DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM PROGRESS IN INTERNATIONAL READING LITERACY STUDY (PIRLS) 2006

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM PROGRESS IN INTERNATIONAL READING LITERACY STUDY (PIRLS) 2006"

Transkripsi

1 DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM PROGRESS IN INTERNATIONAL READING LITERACY STUDY (PIRLS) 2006 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2010

2 DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM PROGRESS IN INTERNATIONAL READING LITERACY STUDY (PIRLS) 2006 Tim Penyusun : Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Jahja Umar Desi Yustari Muchtar Mulya Sari Dewi Ikhwan Luthfi Miftahuddin Editor : Ainun Salim PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2010

3 KATA PENGANTAR Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) adalah studi komparatif internasional yang diselenggarakan oleh the International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA). Studi ini bertujuan untuk mengatur prestasi siswa dalam bidang membaca pada anak-anak kelas IV SD di seluruh dunia. Sebagai anggota IEA, Indonesia ikut berpartisipasi dalam PIRLS, dan laporan terakhir yang dirilis adalah pada tahun Posisi Indonesia dalam kemampuan membaca saat ini masih sangat rendah, dan berada pada kelompok terbawah jika diukur dari nilai rata-rata internasional. Untuk dapat menemukan jawaban terhadap permasalahan ini, perlu dilakukan analisis secara lebih mendalam mengenai hubungan antara berbagai variabel yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan tinggi rendahnya kemampuan membaca. Dalam penelitian ini akan diuji berbagai model teoritis tentang bagaimana ketiga kelompok variabel yaitu student personal, instructional, dan environmental, berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap prestasi siswa dalam bidang literasi membaca. Semoga laporan ini berguna bagi perumusan kebijakan di bidang pendidikan, dalam upaya kita bersama untuk meningkatkan mutu pendidikan. Jakarta, Maret 2010 Dr. Nugaan YWS, M. Psi. Kepala Pusat Penilaian Pendidikan i

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... iii I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Permasalahan... 2 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Ruang Lingkup... 5 II. KERANGKA TEORI... 6 A. Model Konseptual... 7 III. METODOLOGI... 9 A. Populasi dan Sampel... 9 B. Variabel Penelitian... 9 C. Instrumen Pengumpulan Data D. Teknik Analisis Data IV. HASIL PENELITIAN V. REKOMENDASI DAFTAR PUSTAKA ii

5 DAFTAR GAMBAR Gambar-1: Model Dasar Untuk Prestasi Literasi Membaca... 8 Gambar-2: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Information Gambar-3: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Literary Gambar-4: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Reading Gambar-5: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Interpretation Gambar-6: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Process Gambar-7: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Latent Reading Literacy iii

6 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) adalah sebuah studi komparatif internasional yang diselenggarakan oleh the International Association for the Evaluation of Educational Achievement (IEA) yang berkantor pusat di Amsterdam (sebelumnya di Den Hag), Belanda. PIRLS adalah survey berskala besar tentang kemampuan membaca anak usia 9 tahun atau kelas 4 yang dilaksanakan dengan menerapkan metodologi penelitian yang canggih dan melibatkan banyak pusat riset terkemuka di berbagai negara. Sebagai anggota IEA Indonesia ikut berpartisipasi pada PIRLS dan laporan terakhir yang dirilis adalah pada tahun Posisi Indonesia dalam hal kemampuan membaca saat ini masih sangat rendah dan berada di kelompok terbawah jika diukur dari nilai rata-rata internasional. Menurut mantan Presiden IEA Prof. T. Plomp (1999) sekurangnya ada lima fungsi/ manfaat dari keikutsertaan dalam studi yang diselenggarakan oleh IEA yaitu: (1) description/ mirror functions, (2) benchmarking, (3) monitoring of quality of education, (4) understanding observed differences, dan (5) cross-national research. Jika keikutsertaan dapat difungsikan sebagaimana di atas, berbagai kebijakan dapat disesuaikan dan dikembangkan, bahkan reformasi pendidikan, agar dicapai kualitas yang lebih tinggi. Sayangnya hal ini justru lebih banyak terjadi di negara maju yang menjadi peserta studi seperti ini. Sebagai contoh, setiap hasil studi TIMSS diumumkan, di Amerika Serikat selalu terjadi perubahanperubahan kebijakan pendidikan yang cukup mendasar baik di tingkat nasional maupun negara bagian. Hasil studi TIMSS selalu menjadi topik pembicaraan publik dan diikuti dengan berbagai analisis data yang mendalam. Bagaimana 1

7 dengan Indonesia? Ternyata analisis data TIMSS masih amat sedikit dan itupun umumnya dalam bentuk laporan yang bersifat deskriptif nyaris tanpa interpretasi. Akibatnya, pengaruh dari keikutsertaan Indonesia di TIMSS terhadap perubahan kebijakan pendidikan nasional maupun lokal boleh dikata belum terasa. Ringkasnya, keikutsertaan Indonesia dalam studi internasional seperti TIMSS belum menghasilkan ke lima fungsi seperti yang dikemukakan oleh Prof. Tjeerd Plomp di atas. Padahal, dalam mengkritik tulisan A. Beaton (1999) dan T. Plomp (1999) tentang studi internasional seperti TIMSS, penulis (Umar, 1999) justru menekankan perlunya perbaikan teknik analisis data yang dilakukan serta keterkaitannya dengan penyusunan kebijakan pendidikan. Oleh sebab itulah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pemahaman yang lebih detail dan akurat tentang bagaimana variabel-variabel yang terkait dengan siswa, guru, sekolah, dan lingkungan, mungkin memiliki dampak terhadap pencapaian/ prestasi belajar di bidang literasi membaca, baik yang bersifat dampak langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, identifikasi terhadap variabel yang mempengaruhi prestasi literasi membaca serta gambaran tentang bagaimana variabel-variabel tersebut saling berkaitan, amatlah diperlukan. B. Permasalahan Seperti telah diketahui, prestasi siswa Indonesia di bidang kemampuan membaca ternyata masih amat rendah dan bahkan lebih memprihatinkan jika dibandingkan dengan TIMSS. Tentu saja hal ini akan berpengaruh terhadap nasib bangsa Indonesia di masa datang. Kemampuan membaca bahkan merupakan kunci dari segala-galanya untuk belajar berbagai ilmu pengetahuan dan kemahiran di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Sebab itulah kemampuan membaca bersama dengan matematika dan IPA selalu dijadikan prioritas di semua negara. Untuk dapat menemukan jawaban terhadap permasalahan mengapa prestasi siswa Indonesia tergolong kelompok paling rendah dalam PIRLS, perlu 2

8 dilakukan analisis secara lebih mendalam mengenai hubungan antar berbagai variabel yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan tinggi-rendahnya kemampuan membaca. Mengingat bahwa studi PIRLS adalah sebuah survey dan bukan sebuah studi eksperimental, maka inferensi mengenai hubungan kausal atau dampak suatu variabel terhadap outcome variable seperti prestasi belajar, sebaiknya dilakukan melalui suatu analisis statistika yang dapat menguji model teoretis tentang struktur hubungan antar berbagai variabel penyebab dalam mempengaruhi variabel akibat. Dalam penelitian ini, variabel yang diteorikan sebagai outcome adalah prestasi di bidang Literasi Membaca (hasil pengukuran melalui tes), sedangkan berbagai variabel yang diteorikan/ diposisikan sebagai variabel penyebab adalah berbagai variabel siswa, guru, dan sekolah yang datanya diperoleh melalui angket. Berdasarkan hasil angket siswa, guru, dan kepala sekolah, terdapat banyak variabel yang dalam penelitian ini akan dikelompokkan kedalam tiga kategori yaitu (Goldberg, 1991): (a) student personal variables, (b) instructional variables, dan (c) environtmental variables. Permasalahan tentang struktur hubungan antar variabel di atas dapat disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Berdasarkan data PIRLS yg tersedia, bagaimanakah struktur model yang dapat menjelaskan prestasi siswa dalam bidang Literasi Membaca jika dilihat dari saling keterkaitan antara (1) student personal variables, (2) instructional variables, dan dan (3) environtmental variables? 2. Di dalam masing-masing kelompok variables di atas, variabel mana yang secara dominan mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi Literasi 3

9 Membaca? Adakah diantaranya yang dapat dijadikan policy variables di tingkat sekolah, daerah, dan nasional? 3. Adakah saling interaksi antara variables yang memperngaruhi prestasi Literasi Membaca? Jika ya, bagaimana bentuk interaksi tersebut? 4. Apakah model tentang saling hubungan antar variabel tersebut akan sama jika analisis dilakukan pada prestasi di setiap komponen dari Literasi Membaca? Apakah model yang sama dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi prestasi pada level kognitif yang berbeda? 5. Apakah variables yang merupakan determinant utama bagi prestasi belajar akan sama untuk dimensi content dan cognitive yang berbeda? 6. Di antara kebijakan pendidikan yang ada selama ini, apakah ada yang dapat dikaitkan dengan hasil penelitian ini? Jika ya, variables manakah yang perlu dijadikan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan yang akan datang?. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menemukan suatu model teoretis tentang hubungan antar variabel yang dapat digunakan untuk menjelaskan serta memprediksikan bervariasinya prestasi Literasi Membaca. Model teoretis ini akan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam menetapkan kebijakan/ strategi intervensi di bidang peningkatan mutu pendidikan di tingkat makro. 4

10 2. Untuk menemukan variables yang merupakan determinan dari bervariasinya prestasi belajar Literasi Membaca yang dapat dijadikan pertimbangan bagi guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua dalam upaya meningkatkan prestasi belajar murid. D. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal yaitu: 1. Populasi murid kelas 4 di Indonesia karena ini merupakan populasi dari studi PIRLS yang diikuti oleh Indonesia. Dengan demikian hasil penelitian ini hanya dapat digeneralisasi kepada siswa kelas 4 saja. 2. Variabel yang diikut sertakan dalam analisis hanyalah yang tersedia dalam studi PIRLS yaitu yang diperoleh dari hasil tes dan kuesioner orang tua, siswa, guru, dan kepala sekolah. Artinya, banyak variabel yang mempengaruhi kemampuan membaca murid tetapi tidak ikut dipertimbangkan dalam analisis karena datanya tak tersedia pada hasil studi PIRLS. 3. Analisis hanya dibatasi pada data PIRLS 2006, jadi tidak bersifat longitudinal dan tidak menghasilkan informasi mengenai trend ataupun kemajuan dari tahun ke tahun. 5

11 II. KERANGKA TEORI Walberg (1981) mengidentifikasi tiga kelompok variabel yang mempengaruhi prestasi siswa yaitu: (1) Variabel personal seperti prestasi sebelumnya, umur, motivasi, self concept, dsb; (2) Variabel instruksional seperti intensitas dan kualitas serta metode pengajaran, dan (3) Variabel lingkungan (environmental) yang terkait dengan keadaan di rumah, kondisi guru, kelas, dan sekolah, teman belajar, media belajar, dsb. Penelitian ini menggunakan pendekatan yang sama yaitu dengan mengelompokkan variabel-variabel yang diteorikan sebagai determinan dari prestasi belajar tersebut kedalam tiga kelompok yang sama. Dalam hal kelompok variabel manakah yang lebih dominan dalam mempengaruhi prestasi belajar, terdapat hasil penelitian yang kesimpulannya berbeda-beda. Larry Sutter (2000), misalnya, mengutip hasil penelitian James Coleman yang terkenal di tahun 1960an di mana kesimpulannya adalah mengatakan bahwa... student performance was determined more by family background than by school characteristics. Namun demikian, dalam studinya yang membandingkan prestasi matematika dan IPA secara internasional dengan menggunakan data TIMSS, Sutter (2000) menyimpulkan bahwa perbedaan prestasi belajar antar negara lebih banyak ditentukan oleh variabelvariabel kurikuler dan pengajaran. Ia juga mengutip kesimpulan penelitian Gustafsson dan Undheim (1996) yang mengatakan bahwa.. that results of international-level studies might be accounted for by differences in curriculum rather than intellectual differences among students. Sebaliknya Heyneman (1997) menemukan yang sebaliknya yaitu student personal variable yang lebih menentukan, terutama sekali motivasi/ spirit belajar. Berikut adalah kutipan tulisannya (Heyneman, 1997): What differentiates American children from other children in the world and the explanation of poor performance among minorities and the poor is the American public policy toward children. In general, children in the United States are provided with too much opportunity and too few obligations; too much 6

12 choice and too few responsibilities. In addition, U.S. school children are influenced by a common assumption that curriculum has to be entertaining, It isn t poverty which drives scores of U.S. students down, I said, or race, or even minority status, but rather impoverish spirit.... It is the general lack of a desire to learn and this, in turn, is affected by public policy.... (page 29). Selanjutnya penelitian mengenai pengaruh variabel psikologi, yang secara konsisten ditemukan pengaruhnya terhadap prestasi belajar antara lain adalah self efficacy (misalnya Ramdass and Zimmerman (2008). Sedangkan variabel yang umumnya tak berpengaruh terhadap prestasi adalah sikap terhadap mata pelajaran. Reiss (2009) menemukan ada enam personality needs yang erat kaitannya dengan low achievement in school yaitu high need for acceptance, low need for cognition, lack of ambition, low need for order, low need for honor, dan high need for vengeance. Variabel lingkungan belajar yang ditemukan berpengaruh misalnya adanya standard kelulusan (Cavanagh, 2009; Mc Neil, 2009). Penguasaan guru terhadap materi pelajaran misalnya, ditemukan lebih berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dari pada penguasaan metode mengajar (Telese, 2005; Viadero, 2009). Penelitian yang relatif baru (Moon and Lee, 2009) tentang predictors dari prestasi anak di sekolah, menemukan bahwa yang signifikan pengaruhnya adalah family factors especially parent education level and income, parent-child home activity, dan parental psychological well-being. Selanjutnya, ia menemukan bahwa parent school involvement tak berkaitan dengan prestasi anaknya di sekolah. A. Model Konseptual Dalam penelitian ini, yang pertama akan diteliti adalah pengaruh dari berbagai variabel terhadap prestasi belajar, dengan pengelompokan seperti disebutkan sebelumnya yaitu (a) student personal variables, (b) instructional variables, dan (3) environmental variables. Setelah itu, dalam penelitian ini akan diuji berbagai model teoretis tentang bagaimana ketiga kelompok variabel tersebut 7

13 berpengaruh (secara langsung dan tidak langsung) terhadap prestasi belajar. Artinya, penelitian ini merupakan usaha untuk menemukan satu atau beberapa model tentang struktur hubungan antar ketiga kelompok variabel tersebut dalam menghasilkan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Dengan kata lain, penelitian ini sebenarnya lebih bernuansa eksploratorik dari pada konfirmatorik, meskipun pada setiap langkahnya dilakukan analisis yang bersifat konfirmatorik yaitu menguji hipotesis apakah suatu model teoretis tentang struktur hubungan antar variabel tersebut sesuai (fit) dengan data yang ada. Sebagai langkah awal dari proses eksploratorik ini, peneliti akan memulai dari sebuah model struktural yang diramu berdasarkan analisis pendahuluan dan dikombinasikan dengan teori yang sudah dibahas di atas. Adapun model dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti terlihat pada Gambar-1 berikut ini. Gambar-1: Model Dasar Untuk Prestasi Literasi Membaca 8

14 III. METODOLOGI A. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah siswa Indonesia yang berumur 9 tahun dan duduk di kelas 4. Sesuai dengan disain dan frame-work studi PIRLS, teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan disain multi-level, stratified, proportional, dan clustered. Dalam hal ini kluster nya adalah kelas, di mana seluruh siswa dalam kelas yang terpilih diambil sebagai sampel. Dalam studi PIRLS prosedur operasi samplingnya amat kompleks dan menggunakan standar kualitas yang sangat tinggi. Sebagai contoh, diperlukan enam macam manual yang rumit serta berbagai link format dan perangkat lunak yang canggih untuk terjaminnya disain sampling yang ditetapkan. Selain itu, kualitas pengumpulan data juga dijamin melalui berbagai prosedur baku yang sangat ketat. Setiap negara ditetapkan sampelnya sebanyak 150 sekolah, yang berarti perhitungan pembobotan (sample weight) menjadi cukup rumit. Rincian dari prosedur sampling ini dapat dilihat pada website PIRLS. B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengelompokkan tiga sumber variasi bagi prestasi Literasi Membaca, yaitu: Variabel personal siswa,, Variabel instruksional dan Variabel environmental. Ada 31 variabel personal (item qustionaire) yang dapat diidentifikasi pada kuesioner penelitian. Setelah dilakukan analisis regresi atas prestasi membaca terdapat 18 di antaranya yang secara signifikan terkait dengan bervariasinya prestasi membaca. Selanjutnya terdapat 43 variabel instruksional yang diidentifikasi dari kuesioner siswa, guru dan kepala sekolah. Dari jumlah tersebut, 30 di antaranya berdampak signifikan terhadap prestasi membaca melalui analisis regresi. Kemudian untuk variabel environmental, ada 66 variabel environmental yang diidentifikasi pada kuesioner siswa, guru dan kepala sekolah. Ditemukan sebanyak 15 variabel yang secara signifikan terkait dengan prestasi Literasi Membaca pada analisis regresi. Dengan demikian ada sebanyak 63 variabel ( ) yang dijadikan masukan untuk 9

15 membangun/merumuskan model teoritis secara kausal mengenai bervariasinya prestasi membaca. Dengan menjadikan ke-63 variabel ini sebagai indikator pengukuran, ditetapkan sebanyak 24 variabel inti atau konstruk yang secara langsung maupun tidak langsung diteorikan berpengaruh terhadap prestasi membaca. Adapun ke-24 variabel tersebut adalah: 1. Personal variables yaitu: (1) Self efficacy terhadap Membaca (Efficacy), (2) sikap terhadap Membaca (Attitude), (3) persepsi siswa tentang pentingnya Membaca (Penting), (4) apakah sebelum masuk SD sudah belajar membaca (PreExposure), (5) tingkat kemampuan membaca yang sudah dimiliki sebelum masuk SD (Pre Ability), (6) sikap terhadap sekolah (School Attitude), (7) mengerjakan pekerjaan rumah/pr Membaca (Homework), banyaknya kegiatan membaca di rumah (Read at Home), dan (9) jenis kelamin siswa (Gender). 2. Variabel instruksional yaitu: (1) murid yang lebih aktif (StdCentered), (2) isi bacaan (IsiBacaan), (3) metode mengajar (Metode), dan (4) menambah vocabulary baru (Vocab), (5) kegiatan membaca di kelas (Classroom Reading), (6) kegiatan follow up setelah praktek membaca (After Reading), (7) high level reading (High Reading), dan (8) kegiatan remedial (Make Up). 3. Variabel environmental, yaitu: (1) tingkat pendidikan orang tua (Pareduc), (2) tingkat sosial ekonomi sekolah (SchoolSES), (3) dukungan orang tua (Dukortu), (4) sikap orang tua terhadap sekolah (PSattitude), (5) banyaknya buku di rumah (BookHome), (6) kualitas guru (Tquality), dan (7) keamanan di sekolah (Security). C. Instrumen Pengumpulan Data Instrument pengumpulan data PIRLS terdiri dari lima macam yaitu: tes kemampuan membaca, kuesioner orang tua, kuesioner siswa, kuesioner guru, dan kuesioner kepala sekolah. Kuesioner siswa, orang tua, guru, dan kepala sekolah, butir-butirnya adalah menanyakan tentang variable-bariabel yang 10

16 diduga atau diteorikan berpengaruh terhadap tinggi rendahnya prestasi siswa dalam kemampuan membaca. Seperti telah dibahas sebelumnya, dalam penelitian ini, berbagai variable tersebut digolongkan ke dalam tiga kelompok yaitu (a) student personal variables, (b) instructional variables, dan (3) environmental variables. D. Teknik Analisis Data Ada beberapa langkah yang akan ditempuh dalam rangka analisis data pada penelitian ini, dimulai dari langkah yang bersifat eksploratif dan merupakan pendahuluan sebelum analisis data yang sesungguhnya dilakukan, yaitu: 1. Melakukan analisis statistik univariate terhadap seluruh varabel yang tujuannya adalah untuk memeriksa kelayakannya untuk disertakan dalam analisis serta untuk menetapkan apakah perlu dilakukan transformasi skala, recode, dsb. 2. Mengidentifikasi dan menetapkan variabel mana (dari dalam masingmasing kelompok variabel di atas) yang diperkirakan akan efektif jika disertakan dalam analisis struktural dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian ini. Hal ini dilakukan dengan analisis regresi berganda untuk menseleksi variabel yang memang secara empirik berkaitan erat dengan prestasi siswa. 3. Pada variabel yang diukur melalui beberapa indikator (multi items) dilakukan uji validitas konstruk untuk mengetahui apakah seluruh item nya memang mengukur apa yang didefinisikan, sekali gus juga untuk mengetahui item mana yang mampu menghasilkan informasi tentang atribut yang diukur. Pada langkah ini dilakukan Analisis Faktor Konfirmatorik (CFA) terhadap setiap konstruk atau atribut. Khusus untuk variabel prestasi literasi membaca tidak diperlukan lagi uji validitas konstruk karena dari laporan PIRLS telah tersedia data dalam 11

17 bentuk Scaled Scores atau True Scores pada setiap komponen literasi yaitu Information, Literary, Reading, Interpretation, dan Process.. 4. Mengkonstruksi sebuah model teoretis dengan menggunakan variabel yang terpilih melalui langkah ke dua dan ke tiga di atas. Dalam hal ini, arah hubungan kausal serta struktur hubungan (langsung atau tak langsung) ditentukan berdasarkan teori dan hasil penelitian serta logis tidaknya struktur hubungan yang akan disusun. Dalam hal ini, yang dijadikan outcome variables nya adalah prestasi literasi membaca. Hasilnya adalah model dasar pada Gambar Model teoretis hasil langkah 4 di atas akan dijadikan titik tolak untuk menemukan satu atau beberapa model yang fit dengan data tetapi tetap memenuhi kriteria pada langkah ke 4 tersebut. Dalam hal ini akan digunakan teknik Analysis of Covariance Structure with Latent Variables (dikenal juga dengan sebutan Structural Equation Modeling ). 6. Langkah ke 5 terdi dari dua bagian: (a) menguji apakah model teoritis yang telah dirumuskan sesuai (fit) dengan data, yang dalam hal ini digunakan uji statistic Chi Square dan/ atau Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA), dan (b) jika model ternyata fit dengan data maka dilakukan uji statistic t-test terhadap setiap parameter dari model, yang dalam hal ini merepresentasikan hubungan kausal antar variabel. Jika ternyata tidak signifikan, maka garis panah yang menghubungkan kedua variabel tersebut dihapus dari gambar. Dalam pengujian model, dapat dilakukan modifikasi terhadap model itu sendiri sehingga akhirnya diperoleh satu model teori yang fit dengan data. Karena 2 akan selalu tinggi pada penelitian dengan sampel amat besar seperti ini, maka RMSEA akan lebih tepat untuk digunakan menilai model fit (du Toit and du Toit, 2001 hal. 407). dalam 12

18 7. Langkah 1 s/d 6 dilakukan enam kali masing-masing untuk (1) Information, (2) Literary, (3) Reading, (4) Interpretation, (5) Process, dan (6) Reading Literacy sebagai latent variable dengan menggunakan kelima komponen tersebut sebagai indikatornya. Seluruh langkah analisis di atas akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak LISREL versi 8.8 (Joreskog dan Sorbom, 2008), namun jika dimungkinkan akan digunakan perangkat lunak yang lebih powerful, komprehensif dan terintegrasi yaitu MPLUS versi 5.2 (Muthen, 2009). 13

19 IV. HASIL PENELITIAN Ada enam model yang diuji pada analisis data PIRLS ini yaitu: (1) menggunakan scaled score information sebagai ukuran reading literacy, (2) menggunakan literary scaled score, (3) interpretation, (4) reading, (5) process, dan (6) reading literacy sebagai variabel laten dengan lima komponennya tersebut sebagai indikator. Ternyata ditemukan model yang relatif sama, dan dapat dilihat pada Gambar-2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Kelima model ini fit jika menggunakan kriteria RMSEA, yang semuanya menghasilkan RMSEA < Pada gambar di bawah, garis panah yang tak signifikan dihapus agar lebih mudah ditafsirkan. Gambar-2: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Information 14

20 Gambar-3: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Literary Gambar-4: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Reading 15

21 Gambar-5: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Interpretation Gambar-6: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Process 16

22 Gambar-7: Model Prestasi Untuk Literasi Membaca: Latent Reading Literacy Adapun temuan utama dari keseluruhan analisis di atas adalah sebagai berikut: 1) Variabel yang secara langsung dan konsisten (pada seluruh model) mempengaruhi prestasi di bidang reading literacy adalah self efficacy, PR membaca, dan high reading, diikuti oleh vocab (5 dari 6 model), metode mengajar (4 model), seringnya membaca di rumah (3 model), dan after reading (1 model). 2) Variabel yang berdampak tidak langsung terhadap reading leteracy (prestasi) dan ditemukan secara konsisten pada seluruh ke enam model adalah: a). Pendidikan orang tua mempengaruhi persepsi anak bahwa membaca itu penting, yang selanjutanya mempengaruhi sikap anak terhadap membaca, untuk kemudian mempengaruhi self efficacy yang akhirnya mempengaruhi langsung kemampuan 17

23 dalam reading literacy. Jadi alurnya adalah: Pareduc Penting Attitude - Efficacy Prestasi. b). School SES yang di ukur dengan lokasi sekolah dan banyaknya siswa dari kalangan keluarga ekonomi lemah mempengaruhi tingkat kualitas guru yang kemudian mempengaruhi banyaknya PR membaca dan banyaknya high reading (menemukan gagasan utama, menjelaskan isi teks, membandingkan isi teks dengan pengalaman, mendeskripsikan, dan membuat dugaan atas isi teks) dan akhirnya high reading inilah yang mempengaruhi tinggirendahnyya prestasi. Jalurnya adalah: School SES Teacher Quality High Reading dan/ atau Homework Prestasi. c). Jalur School SES Teacher Quality Jenis isi bacaan Metode mengajar yang kemudian melalui salah satu dari tiga kegiatan (student centered, after reading activities, dan menambah vocabulary) berdampak kepada prestasi. Dalam hal ini metode adalah mengajarkan strategi yang berbeda pada murid dan mengajarkan strategi melafalkan bunyi. Sedangkan student centered diukur dari pengajaran individualized, siswa bekerja mandiri, menentukan/memutuskan sendiri, dan kesempatan membaca buku pilihan sendiri. Teacher quality diukur melalui tingkat pendidikan guru, kepuasan guru atas pekerjaannya, dan sikapnya terhadap profesi guru. d). Pendidikan orang tua mempengaruhi seringnya membaca di rumah untuk kemudian langsung mempengaruhi prestasi, yaitu jalur: Pareduc Read at Home Prestasi. Namun ini hanya ditemui pada 3 model yaitu untuk interpretation, reading, dan reading sebagai latent variable. 3). Hal yang menarik dari penelitian ini adalah bahwa Tingkat Pendidikan Orang Tua mempengaruhi apakah anak telah diajari membaca sebelum 18

24 masuk SD, yang pada gilirannya menentukan apakah anak sudah memiliki kemampuan membaca sebelum masuk SD, namun ternyata alurnya terhenti di sini dan tak berdampak pada prestasi reading literacy. Artinya, meskipun anak sudah memiliki kemampuan membaca sebelum masuk SD tetapi setelah di kelas empat ternyata tak ada lagi beda kemampuannya dengan mereka yang waktu masuk SD belum bisa membaca sama sekali. 19

25 V. REKOMENDASI 1. Untuk meningkatkan kemampuan dalam reading literacy, dapat diprogramkan berbagai kebijakan atau intervensi pada variabel yang ditemukan memiliki dampak langsung terhadap prestasi siswa yang dalam hal ini adalah Self Efficacy, Seringnya membaca di rumah, seringnya diberi PR membaca, dan seringnya guru memberi tugas high reading (menemukan gagasan utama, menjelaskan isi teks, membandingkan isi teks dengan pengalaman, mendeskripsikan, dan membuat dugaan atas isi teks). 2. Variabel lain yang berpengaruh langsung pada prestasi murid adalah Student Centered (pengajaran individualized, siswa bekerja mandiri, menentukan/memutuskan sendiri, dan kesempatan membaca buku pilihan sendiri), Vocab (kosa kata baru), dan after reading (menjawab soal setelah membaca, mendiskusikan apa yang dibaca, dan diberi tugas kelompok mengenai isi bacaan). Kebijakan yang mendorong aktifitas seperti pada variabel-variabel ini dapat diprioritaskan. 3. Kegiatan mengajarkan membaca sebelum masuk SD ternyata tak ada pengaruhnya lagi ketika reading literacy diukur di kelas empat seperti pada penelitian ini. Mungkin sekali pengaruhnya hanya ketika di kelas satu dan dua karena mungkin pada saat itu kemampuan yang telah dimiliki menumbuhkan self efficacy dalam membaca. Tetapi setelah kelas 4, bahkan dampaknya atas sikap terhadap membacapun tak signifikan. Dengan demikian, sebaiknya tak diwajibkan adanya pelajaran membaca di tingkat pra-sekolah. 4. Variabel yang pengaruhnya terhadap prestasi adalah bersifat tidak langsung perlu diintervensi melalui kebijakan hanya jika telah diketahui kondisi dimana dampak tidak langsung itu jalur dapat mencapai prestasi. Sebagai contoh, sikap menyenangi pelajaran hanya akan 20

26 berdampak positif terhadap prestasi jika sikap senang itu dapat menumbuhkan self efficacy terhadap mata pelajaran yang bersangkutan. Artinya, lebih baik fokus kepada membuat program yang dapat menumbuhkan self efficacy dari pada fokus kepada menumbuhkan perasaan senang kepada pelajaran yang efektifitasnya masih bersifat spekulatif. Contoh lain, lebih baik fokus kepada peningkatan aktifitas high-reading daripada fokus kepada peningkatan kepuasan kerja dan sikap guru terhadap profesi yang dampaknya masih spekulatif karena belum tentu dapat menumbuhkan high-reading tersebut. 21

27 DAFTAR PUSTAKA Beaton, A International Assessments: The United States TIMSS Experience. In F.M. Ottobre (Ed.): The Role of Measurement and Evaluation in Educational Policy. UNESCO Publishing, Paris. Cavanach, S., Standards Help Minnesota Vie with Top Nations. Education Week, Vol. 28, No. 18, p , January du Toit, M. and du Toit, S., Interactive LISREL: User s Guide. Scientific Softwares International. Lincolnwood, Illinois. Heyneman, S. P. 1997; Jim Coleman: A Personal Story. Educational Researcher, Vol. 26, No. 1, page American Educational Research Association. Joreskog, K.G. and Sorbom, D., 2008; LISREL Version 8.8 User s Guide. Scientific Softwares International, Chicago. Mc Neil, M., Standards to Receive Fresh Push. Education Week, Vol. 28, No. 29, p. 21, April Muthen. B. 2009; MPLUS Version 5.2 User s Guide. Muthen and Muthen, Santa Monica, Plomp, T Purposes and Challenges of International Comparative Assessments. In F.M. Ottobre (Ed.): The Role of Measurement and Evaluation in Educational Policy. UNESCO Publishing, Paris. Ramdass, D. and Zimmerman, B. J., Effects of Self-Correction Strategy on Middle School Students Self-Efficacy, Self-Evaluation, and Mathematics Division Learning. Journal of Advanced Academics, 20, 1,

28 Sutter, L. E., Is Student Achievement Immutable? Evidence From International Studies on Schooling and Student Achievement. Review of Educational Research, 70, 4, Telese, J. A., Teacher Professional Development in Mathematics and Student Achievement: A NAEP 2005 Analysis. A paper presented at the annual meeting of the School Science and Mathematics Association, November 13 15, Raleigh, North Carolina. Umar, J Comments on International Comparative Assessments and The TIMSS Experience. In in F.M. Ottobre (Ed.): The Role of Measurement and Evaluation in Educational Policy. UNESCO Publishing, Paris. Viadero, D., No Effects Studies Raising Eyebrows. Education Week, Vol. 28, No. 27, p , April Walberg, H. J., A Psychological Theory of Educational Productivity. In F. H. Farley and N. J. Gordon (Eds), Psychology and Education. Chicago: National Society for the Study of Education. Walberg, H. J., The Knowledge Base for Educational Productivity. International Journal of Educational Reform, Vol. I, No. 1, p

DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM THE TRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY (TIMSS) 2007

DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM THE TRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY (TIMSS) 2007 DETERMINANTS OF LEARNING OUTCOMES AN ANALYSIS USING DATA FROM THE TRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY (TIMSS) 2007 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Jakarta, 5 Desember 2012

Kata Pengantar. Jakarta, 5 Desember 2012 Kata Pengantar Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan negara. Perubahan zaman akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus disejajarkan dengan penyediaan

Lebih terperinci

TREND PRESTASI MATEMATIKA DAN IPA PADA TIMSS TAHUN 1999, 2003 DAN Suatu Analisis dengan Memperhitungkan Faktor Psikologis Siswa

TREND PRESTASI MATEMATIKA DAN IPA PADA TIMSS TAHUN 1999, 2003 DAN Suatu Analisis dengan Memperhitungkan Faktor Psikologis Siswa TREND PRESTASI MATEMATIKA DAN IPA PADA TIMSS TAHUN 1999, 2003 DAN 2007 Suatu Analisis dengan Memperhitungkan Faktor Psikologis Siswa PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE

PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING UNTUK ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK TERHADAP KUALITAS WEBSITE (Studi Kasus pada Website sia.undip.ac.id) SKRIPSI Disusun oleh: ENGGAR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang dimulai dari validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dan model teoritis, uji

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bagian ini terdiri dari tujauan pustaka, landasan teori dan kerangka pemikiran Tinjauan pustaka berisi penelitian-penelitian sebelumnya dan digunakan sebagai dasar dilaksanakannya

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 233-242 PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR 1 Nusar

Lebih terperinci

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris, SPd, MSi (Dosen

Lebih terperinci

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume II, Nomor 02 Juli 2012 195 MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH MOTIVASI, KAPABILITAS DAN LINGKUNGAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TAHUN PERTAMA PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA FMIPA-IPB Oleh : Muhammad Amin Paris (Dosen Fak.

Lebih terperinci

Confirmatory Factor Analysis

Confirmatory Factor Analysis Teknik Analisis Validitas Konstruk dan Reliabilitas instrument Test dan Non Test Dengan Software LISREL Akbar iskandar Teknik informatika, STMIK AKBA, Sulawesi selatan, Indonesia Email : akbar.iskandar06@gmail.com

Lebih terperinci

Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017

Education and Human Development Journal, Vol. 02. No. 01, April 2017 19 PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN LITERASI SAINS BERORIENTASI PROGRAMME FOR INTERNATIONAL STUDENT ASSESSMENT (PISA) Ifa Seftia Rakhma Widiyanti, Anggun Winata, Sri Cacik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Nita Delima Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Subang nitadelima85@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Structural Equation Modeling (SEM) merupakan tehnik multivariat yang digunakan untuk menentukan hubungan kausal antara variabel yang tidak diobservasi secara langsung,

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI i PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN ANALISIS JALUR (Studi Kasus Mahasiswa FMIPA USU Angkatan 2013) SKRIPSI BENDANG ARMEMILA 130823001 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ika Citra Wulandari, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang banyak digunakan dan dimanfaatkan untuk menyelesaikan permasalahan pada hampir semua mata pelajaran yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya (Fa turrahman dkk,

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya (Fa turrahman dkk, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan semua manusia di dunia ini, baik anakanak dan orang dewasa, bahkan para orang tua juga masih membutuhkannya. Pendidikan dapat membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi aspek yang paling berpengaruh dalam upaya membentuk generasi bangsa yang siap menghadapi masalah-masalah di era globalisasi. Namun, kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pendidikan dalam suatu negara harus diawasi dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan sistem pendidikan yang digunakan. Berhasil tidaknya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL TESIS IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PADA PENERIMAAN E-MONEY PADA KALANGAN MAHASISWA DI YOGYAKARTA MENGGUNAKAN TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DEWI PARAMITA No. Mhs.: 145302292/PS/MTF PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan berpikir siswa pada usia SMP cenderung masih berada pada tahapan kongkrit. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran IPA yang

Lebih terperinci

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25 Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25 ANALISIS PERBANDINGAN LEVEL KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM STANDAR ISI (SI), SOAL UJIAN NASIONAL (UN), SOAL (TRENDS IN INTERNATIONAL

Lebih terperinci

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS

ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS ANALISIS BUKU AJAR IPA YANG DIGUNAKAN DI SEMARANG BERDASARKAN MUATAN LITERASI SAINS Ani Rusilowati Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang email: rusilowati@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam upaya membangun suatu peradaban merupakan salah satu kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia dan kewajiban yang harus diemban oleh

Lebih terperinci

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI

PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL. Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS & STRUCTURAL EQUATION MODEL Liche Seniati Sem. Ganjil 2009/2010 Program Magister Profesi F.Psi.UI PATH ANALYSIS (Path Analysis) : merupakan suatu metode analisis untuk melihat hubungan antara

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat berperanan penting dan berkontribusi positif pada perkembangan dan kemajuan IPTEK. Peran pelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan penting terutama dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian 2.1.1 Pengertian Penilaian Penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu (Sudjana, 2006). Menurut

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA DALAM PEMILIHAN JURUSAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus di Jurusan Statistika Universitas Diponegoro Semarang) SKRIPSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR. Vol. 4 No.1 Desember 2011 (33-39) http://dx.doi.org/10.22202/jp.2011.v4i1.35 Website: ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/pelangi PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat kajian statistik pendidikan Amerika (National Center for Educational

BAB I PENDAHULUAN. Pusat kajian statistik pendidikan Amerika (National Center for Educational 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat kajian statistik pendidikan Amerika (National Center for Educational Statistic, USA), menunjukkan bahwa prestasi sains Indonesia di tingkat SMP pada Trend International

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan

BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI. responden yang berada di Sumatera Utara. Karakteristik responden merupakan BAB 5 ANALISIS HASIL STUDI 5.1 Deskripsi Umum Sampel Penelitian Setelah dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden maka hasil kuesioner yang layak dan secara penuh mengisi kuesioner berjumlah 134

Lebih terperinci

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS

KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS KONTRIBUSI SELF CONCEPT MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN AKADEMIK MAHASISWA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS Rifqi Hidayat, Jajang Rahmatudin Universitas Muhammadiyah Cirebon rifqi.math@gmail.com, j.rahmatudin@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan dengan penelitian, melakukan perumusan masalah dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis pendekatan dan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengambil sampel secara langsung dari populasi,

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN. Oleh :

ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN. Oleh : ANALISIS KEMAMPUAN PEDAGOGIK DAN SELF CONFIDENCE CALON GURU MATEMATIKA DALAM MENGHADAPI PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN Oleh : Neneng Aminah Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon ABSTRAK Penelitian ini adalah

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN STRATEGI JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SLEMAN ARTIKEL E-JOURNAL

KEEFEKTIFAN STRATEGI JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SLEMAN ARTIKEL E-JOURNAL KEEFEKTIFAN STRATEGI JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SLEMAN ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang penting dalam pendidikan. Sebagai bukti, pelajaran matematika diajarkan disemua jenjang pendidikan mulai

Lebih terperinci

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu studi untuk menemukan fakta dengan interpretasi yang tepat. Desain deskriptif dibagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Proses penelitian ini diawali dengan kegiatan mengidentifikasi permasalahan ditempat penelitian, melakukan perumusan masalah

Lebih terperinci

Daftar Isi. BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA... 67

Daftar Isi. BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA... 67 Kata Pengantar Pendidikan memiliki peran penting dalam proses pembangunan suatu bangsa dan negara. Perubahan zaman akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus disejajarkan dengan penyediaan

Lebih terperinci

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER

TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER TEORI RESPON ITEM DENGAN PENDEKATAN MODEL LOGISTIK SATU PARAMETER SKRIPSI Oleh: VITARIA NUGRAHENI J2E 006 038 PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perolehan Skor Rata-Rata Siswa Indonesia Untuk Sains BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan adanya upaya peningkatan mutu pendidikan maka evaluasi terhadap segala aspek yang berhubungan dengan kualitas pendidikan terus dilakukan. Hal

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana derajat Self- Regulation fase Volitional Control dalam kegiatan membaca buku teks berbahasa Indonesia pada mahasiswa tingkat II. Penelitian ini

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ANALISIS KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS PASIEN DENGAN PENDEKATAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) (Studi Kasus: Rumah Sakit Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo, Surabaya) SKRIPSI DIAJUKAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. (Kata kunci : College adjustment ) Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan college adjustment. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Study (TIMSS) merupakan penilaian internasional terkait

BAB I PENDAHULUAN. Study (TIMSS) merupakan penilaian internasional terkait BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS) merupakan penilaian internasional terkait pengetahuan matematika dan sains untuk peserta didik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu studi internasional untuk mengevaluasi pendidikan khusus hasil belajar peserta didik berusia 14 tahun pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) yang diikuti

Lebih terperinci

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Parent Involvement dan tipe Parent Involvement terhadap School Engagement pada siswa-siswi SMPN T Kota Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu

BAB III METODA PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. dalam mencapai maksudnya. Dalam penelitian ini, metode menjadi alat bantu BAB III METODA PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metodologi merupakan pengetahuan atau uraian mengenai metode. Metode itu sendiri merupakan cara kerja yang sistematis untuk mempermudah suatu kegiatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP ASAM BASA. Abstract

HUBUNGAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP ASAM BASA. Abstract Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA HUBUNGAN LITERASI SAINS DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA PADA KONSEP ASAM BASA (Diterima 30 September 2015; direvisi 15 Oktober 2015; disetujui 12 November 2015) R. Ahmad

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persentase Skor (%) 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasannya sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Untuk mengetahui ketercapaian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel 3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi Penelitian dilaksanakan pada 12 Februari 2016 hingga13 April 2016 di Desa Kenteng, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Sekolah Engagement, metode deskriptif, Convenience sampling.

Kata Kunci: Sekolah Engagement, metode deskriptif, Convenience sampling. Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk menentukan Sekolah Keterlibatan siswa reguler SMP Inklusi "X" di kota Bandung. Judul penelitian ini adalah "Studi Deskriptif Tentang Sekolah Keterlibatan siswa reguler

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Studi deskriptif mengenai achievement goal orientation pada mahasiswa yang sedang mengontrak mata kuliah PPLK di Universitas "X" Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian survei yang merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai arti penting dalam kehidupan. Melalui pendidikan diharapkan akan lahir sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu membangun kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir 3.1.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Visi dan misi sangat penting dan hal pertama yang harus di tentukan ketika membentuk sebuah perusahaan atau suatu bisnis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diyakini kebenarannya secara ilmiah. Studi penelitian ini menggunakan 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis mengenai hubungan antar variabel berdasarkan fakta empiris dan dapat diyakini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Seperti yang dikemukakan pada pendahuluan bahwa yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk soal- soal ujian nasional mata pelajaran bahasa indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MOTIVASI ORANGTUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS ATAS

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MOTIVASI ORANGTUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS ATAS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MOTIVASI ORANGTUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS ATAS Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara umum dan spesifik mengenai persepsi penerapan Student Centered Learning serta keduabelas prinsipnya pada mahasiswa fakultas psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. langsung kepada responden yang mengisi kuesioner pada aplikasi google form di 30 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah mahasiswa program studi akuntansi Universitas Islam Indonesia. Kuesioner

Lebih terperinci

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ii commit to user perpustakaan.uns.ac.id ABSTRACT Ika Larastuti. K2205011. THE IMPLEMENTATION OF BRAINSTORMING ACTIVITIES IN IMPROVING STUDENTS VOCABULARY MASTERY (A CLASSROOM ACTION RESEARCH ON THE EIGHTH

Lebih terperinci

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN AIR DAN RT PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA SMP NEGERI SE-KABUPATEN SRAGEN Atikha Nur Khoidah 1, Budiyono 2, Riyadi 3 1 Mahasiswa Pascasarjana

Lebih terperinci

ABSTAK. Kata kunci : Tingkat Literasi keuangan, karakteristik demografi dan personalitas, Model Pengujian Struktural

ABSTAK. Kata kunci : Tingkat Literasi keuangan, karakteristik demografi dan personalitas, Model Pengujian Struktural ABSTAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh variabel karakteristik demografi dan personalitas terhadap tingkat literasi keuangan. Variabel karakterstik demografi terdiri dari

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI SISWA: TINJAUAN BERDASARKAN DATA TIMSS 2007

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI SISWA: TINJAUAN BERDASARKAN DATA TIMSS 2007 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI SISWA: TINJAUAN BERDASARKAN DATA TIMSS 2007 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL JAKARTA 2010 FAKTOR-FAKTOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini memaparkan metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Di dalam bab ini akan diuraikan prosedur dan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan..1.

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN, PELAYANAN PERPUSTAKAAN, DAN MINAT BACA TERHADAP MOTIVASI BACA MAHASISWA UNS MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

PENGARUH LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN, PELAYANAN PERPUSTAKAAN, DAN MINAT BACA TERHADAP MOTIVASI BACA MAHASISWA UNS MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL PENGARUH LINGKUNGAN PERPUSTAKAAN, PELAYANAN PERPUSTAKAAN, DAN MINAT BACA TERHADAP MOTIVASI BACA MAHASISWA UNS MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL Oleh: MASNAH HANUM M0105050 SKRIPSI ditulis dan diajukan

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan penelitian, mengetahui kontribusi ketiga determinan intention serta determinan yang memberikan kontribusi paling besar terhadap intention untuk membaca textbook pada mahasiswa angkatan 2013

Lebih terperinci

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

2015 PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS PESERTA DIDIK SMP PADA TEMA LIMBAH DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Literasi sains adalah kemampuan seseorang untuk memahami sains, dan kemampuan seseorang untuk menerapkan sains bagi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

Dedy Irawan, Dhi Bramasta PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Abstrak

Dedy Irawan, Dhi Bramasta PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto  Abstrak MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PEMBELAJARAN MEMBACA MELALUI PELATIHAN PENYUSUNAN MATERI AJAR DENGAN PENDEKATAN THE READING PROCESS (Studi di Sekolah Dasar Negeri 1 Cendana, Kecamatan Kutasari Kabupaten Purbalingga)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bollen, K.A Structural Equation With Latent Variables. New York : John Wiley & Sons.

DAFTAR PUSTAKA. Bollen, K.A Structural Equation With Latent Variables. New York : John Wiley & Sons. 7 DAFTAR PUSTAKA Bollen, K.A. 989. Structural Equation With Latent Variables. New York : John Wiley & Sons. Chin, W.W., Marcolin, B.L. and Newsted, P.R, 996. A Partial Least Squares Latent Variable Modelling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Skor Maksimal Internasional 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutu pendidikan dalam standar global merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pendidikan di negara kita. Indonesia telah mengikuti beberapa studi internasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern dewasa ini, tidak terlepas dari peran matematika sebagai ilmu universal. Aplikasi konsep matematika dari yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMP

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMP Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif Volume 1, No. 3, Mei 2018 ISSN 2614-221X (print) ISSN 2614-2155 (online) DOI 10.22460/jpmi.v1i3.395-400 KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

Lebih terperinci

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. i Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui motivasi berprestasi dalam bidang akademik pada siswa pecandu game online yang berusia 13-17 tahun di warnet X kota Y. Pemilihan sampel menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perwujudan masyarakat Indonesia yang berkualitas dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Perwujudan masyarakat Indonesia yang berkualitas dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perwujudan masyarakat Indonesia yang berkualitas dalam rangka menghadapi tantangan zaman yang semakin pesat adalah menjadi tanggung jawab pendidikan. Sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 Profil Responden Bagian ini akan membahas karakteristik responden. Karakteristik dasar responden yang ditanyakan adalah jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, usia, jenis

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORETIS

BAB II. LANDASAN TEORETIS DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi Masalah 10 C. Rumusan Masalah 12 D. Definisi Operasional 14 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 20 F. Pola Pikir Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK 6 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMK Abdan Syakuro 1, Dedi Supriawan 2, Enda Permana 3 Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi pembentukan kepribadian manusia. Pada dasarnya pendidikan merupakan interaksi antara pendidik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS)

BAB I PENDAHULUAN. Trends In International Mathematics And Science Study (TIMSS) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil survey dari Programme for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa rata-rata skor prestasi literasi matematika Indonesia pada tahun 2000 berada

Lebih terperinci

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran

JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran JURNAL Pengaruh Pemberian Layanan Bimbingan Teknik Diskusi Kelompok Terhadap Regulasi Diri Siswa Dalam Belajar Di SMP N 1 Semen Tahun Ajaran 2016-2017 The Effects Of Discussion Group Guidance Service To

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Jenis penelitian ini bersifat deskriptif-asosiatif karena penelitian dilakukan untuk mendeskripsikan nilai variabel-variabel penelitian serta mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Alasan memilih Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah karena untuk memudahkan penulis

Lebih terperinci

1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

1) Prodi Pendidikan IPA, Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia. FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale SawalaKampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor INVESTIGASI KEMAMPUAN GURU FISIKA SMA DALAM MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR ASPEK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi

I. PENDAHULUAN. Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, asesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Permendiknas No. 22 (Departemen Pendidikan Nasional RI,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Permendiknas No. 22 (Departemen Pendidikan Nasional RI, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam Permendiknas No. 22 (Departemen Pendidikan Nasional RI, 2006) secara eksplisit dicantumkan beberapa kemampuan dan sikap siswa yang harus dikembangkan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Penelitian

Bab 3. Metode Penelitian Bab 3 Metode Penelitian 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian mengenai pengujian model Theory Planned Behavior dalam menentukan pengaruh sikap siswa, norma subjektif,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui derajat self-efficacy belief pada siswa kelas XI. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey dan pengambilan data melalui kuesioner.

Lebih terperinci

Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan. pada Siswa di SMA X Bandung

Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan. pada Siswa di SMA X Bandung Studi Deskriptif Mengenai Student Centered Learning yang Diterapkan pada Siswa di SMA X Bandung Evi Ema Victoria Polii dan Apriyessi Kristie Gouw Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Trends In International Mathematics and Sciencel Study (TIMSS) adalah studi internasional tentang prestasi sains dan matematika siswa. Studi ini dikoordinasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci :Parent Involvement, School Engagement, Behavioral Engagement, Emotional Engagement, Cognitive Engagement, SekolahMenengahPertama.

ABSTRAK. Kata Kunci :Parent Involvement, School Engagement, Behavioral Engagement, Emotional Engagement, Cognitive Engagement, SekolahMenengahPertama. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ParentI nvolvement terhadap School Engagement pada siswa SMP X Kota Bandung. Sampel penelitian berjumlah 162 siswa kelas VII. Rancangan yang digunakan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Deskriptif 1. Analisis secara deskriptif Bagian ini akan membahas hasil pengolahan data yang telah dikumpulkan dari lapangan berdasarkan karakteristik

Lebih terperinci