BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Upaya-upaya Audit Pemasaran dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Upaya-upaya Audit Pemasaran dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing"

Transkripsi

1 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Upaya-upaya Audit Pemasaran dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing Dalam menjalankan aktivitas penjualan, PT. Chandra Sakti Utama Leasing menerapkan beberapa upaya, dimana upaya ini menuntun dan mengarahkan tindakantindakan dalam aktivitas penjualan yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun upaya penjualan yang ada di PT. Chandra Sakti Utama Leasing, yaitu: Upaya Audit Pemasaran Memeriksa Keadaan Lingkungan Pemasaran Audit Pemasaran Berupaya untuk mengaudit keadaan lingkungan pemasaran, seperti proses pemasaran dan proses penjualan yang terjadi dalam transaksi perusahaan. Dalam audit proses pemasaran, auditor melakukan audit terhadap aktivitas promosi yang dilakukan oleh bagian pemasaran. Dalam audit aktivitas pemasaran auditor dapat menemukan temuan yang berpengaruh dalam meningkatkan efektivitas penjualan. Selain itu auditor melakukan audit pada proses penjualan dimana seberapa besar kegiatan pemasaran dapat berpengaruh dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada perusahaan. Sehingga auditor dapat mengetahui keadaan lingkungan pemasaran pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing dan kegiatan audit pemasaran sangat berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan Upaya Audit Pemasaran dalam Meningkatkan Produktivitas Pemasaran Upaya audit pemasaran dalam dalam meningkatkan produktivitas pemasaran dapat dilihat dari audit terhadap penilaian keuntungan berbagai kegiatan pemasaran, efektivitas biaya dan berbagai pengeluaran pemasaran. Selain itu auditor pemasaran melakukan audit terhadap dana kredit yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan melakukan analisa lebih tajam terhadap transaksi penjualan, sehingga dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam transaksi penjualan. Audit pemasaran dapat mencari temuan dan memberikan rekomendasi kepada perusahaan untuk produktivitas pemasaran yang dilakukan oleh bagian pemasaran dari perusahaan. Sehingga audit pemasaran memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing Upaya Audit Pemasaran dalam Menetukan Sistem Pemasaran

2 Dalam Kegiatan Pemasaran Perusahaan berupaya untuk membuat beberapa sistem yang dapat membantu kegiatan penjualan dan meningkatkan efektivitas penjualan yaitu audit terhadap kualitas suatu sistem perusahaan di bidang pemasaran. Dalam sistem pemasaran, audit pemasaran membuat Program audit. Program audit adalah salah satu bagian penting dalam proses audit, karena didalamnya terdapat berbagai petunjuk mengenai langkah-langkah atau tindakan yang harus diambil selama melakukan audit. Program audit merupakan suatu rangkaian yang sistematis dari prosedur-prosedur audit untuk mencapai tujuan audit. PT. Chandra Sakti Utama Leasing menyusun program audit setiap akhir tahun dan waktu pelaksanaannya setahun sekali. Program audit pemasaran PT. Chandra Sakti Utama Leasing berisi hal-hal sebagai berikut: 1. Objek Audit Pada prosedur penjualan yang menjadi objek audit adalah bagian-bagian yang terlibat langsung dengan penjualan, yaitu: a. Bagian Penjualan b. Bagian Akuntansi dan Keuangan 2. Tujuan audit atas kegiatan pemasaran pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing, yaitu: a. Untuk mengetahui sejauh mana upaya, prosedur dan ketentuan penjualan telah dilaksanakan oleh semua pihak. b. mendeteksi adanya kelemahan dalam kegiatan penjualan serta mengusahakan upaya penanggulangannya. c. Mencari alternatife dan usaha meningkatkan efektivitas penjualan d. Menyusun rekomendasi bagi penanggulangan kelemahan dan peningkatan kegiatan penjualan e. Meningkatkan pendapatan atau laba perusahaan 3. Ruang Lingkup audit pemasaran Ruang lingkup audit pemasaran pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing difokuskan pada aktivitas bagian pemasaran meliputi prosedur-prosedur, upaya dalam penjualan, dan kelengkapan dokumen pendukung. Selain Program audit yang dilakukan oleh audit pemasaran dalam melaksanakan sistem pemasaran, adapun upaya yang dilakukan audit pemasaran dalam mendukung Sistem Pemasaran, yaitu:

3 a. Transaksi penjualan harus disertai dokumen-dokumen pendukung yang lengkap antara lain order penjualan, nota, dan bukti-bukti transaksi. Upaya ini dilakukan untuk mempermudah transaksi dan dalam penjualan bisa lebih sistematis. b. Setiap dokumen yang berkaitan dengan kegiatan penjualan harus diotorisasi oleh pihak-pihak yang terkait dalam sistem dan prosedur penjualan. Sehingga menghindari adanya kecurangan dalam transaksi penjualan. c. Untuk uang atau bukti transfer yang diterima harus dibuat tanda terima Bukti Terima Kas atau Bank beserta keterangan yang jelas. Sehingga mengurangi adanya kekeliruan yang dapat terjadi dalam transaksi penjualan. 4.2 Strategi Audit Pemasaran dalam Meningkatkan Efektivitas Penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing Dalam mencapai sesuatu dibutuhkan strategi yang kuat. Audit pemasaran memiliki strategi dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada perusahaan. Dimana strategi yang dilakukan oleh audit pemasaran sangat berperan penting dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada perusahaan. Beberapa strategi yang dijalankan oleh audit pemasaran, yaitu: Strategi Segmentasi Pasar (marketing segmentation) Audit pemasaran melakukan audit pada strategi yang dilakukan bagian pemasaran pada perusahaan. Bagian pemasaran melakukan strategi Segmentasi pasar (marketing segmentation). Segmentasi pasar merupakan suatu langkah awal pemasaran (marketing) untuk membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada di pasar dan memilih salah satu bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan target pemasaran (Marketing Target). Yang dimaksud dengan target pemasaran (Marketing Target) di atas adalah jenis konsumen yang dipilih merupakan tujuan pemasaran (marketing goals) paket outbound tour. Tujuan utama segmentasi pasar (Market Segmentation) adalah untuk merangsang semua pelanggan yang berpotensial. Dimana PT. Chandra Sakti Utama Leasing harus mengetahui berbagai macam konsumen yang dapat dijadikan target dalam pemasaran yang akan dilakukan. Maka dari itu perusahaan harus Mengidentifikasikan segmentasi pasar dan mensegmentasi pasar dengan menggunakan segmentasi demografis. Demografis membantu menemukan pasar target atau sasaran. Perusahaan harus benar-benar mengetahui konsumen yang benar-benar membutuhkan dana dalam membeli alat-alat berat. Sehingga Informasi demografis merupakan cara yang paling efektif dari segi biaya dan paling mudah diperoleh untuk mengenali target. Data-data demografis lebih mudah diukur daripada berbagai variabel

4 segmentasi lain. Berbagai variabel demografis mengungkapkan kecenderungan yang memberikan isyarat berbagai peluang bisnis, maka dari itu PT. Chandra Sakti Utama Leasing harus cermat dalam melakukan pemasaran dalam memberikan dana untuk kalangan yang sangat mebutuhkan alat-alat berat seperti: a. Industri Pertambangan yang pasti membutuhkan pendanaan terhadap alat-alat berat yang akan digunakan dalam proses pembuatan produksi. b. Industri Kehutanan yang membutuhkan alat berat dalam melakukan proses produksi perhutanan. c. Industri Perkebunan yang dalam proses produksi ataupun dalam pembangunan sangat membutuhkan alat-alat berat. d. Industri Konstruksi dimana dalam proses kegiata produksi yang dilaksanakan membutuhkan alat-alat berat. e. Industri Mesin Diesel yang dalam proses produksi mesin dan pembangunan usaha membutuhkan alat-alat berat. f. Industri Genset yang membutuhkan alat berat dalam melakukan produksi genset yang akan diproduksi. g. Industri Kelapa Sawit yang membutuhkan alat-alat berat dalam melakukan produksi dalam penjualan yang akan dilakukan. h. Industri Kelautan yang membutuhkan alat berat untuk melakukan kegiatan produkai dalam melakukan penjualan. Mengembangkan gambaran segmen yang dihasilkan membuat Audit Pemasaran melakukan strategi yang lebih terarah. Dengan menentukan target pasar Audit Pemasaran dapat meningkatkan usahanya dalam mencapai target yang diinginkan. Dengan menargetkan perusahaan pertambangan dengan melakukan pemasaran dalam alat berat yang telah dipesan Marketing Target Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang segmen pasar, selanjutnya adalah mengevaluasi beragam segmen tersebut untuk memutuskan segmen mana yang menjadi target market. Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda perusahaan harus melihat dua faktor yaitu daya tarik pasar secara keseluruhan serta tujuan dan resource perusahaan. Perusahaan harus melihat apakah suatu segmen potensial memiliki karakteristik yang secara umum menarik seperti ukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala ekonomi, resiko yang rendah dan lain-lain. Perusahan juga perlu mempertimbangkan apakah berinvestasi dalam segmen tersebut masuk akal dengan mempertimbangkan tujuan dan sumber daya perusahaan.

5 Dalam melakukan Targeting yang lebih terarah perusahaan dapat menggunakan konsep Selective Specialization maksudnya adalah perusahaan menyeleksi beberapa segmen. Segmen yang dipilih mungkin tidak saling berhubungan atau membentuk sinergi, tetapi masing masing segmen menjanjikan uang. Strategi ini lebih dipilih oleh perusahaan untuk menghindari kerugian, walaupun salah satu segmennya tidak produktif, tetapi perusahaan tetap memperoleh pendapatan dari segmen yang lain. Perusahaan dapat memilih industri yang dapat mencapai target,yaitu: a. Industri Pertambangan. Dalam industri pertambangan PT.Chandra Sakti Utama Leasing dapat meningkatkan penjualannya, karena dalam industry pertambangan sangat membutuhkan alat-alat berat untuk berjalannya proses produksi dalam kegiatan meningkatkan penjualan dalam industri tersebut. Seperti penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Sehingga dalam kegiatan ini peran alat-alat berat sangat dibutuhkan. b. Industri Kelautan. Dalam industri sangat membutuhkan alat berat, dalam mencapai target untuk penjualan dari kegiatan produksi ini. Sehingga dalam industri ini memiliki tingkat penjualan yang tinggi dalam mendanai alat-alat berat yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan Market Positioning Market Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing, dalam hal ini perusahaan harus meningkatkan kualitas produk sehingga brand yang dipasarkan. PT.Chandra Sakti Utama Leasing harus membuat beda dengan perusahaan pendanaan lainnya sehingga dalam pemasaran dapat meningkatkan efektivitas penjualan. Maka dari itu perusahaan membuat Strategi Multi Brand, dimana dalam strategi ini membedakan perusahaan dengan perusahaan yang lain. Dengan adanya strategi ini yang tidak mendanai konsumen dari PT. Trakindo saja melainkan dari perusahaan yang lain. Sehingga PT. Chandra Sakti Utama Leasing dapat meningkatkan Efektivitas dalam Penjualan.

6 Dalam tiga strategi yang dilakukan oleh bagian pemasaran, audit pemasaran menilai ada hal-hal yang harus lebih diperhatikan agar dalam pemasaran dapat meningkatkan efektivitas penjualan. Selain itu bagian pemasaran harus melakukan pemasaran dengan baik dan berikut yang harus dilakukan bagian pemasaran untuk lebih meningkatkan efektivitas penjualan dalam strategi yang dilakukan, yaitu: 1. Dapat mengidentifikasikan tujuan, kebijaksanaan, sasaran dan prosedur organisasi yang sebelumnya tidak jelas. 2. Adanya evaluasi independen atas suatu kejadian 3. Membantu meyakinkan terciptanya efektivitas dan efesiensi pada sistem pengendalian manajemen. 4. Mengidentifikasi berbagai tindakan alternatife yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan organisasi. Sehingga dalam strategi yang dilakukan audit pemasaran ini dapat meningkatkan efektivitas penjualan di perusahaan dan audit pemasaran sangat memiliki peranan. 4.3 Penerapan Audit Pemasaran pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing Kualifikasi Audit Pemasaran Audit Pemasaran di PT. Chandra Sakti Utama Leasing mempunyai kualifikasi sebagai berikut: 1. Independensi Kegiatan Audit Pemasaran pada PT.Chandra Sakti Utama Leasing sepenuhnya dilaksanakan auditor pemasaran. Berdasarkan struktur organisasi perusahaan dapat kita ketahui bahwa kedudukan Audit Pemasaran pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing terpisah dari bagian fungsi lainnya, dalam artian Audit Pemasaran perusahaan merupakan bagian dalam perusahaan yang berdiri sendiri dan tidak bergabung dengan atau berada di bawah departemen lainnya, serta bertanggung jawab langsung pada

7 pimpinan. Audit Pemasaran dalam melaksanakan aktivitasnya bersifat independen, dalam arti tidak terlibat dengan kegiatan operasional perusahaan yang dapat membiaskan independensinya, selain itu ada kemungkinan penugasan staf di bagian Audit Pemasaran dirotasikan secara periodik untuk menjaga agar auditor tetap independen. 2. Kompetensi Auditor pemasaran pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing memiliki kompetensi yang cukup tinggi di bidangnya dengan pendidikan terakhir S1 Akuntansi dan dilakukan oleh orang yang memiliki cukup terlatih dan berpengalaman. Auditor Pemasaran memiliki kemampuan teknis dalam menjalankan tugasnya sebagai Auditor, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan orang lain secara efektif, dan mampu menghadapi dan menilai berbagai situasi yang terjadi yang mempengharui bidang yang diaudit. Hal ini menunjukan kegiatan audit yang dilakukan selama ini, berjalan dengan lancar dan tidak ada keluhan dari objek yang diaudit Tahap Penerapan Audit Pemasaran Dalam melakukan audit pemasaran ada beberapa tahap yang dilakukan oleh auditor dalam melaksanakan audit pemasaran pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing. Tahap-tahap ini dilakukan oleh auditor untuk melakukan audit pada bagian pemasaran sehingga audit pemasaran memiliki peran penting dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada perusahaan. Berikut adalah tahap-tahap audit pemasaran, yaitu: Tahap Pendahuluan Adanya tahap pendahuluan ini memungkinkan pelaksanaan audit memiliki arah yang jelas. Pada tahap pendahuluan auditor dapat mengetahui keadaan perusahaan secara umum, megidentifikasikan berbagai peristiwa yang dianggap penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan dan juga menentukan hal-hal yang memerlukan perbaikan dan penelaahan lebih lanjut.

8 Informasi umum tentang perusahaan, terutama kegiatan pemasaran dan kegiatan penjualan dapat diperoleh melalui: 1. Pengamatan atas Fasilitas Fisik Pengamatan atas fasilitas fisik pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing bertujuan untuk meninjau seluruh kegiatan pemasaran dan kegiatan penjualan mendapatkan gambaran nyata mengenai operasi perusahaan khususnya aktivitas pemasaran, sehingga dapat dipelajari indikasi masalah serta menemukan hal-hal yang memerlukan perhatian lebih lanjut. Auditor melakukan pengamatan atas fasilitas fisik yang terdapat di perusahaan dengan meninjau keadaan sekitar lingkungan perusahaan secara langsung serta mengamati tata letak bagian yang diaudit. Adapun temuan dari pengamatan atas fasilitas fisik pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing pada kegiatan pemasaran dan kegiatan penjualan, yaitu: a. Pada kegiatan pemasaran bagian yang melakukan promosi belum maksimal. Hal ini dapat terjadi karena terbatasnya karyawan bagian promosi, akibatnya tidak dapat meningkatkan efektivitas penjualan secara maksimal. Auditor merekomendasikan agar perusahaan menambah karyawan pada bagian promosi dalam pemasaran sehingga dalam melakukan pemasaran dapat berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan efektivitas penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing. b. Pemrosesan atas kegiatan penjualan perusahaan bersifat semi komputer. Hal ini terjadi karena belum semua pencatatan dilakukan secara komputerisasi, masih terdapat pencatatan secara manual seperti kegiatan pemesanan dari pelanggan sampai pemasukan dari transaksi penjualan. Auditor merekomendasikan agar pencatatan secara manual tetap dilakukan sehingga perusahaan tetap mempunyai back up data atas transaksi. Bila terjadi masalah dalam bukti transaksi yang telah dilakukan oleh perusahaan. 2. Mencari Data Tertulis

9 Tujuan dilakukannya pencarian data tertulis yaitu untuk mendapatkan informasi apakah perusahaan telah menerapkan praktek pemasaran dan penjualan secara konsisten atau untuk mendapatkan bahan perbandingan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Auditor pemasaran mencari data tertulis yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran dan kegiatan penjualan, berupa dokumen-dokumen yaitu data tertulis yang dijadikan bahan analisa. Adapun data tertulis yang berhasil diperoleh auditor, yaitu: a. Bagan struktur organisasi dan uraian tugas. b. Contoh-contoh dokumen yang digunakan dalam aktivitas pemasaran dan aktivitas penjualan. c. Anggaran penjualan dan realisasi penjualan tahun (terdapat pada halaman lampiran. 3. Wawancara dengan Manajemen Pada tahap ini auditor melakukan wawancara dengan pihak pemasaran dan beberapa karyawan bagian Akuntansi dan Keuangan serta bagian penjualan dengan tujuan untuk lebih memahami kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan memperoleh informasi mengenai pelaksanaan kegiatan pada bagian yang sedang diaudit dan memperoleh informasi mengenai permasalahan yang ada. Pada tahap ini auditor tidak menemukan temuan yang mengidentifikasikan adanya penyimpangan prosedur pemasaran dan kebijakan penjualan. Wawancara ini sifatnya hanya memberikan gambaran sekilas tentang keadaan perusahaan secara umum. Dengan adanya wawancara dengan pihak pemasaran maka auditor dalam pemasaran akan memiliki cukup pengetahuan untuk mengidentifikasikan berbagai bidang dan peristiwa yang dianggap penting dan juga untuk menentukan hal-hal apa dan dimana yang memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Informasi yang berhasil dikumpulkan pada tahap ini akan dijadikan bahan untuk menyusun suatu rencana atas audit mendalam Tahap Audit Mendalam Tahap audit mendalam dilakukan dengan temuan yang diperoleh pada tahap pendahuluan. Jadi auditor melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap bagian-bagian yang

10 dianggap bermasalah dan melakukan audit mendalam. Adapun tahapan yang dilakukan untuk memperoleh informasi, yaitu: 1. Studi Lapangan Pada tahap ini, auditor pemasaran akan menfokuskan perhatiannya pada bagian yang berhubungan dengan pemasaran dan penjualan. Auditor melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan pemasaran dan kegiatan penjualan dari aktivitas promosi sampai kegiatan penjualan terhadap pelanggan dengan tujuan untuk mengetahui secara rinci mengenai prosedur pemasaran yang diterapkan dalam perusahaan. Pada tahap ini auditor akan mendapat temuan yang bermanfaat bagi upaya peningkatan kualitas pemasaran dalam efektivitas penjualan yang diperiksanya dan auditor mengkonfirmasikan temuan tersebut pada pihak yang bersangkutan yang kemudian akan ditindaklanjuti. 2. Kegiatan Analisis Auditor pemasaran melakukan analisis terhadap temuan yang diperolehnya, dengan tujuan mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi masalah-masalah yang telah ditemukan sehingga dapat diteliti secara lebih mendalam. Analisis yang dilakukan auditor, yaitu: a. Menganalisis temuan yang didapat yang berdasarkan penjelasan yang diberikan oleh bagian yang bersangkutan. b. Menganalisis sampai sejauh mana temuan tersebut dapat merugikan perusahaan. c. Memberikan rekomendasi dan saran-saran perbaikan. Adapun temuan yang dianalisis, yaitu: 1. Kurangnya jumlah karyawan pemasaran dalam melakukan aktivitas promosi dalam penjualan sehingga penjualan pada perusahaan belum mencapai maksimal dan belum dapat meningkatkan efektivitas penjualan. 2. Adanya kegiatan pencatatan pada proses transaksi penjualan dimana masih dalam pencatatan semi komputer, dan perusahaan harus melakukan pencatatan secara

11 manual agar ada back up data dalam penjualan. Sehingga dapat meningkatkan efektivitas penjualan pada perusahaan Tahap Pelaporan Tahap ini merupakan tahap terakhir dari kegiatan audit pemasaran yaitu membuat laporan hasil audit pemasaran. Laporan audit pemasaran atas penjualan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Direktur. Laporan harus disusun secara objektif, jelas dan singkat agar isinya mudah dimengerti. Laporan audit pemasaran pada umumnya meliputi unsurunsur, yaitu: 1. Tujuan dan ruang lingkup audit, untuk memberikan gambaran manfaat tersebut kepada pembaca. 2. Temuan audit, yang dijelaskan secara objektif dalam bahasa yang jelas dan sederhana. 3. Saran dan rekomendasi, untuk mengambil tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah yang ada Tindak Lanjut atas Hasil Audit Tindak lanjut atas hasil audit pemasaran merupakan indikasi yang menunjukkan sampai sejauh mana audit yang telah dilakukan mendapat tanggapan dan dukungan dari Direktur, karena segala usaha yang dilakukan dalam melaksanakan audit pemasaran akan berarti apabila disertai dengan tindak lanjut atas saran atau rekomendasi yang telah diberikan Adapun saran dan rekomendasi yang telah ditindaklanjuti oleh perusahaan, yaitu: 1. Adanya penambahan karyawan yang melakukan aktivitas promosi dalam pemasaran yang akan ditambahkan oleh pihak perusahaan. Penambahan karyawan yang melakukan aktivitas promosi dalam pemasaran oleh pihak perusahaan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas penjualan. 2. Adanya persetujuan dari perusahaan untuk pencatatan manual dalam transaksi penjualan yang dilaksanakan. Dalam persetujuan ini perusahaan bertujuan untuk membuat back up data dari semua transaksi penjualan yang telah dilakukan. Sehingga dalam setiap transaksi ada bukti transaksi yang objektif dan akurat. 4.4 Pembahasan dengan Penelitian Deskriptif Analitis

12 Penelitan ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar berperannya audit pemasaran dalam meningkatkan efektivitas penjualan di PT. Chandra Sakti Utama Leasing. Penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan dan melakukan wawancara yang berisi pertanyaan berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Wawancara dilakukan langsung dengan audit pemasaran pada PT.Chandra Sakti Utama Leasing. Sehingga data yang didapat akan lebih akurat. Penelitian ini dilakukan berdasarkan wawancara yang dilakukan langsung dengan audit pemasaran. Pertanyaan mengenai wawancara dapat dilihat pada halaman lampiran. Pembahasan Peranan Audit pemasaran atas penjualan yang telah dilakukan, yaitu: Penelitian Deskriptif Analitis pada Upaya-upaya Audit Pemasaraan Penelitian audit pemasaran mempunyai upaya-upaya untuk mendukung kegiatan audit pemasaran dalam meningkatkan efektivitas penjualan. Berikut upaya-upaya yang telah dilakukan audit pemasaran: 1. Audit Pemasaran Berupaya untuk mengaudit keadaan lingkungan pemasaran, seperti proses pemasaran dan proses penjualan yang terjadi dalam transaksi perusahaan. Sehingga upaya ini dapat mendukung pemasaran dalam penjualan. 2. Upaya audit pemasaran dalam dalam meningkatkan produktivitas pemasaran dapat dilihat dari audit terhadap penilaian keuntungan berbagai kegiatan pemasaran, efektivitas biaya dan berbagai pengeluaran pemasaran. Selain itu auditor pemasaran melakukan audit terhadap dana kredit yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan melakukan analisa lebih tajam terhadap transaksi penjualan, sehingga dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam transaksi penjualan. 3. Dalam Kegiatan Pemasaran Perusahaan berupaya untuk membuat beberapa sistem yang dapat membantu kegiatan penjualan dan meningkatkan efektivitas penjualan yaitu audit terhadap kualitas suatu sistem perusahaan di bidang pemasaran. Dalam sistem pemasaran, audit pemasaran membuat Program audit. Program audit adalah salah satu bagian penting dalam proses audit, karena didalamnya terdapat berbagai petunjuk mengenai langkah-langkah atau tindakan yang harus diambil selama melakukan audit.

13 Dalam berbagai upaya yang dilakukan, Audit pemasaran dapat meningkatkan efektivitas penjualan karena adanya audit terhadap lingkungan pemasaran, audit produktivitas pemasaran dan sistem pemasaran yang memadai. Sehingga audit pemasaran memiliki peranan dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing Penelitian Deskriptif Analitis pada Strategi-strategi Audit Pemasaran Penelitian audit pemasaran mempunyai strategi yang sangat kuat dalam membuktikan bahwa audit pemasaran memiliki peranan dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing. Di mana audit pemasaran telah melakukan audit terhadap strategi yang dilakukan oleh bagian pemasaran perusahaan. Berikut hasil audit yang dilakukan: 1. Audit Strategi Segmentasi Pasar Dalam strategi ini audit pemasaran dapat menentukan bahwa strategi yang dilakukan oleh bagian pemasaran telah memadai dengan menantukan segmentasi pasar sebagai berikut: a. Industri Pertambangan yang pasti membutuhkan pendanaan terhadap alat-alat berat yang akan digunakan dalam proses pembuatan produksi. b. Industri Kehutanan yang membutuhkan alat berat dalam melakukan proses produksi perhutanan. c. Industri Perkebunan yang dalam proses produksi ataupun dalam pembangunan sangat membutuhkan alat-alat berat. d. Industri Konstruksi dimana dalam proses kegiata produksi yang dilaksanakan membutuhkan alat-alat berat. e. Industri Mesin Diesel yang dalam proses produksi mesin dan pembangunan usaha membutuhkan alat-alat berat. f. Industri Genset yang membutuhkan alat berat dalam melakukan produksi genset yang akan diproduksi. g. Industri Kelapa Sawit yang membutuhkan alat-alat berat dalam melakukan produksi dalam penjualan yang akan dilakukan.

14 h. Industri Kelautan yang membutuhkan alat berat untuk melakukan kegiatan produkai dalam melakukan penjualan. 2. Target Pasar Dalam strategi ini, audit pemasaran menilai bahwa bagian pemasaran telah melakukan strategi pemasaran dengan baik dengan menentukan segmen pasar sebagai berikut: a. Indutri Pertambangan. Dalam industri pertambangan PT.Chandra Sakti Utama Leasing dapat meningkatkan penjualannya, karena dalam industry pertambangan sangat membutuhkan alat-alat berat untuk berjalannya proses produksi dalam kegiatan meningkatkan penjualan dalam industri tersebut. Seperti penambangan (penggalian), pengolahan, pemanfaatan dan penjualan bahan galian (mineral, batubara, panas bumi, migas). Sehingga dalam kegiatan ini peran alat-alat berat sangat dibutuhkan. b. Industri Kelautan. Dalam industri sangat membutuhkan alat berat, dalam mencapai target untuk penjualan dari kegiatan produksi ini. Sehingga dalam industri ini memiliki tingkat penjualan yang tinggi dalam mendanai alat-alat berat yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan. 3. Market Positioning Dalam strategi ini, audit pemasaran menilai bahwa bagian pemasaran telah melakukan strategi pemasaran dengan baik dengan menentukan Market Positioning. Market Posititioning adalah bagaimana sebuah produk dimata konsumen yang membedakannya dengan produk pesaing. Dalam hal ini termasuk brand image, manfaat yang dijanjikan serta competitive advantage. Inilah alasan kenapa konsumen memilih produk suatu perusahaan bukan produk pesaing, dalam hal ini perusahaan harus meningkatkan kualitas produk sehingga brand yang dipasarkan. PT.Chandra Sakti Utama Leasing harus membuat beda dengan perusahaan pendanaan lainnya sehingga dalam pemasaran dapat meningkatkan efektivitas penjualan. Maka dari itu perusahaan membuat Strategi Multi Brand, dimana dalam strategi ini membedakan perusahaan dengan perusahaan yang lain. Dengan adanya strategi ini yang tidak mendanai konsumen dari PT. Trakindo saja melainkan dari perusahaan yang lain. Sehingga PT. Chandra Sakti Utama Leasing dapat meningkatkan Efektivitas dalam Penjualan. Audit pemasaran dapat menilai memadai karena bagian pemasaran dapat mengembangkan segmentasi pasar, menentukan target pasar dan menentukan Market

15 Positioning yang dihasilkan sehingga strategi yang dilakukan lebih terarah. Dalam hal ini audit pemasaran mempunyai peran penting dalam menilai strategi pemasaran yang dapat meningkatkan efektivitas penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing Penelitian Deskriptif Analitis pada Penerapan Audit Pemasaran Dalam penelitian penerapan audit pemasaran, audit melakukan penelitian secara independensi dimana penelitian audit pemasaran berdiri sendiri tanpa adanya departemen lainnya. Selain itu auditor yang melakukan audit pemasaran adalah orang-orang yang memiliki kompetensi dibidang audit sehingga memiliki kemampuan yang tinggi dalam melakukan audit secara kritis dan sistematis. Dalam penerapan audit pemasaran terdapat tahap-tahap audit pemasaran, yaitu: 1. Tahap pendahuluan Langkah awal yang dilakukan oleh auditor adalah melakukan survey pendahuluan pada bagian penjualan dan bagian lain yang terkait dengan penjualan sehingga auditor memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengetahui keadaan bagian yang diaudit. Auditor juga melakukan pengamatan sekilas atas fasilitas fisik sehingga auditor memperoleh informasi mengenai fasilitas fisik perusahaan, misalnya kantor bagian penjualan. Auditor juga mencari data tertulis sehingga auditor dapat memastikan bahwa perusahaan terutama pada bagian penjualan telah menerapkan praktik-praktik manajemen secara konsisten, misalnya prosedur penerimaan pesenan sampai prosedur penjualan telah berjalan sebagaimana mestinya. Auditor juga mengadakan wawancara dengan manajemen agar auditor dapat memahami kebijakan-kebijakan yang dijalankan oleh perusahaan. 2. Tahap audit mendalam Pada tahap ini auditor melakukan studi lapangan, di mana auditor melakukan pengamatan secara langsung atas kegiatan penjualan mulai dari penerimaan pesenan sampai proses penjualan. Auditor juga melakukan kegiatan analisis untuk mengetahui kelemahan-kelemahan kegiatan penjualan dan untuk mengetahui penyimpangan antara rencana dan realisasi penjualan serta memberikan saran dan rekomendasi terhadap kelemahan-kelemahan dalam kegiatan penjualan.

16 3. Tahap pelaporan Pada tahap ini auditor membuat laporan hasil audit yang terdiri dari ringkasan audit pendahuluan yang terdiri dari informasi mengenai objek yang diaudit serta hasil audit yang mencakup temuan-temuan, rekomendasi dan hal-hal yang perlu diperhatikan. Dengan penelitian yang penulis kemukakan, yaitu: Audit Pemasaran sangat berperan dalam meningkatkan efektivitas penjualan dalam meningkatkan efektivitas penjualan pada PT. Chandra Sakti Utama Leasing, dapat diterima.

17

18

WORKING PAPER PERANAN AUDIT PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN PADA PT CHANDRA SAKTI UTAMA LEASING

WORKING PAPER PERANAN AUDIT PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN PADA PT CHANDRA SAKTI UTAMA LEASING WORKING PAPER PERANAN AUDIT PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENJUALAN PADA PT CHANDRA SAKTI UTAMA LEASING Paulina Margareth Pinangkaan Armanto Witjaksono, S.E., Ak., M.M., CA JL Bursa No, 3. Cilandak,

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN PADA PT.FESTO VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit internal Penjualan a.

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. Daftar pertanyaan berikut terdiri dari isian dan tipe pilihan. Pada tipe isian,

DAFTAR PERTANYAAN. Daftar pertanyaan berikut terdiri dari isian dan tipe pilihan. Pada tipe isian, DAFTAR PERTANYAAN Petunjuk Pengisian Daftar pertanyaan berikut terdiri dari isian dan tipe pilihan. Pada tipe isian, mohon Bapak/Ibu mencantumkan identitas diri pada tempat yang telah disediakan. Pada

Lebih terperinci

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN

KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS KEPEGAWAIAN DAN PENGGAJIAN VARIABEL INDEPENDEN Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S R TS STS 1. Kualifikasi Audit Internal Kepegawaian dan Penggajian a. Independensi Auditor

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENJUALAN, PIUTANG USAHA DAN PENERIMAAN KAS PADA PT ERAFONE ARTHA RETAILINDO IV.1. Survey Pendahuluan Pemeriksaan operasional dimulai dari tahap perencanaan awal atau yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan audit kecurangan, dilakukan BAB IV PEMBAHASAN IV. Tahap-Tahap Audit Kecurangan IV.1. Perencanaan Audit Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan pada PT.APTT. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

Kantor Pusat. Lampiran 1. Branch Manager. Internal Auditor. Secretaris. W & D Supervisor Branch Sales Manager

Kantor Pusat. Lampiran 1. Branch Manager. Internal Auditor. Secretaris. W & D Supervisor Branch Sales Manager 137 Lampiran 1 Kantor Pusat Branch Manager Secretaris Internal Auditor W & D Supervisor Branch Sales Manager Branch Office Manager Section Head Pharma Section Head CG Sales Super visor Sales Super visor

Lebih terperinci

Daftar Pertanyaan Untuk Variabel Independen

Daftar Pertanyaan Untuk Variabel Independen A. Pertanyaan Umum. 1. Nama :. ( bila tidak keberatan ) 2. Jenis Kelamin :.. 3. Pendidikan Terakhir :.. 4. Jabatan :.. 5. Lama Bekerja :.. B. Pertanyaan Khusus. Berikut ini adalah pertanyaan penerapan

Lebih terperinci

Presiden Direktur. Internal Audit. Direktur Keuangan Direktur Produksi Direktur Pemasaran. Manager Produksi. Ass. Manager

Presiden Direktur. Internal Audit. Direktur Keuangan Direktur Produksi Direktur Pemasaran. Manager Produksi. Ass. Manager Presiden Direktur STRUKTUR ORGANISASI PT. TOMENBO INDONESIA Internal Audit Direktur Keuangan Direktur Produksi Direktur Pemasaran Manager Pembelian Manager Umum Manager Produksi Manager Pemasaran adm adm

Lebih terperinci

2 Program auditor operasional ditandatangani oleh: a. Direktur b. Internal Auditor c. Kepala Akuntansi dan Keuangan

2 Program auditor operasional ditandatangani oleh: a. Direktur b. Internal Auditor c. Kepala Akuntansi dan Keuangan KUESIONER UNTUK VARIABEL INDEPENDEN PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS PENGGAJIAN PADA KEBUN ADOLINA PERBAUNGAN PTP. NUSANTARA IV (PERSERO) No. PERTANYAAN DAN PERNYATAAN YA TIDAK KETERANGAN Program Pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Pembahasan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas pada Lei Garden Restaurant dijelaskan pada bab keempat ini. Berdasarkan ruang lingkup yang telah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pembahasan yang telah dikemukakan, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan audit internal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada. penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada. penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pengamatan,penelitian, dan pembahasan yang telah disampaikan pada Bab. IV di depan pada penelitian di CV. Kurnia Persada, maka ditarik suatu kesimpulan,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, observasi dan wawancara yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk meningkatkan efektifitas penjualan, pelaksanaan audit

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 4 (empat), maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengendalian Internal Piutang

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh pemeriksaan operasional terhadap efektivitas penjualan serta melakukan analisis data dengan dilandasi

Lebih terperinci

KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK

KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK KUESIONER AUDIT OPERASIONAL (Variabel Independen) No PERTANYAAN YA TIDAK 1 INDEPENDENSI Apakah auditor merupakan staf khusus yang terpisah dari kegiatan opersional perusahaan? 2 Apakah auditor tidak bergabung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA Audit operasional adalah audit yang dilaksanakan untuk menilai efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN B a b V. K e s i m p u l a n d a S a r a n BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT. Pos Indonesia merupakan salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yang bergerak dalam bidang komunikasi, khususnya dalam memberikan pelayanan jasa surat menyurat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ternyata mengakibatkan timbulnya masalah-masalah bagi perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya pertumbuhan dan perkembangan pada suatu perusahaan dewasa ini yang semakin pesat baik pada sektor industri, keuangan, jasa maupun perdagangan ternyata mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang semakin berkembang memberikan kesempatan bagi semua jenis usaha yang bergerak di dalamnya. Perkembangan dunia bisnis semakin menuntut setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Auditing Menurut American Accounting Association (AAA) Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati. Auditing merupakan suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Peran Internal Auditor dalam Perusahaan Dewasa ini upaya yang dilakukan oleh perusahaan adalah tercapainya tujuan perusahaan guna menunjang aktivitas

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Lampiran 20 KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Kepada Yth, Bapak/ibu respoden Di tempat Bandung, 17 Desember 2007 Dengan hormat, Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan BAB 4 HASIL DAN BAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pelaksanaan audit kecurangan terhadap fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan audit kecurangan diperlukan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi

DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi DAFTAR PERTANYAAN MENGENAI PENGARUH AUDIT INTERN (VARIABEL INDEPENDEN) NO PERTANYAAN Y N T Independensi 1 2 3 4 5 6 Apakah internal auditor memiliki kedudukan yang independen dalam melakukan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Audit Internal Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit internal tidaklah ada. Menurut para ahli, audit internal dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL

TABEL 1 DAFTAR PERTANYAAN EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 TABEL 1 DAFTAR EFEKTIVITAS AUDIT INTERNAL Indepedensi Auditor Internal Apakah auditor internal yang ada pada perusahaan merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi operasional

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Audit Manajemen a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN ( X )

KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN ( X ) KUESIONER PENGARUH AUDIT INTERNAL ATAS PENJUALAN TUNAI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN ( X ) Jawaban Kuesioner No Pertanyaan SS S RR TS STS 1. fungsi Audit Internal Penjualan Tunai a. Independensi Auditor

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern )

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern ) Nama Jabatan DAFTAR PERTANYAAN UNTUK VARIABEL INDEPENDEN ( Sistem Pengendalian Intern ) Indikator : Lingkungan Pengendalian Sub Indikator : Nilai Etika dan Integritas. 1 A. Apakah perusahaan memiliki kode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Audit operasional atas fungsi pembelian dan hutang usaha pada PT Prima Auto Mandiri dibatasi pada hal-hal berikut ini: a. Mengidentifikasikan kelemahan sistem pengendalian

Lebih terperinci

Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini

Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini Deskripsi Kerja Usulan Struktur Organisasi Saat Ini a. Direktur: (1) Membuat keputusan strategis perusahaan pada seluruh aktivitas operasional; (2) Menentukan kebijakan manajemen atas kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit Internal 2.1.1 Pengertian Audit Internal Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, penulis mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian Audit Internal. Menurut

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. PLN (Persero) serta pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. PLN (Persero) serta pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada PT. PLN (Persero) serta pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI BAB XI. AUDITING AUDITING ; pengumpulan serta pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Umumnya tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Umumnya tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan yang didirikan baik itu perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan industri selalu mempunyai tujuan utama yang ingin dicapai. Umumnya tujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN

Lampiran 1 KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN Lampiran 1 KUESIONER AUDIT INTERNAL ATAS PERSEDIAAN BARANG JADI PADA PT. X VARIABEL INDEPENDEN No Pertanyaan 1. Kualifikasi Audit Internal Persediaan Barang jadi a. Independensi Auditor Internal 1 2 3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER 96 DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER Petunjuk Pengisian Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian Amerupakan pertanyaan umum dan bagian B merupaan pertanyaan khusus. Bapak / Ibu dimohon untuk memberi tanda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. internal dalam meningkatkan efektivitas penggajian pada PT PLN (Persero)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. internal dalam meningkatkan efektivitas penggajian pada PT PLN (Persero) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam meningkatkan efektivitas penggajian pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang Bab V Kesimpulan Dan Saran 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan

Lebih terperinci

I. Data tentang Responden : 1. Jenis kelamin : ( ) pria ( ) wanita 2. Jabatan : 3. Umur : Th

I. Data tentang Responden : 1. Jenis kelamin : ( ) pria ( ) wanita 2. Jabatan : 3. Umur : Th Daftar Pertanyaan Penelitian Bapak/Ibu yang terhormat, Saya ingin mengetahui tentang Pengaruh Pemeriksaan Operasional terhadap Efektivitas Proses Produksi di PT Arya Duta. Untuk itu Saya mohon kesediaan

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT PT Wintermar Offshore Marine Tbk ( Perseroan ) PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT Pasal 1 Tujuan 1. Komite Audit dibentuk berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK No. IX.1.5 dengan merujuk pada Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan pemeriksa (auditor). Seorang auditor pada mulanya bertindak sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ruang Lingkup Pengawasan Internal Pengertian Auditing pertama kali dikenal dari bahasa latin, yaitu: audire, yang artinya mendengar. Sedangkan orang yang melaksanakan fungsi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Tahap survei pendahuluan merupakan tahap awal yang harus dilaksanakan oleh seorang

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis

BAB II URAIAN TEORITIS. Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis I. Pengertian Internal Auditing BAB II URAIAN TEORITIS Menurut American Accounting Association, internal audit adalah proses sistematis untuk secara objektif memperoleh dan mengevaluasi asersi mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat.

BAB II LANDASAN TEORI. penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil. ini belum menerapkan praktek yang sehat. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Rateksi (2012), menganalisis sistem pengendalian internal fungsi penjualan pada PT. Kembang Jawa Motor di Trenggalek. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku 5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi

Lebih terperinci

Variable X. Audit Operasional

Variable X. Audit Operasional Variable X Audit Operasional Indicator No Kuesioner Ya Tidak Independensi 1 Apakah auditor merupakan staff khusus yang terpisah dari kegiatan operasional perusahaan? 2 Apakah auditor cukup independent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitasnya menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitasnya menjadi sorotan tajam akhir-akhir ini. Dengan demikian, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lembaga nirlaba sebagai salah satu representasi dari civil society merupakan sektor yang relatif unik. Idealisme yang disandangnya ternyata masih belum didukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang

BAB I PENDAHULAN. Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang berjalannya usaha tersebut dengan baik. Beberapa kebutuhan itu antara lain sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan BAB IV PEMBAHASAN Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan yang dilakukan dari sudut pandang manajemen dengan tujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas dari setiap operasional

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Suatu perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan. Pertumbuhan dan perkembangan suatu perusahaan menurut kemampuan dan kecakapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, Jakarta, 2002, hlm., Sofjian Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, Jakarta, 2002, hlm., Sofjian Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, PT. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan lingkungan selalu memunculkan tantangan peluang baru bagi perusahaan serta strategi pemasaran. Belakangan ini perubahan begitu cepat muncul diberbagai sektor,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 4 (empat), dapat disimpulkan bahwa audit internal berperan dalam menunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha menjadi semakin ketat dan terbuka. Kondisi ini menuntut perusahaan-perusahaan untuk mengelola

Lebih terperinci

PROSEDUR PENJUALAN SEPEDA MOTOR SECARA KREDIT PADA PT CIBITUNG MOTOR MANDIRI

PROSEDUR PENJUALAN SEPEDA MOTOR SECARA KREDIT PADA PT CIBITUNG MOTOR MANDIRI PROSEDUR PENJUALAN SEPEDA MOTOR SECARA KREDIT PADA PT CIBITUNG MOTOR MANDIRI Nama :Tika Agustin Mujayati NPM :47211113 Pembimbing :Dr. Prihantoro, SE., MM Latar Belakang Dalam persaingan dunia usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data hasil penelitian pada PT.X serta pembahasan yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data hasil penelitian pada PT.X serta pembahasan yang 69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian pada PT.X serta pembahasan yang berlandaskan teori, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Audit internal terhadap

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL

BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL BAB IV PELAKSANAAN AUDIT OPERASIONAL UNTUK MENILAI KINERJA BAGIAN PENJUALAN PADA PT. OPTIMA INFOCITRA UNIVERSAL IV.1. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey) Sesuai dengan ruang lingkup pembahasan audit

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Program Pemasaran 2.1.1 Definisi Program Pemasaran Sejumlah ahli tentang pemasaran telah berupaya untuk merumuskan definisi program pemasaran yang konklusif, namun hingga sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, serta arus kas perusahaan. Laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha untuk semakin maju lebih efektif. Semakin maju dunia usaha dan semakin berhasilnya perusahaan,

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit eksternal. Faktor utama diperlukannya audit internal adalah meluasnya rentang kendali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan laba sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan laba sesuai dengan BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan laba sesuai dengan yang diharapkan. Pada umumnya, laba bersumber dari penjualan produk yang merupakan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, sehingga dalam dunia usaha dewasa ini muncul

Lebih terperinci

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 0:0: AM STANDAR AUDIT 0 TANGGUNG JAWAB AUDITOR TERKAIT DENGAN KECURANGAN DALAM SUATU AUDIT

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan. merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur organisasi BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas merupakan salah satu dari unsur pengendalian internal. Struktur

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE. SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK Nama : Maria Yuliani NPM : 24212434 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA IV.1 Survei Pendahuluan Pelaksanaan audit operasional di PT Bangunreksa Millenium Jaya akan dimulai dari tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dijual kepada pihak lain, baik individu, kelompok, atau organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dijual kepada pihak lain, baik individu, kelompok, atau organisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan didirikan dan dikelola untuk menghasilkan sesuatu atau sekolompok produk baik berupa barang maupun jasa. Produk itu dipasarkan dan dijual kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis a. Pengertian Auditing dan Internal Auditing Istilah auditing dikenal berasal dari bahasa latin yaitu : audire, yang artinya mendengar. Orang yang melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Audit Operasional Untuk memulai suatu pemeriksaan, seorang auditor harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus

Bab 1. Pendahuluan. Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus 1 Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi, laju perekonomian di Indonesia harus terus ditingkatkan. Indonesia memiliki sumber daya dan kekayaan alam yang cukup banyak dan potensial

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan perusahaan, baik itu bergerak di bidang jasa ataupun barang. Produk-produk

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT. Modern Internasioanal, Tbk Bandung, penulis menyimpulkan bahwa: dilaksanakan dengan cukup efektif dan efisien, yaitu:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT. Modern Internasioanal, Tbk Bandung, penulis menyimpulkan bahwa: dilaksanakan dengan cukup efektif dan efisien, yaitu: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi pada PT. Modern Internasioanal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bersaingnya, perusahaan juga memiliki tujuan utama, yaitu dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan bersaingnya, perusahaan juga memiliki tujuan utama, yaitu dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang pencapaian tujuan dalam sebuah bisnis sangatlah penting. Selain berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami keadaan yang tidak menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada luar negeri. Tuntutan konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pada luar negeri. Tuntutan konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan usaha dalam era global ini menimbulkan persaingan yang ketat dan terbuka. Persaingan usaha sejenis pun tidak lagi hanya dalam negeri bahkan sampai pada luar

Lebih terperinci

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan yakni dengan melakukan observasi langsung ke perusahaan, serta mengajukan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan pengendalian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang

BAB IV PEMBAHASAN. PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang BAB IV PEMBAHASAN Dalam bab ini, penulis membahas mengenai pelaksanaan audit operasional pada PT. My Rasch Indonesia. Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian langkah

Lebih terperinci