PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN SDM MENDUKUNG PEMANDIRIAN PANGAN: DINAMIKA RESTRUKTURISASI PROGRAM STUDI DI FP-UB

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN SDM MENDUKUNG PEMANDIRIAN PANGAN: DINAMIKA RESTRUKTURISASI PROGRAM STUDI DI FP-UB"

Transkripsi

1 PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN SDM MENDUKUNG PEMANDIRIAN PANGAN: DINAMIKA RESTRUKTURISASI PROGRAM STUDI DI FP-UB Didik Suprayogo dan Sumeru Ashari Fakultas Pertanian,Universitas Brawijaya ABSTRAK Dewasa ini, sinyal permintaan pasar terhadap kompetensi lulusan sarjana pertanian semakin menguat untuk mampu memenuhi tantangan pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi dan akan membawa suatu kondisi kekurangan pangan dan energi, krisis air, kerusakan keanekaragaman hayati yang tentunya berdampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya lahan serta disertai dengan meningkatnya kerusakan lingkungan. Untuk itu penerapan konsep pertanian berlanjut dalam kerangka dasar pendidikan pertanian di perguruan tinggi menjadi suatu kebutuhan. Untuk itu pada tahun 2007, FP-UB merestrukturisasi pendidikan program sarjana menjadi dua Program Studi (PS) yaitu PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis. Dalam proses restrukturisasi FP-UB mempertimbangkan kebijakan pertanian tentang pentingnya kemandirian pangan di abad 21 dimana oleh FAO, ditetapkan bahwa tujuan dan metode produksi pertanian harus mampu mengatasi kebutuhan masa depan, yaitu: keamanan pangan, ketahanan pangan, konservasi sumberdaya alam, mengantisipasi dampak lingkungan dan stabilitas ekonomi. PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis merupakan PS yang dirancanang dalam sebuah kurikulum berbasis kompetensi dengan mengintegrasikan bahan kajian empat Jurusan, yaitu, Jurusan Budidaya Pertanian, Jurusan Tanah, Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman dan Jurusan Sosial-Ekonomi Pertanian. Konsep pendidikan kedua PS diarahkan agar lulusan pendidikan pertanian berkompeten untuk berkemampuan belajar sepanjang hayat, dan mampu berpikir analitik untuk mengidentifikasi, merumuskan masalah dan akar masalah serta mencari solusi berbasis ilmiah dalam merencanakan, merancang, melaksanakan dan mengevaluasi sistem budidaya pertanian dan menerapkan manajemen agribisnis berbasis pertanian berlanjut. Sembilan langkah diikuti dalam pengembangan kurikulum. Kebijakan FP-UB ini diharapkan selaras guna memenuhi kebutuhan SDM yang mampu memfasilitasi kemandirian pangan bangsa Indonesia dan disisi lain ditujukan mengantisipasi menurunnya jumlah mahasiswa yang butuh belajar tentang pertanian di perguruan tinggi. Kata kunci: Kemandirian Pangan, Market signal, Pendidikan Pertanian, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Perguruan Tinggi. PENDAHULUAN Sejak awal berdiri (1960) s/d tahun 1980, program pendidikan S1 bidang ilmu pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya memfokuskan pada peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman pangan melalui intensifikasi pertanian. Kondisi ini sejalan dengan peningkatan kebutuhan pangan Indonesia dan terbatasnya lahan-lahan pertanian. Namun demikian, sistem intensifikasi dirasakan kurang mampu memenuhi kebutuhan pangan dan berdampak pada percepatan penurunan kesuburan tanah serta peningkatan serangan hama dan penyakit tanaman. 5

2 Menyadari ini, Pemerintah mulai mencanangkan program perluasan lahan pertanian (ekstensifikasi) khususnya di luar Jawa. Seiring dengan program tersebut, perpindahan penduduk melalui transmigrasi meningkat pesat. Sejalan dengan program pemerintah dalam ekstensifikasi, pengembangan keilmuan lebih diarahkan kepada pengembangan wilayah, evaluasi kesesuaian lahan, pengembangan tanaman toleran dan berdaya hasil tinggi, teknologi sistem pertanian, dan sosial ekonomi kependudukan transmigran. Kajian-kajian di dalam mengembangkan sistem pertanian di lahanlahan bekas hutan mulai banyak dikembangkan di FP-UB sebagai bahan pembelajaran Program Studi Teknik Pertanian dan Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian. Setelah berjalan kurang lebih 1 dekade, petani di Indonesia mulai merasakan adanya penurunan hasil produksi pertaniannya. Di sisi lain penggunaan bahanbahan kimia (anorganik) baik dalam bentuk pupuk maupun pestisida meningkat dengan pesat. Permasalahan tersebut diantisipasi oleh FP-UB dengan mengembangkan keilmuan yang mengkaji pada kelestarian produktivitas tanah, pengembangan sistem pertanian organik dan berkelanjutan, pengembangan varietas unggul toleran hama dan berdaya hasil tinggi, serta pengembangan agribisnis produk pertanian. Pergeseran yang terjadi dalam perkembangan pertanian harus mampu diwujudkan dalam pendidikan di Fakultas Pertanian. Untuk itu FP-UB menyelenggarakan program S-1 dengan program studi Agronomi, Hortikultura, Ilmu Tanah, Agribisnis, Penyuluhan dan Komunikasi pertanian, Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Pemuliaan Tanaman dan Teknologi Pertanian. Pada tahun 2007 FP-UB melakukan proses restrukturisasi program studi. Hasil restrukturisasi tersebut, sejak tahun akademik 2008/2009, FP-UB menjalankan 2 Program Studi yaitu PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis. Kurikulum yang dikembangkan mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi yang mengedepankan kemampuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kebijakan dan strategi pengembangan pertanian yang mengarah salah satunya pada pencapaian kemandirian pangan dimana diantisipasi dengan mengkemas teknologi pertanian ramah lingkungan atau pengembangan pertanian yang berlanjut menjadi bahan kajian untuk PS Agroekoteknologi dan Pewilayahan agribisnis menjadi bahan kajian PS Agribisnis. Magna Kemandirian pangan seperti tertuang dalam Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 adalah kemampuan produksi pangan dalam negeri yang didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu, keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber-sumber pangan yang beragam sesuai dengan keragaman lokal. TANTANGAN PENDIDIKAN PERTANIAN DI PERGURUAN TINGGI DALAM PENYEDIAAN DAN PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) Program studi Agroekoteknologi dan Agribisnis ditetapkan dalam proses restrukrurisasi untuk mengantisipasi market signal yang berkembang baik ditingkat 6

3 global maupun nasional. Dewasa ini, sektor pertanian di dunia menghadapi tantangan yang sangat significant. Pertumbuhan populasi penduduk yang tinggi telah membawa suatu kondisi kekurangan pangan disertai dengan meningkatnya kerusakan lingkungan. Sebagai contoh, kondisi populasi penduduk dunia pada tahun 2020 memberi tantangan disektor pertanian untuk menyediakan bahan pangan 40% lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk dunia. Scherr, (2009) menegaskan kembali bahwa di abad 21 ini, kebijakan pertanian mencapai titik kritis, dimana sektor pertanian dituntut memenuhi kebutuhan pangan dan serat untuk kehidupan tidak kurang dari 10 miyard manusia dan permintaan cenderung meningkat dari 50 hingga 100% pada tahun 2030 dibanding permintaan saat ini. Ektensifikasi pertanian melalui pembukaan lahan baru, hanya mampu meningkatkan seperlima dari total kebutuhan tersebut. Disi lain, ekstensifikasi berdampak negatif terhadap kelestarian sumberdaya lahan. Berdasarkan laporan FAO, sekitar 15.2 juta hektar hutan hilang di Tropis setiap tahunnya (El-Ashry CEO and Chairman, Global Environmental Facility). Pemenuhan kebutuhan pangan dunia juga bisa dilaksanakan melalui program intensifikasi. Namun seperti halnya program ekstensifikasi, program intensifkasi juga menimbulkan beberapa dampak negatif. Misalnya, terjadinya krisis air yang terjadi di negara-negara berkembang. Intensifilasi pertanian menyebabkan terabaikannya sektor non pertanian akan penyediaan air, sebab 80%-90% air tawar yang tersedia dimanfaatkan untuk sektor pertanian (Comprehensive assessment of Water Manajement in Agriculture. IWMI). Terjadinya kerusakan sumberdaya alam akibat dari aktivitas manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dapat merusak kelestarian alam. Dampak kerusakan yang pertama adalah melalui hilangnya habitat dan terjadinya frakmentasi, kedua terjadinya perubahan iklim global, dan yang ketiga adalah munculnya spesies invasive (Cunningham, Sherr and McNeely, 2002). Dampak pemanasan global menurut Garrity dan Fisher (2001) adalah suhu atmosfir bumi dalam 60 tahun terakhir adalah yang terpanas sepanjang 1000 tahun perjalanan bumi. Di Indonesia, Permasalahan Mendasar Sektor Pertanian yang terindektifikasi Kementrian Pertanian dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian adalah : (1) Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global, (2) Ketersediaan infrastruktur, sarana prasarana, lahan, dan air, (3) Status dan luas kepemilikan lahan (9,55 juta KK < 0.5 Ha), (4) Sistem perbenihan dan perbibitan nasional belum berjalan optimal, (5) Keterbatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani, (6) Lemahnya kapasitas dan kelembagaan petani dan penyuluh, (7) Masih rawannya ketahanan pangan dan ketahanan energi, (8) Belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik, (9) Rendahnya nilai tukar petani (NTP), (10) Belum padunya antar sektor dalam menunjang pembangunan pertanian, (11) Kurang optimalnya kinerja dan pelayanan birokrasi pertanian. Sektor lain di Indonesia melaporkan bahwa aktivitas manusia yang di luar batas kemampuan alam juga menghasilkan beragamnya masalah 7

4 lingkungan, termasuk kerusakan hutan, pengkurasan sumberdaya lahan dan air. Menurut catatan Ditjen RLPS, Baplan (2000) bahwa, kerusakan lahan dan hutan sudah menunjukkan keadaan yang sangat mengkhawatirkan, yakni seluas 56,98 juta ha dengan tingkat kerusakan lahan diperkirakan sebesar 1,5 juta Ha tahun -1. Dampak lingkungan yang secara otomatis mengikuti kerusakan ini antara lain adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan berikut polusi udara oleh asap yang ditimbulkan, terjadinya kekeringan, banjir dan erosi dibeberapa daerah, yang mengakibatkan semakin terganggunya kehidupan masyarakat. Untuk memecahkan masalah tersebut dan sekaligus untuk menjamin kelangsungan kehidupan generasi mendatang dalam menikmati sumberdaya alam dipermukaan bumi ini, manajemen yang lebih baik dan lebih hati-hati dari suatu sumberdaya dalam pengelolaan lingkungan sangat dibutuhkan. Bagaimana arah pendidikan pertanian di Fakultas Pertanian UB menanggapi hal tersebut?... akankah FP-UB hanya tambal sulam sana-sini dalam menjalankan program pendidikan tinggi pertanian agar FP-UB masih dapat bertahan hidup dalam menghadapi tantangan globalisasi yang perubahannya sangat cepat ini? Atau akankah FP-UB sepakat untuk mengakomodasi kebutuhan para pihak terhadap sumberdaya manusia profesional dibidang pertanian kemudian menyamakan langkah atas dasar potensi potensi yang terpendam saat ini secara kreatif memberikan kontribusi-kontribusi yang inovatif dibidang produksi dan konsumsi pangan dan serat yang berkelanjutan?. Lieblein et al., (2000) merekomendasikan bahwa perubahan besar harus terjadi di pendidikan pertanian. Kompleksitas pertanian dan perubahan paradigma dari pertanian dalam arti sempit sebagai penyedia biomass (pangan dan serat) kearah pertanian yang lebih luas dengan menyertakan aktivitas sosial dalam pengelolaan issue-isue sumberdaya alam dan sosial, menjadi tantangan Fakultas Pertanian untuk mereformasi dirinya. Perubahan konsep pendidikan, dimana pendidikan pertanian perlu memfokuskan pembelajaran aktif dalam mengaktualiasi hubungan antara belajar dan kerja lapangan, dapat memberikan kontribusi untuk menghadapi perubahan disektor pertanian yang semakin kompleks. Perluasan Fakultas Pertanian mengarah pada Manajemen Sumberdaya Alam dan Lingkungan dirancang untuk memberikan pendidikan tentang isu-isu lingkungan yang diperdebatkan pada awal abad 21. Dalam menganalisa isu-su tersebut dibutuhkan pemahaman dan keahlian interaksi antara masyarakat manusia dengan lingkungan fisik. Pemahaman tentang proses-proses fisik yang terkait dengan degradasi lingkungan, dan disisi lain pemahaman yang difokuskan pada analisis proses-proses sosial dan ekonomi yang menyebabkan meningkatnya masalah-masalah lingkungan tertentu dipandang perlu dipahami oleh para calon alumni Fakultas Pertanian. Topik-topik matakuliah yang diberikan perlu diarahkan untuk memahami aktivitas-aktivitas manusia yang mempengaruhi fisik lingkungan, dan dampaknya kondisi fisik lingkungan terhadap masyarakat. Seperti telah dipahami bersama bahwa hubungan tersebut tidak selalu sederhana, dalam hubungan ini banyak dijumpai kerumitan-kerumitan dalam menganalisa hubungan 8

5 manusia dan lingkungannya. Calon sarjana pertanian perlu dibekali pemahaman kerangka kerja (conceptual framework) yang memadai kedua hubungan dasar tersebut. Pertanyaannya adalah bagaimana kemampuan kita untuk mengurangi ketidak amanan ketersediaan pangan di masyarakat, pengembangan biofuel yang berlanjut, usaha pertanian yang beradaptasi dengan perubahan iklim, dan memulihkan suberdaya alam yang terdegradasi dan kekritisan layanan ekosistem?. Dengan banyaknya issue yang perlu difokuskan, pengambil kebijakan juga perlu mendapatkan perhatian. Untuk itu pada April 2008, 62 negara menandatangani paradigma baru pertanian yang didasarkan pada konsep pertanian multifungsi. Konsep ini memandang pertanian sebagai aktivitas multy-output, memproduksi komoditas dan non komoditas yang menyertainya, dan public goods, seperti layanan lingkungan, keramahan dan kenyamanan bentang alam dan warisan budaya (Leakey, 2009). Melalui konsep ini, konservasi biodiversitas menjadi isu penting dalam dunia pertanian, dimana walaupun konservasi biodiversitas telah banyak dilakukan akhir-kahir ini melalui jejaring kawasan lindung, namun banyak spesies mengalami ancaman hingga punah, sumberdaya terus dimanfaatkan dengan mengabaikan keberlanjutannya, dan akses untuk keuntungan sumberdaya alam masih tidak stabil. Bakarr (2009) merekomendasikan pergeseran paradigma konservasi biodiversitas, dengan menyertakan aksi-aksi nyata secara kolektif antara peneliti, pengambil kebijakan, pengguna lahan dan pelaku bisnis; kerjasama dan aliansi antar sektor; dan mengangkat isu lingkungan pada tingkat nasional. Perubahan pardigma konservasi biodiversitas yang perlu dilakukan adalah pergeseran dari perlindungan spesies dan layanan ekosistem secara individu menuju adanya jaminan ekosistem yang sehat, pergeseran dari melihat bahwa manusia sebagai ancaman menuju melihat perikehidupan manusia sebagai prioritas, dan cara melakukan konservasi biodiversitas melalui perlidungan setempat dan koridor-koridor kawasan perlindungan bergeser melalui konservasi terintegrasi dalam bentang alam. Pendekatan bentang alam untuk konservasi menyerkatan managemen multi-skala, kerjasama antar sektor, dan penerapan managemen yang adaptif dan terintegrasi. Menyitir sebuah paragraf dari buku Kurikulum Berbasis Kompetensi Bidangbidang Ilmu : Bidang Pertanian (Dijen Dikti, 2005) beberapa hal terkait dengan ketahanan nasional diantaranya adalah penyediaan pangan, energi yang berbasis pada sumberdaya alam, penyediaan lapangan kerja dan kelestarian fungsi dan mutu lingkungan (Sabiham dan Mulyanto, 2004). Hal ini memerlukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengelola pertanian yang mulai dari memahami karakteristik dan potensi sumberdaya hayati yang berkaitan dengan produksi dan kualitas biomassa. Sehubungan dengan ini, diperlukan pergeseran paradigma pendidikan tinggi pertanian untuk lebih memfokuskan pada (1) pemenuhan kebutuhan nasional, (2) peningkatan substitusi bahan impor dan (3) peningkatan volume dan nilai ekspor. Dengan demikian tidak hanya aspek produktivitas dan 9

6 efisiensi usaha tani saja yang menjadi materi pembelajaran tetapi sudah menyangkut aspek lingkungan, quality awareness dan juga perdagangan internasional serta pembangkitan berbagai kreativitas yang mampu menghasilkan inovasi dan temuan baru dalam rangka pendekatan produksi pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Perguruan Tinggi Ilmu Pertanian mempunyai link yang dinamakan Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI). Forum tersebut sudah menyadari perubahan sosial yang menyebabkan dampak semakin menurunnya minat para lulusan SMA untuk melanjutkan studi di bidang pertanian. Sesudah mengkaji selama 7 tahun berdasarkan permintaan pengguna (stakeholder) dan trace study (studi tapak) didapatkan sebuah kesimpulan bahwa para lulusan harus mempunyai keahlian yang generalis. Atas dasar itulah FKPTPI berpendapat seyogyanya bidang profesi pertanian dibagi 2 keahlian (kompetensi) yaitu Agroteknologi dan Agribisnis. Sekalipun demikian, mengingat masih dinamisnya perubahan regulasi di Departemen Pendidikan (misalnya perubahan status PT/BHPMN, BHMN) saran tersebut akhirnya masih longgar. Sementara itu peran Departemen Pendidikan Nasional sejauh ini menyediakan atau memfasilitasi terjadinya dinamika ditingkat akar rumput. Dengan kata lain DikNas masih membuka peluang bagi perguruan tinggi untuk menentukan jenis program studinya masing-masing. Walaupun demikian, pembukaan program studi paling tidak harus mempertimbangkan beberapa hal, misalnya permintaan pasar, kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan, ketersediaan SDM dosen. Dengan demikian setiap program studi harus lebih awas dalam mengantisipasi segala perubahan sosial yang sedang terjadi di masyarakat (dinamika masyarakat). Hal yang lebih penting lagi sebagai bahan pertimbangan dalam pembukaan sebuah program studi adalah kesepakatan serta komitmen dari segenap civitas akademika serta fungsionaris perguruan tinggi, terutama bagi perguruan tinggi otonom. Perubahan mendasar dan besar akan menyertai pembukaan atau penutupan program studi. Perubahan tersebut membawa dampak sosial intern perguruan tinggi. Dalam perjalannya, Forum Komunikasi Pendidikan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI) dalam pertemuan di Jogya 2007 menyadari bahwa dunia pertanian mengalami perubahan, dimana: 1. basis kehidupan bergeser dari pertanian menuju kehidupan berbasis industri dan berbasis informasi, 2. pelaku pertanian bergeser dari petani menjadi tenaga kerja dan informan, 3. tuntutan kegiatan produksi pertanian bergeser dari penghasil bahan pangan, menuju penghasil komoditas, informasi produk dan jasa pertanian, 4. asas pemanfaatan sumberdaya bergeser dari utilitarian menjadi keberlanjutan eksosistem kehidupan, 5. penggerak sektor pertanian bergeser dari kecukupan pangan, menjadi pasar, perdagangan dan komoditas global, 10

7 6. kebutuhan pengembangan teknologi bergeser dari teknologi untuk meningkatkan kemampuan budidaya, menjadi teknologi untuk produksi optimal dan pemenuhan baku mutu serta teknologi untuk meningkatkan kemampuan mengakses informasi global, 7. komunikasi di bidang pertanian bergeser dari berbasis tutur dan tradisi menjadi berdasarkan pada literatur dan Teknologi Informasi. Demikian pula pendidikan pertanian kedepan perlu mengakomodasi kebijakan badan pangan Internasional FAO (Food and Agriculture Organization) dibidang pertanian untuk menjawab tantangan kebutuhan dasar manusia yang terkait dengan sektor pertanian di abad 21, yaitu: 1. Keamanan Pangan: menjamin bahwa penyediaan pangan yang bebas kontaminasi, 2. Ketahanan Pangan: menjamin bahwa penyediaan pangan memenuhi kebutuhan masyarakat; 3. Kualitas Pangan: menjamin bahwa penyediaan pangan kualitasnya terjamin dan konsisten; 4. perlunya konservasi keanekaragaman hayati, 5. pencegahan dan penanggulangan dampak lingkungan; dan 6. kesetabilitasan ekonomi. Produksi dan ekonomi pertanian secara berkesinambungan ini memerlukan tenaga-tenaga yang kompeten dan berwawasan serta mampu menerapkan teknologi berbasis lingkungan. Untuk itu pendidikan Tinggi Pertanian di Indonesia tentunya perlu mengantisipasi perubahan tersebut melalui revitialisasi dan restrukturisai pendidikannya yang salah satunya dituangkan dalam Kurikulum. Kurikulum merupakan rambu-rambu untuk menjamin mutu dan kemampuan sesuai dengan program studi yang ditempuh. Kurikulum berbasis kompetensi yang diinginkan mengandung beberapa keuntungan, yaitu diperolehnya learning outcomes yang sesuai dengan dunia kerja (baik mereka sebagai pekerja maupun sebagai pencipta lapangan kerja) yang ditunjukkan dengan terpenuhinya societal needs, industrial needs, dan professional needs. Learning outcomes merupakan kemampuan mengintegrasikan ranah kognitif, psikomotorik dan afektif dalam sebuah perilaku pekerjaan secara utuh. Dengan demikian dalam konteks kebudayaan, KBK mengandung makna life long learning. Sehubungan dengan itu, maka kurikulum yang disusun selain bermuatan isi juga lebih memperhatikan dasar kompetensi yang menjadi learning outcomes, dan isi mata kuliah lebih bersifat kontekstual/kemasyarakatan dan berbasis pada pembuktian/bukti nyata. Pada kurikulum berbasis isi (Content based Curiculum) pengajaran masih berpusat pada pengajar, sedangkan dalam KBK pusat kegiatan diarahkan pada mahasiswa, sehingga strategi pengajarannya adalah mengajarkan bagaimana belajar (teaching how to learn) dengan menggunakan tidak hanya fasilitas dalam kelas, tetapi juga luar kelas dengan metoda evaluasi berorientasi pada proses dan pemecahan masalah. Dengan demikian pada KBK diharapkan bahwa BELAJAR adalah mencari 11

8 dan mengkonstruksikan (membentuk) pengetahuan, BUKAN menerima pengetahuan, sehingga pembelajar harus aktif dan spesifik caranya. Oleh karenanya dari sisi dosenpun seyogyanya tidak hanya sebagai pengajar melainkan juga difokuskan pada peran sebagai mediator dan fasilitator. PENDIDIKAN FAKULTAS PERTANIAN: TUJUAN DI MASA DEPAN Salah satu tujuan Fakultas Pertanian dimasa depan harus memberikan pendidikan mahasiswa yang dapat menangani kompleksitas dan sebagai agen perubah (agent of changes), dan seseorang yang mampu mengembangkan dirinya sebagai peserta didik yang mampu mandiri dalam belajar. Fakultas Pertanian juga diharapkan dapat mengantisipasi perkembangan paradigma baru pedesaan, dimana saat ini telah banyak dijumpai bahwa sistem pertanian dan pengadaan pangan tidak dapat berkembang tanpa menghubungkan kemampuan intelektual, kreativitas dan kompetensi mahasiswa, petani dan konsumen. Hal ini berimplikasi pergeseran dari adopsi informasi oleh mahasiswa dan yang lainnya ke proses belajar yang terus menerus. Petani menjadi ahli tidak dengan mengadopsi teknologi berbasis keilmuan tetapi dengan menjadikan dirinya sebagai peserta ajar yang selalu berkembang menjadi lebih baik. Alumni di masa depan tidak hanya ahli dalam subject knowledge, mereka juga ahli bagaimana menerapkan ilmu. Hal sama juga berlaku bagi pengguna lulusan. Fakultas Pertanian mebutuhkan rancangan ulang baik struktur dan fungsinya untuk mengantisipasi tantangan tersebut. Melalui Visi, missi dan tujuan Fakultas Pertanian kedepan direncanakan akan berkembang menjadi Fakultas Pertanian dengan selalu berusaha dengan slogan Linking Knowledge to Action, ( membangun pengtahuan untuk mendukung aksi-aksi masyarakat dalam mengelola pertanian dan sumberdaya alam yang berkelanjutan ). Sebagai pengembang ilmu, Fakultas Pertanian masih mempertahankan 4 Jurusan yang dimiliki yaitu: Jurusan Budidaya Pertanian, Jurusan Tanah, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian dan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Kompleksitias dalam ilmu pertanian berimbas pada pendidikan yang semakin sepesifik di masa lalu, terutama pada kemampuan yang dibentuk oleh pendidikan itu sendiri yang menghasilkan lulusan berkemampuan spesifik. Kemampuan spesifik bagi strata 1 kurang menguntungkan manakala mereka menjadi Job seeker, karena ternyata pengguna menginginkan kemampuan lulusan yang generalis di bidang pertanian. JALAN YANG DI TEMPUH Fakultas Pertanian dalam merancang pendidikannya di tempuh melalui perumusan dan penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan mempertimbangkan PP no 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan penyelenggaraan Pendidikan Paragraf 11 Kurikulum Pasal 97 ayat 1. Dinyatakan 12

9 bahwa: Kurikulum perguruan tinggi dikembangkan dan dilaksanakan berbasis kompetensi. Untuk itu Fakultas Pertanian UB pada tahun 2007 menyepakati proses penyusunann Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sesuai dengan arahan Tim KBK Dikti. Untuk itu sembilan langkah dilakukan FP-UB dalam menyusun Kurikulum, yaitu: 1): analisis SWOT, yang mengkaji kapasitas program (visi ilmu pengetahuan) dan kajian untuk menilai kebutuhan para pemangku kepentingan (sinyal pasar), 2) menentukann profil lulusan, 3) mendefinisikan kompetensi lulusan, 4) mendefinisikan bahan kajian, 5) penetapan kedalaman dan keluasan bahan kajian (sks), 6) pendistribusian bahan kajian kedalam mata kuliah, 7) pengembangan struktur kurikulum, 8) pengembangan perancangan pembelajaran dan; 9) pengembangan metode pembelajaran (Gambar 1). Mengutip tulisan Sailah (2010) bahwa berdasarkan Tim KBK Dikti, proses penyusunan KBK perlu memperhatikan dua unsur penting dalam perumusan kurikulum berbasis kompetensi yaitu: (1) unsur scientific vision dan (2) market signal. Sientific vision merupakan pandangan dan pendapat para pakar atau kelompok pengajar yang berwawasan ke depan sehingga mampu menduga kemampuan lulusan bidang agroteknologi / agroekoteknologi yang diperlukan di dunia kerja di masa yang akan datang berdasarkan pada perkembangan ilmu dan teknologi manajemen yang dikembangkannya. Gambar 1. Tahapan Proses Penyusunan Kurikulum (Sumber Team KBK DIKTI, 2008) Market signal merupa- terhadap kompetensi lulusan bidang manajemen yang mampu bekerja di dunia kerja secaraa berkualitas dan profesional. Market signal ini kan sinyal permintaan pasar dapat diperoleh dari para alumni, pengguna (kementrian terkait, dunia industri dan profesi) serta mahasiswa. Me- kompetensi diawali dengan mengevaluasi diri Program Studi dengan menggunakan analisis KEKEPAN (kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan), guna mendapatkan informasi tentang kemampuan program studi dalam aspek manajerial, sumberdaya manusia, sumber daya fasilitas, sumberdaya finansial dan lingkungan akademik. Analisis ini juga dipengaruhi oleh adanya rumuskan kurikulum berbasis visi 13

10 dan misi serta tata nilai yang dibangun dalam program studi tersebut yang dikenal dengan scientific vision. Kedua unsur tersebut dipadukan guna merumuskan profil lulusan yaitu peran yang diharapkan dapat dilakukan nantinya oleh lulusan didunia kehidupan. Peran ini bisa menunjuk kepada suatu profesi (dokter, arsitek, pengacara) atau jenis pekerjaan yang khusus (manager perusahaan, praktisi hukum, akademisi) atau bentuk kerja yang bisa digunakan dalam beberapa bidang yang lebih umum (komunikator, kreator, leader, negosiator) yang dicanangkan oleh Program Studi penyusun KBK. Jadi profil lulusan ini dirumuskan untuk memberi ciri lulusan dengan mempertimbangkan visi, misi, tata nilai PT, masukan dari para pengguna, alumni, asosiasi dan pemangku kepentingan. Hal lain yang jadi penunjang keputusan merumuskan profil lulusan yaitu prediksi lapangan kerja akibat arah pembangunan di Indonesia baik mereka sebagai job seeker maupun job creator. Apabila profil lulusan sudah dirumuskan maka langkah selanjutnya adalah menyusun komponen kompetensi apa yang harus ada dalam rangka membentuk profil lulusan tersebut?. Kompetensi ini dalam KBK PT terdiri dari kompetensi utama/inti, kompetensi penunjang dan kompetensi lainnya. Kompetensi utama ialah kemampuan seseorang untuk menampilkan kinerja yang memadai pada suatu kondisi pekerjaan yang memuaskan. Kompetensi pendukung ialah kemampuan seseorang yang dapat mendukung kompetensi utama, sedangkan kompetensi lainnya ialah kemampuan seseorang yang berbeda dengan kompetensi utama dan pendukung namun membantu meningkatkan kualitas hidup. Kompetensi lainnya boleh tidak ada dalam kurikulum jika memang tidak diperlukan. Namun, yang penting diketahui adalah bahwa semua kompetensi tersebut harus berisi muatanmuatan yang akan menanamkan landasan kepribadian, mingkatkan penguasaan ilmu dan keterampilan, sehingga dapat diprediksi bahwa lulusan akan mampu berkarya dengan sikap dan perilaku menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai dan mampu meningkatkan pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya. Dengan demikian kurikulum berbasis kompetensi tidak saja memberikan peningkatan dalam hard skills melainkan juga soft skills. Seyogyanya seorang lulusan program studi agroteknologi nantinya mampu memiliki intra personal concern, interpersonal concern dan juga extra personal concern. Artinya ia tidak hanya menguasai ipteks yang baik, tetapi ia juga mampu mengkomunikasikan ilmunya baik dengan kerja mandiri maupun dalam tim melalui cara berfikir kritis, logis dan analitisnya. Apabila ia menjadi pengusaha maka ia akan menjadi pengusaha yang arif, peduli terhadap lingkungan sekeliling dan tidak serakah. Struktur kurikulum PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis (Gambar 2 dan 3) di rancang 3 tahun mahasiswa melakukan aktivitas pembelajaran terstruktur yang diampu oleh empat jurusan dan tahun ke empat awal melakukan kegiatan magang di stakeholders dan tahun ke empat yang terakhir melakukan kegiatan tugas akhir secara mandiri melalui skripsi. 14

11 SEM 8 KRIPSI 6 6 SEM 7 KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 MAGANG KERJA 4 4 SEM 6 Etika Profesi MK PILIHAN METODE ILMIAH MK PILIHAN MK PILIHAN MK PILIHAN MK PILIHAN SEM 5 Perancangan Percobaan Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan PERTANIAN BERLANJUT Manajemen Tanah Berlanjut Pengantar Usahatani Manajemen Hama dan Penyakit Terpadu Kewirausahaan SEM 4 Agama Teknologi Produksi Benih MANAJEMEN AGROEKOSISTEM Survei Tanah dan Evaluasi Lahan Irigasi dan Drainase Pengantar Ekonomi Pertanian SEM 3 Fisiologi Tanaman Statistik TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN Teknologi Pupuk dan Pemupukan Kewarganegaraan Peramalan Hama dan Epidemologi Penyakit Bioteknologi Pertanian SEM 2 Pemuliaan Tanaman Biokimia Tanaman DASAR BUDIDAYA TANAMAN Bahasa Inggris Sosiologi Pertanian Bahasa Indonesia (Penulisan Ilmiah) Mekanisasi Pertanian Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) SEM 1 Genetika Tanaman Botani EKOLOGI PERTANIAN Dasar Ilmu Tanah Dasar Perlindungan Tanaman Klimatologi sks MK Wajib PS = 128 sks MK Minat min-max= sks Total min-max = Gambar 2. Struktur Kurikulum PS Agroekoteknologi SDM YANG KOMPETEN DI BIDANG PERTANIAN BERLANJUT GUNA MENDUKUNG PEMANDIRIAN PANGAN SEBAGAI MARKET SIGNAL DARI KEMENTRIAN PERTANIAN Memahami Visi Kementrian Pertanian dalam Renstra Kementrian Pertanian adalah Terwujudnya Pertanian Industrial Unggul Berkelanjutan Yang Berbasis Sumberdaya Lokal Untuk Meningkatkan Kemandirian Pangan, Nilai Tambah, Daya Saing, Ekspor dan Kesejahteraan Petani. Memahami Visi ini tentunya pendidikan pertanian Perguruan Tinggi di tantang untuk meluluskan SDM yang memiliki kompetensi dasar di bidang pertanian berlanjut sebagai landasan pemandirian pangan bangsa Indonesia. Berdasarkan hasil benchmarking, Fakultas Pertanian UB di Kuntucky University menetapkan definisi konseptual pertanian yang berlanjut sebagai sistem yang terintegrasi dalam menerapkan teknik produksi tanaman dan ternak spesifik lokal dan dalam jangka panjang akan mampu untuk: 1. Memenuhi kecukupan kebutuhan manusia akan pangan dan sandang. 2. Mengutamakan kualitas lingkungan dan dasar-dasar ekologis. 3. Melakukan pemanfaatan yang paling efisien terhadap sumberdaya yang tidak 15

12 terbarukan dan sumberdaya aktual yang ada di lahan petani; 4. Memenuhi keberlanjutan pembangunan ekonomi; dan 5. Mengutamakan kualitas hidup masyarakat. KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) PROGRAMSTUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 SEM 8 Skripsi 6 6 SEM 7 Magang Kerja 4 4 SEM 6 PILIHAN DARI PS LAIN Metode Penelitian Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis Metode Kuantitatif Etika Profesi PILIHAN DARI PS LAIN SEM 5 PILIHAN DARI PS LAIN Survei Tanah & Evaluasi Lahan Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis Pertanian Berlanjut Kewirausahaan PILIHAN DARI PS LAIN SEM 4 Ekonomi Makro Ekonomi Pembangunan Pertanian Rancangan Usaha Agribisnis Kewarganega-raan Agama Ekonomi Produksi PILIHAN DARI PS LAIN SEM 3 Perilaku Konsumen Pemasaran Hasil Pertanian Usahatani Komunikasi Agribisnis Manajemen Keuangan Teknologi Produksi Tanaman SEM 2 Dasar Budidaya Tanaman Teknologi Penanganan & Pengolahan Hasil Pertanian Ekonomi Mikro Dasar Komunikasi Dasar Perlindungan Tanaman Dasar Ilmu Tanah Manajemen Agribisnis Bhs Indonesia & Pengantar Ekonomi Matematika Ekologi SEM 1 Bhs Inggris Sosiologi Pertanian Penulisan Ilmiah Pertanian Ekonomi Pertanian sks MK Wajib PS 131 sks MK Pilihan min-max sks Total min-max Gambar 3. Struktur Kurikulum PS Agribisnis Konseptual ini digunakan sebagai landasan pengembangan Kurikulum baik P rogam Studi Agroekoteknologi dan PS Agribisnis, dimana lulusan kedua program studi tersebut diharapkan mampu mengeksplorasi realitas isu-isu aktual seputar sistem pertanian yang berlanjut dan agro environtment. Isu-isu tersebut harus dipertimbangkan dari berbagai aspek sudut pandang, seperti keteknikan, ekonomi, sains, etika, sosial, politik, estetika dan sejarah. Selain itu, penguasaan penggunaan instrumentasi pertanian dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, penerapan teknologi informasi, pengembangan pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture) bioteknologi dan organic farming, controlled environment agriculture, konservasi air dan lahan pertanian serta kewirausahaan merupakan kompetensi utama yang harus dimiliki lulusan dua program studi tersebut. Untuk itu sarjana program studi Agroekoteknologi mempunyai: 16

13 Tabel 1. Daftar Mata kuliah minat PS Agroekoteknologi dan pilihan bebas PS Agribisnis MATAKULIAH PILIHAN SEMESTER GANJIL MATAKULIAH PILIHAN SEMESTER GENAP Kode Matakuliah sks Smtr Kode Matakuliah sks Smtr Minat Budidaya Pertanian Minat Budidaya Pertanian PTB Nutrisi Tanaman 3 V PTB Nutrisi Tanaman 3 VI Minat Managemen Sumberdaya Lahan PTB Teknologi Pengendalian Gulma 3 VI PTT Tanah-tanah Pertanian Utama di Indonesia 3 V PTB Tanaman Penghasil Bahan Bakar Nabati 3 VI Minat Perlindungan Tanaman PTB Budidaya Tanpa Tanah 3 VI PTH Ilmu Hama Tanaman 3 V PTB Pertanian Organik 3 VI PTB Pola Tanam 2 VI MATAKULIAH PILIHAN SEMESTER GENAP PTB Pengantar Arsitektur Landskap 3 VI Kode Matakuliah sks Smtr PTB Analisis Pertumbuhan Tanaman 3 VI Minat Perlindungan Tanaman PTB Konservasi Sumberdaya Genetik 2 VI PTH Ilmu Hama Tanaman 3 VI PTB Teknologi Pemuliaan 3 VI PTH Ilmu Penyakit Tanaman 3 VI PTB Teknik Khusus Pemuliaan Tanaman 3 VI PTH Metode Penelitian HPT 3 VI PTB Manajemen Produksi Benih 2 VI PTH Bakteriologi Pertanian 3 VI PTB Perancangan Percobaan II 3 VI PTH Virologi Pertanian 3 VI PTB Manajemen Tanaman Perkebunan 3 VI PTH Teknologi Pestisida Ramah Lingkungan 2 VI PTB Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik 3 VI PTH Epidemologi Penyakit Tumbuhan 2 VI PTB Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura 3 VI PTH Dasar dan Pengendalian Hama Penyakit Pasca Panen 2 VI PTI Presisi Pertanian 3 VI PTH Hama dan Penyakit Pasca Panen 2 VI Minat Manajemen Sumberdaya Lahan PTH Entomologi Pertanian 3 VI PTT Manajemen Daerah Aliran Sungai 3 VI PTH Mikologi Pertanian 3 VI PTT Agroforestri 3 VI PTH Teknologi Produksi Agens Hayati 2 VI PTT Tanah-tanah Pertanian Utama di Indonesia 3 VI PTH Nematologi Pertanian 2 VI PTT Perencanaan dan Manajemen Sumberdaya Lahan Berkelanjutan 4 VI PTH Akarologi Pertanian 2 VI PTT Sistem Informasi Sumber Daya Lahan atau GIS untuk MSLB 3 VI PTH Hama dan Penyakit Penting Tanaman 2 VI PTT Restorasi dan Pemeliharaan Kualitas Tanah 2 VI PTT Manajemen Kesuburan Tanah 3 VI PTT Pengindraan Jauh 3 VI PTT Analisis Lanskap Terpadu 3 VI PTT Evaluasi Lahan untk Pengembangan Kwsn Pertanian 3 VI PTI Presisi Pertanian 3 VI Kompetensi utama 1. Mampu merencanakan, merancang, menerapkan, mengevaluasi, berkreasi dan berinovasi dalam mengembangkan sistem produksi yang efektif, produktif secara terpadu dan berwawasan lingkungan, 2. Mampu mengidentifikasi, merumuskan, menganalisis, mensintesis dan menyelesaikan masalah secara kreatif dalam lingkup produksi yang berwawasan lingkungan, 3. Keberanian memulai, melaksanakan dan mengembangkan sebuah usaha inovatif dalam produksi tanaman yang berwawasan lingkungan, 4. Mampu mengerahkan diri, berkomunikasi dan bernegosiasi dengan masyarakat untuk bekerjasama secara efektif, 5. Mampu merancang, melaksanakan, menganalisis, menginterpretasikan data penelitian secara bertanggungjawab. Kompetensi Pendukung 6. Mampu mengevaluasi, menilai sebuah sistem operasi agribisnis, mengidentifikasi dan mengelola resiko ketidakpastian serta memiliki etika bisnis pertanian berwawasan lingkungan. 17

14 Kompetensi Lain 7. Mampu mengapresiasi budaya lokal dan asing serta menguasai ICT untuk meningkatkan daya saing bangsa. Adapun Program Studi Agribisnis FP-UB memiliki Standar kompetensi: kompetensi utama 1. Mempunyai etika dan kepekaan pada persoalan masyarakat, mampu bekerjasama dalam tim, berkemampuan wirausaha dan komunikasi secara global, 2. Mampu mengidentifikasi, menganalisis, merencanakan, dan memecahkan masalah unit usaha agribisnis maupun operasi sistem agribisnis wilayah, 3. Mampu mengkomunikasikan, memfasilitasi, bernegosiasi, dan memberdayakan masyarakat dalam pengembangan kegiatan agribisnis, 4. Mampu memahami, mengidentifikasi masalah, dan menganalisis kebijakan pembangunan pertanian dan agribisnis yang berkaitan dengan masalah sosial ekonomi pertanian / agribisnis. Adapun kompetensi pendukung Program Studi Agribisnis FP-UB adalah: 1. mampu menerapkan ilmu dan teknologi pertanian yang sejalan dengan pertanian berkelanjutan yang bersifat modern dengan mempertimbangkan kearifan lokal, 2. mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan alam, sosial, dan ekonomi 3. mampu menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam peningkatan daya saing agribisnis yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat Sebaliknya kompetensi lain yang ditambahkan, untuk membantu meningkatkan kualitas hidup dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan sivitas akademika di lingkungan Universitas Brawijaya adalah: mampu mengapresiasi seni budaya lokal dan asing untuk meningkatkan daya saing agribisnis yang berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Bila dikaitkan dengan Strategi Pembangunan Pertanian dalam Rentra Kementrian Pertanian yang terindikansi juga mengarah pada kemandirian pangan, maka hubungan revitalisasi pertanian dan bahan kajian pendidikan Pertanian di FP UB dapat dicermati di Tabel 2. PENUTUP Kebijakan FP-UB dalam penyelenggaraan Pendidikan Pertanian di perguruan tinggi telah dilakukan sejak 2008, dengan menyelenggarakan PS Agroekoteknologi dan PS Agribisnis yang lebih generalis. Demikian pula FP-UB juga menyelenggarakan pendidikan akademik pascasarjana baik S2 dan S3 yang semikin meningkatkan kespesifikannya. Program Magister (S2) sebagai program yang lebih spesifik menyelenggarakan: (1) Program studi Ekonomi Pertanian dengan minat (a) Ekonomi Sumberdaya, (b) Ekonomi Agribisnis, (c) Ekonomi Pembangunan Pertanian dan (d) Minat Managemen Agribisnis; (2)Program Studi Ilmu Tanaman 18

15 dengan Minat (a) Ekologi Tanaman, (b) Pemuliaan Tanaman, (c) Perlindungan Tanaman, (d) Fisiologi dan Modelling Tanaman, (e) Gulma Tanaman, (f) Hortikultura dan (3) Program Studi Pengelolaan Tanah dan Air dengan minat (a) Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air dan (b) Pengembangan Wilayah, dan (4) Program Studi Sosiologi dengan minat: (a) Minat Sosiologi Pedesaan, (b) Minat Sosiologi Pembangunan, (c) Minat Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Pertanian. Program Doktor (S3) dengan Program Studi Ilmu Pertanian dengan minat: (1) Agronomi, (2) Hortikultura, (3) Pemuliaan Tanaman, (4) Hama & Penyakit Tumbuhan, (5) Tanah & Sumberdaya Lahan, (6) Sumberdaya Alam dan Lingkungan, (7) Lingkungan Pesisir dan Lautan, (8) Teknologi Hasil Pertanian, (9) Ekonomi Pertanian, (10) Sosiologi Pedesaan, (11) Bioteknologi Pertanian yang tidak di ulas dalam tulisan ini. Kesemuanya ini diharapkan layanan FP-UB dibidang pendidikan pertanian dapat selaras guna memenuhi kebutuhan SDM yang mampu memfasilitasi kemandirian pangan bangsa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Bakarr, M, Agroforestry and biodiversity conservation, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 16. Leakey, R Multifungtional agriculture and agroforetsry, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 17. Lieblein, G., Francis, C and King, J Conceptual Frame work for structury Future Agrcultural Colleges and Universities. The Journal of Agricultural Education and Extention Vol 6 No 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 60 Tahun 1999 tentang: Pendidikan Tinggi. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Sailah, I, Kurikulum Berbasis Kompetensi : sumbangan pemikiran kolektif. Anggota Tim Penyusun Konsep, motivator dan coach KBK DIKTI-DEPDIKNAS Scherr, S Key Policy Issue, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 12. Shapiro, H Generating income for smallhoders, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 14. Sharma, S Public-private partnerships, World Congress of Agroforestry: Congress Highlights. Nairobi, Kenya, World Agroforestry Centre.p 13. SK Mendiknas 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Undang-undang Nomor 41 Tahun

16 Tabel 2. Hubungan Strategi Pembangunan Pertanian melalui tujuh Revitalisasi Pertanian dan Bahan Kajian di Mata Kuliah (MK) Restrukturisasi Pendidikan Pertanian FPUB No Revitalisasi Pertanian dalam Stretegi Pembanguan Pertanian 1 Revitalisasi lahan: Audit Lahan, Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, pengendalian alih fungsi lahan, melestarikan dan/atau mempertahakan kesuburan lahanlahan produktif dan intensif, rehabilitasi dan konservasi lahan terutama pada lahan pertanian Daerah Aliran Sungai (DAS) Hulu, reklamasi dan optimasi lahan pada lahanlahan marginal dan sementara tidak diusahakan atau bernilai Indeks Pertanaman (IP) rendah, Mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian terlantar, Membantu petani dalam sertifikasi lahan, mendorong pengelolaan dan konsolidasi lahan, adovokasi petani, Mempertahankan kesuburan tanah dan memperbaiki kondisi lahan marjinal (pencegahan kerusakan tanah dengan menerapkan teknologi konservasi tanah dan air, penanaman tanaman pohon di daerah kawasan aliran sungai, sistem pemupukan berimbang), Optimalisasi sumberdaya air yang eksisting dan pengembangan sumber air alternatif baik air tanah maupun permukaan, revitalisasi perbenihan dan perbibitan: kelembagaan perbenihan/perbibitan, melindungi-memelihara dan memanfaatkan sumberdaya genetik nasional untuk pengembangan varietas unggul lokal, memperkuat tenaga pemulia dan pengawas benih tanaman, memberdayakan penangkar dan produsen benih berbasis lokal, membangun industri perbenihan/ perbibitan (dalam negeri), pembangunan dan pemeliharaan kebun induk/entres serta penguatan kelembagaan usaha (usaha perbenihan kecil dan besar). Revitalisasi infrastruktur dan Sarana: terkait dengan sistem usaha tani, jaringan irigasi, Bahan Kajian MK PS Agroekoteknologi yang relevan Wajib (W): Ekologi Pertanian, Dasar Ilmu Tanah, Klimatologi, Mekanisasi Pertanian, Teknologi Pupuk dan Pemupukan, Manajemen Agroekosistem, Survei Tanah dan Evaluasi Lahan, Irigasi dan Drainase, Pertanian Berlanjut, Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan, Manajemen Tanah Berlanjut, Magang Kerja, Skripsi. Minat Manajemen Sumberdaya Lahan: Manajemen Daerah Aliran Sungai, Agroforestri, Tanah-tanah Pertanian Utama di Indonesia, Perencanaan dan Manajemen Sumberdaya Lahan Berkelanjutan, Sistem Informasi Sumber Daya Lahan atau GIS untuk MSLB, Restorasi dan Pemeliharaan Kualitas Tanah, Manajemen Kesuburan Tanah, Pengindraan Jauh, Analisis Lanskap Terpadu, Evaluasi Lahan untk Pengembangan Kwsn Pertanian, Presisi Pertanian W: Generika Tanaman, Botani, Ekologi Pertanian Dasar Perlindungan Tanaman, Pemuliaan Tanaman, Biokimia Tanaman, Dasar Budidaya Tanaman, Bioteknologi Pertanian, Fisiologi Tanaman, Teknologi Produksi Tanaman, Teknologi Produksi Benih, Kewirausahaan, Magang Kerja, Skripsi. Minat Budidaya Pertanian: Nutrisi Tanaman, Teknologi Pengendalian Gulma, Tanaman Penghasil Bahan Bakar Nabati, Budidaya Tanpa Tanah, Pertanian Organik, Pola Tanam, Pengantar Arsitektur Landskap, Analisis Pertumbuhan Tanaman,, Konservasi Sumberdaya Genetik, Teknologi Pemuliaan, Teknik Khusus Pemuliaan Tanaman, Manajemen Produksi Benih, Perancangan Percobaan II, Manajemen Tanaman Perkebunan, Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik, Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura W: Mekanisasi Pertanian, Teknologi Produksi Tanaman, Pengantar Ekonomi Pertanian / Agribisnis, Irigasi dan Drainase, Pengantar Usahatani Minat Manajemen Sumberdaya Lahan: Manajemen Daerah Bahan Kajian MK PS Agribisnis yang relevan Wajib (W): Ekologi Pertanian, Dasar Ilmu Tanah, Survei Tanah dan Evaluasi Lahan, Pertanian Berlanjut, Magang Kerja, Skripsi. Matakuliah Pilihan Bebas: Pengantar Arsitektur Landskap, Agroforestri, Klimatologi, Teknologi Pupuk dan Pemupukan, Manajemen Daerah Aliran Sungai, Wajib (W): Pengantar Ekonomi Pertanian, Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani Manajemen Keuangan, Teknologi Produksi Tanaman, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, PemberdayaanMasyarakat Dalam agribisnis, Kewirausahaan, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Magang Kerja, Skripsi. Matakuliah Pilihan Bebas: Nutrisi Tanaman, Konservasi Sumberdaya Genetik, Manajemen Produksi Benih, Teknolgi Pemuliaan Tanaman, Manajemen Tanaman Perkebunan, Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik, Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Analisis Pertumbuhan Tanaman. Wajib (W): Pengantar Ekonomi Pertanian, Sosiologi Pertanian, Teknologi Penanganan & Pengolahan Hasil Pertanian, Usahatani Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan 20

17 Revitalisasi sumberdaya manusia: Non-aparatur yang meliputi petani/tenaga kerja pertanian dan pelaku agribisnis lainnya, Aparatur pertanian, baik fungsional maupun struktural yang lebih berperan sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator dalam proses pembangunan pertanian, Lembaga petani pedesaan seperti kelompok tani, Revitalisasi Pembiayaan Petani: akses permodalan kepada lembaga keuangan formal dan suku bunga Revitalisasi Kelembagaan petani: koordinasi diantara anggota kelompok dan antara kelompok, penguatan kelompok untuk bisa mengakses pasar dan informasi Aliran Sungai, Perencanaan dan Manajemen Sumberdaya Lahan Berkelanjutan, Sistem Informasi Sumber Daya Lahan atau GIS untuk MSLB, Pengindraan Jauh, Analisis Lanskap Terpadu, Evaluasi Lahan untk Pengembangan Kwsn Pertanian W: Dasar Budidaya Tanaman, Manajemen Agroekosistem, Sosiologi Pertanian, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Etika Profesi, Metode Ilmiah, Magang Kerja, Skripsi. W: Pengantar Ekonomi Pertanian / Agribisnis, Kewirausahaan, Pengantar Usahatani, W: Sosiologi Pertanian, Teknologi Informasi dan Komunikasi, Kewirausahaan, Pengantar Usahatani, Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Kewirausahaan, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Magang Kerja, Skripsi. Matakuliah Pilihan Bebas: Irigasi dan Drainase, Manajemen Daerah Aliran Sungai. Wajib (W): Pengantar Ekonomi Pertanian, Sosiologi Pertanian, Matematika Ekonomi, Ekonomi Mikro, Dasar Komunikasi, Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani, Komunikasi Agribisnis, Manajemen Keuangan, Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Ekonomi Produksi, Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis, Pertanian Berlanjut, Kewirausahaan, Etika Profesi, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Metode Kuantitatif, Magang Kerja, Skripsi. Wajib (W): Pengantar Ekonomi Pertanian, Sosiologi Pertanian, Matematika Ekonomi, Ekonomi Mikro, Dasar Komunikasi, Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani, Komunikasi Agribisnis, Manajemen Keuangan, Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Ekonomi Produksi, Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis, Pertanian Berlanjut, Kewirausahaan, Etika Profesi, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Metode Kuantitatif, Magang Kerja, Skripsi. Wajib (W): Sosiologi Pertanian, Dasar Komunikasi, Dasar Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani Komunikasi Agribisnis, Manajemen 21

18 Revitalisasi Teknologi dan industry hilir: Penguatan inovasi teknologi pertanian yang berorientasi ke depan, pengembangan industri hilir sesuai dengan preferensi pasar untuk kesejahteraan, produk berwawasan lingkungan, sehat dan aman, jejaring penelitian, penumbuhkembangan industri pedesaan, peningkatan konsumsi produk lokal, Penguatan kelembagaan, Peningkatan kualitas SDM, Peningkatan dan pengamanan mutu produk pertanian W: Generika Tanaman, Botani, Ekologi Pertanian Dasar Perlindungan Tanaman, Dasar Ilmu Tanah, Klimatologi, Pemuliaan Tanaman, Biokimia Tanaman, Dasar Budidaya Tanaman, Mekanisasi Pertanian, Bioteknologi Pertanian, Fisiologi Tanaman, Teknologi Produksi Tanaman, Peramalan Hama dan, Epidemi Penyakit, Teknologi Pupuk dan Pemupukan, Statistik, Teknologi Produksi Benih, Manajemen Agroekosistem, Irigasi dan Drainase, Perancangan Percobaan, Pertanian Berlanjut, Manajemen Hama dan Penyakit Terpadu, Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan, Manajemen Tanah Berlanjut, Etika Profesi, Metode Ilmiah, Magang Kerja, Skripsi. Minat Budidaya Pertanian: Nutrisi Tanaman, Teknologi Pengendalian Gulma, Tanaman Penghasil Bahan Bakar Nabati, Budidaya Tanpa Tanah, Pertanian Organik, Pola Tanam, Pengantar Arsitektur Landskap, Analisis Pertumbuhan Tanaman,, Konservasi Sumberdaya Genetik, Teknologi Pemuliaan, Teknik Khusus Pemuliaan Tanaman, Manajemen Produksi Benih, Perancangan Percobaan II, Manajemen Tanaman Perkebunan, Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik, Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura Minat Perlidnungan Tanaman: Ilmu Hama Tanaman, Ilmu Penyakit Tanaman, Metode Penelitian HPT, Bakteriologi Pertanian, Virologi Pertanian, Teknologi Pestisida Ramah Lingkungan, Epidemologi Penyakit Tumbuhan, Dasar dan Pengendalian Hama Penyakit Pasca Panen, Hama dan Penyakit Pasca Panen, Entomologi Pertanian, Mikologi Pertanian, Teknologi Produksi Agens Hayati, Nematologi Pertanian, Akarologi Pertanian, Hama dan Penyakit Penting Tanaman Keuangan, Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis, Kewirausahaan, Etika Profesi, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Metode Kuantitatif, Magang Kerja, Skripsi. Wajib (W): Dasar Budidaya Tanamanm Teknologi Penanganan & Pengolahan Hasil Pertanian, Dasar Perlindungan Tanaman, Dasar Ilmu Tanah, Perilaku Konsumen, Pemasaran Hasil Pertanian, Usahatani Manajemen Keuangan, Teknologi Produksi Tanaman, Ekonomi Makro, Ekonomi Pembangunan Pertanian, Rancangan Usaha Agribisnis, Manajemen Agribisnis, Ekonomi Produksi, Pemberdayaan Masyarakat Dalam agribisnis, Pertanian Berlanjut, Kewirausahaan, Etika Profesi, Metode Penelitian SOSEK, Manajemen produksi & operasi dlm Perusahaan agribisnis, Pendidikan Agama, Metode Kuantitatif, Magang Kerja, Skripsi. Matakuliah Pilihan Bebas: Nutrisi Tanaman, Pertanian Organik, Teknologi Pengendalian Gulma, Pola Tanam, Dasar dan Pengendalian Hama Penyakit Pasca Panen, Teknologi Pestisida Ramah Lingkungan, Manajemen Tanaman Perkebunan, Teknologi Produksi Tanaman Obat dan Aromatik, Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura, Analisis Pertumbuhan Tanaman, Teknologi Pupuk dan Pemupukan, Teknologi Produksi Agens Hayati 22

Manajemen Hama dan Penyakit Terpadu. Pengantar Ekonomi Pertanian. Peramalan Hama dan Epidemi Penyakit. Sosiologi Pertanian. Dasar Perlindungan Tanaman

Manajemen Hama dan Penyakit Terpadu. Pengantar Ekonomi Pertanian. Peramalan Hama dan Epidemi Penyakit. Sosiologi Pertanian. Dasar Perlindungan Tanaman SEM 8 KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN 2010/2011 KRIPSI 6 6 SEM 7 MK PILIHAN MK PILIHAN MAGANG KERJA MK PILIHAN MK PILIHAN

Lebih terperinci

kurikulum berdasarkan pedoman penyusunan kurikulum berbasis kompetensi Ditjen Dikti tahun 2008.

kurikulum berdasarkan pedoman penyusunan kurikulum berbasis kompetensi Ditjen Dikti tahun 2008. KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) BERDASARKAN KKNI PROGRAM STUDI AGRIBISNIS JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN 1. PENDAHULUAN Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci

Visi, Misi dan Tujuan

Visi, Misi dan Tujuan Visi, Misi dan Tujuan FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2011 Visi, Misi dan Tujuan Kode Dokumen : 0040001000 Revisi : 4 Tanggal : 6 Juni 2011 Diajukan oleh : Dekan ttd Prof. Ir.Sumeru Ashari,M.Agr.Sc.,Ph.D Dikendalikan

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN DESKRIPSI UMUM Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan

Lebih terperinci

C. KURIKULUM. SEMESTER 2 NO KODE MATA KULIAH WAJIB SKS AT201 Agama Islam AT202 Agama Katholik 1 AT203 Agama Kristen

C. KURIKULUM. SEMESTER 2 NO KODE MATA KULIAH WAJIB SKS AT201 Agama Islam AT202 Agama Katholik 1 AT203 Agama Kristen C. KURIKULUM 1. PRODI AGROTEKNOLOGI SEMESTER 1 1 AT101 Pendidikan Pancasila 2 0 2 AT102 Pendidikan Kewarganegaraan 2 0 3 AT103 Pengantar Ilmu Pertanian 2 0 4 AT104 B o t a n i 2 1 5 AT105 Agroklimatologi

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

Profil JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Profil JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS Profil JURUSAN/PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Unggul, berkearifan, berdaya saing dengan semangat kewirausahaan Disampaikan pada PKK Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2015/2016

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan

Lebih terperinci

KURIKULUM TAHUN 2012 PRODI AGROTEKNOLOGI

KURIKULUM TAHUN 2012 PRODI AGROTEKNOLOGI KURIKULUM TAHUN 2012 PRODI AGROTEKNOLOGI SEMESTER 1 1 AT101 Pendidikan Pancasila 2 0 2 AT102 Pendidikan Kewarganegaraan 2 0 3 AT103 Pengantar Ilmu Pertanian 2 0 4 AT104 B o t a n i 2 1 5 AT105 Agroklimatologi

Lebih terperinci

Renstra BKP5K Tahun

Renstra BKP5K Tahun 1 BAB I PENDAHULUAN Revitalisasi Bidang Ketahanan Pangan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, taraf

Lebih terperinci

ILMU PERTANIAN. Bab 1. Pendahuluan

ILMU PERTANIAN. Bab 1. Pendahuluan ILMU PERTANIAN Bab 1. Pendahuluan CAKUPAN PERTANIAN Kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola

Lebih terperinci

Penguasaan Ilmu dan Keterampilan

Penguasaan Ilmu dan Keterampilan KAITAN KOMPETENSI DENGAN ELEMEN KOMPETENSINYA PROGRAM STUDI : AGROEKOTEKNOLOGI No Rumusan Kompetensi Elemen Kompetensi Kemampuan 1 Kemampuan untuk merencanakan, merancang sistem dan menerapkan ilmu dan

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

Manajemen Hama dan Penyakit Terpadu. Pengantar Ekonomi Pertanian. Hama dan Penyakit Penting Tanaman. Sosiologi Pertanian. Dasar Perlindungan Tanaman

Manajemen Hama dan Penyakit Terpadu. Pengantar Ekonomi Pertanian. Hama dan Penyakit Penting Tanaman. Sosiologi Pertanian. Dasar Perlindungan Tanaman KURIKULUM PROGRAM SARJANA (S1) PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN AJARAN 2011/2012 SEM 8 SKRIPSI 6 6 SEM 7 MAGANG KERJA 4 4 SEM 6 Etika Profesi Metode Ilmiah

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN

ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN Agar pangsa pasar susu yang dihasilkan peternak domestik dapat ditingkatkan maka masalah-masalah di atas perlu ditanggulangi dengan baik. Revolusi putih harus dilaksanakan sejak

Lebih terperinci

-1- KURIKULUM TAHUN 2010 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MULAWARM AN

-1- KURIKULUM TAHUN 2010 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MULAWARM AN -1- KURIKULUM TAHUN 2010 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MULAWARM AN Persyaratan Penyelesaian Studi: Jumlah SKS yang diambil : 146 160 Jumlah SKS Wajib : 130 untuk BK Agronomi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI SEMESTER I (21 SKS) Kode MATA KULIAH Bobot SKS AET1011 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar 2 (2-0) AET1021 Pengantar Ilmu Pertanian 2 (2-0) AET1031 Bahasa Indonesia 2 (2-0) AET1041

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

KURIKULUM 2013 PRODI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN SEMESTER I 1 100101 OLAH RAGA I 1 1 2 100092 WIDYA MWAT YASA 2 2 3 130012 PENGANTAR ILMU PERTANIAN 2 2 4 132012 KIMIA 2 2 5 132021 PRAKTIKUM KIMIA 1 1 6 132032 TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN 2 2 7 132041 PRAKTIKUM

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peran pertanian antara lain adalah (1) sektor pertanian menyumbang sekitar 22,3 % dari

Lebih terperinci

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta

Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Evaluasi Kurikulum Prodi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia FTI UII Yogyakarta Sejarah Kurikulum Prodi Teknik Informatika Hingga saat ini, Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.

MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana. MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN CUPLIKAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a bahwa

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL UU NO 7 TH 1996: Pangan = Makanan Dan Minuman Dari Hasil Pertanian, Ternak, Ikan, sbg produk primer atau olahan Ketersediaan Pangan Nasional (2003)=

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 802/UN27.7/PP/2014 TENTANG

DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 802/UN27.7/PP/2014 TENTANG DEKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET NOMOR : 802/UN27.7/PP/2014 TENTANG PROFIL, KOMPETENSI, DAN KURIKULUM FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2014 DEKAN FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor tanaman pangan sebagai bagian dari sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan pangan, pembangunan

Lebih terperinci

PENUTUP. Degradasi Lahan dan Air

PENUTUP. Degradasi Lahan dan Air BAB VI PENUTUP Air dan lahan merupakan dua elemen ekosistem yang tidak terpisahkan satu-sama lain. Setiap perubahan yang terjadi pada lahan akan berdampak pada air, baik terhadap kuantitas, kualitas,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Dengan memperhatikan Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Jawa

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 1. Pendahuluan Sektor pertanian merupakan tumpuan ekonomi dan penggerak utama ekonomi nasional dan sebagian besar daerah, melalui perannya dalam pembentukan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA

BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA BAB IV RUJUKAN RENCANA STRATEGIS HORTIKULTURA 2015-2019 Dalam penyusunan Rencana strategis hortikultura 2015 2019, beberapa dokumen yang digunakan sebagai rujukan yaitu Undang-Undang Hortikultura Nomor

Lebih terperinci

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik Kurikulum xxxxxxxxxx2013 Geografi K e l a s XI KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I. K e l a s. Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 Geografi K e l a s XI KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami kegiatan pertanian

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Keadilan diartikan sebagai keadilan antar kelompok masyarakat

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam mencapai

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN DAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM SARJANA

KURIKULUM PROGRAM SARJANA KURIKULUM PROGRAM SARJANA P R O G R A M S T U D I AGRIBISNIS UNTUK ANGKATAN 2016 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 Program Studi Agribisnis A. PENDAHULUAN Terbentuknya Jurusan

Lebih terperinci

REVITALISASI KEHUTANAN

REVITALISASI KEHUTANAN REVITALISASI KEHUTANAN I. PENDAHULUAN 1. Berdasarkan Peraturan Presiden (PERPRES) Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2004-2009 ditegaskan bahwa RPJM merupakan

Lebih terperinci

Pergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi. PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008

Pergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi. PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008 Pergeseran Paradigma Pendidikan Tinggi PAU-PPI, Universitas Terbuka 2008 Learning is a treasure that will follow its owner everywhere.. (chinese proverb) Our Motto Pergeseran Paradigma Pendidikan Pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

BAB VI LANGKAH KE DEPAN

BAB VI LANGKAH KE DEPAN BAB VI LANGKAH KE DEPAN Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion 343 344 Pembangunan Pertanian Berbasis Ekoregion LANGKAH LANGKAH KEDEPAN Seperti yang dibahas dalam buku ini, tatkala Indonesia memasuki

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

KURIKULUM FAKULTAS PERTANIAN UNBAR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

KURIKULUM FAKULTAS PERTANIAN UNBAR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI KURIKULUM FAKULTAS PERTANIAN UNBAR PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI Kode Kode SEM No Mata Kuliah sks MK SEM No Mata Kuliah sks MK I 1 Pendidikan Agama 2 MPK1101 V 1 Komputer Aplikasi 3 MKK1526 2 Pancasila 2

Lebih terperinci

GANJIL/ GENAP SEMEST ER

GANJIL/ GENAP SEMEST ER PENYESUAIAN MATAKULIAH ANTARA KURIKULUM 2008 DAN KURIKULUM 2017 UNTUK MAHASISWA PRODI AGRIBISNIS SEMESTER V KE ATAS MK KURIKULUM 2008 SEBARAN MATA KULIAH PRODI AGRIBISNIS KURIKULUM 2017 MENURUT SEMESTER

Lebih terperinci

V. KURIKULUM PROGRAM SARJANA

V. KURIKULUM PROGRAM SARJANA 1. Program Studi Agronomi V. KURIKULUM PROGRAM SARJANA A. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN I 1 UNU 1000- Pendidikan Agama 1 UNU 000 Pendidikan Kewarganegaraan 100 MKS 1001 Kimia Organik UNU 1100 Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK

KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI ABSTRAK 1 KURIKULUM PROGRAM STUDI AGRIBISNIS YANG BERBASIS KOMPETENSI Kusmantoro Edy, S. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ABSTRAK Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi mempunyai

Lebih terperinci

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013

Moch Taufiq Ismail_ _Agroekoteknologi_2013 Tentang Sistem Pertanian Konvensional Sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian yang pengolahan tanahnya secara mekanik (mesin). Sistem pertanian konvensional memiliki tujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN 2012, No.205 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 07/Permentan/OT.140/2/2012 TENTANG PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN, PANGAN

Lebih terperinci

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN

CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN : VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN CUPLIKAN PROGRAM PEMBANGUNAN PERTANIAN 2001-2004: VISI, MISI DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN Visi Pembangunan Pertanian Visi pembangunan pertanian dirumuskan sebagai : Terwujudnya masyarakat yang sejahtera

Lebih terperinci

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN

Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN Sistem Produksi Pertanian/ Peternakan Penataan Wilayah Pengembangan FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Tradisi pertanian masyarakat Indonesia ------ integrasi tanaman dan ternak pertanian campuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Masalah utama dalam upaya mempertahankan dan mengembangkan lahan pertanian adalah penurunan kualitas lahan dan air. Lahan dan air merupakan sumber daya pertanian yang memiliki peran

Lebih terperinci

Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN

Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN Wawasan Lingkungan Hidup Dan Sustainable Agroecosystem FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Terminologi Berkaitan dengan Lingkungan Hidup Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendapatan rumahtangga petani adalah pendapatan yang diterima oleh rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga petani dapat berasal dari

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001).

I PENDAHULUAN. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan pokok akan dapat menggoyahkan. masa yang akan datang IPB, 1998 (dalam Wuryaningsih, 2001). I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian pangan khususnya beras, dalam struktur perekonomian di Indonesia memegang peranan penting sebagai bahan makanan pokok penduduk dan sumber pendapatan sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan pada sektor pertanian. Di Indonesia sektor pertanian memiliki peranan besar dalam menunjang

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Visi, Misi dan Tujuan

Visi, Misi dan Tujuan Visi, Misi dan Tujuan FAKULTAS PERTANIAN MALANG 2010 Visi, Misa dan Tujuan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 0040003000 Revisi : 1 Tanggal : 19 Juli 2010 Diajukan oleh : Dekan ttd

Lebih terperinci

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN

VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN VI. RANCANGAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PENGEMBANGAN PETERNAKAN Paradigma pembangunan saat ini lebih mengedepankan proses partisipatif dan terdesentralisasi, oleh karena itu dalam menyusun

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) menjelaskan Visi Pertanian Abad 21

Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) menjelaskan Visi Pertanian Abad 21 Topik: : VISI PERTANIAN ABAD 21 (PERTANIAN YANG BERKEBUDAYAAN INDUSTRI) TIK: Setelah mengikuti kuliah ini, anda akan dapat menjelaskan Visi Pertanian Abad 21 Visi Paradigma pembangunan pertanian baru yang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 0 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan sistem akuntabilitas kinerja instansi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

BAB IV DUKUNGAN POLITIK DAN KEBIJAKAN

BAB IV DUKUNGAN POLITIK DAN KEBIJAKAN BAB IV DUKUNGAN POLITIK DAN KEBIJAKAN 173 174 DUKUNGAN POLITIK DAN KEBIJAKAN Apabila dirunut ke belakang, arah dan pola pengembangan sektor pertanian sangat ditentukan oleh kebijakan rejim yang berkuasa.

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD Rencana Strategis (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat BAB VI INDIKATOR KINERJA OPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 6.1. Tinjauan Substansi RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke yang dilalui garis khatulistiwa, sehingga memiliki iklim tropis. Kondisi ini menyebabkan iklim

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEJIK

BAB II RENCANA STRATEJIK Dinas Provinsi Jawa Barat 2016 BAB II RENCANA STRATEJIK 2.1 Rencana Stratejik Tahun 2013 2018 Rencana Stratejik (Renstra) Dinas Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 telah dirumuskan pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PENGANTAR. Ir. Suprapti PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan tersusunnya Rencana Strategis Direktorat Alat dan Mesin Pertanian Periode 2015 2019 sebagai penjabaran lebih lanjut Rencana Strategis

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH Dalam penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian agro ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang budidaya tanaman dengan lingkungan tumbuhnya. Agro ekologi merupakan gabungan tiga kata, yaitu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah telah membawa perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik. Perubahan ini berdampak pada pembangunan. Kini pembangunan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan.

PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejarah menunjukkan bahwa sektor pertanian di Indonesia telah memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi secara keseluruhan. Beberapa peran penting sektor pertanian antara

Lebih terperinci

BAB III Visi dan Misi

BAB III Visi dan Misi BAB III Visi dan Misi 3.1 Visi Pembangunan daerah di Kabupaten Bandung Barat, pada tahap lima tahun ke II Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) atau dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 58/Permentan/OT.140/9/2012 TENTANG PERLINDUNGAN, PEMELIHARAAN, PEMULIHAN, SERTA PENINGKATAN FUNGSI LAHAN BUDIDAYA HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG AGRIBISNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG AGRIBISNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG AGRIBISNIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa agribisnis memberikan kontribusi

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka keterpaduan pelaksanaan Pengembangan Ekonomi Kreatif, dengan ini

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Organik Saat ini untuk pemenuhan kebutuhan pangan dari sektor pertanian mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan lingkungan.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanfaatan potensi wilayah dengan peluang yang cukup prospektif salah satunya adalah melalui pengembangan agrowisata. Agrowisata merupakan rangkaian kegiatan wisata

Lebih terperinci