BAB I PENDAHULUAN. gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen perusahaan sebagai gambaran atas kinerja mereka selama suatu periode waktu. Selain itu penyampaian laporan keuangan juga diwajibkan bagi perusahaan go public sesuai dengan peraturan No. X.K.6 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten dan Perusahaan Publik yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal. Disinilah peran auditor selaku pihak independen untuk memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan yang diterbitkan. Dalam menggunakan jasa auditor, keputusan perusahaan dalam melakukan auditor switching dapat dilakukan karena beberapa alasan. Fenomena auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan sendiri telah berlangsung sejak lama. Pada tahun 1973 dan 1974 terdapat 478 perusahaan dari perusahaan yang melakukan pergantian KAP (Chow dan Rice, 1982), sedangkan dari tahun 1994 hingga 1998 sebanyak 57 perusahaan telah melakukan pergantian KAP (Lubis, 2000). Chow dan Rice (1982) beserta Lubis (2000) merupakan beberapa peneliti yang melakukan penelitian terkait auditor switching. Hasil penelitian mereka mengatakan bahwa auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh opini yang mereka terima. Menurut penelitian tersebut, unclean opinion akan mendorong perusahaan untuk melakukan auditor 1

2 switching. Menurut Chow dan Rice (1982) unclean opinion dapat berdampak pada turunnya harga saham perusahaan pada bursa efek. Lain halnya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Chow dan Rice (1982) beserta Lubis (2000), hasil penelitian Damayanti dan Sudarma (2007) tidak menunjukkan adanya pengaruh opini audit terhadap pergantian auditor. Menurut mereka hal ini dikarenakan sebagian besar perusahaan sampel telah memperoleh unqualified opinion, selain itu perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four tidak memiliki keleluasaan untuk melakukan auditor switching dikarenakan kekhawatiran perusahaan akan sentimen negatif terhadap kualitas laporan keuangan perusahaan apabila dilakukannya pergantian auditor ke KAP Non Big Four. Sebaliknya, pergantian ke KAP Big Four dikhawatirkan dapat menyebabkan tidak adanya kemungkinan untuk memperoleh clean opinion dikarenakan pertimbangan kualitas audit yang lebih baik. Penelitian lain terkait auditor switching menunjukkan bahwa reputasi KAP berpengaruh terhadap pergantian auditor (Divianto, 2011). Reputasi KAP dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni KAP Big Four dan Non Big Four. Kelompok Big Four meliputi Deloitte Touche Tohmatsu, Pricewaterhouse Coopers, Ernst & Young, dan KPMG. Pada umumnya semakin besar suatu perusahaan maka terdapat kecenderungan untuk memilih KAP yang memiliki reputasi baik seperti KAP yang tergabung ke dalam kelompok Big Four (Eichenser et al., 1989). Menurut Eichenser et al. (1989), perusahaan yang mengganti KAP sebelumnya dengan KAP yang bereputasi lebih baik akan berdampak pada terangkatnya reputasi perusahaan di mata investor. 2

3 Berbeda dengan kedua penelitian di atas, menurut Louis (2005) reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap pergantian KAP dikarenakan KAP Non Big Four memiliki comparative advantage dalam memberikan pelayanan terhadap klien mereka. KAP Non Big Four memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai perusahaan-perusahaan lokal dan memiliki hubungan yang lebih baik dengan klien mereka. Selain itu KAP Non Big Four mampu menjadi alternatif pilihan guna memberikan respon pasar yang positif seperti halnya dalam kasus Enron. Selain opini dan juga reputasi KAP, faktor lain yang dapat mempengaruhi suatu perusahaan untuk melakukan pergantian auditor adalah financial distress. Financial distress merupakan suatu situasi dimana aliran kas operasi perusahaan tidak mencukupi untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang jatuh tempo/current financial obligation (Wruck, 1990 dalam Tinoco dan Wilson, 2013). Hasil penelitian Schwartz dan Menon (1985) menunjukkan bahwa financial distress mempengaruhi perusahaan yang terancam bangkrut untuk berpindah auditor. Perusahaan yang mengalami financial distress akan mempertimbangkan untuk berpindah ke KAP lainnya guna memberikan jaminan yang lebih baik kepada investor dan kreditur. Adanya pergantian KAP mampu meyakinkan investor dan kreditur atas tidak terjadinya kelalaian dan management fraud yang dilakukan oleh manajemen perusahaan (Wallace, 1980). Berbeda dengan penelitian Schwartz dan Menon (1985), hasil penelitian Francis dan Wilson (1988) menunjukkan bahwa financial distress tidak mempengaruhi pergantian auditor. Menurut Francis dan Wilson (1988) perusahaan yang mengalami financial distress justru memiliki kecenderungan 3

4 untuk tidak melakukan auditor switching. Perusahaan yang mengalami financial distress akan mengikat auditornya untuk menjaga rasa kepercayaan para pemegang saham beserta kreditor. Dengan tidak melakukan auditor switching investor akan meyakini bahwa kondisi manajemen perusahaan berada dalam kondisi yang baik. Di Indonesia sendiri penelitian mengenai auditor switching telah dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya adalah Damayanti dan Sudarma (2007) beserta Divianto (2011). Meskipun demikian, penelitian tersebut memiliki kekurangan dikarenakan penelitian tersebut tidak mempertimbangkan adanya dampak diterapkannya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Sesuai dengan peraturan tersebut maka pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dilakukan oleh KAP paling lama 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Dengan tidak mempertimbangkan adanya masa audit tenure yang telah ditetapkan pemerintah, maka hal ini memungkinkan terjadinya bias dimana fenomena auditor switching yang mereka teliti bukan disebabkan oleh variabel yang mereka teliti melainkan dikarenakan masa audit tenure yang telah melampaui batas (mandatory switching). Melihat penjelasan di atas, penelitian ini selanjutnya dilakukan dengan mempertimbangkan keberadaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Berdasarkan uraian di atas, 4

5 penelitian ini berjudul PENGARUH OPINI AUDIT, REPUTASI KAP, DAN FINANCIAL DISTRESS TERHADAP AUDITOR SWITCHING 1.2 Rumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah opini audit mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan? 2. Apakah reputasi KAP mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan? 3. Apakah kesulitan keuangan (financial distress) mempengaruhi pergantian auditor pada perusahaan? 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai dan manfaat yang diharapkan Tujuan Penelitian Dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini bermaksud untuk menguji hubungan pengaruh opini audit, reputasi KAP, dan financial distress dengan auditor switching pada perusahaan di Indonesia. Sesuai dengan rumusan penelitian di atas, penelitian ini memiliki tujuan: 1. Untuk menguji apakah opini audit berpengaruh terhadap pergantian auditor pada perusahaan. 2. Untuk menguji apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap pergantian auditor pada perusahaan. 5

6 3. Untuk menguji apakah kesulitan keuangan (financial distress) berpengaruh terhadap pergantian auditor pada perusahaan Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan maka diharapkan penelitian ini mampu membawa manfaat bagi: 1. Bagi Profesi Akuntan Publik Menjadi bahan informasi bagi profesi akuntan publik mengenai praktik auditor switching yang dilakukan oleh perusahaan. 2. Bagi regulator Menjadi salah satu pertimbangan bagi pembuat regulasi yang berkenaan dengan praktik perpindahan KAP oleh perusahaan yang telah melakukan go public. 3. Bagi akademisi Menjadi salah satu pandangan dan mampu memberikan wawasan terhadap pengembangan pengauditan khususnya mengenai auditor switching. 4. Bagi penelitian selanjutnya Menjadi sumber referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya yang membahas mengenai auditor switching. 1.4 Sistematika Penulisan berikut: Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai 6

7 BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi uraian variabel penelitian dan definisi operasionalnya, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. BAB IV HASIL DAN ANALISIS Bab ini terdiri dari deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil BAB V PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. 7