Kenapa Obligasi Daerah Menarik Untuk Diterbitkan?
|
|
- Yulia Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kenapa Obligasi Daerah Menarik Untuk Diterbitkan? Agni Indriani Widyaiswara Madya, Pusdiklat KNPK O Obligasi Daerah Abstraksi : Untuk melaksanakan percepatan pembangunan suatu daerah tentu memerlukan pendanaan yang besar. Karena kemampuan menggali PAD masih rendah maka alternatif menarik yang dapat digunakan adalah dengan menerbitkan obligasi daerah. Akan tetapi karena hal yang berkaitan dengan penerbitan obligasi daerah ini adalah sesuatu yang tidak umum terjadi di Indonesia, maka perlu kehati-hatian dalam pelaksanaanya. Jadi perlu pertimbangan kelebihan dan kekurangannya untuk memutuskan apakah pendanaan ini yang akan dilaksanakan. bligasi daerah penting untuk mendukung pendanaan pembangunan di daerah. Sebagaimana diketahui kemampuan daerah untuk menggali PAD hingga saat ini masih rendah. Sementara itu pembangunan menuntut adanya pendanaan dan salah satu alternatif yang menarik adalah dengan menerbitkan obligasi daerah. Obligasi daerah sama dengan obligasi pada umumnya yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh suatu daerah, ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum di pasar modal. Semua risiko yang timbul dari penerbitan obligasi daerah ditanggung oleh daerah yang menerbitkannya karena pemerintah pusat tidak menjamin penerbitan obligasi daerah tersebut. Pokok pinjaman akan dibayar kembali pada saat jatuh tempo ditambah dengan pembayaran bunga secara berkala sesuai dengan jangka waktu dan persyaratan yang telah disepakati semula. Menurut PP No 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman Daerah, obligasi daerah yang diterbitkan harus merupakan obligasi pendapatan (revenue bond) yaitu obligasi untuk mendanai kegiatan investasi yang menghasilkan penerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat,namun tidak harus mencapai pemulihan biaya penuh (full cost recovery). Jadi jelas dengan demikian bahwa obligasi daerah bukan ditujukan untuk menutupi kekurangan kas daerah. Adapun karakteristik obligasi daerah secara umum adalah sebagai berikut: 1. Merupakan pinjaman jangka panjang yang diperoleh dari masyarakat (lebih dari satu tahun). Di Indonesia, obligasi memiliki jangka waktu lebih dari 5 tahun. 2. Diterbitkan melalui penawaran umum kepada masyarakat di pasar modal dalam negeri; Page 1 of 7
2 3. 4. Dikeluarkan dalam mata uang rupiah; Hasil penjualan digunakan untuk membiayai investasi aset tetap sektor publik yang menghasilkan penerimaan dan manfaat bagi masyarakat; dan 5. Nilai Obligasi Daerah pada saat jatuh tempo sama dengan nilai nominal Obligasi Daerah pada saat diterbitkan. Kegiatan Pemerintah Daerah yang dapat dibiayai dengan Obligasi Daerah di antaranya: a. pelayanan air minum; b. penanganan limbah dan persampahan; c. transportasi; d. rumah sakit; e. pasar tradisional; f. tempat perbelanjaan; g. pusat hiburan; h. wilayah wisata dan pelestarian alam; i. terminal dan sub terminal; j. perumahan dan rumah susun; dan k. pelabuhan lokal dan regional. Dampak Positif dan Kendala Penerbitan Obligasi Daerah Pemerintah Daerah mempunyai kewajiban untuk membangun daerahnya. Dalam melaksanakan kewajiban tersebut Pemerintah Daerah tentu harus mempunyai belanja modal untuk mendapatkan aset tetap sebagai sarana pembangunan seperti infrastruktur dan sebagainya. Pengadaan aset tetap ini dapat dilakukan dengan cara membangun sendiri atau membeli. Namun yang menjadi masalah, pengadaan tersebut sering terkendala karena terbatasnya sumber dana yang dimiliki padahal aset tetap adalah sangat dibutuhkan Pemerintah Daerah. Dengan demikian, obligasi daerah dapat dijadikan alternatif pembiayaan pembangunan aset tetap di daerah. Pemerintah Daerah akan mendapatkan banyak keuntungan dan manfaat dari penerbitan Obligasi Daerah dengan mekanisme penawaran umum obligasi daerah melalui pasar modal, sebab mekanisme yang berlaku di pasar modal akan memungkinkan lebih banyak lagi pihak yang terlibat untuk memberikan pinjaman dalam bentuk obligasi. Selain itu melalui Obligasi Daerah, pemeritah daerah akan dimungkinkan mendapatkan pinjaman dari investor asing, mengingat pinjaman secara langsung tidak diperbolehkan bagi Pemerintah Daerah. Dengan penerbitan obligasi daerah melalui pasar modal akan berdampak konstruktif dalam dimensi sosial dan keuangan di Indonesia. Kesejahteraan masyarakat, termasuk di daerah, akan semakin terbuka luas karena adanya akses pemda dan masyarakat luas pada pasar modal yang merupakan media mobilisasi dana, sarana investasi, dan alat distribusi pendapatan. Pemerintah Daerah Di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan mempunyai kewajiban untuk Malaysia, obligasi yang diterbitkan oleh pemda telah dikenal membangun daerahnya sebagai alternatif sumber pembiayaan pembangunan. Instrumen ini dianggap sebagai sekuritas yang sangat aman sehingga disebut the safest of all senior securities. Selain itu, obligasi daerah merupakan sumber dana yang murah bagi pemda dan Page 2 of 7
3 sangat menguntungkan karena merupakan proses pembiayaan infrastruktur yang tidak memerlukan proses panjang layaknya Awal dekade 1900-an di banyak kota pembiayaan yang menggunakan APBD. di Indonesia antara lain di Bandung, Sementara di Indonesia Obligasi Daerah Batavia, (Jakarta), Buitenzorg (Municipal Bond) sudah dikenal sebagai (Bogor), dan Surabaya sudah instrumen pembiayaan pembangunan sejak dikeluarkan obligasi daerah dengan sebelum kemerdekaan. tenor 15 hingga 40 tahun. Pada 1921 Awal dekade 1900-an di banyak kota di Pemda Surabaya menerbitkan obligasi untuk jangka waktu 40 tahun, dengan Indonesia antara lain di Bandung, Batavia, tingkat bunga 7,5%. Jadi dapat (Jakarta), Buitenzorg (Bogor), dan Surabaya dikatakan bahwa obligasi daerah sudah dikeluarkan obligasi daerah dengan tenor bukan sesuatu yang sangat baru di 15 hingga 40 tahun. Pada 1921 Pemda Surabaya Indonesia. menerbitkan obligasi untuk jangka waktu 40 tahun, dengan tingkat bunga 7,5%. Jadi dapat dikatakan bahwa obligasi daerah bukan sesuatu yang sangat baru di Indonesia. Sebenarnya apa saja manfaat yang dapat diperoleh dari penerbitan obligasi daerah? Dapat dikatakan bahwa Obligasi Daerah adalah alternatif pembiayaan, jadi kendala dana yang menyebabkan proses pembangunan lamban dapat terpecahkan dengan solusi berupa penerbitan Obligasi Daerah ini. Emisi Obligasi Daerah akan memberikan manfaat nonfinansial karena partisipasi masyarakat secara langsung dalam membiayai pengembangan infrastruktur akan meningkatkan rasa memiliki dan kepedulian terhadap pemeliharaan aset daerah yang dibiayai dengan obligasi, artinya fungsi kontrol masyarakat terhadap kinerja pemerintah daerah akan meningkat. Selain itu, dengan berinvestasi pada Obligasi Daerah maka masyarakat akan mendapatkan manfaat langsung sama seperti obligasi pada umumnya yaitu: 1. Kupon Masyarakat akan mendapatkan kupon sebagai hasil dari berinvestasi pada Obligasi Daerah yang akan diterima secara berkala sesuai dengan kesepakatan 2. Capital Gain Capital gain adalah selisih antara harga jual dengan harga beli Obligasi Daerah. Jadi masyarakat sebagai investor dapat menikmati keuntungan dengan adanya selisih lebih antara harga jual dengan harga beli, walaupun mungkin saja mendapatkan kerugian kalau selisihnya adalah kurang 3. Risiko yang kecil Obligasi Daerah mempunyai risiko yang sangat kecil atau bahkan tidak ada untuk gagal bayar baik kupon maupun pokok obligasi daerah. Obligasi Daerah dapat dikatakan merupakan sekuritas yang bebas risiko gagal bayar karena dianggarkan pemda dalam APBD sesuai dengan UU No 33 th Selain itu Obligasi Daerah juga memiliki risiko yang rendah atas perubahan kurs dan perubahan kebijakan pemerintah. 4. Sebagai Jaminan Obligasi Daerah dapat dijadikan sebagai agunan dan dapat dijual setiap saat apabila pemegang obligasi membutuhkan dana, dengan menjualnya ke pasar modal 5. Partisipasi dalam pembangunan Page 3 of 7
4 Dengan adanya Obligasi Daerah yang nominalnya dapat terjangkau oleh masyarakat umum, investasi masyarakat dalam Obligasi Daerah merupakan wujud nyata partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan. Dengan Emisi Obligasi Daerah, akan mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan Penerbitan Obligasi daerah yang baik (good governance). Penerbitan Daerah yang harus Obligasi Daerah yang harus melalui persetujuan DPRD, melalui persetujuan sebagai konsekuensinya menuntut adanya DPRD, sebagai transparansi dan akuntabilitas pemerintahan. Efek konsekuensinya menuntut positifnya kemudian mendorong pembenahan sistem adanya transparansi dan keuangan yang lebih tertib dan teratur di dalam akuntabilitas pemerintahan pemerintah daerah (pemda) sebab tata aturan seputar penerbitan Obligasi Daerah harus melalui tahapan, tata cara yang sistematis dan berdasarkan kriteria yang berlaku di pasar modal, serta menuntut peningkatan profesionalisme aparat pemda yang diharapkan dapat mengurangi potensi korupsi. Dalam jangka yang lebih panjang kehadiran obligasi daerah akan meningkatkan kemandirian keuangan daerah. Pelan-pelan alokasi dana dari pusat bisa dikurangi untuk diarahkan pada programprogram penting lainnya. Contohnya adalah pembangunan kawasan perbatasan. Beberapa kawasan di perbatasan hanya meliputi wilayah yang kecil dan densitas penduduk yang rendah, sehingga wilayah tersebut mendapat dana perimbangan yang amat minim karena dana perimbangan ditentukan antara lain faktor luas wilayah dan jumlah penduduk. Padahal kawasan itu memerlukan dana yang besar untuk membangun infrastrukturnya. Kawasan-kawasan tersebut, sebagian memiliki potensi wisata, hasil laut-terkadang-kandungan mineral yang cukup ekonomis. Dalam konteks ini, obligasi aderah dapat memainkan peran sentral dalam percepatan pembangunan. Bertambahnya instrumen investasi pasar modal dengan adanya emisi Obligasi Daerah ini akan memberikan peluang yang lebih luas kepada masyarakat untuk melakukan diversifikasi portofolio investasi. Hal ini diharapkan akan meningkatkan basis investor dalam negeri. Investor dalam negeri sudah meningkat dengan kesuksesan pemerintah menerbitkan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) Agustus 2006, dimana Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat pertambahan subaccount sekitar investor baruyang dalam waktu singkat telah berhasil memobilisasi dana masyarakat sebesar Rp3,2 triliun. Dampak lainnya dengan penerbitan Obligasi Daerah ini adalah meningkatkan lapangan pekerjaan. Penerimaan dana hasil penerbitan obligasi daerah ini digunakan untuk pembiayaan proyek Page 4 of 7
5 pembangunan kepentingan publik yang bernilai ekonomis bagi masyarakat daerah, dengan demikian akan membuka lapangan kerja baru. Obligasi Daerah dapat menjadi tolok ukur kinerja pemda. Penerbitan dan kinerja pemda dalam mengelola Obligasi Daerahdapat menjadi tolok ukur tersendiri atas prestasi pemerintahan daerah yang pada gilirannya akan menciptakan kompetisi atau daya saing positif antardaerah, sebab Obligasi Daerahsebagai salah satu jenis obligasi mensyaratkan adanya penilaian atau pemeringkatan oleh lembaga tertentu di pasar modal. Fenomena obligasi daerah sempat menjadi polemik, pesimisme muncul ketika melihat lemahnya sistem administrasi keuangan di banyak daerah dan ditambah dengan sikap dan mental aparat yang masih erat dengan budaya KKN. Selain itu, kenyataan bahwa SiLPA beberapa daerah dalam APBD yang mengendap di perbankan yang sangat besar menunjukkan bahwa sebenarnya keuangan daerah yang SiLPA nya besar adalah sangat mungkin untuk membiayai pembangunan infrastruktur di daerah. Jadi sebenarnya kendala dana untuk pembangunan infrastrutur tersebut adalah tidak ada untuk daerahdaerah tersebut. Hal tersebutlah yang mungkin merupakan alasan kenapa Pemerintah DKI Jakarta membatalkan rencana penerbitan Obligasi Daerahnya. Walaupun demikian, sebenarnya penerbitan Obligasi Daerah tetap dapat dilaksanakan karena banyak manfaat yang sifatnya non finansial seperti yang telah dijabarkan sebelumnya yang dapat diperoleh dari penerbitan Obligasi Daerah ini. Beberapa strategi dapat ditempuh oleh pemerintah daerah dalam rangka penerbitan Obligasi Daerah antara lain memanfaatkan semangat membangun yang dimiliki masyarakat daerah serta potensi masyarakat daerah yang ada untuk pembangunan daerah melalui penerbitan obligasi daerah. Masyarakat juga diikutsertakan dalam mekanisme pengawasan proyek dalam rangka meminimalkan kemungkinan terjadinya moral hazard oleh pejabat daerah. Untuk itu perlu segera dibuat aturan/aspek legal dari penerbitan obligasi daerah, kemudian juga perlu disiapkan infrastruktur dan outlet untuk melayani penjualan dan pembelian Obligasi Daerah. Penerbitan Beberapa strategi dapat ditempuh Obligasi Daerah juga sebaiknya dibuat dalam oleh pemerintah daerah dalam bentuk retail/nilai nominal kecil agar dapat rangka penerbitan Obligasi Daerah dijangkau oleh masyarakat daerah. Selain itu antara lain memanfaatkan semangat penerbitan Obligasi Daerah sebaiknya oleh Badan membangun yang dimiliki masyarakat Otorita Daerah atau BUMD dan pembayaran daerah serta potensi masyarakat kupon dan pelunasan obligasi sepenuhnya daerah yang ada untuk menjadi tanggung jawab penerbit Obligasi, pembangunan daerah melalui sehingga tidak membebani APBD. penerbitan obligasi daerah. Banyak tantangan yang harus dihadapi Pemerintah Daerah sebelum menerbitkan Obligasi Daerah. Pemerintah Daerah harus menyiapkan Page 5 of 7
6 Sumber Daya Manusia yang memiliki pengetahuan yang luas akan obligasi dan segala seluk beluknya sesuai dengan persyaratanpemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan yang mengharuskan adanya suatu divisi khusus yang menangani masalah penerbitan Obligasi Daerah. Selain itu Obligasi Daerah juga hanya boleh dipergunakan untuk pembiayaan proyek daerah, bukan untuk menutupi defisit kas daerah. Artinya Pemerintah Daerah harus menyiapkan dan membuat daftar proyekproyek yang akan dibiayai melalui Obligasi Daerah serta perhitungan cash-flow nya, sehingga mudah dianalisis dan dipertanggungjawabkan guna kepentinganpara investor untuk mngetahui dan memahami prospek dari proyek apakah mampu menghasilkan revenue yang cukup utuk membayar kewajiban berjalan. Proyek yang akan dibiayai melalui Obligasi Daerahhendaknya merupakan proyek yang memberikan multiplier effects kepada pembangunan daerah secara keseluruhan, contohnya pembangunan infrastruktur jalan tol yang dapat memperlancar arus lalu lintas barang dan jasa sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Dengan dibangunnnya jalan tol, pemerintah daerah bukan saja dapat memungut retribusi pengguna jalan tol itu sendiri, namun juga dari pajak sektor lain yang meningkat aktivitasnya akibat dampak pembangunan jalan tol. Dalam menerbitkan Obligasi Daerah sebaiknya obligasi tersebut sifatnya tax-freeuntuk menarik minat masyarakat menjadi investor karena dengan bebas pajak akan memberikan pendapatan yang lebih bagi individual investor yang berinvestasi jika dibandingkan kalau dia berinvestasi pada obligasi korporat. Untuk contoh, suatu Obligasi Daerah memberikan tax-free yield sebesar 5% akan memberikan hasil yang lebih besar daripada obligasi korporat yang misalnya memberikan kupon sebesar 6%. Jadi jika pajak adalah 35%, maka return yang dihasilkan adalah hanya sebesar 3,9% setelah pajak.bandingkan dengan return dari Obligasi Daerah yang 5%, lebih menguntungkan bagi investor untuk berinvestasi di Obligasi Daerah. Terakhir, Obligasi Daerahmenuntut Pemerintah Daerah untuk jujur dan bertanggungjawab. Penerbitan Obligasi Daerahmemiliki konsekuensi berupa tuntutan dari para investor kepada Pemerintah Daerah sebagai peminjam berupa monitoring kinerja Pemerintah Daerah dalam mengelola dana yang mereka pinjamkan, serta adanya pelaporan yang jelas akan penggunaan dana serta pembayaran kewajiban berjalan. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah diharapkan dapat meningkatkan transparansi dalam pemanfaatan waktu dan biaya dan akuntabilitas organisasinya serta meningkatkan pengawasan internal organisasi. Kesimpulan Dari uraian yang telah dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa penerbitan Obligasi Daerah layak untuk dipertimbangkan sebagai alternatif pembiayaan pembangunan di daerah. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penerbitan Obligasi Daerah yang diharapkan dapat menjadikan adanya percepatan dalam pembangunan, walaupun juga ada kendala yang harus dihadapi dalam pelaksanaannya. Kendala tersebut harus dipandang sebagai kesempatan yang harus diambil supaya pembangunan berjalan dengan cepat dan lebih baik. Page 6 of 7
7 Daftar Pustaka: 1. &_dad=portal30&_schema=portal,m. Syurbainy Nasution Ketua Bidang III Ikatan Pialang Efek Indonesia 2. Buku Panduan Penerbitan Obligasi Daerah, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Departemen Keuangan, Municipal Bond: A Great Way to Make TaxFree Money, ELD, The Wisdom Tree Emerging Market Local Debt, 1 Maret SiLPA Mengerdilkan Peran Obligasi Daerah?, Hasan Zein Mahmud, Tim Ekselensi dan Staf Pengajar pada Kwik Kian Gie School of Business (Institut Bisnis dan Informatika Indonesia, IBII) Page 7 of 7
Tulisan Hukum/Nonih Rimadewi/Umum 1
OBLIGASI DAERAH SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN DAERAH Sumber gambar erixonsihite.blogspot.com I. PENDAHULUAN Dalam pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur
Lebih terperinciANALISIS OBLIGASI DAERAH SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR DAERAH
ANALISIS OBLIGASI DAERAH SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR DAERAH Dr. Perdana Wahyu Santosa Email: perdana.ws@gmail.com PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI-TAHAP 3/LANJUTAN BAGI KARYAWAN BPKD PEMPROV
Lebih terperinciPengantar Obligasi Daerah
Pengantar Obligasi Daerah Dr. Ir. Perdana Wahyu Santosa, MM Email:perdana.ws@gmail.com PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI-TAHAP 3/LANJUTAN BAGI KARYAWAN BPKD PEMPROV DKI JAKARTA KERJASAMA LP3A FE UNPAD DAN PEMPROV
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan
Lebih terperinciBAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
-100- BAB VI PENDANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 6.1. Arah Kebijakan Pendanaan Pembangunan Daerah Arah kebijakan pembangunan daerah diarahkan dengan memanfaatkan kemampuan keuangan daerah secara efektif, efesien,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan
Lebih terperinci*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,
Copyright (C) 2000 BPHN UU 24/2002, SURAT UTANG NEGARA *13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan dunia investasi semakin marak. Banyaknya masyarakat yang tertarik dan masuk ke bursa untuk melakukan investasi menambah semakin berkembangnya
Lebih terperinciNOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH
I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan
Lebih terperinciObligasi Daerah Dinilai Dapat Mempercepat Pembangunan Daerah
Obligasi Daerah Dinilai Dapat Mempercepat Pembangunan Daerah http://news.liputan6.com/read/2522548/ Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI menilai penerbitan obligasi daerah merupakan salah satu upaya yang dapat
Lebih terperinciPERAN BPK DALAM MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN OBLIGASI DAERAH BAB I PENDAHULUAN
PERAN BPK DALAM MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN ATAS PENGELOLAAN OBLIGASI DAERAH (market.bisnis.com) BAB I PENDAHULUAN Saat ini, pemerintah daerah masih mengandalkan sumber penerimaan daerahnya pada pendapatan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Provinsi Jawa Tengah Jawa Tengah secara administratif merupakan sebuah propinsi yang ditetapkan dengan Undang-undang No. 10/1950 tanggal 4 Juli 1950, letaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan tentang otonomi daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang ditetapkan dengan undang-undang telah membawa konsekuensi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.07/2006 TENTANG TATACARA PENERBITAN, PERTANGGUNGJAWABAN, DAN PUBLIKASI INFORMASI OBLIGASI DAERAH
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.07/2006 TENTANG TATACARA PENERBITAN, PERTANGGUNGJAWABAN, DAN PUBLIKASI INFORMASI OBLIGASI DAERAH MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan
Lebih terperinciHubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat. Marlan Hutahaean
Hubungan Keuangan antara Pemerintah Daerah-Pusat 1 Desentralisasi Politik dan Administrasi Publik harus diikuti dengan desentralisasi Keuangan. Hal ini sering disebut dengan follow money function. Hubungan
Lebih terperinciBANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya
BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya Menyelesaikan Desentralisasi Pesan Pokok Pemerintah daerah (Pemda) di Indonesia kurang memiliki pengalaman teknis untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang, setidaknya sejak tahun 1983 saat pemerintah mengeluarkan deregulasi perbankan (Pakjun 1983).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENULISAN Perkembangan pasar modal di Indonesia membawa dampak yang positif terhadap perekonomian Indonesia. Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting dalam
Lebih terperinciKAJIAN KAPASITAS KABUPATEN SEMARANG DALAM MELAKUKAN PINJAMAN (STUDI KASUS : PEMDA DAN PDAM KABUPATEN SEMARANG) TUGAS AKHIR
KAJIAN KAPASITAS KABUPATEN SEMARANG DALAM MELAKUKAN PINJAMAN (STUDI KASUS : PEMDA DAN PDAM KABUPATEN SEMARANG) TUGAS AKHIR Oleh: WIBYCA FUISYANUAR L2D 003 379 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN A. PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berkaitan dengan manajemen keuangan pemerintah daerah, sesuai dengan amanat UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai agen
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN. Kebijakan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN 1 Kebijakan Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah Rp LATAR BELAKANG PINJAMAN DAERAH Kebutuhan pendanaan infrastruktur sangat
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa guna mewujudkan masyarakat adil dan
Lebih terperinciSTRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH
STRATEGI MEMBANGUN INFRASTRUKTUR PEMERINTAH DAERAH Oleh : Marsuki Disampaikan dalam acara Workshop Inn Red International dengan Tema : Manajemen Pembiayaan Infrasturktur Regional Pemerintah Daerah. Hotel
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan visi misi pembangunan
Lebih terperinciPENCATATAN DAN PERDAGANGAN OBLIGASI DAERAH
PENCATATAN DAN PERDAGANGAN OBLIGASI DAERAH T. GUNTUR PASARIBU DIREKTUR PERDAGANGAN PT BURSA EFEK SURABAYA SOSIALISASI KEBIJAKAN PENERBITAN OBLIGASI DAERAH Hotel Aryaduta Jakarta, 7 Juni 2007 1 LATAR BELAKANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan perusahaan agar bisa mendapatkan dana tanpa harus berutang ke perbankan dan menerbitkan saham baru adalah menerbitkan obligasi. Perusahaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan
Lebih terperinciOBLIGASI DAERAH MEMBERI PELUANG MEMBANGUN PRASARANA TRANSPORTASI DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA
OBLIGASI DAERAH MEMBERI PELUANG MEMBANGUN PRASARANA TRANSPORTASI DALAM MEMAJUKAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA Ramli Abstrak Implementasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dan Undang-Undang
Lebih terperinciANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO
ANALISIS INVERSTASI DAN PORTOFOLIO Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh
Lebih terperinci1 of 6 21/12/ :39
1 of 6 21/12/2015 14:39 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.07/2012 TENTANG TATA CARA PENERBITAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN OBLIGASI DAERAH
Lebih terperinciOBLIGASI PEMERINTAH (GOVERNMENT BOND) VS OBLIGASI DAERAH (MUNICIPAL BOND)
OBLIGASI PEMERINTAH (GOVERNMENT BOND) VS OBLIGASI DAERAH (MUNICIPAL BOND) Oleh: Mangasa Simatupang Tulisan dengan judul obligasi pemerintah vs obligasi daerah diatas dilatar belakangi rasa penasaran penulis
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.07/2012 TENTANG TATA CARA PENERBITAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN OBLIGASI DAERAH
1 of 11 1/22/2013 2:37 PM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 111/PMK.07/2012 TENTANG TATA CARA PENERBITAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN OBLIGASI DAERAH
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2005 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 171
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah merupakan wujud reformasi yang mengharapkan suatu tata kelola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reformasi telah membawa perubahan yang signifikan terhadap pola kehidupan sosial, politik dan ekonomi di Indonesia. Desentralisasi keuangan dan otonomi daerah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 1 2017 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciFAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013
FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013 1 Q Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? A Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG HUBUNGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH I. UMUM Berdasarkan amanat Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Lebih terperinciFilosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang
Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengaruhnya terhadap nasib suatu daerah karena daerah dapat menjadi daerah
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat dengan adanya era baru dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH, Menimbang: Mengingat: a. bahwa untuk mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah dilaksanakan melalui berbagai arah kebijakan, utamanya adalah: berbagai lembaga ekonomi dan masyarkat di daerah;
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Sesuai dengan GBHN 1999 UU no 25 Tahun 2000 Tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) Tahun 2000 sampai 2004 adalah bahwa perwujudan otonomi
Lebih terperinciInvestasi. Filosofi Investasi. Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang
Investasi Filosofi Investasi Menunda/mengurangi konsumsi hari ini untuk mendapatkan keuntungan di masa datang Macam Investasi Investasi Aktiva Berwujud Aktiva Finansial Investasi di Aktiva Berwujud Tanah
Lebih terperinciPINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH. Oleh : Ikak G. Patriastomo 1
PINJAMAN LUAR NEGERI DAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH Oleh : Ikak G. Patriastomo 1 PENDAHULUAN Bantuan luar negeri dapat berupa pinjaman maupun hibah luar negeri. Pinjaman luar negeri lebih mendesak dibahas
Lebih terperinciKOTA NOMOR SERI : A TENTANG APBD, a. bahwa. pelaksanaan. Menimbang. antar. perubahan APBD (APBD) yang
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2011 PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2011 12 TAHUN 2011 SERI : A TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARANN 2011 DENGAN
Lebih terperinciOBLIGASI DAERAH: ALTERNATIF MODAL PEMBANGUNAN. Oleh: Muhammad Yusril Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Jakarta INTISARI
OBLIGASI DAERAH: ALTERNATIF MODAL PEMBANGUNAN Oleh: Muhammad Yusril Direktur Pascasarjana Universitas YARSI, Jakarta INTISARI Pengelolaan keuangan daerah dalam hal pengalokasian belanja modal sangat berkaitan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO
PETIKAN q. PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan Anggaran Berimbang dalam penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang artinya
Lebih terperinciSUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN
SUN SEBAGAI INSTRUMEN PEMBIAYAAN DEFISIT APBN Salah satu upaya untuk mengatasi kemandegan perekonomian saat ini adalah stimulus fiskal yang dapat dilakukan diantaranya melalui defisit anggaran. SUN sebagai
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5 / 4 / PBI / 2003 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah
Lebih terperinci2008, No c. bahwa potensi sumber pembiayaan pembangunan nasional yang menggunakan instrumen keuangan berbasis syariah yang memiliki peluang besa
No. 70, 2008 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA APBN. KEUANGAN. Pengelolaan. Pendapatan. Syariah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4852) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Direktorat Surat Utang Negara SUN Ritel Lampung, 13 April 2017 Pembicara DENI WAHIDIN Jabatan: Kepala Seksi
Lebih terperinciPELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2
PELATIHAN MANAJEMEN OBLIGASI DAERAH TAHAP MIDDLE/2 BAGI STAF BPKD PEMPROF DKI JAKARTA DI GEDUNG DIKLAT 23 27 MEI 2011 PERATURAN DAERAH MENGENAI OBLIGASI DAERAH DR. TETTET FITRIJANTI, MSi., Ak 1 DASAR HUKUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Krisis multidimensional yang tengah melanda bangsa Indonesia telah menyadarkan kepada masyarakat akan pentingnya konsep otonomi daerah dalam arti yang sebenarnya.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan
Lebih terperinciBAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK
63 BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK A. Konsep Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Menurut Freedman dalam anggaran
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana
Lebih terperinciPASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi
KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan baru dari pemerintah Republik Indonesia yang mereformasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bidang dalam akuntansi sektor publik yang mendapat perhatian besar dari berbagai pihak semenjak reformasi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang selama ini banyak ditopang oleh konsumsi. Untuk itu, sudah sepatutnya masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era otonomi terjadi pergeseran wewenang dan tanggung jawab dalam pengalokasian sumber daya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Otonomi daerah memberikan
Lebih terperinci2015, No Mengingat dengan cara private placement di Pasar Perdana Domestik dengan mencabut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/PMK.08/2013 tent
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.947, 2015 KEMENKEU. Surat Utang Negara. Rupiah. Valuta Asing. Pasar perdana Domestik. Private Placement. Penjualan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciPertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL
Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk dapat mengembangkan bisnisnya. Sumber pendanaan dapat berasal dari pihak eksternal maupun pihak internal
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pelayanan masyarakat, menciptakan keadilan dan pemerataan, serta mendorong
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memberiksan wewenang kepada daerah untuk dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dengan otonomi
Lebih terperinciObligasi Pemerintah Daerah : Alternatif Pendapatan Daerah
Obligasi Pemerintah Daerah : Alternatif Pendapatan Daerah http://ekbis.sindonews.com I. Pendahuluan II. Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang merupakan suatu pernyataan
Lebih terperinciPT PHILLIP SECURITIES INDONESIA
MEMORANDUM INFORMASI OBLIGASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERI ORI006 DALAM MATA UANG RUPIAH Tingkat Kupon Tetap 9,35% per tahun Jatuh Tempo 15 Agustus 2012 OBLIGASI NEGARA YANG DITAWARKAN INI SELURUHNYA
Lebih terperinciBAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN
BAB II EKONOMI MAKRO DAN KEBIJAKAN KEUANGAN 2.1 EKONOMI MAKRO Salah satu tujuan pemerintah adalah meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat, sehubungan dengan itu pemerintah daerah berupaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Beragam isu membayangi, indeks Pasar Modal Indonesia sukses melewati semua ujian. Sepanjang 2012, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencerminkan kondisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Surat Berharga Negara (SBN) dipandang oleh pemerintah sebagai instrumen pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan agreement). Kondisi APBN
Lebih terperinciLampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK
Lampiran 1 STRUKTUR ORGANISASI DPPKAD KABUPATEN GRESIK Lampiran 2 (dalam rupiah) Pemerintah Kabupaten Gresik Laporan Realisasi Anggaran (APBD) Tahun Anggaran 2011 Uraian Anggaran 2011 Realisasi 2011 Pendapatan
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Gambaran pengelolaan keuangan daerah menjelaskan tentang aspek kebijakan keuangan daerah, yang berkaitan dengan pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah serta capaian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJ0 NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR
PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR I. UMUM Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah
Lebih terperinciOBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN
OBLIGASI, SAHAM, RISK & RETURN OBLIGASI Obligasi adalah wesel jangka panjang yang diterbitkan oleh unit perusahaan dan pemerintah Penerbit obligasi menerima uang dalam pertukaran untuk melakukan pembayaran
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kegiatan jual beli saham dan obligasi dimulai pada abad-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan oleh Verreniging voor den Effectenhandel pada
Lebih terperinciF A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012
F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperincikapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian kebutuhan pendanaan berdasarkan prioritas dan kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.27. Kerangka Pendaaan Kapasitas Riil kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Temanggung
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI
LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 12 2017 SERI : A PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGADAAN DAN PENERUSAN PINJAMAN DALAM NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciOVERVIEW investasi obligasi. 1/51
http://www.deden08m.wordpress.com OVERVIEW Konsep pengertian obligasi. Karakteristik dan jenis obligasi. Hasil-hasil (yields) yang diperoleh dari investasi obligasi. 1/51 OBLIGASI PERUSAHAAN Obligasi perusahaan
Lebih terperinciLAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT UTANG NEGARA TAHUN 2008 DISAMPAIKAN SEBAGAI BAGIAN DARI PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBN 2008 LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN SURAT BERHARGA NEGARA
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS
LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan
Lebih terperinciPENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.
PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta
Lebih terperinciRANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007
RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007 APBD merupakan penjabaran kuantitatif dari tujuan dan sasaran Pemerintah Daerah serta tugas pokok dan fungsi unit
Lebih terperinciARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute
ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute Kinerja dunia perbankan dalam menyalurkan dana ke masyarakat dirasakan masih kurang optimal.
Lebih terperinci, ,00 10, , ,00 08,06
E. AKUNTABILITAS KEUANGAN Perkembangan realisasi pendapatan daerah selama 5 (lima) tahun terakhir sejak Tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 selalu menunjukkan peningkatan. Berdasarkan realisasi pendapatan
Lebih terperinciCONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TANGGAL : 22 Mei 2009 CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH Bentuk /model kerja sama daerah dapat dilaksanakan sebagai berikut : A. Bentuk/Model
Lebih terperinciPERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :6/3/PBI/2004 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :6/3/PBI/2004 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Bank Indonesia telah ditunjuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2007
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciAPBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018
APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Obligasi Korporasi Obligasi merupakan salah satu instrumen keuangan yang cukup menarik bagi kalangan investor di pasar modal ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya
Lebih terperinci