1. Contoh pembelajaran dan teori sesuai dengan kelas saya (Kelas I), yaitu :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Contoh pembelajaran dan teori sesuai dengan kelas saya (Kelas I), yaitu :"

Transkripsi

1 NAMA : Anggraini Lilis Probowati NIM : POKJAR : Gantiwarno, Klaten MATA KULIAH : Pembelajaran IPA SD (PDGK4202) DOSEN : Rony M Kunda, M.Pd 1. Contoh pembelajaran dan teori sesuai dengan kelas saya (Kelas I), yaitu : PEMBELAJARAN IPA DENGAN TEORI MODEL PIAGET Mata Pelajaran : IPA Kelas : I Materi : Panca Indera Tujuan Umum : Siswa dapat mengenali bagian bagian tubuh dan fungsinya Desain Pembelajaran : 1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai 2. Guru menyiapkan alat peraga berupa gambar alat indera 3. Siswa dibagi kedalam kelompok yang terdiri dari 4 kelompok yang masing masing kelompok terdiri dari 7 anak. 4. Masing masing kelompok dibagikan gambar alat indera dan huruf huruf acak kemudian siswa berdiskusi menyusun kata mengenai alat indera dan menyebutkan fungsi fungsinya 5. Perwakilan dari setiap kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil penyusunan huruf didepan kelas

2 Menurut Piaget, ada sedikitnya tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam merancang pembelajaran di kelas, terutama dalam pembelajaran ketiga hal tersebut adalah 1) Seluruh anak melatih tahapan yang sama secara berurutan 2) Anak mempunyai tanggapan yang berbeda terhadap suatu benda atau kejadian 3) Apabila hanya kegiatan fisik yang diberikan kepada anak, tidaklah cukup untuk menjamin perkembangan intelektual anak. Cara Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar : Mulailah dari hal - hal yang konkret yaitu kegiatan aktif mempergunakan pancaindradengan benda nyata atau konkret. Penata asal, yaitu suatu informasi umum mengenai apa yang akan diajarkan, agar murid mempunyai kerangka kerja untuk mengasimilasikan informasi baru ke dalam struktur kognitifnya. Perkembangan kognitif yang berbeda dan gaya belajar yang berlainan : Guru harus selalu memperhatikan pada setiap sisa apa yang mereka lakukan, apakah mereka melaksanakan dengan benar, apakah mereka tidak mendapatkan kesulitan. Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menemukan sendiri jawabanya, sedangkan guru harus selalu siap dengan alternatif jawaban bila sewaktu waktu dibutuhkan. Pada akhir pembelajaran, guru mengulas kembali bagaimana sisa dapat menemukan jawaban yang diinginkan. 2. Keuntungan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran IPA di kelas adalah Jawab: a. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa yang tinggi b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelediki alam sekitar,memecahkan masalah dan membuat keputusan c. Sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,Lingkungan,teknologi dan masyarakat d. Meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara lingkungan alam. e. Seorang Guru dapat memilih pendekatan yang dapat memberikan kesempatan dalam memberikan pengalaman belajar langsung, melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah

3 3. Keuntungan menggunakan pendekatan dalam pembelajaran IPA di kelas adalah Mata Pelajaran : IPA Kelas : I Semester Ganjil Materi : Organ Tubuh Manusia Tujuan Pembelajaran : a. Siswa dapat menyebutkan bagian alat indera - Mulut - Tangan - Mata - Hidung - Telinga b. Siswa dapat memahami fungsi mulut, hidung, tangan, telinga dan mata c. Siswa dapat menyusun huruf huruf menjadi kata - kata pada pancera indera d. Siswa dapat menyebutkan fungsi nama panca indera Pendekatan Pembelajaran Penemuan yang merupakan berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar benar bermakna. Bruner mengungkapkan bahwa dalam proses belajar, anak sebaiknya diberikan kesempatan untuk memanipulasi objek atau benda - benda atau alat peraga. Melalui alat peraga itu, anak akan langsung melihat bagaimana keteraturan dan pola srtuktur dari benda yang diperhatikannya tersebut. Keteraturan yang didapat anak melaui peng amatan dan keterlibatan secara langsung tersebut kemudian oleh anak dihubungkan dengan keterangan instuitif yang melekat padanya. Ada tiga tahap pembelajaran dikemukakan oleh Bruner, yaitu anak secara langsung terlibat dalam memanipulasi "mengotak - atik objek EVALUASI 1. Pasangkanlah nama nama alat indera pada tubuh anak

4 2. Pasangkanlah nama nama alat indera dengan fungsinya Mata a. Melihat Hidung b. Mendengar Mulut c. Berbicara Tangan d. Memegang Telinga e. Mencium 4. Aplikasi kelas berdasarakan pendekatan sejarah yaitu : Jawab : Pendekatan Sejarah sangat cocok diperlukan pada jenjang kelas tinggi yaitu kelas 5 dan 6. Misalnya penerapan pembelajan di kelas 6 yaitu mempelajari Tata Surya Para siswa diajak untuk mempelajari system tata surya, pergerakan bumi mengelilingi matahari,revolusi bumi,dan bulan. Dalam hal ini melalui media Proyektor siswa di kenalkan dengan tokoh ilmu tata surya yaitu galilio galilea., dikenalkan dengan seorang ahli astronomi lainya yang bertujuan agar siswa dapat memahami dan mengerti tentang system tatasurya yang mengelilingi jagad alam semesta ini 5. Metode yang paling tepat dalam pembelajaran IPA di SD Jawab: Pada hakikatnya pembelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan agar siswa menguasai fakta,konsep,prinsip,dan proses penemuan serta memiliki sikap ilmiah,yang bermanfaat bagi siswa dalam mempelajari diri dan alam sekitarnya.pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mencari tahu dan berbuat sehingga mampu mempelajari alam sekitar secara ilmiah. Menurut saya, Metode yang paling cocok di terapkan di SD yaitu : Metode Demonstrasi dan Metode Eksperimen /percobaan a. Metode Demonstrasi yaitu Suatu strategi pengembangan dengan cara memberikan pengalaman belajar melalui perbuatan melihat dan mendengarkan di ikuti dengan meniru pakerjaan yang didemonstrasikan.metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran b. Metode Eksperimen Yaitu metode eksperimen sangat berbeda dengan metode demonstrasi,secara khusus metode eksperimen adalah sebuah metode yang dapat dilakukan dialam sekitar,misalnya untuk mengetahui bagaimana tumbuhan

5 berkembang biak dengan cara mencangkok,dalam pembelajaran siswa dibawa kehalaman sekolah yang terdapat tanaman mangga,siswa dapat melakukan eksperimen bagaimana cara mencangkok dengan bimbingan guru. Metode eksperimen juga dapat diterapkan dikelas atas yaitu kelas 3,4,5,6 SD.adapun kelemahan dari metode eksperimen adalah metode ini butuh fasilitas khusus dan bahan yang terkadang sulit ditemukan,metode eksperiment menuntut ketelitian kesabaran yang tinggi, hasil percobaan terkadang tidak sesuai yang diharapkan. Contoh Penggunan metode Mata Pelajaran : IPA Kelas : V / Semester 2 Materi : Benda nyata di sekitar kita Demonstrasi : Membuat magnet Alat dan bahan: 1. Magnet, benda bermagnet,kabel dan baterai Desain Pembelajaran a. Guru menyiapkan media berupa magnet,kabel dan baterai b. Guru memasang gambar cara membuat magnet secara induksi,gosokan dan elestromagnet c. Siswa secara berkelompok mengamati gambar dan menyiapkan alat sesuai gambar d. Siswa berdiskusi membuat magnet dan siswa mempresentasikan hasil diskusi membuat magnet Kelemahan dan kelebihan metode demonstrasi dan metode eksperimen. 1. Metode Demosntrasi a. Kelebihan metode demonstrasi Terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan. Proses pembelajaran akan lebih menarik. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. b. Kelemahan metode demonstrasi Memerlukan keterampilan guru secara khusus. Memerlukan waktu yang banyak. Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan. Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan.

