Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul"

Transkripsi

1 Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul Bagaimana membangun manusia unggul, merupakan pertanyaan dari seorang filsuf Jerman yaitu Friedrich Nietzsche yang lahir pada tahun Pada era orde baru dan era reformasi banyak para penyelenggara pendidikan mempromosikan diri dalam usaha membangun manusia unggul melalui lembaga pendidikan unggulan seperti SD/SMP Plus dan SMP/SMA Islam Terpadu. Bagaimana menyelenggarakan proses pendidikan unggulan? Dan bagaimana sosok manusia yang disebut dengan manusia unggul? A. Siapa yang Dapat Disebut Sebagai Manusia Unggul? Sebenarnya tidak ada manusia unggul, yang ada adalah manusia yang diunggulkan oleh Allah Swt yaitu orang orang mukmin yang berilmu, seperti firmannya dalam Al Qur an surat Al Mujadillah ayat 11 Secara garis besar artinya adalah: Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 10

2 Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.. [Qs. Al Mujaadillah (58): 11] Dalam ayat tersebut Allah Swt berjanji akan meningkatkan derajat (mengunggulkan) orang-orang mukmin yang berilmu. Inilah landasan teologis konsep pendidikan Ar Rafi (meningkatkan/meninggikan) dalam membangun manusia unggul (yang ditingkatkan derajatnya oleh Allah Swt) Dengan kata lain sosok manusia unggul adalah sosok mukmin yang memiliki ilmu yang dijanjikan Allah Swt untuk diunggulkan, karena manusia tidak akan menjadi sosok manusia unggul, kecuali diunggulkan oleh Allah Swt. Dengan demikian: Konsep pendidikan Ar-Rafi adalah pendidikan yang dapat memfasilitasi peserta didik untuk menjadi seorang mukmin yang memiliki ilmu, sehingga dijanjikan Allah Swt untuk ditingkatkan derajatnya, atau diunggulkan diantara manusia. Bagaimana profil manusia yang akan diunggulkan oleh Allah Swt? Pertama, ia adalah seorang mukmin. Bagaimana sosok mukmin yang dikehendaki oleh Allah Swt? Ia harus masuk Islam secara keseluruhan menjadi muslim yang kaaffah, seperti firmannya dalam Al Qur an surat Al Baqarah ayat 208: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkahlangkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. [Qs. Al-Baqarah (2): 208] Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 11

3 Dalam ayat tersebut Allah Swt memerintahkan agar orang-orang mukmin masuk Islam secara menyeluruh, menjadi muslim yang kaaffah. Dengan demikian pendidikan harus dapat memfasilitasi peserta didik untuk belajar mengaktualisasikan seluruh potensinya secara terintegrasi, dan menghasilkan manusia seutuhnya, atau manusia yang berpribadi integral, yang satu kesatuan antara ucapan (ilmu), tindakan (amal) dan nilai sikapnya (iman). Apa yang mereka ucapkan berdasarkan ilmu yang mereka miliki, ditindak lanjuti dengan perbuatan yang konsisten dan bermanfaat sesuai dengan nilai-nilai iman mereka. B. Mengapa Pendidikan Harus Membangun Sosok Manusia Seutuhnya? Bagaimana kalau pendidikan tidak membangun sosok manusia seutuhnya? Tidak membangun lulusan yang berpribadi integral? Dengan lembut Allah Swt mengingatkan dalam Al Qur an: Dan janganlah engkau mengikuti langkah-langkah syetan. [Qs. Al Baqarah (2): 208] Dalam ayat tersebut Allah Swt memerintahkan para pakar dan praktisi pendidikan untuk membangun lulusan yang berpribadi integral, yaitu integrasi dari kognitif (head), afektif (heart) dan motorik (hand), atau lulusan yang memiliki ilmu dan dapat menggunakan ilmunya dalam iman sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, bangsanya dan lingkungannya (rahmatan lil alamin). Kalau tidak demikian, maka Allah Swt mengingatkan bahwa proses pendidikan tersebut mengikuti jalan syetan? Yang hanya akan membangun lulusan dengan pribadi terpecah (split personality), sosok manusia munafik, pengikut syetan? Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 12

4 Dalam rangka membangun manusia yang diunggulkan Allah Swt, maka: Konsep pendidikan Ar-Rafi memberdayakan manusia menjadi muslim yang kaaffah, sosok manusia yang berpribadi integral (integrated personality) yang satu kesatuan antara nilai dan sikap, ucapan dan perbuatannya. Kalau pendidikan hanya berorientasi pada ilmu pengetahuan atau kognitif saja, tanpa melatih peserta didik menggunakan ilmu dalam kehidupan, hasilnya cenderung verbalis, atau hanya bisa bicara tentang konsep ilmu tetapi tidak bisa memanfaatkannya dalam memecahkan masalahmasalah yang dihadapinya dalam kehidupan, atau tidak memiliki kecakapan hidup (life skill). Bagaimana ia bisa hidup dalam masyarakat Millenium III yang penuh dengan ketidakpastian yang cenderung chaos? Kalau pendidikan hanya berorientai pada kognitif dan motorik saja, atau pendidikan yang belum mengintegrasikan nilai-nilai karakter (nilai-nilai moral), maka dikhawatirkan pelaksanaan pendidikan tersebut, disebut Allah Swt sebagai pendidikan yang mengikuti jalan syetan? Naudzubillahi mindzalik. C. Bagaimana Profil Manusia Unggul? Bagaimana sosok muslim yang berilmu yang dikehendaki oleh Allah Swt? Yaitu sosok ulil albab [Qs. Ali Imron (3): 190] yaitu sosok muslim, yang memikirkan alam semesta sehingga memiliki ilmu, dan memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan, seperti yang di firmankan Allah Swt dalam Al Qur an: Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 13

