ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE"

Transkripsi

1 ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU SEKOLAH DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM DAN RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN HOLISTIC INTEGRATIVE BERBASIS NILAI-NILAI ISLAM DI SD AR RAFI KOTA BANDUNG Fanny Sumirat* Abstrak Pendidikan harus dapat membangun manusia seutuhnya, yaitu individu yangmemiliki nilai-nilai personal, sosial dan spiritual serta dapat menggunakan ilmunya dalam iman sehingga bermanfaat bagi dirinya, keluarganya, bangsa dan lingkungannya ( rahmatan lil alamin). Untuk mewujudkan hal itu maka kemampuan guru akan diuji. Tujuan dilaksanakan penelitian adalah untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru dalam mengembangkan kurikulum dan rancangan program pembelajaran holistic integrativeberbasis nilai-nilai Islam yang dapat diimplementasikan dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan dan menjelaskan proses persiapan guru dalam mengkonstruksi konsep ideal pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan dari 37 orang guru sebagai sampel penelitian bahwa 15 orang guru dapat membuat rancangan program pembelajaran holistic integrative berbasis nilai-nilai Islam dengan kategori baik, 15 orang guru dengan kategori cukup baik dan 7 orang guru belum mampu dan masih memerlukan bimbingan. Kata kunci: kompetensi pedagogik, holistic integrative berbasis nilai-nilai Islam BAB I Pendahuluan Permasalahan pendidikan yang pertama adalah pelaksanaan kurikulum saat ini di Indonesia belum dapat meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM), disebabkan ada keterkaitannya dengan empat standar pendidikan nasional, yaitu standar kompetensi lulusan sebagai komponen tujuan kurikulum, standar materi sebagai komponen isi (materi kurikulum), standar proses sebagai metoda kurikulum dan standar penilaian sebagai komponen evaluasi kurikulum. Selanjutnya pelaksanaan kurikulum juga tidak terlepas dari bagaimana kurikulum itu digunakan oleh sekolah dan keberhasilannyaakan tergantung pada faktor pendukung lainnya yang terkait diantaranya yaitu standar kompetensi guru dan tenaga kependidikan, standar biaya, standar sarana dan prasarana serta standar pengelolaan. Permasalahan yang kedua, yaitu rendahnya mutu pendidikan Indonesia sebagai hasil dari pendidikan.hal itu dapat dibuktikan dengan hasil pembelajaran Indonesia dalam komparasi Internasional dapat dilihat 71

2 dari hasil studi yang dilakukan PISA (Programme for International Student Assessment) dalam hal Sains dan Matematika. Dari hasil penilaian yang dilakukan oleh tim PISA sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, capaian siswa Indonesia sangat mengecewakan. Berikut adalah daftar peringkat Indonesia dalam PISA khususnya pada bidang matematika: Tahun Peringkat Jumlah Negara yang Indonesia berpartisipasi Sumber: (Kemendikbud, OECD) Hasil penilaian TIMMS (Trends in International Mathematic and Science Study) terhadap siswa Indonesia di kelas IV SD dalam bidang matematika dan sains pada tahun 1999 berada pada peringkat 32 dari 38 negara dengan skor 435, pada tahun 2003 di peringkat 37 dari 46 negara dan pada tahun 2007 diperingkat 35 dari 49 negara. PIRLS (Progres in International Reading Literacy Study) adalah studi literasi membaca yang dirancang untuk mengetahui kemampuan peserta didik sekolah dasar dalam memahami bermacam ragam bacaan. Berdasarkan tes kemampuan membaca PIRLS kemampuan membaca pemahaman peserta didik hanya mencapai 33,27%. Pada tahun 1999 diketahui bahwa kemampuan membaca kelas IV SD Indonesia berada di tingkat terendah di Asia Timur, dengan memperoleh skor rata-rata 51,7 atau hanya mampu menguasai 30% dari materi bacaan yang disajikan. Sedangkan pada tahun 2009 hasil studi menunjukkan bahwa rata-rata anak Indonesia berada pada peringkat ke 41 dari 45 negara di dunia (Balitbang Kemdikbud, 2013) Permasalahan pendidikan yang ketiga, adalah persiapan guru menjadi pusat yang paling penting dan tantangan serius sebagai fakta awal pembelajaran. Nyatanya, guru memiliki peran besar yang dimulai dari proses pembelajaran di kelas. Perspektif pendidikan melihat bahwa mutu pendidikan dapat dipandang salah satunya dari sisi pengayaan yaitu dari proses belajar mengajar yang berhubungan langsung dengan kemampuan pedagogik, kemampuan sosial dan kepribadian serta kemampuan professional guru dalam hal memecahkan masalah dan berpikir kritis. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Apabila kemampuan tersebut tidak dioptimalkan dalam hal pengembangan kurikulum dan rancangan program pembelajaran maka tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Tujuan pendidikan harus membangun manusia yang kompeten yaitu dapat mengembangkan kemampuan peserta didik sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya di masa yang akan datang, baik fisik, intelektual, emosional, sosial, moral dan spiritual yang secara keseluruhan terintegrasi menjadi kompetensi seseorang (Suderadjat, 2013:20). Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan sebuah penelitian 72

