DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN"

Transkripsi

1 DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012

2

3

4 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... v I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Sasaran Nasional... 2 C. Tujuan... 2 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 4 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan... 4 B. Spesifikasi Teknis III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup B. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan C. Lokasi, Jenis dan Volume D. Simpul Kritis IV. PROSES PENGADAAN BARANG V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN. 44 A. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan iii

5 B. Pelaksanaan VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Monitoring B. Evaluasi C. Pelaporan VII. PEMBIAYAAN VIII. PENUTUP LAMPIRAN iv

6 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lokasi dan Volume kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Jenis dan Volume Kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Jenis dan Volume Komponen Kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim v

7 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Luas areal perkebunan di Indonesia sampai dengan tahun 2011 diperkirakan sekitar 21,21 juta ha dan yang diusahakan oleh rakyat sekitar 70 % dari total areal perkebunan. Produktivitas rata-rata tanaman masih rendah yaitu sekitar 58 % dari potensi. Rendahnya produktivitas tersebut antara lain disebabkan oleh adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan dampak perubahan iklim (kekeringan, banjir dan kebakaran). Dampak perubahan iklim yang ditandai dengan terjadinya fenomena iklim ekstrim (kekeringan dan curah hujan tinggi) menyebabkan perubahan pada proses fisiologis tanaman antara lain seperti pada tebu dapat menurunkan rendemen gula, pada kelapa sawit dapat menurunkan produktivitas, dan pada karet dapat menurunkan produksi latex. Untuk meminimalisir kerugian yang disebabkan oleh perubahan iklim maka perlu dilakukan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta dukungan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca. Luas areal perkebunan dan lahan masyarakat yang mengalami kebakaran 1

8 pada tahun 2011 seluas 6.792,7 ha. Sedangkan luas areal perkebunan yang rusak akibat banjir seluas 5 hektar. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka pada tahun 2013 kegiatan dukungan perlindungan perkebunan Direktorat Perindungan Perkebunan melaksanakan kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim. B. Sasaran Nasional Salah satu sasaran dalam pembangunan perkebunan yang ingin dicapai pada kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim adalah memfasilitasi pencegahan kebakaran dan penanganan dampak perubahan iklim di 21 provinsi 26 kabupaten rawan kebakaran dan kekeringan dalam rangka memberikan kontribusi penurunan hotspot sebesar 10 % pertahun dan pengurangan risiko kekeringan. C. Tujuan Tujuan kegiatan adalah: 1. Melakukan pemantauan antisipasi dampak perubahan iklim (kebakaran, kekeringan dan banjir) secara lebih dini di tingkat lokus. 2

9 2. Melakukan pembangunan demplot adaptasi kekeringan pada tanaman perkebunan dan melakukan sosialisasi dampak perubahan iklim pada sub sektor perkebunan di 12 provinsi. 3. Melakukan sosialisasi pembukaan lahan tanpa bakar dan peraturan perundangundangan yang melarang pembukaan pengolahan lahan dengan cara membakar serta pengolahan limbah pembukaan lahan tanpa bakar baik secara langsung ataupun tidak langsung di 14 kabupaten pada 9 provinsi rawan kebakaran. 4. Melaksanakan pertemuan koordinasi antar instansi pemerintah di daerah, pelaku usaha perkebunan, petani dan masyarakat dalam upaya pencegahan kebakaran dan antisipasi dampak perubahan iklim. 3

10 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan 1. Pendekatan Umum Prinsip pendekatan umum meliputi hal yang bersifat administratif dan manajemen kegiatan. 1.1 SK Tim Pelaksana Kegiatan a. Penetapan SK Tim Pelaksana Kegiatan oleh Kepala Dinas/KPA paling lambat 1 (satu) minggu setelah diterimanya penetapan Satker dari Menteri Pertanian. b. Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim tanaman perkebunan untuk TP provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi. c. Penanggung jawab dan pelaksana kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim tanaman perkebunan untuk TP kabupaten/kota ditetapkan oleh Kepala Dinas kabupaten/kota. 1.2 Rencana kerja Rencana kerja pelaksanaan masingmasing kegiatan disusun paling 4

11 lambat 1 (satu) minggu setelah ditetapkannya SK Tim pelaksana dan mengacu kepada Pedoman Teknis dari Ditjen Perkebunan. 1.3 Juklak, Juknis Penyelesaian Juklak/Juknis untuk kegiatan TP Provinsi/Kabupaten/Kota paling lambat 2 (dua) minggu setelah ditetapkannya SK Tim pelaksana dan mengacu kepada Pedoman Teknis dari Ditjen Perkebunan. 1.4 Revisi Pengajuan revisi kegiatan paling lambat bulan Februari 2013 dan diajukan oleh KPA masing-masing Satker. 1.5 Koordinasi dan Sosialisasi Koordinasi dilakukan oleh pelaksana dengan BBP2TP Medan, Surabaya, Ambon dan BPTP Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja), dan Dinas Kabupaten Kota dimana terdapat lokasi kegiatan dilaksanakan. Sedangkan sosialisasi dilaksanakan kepada petani calon lokasi kegiatan pengendalian/pihak terkait. 5

12 1.6 Pelelangan/pengadaan Pelelangan/pengadaan dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan kontrak diupayakan ditandatangani paling lambat bulan Maret Pengadaan sarana pendukung perlindungan tidak dapat digabungkan dengan pengadaan sarana produksi lainnya. 1.7 Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan evaluasi dilakukan selama kegiatan berlangsung minimal 2 (dua) kali disesuaikan dengan sumber daya yang ada. 1.8 Laporan a. Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan disampaikan sesuai dengan jadual dan form Pedoman SIMONEV. b. Laporan akhir kegiatan disampaikan ke pusat paling lambat 2 (dua) minggu setelah kegiatan selesai dan tidak melewati bulan Desember

13 2. Prinsip Pendekatan Teknis 2.1 Antisipasi Dampak Perubahan Iklim a. Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim, dan Bencana Alam Kegiatan ini dilaksanakan di Provinsi dan Kabupaten/Kota sentra pengembangan tanaman perkebunan dengan kriteria sebagai berikut: 1) Provinsi dan Kabupaten/Kota rawan kebakaran dan bencana alam. 2) Provinsi dan Kabupaten/Kota yang memiliki lahan gambut dan sering terjadi kebakaran. b. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 1) Lokasi demplot pada daerah rawan kekeringan dan lahan kritis. 2) Pelaksanaan dengan pendekatan kelompok. 3) Calon petani peserta tergabung dalam kelompok tani yang aktif. 4) Sosialisasi dilakukan setelah penetapan CP/CL. 7

14 5) Waktu penanaman di lapang dimulai pada akhir musim hujan (disesuaikan dengan kondisi iklim setempat). Jenis komoditas yang akan ditanam adalah Kopi, Kakao, Jambu Mete atau Karet dengan kriteria tahan OPT/ kekeringan. 6) Sosialisasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim dilaksanakan di lokasi demplot yang dihadiri oleh seluruh petani peserta kegiatan, Direktorat Perlindungan Perkebunan, dinas/ instansi terkait. c. Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundang-undangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar. 1) Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten/ Kota sentra pengembangan tanaman perkebunan yang rawan kebakaran. 2) Lokasi demplot merupakan satu kesatuan dengan lokasi kelompok. 8

15 3) Calon kelompok tani peserta memiliki calon lahan untuk demplot minimal seluas 2 ha. 4) Dilaksanakan melalui pendekatan kelompok di lokasi yang sering terjadi kebakaran lahan dan kebun. 5) Waktu pelaksanaan menjelang awal musim kemarau. 6) Pembukaan Lahan Tanpa Bakar dilahan demplot dilaksanakan setelah kegiatan sosialisasi. 7) Sosialisasi dengan cara paparan, praktek lapangan/ simulasi dan diskusi. 8) Narasumber berasal dari pihak-pihak yang berkompeten dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran. d. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim 1) Kegiatan dilaksanakan di Provinsi sentra pengembangan tanaman perkebunan pada daerah rawan kebakaran dan kekeringan. 9

16 3. Tindak Lanjut 2) Narasumber berasal dari pihak-pihak yang berkompeten dalam pencegahan dan pengendalian kebakaran dan penanganan dampak perubahan iklim. 3) Peserta pertemuan adalah pejabat dinas kabupaten/kota, perusahaan Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) yang menangani /pengambil keputusan tentang kebakaran lahan dan dampak perubahan iklim, pelaku usaha perkebunan, dan pihak terkait lainnya. 4) Waktu pelaksanaan kegiatan awal musim kemarau setelah pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim di pusat. 5) Pelaksanaan kegiatan tidak boleh digabung dengan kegiatan pertemuan lain. Tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan adalah: 10

17 3.1. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim a. Dinas kabupaten/kota melakukan sosialisasi pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim di tingkat kelompok tani. b. Dinas kabupaten/ kota mengalokasikan dana APBD untuk operasionalisasi kegiatan pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim. c. Dinas provinsi/kabupaten/kota melakukan pembinaan dan inventarisasi tentang kesiapan prasarana, sarana dan sistem pengendalian kebakaran pada perusahaan perkebunan. d. Kelompok tani pelaksana demplot mitigasi dan adaptasi diharapkan dapat menerapkan dan menyebarluaskan teknologi mitigasi dan adaptasi kepada petani di sekitarnya. e. Dinas Kabupaten/kota diharapkan memfasilitasi pembinaan/ pendampingan pada petani alumni demplot mitigasi dan adaptasi secara berkelanjutan agar teknologi mitigasi dan adaptasi dapat diadopsi dengan baik. 11

18 B. Spesifikasi Teknis 1. Kriteria 1.1. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim a. Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim serta Bencana Alam 1) Kegiatan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten atau kota dengan rekaman hot spot tahun 2012 minimal 20 titik. 2) Provinsi yang mempunyai lahan gambut yang sering terjadi kebakaran. b. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 1) Kriteria daerah rawan kekeringan - Daerah dengan bulan kering selama setahun minimal empat bulan kering. Bulan kering dengan hujan bulanan kurang dari 60 mm (buku kesesuaian lahan-schmidt- Ferguson). 12

19 2) Demplot adaptasi kekeringan untuk tanaman kopi, kakao jambu mete atau karet sebanyak 1 unit. 3) Kriteria tanaman kopi, kakao, jambu mete dan karet toleran kekeringan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Kriteria Kopi tahan kekeringan/opt No Kriteria Standar Mutu 1. Jenis bahan tanaman Benih siap tanam kopi Arabika yang berasal dari sumber benih yang telah ditetapkan 2. Varietas Arabika: kopyol, Sigarar- utang, Gayo 1, Gayo 2 3. Umur 3 4 bulan 4. Tinggi cm tanaman 5. Jumlah daun Minimum 3 pasang 6. Daun kepel Tidak ada daun kepel pada batang 7. Warna batang Hijau kecoklatan 8. Akar tunggang 1 (satu) helai atau lebih 9. Diameter batang mm 10. Kesehatan Bebas OPT 11. Ukuran polybag Minimum 12 x 20 cm 13

20 12. Sertifikasi Bersertifikat dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) /UPTD yang menangani pengawasan mutu benih Sumber: Pedum Intensifikasi, Perluasan dan Peremajaan Kopi Tahun 2012 Tabel 2. Kriteria Kakao tahan kekeringan/opt No Kriteria Standar Mutu 1. Jenis bahan tanaman Benih siap tanam kakao (sambung pucuk) yang berasal dari sumber benih yang telah ditetapkan 2. Klon Klon Sulawesi 1, Sulawesi 2, ICCRI 03 dan ICCRI 04 serta Scavina 6 3. Umur 2 4 bulan 4. Tinggi 20 cm tanaman 5. Jumlah daun Minimum 8 lembar 8. Warna daun Hijau segar 9. Kesehatan Bebas OPT 10. Sertifikasi Bersertifikat dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) /UPTD yang menangani pengawasan mutu benih Sumber: Pedoman teknis perluasan tanaman kakao tahun

21 Tabel 3. Kriteria Jambu Mete tahan kekeringan/opt No Kriteria Standar Mutu 1. Jenis bahan tanaman Benih siap tanam Jambu Mete (sambung pucuk) yang berasal dari sumber benih yang telah ditetapkan 2. Varietas Flotim, Meteor YK dan Ende 3. Umur 3 6 bulan 4. Kesehatan Bebas OPT 5. Tinggi Batang cm 6. Sertifikasi Bersertifikat dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) /UPTD yang menangani pengawasan mutu benih 15

22 Tabel 4. Kriteria Karet tahan kekeringan/opt No Kriteria Standar Mutu 1. Jenis bahan tanaman Benih siap tanam karet (sambung entres) yang berasal dari sumber benih yang telah ditetapkan 2. Klon BPM24, RRIC100, RRIM12, GT1, IRR39 4. Umur 3-4 bulan 5. Tinggi Payung 2 (45-50) tanaman 6. Jumlah daun Payung 2 7. Warna daun Hijau 8. Kesehatan Bebas OPT 9. Perakaran Akar Tunggal dan akar Lateral yang baik 10. Sertifikasi Bersertifikat dari Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) /UPTD yang menangani pengawasan mutu benih c. Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundang-undangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar 1) Sosialisasi dilakukan dengan presentasi, diskusi, simulasi serta demplot. 16

23 2) Materi yang dibahas mengacu kepada Undang-Undang nomor 18 tahun 2004, teknik tentang Pembukaan/ Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dan penggunaan alat pengendalian kebakaran. 3) Simulasi mengenai penggunaan alat pengendalian kebakaran dilakukan di lokasi sosialisasi. 4) Demplot dilaksanakan pada lahan bervegetasi semak belukar. 5) Spesifikasi alat pembukaan lahan tanpa bakar dan simulasi pencegahan kebakaran seperti pada tabel dibawah ini. 17

24 Tabel 5. Spesifikasi alat pengendalian kebakaran lahan dan kebun No Kriteria Spesifikasi Teknis 1. Kepyok (pemukul api) Pemukul,kawat ram 1,25 cm. Tangkai rotan manau,p190 cm. Berat + 1,75 kg 2. Garu api/garu tajam Plat baja siku 30 cm,mata garu P 15 cm,kisi 5 cm, tangkai rotan P 120 cm Berat 1,20 kg 3. Cangkul garu /Garu cangkul Plat besi baja,p 23 L 20 cm. Tangkai rotan P100 cm. Berat 1,7 kg 4. Sekop api Plat baja, mata kiri dan kanan, 5. Penyemprot (JUPA) punggung Gendong 6. Slang semprot Ø1,5 Machin o copling tangkai kayu Pompa kuningan,p15 cm Daya semprot 10 m, jeregen gendong 20 ltr Bahan Kain nylon,karet,kuningan Ø1,5,P: 20m/rol 18

25 Tabel 6. Spesifikasi kompor serasah No Kriteria Spesifikasi Teknis 1. Dimensi Kompor 2. Dudukan Pengatur Alat Masak 3. Tutup Atas Kompor 310 x 335 mm Dimensi : 55 x 23 x 25 mm Material : MS Plate 0.8 mm Jumlah : 3 buah Jarak : 25 mm Dimensi Luar : 240 mm Dimensi dalam : 150 mm Material : Galvalum 0.6 mm 4. Ruang Gasifikasi Dimensi Luar : 135 mm Dimensi dalam : 110 mm Tinggi : 14 mm Material : Galvalum 0.4 mm 5. Tempat Penyimpanan serasah/buah sawit 6. Badan Utama Kompor 7. Adjuster Container BBN 8. Laci Penampung Minyak Dimensi Luar : 130 mm Dimensi dalam : 70 mm Tinggi : 95 mm Material : Galvalum 0.6 mm Dimensi : 237 x 295 mm Material : Galvalum 0.4 mm Material : Galvalum 0.4 mm Dimensi : 155 x 165 x 15 mm Material : Galvalum 0.4 mm d. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan DPI Pertemuan dilaksanakan di Provinsi rawan kebakaran dengan kriteria sebagai berikut: 19

26 1) Provinsi dengan rekaman hot spot tahun 2012 minimal 20 titik; 2) Provinsi yang memiliki lahan gambut; 3) Materi Pertemuan antara lain Undang-Undang No 18 Tahun 2004, kebijakan Direktorat Jenderal Perkebunan, Inpres No 16 Tahun 2011, prakiraan musim hujan tahun 2013, upaya pencegahan kebakaran kebun/lahan dan penanganan dampak perubahan iklim. 2. Metode 2.1. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim a. Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam 1) Pemantauan Kebakaran Lahan dan Kebun a) Pemantauan hotspot dapat dilakukan dengan mengakses data dari internet melalui situs yang menyajikan data dan informasi hotspot, antara lain yaitu : ASEAN 20

27 Specialized Metereological Center (ASMC) pada situs: g/wip/web/asmc; LAPAN/ Indofire melalui situs-situs: dofire; dofire; gate.wa.gov.au/indofire.as p; atau melalui website d/perlindungan b) Ground Check Ground check dilakukan terhadap adanya hotspot yang bergerombol lebih dari lima titik di setiap kabupaten untuk membuktikan terjadi atau tidaknya fire spot (kebakaran). c) Pembuatan berita acara kebakaran lahan dan kebun pada saat terjadi kebakaran. Berita acara kebakaran segera dikoordinasikan dengan instansi terkait untuk pemadamannya (Dinas 21

28 provinsi/badan Penanggulanan Bencana Daerah, Pusdalkarhutla, Bapedalda, Manggala Agni, Satkorlak, Kepolisian dan instansi terkait lainnya). Menyampaikan laporan ke Bupati dengan tembusan dikirimkan ke Gubenur dan Direktur Jenderal Perkebunan. 2) Pelaporan Laporan disampaikan ke Direktur Jenderal Perkebunan berupa : a) Laporan perkembangan hotspot dan kebakaran secara berkala (harian, mingguan dan bulanan) melalui surat/ fax/ . b) Laporan akhir kondisi fire spot secara keseluruhan selama setahun disampaikan paling lambat bulan November ) Pembinaan dilaksanakan terhadap perkebunan rakyat dan perusahaan perkebunan melalui: 22

29 a) Sosialisasi PLTB dan Perundang-undangan tentang kebakaran. b) Pengawasan dilakukan terhadap kelengkapan sarana, prasarana dan sistem pengendalian kebakaran sesuai yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 26/ Permentan/ OT.140/ 2/ 2007 Tahun 2007 dan Pedoman Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun. 4) Prosedur Pemantauan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam Prosedur Pemantauan Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam sebagai berikut: a) Mengakses hotspot dan kabut asap melalui situs internet BMKG, LAPAN, BNPB dan Indofire atau melalui media elektronik lainnya atau sumber resmi lainnya; 23

30 b) Melakukan ground check untuk melihat kondisi sesungguhnya di lapangan; c) Penghitungan luas areal yang terbakar dan/atau terkena bencana kekeringan, banjir dan longsor. d) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait lainnya dan melaporkan kepada Bupati dengan tembusan kepada Gubenur dan Direktur Jenderal Perkebunan. b. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 1) Pembangunan demplot tanaman tahan kekeringan Pembangunan demplot tanaman tahan kekeringan dilaksanakan dengan berdasar pada standar budidaya masing-masing komoditas yang akan ditanam antara lain: a) Persiapan lahan berupa pembersihan dari semak belukar dengan teknik 24

31 pembukaan lahan tanpa bakar. b) Penyiapan benih tanaman dengan terlebih dahulu berkoordinasi sumber benih sesuai peruntukan. c) Perbaikan drainase dan terasering. d) Pembuatan lubang tanaman. e) Mengajir pelindung. f) Penanaman pohon pelindung tetap. g) Penanaman tanaman tahan kekeringan. h) Pengendalian OPT. i) Pembuatan rorak yang berfungsi untuk menampung bahan organik yang berasal dari serasah atau sisa-sisa daun kering. Ukuran rorak 0,8x0,4x0,4 m dengan jumlah rorak minimal 25% dari populasi tanaman tahunan (kopi, kakao, karet dan jambu mete). 25

32 j) Pembuatan istana cacing (biopori) Lubang berdiameter 15 cm kedalaman 0,5 m dibuat di antara tanaman dengan jarak sesuai lebar kanopi pohon. Setiap pohon dibuat 2 buah lubang istana cacing. Lubang diisi bahan organik (kotoran ternak dan serasah tanaman). Jika populasi cacing tanah setempat sangat sedikit agar ditambah (diintrodusir) dari tempat lain. k) Pembuatan irigasi tetes (drip water) Penempatan bumbung bambu/ botol ditempatkan di atas tanah. l) Pemupukan tanaman Pemupukan dilakukan dengan memberikan pupuk organik dengan alokasi yang tersedia. m) Pengamatan hasil demplot dilakukan 3 bulan setelah perlakuan terhadap : 26

33 - Kondisi fisik tanaman antara lain : jumlah flush (daun/pucuk) yang muncul, dan diameter batang. - Pengamatan kondisi tanah secara sederhana meliputi struktur tanah (kegemburan). 2) Pembinaan dan Sosialisasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim, dilaksanakan dengan tahapan, sebagai berikut: a. Sosialisasi kegiatan kepada kelompok tani. b. Kegiatan dilakukan di lokasi sekitar demplot. c. Narasumber berasal dari Direktorat Perlindungan Perkebunan, Dinas Perkebunan/UPTD. 27

34 c. Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundang-undangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar 1) Persiapan Persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah: a) Penyusunan buku panduan pertemuan; b) Penyiapan materi sosialisasi berupa data dan informasi yang terkait dengan peraturan PLTB dan bahan simulasi pengendalian kebakaran; c) Penetapan narasumber dan daftar undangan; d) Penyiapan tempat pertemuan dan konsumsi; e) Penyiapan lokasi pelaksanaan demplot PLTB; f) Penyiapan bahan/alat untuk simulasi sesuai dengan jumlah dan jenis yang ditetapkan yang selanjutnya diserahterimakan kepada kelompok. 28

35 2) Peserta Peserta adalah petani yang tergabung dalam satu kelompok tani. 3) Penyelenggara Dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. d. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Dampak Perubahan Iklim 1) Persiapan Persiapan yang perlu dilakukan antara lain adalah: a) Penyusunan buku panduan pertemuan; b) Penyiapan materi pertemuan; c) Penetapan narasumber dan daftar undangan; d) Penyiapan tempat pertemuan dan konsumsi. 29

36 2) Peserta Peserta pertemuan adalah : - Direktorat Jenderal Perkebunan; - Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan; - Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP Medan dan BPTP Pontianak); - Dinas Kabupaten yang menangani Perkebunan pada daerah rawan kebakaran; - Dinas Kehutanan, Pertanian, BPN, Bapedalda dan dinas terkait lainnya; - Pusdalkarhutla; - Kepolisian dan TNI; - Perusahaan Perkebunan; - Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD); - Pihak terkait lainnya. 30

37 III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup 1. Antisipasi Dampak Perubahan Iklim a. Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam 1) Kegiatan diprioritaskan pada provinsi dan kabupaten rawan kebakaran dan bencana alam. 2) Kegiatan pemantauan dan pembinaan meliputi kompilasi data sekunder dengan mengakses data dari internet dan pengecekan lapangan (ground check) langsung ke tempat kejadian, berkoordinasi dengan instansi terkait. 3) Indikator Kinerja No Indikator Uraian 1 Input/Masukan - Dana - SDM - Data dan informasi - Teknologi 2 Output/Keluaran Terfasilitasinya kegiatan pemantauan di 9 prov. dan 26 kab. 3 Outcome/hasil Tersedianya data 31

38 dan informasi kebakaran, dampak perubahan Iklim dan Bencana Alam di 9 prov. dan 26 kab. b. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 1) Kegiatan diprioritaskan pada daerah rawan kekeringan. 2) Kegiatan meliputi pembangunan demplot mitigasi dan adaptasi. 3) Indikator Kinerja No Indikator Uraian 1 Input/Masukan - Dana - SDM - Data dan informasi - Teknologi 2 Output/Keluaran Terlaksananya 13 unit demplot mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di 12 provinsi. 3 Outcome/hasil Tersosialisasinya model penanganan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di 12 provinsi. 32

39 c. Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundangundangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar 1) Kegiatan diprioritaskan pada kelompok tani yang berada di daerah rawan kebakaran. 2) Kegiatan meliputi Sosialisasi dan simulasi serta demplot pembukaan lahan. 3) Indikator Kinerja No Indikator Uraian 1 Input/Masukan - Dana - SDM - Data dan informasi - Teknologi 2 Output/Keluaran Terlaksananya sosialisasi dan Demplot PLTB untuk 14 kelompok tani di 9 provinsi 14 kabupaten rawan kebakaran. 3 Outcome/hasil - Tersosialisasinya model penerapan PLTB di14 kelompok tani pada 14 kabupaten di 9 provinsi rawan kebakaran. - Penerapan teknologi 33

40 pengolahan limbah PLTB di 14 kelompok tani pada 14 kabupaten di 9 provinsi rawan kebakaran. d. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Dampak Perubahan Iklim 1) Kegiatan dilaksanakan di 9 provinsi rawan kebakaran. 2) Pertemuan koordinasi membahas tentang kebijakan dan langkah operasional dalam pencegahan kebakaran lahan dan kebun serta penanganan dampak perubahan iklim. 3) Indikator Kinerja No Indikator Uraian 1 Input/Masukan - Dana - SDM - Data dan informasi - Teknologi 2 Output/Keluaran Terlaksananya pertemuan koordinasi pencegahan kebakaran dan dampak perubahan iklim di 9 provinsi rawan kebakaran. 34

41 3 Outcome/hasil Rumusan kebijakan dan langkah operasional pencegahan kebakaran dan penanganan dampak perubahan iklim di 9 provinsi rawan kebakaran. B. Pelaksana dan Penanggung Jawab Kegiatan 1. Pelaksana dan penanggung jawab kegiatan dukungan perlindungan perkebunan untuk TP provinsi adalah dinas provinsi yang membidangi perkebunan. Sedangkan untuk TP kabupaten adalah dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. 2. Dinas yang membidangi perkebunan provinsi/kabupaten/kota dalam melaksanakan kegiatan agar berkoordinasi dengan BBP2TP Medan, Surabaya, Ambon dan BPTP Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja) dan pihakpihak terkait lainnya. 35

42 3. Kewenangan dan tanggung jawab : 3.1 Direktorat Perlindungan Perkebunan. a. Menyiapkan Terms of Reference (TOR) dan Pedoman Teknis; b. Melakukan bimbingan, pembinaan, monitoring dan evaluasi. 3.2 Dinas Provinsi yang membidangi perkebunan a. Menetapkan tim pelaksana kegiatan dukungan perlindungan perkebunan tingkat provinsi; b. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Perkebunan, BBP2TP Medan, Surabaya, Ambon dan BPTP Pontianak (sesuai dengan wilayah kerja) dan Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi perkebunan, serta institusi terkait lainnya; c. Membuat juknis kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim; d. Melakukan verifikasi dan penetapan CP/CL; e. Melakukan sosialisasi, pembinaan dan monev kegiatan Antisipasi 36

43 Dampak Perubahan Iklim perkebunan; f. Menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim ke Dinas Provinsi dan Direktorat Jenderal Perkebunan cq. Direktorat Perlindungan Perkebunan. 3.3 Kelompok Tani/Petani : a. Mengikuti sosialisasi kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim; g. Melakukan seluruh tahapan kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim. C. Lokasi, Jenis dan Volume 1. Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim, dan Bencana Alam Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim, dan Bencana Alam dilaksanakan di 9 Provinsi dan 26 Kabupaten rawan kebakaran yaitu Provinsi Aceh (Kab. Aceh Jaya), Provinsi Sumatera Utara (Kab. Batubara, Asahan), Provinsi Riau (Kab. Bengkalis, Indragiri Hulu, Rokan Hilir, Dumai, Pelalawan), Provinsi Jambi (Kab. Batanghari, Muaro 37

44 Jambi, Tanjung Jabung Barat), Provinsi Sumatera Selatan (Kab. Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim,) Provinsi Kalimantan Barat (Kab. Landak, Kubu Raya, Sanggau), Provinsi Kalimantan Tengah (Kab. Katingan, Palangkaraya, Kota Waringin Timur), Provinsi Kalimantan Selatan (Kab. Kota Baru, Tapin, Hulu Sungai Selatan), dan Provinsi Kaltim (Kab. Penajem Paser Utara, Kutai Barat, Kutai Timur). 2. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Lokasi kegiatan Mitigasi dan Adaptasi perubahan Iklim dilaksanakan di 12 Provinsi rawan kekeringan, yaitu Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sulut dan Gorontalo. 3. Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundangundangan dan Demplot PLTB. Lokasi sosialisasi PLTB, peraturan perundang-undangan, dan simulasi pengendalian kebakaran dilaksanakan di 14 Kabupaten pada 9 provinsi rawan kebakaran, yaitu Provinsi Aceh (Kab. Aceh Jaya), Provinsi Sumut (Kab. Asahan), Provinsi Riau (Kab. Indragiri Hulu, Rokan Hulu, Pelalawan), Provinsi Jambi (Kab. Muaro Jambi, Tebo), Provinsi Sumatera Selatan (Kab. Banyuasin, Muara 38

45 Enim), Provinsi Kalimantan Barat (Kab. Sanggau, Kubu Raya), Provinsi Kalimantan Tengah (Kab. Kotawaringin Timur), Provinsi Kalimantan Selatan (Kab. Hulu Sunga Selatan), Provinsi Kalimantan Timur (Kab. Kutai Barat). 4. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Dampak Perubahan Iklim. Kegiatan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Perubahan Iklim di tingkat daerah dilaksanakan di 9 Provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan. Lokasi dan Volume masing-masing kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan untuk jenis dan volume masing-masing kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 2. D. Simpul Kritis 1. Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim dan bencana Alam a. Lambatnya pengecekan lapangan terhadap data hot spot yang diakses/diterima, sehingga upaya pengendalian kebakaran seringkali terlambat. Dinas provinsi/ kabupaten/ kota agar secara harian mengakses 39

46 web site ASEAN Specialized Metereological Center (ASMC) pada situs: /ASMC; LAPAN/ Indofire melalui situssitus: :// e.asp; e; /indofire.asp; atau melalui website ngan dan melakukan ground check serta melaporkan hasilnya ke Direktorat Jenderal Perkebunan, melalui com. b. Lemahnya koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota menyebabkan pemantauan kebakaran dan penanganannya tidak optimal. Dinas provinsi yang membidangi perkebunan secara proaktif menginformasikan dan mengkoordinasikan kegiatan fasilitasi pemantauan dan penanganan kebakaran kepada dinas kabupaten/ kota rawan kebakaran. 2. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim a. Pemilihan lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan syarat spesifikasi teknis 40

47 daerah rawan kekeringan sehingga kegiatan tidak tepat sasaran. Pemilihan lokasi dan waktu pelaksanaan kegiatan agar mengacu pada pedoman teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan. b. Pengadaan benih unggul bermutu tahan kekeringan tidak sesuai dengan jadual waktu pelaksanaan kegiatan, sehingga kegiatan berpotensi terlambat. Untuk itu dinas perlu melakukan koordinasi dengan sumber benih (karet, kakao, kopi, dan jambu mete) dalam pengadaannya sejak awal. 3. Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundangundangan dan Demplot PLTB. a. Penetapan CP/CL tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai. Untuk itu pelaksana kegiatan Provinsi/ Kabupaten/Kota wajib mempedomani kriteria CP/CL yang telah ditetapkan dalam Pedum Teknis yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan. b. Waktu pelaksanaan sosialisasi dilakukan setelah musim kemarau, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai. Waktu sosialisasi agar memperhatikan edaran prakiraan cuaca dari BMKG. 41

48 4. Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Dampak Perubahan Iklim a. Waktu pelaksanaan pertemuan koordinasi dilakukan setelah musim kemarau, sehingga tujuan yang telah ditetapkan tidak tercapai. Waktu pertemuan koordinasi agar dilaksanakan ketika awal musim kemarau setelah pelaksanaan pertemuan koordinasi di tingkat pusat. b. Peserta pertemuan bukan pejabat yang menangani kegiatan pemantauan kebakaran lahan dan kebun dan dampak perubahan iklim sehingga hasil pertemuan seringkali tidak disosialisasikan/ ditindak lanjuti. Untuk itu perlu dipertegas dalam undangan bahwa peserta pertemuan adalah pejabat yang menangani kegiatan pemantauan kebakaran lahan dan kebun dan dampak perubahan iklim. 42

49 IV. PROSES PENGADAAN BARANG Pengadaan barang dan jasa kegiatan Perlindungan Perkebunan untuk dana Tugas Perbantuan (TP) Direktorat Jenderal Perkebunan mengacu kepada Perpres No 70 tahun Semua kegiatan pengadaan barang dan jasa yang melalui proses tender, pelaksanaan dan penetapan pemenang harus sudah selesai paling lambat pada bulan Maret

50 V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN A. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan Kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan dilaksanakan pada seluruh kegiatan dukungan perlindungan perkebunan baik yang melalui dana TP Provinsi, TP Kabupaten, maupun dana Dekosentrasi. Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan diutamakan dilakukan pada tahapan yang menjadi simpul-simpul kritis kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan dilakukan koordinasi secara berjenjang sesuai dengan tugas fungsi dan kewenangan masing-masing unit pelaksana kegiatan. Kegiatan pembinaan, pengendalian, dan pengawalan dilakukan terhadap pelaksana kegiatan, sumber pembiayaan, cara pelaksanaan kegiatan, dan bahan-bahan yang dipergunakan dalam setiap kegiatan. Kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan diharapkan dapat memberikan rekomendasi, dan solusi terhadap proses pelaksanaan kegiatan sehingga mampu 44

51 mengakselerasi sesuai dengan target, tujuan dan sasaran kegiatan yang ditetapkan. Hasil pembinaan, pengendalian dan pengawalan berupa rekomendasi terhadap pelaksana kegiatan dan bahan laporan serta informasi kepada pimpinan sebagai bahan untuk penilaian pelaksanaan kinerja dan menentukan kebijakan. B. Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan minimal dilaksanakan satu kali pada setiap jenis kegiatan yang dilaksanakan. Waktu pelaksanaan kegiatan hendaknya selalu di koordinasikan dengan pusat, provinsi dan kabupaten/kota sehingga pelaksanaan kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan menjadi lebih efektif dan efisien. Kegiatan pendampingan dilakukan oleh petugas di tingkat lapangan mulai dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Direktorat Perlindungan Perkebunan bertanggung jawab atas kegiatan pembinaan, pengendalian dan pengawalan kegiatan antisipasi dampak perubahan iklim. Dinas yang membidangi Perkebunan tingkat provinsi dan kabupaten/kota bertanggung 45

52 jawab untuk kegiatan pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan antisipasi dampak perubahan iklim tingkat provinsi dan kabupaten/kota. 46

53 VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Monitoring Monitoring ditujukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai pada setiap kegiatan. Monitoring dilaksanakan oleh petugas Dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota pada wilayah kerja masing-masing. Pelaksanaan monitoring minimal satu kali selama kegiatan berlangsung. B. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui ketepatan/kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan hasil yang dicapai dibandingkan dengan yang direncanakan serta realisasi/penyerapan anggaran. Hasil evaluasi sebagai umpan balik perbaikan pelaksanaan selanjutnya. Evaluasi dilakukan oleh Direktorat Perlindungan Perkebunan, serta Dinas yang membidangi perkebunan Provinsi dan Kabupaten/Kota pada wilayah kerja masingmasing. C. Pelaporan Setiap kegiatan didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan. 47

54 Laporan dibuat oleh pelaksana kegiatan dan dilaporkan secara berjenjang kepada penanggung jawab/pembina kegiatan mengacu kepada pedoman outline penyusunan laporan dan SIMONEV serta bentuk laporan lainnya sesuai dengan kebutuhan. 1. Jenis Laporan : 1.1 Laporan Mingguan Laporan Mingguan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan setiap minggu berjalan dan disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan setiap minggu hari Jum at. 1.2 Laporan Bulanan Laporan Bulanan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan setiap bulan berjalan dan disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan paling lambat tanggal 5 pada bulan berikutnya. 1.3 Laporan Triwulan Laporan Triwulan berisi laporan kemajuan (fisik dan keuangan) pelaksanaan kegiatan setiap triwulan dan disampaikan setiap triwulan kepada Direktorat Jenderal 48

55 Perkebunan, paling lambat tanggal 5 pada bulan pertama triwulan berikutnya. 1.4 Laporan Akhir Laporan Akhir merupakan laporan keseluruhan pelaksanaan kegiatan, setelah seluruh rangkaian kegiatan selesai dilaksanakan. Laporan akhir disampaikan kepada Direktorat Perlindungan Perkebunan, paling lambat 2 minggu setelah kegiatan selesai. Laporan disampaikan melalui surat dan 2. Out Line Laporan Laporan akhir dibuat sesuai out line sebagai berikut : KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL (jika ada) DAFTAR GAMBAR (jika ada) DAFTAR LAMPIRAN (jika ada) I. PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan dan Sasaran C. Ruang Lingkup Kegiatan D. Indikator Kinerja II. TINJAUAN PUSTAKA III. PELAKSANAAN KEGIATAN 49

56 A. Waktu dan Lokasi B. Alat dan Bahan C. Metode D. Tahap Aktivitas/Kegiatan/ Pelaksanaan E. Simpul Kritis Kegiatan F. Pelaksana G. Pembiayaan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran/rekomendasi C. Rencana Tindak Lanjut VI. DAFTAR PUSTAKA VII. LAMPIRAN 50

57 VII. PEMBIAYAAN Kegiatan dukungan perlindungan perkebunan di daerah antara lain didanai dari APBN tahun anggaran 2013 melalui anggaran Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (TP) Ditjen. Perkebunan. 51

58 VIII. PENUTUP Pelaksanaan kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim diharapkan mampu berkontribusi dalam mengurangi kerugian akibat dampak perubahan iklim. Untuk keberhasilan pelaksanaannya diperlukan koordinasi, komitmen dan kerjasama, serta upaya yang sungguhsungguh dari semua pihak terkait sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi masing-masing ooo

59 LAMPIRAN 53

60 Lampiran 1. Lokasi dan Volume kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim serta Bencana Alam No Provinsi Kabupaten Volume 1. ACEH 1 Prov Aceh Jaya 1 Kab 2. SUMUT 1 Prov Batubara 1 Kab Asahan 1 Kab 3. RIAU 1 Prov Bengkalis 1 Kab Indragiri Hulu 1 Kab Rokan Hilir 1 Kab Pelalawan 1 Kab Dumai 1 Kab 4. JAMBI 1 Prov Batanghari 1 Kab Muara Jambi 1 Kab Tanjung Jabung Barat 1 Kab 5. SUMSEL 1 Prov Musi Banyuasin 1 Kab Muara Enim 1 Kab Banyuasin 1 Kab 6. KALBAR 1 Prov Sanggau 1 Kab Landak 1 Kab Kubu Raya 1 Kab 7. KALTENG 1 Prov Katingan 1 Kab 54

61 No Provinsi Kabupaten Volume Kota Palangkaraya 1 Kab Kotawaringin Timur 1 Kab 8. KALSEL 1 Prov Kota Baru 1 Kab Tapin 1 Kab HSS 1 Kab 9. KALTIM 1 Prov Penajem Pasut 1 Kab Kutai Timur 1 Kab Kutai Barat 1 Kab Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundang-Undangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar No Provinsi Kabupaten Volume 1. ACEH Aceh Jaya 1 Kab 2. SUMUT Asahan 1 Kab 3. RIAU Indragiri Hilir 1 Kab Rokan Hulu 1 Kab Pelalawan 1 Kab 4. JAMBI Muaro Jambi 1 Kab Tebo 1 Kab 5. SUMSEL Banyuasin 1 Kab Muara Enim 1 Kab 6. KALBAR Kubu Raya 1 Kab Sanggau 1 Kab 7. KALTENG Kotawaringin 1 Kab Timur 8. KALSEL Hulu Sungai 1 Kab Selatan 9. KALTIM Kutai Barat 1 Kab 55

62 Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim No Provinsi Volume 1. ACEH 1 Kali 2. SUMUT 1 Kali 3. RIAU 1 Kali 4. JAMBI 1 Kali 5. SUMSEL 1 Kali 6. KALBAR 1 Kali 7. KALTIM 1 Kali 8. KALTENG 1 Kali 9. KALSEL 1 Kali Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim No Provinsi Volume 1. JAWA BARAT 1 Pkt 2. BANTEN 1 Pkt 3. JAWA TENGAH 1 Pkt 4. DIY 1 Pkt 5. NTB 2 Pkt 6. NTT 1 Pkt 7. SULUT 1 Pkt 8. SULBAR 1 Pkt 9. SULTENG 1 Pkt 10. BALI 1 Pkt 11. SULSEL 1 Pkt 12. GORONTALO 1 Pkt 56

63 Lampiran 2. Jenis dan Volume Kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam NO Jenis Kegiatan Keterangan 1. Kegiatan monitoring data hotspot dan updating data hotspot Volume setiap 2. Kegiatan Operasional kegiatan mengacu Pemantauan Kebakaran, kepada POK. Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam 3. Kegiatan Administrasi, pelaporan kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim NO Jenis Kegiatan Keterangan 1. Kegiatan Administrasi, pelaporan kegiatan pembangunan demplot mitigasi dan adaptasi 2. Kegiatan Pembelian Bahan dan Alat Demplot Volume setiap 3. Upah Tenaga kerja kegiatan mengacu Pembuatan Demplot kepada POK. 4. Kegiatan Operasional Pelaksanaan Mitigasi dan Adaptasi 5. Upah Nara sumber dan peserta kegiatan Pembinaan dan Sosialisasi Mitigasi dan Adaptasi 57

64 6. Kegiatan Operasional Pembinaan dan Sosialisasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim 7. Kegiatan Administrasi, pelaporan kegiatan Pembinaan dan Sosialisasi Mitigasi dan Adaptasi Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim NO Jenis Kegiatan Keterangan 1. Kegiatan Administrasi, penyusunan Laporan 2. Kegiatan Operasional Volume setiap Pelaksanaan Pertemuan kegiatan mengacu Koordinasi kepada POK. 3. Upah Nara sumber dan peserta kegiatan 4. Kegiatan Koordinasi dalam Pelaksanaan Pertemuan Sosialiasi PLTB, Peraturan Perundang-undangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar NO Jenis Kegiatan Keterangan 1. Kegiatan Operasional Sosialisasi Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dan Volume setiap Demplot Pengolahan Lahan kegiatan mengacu Tanpa Bakar kepada POK. 2. Pembelian Bahan dan Alat Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar 58

65 3. Upah Nara sumber, peserta Sosialisasi PLTB dan demplot PLTB 4. Kegiatan Administrasi, pelaporan kegiatan, 59

66 Lampiran 3. Jenis dan Volume Komponen Kegiatan Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Fasilitasi Pemantauan Kebakaran, Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam No. Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Bahan: Total Monitoring Data hot spot dan 35 Operasional updating data hot spot Fasilitasi (tahun) Pemantauan ATK dan Bahan Komputer 35 Kebakaran, (tahun) Dampak Pembinaan dan monev serta Perubahan 2 Narasumber: Iklim dan Dalam rangka Pemantauan 224 Bencana Kebakaran, Dampak Alam di 9 Perubahan Iklim dan Provinsi dan Bencana Alam ke 26 Kabupaten(OT/OH/OP) Kabupaten Dalam rangka Pemantauan 895 Kebakatan, Dampak Perubahan Iklim dan Bencana Alam ke Lokasi (OT/OH/OP) Petugas Provinsi ke Lokasi 30 (OT/OH/OP) Dalam Rangka Petugas 224 Provinsi ke Kabupaten (OT/OH/OP) Koordinasi ke Pusat 50 (OT/OH/OP) 60

67 Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim No. Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Honor T otal Upah tenaga kerja untuk Operasional Persiapan lahan (OT/OH/OP) 340 Mitigasi dan Upah tenaga kerja untuk Adaptasi Pemupukan (OT/OH/OP) 172 Dampak Upah tenaga kerja untuk Perubahan pembuatan demplot Iklim di 12 (OT/OH/OP) 3,640 Provinsi Upah tenaga kerja untuk Pengendalian OPT (OT/OH/OP) 128 Upah tenaga kerja untuk penanaman pohon pelindung (OT/OH/OP) 142 Upah tenaga kerja Pembuatan lubang tanam (OT/OH/OP) 532 Upah tenaga kerja untuk Mengajir, melubang, menanam (OT/OH/OP) 231 Upah tenaga kerja untuk Penyiangan (OT/OH/OP) 86 Upah tenaga kerja untuk pembuatan teras (OT/OH/OP) 190 Upah tenaga kerja untuk Aplikasi trichoderma (OT/OH/OP) 17 Upah tenaga kerja untuk aplikasi trichoderma, 10 61

68 beauveria (OT/ OH/ OP) Upah tenaga kerja untuk Ring Wedding dan pengendalian gulma (OT/OH/OP) 45 Upah tenaga kerja untuk Monitoring dan Pengendalian OPT Brontispa (OT/OH/OP) 15 Upah tenaga kerja Pengendalian Gulma (OT/OH/OP) 9 Upah tenaga kerja untuk mengajir pelindung (OT/OH/OP) 36 Upah tenaga kerja untuk penebangan,pembongkaran pohon (OT/OH/OP) 100 Upah tenaga kerja untuk merencek,merumpuk (OT/OH/OP) 40 Upah tenaga kerja untuk mengajir (OT/OH/OP) 34 Upah tenaga kerja untuk penanaman pohon pelindung (OT/OH/OP) 11 Upah tenaga kerja untuk penanaman (lubang tanam, angkut, tanam) (OT/OH/OP) 220 Upah tenaga kerja untuk penanaman (OT/OH/OP) 280 Upah tenaga kerja penanaman (pengangkutan bibit, penanaman, penutupan)

69 (OT/OH/OP) Upah tenaga kerja pembuatan lubang tanam (OT/OH/OP) 266 Honor presenter dan pimpinan (OT/OH/OP) 52 Honor panitia (OT/OH/OP) 78 Transportasi Peserta (1 Kali, 30 Orang, 1 hari) (OT/OH/OP) 13 2 Bahan: Benih Tahan Kekeringan (buah) 13,470 Kompos (kg) Tanaman Pelindung (buah) 4500 Ajir (buah) 9313 Trichoderma (kg) 165 Pupuk NPK (kg) 2600 kieserite (kg) 25 Metharhizium (Kg) 2 Beauveria sp (Kg) 3 3 Alat Pompa air (Buah) 13 Selang air (Meter) 650 Bensin (Liter) 2600 Cangkul (Buah) 104 Papan Nama (Buah) 13 Sabit (Buah) 260 Tali rafia (Buah) 13 Botol air mineral bekas (Buah) Label (Buah) 13 Meteran (Buah) 13 63

70 4 5 ATK dan Bahan Komputer (1 tahun) 13 Belanja barang Operasional Lainnya Konsumsi (1 kali, 30 Orang, 1 hari) 13 sewa tempat pertemuan (Hari) 13 Pembinaan dan monev serta Narasumber: Dalam rangka persiapan ke lokasi (OT/OH/OP) 49 Perjalanan Provinsi - Lokasi (OT/OH/OP) 89 Perjalanan Kabupaten - Lokasi (OT/OH/OP) 86 Dalam rangka sosialisasi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim (OT/OH/OP) 56 Dalam rangka pemantauan dampak perubahan iklim dan bencana alam (OT/OH/OP) 49 Koordinasi Ke Pusat (OT/OH/OP) 13 Perjalanan Nara Sumber Pusat (OT/OH/OP) 13 64

71 Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Penanganan Dampak Perubahan Iklim No. Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Honor Total 2 Honor presenter dan pimpinan (OT/OH/OP) 64 Honor Panitia (OT/OH/OP) 85 Belanja Barang Operasional Lainnya Konsumsi (3 kali, 50 orang, 1 hari) 9 Sewa ruang sidang ( Hari) 9 Spanduk (Buah) 9 3 Bahan ATK dan bahan komputer ( Tahun) 9 4 Belanja Perjalanan Dalam rangka pelaksanaan pertemuan (OT/OH/OP) 315 Perjalanan Instruktur Pusat (OT/OH/OP) 9 Konsultasi ke Pusat (OT/OH/OP) 1 Operasional Pertemuan Koordinasi Pencegahan Kebakaran dan Dampak Perubahan Iklim di 9 Provinsi Bantuan Transport Petugas Kabupaaten (OT/OH/OP) 25 65

72 Sosialiasi PLTB, Peraturan Perundang-undangan dan Demplot Pembukaan Lahan Tanpa Bakar No. Jenis Kegiatan Volume Keterangan 1 Honor Honor Instruktur (OT/OH/OP) 56 Honor panitia (OT/OH/OP) 70 Uang saku/transport peserta sosialisasi (1 kali, 25 orang, 1 hari) 14 Membabat rintisan dan mengimas (OT/OH/OP) 420 Menebang (OT/OH/OP) 560 Merencek (OT/OH/OP) 420 Membuat pancang jalur tanam (OT/OH/OP) 84 Membersihkan jalur tanam (OT/OH/OP) 420 Penyemprotan Dekomposer (OT/OH/OP) 70 2 Bahan Dekomposer (Liter) 280 Belanja Barang Operasional 3 Lainnya Konsumsi (1 kali, 30 orang, 1 hari) 14 Sewa tempat pertemuan ( hari) 14 4 Alat Papan nama kegiatan (Buah) 14 Total Operasional Sosialisasi PLTB, Peraturan Perundangundangan dan Demplot PLTB di 14 kabupaten rawan kebakaran 66

73 Papan larangan membuka lahan dengan membakar (Buah) 70 Pembuatan spanduk (Buah) 14 Parang (Buah) 280 Kapak mata dua (Buah) 140 Gergaji (Buah) 140 Cangkul (Buah) 140 Hand Sprayer (Buah) 28 Helm Pemadam (Buah) 98 Gepyok (Buah) 98 Garu Tajam (Buah) 98 Garu Cangkul (Buah) 98 Sekop api (Buah) 98 Pompa Punggung (Buah) 98 Kompor Serasah (Buah) 350 Pompa (Buah) 14 Nozzle/Fox Jet Api (Buah) 14 Selang hisap (Buah) 14 Selang semprot (Buah) 14 Sambungan selang (Buah) 14 5 Belanja Perjalanan Perjalanan Instruktur Pusat dan pengawalan kegiatan (OT/OH/OP) 28 Perjalanan Instruktur Provinsi 42 67

74 (OT/OH/OP) Perjalanan Provinsi - Kabupaten (OT/OH/OP) 28 Perjalanan Kabupaten ke lokasi (OT/OH/OP) 56 68

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN/KEBUN TAHUN 2017

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN/KEBUN TAHUN 2017 DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN/KEBUN TAHUN 2017 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN NOVEMBER 2016 DAFTAR

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2018 (Kegiatan Mitigasi dan Adaptasi Dampak Perubahan Iklim Serta Kegiatan Penghitungan Penurunan Emisi Gas Rumah

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2014

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2014 DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis kegiatan Antisipasi

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN. PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2018 (Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar)

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN. PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2018 (Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar) DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2018 (Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS FASILITASI TEKNIS DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2018 (Operasional Brigade Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS INSENTIF PETUGAS PENGAMAT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Insentif Petugas

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PETUGAS PENGAMAT OPT PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Pelatihan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Koordinasi

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS REHABILITASI LABORATORIUM HAYATI TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Rehabilitasi

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PELATIHAN PEMANDU LAPANG TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan Pelatihan Pemandu

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN LABORATORIUM LAPANGAN DI KAB. MERAUKE PROVINSI PAPUA TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2018

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2018 DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2017 Scanned by CamScanner DAFTAR

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN/KEBUN TAHUN 2016

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN/KEBUN TAHUN 2016 DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN/KEBUN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2017

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2017 DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2017 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN NOVEMBER 2016 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN GANGGUAN DAN KONFLIK USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BAHAN TANAM TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS FASILITASI TEKNIS PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2017 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN NOVEMBER 2016 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2017 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PERANGKAT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan pemberdayaan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013 Kementerian negara/lembaga : Pertanian Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Perkebunan Program :

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN SUMBER BENIH KAKAO dan KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2011 DIREKTORAT PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertandatangan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN TEH TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN 5.1. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA 5.1.1. Dasar Hukum Berdasarkan ketentuan umum pasal 1 Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Tugas Pembantuan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PEMBINAAN USAHA PERKEBUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 PENGAWALAN INTEGRASI JAGUNG DI LAHAN PERKEBUNAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 Samarinda, 1 Maret 2017 1 LATAR BELAKANG Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS ANTISIPASI DAMPAK PERUBAHAN IKLIM APBN-P TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis kegiatan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015 PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Seperti

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR Kakao Cengkeh Kopi PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN KEBUN BENIH TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii iv v vi DAFTAR TABEL vii viii DAFTAR GAMBAR ix x DAFTAR LAMPIRAN xi xii 1 PENDAHULUAN xiii xiv I. PENDAHULUAN 2 KONDISI UMUM DIREKTOAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2005-2009

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KELAPA SAWIT TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS FASILITASI TEKNIS PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2016

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS FASILITASI TEKNIS PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2016 DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS FASILITASI TEKNIS PERLINDUNGAN PERKEBUNAN TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan

Lebih terperinci

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PERANGKAT TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Kegiatan pemberdayaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO TAHUN 2018 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2017 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan benih varietas unggul bersertifikat padi dan kedelai guna memenuhi kebutuhan benih untuk pelaksanaan budidaya tanaman pangan secara nasional, Pemerintah telah memprogramkan

Lebih terperinci

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 20 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 20 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 20 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK 1. Jumlah update laporan hotspot di tanggal 19 Oktober 2016

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DI LAHAN KERING TAHUN 2016

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DI LAHAN KERING TAHUN 2016 PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DI LAHAN KERING TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) Direktorat Perlindungan Perkebunan Tahun 2012 i RKT 2012 Direktorat Perlindungan Perkebunan KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Perlindungan Perkebunan disusun

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015 PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA

Lebih terperinci

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017

Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, Januari 2017 Disampaikan pada: RAPAT KOORDINASI TEKNIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TAHUN 2018 Jakarta, 26-27 Januari 2017 Prioritas Nasional KETAHANAN PANGAN dengan 2 Program Prioritas yaitu: 1) PENINGKATAN PRODUKSI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2014 i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya maka dapat disusun Pedoman Teknis Penanaman

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN

PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN PENANGGULANGAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TIMUR BIDANG PERLINDUNGAN PERKEBUNAN Surabaya, Februari 2013 KATA PENGANTAR Dengan memanjat syukur ke hadirat Allah SWT, karena berkat

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Pengembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR Sagu dapat

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013

EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN EVALUASI KEGIATAN FASILITASI PUPUK DAN PESTISIDA TAHUN 2013 DIREKTUR PUPUK DAN PESTISIDA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Pada Konsolidasi Hasil Pembangunan PSP

Lebih terperinci

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015 i

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015 i DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunianya maka dapat disusun Pedoman Teknis

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015 PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015 KATA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. KATA PENGANTAR Kekayaan sumber-sumber pangan lokal di Indonesia sangat beragam diantaranya yang berasal dari tanaman biji-bijian seperti gandum, sorgum, hotong dan jewawut bila dikembangkan dapat menjadi

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA PENGANTAR Karet

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENERAPAN STANDAR PERKEBUNAN BESAR/RAKYAT BERKELANJUTAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

, ,56 99, , ,05 96,70

, ,56 99, , ,05 96,70 LAPORAN KONSOLIDASI PER PROGRAM/KEGIATAN/SUB.KEGIATAN/GROUP TAHUN ANGGARAN 2016 DANA DEKON DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DITJEN PERKEBUNAN, P2HP DAN PSP Posisi : DESEMBER 2016 Sasaran Fisik Sasaran Keuangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Perkebunan, Achmad Mangga Barani NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Direktur Jenderal Perkebunan, Achmad Mangga Barani NIP KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pelaksanaan Program Revitalisasi Perkebunan Tahun 2009 disusun sebagai salah satu acuan dalam pelaksanaan kegiatan Program Revitalisasi Perkebunan di Pusat, Provinsi dan Kabupaten

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2013 PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2013 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5. Sebaran Hotspot Tahunan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Potensi kebakaran hutan dan lahan yang tinggi di Provinsi Riau dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: penggunaan api, iklim, dan perubahan tata guna

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN PROVINSI : SULAWESI SELATAN SKPD : DINAS PERKEBUNAN PERIODE : DESEMBER 2013 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A. 2013 LAPORAN REALISASI (FISIK DAN KEUANGAN ) ANGGARAN KINERJA

Lebih terperinci

RKT-2014 Direktorat Perlindungan Perkebunan

RKT-2014 Direktorat Perlindungan Perkebunan 1 RKT-2014 Direktorat Perlindungan Perkebunan DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan RKT... 2 II. TUGAS POKOK

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

Vol. Sat. Keu (Rp x 1,000) Keu (Rp x 1,000) Vol Sat. %

Vol. Sat. Keu (Rp x 1,000) Keu (Rp x 1,000) Vol Sat. % LAPORAN KONSOLIDASI PER PROGRAM/KEGIATAN/SUB.KEGIATAN/GROUP TAHUN ANGGARAN 2014 DANA DEKON DAN TUGAS PEMBANTUAN LINGKUP DITJEN PERKEBUNAN, P2HP DAN PSP Posisi : JUNI 2014 Kode Program / Kegiatan / Output

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS REVITALISASI PERKEBUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KARET) TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN Republik Indonesia SOSIALISASI PEDOMAN PENYUSUNAN RAD-GRK SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN Disampaikan dalam Sosialisasi Penyusunan RAD-GRK Balikpapan, 28-29 Februari 2012 KOMITMEN PEMERINTAH INDONESIA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir, MS Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir, MS Nip KATA PENGANTAR Berbagai upaya dilakukan Pemerintah dalam rangka peningkatan produksi produktivitas dan untuk hasil tanaman perkebunan khususnya tanaman rempah dan penyegar, salah satunya adalah dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA PEDOMAN TEKNIS PENERAPAN STANDAR PERKEBUNAN BESAR/RAKYAT BERKELANJUTAN INDONESIA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN DESEMBER 2013 KATA

Lebih terperinci

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN Tanggal : 18 Agustus 2016 Jam Sumber : 11:00 WITA : Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Kalimantan, KLHK 1. Jumlah update laporan hotspot

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 47/Prementan/OT.140/4/2014

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 47/Prementan/OT.140/4/2014 PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 47/Prementan/OT.140/4/2014 TENTANG BRIGADE DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN DAN KEBUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.455, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTAN. Pencegahan. Kebakaran. Lahan. Kebun. Brigade. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/Prementan/OT.140/4/2014 TENTANG BRIGADE

Lebih terperinci

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015

PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 PUSAT DISTRIBUSI DAN CADANGAN PANGAN BADAN KETAHANAN PANGAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAN STABILITAS HARGA PANGAN TAHUN 2015 Workshop Perencanaan Ketahanan Pangan Tingkat Nasional Tahun 2015

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip KATA PENGANTAR Dalam rangka pencapaian sasaran swasembada pangan berkelanjutan, Pemerintah berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan seluruh sumber daya prasarana dan sarana pertanian guna peningkatan

Lebih terperinci

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016

KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN 2017 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 PERKEMBANGAN SERAPAN ANGGARAN DITJEN. PERKEBUNAN TAHUN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 13 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 13 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 13 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK 1. Jumlah update laporan hotspot di tanggal 12 Oktober 2016

Lebih terperinci

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah di Lahan Kering Tahun

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah di Lahan Kering Tahun Kering Tahun 2016 0 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan karunianya maka dapat dilakukan penyusunan Pedoman Teknis Perluasan

Lebih terperinci