JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M"

Transkripsi

1 ANALISA PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pasta Gigi Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur) Disusun Oleh: Ahmad Baihakki Zaini ( ) JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

2 PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh Ahmad Baihakki Zaini NIM Di Bawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Yahya Hamja, MM Ade Suherlan, MM., MBA NIP NIP JURUSAN MANAJEMEN PEMASARAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M i

3 LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF Hari ini Selasa, tanggal 27 Maret 2013 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa: 1. Nama : Ahmad Baihakki Zaini 2. NIM : Jurusan : Manajemen Pemasaran 4. Judul Skripsi : Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 27 Maret Prof. Dr. Abdul Hamid., MS ( ) NIP Ketua 2. Adhitya Ginanjar, SE., M.Si ( ) NIP Sekretaris 3. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA ( ) NIDN Penguji Ahli ii

4 LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI Hari ini Seni, tanggal 16 September 2013 telah dilakukan ujian Skripsi atas Mahasiswa: 1. Nama : Ahmad Baihakki Zaini 2. NIM : Jurusan : Manajemen Pemasaran 4. Judul Skripsi : Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pengguna Produk Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur) Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 16 September Leis Suzanawati, SE., M.Si ( ) NIP Ketua 2. Dr. H. Ahmad Dumyathi Bashori, MA ( ) NIP Sekretaris 3. Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA ( ) NIDN Penguji Ahli 4. Dr. Yahya Hamja, MM ( ) NIP Pembimbing I 5. Ade Suherlan, MM., MBA ( ) NIP Pembimbing II iii

5 LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Ahmad Baihakki Zaini No Induk Mahasiswa : Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Jurusan : Manajemen Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkannya 2. Tidak melakukan plagiat tehadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melakukan pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Jakarta, 24 Juli 2013 Yang menyatakan (Ahmad Baihakki) iv

6 DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. DATA PRIBADI 1. Nama : Ahmad Baihakki Zaini 2. Tempat /Tanggal Lahir : Jakarta, 9 November Alamat : Jl. Tanki rt 003 rw 03 no 24 Cipayung Jakarta Timur 4. Nama Orang Tua 5. (Bapak) : Jaenudin 6. (Ibu) : Endang Suherni 7. Agama : Islam 8. Kewarganegaraan : Indonesia B. DATA PENDIDIKAN 1. Tahun SDN Cipayung 02 Pagi Jakarta Timur 2. Tahun SMP Islam PB Sudirman Jakarta Timur 3. Tahun SMA 105 Ciracas Jakarta Timur 4. Tahun 2008 s/d sekarang FEB Manajemen UIN Syahid Jakarta v

7 ABSTRACT In this research uses a brand image (x 1 ), product quality (x 2 ) and promotion (x 3 ) as an independent variables. The analysis s method using a multiple linear regression analysis. The sample was used in this research are 60 respondents which took at random sampling from Pepsodent s customer who makes a buying decisions. The data retrieved is the primary data that is the result of respondent s answers on a questionnaire that was distributed. The results of this research that are simultaneous influence of variable brand image, product quality and promotion on purchasing decision. The result of this research also shows that the variable brand image, product quality and promotion influence significantly partially against purchasing decision. On the determination test, there is influence of 78,3% of the independent variables (brand image, product quality and promotion) on the dependent variable (purchasing decisions). Meanwhile, a total of 21,7% is influenced by other variables and not included in the regression analysis. Keyword: brand image, product quality, promotion buying decisions vi

8 ABSTRAK Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen citra merek (x 1 ), kualitas produk (x 2 ) dan promosi (x 3 ). Metode analisis yang digunakan analisa regresi linier berganda. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 responden yang diambil secara random dari konsumen pepsodent yang melakukan keputusan pembelian. Data yang diperoleh merupakan data primer yang merupakan hasil dari jawaban responden atas kuesioner yang disebarkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel citra merek, kualitas produk dan promosi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian. Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 78,3% dari variabel independen (citra merek, kualitas produk dan promosi) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Sedangkan, sebanyak 21,7% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini. Kata kunci: citra merek, kualitas produk, promosi, keputusan pembelian vii

9 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, nikmat, dan petunjuk-nya sehingga skripsi dengan judul Pengaruh Citra merek, Kualitas Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pasta Gigi Pepsodent di Wilayah Jakarta Timu) dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, petunjuk dan saran dari semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ucapan terima kasih yang tiada akhir, untuk bapak, dan ibuku, kakak-kakak dan adik-adiku. Berkat do'a dan kasih sayang merekalah yang selalu membangkitkan harapan penulis. 2. Bapak Prof. Dr Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dumiyati, S.Ag, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen pembimbing satu yang telah memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk terselesaikanya skripsi ini. 5. Bapak Ade Suherlan, MM., MBA, selaku dosen pembimbing kedua yang telah membantu memberikan bimbingan dan berbagai solusi untuk terselesaikanya skripsi ini. 6. Semua bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mentrasfer ilmu kepada semua mahasiswa khususnya penulis. 7. Seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah membantu proses administrasi dalam penulisan skripsi. viii

10 8. Warga Cipayung Jakarta Timur selaku responden dalam penelitian ini. 9. Teman-teman kuliah Jurusan Manajemen dan teman-teman kerja yang telah memberikan dukungan, semangat serta sebuah persahabatan dan kerjasama yang baik selama kuliah. Terutama Bembeng,, Paul, Pay, Deni, Abdul, Ilham, Pantri, Jom, Ucen, lukman, Hendri Pribadi, Agus, Rivo dan teman-teman yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah bersama-sama saling membantu dalam proses penulisan, penyebaran kuesioner, dan pengolahan data selama penyusunan skripsi. Semoga semua pihak yang penulis sebutkan diatas diberikan balasan pahala oleh Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan memberikan masukan bagi penelitian selanjutnya. Jakarta, 24 Juli 2013 Ahmad Baihakki Zaini ix

11 DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Skripsi... i Lembar Pengesahan Komprehensif... ii Lembar Pengesahan Ujian Skripsi... iii Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah... iv Daftar Riwayat Hidup... v Abstact... vi Abstrak... vii Kata Pengantar... viii Daftar Isi... x Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar... xvii Daftar Lampiran... xviii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran B. Keputusan Pembelian C. Citra Merek D. Kualitas prodauk E. Promosi F. Penelitian terdahulu G. Kerangka Pemikiran H. Hipotesis Penelitian x

12 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian B. Metode Penentuan Sampel C. Metode Pengumpulan Data D. Metode Analisis Uji Kualitas Data a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda a. Uji Normalitas Data b. Multikolinieritas c. Uji Heteroskedastisitas Analisis Regresi Linier Berganda a. Persamaan Regresi Linier b. Uji Determinasi (Adjusted R 2 ) Berganda Pengujian Hipotesis a. Uji F (uji simultan) b. Uji t (uji parsial) E. Operasional Variabel Penelitian BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian B. Karakteristik Responden C. Hasil Dan Pembahasan Uji Kualitas Data a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas Penemuan dan Pembahasan Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda a. Hasil Pengujian Normalitas Data b. Hasil Pengujian Multikolinieritas c. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas xi

13 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda a. Hasil Uji Persamaan Regresi linier Berganda b. Hasil Uji Determinasi (Adjusted R 2 ) Hasil Pengujian Hipotesis a. Hasil Uji F hitung (Uji Simultan) b. Hasil Uji Parsial (Uji t) BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xii

14 DAFTAR TABEL Nomor Keterangan Halaman 1.1 Daftar Harga Pasta Gigi Top Brand Index Pasta gigi Penelitian Terdahulu Skala Likert Operasional Variabel Penelitian Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi Pepsodent Berfungsi Untuk Melindungi Gigi Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Penampilan Fisik Yang Menarik Pasta Gigi Pepsodent Adalah Pasta Gigi Harga Yang Terjangkau Pasta gigi pepsodent adalah merek yang mudah diingat Pasta Gigi Pepsodent Adalah Merek Yang Mudah Diucapkan Pasta Gigi Pepsodent Adalah Pasta Gigi Yang Banyak Memiliki Varian Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Bentuk Fisik Yang Unik Pasta Gigi Pepsodent Adalah Pasta Gigi Dengan Produk Terkenal xiii

15 4.14 Pasta Gigi Pepsodent Merupakan Pasta Gigi Yang Difavoritkan Masyarakat Pasta Gigi Pepsodent Merupakan Pasta Gigi Yang Nyaman Pada Saat Digunakan Pasta Gigi Pepsodent Mudah Dalam Penggunaanya Pasta Gigi Pepsodent Pasta Gigi Yang Jangka Waktu Pemakaian Yang Lama Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Kualitas Standar Kesehatan Dokter Indonesia Pasta Gigi Pepsodent Salah Satu Varianya Bisa Mencegah Gigi Yang Sensitive Pasta Gigi Pepsodent Kemasanya Kuat Sehingga Produknya Tidak Mudah Rusak Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Desain Yang Bagus Sehingga Disukai Masyarakat Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Warna Yang Menarik Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Reputasi Kuat, Berkualitas Dan Nyaman Pepsodent Merupakan Perusahaan Yang Bertanggung Jawab Terhadap Masyarakat Pasta Gigi Pepsodent Mengenalkan Produknya Melalui Iklan Di Televisi Pasta Gigi Pepsodent Mengenalkan Produknya Melalui Iklan Di Media Cetak Untuk Menarik Konsumen (Mensukseskan Penjualan), Pasta Gigi Pepsodent Melakukan Promosi Melalui Event Pasta Gigi Pepsodent Selalu Menjaga Hubungan Yang Baik Dengan Pelanggan Pasta Gigi Pepsodent Memberikan Insentif Bagi Pelanggannya xiv

16 4.30 Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Hubungan Yang Baik Dengan Konsumen Pepsodent Membangun Citra Perusahaan Dengan Memberikan Pelayanan Terbaik Bagi Pelanggan Perusahaan Pepsodent Memberikan Informasi Mengenai Produk Secara Detail Penjual Pasta Gigi Pepsodent Selalu Membujuk Konsumen Untuk Membeli Saya Membutuhkan Pasta Gigi Pepsodent Untuk Menjaga kebersihan dan kesehatan gigi Sebelum Menggunakan Pasta Pepsodent Saya Mencari Informasi Dari Keluarga, Teman Dan Tetangga Sebelum Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent Saya Mencari Informasi Dari Iklan, Tenaga Penjual Dan Pedagang Perantara Sebelum Menggunakan Pepsodent Saya Mencari Informasi Dari Organisasi Ranting Konsumen Saya Mengetahui Mengenai Pasta Gigi Pepsodent Karena Saya Pernah Menggunakannya Saya Bangga Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent Saya Yakin Dengan Kualitas Yang Dimiliki Pasta Gigi Pepsodent Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodentkarena Produknya Yang Berkualitas Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodent Karena Merek Yang Terkenal Saya membeli pasta gigi Pepsodent karena tempat penjualan yang cukup banyak Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodent Karena Memiliki Kuantitas / Volume Isi Yang Sesuai Dengan Keinginan Pelanggan xv

17 4.45 Saya Merasa Puas Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent Saya Akan Membeli Kembali Pasta Gigi Pepsodent Jika Membutuhkannya Setelah Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodent Saya Menceritakan Keunggulan Dari Pasta Gigi Pepsodent Kepada Orang Lain Hasil Uji Normalitas Secara Statistik Hasil Uji Multikolonieritas Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hasil Uji Determinasi (Adjusted R 2 ) Hasil Uji Statistik F (Simultan) Hasil Uji t (Pengujian Secara Parsial) xvi

18 DAFTAR GAMBAR Nomor Keterangan Halaman 2.1 Tahapan Pengambilan Keputusan Kerangka Pemikiran Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Data Responden Berdasarkan Usia Responden Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik Hasil Uji Heteroskedastisitas xvii

19 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman 1 Lembar Kuesioner Penelitian Data Mentah Jawaban Responden Frekuensi Jawaban Responden Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS xviii

20 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan bisnis saat ini, banyak menjanjikan peluang dan tantangan bisnis bagi sebuah perusahan. Perusahaan saling berlomba untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Suatu perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainya agar perusahaan tersebut bisa bertahan dan di sisi lain perusahaan juga harus mengerti apa yang diinginkan oleh konsumen, sehingga konsumen akan merasa terpuaskan. Karena pada era globalisasi seperti sekarang ini banyak bermunculan produsen-produsen yang baru yang menjual barang-barang yang sejenis. Jadi secara otomatis dengan banyaknya produsen maka akan semakin banyak pula persaingan. Pada dasarnya dengan semakin banyaknya pesaing maka semakin banyak pula pilihan bagi pelanggan untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah pelanggan menjadi lebih cermat dan pintar dalam menghadapi setiap produk yang beredar di pasar. Salah satu cara yaitu perusahaan melebarkan sayapnya memperluas pasar untuk mendapatkan tempat di hati konsumen. Karena konsumen merupakan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan, bagi seorang pemasar harus dapat mengetahui apa yang di butuhkan oleh konsumen, pemasar harus bisa menyusun strategi untuk dapat memuaskan kebutuhan konsumen, dimana kebutuhan konsumen akan bergerak dinamis sesuai dengan 1

21 perkembangan zaman, sehingga para pemasar harus peka membaca setiap perubahan selera konsumennya. Untuk mendapatkan keunggulan kompetitif maka setiap perusahaan dituntut untuk mampu memuaskan konsumennya (Barsky, 2000:25). Pada hakekatnya konsumen merupakan faktor penting bagi berlangsungnya hidup perusahaan, karena sekarang ini konsumen sudah pintar dan cermat dalam mencari sebuah informasi atas produk maupun jasa, yang nantinya bisa bermanfaat memenuhi keinginan dan bisa memuaskannya. Persaingan yang begitu ketat dewasa ini menuntut perusahaan- perusahaan agar mampu memainkan strategi pemasaran yang handal dan mampu menarik minat konsumen sehingga dapat memenangkan pasar. Perusahaan sudah semestinya lebih terfokus pada konsumen agar dapat memenangkan persaingan. Dengan memberikan kepuasan pada konsumen maka akan dapat membangun kepercayaan konsumen dan akhirnya tercipta hubungan yang erat antara konsumen dan perusahaan. menurut konsep pemasaran, perusahaan yang bisa bertahan dan memenangkan persaingan di pasar global adalah perusahaan yang mampu menawarkan nilai lebih dan sesuai dengan keinginan pelanggan (Kotler, 2009:45). Oleh karena itu untuk mencapai kesuksesan perusahaan harus memenuhi syarat yang harus dipenuhi agar dapat mencapai sukses dalam persaingan. Misalnya seperti mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan. Agar tujuan tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa 2

22 yang di inginkan konsumen dengan harga yang sesuai. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya (Tjiptono, 2008:19). Perilaku konsumen harus diketahui perusahaan sebagai strategi dalam menarik pasar. Strategi pemasaran merupakan alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran (Tjiptono, 2012:101). Indonesia merupakan salah satu negara yang padat akan penduduknya, produsen saling berlomba untuk masuk ke dalamnya, karena Indonesia merupakan salah satu penduduk terbesar didunia, pada tahun 2011 penduduk Indonesia mencapai 241 jiwa dan diperkirakan setiap tahunya akan bertambah sekitar 1,62%. Oleh karena itu Indonesia negara potensial untuk berbisnis, khususnya pada bidang pasta gigi, karena pasta gigi merupakan kebutuhan setiap orang yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat sudah lebih sadar dan peduli akan kesehatan dan kebersihan pada giginya, karena itu bisa membuat orang tersebut bisa lebih percaya diri untuk 3

23 berkomunikasi. Selain itu masyarakat juga lebih diyakini oleh kegiatankegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan produk pasta gigi, yang melakukan penyuluhan maupun transfer ilmu akan pentingnya kesehatan dan kebersihan gigi kepada masyarakat (Chandra:2012). Saat ini banyak terdapat produsen-produsen pasta gigi yang bisa didapati di pasaran seperti Pepsodent, Ciptadent, Formula, Close Up, Sensodyne, Smile Up, Enzim dan Maxam. Diantara produsen pasta gigi tersebut untuk saat ini pepsodent masih memimpin pasar, karena pepsodent paling terdepan dalam berinovasi, produk ini sering kali menjadi awal pelopor dalam melakukan trobosan-trobosan dan pengklasifikasian dalam pasta gigi. Pepsodent tidak hanya mengelurkan produk pasta gigi yang hanya untuk menyegarkan nafas dan memutihkan gigi saja, tetapi pepsoden juga terus berinovasi mengikuti permintaan dari apa yang dibutuhkan oleh gigi konsumen, karena masing-masing varian yang dikeluarkan oleh pasta gigi pepsodent memiliki fungsi yang berbeda agar manfaat yang didapat akan lebih maksimal, misalnya seperti pepsodent complete age lebih tertuju untuk merawat kekuatan dan mengurangi pembentuka plak selama 18 jam, pepsodent sensitive expert yang mengerti akan gigi sensitive, pepsodent game care yang berfungsi untuk menguatkan gusi dan mengurangi gusi yang berdarah dan masih banyak varian lainya. Tabel dibawah ini merupakan daftar harga pasta gigi ( 4

24 Tabel 1.1 Daftar Harga Pasta Gigi Merek Jenis Harga Reguler ( gr) Rp Rp Sensodyne Freshmint ( gr) Rp Rp Gumcare ( gr) Rp Rp Plus whitening ( gr) Rp Rp Sensitive ( gr) Rp Rp Herbal ( gr) Rp Rp Pepsodent Complete 8 ( gr) Rp Rp White now (100 gr) Rp Complete care ( gr) Rp Rp Gigi berlubang ( gr) Rp Rp Complete 12 ( gr) Rp Rp Cool mint ( gr) Rp Rp Freshmint ( gr) Rp Rp Ice mint ( gr) Rp Rp way action (105 gr) Rp Menthol chill ( gr) Rp Rp Ciptadent Crystal ( gr) Rp Rp Calcium ( gr) Rp Rp Peppermint ( gr) Rp Rp Aksi Putih ( gr) Rp Rp Extra Sensitive (160 gr) Rp Strong ( gr) Rp Rp Sumber: Carefore Tamini Squere (Data diolah 13 September 2012) Selama 5 tahun berturut-turut, Pepsodent mampu mempertahankan posisinya sebagai Top Brand pada Top Brand Award. Dapat dilihat pada Tabel 1.2, index pasta gigi Pepsodent memang yang paling besar diantara merek pasta gigi lainnya namun index tersebut tidak stabil terutama bila melihat index Pepsodent tahun 2013 yang menurun 3,4% dari tahun Hal ini terkait dengan munculnya kabar pada waktu itu yang menyatakan bahwa pasta gigi Pepsodent mengandung formalin ditambah dengan adanya persaingan merek pasta gigi lainya yang melakukan inovasi-inovasi. Namun berkat tanggapan yang cepat serta upaya dari PT. Unilever untuk memberikan penjelasan yang 5

25 jujur dan terbuka tanpa menutup-nutupi bahwa Pepsodent dan produknya yang lain mengandung formaldehyde tetapi masih jauh dibawah ambang batas yang diperbolehkan membuat masalah ini tidak berkembang menjadi bola salju ( Tabel 1.2 Top Brand Index Pasta gigi Tahun Merek Pepsodent 74,5% 74,8% 73.60% 75% 71,6% Ciptadent 9,7% 7,7% 9,8 % 7,6% 9,1% Close Up 6,0% 8,0 % 6,0 % 6,7% 7,5% Formula 6,3% 6,8% 6,3 % 5,9% 7,1% Lain-lain 3,5% 2,7% 4,3% 4,8% 4,7% Sumber: diakses pada 4 Februari 2013 Beberapa merek yang memiliki kualitas yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar karena perbedaan persepsi yang tertancap di benak konsumen. Oleh karena itu suatu merek yang dirancang perusahaan harus dapat memenuhi apa yang dibutuhkan dan diingankan konsumen serta dikomunikasikan dengan baik, sehingga pada saat konsumen membutuhkan produk tertentu, maka konsumen akan memutuskan produk dengan merek tersebut yang menjadi pilihan utama untuk dibeli. Merek (brand) bukanlah sekedar nama, istilah (term), tanda (sign), simbol atau kombinasinya. Lebih dari itu merek adalah janji perusahaan secara konsisten memberikan features, benefits, dan services kepada para pelanggan. Dan janji inilah yang membuat masyarakat luas mengenal merek tersebut, lebih dari yang lain. Dari pernyataan tersebut membuktikan bahwa citra merek dapat memberikan keyakinan bagi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk. Karena persepsi kualitas merupakan persepsi konsumen maka 6

26 dapat diramalkan jika persepsi kualitas konsumen negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar. Sebaliknya, jika persepsi kualitas pelanggan positif, produk akan disukai, dengan beranggapan bahwa kualitas produk yang baik merupakan jaminan kepuasan dalam menggunakan produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan persepsi kualitas yang baik akan menciptakan suatu image yang baik bagi suatu produk yang akan menimbulkan keputusan pembelian oleh konsumen. Citra merek adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Dari pernyataan tersebut membuktikan bahwa Citra merupakan image yang terbentuk dimasyarakat (konsumen/pelanggan) tentang baik buruknya perusahaan (Majid, 2009:70). Selain itu dimensi dari kualitas produk juga merupakan salah satu faktor penting, karena dengan kondisi sekarang ini produk yang berkualitas mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing. Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat (Kotler dan Keller, 2009:143) Kualitas yang bagus dan terpercaya, maka produk senantiasa akan tertanam dibenak konsumen, karena konsumen bersedia membayar seumlah uang untuk membeli produk yang berkualitas. Persepsi konsumen terhadap kualitas produk akan membentuk preferensi dan sikap yang pada gilirannya akan mempengaruhi keputusan untuk membeli atau tidak. Kesan kualitas memberikan nilai dalam beberapa bentuk diantaranya adalah alasan untuk membeli (Aaker, 1997) dalam (Purwanto, 2008:19). 7

27 Agar produk berkualitas perlu adanya perencanaan, agar produk yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen, dan produk yang dihasilkan mencerminkan hasil yang baik. Agar tercipta pula tujuan perusahaan yang dimana produk yang dihasilkan bisa diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran (Lembang, 2010:5). PT. Unilever senantiasa menjual produk yang berkualitas dan mempunyai nilai lebih dibandingkan dengan produk pesaing misalnya pepsodent. Pepsodent adalah produk pasta gigi pertama yang ada di indonesia, dan sampai sekarang pepsodent selalu berinovasi untuk mengikuti segala kebutuhan apa yang di inginkan konsumen, misalnya seperti permasalahnpermasalahan yang ada pada gigi dan mulut. Di lihat dari segi citra merek dan kualitas produk citra merek sudah tidak di ragukan lagi, tetapi itu saja tidak cukup untuk meyakinkan konsumen, oleh karena itu untuk dapat mengenal produk yang diciptakan dengan segala keunggulanya tersebut pada konsumen maka perusahaan perlu menerapkan strategi promosi yang baik. Promosi adalah arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran atau transaksi dalam pemasaran. Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli suatu produk atau jasa akan menjadi tertarik dan mencoba produk atau jasa sehingga konsumen melakukan pembelian. Promosi adalah berbagai cara untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang dijual (Kotler, 2009:510). 8

28 Pepsodent sangat aktif dalam mempromosikan segala produknya, salah satu contohnya pepsodent mengadakan even-even di supermarket-supermarket besar, misalnya di Carefour, Lottemart, Hypermarket, Giant. Even yang di adakan di supermarket, ini merupakan salah satu cara dari pepsodent agar konsumen yang belum pernah memakai pepsodent bisa tau dan mencobanya dengan cara sales promotion girl menjelaskan produk knowlage kepada konsumen dan memberikan hadiah kepada konsumen yang membelinya. Cara ini terbukti lebih efektif untuk mengajak konsumen yang tadinya tidak ingin membeli pasta gigi pepsodent menjadi menjadi ingin membeli, karena secara tidak langsung sales promotion girl tersebut mendoktrin konsumen tersebut dengan keunggulan-keunggulan dan hadiah yang menarik dari pasta gigi tersebut. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Tiptono, 2008:219). Promosi juga merupakan faktor penting dalam mewujudkan tujuan penjualan suatu perusahaan. Agar konsumen bersedia menjadi langganan, mereka terlebih dahulu harus dapat mencoba atau meneliti barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan, akan tetapi mereka tidak akan melakukan hal tersebut jika kurang yakin terhadap barang itu. Disinilah perlunya mengadakan promosi yang terarah, karena diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya penjualan (Endar Sugiyono, 2004:17) dalam (ghazali, 9

29 2010:61). Kegiatan promosi pasta gigi pepsodent diantaranya dapat dilakukan melalui periklanan, pemberian hadiah, potongan harga dan personal selling. Berdasarkan dari tabel 1.2 bisa disimpulkan bahwa pasta gigi memiliki nilai persentase yang cukup besar dibandingkan dengan para pesaingnya. Pepsodent merupakan salah satu produk pasta gigi dengan brand yang sangat dikenal oleh konsumen. Meskipun pepsodent memiliki nilai persentase yang cukup besar dibandingkan dengan para pesaingnya, namun pada tahun 2013 index dari pasta gigi pepsodent menurun dibandingkan tahun 2012 sebanyak 3,4%. Salah satu faktor penurun dari pasta gigi pepsodent ialah semakin berkembangnya para pesaing seperti pasta gigi ciptadent, formula dan closup. Para pesaing terus berinovasi agar tidak tertinggal dari pasta gigi pepsodent. Hal ini bisa di lihat dari semakin berkurangnya peminat dari masyarakat di wilayah Jakarta Timur yang menggunakan pasta gigi pepsodent. Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (studi kasus Pengguna Produk Pepsodent di Wilayah Jakarta Timur). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jakarta Timur? 10

30 2. Apakah Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jakarta Timur? 3. Variabel bebas manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jakarta Timur? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka ada beberapa tujuan penelitian skripsi adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi pepsodent di wilayah Jakarta Timur. 2. Untuk menganalisis pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Promosi secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi pepsodent di wilayah Jakarta Timur. 3. Untuk menganalisis variabel mana yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada produk pasta gigi Pepsodent di wilayah Jakarta Timur D. Manfaat Penelitian Berdasarkan perumusan dan tujuan maka, manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 11

31 1. Bagi penulis, penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk menyelaraskan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan, mengembangkan pengetahuan penulis di bidang Pemasaran yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan kompetensi diri, kecerdasan intelektual dan emosional. 2. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat sebagai bacaan yang bermanfaat bagi yang memerlukan. 3. Bagi universitas, hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan universitas selanjutnya di masa depan. 4. Bagi Perusahaan, adanya input informasi bagi perusahaan yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan, serta dapat dijadikan pedoman untuk melakukan perbaikan saat ini maupun masa yang akan datang. 12

32 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Konsep paling pokok yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya perkembangan jaman kebutuhan berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan ciri khas tertentu. Munculnya keinginan akan menciptakan permintaan spesifik terhadap suatu jenis produk. Seseorang dalam menentukan keputusan pembelian akan mempertimbangkan nilai dan kepuasan yang akan didapat dari mengkonsumsi suatu produk. Apabila konsumen yakin akan nilai dan kepuasan yang akan didapat, maka konsumen akan melalukan pertukaran dan transaksi jual beli barang dan jasa. Hal inilah yang mendasari terjadinya pasar. Pasar secara tradisional merupakan tempat secara fisik di mana para penjual dan pembeli berkumpul untuk membeli dan menjual barang. Para ahli ekonomi menggambarkan pasar sebagai kumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi atas sebuah produk atau kelompok produk tertentu misalnya, pasar perumahan atau bahan makanan (Kotler, 2009:12). Pemasaran merupakan suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dipihak lain (Kotler, 2009:7). Pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditunjukan untuk merencanakan, 13

33 menentukan harga mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha, 2010:179). Pemasaran merupakan ujung tombak kegiatan bisnis yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan, khususnya perusahaan yang memiliki tujuan untuk memperoleh laba, memperbesar volume penjualan, mengiginkan pertumbuhan, memiliki pangsa pasar dan untuk menciptakan pelanggan yang loyal (Surachman, 2010:1). Menurut Kotler dan Keller (2009:9) pemasaran terbagi atas 10 jenis entitas, yaitu: 1. Barang. 2. Jasa. 3. Pengayaan pengalaman. 4. Peristiwa. 5. Orang. 6. Tempat. 7. Properti. 8. Organisasi. 9. Informasi. 10. Gagasan. Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan memelihara pertukaran yang 14

34 menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan ( Pemasaran, adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain (Daryanto, 2011:1) Pemasaran adalah kegiatan memasarkan barang tidak berarti hanya menawarkan barang atau menjual tetapi lebih dari itu. Yang dimana terdapat kegiatan membeli, menjual dengan segala macam cara yang menyangkut barang, menyimpan dan mensortir (Alma, 2011:1). Secara umum, tujuan sistem pemasaran adalah memaksimumkan konsumsi, memaksimumkan kepuasan konsumsi, memaksimumkan pilihan, memaksimumkan mutu hidup, serta meningkatkan kualitas, kuantitas, ketersediaan, harga, dan memperoleh laba bagi perusahaan. Tujuan pemasaran dapat tercipta dengan melakukan analisa dalam hal bauran pemasara (marketing mix), marketing mix merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaranya di pasar sasaran (Kotler, 2009:101). B. Keputusan Pembelian Pada dasarnya keputusan pembelian sangat dipengaruhi olehmotifmotif pembelian dimana bisa karena pembeli melaksanakan pembelian hanya pertimbangan (motif = terdorong) secara emosional, seperti bangga, sugesti, dan sebagainya. Tetapi juga pembeli membeli secara rasional seperti harganya (Daryanto, 2011:94). 15

35 Keputuasan pembelian merupakan suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi, promosi, physical evidence, people dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa response yang muncul produk apa yang akan dibeli (Alma, 2011:96). Keputusan pembelian konsumen merupakan keputusan pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi (Kotler, 2009:184), sedangkan menurut Tjiptono (2011:25) keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatankegiatan tersebut (Swastha, 2011:10), Ada 2 aspek penting dari arti perilaku konsumen, diantaranya: 1. Proses pengambilan keputusan. 2. Kegiatan fisik yang kesemuanya ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa ekonomis. Mempelajari perilaku konsumen akan memberikan petunjuk bagi pengembangan produk baru, keistimewaan produk, harga, saluran pemasaran, pesan iklan dan elemen bauran pemasaran lainnya. Titik tolak untuk 16

36 memahami perilaku pembeli adalah rangsangan tanggapan. Rangsangan pemasaran dan lingkungan mulai memasuki kesadaran pembeli. Karakteristik pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembelian tertentu. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli (Lembang, 2010:14). Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka, proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyesuaian masalah yang terdiri dari lima tahap yang dilakukan konsumen, kelima tahap tersebut adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, membuat keputusan, dan perilaku pasca pembelian. Gambar 2.1 Tahap Proses Keputusan Pembelian Sumber: (Kotler, 2009:235) 17

37 Menurut kotler (2009:235), langkah-langkah dalam proses pembelian ini adalah: 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Jika kebutuhan diketahui maka konsumen akan serta memahami kebutuhan yang belum perlu segera dipenuhi atau masalah dapat ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Jadi, pada tahap inilah proses pembelian itu mulai dilakukan (Kotler, 2009:235). 2. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang telah mengetahui kebutuhannya dapat atau tidak dapat mencari informasi lebih lanjut jika dorongan kebutuhan itu kuat, jika tidak kuat maka kebutuhan konsumen itu hanya akan menjadi ingatan belaka. Konsumen mungkin melakukan pencarian lebih banyak atau segera aktif mencari informasi yang mendasari kebutuhan ini. Menurut Kotler (2009:235), sumber informasi konsumen terdiri atas empat kelompok, yaitu: a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan. c. Sumber umum meliputi media massa, organisasi ranting konsumen. d. Sumber pengalaman meliputi penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk. 18

38 3. Penilaian Alternatif Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin, konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi beberapa merek alternatif dalam satu susunan pilihan. Kotler (2009:238), evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap. Sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosi dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan tertentu. 4. Keputusan Pembelian Jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian, waktu pembelian, dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen benarbenar membeli produk. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pemgambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Kotler dan Keller (2009:202), menjelaskan bahwa Keputusan pembelian konsumen meliputi enam sub-keputusan yaitu keputusan memilih produk, memilih merek, tempat pembelian, kuantitas, waktu dan metode pembayaran. 19

39 Kadang-kadang dalam pengambilan keputusan akhir ini ada pihak lain yang memberi pengaruh terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah seketika keputusan semula. 5. Perilaku Setelah Membeli Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan, ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya, dan lain sebagainya. Kotler (2009:243), menyatakan konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi. C. Citra Merek 1. Pengertian Citra (Image) Image (Citra) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Image dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif melakukan tiga hal: 20

40 a. Memanfaatkan karakter produk. b. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. c. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Citra merupakan seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek (Kotler, 2009:299). Mengembangkan citra yang kuat membutuhkan kreatifitas dan kerja keras. Citra tidak dapat ditanamkan dalam pikiran manusia dalam semalam atau disebarkan melalui media masa. Sebaliknya, citra itu harus disampaikan melalui tiap sarana komunikasi yang tersedia dan disebarkan secara terusmenerus. Untuk berhasil memperoleh dan mempertahankan konsumenmya maka perusahaan harus berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan produk dengan memiliki citra merek (brand image) yang positif di mata konsumen. Dengan menampilkan produk yang memiliki citra merek yang positif dapat mempertinggi kepercayaan konsumen terhadap produknya dan mendorong konsumen semakin lama akan menjadi konsumen yang loyal terhadap produknya tersebut. Citra merupakan image yang terbentuk dimasyarakat (konsumen/pelanggan) tentang baik buruknya perusahaan (Majid, 2009:70). 2. Pengertian Merek Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena kegiatan memperkenalkan dan menawarkan produk dan jasa tidak terlepas dari merek yang dapat diandalkan. Hal ini berarti bahwa 21

41 merek tidak berdiri sendiri. Merek harus sesuai dengan komponen proses pemasaran lainya (surachman, 2008:1). Selain itu, pengertian merek bukan sekedar sesuatu yag dapat menampilkan nilai fungsionalnya, melanikan juga dapat memberikan nilai tertentu dalam lubuk hati atau benak konsumen (surachman, 2008:2). Merek mempunyai beberapa peran bagi perusahaan yang memasarkannya. Peran ekonomi yang penting adalah memungkinkan perusahaan untuk mencapai skala ekonomi dengan memproduksi merek tersebut secara massal. Peran ekonomi tidak ternilai lainnya adalah bahwa merek yang sukses dapat menjadi penghambat bagi pesaing yang ingin memperkenalkan merek yang sama. Merek mempunyai peran strategis yang penting dengan menjadi pembeda antara produk yang ditawarkan suatu perusahaan dengan merek-merek saingannya (Kanuk, 2008:123). Dimensi kedua dari pengetahuan tentang merek yang berdasarkan konsumen (consumer-based brand knowledge) adalah citra dari sebuah merek. Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu. Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnya ketika kita berpikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan, dan keunikan. Jenis asosiasi merek meliputi atribut, manfaat dan sikap. Atribut terdiri dari atribut yang berhubungan dengan produk misalnya desain, warna, ukuran dan atribut yang tidak berhubungan dengan produk, misalnya harga, pemakai dan citra penggunaan. 22

42 Menurut UU Merek N0.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono (2011:3) merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka susunan wana, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Perkembnagan terakhir menunjukan bahwa bentuk, suara, hologram, dan bahkan aroma juga dimasukan dalam lingkup definisi merek (Tjiptono, 2011:3). Melalui pengetahuan merek yang cukup, konsumen dapat menghemat waktu dan biaya pencarian (searching cost) serta menghindari risiko-risiko yang dapat muncul kemudian, seperti risiko fungsional, finansial, fisik, sosial, dan psikologis. Bagi konsumen, kesan merek yang melekat pada suatu produk disebut citra merek. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share (pangsa pasar). Salah satu aset untuk mencapai keadaan tersebut adalah brand (merek). Senada dengan pengertian di atas Tjiptono (2008:104) menyatakan bahwa merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain, warna, gerak, atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Tjiptono (2008:104) menyatakan pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek yang baik juga 23

43 menyampaikan jaminan dan jasa tertentu skepada para pembeli. Merek mengindentifikasikan sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen untuk menetapkan tanggung jawab pada pembuat atau distributor tertentu. Konsumen bisa mengevaluasi produk identik secara berbeda, tergantung pada bagaimana produk diberi merek. Mereka dapat menemukan merek mana yang memuaskan dan mana yang tidak (Kotler, 2009:332). Walaupun pesaing bisa dengan mudah meniru proses pembuatan dan rancangan produk mereka tidak dapat menandingi kesan terakhir dalam pikiran konsumen mengenai pengalaman produk dengan pengertian lain bahwasanya kekuatan merek dapat dilihat sebagai sarana yang kuat untuk mengamankan keuntungan bersaing (Kotler, 2009:333). Merek sendiri pada dasarnya digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu (Tjiptono, 2008:104): a. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. b. Alat promosi, sebagai daya tarik produk. c. Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen. d. Untuk mengendalikan pasar. Merek memiliki peranan yang penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek. Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik dan mudah ditiru, sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen dan selalu memiliki keunikan yang sulit untuk ditiru (Tjiptono, 2008:105). 24

44 Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan merek (brand) sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa pesaing Dengan demikian sebuah merek adalah produk atau jasa penambah dimensi yang dengan cara tertentu mendiferensiasikan dari produk dan jasa lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama. Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau berwujud yang dikaitkan dengan kinerja produk dari merek (Kotler, 2009:332). a. Elemen - Elemen Dari Merek 1) Nama 2) Logo 3) Simbol 4) Desain 5) Slogan 6) Kemasan b. Beberapa Kriteria Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemilihan Elemen Merek 1) Mudah Diingat Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya mudah diingat, dan disebut atau diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi. 25

45 2) Memiliki Makna Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan atau deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut. Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa: a) Informasi umum tentang kategori dan isi produk. b) Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk. 3) Menarik dan Lucu Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu. 4) Fleksibel Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh daerah atau pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini, tentunya akan menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru. 5) Legal Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang-undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum. 26

46 c. Hal - Hal Yang Berkaitan Erat Dengan Merek 1) Nama merek (brand name), yaitu bagian dari suatu merek yang dapat diucapkan atau dilafalkan. Contohnya Avon, Toyota, Disneyland, Pepsodent, dan lain-lain. 2) Tanda merek (brand mark), yaitu bagian dari merek yang dapat dikenali, namun tidak dapat dibaca atau diucapkan. Tanda merek ini berupa logo, simbol, warna, gambar, desain. 3) Karakteristik brand supaya menjadi brand yang berpotensi: a) A Quality Product Sejak kepuasan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai merek (brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan konsumen. b) Being First Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam tekhnologi. c) Unique Positioning Concept Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan membedakan dari pesaingnya. d) Strong Communication Program Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif, pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan brand tersebut. 27

47 e) Time and Consistency Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Dan memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu yang berkesinambungan secara terus-menerus dan dihubungkan dengan perubahan lingkungan. 3. Manfaat Merek Merek bermanfaat bagi ptodusen dan konsumen. Bagi produsen, merek berperan penting sebagai (Tjiptono, 2011:43): 1) Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi. 2) Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik. 3) Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu. 4) Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing. 5) Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen. 6) Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang. Keller (2003) dalam Tjiptono (2011:44) mengemukakan 7 manfaat pokok merek bagi konsumen, yaitu sebagai identifikasi sumber produk; 28

48 penetapan tanggung jawab pada pemanufaktur atau distributor tertentu; pengurang resiko; penekan biaya pencarian (search costs) internal dan eksternal; janji atau ikatan khusus dengan produsen; alat simbolis yang memproyeksikan citra diri; dan signal kualitas. Menurut Tjiptono (2011:44) fungsi potensial sebuah merek meliputi identifikasi, praktikalitas, garansi, optimisasi, karakterisasi, kontinuitas, hedonistic, dan fungsi etis. sementara itu, mengelompokkan manfaatmanfaat merek ke dalam tiga kategori: raritas (manfaat ekonomi atau value for money), virtositas (manfaat fungsional atau kualitas) dan complacibilitas (manfaat psikologis atau kepuasan pribadi). (Ambler, 2000) dalam Tjiptono (2011:44). 4. Pengertian Brand Image Brand image atau brand description yakni deskrispi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sejumlah teknik kuantitatif dan kualitatif telah dikembangkan untuk membantuk mengungkap presepsi dan asosiasi konsumen terhadap sebuah merek tertentu, diantaranya multidimensional scaling, projection techniques, dan sebagainya (Tjiptono, 2011:112). Brand Image (citra merek) adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image. Citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen (Kotler, 2009:346). 29

49 Citra merek kadang-kadang dapat berubah, ketika dibutuhkan suatu perubahan citra merek maka model peran yang harus ditemukan. Sebagai bagian dari identifikasi merek, model peran tersebut seyogianya dapat mewakili elemen identitas inti sebuah merek (surachman, 2008:108). 5. Pengukur Citra Merek (Brand Image) Menurut Kotler & Keller (2003:78) bahwa pengukur citra merek dapat dilakukan berdasarkan pada aspek sebuah merek, yaitu: a. Kekuatan (Strengthness) Dalam hal ini adalah keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bersifat fisik dan tidak ditemukan pada merek lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek tersebut sehingga bisa dianggap sebagai sebuah kelebihan dibanding dengan merek lainnya. Yang termasuk pada sekelompok kekuatan (strength) adalah keberfungsian semua fasilitas produk, penampilan fisik, harga produk, maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut dan memiliki cakupan pasar yang luas. b. Keunikan (Uniqueness) Adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara merek lainnya. Kesan ini muncul dari atribut produk tersebut yang menjadi bahan pembeda atau diferensiasi dengan produk-produk lainnya. Yang termasuk dalam kelompok unik ini adalah variasi penampilan atau nama dari sebuah merek yang mudah diingat dan diucapkan, dan fisik produk itu sendiri. 30

50 c. Keunggulan (Favorable) Yang termasuk dalam kelompok favorable ini antara lain, kemudahan merek produk diucapkan serta kemampuan merek untuk tetap diingat oleh pelanggan yang membuat produk terkenal dan menjadi favorit di masyarakat maupun kesesuaian antara kesan merek di benak pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek yang bersangkutan. D. Kualitas Produk 1. Pengertian Produk Orang akan memuaskan keinginan dan kebutuhannya melalui produk. Istilah lain yang dipakai untuk menyebutkan produk adalah penawaran dan pemecahan. Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa dan gagasan. Tingkat kepentingan produk fisik lebih tergantung pada jasa yang mereka berikan pada pemiliknya, sehingga produk fisik sebenarnya adalah sarana yang memberikan jasa pada kita. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide (Kotler dan Amstrong, 2009:4). Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan produk adalah segala sesuatu baik berwujud barang atau jasa yang digunakan untuk memuaskan konsumen, dimana tiap barang atau jasa tersebut memiliki manfaat yang berbeda. Dapat dikatakan pelanggan dalam 31

51 membeli barang tidak hanya membeli sekumpulan atribut fisiknya saja tetapi lebih dari itu, pelanggan tersebut membayar sesuatu yang diharapkan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. a. Lima Tingkatan Produk Menurut Kotler (2009:4) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah: 1) Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit): layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan. 2) Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product). 3) Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expected product), sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini. 4) Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmented product) yang melebihi harapan pelanggan. 5) Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka. 32

52 b. Klasifikasi Produk Kotler & Keller (2009:5-6) mengklasifikasikan produk berdasarkan ketahanan, keberwujudan dan kegunaan (konsumen atau industri). 1) Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility) a) Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang-barang ini sering dibeli, strategi yang tepat adalah membuat barang-barang tersebut tersedia di banyak lokasi dan beriklan secara besar-besaran untuk membangun percobaan serta membangun preferensi. b) Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-baranng berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. Produk-produk ini biasanya memerlukan penjualan personal dan jasa, menuntut margin yang lebih tinggi, dan memerlukan garansi penjual yang lebih banyak. c) Jasa (service) adalah produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musnah. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang lebih besar. 2) Barang Konsumen a) Barang sehari-hari (convenience goods) (1)Barang kebutuhan pokok/staples: barang yang dibeli konsumen secara teratur. 33

53 (2)Barang impuls: barang yang dibeli tanpa usaha perencanaan atau pencarian. (3)Barang darurat: barang yang dibeli ketika ada kebutuhan mendesak. b) Barang belanja (shopping goods): barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Barang belanja dapat dikategorikan menjadi dua: (1)Barang belanja homogen: memiliki kualitas yang serupa, tetapi harganya cukup berbeda, sehingga memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja. (2)Barang belanja heterogen: memiliki fitur produk dan jasa yang berbeda yang mungkin lebih penting daripada harga. c) Barang khusus (specialty goods): memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Barang khusus tidak memerlukan perbandingan, pembeli hanya menginvestasikan waktu untuk menjangkau penyalur yang menjual produk-produk yang diinginkan. Penyalur tidak memerlukan lokasi yang nyaman, meskipun mereka harus membuat calon pembeli mengetahui lokasi mereka. d) Barang yang tak dicari (unsought goods): barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Barang yang tidak dicari memerlukan dukungan iklan dan penjualan personal. 34

54 3) Barang industri Barang ini diklasifikasikan berdasarkan biaya relatif mereka dan bagaimana mereka memasuki proses produksi, meliputi bahan dan suku cadang, barang modal, serta pasokan dan layanan bisnis a) Bahan dan suku cadang (materials and parts): barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen. (1)Bahan mentah: dibagi menjadi produk pertanian dan produk alami. (2)Bahan dan suku cadang manufaktur (a) Bahan komponen: biasanya diproses lagi, keandalan pemasok dan harga merupakan faktor pembelian kunci. (b)suku cadang komponen: memasuki produk jadi tanpa perubahan bentuk lagi. Harga dan layanan menjadi pertimbangan pemasaran utama, dan penetapan merek serta iklan cenderung tidak terlalu penting. b) Barang modal (capital items): barang tahan lama yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang ini meliputi dua kategori, yaitu: (1)Instalasi: terdiri dari bangunan dan peralatan berat. Instalasi biasanya dibeli secara langsung dari produsen, yang tenaga penjualannya mencakup personel teknis dan periode negosiasi panjang sebelum penjualan pada umumnya. Produsen harus bersedia merancang sesuai spesifikasi dan memasok layanan purnajual. Iklan tidak terlalu penting dibandingkan penjualan personal. 35

55 (2)Peralatan: meliputi perlengkapan dan peralatan pabrik portabel dan perlengkapan kantor. Meskipun beberapa produsen perlengkapan menjual secara langsung, mereka lebih sering menggunakan perantara. Karena pasar tersebar secara geografis, pembeli banyak dan pesanan sedikit. Kualitas, fitur, harga, dan jasa menjadi pertimbangan utama. Tenaga penjualan cenderung menjadi lebih penting dibandingkan iklan. c) Layanan bisnis dan pasokan (supplies and business services): barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Pasokan sama dengan barang seharihari, biasanya dipasarkan melalui perantara karena nilai unit mereka yang rendah serta jumlah dan sebaran geografis pelanggan yang besar. Harga dan jasa menjadi pertimbangan penting karena pemasok terstandarisasi serta preferensi merek tidak tinggi. Terdapat dua macam pasokan, yaitu barang pemeliharaan dan perbaikan, serta pasokan operasi. Sedangkan layanan bisnis meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan, serta jasa penasihat bisnis. Jasa pemeliharaan dan perbaikan biasanya dipasok dengan kontrak oleh produsen kecil atau tersedia dari produsen perlengkapan asli. Jasa nasihat bisnis biasanya dibeli berdasarkan reputasi dan staf pemasok. 36

56 2. Pengertian Kualitas Produk Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah The totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. ( Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar. Kotler (2009:2), menyatakan bahwa kualitas produk merupakan kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. 37

57 3. Dimensi Kualitas Produk Menurut Mullins, Orville, Lareche dan Boyd (2005:442), apabila perusahan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari: b. Kinerja (performance), karakteristik operasi suatu produk utama, seperti kemudahan dan kenyamanan. c. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Dimensi ini mencakup umur ekonomis. d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformence to specification), yaitu sejauh mana karakteristik oprasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukanya cacat pada produk. e. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), yaitu karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. f. Reabilitas (reliability), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat di andalkan. g. Estetika (estethic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, misalkan model atau desain yang artistik, warna dan sebagainya. h. Kesan kualitas (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. 38

58 E. Promosi Suatu perusahaan dalam memasarkan produknya perlu merancang dan menyebarkan informasi tentang kehadirannya, ketersediaanya, ciri-ciri produk dan kondisi produknya serta manfaat yang dapat diperoleh paran pelanggan/calon pelanggan atas produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Usaha untuk mengenalkan produk kepada pasar yaitu dilakukan strategi promosi. Konsep yang dipakai untuk mengenalkan produk yaitu promotion mix, kegiatan-kegiatan yang mengkombinasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen untuk membeli (Swasta, 2010:349). Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya (Sunyoto, 2012:154). Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Di sisi yang lain menurut Tjiptono (2008:229) promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan. Pengertian promosi menurut Indriyo Giltosudarmo dalam Sunyoto (2012:155), Promosi adalah merupakan kegiatan yang di tujukan untuk 39

59 memengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut. Adapun alat-alat yang dapat dipergunakan untuk mempromosikan suatu produk dapat dipilih beberapa cara, yaitu iklan, promosi penjualan, publisitas, personal selling yang disebut bauran promosi. Menurut Tjiptono (2008:219), promosi merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapa pun kualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna pada mereka, maka mereka tidak akan membelinya. Terdapat beberapa jenis promosi yang sering digunakan, yaitu: 1. Periklanan (Advertising) Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan persentasi dan promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa dengan mempromosikan pada iklan di televisi dan media massa. 2. Penjualan Personal (Personal Selling) Persentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 3. Promosi Penjualan (Sales Promotion) Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. 4. Hubungan Masyarakat (Public Relation) Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan, membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan. 40

60 5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing) Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh tanggapan langsung dengan memberi informasi dan membujuk pelanggan. Tujuan utama dari promosi adalah modifikasi tingkah laku konsumen, menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan produk atau jasa yang dijualnya. Setiap perusahaan yang melakukan sesuatu kegiatan tentu mempunyai tujuan. Demikian juga perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan tujuan untuk menjual barang dan jasa yang diproduksinya, yang kemudian pada akhirnya perusahaan akan mendapatkan laba. Ada beberapa tujuan dari dilakukannya promosi, menurut Rangkuti (2009:92), tujuan promosi diantaranya: 1. Modifikasi tingkah laku Pasar merupakan tempat pertemuan orang-orang yang hendak melakukan suatu pertukaran di mana orang-orangnya terdiri atas berbagai macam tingkah laku yang satu sama lain saling berbeda. Demikian juga pendapat mereka mengenai suatu barang dan jasa, selera, keinginan, motivasi, dan kesetiaannya terhadap barang dan jasa tersebut saling berbeda. Dengan demikian, tujuan dari ini adalah berusaha untuk mengubah tingkah laku dan pendapat individu tersebut, dari tidak menerima suatu produk menjadi setia terhadap produk. 2. Memberitahu Kegiatan promosi yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada pasar yag dituju tentang pemasaran perusahaan, mengenai produk 41

61 tersebut berkaitan dengan harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan, keistimewaan, dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat informasi ini umumnya lebih disukai dan dilakukanpada tahap-tahap awal dalam siklus kehidupan produk. Hal ini merupakan masalah penting untuk meningkatkan permintaan primer sebab pada tahap ini sebagian orang tidak akan tertarik untuk memilih dan membeli barang dan jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut serta kegunaannya dan lain sebagainya. Promosi yang bersifat informasi ini dapat membantu konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli. 3. Membujuk Promosi yang bersifat membujuk atau persuasif ini pada umumnya kurang disenangi oleh sebagian masyarakat. Tetapi kenyataannya sekarang imi banyak muncul justru adalah promosi tersebut. Promosi seperti itu terutama untuk mendorong pembeli. Perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya, tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar promosi dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat membujuk ini akan menjadi dominan jika produksi yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk tersebut. 42

62 4. Mengingatkan Promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan dilakukan selama tahap kedewasaan dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti perusahaan berusaha memperhatikan untuk mempertahankan pembeli yang ada, sebab pembeli tidak hanya sekali saja melakukan transaksi, melainkan harus berlangsung secara terus-menerus. F. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai citra merek, kualitas produk, dan promosi, berpengaruh terhadap keputusan pembelian telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut banyak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi produsen untuk melakukan pendekatan-pendekatan apa saja sehingga konsumen tertarik untuk membeli produk tersebut. Beberapa penelitian terdahulu dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut ini: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Judul Penelitian 1. Pengaruh Kualitas Merek, Citra Merek, Dan Asosiasi Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Gran Max Pada PT. Karya Zirang Utama Semarang Berlanjut Ke Halaman Berikutnya Peneliti Dan Tahun Candra Hananto Susilo (2008) Metode Penelitian Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Hasil penelitian menyatakan bahwa kesan kualitas merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, asosiasi merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 43

63 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Judul Penelitian 2. Analysis Of Effect Of Product Quality, Price And Promotion Decisions To Purchase Nokia Mobile Brands (Case Studies Faculty of Economics, University of Semarang Force 2008) 3. Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang 4. Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Kecap Manis Merek Bango (Studi Kasus Pada Ibu Rumah Tangga Di Komplek Villa Mutiara Johor Ii Dan Taman Johor Mas) Berlanjut Ke Halaman Berikutnya Peneliti Dan Tahun Teguh Yuliyanto (2009) Praba Sulistyawati (2009) Nurlisa (2011) Metode Penelitian Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, harga produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil menyatakan bahwa citra merek (X 1 ) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y), kualitas produk (X 2 ) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian (Y), variasi keputusan pembelian dijelaskan oleh variabel citra merek dan kualitas produk sebesar 57,7%, sedangkan sisanya 42,3% dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain diluar model. Secara serentak variabel harga, kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) kecap manis merek bango. Secara parsial variabel harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian sedang sisanya kualitas produk dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian 44

64 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Judul Penelitian 5. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Nokia (Studi Pada Masyarakat Di Kec.Mranggen Kab.Demak) 6. Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Toshiba 7. Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Swalayan Maxi Balikpapan Berlanjut Ke Halaman Berikutnya Peneliti Dan Tahun Ardiani Sekar Ayu (2012) Adam Akbar (2012) Novita Klarisa (2013) Metode Penelitian Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas produk (X 1 ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, citra merek (X 2 ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian telah terbukti kebenarannya, promosi (X 3 ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Hasil uji t dan uji F membuktikan bahwa semua variabel independen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian baik secara parsial dan simultan, koefisien determinasi (adjusted R 2 ) yang diperoleh sebesar 0,256. Hal ini berarti 25,6% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel citra merek, harga, dan kualitas produk, sedangkan sisanya 74,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan uji F diketahui bahwa nilai F hitung > F tabel menunjukkan bahwa faktor periklanan (X 1 ), promosi penjualan (X 2 ) dan personal selling (X 3 ) berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen, berdasarkan hasil uji t dinyatakan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh terhadap keputusan pembelian. 45

65 Tabel 2.1 (Lanjutan) No Judul Penelitian 8. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Di Alfamart Waralaba (studi kasus Alfamart waralaba: PT. Alfariatri Jaya jalan Plamongan Indah Raya) 9. Pengaruh Produk, Harga, Promosi Dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision 10. Analisis Pengaruh Harga, Promosi Dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Non Matic (Studi Kasus Pada Astra Honda Ungaran) Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu Peneliti Dan Tahun Diska Putri Septadianti (2013) Doni Hariadi (2013) Aci Krismanti (2013) Metode Penelitian Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial dan simultan variabel kualitas pelayanan, harga dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan pengaruh variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat secara bersamasama terhadap keputusan konsumen membeli proyektor Microvision pada PT. Smart Vision Surabaya adalah signifikan uji signifikan secara parsial dengan menggunakan uji t menunjukkan variabel bebas yang terdiri dari produk, harga, promosi dan tempat masing-masing berpengaruh signifikan Terhadap keputusan membeli proyektor Microvision pada PT. Smart Vision Surabaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif baik secara simultan dan parsial antara variabel harga, promosi dan desain produk terhadap keputusan pembelian Sepeda motor honda non matic 46

66 G. Kerangka Pemikiran Berdasarkan tujuan penelitian di atas mengenai pengaruh citra merek, kualitas produk, dan promosi terhadap keputusan pembelian, maka dibuat kerangka teori penelitian sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Citra Merek (X 1 ) Kualitas Produk (X 2 ) Promosi (X 3 ) Keputusan Pembelian (Y) Uji Reliabilitas dan Reliabilitas Uji Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda Uji t Uji F Adjusted R 2 Interpretasi Kesimpulan dan Saran 47

67 H. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian. H a : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian. 2. H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian. H a : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian. 48

68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan tempat penelitian adalah wilayah Jakarta timur dan penelitian dilakukan pada tahun Adapun yang akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap variabel dependen, yaitu keputusan pembelian. Sebagai variabel independen pada penelitian ini adalah yang diberi lambang citra merek (X 1 ), kualitas produk (X 2 ) dan promosi (X 3 ) terhadap keputusan pembelian (Y). Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pembelian yang diberi lambang (Y). B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono, 2007:115). Populasi dari penelitian ini mencakup pelanggan yaitu masyarakat yang menggunakan pasta gigi produk Pepsodent di wilayah Jakarta Timur. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin 49

69 mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2007:116).Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah metode sampel (judgement sampling) yaitu sampel yang diambil sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan elemen-elemen sampel penelitian (Hamid, 2007:32). Pengambilan sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden pernah membeli atau mengkonsumsi produk Pepsodent dan pernah melihat iklan Pepsodent di televisi. Sampel yang akan dipilih oleh penulis sebagai sumber data yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah para konsumen Pepsodent. Sedangkan untuk ukuran sampel penelitian menurut Roscoe dalam buku research methods for business (Sugiono, 2010:52) menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai 500. Jumlah sampel dalam penelitian adalah sebanyak 60 responden yang merupakan konsumen Pepsodent di wilayah Jakarta Timur. C. Metode Pengumpulan Data Data adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai (Umar, 2010:129). Sedangkan, teknik pengolahan data adalah caracara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2005:11). Dalam penelitian ini peneliti akan mengumpulkan data yang bersifat data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu maupun perseorangan. Data primer akan diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada sampel yang sudah ditentukan (Umar, 2010:130). 50

70 Teknik yang menggunakan angket/kuisioner adalah suatu cara mengumpulkan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut (Umar, 2010:167). Data sekunder merupakan data primer yang diolah dan disajikan oleh pihak lain (Umar, 2010:130). Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengumpulkan berbagai data sekunder yang berasal dari internet dan lembaga terkait dalam penelitian ini, sebagai data penunjang. Dalam pengumpulan data yang akan dianalisa, penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: 1. Penelitian kepustakaan (library research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data serta informasi yang diperlukan sebagai landasan teori dengan cara membaca literatur, buku-buku manajemen, dan sumber-sumber lain yang menunjang penyusunan skripsi ini. 2. Penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner. Dalam hal ini peneliti menggunakan kuesioner atau angket secara terbuka dan tertutup. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang citra merek, kualitas produk dan promosi. D. Metode Analisis Data 1. Uji Kualitas Data b. Uji Validitas Menurut (Bhuono, 2005:66), Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir suatu daftar (struktur) pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu variabel tertentu. Validitas adalah ukuran 51

71 untuk menunjukkan tingkat kevaliditasan suatu instrumen, suatu instrumen dikatakan valid apa bila mampu mengukur apa yang diukur. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, Dengan membandingkan nilai r hitung dari hasil output (Corrected Item- Total Correlation) dengan r tabel, jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2009:45). c. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2010:194). Uji ini mengukur ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas yang tinggi jika alat ukur yang digunakan stabil. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam penelitian melalui nilai alpha cronbach karena menggunakan jenis data likert/essay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan semua variabel yang ada (Umar, 2010:2007). Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Pengujian tiap butir digunakan analisis item, yaitu Uji reabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan pengujian reabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Cronbach s Alpha. Skala pengukuran yang reabel sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,60 (Bhuono, 2005:72). 52

72 Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga, citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian dilakukan pengukuran dengan skala Likert. Mengembangkan prosedur pengskalaan dimana mewakili suatu kontinum bipolar. Pada ujung sebelah kiri (dengan angka besar) menggambarkan suatu jawaban yang positif, sedangkan ujung kanan (dengan angka rendah) menggambarkan yang negatif seperti: Tabel 3.1 Skala Likert Sangat setuju (SS) Setuju (S) Ragu (R) Tidak setuju (TS) Sangat Tidak Setuju (STS) ( 5 ) ( 4 ) ( 3 ) ( 2 ) ( 1 ) Sumber: Rangkuti (2003:66) 2. Pengujian Persyaratan Analisis (Uji Asumsi Klasik) Pengujian persyaratan analisis digunakan sebagai persyaratan dalam penggunaan model analisis regresi linier berganda. Suatu model regresi harus dipenuhi syarat-syarat bahwa data berdistribusi normal, tidak terjadi multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Jika tidak ditemukan permasalahan maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan analisis regresi. Dalam regresi linier, untuk memastikan agar model tersebut BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) dilakukan pengujian sebagai berikut: a. Pengujian Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. 53

73 normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva normal P - plot. Suatu variabel dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal. Tekhnik lain yang dapat digunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel kategorikal dengan chi-square (Santoso, 2011:193). Menurut Santoso (2011:196), ada beberapa cara mendeteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas adalah: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Selain dengan melihat kurva normal P-plot, uji normalitas juga dapat dilakukan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Dalam uji kolmogorov smirnov hipotesa yang berlaku adalah: H o = Sampel berasal dari data atau populasi yang terdistribusi normal. H a = Sampel berasal dari data atau populasi yang tidak terdistribusi normal. Dalam uji ini apabila nilai sig. < 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal. Namun, jika nilai sig. > 0,05 maka data terdistribusi dengan normal (Santoso, 2011: ). 54

74 b. Pengujian Multikolinearitas Menurut Ghozali (2009:89), menyatakan bahwa Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabelvariabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut: 1) Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. 2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. 3) Multikolonieritas dapat juga dilihat dari: (1) Nilai tolerance dan lawannya; (2) Variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan 55

75 oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresikan terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh varibel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance < 10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghazali, 2009:92). c. Pengujian Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2009:125), Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskesdatisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi Heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang dan besar). Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini untuk melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana 56

76 sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Dasar Analisis: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi Heteroskedastisitas. 2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. 3. Analisis Regresi Linier Berganda a. Persamaan Regresi Linier Berganda Untuk menguji hipotesis tentang kekuatan variabel independen terhadap variabel dependen, dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil (OLS) dengan model dasar sebagai berikut: Y= a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + ei Keputusan Pembelian = a + b 1 citra merek + b 2 kualitas produk + b 3 promosi + ei b. Uji Determinasi (Adjusted R 2 ) Koefisien determinasi (Adjusted R 2 ) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary b dan tertulis Adjusted R Square. Nilai R 2 sebesar 1, berarti pengaruh variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh 57

77 variabel independen dan tidak ada faktor lain yang menyebabkan pengaruh variabel dependen. Jika nilai Adjusted R 2 berkisar antara 0 sampai dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan pengaruh variabel dependen (Ghozali, 2009:87). 4. Pengujian Hipotesis a. Uji F (Pengujian Secara Simultan) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabelvariabel independen (X) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2009:88). Apabila F hitung > F tabel, maka H o ditolak dan H a diterima, yang berarti variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 0,05 jika nilai F hitung > F tabel maka secara bersama-sama seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 0,05), maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. 58

78 Kemudian akan diketahui apakah hipotesis dalam penelitian ini secara simultan ditolak atau diterima, adapun bentuk hipotesis secara simultan adalah: H o : b 1 = b 2 = b 3 = 0 ; citra merek, kualitas produk dan promosi secara simultan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. H o : b 1 b 2 b 3 0 ; citra merek, kualitas produk dan promosi secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian. b. Uji t (Pengujian Secara Parsial) Untuk mengetahui apakah variabel independen secara parsial (individual) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel individu independen secara individu dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2009:88). Uji t digunakan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen bersifat menentukan (significant) atau tidak (Santoso, 2007:168). Dalam penelitian ini menggunakan uji signifikan dua arah atau two tailed test, yaitu suatu uji yang mempunyai dua daerah penolakan H o yaitu terletak di ujung sebelah kanan dan kiri. Dalam pengujian dua arah, biasa digunakan untuk tanda sama dengan (=) pada hipotesis nol dan tanda tidak sama dengan ( ) pada hipotesis alternatif. Tanda (=) dan ( ) ini tidak menunjukan satu 59

79 arah, sehingga pengujian dilakukan untuk dua arah (Purwanto, 2009:88-89). Kriteria dalam uji parsial (Uji t) dapat dilihat sebagai berikut: Uji Hipotesis dengan membandingkan t hitung dengan t tabel 1) Apabila - t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel, maka H o ditolak dan H a diterima, artinya variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Apabila t hitung t tabel atau - t hitung - t tabel, maka H o diterima dan H a ditolak, artinya variabel independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Uji Hipotesis berdasarkan Signifikansi 1) Jika angka sig. > 0,05, maka H o diterima 2) Jika angka sig. < 0,05, maka H o ditolak E. Operasional Variabel Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan dan hipotesis, Penelitian mengenai pengaruh harga, citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian pada wilayah Jakarta Timur yang menggunakan pasta gigi pepsodent. Dimana terdapat empat variabel diantaranya: 1. Variabel Bebas X: a. (X 1 ) adalah Variabel Citra Merek Menurut Kotler (2007:346) citra merek ialah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Citra merupakan image yang terbentuk dimasyarakat (konsumen/pelanggan) tentang baik buruknya perusahaan (Majid, 2009:70). 60

80 b. (X 2 ) adalah Variabel Kualitas Produk Kotler (2009:2), menyatakan bahwa kualitas produk kualitas produk merupakan kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. c. (X 3 ) adalah Variabel Promosi Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk memengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya (Sunyoto, 2012:154). Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. 2. Variabel terikat Y adalah Keputusan Pembelian. Menurut Tjiptono (2008:19) keputusan pembelian konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Keputusan pembelian konsumen merupakan keputusan pembelian konsumen akhir perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi (Kotler, 2009:184). 61

81 Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian No Variabel Sub Variabel Indikator Skala 1 Citra Merek (X 1 ), Kotler & Keller (2003:78) Kekuatan (Strengthness) 1. Keberfungsian produk 2. Penampilan fisik 3. Harga Produk Ordinal Keunikan (Uniqueness) 4. Merek mudah diingat 5. Merek mudah diucapkan 6. Variasi penampilan (fitur) 7. Fisik produk itu sendiri Ordinal Ordinal 2 Kualitas produk (X 2 ) Mullins dan Boyd (2005:442) Keunggulan (Favorable) Kinerja 8. Produk terkenal 9. Produk favorit 1. Kenyamanan Pengguna 2. Kemudahan Penggunaan Ordinal Ordinal Daya tahan (durability) 3. Umur ekonomis produk (Jangka waktu pemakaian) Ordinal Kesesuaian dengan spesifikasi (conformence to specification) 4. Kesesuaian standar kualitas produk (standar kesehatan dokter indonesia) Ordinal Keistimewaan tambahan (feature) 5. Menambah ketertarikan konsumen terhadap produk Ordinal Reabilitas (reliability) 6. Tidak sering rusak (awet) Ordinal Estetika (estethic) 7. Desain model yang artistik 8. Warna Ordinal Kesan kualitas (perceived quality) 9. Reputasi produk 10. Tanggung Jawab Perusahaan Ordinal 62

82 Tabel 3.2 (Lanjutan) No Variabel Sub Variabel Indikator Skala 3. Promosi (X 4 ) Periklanan 1. Promosi melalui iklan Ordinal (Fandy Tjiptono, 2008:219) (Advertising) televisi 2. Media massa Penjualan Personal (Personal Selling) 3. Mensukseskan penjualan 4. Membangun hubungan dengan pelanggan Ordinal Promosi penjualan (Sales Promotion) 5. Insentif penjualan Ordinal Hubungan masyarakat (Public Relation) 6. Hubungan yang baik 7. Membangun citra perusahaan Ordinal 4. Keputusan Pembelian (Y) (Kotler, 2009:235) Pemasaran langsung (Direct Marketing) Pengenalan Masalah Pencarian Informasi 8. Memberikan informasi kepada pelanggan 9. Membujuk pelanggan 1. Pengenalan kebutuhan 2. Sumber pribadi 3. Sumber komersial 4. Sumber umum 5. Sumber pengalaman Ordinal Ordinal Ordinal Evaluasi Alternatif 6. Sikap 7. Keyakinan Ordinal Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian 8. Memilih produk 9. Memilih merek 10. Tempat pembelian 11. Kuantitas 12. Merasa puas 13. Peluang membeli kembali 14. Mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk kepada orang lain Ordinal Ordinal 63

83 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Unilever PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39 ( Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 64

84 November Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C HT TH Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT TH ( 2. Perluasan Unilever Indonesia Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT. AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus 65

85 lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd ( Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Kordinasi 66

86 Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008 ( 3. Visi, Misi dan Tujuan Unilever a. Visi Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan - kemana tujuan kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana: 1) Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari 2) Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain 3) Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia 4) Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan 67

87 b. Misi Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental mengenai siapa diri kami ( c. Tujuan dan Prinsip Tujuan corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami. 1) Selalu Bekerja Dengan Integritas Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orangorang, sentuhan bisnis kami pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawab corporate kami. 2) Dampak Positif Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara: melalui brand kami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan masyarakat. 68

88 3) Komitmen Yang Berlanjut Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam menangani dampak lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka panjang kami dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan. 4) Menjalankan Aspirasi Kami Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab corporate. 5) Bekerja Dengan Yang Lain Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan standar yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan dengan peraturan prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas bisnis dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan. 4. Sejarah Singkat Pepsodent Pepsodent adalah pasta gigi yang paling terkenal dan tertua di Indonesia, sejak awal keberadaannya selalu memberikan lebih dari sekedar kemanjuran dasar. Pepsodent adalah pasta gigi pertama di Indonesia yang 69

89 kembali meluncurkan pasta gigi berflorida pada tahun 1980-an dan satusatunya pasta gigi di Indonesia yang secara aktif mendidik dan mempromosikan kebiasaan menyikat gigi secara benar melalui program sekolah dan layanan pemeriksaan gigi gratis. Sejak itu Pepsodent telah melengkapi jajaran produknya mulai dari pembersihan dasar hingga pasta gigi dengan manfaat lengkap. Pepsodent telah menjadi market leader dan menguasai pangsa pasar untuk produk pasta gigi. Saat ini produk Pepsodent memiliki bermacam macam varian yaitu klasik, herbal, whitening, complete care dan anak anak. Selama brand mix-nya kuat akses ke konsumen menjadi makin mudah. banyak masyarakat Indonesia yang belum mengerti cara menyikat gigi dengan benar. Di situlah Pepsodent menangkap peluang untuk mensosialisasi sekaligus memberi pengetahuan mengenai kesehatan gigi. Tujuannya, meningkatkan kesehatan gigi dan mulut bangsa Indonesia. Pada tahun 2006, Pepsodent telah meluncurkan dan meluncurkan kembali varian lengkap Pepsodent Barunya: a. Pepsodent Complete 12, yang menawarkan manfaat yang lengkap dengan harga terjangkau. Menawarkan manfaat yang lebih banyak kepada para konsumennya sebagai bagian dari upayanya untuk mencapai misinya. b. Pepsodent Sensitive, yang menawarkan bahan aktif yang menembus gigi untuk membebaskan rasa sakit akibat syaraf yang sensitif di dalam gigi dan gusi. c. Pepsodent Fighter Toothbrush. d. Dengan semua inovasi baru ini, Pepsodent mencakup seluruh jangkauan perawatan kesehatan mulut para konsumennya. 70

90 5. Karakteristik Wilayah Jakarta Timur Jakarta Timur adalah nama sebuah kota administrasi di bagian timur Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Di sebelah utara, ia berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Sedangkan di sebelah timur, ia berbatasan dengan Bekasi. Kota ini, di bagian selatan, berbatasan dengan Kota Depok. Dan di sebelah barat, ia berbatasan dengan kota administrasi Jakarta Selatan ( Secara administratif, wilayahnya terdiri atas 10 kecamatan, 65 kelurahan, 673 rukun warga dan rukun tetangga dan dihuni tidak kurang dari jiwa, dimana jiwa laki-laki dan jiwa perempuan atau sebanding dengan 10% dari jumlah penduduk DKI Jakarta. Kota ini memiliki wilayah seluas 187,75 km² (menurut Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur), atau seluas 188,19 km² (menurut Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta) dengan kepadatan mencapai jiwa per km², menjadikannya kota administrasi terluas di provinsi DKI Jakarta. Kota ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2,4% per tahun dan pendapatan per kapita sebesar Rp ,- ( B. Karakteristik Responden Objek dalam penelitian ini adalah konsumen yang menggunakan pasta gigi Pepsodent dan sampel yang di tarik berjumlah 60 responden dengan asumsi responden yang dihubungi konsumen yang telah merasakan dan telah menggunakan pasta gigi Pepsodent. Dari data yang diperoleh yang telah diklasifikasikan mengenai data responden sebagai berikut: 71

91 Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Kategori Responden Persentase Laki- Laki 37 62% Perempuan 23 38% % Sumber: Data diolah Gambar 4.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Sumber: Data diolah Dari hasil data responden yang diterima, disini terlihat bahwa laki-laki lebih mendominasi dari pada perempuan, hal ini terlihat dengan angka persentase laki-laki sebesar 37 responden dari 60 responden yang berarti 62% lalu perempuan sebesar 23 responden dari 60 responden yang berarti 38%. Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Responden Usia Responden Kategori Responden Persentase < 20 tahun 6 10% tahun 32 53% tahun 14 23% > 40 tahun 8 14% % Sumber: Data diolah 72

92 Gambar 4.2 Data Responden Berdasarkan Usia Responden Sumber: Data diolah Dari hasil data responden yang diterima berdasarkan usia responden, disini terlihat bahwa usia responden terbesar pada usia responden tahun sebanyak 32 responden dari 60 responden atau 53%, pada urutan kedua pada usia responden tahun sebanyak 14 responden dari 60 responden atau 23%, pada urutan ke tiga pada usia responden di atas 40 tahun sebanyak 8 responden dari 60 responden atau 14% dan pada urutan terakhir pada usia responden di bawah 20 tahun sebanyak 6 responden dari 60 responden atau 10%. Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan Terakhir Kategori Responden Persentase SLTP 5 8% SMU/SMK 13 22% Diploma 11 18% Sarjana 31 52% % Sumber: Data diolah 73

93 Gambar 4.3 Data Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Sumber: Data diolah Dari hasil data responden yang diterima, disini terlihat bahwa responden dengan pendidikan terakhir SLTP sebanyak 5 responden dari 60 responden atau sebesar 8%, pendidikan terakhir diploma sebanyak 19 responden dari 60 responden atau sebesar 32%, pendidikan terakhir SMU/SMK sebanyak 23 responden dari 60 responden atau sebesar 38% dan pendidikan Sarjana sebanyak 13 responden dari 60 responden atau sebesar 22%. C. Hasil Dan Pembahasan 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Suatu instrument dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Dalam penyusunan kuisioner, pertanyaan yang ingin diajukan perlu dipastikan. 74

94 Untuk menentukannya, sebelumnya harus sudah jelas variabel apa yang diukur. Variabel masih bisa dipecah menjadi sub variabel atau indikator apabila penyusunannya dilakukan sesuai prosedur sebenarnya kuisioner telah memenuhi validitas logis. Oleh karena itu, validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemampuan peneliti dalam memahami masalah penelitian serta menyusun kuisioner. Untuk menguji tingkat validitas instrument peneliti dapat melakukan try out dengan memakai responden terbatas terlebih dahulu. Uji Validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan r tabel, Dengan membandingkan nilai r hitung dari hasil output (Corrected Item-Total Correlation) dengan r tabel, jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan tersebut adalah valid, tetapi jika rhitung lebih kecil dari pada r tabel maka butir pertanyaan tersebut tidak valid (Ghozali, 2009:45). Untuk mendapatkan data primer, penulis melakukan penyebaran kuesioner kepada responden pada sebanyak 60 responden. Sebelum kuesioner disebarkan kepada 60 responden, penulis melakukan try out kepada 20 responden dengan memberikan 43 butir pertanyaan. Berikut ini adalah hasil try out yang diberikan kepada 20 responden dengan 43 butir pertannyaan yang dibagi menjadi 4 variabel utama yaitu, citra merek, kualitas produk, promosi dan keputusan pembelian. Berikut ini adalah hasil perhitungan validitas, yaitu: 75

95 Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Item Instrumen Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Item Pertanyaan Corrected Item- Total Correlation r tabel Keterangan Citra Merek (X 1 ) CM1 0,772 0,468 Valid CM2 0,737 0,468 Valid CM3 0,808 0,468 Valid CM4 0,525 0,468 Valid CM5 0,544 0,468 Valid CM6 0,786 0,468 Valid CM7 0,735 0,468 Valid CM8 0,656 0,468 Valid CM9 0,561 0,468 Valid Kualitas Produk (X 2 ) KP1 0,711 0,468 Valid KP2 0,740 0,468 Valid KP3 0,722 0,468 Valid KP4 0,586 0,468 Valid KP5 0,592 0,468 Valid KP6 0,682 0,468 Valid KP7 0,611 0,468 Valid KP8 0,647 0,468 Valid KP9 0,676 0,468 Valid KP10 0,643 0,468 Valid Promosi (X 3 ) PR1 0,721 0,468 Valid PR2 0,665 0,468 Valid PR3 0,721 0,468 Valid PR4 0,706 0,468 Valid PR5 0,826 0,468 Valid PR6 0,772 0,468 Valid PR7 0,826 0,468 Valid PR8 0,792 0,468 Valid PR9 0,770 0,468 Valid Berlanjut Ke Halaman Berikutnya 76

96 Tabel 4.4 (Lanjutan) Item Pertanyaan Corrected Item- Total Correlation r tabel Keterangan Keputusan Pembelian (Y) KPM1 0,776 0,468 Valid KPM2 0,804 0,468 Valid KPM3 0,852 0,468 Valid KPM4 0,804 0,468 Valid KPM5 0,852 0,468 Valid KPM6 0,542 0,468 Valid KPM7 0,634 0,468 Valid KPM8 0,704 0,468 Valid KPM9 0,730 0,468 Valid KPM10 0,730 0,468 Valid KPM11 0,601 0,468 Valid KPM12 0,542 0,468 Valid KPM13 0,634 0,468 Valid KPM14 0,822 0,468 Valid Sumber: data diolah b. Uji Reliabilitas Setelah menentukan validitas instrumen penelitian, tahap selanjutnya adalah mengukur reliabilitas data dan instrumen penelitian. Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Husein Umar, 2010:194). Uji ini mengukur ketepatan alat ukur. Suatu alat ukur disebut memiliki reliabilitas yang tinggi jika alat ukur yang digunakan stabil. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini untuk menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam penelitian melalui nilai alpha cronbach karena menggunakan jenis data likert/essay. Teknik ini dapat menafsirkan korelasi antara skala diukur dengan semua variabel yang ada (Husein Umar, 2010:2007). Dalam pengujian reliabilitas ini, peneliti 77

97 menggunakan metode statistik Cronbach Alpha dengan signifikansi yang digunakan sebesar 0,6 dimana jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih besar dari 0,6 maka butir pertanyaan yang diajukan dalam pengukuran instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang memadai. Sebaliknya, jika nilai Cronbach Alpha dari suatu variabel lebih kecil dari 0,6 maka butir pertanyaan tersebut tidak reliabel (Ghozali, 2009:42). Pendapat lain menurut Bhuno, (2005:72) uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai cronbach's alpha dengan kriteria Jika nilai Cronbach's Alpha > 0,6 maka suatu instrumen dikatakan reliabel dan Jika nilai Cronbach's Alpha < 0,6 maka suatu instrumen dikatakan tidak reliabel. Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Item Instrumen Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Item Pertanyaan Cronbach's Alpha if Item Deleted Ketetapan Reliabilitas Keterangan Citra Merek (X 1 ) CM1 0,888 0,60 Reliabel CM2 0,891 0,60 Reliabel CM3 0,885 0,60 Reliabel CM4 0,906 0,60 Reliabel CM5 0,904 0,60 Reliabel CM6 0,887 0,60 Reliabel CM7 0,891 0,60 Reliabel CM8 0,897 0,60 Reliabel CM9 0,903 0,60 Reliabel Kualitas Produk (X 2 ) KP1 0,892 0,60 Reliabel KP2 0,890 0,60 Reliabel KP3 0,891 0,60 Reliabel KP4 0,900 0,60 Reliabel KP5 0,899 0,60 Reliabel Berlanjut Ke Halaman Berikutnya 78

98 Item Pertanyaan Tabel 4.5 (Lanjutan) Corrected Item- Total Correlation Ketetapan Reliabilitas Keterangan KP6 0,894 0,60 Reliabel KP7 0,898 0,60 Reliabel KP8 0,896 0,60 Reliabel KP9 0,894 0,60 Reliabel KP10 0,896 0,60 Reliabel Promosi (X 3 ) PR1 0,929 0,60 Reliabel PR2 0,932 0,60 Reliabel PR3 0,929 0,60 Reliabel PR4 0,929 0,60 Reliabel PR5 0,922 0,60 Reliabel PR6 0,926 0,60 Reliabel PR7 0,922 0,60 Reliabel PR8 0,924 0,60 Reliabel PR9 0,925 0,60 Reliabel Keputusan Pembelian (Y) KPM1 0,938 0,60 Reliabel KPM2 0,937 0,60 Reliabel KPM3 0,936 0,60 Reliabel KPM4 0,937 0,60 Reliabel KPM5 0,936 0,60 Reliabel KPM6 0,944 0,60 Reliabel KPM7 0,942 0,60 Reliabel KPM8 0,940 0,60 Reliabel KPM9 0,939 0,60 Reliabel KPM10 0,939 0,60 Reliabel KPM11 0,943 0,60 Reliabel KPM12 0,944 0,60 Reliabel KPM13 0,942 0,60 Reliabel KPM14 0,937 0,60 Reliabel Sumber: data diolah 79

99 2. Penemuan dan Pembahasan Penelitian ini memiliki judul Pengaruh citra merek, kualitas produk, promosi terhadap keputusan pembelian akan dilihat dari indikator masingmasing variabel. Berikut adalah hasil jawaban jawaban responden berdasarkan kuisioner adalah sebagai berikut: a. Citra Merek (X 1 ) Adapun dalam variabel citra merek pada kuisioner penulis memasukan 9 pertanyaan, hasil output nya sebagai berikut: Valid Tabel 4.6 Pasta Gigi Pepsodent Berfungsi Untuk Melindungi Gigi Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menjawab ragu-ragu, 29 responden atau 48,3% menjawab setuju dan 20 responden atau 33,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent berfungsi untuk melindungi gigi. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 29 responden. Valid Tabel 4.7 Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Penampilan Fisik Yang Menarik Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 80

100 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menjawab ragu-ragu, 29 responden atau 48,3% menjawab setuju dan 20 responden atau 33,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent memiliki penampilan fisik yang menarik. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 29 responden. Valid Tabel 4.8 Pasta Gigi Pepsodent Adalah Pasta Gigi Harga Yang Terjangkau Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 13 responden atau 21,7% menjawab ragu-ragu, 27 responden atau 45% menjawab setuju dan 20 responden atau 33,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent adalah pasta gigi harga yang terjangkau. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 27. Valid Tabel 4.9 Pasta Gigi Pepsodent Adalah Merek Yang Mudah Diingat Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 81

101 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menjawab ragu-ragu, 31 responden atau 51,7% menjawab setuju dan 19 responden atau 31,37% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent adalah merek yang mudah diingat. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 31 responden. Valid Tabel 4.10 Pasta Gigi Pepsodent Adalah Merek Yang Mudah Diucapkan Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 9 responden atau 15% menjawab ragu-ragu, 33 responden atau 55% menjawab setuju dan 18 responden atau 30% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent adalah merek yang mudah diucapkan. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 33 responden. Tabel 4.11 Pasta Gigi Pepsodent Adalah Pasta Gigi Yang Banyak Memiliki Varian Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 82

102 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 9 responden atau 15% menjawab ragu-ragu, 28 responden atau 46,7% menjawab setuju dan 23 responden atau 38,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent adalah pasta gigi yang banyak memiliki varian. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 28 responden. Valid Tabel 4.12 Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Bentuk Fisik Yang Unik Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menjawab ragu-ragu, 34 responden atau 56,7% menjawab setuju dan 16 responden atau 26,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent memiliki bentuk fisik yang unik. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 34 responden. Valid Tabel 4.13 Pasta Gigi Pepsodent Adalah Pasta Gigi Dengan Produk Terkenal Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 83

103 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menjawab ragu-ragu, 38 responden atau 63% menjawab setuju dan 12 responden atau 20% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent adalah pasta gigi dengan produk terkenal. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 38 responden. Valid Tabel 4.14 Pasta Gigi Pepsodent Merupakan Pasta Gigi Yang Difavoritkan Masyarakat Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 15 responden atau 25% menjawab ragu-ragu, 30 responden atau 50% menjawab setuju dan 15 responden atau 25% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent merupakan pasta gigi yang difavoritkan oleh masyarakat. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 30 responden. b. Kualitas Produk Adapun dalam variabel kualitas produk pada kuisioner penulis memasukan 10 pertanyaan, hasil output nya sebagai berikut: 84

104 Valid Tabel 4.15 Pasta Gigi Pepsodent Merupakan Pasta Gigi Yang Nyaman Pada Saat Digunakan Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menjawab ragu-ragu, 30 responden atau 50% menjawab setuju dan 20 responden atau 33,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi Pepsodent merupakan pasta gigi yang nyaman pada saat digunakan. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 30 responden. Valid Tabel 4.16 Pasta Gigi Pepsodent Mudah Dalam Penggunaanya Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menjawab ragu-ragu, 28 responden atau 46,7% menjawab setuju dan 21 responden atau 35% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa Pasta gigi Pepsodent mudah dalam penggunaanya. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 28 responden. 85

105 Valid Tabel 4.17 Pasta Gigi Pepsodent Pasta Gigi Yang Jangka Waktu Pemakaian Yang Lama Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 13 responden atau 21,7% menjawab ragu-ragu, 27 responden atau 45% menjawab setuju dan 20 responden atau 33,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent pasta gigi yang jangka waktu pemakaian yang lama. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 27 responden. Valid Tabel 4.18 Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Kualitas Standar Kesehatan Dokter Indonesia Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menjawab ragu-ragu, 30 responden atau 50% menjawab setuju dan 20 responden atau 33,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent memiliki kualitas standar 86

106 kesehatan dokter Indonesia. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 30 responden. Valid Tabel 4.19 Pasta Gigi Pepsodent Salah Satu Varianya Bisa Mencegah Gigi Yang Sensitif Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 15 responden atau 25% menjawab ragu-ragu, 30 responden atau 50% menjawab setuju dan 15 responden atau 25% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent salah satu varianya bisa mencegah gigi yang sensitive. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 30 responden. Valid Tabel 4.20 Pasta Gigi Pepsodent Kemasanya Kuat Sehingga Produknya Tidak Mudah Rusak Frequency Valid Cumulative Tidak Setuju Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju. 1 responden atau 1,7% menjawab tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menjawab ragu-ragu, 31 responden atau 51,7% menjawab setuju dan 18 responden atau 30% menjawab sangat 87

107 setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent kemasanya kuat sehingga produknya tidak mudah rusak. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 31 responden. Valid Tabel 4.21 Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Desain Yang Bagus Sehingga Disukai Masyarakat Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menjawab ragu-ragu, 40 responden atau 66,7% menjawab setuju dan 12 responden atau 20% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent memiliki desain yang bagus sehingga disukai masyarakat. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 40 responden. Valid Tabel 4.22 Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Warna Yang Menarik Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menjawab ragu-ragu, 28 responden atau 46,7% menjawab setuju dan 16 88

108 responden atau 26,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent memiliki warna yang menarik. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 28 responden. Tabel 4.23 Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Reputasi Kuat, Berkualitas Dan Nyaman Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menjawab ragu-ragu, 37 responden atau 61,7% menjawab setuju dan 15 responden atau 25% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi pepsodent memiliki reputasi kuat, berkualitas dan nyaman Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 37 responden. Valid Tabel 4.24 Pepsodent Merupakan Perusahaan Yang Bertanggung Jawab Terhadap Masyarakat Frequency Valid Cumulative Tidak Setuju Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 89

109 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju. 1 responden atau 1,7% tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menjawab ragu-ragu, 35 responden atau 58,3% menjawab setuju dan 16 responden atau 26,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pepsodent merupakan perusahaan yang bertanggung jawab terhadap masyarakat. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 35 responden dan yang menjawab sangat setuju berjumlah 20 responden. c. Promosi Adapun dalam variabel promosi pada kuisioner penulis memasukan 10 pertanyaan, hasil output nya sebagai berikut: Tabel 4.25 Pasta Gigi Pepsodent Mengenalkan Produknya Melalui Iklan Di Televisi Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 12 responden atau 20% menjawab ragu-ragu, 34 responden atau 56,7% menjawab setuju dan 14 responden atau 23,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa Pasta gigi pepsodent mengenalkan produknya melalui iklan di televisi. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 34 responden. 90

110 Valid Tabel 4.26 Pasta Gigi Pepsodent Mengenalkan Produknya Melalui Iklan Di Media Cetak Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 7 responden atau 11,7% menjawab ragu-ragu, 34 responden atau 56,7% menjawab setuju dan 19 responden atau 31,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi Pepsodent mengenalkan produknya melalui iklan di media cetak. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 34 responden. Valid Tabel 4.27 Untuk Menarik Konsumen (Mensukseskan Penjualan), Pasta Gigi Pepsodent Melakukan Promosi Melalui Event Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menjawab ragu-ragu, 29 responden atau 48,3% menjawab setuju dan 20 responden atau 33,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa Untuk menarik konsumen (mensukseskan penjualan), pasta gigi pepsodent melakukan promosi melalui event. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 29 responden. 91

111 Valid Tabel 4.28 Pasta Gigi Pepsodent Selalu Menjaga Hubungan Yang Baik Dengan Pelanggan Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 12 responden atau 20% menjawab ragu-ragu, 30 responden atau 50% menjawab setuju dan 18 responden atau 30% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi Pepsodent selalu menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 30 responden. Valid Tabel 4.29 Pasta Gigi Pepsodent Memberikan Insentif Bagi Pelanggannya Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 9 responden atau 15% menjawab ragu-ragu, 38 responden atau 63,3% menjawab setuju dan 13 responden atau 21,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi Pepsodent memberikan insentif bagi pelanggannya. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 38 responden. 92

112 Tabel 4.30 Pasta Gigi Pepsodent Memiliki Hubungan Yang Baik Dengan Konsumen Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 5 responden atau 8,3% menjawab ragu-ragu, 41 responden atau 68,3% menjawab setuju dan 14 responden atau 23,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pasta gigi Pepsodent memiliki hubungan yang baik dengan konsumen. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 41 responden. Valid Tabel 4.31 Pepsodent Membangun Citra Perusahaan Dengan Memberikan Pelayanan Terbaik Bagi Pelanggan Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 8 responden atau 13,3% menjawab ragu-ragu, 31 responden atau 51,7% menjawab setuju dan 21 responden atau 35% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa pepsodent membangun citra perusahaan dengan 93

113 memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 31 responden. Valid Tabel 4.32 Perusahaan Pepsodent Memberikan Informasi Mengenai Produk Secara Detail Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 9 responden atau 15% menjawab ragu-ragu, 29 responden atau 48,3% menjawab setuju dan 22 responden atau 36,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa Perusahaan pepsodent memberikan informasi mengenai produk secara detail. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 29 responden. Valid Tabel 4.33 Penjual Pasta Gigi Pepsodent Selalu Membujuk Konsumen Untuk Membeli Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menjawab ragu-ragu, 34 responden atau 56,7% menjawab setuju dan 16 responden atau 26,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini 94

114 menunjukkan bahwa penjual pasta gigi pepsodent selalu membujuk konsumen untuk membeli. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 34 responden. d. Keputusan Pembelian Adapun dalam variabel keputusan pembelian pada kuisioner penulis memasukan 14 pertanyaan, hasil output nya sebagai berikut: Valid Tabel 4.34 Saya Membutuhkan Pasta Gigi Pepsodent Untuk Menjaga Kebersihan Dan Kesehatan Gigi Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 9 responden atau 15% menjawab ragu-ragu, 31 responden atau 51,7% menjawab setuju dan 20 responden atau 33,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya membutuhkan pasta gigi pepsodent untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 31 responden. Tabel 4.35 Sebelum Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent Saya Mencari Informasi Dari Keluarga, Teman Dan Tetangga Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 95

115 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 9 responden atau 15% menjawab ragu-ragu, 32 responden atau 53,3% menjawab setuju dan 29 responden atau 31,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa sebelum menggunakan pasta gigi pepsodent saya mencari informasi dari keluarga, teman dan tetangga. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 32 responden. Tabel 4.36 Sebelum Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent Saya Mencari Informasi Dari Iklan, Tenaga Penjual Dan Pedagang Perantara Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 10 responden atau 16,7% menjawab ragu-ragu, 31 responden atau 51,7% menjawab setuju dan 19 responden atau 31,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa sebelum menggunakan pasta gigi pepsodent saya mencari informasi dari iklan, tenaga penjual dan pedagang perantara. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 31 responden. Tabel 4.37 Sebelum Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent Saya Mencari Informasi Dari Organisasi Ranting Konsumen Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 96

116 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 9 responden atau 15% menjawab ragu-ragu, 32 responden atau 53,3% menjawab setuju dan 19 responden atau 31,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa sebelum menggunakan pasta gigi pepsodent saya mencari informasi dari organisasi ranting konsumen. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 32 responden. Valid Tabel 4.38 Saya Mengetahui Mengenai Pasta Gigi Pepsodent Karena Saya Pernah Menggunakannya Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 12 responden atau 20% menjawab ragu-ragu, 27 responden atau 45% menjawab setuju dan 21 responden atau 35% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya mengetahui mengenai pasta gigi Pepsodent karena saya pernah menggunakannya. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 27 responden. Valid Tabel 4.39 Saya Bangga Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 97

117 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 15 responden atau 25% menjawab ragu-ragu, 26 responden atau 43,3% menjawab setuju dan 19 responden atau 31,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya bangga menggunakan pasta gigi Pepsodent. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 26 responden. Valid Tabel 4.40 Saya Yakin Dengan Kualitas Yang Dimiliki Pasta Gigi Pepsodent Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 9 responden atau 15% menjawab ragu-ragu, 34 responden atau 56,7% menjawab setuju dan 17 responden atau 28,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya yakin dengan kualitas yang dimiliki pasta gigi pepsodent. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 34 responden. Tabel 4.41 Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodentkarena Produknya Yang Berkualitas Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 98

118 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 14 responden atau 23,3% menjawab ragu-ragu, 31 responden atau 501,7% menjawab setuju dan 15 responden atau 25% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya membeli pasta gigi pepsodentkarena produknya yang berkualitas. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 31 responden. Valid Tabel 4.42 Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodent Karena Merek Yang Terkenal Frequency Valid Cumulative Tidak Setuju Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju, 1 responden atau 1,7% tidak setuju, 11 responden atau 18,3% menjawab ragu-ragu, 33 responden atau 55% menjawab setuju dan 25 responden atau 25% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya membeli pasta gigi pepsodent karena merek yang terkenal. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 33 responden. Valid Tabel 4.43 Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodent Karena Tempat Penjualan Yang Cukup Banyak Frequency Valid Cumulative Tidak Setuju Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 99

119 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju, 1 responden atau 1,7% tidak setuju, 12 responden atau 20% menjawab ragu-ragu, 28 responden atau 46,7% menjawab setuju dan 19 responden atau 31,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya membeli pasta gigi pepsodent karena tempat penjualan yang cukup banyak. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 28 responden. Tabel 4.44 Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodent Karena Memiliki Kuantitas / Volume Isi Yang Sesuai Dengan Keinginan Pelanggan Frequency Valid Cumulative Valid Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menjawab ragu-ragu, 28 responden atau 46,7% menjawab setuju dan 16 responden atau 26,7% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya membeli pasta gigi pepsodent karena memiliki kuantitas / volume isi yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 28 responden. Valid Tabel 4.45 Saya Merasa Puas Menggunakan Pasta Gigi Pepsodent Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 100

120 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 13 responden atau 21,7% menjawab ragu-ragu, 30 responden atau 50% menjawab setuju dan 17 responden atau 28,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa saya merasa puas menggunakan pasta gigi pepsodent. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 30 responden. Valid Tabel 4.46 Saya Akan Membeli Kembali Pasta Gigi Pepsodent Jika Membutuhkannya Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 15 responden atau 25% menjawab ragu-ragu, 27 responden atau 45% menjawab setuju dan 18 responden atau 30% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 30 responden. Valid Tabel 4.47 Setelah Saya Membeli Pasta Gigi Pepsodent Saya Menceritakan Keunggulan Dari Pasta Gigi Pepsodent Kepada Orang Lain Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Sumber: Data diolah 101

121 Berdasarkan tabel di atas terlihat tidak satupun responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 16 responden atau 26,7% menjawab ragu-ragu, 27 responden atau 45% menjawab setuju dan 17 responden atau 28,3% menjawab sangat setuju. Dari pertanyaan ini menunjukkan bahwa Setelah saya membeli pasta gigi pepsodent saya menceritakan keunggulan dari pasta gigi Pepsodent kepada orang lain. Terlihat dari jumlah responden yang menjawab setuju berjumlah 27 responden. 3. Hasil Pengujian Persyaratan Analisis (Uji Asumsi Klasik) Pengujian persyaratan analisis digunakan sebagai persyaratan dalam penggunaan model analisis regresi linier. Suatu model regresi harus dipenuhi syarat-syarat bahwa data berdistribusi normal, tidak terjadi multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Berikut ini hasil pengujian asumsi klasik: a. Hasil Pengujian Normalitas Data Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Menurut Ghozali (2009:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak. 102

122 Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (uji Kolmogorov smirnov), adapun penjelasan mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:147): 1) Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2009:147). Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat dari segi grafik yang ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut ini: Gambar 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik Sumber: Data diolah 103

123 Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas (Ghozali 2009:112). 2) Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2009:149). Adapun hasil perhitungan uji normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorofsmirnov adalah sebagai berikut: Tabel 4.48 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test CM KP PR KPM N a,b Mean Normal Parameters Std. Deviation Absolute Most Extreme Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data diolah Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal. 104

124 b. Hasil Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen. Model 1 (Constant) Tabel 4.49 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Collinearity Statistics Tolerance CM KP PR a. Dependent Variable: KPM Sumber: Data diolah Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas. VIF c. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukan bahwa variasi 105

125 variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data diolah Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. (Ghozali 2009:107). 4. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda a. Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, adapun hasil uji regresi linier berganda adalah sebagai berikut: 106

126 Tabel 4.50 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) CM KP PR a. Dependent Variable: KPM Sumber: Data diolah Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari koefisien regresi di atas, maka dapat dibuat suatu persamaan regresi sebagai berikut: Y= 2, ,493 X 1 + 0,580 X 2 + 0,347 X 3 b. Hasil Uji Determinasi (Adjusted R 2 ) Menurut Ghazali (2009:87) untuk menentukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square). Adapun hasil uji determinasi Adjusted R 2 adalah sebagai berikut: Tabel 4.51 Hasil Uji Determinasi (Adjusted R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), PR, KP, CM b. Dependent Variable: KPM Sumber: Data diolah Berdasarkan kepada tabel di atas diketahui nilai Adjusted R square sebesar 0,783 (78,3%), Ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang didapatkan dimana variabel independen yaitu citra merek, kualitas produk dan promosi memiliki pengaruh terhadap variabel keputusan pembelian sebesar 78,3%. 107

127 Sedangkan sisanya 21,7% dijelaskan dengan faktor atau variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisis regresi ini seperti harga, saluran distribusi, kualitas pelayanan dll. 5. Hasil Pengujian Hipotesis a. Hasil Uji F (Pengujian Secara Simultan) Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabelvariabel independen secara simultan (bersama-sama)mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009:88). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima dan menolak H o, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka H o diterima dan menolak H a. Tabel 4.52 Hasil Uji Statistik F (Simultan) ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression b 1 Residual Total a. Dependent Variable: KPM b. Predictors: (Constant), PR, KP, CM Sumber: Data diolah Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai F hitung diperoleh sebesar 72,008 > F tabel sebesar 2,77 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H a diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian berpengaruh secara simultan (bersama-sama). 108

128 b. Hasil Uji t (Pengujian Secara Parsial) Uji t menunjukkan ada atau tidaknya pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:88). Model 1 Tabel 4.53 Hasil Uji t (Pengujian Secara Parsial) Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant) CM KP PR a. Dependent Variable: KPM Sumber: Data diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengaruh citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian menunjukkan pengaruh yang signifikan. Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap keputusan pembelian: 1) Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Variabel citra merek dengan nilai t hitung sebesar 3,003 > 2,00 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,004 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima yang berarti citra merek berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan 109

129 pembelian. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adam Akbar (2012) dalam penelitianya yang berjudul Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Toshiba, metode yang digunakan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa hasil uji t dan uji F membuktikan bahwa semua variabel independen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian baik secara parsial dan simultan. Dan koefisien determinasi (adjusted R 2 ) yang diperoleh sebesar 0,256. Hal ini berarti 25,6% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel citra merek, harga, dan kualitas produk, sedangkan sisanya 74,4% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 2) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepatusan Pembelian Variabel kualitas produk dengan nilai t hitung sebesar 3,407 > 2,00 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,001 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima yang berarti kualitas produk berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurlisa (2011), dalam penelitianya yang berjudul Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Kecap Manis Merek Bango (Studi Kasus Pada Ibu Rumah Tangga Di Komplek Villa Mutiara Johor Ii Dan Taman Johor Mas, metode yang digunakan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil 110

130 penelitian menyatakan bahwa secara serentak variabel Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) kecap manis merek Bango. Secara parsial variabel harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian sedang sisanya kualitasd produk dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 3) Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Variabel promosi dengan nilai t hitung sebesar 3,054 > 2,00 atau nilai sig. lebih kecil dari 0,05 (0,003 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa H o ditolak dan H a diterima yang berarti promosi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian. Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Diska Putri Septadianti (2013), dalam penelitianya yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Di Alfamart Waralaba (studi kasus Alfamart waralaba: PT. Alfariatri Jaya jalan Plamongan Indah Raya), metode yang digunakan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa secara parsial dan simultan variabel kualitas pelayanan, harga dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Penelitian lain yang sejalan dengan hasil penelitian adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardiani Sekar Ayu (2012), dengan judul penelitian Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Ponsel Nokia (Studi Pada 111

131 Masyarakat Di Kec. Mranggen Kab. Demak), metode yang digunakan menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas produk (X 1 ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, citra merek (X 2 ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian telah terbukti kebenarannya, Promosi (X 3 ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 112

132 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengaruh citra merek, kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil uji Regresi berganda secara parsial ditemukan bahwa seluruh variabel independen yaitu citra merek, kualitas produk dan promosi dengan signifikan memberikan kontribusi yang besar terhadap variabel keputusan pembelian, hasil terlihat berdasarkan nilai signifikan berada di bawah 0, Berdasarkan hasil uji Regresi berganda secara simultan ditemukan bahwa seluruh variabel independen (citra merek, kualitas produk dan promosi) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian. 3. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa variabel kualitas produk merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. hal tersebut terlihat dari nilai standardized coefficient beta sebesar 0,397. B. Implikasi Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa secara parsial menyatakan bahwa variabel citra merek, kualitas produk dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini membuktikan bahwa semakin tingginya citra merek, kualitas produk dan promosi maka akan semakin 113

133 meningkat keputusan pembelian. berdasarkan hasil penelitian tersebut maka bagi perusahaan perlu melakukan beberapa peningkatan dalam hal meningkatkan citra merek, kualitas produk dan meningkatkan promosi yang lebih baik lagi sehingga akan meningkatnya keputusan pembelian pepsodent di masyarakat pada wilayah Jakarta timur. Untuk meningkatkan citra merek perusahaan harus dapat memberikan kesan yang baik mengenai produk dengan cara memberikan layanan kesehatan gigi terhadap masyarakat dan aktif dalam memberikan penyuluhan mengenai arti pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Untuk meningkatkan kualitas produk sebaiknya perusahaan melakukan peningkatan produk dengan cara meningkatkan inovasi dari produk dan jenis dan variasi produk yang sesuai apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Untuk meningkatkan promosi perusahaan harus melakukan peningkatan promosi dengan cara mempromosikan iklan melalui televisi, media cetak, personal selling dan pemilihan brand ambassador yang tema produk pada promosi di televisi. Dengan pemilihan brand ambassador yang tepat membuat masyarakat pada wilayah Jakarta Timur untuk lebih tertarik untuk membeli produk tersebut. Pada produk pasta pepsodent memilih Irgi Fahrezi sebagai Brand Ambassador, karena memiliki image yang baik di mata masyarakat. C. Saran Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka saran yang dapat disampaikan: 114

134 1. Bagi perusahaan a. Agar melakukan peningkatan dari segi citra merek, kualitas produk dan promosi dengan melakukan riset keinginan dari konsumen dan melakukan penelitian yang lebih akurat lagi. b. Melakukan riset keputusan pembelian lebih lanjut, karena masih ada faktor-faktor lain yang belum dapat dijelaskan dalam penelitian ini. 2. Bagi akademisi a. Bagi pihak yang ingin melakukan penelitian yang sejenis, disarankan untuk meneliti variabel-variabel lain selain citra merek, kualitas produk dan promosi. Karena dari penelitian ini diketahui 22% masih ada faktorfaktor lain yang mempengaruhi keputusan pembelian. b. Lebih teliti lagi dalam penentuan teori dan pembuatan kuesioner, agar lebih baik lagi dalam hasil penelitian. c. Untuk memperkuat hasil penelitian serupa dianjurkan menambah sampel dan menjelaskan proses pengisian kuesioner dan mendampingi responden ketika mengisi kuesioner tersebut. 115

135 DAFTAR PUSTAKA Akbar, Adam, Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Toshiba, Jurnal, Universitas Gunadarma, Jakarta, Alma, Buchari, Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Alfabeta, Bandung, Barsky, Keki R, Beyond Customer Satisfaction to Customer Loyalty, AMAManagement Briefing, New York, Bhuono, Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta, Dharmmesta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta, Ghazali, Rizwar, Analisis Pengaruh Lokasi, Promosi Dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Membeli (Warnet (Warung Internet) XYZ Jl.Singosari, Kota Semarang), Universitas Diponegoro, Semarang, 2010 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Dipenogoro, Semarang, 2009 Hamid, Abdul, Buku Panduan Penulisan Skripsi, Cetakan Pertama, FEIS UIN Press, Jakarta, Hariadi, Doni, Pengaruh Produk, Harga, Promosi Dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 1 Nomor 1, Januari 2013, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Surabaya, Kanuk, Schiffman, Leon &, Leslie Lazar, Consumer Behaviour 7th Edition (Perilaku Konsumen), PT. Indeks, Jakarta, Klarisa, Novita, Pengaruh Bauran Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Swalayan Maxi Balikpapan, Jurnal, 2013., Philip dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Jilid Satu, Edisi Keduabelas, Cetakan Ketiga, Penerbit Indeks , Manajemen Pemasaran 1, Edisi ketigabelas, Jakarta, Erlangga,

136 Krismanti, Aci, Analisis Pengaruh Harga, Promosi Dan Desain Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Non Matic (Studi Kasus Pada Astra Honda Ungaran), Jurnal Universitas Semarang, Semarang, 2013 Lembang, Rosvita Dua, Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, Dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum Dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi S1 Reguler II Universitas Diponegoro), Universitas Diponegoro, Semarang, Majid, Abdul, Suharto, Costumer Service Dalam Bisnis Jasa Dan Tranportasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Mullins, J., Walker, O.C., Boyd, H.W. and Larreche, J.C, Marketing Management : A Strategic Decision Making Approach, McGraw Hill, New York, Nurlisa, Pengaruh Harga, Kualitas Produk, Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Kecap Manis Merek Bango (Studi Kasus Pada Ibu Rumah Tangga Di Komplek Villa Mutiara Johor Ii Dan Taman Johor Mas), Jurnal, Universitas Sumatra Utara, Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2008 Septadianti, Diska Putri, Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Di Alfamart Waralaba (study kasus Alfamart waralaba: PT. Alfariatri Jaya jalan Plamongan Indah Raya), Jurnal, Universitas Semarang, Suharyadi dan Purwanto S.k, Statistik untuk ekonomi dan keuangan modern, Jakarta, salemba empat, Sunyoto, Danang, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran, Penerbit CAPS, Yogyakarta, Rangkuti, Fredy, Strategi Promosi yang Kreatif, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009 Surachman, Dasar-dasar Manajemen Merek, Bayumedia Publishing Malang, Santoso, Singgih, Total Quality Management (TQM) dan Six Sigma, PT Elex Media Komputindo, Jakarta,

137 , Singgih, Mastering SPSS Versi 19, Elex Media Komputindo, Jakarta, Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, ALFABET, Bandung, 2005., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2007., Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta. Bandung, Sulistyawati, Praba Analisis Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer Di Kota Semarang, Jurnal, Universitas Diponegoro, Semarang, Susilo, Candra Hananto, Pengaruh Kualitas Merek, Citra Merek, Dan Asosiasi Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Gran Max Pada PT. Karya Zirang Utama Semarang, Jurnal, Universitas Semarang, Semarang, Swastha, Bashu, Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis, Liberti, Yogyakarta, Tjiptono, Fandy, Pemasaran Jasa, Penerbit Bayu Media Publishing, Malang, 2008., Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta, 2011., Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta, Umar, Husein, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Yuliyanto, Teguh, Analysis Of Effect Of Product Quality, Price And Promotion Decisions To Purchase Nokia Mobile Brands (Case Studies Faculty of Economics, University of Semarang Force 2008), Universitas Semarang, Semarang,

138 Lampiran 1: Lembar Kuesioner Penelitian KUESIONER PENGARUH CITRA MEREK, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Kasus Pengguna Pasta gigi Pepsodent Pada Wilayah Jakarta Timur) Oleh: AHMAD BAIHAKKI ZAINI NIM JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M 119

139 Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Pengguna Pasta gigi Pepsodent Di tempat Dengan Hormat, Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir sebagai mahasiswa Program Strata Satu (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama : Ahmad Baihakki Zaini NIM : Fak/Jur : Ekonomi dan Bisnis/Manajemen Pemasaran Bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian. (Studi Kasus Pengguna Pasta gigi Pepsodent Pada Wilayah Jakarta Timur). Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap dan sebelumnya saya mohon maaf telah mengganggu waktunya. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Informasi yang diperoleh atas partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i merupakan faktor kunci untuk mengetahui Pengaruh, Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian. Dimohon untuk membaca setiap pernyataan secara hati-hati dan menjawab dengan lengkap semua pernyataan, karena apabila terdapat salah satu nomor yang tidak diisi maka kuesioner dianggap tidak berlaku. Tidak ada jawaban yang salah atau benar dalam pilihan anda, yang penting memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat anda. Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pernyataan dalam eksperimen ini, saya sampaikan terima kasih. Hormat saya, (Ahmad Baihakki) NIM

140 SCRENING QUESTION Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada bapak/ibu/sdr/i untuk menceklis ( ) pernyataan berikut ini: 1. Saya pernah membeli produk pasta gigi Pepsodent: ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah 2. Saya pernah menggunakan produk pasta gigi Pepsodent: ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah IDENTITAS RESPONDEN A. Identitas Responden Untuk keperluan keabsahan data penelitian ini, saya mengharapkan kepada bapak/ibu/sdr/i untuk mengisi dengan menulis dan menceklis ( ) data-data berikut ini: Profil responden Nama Pendidikan Terakhir :... :... Usia berkisar antara : < 20 thn thn thn > 40 thn Jenis kelamin : Pria Wanita 121

141 B. Cara Pengisian Kuesioner Pernyataan-pernyataan di bawah ini bertujuan untuk mengetahui pendapat anda tentang Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian.Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan kondisi anda mengenai beberapa pernyataan berikut, dengan memberikan tanda ceklis ( ) pada kolom yang telah disediakan. Berikut merupakan bobot pilihan jawaban: (STS) Sangat tidak setuju = 1 (TS) Tidak setuju = 2 (R) Ragu-ragu = 3 (S) Setuju = 4 (SS) Sangat setuju = 5 Pernyataan Tentang Citra Merek (X 1 ) No. Pernyataan STS TS R S SS 1 Pasta gigi pepsodent berfungsi untuk melindungi gigi. 2 Pasta gigi pepsodent memiliki penampilan fisik yang menarik. 3 Pasta gigi pepsodent adalah pasta gigi harga yang terjangkau. 4 Pasta gigi pepsodent adalah merek yang mudah diingat. 5 Pasta gigi pepsodent adalah merek yang mudah diucapkan. 6 Pasta gigi pepsodent adalah pasta gigi yang banyak memiliki varian. 7 Pasta gigi pepsodent memiliki bentuk fisik yang unik 8 Pasta gigi pepsodent adalah pasta gigi dengan produk terkenal, 9 Pasta gigi pepsodent merupakan pasta gigi yang difavoritkan masyarakat 122

142 Pernyataan Tentang Kualitas Produk (X 2 ) No. Pernyataan STS TS R S SS 1 Pasta gigi Pepsodent merupakan pasta gigi yang nyaman pada saat digunakan 2 Pasta gigi Pepsodent mudah dalam penggunaanya. 3 Pasta gigi pepsodent pasta gigi yang jangka waktu pemakaian yang lama 4 Pasta gigi pepsodent memiliki kualitas standar kesehatan dokter indonesia. 5 Pasta gigi pepsodent salah satu varianya bisa mencegah gigi yang sensitive. 6 Pasta gigi pepsodent kemasanya kuat sehingga produknya tidak mudah rusak. 7 Pasta gigi pepsodent memiliki desain yang bagus sehingga disukai masyarakat. 8 Pasta gigi pepsodent memiliki warna yang menarik. 9 Pasta gigi pepsodent memiliki reputasi kuat, berkualitas dan nyaman. 10 Pepsodent merupakan perusahaan yang bertanggung jawab terhadap masyarakat. Pernyataan Tentang Promosi (X 3 ) No. Pernyataan STS TS R S SS 1 Pasta gigi Pepsodent mengenalkan produknya melalui iklan di televisi. 2 Pasta gigi Pepsodent mengenalkan produknya melalui iklan di media cetak. 3 Untuk menarik konsumen (mensukseskan penjualan), pasta gigi Pepsodent melakukan promosi melalui diskon harga. 4 Pasta gigi Pepsodent selalu menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan. 5 Pasta gigi Pepsodent memberikan insentif bagi pelanggannya. 6 Pasta gigi Pepsodent memiliki hubungan yang baik dengan konsumen. 7 Pepsodent membangun citra perusahaan dengan memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. 8 Perusahaan pepsodent memberikan informasi mengenai produk secara detail 9 Penjual pasta gigi Pepsodent selalu membujuk konsumen untuk membeli. 123

143 Pernyataan Tentang Keputusan Pembelian (Y) No. Pernyataan STS TS R S SS 1 Saya membutuhkan pasta gigi Pepsodent untuk menjaga kebersihan dan kesehatan gigi 2 Sebelum menggunakan pepsodent saya mencari informasi dari keluarga, teman, tetangga 3 Sebelum menggunakan pepsodent saya mencari informasi dari iklan, tenaga penjual, pedagang perantara 4 Sebelum menggunakan pepsodent saya mencari informasi dari organisasi ranting konsumen 5 Saya mengetahui mengenai pasta gigi Pepsodent karena saya pernah menggunakannya 6 Saya bangga menggunakan pasta gigi Pepsodent 7 Saya yakin dengan kualitas yang dimiliki pasta gigi Pepsodent 8 Saya membeli pasta gigi pepsodent karena produknya yang berkualitas 9 Saya membeli pasta gigi Pepsodent karena merek yang terkenal 10 Saya membeli pasta gigi Pepsodent karena tempat penjualan yang cukup banyak 11 Saya membeli pasta gigi Pepsodent karena memiliki kuantitas / volume isi yang sesuai dengan keinginan pelanggan 12 Saya merasa puas menggunakan pasta gigi Pepsodent 13 Saya akan membeli kembali pasta gigi Pepsodent jika membutuhkannya 14 Setelah saya membeli pasta gigi Pepsodent saya menceritakan keunggulan dari pasta gigi Pepsodent kepada orang lain 124

144 Lampiran 2: Data Mentah Jawaban Responden Citra Merek (X 1 ) NOMOR KUESIONER Resp. Total CM1 CM2 CM3 CM4 CM5 CM6 CM7 CM8 CM

145 Kualitas Produk (X 2 ) Resp. NOMOR KUESIONER KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 KP9 KP10 Total

146 Promosi (X 3 ) Resp. NOMOR KUESIONER PR1 PR2 PR3 PR4 PR5 PR6 PR7 PR8 PR9 Total

147 Keputusan Pembelian (Y) Resp. NOMOR KUESIONER KPM1 KPM2 KPM3 KPM4 KPM5 KPM6 KPM7 KPM8 KPM9 KPM10 KPM11 KPM12 KPM13 KPM14 Total

148 Lampiran 3: Frekuensi Jawaban Responden Citra Merek (X 1 ) Valid CM1 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid CM2 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid CM3 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid CM4 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid CM5 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid CM6 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju

149 Valid CM7 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid CM8 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid CM9 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Kualitas Produk (X 2 ) Valid KP1 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KP2 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KP3 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju

150 Valid KP4 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KP5 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KP6 Frequency Valid Cumulative Tidak Setuju Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KP7 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KP8 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KP9 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju

151 Valid KP10 Frequency Valid Cumulative Tidak Setuju Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Promosi (X 3 ) Valid PR1 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid PR2 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid PR3 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid PR4 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju

152 Valid PR5 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid PR6 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid PR7 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid PR8 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid PR9 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju

153 Keputusan Pembelian (Y) Valid KPM1 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM2 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM3 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM4 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM5 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM6 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju

154 Valid KPM7 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM8 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM9 Frequency Valid Cumulative Tidak Setuju Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM10 Frequency Valid Cumulative Tidak Setuju Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM11 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM12 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju

155 Valid KPM13 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju Valid KPM14 Frequency Valid Cumulative Ragu - Ragu Setuju Sangat Setuju

156 Lampiran 4: Hasil Pengolahan Data Dengan SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas Citra Merek Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha Item Statistics Mean Std. Deviation N CM CM CM CM CM CM CM CM CM Scale Mean if Item Deleted Item-Total Statistics Scale Variance if Corrected Item- Item Deleted Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted CM CM CM CM CM CM CM CM CM Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

157 Kualitas Produk Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N KP KP KP KP KP KP KP KP KP KP Scale Mean if Item Deleted Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted KP KP KP KP KP KP KP KP KP KP Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

158 Promosi Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Item Statistics Mean Std. Deviation N PR PR PR PR PR PR PR PR PR Scale Mean if Item Deleted Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted PR PR PR PR PR PR PR PR PR Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

159 Keputusan Pembelian Case Processing Summary N % Valid Cases Excluded a 0.0 Total a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha Item Statistics Mean Std. Deviation N KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM Scale Mean if Item Deleted Item-Total Statistics Scale Variance if Item Deleted Corrected Item- Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM KPM Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items

160 Uji Regresi Linier Berganda Descriptive Statistics Mean Std. Deviation N KPM CM KP PR Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Correlations KPM CM KP PR KPM CM KP PR KPM CM KP PR KPM CM KP PR Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson a a. Predictors: (Constant), PR, KP, CM b. Dependent Variable: KPM ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression b 1 Residual Total a. Dependent Variable: KPM b. Predictors: (Constant), PR, KP, CM Model Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) CM KP PR a. Dependent Variable: KPM 141

161 142

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang begitu ketat sekarang ini membuat perusahaan-perusahaan harus mampu memainkan strategi pemasaran yang handal sehingga mampu memenangkan pasar. Produk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY

ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH BRAND EQUITY TERHADAP PEMBENTUKAN CUSTOMER LOYALTY PADA JENIS MEREK PASTA GIGI DENGAN ANALISIS SEM (STRUCTURAL EQUATION MODELLING) (Studi Kasus: Mahasiswa mahasiswi UMS) Diajukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat, tidak hanya sekedar menjual produk denagan harga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan domestik maupun dengan perusahaan asing. Menjalankan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk dari

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU NIKE AIR MAX TUGAS AKHIR

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU NIKE AIR MAX TUGAS AKHIR PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU NIKE AIR MAX TUGAS AKHIR Oleh: Giulio Putra Sotarduga NIM. 1111001079 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek

BAB I PENDAHULUAN. meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi pasar saat ini semakin kompetitif dengan persaingan yang semakin meningkat pula diantara para produsen. Menurut Kartajaya (2004:144), merek (brand)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perusahaan maju dengan pesat, hal ini ditandai dengan tingkat persaingan yang makin ketat, oleh karena itu bagi perusahaan yang mempunyai keinginan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha saat ini telah membawa para pelaku dunia usaha ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan konsumen. Berbagai pendekatan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kebersihan dan kesehatan gigi. Kebutuhan akan produk ini sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, pasta gigi dalam kehidupan sehari-hari bukan merupakan produk asing lagi. Pasta gigi merupakan kebutuhan utama dari manusia dalam menjaga kebersihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi perubahaan gaya hidup. Manusia selalu berusaha untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia yang tidak terbatas semakin berkembang dari waktu ke waktu, kemajuan teknologi dan informasi telah membawa dampak besar bagi perubahaan gaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga

I. PENDAHULUAN. Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemasaran dewasa ini bukanlah sekedar persaingan produk, melainkan juga pertempuran persepsi konsumen. Persepsi konsumen salah satunya dapat dibangun melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan globalisasi dan gencarnya persaingan bebas yang muncul di Indonesia, maka semakin banyak produk-produk sejenis yang ditawarkan, akibatnya konsumen

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI 9 BAB II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2011) pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kebutuhan mereka di pasar. Perusahaan akan mendapat tempat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai jenis usaha. Di era globalisasi saat ini, tingginya tingkat persaingan dalam menguasai pangsa pasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi perekonomian yang berfokus pada arah era globalisasi, persaingan dalam dunia usaha merupakan sebuah kondisi mutlak yang harus dihadapi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Blackberry, quality, features, design, branding, trends, purchasing decisions. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Blackberry, quality, features, design, branding, trends, purchasing decisions. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Blackberry smartphone is one product that has a difference with products from other companies. Taking into account the elements of product attributes such as product quality, product features,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA Oleh Deni Dwi Mahendra Program S1 MANAJEMEN Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK Deni Dwi Mahendra.

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH CITRA MEREK, KEMASAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK REXONA

SKRIPSI PENGARUH CITRA MEREK, KEMASAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK REXONA SKRIPSI PENGARUH CITRA MEREK, KEMASAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK REXONA (Studi kasus pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus) Oleh : INDAH SUGIARTI NIM : 2012-11-112

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU AIR JORDAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU AIR JORDAN TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU AIR JORDAN TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Tugas Akhir Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan adanya kegiatan pemasaran akan menimbulkan penawaran produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan konsumen. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor sangat penting yang harus dilakukan perusahaan dalam hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Pemasaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Retail (Eceran) Pengertian Retail menurut Hendri Ma ruf (2005:7) yaitu, kegiatan usaha menjual barang atau jasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008:5) pemasaran adalah proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Konsumen Breadtalk Di Kota Padang) SKRIPSI

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Konsumen Breadtalk Di Kota Padang) SKRIPSI PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Studi Pada Konsumen Breadtalk Di Kota Padang) SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Pada Program

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu fungsi pokok yang harus dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi. harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat memilih produk yang sesuai dengan apa yang menjadi. harapannya. Sehingga konsekuensi dari perubahan tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Suatu perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lainya agar perusahaan tersebut bisa bertahan, dan disisi lain perusahaan juga harus mengerti apa

Lebih terperinci

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para

Berikut ini pengertian dari bauran pemasaran (Marketing Mix) menuru para BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu elemen pokok yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan. Pemasaran berkaitan erat dengan bagaimana cara perusahaan dapat

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual, 13 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kotler dan Amstrong (2008 : 7) Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kebutuhan hidup yang semakin kompleks pula. Hal ini menuntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk mempertahankan daya saing. Dalam kondisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap

I. PENDAHULUAN. Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Citra merek (Brand Image) mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan di bentuk dari suatu informasi dan pengalaman masa lalu terhadap suatu merek perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi ekonomi sekarang ini, telah memicu suatu persaingan yang ketat dan sengit diantara perusahaanperusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Pemasaran Suparyanto & Rosad (2015:3) mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah ilmu yang mempelajari tentang perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka semakin berkembangnya tingkat persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Jumlah penduduk indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH KULIAH PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISTIBANK SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH KULIAH PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISTIBANK SURAKARTA TESIS ANALISIS PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MEMILIH KULIAH PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISTIBANK SURAKARTA Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran,

BAB I PENDAHULUAN. Karena dengan seiring berjalannya waktu, terdapat beragam produk dipasaran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman era globalisasi sekarang ini, perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi secara tidak langsung telah memberikan pengaruh yang sangat besar dalam bidang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan dalam bersaing kini semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, hal inilah yang pada akhirnya menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CV. MITRA SOLUSI NUSANTARA JEPARA

PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CV. MITRA SOLUSI NUSANTARA JEPARA 1 PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN PROMOSI PENJUALAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CV. MITRA SOLUSI NUSANTARA JEPARA Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Inovasi Produk Menurut Kotler dan Keller (2009) inovasi adalah produk, jasa, ide, dan persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

Lebih terperinci

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK HONDA BEAT (Studi Kasus di Dealer AHASS Gedangan) SKRIPSI

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK HONDA BEAT (Studi Kasus di Dealer AHASS Gedangan) SKRIPSI PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SEPEDA MOTOR MERK HONDA BEAT (Studi Kasus di Dealer AHASS Gedangan) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia global ini dimana persaingan menjadi suatu rutinitas menuntut perusahaan sebagai produsen produk dituntut untuk meningkatkan kualitasnya dengan melihat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Aktivitas perusahaan dalam pemasaran ini untuk menentukan arah perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Aktivitas perusahaan dalam pemasaran ini untuk menentukan arah perusahaan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pemasaran Dalam bisnis selalu ada kompetisi antar perusahaan. Perusahaan akan terus berusaha untuk memperluas pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU SPECS

ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU SPECS ANALISIS PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU SPECS (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta) Disusun sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Loyalitas Konsumen. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Loyalitas Konsumen. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Skripsi ini berjudul Kualitas Pelayanan terhadap loyalitas konsumen Pada Kentucky Fried Chicken (KFC) Pasirkaliki Bandung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bersumber

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM :

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan. Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Kopi Merk Kapal Api di Kantor Mabes Polri Jakarta Selatan Nama : Muhammad Arif Adriansyah NPM : 14210639 LATAR BELAKANG Pada era globalisasi yang merupakan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk meningkatkan kualitas produk masing-masing. Perubahan konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi dapat memberikan suatu peluang maupun ancaman bagi merek yang kompetitif di pasar Global. Hal tersebut membuat banyak produsen saling bersaing

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP

HALAMAN PERSETUJUAN. : Ilmu Administrasi Bisnis. : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik PEMBIMBING. Drs. Nurhadi, M.Si. NIP HALAMAN PERSETUJUAN JUDUL SKRIPSI :ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PILIHAN PAKET-PAKET ISI ULANG PULSA IM3 PT. INDOSAT, Tbk DI SURABAYA. Nama Mahasiswa : Nurul Mudjarwati NPM. : 0642010109 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. ini, semua lapisan masyarakat dari lapisan elit sampai pembantu rumah tangga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang terjadi saat ini sangat bergantung pada perubahan penggunaan teknologi dan informasi. Saat ini, semua lapisan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

PENGARUH MARKETING MIX TEHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PADA PT. INDOMARCO PRISMATAMA ( Studi Kasus Indomaret Rungkut Madya 199 Surabaya) SKRIPSI

PENGARUH MARKETING MIX TEHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PADA PT. INDOMARCO PRISMATAMA ( Studi Kasus Indomaret Rungkut Madya 199 Surabaya) SKRIPSI PENGARUH MARKETING MIX TEHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI PADA PT. INDOMARCO PRISMATAMA ( Studi Kasus Indomaret Rungkut Madya 199 Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi pada berbagai hal antara lain merek, harga, dan juga pelayanan dari suatu produk. Agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam bisnis yang meliputi pencarian bahan baku produk hingga produk tersebut sampai ke konsumen. Beberapa

Lebih terperinci

ABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This research has a background of the emergence of inter-brand competition phenomenon, primarily for the category of notebook in Indonesia. This research specially discusses equity strength of

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun

I. PENDAHULUAN. Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai. spesifik disebut konsumen). Semakin ketatnya persaingan toko ataupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Lingkungan bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian paling besar. Oleh karena itu, dalam abad millenium seperti sekarang perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama memasuki abad 21 ini, menuntut setiap perusahaan untuk selalu inovatif dalam mengembangkan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis, konsumen juga lebih rasional dan bersikap hati-hati dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia bisnis, konsumen juga lebih rasional dan bersikap hati-hati dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era perekonomian modern dan era globalisasi, kegiatan pemasaran menjadi sangat penting karena disamping kondisi persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis,

Lebih terperinci

ABSTRACT. ix Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. ix Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Promotion through advertisements for the purpose of product introductions in the community one brand Indomie instant noodle products. In this case Indomie is the brand of the product that has

Lebih terperinci

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TOP COFFEE SKRIPSI

PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TOP COFFEE SKRIPSI PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TOP COFFEE SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan Strata satu (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus 1 PENGARUH CITRA MEREK, ATRIBUT PRODUK, PERSEPSI HARGA, DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE MEREK SAMSUNG (STUDI KASUS PADA MAHASISWA FE UMK KUDUS) Skripsi ini diajukan sebagai

Lebih terperinci

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai

2.2 Bauran Pemasaran Laksana (2008:17) menyatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) yaitu alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu fungsi bisnis yang memegang peranan penting dalam perusahaan. Bidang pemasaran berupaya untuk mengindentifikasi keinginan dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan suku bangsa dan budaya, setiap daerah memiliki budaya yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya. Selain itu Indonesia

Lebih terperinci

A. Penelitian Terdahulu

A. Penelitian Terdahulu BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Siregar (2008) judul skripsi Analisis Persepsi Kualitas Produk Simpati Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi. Tujuan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Customer Loyalty, Product Quality, Service Quality, Customer trust. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Customer Loyalty, Product Quality, Service Quality, Customer trust. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT This study aims to determine the influence of Product quality, Service quality and Customer trust on Customer loyalty. Where is the independent variable consist of Product quality variable, Service

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN SKRIPSI

ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN SKRIPSI ANALISIS KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGKONSUMSI KOPI SUSU INSTAN (Studi Kasus Mahasiswa Fisip UPN Veteran Jatim). SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Lebih terperinci

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PAKET MIX DI KIOS DUA KELINCI PATI

PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PAKET MIX DI KIOS DUA KELINCI PATI PENGARUH CITRA MEREK, HARGA, DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PAKET MIX 5.000 DI KIOS DUA KELINCI PATI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata-kata kunci: citra merek, dan loyalitas konsumen

ABSTRAK. Kata-kata kunci: citra merek, dan loyalitas konsumen ABSTRAK Di zaman yang serba modern ini perkembangan teknologi semakin maju dengan cepat. Hal ini memberikan angin segar bagi perusahaan dalam usaha pengembangan produknya. Seperti pada industri penyedia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Situasi perekonomian industri diberbagai belahan dunia dewasa ini terlihat bertambah pesat, terlebih pada masa globalisasi seperti sekarang ini setiap perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perusahaan industri sepeda motor di indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perusahaan industri sepeda motor di indonesia semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perusahaan industri sepeda motor di indonesia semakin berkembang pesat ditambah dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN:

Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: Prosiding Manajemen Komunikasi ISSN: 2460-6537 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi Mi 5 The Influence of Product Attributes Againts The Buying Decision of Smartphone

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang kompetitif dalam dunia usaha membuat perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut Levitt

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial

II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran 2.1.1 Arti Pemasaran Menurut Kotler (2005:4) pemasaran merupakan proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE

ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE ANALISIS PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN TABLOID BETHANY PADA BETHANY PUBLISHING HOUSE (Study kasus pada Jemaat Gereja Bethany Indonesia jalan Manyarrejo) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis modern seperti sekarang ini terjadi persaingan yang sangat ketat yang mengharuskan perusahaan untuk terus melakukan inovasiinovasi yang lebih efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL Abstrak Saat ini, persaingan dalam perusahaan sangat ketat, juga dalam bidang jasa, seperti Rumah Sakit. Mutu, kualitas serta kecanggihan alat kedokteran menjadi faktor penilai yang sangat penting untuk

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DI SURABAYA

PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DI SURABAYA PENGARUH STRATEGI MARKETING MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK SUSU PT. FRISIAN FLAG INDONESIA DI SURABAYA Dina Novita Universitas Kartini Surabaya Abstract: This study aims to mengetahi influence

Lebih terperinci

Kata-kata kunci: kualitas produk, harga, iklan, dan minat beli

Kata-kata kunci: kualitas produk, harga, iklan, dan minat beli ABSTRAK Dengan semakin pesatnya industry bubble drink di Indonesia, sehingga perusahaan harus dapat menentukan strategi pemasaran yang tepat agar usahanya dapat bertahan dan memenangi persaingan. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Tidak ada satupun perusahaan yang akan mampu bertahan lama bila perusahaan tersebut tidak melakukan kegiatan memasarkan atau menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan sebagian dari strategi bisnis yang diupayakan setiap perusahaan untuk meningkatkan laba demi menaikkan nilai perusahaan. Strategi pemasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagian dari suatu kategori produk perlu ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan. Ketatnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keputusan Pembelian 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2012), perilaku pembelian konsumen mengacu

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ETIS MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MURIA KUDUS Diajukan Oleh : EVA CHRISTANTI NIM. 2011-12-077 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pada umumnya, setiap perusahaan menganut salah satu konsep atau filosofi pemasaran, yaitu falsafah atau anggapan yang diyakini perusahaan

Lebih terperinci