Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum"

Transkripsi

1 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum (IEC (2001) + Am 1 ( ), IDT) ICS ; Badan Standardisasi Nasional

2

3 Daftar isi Daftar isi... iii Prakata... iii 1 Ruang lingkup Acuan normatif Definisi Persyaratan umum Kondisi umum untuk uji Klasifikasi Penandaan dan instruksi Proteksi terhadap bagian aktif yang dapat disentuh Pengasutan peranti yang dioperasikan motor Masukan daya dan arus Pemanas Kosong Arus bocor dan kuat listrik pada suhu operasi Tegangan lebih transien Ketahanan terhadap kelembaban Arus bocor dan kuat listrik Proteksi beban lebih pada transformer dan sirkit terpadu Daya tahan Operasi abnormal Kestabilan dan bahaya mekanis Kuat mekanis Konstruksi Pengkawatan internal Komponen Sambungan suplai dan senur fleksibel eksternal Terminal untuk konduktor eksternal Ketentuan untuk pembumian Sekerup dan sambungan Jarak rambat, jarak bebas dan jarak pada insulasi Ketahanan terhadap panas dan api Ketahanan terhadap karat Radiasi i

4 Lampiran A Lampiran B Lampiran C Lampiran D Lampiran E Lampiran F Lampiran G Lampiran H Lampiran I Lampiran J Lampiran K Lampiran L Lampiran N Lampiran O Lampiran P Lampiran Q Lampiran R ii

5 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) mengenai Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan - Bagian 1: Persyaratan umum, diadopsi secara identik dari standar International Electrotechnical Commission (IEC) (2001) + Am 1 ( ) Household and similar electrical appliances - Safety Part 1: General requirements. Bila terdapat ketidakjelasan terhadap terjemahan isi materi standar ini, maka yang dianggap berlaku adalah sebagaimana yang tertera pada teks asli IEC tersebut. Standar ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 13-02, Keselamatan Pemanfaat Tenaga Listrik melalui proses/prosedur perumusan standar dan terakhir dibahas dalam Forum Konsensus XXIV pada tanggal 6-7 Desember 2005 di Jakarta. Dalam rangka mempertahankan mutu ketersediaan standar yang tetap mengikuti perkembangan, maka diharapkan masyarakat standardisasi ketenagalistrikan memberikan saran dan usul demi kesempurnaan rancangan ini dan untuk revisi standar ini dikemudian hari. iii

6

7 1 Ruang lingkup Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 1: Persyaratan umum Standar ini berkaitan dengan keselamatan peranti listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenis, tegangan pengenalnya tidak melebihi 250 V untuk peranti fase tunggal dan 480 V untuk peranti lain. Peranti yang tidak dimaksudkan untuk penggunaan di rumah tangga biasa, namun dapat menjadi sumber bahaya bagi publik, misalnya peranti yang dimaksudkan untuk digunakan oleh orang awam di pertokoan, di industri kecil dan di pertanian, termasuk dalam ruang lingkup standar ini. CATATAN 1 Contoh peranti seperti itu adalah perlengkapan catering, peranti pembersih untuk penggunaan industri komersial dan peranti untuk pengering rambut. Sepanjang dapat dipraktekkan, standar ini berkaitan dengan bahaya umum yang disebabkan oleh peranti yang ditemui oleh semua orang di dalam dan di sekitar rumah. Namun, secara umum standar ini tidak memperhitungkan: penggunaan peranti oleh anak-anak atau orang yang lemah kondisinya tanpa pengawasan; peranti digunakan untuk bermain oleh anak-anak. CATATAN 2 Perhatian digambarkan dengan fakta bahwa: untuk peranti yang ditujukan untuk digunakan pada mesin atau kapal atau pesawat, penambahan persyaratan mungkin perlu; pada beberapa negara penambahan persyaratan ditetapkan oleh badan kesehatan nasional, badan nasional yang bertanggungjawab untuk melindungi buruh, badan nasional penyedia air dan badan-badan lain yang sejenis. CATATAN 3 Standar ini tidak berlaku bagi: peranti yang ditujukan khusus untuk industri; peranti yang ditujukan untuk dipakai pada lokasi yang dipengaruhi kondisi khusus seperti adanya atmosfer yang korosif atau mudah meledak (debu, uap air atau gas); penerima radio dan televisi, perekam dan peranti sejenis (IEC 65); peranti untuk tujuan medis (IEC 601); alat genggam yang digerakkan oleh motor listrik (IEC 745); personal computer dan peranti sejenis (IEC 950); peranti listrik yang digerakkan motor yang dapat dipindahkan (IEC 1029). 2 Acuan normatif Dalam standar ini mengacu juga kepada acuan normatif, sebagai berikut : IEC , Lamp caps and holders together with gauges for the control of interchangeability and safety - Part 1: Lamp caps 1 dari 128

8 IEC , Enviromental testing Part 2: Tests Test Ed: Free fall (Procedure 1) IEC , Enviroment testing Part 2-75: Tests Test Eh: Hammer tests IEC/TR , Plugs and socket-outlets for domestic and similar general use standardized in member countries of IEC IEC 60085, Thermal evaluation and classification of electrical insulation IEC 60112:2003, Methode for determining of the proof and the comparative tracking indices of solid insulating materials. IEC (all parts), Miniature fuses IEC (all parts), Polyvinyl cloride insulated cables of rated voltages up to and including 450/750 V IEC 60238, Edison screw lampholders IEC (all parts), Rubber insulated cables Rated voltages up to and including 450/750V IEC :1987, Base materials for printed circuits Parts 2: Specifications Specification No.4: Epoxide woven glass fabric copper-clad laminated sheet, general purpose grade Amendment 1 (1989) Amendment 2 (1992) Amendment 3 (1993) Amendment 4 (1994) Amendment 5 (2000) IEC :1987, Base materials for printed circuits Parts 2: Specifications Specification No.5: Epoxide woven glass fabric copper-clad laminated sheet of defined flammability (vertical burning test) Amendment 1 (1989) Amendment 2 (1992) Amendment 3 (1993) Amendment 4 (1994) Amendment 5 (2000) IEC 60252, A.C. motor capacitors IEC , Appliance couplers for household and similar general purposes Part 1: General requirements IEC , Appliance couplers for household and similar general purposes Part 2-3: Appliance coupler with a degree of protection higher than IPX0 IEC :1993, Fixed capacitors for use in electronic equipment Part 14: Sectional specification: Fixed capacitors for electromagneticinterference suppression and connection to the supply mains IEC DB:2002 4), Graphical symbols for use on equipment IEC 60529, Degrees of protection provided by enclosures (IP Code) 2 dari 128

9 IEC :2003, Luminaires Part 1: General requirements and tests IEC :1992, Insulation coordination for equipment within low-voltage systems Part 1: Principles, requirements and tests Amendment 1 (2000) Amendment 2 (2002) 1 IEC :1992, Insulation coordination for equipment within low-voltage systems Part 3: Use of coatings to achieve insulation coordination of printed board assemblies IEC :1991, Fire hazard testing Part 2: Test methods Section 2: Needle-flame test IEC , Fire hazard testing part 2-11: Glowing/hot wire based test methods Glow-wire flammability test methode for end-products IEC , Fire hazard testing part 2-12: Glowing/hot wire based test methods Glow-wire flammability test methode for materials IEC , Fire hazard testing part 2-13: Glowing/hot wire based test methods Glow-wire ignitability test methode for materials IEC , Fire hazard testing part 10: Guidance and test methods for the minimization of the effects of abnormal heat on electrotechnical products involved in fires Section 2: Method for testing products made from non-metallic materials for resistance to heat using the ball pressure test IEC , Fire hazard testing Part 11-10: Test flames 50 W horizontal and vertical flame test methods IEC :1999, Automatic electrical controls for household and similar use Part 1: General requirements IEC , Thermistors Directly heated positive step-function temperature coefficient Part 1: Generic specification IEC , IEC system of plugs and socket-outlets for houshold and similar purposes Part 1: Plugs and socket-outlets 16 A 250 V a.c. IEC 60990:1999, Methods of measurement of touch-current and protective conductor current IEC :1999, Connecting devices Electrical copper conductors Safety requirements for screw-type and screwless-type clamping units Part 1: General requiremets and particular requirements for clamping units for conductor from 0,2 mm 2 up to 35 mm 2 (included) IEC 61032:1997, Protection of persons and equipment by enclosures Probes for verification IEC :2000, Switches for appliances Part 1: General requirements Amendment 1 (2001) 2 IEC , High voltage test techniques for low-voltage equipment. Part 1: Definitions, test and procedure requirements IEC , High-voltage techniques for low-voltage equipment- Part 2: Test equipment 3 dari 128

10 IEC :1997, Safety of power transformers, power supply units and similar Part 1: General requirements and tests IEC :1997, Safety of power transformers, power supply units and similar Part 2: Particular requirements for safety isolating transformers for general use ISO 7000, Graphical symbols for use on equipment Index and synopsis ISO 9772:2001, Cellular plastics Determination of horizontal burning characteristics of small specimens subjected to a small flame IEC , Environmental testing Part 2 Tests. Test B: Dry heat. IEC , Appliance couplers for household and similar general purposes Part 2-2: Interconnection couplers for household and similar equipment. IEC :2000, Automatic electrical controls for household and similar use Part 2-8: Particular requirements for electrically operated water valves, including mechanical requirements. IEC , Electromagnetic compatibility (EMC) Part 4: Testing and measurement techniques Section 2: Electrostatic discharge immunity test. IEC , Electromagnetic compatibility (EMC) Part 4-3: Testing and measurement techniques Radiated, radio-fequency, electromagnetic field immunity test. IEC , Electromagnetic compatibility (EMC) Part 4: Testing and measurement techniques Section 4: Electrical fast transient/burst immunity test. IEC , Electromagnetic compatibility (EMC) Part 4: Testing and measurement techniques Section 5: Surge immunity test. IEC , Electromagnetic compatibility (EMC) Part 4-6: Testing and measurement techniques Immunity to conducted disturbances, induced by radio-frequency fields. IEC , Electromagnetic compatibility (EMC) Part 4: Testing and measurement techniques Section 11: Voltage dips, short interuptions and voltage variations immunity test. Amendment 1 (2003) 3. IEC , Electromagnetic compatibility (EMC) Part 4-13: Testing and measurement techniques Harmonics and interharmonics including mains signalling at a.c. power port, low frequency immunity tests. IEC 61770, Electric appliances connected to the water mains Avoidance of backsiphonage and failure of hose-sets. 1 Ada edisi 1.2 gabungan yang meliputi edisi 1 dan amandemen 1 dan 2 nya. 2 Ada edisi 3.1 gabungan yang meliputi edisi 3 dan amandemen 1 nya. 3 Ada edisi 1.1 gabungan yang meliputi edisi 1 dan amandemen 1 nya. 4 DB menunjuk ke IEC on-line database. 4 dari 128

11 3 Definisi Suatu indeks dari istilah yang didefinisikan, diberikan pada akhir dari standar ini. 3.1 Jika dipakai istilah tegangan dan arus, maka yang digunakan adalah nilai r.m.s-nya, kecuali ditentukan lain tegangan pengenal tegangan yang ditetapkan untuk peranti oleh pabrikan julat tegangan pengenal julat tegangan yang ditetapkan untuk peranti oleh pabrikan, yang dinyatakan dengan batas bawah dan batas atas tegangan operasi tegangan maksimum yang dapat dikenakan pada bagian yang dipertimbangkan bila peranti beoperasi pada tegangan pengenal dan beroperasi pada operasi normal CATATAN 1 CATATAN 2 CATATAN 3 Perbedaan posisi control dan gawai switsing sedang dipertimbangkan. Tegangan operasi memperhitungkan tegangan resonan. Pada saat menganti tegangan operasi pengaruh tegangan transient diabaikan masukan daya pengenal masukan daya yang ditetapkan untuk peranti oleh pabrikan julat masukan daya pengenal julat masukan daya yang ditetapkan untuk peranti oleh pabrikan, yang dinyatakan dengan batas bawah dan batas atas arus pengenal arus yang ditetapkan untuk peranti oleh pabrikan CATATAN Bila arus pengenal tidak ditentukan pada peranti, arus pengenal adalah: - untuk peranti pemanas, arus dihitung dari masukan daya pengenal dan tegangan pengenal; - untuk peranti yang dioperasikan motor dan peranti yang dikombinasi arus diukur saat peranti disuplai pada tegangan pengenal dan dioperasikan pada operasi normal; - untuk peranti kombinasi, arus diukur saat peranti disuplai pada tegangan pengenal dan dioperasikan pada kondisi operasi normal frekuensi pengenal frekuensi yang ditetapkan untuk peranti oleh pabrikan julat frekuensi pengenal julat frekuensi yang ditetapkan untuk peranti oleh pabrikan dan dinyatakan dengan batas atas dan batas bawah 5 dari 128

12 3.1.9 operasi normal kondisi peranti yang dioperasikan pada penggunaan normal saat disambungkan ke suplai tegangan impuls pengenal tegangan yang diperoleh dari tegangan pengenal dan kategori tegangan lebih peranti, karakteristik kemampuan ketahaan yang dispesifikan dari insulasinya terhadap tegangan lebih transien malafungsi yang berbahaya operasi peranti yang tak diharapkan yang dapat mengurangi keselamatan senur yang dapat dilepas senur fleksibel, untuk senur suplai atau sambungan, yang dimaksudkan untuk dihubungkan ke peranti melalui alat penghubung yang sesuai senur interkoneksi senur fleksibel bagian luar yang disediakan sebagai bagian dari peranti lengkap untuk tujuan selain sambungan ke suplai utama CATATAN Kendali perangkat sakelar genggam, sambungan bagian luar antara dua bagian pada peranti dan senur yang menghubungkan lengkapan ke peranti atau ke sirkit sinyal yang terpisah, sebagai contoh senur interkoneksi senur suplai senur fleksibel untuk keperluan suplai, dipasang pada peranti penyambungan tipe X metode penyambungan sedemikian rupa sehingga senur suplai dapat dengan mudah diganti CATATAN Senur suplai mungkin khusus disiapkan dan hanya disediakan dari pabrik pembuat atau agen servis. Senur yang dipersiapkan khusus mungkin juga termasuk bagian dari peranti penyambungan tipe Y metode penyambungan senur suplai sedemikian rupa sehingga setiap penggantian diharapkan dilakukan oleh pabrikan, agen servis atau orang yang berkeahlian sejenis penyambungan tipe Z metode penyambungan sedemikian rupa sehingga senur suplai tidak dapat diganti tanpa merusak atau menghancurkan peranti kabel (lead) suplai seperangkat kawat yang dimaksudkan untuk sambungan peranti ke pengkawatan magun dan ditempatkan pada kompartemen yang diletakkan di dalam atau dilekatkan pada peranti 6 dari 128

13 insulasi dasar insulasi yang menutupi bagian aktif untuk memberikan proteksi dasar terhadap kejut listrik insulasi tambahan insulasi terpisah yang dipakai sebagai tambahan pada insulasi dasar untuk memberikan proteksi terhadap kejut listrik jika insulasi dasar tidak berfungsi insulasi ganda sistem insulasi yang terdiri atas insulasi dasar dan insulasi tambahan insulasi diperkuat insulasi tunggal yang menutupi bagian aktif yang memberikan tingkat proteksi terhadap kejut listrik setara dengan insulasi ganda pada kondisi yang ditentukan dalam standar ini CATATAN Ini tidak berarti bahwa insulasi merupakan suatu bentuk yang homogen. Insulasi mungkin terdiri dari beberapa layer yang tidak dapat diuji secara tunggal sebagai insulasi tambahan atau insulasi dasar insulasi fungsional insulasi antara bagian konduktif dari beda potensial yang memerlukan hanya ketepatan fungsi peranti impedans proteksi impedans yang dihubungkan antara bagian aktif dan bagian konduktif yang dapat dijangkau konstruksi kelas II sedemikian sehingga arus, dalam penggunaan normal dan pada kemungkinan kondisi gangguan dalam peranti, terbatas untuk nilai aman peranti kelas "0" peranti yang proteksinya terhadap kejut listrik hanya bergantung pada insulasi dasar; ini berarti bahwa tidak ada sarana untuk menghubungkan bagian konduktif yang dapat disentuh, jika ada, ke konduktor pengaman pada pengkawatan tetap instalasi, jaminan dalam kasus terjadinya kegagalan insulasi dasar tergantung lingkungan CATATAN Peranti kelas "0" mempunyai selungkup dari bahan yang dapat berupa bagian atau keseluruhan dari insulasi dasar atau selungkup logam yang dipisahkan oleh insulasi yang tepat dari bagian aktif. Jika suatu peranti dengan selungkup dari bahan insulasi yang dilengkapi dengan sarana pembumian bagian dalam, maka peranti tersebut ditetapkan sebagai peranti kelas I atau "0I" peranti kelas "0I" peranti yang sekurang-kurangnya mempunyai insulasi dasar keseluruhan dan dihubungkan dengan terminal pembumian tetapi kabel senur suplai tanpa kondukor pembumian dan tusuk kontak tanpa kontak pembumian 7 dari 128

