BAB II Menguak Isolasi Menjalin Relasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II Menguak Isolasi Menjalin Relasi"

Transkripsi

1 BAB II Menguak Isolasi Menjalin Relasi Emanuel Gerrit Singgih Pengantar Upaya kita untuk menjawab pertanyaan: Apakah menjadi murid berarti seseorang mesti menjadi anggota gereja institusional? Tidak dapatkah seseorang itu adalah murid, tetapi tetap berada dalam agamanya sendiri? mengantar kita pada perjumpaan dengan Emanuel Gerrit Singgih, pendeta Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Judul yang kami pakai untuk bab ini (Menguak Isolasi, Menjalin Relasi) kami angkat dari salah satu judul buku yang berisi kumpulan karangan Pak Gerrit. 1 Kami memilih Prof. Emanuel Gerrit Singgih atau yang akrab dikenal di kalangan para pemikir Indonesia dengan sapaan Pak Gerrit (kami akan menyebut Pak Gerrit di sepanjang tulisan ini) karena pertimbangan berikut. Pak Gerrit adalah seorang ahli Perjanjian Lama. Ia memperoleh gelar doctor of Philosophy dari Universitas of Glasgow, Skotlandia untuk bidang studi Perjanjian Lama dengan disertasi tentang Konsep Penciptaan dalam Tradisi Kenabian 1 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia Gereja Lintas Agama 77

2 dari Amos sampai Deutro-Yesaya. 2 Sebagaimana diakui sendiri, Pak Gerrit menaruh minat yang besar terhadap hermeneutik dan kontekstualisasi. Ini yang membuat kami memilih Pak Gerrit, karena jawabannya terhadap pertanyaan yang kita gumuli pastilah bersumber dari upaya hermeneutik terhadap kitab suci sekaligus pemahaman yang mendalam terhadap pergumulan konteks Indonesia, atau yang dia lebih suka menyebutnya sebagai gambaran dunia sosial-budaya Indonesia. 3 Dalam menelusuri pemikiran Pak Gerrit untuk tujuan penulisan ini, kami akan mengorganisir bab ini menurut sistematika berikut. Segera setelah pengantar singkat, kami akan memperkenalkan siapa Pak Gerrit dan karya-karya yang pernah dipublikasikannya (sejauh yang dapat kami pantau, sekaligus yang kami pakai untuk penulisan ini). Selanjutnya, kami akan memperkenalkan kepada pembaca apa yang Pak Gerrit maksudkan dengan kontekstulisasi yang tentu saja didahului dengan menyajikan gambaran dunia sosialbudaya Indonesia sebagaimana yang dipetakan Pak Gerrit. 2 Judul asli disertasinya adalah the Concept of Creation in the Prophetic Tradition from Amos to Deutro-Isaiah. Terjemahan tadi berasal dari kami. Mohon maaf bila ada kesalahan terjemaah mengingat bahasa Inggris bukanlah bahasa ibu dari penulis. 3 Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

3 Berturut-turut setelah itu kami akan membahas hal-hal berikut: Apa yang Pak Gerrit pikirkan tentang Misi dan Penginjilan. Mengikuti alur berpikirnya, pembahasan kita tentang pokok tadi akan membawa kita pada upaya re-interpretasi Matius 28:18-20 untuk konteks Indonesia yang dibuat Pak Gerrit, lalu paham Pak Gerrit tentang penginjilan sebagai kegiatan belajar-mengajar, dan paham dia tentang agama sebagai kewajiban ataukah kebebasan. Uraian kita akan diakhiri dengan mencoba melakukan rekonstruksi pemikiran Pak Gerrit tentang model bergereja yang cocok dengan permasalahan yang kita bahas. Biodata dan Karya Nama lengkapnya: Emanuel Gerrit Singgih. Sejak 1985 mengajar tafsir biblika dan kontektualisasi di Fakultas Teologi Universitas Kristen Duta Wacana, sekaligus adalah Guru Besar ilmu teologi di lembaga Gereja Lintas Agama 79

4 itu. Sebelumnya ( ) bekerja sebagai pendeta jemaat GPIB di Ujung Pandang-Makasar. Guru besar kelahiran di Jakarta, 7 Agustus 1949 terbilang penulis produktif dengan ide-ide brilliant dan segar. Buku-buku yang sudah diterbitkan telah melebihi hitungan jari-jari baik tangan maupun kaki, belum lagi artikel-artikelnya yang dimuat di berbagai jurnal dalam dan luar negeri, yang berbahasa Indonesia maupun bahasa Inggris, mungkin juga ada yang dalam bahasa Belanda, karena ternyata dia juga fasih berbahasa negeri kincir angin itu. Julianus Mojau mencirikan Pak Gerrit sebagai ahli tafsir kontekstual, yakni membuat tafsiran Kitab Suci dengan mempertimbangkan perspektif dan kesadaran religius-kultural lokal. 4 Maksud dari upayanya itu, sebagaimana diakui sendiri oleh Pak Gerrit, adalah membantu pembaca dalam hal ini warga gereja di Indonesia untuk menentukan pijakan dan keputusan yang tepat dan benar di tengah persoalan berbangsa dan bermasyarakat di Indonesia seturut iman Kristen. Pak Gerrit sebagaimana yang kami pahami dari karya-karyanya, menyadari betapa pentingnya gereja dan para pengikut Kristus di Indonesia memahami diri secara baru untuk dapat menghadirkan diri secara baru dan bermakna di Indonesia. Ia karena itu membekali 4 Julianus Mojau. Meniadakan atau Merangkul? Pergulatan Teologis Protestan Dengan Islam Politik di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

5 kita dengan wawasan teologi yang segar agar kita tidak terperangkap dalam wawasan teologis yang sempit untuk menjawab pertanyaan: Apakah menjadi murid berarti seseorang mesti menjadi anggota gereja institusional? Tidak dapatkah seseorang itu adalah murid, tetapi tetap berada dalam agamanya sendiri? Memang Pak Gerrit tidak secara eksplisit mengajukan pertanyaan tadi. Ia justru mengajukan pertanyaan lain, tetapi yang serupa dengan itu. Pertanyaan itu adalah: Apa yang mewujudkan identitas kristen kita? Apakah baptisan ataukah tindakan? 5 Jawaban yang diberikan Pak Gerrit untuk pertanyaan ini, tentu berkaitan erat dengan pandangannya tentang apa dan bagaimana gereja. Hal menarik yang kami temukan dalam upaya menelusuri jawaban untuk pertanyaan tadi adalah bahwa Pak Gerrit tak henti-henti mengajak gereja dan para pengikut Kristus di Indonesia untuk mencari eklesiologi yang relevan bagi konteks Indonesia. 6 Ajakan untuk memikirkan pelayanan yang relevan untuk konteks Indonesia tidak hanya sebatas pada pelayanan gereja dalam bidang liturgi dan marturia. Pak Gerrit melakukan kajian kontekstualisasi itu sampai pada lembaga-lembaga para gereja, yakni yang 5 Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Gereja Lintas Agama 81

6 berafiliasi dengan gereja seperti lembaga pendidikan teologi, yayasan-yayasan Kristen dst. Eklesiologi yang relevan itu dia rumuskan dalam frasa yang kurang lebihnya adalah konteks kita di Indonesia melahirkan eklesiologi dan bukan eklesiologi yang diterapkan dalam konteks kita di Indonesia. 7 Di salah satu back-cover dari buku Pak Gerrit tertera komentar berikut: Kedua puluh tulisan dalam buku ini berangkat dari dampak perubahan paradigm ilmu. termasuk juga dampak terhadap pendidikan teologi terhadap pemahaman masyarakat Kristen mengenai misi, terutama dalam mengakui kenyataan bahwa Indonesia adalah kepelbagaian (pluralitas) agama-agama. Buku yang berfaedah untuk memperluas dan mengembangkan wacana, cara pandang, dan paradigma berteologi (khususnya di Indonesia) demi identitas Kristen yang jelas, namun tidak terisolasi di dalamnya, tetapi keluar menjalin relasi dengan yang lain. 8 Pak Gerrit memperkenalkan perubahan paradigma ilmu teologi. Tentu ada yang bertanya: Apa perubahan paradigma itu? Jawabannya tidak lain adalah kontekstualisasi, yakni konteks yang melahirkan eklesiologi. Selama ini, menurut 7 Frasa ini kami rumuskan berdasarkan apa yang ditegaskan oleh Emanuel Gerrit Singgih dalam bukunya: Mengantisipasi Masa Depan. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. Lihat catatan di back-cover 82 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

7 kecenderungan tradisional, eklesiologi (konsep) yang menentukan konteks. Pak Gerrit mengajak kita melihat dari sudut pandang sebaliknya: konteks yang melahirkan konsep dan dari itu melahirkan etos. Tawaran sudut pandang baru itu Pak Gerrit dasarkan atas pemikiran seorang filsuf Amerika Thomas Kuhn yang menegaskan bahwa pengetahuan berkembang bukan karena penambahan informasi oleh sebab pengumpulan data, melainkan karena perubahan cara pandang terhadap data yang tersedia. 9 Tentu saja perubahan cara pandang itu, sebagaimana yang kami pahami dari karya Pak Gerrit, dikondisikan juga oleh pergumulan-pergumulan dan pengalamanpengalaman manusia dalam konteks. Saatnya sekarang kita mendiagnosa atau membedah konstruksi teologi yang dilakukan Pak Gerrit dari perubahan cara pandang terhadap keberagaman agama dan persoalan sosial Indonesia. Penelusuran ini kita arahkan untuk menjawab pertanyaan: Apa yang mewujudkan identitas kristen kita? Apakah baptisan ataukah tindakan? Lima Persoalan Pokok Indonesia Kontekstualisasi teologi adalah salah satu hal yang menjadi ciri pemikiran Pak Gerrit sebagaimana 9 Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm. 8. Gereja Lintas Agama 83

8 yang terdeteksi dalam tulisan-tulisannya. 10 Teologi yang ideal, begitu kata Pak Gerrit, bersifat kontekstual. 11 Karya-karya teologi dari Eropa atau Amerika yang selama ini kita pelajari sebenarnya adalah karya yang kontekstual. Ia menjadi masalah karena karya yang kontekstual ini diklaim atau dipaksakan sebagai yang berlaku untuk semua konteks atau yang memiliki relevansi yang bersifat global. Ini sebuah kekeliruan. Tetapi juga merupakan kekeliruan jika kita mempertentangkan perspektif global dengan perspektif lokal, seakan-akan globalisasi berarti tidak perlu lagi berangkat dari konteks atau kontekstualisasi berarti mengabaikan dan meniadakan nilai dan prinsip-prinsip global. Menurut Pak Gerrit kita tidak perlu mempertentangkan globalisasi dan kontekstualisasi, perspektif universal dan lokal dalam berteologi, karena globalisasi justru mengarahkan perhatian pada konteks dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu globalisasi hendaknya dilihat dalam hubungan yang dialektis dengan kontekstualisasi (Menguak Isolasi: xii). Teologi kontekstual sebagaimana yang dipahami oleh Pak Gerrit dapat kita rumuskan dalam kalimat berikut: Upaya menghubungkan pengalaman konkret mengenai pergumulan masyarakat setempat 10 Julianus Mojau. Meniadakan atau Merangkul? hlm Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

9 dengan tradisi Alkitab sambil memperhatikan tuntutan tafsiran kristis-historis dan naratif (Menguak Isolasi: 126). Maksudnya teologi memberi perhatian yang seimbang antara iman Alkitab dan iman atau kepercayaan yang ada di sekitar kita. Iman atau kepercayaan yang non-alkitab itu tidak sekedar dilihat bersama dengan iman Alkitab untuk diperbandingkan. Tidak seperti itu. Jika itu yang dilakukan, maka dia bukan kontekstual melainkan konfrontatif. Pak Gerrit sadar bahwa dalam kontekstualisasi memang ada unsur konfrontasi, yakni pengenalan akan kekayaan religius dan spiritual yang terkandung dalam pranata budaya dan agama yang dihayati masyarakat setempat, tetapi kontektualisasi tidak identik dengannya. Yang berlaku dalam kontekstualisasi adalah identifikasi di antara konfrontasi. 12 Artinya, kekayaan religius dan iman mereka bukan hanya dipelajari untuk dicari perbedaannya dengan iman kita. Tidak hanya itu. Kekayaan iman dan religius mereka harus dihubungkan secara kreatif dengan iman kita untuk bersama-sama membangun kehidupan bersama yang damai dan berkeadilan. Dalam tulisannya tentang Gereja yang Kontekstual Pak Gerrit menjelaskan definisi ini secara lebih operatif. Menurut dia gereja yang kontekstual 12 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Gereja Lintas Agama 85

10 adalah gereja yang sadar bahwa ada masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya dan karena itu berupaya untuk menghubungkan masalah-masalah itu dengan kesaksian Alkitab. 13 Jika Gereja yang kontekstual sama artinya dengan kita harus hidup bergereja dengan menyadari ada masalah-masalah di dalam masyarakat di mana gereja ada maka gereja haruslah menjadi persekutuan yang terbuka untuk bergaul, mengenal dan belajar dari orang-orang atau institusi-institusi yang ada di sekitarnya. Pak Gerrit sendiri tidak menolak hal itu. Dia berbicara tentang perlunya gereja dan orang Kristen mengambil sikap rendah hati untuk melihat realitas dari sudut pandang orang-orang yang menyekitarinya. Hanya dengan itu gereja bisa menawarkan jalan keluar bagi masalah-masalah yang ada. Pak Gerrit memetakan konteks Indonesia yang menjadi lokus dari refleksinya tentang Injil dalam lima ciri menonjol: kepelbagaian budaya dan agama, kemiskinan yang parah, penderitaan dan bencana, ketidakadilan termasuk ketidakadilan gender dan kerusakan ekologi (Menguak Isolasi: 231). Lima persoalan konteks Indonesia ini kembali ditegaskan Pak Gerrit dalam tulisannya yang lain Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

11 Eklesiologi yang Kontekstual di Indonesia Secara singkat dapat kita katakan bahwa teologi yang kontekstual di Indonesia sebagai mana dipahami Pak Gerrit adalah upaya-upaya merefleksikan injil dengan menyadari lima pokok permasalahan di atas. Artinya gereja tidak boleh sekedar menerjemahkan konsep-konsep teologis yang ready made dari Eropa kemudian diterapkan dalam konteks Indonesia. Ini tidak boleh terjadi karena sama sekali tidak menyentuh persoalan-persoalan otentik yang berasal dari gambaran dunia sosial budaya Indonesia. Yang perlu gereja buat adalah menghubungkan gambaran dunia sosial-budaya Indonesia untuk melahirkan teologi. Jadi gereja di Indonesia tidak boleh sekedar menjadi church for Indonesia, melainkan harus menjadi church of Indonesia. Waktu konsep ini diterapkan dalam hubungan dengan kemiskinan dan penderitaan Pak Gerrit menyerukan kepada gereja di Indonesia untuk memperhatikan prinsip preferential option for the poor. Dan untuk itu tidak cukup gereja di Indonesia sekedar menjadi church for the poor. Ia harus bergerak menjadi church of the poor. Pertanyaan yang mau kita jawab dengan membedah pemikiran Pak Gerrit adalah rancangbangun bergereja seperti apa yang ada di benak Pak Gerrit jika preferential option for the poor itu kita ganti dengan preferential option for the religious Gereja Lintas Agama 87

12 pluralism. Maksudnya, kira-kira apa model bergereja yang pas bagi konteks Indonesia yang salah satu cirinya adalah kepelbagaian agama, karena ternyata Pak Gerrit juga mencatat pluralitas sebagai salah satu pilar pokok dari gambaran dunia sosial-budaya Indonesia. Dalam membicarakan eklesiologi yang kontekstual di Indonesia Pak Gerrit hanya memberi perhatian pada kemiskinan dan penderitaan. Perhatian itulah yang membuat dia menyerukan agar gereja menjadi church of the poor. Sementara kepelbagaian budaya dan agama yang juga adalah salah satu ciri par excellence dari konteks Indonesia belum dibahas dalam tulisan yang berjudul: Mencari Eklesiologi yang Relevan bagi Konteks Indonesia. 15 Sikap berdiam diri Pak Gerrit terhadap model eklesiologi kontekstual Indonesia berhadapan dengan masalah kepelbagaian budaya dan agama di Indonesia sama sekali tidak berarti bahwa Pak Gerrit tidak berbicara apa-apa tentang gereja dan orang Kristen Indonesia dalam konteks pluralitas agama. Tulisantulisannya justru banyak membahas pokok ini dan di beberapa bagian pokok ini dibahas secara mendalam sekaligus dengan menawarkan solusi yang dibangun berdasarkan sebuah upaya hermenutik. Jadi adalah perlu untuk kita melakukan rekonstruksi pemikiran Pak Gerrit tentang church of 15 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

13 Indonesia yang dicirikan oleh pluralitas budaya dan agama. Rekonstruksi itu berkaitan dengan pertanyaan yang Pak Gerrit sendiri ajukan: Apa yang mewujudkan identitas kristen kita? Apakah baptisan ataukah tindakan? Seperti apakah kira-kira jawaban Pak Gerrit terhadap pertanyaan ini dan apa model bergereja yang bersangkut paut dengan jawabannya atas pertanyaan tadi. Pekabaran Injil Dalam pemahaman Pak Gerrit penyiaran atau pemberitaan sebutan yang dia pakai untuk tidak kedengaran eksklusif Kristen - adalah jiwa dari agama. 16 Inilah sebabnya, menurut Pak Gerrit pada tahun 1970-an, manakala Mentri Agama Republik Indonesia (K.H. Ahmad Dahlan) menghimbau agar umat Kristen tidak lagi melakukan kegiatan pekabaran Injil, Dewan Gereja-Gereja di Indonesia (DGI, sekarang PGI) maupun Majelis Agung Waligereja Indonesia (MAWI) memberi reaksi menolak himbauan itu. Apalagi, menurut informasi himbauan itu hendak dituangkan dalam dokumen negara yakni Surat Keputusan Bersama dua mentri. Keberatan atau penolakan DGI maupun MAWI itu adalah tepat, demikian pendapat Pak Gerrit selain karena alasan doktrinal dan iman, terkesan 16 Lihat umpamanya Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi secara khusus bab 17. Gereja Lintas Agama 89

14 bahwa pemerintah berlaku tidak adil dengan himbauan itu. Kalau dalam agama Islam ada yang disebut dakwah yang dapat disejajarkan dengan pekabaran Injil dalam agama Kristen kurang adil kalau yang satu dilarang, sedangkan yang lain tidak (Menguak Isolasi: 241). Pekabaran Injil, apapun juga alasannya, tidak bisa ditiadakan. Menurut pengamatan Pak Gerrit, Gereja dan mayoritas orang Kristen di Indonesia memahami pekabaran Injil sebagai dasar bagi semua kegiatan Kristen. Bahkan kata Pak Gerrit ada yang berpendapat bahwa teologi Kristen di Indonesia adalah teologi pekabaran Injil. 17 Tidak memberitakan Injil akan mendatangkan celaka. Siapa memberitakan Injil tidak akan celaka. Terhadap communis opinion ini Pak Gerrit memberi beberapa catatan. Pertama, pemberitaan Injil penting dan harus terus dikerjakan. Tetapi mengingat konteks Indonesia yang ada dalam pengamatan Pak Gerrit sebagaimana sudah kami tunjukkan di atas pekabaran Injil tidak bisa dilakukan menurut cara-cara yang selama ini berlangsung, yakni pekabaran Injil mendirikan gereja sebagai sebuah institusi atau membangun simbol-simbol kesuksesan agama Kristen di satu wilayah tertentu. Pekabaran Injil, kata Pak Gerrit harus lebih dipahami sebagai kegiatan untuk 17 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

15 menunjukkan bahwa di tempat itu sudah hadir Kerajaan Allah (Menguak Isolasi: 248). Untuk itu menurut Pak Gerrit, gereja dan para pengikut Kristus di Indonesia patut melakukan reinterpretasi terhadap Matius 28:18-20 yang disebutsebut sebagai Amanat Agung atau ayat emas dalam memahami kehadiran gereja di dalam dunia sekaligus yang memberi identitas Kristen kepada kehidupan kemuridan (Menguak Isolasi: 241). Ini catatan kedua yang diberikan Pak Gerrit kepada gereja dan para pengikut Kristus di Indonesia. Re-interpretasi itu perlu memperhatikan halhal ini. 1). Pekabaran Injil harus dipahami dalam kerangka yang lebih luas, yakni sebagai bagian dari misiologi sehingga pelayanan sosial tidak menjadi alat pekabaran Injil, tetapi pelayanan sosial itu sendiri sudah menjadi kesaksian yang sah dari Injil Tuhan. 18 2). Akibat dari penempatan pekabaran Injil sebagai bagian dari misiologi maka pekabaran Injil yang disebut-sebut sebagai Amanat Agung tidak boleh dipahami sebagai yang bersifat non-holistik, atau rohani berupa pertobatan dan kristenisasi serta verbal semata-mata, melainkan juga bersifat holistic (Menguak Isolasi: 242). Untuk jelasnya, kita akan segera melakukan anjangsana untuk memahami apa isi dari re-interpretasi terhadap Amanat Agung sebagaimana yang dilakukan oleh Pak Gerrit. 18 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Gereja Lintas Agama 91

16 Re-interpretasi Matius 28:18-20 Untuk Konteks Indonesia Mayoritas orang Kristen di Indonesia menganggap Matius 28:18-20 sebagai Amanat Agung. Artinya ia dianggap sebagai teks yang menentukan identitas Kristen. Tidak melaksanakan Amanat Agung ini akan membuat gereja kehilangan jatidiri. Betapapun Pak Gerrit rada-rada sungkang (ragu-ragu, tidak setuju) dengan pemahaman ini, ia toh menerimanya juga, tentu saja dengan beberapa catatan seperti yang sudah kami tunjukkan secara singkat di atas. Sinyal keraguan Pak Gerrit itu kita temukan dalam pernyataannya berikut ini: Amanat Agung bukanlah teks yang selamanya menjadi ayat emas dalam kehidupan orang beriman. 19 Karena bukan ayat emas wajarlah jika teks itu terus-menerus dipahami secara baru. Melakukan reinterpretasi bukan berarti menolak keaslian teks itu sebagai yang berasal dari Yesus. Tidak. Re-interpretasi dimaksud untuk memahami apa sebenarnya yang dimaksudkan Yesus dengan tugas yang diberikan kepada murid-muridnya. Untuk maksud itu Pak Gerrit mengajukan pertanyaan, apakah yang ada di kepala Yesus dengan perintah membaptis dan mengajar adalah menjadikan orang sebagai anggota gereja institusional (warga GPIB, GKJ, GKI, GBI, dll)? Ataukah menegaskan keberadaan si penerima baptisan 19 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

17 dan pengajaran bahwa ia telah berada dan ambil bagian dalam lingkungan keselamatan ilahi di dalam Yesus? 20 Menurut penglihatan Pak Gerrit ada tiga hal penting yang patut diberi perhatian dalam melakukan re-interpretasi terhadap Matius 28:18-20, yakni: pergilah memuridkan dan baptis mengajar melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Berikut ini diagnosa Pak Gerrit terhadap isi teks yang perlu dire-interpretasi. Pertama: Pergilah Matius 28 adalah teks pengutusan. Pak Gerrit menunjukkan kepada kita bahwa pengutusan murid-murid oleh Yesus bukan hanya terdapat dalam Matius 28. Di dalam Matius 10 Yesus juga mengutus murid-murid ke tengah-tengah umat Israel. Dua teks ini memperlihatkan beberapa perbedaan. Pertama, pengutusan dalam Matius 28 adalah ke luar umat Israel sementara dalam Matius 10 pengutusan ke dalam umat Israel. Kedua, pengutusan Matius 28 tidak menyebut adanya pemberian kuasa kepada para murid untuk mengusir setan dan melenyapkan segala penyakit. Ketiga, dalam Matius 28 ada janji penyertaan Yesus sedangkan dalam Matius sepuluh murid-murid diberi hak untuk mengebaskan debu jika mereka ditolak Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Gereja Lintas Agama 93

18 Matius 28:18-20 demikian Pak Gerrit memang berasal dari Yesus, tetapi ia toh melihat ada indikasi bahwa teks itu bukanlah Amanat Agung setidaktidaknya sebagaimana yang dipahami para murid Yesus yang sebelas orang itu. Indikasi itu nampak dari kenyataan berikut. Kesebelas murid Yesus yang kemudian menjadi rasul tidak melaksanakan amanat itu. Mereka semua berkumpul di Yerusalem sampai akhir hidup mereka. Kalau ada informasi bahwa Petrus mati di Roma, Yohanes melewati masa hidupnya setelah kenaikan Yesus ke sorga di Efesus, Thomas menjadi pekabar Injil di India dan Markus di Mesir, semua itu hanyalah tradisi yang tidak dapat dibuktikan secara historis. Sumber-sumber biblis tidak menyebutkan itu. Dari antara para Rasul, justru Paulus yang melakukan perintah tadi: pergilah Kedua: Memuridkan dan membaptis Paulus adalah rasul yang melakukan perintah Yesus: Pergilah Kesebelas murid Yesus lainnya tidak pergi. Sebaliknya, Paulus yang pergi itu tidak merasa terikat dengan perintah baptislah. Paulus justru memahami pengutusannya bukan untuk membaptis (1 Kor. 1:17). Bagi Paulus membaptis bukan hal yang utama. Itu sebabnya hanya ada dua orang yang dia baptis, yakni Krispus dan Gayus. Kenyataan ini juga dipakai oleh Pak Gerrit untuk menunjukkan bahwa Matius 28:18-20 tidak harus dipahami sebagai Amanat Agung. Mengenai tujuan memuridkan dan membaptis, pandangan umum di kalangan gereja dan para 94 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

19 pengikut Kristus adalah menjadikan mereka yang dimuridkan dan dibaptis sebagai anggota dari sebuah institusi gereja. Dalam diagnosanya terhadap isi kitab Matius Pak Gerrit menunjukkan kepada kita kandungan makna yang lain. Dua kali kata ekklesia = gereja atau perhimpunan jemaat muncul dalam kitab Matius, yakni 16:18 dan 18:17. Yang dimaksud dengan eklesia dalam kedua teks itu adalah sebuah kelompok khusus, kumpulan orang-orang pilihan. Orang-orang pilihan itu adalah eklektos dalam Matius 22:14 dan 24:22, 24, 31. Eklektos ini belum tentu merupakan anggota-anggota dari satu lembaga yang terorganisasikan secara ketat dan teratur. 22 Artinya orang-orang yang dipilih oleh Tuhan dari antara yang lain tidak harus diidentikan dengan keanggotaan dari satu agama tertentu, secara khusus dengan agama Kristen. Pak Gerrit menegaskan hal itu dalam pernyataan berikut: 23 Kelompok khusus berupa orang pilihan ini belum tentu merupakan anggota-anggota dari satu lembaga yang terorganisir secara ketat dan terartur. Paling banyak kita hanya dapat mengatakan bahwa eklesia dan eklektos berhubungan dengan persekutuan tertentu. Kita 22 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Gereja Lintas Agama 95

20 juga telah melihat bahwa bagi Paulus baptisan tidak merupakan sesuatu yang mutlak perlu. Kalau begitu, amanat membaptis belum tentu mengimplikasikan keanggotaan gereja dan belum tentu juga dapat dijadikan dasar atau diidentikan dengan kristenisasi. Masalahnya kita sudah salah kaprah mengidentikan baptisan dengan keanggotaan gereja institusional. Memuridkan dan membaptiskan sebagaimana yang dipahami Pak Gerrit tidak identik dengan mewajibkan seseorang menjadi warga agama Kristen. Itu lebih dipahami sebagai tanda bahwa yang bersangkutan telah ambil bagian atau berada dalam lingkungan keselamatan ilahi di dalam Yesus Kristus. Menjadi jelas bahwa Pak Gerrit tidak menolak tugas memuridkan dan membaptis. Dia hanya mengingatkan bahwa praktik baptisan yang dilakukan gereja saat ini tidak lagi persis sama dengan apa maksud sejatinya seperti yang dimaktub dalam Alkitab. 24 Dalam tulisannya mengenai Ibadah dan Tata Ibadah, Pak Gerrit mengambil waktu untuk membahas tentang baptisan, terutama tentang fungsi air. Di situ dia memperlihatkan adanya salah pengertian warga gereja tentang baptisan. Baptisan sejatinya menunjuk kepada penyatuan hidup seseorang dengan kehidupan Kristus. Dengan dimasukkannya seseorang ke dalam 24 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

21 air itu adalah sebagai tanda ia sudah mati bagi dosa dan keluar lagi dari situ sebagai tanda bahwa ia bangkit bersama Kristus. Apa yang sekarang dipahami oleh mayoritas warga gereja adalah sebagai tanda bahwa seseorang menjadi anggota gereja yang terdaftar. Pak Gerrit menulis: Mula-mula baptisan tidak punya sangkut paut dengan keanggotaan. 25 Investigasi kita terhadap pokok ini mengantar kita kepada kesimpulan bahwa bagi Pak Gerrit tugas memuridkan dan membaptis seperti yang diperintahkan Yesus dalam Matius 28:18-20 bukan pertama-tama menjadikan seseorang anggota dari gereja institusional. Itu lebih menunjuk kepada upaya untuk memberikan meterai kepada yang bersangkutan bahwa dirinya telah berada dalam lingkungan keselamatan ilahi yang dikerjakan Yesus Kristus. Paham ini sepertinya tidak asing bagi gerejagereja mainstream secara khusus yang bergabung dalam Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia dan orang Kristen di Indonesia. Ini dapat kita amati dari sikap saling menerima anggota yang berpindah antar denominasi tanpa melakukan baptisan ulang. 26 Sikap ini tentu dilatarbelakangi oleh pemahaman bahwa baptisan bukanlah ritus yang menjadikan seseorang 25 Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm PGI. Usul Perubahan Lima Dokumen Keesaan Gereja. Jakarta: Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia hlm Gereja Lintas Agama 97

22 anggota dari satu gereja institusional. Baptisan bukan pertama-tama perbuatan gereja atau manusia kepada sesamanya, tetapi baptisan adalah perbuatan Allah kepada manusia. Jika baptisan adalah perbuatan gereja atau manusia maka tentulah itu berhubungan dengan penguatan satu institusinal gereja. Tetapi karena baptisan adalah perbuatan Allah kepada manusia maka ia bersifat lintas institusional gereja bahkan lintas agama. Seseorang yang sudah dibaptis dalam Kristus otomatis diterima dalam organisasi gereja mana pun, juga kalau dia pindah denominasi Kristen. Juga kalau seseorang pindah ke agama lain, statusnya sebagai orang yang berada dalam lingkup keselamatan Kristus tidak batal. Jika dia toh memutuskan kembali dari petualangannya ke agama lain itu, dia diterima kembali tanpa harus dibaptis lagi. Kembali kepada masalah semula, Pak Gerrit tidak sepenuhnya menerima klaim kebanyakan pihak yang melihat perintah membaptis, memuridkan dan mengajar seperti terdapat dalam Matius 28:18-20 sebagai Amanat Agung. Pak Gerrit memandang membaptis, memuridkan dan mengajar adalah bagian dari amanat dan bukan isi dari amanat itu. 27 Kalau begitu apa sajakah yang menjadi isi Amanat Agung dari Yesus kepada para pengikutnya? Hal itu dijawab Pak Gerrit saat mendiagnosa kata kerja ketiga dari perintah Yesus dalam Matius 28:18-20: Melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. 27 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

23 Apa-apa sajakah perintah Yesus yang harus diajarkan para rasul kepada bangsa-bangsa yang menerima Kristus untuk mereka yakini dan lakukan? Dalam diagnosa Pak Gerrit tidak disebutkan agar bangsa-bangsa dijadikan anggota satu gereja institusional atau beralih menjadi penganut agama Kristen. Tidak! Kalau begitu apa perintah Yesus yang harus diajarkan para rasul? Segera setelah pertanyaan ini diajukan, Pak Gerrit mengajak kita memperhatikan narasi kitab Matius. Dia menyebut ada empat perintah Yesus yang dipaparkan dalam kitab Matius, yakni: Khotbah di Bukit (Mt. 7-9), Kaidah Kencana (7:12), Ringkasan Taurat (22:37-40) dan Pelayanan terhadap Orang Kecil (25:31-46). Inilah isi dari Amanat Agung Yesus. Tugas mengajar yang dimaksudkan gereja dalam teks-teks ini mengandung dimensi holistik, bukan hanya verbal atau bertujuan kristenisasi. Keempat teks ini memiliki jiwa yang sama, yakni sikap hidup terbuka kepada orang lain, sesama yang berbeda dengan kita dan kepada Allah. Tentang Khotbah di Bukit. Di sini Yesus menyerukan kepada kepada pendengarnya untuk melakukan reorientasi pemahaman tentang kebahagiaan hidup. Jika pandangan umum mengatakan bahwa orang yang berbahagia adalah mereka yang tahu semua dan punya semua, Yesus justru mengajarkan yang lain. Bagi Yesus orang yang tidak tahu semua dan tidak punya semua itulah orang yang berbahagia (Menguak Isolasi: 245). Gereja Lintas Agama 99

24 Di tempat terpisah, Pak Gerrit menegaskan bahwa hal ini mencegah kita mengambil sikap superior terhadap orang lain atau agama lain, sambil pada saat yang sama membuka jalan untuk dialog menjadi terbuka untuk belajar dari orang lain dan agama lain. 28 Berusaha menjadi individu yang baik saja tidak bisa menjadi ukuran sebagai bahwa yang bersangkutan mengenal Allah karena menjadi baik juga adalah hal yang dikejar oleh orang yang tidak mengenal Allah. Kebaikan individual itu harus juga ditunjukan dalam kesediaan untuk berjuang mengakhiri dosa struktural. Jadi Amanat Agung seperti yang direinterpretasi oleh Pak Gerrit bukanlah perintah untuk membaptis dalam arti menjadikan orang keanggotaan satu gereja institusional, melainkan menegaskan keberadaannya dalam lingkungan keselamatan Kristus. Tanda pengenal yang sudah diterima itu harus dinampakkan sikap hidup yang terbuka kepada Allah dan sesama. Menjadi anggota dari satu agama institusional perlu tetapi itu tidak boleh dijadikan sebuah kewajiban melainkan merupakan masalah kebebasan hati nurani (Menguak Isolasi: 151). 28 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

25 Penginjilan Sebagai Kegiatan Belajar-Mengajar Upaya re-interpretasi yang dibuat Pak Gerrit bukan hanya terhadap Amanat Agung tetapi juga terhadap paham tentang misi atau pekabaran ini membawa dia pada sebuah paham baru tentang misi. Paham baru itu dia kutip dari Verkuyl. Jika pandangan umum di kalangan gereja dan orang Kristen tentang seorang misionaris sebagai guru yang mengajar dunia dan orang dari agama lain, Pak Gerrit justru berpandangan lain. Seorang misionaris adalah murid seumur hidupnya karena gurunya hanya satu. Pak Gerrit menulis begini (Menguak Isolasi: 140): Di dalam sebuah buku teks misiologi karangan Verkuyl saya menemukan sebuah motif yang disebutnya sebagai motif pribadi. Akan tetapi, uraian Verkuyl mengenai motif ini ialah seorang misionaris bukan guru. Ia murid seumur hidupnya karena gurunya hanya satu. Itu berarti pekerjaan misi selamanya adalah suatu kegiatan belajar-mengajar, bukan hanya mengajar saja. Kalau perikop ini mencerminkan pergumulan gereja purba juga, kita akan melihat bahwa interaksi yang autentik di antara gereja dan dunia juga bisa menyebabkan gereja disadarkan oleh dunia, di samping gereja menyadarkan dunia. Para murid Kristus dalam pekerjaan pekabaran Injil pergi kepada bangsa-bangsa dan bertemu dengan orang dari agama lain bukan sekedar untuk mengajar Gereja Lintas Agama 101

26 mereka, melainkan juga untuk belajar dari mereka. 29 Belajar dari orang berbeda agama bukan sebuah noda. Yesus yang adalah sang guru agung juga melakukan itu. Dalam pertemuannya dengan perempuan Siro- Fenesia, perempuan itu bukan hanya memotivasi Yesus untuk mengundang dia masuk ke dalam Kerajaan Allah. Perempuan itu menyebabkan Yesus mengubah prasangkanya terhadap dia dan terhadap orang kafir. Pak Gerrit sampai pada kesimpulan ini setelah membedah pemikiran Kwok Pui Lan seorang teolog perempuan Cina. Yesus belajar dari seorang kafir, kata Pak Gerrit. Kalau seorang perempuan kafir dapat menyebabkan Yesus mengubah prasangka-nya terhadap perempuan dan terhadap orang kafir, betapa sayangnya kalau murid Yesus masa kini tidak mengikuti jejak gurunya itu (Menguak Isolasi: 140). Misi atau pekabaran injil bukan sekedar mengajar dunia dan orang dari agama lain, tetapi juga belajar dari mereka. Pak Gerrit juga memberi contoh pdt. Martin Luther King Jr. dari USA, pejuang persamaan hal-hak sipil orang hitam di Amerika yang mengaku belajar tentang sikap anti kekerasan dari Mahatma Gandhi, pahlawan kemerdekaan India yang beragama Hindu. King belajar mengembangkan karakter Kristen dari seorang bukan Kristen (Gandhi) 29 Pak Gerrit tidak sendiri dalam memahami misi sebagai kegiatan belajar-mengajar. Mayoritas para teolog Asia, seperti Kosuke Koyama, Choan-seng Song, Kitamori juga berpendapat seperti itu. 102 Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

27 yang telah mempraktekan Khotbah di Bukti dalam konteksnya. 30 Kosuke Koyama menyebut model misi atau pekabaran injil ini two-way-traffic sebagai lawan dari one-way-traffic 31 yang cenderung menyombongkan dan menegaskan diri sendiri. Misi yang sejati mengandung di dalamnya kesediaan belajar dari citra hidup religius orang beragama lain. Itu hanya bisa terjadi jika gereja dipahami sebagai komunitas iman yang terbuka dan dialogis dan para murid kristus hidup dalam semangat kerendahan hati. Sikap kerendahan hati, menurut Pak Gerrit perlu ditunjukkan dalam menghadapi empat hal: 32 Pertama, siap untuk mengoreksi pandangan lama bahwa kebenaran bukan hanya dimiliki dan diketahui oleh orang Eropa tetapi juga oleh orang yang tidak dapat berbahasa Eropa. Kedua, kesediaan untuk menerima bahwa Allah di dalam kasihnya yang besar mendahulukan mereka yang miskin dan tak berdaya daripada yang kaya dan kuat. Ketiga, kesediaan untuk belajar dari agama-agama yang berbeda dari agama kita. Keempat, untuk belajar dari pengalaman perempuan tentang keselamatan. 30 Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm Kosuke Koyama. Christianity suffers from Teacher Complex. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Gereja Lintas Agama 103

28 Untuk konsumsi buku ini, pembahasan hanya akan kami fokuskan pada butir kerendahan hati ketiga, yakni kesediaan untuk belajar dari agama lain. Pembahasan kita untuk butir ketiga ini dibuat untuk menjawab pertanyaan: Apakah menjadi murid berarti seseorang mesti menjadi anggota gereja? Tidak dapatkah seseorang itu adalah murid, tetapi tetap berada dalam agamanya sendiri? Agama Bukan Kewajiban tetapi Kebebasan Hati Nurani Penegasan Pak Gerrit tentang perlunya kerendahan hati orang Kristen untuk belajar dari agama-agama lain berangkat dari keyakinannya tentang agama. Baiklah kita terlebih dahulu mencatat pokok-pokok pikiran Pak Gerrit tentang agama. Pertama, Pak Gerrit tidak merasa enjoy dengan penilaian negatif terhadap agama, sebagaimana yang kita warisi dari pemikiran-pemikiran teologis Barat. Dalam hubungan ini Pak Gerrit mengkritisi Hendrik Kraemer yang menyebut tanah Sunda sebagai nova zambala spiritual, yang memposisikan Islam sebagai yang tidak memiliki dimensi spiritual. 33 Belajar dari Aloysius Pieris, teolog Katolik dari Sri Langka, Pak Gerrit mengakui bahwa agama bersifat 33 Emanuel Gerrit Singgih. Dua Konteks. Tafsir-Tafsir Perjanjian Lama sebagai Respons atas Perjalanan Reformasi di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

29 ambigu. Pada satu pihak bisa positif dan pada pihak lain, bisa negatif. Sikap negatif terhadap agama tidak sepenuhnya benar. 34 Apalagi kalau ditegaskan bahwa agama orang lain sajalah yang negatif dan agama kita selalu positif. Sikap seperti ini, seperti yang ditegaskan Pak Gerrit dalam ceramah di Gereja Kristen Pasundan, (GKP) hanya akan membuat GKP akan terus terisolasi dan tidak akan memiliki masa depan. 35 Dalam kajiannya yang detail, Pak Gerrit membedakan agama dalam dua kategori: agama literal dan agama emansipatorik atau agama skriptural dan agama substansial. Perbedaan antara dua corak agama ini bukan antara agama A dan agama B. Perbedaan itu ada dalam tiap-tiap agama. Juga adalah keliru kalau kita berkata bahwa agama yang literal atau skriptural bersifat fundametalis sedangkan agama yang emansipatorik atau substansial bersifat kultural. Menurut Pak Gerrit sikap fundamentalisme maupun kultural dalam beragama dapat terjadi dalam dua kategori agama ini. Kedua, agama tidak boleh hanya dipelajari dalam kerangka misiologis saja, dalam arti belajar agama lain untuk mengetahui perbedaannya dengan agama kita dan kemudian menegaskan keunggulan agama kita serta meminta mereka dari agama lain untuk masuk ke dalam agama kita. Agama-agama 34 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Dua Konteks. hlm. 77. Gereja Lintas Agama 105

30 harus juga dipelajari sebagai bagian dari usaha mencari kebenaran yang menyeluruh. Arti menyusun satu pemahaman yang bisa menghubungkan kebenaran yang saya yakini dengan kebanaran pada agama-agama lain dalam penghayatan iman pribadi. 36 Mempelajari agama dalam kerangka misiologis artinya satu agama dipelajari dengan tujuan pekabaran Injil yakni untuk mentobatkan para pemeluknya supaya mereka beralih kepada agama yang baru. Sikap ini dilatarbelakangi adanya pemutlakan kebenaran dalam satu agama sambil merelatifkan kebenaran dalam agama lain. Menurut Pak Gerrit, agama tidak absolut. Hanya Tuhan saja yang absolut. Karena itu masing-masing agama tidak dapat mengklaim kebenaran yang absolut. Karena agama tidak absolut, maka agama-agama harus terbuka satu sama lain dalam hal kemanusiaan (segi horizontal) dan juga dalam hal pemahaman tentang Tuhan (segi vertikal). 37 Pak Gerrit karena itu berseberangan jalan dengan Hans Kung. Hendrik Karemer maupun Karl Barth yang mengawali percakapan dengan upaya untuk melakukan de-absolutisme agama, tetapi di ujung-ujung toh berbicara mengenai satu agama yang benar. Agama yang benar, menurut kedua teolog Eropa itu adalah agama Kristen. Agama Kristen 36 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

31 diabsolutkan. Ia lalu mengkiritk Karl Barth, Hendrik Kraemer dan Hans Kung yang menilai agama-agama besar non-kristiani secara negatif. Menurut dia, kalau apriori negatif terhadap agama-agama besar nonkristen dari ketiga teolog terkemuka ini dipahami dalam bingkai perubahan paradigma postmodern, tidaklah mungkin mereka dicalonkan sebagai perintis teologi di dunia purna modern. 38 Orang beragama lain bukanlah orang tidak beriman. Begitu tegas Pak Gerrit. 39 Ia mengatakan ini dalam hubungan analisa dan pemahamannya mengenai kisah perjumpaan Yesus dengan perempuan Siro-Fenesia seperti yang disaksikan Markus 7: Cerita ini memang sering dipakai gereja untuk menempatkan orang-orang dari agama lain sebagai kafir. Terbukti Yesus menyamakan perempuan Siro- Fenesia ini dengan anjing yang tidak patut memperoleh roti yang disiapkan bagi anak-anak. Tetapi menarik bahwa meskipun Yesus menyebut perempuan itu anjing tetapi Yesus tidak menolak dia. Yesus malah menawarkan keselamatan yang nyata dalam pengusiran setan dari kehidupan putri dari perempuan itu. Bertolak dari teks tadi Pak Gerrit menegaskan bahwa Yesus juga tidak melihat perempuan itu sebagai 38 Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Gereja Lintas Agama 107

32 obyek dari pekabaran Injil. Juga tidak dikatakan bahwa sesudah perjumpaan dengan Yesus, perempuan itu bertobat dan menjadi pengikut Yesus. Keyakinan tentang agama seperti inilah yang mendorong Pak Gerrit menegaskan bahwa tidaklah benar kalau kita meminta seseorang pindah dari agamanya dan menjadi anggota agama kita supaya ia memiliki iman yang benar dan pertumbuh imannya berjalan baik. Penegasan ini tidak berarti bahwa Pak Gerrit menolak terjadinya perpindahan agama. Rasanya kesimpulan itu terlaku buru-buru. Berpindah agama adalah sah jika itu dilakukan atas dasar sukarela. Ini nyata dalam penegasan Pak Gerrit bahwa agama bukanlah masalah kewajiban melainkan kebebasan hati nurani (Menguak Isolasi: 129). Sikap yang tepat untuk kepelbagaian agama adalah sikap dialogis, yakni berusaha mengerti apa yang bermakna bagi orang lain, tetapi juga himbuan agar orang lain mengerti apa yang bermakna bagi kita. Orang Kristen di Indonesia, demikian kata Pak Gerrit seperti di simpulkan Julianus Mojau, perlu memandang umat Islam sebagai tetangga untuk saling mendukung dalam memajukan kehidupan bersama dan sebagai sesama komunitas umat Allah yang melayani kemanusiaan. 40 Agama tidak boleh hanya dipelajari dalam kerangka misiologis saja. Dialog dan hidup bersama mereka yang berbeda agama tidak berarti orang Kristen 40 Julianus Mojau. Meniadakan atau Merangkul? hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

33 merelatifkan atau bahkan kehilangan Yesus Kristus. Justru dalam dialog, gereja dan para pengikut Kristus dapat memberi kesaksian tentang Yesus Kristus kepada umat beragama lain dan bersama-sama mereka terlibat dalam perjuangan bagi keadilan dan kemanusiaan untuk kebaikan bersama. Hal ini sejalan dengan apa yang akan kami tunjukan dalam pembahasan mengenai Nabeel Jabbour dalam kisahnya tentang seorang orang Kristen Mesir bernama Samuel dalam bab IV. 41 Dalam hubungan dengan misi atau pekabaran Injil, Pak Gerrit menegaskan bahwa misi bukan sekedar mengajar orang dari agama lain tetapi juga belajar dari mereka. Baptisan bukanlah pertama-tama menjadikan orang sebagai anggota gereja institusional melainkan menegaskan keberadaan si penerima baptisan dan pengajaran bahwa ia telah berada dan ambil bagian dalam lingkungan keselamatan ilahi di dalam Yesus. Penegasan ini mengandaikan bahwa seseorang dapat tetap tinggal dalam agamanya. Keberadaannya sebagai murid Kristus tidak merupakan sebuah panggilan agar ia memutuskan hubungan dengan agama semula dan beralih ke dalam agama Kristen. Pak Gerrit sampai pada sikap ini karena bagi dia identitas Kristen tidak terletak pada berbagai macam isme atau pada keanggotaan seseorang dalam satu agama, seperti agama Kristen tetapi pada relasi 41 Lihat Bab IV hlm Gereja Lintas Agama 109

34 yang hidup dengan pribadi Kristus. 42 Dalam bukunya yang lain, Pak Gerrit menegaskan bahwa batas antara gereja (baca: para pengikut Kristus) dan dunia (baca: agama-agama) bukan dalam hal moralitas, seolah-olah para pengikut Kristus memiliki moralitas lebih dari orang dalam agama lain. Tidak, perbedaan gereja dan dunia terletak pada humilitas, yakni persekutuan dari para murid-murid Tuhan, yakni iman kepada Kristus yang tersalib seperti yang disaksikan dalam Galatia 6: Gereja Tanpa Dinding Verne H. Fletcher dalam bukunya Lihatlah Sang Manusia menegaskan bahwa belajar dari realita Kerajaan Allah yang sudah mewujud dalam masa kini, gereja dan para murid kristus harus mulai mendirikan tanda-tanda keselamatan itu pada masa kini. Salah satunya adalah dengan menjalani hidup tanpa membangun tembok-tembok pemisah. 44 Ini 42 Emanuel Gerrit Singgih. Iman dan Politik dalam Era Reformasi di Indonesia. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 2000, hlm Emanuel Gerrit Singgih. Berteologi dalam Konteks. Pemikiran-pemikiran mengenai Kontekstualisasi di Indonesia Jakarta/ Yogyakarta: BPK Gunung Mulia/Kanisua. 2000, hlm Verne H. Fletcher. Lihatlah Sang Manusia. Suatu Pendelatan pada Etika Kristen Dasar. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

35 mengadaikan bahwa gereja haruslah menjadi persekutuan orang-orang percaya tanpa dinding. Mencermati pemikiran Pak Gerrit yang dituangkan dalam buku-buku yang berkali-kali kita kutip, kami mendapat kesan bahwa pemikiran Pak Gerrit tentang gereja dalam kehidupan bersama di Indonesia yang salah satu cirinya adalah kepelbagaian agama dan adalah tabu untuk memandang agamaagama itu sebagai yang kafir adalah gereja yang tanpa dinding. Memang Pak Gerrit sendiri tidak memakai istilah itu. Istilah yang dipakai Pak Gerrit presensia, kehadiran dan hidup yang dinamis di tengah-tengah mereka yang lain. 45 Julianus Mojau menjelaskan frasa itu dalam kalimat berikut: 46 Singgih menggariskan bahwa misi Kristen seperti itu hanya akan sungguh-sungguh efektif apabila umat Kristen Indonesia secara sungguh-sungguh menjadikan diri mereka sebagai sebuah komunitas iman yang terbuka dan dialogis, yang dapat menerobos kebuntuan hubungan dengan umat Islam. Kami memilih ungkapan gereja tanpa dinding untuk menggambarkan konstruksi eklesiologi yang ada 45 Emmanuel Gerrit Singgih. Dunia yang Bermakna. Kumpulan Karangan Tafsir Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia hlm Julianus Mojau. Meniadakan atau Merangkul? hlm Gereja Lintas Agama 111

36 dalam pikiran Pak Gerrit, betapapun Pak Gerrit sendiri tidak eksplisit menyebutkannya karena kami mengingat penegasannya yang sudah kita catat di depan, yakni Kelompok khusus berupa orang pilihan ini belum tentu merupakan anggota-anggota dari satu lembaga yang terorganisir secara ketat dan terartur. Paling banyak kita hanya dapat mengatakan bahwa eklesia dan eklektos berhubungan dengan persekutuan tertentu. 47 Gerejanya Pak Gerrit adalah komunitas iman yang terbuka dan dialogis, bukan sekedar sebuah organisasi. Tanda dari keberadaan seseorang sebagai pengikut Kristus, kata Pak Gerrit bukan pada soal ritual tetapi pada tindakan yang dimotivasi oleh ketulusan dan keteguhan hatinya untuk mendahulukan kerajaan Allah dan kebenarannya. 48 Jelasnya kemuridan yang sejati atau Pak Gerrit sendiri menyebutnya: kesempurnaan Kristen tidak terletak pada ritual atau moral, tetapi pada kesaksian hidup dengan jalan mempraktikkan Khotbah di Bukit (Mengantisipasi Masa Depan: 206). Tindakan dan perilaku hidup seperti itu tidak hanya ditemukan dalam diri orang-orang yang secara statistik dan administrasi beragama Kristen. Tidak sedikit orang di 47 Emanuel Gerrit Singgih. Menguak Isolasi, Menjalin Relasi. hlm Itu adalah saripati dari artikel Emanuel Gerrit Singgih tentang Khotbah di Bukti yang dimuat dalam buku. Mengantisipasi Masa Depan. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

37 luar kekristenan yang menjalani teladan hidup tadi. Jadi, pengikut Kristus tidak harus otomatis menjadi pemeluk agama Kristen. Pendapat Pak Gerrit tadi dituangkan dalam pembahasannya tentang Khotbah di Bukit yang dikemas dalam judul Rumah di Atas Batu. Di awal uraiannya Pak Gerrit mengajukan pertanyaan: Apa yng mewujudkan identitas iman Kristen kita? Apakah baptisan atau tidakan? (Mengantisipasi Masa Depan: 189). Pak Gerrit kemudian meminta pembaca untuk menggumuli pertanyaan ini sambil merenungkan uraiannya yang menyusul. Jadi, gereja dalam pemahaman Pak Gerrit adalah gereja tanpa dinding. Yang penting dari gereja bukan ritus-ritusnya, bukan juga organisasi dan aturan-aturan yang harus ditaati. Yang menjadi identitas gereja adalah keterhubungannya dengan Kristus. Keterhubungan itu bersifat terbuka, nampak dalam tindakan dan perilaku hidup, tidak bisa dibatasi hanya dalam satu agama atau gereja yang institusional. Gereja yang terbuka adalah yang hadir dan berada di tengah-tengah dunia ini, bukan mengasingkan diri dari dunia ini. Dalam rangka keterbukaan itu Pak Gerrit mencatat dua hal. Pertama, gereja di Indonesia tidak bisa meneruskan sikap proselitisme mutlak, yakni sikap yang menegaskan bahwa dari antara agama-agama yang ada, pastilah ada agama yang benar dan yang lain salah, sehingga agama lain yang tidak benar itu sebaiknya bubar dan Gereja Lintas Agama 113

38 anggotanya dibujuk menjadi anggota agama yang benar (Mengantisipasi Masa Depan: 59). Kedua, sebagai ganti proselitisme gereja perlu membangun sikap presensia dan dialog. 49 Para pengikut Kristus perlu hadir di tengah-tengah masyarakat, hidup bersama orang lain, bukan sekedar hidup berberdampingan dengan orang dari agama lain. Dalam pemahaman tradisional presensia gereja diwujudkan dalam apa yang Pak Gerrit sebut tridarma Gereja: marturia, koinonia dan diakonia. Mengingat konteks Indonesia yang dicirikan dengan lima masalah itu, Pak Gerrit lebih memilih diakonia sebagai wujud presensia gereja yang paling kuat. Presensia gereja dalam wujud diakonia kata Pak Gerrit tidak boleh dilihat sebagai alat untuk melakukan pekabaran Injil kepada kaum miskin. Ini kesalahan banyak gereja di Indonesia (Mengantisipasi Masa Depan: 63). Pilihan pada diakonia dibuat Pak Gerrit sebagai protes terhadap kecenderungan gereja-gereja di Indonesia mempersempit kehadirannya dari tridarma menjadi eka darma, yakni kepada pemberitaan firman secara verbal. Malah kalau orang di kalangan gereja berbicara tentang pelayanan, kata Pak Gerrit, maka maksudnya bukan diakonia, melainkan kebaktian/ibadah (Mengantisipasi Masa Depan: 19). 49 Emanuel Gerrit Singgih. Mengantisipasi Masa Depan. hlm Pdt. Dr. Ebenhaizer I Nuban Timo

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Memberitakan Injil dalam wacana kekristenanan dipandang sebagai tugas dan tanggung jawab melanjutkan misi Kristus di tengah dunia. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu?

Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Pertanyaan Alkitabiah Pertanyaan 21-23 Bagaimanakah Orang Yang Percaya Akan Kristus Bisa Bersatu? Orang-orang yang percaya kepada Kristus terpecah-belah menjadi ratusan gereja. Merek agama Kristen sama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ibadah merupakan sebuah bentuk perjumpaan manusia dengan Allah, pun juga dengan corak masing-masing sesuai dengan pengalaman iman dari setiap individu atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama

Lebih terperinci

UKDW. Bab I Pendahuluan

UKDW. Bab I Pendahuluan Bab I Pendahuluan I. A. Latar Belakang Perbedaan merupakan hal yang selalu dapat kita temukan hampir di setiap aspek kehidupan. Beberapa perbedaan yang seringkali ditemukan misalnya perbedaan suku bangsa,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Gereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.

Lebih terperinci

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum?

Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Kematian Yahushua: Membatalkan Hukum? Setan disebut bapa segala dusta. Yahushua sendiri menyatakan bahwa Iblis adalah pembunuh manusia sejak semula, dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern dan maju secara tidak langsung menuntut setiap orang untuk mampu bersaing dalam mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

Pertanyaan Alkitab (24-26)

Pertanyaan Alkitab (24-26) Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.

Lebih terperinci

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.

PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja adalah persekutuan orang percaya yang dipanggil oleh Allah dan diutus untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia, ini merupakan hakikat gereja. Gereja juga dikenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kebebasan merupakan hal yang menarik bagi hampir semua orang. Di Indonesia, kebebasan merupakan bagian dari hak setiap individu, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG

BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG BAB IV TINJAUAN TEOLOGIS TERHADAP PENGHAYATAN ROH KUDUS JEMAAT KRISTEN INDONESIA INJIL KERAJAAN DI SEMARANG Pada Bab ini, penulis akan menggunakan pemahaman-pemahaman Teologis yang telah dikemukakan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 21 Maret 2006, bertempat di Jakarta ditetapkanlah sebuah peraturan pemerintah yang baru, yang dikenal sebagai Peraturan Bersama dua Menteri (selanjutnya

Lebih terperinci

Pelajaran Enam. Yesus Adalah Kebenaran. mendengar kepalsuan, kesalahan, atau kebohongan; kita tidak mau hidup atau

Pelajaran Enam. Yesus Adalah Kebenaran. mendengar kepalsuan, kesalahan, atau kebohongan; kita tidak mau hidup atau Pelajaran Enam Yesus Adalah Kebenaran Kebenaran dalam agama adalah sangat penting. Sebenarnya kebenaran adalah penting dalam bidang apapun. Manusia ingin mengetahui kebenaran dalam bidang pengobatan, dalam

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB GEREJA YANG YESUS DIRIKAN Dari Kisah 2 kita tahu bahwa ketika seseorang dibaptis, Tuhan menambahkan dia kepada gereja-nya. Nas lain yang mengajarkan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,

Lebih terperinci

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU

HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU HUBUNGAN HUKUM TAURAT DENGAN ORANG PERCAYA PERJANJIAN BARU SEBUAH KARYA TULIS ILMIAH DITUJUKAN KEPADA: dr. Andrew M. Liauw, M.Div., M.Th DOSEN GRAPHE INTERNATIONAL THEOLOGICAL SEMINARY UNTUK MEMENUHI TUNTUTAN

Lebih terperinci

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan

Pelajaran Tiga. Yesus Adalah Mesias. Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca,  Andreas mula-mula bertemu dengan Pelajaran Tiga Yesus Adalah Mesias Dari kitab Injil Yohanes, kita membaca, " Andreas mula-mula bertemu dengan Simon, saudaranya, dan ia berkata kepadanya, "Kami telah menemukan Mesias" (artinya Kristus).

Lebih terperinci

Gereja Membaptis Orang Percaya

Gereja Membaptis Orang Percaya Gereja Membaptis Orang Percaya Beberapa tahun lalu di daratan Cina ada beberapa orang Kristen yang sedang membicarakan pandangan berbagai gereja tentang baptisan. Salah seorang pemimpin awam mengatakannya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa

Lebih terperinci

Pembaptisan Air. Pengenalan

Pembaptisan Air. Pengenalan Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Eka Darmaputera, Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia, dalam Eka Darmaputera (peny.), Konteks

BAB I PENDAHULUAN. 1 Eka Darmaputera, Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia, dalam Eka Darmaputera (peny.), Konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam tulisannya yang berjudul Menuju Teologi Kontekstual Di Indonesia 1, Eka Darmaputera memaparkan tentang pentingnya teologi kontekstual dengan bertolak dari keprihatinan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hal-hal kecil yang ada di sekitar kita sering sekali terabaikan. Kita lebih terfokus pada hal-hal yang kita anggap lebih besar. Kita beranggapan demikian

Lebih terperinci

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja

BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja BAB III Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja A. Amanat Agung dan Tuntutan Ketaatan terhadap Pertumbuhan Gereja Amanat Agung Yesus Kristus diterima sebagai tugas atau mandat misi yang disampaikan

Lebih terperinci

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia

HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia HIDUP DALAM KEKUDUSAN 1 Petrus 1:14-19 Herman Yeremia Tujuan: Jemaat memahami bahwa Allah menghendaki umat-nya hidup dalam kekudusan Jemaat bertekad untuk hidup dalam kekudusan Jemaat menerapkan kehidupan

Lebih terperinci

Pekerja Dalam Gereja Tuhan

Pekerja Dalam Gereja Tuhan Pekerja Dalam Gereja Tuhan Kim, seorang yang baru beberapa bulan menjadi Kristen, senang sekali dengan kebenaran-kebenaran indah yang ditemukannya ketika ia mempelajari Firman Tuhan. Ia membaca bagaimana

Lebih terperinci

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL

PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL PENGINJILAN I. PENTINGNYA VISI DAN MISI PENGINJILAN DALAM GEREJA LOKAL 1. Visi dan Misi Penginjilan dalam gereja lokal a. Visi: Terlaksananya Amanat Agung Yesus Kristus (Matius 28: 19 20) b. Misi: (1)

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (1)

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (1) MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (1) Dalam Kitab Kisah Rasul tercatat beberapa kasus pertobatan dimana orang yang mendengar injil Kristus menyerahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penginjilan merupakan salah satu dimensi yang esensial dari misi Kristen. Gereja bertanggungjawab untuk mewartakan injil ke seluruh dunia, untuk memberitakan

Lebih terperinci

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS

PENGENALAN AKAN ROH KUDUS Sebagai orang yang sudah percaya harus mengetahui kebenaran tentang siapakah Roh Kudus itu maupun pekerjaannya. 1. Jelaskan bagaimanakah caranya supaya kita dapat menerima Roh Kudus? - Efesus 1 : 13-14

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan Jemaat merupakan bidang yang baru dalam kekristenan, baik Protestan maupun Katolik dan masuk ke dalam ranah teologi praktis, di mana terjadi adanya perpindahan

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Nama-namanya Peraturannya Tugasnya Masa depannya Gereja Ada gedung-gedung dan katedral indah, pos penginjilan dan bangunan sederhana yang memakai nama "Gereja". Bangunan-bangunan itu mempunyai menara, salib, dan lonceng yang mempunyai caranya sendiri

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

LATAR BELAKANG PERMASALAHAN BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sejak manusia pertama (Adam) jatuh ke dalam dosa, seperti dikisahkan pada kitab Kejadian dari Alkitab Perjanjian Lama, maka pintu gerbang dunia terbuka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Di dalam dogma Kristen dinyatakan bahwa hanya karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, manusia dapat dibenarkan ataupun dibebaskan dari kuasa dan

Lebih terperinci

Pelayanan Mengajar itu Penting

Pelayanan Mengajar itu Penting Pelayanan Mengajar itu Penting Dalam Pelajaran 1 kita belajar tentang pengajaran Kristen sebagai suatu pelayanan. Kita membicarakan perbedaan antara mengajar, berkhotbah, dan memberi kesaksian. Kita juga

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS Membandingkan bingkai pemikiran Nabeel Jabbour tentang gereja

BAB IV ANALISIS Membandingkan bingkai pemikiran Nabeel Jabbour tentang gereja BAB IV ANALISIS 4.1. Membandingkan bingkai pemikiran Nabeel Jabbour tentang gereja tidak Kasat Mata dengan John Calvin tentang Gereja yang tidak Kelihatan dalam persamaan dan perbedaannya. Nabeel Jabbour

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lihat sila pertama dalam Dasar Negara Indonesia: Pancasila BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seringkali kita mendengar dan membaca bahwa negara kita yaitu negara Indonesia adalah negara yang beragama. Dikatakan demikian, karena pada umumnya setiap warga negara

Lebih terperinci

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley

Yesus yang Asli. oleh Kermit Zarley Yesus yang Asli oleh Kermit Zarley Yesus dari Nazaret adalah manusia yang paling terkenal yang pernah hidup di muka bumi ini. Namun siapakah dia? Untuk mengenal dia, kita perlu mengarahkan perhatian kepada

Lebih terperinci

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran

Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Setiap Orang Membutuhkan Pengajaran Pernahkah saudara melihat seekor induk burung yang mendesak anaknya keluar dari sarangnya? Induk burung itu memulai proses pengajaran yang akan berlangsung terus sampai

Lebih terperinci

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1

MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 MENGAPA KITA HARUS BERBAHASA ROH? Bagian ke-1 Pengantar Mengapa kita harus berbahasa roh? Bagi saya, kedengarannya seperti orang menyerepet saja. Bukankah bahasa roh itu biasanya menimbulkan masalah dalam

Lebih terperinci

2: Perintah untuk Memuridkan Orang Lain BAGIAN PERTAMA: HIDUP YANG MEMURIDKAN ORANG LAIN (DISCIPLE MAKER)

2: Perintah untuk Memuridkan Orang Lain BAGIAN PERTAMA: HIDUP YANG MEMURIDKAN ORANG LAIN (DISCIPLE MAKER) L. E. V. E. L O. N. E BAGIAN PERTAMA: HIDUP YANG MEMURIDKAN ORANG LAIN (DISCIPLE MAKER) 2: Perintah untuk Memuridkan Orang Lain Bayangkan reaksimu jika seseorang datang kembali dari kematian untuk berbicara

Lebih terperinci

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik.

BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS. dalam keluarga dengan orang tua beda agama dapat dipahami lebih baik. BAB IV REFLEKSI TEOLOGIS Dalam bab IV ini akan dipaparkan suatu refleksi teologis tentang PAK dalam keluarga dengan orang tua beda agama. Refleksi teologis ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu PAK keluarga

Lebih terperinci

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang SUPLEMEN MATERI KHOTBAH PELKAT 10 11 MARET 2017 Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang YOHANES 4 : 27 54 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil.

Lebih terperinci

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Roh Kudus. Penolong dan Penghibur HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Roh Kudus Penolong dan Penghibur GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari

Lebih terperinci

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda.

I M A N Bagian ke-1. Bahkan, ketika Yesus menderita kesakitan di atas kayu salib, para pencemooh-nya masih terus menuntut tanda. I M A N Bagian ke-1 Pengantar Tuhan telah memilih untuk menjadikan iman sebagai salah satu batu pondasi hubungan kita dengan Dia. Tetapi seberapa banyak kita benar-benar mengerti tentang iman? Dari manakah

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

Misiologi David Bosch

Misiologi David Bosch Misiologi David Bosch Definisi Sementara Misi. 1. Iman Kristen bersifat misioner, atau menyangkali dirinya sendiri. Berpegang pada suatu penyingkapan yang besar dari kebenaran puncak yang dipercayai penting

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk

BAB I. Pendahuluan UKDW. atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk BAB I Pendahuluan I.1. Latar Belakang Gereja ada dan eksis di dunia ini bukan untuk dirinya sendiri, juga bukan atas kemauannya sendiri. Namun, gereja dihadirkan oleh Allah untuk melaksanakan misi-nya

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 5. PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 5 PENGANIAYAAN Oleh Don Krow Di Matius 10:16-23, Yesus ingin mempersiapkan murid-muridnya untuk menghadapi oposisi (perlawanan); Dia ingin memberitahu mereka bahwa akan muncul perlawanan.

Lebih terperinci

Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) DR Wenas Kalangit

Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) DR Wenas Kalangit Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) DR Wenas Kalangit 6 November 2007 Jakarta 1 Kitab-kitab Injil dan Kisah Para Rasul (1) a. Kitab-kitab Injil Keempat kitab pertama dalam PB (Matius, Markus, Lukas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pekabaran Injil adalah tugas dan tanggung jawab gereja di tengah dunia. Gereja dipanggil untuk menjadi pekabar Injil (kabar sukacita, kabar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap manusia memerlukan orang lain untuk saling memberi dan menerima. Hal itu menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk sosial sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan hakekat keberadaan Gereja sebagai yang diutus oleh Kristus ke dalam dunia, maka gereja mempunyai hakekat yang unik sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Konsep tentang panggilan sudah ada sejak jaman Israel kuno seiring dengan pengenalan mereka tentang Allah. Misalnya panggilan Tuhan kepada Abraham (Kej 12:

Lebih terperinci

Status Rohani Seorang Anak

Status Rohani Seorang Anak Status Rohani Seorang Anak PENDAHULUAN Kita yang melayani anak-anak di gereja atau di yayasan gerejawi perlu memiliki keyakinan tentang status rohani seorang anak di hadapan Tuhan, berdasarkan Firman Tuhan.

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

Apa Gereja 1Uhan Itu?

Apa Gereja 1Uhan Itu? Apa Gereja 1Uhan Itu? Yesus berkata, "Aku akan mendirikanjemaatku" (Matius 16 :18). Apa yang dimaksudkannya dengan kata jemaat? Apakah pengertian murid-muridnya tentang kata ini? Mungkin saudara telah

Lebih terperinci

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT

KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT KRISTUS TURUN DALAM KERAJAAN MAUT Oleh: Ev. Wiwi Suwanto (1997) Penulis adalah Alumnus Sekolah Tinggi Teologi Reformed Injili Indonesia Ungkapan "Kristus turun dalam kerajaan maut" tidak terdapat di dalam

Lebih terperinci

GOSPEL HIGHWAY

GOSPEL HIGHWAY GOSPEL HIGHWAY www.ghmag.net In2013/1: Pergilah Dan Ajarlah (Matius 28:18-20) by BS Poh (Orasi Ilmiah Untuk Wisuda di STT Syalom, Nias, Sumatera, 17 Mei 2013.) Topik yang ditugaskan kepada saya adalah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN. Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Berkatalah Petrus kepada Yesus: Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau!. 1 Ucapan Petrus dalam suatu dialog dengan Yesus ini mungkin

Lebih terperinci

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN?

JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? JIKA ALKITAB SATU-SATUNYA OTORITAS KITA DALAM AGAMA, MENGAPA MANUSIA MENAFSIRKAN ALKITAB SECARA BERLAINAN? Salah satu prinsip yang diterapkan untuk mengambil arti dari nas-nas Alkitab adalah agama sejati

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama

Lebih terperinci

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow

Level 3 Pelajaran 6. RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Level 3 Pelajaran 6 RAJA DAN KERAJAAN-NYA Oleh Don Krow Di Perjanjian Lama, apa yang membedakan bangsa Israel dari bangsa-bangsa lain adalah mereka merupakan sebuah teokrasi. Dengan kata lain, mereka diperintah

Lebih terperinci

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order

RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order RENUNGAN KITAB 1Timotius Oleh: Pdt. Yabes Order HARI 1 JEJAK-JEJAK PEMURIDAN DALAM SURAT 1-2 TIMOTIUS Pendahuluan Surat 1-2 Timotius dikenal sebagai bagian dari kategori Surat Penggembalaan. Latar belakang

Lebih terperinci

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan

Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Bagaimana Saya Menjadi Sebagian dari Gereja Tuhan Kita telah banyak mempelajari masa lampau gereja Tuhan. Kita telah melihat bagaimana Allah mengerjakan rencananya. Kita juga telah mempelajari arti kata

Lebih terperinci

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS

Baptisan. Mencuci Bersih Dosa HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Baptisan Mencuci Bersih Dosa GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151

Lebih terperinci

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra

PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF ALKITAB PERJANJIAN BARU. Yulia Citra PROSIDING SEMINAR NASIONAL PAK II DAN CALL FOR PAPERS, Tema: Profesionalisme dan Revolusi Mental Pendidik Kristen. Ungaran, 5 Mei 2017. ISBN: 978-602-60350-4-2 PROFESIONALISME GURU PAK DALAM PERSPEKTIF

Lebih terperinci

TUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya.

TUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya. TUBUH KRISTUS Pengantar Apakah Tubuh Kristus itu? Apakah sama dengan Gereja? Mungkin definisi yang sangat sederhana ini akan dapat menjelaskannya. Tubuh Kristus terdiri dari orang-orang percaya dalam semua

Lebih terperinci

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia

BAB IV. Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia BAB IV Pandangan jemaat GPIB Bukit Harapan Surabaya tentang diakonia 4.1. Diakonia sebagai perwujudan Hukum Kasih Gereja dapat dikatakan sebagai gereja apabila dia sudah dapat menjalankan fungsinya, yaitu

Lebih terperinci

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann

Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #38 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #38 tentang Wahyu, pasal

Lebih terperinci

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai?

Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai? Siapakah orang Kristen Baptis dan Apa yang mereka percayai? Buku ini menjelaskan mengenai dua belas ajaran dasar dari umat Kristen Baptis. Dasar kepercayaan ini tidak hanya khusus untuk orang Kristen Baptis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan

BAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang sedang diperhadapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan mempunyai banyak segi dan dimensi mulai dari yang bersifat

Lebih terperinci

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban)

KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA. (Pertanyaan dan Jawaban) KEBENARAN SEDERHANA untuk yang BARU PERCAYA (Pertanyaan dan Jawaban) 1 TUHAN, MANUSIA DAN DOSA * Q. 1 Siapakah yang membuat anda? A. Tuhan yang membuat kita. Kejadian 1:26,27; Kejadian 2:7 Q. 2 Apa lagi

Lebih terperinci

Berbahasa Roh. Karunia Rohani Untuk Penginjilan. Sesaat sebelum Yahushua terangkat ke Sorga, Dia berkata kepada para murid-nya:

Berbahasa Roh. Karunia Rohani Untuk Penginjilan. Sesaat sebelum Yahushua terangkat ke Sorga, Dia berkata kepada para murid-nya: Berbahasa Roh Karunia Rohani Untuk Penginjilan Yahuwah telah mencurahkan begitu banyak karunia kepada umat-nya di bumi. Salah satu yang paling menarik, yang paling dimengerti sebagai anugerah pemberian

Lebih terperinci

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit

Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit Surat-surat Paulus DR Wenas Kalangit 15 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Paulus Catatan Umum Hampir separuh PB, yakni 13 kitab, memakai nama Paulus sebagai penulisnya (= Suratsurat Paulus). Selain itu,

Lebih terperinci

Mencari Keterangan Tentang Yesus

Mencari Keterangan Tentang Yesus Mencari Keterangan Tentang Yesus Perkenankan saya mengajukan suatu pertanyaan. Pada hemat saudara siapakah Yesus itu? Ada orang yang mengatakan, "Ia guru yang termasyhur." Orang lain menyebut Dia nabi,

Lebih terperinci

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1

BAPTISAN ROH KUDUS. Baptisan Roh Kudus Baptism in the Holy Spirit Halaman 1 BAPTISAN ROH KUDUS Pengantar Sebagai orang Kristen, pernahkah Anda merindukan kuasa rohani yang lebih besar dalam hidup Anda? Kuasa yang lebih besar untuk melawan dosa? Kuasa yang lebih besar untuk menceritakan

Lebih terperinci

WORLDWIDE BROTHERHOOD

WORLDWIDE BROTHERHOOD Ambassadors of a WORLDWIDE BROTHERHOOD LECTIO / BACAAN : MARKUS 2: 1-12 MEDITASI 5 : ORANG LUMPUH DISEMBUHKAN 1 Kemudian, sesudah lewat beberapa hari, waktu Yesus datang lagi ke Kapernaum, tersiarlah kabar,

Lebih terperinci

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit

Surat-surat Am DR Wenas Kalangit Surat-surat Am DR Wenas Kalangit 22 Januari 2008 Jakarta 1 Surat-surat Ibrani dan Am Catatan Umum Delapan surat terakhir dalam PB disebut juga dengan nama: Surat-surat Am atau Umum. Disebut demikian karena

Lebih terperinci

Saudara Tidak Membutuhkan Meja Tulis

Saudara Tidak Membutuhkan Meja Tulis Saudara Tidak Membutuhkan Meja Tulis Bila kita percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat, kita menerima kesukaan yang besar. Ingatkah saudara ketika ini terjadi dalam hidup saudara? Saudara segera mau menceritakannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Galilea. Kesaksian Alkitab mengatakan bahwa murid Yesus berjumlah dua belas orang

BAB 1 PENDAHULUAN. Galilea. Kesaksian Alkitab mengatakan bahwa murid Yesus berjumlah dua belas orang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yesus memulai pelayanannya dari sebuah tempat di kawasan utara Palestina. Di daerah inilah Yesus memilih murid-muridnya yang pertama, tepatnya di tepi danau Galilea.

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (3/6)

Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Siapakah Yesus Kristus? (3/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati Tanpa Dosa Kode Pelajaran : SYK-P03 Pelajaran 03 - YESUS ADALAH ALLAH SEJATI

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Permasalahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Permasalahan. Gereja dalam kehidupan kekristenan menjadi tempat dan sarana orang-orang percaya kepada Kristus, berkumpul dan saling mendorong antara orang yang satu

Lebih terperinci

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures

Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures Man of God Transformation 2 Transformasi Manusia Allah 2 Holy Spirit Measures PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan seri khotbah Man of God Transformation bagian kedua, yaitu: Holy Spirit Measures

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan UKDW

BAB I Pendahuluan UKDW BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang. 1.1. Katekiasi di Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB). Katekisasi adalah salah satu bagian dari pelaksanaan Pendidikan Kristiani. Menurut Pdt Lazrus H.

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

RESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik

RESENSI BUKU Keselamatan Milik Allah Kami - bagi milik RESENSI BUKU Judul : Keselamatan Milik Allah Kami Penulis : Christopher Wright Penerbit : Surabaya: Literatur Perkantas Jawa Timur Tahun : 2011 Halaman : 225 halaman Dalam buku ini Christopher Wright berupaya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gereja hidup di tengah masyarakat. Gereja kita kenal sebagai persekutuan orangorang percaya kepada anugerah keselamatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Yesus Kristus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Secara umum masyarakat Karo menganggap bahwa agama Hindu-Karo adalah agama Pemena (Agama Pertama/Awal). Dalam agama Pemena, terdapat pencampuran konsep

Lebih terperinci

Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu

Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu Lesson 9 for August 26, 2017 Seruan pastoral Paulus. Galatia 4:12. Aku minta kepadamu, saudara-saudara jadilah sama seperti aku sebab aku pun telah menjadi sama seperti kamu Mengingat permulaan. Galatia

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI

LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,

Lebih terperinci

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2)

MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB BANGUNLAH, BERILAH DIRIMU DIBAPTIS (2) Kursi berkaki tiga bisa digunakan. Bayangkanlah kursi berkaki tiga dalam pikiran Anda. Lalu, bayangkanlah

Lebih terperinci