TEORI BIAYA. Materi 10. Pengertian Biaya Biaya adalah segala pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk tujuan tertentu, yang diukur dalam satuan uang.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEORI BIAYA. Materi 10. Pengertian Biaya Biaya adalah segala pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk tujuan tertentu, yang diukur dalam satuan uang."

Transkripsi

1 1 2 Materi 10 TEORI BIAYA Pengertian Biaya Biaya adalah segala pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk tujuan tertentu, yang diukur dalam satuan uang. Konsep Biaya Fungsi Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang Biaya Jangka Pendek Biaya Jangka Panjang Return to Scale dan Skala Ekonomis (Economies of Scale) Ruang Lingkup Biaya Ekonomis (Economies of Scope) Hubungan antara Biaya Jangka Pendek dan Biaya Jangka Panjang Analisis Biaya-Volume-Laba (Analisis Titik Impas) KONSEP BIAYA Setiap keputusan manajerial pasti akan memperhatikan factor biaya. Misalnya: Keputusan penetapan harga memperhatikan aspek biaya, agar harga yang akan ditetapkan lebih besar daripada biaya per unit produksi. Keputusan untuk memperluas keluaran mengharuskan perbandingan antara peningkatan pendapatan yang diturunkan dari peningkatan penjualan dengan biaya produk yang lebih tinggi yang dikeluarkan. Keputusan untuk memperluas aktiva modal memerlukan perbandingan antara pendapatan yang diharapkan dari investasi tersebut dan biaya dana yang diperlukannya untuknya. Manfaat yang diharapkan dari sebuah promosi periklanan harus dibandingkan dengan biaya program tersebut. Sebuah keputusan untuk mengaspal tempat parkir karyawan atau memperlengkapi kembali ruang makan perusahaan memerlukan perbandingan antara biaya yang diproyeksikan dengan manfaat yang diharapkan untuk dihasilkan dari semangat kerja dan produktivitas yang lebih tinggi. Dan sebagainya. Oleh karena itu, ekonomi manajerial membahas analisis terhadap biaya secara mendalam. Secara akuntansi, dapat dibedakan istilah cost dan expense. Cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat di waktu mendatang sehingga dimasukkan ke dalam neraca karena dianggap sebagai investasi modal. Expense adalah biaya-biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi dan tidak akan lagi memberikan manfaat di masa mendatang, sehingga ditempatkan di Laporan Rugi Laba (Income Statement). Berdasarkan periodisasi akuntansi, dapat dibedakan istilah capital expenditure dan revenue expenditure. Capital Expenditure adalah pengeluaran modal yang memberikan masa manfaat lebih dari satu tahun dan pengeluaran ini bersifat material sehingga dimasukkan sebagai assets. Revenue Expenditure adalah pengeluaran modal yang memberikan masa manfaat kurang dari satu tahun dalam periode mana pengeluaran itu dilakukan. Oleh karena itu, biaya jenis ini dikurangkan terhadap pendapatan periode yang bersangkutan. Berkaitan dengan aspek produksi, biaya dapat dikelompokkan menjadi: Manufacturing Costs, yaitu biaya-biaya yang terjadi dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang jadi (finished goods). Biaya ini mencakup: o Direct Material, yaitu semua bahan yang membentuk barang jadi dan dapat dimasukkan secara langsung dalam perhitungan harga pokok produksi/penjualan. o Direct Labour, yaitu upah tenaga kerja yang secara langsung dikeluarkan untuk mengerjakan bahan baku menjadi barang jadi. o Factory Overhead, FOH, atau biaya produksi tidak langsung, yang terdiri dari biaya bahan penolong, upah tenaga kerja tidak langsung, dan semua biaya produksi yang tidak secara langsung dibebankan kepada unit, pekerjaan atau produk tertentu. Sehubungan dengan manufacturing costs, dikenal pula istilah prime cost dan convertion costs. o Prime Costs (Biaya Utama) adalah biaya gabungan antara Direct Material dan Direct Labor.

2 3 4 o Convertion Costs (Biaya Konversi) adalah biaya gabungan antara Direct Labor dengan Factory Overhead yang mencerminkan pengeluaran yang harus dikeluarkan untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Commercial Expense, adalah biaya-biaya yang dikeluarkan setelah barang selesai diproduksi, laku terjual, dan pelayanan pelanggan pasca penjualan. Biaya tersebut dapat dibedakan menjadi: o Marketing (Selling and Distribution) Expenses, yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan memenuhi permintaan. o After marketing expenses, yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk melayani pelanggan setelah terjadinya transaksi penjualan dalam rangka menjalin hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Administrative (General and Administrative) Expenses, yaitu semua biaya yang terjadi dalam hubungan dengan kegiatan yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam aktivitas produksi dan pemasaran Berkaitan dengan Penggunaan Fasilitas Bersama, biaya dapat dikategorikan ke dalam: Common Costs (Biaya Bersama), yakni biaya yang berasal dari penggunaan fasilitas oleh dua operasi atau lebih. Common costs biasanya timbul pada perusahaan yang mempunyai banyak departemen. Joint Costs (Biaya Gabungan), adalah biaya yang timbul pada industri yang menghasilkan lebih dari 1 macam produk. Dalam struktur produksi seperti ini, biaya gabungan hanya dapat dialokasikan pada produksi gabungan (joint production) melalui pertimbangan praktis dan analisis yang hati-hati. Contoh, industri penyulingan minyak bumi yang menghasilkan beragam macam jenis minyak bahan bakar. Berkaitan dengan Proses Analisis, biaya dapat dikategorikan ke dalam: Future Costs, yakni semua biaya taksiran untuk masa mendatang atas dasar biaya di masa lalu yang perlu ditinjau kembali dengan memperhatikan perubahan yang terjadi pada masa kini dan yang diperkirakan akan terjadi di masa mendatang. Incremental/Differential Costs, adalah tambahan biaya yang tidak akan terjadi bila suatu kebijakan tidak dilakukan, sehingga biaya ini merupakan biaya yang dapat dihindari (avoidable costs). Imputed Cost (Biaya Semu) adalah biaya yang diperhitungkan tanpa adanya pengeluaran uang. Contoh: Sewa atas kekayaan perusahaan sendiri. Sunk Costs, adalah biaya yang pengeluarannya telah terjadi pada masa lalu dan tidak mempengaruhi keputusan tertentu. Opportunity Costs, adalah biaya yang timbul sebagai akibat tidak terpilihnya suatu alternatif. Berkaitan dengan Volume Produksi, biaya dapat dikategorikan ke dalam: Biaya Variabel (Variable Costs) adalah biaya yang besaran totalnya berfluktuasi sesuai dengan volume kegiatan produksi (jumlah output yang dihasilkan perusahaan). Ciricirinya: o Jumlah totalnya berubah secara proporsional sesuai dengan jumlah output yang diproduksi. o Biaya per unit relatif konstan meskipun volume berubah dalam skala tertentu. o Dapat dibebankan secara teliti ke dalam operasi perusahaan. o Tanggungjawab terjadinya biaya variabel terletak di tangan kepala departemen yang bersangkutan. o Contoh: Biaya bahan baku, perlengkapan, biaya penyimpanan, komisi penjualan, dan sebagainya. Biaya Tetap (Fixed Costs) adalah biaya yang bersifat konstan dan tidak berfluktuasi meskipun volume produksi berubah-ubah pada rentang kuantitas output tertentu. Ciricirinya: o Jumlah totalnya tetap meskipun volume produksi berubah-ubah dalam rentang kuantitas output tertentu. o Penurunan biaya per unit bila volume produksi meningkat dalam rentang kuantitas output tertentu. o Dapat dibebankan kepada departemen-departemen berdasarkan keputusan manajerial atau menurut metode alokasi biaya. o Tanggungjawab pengendalian biaya ini ada pada manajemen eksekutif. o Contoh: Biaya Penyusutan, Pajak Bumi dan Bangunan, Biaya Gaji, Gaji Tenaga Satuan Pengamanan, dan sebagainya.

3 5 Biaya Semi Variabel (Semi-variable Costs) adalah biaya yang mencakup suatu jumlah yang sebagian tetap dalam rentang tertentu, dan bagian lainnya bervariasi sebanding dengan perubahan jumlah keluaran. o Contoh: Biaya Listrik, yang sebagian komponennya bersifat tetap (misalnya untuk penerangan atau pengatur temperatur), sementara sebagian lainnya bersifat variabel (misalnya listrik untuk mengoperasikan mesin yang dapat dihitung berdasarkan jumlah produk yang dihasilkan). FUNGSI BIAYA JANGKA PENDEK DAN BIAYA JANGKA PANJANG Fungsi Biaya menghubungkan antara biaya total dengan kuantitas produksi. Dari definisi ini, fungsi biaya menggabungkan antara fungsi produksi perusahaan dengan harga input. 6 Panjang-pendeknya suatu fungsi biaya sangat tergantung pada sifat industrinya. Pada industri jasa, periode waktu mungkin berjangka sangat pendek. Misalnya, perusahaan jasa yang menyewa kantor secara bulanan, misalnya memiliki fungsi biaya jangka pendek yang hanya bulanan. Lain dengan perusahaan pertambangan minyak yang harus melakukan investasi puluhan tahun. Panjangnya waktu untuk memesan, menerima, dan memasang peralatan atau mesin baru juga bisa mempengaruhi durasi jangka pendek. Perusahaan perakitan mobil bisa membutuhkan waktu beberapa tahun untuk meningkatkan mesin dan peralatan produksi perakitan mobilnya. BIAYA JANGKA PENDEK Terdapat dua fungsi biaya yang dipergunakan dalam pengambilan keputusan manajemen, yakni fungsi biaya jangka pendek dan fungsi biaya jangka panjang. Fungsi biaya jangka pendek dipergunakan dalam kebanyakan keputusan operasional sehari-hari. Jangka pendek berarti periode dimana beberapa masukan dari sebuah perusahaan dianggap bernilai tetap, artinya periode waktu tersebut sedemikian pendek sehingga beberapa masukan tersebut tidak dapat diubah-ubah karena membutuhkan waktu yang lebih panjang untuk mengubah kuantitas masukan tersebut. Dalam jangka pendek tersebut, perencanaan dan pengeluaran modal sebelumnya, serta komitmen-komitmen lainnya membatasi perusahaan untuk mengubah keputusan atas kuantitas masukan. Dalam jangka pendek, ada komponen-komponen biaya yang harus bersifat tetap karena tidak bisa diubah untuk jangka waktu yang relatif pendek tersebut. Fungsi biaya jangka panjang umumnya dipergunakan dalam perencanaan jangka panjang. Jangka panjang adalah periode waktu dimana cukup lamanya rentang waktu tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengubah (meningkatkan, mengurangi, atau memodifikasi) semua faktor produksi tanpa batasan. Oleh karena itu, dalam jangka panjang, semua biaya bersifat variabel. Dalam jangka pendek, beberapa jenis masukan bersifat tetap karena tidak bisa diubah dalam jangka waktu tersebut. Oleh karena itu, dalam fungsi biaya jangka pendek, dikenal adanya biaya tetap (fixed costs) dan biaya variabel (variable costs). Berikut ini contoh hubungan antara produksi dengan biaya dalam jangka pendek. Misalkan perusahaan menggunakan dua input, yakni mesin (M) dan karyawan (K) untuk menciptakan output, yakni layanan. Untuk jangka pendek, karena kesulitan memperoleh mesin yang harus diimpor, jumlah mesin tidak bisa diubah (tetap), yakni 3 unit. Harga sewa mesin adalah $ per bulan untuk setiap mesin, sehingga total biaya tetap adalah $ Masukan lain, yakni karyawan dapat diubah-ubah jumlahnya. Upah setiap pekerja adalah $1.000 per bulan. Dengan demikian, perusahaan dapat merubah tingkat output dengan mengubah jumlah tenaga kerja yang digunakan. Tabel 8.1 menggambarkan fungsi produksi jangka pendek dengan kapital tetap sebesar 3 unit, dengan 7 variasi input, dimana output berbeda 100 unit pada setiap variasi input. Diketahui: Masukan M = 3, sewa $ Masukan K = variabel, gaji (g) = $ per bulan. Tabel 8.1. Tingkat Produksi dan Biaya ketika M = 3, s = $2.000 dan g = $1.000

4 7 8 Karyawan Output Produk Rata-Rata Produk Marginal K Q AP = Q/L MP = Total Biaya Variabel TVC = Total Biaya Tetap FC = Total Biaya TC = Biaya Tetap Rata2 AFC = Biaya Variabel Rata2 AVC = Biaya Rata2 AC = Biaya Marginal MC = Q/ L $1000 x L $2000x3 FC+TVC TFC/Q TVC/Q TC/Q TVC/ Q Dalam Gambar 8.1, Gambar 8.2, dan Gambar 8.3, ditampilkan kurva produk dan kurva biaya dari data dalam Tabel 8.1. Gambar 8.3. Kurva Biaya Rata-Rata Gambar 8.1 Gambar 8.2 Produk Rata-Rata dan Produk Marginal Kurva Biaya Jangka Pendek

5 9 10 Kurva Biaya Jangka Pendek Kurva biaya total jangka pendek dibentuk untuk mencerminkan kombinasi masukan optimal (atau berbiaya terendah) untuk memproduksi keluaran tertentu dengan diketahui ukuran pabrik yang spesifik. Untuk sebuah pabrik yang ada, kurva biaya jangka pendek mengilustrasikan biaya minimum yang diper-lukan untuk memproduksi di berbagai tingkat keluaran dan, karena itu, kurva ini dapat dipergunakan untuk menuntun keputusan operasi perusahaan saat ini. Baik biaya tetap maupun biaya variabel mencerminkan biaya jangka pendek perusahaan. Biaya total setiap tingkat keluaran adalah jumlah biaya tetap total (konstan) dan biaya variabel total. Dengan menggunakan TC untuk mewakili biaya total, TFC untuk biaya tetap total, dan TVC untuk biaya variabel total, dan Q untuk jumlah keluaran yang diproduksi, berbagai biaya unit dapat dihitung sebagai berikut: Biaya Total = TC = TFC + TVC Biaya Tetap Rata-Rata = AFC = TFC / Q Biaya Variabel Rata-Rata = AVC = TVC / Q Biaya Total Rata-Rata = ATC = TC / Q = AFC + AVC Biaya Marginal = MC = TC / Q = d TC / d Q Hubungan Biaya Jangka Pendek ditunjukkan dalam Gambar 8.4. Dalam Gambar 8.4 (a) Biaya Total tersebut, tampak bahwa produktivitas faktor-faktor produksi yang bersifat variabel menentukan kemiringan baik kurva biaya total maupun kurva biaya variabel. Kenaikan biaya total menggeser kurva biaya total ke atas, sedangkan penurunan biaya total akan menggeser kurva biaya total ke bawah. Walau demikian, kenaikan atau penurunan biaya total tersebut tidak mempengaruhi kurva biaya variabel. Dalam Gambar 8.4 (b) Biaya Unit, tampak bahwa biaya marginal menurun sampai ke Q1, tetapi biaya total rata-rata dan biaya variabel rata-rata menurun ketika biaya marginal lebih rendah daripada biaya total rata-rata dan biaya variabel rata-rata. Biaya total rata-rata dan biaya variabel rata-rata meningkat kembali ketika biaya marginal lebih tinggi daripada biaya total rata-rata dan biaya variabel rata-rata. Gambar 8.4. Kurva Biaya Jangka Pendek

6 11 12 BIAYA JANGKA PANJANG Dalam jangka panjang, semua biaya bersifat variabel. Oleh karena itu keputusan yg harus diambil oleh manajer adalah skala operasi, yaitu ukuran (size) dari perusahaan. Untuk membuat keputusan ini, manajer harus mengetahui biaya produksi dari setiap tmgkat (level) output. Gambar 8.5 menunjukkan garis ekspansi produksi (expansion path) dgn isokuan I adalah 100 unit output, isokuan II adalah 200 unit output, dan isokuan III adalah 300 unit output. Kurva isocost yg bersinggungan dgn isokuan I menghasilkan biaya terendah untuk memproduksi 100 unit output dengan menggunakan 10 unit tenaga kerja dan 7 unit kapital. Biaya total untuk menghasilkan 100 unit output adalah $120 ($5 x 10 + $10 x 7). Dalam jangka panjang, perusahaan tidak miliki komitmen yang tetap: dengan demikian, semua biaya jangka panjang adalah variabel. Juga, sama seperti kurva biaya jangka pendek mengasumsikan kombinasi masukan yang optimal, atau berbiaya terendah, untuk memproduksi setiap tingkat keluaran, dengan diketahui satu skala pabrik tertentu, kurva biaya jangka panjang dibentuk atas dasar asumsi bahwa sebuah pabrik yang optimal, dengan diketahui teknologi yang ada, dipergunakan untuk memproduksi setiap tingkat keluaran tertentu. Teknologi yang ada merujuk pada keadaan pengetahuan dalam industri. Jika perbaikan teknologi terjadi, seperti dalam pengembangan proses peleburan yang lebih efisien dalam pabrik penuangan logam, fungsi produksi dan biaya yang lama digantikan dengan fungsi yang baru, yang kemungkinan cukup berbeda. Kurva biaya jangka panjang menunjukkan baik sifat tingkat pengembalian terhadap skala maupun ukuran pabrik yang optimal, atau yang lebih disukai. Jadi, kurva jangka panjang menuntun keputusan perencanaan sebuah pabrik. Skedul Biaya dari Fungsi Produksi Jika ada dua input, tenaga kerja (L) dan Kapitai (K), dimana biaya dari tenaga kerja (w) adalah $5 per unit dan biaya kapital (r) adalah $ 10 per unit. Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost, LRAC) adalah: LRAC = Long-run Total Cost (LRTC) = $ 120 = $ 1,2 Output (Q) 100 Biaya Marginal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost, LRMC) adalah: LRMC = LRTC 1 LRTC 0 = $ = $ 1,20 Q 1 Q LRAC = LRMC menunjukkan bahwa LRMC berpotongan dengan LRAC, saat LRAC minimum. jadi, di sini terbukti bahwa LRAC akan minimum saat isokuan bersinggungan dengan isocost, yang menunjukkan kombinasi input dengan biaya terendah (least-cost combination) untuk menghasilkan kuantitas tertentu (misalnya 100 unit output). Selanjutnya Tabel 8.2 dan Gambar 8.6 menunjukkan beberapa tingkat output, kombinasi biaya yang terendah (least-cost combination), biaya total, biaya rata-rata serta biaya marjinal. Tabel 8.2. Derivasi Skedul Biaya Jangka Panjang Output Kombinasi yang paling meminimalkan biaya (Leastcost combination) Karyawan Kapital (unit) (unit) Biaya Total (Gaji = $5, dan biaya kapital = $10) Biaya Rata-Rata Biaya Marginal $ 120 $ 1,20 $ 1, ,70 0, ,67 0, ,75 1, ,84 1,20 Gambar 8.5. Skedul Biaya Jangka Panjang

7 ,93 1, ,03 1,60 Gambar 8.7. Kurva LRAC dan LRMC RETURN TO SCALE DAN SKALA EKONOMIS (ECONOMIES OF SCALE) Gambar 8.6. Kurva LRTC, LRMC dan LRAC Hubungan antara Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang dan Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang Dalam Gambar 8.7 ditunjukkan Gambar Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang (Long-run Average Cost) dan Kurva Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long-run Marginal Cost). Hubungan antara keduanya adalah sebagai berikut: 1. LRAC pertama-tama menurun hingga mencapai tingkat minimum (pada output sebesar Q2), dan kemudian meningkat kembali. 2. Pada saat LRAC minimum, LRAC sama dengan LRMC. 3. LRMC pertama-tama menurun hingga mencapai titik minimum (pada output sebesar Q1), kemudian meningkat kembali. LRMC terletak di bawah LRAC pada interval di mana LRAC menurun, dan LRMC terletak di atas LRAC pada saat LRAC meningkat. Jika harga masukan sebuah perusahaan tidak dipengaruhi oleh jumlah sumber daya yang dibeli, maka terdapat hubungan langsung antara biaya dan produksi. Pertimbangkan sebuah fungsi produksi yang memperlihatkan tingkat pengembalian terhadap skala yang konstan seperti yang dijelaskan dalam Gambar 7.10 pada Bab 7. Fungsi produksi seperti ini bersifat linier, dan pelipat-gandaan masukan mengarah pada pelipat-gandaan keluaran. Dengan harga masukan yang konstan, pelipat-gandaan masukan melipat-gandakan pula biaya total mereka, sehingga menghasilkan fungsi biaya total yang linier, seperti diilustrasikan dalam Gambar 8.7.

8 15 16 Sebuah fungsi produksi dapat memperlihatkan tingkat pengembalian yang pertama meningkat dan lalu menurun diperlihatkan dalam Gambar Fungsi produksi ini diperlihatkan sekali lagi dengan fungsi biaya bersifat kubik yang tersirat dalam Gambar 8.9. Di sini biaya meningkat kurang dari proporsional dengan keluaran di sepanjang kisaran di mana tingkat pengembalian terhadap skala meningkat, tetapi lebih dari proporsional setelah tingkat pengembalian yang menurun terjadi. Gambar 8.7. Fungsi Biaya Total untuk Sistem Produksi yang Tingkat Pengembalian Terhadap Skala-nya Konstan. Jika fungsi produksi sebuah perasahaan dikenakan tingkat pengembalian terhadap skala yang menurun, seperti diilustrasikan dalam Gambar 7.12, masukan harus lebih dari dilipatgandakan untuk melipat-gandakan keluaran. Sekali lagi, dengan mengasumsikan harga masukan yang konstan, fungsi biaya yang dikaitkan dengan sebuah sistem produksi sejenis ini akan menaik dengan laju meningkat, seperti diperlihatkan dalam Gambar 8.8. Gambar 8.9. Fungsi Biaya Total untuk Sistem Produksi yang Tingkat Pengembalian Terhadap Skala-nya Meningkat, Lalu Menurun. Gambar 8.8. Fungsi Biaya Total untuk Sistem Produksi yang Tingkat Pengembalian Terhadap Skala-nya Menurun. Semua hubungan langsung antara fungsi produksi dan biaya yang baru saja digambarkan ini didasari oleh harga masukan yang konstan. Jika harga masukan merupakan fungsi dari keluaran, dengan disebabkan oleh faktor-faktor seperti pemotongan harga untuk pembelian dalam jumlah besar atau, alternatif lain, harga yang lebih tinggi untuk penggunaan yang lebih besar karena keterbatasan pemasokan untuk masukan, maka fungsi biaya tersebut akan mencerminkan fakta ini. Misalnya, fungsi biaya dari sebuah perusahaan yang memiliki tingkat pengembalian terhadap skala yang konstan tetapi harga masukannya meningkat dengan jumlah yang dibeli akan mengambil bentuk seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 8.3. Biaya akan meningkat lebih dari proporsional sementara keluaran meningkat. Pemotongan harga, sebaliknya, akan menghasilkan fungsi biaya yang meningkat dengan laju yang menurun, seperti bagian tingkat pengembalian yang meningkat dalam dalam Gambar 8.4.

9 17 18 Jadi tampak bahwa walaupun biaya dan produksi berkaitan, sifat harga masukan harus diteliti sebelum mengkaitkan fungsi biaya dengan fungsi produksi yang mendasarinya. Harga masukan dan produktivi-tas secara bersama-sama menentukan fungsi biaya total. Banyak faktor yang menyebabkan pola tingkat pengembalian terhadap skala yang sering ditemui, yaitu pertama meningkat dan lalu menurun. Skala ekonomi, yang menyebabkan biaya rata-rata jangka panjang menurun, dihasilkan faktor-faktor baik yang berkaitan dengan produksi maupun pasar: Spesialisasi tenaga kerja. Di sebuah perusahaan kecil, para pekerja umumnya melakukan beberapa tugas, dan kecakapan mereka di salah satu tugas tersebut kemungkinan lebih rendah daripada para karyawan yang spesialisasi dalam satu tugas. Jadi, produktivitas tenaga kerja sering kali lebih tinggi di perusahaan-perusahaan besar, di mana para individu dapat dipekerjakan untuk menjalankan tugas-tugas yang terspesialisasi. Hal ini mengurangi biaya unit produksi untuk operasi skala besar. Faktor-faktor teknologi. Seperti dengan tenaga kerja, operasi skala besar umumnya mengijinkan penggunaan peralatan yang sangat terspesialisasi, dibandingkan mesin yang lebih sesuai dengan berbagai keadaan tetapi kurang efisien, yang dipergunakan dalam perusahaan-perusahaan yang lebih kecil. Juga, produktivitas peralatan sering kali meningkat dengan ukuran yang jauh lebih cepat daripada biayanya. Misalnya, generator listrik kilowatt berbiaya cukup jauh lebih rendah dibandingkan generator kilowatt, dan juga memerlukan bahan bakar dan masukan tenaga kerja yang lebih sedikit ketika dioperasikan pada kapasitasnya. Pemotongan harga berdasarkan jumlah juga mengarah pada ekonomi melalui pembelian bahan, perlengkapan, dan masukan lainnya dalam jumlah besar. Ekonomi ini diperluas untuk biaya modal, karena perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki akses yang lebih besar pada pasar modal dan dapat memperoleh dana dengan suku bunga yang lebih rendah. Faktor-faktor ini dan banyak faktor lainnya mengarah pada tingkat pengembalian terhadap skala yang meningkat dan dengan demikian menurunkan biaya ratarata. Di tingkat keluaran tertentu, skala ekonomi umumnya tidak lagi berlaku, dan biaya rata-rata mendatar atau mulai meningkat. Peningkatan biaya rata-rata di tingkat keluaran yang lebih tinggi sering kali diatribusikan pada keterbatasan dalam kemampuan manajemen untuk mengkoordinasikan organisasi setelah mencapai ukuran yang sangat besar. Hal ini berarti bahwa staff cenderung bertumbuh secara lebih dari proporsional dengan keluaran, sehingga meningkatkan biaya unit, dan manajemen menjadi kurang efisien sementara ukuran meningkat, yang sekali lagi meningkatkan biaya produksi. Walaupun adanya skala dis-ekonomi dipertanyakan oleh beberapa peneliti, bukti menunjukkan bahwa dis-ekonomi kemungkinan benar-benar membatasi ukuran perusahaan dalam industri-industri tertentu. Elastisitas Biaya dan Tingkat Pengembalian terhadap Skala Walaupun ilustrasi pada Gambar 8.7, 8.8 dan 8.9 dapat menjelaskan hubungan antara keluaran-biaya total dengan tingkat pengembalian terhadap skala, perhitungan skala ekonomi untuk sebuah sistem produksi tertentu dapat lebih mudah dilakukan dengan mempertimbangkan elastisitas biaya. Elastisitas biaya, εc, mengukur persentase perubahan dalam biaya total yang di-asosiasikan dengan perubahan 1 persen dalam keluaran. Secara aljabar, elastisitas biaya dalam kaitannya dengan keluaran adalah: εc = persentase perubahan dalam Biaya Total (TC) persentase perubahan dalam Keluaran (Q) = δ TC / C = δ TC X C δ Q / Q δ Q Q Berikut adalah aplikasi elastisitas biaya untuk skala ekonomi: Jika Maka Tingkat Pengembalian terhadap Skala Persentase perubahan TC < Persentase perubahan Q εc < 1 Menaik Persentase perubahan TC = Persentase perubahan Q εc = 1 Konstan Persentase perubahan TC > Persentase perubahan Q εc > 1 Menurun RUANG LINGKUP BIAYA EKONOMIS (ECONOMIES OF SCOPE) Kondisi Ruang Lingkup Biaya Ekonomis terjadi jika biaya gabungan (joint) untuk memproduksi dua atau lebih dari dua produk lebih kecil daripada jumlah biaya jika barang tersebut diproduksi secara terpisah.

10 19 20 Jika suatu perusahaan dalam mengembangkan usaha, memproduksi produk lain yang berbeda dari produk yang sekarang diproduksi (melakukan diversifikasi usaha) sebagai misal, usaha pendidikan yang diperluas dengan menawarkan jasa pelatihan, usaha produksi semen diperluas dengan melakukan pembangunan jalan tol, usaha jasa transportasi taksi diperluas dengan transportasi bus pariwisata, dll. maka yang harus dipantau bukan skala usahanya tetapi lingkup usaha yang ekonomis (economies of scope). Untuk menjelaskan konsep lingkup usaha ekonomis (economies of scope), perhatikan kasus sederhana berikut. Bayangkan bahwa suatu perusahaan X pada awalnya memproduksi produk tunggal, katakanlah X, dengan biaya produksi total sebesar C(X). Juga bayangkan bahwa perusahaan Y memproduksi produk tunggal, katakanlah Y, dengan biaya produksi total sebesar C(Y). Selanjutnya misalkan bahwa perusahaan X itu ingin memperluas usaha dengan jalan mengakuisisi perusahaan Y Selanjutnya bayangkan bahwa setelah perusahaan X dan Y itu bergabung, secara bersama memproduksi produk X dan Y pada tingkat produksi yang sama seperti sebelumnya, dengan mengeluarkan biaya produksi total bersama sebesar C(X, Y). Dalam kasus hipotesis ini, lingkup usaha ekonomis (economies of scope) terjadi apabila: C(X,Y) < C(X) + C(Y), dengan derajat dari lingkup usaha ekonomis itu (DE = derajat 'ekonomis) diukur melalui: Dimana: DE > 0 maka terjadi economies of scope DE < 0 maka terjadi diseconomies of scope DE = C(X) + C(Y) C (X,Y) C(X,Y) lebih kecil daripada penjumlahan biaya produksi masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Lingkup usaha tidak ekonomis (diseconomies of scope) dapat didefinisikan seba suatu diversifikasi usaha yang tidak ekonomis, di mana biaya produksi total bersama (joint total production cost) dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama adalah lebih besar daripada penjumlahan biaya produksi dari masing-masing jenis produk itu apabila diproduksi secara terpisah. Dalam kenyataannya, faktor perkembangan teknologi dalam arti luas termasuk peningkatan keterampilan tenaga kerja, manajerial, dll. sangat memainkan peranan penting untuk menciptakan suatu skala usaha ekonomis atau lingkup usaha ekonomis. Seperti telah dikemukakan dalam konsep dasar analisis produksi, perkembangan teknologi akan menciptakan proses produksi yang makin efisien, sehingga biaya produksi total akan makin rendah. HUBUNGAN ANTARA BIAYA JANGKA PENDEK DAN BIAYA JANGKA PANJANG Kurva LRAC dapat dipandang sebagai sebuah amplop dari kurva biaya rata-rata jangka pendek (SRAC): Kurva biaya jangka pendek menghubungkan biaya dan keluaran untuk skala pabrik tertentu Kurva biaya jangka panjang mengidentifikasi skala pabrik yang optimal untuk setiap tingkat produksi. Hubungan antara LRAC dan SRAC diilustrasikan dalam Gambar Semakin rendah biaya produksi total bersama, C(X,Y), maka semakin tinggi derajat ekonomis, DE, sehingga lingkup usaha itu dikatakan ekonomis. Dengan demikian suatu lingkup usaha dikatakan ekonomis (economies of scope) apabila terjadi: C(X,Y) < C(X) + C(Y) dan DE bernilai positif (DE > 0), sebaliknya suatu lingkup usaha dikatakan tidak ekonomis (diseconomies of scope) apabila terjadi: C(X,Y) > C(X) + C(Y) dan DE bernilai negatif (DE < 0). Berdasarkan hal di atas, maka lingkup usaha ekonomis (economies of scope) dapat didefinisikan sebagai suatu diversifikasi usaha ekonomis yang ditandai oleh biaya produksi total bersama (joint total production cost} dalam memproduksi dua atau lebih jenis produk secara bersama adalah

11 21 22 Gambar Kurva Biaya Jangka Pendek untuk Empat Skala Pabrik Gambar 8.10 memperlihatkan empat kurva biaya rata-rata jangka pendek yang mewakili empat skala pabrik yang berbeda. Masing-masing dari keempat pabrik ini memiliki kisaran keluaran di mana pabrik itu paling efisien. Pabrik A, misalnya, memiliki sistem produksi berbiaya terendah untuk keluaran dalam kisaran antara 0 sampai Q 1 unit; Pabrik B memberikan sistem berbiaya terendah untuk keluaran dalam kisaran Q 1 dan Q 2 Pabrik C paling efisien untuk jumlah keluaran Q 2 sampai Q 3, dan Pabrik D memberikan proses produksi berbiaya terendah untuk keluaran di atas Q 3. Bagian garis yang tidak terputus-putus dari setiap kurva dalam Gambar 8.10 menunjukkan biaya rata-rata jangka panjang minimum untuk memproduksi setiap tingkat keluaran, dengan mengasumsikan hanya empat skala pabrik yang mungkin. Kita dapat melakukan generalisasi dengan mengasumsikan bahwa pabrik dalam banyak ukuran dimungkinkan, yang masingmasing hanya sedikit lebih besar daripada pabrik sebelumnya. Seperti diperlihatkan dalam Gambar 8.11, kurva biaya rata-rata angka panjang lalu dibentuk bersinggungan dengan setiap kurva biaya rata-rata jangka pendek. Di setiap titik singgung, skala pabrik yang bersangkutan adalah optimal; tidak ada pabrik lain yang akan memproduksi tingkat keluaran tertentu itu dengan biaya total yang begitu rendah. Gambar Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Panjang sebagai Amplop dari Kurva Biaya Rata-Rata Jangka Pendek Sistem biaya yang diilustrasikan dalam Gambar 8.10 dan 8.11 memperlihatkan tingkat pengembalian terhadap skala yang pertama meningkat, dan lalu menurun. Di sepanjang kisaran keluaran yang diproduksi oleh Pabrik A, B, dan C dalam Gambar 8.10, biaya rata-rata menurun; biaya yang menurun ini berarti biaya total meningkat kurang dari proporsional dengan keluaran. Karena biaya minimum D lebih besar daripada angka yang sama untuk Pabrik C, sistem tersebut memperlihatkan tingkat pengembalian yang menurun di tingkat keluaran yang lebih tinggi ini. Sistem produksi yang mencerminkan tingkat pengembalian terhadap skala yang pertama meningkat, lalu konstan, dan kemudian menurun menghasilkan kurva biaya rata-rata jangka panjang berbentuk U seperti yang diilustrasikan dalam Gambar Perhatikan bahwa dengan kurva biaya rata-rata jangka panjang berbentuk U ini, pabrik yang paling efisien untuk setiap tingkat keluaran umumnya tidak beroperasi di titik di mana biaya rata-rata jangka pendek diminimumkan, seperti dapat dilihat dengan merujuk pada Gambar Kurva biaya rata-rata jangka pendek Pabrik A diminimumkan di titik M, tetapi di tingkat keluaran ini, Pabrik B lebih efisien; yaitu, biaya rata-rata jangka pendek B lebih rendah. Secara umum, tingkat pengembalian terhadap skala yang meningkat berarti bahwa pabrik yang berbiaya terendah untuk satu tingkat keluaran akan beroperasi di tingkat yang lebih rendah dari kapasitas penuh. Di sini kami mendefinisikan kapasitas bukan sebagai batasan fisik atas keluaran, melainkan titik di mana biaya rata-rata jangka pendek diminimumkan. Hanya untuk satu tingkat keluaran di mana biaya

12 23 rata-rata jangka panjang diminimumkan, keluaran Q* dalam Gambar 8.10 dan 8.11, pabrik yang optimal tersebut akan beroperasi di titik minimum pada kurva biaya rata-rata jangka pendek. Di semua tingkat keluaran dalam kisaran tingkat pengembalian terhadap skala yang menurun (yaitu, di tingkat keluaran yang lebih besar dari Q*), pabrik yang paling efisien akan beroperasi di tingkat keluaran yang sedikit lebih besar daripada kapasitasnya. Hubungan antara Biaya Rata-Rata Jangka Pendek, Biaya Rata-Rata Jangka Panjang dan Biaya Marjinal Pada Gambar 8.12, tampak bahwa kurva biaya total rata-rata jangka panjang (LRAC) berhubungan dengan kurva biaya total rata-rata jangka pendek (SRAC) pada titik minimum dari setiap tingkat output. 24 Gambar 8.12 menunjukkan tiga situasi biaya jangka pendek: (ATC 1, SMC 1 ), (ATC 2, SMC 2 ), (ATC 3, SMC 3), yang berhubungan dengan situasi biaya jangka panjang (LAC, LMC). Kurva SRAC 1 dan SRMC 1 merupakan kurva biaya jangka pendek untuk industri yang memproduksi output sebesar Q S unit secara optimum (menggunakan kombinasi input yang meminimumkan biaya total rata-rata SRAC 1 ). Demikian pula, kurva SRAC 2 dan SRMC 2, merupakan kurva biaya jangka pendek untuk industri yang memperluas usaha melalui memproduksi output sebesar Q M (Q M > Qs) unit secara optimum (menggunakan kombinasi input yang meminimumkan biaya total rata-rata SRAC 2 ). Sedangkan kurva SRAC 3 dan SRMC 3, merupakan kurva biaya jangka pendek untuk industri yang memperluas lagi usaha melalui memproduksi output sebesar Q L (Q L > Q M ) unit secara optimum (menggunakan kombinasi input yang meminimumkan biaya total rata-rata SRAC 1 ). Kurva LAC menunjukkan kurva biaya total rata-rata jangka panjang sepanjang jalur perluasan industri dari Q S sampai Q L, yang merupakan perluasan dari biaya total rata-rata minimum dalam jangka pendek. Sedangkan kurva LRMC menunjukkan kurva biaya marjinal jangka panjang sepanjang jalur perluasan industri dari Q S sampai Q L, yang merupakan perluasan dari biaya marjinal jangka pendek yang bersesuaian dengan biaya total rata-rata jangka pendek (SRMC yang sesuai dengan SRAC minimum). ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (ANALISIS TITIK IMPAS) Gambar 8.13 menunjukkan daerah Laba dan Rugi yang merupakan selisih dari Pendapatan Total (Total Revenue) dan Biaya Total (Total Cost). Dalam gambar tersebut ada dua titik dimana Total Revenue akan berpotongan dengan Total Cost. Titik pertama, yang sering disebut sebagai titik impas atau titik pulang pokok, merupakan peralihan dari kondisi kerugian kepada kondisi keuntungan. Titik kedua sebaliknya, merupakan peralihan dari kondisi laba kepada kondisi kerugian. Gambar Biaya Rata-Rata Jangka Pendek, Biaya Rata-Rata Jangka Panjang dan Biaya Marjinal

13 25 26 Gambar Kurva Pendapatan dan Kurva Biaya Untuk mencari titik pulang pokok atau titik impas itu, manajemen dapat menggunakan analisis biaya-volume-laba (kadang-kadang disebut analisis impas). Analisis ini adalah sebuah teknik analisis penting yang dipergunakan untuk mempelajari hubungan antara biaya, pendapatan dan laba. Sifat analisis ini digambarkan dalam Gambar 8.14, sebuah gambar biaya-volume-laba yang mendasar yang terdiri dari kurva biaya total dan kurva pendapatan total perusahaan. Volume keluaran diukur dalam sumbu horisontal, sementara pendapatan dan biaya diperlihatkan dalam sumbu vertikal. Karena biaya tetap adalah konstan tanpa bergantung pada jumlah keluaran yang diproduksi, maka biaya tetap ditunjukkan oleh sebuah garis horisontal. Biaya variabel di setiap tingkat keluaran diukur dengan jarak antara kurva biaya total dengan biaya tetap yang konstan. Kurva pendapatan total menunjukkan hubungan harga/permintaan untuk produk perusahaan tersebut, dan laba (atau kerugian) di setiap tingkat keluaran diper-lihatkan dengan jarak antara kurva pendapatan total dengan kurva biaya total. Gambar Bagan Biaya-Volume-Laba Linier Analisis Biaya-Volume-Laba secara Aljabar Misalkan biaya tetap adalah sejumlah Rp ; Biaya Variabel sebesar Rp per unit, dan harga ditetapkan sebesar Rp per unit output. Titik impas dapat dicari dengan persamaan: TR = TC P X Q = TFC + TVC P X Q = TFC + (AVC X Q) P X Q (AVC X Q) = TFC Q (P AVC) = TFC Q BEP = Total Fixed Cost Price Average Variable Cost Adalah rumus kuantitas yang menghasilkan pulang pokok. Kuantitas pulang pokok adalah: Q BEP = TFC / (P AVC) = Rp / (Rp 3000 Rp 1800) = unit. Analisis Kontribusi Laba Kontribusi Laba merupakan selisih antara harga dengan biaya variabel. π C = P AVC.

14 Sehingga, rumus BEP Q BEP = Total Fixed Cost = TFC Price Average Variable Cost π C Contoh yang lebih meluas akan menunjukkan kegunaan tambahan dari konsep ini dalam pengambilan keputusan manajerial. Bisnis penerbitan buku teks memberikan ilustrasi yang baik tentang penggunaan analisis biaya-volume-laba yang efektif untuk keputusan produk baru. Pertimbangkan analisis hipotetis berikut ini untuk sebuah buku teks mahasiswa. Biaya Tetap Biaya Variabel per Buku Pemeriksaan dan biaya editorial lainnya $ Pencetakan, penjilidan, dan kertas $12,10 Ilustrasi Pemotongan harga untuk toko buku 8,00 Tata letak Komisi 1,20 Biaya tetap total $ Royalti penulis 2,20 27 Biaya umum dan administrasi 8,50 Harga jual per buku $40,00 Biaya Variabel total per buku $32,00 Biaya tetap dapat diperkirakan dengan cukup akurat; biaya variabel, yang bersifat linier dan yang sebagian besar ditetapkan berdasarkan kontrak, dapat pula diestimasi dengan hanya sedikit kesalahan. Harga jual bersifat variabel, tetapi persaingan membuat harga berada dalam kisaran yang cukup sempit untuk membuat kurva pendapatan total yang linier masuk akal. Biaya variabel dari buku yang diajukan adalah $32 per buku, dan harga adalah $40. Hal ini berarti bahwa setiap buku yang dijual memberikan kontribusi laba $8. Dengan menerapkan rumus kontribusi laba, kita menemukan volume pen-jualan impas sebesar unit: Q BEP = $ $8 = unit. Para penerbit dapat mengevaluasi ukuran pasar total untuk sebuah buku, persaingan, dan faktorfaktor lainnya. Dengan data ini sebagai dasar, mereka dapat memperkirakan kemungkinan bahwa sebuah buku tertentu akan menjangkau atau melebihi titik impas tersebut. Jika diperkirakan bahwa buku tersebut tidak dapat melakukannya, penerbit yang bersangkutan kemungkinan mempertimbangkan untuk mengurangi biaya produksi dengan mengurangi jumlah ilustrasi, hanya sedikit pemeriksaan, menggunakan kertas dengan mutu yang lebih rendah, bernegosiasi dengan penulis untuk menurunkan tingkat royalti, dan sebagainya. Kasus Persyaratan Laba Asumsikan sekarang bahwa penerbit tersebut tertarik untuk menetapkan seberapa banyak buku harus dijual untuk memperoleh laba sebesar $ dari buku teks tersebut. Karena kontribusi laba adalah jumlah yang tersedia untuk menutup biaya tetap dan memberikan laba, jawabannya ditemukan dengan menambahkan persyaratan laba tersebut ke biaya tetap buku, dan lalu membaginya dengan kontribusi laba per unit. Volume penjualan yang diperlukan dalam kasus ini adalah buku, yang ditemukan sebagai berikut: Q = Biaya Tetap + Persyaratan Laba Kontribusi Laba = $ $ $8 = unit. Kasus Pesanan Khusus dengan Volume Discount Pertimbangkan masalah keputusan lainnya yang kemungkinan dihadapi penerbit tersebut. Asumsikan bahwa sebuah klub buku telah menunjukkan minat untuk membeli buku teks tersebut untuk para anggotanya dan menawarkan untuk membeli buku dengan harga $27 per buku. Analisis biayavolume-laba dapat dipergunakan untuk menentukan efek inkremental dari penjualan seperti itu terhadap laba penerbit yang bersangkutan. Karena biaya tetap tidak bervariasi dalam kaitannya dengan perubahan dalam jumlah buku teks yang dijual, biaya ini harus diabaikan dalam analisis. Biaya variabel per buku adalah $32, tetapi catat bahwa $8 dari biaya ini mewakili pemotongan harga untuk toko buku. Karena buku dijual se-cara langsung ke klub tersebut, biaya ini tidak perlu dikeluarkan, dan karena ini biaya variabel yang relevan adalah $24. Kontribusi laba per buku yang dijual ke klub buku ini jadi adalah $3 (= $27 - $24), dan $3 dikalikan buku yang dijual menunjukkan bahwa pesanan tersebut akan menghasilkan kontribusi terhadap laba total sebesar $ Dengan mengasumsikan bahw buku ini tidak dapat dijual melalui jalur penjualan normal, kontribusi laba sebesar $9.000 tersebut menunjukkan kenaikan dalam laba bagi penerbit yang bersangkutan dengan menerima pesanan ini. Analisis Biaya-Volume-Laba dan Pengungkitan Operasi Analisis biaya-volume-laba juga berguna untuk menganalisis karakteristik keuangan dari beberapa sistem produksi alternatif. Di sini analisis tersebut berfokus pada bagaimana biaya total dan laba 28

15 29 30 bervariasi dengan keluaran sementara perasahaan beroperasi dalam cara yang lebih dimekanisasi dan diotomatisasi dan dengan demikian menggantikan biaya variabel dengan biaya tetap. Gambar Titik Impas dan Pengungkitan Operasi Pengungkitan operasi mencerminkan sampai sejauh mana sarana produksi yang tetap, sebagai diperbandingkan dengan sarana produksi variabel, dipergunakan dalam operasi. Hubungan antara pengungkitan operasi dan variasi laba dengan jelas diindikasikan dalam Gambar 8.15, yang membandingkan tiga perusahaan, A, B, dan C, dengan tingkat pengungkitan yang berbeda Biaya tetap operasi di Perusahaan B dipandang umum. Perusahaan ini meng gunakan peralatan, di mana dengan peralatan tersebut satu operator dapat menghasilkan beberapa atau banyak unit dengan biaya tenaga kerja yang sama, sampai di tingkat yang kira-kira setara dengan perusahaan rata-rata dalam industri tersebut. Perusahaan A menggunakan peralatan modal yang lebih sedikit dalam proses produksinya dan memiliki biaya tetap yang lebih rendah, tetapi catat laju kenaikan yang lebih tajam dalam biaya variabel di Perusahaan A dibandingkan B. Perusahaan A mencapai titik impas di tingkat operasi yang lebih rendah daripada Perusahaan B. Misalnya, di tingkat produksi unit, B menderita kerugian sebesar $8.000, tetapi A mencapai impas Perusahaan C memiliki biaya tetap tertinggi. Perusahaan ini sangat terotomatisasi, dengan menggunakan mesin yang mahal dan berkecepatan tinggi yang memerlukan sangat sedikit tenaga kerja per unit yang diproduksi. Dengan operasi seperti ini, biaya variabelnya meningkat dengan lambat. Tetapi karena biaya umum yang tinggi yang diakibatkan dari biaya yang dikaitkan dengan mesin yang mahal, titik impas C lebih tinggi daripada baik perusahaan A maupun B. Tetapi, setelah Perusahaan C mencapai titik impasnya, labanya meningkat lebih cepat daripada kedua perasahaan lainnya. Tingkat Pengungkitan Operasi. Pengungkitan operasi dapat didefmisikan secara lebih tepat dalam bentuk bagaimana sebuah perubahan tertentu dalam volume akan mempengaruhi laba. Untuk maksud ini, kita menggunakan konsep tingkat pengungkitan operasi. Tingkat pengungkitan operasi (degree of operating leverage (DOL) didefinisikan sebagai persentase perabahan dalam laba yang dihasilkan dari perubahan 1 persen dalam jumlah unit yang dijual. Secara aljabar, ini diekspresikan sebagai: Tingkat Pengungkitan Operasi = Persentase Perubahan dalam Laba Persentase Perubahan dalam Penjualan = d π / π d Q/Q = d π X π d Q Q

16 Tingkat pengungkitan operasi adalah sebuah konsep elastisitas, sehingga kita dapat menyebut ukuran ini elastisitas pengungkitan operasi dari laba. Ketika didasari oleh kurva biaya dan pendapatan yang linier, ukuran elastisitas ini akan bervariasi bergantung pada bagian dari grafik titik impas yang dipertimbangkan. Misalnya, tingkat pengungkitan operasi selalu paling besar di dekat titik impas, di mana perubahan yang sangat kecil dalam volume dapat meng-hasilkan kenaikan persentase yang sangat besar dalam laba, semata-mata karena laba dasar dekat dengan nol di dekat titik impas. Untuk Perusahaan B dalam Gambar 8.15, tingkat pengungkitan operasi pada unit keluaran adalah 2,0, yang dihitung sebagai berikut: DOL B = d π / π d Q/Q = ($ $ ) / $ = $ / $ ( ) / / = 4 % = 2 2 % Di sini π adalah laba dan Q adalah jumlah keluaran dalam unit. Untuk hubungan pendapatan dan biaya linier, kita dapat menghitung tingkat pengungkitan operasi di setiap tingkat Keluaran Q: Perubahan dalam keluaran didefinisikan sebagai Q. Biaya tetap adalah konstan, sehingga perubahan dalam laba adalah Q(P - AVC), di mana P = harga per unit dan AVC = biaya variabel rata-rata. Tingkat laba awal adalah Q(P - AVC) - TFc, sehingga persentase perubahan dalam laba adalah: π - Q ( P - AVC ) π Q(P-AVC)-TFC Persentase perubahan dalam keluaran adalah Q/Q, sehingga rasio antara persentase perabahan dalam laba dengan persentase perabahan dalam keluaran adalah: π / π = Q ( P - AVC ) / Q(P-AVC)-TFC Q/Q Q/Q = Q ( P - AVC ) X Q Q(P-AVC)-TFC Q 31 Tingkat Pengungkitan Operasi di Titik Q = Q ( P - AVC ) Q(P-AVC)-TFC Dengan menggunakan Persamaan di atas, kita menemukan tingkat pengungkitan operasi Perasahaan B di unit keluaran sebesar: DOL B di unit = ( $2,00 - $1,20 ) ($2,00 - $1,20) - $ = $ = 2 $ Persamaan di atas dapat juga diterapkan untuk Perasahaan A dan C. Ketika hal ini dilakukan, kita menemukan tingkat pengungkitan operasi A di unit adalah 1,67 dan C adalah 2,5. Jadi, dengan kenaikan 10 persen dalam volume, C (perasahaan dengan pengungkitan operasi tertinggi) akan mengalami kenaikan laba sebesar 25 persen. Untuk kenaikan volume yang sama sebesar 10 persen, A, perasahaan dengan pengungkitan terendah, hanya akan memperoleh kenaikan laba sebesar 16,7 persen. Perhitungan tingkat pengungkitan operasi memperlihatkan secara aljabar pola yang sama dengan yang diperlihatkan oleh Gambar 8.15 secara grafis: bahwa laba Perasahaan C, perasahaan dengan pengungkitan operasi tertinggi, paling peka terhadap perabahan dalam volume penjualan, sementara laba Perasahaan A, yang memiliki pengungkitan operasi yang kecil, relatif tidak peka terhadap perabahan volume. Perasahaan B, dengan tingkat pengungkitan yang menengah, berada di antara kedua ekstrim ini. Batasan Analisis Biaya-Volume-Laba Linier Analisis biaya-volume-laba membantu kita memahami hubungan di antara volume, harga, dan struktur biaya; analisis ini juga berguna dalam penetapan harga, pengendalian biaya, dan keputusan keuangan lainnya. Tetapi, analisis tersebut memiliki keterbatasan sebagai penuntun bagi tindakan-tindakan manajerial. Analisis biaya-volume-laba linier terutama lemah dalam apa yang tersirat di dalamnya tentang kemungkinan laba untuk perusahaan. Setiap bagan biaya-volume-laba linier didasari oleh harga jual yang konstan. Karena itu, untuk raempelajari kemungkinan laba berdasarkan beberapa harga yang ber-beda, diperlukan serangkaian bagan baru, dengan satu bagan untuk setiap harga. Analisis biayavolume-laba nonlinier dapat dipergunakan sebagai al-ternatif dari metode ini. 32 Setelah menyederhanakan, kita menemukan:

17 33 34 Analisis biaya-volume-laba linier dapat juga berkekurangan dalam kaitan-nya dengan biaya. Hubungan linier mengindikasikan bahwa bagan tersebut tidak berlaku di semua tingkat keluaran. Sementara penjualan meningkat, pabrik dan peralatan yang ada dipergunakan di atas kapasitas, sehingga me-ngurangi produktivitas mereka. Situasi ini menghasilkan kebutuhan akan pekerja tambahan dan periode kerja yang sering kali lebih panjang, yang kemungkinan memerlukan pembayaran upah lembur. Semua ini cenderung menyebabkan biaya variabel untuk meningkat dengan tajam. Pabrik dan peralatan tambahan kemungkinan diperlukan, yang meningkatkan biaya te-tap. Yang terakhir, dalam jangka panjang, produk-produk yang dijual oleh perusahaan berubah dalam mutu dan jumlahnya. Perubahan-perubahan se-perti ini dalam bauran produk mempengaruhi baik tingkat maupun kemiring-an fungsi biaya. Walaupun analisis biaya-volume-laba linier telah terbukti merupakan alat pengambilan keputusan manajerial yang berguna, kehati-hatian harus diambil untuk memastikan bahwa alat ini tidak dipergunakan dalam situasi-situasi di mana asumsinya dilanggar sehingga hasilnya menyesatkan. Pendeknya, alat keputusan ini serupa dengan alat-alat lainnya, dalam hal bahwa alat ini harus diterapkan dengan sejumlah penilaian. SOAL-SOAL LATIHAN Soal 8.1. (Gasperz, 2001) PT. ABC adalah sebuah perusahaan manufaktur yang sedang mempekerjakan 20 orang karyawan. Hanya satu input variable yang dipertimbangkan untuk produksi jangka pendek, yaitu tenaga kerja dengan tingkat upah sebesar $60 per karyawan per periode waktu. Produk rata-rata dari tenaga kerja adalah 30 unit, sedangkan tenaga kerja terakhir yang dipekerjakan menambah 12 unit pada output total. Biaya tetap total diperhitungkan sebesar $3600. a. Hitung biaya marjinal jangka pendek (SMC) dan biaya variabel rata-rata jangka pendek (AVC) b. Berapa tingkat output yang sedang diproduksi oleh PT. ABC? c. Hitung biaya total rata-rata jangka pendek (ATC). d. Apakah biaya variabel rata-rata (AVC) sedang meningkat, konstan, atau menurun? Bagaimana dengan biaya total rata-rata (ATC)? Soal 8.2. (Gasperz, 2001) Analisis biaya jangka pendek dari PT. ABC menggunakan model regresi kuadratik memberikan hasil berikut: TC = Q - 0,1Q2 ; biaya total (TC) diukur dalam US$, sedangkan output total (Q) diukur dalam unit. Tunjukkan apakah setiap pernyataan di bawah ini benar atau salah, dan jelaskan mengapa demikian? a. Biaya tetap total (TFC) adalah sebesar US$ b. Elastisitas biaya total akan berubah atau bervariasi dengan perubahan output, c. Sistem produksi PT. ABC menunjukkan skala output yang menurun (decreasing returns to scale), dan kemudian meningkat (increasing returns to scale). d. Jika output per periode digandakan dua kali dari 1000 unit menjadi 2000 unit, biaya total rata-rata per unit (ATC) akan menurun dari $600 per unit menjadi $250 per unit, e. Penurunan biaya rata-rata total (ATC) dari $600 per unit menjadi $200 per unit menunjukkan bahwa manfaat dari pengalaman PT. ABC berproduksi yang dihitung berdasarkan konsep kurva belajar adalah sekitar 58%. Soal 8.3. (Pappas, 1995) Delmarva Medical Clinic, Ltd. adalah praktek medis yang melayani para pasien di Newark, Delaware. Michael Gorby, manajer bisnis untuk Delmarva, telah diminta oleh direksi klinik tersebut untuk menyiapkan analisis keuangan tentang potensi pusat perawatan gawat darurat 24 jam. Pembukaan pusat perawatan seperti ini akan memerlukan pemodelan ulang klinik dan penerimaan beberapa staff

18 35 tambahan. Biaya tahun pertama yang diestimasi untuk pusat perawatan gawat darurat tersebut adalah sebagai berikut: Biaya gaji staff pendukung $ Biaya gaji staff medis $ Perlengkapan medis $ Peralatan $ Pemodelan ulang $ Listrik, panas, pajak $ Biaya total $ Biaya gaji tenaga medis dan staff mencerminkan gaji tambahan dan biaya lembur. Biaya perlengkapan dan pemodelan ulang adalah di atas dan di luar biaya yang diperlukan untuk operasi klinik yang normal. Biaya peralatan mewakili bagian yang proporsional dari biaya tetap untuk penyewaan peralatan. Biaya listrik sebesar $2.000 mencerminkan penggunaan tambahan yang diantisipasi, dan panas dan pajak sebesar $ mencerminkan bagian yang dialokasikan dari biaya klinik saat ini, yang tidak akan berubah. A. Hitung pendapatan impas untuk pusat perawatan gawat darurat yang diusulkan ini.

TEORI BIAYA PRODUKSI

TEORI BIAYA PRODUKSI TEORI BIAYA PRODUKSI Konsep Biaya Tujuan dari perusahaan secara umum adalah memaksimalkan laba Laba total = selisih positif antara penerimaan total dengan biaya total Biaya memberikan peranan penting dalam

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI MC ATC AVC AFC Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Biaya Produksi Slide 2 Biaya adalah dana yang dikeluarkan dalam mengorganisir dan menyelesaikan

Lebih terperinci

DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI

DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI DEFINISI TEORI BIAYA PRODUKSI Biaya produksi adalah sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan- bahan mentah yang akan di gunakan untuk menciptakan

Lebih terperinci

Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya.

Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. COST PRODUCTION 1 Pengantar Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa

Lebih terperinci

Teori Biaya Produksi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Teori Biaya Produksi. Pengantar Ilmu Ekonomi Teori Biaya Produksi Pengantar Ilmu Ekonomi Konsep Biaya Produksi (1) Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membayar input yang dipakai dalam menghasilkan produknya Total

Lebih terperinci

Bab 8 Teori Biaya. Ekonomi Manajerial Manajerial

Bab 8 Teori Biaya. Ekonomi Manajerial Manajerial Bab 8 Teori Biaya 1 Ekonomi Manajerial Manajerial 2 Karakteristik Biaya 1. Biaya Eksplisit: Pengeluaran aktual untuk mempekerjakan tenaga kerja, menyewa atau membeli input yang dibutuhkan produksi 2. Biaya

Lebih terperinci

Materi 4 Ekonomi Mikro

Materi 4 Ekonomi Mikro Materi 4 Ekonomi Mikro Teori Produksi Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami analisis ekonomi konsep biaya, biaya produksi jangka pendek dan panjang. Mahasiswa dapat memahami konsep

Lebih terperinci

Teori Biaya dan Estimasi Fungsi Biaya. Bahan Kuliah8:Ek_Manajerial

Teori Biaya dan Estimasi Fungsi Biaya. Bahan Kuliah8:Ek_Manajerial Teori Biaya dan Estimasi Fungsi Biaya Bahan Kuliah8:Ek_Manajerial Beberapa Istilah Penting Biaya Produksi: semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi untuk

Lebih terperinci

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI

BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI BAB V PERUSAHAAN dan PRODUKSI 5.1. Perilaku Produsen Jika konsumen didefinisikan sebagai orang atau pihak yang mengkonsumsi (pengguna) barang dan jasa maka produsen adalah orang atau pihak yang memproduksi

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

LOGO. Teori Biaya. Mata Kuliah: Pengantar Ekonomi (TKI 4206)

LOGO. Teori Biaya. Mata Kuliah: Pengantar Ekonomi (TKI 4206) LOGO Teori Biaya Mata Kuliah: Pengantar Ekonomi (TKI 4206) Total Revenue, Total Cost, dan Profit Total Revenue Jumlah yang diterima perusahaan atas penjualan produk (jasa)-nya. Total Cost Nilai pasar dari

Lebih terperinci

Teori Produksi dan Biaya. Pertemuan 5

Teori Produksi dan Biaya. Pertemuan 5 Teori Produksi dan Biaya Pertemuan 5 Fungsi Produksi Fungsi Produksi menunjukkan hubungan antara jumlah faktor produksi (input) yang digunakan dengan jumlah barang atau jasa (output) yang dihasilkan. Short

Lebih terperinci

Teori Biaya Produksi

Teori Biaya Produksi Teori Biaya Produksi Abd. Jamal, S.E., M.Si http://abdjamal1966.wordpress.com abdjamal@doctor.com abdjml@aim.com Konsep Biaya Biaya (cost) dihadapi oleh berbagai komponen, seperti : manajer, politisi,

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 10Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan, Teori Produksi Biaya Jangka pendek Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen TEORI BIAYA (ONGKOS) PRODUKSI BIAYA/ONGKOS PRODUKSI:

Lebih terperinci

TEORI BIAYA PRODUKSI

TEORI BIAYA PRODUKSI TEORI BIAYA PRODUKSI 1 TUJUAN PERUSAHAAN Tujuan ekonomi suatu perusahaan adalah untuk memaksimumkan keuntungan. 2 Pendapatan Total & Biaya Total Pendapatan Total Jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu

Lebih terperinci

Biaya produksi jangka pendek vs biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek (satu input bersifat variabel)

Biaya produksi jangka pendek vs biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka pendek (satu input bersifat variabel) Biaya Produksi Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Konsep biaya dalam ilmu ekonomi Biaya produksi jangka pendek vs biaya produksi jangka panjang Biaya produksi jangka pendek (satu input bersifat

Lebih terperinci

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi

Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi Kuliah V-Analisis Perilaku Produsen: Biaya Produksi DIE-FEUI March 13, 2013 1 Beberapa Definisi Ukuran SR vs LR Ilustrasi 2 Biaya dalam jangka pendek Kurva biaya dalam jangka pendek Antara AC dan MC 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Secara garis besar bahwa akuntansi dapat diartikan sebagai pencatatan, penggolongan, peringkasan, dan

Lebih terperinci

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO

Add your company slogan. Biaya. Teori Produksi LOGO Add your company slogan Biaya Teori Produksi LOGO Asumsi Dalam pembahasan ekonomi, perusahaan selalu diasumsikan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungannya. Perusahaan yang didirikan tidak untuk mendapatkan

Lebih terperinci

KESEIMBANGAN BIAYA PRODUKSI

KESEIMBANGAN BIAYA PRODUKSI KESEIMBANGAN BIAYA PRODUKSI -NN- Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktorfaktor produksi dari bahan- bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan

Lebih terperinci

PERILAKU PRODUSEN : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

PERILAKU PRODUSEN : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI PERILAKU PRODUSEN : TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI Bentuk-bentuk organisasi perusahaan 1. Perusahaan perseorangan a. Dikelola oleh perseorangan b. Banyak yang tidak berbadan hukum c. Jumlahnya sangat

Lebih terperinci

TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Supply dan demand keduanya adalah dua kata yang sering digunakan oleh ahli ekonomi. Supply dan demand merupakan kekuatan yang membuat perekonomian pasar bekerja. Menurut

Lebih terperinci

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14

Pengelompokan Biaya. 1-konsep akuntansi biaya 04/01/14 PENGELOMPOKAN BIAYA Pengelompokan Biaya Biaya dapat dikelompokkan menjadi berbagai macam kelompok biaya sesuai dengan kebutuhan pemakai. pengelompokan menurut objek pengeluaran, pengelompokan menurut fungsi-fungsi

Lebih terperinci

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh:

Analisis Biaya BIAYA TPPHP. distribusi dan merupakan pengorbanan. produksi-distribusi COST. Contoh: Analisis Biaya TPPHP BIAYA Uang yang dikeluarkan untuk melakukan proses produksi-distribusi distribusi dan merupakan pengorbanan serta mengurangi profit perusahaan. COST a resource sacrificed or foregone

Lebih terperinci

Konsep dan Terminologi BIAYA

Konsep dan Terminologi BIAYA Pertemuan ke-3 dan 4 Konsep dan Terminologi BIAYA Next http://maaw.info/images/exhibit2-2.gif BIAYA Biaya adalah sumberdaya yang dikorbankan (digunakan) atau hilang untuk mencapai tujuan tertentu OBYEK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya memiliki peranan penting bagi manajemen perusahaan agar dapat memiliki pemahaman dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan

Lebih terperinci

Konsep Biaya dan Penentuan Kurva Penawaran

Konsep Biaya dan Penentuan Kurva Penawaran PertemuanVI Pada pertemuan VI, mahasiswa diharapkan Konsep Biaya dan Penentuan Kurva Penawaran Memahami perbedaan the short run and the long run Mampu menjelaskan hubungan antara produk perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Analisa Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

VI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN

VI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN Nuhfil1 6.1. Macam-Macam Biaya Produksi VI. BIAYA PRODUKSI DAN PENERIMAAN Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk memperoleh faktorfaktor produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak.

Akuntansi Biaya. Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System. Rista Bintara, SE., M.Ak. Akuntansi Biaya Modul ke: Management, The Controller, and Cost Accounting Cost Consept and Cost Information System Fakultas Ekonomi dan Bisnis Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Akuntansi Biaya II.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Terdapat beberapa pengertian akuntansi biaya yang dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Rayburn yang diterjemahkan oleh

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpress.com LOGO Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Mikro BIAYA PRODUKSI

Teori Ekonomi Mikro BIAYA PRODUKSI Teori Ekonomi Mikro BIAYA PRODUKSI Definisi Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 06 Pusat Pengantar Ekonomi Mikro Teori Perilaku Produsen Bahan Ajar dan E-learning TEORI PERILAKU PRODUSEN (Analisis Jangka Pendek) 2 Basic Concept Inputs Production Process Outputs Produksi

Lebih terperinci

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu: Pilihan Ganda Hal 226 1. Yang manakah dari yang berikut digolongkan sebagai biaya tetap? a. Sewa Pabrik. 2. Biaya marjinal akan mulai meningkat pada ketika... b. Biaya Produksi Total Mencapai Maksimum.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya sangat berperan penting dalam kegiatan perusahaan. Salah satu peranan akuntansi biaya

Lebih terperinci

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun

Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi oleh struktur pasarnya Pasar: terdiri atas pembeli dan penjual aktual maupun potensial suatu produk tertentu Struktur Pasar: mengacu

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI. Tim Teaching: DR. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA

BIAYA PRODUKSI. Tim Teaching: DR. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA BIAYA PRODUKSI Tim Teaching: DR. Ir. HARSUKO RINIWATI, MP ZAINAL ABIDIN, S.Pi, MP, M.BA Kurva biaya produksi adalah: Kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah biaya/ongkos produksi yang dikeluarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

Perusahaan dan produksi

Perusahaan dan produksi Teori Produksi : Perusahaan dan Produksi Sayifullah sayiful1@gmail.com Materi Presentasi Perusahaan dan produksi Klasifikasi input Jangka pendek Vs jangka panjang Fungsi Produksi Produksi dgn satu input

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 pasal 1 ayat 1, 2, dan 3 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

1. Jangka Pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya.

1. Jangka Pendek, yaitu jangka waktu dimana sebagian faktor produksi tidak dapat ditambah jumlahnya. PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI TEORI BIAYA PRODUKSI Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah

Lebih terperinci

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya

Bahasan. 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya Bahasan 0 Pendahuluan tentang Akuntansi Biaya 0 Definisi Biaya 0 Klasifikasi Biaya Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen Akuntansi dapat dibagi menjadi dua tipe pokok Akuntansi keuangan, yang menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kewirausahaan Seiring dengan perkembangan zaman dan kualitas hidup masyarakat, banyak masyarakat yang ingin meningkatkan pendapatannya dengan berwirausaha. Menurut

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan

BAB III PEMBAHASAN. ekonomi, dan pihak lainnya yang telah dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan, pengambilan keputusan yang tepat dan akurat memerlukan pemahaman tentang konsep biaya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Untuk mengetahui dampak kenaikan harga kedelai sebagai bahan baku (input) dalam industri tempe, akan digunakan beberapa teori yang berkaitan dengan hal tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban Istilah biaya (cost) sering digunakan dalam arti yang sama dengan istilah beban (expense). Berdasarkan teori yang ada istilah biaya (cost) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan

Lebih terperinci

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp )

Unit yang diproduksi Biaya bahan baku total ( Rp) Per unit ( Rp ) KONSEP DAN KLASIFIKASI BIAYA KLASIFIKASI BERDASARKAN TINGKAH LAKU BIAYA BIAYA VARIABEL adalah biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan kuantitas (volume) produksi (penjualan) apabila kuantitas

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

Materi 8. Kurva Jangka Panjang. Jangka Pendek & Jangka Panjang. Kembali Pada Asumsi Dalam Jangka Pendek & Jangka Panjang

Materi 8. Kurva Jangka Panjang. Jangka Pendek & Jangka Panjang. Kembali Pada Asumsi Dalam Jangka Pendek & Jangka Panjang Jangka Pendek & Jangka Panjang Materi 8 Biaya & Keputusan Output Dalam Jangka Panjang Bagaimana kondisi perusahaan dalam jangka pendek Apakah menghasilkan laba? Apakah menanggung kerugian? Kondisi dalam

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN

BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI PENGERTIAN Pengertian Biaya Dalam ilmu ekonomi, biaya diartikan semua pengorbanan yang perlu untuk suatu proses produksi, dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalam definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Dewanti (2008:230), manajemen yakni proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara

Lebih terperinci

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05

BIAYA PRODUKSI. I. Pengertian Biaya produksi. Nama : Abdul Wahab NPM : Kelas : 1 ID 05 Nama : Abdul Wahab NPM : 38409532 Kelas : 1 ID 05 BIAYA PRODUKSI I. Pengertian Biaya produksi Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan factor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal,

Lebih terperinci

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat

Biaya (cost) adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk membeli barang atau jasa yang diharapkan akan memberikan manfaat bagi perusahaan saat MANAJEMEN BIAYA LATAR BELAKANG Aktivitas manajemen terfokus pada perencanaan dan pengendalian, untuk menjamin tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Untuk melaksanakan kedua tugas pokok tersebut

Lebih terperinci

Telkom University Alamanda

Telkom University Alamanda Telkom University Alamanda 2 Tujuan Mahasiswa diharapkan mampu: Memahami fungsi non-linear Menerapkan fungsi non-linear dalam ilmu ekonomi 3 Hubungan Non-Linear Ada 4 macam bentuk fungsi non-linear yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Organisasi Produksi Usahatani Menurut Rivai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal

Lebih terperinci

Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial

Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial Bahan Kuliah7:Ek_Manajerial Pendahuluan #1 Produksi adalah proses transformasi input atau sumberdaya menjadi output dalam bentuk barang dan jasa. INPUT (FAKTOR PRODUKSI) PRODUKSI OUTPUT (BARANG ATAU JASA)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING

BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING BAB II PENENTUAN HARGA JUAL DENGAN PENDEKATAN VARIABEL COSTING II.1. Harga Jual Penentuan harga jual suatu produk atau jasa merupakan salah satu keputusan penting manajemen karena harga yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan Bab 1 Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya 1.1 Pengertian Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mempelajari bagaimana mencatat, megukur dan melaporkan tentang informasi biaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1

BAB I PENDAHULUAN. Teori Produksi dan Biaya Produksi 1 BAB I PENDAHULUAN Teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang yang penting di dalam memahami sifat permintaan pembeli di pasaar. Dari analisis itu sekarang telah dapat difahami alasana yang mendorong

Lebih terperinci

Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada Faktor Produksi, Fungsi Produksi dan Biaya Produksi PRODUKSI Menurut Ilmu Ekonomi : produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya 1. Pengertian Biaya Sebelum mengetahui lebih lanjut apa dan bagaimana biaya, berikut pengertian biaya menurut Horngren dan Foster (2000;

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar Pertemuan Ke 5 Bentuk Pasar Berdasarkan jumlah penjual yang ada, struktur pasar output dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah penjual

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN

BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 11 BAB II ANALISIS PROFITABILITAS PELANGGAN DAN PELAPORAN SEGMEN 2.1. Pengertian dan Manfaat Analisis Profitabilitas Pelanggan Kondisi lingkungan yang baru menyebabkan perusahaan harus berfokus kepada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsur dari harga pokok dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya Dalam menjalankan suatu perusahaan diperlukan keputusan yang tepat dan akurat terhadap konsep biaya yang ada. Ada beberapa

Lebih terperinci

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen

Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik. Ekonomi Manajerial Manajemen Bab 10 Struktur Pasar: Pasar Persaingan Sempurna, Monopoli & Monopolistik 1 Ekonomi Manajerial Manajemen 2 Struktur Pasar & Tingkat Persaingan Proses dimana tingkat harga dan output ditentukan sangat dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 4 TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI

BAB 4 TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI BAB 4 TEORI PRODUKSI DAN BIAYA PRODUKSI 1. BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN Ada tiga bentuk organisasi perusahaan yang pokok, yaitu: Perusahaan Perseorangan Adalah suatu organisasi yang dimiliki oleh seseorang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya 1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang mencatat berbagai macam biaya, mengelompokkan, mengalokasikannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Wirausaha Menurut Garjito (2014:13) wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya

Lebih terperinci

Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi

Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi Perusahaan merupakan organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan tenaga kerja, modal, tanah atau bahan mentah dengan tujuan memproduksi barang & jasa untuk dijual Produksi merujuk pada perubahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Setiap usaha, baik usaha kecil maupun usaha besar membutuhkan informasi akuntansi yang berguna bagi pihak manajemen. Informasi akuntansi dapat

Lebih terperinci

THE COST OF PRODUCTION

THE COST OF PRODUCTION 1 THE COST OF PRODUCTION Apa Biaya itu? 2 Total cost jumlah yang harus dibayarkan oleh suatu perusahaan untuk mendapatkan input (faktor produksi Cost of raw material Cost of labour Cost of overhead Total

Lebih terperinci

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI

TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI Organisasi Produksi dan Fungsi Produksi Organisasi Produksi TEORI PRODUKSI DAN ESTIMASI Produksi (production) adalah perubahan bentuk dari berbagai input atau sumber daya menjadi output beruoa barang dan

Lebih terperinci

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai

Definisi akuntansi biaya dikemukakan oleh Supriyono (2011:12) sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Biaya Akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.akuntansi biaya bukan merupakan tipe akuntansi tersendiri

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian dan Penggolongan Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya berkaitan dengan semua tipe organisasi bisnis, non-bisnis, manufaktur, eceran dan jasa. Umumnya, berbagai macam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Ada beberapa pengertian biaya yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: Daljono (2011: 13) mendefinisikan Biaya adalah suatu pengorbanan sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE.

Penggolongan Biaya. Prepared by Ridwan Iskandar Sudayat, SE. Penggolongan Biaya Terdapat lima cara penggolongan biaya, menurut Mulyadi (1990, hal. 10), yaitu penggolongan biaya menurut: a) Obyek pengeluaran. Dalam penggolongan ini, nama obyek pengelaran merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya menyediakan informasi biaya yang akan digunakan untuk membantu menetapkan harga pokok produksi suatu perusahaan. Akuntansi biaya mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Klasifikasi Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Biaya salah satu bagian atau unsure dari harga dan juga unsur yang paling pokok dalam akuntansi biaya, untuk itu perlu

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 11Fakultas Ekonomi & Bisnis Menjelaskan Perusahaan, Fungsi Produksi Jangka Panjang Abdul Gani, SE MM Program Studi Manajemen Memahami Fungsi Produksi Hubungan antara input

Lebih terperinci

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI

TOTAL PRODUKSI DAN PRODUKSI MARGINAL DENGAN SATU VARIABEL BEBAS : TANAH TENAGA KERJA TOTAL PRODUKSI Bab 3 Pelaku Kegiatan Ekonomi Teori produksi Teori produksi adalah suatu gambaran bagaimana produsen berprilaku dalam memproduksi barang dan jasa. Teori produksi menekankan pada efisiensi. Dua konsep utama

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BIAYA, PENGERTIAN BIAYA, PENGGOLONGAN BIAYA, DAN ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR

KARAKTERISTIK BIAYA, PENGERTIAN BIAYA, PENGGOLONGAN BIAYA, DAN ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR 2 PENDAHULUAN KARAKTERISTIK BIAYA, PENGERTIAN BIAYA, PENGGOLONGAN BIAYA, DAN ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR Konsep biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda (different costs are used for different

Lebih terperinci

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya

cost classification) Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku biaya Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011 Membandingkan perbedaan akuntansi keuangan dan akuntansi manajerial Menjelaskan lingkup akuntansi biaya, perbedaan biaya dan beban.

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA

LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA LEMBAR KERJA PENERAPAN STRATEGI MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN PERUSAHAAN MATA KULIAH EKONOMI MANAJERIAL OLEH : YANA ROHMANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

BAB II BAHAN RUJUKAN. Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Mulyadi (2005:8) menyatakan bahwa pengertian biaya dalam arti luas adalah : Biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI Materi 9A. Struktur Pasar Persaingan Sempurna 159 Materi 9A. Struktur Pasar Persaingan Sempurna 160 Materi 9A STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI Persaingan Sempurna Penentuan Harga Pasar dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan Operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Pengertian manajemen produksi dan operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen. Menurut Assauri (2008:18), istilah manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci