BAB 3. KOMPONEN FISIKA-KIMIA TANAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3. KOMPONEN FISIKA-KIMIA TANAH"

Transkripsi

1 BAB 3. KOMPONEN FISIKA-KIMIA TANAH Merupakan sifat gabungan antara peristiwa fisika dan kimia, dapat jugs dipandang sebagai sifat peralian atau sifat antara dari sifat fisika ke sifat kimia. Sifat ini berasal dari hasil pelapukan mineral atau dekomposisi bahan organik yang menghasilkan butir baik primer ataupun sekunder yang sangat halus yang dapat membentuk larutan koloid. Butir halus yang terbentuk oleh pelapukan batuan adalah debu (0,5-0,002 mm) dan lempung ( < 0,002 mm atau 2 mikron). Benda-benda koloid mempunyai diameter 0,1 mikron - 1 m mikron, tetapi kenyataannya lempung dengan diameter 2 mikron masih bersifat kolloid. Dikenal ada koloid mineral dan koloid organik. Koloid mineral dapat berupa butir tanah primer atau senyawa unsur-unsur kimia, seperti garam-garam atau oksida-oksida yang membentuk senyawa kimia. Koloid organik berupa gugusorganik yang ukurannya sebesar komponen larutan koloid. Koloid organik lebih rumit dari pada koloid mineral dan biasanya lebih tidak mantap. Pelapukan merupakan proses pembongkaran batuan dan mineral kemudian penyusunan kembali hasil bongkarannya. Proses ini berlangsung karena batuan menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, terutama karena perbedaan tekanan dan suhu. Secara fisika terlihat adanya pengembangan dan pengkerutan yang berakibat terjadi retakanretakan dan pemecahan-pemecahan. Secara kimiawi terlihat adanya reaksi kimia yang eksotermis antara mineral dengan air, oksigen dan karbon dioksida yang berupa proses pelapukan kimia yang utama adalah hidratasi, oksidasi dan karbonatasi. Ukuran mineral akibat peran dari pemukaan spesifiknya merupakan faktor penting yang mempengaruhi laju pelapukan mineral. Tetapi yang merupkan faktor utama adalah ion yang ada di dalam mineral. Natrium dan khlorida terdapat dalam mineral halit yang berupa ion-ion. Di permukaan kristal ion-ion natrium dan kiorida, berturut-turut menarik kutub negatif dan positif dari molekul air yang dipool. Adsorpsi molekul air mengeluarkan Na dan klor dari kristal dan meningkatkan daya larut mereka. Dikatakan mineral halit mudah larut dalam air dan tercuci dari tanah. Hal ini menyebabkan kelangkaan mineral halit di dalam tanah di daerah basah. Salah satu contoh susunan mineralogi beberapa jenis batuan terlihat di dalam tabel dibawah ini. Pelapukan di dalam tanah menyebabkan mineral-mineral di dalam tanah rusak, kemudian terjadi sintesis mineral-mineral yang baru antara lain mineral lempung (clay mineral). Akibat yang penting dari pelapukan adalah status unsur hara tanaman berubah menjadi lebih tersediakan bagi tanaman dan hara yang penting menjadi lebih berguna bagi kehidupan baik di daratan maupun di lautan. Komposisi mineral batuan beku dan sedimen sbb Universitas Gadjah Mada 1

2 Tabel dibawah menunjukkan ukuran atom oksigen yang besar ditambah dengan keadaannya yang melimpah menyebabkan oksigen menduduki lebih dari 90 % volume kerak bumi. Di alam oksigen bergabung dengan kation-kation logam yang ukurannya lebih kecil. Agar terbentuk susunan (kristal) yang netral kation-kation tersusun berdasarkan ukuran dan valensinya. Semakin besar kation semakin banyak jumlah okasigen yang mengelilingi yang dinyatakan dalam bilangan koordinasi. Universitas Gadjah Mada 2

3 Ukuran, Persen volume pada kerak bumi dan Nomor koordinasi Unsur-unsur di dalam mineral-mineral tanah. Universitas Gadjah Mada 3

4 Besar atom silikon sesuai sekali dengan celah-celah yang terbentuk oleh empat oksigen. Ikatan kovalen antara oksigen dan silikon sudah tertentu dan menyebabkan oksigen dan silikon membentuk tetrahedron (lihat gambar I). Tetrahedron silikon-oksigen merupakan satuan dasar dalam mineral silikat (mineral lempung). Berbagai macam mineral lempung yang berbeda-beda tergantung pada can tetrahedron-tetrahedron tersebut terkait bersama-sama. Tabel dibawah ini dapat menunjukkan cara penyusunan tersebut dan beberapa contoh mineralnya. Pembagian oksigen dalam deretan dari Olivin-piroksen-amfibol-biotit ke kuarsa makin meningkat, sehingga nisbah oksigen-silikon menurun dari 4 pada alovin menjadi 2 pada kuarsa. Penurunan nisbah oksigen-silikon berkaitan dengan peningkatan ketahanannya terhadap pelapukan, makin kecil makin tahan. Oleh karena itu kuarsa yang bernisbah 2 semua atom oksigen dinetralisasi oleh silikon dan kuarsa cenderung bertahan dalam banyak tanah, sementara mineral-mineral yang mudah lapuk menghilang. Universitas Gadjah Mada 4

5 Perbedaan dalarn ketahanan mineral terhadap pelapukan digunakan oleh Jackson dan Sherman untuk menyusun 13 tahap pelapukan, yang menghubungkan komposisi mineral tanah dengan intensitas pelapukannya. Tabel dibawah ini menunjukkan wakil-wakil mineral dan tanah yang khan berhubungan dengan tahap pelapukannya. Tanah dengan wakil mineral tahap 1 sampai dengan 5 dianggap berada pada tahap pelapukan dini. Tanah ini merupakan tanah muda di dunia dan tanah di daerah kering yang airnya terbatas sehingga pelapukan kimianya terbatasi. Tahap pelapukan menengah diwakili oleh pelapukan tahap 6 sampai dengan tahap 9 dan pelapukan tahap yang lebih tinggi mencakup pelapukan tahap 10 sampai engan tahap 13 Wakil mineral dan tanah yang berkaitan dengan Tahap pelapukan Universitas Gadjah Mada 5

