Universitas Gadjah Mada 43
|
|
- Deddy Widjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6) Silikat Sekunder 6.1) Struktur Struktur lempung silikat serupa dengan struktur silikat primer eg. silikat lembaran (sheet silicate). Mineral sekunder terdiri atas lembaran silikon tetrahedral, lembaran aluminium hidroksida, dan atau lembaran magnesium hidroksida. Pada kondisi pelapukan Iemah, mineral sekunder dapat merupakan warisan berupa fragmen berukuran koloid dari lapisan silikat primer sepert mika. Dibawah lingkungan pelapukan yang lebih kuat, mineral primer dapat mengalami transformasi menjadi mineral lempung sekunder, sebagaimana terbentuknva hidrous-mica dan vermicullite akibat terlindinya K (interlayer) dari mika primer. Neoformasi mineral lempung adalah pertanda akan pelapukan yang sangat intensif dimana mineral yang terbentuk samasekali berbeda dengan mineral semula. Berikut ini adalah beberapa mineral lempung terpenting di dalam tanah: Kaolinite Kaolinite terdiri atas satu tetrahedral berikatan dengan satu oktahedral dan karena itu digolongkan sebagai lempung silikat tipe 1:1. Dua permukaan dari mineral 1:1 terbentuk oleh ion yang berbeda. Satu terdiri atas oksigen tetrahedral dan yang lain adalah ion hidroksida kepunyaan lembaran oktahedra. Apabila lembaran 1:1 berada dalam satu tumpukan, ion OH - dari satu lembaran terletak berdampingan dan rapat dengan lapisan O 2-, tetangganya. Dengan pengaturan semacam ini, muatan positif dari ion H + di dalam lapisan OH - menimbulkan daya tarik kuat untuk oksigen negatif dari lembaran tetangga. Universitas Gadjah Mada 43
2 Dengan cara ini struktur kaolinite amat kuat dan rapat sehingga molekul air tidak mampu menerobos struktur. Hal inilah varg menyebabkan kolinite tergolong mineral yang tidak mengembang (non-expanding mineral). Sifat ini pula yang menjelaskan mengapa pada pembasahan kaolinite tidak mengembang dan pada pengeringan tidak mengerut. Kaolinite mempunyai ukuran (basal spacing) 0.72 nm. yang tergolong kecil dibandingkan dengan mineral lempung yang lain. Montmorillonit (kelompok smectite) Lempung silikat ini terbentuk oleh kristalisasi dari larutan yang mengandung silika dan magnesium tinggi. Montmorillonit mempunyai struktur lapisan 2:1. Semua tetrahedral mengandung ion Si 4+. Aluminium biasanya terdapat pada lembaran tengah (oktahedral) tetapi lebih kurang 1/8 dari oktahedral ini mengandung Mg 2+. Muatan negatif yang timbul akibat substitusi Al oleh Mg dinetralisir oleh berbagai kation terhidrat yang terjerap pada permukaan lembaran aktahedral. Kekuatan ikatan antara katian dan lembaran tadi tidak begitu kuat tergantung iumlah air yang tersedia. Dalam keadaan kering daya ikatan reklatif kuat. Tetapi pada kondisi basah, air akan menyusup kedalam ruang antar lapisan (interlayer space) yang menyebabkan lempung mengembang secara dramatis. Sifat khas montmorillonit adalah total luas permukaan yang tinggi sehingga daya serap air dan ion serta kapasitas pertukaran ion juga tinggi dimensi unit struktur pada kelompok smectite berkisar antara nm atau lebih. STRUKTUR UMUM MONMORILLONIT Universitas Gadjah Mada 44
3 Vermiculite Lempung ini mempunyai struktur 2:1 serupa mika. Vermiculite mengandung salah satu Al 3+ atau Mg 2+ dan Fe 2+ sebagai ion oktahedral, dan pada tetrahedral terdapat Al 3+ sebagai substitusi dari sebagian ion Si 4+. Vermiculite berbeda dengan mika karena mineral lempung ini pada ruang antara lapisan (interlayer space) mengandung kation terhidrat bukan K + sebagaimana pada mika. Ikatan lemah yang tercipta memungkinkan vermiculite untuk mengembang pada pembasahan. Pengembangan pada vermiculite tidak hebat pada monmorillonite. Tidak seperti montmorillonite dan kaolinite, vermiculite tidak terbentuk lewat kristalisasi dari larutan tetapi terbentuk lewat alterasi atau pergantian ion secara selektif di dalam struktur tanpa merusak struktur (e.g. mika mengalami alterasi menjadi vermiculite). Jarak unit struktur berkisar antara nm atau lebih. Universitas Gadjah Mada 45
4 Illite (Hydrous mica) Illite dikenal juga sebagai mika-hidrat (hydrous mica) adalah mineral lempung tipe 2:1 yang mengandung K + pada ruang antara lapisan dalam jumlah cukup untuk membatasi pengembangan pada pembasahan. Kandungan K + pada illite tidak setinggi pada mika. pembentukan illite sangat didukung pada kondisi pada sedimen kaya K. Proses pembentukan illite diawali K + menggantikan kation interlayer pada montmorillonite atau vermiculite, dan disempurnakan bilamana terdapat panas dan tekanan yang menyebabkan terjadinya dehidrasi sehingga lempung beralih menjadi bentuk yang tidak rnengembang (non-expanding clay). Illite banyak dijumpai di dalam tanah dengan ketebalan (basal spacing) sekitar 1.0 nm. Universitas Gadjah Mada 46
5 Chlorite Kelompok ini mencakup serangkaian mineral yang mempunyai karakteristik utama yang sama mempunyai struktur 2:1, dan tidak mengembang (nonexpanding). Chlorite berbeda dengan mineral lempung 2:1 yang lain dalam satu sifat unik, yaitu stabil dan unit oktahedral bermuatan positif. Lembaran oktahedral terdiri atas dua lapisan ion OH - yang berikatan dengan Mg 2+, Fe 2+, atau Al 3+ sebagai ion pusat sehingga lembaran oktahedral netto bermuatan positif. Karena chlorite mengandung dua lembaran oktahedral maka disebut juga mineral 2:1:1. Ketebalan lapisan chlorite adalah 1.4 nm. Universitas Gadjah Mada 47
6 Allophane Penggolongan allophane kurang begitu pasti, suatu ketika dikelompokan ke dalam mineral lempung tetapi pada kesempatan lain digolongkan ke dalam hidroksida. Struktur mineral lemah e.g. mempunyai karakteristik amorf dan mengandung silika dan hidroksida. Mineral ini banyak dijumpai di dalam tanah yang berkembang dari deposit abu volkan. Rumus struktur allophane dituliskan sbb: Si 3 Al 4 O 12.nH 2 O, silikat lain yang serupa yaitu imogolite dengan rumus: Si 2 Al 4 O 10.5H 2 O. Satu hal yang perlu diingat bahwa mineral lempung jarang sekali terdapat dalam bentuk murni tetapi berbaur dengan mineral-mineral lain yang telah dibahas di atas. 6.2) Sifat-Sifat Silikat Sekunder Mineral lempung memperlihatkan perbedaan dalam kapasitas mengembang dan mengerut. Kaolinite, illite dan chlorite tergolong mineral lempung yang tidak mengembang (non-expanding), sedangkan yang lain termasuk golongan mineral lempung yang mempunyai sifat mengembang dan mengerut tinggi. Pada kaolinite ikatan (bonding) kuat karena ikatan kuat H-OH antar lapisan. Ikatan antar lapisan (interlayer) pada illite kebanyakan oleh ion K + yang relatif kuat. Montmorillonite dan vermiculite mempunyai ikatan yang lemah sampai sangat lemah karena keterdapatan berbagai kation diruang antar Universitas Gadjah Mada 48
7 lembaran, dan oleh karenanya memperlihatkan pengembangan kuat terutama dalam kondisi basah. Pada chlorite ikatan sedang sampai kuat karena lapisan oktahedral bermuatan positif. Sifat mineral lempung diringkas dalam tabel 6.1. dibawah ini: Makin kecil ukuran partikel akan makin besar rasio permukaan terhadap volume. Ini berarti luas permukaan spesifik (specific surface area) semakin tinggi dengan makin kecilnya ukuran pertikel. Luas permukaan spesifik rendah untuk kaolinite dan illite, dan tinggi untuk montmorillonite, vermiculite dan allophane. Hal ini disebabkan luas permukaan spesifik sebenarnya terdiri atas luas permukaan luar ditambah luas permukaan antar lembaran yang disebut juga luas permukaan dalam (internal surface). Sebagai contoh, pasir kasar mempunyai luas permukaan spesifik sekitar 0.01 m 2 /g, pasir halus 0.1 m 2 /g, debu ~0.1-1 m 2 /g, dan asam humat m 2 /g (White, 1987). Kapasitas pertukaran kation (KPK) cukup beragam di dalam dan antar kelompok mineral. Sebagai contoh, KPK kaolinite, illite, dan chlorite rendah sedangkan KPK montmorillonite Universitas Gadjah Mada 49
8 dan vermiculite tinggi. Asam humat (humic acid) memperlihatkan KPK tertinggi sekitar cmol/kg. Terdapat dua mekanisme yang menentukan KPK dimana keduanya berkaitan dengan muatan negatif lempung silikat. Mekanisme pertama disebabkan tidak terpuaskannya valensi pada tepi patahan lembaran silika dan alumina. Juga permukaan luar yang datar mempunyai gugus oksigen dan hidroksil yang tersingkap, yang berlaku sebagai tapak bermuatan negatif. Terutama pada ph tinggi, hidrogen dari hidroksil ini sedikit terdisosiasi dan permukaan koloid menjadi bermuatan negatif yang disandang oleh oksigen. Pada tanah masam sedang sampai sangat masam, hidrogen ternyata diikat dengan kuat dan tidak mudah ditukar oleh kation lain. Besarnya muatan tergantung ph ini berbeda tergantung tipe koloid lempung. Pada tipe mineral 1:1 hampir semua muatan tergantung ph, tetapi hanya sekitar seperempat pada tipe mineral lempung 2:1. Kapasitas pertukaran kation tanah yang kandungan mineral lempung 2:1 tinggi bersumber terutama dari substitusi isomorf. Tapak bermuatan negatif ini tidak terpengaruh ph dan menjadi sumber muatan permanen. Pada mineral lempung kaolinite dimana substitusi isomorf absen sehingga tapak pertukaran terbatas pada bagian tepi patahan kristal dan karena itu KPK kecil. Dilain pihak, pada montmorillonite dan vermiculite substitusi isomorf relatif tinggi menghasilkan tapak pertukaran yang besar sehingga KPK tinggi. Flokulasi dan dispersi Flokulasi dan dispersi merupakan sifat penting berikutnya bagi mineral lempung. Flokulasi adalah proses dimana partikel menggumpal membentuk aggregat. Tingkat dari ketahanan agregat tergantung jenis ion yang terdapat dalam partikel yang bersangkutan. Sebagai contoh, kalsium dan hidrogen cenderung untuk meningkatkan flokulasi. Dispersi ditakrifkan sebagai proses yang menyebabkan partikel tetap berada dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain. Fungsi ini dilakukan oleh ion kalium dan natrium. Dengan demikian tergantung dari jenis kation yang dominan di dalam tanah, maka zarah-zarah tanah dapat berada dalam keadaan teraggregasi atau terdispersi. Lempung yang jenuh natrium mempunyai lapisan rangkap listrik (electric double layer) yang tebal mengelilingi ion, ini berarti lempung tetap tersuspensikan. Kalsium menekan lapisan rangkap dan dengan demikian mendorong flokulasi, sementara ion bervalensi tiga (tri-) atau empat (tetravalent) lebih efisien lagi dalam mendorong flokulasi. Translokasi lempung sangat erat kaitannya dengan flokulasi dan dispersi. Translokasi lempung hanya mungkin apabila lempung terlebih dahulu berada dalam keadaan terdispersi serta tetap berupa suspensi selama dalam proses transportasi mengikuti gerakan air dalam pori dan retakan tanah. Universitas Gadjah Mada 50
9 6.3) Pembentukan Lempung Silikat Pada umumnya kaolinite dan montmorillonite bersumber dari hasil pelapukan. Illite (hydrous mica) terbentuk karena alterasi vermiculite atau montmorillonite, demikian juga pembentukan vermiculite merupakan hasil alterasi mika atau mika hidrat. Chlorite terbentuk dari hasil alterasi vermiculite dan montmorillonite. Tahapan pelapukan disajikan dalam Tabel 6.2. Dari tabel di atas jelaslah bahwa komposisi larutan tanah sangat tergantung dari jenis mineral yang mengalami pelapukan. Tahap pertama mineral primer terlapuk/ terlarutkan dan mineral sekunder dapat terbentuk daripadanya. Pelindian unsur misalnya kalsium, magnesium, natrium, kalium, dan silika mendukung proses transformasi berikutnya. Kehilangan silika terlarutkan secara berangsur mengakibatkan pembentukan dan menghilangnya lempung dengan urutan yang teratur, mulai dengan lempung yang mengandung silika tertinggi dan berakhir dengan lempung yang tidak mengandung silika e.g. oksida terhidrat. Dalam jangka waktu panjang terbukti lempung yang terbentuk pertama tidak stabil, mengalami dekomposisi dan digantikan oleh mineral lempung sekunder yang lebih Universitas Gadjah Mada 51
10 stabil. Pada umumnya, pertama kali terbentuk mineral lempung 2:1. Oksida besi mungkin juga timbul pada awal pelapukan dan karena stabilitas yang sangat tinggi mineral ini bertahan hampir selamanya pada lingkungan pelapukan. Dengan berlanjutnya pelapukan, lempung kaolinit muncul yang kemudian juga mengalami dekomposisi. Silika yang terbebaskan terlindi dan aluminium kemudian beralih bentuk menjadi oksida terhidrat, biasanya gibbsite (AlOOH). Mineral ini cenderung bertahan sebagai hasil akhir dari proses pelapukan intensif dan lempung silikat. Tahapan pelapukan merupakan proses yang terkait waktu, dimana kecepatan pelapukan terutama tergantung faktor iklim (temperatur dan curah hujan). Pelapukan mineral silikat dan sintesis lempung berlangsung terbatas pada kondisi iklim kering dan dingin, tetapi berlangsung cepat pada daerah hangat dan basah sebagaimana di daerah tropis. Rentang waktu yang diperlukan untuk berlangsungnya pelapukan sempurna disajikan pada tabel 6.2. di atas. Arti penting dalam pedologi Bentukan lempung (argillans) sering menunjukan warna yang berbeda dengan S- matriks pada gumpal tanah (ped). Selaput lempung ini mudah diamati pada tanah pasiran atau geluhan (loamy), tetapi sukar dibedakan dari permukaan cermin sesar (slickenside) pada tanah lempungan. Pada notasi horizon, akumulasi lempung silikat ditandai oleh huruf t yang menunjukkan ada selaput lempung pada permukaan ped dan/atau pori. Selaput lempung mungkin terbentuk oleh proses illuviasi atau migrasi didalam horizon yang bersangkutan. Apabila tendapat cermin sesar, yang terbentuk akibat gesekan (ped) pada saat tanah mengembang karena pembasahan (sifat vertik) maka diberi tanda dengan huruf ss. Universitas Gadjah Mada 52
BAB 3 KIMIA TANAH. Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah
Kimia Tanah 23 BAB 3 KIMIA TANAH Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di tanah A. Sifat Fisik Tanah Tanah adalah suatu benda alami heterogen yang terdiri atas komponenkomponen
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada 36
5) Pelapukan 5.1) Pelapukan Fisik Pelapukan secara umum mengacu pada sekelompok proses dengan mana batuan permukaan terpecah belah menjadi partikel-partikel halus atau terlarutkan ke dalam air karena pengaruh
Lebih terperinciIV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH
IV. SIFAT - SIFAT KIMIA TANAH Komponen kimia tanah berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya dan kesuburan tanah pada khususnya. Bahan aktif dari tanah yang berperan dalam menjerap
Lebih terperinciCitra LANDSAT Semarang
Batuan/Mineral Citra LANDSAT Semarang Indonesia 5 s/d 7 km 163 m + 2 km QUARRY BARAT LAUT Tidak ditambang (untuk green belt) muka airtanah 163 m batas bawah penambangan (10 m dpl) 75-100 m dpl Keterangan
Lebih terperinciDasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah
Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 09: Sifat Kimia (2)- Mineral Liat & Bahan Organik Tanah Mineral Liat Liat dan bahan organik di dalam tanah memiliki kisi yang bermuatan negatif
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia
Lebih terperinciDisusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
Perlakuan nh 4 cl dan gelombang mikro terhadap karakter keasaman montmorillonit Disusun Oleh : Shellyta Ratnafuri M.0304063 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lempung merupakan materi yang unik.
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan penimbunan dari sisa tumbuhan dan binatang yang sebagian telah mengalami pelapukan dan pembentukan kembali. Bahan demikian
Lebih terperinciPengenalan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Model 3 Dimensi dan Gambar Bergerak Shockwave
Pengenalan Kapasitas Tukar Kation (KTK) Model 3 Dimensi dan Gambar Bergerak Shockwave Tugas Terjemahan Kesuburan Tanah Lanjut Oleh Rini Sulistiani 087001021 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciDASAR ILMU TA AH Ba B b 5 : : S i S fa f t t K i K mia T a T nah
DASAR ILMU TA AH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik
Lebih terperinciDasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah
Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 05: Sifat Fisika (1)-Tekstur Tanah Tektur Tanah = %pasir, debu & liat dalam tanah Tektur tanah adalah sifat fisika tanah yang sangat penting
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. irreversible, dan selalu dalam keadaan kesetimbangan. Pada dasarnya terdapat dua tahap yang saling
TINJAUAN PUSTAKA Pembentukan dan Perkembangan Tanah Konsep tentang proses pembentukan tanah mencakup kumpulan berbagai proses fisik, kimia dan biologi beserta semua faktor pendukung terutama tanah. Setiap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran
TINJAUAN PUSTAKA Survei dan Pemetaan Tanah Survei tanah adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dapat membedakan tanah satu dengan yang lain yang kemudian disajikan dalam suatu peta (Tamtomo,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Hujan Curah hujan adalah jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama periode tertentu di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, run off dan
Lebih terperinciBAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT
BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT 5.1. Genesa Lateritisasi Proses lateritisasi mineral nikel disebabkan karena adanya proses pelapukan. Pengertian pelapukan menurut Geological Society Engineering Group Working
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU TANAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah
Lebih terperinciBAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Sifat Fisik Tanah 5.1.1. Bobot Isi dan Porositas Total Penambahan bahan organik rumput signal pada lahan Kathryn belum menunjukkan pengaruh baik terhadap bobot isi (Tabel
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sekilas Tentang Tanah Andisol. lapisan organik dengan sifat-sifat tanah andik, mana saja yang lebih
TINJAUAN PUSTAKA Sekilas Tentang Tanah Andisol Andisol merupakan tanah yang mempunyai sifat tanah andik pada 60% atau lebih dari ketebalannya, sebagaimana menurut Soil Survey Staff (2010) : 1. Didalam
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Vertisol adalah tanah-tanah mineral yang mempunyai sifat vertik, warna
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Vertisol Vertisol adalah tanah-tanah mineral yang mempunyai sifat vertik, warna abu kehitaman, dan bertekstur liat dengan kadar liat 30% pada horizon permukaan sampai
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Kimia Abu Terbang PLTU Suralaya Abu terbang segar yang baru diambil dari ESP (Electrostatic Precipitator) memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan
Lebih terperinciSIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH
SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH 4. Phosphor (P) Unsur Fosfor (P) dlm tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan & mineral 2 di dlm tanah. Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pd ph
Lebih terperinciDASAR-DASAR ILMU TANAH
DASAR-DASAR ILMU TANAH OLEH : WIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2011 SIFAT KIMIA TANAH IV. SIFAT KIMIA TANAH 5.1 Koloid Tanah Koloid tanah adalah partikel atau zarah tanah
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat dan Ciri Tanah Ultisol Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas, mencapai 45.794.000 ha atau sekitar 25% dari total luas daratan
Lebih terperinciDASAR ILMU TANAH. Bab 5: Sifat Kimia Tanah
DASAR ILMU TANAH Bab 5: Sifat Kimia Tanah ph tanah Pertukaran Ion Kejenuhan Basa Sifat Kimia Tanah Hampir semua sifat kimia tanah terkait dengan koloid tanah Koloid Tanah Partikel mineral atau organik
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tingkat Perkembangan Tanah. daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana
TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Perkembangan Tanah Mohr dan Van Baren mengenal 5 tahap dalam perkembangan tanah di daerah tropika: 1. Tahap awal bahan induk yang tidak terkikis; 2. Tahap yuwana pengikisan telah
Lebih terperinciBAB III TEKSTUR TANAH
BAB III TEKSTUR TANAH III.1. Pengertian tentang tekstur Setelah memperkenalkan konsep tanah sebagai suatu sistem berfase tiga, kits akan melihat lebih dekat pada fase padat, yang merupakan komponen tetap
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Umum Lempung
^. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Lempung Lempung atau tanah Hat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar silikat yang berdiameter kurang dari 2 mikrometer. Lempung mengandung leburan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandung bahan anorganik yang berisi kumpulan mineral-mineral berdiameter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah lempung mempunyai cadangan yang cukup besar di hampir seluruh wilayah Indonesia namum pemanfaatannya masih belum optimal. Tanah lempung merupakan bahan alam
Lebih terperinciBAB IV STRUKTUR TANAH
BAB IV STRUKTUR TANAH IV. 1. Pengertian tentang istilah Di lapangan, zarah-zarah tanah primer tidak berada dalam keadaan terpisahpisah satu terhadap yang lain (bersifat individu), tetapi mereka kurang
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Aktivasi Zeolit Sebelum digunakan, zeolit sebaiknya diaktivasi terlebih dahulu untuk meningkatkan kinerjanya. Dalam penelitian ini, zeolit diaktivasi melalui perendaman dengan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo
BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas hasil percobaan serta beberapa parameter yang mempengaruhi hasil percobaan. Parameter-parameter yang berpengaruh pada penelitian ini antara lain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Dasar Tanah dasar merupakan pijakan terakhir untuk menerima pembebanan yang berkaitan dengan pembangunan jalan, jembatan, landasan, gedung, dan lainlain. Tanah yang akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Tanah Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara,
Lebih terperinciBAB 2 KOMPONEN FISIK DAN MORFOLOGI TANAH
BAB 2 KOMPONEN FISIK DAN MORFOLOGI TANAH 1. Sifat dasar Akibat pelapukan dan proses penghancuran yang lain, bahan mineral tanah akan menjadi butir primer ( zarah, partikel, butir tunggal) dengan berbagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Kopi Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi merupakan tanaman dengan perakaran tunggang yang mulai berproduksi sekitar berumur 2 tahun
Lebih terperinciION EXCHANGE DASAR TEORI
ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan
Lebih terperinciTINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB III TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN 3.1 Tambang Zeolit di Desa Cikancra Tasikmalaya Indonesia berada dalam wilayah rangkaian gunung api mulai dari Sumatera, Jawa, Nusatenggara, Maluku sampai Sulawesi.
Lebih terperinciTANAH. Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah. Hubungan tanah dan organisme :
TANAH Apa yang dimaksud dengan tanah? Banyak definisi yang dapat dipakai untuk tanah Hubungan tanah dan organisme : Bagian atas lapisan kerak bumi yang mengalami penghawaan dan dipengaruhi oleh tumbuhan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Sifat Fisik Tanah Sifat fisik tanah yang di analisis adalah tekstur tanah, bulk density, porositas, air tersedia, serta permeabilitas. Berikut adalah nilai masing-masing
Lebih terperinciGELISOLS. Pustaka Soil Survey Staff Soil Taxonomy, 2 nd edition. USDA, NRCS. Washington. 869 hal.
GELISOLS Gelisols adalah tanah-tanah pada daerah yang sangat dingin. Terdapat permafrost (lapisan bahan membeku permanen terletak diatas solum tanah) sampai kedalaman 2 meter dari permukaan tanah. Penyebaran
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Jerapan Kalium Tabel 2 menyajikan pengaruh perlakuan berbagai dosis PHA terhadap pelepasan K pada Vertisol. Pemberian PHA menurunkan kapasitas jerapan Vertisol terhadap K sehingga
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Andisol
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Andisol Nama Andisol yang sebelumnya adalah Andosol diperkenalkan pada tahun 1947. Nama tersebut mengidentifikasikan order tanah pada sistem Amerika Serikat, dengan arti tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran lingkungan oleh logam berat menjadi masalah yang cukup serius seiring dengan penggunaan logam berat dalam bidang industri yang semakin meningkat. Keberadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya akar sebagai penopang tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Umum Saat Ini Faktor Fisik Lingkungan Tanah, Air, dan Vegetasi di Kabupaten Kutai Kartanegara Kondisi umum saat ini pada kawasan pasca tambang batubara adalah terjadi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC.
3 TINJAUAN PUSTAKA Mucuna Bracteata DC. Tanaman M. bracteata merupakan salah satu tanaman kacang-kacangan yang pertama kali ditemukan di areal hutan Negara bagian Tripura, India Utara, dan telah ditanam
Lebih terperinciSIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH
III. SIFAT-SIFAT FISIK dan MORFOLOGI TANAH Sifat morfologi tanah adalah sifat sifat tanah yang dapat diamati dan dipelajari di lapang. Sebagian dari sifat morfologi tanah merupakan sifat fisik dari tanah
Lebih terperinciACARA IX MINERALOGI OPTIK ASOSIASI MINERAL DALAM BATUAN
ACARA IX MINERALOGI OPTIK I. Pendahuluan Ilmu geologi adalah studi tentang bumi dan terbuat dari apa itu bumi, termasuk sejarah pembentukannya. Sejarah ini dicatat dalam batuan dan menjelaskan bagaimana
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Vertisol
TINJAUAN PUSTAKA Vertisol Vertisol merupakan order untuk tanah liat berwarna kelam yang bersifat fisik berat. Tanah ini terbentuk pada wilayah dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit pada ketinggian
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti
TINJAUAN PUSTAKA Tanah Ultisol Tanah-tanah yang tersedia untuk pertanian sekarang dan akan datang adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti ordo Ultisol. Ditinjau dari
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Sifat Kimia Tanah Data sekunder hasil analisis kimia tanah yang diamati yaitu ph tanah, C-Org, N Total, P Bray, kation basa (Ca, Mg, K, Na), kapasitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Nanas merupakan salah satu tanaman hortikultura, yang sangat cocok dibudidayakan didaerah tropis. Tanaman ini berasal dari amerika selatan ( Brazilia). Tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR ABSTRAKSI
TINJAUAN SIFAT PLASTISITAS TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR Heru Dwi Jatmoko Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAKSI Tanah merupakan material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasa nyeri (terutama yang dialami oleh penderita reumatik) akibat gangguan aktivitas sehari-hari, memicu penderita untuk segera mengatasinya. Upaya yang dilakukan dapat
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat (semen). Beton mempunyai karakteristik tegangan hancur tekan yang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik
TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Ultisol adalah tanah mineral yang berada pada daerah temprate sampai tropika, mempunyai horison argilik atau kandik dengan lapisan liat tebal. Dalam legend of soil yang disusun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sifat Umum Tanah Masam Tanah tanah masam di Indonesia sebagian besar termasuk ke dalam ordo ksisol dan Ultisol. Tanah tanah masam biasa dijumpai di daerah iklim basah. Dalam keadaan
Lebih terperinciBAB 4. KOMPONEN KIMIA
BAB 4. KOMPONEN KIMIA kimia sbb : Lebih kurang 98 % kerak bumi berdasarkn bobot tersusun dari delapan unsur Oksigen 46,6 % Silicon 27,7 % Aluminium 8,1 % Besi 5,0 % Kalsium 3,6 % Natrium 2,8 % Kalium 2,8
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada 22
4) Bahan Mineral Penyusun Tanah 4. 1. Mineral Primer Ketebalan kerak bumi berkisar antara 10-30 km. Dari 88 unsur alamiah pada bumi, hanya 8 merupakan penyusun utama kerak bumi. Kerak bumi dan tanah dirajai
Lebih terperinciImobilisasi Enzim Lipase pada Ca-Bentonit serta Aplikasinya pada Produksi Asam Lemak Omega-3 dari Limbah Minyak Ikan Ruth Chrisnasari 1)*, Restu Kartiko Widi 2), Billy Adrian Halim 1), Maria Goretti Marianti
Lebih terperinciDasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah
Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 03: Batuan & Tanah Tanah Profil tanah Tanah yang kita ambil terasa mengandung partikel pasir, debu dan liat dan bahan organik terdekomposisi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Ciri Kimia dan Fisik Tanah Sebelum Perlakuan Berdasarkan kriteria penilaian ciri kimia tanah pada Tabel Lampiran 5. (PPT, 1983), Podsolik Jasinga merupakan tanah sangat masam dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ph dan Komposisi Kimia Pelarut serta Ukuran Butir Batuan Reaksi batuan dengan penambahan pelarut air hujan (kontrol), asam humat gambut (AHG) dan asam humat lignit (AHL) menunjukkan
Lebih terperinciResiduAL CONCENTRATION OLEH : ARSYIL M. (D IKA ASTUTI (D VICTOR J. P. (D62112 ARAFAH P. (D RUDIANTOM (D
ResiduAL CONCENTRATION OLEH : ARSYIL M. (D621 12 005 IKA ASTUTI (D621 12 252 VICTOR J. P. (D62112 ARAFAH P. (D621 12 256 RUDIANTOM (D621 12 273 Syarat residual deposit dikatakan ekonomis ialah apabila
Lebih terperinciUji Kinerja Adsorben Amino-Bentonit Terhadap Polutan Pestisida Dalam Air Minum ABSTRAK
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia UNLA, 26 Januari 2008 1 Uji Kinerja Adsorben Amino-Bentonit Terhadap Polutan Pestisida Dalam Air Minum ABSTRAK Anna Permanasari, Erfi Rusmiasih, Irma Junita,
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada 65
8) Bahan Organik Tanah (BOT) 8.1) Definisi Bahan organik di dalam tanah diperoleh dari sisa tanaman dengan berbagai tahap dekomposisi. Bagian tanaman di atas tanah (phytomass) biasanya dikeluarkan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai. bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alumina banyak digunakan dalam berbagai aplikasi seperti digunakan sebagai bahan refraktori dan bahan dalam bidang otomotif. Hal ini karena alumina memiliki sifat fisis
Lebih terperinciBAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum
BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Stabilisasi tanah adalah suatu cara yang digunakan untuk mengubah atau memperbaiki sifat tanah dasar sehingga diharapkan tanah dasar tersebut mutunya dapat lebih
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISIS
BAB 4 HASIL DAN ANALISIS Sehubungan dengan prekursor yang digunakan yaitu abu terbang, ASTM C618 menggolongkannya menjadi dua kelas berdasarkan kandungan kapur (CaO) menjadi kelas F yaitu dengan kandungan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara di wilayah tropika basah yang sebagian besar wilayahnya didominasi oleh tanah yang miskin akan unsur hara, salah satunya adalah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Paleudult tanah yang tergolong Order Uiltisoll mempunyai beberapa Sub
TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Tanah Typic. Paleudult tanah yang tergolong Order Uiltisoll mempunyai beberapa Sub Order. Salah satu di antaranya adalah Udult yang mempunyai rejim kelembaban udik. Sub
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan
TINJAUAN PUSTAKA Ultisol Tanah Ultisol sering diidentikkan dengan tanah yang tidak subur, tetapi sesungguhnya bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (potensial), asalkan dilakukan pengelolaan yang memperhatikan
Lebih terperinciBAB 3. KOMPONEN FISIKA-KIMIA TANAH
BAB 3. KOMPONEN FISIKA-KIMIA TANAH Merupakan sifat gabungan antara peristiwa fisika dan kimia, dapat jugs dipandang sebagai sifat peralian atau sifat antara dari sifat fisika ke sifat kimia. Sifat ini
Lebih terperinci, NO 3-, SO 4, CO 2 dan H +, yang digunakan oleh
TINJAUAN PUSTAKA Penggenangan Tanah Penggenangan lahan kering dalam rangka pengembangan tanah sawah akan menyebabkan serangkaian perubahan kimia dan elektrokimia yang mempengaruhi kapasitas tanah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. I.1 Latar Belakang Pasir besi merupakan salah satu sumber besi yang dalam
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena
17 TINJAUAN PUSTAKA Sifat dan Ciri Ultisol Kandungan hara pada tanah Ultisol umumnya rendah karena pencucian basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena proses dekomposisi
Lebih terperinciKomponen Anorganik PENYUSUN TANAH/Mineral Silikat. Kuliah Mineralogi Tanah Minggu Ke X
Komponen Anorganik PENYUSUN TANAH/Mineral Silikat Kuliah Mineralogi Tanah Minggu Ke X KOLOID : PARTIKEL HALUS YANG UKURAN 50 A 0 (5 nm) SAMPAI 0,2 µm Bahan padat tanah terdiri atas : Kolid organik Koloid
Lebih terperinciKESUBURAN TANAH LAHAN PETANI KENTANG DI DATARAN TINGGI DIENG 1
KESUBURAN TANAH LAHAN PETANI KENTANG DI DATARAN TINGGI DIENG 1 Nasih Widya Yuwono, Benito Heru Purwanto & Eko Hanudin Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Survei lapangan
Lebih terperincisangat dipengaruhi oleh besarnya janngan muatan negatif pada mineral, tipe,
BABV ANALISIS HASIL PENELITIAN 5.1 Lempung Asli (remolded) Sifat fisik dari lempung asli (remolded) sebagaimana yang dapat dilihat dari hasil pengujian pada bab sebelumnya yakni indeks kompresi (Cc) sebesar
Lebih terperinciFOSFOR. Kesuburan Tanah Ratih Kurniasih
FOSFOR Kesuburan Tanah Ratih Kurniasih P DALAM JARINGAN TANAMAN 1. P dibutuhkan tanaman dalam jumlah relatif besar, sedikit lebih kecil dibawah N dan K, setara dengan S, Ca dan Mg 2. ATP : transfer energi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan komposit berlangsung dengan sangat pesat seiring dengan berkembangnya teknologi dalam bidang rekayasa material. Salah satu komposit yang banyak dikembangkan
Lebih terperinciDasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB
Dasar Ilmu Tanah semester ganjil 2011/2012 (EHN & SIN) Materi 08: Sifat Kimia (1): ph, KTK, KB ph tanah ph tanah ph tanah sifat kimia tanah yang amat penting (sifat fisik yang amat penting adalah tekstur
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bahan Organik Tanah Bahan organik tanah merupakan bagian dari fraksi organik yang telah mengalami degradasi dan dekomposisi, baik sebagian atau keseluruhan menjadi satu dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logam Berat Istilah "logam berat" didefinisikan secara umum bagi logam yang memiliki berat spesifik lebih dari 5g/cm 3. Logam berat dimasukkan dalam kategori pencemar lingkungan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN K 4.1. Hasil Penelitian Pada penelitian telah dilakukan modifikasi terhadap lempung alam dari Desa Cengar (Kuantan Singingi) dengan cara interkalasi, yaitu dengan memasukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu konstruksi bangunan gedung, konstruksi jalan, maupun konstruksi yang lainnya. Dalam pengertian teknik,
Lebih terperinci7) Oksida dan Hidroksida
7) Oksida dan Hidroksida 7.1) Pendahuluan Banyak batuan, mineral primer dan sekunder mengandung ion: silika, besi, aluminium, mangan, dan/atau titanium dalam jumlah kecil. Pada Bab 5 telah dibahas tahapan
Lebih terperinciTANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd 1.Definisi Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari campuran bahan mineral organic, air, udara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanah Lempung Ekspansif Tanah lempung merupakan tanah yang berukuran mikroskopis sampai dengan sub mikroskopis yang berasal dari pelapukan unsur-unsur kimiawi penyusun batuan.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas Comosus) Tanaman nanas dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1.200 meter diatas permukaan laut (dpl). Di daerah tropis Indonesia,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol
18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Ultisol Ultisol merupakan tanah-tanah yang mempunyai horizon argilik atau kandik dengan nilai kejenuhan basa rendah. Kejenuhan basa (jumlah kation basa) pada
Lebih terperinciPEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR
PEMBENTUKAN TANAH PARANITA ASNUR Profil dan Solum Tanah Profil Tanah penampang melintang (vertikal) tanah yang terdiri aas lapisan tanah (solum) dan lapisan bahan induk Solum Tanah bagian dari profil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan Terdapat banyak unsur di alam yang berperan dalam pertumbuhan tanaman, contohnya karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O), fosfor (P), nitrogen (N), kalium
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Sifat-sifat Tanah. Sifat Morfologi dan Fisika Tanah. Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil
HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat-sifat Tanah Sifat Morfologi dan Fisika Tanah Pedon Berbahan Induk Batuliat Sifat morfologi dan fisika tanah masing-masing horison pada pedon pewakil berbahan induk batuliat disajikan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. silika, alumina atau hodroxida-besi. Tanah yang terbentuk dari abu vulkanik ini
TINJAUAN PUSTAKA Bahan Induk Andisol Tanah Andisol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, sangat porous, mengandung bahan organik dan lempung tipe amorf, terutama alofan serta sedikit silika, alumina
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya dengan menggunakan unsur hara. Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara
Lebih terperinciBAB IV UBAHAN HIDROTERMAL
BAB IV UBAHAN HIDROTERMAL 4.1 Pengertian Ubahan Hidrotermal Ubahan hidrotermal adalah proses yang kompleks, meliputi perubahan secara mineralogi, kimia, dan tekstur yang dihasilkan dari interaksi larutan
Lebih terperinciPemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa
Pemantauan Kerusakan Lahan untuk Produksi Biomassa Rajiman A. Latar Belakang Pemanfaatan lahan memiliki tujuan utama untuk produksi biomassa. Pemanfaatan lahan yang tidak bijaksana sering menimbulkan kerusakan
Lebih terperinci