EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN PADA PT ARISU SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN PADA PT ARISU SURABAYA"

Transkripsi

1 1 EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN PADA PT ARISU SURABAYA Nur Rachmawati Sutjipto Ngumar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant (1) to understand the implementation of operational audit on marketing function in assessing marketing efficiency and effectiveness, and (2) to analyze things which improve marketing function performance. The descriptive qualitative approach is used as the data analysis technique by collecting the necessary data which is related to marketing function operational audit at PT Arisu Surabaya.The result of operational audit shows that the problem which is encountered by PT Arisu Surabaya is that marketing division cannot maximize the marketing budget which has been determined in 2013 is Rp 2,129,007,900 which has been realized is Rp 2,055,549,800. The failure of sales target which has been determined by PT Arisu Surabaya can cause the reduction of company s profitpt Arisu Surabaya, in supporting sales, recruits some employees who have more experience in the field of sales, so it can rapidly increase, and sales target is always achieved. Overall, the implementation of sales activities at PT Arisu Surabaya has been running efficient and effectively, when it is considered from practice which has been done by the company it has already in accordance with company work standards. In connection with operational audit on sales function, the company management party is expected to be able to analyze and to make policies to the improvement so the sales function operational audit can be made as the control instrument on marketing department thus the effectiveness and efficiency of sales function can be achieved. Therefore, the sales function operational audit can be used in assessing the efficiency and the effectiveness of sales function at PT Arisu Surabaya. Keywords: operational audit, marketing, effectiveness, and efficiency ABSTRAK Penelitian bertujuan (1) Untuk memahami penerapan audit operasional atas fungsi pemasaran dalam menilai efektivitas dan efisiensi pemasaran, dan (2) Untuk menganalisis hal-hal yang meningkatkan kinerja fungsi pemasaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data data yang diperlukan yang berhubungan dengan audit operasional fungsi pemasaran pada PT Arisu Surabaya. Hasil audit operasional menunjukkan bahwa permasalahan yang dihadapi oleh PT Arisu Surabaya adalah bahwa bagian pemasaran tidak dapat memaksimalkan anggaran pemasaran yang sudah ditetapkan dimana pada tahun 2013 anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 2,129,007,900 terealisasi sebesar Rp 2,055,549,800,- Dalam menunjang penjualan,, PT Arisu Surabaya merekrut karyawan yang lebih mempunyai pengalaman di dalam bidang penjualan, sehingga penjualan dapat lebih cepat meningkat, dan target penjualan selalu tercapai. Secara keseluruhan penerapan kegiatan pemasaran pada PT. Arisu Surabaya telah berjalan dengan efektif dan efisien, ditinjau pada praktek yang telah dilakukan sesuai dengan standar kerja perusahaan.berkaitan dengan audit operasional atas fungsi pemasaran, diharapkan pihak manajemen perusahaan mampu menganalisis dan mengambil kebijakan-kebijakan kearah perbaikan sehingga audit operasional fungsi pemasaran dapat dijadikan alat pengendalian pada bagian pemasaran sehingga akan tercapai efisiensi dan efektivitas fungsi pemasaran. Dengan demikian audit operasional fungsi pemasaran dapat digunakan dalam menilai efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran pada PT Arisu Surabaya. Kata kunci: audit operasional, pemasaran, efisiensi dan efektivitas

2 2 PENDAHULUAN Dunia usaha pada sekarang ini semakin berkembang dengan sangat cepat. Pasar dipenuhi oleh berbagai jenis produk barang dan jasa yang memberikan banyak pilihan kepada konsumen. Hal ini menimbulkan persaingan yang ketat kepada perusahaan yang sejenis dan para konsumen pun makin kritis. Dengan makin banyaknya kebutuhan, konsumen mendapat keuntungan melalui berbagai macam pilihan produk yang ada sehingga mereka dapat memilih produk yang terbaik dengan harga yang murah. Setiap perusahaan dituntut untuk menyadari dan menemukan cara-cara yang tepat untuk mengantisipasi dan meminimalkan tingkat resiko yang semakin meningkat dan berusaha mengalokasikan sumber daya yang semakin langka dengan sebaik-baiknya. Dalam situasi yang demikian, manajemen perusahaan harus mampu untuk melaksanakan kegiatan operasionalnya secara kreatif dan sungguh-sungguh dalam menghadapi kemungkinan berbagai masalah yang akan timbul baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Sehingga diperlukan adanya suatu alat atau bagian yang berfungsi dalam mendeteksi kelemahan-kelemahan yang bersifat menghambat maupun yang dapat digunakan untuk mencari peluang-peluang bagi pengembangan kegiatan operasional perusahaan. Alat yang dapat membantu pelaksanaan tersebut adalah pemeriksaaan operasional. Dengan adanya pemeriksaan operasional ini, manajemen dapat memperoleh informasi mengenai pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan, yang difokuskan pada pelaksanaan kerja dan peningkatan prosedur serta peningkatan hasil agar terciptanya efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan operasional perusahaan khususnya fungsi pemasaran. Berbagai upaya pemasaran yang dilakukan mulai dari identifikasi dan analisis peluang pasar,memilih pasar sasaran mengembangkan bauran pemasaran (marketing mix) dan pengelolaan terhadap upaya pemasaran (marketing effort) dilakukan secara terintegrasi dengan stategi pencapaian tujuan perusahaan (Bayangkara 2008:115). Fungsi pemasaran bisa dikatakan sebagai ujung tombak dari keberhasilan perusahaan tersebut. Setiap perusahaan menginginkan tiap produk yang dihasilkannya dapat terjual dalam jumlah besar dan dengan tingkat harga yang memberi keuntungan. Melalui produk yang dijualnya inilah perusahaan dapat mempertahankan kehidupannya atau menjaga kestabilan usahanya serta untuk dapat berkembang. Oleh karenanya, tiap perusahaan merencanakan kegiatan pemasaran produknya, seperti keputusan mengenai produk yang dibuat, pangsa pasarnya, harga, serta promosinya, jauh sebelum produk itu diproduksi sampai produk tersebut dikonsumsi oleh konsumen akhir. Operasi keuangan, akunting, dan fungsi bisnis lainnya sesungguhnya tidak berarti kalau tidak ada permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan menghasilkan laba. Jadi, kelangsungan hidup suatu perusahaan tergantung pada aktivitas pemasaran. Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu pemeriksaan operasional yang dapat membantu manajemen dalam mendeteksi ketidakefisienan dan efektivitas serta menilai apakah fungsi pemasaran tersebut telah berjalan dengan baik sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan yang tepat pada waktu terjadinya penyimpangan menyangkut penjualan produk perusahaan maupun hal-hal yang berkaitan dengan sistem pemasaran. Pemeriksaan operasional yang dimaksud adalah audit fungsi pemasaran.audit pemasaran (marketing audit) merupakan bagian dari pengendalian internal yang mengaudit operasional perusahaan. Hal yang penting dalam pelaksanaan audit adalah menemukan masalah dan meyakinkan ketaatan (compliance) terhadap peraturan atau standar-standar yang berlaku di perusahaan sehingga diharapkan perusahaan dapat mengontrol fungsi yang dimaksud secara maksimal, dalam hal ini fungsi pemasaran. Hasil dari audit ini digunakan oleh

3 3 manajemen puncak sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Fungsi utama audit pemasaran (marketing audit) adalah untuk menguji dan menilai tujuan dan kebijakan pemasaran yang akan mengarahkan perusahaan, sehingga merupakan alat bagi manajer pemasaran untuk dapat mendeteksi dan mengungkapkan permasalahan yang dihadapi. Audit pemasaran digunakan sebagai alat peninjau dan penilaian yang menyeluruh atas fungsi pemasaran untuk membantu mengungkapkan permasalahan dalam bidang pemasaran serta memberikan rekomendasi yang tepat untuk perbaikan perusahaan kedepannya. PT Arisu Surabaya adalah sebuah perusahaan manufaktur, dimana dalam melakukan proses produksinya berdasarkan job order yang menghasilkan packaging dalam bentuk lembaran, roll dan tube. Dalam menggencarkan pemasarannya memiliki banyak persaingan dengan perusahaan sejenis. Masalah yang dihadapi oleh PT Arisu Surabaya terkait dengan pengeluaran biaya pemasaran yang besar pada dasarnya dapat mengakibatkan peningkatan volume penjualan, tetapi pengeluaran biaya pemasaran yang terus meningkat relatif lebih besar daripada peningkatan volume penjualan itu sendiri menunjukkan bahwa kegiatan pemasaran belum dilaksanakan dengan efektif dan efisien. Apabila hal ini berlanjut pada tahun-tahun mendatang, maka akan terjadi pemborosan-pemborosan yang seharusnya dapat dihindari. Untuk mengetahui dan mengevaluasi apakah kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh PT Arisu Surabaya dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga diharapkan produktivitas dapat tercapai, maka pihak manajemen memerlukan audit manajemen. Penerapan audit manajemen ini dapat menjadi alat bantu yang dapat menilai hasil kerja suatu bagian atau keseluruhan perusahaan. Penerapan audit operasional ini dilakukan untuk menilai kinerja pemasaran pada PT Arisu Surabaya. Penerapan prinsip prinsip ketepatan, efisiensi dan efektif yang dipegang perusahaan dilakukan karena perusahaan memiliki keterbatasan dalam hal perolehan modal dan sumber daya. Hasil audit dan rekomendasi dari audit operasional nantinya diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan kinerja perusahaan. Hal ini dilakukan untuk menilai efektifitas program atau rencana yang telah dibuat dan apabila perlu dilakukan penyempurnaan atau koreksi. Suatu perusahaan selain melakukan pengendalian efektivitas pemasaran juga perlu melakukan pengendalian rentabilitas. Pengendalian rentabilitas atau disebut juga pengendalian keuntungan merupakan suatu aktivitas untuk mengukur keuntungan yang sebenarnya diperoleh dari masing masing produk, wilayah dan saluran distribusi. Hal ini bertujuan untuk membantu pimpinan bidang pemasaran mengetahui pada unit kerja atau organisasi mana terjadi hal yang merugikan. Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut: 1) Bagaimana penerapan audit operasional sebagai alat bantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas terhadap fungsi pemasaran?; 2) Bagaimanakah audit operasional mengukur efektif dan efisiensi nilai fungsi pemasaran?. Tujuan dari audit atas fungsi pemasaran untuk menilai efisiensi dan efektivitas antara lain: 1) Untuk memahami penerapan audit operasional atas fungsi pemasaran dalam menilai efektivitas dan efisiensi pemasaran, 2) Untuk menganalisis hal-hal yang meningkatkan kinerja fungsi pemasaran. Konsep Dasar Audit Operasional Pada umumnya audit operasional memberi penekanan pada efisiensi, efektivitas dan ekonomisasi atas kinerja suatu kesatuan usaha. Definisi audit operasional menurut Andayani (2008:23) adalah audit yang berkenaan dengan keekonomisan dan efisiensi operasional manajemen dibanding dengan keefektifan program manajemen dilaksanakan. Audit operasional merupakan suatu review setiap bagian prosedur dan metode operasional

4 4 untuk tujuan mengevaluasi efisiensi dan efektifitas. Sedangkan menurut Messier, et. al (2008:61) audit operasional melibatkan pengkajian sistematis atas aktivitas organisasi atau bagian dari itu, sehubungan dengan penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif. Definisi lain menurut Bayangkara (2008:2) audit operasional adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Sedangkan pengertian audit operasional menurut Mulyadi (2009:32) adalah review secara sistematik kegiatan organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Menurut Bayangkara, (2008:3) audit operasional bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut. Ada tujuh prinsip dasar dalam Bayangkara (2008:5) yang harus diperhatikan auditor agar audit operasional dapat mencapai tujuan dengan baik, yang meliputi: 1) Audit dititikberatkan pada obyek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki, 2) Prasyarat penilaian terhadap kegiatan obyek audit, 3) Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan- temuan yang bersifat positif, 4) Identifikasi individu yang bertanggungjawab terhadap kekurangan- kekurangan yang terjadi, 5) Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab, 6) Pelanggaran hukum, 7) Penyelidikan dan pencegahan kecurangan. Tahap-Tahap Audit Operasional Keberhasilan suatu audit operasional sangat ditentukan oleh ketepatan pengambilan langkah pemeriksaan, oleh karena itu auditor harus merencanakan tahap-tahap pemeriksaan yang akan dilaksanakan secara sistematis agar dapat mengkoordinasikan pelaksanaan pemeriksaan sehingga tujuan pemeriksaan tercapai. Audit manajemen mempunyai lebih banyak fase atau tahapan jika dibandingkan dengan audit keuangan. Karena dalam audit manajemen hasil akhir tidak hanya berupa sebuah laporan audit, namun juga berupa rekomendasi untuk tindak lanjut (Siagian, 2008:25). Menurut Bayangkara (2008:21-34) tahaptahap dari audit operasional sebagai berikut: 1. Audit Pendahuluan yang meliputi: a) Penentuan tujuan audit, b) Penentuan ruang lingkup audit, c) Review terhadap peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan objek audit, d) Review terhadap pengendalian manajemen. 2. Audit lanjutan, 3.Pelaporan dan 4. Tindak lanjut. Pelaksana Audit Operasional Menurut Siagian (2008:25-29) keberhasilan pelaksanaan audit sangat ditentukan oleh mantapnya pengambilan langkah langkah yaitu: 1. Penentuan cakupan kegiatan audit. Adanya kesatuan persepsi antara manajemen puncak dan pelaksana audit tentang cakupan kegiatan audit merupakan hal yang sangat penting, tentu yang berlaku ialah persepsi dan interpretasi manajemen. 2. Perencanaan kegiatan audit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan, yaitu: a) Identifikasi komponen perusahaan yang akan menjadi sumber data, b) Jangka waktu pelaksanaan audit, c) Pengorganisasian kegiatan audit, d) Penentuan instrumen penentuan data, e) Teknik analisis yang akan digunakan. 3. Pengumpulan data Tidak ada satu pun teknik pengumpulan data yang sama efektifnya untuk semua kegiatan audit. Karena itu pelaksana audit harus mampu memilih dan menggunakan teknik yang dianggap paling tepat. 4. Analisis data; Memilih dan menggunakan teknik analisis data yang tepat sehingga menghasilkan informasi yang relevan, mutakhir, lengkap, dan dapat dipercaya. 5. Penyusunan laporan. Kegiatan audit harus diakhiri dengan penyusunan

5 5 laporan yang bermanfaat bagi manajemen puncak untuk mengambil keputusan dalam upaya meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas perusahaan atau komponen komponen tertentu dalam perusahaan yang dipimpinnya. Standar Penerapan Audit Operasional Untuk memberikan informasi pada manajemen, efektivitas suatu fungsi diperlukan pengukuran efektivitas yang didasarkan pada bukti-bukti dan standar-standar. Menurut Tunggal (2012:5), standar-standar yang digunakan untuk mengevaluasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Undang-undang dan peraturan pemerintah, 2. Standar perusahaan diantaranya: (a) Strategi-strategi, rencana dan program yang disetujui, (b) Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan, (c) Struktur organisasi yang telah disetujui, (d) Tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. 3. Standar dan praktek perusahaan; 4. Prinsip organisasi manajemen; 5. Praktek manajemen yang sehat, proses dan teknik yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang maju. Konsep Dasar Fungsi Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:6) adalah pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Definisi formal pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi. Assauri (2007:5) menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Sedangkan menurut Angipora (2008:141) keberhasilan suatu perusahaan dalam pemasaran adalah apabila suatu perusahaan mampu melakukan penjualan produknya sesuai dengan target yang ditentukan oleh perusahaan, bahkan melebihi target dari volume penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.audit operasional terhadap fungsi pemasaran atau sering disebut dengan audit pemasaran merupakan suatu bentuk audit yang dilaksanakan perusahaan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan di bidang pemasaran. Menurut penelitian Djanika (2007:276) kinerja merupakan hasil dari suatu proses yang menggunakan berbagai sumber daya dan kemampuan secara efektif dan efisien sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan oleh perusahaan baik sasaran jangka pendek maupun jangka panjang. Audit operasional pemasaran juga berfungsi untuk mengukur seberapa baik manajemen menjalankan fungsi perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuan pemasaran yang telah ditetapkan. Berkaitan dengan hal tersebut, Widodo (2008:155) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kinerja pemasaran yang baik menunjukkan tingkat penjualan yang tinggi, meningkatnya jumlah penjualan baik dalam unit produk maupun dalam satuan moneter. Sebaliknya, rendahnya tingkat penjualan atau kegagalan dalam mencapai target penjualan yang ditetapkan dapat memperkecil laba yang diharapkan bahkan dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan (Djanegara dan Haryadi, 2007:1). Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2009:4) bahwa keberhasilan keuangan sering tergantung pada kemampuan pemasaran. Operasi keuangan, akunting, dan fungsi bisnis lainnya sesungguhnya tidak berarti kalau tidak ada permintaan akan produk dan jasa sehingga perusahaan menghasilkan laba. Tunggal (2012:159) mengemukakan bahwa audit pemasaran merupakan suatu penelaahan dan penilaian atas semua operasi pemasaran secara sistematis, kritis dan tidak memihak, dari tujuan dan kebijakan dasar operasi serta asumsi yang mendasari mereka, dan juga prosedur, personel serta asumsi yang mendasari mereka, dan juga prosedur, personel

6 6 dan organisasi yang berlaku untuk menerapkan kebijakan dan mencapai tujuan. Fungsi utamanya adalah menguji dan menilai tujuan dan kebijakan pemasaran yang mengarajkan perusahaan. Sedangkan Bayangkara (2008:115) menyatakan bahwa audit pemasaran adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan secara periodik terhadap pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area pemasaran yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. Tujuan Audit Operasional Fungsi Pemasaran Tujuan audit operasional fungsi pemasaran menurut Hamilton (2007:94) adalah untuk menganalisa usaha pemasaran dalam hubungannya untuk mendukung rencana penjualan. Bayangkara (2008:116) tujuan audit pemasaran adalah untuk mengidentifikasi ancamanancaman pemasaran yang dihadapi perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk mengeleminasi ancaman tersebut. Sedangkan menurut Assauri (2007: ) tujuan audit operasional pada fungsi pemasaran adalah: 1) Memeriksa dan meninjau kembali kebijakan, rencana, ketentuan, strategi, dan pelaksanaan kegiatan bidang pemasaran dari segi efektivitas pencapaian tujuan perusahaan, 2) Menilai apakah para pelaksana dibidang pemasaran melaksanakan kebijakan, rencana, ketentuan, dan strategi yang telah ditetapkan. 3) Sebagai alat manajemen untuk dapat memperoleh rekomendasi bagi peningkatan efektifitas dan efisiensi kegiatan di bidang pemasaran, 4) Sebagai alat pengukuran saling keterkaitan dan keterpaduan bidang pemasaran dengan bidang-bidang lain dalam perusahaan dan linkungan pemasaran perusahaan, yang tercermin dalam dinamika usaha yang harus diperhatikan agar pelaksanaan kegiatan pemasaran dapat teratur dan terarah. Ruang Lingkup Audit Operasional Fungsi Pemasaran Ruang lingkup audit operasional pada fungsi pemasaran menurut Tunggal (2012:161), terdiri dari: 1) Audit Lingkungan Pemasaran adalah audit terhadap lingkungan pemasaran, seperti saluran distrbusi, pemasok, konsumen dan lain-lain; 2) Audit Strategi Pemasaran adalah audit terhadap tujuan dan strategi pemasaran untuk melihat apakah sesuai dengan lingkungan pemasaran sekarang dana pada masa yang akan datang, 3) Audit Sistem Pemasaran adalah audit terhadap kualitas sistem organisasi, 4) Audit Organisasi Pemasaran yaitu menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam melakukan strategi pemasaran untuk masa depan, 5) Audit Produktivitas Pemasaran yaitu menilai keuntungan berbagia kegiatan pemasaran, efektivitas biaya dan berbagai pengeluaran pemasaran, 6) Audit Fungsi Pemasaran yaitu menilai secara mendalam mengenai bauran pemasaran, yaitu produk, harga, distribusi, penjual, advertensi, promosi, dan publisitas. Proses Audit Operasional Fungsi Pemasaran Menurut Bayangkara (2008:119) proses audit operasional pemasaran meliputi: 1) Menentukan konsumen sasaran. 2) Mengembangkan bauran pemasaran, 3) Mengelola upaya pemasaran. Pengelolaan upaya pemasaran melibatkan empat fungsi utama manajemen pemasaran yaitu analisis pemasaran, perencanaan pemasaran, implementasi pemasaran, pengendalian pemasaran. Sedangkan menurut Tunggal (2012:50) proses audit operasional fungsi pemasaran meliputi: 1) Mendefinisikan pasar. Mengembangkan pernyataan tujuan dan arti manfaat, ruang lingkup produk, ukuran tingkat pertumbuhan, tahap kematangan, keperluan strategi utama VS strategi selektif, persyaratan untuk keberhasilan, definisi yang berbeda dari yang atas berdasarkan kompetitor/pesaing, dan definisi yang akan digunakan oleh perusahaan, 2) Menentukan diferensial kinerja. Menilai kinerja industri dan perbedaan

7 7 perusahaan,menentukan perbedaan dalam produk, aplikasi, geografi dan saluran, dan menentukan perbedaan menurut kumpulan pelanggan, 3) Menentukan perbedaan dalam program kompetitif. Mengidentifikasi dan menilai perusahaan individual untuk strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, strategi pembiayaan dan administrasif serta dukungan, 4. Membuat riwayat strategi pesaing. Membuat riwayat setiap pesaing yang signifikan atau tipe yang berbeda dari strategi bersaing dan membandingkan strategi sendiri dengan pesaing, 5. Menentukan Struktur Perencanaan Strategik. Menetapkan unit perencanaan atau sel-sel dan menandakan dimensi yang utama dan tambahan dan melakukan penugasan organisasional terhadap manajer produk, manajer industri, dan yang lain. Penelitian Terdahulu Dianti (2009) menyatakan bahwa (a) strategi perusahaan tertinggal, sehingga PT GiGa sebagai Marketing Oriented Company perlu mempersiapkan diri menjadi Market Driven Company. (b) Atribut efektivitas pemasaran yaitu filosofi pelanggan, organisasi pemasaran yang terintegrasi, informasi pasar yang memadai, orientasi strategis, dan efisiensi operasional telah berjalan sangat baik sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja sumberdaya pemasaran sangat baik. Adhiwirawan (2008) judul Analisis Audit Pemasaran PT. Agricon (Studi Kasus Produk Pestisida Merk Spontan di Wilayah Jawa Barat). Hasil penelitian ini adalah: alternatif strategi pemasaran yang dapat ditetapkan dan dijalankan perusahaan dalam menghadapi kondisi persaingan dan perubahan bisnis adalah (1). Segmentasi, yaitu perusahaan dapat menetapkan segmentasi dengan menggunakan peubah psikografi atau membagi pasar atas faktor mengapa membeli; (2) Penargetan, yaitu perusahaan memilih orang-orang hanya dalam segmen pasar yang dianggap paling efektif sebagai target pasar; (3) Pemosisian, yaitu perusahaan mempertahankan pemosisian satu pernyataan yang dapat melekat pada benak konsumen; (4) Diferensiasi, yaitu perusahaan dapat mengorganisasikan seluruh aspek operasinya untuk disukai pelanggan; Sofia (2008) menyatakan bahwa manajemen puncak dapat mengetahui tentang keefektifan suatu unit fungsional atau jika ada sesuatu yang tidak wajar sedang terjadi. Penerapan audit manajemen dilakukan untuk menilai produktivitas pemasaran. Penerapan prinsip prinsip ketepatan, efisiensi dan efektif yang dipegang perusahaan dilakukan karena perusahaan memiliki keterbatasan dalam hal perolehan modal dan sumber daya. Selain melakukan penerapan prinsip-prinsip tersebut perusahaan juga perlu melakukan pengendalian antara lain pengendalian efektifitas dan pengendalian rentabilitas. Inarie (2007) melakukan penelitian mengenai penerapan audit pemasaran Strategic MarketingPlus 2000 pada PT. Zeelandia Indonesia. Alat analisis pada penelitian ini adalah MarkPlus 2000 dan MER. Hasil audit CAP menunjukan bahwa tipe perusahaan adalah marketingoriented company. Artinya, PT.Zeelandia Indonesia menggunakan sumber daya pemasaran secara optimal, efisien dan efektif dalam mendukung kinerja pemasarannya. Untari (2010) menyatakan bahwa setelah melaksanakan audit operasional pada PD. Kalibata terdapat struktur organisasi yang belum berubah untuk mengikuti kondisi yang berubah sehingga pengarahan strategi perusahaan tidak jelas, dokumen yang hilang sehingga ada beberapa transaksi yang belum di jurnal dan memakan waktu untuk sampai ke bagian akuntansi, dan tidak melakukan pengecekan terhadap barang yang ingin dikirim pada bagian gudang sehingga adanya keluhan dari pelanggan berkaitan dengan masalah tersebut. Pentingnya pelaksanaan audit operasional dalam sistem penjualan yaitu untuk mempertahankan prestasi atau menanggualangi kelemahan yang ada dalam upaya mencapai efektifitas penjualan, untuk meningkatkan volume penjualan, untuk mengurangi

8 8 keluhan pelanggan dari prosedur penjualan, untuk meningkatkan strategi yang ditetapkan oleh perusahaan, untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Jayanti (2011), hasil penelitian menyimpulkan bahwa (a) audit operasional fungsi pemasaran dapat digunakan dalam menilai efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran pada PT Sumber Rubberindo Jaya Surabaya; (b) secara umum, dapat dikatakan bahwa factor-faktor yang mempengaethui proses implementasi audit operasional fungsi pemasaran dalam menilai efektivitas dan efisiensi bagian pemasaran pada PT Sumber Rubberindo Jaya Surabaya adalah pimpinan, komitmen, motivasi dan tanggung jawab yang mutlak diberikan untuk mendukung proses tersebut. Rerangka Pemikiran Audit operasional diterapkan untuk menilai efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran pada PT Arisu Surabaya. Audit operasional pada fungsi pemasaran merupakan suatu metode pengevaluasian untuk mengetahui apakah sumber daya manusia yang terlibat dalamnya telah melaksanakan kewajibannya sesuai prosedur yang ditetapkan dan telah memanfaatkan segala sumber daya yang ada sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Maka ruang lingkup penelitian pada audit pemasaran ini meliputi produk, harga dan promosi. Dari pelaksanaan proses pemasaran tersebut, dapat diketahui apakah fungsi pemasaran pada PT Arisu Surabaya telah terpenuhi secara efektif dan efisien. Apabila tingkat kinerja fungsi tersebut belum bisa dikatakan efektif dan efisien, maka dengan penerapan audit operasional fungsi pemasaran dapat memberikan suatu hasil dalam bentuk rekomendasi yang harus dilakukan oleh pihak perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disusun rerangka pemikiran dalam gambar 1 berikut ini. Audit Operasional dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasaran pada PT Arisu Surabaya Pelaksanaan Audit Operasional Pengumpulan Bukti Audit Evaluasi Audit Operasional Pelaporan Perbaikan / Rekomendasi Efisiensi dan Efektivitas Fungsi Pemasaran Gambar 1 Rerangka Penelitian

9 9 Proposisi Penelitian Perumusan proposisi adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar serta kerja panduan dalam verifikasi. Perumusan proposisi merupakan jawaban sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Soeratno dan Arsyad, 2008:64). Pada prinsipnya audit operasional merupakan alat bantu teknis bagi manajemen dalam meningkatkan efektivitas dari proses kegiatan yang dilakukan. Salah satu aktivitas yang terpenting dalam suatu perusahaan adalah pemasaran. Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang ada, maka proposisi penelitian yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Audit dapat menilai kinerja fungsi pemasaran; 2) Penerapan audit fungsi pemasaran akan berfungsi secara efektif dan efisiensi apabila fungsi pemasaran telah melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya; 3) Pemilihan prosedur kegiatan pemasaran yang tepat dan dilakukan dengan konsisten dapat menghasilkan perencanaan akan kebutuhan pemasaran yang efisien dan efektif untuk perusahaan. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti yaitu bagaimana penerapan audit operasional pada PT Arisu Surabaya, maka dalam penulisan skripsi ini jenis penelitiannya adalah penelitian kualitatif melalui metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan serangkaian observasi dimana setiap observasi yang terdapat pada sampel atau populasi tergolong pada salah satu dari kelas-kelas yang eksklusif secara bersama-sama (mutual exclusive) dan kemungkinan tidak dapat dinyatakan dalam angka-angka (Soeratno dan Arsyad 2008:7). Sedangkan menurut Moleong, (2010:6) penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Emzir menyatakan bahwa (2010:2) penelitian kualititatif adalah data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan Indranata (2008:7) penelitian kualitatif adalah pendekatan penelitian yang menggunakan data yang diukur secara tidak langsung, seperti aktivitas, sikap, kalimat, kata, gambar, dan sebagainya. Penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yang dipakai oleh peneliti, mengacu pada studi kasus dimana peneliti mempelajari masalah-masalah, tata cara yang berlaku serta situasi yang sedang berlangsung di dalam suatu organisasi yang dijadikan sebagai objek penelitian dalam penulisan skripsi ini. Fungsi dari penelitian ini untuk mencarikan penjelasan dan jawaban dari permasalahan yang ditemukan serta memberikan rekomendasi sebagai alat untuk memperbaiki kelemahan yang ada (Kuncoro, 2009:21). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi evaluasi karena penelitian ini melakukan evaluasi kesesuaian penerapan suatu audit yaitu audit operasional terhadap standar audit yang ditetapkan, seperti yang dikemukakan oleh Patton (2008:37) mbahwa penelitian dikatakan dengan penelitian proses evaluasi jika mengijinkan pengambilan keputusan dan penggunaan program memahami dinamika berjalannya suatu program. Setiap pemahaman memungkinkan oganisasi memutuskan tentang luasan program yang berjalan seperti seharusnya dijalankan. Proses evaluasi pada umumnya berguna untuk menyatakan cakupan dalam program dapat dikembangkan, seperti halnya menyoroti kekuatan program yang harus dipelihara, selain itu pendekatan kualitatif studi evaluasi juga dapat digunakan untuk mengetahui pada tingkatan mana suatu program sudah ditetapkan secara efektif (Patton, 2008:37).

10 10 Gambaran dari Populasi (Obyek) Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:61). Adapun populasi dalam penelitian audit operasional fungsi pemasaran pada PT Arisu Surabaya, yang meliputi dokumen mengenai sejarah singkat perusahaan, kegiatan usaha perusahaan, prosedur penjualan, struktur organisasi, laporan kinerja mengenai anggaran serta realisasi maupun biaya yang dikeluarkan dalam operasional penjualan, dan aspek penilaian lainnya yang dapat diketahui melalui pihak manajemen perusahaan. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Menurut Malholtra (2009:43) data sekunder adalah data yang dikumpulkan untuk beberapa maksud selain dari masalah yang sedang ditangani. Data primer, dipihak lain, diciptakan oleh peneliti untuk tujuan khusus menangani masalah riset. Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah 1) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab mengenai obyek yang diteliti antar lain sejarah singkat PT Arisu, pelaksanaan prosedur pemasaran yang ditetapkan dan dokumen-dokumen apa saja yang berkaitan dengan pemasaran. Adapun subyeknya dalam wawancara tersebut adalah kepada pimpinan dan karyawan perusahaan yang bersangkutan untuk memperoleh informasi yang diperlukan; 2) Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian dengan mencatat secara sistematis data-data yang diperlukan. Obyek observasi meliputi: mengamati tata cara menilai efisiensi dan efektivitas saat manajemen melakukan audit fungsi pemasaran. Dalam hal ini, penulis melakukan survei secara langsung ke PT Arisu selaku obyek penelitian, untuk mengetahui aktivitas atas fungsi pemasaran; 3) Dokumen. Metode ini menuntut peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melihat terhadap obyek yang diteliti dan mengumpulkan laporan-laporan dari dokumen resmi maupun arsip perusahaan yang bersangkutan. Satuan Kajian 1. Audit operasional. Audit operasional merupakan pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit operasional, meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggung-jawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. 2. Efisiensi dan Efektivitas. Efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam operasional perusahaan. Efiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya sehingga dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Dengan konsep input-proses-output, efisiensi adalah rasio antara output dan input. Sedangkan, efektivitas merupakan hubungan antara output dengan tujuan. Semakin besar kontribusi output terhadap pencapaian tujuan, maka semakin efektif organisasi, program, atau kegiatan. Efektivitas terkait hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai. Suatu organisasiatau kegiatan dikatakan efektif apabila output yang dihasilkan bisa memenuhi tujuan yang diharapkan. 3. Fungsi Pemasaran. Fungsi pemasaran ialah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi.

11 11 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut: 1) Penulis melakukan penelitian atas aktivitas pemasaran, 2) Menelusuri sumber-sumber kepustakaan yang ada, 3) Penulis mengumpulkan data dan informasi misalnya, mengenai data target dan realisasi penjualan, prosedur penjualan dan data pendukung lain yang terkait dalam ruang lingkup skripsi, 3) Mengevaluasi antara hasil penelitian dan data-data yang dikumpulkan, apakah sesuai dengan landasan teori yang relevan, 4) Membandingkan antara target dan realisasi penjualan, kemudian dari perbandingan tersebut dianalisis untuk mengetahui selisih dari target dan realisasi penjualan, 5) Memberikan kesimpulan, saran, dan rekomendasi hasil penelitian untuk menilai kinerja fungsi pemasaran. PEMBAHASAN Permasalahan Pelaksanaan dari kegiatan didalam perusahaan apapun bentuknya tentu pernah dihadapkan pada suatu masalah sehubungan dengan kegiatan yang telah dijalankan. Sebagaimana telah diketahui bahwa dalam suatu perusahaan dapat terjadi masalah yang disadari ataupun tidak disadari keberadaannya, yang dapat mengakibatkan terhambatnya tujuan perusahaan yang akan dicapai. Sistem pemasaran PT Arisu secara keseluruhan dikatakan baik, walaupun sistem pemasaran PT Arisu sudah dikatakan baik tetapi pencapai pemasaran yang diharapkan tidak tercapai. Permasalahan yang ada pada PT Arisu Surabaya adalah tidak tercapainya realisasi penjualan pada tahun 2013 dari target (anggaran) penjualan yang telah ditetapkan, hal ini dimungkinkan bahwa pihak divisi pemasaran tidak dapat memaksimalkan anggaran biaya pemasaran yang sudah dianggarkan oleh perusahaan. Tabel 1 Anggaran (Target) dan Realisasi Penjualan Tahun Tahun Target (anggaran) (Rp) Realisasi (Rp) Selisih (Rp) Persen (%) ( ) Sumber: PT. Arisu Surabaya Tabel 2 Anggaran Biaya Pemasaran Tahun (Dalam Rp) Keterangan Tahun Biaya perijinan 187,005, ,871, ,574,300 Biaya penjualan 297,246, ,572, ,794,200 Biaya promosi 182,170, ,171, ,199,100 Biaya pem. sarana prasarana 413,607, ,450, ,879,000 Biaya pengiriman 492,339, ,301, ,561,300 Total 1,572,369,840 1,733,367,300 2,129,007,900 Sumber: PT. Arisu Surabaya

12 12 Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kegiatan pemasaran PT Arisu Surabaya, peneliti menemukan temuan-temuan berdasarkan hasil pengamatan, antara lain: 1. Berdasarkan Tabel 1 target penjualan PT Arisu Surabay pada tahun 2013 tidak tercapai. Pada tahun 2011 volume penjualan meningkat dari Rp ,- menjadi Rp ,- sehingga ada peningkatan sebesar ,- demikian hal di tahun 2012 volume penjualan mengalami peningkatan dari Rp ,- Kemudian pada tahun 2013 volume penjualan tidak memenuhi target sehingga ada selisih kurang sebesar Rp 491, ,- dari yang ditargetkan sebesar Rp ,- hanya terealisasi sebesar Rp ,- 2. Berdasarkan Tabel 2 biaya pemasaran PT Arisu Surabaya pada tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 biaya pemasaran sebesar Rp 1,572,369,840,- pada tahun 2012 meningkat kembali sebesar Rp 1,733,367,300,- demikian juga pada tahun 2013 meningkat kembali menjadi Rp 2,129,007,900,- Sebab dan Akibat Masalah Dalam mencapai tujuan perusahaan, setiap perusahaan tentunya seringkali dihadapkan pada permasalahan yang timbul tanpa diduga. Oleh karena itu, untuk menemukan solusi atas permasalahan tersebut, maka PT Arisu Surabaya hendaknya mencari penyebab dari timbulnya permasalahan tersebut. Berikut ini adalah sebab-sebab yang menimbulkan masalah yang dihadapi oleh PT Arisu Surabaya, antara lain: 1. Tidak tercapainya target penjualan yang dilakukan oleh PT Arisu Surabaya, disebaban karena kurang efektifnya kegiatan yang dilakukan oleh bagian pemasaran. Selan itu, faktor ekonomi pangsa pasar yang sering berubah juga mempengaruhi besar-kecilnya volume penjualan. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2 dimana Pada Tabel 1 anggaran biaya pemasaran pada tahun 2013 sebesar Rp 2,129,007,900 tetapi hanya direalisasi sebesar Rp 2,055,549,800,- sehingga anggaran tersebut tidak di pergunakan secara penuh yang berdampak menurunnya volume penjualan. 2. Biaya pemasaran yang terus meningkat dari tahun ke tahun merupakan keadaan yang tidak baik bagi perusahaan, karena dengan kejadian yang demikian berarti perusahaan belum mampu melakukan efisiensi biaya pemasaran. Adanya biaya pemasaran yang terus meningkat dari tahun dikarenakan kondisi ekonomi yang belum stabil dapat mempengaruhi biaya pemasaran sehingga setiap tahunnya biaya pemasaran selalu meningkat mulai dari 1,594,372,130 tahun 2011 meningkat sebesar Rp 1,747,526,350 tahun 2012 demikian juga tahun 2013 menjadi Rp 2,055,549,800. Akibat yang dapat ditimbulkan dengan adanya permasalahan yang terjadi pada PT Arisu Surabaya adalah sebagai berikut: 1) Tidak tercapainya target penjualan yang teah ditetapkan oleh PT Arisu Surabaya dapat mengakibatkan penurunan laba perusahaan. Dengan adanya penurunan laba perusahaan akan berdampak pada perusahaan, dimana perusahaan tidak akan bisa mengembangkan usahanya karena salah satu tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memperbesar usaha dan memperoleh laba yang maksimal sesuai dengan tujuan awal perusahaan didirikan oleh manajemen, 2) Biaya pemasaran yang terus mengalami kenaikan akan dapat mengakibatkan jumlah pengeluaran yang lebih banyak dari sebelumnya. Biaya pemasaran pada tahun terus naik, sedangkan target penjualan pada tahun 2013 tidak tercapai. Hal ini akan mengakibatkan kerugian pada PT Arisu Surabaya. Dengan adanya kerugian yang ditanggung oleh perusahaan akan berdampak pada kelangsungan perusahaan yang akan terganggu terkait dengan operasional yang akan dijalani oleh perusahaan.

13 13 Analisis Masalah Adapun mengenai analisis masalah menurut analisis penulis yang ada pada PT Arisu Surabaya adalah sebagai berikut: 1) Terdapat perbedaan antara target penjualan dan realisasi penjualan dalam menyusun proyeksi penjualan produknya, manajemen memerlukan pembenahan terhadap raung lingkup pada fungsi pemasaran untuk dipergunakan sebagai masukan. Dengan adanya perbedaan target penjualan dan realisasi penjualan akan mempengaruhi laba yang akan diperoleh perusahaan akan mengalami penurunan, 2) Terdapat perbedaan antara anggaran biaya pemasaran dengan realisasi biaya pemasaran sehingga akan mempengaruhi beban operasional perusahaan. Telah diuraikan dimuka bahwa salah satu unsur analisis lingkungan dalam rangka merumuskan strategi perusahaan yaitu dengan melihat kedepan dari operasional perusahaan yaitu dengan membuat estimasi penjualan (Budget Penjualan) yang mana budget ini dibuat berdasarkan pada analisis lingkungan intern maupun ekstern perusahaan. Merupakan suatu hal yang mustahil untuk menelusuri setiap elemen dari analisis lingkungan karena begitu luasnya elemen dari lingkungan perusahaan baik dilihat pada intern maupun eksternnya. Oleh karena itu penyusunan budget penjualan merupakan salah satu cara untuk menilai kinerja pemasaran. Apabila target penjualan yang ditetapkan oleh PT Arisu Surabaya dapat terpenuhi, maka efektivitas dan efisiensi penjualan pada PT Arisu Surabaya akan tercapai. Perhitungan nilai fisiensi penjualan adalah sebagai berikut (Assauri, 2012: ) Realisasi Penjualan Efisiensi Pendapatan Biaya Pemasaran Berdasarkan rumus di atas efisiensi pendapatan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 PT Arisu Surabaya Perhitungan Efisiensi Pendapatan Periode Tahun Tahun Realisasi Penjualan (Rp) Biaya Pemasaran (Rp) Efisiensi (Rp) ,728,232,325 1,594,372, ,605,017,210 1,747,526, ,233,414,624 2,055,549, Sumber: PT. Arisu Surabaya (diolah) Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa nilai efisiensi diperoleh pada tahun sebagai berikut: 1) Tahun 2011 diperoleh pendapatan sebesar Rp. 383,68 yang berarti setiap pengeluaran biaya Rp.1,- dapat memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp. 383,68,-; 2) Tahun 2012 diperoleh pendapatan sebesar Rp. 351,13 yang berarti setiap pengeluaran biaya Rp.1,- dapat memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp. 351,13,- 3) Tahun 2013 diperoleh pendapatan sebesar Rp yang berarti setiap pengeluaran biaya Rp.1,- dapat memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp ,-. Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa efisiensi pendapatan paling tinggi selama tahun dicapai pada tahun Pada tahun tersebut efisiensi pendapatan sebesar Rp. 383,68 yang berarti setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 1,- dapat memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp. 299,30,-. Sedangkan perhitungan efisiensi biaya menurut Assauri (2012: ) adalah sebagai berikut:

14 14 Efisiensi Biaya Biaya Pemasaran Realisasi Penjualan x100% Tabel 4 PT Arisu Surabaya Perhitungan Efisiensi Biaya Periode Tahun Biaya Pemasaran Realisasi Efisiensi Tahun (Rp) penjualan (Rp) % Rp ,594,372, ,728,232,325 0,2506 0, ,747,526, ,605,017,210 0,2848 0, ,055,549, ,233,414,624 0,3341 0,0033 Sumber: PT. Arisu Surabaya (diolah) Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan bahwa nilai efisiensi penjualan diperoleh tahun sebagai berikut: 1) Tahun 2011 diperoleh nilai efisiensi biaya sebesar sebesar 0,2506% artinya setiap penjualan Rp.1,- hanya diperlukan kontribusi biaya sebesar 0,2506% atau Rp. 0,0026,-. 2) Tahun 2012 diperoleh nilai efisiensi biaya sebesar 0,2848% artinya setiap penjualan Rp.1,- hanya diperlukan kontribusi biaya sebesar 0,2848% atau Rp. 0,0028,-, 3) Tahun 2013 diperoleh nilai produktifitas sebesar 0,3314% artinya setiap penjualan Rp.1,- hanya diperlukan kontribusi biaya sebesar 0,3314% atau Rp. 0,0033,-. Dari simpulan di atas, menyatakan efisiensi penjualan yang paling tinggi pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,3341% atau Rp 0,0033,-. Pemecahan Masalah Mengenai permasalahan yang dihadapi oleh PT Arisu Surabaya, sebab-sebab masalah, serta akibat yang dapat ditimpulkan karena anya masalah tersebut, maka peneliti berusaha untuk memberikan pemecahan masalah. Pemecahan masalah ini diharapkan akan mampu memberikan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh PT Arisu Surabaya. Berikut ini adalah pemecahan masalah tersebut antara lain: 1) Agar tidak timbul perbedaan yang sangat besar antara target penjualan dan realisasi penjualan dalam menyusun proyeksi penjualan produknya, manajemen memerlukan pembenahan terhadap raung lingkup pada fungsi pemasaran untuk dipergunakan sebagai masukan. Ruang lingkup pada fungsi pemasaran menurut Tunggal (2012:78) adalah sebagai berikut: (a) Lingkungan pemasaran adalah terhadap lingkungan pemasaran, seperti saluran distribusi, pemasok, konsumen, dan lain-lain, (b) Strategi pemasaran adalah terhadap tujuan dan strategi pemasaran untuk melihat apakah sesuai dengan lingkungan pemasaran sekarang dan masa yang akan datang, (c) Organisasi pemasaran yaitu penilaian kemampuan organisasi pemasaran dalam melakukan strategi pemasaran untuk masa depan, (d) Sistem pemasaran yaitu terhadap kualitas sistem perusahaan, (e) Produktifitas pemasaran yaitu menilai keuntungan berbagai kegiatan organisasi, efektifitas biaya dan berbagai pengeluaran pemasaran, (f) Fungsi pemasaran yaitu menilai secara mendalam mengenai bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi, penjual, advertensi, promosi, dan publisitas. 2) Terdapat beberapa alternatif untuk menekan biaya pemasaran seminimal mungkin, yaitu antara lain: (a) Mengurangi biaya, yaitu mengurangi biaya perawatan yang kurang penting terkait dengan biaya pemeliharan sarana prasarana, (b) Meningkatkan pendapatan, meliputi investasi dana dan arus lancer secara lebih baik lagi, pengendalian persediaan secara lebih ketat, penagihan piutang secara lebih baik, serta biaya pemasaran lebih efektif, dan lain sebagainya untuk

15 15 mendorong dan meningkatkan penjualan dan laba tanpa menambah pengeluran. 3) Selain itu perusahaan juga harus mempunyai banyak data yang harus diketahui mengenai fungsi pemasaran tersebut untuk dipergunakan sebagai masukan. Data tersebut antara lain: (a) Perbandingan target penjualan dan realisasi penjualan pada tahun tahun sebelumnya, (b) Mengetahui lebih awal kebijakan pemerintah/masalah ekonomi yang dapat merugikan perusahaan ataupun kebijakan- kebijakan yang lainnya, (c) Keluhan-keluhan yang dialami pelanggan mengenai produk yang akan dijual dipasaran, (d) Masalah masalah lain yang dialami oleh perusahaan baik dari internal perusahaan maupun eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja pemasaran maupun kinerja secara keseluruhan di dalam perusahaan. Oleh karena itu dari hasil audit operasional fungsi pemasaran, tentunya sangat bermanfaat bagi perusahaan, karena dari hasil audit ini pada intinya mengupayakan mengubah kebiasaan seseorang untuk mau lebih disiplin dalam bekerja, meningkatkan motivasi kerja dan kegiatan kerja sesuai dengan aturan yaitu tugas, tanggung jawab dan wewenang sehingga tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Adapun perubahan itu adalah sebagai berikut : 1) Komitmen, motivasi dan tanggung jawab pimpinan. Dalam hal ini PT Arisu mengadakan training khusus kepada para karyawannya dan personelnya khususnya bidang pemasaran, 2) Keterlibatan semua personel dalam perusahaan. Keterlibatan personel mempengaruhi proses implementasi bahkan dari dulu sudah ada kesadaran mereka tentang kualitas sehingga mereka mau mengikuti prosedur kerja. Tanpa adanya peran serta dari semua personel maka tidak mungkin proses implementasi kerja hasil audit produktivitas fungsi pemasaran dapat berjalan dengan baik, sebab implementasi kerja hasil audit manajemen fungsi pemasaran sebagai alat pengendalian bidang pemasaran tersebut membutuhkan dukungan dari semua pihak, 3) Sumber daya (waktu dan biaya). Waktu dan biaya merupakan faktor-faktor yang ikut mempengaruhi proses implementasi hasil audit manajemen fungsi pemasaran sebagai alat pengendalian bidang pemasaran. Sebab proses ini membutuhkan waktu dan biaya yang besar. Meskipun demikian perusahaan juga menyadari bahwa keuntungan yang akan diperoleh jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pengorbanan waktu dan biaya yang besar tersebut, 4) Pelatihan. Pelatihan (training) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suksesnya proses implementasi hasil audit produktivitas fungsi pemasaran sebagai alat pengendalian bagian pemasaran, sebab komponen pelaksanaannya adalah SDM, dimana untuk memperoleh SDM yang bermutu diperlukan training. Wujud training ada dua macam yaitu untuk level bawah diberi ketrampilan berupa praktek langsung dilapangan, sedangkan untuk level menengah ke atas diberi seminar sesuai kebutuhan. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Permasalahan yang dihadapi oleh PT Arisu Surabaya adalah bahwa bagian pemasaran tidak dapat memaksimalkan anggaran pemasaran yang sudah ditetapkan dimana pada tahun 2013 anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 2,129,007,900 terealisasi sebesar Rp 2,055,549,800. Target penjualan PT Arisu Surabaya pada tahun 2013 tidak tercapai. Hal ini disebabkan karena factor ekonomi pangsa pasar yang sering berubah dan juga mempengaruhi besar kecilnya volume penjualan. Akibatnya, penurunan laba terjadi pada perusahaan. Tidak tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan oleh PT Arisu Surabaya dapat mengakibatkan penurunan laba perusahaan. Penelitian menunjukkan adanya indikasi bahwa audit operasional fungsi pemasaran dapat digunakan dalam menilai efektivitas dan efisiensi fungsi pemasaran pada PT Arisu Surabaya. Secara keseluruhan penerapan kegiatan pemasaran pada PT. Arisu Surabaya telah

TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN. 2.1 Konsep Dasar Audit Operasional Pengertian dan Tujuan Audit Operasional

TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN. 2.1 Konsep Dasar Audit Operasional Pengertian dan Tujuan Audit Operasional 20 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN 2.1 Konsep Dasar Audit Operasional 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Audit Operasional Pada umumnya audit operasional memberi penekanan pada efisiensi, efektivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha pada sekarang ini semakin berkembang dengan sangat cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha pada sekarang ini semakin berkembang dengan sangat cepat. 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha pada sekarang ini semakin berkembang dengan sangat cepat. Pasar dipenuhi oleh berbagai jenis produk barang dan jasa yang memberikan banyak pilihan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Pengertian dan Tujuan Audit Manajemen

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Pengertian dan Tujuan Audit Manajemen BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Audit Manajemen Audit manajemen merupakan suatu alat yang digunakan untuk menilai efisiensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Pengertian dan Tujuan Audit Operasional

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Pengertian dan Tujuan Audit Operasional BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN 2.1 Konsep Dasar Audit Operasional 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Audit Operasional Pada umumnya audit operasional memberi penekanan pada efisiensi, efektivitas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibel dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut mampu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibel dalam beradaptasi dengan perubahan tersebut mampu untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa globalisasi saat ini sering terjadi perubahan-perubahan yang sangat yang sangat cepat, konstan, pesat, serentak, dan radikal hal ini menuntut perusahaan

Lebih terperinci

PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENILAI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PEMASARAN

PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENILAI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PEMASARAN Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi : Volume 5, Nomor 3, Maret 2016 ISSN : 2460-0585 PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENILAI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PEMASARAN Hildha Liestyoningrum hildhaliestyoningrum@gmail.com

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

DAMPAK AUDIT MANAJEMEN TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA BAGIAN PEMASARAN PADA PT UNITED INDO SURABAYA. Honestya Citranan Prima

DAMPAK AUDIT MANAJEMEN TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA BAGIAN PEMASARAN PADA PT UNITED INDO SURABAYA. Honestya Citranan Prima DAMPAK AUDIT MANAJEMEN TERHADAP SUMBER DAYA MANUSIA BAGIAN PEMASARAN PADA PT UNITED INDO SURABAYA Honestya Citranan Prima Honestyap@yahoo.com Sutjipto Ngumar prof.ngumar@yahoo.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG BAB 1 KONSEP DASAR Makalah ini disusun untuk memenuhi penugasan terstruktur pada mata kuliah Manajemen yang dibimbing oleh Bapak Nasikhin, SE., Ak Disusun Oleh: 1. I Dewa Made Ganesha (115020000000000)

Lebih terperinci

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN

Cendekia Akuntansi Vol 3 No 1 Jan 2015 ISSN AUDIT FUNGSI PEMASARAN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI KINERJA PEMASARAN (Studi Kasus pada Perusahaan Kecap MURNI JAYA Kediri) Oleh: Novita Rahmawati ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Audit Manajemen a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya. Analisis Penerapan..., Oktafianus, Fakultas Ekonomi 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis sekarang ini semakin ketat diantara perusahaan yang ada, khususnya perusahaan sejenis, maka dari pihak perusahaan dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Perencanaan merupakan perumusan awal segala sesuatu yang akan dicapai. Perencanaan melibatkan evaluasi mendalam dan cermat serangkaian tindakan terpilih dan penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:26), biaya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengendalian Biaya 1. Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2005:40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dijual kepada pihak lain, baik individu, kelompok, atau organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dijual kepada pihak lain, baik individu, kelompok, atau organisasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan didirikan dan dikelola untuk menghasilkan sesuatu atau sekolompok produk baik berupa barang maupun jasa. Produk itu dipasarkan dan dijual kepada

Lebih terperinci

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel PERSEPSI MANAJEMEN BADAN USAHA MILIK NEGARA/DAERAH DAN BADAN USAHA MILIK SWASTA DI JAWA TIMUR TERHADAP MANAGEMENT AUDIT SEBAGAI STRATEGI...(AK-20) 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap manajer yang mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negaranegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini persaingan-persaingan antar perusahaan sedang memanas di segala bidang baik itu dalam bidang industri, bisnis ataupun jasa.

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

BAB II BAHAN RUJUKAN. memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran 2.1.1 Pengertian Anggaran Anggaran perusahaan dapat dianggap sebagai suatu sistem tunggal yang memiliki ciri khas tersendiri, oleh karena anggaran perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era pasar bebas dan globalisasi sekarang ini. Tingkat persaingan di dalam dunia usaha semakin tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis memegang peranan penting dalam sistem ekonomi, sehingga dalam dunia usaha dewasa ini muncul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 )

BAB II LANDASAN TEORI. atupun mata uang lainnya yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu. Definisi anggaran menurut M. Nafirin ( 2000:9 ) BAB II LANDASAN TEORI A. Anggaran 1. Definisi Anggaran Rencana yang dapat disebut dengan anggaran adalah rencana yang terorganisir dan menyeluruh, yang dinyatakan dalam bentuk angka rupiah, dollar, atupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era perdagangan bebas, saat ini persaingan dunia usaha dan perdagangan semakin kompleks dan ketat. Hal tersebut tantangan bagi Indonesia yang sedang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengendalian intern terdiri atas kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menyediakan informasi yang handal serta menjamin dipatuhinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar merupakan salah satu ciri dari era globalisasi, dimana barang dan jasa bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Audit dan Jenis-jenis Audit II.1.1. Pengertian Audit Perusahaan-perusahaan harus melakukan audit atas laporan keuangan maupun audit atas operasi dan audit atas ketaatan,

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Pengertian Anggaran BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Gambaran Umum Tentang Anggaran Secara sederhana anggaran didefinisikan sebagai rencana keuangan yaitu suatu rencana tertulis mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen) DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL (Variabel Independen) No Pertanyaan Jawaban Kuesioner I. 1. 2. 3. 4. 5. II. 6. 7. 8. 9. Independensi Auditor internal mengemukakan pendapatnya dengan bebas tanpa mendapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi era globalisasi, Indonesia sebagai salah satu negara berkembang di dunia sedang melakukan pembangunan di berbagai bidang. Salah satunya di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin ketat, persaingannya akan menimbulkan tantangan bagi manajemen. Tantangan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya suatu perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yaitu untuk memperoleh pendapatan dalam rangka mempertahankan kelangsungan operasional perusahaannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada luar negeri. Tuntutan konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pada luar negeri. Tuntutan konsumen yang selalu berubah-ubah sesuai perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan usaha dalam era global ini menimbulkan persaingan yang ketat dan terbuka. Persaingan usaha sejenis pun tidak lagi hanya dalam negeri bahkan sampai pada luar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... HALAMAN PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINAL SKRIPSI... ABSTRAK... ABSTRACT... RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang tidak menentu,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat perkembangan dunia usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat perkembangan dunia usaha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, tingkat perkembangan dunia usaha semakin tinggi hampir di segala bidang usaha. Perkembangan dunia usaha dapat memberikan peluang

Lebih terperinci

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO IV.1 Perencanaan Audit Operasional Audit operasional merupakan suatu proses sistematis yang mencakup serangkaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta dalam pembangunan di segala bidang agar mampu bersaing dengan negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi dan pengetahuan adalah senjata kompetitif di jaman kita

BAB I PENDAHULUAN. Informasi dan pengetahuan adalah senjata kompetitif di jaman kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi dan pengetahuan adalah senjata kompetitif di jaman kita (Steward,1998). Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan terhadap informasi akan menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Pemeriksaan Secara garis besar dapat dikatakan dengan suatu aktivitas membandingkan antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini istilah globalisasi ekonomi telah menjadi topik hangat yang mencerminkan dunia usaha yang semakin kompetitif. Tidak terkecuali

Lebih terperinci

AFLY YESSIE, SE, Msi

AFLY YESSIE, SE, Msi MANAJEMEN AUDIT MATERI KULIAH TUJUAN AUDIT MANAJEMEN Penyusun Oleh: AFLY YESSIE, SE, Msi PROGRAM S1 JURUSAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Ta. 2010/2011 TUJUAN AUDIT MANAJEMEN 1 Audit manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelian Pembelian dapat juga dikatakan sebagai procurement atau pangadaan barang. Mulyadi (2008:298) mengatakan bahwa Pembelian digunakan dalam perusahaan untuk pengadaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam menjalankan roda perusahaan, prinsip efektivitas mutlak dipegang teguh dan diterapkan. Penerapan prinsip efektivitas dipandang mutlak karena pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini banyak perusahaan yang gulung tikar dimana era globalisasi berkembang dengan cepat dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Hal ini tentu sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dari berbagai bidang usaha mengalami kemajuan yang cukup pesat di Indonesia, baik bidang industri maupun bidang yang dituntut menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Polemik yang terjadi di Indonesia sekarang ini, masih belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. Polemik yang terjadi di Indonesia sekarang ini, masih belum bisa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Polemik yang terjadi di Indonesia sekarang ini, masih belum bisa memulihkan keadaan ekonomi negara sepenuhnya. Dalam menghadapi masalah tersebut dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena merupakan bagian dari fungsi manajemen. Di dunia bisnis maupun di organisasi sektor publik, termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Pada umumnya setiap perusahaan yang didirikan memiliki tujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya guna mempertahankan kelangsungan hidup usahanya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan untuk berpikir lebih

Lebih terperinci

Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti:

Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti: Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti: Sumber daya Informasi Teknologi sangat memengaruhi kemampuan perusahaan dalam memasuki dan/atau mempertahankan pasar yang telah dikuasai. Hal ini mengharuskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah mendapatkan laba semaksimal mungkin dalam waktu yang tidak terbatas, sehingga perusahaan mampu mendapatkan laba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi situasi perekonomian dewasa ini, dimana persaingan dunia bisnis semakin ketat, perusahaan dituntut untuk dapat mengoptimalkan prestasinya baik

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PENJUALAN STUDI KASUS PT. ALFA MOTOR, BANDUNG

ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PENJUALAN STUDI KASUS PT. ALFA MOTOR, BANDUNG ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI FUNGSI PENJUALAN STUDI KASUS PT. ALFA MOTOR, BANDUNG Perkembangan perekonomian dunia yang semakin meningkat mengakibatkan persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya semua perusahaan, baik yang bergerak dalam bidang perdagangan, jasa, maupun manufaktur mempunyai tujuan yang sama untuk menjaga kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dalam dunia usaha di negara Indonesia mengalami situasi perekonomian yang tidak menentu. Hal ini disebabkan oleh situasi dan kondisi di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON)

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ANALISIS AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI FUNGSI KEUANGAN PADA PT. TEMPO GROUP CABANG MAKASSAR SHELLA KRIEKHOFF (POLITEKNIK NEGERI AMBON) ABSTRAK Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus bersaing dengan perusahaan perusahaan dari seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus bersaing dengan perusahaan perusahaan dari seluruh dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat di mana setiap perusahaan harus bersaing dengan perusahaan perusahaan dari seluruh dunia. Didalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan Sumber Daya Manusia Siagian (2008) menyatakan perencanaan pada dasarnya merupakan pengambilan keputusan sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan.

Lebih terperinci

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER. Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta INFORMASI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALAT PENILAIAN KINERJA MANAJER Untung Sriwidodo Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta ABSTRACT Each responsibility center have manager in charge

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN IMPLEMENTASI SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Manajemen, Sistem, dan Pengendalian Manajemen bukan lagi merupakan hal baru atau hal asing bagi kita lagi. Manajemen sudah dikenal dan sudah ada sejak dulu kala.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap PD. Mitra Jaya Motor mengenai pengaruh pelaksanaan sistem pengendalian manajemen dibagian penjualan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa memasuki era globalisasi serta perdagangan bebas, bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada masa memasuki era globalisasi serta perdagangan bebas, bentuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa memasuki era globalisasi serta perdagangan bebas, bentuk persaingan usaha semakin sulit dan ketat. Faktor desain, mutu barang, pengembangan produk, input

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN PADA PT ARISU SURABAYA

EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN PADA PT ARISU SURABAYA 1 EVALUASI PENERAPAN AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN PADA PT ARISU SURABAYA Oleh: NUR RACHMAWATI NPM: 09.1.01.06240 Program Studi: Akuntansi SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA STIESIA SURABAYA 2014

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO

ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO ANALISIS PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA AKTIVITAS PENGIRIMAN BARANG PT.TRIMEGA BATERINDO DI TROSOBO SIDOARJO Dwi Ayu Astarinda, Ali Rasyidi, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Produktivitas Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun tinggi. Produktivitas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan produk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990),

Lebih terperinci

KONSEP DASAR AUDIT. Perencanaan, Pengorganisasian Pengarahan. Sumber Daya. Informasi. Tujuan Perusahaan. Teknologi Pengawasan dan Pengendalian

KONSEP DASAR AUDIT. Perencanaan, Pengorganisasian Pengarahan. Sumber Daya. Informasi. Tujuan Perusahaan. Teknologi Pengawasan dan Pengendalian AUDIT MANAJEMEN KONSEP DASAR AUDIT Sumber Daya Perencanaan, Pengorganisasian Pengarahan Informasi Tujuan Perusahaan Teknologi Pengawasan dan Pengendalian Aktivitas audit Tujuan Audit: 1. Dapat dipercaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian 56 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang sedang mengalami krisis, Indonesia sedang giat memperbaiki perekonomian nasional. Salah satu tujuan perbaikan itu adalah mempertahankan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI ABSTRAK SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMBELIAN BAHAN BAKU DALAM MENUNJANG KELANCARAN PROSES PRODUKSI (Studi Kasus pada PT. Suri Tani Pemuka Unit Aquafeed Banyuwangi) Oleh : Ike Sulistyawati Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa

PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada PT. Rahayu Santosa JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 2, Oktober 2009 : 97 103 PENGARUH EFEKTIVITAS PENERAPAN ANGGARAN TERHADAP PENILAIAN KINERJA PUSAT LABA Studi kasus pada Oleh * Supardji dan Yulian Suherlin *Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang baik maka penjualan dan laba akan meningkat secara

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang baik maka penjualan dan laba akan meningkat secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin pesatnya kemajuan ilmu teknologi sangat mempengaruhi setiap bidang usaha yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha, terutama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Perekonomian Indonesia saat ini mengalami penurunan dalam berbagai sektor industri, salah satunya dapat dilihat dari semakin banyaknya pengangguran akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) BB PDHULU 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dihadapkan pada berbagai resiko. Paparan resiko (risk exposure) adalah ancaman terhadap aset dan kualitas informasi perusahaan akibat tidak memadainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan adanya perkembangan pada sektor industri dan perdagangan yang semakin maju yang diikuti dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting dalam perusahaan. Anggaran dapat dijadikan pedoman untuk melakukan aktivitas perusahaan guna mencapai

Lebih terperinci

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis

BAB III. Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis BAB III METODE PENELITIAN III.1 Pemilihan Objek Penelitian Penelitian merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan secara sitematis, logis dan objektif untuk menemukan solusi atas suatu masalah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat antar perusahaan, terutama persaingan dengan perusahaan yang mempunyai usaha sejenis, pemasaran harus

Lebih terperinci

Presentation Outline

Presentation Outline Audit Manajemen - Sesi 1 KONSEP DASAR Basic Concepts 1 Presentation Outline 1. Konsep dan Definisi 2. Ruang Lingkup dan Sasaran 3. Kerangka Kerja Audit Manajemen 4. Prinsip Dasar Audit Manajemen 5. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang mengalami krisis ekonomi. Krisis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang mengalami krisis ekonomi. Krisis tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia sedang mengalami krisis ekonomi. Krisis tersebut berdampak sangat besar terhadap aktivitas perusahaan di dunia. Banyak perusahaan yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian belum stabil seiring dengan semakin kompleksnya kegiatan perekonomian dimana persaingan semakin ketat dan kompetitif, serta sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini terlihat dengan adanya kegiatan pembangunan yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ekonomi, trend situasi makro ekonomi internasional, terutama yang berkaitan dengan sektor industri dan perdagangan lebih ditandai dengan sifat

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada kasus PT Petral, anak perusahaan dari PT Pertamina, yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada kasus PT Petral, anak perusahaan dari PT Pertamina, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini ketidakpuasan terhadap hasil audit laporan keuangan terjadi dimanamana seperti pada kasus PT Petral, anak perusahaan dari PT Pertamina, yang melakukan penyimpangan

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah Derasnya arus globalisasi menyebabkan pengaruh lingkungan usaha di tempat perusahaan beroperasi menjadi semakin luas dan kompleks, segala jenis perubahan

Lebih terperinci

ABSTRAK PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. MITRA PRIMA SAGITA LESTARI, BANDUNG)

ABSTRAK PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. MITRA PRIMA SAGITA LESTARI, BANDUNG) ABSTRAK PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN (STUDI KASUS PADA PT. MITRA PRIMA SAGITA LESTARI, BANDUNG) Aktivitas penjualan merupakan salah satu aktivitas

Lebih terperinci