BUDIDAYA COKLAT. A. Budidaya Tanaman Coklat / Cacao

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUDIDAYA COKLAT. A. Budidaya Tanaman Coklat / Cacao"

Transkripsi

1 BUDIDAYA COKLAT A. Budidaya Tanaman Coklat / Cacao Kakao (Theobroma cacao) adalah sumber pendapatan utama keluarga pedesaan dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan serta memperbaiki kualitas hidup di berbagai negara tropis. Perbaikan pengelolaan tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang dihasilkan masih sangat minim. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) bekerjasama dengan Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini. ACIAR didirikan sejak Juni 1982 dan tugas utamanya adalah membantu mengidentifikasi masalah-masalah pertanian di negara-negara berkembang. Panduan pelatihan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) untuk produksi kakao berkelanjutan tersebut disusun oleh Dr. John Konam dan Yak Namaliu dari Divisi Penyakit Tumbuhan (Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini) serta Dr. Rosalie Daniel dan Professor David Guest (Universitas Sydney, Australia). Pendekatan pengelolaan baru dilakukan berdasarkan kegiatan budidaya agronomis yang sehat dan strategi PHPT. Penelitian ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan produksi kakaonya. Penelitian ini dikembangkan karena petani memiliki prioritas dan kemampuan akses yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya. Perbedaan tersebut perlu didukung dengan panduan yang membantu petani dalam memilih tingkat pengelolaan yang paling sesuai pada kondisi tertentu. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan produksi kakao. Sebagai tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao berbunga berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan tergantung pada perubahan iklim. Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan setelah ditanam, sedangkan kakao klonal hanya bulan. Produksi puncak tercapai pada saat pohon berumur 4-5 tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik. Pada akhir musim hujan 1

2 (Maret) tanaman memproduksi tunas daun baru (flush) dan segera sesudahnya (April-Juli) terbentuklah bunga. Bunga yang sudah terserbuki akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama berlangsung selama bulan Oktober-Januari, 60% panen dalam setahun dihasilkan pada periode ini. Pertumbuhan flush kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada saat awal musim hujan (November) dan hasil periode pertengahan dipanen antara April-Juli. PHPT (pemangkasan kakao, kegiatan sanitasi, pengelolaan gulma, pemupukan dan pengelolaan tanaman penaung) sebaiknya dilakukan 3 bulan sebelum masa pembungaan (utama dan pertengahan musim). Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memacu pembungaan dan perkembangan buah daripada pertumbuhan vegetatif. Selain itu, buah yang sakit sebaiknya disingkirkan setiap melakukan panen mingguan. Dalam dunia pertanian,tanaman kakao / coklat ini sudah tidak asing lagi bagi para petani kakao dalam merawat tanaman tersebut. Namun adakalanya dari beberapa cara merawat tanaman kakao ini kita masih belum bisa menghasilkan hasil yang sesuai dengan yang kita harapkan. Nah dalam hal ini kita akan coba bersama-sama mengupas permasalahan dari tanaman kakao tersebut. Dari hasil survey di luar Manokwari (Lampung), tanaman kakao ini mampu berproduksi antara ton basah perhektar tiap bulannya pada tahun 2010-an, ini sangat luar biasa. Sedangkan untuk distrik Prafi-Manokwari maximal 300kg kering perbulan perhektarnya, sungguh nilai nominal yang sangat jauh berbeda tentunya jika di bandingkan dengan jumlah produksi dari Sulawesi. Ada beberapa hal / cara yang mungkin belum di ketahui oleh kebanyakan para petani kakao di Indonesia. Ada beberapa hal pokok yang di lakukan oleh para petani kakao yang dapat di terapkan oleh semua petani kakao adalah sebagai berikut : 1. Pelindung Tanaman Kakao Pelindung tanaman kakao ini cukup penting perannya dalam meningkatkan produksi kakao, mengingat tanaman kakao ini baru bisa stabil tumbuhnya jika berada di suhu antara 8 C - 30 C,maka para petani kakao di himbau untuk menanam tanaman pelindung, minimal dengan jarak 15m x 20m.Tanaman PETE,sangat cocok untuk di jadikan tanaman pelindung para petani kakao. Selain buahnya yang dapat menambah penghasilan,tanaman yang satu ini bisa menggugurkan daunnya dan kemudian bersemi kembali,jadi tanaman kakao tidak terus menerus terlindungi oleh tanaman pelindung, adakalanya tanaman kakao kita dapat tersinari oleh matahari secara full / keseluruhan. Selain daripada itu, daun PETE yang berguguran tersebut dapat menjadi pupuk alami setelah menjadi humus di tanah. 2

3 2. Pemangkasan Tanaman Kakao Ketahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau tidak dilakukan dengan baik maka akan mengurangi hasil kakao selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun dan meningkatkan serangan penyakit serta pertumbuhan gulma. Pemangkasan akan menghasilkan pohon dengan tajuk terbuka hingga memungkinkan matahari masuk. Ada empat komponen kunci dalam pemangkasan tanaman kakao, antara lain pemangkasan bentuk (pemangkasan pucuk dan bentuk tajuk), pemangkasan tunas air/vertikal, pemangkasan sanitasi dan pemangkasan struktural. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memangkas pucuk (3-6 bulan) dan bentuk tajuk (6-9 bulan). Tujuannya untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao yang memacu perkembangan cabang sekunder dan menghasilkan banyak buah. Berbeda dengan pemangkasan bentuk, pemangkasan tunas air terdiri atas tiga tahap, yaitu memangkas semua tunas setinggi cm di atas permukaan tanah; memangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang terbentuk; serta menghilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak. Sedangkan pemangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memangkas cabang di bawah ketinggian 1,2 m, cabang yang sakit/rusak dan tumpangtindih dengan jarak m, ranting yang tidak produktif, memelihara cabang untuk mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m, pengirisan sentral dan samping, dan membuang semua buah yang mengering. Terakhir, pemangkasan struktural adalah pemangkasan yang membatasi ketinggian tanaman, membersihkan permukaan tanah, dan memangkas tajuk arah timur-barat lalu utara-selatan. Tidak hanya pemangkasan kakao, pemangkasan pohon penaung pun akan memacu pertumbuhan yang sehat dan memperbaiki hasilnya. Jumlah penaung yang terlalu sedikit mengakibatkan kakao menjadi tidak sehat dan muncul masalah gulma. Tapi jumlah penaung yang terlalu banyak akan meningkatkan masalah hama dan penyakit. Keduanya menyebabkan produksi kakao rendah. Jenis tanaman penaung beraneka macam, namun yang biasa ditemui adalah kelapa atau glirisidia (Gliricidiasepium). Pemangkasan ini terdengar sepele, namun jika pemangkasan ini tidak di lakukan dengan benar / asal mangkas, maka hasil dari produksi tanaman kakao tersebut justru akan mengalami penurunan dari bulan ke bulan berikutnya. Terlebih lagi,jika terlalu rimbun, maka akan timbul parasit seperti lumut,benalu dll yang melekat di batang tanaman kakao. 3

4 Adapun beberapa cara pemangkasan yang di lakukan oleh para petani kakao pada umumnya yaitu sebagai berikut: Pertama Pangkaslah dahan-dahan yang terlihat bertumpuk dan tidak berproduksi lagi, untuk dahan yang menjulur ke samping, sisakan untuk 4 mata angin dengan tujuan agar ada hubungan antara 1 pohon kakao dengan pohon kakao yang berada di sebelahnya. Kedua, Peliharalah 1 tunas kakao di setiap tanaman kakao yang menjulur lurus ke atas, dengan tujuan,agar tanaman kakao ini tinggi hingga kurang lebihnya 8 meter. Di setiap ketinggian 2 meter, peliharalah cabang kakao yang menjulur ke samping untuk 4 arah mata angin dengan tujuan yang sama, yaitu agar ada hubungan antara 1 tanaman kakao dengan tanaman kakao yang berada di sebelahnya. Ketiga, Dari kedua hal yang sangat penting diatas,maka tidak kalah pentingnya yaitu sinar matahari sebagai pengolah makanan tanaman kakao dengan proses fotosintesisnya. Maka dari itu, pemangkasan dan pemeliharaan tunas jangan sampai menghalangi sinar matahari yang akan menyinari tanah, batang dan daun. Sebab,jika tanah kurang terkena sinar matahari, maka produksi tanaman kakao akan kurang sempurna akibat penyerapan unsur hara oleh daun berkurang. Kurang lebihnya 20% tanah terkena sinar matahari. 3. Pengelolaan Penaung Pemangkasan penaung dapat dilakukan dengan menghilangkan daun-daun kelapa yang jatuh ke pohon kakao secara rutin. Pengelolaan ini sebaiknya meliputi pengurangan tajuk, pembuangan kulit batang, dan pemangkasan pertumbuhan kembali yang dilakukan pada bulan Juli dan Desember (5-6 bulan sesudah pemangkasan struktural) dan selama putaran pemangkasan sanitasi normal. Pengurangan tajuk yaitu pemangkasan cabang-cabang tajuk besar untuk mengurangi bobot tajuk glirisidia. Sedangkan pembuangan kulit batang hanya membuang kulit pada ketinggian bahu lalu memotong jaringan penghubung permukaan pada tempat kulit batangnya diambil. Selanjutnya pemangkasan pertumbuhan kembali dilakukan tiga bulan setelah pembuangan kulit batang, tumbuhkan dua atau tiga tunas dan buang sisanya. Enam bulan setelah pembuangan kulit batang, tinggalkan satu tunas pertama dan buang kulit pada tunas sisanya. 4

5 4. Pemupukkan Tanaman Kakao Untuk pemupukkan tanaman kakao ini bisa kita pupuk dengan pupuk kandang dan di campur dengan pupuk urea/kcl, maka hasilnyapun akan lebih produktif di banding jika anda tidak memberikan pupuk sama sekali. Untuk Pupuk kandang itu sendiri mudah di jumpai di tempat toko-toko pertanian Pemupukkan tanaman kakao ini akan lebih efektif jika di lakukan dengan benar, Salah satu cara pemupukan yang benar adalah dengan memasukkan pupuk kandang tersebut ke dalam tanah di 4 mata angin pada tiap-tiap tanaman kakao dan hal ini cukup di lakukan untuk 1 tahun 1 kali saja. Untuk meletakkan pupuk kandang di dalam tanah, Kita bisa menggunakan bor tanah dengan diameter 3-4inch dengan kedalaman pengeboran antara 30cm-40cm dan jarak dari tanaman kakao antara 50cm-60cm. Pemakaian pupuk perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi. Pupuk urea memungkinkan perkembangan akar dan ketahanan, serta memacu pertumbuhan vegetatif baru dan produksi bunga. Sedangkan pupuk kimia dan pupuk kandang menyediakan unsur hara ekstra untuk membentuk ketahanan dan memperbaiki kesehatan tanaman, sehingga mampu meningkatkan produksi. Pemakaian pupuk kimia sebaiknya pada akhir periode panen untuk memacu pembungaan. Saat ini pupuk kimia yang sering digunakan adalah urea dan NPK (nitrogen, fosfor, kalium). NPK membantu tanaman dewasa untuk memasok nutrisi pada buah muda dan menunjang perkembangan buah sampai masak. Disamping pupuk kimia, bisa digunakan pupuk kandang yang dikomposkan selama 3 bulan agar bisa memperbaiki tanah dan bermanfaat dalam produksi kakao organic. 5. Pengendali Hama/ Gulma Pengendalian gulma juga berperan penting dalam mengurangi hama dan penyakit. Gulma dikendalikan dengan cara meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara, serta mempermudah akses ke tanaman kakao. Gulma meliputi rumput, tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan merambat, tumbuhan lain yang tidak dikehendaki dan tumbuh pada blok kakao. Gulma di bawah pohon kakao akan menjadi pesaing unsur hara, sinar, air dan ruang, serta membantu penyebaran hama dan penyakit. Namun gulma dapat dihilangkan dari sekeliling pangkal batang kakao secara manual ataupun menggunakan bahan kimia. Pilihan pengendalian gulma tergantung pada sumberdaya yang tersedia, dan apakah akan mengusahakan kakao secara organik atau tidak. 5

6 Untuk pengendali hama pada tanaman kakao ini, para petani kakao masih lebih banyak menggunakan pestisida, namun hasilnya masih cukup mengecewakan, karena seperti yang kita ketahui, bahwa pestisida hanya mampu untuk jenis-jenis serangga seperti kupukupu, ulat, semut dll, namun untuk jenis tikus tentunya tidak berpengaruh, karena Hama yang paling menurunkan hasil para petani kakao adalah tikus. Yang mana tikus ini akan melubangi buah kakao, sehingga buah kakao tersebut bijinya berjatuhan dan membusuk. Untuk mengatasi hal ini,ada baiknya kita mengambil pengalaman, yaitu dengan memelihara semut hitam ataupun semut merah. Semut merah ini memiliki ukuran, bentuk tubuh dan air kencing yang sama dengan semut hitam. Jadi,selama tanaman kakao ini di penuhi dengan semut merah,maka hama tikus, ulat, kupu-kupu dll tidak akan ada lagi di tanaman kakao kita. Keuntungan memelihara semut merah di tanaman kakao. Beberapa hal yang dapat kita ambil manfaatnya dari memelihara semut merah adalah tidak jauh dari keuntungan memelihara semut hitam oleh para petani kakao di Lampung. Adapun keuntungan-keuntungannya adalah sebagai berikut: a. Mengusir hama yang tidak menguntungkan seperti Tikus, Ulat, Kupu-Kupu dll. b. Membantu penyerbukkan bunga tanaman kakao. c. Tidak di perlukan lagi obat-obatan pestisida untuk menekan hama pada tanaman kakao. Hal yang dapat dilakukan agar semut betah berada di tanaman Kakao. Berdasarkan pengalaman demi pengalaman,maka kita harus tahu dulu habitat dan pola hidup dari semut merah ini. Dan hasilnya ternyata cukup mudah,antara lain : 1. Biarkan daun-daun tanaman kakao tersebut berserakan di bawah tanaman kakao,hal ini untuk perkembangbiakkan semut merah itu sendiri. 2. Dengan pemangkasan yang benar seperti yang telah di jelaskan di atas,maka semut merah ini dapat berjalan dari 1 tanaman kakao ke tanaman kakao yang lainnya tanpa harus turun ke tanah terlebih dahulu,jadi semut merah ini tidak terisolasi di 1 tanaman kakao saja. Hal ini dapat mempercepat perkembangbiakkan semut merah itu sendiri. 3. Jangan menggunakkan obat-obatan pestisida untuk kepentingan apapun,karena hal ini dapat membuat semut merah terganggu dalam perkembangbiakkannya. 6

7 Hal pertama yang harus di lakukan untuk menempatkan semut merah di tanaman kakao ini adalah Pastikan bahwa hama lain sudah berkurang Bagaimana cara memastikannya...??? Semprot tanaman kakao anda dengan pestisida,hal ini di maksudkan agar semut merah memiliki populasi terbesar di tanaman kakao anda,sehingga hama lain akan sulit untuk berkembang biak. 6. Sanitasi Blok Sanitasi blok yang memerlukan perawatan karena penyakit dan hama kakao tersebar akibat buruknya pengelolaan blok. Serangga memainkan peranan penting dalam siklus penyakit busuk buah ( Phytophtora). Sanitasi akan memacu kebersihan pokok dan memperbaiki kesehatan tanaman. Bagian paling penting dalam sanitasi adalah memanen semua buah satu minggu sekali selama musim hujan, dan dua minggu sekali selama musim kemarau. Sanitasi blok terdiri atas kebersihan pohon dan permukaan tanah. Kebersihan pohon meliputi pembersihan buah yang busuk/hitam (dibuang dari blok kakao untuk mengurangi penyebaran inokulum dan terjadinya penyakit), bagian tanaman yang sakit/rusak (dipangkas mulai dari chupon /tunas vertikal, tunas baru, daun, dan cabang yang terinfeksi penyakit pembuluh kayu atau vascular streak dieback (VSD) dan kanker (berupa bercak infeksi yang timbul. B. Perawatan Tanaman Coklat/Cacao Perawatan kebun kakao merupakan kegiatan yang harus dilakukan agar memperoleh produksi biji kakao yang tinggi dan terus berkelanjutan. Perawatan yang harus diprioritaskan, untuk tujuan seperti memperbaiki kondisi vegetatif tanaman kakao, meningkatkan produktivitas dan kesinambungan produksi hingga umur ekonomisnya sekitar 28 tahun dan menjaga kelestarian tanah dan lingkungannya, adalah pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit.perawatan kebun kakao ini terbagi atas dua fase, yaitu perawatan dalam fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan fase tanaman menghasilkan (TM). Perawatan dalam fase TBM adalah pembersihan gulma secara manual pada piringan tanaman, pemupukan, pemangkasan penaung tetap dan penaung sementara, pemangkasan bentuk tanaman kakao, dan pengendaliah hama maupun penyakit. 7

8 Pengendalian gulma pada fase TBM dilakukan pada piringan tanaman kakao atau pada jalur tanaman, dilakukan dengan menggunakan sabit atau cangkul. Pada fase ini pengendalian gulma secara kimiawi dapat mengganggu pertumbuhan tanaman kakao karena sebagian herbisidanya dapat mengenai daun kakao TBM. Pemangkasan bentuk dilakukan setelah tanaman membentuk jorket yang dimaksudkan untuk membentuk kerangka percabangan yang kuat dan seimbang. Dari 4-5 cabang primer yang terbentuk dipilih 3 buah cabang primer yang masing-masing tersebar merata membentuk sudut 120 derajat, sedangkan cabang primer lainnya dipangkas. Cabangcabang sekunder sampai dengan 60 cm dari pusat percabangan dipangkas. Pemupukan pada fase TBM dilakukan 3-4 kali setahun sesuai dengan dosis anjuran dengan menggunakan pupuk buatan (anorganik) baik pupuk tunggal maupun majemuk dan dengan pupuk organik yang berfungsi memperbaiki kondisi tanaman dan memperpendek masa TBM. Pada fase TM, kegiatan perawatan yang penting adalah pemangkasan tanaman kakao dan pelindungnya, pemupukan, dan konservasi tanah, pengendalian hama dan penyakit. Pemangkasan pada fase TM meliputi pemangkasan pemeliharaan dan produksi, seperti membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki, seperti tunas air, cabang sakit, patah, menggantung dan cabang balik. Hal ini berguna untuk memacu tanaman agar menumbuhkan daun baru yang potensial sebagai produsen asimilat, menekan resiko terjadinya serangan hama dan penyakit, menjaga agar tinggi tajuk tanaman terus terkontrol pendek guna mempermudah panen dan pengendalian hama/penyakit, meningkatkan produksi buah. pemangkasan pemeliharaan dilakukan 3-4 kali per tahun. Sedangkan pemangkasan produksi identik dengan pemangkasan berat yang dilakukan 2 x setahun (bulan oktober/november dan april). Pemupukan tanaman kakao sendiri dibagi dua, yaitu melalui tanah dan daun. Pemberian pupuk organik melalui tanah dilakukan dengan meletakkan pupuk pada parit (alur) yang dibuat melingkar di sekeliling pohon dan kemudian ditutup kembali. Penutupan itu sendiri dimaksudkan untuk mengurangi penguapan pupuk dan erosi. Cara ini terbukti meningkatkan efisiensinya. Pemupukan melalui daun hanya dilakukan sebagai pelengkap agar unsur hara yang diberikan dapat segera dipergunakan oleh tanaman. Dilakukan apabila telah tampak gejala kekurangan atau hanya dilakukan pada pemupukan mikro (Cu,Zn,Fe, Mn) Pemberian pupuk anorganik dilakukan 2 kali setahun, yaitu awal musim hujan (oktober-november) dan akhir musim hujan (maret-april), dan jika memungkinkan pemupukan dapat dilakukan lebih dari dua kali setahun (3-4 kali setahun). 8

9 Makin sering dipupuk, makin tinggi produksinya meskipun jumlah pupuk yang diberikan dalam setahun tetap sama. Pupuk organik dapat ditaburkan di sekeliling pohon atau diletakkan pada parit pada salah satu pohon, dengan kedalaman parit 30 cm dan pupuk tersebut kemudian ditimbun dengan tanah setebal 5 cm. Dosis aplikasi pupuk organik yang baik adalah 25 kg/ha/pohon/tahun. Untuk pengendalian, yang difokuskan pada organisme pengganggu tanaman (OPT) meliputi hama, penyakit, dan gulma. Dalam budidaya tanaman kakao, pencegahan meluasnya serangan OPT melalui penerapan teknik budidaya yang baik (Good agricultural practices/gap) sangat penting, dengan demikian dapat dihindari eksploitasi hama dan penyakit yang dapat menyebabkan timbulnya kerugian besar. 5 hama utama kakao, yaitu penggerek buah kakao (PBK)= Conopormorpha cramerella snell, penghisap buah = Helopeltis spp, ulat kilan = Hyposidra talaca, dan ulat api = Darna trima. Sedangkan penyakit utama yang sering menyerang tanaman kakao di Indonesia adalah : Penyakit busuk buah (phytophtora palmivora) Penyakit kanker batang (phytophtora palmivora) Penyakit VSD (oncobasidium theobromae) Penyakit Colletotrichum (Colletotrichumgloeosporioides) Penyakit jamur upas (corticium salmonicolor) Penyakit akar (JAC: Fomes lamaoensis, JAP : Fomes Lignosus) Pengendalian hama dan penyakit tanaman kakao diutamakan dilakukan melalui sistem pengendalian terpadu, dimana menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama atau penyakit adalah sebagai pelengkap dan bukan merupakan komponen pengendalian yang paling utama. C. Cara memanen buah Coklat a. Panen Saat panen perlu disiapkan kotak-kotak untuk penumpukan kulit buah. Panen dilakukan terhadap buah yang masak, tetapi jangan terlalu masak (matang pisiologis). Potong tangkai buah dengan menyisishkan 1/3 bagian tangkai buah. Panen yang dilakukan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga, sehingga pembentukan bunga dan jika hal ini dilakukan terus-menerus, maka produksi buah akan menurun. 9

10 Buah yang dipetik umur 5 sampai 6 bulan dari berbunga, ditandai dengan perobahan warna (dari hijau menjadi kuning atau oren pada alur buah) buah yang telah dipetik dimasukkan kedalam karung dan dikumpulkan dekat kotak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan kulit buah pada siang hari, pemecahan kulit buah dengan dipukul menggunakan batu hingga pecah. Cara Panen: Perhatikan buah yang matang panen, seperti tanda yang disebut di atas Lakukan pemotong tangkai buah dengan menggunakan gunting atau pisau Jangan melakukanpanen dengan memelitir buah Buah yang dipanen tidak buah yang masak saja, tetapi juga dipanen buah yang rusak dipanen binatang (tupai dan tikus) dan buah terserang penyakit. Tabel 2 : Kriteria Kematangan Buah Perubahan Warna Bagian kulit yang mengalami perubahan warna Kelas Kematangan Buah Kuning Pada alur buah C Kuning Pada alur buah dan punggung B buah Kuning Pada seluruh permukaan buah A Kuning tua Pada seluruh permukaan kulit buah A Beberapa faktor penyebab mutu kakao beragam yang dihasilkan adalah minimnya sarana pengolahan, lemahnya pengawasan mutu, serta penerapan tekhnologi tahapan proses pengolahan biji kakao yang tidak berorientasi pada mutu. Kriteria mutu biji kakao yang meliputi aspek fisik, cita rasa dan kebersihan serta aspek keragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap tahapan proses produksinya, tahapan proses pengolahan dan spesifikasi alat dan mesin yang digunakan menjasmin kepastian mutu harus didefenisikan secara jelas. Proses pengolahan buah kakao menentukan mutu produk mutu kakao, kriteria dalam ini terjadi pembentukan calaon cita rasa kakao dan pengurangan cita rasa yang tidak dikehendaki, misalnya rasa pahit dan sepat. 10

11 b. Pengolahan hasil a. Pemeraman buah Pemeraman buah bertujuan memperoleh keseragaman kematangan buah serta memudahkan pengeluaran biji dari buah kakao. o Buah dimasukkan kedalam keranjang rotan atau sejenisnya, disimpan ditempat yang dibersihkan dan beralaskan daun-daunan dan permukaan ditutup dengan daun-daunan. o Pemeraman dilakukan ditempat yang teduh, serta lama pemeramannya 5 sampai 7 hari dengan satu kali pengadukkan b. Pemecahan buah Pemecahan atau pembelahan buah kakao dimaksudkan untuk mendapat biji kakao, pemecahan buah kakao dilakukan dengan cara hati-hati, agar tidak melukai atau merusak biji kakao. o o Pemecahan biji kakao dapat menggunakan pemukul kayu atau memukulkan buah satu dengan buah yang lainnya, harus dihindari kontak langsung biji kakao dengan benda-benda logam, karena dapat menyebabkan warna biji kakao menjadi kelabu. Biji kakao dikeluarkan lalu dimasukkan dalam ember plastic atau wadah lainnya yang bersih, sedang empulur yang melekat pada biji dibuang. c. Fermentasi Fermentasi dimaksudkan untuk memudahkan melepas kulit lender dari permukaan kulit biji, dan menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik, selain itu menghasilkan biji yang tahan terhadap hama dan jamur. Selama penyimpanan dan menghasilkan biji dengan warna yang cerah dan bersih. Wadah dan alat permentasi yang dibutuhkan yaitu : Kotak permentasi terbuat dari papan yang tebal (2,5cm) Keranjang bambo Daun pisang Karung goni 11

12 d. Perendaman dan pencucian biji Tujuan perendaman dan pencucian adalah untuk menghentikan proses fermentasi dan memperbaiki kenampakan biji, sebelum penyucian dilakukan, perendaman ± 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat dengan kenampakan menarik dan warna coklat cerah. Penyucian dapat dilakukan secara manual (dengan menggunakan tangan atau menggunakan mesin pencuci). Pencucian yang terlalu bersih, sehingga selaput lendirnya hilang sama sekali, selain menyebabkan kehilangan berat juga membuat kulit biji menjadi rapuh dan mudah terkeluapas. Umumnya biji kakao yang dicuci jenis Edel, sedangkan jenis bulk tergantung pada permintaan pasar. f. Pengeringan biji Tujuan pengeringan biji pada kakao diantaranya adalah : 1. Mengurangi kandungan air dalam biji kakao pada kadar air yang aman untuk penyimpanan (dari 55% sampai menjadi 6 atau 7%) 2. Mengurangi rasa pahit dan sepat pada biji kakao 3. Membentuk warna biji kakao menjadi warna coklat Cara-cara pengeringan biji kakao ; Hindari di atas tanah tanpa alas Di atas tanah menggunakan alas jemur (plastic atau tikar) Tebal hamparan satu sampai dua lapis biji (3 s/d 5 cm) Dibalik tiap 2 sampai 3 jam Lebar jemuran kakao kurang 2 meter, untuk kesempatan pembalikan. Menyediakan penutup plastic (persiapan hujan) Tidak mencampur biji dengan biji basah Penjemuran diakhiri hingga kadar air 6 s/d 7,5 % Suhu pengeringan sebaiknya antara 55 sampai 66 C dan waktu yang dibuthkan bila memakai mesin pengerig antara lain 20 sampai 25 jam, sedangkan bila dijemur waktu yang dibutuhakan ± 7 hari. f. 12

13 g. Sortasi biji Sortasi biji kakao kering dimaksudkan untuk memisahkan anatar biji yang baik dengan biji yang cacat berupa biji yang pecah, kotoran atau benda asing lainya, seperti batu, kulit dan daun-daunan. Sortasi dilakukan setelah 1 sampai 2 hari dikeringan agar kadar air seimbang, sehingga biji tidak terlalu rapu dan tidak mudah rusak, srtasi dilakukan dengan menggunkan ayakan dan dapat memisahkan biji kakao dengan kotoran. h. Pengemasan dan penyimpanan biji o Biji kakao dikemas dengan baik dalam wadah yang bersih dankuat o Biji kakao tidak disimpan dalam satu tempat dengan produk pertanian lainnya yang berbau keras. - Biji kakao jangan disimpan di atas para-para dapur, karena biji kakao dapat berbau asap. o Biji kakao disimpan dalam ruangan, dengan kelembaban 75%. o Antara lain dan wadah biji kakao diberi jarak ± 8 cm dan jarak dari dinding ± 60 cm, biji kakao dapat disimpan ± 3 bulan. 13

14 Daftar Pustaka Budidaya Tanaman Kakao. Surabaya

15 15

PERANAN TEKNIK PEMANGKASAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADA KEBUN SUMBER BENIH KAKAO Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama)

PERANAN TEKNIK PEMANGKASAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADA KEBUN SUMBER BENIH KAKAO Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama) PERANAN TEKNIK PEMANGKASAN DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI BENIH PADA KEBUN SUMBER BENIH KAKAO Oleh : Badrul Munir, S.TP, MP (PBT Ahli Pertama) A. PENDAHULUAN Tanaman kakao/coklat termasuk dalam genus

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jenis-Jenis Kakao Tanaman kakao (Theobroma cacao, L) atau lebih dikenal dengan nama cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai macam tetapi

Lebih terperinci

2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS

2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS 2. PENGHISAP BUAH HELOPELTIS GEJALA SERANGAN PENGHISAP BUAH Menyerang buah dan pucuk kakao. Serangan Helopeltis pada buah muda menyebabkan layu pentil. Serangan Helopeltis pada pucuk menyebabkan mati pucuk.

Lebih terperinci

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51

PENYAKIT VASCULAR STREAK DIEBACK (VSD) PADA TANAMAN KAKAO (THEOBROMA CACAO L) DAN. Oleh Administrator Kamis, 09 Februari :51 Kakao (Theobroma cacao L) merupakan satu-satunya diantara 22 spesies yang masuk marga Theobroma, Suku sterculiacecae yang diusahakan secara komersial. Kakao merupakan tanaman tahunan yang memerlukan lingkungan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO (PBK) DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 1 PETUNJUK TEKNIS NOMOR : 26/1801.013/011/B/JUKNIS/2013

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

Dairi merupakan salah satu daerah

Dairi merupakan salah satu daerah Produksi Kopi Sidikalang di Sumatera Utara Novie Pranata Erdiansyah 1), Djoko Soemarno 1), dan Surip Mawardi 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118. Kopi Sidikalang

Lebih terperinci

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula. PEMELIHARAAN Dalam proses pembuatan taman pemeliharaan merupakan tahapan yang terakhir, namun tahapan ini merupakan tahapan yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan. Keberhasilan pemeliharaan bahkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

Christina Oktora Matondang, SP dan Muklasin, SP

Christina Oktora Matondang, SP dan Muklasin, SP REKOMENDASI PENGENDALIAN PENYAKIT VSD (Vascular Streak Dieback) PADA TANAMAN KAKAO (Theobromae cocoa) di PT. PERKEBUNAN HASFARM SUKOKULON KEBUN BETINGA ESTATE KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA Christina

Lebih terperinci

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk Berkebun buah-buahan yang perlu diperhatikan adalah mutu dan ketersediaan akan benih/ bibit tanaman. Pelaku usahatani/ pekebun bisa menyiapkan pembibitan

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB XI PEMANGKASAN TANAMAN PERKEBUNAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI

TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI. NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : Kelas : 11.S1.SI TUGAS KARYA ILMIAH BISNIS KOPI NAMA: PIPIT RAFNUR SASKORO NIM : 11.12.6119 Kelas : 11.S1.SI 1. PENDAHULUAN Tanaman Kopi merupakan tanaman yang sangat familiar di lahan pekarangan penduduk pedesaan di Indonesia

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung Desa Muara Putih Kecamatan Natar Lampung Selatan dengan titik

Lebih terperinci

STUDI KASUS : MANAJEMEN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KAKAO DARI HULU SAMPAI HILIR DI PTP NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KALIKEMPIT

STUDI KASUS : MANAJEMEN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KAKAO DARI HULU SAMPAI HILIR DI PTP NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KALIKEMPIT STUDI KASUS : MANAJEMEN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KAKAO DARI HULU SAMPAI HILIR DI PTP NUSANTARA XII (PERSERO) KEBUN KALIKEMPIT 1.907,12 Ha Afdeling Kali Wadung 333,93 Ha Afdeling Margo Sugih 592,00 Ha Afdeling

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI

OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI Secangkir kopi dihasilkan melalui proses yang sangat panjang. Mulai dari teknik budidaya, pengolahan pasca panen hingga ke penyajian akhir. Hanya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung di Desa Muara Putih Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan. Panduan pelatihan untuk petani dan penyuluh

Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan. Panduan pelatihan untuk petani dan penyuluh Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan Panduan pelatihan untuk petani dan penyuluh Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu untuk Produksi Kakao Berkelanjutan Panduan pelatihan

Lebih terperinci

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani

Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Teknologi Pengolahan Kopi Cara Basah Untuk Meningkatkan Mutu Kopi Ditingkat Petani Oleh: Ir. Nur Asni, MS PENDAHULUAN Tanaman kopi (Coffea.sp) merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan sebagai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI Pembibitan Pembibitan ulang stroberi di Vin s Berry Park dilakukan dengan stolon. Pembibitan ulang hanya bertujuan untuk menyulam tanaman yang mati, bukan untuk

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING

PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING PEMBENTUKAN DAN PEMANGKASAN TRAINING AND PRUNING Pengertian Pembentukan dan pemangkasan tanaman merupakan bagian penting dari program pengelolaan (management) tanaman buah-buahan. Pembentukan (training)

Lebih terperinci

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO RuangTani.Com Cengkeh adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang 18 III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Desa Margototo Metro Kibang dan Laboratorium Tanaman I, Politeknik Negeri Lampung. 3.2 Alat dan Bahan

Lebih terperinci

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

Teknologi Produksi Ubi Jalar

Teknologi Produksi Ubi Jalar Teknologi Produksi Ubi Jalar Selain mengandung karbohidrat, ubi jalar juga mengandung vitamin A, C dan mineral. Bahkan, ubi jalar yang daging umbinya berwarna oranye atau kuning, mengandung beta karoten

Lebih terperinci

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih Produksi benih non hibrida meliputi : inbrida untuk tanaman menyerbuk sendiri bersari bebas/open bebas/open pollinated (OP) untuk tanaman menyerbuk silang Proses produksi lebih sederhana, karena hampir

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH LADA

PENGOLAHAN BUAH LADA PENGOLAHAN BUAH LADA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Lada memiliki nama latin Piper nigrum dan merupakan family Piperaceae. Lada disebut juga sebagai raja dalam kelompok rempah

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH PELUANG USAHA PERKEBUNAN KARET MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Nama : Wahid Hartomo Nim : 10.11.3761 Kelas : S1 TI C SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012

II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012 6 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kakao (Theobroma cacao) Klasifikasi tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) dalam Bajeng, 2012 dapat diuraikan sebagai berikut: Divisi Sub divisi Class Sub class Ordo Family

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kakao Kakao merupakan tanaman yang menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Karena itu tanaman ini digolongkan kedalam kelompok tanaman Caulifloris. Adapun sistimatika

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA. Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN TEKNOLOGI SAMBUNG SAMPING UNTUK REHABILITASI TANAMAN KAKAO DEWASA Oleh: Irwanto BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanaman kakao lindak di Indonesia hampir seluruhnya menggunakan

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena harganya terjangkau dan sangat bermanfaat bagi kesehatan. Pisang adalah buah yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Nama : Sonia Tambunan Kelas : J NIM : 105040201111171 MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA Dengan lahan seluas 1500 m², saya akan mananam tanaman paprika (Capsicum annuum var. grossum L) dengan jarak tanam, pola

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG Oleh : Sugeng Prayogo BP3KK Srengat Penen dan Pasca Panen merupakan kegiatan yang menentukan terhadap kualitas dan kuantitas produksi, kesalahan dalam penanganan panen dan pasca

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki iklim tropis sehingga Indonesia cocok untuk melestarikan dan memajukan pertanian terutama dalam penyediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya.

Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan merupakan pekerjaan yang terakhir. Keberhasilan pembuatan taman menunjukkan keberhasilan pemeliharaan taman dan sebaliknya. Pemeliharaan direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan disain

Lebih terperinci

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet)

(Gambar 1 Gejala serangan Oidium heveae pada pembibitan karet) Karet memiliki peranan sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Komoditas ini merupakan salah satu penghasil devisa utama dari sektor perkebunan dengan nilai ekspor sekitar US$ 11.8 milyar pada tahun

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA BUDIDAYA TANAMAN MANGGA (Mangifera indica) Balai Penelitian Tanah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ReGrI Tanaman mangga (Mangifera indica L.) berasal dari India, Srilanka, dan Pakistan. Mangga

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Februari

Lebih terperinci

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN Perbaikan mutu benih (fisik, fisiologis, dan mutu genetik) untuk menghasilkan benih bermutu tinggi tetap dilakukan selama penanganan pasca panen. Menjaga mutu fisik dan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Cair Industri Tempe Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih di kenal sebagai sampah, yang kehadiranya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN HUTAN ACARA 1 PENGENALAN GEJALA DAN TANDA PENYAKIT PADA HUTAN DISUSUN OLEH : NAMA NIM SIFT CO.ASS : SIWI PURWANINGSIH : 10/301241/KT/06729 : Rabu,15.30 : Hudiya

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang Kecamatan Kampar dengan ketinggian tempat 10 meter di atas permukaan laut selama 5 bulan,

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas

PEMBAHASAN. Waktu Pangkas PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di kebun teh yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan menurunkan tinggi tanaman sampai ketinggian tertentu.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20. PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang

Lebih terperinci

Penemuan Klon Kakao Tahan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Penemuan Klon Kakao Tahan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Penemuan Klon Kakao Tahan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Indonesia Agung Wahyu Susilo 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Keberadaan hama penggerek buah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompos Limbah Pertanian. menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kompos Limbah Pertanian Pengomposan merupakan salah satu metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil dan lazim disebut kompos. Pengomposan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas 17 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedung Meneng, Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung mulai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembibitan Jati. tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi m. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembibitan Jati Jati (Tectona grandis L.) adalah sejenis pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Darmaga, Bogor. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Oktober 2010 sampai Februari 2011. Analisis tanah dan hara

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) 15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH

TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH TEKNOLOGI PRODUKSI TSS SEBAGAI ALTERNATIF PENYEDIAAN BENIH BAWANG MERAH Budidaya bawang merah umumnya menggunakan umbi sebagai bahan tanam (benih). Pemanfaatan umbi sebagai benih memiliki beberapa kelemahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai bulan Desember 2011 sampai dengan April

Lebih terperinci