BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Singkat Tentang Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Singkat Tentang Sistem Akuntansi. Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Singkat Tentang Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Dari definisi akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta laporan. Menurut Fees dan Niswonger (2000:182), Sistem akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha. Menurut Kieso (2001), definisi sistem akuntansi adalah sebahgai berikut: sistem akuntansi adalah sistem pengumpulan dan pemerosesan data transaksi serta penyebaran informasi keuangan kepada phak-pihak yang berkepentingan, yang memiliki beberapa persyaratan, antara lain: 1. sifat transaksi yang berhubungan, 2. ukuran luas perusahaan, 3. volume data yang harus ditangani. 4. kebutuhan dari pihak-pihak manajemen serta pihak lain. Selain definisi sistem akuntansi diatas, hal lain yang perlu diketahu untuk memahami sistem akuntansi itu adalah mengenai tujuan dari sistem akuntansi itu sendiri. Menurut Mulyadi (2001), tujuan penyusunan tersebut sebagai berikut: 1. untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru. 2. untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi,

2 3. untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan, 4. untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Dari tujuan diatas dapat dijelaskan bahwa biasanya perusahaan yang baru memulai usahanya sangat memerlukan penyusunan sistem akuntansi yang lengkap. Namun, adakalanya sistem akuntansi yang sudah ada tidak dapat memenuhi kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perkembangan perusahaan. Dengan memperbaiki pengawasan akuntansi dan pengendalian intern maka pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik serta informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut dapat dipercaya. Penyusunan sistem akuntansi juga ditujukan untuk menghemat biaya operasional perusahaan. Sistem akuntansi berkembang melalui suatu proses yang terdiri dari tiga tahap sejalan dengan pertumbuhan dan perubahan perusahaan. Tahap pertama dalam proses tersebut adalah analisis, yaitu (1) mengidentifikasi kebutuhan para pihak yang menggunakan informasi tentang perusahaan dan (2) melakukan bagaimana menyediakan informasi tersebut. Dalam tahap kedua sistem tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan pemakai, terdiri dari akun, jurnal dua kolom, dan buku besar. Tahap terakhir sistem diimplementasikan dan digunakan untuk mencatat transaksi dan menyusun laporan keuangan. Setelah suatu sistem diimplementasikan,, umpan balik dari pengguna informasi dapat

3 digunakan untuk menganalisis dan memperbaiki sistem. Jika digambarkan maka sistem akuntansi adalah sebagai berikut: Analisis Rancangan Implementasi Umpan Balik Gambar 2.1. Tahapan dalam sistem akuntansi 2. Rerangka Sistem Akuntansi. Berbagai sistem dapat menghasilkan berbagai dokumen yang dipakai sebagai dasar pencatatan ke dalam catatan akuntansi dilukiskan hubungannya dengan sistem akuntansi pokok pada gambar 2.2

4 Sistem Penyusunan Anggaran Umpan Balik Dokumen Pendukung Jurnal Sistem Akuntansi Penjualan Kredit Sistem Akuntansi Piutang Sistem Akuntansi Pembelian Dokumen Sumber Buku Besar Buku Pembantu Laporan Keuangan Sistem Akuntansi Utang Sistem Akuntansi Penggajian & Pengupahan Sistem Akuntansi Biaya Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas Sistem Akuntansi Persediaan Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Gambar 2.2 Rerangka Sistem Akuntansi 3. Unsur-unsur dari Sistem Akuntansi Utama Sistem Akuntansi yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses dengan cara manual (tanpa mesin pembantu) atau diproses dengan menggunakan mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai dengan komputer. Menurut Zaky (1991: 6): Sistem Akuntansi utama terdiri dari empat unsur, yaitu Klasifikasi Rekening, Buku Besar dan Buku Pembantu, Jurnal, dan Bukti Transaksi.

5 a. Klasifikasi Rekening. Buku rekening adalah penggolongan rekening-rekening yang digunakan dalam sistem akuntansi. Rekening ini terdiri dari rekening neraca (riel) dan rekening rugi-laba (nominal). Daftar dari rekening yang digunakan beserta dengan nomor kodenya disebut kerangka rekening. b. Buku Besar dan Buku Pembantu. Buku besar berisi rekening neraca dan rugi-laba yang digunakan dalam sistem akuntansi. Buku besar ini merupakan dasar untuk menyusun laporan keuangan, seperti neraca, laporan rugi-laba dan laporan-laporan lainnya. Buku besar ini juga disebut juga sebagai buku pencatatan terakhir. Buku pembantu berisi rekening yang merupakan rincian dari suatu rekening buku besar. Misalnya rekening piutang dagang dalam buku besar dibuatkan dengan membuat satu rekening piutang untuk setiap langganan. Rincian ini dilakukan dengan membuat satu rekening piutang untuk setiap langganan. Kumpulan rekening-rekening piutang ini disebut buku pembantu piutang. c. Jurnal. Yang dimaksud dengan jurnal adalah catatan akuntansi transaksi pertama kali. Catatan ini dibuat urut tanggal terjadinya transaksi. Biasanya dibuatkan jurnal-jurnal khusus untuk mencatat transaksi-transaksi yang frekuensinya tinggi.

6 d. Bukti Transaksi. Merupakan formulir yang digunakan untuk mencatat transaksi pada saat terjadinya sehingga menjadi bukti tertulis dari transaksi yang terjadi seperti faktur penjualan, bukti kas masuk, dan lain-lain. Bukti transaksi ini dalam sistem akuntansi yang dikerjakan dengan tangan (manual) digunakan sebagai dasar pencatatan dalam jurnal umum maupun rekening-rekening. B. Pengertian Piutang dan Klasifikasi Piutang. Piutang merupakan suatu pos yang penting, yang dapat menunjukkan satu bagian yang besar dari harta likuid perusahaan. menurut Skousen skk (2001: 361), Dalam pengertiannya yang paling luas putang (receivable) meliput i semua klaim terhadap pihak lain untuk uang, barang, atau jasa. Tetapi untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya digunakan didalam pengertian yang sempit untuk merancang klaim agar ditempatkan dengan kuitansi utang. Piutang merupakan uang yang terutang oleh pelanggan atas barang atau jasa yang telah kita berikan kepadanya. Piutang menunjukkan kredit pelanggan dan informasi mengena pembayaran yang telah dilakukan, yang bermanfaat bagi administrasi kebijakan kredit perusahaan secara keseluruhan. Pada umumnya piutang bersumber dari aktivitas operasi normal perusahaan yaitu penjualan kredit atas barang atau jasa kepada pelanggan. tetapi selain itu masih banyak sumber-sumber yang dapat menimbulkan piutang. Menurut Smith dan Skousen (2001), mereka membuat klasifikasi piutang sebagai berikut:

7 1. piutang dagang (trade receivables). Piutang dagang ini terdiri dari: a. wesel tagih (notes receivable). Wesel tagih oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar. b. piutang usaha (account receivables). Merupakan piutang dagang yang tidak dijamin oleh Rekening terbuka. Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan. Pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan berupa faktur dan kontrak-kontrak penyerahan. Biasanya piutang dagang tidak mencakup bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayaran tidak dilakukan dalam periode tertentu. Piutang dagang merupakan tipe piutang paling besar. 2. piutang bukan dagang (non trade receivable). Piutang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya. Piutang bukan dagang datang dari berbagai transaksi seperti: a. penjualan surat berharga atau pemilikan selain barang dan jasa. b. uang muka kepada pemegang saham, para direktur, pejabat, karyawan dan perusahaan-perusahaan afiliasi. c. setoran-setoran kepada kreditur, perusahaan kebutuhan umum dan instansi-instansi lainnya. d. pembayaran dimuka atas pembelian-pembelian. e. setoran-setoran untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau pembayaran biaya, f. tuntutan atas kerugian dan kerusakan, g. saham yang masih harus disetor, h. piutang dividen dan bunga. Menurut Haryono (2001:52), Piutang dapat digolongkan menjadi tiga jenis piutang, Piutang Dagang, Piutang Wesel, dan Piutang Lain-lain. Piutang dagang berkaitan erat dengan operasi utama perusahaan, dan umumnya berjangka waktu kurang dari satu tahun, piutang wesel lebih formal bila dibandingkan dengan piutang dagang, debitur dalam piutang wesel membuat janji tertulis kepada kreditur untuk membayar sejumlah uang yang tercantum dalam surat janji tersebut pada waktu tertentu di masa yang akan datang. Piutang Lain-lain terdiri atas macam-macam tagihan yang tidak termasuk dalam piutang dagang maupun

8 piutang wesel, dalam kategori ini termasuk didalamnya piutang kepada karyawan perusahaan, direksi perusahaan, dan piutang kepada cabang-cabang perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:PSAK No. 9 Pargraf 7), Piutang digolongkan dalam 2 kategori yaitu piutang usaha dan piutang lan-lain. Piutang Usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain. Piutang Usaha dan piutang lain-lain yang diharapkan dapat ditagih dalam satu tahun atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Kadang-kadang seluruh piutang usaha diklasifikasikan sebagai aktiva lancar tanpa memandang jangka waktu penagihannya lebih dari satu tahun atau siklus usaha normal, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan perusahaan. Secara umum piutang dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu piutang dagang dan piutang non dagang. a. Piutang Dagang adalah jumlah hutang yang dimiliki oleh konsumen untuk barang dan jasa yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang dklasifikasikan anas dua bagian, yaitu: i. Putang Usaha, merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pelanggan atas penjualan barang dan jasa secara kredt dalam usaha normal. waktu pembayaran piutang usaha umumnya hari. ii. Wesel Tagih, adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan secara kredit, pembiayaan ataupun transaksi lainnya.

9 b. Piutang Non Dagang adalah piutang yang timbul dari transaksi di luar kegiatan operasi perusahaan. Adapun yang termasuk dalam tipe piutang non dagang adalah : i. Piutang timbul dari transaksi pinjaman antara lain pinjaman karyawan perusahaan. ii. Piutang pendapatan : contohnya piutang sewa, piutang bunga, dan lain sebagainya. C. Sistem Akuntansi Piutang Dagang 1. Prosedur Penjualan Kredit Piutang usaha muncul dari penjualan kredit disebabkan penjualan kredit mengandung resiko yang tidak terdapat pada penjualan tunai berupa kemungkinan tidak tertagihnya piutang, maka diperlukan prosedur yang kompleks dalam penjualan kredit. Yang dimaksud dengan prosedur disini yaitu suatu urutan kegiatan klerikal biasanya melibatkan beberapa orang dalam departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penenganan secara seragam terhadap transaksi perusahaan yang terjadi. Dalam penjualan kredit terdapat beberapa unsur yang dilakukan sebagai berikut : a. Prosedur Order Penjualan Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembelian dan menambahkan informasi penting pada saat surat order dari pembelian. Fungi penjualan kemudian membuat faktur penjualan kartu kredit dan

10 mengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lain untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikan kontribusi dalam melayani order dari pembelian. b.prosedur Pengiriman barang Dalam prosedur ini fungsi gudang ini menyiapkan barang yang diperlukan oleh pembeli dan fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembelian sesuai dengan informasi yang tercantum dalam faktur penjualan kartu kredit yang diterima dari fungsi gudang. Pada saat penyerahan barang, fungsi pengiriman meminta tanda tangan penerimaan barang dari pemegang kartu kredit diatas faktur penjualan kartu kredit. c. Prosedur Pencatatan Piutang Dalam prosedur ini fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan kartu kredit ke dalam kartu piutang. d.prosedur Penagihan Dalam prosedur ini fungsi penagihan menerima faktur penjualan kartu kredit mengarsipkannya menurut abjad. Secara periodic fungsi penagihan membuat surat tagihan dan mengirimkannya kepada pemegang kartu kredit perusahaan, dilampirkan dengan faktur penjualan kartu kredit. e. Prosedur Pencatatan Penjualan Dalam prosedur ini fungsi akuntasi mencatat transaksi penjualan kartu kredit dalam penjualan.

11 Dari prosedur pejualan kerdit diatas melibatkan beberapa fungsi atau kegiatan dari suatu perusahaan fungsi yang terkait dalam penjualan kredit meliputi: a. Fungsi Penjualan Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan dari gudang mana barang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. b. Fungsi Kredit Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit, bertanggung jawab untuk meneliti status kredit pelanggan dan memberikan otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan. c. Fungsi Gudang Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimapan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan. d. Fungsi Pengiriman Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. e. Fungsi Penagihan

12 Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi. f. Fungsi Akuntansi Dalam Transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur serta membuat laporan penjualan. 2. Pengakuan dan Penilaian Piutang Dagang. Pengakuan Piutang Dagang Pengakuan piutang dagang bertalian dengan pengakuan pendapatan. Karena pendapatan pada umumnya dicatat ketika proses menghasilkan laba telah selesai dan kas terealisasi atau dapat direalisasi, maka piutang yang berasal dari penjualan barang umumnya diakui pada waktu hak milik atas barang beralih ke pembeli. Karena saat peralihan hak dapat bervariasi sesuai dengan syarat-syarat penjualan, maka lazimnya piutang diakui pada saat barang dikirimkan kepada pelanggan. Penilaian Piutang Dagang Karakter utama piutang dagang adalah dapat ditentukannya tanggal jatuh tempo dan jumlah yang akan diterimanya. Hal ini berarti piutang dagang tersebut harus dinilai terlebih dahulu sebelum dilaporkan di neraca pada akhir suatu periode. Menurut prinsip akuntansi, penilaian atas piutang didasarkan atas jumlah piutang yang mungkin dapat ditagih, maka sisa piutang pada akhir periode harus

13 dikurangi dengan jumlah piutang yang mungkin tidak dapat ditagih pada periode yang akan datang. Taksiran besarnya penyisihan untuk piutang ragu ragu paling akurat jika didasarkan pada umur dan sifat piutang yang masih ditagih pada tanggal neraca dan harapan probabilistic mengenai ketertagihannya. Dari pendapat diatas taksiran besarnya piutang tak tertagih adalah dengan menggunakan umur dari perkiraan perkiraan piutang yang belum diselesaikan dalam satu siklus operasi normal. Dengan demikian bukan berarti piutang tak tertagih setelah tanggal neraca tidak dapat diterima. Ada kemungkinan pelanggan membayar kembali piutang tersebut. 3. Prosedur Penerimaan Kas dari Piutang Dagang Sumber penerimaan kas suatu perusahaan biasanya berasal dari pelunasan/pembayaran piutang oleh debitur, karena sebagian besar produk perusahaan tersebut dijual melalui penjualan kredt. Biasanya penerimaan kas dari penjualan tunai merupakan sumber penerimaan kas yang relatf kecil. Untuk menjamin diterimanya kas oleh perusahaan, sistem penerimaan kas dari piutang mengharuskan, i. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara memindahbukukan melalui rekening bank (giro bilyet) jika perusahaan menerima kas dalam bentuk cek dari debitur, yang cek nya atas nama perusahaan akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan.

