akan dicapai dengan melakukan beberapa upaya meliputi, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi padi dan jagung antara lain: 1. Rehabilitasi Jaringan Irigrasi Tersier (RJIT); 2. Optimasi Lahan (OPLAH); 3. Perluasan Area Tanam (PAT); 4. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT); 5. Fasilitasi Alat Mesin Pertanian (Alsintan) budidaya dan pasca panen; 6. Fasilitasi benih dan pupuk bersubsidi; 7. Pendampingan dan pengawalan yang melibatkan petugas Dispertannak dengan dukungan Kodim. 8. Strategi Peningkatan Produksi Strategi yang ditempuh dalam rangka meningkatkan produksi dilakukan melalui: 1. Peningkatan produktivitas, Peningkatan produktivitas tersebut terkait dengan pengembangan varietas padi dan jagung, peningkatan intensitas pertanaman, dan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). PTT adalah model atau pendekatan dalam budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, air, lahan serta OPT secara terpadu dan spesifik lokalita. 2. Perluasan areal tanam, Perluasan areal tanam diutamakan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan di samping pembukaan lahan baru, pemanfaatan lahan perkebunan dan kehutanan, lahan-lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan tidur. Perbaikan lahan irigasi, pembuatan embung, sumur resapan, dan pompanisasi diperlukan pula dalam kaitannya dengan perluasan areal tanam. 3. Pemangamanan Produksi, Pengamanan produksi diupayakan melalui pengendalian OPT, dampak perubahan iklim, pengurangan kehilangan hasil, dan peningkatan mutu melalui perbaikan teknologi panen dan pasca panen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 59

71 4. Kelembagaan dan pembiayaan, Kelembagaan petani dibina dan dikembangkan berdasarkan kepentingan masyarakat dan harus tumbuh dan berkembang di masyarakat itu sendiri. Pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan dan mendorong untuk tumbuh dan berkembang melalui program yang telah dirancang. Sebagai prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2015 yaitu Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Meningkatnya produksi pertanian dapat dikategorikan sangat sangat berhasil, dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukurnya semua dalam kategori berhasil 2 dicapai dengan nilai capaian diatas 100% dan satu indikator tercapai 99%. Dari hasil yang dicapai serapan anggaran sebesar 21% atau Rp dari Rp sangat efektif untuk mendukung capaian kinerja, program yang mendukungnya antara lain; a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani b) Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) c) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan d) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan e) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan f) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan g) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak h) Program peningkatan produksi hasil peternakan i) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan j) Program Peningkatan Ketahanan Pangan 11 Meningkatnya produksi perikanan Meningkatnya produksi perikanan merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan DaerahKabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.36 Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Perikanan tangkap Ton % 2. Perikanan budidaya Ton % Rata-Rata Capaian 78% Uraian Pencapaian Indikator: Produksi perikanan khususnya iklan laut segar tidak dapat memenuhi target, total hasil tangkap adalah dengan nilai Ada dua jenis perikanan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 60

72 budiaya di Kabupaten Pati, yaitu budidaya tambak dan budiaya kolam.pada budidaya ikan tambak tahun 2015 berhasil memproduksi sebesar dengan nilai rupiah sedangkan budidaya ikan kolam mencapai dengan nilai rupiah, tercatat bahwa perikanan budidaya mampu memenuhi target, bahwa dari ton ikan yang ditargetkan mampu terpenuhi ton ikan segar. Selengkapnya data produksi ikan di Kabupaten Pati, volume dan nilai produksinya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.37 Volume dan Nilai Produksi Perikanan Kabupaten PatiTahun ASAL TAHUN PENINGKATAN NO. PRODUKSI (%) 1 Perikanan Laut - Produksi (kg) ,46 - Nilai (Rp.) ,21 2 Budidaya a. Tambak - Produksi (kg) ,18 - Nilai (Rp.) ,19 b. Kolam - Produksi (kg) ,62 - Nilai (Rp.) ,43 3 Perairan Umum a. Waduk - Produksi ( kg ) (0,84) - Nilai (Rp.) (0,84) b. Sungai - Produksi ( kg ) ,62 - Nilai (Rp.) ,62 Total - Produksi ( kg ,12 ) - Nilai (Rp. ) ,69 Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati, 2015 Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.38 Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Kinerja Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Perikanan tangkap % % 2. Perikanan budidaya % % 1. Perikanan tangkap Tahun 2015 ini terjadi kenaikan porduksi perikanan tangkap, dari kilogram di tahun 2014 menjadi kilogram walaupun hal ini tidak mampu memenuhi target tahun 2015 sebesar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 61

73 Kegagalan capaian kinerja produksi perikanan tangkap dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: (1)kelangsungan pengelolaan perikanan di laut pada tingkat eksplotasi tinggi (fully exploited); (2)faktor alam yang tidak dapat diprediksi, diantaranya: ketidakpastian cuaca, gelombang tinggi, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface temperature-sst) dan perubahan arah angin; (3) naik turunnya harga bahan bakar yang akan mempengaruhi kesempatan nelayan untuk menangkap ikan; dan (4)keluarnyaPeraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pelarangan Penggunaan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, juga mengakibatkan sebagian besar nelayan di Kabupaten Pati tidak dapat melakukan kegiatan penangkapan karena sebagian besar nelayan di Kabupaten Pati masih menggunakan alat tangkap yang dilarang tersebut. Upaya/strategi yang dapat dilakukan guna meningkatkan produksi perikanan tangkap diantaranya dengan: (1)mengganti kapal motor berskala kecil dan motor tempel dengan kapal motor besar yang berukuran > 30 GT sehingga operasi penangkapannya lebih luas, tidak terbatas pada perairan pantai saja akan tetapi bisa sampai di perairan lepas. Dengan area penangkapan yang lebih luas diharapkan hasil penangkapan ikan pun dapat meningkat;(2)sosialisasi yang lebih intensif atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 sehingga nelayan bisa memahami maksud dan tujuan dikeluarkannya peraturan tersebut. 2. Perikanan budidaya Tahun 2014 produksi perikanan tambak mengalami penurunan sebesar 16,04%, perikanan kolam mengalami kenaikan sebesar 75,4% dan produksi perikanan umum mengalami kenaikan sebesar 4,26%. Secara total, produksi perikanan mengalami penurunan sebesar 21,98%. Produksi perikanan tambak yang mengalami penurunan sebesar 16,04% disebabkan adanya bencana banjir yang melanda 7 kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten Pati meliputi Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Tayu, dan Kecamatan Dukuhseti. Bencana banjir tersebut mengakibatkan hancurnya sarana dan prasarana tambak dan gagal panen. Tahun 2015 terjadi peningkatan meskipun belum mampu mencapai target, hal ini didukung oleh kondisi alam dimana tidak terjadi banjir besar seperti tahun sebelumnya. Naik turunnya produksi perikanan di Kabupaten Pati, menandakan bahwa ketergantungan pada kondisi alam masih tinggi, sehingga perlu pengembangan teknologi yang bisa memberikan jalan keluar agar ketergantungan kepada kondisi alam dapat teratasi. Adapun usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan produksi perikanan budidaya yaitu dengan mengembangkan perikanan laut budidaya, mengingat Kabupaten Pati memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar dengan memiliki wilayah laut 4 mil dari garis pantai dan panjang garis pantai sepanjang +60 km yang belum dimanfaatkan dengan baik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 62

74 Meningkatnya produksi perikanan merupakan sasaran strategis yang didukung dengan angaran Rp ,00 dengan serapan sebesar 94%. Atau Rp ,00 dengan melaksanakan program-program sebagai berikut; a) Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir; b) Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan; c) Program pengembangan budidaya perikanan; d) Program pengembangan perikanan tangkap; e) Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan; f) Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan; g) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar Tujuan: Meningkatnya ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah Infrastruktur yang memadai akan menarik pelaku usaha untuk berinvestasi di Kabupaten Pati sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan petumbuhan wilayah Kabupaten Pati. Dalam upaya meningkatkan ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati yaitu meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya airsertameningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasarannya adalah sebagai berikut: 12 Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah. Ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 63

75 Tabel 3.39 Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Persentase panjang jalan kabupaten Persen dalam kondisi baik 2. Panjang jalan dilalui roda 4 Km 780,5 818,1 105 Rata-Rata Capaian 93,5 Uraian Pencapaian Indikator: Jalan adalah prasarana transportasi daerah yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan juga merupakan infrastruktur yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Jalan dikatakan dalam kondisi baik jika semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi baik menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 6%), sehingga arus lalu lintas dapat berjalan lancar sesuai dengan kecepatan desain dan tidak ada hambatan yang disebabkan oleh kondisi jalan. Dikatakan dalam kondisi sedang apabila semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi sedang menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 6-1%) sehingga kerusakan yang ada belum menimbulkan gangguan terhadap kelancaran arus pergerakan lalu lintas. Sedangkan jalan dikatakan dalam kondisi rusak apabila semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi rusak menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 10-20%), sehingga kerusakan yang ada sudah sangat menghambat kelancaran arus pergerakan lalu lintas, menyebabkan kendaraan harus berjalan secara perlahan lahan, mengurangi kecepatan, kadangkala harus berhenti akibat adanya kerusakan atau hambatan pada permukaan perkerasan. Sampai tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pati telah membangun jalan sepanjang 825,327 Km, yang terdiri dari jalan Kabupaten sepanjang Km dengan kondisi jalan beraspal baik sepanjang m atau 47,28% dari panjang jalan keseluruhan, jalan beraspal rusak sedang sepanjang m atau 21,68%, jalan beraspal rusak ringan sepanjang m atau 13,13%, jalan beraspal rusak berat sepanjang m atau 17,91% yang terdiri dari: jalan beraspal rusak m, jalan berbatu m dan jalan tanah m. Secara lebih lengkap kondisi jalan Kabupaten Pati pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.40 Kondisi Jalan Kabupaten Pati Tahun 2015 Kondisi Jalan Panjang Jalan(m) Persentase Jalan beraspal baik ,28 Jalan beraspal sedang ,68 Jalan beraspal rusak ringan ,13 Jalan beraspal rusak berat ,91 a. Jalan beraspal rusak b. Jalan berbatu c. Jalan tanah Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 64

76 Jaringan jalan dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun apabila jaringan jalan tersebut masuk dalam kategori jalan mantap, yaitu jalan yang masuk dalam kriteria jalan kondisi baik/sedang. Di Kabupaten Pati, panjang jalan yang dilalui roda 4 pada tahun 2015daritarget yang ditetapkan sebesar 780,5 Km realisasinya mencapai818,1km. Ini berartipersentase capaiannya padatahun 2015sebesar 105% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.41 Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Persentase panjang % 65% 72% jalan kabupaten dalam kondisi baik 2. Panjang jalan dilalui roda 4 755,6 747,3 769,7 781,2 780,5 818,1 105% 812,7 101% 1. Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 45%, tercapai sebesar 44%. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar 50% hanya tercapai 47%. Mengalami peningkatan meskipun belum memenuhi targer, tapi pada tahun 2015 kondisi jalan dalam kondisi baik lebih buruk dari tahun 2013 yaitu turun menjadi 42% Selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik mengalami penurunan setiap tahunnya dengan rata-rata capaian sebesar 91,33%, dari kondisi yang diharapkan diakhri RPJMD 2017 masih terpaut 23% meskipun masuk dalam kategori kinerja tinggi, tren yang menurun akan menyulitkan pencapaian target tersebut. 2. Panjang jalan dilalui roda 4 Panjang jalan dilalui roda 4 pada selalu bertambah tiap tahunnya, dari tahun 2013 sampai dengan 2015 telah bertambah 70 kilometer yaitu dari 747,3 hingga sekarang mencapai 818,1. Tareget RPJMD panjang jalan yang dilalui roda 4 pada 2017 adalah 812,7 sudah terlampaui ditahun ini. Selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator panjang jalan dilalui roda 4cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata capaiannya sebesar 101,76% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya mewujudkan pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum telah berhasil dengan baik. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 65

77 Untuk mewujudkan meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya dana yang dianggarkan pada APBD 2015 sebesar19,75% dari belanja langsung yang terkait pencapaian sarasara atau. Rp ,00 dan mendapat penambahan di APBDP hingga mencapai Rp ,00 dengan serapannya 83% atau Rp ,00. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja sasaran persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik dan panjang jalan dilalui roda 4 tersebut di atas tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pati yang mendukung terwujudnya pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum yang baik secara kualitas dan kuantitas serta berwawasan lingkungan, yaitu: a) Program Peningkatan Jalan & Jembatan; b) Program pembangunan jalan dan jembatan; c) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan; d) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan; e) Program pembangunan infrastruktur perdesaan. 13 Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat, ada 3 (tiga) indikator untuk menilai kinerjanya, Yaitu Rumah tangga bersanitasi capaian kinerjanya 108 persen, rumah tangga pengguna air bersih dicapai 102 dan persentase penduduk berakses air minum dicapai 102 persen. Dilihat dari capaian masing-masing indikator rata-rata tercapai 104 persen menunjukan bahwa kinerja kabupaten pati dalam meningkatkan ketersedian jaringan air bersih dan sanitasi sangat berhasil. Tabel 3.42 Capaian Indikator Sasaran Strategis 13 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Rumah tangga bersanitasi Persen Rumah tangga pengguna air bersih Persen Persentase penduduk berakses air minum Persen Rata-Rata Capaian 104 Uraian Pencapaian Indikator: Status capaian kinerja penduduk akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Kabupaten Pati Tahun 2015 dengan menggunakan indikator target Proporsi penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) di wilayah dan pada periode Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 66

78 waktu tertentu adalah perbandingan antara penduduk atau rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) dengan penduduk seluruhnya dinyatakan dalam prosentase Prosentase penduduk akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah 89,58% atau jiwa dari total penduduk kabupaten Pati sebanyak jiwa dari target yang ditetapkan sebesar 83 %. Jumlah Sarana Jamban yang dimiliki Tahun 2015 adalah Sarana dengan rincian jamban komunal 41 Sarana (0.01%), Jamban leher angsa Sarana (61,56%), jamban plengsengan Sarana (0.85%), Jamban cemplung Sarana (37,58%) Jumlah penduduk akses terhadap sarana jamban sehat Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah Jiwa dengan rincian akses jamban komunal Jiwa (0.14%), Akses jamban leher angsa Jiwa (58.46%), Akses jamban plengsengan Jiwa (0.66%), Akses jamban cemplung Jiwa (30.33%). Grafik 3.7 Akses Penduduk Jamban Sehat Tahun 2015 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Status capaian kinerja pelayanan air minum Kabupaten Pati dengan menggunakan indikator target Proporsi Penduduk atau rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak adalah perbandingan antara penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum berkualitas (layak) diwilayah tertentu pada periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk atau rumah tangga seluruhnya pada wilayah dan periode yang sama dan dinyatakan dalam persentase. Hal yang sama juga untuk indikator rumah tangga pengguna air bersih Prosentase penduduk akses air minum Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah 76,34% atau jiwa dari total penduduk kabupaten Pati sebanyak jiwa dari target yang ditetapkan sebesar 75 %. Jumlah penduduk akses air minum atau penguna air bersih di Kabupaten Pati tahun 2015 adalah jiwa (76,34%) dengan rincian akses terhadap sarana air Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 67

79 TARGET REALISASI TARGET TARGET CAPAIAN minum adalah Sumur Gali Terlindungi Jiwa (36,52%), Sumur gali dengan pompa Jiwa (17,81%), Sumur bor dengan pompa Jiwa (11,31%), mata air terlindungi Jiwa(0,53), Penampungan air hujan Jiwa (0,53%) dan Perpipaan (PDAM,BPSPAM DLL) Jiwa (9,64%) Grafik 3.8 Akses Penduduk terhadap air minum menurut sarana Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Jumlah Sarana air minum yang dimiliki Tahun 2015 adalah 287,795 Sarana dengan rincian akses terhadap sarana air minum adalah Sumur Gali Terlindungi Sarana (46,40%), Sumur gali dengan pompa Sarana (23,05%), Sumur bor dengan pompa 41,620 Sarana (14,46%), mata air terlindungi Sarana (0,91), Penampungan air hujan (0,79%) dan Perpipaan (PDAM,BPSPAM DLL) Sarana/Sambungan Rumah (14,39%) Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.43 Capaian Indikator Sasaran dengan angka absolut No INDIKATOR TAHUN 2013 TAHUN 2014 TAHUN Rumah tangga Sanitasi Proporsi Penduduk Akses Sanitasi 2 Rumah tangga Air bersih 3 Proporsi penduduk askes air bersih/minum ABSOLUT PENYEBUT /PEMBILA NG REALISASI HASIL CAPAIA N % ABSOLUT PENYEBUT/ PEMBILAN G REALISASI HASIL CAPAIAN % Target Akhir RPJMD Capaia n s/d 2015 thd ,57 59, , % 95% 95% ,57 59, , % 85% 89% % 85% 89% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 68

80 Dari tabel di atas dapat dianalisa bahwa dari Jumlah penduduk Kabupaten Pati pada akhir tahun 2015 sebesar jiwa atau KK, baru 76,34 % ( jiwa atau KK) yang sudah mempunyai akses air minum layak mengalami kenaikan 0,31 % bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2014 yaitu sebesar 76,03% dan capaian tahun %. Untuk kondisi sanitasi sampai dengan akhir Tahun 2015 adalah sebanyak 89,83% ( ) jiwa atau KK) yang sudah mempunyai akses sanitasi yang layak mengalami kenaikan yang yang signifikan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 60,55% ( jiwa atau KK) Program atau kegiatan yang dilakukan pada tahun 2015 adalah yang mendukung pembangunan sanitasia adalah Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah dengan angaran Rp ,00 menerima tambahan dalam APBD-P Rp ,00 terealisasi sebesar Rp atau 91%. 14 Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan infrastruktur pendukungperekonomian daerah dan pengembangan wilayah,ada 1 (satu) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.44 Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik Uraian Pencapaian Indikator: Persen Tahun 2015 total luas saluran irigasi di Kabupaten Pati sebesar 1.852,782 Km, yang ada dalam kondisi baik seluas 1.445,168 Km(78%). Dilihat dari target dalam Penetapan Kinerja (77%) berarti kinerja Kabupaten Pati dalam meningkatkan kualitas dan jaringan irigasi dapat dikategorikan berhasil (101%). Jaringan irigasi merupakan keseluruhan saluran yang terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah (subak), dengan kondisi baik yang dimaksud adalah jaringan irigasi memiliki kerusakan saluran irigasi < 10 % dari total panjang saluran irigasi. Berikut data realisasi luas irigasi kabupaten Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 69

81 dalam kondisi baik sepanjang 1.445,168 Km. Hal ini dapat dilihat dari keterangan yang ada dibawah ini. Tabel 3.45 Luas Saluran Irigasi Yang Ada di Kabupaten Pati No. Nama Luas Baku Kondisi Baik Kondisi Sedang Kondisi Rusak 1. Induk 59,703 Km 46,568 Km 2,985 Km 10,150 Km 2. Sekunder 558,202 Km 435,397 Km 27,910 Km 94, 895 Km 3. Pembuang 141,943 Km 110,715 Km 7,097 Km 24,131 Km 4. Suplesi 6,654 Km 5,190 Km 0,333 Km 1,131 Km 5. Gendong 7,840 Km 6,115 Km 0,392 Km 1,333 Km 6. Tersier 1.078,440 Km 841,183 Km 53,922 Km 183,335 Km Jumlah 1.852,782 Km 1.445,168 Km 92,639 Km 314,975 Km Saluran Irigasi Dalam Kondisi Baik : 78% Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015 Dari tabel 3.47 di atas dapat diketahui bahwa luas irigasi Kabupaten Pati dalam kondisi baik sepanjang 1.445,168 Km dari luas baku sepanjang 1.852,782 Km sebesar 78%, melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 77%. Dan ini berartipersentase capaian indikatornyasebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.46 Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun Target Capaian Tahun 2013 Tahun 2015 No. Indikator 2014 Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik % 85% 92% Persentase luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik tahun 2013 dari target yang telah ditetapkan sebesar 74% dapat terealisasi sebesar 70%. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2013 sebesar 95% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar 75% dapat terealisasi sebesar 57%. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2014 turun dari tahun sebelumnya menjadi 76% dan masuk dalam kategori tinggi. Sementara pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 77% dapat terealisasi lebih tinggi yaitu 78%, yang berarti capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk kategori sangat tinggi. Pencapaian kinerja tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, kondisi saluran irigasi dalam kondisi baik tahun 2014 hanya 57% sedangkan tahun 2013 mencapai 70%. Penurunan ini disebabkan oleh banjir yang terjadi di Kabupaten Pati awal tahun 2014 yang memberikan kontribusi pada kerusakan saluran irigasi di kabupaten Pati. Berdasarkan tabel 3.48 diatas dapat kita ketahui bahwa selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik mengalami peningkatan dengan rata-rata capaiannya sebesar 91% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatnya pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan lingkungan, sarana dan prasarana air bersih serta permukiman layak huni, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 70

82 sehat dan berwawasan lingkungan melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman telah berhasil dengan baik, terlebih dengan melihat perbandingan realisasi tahun 2015 yang sebesar 101% terhadap target akhir RPJMD yang hanya sebesar 85% sehingga terdapat surplus sebesar 16%. Keberhasilan capaian kinerja tersebut tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan anggaran Rp ,00 yang terserap 85%, atau ,00 meliputi: (a) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong; (b) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa; (c) Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah; (d) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh; dan (e) Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan. 15 Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Indikator dari perumahan dan kawasan pemukiman yang berkualitas dapat dilihat dari penggunaan listrik oleh rumah tangga dan rumah yang layak huni, dari dua indikator ini Kinerja Kabupaten pati dalam meningkatkan kualitas perumahan dan kawasan permukiman sangat tinggi. Tabel 3.47 Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Rumah tangga pengguna listrik Persen 90 99, Rumah layak huni Persen Rata-Rata Capaian 95,5 Uraian Pencapaian Indikator: 1. Rumah tangga pengguna listrik. Realisasi kinerja dari indikator rumah tangga pengguna listrik dapat dilihat dari rasio elektrifikasi kabupaten/kota di Kabupaten Pati, yang dapat dilihat dari tabel 3.50 berikut ini. Tabel 3.48 Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupaten Pati Rasio Jml Dusun Jml KK Jml Jml No. Kab./Kota Jml KK Elektrifikasi Belum Berlistrik Dusun Desa Kab./Kota Berlistrik 1. Pati , Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015 Persentase rumah tangga pengguna listrik pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 90% terealisasi 99,68%. Atau tercapai 111% Rumah layak huni Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 71

83 Bahwa kewajiban pemerintah untuk menyediakan kebutuhan dasar oleh warganya seperti papan/ tempat tinggal. Sesuai indikator SPM bidan perumahan rakyat tahun 2015 jumlah penduduk di kabupaten Pati ada , dengan jumlah rumah , dengan jumlah rumah tidak layak huni mencapai atau73%. rumah layak huni rumah. Cakupan ketersediaan rumah layak huni adalah cakupan pemenuhan kebutuhan rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Persentase rumah layak huni di Kabupaten Pati hingga tahun 2015 tercapai 74%. dari target yang ditetapkan sebesar 92% atau tercapaian 80%. Realisasi kinerja indikator rumah layak huni ini dapat dilihat dari Cakupan ketersediaan rumah layak huni Kabupaten Pati tahun 2015 berikut ini. Evaluasi dan Analisis Kinerja Tabel INDIKATOR SPM Cakupan Ketersediaan rumah layak huni TAHUN Jumlah penduduk Kabupaten Pati Berdasarkan data dari Dinas Duk Capil Pati (penduduk tahun 2013) 2 Jumlah Rumah di Kabupaten (bidang Cipta Karya) Jumlah Rumah Tidak layak (Bidang Cipta Karya) BackLOG (Database Perumahan DPU Kab. Pati) - 5 Jumlah Rumah Layak Huni Sumber: Laporan SPM Dinas Pekerjaan UMUM Kab. Pati 2015 Dilihat dari perkembangannya capaian indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.50 Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Rumah tangga 88,5 23, , ,68 111% 92% 108% pengguna listrik (%) 2. Rumah layak huni % 96% 77% (%) Untuk mencapai target sasaran meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman program kegiatan yang telah dilakukan adalah: program pengembangan perumahan, program lingkungan sehat perumahan, kegiatan penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan dan kegiatan pelaksanaan kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dan penataan permukiman. Sejalan dengan meningkatnya roda perekonomian, menjadikan kebutuhan energi listrik juga semakin meningkat. Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak pelanggan naik menjadi pelanggan pada tahun Jumlah energi listrik yang didistribusikan di Kabupaten Pati pada tahun 2013 tercatat sebesar KWh. Angka ini turun menjadi KWh pada tahun Penyaluran energi listrik di Kabupaten Pati dilaksanakan oleh 3 Unit Pelayanan Pelanggan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 72

84 dan Jaringan (UPJ) yaitu UPJ Pati, UPJ Juwana, dan sebagian UPJ Bangsri untuk wilayah Pati utara. Jika dilihat dari daya yang terpasang, sebagian besar pelanggan listrik dengan daya terpasang 450 watt sebanyak pelanggan dari total pelanggan pada tahun Sedangkan pelanggan dengan daya terpasang 900 watt sebanyak , daya terpasang 1300 watt sebanyak 7.291, dan pelanggan dengan daya terpasang diatas 1300 watt. Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD Kabupaten Pati rumah tangga Rumah tangga pengguna listrik sebanyak Rumah Tangga atau sebesar 99.68%, bila dibanding dengan target yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka sudah mengalami surplus 2.76%. Prosentase Rumah layak huni Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD Kabupaten Pati unit rumah atau sebesar 73%, bila dibanding dengan target 96% yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka kekurangannya sebesar (26,04%), bila dilihat dengan waktu yang tersisa maka cukup membutuhkan kerja keras kemungkinan target 85% di akhir masa RPJMD untuk memenuhinya. Tahun 2015 untuk mencapai sasaran Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Pemerintah Kabupaten Pati menganggarkan dana sebesar Rp ,00 terserap 84% atau Rp ,00 untuk melaksanakan program-program; a) Program Pengembangan Perumahan; b) Program Lingkungan Sehat Perumahan; c) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong; d) Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar; e) Program Pengembangan Lingkungan Sehat Tujuan: Meningkatnya peran pengusaha dan investor dalam kerjasama investasi Dalam upaya meningkatkan peran pengusaha dan investor dalam kerjasama investasi, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 73

85 16 Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan promosi dan kerjasama investasi, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.51 Capaian Sasaran Strategis 16 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional Uraian Pencapaian Indikator: Unit % Milyar % Rata-Rata Capaian 294% Tahun 2015 minat pengusaha untuk berinvestasi di Kabupaten Pati cukup besar, harapan masuknya 14 unit investor tercapai 19 unit investor 136%, terdiri dari 2 unit 4 PMA dan 17 unit PMDN. Namun nilai investasi yang masuk totalnya belum memenuhi target, hanya 467% dari target yang ditetapkan yaitu M 389,26 milyard tercapai M masuk tahun ini. Tabel 3.52 Data PMDN dan PMA Kabupaten Pati Tahun 2015 No. Nama Perusahaan Bidang Usaha Negara Jenis Permohonan Investasi (Dalam Rp. Juta) 1 PT. KELUARGA SEHAT SEJAHTERA Jasa Rumah Sakit Swasta Indonesia PMDN PT. DEWI PENGAYOM BANGSA Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Luar Indonesia PMDN Negeri 3 UD. HARTATIK - JUWANA WATER FANTASY (JWF) Kegiatan Taman Bertema Atau Taman Hiburan Indonesia PMDN CV. KARYA INDUSTRI NUSANTARA Pengelolaan Dan Pembuangan Sampah Yang Indonesia PMDN Tidak Berbahaya 5 PT. KEBON AGUNG Industri Gula Indonesia PMDN PT. NEW RATNA MOTOR Perdagangan Eceran Mobil Baru Indonesia PMDN PT. MULTI BETON KARYA MANDIRI Industri Barang Dari Semen dan Kapur Untuk Indonesia PMDN Konstruksi 8 PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula Indonesia PMDN ,2 9 PT. DUA KELINCI Industri Makanan Dari Kedelai Dan Kacang- Indonesia PMDN ,6 Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu, Industri Produk Roti Dan Kue dan Industri Minuman Lainnya 10 PT. TRI JAYA TISSUE Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas Indonesia PMDN 6.434,9 Lainnya 11 CV. RAJAWALI PERKASA FURNITURE Industri Furnitur Indonesia PMDN PT. INDOCITRA PUTERA SAMUDERA Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya Indonesia PMDN Untuk Ikan 13 YAYASAN BUMI WALI SONGO - RSU. MITRA Jasa Rumah Sakit Swasta Indonesia PMDN ,7 BANGSA 14 PT. KELOLA LAUT NUSANTARA Industri Berbasis Daging Lumatan dan Surimi Indonesia PMDN PT. SAHABAT MULIA SAKTI Industri semen Indonesia PMDN YAYASAN KESEJAHTERAAN MUSLIMAT Jasa Rumah Sakit Swasta Indonesia PMDN ,7 NAHDLATUL ULAMA PATI - RUMAH SAKIT ISLAM PATI 17 PT. LAYANTARA UTAMA Perdagangan Eceran Bahan Bakar Solar Khusus Indonesia PMDN Nelayan (SPDN) dan Perdagangan Eceran Bahan Bakar Solar Khusus Nelayan (SPDN) 18 PT. FARMER SUKSES MAKMUR Perdagangan besar Singapura PMA PT. BULAN BARU INDONESIA Wisata tirta Inggris PMA Total ,1 Sumber: KPPT Kabupaten Pati, 2015 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 74

86 Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.53 Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Akhir RPJMD No. Indikator 1. Jumlah investor berskala nasional 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd % % , % % 1. Jumlah investor berskala nasional Jumlah investor berskala nasional tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 12 unit hanya dapat tercapai sebesar 16 unit. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2013 sebesar 144%.Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang telah ditetapkan sebesar 13 unit dapat tercapai 21 unit. Ini berarti capaian pada tahun 2014 sebesar 162% atau naik sebesar 28,7%.Dan pada tahun 2015 daritarget yang ditetapkan sebesar 14 unit realisasinya mencapai19 unit. Ini berarti persentase capaiannya sebesar 136%, turun 26% dari tahun sebelumnya. Jumlah investor berskala nasional yang berinvestasi di Kabupaten Pati selama 3 tahun terakhir melebihi target yang ditentukan dengan rata-rata capaian sebesar 138,76% da. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam rangkameningkatkan minat pengusaha dan nilai investasi telah berhasil dengan baik, terlebih lagi melihat perbandingan antara realisasi tahun 2015yang sebesar 19 unit dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar 17 unit juga, sehingga telah melebihi dari 2 unit. 2. Jumlah nilai investasi berskala nasional Jumlah nilai investasi berskala nasional tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar 863 M, hanya tercapai sebesar 199 M. Ini berarti capaian pada tahun 2013 hanya sebesar 23,06%. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar M hanya tercapai 317,03 M. Ini berarti capaian pada tahun 2014 sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 30,93%. Dan pada tahun 2015 daritarget yang ditetapkan sebesar M realisasinya dapat mencapai4.866 M. Ini berarti persentase capaian tahun 2015mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 467%. Dari tabel 3.55 diatas dapat diketahui bahwa selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator jumlah nilai investasi berskala nasional cenderung mengalami kenaikan dengan rata-rata capaiannya sebesar 174% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi telah berhasil, terlebih melihat Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 75

87 perbandingan realisasi tahun 2015 yang sebesar M jauh lebih tinggi dari target akhir RPJMD yang hanya sebesar M. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi dibiayai dengan anggaran sebesar Rp ,00 dengan serapan anggaran 86% atau Rp ,00. Program kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; b) Program pengembangan Kemitraan; c) Program penataan struktur industri; d) Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri; e) Program pengembangan sentra-sentra industri potensial Tujuan: Meningkatnya kreatifitas, ketrampilan, kewirausahaan pemuda, perlindungan sosial, tenaga kerja dan lembaga ketenagakerjaan serta penanggulangan kemiskinan Dalam upaya meningkatkan kreatifitas, ketrampilan, kewirausahaan pemuda, perlindungan sosial, tenaga kerja dan lembaga ketenagakerjaan serta penanggulangan kemiskinan, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja, meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS serta meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut: 17 Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, realisasi dari 2 indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya rata-rata tercapai dalam kategori tinggi, Tabel 3.54 Capaian Sasaran Strategis 17 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Tingkat partisipasi angkatan kerja Persen 73,01 67, Tingkat pengangguran terbuka Persen 6,77 6,08 90 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 76

88 Uraian Pencapaian Indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (usia 15+). TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan ukuran yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (usia 15+). Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Pati tahun 2015, sebesar 67,85%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah angkatan kerja sebesar orang terhadap jumlah penduduk usia kerja sebesar orang. artinya dari total jumlah penduduk yang termasuk usia kerja atau tenaga kerja, sebesar 67,85%, masuk sebagai angkatan kerja yang terlibat aktif dalam kegiatan perekonomian. Jadi hanya sekitar sepertiga dari penduduk usia kerja yang bukan angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT) adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. TPT ini memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati pada tahun 2015 sebesar 6,08%, yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah pengangguran sebesar orang terhadap jumlah angkatan kerja sebesar orang. Hasil ini berarti capaian indikator tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati tinggi.tpt Kabupaten Pati sebesar 6,08 artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja yang ada di Kabupaten Pati terdapat 6-7 orang yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.55 Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Tingkat partisipasi 72,39 71,2 72,70 68,91 73,01 67, ,40 92 angkatan kerja 2. Tingkat pengangguran terbuka 7,33 7,3 6,9 6,37 6,77 6, , Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK Kabupaten Pati pada tahun2014 sebesar 68,91% lebih rendah biladibandingkan dengah tahun 2013 sebesar 71,2% dan menurun kembali di tahun 2015 menjadi 67,85%. Halini menunjukkan semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya masihberusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif. Selama kurun waktu tahun TPAK di Kabupaten Pati terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Ini dapat diartikanbahwa terjadi penurunan partisipasi tenagakerja dalam pasar kerja. Keterlibatantenaga kerja secara aktif dalam perekonomian semakin membesar.jumlah penduduk usia kerja (tenaga kerja) yang semakin Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 77

89 meningkatakan membawa beberapa konsekuensi dalam ketenagakerjaan.sebagian penduduk usia kerja akan masuk dalam angkatan kerja dansebagian lainnya masuk dalam kategori bukan angkatan kerja. 2. TingkatPengangguran Terbuka (TPT) Tabel 3.56 TPT dan TPAK Kabupaten Pati TAHUN TPT 12,74 7,3 6,37 6,08 TPAK 70,94 71,20 68,91 67,85 Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Pati, 2015 Penduduk usia kerja yang masuk ke dalam kelompok angkatan kerja apabila tidak terserap pada pasar kerja maka menjadi pengangguran. Padahal kemampuan pasar kerja dalam menyediakan lapanganpekerjaan sangat terbatas. Selama dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terjadi penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati, dimana tahun 2014 turun sebesar 2,29% dari tahun sebelumnya, begitu juga tahun 2015 yang turun kembali sebesar 1,06%. Melihat realisasi tahun 2015 yang telah melebihi target akhir RPJMDmaka dapat dikatakan bahwa program yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pati dalam rangkat mengurangi tingkat pengangguran telah berhasil dengan baik, dan tinggi mempertahankannya sampai akhir RPJMD Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja dalam kategori tinggi, angaran yang digunakan sebesar Rp ,00 dengan serapan anggaran 89% atau Rp ,00 untuk membiayai program-program sebagai berikut: a) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi; b) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; c) Program Peningkatan Kesempatan Kerja; d) Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda. 18 Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 78

90 dalam peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, ada 1 (satu) indikator untuk menilai kinerjanya dan menunjukan kineja yang sangat tinggi. Tabel 3.57 Capaian Sasaran Strategis 18 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. PMKS yang memperoleh bantuan sosial Uraian Pencapaian Indikator: Persen 0,09 0,17 189% Rata-Rata Capaian 189% Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial maupun perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan. PMKS di Kabupaten Pati yang memperoleh bantuan sosial pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 0,09% realisasinya mencapai 0,17%. Ini berarti persentase capaian tahun 2015 sebesar 189% dan masuk dalam kategori sangat tinggi.. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.58 Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd PMKS yang memperoleh bantuan sosial 0,09 0,17 0,09 0,16 0,09 0,17 189% 0,1 170% Kurun waktu tahun terakhir capaian persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial selalu melebihi target yang ditentukan.tahun 2014 capaian realisasinya turun sebesar 0,01% dari tahun sebelumnya. Sementara pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 0,01% dari tahun Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam rangkameningkatkan pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS telah berhasildengan baik, terlebih lagi melihat selisih antara realisasi tahun 2015dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar 0,07%. Dalam usaha mencapai sasaran meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS Pemerintah Kabupaten Pati telah menetapkan kebijakan: (a) Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan serta bantuan bagi PMKS; (b) Peningkatan kualitas hidup PMKS terhadap pelayanan sosial dasar melalui peningkatan fasilitas pelayanan publik; Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 79

91 (c) Peningkatan kualitas penanganan PMKS dalam melindungi dan mengembalikan fungsi sosial dalam masyarakat; (d) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanganan PMKS; (e) Peningkatan kualitas penanganan PMKS; (f) Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan panti sosial dan anak yatim. Agaran yang disediakan dalam APBD Kabupaen Pati sebesar Rp ,00 dan mengalami penurunan di APBD-Perubahan hingga menjadi Rp ,00 terserap sebesar 86% atau senilai Rp ,00, program yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja sangat tinggi ini adalah: a) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya; b) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; c) Program pembinaan anak terlantar; d) Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma; e) Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan; f) Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya); g) Program Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa; h) Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR; i) Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial; j) Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS. 19 Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 sebagi prioritas dalam peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya dicapai dengan kategori tinggi. Tabel 3.59 Capaian Sasaran Strategis 19 Tahun 2015 No. Indikator Satuan Target Realisasi Capaian 1. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh Persen 79 72,73 92 jaminan sosial tenaga kerja 2. Persentase UMK terhadap KHL Persen , Rata-Rata Capaian Uraian Pencapaian Indikator: 1. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja di Kabupaten Pati tahun 2015 sebanyak orang terhadap jumlah tenaga kerja yang ada sebesar orang atau 72,73%, dari target yang ditetapkan sebesar 79%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 80

92 2. Persentase UMK terhadap KHL Dasar penetapan UMK UMP 2015 adalah No.9 tahun 2013 tentang Kebijakan penetapan Upah Minimum dalam Rangka Keberlangsungan Usaha dan Peningkatan Kesejahteraan Pekerjaserta Permenakertrans No. 7 tahun 2013 tentang Upah Minimum. Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Tenaga Kerjadan Transmigrasi, penetapan UMP oleh gubernur paling telat 60 hari sebelum 1 Januari (2015), sedangkan UMK (Kabupaten/Kota) paling telat 40 hari sebelum 1 Januari (2015). Upah Minimum Provinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi. Untuk masing-masing provinsi, besaran UMP ditetapkan oleh Kepala Pemerintah daerah setempat dalam hal ini adalah Gubernur. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2015 di wilayah Jawa Tengah (Jateng) telah ditetapkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pada hari Kamistanggal 20 Oktober tahun 2014 Keputusan UMK pada 35 kabupaten/kota ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Jateng No.560/85/2014 teranggal 20 November Kabupaten Pati sebesar Rp dari berdasarkan survei KHL bulan Januari-Setember 2014 dan estimasi bulan Oktober-Desember diperoleh rata-rata KHL Kabupaten Pati sebesar ,01 dengan demikian UMK terhadap KHL di Kabupaten Pati sebesar 100,44% Persentase UMK terhadap KHL yang ada di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 100% dapat teralisasi sebesar 100%. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.60 Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Capaian No. Indikator Akhir s/d 2015 T R T R T R C RPJMD thd Jumlah tenaga kerja yang , memperoleh jaminan sosial tenaga kerja 2. Persentase UMK terhadap KHL Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja di Kabupaten Pati tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak orang dari tahunsebelumnya yang berjumlah orang. Sementara tahun 2015 justru mengalami penurunan sebesar orang. Ketetapan UMK ini akan mulai diberlakukan pada 1 Januari Berdasarkan data, besaran UMK yang paling tinggi yakni di Kota Semarang dengan Rp Adapun besaran UMK terendah di Jawa Tengah adalah di Kabupaten Banyumas sebesar Rp Dibanding tahun 3 tahun sebelumnya, UMK 2015 Dari besarnya UMK Jawa Tengah 2015 yang sudah di jabarkan diatas, rata-rata peningkatan kenaikan UMK propinsi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 81

93 jawa tengah tahun 2015 sekitar 10 %, meskipun ada beberapa kota/kabupaten yang peningkatan UMKnya masih dibawah 10%. Kabupaten Pati mengalami kenaikan sebesar 16% dibanding Keputusan tersebut juga mengatur bahwa upah minimum ini merupakan terendah, yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. UMK berlaku bagi pekerja dengan tingkat paling rendah yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun. Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan ketentuan UMK bisa mengajukan penangguhan kepada Gubernur ataupun pejabat yang ditunjuk sesuai perundangundangan. Penangguhan UMK dilajukan paling lama 10 hari sebelum berlakunya UMK pada 1 Januari Berikut daftar UMK Kabupaten Pati periode tahun : Tabel 3.61 Kebutuhan Hidup Lajang dan Upah Minimum Kabupaten Pati Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun TAHUN KHL UMK , , , , , , , , , ,00 Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2015 Keberhasilan capaian kinerja tinggi dalam upaya meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja kinerjanya didukung oleh penggunaan dana senilai Rp ,00 daria nggaran sebesar Rp ,00 atau terserap9 4%. Ini digunakan dalam melaksanakan Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan. 3.3 REALISASI ANGGARAN Setelah APBD Perubahan total anggaran belanja berubah menjadi ,00 dengan perincian belanja tidak langsung sebesar Rp ,00 dan belanja langsung sebesar Rp ,00 Terdapat penambahan angaraan belanja sebesar 19% dari APBD sebelum Perubahan. Tabel 3.62 Target Belanja Daerah APBD Perubahan Uraian Target % (Rp) Belanja Tidak ,50% langsung Belanja Langsung ,50% Total belanja % Sumber: Peraturan Bupati tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Keuangan Pemda Pati, 2015 Serapan anggaran belanja pada tahun 2015 sebesar Rp ,00 atau 99,07% terdiri dari Rp ,00 (99,28%) Belanja Langsung dan Rp ,00 (98,73%) belanja tidak langsung dari tota langgaran yang dialokasikan ini meningkat dibanding tahun 2014 serapan angaran hanya 85% saja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 82

94 Belanja langsung yang utama untuk program-program prioritas sebesar Rp ,00 Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran Terserap rata-rata 82%, program/kegiatan di sasaran meningkatnya budaya baca masyarakat dan sasaran meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin tercapai (100%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran 10. Meningkatnya produksi pertanian. (21%). Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.63 RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PER SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 SASARAN Angaran APBD APBD P Serapan % 1. Tercukupinya daya tampung pendidikan di % jenjang pendidikan dasar dan menengah. 2. Meningkatnya kualitas dan relevansi % pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. 3. Meningkatnya budaya baca masyarakat % 4. Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita % gizi buruk. 5. Meningkatnya kualitas dan kuantitas % pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 6. Meningkatnya cakupan pelayanan % kesehatan bagi penduduk miskin. 7. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta % perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. 8. Meningkatnya kesetaraan gender, % pemberdayaan perempuan dan anak 9. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM % 10. Meningkatnya produksi pertanian % 11. Meningkatnya produksi Perikanan % 12. Meningkatnya kualitas dan kuantitas % infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya. 13. Meningkatnya ketersediaan jaringan air % bersih dan sanitasi. 14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas % jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air. 15. Meningkatnya kualitas perumahan dan % kawasan permukiman 16. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai % investasi. 17. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, % penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja. 18. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan % sosial bagi PMKS dan PSKS. 19. Meningkatnya perlindungan dan % kesejahteraan tenaga kerja. Jumlah Rata-rata realisasi 82% Realisasi Tertinggi 100% Realisasi Terendah 21% Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 83

95 BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati Tahun 2015 merupakan pertanggungjawaban atas kinerja instansi pemerintah dalam rangka mencapai sasaran dengan target indikator yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Merujuk pada Rencana Strategis Kabupaten Pati Dalam mengelola kepercayaan masyarakat Kabupaten. Banyak kedala yang dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Pemerintah Kinerja Kabupaten Pati, faktor utama adalah perencanaan yang tidak akurat untuk mencapai target yang dicanangkan, reviu atas RPJMD tidak dilaksanakan dimana targettarget yang terdapat didalamnya banyak yang tidak realistis artinya terlalu besar dibanding dengan kemampuan baik dari segi SDM maupun anggaran, ada beberapa program dan dengan anggaran yang sudah direncanakan tidak dapat teserap sehingga berdampak pada capaian kinerja yang ditargetkan, sebaliknya beberapa sasaran meskipun dari sisi anggaran tidak terserap atau serapannya kecil namun target kinerja dicapai dengan sangat berhasil ini menunjukan bahwa sisi penganggaran yang kurang tepat dimana seharusnya dapat dialokasikan pada sasaran yang memang membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk sampai dengan outcome yang dikehendaki. Secara umum hal yang dapat dilakukan dalam rangka pencapaian kinerja yang lebih baik oleh Pemerintah Kabupaten Pati kedepan adalah sebagai berikut: a. Penegasan komitmen seluruh jajaran Pemda Kabupaten Pati dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan; b. Reviu atas dokumen perencanaan hingga sesuai dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Kabupaten Pati; c. Dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan pengawasan dan monitoring secara periodik tentang capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pati, serta peningkatan kemampuan teknis di jajaran Pemerintah Kabupaten Sehingga dapat secepatnya dievaluasi kemudian dilakukan rencana aksi dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan; d. Membangun basis data di setiap SKPD sehingga proses perencanaan, monitoring, maupun evaluasi program kegiatan maupun kinerja lebih akurat dan berhasil guna; e. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di instansi pemerintah agar tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar di Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 84

96 jajaran instansi pemerintah, serta meningkatkan kualitas pelaksanaan monitoring dan evaluasicapaian Peq'anjian Kine$a {PKf; f. Pembangunan E-Sakip Muttak dilakukan untuk memperoleh hasif yang maksimal, karena dengan adarrnla E-Sakip maka dapat diintegrasikan antara perencanaan, pengorgtanisasian, dan pengawasan kinerja secara periodik dan berkala dengan datayang akurat dan upto&te. Akhirnya laporan Kine{a Instansi Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2015 ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi kineq'a bagi pihak yang membutuhkan, perd/empurrean dokumen perencanaan periode yar]q akan deitatv,, penyempurnaan pefakanaan program dan kegiatan wng akan datang serta penyempurnaan berbagai kebijakan )rarg diperlukan. Rryrar Eawint& qdrqdat Ed20/s Halaman 185

97 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 86

98 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 87

99 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 88

100 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 89

101 Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Halaman 90

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1. BAB I PENDAHULUAN Bab I Berisi: 1.1 Pemerintahan 1.2 Kepegawaian 1.3 Kondisi Geografis Daerah 1.4 Gambaran Umum Demografi 1.5 Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten

Lebih terperinci

ANTO, S.H., M.M., M.Si.

ANTO, S.H., M.M., M.Si. PERIANJIAN KINEzuA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN PATI Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efettif, transparan dan akuntab l serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4 DAFTAR ISI Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR GRAFIK... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Pemerintahan... 1 1.2 Kepegawaian... 2 1.3

Lebih terperinci

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012 Misi 1 163 358,829,768,129 302,555,469,461 84.32% Urusan Pendidikan 79 233,617,961,655 200,628,537,308 85.88% 1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 5 1,300,000,000 1,275,743,850 98.13% 2 Program Wajib Belajar

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS Pembangunan yang diprioritaskan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang mendesak yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, sebagai berikut : 8.1. Indikasi Program

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan

Dinas Kesehatan balita 4 Program Perencanaan Penanggulangan 1 Menanggulangi kemiskinan secara 1 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan terpadu dan berkelanjutan Sembilan Tahun 2 Program pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin, RSUD Dr. Soeroto 3 Program

Lebih terperinci

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016

REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESELARASAN PROGRAM DALAM DOKUMEN PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 REKAPITULASI HASIL EVALUASI PROGRAM PERENCANAAN TAHUN ANGGARAN 2016 KETERSEDIAAN RPJMD RKPD 1 01 15 Program Pendidikan Anak Usia Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 01 16 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015 Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Pekalongan Tahun 2015 merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pekalongan tahun 2011-2016.

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN Upaya untuk mewujudkan tujuan, sasaran, strategi dan arah kebijakan dari setiap misi daerah Kabupaten Sumba Barat

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1. Optimalisasi peran dan fungsi Persentase produk hukum kelembagaan pemerintah daerah daerah ditindaklanjuti

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI DAN PROGRAM TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN I.5. : PERATURAN DAERAH BANYUWANGI NOMOR : 04 Tahun 2015 TANGGAL : 22 JULI 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN A. Visi BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Bab II Berisi: 2.1 Indikator Kinerja 2.2 Perjanjian Kinerja Pemda Kab. Pati 2.3 Rencana Anggaran Tahun 2014 Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Pada Tahun 2014, rencana program dan kegiatan prioritas daerah adalah: Program indikatif prioritas daerah 1 : Agama dan syariat islam. 1. Program Peningkatan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , , Anggaran (Sebelum 21 Program Pengadaan, Peningkatan Sarana Dan 4.654.875.000,00 18.759.324.259,00 15.731.681.490,00 83,86 Prasarana Rumah Sakit 22 Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rumah 39.808.727.000,00

Lebih terperinci

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7. KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Visi Kabupaten Sleman adalah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasinya sistem e-government menuju smart

Lebih terperinci

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN 2009-2014 No AGENDA PROGRAM Pagu Indikatif Tahunan dan Satu Tahun Transisi (%) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN

BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN BAB 10 PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1 PEDOMAN TRANSISI Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Demak Tahun 2011-2016 merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Lebih terperinci

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja NO NAMA SKPD HALAMAN 1 SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar 2 2 SKPD : Dinas Kesehatan Kota Denpasar 3 3 SKPD : RSUD Wangaya Kota Denpasar 4 4 SKPD : Dinas Pekerjaan Umum Kota Denpasar

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB 7 KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM Pembangunan Daerah harus didasarkan pada sasaran tertentu yang hendak dicapai; untuk itu, kebijakan yang dibuat dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA Jalan RE. Martadinata N0.1 Bangkalan DAFTAR INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2017 URUSAN WAJIB PELAYANAN DASAR PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN A. Indikasi Rencana Program Prioritas RPJMD Kabupaten Pati tahun 2012 2017 merupakan penjabaran dari RPJPD Kabupaten Pati Tahun

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. KEBIJAKAN UMUM Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan adanya pembagian/klasifikasi urusan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Kebijakan Umum adalah arahan strategis yang berfungsi sebagai penunjuk arah pembangunan Kabupaten Timor Tengah Selatan untuk jangka panjang. Kebijakan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan Prioritas Dearah Tahun 2013 yang dituangkan dalam Bab V, adalah merupakan formulasi dari rangkaian pembahasan substansi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH 7.1. KEBIJAKAN UMUM Kebijakan umum adalah arah/tindakan yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Kebijakan pada

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015

DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 DAFTAR PRIORITAS DAERAH DAN SASARAN KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2015 No Prioritas Daerah Sasaran Program SKPD 1 Peningkatan Mutu Pendidikan - Meningkatnya pemerataan dan kualitas pendidikan anak usia sekolah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya akses dan 1 Angka Kematian Ibu (AKI) 118 per 100.000 mutu pelayanan

Lebih terperinci

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program, nama kegiatan, indikator keluaran (output) kegiatan

Lebih terperinci

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Program dan kegiatan untuk Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2015 yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah selain Program Pelayanan

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1. INDIKASI DAN PROGRAM PRIORITAS Program prioritas perlu ditetapkan untuk mengarahkan pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam menjabarkan dan mengimplementasikan Visi dan Misi Pembangunan Kota Banjar Tahun 2014-2018 ke dalam pilihan program prioritas di masing-masing

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 2 3 4 1 Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan 1. Jumlah rumah ibadah yang difasilitasi 400 jumlah kegiatan

Lebih terperinci

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG 101 GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG Wilayah Pegunungan Kendeng merupakan bagian dari Kabupaten Pati dengan kondisi umum yang tidak terpisahkan dari kondisi Kabupaten Pati. Kondisi wilayah Pegunungan

Lebih terperinci

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Pada bab ini akan disampaikan seluruh program dalam RPJMK Aceh Tamiang Tahun 2013-2017, baik yang bersifat Program Unggulan maupun program dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 6.1. STRATEGI Untuk mewujudkan visi dan misi daerah Kabupaten Tojo Una-una lima tahun ke depan, strategi dan arah

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014

REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 REKAPITULASI REALISASI PER PROGRAM BELANJA LANGSUNG APBD KABUPATEN JEMBRANA TAHUN ANGGARAN 2014 BULAN : NOPEMBER 2014 NO 1 DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA OLAHRAGA, PARIWISATA DAN 46.877.699.625,00 82,74 20.845.634.092,00

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017 TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA WALIKOTA SALATIGA TAHUN 2017 WALIKOTA SALATIGA PERJANJIAN

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 INDIKASI DAN RENCANA PROGRAM UNTUK MEWUJUDKAN MISI SATU Dalam upaya mewujudkan Misi satu: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum B. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi 3. Status Pembangunan Manusia 4. Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN 8.1 Program Prioritas Pada bab Indikasi rencana program prioritas dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Riau ini akan disampaikan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Lampiran PK NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (1) (2) (3) (4) 1. 2. 3. Terwujudnya masyarakat yang toleran, rukun dan damai

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB V I I I 1 BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada bab ini diuraikan hubungan urusan pemerintah dengan Perangkat Daerah terkait beserta program yang menjadi tanggungjawab

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : N a m a Jabatan :

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN Prioritas pembangunan Kabupaten Lingga Tahun diselaraskan dengan pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan sesuai dengan amanat dari Peraturan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum 1.3. Gambaran Umum 1.3.1. Kondisi Geografis Daerah 1.3.2. Gambaran Umum Demografis 1.3.3.

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 29 Desember 2016 Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum... 1 B. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis dan Demografis... 4 2. Perkembangan Indikator Pembangunan Jawa Barat...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PENGANTAR

DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang II. Dasar Hukum III. Gambaran Umum 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Gambaran Umum Demografis 3. Kondisi Ekonomi BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Pemerintah Daerah Provinsi Bali BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran pembangunan serta pencapaian target-target pembangunan pada tahun 2016, maka disusun berbagai program prioritas yang

Lebih terperinci

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN 3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN Manajemen pembangunan berbasis kinerja mengandaikan bahwa fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/ kegiatan yang sudah direncanakan. Esensi dari manajemen

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB VIII PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH 8.1 Indikator Kinerja Daerah Indikator kinerja daerah sebagai alat untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif maupun kualitatif, merupakan gambaran

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan;

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH. 1. Menanggulangi kemiskinan secara terpadu dan berkelanjutan; BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH VII.1 Program Pembangunan Daerah Berdasarkan visi, misi serta tujuan yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistematik melalui

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN Prioritas dan sasaran merupakan penetapan target atau hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan yang direncanakan, terintegrasi, dan konsisten terhadap pencapaian

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 - PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KaT A BLITAR KOTABUTAR PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan akuntabel serta berorientasi pada

Lebih terperinci

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan Perumusan Kebutuhan Pendanaan dalam perencanaan jangka menengah ini berlandaskan kaidah Budget follows Program. Selaras dengan penganggaran

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah Jumlah Investor Berskala

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2014

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2014 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2014 A. KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN DAERAH Dalam rangka menyelesaikan permasalahan pembangunan di Kabupaten Pekalongan dan sejalan dengan upaya mewujudkan

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PATI DAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PATI DAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI 29 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN PATI DAN BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN PATI 2.1 Gambaran Umum Kabupaten Pati 2.1.1 Aspek Geografis Kabupaten Pati terletak di pantai utara bagian

Lebih terperinci

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH Berdasarkan strategi pembangunan daerah yang telah ditetapkan, dirumuskan kebijakan umum dan program-program pembangunan yang akan dilaksanakan, disertai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA

RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA RENCANA KINERJA TAHUNAN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BIMA Sasaran Strategis 1. Terwujudnya peningkatan sosial keagamaan 2. Terwujudnya peningkatan pengamalan nilai-nilai religius dalam masyarakat 3. Meningkatnya

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016 Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Meningkatnya Pertumbuhan Jumlah Investor Berskala Nasional PMA 17 PMA/PMDN Ekonomi dan Daya Saing

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT

LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT LAMPIRAN 1 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Sasaran Indikator Kinerja Utama Satuan TARGET PROGRAM PEMBANGUNAN ANGGARAN Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Keluarga Terwujudnya

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 30 Desember 2013 Peraturan Daerah Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, pada tanggal 9 Januari 2012 Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 51 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014

DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 DAFTAR PROGRAM (KEGIATAN) SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2014 NO SATUAN KERJA KODE REKENING PROGRAM PAGU ANGGARAN 1 DISDIKPORA 1.1.1 101.1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Lebih terperinci

WALIKOTA BONTANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

WALIKOTA BONTANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 WALI KOTA BONTANG PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berororientasi pada hasil, yang bertanda tangan dibawah ini :

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERJANJAN PERUBAHAN TAHUN 2016 PEMERNTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANT Dalam rangka mewujudkan manajeman pemerintah yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertandatangan

Lebih terperinci

BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016

BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2016 BAB I RENCANA KERJA TAHUN 2016 1. TUJUAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Pati merupakan salah satu bagian dari 35 Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Pati merupakan

Lebih terperinci

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO

VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO 1 VISI DAN MISI H. ARSYADJULIANDI RACHMAN H. SUYATNO V I S I Riau Yang Lebih Maju, Berdaya Saing, Berbudaya Melayu, Berintegritas dan Berwawasan Lingkungan Untuk Masyarakat yang Sejahtera serta Berkeadilan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA BLITAR NOMOR : 188/ 955 / HK / 410.010.2 / 2015 TENTANG PENYEMPURNAAN UKURAN KINERJA PEMERINTAH KOTA BLITAR TAHUN 2011 2015 WALIKOTA BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN

TABEL 3.2 MATRIKS PRIORITAS PEMBANGUNAN TABEL 3.2 MATRIKS NO 1. Pemantapan Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah Produk Pertanian 1 Peningkatan peluang usaha dibidang agribisnis 2 Peningkatan ketahanan pangan pertanian 3 Peningkatan sarana dan prasarana

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan tentang bagaimana Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah dapat dicapai dengan efektif dan efisien dalam menjawab

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 (PERUBAHAN) VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 MISI 1 : TUJUAN

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016 BUPATI ACEH BARAT PENETAPAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi kepada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N

BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N BUPATI PAMEKASAN S A M B U T A N Assalamu alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena pada tanggal 21 Oktober 2013 Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2013 tentang

Lebih terperinci

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan

14. Menurunnya angka kesakitan penduduk 83,26% 15. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan 78,14% bagipenduduk miskin melalui Jamkesmas dan RINGKASAN EKSEKUTIF Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Pekalongan secara langsung didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Secara khusus penyelenggaraan Pemerintah

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berororientasi pada hasil, yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi dan misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu dipertegas tentang upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran misi tersebut melalui

Lebih terperinci

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB V. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Rencana Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Ambon Tahun 2014 memuat program kegiatan yang diarahkan sepenuhnya bagi pencapaian prioritas tahun 2014. Lebih

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BANGKA SELATAN NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017 196 BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2017 Rencana program dan kegiatan prioritas merupakan uraian rinci yang menjelaskan nama program/kegiatan, indikator kinerja program/kegiatan, tahun

Lebih terperinci