5 berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. [Qs. Ali Imran (3) : 191] Ayat tersebut dapat ditafsirkan bahwa karakteristik seorang mukmin yang akan diunggulkan Allah Swt adalah sebagai berikut: 1. Beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt dengan selalu mengingat Allah Swt baik dalam keadaan berdiri, duduk, ataupun berbaring. 2. Memikirkan fenomena langit dan bumi sebagai ciptaan Allah Swt sehingga memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi. 3. Berdoa kepada Allah Swt, bahwasanya semua ciptaannya bermanfaat bagi makhluknya, terutama bagi manusia. Oleh karena itu sosok mukmin berilmu (ulul albab), akan memanfaatkan ilmunya dalam kehidupannya sehingga dapat menyebar rahmatan lil alamin. 4. Dalam kehidupannya, mereka yang berilmu dalam iman selalu berhati-hati, takut terjadi kesalahan yang akan menyeretnya ke azab neraka. Oleh karena itu, mereka selalu berusaha untuk berpegang pada firman Allah Swt yaitu Al-Qur an. Artinya, seorang ulul albab (manusia yang diunggulkan Allah Swt) akan memiliki pertanggung jawaban sosial-spiritual. Dari uraian tersebut dapat ditarik simpulan bahwa sosok manusia yang diunggulkan Allah Swt adalah sosok ulul albab yaitu manusia yang integral, yang memiliki ilmu dan dapat menggunakan ilmunya dalam kehidupan dengan nilai-nilai iman. Dengan demikian: Konsep pendidikan Ar-Rafi membangun sosok Ulil Albab yaitu sosok muslim yang kaaffah, sebagai pemikir (peneliti) sehingga memiliki ilmu yang bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, bangsanya dan lingkungannya. Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 14

6 D. Manusia Unggul adalah Sosok yang Kompeten Sosok ulul albab yang didefinisikan tersebut merupakan sosok manusia yang kompeten karena definisi kompetensi dalam Kurikulum 2004 adalah: keseluruhan pengetahuan, nilai dan sikap, yang dapat direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan kata lain definisi operasional dari kompetensi adalah: penguasaan dan pemilikan ilmu pengetahuan (knowledge), yang dapat diterapkan dalam kehidupan (skill) dengan nilai-nilai ahlak mulia (attitude). Dalam bahasa yang umum digunakan di masyarakat, seorang yang memiliki kompetensi adalah orang yang memiliki ilmu yang dapat diamalkan dengan saleh. Dapat disimpulkan bahwa: Konsep pendidikan Ar-Rafi berbasis dan berorientasi pada kompetensi, baik kompetensi personal, kompetensi sosial, kompetensi akademik maupun kompetensi vokasionalprofesional. Pendidikan berbasis kompetensi dalam payung Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, jika dilaksanakan secara konsisten oleh sekolah, akan dapat memecahkan masalah krisis integritas, krisis moral dan krisis kepemimpinan, khususnya bagi generasi mendatang. Dengan demikian konsep pendidikan berbasis kompetensi yang ditetapkan dalam Kurikulum tahun 2004 dan Kurikulum tahun 2006 berlandaskan konsep pendidikan Islam, yang insya Allah dapat menanggulangi 1001 krisis yang melanda Indonesia saat ini, apabila dilaksanakan secara konsisten. Safe our generation against Verbalism Dogmatism, and Split personality Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 15

7 Pendidikan diharapkan dapat membangun generasi yang tidak verbalis (hanya bisa bicara, tetapi tidak bisa mengerjakannya), tidak dogmatis (kepatuhan pada peraturan tanpa reserve, karena tidak mengetahui tujuan dari peraturan tersebut, serta tidak mengetahui nilai-nilai yang melandasinya), dan tidak berpribadi terpecah alias munafik. E. Bagaimana Proses Pendidikan yang Membangun Manusia Kompeten? Pendidikan adalah proses fasilitasi pengalaman belajar peserta didik, sehingga peserta didik dapat mengaktualisasikan (self actualization) semua potensi yang dimilikinya menjadi kompetensi. Dalam hal ini proses pembelajaran dapat disebut sebagai proses aktualisasi potensi, sehingga potensi peserta didik menjadi berdaya guna, sehingga proses pembelajaran dapat juga disebut sebagai pemberdayaan potensi peserta didik (student empowerment) menjadi kompetensi, yang sering disebut sebagai kecakapan hidup (life skill). Potensi apa sajakah, yang dimiliki oleh manusia? Potensi dasar yang dimiliki manusia digambarkan dalam Al Qur an sebagai berikut: Dan Allah mengeluarkan kamu dari rahim-rahim ibumu dalam keadaan tiada mengetahui suatu apapun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur [Qs. An Nahl (16): 78] Artinya, bayi yang dilahirkan ke dunia dalam keadaan tidak berdaya secara fisik, dan tidak mampu berpikir. Akan tetapi, Allah Swt memberinya potensi indrawi, dan potensi hati yang terdiri dari potensi IQ, EQ, dan SQ agar disyukuri. Mensyukuri atas pemberian Allah Swt dapat diartikan bahwa Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 16

8 potensi pemberian Allah Swt tersebut perlu diberdayakan atau diaktualisasikan agar menjadi kemampuan yang bermanfaat dalam kehidupannya di dunia dan ahirat. Potensi pertama yang harus diaktualisasikan adalah potensi pancaindra yang dalam ayat tersebut digambarkan dengan pendengaran (telinga) dan penglihatan (mata), tapi sebenarnya meliputi perabaan (tangan), penciuman (hidung), dan rasa (mulut dan lidah). Proses belajar yang dilakukan bayi untuk pertama kalinya adalah belajar melihat, mendengar, merasakan dengan mulutnya, mencium dengan hidungnya, dan memegang dengan tangannya. Kemudian, barulah ia belajar berdiri dan berjalan serta berbicara. Potensi hati yang menggambarkan kecerdasan intelektual (IQ) dan memori, kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), dapat dijelaskan sebagai berikut: Fuad (hatinurani) - SQ Qalbu/nafs - EQ Kesadaran (awareness) - IQ - memori Gambar 2.1 Hati yang Terdiri dari 3 (tiga) Lapis Berdasarkan gambar 2.1 tersebut, potensi kedua yang harus diaktualisasikan adalah potensi intelektual (IQ) menjadi kecakapan proses berpikir agar dapat menguasai dan memiliki konsep-konsep keilmuan. Konsep dasar keilmuan dapat dikuasai dan dimiliki seseorang bila orang tersebut memiliki kecakapan proses. Kecakapan akademik dimiliki seseorang bila orang tersebut melakukan suatu proses mengkonstruksi data hasil pengindraan menjadi konsep-konsep kunci Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 17

9 keilmuan dan kemudian diorganisasikan dalam kerangka konsep. Piaget menjelaskan bahwa pada usia bayi hingga dua tahun ia sudah belajar melalui sensory motoric, ia mengumpulkan data dalam memorinya dari apa yang diterimanya melalui pancaindranya. Pengembangan potensi peserta didik SD (Sekolah Dasar) masih didominasi oleh aktualisasi potensi psikomotoriknya. Suderadjat (2005) mengutip pendapat Piaget yang mengemukakan bahwa pengembangan berpikir peserta didik SD masih dalam taraf berpikir konkrit. Oleh karena itu, pembelajaran di SD padat dengan pengembangan kecakapan yang bersifat proses, yaitu kecakapan proses berpikir, kecakapan proses bersikap, dan kecakapan proses bertindak. Aktualisasi potensi intelektual dalam bentuk kecakapan proses berpikir adalah proses memanusiakan manusia, karena kecakapan berpikirlah yang membedakan manusia dengan binatang. Bagaimana pendidikan yang tidak mampu membangun kecakapan berpikir, atau mencerdaskan intelektual peserta didik? Dapatkah diartikan bahwa pendidikan tersebut belum mampu memanusiakan manusia? Atau belum mampu meningkatkan derajat manusia dari sifat-sifat kebinatangannya? Potensi ketiga yang harus diaktualisasikan adalah potensi emosional (EQ) - spiritual (SQ). Berdasarkan gambar 2.1, EQ berada pada lapis tengah sehingga emosi bisa mengarah ke dalam yaitu ke SQ, sehingga EQ dipengaruhi oleh nilai-nilai ketuhanan, atau bisa mengarah ke luar, yaitu ke lapis kesadaran (awareness) yang memiliki sarana otak dengan akalnya (IQ) dan memori atau dunia pengetahuan (cognitive world). Lapis tengah dari hati (EQ), sering disebut sebagai nafs, atau bisa juga disebut qalbu seseorang yang bersifat bolakbalik, bisa menghadap ke dalam lubuk hati sanubari sehingga perilakunya sesuai dengan perintah Allah Swt, bisa juga Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 18

10 menghadap keluar, ke arah kesadaran yang dapat dipengaruhi oleh syetan melalui jin dan manusia. Sebagaimana firman Allah Swt sebagai berikut: Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia. [Qs. An-Nas (114): 5-6]. Manusia diciptakan dengan kesuciannya [Qs. Ar Rum (30): 30], maka manusia memiliki potensi untuk selalu berbuat baik. Oleh karena itu dalam ilmu hukum dikenal paradigma praduga tak bersalah (presumption of innocence). Potensi suci dalam SQ tidak akan membentuk kesucian pada EQ apabila tidak dilatihkan dan tidak dibiasakan. Sistem nilai (value system) seseorang sulit terbentuk dalam EQ (nafs) apabila tidak dilatihkan sejak kecil. Nilai-nilai agama yang suci hendaknya dapat di internalisasi oleh peserta didik dalam sistem nilainya (value system) melalui belajar berpikir untuk dapat menetapkan secara logik rasional tentang kebenaran, dan selanjutnya melalui latihan pembiasaan norma-norma ahlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana firman Allah Swt sebagai berikut: "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah." [Qs. Ar Ruum (30): 30] Perintah menghadapkan wajah kepada agama, dapat ditafsirkan, pertama sebagai perintah membaca Al-Qur an, memahaminya, meyakininya menjadi nilai-nilai keimanan dan kemudian mengamalkannya dalam kehidupan, sehingga memperoleh pahala dan terhindar dari azab neraka. Yang kedua adalah perintah untuk menghadapkan nafs (EQ) kepada kesucian (SQ), sesuai dengan sabda Rasulullah, bila engkau merasa ragu, tanyakanlah kepada hati nuranimu Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 19

11 (SQ). Artinya apabila seseorang merasa ragu-ragu dalam emosinya (EQ) maka hadapkanlah EQ nya kedalam hati nurani (SQ). Proses pensucian qalbu seperti yang digambarkan dalam Al Qur an surat Asy-Syams merupakan proses pemilikan nilai-nilai agama yang harus diupayakan dalam kegiatan pembelajaran. (9) Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (10) Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. [Qs. Asy Syams (91): 9-10] Aktualisasi potensi yang ketiga (EQ) inilah yang merupakan pendidikan karakter, yaitu peserta didik berlatih mengaktualisasikan nilai-nilai spiritual (SQ) dalam kehidupan mereka di sekolah dan juga dalam kehidupannya di rumah, dan masyarakat lingkungan. Dari uraian tersebut, seorang anak belajar mengaktualisasikan potensi indrawinya melalui kecakapan melihat, mendengar, penciuman, merasakan dengan mulut dan lidah. Lalu, kecakapan mengukur dengan tangan, berjalan dengan kaki, dan berbicara. Setelah itu, barulah ia belajar berpikir untuk menguasai dan memiliki konsep keilmuan dalam arti kecakapan akademik serta menguasai dan memiliki nilai agama dalam arti kecakapan mengendalikan diri dan kesalehan sosial. Semua kecakapan tersebut diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup dengan ahlak mulia dan berdampak rahmatan lil alamin (penyebar rahmat ke seluruh alam). Secara sederhana dapat ditarik simpulan bahwa Allah Swt membekali manusia potensi intelektual, emosional-spiritual, dan fisik yang dapat diaktualisasikan menjadi kecakapan intelektual, kecakapan emosional-spiritual, dan kecakapan kinestetis yang secara keseluruhan terintegrasi menjadi kompetensi seseorang. Pendidikan karakter adalah proses pembelajaran untuk membiasakan kebenaran, bukan membenarkan kebiasaan, yang mungkin tidak sesuai dengan norma-norma agama. Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 20

12 F. Konsep Pendidikan Ar Rafi Membangun Khalifah yang Abdullah Konsep dasar pendidikan Ar-Rafi yang mengaktualisasikan seluruh potensi manusia yang diberikan Allah Swt, membangun manusia yang diunggulkan Allah Swt, merupakan konsep pendidikan yang mampu menyiapkan lulusan sebagai calon pemimpin yang kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, berani mengambil resiko dan mampu mengubah masalah menjadi peluang. Sekolah Dasar (SD) harus mampu membangun kecakapan dasar lulusannya yaitu kecakapan proses, baik proses berpikir maupun proses bersikap dan bertindak, sehingga memiliki kecakapan hidup (life skill), sebagai ruh dari pendidikan. Bagaimana profil pemimpin yang ditetapkan oleh Allah Swt? Mereka adalah muslim yang kaaffah [Qs. Al Baqarah (2): 208], sosok pemikir yang berilmu atau ulul albab [Qs. Ali Imron (3): ] dan hamba Allah Swt, sesuai dengan firmannya. Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. [Qs. Adz Dzariyaat (51): 56] Berdasarkan ayat ini tugas manusia adalah beribadah kepadanya baik ibadah langsung maupun ibadah sosial. Apapun yang dilakukan manusia di dunia ini harus dilandasi oleh nilai-nilai iman kepada Allah Swt Sang Pencipta sehingga berdampak pada penyebaran rahmatan lil alamin. Disamping itu Allah Swt juga berfirman bahwa manusia ditugasi sebagai pemimpin dimuka bumi, sesuai firmannya: Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 21

13 Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi."...[qs. Al Baqarah (2): 30] Mengapa manusia ditugasi sebagai pemimpin? Karena manusia dimuliakan Allah Swt di muka bumi dengan akalnya yang hanya diberikan kepada manusia. Manusia yang berpikir dengan menggunakan akal yang diberikan Allah Swt yang berhak menjadi pemimpin dimuka bumi, karena manusia yang tidak mau berpikir derajatnya sama dengan binatang [Qs. Al A'raaf (7): 179]. Selanjutnya Rasullulah bersabda bahwa semua manusia adalah pemimpin dan akan dimintakan pertanggung jawabannya kelak (Hadits riwayat Ibnu Umar r.a) Kepemimpinan dalam Islam dicontohkan oleh Rasulullah Saw yang bersifat siddiq, tabligh, amanah dan fathonah, inilah landasan pendidikan Ar-Rafi dalam membangun pemimpin masa depan yang adil dan istiqomah dalam mensejahterakan rakyat. G. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan Ar-Rafi Berdasarkan landasan teologis yang dikemukakan maka Perguruan Ar-Rafi menetapkan visi, misi dan tujuan pendidikannya sbb: Visi: Lulusan sekolah Ar-Rafi adalah calon pemimpin bangsa [Qs. 2: 30] di masa depan, sebagai ulul albab [Qs. 3: ] yang kaaffah [Qs. 2: 208], berahlak mulia dan mampu menyebar rahmatan lil alamin Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 22

14 Misi: Menyelenggarakan pendidikan berbasis luas (broad based education) yang berorientasi pada kecakapan hidup (life skill), kecakapan mempelajari (learning to learn), kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik serta pengembangan inovasi dan kreativitas melalui proses belajar mandiri dengan pola tematis, berbasis teknologi informatika dan komunikasi. Tujuan: Menyiapkan lulusan dengan kecakapan belajar; kecakapan personal dan sosial berintikan nilai Islam yang diperlukan mereka untuk dapat menguasai kecakapan akademik dan atau vokasional dalam spektrum luas sesuai dengan tuntutan masyarakat global berbasis teknologi informatika dan komunikasi. Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun SDM Unggul 23

Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia

Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia Kurikulum memiliki empat kompenen yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen proses dan komponen evaluasi.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Rata-rata lama pendidikan di Indonesia hanya berdampak pada sepertiga GDP (gross domestic

Bab I Pendahuluan. Rata-rata lama pendidikan di Indonesia hanya berdampak pada sepertiga GDP (gross domestic Bab I Pendahuluan Latar Belakang Ada pandangan bahwa tingkat pendidikan akan berkorelasi dengan tingkat pendapatan ekonomi. Hal ini sejalan dengan penilaian OECD (Organization for Economic Cooperation

Lebih terperinci

46 Bab 4 Landasan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

46 Bab 4 Landasan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Bab IV Landasan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Salah satu agenda reformasi dalam dunia pendidikan adalah perubahan pendekatan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dari pendekatan pengembangan

Lebih terperinci

Bab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa Bab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah menetapkan delapan standar nasional pendidikan yaitu : 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4. Standar Evaluasi 5.

Lebih terperinci

Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia

Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia Sejak tahun 2010 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempromosikan pendidikan karakter dalam konteks pendidikan berbasis kompetensi. A. Apa

Lebih terperinci

Bab VII Pemberdayaan Sekolah Untuk Pembangunan SDM Bermutu

Bab VII Pemberdayaan Sekolah Untuk Pembangunan SDM Bermutu Bab VII Pemberdayaan Sekolah Untuk Pembangunan SDM Bermutu A. Reformasi Konsep Pendidikan Sejak tahun1970-an Indonesia telah melakukan enam kali perubahan kurikulum, namun pelaksanaannya di lapangan belum

Lebih terperinci

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Guru PAI berperan sangat sentral dalam memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa.

Lebih terperinci

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat

Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Bab 4 Belajar Mendirikan Shalat Berlatih Akhlak Mulia Membangun Kesejahteraan Umat Al Qur an merupakan petunjuk dari Allah Swt bagi makhluknya, jin dan manusia, yang harus diikuti sebagai pedoman dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE

ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM DI SD AR RAFI KOTA BANDUNG Fanny Sumirat*

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis EKSISTENSI MARTABAT MANUSIA Dr. Achmad Jamil, M.Si Program Studi S1 Manajemen UNTUK APA KITA ADA DI DUNIA? Proses lahir dan keberadaan manusia

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam Bab : 1 Eksistensi Manusia

Pendidikan Agama Islam Bab : 1 Eksistensi Manusia Modul ke: 02 Pendidikan Agama Islam Bab : 1 Eksistensi Manusia Fakultas Teknik Elektro Alimudin, S.Pd.I, M.Si Program Studi Pendidikan Agama Islam www.mercubuana.ac.id Eksistensi Manusia Manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB VII Pemberdayaan Sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB VII Pemberdayaan Sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa BAB VII Pemberdayaan Sekolah sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Education is againt verbalism and dogmatism, pendidikan menentang verbalisme dan dogmatisme, itulah ungkapan Marsha Weils and Joyce

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

EKSISTENSI MANUSIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK

EKSISTENSI MANUSIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA. Modul ke: Fakultas TEHNIK Modul ke: EKSISTENSI MANUSIA Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Fakultas TEHNIK MUHAMMAD ALVI FIRDAUSI, S.Si, MA Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.ac.id Dari proses sebelum lahir,

Lebih terperinci

Bab 2 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 2 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Bab 2 Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa Secara ideal, sekolah seharusnya berperan sebagai Pusat Pembangunan Masyarakat (Sosial Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki arti penting dalam kehidupan seluruh umat manusia. Betapa pentingnya pendidikan sehingga siapapun tidak dapat lepas dari proses pendidikan,

Lebih terperinci

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: Kesalehan Sosial. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi. Modul ke: Kesalehan Sosial Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Secara bahasa makna kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan dalam hidup bersama, berkelompok baik dalam

Lebih terperinci

Bab VI Konsep Pendidikan Ar-Rafi Membangun PemimpinMasa Depan

Bab VI Konsep Pendidikan Ar-Rafi Membangun PemimpinMasa Depan Bab VI Konsep Pendidikan Ar-Rafi Membangun PemimpinMasa Depan A. Apa yang Disebut Dengan Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kecakapan seorang pemimpin dalam mengubah motivasi dan mind set bawahannya agar

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini

Lebih terperinci

Bab VI Pembelajaran Berbasis Kompetensi yang Mencerdaskan danberkarakter

Bab VI Pembelajaran Berbasis Kompetensi yang Mencerdaskan danberkarakter Bab VI Pembelajaran Berbasis Kompetensi yang Mencerdaskan danberkarakter A. Pembelajaran yang Mencerdaskan Ilmu tidak dapat di"transfer" dari "kepala guru" kepada "kepala siswa". Hal tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan Arus kemajuan zaman dan teknologi pada era globalisasi saat ini pendidikan selalu suatu hal yang tidak dapat dihindari. Sama halnya dalam mengalami

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik intelektual, emosional dan spiritual. Gulen sebagaimana dikutip

BAB I PENDAHULUAN. baik intelektual, emosional dan spiritual. Gulen sebagaimana dikutip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sebagai bagian penting dalam kehidupan masyarakat di era global seharusnya mampu memfasilitasi perkembangan kecerdasan baik intelektual, emosional dan spiritual.

Lebih terperinci

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG

SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (PPA) SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU DI KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN SEMARANG Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi bukan karena sendirinya, tetapi ciptaan Allah SWT. Allah menciptakan manusia untuk mengabdi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya memanusiakan manusia pada dasarnya adalah mengembangkan individu sebagai manusia. Sehingga dapat hidup optimal, baik sebagai pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur an,

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Teras, 2010), hlm Juwariyah, Dasar-Dasar Pendidikan Anak dalam Al-Qur an, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Allah SWT yang harus di jaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya, anak pada dasarnya harus memperoleh

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Memaafkan Sesama Sebelum Ramadhan Tiba. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Hari ini kita hampir berada di pertengahan bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan bulan Ramadhan yang mulia. Ini merupakan bagian dari nikmat Allah yang

Lebih terperinci

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Kedudukan Tauhid Dalam Kehidupan Seorang Muslim Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

Bab I Kurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia 1

Bab I Kurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia 1 Bab I Kurikulum dan Mutu Pendidikan di Indonesia Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia yang penulis alami, secara formal dimulai dengan Program Pembangunan Lima Tahun, yang dikenal sebagai Proyek

Lebih terperinci

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan

Mendidik Anak Menuju Surga. Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA. Tugas Mendidik Generasi Unggulan Mendidik Anak Menuju Surga Ust. H. Ahmad Yani, Lc. MA Tugas Mendidik Generasi Unggulan Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam proses perubahan dan pertumbuhan manusia. Perubahan dan pertumbuhan kepada

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil. 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil. 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Konsepsi kecerdasan emosional dan spiritual didasari oleh konsep bahwa pusat kecerdasan

Lebih terperinci

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah

SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH. Ust. H. Ahmad Yani, MA. Kondisi Manusia Menghadapi Musibah SIKAP MUSLIM MENGHADAPI MUSIBAH Ust. H. Ahmad Yani, MA Kondisi Manusia Menghadapi Musibah Setiap manusia di Dunia ini pasti pernah melewati masa-masa ujian dari Allah SWT. Beragam ujian yang dialami manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya

BAB I PENDAHULUAN. keshalehan akan sangat bergantung kepada pendidikan masa kecilnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanat dari Allah SWT yang harus dijaga dan dibina, hatinya yang suci adalah permata yang sangat mahal harganya. Pada dasarnya anak harus memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh semua manusia di muka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan perkembangannya sampai mencapai kedewasaan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar BAB V PEMBAHASAN A. Kemampuan Membaca Al Qur an Siswa di MAN se-kabupaten Blitar Rumusan masalah pertama dalam penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan seberapa besar kemampuan membaca Al Qur an

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan dan Kompetensi Fakultas PSIKOLOGI Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dian Febrianingsih, M.S.I Pengantar Islam yang terdiri dari berbagai dimensi ajaran

Lebih terperinci

Hakikat Manusia Menurut Islam

Hakikat Manusia Menurut Islam Hakikat Manusia Menurut Islam Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWt yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan

LAMPIRAN TERJEMAH. No Bab Surah/Hadis Terjemah. 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan LAMPIRAN TERJEMAH No Bab Surah/Hadis Terjemah 1 I QS. al-baqarah: 132 Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya kub. (Ibrahim berkata): Hai anakanakku! Sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan yang sering terjadi di kalangan remaja dewasa ini adalah permasalahan degradasi moral. Mulai dari tidak menghargai diri sendiri, menghargai orang lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara. Semua negara membutuhkan pendidikan berkualitas untuk mendukung kemajuan bangsa, termasuk Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan kepada situasi yang kurang menguntungkan. Kondisi ini terjadi sejalan dengan semakin banyaknya kenyataan

Lebih terperinci

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK

Kitab (Al-qur an) ini tidak ada keraguan di dalamnya, (sebagai) petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (Q.S. Al-Baqarah : 2) ABSTRAK Dan Tuhan kalian berfirman : Berdoalah kepadaku, (niscaya) akan Kuperkenankan bagi kalian, sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah- Ku, mereka akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan

Lebih terperinci

UTS Al-Islam dan Kemuhammadiyahan II Aqidah dan Ibadah

UTS Al-Islam dan Kemuhammadiyahan II Aqidah dan Ibadah UTS Al-Islam dan Kemuhammadiyahan II Aqidah dan Ibadah Alfin Rhomansyah K / 201410230311260 Tujuan dan Orientasi Hidup Menurut Islam Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan, manusia memiiki alasan mengapa

Lebih terperinci

LOGIKA BERPIKIR DALAM ISLAM

LOGIKA BERPIKIR DALAM ISLAM LOGIKA BERPIKIR DALAM ISLAM Oleh: DANUSIRI Posisi Alquran dalam Islam Posisi Alquran menempati poros dalam antero Islam karena fungsinya sebagai antara lain: Hudan linnaas (petunjuk bagi manusia (Q.S.

Lebih terperinci

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar

Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang. disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah satu-satunya agama yang haq dan diridhoi Alloh SWT yang disampaikan melalui nabi Muhammad SAW kepada seluruh umat manusia agar dijadikan sebagai

Lebih terperinci

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Alasan Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dilihat dari kedudukan usia dini bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sumber daya manusia merupakan aset nasional sekaligus sebagai modal dasar pembangunan Bangsa. Salah satu potensi yang dikaruniai Allah kepada manusia yakni potensi

Lebih terperinci

Membentuk Karakter Cara Islam (ringkasan)

Membentuk Karakter Cara Islam (ringkasan) Membentuk Karakter Cara Islam (ringkasan) Judul Buku : Membentuk Karakter Cara Islam Penulis : M. Anis Matta Penerbit : Al-I tishom Cahaya Umat, Jakarta Tahun : 2002 Ukuran Buku : 90 hal; 12,5 cm x 19

Lebih terperinci

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah kalam Allah Swt. yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Arab guna menjelaskan jalan hidup yang membawa kemaslahatan bagi umat manusia

Lebih terperinci

Kajian Al-Qur an, Al-Baqarah ayat 26.

Kajian Al-Qur an, Al-Baqarah ayat 26. Kajian Al-Qur an, Al-Baqarah ayat 26. TAFSIR AL-QUR AN DIGITAL versi 2.1. 62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[56], siapa saja diantara mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas karena suatu jabatan profesional. Profesi guru tidak dapat dipegang oleh sembarang orang yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A.

BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. 56 BAB IV ANALISIS PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN MORAL KLIEN ANAK DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS I SEMARANG A. Analisis Moral Klien Anak di Balai Pemasyarakatan Klas I Semarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan yang terus berkembang sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, sebagai pembimbing dalam memecahkan setiap persoalan yang ada. Sehingga dengan pendidikan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mewujudkan cita-cita kehidupan berbangsa seluruh Indonesia secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini ditegaskan pada pembukaan

Lebih terperinci

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah

Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Berpegang Teguh dengan Alquran dan Sunnah Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam Modul ke: Pendidikan Agama Islam Eksistensi Manusia Fakultas EKONOMI Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Makna Kehidupan Bagi Manusia Keberadaan manusia di dunia adalah

Lebih terperinci

Mengimani Kehendak Allah

Mengimani Kehendak Allah Mengimani Kehendak Allah Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Kualitas sumber daya manusia yang berkarakter bukan hanya dilihat dari prestasi akademik yang dicapai seseorang, akan tetapi harus di imbangi dengan meningkatnya

Lebih terperinci

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed TAWASSUL Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed Setelah kita mengetahui bahaya kesyirikan yang sangat besar di dunia dan akhirat, kita perlu mengetahui secara rinci bentuk-bentuk kesyirikan yang banyak terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3 dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112.

BAB I PENDAHULUAN. Kementrian Agama RI, Modul Bahan Ajar Pendidikan Dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Guru Kelas RA, Jakarta, 2014, hlm. 112. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan Anak Usia Dini merupakan bagian integral dalam sistem pendidikan nasional yang saat ini mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah. PAUD dari

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM

Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM Bab 2 LANDASAN ETIKA DALAM ISLAM Mengingat islam merupakan agama yang bersumber pada ajaran Allah, maka landasan yang digunakan sebagai pijakan pada penegakan etika dalam islam tetap harus berpedoman pada

Lebih terperinci

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185 Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan :

BAB V PEMBAHASAN. yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan : BAB V PEMBAHASAN Setelah peneliti melakukan penelitian secara langsung dengan menyebarkan angket yang diajukan kepada karyawan muslim di PT. Bina Megah Indowood dan diisi dengan keadaan yang sebenarnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ranah kognitif merupakan ranah psikologis siswa yang terpenting. Dalam perspektif psikologi, ranah kognitif yang berkedudukan pada otak ini adalah sumber sekaligus pengendali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karakter merupakan sifat kejiwaan atau tabiat seseorang yang membedakannya dengan orang lain. Negara kesatuan Republik Indonesia memiliki Undang-Undang yang

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah negara. 2 Sementara fungsi dan tujuan pendidikan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian bahasa disebut the process of training and developing the knowledge,

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ingatan atau memori merupakan salah satu aspek dalam kognisi yang melibatkan otak dalam proses pengambilan informasinya. Saat melakukan aktivitas sehari-hari,

Lebih terperinci

BAB IX MACAM - MACAM SUJUD

BAB IX MACAM - MACAM SUJUD Standar Kompetensi (Fiqih) BAB IX MACAM - MACAM SUJUD : 6. Memahami macam-macam sujud Kompetensi Dasar : 6.1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, sujud sahwi, dan sujud tilawah. 6.2. Menjelaskan tatacara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan Nasional, eksistensinya sangat urgensif dalam rangka mewujudkan pendidikan

Lebih terperinci

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56:

TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI. Tugas sebagai hamba ialah beribadah. QS 51. Adzariyat 56: 1 TUGAS KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH & UMMAT NABI Kita telah dan sering mengucapkan 2 kalimat Syahadat: La ilaha illallah dan Muhammadarrasulullah. Dengan dua kalimat yang mulia ini kita memiliki tugas sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kompetensi paedagogik adalah kemampuan mengelolah pembelajaran peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan pelaksanaan pembelajaran. Kemampuan

Lebih terperinci

DAFTAR TERJEMAH. 1 1 Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku.( surah Adz Dzariyaat ayat 56)

DAFTAR TERJEMAH. 1 1 Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku.( surah Adz Dzariyaat ayat 56) DAFTAR TERJEMAH NO HALAMAN TERJEMAHAN 1 1 Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku.( surah Adz Dzariyaat ayat 56) 2 2 Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan

Lebih terperinci

Kepimpinan Mengikut Perspektif Islam

Kepimpinan Mengikut Perspektif Islam Kepimpinan Mengikut Perspektif Islam Nik Karimah binti Nik Hassan Institut Aminuddin Baki, Genting Highlands Kementerian Pendidikan Malaysia Kepimpinan merealisasikan tujuan hidup manusia di muka bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2003, hlm. 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Situasi kehidupan dewasa ini sudah semakin kompleks. Kompleksitas kehidupan seolah-olah telah menjadi bagian yang mapan dari kehidupan masyarakat, sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009, hlm Juwariyah, Dasar-dasar Pendidikan Anak dalam AlQur an, Yogyakarta: Teras, 2010, hlm. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dengan segala cara dan bentuknya merupakan kebutuhan setiap makhluk bernama manusia, dan manusia akan selalu mencari model atau bentuk, serta sistem

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengulas tentang hubungan antara karakteristik ulul albab

BAB V PENUTUP. Setelah penulis mengulas tentang hubungan antara karakteristik ulul albab BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah penulis mengulas tentang hubungan antara karakteristik ulul albab dalam Al-Qur an Surat Ali-Imron ayat 190-191 dan tujuan pendidikan Islam pada bab terdahulu, maka penulis

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji. Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji. Kompetensi Dasar: 3.1. Menjelaskan pengertian adil, perintah berbuat adil, dan pentingnya berbuat adil 3.2. Menjelaskan pengertian ridha, perintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional khususnya pasal 1 ayat 1. Pasal tersebut menyatakan

Lebih terperinci

Kecerdasan Emosi. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara. PUSDIKMIN

Kecerdasan Emosi. Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara. PUSDIKMIN Kecerdasan Emosi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Lembaga Administrasi Negara PUSDIKMIN http://www.pusdikmin.com DESKRIPSI SINGKAT Mata ajar ini membekali peserta dengan kemampuan menerapkan kecerdasan emosional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan bahwa akhlak bersifat abstrak, tidak dapat diukur, dan diberi nilai oleh indrawi manusia (Ritonga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan kemajuan peradaban. Kemajuan suatu bangsa salah satunya dapat dilihat dari lembaga-lembaga pendidikannya

Lebih terperinci

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????:???????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

Renungan Pergantian Tahun

Renungan Pergantian Tahun Renungan Pergantian Tahun Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:102].?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[??????:1].??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????[???????:70-71].??????:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan

Lebih terperinci

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa Khutbah Pertama:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sarana untuk membentuk peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang lebih berkualitas. Hal ini bertujuan untuk membentuk kepribadian

Lebih terperinci

Kurikulum Berbasis TIK

Kurikulum Berbasis TIK PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit

Lebih terperinci

DORONGAN FISIOLOGIS, PSIKIS DAN SPIRITUAL DALAM AL QUR AN. Imron

DORONGAN FISIOLOGIS, PSIKIS DAN SPIRITUAL DALAM AL QUR AN. Imron DORONGAN FISIOLOGIS, PSIKIS DAN SPIRITUAL DALAM AL QUR AN Imron ABSTRAK Psikologi adalah adalah Ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis manusia. Psikologi berusaha mempelajari gejala-gejala

Lebih terperinci

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu

Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu Doakan Orang Lain, Malaikat Mendoakanmu (HeryArianto) I. Landasan Hukum Syar i Banyak di antara kita kaum muslimin yang berdoa kepada Allah Swt. sebagai wujud dari sebuah pengakuan hamba yang memiliki

Lebih terperinci