GAMBARAN DARAH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN PREBIOTIK PADA PAKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN DARAH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN PREBIOTIK PADA PAKAN"

Transkripsi

1 Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Juni 2015 Vol. 4 No.1 Hal : ISSN Available online at: E-ISSN GAMBARAN DARAH IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN PREBIOTIK PADA PAKAN (Blood Parameters of Catfish With Prebiotic Addition on Feed) Achmad Noerkhaerin Putra 1* 1Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jl. Raya Jakarta Km. 4 Pakupatan Serang Banten *Korespondensi: putra.achmadnp@untirta.ac.id Diterima: 25 April 2015 / Disetujui: 29 Mei 2015 ABSTRACT This study was conducted to evaluate the blood parameters of catfish which were given prebiotics through feed. The experiment were done with five treatments and three replicates, are treatment A (prebiotic 0%), B (prebiotic 0,5%), C (prebiotic 1%), D (prebiotic 1,5%) and E (prebiotic 2%). The prebiotic used was extracted from sweet potato so called cilembu variety. The addition of prebiotics by 1.5% (D) in the feed resulted in the best haemoglobin, erythrocytes and leukocytes compared to the control and the other treatments. In general, the addition of prebiotics haven t effect on physiological processes on catfish because it produces blood parameters (haemoglobin, hematocrit, erythrocytes and leucocytes) are in the range of normal values. Keywords: Blood parameters, catfish, prebiotic ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi gambaran darah ikan patin dengan penambahan prebiotik pada pakan. Penelitian terdiri dari 5 perlakuan dengan 3 kali ulangan yang terdiri dari: perlakuan prebiotik 0% (A), perlakuan prebiotik 0,5% (B), perlakuan prebiotik 1% (C), perlakuan prebiotik 1,5% (D) dan perlakuan prebiotik 2% (E). Prebiotik yang digunakan bersumber dari ekstrak ubi jalar varietas cilembu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan prebiotik sebesar 1,5% (D) dalam pakan menghasilkan kadar haemoglobin, jumlah eritrosit dan total leukosit terbaik dibandingkan dengan kontrol dan perlakuan lainnya. Secara umum penambahan prebiotik tidak berpengaruh pada proses fisiologis tubuh ikan patin karena semua parameter gambaran darah (kadar haemoglobin, kadar hematokrit, jumlah eritrosit dan total leukosit) berada pada nilai kisaran yang normal. Kata kunci: Gambaran darah, ikan patin dan prebiotik. PENDAHULUAN Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditi ikan air tawar penting di Indonesia. Pada sisi lain, budidaya ikan patin secara intensif menghadapi beberapa masalah, diantara adalah tingginya harga pakan yang tidak diimbangi dengan harga jual produk. Kenaikan harga pakan disebabkan oleh kenaikan harga sumber-sumber protein dalam pakan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah aplikasi prebiotik dalam pakan.

2 64 PUTRA JIPP Prebiotik adalah bahan pangan yang tidak dapat dicerna oleh inang tetapi memberikan efek positif dengan cara menstimulir pertumbuhan bakteribakteri yang menguntungkan di dalam saluran pencernaan inangnya (Ringo et al. 2010). Bakteri-bakteri tersebut mampu menghasilkan beberapa enzim exogenous untuk pencernaan pakan seperti amilase, protease, lipase dan selulase (Kumar et al dan Wang et al. 2008). Oligosakarida merupakan bahan yang dapat dikategorikan sebagai sumber prebiotik (Merrifield et al. 2010; Ringg et al. 2010). Ubi jalar adalah bahan pangan lokal yang memiliki kandungan oligosakarida. Hasil penelitian putra (2010), menunjukkan ubi jalar varietas sukuh mengandung 3 jenis oligosakarida, yaitu rafinosa sebesar 64,5 ml/l; oligofruktosa sebesar 64,5 ml/l dan maltotriosa sebesar 55,5 ml/l. Mahious et al. (2006) melaporkan bahwa penambahan rafinosa sebesar 2% dalam pakan telah meningkatkan pertumbuhan ikan turbot dibandingkan dengan kontrol. Putra et al. (2015), melaporkan penambahan ektrak ubi jalar sebagai sumber prebiotik 2% pada pakan telah meningkatkan pertumbuhan, kecernaan nutrient dan retensi protein dari ikan nila dibandingkan dengan kontrol. Prebiotik belum pernah diaplikasikan pada ikan patin sehingga perlu diketahui pengaruh penambahan prebiotik dalam pakan terhadap proses fisiologis yang terjadi pada tubuh ikan terutama gambaran darah dari ikan patin. Darah merupakan jaringan sirkulasi yang terdiri atas cairan plasma, sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan keping darah. Karakteristik parameter darah merupakan salah satu sarana yang penting sama halnya dengan analisis parasit dalam rangka untuk mengetahui tingkat kesehatan populasi ikan budidaya (Martin et al. 2004). Respon ikan terhadap stressor bergantung pada jenis stress yang dialami oleh ikan tersebut, dimana peningkatan jumlah sel darah putih, penurunan kadar hematokrit dan peningkatan neutrofil bergantung pada jenis stress yang dialami (Martin et al. 2004). Hasil penelitian putra (2014) menunjukkan bahwa penambahan prebiotik dalam pakan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup, total eritrosit, total leukosit dan indeks fagositik terbaik dibandingkan dengan perlakuan lainnya, baik setelah uji tantang dengan bakteri patogen Streptococcus agalactiae maupun akhir pemeliharaan ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menevaluasi pengaruh penambahan dosis prebiotik yang berbeda dalam pakan terhadap gambaran darah ikan patin. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Juli hingga September 2014 dan bertempat di Balai Benih Ikan Baros. Analisis gambaran darah dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Ekstraksi Oligosakarida/Prebiotik Proses ekstraksi prebiotik dari ubi jalar mengacu pada Muchtadi (1989). Sebanyak 500 gram tepung ubi jalar dicampur air dengan perbandingan 1:1 (w/v) dan dikukus pada suhu 100 o C selama 30 menit. Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 55 o C selama 18 jam. Pada proses ekstraksi, sebanyak 100 gram tepung kukus ubi jalar disuspensikan ke dalam 1 L etanol 70% dan diaduk selama 15 jam menggunakan magnetic stirer pada suhu ruang. Filtrat yang diperoleh dipekatkan menggunakan evaporator vakum pada suhu 40 o C. Hasil pemekatan di sentrifuse pada 5000 rpm selama 10 menit untuk mengendapkan kotoran, sehingga ekstrak mudah disterilisasi dengan kertas saring. Ubi jalar yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar varietas cilembu

3 Vol. 4, 2015 Gambaran Darah Ikan Patin 65 Pemeliharaan Ikan Ikan patin yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan patin dengan bobot rata-rata 7±0,73 g/ekor yang berasal dari Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi. Ikan patin dipelihara dengan kepadatan 15 ekor/akuarium yang disusun secara acak. Akuarium yang digunakan berukuran 75 x 40 x 28 cm, dengan volume air 84 liter sebanyak 15 buah. Pemeliharaan ikan dilakukan selama 60 hari dengan menggunakan sistem resirkulasi. Ikan terlebih dahulu diaklimatisasi terhadap lingkungan dan pakan selama 7 hari. Setelah masa aklimatisasi selesai, ikan uji dipuasakan selama 24 jam dengan tujuan menghilangkan sisa pakan dalam tubuh. Penelitian ini terdiri dari 5 perlakuan pakan dengan 3 kali ulangan, yaitu : A : Pemberian pakan tanpa penambahan prebiotik (Kontrol) B : Pemberian pakan dengan penambahan prebiotik 0,5%; TPT 5% C : Pemberian pakan dengan penambahan prebiotik 1%; TPT 5% D : Pemberian pakan dengan penambahan prebiotik 1,5%, TPT 5% E : Pemberian pakan dengan penambahan prebiotik 2%, TPT 5% Pada pencampuran prebiotik ke dalam pakan komersial, dosis prebiotik yang sesuai dengan perlakuan dimasukkan kedalam formulasi pakan kemudian dilakukan repeleting dan dikeringkan dengan oven pada suhu 60 0 C. Komposisi bahan penyusun pakan yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Perhitungan Jumlah Haemoglobin Prosedur perhitungan kadar haemoglobin dilakukan dengan mengacu pada metode Sahli. Pertama, darah sampel dihisap dengan menggunakan pipet Sahli hingga skala 20 mm 3 atau pada skala 0,2 ml. Lalu ujung pipet dibersihkan dengan kertas tisu. Kemudian, darah dalam pipet dipindahkan ke dalam tabung Hb-meter yang telah diisi HCl 0,1 N hingga skala 10 (merah). Setelah itu, darah tersebut lalu diaduk dengan batang pengaduk selama 3 hingga 5 menit. Setelah itu, akuades ditambahkan ke dalam tabung tersebut hingga warna darah tersebut menjadi seperti warna larutan standar yang ada dalam Hb-meter. Kadar hemoglobin dinyatakan dalam g%. Perhitungan Kadar Hematokrit Kadar hematokrit diukur menurut Anderson dan Siwicki (1993). Pertama, darah diambil sebanyak ¾ bagian tabung. Ujung tabung yang telah berisi darah ditutup dengan crytoceal dengan cara menancapkan ujung tabung tersebut ke dalam crytoceal kira-kira sedalam 1 mm sehingga terbentuk sumbat crytoceal. Setelah itu, tabung mikrohematokrit tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan rpm dengan posisi tabung yang bervolume sama berhadapan agar putaran sentrifuse seimbang. Panjang bagian darah yang mengendap (a) dan panjang total volume darah yang terdapat di dalam tabung (b) diukur dengan menggunakan penggaris. Kadar Hematokrit dinyatakan sebagai % volume padatan sel darah. Tabel 1. Perlakuan dosis prebiotik Komposisi Pakan Perlakuan Prebiotik (%) A B C D E Pakan Komersial Tepung Tapioka Cr 2 O 3 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 Prebiotik 0 0,5 1 1,5 2

4 Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Juni 2015 Vol. 4 No.1 Hal : ISSN Available online at: E-ISSN Perhitungan Jumlah Eritrosit Prosedur perhitungan jumlah eritrosit diukur menurut Blaxhall dan Daisley (1973), pertama darah dihisap dengan pipet yang berisi bulir pengaduk warna merah sampai skala 1 (pipet untuk mengukur jumlah sel darah merah), lalu tambahkan larutan Hayem s sampai skala 101, pengadukan darah di dalan pipet dilakukan dengan mengayunkan tangan yang memegang pipet seperti membentuk angka delapan selama 3-5 menit sehingga darah tercampur rata. Dua tetes pertama larutan darah dalam pipet dibuang, selanjutnya teteskan pada haemocytometer tipe Neubauer dan tutup dengan gelas penutup. Kemudian, hitung jumlah sel darah merah dengan bantuan mikroskop dengan pembesaran 400 x. Jumlah eritrosit total dihitung sebanyak 4 kotak kecil dan jumlahnya dihitung menurut rumus : Perhitungan Jumlah Leukosit Prosedur perhitungan jumlah leukosit diukur menurut Blaxhall dan Daisley (1973), pertama darah sampel dihisap dengan pipet yang berisi bulir pengaduk berwarna putih sampai skala 0,5. Lalu, tambahkan larutan Turk s sampai skala 11, pipet diayun membentuk angka 8 (sama dengan pengadukan untuk penghitungan jumlah sel darah merah) selama 3-5 menit sehingga darah bercampur rata. Setelah itu, dua tetes pertama larutan darah dari dalam pipet dibuang, kemudian teteskan larutan pada haemocytometer, setelah itu ditutup dengan gelas penutup. Cairan akan memenuhi ruang hitung secara kapiler. Jumlah sel darah putih atau leukosit total dihitung dengan bantuan mikroskop dengan perbesaran 400 X. Jumlah leukosit total dihitung dengan cara menghitung sel yang terdapat dalam 4 kotak kecil, dan jumlahnya dihitung menurut rumus : Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis ragam dengan tingkat kepercayaan 95%. Untuk melihat perbedaan perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan s Multiple Range dengan menggunakan program komputer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 20. HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar haemoglobin, kadar hematokrit, jumlah sel darah merah (Eritrosit), Jumlah Sel Darah Putih (Leukosit) pada akhir pemeliharaan Ikan Patin (Pangasius sp.) tersaji pada Tabel 2. Hemoglobin merupakan protein di dalam sel darah merah yang terdiri atas protein globin tidak berwarna dan pigmen heme (berwarna merah kekuningan) yang dihasilkan dalam sel darah merah. Secara fisiologis, kadar hemoglobin di dalam darah ikan menentukan tingkat ketahanan tubuh ikan berkaitan dengan hubungannya yang erat dengan daya ikat oksigen dalam darah. Hemoglobin berfungsi mengangkut oksigen di dalam darah dan kemampuan mengangkut oksigen ini bergantung pada konsentrasi hemoglobin di dalam sel darah merah. Konsentrasi hemoglobin darah diukur berdasarkan intensitas warna dan dinyatakan dalam satuan gram haemoglobin/100 ml darah (g/100 ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan prebiotik 1,5% (D) dalam pakan secara signifikan (P<0,05) menghasilkan nilai haemoglobin terbesar yaitu sebesar 6,38 g% kemudian secara berurutan diikuti oleh perlakuan prebiotik 2% (E) sebesar 6,21, perlakuan prebiotik 1% (C) sebesar 6,14 g%; perlakuan prebiotik 0% (A) sebesar 6,08 g% dan nilai haemoglobin terkecil terdapat pada perlakuan prebiotik 0,5% (B) sebesar 6,03 g%. Penambahan prebiotik pada penelitian ini menghasilkan nilai kadar haemoglobin pada kisaran yang normal.

5 Vol. 4, 2015 Gambaran Darah Ikan Patin 67 Hasil yang sama juga diperoleh Hartika et al. 2015), penambahan dosis prebiotik yang berbeda pada pakan menghasilkan kadar haemoglobin ikan nila pada kisaran yang normal. Nilai kadar haemoglobin yang berada pada kisaran normal (baik) mengindikasikan bahwa, terdapat cukup oksigen yang terikat dalam darah sehingga menggambarkan kesehatan ikan berada pada kondisi yang baik pula (Wedemeyer dan Yasutake 1977). Nilai kadar hematokrit yang diperoleh pada penelitian ini menghasilkan nilai yang tidak signifikan (P>0,05) pada semua perlakuan tetapi nilai kadar hematokrit yang dihasilkan oleh setiap perlakuan berada dalam kisaran normal. Nilai hematokrit perlakuan prebiotik 0% (A) sebesar 17,36%; Perlakuan prebiotik 0,5% (B) sebesar 18,72%, perlakuan prebiotik 1% (C) sebesar 20,24%; perlakuan prebiotik 1,5% (D) sebesar 23,01%; dan perlakuan prebiotik 2% (E) sebesar 18,95%. Hasil yang sama diperloeh Hartika et al (2015), penambahan prebiotik pada pakan menghasikan nilai kadar hematokrit yang tidak berbeda nyata pada ikan nila. Hematokrit merupakan perbandingan antara sel darah merah dan plasma darah. Nabib dan Pasaribu (1989) menyatakan bahwa, nilai hematokrit di bawah 30 % menunjukkan adanya defisiensi eritrosit. Dellman dan Brown (1989) menyatakan bahwa, apabila ikan terkena infeksi maka nafsu makan ikan akan menurun dan nilai hematokrit darah akan menurun. Nilai kadar hematokrit dipengaruhi oleh suhu lingkungan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Jawad et al. 2004). Eritrosit pada ikan memiliki inti yang terletak di tengah-tengah, berbentuk oval, berwarna merah keunguan dan mempunyai kromatin yang kompak yang berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit yang sudah matang berukuran panjang µm dan lebar 7-10 µm. Pada pewarnaan dengan Leischman- Giemsa, diperoleh sitoplasma sel darah merah yang matang transparan dan berwarna kekuningan, sedangkan yang belum matang berbentuk agak bulat dengan sitoplasma berwarna kebirubiruan. Pada ikan dewasa terlihat jelas eritrosit yang sitoplasmanya mengandung granula-granula kecil warna merah (Affandi dan Tang 2002). Tabel 2 Kadar haemoglobin, kadar hematokrit, jumlah sel darah merah (eritrosit), jumlah sel darah putih (leukosit) pada akhir pemeliharaan ikan patin (Pangasius sp.) Parameter Haemoglobin (g%) Hematokrit (%) Eritrosit (sel/mm 3 ) Leukosit (sel/mm 3 ) Perlakuan Prebiotik 0% (A) 0,5% (B) 1% (C) 1,5% (D) 2% (E) Kisaran Normal b a 1) 6,08 ± 0,04 a 6,03 ± 0,22 a 6,14 ± 0,13 a 6,38 ± 0,02 6,21 ± 0,08 3,7-7 17,36 ± 1,05 18,72 ± 20,24 ± 23,01 ± 0,54 18,95 ± 6, ) 2,14 3,94 2,03x10 5 ± 2,06x10 5 2,76 x 2,93 x 10 5 ± 2,32 x 10 5 ± 2, ,08 a ± 0,1 a 10 5 ± 0,03 d 0,13 b 3, ) 0,02 c 2,81x10 4 ± 2,77x10 4 5,27 x 0,04 a ± 0,33 a 10 4 ± 0,07 c 7,31 x 10 4 ± 4,24 x 10 4 ± 2, ,5 0,07 d 0,24 b ) Keterangan : Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05) 1) Lagler et al. (1977) 2) Dopongtonung (2008) 3) Sjafei et al. (1989)

6 68 PUTRA JIPP Hasil penelitian menunjukkan nilai eritrosit terbaik (P<0,05) terdapat pada perlakuan prebiotik 1,5% (D) sebesar 2,93 sel/mm 3 ; kemudian secara berurutan diikuti oleh nilai eritrosit pada perlakuan prebiotik 1% (C) sebesar 2,76 sel/mm 3 ; perlakuan prebiotik 2% (C) sebesar 2,32 sel/mm 3 ; perlakuan prebiotik 0,5% (B) sebesar 2,06 sel/mm 3 ; dan perlakuan prebiotik 0% (A) sebesar 2,03 sel/mm 3. Nilai etritrosit yang diperoleh pada penelitian ini berada dalam kisaran yang normal. Nilai eritrosit yang tinggi pada perlakuan prebiotik 1,5% (C) diduga menunjukkan bahwa penambahan prebiotik sebesar 1,5% merupakan dosis yang optimal bagi gambaran darah ikan patin. Faktor yang mempengaruhi produksi sel darah merah adalah kebutuhan oksigen yang bervariasi pada ikan dan kondisi lingkungan. Darah yang memiliki kadar sel darah merah yang rendah, harus memompakan darah lebih banyak ke seluruh tubuhnya, dibandingkan dengan darah yang memiliki kadar sel darah merah tinggi. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan tubuh ikan terhadap oksigen dan energi. Nilai leukosit terbesar terdapat pada perlakuan prebiotik 1,5% (D) sebesar 7,31 sel/mm 3 ; kemudian diikuti oleh perlakuan prebiotik 1% (C) sebesar 5,27 sel/mm 3 ; perlakuan prebiotik 2% (E) sebesar 4,24 sel/mm 3 ; perlakuan prebiotik 0,5% (B) sebesar 2,77 sel/mm 3 dan nilai leukosit terkecil terdapat pada perlakuan prebiotik 0% (A) sebesar 2,81 sel/mm 3. Sel darah putih merupakan unit sistem pertahanan tubuh paling aktif, dan beredar di dalam sirkulasi darah dalam berbagai tipe. Fungsi utama dari leukosit sebagai pertahanan non spesifik yang akan melokalisasi dan mengeliminir agen patogen melalui proses fagositosis (Affandi dan Tang 2002). Nilai sel darah putih yang diperoleh pada penelitian ini berada pada kisaran yang normal. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penambahan prebiotik sebesar 1,5% (D) dalam pakan menghasilkan nilai kadar haemoglobin, jumlah eritrosit dan total leukosit terbaik dibandingkan dengan perlakukan lainnya. Nilai kadar haemoglobin pada perlakuan prebiotik 1,5% adalah sebesar 6,38 g% sedangkan jumlah eritrosit dan leukosit masing-masing sebesar 2,93 sel/mm 3 dan 7,31 sel/mm 3. Secara umum penambahan prebiotik pada pakan tidak berpengaruh terhadap gambaran darah ikan patin karena kadar haemoglobin, kadar hematokrit, jumlah eritrosit dan total leukosit yang dihasilkan berada pada kisaran normal gambaran darah ikan patin. Saran Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan respon sistem imun ikan patin terhadap infeksi bakteri patogen. DAFTAR PUSTAKA Affandi R dan Tang UM Fisiologi Hewan Air. Pekanbaru: Unri Press. Anderson, D.P. and Siwicki, A.K Basic hematology and serology for fish health programs. Paper presented in second symposium on diseases in Asian Aquaculture Aquatic Animal Health and the Environment. Phuket, Thailand th October hlm Blaxhall PC and Daisley KW Routine haematological methods for use with fish blood. J. Fish Biology 5: Hartika R, Mustahal, Putra AN Gambaran Darah Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Dosis Prebiotik yang Berbeda dalam Pakan. Jurnal Perikanan dan Kelautan 4(4):

7 Vol. 4, 2015 Gambaran Darah Ikan Patin 69 Dellman HD dan Brown EM Buku Teks Histologi Veteriner. Hartono (Penerjemah). UI Press. Jakarta. Jawad LA, Al-Mukhtar MA and Ahmed HK The Relationship Between Haematocrit And Some Biological Parameters of the Indian Shad, Temalosa ilisha (Family Clupeidae). Animal Biodiversity and Conservation 27(2): Kumar SM, Swarnakumar, Silvakumar, Thangaradjou & Kannan Probiotics in Aquaculture: Importance and Future Perspectives. Indian J. Microbial: review springer. Mahious, Getesoupe, Hervi M, Metailler R, Ollevier Effect of Dietary Inulin and Oligosaccharides as Prebiotics for Weaning turbot, Psetta maxima (Linnaeus, C.1758). Aquaculture Internasional 14(3): Martin M.L, Namura D.T, Miyazaki D.M., Pilarsky F, Ribero K, De Castro M.P and De Campos C.M Physiological and haemotological response of Oreochromis niloticus exposed to single and consecutive stress of capture. Animal Science, Merrifiled DL et al The Current Status and Future Focus of Probiotic and Prebiotic Applications for Salmonids. Aquaculture 302: Muchtadi D Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Depdikbud, Dirjen Dikti- PAU IPB. Nabib R dan Pasaribu FH Patologi Dan Penyakit Ikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. IPB Putra AN Kajian Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik untuk Meningkatkan Kinerja Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) [TESIS]. Bogor; Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 91 hlm. Putra AN Sweet Potato Varieties Sukuh Potential As A Prebiotics In Tilapia Feed (Oreochromis niloticus). Proceeding International Conference of Aquaculture Indonesia (35): Putra A. N., Utomo N. B. P, Widanarni Growth Performance of Tilapia (Oreochromis niloticus) Fed with Probiotic, Prebiotic and Synbiotic in Diet. Pakistan Journal of Nutrition 14 (5): Ringg, Olsen R.E., Gifstad, Dalmo R.A., Amlund., Hemre & Bakke Prebiotics in aquaculture: a review. Aquaculture Nutrition 16: Wang Bo-Yan, Rong Li, Lin Junda Probiotics in Aquaculture: Challenges and Outlook. Aquaculture 281: 1-4. Wedemeyer GA and WT Yasutake Clinical Methods for the Assessment of the Effect Environment Stress on the Fish Health. Technical Papers of the US Fish and Wildlife Service. US Depart of the Interior Fish and Wildlife Service. 89:1-17.

EFEK PEMBERIAN PREBIOTIK DALAM PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasius sp.)

EFEK PEMBERIAN PREBIOTIK DALAM PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasius sp.) EFEK PEMBERIAN PREBIOTIK DALAM PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasius sp.) (Effect of Prebiotic in Commercial Feed on the Growth of Catfish (Pangasius sp.)) Ida Hadijah 1), Mustahal

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN DOSIS PREBIOTIK YANG BERBEDA DALAM PAKAN

GAMBARAN DARAH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN DOSIS PREBIOTIK YANG BERBEDA DALAM PAKAN GAMBARAN DARAH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DENGAN PENAMBAHAN DOSIS PREBIOTIK YANG BERBEDA DALAM PAKAN (Tilapia Blood Parameters with The Addition of Different Dose of Prebiotics in Feed) Riski Hartika

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik 2.2 Ekstraksi Oligosakarida/Prebiotik

II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik 2.2 Ekstraksi Oligosakarida/Prebiotik II. METODOLOGI 2.1 Penyediaan Bakteri Probiotik Bakteri probiotik yang digunakan dalam penelitian ini adalah bakteri NP5, yang merupakan bakteri dari genus Bacillus. Bakteri NP5 ini merupakan bakteri yang

Lebih terperinci

APLIKASI PREBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.)

APLIKASI PREBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.) APLIKASI PREBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN LELE (Clarias sp.) (Prebiotics Application to Increase Growth and Feed Efficiency on Catfish (Clarias sp.)) Achmad Noerkhaerin

Lebih terperinci

APLIKASI PREBIOTIK PADA PAKAN KOMERSIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

APLIKASI PREBIOTIK PADA PAKAN KOMERSIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) APLIKASI PREBIOTIK PADA PAKAN KOMERSIAL UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) (Application of Prebiotic on Commercial Feed to Increase Growth Performance of Tilapia Oreochromis

Lebih terperinci

PENGARUH PREBIOTIK TERHADAP NILAI AMONIAK PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

PENGARUH PREBIOTIK TERHADAP NILAI AMONIAK PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PENGARUH PREBIOTIK TERHADAP NILAI AMONIAK PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) (The Effect of Prebiotics to The Ammonia Value from Tilapia Culture (Oreochromis niloticus)) Krisna Aditya Putra 1), Saifullah

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 7 Nomor 1. Juni 2017 e ISSN Halaman : 18 24

Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN Volume 7 Nomor 1. Juni 2017 e ISSN Halaman : 18 24 Jurnal Perikanan dan Kelautan p ISSN 2089 3469 Volume 7 Nomor 1. Juni 2017 e ISSN 2540 9484 Halaman : 18 24 Efek Prebiotik terhadap Pertumbuhan dan Retensi Pakan Ikan Nila (Effect Prebiotic on Growth and

Lebih terperinci

KECERNAAN PAKAN IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN DOSIS PREBIOTIK YANG BERBEDA

KECERNAAN PAKAN IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN DOSIS PREBIOTIK YANG BERBEDA KECERNAAN PAKAN IKAN PATIN (Pangasius sp.) DENGAN PENAMBAHAN DOSIS PREBIOTIK YANG BERBEDA (Feed Digestibility in Catfish (Pangasius sp.) with the Addition of Different Dose of Prebiotics) Muhlisoh 1),

Lebih terperinci

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR KOLAM BUATAN ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 2 Februari 2016 ISSN: 2302-3600 IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK, VITAMIN C DAN DASAR

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Pemilihan Ikan Uji dan Bakteri (Patogen dan Probiotik)

METODE PENELITIAN. Pemilihan Ikan Uji dan Bakteri (Patogen dan Probiotik) METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan, mulai Januari Juni 2011 di Laboratorium Patologi Ikan, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur kerja Kemampuan puasa ikan Tingkat konsumsi oksigen Laju ekskresi amoniak II. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit, kapasitas serap

Lebih terperinci

PEMBERIAN SINBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN DAN RESPON IMUN BENIH IKAN PATIN Pangasius sp. NURLITA ANNISA SARI

PEMBERIAN SINBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN DAN RESPON IMUN BENIH IKAN PATIN Pangasius sp. NURLITA ANNISA SARI PEMBERIAN SINBIOTIK DENGAN DOSIS BERBEDA UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN DAN RESPON IMUN BENIH IKAN PATIN Pangasius sp. NURLITA ANNISA SARI DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Metode Penelitian Persiapan Wadah

III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan Metode Penelitian Persiapan Wadah III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Desember 2007. Bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

APLIKASI PROBIOTIK AMILOLITIK PADA PAKAN BERBASIS KARBOHIDRAT TINGGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA Oreochromis niloticus

APLIKASI PROBIOTIK AMILOLITIK PADA PAKAN BERBASIS KARBOHIDRAT TINGGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA Oreochromis niloticus APLIKASI PROBIOTIK AMILOLITIK PADA PAKAN BERBASIS KARBOHIDRAT TINGGI UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERTUMBUHAN IKAN NILA Oreochromis niloticus Application of Amylolitic Probiotics in high carbohydrate based

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2009. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Lapangan, Departemen Budidaya

Lebih terperinci

APLIKASI PREBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN NILAI KECERNAAN PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

APLIKASI PREBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN NILAI KECERNAAN PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) APLIKASI PREBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN NILAI KECERNAAN PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) (Prebiotic Application to Increase Feed Digestibility of Tilapia Oreochromis Niloticus) Afzriansyah 1), Saifullah

Lebih terperinci

II. METODE 2.1 Rancangan Penelitian 2.2 Isolasi Bakteri Kandidat Probiotik

II. METODE 2.1 Rancangan Penelitian 2.2 Isolasi Bakteri Kandidat Probiotik II. METODE 2.1 Rancangan Penelitian Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan dan 2 ulangan pada uji patogenisitas, serta 4 perlakuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan April 2015 di Laboratorium Perikanan Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PENGARUH METIL METSULFURON TERHADAP SEL DARAH MERAH IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) ABSTRAK

PENGARUH METIL METSULFURON TERHADAP SEL DARAH MERAH IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH METIL METSULFURON TERHADAP SEL DARAH MERAH IKAN PATIN SIAM (Pangasius hypopthalmus) Qorie Astria *,

Lebih terperinci

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan

3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian 3.2. Hewan Coba dan Pemeliharaannya 3.3. Alat dan Bahan 19 3. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2009 sampai dengan Juni 2010 di Kandang Unit Hewan Laboratorium, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lingkungan Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor dan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan

Lebih terperinci

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba

III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Tahap Persiapan Hewan Percobaan Aklimatisasi Domba 17 III. METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama delapan bulan yang dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2010. Penelitian dilakukan di kandang Mitra Maju yang beralamat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 21 III. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011-Juni 2012. Pemeliharaan ikan dilakukan di Pusat Studi Ilmu Kelautan (PSIK), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH IKAN II (SDP, AF DAN DL)

GAMBARAN DARAH IKAN II (SDP, AF DAN DL) Laporan Praktikum ke-3 Hari/Tanggal : Jumat/ 17 Maret 2017 m.k Manajemen Kesehatan Kelompok : VII Organisme Akuatik Asisten : Niar Suryani GAMBARAN DARAH IKAN II (SDP, AF DAN DL) Disusun oleh: Nuralim

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa 17 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam dua tahapan. Tahap 1 adalah uji efektivitas enzim cairan rumen domba terhadap penurunan kandungan serat kasar bungkil kelapa. Uji Tahap 2 adalah mengevaluasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat 41 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan terdiri atas 2 tahap yaitu uji nilai kisaran (range value test) dan uji

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Identifikasi Bakteri Uji Peningkatan Virulensi Bakteri Uji

II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Identifikasi Bakteri Uji Peningkatan Virulensi Bakteri Uji II. METODOLOGI 2.1 Metode Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua uji utama yaitu uji in vitro dan uji in vivo. Identifikasi dan peningkatan virulensi bakteri uji, penentuan nilai LD 50 (Lethal Dosage

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2012. Pemeliharaan burung merpati dilakukan di Sinar Sari, Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Pengamatan profil darah

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015 di kandang peternak di Desa Kedu Temanggung dan pada bulan April 2016 di kandang unggas Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas

Lebih terperinci

METODOLOGI Waktu dan Tempat Ikan Uji Persiapan Bahan Baku Biji Karet Komposisi TBBK Tidak Diolah TBBK Diolah

METODOLOGI Waktu dan Tempat Ikan Uji Persiapan Bahan Baku Biji Karet Komposisi TBBK Tidak Diolah TBBK Diolah METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai Desember 2010 yang bertempat di Laboratorium Lapangan dan Teaching Farm Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2

III. METODOLOGI. (Cr 3+ ). Faktor suhu menggunakan 2 level suhu media yaitu T i (suhu 20±2 III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei hingga November 2006 di Laboratorium Kesehatan Ikan Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Kelautan untuk membuat ekstrak daun sirih, Laboratorium Fisiologi Hewan Air (FHA) untuk

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Pakan Uji Pakan yang digunakan adalah pelet kering berbasis sumber protein nabati yang berjenis tenggelam dengan campuran crude enzim dari rumen domba. Pakan uji yang diberikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Road-map Penelitian

Lampiran 1. Road-map Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Road-map Penelitian Persiapan Penelitian Persiapan wadah dan ikan uji Bak ukuran 40x30x30cm sebanyak 4 buah dicuci, didesinfeksi, dan dikeringkan Diletakkan secara acak dan diberi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2009 sampai dengan Februari 2010 di Stasiun Lapangan Laboratorium Reproduksi dan Genetika Organisme Akuatik, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2011, di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. B.

Lebih terperinci

METODOLOGI UMUM. KAJIAN ECP BAKTERI S. agalactiae MELIPUTI

METODOLOGI UMUM. KAJIAN ECP BAKTERI S. agalactiae MELIPUTI 15 METODOLOGI UMUM Alur pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian secara skematis disajikan pada Gambar 2, yang merupakan penelitian secara laboratorium untuk menggambarkan permasalahan secara menyeluruh

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan 17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober

Lebih terperinci

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Evective Mikroorganism-4) Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osprhronemus gouramy) Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya 2 1 Staf Pengajar

Lebih terperinci

Prebiotik Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Lahan Rawa untuk Meningkatkan Kemampuan Antagonistik Bakteri Lactobacillus sp. terhadap Bakteri Vibrio harveyi

Prebiotik Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Lahan Rawa untuk Meningkatkan Kemampuan Antagonistik Bakteri Lactobacillus sp. terhadap Bakteri Vibrio harveyi Prebiotik Ubi Jalar (Ipomea batatas L.) Lahan Rawa untuk Meningkatkan Kemampuan Antagonistik Bakteri terhadap Bakteri Vibrio harveyi Prebiotic of Swamp Sweet potatoes (Ipomea batatas L.) for Increasing

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 1 Oktober 2013 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan Jurusan Budidaya

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan Jurusan Budidaya III. METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung pada Mei-Juli 2014. 3.2.Alat dan Bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Peralatan Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Domba Indocement Citeureup, Bogor selama 10 minggu. Penelitian dilakukan pada awal bulan Agustus sampai pertengahan bulan Oktober

Lebih terperinci

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens

3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Tahapan Penelitian Prosedur Penelitian a. Tahap I 1. Kultur bakteri Serratia marcescens 9 3. METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Agustus 2012, bertempat di Laboratorium Kesehatan Ikan dan Laboratorium Nutrisi Ikan, serta di kolam percobaan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan April sampai dengan Desember 2011. Lokasi pemeliharaan pada penelitian ini bertempat di Laboratorium Lapang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016,

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016, 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Mei sampai dengan Juli 2016, pemeliharaan ayam broiler dilaksanakan selama 28 hari di Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Road-map Penelitian

Lampiran 1. Road-map Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1. Road-map Penelitian Persiapan Penelitian Persiapan wadah dan ikan uji (15-30 Agustus 2013) Bak ukuran 45x30x35cm sebanyak 4 buah dicuci, didesinfeksi, dan dikeringkan Diletakkan secara

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di kandang ayam petelur Varia Agung Jaya Farm, Desa Varia Agung, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di laboratorium bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, tahap

Lebih terperinci

TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN

TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN TEKNIK DIAGNOSTIK IKAN PENCATATAN SEJARAH IKAN Supaya kegiatan budidaya ikan yang kita jalani dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kegiatan budidaya terdapat beberapa hal yang harus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i 13 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lab. KESDA provinsi DKI Jakarta (analisis kandungan senyawa aktif, Pimpinella alpina), Lab. Percobaan Babakan FPIK (pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013 di Laboratorium Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung dan juga di

Lebih terperinci

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) : (2016) ISSN :

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) : (2016) ISSN : Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(2) : 152-158 (2016) ISSN : 2303-2960 PEMBERIAN PROBIOTIK PADA MEDIA PEMELIHARAAN BENIH IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DALAM AKUARIUM Khusnul Khotimah 1*, Elva

Lebih terperinci

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Bahan dan Alat Metode Penelitian Pembuatan Larutan Ekstrak Rumput Kebar BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan dari bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisiologi, Departemen Anatomi, Fisiologi

Lebih terperinci

Tahapan dalam pembuatan tepung segar ubi jalar varietas sukuh dapat dilihat pada diagram berikut ini: Persiapan ubi jalar varietas sukuh

Tahapan dalam pembuatan tepung segar ubi jalar varietas sukuh dapat dilihat pada diagram berikut ini: Persiapan ubi jalar varietas sukuh 36 Lampiran 1 Pembuatan tepung segar ubi jalar varietas sukuh Tahapan dalam pembuatan tepung segar ubi jalar varietas sukuh dapat dilihat pada diagram berikut ini: Persiapan ubi jalar varietas sukuh Pengupasan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2011, di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. 19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga Mei 2015. Penginduksian zat karsinogen dan pemberian taurin kepada hewan uji dilaksanakan di

Lebih terperinci

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK DAN DASAR KOLAM BUATAN

IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK DAN DASAR KOLAM BUATAN e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 2 Februari 2016 ISSN: 2302-3600 IMUNITAS NON-SPESIFIK DAN SINTASAN LELE MASAMO (Clarias sp.) DENGAN APLIKASI PROBIOTIK DAN DASAR KOLAM BUATAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Hematokrit Ikan Hematokrit adalah persentase sel darah merah dalam darah, bila kadar hematokrit 40% berarti dalam darah tersebut terdiri dari 40% sel darah merah dan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and

MATERI DAN METODE di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2014 di kandang Penelitian Ternak Unggas, UIN Agriculture Research and Development Station

Lebih terperinci

Dosim, Esti Handayani Hardi, dan Agustina

Dosim, Esti Handayani Hardi, dan Agustina EFEK PENGINJEKSIAN PRODUK INTRASELULER (ICP) DAN EKSTRASELULER (ECP) BAKTERI Pseudomonas sp. TERHADAP GAMBARAN DARAH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) (Effect of ECP and ICP Pseudomonas sp. injected to

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh pemberian variasi dosis tepung ikan gabus (Channa striata, BLOCH) pada pakan komersial terhadap pertumbuhan dan

Lebih terperinci

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1

PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Jolanda Sitaniapessy 1 The Journal of Fisheries Development, Juli 2016 Volume 3, Nomor 1 Hal : 11 16 Available Online at: www.jurnal.uniyap.ac.id PEMBERIAN PAKAN PELET DAN BAHAN BAKU LOKAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.

PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp. Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25 3 (25) 25 Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Antibodi pada Mukus Ikan. Data tentang antibodi dalam mukus yang terdapat di permukaan tubuh

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Antibodi pada Mukus Ikan. Data tentang antibodi dalam mukus yang terdapat di permukaan tubuh 21 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Antibodi pada Mukus Ikan Data tentang antibodi dalam mukus yang terdapat di permukaan tubuh tidak dapat disajikan pada laporan ini karena sampai saat ini masih dilakukan

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Lokasi penelitian di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni Lokasi penelitian di 23 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2014. Lokasi penelitian di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel I. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel darah merah dilakukan pada bulan Juli 2012 di Laboratorium Perikanan Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode eksperimental karena adanya manipulasi terhadap objek penelitian dan adanya kontrol

Lebih terperinci

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix 17 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah puyuh (Coturnix coturnix japonica) sebanyak 100 ekor puyuh berumur 4 minggu yang diperoleh dari Quail

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu 1. Bentuk Granula Suspensi pati, untuk pengamatan dibawah mikroskop polarisasi cahaya, disiapkan dengan mencampur butir pati dengan air destilasi, kemudian

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PAKAN YANG DICAMPUR PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

PENGARUH DOSIS PAKAN YANG DICAMPUR PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PENGARUH DOSIS PAKAN YANG DICAMPUR PROBIOTIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Alfinta Lasena, Nasriani, Ad Mahmudy Irdja Program Studi Budidaya Perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Budidaya ikan hias dapat memberikan beberapa keuntungan bagi pembudidaya antara lain budidaya ikan hias dapat dilakukan di lahan yang sempit seperti akuarium atau

Lebih terperinci

GAMBARAN HEMATOLOGI DOMBA SELAMA TRANSPORTASI : PERAN MULTIVITAMIN DAN MENIRAN

GAMBARAN HEMATOLOGI DOMBA SELAMA TRANSPORTASI : PERAN MULTIVITAMIN DAN MENIRAN Jurnal llmu Pertanian Indonesia, Desember 2010, hlm. 172-177 ISSN 0853-421 7 GAMBARAN HEMATOLOGI DOMBA SELAMA TRANSPORTASI : PERAN MULTIVITAMIN DAN MENIRAN (HEMATOLOGICAL CONDITION OF SHEEP DURING TRANSPORTATION

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Mei 2011, bertempat di kandang pemuliaan ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

Bab III Bahan dan Metode

Bab III Bahan dan Metode Bab III Bahan dan Metode A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2012 di daerah budidaya rumput laut pada dua lokasi perairan Teluk Kupang yaitu di perairan Tablolong

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan kering, Desa Gading PlayenGunungkidul Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN

HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN HASIL PENELITIAN UJI EFIKASI OBAT HERBAL UNTUK MENINGKATKAN KADAR HEMOGLOBIN, JUMLAH TROMBOSIT DAN ERITROSIT DALAM HEWAN UJI TIKUS PUTIH JANTAN PUSAT STUDI OBAT BAHAN ALAM DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari

Lebih terperinci

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani** PENGARUH PENAMBAHAN KIJING TAIWAN (Anadonta woodiana, Lea) DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**,

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata, IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Kegiatan isolasi dan seleksi bakteri proteolitik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Nutrisi, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) Bogor, kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimen kuantitatif, metode ini dipilih karena digunakan untuk menguji sebab-akibat serta mempunyai keunggulan

Lebih terperinci

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2011 di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium Basah Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Desember 2010 di kandang percobaan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian

Lebih terperinci

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH.

BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH. BAB VII DARAH A. SEDIAAN NATIF DARAH. Tujuan Praktikum Mengamati darah tanpa diproses lebih lanjut. 1. Memperhatikan bentuk-bentuk sel-sel darah ada tidaknya sel eritrosit yang mengalami krenasi (pengerutan),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015. 3.2 Alat Alat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Waktu dan Tempat 13 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu uji, tahap I penelitian pendahuluan yang terdiri dari uji nilai kisaran dan uji toksisitas akut. Tahap II penelitian inti terdiri dari biokonsentrasi

Lebih terperinci