II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan (Financial Statement)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan (Financial Statement)"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Laporan Keuangan (Financial Statement) Menurut kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (IAI, 2002) tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. Laporan keuangan ini disusun untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan perusahaan, struktur permodalan, aliran kas, kinerja keuangan, dan informasi lain yang mempunyai relevansi dengan laporan keuangan perusahaan. Warren dalam Agoes (1996), mendefinisikan beberapa komponen laporan keuangan sebagai berikut: 1. Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. 2. Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. 3. Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun. 4. Laporan arus kas adalah suatu ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Selain keempat komponen laporan keuangan di atas, masih ada satu komponen lagi yang terdapat dalam laporan keuangan, yaitu catatan atas laporan keuangan. Menurut PSAK (IAI, 2002) para pemakai laporan keuangan terdiri atas: (1) investor, (2) karyawan, (3) pemberi pinjaman, (4) pemasok dan kreditor usaha lainnya, (5) pelanggan, (6) pemerintah, dan (7) masyarakat. Sesuai dengan tujuan dan karakteristiknya, laporan keuangan akan memberikan manfaat yang optimal bagi para penggunanya terutama pemakai laporan keuangan dari perusahaan yang go public terutama sebagai dasar pengambilan keputusan investasi pasar modal. Untuk itulah fungsi audit atas laporan keuangan menjadi sangat penting.

2 2.2. Audit Atas Laporan Keuangan Menurut Boynton dan Kell (2002), terdapat tiga tipe audit, yaitu: a) Audit laporan keuangan (financial statement audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-laporan entitas dengan maksud agar dapat memberikan pendapat apakah laporanlaporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). b) Audit kepatuhan (compliance audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau, operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan atau peraturan yang berlaku. c) Audit operasional (operational audit), berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Jusup (2001), menyatakan audit atas laporan keuangan adalah salah satu bentuk jasa yang dilakukan auditor. Dalam pemberian jasa ini, auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum. Lebih lanjut lagi, audit atas laporan keuangan merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi laporan keuangan suatu entitas ekonomi untuk menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Dalam PSA No. 02 (IAI, 2002) dinyatakan bahwa tujuan audit umum atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan auditor merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya, atau apabila keadaan mengharuskan untuk menyatakan tidak memberikan pendapat, minimal ia harus menyatakan apakah proses auditnya telah dilaksanakan berdasar pada standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

3 Berikut ini akan diperinci pentingnya audit atas laporan keuangan suatu entitas: a) Para pemakai laporan keuangan mempunyai bermacam-macam kepentingan dan kepentingan mereka tidak sesuai dengan kepentingan manajemen yang menyusun laporan keuangan tersebut. Para pemakai laporan keuangan khawatir akan adanya kemungkinan penyimpangan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Oleh karena itu, mereka ingin memperoleh jaminan dari pihak ketiga yang ahli dan independen yang dapat menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum, sehingga bebas dari segala kecurangan. b) Para pemakai laporan keuangan menginginkan data yang relevan dan penjelasan yang memadai karena laporan keuangan merupakan sumber penting atau bahkan merupakan satu-satunya informasi yang digunakan para pemakainya sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Sehingga laporan keuangan harus diaudit oleh auditor independen untuk menjamin laporan keuangan tersebut sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum dengan pengungkapan memadai. c) Data dalam laporan keuangan sangatlah kompleks, sehingga memungkinkan risiko terjadinya kesalahan yang bersifat material dan para pemakai semakin sulit untuk menilai kualitas dari laporan keuangan tersebut. d) Para pemakai laporan keuangan tidak mungkin mengaudit sendiri laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, alternatif yang terbaik adalah dengan menerima laporan keuangan yang sudah diaudit oleh pihak ketiga, yaitu auditor independen.

4 2.3. Standar Auditing IAI (2002), menyatakan bahwa standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, adalah sebagai berikut: 1. Standar Umum a) Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor. b) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. c) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. 2. Standar Pekerjaan Lapangan a) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya. b) Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. c) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan. 3. Standar Pelaporan a) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya. b) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan keuangan.

5 c) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi (pengecualian) bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikulnya. Menurut Mulyadi (2002), terdapat lima jenis pendapat yang dapat diberikan oleh auditor, yaitu sebagai berikut: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion). Pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi yang diterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang diterima umum tersebut, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan. 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan tambahan bahasa penjelasan (unqualified opinion with explanatory language). Pendapat ini diberikan apabila audit telah dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, tetapi terdapat keadaan atau kondisi tertentu yang memerlukan bahasa penjelasan. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion). Menurut IAI (2002), jenis pendapat ini diberikan apabila: a. Tidak ada bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan lingkup audit yang material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan. b. Auditor yakin bahwa laporan keuangan berisi penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum yang berdampak material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan.

6 Penyimpangan tersebut dapat berupa pengungkapan yang tidak memadai, maupun perubahan dalam prinsip akuntansi. 4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion). Pendapat ini diberikan untuk menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga ia dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yangh disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Auditor harus menjelaskan alasan pendukung pendapat tidak wajar, dan dampak utama dari hal yang menyebabkan pendapat tersebut diberikan terhadap laporan keuangan. 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion). Pernyataan ini layak diberikan, apabila ada pembatasan lingkup audit yang sangat material baik oleh klien maupun karena kondisi tertentu dan auditor tidak independen terhadap klien Bentuk Kepemilikan Kantor Akuntan Publik Menurut Arens dan Loebecke (2003), membagi bentuk kepemilikan kantor akuntan publik ke dalam empat kategori sebagai berikut: 1. Kantor Akuntan Publik Internasional Sebelum tahun 1989 terdapat delapan KAP yang lazim disebut The Big Eight. Di tahun 1989, terjadi merger antara dua perusahaan, sehingga menjadi The Big Six. Tidak ada alasan untuk merger ini, tetapi variabel utama adalah kebutuhan bagi kantor akuntan publik untuk melayani bisnis internasional seiring dengan adanya globalisasi. Pada tahun 2001, terdapat KAP yang bertaraf internasional yang menduduki lima besar dunia, mereka lazim disebut The Big Five. The Big Five ini adalah KAP Arthur Andersen (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Prasetio Utomo & Co), KAP Deloitte

7 Touche Tohmatsu (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Hans Tuanakotta Mustofa), KAP Ernst & Young (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Hanadi, Sarwoko, dan Sandjaja), KAP Pricewaterhouse Coopers (di Indonesia berafiliasi dengan Drs. Hadi Susanto & rekan), dan KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler/KPMG (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Sidharta, Sidharta dan Harsono). Namun sekitar tahun 2002, KAP Arthur Andersen mengalami kasus dan membubarkan diri (Kartika, 2006). Di Indonesia, partner KAP yang berafiliasi dengan KAP Arthur Andersen kemudian bergabung dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP Ernst & Young, sehingga berganti nama menjadi KAP Prasetio, Sarwoko dan Sandjaja (Kartika, 2006). Hingga saat ini hanya terdapat empat Kantor Akuntan Publik yang ternama dan lebih dikenal dengan sebutan The Big Four. The Big Four terdiri dari Ernst & Young yang berafiliasi dengan KAP Purwantono, Sarwoko, dan Sandjaya, Pricewaterhouse Coopers yang berafiliasi dengan KAP Haryanto Sahari & Rekan, Deloitte Touche Tohmatsu yang berafiliasi dengan KAP Osman Ramli Satrio dan Rekan, serta Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan KAP Sidharta, Sidharta, & Widjaja. 2. Kantor Akuntan Publik Nasional Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai Kantor Akuntan Publik berukuran nasional karena memiliki cabang-cabang di seluruh kota besar di Amerika Serikat. Mereka memiliki hubungan dengan KAP di luar negeri sehingga juga memiliki potensi internasional. Pada masa belakangan ini semakin banyak Kantor Akuntan Publik jenis ini yang juga diwakili di Indonesia. Contohnya adalah KAP Hendrawinata Gani & Rekan yang berafiliasi dengan Grant Thornton International. 3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional Sebagian Kantor Akuntan Publik di Indonesia merupakan Kantor Akuntan Publik lokal atau regional, dan terutama sekali di Pulau Jawa. Banyak diantaranya yang berafiliasi dengan organisasi Kantor Akuntan Publik internasional dalam kelompok 30 besar untuk bertukar pandangan

8 dan pengalaman mengenai hal-hal seperti teknik informasi dan pendidikan lanjutan. 4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil Sebagian besar Kantor Akuntan Publik di Indonesia mempunyai kurang dari 25 orang tenaga profesional pada satu KAP. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan badanbadan usaha kecil dan organisasi nirlaba, meskipun ada diantaranya yang melayani satu dua perusahaan yang go public. Sebagian besar golongan KAP ini belum tercatat di BAPEPAM Peranan Akuntan dalam Pasar Modal Indonesia Menurut Putri (2007), wajah dunia pasar modal Indonesia saat ini memang telah banyak mengalami perkembangan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Perusahaan publik yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini telah mencapai 348 perusahaan. Suatu fenomena yang sangat mengagumkan, namun pencapaian selama tiga puluh tahun berdirinya pasar modal Indonesia, jelas belum apa-apa bila Indonesia melihat ke pasar modal negara tetangga atau pasar modal lainnya di dunia internasional. Dimana aktor utama dari pasar modal adalah perusahaan efek go public yang kelayakan kinerjanya di mata investor akan dinilai oleh akuntan publik. Sesuai dengan ketentuan BAPEPAM, setiap perusahaan yang akan go public diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Akuntan publik bertanggung jawab terhadap kewajaran laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang telah disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Pada hasil akhir dari proses audit, akuntan publik harus membuat laporan audit yang memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan yang telah diauditnya secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Pernyataan yang diberikan oleh akuntan publik di dalam laporan auditnya sangat berperan penting dalam dunia pasar modal, dikarenakan seorang investor dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan semua informasi yang didapatnya, termasuk salah

9 satunya adalah pendapat yang telah diberikan oleh akuntan publik (IAI, 2002). Meningkatnya kepercayaan publik terhadap perusahaan-perusahaan yang listing, maka secara otomatis juga akan meningkatkan basis investor lokal. Hal ini menjadi penting, karena tanpa investor bursa tidak bisa bergerak. Oleh karena itulah, kehandalan kinerja akuntan publik dalam memberikan pendapat dan penilaiannya terhadap laporan keuangan perusahaan go public menjadi kunci utama penarik investor lokal maupun asing (Indah, 1998) Keputusan Klien Melakukan Pergantian Auditor/Kantor Akuntan Publik Seorang auditor bertanggung jawab untuk memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan (klien yang memberi penugasan), setelah mengauditnya auditor harus memberikan opini pada laporan keuangan tersebut. Informasi keuangan dalam laporan keuangan sangat berguna bagi pemilik perusahaan, kreditor, investor, lembaga keuangan, masyarakat umum, pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Kewajiban auditor independen adalah mengeluarkan laporan audit atas laporan keuangan klien dalam suatu periode yang berisi suatu pendapat atas pemeriksaan yang telah dilakukan. Dalam pekerjaannya, seorang auditor akan dihadapkan pada situasi dilematis. Etika akan dipertaruhkan melawan nilai-nilai yang bertentangan. Dilema etis dalam lingkup auditing, misalnya terjadi ketika klien dan auditor tidak sepakat terhadap beberapa aspek fungsi dan tujuan pemeriksaan. Dalam keadaan ini, klien dapat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor. Dalam situasi seperti inilah, peran independensi baik dalam sikap mental ataupun fisik dan independensi dalam penampilan sangat diperlukan. Apabila auditor memenuhi tuntutan klien, maka dia telah melanggar standar dan kode etik auditor, jika sebaliknya maka kemungkinan yang terjadi adalah auditor tersebut dihentikan dari penugasan dan klien akan berpindah ke Kantor Akuntan Publik yang lain. Pada intinya adalah klien menuntut agar auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian, tanpa mempertimbangkan kenyataannya (Muawanah dan Indriantoro, 2001).

10 Menurut Indah (1998), perusahaan yang mengganti auditornya dilatar belakangi oleh berbagai alasan. Satu diantaranya yang merupakan keterkaitan dengan kinerja perusahaan adalah manajemen perusahaan mengganti auditornya untuk meningkatkan penilaian terhadap kinerja operasionalnya. Di lain pihak, manajer yang mengganti auditornya juga bertujuan untuk meningkatkan posisinya di perusahaan. Jika dengan penggantian auditor memungkinan auditor baru disetir oleh keputusan manajerial, maka perusahaan dapat dengan mudah menaikkan tingkat manajemen laba mereka setelah terjadinya pergantian. Manajemen laba pun dapat dikatakan sebagai salah satu variabel yang melingkupi terjadinya auditor changes melalui pengendalian terhadap opini audit. Manajemen mungkin juga mengganti auditor ketika opini tidak sesuai dengan yang diinginkan, disamping itu juga adanya tekanan keuangan. Misalnya, perusahaan cenderung membuat income naik saat laporan keuangan distress, yaitu dengan mengubah metode akuntansi dibanding jika kondisi keuangan perusahaan sehat. Dalam kondisi seperti ini (terdapat isu bad news dalam laporan keuangan), maka perusahaan akan mencari auditor baru. Bila dilihat dari sudut pandang perusahaan sebagai klien, manajemen memerlukan auditor yang kompeten sesuai dengan PABU (Prinsip-prinsip Auditing yang Berlaku Umum). Jika auditor mempunyai kredibilitas, maka auditor bisa mendeteksi adanya penyajian kesalahan yang material dan memberikan nasehat kepada pihak manajemen perusahaan. Implikasi selanjutnya jika auditor yang dipilih berkualitas, maka shareholders akan puas dengan kinerja manajemen (Mardiyah, 2003). Adanya Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.423/KMK.06/2002 tentang jasa akuntan publik dan peraturan Bapepam No.III.A.2 tentang independensi akuntan yang memberikan jasa audit di pasar modal, sedikit banyak memang menimbulkan keresahan bagi emiten dan akuntan publik. SK Menteri Keuangan tersebut memuat pembatasan pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan perusahaan oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) selama lima tahun buku berturut-turut dan Akuntan Publik (AP) selama tiga tahun berturut-turut. Begitu pula peraturan BAPEPAM, selain berisikan pembatasan

11 sesuai dengan SK Menteri Keuangan juga membatasi pemberian jasa selain jasa audit. Setiap KAP dan akuntan pulik yang telah memberikan jasa audit, tidak lagi memberikan jasa non audit lainnya seperti konsultasi manajemen, konsultasi perpajakan, dan penasehat investasi dan keuangan. Variabel regulasi pemerintah ini juga menjadi salah satu pendorong terjadinya auditor changes yang akan berpengaruh positif bagi emiten terutama dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan mewujudkan azas pemerataan. Adanya perpindahan klien yang diaudit dari satu Kantor Akuntan Publik ke Kantor Akuntan Publik lainnya, memang merupakan suatu kewajaran dalam dunia persaingan Kantor Akuntan Publik di Indonesia. Mengingat semakin menjamurnya keberadaan Kantor Akuntan Publik saat ini, tentunya mereka akan saling berebut klien. Berbagai persoalan dilematis tersebut akan selalu membayangi independensi profesi auditor terhadap klien yang diauditnya. Masalah auditor changes menjadi patut untuk diperbincangkan, ketika pergantian KAP tersebut dilakukan oleh klien karena dilatar belakangi oleh variabel-variabel yang dipandang negatif (IAI, 2002). Beberapa variabel penyebab klien berpindah auditor atau Kantor Akuntan Publik seperti yang dinyatakan oleh Halim (1997), adalah sebagai berikut: 1. Merger antara dua perusahaan yang Kantor Akuntan Publiknya berbeda. Dua perusahaan yang merger dan diaudit oleh KAP yang berbeda, dapat menyebabkan perusahaan tersebut meneruskan pada salah satu KAP terdahulu atau menunjuk KAP yang baru. 2. Ketidakpuasan terhadap Kantor Akuntan Publik yang terdahulu, misalnya: a) Klien merasa fee KAP lama terlalu tinggi, dan klien merasa keberatan. b) Klien membutuhkan jasa profesional yang lebih luas yang tidak sekedar audit atas laporan keuangan saja, tetapi jasa profesi lainnya. c) Klien mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata pemakainya.

12 d) Tuntutan lembaga yang berwenang, misalnya: Bapepam, Direktorat Jenderal Pajak, dan sebagainya agar laporan keuangan perusahaan tersebut diaudit oleh KAP yang berlisensi dari lembaga tersebut. 3. Merger antar Kantor Akuntan Publik. Adanya merger dari dua atau lebih KAP dapat berakibat pada berpindahnya klien yang mereka miliki sebelumnya. Hal ini menyebabkan merger antar KAP tersebut menjadi lebih besar dan klien tidak dapat mengimbangi keinginan KAP yang merger tersebut sehingga klien berpindah ke KAP lain Financial Distress Emery dan Finnerty dalam Indah (1998), mengatakan bahwa suatu perusahaan dikatakan mengalami kondisi financial distress pada saat perusahaan tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi jadwal pembayaran kembali hutangnya kepada kreditur pada saat jatuh tempo. Sedangkan Bringham dalam Indah (1998), mengatakan kondisi financial distress dapat terjadi bila proyeksi arus kas (cash flow) perusahaan menunjukkan indikasi bahwa pada satu waktu tertentu di masa yang akan datang perusahaan tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya. Menurut Indah (1998), ada berbagai metode untuk memprediksi adanya financial distress, salah satunya dianggap lebih akurat dalam memprediksi financial distress, yaitu : Model Z-Score dari Altman, pada awalnya Altman memiliki sampel 70 perusahaan manufaktur yang terdiri dari 35 perusahaan yang bangkrut dan 35 perusahaan yang tidak bangkrut. Selanjutnya dipilih pula 22 variabel (ratio) yang potensial untuk dievaluasi yang dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu: a) Liquidity, b) Profitability, c) Leverage, d) Solvency, dan e) Activity.

13 Dari 22 variabel tersebut kemudian dipilih 5 variabel yang merupakan kombinasi terbaik untuk memprediksi kebangkrutan. Dari sampel perusahaan dan kelima rasio tersebut terbentuklah fungsi diskriminan yang juga disebut Altman Z-Score sebagai berikut: Z = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5...1) Dengan keterangan sebagai berikut: Z = Over all index X1 = Working capital/total asset X2 = Retained earning/total asset X3 = Earning before interest and taxes/total asset X4 = Market value equity/book value of total liabilities X5 = Sales/total asset Nilai cut-off : Z < 1,81 bangkrut 1,81 <Z< 2,67 grey area Z > 2,67 tidak bangkrut Perkembangan selanjutnya banyak individu yang merasa lebih cocok dengan formula berikut: Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0 X5..2) Nilai cut-off : Z < 1,81 bangkrut 1,81 < Z < 2,99 grey area Z > 2,99 tidak bangkrut Model Z-Score cukup efektif untuk dapat memprediksi kebangkrutan 2 tahun sebelum terjadinya kebangkrutan yang sebenarnya dan untuk beberapa kasus model ini dapat memprediksi kebangkrutan 4 atau 5 tahun sebelumnya. Selain dapat memprediksi kebangkrutan perusahaan manufaktur secara tepat 2 tahun sebelum terjadinya kebangkrutan yang sebenarnya, Z-score juga dapat digunakan untuk: 1. Memeriksa kembali calon perusahaan yang akan diakuisisi oleh pemasok dan perusahaan lain untuk mendeteksi masalah keuangan yang timbul dari

14 perusahaan-perusahaan tersebut yang kemungkinan akan mempengaruhi bisnis perusahaan kita. 2. Mengukur tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan melalui informasi yang diperoleh dari laporan keuangan Judgemental Approach Menurut Indah (1998), adanya grey area dalam memprediksi kebangkrutan yang diperkenalkan oleh Altman menyebabkan sulitnya menentukan posisi sebuah perusahaan. Oleh karena itu Koundinya & Puri (K&P) mengusulkan satu model untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan variabel-variabel resiko finansial (rasio keuangan) tertentu. K&P model menggunakan analytical hierarchy process (AHP) untuk memprediksi terjadinya kegagalan bisnis (business failure). K&P menggunakan AHP dalam modelnya dengan maksud untuk menggabungkan antara judgement dan perhitungan kuantitatif dari rasio-rasio keuangan yang dipandang penting untuk mengklasifikasi dan mengukur terjadinya resiko finansial. Dalam K&P model, digunakan 4 level hirarki dengan 3 kategori resiko finansial (high, medium, low). Kelompok ukuran resiko finansial yang digunakan adalah liquidity position, earning power, asset utilization dan financial flexibility (leverage). Untuk mengukur masingmasing kelompok digunakan rasio keuangan antara lain current atau quick ratio, net profit margin atau return on investment (ROI), inventory turnover atau total asset turnover, debt ratio atau debt/equity ratio (DER) Penelitian Terdahulu Mardiyah (2003), meneliti praktik auditor changes dan berkesimpulan bahwa variabel-variabel seperti kesulitan keuangan perusahaan, penjualan, prestige KAP, kualitas KAP, market share KAP dan audit fee berpengaruh signifikan, tetapi sebaliknya, variabel opini, kepemilikan perusahaan dan IPO (Initial Public Offering) tidak berpengaruh signifikan terhadap auditor changes. Namun penelitian ini belum menggunakan statistik dalam mengolah dan menguji hipotesanya. Schwatz dan Menon dalam Mardiyah (2003), yang menyimpulkan bahwa kesulitan keuangan akan menyebabkan manajemen

15 melakukan auditor changes Dengan kata lain, distress atas laporan keuangan akan menyebabkan auditor. changes dibanding yang tidak mengalami distress laporan keuangan. Kartika (2006) meneliti variabel klien dalam auditor changes dengan variabel ukuran KAP, persentase perubahan ROA, dan persentase perubahan EPS. Dalam penelitian itu disimpulkan bahwa hanya ukuran KAP dan persentase perubahan ROA yang signifikan terhadap Auditor Changes.

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Auditor changes merupakan suatu tindakan keputusan yang diambil oleh perusahaan dengan tujuan tertentu, antara lain: untuk meningkatkan citra perusahaan,

Lebih terperinci

OLEH CENDANA TAMPUBOLON H

OLEH CENDANA TAMPUBOLON H PENGARUH PERGANTIAN AUDITOR (AUDITOR CHANGES) TERHADAP PENINGKATAN NILAI LABA BERSIH SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA (STUDI KASUS BURSA EFEK INDONESIA) OLEH CENDANA TAMPUBOLON H24076024 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN

BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 9 BAB II OPINI AUDIT GOING CONCERN DAN MODEL-MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN 2.1 Going Concern Going concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan terus operasinya dalam jangka

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011 tentang BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Akuntan Publik Akuntan publik adalah seorang akuntan yang memberikan jasa pelayanan akuntansi kepada masyarakat. UU no 5 tahun 2011

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta

II. LANDASAN TEORI. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta 7 II. LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, serta merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Independensi auditor sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Audit Report Lag Lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga tanggal diterbitkannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : PSAK par.7) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b) BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Laporan keuangan yang lengkap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri dari komponen-komponen, (a) Neraca, (b)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Opini Audit Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2001: SA Seksi 110,paragraf 01: Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1 Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PROFESI AKUNTAN PUBLIK Timbul dan Berkembangnya Profesi Akuntan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Bagian ini akan menjelaskan variabel-variabel yang digunakan, pengukuran dari tiap-tiap variabel, populasi dan sampel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 2 LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB 2 LANDASAN TEORI & PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi ( Agency Theory ) Jensen dan Meckling (1976) dalam Susanto (2009) menyatakan bahwa hubungan agensi sebagai suatu kontrak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara agen (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan (agency theory) menjelaskan adanya pemisahan fungsi antara agen (pihak manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen mempunyai kewajiban untuk membuat laporan keuangan karena telah menggunakan sumberdaya pemilik untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

AUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK

AUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK AUDITING DAN AKUNTAN PUBLIK SASARAN BELAJAR Mendifinisikan auditing Membedakan auditing dengan akuntansi Menjelaskan: berbgai jenis audit jenis-jenis auditor persyaratan menjadi auditor/akuntan publik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opini Audit Opini audit adalah pernyataan auditor terhadap kewajaran laporan keuangan dari entitas yang telah diaudit. Kewajaran ini menyangkut materialitas,

Lebih terperinci

BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK. merupakan bagian dari proses pelaporan. Laporan keuangan yang lengkap

BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK. merupakan bagian dari proses pelaporan. Laporan keuangan yang lengkap BAB II AUDIT REPORT LAG, OPINI AUDIT, JENIS INDUSTRI DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK 2.1. Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah

Lebih terperinci

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001

BAB I pengecualian (Unqualified Opinion), namun pada tahun 2001 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berangkat dari kasus-kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi yang terjadi pada beberapa entitas bisnis, salah satunya adalah perusahaan energi besar

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) Auditor Switching dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Tema Hasil 1 Rasmini & Juliantari (2013) 2 Astuti & Ramantha (2014) 3 Ardianingsih (2014) 4 Ismiyaca et al. (2015) Auditor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 pasal 3 tentang Jasa Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia sebagian besar ditopang oleh aktivitas perusahaan-perusahaan go public. Dalam kepemilikannya, perusahan go public secara tidak langsung telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk melindungi kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dan menyediakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Teori kepatuhan merupakan ilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan sosiologis yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory adalah pendesainan kontrak untuk menyelaraskan kepentingan antara principal dan agent dalam hal terjadi konflik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan penawaran saham kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh Undang-Undang Pasar

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Opini Audit Proses akhir dari pekerjaan audit yang dilaksanakan oleh seorang auditor adalah mengkomunikasikan penilaiannya tentang tingkat kewajaran penyajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dalam dekade 2000-an. Pada saat ini banyak korporasi atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dalam dekade 2000-an. Pada saat ini banyak korporasi atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Saham 2.1.1.1 Pengertian Saham Walaupun sejarah pasar modal di Indonesia sudah ada sebelum Republik ini terbentuk, tapi kepopulerannya dikalangan publik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (PSAK No. 1 revisi 2009, 2012). Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Adanya hubungan kontrak antara pihak manajemen (agen) dengan pemilik entitas (prinsipal) telah digambarkan oleh Jensen dan Meckling (1976)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan alat penguji untuk menentukan atau menilai posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam KDPPLK (2015), tujuan dari laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan, menjelaskan hubungan antara agent (Manajemen suatu usaha) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan (agency

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan Perkembangan perusahaan go publik di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai kebutuhan utama setiap perusahaan. Hal ini ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 13 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjaun Teoretis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Djarwanto (2004) laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi dan peristiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Kepatuhan (Compliance Theory) selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Teori Kepatuhan (Compliance Theory) selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kepatuhan (Compliance Theory) Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan perusahaan public di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan sebuah alat penting bagi para pelaku dunia bisnis. Laporan keuangan memuat catatan-catatan tentang kegiatan bisnis yang dilakukan oleh sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan kompetitif serta semakin kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan perusahaan sangat meningkat di Indonesia. Pertumbuhan ini ditandai dengan semakin banyak dan berkembangnya perusahaan yang go public

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Audit Report Lag Laporan keuangan yang akurat, handal dan terpercaya sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan, investor, pemerintah dan stakeholder dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan memiliki peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Penyampaian laporan keuangan merupakan suatu keharusan bagi sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Accounting Association Committee dalam Basic Audit Concepts

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Accounting Association Committee dalam Basic Audit Concepts BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Auditing American Accounting Association Committee dalam Basic Audit Concepts (1991: 2) telah mendefenisikan audit sebagai suatu proses sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, opini auditor, tingkat profitabilitas, dan reputasi auditor terhadap audit delay, membutuhkan kajian teori-teori sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat menjadi salah satu kebutuhan utama bagi para pelaku bisnis. Informasi ini diperlukan bagi pihak-pihak yang terlibat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia berdampak pada peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan hubungan antara agen dengan principal. Dalam teori keagenan, agen memilki peran sebagai pengambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam menggambarkan kinerja suatu perusahaan. Seiring pesatnya perkembangan jumlah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Teori agensi dan hubungannya dengan opini auditor tentang going Menurut Jensen dan Smith (1984) teori agensi adalah konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangat pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi laporan tertulis yang memberikan informasi kuantitatif tentang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Jenis Opini Auditor Independen Laporan audit merupakan media yang dipakai oleh auditor dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan

BAB I PENDAHULUAN. Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Segala bentuk kegiatan dan keputusan investasi di pasar modal akan berpengaruh terhadap pasar dan akan menimbulkan reaksi pasar. Orang yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Rahayu dan Suhayati (2010:94) Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen (klien) memiliki tujuan, yaitu untuk memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendapat Auditor Penyampaian hasil audit dilakukan secara tertulis dalam bentuk laporan audit mengenai temuan-temuan audit yang ditemukan auditor independen terhadap auditee.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam KDPPLK (2012), tujuan dari laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Jensen dan Meckling (1976) dalam Januarti (2009) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan pemilik (principal).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan penting di setiap negara sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 (dengan diberlakukan Surat

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tipe Opini Auditor Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting sekali dalam proses audit atapun proses atestasi lainnya karena opini tersebut merupakan informasi utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan sebuah entitas bisnis yang menjalankan usahanya dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:175)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan dan mengelola kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Setiap Kantor Akuntan Publik menginginkan untuk memiliki auditor yang dapat bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini mendeskripsikan bagaimana pengujian dilaksanakan. Maka dari itu bab ini akan menjabarkan mengenai variabel-variabel yang digunakan yang terdiri atas variabel dependen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia

BAB I PENDAHULUAN. Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pasifik pada umumnya, yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 sebagai akibat terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham untuk pengambilan keputusan. Selain itu juga, laporan keuangan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. saham untuk pengambilan keputusan. Selain itu juga, laporan keuangan digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi pemegang saham untuk pengambilan keputusan. Selain itu juga, laporan keuangan digunakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan berkaitan dengan permasalahan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian teori sebagai berikut: 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Penelitian tentang Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Lamanya Waktu Penyelesaian Audit (Audit Delay) membutuhkan kajian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan teori kontijensi sebagai teori pemayung (grand theory) dan teori harapan sebagai teori pendukung (supporting theory). Disamping itu bab ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Publik (PSAK, 2012 : Paragraf 7) Laporan Keuangan adalah laporan yang menyediakan informasi yang menyangkut posisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen perusahaan sebagai gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu penyampaian laporan keuangan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan pustaka. Pada bab ini terdiri dari landasan teori yang menguraikan teori-teori yang relevan dengan penelitian, telaah penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan memerlukan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. atau lebih dan masing-masing pihak yang terlibat dalam kontrak mencoba BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan (Agency Theory) merupakan proses kontrak antara dua orang atau lebih dan masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang terdapat di perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja perusahaan dalam mengelola sumber daya yang terdapat di perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan memiliki peranan penting didalam suatu perusahaan karena laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari proses pencatatan transaksitransaksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan semakin pesatnya dunia usaha sekarang ini, maka persaingan diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai usaha agar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Opinion Shopping Demi menghindari penerimaan opini going concern, biasanya perusahaan melakukan auditor switching (pergantian auditor). Teoh (1992) dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical). Agen diberi wewenang BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Agency Theory Menurut Januarti, et al. (2009) menggambarkan adanya hubungan kontra antara manajemen (agent) dengan pemilik (principical).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi batas geografis bukan lagi hambatan dalam berbisnis, persaingan bisnis semakin ketat karena kompetitor bukan hanya perusahaan dalam negeri,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Tipe Kepemilikan Perusahaan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe kepemilikan perusahaan terbagi atas dua yaitu BUMN dan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri bergerak dengan cepat dan bervariasi yang membuat persaingan antar pengusaha semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Audit merupakan proses yang sistematik, independen dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai

Lebih terperinci

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.

akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. 14 keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang melibatkan manipulasi akuntansi yang bersangkutan dengan audit. Peristiwa ini pernah terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh entitas. Laporan keuangan merupakan bagian dari siklus akuntansi yang menggambarkan kondisi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Agency Theory). Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Agency Theory). Dalam teori keagenan (agency theory), hubungan agensi muncul BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Auditor switching dapat dijelaskan dengan menggunakan teori keagenan (Agency Theory). Dalam teori keagenan (agency theory),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah emiten aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) bidang manufaktur, yang pada tahun 2010 berjumlah 172 perusahaan. Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam setiap pembuatan keputusan yang dilakukan perusahaan Go Public di. operasi perusahaan Husnan, (dalam Kusumo, 2011). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam era perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan pesat, sehingga perlu melakukan peningkatan strategi investasi di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1. Teori Agensi Menurut Jansen dan Meckling (1976) yang dikemukakan oleh januarti (2008:8) menggambarkan adanya hubungan kontrak antara agen (manajemen) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu Negara dapat dilihat dari peningkatan pasar modalnya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima tahun terakhir bergerak menuju ke arah lebih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Keagenan Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi menjelaskan adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Keagenan Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi menjelaskan adanya BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Keagenan Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi menjelaskan adanya hubungan antara dua pihak dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 1.1.1. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

Lebih terperinci