TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN. 2.1 Konsep Dasar Audit Operasional Pengertian dan Tujuan Audit Operasional
|
|
- Suparman Surya Budiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 20 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN 2.1 Konsep Dasar Audit Operasional Pengertian dan Tujuan Audit Operasional Pada umumnya audit operasional memberi penekanan pada efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi atas kinerja suatu kesatuan usaha. Definisi audit operasional menurut Andayani (2008:23) adalah audit yang berkenaan dengan keekonomisan dan efisiensi operasional manajemen dibanding dengan keefektifan program manajemen dilaksanakan. Audit operasional merupakan suatu review setiap bagian prosedur dan metode operasional untuk tujuan mengevaluasi efisiensi dan efektifitas. Sedangkan menurut Messier, et. al (2008:61) audit operasional melibatkan pengkajian sistematis atas aktivitas organisasi atau bagian dari itu, sehubungan dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif. Definisi lain menurut Bayangkara (2008:2) audit operasional adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Sedangkan pengertian audit operasional menurut Mulyadi (2009:32) adalah review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa audit operasional adalah suatu proses penelaahan yang sistematis atas aktivitas, metode atau
2 21 prosedur pengelolahan suatu organisasi. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari aktivitas, metode, dan prosedur pengelolahan yang dijalankan oleh organisasi. Pelaksanaan audit operasional yang dilaksanakan oleh perusahaan mempunyai tujuan menjaga keefektifan, efisiensi, dan keekonomisan kegiatan produksi. Berikut ini adalah tujuan dari audit operasional menurut beberapa ahli, antara lain: 1. Messier, et.al (2008:61) berpendapat bahwa tujuan audit operasional adalah untuk menilai kinerja, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan mengembangkan rekomendasi. 2. Akmal (2009:34) merumuskan beberapa tujuan audit operasional sebagai berikut: a. Menilai kecukupan dan keefektivan pengendalian manajemen b. Menilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomisnya operasi 3E c. Menilai dapat diandalkannya informasi d. Menilai kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku 3. Kumaat (2009:8) menggolongkan tujuan audit operasional menjadi 3 yang meliputi: a. Menilai prestasi b. Mengidentifikasikan kesempatan untuk perbaikan c. Membuat rekomendasi untuk pengembangan, perbaikan, dan tindakan lebih lanjut. Sedangkan menurut Bayangkara, (2008:3) audit operasional bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan
3 22 perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Menurut Sawyer et., al (2008:61), ada 3 elemen pokok dalam tujuan audit, sebagai berikut: 1. Kriteria (criteria) Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan yang melakukan aktivitasnya. 2. Penyebab (cause) Penyebab merupakan tindakan (aktvitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di dalam perusahaan. penyebab dapat bersifat positif, misal program dapat berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi, atau sebaliknya bersifat negatif, misal aktivitas berjalan dengan tingkat efisinsi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan. 3. Akibat (effect) Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari kriteria ynag telah ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukkan bahwa program/aktivitas telah terselenggara secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tinggi dari kriteria yang telah ditetapkan.
4 23 Ada tujuh prinsip dasar dalam Bayangkara (2008:5) yang harus diperhatikan auditor agar audit operasional dapat mencapai tujuan dengan baik, yang meliputi: 1. Audit dititikberatkan pada obyek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki. 2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan obyek audit. 3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan- temuan yang bersifat positif. 4. Identifikasi individu yang bertanggungjawab terhadap kekurangan- kekurangan yang terjadi. 5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab. 6. Pelanggaran hukum. 7. Penyelidikan dan pencegahan kecurangan Tahap-Tahap Audit Operasional Keberhasilan suatu audit operasional sangat ditentukan oleh ketepatan pengambilan langkah pemeriksaan, oleh karena itu auditor harus merencanakan tahap-tahap pemeriksaan yang akan dilaksanakan secara sistematis agar dapat mengkoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan sehingga tujuan pemeriksaan tercapai. Audit manajemen mempunyai lebih banyak fase atau tahapan jika dibandingkan dengan audit keuangan. Karena dalam audit manajemen hasil akhir tidak hanya berupa sebuah laporan audit, namun juga berupa rekomendasi untuk tindak lanjut (Siagian, 2008:25).
5 24 Menurut Bayangkara (2008:21-34) tahap-tahap dari audit operasional sebagai berikut: 1. Audit Pendahuluan a. Penentuan tujuan audit Auditor harus menentukan tujuan audit untuk semua audit yang dilakukan dalam rangka menyajikan kerangka kerja audit. Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. Dalam merumuskan tujuan ini, auditor melakukan dengan cara yakni dengan mengidentifikasi, mempertimbang-kan dan membahas tujuan audit tersebut. Tujuan audit yang ditentukan auditor harus sesuai dengan yang diinginkan pemberi tugas. Hasil dari berbagai analisis yang dilakukan terhadap faktor yang mempengaruhi penentuan tujuan audit, harus dikomunikasikan kepada pemberi tugas audit untuk mendapatkan kesamaan sudut pandang dalam penentuan tujuan audit. b. Penentuan ruang lingkup audit Ruang lingkup audit menunjukkan luas dari tujuan audit. Tujuan audit adalah target yang akan diaudit. Dalam target ini terkandung pertanyaan auditor yang jawabannya akan diperoleh melalui proses dan kesimpulan hasil audit. Penentuan tujuan audit harus mengacu pada tujuan dan ruang lingkup audit yang telah ditentukan. c. Review terhadap peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit
6 25 Dengan penelaahan ini auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya. d. Review terhadappengendalian manajemen Dalam rangka mengoptimalkan penggunaansumber daya, memotivasi karyawan untuk melaksanakan peraturan dan keijakan yang telah ditetapkan, maka yang harus diperhatikan auditor adalah dinyatakannya tujuan aktivitas SDM secara jelas, kualitas dan kuantitas SDM dan juga anggaran program SDM itu sendiri. 2. Audit lanjutan Audit ini bertujuan untuk memperoleh bukti yang cukup mendukun tujuan audit yang sesungguhnya, yang telah ditetapkan berdasarkan hasil review dan pengujian pengendalian manajemen. Langkah-langkahnya adalah dengan cara memperoleh bukti yang relevan, material dan kompeten, mengelompokkan bukti berdasarkan kriteria, penyebab dan akibat, serta memberikan suatu kesimpulan. 3. Pelaporan Bagian akhir dari audit ini adalah pelaporan hasil audit. Laporan hasil audit harus disajikan dengan bahasa yang nudah dipahami. Laporan tersebut harus memuat tentang informasi latar belakang, kesimpulan audit, dan disertai dengan temuan-temuan audit sebagai bukti untuk mendukung suatu kesimpulan.
7 26 4. Tindak lanjut Implementasi tindak lanjut atas rekomendasi yang diberikan auditor merupakan bentuk komitmen manajemen. Auditor tetap perlu untuk memonitor dan mengendalikan tindak lanjut serta melakukan komunikasi dengan manajemen mengenai rekomendasi tersebut Pelaksana Audit Operasional Menurut Siagian (2008:25-29) keberhasilan pelaksanaan audit sangat ditentukan oleh mantapnya pengambilan langkah langkah sebagai berikut: 1. Penentuan cakupan kegiatan audit Adanya kesatuan persepsi antara manajemen puncak dan pelaksana audit tentang cakupan kegiatan audit merupakan hal yang sangat penting, tentu yang berlaku ialah persepsi dan interpretasi manajemen. 2. Perencanaan kegiatan audit Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan, yaitu: a. Identifikasi komponen perusahaan yang akan menjadi sumber data b. Jangka waktu pelaksanaan audit c. Pengorganisasian kegiatan audit d. Penentuan instrumen penentuan data e. Teknik analisis yang akan digunakan 3. Pengumpulan data Tidak ada satu pun teknik pengumpulan data yang sama efektifnya untuk semua kegiatan audit. Karena itu pelaksana audit harus mampu memilih dan
8 27 menggunakan teknik yang dianggap paling tepat. Beberapa teknik yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan antara lain: a. Mempelajari dokumen resmi perusahaan tentang bidang fungsional atau komponen yang diaudit. b. Melakukan wawancara dengan manajemen dan para karyawan yang menangani bidang fungsional atau satuan kerja tertentu. c. Menyusun dan menyebarluaskan kuesioner kepada pihak-pihak tertentu. d. Melakukan survey langsung di lapangan. 4. Analisis data Memilih dan menggunakan teknik analisis data yang tepat sehingga menghasilkan informasi yang relevan, mutakhir, lengkap, dan dapat dipercaya. Hal-hal yang harus ada dalam melakukan analisis data, yaitu : a. Harus ada jaminan bahwa dalam proses analisis tidak terjadi manipulasi atau rekayasa. b. Informasi yang dihasilkan harus mengungkap berbagai alternatif yang mungkin ditempuh oleh manajemen puncak. c. Terlihat dengan jelas keunggulan dan kelemahan setiap alternatif. 5. Penyusunan laporan Kegiatan audit harus diakhiri dengan penyusunan laporan yang bermanfaat bagi manajemen puncak untuk mengambil keputusan dalam upaya meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas perusahaan atau komponen komponen tertentu dalam perusahaan yang dipimpinnya. Suatu laporan audit dapat dikatakan baik apabila:
9 28 a. Memuat resume tentang kegiatan yang telah diselenggarakan, yang juga dikenal dengan istilah ringkasan eksekutif yang berarti bahwa dengan hanya membaca ringkasan itu saja manajemen puncak sudah mempunyai gambaran menyeluruh tentang isi laporan. b. Terdapat uraian tentang cakupan kegiatan audit yang mencerminkan adanya kesatuan persepsi antara manajemen puncak dan pelaksana audit. c. Batang tubuh laporan mengandung uraian yang rinci tentang temuan - temuan dalam melaksanakan audit. d. Pembahasan yang sistematis tentang berbagai alternatif yang mungkin ditempuh dengan menunjukkan keunggulan dan atau kelemahan setiap alternatif, termasuk penghematan yang dapat diwujudkan apabila alternatif tertentu dianggap lebih unggul dibandingkan dengan alternatif lain. e. Laporan bersifat faktual dan obyektif Standar Penerapan Audit Operasional Untuk memberikan informasi pada manajemen, efektivitas suatu fungsi diperlukan pengukuran efektivitas yang didasarkan pada bukti-bukti dan standarstandar. Menurut Tunggal (2012:5), standar-standar yang digunakan untuk mengevaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Undang-undang dan peraturan pemerintah. 2. Standar perusahaan. a. Strategi-strategi, rencana dan program yang disetujui. b. Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan c. Struktur organisasi yang telah disetujui
10 29 d. Tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. 3. Standar dan praktek perusahaan. 4. Prinsip organisasi manajemen. 5. Praktek manajemen yang sehat, proses dan teknik yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang maju. 2.2 Konsep Dasar Fungsi Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:6) adalah pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Definisi formal pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi. Assauri (2007:5) menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Sedangkan menurut Angipora (2008:141) keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran adalah apabila suatu perusahaan mampu melakukan penjualan produknya sesuai dengan target yang ditentukan oleh perusahaan, bahkan melebihi target dari volume penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan Pengertian dan Manfaat Fungsi Pemasaran Audit operasional terhadap fungsi pemasaran atau sering disebut dengan audit pemasaran merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan di bidang pemasaran. Menurut penelitian Djanika (2007:276) kinerja
11 30 merupakan hasil dari suatu proses yang menggunakan berbagai sumber daya dan kemampuan secara efektif dan efisien sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan baik sasaran jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, audit pemasaran juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuan pemasaran yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Widodo (2008:155) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik menunjukkan tingkat penjualan yang tinggi, meningkatnya jumlah penjualan baik dalam unit produk maupun dalam satuan moneter. Sebaliknya, rendahnya tingkat penjualan atau kegagalan dalam mencapai target penjualan yang ditetapkan dapat memperkecil laba yang diharapkan bahkan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan (Djanegara dan Haryadi, 2007:1). Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2009:4) bahwa keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Operasi keuangan, akunting, dan fungsi bisnis lainnya sesungguhnya tidak berarti kalau tidak ada permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan menghasilkan laba. Menurut Maulana (2008), audit fungsi pemasaran merupakan salah satu cara untuk mengontrol aspek pemasaran dari sebuah perusahaan. Kontrol merupakan bagian penting dari manajemen pemasaran, karena sebuah strategi pemasaran sering tidak bekerja sesuai dengan yang direncanakan. Hasil akhirnya mungkin tidak mencapai standar yang telah ditetapkan. Alasannya karena standar yang ditetapkan tidak realistis, terdapat perubahan lingkungan bisnis yang tidak
12 31 dapat diantisipasi,dan penerapan strategi yang tidak efektif. Assauri (2007:432) menyatakan bahwa audit operasional fungsi pemasaran adalah pemeriksaan secara kritis, sistematis dan analitis atas pelaksaan kegiatan yang merupakan pelaksanaan kebijakan di bidang pemasaran. Dengan kata lain audit manajemen pada fungsi pemasaran merupakan pengkajian menyeluruh, sistematik, independen, dan berkala dari suatu perusahaan terhadap lingkungan pemasaran, tujuan dan sasaran pemasaran, strategi pemasaran dan kegiatan pemasaran dalam rangka untuk menentukan ruang lingkup permasalahan dan kesempatan dalam pemasaran perusahaan serta untuk memberikan saran guna merencanakan tindakan perbaikan atas prestasi perusahaan. Tunggal (2012:159) mengemukakan bahwa audit pemasaran merupakan suatu penelaahan dan penilaian atas semua operasi pemasaran secara sistematis, kritis dan tidak memihak, dari tujuan dan kebijakan dasar operasi serta asumsi yang mendasari mereka, dan juga prosedur, personel serta asumsi yang mendasari mereka, dan juga prosedur, personel dan organisasi yang berlaku untuk menerapkan kebijakan dan mencapai tujuan. Fungsi utamanya adalah menguji dan menilai tujuan dan kebijakan pemasaran yang mengarajkan perusahaan. Sedangkan Bayangkara (2008:115) menyatakan bahwa audit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan secara periodik terhadap pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area pemasaran yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan.
13 32 Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa audit pemasaran bukan suatu proses pengendalian yang digunakan hanya selama terjadi krisis, akan tetapi dalam bisnis yang mengalami hambatan mungkin digunakan untuk mengisolasi permasalahan kemudian mencari solusinya. Audit pemasaran dapat dilakukan secara menyeluruh dengan melihat semua unsur pemasaran dan dapat pula dilakukan hanya melihat elemen fungsional tertentu Tujuan Audit Operasional Fungsi Pemasaran Tujuan audit operasional fungsi pemasaran menurut Hamilton (2007:94) adalah untuk menganalisa usaha pemasaran dalam hubungannya untuk mendukung rencana penjualan. Bayangkara (2008:116) tujuan audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeleminasi ancaman tersebut. Pada saat pemeriksaan yang menyeluruh, penilaian pemeriksaan mencakup komponen utama bidang pemasaran antara lain (Akmal, 2009:290): 1. Lingkup pemasaran Untuk menganalisis komponen-komponen seperti pasar, langganan, saingan, penyalur, dan sebagainya. 2. Strategi pemasaran Menilai tujuan dan strategi pemasaran apakah sudah sesuai dengan lingkungan tersebut diatas.
14 33 3. Organisasi pemasaran Menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam melaksanakan atau mengimplementasikan strategi pemasaran yang telah ditetapkan. 4. Sistem pemasaran Menilai kualitas sistem bidang analisis, perencanaan dan pengendalian. 5. Produktivitas pemasaran Menilai profitabilitas berbagai produk, pasar, wilayah, efektivitas biaya, dan sebagainya. Sedangkan menurut Assauri (2007: ) tujuan audit operasional pada fungsi pemasaran adalah: 1. Memeriksa dan meninjau kembali kebijakan, rencana, ketentuan, strategi, dan pelaksanaan kegiatan bidang pemasaran dari segi efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. 2. Menilai apakah para pelaksana dibidang pemasaran melaksanakan kebijakan, rencana, ketentuan, dan strategi yang telah ditetapkan. 3. Sebagai alat manajemen untuk dapat memperoleh rekomendasi bagi peningkatan efektifitas dan efisiensi kegiatan di bidang pemasaran. 4. Sebagai alat pengukuran saling keterkaitan dan keterpaduan bidang pemasaran dengan bidang-bidang lain dalam perusahaan dan linkungan pemasaran perusahaan, yang tercermin dalam dinamika usaha yang harus diperhatikan agar pelaksanaan kegiatan pemasaran dapat teratur dan terarah.
15 Ruang Lingkup Audit Operasional Fungsi Pemasaran Ruang lingkup audit operasional pada fungsi pemasaran menurut Tunggal (2012:161), terdiri dari: 1. Audit Lingkungan Pemasaran adalah audit terhadap lingkungan pemasaran, seperti saluran distrbusi, pemasok, konsumen dan lain-lain. 2. Audit Strategi Pemasaran adalah audit terhadap tujuan dan strategi pemasaran untuk melihat apakah sesuai dengan lingkungan pemasaran sekarang dana pada masa yang akan datang. 3. Audit Sistem Pemasaran adalah audit terhadap kualitas sistem organisasi. 4. Audit Organisasi Pemasaran yaitu menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam melakukan strategi pemasaran untuk masa depan. 5. Audit Produktivitas Pemasaran yaitu menilai keuntungan berbagia kegiatan pemasaran, efektivitas biaya dan berbagai pengeluaran pemasaran. 6. Audit Fungsi Pemasaran yaitu menilai secara mendalam mengenai bauran pemasaran, yaitu produk, harga, distribusi, penjual, advertensi, promosi, dan publisitas Proses Audit Operasional Fungsi Pemasaran Menurut Bayangkara (2008:119) proses audit operasional pemasaran meliputi: 1. Menentukan konsumen sasaran Perusahaan melakukan identifikasi terhadap permintaan yang ada dan kemampuan dari berbagai pemain untuk memenuhinya.
16 35 2. Mengembangkan bauran pemasaran Mengembangkan seperangkat variabel pemasaran yang dapat dikendalikan dan dapat dipadukan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasaran sasaran. 3. Mengelola upaya pemasaran Pengelolaan upaya pemasaran melibatkan empat fungsi utama manajemen pemasaran yaitu analisis pemasaran, perencanaan pemasaran, implementasi pemasaran, pengendalian pemasaran. Sedangkan menurut Tunggal (2012:50) proses audit operasional fungsi pemasaran meliputi: 1. Mendefinisikan pasar Mengembangkan pernyataan tujuan dan arti manfaat, ruang lingkup produk, ukuran tingkat pertumbuhan, tahap kematangan, keperluan strategi utama VS strategi selektif, persyaratan untuk keberhasilan, definisi yang berbeda dari yang atas berdasarkan kompetitor/pesaing, dan definisi yang akan digunakan oleh perusahaan. 2. Menentukan diferensial kinerja Menilai kinerja industri dan perbedaan perusahaan,menentukan perbedaan dalam produk, aplikasi, geografi dan saluran, dan menentukan perbedaan menurut kumpulan pelanggan. 3. Menentukan perbedaan dalam program kompetitif
17 36 Mengidentifikasi dan menilai perusahaan individual untuk strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, strategi pembiayaan dan administrasif serta dukungan. 4. Membuat riwayat strategi pesaing Membuat riwayat setiap pesaing yang signifikan atau tipe yang berbeda dari strategi bersaing dan membandingkan strategi sendiri dengan pesaing. 5. Menentukan Struktur Perencanaan Strategik Menetapkan unit perencanaan atau sel-sel dan menandakan dimensi yang utama dan tambahan dan melakukan penugasan organisasional terhadap manajer produk, manajer industri, dan yang lain. 2.3 Penelitian Terdahulu Adapun penelitian yang menjadi referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian ini antara lain sebagai berikut: Penelitian pertama dilakukan oleh Dianti (2009) judul Audit Pemasaran Pada PT. Gilland Ganesha Divisi Agrobisnis Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil audit pemasaran terkait profil internal dan profil lingkungan bisnis, diketahui bahwa (a) strategi perusahaan tertinggal, sehingga PT GiGa sebagai Marketing Oriented Company perlu mempersiapkan diri menjadi Market Driven Company. (b) Atribut efektivitas pemasaran yaitu filosofi pelanggan, organisasi pemasaran yang terintegrasi, informasi pasar yang memadai, orientasi strategis, dan efisiensi operasional telah berjalan sangat baik sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja sumberdaya pemasaran sangat baik.
18 37 Penelitian kedua dilakukan oleh Adhiwirawan (2008) judul Analisis Audit Pemasaran PT. Agricon (Studi Kasus Produk Pestisida Merk Spontan di Wilayah Jawa Barat). Hasil penelitian ini adalah: alternatif strategi pemasaran yang dapat ditetapkan dan dijalankan perusahaan dalam menghadapi kondisi persaingan dan perubahan bisnis adalah (1). Segmentasi, yaitu perusahaan dapat menetapkan segmentasi dengan menggunakan peubah psikografi atau membagi pasar atas faktor mengapa membeli; (2) Penargetan, yaitu perusahaan memilih orang-orang hanya dalam segmen pasar yang dianggap paling efektif sebagai target pasar; (3) Pemosisian, yaitu perusahaan mempertahankan pemosisian satu pernyataan yang dapat melekat pada benak konsumen; (4) Diferensiasi, yaitu perusahaan dapat mengorganisasikan seluruh aspek operasinya untuk disukai pelanggan; (5) Bauran Pemasaran, yaitu mempertahankan strategi bauran pemasarannya yang telah mempergunakan konsep 4P dan diatur secara integratif sesuai dengan strategi pemasaran yang telah ditetapkan sebelumnya; Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Sofia (2008) dengan judul Penerapan Audit Manajemen Untuk Menilai Produktivitas Pemasaran PT Husada Surabaya. Kesimpulan yang dapat diambil adalah manajemen puncak dapat mengetahui tentang keefektifan suatu unit fungsional atau jika ada sesuatu yang tidak wajar sedang terjadi. Penerapan audit manajemen dilakukan untuk menilai produktivitas pemasaran. Penerapan prinsip prinsip ketepatan, efisiensi dan efektif yang dipegang perusahaan dilakukan karena perusahaan memiliki keterbatasan dalam hal perolehan modal dan sumber daya. Selain melakukan
19 38 penerapan prinsip-prinsip tersebut perusahaan juga perlu melakukan pengendalian antara lain pengendalian efektifitas dan pengendalian rentabilitas. Penelitian yang keempat dilakukan oleh Inarie (2007) melakukan penelitian mengenai penerapan audit pemasaran Strategic MarketingPlus 2000pada PT. Zeelandia Indonesia. Alat analisis pada penelitian ini adalah MarkPlus 2000 dan MER. Hasil audit CAP menunjukan bahwa tipe perusahaan adalah marketingoriented company. Artinya, PT.Zeelandia Indonesia menggunakan sumber daya pemasaran secara optimal, efisien dan efektif dalam mendukung kinerja pemasarannya. Penelitian yang kelima dilakukan oleh Untari (2010) dengan judul Peranan Audit Operasional Atas Sistem Penjualan Pada PD. Kalibata Dalam Rangka Meningkatkan Efisiensi dan Efektifitas. Setelah melaksanakan audit operasional pada PD. Kalibata terdapat struktur organisasi yang belum berubah untuk mengikuti kondisi yang berubah sehingga pengarahan strategi perusahaan tidak jelas, dokumen yang hilang sehingga ada beberapa transaksi yang belum di jurnal dan memakan waktu untuk sampai ke bagian akuntansi, dan tidak melakukan pengecekan terhadap barang yang ingin dikirim pada bagian gudang sehingga adanya keluhan dari pelanggan berkaitan dengan masalah tersebut. Pentingnya pelaksanaan audit operasional dalam sistem penjualan yaitu untuk mempertahankan prestasi atau menanggualangi kelemahan yang ada dalam upaya mencapai efektifitas penjualan, untuk meningkatkan volume penjualan, untuk mengurangi keluhan pelanggan dari prosedur penjualan, untuk meningkatkan strategi yang ditetapkan oleh perusahaan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
20 39 Penelitian yang keenam dilakukan oleh Jayanti (2011), hasil penelitian menyimpulkan bahwa (a) audit operasional fungsi pemasaran dapat digunakan dalam menilai efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran pada PT Sumber Rubberindo Jaya Surabaya; (b) secara umum, dapat dikatakan bahwa factor-faktor yang mempengaethui proses implementasi audit operasional fungsi pemasaran dalam menilai efektivitas dan efisiensi bagian pemasaran pada PT Sumber Rubberindo Jaya Surabaya adalah pimpinan, komitmen, motivasi dan tanggung jawab yang mutlak diberikan untuk mendukung proses tersebut. 2.4 Rerangka Pemikiran Audit operasional diterapkan untuk menilai efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran pada PT Arisu Surabaya. Audit operasional pada fungsi pemasaran merupakan suatu metode pengevaluasian untuk mengetahui apakah sumber daya manusia yang terlibat dalamnya telah melaksanakan kewajibannya sesuai prosedur yang ditetapkan dan telah memanfaatkan segala sumber daya yang ada sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Maka ruang lingkup penelitian pada audit pemasaran ini meliputi produk, harga dan promosi. Dari pelaksanaan proses pemasaran tersebut, dapat diketahui apakah fungsi pemasaran pada PT Arisu Surabaya telah terpenuhi secara efektif dan efisien. Apabila tingkat kinerja fungsi tersebut belum bisa dikatakan efektif dan efisien, maka dengan penerapan audit operasional fungsi pemasaran dapat memberikan suatu hasil dalam bentuk rekomendasi yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang.
21 40 Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disusun rerangka pemikiran dalam gambar 1 berikut ini. Audit Operasional dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasaran pada PT Arisu Surabaya Pelaksanaan Audit Operasional Pengumpulan Bukti Audit Evaluasi Audit Operasional Pelaporan Perbaikan / Rekomendasi Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasaran 2.5 Proposisi Penelitian Gambar 1 Rerangka Penelitian Perumusan proposisi adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar serta kerja panduan dalam verifikasi. Perumusan proposisi merupakan jawaban sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Soeratno dan Arsyad, 2008:64). Pada prinsipnya audit operasional merupakan alat bantu teknis bagi manajemen dalam meningkatkan efektivitas dari proses kegiatan yang dilakukan. Salah satu aktivitas yang terpenting dalam suatu perusahaan adalah pemasaran.
22 41 Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang ada, maka proposisi penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Audit dapat menilai kinerja fungsi pemasaran. 2. Penerapan audit fungsi pemasaran akan berfungsi secara efektif dan efisiensi apabila fungsi pemasaran telah melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya. 3. Pemilihan prosedur kegiatan pemasaran yang tepat dan dilakukan dengan konsisten dapat menghasilkan perencanaan akan kebutuhan pemasaran yang efisien dan efektif untuk perusahaan. BAB 3
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Pengertian dan Tujuan Audit Manajemen
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Audit Manajemen Audit manajemen merupakan suatu alat yang digunakan untuk menilai efisiensi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Pengertian dan Tujuan Audit Operasional
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN 2.1 Konsep Dasar Audit Operasional 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Audit Operasional Pada umumnya audit operasional memberi penekanan pada efisiensi, efektivitas,
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN PADA PT ARISU SURABAYA
1 EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN PADA PT ARISU SURABAYA Nur Rachmawati Rahma_wati1407@yahoo.com Sutjipto Ngumar prof.ngumar@yahoo.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Lebih terperinciAUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS
AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Audit Manajemen a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian
Lebih terperinciAFLY YESSIE, SE, Msi
MANAJEMEN AUDIT MATERI KULIAH TUJUAN AUDIT MANAJEMEN Penyusun Oleh: AFLY YESSIE, SE, Msi PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Ta. 2010/2011 TUJUAN AUDIT MANAJEMEN 1 Audit manajemen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha pada sekarang ini semakin berkembang dengan sangat cepat.
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha pada sekarang ini semakin berkembang dengan sangat cepat. Pasar dipenuhi oleh berbagai jenis produk barang dan jasa yang memberikan banyak pilihan
Lebih terperinciJURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
BAB 1 KONSEP DASAR Makalah ini disusun untuk memenuhi penugasan terstruktur pada mata kuliah Manajemen yang dibimbing oleh Bapak Nasikhin, SE., Ak Disusun Oleh: 1. I Dewa Made Ganesha (115020000000000)
Lebih terperinciRINGKASAN MATA KULIAH BAB 2 LANGKAH-LANGKAH AUDIT
Nama : Sugeng Setya C. Jurusan : Akuntansi Angkatan : 2008 RINGKASAN MATA KULIAH BAB 2 LANGKAH-LANGKAH AUDIT I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam melakukan audit, seorang auditor haruslah mengetahui
Lebih terperinciKONSEP DASAR AUDIT. Perencanaan, Pengorganisasian Pengarahan. Sumber Daya. Informasi. Tujuan Perusahaan. Teknologi Pengawasan dan Pengendalian
AUDIT MANAJEMEN KONSEP DASAR AUDIT Sumber Daya Perencanaan, Pengorganisasian Pengarahan Informasi Tujuan Perusahaan Teknologi Pengawasan dan Pengendalian Aktivitas audit Tujuan Audit: 1. Dapat dipercaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. fleksibel dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut mampu untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi saat ini sering terjadi perubahan-perubahan yang sangat yang sangat cepat, konstan, pesat, serentak, dan radikal hal ini menuntut perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia perdagangan membuat perusahaanperusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metode-metode, dan alat-alat yang dapat digunakan
Lebih terperinciKeterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti:
Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti: Sumber daya Informasi Teknologi sangat memengaruhi kemampuan perusahaan dalam memasuki dan/atau mempertahankan pasar yang telah dikuasai. Hal ini mengharuskan
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)
DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negaranegara
Lebih terperinciStruktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang
134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperincipemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel
PERSEPSI MANAJEMEN BADAN USAHA MILIK NEGARA/DAERAH DAN BADAN USAHA MILIK SWASTA DI JAWA TIMUR TERHADAP MANAGEMENT AUDIT SEBAGAI STRATEGI...(AK-20) 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap manajer yang mengelola
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal
Lebih terperinciBAB II BAHAN RUJUKAN
BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan
Lebih terperinciDAMPAK AUDIT MANAJEMEN TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA BAGIAN PEMASARAN PADA PT UNITED INDO SURABAYA. Honestya Citranan Prima
DAMPAK AUDIT MANAJEMEN TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA BAGIAN PEMASARAN PADA PT UNITED INDO SURABAYA Honestya Citranan Prima Honestyap@yahoo.com Sutjipto Ngumar prof.ngumar@yahoo.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Lebih terperinciINTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK
2016 PT ELNUSA TBK PIAGAM AUDIT INTERNAL (Internal Audit Charter) Internal Audit 2016 Daftar Isi Bab I PENDAHULUAN Halaman A. Pengertian 1 B. Visi,Misi, dan Strategi 1 C. Maksud dan Tujuan 3 Bab II ORGANISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negara-negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Internal Audit 2.1.1 Pengertian internal audit Internal Auditing adalah penilaian yang dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih, mengenai keakuratan, dapat dipercaya,
Lebih terperinciPERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL
PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan
Lebih terperinci"ANALISIS PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PT PITU ANUGRAH UTAMA
"ANALISIS PENERAPAN AUDIT MANAJEMEN ATAS FUNGSI KEUANGAN PADA PT PITU ANUGRAH UTAMA JORDAN TIBLOLA STIEYPUP Makassar ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk melihat sejauh mana penerapan audit manajemen atas
Lebih terperinciPERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS
PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. dijual kepada pihak lain, baik individu, kelompok, atau organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan didirikan dan dikelola untuk menghasilkan sesuatu atau sekolompok produk baik berupa barang maupun jasa. Produk itu dipasarkan dan dijual kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti pada kasus PT Petral, anak perusahaan dari PT Pertamina, yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini ketidakpuasan terhadap hasil audit laporan keuangan terjadi dimanamana seperti pada kasus PT Petral, anak perusahaan dari PT Pertamina, yang melakukan penyimpangan
Lebih terperinciAUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI PEMASARAN PADA PT. LG ELECTRONICS INDONESIA. SHELLA KRIEKHOFF Politeknik Negeri Ambon PENDAHULUAN
AUDIT MANAJEMEN TERHADAP FUNGSI PEMASARAN PADA PT. LG ELECTRONICS INDONESIA SHELLA KRIEKHOFF Politeknik Negeri Ambon ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui dan mengevaluasi sejauh mana penerapan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup agar selalu berlanjut (going concern),
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu mempertahankan kelangsungan hidup agar selalu berlanjut (going concern), mendapatkan laba (profit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia sedang melakukan pembangunan di berbagai bidang. Salah satunya di
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG
BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 2 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BOGOR DENGAN
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi
Lebih terperinciANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON)
ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan adalah sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat dikonversikan ke dalam bentuk kas ketika terjadi suatu transaksi penjualan. Dalam mengelola
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Definisi Audit Internal Perkembangan suatu perusahaan ditandai dengan semakin banyaknya unitunit operasi perusahaan, jenis usaha, meluasnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya industri-industri yang mengelola berbagai macam produk.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, perkembangan dunia industri semakin maju, hal ini terbukti dengan munculnya industri-industri yang mengelola berbagai macam produk. Peranan persediaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman modern ini, kita di tuntut untuk dapat memberikan yang terbaik agar dapat bersaing dalam mencapai tujuan. Sama halnya dengan sebuah organisasi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang tidak menentu,
Lebih terperinciTAHAP AUDIT, EKONOMISASI, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ARDANIAH ABBAS, S.E., AK., C.A.
TAHAP AUDIT, EKONOMISASI, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ARDANIAH ABBAS, S.E., AK., C.A. TAHAP-TAHAP AUDIT 1. Audit Pendahuluan 2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen 3. Audit Terinci 4. Pelaporan 5.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era pasar bebas dan globalisasi sekarang ini. Tingkat persaingan di dalam dunia usaha semakin tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang begitu pesat menyebabkan meningkatnya daya saing pada berbagai bidang usaha yang bergerak di bidang jasa, perdagangan,
Lebih terperinciWALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011
WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinciPresentation Outline
Audit Manajemen - Sesi 1 KONSEP DASAR Basic Concepts 1 Presentation Outline 1. Konsep dan Definisi 2. Ruang Lingkup dan Sasaran 3. Kerangka Kerja Audit Manajemen 4. Prinsip Dasar Audit Manajemen 5. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif. Tidak terkecuali
Lebih terperinciSISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
Modul ke: 03Fakultas Ferry EKONOMI DAN BISNIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Tujuan yang searah, Faktor-faktor informal yang mempengaruhi tujuan yang searah, Sistem Pengendalian Formal, Jenis-jenis Organisasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Intern 1. Pengertian Pengendalian Intern SA Seksi 319 Paragraf 06 mendefinisikan pengendalian intern sebagai suatu proses yang dilakukan manajemen dan personel lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan yang semakin maju, persaingan antara Rumah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan yang semakin maju, persaingan antara Rumah Sakit menjadi semakin ketat. Persaingan yang dihadapi oleh Rumah Sakit saat ini bukan hanya
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PT.AVIA AVIAN SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PT.AVIA AVIAN SKRIPSI Diajukan oleh : ABDUL KHARIS 0613010266/FE/EA Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Upaya-upaya Audit Pemasaran dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing
BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Upaya-upaya Audit Pemasaran dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing Dalam menjalankan aktivitas penjualan, PT. Chandra Sakti Utama Leasing menerapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tekanan kompetitif dalam dunia bisnis menuntut organisasi maupun perusahaan untuk lebih peduli terhadap strategi yang dijalankan. Setiap perusahaan harus mampu
Lebih terperinciBUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. a. Pengertian auditing menurut Agoes (2008:3), auditing:
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengauditan 1. Definisi pengauditan a. Pengertian auditing menurut Agoes (2008:3), auditing: Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis
Lebih terperinciModul ke: TEMUAN AUDIT. 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Rosaria.SE.,MSi.,Ak.,CA.,CPAI. Program Studi AKUNTANSI
Modul ke: 06Fakultas Dewi EKONOMI DAN BISNIS TEMUAN AUDIT Rosaria.SE.,MSi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi 1. Hakekat Temuan Audit 2. Elemen-elemen temuan audit 3. Review Pengawas 4. Pelaporan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit diwujudkan, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan bersifat profit oriented, walaupun beberapa diantaranya merupakan perusahaan non profit oriented dan sudah pasti memiliki tujuan. Keberhasilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Ketika suatu perusahaan didirikan, dapat dipastikan bahwa para pendirinya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika suatu perusahaan didirikan, dapat dipastikan bahwa para pendirinya mempunyai pertimbangan dalam berbagai hal untuk mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan
Lebih terperinciKebijakan Manajemen Risiko
Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan oleh setiap perusahaan walaupun pada kenyataannya sangat sulit diterapkan. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. merupakan sebagai alat pengontrol dan evaluasi kinerja karyawan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dengan semakin berkembangnya dunia yang semakin modern dan memasuki era globalisasi terutama dibidang perekonomian, maka setiap perusahaan harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )
BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi
Lebih terperinciLAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN
LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 14/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN - 1 - PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO TERINTEGRASI Konglomerasi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis pada PT. PLN (Persero) serta pembahasan yang telah dikemukakan pada Bab IV yaitu menjawab identifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang semakin berkembang memberikan kesempatan bagi semua jenis usaha yang bergerak di dalamnya. Perkembangan dunia bisnis semakin menuntut setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus
1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus terus ditingkatkan. Indonesia memiliki sumber daya dan kekayaan alam yang cukup banyak dan potensial
Lebih terperinciBAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN. memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang disajikan oleh objek
BAB II AUDIT INTERNAL PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Audit Secara umum, auditing adalah jasa yang diberikan oleh auditor dalam memeriksa dan mengevaluasi laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Rateksi (2012), menganalisis sistem pengendalian internal fungsi penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian
Lebih terperinciDAFTAR TABEL. Variable Dependen dan Skala Pengukuran. yang memadai dalam akuntansi. dan pengetahuan yang memadai dalam akuntansi
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Variable Independen dan Skala Pengukuran Variable Dependen dan Skala Pengukuran Tanggapan responden mengenai Controller mempunyai dasar teknis yang memadai dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
12 BAB II KAJIAN PUSTAKA 1. Kajian Teori 1. Audit Manajemen Perusahaan memiliki keterbatasan dalam berbagai hal untuk melaksanakan operasional dalam perusahaannya, baik dalam hal kepemilikan sumber daya,
Lebih terperinciBAB X. PENGENDALIAN INTERN
BAB X. PENGENDALIAN INTERN 1. KONSEP PENGENDALIAN SUATU ORGANISASI HARUS DIKENDALIKAN; DI MANA ADA PERANGKAT-PERANGKAT UNTUK MEMASTIKAN BAHWA TUJUAN STRATEGIS ORGANISASI DAPAT TERCAPAI. ELEMEN-ELEMEN SISTEM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang Pada masa sekarang ini perekonomian bangsa Indonesia telah memasuki era perdagangan bebas, sehingga setiap perusahaan atau organisasi membutuhkan banyak tenaga ahli
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI
BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju, peranan sistem dalam kegiatan perusahaan sangatlah penting dalam membangun kepentingan perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru. Persaingan bisnis yang ketat seperti saat ini membuat pelaku bisnis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya pengusaha-pengusaha atau pelaku bisnis yang baru. Persaingan bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat di berbagai bidang, baik di sektor perdagangan maupun sektor perindustrian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia belakang ini mengalami kemajuan yang sangat pesat di berbagai bidang, baik di sektor perdagangan maupun sektor perindustrian. Bersamaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus bersaing dengan perusahaan perusahaan dari seluruh dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat di mana setiap perusahaan harus bersaing dengan perusahaan perusahaan dari seluruh dunia. Didalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan fungsi auditing
Lebih terperinciDAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk
DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk Halaman I. Pembukaan 1 II. Kedudukan 2 III. Keanggotaan 2 IV. Hak dan Kewenangan 4 V. Tugas dan Tanggungjawab 4 VI. Hubungan Dengan Pihak Yang
Lebih terperinci