BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Citra Octricia,2013
|
|
- Sri Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tren atau budaya populer selalu berubah-ubah mengikuti pergantian zaman yang terjadi di dalam suatu lingkungan. Budaya populer merupakan suatu budaya yang banyak diminati oleh masyarakat (William, 1983). Selama sepuluh tahun terakhir, budaya Korea menjadi budaya populer yang banyak diminati oleh masyarakat dunia, termasuk masyarakat Indonesia. Fenomena ini dikenal dengan istilah Demam Korea atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu ( 한류 ) diartikan sebagai gelombang pasang budaya populer Korea yang melanda negara-negara di luar negara Korea (Hallyu, 2011). Jung Sun (2011) menjelaskan, masyarakat yang mengakses produkproduk budaya populer, seperti musik, film, televisi, dan konten audio-visual lainnya melalui media sosial populer. Pendapat ini diperkuat oleh Yong Jin (2012) yang menyebutkan bahwa penyebaran Hallyu ke seluruh dunia sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi digital dan juga sosial media, seperti Youtube, Social Network Sites (SNSs), dan oleh teknologi ponsel pintar atau smartphone yang memudahkan orang-orang untuk mengakses berita-berita mengenai perkembangan terkini. Demam Korea atau Hallyu menawarkan bentuk hiburan berupa film, drama, variety show Korea, dan musik Korean Pop (K-Pop). Hallyu juga secara perlahan membawa masuk makanan, fashion, game komputer, dan pada akhirnya negara Korea sendiri (Eun Mee dan Jiwon, 2007). Hebatnya Demam Korea (Hallyu) ini bahkan mampu mempengaruhi gaya hidup masyarakat dunia, khususnya para remaja dan dewasa muda. Bentuk manifestasi dari kegiatan konsumsi budaya Korea ini dapat dilihat dari makanan (food), gaya berpakaian (fashion), dan bentuk hiburan (fun). 1
2 2 Salah satu bagian dari Hallyu atau Demam Korea yang banyak digandrungi remaja di seluruh dunia adalah K-Pop. K-Pop merupakan salah satu aliran musik yang berasal dari negeri gingseng, Korea Selatan. Aliran musik ini sebenarnya sudah lama ada dan hanya dikenal sebatas di negeri asalnya. Namun kini kepopuleran K-Pop baru dapat dirasakan secara global mulai dari awal tahun 2000-an ketika beberapa artis K-Pop seperti Rain, BoA, dan Big Bang sukses di Korea dan luar negeri (K-Pop, 2012). Kesuksesan para artis tersebut membuka jalan bagi artis-artis Korea lain dalam mempopulerkan Korean Pop (K-Pop) kepada dunia internasional. Mengapa hal-hal mengenai K-Pop begitu digemari oleh kalangan muda? Alasannya karena wajah para artis K-Pop yang menarik, dandanan yang menyenangkan untuk dilihat, serta fashion yang unik. Di samping itu, musik K-Pop juga mudah didengarkan (easy listening) dan sesuai dengan selera pasar, sehingga mudah diterima oleh anak muda pada umumnya. Alasanalasan inilah yang menyebabkan jumlah penggemar K-Pop banyak. Namun belum ada data statistik resmi yang menunjukkan jumlah penggemar Korea di Indonesia. Jumlah penggemar K-Pop dapat tergambar dari jumlah pengikut akun sebanyak orang di Indonesia (Twitter, 1 Oktober 2013). Lalu dari jumlah penonton konser boyband Korea paling fenomenal di Indonesia, Super Junior pada 26 April 2012 di Jakarta, yaitu kurang lebih sebanyak 28 ribu orang (Admin, 2012) dan jumlah penonton konser Super Junior meningkat pada tahun 2013 hingga mencapai lebih dari 1 juta penonton di seluruh dunia, termasuk Indonesia (Yusron, 2013). Kepopuleran K-Pop terbukti dari seringnya musik-musik K-Pop diputar di café-café, TV swasta, atau di tempat-tempat berkumpulnya para anak muda di Indonesia. Bukan hanya itu, dunia fashion anak muda pun kini telah berubah mengikuti tren ala Korea, mulai dari pakaian, aksesoris, make up, sampai model rambut pun mengikuti gaya artis-artis Korea. Model pakaian
3 3 ala Korea yang kini sering dikenakan anak muda dan para penggemar Korea seperti babydoll, bolero, baju berbahan rajut, dan baju yang penuh dengan renda (Winarso, 2011). Di bawah ini beberapa gambar yang menunjukkan bagaimana remaja Indonesia mengikuti penampilan ala Korea: Gambar 1.1 Gaya Pakaian dan Rambut Anak Muda Indonesia ala Korea Dunia kuliner kini juga turut mempopulerkan budaya Korea. Makanan Korea banyak dijual secara bebas di supermarket atau swalayan. Restoranrestoran Korea kini juga mulai menjamur di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Banyak para Korean Addict mengaku bahwa alasan mereka mulai menggemari makanan Korea karena tergiur melihat makanan yang dimakan oleh artis idola mereka di drama atau di variety show Korea. Awalnya mereka hanya iseng, dan akhirnya tidak sedikit dari mereka yang benar-benar jatuh cinta pada kuliner Korea. Berkat ketenaran Korean Pop (K-Pop) di Indonesia, banyak turis dari Indonesia yang mengunjungi Pulau Jeju, Korea Selatan. Tentu saja, tujuan utama mereka mengunjungi Pulau Jeju, Korea Selatan adalah K-Pop. Hal ini diakui oleh Assistant Manager Southeast Asia Promotion Jeju Tourism Organization, James Shin. Menurutnya, K-Pop memang menjadi magnet tersendiri untuk turis Indonesia. James menyatakan, saat ini sekitar 20 ribu turis asal Indonesia yang datang ke Jeju setiap tahunnya dan kebanyakan turis Indonesia yang datang kebanyakan anak muda (Yunita, 2013). Kepopuleran budaya Korea juga membawa warna baru dalam bahasa pergaulan remaja masa kini. Banyak remaja-remaja yang menggemari Korea
4 4 senang mengucapkan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Korea ketika berbicara dengan sesama teman sebaya maupun kepada sesama penggemar Korea. Ungkapan-ungkapan bahasa Korea yang sering diucapkan oleh para penggemar Korea seperti, Aigoo (Aduh!), Arasseoyo (Saya mengerti), Annyeong (Halo atau Selamat tinggal), Daebak! (Luar biasa!), Saengil chukhahae! (Selamat ulang tahun!), dan banyak istilah-istilah umum lainnya (Winarso, 2010). Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia, dimana perkembangan teknologi dan informasi jauh lebih pesat dibandingkan daerahdaerah lain yang ada di Indonesia. Banyaknya toko-toko yang menjual merchandise, pernak-pernik, pakaian, aksesoris, DVD drama Korea, dan DVD K-Pop yang telah lama berdiri di Kota Bandung. Di samping itu, Kota Bandung telah memiliki komunitas perkumpulan bagi orang-orang yang mengapresiasi budaya Korea yang berdiri terhitung sejak tanggal 10 September 2006 (Hansamo, 2013). Komunitas ini diberi nama Bandung Korea Community ( 반둥한사모 ). Bandung Korean Community atau yang bisa disingkat BKC, bahkan telah mendapat perhatian dan respon positif dari Kedutaan Besar Korea Selatan (Husna, 2011). Kegiatan yang ada di dalam komunitas BKC antara lain adalah belajar bahasa Korea, mengenal kebudayaan dan sejarah Korea, menonton MV (Music Video) terbaru, dan berbagi info musik, film dan drama Korea terbaru. Tren budaya Korea benar-benar telah merubah gaya hidup dan jadwal kegiatan anak dan remaja sehari-hari (Toni, 2013). Secara lebih lengkap fakta-fakta berikut gambaran perilaku remaja yang terkena Demam Korea atau Hallyu (Anonim, 2012) : 1. Suka berteriak-teriak sendiri ketika melihat foto terbaru artis idola. 2. Tangan dan kakinya otomatis ikut bergoyang saat mendengar lagu-lagu K-Pop. 3. Ingin tahu mengenai gosip-gosip terbaru K-Pop.
5 5 4. Menjadikan lagu favorit K-Pop sebagai nada sambung pribadi. 5. Tahu ungkapan-ungkapan dalam Bahasa Korea. 6. Mengoleksi segala hal tentang atribut Korea melalui toko online atau pergi ke Korea. 7. Tidak bisa tidur sebelum melihat poster artis Korea yang dipajang di dinding kamar. 8. Mendengarkan lagu K-Pop sebelum tidur. 9. Menjadikan foto idola di desktop background komputer atau laptop. 10. Rela berjam-jam menghafalkan lirik lagu terbaru K-Pop. 11. Rela merogoh kantong untuk biaya mengunduh hal-hal mengenai Korea. 12. Bad mood ketika mendengar artis idola kesayangannya mengalami masalah. 13. Membeli semua majalah yang memuat artikel artis idola. 14. Menangis saat melihat artis idola berciuman dengan orang lain. 15. Selalu mengkhayal suatu saat dapat pergi ke Korea. 16. Menulis tulisan-tulisan yang tidak ada maknanya di tangan, meja, buku, atau di tempat-tempat lainnya. 17. Selalu membeli barang yang berhubungan dengan Korea. 18. Mendukung acara yang mengenalkan Korea kepada masyarakat. 19. Mengikuti acara gathering atau perkumpulan pecinta Korea. 20. Berjanji akan selalu mencintai artis atau group K-Pop kesayangan. Berdasarkan fakta-fakta di atas, ternyata demam budaya Korea ini juga membawa banyak dampak negatif. Kesenangan terhadap budaya Korea yang terlalu berlebihan hingga sampai pada tahapan addict dapat menimbulkan ketergantungan dan sulit untuk melepaskan diri pada hal-hal yang berkaitan dengan Korea, sehingga dapat mengganggu aspek-aspek kehidupan. Salah satu dampaknya, yaitu ketika ketergantungan terhadap Korea ini membuat
6 6 kegiatan konsumsi terhadap hal-hal yang bekaitan dengan Korea meningkat, sehingga muncul kecenderungan untuk bergaya hidup konsumtif. Remaja Korean Addict cenderung senang mengkonsumsi barang-barang atau hal-hal yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan demi memenuhi hasrat mereka terhadap hal-hal tentang Korea. Apalagi kalau sudah fanatik pada seorang atau sekelompok artis tertentu, mereka rela menghabiskan uang dan waktu yang mereka miliki untuk membeli barangbarang yang berhubungan dengan artis idola mereka, seperti poster, baju kaos atau T-Shirt, bantal, gelas atau mug bergambar artis idola mereka, CD atau DVD artis idola mereka, dan masih banyak lagi. Waktu mereka miliki juga lebih banyak dihabiskan untuk mendengarkan musik K-Pop atau menonton drama-drama Korea dibandingkan dengan mengisi waktu mereka dengan kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat dan perilaku-perilaku ini juga ditemui pada kedua remaja putri yang menjadi subjek dalam penelitian ini, yaitu TI dan SF. Banyaknya artis-artis Korea yang datang mengadakan acara jumpa fans atau konser di Indonesia juga turut ambil bagian dalam mengubah gaya hidup para remaja penggemar Korea yang ada di Indonesia. Mereka rela mengeluarkan biaya yang besar agar dapat menyaksikan konser artis idola mereka. Animo para remaja yang begitu besar terhadap kedatangan artis Korea membuat penjualan tiket konser boybands dan girlbands Korea yang tampil di Indonesia selalu habis terjual, bahkan jumlah tiket yang tersedia tidak memenuhi kuota yang telah disediakan. Sebagai contoh, saat Super Junior mengadakan konser pada tahun 2012, tiket konser Super Junior yang disediakan tidak memenuhi kuota peminat yang hadir antri pada hari itu. Banyak penggemar yang sudah ikut antri tetapi tidak dapat membeli tiket, karena tiket yang disediakan sudah habis terjual (Yusron, 2012). Contoh lainnya, yaitu saat girlband asal Korea Selatan, Girls Generation atau SNSD mengadakan konser di Jakarta pada tanggal 14 September Tiket yang
7 7 dijual melalui situs online tiket.com dan rajakarcis.com yang dibuka pada pukul WIB, dalam jangka waktu kurang dari lima menit seluruh karcis sold out atau habis terjual (Yusron, 2012). Harga tiket konser artis Korea yang mengadakan konser di Indonesia berkisar antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00 (Mufiyda, 2012). Harga tiket konser ini rata-rata relatif sama untuk artis-artis Korea lainnya yang mengadakan konser di Indonesia, seperti Sistar, Big Bang, Shinee, MBLAQ, 2PM, Beast, Wonder Girls, Teen Top, dan masih banyak artis lainnya. Sebenarnya sudah banyak penelitian relevan yang telah dilakukan mengenai gaya hidup konsumtif. Penelitian yang dilakukan oleh Wagner (2009) yang menyatakan bahwa remaja berpendidikan SMA dan perguruan tinggi senang menghabiskan waktu mereka untuk menonton film, hang-out di café, jalan-jalan, berolahraga, pergi bermain ke rumah teman, dan berbelanja. Mereka rata-rata berasal dari keluarga kelas menengah yang menghabiskan uang untuk rekreasi, berbelanja, dan biaya pendidikan. Biaya yang dikeluarkan untuk berbelanja berkisar antara Rp ,00 sampai dengan Rp ,00. Tema penelitian yang sama juga dilakukan oleh Achmad Syaiful Ramadhan (2012). Hasil penelitian ini membuktikan, bahwa lebih dari separuh responden yang didominasi oleh wanita memiliki gaya hidup konsumtif. Penyebabnya adalah karena banyak dari responden mudah terbujuk oleh model-model iklan yang sering muncul, sehingga responden tertarik untuk membelinya dan akhirnya berakibat pada munculnya gaya hidup konsumtif. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa gaya hidup konsumtif didominasi oleh perempuan pada kalangan muda dan faktor yang mempengaruhi dan menimbulkan gaya hidup konsumtif relatif bervariasi. Gaya hidup konsumtif harus didukung oleh kekuatan finansial yang memadai (Imawati, 2013). Akan tetapi, pada beberapa kasus ditemui dimana
8 8 para Korean Addict yang belum memiliki penghasilan sendiri memaksa, merengek-rengek kepada orang tua agar dibelikan tiket konser. Sebut saja Kinan, seorang remaja berusia 15 tahun yang berasal dari keluarga yang sederhana dan ia sangat menggemari Super Junior. Ketika Super Junior konser di Jakarta, Kikan bersikeras kepada sang ayah, Jono (39 tahun) yang bekerja sebagai seorang pegawai swasta untuk membelikannya tiket konser. Padahal sang ayah telah berusaha memberikan pengertian kepada Kikan, tapi Kikan tetap merengek pada ayahnya dan ia tidak mau keluar dari kamarnya apabila tidak dibelikan tiket konser Super Junior. Pada akhirnya, sang ayah menyerah. Beliau terpaksa mencari pinjaman uang dan membelikan Kikan tiker konser Super Junior seharga Rp ,00 (Zulaeha, 2012). Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fenomena Hallyu atau Korean Wave yang sedang tren di seluruh dunia saat ini ternyata juga mampu membuat remaja yang ada di dunia tergila-gila, hingga pada akhirnya addicted terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Korea. Ketika seseorang telah ketagihan atau addicted terhadap hal mengenai Korea, maka ia akan melakukan apapun untuk memenuhi hasratnya dengan cara mengkonsumsi produk-produk yang berkaitan dengan kegemarannya secara maksimal tanpa mempertimbangkan apakah produk barang maupun jasa yang dikonsumsi tersebut penting atau tidak, sehingga pada akhirnya terperangkap dalam gaya hidup konsumtif. Alasan ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict. B. Fokus Penelitian Berdasarkan paparan yang terdapat pada bagian latar belakang masalah, kepopuleran budaya Korea telah menjadi tren masa kini yang mampu mempengaruhi gaya hidup para remaja dari berbagai macam aspek termasuk dari pilihan konsumsi. Penelitian kali ini difokuskan pada gambaran gaya
9 9 hidup konsumtif remaja Korean Addict dan faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif pada remaja Korean Addict. C. Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah, maka peneliti merumuskan masalah tentang gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran gaya hidup konsumtif pada remaja Korean Addict yang ada di Kota Bandung? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif pada remaja Korean Addict yang ada di Kota Bandung? D. Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan kali ini bertujuan untuk : 1. Mengeksplorasi bentuk gaya hidup konsumtif pada kalangan remaja Korean Addict. 2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup konsumtif remaja Korean Addict. E. Manfaat Penelitian Penelitian kali ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, peneliti berharap agar : 1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan bagi kekayaan ilmu psikologi khususnya cabang ilmu psikologi sosial, psikologi perkembangan, dan psikologi industri dan organisasi.
10 10 2. Penelitian diharapkan dapat dijadikan referensi sebagai penelitian yang lebih lanjut tentang hal-hal yang relevan dengan permasalahan gaya hidup konsumtif. Manfaat yang praktis yang peneliti harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi subjek, memberikan penjelasan dan gambaran mengenai gaya hidup konsumtif yang subjek jalani selama ini. 2. Bagi orang tua, memberikan pengetahuan tentang gaya hidup konsumtif yang terjadi pada para remaja, serta masukan bagi para orang tua dalam menangani dampak negatif yang ditimbulkan oleh gaya hidup konsumtif. 3. Bagi masyarakat, dapat memperluas wawasan mengenai gaya hidup konsumtif yang kini sedang melanda para remaja, sehingga masyarakat dapat menyikapi masalah ini dengan bijak serta diharapkan ditemukannya solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh gaya hidup konsumtif.
BAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya populer merupakan suatu budaya yang banyak diminati oleh masyarakat dan bersifat dinamis yaitu selalu berubah-ubah mengikuti pergantian zaman. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Ditinjau dari tujuan dan kasus yang diangkat dalam penelitian ini, maka subjek yang diambil harus memenuhi kriteria tertentu, oleh karena itu, teknik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini Korean Wave atau Demam Korea sangat digemari di Indonesia, popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif,
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tergesernya budaya setempat dari lingkungannya disebabkan oleh kemunculannya sebuah kebudayaan baru yang kelihatan lebih atraktif, fleksibel dan mudah dipahami sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gisela Puspita Jamil, 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budaya Korea (Hallyu Wave) saat ini masih hangat diperbincangkan di media ataupun pada penggemarnya sendiri. Hallyu Wave ini pertama popular di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Perbandingan Pengguna Media Sosial di Indonesia No Media Sosial Pengguna
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti saat ini banyak orang sibuk dengan ponselnya saat perjalanan di kereta, di ruang tunggu, bahkan ketika sedang makan. Mereka menganggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman telah menunjukkan kemajuan yang tinggi dalam berbagai aspek kehidupan. Selain menunjukkan kemajuan juga memunculkan gaya hidup baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, oleh sebab itu manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu secara langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah hallyu, pertama kali dimunculkan oleh para jurnalis di Beijing terkait dengan merebaknya popularitas K-pop dengan cepat dinegeri tirai bambu tersebut. Hal
Lebih terperinciPENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1
PENGARUH BUDAYA KOREAN POP DALAM TAYANGAN TOP KPOP TV TERHADAP PERILAKU REMAJA DI BSD, KENCANA LOKA BLOK F1 Villia Octariana Putri Binus University, Jakarta, Indonesia Abstrak TUJUAN PENELITIAN Alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya Korea sudah terkenal secara global di dunia mulai dari drama, boyband (grup musik pria), baju khas, hingga makanan-makanan yang biasa dimakan oleh orang Korea.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya Korea, terutama musik, telah menjadi sebuah fenomena yang sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011), disebutkan bahwa debut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Tentang Kebudayaan ayat 1 bahwa Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi saat ini, salah satu budaya yang masih berkembang di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean Wave" adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bunyi yang teratur. Musik diyakini sebagai bahasa universal yang bisa memberikan kehangatan insani dan makanan ruhani bagi si pendengar (Ibrahim, 2007:95).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir setiap hari khalayak mengakses televisi. Menurut data BPS tahun 2006 yang dikutip dalam Majalah Online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menunjukkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki naluri untuk berinteraksi dan hidup dengan orang lain dalam kesehariannya. Hal tersebut menciptakan peradaban dan semenjak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini diawali oleh rasa penasaran peneliti ketika menghadiri sebuah konser boyband asal Korea Selatan yakni MBLAQ di MEIS, Ancol Jakarta pada tahun
Lebih terperinci2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan analisis dan pengolahan data, serta hasil temuan yang diperoleh dari penelitian yang dilaksanakan di Komunitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stasiun televisi lokal maupun luar negeri. Setiap harinya stasiun televisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini televisi telah berkembang secara pesat dan menjadi media yang dibutuhkan oleh masyarakat. Berbagai acara televisi dapat disaksikan baik dari stasiun televisi
Lebih terperinciGet Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen
Nama : Nur Fitria Ramadhani NIM : 10.11.4197 Kelas : S1TI-2I Get Profit with Internet from Thousand Hallyu Nettizen I. Abstrak Sejak jaman dahulu kala bahkan sebelum masehi, orang-orang sudah erat kaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama hampir dari satu dekade terakhir, budaya populer Korea Selatan telah menyebar ke seluruh dunia dengan sangat cepat.hallyu Wave atau lebih dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merdeka dari penjajahan pada 15 Agustus 1945. Kemudian dalam waktu empat dekade sejak merdeka, negara tersebut berubah menjadi salah satu negara yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara harus memiliki Soft Power (kekuatan lunak). Kekuatan lunak memiliki
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, meningkatkan perekonomian dan memperluas kekuasaan tidak perlu lagi dilakukan dengan genjatan senjata atau peperangan. Jalan lain untuk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
155 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini, peneliti menyimpulkan hasil penelitian yang berjudul PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA (Studi Kasus terhadap Grup Cover
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Korea Selatan sudah dapat dikatakan berhasil dalam menyebar luaskan budaya mereka ke dunia Internasional. Melalui banyak media Korea telah menyebarkan budayanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena manusia merupakan mahluk sosial yang membutuhkan manusia lain untuk dapat berlangsung hidup.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korean Wave atau hallyu atau gelombang Korea adalah suatu bentuk arus peningkatan popularitas kebudayaan Korea di seluruh dunia. Gelombang hallyu pertama kali dibawa
Lebih terperinciTinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia
Tinjauan Fenomena Hallyu Lovers di Indonesia Oleh Dina Fatimah Program Studi Desain Interior UNIKOM Abstrak Fenomena adalah rangkaian peristiwa serta bentuk keadaan yang dapat diamati dan dinilai lewat
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI
ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI Primadhina NPH, Wahyu Selfiana Harta, Leni Nurul Azizah, Fadhilla Dwi Utami Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena Hallyu (Korean Wave) mulai berkembang dan menjadi salah satu fenomena budaya pop yang hadir, tumbuh, dan berkembang di tengah-tengah masyarakat saat ini.hallyu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Fenomena Budaya Populer Korea saat ini telah merambah ke segala penjuru baik di Asia hingga dunia. Perkembangan Budaya Populer di Asia telah menjadi lebih aktif.
Lebih terperinciDAMPAK KOREAN WAVE TERHADAP GAYA HIDUP MAHASISWA UNP KEDIRI
DAMPAK KOREAN WAVE TERHADAP GAYA HIDUP MAHASISWA UNP KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pedidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH : MIFTAQURROHMAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil seperti inilah yang memunculkan ide dasar dunia kosmetika.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Benni Yohanes, S. Sen., M. Hum. dalam bukunya berjudul Seni Tata Rias dalam Dimensi Sosial, pada dasarnya tata rias adalah sebuah seni dalam menciptakan keindahan
Lebih terperinciPENGARUH TERPAAN SOOMPI.COM TERHADAP SIKAP KOMUNITAS JOGJA KPOP FAMILY
PENGARUH TERPAAN SOOMPI.COM TERHADAP SIKAP KOMUNITAS JOGJA KPOP FAMILY (Studi Deskriptif-Kuantitatif Pengaruh Terpaan Soompi.com Terhadap Sikap Komunitas Jogja Kpop Family Tentang Budaya Pop Korea) SKRIPSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup mereka. Masa remaja merupakan masa untuk mencari identitas/ jati diri.
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Bagi sebagian besar individu yang baru beranjak dewasa bahkan yang sudah melewati usia dewasa, remaja adalah waktu yang paling berkesan dalam hidup mereka. Masa remaja
Lebih terperinci, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi informasi di Indonesia berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan masuknya budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang modern memberi pengaruh terhadap perilaku membeli seseorang termasuk remaja usia sekolah. Setiap hari remaja baik laki-laki maupun perempuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea, ketika mendengar kata ini, pasti pikiran dan fokus kita akan tertuju film seri atau drama yang banyak beredar di pasaran dan bisa ditonton oleh semua umur dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemungkinan-kemungkinannya (Miller dalam Thalib, 2010). Dembo (2004) mengungkapkan, menjadi peserta didik bukanlah hal yang
12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah sebuah proses yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku manusia ke arah yang lebih baik. Proses ini merupakan hal penting karena menjadi cerminan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membawa perubahan masyarakat dengan ruang pergaulan yang sempit atau lokal
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Globalisasi adalah proses di mana manusia akan bersatu dan menjadi satu masyarakat tunggal dunia, masyarakat global (Albrow, 1990: 9). Globalisasi telah membawa perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dinikmati secara lokal di tempat tertentu, dapat dinikmati juga oleh banyak orang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia hiburan, kini memanfaatkan juga berbagai media telekomunikasi, sehingga berbagai kegiatan hiburan yang tadinya hanya bisa dinikmati secara
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis musik K-Pop kini semakin digandrungi di Indonesia. K-Pop atau Korean Pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop adalah salah satu produk
Lebih terperinciHubungan antara Self-Esteem dengan Perilaku Compulsive Buying pada Remaja Anggota Hansamo
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Self-Esteem dengan Perilaku Compulsive Buying pada Remaja Anggota Hansamo 1 Elviana Fitri Rangkuti, 2 Oki Mardiawan 1.2 Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok hingga kepada. tersebut dicari, digunakan, dikonsumsi, oleh audience.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejarah perkembangan media massa muncul karena adanya komunikasi antar manusia yang berkembang dari awalnya komunikasi antar pribadi (personal), komunikasi antar kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini kebutuhan manusia makin banyak yang harus terpenuhi, bukan hanya kebutuhan pokok saja seperti pangan, papan dan sandang. Seiring dengan perkembangan zaman
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tentu tidak mungkin bisa memisahkan hidupnya dengan manusia lain. Segala bentuk kebudayaan, tatanan hidup, dan sistem kemasyarakatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya semua orang yang hidup di dunia ini memiliki kebutuhan untuk membuatnya bertahan hidup. Kebutuhan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuka seolah-olah batas-batas suatu Negara menjadi sempit dan salah satu
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas persoalan-persoalan yang terkait dengan: Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan Masalah, Manfaat Penelitian, dan Penegasan Istilah yang merupakan
Lebih terperinciPERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG
Elsa Puji Juwita, Peran Media Sosial terhadap Gaya Hidup Siswa PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP GAYA HIDUP SISWA SMA NEGERI 5 BANDUNG Elsa Puji Juwita 1, Dasim Budimansyah 2, Siti Nurbayani 3 1 SMA PGRI Bandung
Lebih terperinciyang mana film tersebut mencapai rating di atas 40% pada saat episode terakhir ditayangkan dan juga pada negara Iran yang tercatat bahwa drama ini per
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Hallyu atau yang dikenal juga dengan Korean Wave merupakan sebuah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan fenomena dunia hiburan Korea Selatan yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti bagaimana pengaruh niat penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet terhadap
Lebih terperinciPERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO, KABUPATEN NGAWI
PERILAKU SISWA PENGGEMAR TAYANGAN KOREA DI TELEVISI PADA SISWA SMP NEGERI 1 JOGOROGO, KABUPATEN NGAWI JURNAL Oleh: YENY PUSPITO SARI K8410062 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang semakin berkembang disertai dengan kemajuan teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang ditawarkan di pasaran. Produk
Lebih terperinciBAB I `PENDAHULUAN. Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada
BAB I `PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada kalangan anak muda selama kurang lebih sepuluh tahun. Mendunianya wabah demam Korea
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman sekarang ini, dapat dilihat bahwa perkembangan entertaiment di Negara Korea Selatan, berkembang dengan sangat pesat. Seperti munculnya dramadrama yang membanjiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan kepribadian seseorang maka remaja mempunyai arti yang khusus. Secara psikologis masa remaja adalah usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di akhir 90-an, Pemerintah Korea Selatan melaksanakan kebijakan dan membuat organisasi yang mendukung ekspor dan penyebaran budaya pop. Serta menjadikan perluasan kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini keberadaan media massa sudah menjadi sebuah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat dan media massa sendiri dapat menjangkau massa dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anisya Andrianita,2015 PENGARUH CELEBRITY ENDORSER TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN ASAL INDONESIA KE KOREA SELATAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata telah berkembang menjadi sebuah fenomena global. Dalam enam dekade terakhir, negara-negara berkembang menjadikan sektor pariwisata sebagai sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena K-Pop (Korean Pop) yang sedang booming di masyarakat kini merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi yang semakin canggih, sehingga budaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media sosial telah membuat remaja semakin memiliki banyak informasi terhadap merek-merek yang ditujukan untuk mereka. Kalau di masa lalu, sebagian besar adalah rekomendasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi program, acara TV musik di Indonesia semakin meningkat dengan pesat dan bermunculan di layar televisi. Acara
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Representai Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur Di Kota Surakarta
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai Representasi Budaya Pop Korea dalam Masyarakat Subkultur (Studi Fenomenologi Pada Universe Cover Ease Entry (U-CEE)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. radio, televisi, dan film. Belum lagi munculnya media online (internet).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hidup ini dikendalikan media massa. Kalimat itu tidak dapat dipungkiri bila kita amati animo individu atau masyarakat terhadap berbagai program komunikasi melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini manusia sudah sangat bergantung pada media massa baik cetak maupun elektronik. Media massa hadir untuk mempermudah arus informasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi dalam penampilan mereka atau yang biasa disebut dengan boyband dan girlband menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Global Trend adalah salah satu program yang disiarkan oleh televisi berlangganan indovision yakni MNC Fashion. Global Trend berisikan informasi mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak negara maju dan berkembang yang mulai mencari cara untuk mengenalkan budaya mereka kepada negara lain. Hal ini dilakukan selain untuk mengakrabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korea Selatan saat ini dapat dikatakan berhasil menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa dalam memerkenalkan budayanya secara luas ke dunia
Lebih terperinciKARYA ILMIAH DAMPAK MUSIK KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA
KARYA ILMIAH DAMPAK MUSIK KOREA (K-POP) TERHADAP REMAJA OLEH : EVA HAIRDIANA UMAR KELAS : XII IPA C PEMERINTAH KABUPATEN PASER DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS 1 TANAH GROGOT TAHUN AJARAN 2012 /
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Sejarah Masuknya Hallyu ke Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Sejarah Masuknya Hallyu ke Indonesia Dewasa ini remaja di Indonesia sudah tidak asing dengan kata hallyu di kalangan dan lingkungannya. Kata Hallyu sendiri sebutan
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas
BAB IV KESIMPULAN Dengan kemajuan ekonomi yang dialami Korea Selatan saat ini tidak lepas dari keputusan presiden Park Chung Hee untuk mengubah perekonomian yang pada awalnya beorientasi kearah impor menjadi
Lebih terperincimembantu mempopulerkan K-Pop, perusahaan entertainment di Korea Selatan pun tanpa segan menggunakan Youtube sebagai sarana untuk membantu mendongkrak
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah Di sepanjang tahun 2012, Korean Wave atau yang dikenal juga dengan istilah Korean Wave sedang melanda Asia. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan fenomena
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Diangkat dari latar belakang permasalahan penelitian yaitu mengenai kemajuan teknologi
BAB V PENUTUP Diangkat dari latar belakang permasalahan penelitian yaitu mengenai kemajuan teknologi dan informasi melalui media massa yang dapat diakses kapanpun dan dimanapun, televisi dan media online
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan salah satu hal paling penting dalam kehidupan manusia. Semua manusia pasti berinteraksi dan bersosialisasi dengan cara berkomusikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, distirbusi informasi serta mobilitas manusia menjadi lebih mudah. Hal ini merupakan dampak langsung dari adanya pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah mengakses berita-berita terbaru dari seluruh lapisan dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang semakin berkembang membuat masyarakat dapat dengan mudah mengakses berita-berita terbaru dari seluruh lapisan dunia. Pertukaran berita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren
BAB I PENDAHULUAN Penelitian ini menjelaskan mengenai rencana bisnis salon perawatan rambut dan tata rias wajah Korean Beauty. Salon ini merupakan salon perawatan rambut dan tata rias wajah yang mengusung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu bagian terpenting dalam kehidupan bermasyarakat adalah interaksi atau komunikasi. Komunikasi memiliki peran yang sangat pnting pada era sekarang
Lebih terperinci2015 PENGARUH KOREAN WAVE TERHADAP PERUBAHAN GAYA HIDUP REMAJA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan informasi telah terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Kemajuan teknologi komunikasi ini ditandai dengan makin luasnya jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cakupan konsumen hampir seluruh dunia. Tidak hanya dalam sektor tersebut, dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korea Selatan merupakan salah satu negara di kawasan Asia Timur dengan perkembangan pembangunan ekonomi yang cukup pesat. Korea Selatan juga telah dinobatkan menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari hiburan. Alasannya karena film adalah sebuah hiburan yang dapat dijangkau dari segala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah memberikan kemudahan kepada para remaja yang ingin mempelajari bahasa Korea/Hangeul yang dikemas menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melainkan pasti akan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, melainkan pasti akan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Untuk keperluan tersebut, manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia merupakan individu yang berdiri sendiri, mempunyai unsur fisik dan psikis yang dikuasai penuh oleh dirinya sendiri. Masing-masing individu tentunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion merupakan hal yang memiliki berbagai macam arti. Fashion sendiri sebenarnya tidak hanya mengacu kepada gaya berbusana saja. Dengan kata lain, fashion merujuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, Pop Culture atau budaya populer mulai mendapatkan tempat tersendiri dalam peradaban manusia. Dalam Popular Culture (Strinati, 2004:18), budaya populer diartikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. CELEBRITY WORSHIP 1. Definisi Celebrity Worship Menyukai selebriti sebagai idola atau model adalah bagian normal dari perkembangan identitas di masa kecil dan remaja (Greene dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi sebagai sebuah fenomena saat ini semakin banyak menimbulkan isu-isu dan permasalahan dalam hubungan antar negara, berbagai macam seperti permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dengan kata lain, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena dengan berbahasa seseorang dapat menyampaikan maksud dan tujuan kepada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memposting foto, melakukan update saat berada di suatu tempat dan lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa/i sering kali menggunakan media sosial path untuk mengutarakan konsep diri mereka. Cara yang dilakukan beraneka ragam seperti, memposting foto,
Lebih terperinci