14 3.3.9 peranti kelas I peranti dimana proteksi terhadap kejut listrik tidak hanya tergantung pada insulasi dasar tetapi juga yang mencakup tindakan pencegahan keselamatan tambahan, dimana bagian konduktif yang dapat disentuh dihubungkan ke konduktor pembumian dalam pengkawatan tetap instalasi dengan cara tertentu sehingga bagian konduktif yang dapat disentuh tidak menjadi bertegangan saat terjadinya kegagalan insulasi dasar CATATAN Ketentuan ini mencakup suatu konduktor pelindung pada senur suplai peranti kelas II peranti dimana proteksi terhadap kejut listrik tidak hanya tergantung pada insulasi dasar tetapi juga tergantung tindakan pencegahan keselamatan tambahan, seperti dilengkapi dengan insulasi ganda atau insulasi diperkuat tanpa sarana pembumian atau tanpa ketergantungan pada kondisi instalasi CATATAN 1 Peranti seperti itu bisa terdiri dari salah satu jenis berikut ini : peranti yang mempunyai selungkup insulasi yang tahan lama dan pada dasarnya menutupi seluruh bagian logam kecuali bagian-bagian yang kecil seperti papan nama, sekrup dan paku keling, yang dipisah dari bagian aktif dengan insulasi sekurang-kurangnya sama dengan insulasi diperkuat; peranti seperti itu disebut peranti kelas II dengan selubung dari bahan insulasi; peranti yang pada dasarnya mempunyai selungkup logam tanpa sambungan, dimana insulasi ganda atau insulasi diperkuat digunakan secara keseluruhan; peranti seperti ini disebut peranti kelas II dengan selubung dari logam; peranti yang merupakan kombinasi dari jenis a dan b. CATATAN 2 Selungkup dari peranti kelas II yang selubungnya dari bahan insulasi boleh sebagian atau seluruhnya merupakan insulasi tambahan atau insulasi diperkuat. CATATAN 3 Jika peranti yang insulasinya merupakan insulasi ganda atau insulasi diperkuat yang seluruhnya memiliki ketentuan pembumian peranti tersebut dipertimbangkan termasuk peranti kelas I atau kelas 0I. CATATAN 4 Peranti kelas II mungkin disambungkan untuk menjaga kontinuitas sirkit pelindung, dilengkapi dengan beberapa alat antara peranti dan diinsulasi dari bagian yang dapat disentuh yang konduktif dengan insulasi tambahan konstruksi kelas II bagian dari peranti dimana proteksi terhadap kejut listrik tergantung dari insulasi ganda atau insulasi diperkuat peranti kelas III peranti dengan proteksi terhadap kejut listrik yang tergantung pada suplai bertegangan ekstra rendah yang aman dan tegangan yang lebih tinggi dari suplai bertegangan ekstra rendah tersebut tidak timbul konstruksi kelas III bagian pada peranti dimana proteksi terhadap kejut listrik tergantung pada tegangan sangat ekstra yang aman dan dimana tegangan yang lebih tinggi dari tegangan ekstra rendah yang aman tidak timbul 8 dari 128

15 jarak bebas jarak terpendek antara dua bagian konduktif atau antara bagian konduktif dan permukaan peranti yang dapat disentuh jarak rambat jarak terpendek sepanjang permukaan insulasi antara dua bagian konduktif atau antara bagian konduktif dan permukaan yang dapat disentuh tegangan ekstra rendah tegangan yang disuplai dari suatu sumber dalam peranti yang tidak melebihi 50 V antar konduktor dan antara konduktor dengan pembumian, jika peranti disuplai pada tegangan pengenal tegangan ekstra rendah yang aman tegangan yang tidak melebihi 42 V antar konduktor dan antara konduktor dengan pembumian, tegangan tanpa beban tidak melebihi 50 V. Jika tegangan ekstra rendah yang aman diperoleh dari suplai utama, maka harus melalui suatu transformator pemisah pengaman atau konventor dengan lilitan yang terpisah, insulasi yang sesuai dengan persyaratan insulasi ganda atau insulasi diperkuat. CATATAN 1 Batas tegangan yang ditentukan berdasarkan pada asumsi bahwa insulasi transformator pengaman disuplai pada tegangan pengenalnya. CATATAN 2 Tegangan ekstra rendah yang aman diketahui juga sebagai SELV transformator pemisah pelindung transformator dengan lilitan masukan secara elektrik terpisah dari lilitan keluaran dengan insulasi sekurang-kurangnya sama dengan insulasi ganda atau insulasi diperkuat dan yang ditujukan untuk suplai peranti atau sirkit tegangan ekstra rendah yang aman sirkit tegangan ekstra rendah proteksi sirkit yang dibumikan beroperasi pada tegangan ekstra rendah yang aman yang terpisah dari sirkit lain dengan insulasi dasar dan pelindung proteksi, insulasi ganda atau insulasi diperkuat CATATAN 1 Pelindung proteksi adalah pemisahan sirkit dari bagian aktif dengan alat pelindung yang dibumikan. CATATAN Sirkit tegangan ekstra rendah proteksi disebut juga sebagai sirkit PELV peranti portabel peranti yang diperuntukkan untuk dapat dipindahkan saat beroperasi atau peranti, selain peranti magun, yang mempunyai berat kurang dari 18 kg 9 dari 128

16 3.5.2 peranti genggam peranti portabel yang diperuntukkan untuk digenggam selama penggunaan normal, motornya, jika ada, membentuk kesatuan dengan peranti peranti stasioner peranti yang tetap atau peranti yang bukan portabel peranti magun peranti yang ditujukan untuk digunakan saat dipasang pada pendukung atau terkunci pada lokasi khusus peranti rakitan lengkap peranti magun yang diperuntukkan untuk dipasang pada kabinet, yang dipersiapkan untuk tertanam pada dinding atau lokasi yang sejenis peranti pemanas peranti yang menggabungkan elemen pemanas tetapi tanpa adanya motor peranti yang dioperasikan motor peranti yang menggabungkan motor tetapi tanpa adanya elemen pemanas peranti kombinasi peranti yang menggabungkan elemen pemanas dan motor bagian yang tidak dapat dilepas bagian yang hanya dapat dilepas atau dibuka dengan alat atau bagian yang memenuhi pengujian bagian yang dapat dilepas bagian yang dapat dilepas atau dibuka tanpa menggunakan alat, bagian yang dilepas sesuai dengan petunjuk penggunaan, sekalipun diperlukan alat untuk melepas atau suatu bagian yang tidak memenuhi pengujian CATATAN 1 Jika untuk tujuan instalasi suatu bagian harus dilepas, bagian ini tidak dianggap sebagai bagian yang dapat dilepas sekalipun petunjuk menyebutkan bahwa bagian tersebut harus dilepas. CATATAN 2 Komponen yang dapat dilepas tanpa menggunakan peranti dianggap sebagai bagian yang dapat dilepas. CATATAN 3 Bagian yang dapat dibuka dianggap sebagai bagain yag dapat dipindahkan bagian yang dapat disentuh bagian atau permukaan yang dapat disentuh dengan alat uji basah b dari IEC 61032, dan jika bagian atau permukaan logam, bagian konduktif dihubungkan padanya 10 dari 128

17 3.6.4 bagian aktif konduktor atau bagian konduktif yang dimaksudkan untuk diberi energi dalam mpenggunaan normal, termasuk konduktor netral tetapi, dengan kesepakatan, bukan merupakan konduktor PEN CATATAN 1 aktif Bagian, dapat disentuh atau tidak, sesuai dengan tidak dianggap sebagai bagian CATATAN 2 Konduktor PEN adalah konduktor netral yang dibumikan proteksi yang mengkobinasikan fungsi konduktor proteksi dan konduktor netral perkakas pemutar sekrup, koin atau benda lain yang mungkin digunakan untuk memutar sekrup atau peranti pengikat lain termostat perangkat pengindera suhu, suhu operasinya mungkin tetap atau dapat diatur dan selama operasi normal menjaga suhu bagian yang dikendali antara batas tertentu dengan membuka dan menutup sirkit secara otomatis pembatas suhu perangkat pengindera suhu, suhu operasinya mungkin tetap atau dapat diatur dan selama operasi normal beroperasi dengan membuka atau menutup sirkit saat suhu bagian yang dikendali mencapai nilai yang ditentukan CATATAN Pembatas suhu ini tidak melakukan operasi balik selama siklus operasi normal dari peranti. Pembatas suhu mungkin membutuhkan panduan penyetelan ulang pemutus termal perangkat yang selama operasi abnormal membatasi suhu bagian yang dikendali secara otomatis dengan membuka sirkit atau dengan mengurangi arus dan dikonstruksi sedemikian rupa sehingga stelannya tidak dapat diatur oleh pengguna pemutus termal otomatis pemutus termal yang secara otomatis mengembalikan arus setelah bagian yang terkait dari peranti telah cukup dingin pemutus termal tidak otomatis pemutus termal yang membutuhkan operasi secara manual untuk pengaturan ulang atau penggantian suatu bagian, agar mengalirkan arus kembali CATATAN Operasi manual termasuk pelepasan sambungan suplai gawai proteksi gawai, operasi yang mencegah situasi yang berbahaya pada kondisi operasi yang tidak normal 11 dari 128

18 3.7.7 termal hubung pemutus termal yang hanya beoperasi sekali dan kemudian memerlukan penggantian sebagian atau penggantian secara lengkap pelepasan sambungan semua kutub untuk peranti fase tunggal pelepasan sambungan kedua konduktor dengan melakukan aksi tunggal atau untuk peranti fase tiga, pelepasan sambungan semua konduktor suplai kecuali konduktor pembumian, dengan melakukan aksi tunggal CATATAN Konduktor pelindung pembumian tidak dipertimbangkan sebagai konduktor suplai posisi off posisi stabil pada perangkat sakelar jika sirkit yang dikendali dengan sakelar dilepas sambungannya dari suplai atau, untuk pemutusan elektronik, sirkit dideenergisasi. CATATAN Posisi off tidak berarti/menunjukkan semua kutub lepas sambungannya elemen pemanas tampak pijar elemen pemanas yang sebagian atau seluruhnya terlihat dari luar peranti dan mempunyai suhu sekurang-kurangnya 650 C saat peranti dioperasikan pada operasi normal pada masukan daya pengenal, sampai kondisi stabil tercapai elemen pemanas PTC elemen yang ditujukan untuk pemanas yang terdiri dari resistor PTC yang sensitif secara termal dan yang mempunyai penambahan resistansi non-linear yang cepat saat suhu meningkat melebihi julat tertentu perawatan pengguna beberapa operasi perawatan yang tercantum dalam petunjuk untuk penggunaan atau ditandai pada peranti yang ditujukan untuk dilakukan oleh pengguna komponen elektronik bagian yang konduksinya secara mendasar dicapai dengan gerakan elektron yang melewati ruang hampa, gas atau semikonduktor CATATAN Indikator neon tidak dipertimbangkan sebagai komponen elektronik sirkit elektronik sirkit yang dilengkapi sekurang-kurangnya satu komponen elektronik sirkit elektronik proteksi sirkit elektronik yang mencegah situasi berbahaya pada kondisi operasi normal. 12 dari 128