6 Universitas Gadjah Mada 6

7 Telah diketahui bahwa fraksi lempung cenderung tersusun dari mineral-mineral sekunder berukuran halus yang terbentuk dalam tanah yang disebut mineral lempung. Ada dua kelompok utama dari mineral lempung yaitu lempung silikat (ilit, montmorilonit, vemikulit dan kaolinit) dan lempung oksida yang mencakup terutama oksida besi dan oksida aluminium. Dinah lempung yang didominasi oleh lempung silikat mewakili tahap pelapukan 7 sampai dengan 10 dan tersebar lugs di dunia. Tanah lempung yang didominasi lempung oksida merupakan wakil tahap pelapukan 11 sampai dengan 13 dan umumnya dijumpai di daerah tropika basah. Lempung Silikat Mineral lempung sekunder terbentuk dari peruhahan mineral yang ada atau dengan sintesis. Pembentukannya ditentukan oleh macam mineral yang dapat diubah serta jumlah dan macam konstituen yang dapat berkombinasi kembali. Oleh karena prosesnya remit maka penjelasan mengenai asai usulnya yang pasti tidak dapat dibeberkan. Mineral lempung silikat terdiri atas dua komponen dasar yaitu ltetrahedron silikon-oksigen (silkon dengan empat koordinasi dengan oksigen) dan oktahedron aluminium (mempunyai delapan sisi dengan aluminium dalam enam koordinasi dengan oksigen dan / atau hidroksil). Tetrahedron silikon-oksigen dalam lempung silikat tersusun dalam saw lembaran (gambar 8-6 pada biotit). Oksigen di bagian atas atau ujung dari lembaran tetrahedron mempunyai saw ikatan yang penuh dengan silikon dan satu ikatan oksigen yang tidak penuh. Rumus untuk lembaran tetrahedron : (Si205)-- Oksigen ujung dari lembaran tetrahedron dapat menarik kationkation yang selanjutnya dikelilingi oleh anion-anion yang cukup sehingga menetralkan semua muatan kation. Pada struktur kaolinit terdiri atas saw lembar tetrahedron yang bersatu dengan satu lembar oktahedron sehingga disebut mineral lempung 1 : 1. Pada oktahedron, setiap Al menetralkan setengah ikatan valensi dari enam anion yang di sekelilingnya yang mengakibatkan struktur ini netral. Sifat kaolinit yang berasal dari struktumya dapat dikemukakan sebagai berikut. Lapisan-lapisan yang terbentuk tersususn atas lembaran-lembaran tersebut yang mencapai lebih dari 50 lembar. Hidroksil-hidroksil dari lembaran oktahedron aluminium terletak berdekatan dengan oksigen-oksigen dari lembaran diatasnya. Hal ini mengakibatkan ada ikatan hidrogen yang mengikat erat lembaran-lembaran tersebut bertingkat-tingkat. Akibatnya ada dua pengaruh, pertama cenderung membentuk partikel yang besar. Banyak partikel kaolinit yang berdiameter 2 mokron atau lebih dan tanah dengan lempung ini memiliki permeabilitas yang tinggi. Kedua, air tidak dapat menembus satuan yang berupa lapisan yang bertingkattingkat ini untuk menyebabkan pengembangan-pengkerutan dalam pembasahan dan pengeringan. Universitas Gadjah Mada 7

8 Pada Montmorilonit lapisan dasarnya berupa lembaran oktahedron Aluminium yang terselip diantara dua lembaran tetrahedron silika, sehingga memiliki struktur 2 : 1. Penyusunan lapisan ini secara bertumpuk-tumpuk mengakibatkan atom-atom oksigen tersusun secara berdampingan dari lembaran tetrahedron yang bersebelahan sehingga tidak terdapat ikatan hidrogen antar lapisan. Secara alami kedua atom ini sating menolak, sehingga dengan pembasahan lapisan-lapisan ini akan lebih mudah mengembang dan dengan pengeringan akan mengkerut kembali. Partikel-partikel juga cenderung berada dalam keadaan yang lebih kecil dari pada kaolinit. Karena itu tanah dengan kadar lempung ini yang tinggi akan retak waktu kering dan impermiabel waktu basah. Namun tanah ini baik secara interior maupun eksterior siap menyerap air dan hara. Kadangkala selama pembentukan montmorilonit beberapa aton aluminivam di dalam celah-celah oktahedron digantikan oleh magnesium. (gambar 8-12). Hal ini antara lain karena kelimpahan magnesium dalam lingkungan pembentuakan montmorilonit dan kedua atom tersebut mempunyai ukuran yang hampir sama. Penggantian semacam ini disebut sebagai substitusi isomorf Dari segi valensinya atom aluminium bervalensi tiga, sedang magnesium bervalensi dua, maka setiap penggantian memberi saw muatan negatif yang belum penuh. Pada kenyataan ada seperenam atom aluminium yang tergantikan oleh magnesium akibatnya terjadi pola geometris yang bermuatan sangat negatif. Muatan negatif ini permanen, yang berasal dari dalam pola geometris (lembaran oktahedron) serta dipenuhi dengan kation yang dihidrasi yang tetap berada di permukaan atau dekat dengan permukaan. Oleh karena itu lempung ini cukup kuat menahan unsur hara dari pelindian dan pencuian, tetapi tersediakan bagi tanaman. Oleh tanaman kation hara ini dapat ditukar dengan ion-ion hidrogen. Pada Illit beberapa ion Si++++ tetrahedron digantikan oleh A1+++. Oleh karena itu seperti pada Montmorilonit dihasilkan pola geometris yang bermuatan negatif. Tetapi pada illit sebagian besar muatan geometris dinetralkan oleh kalium yang berada di dalam "lubang heksagon" (lihat gambar 8-8: nomor7) pada permukaan datar unit yang bersebelahan. Kalium membentuk mekanisme pengikatan yang disebut "jembatan kalium" (O-K-O), yang memegang lapisanlapisan yang bersebelahan dan menghasilkan pola geometris yang tidak meluas (gambar 8-13). Beberapa diantara Al tetrahedron disekeliling-tepian partikel tidak terlibat dalam pembentukan jembatan kalium dan bertindak sebagai tempat pertukaran kation. Muatan pertukaran kationnya adalah sepertiga montmorilonit. Kadangkadang selama pelapukan, semua atau sebagian besar kalium hilang dari posisi antar- Universitas Gadjah Mada 8

9 lapisan, sehingga menjadi mineral lempung dan kapasitas pertukaran kationnya sangat meningkat karena tidak satupun muatan geometris dinetralkan oleh jembatan K. Pada semua mineral lempung tempat pertukaran kation berasal dari: disossiasi H dari OH yang terletah di sepanjang pinggiran partikel. Dan di tempat yang oksigen terendahnya terikat pada silikon dan masih mempunyai satu ikatan "bebas". Pada montmorilonit substitusi isomorf menyebabkan sekitar 80 % tempat pertukaran kation dan ikatan pinggiran sekitar 20 %. Pada kaolinit sebagian besar atau bahkan semua tempat pertukaran ditimbulkan oleh adanya ikatan-ikatan pinggiran yang tersedia. Tabel dibawah ini menyajikan ringkasan kapasitas pertukaran kation dan sifatsifat lain dari mineral lempung yang berlapis silikat yang menyebabkan tanah mempunyai sifat mengembang-mengkerut, plastisitas dan kohesi. Daftar Sifat Umum Mineral Lempung Universitas Gadjah Mada 9

10 Universitas Gadjah Mada 10

11 Mineral lempung yang mengembang seperti montmorilonit dapat menampung air beberapa kali volume lempung itu sendiri. Lapisan air diantara partikel-partikel lempung ini yang menyebabkan tanah mempunyai sifat mengembang-mengkerut, retak-retak, plastisitas dan kohesif Air yang terdapat di sekitar partikel-partikel lempung berkaitan dengan kation yang dapat dipertukarkan. Kation yang dapat dipertukarkan menarik molekul air lebih kuat dari pada atom-atom oksigen terbuka yang tertahan dalam partikel lempung. Molekul air yang paling dalam mungkin terdapat dalam keadaan kristal "semu" (quasi). Air tersebut pada partikel lempung, debu dan pasir halus tidak dapat digunakan oleh tumbuhan dan masih ada dalam keadaan tanah kering angin. Pada partikel debu dan pasir halus air yang berada dekat permukaan partikel sebgian besar terikat hidrogen (gambar 8-15). Pada paratikel ini KPK nya sedikit atau tidak ada. Lebih jauh dari permukaan partikel tanah, kation berada dalam jumlah yang lebih sedikit dari pada yang ada dipermukaan lempung dan air berada dalam keadaan "bebas". Air ini berisi kation yang terhidratasi dalam kadar yang cukup rendah dan dapat dianggap ekuivalen dengan larutan tanah. Lempung Oksida Sebagian besar tanah mengandung sejumlah partikel kecil yang berukuran koloid dari oksida besi dan aluminium. Contoh lempung oksida adalah gibsit, Al(OH)3 yang tahap pelapukannya 11 dan hematit, Fe203 dengan tahap pelapukan 12. Tanah dengan sifat yang didominasi oleh lempung oksida dan kaolinit denga tahap pelapukan 10 termasuk dalam tahap pelapukan lanjut (tabel diatas) dan biasanya terdapat di daerah tropika basah. Tanah tersebut ditandai dengan adanya agregat tanah yang sangat stabil dan derajat plastisitas yang rendah. Hal ini disebabkan karena lempung ini cenderung menetralkan diri satu dengan yang lain. Misalnya Kaolinit mempunyai muatan netto negatif, sedangkan lempung oksida mempunyai muatan netto positif (dalam tanah asam). Hal ini akan mendorong terjadi penjonjotan (flokulasi).gel-gel oksida juga dapat menyumbangkan sifat kekerasan agregat-agregat yang membuat tahan terhadap penghancuran. Misalnya bila dibasahi dan digosok-gosok pada telapak tangan akan menyerupai "pasir", walaupun kandungan lempungnya 100 %. Tekstur di lapangan yang berdasarkan rabaan sering berupa geluh debuan atau gekuh lempung debuan berlumpur halus atau geluh lempung pasiran.karena perembesan air dapat berlangsung cepat maka tanah ini tahan terhadap erosi. Plastisitasnya rendah sehingga mudah dibajak (dibalik). Penyerapan dan pelepasan air untuk tumbuhan sebagian besar terjadi ketika tegangan airnya rendah (pf rendah). Universitas Gadjah Mada 11

12 KPK dan KPA tanah Lempung dan humus dalam keadaan koloid menunjukkan luas permukaan yang relatif luas bagi penyerapan air dan ion. Unsur hara tanaman hasil pelapukan yang sangat terbatas jumlahnya cenderung terserap di permukaan humus dan lempung. Diharapkan penyerapan dan penyimpanan hara dalam bentuk yang dapat dipertukarkan di permukaan koloid. Sifat Pertukaran Kation dalam Tanah Penyerapan kation oleh inti koloid atau I misel I dan pelepasannya dari misel disebut 1 pertukaran kation l. Contoh : misal setengah dari misel diisi oleh ion Ca, seperempatnya oleh K dan seperempatnya lagi oleh ion H (lihat diagram dibawah ini). Kalau di larutan koloid tadi diperlakukan dengan larutan KCl yang kuat, maka pada satu saat ion K dari KCl akan mengganti semua ion pada misel, sehingga terbentuk misel yang kalium, sedang kalsium dan hidrogen akan berada di larutan tanah sebagai Khlorida. Efisiensi pertukaran ion-ion ditentukan oleh 3 fakator : a. kadar relatif atau jumlah ion b. jumlah muatan ion dan c. kecepatan gerak atau aktivitas ion Yang pertama makin besar kadar atau jumlah ion makin efisien dan yang kedua semakin besar jumlah muatan makin efisien. Kecepatan dan aktivitas ion pada dasarnya merupakan fungsi ukuran, tetapi derajat hidrasi mempengaruhi ukuran ion. Oleh karena itu hal ini juga berperan dalam kecepatan dan aktivitas ion. Tabel dibawah ini berisi sifat beberapa ion yang berkaitan dengan hal diatas. Universitas Gadjah Mada 12

13 Tabel : Radius Ion, Hidrasi dan Efisiensi Pertukaran beberapa Menurut ukuran ion urutan efisiensinya adalah Li-Na-K-Rb, Li yang relatif paling efisien dan Rb yang paling tidak efisien. Tetapi kenyataannya terbalik karena peranan hidrasinya. Selama hidrasi ion Li berasosiasi sendiri dengan begitu banyak molekul air sehingga kecepatannya banyak berkurang. Karena radius hidrasinya yang besar ion Li tidak dapat mendekati misel seperti ion yang lain. Begitu pula ion Na lebih banyak terhidrasi dari pada ion K dan seterusnya. Hasilnya urutan penggantian menjadi terbalik berturut-turut dari Rb, K, Na ke Li. Menurut kation yang paling umum terdapat di dalam tanah, deretan yang dapat dipertukarkan adalah Al>Ca>Mg>K>Na. Ion H yang dapat dipertukarkan sulit untuk diletakkan di dalam deretan diatas karena ketidakpastian sifat-sifat hidratasinya. Tetapi biasanya dianggap cukup mudah digantikan seperti ion monovalen yang lain. KPK Tanah Butiran koloid membawa muatan positif dan negatif, tetapi muatan negatifnya lebih besar ukurannya dan lebih penting bai pertumbuhan tanaman di dalam kebanyakan tanah. KPK (=CEC) merupakan ekspresi jumlah tempat penyerapan kation persatuan bobot tanah. Kapsitas ini didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan kation terserap yang dapat dipertukarkan (me/100 g tanah kering oven). Bobot ekuivalen adalah jumlah secara kimia sama dengan 1 gram hidrogen. Jumlah atom hidrogen dalam bobot ekuivalen adalah bilangan Avogadro (6,02 x 1025). Bobot miliekuivalen sama dengan 0,001 g hidrogen. Jika ada 1 bobot miliekuivalen kapasitas pertukaran Universitas Gadjah Mada 13

14 kationdalam satu sendok teh tanah, akan mengandung 6,02 x 1020 tempat penyerapan yang bermuatan negatif. Keseluruhan kapasitas pertukaran kation tanah adalah jumlah keseluruhan tempat pertukaran koloid-koloid organik dan mineral. Kapasitas pertukaran kation untuk beberapa mineral lempung tertihat pada tabel di depan. Kapasitas pertukaran oksidaoksida besi dan aluminium yang berair jauh lebih sedikit dari kapasitas pertukaran mineral lempung lainnya. Untuk kebanyakan tanah di daerah beriklim sedang, KPK ratarata fraksi lempung secara keseluruhan mungkin lebih kurang 50 mili-ekuivalen per 100 g tanah, karena fraksi lempungnya merupakan campuran mineral lempung. Dalam kondisi semacam ini KPK 100 g tanah adalah 0,5 me bagi setiap persen lempung dan 2 me bagi setiap persen bahan organik. Jadi tanah dengan 3 % bahan organik dan 24 % lempung akan mempunyai KPK lebih kurang 18 me per 100g (2 x 3 + 0,5x 24 = 18). Contoh lain, tanah padang rumput di Kanada bagian barat mempunyai rata-rata kapasitas pertukaran untuk lempung dan bahan organik berturut 57 dan 250 me per 100 g. Jadi KPK tanah ini diperkirakan dengan persamaan sbb. KPK = % bahan organik x 2,5 + % lempung x 0,57 Jumlah kation yang dapat dipertukarkan untuk tanah prairi pada setiap horison tercantum dalam daftar dibawah ini. Dari tabel tersebut dapat diperhitungkan jumlah tiaptiap unsur yang dapt dipertukarkan di setiap lapisan dan selanjutnya untuk tebal lapisan tanah tertentu guna keperluan praktek pemupukan. Basa-basa yang dapat dipertukarkan adalah Ca, Mg, K dan Na. Secara teknis basa adalah proton akseptor seperti ion OH sedang asam adalah proton donor seperti ion H. Walaupun kation-kation Ca, Mg, K dan Na semuanya berkaitan dengan senyawasenyawa dalam tanah seperti CaCO3, MgCO3, K2CO3 dan Na2CO3 namun reaksinya lebih basa dari pada asam. Dengan alasan ini maka mereka pada secara umum dinyatakan sebagai basa-basa yang dapat dipertukarkan untuk ion H secara umum disebut sebagai asam yang dapat dipertukarkan. Universitas Gadjah Mada 14

15 Dalam daftar dibawah unsur-unsur disusun menurut kelimpahannya. Daftar Kation-kation yang dapat dipertukarkan, KPK, % Penjenuhan Basa, ph horison lempung debu pasiran =========================================================== Dari tabel tersebut dapat diperhitungkan jumlah dan besar unsur yang tersediakan di dalam tanah, baik untuk lapisan olah maupun untuk seluruh solum tanah. Hal ini penting sebagai panduan untuk menentukan macam dan dosis pupuk yang hams diberikan pada tanah. Sebagai kation yang dapat dipertukarkan ion-ion ini bereaksi dalam pembentukan hidroksil sbb. MISEL-K + H20 < > MISEL-H + K+ + OH- (misel = inti koloid) Dikenal ada Penjenuhan Basa ialah persen KPK yang telah dijenuhi oleh kation-kation. Sisa yang belum atau tidak dijenuhi diisi oleh ion H+ agar misel (inti koloid) menjadi netral.dalam hubungan dengan pertumbuhan tanaman ada 2 hal yang penting: a. jumlah sluruh hara yang tersedia sebagai kation-kation yang dapat dipertukarkan b. derajat penjenuhan tempat pertukaran kation dengan basa-basa sebagai pengganti hidrogen. Wilde (cit Foth 1978) mengambil contoh-contoh tanah dari berbagai jenis tanaman yang tumbuh secara alami hutan dan yang cukupproduktif, dengan dalih bahwa sifat-sifat tanah tersebut secara alami merupakan tanah yang baik untuk pembibitan. Ada 3 tingkat kesuburan yang masing-masing dikehendaki oleh sekelompok jenis tanaman, lihat tabel dibawah ini. Ternyata untuk kelompok yang memerlukan tingkat kesuburan yang tinggi tidak hanya memerlukan jumlah ion yang dapat dipertukarkan yang besar saja. Disamping hal itu juga perlu KPK, derajat penjenuhan basa (dan ph) yang lebih besar untuk persyaratannya, bila dibandingkan dengan yang bertingkat kesuburan yang sedang dan rendah. Kebanyakan tanaman perkebunan dan pertanian tumbuh paling baik jika penjenuhan basanya lebih dari 80 % atau ph 6 atau lebih. Universitas Gadjah Mada 15

16 Pertukaran Anion Tanah Pertukaran anion walaupun jumlahnya sangat sediki tetapi diketahui memang terjadi. Anion mungkin menggantikan gugus OH dalam mineral lempung. Gugus ini lebih banyak terdapat di dalam mineral kaolinit dari pada montmorilonit. Mineral kaolinit dianggap menjadi wadah terjadinya sebagian besar pertukaran anion didaerah iklim sedang dan daerah kering. Di daerah tropika basah beberapa tanah yang paling lapuk mengandung sedikit kaolinit atau tidak ada sama sekali. Mineral lempungnya hampir seluruhnya dari oksida besi dan aluminium kadang-kadang ada juga mangan dan titanium. Mineral ini mungkin memiliki muatan netto positif. Muatan tersebut yang ditimbulkan oleh mineral lempung, melebihi muatan negatif bahan organik. Seharus nya terjadi penyerapan Khlorida dan nitrat yang sangat mobil dan mudah terkena pencucian, tetapi hal ini tidak terjadi.contoh adalah dalam lempung Gibbsit yang terdiri atas aluminium dalam enam koordinasi yang dikelilingi oleh enam hidroksil (aluminium dalam posisi oktahedron). Dalam lingkungan asam normal di tanah tropika yang sangat lapuk hidroksil mengambil atom-atom hidrogen (proton) atau diprotonkan sbb. Bila horison tanah bermuatan netto positif, maka hubungan antara tanahnutrisi tanaman menjadi terbalik. Tanah yang koloid-koloidnya bermuatan netto positif akan : a. menyerap anion seperti nitrat dan Khlorida. b. kation-kation seperti Ca, Mg, K akan ditolak dan tetap ber ada di dalam larutan tanah yang sangat rentan terhadap pencucian. Di samping itu istilah penjenuhan base menjadi tidak berarti. c. Ion-ion fosfat dan sulfat terfiksasi secara ketat melalui pergantian hidroksil dan mempunyai kapasitas memfiksasi fosfor yang sangat tinggi dan tentunya taraf ketersediaan fosfor sa ngat rendah. Ini merupakan eatu alasan untuk beberapa kegagalan dalam penggunaan cara-cara yang berlaku di daerah iklim sedang untuk produksi tanaman di tanah tropika; disebabkan oleh kurang pemahaman perihal koloid tanah yang bermuatan positif. Perlu dijelaskan lebih lanjut. Muatan yang tergantung ph Lempung silikat membawa muatan negatif yang permanen yang tidak dipengaruhi oleh ph lingkungan tanah. Contoh yang baik adalah muatan pola geometric montmorilonit yang berasal dari substitusi isomorf aluminium oleh magnesium. Telah diketahui bahwa KPK atau tempat-tempat yang bermuatan negatif timbul dalam humus melalui disosiasi ion-ion hidrogen dari hidroksil gugusan karboksil. Kadar ion-ion hidrogen yang berkurang di dalam larutan, seperti yang terjadi bila ph meningkat, mendorong lebih banyak disosiasi Universitas Gadjah Mada 16

17 hidrogen dari hidroksil dan dengan demikian menghasilkan lebih banyak tempat yang bermuatan negatif atau kapasitas pertukaran kation. Sampai batas tertentu, hal yang sama terjadi untuk hidroksil mineral lempung silikat yang terbuka. Hubungan KPK dengan ph untuk kaolinit dan montmorilonit ternyata mempunyai beberapa muatan yang tergantung pada ph setelah ph diatas 6. Untuk humus KPK tergantung ph di semua nilai ph dan kenaikannya secara Tinier terhadap kenaikan ph. Muatan lempung oksida sepenuhnya terpengaruh ph. Bila dalam satu lempung oksida asam akan ditingkatkan ph-nya dengan pemberian kapur, maka dapat terjadi perubahan muatan. deprotonisasi Lemp.-oks. asam (-) + OH > Lemp.-oks. netral +H20 permukaan oksida OH- dari kapur permukaan oksida bermuatan positif netral (titik isoelektrik) Jika terjadi lebih banyak pengapuran, maka proses deprotonisasi akan berlangsung lebih lanjut sbb. deprotonisasi Lemp.-oks. netral + OH > Lemp.-oks.(-) + H20 permukaan oksida netral OH- dari kapur permukaan oksida bermuatan negatif Ada dua hal yang penting yang perlu dicatat ialah : a. muatan pada koloid tanah tergantung pada ph b. tempat-tempat pertukaran dapat bersifat negatif dan positif. Tempat muatan positif penting pada tanah tropika yang tinggi kandungan lempung oksidanya. Dalam beberapa kasus, horison lapisan bawah tanah yang kadar bahan organiknya rendah mempunyai muatan netto positif pada ph rendah. Bila ph meningkat maka jumlah tempat pertukaran kation (muatan negatif) meningkat dan akan mencapai suatu keadaan yang muatan jumlah tempat pertukaran yang bermuatan positif sama dengan yang bermuatan negatif. Keadaan ini disebut titik muatan nol (zero point of charge = ZPC). Universitas Gadjah Mada 17

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah

BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah

Lebih terperinci

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH

IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah

Lebih terperinci

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph

Lebih terperinci

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel

Lebih terperinci

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah

DASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah DASAR ILMU TANAH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,

Lebih terperinci

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah

DASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah DASAR ILMU TA AH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing

Lebih terperinci

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :

TANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme : TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 43

Universitas Gadjah Mada 43 6) Silikat Sekunder 6.1) Struktur Struktur lempung silikat serupa dengan struktur silikat primer eg. silikat lembaran (sheet silicate). Mineral sekunder terdiri atas lembaran silikon tetrahedral, lembaran

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi

Lebih terperinci

BAB 4. KOMPONEN KIMIA

BAB 4. KOMPONEN KIMIA BAB 4. KOMPONEN KIMIA kimia sbb : Lebih kurang 98 % kerak bumi berdasarkn bobot tersusun dari delapan unsur Oksigen 46,6 % Silicon 27,7 % Aluminium 8,1 % Besi 5,0 % Kalsium 3,6 % Natrium 2,8 % Kalium 2,8

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB ph tanah ph tanah ph tanah sifat kimia tanah yang amat penting (sifat fisik yang amat penting adalah tekstur

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih

TINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Mineral Liat Liat dan bahan organik di dalam tanah memiliki kisi yang bermuatan negatif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan

Lebih terperinci

BAB 2 KOMPONEN FISIK DAN MORFOLOGI TANAH

BAB 2 KOMPONEN FISIK DAN MORFOLOGI TANAH BAB 2 KOMPONEN FISIK DAN MORFOLOGI TANAH 1. Sifat dasar Akibat pelapukan dan proses penghancuran yang lain, bahan mineral tanah akan menjadi butir primer ( zarah, partikel, butir tunggal) dengan berbagai

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh tanah yang miskin akan unsur hara, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas

Lebih terperinci

Citra LANDSAT Semarang

Citra LANDSAT Semarang Batuan/Mineral Citra LANDSAT Semarang Indonesia 5 s/d 7 km 163 m + 2 km QUARRY BARAT LAUT Tidak ditambang (untuk green belt) muka airtanah 163 m batas bawah penambangan (10 m dpl) 75-100 m dpl Keterangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Umum Tanah Masam Tanah tanah masam di Indonesia sebagian besar termasuk ke dalam ordo ksisol dan Ultisol. Tanah tanah masam biasa dijumpai di daerah iklim basah. Dalam keadaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo,

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Vertisol adalah tanah-tanah mineral yang mempunyai sifat vertik, warna

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Vertisol adalah tanah-tanah mineral yang mempunyai sifat vertik, warna BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Vertisol Vertisol adalah tanah-tanah mineral yang mempunyai sifat vertik, warna abu kehitaman, dan bertekstur liat dengan kadar liat 30% pada horizon permukaan sampai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat)

TINJAUAN PUSTAKA. Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat) TINJAUAN PUSTAKA Batuan sebagai Penyedia Hara Batuan adalah material alam yang tersusun atas kumpulan (agregat) mineral baik yang terkonsolidasi maupun yang tidak terkonsolidasi yang merupakan penyusun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan

Lebih terperinci

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa

Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar sebagai penopang tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 36

Universitas Gadjah Mada 36 5) Pelapukan 5.1) Pelapukan Fisik Pelapukan secara umum mengacu pada sekelompok proses dengan mana batuan permukaan terpecah belah menjadi partikel-partikel halus atau terlarutkan ke dalam air karena pengaruh

Lebih terperinci

Pengenalan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Model 3 Dimensi dan Gambar Bergerak Shockwave

Pengenalan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Model 3 Dimensi dan Gambar Bergerak Shockwave Pengenalan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Model 3 Dimensi dan Gambar Bergerak Shockwave Tugas Terjemahan Kesuburan Tanah Lanjut Oleh Rini Sulistiani 087001021 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Lempung

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Lempung ^. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Lempung Lempung atau tanah Hat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 2 mikrometer. Lempung mengandung leburan

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan demikian

Lebih terperinci

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh

, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh TINJAUAN PUSTAKA Penggenangan Tanah Penggenangan lahan kering dalam rangka pengembangan tanah sawah akan menyebabkan serangkaian perubahan kimia dan elektrokimia yang mempengaruhi kapasitas tanah dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan

TINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Tanah Ultisol sering diidentikkan dengan tanah yang tidak subur, tetapi sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan dilakukan pengelolaan yang memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan kebutuhan pangan juga akan meningkat, namun tidak diiringi dengan peningkatan produktivitas tanah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Perkembangan Tanah. daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana

TINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Perkembangan Tanah. daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Perkembangan Tanah Mohr dan Van Baren mengenal 5 tahap dalam perkembangan tanah di daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana pengikisan telah

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada.

I. TINJAUAN PUSTAKA. produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman yang diinginkan pada lingkungan tempat tanah itu berada. Produk tanaman tersebut dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut

TINJAUAN PUSTAKA. kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut 29 TINJAUAN PUSTAKA Sumber-Sumber K Tanah Sumber hara kalium di dalam tanah adalah berasal dari kerak bumi. Kadar kalium dari kerak bumi diperkirakan lebih dari 3,11% K 2 O, sedangkan air laut mengandung

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat pada TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol di Indonesia cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta hektar atau sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan- kelemahan yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pupuk adalah salah satu akar permasalahan yang akan sangat luas dampaknya terutama disektor ketahanan pangan di Indonesia yang jumlah penduduknya tumbuh pesat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti TINJAUAN PUSTAKA Tanah Ultisol Tanah-tanah yang tersedia untuk pertanian sekarang dan akan datang adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti ordo Ultisol. Ditinjau dari

Lebih terperinci

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah

Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah Tanah Profil tanah Tanah yang kita ambil terasa mengandung partikel pasir, debu dan liat dan bahan organik terdekomposisi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor

II. TINJAUAN PUSTAKA. menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menyediakan unsur hara, pada takaran dan kesetimbangan tertentu secara berkesinambung, untuk menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA

DASAR-DASAR ILMU TANAH WIJAYA DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 2.1 Penggolongan Batuan Menurut Lingkungan Pembentukan : 1. Batuan Beku (Batuan Magmatik) 2. Batuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36,

TINJAUAN PUSTAKA. Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Kandungan hara pada 1m3 limbah cair setara dengan 1,5 kg urea, 0,3 kg SP-36, TINJAUAN PUSTAKA Limbah Pabrik Kelapa Sawit Dalam proses pengolahan tandan buah segar kelapa sawit (TBS) menjadi minyak sawit mentah (MSM) dihasilkan sisa produksi berupa limbah. Limbah padat dengan bahan

Lebih terperinci

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion

MATERI-9. Unsur Hara Mikro: Kation & Anion MATERI-9 Unsur Hara Mikro: Kation & Anion Unsur Hara Mikro: Kation & Anion Pengelolaan tanaman secara intensif, disadari atau tidak, dapat menjadi penyebab munculnya kekurangan ataupun keracunan unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Ultisol. merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Ultisol. merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Ultisol berasal dari bahasa Latin Ultimius, yang berarti terakhir yang merupakan tanah yang terkikis dan memperlihatkan pengaruh pencucian yang lanjut. Ultisol memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor II. TINJAUAN PUSTAKA Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor pertanian, kehutanan, perumahan, industri, pertambangan dan transportasi.di bidang pertanian, lahan merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. P tersedia adalah P tanah yang dapat larut dalam air dan asam sitrat. Bentuk P

II. TINJAUAN PUSTAKA. P tersedia adalah P tanah yang dapat larut dalam air dan asam sitrat. Bentuk P II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metode Penetapan P Tersedia P tersedia adalah P tanah yang dapat larut dalam air dan asam sitrat. Bentuk P dalam tanah dapat dibedakan berdasarkan kelarutan dan ketersediaannya

Lebih terperinci

BAB IV STRUKTUR TANAH

BAB IV STRUKTUR TANAH BAB IV STRUKTUR TANAH IV. 1. Pengertian tentang istilah Di lapangan, zarah-zarah tanah primer tidak berada dalam keadaan terpisahpisah satu terhadap yang lain (bersifat individu), tetapi mereka kurang

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 PEMBENTUKAN TANAH 2.1 Penggolongan Batuan Menurut Lingkungan Pembentukan : 1. Batuan Beku (Batuan Magmatik)

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena 17 TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum

KIMIA. Sesi KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA. a. Sifat Umum KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 12 Sesi NGAN KIMIA UNSUR (BAGIAN IV) A. UNSUR-UNSUR PERIODE KETIGA Keteraturan sifat keperiodikan unsur dalam satu periode dapat diamati pada unsur-unsur periode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Beberapa Sifat KimiaTanah Gambut dalam Pot yang Diberi Raw Mix Semen dan Mikroorganisme Efektif M-Bio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Beberapa Sifat KimiaTanah Gambut dalam Pot yang Diberi Raw Mix Semen dan Mikroorganisme Efektif M-Bio IV HSIL DN PEMHSN 4.1 eberapa Sifat KimiaTanah Gambut dalam Pot yang Diberi Raw Mix Semen dan Mikroorganisme Efektif M-io 4.1.1 Sifat Kimia Tanah Gambut Sebelum Perlakuan Sifat tanah gambut berbeda dengan

Lebih terperinci

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN

MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN MODUL 2-1 NUTRISI MINERAL TUMBUHAN Elemen esensial: Fungsi, absorbsi dari tanah oleh akar, mobilitas, dan defisiensi Oleh : Retno Mastuti 1 N u t r i s i M i n e r a l Jurusan Biologi, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkebunan karet rakyat di Desa Penumanganbaru, Kabupaten Tulangbawang

I. PENDAHULUAN. Perkebunan karet rakyat di Desa Penumanganbaru, Kabupaten Tulangbawang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Perkebunan karet rakyat di Desa Penumanganbaru, Kabupaten Tulangbawang telah lama diserang oleh penyakit jamur akar putih ( white rot fungi) yang disebabkan

Lebih terperinci

Pemupukan Tanaman Kopi dan Kakao Perlu Memperhatikan Interaksi Antarhara. Pusat Penelitian Kopi dam Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Pemupukan Tanaman Kopi dan Kakao Perlu Memperhatikan Interaksi Antarhara. Pusat Penelitian Kopi dam Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Pemupukan Tanaman Kopi dan Kakao Perlu Memperhatikan Interaksi Antarhara Erwin Prastowo 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dam Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Pemupukan untuk meningkatkan produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mengklasifikasikan tanah menurut sistem standar klasifikasi, batas-batas tanah pada

TINJAUAN PUSTAKA. mengklasifikasikan tanah menurut sistem standar klasifikasi, batas-batas tanah pada TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah Survei tanah menggambarkan karakteristik tanah pada daerah tertentu, mengklasifikasikan tanah menurut sistem standar klasifikasi, batas-batas tanah pada peta, dan membuat

Lebih terperinci

DASAR ILMU TA AH 0 2: : K

DASAR ILMU TA AH 0 2: : K DASAR ILMU TA AH Materi 02: Komponen Tanah Penyusun/ Komponen Tanah Bahan Padat (50%) : bahan mineral (45%), bahan organik (5%) Ruang antar bahan padat (50%): air (25%), udara (25%) Penyusun/ Komponen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang berlangsung dimuka daratan bumi dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja selama

Lebih terperinci

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG Rossi Prabowo 1*,Renan Subantoro 1 1 Jurusan Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Tujuan survey dan pemetaan tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu satuan peta tanah yang

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Karakteristik Tanah Awal Podsolik Jasinga Hasil analisis kimia dan fisik Podsolik Jasinga disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan kriteria PPT (1983), Podsolik Jasinga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.

TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. 3 TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. Tanaman M. bracteata merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang pertama kali ditemukan di areal hutan Negara bagian Tripura, India Utara, dan telah ditanam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertambangan Kegiatan pertambangan untuk mengambil bahan galian dari lapisan bumi telah berlangsung sejak lama. Pertambangan adalah rangkaian kegiatan dalam rangka upaya pencarian,

Lebih terperinci

2. Penaburan, pembenaman dan pencampuran kapur ketanah harus dalam dan rata.

2. Penaburan, pembenaman dan pencampuran kapur ketanah harus dalam dan rata. 2.1. PENGERTIAN PENGAPURAN Pengapuran adalah pemberian kapur kedalam tanah yang pada umumnya bukan karena kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam (Hardjowigeno, 1987). Pengapuran merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan tanaman perdu dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya. Tomat

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut.

STOIKIOMETRI. Massa molekul relatif suatu zat sama dengan jumlah massa atom relatif atomatom penyusun molekul zat tersebut. STOIKIOMETRI Istilah STOIKIOMETRI berasal dari kata-kata Yunani yaitu Stoicheion (partikel) dan metron (pengukuran). STOIKIOMETRI akhirnya mengacu kepada cara perhitungan dan pengukuran zat serta campuran

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan bagian dari fraksi organik yang telah mengalami degradasi dan dekomposisi, baik sebagian atau keseluruhan menjadi satu dengan

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography

KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography KROMATOGRAFI PENUKAR ION Ion-exchange chromatography Merupakan pemisahan senyawa senyawa polar dan ion berdasarkan muatan Dapat digunakan untk hampir semua molekul bermuatan termasuk proteins, nucleotides

Lebih terperinci

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah Oleh: A. Madjid Rohim 1), A. Napoleon 1), Momon Sodik Imanuddin 1), dan Silvia Rossa 2), 1) Dosen Jurusan Tanah dan Program Studi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Pertumbuhan Tanaman Padi Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut terdiri dari akar primer yang muncul ketika benih berkecambah

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN

IV. HASIL PENELITIAN IV. HASIL PENELITIAN Karakterisasi Tanah Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tanah Ultisol memiliki tekstur lempung dan bersifat masam (Tabel 2). Selisih antara ph H,O dan ph KC1 adalah 0,4; berarti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas Comosus) Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1.200 meter diatas permukaan laut (dpl). Di daerah tropis Indonesia,

Lebih terperinci

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain :

Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : SIFAT KIMIA TANAH Beberapa Sifat Kimia Tanah antara lain : 1. Derajat Kemasaman Tanah (ph) Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai ph. Nilai ph menunjukkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponen-komponen padat, cair dan gas, dan mempunyai sifat serta perilaku yang dinamik. Benda alami

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah Kesuburan tanah adalah kualitas tanah dalam hal kemampuannya untuk menyediakan unsur hara yang cocok dalam jumlah yang cukup serta dalam keseimbangan yang tepat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga Berdasarkan kriteria sifat kimia tanah menurut PPT (1983) (Lampiran 2), karakteristik Latosol (Oxic Distrudept) Darmaga (Tabel 2) termasuk

Lebih terperinci

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.

GELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal. GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hantaran Hidrolik II. TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Hantaran Hidrolik Hantaran hidrolik adalah salah satu sifat fisik tanah yang penting untuk diperhatikan dalam penggunaan dan pengelolaan tanah. Hantaran hidrolik berperan penting

Lebih terperinci

Lestari Alamku, Produktif Lahanku

Lestari Alamku, Produktif Lahanku KOMPOS ORGANIK GRANULAR NITROGEN Reaksi nitrogen sebagai pupuk mengalami reaksirekasi sama seperti nitrogen yang dibebaskan oleh proses biokimia dari sisa tanaman. Bentuk pupuk nitrogen akan dijumpai dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus dan Neraca Nitrogen (N) Menurut Hanafiah (2005 :275) menjelaskan bahwa siklus N dimulai dari fiksasi N 2 -atmosfir secara fisik/kimiawi yang meyuplai tanah bersama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

I. PENDAHULUAN. induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah masam yang terbentuk dari bahan bahan induk batuan sedimen masam (Soil Survey Staff, 2006). Di Indonesia jenis tanah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BIOLOGI TANAH DOSEN: DR. TIEN AMINATUN

PENDAHULUAN BIOLOGI TANAH DOSEN: DR. TIEN AMINATUN PENDAHULUAN BIOLOGI TANAH DOSEN: DR. TIEN AMINATUN DEFINISI dan CAKUPAN TANAH: Mrp suatu benda alami heterogen, tdr atas komponen2 padat, cair, gas, serta mpy sifat dan perilaku yg dinamik Terbentuk oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) mempunyai sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang yang terbentuk dari calon akar, akar sekunder,

Lebih terperinci

Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan

Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan SIFAT FISIK TANAH WARNA TANAH Warna Tanah Warna tanah adalah salah satu sifat tanah yang mudah dilihat Warna tanah merupakan gabungan berbagai warna komponen penyusun tanah. Warna tanah berhubungan langsung

Lebih terperinci