Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme"

Transkripsi

1 Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme Siauw Tiong Djin Tatiana yang baik Apa kabar? Pertama saya ucapkan banyak terima kasih atas perhatian besar Anda atas tulisan-tulisan saya tentang SGT dan upaya Anda melakukan penelitian tentang sosok SGT dan jalan pikirannya. Saya terperanjat melihat diskusi Anda meluncur ke sebuah kesimpulan bahwa saya menyalah gunakan nama SGT untuk mengukuhkan sikap saya yang anti PKI dan pendukung kapitalisme. Entah dari mana kesimpulan ini lahir. Saya tidak akan berpanjang lebar dan secara terperinci menanggapi semua butir argumentasi yang Anda tuangkan di dalam tulisan-tulisan Anda di dunia maya. Secara singkat dan global saya yang akan mengemukakan beberapa hal sbb: 1. Saya dan saya yakin kakak saya, tidak pernah bersikap anti PKI, anti sosialisme maupun anti komunisme. Bahwa kami melihat perkembangan dunia dan bagaimana pemerintah seharusnya menjamin kesejahtraan rakyat dengan kaca mata berbeda dengan Anda, itu bisa saja. Dan kalau Anda mendukung paham demokrasi, sebenarnya perbedaan ini tidak perlu mengundang permusuhan atau perdebatan sengit yang tidak membangun. 2. Saya tidak pernah menyatakan di dalam tulisan-tulisan saya bahwa SGT anti PKI dan getol mendukung kapitalisme dalam arti yang Anda singgung. Itu tidak pernah tertuang di dalam tulisan-tulisan saya. Kutipan-kutipan yang Anda ambil dari tulisan-tulisan tersebut, menurut saya out of context. Entah apakah sebenarnya Anda sudah membaca buku saya tentang biografi politik SGT secara keseluruhan? Mungkin kalau Anda membaca buku tersebut dengan teliti dan dengan kepala dingin, Anda akan mencapai sebuah kesimpulan yang berbeda. 1

2 Yang saya tegaskan dalam tulisan-tulisan itu adalah: SGT bukan anggota PKI. Akan tetapi dalam perjuangan mencapai sosialisme ala Indonesia, ia sepenuhnya sejalan dengan Soekarno, PKI dan partai-partai kiri lainnya. 3. Secara ringkas saya ulangi berbegai hasil penelitian saya ttg SGT: a. Ia adalah seorang Marxist yang mengangumi keberhasilan Mao Tse Tung dalam membangun masyarakat sosialisme di Tiongkok. Dalam konteks ini, ia tentu saja sangat dekat dengan banyak tokoh PKI dan tidak mungkin memiliki sikap anti PKI. b. Dekat dengan banyak tokoh PKI dan tidak anti PKI bukan berarti ia tidak pernah menentang beberapa kebijakan PKI dan sikap politik para tokohnya. Justru karena ia bukan anggota PKI, ia bisa bebas bersikap di luar disiplin partai. c. Hubungan dengan banyak tokoh PKI sudah terjalin sejak tahun 30-an dan sejak kegiatan politik di awal kemerdekaan pada waktu SGT turut memimpin Partai Sosialis. d. Akan tetapi SGT yang sejak FDR bubar pada tahun 1948, tidak lagi tergabung dalam partai apapun. Dan ini nampak dari sepak terjangnya di parlemen. Ia jelas tidak mengikuti disiplin partai apapun. Di zaman demokrasi parlementer ( ), ia mendirikan dan memimpin Fraksi Nasional Progresif yang terdiri dari beberapa partai nasionalis dan beberapa tokoh tidak berpartai. Partai yang paling berpengaruh di fraksi ini adalah Murba, yang bisa dikategorikan musuh politik PKI sejak awal kemerdekaan. SGT-pun sangat dekat dengan tokoh-tokoh Murba. SGT berperan dalam mendorong Sukarni, ketua Murba, untuk menjadi dubes RI di RRT pada Ketika PKI memimpin gerakan mengganyang Murba di zaman Demokrasi Terpimpin, SGT menolak membawa Baperki turut melakukan pengganyangan tersebut. Sikap ini sangat dihargai oleh banyak tokoh Murba, terutama Adam Malik, sehingga selama SGT menjadi tapol, Adam Malik secara diam-diam berupaya membantunya dengan kerap mengatur pemeriksaan kesehatan SGT di RSPAD. Dan Adam Malik-lah sebagai Wapres 2

3 yang memungkinkan SGT memperoleh exit-permit untuk berobat di Belanda pada September e. Di zaman Demokrasi Parlementer, Berbagai RUU (Rancangan Undang-Undang) diperdebatkan di parlemen. Kerap terjadi perdebatan antara anggota-anggota Fraksi Nasional Progresif dengan anggota-anggota Fraksi PKI. Anda bisa mengikuti berbagai perdebatan ini di risalah-risalah dan ikhtisar-ikhtisar parlemen. f. Menurut saya kebijakan ekonomi PKI di zaman Demokrasi Parlementer berdeda dengan kebijakan ekonomi di zaman Demokrasi Terpimpin, terutama setelah SGT kerap memberi masukan ke para tokoh PKI, termasuk Njoto dan ayah Anda, dalam perumusan kebijakan ekonomi PKI, karena ia memang dianggap ahli ekonomi di kalangan politikus kiri (Utrech, yang juga berada di DPA bersama SGT, menyatakan kepada saya, bahwa berbagai rumusan ekonomi yang kemudian masuk dalam pidato2 Soekarno kerap diutarakan SGT dalam DPA). Jadi tidak mengherankan bahwa kebijakan-kebijakan PKI di zaman demokrasi terpimpoin seirama dengan apa yang SGT utarakan sejak zaman Demokrasi Parlementer, terutama yang berkaitan dengan pengembangan modal domestic. Apalagi setelah konsepsi ini masuk dalam Manipol, GBHN 1963 dan masuk pula dalam pidato kenegaraan Bung Karno. Kesemuanya ini didukung baik secara sungguh-sungguh maupun secara lip service oleh semua partai dan ormas politik di zaman itu. Dan kebijakan-kebijakan PKI yang Anda uraikan keluar di zaman itu pula. Mungkin Anda perlu memperhatikan kebijakan ekonomi PKI pada tahun 50-an. g. Salah satu contoh perbedaan konsep tentang kapitalisme antara SGT dan yang dianut oleh PKI bisa dilihat dalam perdebatan antara SGT dan Sakirman di parlemen pada 1951 tentang RUU Pedoman Baru yang menghendaki semua kepemilkan perusahaan bis dan transportasi dialihkan ke tangan golongan ekonomi lemah artinya non Tionghoa dan pengharusan semua perusahaan baru dimiliki oleh 75% WNI. SGT menentang kebijakan ini berdasarkan 3

4 argumentasi bahwa perusahaan-perusahaan yang dimiliki para pedagang Tionghoa yang sudah berpengalaman sejak zaman penjajahan Belanda - apapun status kewarganegaraan-nya, seharusnya dilindungi dan dibantu perkembangannya, karena ini akan membantu pembangunan ekonomi nasional. Sakirman menentang SGT yang dianggapnya menginginkan dipertahankannya sistim kapitalisme yang merugikan pembangunan ekonomi. Saya ketengahkan pula dalam tulisan2 saya bahwa massa Baperki sebagian besar adalah pedagang-pedagang Tionghoa. Konsepsi kapitalisme yang didukung oleh SGT seirama dengan jati diri mereka. Komunisme yang dikenal pada tahun 50-an tidak begitu cocok dengan sikap massa Baperki. Menyatakan demikina bukan berarti saya menyatakan bahwa SGT dan Baperki anti Komunisme atau anti PKI. Banyak data yang mendukung pengertian bahwa PKI sering membela Baperki (Hanya saja agak aneh, justru ketika Harian Republik, Terompet Baperki, pada tahun 1960,dilarang terbit oleh pemerintah karena membela PKI dalam poeristiwa Madiun. PKI ternyata memilih jalan DIAM, tidak membela!). h. Ttg Perkawinan Kapitalisme dan Sosialisme: Betul, SGT tidak secara eksplisit menggunakan istilah perkawinan. Akan tetapi berbagai tulisan dan pidatonya tidak bisa tidak memiliki konotasi dan mendukung istilah perkawinan tersebut. Saya kutip berbagai pidatro SGT sejak zaman Demokrasi Parlementer: (1) Sambutan SGT pada Simposium Ekonomi Baperki, 26 September 1954: Hendaknya pemerintah tidak memasalahkan siapa yang mengadakan industrialisasi tetapi lebih mementingkan sumbangan modal warga negara keturunan asing dalam pembangunan ekonomi nasional. Semua modal domestic yang tidak merupakan eksploitasi dan drainage yang bisa menimbulkan kolonialisme di bidang ekonomi, harus dikembangkan... 4

5 (2) Pidato SGT di Pacet, 9 Januari 1955: ketentuan-ketentuian yg patut diperhatikan adalah pasal2 37 dan 38 UUD, yang dapat dikatakan menjadi dasar ekonomi nasional yang sesungguhnya..pasal 37 dapat disimpulkan berarti modal perseorangan (Kapitalisme) tidak dihapuskan, melainkan dibatasi, supaya tidak mencapai tingkat kekuasaan monopoli yang membahayakan kepentingan rakyat (3) Uraian SGT pada kongres baperki di Malang 21 Marert 1955 tentang Konstituante: Harus ada pasal dalam UUD yang menjamin adanya kesempatan untuk setiap warga negara untuk berkembang, tetapi terbatas sehingga tidak menjadi kekuatan monopoli yang merugikan rakyat terbanyak. UUD itu harus menentukan bahwa pembangunan ekonomi nasional berdasarkan pada kekuatan perusahaan pokok milik negara dibantu oleh perusahaan2 milik koperasi rakyat dan perusahaan2 milik modal perseorangan (4) SGT pada 21 Mei 1959, sebagai wakil ketua seksi ekonomi DPR (jadi sebelum Dekrit 5 Juli 1959).Tulang punggung Sosialis ala Indonesia adalah kekuatan produksi perusahaan2 modal negara dibantu oleh kekuatan produksi perusahaan2 modal perseorangan. (5) Pidato SGT 13 Maret 1961: Bahwa dalam tahap sekarang ini kapitalisme masih diakui adanya, malahan dianjurkan untuk tumbuh sehat untuk pembangunan Indonesia (6) Pidato SGT, 12 Juni 1961: dalam tingkat nasional-demokratis sekarang ini kaptitalisme belum menjjadi sasaran revolusi, karena dalam batas-batas tertentu, sampai-pun modal domestic, yaitu modal milik perseorangan, termasuk orang asing yang menetap di Indonesia, diberi kesempatan berkembang secara sehat untuk menguntungkan kelajuan revolusi untuk memasuki tingkat selanjutnya. 5

6 Jelas kapitalisme yang dimaksud adalah kapitalisme yang berkaitan dengan modal domestik bukan modal-modal Multi-National Corporations. SGT selalu beragumentasi bahwa pengembangan modal domestik ini sangat penting untuik pembangunan ekonomi nasional karena para pemilik modal ini menetap di Indonesia dan keuntungan yang merekla peroleh akan dipergunakan untuk mengembangkan usahanya di Indonesia. Sedangkan Multi National Corporations bukan saja tidak mementingkan pembangunan nasional Indonesia, ia bahkan siap merugikannya demi menciptakan keuntungan yang akan dikirim keluar Indonesia. Diharap tanggapan di atas menghilangkan salah penafsiran yang terkandung dalam tulisan-tulisan Anda. Bilamana tidak, juga tidak apa. Anda sepenuhnya berhak menginterpretasikan apa-pun yang sudah tertuang dalam berbagai buku dan tulisan saya. Salam Hangat Tiong Djin From: Tatiana Lukman Sent: Saturday, October 8, :06 AM Subject: Siauw Giok Tjhan, PKI dan Sosialisme SGT, PKI dan Sosialisme (2) Sekarang akan saya perluas dan perdalam soal SGT, PKI dan Sosialisme. Dari beberapa buku yang saya baca, yang berkaitan dengan SGT, saya temukan berbagai fakta sejarah dan komentar beberapa penulis ( misalnya, Daniel S.Lev, Zhou Nanjing, Yusuf Isak, Go Gien Tjwan, Xu ren, Daniel Sparinga, dll) sebagai berikut: SGT adalah seorang Marxis. Tjoa Sik Ien dan Tan Ling Djie yang baru kembali dari Belanda pada tahun 1930-an memperkenalkan Marxisme kepada Siauw. Tahun 1946, Siauw masuk ke dalam Partai Sosialis yang dipimpin oleh Sutan Sjahrir, Amir Sjarifuddin dan Tan Ling Djie. Beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan, Tan mengajaknya masuk Partai Sosialis. Dalam waktu singkat ia dekat dengan Amir Sjarifuddin. Ketika 6

7 Amir Sjarifuddin menjadi PM tahun 1947, ia mengangkat Siauw sebagai Menteri Urusan Minoritas. Setelah menjadi menteri di kabinet Amir Sjarifudin, Siauw tetap menekuni dunia jurnalistik. Partai Sosialis memintanya menerbitkan Harian Suara Ibu Kota. Di sini ia dibantu oleh dua tokoh muda PKI, Aidit dan Njoto. Ketika terjadi Peristiwa Madiun 1948, Siauw yang pernah menjadi tokoh Front Demokrasi rakyat (FDR) ikut ditangkap. Ia dan Tan Ling Djie dipenjara di Wirogunan. Setelah peristiwa Madiun, September 1948, PKI ditindas oleh pemerintah Hatta. Siauw ditangkap dan dipenjarakan di Wirogunan di Yogyakarta. Agustus 1951 akibat razia Kabinet Sukiman, Siauw kembali dijebloskan ke bui. PKI mengecam diskriminasi rasial, dan menentang sikap anti-tionghoa. PKI menerima peranakan Tionghoa bahkan ada diantaranya, seperti Tan Ling Djie, menduduki posisi pimpinan. Dalam DPR, PKI yang sering mendukung posisi anti-diskriminasi BAPERKI. Partai-partai lain sering tidak mendukung bahkan, membenarkan diskriminasi terhadap orang Tionghoa. Siauw Giok Tjhan berpendapat bahwa struktur masyarakat Indonesia memiliki elemen-elemen feodalisme, kolonialisme dan kapitalisme. Baginya Inilah penyakit kronis masyarakat Indonesia, yang membawa-kan penyakit-penyakit lainnya. Oleh karena itu menurutnya, masyarakat yang sehat hanya bisa dicapai bilamana penyakit kronis ini dibasmi secara tuntas. Akan tetapi, menurut Siauw, proses integrasi saja tidak mungkin menyembuhkan penyakit yang diendap oleh masyarakat Indonesia. Ia hanya mampu mencegah penyebarluasan dan pemarahan yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tersebut. Baginya, pengobatan yang paling tepat adalah melangsungkan operasi yang menghilangkan penyakit-penyakit yang diendap ini secara tuntas. Yaitu mengubah struktur masyarakat Indonesia yang masih mengandung feodalisme, kolonialisme dan kapitalisme itu menjadi masyarakat Pancasila-is atau masyarakat Sosialis ala Indonesia. Siauw yakin bahwa di dalam masyarakat yang demikian tidak ada lagi system penghisapan manusia oleh manusia, dan timbullah sebuah masyarakat di mana semua suku hidup secara harmonis yang memungkinkan adanya kegairahan berusaha tanpa kekhawatiran akan diskriminasi rasial. (SGT: Bhineka Tunggal Ika, Hal 188, 193; Lahirnya Konsepsi Asimilasi, Cetakan ke V, Diterbitkan oleh Yayasan Tunas Bangs, Jakarta, 1977, Hal 73-74) Pidato-pidato, tulisan-tulisan SGT, juga dokumen-dokumen Baperki tidak pernah mencanangkan komunisme sebagai objektif perjuangan politik mereka. Yang 7

8 didambakan oleh Siauw adalah perwujudan masyarakat sosialisme a la Indonesia yang diformulasikan Presiden Soekarno dan yang sesuai dengan UUD-45. Ini menunjukkan bahwa Siauw Giok Tjhan menggantungkan harapannya kepada PKI dan Revolusi Sosialis. Ia berpendirian bahwa hanya dengan melalui Revolusi Sosialis PKI masalah golongan Tionghoa dapatkan diselesaikan secara tuntas melalui proses integrasi wajar. Yap Thiam Hien yang anti Komunis menentang anjuran Siauw Giok Tjhan. Ia menyatakan bahwa 94% penduduk Indonesia beragama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha. Mereka bukan komunis dan menentang Komunisme. Ia juga berpendapat seandainya apa yang diidam-idamkan Siauw itu adalah sebuah masyarakat sosialis ala komunisme yang bisa direalisasi, itu akan memakan jangka waktu panjang, mungkin 100 tahun bahkan 1000 Ketika membicarakan keadaan ekonomi dan masyarakat Indonesia dari apa yang dinamakan orde baru dalam karya yang ditinggal-kannya, ia mengajukan berbagai masalah baru yang menyangkut modal asing, bantuan luar negeri, pengerukan harta Negara dan korupsi para birokrat baru, perbedaan kaya dan miskin serta perbedaan kota dan desa. Setelah tahun 1959, terutama di dalam Jaman Demokrasi Terpimpin, mengikuti irama dan slogan politik yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno, formulasi Siauw menjadi tegas. Perkataan masyarakat diubah menjadi masyarakat sosialis. Perkataan integrasi diubah menjadi integrasi revolusioner. Kita menekankan sekali lagi di sini pentingnya analisis kelas yang mendasar dan menyeluruh mengenai warga keturunan Tionghoa ini, bagian integral Nasion Indonesia kita. Siauw juga memiliki solidaritas kelas yang sangat tinggi. Itu barangkali yang membuat dia percaya bahwa sosialisme a la Indonesia itu menjadi jawaban sebenarnya, paling tidak di atas kertas, dari persoalan etnis. Menurut saya, Siauw mencoba menyederhanakan kelompok etnis ketika itu, sebagai persoalan kelas. Alasannya adalah Siauw pernah dianggap komunis, yang sejak tahun 1965 dianggap sebagai paham ideologi yang merusak Indonesia, sehingga tidak patut disinggung dalam sejarah. Padahal ke-absahan tuduhan itu tidak pernah dipermasalahkan. Dari semua tulisan/komentar di atas, terdapat hal-hal yang sangat menarik perhatian yang mendorong saya membuat kesimpulan sbb. Sudah tentu masing-masing orang bisa membuat kesimpulannys sendiri. 8

9 Pertama, SGT adalah seorang Marxis, dan BUKAN Marxis gadungan. SGT menggunakan Marxisme (analisa kelas) untuk menganalisa masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, SGT berpendapat bahwa struktur masyarakat Indonesia memiliki elemen-elemen feodalisme, kolonialisme dan kapitalisme. Dan rumusan ini PADA HAKEKATNYA, INTINYA, adalah sama dengan rumusan PKI setengah jajahan setengah feudal (elemen-elemen feudal, artinya tidak sepenuhnya feudal --- artinya setengah feudal; elemen-elemen kolonialisme artinya terjajah, tapi karena sudah punya pemerintahan sendiri, bukan jajahan langsung, makanya jadi setengah jajahan, dan elemen kapitalisme yang melahirkan borjuasi nasional.) Oleh karena itu baik SGT maupun PKI dalam tahap revolusi nasional demokratis sama-sama memperjuangkan ruang bagi kapitalis nasional untuk mendorong perkembangan ekonomi nasional. Siauw percaya pada perlunya perubahan STRUKTUR di Indonesia menjadi masyarakat sosialisme a la Indonesia. Seperti juga Sukarno yang anti Exploitation de l homme par l homme, SGT yakin bahwa di dalam masyarakat yang demikian tidak ada lagi system penghisapan manusia oleh manusia, dan timbullah sebuah masyarakat di mana semua suku hidup secara harmonis yang memungkinkan adanya kegairahan berusaha tanpa kekhawatiran akan diskriminasi rasial. ( Dan ini diambil oleh salah seorang penulis dari bukunya SGT sendiri: Bhineka Tunggal Ika, Hal 188, 193; Lahirnya Konsepsi Asimilasi, Cetakan ke V, Diterbitkan oleh Yayasan Tunas Bangs, Jakarta, 1977, Hal 73-74). Jelas SGT bukan seorang sosdem, yang menginginkan sosialisme tapi menerima penghisapan manusia oleh manusia. SGT sangat tinggi rasa solidaritas kelasnya. Justru karena SGT menggunakan analisa kelas, maka ia dituduh menyederhanakan kelompok etnis sebagai persoalan kelas. Di sini saya membenarkan SGT, karena analisa kelas harus diterapkan dalam menyelesaikan masalah rasisme. Seperti sukubangsa lainnya, komunitas tionghoa juga terbagi dalam kelas-kelas yang berbeda kepentingannya. Pentingnya melakukan analisa kelas ditekankan juga oleh Yusuf Isak. Jadi apa yang diperjuangan SGT adalah sosialisme a la Indonesia tanpa penghisapan manusia atas manusia. Ketika SGT bicara tentang modal domestik dan kapitalis nasional, sama sekali tidak dalam artian ia memperjuangkan kapitalisme sebagai perspektif revolusi Indonesia. Karena jelas bagi SGT, perspektif atau hari depan revolusi Indonesia adalah Sosialisme. Dan Sosialisme TIDAK dapat dicapai TANPA menyelesaikan terlebih dulu tahap revolusi nasional demokratis. 9

10 Sebenarnya tidak ada pertentangan antara pernyataan SGT yang di satu pihak menginginkan dikembangkannya modal domestik untuk mengembangkan ekonomi nasional dan di lain pihak pernyataannya yang menginginkan sosialisme a la Indonesia dengan menolak penghisapan manusia atas manusia. Celakanya, pernyataan Siauw Tiong Djin di bawah ini: Dalam hal inil Siauw secara gamblang memperjuangkan dipertahan-kannya system kapitalisme yang menjamin tumbuhnya modal domestik, yang pada umumnya berada dikelola oleh para pengusaha Tionghoa. ; dan diulangi lagi pada bagian lain: Program ekonomi Siauw menganjurkan dipertahankannya sistim kapitalisme yang memungkinkan pengembangan modal domestik untuk pembangunan ekonomi nasional. Paham ini jelas bertentangan dengan paham komunisme, dapat menimbulkan kesan seolah-olah SGT pro kapitalisme dan menentang sosialisme, padahal di bagian lain SGT mendambakan sosialisme a la Indonesia. Kesan adanya pertentangan ini saya tanyakan juga kepada Chan, tapi ia tidak menjawab atau menjelaskan. Penjelasan saya adalah, ketika STDjin bicara soal kapitalisme, sama sekali ia tidak memikirkan atau menghubungkannya dengan SIFAT masyarakat dan TAHAP revolusi Indonesia. Yang ia pikirkan adalah pendapat dirinya sendiri tentang kapitalisme dan hasrat besar untuk mempertentangkan SGT dengan PKI guna membersihkan SGT dari tuduhan Komunis. Di sinilah lainnya STDjin dengan SGT. Di mana letak kelainannya? SGT seorang Marxis yang membuat Analisa Kelas untuk menentukan siapa Kawan dan Lawan dalam tahap Revolusi yang sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. Sedangkan STDjin? Saya serahkan kepada masing-masing orang untuk mengkualifikasi-nya. Jadi, saya menginterpretasi kapitalisme yang dimaksud SGT adalah kapitalisme Negara sebagai transisi menuju sosialisme, bukan sebagai hari depan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, di samping bicara tentang modal domestik, SGT juga bicara dan mendambakan Sosialisme a la Indonesia sebagai perspektif Revolusi Indonesia. SGT memang tidak bilang hitam di atas putih bahwa perspektif Revolusi Indonesia adalah Sosialisme. Tapi mengingat SGT seorang Marxis dan pernyataan serta pandangannya yang dikutip para penulis tentang struktur masyarakat Indonesia, perlunya perubahan struktur, kapital domestik dan Sosialisme a la Indonesia, maka tidak sulit bagi siapapun yang mau pakai akal sehat dan logika untuk sampai pada kesimpulan itu. 10

11 Kalau kita bicara tentang kapitalisme Negara sebagai tahap pertama Revolusi Indonesia (yaitu tahap nasional dan demokratis), dan kemudian diteruskan ke Sosialisme, secara keseluruhan ide ini sama sekali tidak bertentangan dengan paham komunisme. Karena ini dijalankan juga oleh Lenin dan Mao. Yang bertentangan dengan paham komunisme adalah kapitalisme yang mengabadikan dan mensucikan kepemilikan pribadi atas alat produksi dan penghisapan manusia oleh manusia lain. Mengingat sikap SGT yang sangat memperhatikan revolusi Tkk yang dipimpin Mao dan terjemahan Red Star Over China, karya Edgar Snow yang dikerjakannya pada tahun 1938, semakin besar keyakinan saya bahwa SGT memang seorang Marxis, oleh karena itu ia mengerti tahap-tahap dan perspektif revolusi di Tiongkok dan juga di Indonesia. Seandainya SGT memang benar-benar bertentangan dengan PKI dalam soal borjuasi nasional dan sosialisme, maka tidak akan ada alasan bagi Yap Thiam Hien, yang anti komunis, untuk menentang mati-matian SGT dengan mengatakan bahwa 94% penduduk Indonesia beragama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha. Mereka bukan komunis dan menentang Komunisme. seandainya apa yang diidam-idamkan Siauw itu adalah sebuah masyarakat sosialis ala komunisme yang bisa direalisasi, itu akan memakan jangka waktu panjang, mungkin 100 tahun bahkan Kalau memang betul itu argumentasi Yap Thiam Hien, jelas ia tidak tahu dan tidak mengerti bahwa orang komunis dan PKI tidak pernah menentang agama. Inilah yang sampai sekarang dituduhkan terus menerus kepada PKI. PKI tidak mempersoalkan kepercayaan pribadi anggotanya. Saya tidak pernah menemukan dokumen PKI yang mensyaratkan atheisme untuk menjadi anggota PKI. Soal masyarakat sosialis a la komunisme (sebuah rumusan yang aneh!) akan makan jangka waktu panjang, itu tidak jadi masalah. Orang komunis berjuang bukan hanya untuk generasinya saja. Kalau bisa cepat dicapai, sudah tentu bagus sekali. Karena dengan demikian memperpendek penderitaan massa rakyat pekerja. Tapi mengingat secara kongkrit musuh massa rakyat pekerja dipersenjatai sampai giginya dan kekuatan ekonominya menguasai dunia, maka perjuangan memang bersifat jangka panjang. 11

12 Penilaian dan interpretasi saya terhadap sikap dan pandangan politik SGT JELAS bertentangan dengan interpretasi yang diberikan STDjin. STDjin menulis dalam subjudul: Pengembangan modal domestik perkawinan sosialisme dan kapitalisme Oleh musuh politiknya Siauw selalu dinyatakan sebagai seorang tokoh Komunis. Penelitian yang objektif menunjukkan bahwa tuduhan ini tidak tepat. Siauw mendukung sosialisme ala Indonesia yang dianjurkan Sukarno. Dalam konteks ini ia sering bertentangan dengan para tokoh PKI tentang pengertian modal domestik. Siauw sudah sejak tahun 50-an mencanangkan konsep perkawinan sosialisme dan kapitalisme. Yang dimaksud di sini adalah pembangunan ekonomi sosialis yang bersandar atas pengembangan modal domestik tanpa memperdulikan latar belakang ras pemilik modal. Ia harapkan modal-modal dagang domestik termasuk yang dimiliki pedagang-pedagang Tionghoa dibantu dan didukung pemerintah untuk berkembang demi mempercepat pembangunan negara. STDjin mengidentikkan pengembangan modal domestik dengan perkawinan sosialisme dan kapitalisme. STDjin berasumsi bahwa ide perkawinan sosialisme dan kapitalisme adalah ide SGT. Asumsi STDjin ini harus ia buktikan. Di mana dapat ditemukan tulisan SGT yang menguraikan ide tentang perkawinan sosialisme dan kapitalisme? Apa yang SGT maksud dengan perkawinan sosialisme dan kapitalisme, kalau memang betul ia ingin mengawinkan sosialisme dan kapitalisme? Tanpa menjelaskan perkawinan sosialisme dan kapitalisme, STDjin kemudian mengatakan Siauw mendukung sosialisme a la Indonesia yang dianjurkan Sukarno. Yang STDjin lupakan adalah pertama, Sukarno anti exploitation de l homme par l homme. Artinya Sosialisme yang diinginkan Sukarno SAMA SEKALI bukan Sosialisme yang menghalalkan dan menerima Exploitation de l homme par l homme. Kedua, yang STDjin lupakan juga adalah bahwa Sosialisme yang diinginkan SGT juga sebuah masyarakat dimana tidak ada lagi penghisapan manusia oleh manusia. Zhou Nanjing menemukan pendapat SGT ini dalam SGT: Bhineka Tunggal Ika, Hal 188, 193; Lahirnya Konsepsi Asimilasi, Cetakan ke V, Diterbitkan oleh Yayasan Tunas Bangs, Jakarta, 1977, Hal Masalah penghisapan manusia oleh manusia dianggap oleh Sukarno dan SGT sebagai soal pokok dalam hubungannya dengan Sosialisme. Maka itu mereka menyebutnya dalam pidatonya (Sukarno) dan tulisannya (SGT). Ini 100% BERTENTANGAN dengan Sosialisme dengan ciri Tkk yang didukung S. Suroso, Chan dan tampaknya juga oleh STDjin (kelihatan melalui perkawinan sosialisme dan kapitalisme nya). 12

13 Pernah saya tulis bahwa penghisapan manusia oleh manusia, analisa kelas, kontradiksi kelas, perjuangan kelas, imperialisme, nilai lebih, internasionalisme proletar, mode of production adalah masalah yang menjadi tabu bagi kaum revisionis dan mereka selalu menghindari dan menolak untuk mendiskusikannya. Karena mereka tidak menemukan dasar teori revolusioner untuk membenarkan penghisapan, maka satu-satunya jalan adalah mengakui bahwa memang di Tkk ada penghisapan, karena penghisapan DIPERLUKAN untuk membangun sosialisme. Bahkan S. Suroso bertanya, apa salahnya penghisapan? Ini sesuai dengan ajaran gurunya, Liu Shaoqi yang melihat manfaat dari penghisapan. Versi lainnya adalah jangan takut dengan merajalelanya kapitalisme. Dan Deng Xiaoping mengexpresikannya dengan metaphora: kucing hitam atau kucing putih, asal tangkap tikus. Argumentasi lain yang digunakan adalah JAMAN SUDAH BERUBAH maka TEORI JUGA HARUS BERUBAH!! Teori pembangunan sosialis yang dipraktekkan Mao salah! Semua perubahan/revisi ini mereka anggap sebagai kontribusi dan pengembangan Deng kepada Marxisme dan FMTT! Karena mereka MENGUBAH salah satu dasar dari Marxisme (Bukankah salah satu hal pokok yang ditemukan dan dianalisa Marx adalah soal nilai lebih dan dari situ Marx sampai pada apa yang dinamakan penghisapan?) maka saya bilang mereka revisionis. Tapi mereka marah dan menolak dibilang revisionis!! Padahal sudah MEREVISI Marxisme!! Lantas di mana logikanya ini? Saya lah yang dibilang MANDEK, karena saya tidak mau merevisi. Saya lah yang dibilang BUTA, tidak mau melihat kenyataan. Padahal kenyataan di dunia menunjukkan semakin hebatnya PENGHISAPAN yang melahirkan segelintir kaum bilyuner yang berkubang dalam uang dan kemewahan dan kesenjangan yang semakin besar antara yang miskin dan yang kaya. Mereka menganggap sangat sulit menghapus penghisapan (siapa pernah bilang mudah menghapuskan penghisapan?) maka logika mereka adalah, ikuti saja dulu dan terima saja penghisapan. Biarkan segelintir orang jadi kaya dulu. Padahal dari dulu tidak pernah ada orang yang dapat dengan begitu saja menghalang-halangi kaum konglomerat dan pemodal serta bankir untuk jadi kaya. HANYA perjuangan militant dan ulet dari rakyat sendiri seperti sudah dibuktikan di Soviet Uni dan Tiongkok yang dapat menghentikan dan menghalangi segelintir orang memperkaya dirinya melalui penghisapan dan penindasan. 13

14 Saya tetap memegang Sosialisme a la Indonesia yang menolak penghisapan yang diajukan Bung Karno. Tapi saya dicap macam-macam. Bukankah ini berarti cap yang mereka tempelkan kepada saya juga berlaku bagi bung Karno dan SGT??? Jadi apa yang diafirmasikan oleh STDjin bahwa Dalam konteks ini ia sering bertentangan dengan para tokoh PKI tentang pengertian modal domestik SAMA SEKALI tidak sesuai dengan kenyataan dan fakta sejarah. Di atas sudah saya tunjukkan bukti-buktinya melalui dokumen PKI. Di tambah lagi, afirmasi STDjin ini sama sekali tidak disertai dokumen atau kesaksian yang mendu-kungnya. STDjin menegaskan lebih jauh lagi Siauw sudah sejak tahun 50-an mencanangkan konsep perkawinan sosialisme dan kapitalis-me. Lagi-lagi HANYA ASUMSI tanpa bukti bahwa SGT ingin mengawinkan sosialisme dan kapitalisme. Lagi pula, apakah pada tahun 50-an, orang sudah bicara tentang perkawinan sosialisme dan kapitalisme? Bukankah istilah mengawinkan sosialisme dan kapitalisme timbul setelah klik revisionis Deng Xiaoping merebut kekuasaan dan mengubah haluan pembangunan Tkk? Di Tiongkok pun, kalau memang betul tercipta perkawinan sosialisme dan kapitalisme, sudah berpuluh kali saya tanya dan minta kepada S. Suroso dan Chan sebagai penganut revisionism Deng, untuk menunjukkan elemen atau unsur sosialisme yang masih dipertahankan. Sampai detik ini tidak pernah mereka tunjukkan. Kalau memang benar sosialisme dapat dikawinkan dengan kapitalisme, mengapa di Tkk harus dibongkar dulu komune rakyat, harus dihapus dulu hak mogok buruh, hak pekerja tetap seumur hidup, sistim kerja 8 jam, pendidikan dan pelayanan gratis, jaminan social ekonomi lainnya bagi buruh dan hak-hak demokratis kaum buruh lainnya?? Baru setelah semua itu lenyap Deng Xiaoping membangun dengan lebih mudah kapitalisme. Kalau mau diskusi dengan jujur untuk mencerahkan dan mengklarifikasi masalahnya, maka semua pertanyaan harusnya dijawab. Bukannya dihindari, dilewatkan dan dilupakan begitu saja. Kemudian muncul lagi dengan ide, asumsi atau kesimpulan yang SAMA yang sebenarnya sudah terbantah dengan argumentasi dan fakta yang tak pernah dijawab. Berdasarkan pada uraian di atas, saya khawatir STDjin, dengan sadar atau tidak, telah memelesetkan dan memelintirkan sikap dan ide SGT untuk mengajukan dan membela ideology, pandagan dan sikap politik pribadinya sendiri yang pro-kapitalisme, anti-pki dan anti-sosialis.._,_. 14

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh

Lebih terperinci

Sosialisme Indonesia

Sosialisme Indonesia Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai

Lebih terperinci

PERANAN KOMUNITAS TIONGHOA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA

PERANAN KOMUNITAS TIONGHOA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA PERANAN KOMUNITAS TIONGHOA DALAM PEMBANGUNAN BANGSA Siauw Tiong Djin Globalization menimbulkan anggapan di benak banyak orang bahwa nation-building (pembangunan bangsa) dan esensi nation tidak lagi relevan.

Lebih terperinci

Presiden Seumur Hidup

Presiden Seumur Hidup Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan

Lebih terperinci

G30S dan Kejahatan Negara

G30S dan Kejahatan Negara Telah terbit Buku: G30S dan Kejahatan Negara Catatan Penyunting Pada tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 7 pagi, saya bermain catur dengan ayah saya, Siauw Giok Tjhan di beranda depan rumah. Sebuah kebiasaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang

BAB V KESIMPULAN. pemikiran dua tokoh tersebut, tidak bisa kita lepaskan dari kehidupan masa lalunya yang BAB V KESIMPULAN Sutan Sjahrir dan Tan Malaka merupakan dua contoh tokoh nasional yang memberikan segenap tenaga dan pikirannya pada masa kemerdekaan. Kajian terhadap pemikiran dua tokoh tersebut, tidak

Lebih terperinci

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini

Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad ke 20 bukan hanya menjadi saksi perjuangan bangsa Indonesia, akan tetapi dalam hal gerakan-gerakan anti penjajahan yang bermunculan di masa ini menarik perhatian

Lebih terperinci

Nasion Indonesia dan Kewarganegaraan Indonesia Oleh: Siauw Tiong Djin

Nasion Indonesia dan Kewarganegaraan Indonesia Oleh: Siauw Tiong Djin Nasion Indonesia dan Kewarganegaraan Indonesia Oleh: Siauw Tiong Djin Sebelum kemerdekaan diproklamasikan, Liem Koen Hian, Tan Ling Djie, Tjoa Sik Ien dan Siauw Giok Tjhan berkali-kali bertemu untuk merumuskan

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari

BAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme

Lebih terperinci

Fakta Sejarah Perjuangan. Siauw Giok Tjhan Tidak Bisa Dihapus!

Fakta Sejarah Perjuangan. Siauw Giok Tjhan Tidak Bisa Dihapus! Fakta Sejarah Perjuangan Siauw Giok Tjhan Tidak Bisa Dihapus! Chan Chung Tak Eddie Lembong, mantan ketua INTI dengan tegas mengatakan, Fakta Sejarah Perjuangan Siauw Giok Tjhan, tidak bisa dihapus dari

Lebih terperinci

Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku

Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku Siauw Giok Tjhan, Sahabat-ku Go Gien Tjwan 1 Pada tanggal 4 November 1965, lebih dari sebulan setelah Gerakan 30 September yang melakukan kudeta pada tanggal 1 Oktober 1965, Siauw Giok Tjhan diambil oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka, bebas dan jujur.tetapi pemilihan umum 1955 menghasilkan

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun

I. PENDAHULUAN. sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjuangan bangsa Indonesia untuk menciptakan keadilan bagi masyarakatnya sejak jaman kemerdekaan berkali-kali menghadapi ujian. Pada tahun 1950-1959 di Indonesia berlaku

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis

BAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi

Lebih terperinci

Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia

Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia Warisan Bung Karno Untuk Rakyat Indonesia http://www.bergelora.com/opini-wawancara/artikel/2096-warisan-bung-karno-untuk-rakyat-indonesia.html Minggu, 14 Juni 2015 Presiden RI, Soekarno (Ist) Ditengah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini,

Lebih terperinci

Jalan Tengah Sosialisme

Jalan Tengah Sosialisme Jalan Tengah Sosialisme Paling tidak, terdapat empat penyebab krisis ideologi pembangunan. http://sinarharapan.co/news/read/150409102/-i-jalan-tengah-sosialisme-i- 09 April 2015 19:48 Ivan Hadar OPINI

Lebih terperinci

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN Nama : DIMAS DWI PUTRA Kelas : XII MIPA 3 SMAN 1 SUKATANI 2017/3018 Gagalnya usaha untuk kembali ke UUD 1945 dengan melalui Konstituante dan rentetan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

Siauw Giok Tjhan. Soe Tjen Marching 1

Siauw Giok Tjhan. Soe Tjen Marching 1 Siauw Giok Tjhan Soe Tjen Marching 1 Siapakah Siauw Giok Tjhan? Berpuluh tahun lamanya saya tidak tahu sama sekali. Mendengar namanya pun saya belum pernah. Karena saya adalah anak Orde Baru. Lahir pada

Lebih terperinci

pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965

pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 'Dicina-cinakan' di jalan: pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 Endang NurdinBBC Indonesia 27 Oktober 2017 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41738253?ocid=wsindonesia.chat-apps.in-app-msg.whatsapp.trial.link1_.auin

Lebih terperinci

APA KOMUNISME BISA DIBASMI?

APA KOMUNISME BISA DIBASMI? Kolom IBRAHIM ISA Rabu Sore, 10 Juni 2015 --------------------- APA KOMUNISME BISA DIBASMI? Dengan sendirinya! Kalau, sebuah tulisan (oleh

Lebih terperinci

Daftar Isi Kata Pengantar I Sebuah Imbauan A Sajak-Sajak i Pendirian, Pembangunan dan Perkembangan Ureca Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Ureca

Daftar Isi Kata Pengantar I Sebuah Imbauan A Sajak-Sajak i Pendirian, Pembangunan dan Perkembangan Ureca Kegiatan Organisasi Kemahasiswaan Ureca Daftar Isi Kata Pengantar I Sebuah Imbauan A Sajak-Sajak i Pendirian, Pembangunan dan Perkembangan Ureca Siauw Tiong Djin: Baperki, Ureca Dan Siauw Giok Tjhan 1 Go Gien Tjwan: Riwayat Ureca 39 Dali Santun

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT 37 BAB II PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA YANG DITUANGKAN DALAM UNJUK RASA (DEMONSTRASI) SEBAGAI HAK DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT A. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia Demokrasi adalah bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan terlupakan oleh masyarakat kota Madiun, terutama bagi umat Islam di Madiun. Pada bulan September tahun

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG MASALAH

A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Marhaenisme merupakan salah satu paham yang pernah ada dan berkembang di Indonesia. Paham ini merupakan gagasan pemikiran dari Soekarno yang menjadi tonggak

Lebih terperinci

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR

RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan 122 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis pembahasan dalam penelitian pemikiran Musso dan Aidit tentang komunisme di Indonesia, maka penulis menyusun kesimpulan. Adapun Kesimpulan yang dapat ditarik adalah

Lebih terperinci

A. Pengertian Orde Lama

A. Pengertian Orde Lama A. Pengertian Orde Lama Orde lama adalah sebuah sebutan yang ditujukan bagi Indonesia di bawah kepemimpinan presiden Soekarno. Soekarno memerintah Indonesia dimulai sejak tahun 1945-1968. Pada periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya disingkat UUD 1945 1 telah mengalami perubahan sebanyak empat kali, yakni Perubahan Pertama pada tahun 1999, Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis).

BAB I PENDAHULUAN. PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Analisis Masalah PKI merupakan sebuah Partai yang berhaluan Marxisme-Lenisme(Komunis). Partai Komunis Indonesia merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia

Lebih terperinci

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno

Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946,

BAB I PENDAHULUAN. Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setelah pusat politik RI dipindahkan ke Yogyakarta pada awal tahun 1946, dua jenis sistem pers muncul di Nusantara (Lee, 1971:35). Pertama, terdiri dari surat kabar-surat

Lebih terperinci

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. BY HANDOKO WIZAYA ON OCTOBER 4, 2017POLITIK https://seword.com/politik/partai-pdip-dan-pembasmian-pki-melalui-supersemar/ Menurut Sekretaris Jenderal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kemerdekaan sampai hingga era pengisian kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia yang dimulai sejak era sebelum dan selama penjajahan, kemudian dilanjutkan dengan era perebutan dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Pada bagian ini merupakan kesimpulan terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh setelah melakukan pengkajian dan sekaligus memberikan analisis

Lebih terperinci

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA,

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA, KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT SEMENTARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR VIII/MPRS/1965 TAHUN 1965 TENTANG PRINSIP-PRINSIP MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT DALAM DEMOKRASI TERPIMPIN SEBAGAI PEDOMAN BAGI LEMBAGA-LEMBAGA

Lebih terperinci

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri

PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA. Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri PENGARUH LIMA ALIRAN TERHADAP KEPEMIMPINAN DI INDONESIA Novia Kencana, MPA Universitas Indo Global Mandiri LIMA ALIRAN PEMIKIRAN POLITIK DI INDONESIA Terdapat lima aliran pemikiran politik di Indonesia,

Lebih terperinci

AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO

AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO Kolom IBRAHIM ISA Minggu, 15 Desember 2013 ----------------------- Menyambut Hangat Karya Penting SUAR SUROSO: AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA dan PENGGULINGAN BUNG KARNO Senin, 16 Desember

Lebih terperinci

TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1

TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1 TOKOH-TOKOH TIONGHOA DALAM REVOLUSI KEMERDEKAAN INDONESIA 1 Bondan Kanumoyoso http://www.nabilfoundation.org/media.php?module=publikasi&id=152 Kamis, 25 November 2010-12:05:57 WIB Tulisan ini menyorot

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi

BAB V KESIMPULAN. Sosialisme di China Tahun , maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi BAB V KESIMPULAN Dari pembahasan mengenai Pemikiran Mao Tse Tung Dalam Menanamkan Sosialisme di China Tahun 1935-1976, maka dapat diambil kesimpulan baik dari segi historis maupun dari segi pedagogis sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959)

BAB I PENDAHULUAN. The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) BAB I PENDAHULUAN The Constitution is made for men, and not men for the Constitution. (Soekarno, dalam pidato tanggal 17 Agustus 1959) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai

BAB V KESIMPULAN. Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai BAB V KESIMPULAN Pertama, mengenai tingkat kehidupan manusia dari masa pra sejarah sampai masa penjajahan Belanda merupakan hal yang sangat kompleks. Tan Malaka sedikit memberikan gambaran mengenai kondisi

Lebih terperinci

Wawancara Oriana Fallaci dengan Deng Xiaoping pada Agustus 1980

Wawancara Oriana Fallaci dengan Deng Xiaoping pada Agustus 1980 Wawancara Oriana Fallaci dengan Deng Xiaoping pada Agustus 1980 http://yinnihuarendeshehuigeming.blogspot.ca/2011/12/wawancara-deng-xiaoping-pada-agustus.html Oriana Fallaci: Akankah potret Ketua Mao akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nasakom merupakan hasil buah pikiran Presiden Soekarno yang dijadikannya sebagai gagasan pemersatu bangsa Indonesia dengan tujuan melanjutkan revolusi kita yang belum

Lebih terperinci

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK

PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK PANDANGAN POLITIK TAN MALAKA TENTANG KONSEP NEGARA REPUBLIK ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Program Studi Pendidikan Sejarah Pada

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR ISI DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 BAB II ISI... 4 2.1 Pengertian Sistem Pemerintahan... 2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia 1945 s.d.1949...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gagalnya Konstituante dalam menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) dan diikuti keadaan politik yang semakin rawan dengan munculnya rasa tidak puas dari daerah terhadap

Lebih terperinci

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA

2015 KAJIAN PEMIKIRAN IR. SUKARNO TENTANG SOSIO-NASIONALISME & SOSIO-DEMOKRASI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nasionalisme atau rasa kebangsaan tidak dapat dipisahkan dari sistem pemerintahan yang berlaku di sebuah negara. Nasionalisme akan tumbuh dari kesamaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap bangsa di dunia memiliki hak yaitu mendapatkan kemerdekaan, seperti didalam Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan alinea pertama Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan

Lebih terperinci

Kontroversi Agama dan Pancasila

Kontroversi Agama dan Pancasila Kontroversi Agama dan Pancasila Tugas Akhir Pancasila STMIK Amikom Yogyakarta Disusun Oleh : Dosen : : M Khalis Purwanto, Drs, MM Nama : HANANDA RISZKY PRATAMA Nim : 11.02.7959 ABSTRAK Agama mampu membangun

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENJADI TUAN DI NEGERI SENDIRI: PERSPEKTIF POLITIK Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Acara Konvensi Kampus VII dan Temu Tahunan XIII Forum Rektor

Lebih terperinci

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu;

Pemilu Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat UU Pemilu; Pemilu 1955. Ini merupakan pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia. Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Kalau dikatakan pemilu merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi, apakah

Lebih terperinci

SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SYARAT-SYARAT DAN PENYEDERHANAAN KEPARTAIAN (Penetapan Presiden Nomor 7 Tahun 1959 Tanggal 31 Desember 1959) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa berhubung dengan keadaan ketatanegaraan di Indonesia,

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Modul ke: DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA Fakultas TEKNIK Martolis, MT Program Studi Teknik Mesin TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS 1. MENYEBUTKAN PENGERTIAN, MAKNA DAN MANFAAT

Lebih terperinci

Negara Jangan Cuci Tangan

Negara Jangan Cuci Tangan Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)

Lebih terperinci

TENTANG Orang Pertama PKI D.N. AIDIT

TENTANG Orang Pertama PKI D.N. AIDIT Kolom IBRAHIM ISA Jum'at, 06 September 2013 ---------------------------------- SEJARAWAN HOESEIN RUSDHY: TENTANG Orang Pertama PKI D.N. AIDIT Suatu gejala positif dan patut disambut adalah tulisan sejarawan

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

KEGIATAN POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT. KEGIATAN.

KEGIATAN POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT POLITIK DAN KEPARTAIAN DI DAERAH PROPINSI IRIAN BARAT. KEGIATAN. Bentuk: Oleh: PENETAPAN PRESIDEN (PENPRES) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 14 TAHUN 1965 (14/1965) Tanggal: 14 JUNI 1965 (JAKARTA) Sumber: LN 1965/60; TLN NO. 2761 Tentang: Indeks: KEGIATAN POLITIK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Kebijakan The Great Leap Forward dan Dampaknya Terhadap Industri China Tahun 1958-1962. Kesimpulan

Lebih terperinci

Demokrasi Parlementer (Liberal)

Demokrasi Parlementer (Liberal) PERTEMUAN KE 5 Demokrasi Parlementer (Liberal) UUD 1945 periode pertama (1945-1949) RIS 1949 dan UUDS 1950 secara yuridis formal berakhir pada tanggal 5 Juli 1959 Periode (1945-1949 ) dikenal beberapa

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1982 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 1966 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERS SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

Pemikiran Politik Soetan Sjahrir

Pemikiran Politik Soetan Sjahrir CUT JUNIANTY SYAHRA Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan, Jl. Dr. Sofyan No.1 Medan, 20155, Telepon: 061-8220760, Email: cut_fadden@yahoo.com Diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang

BAB I PENDAHULUAN. tokoh perjuangan lainnya, seperti dengan Tan Malaka, Soekarno, dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Soetan Sjahrir merupakan tokoh yang kontroversial pada masa itu, ia mempunyai ciri khas yang kompleks, pemikirannya sering kali berbeda dengan tokoh perjuangan

Lebih terperinci

Perjalanan Politik Siauw Giok Tjhan

Perjalanan Politik Siauw Giok Tjhan Perjalanan Politik Siauw Giok Tjhan Siauw Tiong Djin 1 Perjalanan politik Siauw Giok Tjhan yang panjang dimulai ketika ia pada tahun 1932 menjadi seorang yatim piatu, di usia 18 tahun. Ketika itu ia duduk

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan suatu gerakan rakyat, yang bersendikan demokrasi terpimpin,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Terdapat beberapa hal yang penulis simpulkan berdasarkan permasalahan yang 168 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dipaparkan dalam bab ini merujuk pada jawaban atas permasalahan penelitian yang telah dikaji oleh penulis di dalam bab sebelumnya. Terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis

Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Kritik Terhadap Sistem Ekonomi Sosialis Disusun oleh: Riza Anggraeni (054440) Santi Nurbayanti (054449) Yani Oktaviani (054941) Yolanda Avrilia (055153) Wiwin Wina (055237) Sistem Ekonomi Sosialis A. Pengertian

Lebih terperinci

Gerwani dan Tragedi 1965

Gerwani dan Tragedi 1965 http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?nd772204btr Senin, 30/09/2013 15:41 WIB Gerwani dan Tragedi 1965 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani Idham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22).

BAB I PENDAHULUAN. political competition and struggles, in which the media, as institution, take a. position (Kahan, 1999: 22). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah These approaches and almost all the specific literature on media and politics have in common a view of the media as refelction of the society s political competition

Lebih terperinci

Tiga Komponen Marhaenisme

Tiga Komponen Marhaenisme Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung

Lebih terperinci

Relevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi. Oleh Max Lane. Oldefo vs Nefo

Relevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi. Oleh Max Lane. Oldefo vs Nefo Relevansi Pemikiran Bung Karno dalam Era Globalisasi Oleh Max Lane Oldefo vs Nefo Indonesia sekarang menghadapi serangan dari negara-negara industri, terutama Amerika Serikat, Eropa Barat, Jepang, dan

Lebih terperinci

Ini Pesan Bung Karno Untuk Mereka Yang Anti-Komunis

Ini Pesan Bung Karno Untuk Mereka Yang Anti-Komunis Ini Pesan Bung Karno Untuk Mereka Yang Anti-Komunis Dalam sepekan terakhir, propaganda anti-komunisme sedang ditiupkan sangat kencang. Bersamaan dengan itu, sejumlah orang ditangkap, kemudian kaus dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Pebruari merupakan titik permulaan perundingan yang menuju kearah berakhirnya apartheid dan administrasi minoritas kulit putih di Afrika Selatan.

Lebih terperinci

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA.

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MPRS DAN MPR RI BERDASARKAN KETETAPAN MPR RI NO I/MPR/2003 PASAL 2 DAN PASAL 4 35 36 PASAL 2 KETETAPAN MPR RI NO I/MPR/2003 37 38 MAJELIS PERMUSYAWARATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ideologi marxisme pada saat ini telah meninggalkan pemahaman-pemahaman pertentangan antar kelas yang dikemukakan oleh Marx, dan menjadi landasan

Lebih terperinci

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia Nama : Rizqon Sadida NIM : 11.11.5381 Kelompok : E Program Studi : Strata 1 (S1) Jurusan Dosen : Teknologi Informatika : Abidarin Rosidi, Dr, M.M.A ABSTRAKSI.

Lebih terperinci

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Mukadimah Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965

Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Tulisan ini bukanlah resensi buku. Melainkan seruan atau anjuran kepada orang-orang yang mempunyai hati nurani dan berperkemanusiaan, atau yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide (usul) atau pengertian yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Konsepsi Presiden Soekarno Secara etimologis, konsepsi berasal dari perkataan konsep, sedangkan konsep diartikan sebagai rancangan atau buram surat,

Lebih terperinci

sherila putri melinda

sherila putri melinda sherila putri melinda Beranda Profil Rabu, 13 Maret 2013 DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA DEMOKRASI YANG PERNAH BERLAKU DI INDONESIA Demokrasi berasal dari kata DEMOS yang artinya RAKYAT dan

Lebih terperinci

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA MUKADIMAH Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan, keadilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena,

BAB I PENDAHULUAN. 2001) hal 44. Universitas Indonesia. 1 S.Suroso, Asal Usul Teori Sosialisme, Marxisme sampai Komune Paris (Jakarta : Pustaka Pena, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak kemenangan Partai Komunis Cina (PKC) dan berdirinya Republik Rakyat Cina (Cina) pada tahun 1949, Cina secara resmi menggunakan ideologi sosialis-komunis

Lebih terperinci

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asas kerakyatan mengandung arti bahwa kedaulatan ada pada rakyat. Segala hukum (recht, peraturan perundang-undangan)

Lebih terperinci

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU

Modul ke: Pancasila. Pancasila sebagai Ideologi Negara. Fakultas MKCU. Finy F. Basarah, M.Si. Program Studi MKCU Modul ke: Pancasila Pancasila sebagai Ideologi Negara Fakultas MKCU Finy F. Basarah, M.Si Program Studi MKCU Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila Abstract: Pancasila sebagai Ideologi, dan ideologi

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Dinamika Penerapan Demokrasi Undang Undang yang berkaitan dengan Demokrasi a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. kebimbangan-kebimbangan dan akibatnya akan mudah terpengaruh pada hasutanhasutan

BAB IV ANALISIS. kebimbangan-kebimbangan dan akibatnya akan mudah terpengaruh pada hasutanhasutan 74 BAB IV ANALISIS Untuk mengisi kemerdekaan, adanya semangat rakyat Indonesia yang menyala-nyala bagi Soetan Sjahrir merupakan hal yang penting, tetapi perlu disertai dengan pengertian terhadap perjuangan

Lebih terperinci

Refleksi Pandangan Siauw Giok Tjhan Mengenai Nasion/Bangsa Indonesia dan Suku Tionghoa. Leo Suryadinata

Refleksi Pandangan Siauw Giok Tjhan Mengenai Nasion/Bangsa Indonesia dan Suku Tionghoa. Leo Suryadinata Refleksi Pandangan Siauw Giok Tjhan Mengenai Nasion/Bangsa Indonesia dan Suku Tionghoa Leo Suryadinata Pandangan Siauw Giok Tjhan (1914-1981) tentang Nasion/Bangsa Indonesia dan Suku Tionghoa tidak banyak

Lebih terperinci

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA 1. BPUPKI dalam sidangnya pada 29 Mei sampai dengan 1 Juni 1945 membicarakan. a. rancangan UUD b. persiapan kemerdekaan c. konstitusi Republik Indonesia Serikat

Lebih terperinci

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014

PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 PENGATURAN PERKAWINAN SEAGAMA DAN HAK KONSTITUSI WNI Oleh: Nita Ariyulinda Naskah diterima : 19 September 2014; disetujui : 3 Oktober 2014 Membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

Lebih terperinci

BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA. A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina

BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA. A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina BAB III STATUS KEWARGANEGARAAN KOMUNITAS CINA DI YOGYAKARTA A. Dasar Hukum Kewarganegaraan Komunitas Keturunan Cina Pada tahun pertama kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah belum memperhatikan persoalan

Lebih terperinci

BAB IV SIMPULAN. "Dasar Cina lu." "Eh Cina lu! Cina lu!" "Woi Cina ngapain disini?"

BAB IV SIMPULAN. Dasar Cina lu. Eh Cina lu! Cina lu! Woi Cina ngapain disini? BAB IV SIMPULAN Melihat tindakan yang diambil pemerintah dengan menghilangkan panggilan Cina dan menggantinya dengan kata Tionghoa ataupun Tiongkok ke depannya memang merupakan suatu keputusan yang bagus.

Lebih terperinci

Ebook dan Support CPNS Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com:

Ebook dan Support CPNS   Ebook dan Support CPNS. Keuntungan Bagi Member cpnsonline.com: SEJARAH NASIONAL INDONESIA 1. Tanam paksa yang diterapkan pemerintah colonial Belanda pada abad ke-19 di Indonesia merupakan perwujudan dari A. Dehumanisasi masyarakat Jawa B. Bekerjasama dengan Belanda

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 52, 1982 (PENERANGAN. Mass Media. Pers. Perubahan. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1966 juncto Undang-undang Nomor 4 Tahun 1967. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara

Lebih terperinci

A. Pengertian Pancasila

A. Pengertian Pancasila PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI A. Pengertian Pancasila Istilah nilai dipakai untuk menunjuk kata benda abstrak yang artinya keberhargaan atau kebaikan. Di samping itu juga untuk menunjuk kata kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan

Lebih terperinci

Seabad Wayang Orang Ang Hien Hoo di Malang

Seabad Wayang Orang Ang Hien Hoo di Malang Seabad Wayang Orang Ang Hien Hoo di Malang Oleh: Abdul Malik http://www.kompasiana.com/kurakurabiru/seabad-wayang-orang-ang-hien-hoo-di-malang_5535b4686ea834ff25da42d5 17 April 2015 17:49:16 Diperbarui:

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci