BAB II SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM. Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM. Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau"

Transkripsi

1 BAB II SENI PERTUNJUKAN TEATER SECARA UMUM 2.1 Teater Sebagai Seni Pertunjukan Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dengan penonton. Seni pertunjukan biasanya identik dengan kegiatan kegiatan seni seperti; teater, musik, tari, dan sirkus. Seni pertunjukan teater merupakan seni yang bersifat kolektif, kompleks, dan rumit. Dalam teater terdapat berbagai macam unsur seni, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni lukis, seni peran (keaktoran), tata cahaya, tata busana. Itu lah mengapa teater dianggap sebagai seni yang bersifat kompleks dan rumit, karena teater melibatkan banyak individu dan kelompok. Seni Pertunjukan teater juga melibatkan banyak unsur seni didalamnya. Proses dalam pertunjukan Teater merupakan sebuah proses organisasi (bentuk kerja kolektif; dimana segala macam orang dengan segala macam fungsinya tergabung dalam suatu koordinasi yang rapih,dan juga mencakup juga pengertian sampai batas-batas yang sentimentil), seperti hal nya diri manusia itu sendiri, atau layaknya seperti sebuah negara. Keberhasilan suatu pertunjukan Teater dapat juga sebagai keberhasilan suatu seni organisasi; baik organisasi penyelenggaraannya (Panitia Produksi) maupun segi seni-seninya (Penyutradaraan, Penataan set, Permainan, Musik dan unsur-unsur lain).

2 Berikut ini contoh Elemen dari sebuah Group Teater dalam mengadakan sebuah Produksi. - Pimpinan Produksi - Sekretaris Produksi - Keungan Produksi / Bendahara - Urusan Dokumentasi - Urusan Publikasi - Urusan Pendanaan - Urusan Ticketing atau karcis - Urusan Kesejahteraan - Urusan Perlengkapan - Sutradara - Art Director / Pimpinan Artistik - Stage Manager - Property Master - Penata Cahaya - Penata Kostum - Penata setting - Perias / Make Uper - Penata Cahaya - Penata Musik Setiap Elemen memiliki tugas sendiri-sendiri dan sudah seharusnya untuk bertanggung jawab penuh atas tugas itu (secara profesional). Sebagai Contoh seorang

3 urusan pendanaan, ia harus memikirkan seberapa besar dana yang dibutuhkan? Dari mana dana itu didapatkan. Begitupula seorang Sutradara yang bertanggung jawab atas pola permainan panggung; (akting pemain, cahaya, bunyi-bunyian, set, property dan lain-lain) Stuktur Organisasi Teater O Teater O adalah sebuah organisasi teater yang hampir keseluruhan anggotanya adalah mahsiswa Fakultas Ilmu Budaya. Teater O memiliki struktur kepengurusan organisasi untuk menjalankan agenda berkesenian organisasi secara berkelanjutan. Kepengurusan dipilih melalui musyawarah besar oleh seluruh anggota dan keluarga besar teater O untuk satu priode selama dua tahun, dan hanya mahasiswa aktif yang dapat menawarkan diri ataupun dipilih untuk masuk kedalam struktur keperngurusan organisasi Teater O. Struktur keperngurusan inti teater O terdiri dari : Ketua Umum, adalah pimpinan dalam menjalankan agenda-agenda kegiatan organisasi sehari-hari selama satu priode dan tidak dapat dipilih lagi dalam priode berikutnya. 2. Sekretaris, adalah orang yang membantu ketua umum dalam menjalankan tugas khusunya bagian administrasi atau surat menyurat. 3. Bendahara, adalah orang yang dipercaya untuk menyimpan dan mengeluarkan anggaran untuk keperluan organisasi. 4. Divisi-divisi yang diangkat oleh pengurus inti untuk menjalankan visi dan misi organisasi dalam satu priode. 13 Lihat, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Teater O

4 2.1.2 Naskah dan Skenario Naskah adalah catatan yang berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog yang diucapkan actor dalam lakon. Naskah drama yang isinya lengkap menjelaskan keadaan, properti atau perlengkapan, nama tokoh serta karakter tokoh tersebut, petunjuk akting dan lainya yang merupakan petunjuk disebut skenario. Naskah dan skenario merupakan sebuah petunjuk bagi sutradara agar penyajian lakon lebih realistis. Bagi aktor, naskah merupakan panduan dalam untuk memahami tokoh dan karakter dalam lakon yang diperankannya Struktur Dalam Pertunjukan Teater Struktur dalam pertunjukan teater atau bagaimana membangun sebuah pertunjukan teater dari awal hingga selesai. Ada beberapa tahap dan tingkatantingkatan yang harus dibangun. Yaitu, pembukaan, pembentukan, konflik, krisis, klimaks, dan penyelesaian Pembukaan Sebuah pertunjukan teater tentu dimulai dengan pembukaan. Meski sebuah pembukaan, apa yang terjadi pada pembukaan baru dapat dinilai pada akhir cerita dan akan terasa kembali mengapa pembukaan itu demikian, yang pada mulanya tidak disadari arti pembukaan tersebut. Pada pembukaan juga dirasakan kembali bagian-bagian lainnya yang juga mengambil sedikit dari pembukaan. Tokoh serta perwatakan masih belum jelas, tetapi sudah dirasakan ada sesuatu yang menimbulkan permasalahan.

5 Pembentukan Yang dimaksud dengan pembentukan adalah telah terjadi pembentukan perwatakan yang lebih jelas dari peranan atau tokoh-tokohnya. Demikian juga dengan permasalahannya, muncul lebih jelas akibat perbedaan perwatakan dalam menghadapi permasalahan tersebut. Tentu dengan sendirinya berkembang menuju kearah akan terjadinya konflik Konflik Tanpa konflik sebuah pertunjukan teater tidak akan menarik. Pengertian konflik punya pengertian luas. Bukan hanya bentuk pisik saja. Tetapi yang lebih menarik konflik batin. Konflik ini terus berkembang dan meninggkat menuju kea rah krisis Krisis Krisis menimbulkan ketegangan yang mengakibatkan ada yang menang dan yang kalah. Bisa saja kalah tetapi perjuangan dan cita-citanya memperoleh kemenangan. Ini dalam memperjuangkan kejujuran dan kebenaran serta keadilan dalam melawan kebatilan, keserakahan dan sebagainya. Pada krisis ini akan member gambaran bagaimana klimaks yang akan terjadi dan inilah yang ditunggu oleh penonton Klimaks Klimaks merupakan puncak tertinggi dari struktur pertunjukan teater. Keputusan terakhir dari krisis yang sangat menentukan dan menegangkan. Jangan sampai klimaks bisa diduga dari semula. Walaupun telah diduga

6 antagonis akan kalah dengan protagonist, tetapi bagaimana bentuk kekalahannya tidak bisa diduga Penyelesaian Bahagimana terjadinya penyelesaian sebaiknya tidak terduga. Jika telah diketahui sebelum penyelesaian itu terjadi, tidak aka nada kesan bagi penonton untuk dibawa pulang. Adapun struktur dan tahapan-tahapan diatas berfungsi untuk menjaga alur cerita tetap teratur dan jelas sehingga penonton dapat mengetahui tujuan dan makna yang ingin disampaikan dalam pertunjukan tersebut Aktor dan Akting Pemain adalah orang yang memerankan tokoh tertentu dalam teater, film, maupun sinetron yang biasa disebut aktor. Ada macam-macam peran yang dilakoni aktor dalam teater,film maupun sinetron: a. Peran utama yaitu, peran yang menjadi pusat perhatian penonton. b. Peran pembamtu yaitu, peran yang tidak menjadi pusat perhatian. c. Peran tambahan atau figuran yaitu, peran yang diciptakan untuk memperkuat suasana. Pemain/pelaku pada pementasan drama membawakan peranannya dengan berakting (acting). Pemain inilah yang dilihat oleh penonton dalam pementasan drama. Seluruh perhatian ditujukan kepada pemain. Dekor, lampu dan pendukung lainnya pada pementasan teater hanya diperhatikan beberapa menit saja, setelah itu seluruh perhatian kepada pemain untuk mengikuti aktingnya dan jalan ceritanya.

7 Apakah akting sesuai dengan dengan peranan dan perwatakan pada naskah teater, atau akting tidak sesuai dengan peranan dan perwatakannya. Artinya akting yang diperlihatkan tidak lebih dari dirinya sendiri. Tantangan bagi pemain adalah bagaimana kemampuannya melepaskan dirinya menjadi peranan dan perwatakan yang terdapat pada naskah. Pemain juga mempunyai kode etik, meski tidak tertulis : a. Jika telah menerima naskah, bersedia jadi pemain dan apapun yang terjadi tetap bermain. b. Bersedia menerima petunjuk dan arahan sutradara. c. Tetap menjaga kesehatan. d. Menjaga naskah drama yang diberikan. e. Disiplin dalam latihan f. Menghormati penonton g. Siap menerima kritikan Sutradara Keberhasilan sebuah naskah teater dan diangkat menjadi pertunjukan teater tidak terlepas dari sejauh mana kemampuan sutradara. Sutradara harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai acting dan sebagainya untuk mempelajari naskah drama tersebut dan sekalian mementaskannya. Sutradara adalah orang yang mengatur keseluruhan teknik pembuatan dalam sebuah teater, drama dan film. Sutradara merupakan orang yang menentukan aktor yang akan mengisi lakon.

8 Untuk menjadi sutradara sedikit banyaknya harus memiliki beberapa syarat: a. Pengetahuan dasar mengenati teater yang berhubungan dengan naskah, penyutradaraan, akting, tata pentas, hokum pentas dan sebagainya. b. Pengetahuan umum seperti sosiologi, antropologi, pendidikan psikologi, dan sebagainya. c. Pengetahuan kesenian seperti sastra, seni rupa, seni suara, dan sebagainya. d. Kemampuan atau bakat membimbing dan mengarahkan. e. Berwibawa, artinya sudah pantas menjadi sutradara. f. Disiplin tepat waktu, tegas pendirian dan tidak mudah terpengaruh Dekorasi dan Panggung Dekorasi Pementasan drama tentu tidak terlepas adanya dekorsi. Secara terbatas pengertian dekorasi adalah latar belakang atau set pada pentas.secara luas pengertian dekorasi adalah seluruh perlengkapan atau benda yang ada dipentas. Ada beberapa syarat untuk dekorasi : a. Ada ruang yang cukup untuk pemain bergerak. b. Menggambarkan suasana dan perwatakan peranan pemain. c. Mudah dimengerti oleh penonton. d. Enak dipandang dan menarik. e. Dirancang dengan sederhana dan mudah dibuat. f. Dengan mudah dapat disusun dan dibongkar serta dibawa/diangkat.

9 g. Mempunyai hubungan satu sama lain dengan bagian atau perlengkapan dekorasi lainnya. h. Mudah disimpan dan dapat digunakan lagi bila diperlukan Panggung Panggung sama artinya dengan pentas dimana diadakan pertunjukan atau pementasan teater. Bisa juga diartikan panggung adalah daerah atau tempat pemain. Ada tiga macam bentuk panggung : a. Bentuk panggung dimana pemain dan penonton saling berhadapan. b. Bentuk tapak/ladam kuda, dimana penonton berada di depan, kiri dan kanan pentas. c. Bentuk arena, dimana penonton berada disekeliling pentas Property Property merupakan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pementasan teater, daram maupun film. Seperti kursi, hiasan ruang, dekorasi, make up, peralatan musik dan segala sesuatu yang di butuhkan dalam pementasan. Semua property ditata oleh pekerja-pekerja yang mendukung pementasan seperti Tata busana dalam mengatur kostum, make up para aktor sesuai dengan karakternya.. Tata panggung dalam mengatur setting dang dekorasi panggung sesuai lokasi dan tempat dalam naskah.. Tata lampu dalam pengaturan pencahayaan. Tata musik dalam menciptakan suara-suara yang mendukung dan menegaskan lakon.

10 2.1.8 Penonton Penonton adalah unsure yang penting dalam sebuah pementasan teater, penonton adalah saksi dan evaluator yang mengapresiasi dan menilai hasil karya seni yang dipentaskan oleh para seniman-seniman teater. Sebuah karya seni akan sia-sia jika tidak memiliki penikmat, setiap karya seni seperti pertunjukan teater sebaiknya memiliki penonton yang menikmati pertunjukan. Karena penonton menonton pertunjukan untuk untuk menghibur hatinya dan menjadi evaluator karya seniman yang menggarap pertunjukan tersebut. 2.2 Jenis Teater Indonesia kaya akan seni. Seni merupakan unsur kebudayaan yang tumbuh dan berkembang sejajar perkembangan manusia sebagai pencipta dan penikmat karya seni. Karya seni dapat dilihat dari berbagai macam bentuk seperti musik, tari, pakaian dan rias, jenis makanan dan hidangan, jenis-jenis pertunjukan, berbagai upacara adat dan prosesinya, dan lain-lain, Salah satunya adalah seni pertunjukan yaitu teater. Seni Pertunjukan Teater adalah seni yang bersifat kompleks, artinya dapat bekerjasama dengan cabang seni lainnya. Di Indonesia mempunyai dua teater yaitu teater tradisional dan teater modern Teater Tradisional Teater Tradisional adalah bentuk pertunjukan yang pesertanya dari daerah setempat karena terkondisi dengan adat istiadat, sosial masyarakat dan struktur geografis masing-masing daerah, seperti ketoprak di Yogyakarta, Opera Batak di