14 ii. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah yang penuh. Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang usaha menurut Mulyadi (2001: 487) adalah: i. Fungsi Sekretariat Dalam sistem penerimaan kas dari piutang, Fungsi sekretariat bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan melalui pos dari para debitur perusahaan. ii. Fungsi Penagihan. Fungsi Penagihan bertanggung jawab untuk melakukan penagihan kepada debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang. iii. Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. iv. Fungsi Akuntansi Fungsi akuntansi bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. v. Fungsi Pemeriksaan Intern. Fungsi ini bertanggung jawab dalam penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik

15 4. Pengawasan Internal Piutang Dagang Prinsip-prinsip pengendalian internal dapat digunakan untuk membentuk pengendalian dalam rangka melindungi piutang. Sebagai contoh fungsi persetujuan kredit, fungsi penjualan, fungsi akuntansi, dan fungsi penagihan harus dipisahkan. Individu-individu yang bertanggung jawab menangani penjualan harus dipisahkan dari indvidu-individu yang menangani akuntansi untuk piutang dan persetujuan kredit. Dengan begitu, fungsi akuntansi dan persetujuan kredit bertindak sebagai pemeriksaan independent atas fungsi penjualan. Karyawan yang menangani akuntansi untuk piutang tidak boleh terlibat dalam penagihan piutang. Pemisahan fungsi-fungsi ini mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan penyalahgunaan dana. Contoh: penagihan piutang memiliki akses terhadap penerimaan kas dari pelanggan, maka bagian tersebut dapat mencuri pembayaran kas oleh pelanggan dan kemudian mengubah laporan bulanan pelanggan untuk mengindikasikan bahwa pembayaran telah diterma. Pelanggan kecil kemungkinannya untuk mengajukan keluhan dan pencurian ini tidak terdeteksi. Ada lima sifat (characteristics) sistem pengendalliable) menurut Hartadi (1999:12): a. Kualitas karyawan. b. Rencana organisasi yang memberi pemisahan tanggungjawab fungsi secara layak. c. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik, dan pengawasan yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas aktiva, utang, penghasilan dan biaya. d. Pengendalian terhadap penggunaan aktiva dan dokumen serta formulir yang penting. e. Perbandingan catatan-catatan aktiva dan utang dengan yang senyatanya yang penting. f. Perbandingan catatan-catatan aktiva dan utang dengan yang senyatanya ada dan mengadakan tindakan koreksi bila ada perbedaan.

16 Struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan untuk keyakinan (assurance) memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan dicapai. Menurut James A. Hall (2001:152), terdapat tiga model control internal yaitu terdiri dari: a. control preventif. Prevensi (pencegahan) adalah garis pertama pertahanan dalam struktur kontrol. Kontrol preventif adalah teknik pasif yang didesain untuk mengurangi frekuensi munculnya peristiwaperistiwa yang tidak diinginkan. Kontrol preventif memaksa kesesuaian dengan tindakan-tindakan yang ditetapkan sebelumnya atau yang diinginkan dank arena itu menyaring peristiwa-peristiwa yang menyimpang. Pencegahan kesalahan dan kecurangan jauh lebih efektif dari segi biaya daripada pendeteksian dan pengkoreksian masalah setelah muncul. b. Kontrol deteksi. Kontrol deteksi membentuk garis pertahanan kedua. termasuk kontrol ini adalah peralatan, teknik, dan prosedur yang didesain untuk mengidentifikasikan dan mengekspos peristwaperistiwa yang tidak diinginkan yang terlepas dari kontrol preventif. Kontrol deteksi mengungkapkan jenis kesalahan spesifik dengan membandingkan data actual dan standar yang sudah ditetapkan sebelumnya. Ketika kontrol detekdi mengidentifikasi suatu penyimpangan dari standar, ia akan membunyikan alarm untuk menarik perhatian pada masalah tersebut. c. Kontrol korektif, kontrol korektif adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk membalikkan efek yang dideteksi di langkah-langkah. d. Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. Karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian intern. Penghapusan Piutang Dagang Resiko utama dari piutang dagang adalah resiko tidak tertaginya piutang usaha. Oleh karena itu setiap perusahaan biasanya menetapkan jumlah piutang yang tidak dapat ditagihnya dari konsumen. Menurut Kieso dan Weygandt (2001 : 390) ada 2 metode untuk mencatat piutang tidak tertagih yaitu Metode

17 Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method) dan Metode penyisihan (Allowance methode). Metode Penghapusan Langsung (Direct Write Off Method) Apabila perusahaan menggunakan metode penghapusan langsung, maka jumlah kerugian piutang tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening Cadangan Kerugian Piutang. Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat pitang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening Kerugian Piutang dan rekening Piutang Dagang dikreditkan. Metode ini biasanya diterapkan pada perusahaan kecil dimana transaksi transaksi setiap harinya khususnya penjualan kredit jarang terjadi. Adapun kelemahan metode ini adalah piutang disajikan di neraca akan mencerminkan keadaan tidak wajar karena disajikan dalam jumlah bruto sehingga menyalahi prinsip akuntansi yang berlaku umum, sedangkan kelebihannya adalah metode ini sederhana, biaya sedikit dan waktu tersita. Metode penyisihan (Allowance methode) Metode cadangan digunakan apabila kerugian putang yang biasa terjadi, cukup besar jumlahnya. Tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode ini adalah sebagai berikut : i. Kerugian piutang tak tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan ditandingkan (matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan.

18 ii. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima dicatat dengan mendebetkan rekening Kerugian Piutang dan Mengkreditkan rekening Cadangan Kerugian Piutang. iii. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicacat dengan mendebetkan rekening Cadangan Kerugian Piutang dan mengkreditkan rekening piutang dagang pada saat suatu piutang dihapus dari pembukuan. Pada umumnya perusahaan yang berskala besar baik itu perusahaan industri, dagang, maupun jasa membuat penyisihan atas piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih, dimana besar kerugian yang sesungguhnya dialami belum dapat diketahui dengan pasti. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kecermatan catatan akuntansi yang tercermin dalam laporan keuangan. 5. Metode Pencatatan Piutang Dagang dengan Komputer Metode pencatatn piutang dagang dengan komputer menggunakan dokumen sumber yang mengubah putang yang dikumpulkan dan sekaligus diposting setiap hari untuk memutakhirkan catatan piutang. dalam sistem komputer dibentuk dua macam arsip: arsip transaksi (transaction file) dan arsip induk (master file). Pencatatan piutang yang dilakukan secara harian disajikan pada Gambar 2.3. Secara harian pula, arsip transaksi digunakan untuk memutakhirkan arsip induk piutang seperti yang disajikan pada Gambar 2.4. Secara periodik, misalnya setiap bulan, arsip induk piutang digunakan untuk menghasilkan berbagai macam laporan bagi manajemen, seperti disajikan pada gambar 2.5.

19 Faktur Penjualan Terminal Arsip Transaksi Piutang Harian Memo Kredit, Adjustment, dll Terminal Edit and log Transaction Progran Buku Kas Masuk Terminal Control Information Report Gambar 2.3 Pengolahan Dokumen Sumber Untuk Menghasilkan Arsip Transaksi Piutang Harian. Arsip Transaksi Piutang Harian Up date Arsip Induk Piutang Up Date Master File Progran Arsip Transaksi Piutang s/d hari ni Arsip Induk Piutang Laporan Penyimpanan Laporan Pengolahan Piutang Harian Gambar 2.4 Proses Harian Pemutakhiran

20 Laporan Umur Piutang Arsip Induk Piutang Report Program Pernyataan Piutang Laporan Status Piutang Yang Macet Laporan Penjualan Menurut Daerah Pemasaran Gambar 2.5 Proses Pembuatan Laporan Bulanan 6. Penyajian Piutang Dagang dalam Neraca Piutang adalah salah satu pos neraca yang tergolong dalam aktiva lancar. Agar laporan keuangan bermanfaat bagi pemakai, maka penyajian piutang di neraca haruslah tepat. Piutang yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang dalam satu tahun (satu siklus tahunan) digolongkan dalam aktiva lancar di neraca. Sedangkan piutang yang tidak dapat dicairkan menjadi uang dalam satu tahun,misalnya pinjaman jangka panjang (oleh nasabah bank) harus digolongkan dalam pos investasi dan disajikan sesudah aktiva lancar. Menurut IAI penyajian piutang pada neraca adalah : Putang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah piutang yang tidak

21 dapat ditagih. Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca diikuti dengan penyisihan untuk piutang yang diragukan atau taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih. Dengan demikian penyajian piutang dalam neraca dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.2 PT. Mandiri Penyajian Piutang Dagang Pada Neraca Per 31 Desember 2008 Aktiva : Aktiva Lancar : Kas... Rp Wesel Tagih... Rp Piutang Dagang... Rp Dikurangi Penyisihan piutang ragu ragu... Rp. ( ) Piutang Dagang Netto... Rp Piutang Bunga... Rp

22 D. Tinjauan Penelitian Terdahulu. Ringkasan tinjauan penelitian terdahulu ditampilkan dalam table 2.3 Tabel 2.3 Ringkasan Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Judul Variabel Yang Digunakan Dzulma Arief Pane (2008) Talita Ully Situmorang (2009 Elmita Oktarina Tarigan (2010) Sistem Informasi Akuntansi Piutang Pada PT. Indah Sejahtera Com Medan Tinjauan Pengendalian Internal Atas Penjualan Kredit Pada PT. Sumatera Berlian Motors Analisis Kebijakan Piutang Usaha untuk meningkatkan likuiditas pada PT. Inalum Kuala Tanjung Sistem informasi akuntansi piutang, komputerisasi, dan pengendalian intern Pengendalian Internal dan penjualan Kredit Kebijakan piutang usaha dan tingkat likuiditas. Hasil Penelitian PT. Indah Sejahtera Com Medan telah menggunakan satu sistem informasi akuntansi secara menyeluruh yang didasarkan pada program akuntansi yang dibuat berdasarkan pesanan. Lingkungan pengendalian yang diciptakan PT. SBM sudah cukup memadai dalam mendukung penerapan pengendalian intern terhadap penjualan kredit dan penagihan piutang usaha. Kebijakan piutang usaha dapat meningkatkan likuiditas dapat dilihat dari meningkatnya rasio lancer, quick rasio dan working capital to total assets.

23 E. Kerangka Konseptual Berikut ini peneliti akan menyajikan kerangka konseptual dan penjelasannya yang dilakukan dalam pembahasan penelitian. Penjualan Kredit PT. Trido Abed Utama Sistem Akuntansi Piutang Dagang PT. Trido Abed Utama Penyajian Piutang Dagang pada Neraca Gambar 2.6 Kerangka Konseptual Penjualan kredit PT. Trido Abed Utama merupakan kebijakan manajemen perusahaan dalam meningkatkan pangsa pasar. Dari penjualan kredit tersebut muncul akun yang dinamakan piutang dagang. Untuk mengendalikan nilai piutang dagang yang jumlahnya relative besar di perusahaan maka dibutuhkan suatu sistem yang baik. Sistem akuntansi piutang terdiri dari prosedur-prosedur mulai dari prosedur penjualan kredit, penerimaan kas dari piutang dagang, pengawasan internal piutang dagang, penghapusan piutang dagang, hingga penyajian piutang dagang pada neraca.

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang 2.1.1 Definisi Piutang Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009) adalah: Menurut sumber terjadinya, piutang digolongkan dalam dua kategori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Sistem Akuntansi.1.1 Pengertian Sistem Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi

Lebih terperinci

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di

a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. Penerapan struktur pengendalian intern tersebut kemudian akan di a. Bagian akuntansi personilnya dari lulusan akuntasi minimal D3. b. Manajer akunting dijabat oleh karyawan yang telah berpengalaman dalam bidangnya selama min. 3 tahun dan berpendidikan minimal S1 akuntansi.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM AKUNTANSI Suatu sistem merupakan kesatuan, dimana masing-masing unsur yang ada di dalamnya merupakan keseluruhan dari susunan kesatuan itu. Berdasarkan hal tersebut,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Kas Pada umumnya kas dikenal juga dengan uang tunai yang didalam neraca kas masuk dalam golongan aktiva lancar yang sering mengalami perubahan akibat transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Sistem Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat

BAB II BAHAN RUJUKAN. 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi. Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Tinjauan Umum Atas Sistem Informasi Akuntansi Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang berhubungan erat satu dengan yang lainnya, yang berfungsi secara bersama-sama

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Al-Haryono Jusup (2001:4-5)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi Pengertian Akuntansi Al-Haryono Jusup (2001:4-5) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi berasal dari kata asing yaitu accounting, yang artinya bila diterjemahkan adalah menghitung atau mempertanggungjawabkan. Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat. umumnya. Yang dimaksud dengan hukum ekonomi disini bahwa 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber - sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Suatu sistem akuntansi disusun untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak ekstern dan intern. Informasi suatu perusahaan, terutama informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem

BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Sistem Pencatatan dan Piutang 2.1.1 Pengertian Sistem Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem atau bagian atau komponen apapun baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Akuntansi Sistem akuntansi yang diterapkan secara memadai sangat membantu manajemen dalam menghadapi masalah yang muncul. Berikut ini akan diuraikan beberapa definisi tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan BAB II LANDASAN TEORI A. AKUNTANSI Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh para usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang  Herry (2009:266) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan yang paling

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Suatu perusahaan agar dapat berjalan baik, membutuhkan sistem informasi akuntansi yang memadai, sehingga dapat meminimalisir permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi a. Pengertian Sistem dan Prosedur 1. Menurut Mulyadi (2008:5) Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Konsep Penjualan Penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu perusahaan. Kegagalan dalam aktivitas penjualan akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap kontinuitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Piutang Istilah piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Piutang Penjualan barang dan jasa dari perusahaan pada saat ini banyak dilakukan dengan kredit sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan barang dan jasa sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu perusahaan, dalam sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Unsur-unsur Pengendalian Intern. Adapun pengertian pengendalian intern yang diberikan oleh Mulyadi (2001 : 163)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Unsur-unsur Pengendalian Intern. Adapun pengertian pengendalian intern yang diberikan oleh Mulyadi (2001 : 163) 5 TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Unsur-unsur Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern Pengendalian intern merupakan salah satu fungsi pihak manajemen. Adapun pengertian pengendalian intern

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Piutang 1. Pengertian Piutang Setiap penulis memberikan definisi yang berbeda tentang piutang tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau sub sistem yang terjalin satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Sifat Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem merupakan bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan, karena sistem dapat menentukan berkembang atau tidaknya

Lebih terperinci

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-16 Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi merupakan suatu alat yang sangat penting bagi manajemen dalam merencanakan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan organisasi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian system dan prosedur menurut Mulyadi (2001 : 5) adalah sebagai berikut: Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Piutang Piutang usaha (account receivable) timbul akibtat adanya penjualan secara kredit. Pada sebagian besar perusahaan penjualan dilakukan

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit

Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi 2.2 Pengertian Penjualan Kredit 2.3 Pengertian Sistem Penjualan Kredit Bab II Dasar Teori 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Ada beberapa pengertian sistem menurut para ahli melalui bukunya, yaitu disebutkan dibawah ini. Sistem menurut Krismiaji (2010:1) Sistem merupakan rangkaian komponen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah kumpulan elemen yang saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8). Sistem dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Sistem Dalam kehidupan sehari-hari orang sering menyamankan makna istilah sistem dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti penempatan atau mengatur.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Usaha 2.1.1 Definisi Piutang Usaha berikut : Pengertian Piutang usaha menurut Rudiato ( 2008 : hal 225 ) adalah sebagai Piutang usaha adalah piutang yang timbul dari penjualan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Piutang Piutang juga merupakan komponen aktiva lancar yang penting dalam aktivitas ekonomi suatu perusahaan karena merupakan aktiva lancar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5))

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5)) 4 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan pokok perusahaan. (Mulyadi (2001:5)) Sistem adalah suatu kerangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Sistem Akuntansi Dalam suatu perusahaan, sistem akuntansi memegang peranan penting dalam mengatur arus pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT PRIMA JABAR STEEL Dalam bab ini penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT Prima Jabar Steel.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk 8 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Sistem Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Para ahli mendefenisikan pengertian sistem akuntansi tidak jauh berbeda yaitu mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu BAB II LANDASAN TEORITIS A. TEORI - TEORI 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi dan Akuntansi Kas a. Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prosedur 1. Pengertian Prosedur Prosedur tidak hanya melibatkan aspek financial saja, tetapi aspek manajemen juga memiliki peranan penting. Prosedur merupakan rangkaian langkah

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Pernyataan ini sudah direvisi dengan PSAK 1 (revisi 1998) - Penyajian Laporan Keuangan PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN No. 9 PENYAJIAN AKTIVA LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK PENDAHULUAN 01 Pernyataan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak BAB II DASAR TEORI A. Deskripsi Teori 1. Sistem Akuntansi Kebutuhan terhadap informasi keuangan dari suatu perusahaan sangat diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak di luar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Akuntansi 1. Pengertian Sistem Akuntansi Pendekatan sistem memberikan banyak manfaat dalam memahami lingkungan kita. Pendekatan sistem berusaha menjelaskan sesuatu dipandang

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Akuntansi Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pihak luar maupun pihak perusahaan, maka disusunlah suatu sistem akuntansi. Sistem ini direncanakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyatakan bahwa: Prosedur adalah suatu kegiatan yang melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Fitzgrald (1981) dalam buku Puspitawati dan Anggadini (2011: 1), sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, beerkumpul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang

BAB II KAJIAN TEORI. atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Metode Pencatatan 2.1.1 Pengertian dan Metode Pencatatan Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan baik jika aktivitas tersebut saling terorganisir dengan baik dan terdapat suatu sistem yang baik dimana sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pencatatan 2.1.1.1 Pengertian Pencatatan Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan telah dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat

BAB II LANDASAN TEORI. peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Penggolongan Piutang 1. Pengertian Piutang Pada saat sekarang ini penjualan barang dan jasa banyak dilakukan secara kredit sehingga terdapat tenggang waktu antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan menurut Kasmir (2012:7), laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran atau pertukaran yang siap dan bebas digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN 2.1.1. Pengertian Sistem Pengertian Sistem Menurut Mulyadi bahwa suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Menurut Krismiadji (2002;4) suatu sistem informasi akuntansi sering disebut juga sebagai sistem informasi adalah suatu kombinasi dari personalia, catatan-catatan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat mencapai laba yang optimal guna perkembangan perusahaan kedepan. Prosedur ini