3 yang dilandasi dengan keyakinan bahwa menerapkan konsep pendidikan dengan pendekatan holistic integrative yang berbasis nilai-nilai Islam, maka pendidikan akan membangun manusia yang diunggulkan Allah SWT (Ulil Albab). Untuk merealisasikan hal tersebut maka diperlukan kompetensi pedagogik guru dalam mengembangkan kurikulum dan membuat rancangan program pembelajarannya. BAB II Tinjauan Pustaka A. Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru berkenaan dengan penguasaan teoritis dan proses aplikasinya dalam pembelajaran. Kompetensi tersebut berhubungan dengan; menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, menguasai karakteristik peserta didik, menguasai teori dan prinsip pembelajaran, mengembangkan kurikulumdan rancangan pemeblajaran, memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik, komunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, menyelenggarakan evaluasi dan penilaian proses dan hasil belajar, memanfaatkan hasil evaluasi dan penilaian untuk kepentingan pembelajaran, serta melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran (Janawi, 2011:65). Seorang guru harus mutlak menguasai kompetensi pedagogik, yang kompetensi ini merupakan kompetensi khas, yang akan membedakan guru dengan profesi lainnya dan akan menentukan tingkat keberhasilan dalam suatu proses dan hasil pembelajaran peserta didiknya. Namun demikian kompetensi pedagogik ini tidak dapat diperoleh secara instan, akan tetapi memerlukan suatu proses dalam upaya belajar terus menerus dan sistematis yang didukung oleh minat, dan potensi keguruan lainnya dari individu yang bersangkutan. Dalam penelitian ini kompetensi pedagogik difokuskan pada pengembangan kurikulum dan pembuatan rancangan program pembelajaran. Dalam hal ini, yaitu guru mampu menyusun silabus sesuai dengan tujuan terpenting kurikulum dan menggunakan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan tujuan dan lingkungan pembelajaran. Guru mampu memilih dan menyusundan menata materi pembelajran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik. B. Pembelajaran Holistic Integrative berbasis nilai-nilai Islam Berdasarkan landasan filosofis pendidikanholistic merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna, dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam dan nilai-nilai spiritual.sedangkan tujuan pendidikan holistikmembantu mengembangkan potensi individudalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan, demokratis dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungan (Rubiyanto, 2010:32). Sedangkan konsep pembelajaran holistic integrative berbasis nilai-nilai Islam ini diprakarsai oleh pakar dan pemerhati pendidikan, yaitu Dr. Hari 73

4 Suderadjat,M.Pddengan mengembang kan konsep pendidikan Ar Rafi dalam membangun manusia unggul. Hal tersebut berdasarkan pada Al Qur an, yaituallah SWT menciptakan manusia untuk menjadi pemimpin di muka bumi [Qs. Al Baqarah (2) :30], karena manusia dimuliakan Allah SWT diantara makhluk yang lain [Qs. Al Isra (17):70] dan ia dijadikan Allah SWT sebaik-baiknya bentuk/kejadian baik fisik maupun psikisnya [Qs. At Tin (95):4] dilengkapi dengan potensi spiritual/fitrah [Qs. Ar Rum (30 ):30], serta diberikan akal untuk berpikir, membekali dengan potensi fisik indrawi, potensi kecerdasan intelektual dan memori, dan kecerdasan emosional dan spiritual [Qs. An Nahl (16):78]. Potensi-potensi tersebut harus dikembangkan menjadi kemampuan atau kompetensi oleh dirinya sendiri, karena tiada seorang memperoleh sesuatu kecuali apa yang diupayakannya sendiri [Qs. An Najm (53):39]. Oleh karena itu hendaknya semua manusia memiliki karakteristik Ulil Albab [Qs. Ali Imran(3): ] dan menjadi seorang muslim yang kaaffah [Qs. Al Baqarah (2):208], mampu berpikir cerdas dengan menggunakan akal yang diberikan-nya dengan metoda ilmiah [Al Alaq (96):1-5] agar mereka menjadi masyarakat belajar (learning society) dan masyarakat ilmiah ( scientific society), sehingga umat muslim akan eksis hinga akhir zaman yang memberikan kebermanfaatan yang berdampak rahmatan lil alamin. 1. Konsep pendidikan Ar Rafi dalam membangun manusia unggul Dengan kemampuan berpikirnya maka manusia diharapkan menjadi sosok Ulil Albab [Qs. Ali Imran (3):190], adalah manusia yang diunggulkan Allah SWT, yaitu manusia yang integral yang memiliki ilmu dan dapat menggunakan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari dengan nilai-nilai iman sehingga ditingkatkan derajatnya oleh Allah SWT [Qs. Al Mujadalah (580):11]. Ulil Albab juga adalah seseorang yang selalu mentafakuri penciptaan langit dan bumi sehingga ia memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi, dan kemudian ia memanfaatkan dalam kehidupannya sehari-hari dengan tetap meminta perlindungan Allah SWT.Dengan demikian apabila seseorang yang sudah mengintegrasikan ilmu, iman dan amalnya disebut seseorang yang kompeten atau seseorang yang memiliki kecakapan/kemampuan, baik kecakapan akademik intelektual, kecakapan sosial emosional, maupun kecakapan fisik.demikian juga Allah SWT menghendaki agar semua manusia yang beriman masuk ke dalam Islam secara menyeluruh.artinya, keseluruhan ilmu, iman dan amalnya. Karena kalau tidak demikian seperti dalam firman Allah SWT disebutkan, Dan janganlah engkau mengikuti jalan syaitan, karena sesungguhnya dia adalah musuhmu yang nyata [Qs. Al Baqarah (2):208]. Ar Rafi mendefinisikan kompetensi sebagai: penguasaan dan pemilikan ilmu (knowledge) yang dapat digunakan dalam kehidupan (skill) dengan akhlak mulia (attitude) sehi ngga berdampak rahmatan lil alamin(suderadjat, 2013).Pembangunan pribadi yang integral membutuhkan proses pembelajaran yang integral pula, yaitu proses pembelajaran dengan menggunakan metode ilmiah, sehingga 74

5 siswa dapat menguasai dan memiliki konsep keilmuan dengan nilai-nilai yang Islami. Serta pelatihan dalam penggunaan konsep keilmuan tersebut dapat bermanfaat dalam kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islami (Suderadjat, 2013:10) 2. Konsep Pendidikan Ar Rafi dalam membangun kecerdasan berpikir Penguasaan ilmu pengetahuan tidak semata-mata dapat diperoleh secara instan, dalam arti ilmu tidak dapat ditransfer dari kepala guru kepada kepala siswa. Hal itu sejalan dengan pendapat kaum kontruktivis yang kebenarannya dapat diyakini karena tidak bertentangan dengan firman Allah SWT, sebagai berikut: Dan bahwasannya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya [Qs An Najm (53):39]. Ayat tersebut menjelaskan bahwa seorang siswa tidak akan memiliki ilmu kecuali bila dia sendiri yang mengusahakannya melalui belajar dan berlatih sendiri, berusaha menemukannya sendiri dan mengevaluasinya sendiri, apakah ia telah memiliki ilmu. Konsep pendidikan Ar Rafi dapat memfasilitasi peserta didik dalam perolehan, penguasaan dan kepemilikan konsep-konsep keilmuan yaitu dengan membangun kecakapan proses berpikir ilmiah (scientific thinking) dengan menggunakan metoda ilmiah ( scientific method) agar semua muslim menjadi sosok manusia yang akan ditingkatkan derajatnya (diunggulkan) Allah SWT. Proses berpikir ilmiah model Ar Rafi dinamakan metoda Iqro-Kalam yaitu melatih siswa berpikir induktif dan deduktif. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang memberikan wahyunya yang pertama kepada Muhammad SAW dalam Al Qur an surat Al Alaq, yaitu ayat 1 dan 2 menggambarkan perintah Allah SWT kepada rasulnya untuk mengamati manusia penghuni alam semesta. Ayat 3, 4, dan 5 ditafsirkan sebagai berpikir dengan metoda ilmiah, yang dimulai dengan proses meng indra alam semestadan semua penghuninya, kemudian memikirkannya, membangun konsep sehingga mendapat ilmu pengetahuan dan kemudian dapat digunakannya dalam kehidupan (Suderadjat, 2013:27). 3. Konsep Pendidikan Ar Rafi dalam Membangun Ahlak Mulia Konsep dasar pendidikan Ar Rafi dalam membangun kecerdasan emosional-spiritual dan kecerdasan kinestetis berlandaskan pada Al Qur an surat At Tin ayat 4, 5 dan 6 yang ditafsirkan bahwa nilai-nilai keimanan kepada Allah SWT yang dijadikan landasan dalam berbuat dan bertindak, merupakan amal salih,yaitu perbutan dan tindakan yang dilakukan umat muslim atas perintahnya, maka mereka disebut orang-orang yang taqwa (muttaqien). Bagi umat muslim, beramal salih atau berahlak mulia merupakan modal dasar bagi upaya pencapaian keridhoan Allah SWT yang di dalamnya ada surga. Teladan dan keagungan ahlak yang patut dicontoh umat manusia adalah Rasullullah Muhammad SAW [Qs Al Qalam (68):4].Dalam kehidupan sehari-hari dampak nyata dari amal salih atau berahlak mulia, yaitu mengimplementasikan nilai-nilai keimanan dalam bentuk amal salih adalah kesejahteraan bagi diri pribadi, 75

6 keluarga, masyarakat, bangsa dan negara serta lingkungan alam sekitar dan penghuninya, sesuai dengan firmannya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [Qs Al Anbiya (21): 107]. Dengan demikian konsep pendidikan Ar Rafi membangun nilai dan sikap untuk beramal salih (Suderadjat, 2013:50). BAB III Metode PenelitianWaktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dalam waktu 3 bulan yaitu mulai tanggal 13 Januari 2015 sampai dengan 23 Maret 2015.Tempat penelitian di SD Ar Rafi Kota Bandung. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Hal ini bertujuan untuk memperjelas dan mempermudah membahas analisis untuk menggambarkan proses persiapan guru dalam mengkonstruksi konsep ideal pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik di kelas. Menurut Sabarguna, deskripsi berarti yang lengkap dan relevan atas data yang diperoleh (Sabarguna, 2008). Populasi dan Sampel Penelitian Populasidan sampel penelitian adalah seluruh guru SD Ar Rafi sebanyak 37 orang guru baik guru kelas maupun guru bidang studi. Instrumen Pengumpul Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa data analisis pertemuan, hasil kerja guru dalam mengembangkan kurikulum dan rancangan program pembelajaran yaitu berupa perangkat kurikulum mulai dari silabus, RPP dan instrumen evaluasi pembelajaran dan hasil wawancara. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Deskripsi SD Ar Rafi Kota Bandung SD Ar Rafi berada di lokasi yang strategis, aman dan nyaman tepatnya berada di Jalan Sekejati Kiaracondong Bandung. SD Ar Rafi merupakan sekolah swasta unggulan yang merintis program layanan akselerasi di tingkat sekolah dasar. Berikut ini akandipaparkan visi, misi serta tujuan dalam penyelenggaraan pendidikannya. Visi dan Misi Pendidikan Ar Rafi Visi: Lulusan sekolah Ar Rafi adalah calon pemimpin bangsa [Qs. 2:30] di masa depan, sebagai ulul albab [Qs. 3: ] yang kaaffah [Qs. 2:208], berahlak mulia dan mampu menyebar rahmatan lil alamin Misi: Menyelenggarakan pendidikan berbasis luas (broad based education) yang beroriantasi pada kecakapan hidup (life skill), kecakapan mempelajari (learning to learn), kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik, serta pengembangan inovasi dan kreativitas melalui proses belajar mandiri dengan pola tematis, berbasis teknologi informatika dan komunikasi Tujuan Pendidikan Ar Rafi Menyiapkan lulusan dengan kecakapan belajar; kecakapan personal dan kecakapan sosial berintikan nilai Islam yang diperlukan mereka untuk dapat menguasai kecakapan akademik dan atau vokasional dalam spektrum luas sesuai dengan tuntunan masyarakat 76

7 global berbasis teknologi informatika dan komunikasi 2. Deskripsi kompetensi pedagogik guru dalam mengembangkan kurikulum dan rancangan program pembelajaran holistic integrative berbasis nilai-nilai Islam Berdasarkan hasil observasi terhadap pemetaan rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar sampai dengan pembuatan instrumen evaluasi peneliti memperhatikan unsur kognitif, psikomotorik dan afektif terintegrasi di dalam rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasarserta indikator yang dibuat dan dikembangkan berdasarkan pola pengembangan kurikulum terpadu ( integrative curriculum development) yang mengintegrasikan semua materi pelajaran ke dalam tema-tema dalam konteks kehidupan anak dengan berbasis nilai-nilai Islam.Semua ranah baik akademik, sosial emosional, psikomorik serta spiritual tercantum dan terintegrasi dalam satu perangkat pembelajaran yang didasari dengan penyajian proses pembelajaran yang menyenangkan, menarik dan membangkitkan rasa keingintahuan peserta didik sehingga tidak monoton dan membosankan. Hal itu sejalan dengan pembelajaran holistik dapat meningkatkan kekuatan berpikir kreatif-inovatif (Rubiyanto, 2010:184).Seiring dengan hal itu pembelajaran di SD Ar Rafi menerapkan pola pembelajaran yang menyeluruh.menurut Dave Meyer disebut sebagai pembelajaran yang holistic. Dimana pola ini mengintegrasikan ketiga unsur otak manusia yaitu: neocortex, limbic system,dan reptillian brain. Dave Meyer menyebut teori ini sebagai triune brain, yang membelajarkan siswa secara menyeluruh, baik neocortex sebagai the learning brain dalam membangun kerangka berpikir (mind set) keilmuan dan kecerdasan intelektual, limbic system sebagai social and emotional brain untuk membangun kecerdasan social dan emosional dan reptillian brain yang menjaga kebugaran fisik. Neocortex (lapis otak ke tiga) dapat berpikir secara kreatif jika emosinya senang, bersemangat, termotivasi dan instingnya aman. Neocortex dapat kerjasama secara optimal jika didukung oleh lapisan otak lainnya yaitu: lapisan otak mamalia (fungsi pengendali emosi dan perasaan (Suderadjat, 2010). Adapun laporan dari data hasil observasi, peneliti dapat menganalisisdalam pemahaman dan pembuatan rancangan program pembelajaran holistic integrative yang berbasis nilai-nilai Islam menunjukkan bahwa dari 37 orang guru yang menjadi sampel penelitian dapat digambarkan sebagai berikut; Petama,15 orang guru dapat dikategorikan baik dengan indikator penilaiannya yaitu; mampu menentukan waktu efektif dalam proses belajar mengajar selama satu semester, menganalisis materi esensial yang bersumber dari materi pelajaran, menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, menentukan media pembelajaran, membuat bahan ajar, serta menyusun instrumen evaluasi termasuk di dalamnya membuat kisi-kisi soal, membuat dan mengembangkan soal, menentukan domain baik kognitif, psikomotor dan afektif, tingkat kesulitan 77

8 soal dan penskoran dalam penilaian.kedua, 15 orang guru dikategorikan cukup baik dengan indikator penilaiannya,yaitu; mampu menentukan waktu efektif dalam proses belajar mengajarselamasatusemester,menganali sis materi esensial yang bersumber dari materi pelajaran, menentukanstandar kompetensi, kompetensidasar,indikator,menentukan media pembelajaran, membuat bahan ajar.namun belum mampu menyusun instrumen evaluasi termasuk di dalamnya membuat kisi-kisi soal, membuat dan mengembangkan soal, menentukan domain baik kognitif, psikomotor dan afektif, tingkat kesulitan soal dan penskoran dalam penilaian.ketiga, 7 orang guru belum mampu menyelesaikan pembuatan rancangan program pembelajaran.namun demikian guru yang belum mampu mengembangkan dan membuat rancangan program pembelajaran terus mendapat bimbingan dan pelatihan dari pihak sekolah. Berdasarkan hasil wawancara bebas dengan guru-guru, menyatakan bahwa secara administratif mereka sudah mengerti dan mengembangkan kurikulum serta membuat rancangan program pembelajaran, namun terkadang tidak cukup waktu untuk berdiskusi dengan rekan atau guru yang lain karena terbatasnya waktu yang ada di sekolah, mengingat SD Ar Rafi merupakan sekolah full day. BAB IV Kesimpulan Kompetensi pedagogik guru SD Ar Rafi dalam mengembangkan kurikulum dan merancang program pembelajaran holistic integrative berbasis nilai-nilai Islam sudah baik, namun task komitmen untuk terus belajar, berkreasi dan berinovasi masih harus diberikan motivasi.adapun upaya maksimal dalam mewujudkan hal itu perlu dikaji dan dipikirkan konten esensial apa saja yang akan guru berikan kepada peserta didik, yang akan dicantumkan dalam penyusunan RPP oleh guru. Penetapan komitmen dalam menyelesaikan tugas tepat waktu sangat menentukan kualitas dan professional sebagai guru. Oleh sebab itu dibutuhkan proses penyadaran diri terhadap komitmen guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Secara konsep, mutu pembelajaran tercipta dari setiap proses dan hasil yang dapat diperbaiki sehingga dapat menciptakan perbaikan secara berkelanjutan. *Fanny Sumiratadalah Dosen Universitas Islam 45 Bekasi 78

9 Daftar Pustaka Balitbang Kemdikbud Nilai Mutu Pembelajaran di Indonesia dalam Komparasi Internasional.[On Line].[ kemdikbud.com]. [22 Juni 2015] Janawi Kompetensi Guru. Bandung: Alfabeta Rubiyanto, N., & Haryanto Startegi Pembelajaran Holistik di Sekolah. Jakarta: Prestasi Pustaka Sabarguna, B. (2008). Analisis Data pada Penelitian Kualitatif. Jakarta: UI Press Suderadjat, H Model Pembelajaran Akselerasi Holistic Integrative berbasis nilai-nilai Islam. Bandung: Buku Panduan SD Ar Rafi Suderadjat, H Konsep Pendidikan Ar Rafi yang membangun Manusia Unggul. Bandung: CV.Sekar Gambir ASri 79

Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul

Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul Bab II Konsep Dasar Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Generasi Unggul Bagaimana membangun manusia unggul, merupakan pertanyaan dari seorang filsuf Jerman yaitu Friedrich Nietzsche yang lahir pada tahun

Lebih terperinci

Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia

Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia Bab 3 Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Kompetensi Bertema Ibadah Membangun Akhlak Mulia Kurikulum memiliki empat kompenen yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen proses dan komponen evaluasi.

Lebih terperinci

Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia

Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia Bab IV Konsep Pendidikan Ar-Rafi Dalam Membangun Ahlak Mulia Sejak tahun 2010 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempromosikan pendidikan karakter dalam konteks pendidikan berbasis kompetensi. A. Apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang mendorong para peserta didik untuk mendapatkan prestasi terbaik. Pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal (1) pendidikan itu sendiri merupakan usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutu pendidikan dalam standar global merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pendidikan di negara kita. Indonesia telah mengikuti beberapa studi internasional,

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN HOLISTIK DI SEKOLAH DASAR ISLAM RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO PADA MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Oleh Azam Rizqi Muttaqin NIM. FO.5.4.10.135 Persoalan pendidikan hingga kini

Lebih terperinci

Bab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa

Bab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa Bab 2 Peran Guru Dalam Pembangunan Karakter Bangsa Pemerintah menetapkan delapan standar nasional pendidikan yaitu : 1. Standar Kompetensi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses 4. Standar Evaluasi 5.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu pendidikan yang rendah. Hal ini bisa dilihat dari data publikasi terbaru Pearson Education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang cepat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan teori-teori baru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses memproduksi sistem nilai dan budaya kearah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku adalah komponen penting dalam proses pembelajaran. Buku teks atau buku ajar merupakan bahan pengajaran yang paling banyak digunakan diantara semua bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta didik. Diasumsikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu berpikir kritis di era globalisasi. Salah satunya dengan

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun memerlukan suatu proses pembelajaran sehingga menimbulkan hasil yang sesuai dengan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan dan perubahan suatu bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perubahan adalah pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penjelasan istilah. A. Latar Belakang Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan (Tjalla, 2007).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sains dan teknologi adalah suatu keniscayaan. Fisika adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika adalah pondasi penting dalam pengembangan sains dan teknologi. Tanpa adanya pondasi fisika yang kuat, keruntuhan akan perkembangan sains dan teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.

I. PENDAHULUAN. cerdas, terbuka dan demokratis. Pendidikan memegang peran dalam. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu faktor penentu kualitas kehidupan suatu bangsa adalah bidang pendidikan. Pendidikan sangat diperlukan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah

BAB I PENDAHULUAN. sikap dan keterampilan peserta didik. Pelaksanaannya bukanlah usaha mudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dalam pengembangan pribadi, hasilnya dapat terwujud dalam perubahan tingkah laku, pengetahuan, sikap dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan posisi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian SMP Muhammadiyah 4 Sambi merupakan perubahan dari Pendidikan Guru Agama (PGA) Muhammadiyah Sambi. PGA Muhamadiyah Sambi yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Nurhasanah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siti Nurhasanah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berubahnya kondisi masyarakat dari masa ke masa, idealnya pendidikan mampu melihat jauh ke depan dan memikirkan hal-hal yang akan dihadapi siswa di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 persaingan dan tantangan di semua aspek kehidupan semakin besar. Teknologi yang semakin maju dan pasar bebas yang semakin pesat berkembang mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN. Rafika Warma, Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggara pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dalam pengembangan pendidikan di Indonesia pihak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya suatu negara ditentukan oleh peran pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam negara tersebut. Begitu pula negara indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini pembelajaran di sekolah harus bervariasi agar bisa menarik perhatian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran dimana siswa dapat tertarik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih

BAB I PENDAHULUAN. agar teori dapat diterapkan pada permasalahan yang nyata (kognitif), melatih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktikum merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar. Praktikum menjadi sarana pengenalan bahan dan peralatan yang semula dianggap abstrak menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan

BAB IV PENUTUP. Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan 109 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari analisis mengenai; Kurikulum 2006 dalam Perspektif Pendidikan Holistik ; Kurikulum 2013 dalam Perspektif Pendidikan Holistik; Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 2006

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik. Hal ini dapat dilihat dari filosofi pendidikan yang intinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia. Selain itu pendidikan mempunyai tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosda Karya, 2013) hlm. 16. aplikasinya (Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2009) hlm, 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi, serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan

Lebih terperinci

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) Standar Guru Penjas Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP) 1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial 4. Kompetensi Profesional Kompetensi Pedagogik Menguasai karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang sangat penting. Semua orang dari kalangan mana pun akan membenarkan pernyataan ini. Berbekal pendidikan yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah seperti tidak dapat melanjutkan studi, tidak dapat menyelesaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan yang baik dicerminkan oleh lulusan yang memiliki kompetensi yang baik. Mutu pendidikan yang rendah dapat menimbulkan berbagai masalah seperti

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai salah satu negara yang menjunjung tinggi pendidikan telah melakukan pembaharuan-pembaharuan untuk memperlancar proses pembelajaran, baik secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata dari rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendahnya perolehan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting

I. PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang penting I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa tidak terlepas dari aspek pendidikan sehingga sangat wajar jika pemerintah harus memberikan perhatian yang serius terhadap dunia pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan ratunya ilmu. Matematika merupakan mata pelajaran yang menuntut siswanya untuk berfikir secara logis, kritis, tekun, kreatif, inisiatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang tertata dengan baik dapat menciptakan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan diartikan sebagai suatu proses belajar berupa aktivitas yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Manusia tidak dapat lepas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan sumber daya manusia berkualitas dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, dan mengubah perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan IPTEK bukan hanya dirasakan oleh beberapa orang saja melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk membantu manusia menjadi insan yang lebih baik. Adapun tujuan pendidikan nasional menurut UUD Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan mengembangkan potensi manusia sehingga menjadi manusia yang berkualitas, dan lebih manusiawi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peserta anak didik pada masa kini tidak hanya mementingkan pada aspek pengetahuannya, melainkan juga pada aspek sikap dan keterampilannya. Khususnya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menurut data dari PISA (Programe of International Student

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menurut data dari PISA (Programe of International Student BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bagi putra putri bangsa Indonesia merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan. Peran pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

NUR ENDAH APRILIYANI,

NUR ENDAH APRILIYANI, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fenomena globalisasi membuahkan sumber daya manusia yang menunjukkan banyak perubahan, maka daripada itu dalam menghadapi era globalisasi seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satuan yang tidak terpisahkan dalam kehidupan dasar manusia. Pendidikan pada masa kini merupakan hal pokok yang wajib untuk dipenuhi. Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu mendapatkan perhatian khusus di Indonesia. Rendahnya kemampuan siswa di bidang matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pokok pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia salah satunya adalah upaya peningkatan mutu pendidikan, baik mutu pendidikan dari jenjang sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu negara dalam mengikuti berbagai pentas dunia antara lain ditentukan oleh kemampuan negara tersebut dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

Lebih terperinci

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

(PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP Negeri 2 Gemolong) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 0 UPAYA MENGATASI KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN AKTIF INOVATIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAIKEM) PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GEMOLONG (PTK Pembelajaran Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. negara yang yang demokratis dan bertanggung jawab. 1 Pendidikan merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan bangsa, mulai dari pembangunan gedung-gedung, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan di Indonesia terus dilakukan sampai saat ini secara berkesinambungan. Berbagai upaya dilakukan demi meningkatkan kualitas pendidikan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk yang dikembangkan, dan keterbatasan produk yang dikembangkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembicaraan di kalangan akademisi maupun masyarakat umum saat ini terfokus kepada peningkatan kualitas pendidikan, karena hal tersebut merupakan tuntutan akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Merosotnya moralitas bangsa terlihat dalam kehidupan masyarakat dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab, kesetiakawanan sosial (solidaritas),

Lebih terperinci

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG

MENERAPKAN PENILAIAN AUTENTIK DI MADRASAH ALIYAH KARAWANG BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran. Penilaian sering dianggap sebagai salah satu dari tiga pilar utama yang sangat menentukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana yang penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Kualitas pendidikan suatu negara merupakan indikator keberhasilan dari maju tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak secara global, seperti persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satu diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kemajuan iptek ini tidak lepas dari perubahan yang ada dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada peradaban modern yang makin berkembang pesat sekarang ini, negara kita mengalami persaingan yang luar biasa dalam berbagai kehidupan. Dalam persaingan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang adalah kemampuan yang berhubungan dengan penguasaan sains. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peran untuk mengembangkan pengetahuan agar mencapai sumber daya manusia yang berkualitas. Tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya 1 1.1 Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia yang bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Dengan pendidikan yang bermutu kita bisa

Lebih terperinci

Apa Peran dan Fungsi SD dalam Sisdiknas?

Apa Peran dan Fungsi SD dalam Sisdiknas? Pemberdayaan Sekolah Dasar (SD) SebagaiFondasi Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional (Pemberdayaan SDM yang Cerdas, Kompetitif, Produktif dan Berakhlak Mulia dengan Pendekatan Sistem) Oleh: Dr Hari Suderadjat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berfikirnya. Tujuan pokok

Lebih terperinci

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar Profesi Keguruan Rulam Ahmadi BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar kompetensi guru yang meliputi guru PAUD/TK/RA, guru SD/MI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemajuan suatu negara, karena pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. memandang latar belakang maupun kondisi yang ada pada mereka. Meskipun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan, tidak hanya bagi perkembangan dan perwujudan diri individu tetapi juga bagi pembangunan suatu bangsa dan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang dimaksud adalah peserta didik sebagai ouput pendidikan. Dengan SDM

Lebih terperinci

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan

Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa komponen. Dalam prosesnya, siswa dituntut untuk meningkatkan kompetensinya dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu komponen penting dalam mentransformasi pengetahuan, keahlian, dan nilai-nilai akhlak dalam pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang

BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, karena anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Ada tiga pihak yang memiliki peran penting

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA Susilawati Program Studi Pendidikan Fisika, IKIP PGRI Semarang Jln. Lontar No. 1 Semarang susilawatiyogi@yahoo.com

Lebih terperinci

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik,

INDIKATOR ESENSIAL Menjelaskan karakteristik peserta. didik yang berkaitan dengan aspek fisik, NO KOMPETENSI UTAMA KOMPETENSI INTI 1 Pedagogik 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. 2. Menguasai teori belajar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi ini. Setiap negara berlomba-lomba dalam kemajuan teknologi

Lebih terperinci