11 kebudayaan Batak toba, Ludruk dari Surabaya, Wayang orang dari Jawa Tengah, Mak yong dan mendu dari riau, Randai dari Sumatera Barat, dan masih banyak lagi teater tradisional di Indonesia. Ciri-ciri teater tradisional adalan ; (a).pementasan di panggung terbuka, lapangan maupun halaman rumah. (b). Pementasannya sederhana dan apa adanya. (c). Ceritanya berdasarkan dongeng dan sudah turun temurun Teater Modern Teater modern adalah teater yang biasanya mengangkat bahan cerita dari kehidupan sehari-hari untuk dipentaskan. Teater modern juga mengangkat cerita dari karya sastra berupa naskah-naskah lama maupun baru untuk dipentaskan. teater modern biasanya ditampilkan dalam nentuk ; Drama, Teater, Film, dan Sinetron. Ciri-ciri teater modern adalah ; (a). Panggung tertata rapi, (b). Ada pengaturan alur cerita, (c). Bentuk kerja kolektif dan terkordinasi secara professional. (d). Biasanya menggunakan panggung tertutup. 2.3 Aliran teater Ada banyak genre teater yang berkembang sekarang ini untuk memenehi kebutuhan penimat teater: a. Pantomim, yaitu suatu bentuk drama musikal dimana musik dan tari menjadi dikombinasikan untuk menjadi produksi teater yang bersifat menghibur. Biasanya di rancang untuk anak-anak. b. Komedi, berasal dari kata komos yunani yang berarti perayaan, bersenang-senang ataupun membuat meriah, ini tidak berarti selalu lucu, tetapi lebih terfokus pada

12 suatu maslah yang menyebabkan beberapa bentuk bencana yang pada akhirnya memiliki akhir yang bahagia dan menyenangkan. c. Romantik komedi atau komedi romantic yang artinya sebuah situasi atau peristiwa yang menakjubkan yang semuanya berkontribusi pada kepahlawanan, keinginan kepahlawanan, dengan terfokus pada cinta. d. Komedi situasi, yaitu sebuah komedi yang tumbuh dan berkembang dari karakter untuk memecahkan masalah yang diciptakan oleh situasi. Upaya penyelesaian sering tak berhasil, namun tetap memiliki akhir yang bahagia. e. Komedi tata, yaitu komedi yang dramatis yang sering menggambarkan satire dan aksi masyarakat kontemporer. Komedi jenis ini selalu terkait dengan kodisi social dan karakter-karakter didalamnya dibandingkan dengan standart social saat ini. f. Komedi dell arte,yaitu komedi yang secara fisik keseluruhan berimprofisasi. Jenis komedi ini pertama kali dilakukan di italia. g. Komedi Musik yaitu komedi yang dimainkan dan disajikan dengan musik, menyanyi, dan menari. h. Melodrama, yaitu sebuah drama sentimental yang diiringi dengan musik. Biasanya dengan plot yang menyangkut penderitaan ditangan penjahat, tetapi berakhir gembira dengan kemenangan yang baik. Menampilkan karakter seperti pahlawan, pahlawan yang sudah lamamenderita, dan penjahat berdarah dingin. i. Tragedi, yaitu sebuah drama yang disajikan dengan gaya serius dan bermartabat yang sedih dan mengerikan. Peristiwa ini biasanya disebabkan oleh kepahlawanan individual.

13 j. Tragedi Komedi, yaitu sebuah drama yang mengandung unsure tragedy dan komedi Komedi Teater O Berawal dari hati nurani akan kiprah kesusastraan, maka pada 1 Oktober 1991 lahirlah Teater O di bumi sastra. Dengan niat dan tulus dan sederhana mahasiswa-mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara menyatukan persepsi untuk menguatkan perteaterannya dalam wadah Teater O sebagai teater kampus, teater yang tinggal di kampus. Manusia adalah satu-satunya makhluk yang nisa tertawa, karena itu tertawa menjadi penting dang mungkin sangat penting, bahkan sehat. Orang yang sehat lahir batin sering membutuhkan lelucon penggeli hati. Kebudayaan pun memenuhi kubutuhan tertawa ini dengan menampilkan actor (pelawan) dalam sebuah pertunjukan atau teater. Mungkin, pendapat diatas tersebutlah yang melatarbelakangi munculnya komedi pada hampir semua naskah dan garapan teater O. Teater O menunjukkan konsistensinya dengan sikap mengutamakan naskah karya sendiri daripada naskah karya orang lain. Sejak tahun 1991 teater O telah menghasilkan 30 lebih naskah (naskah teater, monolog, parody) dan tetap setia dengan lakon komedinya. Teater O hadir dan ada bukan sekedar datang dan bernafas. Terbukti lebih dari 18 tahun teater O masih setia dengan lakon komedi. Komedi tradisional seperti ketoprak, ludruk, reog, calung, lenong, dan makyong, bukan merupakan hal yang tabu untuk dikolaborasikan dengan komedi

14 ala teater O. Keusilan dan kejahilan Benyamin hingga teknik karikatural ala donal bebek pun diangkat dan diadopsi oleh teater O secara transparan. Teater O juga pernah mengusung naskah-naskha serius dan absurd seperti Malam Terakhir karya Yukio Mishiwa, Silhuet dan Rimba Cermin-cermin karya Z. Pangaduan Lubis. Diatas panggung, naskah-naskah serius dan absurd itu tetap saja digarap secara komedi. Teater O juga pernah terpilih untuk menggarap naskah Rahwana karya Abdul Mukhid yang sangat serius dan cenderung text book. Hasilnya, naskah Rahwana digarap oleh Yusrianto selaku sutradara menjadi sebuah pertunjukan yang membuat penonton tertawa-tertawa. Naskah Rahwana yang sejadinya sulit untuk dimasukkan unsure komedi, namun dengan model garapan teater O menjadi lebih rileks, ringan, santai dan mengasikkan.

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES A.Pengertian Drama atau Bermain Peran Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan bentuk lain (prosa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terhadap pentas drama Drakula intelek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel Yudiaryani PENDAHULUAN Unsur yang paling mendasar dari naskah adalah pikiran termasuk di dalamnya gagasan-gagasan

Lebih terperinci

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama

B. Unsur-unsur pembangun drama Unsur dalam drama tidak jauh berbeda dengan unsur dalam cerpen, novel, maupun roman. Dialog menjadi ciri formal drama DRAMA A. Definisi Drama Kata drama berasal dari kata dramoi (Yunani), yang berarti menirukan. Aristoteles menjelaskan bahwa drama adalah tiruan manusia dalam gerak-gerik. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan

Lebih terperinci

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13 DOKUMEN NEGARA 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13 Paket 4 P... DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2017 SENI

Lebih terperinci

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13

MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13 DOKUMEN NEGARA 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2017/2018 MAPEL SENI BUDAYA TEATER K13 Paket 3 P... DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT 2017 MAPEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama adalah salah satu bentuk sastra yang diajarkan dalam mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama.

Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama. Menulis Kreatif Naskah Drama Kelas VII Kompetensi Kompetensi Dasar : Indikator: Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan drama. Membedakan dua jenis drama Menyebutkan

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI

BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI BAB II PERKEMBANGAN TEATER CASSANOVA DAN MEDIA PERSENTASI 2.1. Teater Cassanova Gb 2.1. Nyanyian Universitas Orang Orang Mati (musikal) (sumber : dokumen pribadi) Berawal kecintaan terhadap dunia teater,

Lebih terperinci

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan 1 BAB I DEFINISI OPERASIONAL A. LATAR BELAKANG MASALAH Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia, karya seni merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepanjang sejarahnya, Jepang telah menyerap banyak gagasan dari negaranegara lain termasuk teknologi, adat-istiadat, dan bentuk-bentuk pengungkapan kebudayaan. Jepang

Lebih terperinci

MODUL SENI BUDAYA SEKOLAH MENENGAH KEJURUN SENI TEATER

MODUL SENI BUDAYA SEKOLAH MENENGAH KEJURUN SENI TEATER Noor Aidawati, M. Pd MODUL SENI BUDAYA SEKOLAH MENENGAH KEJURUN SENI TEATER Modul ini berisi tentang latar belakang munculnya istilah teater sampai dengan penyebaran teater ke seluruh dunia. Teater di

Lebih terperinci

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada

SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada SOAL UAS SENI BUDAYA KLS XI TH 2016 2017 1 Kegiatan seseorang atau sekelompok dalam upaya mempertunjukan suatu hasil karya atau produknya kepada orang laindan secara terorganisir dinamakan a katalog b

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai suku bangsa dan warisan budaya yang sungguh kaya, hingga tahun 2014 terdapat 4.156 warisan budaya tak benda yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni yang kolektif, pertunjukan drama memiliki proses kreatifitas yang bertujuan agar dapat memberikan

Lebih terperinci

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DISUSUN OLEH Komang Kembar Dana Disusun oleh : Komang Kembar Dana 1 MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA STANDAR KOMPETENSI Mengapresiasi karya seni teater KOMPETENSI DASAR Menunjukan

Lebih terperinci

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP 197201232005011001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias

BAB I PENDAHULUAN. zaman/waktu. Baik itu seni bahasa atau sastra, seni gerak (acting), seni rias BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap segi kehidupan manusia tidak terlepas dari kesenian. Dan kesenian itu sendiri tidak pernah mati dan menghilang atau pun habis termakan zaman/waktu. Baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan segala peristiwa yang dialami masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Pengarang

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA

MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA MENGEMBANGKAN NILAI-NILAI KARAKTER MELALUI PROSES PRODUKSI KULIAH DRAMA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS UNDIKSHA Kadek Sonia Piscayanti, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Nama Proyek : Sekolah Tinggi Seni Teater Jakarta Kategori Proyek : Fasilitas Pendidikan Sifat Proyek : Fiktif Pemilik : Swasta Luas Lahan : ± 1.2 Ha

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP)

LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) LAMPIRAN RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) Judul Mata Kuliah : Pengetahuan Teater No/ Kode/ SKS Diskripsi Singkat Penyusun : MKK 05101 / 3 SKS : Pemahaman seputar pengetahuan dasar teater seperti asal mula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan

Lebih terperinci

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian

LUDRUK LENONG Ludruk adalah pertunjukan seni theater tradisional yang berasal dari Jawa timur. Ludruk ini biasanya dipentaskan oleh satu grup kesenian LONGSER KETOPRAK Longser merupakan salah satu jenis teater rakyat yang hidup dan berkembang di daerah Priangan, khususnya di daerah Bandung. Pada tahun 1915 di Bandung terdapat sebuah pertunjukan rakyat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas 82 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab-bab terdahulu, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pementasan seni drama Teater Wadas memiliki karakteristik tersendiri yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pagelaran Tata Rias dan Kecantikan ini menyelenggarakan ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang 89 Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Sekolah : SDN. 12 Sungai Lareh Kota Padang Kelas : V Semester : 2 Alokasi Waktu : 6 x pertemuan (12x35 menit) A. Standar

Lebih terperinci

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan

Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan Manajemen Produksi Pertunjukan Studi Kasus: Pementasan Oleh: Eko Santosa Salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam proses penciptaan teater adalah manajemen. Dalam teater bahasan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini banyak kebudayaan yang sudah mulai ditinggalkan, baik kebudayaan daerah dan luar negeri. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni budaya merupakan salah satu warisan dari leluhur atau nenek moyang yang menjadi keanekaragaman suatu tradisi dan dimiliki oleh suatu daerah. Seiring dengan berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin berkembang pesat dengan adanya sarana media pendidikan dan hiburan yang lebih banyak menggunakan media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk sebagai kesenian tradisional Jawa Timur semakin terkikis. Kepopuleran di masa lampau seakan hilang seiring

Lebih terperinci

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2

Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 Soal UTS Bahasa Indonesia Kelas VI Semester 2 www.juraganles.com I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d di depan jawaban yang paling benar! 1. Bacalah penggalan pidato berikut! Hadirin yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian Pustaka di dalam sebuah penelitian penting untuk dideskripsikan. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan salah

BAB II KAJIAN TEORITIS. memahami apa yang ia pelajari. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan salah BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Hakekat Metode Role Playing 2.1.1 Pengertian Metode Role Playing Pada dasarnya pembelajaran harus sebisa mungkin terwujud dalam suasana yang menyenangkan dan melibatkan keaktifan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. pertunjukan yang mewakili kesukaan pada lagu-lagu lama, memilih naskah BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Tiga Dara adalah proses kerja teater kolektif yang melibatkan banyak unsur dalam berbagai tahapan didalamnya. Mulai dari aplikasi ide pertunjukan yang mewakili

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Drama Kata drama berasal dari bahasa Greek, tegasnya dan kata kerja Dran yang berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drama merupakan bagian dari kajian sastra. Maka muatan-muatan subtstansial yang ada dalam drama penting untuk digali dan diungkapkan serta dihayati. Kegiatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013

HASIL DAN PEMBAHASAN Menyikapi Kompetensi Dasar tentang Drama pada Kurikulum 2013 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas lima hal sesuai dengan hasil penelitian. Lima hal tersebut yaitu 1) pembahasan terhadap upaya menyikapi kompetensi dasar tentang drama pada kurikulum 2013,

Lebih terperinci

3.5 Panggung dan Properti

3.5 Panggung dan Properti 3.5 Panggung dan Properti ELEMEN-ELEMEN TEATER 99 Panggung adalah sebuah tempat yang ajaib. Dipandang oleh puluhan, ratusan atau mungkin ribuan pasang mata, apa yang tidak bisa kita percayai dalam keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan kisah yang disampaikan dengan cara bercerita. Dongeng biasanya disampaikan dan dibacakan oleh guru TK, SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah ) bentuk kesusastraan ada empat yaitu puisi, cerita rekaan (fiksi), esai, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah ) bentuk kesusastraan ada empat yaitu puisi, cerita rekaan (fiksi), esai, dan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya Sastra secara umum terbagi menjadi tiga yaitu berbentuk prosa, puisi, dan drama (Atmazaki, 1990: 28). Sedangkan menurut Mursal Esten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta yang mengungkapkan pribadi manusia berupa pengalaman, semangat, ide, pemikiran, dan keyakinan dalam suatu gambaran konkret yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Drama Pendek a. Pengertian Drama Kata drama berasal dari kata Yunani draomai (Haryamawan, 1988, 1) yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya.

Lebih terperinci

RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM.

RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM. RESUME MEDIA PETUNJUKAN PRIYATIN NIM. 8106118082 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI INFORMASI PUBLIK (KIP) KONSENTRASI STUDI PRODUKSI MEDIA INFORMASI PUBLIK SEKOLAH TINGGII MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTAA 2012 MEDIA

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran Teknik SILABUS Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran Standar : SMP : VIII (Delapan)/ 1 (Satu) : SENI BUDAYA : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat. Kesenian adalah ekspresi seseorang untuk berhubungan dengan orang lain (Sumardjo, 1992:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang berarti,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sandiwara Radio Profesor. Dr. Herman J. Waluyo menyebutkan bahwa dalam Bahasa Indonesia terdapat istilah sandiwara. Sandiwara diambil dari bahasa jawa sandi dan warah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ludruk merupakan seni kesenian tradisional khas daerah Jawa Timur. Ludruk digolongkan sebagai kesenian rakyat setengah lisan yang diekspresikan dalam bentuk gerak dan

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial

Standar Kompetensi Guru SI/SK Kompetensi Guru Mapel KD Indikator Esensial Kisi-kisi Soal SMK Seni Teater Kompetensi PEDAGOGIK 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,moral, spiritual, sosial, kultural,emosional, dan intelektual. 1.1 Memahami karakteristik peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas manusia sepanjang sejarah mencakup berbagai macam kegiatan,di antaranya adalah seni yang di dalamnya termasuk seni tari. Batasan seni tari sudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Drama sebagai salah satu bagian dari pembelajaran sastra memiliki peranan penting dalam membentuk watak peserta didik yang berkarakter. Peranan penting

Lebih terperinci

ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA

ARTIKEL KARYA SENI. Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA ARTIKEL KARYA SENI PENERAPAN METODE PRAKTIKUM BERDRAMA I JAYA PRANA DAN NI LAYON SARI UNTUK MENGGALI POTENSI SISWA BERMAIN DRAMA DI SMP NEGERI 1 SUKAWATI GIANYAR Oleh : NI WAYAN PHIA WIDIARI EKA TANA PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Banyak sumber mengatakan bahwa teater berasal dari bahasa Yunani

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Banyak sumber mengatakan bahwa teater berasal dari bahasa Yunani BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Teater Banyak sumber mengatakan bahwa teater berasal dari bahasa Yunani theatron yang artinya tempat pertunjukan. Pengertian tersebut berasal dari sejarah munculnya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Pertunjukkan dan Pendidikan 5.1.1 Pengertian Pertunjukkan Pertunjukkan atau seni pertunjukkan (perfomance art). adalah karya seni yang melibatkan aksi individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

BAB I PENDAHULUAN. seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah karya seni merupakan suatu kegiatan kreatif yang dihasilkan oleh seorang seniman melalui berbagai bentuk media yang digunakannya. Melalui karya seni inilah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Payung, 06 Juni Penyusun,

KATA PENGANTAR. Payung, 06 Juni Penyusun, KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr.wb. Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-nya menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses kreatif yang memberi banyak pelajaran. Bagaimana cara kerja seni drama musikal dan penyutradaraannya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai suatu tujuan. Misalnya untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode serta

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP : VIII (Delapan) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa Kegiatan 1.1 Mengidentifikasi jenis karya

Lebih terperinci

Pengertian Drama. * Pengertian khusus: Drama adalah suatu pertunjukan yang serius tentang hal-hal yang dianggap penting.

Pengertian Drama. * Pengertian khusus: Drama adalah suatu pertunjukan yang serius tentang hal-hal yang dianggap penting. * Pengertian khusus: Drama adalah suatu pertunjukan yang serius tentang hal-hal yang dianggap penting. Pengertian umum: Drama adalah setiap karya yang dibuat untuk dipentaskan di atas panggung oleh para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari. fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teater hadir karena adanya cerita yang dapat diangkat dari fenomena kehidupan yang terjadi lalu dituangkan kedalam cerita yang berbentuk naskah. Aktor adalah media penyampaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembagian tersebut. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran,

BAB 1 PENDAHULUAN. pembagian tersebut. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena dalam pembahasan pembuatan sebuah karya sastra selalu mengaitkan

Lebih terperinci

Antropologi Psikologi

Antropologi Psikologi Modul ke: Antropologi Psikologi Wujud dan Unsur Kebudayaan Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Wujud Kebudayaan Koentjaraningrat menyebutkan kebudayaan ada tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan budayanya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan budayanya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan budayanya, yang mencerminkan bagaimana masyrakatnya.seluruh suku bangsa dari Sabang sampai Marauke

Lebih terperinci

Sumaryanto. Bentuk Drama

Sumaryanto. Bentuk Drama Sumaryanto Memahami Karya Sastra Bentuk Drama i Memahami Karya Sastra Bentuk Drama Oleh : Sumaryanto Editor : Sulistiono Lay out : Ferry Andriyan August Perwajahan & Ilustrator: Ferry Andriyan August Sampul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah drama adalah kesatuan teks yang membuat kisah. Naskah atau teks drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks hanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT. 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Seni Pertunjukan dalam Tradisi Masyarakat Seni pertunjukan yang terdapat dalam tradisi masyarakat, umumnya masih banyak ditemui ritual-ritual yang berkenaan dengan sebuah prosesi

Lebih terperinci

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk

BAB I. Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk BAB I Seni Pertunjukan Daerah Dulmuluk 1.1 Bagaimana Kabar Seni Pertunjukan Dulmuluk Dewasa Ini? Seni adalah bagian dari kebudayaan. Sebagai bagian dari kebudayaan, sebagai perwujudan keberakalan manusia,

Lebih terperinci

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI

TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI TATA ARTISTIK RISTIA KADIASTI 085643055940 Tata artistik: seni dekorasi panggung Dengan mengedepankan konsep Estetika. Tata Artistik merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari tata kelola panggung,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian yang dilakukan oleh Maimun Ladiku (2008) Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi

Lebih terperinci

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Surabaya, Arif Hidajad, S. Sn., M. Pd.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Surabaya, Arif Hidajad, S. Sn., M. Pd. TEKNIK PENYUTRADARAAN PADA NASKAH DRAMA HANYA SATU KALI KARYA HOLWORTHY HALL & ROBERT MIDDLEMASS SADURAN SITOR SITUMORANG SUTRADARA ILHAM AULIA Ilham Aulia 09020134206 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sendratasik

Lebih terperinci

BAB IV KOMPOSISI PENTAS. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas

BAB IV KOMPOSISI PENTAS. STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas BAB IV KOMPOSISI PENTAS STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui hakikat Komposisi Pentas KOMPETENSI DASAR: Menyebutkan pengertian komposisi Menjelaskan Aspek-aspek motif Komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur tari-tarian dan lagu merupakan tari tradisi dan lagu daerah setempat, musik

BAB I PENDAHULUAN. unsur tari-tarian dan lagu merupakan tari tradisi dan lagu daerah setempat, musik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Teater berasal dari kata Theatron, yang artinya Tempat di ketinggian sebagai tempat meletakkan sesajian persembahan bagi para dewa pada zaman Yunani Kuno. Namun

Lebih terperinci

[STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR]

[STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR] [STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR] PEKAN SENI PELAJAR [ S M A N E G E R I 2 B A N D U N G ] [Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah sebuah deskripsi lengkap tentang sebuah mekanisme kerja sebuah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Konflik Teks Drama dengan Menggunakan Metode Numbered Head Together dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kesenian tradisional daerah dengan kekhasannya masing-masing senantiasa mengungkapkan alam pikiran dan kehidupan kultural daerah yang bersangkutan. Adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia pada hakikatnya merupakan bangsa dengan warisan kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan aset tidak ternilai

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Standar : SMP : VII (Tujuh) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA : SENI RUPA 1. Mengapresiasi Karya Seni Rupa 1.1. Mengindentifikasi jenis karya seni rupa

Lebih terperinci

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) Mata Pelajaran : an Agama Islam Semester : 1 (Satu) Kelas : III (Tiga) Jumlah KD : 9 (Sembilan) Standar Al Qur an 1. Mengenal kalimat dalam Al Qur an 1.1 Membaca kalimat dalam Al Qur an 1.2 Menulis kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah The theatre berasal dari kata Yunani Kuno, Theatron yang berarti seing place atau tempat menyaksikan atau tempat dimana aktor mementaskan lakon dan orangorang

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG

BAB III TEORI PENUNJANG BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Pengertian Panggung Panggung adalah tempat berlangsungnya sebuah pertunjukan dimana interaksi antara kerja penulis lakon, sutradara, dan aktor ditampilkan di hadapan penonton.di

Lebih terperinci