BAB II KAJIAN TEORI. dapat mencapai laba yang optimal guna perkembangan perusahaan kedepan. Prosedur ini BAB II KAJIAN TEORI 1.1 Pengertian Prosedur Dalam mengelola perusahaan diperlukan adanya suatu prosedur yang mengatur jalannya kegiatan operasional dan menjaga keseimbangan antara harta dan hutang perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual barang dan jasa yang dihasilkan. Penjualan barang dan jasa dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menjual barang dan jasa yang dihasilkan. Penjualan barang dan jasa dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Piutang Perusahaan yang memproduksi barang dan jasa, aktivitas akhirnya adalah menjual barang dan jasa yang dihasilkan. Penjualan barang dan jasa dapat dilakukan dengan

Lebih terperinci

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE Pengertian Piutang adalah tagihan kepada individuindividu atau kepada pihak lain. Atau dapat didefinisikan sebagai tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mecapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi Dalam memimpin usahanya seorang pemimpin tentu ingin mengetahui keadaan perusahaannya. Untuk perusahaan yang bidang usahanya sangat luas dan berkembang,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Suatu informasi dari suatu perusahaan terutama informasi mengenai keuangan dan informasi akuntansi diperlukan oleh berbagai pihak intern

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Pelaksanaan Kuliah Kerja Preaktek Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara Indonesia Bandung, penulis ditempatkan di Direktorat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian Sistem menurut Hall (2009:6), Sistem adalah kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi 1. Pengertian Sistem Berbicara tentang sistem menimbulkan gambaran mental tentang komputer dan program, Kenyataannya istilah ini memiliki

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian dengan judul Perancangan dan Pembuatan Sistem Informasi Penjualan, Pembelian dan Stok Gudang di Toko Bahan Bangunan Sinar Jaya mengatakan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem BAB II TINJAUAN PUSTAKA Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan dibutuhkan suatu sistem akuntansi yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola sumber data keuangannya. Namun sebelum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian piutang Terdapat begitu banyak transaksi yang dilakukan perusahaan dalam aktivitasnya sehari-hari. Baik aktivitas membeli aktiva yang dibutuhkan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Sistem pengendalian inter adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Sistem Informasi Akuntansi II.1.1. Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktifitas kegiatan operasional perusahaan. menurut James A. Hall

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Akuntansi pada dasarnya merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran yang berupa informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Akuntansi dan Prosedur 2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Informasi suatu perusahaan, terutama informasi keuangan dibutuhkan oleh pihak ekstern dan intern.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Akuntansi Pengertian Akuntansi (Accounting) menurut Hasiholan (2014:1) : Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian, prinsip dan fungsi Sistem Informasi Akuntansi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian sistem informasi akuntansi perlu diketahui defenisi sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang Banyak perusahaan menjual produknya secara kredit agar dapat meningkatkan volume penjualannya, sehingga penerimaan kas pun akan lebih meningkat. Penjualan kredit tidak

Lebih terperinci

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Penjualan Serta Penagihan Tujuan keseluruhan dari audit siklus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi 1. Pengertian Sistem Dalam perusahaan suatu sistem dirancang untuk membantu kelancaran aktivitas kegiatan operasional perusahaan. Terdapat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas VOLUME 19 NO 2, JULI 2017 JURNAL EKONOMI & BISNIS DHARMA ANDALAS SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO Indrayeni 1, Cynthia Dely 1 1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan pesatnya perkembangan perusahaan pada zaman ini maka setiap perusahaan harus memiliki sistem-sistem yang dapat di gunakan untuk merencanakan, menyusun,

Lebih terperinci

PDF created with pdffactory Pro trial version

PDF created with pdffactory Pro trial version Daftar Lampiran : (terlampir) Lampiran 1 : Struktur organisasi dan Job-Description Lampiran 2 : Siklus Penjualan Lampiran 3 : Siklus Pembelian Lampiran 4 : Siklus Sumber Daya Manusia Lampiran 5 : Siklus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Judul Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berikut adalah penelitian yang sejenis dengan apa yang akan diteliti: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti / tahun 1. Kriswanto

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2001 : 1198 ) adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat, ( sesudah mempelajari, menyelidiki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Mulyadi (2008: 2) sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem dan Prosedur Akuntansi Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang dilaksanakan sesuai dengan standar operasional perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010 REKAP SOAL UN SMK Kumpulan Bank Soal UKK Teori Akuntansi AKUNTANSI 2008/2009 2009/2010 1. Definisi akuntansi adalah A. Ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai perhitungan uang perusahaan B. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. dikordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. dikordinasikan sedemikian rupa untuk melaksanakan suatu fungsi demi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Pengertian sistem menurut Hall ( 2011 : 6 ), Sistem adalah kelompok kelompok dari dua atau lebih komponenatau subsistem yang saling berhubungan dan berfungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi (2001 : 5), Prosedur adalah suatu urutan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Prosedur adalah suatu tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas. Menurut Mulyadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Pengertian Sistem Menurut Mulyadi (2008:5) sistem adalah Suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci