BAB 2 LANDASAN TEORI. Digital image processing adalah istilah untuk memproses gambar (picture) dua

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. Digital image processing adalah istilah untuk memproses gambar (picture) dua"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Definisi Pengolahan Citra Digital image processing adalah istilah untuk memproses gambar (picture) dua dimensi oleh komputer digital (Jain, 989, p). Segala proses yang digunakan untuk mengolah suatu gambar dikenal dengan image processing. Ada pun istilah pengolahan gambar menurut Ahmad (25, p4), image processing atau pengolahan gambar adalah bidang tersendiri yang sudah cukup berkembang sejak orang mengerti bahwa komputer tidak hanya dapat menangani data teks, tetapi juga data gambar. Bidang-bidang yang termasuk dalam image processing meliputi penajaman gambar, penonjolan fitur tertentu dari suatu gambar, komponen gambar dan koneksi gambar yang tidak fokus atau kabur, pewarnaan pada gambar grayscale, dan sebagainya. 2.2 Konsep Dasar Rekayasa Piranti Lunak Menurut Pressman (992, p24), rekayasa piranti lunak mencakup tiga elemen yang mampu mengontrol proses pengembagan piranti lunak, yaitu sebagai berikut. a. Methods Menyediakan cara-cara teknis untuk membangun piranti lunak. b. Tools Menyatakan dukungan otomatis atau semi otomatis yang mengkombinasikan software, hardware, dan software engineering database. 5

2 6 c. Procedures Merupakan pengembangan metode dan alat bantu. Dalam skripsi ini digunakan perancangan software dengan model Classic Life Cycle (Waterfall Model). Serangkaian kegiatan yang dilakukan selama perancangan software, antara lain sebagai berikut. a. Rekayasa dan analisis sistem. Proses menganalisis kebutuhan secara umum yang berkaitan dengan hardware, user, dan database. b. Analisis kebutuhan software. Proses menganalisis kebutuhan dengan memfokuskan pada spesialisasi software. Semua kebutuhan baik sistem mau pun software harus didokumentasikan dan harus dikaji oleh user. c. Perancangan. Pada tahap ini, ada tiga hal yang harus difokuskan dalam program, yaitu struktur data, arsitektur software, dan prosedur detil. Di tahap proses ini, kebutuhan dituangkan menjadi software yang layak dari segi kualitas, sebelum masuk pada proses pengkodean. d. Pengkodean. Difokuskan pada penterjemahan hasil rancangan ke bahasa mekanik yang dimengerti oleh mesin dalam bentuk program. e. Pemeliharaan. Perubahan-perubahan yang dilakukan pada software untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan user atas fungsi-fungsi baru. 2.3 Algoritma Image Matching Dalam skripsi ini, algoritma yang digunakan untuk mewarnai gambar grayscale adalah Algoritma Image Matching, seperti terlihat pada Gambar 2.. Mewarnai gambar grayscale dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu di antaranya adalah dengan mentransfer warna dari gambar berwarna ke gambar grayscale.

3 7 Sumber: Gambar 2. Contoh Pentransferan Warna dengan Algoritma Image Matching Pentransferan warna secara keseluruhan dari gambar warna ke gambar grayscale dapat dilakukan dengan mencocokkan tingkat kecerahan dan informasi tekstur di antara kedua gambar. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut (Welsh, 22, pp277-28) Pengkonversian Gambar ke Dalam Bentuk l αβ Color Space Dua gambar yang telah diinput oleh user, yaitu sebuah gambar berwarna dan sebuah gambar grayscale, harus diubah ke l αβ color space terlebih dahulu. Proses pengkonversian ini diperlukan karena l αβ color space memiliki komponen L (luminance) yang dapat mempermudah proses pencocokan pixel gambar, dan juga komponen α dan β yang dapat ditransfer dari gambar warna ke gambar grayscale setelah proses pencocokan pixel dilakukan. Dengan mengasumsikan bahwa kedua gambar yang diinputkan adalah gambar RGB color space, maka proses yang perlu dilakukan adalah mengubah RGB color space menjadi l αβ color space. Proses konversi dari RGB ke l αβ ini dibagi menjadi dua tahap (Reinhard, 2, pp34-4), sebagai berikut.

4 8 a. Mengkonversi RGB (Red, Green, Blue) ke LMS (Long Middle Short wavelengths). Konversi RGB ke αβ l melalui tahap konversi RGB ke LMS karena RGB merupakan transformasi dari LMS. LMS yaitu long wavelength (L), middle wavelength (M), dan short wavelength (S), merupakan salah satu cara untuk merepresentasikan warna dengan tiga buah variabel. Matriks transformasi yang digunakan adalah: = B G R S M L (2.) b. Mengkonversi LMS ke αβ l Matriks transformasi yang digunakan adalah: = S M L l β α (2.2) Pembuatan Histogram Gambar Setiap pixel pada gambar grayscale harus dicocokkan dengan pixel pada gambar warna, untuk mentransfer nilai kromatik (komponen α dan β ) dari gambar warna ke gambar grayscale. Pencocokan ini dilakukan dengan membandingkan tingkat kecerahan dan statistika pixel di sekeliling pixel yang dibandingkan. Tingkat kecerahan kedua gambar seringkali berbeda jauh. Oleh karena itu, perlu dilakukan luminance remapping, yaitu menggeser dan menskalakan histogram tingkat

5 9 kecerahan gambar warna agar sesuai dengan histogram tingkat kecerahan gambar grayscale. Beberapa tahap yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. a. Membuat histogram tingkat kecerahan gambar warna b. Membuat histogram tingkat kecerahan gambar grayscale. c. Melakukan luminance remapping. Proses luminance remapping meliputi proses perataan histogram dan proses spesifikasi histogram Perhitungan Statistika Pixel Proses perhitungan statistika pixel dilakukan dengan cara mencocokkan antara pixel gambar warna dengan pixel gambar grayscale. Proses ini meliputi dua tahap, sebagai berikut. a. Memasukkan jumlah sampel gambar warna serta ukuran panjang dan lebar masingmasing sampel pixel yang diinputkan oleh user, untuk diikutkan dalam perhitungan statistika. b. Perhitungan statistika gambar grayscale dilakukan terhadap setiap pixel. Perhitungan ini dilakukan dengan menghitung rata-rata dan simpangan baku di sekeliling pixel sesuai dengan ukuran yang diinputkan oleh user Pencocokan Pixel Proses pencocokan pixel dilakukan terhadap gambar warna dan gambar grayscale yang telah diinputkan oleh user. Proses pencocokan pixel dilakukan dengan cara menghitung rata-rata dan simpangan baku tingkat kecerahan pixel di sekelilingnya. Dengan menganggap rata-rata (μ) dan simpangan baku (σ) tersebut sebagai koordinat,

6 maka pixel gambar warna yang paling cocok adalah pixel yang memiliki jarak terpendek (d) dengan pixel pada gambar grayscale. Rumus yang digunakan adalah: σ 2 (μ 2, σ 2 ) d = ( μ μ ) + ( σ ) 2 2 σ 2 d μ (2.3) (μ, σ ) Tahap perhitungan statistika dan pencocokan pixel biasa disebut dengan texture synthesis dengan sampling local models, yaitu mencari tekstur yang sama pada dua gambar yang berbeda dengan menghitung selisih (perbedaan distribusi) sekeliling kedua pixel yang dibandingkan. Selisih ini bernilai kecil jika kedua pixel yang dibandingkan mirip, dan bernilai besar jika keduanya berbeda jauh. Sedangkan yang digunakan dalam proses pencocokan pixel adalah selisih (perbedaan distribusi) yang bernilai kecil Pentransferan Warna Proses pentransferan warna dilakukan setelah ditemukan pixel yang paling cocok. Nilai kromatik α dan β dipindahkan ke pixel target pada gambar grayscale, dengan tetap mempertahankan tingkat kecerahan pixel. Setelah proses pewarnaan tersebut, maka gambar grayscale yang telah mempunyai warna dalam l αβ color space harus diubah kembali ke RGB color space untuk ditampilkan. Tahap ini meliputi dua proses (Reinhard, 2, pp34-4), sebagai berikut.

7 a. Mengkonversi lαβ ke LMS Matriks transformasi yang digunakan adalah: L = M S l α 2 β 2 (2.4) b. Mengkonversi LMS ke RGB Matriks transformasi yang digunakan adalah: R 4,4679 = G,295 B,497 3,5873 2,89,2439,93 L,624 M.245 S (2.5) 2.4 Teori Warna Suatu sistem standar yang diperlukan untuk merepresentasikan warna biasa disebut color space. Ada dua jenis color space yang sering digunakan dalam aplikasi (Forsyth, 23, pp53-9) Linear Color Spaces Linear Color Spaces menyatakan bahwa suatu warna itu terdiri dari tiga warna utama cahaya atau tiga macam panjang gelombang, yaitu LMS (Long, Middle, Short). Untuk memperoleh suatu warna tertentu, diperlukan pencocokan warna dengan mengubah komposisi ketiga warna utama tadi. Dengan menggunakan algoritma ini, terdapat beberapa standar color spaces yang menerapkan cara-cara yang berbeda untuk memperoleh warna yang diinginkan.

8 2 a. CIE XYZ Color Space Diciptakan oleh Commission Internationale de I Eclairage (CIE) pada tahun 93, CIE XYZ merupakan salah satu standar yang cukup terkenal, tetapi sudah kuno. Kelemahan color space ini adalah sulitnya untuk mengatur brightness (Loy, 22, pp-28). Untuk merepresentasikan warna, standar ini menggunakan kombinasi penambahan nilai X, Y, Z. Ketiga nilai ini selalu bernilai positif, dan diubah menjadi nilai RGB melalui matriks transformasi berikut. X.49 = Y.77 Z R. G.99 B (2.6) b. RGB Color Space Sebagian besar spektrum yang terlihat oleh mata manusia, dapat direpresentasikan dengan menggabungkan warna cahaya merah, hijau, dan biru (RGB) dalam intensitas dan perbandingan yang beragam. Namun, tidak semua warna yang terlihat manusia dapat direpresentasikan dengan kombinasi ketiga nilai warna ini (Loy, 22, pp- 28). Perpotongan ketiga warna tersebut menghasilkan warna cyan, magenta, kuning, dan putih. Karena warna RGB dapat dikombinasikan untuk menghasilkan warna putih, maka warna ini disebut juga additive colors.

9 3 Sumber: Adobe Photoshop 7 Help Files Gambar 2.2 Additive Colors RGB c. CMYK Color Space CMYK Color Space dibuat berdasarkan kualitas penyerapan cahaya dari tinta yang dicetak pada kertas. Ketika seberkas cahaya putih mengenai tinta, beberapa gelombang tertentu diserap, sementara gelombang yang lainnya dipantulkan ke mata manusia. Berdasarkan teori, kombinasi warna cyan (C), magenta (M), dan kuning (Y) yang murni, akan menyerap semua cahaya dan menghasilkan warna hitam. Karena itulah, warna ini seringkali disebut subtractive colors. Sumber: Adobe Photoshop 7 Help Files Gambar 2.3 Subtractive Colors CMYK

10 Non-Linear Color Spaces Metode non-linear color spaces ini biasanya menyajikan warna dengan menggunakan suatu bidang lingkaran warna spektrum. Dengan demikian, untuk menyajikan warna tertentu, tidak terlalu sulit bagi manusia untuk membayangkannya. Saat ini, ada beberapa standar yang menggunakan non-linear color spaces untuk menyajikan suatu warna. a. HSV color space HSV color space merupakan bentuk transformasi non linier dari RGB color space, yaitu: RGB (Red, Green, Blue) ke HSV (Hue, Saturation, Value): V = ( R + G + B) 3 S 3 = a ( R + G + B) *, di mana a adalah nilai minimum dari RGB (2.7) H = cos,5* ( R G) + ( R B) 2 ( R G) + ( R B) *( G B).5 b. CIE LAB color space CIE LAB terdiri dari komponen L (luminance atau tingkat kecerahan) dan dua komponen warna, yaitu komponen A (hijau sampai merah) dan komponen B (biru sampai kuning). Koordinat dari warna CIE LAB diperoleh dari perhitungan koordinat warna nonlinear color space CIE XYZ.

11 5 L * = 6 * Y Yn / 3 Y - 6. jika >.8856 Yn Y Atau jika tidak: L * = 93.3 * Yn X Y a* = 5 * (f ( ) f ( )) Xn Yn Y Z b* = 2 * (f ( ) f ( )) (2.8) Yn Zn 3 di mana: f ( t) = t /, jika t >.8856 atau jika tidak: f ( t) = * t Keterangan: Xn, Yn, dan Zn adalah nilai X, Y, Z untuk tingkat kecerahan yang X Y Z digunakan untuk contoh X, Y, Z. Nilai (konstanta) dari,, Xn Yn Zn adalah lebih besar dari Gambar Bitmap Gambar Bitmap sering disebut juga dengan gambar raster. Gambar Bitmap adalah gambar yang terbentuk dari pixel, dengan setiap pixelnya mempunyai warna tertentu. Jika gambar bitmap ini diperbesar, misalnya menjadi 4 kalinya, maka gambar akan menjadi kabur karena pixelnya juga bertambah besar menjadi 4 kalinya (kualitas gambar menurun). Format gambar bitmap sering dipakai dalam foto dan gambar. Dua istilah yang perlu dipahami ketika bekerja dengan gambar bitmap adalah resolusi dan kedalaman warna.

12 6 Setiap kotak kecil (pixel) mempunyai nilai (kecerahan atau warna) dan lokasi masing-masing (Kay dan Levine, 995, pp-5). Setiap pixel yang ditampilkan pada layar monitor, dipetakan sebagai salah satu atau lebih bit dalam memori komputer. Karena itu, gambar yang ditampilkan dengan cara ini disebut sebagai bitmap yang artinya peta bit. Cara ini sering digunakan karena lebih mudah digunakan, tanpa batas, dan dapat berlaku untuk semua gambar. Gambar bitmap mempunyai keunggulan, yaitu kemudahannya untuk ditampilkan secara rinci dengan pola-pola yang kompleks atau gambar fotorealistik, yang tidak dapat dengan mudah direpresentasikan sebagai model matematika (garis, kurva, dan bidang). 2.6 Pixel (Picture Element) Gambar yang bertipe bitmap tersusun dari pixel-pixel. Pixel disebut juga dengan dot. Pixel berbentuk bujur sangkar dengan ukuran relatif kecil yang merupakan penyusun/pembentuk gambar bitmap. Banyaknya pixel tiap satuan luas tergantung pada resolusi yang digunakan. Keanekaragaman warna pixel tergantung pada bit depth (kedalaman warna) yang dipakai. Semakin banyak jumlah pixel tiap satu satuan luas, semakin baik kualitas gambar yang dihasilkan dan tentu akan semakin besar ukuran filenya. 2.7 Format File BMP Struktur file BMP terdiri dari empat bagian seperti pada diagram di bawah ini. Bagian pertama adalah header, diikuti dengan bagian informasi, palet warna, dan data pixel.

13 7 Header file Info Header Optional Pallet Image Data Sumber: Gambar 2.4 Struktur File BMP Berikut ini akan dibahas secara singkat masing-masing bagian struktur yang terdapat pada sebuah file BMP (Kay dan Levine, 995, pp-5) Header BMP Fungsi utama dari header pada file BMP adalah sebagai tanda/ciri yang mengidentifikasi format file tersebut. Header pada file BMP mempunyai beberapa field yang jarang digunakan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2.. Tabel 2. Tabel Header BMP Offset Nama Field Ukuran Keterangan BfType 2 byte Berisi Karakter BM 2 BfSize 4 byte Ukuran file BMP dalam byte 6 BfReserved 2 byte Tidak digunakan 8 BfReserved2 2 byte Tidak digunakan BfOffbits 4 byte Offset kepada awal data pixel dalam byte

14 Informasi BMP Informasi BMP yang mengikuti header BMP, mempunyai ukuran minimal 4 byte. Beberapa field penting yang terdapat pada informasi BMP, yaitu panjang dan lebar, jumlah bit per pixel, dan jenis kompresi, seperti terlihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2 Tabel Informasi BMP Offset Nama Field Ukuran Keterangan 4 BiSize 4 byte Ukuran header dalam byte 8 BiWidth 4 byte Lebar gambar 22 BiHeight 4 byte Panjang gambar 26 BiPlanes 2 byte Bernilai 28 BiBitCount 2 byte Bits per pixel, 4, 8, 6, 24, atau 32 3 BiCompression 4 byte Jenis Kompresi. RGB=, RLE8=, RLE4=2, atau BITFIELDS=3 34 BiSizeImage 4 byte Ukuran gambar kompresi dalam byte 38 BixPelsPerMeter 4 byte Resolusi horizontal 42 BiyPelsPerMeter 4 byte Resolusi vertical 46 BiClrUsed 4 byte Jumlah warna yang digunakan 5 BiClrImportant 4 byte Jumlah warna yang penting Palet Warna BMP Gambar yang menggunakan, 4, atau 8 bits per pixel pasti mempunyai palet warna. Pada umumnya palet berisi 2, 6, atau 256 macam warna, tetapi dapat lebih sedikit jika gambar yang bersangkutan tidak menggunakan semua warna yang tersedia. Untuk gambar 24 bit, tidak digunakan palet warna, melainkan langsung ditampilkan nilai RGB (Red, Green, Blue). Masing-masing warna dalam palet memiliki ukuran sebesar 4 byte, seperti terlihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Tabel Palet Warna BMP Offset Nama Field Ukuran Keterangan RgbBlue byte Nilai warna biru RgbGreen byte Nilai warna hijau 2 RgbRed byte Nilai warna merah 3 RgbReserved byte Bernilai

15 Data Pixel BMP Data pixel terletak setelah palet warna jika ada. Jika tidak, data pixel terletak setelah informasi BMP. Untuk mengetahui awal (offset) letak data pixel, digunakan BfOffBits pada Header BMP. Baris pixel untuk beberapa file BMP dengan jumlah bit per pixel yang berbeda. ) File BMP bit per pixel Setiap pixel berukuran bit, dan dikemas dalam ukuran byte yang berisi 8 data pixel yang mengacu pada palet warna yang berisi 2 warna. 2) File BMP 4 bit per pixel Dalam gambar yang tidak terkompresi, setiap byte berisi 2 data pixel. Masingmasing data pixel mengacu pada palet warna yang berisi 6 warna. 3) File BMP 8 bit per pixel Setiap pixel dalam baris mempunyai sebuah nilai sebesar byte, yaitu indeks pada palet 256 warna. 4) File BMP 6 bit per pixel Setiap pixel mempunyai sebuah nilai integer sebesar 2 byte. Jika gambar tidak terkompresi, maka setiap warna disajikan dalam nilai 5 bit, dimana bit paling kiri tidak digunakan, seperti terlihat pada Gambar Red Blue Green 5) File BMP 24 bit per pixel Gambar 2.5 Format Data Pixel 6 Bit Per Pixel Setiap pixel berukuran 3 byte, terdiri dari urutan warna biru, hijau, merah. 6) File BMP 32 bit per pixel

16 2 Setiap pixel mempunyai nilai integer sebesar 4 byte, terdiri dari urutan warna biru, hijau, merah, dan byte tidak terpakai 2.8 Histogram Citra Histogram merupakan alat yang berguna untuk melihat profil intensitas dari suatu citra. Histogram memberikan gambaran tentang komposisi citra, informasi tentang kontras, dan distribusi intensitas citra secara keseluruhan. Sebuah histogram disajikan melalui sebuah diagram batang, di mana nilai intensitas pixel ditempatkan pada sumbu x, dan banyak setiap intensitas pixel ditempatkan pada sumbu y. Suatu citra yang gelap akan memiliki distribusi pixel di sebelah kiri lebih banyak. Sedangkan citra yang cerah memiliki distribusi pixel di sebelah kanan lebih banyak. Pada citra yang ideal, distribusi pixel akan merata pada setiap nilai intensitas histogram Perataan Histogram Perataan histogram ini bertujuan untuk memperoleh histogram yang merata untuk setiap intensitas pixel-nya (Gose, 996, pp ). Dengan demikian, dihasilkan citra baru yang memiliki histogram yang lebih terdistribusi, yaitu frekuensi setiap intensitas pixel yang ditempatkan pada sumbu y, kurang lebih sama. Perataan histogram tidak benar-benar meratakan histogram. Seperti terlihat pada Gambar 2.8, proses ini hanya akan mendistribusikan ulang distribusi intensitas pixel citra yang bersangkutan. Jika histogram citra memiliki banyak bukit dan lembah, maka setelah proses perataan histogram, histogram tersebut akan tetap memiliki banyak bukit

17 2 dan lembah, tetapi bukit dan lembah tersebut akan bergeser. Karena itu, perataan histogram lebih mengacu kepada istilah penyebaran dibandingkan perataan. (a) Gambar 2.6 (a) Histogram Asal (b) (b) Histogram Setelah Perataan Perataan histogram dapat dilakukan melalui ketiga tahap di bawah ini (Crane, 997, pp47-49). a. Membuat histogram Langkah pertama ini dilakukan dengan menghitung jumlah (frekuensi) setiap nilai pixel dalam citra. Pembuatan histogram ini diawali dengan persiapan sebuah array yang berisi nol. Sebuah citra yang memiliki jumlah warna sebanyak 8 bit memerlukan array berukuran 256 ( sampai 255). Kemudian proses terus dilanjutkan dengan mengisi array tersebut dengan jumlah masing-masing nilai pixel pada citra. b. Menghitung normalisasi histogram Langkah kedua ini membutuhkan sebuah array baru untuk menyimpan jumlah komulatif dari setiap nilai pixel. Pada array ini, elemen berisi jumlah elemen dan elemen. Elemen 2 berisi jumlah elemen, elemen, dan elemen 2. Sedangkan elemen 255 berisi jumlah elemen, elemen, dan seterusnya sampai dengan elemen 255. Array ini kemudian dinormalisasi dengan mengalikan setiap elemen dengan

18 22 pixel maksimal dibagi dengan jumlah keseluruhan pixel. Hasil yang diperoleh dari perhitungan normalisasi histogram ini adalah probabilitas kumulatif untuk setiap nilai pixel. Misalkan sebuah gambar 8 bit dengan resolusi 52x52, berarti setiap pixel harus dikalikan dengan 255/ c. Memperbaharui citra lama Citra lama diperbaharui dengan mengganti nilai pixel lama dengan hasil pembulatan nilai yang diperoleh dari proses perhitungan normalisasi histogram Penyesuaian Histogram Perataan histogram kurang lebih menghasilkan histogram yang merata. Kadangkadang, histogram yang tidak merata itu tidak sesuai dengan keinginan. Misalnya, ketika diperlukan citra yang lebih cerah atau pun citra yang lebih gelap, atau ketika diperlukan citra yang lebih kontras. Semua modifikasi ini dapat dilakukan melalui spesifikasi histogram. Penyesuaian histogram adalah sebuah proses untuk menyesuaikan tingkat kecerahan suatu citra yang diinputkan, sehingga tingkat kecerahan citra tersebut menjadi sesuai dengan tingkat kecerahan histogram yang juga diinputkan oleh user (Crane, 997, pp49-54). Secara garis besar, proses ini meliputi beberapa tahap, yaitu: a. Melakukan perataan histogram terhadap citra yang diinput oleh user. b. Melakukan perataan histogram terhadap histogram yang juga diinput oleh user. c. Melakukan kebalikan dari transformasi perataan histogram terhadap citra yang telah diratakan. Proses ini dilakukan dengan mengganti setiap nilai hasil perataan

19 23 histogram citra dengan nilai terdekat yang diperoleh dari hasil perataan histogram yang diinputkan. 2.9 Teori Statistika Statistika merupakan sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menginterpretasi data tentang bidang kegiatan tertentu dan mengambil kesimpulan dalam situasi di mana ada ketidakpastian dan variasi. Cabang ilmu statistika yang menjelaskan teknik untuk meringkas dan mendeskripsikan data disebut statistika deskriptif. Sedangkan cabang ilmu statistika yang bertujuan untuk membuat kesimpulan (mengambil kesimpulan, memprediksi, dan membuat keputusan) tentang karakteristik populasi berdasarkan informasi yang diperoleh dari sampel, disebut inferensi statistik. Dalam Statistika, salah satu konsep paling dasar adalah penarikan sampel (sampling). Sampel diambil dari suatu kelompok yang lebih besar, yang disebut populasi. Populasi sering disebut sebagai himpunan keseluruhan objek yang diselidiki, sedangkan sampel merupakan himpunan bagian populasi. Karakteristik atau konstanta dari suatu populasi disebut parameter. Sedangkan suatu harga yang dihitung dari sampel dinamakan statistika. Operasi statistika yang sering dipakai dalam aplikasi yang melibatkan gambar, yaitu rata-rata (mean) dan simpangan baku (standard deviation).

20 Rata-rata (μ) Di dalam gambar, rata-rata nilai kelabu pixel menyatakan tingkat kecerahan gambar tersebut (Gose, 996, pp27-273). Jika terdapat suatu gambar dengan ukuran M x N pixel dan nilai pixel g, maka rata-rata nilai pixel gambar tersebut dapat diketahui melalui rumus berikut ini. M N μ = g( x, y) (2.9) MN x= y= Simpangan Baku (σ) Kontras suatu gambar dapat diketahui melalui besarnya variasi nilai kelabu pixel gambar tersebut (Gose, 996, pp27-273). Salah satu cara untuk mengetahui besarnya variasi ini adalah dengan menghitung akar dari jumlah kuadrat selisih nilai kelabu pixel yang bersangkutan dengan rata-ratanya. Bilangan ini biasa dikenal dengan istilah simpangan baku. M N 2 σ = ( g( x, y) μ) (2.) MN x= y= Keterangan: M N = ukuran lebar pixel = ukuran panjang pixel g(x, y) = nilai kelabu pixel μ = rata-rata nilai kelabu pixel

21 25 2. Prinsip Perancangan Layar Prinsip perancangan layar merupakan panduan bagi perancang yang berguna dalam membuat dan membandingkan alternatif desain. Ada tiga prinsip yang terdapat dalam perancangan layar yaitu: a. Kenali perbedaan Dalam melakukan perancangan layar, perancang harus mengenali pengguna dari program aplikasi. Pengguna ini dapat berupa first-time users (pemula), knowledgeable intermittent users (pengguna yang telah mengenal program aplikasi), dan expert frequent users (ahli). b. Gunakan delapan aturan emas perancangan user interface: ) Berusaha untuk konsisten. 2) Memungkinkan frequent user menggunakan shortcuts. 3) Memberikan umpan balik yang inovatif. 4) Merancang dialog yang memberikan penutupan (keadaan akhir). 5) Memberikan pencegahan kesalahan dan penangan kesalahan yang sederhana. 6) Memungkinkan pembalikan aksi yang mudah. 7) Mendukung pusat kendali internal. 8) Mengurangi beban ingatan jangka pendek. 2. DFD (Data Flow Diagram) DFD adalah alat bantu dalam melakukan analisis sistem. DFD terdiri dari simbol-simbol yang menggambarkan komponen-komponen, yang antara lain sebagai berikut.

22 26 a. Proses Proses menunjukkan apa yang sistem kerjakan. Setiap proses memiliki satu atau lebih data masukan dan memiliki satu atau lebih data keluaran. b. Data store Data store adalah tempat menyimpan data, di mana berisi data yang akan dipakai oleh sistem. Proses dapat memasukkan data ke dalam data share atau mendapatkan kembali datanya. Setiap data store memiliki nama yang unik. c Eksternal entitas Eksternal entitas berada di luar sistem, tetapi dapat mensuplai data ke sistem atau menerima keluaran dari sistem. Eksternal entitas yang mensuplai data ke sistem disebut source. d. Aliran data (Data flow) Menggambarkan arah ke aliran data. Diagram aliran data dapat dibagi menjadi tiga tingkatan, sebagai berikut. ) Diagram konteks, merupakan level tertinggi yang menggambarkan batas-batas dari sistem informasi secara global. 2) Diagram nol, merupakan diagram yang memaparkan proses-proses penting dalam sistem. 3) Diagram rinci, merupakan penjelasan dari setiap proses secara mendetil, yang terdapat dalam diagram nol, yang tidak dapat dipecah lagi ke dalam prosesproses yang lebih rinci.

BAB II Tinjauan Pustaka

BAB II Tinjauan Pustaka 23 BAB II Tinjauan Pustaka II.1. Pengolahan Citra Digital Citra yang diperoleh dari lingkungan masih terdiri dari warna yang sangat komplek sehingga masih diperlukan proses lebih lanjut agar image tersebut

Lebih terperinci

Digitalisasi Citra. Digitalisasi. Citra analog / objek / scene. Citra digital

Digitalisasi Citra. Digitalisasi. Citra analog / objek / scene. Citra digital Digitalisasi Citra Digitalisasi Citra analog / objek / scene Citra digital Proses utama konversi analog ke digital Sampling digitalisasi koordinat spatial Nilai-nilai dalam citra kontinyu f(x,y) didekati

Lebih terperinci

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Pengolahan Citra : Representasi Citra. Universitas Gunadarma Pengolahan Citra : Representasi Citra 1/16

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Pengolahan Citra : Representasi Citra. Universitas Gunadarma Pengolahan Citra : Representasi Citra 1/16 Pengolahan Citra : Representasi Citra Universitas Gunadarma 006 Pengolahan Citra : Representasi Citra /6 Representasi Citra dalam File (/3) Pertama-tama seperti halnya jika kita ingin melukis sebuah gambar,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Ganda Teknik Informatika - Matematika Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 Devinatalia NIM : 0600670644 Abstrak Gambar sebagai salah satu media informasi

Lebih terperinci

COLOR SPACE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

COLOR SPACE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya COLOR SPACE Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Materi: 1. Konsep Warna 2. Standard Color Space RGB dan CMYK HSV CIE Lab, Luv, Yuv dan YCrCb 3. Color Gamut 4. Konversi Color Spaces KONSEP

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness Evan 13506089 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16089@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Pertemuan 2 Representasi Citra

Pertemuan 2 Representasi Citra /29/23 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING ) Pertemuan 2 Representasi Citra Representasi Citra citra Citra analog Citra digital Matrik dua dimensi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 7 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara teknis yang bersifat ilmiah yang menggunakan metode yang memiliki sistematika dan prosedur yang harus ditempuh dengan tidak

Lebih terperinci

Bekerja dengan Warna

Bekerja dengan Warna BAB 3 Bekerja dengan Warna Mode Warna (Color mode) adalah cara representatif warna pada Adobe Photoshop dan aplikasi grafis lainnya yang berdasarkan pada model warna. Sedangkan model warna yang ada saat

Lebih terperinci

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital Nurul Fuad 1, Yuliana Melita 2 Magister Teknologi Informasi Institut Saint Terapan & Teknologi

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02 Drawing, Viewport, dan Transformasi Pertemuan - 02 Ruang Lingkup Definisi Drawing Viewport Transfomasi Definisi Bagian dari grafik komputer meliputi: 1. Citra (Imaging) : mempelajari cara pengambilan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez dan Woods

BAB II LANDASAN TEORI. perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez dan Woods BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Digital Image Processing Digital Image Processing adalah proses pengolahan gambar dua dimensi oleh perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

Pengolahan citra. Materi 3

Pengolahan citra. Materi 3 Pengolahan citra Materi 3 Citra biner, citra grayscale dan citra warna Citra warna berindeks Subject Elemen-elemen Citra Digital reflectance MODEL WARNA Citra Biner Citra Biner Banyaknya warna hanya 2

Lebih terperinci

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Image Enhancement Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara. Cara-cara yang bisa dilakukan misalnya dengan fungsi transformasi, operasi matematis,

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 1. Menggunakan peerangkat lunak pembuat grafik. Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi : 1. Menggunakan peerangkat lunak pembuat grafik. Kompetensi Dasar 1 Standar Kompetensi : 1. Menggunakan peerangkat lunak pembuat grafik. Kompetensi Dasar : 1.1. Menggunakan menu ikon yang terdapat dalam perangkat lunak pembuat grafis Adobe Photoshop Indikator Pencapaian:

Lebih terperinci

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Adobe Photoshop CS3 Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop Mengapa Photoshop? Adobe Photoshop adalah perangkat lunak yang menjadi standar dalam industri digital imaging. Sekarang, memiliki keahlian dalam menggunakan

Lebih terperinci

Analisis Alokasi Memori Citra Bitmap 24 Bit

Analisis Alokasi Memori Citra Bitmap 24 Bit Analisis Alokasi Memori Citra Bitmap 24 Bit Thomas Edyson Tarigan 1) 1) Teknik Informatika, STMIK Akakom Yogyakarta Jl. Raya Janti 143, Karangjambe Yogyakarta e-mail : tarigan@akakom.ac.id ABSTRAK Citra

Lebih terperinci

1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web

1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web 4/7/2010 Pelatihan Kopertis VI 6 s.d 8 April 2010 1 1. Grafis Bitmap Dan Vektor 2. Konsep Warna Digital 3. Gambar Digital 4. Editing Gambar Photoshop 5. Membuat Kop Web 4/7/2010 Pelatihan Kopertis VI 6

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL BAB II TEORI DASAR PENGOLAHAN CITRA DIGITAL 2.1 Citra Secara harafiah, citra adalah representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi pada bidang dari suatu objek. Ditinjau dari sudut pandang matematis,

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id Pembentukan Citra Citra ada 2 macam : 1. Citra Kontinu Dihasilkan dari sistem optik yang menerima

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Meskipun sebuah citra kaya akan informasi, namun sering

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan

Eko Purwanto WEBMEDIA Training Center Medan Menguasai Adobe Photoshop 7.0 Eko Purwanto epurwanto@webmediacenter.com WEBMEDIA Training Center Medan www.webmediacenter.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

SAMPLING DAN KUANTISASI

SAMPLING DAN KUANTISASI SAMPLING DAN KUANTISASI Budi Setiyono 1 3/14/2013 Citra Suatu citra adalah fungsi intensitas 2 dimensi f(x, y), dimana x dan y adalahkoordinat spasial dan f pada titik (x, y) merupakan tingkat kecerahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

Pemanfaatan Himpunan Dalam Seleksi Citra Digital

Pemanfaatan Himpunan Dalam Seleksi Citra Digital Pemanfaatan Himpunan Dalam Seleksi Citra Digital Edwin Zaniar Putra - 13507066 Program Studi Teknik Informatika, STEI, ITB, Bandung, email: edwin@zaniar.web.id Abstrak Dalam makalah ini dibahas tentang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Steganografi Kata steganografi berasal dari bahasa yunani yang terdiri dari steganos (tersembunyi) graphen (menulis), sehingga bisa diartikan sebagai tulisan yang tersembunyi.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Digital Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Chandra. Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa fotografi. Famous Photo Studio

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Chandra. Perusahaan ini bergerak dalam bidang jasa fotografi. Famous Photo Studio BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Profil Perusahaan Famous Photo Studio 3.1.1 Sejarah Organisasi Famous Photo Studio didirikan pada tanggal 11 Agustus 2002 oleh Winata Chandra. Perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH Fitri Afriani Lubis 1, Hery Sunandar 2, Guidio Leonarde Ginting 3, Lince Tomoria Sianturi 4 1 Mahasiswa Teknik Informatika, STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi 1.Definis Warna Dalam ilmu fisika warna didefinisikan sebagai gelombang elektromagnetik cahaya, sedangkan dalam bidang ilmu seni rupa dan desain warna didefinisikan sebagai pantulan tertentu dari cahaya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dari keseluruhan perangkat lunak (aplikasi) yang dibuat pada skripsi ini akan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dari keseluruhan perangkat lunak (aplikasi) yang dibuat pada skripsi ini akan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Program Aplikasi Dari keseluruhan perangkat lunak (aplikasi) yang dibuat pada skripsi ini akan dilakukan implementasi untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB II CITRA DIGITAL

BAB II CITRA DIGITAL BAB II CITRA DIGITAL DEFINISI CITRA Citra adalah suatu representasi(gambaran),kemiripan,atau imitasi dari suatu objek. DEFINISI CITRA ANALOG Citra analog adalahcitra yang bersifat kontinu,seperti gambar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juli 2011, bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital Muhammad Khoiruddin Harahap Politeknik Ganesha Medan choir.harahap@yahoo.com Abstrak Algoritma kompresi Shannon-Fano merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan fungsi intensitas cahaya f(x,y), dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi tersebut pada setiap titik (x,y) merupakan

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS

PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS PERANGKAT LUNAK PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MODEL RGB DAN IHS DENGAN OPERASI PENINGKATAN KONTRAS Tole Sutikno, Kartika Firdausy, Eko Prasetyo Center for Electrical Engineering Research and Solutions

Lebih terperinci

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk

IV. RANCANG BANGUN SISTEM. Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk IV. RANCANG BANGUN SISTEM 4.1 Analisis dan Spesifikasi Sistem Perangkat lunak bantu yang dibuat adalah perangkat lunak yang digunakan untuk menyisipkan label digital, mengekstraksi label digital, dan dapat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Pengolahan Citra untuk Pengukuran Warna pada Produk Hortikultura Pengembangan metode pengukuran warna dengan menggunakan kamera CCD dan image processing adalah dengan

Lebih terperinci

Pengolahan Citra Berwarna

Pengolahan Citra Berwarna MK3383 Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Berwarna M. Zidny Naf an, M.Kom. Semester Genap 2015/2016 http://www.colormatters.com/color-and-vision/how-the-eye-sees-color Bagaimana Manusia Melihat Warna?

Lebih terperinci

BAB V PENGATURAN TAMPILAN DAN WARNA

BAB V PENGATURAN TAMPILAN DAN WARNA BAB V PENGATURAN TAMPILAN DAN WARNA Pertemuan : 5 Waktu : 100 Menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat merancang antarmuka sesuai dengan paradigma IMK Indikator : Mahasiswa dapat mengatur tampilan dan

Lebih terperinci

Penentuan Palet Warna pada Gambar Raster dengan Algoritma Divide and Conquer

Penentuan Palet Warna pada Gambar Raster dengan Algoritma Divide and Conquer Penentuan Palet Warna pada Gambar Raster dengan Algoritma Divide and Conquer Malvin Juanda / 13514044 Program Studi Tekik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011. Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH

Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011. Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH Pengolahan Citra Warna 1 Semester Genap 2010/2011 Dr. Fitri Arnia Multimedia Signal Processing Research Group (MuSig) Jurusan Teknik Elektro-UNSYIAH Outline Pengolahan warna penuh dan warna pseudo Penyajian

Lebih terperinci

Mengapa menggunakan format image BITMAP & VECTOR?

Mengapa menggunakan format image BITMAP & VECTOR? Mengapa menggunakan format image BITMAP & VECTOR? Gambar-gambar grafis yang diproses menggunakan komputer terbagi menjadi dua jenis, yaitu bitmap dan vektor. Jika ingin mendapatkan sebuah hasil cetak yang

Lebih terperinci

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra atau image adalah suatu matriks dimana indeks baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar

Lebih terperinci

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo

Citra Digital. Petrus Paryono Erick Kurniawan Esther Wibowo Citra Digital Petrus Paryono Erick Kurniawan erick.kurniawan@gmail.com Esther Wibowo esther.visual@gmail.com Studi Tentang Pencitraan Raster dan Pixel Citra Digital tersusun dalam bentuk raster (grid atau

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital 2.1.1 Pengertian Citra Digital Citra dapat didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y) dimana x dan y merupakan koordinat bidang datar, dan harga fungsi f disetiap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Computer Vision Computer vision dapat diartikan sebagai suatu proses pengenalan objek-objek berdasarkan ciri khas dari sebuah gambar dan dapat juga digambarkan sebagai suatu deduksi

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 14 Pemrosesan Warna. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 14 Pemrosesan Warna. Indah Susilawati, S.T., M.Eng. TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Kuliah 14 Pemrosesan Warna Indah Susilawati, S.T., M.Eng. Program Studi Teknik Informatika/Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2014

Lebih terperinci

Intensity and Color. Pertemuan 12

Intensity and Color. Pertemuan 12 Intensity and Color Pertemuan 12 Warna Kemajuan teknik raster menjadikan teknik warna (grayscale dan warna) merupakan suatu konsep yang terintegrasi dalam teknologi komputer grafik Konsep warna melibatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu sistem perekaman data dapat bersifat optik berupa

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Proses masking terhadap citra bertujuan sebagai penandaan tempat pada citra yang akan disisipkan pesan sedangkan filtering bertujuan untuk melewatkan nilai pada

Lebih terperinci

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness 753 GLOSARIUM Adaptive thresholding (lihat Peng-ambangan adaptif). Additive noise (lihat Derau tambahan). Algoritma Moore : Algoritma untuk memperoleh kontur internal. Array. Suatu wadah yang dapat digunakan

Lebih terperinci

Bitmap (.BMP) Laporan Diajukan Sebagai Pemenuhan Tugas Multimedia

Bitmap (.BMP) Laporan Diajukan Sebagai Pemenuhan Tugas Multimedia Bitmap (.BMP) Laporan Diajukan Sebagai Pemenuhan Tugas Multimedia Oleh : Kelompok 8 Hesti Fitriana 702010088 Elisa Kristiani 702010157 Nur Linda Achmad 702011047 Rudy Handoko 702011073 Multimedia (DV205G)

Lebih terperinci

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani.

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani. Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik By Ocvita Ardhiani. PENGERTIAN GRAFIKA KOMPUTER Grafika komputer adalah bidang dari komputasi visual dimana penggunaan komputer akan menghasilkan gambar visual secara

Lebih terperinci

APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB)

APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) APLIKASI PENGAMANAN DATA TEKS PADA CITRA BITMAP DENGAN MENERAPKAN METODE LEAST SIGNIFICANT BIT (LSB) Mesran dan Darmawati (0911319) Dosen Tetap STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI UNTUK MENTRANSFER WARNA DARI CITRA YANG BERWARNA KE CITRA GRAYSCALE DENGAN METODE GLOBAL IMAGE MATCHING TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN APLIKASI UNTUK MENTRANSFER WARNA DARI CITRA YANG BERWARNA KE CITRA GRAYSCALE DENGAN METODE GLOBAL IMAGE MATCHING TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN APLIKASI UNTUK ENTRANSFER WARNA DARI CITRA YANG BERWARNA KE CITRA GRAYSCALE DENGAN ETODE GLOBAL IAGE ATCHING TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

Alat Koresi Warna & Tonal

Alat Koresi Warna & Tonal BAB 4 Alat Koresi Warna & Tonal Keserasian warna dan tonal menjadi hal yang sangat penting dalam dunia desain grafis karena menentukan indah atau tidaknya sebuah gambar yang dibuat. Bukan saja untuk dunia

Lebih terperinci

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna Felix Terahadi - 13510039 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132,

Lebih terperinci

artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia

artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia ! image image / graphic? artifak / gambar dua dimensi yang memiliki kemiripan tampilan dengan sebuah subjek. - wikipedia dari sisi engineering? pixel? pixel pixel = picture element satuan terkecil pada

Lebih terperinci

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak Kebutuhan binarisasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

5.3 Praktek Image Adjustment

5.3 Praktek Image Adjustment 5.3 Praktek Image Adjustment Palet Adjustment merupakan fitur yang berguna dalam pengolahan gambar atau foto dengan pengaturan terhadap pencahayaan dan komposisi warna. Para pengguna Photoshop telah mengenal

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial Eric Christopher School of Electrical Engineering and Informatics, Institute Technology of Bandung,

Lebih terperinci

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD

ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD ANALISA KOMPRESI CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE HADAMARD Eva Haryanty, S.Kom. ABSTRAK Kompresi data adalah proses mengubah suatu input data menjadi data lain dengan format berbeda dan ukuran yang lebih

Lebih terperinci

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) ISSN : 1693 1173 Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1) Abstrak Mean, standard deviasi dan skewness dari citra domain spasial

Lebih terperinci

Deteksi dan Klasifikasi Citra Berdasarkan Warna Kulit Menggunakan HSV

Deteksi dan Klasifikasi Citra Berdasarkan Warna Kulit Menggunakan HSV Jati Sasongko Wibowo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email : jatisw@gmail.com Abstrak Dalam model HSV (Hue Saturation Value) ini digunakan untuk segmentasi warna kulit manusia dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Citra Citra adalah suatu representasi (gambaran), kemiripan, atau imitasi dari suatu objek. Citra sebagai keluaran suatu system perekaman data dapat bersifat optik berupa foto,

Lebih terperinci

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK 2.1 KONSEP DASAR Pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teori yang dijadikan acuan untuk menyelesaikan penelitian. Berikut ini teori yang akan digunakan penulis

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

Implementasi Algoritma Boyer-Moore untuk Memanipulasi Foto dengan Magic Color

Implementasi Algoritma Boyer-Moore untuk Memanipulasi Foto dengan Magic Color Implementasi Algoritma Boyer-Moore untuk Memanipulasi Foto dengan Magic Color Vidia Anindhita - 13512034 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI CITRA DIGITAL UNTUK MENGUBAH CITRA GREYSCALE MENJADI CITRA BERWARNA

PENGEMBANGAN APLIKASI CITRA DIGITAL UNTUK MENGUBAH CITRA GREYSCALE MENJADI CITRA BERWARNA ISSN 289-8673 PENGEMBANGAN APLIKASI CITRA DIGITAL UNTUK MENGUBAH CITRA GREYSCALE MENJADI CITRA BERWARNA I Md Agus Wirahadi P, Made Windu Antara Kesiman, Dessy Seri Wahyuni Jurusan Pendidikan Teknik Informatika

Lebih terperinci

Mode Warna pada Image Ada beberapa mode warna yang dapat digunakan pada Photoshop. Masingmasing mode warna mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda, y

Mode Warna pada Image Ada beberapa mode warna yang dapat digunakan pada Photoshop. Masingmasing mode warna mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda, y Adobe Photoshop CS2 Adobe Photoshop merupakan sebuah software yang berfungsi sebagai image editor. Adobe Photoshop dapat digunakan untuk membuat gambar maupun mengedit gambar. Editor gambar (image editor)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D Penelitian ini mengembangkan model sistem pengenalan wajah dua dimensi pada citra wajah yang telah disiapkan dalam

Lebih terperinci

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 30 BAB IV SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 4.1 Gambaran Umum Sistem Diagram sederhana dari program yang dibangun dapat diilustrasikan dalam diagram konteks berikut. Gambar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas landasan teori yang bersifat ilmiah untuk mendukung penulisan penelitian ini. Teori-teori yang dibahas mengenai pengertian citra, jenis-jenis citra digital, metode

Lebih terperinci

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam

BAB 3 PEMBAHASAN. 3.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam BAB PEMBAHASAN.1 Sistem Absensi Berbasis Webcam Sistem absensi berbasis webcam adalah sistem yang melakukan absensi karyawan berdasarkan input citra hasil capture webcam. Sistem akan melakukan posting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan semakin luasnya pemanfaatan teknologi komputer di berbagai bidang kehidupan, kebutuhan akan efisiensi pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Istilah citra biasanya digunakan dalam bidang pengolahan citra yang berarti gambar. Suatu citra dapat didefinisikan sebagai fungsi dua dimensi, di mana dan adalah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC

KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC KONVERSI FORMAT CITRA RGB KE FORMAT GRAYSCALE MENGGUNAKAN VISUAL BASIC Hanif Al Fatta STMIK AMIKOM Yogyakarta e-mail : hanivonitch@yahoo.com ABSTRACTS This paper explains how to manipulate image file format.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

Kriptografi Visual tanpa Ekspansi Piksel dengan Pembangkitan Warna dan Kamuflase Share

Kriptografi Visual tanpa Ekspansi Piksel dengan Pembangkitan Warna dan Kamuflase Share Kriptografi Visual tanpa Ekspansi Piksel dengan Pembangkitan Warna dan Kamuflase Share Georgius Rinaldo Winata / 13509030 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra (image) sebagai salah satu komponen multimedia memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Citra mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh

Lebih terperinci

Teori Warna. S1 Tekinik Informatika. Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari

Teori Warna. S1 Tekinik Informatika. Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari Teori Warna S1 Tekinik Informatika Disusun Oleh Dr. Lily Wulandari 1 Sejarah Warna Pada tahun 1672 Sir Isaac Newton menemukan bahwa cahaya yang dilewatkan pada sebuah prisma akan terbagi menjadi berbagai

Lebih terperinci

10/11/2014. CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 3. Pembentukan Citra Digital. Digitalisasi Citra. Yang dipengaruhi N,M, & q

10/11/2014. CIG4E3 / Pengolahan Citra Digital BAB 3. Pembentukan Citra Digital. Digitalisasi Citra. Yang dipengaruhi N,M, & q 5 8 9 //4 CIG4E / Pengolahan Citra Digital BAB. Pembentukan Citra Digital Digitalisasi Citra Intelligent Computing and Multimedia (ICM) Digitalisasi Citra analog / objek / scene Citra digital //4 //4 Proses

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL Eric Christopher #1, Dr. Ir. Rinaldi Munir, M. T. #2 #School of Electrical Engineering and Informatics,

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci