BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau dengan cara otomatis dengan menggunakan komputer.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau dengan cara otomatis dengan menggunakan komputer."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Data Data adalah representasi dari objek dan kejadian yang memiliki arti dan makna penting dalam lingkungan pengguna (Hoffer et al, 2007). Sehingga data dapat pula diartikan sebagai representasi dari kenyataan atau fakta, konsep, yang merupakan sumber bagi interpretasi, atau pengolahan baik yang dilakukan oleh manusia atau dengan cara otomatis dengan menggunakan komputer. Arsitektur data adalah struktur data berupa fakta yang diketahui atau hal-hal yang digunakan sebagai dasar untuk inferensi atau perhitungan, hubungan, dan prinsip-prinsip dan pedoman yang mengatur desain dan evolusi data dari waktu ke waktu (Hoven, 2003). Arsitektur enterprise adalah bagian dari prinsip, metode, dan model yang digunakan pada perancangan dan realisasi struktur organisasi enterprise, bisnis proses, sistem informasi dan infrastruktur (Marc, 1998). Ada tiga tahap dalam pembangunan arsitektur data yaitu pembuatan daftar entitas data, diagram hubungan entitas dan matrik proses bisnis terhadap entitas data (Surendro, 2007) Normalisasi Normalisasi adalah suatu proses yang digunakan untuk menentukan pengelompokan atribut-atribut dalam sebuah relasi sehingga diperoleh relasi yang berstruktur baik (Kadir, 2009). Pada proses normalisasi, data diuraikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu ke beberapa tingkat. Apabila tabel yang diuji belum memenuhi persyaratan tertentu, maka 8

2 9 tabel tersebut perlu dipecah menjadi beberapa tabel yang lebih sederhana sampai memenuhi bentuk yang optimal. Tahapan-tahapan dalam proses normalisasi yaitu: 1. Bentuk tidak normal (UNF / Unnormalized form) Bentuk tidak normal merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu. Data dikumpulkan apa adanya sesuai kedatangannya (Kristanto, 2004). 2. Bentuk normal pertama (1NF / First normal form) Bentuk normal pertama (1NF) adalah suatu keadaan yang membuat setiap perpotongan baris dan kolom dalam relasi hanya berisi satu nilai (Kadir, 2009). Untuk membentuk relasi agar berada dalam bentuk normal pertama, perlu langkah untuk menghilangkan atribut-atribut yang bernilai ganda. 3. Bentuk normal kedua (2NF / Second normal form) Bentuk normal kedua adalah suatu bentuk yang menyaratkan bahwa relasi harus sudah berada dalam bentuk normal pertama. Atribut bukan kunci harus bergantung secara fungsi pada kunci primer / primary key sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field / atribut kunci. Field / atribut kunci merupakan kunci yang terdapat di setiap file, harus unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi anggotanya. (Kristanto, 2004) 4. Bentuk normal ketiga (3NF / Third normal form) Bentuk normal ketiga adalah suatu keadaan yang menyaratkan bahwa relasi harus sudah berada dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primer tidak punya hubungan yang transitif (Kristanto, 2004). Dengan kata

3 10 lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key secara menyeluruh Daftar Entitas Data Pada tahap ini dilakukan identifikasi entitas data yang muncul dari fungsi dan proses bisnis. Entitas data ini muncul sebagai kebutuhan untuk menjalankan fungsi dan proses bisnis yang ada di organisasi. Pada tabel 2.1 dicontohkan daftar entitas data dari salah satu proses bisnis. Langkah ini dimulai dengan mengidentifikasi entitas yang ada dalam lingkup enterprise. Tabel 2.1 Daftar Entitas Data Sumber: Presentation-3pdf.pdf Diagram Hubungan-Entitas Suatu entitas data bisa menunjang lebih dari satu area fungsi dan tidak berdiri sendiri. Dalam penelitian ini, pemodelan dilakukan dengan Entity-

4 11 Relationship Diagram (ERD). Seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. yaitu gambar salah satu contoh pengembangan model ERD. Model entity relationship (ER) menggambarkan data sebagai entitas, hubungan / relasi, dan atribut (Elmasri dan Navathe, 2001). Entitas adalah obyek dalam dunia nyata yang dapat dibedakan dari objek lain (Ramakhrisnan dan Gehrke, 2003). Tipe entitas adalah kumpulan entitas yang berbagi atribut (Hoffer et al, 2007). Atribut adalah properti atau karakteristik yang terdapat pada setiap entitas (Kadir, 2009). Relasi adalah hubungan antara dua atau lebih entitas (Ramakhrisnan dan Gehrke, 2003). Sumber : Gambar 2.1 Pengembangan model ERD Menurut Winarko (2006), kardinalitas relasi adalah sebuah bilangan yang menunjukkan jumlah maksimum elemen dari sebuah entitas yang berelasi dengan elemen dari entitas yang lain. Macam kardinalitas relasi adalah sebagai berikut : a. Satu ke satu : kardinalitas satu ke satu menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B, begitu pula sebaliknya (Kadir, 2009).

5 12 Gambar 2.2 relasi satu ke satu b. Satu ke banyak : kardinalitas satu ke banyak menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B, sedangkan setiap entitas B hanya bisa berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas A (Kadir, 2009). Gambar 2.3 relasi satu ke banyak c. Banyak ke satu : kardinalitas banyak ke satu menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap entitas pada tipe entitas B bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas A. Dan hubungan satu ke banyak dan banyak ke satu sebenarnya sama saja. Yang membedakan adalah titik pandang terhadap tipe entitas yang menjadi acuan dalam hubungan (Kadir, 2009). Gambar 2.4 Relasi banyak ke satu d. Banyak ke banyak : kardinalitas banyak ke banyak menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas B, begitu pula sebaliknya (Kadir, 2009).

6 13 Gambar 2.5 Relasi banyak ke banyak Menurut Bagul dan Earp (2003), partisipasi antar entitas dibagi menjadi dua sebagai berikut : 1. Partisipasi penuh atau disebut juga partisipasi mandatori. Hubungan yang mewajibkan adanya keterlibatan dari entitas yang lain, minimal harus ada satu entitas A yang berasosiasi dengan entitas B. 2. Partisipasi sebagian yang disebut juga partisipasi opsional. Hubungan yang memperbolehkan tidak adanya keterlibatan dari entitas yang lain atau diperbolehkan terjadinya keadaan tidak ada entitas A yang berasosiasi dengan entitas B Matriks Proses vs. Entitas Data Hubungan antara area fungsi dan entitas data adalah dalam hal pembuatan, pengolahan, dan penggunaan data untuk keperluan pemenuhan tujuan fungsi bisnis. Hubungan ini didefinisikan melalui matriks proses terhadap entitas data. Masing-masing sel dalam matriks diisi dengan huruf-huruf: C (create), U (update), dan R (reference). Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.2, yaitu salah satu contoh matrik proses bisnis terhadap entitas data.

7 14 Tabel 2.2 Matriks proses bisnis terhadap entitas data Sumber : Arsitektur Enterprise Arsitektur adalah organisasi fundamental dari sistem yang diwujudkan dengan komponen-komponennya, keterhubungannya satu sama lain dan terhadap lingkungannya, dan prinsip sebagai pedoman rancangan dan evolusinya (IEEE ). Terlepas dari konteks permasalahannya, kata arsitektur menyiratkan suatu perencanaan yang diwujudkan dengan model dan gambar dari bagian atau komponen dari sesuatu dengan berbagai sudut pandang. Menurut Minoli (2008), enterprise adalah beberapa kumpulan dari perusahaan atau institusi yang memiliki tugas mendukung entitas fungsional yang memiliki tujuan bersama. Dalam hal ini sebuah enterprise tidak hanya sekedar sebuah perusahaan, divisi atau departemen dari perusahaan, namun juga mencakup bagian-bagian perusahaan dalam arti luas yang merupakan agregasi logis pada bisnis internal perusahaan misalnya hubungan bersama dengan mitra dan pemasok.

8 15 Arsitektur enterprise merupakan suatu pendekatan logis yang komprehensif dan holistik untuk merancang dan mengimplementasikan sistem dan komponen sistem secara bersama-sama yang meliputi suatu infrastruktur manajemen informasi atau teknologi informasi. Arsitektur enterprise mengandung arti perencanaan, pengklasifikasian, pendefinisian dan rancangan koneksitas dari berbagai komponen yang menyusun suatu enterprise yang diwujudkan dalam bentuk model dan gambar serta memiliki komponen utama yaitu arsitektur bisnis, arsitektur informasi (data), arsitektur aplikasi dan arsitektur dan arsitektur teknologi (Parizeu dalam Fitrian, 2007). Untuk memahami tentang arsitektur enterprise, akan lebih mudah untuk mendeskripsikan arsitektur enterprise dari sudut pandang hal hal yang bersifat tidak, yaitu (Surendro, 2009) : 1. Arsitektur Enterprise bukan merupakan kumpulan aplikasi bisnis yang digunakan untuk menjalankan organisasi saat ini, tetapi merupakan kerangka kerja untuk oengembangan aplikasi sistem informasi di masa depan yang sesuai dengan bisnis. 2. Arsitektur Enterprise bukan merupakan langkah kerja dari komponen, platforrn, dan perangkat lunak yang digunakan saat ini, tetapi merupakan suatu pernyataan kehendak tentang status komponen, platforrn, dan aplikasi yang diperlukan untuk mendukung strategi bisnis agar terus berjalan seperti yang diharapkan. 3. Arsitektur Enterprise bukan merupakan proyek satu tahunan yang digunakan untuk mendokumentasikan bagaimana sistem yang ada saat ini berinteraksi, tetapi merupakan aktivitas yang dilakukan untuk membandingkan dan

9 16 mengevaluasi status sumber daya informasi dalam organisasi saat ini dengan strategi bisnis dan akibatnya pada arsitektur bisnis. 2.3 Perencaan Arsitektur Enterprise Perencanaan arsitektur enterprise (PAE) merupakan proses mendefinisikan arsitektur untuk penggunaan informasi yang mendukung bisnis dan juga mencakup rencana untuk mengimplementasikan arsitektur tersebut (Surendro 2009). Dari definisi tersebut, terdapat tiga hal yang menjadi kata kunci yaitu : 1. Mendefinisikan Perencanaan arsitektur enterprise mendefinisikan bisnis dan arsitekturnya, bukan mendesain, sehingga dalam pelaksanaannya tidak dilakukan kegiatan merancang sistem, basis data, atau jaringan. Pekerjaan merancang dan implementasi sistem dilakukan setelah proses pendefinisian perencanaan arsitektur enterprise selesai. 2. Arsitektur Perencanaan arsitektur enterprise mendefinisikan bisnis dan arsitekturnya, bukan mendesain, sehingga dalam pelaksanaannya tidak dilakukan kegiatan merancang sistem, basis data, atau jaringan. Pekerjaan merancang dan implementasi sistem dilakukan setelah proses pendefinisian perencanaan arsitektur enterprise selesai. 3. Rencana Beberapa arsitektur mendefinisikan apa yang diperlukan, dan rencana pendukung mendefinisikan kapan arsitektur akan diimplementasikan.

10 Kerangka Kerja Arsitektur Enterprise Kerangka kerja Arsitektur Enterprise (Enterprise Architecture Framework) mengidentifikasikan jenis informasi yang dibutuhkan untuk mendeskripsikan arsitektur enterprise, mengorganisasikan jenis informasi dalam struktur logis, dan mendeskripsikan hubungan antara jenis informasi tersebut. Dalam mengimplementasikan arsitektur enterprise sebaiknya organisasi mengadopsi sebuah metode atau framework yang bisa digunakan dalam melakukan pengembangan arsitektur enterprise tersebut. Dengan adanya metode enterprise arsitektur organisasi diharapkan dapat mengelola sistem yang kompleks dan dapat menyelaraskan bisnis dan TI yang akan diinvestasikan (Yunis, dkk, 2010). Ada banyak kerangka kerja perusahaan arsitektur pada saat ini, dan dari sekian kerangka kerja yang ada selalu ada yang baru dan ditambahkan setiap hari. Beberapa kerangka kerja tersebut adalah sebagai berikut (Minolli, 2008): a. The Open Group Architecture Framework (TOGAF) b. Zachman Enterprise Architecture Framework c. Extended Enterprise Architecture Framework (E2AF) d. Enterprise Architecture Planning (EAP) e. Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) f. Treasury Enterprise Architecture Framework (TEAF) g. Capgemini s Integrated Architecture Framework (IAF) h. Joint Technical Architecture (JTA) i. Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance (C4ISR) and DoDAF

11 18 j. Department of Defense Technical Reference Model (DoD TRM) k. Technical Architecture Framework for Information Management (TAFIM) l. Computer Integrated Manufacturing Open System Architecture (CIMOSA) m. Purdue Enterprise Reference Architecture (PERA) n. Standards and Architecture for egovernment Applications (SAGA) o. European Union IDABC & European Interoperability Framework p. ISO/IEC (IEEE Std ) q. IEEE Std IEEE Recommended Practice for Architectural Description Diantara kerangka-kerangka kerja tersebut menurut survey yang dilakukan oleh Institute for Enterprise Architecture Development (IFEAD) tahun 2003 seperti yang tampak pada gambar 2.6. yang paling banyak digunakan dalam dunia industri maupun pemerintahan adalah Zachman, TOGAF, IAF dan FEAF (Setiawan, 2009). Sumber : Setiawan, 2009 Gambar 2.6 Survey penggunaan EA framework [IFEAD2003]

12 Kerangka Kerja Zachman Kerangka kerja Zachman adalah pendekatan klasifikasi artifak arsitektur enterprise yang diterima sebagai standar de facto. Kerangka kerja ini disanjung karena keunikan dalam klasifikasi arsitektur dalam perspektif enterprise (Parizeu, 2002). Menurut Minoli (2008), kerangka kerja Zachman menggambarkan sebuah model menyeluruh dari infrastruktur informasi suatu organisasi dari 6 enam sudut pandang yakni : perencana, pemilik, perancang, pembangun, subkontraktor, dan sistem yang bekerja. Tidak ada panduan dalam urutan pengerjaan, proses, atau implementasi pada kerangka kerja ini. Kerangka kerja ini berisi enam baris dan enam kolom dimana sumbu vertikal terdapat beberapa sudut pandang secara keseluruhan pada arsitektur, dan pada sumbu horisontal terdapat pengelompokkan dari beberapa artifak dalam arsitektur seperti dalam gambar 2.7. Menurut Spewak (1992) dalam Priantoto (2008), secara umum tiap kolom merepresentasikan fokus, abstraksi, atau topik arsitektur enterprise, yaitu: 1. What (data) : menggambarkan kesatuan yang dianggap penting dalam bisnis. Kesatuan tersebut adalah hal -hal yang informasinya perlu dipelihara. 2. How (function) : Mendefinisikan fungsi atau aktifitas. Masukan dan keluaran juga dipertimbangkan di kolom ini. 3. Where (networks) : menunjukkan lokasi geografis dan hubungan antara aktifitas dalam organisasi, meliputi lokasi geografis bisnis yang utama. 4. Who (people) : mewakili manusia dalam organisasi dan metrik untuk mengukur kemampuan dan kinerjanya. Kolom ini juga berhubungan dengan

13 20 antar muka pengguna dan hubungan antara manusia dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. 5. When (time) : mewakili waktu atau kegiatan yang menunjukkan kriteria kinerja. Kolom ini berguna untuk mendesain jadwal dan memproses arsitektur. 6. Why (motivation) : menjelaskan motivasi dari organisasi dan pekerjanya. Disini terlihat tujuan, sasaran, rencana bisnis, arsitektur pengetahuan, alasan pikiran, dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Setiap baris pada kerangka kerja Zachman mewakili perspektif yang berbeda dan unik yaitu : 1. Perspektif Perencana (baris pertama), yaitu menetapkan konteks, latar belakang, dan tujuan enterprise. 2. Perpektif Pemilik (baris kedua), yaitu menetapkan model-model konseptual dari enterprise. 3. Perspektif Perancang (baris ketiga), yaitu menetapkan model-model sistem informasi sekaligus menjembatani hal-hal yang diinginkan pemilik dan hal-hal yang dapat direalisasikan secara teknis dan fisik. 4. Perspektif Pembangun (baris keempat), yaitu menetapkan rancangan teknis dan fisik yang digunakan dalam mengawasi implementasi teknis dan fisik. 5. Perspektif Subkontraktor (baris kelima), yaitu menetapkan peran dan rujukan bagi pihak yang bertanggung jawab untuk melakukan pembangunan secara teknis dan fisik serta mengadakan komponen-komponen yang diperlukan. 6. Perspektif Functioning Enterprise (baris keenam), yaitu merepresentasikan perspektif penguna dan wujud nyata hasil implementasi.

14 21

15 22 Menurut Spewak (1992) dalam Surendro (2007), dalam kerangka kerja Zachman, Perencanaan Arsitektur Enterprise (PAE) mencakup baris pertama dan kedua dari tiga kolom pertama seperti terlihat pada gambar 2.7. Tahapannya diilustrasikan pada gambar 2.8. Dimulai dengan menginisiasi perencanaan, memahami kondisi saat ini, pendefinisian visi masa depan, dan menyusun rencana dalam mencapai visi masa depan. Kelebihan dari kerangka kerja Zachman adalah mudah untuk dimengerti, membahas organisasi secara keseluruhan, metode dan alat yang didefinisikan secara lepas, dan setiap masalah dapat dipetakan sehingga mudah dimengerti (Marc, 2005). Kerangka kerja Zachman sendiri bukanlah metodologi untuk mengembangkan arsitektur enterprise (meskipun banyak yang cenderung memandangnya sebagai metodologi), melainkan hanyalah kerangka kerja untuk mengkategorikan artifak arsitektur enterprise. Kerangka kerja Zachman dapat dimanfaatkan untuk menentukan apakah suatu metodologi meliputi semua aspek dalam arsitektur enterprise (Fitrian, 2007). Kelebihan Zachman menurut Mutyarini dan Sembiring (2006): 1. Merupakan standar secara de-facto untuk mengklasifikasikan artefak arsitektur Enterprise 2. Struktur logikal untuk analisis dan presentasi artefak dari suatu perspektif manajemen 3. Menggambarkan secara parallel baik dari sisi engineering yang sudah sangat dimengerti maupun paradigma konstruksi 4. Dikenal secara luas sebagai tool manajemen untuk memeriksa kelengkapan arsitektur dan maturity level

16 23 Gambar 2.8. Cakupan perencanaan arsitektur enterprise dalam kerangka kerja Zachman

17 Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) Federal Enterprise Architecture Framework (FEAF) merupakan sebuah framework yang diperkenalkan pada tahun 1999 oleh Federal CIO Council. FEAF ini ditujukan untuk mengembangkan EA dalam Federal Agency atau system yang melewati batas multiple inter-agency. FEAF menyediakan standar untuk mengembangkan dan mendokumentasikan deskripsi arstitektur pada area yang menjadi prioritas utama. FEAF ini cocok untuk mendeskripsikan arsitektur bagi pemerintahan Federal (Setiawan,2009). FEAF membagi arsitektur menjadi area bisnis, data, aplikasi dan teknologi, dimana sekarang FEAF juga mengadopsi tiga kolom pertama pada Zachman framework dan metodologi perencanaan EA oleh Spewak. Sumber : Setiawan, 2009 Gambar 2.9 Struktur Komponen FEAF Pada FEAF arsitektur yang ada (Gambar 2.9) diperuntukkan sebagai reference point untuk memfasilitasi koordinasi yang efektif dan efisien dari proses bisnis yang umum, penyisipan teknologi, aliran inforamsi dan investasi pada Federal Agencies. FEAF menyediakan sebuah struktur untuk mengembangkan,

18 25 memelihara dan mengimplementasikan lingkungan operasional pada top-level dan mendukung implementasi dari sistem TI (Setiawan, 2009). Karakteristik dari FEAF : a. Merupakan EA Reference Model b. Standar yang dipakai oleh pemerintah Amerika Serikat c. Menampilkan perspektif view yang menyeluruh d. Merupakan tool untuk perencanaan dan komunikasi The Open Group Architecture Framework (TOGAF) The Open Group Architecture Technique (TOGAF) adalah sebuah framework yang dikembangkan oleh The Open Group s Architecture Framework pada tahun TOGAF ini digunakan untuk mengembangkan enterprise architecture, dimana terdapat metode dan tools yang detil untuk mengimplementasikannya, hal inilah yang membedakan dengan framework EA lain misalnya framework Zachman. Salah satu kelebihan menggunakan framework TOGAF ini adalah karena sifatnya yang fleksibel dan bersifat open source. TOGAF memandang enterprise architecture ke dalam empat kategori. Keempat kategori tersebut adalah (Setiawan,2009): a. Business Architecture mendeskripsikan tentang bagaimana proses bisnis untuk mencapai tujuan organisasi b. Application Architecture merupakan pendeskripsian bagaimana aplikasi tertentu didesain dan bagaimana interaksinya dengan apikasi lainnya c. Data Architecture adalah penggambaran bagaimana penyimpanan, pengelolaan dan pengaksesan data pada perusahaan

19 26 d. Technical Architecture merupakan gambaran mengenai infastruktur hardware dan software yang mendukung aplikasi dan bagaimana interaksinya. TOGAF secara umum memiliki struktur dan komponen sebagai berikut (gambar 2.10) 1. Architecture Development Method (ADM) Merupakan bagian utama dari TOGAF yang memberikan gambaran rinci bagaimana menentukan sebuah enterprise architecture secara spesifik berdasarkan kebutuhan bisnisnya. 2. Foundation Architecture (Enterprise Continuum) Foundation Architecture merupakan sebuah framework-within-aframework dimana didalamnya tersedia gambaran hubungan untuk pengumpulan arsitektur yang relevan, juga menyediakan bantuan petunjuk pada saat terjadinya perpindahan abstraksi level yang berbeda. Foundation Architecture dapat dikumpulkan melalui ADM. 3. Resorce Base Pada bagian ini terdapat informasi mengenai guidelines, templates, checklists, latar belakang informasi dan detil material pendukung yang membantu arsitek didalam penggunaan ADM. Sumber : Setiawan, 2009 Gambar 2.10 Komponen TOGAF

20 Pemilihan Kerangka Kerja Memilih sebuah kerangka kerja EA tidak hanya sekedar memilih sesuai dengan keinginan kita, akan tetapi terdapat kriteria yang berbeda yang bisa dijadikan sebagai acuan, misalnya (Setiawan, 2009) : a. Tujuan dari EA dengan melihat bagaimana definisi arsitektur dan pemahamannya, proses arsitektur yang telah ditentukan sehingga mudah untuk diikuti, dukungan terhadap evolusi arsitektur b. Input untuk aktivitas EA seperti pendorong bisnis dan input teknologi c. Output dari aktivitas EA seperti model bisnis dan desain transisional utnuk evolusi dan perubahan kerangka kerja. Dari survey yang sama (gambar 2.11) menunjukkan khususnya industri di luar keuangan dan asuransi framework yang banyak digunakan selain framework sendiri adalah Zachman, TOGAF dan FEAF. Sumber : Setiawan, 2009 Gambar 2.11 Penggunaan EA framework pada industri non keuangan/asuransi[ifead2003] Dalam prakteknya EA Framework yang ada tidak ada yang sempurna, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahkan penggunaan EA