19 3.9.4 perangkat lunak kelas B perangkat lunak yang mencakup kode yang dimaksudkan untuk mencegah bahaya jika suatu gangguan terjadi dalam peranti, selain dari gangguan perangkat lunak perangkat lunak kelas C perangkat lunak yang mencakup kode yang dimaksudkan untuk mencegah bahaya tanpa penggunaan gawai proteksi lain. 4 Persyaratan umum Peranti harus dibuat sedemikian rupa sehingga pada penggunaan normal dapat berfungsi secara aman sehingga tidak menyebabkan bahaya bagi orang atau disekelilingnya, sekalipun terjadi kelalaian yang mungkin timbul dalam penggunaan normal. Pada umumnya, prinsip ini dicapai dengan memenuhi persyaratan yang relevan yang ditetapkan dalam standar ini dan kesesuaian diperiksa dengan melakukan semua pengujian yang relevan. 5 Kondisi umum untuk uji Kecuali tidak dispesifikasikan lain, uji dilakukan sesuai denghan ayat ini 5.1 Pengujian sesuai dengan standar ini adalah uji jenis CATATAN Uji rutin diuraikan dalam lampiran A. 5.2 Uji dilakukan terhadap peranti tunggal yang tahan terhadap semua pengujian yang relevan. Bagaimanapun pengujian pada 22 (kecuali dan 22.18) sampai dengan 26 dan 28 mungkin dilakukan pada peranti yang terpisah. Uji 22.3 dilakukan pada peranti baru. CATATAN 1 Contoh uji tambahan mungkin disyaratkan jika peranti dapat diuji dengan kondisi yang berbeda, misalnya hal itu dapat disuplai dengan tegangan yang berbeda. Jika bagian yang sangat lemah menjadi sirkit terbuka selama pengujian ayat 19, maka perlu peranti tambahan. Uji komponen mungkin meminta penyerahan sampel tambahan dari komponen ini. Jika uji pada lampiran C dilakukan, maka diperlukan enam buah sampel motor. Jika pengujian pada Lampiran D harus dilakukan, dapat digunakan peranti tambahan Jika uji pada lampiran G dilakukan, maka diperlukan tambahan empat transformator. Jika pengujian pada lampiran H dilakukan, maka diperlukan tambahan tiga peranti. CATATAN 2 Tekanan kumulatif akibat dari uji sirkit yang beruntun pada sirkit elektronik harus dicegah. Hal ini mungkin perlu untuk mengganti komponen atau menggunakan sampel tambahan. Jumlah sampel tambahan harus dijaga pada minimum dengan pemeriksaan sirkit elektronik yang terkait. 13 dari 128

20 CATATAN 3 Jika peranti harus dibongkar dengan tujuan melakukan uji, perhatian harus diberikan untuk memastikan bahwa produk tersebut dipasang kembali sesuai dengan bentuk aslinya. Jika terjadi keraguan pengujian beruntun mungkin dilakukan pada sampel yang terpisah. 5.3 Kecuali ditentukan lain, pengujian dilakukan sesuai dengan ayat-ayat. Namun demikian, uji pada peranti pada suhu ruang dilakukan sebelum pengujian pada ayat 8. Pengujian pada ayat 14 dan 21.2 dan dilakukan setelah pengujian pada ayat 29. Jika uji ini merupakan bukti dari konstruksi peranti yang pengujian tertentu tidak berlaku, uji tidak dilakukan. 5.4 Bila pengujian peranti yang juga disuplai oleh sumber tenaga lain seperti gas, pengaruh konsumsinya harus diperhitungkan. 5.5 Pengujian dilakukan terhadap peranti atau terhadap bagiannya yang dapat dipindahkan diletakkan pada posisi yang paling tidak menguntungkan bisa terjadi dalam penggunaan normal. 5.6 Peranti yang dilengkapi dengan pengontrol atau perangkat switsing diuji dengan pengontrol atau perangkat diatur pada pengaturan yang tidak menguntungkan, jika pengaturan dapat di atur oleh pengguna. CATATAN 1 Jika alat pengatur dapat disentuh tanpa bantuan alat, Sub-ayat ini diaplikasikan apakah stelan dapat diatur dengan tangan atau dengan peranti. Jika alat pengatur tidak dapat disentuh tanpa bantuan alat dan jika stelannya tidak ditujukan untuk diatur oleh pengguna, Sub-ayat ini tidak berlaku. CATATAN 2 pengguna. Penyekat yang memadai dianjurkan sebagai pelindung pengatur stelan oleh 5.7 Pengujian dilakukan pada lokasi yang bebas aliran angin dan umumnya pada suhu lingkungan adalah 20 ± 5 C. Jika suhu dicapai tiap bagian dibatasi oleh perangkat peka suhu atau dipengaruhi oleh suhu yang berubah, sebagai contoh saat air mendidih, jika terjadi keragu-raguan, suhu lingkungan dipertahankan pada 23 ± 2 C Peranti untuk a.b. yang hanya diuji dengan a.b. pada frekuensi pengenal, dan untuk a.b. dan a.s. diuji dengan suplai yang paling tidak menguntungkan. Peranti a.b. yang tidak diberi tanda frekuensi pengenal atau diberi tanda julat frekuensi 50 Hz sampai dengan 60 Hz, diuji dengan 50 Hz atau 60 Hz, pilih yang paling tidak disukai Peranti yang mempunyai lebih dari satu tegangan pengenal diuji pada tegangan yang paling tidak menguntungkan. Untuk peranti yang dioperasikan motor atau motor kombinasi, diberi tanda dengan julat tegangan pengenal, jika ada ketentuan bahwa tegangan suplai sama dengan tegangan pengenal dikalikan dengan suatu faktor, maka peranti disuplai pada: - batas atas julat masukan tegangan pengenal dikalikan dengan suatu faktor, jika lebih besar dari 1; - batas bawah julat masukan tegangan pengenal dikalikan dengan faktor, jika lebih kecil dari dari 128

21 Jika faktor tidak dispesifikasikan, tegangan suplai pada kondisi yang paling tidak menguntungkan diantara julat tegangan pengenal. CATATAN 1 Jika peranti pemanas mempunyai julat tegangan pengenal, batas atas dari julat tegangan akan selalu pada tegangan yang tidak menguntungkan diantara julat tegangan. CATATAN 2 Untuk peranti kombinasi dan peranti yang dioperasikan motor dan untuk peranti yang mempunyai lebih dari satu tegangan pengenal atau julat tegangan pengenal, mungkin perlu untuk membuat beberapa pengujian pada kondisi nilai minimum, rata-rata dan maksimum dari tegangan pengenal atau julat tegangan pengenal dengan tujuan untuk menetapkan tegangan yang paling tidak menguntungkan Untuk peranti pemanas dan peranti kombinasi yang ditandai dengan julat masukan daya pengenal, jika masukan daya sama dengan masukan daya pengenal dikalikan dengan faktor, maka peranti dioperasikan pada: - batas atas julat masukan tegangan pengenal dikalikan dengan suatu faktor, jika lebih besar dari 1; - batas bawah julat masukan tegangan pengenal dikalikan dengan faktor, jika lebih kecil dari 1. Bila faktor tidak ditetapkan, masukan daya pada kondisi yang paling tidak menguntungkan diantara julat masukan daya pengenal Untuk peranti yang ditandai dengan julat tegangan pengenal dan masukan daya pengenal yang sesuai dengan rata-rata julat tegangan pengenal, jika ditetapkan bahwa masukan daya sama dengan masukan daya pengenal dikalikan dengan faktor, maka peranti dioperasikan pada: - perhitungan masukan daya yang sesuai dengan batas atas julat tegangan pengenal dikalikan dengan faktor ini, jika lebih besar dari 1; - perhitungan masukan daya yang sesuai dengan batas bawah julat tegangan pengenal dikalikan dengan faktor ini, jika lebih kecil dari 1. Bila faktor tidak ditetapkan, masukan daya pada kondisi yang paling tidak menguntungkan diantara julat tegangan pengenal. 5.9 Bila peranti yang memiliki elemen pemanas tambahan atau lengkapan disediakan oleh pabrik pembuat, peranti diuji dengan elemen atau lengkapan tersebut yang memberikan hasil yang paling tidak menguntungkan Pengujian dibuat pada peranti sebagai pensuplai. Namun demikian, peranti yang berkonstruksi sebagai peranti tunggal tetapi disuplai sejumlah unit, diuji setelah perakitan sesuai dengan petunjuk yang diberikan pada peranti. Peranti rakitan lengkap dan peranti magun dipasang sesuai dengan petunjuk yang diberikan pada peranti sebelum diuji Peranti yang dimaksudkan untuk dihubungkan ke pengkawatan tetap dengan sarana senur fleksibel diuji dengan senur fleksibel yang dihubungkan ke peranti Untuk peranti pemanas dan peranti kombinasi, jika ditetapkan pada peranti harus dioperasikan pada masukan daya dikalikan dengan suatu faktor, peranti ini hanya berlaku untuk elemen pemanas tanpa koefisien ketahanan suhu positif yang cukup besar. 15 dari 128

22 Untuk elemen pemanas dengan koefisien ketahanan suhu positif yang cukup besar, selain dari elemen pemanas PTC, tegangan suplai ditetapkan dengan pensuplai peranti pada tegangan pengenal sampai elemen pemanas mencapai suhu operasinya. Tegangan suplai kemudian secara cepat dinaikkan sampai pada nilai masukan daya yang diperlukan untuk uji yang relevan, nilai tegangan suplai ini dijaga selama pengujian. CATATAN Pada umumnya, koefisien suhu dipertimbangkan cukup besar jika, pada tegangan pengenal, masukan daya pada kondisi dingin berbeda lebih dari 25 % dari masukan daya pada suhu operasi Uji untuk peranti dengan elemen pemanas PTC dibuat pada tegangan yang sesuai dengan masukan daya yang ditetapkan. Bila masukan daya lebih besar dari julat masukan daya yang ditentukan, faktor pengali tegangan sama dengan akar kuadrat dari faktor pengali untuk masukan daya Jika peranti kelas 0I atau peranti kelas I mempunyai bagian logam yang dapat disentuh, yang tidak dihubungkan ke terminal pembumian atau kontak pembumian dan tidak dipisahkan dari bagian aktif oleh bagian logam perantara yang dihubungkan keterminal pembumian atau kontak pembumian, bagian yang demikian diperiksa kesesuaian dengan persyaratan yang ditentukan bagi konstruksi kelas II. Bila peranti kelas 0I atau peranti kelas I mempunyai bagian logam yang dapat disentuh, seperti bagian yang diperiksa kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan untuk konstruksi kelas II, jika tidak bagian ini dipisahkan dari bagian aktif dengan bagian logam yang berfungsi sebagai pembumian. CATATAN Pedoman diberikan dalam Lampiran P untuk persyaratan yang diperberat sehingga dapat digunakan untuk memastikan tingkat proteksi yang dapat diterima terhadap bahaya listrik dan bahaya termal untuk jenis khusus peranti yang digunakan dalam instalasi tanpa konduktor pembumian proteksi Jika peranti mempunyai bagian yang beroperasi pada tegangan ekstra rendah yang aman, seperti bagian yang diperiksa kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan untuk konstruksi kelas III Pada saat uji sirkit elektronik, suplai harus bebas gangguan dari sumber lain yang dapat mempengaruhi hasil uji Peranti yang disuplai dengan baterai yang dapat diisi ulang diuji sesuai dengan lampiran B Jika dimensi linier dan bersiku-siku yang ditentukan tanpa toleransi, maka berlaku ISO Klasifikasi 6.1 Peranti harus salah satu dari kelas berikut yang sesuai dengan proteksi terhadap kejut listrik : Kelas 0, Kelas 0I, Kelas I, Kelas II, Kelas III. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi dan uji yang sesuai. 6.2 Peranti harus mempunyai tingkat proteksi terhadap masuknya air yang berbahaya. 16 dari 128

23 Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi dan uji yang sesuai. CATATAN Tingkat proteksi terhadap masuknya air diberikan pada IEC Penandaan dan instruksi 7.1 Peranti harus diberi tanda dengan : - tegangan pengenal atau julat tegangan pengenal, dalam volt; - lambang untuk sifat suplai, kecuali bila frekuensi pengenal tidak ditandai; - masukan daya pengenal dalam watt atau kilowatt atau arus pengenal dalam ampere; - nama, merek dagang atau merek identifikasi dari pabrikan atau penjual yang bertangung jawab; - referensi model atau tipe; - lambang 5172 dari IEC 60417, hanya untuk peranti kelas II; - nomor IP sesuai tingkat proteksi terhadap masuknya air, selain dari IPX0. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi. CATATAN 1 CATATAN 2 pengertian. Nomor pertama pada nomor IP tidak perlu ditandai pada peranti. Penandaan tambahan diizinkan jika hal tersebut tidak akan menimbulkan salah CATATAN 3 Jika komponen ditandai secara terpisah, penandaan pada peranti dan komponennya dapat dipastikan dengan memperhatikan penandaan pada peranti itu sendiri. CATATAN 4 Jika peranti ditandai dengan tekanan pengenal, unit yang digunakan bias terbuka tetapi hanya dengan pascal dan diletakkan pada dalam kurung. Selungkup katup air yang dioperasikan secara listrik yang tergabung dalam set pipa karet eksternal untuk hubungan peranti ke induk air harus ditandai dengan simbol IEC (DB: ) jika tegangan kerjanya melebihi tegangan ekstra rendah. 7.2 Peranti stasioner yang dapat beroperasi pada berbagai jenis suplai harus diberi penandaan dengan pernyataan sebagai berikut : Peringatan: Sebelum melakukan penyambungan ke perangkat terminal, semua sirkit suplai harus terputus. Peringatan ini harus ditempatkan disekitar tutup terminal. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi. 7.3 Peranti yang mempunyai julat nilai pengenal dan yang dapat dioperasikan tanpa pengaturan melalui julat, harus ditandai dengan julat batas terendah dan tertinggi yang dipisahkan dengan tanpa penghubung. CATATAN 1 Contoh: V : Peranti yang sesuai untuk beberapa nilai dalam julat penandaan (alat pengkriting rambut dengan elemen pemanas PTC). Peranti yang mempunyai nilai pengenal yang berbeda dan harus diatur untuk penggunaan pada nilai tertentu oleh pengguna atau #pemasang, harus ditandai dengan nilai yang berbeda yang dipisahkan dengan garis miring. 17 dari 128

24 CATATAN 2 sakelar pilih). Contoh : 115/230 V : Peranti hanya sesuai untuk nilai yang ditandai (pencukur dengan CATATAN 3 Persyaratan ini juga berlaku untuk peranti dengan perlengkapan sambungan untuk suplai fase tunggal dan fase banyak. CONTOH 230 V / 400 V : Peranti yang hanya sesuai untuk nilai yang diindikasikan dimana 230 V untuk operasi fase tunggal dan 400 V untuk operasi fase tiga (pemutar air dengan terminal untuk masing-masing pensuplai). Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi. 7.4 Jika peranti dapat diatur untuk tegangan pengenal berbeda, maka tegangan peranti yang diatur harus terlihat dengan jelas. CATATAN Jika perubahan frekuensi pada penyetelan tegangan tidak disyaratkan, persyaratan ini dianggap terpenuhi jika tegangan pengenal peranti yang akan diatur dapat ditentukan dari diagram pengkawatan yang menempel pada peranti. Diagram pengkawatan boleh pada bagian dalam penutup yang harus dilepas untuk menghubungkan konduktor suplai. Ini harus tidak ada label yang hanya ditempelkan pada peranti. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi. 7.5 Untuk pemanfat yang ditandai dengan lebih dari satu tegangan pengenal atau julat tegangan pengenal, masukan daya untuk setiap tegangan atau julat ini harus ditandai. Namun, jika perbedaan antara batas batas julat tegangan pengenal tidak melebihi 10 % dari nilai rata - rata julat, penandaan masukan daya pengenal atau arus pengenal bisa dihubungkan dengan nilai rata - rata julat tersebut. Batas atas dan batas bawah masukan daya pengenal atau arus pengenal harus ditandai pada peranti sehingga hubungan antara masukan dan tegangan menjadi jelas. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi. 7.6 Jika lambang digunakan, maka lambang tersebut harus sbb: [lambang 5031 dari IEC 60417] arus searah [lambang 5032 dari IEC 60417] arus bolak-balik 3 arus bolak-balik fase tiga 3N... [lambang 5016 dari IEC 60417] batang sekering arus bolak-balik fase tiga dengan netral CATATAN 1 Arus pengenal batang sekering dapat ditunjukan tergabung dengan lambang ini. x. batang sekering mini waktu lambat, X adalah lambang untuk karakteristik waktu/arus seperti diberikan dalam IEC [lambang 5017 dari IEC 60417] [lambang 5072 dari IEC 60417] pembumian perlengkapan kelas II 18 dari 128

25 [lambang 5012 dari IEC 60417] lampu CATATAN 2 Tegangan pengenal lampu dapat ditunjukan tergabung dengan lambang ini. i [lambang 1641 dari ISO 7000] pembacaan dan instruksi! [lambang 0434 dari ISO 7000] perhatian [Lambang IEC (DB: )] kesamaan potensial [Lambang IEC (DB: )] tegangan berbahaya Lambang untuk sifat suplai harus diletakkan di dekat penandaan tegangan pengenal. Lambang peranti kelas II harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga akan jelas bahwa itu adalah bagian dari informasi teknik dan tidak sama dengan penandaan lainnya. Satuan besaran fisik dan lambangnya harus merupakan sistem standar internasional. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi dan pengukuran. CATATAN 3 CATATAN 4 Penambahan lambang diizinkan asalkan tidak akan menimbulkan kesalahpahaman. Lambang yang ditetapkan pada IEC 417 dapat digunakan. 7.7 Peranti yang dihubungkan lebih dari dua konduktor suplai dan peranti untuk suplai ganda harus dilengkapi dengan diagram sambungan yang dilekatkan pada peranti, kecuali cara penyambungan yang benar sudah jelas. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi. CATATAN 1 Cara hubungan yang benar dianggap jelas jika untuk peranti fase tiga, terminal untuk konduktor suplai ditandai dengan anak panah yang ditunjuk kearah terminal. Konduktor pembumian bukan konduktor suplai. CATATAN 2 yang benar. CATATAN 3 Sub-ayat 7.4. Penandaan dengan kata-kata bisa diterima sebagai penandaan cara penyambungan Diagram sambungan mungkin berupa diagram pengkawatan yang disebutkan dalam 7.8 Kecuali untuk penyambungan tipe Z, terminal yang digunakan untuk menghubungkan suplai utama harus diberi tanda sebagai berikut: - terminal yang dimaksudkan secara khusus untuk konduktor netral harus ditandai dengan huruf N; - terminal pembumian proteksi harus ditunjukkan dengan lambang 5019 dari IEC dari 128

26 Penandaan ini harus tidak ditempatkan pada sekrup, pencucian ataubagian lain yang mudah mengelupas yang dapat dilepas pada saat konduktor dihubungkan. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi. 7.9 Kecuali sudah jelas tidak diperlukan, sakelar yang dapat menyebabkan bahaya saat dioperasikan harus ditandai atau ditempatkan sedemikian rupa untuk menunjukkan secara jelas bagian peranti yang dikendalikan. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Posisi sakelar yang berbeda dari peranti stasioner dan posisi kendali yang berbeda pada semua peranti harus ditunjukkan dengan angka, huruf atau alat visual lainnya. CATATAN 1 Persyaratan juga berlaku untuk sakelar yang merupakan bagian dari kendali Jika gambar yang digunakan untuk menunjukkan posisi yang berbeda, maka posisi off harus ditunjukkan oleh Gambar 0 dan posisi untuk nilai yang lebih tinggi, seperti keluaran, masukan, kecepatan atau pengaruh pendinginan, harus ditunjukan oleh gambar yang lebih tinggi Gambar 0 harus tidak digunakan untuk indikasi lain kecuali jika berposisi dan tergabung dengan nomor lain sedemikian sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman dengan indikasi posisi off. CATATAN 2 Sebagai contoh, angka 0 boleh digunakan untuk keyboard program dijital. Kesesuaian harus diperiksa dengan inspeksi Kendali dimaksudkan untuk diatur selama instalasi atau penggunaan normal seharusnya dilengkapi dengan penandaan arah penyetelan. CATATAN Suatu indikasi of + dan dianggap mencukupi. Kesesuaian harus diperiksa dengan inspeksi Petunjuk penggunaan harus tersedia pada peranti sehingga peranti dapat digunakan secara aman. CATATAN Petunjuk penggunaan mungkin ditandai pada peranti sepanjang peranti tersebut layak digunakan pada penggunaan normal. Jika perlu untuk mengambil tindakan pencegahan khusus selama perawatan pengguna, harus diberikan rincian yang memadai. Kesesuaian harus diperiksa dengan inspeksi Jika perlu untuk mengambil tindakan pencegahan khusus saat memasang atau melakukan perawatan peranti, harus diberikan rincian yang memadai. Kesesuaian harus diperiksa dengan inspeksi. 20 dari 128

27 Jika peranti stasioner tidak dilengkapi dengan senur suplai dan tusuk kontak atau dengan peranti lain pemutus dari suplai utama yang mempunyai kontak pemisah pada semua kutub yang semuanya diputuskan pada tegangan lebih kondisi kategori III, petunjuk harus menyatakan bahwa setiap alat untuk pemutus hubungan tersebut harus tergabung dalam pengkawatan tetap sesuai dengan aturan pengkawatan. Kesesuaian harus diperiksa dengan inspeksi Bila insulasi pengkawatan tetap yang mensuplai peranti untuk hubungan permanen ke suplai utama yang dapat bersentuhan dengan bagian yang mempunyai kenaikan suhu melebihi 50 K selama pengujian pada ayat 11, petunjuk harus menyatakan bahwa insulasi pengkawatan tetap harus aman, misalnya, dengan insulasi tambahan (sleeving) yang mempunyai pengenal suhu tertentu. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi selama pengujian ayat Petunjuk untuk peranti siap pasang harus memasukkan informasi yang berkaitan dengan, sebagai berikut: - dimensi ruang yang harus disediakan untuk peranti; - dimensi dan kedudukan alat untuk menopang dan memegang peranti di dalam ruangan tersebut; - jarak bebas minimum antara bagian dari peranti dan bagian sekitarnya dari alat tersebut (penopang dan pemegang); - dimensi minimum dari lubang ventilasi dan pengaturan yang benar; - hubungan peranti ke suplai dan inter koneksi dari komponen terpisah; - kebutuhan untuk membolehkan pemutusan peranti dari suplai setelah pemasangan, kecuali bila peranti dilengkapi sakelar yang memenuhi Pemutusan dapat dicapai dengan memiliki tusuk kontak yang dapat dijangkau atau dilengkapi dengan sakelar pada perkawatan magun sesuai dengan persyaratan instalasi. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Untuk peranti dengan sambungan tipe X mempunyai senur yang dipersiapkan secara khusus, instruksi harus berisi hal-hal sebagai berikut : Jika senur suplai rusak, harus diganti dengan senur khusus atau perakitan yang disediakan dari pabrik atau agen servisnya Untuk peranti dengan sambungan tipe Y, instruksi harus berisi hal-hal sebagai berikut :: Jika senur suplai rusak, harus diganti oleh pembuat atau agen servisnya atau orang yang mempunyai kualifikasi yang sama untuk menghindari bahaya; Untuk peranti dengan sambungan tipe Z, instruksi harus berisi hal-hal sebagai berikut :: Senur suplai tidak bisa diganti. Jika senur rusak peranti harus dihancurkan. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Petunjuk untuk peranti pemanas yang dilengkapi sakelar termal nonswasetel balik yang disetel-balik dengan pemutusan jaringan suplai harus memuat hal pokok sebagai berikut : 21 dari 128

28 PERHATIAN Untuk menghindari bahaya karena penyetelan balik yang kurang hati-hati dari sakelar termal, peranti ini tidak boleh disuplai melalui gawai sakelar eksternal, seperti pengatur waktu, atau dihubungkan ke suatu sirkit yang dihidupkan dan dimatikan secara reguler oleh penyedia listrik. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Petunjuk untuk peranti magun harus menyatakan bagaimana peranti tersebut dimagun pada penyangganya. CATATAN Metode pemagunan tidak tergantung pada penggunaan perekat karena tidak dianggap sebagai sarana pemagun yang dapat diandalkan. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Petunjuk untuk peranti yang dihubungkan ke jaringan air ledeng harus menyatakan: - tekanan air maksimum saluran masuk, dalam pascal. - tekanan air minimum saluran masuk, dalam pacal, jika diperlukan untuk operasi peranti yang tepat. Petunjuk untuk peranti yang dihubungkan ke jaringan air ledeng dengan set selang yang dapat dilepas harus menyatakan bahwa set selang baru yang disuplai dengan peranti harus digunakan dan set selang lama tidak digunakan kembali. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Petunjuk dan teks lain yang disyaratkan oleh standar ini harus dituliskan dalam bahasa Indonesia untuk peranti akan dipasarkan di Indonesia. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi Penandaan yang disyaratkan oleh standar ini harus mudah dibaca dan tahan lama. Kesesuaian diperiksa dengan inspeksi dan dengan menggosok penandaan dengan tangan selama15 detik dengan sehelai kain yang telah dibasahi dengan air dan diulang sekali lagi selama 15 detik dengan sehelai kain yang telah dibasahi dengan minyak tanah. Setelah semua pengujian dilakukan menurut standar ini, penandaan harus mudah terbaca. pelat penandaan harus tidak mudah terlepas dan tidak menunjukkan pengerutan. CATATAN 1 Dalam mempertimbangkan daya tahan penandaan, pengaruh dari penggunaan normal juga diperhitungkan. Contoh, selain dari enamel vitreous, pada kontainer yang memungkinkan untuk dibersihkan, dianggap tdak tahan lama. CATATAN 2 Minyak tanah yang digunakan untuk uji larutan aliphatic hexana yangmempunyai zat aromatik maksimum dengan volume 0,1 %, nilai kauri-butanol 29, titik didih awal kira-kira 65 C, titik kering kira-kira 69 C dan massa spesifik kira-kira 0,66 kg/l Penandaan yang ditentukan dalam Sub-ayat 7.1 sampai 7.5 harus pada bagian utama peranti. Penandaan peranti yang dipasang harus dapat terlihat dengan jelas dari luar peranti tapi jika perlu setelah melepaskan penutup. Untuk peranti portabel ini harus memungkinkan untuk melepas atau membuka penutup ini tanpa bantuan perkakas. 22 dari 128

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin SNI IEC 60335-2-80:2009 Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-80: Persyaratan khusus untuk kipas angin (IEC 60335-2-80 (2005-11), IDT) ICS 13.120 Badan

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa (IEC 60335-2-41 (2005-06), IDT) ICS 13.120; 97.180; 23.080 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa

Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenisnya Keselamatan Bagian 2-41: Persyaratan khusus untuk pompa ICS 13.120; 23.080; 97.180 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL,

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 901 K/30/MEM/2003 TANGGAL 30 JUNI 2003 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA 04-6292.2.80-2003 MENGENAI PERANTI LISTRIK UNTUK RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik

Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik Standar Nasional Indonesia Peranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-3: Persyaratan khusus untuk setrika listrik (IEC 60335-2-3 (2005-12), IDT) ICS 97.060; 13.120 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 4: Kabel berselubung untuk perkawatan magun ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur)

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 5: Kabel fleksibel (kabel senur) ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i

Lebih terperinci

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS

Tegangan standar SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional ICS Standar Nasional Indonesia Tegangan standar ICS 29.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi SNI 04-0227-2003 Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang Iingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Tabel tegangan

Lebih terperinci

: Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Telp. (024) Faks.

: Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Telp. (024) Faks. AMANDEMEN LAMPIRAN SERTIFIKAT AKREDITASI LABORATORIUM NO. LP-260-IDN Nama Laboratorium Alamat : Laboratorium Uji, PT Hartono Istana Teknologi : Jl. Raya Semarang Demak km. 9, Semarang, Jawa Tengah Penandatangan

Lebih terperinci

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan

Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan Bagian 3 Proteksi untuk keselamatan 3.1 Pendahuluan 3.1.1 Proteksi untuk keselamatan menentukan persyaratan terpenting untuk melindungi manusia, ternak dan harta benda. Proteksi untuk keselamatan selengkapnya

Lebih terperinci

Bagian 2 Persyaratan dasar

Bagian 2 Persyaratan dasar Bagian 2 Persyaratan dasar 2.1 Proteksi untuk keselamatan 2.1.1 Umum 2.1.1.1 Persyaratan dalam pasal ini dimaksudkan untuk menjamin keselamatan manusia, dan ternak dan keamanan harta benda dari bahaya

Lebih terperinci

Amandemen 1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)

Amandemen 1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) SNI 0402252000/Amd12006 Standar Nasional Indonesia Amandemen 1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) ICS 91.140.50 Badan Standardisasi Nasional SNI 0402252000/Amd12006 Daftar isi Daftar

Lebih terperinci

Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan

Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum-persyaratan keselamatan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1

Lebih terperinci

Luminer Bagian 2-3: Persyaratan khusus Luminer untuk pencahayaan jalan umum

Luminer Bagian 2-3: Persyaratan khusus Luminer untuk pencahayaan jalan umum SNI 04-6973.2.3-2005 Standar Nasional Indonesia Luminer Bagian 2-3: Persyaratan khusus Luminer untuk pencahayaan jalan umum ICS 29.140.40; 93.080.30 Badan Standardisasi Nasional SNI 04-6973.2.3-2005 Daftar

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 1: Persyaratan umum ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan

INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC 60335-1 dan SNI IEC 60335-2-24 Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan Bagian 2-24: Persyaratan khusus untuk Refrigerator oleh : Irwan I (B4T)

Lebih terperinci

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran Standar Nasional Indonesia Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran ICS 29.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 2: Metode uji ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

Peralatan audio, video dan elektronik sejenis Persyaratan keselamatan

Peralatan audio, video dan elektronik sejenis Persyaratan keselamatan Standar Nasional Indonesia Peralatan audio, video dan elektronik sejenis Persyaratan keselamatan ICS 33.160.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata... ii 1 Umum...1 2 Definisi...4

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK

METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK Hasrul, Metode Pengukuran dan Pengujian Sistem Pembumian Instalasi istrik METODE PENGUKURAN DAN PENGUJIAN SISTEM PEMBUMIAN INSTAASI ISTRIK Hasrul Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi

DAFTAR PUSTAKA. [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember Peraturan Umum Instalasi DAFTAR PUSTAKA [1] Badan Standarisasi Nasional. Desember 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000(PUIL 2000). Jakarta. [2] Mohammad Hasan Basri. 2008. Rancang Bangun Diagram Satu Garis Rencana Sistem

Lebih terperinci

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya

Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya SNI 0405000 Bagian 6 Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali (PHB) serta komponennya 6. Ruang lingkup 6.. Bab ini mengatur persyaratan PHB yang meliputi, pemasangan, sirkit, ruang pelayanan, penandaan untuk

Lebih terperinci

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat

BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR. besaran suatu temperatur/suhu dengan menggunakan elemen sensitif dari kawat BAB II RESISTANCE TEMPERATURE DETECTOR Resistance Temperature Detector (RTD) atau dikenal dengan Detektor Temperatur Tahanan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menentukan nilai atau besaran suatu

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi Standar Nasional Indonesia Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi ICS 13.020.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 PENGERTIAN Berdasarkan IEV (International Electrotechnical Vocabulary) 441-14-20 disebutkan bahwa Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT) merupakan peralatan saklar /

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amandemen 4

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amandemen 4 Standar Nasional Indonesia ICS 91.140.50 SNI 0225:2011/Amd4:2015 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amandemen 4 (IEC 60364-5-55:2012, MOD) Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 7 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang apa itu tahanan isolasi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan pemakaian alat ukur

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amandemen 5

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amandemen 5 Standar Nasional Indonesia Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amandemen 5 (IEC 60364-5-56:2009, MOD) ICS 29.120.50 Badan Standardisasi Nasional BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang.

Lebih terperinci

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

AQA-KC105AGC6 AQA-KC105AG6 AQA-KC109AG6. Trouble shooting Air Conditioner. Split Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Split Type Air Conditioner AQA-KC05AGC6 AQA-KC05AG6 AQA-KC09AG6 Trouble shooting Page Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENGENDALIAN DAN JAMINAN MUTU DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK

Lebih terperinci

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER

Trouble shooting Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG. Standing Floor Type Air Conditioner TROUBLE SHOOTING AIR CONDITIONER Trouble shooting Air Conditioner Standing Floor Type Air Conditioner AQA-FC2400BG AQA-FC4800BG Unit indoor tidak dapat menerima sinyal dari remote kontrol atau remote kontrol tidak berfungsi Trouble shooting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN. Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 32 BAB III METODE PENELITIAN Pada prinsipnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak sawit (palm oil) dapat digunakan sebagai isolasi cair pengganti minyak trafo, dengan melakukan pengujian

Lebih terperinci

KAMUS INSTALASI LISTRIK Sumber: PUIL 2000

KAMUS INSTALASI LISTRIK Sumber: PUIL 2000 KAMUS INSTALASI LISTRIK Sumber: PUIL 2000 A aparat (listrik), lihat definisi radas. armatur luminair tanpa lampu, lihat definisi luminair. arus beban lebih (suatu sirkit) arus lebih yang terjadi dalam

Lebih terperinci

Bagian 1 Pendahuluan

Bagian 1 Pendahuluan Bagian 1 Pendahuluan 1.1 Maksud dan tujuan Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini ialah agar pengusahaan instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI

DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI NOMOR : P.20.INDO3.00201.0212 DA V Series BUKU PETUNJUK PENGGUNAAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DAN KARTU GARANSI DAFTAR ISI HAL. Kata Pengantar Bagian 1 Bagian 2 Bagian 3 Bagian 4 Bagian 5 Bagian 6 Bagian

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN LEMARI PENDINGIN MINUMAN Untuk Kegunaan Komersial SC-178E SC-218E Harap baca Petunjuk Pengoperasian ini sebelum menggunakan. No. Pendaftaran : NAMA-NAMA BAGIAN 18 17 16 1. Lampu

Lebih terperinci

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride )

BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) BAB II GAS INSULATED SWITCHGEAR ( GIS ) 2.1 SEJARAH GIS GIS yang sekarang telah menggunakan Gas SF6 ( Sulfur Hexafluoride ) sebagai media isolasi, menjadikannya sebagai sebuah teknologi yang maju dan telah

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

SUB BIDANG PEMELIHARAAN LAMPIRAN V: KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1313 K/30/MEM/2003 TANGGAL : 28 OKTOBER 2003 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI NOMOR 20012/44/600.4/2003 TENTANG

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA 2 PERSYARATAN KHUSUS DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT Lampiran ini menguraikan

Lebih terperinci

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI

PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI PETUNJUK PERAKITAN DAN PENGOPERASIAN KIPAS ANGIN DEKORASI TIPE : GENERAL CEILING FANS TEGANGAN : 220~20V, FREKUENSI : 50Hz BACA DAN SIMPAN BUKU PETUNJUK INI Terima kasih atas kepercayaan anda membeli kipas

Lebih terperinci

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT)

BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) BAB IX. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH, ARUS BOCOR DAN SURJA HUBUNG (TRANSIENT) 9.1. PROTEKSI TEGANGAN LEBIH/ KURANG 9.1.1 Pendahuluan. Relai tegangan lebih [ Over Voltage Relay ] bekerjanya berdasarkan kenaikan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN

RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN 2016 2017 Produk mor SNI Judul SNI Tahun Instansi 1 Asam formiat teknis 1 SNI 2128:2013 Asam formiat teknis 2 Pupuk monoamonium fosfat 2 SNI 02-2810-2005

Lebih terperinci

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 6: Kabel lift dan kabel hubungan fleksibel

Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 6: Kabel lift dan kabel hubungan fleksibel Standar Nasional Indonesia Kabel berinsulasi PVC dengan tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V Bagian 6: Kabel lift dan kabel hubungan fleksibel ICS 29.060.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi

Lebih terperinci

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji penetrasi aspal SNI 2432:2011 Standar Nasional Indonesia Cara uji penetrasi aspal ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari hasil data yang di peroleh saat melakukan penelitian di dapat seperti pada table berikut ini. Tabel 4.1 Hasil penelitian Tahanan (ohm) Titik A Titik

Lebih terperinci

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR

BAB IV. PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR BAB IV PENGOPERASIAN dan PENANGANAN ELECTROSTATIC PRECIPITATOR 4.1 Pengoperasian Untuk mengoperasikan ESP, ada presedur yang harus diperhatikan, yaitu : 1. Pemeriksaan sebelum start-up 2. Start-up 3. Pemeliharaan

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN

RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN RENCANA PROGRAM NASIONAL REGULASI TEKNIS (PNRT) TAHUN 2016 2017 Produk mor SNI Judul SNI Tahun Instansi 1 Asam formiat teknis 1 SNI 2128:2013 Asam formiat teknis 2 Pupuk monoamonium fosfat 2 SNI 02-2810-2005

Lebih terperinci

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) Standar Nasional Indonesia Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) ICS 93.080.20; 75.140 Badan Standardisasi Nasional Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG DESAIN SISTEM CATU DAYA DARURAT UNTUK REAKTOR DAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 5 WORKSHOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat melakukan pemasangan KWH meter 2. Mahasiswa dapat melakukan penyambungan kabel twist dari tiang listrik

Lebih terperinci

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE

UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE UNIT I INSTALASI PENERANGAN PERUMAHAN SATU FASE I. TUJUAN 1. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis saklar, pemakaian saklar cara kerja saklar. 2. Praktikan dapat memahami ketentuanketentuan instalasi

Lebih terperinci

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA

KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KOMPONEN INSTALASI KOMPONEN UTAMA KABEL INSTALASI Kabel instalasi merupakan komponen utama instalasi listrik dimana akan mengalirkan tenaga listrik yang akan digunakan pada peralatan listrik. SAKLAR. Saklar

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMAFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

MC-CL481. Petunjuk Pengoperasian. Penghisap Debu

MC-CL481. Petunjuk Pengoperasian. Penghisap Debu Petunjuk Pengoperasian No Model Penghisap Debu MC-CL48 Kami merekomendasikan agar anda mempelajari Petunjuk Pengoperasian ini secara cermat sebelum mencoba untuk mengoperasikan alat ini, serta memperhatikan

Lebih terperinci

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012 2012, No.612 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT

Lebih terperinci

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN

BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan

Lebih terperinci

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011

DAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.011/2011 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG UNTUK TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

V. BAHAYA DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN DAN PELEDAKAN AKIBAT LISTRIK

V. BAHAYA DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN DAN PELEDAKAN AKIBAT LISTRIK V. BAHAYA DAN PENGENDALIAN KEBAKARAN DAN PELEDAKAN AKIBAT LISTRIK Penyebab Kebakaran dan Pengamanan - Ukuran kabel yang tidak memadai. Salah satu faktor yang menentukan ukuran kabel atau penghantar adalah

Lebih terperinci

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga

SNI IEC 60969:2008. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI 31-01 Elektronika Untuk Keperluan Rumah Tangga Standar Nasional Indonesia Lampu swa-balast untuk pelayanan pencahayaan umum Persyaratan unjuk kerja (IEC 60969 Edition 1.2 (2001), Self-ballasted lamps for general lighting services - Performance requirements,

Lebih terperinci

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak

SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK. Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM. Abstrak e SISTEM PEMBUMIAN INSTALASI LISTRIK DOMESTIK Hasrul Bakri Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FT UNM Abstrak Terdapat dua risiko utama dalam pemanfaatan energi listrik, yaitu arus kejut listrik dan suhu

Lebih terperinci

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu :

Pemasangan Komponen PHB Terdapat beberapa macam pemasangan dalam pemasangan komponen PHB yaitu : Nama : Setyawan Rizal Nim : 09501244010 Kelas : D PHB (PANEL HUBUNG BAGI) PHB adalah merupakan perlengkapan yang digunakan untuk membagi dan mengendalikan tenaga listrik. Komponen utama yang terdapat pada

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/14 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 2014 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi : Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Dasar MCB MCB (Miniature Circuit Breaker) atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan suatu rangkaian apabila ada arus yamg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik

Lebih terperinci

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK

JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK JOBSHEET PRAKTIKUM 6 WORKHSOP INSTALASI PENERANGAN LISTRIK I. Tujuan 1. Mahasiswa mengetahui tentang pengertian dan fungsi dari elektrode bumi. 2. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara dan aturan-aturan

Lebih terperinci

ANALISA PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH YANG SESUAI DENGAN PERSYARATAN PUIL Oleh : Hartono ABSTRAK

ANALISA PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH YANG SESUAI DENGAN PERSYARATAN PUIL Oleh : Hartono ABSTRAK ANALISA PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK TEGANGAN RENDAH YANG SESUAI DENGAN PERSYARATAN PUIL 2000 Oleh : Hartono ABSTRAK Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini merupakan hasil penyempurnaan Peraturan Umum

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/13 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 10 I. Kompetensi: Setelah melaksanakan praktik, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengidentifikasi komponen sistem bahan bakar, kontrol udara

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT

Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT Satellite SISTEM PENTANAHAN MARYONO, MT Sistem pentanahan Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan terhadap perangkat - perangkat yang mempergunakan listrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Instalasi Listrik Instalasi listrik adalah saluran listrik beserta gawai maupun peralatan yang terpasang baik di dalam maupun diluar bangunan untuk menyalurkan arus

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar Standar Nasional Indonesia Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar ICS 91.100.15; 91.010.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220)

Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220) Buku Petunjuk Nokia Luna dengan Pengisian Daya Nirkabel (BH-220) Edisi 1.0 2 Pendahuluan Tentang headset Dengan Nokia Luna Bluetooth Headset, Anda dapat menangani panggilan secara handsfree, meskipun menggunakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN

Lebih terperinci

Instrumen ukur listrik analog penunjuk langsung dan lengkapannya Bagian 1 : Definisi dan persyaratan umum bersama semua bagiannya

Instrumen ukur listrik analog penunjuk langsung dan lengkapannya Bagian 1 : Definisi dan persyaratan umum bersama semua bagiannya Standar Nasional Indonesia Instrumen ukur listrik analog penunjuk langsung dan lengkapannya Bagian 1 : Definisi dan persyaratan umum bersama semua bagiannya (IEC 60050-1 (1997), IDT) ICS : 17.220.20 Badan

Lebih terperinci

Gangguan pada Sistem Distribusi Daya. (Faults)

Gangguan pada Sistem Distribusi Daya. (Faults) Gangguan pada Sistem Distribusi Daya (Faults) Pendahuluan Gangguan pada sistem tenaga listrik : Berbahaya (bisa membunuh) Dapat mengakibatkan kebakaran Gangguan pada tegangan (atau penurunan kualitas daya)

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga

Lebih terperinci

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH

DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH DAMPAK PEMBERIAN IMPULS ARUS TERHADAP KETAHANAN ARRESTER TEGANGAN RENDAH Diah Suwarti Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta Jln. Babarsari No 1, Sleman, Yogyakarta diah.w73@gmail.com Intisari Arester

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

Resistor. Gambar Resistor

Resistor. Gambar Resistor Resistor Resistor merupakan komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian. Sesuai dengan namanya resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat

Lebih terperinci

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL

PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL PERLENGKAPAN HUBUNG BAGI DAN KONTROL Oleh Maryono SMK Negeri 3 Yogyakarta maryonoam@yahoo.com http://maryonoam.wordpress.com Tujuan Kegiatan Pembelajaran : Siswa memahami macam-macam kriteria pemilihan

Lebih terperinci

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji kelarutan aspal Standar Nasional Indonesia Cara uji kelarutan aspal ICS 91.100.50 Badan Standardisasi Nasional SNI 2438:2015 BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO

SPESIFIKASI TEKNIK KOMPOR GAS BAHAN BAKAR LPG SATU TUNGKU DENGAN SISTEM PEMANTIK MEKANIK KHUSUS UNTUK USAHA MIKRO LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI NOMOR : 56/M-IND/PER/5/2009 TANGGAL : 28 Mei 2009 ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Struktur produk Diagram : Perhatian : Instruksi :

Struktur produk Diagram : Perhatian : Instruksi : Struktur produk Diagram : 1. Tempat penggorengan 2. Keranjang penggorengan 3. Tombol untuk membuka dan menutup 4. Pegangan 5. Timer ( 0 30 menit ) 6. Pengontrol suhu ( 80 o C 200 o C ) 7. Lampu daya 8.

Lebih terperinci

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN

BAB III METODE PROSES PEMBUATAN BAB III METODE PROSES PEMBUATAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai tempat serta waktu dilakukannya proses pembuatan dapur busur listrik, alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan dapur busur

Lebih terperinci

Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG

Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG Standar Nasional Indonesia Regulator tekanan rendah untuk tabung baja LPG ICS 23.020.30 Badan Standardisasi Nasional Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Regulator tekanan rendah untuk tabung baja

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Amandemen 1

Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Amandemen 1 Standar Nasional Indonesia SNI 0225:2011/Amd 1:2013 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Amandemen 1 ICS : 13.260; 91.140.50 (IEC 60364552:2009, MOD) Badan Standardisasi Nasional BSN 2013

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS PRASARANA INSTALASI ELEKTRIKAL RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2011, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undan

2011, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undan BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.771, 2011 KEMENTERIAN KESEHATAN. Instalasi Elektrikal. Prasarana. Persyaratan Teknis. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2306/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

Lebih terperinci