MODUL III LARIK DAN MATRIKS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL III LARIK DAN MATRIKS"

Transkripsi

1 MODUL III LARIK DAN MATRIKS 3.1 Tujuan Tujuan modul III ini, adalah: Praktikan bisa membuat program sederhana berdasarkan algoritma dengan memakai larik Praktikan bisa membuat program matriks sederhana berdasarkan algoritma dengan memakai larik Praktikan dapat membiasakan diri untuk membuat program secara terstruktur. Praktikan memahami algoritma larik dan matriks 3.2 Teori Larik Larik atau array adalah struktur data yang menyimpan sekumpulan elemen yang bertipe sama. Setiap elemen diakses langsung melalui indeksnya. Contoh: larik A dengan 8 elemen yang setiap elemennya berisi tinggi badan siswa di sebuah sekolah. A Mendefinisikan Larik di Dalam Larik adalah struktur data statik, artinya elemen larik harus sudah diketahui sebelum program dieksekusi. Jumlah elemen larik tidak dapat diubah, ditambah atau dikurangi selama pelaksanaan program. III-1

2 III-2 Mendefinisikan larik di dalam bagian deklarasi berarti: 1. Mendefinisikan banyaknya elemen larik, berarti memesan sejumlah tempat di memori sebanyak elemen larik yang bersangkutan. 2. Mendefinisikan tipe elemen larik, dapat berupa tipe sederhana Contoh mendefinisikan larik di dalam bagian deklarasi a. Sebagai peubah L : array[1..50] of integer Namamhs : array[ a.. d ] of string NilaiUjian : array[0..50] of real b. Sebagai tipe baru Type larikint : array[1..100] of integer {nama tipe baru P : larikint c. Mendefinisikan ukuran maksimum elemen larik sebagai sebuah konstanta Const nmaks = 1000 {jumlah elemen larik sebagai konstanta Type larikint : array[1..nmaks] of integer P : larikint Pemrosesan Larik Elemen larik tersusun secara beruntun. Karena itu, elemennya diproses secara beruntun melalui indeksnya yang terurut. Pemrosesan beruntun pada larik adalah pemrosesan mulai dari elemen pertama larik (yaitu elemen dengan indeks terkecil, berturut-turut pada elemen berikutnya, sampai elemen terakhir dicapai, yaitu elemen dengan indeks terbesar). Skema umum pemrosesan larik Algoritma skema_umum_pemrosesan_larik {memproses setiap elemen larik secara beruntun, mulai dari indeks terkecil sampai indeks terbesar Const Maks = 100 {banyak elemen larik

3 III-3 Type Larikint : array[1..maks] of integer A : Larikint K : integer {indeks larik Inisialisasi nilai K 1 While K NMaks do Pemrosesan terhadap A[K] K K + 1 Endwhile {K > NMaks Terminasi {mulai dari elemen pertama Menginisialisasi Larik Menginisialisasi larik adalah memberikan harga awal untuk seluruh elemen larik. Inisialisasi kadang-kadang diperlukan, misalnya mengosongkan elemen larik sebelum dipakai untuk proses tertentu. Mengosongkan larik bertipe numeric dapat berupa pengisian elemen larik dengan nol, sedangkan pada larik karakter, mengosongkan larik berarti mengisi elemen larik dengan spasi atau karakter kosong. Nol atau spasi bukanlah satu-satunya nilai yang dipakai untuk kinisialisasi. Permrogram dapat membiarkan nilai lain bergantung pada kebutuhan. Contoh Algoritma 1: Procedure Inisdengan0(output A : Larikint, input N: integer) {menginisialisasi setiap elemen larik A[1..n] dengan nol {k.awal: n adalah jumlah elemen efektif larik, nilainya sudah terdefinisi {k.akhir: seluruh elemen larik A bernilai nol K: integer {pencatat indeks larik For K 1 to N do A[K] 0 Algoritma Pemroseslarik {pemrogram utama untuk mengisi elemen larik dengan nilai 0

4 III-4 Const NMaks = 100 {banyaknya elemen larik Type Larikint : array[1..nmaks] of integer A : Larikint K : integer N : integer {indeks larik {jumlah elemen efektif larik Procedure Inisdengan0(output A:Larikint, input N: integer) {menginisialisasi setiap elemen larik A[1..N] dengan nol Read(N) Inisdengan0(A, N) Larik digunakan bila kita memerlukan penyimpanan sementara data yang bertipe sama di dalam memori, untuk selanjutnya data tersebut dimanipulasi, dihitung atau diterapkan oleh proses lainnya. Contoh Algoritma 2: Algoritma BacaTampilLarik {program utama untuk membaca dan menampilkan hasil larik A[10], N, K : integer Read(N) K 0 repeat K K+1 read(a[k]) until K=N K=0 repeat K K+1 write( A[,K, ] =, A[K]) until K=N

5 III-5 Program Algoritma 2 //tulisbacalarik #include "stdio.h" main(){ int A[10], N, K; printf("jumlah : ");scanf("%d", &N); K=0; do { K++; printf("a[%d]",k);scanf("%d", &A[K]); while (K<N); K=0; do { K++; printf("a[%d] = %d", K, A[K]); while (K< N); Contoh Algoritma 3: Procedure HitungRata2(input A : Larikint, input N : integer, output U : real) {menghitung nilai rata-rata elemen larik A [1..N] {k.awal: elemen larik A[1..N] sudah terdefinisi nilainya {k.akhir: U berisi nilai rata-rata seluruh elemen K : integer Jumlah : real {indeks larik {jumlah total seluruh nilai Jumlah 0 K 0 repeat{ K K+1 Jumlah Jumlah+A[K] until (K=N) U Jumlah/N Program Hitungratarata {program utama menghitung rata-rata seluruh elemen larik

6 III-6 Const NMaks = 100 {banyaknya elemen larik Type Larikint : array[1..nmaks] of integer Procedure HitungRata2(input A : Larikint, input N : integer, output U : real) {menghitung nilai rata-rata elemen larik A[1..N] A : Larikint N, K : integer U : real read(n) K 0 repeat K K+1 read(a[k]) until (K=N) HitungRata2(A, N, U) write(u) Program Algoritma 3: //tulisbacalarik #include "stdio.h" #define NMaks 100 typedef int Larikint[NMaks+1]; void HitungRata2(Larikint A, int N, float *U); main(){ Larikint A; int N, K; float U; printf("jumlah : ");scanf("%d",&n); K=0; do { K++; printf("a[%d]= ",K);scanf("%d",&A[K]); while (K<N); HitungRata2(A, N,&U); printf("%4.2f",u);

7 III-7 void HitungRata2(Larikint A, int N, float *U){ int K; float Jumlah; Jumlah=0; K=0; do{ K++; Jumlah = Jumlah+A[K]; while (K<N); *U=Jumlah/N; Contoh Algoritma 4: Function Maksimum(input A : Larikint, input N : integer) integer {mengembalikan elemen terbesar di dalam larik A[1..N] K : integer {pencatat indeks larik Maks {nilai maksimum sementara For K 1 to N do If A[K] > Maks then Maks A[K] Endif Return maks Program mencarinilaimaksimum {program utama mencari nilai maksimum Const NMaks = 100 {banyaknya elemen larik Type Larikint : array[1..nmaks] of integer Function Maksimum(input A : Larikint, input N : integer) integer {mengembalikan elemen terbesar di dalam larik A[1..N] A : Larikint N,K : integer Maks : integer read(n)

8 III-8 K 0 repeat { K K+1 read(a[k]) until (K=N) write(maks(a, N)) Program Algoritma 4: //cari nilai maksimum #include "stdio.h" #define NMaks 100 typedef int Larikint[NMaks+1]; int Carimaks(Larikint A, int N); int Maks; main(){ Larikint A; int N, K; printf("jumlah : ");scanf("%d",&n); K=0; do { K++; printf("a[%d]= ",K);scanf("%d",&A[K]); while (K<N); printf("nilai maksimum dari keseluruhan elemen : %d",carimaks(a, N)); int Carimaks(Larikint A, int N){ int K; Maks = -9999; for (K=1;K<=N;K++) { if (A[K] > Maks) {Maks = A[K]; return Maks; Larik Bertipe Terstruktur Misalkan tabmhs adalah sebuah larik yang elemennya menyatakan nilai ujian seorang mahasiswa untuk suatu mata kuliah (MK) yang ia ambil. Data setiap

9 III-9 mahasiswa adalah NIM, nama mahasiswa, mata kuliah yang diambil dan nilai mata kuliah tersebut. Const nmaks = 100 Type mahasiswa : record < nim : integer, Namamhs : string, Kodemk : string, Nilai : char > tabmhs : array[1..nmaks] of mahasiswa Struktur logik larik tabmhs: Tabmhs NIM Namamhs Kodemk nilai Cara mengacu elemen larik : Tabmhs[k] {elemen ke-k dari larik tabmhs Tabmhs[k].nim {mengacu ke field nim dari elemen ke-k larik Pencetakan elemen larik : Write(Tabmhs[k].nim) Pengisian elemen larik: Tabmhs[k].nim Tabmhs[k+1].nim Contoh Algoritma 5: Algoritma Bacalarikmhs {mengisi elemen larik mahasiswa dengan data yang dibaca dari piranti masukan Const NMaks =100 Type Mahasiswa : record < Nim : integer, Namamhs : string, Kodemk : string, Nilai : integer >

10 III-10 Tabmhs : array[1..nmaks] of Mahasiswa K : integer N : integer Read(N) For K 1 to N do Read(Tabmhs[K]).Nim Read(Tabmhs[K]).Namamhs Read(Tabmhs[K]).Kodemk Read(Tabmhs[K]).Nilai For K 1 to N do write(tabmhs[k]).nim write (Tabmhs[K]).Namamhs write (Tabmhs[K]).Kodemk write (Tabmhs[K]).Nilai Program Algoritma 5: // bacalarikmhs #include "stdio.h" #define NMaks 100 typedef struct { int Nim[8]; char Namamhs[25]; char Kodemk[20]; int Nilai;Mahasiswa; typedef Mahasiswa Larikint[NMaks+1]; main(){ Larikint Tabmhs; int N, K; printf("jumlah : ");scanf("%d", &N); printf("masukan Data\n\n\n"); for (K=1;K<=N;K++){ printf("record ke-[%d]\n", K); printf("nim : ");scanf("%d", &Tabmhs[K].Nim); printf("nama mhs : ");scanf("%s", Tabmhs[K].Namamhs); printf("kode MK : ");scanf("%s", Tabmhs[K].Kodemk); printf("nilai : ");scanf("%d", &Tabmhs[K].Nilai); K=0;

11 III-11 printf("\n\ntampilkan\n"); for (K=1;K<=N;K++){ printf("record ke-[%d]\n", K); printf("nim : %d\n", Tabmhs[K].Nim); printf("nama mhs : %s\n", Tabmhs[K].Namamhs); printf("kode MK : %s\n", Tabmhs[K].Kodemk); printf("nilai : %d\n", Tabmhs[K].Nilai); Matriks Matriks adalah struktur penyimpanan data di dalam memori utama yang individu elemennya diacu dengan menggunakan dua buah indeks (yang biasanya dikonotasikan dengan baris dan kolom). kolom 1 2 Baris Elemen(2,3) Gambar 3.1. Matriks yang terdiri atas 5 bari dan 4 kolom Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris Gambar 3.2. Representasi matriks 5x4 di dalam memori sebagai larik Karena matriks sebenarnya adalah larik, maka konsep umum dari larik juga berlaku untuk matriks, yaitu: Kumpulan elemen yang bertipe sama. Tipe elemen matriks dapat berupa tipe dasar (integer, real, boolean, char dan string), atau tipe terstruktur seperti record

12 III-12 Setiap elemen data dapat diakses secara langsung jika indeksnya (baris dan kolom) diketahui, yang dalam hal ini indeks menyatakan posisi relatif di dalam kumpulannya Merupakan struktur data yang statik, artinya jumlah elemennya sudah dideklarasi terlebih dahulu di dalam bagian kamus dan tidak bisa diubah selama pelaksanaan program Pendeklarasian Matriks Pendeklarasian matriks di dalam teks algoritma ditulis di dalam bagian. Ada beberapa cara pendeklarasian matriks, yaitu: 1. Sebagai nama peubah M : array[1..5, 1..4] of integer 2. Sebagai tipe Type mat : array[1..5, 1..4] of integer M : mat 3. Mendefinisikan ukuran maksimum matriks sebagai sebuah konstanta Const nbarismaks = 20 Const nkolommaks = 20 M : array[1..nbarismaks, 1..nkolommaks] of integer Pemrosesan Matriks Algoritma pemrosesan matriks pada umumnya adalah memanipulasi elemen-elemen matriks. Pemrosesan matriks adalah proses beruntun (sekuensial). Setiap elemen matriks dikunjungi lalu dilakukan aksi terhadap elemen tersebut. Berikut adalah skema umum pemroses matriks (per baris per kolom). Procedure Prosesmatriks(input M : Matriksint, input NBar, NKol : integer) {pemroses elemen matriks m[1..nbar, 1..NKol] per baris per kolom {k.awal : matriks m sudah terdefinisi elemen-elemennya {k.akhir : setiap elemen matriks m telah diproses

13 III-13 I : integer {indeks baris J : integer {indeks kolom For I 1 to NBar do For J 1 to NKol do Proses(N[I, J]) Inisialisasi Matriks Menginisialisasi matriks artinya memberi nilai awal yang sama untuk seluruh/ sebagian elemen matriks. Proses inisialisasi biasanya dilakukan sebelum matriks digunakan untuk perhitungan. Contoh Algoritma 1: Procedure Inismatriks(input/output M : Matrikint, input NBar, NKol : integer) {menginisialisasi seluruh elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dengan 0 {k.awal : NBar dan NKol sudah terdefinisi dengan banyaknya baris dan kolom matriks {k.akhir : M[I,J]=0 untuk I=1..NBar, J=1..NKol I, J : integer For I 1 to NBar do For J 1 to NKol do N[I, J] 0 Program Algoritma 1: //inisialisasi matriks #include "stdio.h" #define NBarismaks 10 #define NKolommaks 10 typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1];

14 III-14 Matriksint M; int I, J, NKol, NBar; void Inismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol); main(){ NBar=5; NKol=5; Inismatriks(&M, NBar, NKol); void Inismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { *M[I][J]=0; Membaca dan Menulis Elemen Matriks Membaca elemen matriks artiknya mengisi elemen matriks dengan data dari piranti masukan. Menulis matriks artinya mencetak elemen-elemen matriks ke piranti keluaran dengan asumsi bahwa elemen matriks sudah terdefinisi nilainya. Contoh Algoritma 2: Procedure Bacamatriks(input/output M : Matriksint, input NBar, NKol : integer) {mengisi elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dari piranti masukan {k.awal : NBar dan NKol sudah terdefinisi dengan banyaknya baris dan kolom matriks {k.akhir : seluruh elemen matriks sudah berisi nilai yang dibaca dari piranti masukan I, J : integer For I 1 to NBar do For J 1 to NKol do Write( M[, I,,,J, ] = ) Read(M[I,J])

15 III-15 Procedure Tulismatriks(input Mat : Matriksint, input NBar, NKol : integer) {mencetak elemen matriks M[1..NBar, 1..NKol] dari piranti masukan {k.awal : elemen-elemen matriks sudah terdefinisi harganya {k.akhir : seluruh elemen matriks tertulis ke piranti keluaran I, J : integer For I 1 to NBar do For J 1 to NKol do Write( M[, I,,,J, ] = ) write(m[i, J]) Program Algoritma 2: //bacatulis matriks #include "stdio.h" #define NBarismaks 10 #define NKolommaks 10 typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1]; matriksint m; int I, J, NKol, NBar; void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol); void Tulismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol); main(){ printf("masukan jumlah baris");scanf("%d", &NBar); printf("masukan jumlah baris");scanf("%d", &NKol); Bacamatriks(&M, NBar, NKol); Tulismatriks(&M, NBar, NKol); void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { for (I=1;i<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("m[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d", &(*M[I][J]));

16 III-16 void Tulismatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("m[%d,%d]=%d\n", I, J,*M[I][J]); Contoh Algoritma 3: Procedure Jumlahduamatriks(input M : Matriksint, input A : Matriksint, output C: Matriksint, input NBar, NKol : integer) {menjumlahkan matriks M dan A, yaitu M+A = C {k.awal : matriks M dan A sudah terdefinisi elemen-elemennya {k.akhir : matriks C berisi hasil penjumlahan M dan A I, J : integer For I 1 to NBar do For J 1 to NKol do C[I, J] = M[I, J] + A[I, J] Program Algoritma 3 //jumlah dua matriks #include "stdio.h" #define NBarismaks 10 #define NKolommaks 10 typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1]; Matriksint M; Matriksint A; Matriksint C; int I, J, NKol, NBar; void Bacamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, int NBar, int NKol); void Jumlahduamatriks(Matriksint *M,Matriksint *A, Matriksint *C,int NBar, int NKol); void Tulismatriks(Matriksint *M,int NBar, int NKol);

17 III-17 main(){ printf("masukan jumlah baris");scanf("%d",&nbar); printf("masukan jumlah baris");scanf("%d",&nkol); Bacamatriks(&M, &A, NBar, NKol); Jumlahduamatriks(&M, &A, &C, NBar, NKol); Tulismatriks(&C, NBar, NKol); void Bacamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("m[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*M[I][J])); printf("a[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*A[I][J])); void Jumlahduamatriks(Matriksint *M, Matriksint *A, Matriksint *C, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { *C[I][J]=*M[I][J] + *A[I][J]; void Tulismatriks(Matriksint *C, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;i++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("c[%d,%d]=%d\n", I, J,*C[I][J]); Contoh Algoritma 4: Matriks nol adalah matriks dengan semua elemen adalah Function Nol(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer) boolean {memeriksa apakah matriks A[1..NBar, 1..NKol] merupakan matriks nol; mengembalikan nilai true jika A adalah matriks nol atau false jika bukan matriks nol

18 III-18 I, J : integer Zero : boolean I 1 Zero true While (I NBar) and (Zero) do J 1 While (I NKol) and (Zero) do If A[I,J] 0 then Zero false {bukan matriks nol. stop Else J J+1 {periksa kolom berikutnya Endif Endwhile {J > NKol or not Zero If zero then I I+1 {periksa baris berikutnya Endif Endwhile {I > NBar or not Zero Return Zero Program Algoritma 4: //jumlah dua matriks #include "stdio.h" #define NBarismaks 10 #define NKolommaks 10 typedef int Matriksint[NBarismaks+1][NKolommaks+1]; Matriksint M; int I, J, NKol, NBar; void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol); bool Nol(Matriksint *M, int NBar, int NKol); main(){ printf("masukan jumlah baris");scanf("%d",&nbar); printf("masukan jumlah baris");scanf("%d",&nkol); Bacamatriks(&M, NBar, NKol);

19 III-19 if (Nol(&M, NBar, NKol)==true) printf("matriks nol"); else printf("bukan matriks nol"); void Bacamatriks(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { for (I=1;I<=NBar;I++) { for (J=1;J<=NKol;J++) { printf("m[%d,%d]= ", I, J);scanf("%d",&(*M[I][J])); bool Nol(Matriksint *M, int NBar, int NKol) { bool Zero; I=1; Zero=true; while ((I <= NBar) && (Zero)) { J=1; while ((J<=NKol) && (Zero)) { if ((*M[I][J])!= 0) Zero = false; else J=J+1; if (Zero) {I=I+1; return Zero; Contoh Algoritma 5: a m p u h 2 b a n d u n g 3 a p i 4 k u d a... M l a l a t Procedure Cetakkata(input Word : Matrikskar, input M, N : integer) {mencetak Kata di dalam matriks word {k.awal: matriks Word sudah terdefinisi elemen-elemennya {k.akhir : Kata tercetak ke piranti keluaran

20 III-20 I, J : integer For I 1 to M do J 1 {telusuri elemen matriks pada baris I sampai ketemu spasi While (J < N) and (Word[I, J] ) do Write(Word[I, J]) J J+1 Endwhile {J=N or Word[I, J] = {cetak karakter terakhir jika bukan spasi If M[I, J] then Write(M[I, J]) Endif Cobalah buat programnya dari algoritma berikut! 3.3 Kasus Kasus 1 1. Diberikan larik integer A dan integer larik B yang masing-masing berukuran n elemen. Larik A dan B sudah terdefinisi elemen-elemennya. Tuliskan algoritma prosedur untuk mempertukarkan elemen larik A dan elemen larik B pada indeks yang bersesuaian, sedemikian sehingga larik A berisi elemenelemen larik B dan larik B berisi elemen-elemen larik A semula. Buatlah program dari algoritma tersebut. 2. Diberikan larik karakter A yang berukuran N elemen. Larik A sudah terdefinisi elemen-elemennya. Tuliskan algoritma prosedur yang membalikkan elemen-elemen larik A sedemikian sehingga elemen terakhir pada larik semula menjadi elemen pertama pada larik akhir. Contoh: Sebelum pembalikan: a b c d e Setelah pembalikan: e d c b a

21 III Diberikan larik integer A yang berukuran N elemen. Larik A sudah terdefinisi elemen-elemen yang sudah terurut menaik (ascending order). Tuliskan algoritma prosedur untuk menghasilkan median dari elemen-elemen tersebut (median adalah elemen tengah dari sekumpulan elemen yang sudah tersusun terurut). Buatlah program dari algoritma tersebut Kasus 2 1. Misalkan matriks C yang berukuran M x N sudah berisi data karakter. Tuliskan algoritma untuk menghitung frekuensi kemunculan huruf A' di dalam matriks tersebut. 2. M orang mahasiswa mengambil N mata kuliah. Setelah setelah seluruh ujian akhir selesai, nilai rata-rata (NR) mahasiswa tersebut segera dihitung. NR dihitung dengan rumus: NR N MK j= 1 = N j= 1 j xsks SKS j j yang dalam hal ini, MKj adalah mata kuliah yang ke j dan SKSj adalah bobot SKS dari mata kulia MKj nilai mahasiswa (berupa indeks nilai A, B, C, D, E) disimpan di dalam matriks nilaimhs yang berukuran M x N. baris i pada matriks menyatakan mahasiswa ke-i dan kolom j menyatakan mata kuliah (MK) ke-j. setiap elemen matriks adalah berupa record yang terdiri atas field SKS dan field indeksnilai (jadi matriksnya bertipe terstruktur). Nilaimhs[i,j] menyatakan data nilai mahasiswa yang mengambil mata kuliah j, nilaimhs[i,j]. indeksnilai menyatakan indeks nilai mata kuliah j yang diambil mahasiswa i. tulislah algoritma dan program untuk menuliskan NR setiap mahasiswa. 3.4 Tugas Tugas Pendahuluan Tugas pendahuluan akan dikerjakan selama 30 menit di awal jam praktikum dengan menggunakan software Self Assessment

22 III Latihan Praktikum V, VI dan VII Latihan Praktikum V (Pertemuan Kelima) Algoritma 1 Procedure Minmaks(input A : Larikint, input N : integer, output Min : integer, output Maks : integer) {mencari elemen terkecil dan elemen terbesar di dalam larik A[1..N] {k.awal : elemen larik A[1..N] sudah terdefinisi nilainya {k.akhir : min berisi elemen larik yang bernilai terkecil, maks berisi elemen larik yang bernilai terbesar K : integer {pencatat indeks larik Deksripsi Min A[1] Maks A[1] For K 2 to N do If A[K] < Min then Min A[K] endif If A[K] > Maks then Maks A[K] Endif Buatlah algoritma untuk program utamanya... Algoritma 2 Procedure CariX(input A : Larikint, input N : integer, input X : integer, output Ix : integer) {mencari keberadaan nilai X di dalam larik A[1..N] {k.awal : nilai X dan elemen larik A[1..N] sudah terdefinisi {k.akhir : ix berisi indeks larik A tempat X berada. Jika X tidak ditemukan, Ix diisi dengan nilai 0 X : integer {indeks larik K 1 While (K<N) and (A[K] X) do

23 III-23 K K+1 Endwhile {K=N or A[K] = X if A[K] = X then {X ditemukan Ix K else Ix 0 Endif Algoritma pencarian {program utama mencari nilai tertentu di dalam larik Const NMaks = 100 {banyak elemen larik Type Larikint : array[1..nmaks] of integer A : Larikint X : integer Ix : integer {elemen yang dicari {indeks larik tempat X ditemukan Procedure Bacalarik(output A: Larikint, input N : integer) {mengisi elemen larik A[1..N] dengan nilai yang dibaca dari piranti masukan Procedure CariX(input A : Larikint, input N : integer, input X : integer, output Ix : integer) {mencari keberadaan nilai X di dalam larik A[1..N] Read(N) Bacalarik(A, N) Read(X) CariX(A, N, X, Ix) If Ix = 0 then Write( data tidak ditemukan ) Else Write( ditemukan pada indeks larik ke-,ix) Endif Algoritma 3 Algoritma Bacalarikmahasiswa {mengisi elemen larik mahasiswa dengan data yang dibaca dari piranti masukan

24 III-24 Const NMaks =100 Type Matakuliah : record < > Type Mahasiswa : record < KodeMK : string, NamaMK : string, Nilai : integer > Larikmhs : array[1..nmaks] of Mahasiswa I, J : integer N : integer JmlMK : integer JmlMK = 4 Read(N) For I 1 to N do Read(Larikmhs[I].Nim) Read(Larikmhs[I].Namamhs) For J 1 to JmlMK do Read(Larikmhs[I].MK[J].KodeMK) Read(Larikmhs[I].MK[J].NamaMK) Read(Larikmhs[I]).MK[J].Nilai) Algoritma 4 Nim : string, Namamhs : string, MK : array[1..5] of matakuliah Tambahkan program di algoritma 3 dengan procedure algoritma 4... Procedure Hitungindeks(input Nilaiujian : Larikmhs, input N : integer, output Indeks : Larikmhs) {menghitung indeks nilai ujian mahasiswa {k.awal : N sudah berisi ukuran larik. Elemen larik Nilaiujian[1..N] sudah terdefinisi nilainya {k.akhir : larik Indeks[1..N] berisi nilai indeks ujian K:integer For k 1 to N do Case (Nilaiujian[K])

25 III-25 Nilaiujian[I] 80 : Indeks[K] A 70 Nilaiujian[I] < 80 : Indeks[K] B 55 Nilaiujian[I] < 70 : Indeks[K] C 45 Nilaiujian[I] < 55 : Indeks[K] D Nilaiujian[I] < 45 : Indeks[K] E Endcase Algoritma 5 Tambahkan algoritma 3 dan algoritma 4 diatas dengan algoritma 5... Procedure Cetaknilai(input Nim : Larikmhs, input Namamhs : Larikmhs, input : KodeMK : Larikmhs, input Nilaiujian : Larikmhs, input Indeks : Larikmhs, input JmlMK : integer) {mencetak Nim, KodeMK, Nilaiujian dan Indeks ke piranti keluaran {k.awal : larik Nim, KodeMK[1..N], Nilaiujian[1..N] dan Indeks[1..N] sudah terdefinisi {k.akhir : Nim, KodeMK, Nilaiujian dan Indeks dicetak ke piranti keluaran I, J : integer For I 1 to N do write( Nim :, Larikmhs[I].Nim) write( Nama :, Larikmhs[I].Nama) For J 1 to JmlMK do {Cetak header tabel write( ) write( KodeMK Nilai Indeks ) write( ) write(larikmhs[i], MK[J].KodeMK, Larikmhs[I]),MK[J].Nilaiujian), Larikmhs[I]), MK[J].Indeks) Latihan Praktikum VI (Pertemuan Keenam) Algoritma 1: procedure Maksimum(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer, output maks : integer) {mencari elemen maksimum pada matriks A[1..NBar, 1..NKol] {k.awal : matriks A sudah terdefinisi harga elemen-elemennya

26 III-26 {k.akhir : Maks berisi elemen maksimum matriks A I, J : integer Maks {diasumsikan sebagai nilai maksimum sementara For I 1 to NBar do For J 1 to NKol do If A[I, J] > Maks then Maks A[I, J] Endif Algoritma 2 Procedure CariX(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer, output Idxbaris, Idxkolom : integer) {mencari X di dalam matriks A[1..NBar, 1..NKol] {k.awal : matriks a sudah terdefinisi nilai elemen-elemennya k.akhir : Idxbaris dan Idxkolom berisi indeks matriks A sedemikian sehingga A[Idxbaris, Idxkolom] = X. Jika X tidak ditemukan maka Idxbaris dan Idxkolom diisi nilai -1 I, J : integer Ketemu : boolean {true jika X ditemukan, false jika sebaliknya I 1 Ketemu false While (I NBar) and (not Ketemu) do J 1 {telusuri elemen matriks pada baris ke-i, dimulai dari kolom ke-j While (J NKol) and (not Ketemu) do If A[I, J] = X then Ketemu true Else J J+1 {periksa pada kolom berikutnya Endif Endwhile {J > NKol or Ketemu If not Ketemu then

27 III-27 I I+1 {periksa pada baris berikutnya Endif Endwhile {I > NBar or Ketemu If Ketemu then Idxbaris I Idxkolom J Else Idxbaris -1 Idxkolom -1 Endif Algoritma 3 Procedure BuatTranspose(input A : Matriksint, input NBar, NKol : integer, output At: Matriksint, output NBarAt, NKolAt : integer) {membentuk transpose dari matriks A[1..NBar, 1..NKol] {k.awal : matriks a sudah terdefinisi nilai elemen-elemennya {k.akhir : at adalah transpose dari matriks a sedemikian sehingga matriks hasil transpose (jumlah aris dan jumlah kolom) I, J : integer NBarAt NKol {jumlah baris matriks transpose NKolAt NBar {jumlah baris matriks transpose for I 1 to NBar do for J 1 to NKol do At[J, I] A[I, J] Algoritma 4 Procedure Perkalianmatriks(input A : Matriks, input M, N : integer, input B : Matriks, input P : integer, output C : Matriks, output NBarc, NKolc : integer) {mengalikan matriks A dan B menghasilkan matriks C {k.awal : matriks A dan B sudah terdefinisi elemen-elemennya {k.akhir : matriks C berisi hasil perkalian A dan B, NBarc dan NKolc berisi ukuran matriks C

28 III-28 I, J : integer K : integer Nbarc M {jumlah baris matriks hasil perkalian Nkolc P {jumlah kolom matriks hasil perkalian For I 1 to M do For j 1 to P do C[I, J] 0 {inisialisasi C[I, J] dengan 0 For K 1 to N do C[I, J] A [I, K] * B[K, J] Latihan Praktikum VII (Pertemuan Ketujuh) Rangkuman Modul 0 III. Membuat sebuah algoritma dan program (Tugas Besar) yang akan dipersentasikan pada pertemuan ketujuh. Dibuat perkelompok.

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-12 (Matriks) 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep Matriks Pendeklarasian Matriks Pemrosesan Matriks Membaca Elemen Matriks Menulis Matriks 2 Pendahuluan Di dalam matriks,

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-12 (Matriks) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep Matriks Pendeklarasian Matriks Pemrosesan Matriks

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-11 (Matriks) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep Matriks Pendeklarasian Matriks Pemrosesan Matriks Membaca Elemen Matriks

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-1 (Matriks) :: NoorIfada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep Matriks Pendeklarasian Matriks Pemrosesan Matriks Membaca Elemen Matriks

Lebih terperinci

Array. Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam

Array. Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam Array Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam Pendahuluan Array Array A 1 158 2 157 3 162 4 169 5 172 6 155 7 170 8 163 Isi A[1] adalah 158 Isi A[2] adalah 157 Isi A[8] adalah 163 Struktur data statik

Lebih terperinci

1 Pencarian. 1.1 Tinjauan Singkat Larik

1 Pencarian. 1.1 Tinjauan Singkat Larik 1 Pencarian P encarian (searching) merupakan proses yang fundamental dalam pengolahan data. Proses pencarian adalah menemukan nilai (data) tertentu di dalam sekumpulan data yang bertipe sama (baik bertipe

Lebih terperinci

c. Hasil pencarian berupa nilai Boolean yang menyatakan status hasil pencarian. Versi 1 (Pembandingan elemen dilakukan sebagai kondisi pengulangan)

c. Hasil pencarian berupa nilai Boolean yang menyatakan status hasil pencarian. Versi 1 (Pembandingan elemen dilakukan sebagai kondisi pengulangan) ALGORITMA PENCARIAN MINGGU KE: 9 TUJUAN: Mahasiswa dapat memahami masalah pencarian. Mahasiswa dapat memahami algoritma pencarian beruntun. Mahasiswa dapat memahami algoritma pencarian beruntun Versi 1

Lebih terperinci

MODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN

MODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN MODUL IV PENCARIAN DAN PENGURUTAN 4.1 Tujuan Tujuan modul IV ini, adalah: Praktikan bisa membuat beberapa program pencarian berdasarkan metode algoritma pencarian Praktikan bisa membuat beberapa program

Lebih terperinci

Modul Ke-1 Pertemuan ke-1 Deskripsi: Pemrosesan Sekuensial Larik Nama File: P01-XXX (XXX adalah 3 digit terakhir NPM)

Modul Ke-1 Pertemuan ke-1 Deskripsi: Pemrosesan Sekuensial Larik Nama File: P01-XXX (XXX adalah 3 digit terakhir NPM) Modul Ke-1 Pertemuan ke-1 Pemrosesan Sekuensial Larik Nama File: P01-XXX (XXX adalah 3 digit terakhir NPM) Deklarasi: const NMAX = 10 type Larik = array[1..nmax] of integer procedure BacaLarik(output A:

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-10 (Larik) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendeklarasian Larik Mengisi Elemen Larik dari Piranti Masukan Menulis Elemen

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-11 (Larik) :: NoorIfada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendeklarasian Larik Mengisi Elemen Larik dari Piranti Masukan Menulis Elemen

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-11 (Larik) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendeklarasian Larik Mengisi Elemen Larik dari Piranti

Lebih terperinci

Larik/Array ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN [IS ] Dosen: Yudha Saintika, S.T., M.T.I

Larik/Array ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN [IS ] Dosen: Yudha Saintika, S.T., M.T.I Larik/Array ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN [IS11010] Dosen: Yudha Saintika, S.T., M.T.I Sub-Capaian Pembelajaran MK Mahasiswa mampu menerapkan konsep larik dalam program. Peta Capaian Pembelajaran MK We Are

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 MATRIX. Introduction Definition How is matrix stored in memory Declaration Processing

PERTEMUAN 8 MATRIX. Introduction Definition How is matrix stored in memory Declaration Processing PERTEMUAN 8 MATRIX Introduction Definition How is matrix stored in memory Declaration Processing INTRODUCTION Sebuah larik yang setiap elemennya adalah larik lagi disebut matriks Contoh matriks identitas:

Lebih terperinci

STRUKTUR DATA. Pengajar. Jaidan Jauhari, M.T. Alamat

STRUKTUR DATA. Pengajar. Jaidan Jauhari, M.T. Alamat STRUKTUR DATA Pengajar Jaidan Jauhari, M.T. Alamat Email jaidan_j@ilkom.unsri.ac.id jaidan_j@yahoo.com Disarikan Dari Berbagai Sumber, Terutama Dari Diktat Struktur Data Informatika ITB Karangan Dr. Inggriani

Lebih terperinci

PENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING)

PENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING) PENCARIAN BERUNTUN (SEQUENTIAL SEARCHING) a. Introduction b. Tanpa Boolean c. Dengan Boolean d. Penggunaan dalam Fungsi INTRODUCTION Merupakan algoritma pencarian yang paling sederhana. Proses Membandingkan

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data I Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom

Algoritma dan Struktur Data I Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Runtunan Algoritma dan Struktur Data I Mia Fitriawati, S.Kom, M.Kom Runtunan terdiri dari satu atau lebih pernyataan Tiap pernyataan dikerjakan secara berurutan sesuai urutannya Urutan instruksi menentukan

Lebih terperinci

BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI)

BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI) BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI) Definisi MATRiKs Matriks adalah: 1. Kumpulan elemen yang bertipe sama. 2. Setiap elemen data dapat diakses secara langsung jika indeksnya diketahui. 3. Struktur data

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-12 (Record) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendefinisian Record Menggunakan Tipe Data Record Tipe Data Record dengan Field

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-12 (Record) :: NoorIfada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendefinisian Record Menggunakan Tipe Data Record Tipe Data Record dengan Field

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-13 (Record) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendefinisian Record Menggunakan Tipe Data Record Tipe

Lebih terperinci

1. Tipe Data Sederhana Hanya dimungkinkan untuk menyimpan sebuah nilai data dalam sebuah variabel Ada 5 macam : int, float, double, char, boolen

1. Tipe Data Sederhana Hanya dimungkinkan untuk menyimpan sebuah nilai data dalam sebuah variabel Ada 5 macam : int, float, double, char, boolen Pokok Bahasan Pengantar Struktur Data Pengertian Struktur Data Struktur data adalah cara menyimpan atau merepresentasikan data di dalam komputer agar bisa dipakai secara efisien Sedangkan data adalah representasi

Lebih terperinci

Pert 3: Algoritma Pemrograman 1 (Alpro1) 4 sks. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs.

Pert 3: Algoritma Pemrograman 1 (Alpro1) 4 sks. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. Pert 3: Algoritma Pemrograman 1 (Alpro1) 4 sks By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. ritasaputra@gmail.com Kriteria Unjuk Kerja Algoritma Pemrograman 1 Tugas Terakhir (15): Buatlah portofolio Pengidentifikasian

Lebih terperinci

BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI)

BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI) BAB IV MATRIKS (ARRAY MULTI DIMENSI) Definisi MATRiKs Matriks adalah: 1. Kumpulan elemen yang bertipe sama. 2. Setiap elemen data dapat diakses secara langsung jika indeksnya diketahui. 3. Struktur data

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT WHILE vs REPEAT

Lebih terperinci

BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal).

BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal). BAB I. LARIK (ARRAY) Array (larik) ialah penampung sejumlah data sejenis (homogen) yang menggunakan satu identifier (pengenal). Masing-masing elemen larik diakses menggunakan indeks (subscript) dari nol

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT S1 Teknik Informatika-Unijoyo 2 Struktur

Lebih terperinci

ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom.

ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom. ARRAY (LARIK) Altien Jonathan Rindengan, S.Si., M.Kom. Pendahuluan Sebuah variabel hanya menyimpan sebuah nilai, tidak dapat menyimpan beberapa buah nilai yang bertipe sejenis Dalam pemrograman, mengolah

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-7 (Pengulangan atau Looping [2]) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Struktur WHILE Struktur REPEAT WHILE vs REPEAT S1 Teknik Informatika-Unijoyo

Lebih terperinci

Algoritma dan Struktur Data

Algoritma dan Struktur Data 20/11/2014 Algoritma dan Struktur Data Algoritma Pemrograman Bekti Wulandari, M.Pd Kelas B TE 2014 Program Program: sederetan perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh komputer untuk menyelesaikan masalah.

Lebih terperinci

Algoritma & Pemrograman 1. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia

Algoritma & Pemrograman 1. Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia Algoritma & Pemrograman 1 Muhamad Nursalman Pendilkom/Ilkom Universitas Pendidikan Indonesia Daftar Isi 1. Bab 1 Pengantar & Dasar Dasar Algoritma 2. Bab 2 Aturan Penulisan Teks Algoritma 3. Bab 3 Tipe,

Lebih terperinci

Mesin Karakter dan Mesin Kata

Mesin Karakter dan Mesin Kata Mesin Karakter dan Mesin Kata Tim Pengajar IF2030/Algoritma dan Struktur Data 10/15/09 FNA/IF2030/Mesin Kata 1 Mesin Mesin: mekanisme yang terdefinisi dan mengerti serta mampu untuk mengeksekusi aksi-aksi

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-2 (Teks Algoritma) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Judul Algoritma Deklarasi Deskripsi Translasi

Lebih terperinci

Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut

Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Algoritma dan Pemrograman Lanjut 1. Pengenalan Bahasa C++ a. Elemen Bahasa C+ Bahasa C++ ditulis dari beberapa elemen, antara lain: Pernyataan Satu atau beberapa ekspresi

Lebih terperinci

Algoritma Shell Sort Ascending Dan Binary Sequential Search Menggunakan C

Algoritma Shell Sort Ascending Dan Binary Sequential Search Menggunakan C TUGAS STRUKTUR DATA Shell Sort Ascending Dan Binary Sequential Search Menggunakan C IF-5 Nama Anggota : - Rohendi 10107193 - Andri Andriyan 10107210 - Yuli Yanti A 10107218 - Jajang Kusmita 10107227 JURUSAN

Lebih terperinci

ARRAY / LARIK. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork

ARRAY / LARIK. Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM. Smart, Trustworthy, And Teamwork ARRAY / LARIK Oleh : Agus Priyanto, M.Kom SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM Smart, Trustworthy, And Teamwork Tujuan Mahasiswa memahami makna dan kegunaan array (tabel) Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus.

Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Waktu komputasi (dalam detik) Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma

Lebih terperinci

VARIABEL & TIPE DATA PEMROGRAMAN C++

VARIABEL & TIPE DATA PEMROGRAMAN C++ VARIABEL & TIPE DATA PEMROGRAMAN C++ ruliriki@gmail.com VARIABEL Suatu nama yang menyatakan tempat dalam memori komputer Menyimpan nilai yang dapat diubah VARIABEL Pengenal (identifier) yang digunakan

Lebih terperinci

ALGORITMA PENCARIAN. c. Hasil pencarian berupa nilai Boolean yang menyatakan status hasil pencarian.

ALGORITMA PENCARIAN. c. Hasil pencarian berupa nilai Boolean yang menyatakan status hasil pencarian. ALGORITMA PENCARIAN MINGGU KE: 9 TUJUAN: Mahasiswa dapat memahami masalah pencarian. Mahasiswa dapat memahami algoritma pencarian beruntun. Mahasiswa dapat memahami algoritma pencarian beruntun Versi 1

Lebih terperinci

Pencarian. 1. Memahami konsep pencarian 2. Mengenal beberapa algoritma pencarian 3. Menerapkan algoritma pencarian dalam program

Pencarian. 1. Memahami konsep pencarian 2. Mengenal beberapa algoritma pencarian 3. Menerapkan algoritma pencarian dalam program Pencarian Overview Pencarian merupakan sebuah algoritma dasar yang sering diperlukan dalam pembuatan program. Berbagai algoritma pencarian telah diciptakan dan dapat digunakan. Pemahaman tentang beberapa

Lebih terperinci

Searching [pencarian] Algoritma Pemrograman

Searching [pencarian] Algoritma Pemrograman Searching [pencarian] Algoritma Pemrograman mas.anto72@gmail.com 1 Jenis Pencarian Pencarian Internal proses pencarian dilakukan pada memori utama (RAM). Pencarian Eksternal proses pencarian dilakukan

Lebih terperinci

Bubble Sort (Pengurutan Gelembung / Pemberatan)

Bubble Sort (Pengurutan Gelembung / Pemberatan) Pertemuan XIII, XIV - PENGURUTN Pengertian lgoritma Pengurutan dibuat untuk menghasilkan kumpulan data yang terurut. Jenis da banyak jenis pengurutan. Tiga jenis yang paling sederhana adalah Bubble Sort,

Lebih terperinci

Matriks. Tim Pengajar KU1072. KU1072/Pengenalan Teknologi Informasi B Tahap Tahun Pertama Bersama Institut Teknologi Bandung

Matriks. Tim Pengajar KU1072. KU1072/Pengenalan Teknologi Informasi B Tahap Tahun Pertama Bersama Institut Teknologi Bandung Matriks Tim Pengajar KU1072 KU1072/Pengenalan Teknologi Informasi B Tahap Tahun Pertama Bersama Institut Teknologi Bandung Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami matriksdan representasinya sebagai array

Lebih terperinci

Modul 1 Mesin Karakter 1

Modul 1 Mesin Karakter 1 MODUL 1 MESIN KARAKTER TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat memahami salah satu contoh aplikasi otomata yaitu mesin karakter 2. Mahasiswa mampu mengimplementasikan mesin karaketer dalam program pengolahan

Lebih terperinci

PENGENALAN BAHASA C. A. Struktur Kode Program dalam Bahasa C Secara garis besar, suatu kode program dalam bahasa C memiliki struktur umum seperti ini:

PENGENALAN BAHASA C. A. Struktur Kode Program dalam Bahasa C Secara garis besar, suatu kode program dalam bahasa C memiliki struktur umum seperti ini: PENGENALAN BAHASA C A. Struktur Kode Program dalam Bahasa C Secara garis besar, suatu kode program dalam bahasa C memiliki struktur umum seperti ini: Kebanyakan pemrogram jarang memberikan keterangan/

Lebih terperinci

BAB 1 PENGANTAR KE STRUKTUR DATA

BAB 1 PENGANTAR KE STRUKTUR DATA Struktur Data - 1 BAB 1 PENGANTAR KE STRUKTUR DATA 1.1 Mengapa Struktur Data Diperlukan? Struktur data adalah cara mengorganisakan data di memori komputer. Bagaimana data diorganisasikan (struktur data)

Lebih terperinci

DASAR PEMROGRAMAN. Institut Teknologi Sumatera

DASAR PEMROGRAMAN. Institut Teknologi Sumatera DASAR PEMROGRAMAN REVIEW STRUKTUR DASAR, PERCABANGAN, DAN PERULANGAN Institut Teknologi Sumatera TUJUAN KULIAH Mengenalkan konsep dasar pemrograman: dekomposisi problem, modularisasi, rekurens; skill/praktek

Lebih terperinci

Algoritma dan Pemrograman 1. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs.

Algoritma dan Pemrograman 1. By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. Algoritma dan Pemrograman 1 By. Rita Wiryasaputra, ST., M. Cs. Tugas : 1. Ditulis tangan dalam buku catatan yang disampul kertas manggis, kumpul 13 Oktober 2016 jam 09.40 (pagi )UIGM 2. Tentukan KPK dari

Lebih terperinci

Larik/ Array int a1, a2, a3, a4, a5;

Larik/ Array int a1, a2, a3, a4, a5; Matakuliah : Struktur Data Versi : 1.0.0 Materi : Larik/ Array Penyaji : Zulkarnaen NS 1 Larik/ Array Variabel digunakan hanya untuk menyimpan 1 (satu) buah nilai dengan tipe data tertentu. Misalnya: int

Lebih terperinci

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN 2. 3 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN 2. 3 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN 2 3 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Teks/string Pointer File Struktur Kelas/Class Konstruktor dan Destruktor Kelas dan Obyek Overloading Operator Inheritance (Pewarisan)

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2. perubah (variabel), konstanta, fungsi, atau obyek lain yang didefinisikan oleh

PRAKTIKUM 2. perubah (variabel), konstanta, fungsi, atau obyek lain yang didefinisikan oleh PRAKTIKUM 2 1. Variabel Pengenal (identifier) merupakan nama yang biasa digunakan untuk suatu perubah (variabel), konstanta, fungsi, atau obyek lain yang didefinisikan oleh pemrogram. Variabel adalah suatu

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-2 (Teks Algoritma) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Judul Algoritma Deklarasi Deskripsi Translasi Teks Algoritma ke dalam

Lebih terperinci

TIPE, NAMA, DAN NILAI

TIPE, NAMA, DAN NILAI TIPE, NAMA, DAN NILAI Dian Palupi Rini, M.Kom Tipe Dasar Bilangan Logika Nama Tipe adalah boolean (diambil dari nama matematikawan Inggris George Boole). Ranah Nilai : true (benar) dan false (salah). Konstanta

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force

Algoritma Brute Force Algoritma Brute Force Definisi Brute Force Brute force adalah sebuah pendekatan yang lempang (straightforward( straightforward) ) untuk memecahkan suatu masalah, biasanya didasarkan pada pernyataan masalah

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH STRUKTUR DATA. Disusun oleh: Sri Primaini A.

DIKTAT KULIAH STRUKTUR DATA. Disusun oleh: Sri Primaini A. DIKTAT KULIAH STRUKTUR DATA Disusun oleh: Sri Primaini A. FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG 2016 DAFTAR ISI Halaman BAB 1 PENGANTAR KE STRUKTUR DATA... 1 1.1 Mengapa Struktur

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma (1)

Kompleksitas Algoritma (1) Kompleksitas Algoritma (1) Pendahuluan Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus efisien Algoritma yang bagus adalah algoritma yang efisien. Kebutuhan waktu dan ruang suatu algoritma bergantung

Lebih terperinci

SOAL C++ Created by Yuli Astuti,S.Kom Copyright 2009

SOAL C++ Created by Yuli Astuti,S.Kom Copyright 2009 SOAL C++ 1. Penulisan Preprocessor yang benar di awali dengan tanda pound atau tanda : a. # c. @ b. & d. = 2. Contoh penulisan file header yang benar yaitu : a. &include c. =include

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma 1 Pendahuluan Sebuah masalah dapat mempunyai banyak algoritma penyelesaian. Contoh: masalah pengurutan (sort), ada puluhan algoritma pengurutan Sebuah algoritma tidak saja harus

Lebih terperinci

algoritma & pemrograman

algoritma & pemrograman algoritma & pemrograman materi pengajaran algoritma & pemrograman I (IF-185) 1. Pendahuluan 4. Procedure & Function - Bahasa Pemrograman Pertemuan : 3x - Membuat program / algoritma Pertemuan : 1x 5. UTS

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DATA Modul ke-1, Pertemuan ke-1 Nama file : P01-XXX (XXX adalah 3 digit terakhir NIM) Deskripsi: Senarai, Traversal

MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DATA Modul ke-1, Pertemuan ke-1 Nama file : P01-XXX (XXX adalah 3 digit terakhir NIM) Deskripsi: Senarai, Traversal MODUL PRAKTIKUM STRUKTUR DATA Modul ke-1, Pertemuan ke-1 Nama file : P01-XXX (XXX adalah 3 digit terakhir NIM) Senarai, Traversal Deklarasi global: type TInfo = integer type Address = pointer to Elemen

Lebih terperinci

Tipe data dasar merupakan tipe data yang disediakan oleh kompailer, sehingga dapat langsung dipakai Dalam algoritma dan pemrograman yang termasuk dala

Tipe data dasar merupakan tipe data yang disediakan oleh kompailer, sehingga dapat langsung dipakai Dalam algoritma dan pemrograman yang termasuk dala Tipe data dasar merupakan tipe data yang disediakan oleh kompailer, sehingga dapat langsung dipakai Dalam algoritma dan pemrograman yang termasuk dalam tipe data dasar adalah bilangan logik, bilangan bulat,

Lebih terperinci

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR

PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR 1 PSEUDOCODE TIPE DATA, VARIABEL, DAN OPERATOR Siti Mukaromah, S.Kom TEKNIK PENYAJIAN ALGORITMA Teknik Tulisan Structure English Pseudocode Teknik Gambar Structure Chart HIPO Flowchart 2 PSEUDOCODE Kode

Lebih terperinci

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera

REVIEW ARRAY. Institut Teknologi Sumatera REVIEW ARRAY DASAR PEMROGRAMAN Institut Teknologi Sumatera TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa mengingat kembali konsep dan cara kerja array Mahasiswa mampu membuat program menggunakan array PRE TEST Tuliskan,

Lebih terperinci

Algoritma Brute Force (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir

Algoritma Brute Force (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir Algoritma Brute Force (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir Bahan Kuliah IF2251 Strategi Algoritmik 1 Definisi Brute Force Brute force : pendekatan yang lempang (straightforward) untuk memecahkan suatu masalah

Lebih terperinci

2 ATURAN PENULISAN TEKS ALGORITMA

2 ATURAN PENULISAN TEKS ALGORITMA 2 ATURAN PENULISAN TEKS ALGORITMA Teks algoritma berisi deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah. Deskripsi tersebut dapat ditulis dalam notasi apapun, asalkan mudah dimengerti dan dipahami. Tidak

Lebih terperinci

Array (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem /11/3 TW/KU1071 1

Array (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem /11/3 TW/KU1071 1 Array (Tabel) Tim Pengajar KU1071 Sem. 1 2009-2010 2009/11/3 TW/KU1071 1 Tujuan Perkuliahan Mahasiswa memahami makna dan kegunaan array (tabel) Mahasiswa dapat menggunakan notasi pendefinisian dan pengacuan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PERCABANGAN DAN PENGULANGAN

MODUL PRAKTIKUM PERCABANGAN DAN PENGULANGAN PERCABANGAN DAN PENGULANGAN Pada BAB ini akan membahas tentang PERCABANGAN dan PERULANGAN. PERCABANGAN : a) IF THEN b) CASE OF PENGULANGAN: a) REPEAT N TIMES b) REPEAT UNTIL c) WHILE DO d) ITERATE STOP

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-10 (Fungsi) Noor Ifada noor.ifada@if.trunojoyo.ac.id S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendefinisian Fungsi Pemanggilan Fungsi Penggunaan

Lebih terperinci

Tipe Data dan Operator

Tipe Data dan Operator Tipe Data dan Operator Dasar Algoritma dan Pemrogrman Eka Maulana, ST, MT, MEng. Klasifikasi Tipe Data 1 Tipe Data Tipe data adalah jenis data yang dapat diolah oleh komputer untuk memenuhi kebutuhan dalam

Lebih terperinci

AnalisisFramework. Mengukur ukuran atau jumlah input Mengukur waktu eksekusi Tingkat pertumbuhan Efiesiensi worst-case, best-case dan average-case

AnalisisFramework. Mengukur ukuran atau jumlah input Mengukur waktu eksekusi Tingkat pertumbuhan Efiesiensi worst-case, best-case dan average-case AnalisisFramework Review Tujuan analisa : mengukur efesiensi algoritma Efisiensi diukur dari diukur dari: waktu (time) dan memori(space). Dua besaran yang digunakan: kompleksitas algoritma 1. Kompleksitas

Lebih terperinci

1. Kompetensi Mengenal dan memahami notasi-notasi algoritma yang ada.

1. Kompetensi Mengenal dan memahami notasi-notasi algoritma yang ada. Semester : 4 Pengenalan Algoritma dan Program 200 menit No. : LST/EKA/EKA259/01 Revisi : 01 Tgl. : 10-2-2014 Hal. 1 dari 2 hal. 1. Kompetensi Mengenal dan memahami notasi-notasi algoritma yang ada. 2.

Lebih terperinci

Yudha Dwi P. N. S.Kom. Pertemuan 3 Aturan Penulisan Teks Algoritma

Yudha Dwi P. N. S.Kom. Pertemuan 3 Aturan Penulisan Teks Algoritma Yudha Dwi P. N. S.Kom Pertemuan 3 Aturan Penulisan Teks Algoritma Aturan Penulisan Teks Algoritma Teks algoritma berisi deskripsi langkah-langkah penyelesaian masalah. Deskripsi tersebut dapat ditulis

Lebih terperinci

Pertemuan 4 ELEMEN-ELEMEN BAHASA PEMROGRAMAN

Pertemuan 4 ELEMEN-ELEMEN BAHASA PEMROGRAMAN Pertemuan 4 ELEMEN-ELEMEN BAHASA PEMROGRAMAN I. Elemen-Elemen Dalam Bahasa Pemrograman Berikut adalah elemen-elemen pada bahasa pemrograman: Berikut adalah element-element pada bahasa pemrograman: 1. Aturan

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-9 (Fungsi) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendefinisian Fungsi Pemanggilan Fungsi Penggunaan Prosedur atau Fungsi S1 Teknik Informatika-Unijoyo

Lebih terperinci

Identitas dosen POKOK BAHASAN. Suherman,, ST Address. : Cilegon Mobile : Ym Blog

Identitas dosen POKOK BAHASAN. Suherman,, ST Address. : Cilegon Mobile : Ym Blog Identitas dosen Suherman,, ST Address : Cilegon Mobile : 087 877 486 821 Email Ym Blog : leeput@yahoo.com : leeput : http://leeput.wordpress.com http://suherman628.wordpress.com POKOK BAHASAN LARIK Tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ALGORITMA PEMROGRAMAN MODUL V ARRAY

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ALGORITMA PEMROGRAMAN MODUL V ARRAY LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ALGORITMA PEMROGRAMAN MODUL V ARRAY Disusun Oleh : TGL. PRAKTIKUM : 06 November 2012 NAMA : Gabriel Juan Evangeli NRP : 120411100102 KELOMPOK : D1 DOSEN : Arik Kurniawati TELAH

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-10 (Fungsi) :: NoorIfada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Pendefinisian Fungsi Pemanggilan Fungsi Penggunaan Prosedur atau Fungsi? S1

Lebih terperinci

Tinjau algoritma dibawah ini

Tinjau algoritma dibawah ini Matakuliah : Algoritma & Struktur Data Versi : 1.0.0 Materi : Tipe, Nama, dan Nilai Penyaji : Zulkarnaen NS 1 Tinjau algoritma dibawah ini Di dalam algoritma Euclidean, nilai m dan n dimanipulasi oleh

Lebih terperinci

Pertemuan XII ALGORITMA. Algoritma & Pemrograman Ken Kinanti P 1. {Pencarian Beruntun / Sequential Search}

Pertemuan XII ALGORITMA. Algoritma & Pemrograman Ken Kinanti P 1. {Pencarian Beruntun / Sequential Search} Pertemuan XII - PENCRIN Pengertian Pencarian data adalah suatu proses untuk mengumpulkan informasi dalam media penyimpanan komputer dan kemudian mencari kembali informasi yang diperlukan secepat mungkin.

Lebih terperinci

Matriks. Algoritma Pemrograman. Definisi Matriks

Matriks. Algoritma Pemrograman. Definisi Matriks Matriks Pemrograman Definisi Matriks Matrik merupakan sekumpulan informasi yang setiap individu elemenya diacu dengan menggunakan dua buah indeks (baris dan kolom). Dua buah indeks menunjukkan dimensi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN

PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN PERBANDINGAN KOMPLEKSITAS ALGORITMA PENCARIAN BINER DAN ALGORITMA PENCARIAN BERUNTUN Yudhistira NIM 13508105 Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika ITB Jalan Ganesha No.10 Bandung e-mail: if18105@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan

CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan CCH1A4 / Dasar Algoritma & Pemrogramanan Yuliant Sibaroni M.T, Abdurahman Baizal M.Kom KK Modeling and Computational Experiment Tabel Pendahuluan Deklarasi Tabel Pengaksesan Tabel Program dengan Tabel

Lebih terperinci

Algoritma Pemrograman

Algoritma Pemrograman Algoritma Pemrograman Pertemuan Ke-2 (Teks Algoritma) :: Noor Ifada :: S1 Teknik Informatika-Unijoyo 1 Sub Pokok Bahasan Pendahuluan Judul Algoritma Deklarasi Deskripsi Translasi Teks Algoritma ke dalam

Lebih terperinci

Achmad Solichin.

Achmad Solichin. Pemrograman Bahasa C dengan Turbo C Sh-001@plasa.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit),

Lebih terperinci

Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi :

Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi : PENGURUTAN Yaitu proses pengaturan sekumpulan objek menurut urutan atau susunan tertentu Acuan pengurutan dibedakan menjadi : 1. Ascending / menaik Syarat : L[1] L[2] L[3] L[N] 2. Descending / menurun

Lebih terperinci

Struktur Pengulangan

Struktur Pengulangan ALGORITMA & STRUKTUR DATA1 Mia Fitriawati S.Kom, M.Kom Struktur Pengulangan Struktur pengulangan secara umum terdiri atas dua bagian: Kondisi pengulangan Badan (body) pengulangan Struktur pengulangan secara

Lebih terperinci

STRUKTUR DASAR PEMROGRAMAN

STRUKTUR DASAR PEMROGRAMAN STRUKTUR DASAR PEMROGRAMAN P E N G E N A L A N P R O G R A M S T U D I Institut Teknologi Sumatera 15/09/2017 PENGANTAR PROGRAM STUDI 1 TUJUAN KULIAH Subtopik Input Proses Output dalam program Deklarasi

Lebih terperinci

PROSEDUR (Lanjutan) Parameter. Mahasiswa dapat memahami penggunaan prosedur dengan parameter. Mahasiswa dapat membuat prosedur dengan parameter.

PROSEDUR (Lanjutan) Parameter. Mahasiswa dapat memahami penggunaan prosedur dengan parameter. Mahasiswa dapat membuat prosedur dengan parameter. PROSEDUR (Lanjutan) Parameter MINGGU KE: 3 TUJUAN: Mahasiswa dapat memahami penggunaan prosedur dengan parameter. Mahasiswa dapat membuat prosedur dengan parameter. TEORI PENGANTAR: Penggunaan parameter

Lebih terperinci

Algoritme dan Pemrograman

Algoritme dan Pemrograman Algoritme dan Pemrograman Searching (Pencarian) Sorting (Pengurutan) Tipe struct Searching (pencarian) Mencari data berdasarkan nilai tertentu, x. Beberapa contoh algoritme pencarian: Sequential search

Lebih terperinci

PENGULANGAN Bagian 1 : Notasi. Tim Pengajar KU1071 Sem

PENGULANGAN Bagian 1 : Notasi. Tim Pengajar KU1071 Sem PENGULANGAN Bagian 1 : Notasi Tim Pengajar KU1071 Sem. 1 2009-2010 1 Tujuan Mahasiswa memahami jenis-jenis pengulangan dan penggunaannya serta memahami elemenelemen dalam pengulangan. Mahasiswa dapat menggunakan

Lebih terperinci

Struktur Program. Rinta Kridalukmana

Struktur Program. Rinta Kridalukmana Struktur Program Rinta Kridalukmana Struktur Program Struktur program merupakan suatu bentuk susunan dari suatu program yang dibuat. Secara umum, struktur program dibagi 3 bagian : Judul (header) Kamus

Lebih terperinci

Pengenalan C++ Oleh : Dewi Sartika

Pengenalan C++ Oleh : Dewi Sartika Pengenalan C++ Oleh : Dewi Sartika Pendahuluan Bahasa Pemrograman C++ merupakan bahasa tingkat menengah dimana bahasa ini didasarkan atas bahasa C, keistimewaan dari bahasa C++ adalah bahasa ini mendukung

Lebih terperinci

ARRAY/LARIK. 3/25/2010 Materi Array - RIE 1

ARRAY/LARIK. 3/25/2010 Materi Array - RIE 1 ARRAY/LARIK 3/25/2010 Materi Array - RIE 1 Definisi Array Tipe Array adalah tipe yang mengacu kepada sebuah atau sekumpulan elemen melalui indeks[i] Elemen array dapat diakses langsung jika dan hanya jika

Lebih terperinci

Kompleksitas Algoritma

Kompleksitas Algoritma Kompleksitas Algoritma Sebuah algoritma tidak saja harus benar, tetapi juga harus mangkus (efisien). Algoritma yang bagus adalah algoritma yang mangkus. Kemangkusan algoritma diukur dari berapa jumlah

Lebih terperinci

LOOPING. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom

LOOPING. Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom LOOPING Brigida Arie Minartiningtyas, M.Kom Program yang efisien adalah program yang memungkinkan pengguna bekerja sesedikit mungkin dan komputer bekerja sebanyak mungkin. Kondisi perulangan Ekspresi boolean

Lebih terperinci

Struktur Data Array. Rijal Fadilah S.Si

Struktur Data Array. Rijal Fadilah S.Si Struktur Data Array Rijal Fadilah S.Si Array Berdimensi Satu Array Satu dimensi tidak lain adalah kumpulan elemen-elemen identik yang tersusun dalam satu baris. Elemen-elemen tersebut memiliki tipe data

Lebih terperinci

DIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF

DIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF DIKTAT STRUKTUR DATA Oleh: Tim Struktur Data IF BAB I PENGENALAN STRUKTUR DATA ARRAY STATIS DATA 1. Kumpulan dari nilai-nilai. 2. Bagian terkecil dari suatu informasi 3. Data bersifat JAMAK. STRUKTUR DATA

Lebih terperinci

STRUKTUR DASAR ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STRUKTUR DASAR ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA STRUKTUR DASAR ALGORITMA DAN PEMROGRAMAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Khusnawi, S.Kom, M.Eng 2010 ( Structure(pErulanGan RePetiTion Pendahuluan Saat membuat suatu program setiap instruksi bisa dimulai dari

Lebih terperinci

Pernyataan FOR Pernyataan WHILE Pernyataan REPEAT. Dewi Sartika,M.Kom

Pernyataan FOR Pernyataan WHILE Pernyataan REPEAT. Dewi Sartika,M.Kom Dewi Sartika, M.Kom Inisialisasi : kondisi awal/aksi awal yang dilakukan sebelum pengulangan dilakukan Iterasi : aksi yang dilakukan agar terus melakukan pengulangan badan pengulangan : bagian instruksi

Lebih terperinci

Pengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman

Pengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman Pengurutan (Sorting) Algoritma Pemrograman mas.anto72@gmail.com 1 Definisi Sorting /pengurutan proses mengatur sekumpulan obyek menurut urutan atau susunan tertentu. Bentuk susunan/urutan : Ascending menaik/membesar

Lebih terperinci