BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian Kondisi Geografis Kawasan Cibaduyut Secara geografis Kawasan Sentra Sepatu Cibaduyut terletak di Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung pada BT sampai dengan 107º37 10 BT dan LS sampai dengan 6º57 47 LS. Gambar 4.1 Peta Wilayah Bojongloa Kidul (Lokasi Penelitian) Sumber : Goggle map

2 54 Adapun secara administratif Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung berbatasan dengan : a) Sebelah Utara : Kec. Astana Anyar b) Sebelah Timur : Kec. Astana Anyar c) Sebelah Selatan : Kabupaten Bandung d) Sebelah Barat : Kec. Bojongloa Kaler dan Kec. Babakan Ciparay Mempunyai luas wilayah 6,26 Km², yang terdiri dari 6 Kelurahan, 44 RW dan 262 RT. Tabel 4.1 Luas Wilayah Kecamatan Bojongloa Kidul per Kelurahan Sumber : Monografi Kecamatan, 2012 No Kelurahan Luas Wilayah Km² % 1. Kebonlega Situ Saeur Mekarwangi Cibaduyut Cibaduyut Kidul Cibaduyut Wetan Jumlah Untuk Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut berada di 4 (empat) Kelurahan yaitu :

3 55 a) Kelurahan Kebonlega; b) Kelurahan Cibaduyut; c) Kelurahan Cibaduyut Kidul; d) Kelurahan Cibaduyut Wetan Kepadatan Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk sebagaimana berikut : Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul per Kelurahan Sumber : Monografi Kecamatan, 2012 No Kelurahan Jumlah Penduduk Luas Wilayah (Km²) Kepadatan (Jiwa/Km²) Kebon Lega Situ Saeur Mekarwangi Cibaduyut Cibaduyut Kidul Cibaduyut Wetan

4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Jumlah penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul menurut jenis kelamin : Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Bojongloa Kidul Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber : Monografi Kecamatan, 2012 No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%) 1 Laki-Laki Perempuan Jumlah Potensi Kawasan Cibaduyut Dengan jenis barang yang diproduksi di kawasan Cibaduyut meliputi : a) Sepatu; b) Sandal; c) Tas; d) Jaket; e) Boneka; f) Topi; dan g) Ikat Pinggang Potensi dari Kawasan Industri Sepatu Cibaduyut ini, yaitu terdiri dari : a) Jumlah unit usaha : 646 Industri Kecil dan Menengah b) Jumlah Tenaga Kerja : Orang

5 57 c) Jumlah Toko Pemasaran : 165 Toko d) Jumlah Kawasan Parkir Khusus : 4 Lokasi Revitalisasi Kawasan Industri-Perdagangan di Kota Bandung Menindaklanjuti dari Misi Pembangunan Kota Bandung yang saling berkaitan terutama dalam hal Penyediaan dan Pengelolaan Infrastruktur serta Penataaan Kota untuk Menumbuhkan Perekonomian Kreatif di Kota Bandung agar dapat meningkatkan investasi usaha di sektor industri dan perdagangan di Kota Bandung serta dalam rangka harmonisasi, penguatan dan perolehan hasil yang saling menguntungkan bagi seluruh pelaku usaha di kawasan sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon PHH. Mustopa, Rajut Binongjati, tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Pemerintah Kota Bandung berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 517/Kep.793- Huk tanggal 03 Oktober 2006 telah membentuk Tim Penataan Revitalisasi Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon PHH. Mustopa, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah. Pencanangan program Revitalisasi Lima Sentra Industri dan Perdagangan Kota Bandung, yang terdiri dari : sentra kain Cigondewah, sepatu Cibaduyut, jeans Cihampelas, rajut Binongjati, dan kaus Suci, dilakukan oleh Walikota Bandung pada tanggal 12 Pebruari 2007 bertempat di Sentra perdagangan Kain Cigondewah. Dimana program pemerintah ini direncanakan akan menghabiskan anggaran sebesar Rp ,- (sebelas milyar delapan ratus juta rupiah).

6 58 Meski baru dicanangkan secara resmi pada 2007, semua kajian mengenai revitalisasi kelima kawasan itu, sebenarnya, telah dimulai sejak Rencananya, tahun 2009 revitalisasi ini rampung.tetapi ternyata sampai dengan tahun 2009, rupanya, program tersebut masih jalan di tempat.masih berbentuk konsep.miliaran rupiah yang dijanjikan pemerintah untuk program ini nyaris belum berwujud. Walikota Bandung Dada Rosada pada tahun 2009 menyampaikan bahwa program revitalisasi akan dilakukan secara bertahap. Untuk mencapai hal itu dibutuhkan waktu serta proses yang tidak singkat. Ada berbagai tahapan dan kebutuhan yang harus diselesaikan,"mulai dari yang sifatnya fisik hingga non fisik, seperti infrastruktur, permodalan, pembinaan, hingga pemasaran.tentunya, setiap permasalahan membutuhkan pendekatan yang berbeda". Dalam realisasinya, dibutuhkan dukungan dana yang tidak sedikit. Sementara, kebutuhan Kota Bandung (untuk kegiatan lain) juga tidak sedikit. Banyak hal-hal lain juga yang membutuhkan pengalokasian dana. "Kita bisa saja memfokuskan pada revitalisasi ini, tapi kan itu berarti ada program dan kegiatan lain yang terbengkalai. Sedangkan program lain itu juga berhubungan dengan kepentingan serta pelayanan kepada publik. Oleh karena itu, kita secara bertahap merampungkan program revitalisasi ini". Selanjutnya, berdasarkan hasil evaluasi kegiatan revitalisasi pada 5 (lima) sentra industri dan perdagangan Kota Bandung ditetapkan kembali tambahan kawasan yaitu Sentra Tahu dan Tempe Cibuntu sebagai kawasan industri dan perdagangan di Kota bandung yang perlu dilakukan revitalisasi, dengan

7 59 menetapkan kembali Keputusan Walikota Bandung Nomor : 530/Kep.295- DISKUKM.PERINDAG/2009 Tentang Tim Revitalisasi Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon PHH. Mustopa, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu. Adapun kawasan industri dan perdagangan yang paling terlihat aktifitas pelaksanaan revitalisasinya adalah Kawasan Sentra Industri Sepatu Cibaduyut. Hal ini dikarenakan fasilitas infrastrukturnya seperti jalan, trotoar, drainase, penerangan jalan yang sampai tahun 2009 sudah terlihat rusak parah serta tidak adanya Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang permanen Permasalahan di Kawasan Cibaduyut Proses revitalisasi pada kawasan Cibaduyut di mulai dari tahun 2005, yang ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Surat Keputusan walikota tahun 2006 mengenai revitalisasi lima sentra industri Bandung, yang kemudian dilakukan perubahan pada tahun 2009 menjadi tujuh sentra industri. Cibaduyut salah satu tempat wisata dinilai tidak memenuhi kriteria daerah tujuan pariwisata seperti yang tercantum dalam UU nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan. Berdasarakan UU tersebut daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Juga berdasarkan dari teori-teori revitalisasi kawasan Cibaduyut ini termasuk kedalam suatu kawasan yang mengalami penurunan kondisi pelayanan

8 60 prasarananya (jalan, drainase sanitasi, trotoar dan persampahan) dan termasuk kedalam kawasan hidup tapi kurang terkendali sehingga termasuk kedalam target kawasan yang harus direvitalisasi. Hasil pengamatan kawasan Cibaduyut sebelum revitalisasi terdapat beberapa kendala dalam hal keadaan fasilitas dan infrastrukturnya yang tidak aman dan nyaman untuk dikatakan sebagai suatu daerah wisata dan industri,seperti : a. PATUNG SEPATU, sebagai gerbang identitas bagi keberadaan Kawasan Wisata dan Industri Sepatu Cibaduyut yang terletak di perempatan Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Leuwipanjang dan Jl. Cibaduyut tidak terawat dengan baik, bahkan dijadikan sebagai tempat mangkalnya gelandangan dan pengemis jalanan Gambar 4.2 Kondisi Gerbang Masuk Kawasan Cibaduyut (Patung Sepatu) Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010 b. TROTOAR, sebagai lahan tempat berjalan wisatawan untuk menyusuri pertokoan-pertokoan yang ada di Kawasan Cibaduyut yang telah rusak, sehingga tidak nyaman dan aman untuk dilalui

9 61 Gambar 4.3 Kondisi Kerusakan Trotoar Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010 c. DRAINASE, saluran air yang tidak baik, sehingga tidak mampu menampung air ketika terjadi hujan yang menimbulkan banjir Gambar 4.4 Kondisi Kerusakan dan Tersumbatnya Drainase Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010 d. KEMACETAN,yang sering terjadi terutama pada waktu weekend (sabtuminggu) dikarenakan di lokasi JL. Cibaduyut mempunyai 2 (dua) pertigaan pemotong jalan yaitu antara Jl.Cibaduyut dengan Jl. Cibaduyut Lama dan Jl. Cibaduyut dengan Jl. Masuk Komplek Singgasana Pradana.

10 62 Gambar 4.5 Kondisi Kemacetan Kawasan Cibaduyut Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010 e. SARANA PARKIR, tidak memadai, sepanjang jalan Kawasan Cibaduyut hanya terdapat 4 (empat) kawasan parkir, yaitu Kawasan Parkir Pertokoan Grutty, Oval, Diana dan Formil yang pada waktu weekend penuh terisi oleh Bus-Bus Pariwisata yang datang, mengakibatkan kendaraan-kendaraan kecil milik pribadi mengambil parkir di pinggir jalan, bahkan untuk motor parkirnya sering naik menggunakan trotoar

11 63 Gambar 4.6 Kondisi Perparkiran Kawasan Cibaduyut Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010 f. PEDAGANG KAKI LIMA, yang belum tertata dan terkoordinasi dengan baik sehinga mereka berjualan menggunakan badan jalan yang mengakibatkan timbulnya kemacetan Gambar 4.7 Kondisi Pedagang Kaki Lima Kawasan Cibaduyut Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010 g. PENUMPUKAN SAMPAH, yang akan dijumpai oleh setiap orang yang melewati Jl. Cibaduyut terutama pagi hari,merupakan pemandangan yang tidak enak untuk dilihat. Hal ini terjadi dikarenakan para pemilik toko perpandangan telah memberikan dana kebersihan, sehingga urusan kebersihan tidak menjadi tanggungjawab mereka lagi.

12 64 Gambar 4.8 Kondisi Pembuangan Sampah Kawasan Cibaduyut Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010 h. PENERANGAN JALAN, yang kurang mengakibatkan wisatawan yang datang pada saat malam hari merasa tidak nyaman dan aman melakukan kegiatan wisatanya Gambar 4.9 Kondisi Penerangan Jalan Kawasan Cibaduyut Foto lokasi : tanggal 20-Nopember-2010 Permasalahan-permasalahan tersebut diatas menunjukkan bahwa kawasan Cibaduyut memerlukan suatu tindakan revitalisasi yang menyangkut infrastruktur dan fasilitas penunjang lainnya sebagai ciri suatu kawasan wisata dan industri yang menarik untuk dikunjungi dan ramah bagi pemodal.

13 Pelaksanaan Revitalisasi Kawasan Cibaduyut Pelaksanaan revitalisasi kawasan Cibaduyut yang efektif dilaksanakan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Desember 2011, dengan menitikberatkan kepada revitalisasi infrastruktur kawasan, yang terdiri dari : a. Perbaikan Patung Sepatu Sebagai gerbang identitas bagi keberadaan Kawasan Wisata dan Industri Sepatu Cibaduyut yang terletak di perempatan Jl. Soekarno-Hatta, Jl. Leuwipanjang dan Jl. Cibaduyut yang tidak terawat dengan baik, bahkan dijadikan sebagai tempat mangkalnya gelandangan dan pengemis jalanan, dilakukan revitalisasi dengan pengecatan ulang patung sepatu serta penanaman pohon di sekitarnya sehingga terlihat asri Gambar 4.10 Kondisi Patung Sepatu Setelah Revitalisasi Foto lokasi : tanggal April-2012 b. Pengecoran Jalan Jalan yang awalnya menggunakan hotmix dikarenakan setelah dilakukan perbaikan dan penambalan berulang-ulang tetapi apabila datangnya musim hujan jalan hotmix tersebut cepat sekali rusak dikarenakan kontur tanah Jalan

14 66 Cibaduyut yang tidak stabil, maka setelah dilakukan pengkajian perbaikan jalan cibaduyut ini dilakukan dengan cara pengerasan (cor). c. Perbaikan Drainase Gambar 4.11 Kondisi Jalan Setelah Revitalisasi Foto lokasi : tanggal April-2012 Drainase yang tidak rusak dan mampet, sehingga tidak mampu menampung air ketika terjadi hujan yang menimbulkan banjir, diperbaiki pada saat revitalisasi dengan memperdalam selokan-selokan di kawasan Cibaduyut dan dibuatkan pintu airnya agar selokan mudah dibersihkan Gambar 4.12 Kondisi Drainase Setelah Revitalisasi Foto lokasi : tanggal April-2012

15 67 d. Perbaikan Trotoar Sebagai lahan tempat berjalan wisatawan untuk menyusuri pertokoanpertokoan yang ada di Kawasan Cibaduyut yang telah rusak, sehingga tidak nyaman dan aman untuk dilalui, pada saat revitalisasi dilakukan perbaikan. e. Penanaman Pohon Gambar 4.13 Kondisi Trotoar Setelah Revitalisasi Foto lokasi : tanggal April-2012 Pohon-pohon yang sudah tinggi dan besar pada saat dilakukannya revitalisasi dilakukan penebangan, hal ini dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan terutama pada saat perbaikan selokan dan trotoar, tetapi dilakukan penggantian dengan dilakukannya penanaman pohon kembali, baik yang secara langsung ditanam ditanah ataupun menggunakan media pot-pot besar.

16 68 Gambar 4.14 Penanaman Pohon dan Pot Bunga Setelah Revitalisasi Foto lokasi : tanggal April-2012 f. Pemasangan Lampu Penerangan Jalan Untuk menambah kenyamanan para wisatawan melakukan kunjungan atau belanja di malam hari, pada saat revitalisasi dipasang tambahan lampu penerangan jalan di beberapa titik. Gambar 4.15 Penerangan Jalan Setelah Revitalisasi Foto lokasi : tanggal April-2012

17 69 g. Pembuatan Tempat Penampungan Sampah Sementara Tempat penampungan sampah yang tadinya tidak permanen, dimana tempat sampah besar milik PD.Kebersihan hanya disimpan di badan jalan sehingga menjadi penyebab terjadinya kemacetan, pada saat revitalisasi telah dibuatkan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) yang refresentatif. Gambar 4.16 Tempat Pembuangan Sampah Sementara Setelah Revitalisasi Foto lokasi : tanggal April Keadaan Kawasan Cibaduyut Setelah 10 (Sepuluh) Bulan Revitalisasi Revitalisasi infrastruktur di kawasan Cibaduyut yang dilakukan mulai bulan Agustus 2011 sampai dengan bulan Desember 2011, memang memberikan dampak yang siginifikan terhadap keadaan kawasan yang menjadi lebih rapih seperti : 1. Jalan yang tidak berlubang; 2. Trotoar yang nyaman untuk dipakai berjalan; 3. Lampu penerangan jalan yang menyala; 4. Adanya penanaman pohon; 5. Telah tersedianya Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS)

18 70 Dengan kondisi yang telah baik ini, seharusnya oleh Pemerintah Kota Bandung menindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi kembali mengenai konsep pemeliharaan kawasan yang sudah selesai direvitalisasi kepada masyarakat dan pengusaha di kawasan Cibaduyut sehingga pemeliharaan ini tidak hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja tetapi harus melibatkan masyarakat dan pengusaha setempat, sehingga apa yang sudah dibangun diperbaiki tidak cepat rusak dan pembangunan yang dilakukan hanya sebatas memenuhi tuntutan saja. Tidak dilaksanakannya sosialisasi pemeliharaan kawasan cibaduyut ini akhirnya menimbulkan permasalahan yang tidak diinginkan, yaitu mengakibatkan kerusakan terhadap infrastruktur yang telah dilakukan revitalisasi serta kebiasaan masyarakat setempat yang tidak berubah terutama dalam pembuangan sampah. Berikut ditampilkan kerusakan infrastruktur serta kebiasaan dari masyarakat sekitar kawasan cibaduyut yang tidak berubah selama 10 (sepuluh) bulan setelah dilakukannya revitalisasi : a. Jalan yang Retak-Retak Perbaikan jalan yang dilakukan dengan pembetonan memang membuat stabilnya permukaan jalan di kawasan Cibaduyut sehingga tidak cepat berlubang, tetapi dikarenakan antara sambungan beton tidak disatukan dengan hotmix, menyebabkan retaknya antara sambungan beton tersebut dikarenakan setiap harinya jalan raya Cibaduyut dilalui oleh banyak kendaraan terutam bisbis pariwisata.

19 71 b. Trotoar Rusak Gambar 4.17 Jalan retak-retak Foto lokasi : tanggal Nopember 2012 Trotoar yang sudak direvitalisasi, agar para wisatawan yang datang ke kawasan Cibaduyut nyaman berjalan menyusurusi kawasan untuk berbelanja, dan dikarenakan kurangnya kesadaran pemilik toko dan pemilik rumah yang trotoar depan toko/rumahnya diperbaiki mempergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak semestinya, seperti : dipakai untuk parkir kendaraan, bongkar muat dan kegiatan lainnya yang dapat merusak trotoar.

20 72 c. Tidak Terawatnya Drainase Gambar 4.18 Trotoar Rusak Foto lokasi : tanggal Nopember 2012 Drainase yang sudah diperbaiki dengan memperbesar selokan dan dibuatkanya pintu drainase untuk dilakukan pembersihan selokan, ternyata oleh pengusaha pemilik toko dan pemilik rumah yang ada dipinggir jalan kawasan Cibaduyut tidak dilakukan perawatan dengan baik, sehingga di musim hujan bulan Oktober 2012 ini, banjir cileuncang kerap terjadi kembali karena lubang drainase yang tertutup sampah serta tidak dilakukan pembersihan selokan secara berkala/rutin. Gambar 4.19 Drainase Rusak Foto lokasi : tanggal Nopember 2012

21 73 d. Tidak Terawatnya Pohon Pohon-pohon yang sudah ditanam agar tumbuh menjadi besar pun agar kelak kawasan Cibaduyut kembali rindang, ternyata dikarenakan tidak terawat dengan baik mengakibatkan banyak pohon-pohon tersebut mati Gambar 4.20 Pohon-pohon Tidak Terawat Foto lokasi : tanggal Nopember 2012 e. Tidak Terawatnya Lampu Penerangan Jalan Lampu-lapum penerangan jalan yang sudah dipasang di beberapa titik terlihat mati dan di beberapa titik lainnya sinar lampunya sudah redup. f. Pembuangan Sampah Masyarakat Kebiasaan ini yang sangat sulit diubah dari masyarakat sekitar kawasan Cibaduyut yaitu menyimpan atau membuang sampah toko atau rumah tangga di pinggir jalan, dengan dalih bahwa nanti akan dibersihkan oleh petugas kebersihan, hal ini sangat kentara terlihat terutama di pagi hari. Tumpukan-tumpukan sampah terjadi dibeberapa titik, sehingga meninggalkan kesan kumuh kawasan Cibaduyut di pagi hari.

22 74 Gambar 4.21 Tumpukan Sampah Setiap Pagi Foto lokasi : tanggal Nopember 2012 g. Pedagang Kaki Lima yang belum ditertibkan, Lahan Parkir yang kurang dan Kemacetan Dengan dilakukannya revitalisasi di kawasan Cibaduyut seharusnya dapat memecahkan permasalahan permasalahan lain yang terjadi, sehingga wisatawan yang datang ke kawasan Cibaduyut akan semakin betah dan nyaman dalam berbelanja sehingga mereka akan tinggal lebih lama. Tiga permasalahan yang paling krusial yang seharusnya ditindaklanjuti untuk diselesaikan oleh Pemerintah Kota Bandung selain masalah infrastruktur yaitu :

23 75 1. Lokalisasi Pedagang Kaki Lima, karena mereka masih berdagang/berjualan di trotoar dan bahu jalan sehingga menimbulkan kemacetan; 2. Lahan Parkir kendaraan roda empat yang perlu ditambah, dimana dengan banyaknya kendaraan roda empat yang parkir di bahu jalan menyebabkan penyempitan jalan, otomatis menyebabkan kemacetan; 3. Kemacetan pun terjadi dikarenakan adanya dua pertigaan jalan yang saling memotong arus jalan dan sampai dengan saat ini belum dicarikan solusinya. 4.2 Prinsip Kerjasama Pemeliharaan Kawasan Revitalisasi Salah satu kegiatan penting dari kegiatan revitalisasi, adalah kegiatan pemeliharaan yang dapat dilakukan oleh instansi Pemerintah Daerah dan dapat menumbuhkan kesadaran di masyarakat untuk berperan serta Revitalisasi infrastruktur kawasan Cibaduyut mempunyai dampak langsung terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat setempat secara berkesinambungan. Infrastruktur yang direvitalisasi harus dapat dimanfaatkan sampai masa yang panjang, untuk itu diperlukan upaya pemanfaatan dan pemeliharaan. Bila infrastruktur yang telah direvitalisasi tidak memberikan manfaat jangka panjang akibat lemahnya pemeliharaan, akan berakibat pada tidak tercapainya harapan masyarakat dan tujuan program, oleh karena itu perlu adanya ketegasan, penanggungjawab dan rencana pemeliharaan infrastruktur yang baik sesuai kebutuhan terhadap sarana & prasarana yang telah direvitalisasi. Dengan melihat tujuan dari dilakukannya pemeliharaan kawasan yang sudah direvitalisasi yaitu mengoptimalkan pemanfaatan berkelanjutan oleh

24 76 masyarakat, terjaminnya kualitas prasarana yang direvitalisasi agar tidak cepat rusak, serta terwujudnya kawasan visibilitas (menarik dikunjungi), dan investibilitas (ramah bagi pemodal/investor), maka untuk pelaksanaan pemeliharaan memerlukan kerjasama antar instansi pemerintah dan menumbuhkan kesadaran pada warga masyarakat sekitar yang didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing untuk mencapai tujuan yang telah dibuat. Dan untuk melihat efektif atau tidaknya kerjasama pemeliharan dilakukan maka dilakukan penelitian dan wawancara di lapangan mengenai penggunaan prinsip-prinsip umum good governance, yang terdiri dari : Transparansi Untuk transparansi berupa penyebaran informasi atau pertemuan dengan masyarakat tentang pemeliharan kawasan revitalisasi Cibaduyut ini berdasarkan hasil dari penelitian di lapangan tidak secara intensif dilakukan oleh dinas-dinas terkait, walaupun pada saat dilakukan wawancara kepada Dudy Prayudi, ST, MT (Bidang Penataan Bangunan Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya) menyampaikan, Adanya proses sosialisasi/penyebaran informasi melalui seminar mengenai konsep yang telah dibuat apakah sudah sesuai dengan aspirasi masyarakat atau belum. Sedangkan Ibu Dewi salahsatu pemiliki Toko Pakaian di Cibaduyut menyatakan, tidak ada sosialisasi/penyebaran informasi konsep pemeliharaan, bahkan trotoar sudah banyak yang rusak lagi dilakukan perbaikan secara swadaya oleh pemilik toko yang berdekatan, itupun pemilik toko yang mempunyai kesadaran untuk melakukan perbaikan, sedangkan banyak juga pemilik toko yang

25 77 tidak mempunyai kesadaran untuk melakukan perbaikan membiarkan rusak begitu saja fasilitas yang sudah direvitalisasi Akuntabilitas Berdasarkan Keputusan Walikota Bandung Nomor : 530/Kep.295- DISKUKM. PERINDAG/2009 tentang Tim Revitalisasi Sentra Industri dan Perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jeans Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binong Jati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu, adalah sebagi berikut : Pengarah : 1. Walikota Bandung; 2. Wakil Walikota Bandung; 3. Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah departemen Perindustrian; 4. Direktur Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri Departemen Perdagangan; 5. Kepala Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jawa Barat; 6. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat; 7. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Jawa Barat; 8. Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Bandung 9. Ketua Dewan Pertimbangan Ekonomi (DPE) Kota Bandung Ketua : Sekretaris Daerah Kota Bandung Wakil Ketua I : Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Pada Sekretariat Daerah Kota Bandung Wakil Ketua II : Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung; Sekretaris : Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Wakil Sekretaris I : Kepala Bagian Perekonomian pada Sekretariat Daerah Kota Bandung Wakil Sekretaris II : Kepala Bidang Perencanaan Ekonomi pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung Pembidangan :

26 78 Bidang Penataan : Prasarana Koordinator : Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi sentra industri dan perdagangan berada; 2. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan I pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung; 3. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan II pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung; 4. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan III pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung; 5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Operasional Pemeliharaan IV pada Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bandung; 6. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan Bidang Penataan : Sarana Koordinator : Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Anggota : 1. Camat setempat dimana lokasi kegiatan revitalisasi sentra industri dan perdagangan berada; 2. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan Bidang Penataan Sarana Perdagangan Koordinator : Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Anggota 1. Kepala Seksi Sarana Perdagangan dan Bimbingan pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 2 Kepala Seksi Perdagangan Jasa pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 3. Kepala Seksi Sarana Perdagangan Kecil Non Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 4. Koordinator masing-masing sentra industri dan

27 79 perdagangan Bidang Penataan : Sarana Sentra Produksi Koordinator : Kepala Bidang Industri Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Anggota : 1. Kepala Seksi Tekstil Produk Tekstil dan Mesin Elektronik pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 2. Kepala Seksi Agro, Kimia,Logam, Alat Angkut, Transportasi dan Elektronik pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 3. Kepala Seksi Industri Kecil Non Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 4. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan Bidang Penataan : Ruang Kota Koordinator : Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Kota Bandung Anggota : 1. Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bandung 2. Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung 3. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bandung 4. Kepala Bagian Pembangunan dan Sumber Daya Alam pada Sekretariat Daerah Kota Bandung 5. Kepala Unit Pelaksana Teknis Pengelola Perparkiran pada Dinas Perhubungan Kota Bandung 6. Kepala Bidang Perencanaan Fisik pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung 7. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan Bidang Penataan : Permodalan Usaha Koordinator : Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Anggota : 1. Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung 2. Kepala Bidang Industri Kecil dan Dagang Kecil

28 80 Non Formal pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 3. Para Kepala Badan Umum Milik Negara (BUMN) dan Badan Umum Milik Daerah (BUMD) di Kota Bandung 4. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan Bidang Pengembangan Jasa Kepariwisataan Koordinator : Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Anggota : 1. Kepala Badan Komunikasi dan Informatika Kota Bandung 2. Kepala Bagian Pemerintahan Umum pada Sekretariat Daerah Kota Bandung 3. Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung 4. Kepala Bidang Sosial Budaya pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung 5. Kepala Seksi Ekspor Impor dan Hubungan Kerjasama Luar Negeri pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung 6. Koordinator masing-masing sentra industri dan perdagangan Tim Revitalisasi mempunyai tugas pokok sebagaimana berikut : 1. Membuat jadwal dan rencana kerja pelaksanaan revitalisasi yang efektif dan efesien; 2. Mengidentifikasi, menginventarisir, mengkaji dan menelaah serta menyusun berbagai data dan permasalahan dalam revitalisasi serta industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu;

29 81 3. Membuat rumusan kebijakan teknis revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu; 4. Memberikan pertimbangan/rekomendasi mengenai rencana revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu; 5. Mengkooordinasikan segala kegiatan dalam rangka mendukung upaya revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu; 6. Mensosialisasikan kebijakan-kebijakan pemerintah dan atau pemerintah daerah dalam rangka revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu; 7. Menampung aspirasi masyarakat dalam upaya pelaksanaan revitalisasi sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu; 8. Merekomendasikan pelaksanaan pembinaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerah/instansi terkait kepada para pelaku usaha di sentra industri dan perdagangan Sepatu Cibaduyut, Jean s Cihampelas, Kaos

30 82 dan Sablon Suci, Rajut Binongjati, Tekstil dan Produk Tekstil Cigondewah, Tahu dan Tempe Cibuntu; 9. Melaporkan pelaksanaan Keputusan ini secara berkala sewaktu-waktu apabila diminta kepada Walikota Bandung melalui Sekretaris Daerah Kota Bandung. Anggaran revitalisasi kawasan Cibaduyut sudah masuk dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja) Kota Bandung yang juga telah disetujui oleh DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) Kota Bandung Anggaran Tahun Anggaran untuk melakukan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini pada Tahun 2011 terdapat di Dinas Bina Marga dan Pengairan serta Dinas Pemakaman dan Pertamanan, dengan besarnya anggaran sebagai berikut : Tabel 4.4 Anggaran Revitalisasi Kawasan Cibaduyut No Pekerjaan Nilai Tahun 1 Peningkatan Jl.Cibaduyut Lama 100jt Rehabilitasi Saluran Jl.Cibaduyut Lama 45jt Peningkatan Jl.Cibaduyut 350jt Pembangunan Trotoar Jl.Cibaduyut Pembangunan Saluran dan Trotoar Jl.Cibaduyut Raya Perencanaan Revitalisasi Jl.Cibaduyut Peningkatan Jl.Cibaduyut Raya (Tahap I) 100jt jt jt ,25M Peningkatan Jl.Cibaduyut Raya 600jt 2010

31 83 9 (Tahap II) Peningkatan Jalan, Saluran, dan Trotoar Cibaduyut Raya 3,30 M Penanaman pohon, peletakan tanaman dan pemasanngan reklame 50 M (sifat anggaran untuk keseluruhan kawasan di Kota Bandung, termasuk di dalamnya untuk Kawasan Cibaduyut) 2011 Untuk pemeliharaan kawasan revitalisasi kawasan tidak ada anggaran khusus yang dapat digunakan tetapi anggaran pemeliharaan ini bersifat menyeluruh terhadap semua fasitas sarana dan prasarana yang ada di Kota Bandung. Dinas yang mempunyai anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana di Pemerintah Kota Bandung terdapat pada Dinas Bina Marga dan Pengairan serta Dinas Pemakaman dan Pertamanan. Seperti yang diutarakan oleh Mochamad Hasan (Bidang Perencanaan) Dinas Bina Marga dan Pengairan, menyampaikan, untuk anggaran masih bersatu dengan anggaran pemeliharaan lainnya sesuai dengan program kerja dinas marga. Ada anggaran tanggap darurat untuk pemeliharaan yang sangat penting dan mendadak. Dan untuk besaran anggaran pemeliharaan pun telah disebarkan informasinya secara terbuka kepada publik dengan menggunakan internet yang

32 84 dapat diunduh melalui pada Rencana Umum Pemilihan (RUP) Tahun Anggaran 2012, dengan besar anggaran sebagai berikut : Tabel 4.5 Anggaran Pemeliharaan No Instansi Nilai Tahun 1 Dinas Bina Marga dan Pengairan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Partisipatif Tahapan sosialisasi dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam rangka akan dimulainya revitalisasi kawasan Cibaduyut, hal ini dilakukan sesuai dengan Tugas Pokok Tim Revitalisasi yaitu melakukan sosialisasi kebijakankebijakan Pemerintah Daerah dan menampung aspirasi masyarakat. Sosialisasi dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Pebruari 2011 jam s/d bertempat di Kantor Kecamatan Bojongloa Kidul dilakukan pertemuan antara Walikota Bandung yang didampingi unsur OPD terkait seperti Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Perdagangan, Dinas Bina Marga, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, dan Dinas Pemakaman dan Pertamanan ; unsur KADIN (Kamar Dagang dan Industri) Kota Bandung dan DPE (Dewan Pertimbangan Ekonomi) Kota Bandung; dan beberapa anggota DPRD Kota Bandung dengan masyarakat dan pengusaha yang ada di kawasan Cibaduyut.

33 85 Dalam pertemuan ini Walikota Bandung menyampaikan : Secara bertahap, Pemkot Bandung akan mengupayakan perbaikan infrastruktur jalan, trotoar, drainase dan sarana perparkiran kawasan sentra wisata dan industri perdagangan yang ada di kota Bandung, khususnya kawasan Cibaduyut yang memerlukan penanganan yang cepat dikarenakan kondisi infrastrukturnya sudah tidak nyaman lagi bagi wisatawan yang datang akan berwisata belanja. Selanjutnya Walikota Bandung juga menegaskan bahwa : perlunya ada percepatan terkait penataan tujuh kawasan sebagai sentra industry perdagangan Kota Bandung, yakni sentra sepatu Cibaduyut, sentra jeans Cihampelas, sentra kaus Surapati, sentra rajut Binongjati, sentra kain Cigondewah, sentra tahu tempe Cibuntu-Andir dan sentra boneka Sukajadi.Untuk kemajuan sentra dan menjadikan potensi yang mendorong perekonomian ekonomi kota yang bisa diandalkan, pemkot Bandung merencanakan akan membentuk tim gabungan yang melibatkan DPE, Kadinda dan organisasi profesi lainnya disektor wisata, diantaranya Arsita, PHRI dan biro perjalanan termasuk wartawan media massa. Sementara Koordinator Sentra Sepatu Cibaduyut, Tendi menyatakan : memang dibutuhkan percepatan pelaksanaan revitalisasi di Kawasan Cibaduyut, dikarenakan kondisinya yang sudah sangat mengkhawatirkan diantaranya kondisi jalan yang rusak, trotoar yang sudah tidak nyaman, kemacetan serta terjadinya banjir pada saat musim penghujan dikarenakan kondisi drainase yang sudah tidak baik. Disamping itu diperlukan adanya lahan yang refresentatif untuk digunakan sebagai lahan parkir, dikarenakan pada saat

34 86 waktu libur kendaraan yang masuk ke Kawasan Cibaduyut tidak hanya kendaraan pribadi tetapi juga bus-bus pariwisata.pihaknya juga mewacanakan akan menata kios-kios PKL oleh-oleh Bandung diantaranya pedagang pakaian jadi, kaus dan aneka gorengan, ditarik masuk ke sarana parkir. Dibuat semacam pasar tradisional, sehingga kawasan Jalan Cibaduyut bersih, tidak kumuh dan lalu lintas tidak macet. Kitapun sudah ngobrol dengan pengrajin sepatu, proses home industry alas kaki Cibaduyut juga akan ditampilkan menjadi obyek wisata. Camat Bojongloa Kidul pun pada kesempatan pertemuan ini menyampaikan : segala permasalahan-permasalahan yang ada di Kawasan Cibaduyut dan mengharapkan agar pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut menjadi prioritas.utama untuk direalisasikan. Sesuai dengan maksud dari pertemuan yaitu menyamakan persepsi dan konsep revitalisasi yang akan dilaksanakan di Kawasan Cibaduyut, dimana Pemerintah Kota Bandung mempunyai kewenangan dalam hal penganggaran juga harus menampung aspirasi keinginan masyarakat setempat dan pihak swasta mengenai revitalisasi yang diinginkan, sehingga pelaksaaan revitalisasi yang direncanakan merupakan hasil dari sebuah kesepakatan antara unsur pemerintah, masyarakat dan swasta. Adapun usulan yang muncul dari masyarakat dan para pengusaha Cibaduyut pada kesempatan ini disampaikan oleh salah seorang perwakilannya yaitu Anto, yang telah membuatkan beberapa gambar desain-desain disertai keterangan-keterangan tentang konsep revitalisasi yang selain menggunakan angaran dari pemerintah tetapi juga membuka kesempatan kepada pihak-pihak

35 87 swasta lain untuk terlibat. Desain dan Konsep revitalisasi yang diusulkan adalah sebagaimana berikut :

36 88 Gambar 4.22 Desain dan Konsep revitalisasi yang diusulkan Sumber :Dokumen Kecamatan Bojongloa Kidul Memperhatikan susunan Tim Revitalisasi terlihat pada susunan anggota Bidang Sarana,Prasarana dan Penataan Ruang Kota melibatkan Camat serta koordinator masing-masing sentra industri dengan maksud sebagi akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses sistem dan mekanisme perencanaan, pembangunan dan pengendalian pembangunan. Pelaksanaaan revitalisasi infrastruktur Kawasan Cibaduyut memang telah ditunggu sejak lama oleh masyarakat sekitar Cibaduyut, dikarenakan kerusakan infrastruktur yang terjadi selain mengganggu aktifitas keseharian juga sedikitnya bagi para pemilik toko dan pengusaha mempengaruhi terhadap omzet penjualan dan produksi. Tetapi memang pada saat penyampaian informasi awal akan dilaksanakannya revitalisasi infrastruktur kawasan tidak seluruh masyarakat terutama pemilik toko serta bangunan yang ada di pinggir jalan mengetahui konsep revitalisasi sehingga pada saat dilakukannya tahapan pelaksanaan revitalisasi pemilik toko dan bangunan yang berada di pinggir jalan mengeluhkan terganggunya aktifitas usaha mereka, seperti yang dituturkan oleh Bapak Asep

37 89 salahsatu pemilik Toko Sepatu yang menyatakan, tidak menerima sosialisasi mengenai revitalisasi Kawasan Cibaduyut, hanya melihat dan menerima realisasinya saja. Begitu pula setelah selesai dilakukannya revitalisasi infrastruktur Kawasan Cibaduyut hamper seluruh pemilik toko dan bangunan tidak mengetahui apa yang harus dilakukan untuk melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur yang telah direvitalisasi, dikarenakan tidak adanya penyampaian informasi lanjutan yang harus dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung kepada para pengurus RT, RW dan masyarakat sekitar Cibaduyut, bagaimana seharusnya memelihara kawasan yang telah selesai dilakukan revitalisasi agar tidak cepat rusak, berumur panjang serta dapat dimanfaatkan secara maksimal. Salahsatu pemandangan yang sangat kentara tidak ada perubahan dari pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini adalah adanya titik-titik lokasi penumpukan sampah setiap hari terutama di pagi hari dari mulai jam 06 sampai dengan jam 10 (dilakukan pengangkutan tumpukan sampah oleh truk dari PD. Kebersihan), walaupun dilakukan pengangkutan tumpukan-tumpukan sampah ini terus saja berulang sehingga menimbulkan kesan kumuh kawasan pariwisata. Tema permasalahan penumpukan sampah ini sebenarnya sudah sering menjadi pokok bahasan di aparat kewilayahan (Kecamatan dan Kelurahan) yang mencoba berkomunikasi dengan para pengurus RT/RW untuk mencari solusi mengatasi permasalahan penumpukan sampah ini, tetapi sampai dengan saat ini belum diperoleh suatu titik temu pemecahan masalahnya, karena penumpukan sampah selain berasal dari sisa-sisa wisatawan yang membuang sampah secara

38 90 sembarangan, juga dilakukan oleh masyarakat rumah tangga sekitar Cibaduyut yang tidak memiliki kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Harian Umum Pikiran Rakyat pada hari Kamis tanggal 06 Desember 2012 memberikan berita penumpukan sampah ini dengan judul Tumpukan sampah Dikeluhkan (Kedisiplinan Warga di Cibaduyut Masih Minim), dengan inti berita : Warga dan pengguna jalan Cibaduyut Kota Bandung, mengeluhkan sampah yang selalu menumpuk di pinggir jalan, di depan beberapa toko. Tumpukan sampah itu kerap mengganggu arus lalu lintas di ruas jalan yang memang bervolume padat. Juga dilakukan wawancara terhadap warga Cibaduyut, Bapak Ahmad Syarif yang menyatakan, Tiap pagi, ketika lewat sini, selalu ada tumpukan sampah. Bukan hanya di satu tempat, melainkan banyak dengan jarak meter. Sedangkan Bapak Jafar menyatakan, Sampah semakin menggunung pada keesokan paginya, apalagi kalau petugas dari PD. Kebersihan terlambat datang dan jika turun hujan, sampah itu menyebabkan tersumbatnya drainase dan akhirnya terjadi cileuncang. Untuk permasalahan sampah ini pun setelah ditelusuri terhadap pemilik toko dan bangunan di pinggir jalan, ternyata ada dua versi cerita yang berbeda yaitu, pertama, seperti yang dituturkan Ibu Dewi pemilik toko pakaian menyatakan, Secara pribadi saya dan karyawan saya sangat menyadari dan berusaha aktif dalam menjaga revitalisasi yg ada disekitar kami. Contohnya : mengenai sampah, kami inisiatif membuang sampah sendiri ke TPS dekat jalan tol dengan bayar iuran sendiri. Namun tetangga disekeliling kami banyak yg tidak kooperatif dalam menjaga kebersihan. Mereka secara rutin membuang sampah ke

39 91 jalan, bahkan ada yg dimasukkan ke lubang air gorong2. Saya jg pernah mengingatkan mereka.. tapi hal tsb tetap dilakukan secara berulan.. Yang kedua yang dituturkan oleh Bapak Ridwan pemilik toko sepatu menyatakan, Memang di depan toko kami setiap pagi ada penumpukan sampah, tapi sampah-sampah itu berasal dari sampah toko kami yang kami simpan di depan toko karena telah terbiasa koordinasi dengan truk pengangkut sampah, sedangkan apabila tiap pagi tumpukan menjadi menggunung, karena banyak warga yang di belakang toko kami yang ikut membuang sampah serta masyarakat yang lewat pun apabila malam menggunkan motor membuang berplastik-plastik sampah dan mereka tidak berkoordinasi sedikitpun seperti kami Efesiensi dan Efektivitas Untuk pelaksanaan revitalisasi Kawasan Cibaduyut ini telah dilakukan wawancara dengan beberapa instansi terkait yang masuk ke dalam Tim Revitallisasi untuk Bidang Penataan Ruang Kota serta Bidang Penataan Sarana dan Prasarana yaitu terdiri Dinas Bina Marga dan Pengairan, Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, Dinas Pemakaman dan Pertamanan dan Kecamatan Bojongloa Kidul selaku penangungjawab wilayah, sebagaimana berikut : Untuk Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya berperan sebagai pengonsep dalam revitalisasi industri di kawasan Cibaduyut, seperti yang diutarakan oleh Dudy Prayudi, ST. MT (Bidang Penataan Bangunan) : Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya berperan dalam pengalokasian dan penataan lokasi-lokasi untuk pedagang, tempat parkir, penataan pedestrian, dan saluran untuk menghindari banjir yang direalisasikan dalam program RTBL (rencana tata bangunan dan

40 92 lingkungan).selain itu Distarcip berperan dalam pelegalan tempat atau kawasan tertentu seperti pelegalan tempat industri sepatu.untuk pengalokasian tempat dagang, dikarenakan kepemilikan bangunan adalah milik warga, sehingga apabila dibeli oleh pemerintah harus melalui pembebasan lahan yang membutuhkan waktu lama, sehingga sekarang ini fokus kajian dilakukan pada pembangunan sentra parkir.tetapi sampai saat ini hal tersebut belum dapat direalisasikan dikarenakan sulitnya mencari lahan, sehinga untuk tempat parkir digunakan lahan industri yang mempunyai lahan besar untuk parkir sebagai tempat parkir bagi wisatawan yang berkunjung, seperti oulet ouval memiliki lahan parkir yang luas, selain itu dinas tata ruang sekarang ini melakukan tata ruang untuk koridor jalan. Selanjutnya beliau menyampaikan tentang kaitan anggaran yang disiapkan oleh Distarcip, Untuk Distarcip tidak ada anggaran khusus dalam revitalisasi industri Cibaduyut karena Distarcip hanya membuat konsep tata ruang dalam RTBL di Cibaduyut pada tahun 2008, distarcip hanya mengirimkan tim ahli sebagai ahli pembuat tata lokasi sentra industri cibaduyut. Pelaksanaan fisiknya yang membutuhkan dana dilaksanakan oleh dinas bina marga, pertamananan dan lainnya. Dari hasil wawancara terlihat peran dari Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (Distarcip) adalah dalam pengalokasian dan penataan lokasi-lokasi untuk pedagang, tempat parkir, penataan pedestrian, dan saluran untuk menghindari banjir yang direalisasikan dalam program RTBL (rencana tata bangunan dan lingkungan).

41 93 Distarcip FGD Konsep Tata Ruang (RTBL) Revitalisasi industri Cibaduyut Masyarakat Cibaduyut Swasta Gambar 4.23 Program RTBL Sumber :Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya Dari gambar kerjasama pada dinas tata ruang dan cipta karya, menunjukkan bahwa melalui FGD diharapkan dapat menampung aspirasi masyarakat Cibaduyut dan menyatukan konsep dengan Distarcip untuk mencapai suatu kesepakatan. Setelah terbentuk suatu kesepakatan konsep yang dituangkan dalam RTBL selanjutnya pihak swasta dapat berperan serta dalam mengganggas ide untuk mewujudkan konsep tersebut. Peran Dinas Bina Marga dan Pengairan sebagai eksekutor atau pelaksana dalam revitalisasi kawasan Cibaduyut, diutarakan oleh Mochmad Hasan (Bidang Perencanaan), Dinas Bina Marga dan Pengairan bertindak selaku pelaksana dalam revitalisasi kawasan Cibaduyut dengan besarnya anggaaran tahun 2011 sebesar Rp 3,30 M yang diperuntukkan bagi peningkatan jalan, saluran dan trotoar Cibaduyut Raya dan Cibaduyut Dalam serta pemeliharaan PJU (penerangan jalan umum) di jalan Cibaduyut Lama mulai dari jalan raya Cibaduyut sampai jalan Kopo. Untuk tahapan pelaksanaan revitalisasi kawasan Cibaduyut ternyata telah berlangsung lama, seperti yang diutarakan beliau

42 94 selanjutnya, Prosesnya di mulai dari tahun 2005, yang dilakukan adalah mengerjakan program yang telah diprogramkan oleh Bina Marga berdasarkan SK walikota, tetapi untuk pekerjaan yang benar-benar besar dilakukan pada tahun 2010 hingga Dari hasil wawancara peran dari Dinas Bina Marga dan Pengairan dalam Revitalisasi Industri Cibaduyut adalah sebagai dinas yang mempunyai tugas untuk melakukan perbaikan jalan utama seperti peningkatan jalan, perbaikan saluran dan trotoar, selain itu dinas ini berperan juga dalam pemeliharaan PJU (penerangan jalan umum) dijalan cibaduyut termasuk daerah revitalisasi. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa sudah terjalin kerjasama antara pihak swasta dengan dinas bina marga dan pengairan dalam pemeliharaan revitalisasi. Selain itu bila terjadi kerusakan dari fasilitas yang telah dibangun,masyarakat yang memberitahukan kepada pihak dinas melalui pihak kecamatan. Dinas Pemakaman dan Pertamanan berperan sebagai pendukung dalam untuk menunjang keindahan dan kebersihan di kawasan Cibaduyut, seperti yang diutarakan Heri Guratman (Sekretaris Dinas Pemakaman dan Pertamanan), Peran Dinas Pemakaman dan Pertamanan dalam revitalisasi cibaduyut adalah : menentukan dekorasi daerah revitalisasi, penempatan reklame, melakukan penanaman pohon agar penampilan daerah revitalisasi terlihat lebih nyaman dan sehat dan melakukan kegiatan penempatan atau tempat penanaman pohon dan tanaman-tanaman sebagai hiasan daerah revitalisasi. Sedangkan untuk besaran anggaran yang dipersiapkan, beliau menambahkan, Untuk Dinas Pemakaman dan Pertamanan tidak ada anggaran khusus untuk pelaksanaan revitalisasi. Lebih

43 95 ke daerah prioritas sebagai agenda kerja dinas pertamanan yang dibawahi oleh Walikota. Dinas Pemakaman dan Pertamanan hanya mengonsep daerah atau tempat yang potesial untuk ditanami pohon dan pemasangan reklame yang anggarannya sudah tercover oleh anggaran tahunan Dinas Pemakaman dan Peertamanan sebesar 50 Milliar. Anggaran tersebut sudah termasuk penanaman pohon, peletakan tanaman, pemasangan reklame, dan penghijauan untuk seluruh daerah yang ada di Kota Bandung. Hasil wawancara menunjukkan bahwa peran Dinas Pemakaman dan Pertamanan hanya menjadi penunjang ataupun pelengkap dalam revitalisasi. Lingkungan dan dekorasi Cibaduyut dilakukan oleh dinas ini. Kurangnya personil pada dinas ini menyebabkan sukarelawan dari warga untuk ikut melaksanakan revitalisasi. Selain itu setelah revitalisasi,pemeliharaan pun dilakukan bersama dengan warga. Sedangkan peran dari aparat kewilayahan seperti Kecamatan dan Kelurahan dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan Cibaduyut, Sudjito (Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Bojongloa Kidul) dan Tisna (Lurah Cibaduyut) menyampaikan hal yang sama, Adanya koordinasi dari OPD terkait mengenai revitalisasi industri sepatu Cibaduyut dengan pihak Kecamatan. Dari dinas Tata Ruang dan Cipta Karya serta Dinas Bina Marga dan Pengairan mengundang pihak kecamatan untuk rapat mengenai revitalisasi industri sepatu yang akan dilakukan Cibaduyut. Dan untuk penyampaian program revitalisasi kepada masyarakat mereka menyampaikan, Pihak kecamatan mensosialisasikan revitalisasi industri sepatu Cibaduyut terhadap masyarakat melalui kelurahan

44 96 Cibaduyut dan pihak kelurahan berkoordinasi dengan RT/RW setempat untuk membantu penyampaian informasi tersebut. Tentang keterlibatan pengusaha dan masyarakat setempat pun mereka menyampaiakan, Pengusaha sepatu secara umum mendukung adanya revitalisasi tersebut karena memang membantu mereka dalam mengembangkan usahanya, disini pengusaha sepatu menjadi salah satu objek yang terkait langsung terhadap revitalisasi seperti pembangunan jalan raya disekitar toko mereka. Namun pada saat pelaksanaan teknis nya memang belum ada koordinasi yang baik dari pihak pemborong terhadap Kecamatan, kelurahan dan RT/RW setempat sehingga pihak toko merasa terganggu aksesnya saat pemborong membangun jalan tanpa pemberitahuan sebelumnya. Sedangkan hasil wawancara dengan pihak kecamatan dan kelurahan Cibaduyut menunjukkan bahwa masyarakat berinteraksi dengan OPD terkait dalam revitalisasi melalui pihak Kecamatan dan Kelurahan. Pihak Kelurahan menampung segala aspirasi masyarakat mengenai revitalisasi yang dilakukan,bahkan setelah revitalisasi selesai pun masih dilakukan peninjauan. Setelah itu baru lah pihak Kelurahan menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pihak Kecamatan. Selanjutnya pihak Kecamatan akan melalakukan diskusi dengan OPD yang terkait untuk menyampaikan hal tersebut. Berikut adalah jalur informasi ataupun penyampaian aspirasi masyarakat mengenai revitalisasi di Cibaduyut : Masyarakat pihak kelurahan pihak kecamatan SKPD Gambar 4.24 Jalur Informasi Aspirasi Masyarakat Sumber :Kecamatan Bojongloa Kidul

45 97 Tanda panah dua arah menunjukkan jalur untuk penyampaian informasi dapat berlaku dari OPD kepada pihak kecamatan lalu pihak kelurahan, kemudian sampai ke masyarakat. Dinas Bina Marga dan Pengairan melalui Mochamad Hasan (Bidang Perencanaan) menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pemeliharaan yaitu, Jika proyek besar sering dilakukan oleh pihak ke tiga dengan melakukan proses pelelangan biasanya untuk anggaran pemeliharaan yang lebih dari 100jt. Jika proyek kecil dilakukan oleh Bina Marga langsung sesuai program yang telah ada, yang sering disebut swakelola. Keterlibatan masyarakat hanya sebagai pihak yang menyampaikan kepada Dinas Bina Marga bila ada kerusakan pada jalan, trotoar ataupun lampu penerangan. Dengan bidang khusus yang menangani pemeliharaan di Dinas Bina Marga adalah Bidang Pemeliharaan. Untuk Dinas Pemakaman dan Pertamanan untuk kegiatan pemeliharaan ini seperti yang diutarakan oleh Dadang Heri Guratman (Sekretaris Dinas), Untuk konsep dekorasi kawasan Cibaduyut melibatkan masukan dari masyarakat, dimana masyarakat yang ingin melakukan penanaman pohon di daerah revitalisasi yang belum ditanami pohon atau tanaman, masyarakat dapat meminta pohon dan tanaman ke Dinas Pemakaman dan Pertamanan, kemudia dinas melalui bagian RTH (penghijauan) melakukan peninjauan lokasi guna memastikan tempat yang akan ditanami itu baik atau tidak.. Sedangkan untuk operasional dilapangan dengan bidang yang menangani pemeliharaan terdiri dari Bidang RTH (penghijauan) dan Bidang Pertaman melibatkan juga aparat

BAB I PENDAHULUAN. regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Kota Bandung sebagai bagian integral dari pembangunan regional dan nasional pada hakekatnya merupakan suatu proses yang bersifat integratif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia usaha sedang meningkat pesat, terlihat bahwa usaha kecil dan menengah (UKM) memiliki peranan yang sangat besar untuk pembangunan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 07 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 102 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 07 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 102 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2011 NOMOR : 07 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 102 TAHUN 2011 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH (PROLEGDA) TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang seperti di Indonesia, tetapi juga di negara-negara yang sudah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha saat ini sangat pesat, dari perspektif dunia, bisa disebutkan bahwa usaha kecil, dan menengah memiliki peranan yang sangat besar

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU Menimbang BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KETERTIBAN JALAN, FASILITAS UMUM DAN JALUR HIJAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, pembangunan jalan diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas angkutan barang dan jasa (orang) yang aman, nyaman, dan berdaya guna.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIK a. VISI DAN MISI Visi yang tercantum dalam Rencana Strategis, yaitu : Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kota Bandung yang BERMARTABAT melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dinamika perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa diantaranya mempunyai aktifitas yang cukup tinggi dan jalan sering

BAB I PENDAHULUAN. beberapa diantaranya mempunyai aktifitas yang cukup tinggi dan jalan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan program perbaikan jalan merupakan bagian dari pembangunan. Jalan merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting keberadaannya di Kota Bandung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kawasan Cigondewah merupakan salah satu kawasan pemukiman, sekaligus dikenal sebagai kawasan industri tekstil sejak tahun 1990-an, yang tumbuh seiring

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 8 2007 PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SUKABUMI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG

BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG 63 BAB IV EVALUASI PENYEDIAAN TEMPAT PEMAKAMAN UMUM (TPU) DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil evaluasi dari penyediaan tempat pemakaman umum di Kota Bandung. Evaluasi meliputi evaluasi

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sentra industri yaitu pusat kegiatan dari kelompok industri pada suatu lokasi/tempat tertentu yang dimana terdiri dari berbagai usaha yang sejenis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Potensi UMKM Kota Bandung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Bandung yang semakin berkembang ternyata membuat jumlah unit usaha tetap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan ekspor non-migas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa industri

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan ekspor non-migas. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia senantiasa melakukan pembangunan disegala bidang, termasuk pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu sektor dalam bidang ekonomi yakni

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL

6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL 69 6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL Rancangan Program Berdasarkan alternatif strategi yang didapat dari proses analisis AHP, maka diperlukan penjabaran dari strategi berupa program yang dapat menjadi bagian

Lebih terperinci

Indikator Konten Kuesioner

Indikator Konten Kuesioner Indikator Konten Kuesioner No Variabel Pertanyaan 1 Internal (Kekuatan dan Kelemahan) 1. Bagaimana pendapat anda mengenai lokasi (positioning) kawasan jasa dan perdagangan di Jalan Pamulang Raya, Kecamatan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, 1 BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG KELEMBAGAAN PENGELOLAAN IRIGASI (KPI) DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 21

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii x xi BAB I PENDAHULUAN... I - 1 A. Dasar Hukum... I - 1 B. Gambaran Umum Daerah... I - 4 1. Kondisi Geografis Daerah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu penyumbang terbesar perekonomian Indonesia. UMKM di negara berkembang seperti di Indonesia, sering dikaitkan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kependudukan yang saat ini banyak dihadapi oleh banyak negara berkembang termasuk Indonesia adalah pertambahan penduduk yang relatif cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Sektor industri merupakan sektor yang banyak dikembangkan oleh pemerintah karena sektor industri banyak membantu pertumbuhan ekonomi negara. Pada saat ini, bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering

BAB I PENDAHULUAN. dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian negara yang sedang berkembang, meskipun UKM sering dianggap berkonotasi

Lebih terperinci

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman

2 masyarakat hukum serta keserasian dan sinergi dalam pelaksanaan pengaturan dan kebijakan mengenai desa; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaiman LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.157, 2015 PEMERINTAHAN. Desa. Penyelenggaraan. Pembangunan. Pembinaan. Pemberdayaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717). PERATURAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIMAHI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung 2016 FLOWCHART SOP LAPOR! LAPOR! Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat 1

Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung 2016 FLOWCHART SOP LAPOR! LAPOR! Layanan Aspirasi dan Pengaduan Online Rakyat 1 2016 FLOWCHART SOP LAPOR! ngaduan Online Rakyat 1 2016 ngaduan Online Rakyat 2 STRUKTUR ORGANISASI LAPOR TIM LAPOR KOTA BANDUNG Sekretaris Daera PEMBINA Penanggung Jawab Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bidang

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG A. Penataan Taman Kota Dalam Konteks Ruang Terbuka Hijau Pembangunan perkotaan, merupakan bagian dari pembangunan nasional, harus

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang: a. bahwa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 21 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SEKRETARIAT DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 66 SERI D PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 1220 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Prasarana kota berfungsi untuk mendistribusikan sumber daya perkotaan dan merupakan pelayanan mendasar bagi masyarakat kota. Sejalan dengan fungsi ini, kualitas dan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN PENGAWASAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALANGKA RAYA Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Dengan memperhatikan kondisi, potensi, permasalahan, tantangan, peluang yang ada di Kota Bogor, dan mempertimbangkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan urusan

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.208, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Petunjuk Teknis.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.208, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Petunjuk Teknis. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.208, 2010 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Dana Alokasi Khusus. Petunjuk Teknis. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 04/M-DAG/PER/1/2010 TENTANG PETUNJUK

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG GERAKAN PADANG BERSIH PADANG SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROPOSAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT JUDUL PENGABDIAN : PENDAMPINGAN MASYARAKAT DAN PEMBANGUNAN JEMBATAN DAN KIRMIR SUNGAI CIHALARANG KEL.SUKAPADA KEC. CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG LOKASI KEGIATAN :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG 1 jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH - 1 - BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOYOLALI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA SALINAN BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PEMBINAAN DAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dapat memberikan pengaruh positif sekaligus negatif bagi suatu daerah. Di negara maju pertumbuhan penduduk mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON 2 LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG DINAS-DINAS DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA

2015 PENGARUH PELATIHAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah meningkatkan pendapatan per kapita penduduk negara tersebut secara merata. Karena dengan pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan

I. PENDAHULUAN. Pasar dinyatakan sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara tradisional menurut Kotler (2007) pasar merupakan tempat fisik dimana para pembeli dan penjual berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Pasar dinyatakan sebagai

Lebih terperinci

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA

WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA WALIKOTA KENDARI PROVINSI SULAWSEI TENGGARA PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KENDARI, Menimbang : a. bahwa keadaan

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR BAB I PENDAHULUAN Kota Bogor merupakan Kota yang pesat pembangunan serta terdekat dengan Ibu Kota Negara. Disisi lain merupakan kota dengan tujuan wisata dari berbagai sudut daerah dimana semua daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pedestrian berasal dari bahasa Yunani, dimana berasal dari kata pedos yang berarti kaki, sehingga pedestrian dapat diartikan sebagai pejalan kaki atau orang yang berjalan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2009 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 62 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Bandung memiliki daya tarik yang luar biasa dalam bidang pariwisata. Sejak jaman penjajahan Belanda, Bandung menjadi daerah tujuan wisata karena keindahan alamnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PEMERINTAH KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 KESIMPULAN Sentra Batik Tulis Giriloyo, Sentra Industri Kerajinan Gerabah Kasongan dan Kulit Manding merupakan beberapa kawasan industri kreatif yang berpotensi dikembangkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Inspektorat Kabupaten Bantul. PELAYANAN UMUM. PRASARANA. Hari. Kawasan. Bebas Kendaraan Bermotor.

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL. Inspektorat Kabupaten Bantul. PELAYANAN UMUM. PRASARANA. Hari. Kawasan. Bebas Kendaraan Bermotor. 1 2016 No.37,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Inspektorat Kabupaten Bantul. PELAYANAN UMUM. PRASARANA. Hari. Kawasan. Bebas Kendaraan Bermotor. BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa pengusaha

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62 BAB VI PENUTUP 6.1 Rencana Kerja Untuk mewujudkan Visi Penataan Lingkungan Permukiman Desa Jipang yaitu terwujudnya Desa Jipang yang sehat, berkembang dan berbudaya maka lembaga lembaga masyrakat beserta

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA - 1 - RANCANGAN jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT. Disampaikan Pada Acara Musrenbang Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010

PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT. Disampaikan Pada Acara Musrenbang Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010 PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT Disampaikan Pada Acara Musrenbang Provinsi DKI Jakarta Tahun 2010 Balai Agung Provinsi DKI Jakarta Rabu & Kamis, 2 & 3 Juni 2010 II. INDIKATOR KINERJA UTAMA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2012 jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2008 NOMOR 3 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kawasan Industri Utama Kota Bandung. Unit Usaha Tenaga Kerja Kapasitas Produksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan industri kreatif di Kota Bandung menunjukkan peningkatan yang cukup memuaskan. Kota Bandung memiliki kawasan produksi yang strategis diantaranya

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II. A. Struktur Organisasi. Pemerintah Kota Bandung BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Struktur Organisasi Bandung sebagai salah satu daerah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Jawa Barat, secara yuridis formil didasarkan pada Undang-undang

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDUNG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDUNG NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PEMERINTAH KOTA BANDUNG DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 188.342/087-BAG.HUK HAM/2010 188.342/021-DPRD/2010 TENTANG PROGRAM LEGISLASI DAERAH (PROLEGDA) TAHUN

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, TATA BANGUNAN, DAN PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang . WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 Mundofar_ BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan suatu kota dapat dilihat salah satunya dari sektor perekonomiannya. Secara umum, dapat diperhatikan bahwa suatu kota yang berkembang dan maju, memiliki

Lebih terperinci

BUPATI PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG

BUPATI PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG BUPATI PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEMALANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. merencanakan pertumbuhan dan perubahannya (Catanese & Snider, 1988).

PENDAHULUAN. merencanakan pertumbuhan dan perubahannya (Catanese & Snider, 1988). PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota pada hakikatnya adalah suatu tempat yang akan berkembang terus menerus sesuai dengan perkembangan zaman dan potensi yang dimilikinya. Dalam perkembangannya, segala

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses rangkaian kegiatan yang berlangsung secara berkelanjutan dan terdiri dari tahap-tahap yang satu pihak bersifat

Lebih terperinci

Potret Kluster Industri Boneka di Kelurahan Cijerah Kota Bandung

Potret Kluster Industri Boneka di Kelurahan Cijerah Kota Bandung Prosiding Ilmu Ekonomi ISSN: 2460-6553 Potret Kluster Industri Boneka di Kelurahan Cijerah Kota Bandung 1 Siti Laila Aprilia, 2 Ria Haryatiningsih, 3 Noviani 1,2,3 ProdiIlmu Ekonomi, Fakultas IlmuEkonomidanBisnis,

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 60 TAHUN 2015 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA PADA SEBAGIAN RUAS JALAN CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.607,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

KELURAHAN SELINDUNG BARU

KELURAHAN SELINDUNG BARU Tabel II.21 Ruang Terbuka Hijau Kelurahan Selindung Baru N0. JENIS RTH LOKASI LUAS (M 2 ) 1. Pekarangan SMP 7 RT.01 10.000,0 2. Pekarangan Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan RT.01 4.771,0 3. Kuburan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa penanaman

Lebih terperinci

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO KUALA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH DENGAN

Lebih terperinci