Daftar Isi. BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA... 67

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Isi. BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA... 67"

Transkripsi

1

2 Kata Pengantar Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan negara. Perubahan zaman akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus disejajarkan dengan penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan yang berhasil dan berkualitas merupakan salah satu syarat mutlak untuk mewujudkan pembangunan nasional. Periode 2012 sampai dengan 2020 merupakan periode terpenting dilihat dari usia produktif masyarakat Indonesia. Usia produktif manusia Indonesia dalam periode ini mencapai 50% populasi penduduk. Momen ini merupakan kesempatan emas untuk mendidik anak bangsa agar menjadi manusia yang berkualitas. Untuk itulah, perlu diidentifikasi mengenai kualitas sumber daya manusia Indonesia, yang salah satunya didasarkan atas hasil studi literasi internasional yang dilakukan oleh IEA melalui Program PIRLS Hasil studi ini dianalisis berdasarkan konteks keindonesiaan dalam peta internasional. Berdasarkan temuan terpetakan bahwa kemampuan membaca siswa Indonesia, baik di tataran internasional maupun nasional, masih rendah. Berbagai factor penyebabanya cukup banyak. Beberapa di antaranya adalah faktor internal siswa seperti kebiasaan, minat, motivasi, dan budaya baca yang masih rendah; system pembelajaran membaca di sekolah belum memadai; isu literasi belum dijadikan dasar pengembangan kurikulum dan buku teks pelajaran serta buku pendidikan; ketersediaan sarana dan prasarana berupa buku di perpustakaan yang belum memadai; dan sistem penilaian yang masih lemah. Laporan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar dalam kebijakan perbaikan pendidikan Indonesia di masa depan. Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang dengan limpahan berkah laporan penelitian analisis hasil belajar peserta didik berdasarkan literasi membaca hasil studi internasional PIRLS 2011 dapat diselesaikan. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kemdikbud atas kepercayaan dan fasilitasi yang diberikan sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Jakarta, 5 Desember 2012

3 Daftar Isi KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Peelitian Hasil yang Diharapkan Ruang Lingkup Manfaat Hasil Studi... 4 BAB II MODEL PRESTASI DALAM READING LITERACY Literasi Membaca Faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalamliterasi membaca Pendekatan Modelling untuk Prestasi dalam LIterasi Membaca... 7 BAB III METODE PENELITIAN Sampel Penelitian Variabel Penelitian Instrumen Pengumpulan Data Teknik Analisis Data BAB IV HASIL ANALISIS DESKRIPTIF KUESIONER PIRLS Pengantar Gambaran Variabel Level Siswa Gambaran Variabel Level Sekolah BAB V HASIL ANALISIS HUBUNGAN ANTAR VARIABEL PIRLS Pengantar Hasil Analisis SEM Variabel Siswa Hasil Analisis SEM Variabel Sekolah Hasil Analisis Multilevel: Random Intercept&Random Slope sebagai Outcome Variable BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA... 67

4 Daftar Tabel Tabel 3.1 Variabel Level Siswa Tabel 3.2 Variabel Level Sekolah Tabel 4.1 Ukuran Sampel Tabel 4.2 Representasi Sosek Siswa Tabel 4.3 Waktu yang Dihabiskan untuk Membaca di Luar Sekolah Tabel 5.1 Koefisien Regresi Hubungan antar Variabel dari Analisis SEM Siswa Tabel 5.2 Koefisien Regresi Hubungan antar Variabel dari Analisis SEM Sekolah Tabel 5.3 Koefisien Regresi Random Intercept Tabel 5.4 Koefisien Regresi Random Slope... 60

5 Daftar Gambar Gambar 2.1 Model Struktur Hubungan Variabel yang Mempengaruhi Prestasi Literasi Membaca... 8 Gambar 4.1 Perbandingan Prestasi per Komponen Prestasi Lterasi Membaca Gambar 4.2 Keikutsertaan Guru dalam Seminar/Workshop 2 tahun terakhir Gambar 4.3 Histogram Kepedulian Orangtua... 22Error! Bookmark not defined. Gambar 4.4. Tingkat Pendidikan Orangtua Gambar 4.5. Jenis Kelamin Siswa Gambar 4.6. Jumlah Buku di Rumah Gambar 4.7. Level Pendidikan Anak yang Diharapkan Orangtua Gambar 4.8. Penggunaan Komputer Gambar 4.9. Lamanya Mengerjakan PR Gambar Waktu untuk Membaca di Luar Sekolah Gambar Frekwensi Pinjam Buku di Perpustakaan Sekolah Gambar Aktivitas Prasekolah Gambar TK atau Tidak TK Gambar Usia Pertama Masuk Sekolah Gambar Kemampuan Prabaca Gambar Boxplot Prestasi Membaca Gambar Boxplot Prestasi dalam Literary Purpose Gambar Boxplot Prestasi dalam Informational Purpose Gambar Boxplot Prestasi dalam Strategi Interpretation Process Gambar Boxplot Prestasi dalam Strategi Straightforward Process Gambar Jenis Kelamin Guru Gambar Pengalaman Guru Mengajar Bahasa Gambar Tingkat Pendidikan Guru Bahasa Gambar Jurusan Pendidikan Guru Bahasa Gambar Keberadaan Lab Komputer Gambar Keberadaan Perpustakaan Sekolah Gambar Keberadaan Perpustakaan Kelas Gambar Persentase Jumlah Siswa Kaya Gambar Frekwensi Pemberian PR Membaca... 48

6 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) adalah sebuah studi komparatif internasional yang diselenggarakan oleh the International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang berkantor pusat di Amsterdam (sebelumnya di Den Hag), Belanda. PIRLS adalah survey berskala besar tentang kemampuan membaca anak usia 9 tahun atau kelas 4 yang dilaksanakan dengan menerapkan metodologi penelitian yang canggih dan melibatkan banyak pusat riset terkemuka di berbagai negara. Pentingnya keikutsertaan Indonesia dalam survey ini adalah karena kemampuan membaca merupakan suatu hal yang amat penting dalam masyarakat terpelajar (Burns, 1996), sekaligus menjadi dasar bagi penguasaan keterampilan akademik siswa pada semua bidang. Sebagai anggota IEA Indonesia ikut berpartisipasi pada PIRLS 2011 dan laporan terakhir yang dirilis adalah pada tahun 2012 menunjukkan bahwa posisi Indonesia dalam kemampuan baca saat ini masih rendah dan berada di kelompok bawah jika diukur dari nilai rata-rata internasional. Hasil tersebut tidak berbeda dari prestasi tahun-tahun sebelumnya. Pada PIRLS 2006, dibandingkan dengan negara lain, kemampuan baca siswa SD Indonesia termasuk dalam kategori rendah, berada pada posisi 36 dari 40 negara peserta PIRLS (IES NCES, 2007). Studi PISA tahun 2006 menunjukkan kemampuan baca siswa Indonesia berada pada urutan 49 dari 57 negara peserta studi dengan rata-rata skor 393, serta berada pada peringkat 95 dari 175 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan PBB (OECD PISA, 2007). Kemudian tahun 2009 hasil riset Programme for International Student Assessment menempatkan posisi kemampuan baca siswa Indonesia ke 57 dari 65 negara, dengan rata-rata skor kemampuan 402, artinya bahwa kemampuan siswa Indonesia masih di bawah skor rata-rata yaitu 500 (OECD PISA, 2009). Kemampuan membaca adalah kemampuan memahami isi teks bacaan atau wacana yang mencakup pemahaman literal, pemahaman inferensial, dan pemahaman kritis. Kemampuan ini dipengaruhi oleh faktor internal siswa yaitu faktor kognisi (metakognisi, efikasi, dan motivasi membaca) (Zuhdi, 2007), dan juga faktor eksternal yang berupa lingkungan (pengalaman guru dalam mengajar dan stimulasi dari ibu). Interaksi sosial juga kuat pengaruhnya (40%) terhadap kemampuan membaca siswa (Aaron, 2008), dan keberhasilan belajar membaca tidak hanya ditentukan faktor yang terlibat dalam proses belajar siswa, namun juga dari keluarga (Aaron, 2008), seperti lingkungan literasi di rumah, serta keterlibatan orangtua dalam kegiatan belajar siswa (Carlson, 2010). Orang tua dan guru memainkan peran penting dalam memotivasi dan memajukan perkembangan kemampuan anak dalam membaca (Baker, 2002; Wigfield, dkk, 2004) yang pada akhirnya meningkatkan prestasi dalam reading literacy. Temasuk faktor lingkungan sosial di sini adalah lingkungan literasi di rumah dan di sekolah, keterlibatan orangtua, dan dukungan guru terhadap siswa dalam kegiatan pengajaran. Untuk itulah dalam survey PIRLS, selain memberikan tes prestasi dalam reading literacy, juga mengambil data terkait prestasi membaca baik dari siswa, orangtua, guru dan kepala sekolah. Menurut mantan Presiden IEA Prof. T. Plomp (1999), sekurangnya ada lima fungsi/ manfaat dari keikutsertaan dalam studi yang diselenggarakan oleh IEA yaitu: (1) description/ mirror functions, (2) benchmarking, (3) monitoring of quality of education,

7 (4) understanding observed differences, dan (5) cross-national research. Jika keikutsertaan dapat difungsikan sebagaimana di atas, berbagai kebijakan dapat disesuaikan dan dikembangkan, bahkan reformasi pendidikan, agar dicapai kualitas yang lebih tinggi. Sayangnya hal ini justru lebih banyak terjadi di negara maju yang menjadi peserta studi seperti ini. Sebagai contoh, setiap hasil studi TIMSS diumumkan, di Amerika Serikat selalu terjadi perubahan-perubahan kebijakan pendidikan yang cukup mendasar baik di tingkat nasional maupun negara bagian. Hasil studi TIMSS selalu menjadi topik pembicaraan publik dan diikuti dengan berbagai analisis data yang mendalam. Bagaimana dengan Indonesia? Ternyata analisis data TIMSS dan PIRLS masih amat sedikit dan itupun umumnya dalam bentuk laporan yang bersifat deskriptif nyaris tanpa interpretasi. Akibatnya, pengaruh dari keikutsertaan Indonesia di TIMSS dan PIRLS terhadap perubahan kebijakan pendidikan nasional maupun lokal boleh dikata belum terasa. Ringkasnya, keikutsertaan Indonesia dalam studi internasional seperti TIMSS dan PIRLS belum menghasilkan kelima fungsi seperti yang dikemukakan oleh Prof. Tjeerd Plomp di atas. Padahal, dalam mengkritik tulisan A. Beaton (1999) dan T. Plomp (1999) tentang studi internasional seperti TIMSS, Umar (1999) justru menekankan perlunya perbaikan teknik analisis data yang dilakukan serta keterkaitannya dengan penyusunan kebijakan pendidikan di negara peserta. Oleh sebab itulah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pemahaman yang lebih detail dan akurat tentang bagaimana variabel-variabel yang terkait dengan siswa, guru, sekolah, dan lingkungan, yang mungkin memiliki dampak terhadap pencapaian/ prestasi belajar di bidang literasi membaca, baik yang bersifat dampak langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, identifikasi terhadap variabel yang mempengaruhi prestasi literasi membaca serta gambaran tentang bagaimana variabel-variabel tersebut saling berkaitan, amatlah diperlukan. Ada beberapa variabel yang terdapat pada data PIRLS yang menarik untuk dilihat pengaruhnya terhadap prestasi. Variabel-variabel tersebut berkaitan dengan siswa, guru, sekolah dan orang tua. Misalnya yang berkaitan dengan latar belakang pendidikan guru, tingkat pendidikan guru, lama mengajar/ pengalaman mengajar, sikap terhadap profesi guru, interaksi antar guru, serta banyak hal yang berkenaan dengan metode/teknik yang digunakan guru dalam mengajar. Fokus penelitian ini lebih kepada pola hubungan antar-variabel yang mempengaruhi prestasi siswa, baik prediktor yang berasal dari variabel level siswa maupun level sekolah. Data yang ada dikaitkan dengan beberapa variabel psikologi siswa yang secara teoretis biasanya diyakini berpengaruh kepada tinggi-rendahnya (variasi) prestasi belajar. Walaupun kuesioner pada PIRLS telah mencantumkan variabel yang terkait dengan aspek/konstruk psikologis seperti sikap dan keyakinan diri, tetapi secara teoritis aspek/ konstruk yang dibuat tersebut tidaklah sepenuhnya sesuai dengan definisi yang sering digunakan di bidang ilmu psikologi. Artinya, apa yang dideklarasikan sebagai konstruk psikologi yang hendak diukur oleh item/ pertanyaan yang bersangkutan ternyata kurang mewakili konstruk yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini dilakukan pengelompokan ulang item-item yang terkait agar dapat ditentukan konstruk psikologis yang sesuai dengan item yang digunakan dalam angket siswa tersebut Permasalahan Masyarakat cenderung mengabaikan adanya fenomena rendahnya kemampuan membaca di kalangan siswa, sehingga siswa yang mempunyai kesulitan membaca semakin tertinggal. Rentetan dampak dari tidak diperhatikannya kemampuan membaca adalah siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada tingkat berikutnya (Kumara, 2010), juga mengalami problem akademik (Vaughn dkk, 2003). Anak yang rendah kemampuan membaca juga cenderung putus sekolah, ketika bekerja cenderung memiliki pendapatan lebih rendah, dan cenderung menjadi pengangguran (Reuda, 2011). Dalam konteks inilah, kemampuan membaca dan memahami bacaan menjadi penting. Hasil survei PIRLS menunjukkan prestasi siswa Indonesia dalam bidang reading literacy masih berada di bawah rata-rata skor internasional. Hal ini harus dipertimbangkan dalam pembuatan kebijakan

8 pendidikan terkait pelajaran tentang membaca dan pemahaman bacaan. Yang dimaksud dalam hal ini adalah peningkatan secara statistik dan dilakukan melalui perbaikan sistem. Untuk dapat menemukan jawaban mengapa dalam survei seperti PIRLS prestasi siswa Indonesia dalam bidang reading literacy tergolong rendah, perlu dilakukan analisis mengenai hubungan antar berbagai variabel yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan tinggi-rendahnya prestasi reading literacy. Mengingat bahwa studi PIRLS adalah sebuah survey dan bukan sebuah studi eksperimental, maka inferensi mengenai dampak suatu variabel terhadap outcome seperti prestasi belajar, sebaiknya dilakukan melalui suatu analisis statistika yang dapat menguji model teoretis tentang struktur hubungan antar berbagai variabel predictor dalam mempengaruhi variabel outcome. Dalam penelitian ini, variabel yang diteorikan sebagai outcome adalah prestasi dalam bidang reading literacy, sedangkan berbagai variabel yang diteorikan/ diposisikan sebagai variabel penyebab adalah berbagai variabel yang datanya diperoleh melalui kuesioner siswa, orangtua, guru, dan sekolah. Berdasarkan hasil kuesioner tersebut, variabel dalam penelitian ini akan dikelompokkan kedalam dua level yaitu level siswa dan level sekolah. Variabel level siswa diperoleh dari kuesioner siswa dan kuesioner orangtua siswa, sedangkan variabel level sekolah didapatkan dari kuesioner guru dan kuesioner sekolah. Dalam penelitian ini, selain diuraikan hasil deskripsi data kuesioner juga akan diuraikan permasalahan penelitian tentang struktur hubungan antar-variabel. Adapun pertanyaan penelitian yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel individual (siswa) apa saja yang sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa Indonesia di bidang reading literacy? 2. Variabel sekolah apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap variabel sekolah yang terkait langsung pada prestasi siswa Indonesia di bidang reading literacy? 3. Variabel level sekolah apa saja yang berpengaruh signifikan terhadap rata-rata prestasi tingkat sekolah dalam reading literacy? 4. Apakah pengaruh variabel siswa (seperti motivasi, sikap, efikasi) terhadap prestasi siswa bergantung pada berbagai variabel di tingkat sekolah seperti good teaching practice guru, siswa aktif belajar, dsb.? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah seperti berikut. 1. Untuk menemukan suatu model teoretis tentang hubungan antar-variabel yang dapat digunakan untuk menjelaskan serta memprediksikan bervariasinya prestasi literasi membaca baik pada level siswa maupun pada level sekolah. Model teoretis ini akan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan kebijakan/ strategi intervensi di bidang peningkatan mutu pendidikan di tingkat makro. 2. Untuk menemukan variabel yang merupakan determinan dari bervariasinya prestasi literasi membaca baik pada level siswa maupun pada level sekolah yang dapat dijadikan pertimbangan bagi guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan penelitian ini adalah seperti berikut. 1. Terciptanya model teoretis tentang hubungan antar-variabel yang dapat digunakan untuk menjelaskan serta memprediksikan bervariasinya prestasi literasi membaca baik pada level siswa maupun pada level sekolah. Model teoretis ini akan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan kebijakan/strategi intervensi di bidang peningkatan mutu pendidikan di tingkat makro.

9 2. Tersusunnya variabel yang merupakan determinan dari bervariasinya prestasi literasi membaca baik pada level siswa maupun pada level sekolah yang dapat dijadikan pertimbangan bagi guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah difokuskan pada deskripsi data kuesioner yang dikaitkan dengan permasalahan penelitian tentang struktur hubungan antar-variabel, yaitu (1) variabel individual siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi siswa Indonesia di bidang reading literacy, (2) variabel sekolah yang berpengaruh signifikan terhadap variabel sekolah yang terkait langsung pada prestasi siswa Indonesia di bidang reading literacy, (3) variabel level sekolah yang berpengaruh signifikan terhadap rata-rata prestasi tingkat sekolah dalam reading literacy, dan (4) pengaruh variabel siswa (seperti motivasi, sikap, efikasi) terhadap prestasi siswa bergantung pada berbagai variabel di tingkat sekolah seperti good teaching practice guru, siswa aktif belajar, dsb Manfaat Hasil Studi Hasil studi diharapkan dapat menjadi masukan bagi pembuat keputusan dalam konteks penyempurnaan kurikulum, penetapan standar buku ajar, penetapan standar isi, standar proses pembelajaran, serta penetapan standar konten kurikulum pendidikan guru. Selain itu, hasil studi dapat menjadi masukan bagi Puspendik dalam penetapan ujian nasional dan standar alat penilaian ujian nasional yang sepadan dengan kompetensi-kompetensi yang diakses secara internasional, yang diperkirakan paling efektif berdampak pada arah pembelajaran di tingkat sekolah dan menjadi rujukan praktis bagi guru dan pengawas sebagai pelaksana kurikulum di lapangan. Manfaat studi ini juga menjadi bagian terpenting bagi para guru untuk mengembangkan literasi siswa melalui pembelajaran membaca yang mengarah pada pencapaian kompetensi, terbangunnya kebiasaan, minat, motivasi, dan budaya buku siswa.

10 Bab II Model Prestasi Dalam Reading Literacy Bab ini akan menguraikan landasan teoritis tentang prestasi dalam reading literacy, yang dikelompokkan menjadi 3 subbab. Subbab pertama menjelaskan tentang Prestasi dalam Reading Literacy, subbab kedua menjelaskan tentang faktor-yang mempengaruhi prestasi dalam reading literacy, dan subbab ketiga membahas tentang pendekatan modelling dalam menjelaskan prestasi dalam reading literacy 2.1. Literasi Membaca Kemampuan membaca sangat diperlukan siswa dalam mendukung kesuksesan akademik. Senada dengan hal itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan membaca merupakan indeks penting dari kemampuan belajar dan secara positif berkorelasi dengan prestasi akademik anakanak SD (Moores, 2006).. Sejak tahun 1991, IEA menggabungkan istilah membaca dan literasi untuk mengungkapkan pengertian kemampuan membaca dalam arti yang sangat luas. Kemampuan membaca mencakup kemampuan untuk melakukan analisis terhadap isi bacaan dan menggunakannya sebagai alat untuk mencapai tujuan individu dan tujuan masyarakat pada umumnya. Definisi ini dipertahankan dalam studi PIRLS kendati dengan beberapa perubahan. Pada PIRLS 2001, literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa tulis yang diperlukan oleh masyarakat dan/atau yang bernilai bagi individu (the ability to understand and use those written language forms required by society and/or valued by the individual). Definisi ini mencakup kemampuan membaca untuk berbagai jenjang usia, termasuk untuk anak yang baru belajar membaca. Adapun dalam PIRLS 2006 dan 2011, literasi membaca didefinisikan sebagai the ability to understand and use those written language forms required by society and/or valued by the individual. Young readers can construct meaning from a variety of texts. They read to learn, to participate in communities of readers in school and everyday life, and for enjoyment. Bagi PIRLS, literasi membaca digambarkan sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan bahasa tulis yang diperlukan oleh masyarakat dan/atau yang berharga individu. Pembaca dapat membangun makna dari berbagai teks. Mereka membaca untuk belajar, untuk mengambil bagian dalam masyarakat pembaca di sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari, dan untuk kesenangan. Definisi ini didasarkan atas berbagai pertimbangan teoretis yang menganggap literasi membaca sebagai proses interaktif dan konstruktif. Pembaca secara aktif membangun makna, menerapkan strategi membaca yang efektif, serta melakukan refleksi selama proses membacanya (Zimmerman, 2001). Pada umumnya, pembaca mempunyai sikap yang positif dalam kegiatan membacanya dan menganggapnya sebagai kegiatan rekreasi. Pembaca dapat belajar dari sejumlah besar jenis teks, memperoleh pengetahuan yang luas tentang dunia, dan mengetahui lebih jauh tentang diri mereka sendiri. Mereka dapat menikmati dan memperoleh informasi dari berbagai bentuk teks yang digunakan dalam masyarakat modern (Greaney & Neuman, 1990; OECD, 1999; Wagner, 1991). Berbagai jenis dan bentuk teks ini meliputi buku, majalah, berbagai jenis dokumen, dan surat kabar, termasuk jenis teks elektronik, seperti halaman-halaman internet, , dan teks sebagai bagian dari video, film, tayangan televisi, iklan, dan label harga Faktor yang Mempengaruhi Prestasi dalam Literasi Membaca Variabel-variabel yang mempengaruhi kemampuan membaca anak adalah faktor di luar individu dan faktor dari dalam individu. Dari luar individu ialah lingkungan literasi di rumah dan di sekolah, serta keterlibatan keluarga (ibu) dalam belajar anak. Faktor dari dalam individu adalah kemampuan metakognisi dan motivasi membaca. Faktor dari luar dan dalam individu itu secara bersama-sama mempengaruhi kemampuan membaca anak (Aaron, 2008).

11 Dalam hal kelompok variabel manakah yang lebih dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar, terdapat hasil penelitian yang kesimpulannya berbeda-beda. Larry Sutter (2000), misalnya, mengutip hasil penelitian James Coleman yang terkenal di tahun 1960an di mana kesimpulannya mengatakan bahwa... student performance was determined more by family background than by school characteristics. Namun demikian, dalam studinya yang membandingkan prestasi matematika dan IPA secara internasional dengan menggunakan data TIMSS, Sutter (2000) menyimpulkan bahwa perbedaan prestasi belajar antar negara lebih banyak ditentukan oleh variabel-variabel kurikuler dan pengajaran. Ia juga mengutip kesimpulan penelitian Gustafsson dan Undheim (1996) yang mengatakan bahwa.. that results of international-level studies might be accounted for by differences in curriculum rather than intellectual differences among students. Sebaliknya Heyneman (1997) menemukan yang sebaliknya yaitu student personal variable yang lebih menentukan, terutama sekali motivasi/ spirit belajar. Berikut adalah kutipan tulisannya (Heyneman, 1997): What differentiates American children from other children in the world and the explanation of poor performance among minorities and the poor is the American public policy toward children. In general, children in the United States are provided with too much opportunity and too few obligations; too much choice and too few responsibilities. In addition, U.S. school children are influenced by a common assumption that curriculum has to be entertaining, It isn t poverty which drives scores of U.S. students down, I said, or race, or even minority status, but rather impoverish spirit.... It is the general lack of a desire to learn and this, in turn, is affected by public policy.... (page 29). Selanjutnya, penelitian mengenai pengaruh variabel psikologi, yang secara konsisten ditemukan pengaruhnya terhadap prestasi belajar antara lain adalah self efficacy (Ramdass and Zimmerman, 2008). Selain self efficacy, variabel lain yang mempengaruhi kemampuan baca adalah motivasi. Motivasi rendah dalam hal membaca dapat digunakan sebagai indikasi karakteristik anak dengan kemampuan membaca rendah dan sulit baca (Sideridis, 2006). Anak-anak SD yang mempunyai motivasi rendah dalam hal membaca, cenderung mengalami kesulitan dalam penguasaan akademik, penyelesaian tugas ketika ia duduk di kelas 3 (Guthrie & Wigfield, 2000; Sideridis, 2006). Jadi anak yang motivasinya tinggi dalam hal membaca tentu mempunyai keyakinan tinggi mengenai kemampuannya dalam membaca (Schutte & John, 2007). Motivasi ini akan mengarahkan perilaku individu ketika ia mengalami kesulitan dalam penyelesaian tugasnya. Motivasi membaca anak-anak secara langsung dan tidak langsung berpengaruh pada pemahaman bacaan (Schraw dalam Law, 2008). Motivasi dapat dipengaruhi oleh komitmen anak-anak untuk membaca, serta terlibat aktif dalam kegiatan membaca, seperti memilih buku sendiri, (Wigfield dan Guthrie, 2004). Selain itu, variabel yang umumnya tak berpengaruh terhadap prestasi adalah sikap terhadap mata pelajaran. Reiss (2009) menemukan ada enam personality needs yang erat kaitannya dengan low achievement in school yaitu high need for acceptance, low need for cognition, lack of ambition, low need for order, low need for honor, dan high need for vengeance. Selain prediktor dari siswa, guru dan orangtua juga punya peran dalam menghasilkan prestasi dalam bidang reading literacy. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran misalnya, ditemukan lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa daripada penguasaan metode mengajar (Van Luiy, 2006). Wigfield & Guthrie (2004) menemukan bahwa orang tua dan guru memainkan peran penting dalam memotivasi dan memajukan perkembangan membaca anak, yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan membaca anak. Bentuk keterlibatan orangtua tersebut antara lain mendampingi anak dalam mengerjakan tugas sekolah, menasehati anak dalam hal belajar, hadir dalam rapat sekolah tempat anak menuntut ilmu, berkomunikasi dengan guru tentang kemajuan belajar anak, menyediakan buku-buku pelajaran sekolah (Morrow & Young, 1997). Peran literasi di rumah dalam kemampuan baca juga sangat penting. Misalnya, pengalaman anak membaca di rumah melalui kepedulian orangtua dapat mendorong kemampuan anak dalam membaca. Hal lain yang termasuk dalam literasi di rumah antara lain berupa penyediaan buku-buku cerita, menemani ke perpustakaan. Orangtua yang memiliki intensitas tinggi dalam membaca dan suka

12 membeli majalah atau buku, cenderung memiliki anak dengan kemampuan membaca yang baik (Alderson & Bachaman, 2000). Lingkungan literasi di rumah dan di sekolah serta perilaku orangtua membantu anak dalam belajar berkorelasi positif dengan minat baca anak, juga sikap anggota keluarga yang lebih tua terhadap buku dan membaca memiliki dampak yang nyata pada kemampuan membaca anak-anak (Haris & Sipay, 1986) Pendekatan Modeling Untuk Prestasi dalam Literasi Membaca Berdasarkan pada ketersediaan data, ditentukan variabel-variabel yang secara teoritis akan mempengaruhi prestasi. Pada penelitian ini, akan dianalisis variabel sekolah yang mempengaruhi variabel siswa. Hal-hal seperti ini hanya bisa dilakukan kalau kita melakukan analisis multilevel, yaitu analisis secara simultan terhadap variabel sekolah dan variabel siswa, dimana juga dapat diketahui interaksi antar-variabel pada level yang berbeda, serta dapat dilihat pengaruhnya pada variabel di tingkat siswa. Adapun model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada gambar 2.1 berikut. LEVEL SISWA LEVEL SEKOLAH

13 Gambar 2.1. Model Struktur Hubungan Variabel yang Mempengaruhi Prestasi Literasi Membaca Model di atas merupakan model teoretis yang memetakan pola hubungan antar-variabel yang diteliti. Pada model within (level siswa), prestasi reading literacy (Ach) dipengaruhi secara langsung oleh tiga variabel yaitu motivasi siswa untuk membaca (Motiv), efikasi siswa (eff) dan sikap siswa terhadap membaca (attbc). Variabel-variabel yang lain juga memiliki pengaruh terhadap prestasi membaca, tetapi tidak secara langsung, yaitu melalui efikasi dan sikap terhadap membaca. Efikasi siswa dipengaruhi oleh motivasi siswa dalam membaca, sikap terhadap membaca (Attbc). Sikap terhadap membaca dipengaruhi sikap siswa terhadap guru (SSguru), kepedulian orang tua (Otpeduli), kemampuan prabaca siswa (Prabc), dan frekwensi pemberian PR (HW). Sikap siswa terhadap guru dan sikap siswa terhadap sekolah dipengaruhi oleh kepedulian orang tua dan persepsi siswa tentang keamanan dari kekerasan yang dilakukan siswa lain. Selanjutnya pada level sekolah (between), variabel level sekolah yang dianalisis ada 10, yang berasal dari kuesioner guru dan kepala sekolah. Kesepuluh variabel tersebut adalah: siswa aktif belajar (SAB), good teaching practice (GTP), pengelolaan kelas (Kelola), strategi guru dalam mengatasi siswa yang kesulitan membaca (Remed), interaksi antar gur (Interg), dan sikap terhadap profesi guru (Attprof). Adapun yang menjadi outcome variable adalah prestasi sekolah serta 3 random slope (S1, S2, dan S3). S1 adalah variabel moderator pada pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi, S2 adalah variabel moderator pada pengaruh sikap terhadap prestai, sedangkan S3 adalah variabel moderator pada pengaruh efikasi terhadap prestasi siswa dalam reading literacy. Variabel level sekolah tersebut diteorikan sebagai berikut: variabel sekolah yang berupa Kelola, Remed, Interg, dan Attprof berpengaruh langsung terhadap SAB, GTP, S1, S2, S3, dan variabel ratarata prestasi sekolah (Ach). Begitu pula pada variabel GTP dan SAB yang juga diteorikan berpengaruh langsung terhadap S1, S2, S3, dan Ach dalam reading literacy.

14 Bab III Metode Penelitian 3.1. Sampel Penelitian Penelitian ini didasarkan pada data PIRLS tahun Berdasarkan data PIRLS tersebut, subjek penelitian adalah siswa kelas 4 SD. Adapun jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian ini adalah 4791 orang. Sedangkan untuk sampel guru terdapat 163 orang dan sampel sekolah sebanyak 158 sekolah. Selain itu, penelitian ini juga melibatkan orangtua sebanyak 4791 orang. Teknik dan prosedur penentuan sampel dan pengambilan data dapat dilihat pada laporan teknis PIRLS 2011, di mana teknik random sampling yang dilakukan amat kompleks, serta bersifat multi level, clustering, dan stratified. Hal tersebut dilakukan mengingat amat heterogennya negara peserta PIRLS baik dari segi jumlah penduduk, murid, dan sekolah, maupun variasi aspek lainnya seperti kurikulum dan sebagainya. Semua hal ini telah diperhitungkan sehingga perbandingan secara internasional dapat dilakukan secara obyektif Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, sumber variasi bagi prestasi siswa Indonesia dalam bidang reading literacy dikelompokkan menjadi dua, yaitu variabel penelitian pada level individual yang dalam hal ini adalah siswa, dan variabel penelitian pada level sekolah. Setelah dilakukan pemeriksaan tentang kelayakan variabel pada kuesioner siswa dan orangtua, didapatkan 28 variabel pada level siswa. Variabel tersebut adalah (1) Tingkat pendidikan ayah -Faed (2) Tingkat pendidikan ibu -Moed (3) Jenis kelamin siswa - Gender (4) Tingkat sosial ekonomi siswa -Sosekst (5) Jumlah buku di rumah -Bookhm (6) Level pendidikan yang diharapkan orangtua -Aspir (7) Penggunaan computer di rumah, sekolah dan tempat lain -Uscom (8) Kepedulian orangtua terhadap prestasi membaca -Otpduli (9) Sikap terhadap sekolah -Schatt (10) Keamanan siswa di sekolah -Unbully (11) lamanya mengerjakan PR -HW (12) Waktu yang dihabiskan siswa untuk membaca di luar sekolah -Spenred (13) Motivasi siswa membaca -Motiv (14) Frekwensi pinjam buku di perpustakaan -Pjmbk (15) Sikap terhadap guru -SSGuru (16) Sikap terhadap membaca -Attbc (17) Efikasi siswa dalam membaca -Eff (18) Persepsi tentang pentingnya membaca -Imp (19) Aktivitas prasekolah yang dilakukan siswa -Prasek (20) Siswa mengikuti pendidikan TK atau tidak -TK (21) Usia pertama kali masuk sekolah - usentry (22) Kemampuan prabaca -Prabc (23) Sikap orangtua tentang membaca -Readatot (24) Prestasi siswa Indonesia dalam reading literacy - Ach (25) Prestasi siswa dalam literary purpose -Litprpos (26) Prestasi siswa dalam Informational purpose -Infprpos (27) Prestasi siswa dalam Strategi Interpretation process - Intrpret (28) Prestasi siswa dalam strategi straightforward process -Straigfr. Setelah dilakukan pemeriksaan tentang kelayakan variabel pada kuesioner guru dan sekolah, variabel pada level sekolah yang dianalisis ada 18, yaitu (1) Pengalaman guru Exp (2) Tingkat pendidikan guru -Pend (3) Bidang/jurusan - Major (4) Sarana computer -Srkom (5) Sarana perpustakaan - Srlib (6) Tingkat social ekonomi sekolah -Soseksc (7) Interaksi antar guru - Interg (8) Sikap terhadap profesi -Attprof (9) Interaksi guru dengan orangtua - Intrgot (10) Penggunaan computer oleh guru -Uscomgr (11) hambatan guru -Hamgur (12) Good Teaching Practice - GTP (13) Siswa Aktif Belajar - SAB (14) Pengelolaan kelas - Kelola (15) Kepemimpian kepala sekolah - Leader (16) Strategi penanganan guru pada anak yang kesulitan membaca -Remed (17) Evaluasi PR pada pelajaran pembaca - EvalHW (18) Frekwensi pemberian PR FrekHw Instrumen Pengumpulan Data Alat pengumpulan data PIRLS 2011 terdiri dari dua bentuk umum, pertama adalah tes kemampuan (prestasi dalam literasi membaca) dan yang kedua adalah kuesioner. Ada 4 kuesioner yang diberikan pada siswa, orangtua, guru, dan kepala sekolah. Kuesioner siswa berisi pertanyaan atau

15 pernyataan yang diisi oleh siswa, kuesioner orangtua berisi pertanyaan dan pernyataan yang diisi oleh orangtua, kuesioner guru berisi pertanyaan atau pernyataan yang diisi oleh guru, dan kuesioner sekolah berisi pertanyaan atau pernyataan yang diisi oleh kepala sekolah. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat masing-masing alat pengumpulan data yang digunakan. a. Tes prestasi membaca Tes prestasi ini untuk mengukur prestasi reading literacy. Dalam hal ini, prestasi reading literacy meliputi 2 purpose prestasi membaca, yaitu literary purpose dan informational purpose. Pada prestasi membaca untuk informational purpose, terdiri dari 2 macam strategi pemahaman bacaan, yaitu strategi interpreting process dan strategi straightforward process. b. Kuesioner Kuesioner diberikan pada siswa, orangtua, guru dan kepala sekolah untuk mendapatkan data variabel yang terkait dengan prestasi belajar, baik itu tentang siswa dan keluarganya maupun tentang guru dan sekolah. Data dari kuesioner siswa dan orangtua menggambarkan kondisi siswa yang terkait dengan prestasi, sedangkan data dari kuesioner guru dan sekolah menggambarkan kondisi sekolah yang terkait dengan prestasi siswa. Dari data yang didapatkan, ditentukan beberapa konstruk yang secara teoritis terkait dengan prestasi siswa. Berikut ini uraian konstruk yang didapatkan dari data kuesioner, yang selanjutnya dijadikan variabel pada level siswa dan level sekolah. 1) Kuesioner Siswa dan Orangtua Setelah dilakukan reviu dan pemeriksaan kelayakan variabel dalam data kuesioner yang diisi oleh siswa dan orangtua, ditentukan 28 variabel yang terkait dengan prestasi siswa. Berikut ini daftar nama variabel dan contoh item dalam kuesioner: Tabel 3.1. Variabel Level Siswa No Variabel Label Contoh Item 1 Faed Tingkat Pendidikan Ayah 2 Moed Tingkat Pendidikan Ibu Sebutkan jenjang pendidikan terakhir yang diselesaikan oleh Anda? (sebagai ayah atau ayah tiri atau pengasuh laki-laki dan ibu atau ibu tiri atau pengasuh wanita)? (Ayah / ibu) Pilihan jawaban: a. tdk/putus sekolah. f. lulus D3-D4. b. Lulus SD. g. lulus S1. c. lulus SLTP. h. lulus S2-S3. d. lulus SLTA i. tidak relevan. e. lulus D1-D2. 3 Gendrst Jenis kelamin siswa Apakah kamu laki-laki atau perempuan? (Pr/ Lk) 4 Sosekst Status sosial ekonomi siswa Kepemilikan komputer, TV, ruang belajar sendiri, kamar sendiri, dll. 5 Bookhm Jumlah buku di rumah Berapakah jumlah buku yang ada di rumahmu? 6 Aspir Tingkat pendidikan siswa yang diharapkan orangtua Seberapa jauh harapan Anda terhadap pendidikan anak Anda? (menyelesaikan SLTP, SLTA, D1-D2, D3-D4, S1, S2-S3) 7 uscom Penggunaan komputer Seberapa sering kamu menggunakan komputer di tempat-tempat di bawah ini? (di rumah, di sekolah, lainnya)

16 No Variabel Label Contoh Item 8 Otpduli Kepedulian orangtua Seberapa sering hal-hal berikut terjadi di rumahmu? (a). Orangtua saya menanyakan apa yang saya pelajari di sekolah (b). saya membicarakan tugas sekolah dengan orangtua saya (c). Orangtua memastikan bahwa saya menyediakan waktu untuk membuat PR (d). Orangtua saya memeriksa apakah saya mengerjakan pekerjaan rumah 9 Schatt Sikap terhadap sekolah Bagaimana pendapatmu tentang sekolahmu? Seberapa setuju kamu dengan pernyataanpernyataan di bawah ini: Saya senang berada di sekolah. Saya merasa aman berada di sekolah. Saya senang menjadi bagian dari sekolah ini. 10 Unbully Keamanan sekolah Selama tahun ini, seberapa sering hal-hal di bawah ini terjadi terhadap dirimu di sekolah? (setidaknya sekali seminggu/ sekali atau dua kali sebulan/ beberapa kali setahun/ tidak pernah) a. Saya sering diganggu dan diolok-olok. b. Ketika bermain atau berkegiatan saya ditinggal oleh siswa-siswa lain. c. seseorang menyebarkan kabar bohong mengenai saya. d. barang-barang saya pernah dicuri. e. saya dipukul atau disakiti oleh siswa lain (misalnya, didorong, dipukul, ditendang). f. saya dipaksa mengerjakan hal-hal yang tidak ingin saya kerjakan oleh siswa-siswa lain. 11 HW Waktu yang dihabiskan untuk mengerjakan PR 12 Spenread Waktu yang dihabiskan untuk membaca 13 Mtv1 Motivasi siswa membaca Berapa rata-rata waktu dalam sehari yang dihabiskan anak anda untuk mengerjakan pekerjaan rumah? Anak saya tidak memiliki pekerjaan rumah / 15 menit atau kurang/ menit/ menit/ lebih dari 60 menit. Berapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk membaca diluar jam sekolah pada hari sekolah? (<30 menit, 30 mnt-1jam, 1-2 jam, > 2 jam) Seberapa sering kamu melakukan aktivitas di bawah ini diluar sekolah? Saya membaca untuk kesenangan. Saya membaca untuk mencari tahu hal-hal yang ingin saya pelajari. (tiap hari,hampir setiap hari/ 1atau 2kali seminggu/1 atau 2 kali sebulan/ tidak pernah atau hampir tidak pernah.

17 No Variabel Label Contoh Item 14 Frekpbk Frekwensi pinjam buku Seberapa sering kamu meminjam buku dari perpustakaan sekolah atau perpustakaan di dekat rumahmu? (1 kali dalam seminggu/1 atau 2 kali dalam sebulan / beberapa kali dalam setahun/ tidak pernah atau hampir tidak pernah) 15 SSGuru Sikap terhadap guru Bagaimana pendapatmu tentang pelajaran membaca di sekolah. Seberapa jauh kamu setuju dengan pernyataan tentang pelajaran membaca? (sgt stj/kr stj/agak tdk stj/ sgt tdk stj). a. saya menyukai apa yang saya baca di sekolah. b. guru saya memberi bacaan yang menarik. d. saya memikirkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pelajaran. e. guru saya mudah dipahami. f. saya tertarik dengan apa yang guru saya katakan. g. guru saya memberikan hal yang menarik untuk dilakukan. 16 AttBc Sikap terhadap membaca Apa pendapatmu tentang pelajaran membaca? Nyatakan seberapa jauh kamu setuju dengan setiap pernyataan di bawah ini. (sgt stj/ kr stj/ agak tdk stj/ sgt tdk stj). b. Saya suka mendiskusikan apa yang saya baca dengan orang lain. c. saya merasa senang jika seseorang memberi saya hadiah buku. e. saya ingin memiliki waktu lebih untuk membaca. f. saya menikmati kegiatan membaca. 17 Eff Efikasi siswa Seberapa baik kamu dalam membaca? Nyatakan seberapa jauh kamu setuju dengan setiap pernyataan di bawah ini ( sgt setuju/ krg stj/ agak tdk stj/ sgt tdk stj). a. Saya biasanya baik dalam membaca b. Membaca adalah hal yang mudah bagi saya c. dibandingkan dengan teman-teman sekelas, bagi saya membaca merupakan hal yang sulit. d. jika sebuah buku menarik, saya tetap membacanya walaupun sulit dibaca. e. saya sulit membaca cerita yang banyak katakata yang sulit. f. guru saya mengatakan bahwa saya adalah pembaca yang baik. g. membaca adalah pelajaran yang sulit bagi saya jika dibandingkan dengan pelajaran lain.

18 No Variabel Label Contoh Item 18 Imp Persepsi tentang pentingnya membaca Apakah kamu membaca dengan alasan-alasan berikut? Nyatakan seberapa jauh kamu setuju dengan setiap pernyataan di bawah ini. (sgt stj/ kr stj/ agak tdk stj/ sgt tdk stj) b. Menjadi pembaca yang baik adalah hal yang penting c. orang tua saya suka bila saya membaca d. saya banyak belajar dari membaca e. saya perlu membaca dengan baik untuk masa depan saya. 19 Prasek Aktivitas prasekolah Sebelum anak anda mulai masuk sekolah dasar, seberapa sering anda atau orang lain di rumah anda terlibat aktivitas berikut ini dengan si anak? (Sering/ kadang-kadang/tidak pernah atau hampir tidak pernah). a. Membaca buku b. Mendongeng c. bernyanyi d. bermain dengan permainan alfabet (misalnya, balok-balok dengan huruf atau alfabet) e. membicarakan hal-hal yang telah anda lakukan f. membicarakan hal yang telah anda baca g. bermain permainan kata-kata h. menulis huruf atau kata-kata i. membaca tanda-tanda atau label petunjuk dengan suara keras j. menyebutkan hitungan angka dengan irama atau bernyanyi lagu tentang berhitung l. menghitung benda-benda yang berbeda m. bermain permainan yang melibatkan bentuk (sebagai contoh, mengelompokkan balok dengan bentuk berbeda, puzzle) DROP: n. bermain menyusun balok atau permainan konstruksi yang lain k. bermain permainan angka (misalnya, balokbalok dengan angka) o. bermain papan permainan (seperti ular tangga, ludo, monopoli, catur) atau bermain kartu. 20 TK TK atau tidak Apakah anak anda bersekolah di taman kanakkanak? Ya/ tidak (jika ya, 3 thn atau lbh/ antara 2-3thn/ 2 thn/ antara 1dan 2 thn/ 1 thn atau kurang) 21 usentry Usia pertama masuk SD Berapakah usia anak anda ketika ia masuk sekolah dasar? (5 thn atau lbh muda/ 6 thn/ 7 thn/ 8 thn atau lbh)

19 No Variabel Label Contoh Item 22 Prabc Kemampuan prabaca saat masuk SD 23 ReadatOT Sikap orangtua terhadap membaca 24 Ach Prestasi dalam reading literacy 25 Litprpos Prestasi dalam reading literacy untuk literary purpose 26 Infprpos Prestasi dalam reading literacy untuk informational purpose 27 Intrpret Prestasi dalam reading literacy untuk strategi interpretation process 28 straigfr Prestasi dalam reading literacy untuk strategi straighforward process Ketika masuk sekolah dasar bagaimana kemampuan anak anda dalam hal-hal berikut? (sgt baik/ ckp baik/ tdk terlalu baik/ tdk baik sama sekali). a. Mengenali sebagian besar huruf dalam alfabet b. Membaca beberapa kata c. membaca kalimat d. Menulis huruf dalam kalimat e. menulis beberapa kata. Bagaimana pendapat anda tentang pernyataanpernyataan berikut ini mengenai membaca. (sgt stj/ agak stj/ agak tdk stj/ sgt tdk stj) a. Saya membaca jika perlu saja b. Saya suka membicarakan hal yang saya baca dengan orang lain c. saya suka menghabiskan waktu luang dengan membaca d. saya membaca hanya ketika saya membutuhkan informasi e. membaca adalah kegiatan yang penting di rumah saya f. saya ingin memiliki waktu lebih banyak untuk membaca g. saya menikmati membaca. Skor Plausible Value (PV) Skor Plausible Value (PV) Skor Plausible Value (PV) Skor Plausible Value (PV) Skor Plausible Value (PV) 2) Kuesioner Guru dan Kepala Sekolah Berdasarkan kuesioner yang diisi oleh guru dan kepala sekolah, ditentukan 18 variabel yang terkait dengan prestasi siswa. Berikut ini daftar nama variabel dan contoh item dalam kuesioner:

20 Tabel 3.2. Variabel Level Sekolah No Variabel Label Contoh Item 1 Exp Pengalaman guru Terhitung sampai akhir tahun ajaran ini, berapa lama anda telah mengajar? 2 Pend Tingkat pendidikan guru Apakah tingkat pendidikan tertinggi yang telah anda selesaikan? (tidak selesai tingkat SLTA/ selesai SLTA/ selesai D1-D2/ selesai D3-D4/ selesai S1/ Selesai S2 atau S3) 3 Major Bidang/jurusan pendidikan guru Setelah menyelesaikan SLTA, apakah bidang utama yang anda pelajari? (ya/ tdk) a. Kependidikan-pendidikan dasar b. Kependidikan-pendidikan menengah c. matematika d. Sains e. Bahasa indonesia f. Lain-lain. 4 Srkom Sarana komputer Apakah siswa kelas 4 SD di kelas PIRLS memiliki komputer untuk digunakan selama pelajaran membaca? (ya/tdk) 5 Srlib Sarana perpustakaan Apakah anda memiliki perpustakaan atau tempat membaca di dalam kelas? (ya/ tdk) 6 Soseksc Tingkat sosial ekonomi sekolah Kira-kira berepa persentase iswa di sekolah Anda dengan latar belakang berikut ini (Berasal dari keluarga mampu secara ekonomis 0-10%, 11-25%, 26-50%, lebih dari 50%). 7 Interg Interaksi antar guru Seberapa sering guru melakukan interaksi dgn guru lain. 8 Attprof Sikap terhadap profesi Saya merasa nyaman dengan profesi saya sebagai guru. Saya puas sebagai guru di sekolah ini. Saya melakukan tugas penting sebagai guru. Saya berencana menjadi guru selama mungkin. Saya frustasi menjadi guru (R). Yg DROP (Saya merasa lebih antusias di awal saya sebagai guru dibandingkan sekarang) 9 Intrgot Interaksi guru dengan orangtua 10 Uscomgr Penggunaan komputer oleh guru Untuk siswa-siswa tertentu di kelasmu, seberapa sering anda melakukan hal-hal berikut ini? (paling tdk sekali seminggu/ sekali atau dua kali sebulan/ 4-6kali setahun/ 1-3 kali setahun/ tidak pernah) a. Bertemu atau berbicara secara pribadi dengan orang tua siswa untuk mendiskusikan kemajuan belajar siswa b. memberikan laporan kemajuan siswa kepada orang tua. Mencari informasi, membaca cerita, mengembangkan strategi membaca, menulis cerita/tlisan lainnya

21 No Variabel Label Contoh Item 11 Hamgur Hambatan guru Siswa krg memiliki pengetahuan, kurang gizi, kebth khusus, suka mengganggu, kurang berminat. 12 GTP Good Teaching Practices Menyimpulkan apa yang harus dipelajari siswa dari pelajaran, mengaitkan pelajaran dg kehidupan sehari-hari, mengajukan pertanyaan utk memancing pemikiran siswa, mendorong semua siswa untuk meningkatkan prestasi, memuji usaha siswa, memabawa bahan pelajaran menarik utk dibawa ke kelas 13 SAB Siswa Aktif Belajar Mencari info dlm bacaan, ide ide utama,,menulis sesuatu atau merespon apa yg telah siswa baca, dll 14 kelola Pengelolaan kelas Mengajarkan membaca sbg kegiatan seluruh kelas, membuat kelompok yg punya kemampuan sama, mengajar membaca secara individual, cbsa tujuan ditentukan sendiri. Yg DROP (membuat kelompok dg kemampuan beragam, cbsa tujuan ditentukan guru) 15 Leader Kepemimpinan Mempromosikan visi atau tujuan sekolah, mengembangkan kurikulum sekolah, Memonitor apakah guru menerapkan tujuan pendidikan sekolah ketika mengajar, dll 16 Remed Strategi guru untuk siswa yang kesulitan membaca Menyarankan ke ahlinya, menunggu perkembangan seiring kematangan siswa, menghabiskan byk waktu utk mengajarkan membaca scr individual, meminta ortu utk membantu siswa tersebut membaca. 17 EvalHW Evaluasi PR Memeriksa tugas & feedback, mendiskusikan PR di kelas, memantu penyelesaian PR. 18 FrekHw Frekwensi pemberian PR Seberapa sering anda memberikan tugas membaca sebagai pekerjaan rumah (untuk pelajaran apapun)? (saya tidak memberikan tugas membaca sebagai pekerjaan rumah/ kurang dari sekali seminggu/ 1 atau 2 kali seminggu/ 3 atau 4 kali seminggu/ setiap hari) 3.4. Teknik Analisis Data Ada beberapa langkah dalam analisis data pada penelitian ini, dimulai dari langkah yang bersifat eksploratif dan merupakan pendahuluan sebelum analisis data yang sesungguhnya dilakukan, yaitu: 1. Melakukan analisis statistik deskriptif terhadap seluruh variabel yang tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran variabel terkait dengan prestasi siswa Indonesia dalam reading literacy dari kuesioner siswa, orangtua, guru dan sekolah. 2. Pada variabel yang diukur melalui beberapa indikator (multi items) dilakukan uji validitas konstruk untuk mengetahui apakah seluruh itemnya memang mengukur apa yang didefinisikan, sekaligus juga untuk mengetahui item mana yang mampu menghasilkan informasi tentang atribut yang diukur. Selanjutnya item yang valid tersebut dilakukan Analisis

22 Faktor Konfirmatorik (CFA) sehingga didapat factor score yang merupakan sebuah nilai dari gabungan item yang mengukur konstruk tersebut. 3. Mengidentifikasi dan menetapkan variabel mana (dari dalam masing-masing kelompok variabel di atas) yang diperkirakan akan efektif jika disertakan dalam analisis multilevel dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian ini. Hal ini dilakukan dengan analisis SEM pada level siswa dan path analysis pada level sekolah- untuk menyeleksi variabel yang memang secara empirik berkaitan erat dengan prestasi siswa. Dalam hal ini, yang dijadikan outcome variables pada level siswa adalah prestasi reading literacy secara keseluruhan (ACH), sedangkan pada level sekolah, yang dijadikan outcome variabel adalah SAB dan GTP. 4. Mengkonstruksi sebuah model teoretis dengan menggunakan variabel yang terpilih. Dalam hal ini, arah hubungan kausal serta struktur hubungan (langsung atau tak langsung) ditentukan berdasarkan teori dan hasil penelitian serta logis tidaknya struktur hubungan yang akan disusun. Dalam hal ini, yang dijadikan outcome variables adalah prestasi dalam reading literacy secara keseluruhan serta komponen prestasi berdasarkan literary purpose, informational purpose, serta berdasarkan interpreting process, dan straightforward process. Hasilnya adalah model dasar pada Gambar-1. Langkah analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 17 dan Excel Sedangkan hubungan antar-variabel dikerjakan perangkat lunak yang powerful, komprehensif dan terintegrasi yaitu MPLUS versi 7 (Muthen, 2012).

23 Bab IV Hasil Analisis Deskriptif Data Pirls 2011 Hasil penelitian ini dikelompokkan manjadi 2 bagian, pertama berupa hasil analisis statistika deskriptif, dan kedua, berupa hasil analisis hubungan antar-variabel. Pada bab empat ini memberikan uraian hasil analisis deskripstif variabel, yang dijelaskan ke dalam 3 subbab. Subbab pertama menjelaskan paparan data secara umum, dilanjutkan subbab kedua yang memaparkan gambaran data variabel level siswa, dan diakhiri pada subbab ketiga yang menguraikan gambaran data variabel level sekolah. Berikut ini uraian ketiga subbab tersebut Pengantar Pada bagian ini akan dipaparkan deskripsi data variabel-variabel yang terpilih terkait dengan prestasi siswa Indonesia dalam bidang reading literacy. Ukuran sampel yang diteliti dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini: Tabel 4.1. Ukuran Sampel Siswa 4791 Guru 163 Orangtua 4791 Sekolah 158 Dari data diperoleh informasi bahwa meskipun populasi penelitian adalah siswa SD kelas 4, namun bila dilihat dari aspek usia, siswa SD kelas 4 di Indonesia bervariasi dalam hal usia, yakni dari 7 tahun hingga 14 tahun. Pada tahun 2011, rata-rata prestasi siswa Indonesia dalam reading literacy adalah 437,22. Skor ini menunjukkan bahwa prestasi siswa Indonesia dalam reading literacy berada di bawah rata-rata prestasi reading literacy internasional (mean= 500, SD=100). Bila dilihat dari masing-masing komponen dalam tes reading literacy, grafik pada gambar 4.1 berikut ini menampilkan prestasi per komponen berdasarkan jenis kelamin siswa. Perempuan; Perempuan; Overall Perempuan; Perempuan; Literary Informational Reading Ach.; Interpreting Purpose; 432.2Purpose; Laki laki; Process; Laki laki; Laki laki; Overall Laki laki; Literary Informational Interpreting Reading Ach.; Purpose; Purpose; Process; Perempuan; Straighforward Process; Laki laki; Straighforward Perempuan Process; Laki laki Gambar 4.1. Perbandingan prestasi per komponen reading literacy Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa prestasi siswa perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan siswa laki-laki baik pada prestasi secara keseluruhan, maupun pada masing-masing komponen. Hal ini senada dengan hasil penelitian lain yang terkait jenis kelamin. Anak perempuan lebih didorong untuk mampu dalam interaksi verbal sehingga kemampuan bahasa dan membacanya lebih terasah daripada

DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM PROGRESS IN INTERNATIONAL READING LITERACY STUDY (PIRLS) 2006

DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM PROGRESS IN INTERNATIONAL READING LITERACY STUDY (PIRLS) 2006 DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM PROGRESS IN INTERNATIONAL READING LITERACY STUDY (PIRLS) 2006 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman-pengalaman melalui sensorinya; usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan pada hampir semua mata pelajaran yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study

I. PENDAHULUAN. sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu studi internasional yang mengukur tingkat pencapaian kemampuan sains siswa adalah Trends in International Mathematics Science Study (TIMSS) yang dikoordinasikan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, 5 Desember 2012

Kata Pengantar. Jakarta, 5 Desember 2012 Kata Pengantar Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan negara. Perubahan zaman akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus disejajarkan dengan penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan bagian dari rumpun sains, karena itu pembelajaran kimia juga merupakan bagian dari pembelajaran sains. Pembelajaran sains diharapkan dapat

Lebih terperinci

2016 PENGARUH TEKNIK SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK DAN MEMPARAFRASE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

2016 PENGARUH TEKNIK SCRAMBLE TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK DAN MEMPARAFRASE DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pengajaran membaca pemahaman merupakan salah satu aspek pokok dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Dalam kegiatan membaca siswa dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk dimiliki setiap orang. Literasi adalah proses membaca, menulis, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk dimiliki setiap orang. Literasi adalah proses membaca, menulis, berbicara, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan literasi adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk dimiliki setiap orang. Literasi adalah proses membaca, menulis, berbicara, mendengarkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk menghadapi tantangan zaman yang dinamis, berkembang semakin maju diperlukan sumber daya manusia yang memiliki keterampilan intelek tingkat tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang no. 2 tahun 2003 menyatakan pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang no. 2 tahun 2003 menyatakan pendidikan nasional berfungsi BAB I PENDAHULUAN Undang-undang no. 2 tahun 2003 menyatakan pendidikan nasional berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapainya diselenggarakan pendidikan mulai dari pendidikan anak usia dini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Permendiknas No. 22 (Departemen Pendidikan Nasional RI,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Permendiknas No. 22 (Departemen Pendidikan Nasional RI, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam Permendiknas No. 22 (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2006) secara eksplisit dicantumkan beberapa kemampuan dan sikap siswa yang harus dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian 2.1.1 Pengertian Penilaian Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana, 2006). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan adanya upaya peningkatan mutu pendidikan maka evaluasi terhadap segala aspek yang berhubungan dengan kualitas pendidikan terus dilakukan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan, matematika diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh

BAB I PENDAHULUAN. Glenn Doman dalam bukunya How to Teach your Baby to Read yang dikutip oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 yakni berbunyi...mencerdaskan kehidupan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siska Sintia Depi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siska Sintia Depi, 2014 BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002).

BAB I PENDAHULUAN. kutu buku, bahkan kurang bergaul (Pikiran Rakyat, 7 November 2002). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membaca merupakan kegiatan yang akrab dengan manusia. Kegiatan membaca berlangsung terus menerus selama manusia hidup. Mulai dari membaca merk makanan, judul

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA

2014 PENGEMBANGAN BUKU AJAR KIMIA SUB TOPIK PROTEIN MENGGUNAKAN KONTEKS TELUR UNTUK MEMBANGUN LITERASI SAINS SISWA SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pentingnya sains dalam kehidupan manusia membuat kemampuan melek (literate) sains menjadi sesuatu yang sangat penting. Literasi sains merupakan tujuan yang ingin dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat siswa untuk mendapatkan ilmu mencetak sumber daya manusia yang handal, memiliki kemampuan berpikir kritis, sistematis, logis,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pelaksanaan pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di SMA kini dititikberatkan pada keterampilan siswa. Berdasarkan kurikulum 2006 siswa dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan sepanjang hayat (Rustaman, 2006: 1). Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu negara dalam mengikuti berbagai pentas dunia antara lain ditentukan oleh kemampuan negara tersebut dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJAAN MATEMATIKA DAN SAINS: PENDEKATAN DAN STRATEGI

PENINGKATAN MUTU PEMBELAJAAN MATEMATIKA DAN SAINS: PENDEKATAN DAN STRATEGI PENINGKATAN MUTU PEMBELAJAAN MATEMATIKA DAN SAINS: PENDEKATAN DAN STRATEGI Asep Sapa at Pendekatan Ketrampilan Metakognitif untuk Meningkatkan Kompetensi Matematika Siswa Slamet Upaya Peningkatan Aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunus Abidin, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunus Abidin, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan paradigma dunia tentang makna pendidikan, pendidikan dihadapkan ada sejumlah tantangan yang semakin berat. Salah satu tantangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persentase Skor (%) 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasannya sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Untuk mengetahui ketercapaian

Lebih terperinci

DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM THE TRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY (TIMSS) 2007

DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM THE TRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY (TIMSS) 2007 DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM THE TRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY (TIMSS) 2007 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep.

Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write, Kemampuan Awal, Kemampuan Pemahaman Konsep. PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Dosen Tetap Prodi Pendidikan Matematika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Ismail et. al (2011) yang berjudul The Effect Of Transformational Leadership, Empowerment Toward

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP

BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan mengakibatkan situasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan mengakibatkan situasi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan mengakibatkan situasi dunia selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Beberapa pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan

Lebih terperinci

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Manusia sebagai pemegang dan penggerak utama dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan berpikir siswa pada usia SMP cenderung masih berada pada tahapan kongkrit. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran IPA yang

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI SISWA: TINJAUAN BERDASARKAN DATA TIMSS 2007

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI SISWA: TINJAUAN BERDASARKAN DATA TIMSS 2007 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI SISWA: TINJAUAN BERDASARKAN DATA TIMSS 2007 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2010 FAKTOR-FAKTOR

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Literasi sains adalah kemampuan seseorang untuk memahami sains, dan kemampuan seseorang untuk menerapkan sains bagi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25 ANALISIS PERBANDINGAN LEVEL KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM STANDAR ISI (SI), SOAL UJIAN NASIONAL (UN), SOAL (TRENDS IN INTERNATIONAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang

BAB I PENDAHULUAN. dan lembaga-lembaga sosial lainnya. Masyarakat juga mengambil peran yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, karena anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Ada tiga pihak yang memiliki peran penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting namun kadar kepentingannya berbedabeda. Kadar kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dewasa ini, tidak terlepas dari peran matematika sebagai ilmu universal. Aplikasi konsep matematika dari yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada beberapa dekade terakhir ini, daya saing negara Indonesia ditengahtengah persaingan dengan negara lain cenderung tidak memuaskan. Hal ini tercermin dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan. sebagai tolok ukur dalam upaya pengembangan aspek pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Gemar belajar ditandai dengan timbulnya rasa ingin tahu untuk mencoba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya pendidikan sains merupakan salah satu komponen dasar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya pendidikan sains merupakan salah satu komponen dasar dari sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan salah satu komponen terpenting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu bidang pendidikan banyak mendapatkan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi internasional untuk mengevaluasi pendidikan khusus hasil belajar peserta didik berusia 14 tahun pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) yang diikuti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri di kota Padang yang berada di kelas X pada tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok yang perlu dipenuhi dalam kehidupan. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir, seperti yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional selain matematika dan bahasa Indonesia.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Dekriptif Analisis deskripsi merupakan teknik eksplorasi data untuk melihat pola data secara umum. Dari data TIMSS 7 rata-rata capaian matematika siswa Indonesia sebesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan dalam akademik khususnya membaca sangat diperlukan untuk perkembangan pengetahuan anak. Dalam era yang serba modern seperti saat ini, banyak anak usia prasekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bawah kemampuannya. Belum ada definisi yang dapat diterima secara universal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bawah kemampuannya. Belum ada definisi yang dapat diterima secara universal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Underachiever adalah sebuah fenomena murid yang mencapai prestasi di bawah kemampuannya. Belum ada definisi yang dapat diterima secara universal untuk menggambarkan

Lebih terperinci

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode

Bab III METODE. analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metode Bab III METODE A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif yaitu menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan dalam suatu negara harus diawasi dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem pendidikan yang digunakan. Berhasil tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analitis dan imajinasi yang ada dalam dirinya. kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan atau tulisan yang

BAB I PENDAHULUAN. analitis dan imajinasi yang ada dalam dirinya. kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan atau tulisan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu membangun kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dini Rusfita Sari, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dini Rusfita Sari, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain dilakukan melalui kegiatan membaca.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mutu pendidikan yang rendah merupakan problem besar yang melanda dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mutu pendidikan yang rendah merupakan problem besar yang melanda dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan menghadapi dua kutub yang harus dihadapi dalam waktu yang bersamaan. Pertama, pendidikan harus mampu meningkatkan mutu lulusan. Mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga menunjukan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga menunjukan bahwa Indonesia memiliki permasalahan terkait dengan minat baca. Budaya baca masyarakat Indonesia menempati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi

BAB I PENDAHULUAN. sering dimunculkan dengan istilah literasi sains (scientific literacy). Literasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu faktor yang berpengaruh dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman sekarang adalah kemampuan yang berhubungan dengan penguasaan sains. Kemampuan

Lebih terperinci

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI KECAMATAN LEMBAH GUMANTI Asmaul Husna Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan, yaitu (1)

BAB I PENDAHULUAN. Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan, yaitu (1) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Program pembelajaran di TK meliputi dua bidang pengembangan, yaitu (1) pembiasaan dan (2) kemampuan dasar. Bidang pengembangan kemampuan dasar termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan memiliki peranan penting yang dapat diterapkan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for

BAB I Pendahuluan. Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Kemampuan IPA peserta didik Indonesia dapat dilihat secara Internasional pada hasil studi PISA oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017 PROGRAM LITERASI SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA TUNANETRA SDLB DI SLB CIMAHI Rikrik Triwiaty dan Musjafak Assjari Program Studi Pendidikan Khusus Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal (1) pendidikan itu sendiri merupakan usaha sadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai siswa adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.c.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.c.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu penting sebagai dasar dalam berbagai bidang terutama IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sehingga matematika harus dipelajari serta dipahami

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) 50 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Yunie Nurhazannah SMP Negeri 21 Pontianak E-mail: yunienurhazannah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai disiplin ilmu lain,

BAB I PENDAHULUAN. Matematika juga mempunyai peranan dalam berbagai disiplin ilmu lain, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan bahan kajian yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran. Matematika merupakan pelajaran penting diberikan sejak dini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan penting terutama dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH (1 UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH Anim* 1, Elfira Rahmadani 2, Yogo Dwi Prasetyo 3 123 Pendidikan Matematika, Universitas Asahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting saat ini dimana masyarakat dituntut menjadi SDM yang berkualitas. Hal tersebut bisa didapat salah satunya melalui

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORETIS

BAB II. LANDASAN TEORETIS DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 10 C. Rumusan Masalah 12 D. Definisi Operasional 14 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20 F. Pola Pikir Penelitian

Lebih terperinci

2015 PENGARUH LITERASI KELUARGA TERHADAP MINAT BACA DAN KEMAMPUAN LITERASI DINI SISWA KELAS AWAL

2015 PENGARUH LITERASI KELUARGA TERHADAP MINAT BACA DAN KEMAMPUAN LITERASI DINI SISWA KELAS AWAL 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa merupakan modal yang penting bagi seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Baca-tulis (literasi) merupakan bagian dari kemampuan

Lebih terperinci

PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN DOMAIN KOMPETENSI DAN PENGETAHUAN SAINS SISWA SMP PADA TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN DOMAIN KOMPETENSI DAN PENGETAHUAN SAINS SISWA SMP PADA TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi sains telah menjadi istilah yang digunakan secara luas sebagai karakteristik penting yang harus dimiliki oleh setiap warga negara dalam masyarakat modern

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN. Contoh dan Cara Pengambilan Contoh 35 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor untuk mewakili wilayah perkotaan dan Kabupaten Bogor untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP ASAM BASA. Abstract

HUBUNGAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP ASAM BASA. Abstract Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA HUBUNGAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP ASAM BASA (Diterima 30 September 2015; direvisi 15 Oktober 2015; disetujui 12 November 2015) R. Ahmad

Lebih terperinci

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA

REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA 70 Regulasi Diri Dalam Belajar Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 83 Jakarta Utara REGULASI DIRI DALAM BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 83 JAKARTA UTARA Nurhasanah 1 Moch. Dimyati, M.Pd 2 Dra. Meithy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan atau kemunduran suatu negara ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya, dan sumber daya manusia yang berkualitas dapat diperoleh melalui pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Matematika Matematika (dari bahasa Yunani: mathēmatiká) adalah studi besaran, struktur, ruang, dan perubahan. Para matematikawan mencari berbagai pola, merumuskan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD SE GUGUS TAMBAKROMO KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2015/2016

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD SE GUGUS TAMBAKROMO KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2015/2016 Hubungan Membaca Pemahaman... (Galih Probo Julianto) 3.045 HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD SE GUGUS TAMBAKROMO KABUPATEN PATI TAHUN AJARAN 2015/2016 THE CORRELATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Keterampilan membaca merupakan salah satu aspek penting dalam kemampuan berkomunikasi yang harus dikuasai agar seseorang berhasil dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dari penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksploratif, yakni menghimpun informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam pendidikan. Sebagai bukti, pelajaran matematika diajarkan disemua jenjang pendidikan mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Buku adalah komponen penting dalam proses pembelajaran. Buku teks atau buku ajar merupakan bahan pengajaran yang paling banyak digunakan diantara semua bahan

Lebih terperinci

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN Rismauli Syarifah Saragih Guru TK ABA 30 Medan Surel : rismaulisyarifah@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendidikan bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pendidikan bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pendidikan bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang harus dibina dan dikembangkan, yaitu menyimak (Hőren), berbicara (Sprechen), membaca (Lesen),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah ilmu pengetahuan yang dipelajari sejak zaman dahulu hingga kini. Mata pelajaran wajib di sekolah dalam tingkatan apapun. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS Ani Rusilowati Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang email: rusilowati@yahoo.com

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak

Bab I PENDAHULUAN. Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh berbagai perubahan yang secara terus menerus berlangsung. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Dimana peneliti tidak memberikan perlakuan kepada objek penelitian. Peneliti hanya mengambil

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR. Vol. 4 No.1 Desember 2011 (33-39) http://dx.doi.org/10.22202/jp.2011.v4i1.35 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PENYUSUNAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DITINJAU DARI UNSUR KETERBACAAN

PENDAMPINGAN PENYUSUNAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DITINJAU DARI UNSUR KETERBACAAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DITINJAU DARI UNSUR KETERBACAAN Henry Suryo Bintoro 1, Ratri Rahayu 2, Ristiyani 3 Program Studi Pendidikan Matematika 1, Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan zaman, teknologi dan khususunya dunia pendidikan sudah semakin pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya pergantian, perubahan, dan revisi-revisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pasti yang menjadi dasar bagi perkembangan berbagai ilmu lainnya. Sejak zaman dahulu hingga sekarang matematika berkembang pesat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci