Keywords: food safety, school-age children, school s canteens, food vendors
|
|
- Liana Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Udayana Mengabdi 9 (2): ISSN : PEMBINAAN PEDAGANG MAKANAN OLAHAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS MAKANAN BAGI ANAK SEKOLAH DI DESA KESIMAN KERTALANGU, DENPASAR TIMUR U. Dwipayanti, T. Adhi, A. Wirawan, Sutiari dan L. Wulandari. PS Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Telp/Fax: (0361) kadek_adhi@yahoo.com ABSTRACT School-age children require sufficient source of energy to support their growth. Some places in which children get their food are school s canteens and vendors in the vicinity of the schools. Nutritional contents, additive substances (food coloring and preservatives) and food processing influence the quality of food in such areas. In addition, there are also problems related to diarrheal diseases and food poisonings due to consuming low quality food, not only in Denpasar but also in other areas of Bali. We assisted and supervised food sellers on the application food safety principles and the importance of high quality food at school s canteens and food vendors surrounding the school areas. The results indicated that the sellers showed a good improvement in knowledge and attitude on the importance of food safety, supported by the results of direct observations in the field. The responses of teachers at Primary School No 17 Kesiman, and the sellers are good, indicated by their active participation in assisting the activities. Coordination with the teachers is required to perform continual monitoring on the cleanliness and quality of food sold at school canteens as well as surrounding areas. This will be expected to prevent food poisoning and diseases, which eventually improves nutrition status of the school-age children. Keywords: food safety, school-age children, school s canteens, food vendors PENDAHULUAN Anak usia sekolah membutuhkan sumber energi yang cukup untuk menunjang pertumbuhannya. Oleh karena itu, makanan yang disediakan untuk anak usia sekolah seharusnya mengandung gizi yang baik dan dengan kualitas yang terjamin, sehingga tidak mengganggu proses pertumbuhan (Arisman, 2004). Salah satu lokasi bagi anak-anak usia sekolah mendapatkan makanan adalah di lingkungan sekolah. Di lingkungan sekolah anak-anak beraktifitas cukup banyak, sehingga memerlukan tambahan makanan selain makanan yang mereka konsumsi di rumah. Kantin sekolah dan pedagang rombong yang berjualan makanan dan minuman di sekitar sekolah menjadi tempat yang selalu ramai dikerumuni anak-anak sekolah baik di waktu istirahat maupun di waktu usai sekolah. Saat ini produsen makanan sangat kreatif dalam menciptakan makanan olahan yang ringan, menarik, enak dan terjangkau olah anak-anak sekolah. Namun tidak semua makanan yang dijual tersebut dalam kualitas yang baik. Kandungan gizi, penggunaan zat tambahan makanan (pewarna dan pengawet), cara pengolahan akan sangat mempengaruhi kualitas makanan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengemukakan ada 14 faktor yang menyebabkan terjadinya keracunan makanan. Faktor tersebut antara lain pendinginan yang tidak adekuat (63%), makanan terlalu cepat disajikan (29%), kondisi tempat mempertahankan panas yang tidak baik (27%), hygiene yang buruk atau terinfeksi (26%), pemanasan ulang yang tidak adekuat (25%), alat pembersih yang tidak baik (9%), mengkonsumsi makanan yang basi (7%), kontaminasi silang (6%), memasak makanan secara tidak adekuat (5%), wajan berlapis bahan kimia berbahaya (4%), bahan mentah tercemar (2%), penggunaan zat aditif secara berlebihan (2%), tidak sengaja menggunakan zat aditif kimia (1%) dan sumber bahan makanan yang memang tidak aman (1%) (Arisman, 2009). Fakta menunjukkan bahwa kasus diare dan keracunan akibat mengkonsumsi makanan dengan kualitas yang buruk masih sering terjadi tidak hanya di Denpasar tetapi juga di beberapa daerah lain di Bali. Salah satunya adalah kasus keracunan makanan dan diare di Sekolah Dasar (SD) yang baru terjadi di Bali adalah di SD No. 2 Tianyar Karangasem pada bulan November tahun
2 Udayana Mengabdi Volume 9 Nomor 2 Tahun 2010 dengan jumlah korban 41 siswa SD. Para pedagang sering pula untuk memproduksi makanan dengan harga murah, maka kandungan gizi dalam makanan tersebut menjadi tidak terlalu diperhatikan. Disamping itu, pemakaian bahan tambahan makanan yang tidak sesuai tidak selalu berdampak akut, tetapi juga dapat berdampak kronis pada kesehatan (Moehji, 2003). Desa Kesiman Kertalangu terletak Kecamatan Denpasar Timur memiliki 8 SD. Salah satu SD di desa ini adalah SD No.17 Kesiman dengan jumlah siswa SD saat ini adalah 360 anak. Di sekolah tersebut terdapat 1 kantin yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman. Sedangkan di lingkungan luar sekolah terdapat sekitar 6 pedagang makanan olahan yang biasanya ramai diserbu anak-anak pada saat istirahat ataupun pulang sekolah. Jenis makanan yang dijual seperti nasi bungkus, mie goreng atau mie ayam, bakso, kue basah, dan juga snack atau biscuit hingga es atau minuman cepat saji yang berbentuk sachet. Kejadian mengenai keracunan makanan dan diare dalam jumlah penderita yang banyak belum pernah terjadi di SD ini. Namun demikian pembinaan terhadap pedagang makanan di lingkungan sekolah sangat perlu dilakukan mengingat fakta di lapangan yang menunjukkan masih banyaknya pedagang makanan olahan yang mengunakan bahan pengawet atau pewarna buatan serta kurang terjaganya hygiene makanan yang dijual. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pengetahuan kepada pedagang makanan di lingkungan sekolah mengenai kualitas makanan, hygiene dan sanitasi pengolahan makanan serta cara dan tanda untuk menilai kualitas makanan secara cepat. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pembinaan dan pendampingan untuk menumbuhkan kesadaran dan melakukan pemantauan terhadap kualitas makanan dan minuman yang dijual dilingkungan sekolah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan pedagang makanan di lingkungan sekolah mengenai pentingnya menjaga kualitas makanan bagi anak-anak yang pada akhirnya berdampak pada perbaikan gizi dan kesehatan anak-anak usia sekolah. METODE PEMECAHAN MASALAH Kegiatan dilakukan dalam bentuk pembinaan dan pendampingan kepada pedagang makanan di kantin sekolah dan diluar sekolah tentang kualitas makanan dan pentingnya hal tersebut bagi kesehatan anakanak. Untuk mengetahui peningkatan pengetahuan pedagang mengenai keamanan pangan dilakukan pre test pada awal kegiatan dan post test pada akhir kegiatan pembinaan dengan alat bantu kuesioner. Disamping berdasarkan hasil pre-post test, dilakukan juga observasi dalam proses penyiapan, pengolahan, penyajian dan personal hygiene (food handler). HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7 dan 10 Oktober 2009 di SD No.17 Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur. Peserta yang menjadi sasaran pembinaan dan pendampingan adalah pedagang makanan di kantin sekolah dan pedagang makanan olahan di sekitar SD No. 17 Kesiman Kertalangu. Jumlah pedagang yang dibina adalah 11 orang. Kegiatan pembinaan dan pendampingan kepada pedagang makanan olahan meliputi dua tahap yaitu tahap pertama untuk pretest (test awal) mengenai pengetahuan pedagang makanan olahan mengenai keamanan pangan. Kemudian dilakukan pembinaan berdasarkan hasil pre test dan observasi langsung kegiatan pembinaan dan pendampingan dilakukan berdasarkan hasil pretest tersebut. Ada beberapa aspek yang ditanyakan dalam menggali pengetahuan pedagang makanan olahan. Aspek tersebut yaitu :1) kebersihan tangan dan peralatan, 2) cara mengolah dan memilih bahan makanan, 3) penggunaan air bersih dan cara mencuci, 4) penyebab kontaminasi makanan dan 5) bahan tambahan makanan. Disamping pertanyaan tersebut di atas, dilakukan juga observasi langsung mulai dari persiapan, pengolahan, penyajian (tempat jualan) dan personal hygiene (food handler). Dari hasil pretest diketahui bahwa sebagian pedagang (50%) hanya mencuci tangan apabila diperlukan atau tangan dalam kondisi kotor setelah proses pengolahan makanan. Sebagian besar responden (80%) mengatakan tidak mencuci tangan dengan sabun setelah keluar dari kamar mandi (toilet). Sebagian besar responden (80%) tidak memisahkan lap tangan dengan lap meja dan tidak mencuci pisau atau talenan setelah digunakan untuk memotong bahan mentah jika akan digunakan untuk makanan matang. Sebagian besar responden (80%) mengatakan bahwa memasak daging, ikan dan makanan laut harus benarbenar matang dan mengatakan bahwa cara memilih bahan makanan segar yang baik adalah terlihat segar, muda, berwarna hijau dan tidak layu untuk sayur 84
3 Pembinaan Pedagang Makanan Olahan di Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Bagi Anak Sekolah [U. Dwipayanti, dkk.] sedangkan untuk memilih daging segar dilihat dari warna yang masih merah, tidak dingin atau tidak diawetkan dengan es batu. Untuk penggunaan air bersih dan cara mencuci, 20% responden mengatakan bahwa lebih baik mencuci dalam ember/baskom daripada menggunakan air mengalir, hal ini dilakukan untuk memudahkan mengetahui bahwa bahan makanan sudah bersih atau tidak. Responden mengganti air dalam ember/baskom tersebut jika sudah terlihat kotor dan ada juga yang tidak mengganti air dalam baskom. Pengetahuan mengenai makanan bisa menimbulkan penyakit pada orang yang memakannya, untuk sebagaian besar responden mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan karena makanan mengandung bahan pengawet dan penyedap rasa, ada kuman penyakit di dalamnya, menggunakan bahan makanan yang sudah membusuk dan tidak bersih dalam pengolahannya. Selebihnya mengatakan tidak tahu, dengan alasan mereka sudah menjual makanan dari bahan makanan yang segar dan sehat. Pengetahuan mengenai bahan tambahan makanan, hampir seluruh pedagang tidak dapat menjelaskan batasan dari bahan tambahan makanan. Mereka secara langsung menyebutkan bahwa pengawet atau formalin, penyedap dan pewarna makanan sebagai bahan tambahan makanan dan menurut mereka bahan yang tidak boleh ditambahkan dalam makanan adalah pewarna kain, penyedap dan pengawet makanan. Ada responden yang mengatakan pernah menggunakan pewarna kain atau tekstil untuk membuat nasi kuning dengan alasan lebih murah dan prosesnya cepat. Pendapat mengenai bahaya penggunaan bahan tambahan makanan, untuk sebagian besar responden (80%) mengatakan tidak tahu dan selebihnya mengatakan bahwa bisa mengakibatkan sakit perut, batuk dan kanker. Berdasarkan hasil pre test tersebut kemudian dilakukan pembinaan dan pendampingan pada para responden atau pedagang makanan olahan tersebut disesuaikan dengan tingkat pengetahuannya. Pembinaan pedagang dibantu dengan menggunakan leaflet dari Food Safety (WHO) mengenai lima kunci untuk keamanan pangan. Pembinaan dilakukan dengan menjelaskan kelima hal tersebut secara bertahap. Tahap pertama, responden diberikan penjelasan mengenai pentingnya menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum mengolah makanan dan sesering mungkin selama pengolahan makanan, mencuci tangan sesudah keluar dari toilet, mencuci dan membersihkan seluruh permukaan yang kontak dengan pangan dan alat untuk pengolahan pangan serta menjaga area dapur dan bahan makanan dari serangga, hama dan binatang lainnya. Alasan pentingnya menjaga kebersihan tangan dan peralatan adalah walaupun sebagian besar mikroba tidak menyebabkan gangguan kesehatan, namun mikroba pathogen tersebar luas di tanah, air, hewan dan manusia. Mikroba ini terbawa oleh pangan, serbet atau lap tangan/makan dan peralatan terutama talenan yang dapat mencemari pangan dan menyebabkan penyakit. Selanjutnya responden diberikan penjelasan mengenai pentingnya memisahkan pangan mentah dari pangan matang, oleh karena pangan mentah terutama daging sapi, unggas, seafood dan cairam yang ditimbulkannya dapat mengandung mikroba pathogen yang dapat mencemari pangan lainnya selama pengolahan dan penyimpanan. Caranya dengan memisahkan daging sapi, unggas dan seafood dari pangan yang lain, menggunakan peralatan yang terpisah, seperti pisau dan talenan untuk mengolah pangan mentah, dan menyimpan pangan dalam wadah untuk menghindari kontak antara pangan mentah dan pangan matang. Responden juga diberikan penjelasan mengenai cara memasak yang benar atau tepat, antara lain memasak terutama daging sapi, unggas, telur dan seafood sampai benar-benar matang, merebus sup sampai mendidih dan untuk daging usahakan cairannya tampak bening atau tidak berwarna merah muda. Memasak pangan dengan tepat dapat membunuh mikroba pathogen. Pangan yang dimasak denga suhu internal 70 o C dapat memberi kepastian pangan aman untuk dikonsumsi khususnya untuk daging, terutama daging cincang, daging panggang utuh dan potongan daging besar. Dijelaskan juga agar tetap menjaga pangan pada suhu aman oleh karena mikroba dapat berkembang dengan cepat pada suhu ruang. Dengan menjaga suhu di bawah 5 o C atau di atas 60 o C, pertumbuhan mikroba akan lebih lambat atau terhenti. Disamping hal di atas, penjelasan mengenai penggunaan bahan baku yang aman meliputi cara memilih pangan segar dan bermutu, selalu mencuci buah-buahan atau sayuran dan tidak menggunakan pangan yang kadaluwarsa. Dijelaskan juga bahwa bahan baku termasuk es dan air dapat terkontaminasi oleh mikroba pathogen dan bahan kimia berbahaya. Racun dapat terbentuk dari pangan yang rusak dan berjamur. Pemilihan bahan baku tang tepat dan perlakuan sederhana seperti mencuci dan mengupas kulitnya 85
4 Udayana Mengabdi Volume 9 Nomor 2 Tahun 2010 dapat mengurangi risiko kontaminasi oleh mikroba pathogen. Observasi secara langsung mengenai proses pengolahan makanan (persiapan dan pengolahan) dan penyajian (tempat berjualan) serta personal hygiene (food handler) pedagang makanan dilakukan pada awal dan akhir kegiatan. Untuk pedagang di kantin sekolah dan pedagang yang berjualan diluar sekolah dengan menggunakan motor, hanya dilakukan obeservasi mengenai penyajian dan personal hygiene (food handler). Jenis makanan yang dijual antara lain lumpia, bakso pentol, nasi goreng, nasi kuning yang dibungkus plastik, es lilin dan kue basah. Hasil observasi menemukan secara keseluruhan pedagang menggunakan ember atau baskom untuk mencuci peralatan, lap bersih dimiliki kurang dari 1 buah dan peralatan penyajian dalam keadaan bersih dan kering. Kondisi pedagang seluruhnya dalam keadaan sehat (tidak sakit), kuku tangan bersih, tidak pernah memakai celemek, tidak memakai penutup kepala, tidak memakai perhiasan, jarang mencuci tangan selama berjualan, menggunakan alat bantu untuk mengambil makanan matang (sebagian besar pedagang menggunakan sepit untuk mengambil makanan). Sedangkan untuk pedagang makanan yang tidak berkeliling atau memiliki tempat permanen, dilakukan observasi lengkap baik persiapan, pengolahan, penyajian dan food handler. Hasil observasi menunjukkan bahwa para pedagang tersebut memiliki tempat sampah namun tidak tertutup, bahan mentah dicuci sebelum digunakan dengan menggunakan ember atau baskom, bahan yang digunakan (mie, saos, kecap dan lainlain) tidak dalam masa kadaluarsa. Untuk proses pengolahan makan, terlihat tempat pengolahan bersih dan seluruh pedagang menggunakan bahan tambahan pangan berupa penyedap rasa. Tempat jualan terlihat bersih, peralatan (piring, sendok, mangkok, dan lainlain) tidak dicuci dengan air mengalir, persediaan air dalam keadaan tertutup, lap bersih hanya 1 (satu) buah, kondisi pedagang dalam keadaan sehat, kuku tangan bersih, tidak memakai celemek dan penutup kepala, jarang mencuci tangan selama berjualan dan menggunakan alat bantu untuk mengambil makanan matang seperti sepit dan sendok. Setelah kegiatan pembinaan dan pendampingan, para responden diberikan celemek dan lap meja (2 buah) untuk dapat digunakan dalam proses pengolahan makanan. Dibagikan atau ditempelkan juga leaflet dan stiker binaan PS IKM Unud. Gambar 1. Pedagang makanan di sekolah dikerumuni para siswa. Gambar 2. Padagang makanan di sekolah yang menjadi binaan PS IKM. Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil post test pada pedagang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan mengenai keamanan pangan serta membandingkan hasil observasi langsung sebelum pembinaan dan setelah pembinaan. Secara keseluruhan berdasarkan hasil post test, para pedagang makanan di lingkungan sekolah dan sekitarnya menjawab dengan benar dan hasil observasi menunjukkan perubahan nyata, misalnya sering mencuci tangan selama berjualan, menggunakan celemek dan memisahkan lap tangan dengan lap meja. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pembinaan dan pendamping yang dilakukan menunjukkan hasil yang cukup baik, ditunjukkan 86
5 Pembinaan Pedagang Makanan Olahan di Lingkungan Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Makanan Bagi Anak Sekolah [U. Dwipayanti, dkk.] dengan perubahan pengetahuan dan sikap pedagang mengenai pentingnya keamanan pangan dan didukung pula dengan hasil observasi. Respon para guru di SD No.17 Kesiman dan juga para pedagang sangat baik yang bisa dilihat melalui partisipasi aktif mereka dalam membantu proses kegiatan pembinaan dan pendampingan. Saran Disarankan untuk perlu dilakukan kerjasama dengan para guru di sekolah untuk melakukan pemantauan secara berkelanjutan mengenai kebersihan dan kualitas makanan yang dijual baik di kantin sekolah maupun di luar sekolah, yang nantinya akan dapat mencegah terjadinya keracunan dan penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi anak sekolah. DAFTAR PUSTAKA Arisman Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC. Arisman Keracunan Makanan. Jakarta: EGC Dinkes Propinsi Bali Pedoman Pelaksanaan Program Gizi Masyarakat Propinsi Bali. Moehji, Syahmien, Ilmu Gizi 2: Penanggulangan Gizi Buruk. Cetakan I. Jakarta: Papas Sinar Sinanti. Suhardjo, Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Kanisius. Sunardi, Tuti Makanan Balita untuk Tumbuh Kembang Bayi/Tuti Sunardi. Cet.14. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. WHO Penyakit Bawaan Makanan: fokus untuk pendidikan kesehatan; alih bahasa, Andry Hartono: Editor, Palupi Widyastuti. Jakarta: EGC. Winarno, FG Gizi dan Makanan Bagi Bayi dan Anak Sapihan. Jakrata: Pustaka Sinar Harapan Jakarta. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ketua LPM dan jajarannya kerena telah memberi bantuan dana, bantuan konsultatif dan administratif sehingga program pengabdian ini bisa terlaksana. Terima kasih juga kami sampaikan kepada kepala sekolah dan staf pengajar SD No.17 Kesiman Kertalangu, para pedagang di kantin dan sekitar sekolah atas partisipasinya serta kepada semua pihak atas bantuannya selama pelaksanaan kegiatan ini. 87
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN
LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN
LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini. Setiap penyedia jasa penyelanggara makanan seperti rumah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan dalam dunia bisnis terutama bisnis makanan semakin ketat sekarang ini. Setiap penyedia jasa penyelanggara makanan seperti rumah makan, kantin maupun kafetaria
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,
33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus
Lebih terperinciSTUDI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENANGANAN PANGAN DI RUSUN BANDARHARJO, SEMARANG, DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN DAN GIZI
VII. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner STUDI PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENANGANAN PANGAN DI RUSUN BANDARHARJO, SEMARANG, DITINJAU DARI ASPEK KEAMANAN PANGAN DAN GIZI Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Teknologi
Lebih terperinciUntuk menjamin makanan aman
Untuk menjamin makanan aman HIGIENE & SANITASI MAKANAN Mencegah kontaminasi makanan oleh mikroba Mencegah perkembangbiakan mikroba Mencegah terjadinya kontaminasi cemaran lain Higiene : upaya untuk memelihara
Lebih terperinciLampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN
97 Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di
Lebih terperinciSTUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012
1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan
Lebih terperinciLembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.
LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan
Lebih terperinci>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT
>> PENDAHULUAN Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional adalah acuan yang digunakan dalam melakukan kegiatan ritel pangan di pasar tradisional dan dalam rangka pengawasan keamanan pangan
Lebih terperinciPembinaan Pedagang Makanan Kaki Lima untuk Meningkatkan Higiene dan Sanitasi Pengolahan dan Penyediaan Makanan di desa Penatih, Denpasar Timur
Pembinaan Pedagang Makanan Kaki Lima untuk Meningkatkan Higiene dan Sanitasi Pengolahan dan Penyediaan Makanan di desa Penatih, Denpasar Timur I Nengah Sujaya, Ni Made Utami Dwipayanti, Ni Ketut Sutiari,
Lebih terperinciPangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA
BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA FISIK BAHAYA KIMIA BEBAS BAHAYA Mengapa Keamanan Pangan Penting? Melindungi
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi. Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009:
7 LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar stan-stan yang ada di kantin SMP-SMA Karangturi Jumlah stan di kantin SMP-SMA Karangturi Agustus 2008 Februari 2009: a. Kuliner (makanan berat) 1. De Pot Gang-gang Sulai 2.
Lebih terperinciINOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU
INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa
Lebih terperinciCARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK
CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tempat Penjualan Daging Ayam Sampel daging ayam yang diteliti diperoleh dari pasar-pasar di Kota Tangerang Selatan. Selama pengambilan kuisioner terdapat 24 pedagang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu
Lebih terperinciPENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS
PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Rina Febriana, Guspri Devi Artanti 2 Abstrak : secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciFaktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup
Marselinus Laga Nur Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup Bacilus cereus Gram-positif Aerobik membentuk endospora Tahan terhadap panas kering dan disinfektan kimia
Lebih terperinciPENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol., No., November 2009 PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Rina Febriana, Guspri Devi Artanti 2 Abstrak
Lebih terperinciBERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA
BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Mengapa Keamanan Pangan Penting? Melindungi
Lebih terperinciHUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN
Lebih terperinciTidak (b) Universitas Sumatera Utara
Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pembuat/Penjual Sop Buah di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama berjualan : Merupakan jawaban yang sesuai dengan
Lebih terperinciKEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu
KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan
Lebih terperinciBAB IX SANITASI PABRIK
BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung
LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Angka Paling Mungkin Coliform dengan Tiga Tabung Kombinasi Jumlah Tabung yang Positif 1:10 1:100 1:1000 APM per gram atau ml 0 0 0
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA
PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan 1 PROSEDUR Direktorat
Lebih terperinciLembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012
Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama
Lebih terperinciPERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15
PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 SMA NEGERI 3 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Om
Lebih terperinciHANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga
HANDOUT PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga MATERI PERKULIAHAN Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga 1. Dapur Usaha Boga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, which are part of human diet. Artinya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,
Lebih terperinciHIGIENE SANITASI PANGAN
HIGIENE SANITASI PANGAN Oleh Mahmud Yunus, SKM.,M.Kes KA. SUBDIT HIGIENE SANITASI PANGAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN, DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada Workshop Peringatan Hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di indonesia kuliner sudah menjadi hal yang umum kita jumpai di berbagai tempat. Mulai dari restoran, cafe, sampai pedagang kaki lima sudah menjamur di setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk melaksanakan
Lebih terperinciKERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN
KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidup. Namun, dapat pula timbul penyakit yang disebabkan oleh pangan.
Lebih terperinciPENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING
PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi
LAMPIRAN Keadaan Kantin di FIP UPI Bumi Siliwangi 170 Keadaan Kantin KOPMA UPI Bumi Siliwangi 171 Keadaan kantin PKM UPI Bumi Siliwangi 172 ANALISIS PEMAHAMAN PENERAPAN PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI PADA
Lebih terperinciBAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3
BAKTERI PENCEMAR MAKANAN Modul 3 PENDAHULUAN Di negara maju 60% kasus keracunan makanan akibat Penanganan makanan yg tidak baik Kontaminasi makanan di tempat penjualan Di negara berkembang tidak ada data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. Penggemar makanan jajanan ini merata mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sehingga pedagang makanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut WHO yang dimaksudkan makanan adalah semua benda yang termasuk dalam diet manusia sama ada dalam bentuk asal atau sudah diolah. Makanan yang dikonsumsi hendaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso & Anne, 1999). Warung makan
Lebih terperinciUpaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit
Upaya Perlindungan Kualitas Hidup Konsumen Melalui Studi Penerapan HACCP Pada Penyediaan Pangan Di Kantin Rumah Sakit Nuzulia Khoiriyah 1), Wiwiek Fatmawati 2) 1),2) Teknik Industri, Universitas Islam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kelebihan berat badan, anemia, dan sebagainya (Rahal et al., 2014). Sayuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sayuran merupakan sumber vitamin, mineral, air, protein, lemak, serat, dan asam amino yang paling mudah didapatkan dengan harga terjangkau. Mengkonsumsi sayuran hijau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi di berbagai negara terutama di negara berkembang, dan sebagai salah satu
Lebih terperinciTanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI
Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri
Lebih terperinciBAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK
- 11 - BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK Pengelolaan makanan pada jasaboga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan mulai dari pemilihan bahan makanan sampai dengan penyajian makanan.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMA KASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 7 1.3 Batasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.
Lebih terperinciStudi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012
Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2010 terdapat 28.501 TPUM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan), salah satunya adalah pusat makanan jajanan.
Lebih terperinciBAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT
BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT 2.1 Pengertian Cuci Tangan Menurut Dr. Handrawan Nadesul, (2006) tangan adalah media utama bagi penularan kuman-kuman penyebab penyakit. Akibat kurangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es teh merupakan salah satu jenis minuman dengan bahan baku air yang diseduh dengan teh ditambah gula dan es. Minuman es teh banyak digemari oleh konsumen karena harganya
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperincitips: Menyimpan Tahu Segar
Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK WORTEL (daucus carota) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI PADA BAKSO IKAN DI DESA SETAPUK HULU KECAMATAN SINGKAWANG UTARA
PEMANFAATAN EKSTRAK WORTEL (daucus carota) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI PADA BAKSO IKAN DI DESA SETAPUK HULU KECAMATAN SINGKAWANG UTARA Tuti Kurniati 1), Farida 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Lebih terperinciSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989 TENTANG PERUSAHAAN CATERING NG MENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA Dalam rangka tindakan lanjut
Lebih terperinciPenyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar
Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan
Lebih terperinciMENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS
MENCUCI INSTRUMEN BEDAH L KEPERAWATA N Agar instrumen bedah yang dipakai dapat dibersihkan dari bahan berbahaya pasien 1. Siapkan larutan chlorine 0.5% secukupnya. 2. Selesai melakukan operasi, prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,
Lebih terperinciPENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei 2010 PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR Oleh: Ait Maryani dan Ida Nuraeni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan penunjang yang mempunyai tugas mendukung upaya penyembuhan penderita dalam waktu sesingkat mungkin dan makanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maryadi Putra M, 2014
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok yang utama untuk menunjang segala aktifitas manusia karena berfungsi sebagai sumber energi sumber zat gizi yang dibutuhkan
Lebih terperinciGambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak
Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGARUH PENYULUHAN DENGAN METODE CERAMAH DAN POSTER TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN MURID DI SD KELURAHAN PINCURAN KERAMBIL KECAMATAN SIBOLGA SAMBAS KOTA SIBOLGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang
Lebih terperinciDINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL )
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GROBOGAN MEMILIH DAGING ASUH ( AMAN, SEHAT, UTUH, HALAL ) Diterbitkan : Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Grobogan Jl. A. Yani No.
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X
7 Lampiran. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X. Kapan Anda datang untuk makan di Restoran ini? Jawaban:. Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawaban:. Selama makan di restoran ini,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi
Lebih terperincibenda di sekitar pelajaran 5
benda di sekitar pelajaran 5 banyak benda yang ada di sekitar rumah seperti meja kursi gelas koran dan kacamata semua benda itu ada gunanya tahukah kamu nama dan guna benda 60 cinta berbahasa indonesia
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang lnfeksi saluran cerna memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di seluruh dunia, dengan angka kejadian tertinggi didapatkan di negara berkembang terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. alami Salmonella sp adalah di usus manusia dan hewan, sedangkan air dan
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Bakteri Salmonella sp merupakan mikrobia pathogen penyebab sakit perut yang dapat menyebabkan kematian, yang disebut sebagai Salmonellosis. Habitat alami Salmonella sp
Lebih terperinciKeberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik
Prerequisite Program #7 Pencegahan Kontaminasi Silang Pencegahan, pengendalian, deteksi kontaminasi; kontaminasi mikrobiologik, fisik, dan kimiawi Bahaya biologis: cacing, protozos, bakteri, cendawan/fungi
Lebih terperinciPENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si
PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada
Lebih terperinciHUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016
HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Lebih terperincimemerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,
Lebih terperinciANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA
ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Yessica Febriani Sutanto, Erni Lucyana Kuntani Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Blum yang dikutip oleh Notoadmodjo (2007), bahwa derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor yaitu : lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan
Lebih terperinciPEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi
Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciMODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN
MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM
LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN
Lebih terperinciLEMBAR OBSERVASI ANALISIS
LEMBAR OBSERVASI ANALISIS HIGIENE SANITASI, KANDUNGAN ZAT WARNA SINTETIS, PEMANIS BUATAN, DAN BAKTERI Eschericia coli PADA MINUMAN ES JERUK PERAS YANG DIJUAL PEDAGANG KELILING DI KEC. MEDAN BARU KOTA MEDAN
Lebih terperinciLampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk
94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penanganan makanan, keadaan lingkungan, dan peralatan yang digunakan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi. Menurut Kusumawati & Yudhastuti (2013), menjelaskan bahwa makanan memberikan energi dan bahan yang diperlukan untuk
Lebih terperinciPENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH
PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia. Diare dan
Lebih terperinciKECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN
KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat
Lebih terperinciB. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan
Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum
Lebih terperinciSeru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang...
SODIS BOTOL AJAIB Seru sekali lomba lari itu! Mereka berlari sekencang-kencangnya untuk memenangkan perlombaan. 4 5 Pada suatu pagi di hari Minggu, Ani dan Ayah berjalan-jalan. Sesampai di dekat lapangan,
Lebih terperinci