21 28 framework di masing-masing enterprise bisa menjadi berbeda. Hal ini tergantung dengan karakteristik dari enterprise itu sendiri, fokus yang ingin dicapai dan lainlain (Setiawan,2009). Metodologi enterprise arsitektur memiliki pendekatan yang berbeda-beda. Namun ada 12 kriteria yang sering digunakan untuk membandingkan dan mengevaluasi perusahaan-perusahaan arsitektur metodologi. Tidak semua kriteria ini mungkin relevan untuk organisasi, dan mungkin beberapa lebih penting dari yang lain. Tapi setidaknya bagian ini berfungsi sebagai titik awal untuk melakukan evaluasi. Adapun peringkat masing-masing metodologi ditetapkan nilai sebagai berikut (Wartika dan Supriana, 2011): 1. Very poor = kurang 2. Inadequate = tidak memadai 3. Acceptable = diterima 4. Very good = sangat baik Perlu diketahui bahwa peringkat ini bersifat subyektif. a. Taxonomy completes mengacu pada seberapa baik anda dapat menggunakan metodologi untuk mengklasifikasikan berbagai artefak arsitektur. b. Process completeness sepenuhnya mengacu pada bagaimana metodologi memandu anda melalui proses langkah demi langkah untuk menciptakan arsitektur enterprise. c. Reference model guidance mengacu pada bagaimana metodologi berguna dalam membantu membangun satu set model referensi. d. Practice guidance mengacu pada berapa banyak metodologi membantu anda mencerna pola pikir arsitektur perusahaan ke organisasi anda.

22 29 e. Maturity Model mengacu pada berapa banyak panduan metodologi memberi anda dalam menilai efektifitas dan kematangan organisasi yang berbeda dalam perusahaan anda dalam menggunakan enterprise architecture. f. Business Focus mengacu pada apakah metodologi akan fokus pada penggunaan teknologi untuk mendorong nilai bisnis, dimana nilai bisnis secara khusus didefinisikan sebagai biaya dikurangi dan/atau pendapatan meningkat. g. Governance guidance mengacu pada berapa banyak metodologi membantu dalam memahami dan menciptakan model pemerintahan yang efektif untuk enterprise architecture. h. Partitioning guidance mengacu pada seberapa baik metodologi akan memimpin ke dalam partisi otonom yang efektif dari perusahaan, yang merupakan pendekatan yang penting untuk mengelola kompleksitas. i. Prescriptive catalog mengacu pada seberapa baik metodologi memandu anda dalam menyiapkan katalog aset arsitektur yang dapat digunakan kembali dalam kegiatan di masa depan. j. Vendor neutrality mengacu pada seberapa besar kemungkinan anda untuk menjadi terkunci ke sebuah konsultan tertentu dengan mengadopsi metodologi ini. k. Information availability mengacu pada jumlah dan kualitas informasi gratis atau murah tentang metodologi ini. l. Time to value mengacu pada kemungkinan lamanya waktu anda akan menggunakan metodologi ini sebelum anda mulai menggunakannya untuk membangun solusi yang memberikan nilai bisnis yang tinggi.

23 30 Ketika mempelajari lebih dalam mengenai enterprise architecture, faktanya tidak ada satupun dari pendekatan-pendekatan ini benar-benar lengkap. Masingmasing memiliki kelebihan dan kekurangan pada masing-masing sisi. Untuk beberapa enterprise, tidak ada satupun dari metodologi-metodologi ini benarbenar lengkap dijadikan sebagai suatu solusi. Ada pendekatan lain yang disebut blended metodology yaitu memilih bagian-bagian dari metodologi, memodifikasi, menggabungkan, dan menyusunnya untuk kebutuhan khusus organisasi (Wartika dan Supriana,2011). Tabel 2.3 Kriteria dan Ringkasan Peringkat Metodologi Enterprise Architecture Kriteria Zachman TOGAF FEAF Taxonomy completes (Taksonomi) Process completeness (Kelengkapan Proses) Reference model guidance (Panduan Referensi Model) Practice guidance (Panduan Pelaksanaan) Maturity Model Business Focus (Fokus Bisnis) Governance guidance Partitioning guidance (Panduan Partisi) Prescriptive catalog (Katalo yang Memberi Petunjuk) Vendor neutrality (Netralitas Vendor) Information availability (Ketersediaan Informasi) Time to value Sumber : Wartika dan Supriana, Business System Planning (BSP) Businesss System Planning sering disebut sebagai sebuah pendekatan atau metodologi terstuktur. Dasar pemikiran dalam menggunakan studi BSP adalah kebutuhan yang signifikan dalam enterprise, untuk meningkatkan kinerja sistem informasi berbasis computer, serta mengembangkan perencanaan sistem informasi enterprise (Rumapea,2000). Metodologi ini berkaitan dengan upaya bagaimana sistem informasi seharusnya distrukturkan, diintegrasikan, dan diimplementasikan

24 31 oleh organisasi dalam jangka panjang. Konsep dasar BSP dapat dikaitkan dengan tujuan jangka panjang sistem informasi sebuah organisasi yaitu (Surendro,2009) : 1. Sebuah sistem informasi harus mendukung sasaran dan tujuan bisnis. 2. Sebuah strategi sistem informasi seharusnya mengelola kebutuhan-kebutuhan dari semua tingkatan manajemen yang ada dalam bisnis. 3. Sebuah sistem informasi seharusnya memberikan konsistensi informasi dalam organisasi secara keseluruhan. 4. Sebuah sistem informasi seharusnya dapat bertahan jika terjadi perubahanperubahan dalam manajemen. 5. Strategi sistem informasi seharusnya diimplementasikan oleh subsistem dalam arsitektur informasi secara keseluruhan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Arsitektur Enterprise Menurut Surendro (2009) sesuai dengan IEEE (1471-2000), arsitektur adalah pengorganisasian yang fundamental dari suatu sistem yang terdiri

Lebih terperinci

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Sebuah blueprint yang menjelaskan bagaimana semua elemen TI dan manajemen bekerja bersama dalam satu kesatuan dan memberikan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya 2.2 Arsitektur Enterprise II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Secara umum penelitian penggunaan dan pemanfaatan Perencanaan Arsitektur Enterprise yang dilakukan ditujukan untuk studi kasus atas organisasi yang bergerak

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KOMPONEN DAN KARAKTERISTIK ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK

ANALISIS PERBANDINGAN KOMPONEN DAN KARAKTERISTIK ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK ANALISIS PERBANDINGAN KOMPONEN DAN KARAKTERISTIK ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK Wartika dan Iping Supriana Institut Teknologi Bandung Wartika31@yahoo.co.id dan Iping@informatika.org ABSTRACT An enterprise

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Nama Direktorat PT.XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Nama Direktorat PT.XYZ BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. XYZ merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) yang memiliki kompetensi di bidang jasa. Tujuan didirikannya adalah untuk membantu konsumen dalam menangani

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang ABSTRAK Arsitektur enterprise merupakan suatu upaya memandang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. bahwa aktivitas SI/TI sesuai dengan kebutuhan organisasi. Oleh karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. bahwa aktivitas SI/TI sesuai dengan kebutuhan organisasi. Oleh karena BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Menurut Al-Aboud, perencanaan strategis sistem informasi dapat membantu organisasi mencapai kesuksesan karena lewat perencanaan dipastikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Teknologi Informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Teknologi Informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Teknologi Informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini semakin berperan dalam pengambilan keputusan oleh individu, perusahaan maupun instansi pemerintah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Institusi pendidikan tinggi di Indonesia dituntut untuk selalu melakukan peningkatan mutu atau perbaikan secara berkesinambungan / continuous improvement (Sudirman,1997)

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

PEMILIHAN EA FRAMEWORK

PEMILIHAN EA FRAMEWORK PEMILIHAN EA FRAMEWORK Erwin Budi Setiawan Program Studi Ilmu Komputasi, Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Jl Telekomunikasi, Terusan Buah Batu Bandung E-mail: erw@ittelkom.ac.id ABSTRAK Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pendidikan Tinggi di Indonesia terdiri atas 81 perguruan tinggi negeri (PTN) dan tercatat lebih kurang 2.236 perguruan tinggi swasta (PTS) (HELTS, 2004: 24). Berdasarkan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem Informasi

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem Informasi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem Informasi Menurut Sutedjo (2002), sistem adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Other Framework TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Kerangka kerja zahman adalah pendekatan klasifikasi artifak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya, serta prinsip-prinsip yang digunakan sebagai petunjuk dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya, serta prinsip-prinsip yang digunakan sebagai petunjuk dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Enterprise Menurut Surendro (2009) sesuai dengan IEEE (1471-2000), arsitektur adalah pengorganisasian yang fundamental dari suatu sistem yang terdiri dari beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 E-Commerce PT. XYZ Pemanfaatan teknologi informasi di era ini, telah menjadi trend bagi setiap organisasi atau perusahaan untuk memperoleh efisiensi dan efektifitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Disadari maupun tidak, arus informasi dan data secara terus-menerus telah memberikan perspektif baru dalam dunia bisnis. Hal ini menandakan bahwa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi (TI) pada saat ini berkembang dengan cepat dan mempengaruhi kegiatan usaha manusia dibidang bisnis. Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan di era informasi ini, suatu organisasi membutuhkan informasi yang mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan itu

Lebih terperinci

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013).

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013). BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Strategi Sistem Informasi/Teknologi Informasi Strategi merupaka definisi dari kumpulan tindakan yang saling terintegrasi yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan dan kekuatan

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN)

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN) PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN) Yeni Kustiyahningsih Fakultas Teknik, Jurusan Manajemen Informatika, Universitas Trunojoyo Email

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi sudah semakin pesat, sehingga memudahkan pekerjaan yang ada pada suatu organisasi serta kemudahan mengakses informasi yang di butuhkan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Definisi Enterprise Architecture (EA) Sebelum membahas EA, harus terlebih dahulu diketahui pengertian atau definisi tentang enterprise dan arsitektur. Definisi enterprise dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa perancangan sistem adalah framework Zachman yang akan dijabarkan dalam masing-masing kolomnya yang terdiri dari What,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) diyakini oleh banyak pihak sebagai salah satu hasil karya cipta teknologi penting yang banyak memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga pemerintah, secara umum, memiliki beberapa proyek Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuke-government pada masing-masing unit organisasi dengan kondisi

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 6 November 2017 ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI 1 Safrian Aswati, 2 Saleh Malawat, 3 Suhendra, dan 4 Khairil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini semakin berperan dalam pengambilan keputusan oleh individu, perusahaan maupun instansi pemerintah.

Lebih terperinci

MENGENAL FRAMEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTEM INFORMASI UNTUK JASA BENGKEL MOBIL

MENGENAL FRAMEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTEM INFORMASI UNTUK JASA BENGKEL MOBIL 8 INFOKA Nomor II / Th. IX/ September / 4 ENGENAL FRAEWORK ENTERPRISE ARCHITECTURE SISTE INFORASI UNTUK JASA BENGKEL OBIL SUGENG URDOWO (Dosen AIK JTC Semarang) ABSTRAK Kepuasan layanan pada pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan. Sampai saat ini PT. XYZ masih belum memiliki pendefinisian

BAB I PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan. Sampai saat ini PT. XYZ masih belum memiliki pendefinisian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Penelitian PT. XYZ adalah sebuah perusahaan dalam bidang jasa fabrikasi sheetmetal. Dimana dalam setiap proses bisnisnya, pengelolaan terhadap data dan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin kompetitif dalam dunia pendidikan terutama bagi Akademi yang dikelola oleh masyarakat (Swasta), menuntut pihak pengelola untuk mengembangkan

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI

ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERGURUAN TINGGI Tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2 Program Studi Magister Sistem Informasi Dyna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat (Luftman, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat (Luftman, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan sistem informasi/teknologi informasi (SI/TI) dalam suatu organisasi telah menjadi isu yang sangat penting, karena SI/TI dapat membantu organisasi meraih

Lebih terperinci

Kata kunci : Enterprise Architecture, TOGAF ADM, Business Architecture, SIAKAD, Institut XYZ, Sistem Informasi Akademik.

Kata kunci : Enterprise Architecture, TOGAF ADM, Business Architecture, SIAKAD, Institut XYZ, Sistem Informasi Akademik. PERANCANGAN BUSINESS ARCHITECTURE UNTUK FUNGSI AKADEMIK PADA INSTITUT XYZ MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM STUDI KASUS SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAKAD) DESIGN OF BUSINESS ARCHITECTURE FOR ACADEMIC FUNCTIONTIONAL

Lebih terperinci

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS Vol.1, No. 2, Juni 2016, 157-166 E-ISSN: 2548-3587 157 Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method) Rully Pramudita 1,*,Nadya

Lebih terperinci

Arsitektur Enterprise

Arsitektur Enterprise Arsitektur Enterprise Kualitas Informasi Usefull Completness Correctness Security Up to date Sistem Informasi Enterprise Enterprise membutuhkan perencanaan Sistem Informasi yang bersifat menyeluruh dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data,

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah dalam mendapatkan suatu data, Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Enterprise Architecture Enterprise Architecture dapat didefinisikan sebagai sebuah blueprint yang menjelaskan bagaimana semua elemen TI dan manajemen bekerja bersama dalam satu

Lebih terperinci

Nelly Khairani Daulay

Nelly Khairani Daulay PERANCANGAN CETAK BIRU INFRASTRUKTUR TEKNOLOGI INFORMASI PADA STMIK MURA LUBUKLINGAU Program Studi Sistem Komputer, STMIK Musi Rawas Lubuklinggau Jl. Jend. Besar Soeharto Kel. Lubuk Kupang Kec. Lubuklinggau

Lebih terperinci

ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING

ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING Metode EAP Ada 2metode EAP yang banyak digunakan yaitu : 1. Metode Zachman 2. Metode Togaf ENTERPRISE ARSITEKTUR PLANNING Uro Abdulrohim, MT Zachman Framework Dalam pengembangan EA ada beberapa metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang sedemikian pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi proses akses, pengelolaan, dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Basis Data 2.1.1 Pengertian Data Menurut Turban (2003, p2), data ialah fakta yang belum diolah atau gambaran dari transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan dan diklasifikasikan.

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.2. Enterprise Arsitektur Arsitektur enterprise adalah sebuah pendekatan yang didirikan berdasarkan model dan manajemen holistik TI sebagai kerangka kerja untuk menunjukan penciptaan

Lebih terperinci

PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA PEMBUATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA ZACHMAN DI MAJELIS PUSTAKA DAN INFORMASI PPMUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Astri Veviyana 08018153, Ali Tarmuji Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) PERENCANAAN CETAK BIRU SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI BERBASIS E2AF DAN METODOLOGI EAP (Studi Kasus Universitas Muhammadiyah Surakarta) Ady Purna Kurniawan Chalifa Chazar ABSTRAK Suatu organisasi membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya PT. Pos Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengiriman surat dan paket. Namun, Pada saat ini PT. Pos Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sistem informasi saat ini telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat pada sektor bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, alumni serta pengguna lulusan. Informasi Tenaga Kerja wilayah Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. karyawan, alumni serta pengguna lulusan. Informasi Tenaga Kerja wilayah Jawa Timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan diantara Perguruan Tinggi sebanyak 51% dari 16.000 PTN dan PTS yang telah terakreditasi (BAN PT, 2012) di seluruh Indonesia dan di Jawa Timur untuk

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning

Enterprise Architecture Planning Enterprise Architecture Planning Zachman Framework TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com History Kerangka kerja Zachman (Zachman Framework) pertama

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #6 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip penyelarasan bisnis dan teknologi informasi sebagai faktor penting pendorong arsitektur

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi

ABSTRAK. Keywords : Arsitektur Interprise, Zachman Framework, Arsitektur Teknologi Informasi Judul Pembimbing I Pembimbing II Penyusun : Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Di Laboratorium Pengembangan Dan Penerapan Teknologi Informasi Teknik Informatika, UPN Veteran Jatim Menggunakan Zachman

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Pada penyusunan penelitian ini, teknik pengumpulan data adalah faktor yang terpenting yang harus dipenuhi untuk di analisis lebih lanjut. Pengumpulan

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Ketika suatu organisasi akan diproyeksikan dan dikembangkan dengan harapan agar organisasi tersebut mempunyai eksistensi dan competitive advantage yang baik, maka perencanaan strategis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM 4.1 Analisa Studi Kasus Penerapan sistem informasi dalam fungsi bisnis pada setiap organisasi dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan bahwa untuk menerapkan sistem

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA Kuswardani Mutyarini, ST., Dr. Ir. Jaka Sembiring Laboratorium Sinyal dan Sistem Dept. Teknik Elektro ITB Labtek VIII ITB, Jl.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) sangatlah penting untuk mengatur jalannya proses bisnis yang ada dalam sebuah organisasi agar lebih efektif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi sehingga IS/IT banyak digunakan oleh organisasi (Sasmito, 2013). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi sehingga IS/IT banyak digunakan oleh organisasi (Sasmito, 2013). Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini sistem informasi dan teknologi informasi (IS/IT) berkembang sangat pesat dan perkembangan tersebut diikuti oleh meningkatnya kebutuhan bisnis organisasi

Lebih terperinci

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP)

Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Analisa Teori: Strategi IT Enterprise dengan Enterprise Architecture Planning (EAP) Yohana Dewi Lulu W yohana@pcr.ac.id Jurusan Komputer Politeknik Caltex Riau Abstrak Perkembangan enterprise saat ini

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dana Indra Sensuse (2011) TOGAF merupakan framework yang paling cocok

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dana Indra Sensuse (2011) TOGAF merupakan framework yang paling cocok BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2009) serta Lusa dan Dana Indra Sensuse (2011) TOGAF merupakan framework yang paling cocok untuk enterprise

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya Teknologi Informasi (TI) berbasis komputer memudahkan perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya terutama dalam mengelola informasi. TI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Pada penelitian sebelumnya yang berjudul Pengembangan Model Arsitektur Enterprise Untuk Perguruan Tinggi dilakukan pengembangan model arsitektur enterprise untuk

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan dasar, prinsip, struktur dan poin kunci framework TOGAF sebagai pendekatan arsitektur enterprise

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perguruan tinggi adalah sebuah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup beberapa disiplin ilmu pengetahuan. Tujuan dari perguruan

Lebih terperinci

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I Enterprise Architecture Muhammad Bagir, S.E., M.T.I 1 2 Outline Materi Kriteria Framework EA Perbandingan EA Framework Elemen Dasar Dokumentasi EA Pendekatan Lengkap EA 3 Kriteria Framework EA Untuk memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Pada era golbalisasi saat ini persaingan bisnis yang semakin ketat diantara perguruan tinggi di Indonesia mendorong perguruan tinggi untuk memberikan pelayanan maksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telah mengubah manusia dalam menyelesaikan semua pekerjaan dan segala aspek kehidupan manusia. Dimana teknologi informasi dan komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Pemanfaatan enterprise Architecture planning (EAP) untuk perencanaan system informasi melibatkan pemahaman dan kejelasan beberapa definisi

Lebih terperinci

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1 Sistem Pendukung Keputusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Merupakan sistem pengolahan data dengan komputer yang menghasilkan suatu Informasi yang dapat digunakan oleh manusia dalam mendukung keputusan mereka.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama

Lebih terperinci

Gambar I.1 Jumlah Penduduk Muslim di Dunia

Gambar I.1 Jumlah Penduduk Muslim di Dunia BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis di Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat. Terdapat berbagai jenis bisnis yang sedang berkembang di Indonesia, seperti bisnis di bidang makanan,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknologi Informasi (TI) merupakan faktor yang sangat strategis tidak hanya berperan membantu mempercepat, mempermudah, dan meningkatkan akurasi proses-proses akademik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) bidang II Kota Bandung adalah salah satu bagian dari BPPT Kota Bandung yang melayani proses penerbitan perizinan meliputi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Dasar Enterprise Arsitektur 3.1.1. Enterprise Architecture Enterprise Architecture atau dikenal dengan arsitektur enterprise adalah deskripsi yang didalamnya termasuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem adalah suatu kumpulan elemen dalam mewujudkan target untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan keterkaitan antar elemen yang saling terhubung, (Sutedjo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi (Sistem Informasi) pada Perguruan Tinggi dengan Framework Zachman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Informasi (Sistem Informasi) pada Perguruan Tinggi dengan Framework Zachman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil-hasil

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Pada sub bab objek penelitian ini penulis mengutip sumber data yang di tulis dalam dokumen perusahaan CV Muncul Jaya yang berjudul Dokumen dokumen

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pengertian Enterprise Architecture Sebuah bangunan memerlukan sebuah pedoman dalam proses pembangunannya. Pedoman itu digunakan untuk membantu para pengambil keputusan dalam

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini dilaksanakan pada event organizer Putra Gembira Bandung di bagian pendaftaran konsumen. Yang berlokasi di jalan rajawali timur

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi

Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Jurnal Sistem Informasi Bisnis 03 (2012) On-line : http://ejournal.undip.ac.id/index.php/jsinbis 117 Enterprise Architecture Planning Untuk Pengembangan Sistem Informasi Perguruan Tinggi Dyna Marisa Khairina

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM ABSTRAK Perencanaan arsitektur sistem informasi organisasi adalah sebuah proses yang kompleks, karena itu proses perencanaan harus dikelola berdasarkan suatu petunjuk yang jelas dengan tujuan menyelaraskan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian 36 Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) yang merupakan kerangka kerja arsitektur di

Lebih terperinci

Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework

Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework Titus Kristanto Teknik Informatika Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya E-mail: tintus.chris@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI penelitian. Pada bab ini akan dibahas literatur dan landasan teori yang relevan dengan 2.1 Tinjauan Pustaka Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi.

II. LANDASAN TEORI. spesifikasi pada komputer yang berdasarkan pada sistem informasi. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Aplikasi Menurut Whitten Perancangan Sistem adalah Proses dimana keperluan pengguna dirubah ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan atau kedalam spesifikasi pada komputer

Lebih terperinci

PENERAPAN ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK UNTUK PEMODELAN SISTEM INFORMASI

PENERAPAN ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK UNTUK PEMODELAN SISTEM INFORMASI ISSN. 42-000 VOL 3, NO 2, OKTOBER 202 PENERAPAN ENTERPRISE ARCHITECTURE FRAMEWORK UNTUK PEMODELAN SISTEM INFORMASI Roni Yunis, Theodora 2 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 2, 24, 40 Medan 2022 roni@mikroskil.ac.id,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan 27 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Apotek Bio-Syifa yang bertempat di jalan Warung Kandang No. D52 Desa Sindangsari, Plered, Purwakarta. 3.1.1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk mengembangkan sebuah arsitektur enterprise yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk mengembangkan sebuah arsitektur enterprise yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan sebuah organisasi perlu melakukan pengembangan bisnis dan sistem informasi melalui pemanfaatan arsitektur enterprise. Salah

Lebih terperinci

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS) Mahasiswa mampu menjelaskan bahasa, pedoman, dan visualisasi yang digunakan sebagai dasar pembuatan sebuah pemodelan arsitektur

Lebih terperinci

Enterprise Architecture

Enterprise Architecture Enterprise Architecture ENTERPRISE ARCHITECTURE PLANNING TKB5354 Perancangan Arsitektur Enterprise Chalifa Chazar www.script.id chalifa.chazar@gmail.com Referensi Surendro, K (2009) : Pengembangan Rencana

Lebih terperinci

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM TESIS PM147501 PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA PT. XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM CATUR WAHYU WIJAYA NRP. 9115205307 DOSEN PEMBIMBING: Dr. Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Pertemuan 11: Pengembangan Sistem Informasi Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2013 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Metodologi Pengembangan Sistem System Development Life Cycle (SDLC)

Lebih terperinci

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya) Agus Hermanto [9112205310] Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Hari Ginardi, M.Kom PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan objek penelititan pada CV. Kayu Laris. 3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris CV. Kayu Laris adalah

Lebih terperinci

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi

Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Perancangan Cetak Biru Teknologi Informasi Budi Daryatmo STMIK MDP Palembang budi_daryatmo@yahoo.com Abstrak: Pengelolaan TI perlu direncanakan dan dituangkan dalam bentuk cetak biru TI sehingga organisasi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah bagian pengolahan data dan penyimpanan data barang pada Apotek Martanegara. 3.1.1. Sejarah

Lebih terperinci