E-Learning dan Pembelajaran Abad 21
|
|
- Shinta Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 E-Learning dan Pembelajaran Abad 21 A. Pendahuluan (Best Practice E-Learning PPPPTK Matematika) Muh. Tamimuddin H. Abad 21 memiliki banyak perbedaan dengan abad 20 dalam berbagai hal, diantaranya dalam pekerjaan, hidup bermasyarakat dan aktualisasi diri. Abad 21 ditandai dengan berkembangnya teknologi informasi yang sangat pesat serta perkembangan otomasi dimana banyak pekerjaan yang sifatnya pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai digantikan oleh mesin, baik mesin produksi maupun komputer. Namun, beberapa pekerjaan tetap tidak tergantikan oleh mesin yaitu pekerjaan yang menuntut adanya pemikiran pakar (expert thinking) dan komunikasi yang kompleks. Grafik berikut menunjukkan bahwa kebutuhan sumber daya manusia untuk hal-hal rutin semakin menurun dari tahun ke tahun. Sebaliknya kebutuhan akan kecakapan berfikir dan komunikasi yang kompleks semakin naik [Trilling, 2009]. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan paradigma tentang kacakapan yang akan diperlukan di masa depan. Perkembangan lain adalah pesatnya penyebaran informasi khususnya Internet dan media aksesnya, baik komputer maupun perangkat komunikasi genggam, semisal telepon seluler dan tablet. Abad 21 merupakan abad eksponensial dimana informasi berkembang dengan jauh lebih besar dan lebih cepat dibanding abad-abad sebelumnya. Informasi tak hanya menyebar melalui media cetak (koran, majalah, buku) tak juga melalui radio dan televisi yang hanya satu arah, tapi menyebar cepat dan multi-arah melalui perangkat-perangkat elektronik dari komputer
2 sampai telepon seluler dalam hitungan detik. Generasi sekarang lahir dan dibesarkan di lingkungan dengan teknologi informasi canggih dan gaya hidup digital sudah menjadi bagian dari hidupnya sejak lahir (digital native). Selain itu, generasi sekarang lahir dan hidup dalam dunia yang semakin kompleks dengan berbagai macam kondisi dan permasalahan baik lokal maupun global, seperti pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi beserta implikasinya, membanjirnya informasi, menipisnya sumber daya alam, perubahan demografi, krisis energi, penyebaran penyakit berbahaya, perubahan iklim, konflik pertemuan antar budaya, dan permasalahan lainnya. Hal ini menyebabkan perlunya penyiapan generasi mendatang dengan berbagai kompetensi penting dalam rangka menghadapi persoalan mutakhir dan perubahan-perubahan sehingga pada saatnya nanti mereka sudah siap dengan segala perkembangan yang terjadi. Dalam konteks Indonesia, selain adanya beragam tantangan di atas ada pula sebuah peluang yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, khususnya terkait dengan ketersediaan sumber daya manusia. Menurut data statistik dari PBB pada kurun waktu sekitar 2010 sampai 2035, Indonesia akan mengalami masa dimana tingkat ketergantungan penduduk usia tak produktif (usia lanjut dan kanak-kanak) terhadap usia produktif atau disebut dependency ratio akan mengalami titik terrendah [United Nations, 2011]. Pada kurun waktu tersebut akan ada banyak tenaga produktif dengan beban keluarga yang ditanggung relatif kecil atau dengan kata lain jumlah generasi muda akan melimpah. Ini merupakan momentum emas karena jika momentum ini dimanfaatkan dengan baik maka Indonesia akan menjadi negara yang maju dan diperhitungkan di kancah global.
3 Dalam kondisi demikian ini daya saing generasi mendatang menjadi salah satu kunci utama dalam memenangkan persaingan dunia dan upaya paling vital untuk memberikan bekal yang cukup bagi generasi mendatang ini tak lain adalah pendidikan. Diperlukan sebuah visi besar untuk dapat membangun sistem pendidikan yang mampu menjawab persoalan mutakhir serta menciptakan generasi yang mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan bahkan berperan aktif di dalamnya. B. Framework Pembelajaran Abad 21 Adanya perubahan dunia seperti disebutkan di atas menuntut pula perubahan paradigma pembelajaran. Dalam uji publik Kurikulum 2013 disebutkan mengenai pergeseran paradigma belajar dengan mempertimbangkan beberapa ciri abad 21 serta penerapan model pembelajaran yang sesuai. Berikut beberapa ciri abad 21 dan model pembelajaran yang menyesuaikan [Kemdikbud, 2012]. 1. Informasi. Informasi pada waktu sekarang ini sudah sangat berlimpah dan tersedia luas kapan dan dimana saja melalui terutama melalui media digital. Pada saat sekarang ini sudah bukan waktunya informasi didominasi oleh guru. Peserta didik dapat memperoleh informasi dari berbagai sumber, guru hendaknya menjadi motivator yang memotivasi peserta didik untuk mencari tahu serta menjadi mentor dalam upaya memperoleh informasi yang benar dan kredibel. 2. Komputasi. Berkembangnya perangkat teknologi memungkinkan mesin melakukan pekerjaan komputasi dengan lebih cepat dan akurat. Pembelajaran hendaknya diarahkan untuk merumuskan masalah (menanya) tidak hanya sekedar menyelesaikan masalah (menjawab).
4 3. Otomasi. Pekerjaan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang dengan prosedur yang sudah baku semakin lama akan digantikan oleh mesin. Pembelajaran hendaknya diarahkan untuk tak sekedar berfikir mekanistis (rutin) tapi lebih kepada berfikir analitis (pengambilan keputusan). Saat ini mesin atau komputer masih kalah jauh dengan kemampuan manusia berfikir analitis. 4. Komunikasi. Pekerjaan-pekerjaan di abad 21 memerlukan adanya komunikasi yang kompleks serta adanya kolaborasi dan kerjasama dalam menyelesaikan masalah. Komunikasi dan kolaborasi juga tak sekedar bekerja dalam kelompok yang kecil dan lokal tapi bisa jadi dalam skala yang besar dan global. Pembelajaran hendaknya diarahkan kepada melatih kemampuan berkomunikasi dan berkolaborasi dengan baik. Pergeseran ini juga harus berlaku pada beberapa praktik pembelajaran dimana praktek pembelajaran lama harus diseimbangkan dengan pembelajaran baru. Beberapa hal yang perlu diseimbangkan ini diperlihatkan pada gambar berikut [Trilling, 2009]. Dalam pembelajaran lama, praktik pembelajaran lebih banyak condong kepada bagian kiri yang dalam pembelajaran sekarang sudah kurang sesuai. Pada pembelajaran baru harus diseimbangkan antara bagian kiri dan bagian kanan. Misalnya, selama ini guru yang mendominasi pembelajaran harus mulai menyeimbangkan dengan memberdayakan siswa untuk lebih aktif. Melalui pendekatan baru ini diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang jauh lebih baik dimana mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Sedikitnya ada lima entitas, masing-masing peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, manajemen satuan pendidikan, Negara dan bangsa, serta masyarakat umum, yang diharapkan mengalami perubahan [Kemdikbud, 2012].
5 Untuk mempermudah dalam mengembangkan pembelajaran masa depan beberapa kalangan berinisiatif mengembangkan framework (kerangka kerja), salah satunya adalah kemitraan dalam The Partnership for 21st Century Skills.Program kemitraan ini digalang oleh beberapa organisasi dunia yang mengembangkan visi kolektif terpadu untuk belajar abad ke-21 yang dapat digunakan untuk memperkuat pendidikan menyongsong abad ke 21. Kemitraan ini mengembangkan platform pembelajaran yang disebut dengan Framework for 21st Century Learning. Framework ini menyajikan pandangan holistik mengenai pengajaran dan pembelajaran abad ke-21 yang menggabungkan outcome yang diharapkan dari siswa (perpaduan keterampilan khusus, pengetahuan, keahlian dan literasi) dengan sistem pendukung yang inovatif untuk membantu siswa menguasai kemampuan multi-dimensi yang diperlukan dari mereka di abad ke-21. Elemen-elemen kunci dari pembelajaran abad ke-21 diwakili dalam gambar dan deskripsi berikut. Dua lengkungan atas mewakili outcome siswa dan bagian bawah adalah sistem pendukung. Pada bagian 21 st Century Outcome terdiri dari beberapa elemen kecakapan berikut: 1. Subjek Inti dan Tema Abad 21 Berisi tentang penguasaan subjek/pelajaran inti dan tema abad ke-21 yang meliputi: Kecakapan membaca dan seni berbahasa, Bahasa dunia, Seni, Matematika, Ekonomi, Sains, Geografi, Sejarah, Kewarganegaraan.
6 2. Kecakapan Pembelajaran dan Inovasi Keterampilan ini berfokus kepada kemampuan untuk menghadapi kehidupan yang semakin kompleks dan lingkungan kerja di abad ke-21, terdiri dari: Kreativitas dan Inovasi Berpikir Kritis dan Problem Solving Komunikasi dan Kolaborasi 3. Kecakapan Informasi, Media dan Teknologi Di abad 21 orang-orang hidup dan diliputi oleh teknologi dan media beragam, ketersediaan akses ke sejumlah banyak informasi, perubahan yang cepat dalam alat-alat teknologi, dan tuntutan kemampuan untuk berkolaborasi dan membuat kontribusi individu pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga dipelukan kecakapan-kecakapan terkait hal tersebut, meliputi: Literasi Informasi Literasi Media dan Literasi ICT. 4. Kecakapan Hidup dan Karir Kecakapan ini berfokus kepada kecakapan dalam kehidupan dan karir meliputi: Fleksibilitas Dan Adaptasi Inisiatif Dan Kemandirian (Self-Direction) Keterampilan Sosial Dan Lintas Budaya Produktivitas Dan Akuntabilitas Kepemimpinan Dan Tanggung Jawab Sedangkan pada bagian 21st Century Support System disebutkan beberapa sistsem yang diperlukan untuk memastikan keberhasilan penguasaan siswa keterampilan abad ke-21, yaitu: Standar Abad 21 Penilaian Keterampilan Abad 21 Kurikulum dan Instruksi Abad 21 Pengembangan Profesional Abad 21 Lingkungan Belajar Abad 21 Dalam praktek, beberapa kecakapan di atas dapat dirangkum ke dalam beberapa poin yang lebih ringkas seperti misalnya di Birmingham Public School [BPS, 2013] dimana kecakapankecakapan tersebut dirangkum menjadi beberapa poin, yaitu.
7 Motivasi, Koneksi, Kemandirian (self directed) Berpikir kritis dan Pemecahan Masalah (problem solving) Kecerdasan dan Keterampilan Warga Dunia yang Bertanggung jawab Komunikasi dan Kerjasama (kolaborasi) Kreasi dan Kontribusi C. Pemanfaatan E-Learning Dalam mewujudkan kecakapan abad 21 maka diperlukan pula inovasi-inovasi dalam pembelajaran, baik terkait dengan pendekatan, model, media, strategi dan lain-lainnya. Salah satu model yang saat ini cukup potensial adalah pembelajaran e-learning. E-Learning memiliki pengertian yang luas dan didefinisikan secara beragam oleh para pihak sesuai dengan sudut pandangnya. Salah satu definisi yang cukup umum dikemukakan oleh LearnFrame.Com dalam Glossary of e-learning Terms [Glossary, 2001] yang menyatakan: e-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer,maupun komputer standalone. E-learning menjadi salah satu alternatif yang menarik karena dengan penggunaan e-learning akan memungkinkan terjadinya pembelajaran yang lebih baik dan dapat mendukung pembelajaran abad 21 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Beberapa kelebihan e-learning diantaranya: pembelajaran yang fleksibel dalam waktu dan tempat mendukung pembelajaran eksploratif mendukung on-demand learning (pembelajaran pada hal-hal yang dibutuhkan atau belum diketahui saja) adanya fasilitasi interaksi dan kolaborasi mempermudah komputasi dengan proses perhitungan cepat dan akurat Jenis-jenis e-learning sangat beragam baik dari sistem, proses sampai media yang digunakan. Berikut ini contoh beberapa jenis e-learning: Full Online (biasanya menggunakan software LMS) Blended Learning (kombinasi dengan proses konvensional) Synchronous Asynchronous Instructor-led group
8 Self-study Self-study dipandu fasilitator Web-based Computer-based (Offline) Video/audio tape/multimedia-based Dan lain-lain Secara teknis banyak teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran e-learning. Saat ini banyak tersedia luas berbagai software, tool maupun konten pembelajaran yang dapat diperoleh dengan mudah melalui internet. Beberapa resource bahkan tersedia secara bebas dengan kualitas yang sudah teruji. Sebagai contoh misalnya software GeoGebra yang digunakan untuk pembelajaran matematika. Software ini sudah mendukung berbagai topik matematika dari geometri, aljabar, kalkulus dan banyak lagi topik lain. GeoGebra dapat mendukung pembelajaran secara offline maupun online (dengan dukungan applet dan HTML5) Untuk sistem pembelajaran online telah tersedia beberapa LMS (Learning Management System) yang bersifat opensource misalnya Moodle. LMS ini telah menyediakan fitur lengkap dari proses administrasi, pengelolaan konten dan proses pembelajaran online, fasilitas diskusi dan kolaborasi, hingga asessment. Namun, hal yang perlu diingat, apapun teknologinya, pembelajaran harus menjadi elemen utama dan bukan pada teknologinya. D. Best Practice E-Learning Di PPPPTK Matematika Dalam rangka melakukan inovasi dalam pembelajaran dan pelatihan, PPPPTK Matematika sudah mulai menerapkan pemanfaatan e-learning pada proses pembelajaran. Selain itu PPPPTK Matematika juga mendorong para peserta pelatihan untuk menggunakan e-learning dalam pembelajaran di kelas masing-masing. E-learning yang digunakan dan dikenalkan oleh PPPPTK Matematika cukup beragam dari yang paling sederhana misalnya pemanfaatan software pembelajaran semisal GeoGebra, MS Office, SPSS, Autograph yang biasanya dikombinasikan dengan pembelajaran tatap muka sampai kepada kegiatan pelatihan yang dilakukan secara fullonline dan jarak jauh tanpa ada tatap muka. Beberapa kegitan e-learning full-online yang telah dilaksanakan oleh PPPPTK Matematika antara lain: Diklat Online 2011 (Durasi 3 Bulan, Peserta 60 orang) Diklat Online 2012 (Durasi 3 Bulan, Peserta 120 orang) Bimtek Online Geogebra (3 angkatan, Durasi 14 Hari, Peserta 350 orang)
9 Pembahasan mengenai penerapan E-Learning terkait dengan pembelajaran abad 21 ini untuk selanjutnya berfokus pada pembelajaran full-online dan mengambil studi kasus pada Bimtek Geogebra. Dalam perancangan pelaksanaannnya e-learning PPPPTK Matematika juga telah mulai mengadopsi pembelajaran abad 21 dengan outcome yang diharapkan diperoleh dari kegiatan ini sedikit banyak disesuaikan dengan framework pembelajaran abad 21. Pada pembelajaran online yang telah dilakukan PPPPTK Matematika ini semua aktifitas dari proses pendaftaran, proses pembelajaran, diskusi, penugasan dan penilaian dilakukan melalui sistem pembelajaran online memanfaatkan LMS dan tidak ada tahapan tatap muka sama sekali. Beberapa outcome dari kegiatan online diselaraskan dengan outcome pembelajaran abad 21 seperti diuraikan dalam tabel berikut. 21 st Century Outcome Outcome Bimtek Online GeoGebra Minat Luas dalam Antusias dalam mempelajari dan memperdalam kehidupan, Motivasi, software matematika (dipicu setelah mengetahui Koneksi, Kemandirian (self kelebihan fitur dan kemampuan geogebra) dan directed) berminat menggunakannya utk proses KBM di kelas Mampu mencari tutorial dan contoh media pembelajaran matematika berbasis ICT dan dapat Berpikir jernih dan kritis, Bertanya (questioning) dan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Kecerdasan dan keterampilan Komunikasi dan Kerjasama (Kolaborasi) Warga Yang Bertanggung jawab Kreasi, Inovasi dan Kontribusi mempelajari secara mandiri Mampu menentukan kapan dan topik apa yang tepat untuk memakai geogebra sebagai tool Mampu menginstal dan update software Geogebra Mampu membuat media untuk topik dasar Mampu berkomunikasi menggunakan forum dan atau media digital lain Mampu berkolaborasi jarak jauh memanfaatkan forum online dan atau media digital Menyadari tentang HAKI dalam dunia ICT dan mulai menggunakan software legal/opensource seperti Geogebra Menggunakan tool Geogebra untuk membantu persoalan riil di masyarakat (mis. program linier) Mampu membuat media geogebra dan mengintegrasikan dalam RPP Mampu mengupload media yang sudah dibuat ke Internet Mampu membuat tutorial membuat media geogebra (teks/video) Mampu mengupload/mempublikasikan tutorial ke Internet agar dapat dipelajari oleh guru lain
10 Dalam pelaksanaan pembelajaran online telah dipraktekkan proses pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (dalam hal ini peserta diklat). Peserta aktif untuk mempelajari modul secara mandiri, mencari sumber belajar tambahan dari Internet dan melakukan tukar pendapat dengan peserta lain atau dengan fasilitator. Terjadi pertukaran pengetahuan secara efektif antar peserta baik dimana peserta saling membantu satu dengan yang lain dalam suasana kolaboratif baik dalam forum umum maupun dalam kerja kelompok. Interaksi dan kolaborasi terjalin dengan baik meskipun setiap peserta berada pada jarak geografis yang jauh dan tidak bertemu muka secara fisik, ini menunjukkan bahwa keterampilan komunikasi di era sekarang ini juga harus ditopang dengan kemampuan berkomunikasi secara digital sehingga batas ruang dan waktu tak lagi menjadi kendala dalam berkomunikasi. Selain itu peserta mampu menggunakan alternatif-alternatif media lain ketika satu jalur tidak dapat diakses, misalnya ketika server LMS mengalami gangguan, peserta berinisiatif memindahkan sementara ruang diskusi dari LMS ke forum di Facebook sehingga proses diskusi tetap berjalan lancar. Waktu pelaksanaan pembelajaran relatif fleksibel dimana peserta dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan waktu luang mereka, di luar kewajiban mengajar di sekolah. Kebanyakan peserta ternyata aktif pada waktu malam hari. Untuk penilaian, mengingat setiap peserta tidak dapat dikontrol secara penuh, nilai dari setiap peserta tidak hanya diambil dari nilai sumatif (pos tes) dan tugas-tugas yang dikumpulkan dalam bentuk file, akan tetapi penilaian tertinggi ada pada proses, terutama keaktifan dalam diskusi. Dari setiap peserta dilihat rekam jejaknya selama mengikuti seluruh kegiatan online. Dari rekam jejak ini akan terlihat bagaimana peran masing-masing misalnya dalam diskusi atau kerja kelompok. Di sisi lain peran pengampu pembelajaran (dalam hal ini widyaiswara) menjadi tidak begitu dominan menjadi sumber utama pembelajaran. Pengampu diklat lebih berperan sebagai fasilitator karena peserta sendiri yang aktif untuk mencari sumber-sumber belajar baik yang sudah disediakan di LMS maupun sumber lain dari Internet. Pengampu juga berperan dalam membimbing dan mengarahkan proses pembelajaran serta memastikan bahwa proses sudah sesuai dengan skenario yang disiapkan. Selain itu dalam beberapa kasus, diskusi yang cukup kompleks dan ada perbedaan pendapat yang tajam maka pengampu dapat berperan sebagai mediator/penengah atau menentukan kesimpulan akhir. Pengampu juga harus memonitor perkembangan pembelajaran baik setiap individu peserta maupun perkembangan secara umum, misalnya topik-topik diskusi yang hangat atau kendala-kendala (teknis maupun nonteknis) yang dihadapi peserta untuk kemudian dicarikan solusi. Salah satu peran penting lain adalah pengampu harus mampu menjadi motivator. Dalam kegiatan jarak-jauh seperti e- learning dimana peserta secara fisik biasanya beraktifitas mandiri seringkali dihinggapi perasaan bosan maupun frustasi. Pengampu harus dapat memberikan motivasi agar semangat
11 peserta didik tidak mudah surut. Motivasi belajar ini sedapat mungkin untuk tetap dipertahankan meskipun sesi pembelajaran sudah berakhir. Dalam kegiatan yang sudah dilakukan ternyata sebagian besar peserta sangat antusias dalam melakukan proses pembelajaran. Motivasi terbentuk dengan sendirinya mengingat topik yang dipelajari memang dirasakan cukup menarik dan bermanfaat ketika peserta terjun di lapangan. E. Simpulan Dari uraian di atas dapat diambil beberapa simpulan berikut. 1. Perubahan yang terjadi pada abad 21 ini merupakan hal yang tidak dapat terelakkan. Dunia dengan segala kompleksitasnya telah mengalami perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini mencakup kepada banyak hal; gaya hidup, profesi dan tuntutan pekerjaan, dan kecakapan apa yang dibutuhkan di masa depan. 2. Dalam upaya untuk mempersiapkan generasi mendatang terhadap perubahan ini maka perubahan paradigma dalam pembelajaran masa depan sehingga generasi mendatang benar-benar siap dalam menghadapi perkembangan zaman. 3. Framework pembelajaran abad 21 yang dikembangkan oleh P21 memberikan gambaran tentang kecakapan apa saja yang diperlukan pada abad 21. Framework ini dapat diterapkan dalam mengembangkan pembelajaran yang sesuai dengan abad Elearning dengan segala potensi dan kelebihan merupakan salah satu inovasi penting dalam pembelajaran masa depan. Outcome kecakapan abad 21 yang diharapkan bagi peserta didik dapat diterapkan dalam pembelajaran e-learning sehingga apa yang diharapkan dalam pembelajaran abad 21 dapat dicapai salah satunya melalui pemanfaatan e-learning. 5. PPPPTK Matematika telah mulai memanfaatkan e-learning sebagai salah satu model pembelajaran pada beberapa kegiatan yang dilakukan dan cukup berhasil. E-learning yang diimplementasikan dapat diselaraskan dengan kecakapan abad 21 dan menunjukkan bahwa e-learning dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran abad 21.
12 Referensi: Birmingham Pulic School, District Framework for 21st Century Teaching and Learning Diakses April 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21, Diakses Mei Glossary of e-learning Terms, LearnFrame.Com, The Partnership for 21st Century Skills, Framework for 21st Century Learning, Diakses Mei Trilling, Bernie and Charles Fadel, 21st Century Skills: Learning for Life of Our Times, Josey-Bass, San Francisco, United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2011): World Population Prospects: The 2010 Revision, New York, Diakses April 2013
PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan/Trends ICT Tantangan Pendidik Bagaimana menghadapinya?
1 2 PENGANTAR E-LEARNING Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran Pengertian E-learning Kelebihan dan kekurangan Framework E-learning Komponen E-learning Konten E-learning
Lebih terperinciE-Learning dan Pembelajaran Abad 21
E-Learning dan Pembelajaran Abad 21 Best Practice PPPPTK Matematika SEMINAR NASIONAL PEMANFAATAN TIK DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENYONGSONG IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Memecahkan masalah itu sulit.
Lebih terperinciE-Learning dan Pembelajaran Abad 21. Dunia Berubah, dengan Cepat. Charlie Bit Me. Globalisasi Dunia berubah dengan cepat!
E-Learning dan Pembelajaran Abad 21 Best Practice PPPPTK Matematika Memecahkan masalah itu sulit. Mengenal masalah lebih sulit. Tetapi, memformulasikan masalah jauh lebih sulit (Albert Einstein) SEMINAR
Lebih terperinciCHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU
CHAPTER 3 KETERAMPILAN UNTUK ABAD 21 DIAN PERMATASARI KUSUMA DAYU Dalam perkembangan teknologi informasi dan komunikasi didunia pendidikan dampaknya sangatlah terasa saat ini dan kedepan. Sehingga orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah memasuki abad ke-21. Abad 21 merupakan abad dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di penjuru dunia tanpa terkecuali. Batasan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si.
PEMBELAJARAN KREATIF DAN KOLABORATIF PADA ABAD 21 TINJAUAN KURIKULUM 2013 Dr. H. Ahmad Zaki Mubarak, M.Si. Disajikan dalam Pelatihan Guru MI Persis Gandok Tasikmalaya, 11 Juli 2017 Outline 1. Kecenderungan
Lebih terperinciPembelajaran Berbasis Keterampilan Abad 21. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta
Pembelajaran Berbasis Keterampilan Abad 21 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta Abad ke-20 dan Abad ke-21 Karakteristik Khas Pembelajaran Abad ke-20 dan Abad ke-21 No ABAD KE-20
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
216 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pemaparan mengenai kesimpulan pada bagian ini dirumuskan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang terdapat pada bab satu yang diuraian sebagai
Lebih terperinciTransformasi Pendidikan Menghadapi Abad 21 Melalui Penguatan Peran Budaya Sekolah Paparan Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing
Transformasi Pendidikan Menghadapi Abad 21 Melalui Penguatan Peran Budaya Sekolah Paparan Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kini kita telah memasuki abad 21, abad dimana berbagai informasi dapat diperoleh oleh semua orang di penjuru dunia tanpa terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Lebih terperinciPENGANTAR E-LEARNING
PENGANTAR E-LEARNING Prof. Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kaprodi S2 TP PPs UNY http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Apa yang kita bahas? Perkembangan TIK Mengapa perlu TIK untuk pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang dihadapi oleh manusia semakin kompleks seiring dengan perkembangan jaman. Permasalahan tersebut muncul karena adanya interaksi antara manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA
UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI IMPLEMENTASI BLENDED LEARNING PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI SMAIT NUR HIDAYAH KARTASURA SKRIPSI Oleh : Ahmad Faizal NIM K4305026 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBELAJAR DI ERA DIGITAL: BAHASA INGGRIS BERBASIS LOKALITAS MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF MENYONGSONG 0 KM JAWA
BELAJAR DI ERA DIGITAL: BAHASA INGGRIS BERBASIS LOKALITAS MELALUI MEDIA SOSIAL SEBAGAI LANGKAH ANTISIPATIF MENYONGSONG 0 KM JAWA Winda Candra Hantari, Ali Imron Abstrak Perubahan kecil dalam sebuah konteks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). Pada kurikulum KTSP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 disusun dengan tujuan untuk menyempurnakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). Pada kurikulum KTSP terdapat banyak kekurangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke-21 dikenal sebagai abad globalisasi dan abad teknologi informasi. Abad 21 ditandai dengan perubahan dan pergeseran dalam segala bidang yang berlangsung
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER
BAB III TINJAUAN PEDAGOGIK PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER Saat ini penggunaan ICT untuk kegiatan belajar dan mengajar menjadi salah satu ciri perkembangan masyarakat modern. ICT dapat dimaknakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai bagian dari kurikulum di sekolah, memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan yang mampu bertindak atas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA
IMPLEMENTASI ICT DALAM PEMBELAJARAN IPA Herman Dwi Surjono, Ph.D. http://blog.uny.ac.id/hermansurjono Dosen FT dan Pascasarjana UNY Kaprodi TP S2 PPs UNY Seminar Nasional Pendidikan IPA di UNY 1 6 Oktober
Lebih terperinciMEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani. Page 1
MEMBANGUN LITERASI DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN OLEH : Nunuk Suryani Page 1 APAKAH LITERASI DIGITAL?. Page 2 Era global Mengapa Penting? Pendidikan perlu menyiapkan manusia yang mampu menjawab tantangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses penguasaan suatu konsep di dalam upaya memperkaya informasi dan ilmu pengetahuan, telah banyak digunakan berbagai solusi untuk mencari tahu bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa mata pelajaran matematika kurang disukai oleh kebanyakan siswa. Menurut Wahyudin (1999), matematika merupakan mata
Lebih terperinciTransformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme
Pembelajaran Berbasis TIK Disampaikan oleh: Awan Sundiawan pada BIMTEK Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme Ribuan aplikasi baru akan muncul secara online Sumber: http://socialbakers.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke 21 persaingan dan tantangan di semua aspek kehidupan semakin besar. Teknologi yang semakin maju dan pasar bebas yang semakin pesat berkembang mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat berperan penting dalam kemajuan teknologi dan informasi di era globalisasi ini. Setiap negara berlomba-lomba dalam kemajuan teknologi
Lebih terperinciTeaching Portfolio sebagai Sarana untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar
Teaching Portfolio sebagai Sarana untuk Meningkatkan Keterampilan Mengajar Irene Nusanti PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta Jl. Kaliurang Km 12.5, Klidon, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta Email: nuss.peace@yahoo.com
Lebih terperinciPENGANTAR TUGAS PEMERINTAH
1 TANTANGAN DAN REKOMENDASI BAGI PEMERINTAH DALAM HAL PENDIDIKAN NASIONAL SETELAH PEMILU 2014 Disajikan pada Forum Diskusi dan Dialog FH Atmajaya Klender, 22 Januari 2014 Paul Suparno, S.J. PENGANTAR Ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting di dalam pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi kemajuan zaman. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan sebagai tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di era globalisasi akan terus berlangsung diupayakan. Perhatian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah kegiatan inti institusi pendidikan dan sangat berpengaruh pada mutu pendidikan secara keseluruhan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains merupakan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan hasil, namun kini pembelajaran sains telah berkembang dan berorietasi pada sikap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara
Lebih terperinciPemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran Merry Agustina Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bina Darma Jalan A. Yani No. 12 Plaju Palembang 30264 merry_agst@mail.binadarma.ac.id Abstrak Seiring
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak globalisasi adalah perkembangan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and Communication
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ditandai dengan perubahan paradigma masyarakat dari lokal menjadi global. Masyarakat awalnya hanya berinteraksi dalam suatu kelompok tertentu, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB
UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB Oleh: Kuswari Hernawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PAIKEM DENGAN MEDIA GOOGLE DRIVE PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN
IMPLEMENTASI PAIKEM DENGAN MEDIA GOOGLE DRIVE PADA MATA KULIAH PEMBELAJARAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN Joko sulianto Dosen PGSD IKIP PGRI Semarang sulianto.jo@gmail.com Abstrak Matematika diberikan kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, baik dalam mengembangkan pemikiran kritis, kreatif,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan kurikulum matematika memiliki tuntutan yang lebih komprehensif sebagai dasar kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa. Matematika sebagai salah
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019
Lebih terperinciKEBIJAKAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SMK
KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SMK Dr. Junus Simangunsong Kasi Penilaian Dit. PSMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2016 1 DAFTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan analisis refleksi terhadap tindakan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan menggunakan model Problem Based Learning dalam meningkatkan
Lebih terperinciKOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015
KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia
Lebih terperinciPROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR
PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2016 30 KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21 Dici Rizka Anditia, M.Pd. dici.r.anditia@gmail.com ABSTRACT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara
Lebih terperinciArtikel LANGKAH-LANGKAH MENGIMPLEMENTASIKAN E-LEARNING
Artikel LANGKAH-LANGKAH MENGIMPLEMENTASIKAN E-LEARNING Oleh Muda Nurul Khikmawati PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN (PPPPTK) MATEMATIKA Abstrak Untuk mengimplementasikan
Lebih terperinciBahasa Jepang merupakan alat untuk berkomunikasi lisan dan tulisan. Berkomunikasi dalam bahasa Jepang
Penguasaan bahasa Jepang merupakan persyaratan penting bagikeberhasilan individu, masyarakat, dan bangsa Indonesia dalam menjawab tantangan zaman pada tingkat global. Penguasaan Bahasa Jepang dapat diperoleh
Lebih terperinciPROJECT BASED LEARNING
PROJECT BASED LEARNING DETEKTIF KESEHATAN MELALUI ONENOTE CLASS NOTEBOOK A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat dilaksanakannya proses transformasi ilmu pengetahuan. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengakibatkan perubahan dan pertumbuhan kehidupan ke arah yang lebih kompleks. Kemajuan teknologi juga membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini mengarahkan sejarah teknologi pendidikan pada alur yang baru. Seiring dengan berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
Lebih terperinciArtikel EVALUASI WEBSITE PPPPTK MATEMATIKA. Oleh Muda Nurul khikmawati
Artikel EVALUASI WEBSITE PPPPTK MATEMATIKA Oleh Muda Nurul khikmawati Abstrak Website PPPPTK Matematika turut memperkuat eksistensi PPPPTK Matematika di era teknologi informasi. Website berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis TI menjadi tidak terelakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut
Lebih terperinciPROGRAM GURU PEMBELAJAR: UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI ABAD 21
PROGRAM GURU PEMBELAJAR: UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU DI ABAD 21 Rino Richardo 1 1 Faktultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Alma Ata rinoimacahdri@yahoo.com Abstrak: Undang-undang
Lebih terperinciSistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS
Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan perubahan zaman.
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan (Ahmadi, 2015:1).
Lebih terperinciBAB I MENGENAL PENILAIAN KURIKULUM 2013
1 BAB I MENGENAL PENILAIAN KURIKULUM 2013 A. Sekilas Tentang Kurikulum 2013 Sebelum membahas mengenai penilaian dalam Kurikulum 2013, sebaiknya kita pahami dulu tentang latar belakang, arah, dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika merupakan suatu bidang ilmu yang mencakup bidang keilmuan lainnya. Manfaat matematika dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat dipungkiri lagi. Pasalnya hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar belakang Masalah Kata globalisasi sering dipakai sebagai salah satu ciri abad 21. Globalisasi adalah suatu fakta yang tidak dapat dihindari dan sekaligus merupakan suatu proses
Lebih terperinciInformation Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Information Literacy Kunci Sukses Pembelajaran Di Era Informasi Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Abstrak Pembelajaran di abad informasi menyebabkan terjadinya pergeseran fokus dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk menuju kearah hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk menuju kearah hidup yang lebih baik. Agar tujuan pendidikan bisa tercapai dengan seoptimal mungkin, maka guru
Lebih terperinciS a h i d Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY
Pemanfaatan ICT (Information Technology and Communication) dalam Pembelajaran Matematika S a h i d sahidyk@yahoo.com Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY 18 Februari 2009 1 Growth Hypothetical Model
Lebih terperinciIMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.
IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia pendidikan semakin hari terus mengadakan perbaikan ke jenjang yang lebih baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah formal yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu sekolah formal yang mengutamakan pengembangan kompetensi siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu dan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Disampaikan pada Sosialisasi Kurikulum FKIP Universitas Riau 2014 dan Lokakarya Implementasi Kurikulum 2013 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 Tjipto Sumadi Unit Implementasi Kurikulum Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur terpenting dan berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari terbentuknya karakter bangsa. Salah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kini, dan pendidikan berkualitas akan muncul ketika pendidikan di sekolah juga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam maju mundurnya suatu negara. Masa depan bangsa sangat bergantung pada kualitas pendidikan masa kini, dan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. generasi yang mampu bersaing di era globalisasi. Negara dengan kualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kemajuan suatu negara, karena pendidikan dapat meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN
RENCANA PEMBELAJARAN Oleh : LOEKISNO CHOIRIL WARSITO A. ORIENTASI KURIKULUM 2004 Kurikulum 2004 yang lazim dinamakan sebagai kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada dasarnya berorientasi pada kompetensi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
261 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Model Cooperative Learning merupakan model yang dapat melibatkan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam pembelajaran. Siswa dapat bekerjasama secara kolaboratif
Lebih terperinci2015 PENGUKURAN TINGKAT LITERASI MEDIA PADA SISWA SMA KELAS XII SMA NEGERI 10 BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Media di Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat, baik dari sisi teknologi media maupun konten medianya itu sendiri. Media yang dimaksud mencakup
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI
1 UPAYA PENINGKATAN KREATIF-PRODUKTIF MAHASISWA BERBASIS INFORMASI WEB PADA MATA KULIAH RISET OPERASI 1 Edy Suprapto, 2 Reza Kusuma Setyansah 1 Dosen Prodi Matematika IKIP PGRI Madiun 2 Dosen Prodi Matematika
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No. 20 Tahun 2003. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan
Lebih terperinciBuku Pegangan Pembekalan Admin Program Guru Pembelajar
i ii DESKRIPSI SINGKAT BUKU PEGANGAN PEMBEKALAN ADMIN GURU PEMBELAJAR Buku pegangan ini disusun untuk membantu admin dalam melakukan persiapan dan mendukung kelancaran Guru Pembelajar (GP). Diharapkan
Lebih terperinciMengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang
Learning: dahulu vs sekarang Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran Herman Dwi Surjono, Ph.D. Dosen FT dan PPs UNY Kepala Puskom UNY hermansurjono@uny.ac.id http://blog.uny.ac.id/hermansurjono http://herman.elearning-jogja.org
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan pada era globalisasi, kini informasi bisa semakin mudah untuk diakses. Salah satu cara aksesnya adalah dengan menggunakan media
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia menggenggam cita-cita luhur dalam membangun peradaban masyarakatnya. Cita-cita tersebut termasuk dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciPERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA
PERANAN DOSEN DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI PADA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA Eka Trisianawati 1, Handy Darmawan 2 Program Studi Pendidikan Fisika IKIP PGRI Pontianak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilannya. Pendidikan
Lebih terperinciKEBUTUHAN INTERNET BAGI RUMAH SAKIT
KEBUTUHAN INTERNET BAGI RUMAH SAKIT Di zaman yang sangat berkembang pesat ini, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat saat ini membawa perubahan yang besar di masyarakat. Sistem
Lebih terperinciEFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI
EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: DISKA ASANI K4308016 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menganalisis merupakan bagian penting dalam kemampuan berfikir tingkat tinggi, hal ini disebabkan karena jika siswa sudah memiliki kemampuan berfikir analitis,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber daya yang lebih berkualitas.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan mampu untuk menjawab
Lebih terperinciSisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN 2011 Aturan yang digunakan Sisdiknas No. 20/2003 SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya
Lebih terperinciAmat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY)
RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI WEB BASED LEARNING UNTUK MENINGKATAN PENCAPAIAN KOMPETENSI MAHASISWA BIDANG APLIKASI KOMPUTER MELALUI E-LEARNING UNY Amat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses transformasi budaya dari generasi ke generasi berikutnya, baik yang berbentuk ilmu pengetahuan, nilai, moral maupun budaya dalam
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM
PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENUNJANG KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Oleh : ZULHARMAN 1 PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian
Lebih terperinci