6 2. Metode Eksperimen a. Kelebihan metode eksperimen Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di amati Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain. Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar. Dapat menambah pengalaman anak didik. Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan. Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit. Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta berperan secara langsung. Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan bai b. Kelemahan metode eksperimen Memerlukan waktu yang cukup banyak. Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien. Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahanbahannya. Memerlukan tenaga yang tidak sedikit Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif. Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini. Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya

7 6. Perbedaan antara pendekatan dan metode Jawab: PERBEDAAN No Pendekatan Metode 1 Pendekatan pembelajaran merupakan istilah yang melingkupi seluruh proses pembelajaran. Pendekatan Burden (1998) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran adalah sebuah metode untuk menyampaikan pelajaran yang dapat membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Secara umum, pendekatan atau strategi pembelajaran dibedakan menjadi dua yaitu pendekatan/strategi yang berpusat pada peserta didik dan pendekatan yang berpusat pada guru.klasikal, kelompok dan individu.pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran Metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang digunakan guru untuk melaksanakan rencana yaitu mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata atau praktis. Jika strategi pembelajaran masih bersifat konseptual maka metode pembelajaran sudah bersifat praktis untuk diterapkan. Cakupan metode pembelajaran lebih kecil daripada strategi atau model pembelajaran. Dari hasil pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran. Walaupun perbedaan itu tidak begitu tegas, karena semua istilah merupakan satu kesatuan yang saling menunjang, untuk melaksanakan proses pembelajaran. Jadi model pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran yang didalamnya ada pendekatan, strategi, metode dan tehnik. Contoh : model yang digunakan guru PAIKEM, Pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan pemerintah adalah pendekatan pembelajaran yang terfokus pada siswa, dimana strategi pembelajaran siswa aktif, bisa mengungkapan gagasan, penemuan-penemuan.

8 Metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil belajar yang berbeda dalam kondisi yang berbeda berdasarkan kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan ( Ceramah, tanya jawab, diskusi, dll ). Sedangkan pendekatan pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Nama : Niken Palupi Utami NIM : POKJAR : Gantiwarno Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD. 1. Pembelajaran IPA Dengan Teori Ausubel

Nama : Niken Palupi Utami NIM : POKJAR : Gantiwarno Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD. 1. Pembelajaran IPA Dengan Teori Ausubel Nama : Niken Palupi Utami NIM : 836762484 POKJAR : Gantiwarno Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD 1. Pembelajaran IPA Dengan Teori Ausubel Kelas : V (Lima) / Semester 1 Materi : Perubahan wujud

Lebih terperinci

LINGKUNGAN PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM. Pengaruh cahaya matahari

LINGKUNGAN PERUBAHAN LINGKUNGAN ALAM. Pengaruh cahaya matahari Nama : Yusup Ragil Prasetyo NIM : 836775781 POKJAR : Gantiwarno,Klaten Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD 1. PEMBELAJARAN IPA DENGAN TEORI MODEL AUSUBEL Mata Pelajaran : IPA /Semester 1 Kelas :

Lebih terperinci

11 tahun sampai dewasa

11 tahun sampai dewasa TEORI BELAJAR DALAM PEMEBALAJARAN IPA SD 1. TEORI BELAJAR PIAGET Belajar adalah suatu proses yang aktif, konstruktif, berorientasi pada tujuan, semuannya bergantung pada aktifitas mental peserta didik.

Lebih terperinci

1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Nama : Diyah Ismawati NIM : 836764313 Pokjar : Gantiwarno Klaten 1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. Pembelajaran IPA dengan Teori Ausubel: Kelas Judul

Lebih terperinci

Nama : ARI WULANDARI NIM : Pokjar : Gantiwarno

Nama : ARI WULANDARI NIM : Pokjar : Gantiwarno Nama : ARI WULANDARI NIM : 836759945 Pokjar : Gantiwarno 1. Contoh pembelajaran yang saya gunakan menurut teori pada kelas bawah ( 1 ) : a. Teori PIAGET 1) Tahap Sensori Motor Pada tahap ini anak mulai

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS 2 MATA KULIAH PEMBELAJARAN IPA DI SD

LAPORAN TUGAS 2 MATA KULIAH PEMBELAJARAN IPA DI SD LAPORAN TUGAS 2 MATA KULIAH PEMBELAJARAN IPA DI SD Dosen Pengampu : Rony M Kunda, M.Pd Disusun untuk melengkapi mata kuliah Pembelajaran IPA di SD Disusun oleh ANGGRAINI LILIS PROBOWATI 836758216 POKJAR

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70).

BAB II KAJIAN TEORI. jawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (Mulyasa, 2005 :70). BAB II KAJIAN TEORI A. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sitem pendidikan nasional mempunyai peran amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang dan malam? bagaimana matahari terbit dan tenggelam? bagaimana proses terbentuknya pelangi? Pertanyaan-pertanyaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kajian Pembelajaran Langsung a. Pengertian Pembelajaran Langsung Menurut Arends (1997) model pengajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

VIVIPAR CARA BERKEMBANGBIAK HEWAN AYAM SAPI OVIPAR OVOVIVIPAR KAMBING KADAL BURUNG ULAR IKAN PAUS

VIVIPAR CARA BERKEMBANGBIAK HEWAN AYAM SAPI OVIPAR OVOVIVIPAR KAMBING KADAL BURUNG ULAR IKAN PAUS Nama : Ana Maryati NIM : 836757017 POKJAR : Gantiwarno,Klaten Mata Kuliah : Pembelajaran IPA di SD 1. Pembelajaran IPA di SD kelas 3 dengan menggunakan teori Ausubel. : Ciri-Ciri Makhluk hidup Sub Pokok

Lebih terperinci

NIM : : POKJAR

NIM : : POKJAR Nama : Sri Haryani NIM : 836764424 POKJAR : Gantiwarno,Klaten Mata Kuliah : PDGK4202/Pembelajaran IPA SD 1. Contoh pembelajaran yang saya pilih adalah pembelajaran menurut teori Ausubel karena menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori mencakup hal pengertian belajar, hakikat kegiatan belajar mengajar, dan hakikat IPA. Hal-hal tersebut terjabar dalam penjelasan berikut. 2.1.1. Belajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Deskripsi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam beberapa siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II, pra siklus dilaksanakan pada

Lebih terperinci

Sutriari Astati. Widyaiswara LPMP. D.I. Yogyakarta.

Sutriari Astati. Widyaiswara LPMP. D.I. Yogyakarta. Sutriari Astati. Widyaiswara LPMP. D.I. Yogyakarta. Pendahuluan. Banyak istilah-istilah yang digunakan didalam proses pembelajaran seperti teori pembelajaran, model pembelajaran, pendekatan pembelajaran,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab.

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab. 37 PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN NGARINGAN SD NEGERI 3 BELOR Alamat : Jl. Singosari, Desa Belor, Kec. Ngaringan Kab. Grobogan SURAT IJIN PENELITIAN Nomor:.. Yang bertanda tangan

Lebih terperinci

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery terpimpin di SMP Oleh: Mia Yuniati NIM K 4302529 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah

Lebih terperinci

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Gambar. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Gambar. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan, 6 2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Gambar Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan, keaktifan atau suatu kegiatan belajar yang dilaksanakan di tiap bagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa tersebut perlu diciptakan suasana proses belajar yang dapat. membangun semangat belajar siswa tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia sekolah dasar adalah masa yang paling efektif dalam pengembangan kreativitas. Potensi usia itu berada pada masa yang penting untuk merangsang perkembangannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains merupakan ilmu berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

Lebih terperinci

Manfaat Teori Belajar Bagi Guru

Manfaat Teori Belajar Bagi Guru TEORI-TEORI BELAJAR Manfaat Teori Belajar Bagi Guru Membantu guru untuk memahami bagaimana siswa belajar Membantu proses belajar lebih efektif, efisien dan produktif Membimbing guru untuk merancang dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara

I. PENDAHULUAN. Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bicara tantangan dan permasalahan pendidikan di Indonesia berarti berbicara tentang pendidikan kita dewasa ini dalam perspektif masa depan. Dalam kenyataannya, pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, berbagai upaya dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3 bahwa pendidikan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal. 1 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa sebagi akibat dari latihan dan pengalaman.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, dan abstrak. Matematika sebagai salah satu cabang ilmu yang dapat dinilai memberikan konstribusi positif dalam

Lebih terperinci

logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit.

logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dan sangat berperan dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 20 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus 1, deskripsi hasil perbaikan pada siklus 2, pembahasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga ilmu kimia bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses memproduksi sistem nilai dan budaya ke arah yang lebih baik, antara lain dalam pembentukan kepribadian, keterampilan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam atau biasa yang disebut dengan IPA membutuhkan sebuah pengalaman langsung, agar tujuan dari pembelajaran IPA tersebut dapat tercapai dengan

Lebih terperinci

Batasan Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik dalam pembelajaran

Batasan Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik dalam pembelajaran Batasan Pendekatan, Model, Strategi, Metode, Teknik, dan Taktik dalam pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Standar kompetensi mata pelajaran IPA pada satuan pendidikan SD berisi

BAB I PENDAHULUAN. Standar kompetensi mata pelajaran IPA pada satuan pendidikan SD berisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi mata pelajaran IPA pada satuan pendidikan SD berisi tuntutan penguasaan pengetahuan IPA (konsep, prinsip, teori, dan hukumhukum) dan juga

Lebih terperinci

HAND OUT PERKULIAHAN PROGRAM S1. Nama Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran

HAND OUT PERKULIAHAN PROGRAM S1. Nama Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran HAND OUT PERKULIAHAN PROGRAM S1 Nama Mata Kuliah: Belajar dan Pembelajaran Program Studi : Pendidikan Biologi Jenjang : S1 Semester : Ganjil / Genap Jumlah SKS : 2 SKS JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FPMIPA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Ilmu Pengetahuan Alam Conant (Patta Bundu, 2006: 10) mengemukakan pendapatnya bahwa sains adalah bangunan atau deretan konsep dan skema konseptual (conseptual

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa dengan harapan terjadinya respon yang positif pada diri siswa. Guru harus mampu memberi

Lebih terperinci

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan, 7 Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang yang berlangsung seumur hidup. 2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses yang komplek yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Wulan Sari Ningsih NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

SKRIPSI. Oleh : Wulan Sari Ningsih NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN DENGAN TEKA-TEKI SILANG (TTS) DAN PETA KONSEP MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DI SMP

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) agar siswa mampu berpikir logis, analistis, sistematis, kritis, dan kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

Lebih terperinci

Nama : Mutik Hamitayani NIM : POKJAR : Gantiwarno, Klaten Tugas : IPA 1

Nama : Mutik Hamitayani NIM : POKJAR : Gantiwarno, Klaten Tugas : IPA 1 Nama : Mutik Hamitayani NIM : 836763454 POKJAR : Gantiwarno, Klaten Tugas : IPA 1 1. Alasan Pembelajaran IPA dengan teori model Teori Piaget ini karena banyak dipakai dalam penentuan proses pembelajaran

Lebih terperinci

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya.

rangka perkembangan manusia (Hidayat dan Machali, 2010: 32). maka manusia dapat berkembang lebih jauh daripada mahluk-mahluk lainnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah proses kegiatan yang khas dilakukan oleh manusia. Pendidikan merupakan produk kebudayaan manusia. Kegiatan pendidikan dilakukan dalam

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR Desminiarti Aprita Indah Ayu SD Negeri I Kaur Selatan Kabupaten Kaur Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus 1, deskripsi hasil perbaikan pada siklus 2, pembahasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Pengertian Menurut Darmansyah (2006 : 13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penelitian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam

Lebih terperinci

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa

2.1 Perkembangan anak sekolah dasar. Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa 2.1 Perkembangan anak sekolah dasar Perkembangan anak usia sekolah disebut juga perkembangan masa pertengahan dan akhir anak yang merupakan kelanjutan dari masa awal anak. 7 Permulaan masa pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sains merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan

BAB I PENDAHULUAN. penunjang roda pemerintahan, guna mewujudkan cita cita bangsa yang makmur dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu Negara terbesar didunia yang termasuk kategori Negara berkembang yang saat ini menempatkan pendidikan sebagai fondasi dan atau penunjang

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR. Erlinda PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TERHADAP PELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR Erlinda Guru SDN 018 Rantau Sialang erlinda916@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi peserta didik untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan sekolah merupakan suatu proses kompleks yang mencakup

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Profesional seorang guru adalah salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran. Proses belajar mengajar harus dikelola dengan baik agar memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam menyiapkan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. IPA berisi konsep-konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu pengetahuan alam atau sains (science) diambil dari kata latin Scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini semakin berkembangnya teknologi dan informasi yang menuntut adanya perkembangan dan perubahan dalam semua aspek kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan IPA di SD Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu perkembangan individu, masyarakat maupun suatu bangsa. Salah satu langkah untuk meningkatkan kemajuan suatu bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Kegiatan mengajar pada hakikatnya adalah proses yang dilakukan oleh guru dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Hasil Belajar Siswa Tentang Perubahan Wujud Benda 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Hamalik (2001 : 1), Hasil belajar adalah bila seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam sekitar kita. IPA tidak hanya mementingkan penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian dari pendapat beberapa ahli yang mendukung penelitian. Dari beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif. 12 BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Matematika Suatu pendidikan yang berlangsung di sekolah yang paling penting adalah kegiatan belajar. Ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian

Lebih terperinci

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat

Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat Ida Kaniawati Keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa Mengembangkan pengetahuan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mengembangkan rasa ingin tahu dan sifat positif. Mengembangkan keterampilan proses

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG 13-130 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG Gusmaweti. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian belajar Menurut Slameto (1987:2) belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

BAB II KAJIAN TEORI. Gagne menyatakan hasil belajar berupa: 1. Informasi Verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam BAB II KAJIAN TEORI A. Hasil Belajar IPA 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Gagne menyatakan hasil

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

BAB II KAJIAN TEORI. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan 20 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Metode Demontrasi Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Selain itu, melalui pendidikan akan dibentuk manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD

EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD EKSPERIMENTASI PENDEKATAN SAVI DAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT SISWA KELAS V SD Bangkit Dwi Sugiharto, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi kurikulum, tetapi banyak juga yang mengemukakan bahwa pembelajaran itu sendiri merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan negara-negara maju di dunia, oleh karena itu ditiap jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bahkan memegang peranan utama dalam rangka menciptakan sumber daya manusia indonesia yang berkualitas yang mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan IPTEK dan arus globalisasi mengakibatkan hubungan yang tidak linier antara pendidikan dengan lapangan pekerjaan, sehingga menimbulkan kesenjangan. Diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum memiliki peranan penting dalam pendidikan. Istilah kurikulum menunjukkan beberapa dimensi pengertian, setiap dimensi tersebut memiliki keterkaitan satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Menurut Hilgard dan Bower (dalam Purwanto, 2002:82 ) mengemukakan: "Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi

Lebih terperinci

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasi Belajar IPA Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik jika hasil belajar sesuai dengan standar yang diharapkan dalam proses pembelajaran tersebut.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD

RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD RANCANGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK / PROJECT BASED LEARNING (PBL) MATA PELAJARAN IPA BAGI SISWA SEKOLAH DASAR PBL IPA SD Penulis: Wara Winartiningsih LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN D.I.YOGYAKARTA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing).

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing. arah (ceramah reflektif) dan sistem dua arah (penemuan terbimbing). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Menurut Hamalik (2002:187) dilihat dari besarnya kelas, pendekatan penemuan terbimbing dapat dilaksanakan dengan dua sistem komunikasi yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup (Mudyahardjo, 2008 : 3). Pendidikan merupakan faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi dalam kehidupan, dengan pendidikan yang dimiliki manusia dapat hidup berkembang untuk meraih

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA

ALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA ALTERNATIF PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA SD/MI TERHADAP MATERI MEMBANDINGKAN PECAHAN SEDERHANA WARTA RIANA IRAWATI PGSD UPI Kampus Sumedang Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci