PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS ANTISIPASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL BAB I PENDAHULUAN
|
|
- Hamdani Yuwono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS ANTISIPASI DAN MITIGASI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara agraris termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, seperti adanya perubahan pola curah hujan, suhu udara dan perkembangan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia saat ini. Menyikapi perubahan iklim tersebut Kementerian Pertanian perlu mengeluarkan kebijakan untuk meminimalisasi dampak negatif dari fenomena alam tersebut agar sasaran pembangunan pertanian, dalam hal ini program 4 (empat) sukses pembangunan pertanian yang meliputi: swasembada (kedelai, gula dan daging sapi) dan swasembada berkelanjutan (padi, jagung), diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing, serta peningkatan kesejahteraan petani dapat dicapai. Global 1
2 Berkaitan dengan hal tersebut peran Penyuluh Pertanian sebagai mitra petani (Poktan/Gapoktan) yang mengemban peran/fungsi dalam menjembatani program pembangunan pertanian perlu dibekali dengan peningkatan kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap (PKS) untuk lebih profesional dalam mengantisipasi perubahan iklim global. B. TUJUAN, SASARAN DAN KELUARAN 1. TUJUAN Tujuan Petunjuk Diklat Teknis Antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Global adalah untuk memberikan acuan bagi penyelenggaraan pelatihan 2. SASARAN Sasaran Petunjuk Teknis Pelaksanaan Diklat Teknis Antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Globaladalah Bidang Penyelenggaraan Pelatihan pada Balai /Besar Pelatihan. 3. KELUARAN Keluaran Petunjuk Teknis ini adalah terselengaranya Diklat Teknis Antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Globalyang berkualitas untuk peningkatan kapasitas kompetensi. Global 2
3 C. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 101 tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan PNS; 3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian; 4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 15/Permentan/ OT.140/2/2007, tentang Kelengkapan Organisasi dan Tata Kerja BBPP Lembang ; 5. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun ; 6. Peraturan Menteri Pertanian nomor : 49/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Pendidikan dan Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur. 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Permentan/OT.140/10/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Bimbingan Lanjutan Pendidikan dan Pelatihan Pertanian dan Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Pasca Pendidikan dan Pelatihan Pertanian. 8. Surat Keputusan Kepala Badan SDM Pertanian Nomor: 20/Kpts/OT.130/3/2010, Tanggal 3 Maret 2010 tentang Pembagian Wilayah Unit Kerja UPT Pelatihan BPSDMP; Global 3
4 9. Surat Pengesahan Daftar Isian Penggunaan Anggaran (DIPA) Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang Tahun Anggaran 2012 Nomor : 0427/ /12/2011 tanggal 9 Desember D. PENGERTIAN Dalam petunjuk pelaksanaan pelatihan teknis agribinis ini, yang dimaksud dengan: 1. Pelatihan adalah diklat yang diselenggarakan dalam proses belajar-mengajar untuk meningkatkan kemampuan PNS; 2. Pelatihan Teknis adalah diklat yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS; 3. Widyaiswaraadalah PNS yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada lembaga diklat pemerintah; 4. Narasumber adalah pejabat atau seseorang yang karena kemampuan, keahlian atau kedudukannya dapat meningkatkan pencapaian tujuan pelatihan; 5. Praktisi adalah seseorang yang mengabdikan dirinya di bidang usaha/kegiatan tertentu sesuai dengan keahliannya dalam membantu pencapaian tujuan pelatihan; 6. Materi Pelatihan adalah bahan ajar yang akan disampaikan widyaiswara/narasumber kepada Global 4
5 peserta diklat dalam bentuk modul dan naskah yang berkaitan dengan tujuan pelatihan. 7. Mata Pelatihan adalah kumpulan dari materimateri pelatihan yang berasal dari satu rumpun kompetensi kerja; 8. Kurikulum Pelatihan adalahseperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pembelajaran, serta cara yang digunakan sebagai acuan untuk mencapai tujuan pelatihan tertentu 9. Penyuluh Pertanian adalah perorangan warga negara Indonesia yang melakukan kegiatan penyuluhan. 10. Penyuluh Pertanian PNS adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang pada satuan organisasi lingkup pertanian untuk melakukan kegiatan penyuluhan pertanian; 11. Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) selanjutnya disebut THL Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian adalah Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian selama kurun waktu tertentu dan melaksanakan tugas dan fungsinya dalam kegiatan penyuluhan pertanian; 12. Monitoring adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memastikan ketepatan pendayagunaan sumberdaya pelatihan serta pelaksanaan kegiatan pelatihan pertanian sesuai dengan jadwal kerja dan hasil yang akan dicapai Global 5
6 (target) serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan bila terjadi penyimpangan dalam proses pelaksanaan pelatihan yang sedang berjalan; 13. Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan dampak dari suatu kegiatan pelatihan pertanian sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Evaluasi dilakukan secara sistematik dan objektif dengan menggunakan instrumen dan alat ukur yang tepat dan jelas untuk menilai, merumuskan perbaikan dalam rangka pengembangan program pelatihan, baik sebelum, sedang, dan sesudah pelatihan pertanian berlangsung; 14. Evaluasi Pasca pelatihan adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk mengetahui tingkat manfaat pelatihan dan perubahan kinerja purnawidya dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya; 15. Praktik Lapangan adalah kegiatan nyata di lapangan yang dilaksanakan oleh peserta pelatihan tentang teknonologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi dan kelestarian lingkungan yang diperlukan dalam rangka pencapaian tujuan pelatihan; 16. Kajian Kebutuhan dan Peluang (KKP) adalah identifikasi dan analisis masalah yang dilakukan oleh petani yang dibimbing oleh peserta pelatihan untuk menggali peluang dan upaya mengatasi masalah; Global 6
7 17. Iklim adalah rata rata kondisi fisik udara (cuaca) pada kurun waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, musiman dan tahunan) yang diperlihatkan dari ukuran catatan unsur unsurnya suhu, tekanan, kelembaban hujan, angin dan sebagainya; 18. Variabilitas iklim adalah keragaman unsur-unsur iklim yang berkaitan dinamika iklim, gejala perubahan dan pergeseran unsure-unsur iklim tertentu, termasuk musim, atau yang berkaitan dengan anomali atau penyimpangan iklim; 19. Iklim ekstrim adalah suatu kondisi di mana salah satu atau beberapa unsur iklim secara signifikan berbeda dengan kondisi normalnya (rata-rata) dan menyebabkan risiko pertanian dan/atau perubahan signifikan terhadap kegiatan, teknologi budidaya dan produksi pertanian; 20. ENSO = El Niño-Southern Oscillation (ENSO) adalah phenomena atmosphir yang mempengaruhi ilkim di seluruh dunia; 21. Indian Ocean Dipole-Mod (Monsun) adalah dinamika dan peredaran angin monsoon yang bertiup dari Lautan Hindia ke arah Daratan Asia atau sebaliknya. Peredaran angin tersebut sangat mempengaruhi pola curah hujan wilayah barat Indonesia, terutama Pantai Barat Sumatera bagian tengah; 22. EL NINO adalah gejala peningkatan suhu permukaan laut Lautan Pasifik Selatan dibanding kondisi normalnya, yang menyebabkan transfer Global 7
8 uap air ke wilayah barat (Indonesia) sangat rendah, sehingga terjadinya kemarau panjang dan/atau sangat rendahnya curah hujan dibanding keadaan normal. Hal tersebut berkaitan dengan Indeks Osilasi (tekanan udara) Selatan (South Oscilation Index) yang diindikasikan oleh perbedaan osilasi antara Darwin (Australia) dengan Lautan Pasifik Selatan. Kejadian ini semakin sering muncul yaitu setiap tiga hingga tujuh tahun, serta dapat mempengaruhi iklim dunia selama lebih dari satu tahun; 23. LA NINA adalah gejala penurunan suhu permukaan laut Lautan Pasifik Selatan dibanding kondisi normal dan mendorong tingginya transfer uap air ke wilayah barat (Indonesia) yang menyebabkan terjadinya curah hujan yang sangat tinggi dibanding keadaan normalnya; 24. Anomali Iklim adalah perubahan kondisi dan sifat iklim secara temporer (kala tertentu) yang umumnya bersifat ekstrim atau dengan istilah jauh di atas atau di bawah normal. Anomali iklim dipengaruhi oleh gejala El Nino South Oscilation (ENSO), Indian Ocean Dipole, perubahan unsurunsur iklim secara ekstrim pada saat atau musim tertentu, seperti curah hujan, suhu dan lain-lain; 25. Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan diwilayah tertentu yang relatif sempit pada jangka waktu yang singkat, misalnya beberapa jam dapat terjadi pada saat pagisaja, siang, sore Global 8
9 dan keadaannya bias berbeda beda untuk setiap tempat dan setiap jamnya; 26. Curah Hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Curah hujan kumulatif (mm) : merupakan jumlah hujan yang terkumpul dalam rentang waktu kumulatif tersebut. Dalam periode musim, rentang waktunya adalah rata-rata panjang musim pada masing-masing Zona Musim (ZOM); 27. Zona Musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah yang pola hujan rataratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non ZOM; 28. ZONA PRAKIRAAN IKLIM adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan disebut, non ZPI; 29. Jeda Musim adalah suatu masalah dimana pada musim hujan terjadi hari tidak hujan selama Global 9
10 beberapa hari berturut-turut sehingga dapat menurunkan hasil tanaman; 30. Efek Rumah Kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca dimana panas matahari yang masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek, sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca; 31. Pemanasan Global adalah indikasi naiknya suhu bumi secara global (meluas dalam ribuan kilometer) terhadap normal rata rata, catatan pada kurun waktu standard/ ukuran Badan Metererologi Dunia/UMO, minimal 30 tahun; 32. Bencana (Disaster) adalah suatu peristiwa yang disebabkan oleh gejala alam atau ulah manusia, yang dapat terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan, menyebabkan kerusakan lingkungan, harta benda, bahkan keselamatan manusia secara serius (di luar kewajaran) dan melampaui kemampuan dan sumberdaya masyarakat untuk menanggulanginya; 33. Banjir adalah limpahan aliran permukaan yang berlebihan dan bersifat merusak, karena tanah Global 10
11 dan saluran pembuangan air, baik alami maupun buatan sudah tidak mampu menampung kelebihan air hujan. Kategori lahan pertanian yang terkena banjir adalah lahan pertanian yang masih ada tanaman budidayanya (seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan tanaman lain), dan air hujan dan irigasi jauh melebihi kebutuhan tanaman sehingga secara fisiologis dan fisik dapat merusak tanaman; 34. Kekeringan adalah kondisi ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air, baik untuk kebutuhan hidup maupun untuk pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Ditinjau dari aspek pertanian, kekeringan merupakan gangguan terhadap keseimbangan hubungan antara tanaman-air-tanah yang mengakibatkan persediaan air dalam tanah tidak mampu mencukupi kebutuhan air tanaman. Lahan pertanian yang mengalami kekeringan adalah lahan pertanian yang masih ada tanaman budidayanya (standing crop), dan kebutuhan air tanaman tersebut tidak dapat dipenuhi oleh curah hujan atau air irigasi (defisit); 35. Eksplosi Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah serangan OPT yang sifatnya mendadak, populasinya berkembang sangat cepat, dan menyebar luas secara sifat; 36. Risiko (risk) adalah kemungkinan timbulnya kerugian pada suatu wilayah dalam kurun waktu Global 11
12 tertentu yang timbul karena suatu ancaman/bahaya yang potensial menjadi bencana. Risiko dalam bidang pertanian, antara lain dapat berupa kerusakan lahan pertanian, penurunan produktivitas, kerusakan dan kehilangan hasil; 37. Pencegahan (Prevention) adalah kegiatan dan upaya untuk menghindari atau mencegah dan mengurangi pengaruh yang merugikan dari ancaman bahaya/bencana; 38. Mitigasi (Mitigation) adalah upaya yang dilakukan untuk menekan timbulnya dampak bencana, baik secara fisik struktural melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik dan teknologi, maupun non fisik struktural melalui perundang-undangan dan pelatihan; 39. Adaptasi adalah kemampuan atau kecenderungan makhluk hidup dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan baru untuk dapat tetap hidup dengan baik; 40. Peringatan Dini (Early Warning) adalah informasi iklim untuk memberikan tanda peringatan bahwa kemungkinan (potensial) bencana akan segera terjadi. Peringatan dini harus bersifat menjangkau masyarakat (accessible), segera (immediately), tegas dan tidak membingungkan (coherent) serta resmi (official); 41. Tanggap Darurat (Emergency Responsi) adalah upaya yang dilakukan segera pada saat kejadian Global 12
13 bencana, untuk menanggulangi dampak yang ditimbulkan; 42. Pemulihan (Recovery) adalah keputusan dan aksi (upaya) yang diambil setelah kejadian bencana dengan suatu tujuan untuk memulihkan keadaan atau mengurangi dampak negatif bencana tersebut; 43. Rehabilitasi (Rehabilitation) adalah upaya yang dilakukan setelah kejadian bencana untuk memperbaiki/memfungsikan kembali sarana dan prasarana atau pola dan sistem usahatani yang rusak dan terganggu akibat kejadian bencana. Global 13
14 BAB II PENYELENGGARAAN DIKLAT A. PERSIAPAN Pelatihan Teknis Antispasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Global dilaksanakan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang Untuk menjamin kualitas pelatihan, maka penyelenggaraan melakukan persiapan pelatihan yang meliputi : 1. Panduan Penyelenggaraan (dilengkapi dengan pola, RPD/GBPP/SAP); 2. Penetapan pengelola diklat, fasilitator dan peserta; 3. Penyusunan bahan ajar; 4. Penetapan jadwal pelatihan; 5. Penetapan system evaluasi; 6. Penyiapan blanko STTPP. B. PELAKSANAAN 1. WAKTU DAN TEMPAT Diklat dilaksanakan selama 7 hari efektif sebanyak 56 jam 45 menit. Global 14
15 NO 2. MATERI, METODE DAN POLA A. MATERI Mata Pelatihan terdiri dari kelompok dasar, kelompok inti dan kelompok penunjang MATA LATIHAN 5 menit) I. KELOMPOK DASAR (4) 1. Kebijakan Program Penanganan Dampak Perubahan Iklim pada Sektor Pertanian Teori Pra ktik Budaya Kerja /Pengembangan SDM Pertanian II. KELOMPOK INTI (50) 1. Pengenalan Unsur Cuaca dan Iklim Suhu, kelembaban, angin, awan, radiasi matahari, curah hujan dan pembentukannya Perubahan iklim 2. Pengenalan Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian Dampak perubahan iklim seperti peningkatan suhu, kejadian iklim ekstrim (banjir, longsor, kekeringan), peningkatan permukaan air laut, pergeseran pola hujan; Adaptasi, strategi antisipasi dan mitigasi. 3. Pengenalan Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Pertanian (Tanaman/ Ternak) Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan petanian (tanaman/ternak); Strategi adaptasi (panen hujan, irigasi tetes, istana cacing, rorak, penanaman varietas tahan banjir/kekeringan, dll). 4. Pengenalan Dampak Perubahan Iklim terhadap Perkembangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) serta Pengendaliannya Faktor-faktor iklim yang mempengaruhi perkembangan dan status OPT; Cara Pencegahan dan Pengendalian OPT; Strategi adaptasi terhadap OPT. 5. Penggunaan Informasi Prakiraan Musim Pengenalan beberapa istilah dalam prakiraan musim; Cara mengakses informasi prakiraan musim; Global 15
16 Diseminasi informasi prakiraan musim kepada petani. 6 Pengenalan Ekologi dan Perubahan Unsur Tanah Akibat Perubahan Iklim: Struktur, tekstur tanah, dan komponen ekosistem tanah (mikroba, humus dan bahan organik lain); Dampak perubahan iklim terhadap, struktur, tekstur, dan ekosistem tanah serta strategi adaptasi. 7 Analisis Neraca Air dan Lahan: Perhitungan dan interpretasi neraca air lahan; Pola dan waktu tanam. 8 Kalender Tanam dan Kearifan Lokal: Penetapan kalender tanam; Penerapan kalender tanam; Evaluasi penerapan kalender tanam; Kearifan lokal untuk menentukan pola dan waktu tanam. 9 Pengendalian Banjir dan Kekeringan: Inventarisasi; Identifikasi dan antisipasi (mitigasi dan adaptasi). III. KELOMPOK PENUNJANG (5) Komitmen Berlatih a. Penjelasan Program b. Kontrak Belajar c. Evaluasi Awal 2. Rencana Implementasi dan Evaluasi Akhir Total 56 B. METODE PELATIHAN Metoda pembelajaran menggunakan pendekatan proses pembelajaran orang dewasa (Andragogy) dengan cara Experience Learning Cyrcle (ELC) meliputi : 1. Ceramah Singkat 2. Diskusi Kelompok 3. Tanya Jawab 4. Ungkapan pengalaman Global 16
17 5. Praktek dan Kunjungan Lapangan Sedangkan pola pelaksanaan adalah Pola pembelajaran terdiri dari : 2 hari pembekalan / klasikal di dalam Kampus Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan 2 hari praktek simulasi serta 1 hari kunjungan lapangan dan 2 hari pemantapan dengan rincian sebagai berikut : Hari ke Pembekalan Klasikal dan Praktek Simulasi - Evaluasi Awal - Kebijakan - Pengantaran Materi Inti / Teori - Simulasi mengenai pola pangan keragaman, Bergizi, Berimbang dan Aman Kunjun gan Lapan gan Pendalama n dan Pengakhira n - Seminar - Evaluasi Akhir - PENUTU PAN Global 17
18 C. PERSYARATAN A. FASILITATOR Fasilitator berasal dari : 1. Pusat Iklim Agroklimat dan Iklim Maritim BMKG 2. Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang B. PESERTA a. ASAL Peserta Pelatihan Teknis Antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Global berasal dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Maluku Utara, Maluku dan Papua. b. PERSYARATAN Persyaratan Peserta untuk Aparatur, adalah : a. Peserta Penyuluh Pertanian; b. Membawa Surat Tugas dari atasan langsungnya/kepala Dinas Provinsi; c. Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir; Global 18
19 d. Membawa pas photo terbaru berlatar belakang merah, ukuran 4 X 6 cm serta 3 X 4 cm masing-masing 1 lembar e. Belum pernah mengikuti pelatihan yang sejenis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir; f. Sehat jasmani dan rohani; g. Mentaati seluruh ketentuan yang berlaku sesuai dengan Tata Tertib yang berlaku; h. Sanggup mengikuti diklat dari awal hingga akhir. D.PEMBINAAN Pembinaan terhadap penyelenggaraan Diklat Teknis Antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Global secara fingsional dilakukan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, c.q Pusat Pelatihan Pertanian.Pembinaan dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan diklat. E.PEMBIAYAAN Biaya penyelenggaraan Diklat Teknis Antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Global, dibebankan kepada DIPA BBPP Lembang TA Global 19
20 BAB III MONOTORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. MONITORING Kegiatan monitoring pelatihan dilaksanakan secara periodik dari persiapan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan pelatihan oleh Balai Besar Pelatihan (BBPP) Lembang. 1. Daily Mood Evaluasi Daily Mood dilaksanakan setiap hari, dimana setiap peserta wajib memasukan satu koin kedalam kotak daily mood yang telah disediakan sesuai dengan suasana hati sebelum proses pembelajaran (Gembira/Biasa/Sedih). 2. Kesuaian Tempat Praktek Monitoring kesesuaian tempat praktek lapang dilaksanakan setelah kegiatan praktek lapang berlangsung, setiap peserta mengisi blanko yang telah disediakan. Global 20
21 B. EVALUASI PESERTA 1. Penguasaan Materi Pada evaluasi penguasaan materi, peserta akan memperoleh lembar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran (kurikulum) Diklat. Evaluasi ini dilaksanakan sebelum dan sesudah materi pembelajaran disampaikan, yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi setiap peserta sebelum dan sesudah mengikuti Diklat. 2. Sikap dan Perilaku Setiap fasilitator yang memberikan materi pembelajaran, akan menilai sikap dan perilaku peserta melalui beberapa aspek, antara lain; a. Displin, b. Motivasi, c. Kepemimpinan, d. Kerjasama dan e. Prakarsa. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauhmana peserta dapat mengaplikasikan materi pembelajaran yang telah disampaikan baik secara klasikal maupun praktek lapangan. Dalam pelaksanaannya, fasilitator akan memberikan nilai secara objektif terhadap setiap peserta sesuai skala yang telah ditentukan dan tercantum pada lembar evaluasi. Global 21
22 C. EVALUASI FASILITATOR Aspek yang di evaluasi adalah : a. Penguasaan Materi (pengetahuan, keterampilan, dan sikap); b. Penguasaan Metode (Kemampuan Menyajikan dan menjawab, komunikasi, nada dan suara, kerjasama); c. Kemampuan menggunakan alat bantu (penggunaan sarana pembelajaran); d. Penegakan disiplin (kehadiran, kerapihan berpakaian, sikap dan prilaku); e. Pencapaian tujuan pembelajaran (relevansi materi dengan tujuan pembelajaran) Hasil penilaian disampaikan kepada setiap fasilitator sebagai masukan bagi yang bersangkutan untuk peningkatan kualitas masing-masing fasilitator. Lampiran 3. D. EVALUASI PENYELENGGARAAN Pelayanan prima merupakan syarat mutlak bagi kesuksesan penyelenggaraan Diklat yang tergambar melalui tungkat kepuasan peserta Diklat terhadap berbagai fasilitasi yang diberikan pihak panitia penyelenggara. Oleh karena itu, berbagai saran dan masukan dari peserta menjadi hal yang mutlak diperoleh panitia dalam upaya peningkatan pelayanan bagi setiap peserta Diklat, melalui penilaian secara objektif terhadap berbagai aspek, antara lain; Global 22
23 kepanitiaan, saran prasarana, kualitas pengajaran, akomodasi dan konsumsi dengan memberikan nilai pada kolom yang telah disediakan sesuai skala penilaian yang telah ditentukan.lampiran 4 E. PELAPORAN Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang selaku penyelenggara wajib mengirimkan laporan pelaksanaan pelatihan kepada Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q. Pusat Pelatihan Pertanian selambatlambatnya 2 (dua) minggu setelah pelatihan berakhir. F. SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Peserta yang telah mengikuti Pelatihan Teknis Antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Global serta telah menyelesaikan keseluruhan proses belajar mengajar dengan baik, kepada Penyuluh Pertanian PNS dan Petani diberikan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) a. MEKANISME Satu minggu sebelum pelatihan berakhir, penyelenggara menyampaikan rekapitulasi biodata kepada Badan Penyuluhan dan Global 23
24 Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian c.q. Kepala Pusat Pelatihan Pertanian untuk memperoleh STTPP. b. PENANDATANGANAN Penandatanganan STTPP Diklat Teknis Antisipasi dan Mitigasi Perubahan Iklim Global, ditandatangani oleh Kepala Pusat Pelatihan Pertanian a.n Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian selaku penanggung jawab program dan oleh Kepala BBPP Lembang selaku penanggungjawab pelatihan. Global 24
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS JAMUR BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS JAMUR BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN. DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS TANAMAN BUAH MANGGIS dan GAP/SOP BUAH (MANGGIS) BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRIBISNIS TANAMAN BUAH MANGGIS dan GAP/SOP BUAH (MANGGIS) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS BUDIDAYA KRISAN BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS BUDIDAYA KRISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola Pangan Harapan.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS CABAI MERAH BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS CABAI MERAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya sebagai komponen utama pada Pola
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS BAWANG MERAH
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS AGRISBISNIS BAWANG MERAH dan GAP/SOP SAYUR (BAWANG MERAH) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hortikultura memegang peran penting dan strategis karena perannya
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TOMT (TRAINING OF MASTER TRAINERS) AGRIBISNIS PADI BAB I PENDAHULUAN
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN TOMT (TRAINING OF MASTER TRAINERS) AGRIBISNIS PADI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kementerian Pertanian telah menetapkan arah dan kebijaksanaan pembangunan pertanian Tahun
Lebih terperinciPrakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP
KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan, Sasaran, dan Keluaran 4 C. Dasar Hukum 5 D. Pengertian 6 BAB II. Penyelenggaraan Diklat 10 A. Persiapan 10 B.
Lebih terperinciINFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono
INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN Rommy Andhika Laksono Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamis dan sulit dikendalikan. iklim dan cuaca sangat sulit dimodifikasi atau dikendalikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris yang amat subur sehingga sebagian besar penduduknya bergerak dalam sektor agraris. Indonesia memiliki iklim tropis basah, dimana iklim
Lebih terperinciKATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP
PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat Nya kami dapat menyusun laporan dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2016 di wilayah Propinsi Banten
Lebih terperinciEVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail
Lebih terperinciPRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perkenannya, kami dapat menyelesaikan Buku Prakiraan Musim Kemarau Tahun 2017 Provinsi Kalimantan Barat. Buku ini berisi kondisi dinamika atmosfer
Lebih terperinciPRAKIRAAN MUSIM 2017/2018
1 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas perkenannya, kami dapat menyelesaikan Buku Prakiraan Musim Hujan Tahun Provinsi Kalimantan Barat. Buku ini berisi kondisi dinamika atmosfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan, Sasaran, dan Keluaran 4 C. Dasar Hukum 4 D. Pengertian 6 BAB II. Penyelenggaraan Diklat 10 A. Persiapan 10 B.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Kondisi Wilayah Kabupaten Gorontalo Kabupaten Gorontalo terletak antara 0 0 30 0 0 54 Lintang Utara dan 122 0 07 123 0 44 Bujur Timur. Pada tahun 2010 kabupaten ini terbagi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).
KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun menerbitkan dua jenis prakiraan musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap bulan Maret dan Prakiraan Musim Hujan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan Negara agraris yang amat subur sehingga tidak dapat dipungkiri lagi sebagian besar penduduknya bergerak dalam sektor agraris. Data dalam Badan
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP
KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Siantan Pontianak pada tahun 2016 menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau dan Prakiraan Musim Hujan. Pada buku Prakiraan Musim Kemarau 2016
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.
ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang
Lebih terperinciPropinsi Banten dan DKI Jakarta
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciPrakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur
http://lasiana.ntt.bmkg.go.id/publikasi/prakiraanmusim-ntt/ Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur KATA PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setiap tahun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.
i REDAKSI KATA PENGANTAR Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si Penanggung Jawab : Subandriyo, SP Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S. Kom Editor : Idrus, SE Staf Redaksi : 1. Fanni Aditya, S. Si 2. M.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. interaksi proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Studi tentang iklim mencakup kajian tentang fenomena fisik atmosfer sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP
1 KATA PENGANTAR Publikasi Prakiraan Awal Musim Hujan 2015/2016 di Propinsi Bali merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa klimatologi yang dihasilkan oleh Stasiun Klimatologi Negara Bali. Prakiraan Awal
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp. (021) 7353018, Fax: (021) 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciPRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)
PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA) Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA I. PENDAHULUAN Wilayah Indonesia berada pada posisi strategis, terletak di daerah
Lebih terperinciPENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR
PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal
Lebih terperinciBuletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan Februari 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun dan pos hujan di
Lebih terperinciANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang terdapat di permukaan bumi, meliputi gejala-gejala yang terdapat pada lapisan air, tanah,
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA 1. TINJAUAN UMUM 1.1. Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh
Lebih terperinciBuletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan Januari 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun dan pos hujan di
Lebih terperinciMITIGASI BENCANA BENCANA :
MITIGASI BENCANA BENCANA : suatu gangguan serius terhadap keberfungsian suatu masyarakat sehingga menyebabkan kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan dan yang
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN
PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Kejadian El Nino Tahun 2015
Lebih terperinciBuletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR
Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan April 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan
Lebih terperinciPENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR
PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan setiap awal Maret dan Prakiraan Musim Hujan setiap awal
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciKEPALA STASIUN KLIMATOLOGI
KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan September 2013 serta Prakiraan Hujan Bulan November, Desember 2013 dan Januari 2014 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG
B M K G BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciKATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP
Buletin Prakiraan Musim Kemarau 2016 i KATA PENGANTAR Penyajian prakiraan musim kemarau 2016 di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diterbitkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat disamping publikasi
Lebih terperinciANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang terbentang luas, area pertanian di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia sebagian besar berprofesi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG
KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan
Lebih terperinciBuletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Analisis Hujan, Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 serta Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 disusun berdasarkan hasil pengamatan data hujan dari 60 stasiun dan pos hujan
Lebih terperinciEVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA
EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA OLEH : ANDRIE WIJAYA, A.Md FENOMENA GLOBAL 1. ENSO (El Nino Southern Oscillation) Secara Ilmiah ENSO atau El Nino dapat di jelaskan
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan (12070) Telp. (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com,
Lebih terperinciANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA
ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG 1. TINJAUAN UMUM 1.1.
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012
KATA PENGANTAR i Analisis Hujan Bulan Agustus 2012, Prakiraan Hujan Bulan November, Desember 2012, dan Januari 2013 Kalimantan Timur disusun berdasarkan hasil pantauan kondisi fisis atmosfer dan data yang
Lebih terperinciMANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PENGERTIAN - PENGERTIAN ( DIREKTUR MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ) DIREKTORAT JENDERAL PEMERINTAHAN UMUM Definisi Bencana (disaster) Suatu peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara yang terletak diantara Samudra Pasifik-Hindia dan Benua Asia-Australia, serta termasuk wilayah tropis yang dilewati oleh garis khatulistiwa, menyebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia terutama terhadap pertumbuhan nasional dan sebagai penyedia lapangan pekerjaan. Sebagai negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang rawan terjadi kekeringan setiap tahunnya. Bencana kekeringan semakin sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia dengan pola dan
Lebih terperinciMATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN (Dalam miliar Rupiah) Prioritas/ Rencana Prakiraan Rencana.
MATRIKS 2.2.B ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN TAHUN 2011 Bidang: SUMBER DAYA ALAM dan LINGKUNGAN HIDUP I Prioritas: Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan A Fokus Prioritas:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Iklim merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan di bumi. Dimana Iklim secara langsung dapat mempengaruhi mahluk hidup baik manusia, tumbuhan dan hewan di dalamnya
Lebih terperinciBADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG
BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU
RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENELITIAN (RODHP) GUGUS TUGAS KALENDER TANAM TERPADU DI PROVINSI BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciKERENTANAN (VULNERABILITY)
DISASTER TERMS BENCANA (DISASTER) BAHAYA (HAZARD) KERENTANAN (VULNERABILITY) KAPASITAS (CAPACITY) RISIKO (RISK) PENGKAJIAN RISIKO (RISK ASSESSMENT) PENGURANGAN RISIKO BENCANA (DISASTER RISK REDUCTION)
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang terletak pada wilayah ekuatorial, dan memiliki gugus-gugus kepulauan yang dikelilingi oleh perairan yang hangat. Letak lintang Indonesia
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PENGANTAR... I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup.. 2
1 KATA PENGANTAR Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q Pusat Pelatihan Pertanian pada Tahun 2015 mengalokasikan dana penyelenggaraan diklat teknis mendukung Program Peningkatan Produksi Padi,
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENUYUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016
PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia umumnya dikelilingi oleh lautan yang berada antara samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Samudera ini menjadi sumber kelembaban utama uap air
Lebih terperinciPENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP
Prakiraan Musim Hujan 2016/2017 Provinsi Jawa Barat PENGANTAR Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofísika () setiap tahun menerbitkan dua buku Prakiraan Musim yaitu Prakiraan Musim Kemarau diterbitkan
Lebih terperinciI. INFORMASI METEOROLOGI
I. INFORMASI METEOROLOGI I.1 ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER I.1.1 MONITORING DAN PRAKIRAAN FENOMENA GLOBAL a. ENSO ( La Nina dan El Nino ) Berdasarkan pantauan suhu muka laut di Samudra Pasifik selama bulan
Lebih terperinciPROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:
PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016
KATA PENGANTAR Publikasi Prakiraan Musim Kemarau 2016 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa klimatologi yang dihasilkan oleh Stasiun Geofisika Kelas 1 Yogyakarta / Pos Klimatologi
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR
Lebih terperinciAnalisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2012
Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Stasiun Klimatologi Pondok Betung Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 ) Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262 E-mail: staklim.pondok.betung@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak sekali dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global ini.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bumi merupakan satu-satunya tempat tinggal bagi makhluk hidup. Pelestarian lingkungan dilapisan bumi sangat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Suhu
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018
PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018 DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 KATA PENGANTAR Serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di Indonesia salah satu tanaman pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat selain padi dan jagung
Lebih terperinci2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2011 DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KERAWANAN PANGAN TEMPORER/MUSIMAN Oleh : Sumaryanto Muhammad H. Sawit Bambang Irawan Adi Setiyanto Jefferson Situmorang Muhammad Suryadi
Lebih terperinciSTRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN
10/25/2009 STRATEGY DAN INOVASI IPTEK MENGHADAPI PERUBAHAN IKLIM DAN LINGKUNGAN SEKTOR PERTANIAN Tim BBSDLP BADAN LITBANG PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2009 Latar Belakang Ancaman Bagi Revitalisasi Pertanian
Lebih terperinciVIII. POTENSI DAN KENDALA PENERAPAN KALENDER TANAM DALAM MENGANTISIPASI KEJADIAN IKLIM EKSTRIM
141 VIII. POTENSI DAN KENDALA PENERAPAN KALENDER TANAM DALAM MENGANTISIPASI KEJADIAN IKLIM EKSTRIM Persoalan mendasar sektor pertanian menurut Tim Penyusun Road Map (2010) diantaranya adalah meningkatnya
Lebih terperinciADAPTASI DAN MITIGASI FENOMENA EL NIÑO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
ADAPTASI DAN MITIGASI FENOMENA EL NIÑO DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Muhammad Husain Hasan dan Maria Floriani Mongko Jurusan Pendidikan Geografi FKIP Universitas Nusa Cendana E-mail: muhammadhusain32@yahoo.com
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JEMBER
PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1646, 2013 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Pendidikan dan Pelatihan. Pengujian Mutu Barang. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76/M-DAG/PER/12/2013
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen
Lebih terperinci2 Mengingat Golongan I, Golongan II, dan Golongan III Yang Diangkat Dari Tenaga Honorer Kategori 1 dan/atau Kategori 2; c. bahwa pedoman sebagaimana d
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1182, 2014 LAN. Pendidikan. Pelatihan. Prajabatan. Calon PNS. Golongan I. Golongan II. Golongan III. Tenaga Honorer. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP
SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 09 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2018
KATA PENGANTAR Prakiraan Musim Kemarau 2018 Publikasi Prakiraan Musim Kemarau 2018 Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu bentuk pelayanan jasa klimatologi yang dihasilkan oleh Stasiun Klimatologi
Lebih terperinciMENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG
MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENYULUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.
KATA PENGANTAR Laporan rutin kali ini berisi informasi analisa hujan yang terjadi pada bulan Mei 2011 di wilayah Banten dan DKI Jakarta. Serta informasi prakiraan hujan untuk bulan Juli, Agustus, dan September
Lebih terperinciDirektorat Perlindungan Tanaman Pangan
Laporan Kinerja Tahun 2014 i RINGKASAN EKSEKUTIF 1. Pengamanan produksi tanaman pangan mencakup seluruh areal pertanaman. Operasional kegiatan diarahkan dalam rangka penguatan perlindungan tanaman pangan
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.
SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5 1. Perubahan iklim global yang terjadi akibat naiknya suhu permukaan air laut di Samudra Pasifik, khususnya sekitar daerah ekuator
Lebih terperinciUSULAN PENELITIAN MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2015
1 USULAN PENELITIAN MANDIRI TAHUN ANGGARAN 2015 INTENSITAS KEKERINGAN DI WILAYAH KABUPATEN BENGKULU UTARA Oleh : Drs. Nofirman, MT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS Prof. Dr. HAZAIRIN,
Lebih terperinciGUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG
1 GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR
Lebih terperinci29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN /D
29 Januari LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JEMBER TAHUN 2003 Menimbang PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 19 TAHUN 2003 T E N T A N G SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN
Lebih terperinciPEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan PEMANFAATAN DATA SIDIK DALAM PENETAPAN LOKASI DAN AKSI PRIORITAS ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM Disampaikan pada Rapat Koordinasi ProKlim Manggala Wanabakti, 26 April
Lebih terperinci