TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TOTAL QUALITY MANAGEMENT"

Transkripsi

1 TOTAL QUALITY MANAGEMENT in EDUCATION (Edward Sallis) Disimpulkan oleh : Ali Winata,S.Pd,SF

2 Gerakan Mutu

3 Pandangan MUTU Banyak orang beranggapan bahwa MUTU adalah suatu hal yang membingungkan dan sulit untuk diukur Pandangan orang akan berbeda-beda terhadap mutu mengikuti persepsinya masing-masing

4 Mutu bukan inisiatif Mutu bukan sekedar sebuah alternatif solusi tetapi merupakan sebuah filosofi dan metodologi Sebagian besar rahasia mutu berakar dari mendengar dan merespon secara simpatik terhadap kebutuhan dan keinginan para pelanggan

5 Gerakan MUTU Pergerakan tentang mutu telah ada sejak dulu dalam dunia industri Produk/jasa yang dihasilkan harus dapat diyakinkan sesuai dengan spesifikasi agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan sehingga mendapatkan keuntungan Mutu menjadi sebuah isu penting mana kala persaingan semakin berat di era industrialisasi

6 Gerakan MUTU Disinilah mulai lahir tentang Quality Control untuk memberikan pemeriksaan akan mutu yang sesuai QC merupakan proses yang menjamin bahwa hanya produk yang memenuhi spesifikasi produsen yang dapat keluar ke pelanggan di era industri massal QC merupakan proses pasca produksi yang dilakukan bukan oleh orang penghasil produksi tersebut.

7 Gerakan MUTU Setelah itu barulah berkembang tentang Quality Assurace Dimana terjadi proses jaminan mutu dan perbaikan mutu dengan mengembalikan tanggungjawab akan keberhasilan mutu kepada para tenaga pembuatnya.

8 Kontribusi Deming Gagasan tentang MUTU mulai dikembangkan oleh W.Edwards Deming, shewhart dan Jurang tahun setelah perang dunia ke dua. Mereka menganjurkan agar dunia industri memulai dengan ayunan langkahnya untuk mengetahui apa yang diinginkan pelanggan dengan mendesain metode produksi dan produk nya dengan standar yang tinggi

9 Kontribusi Deming Menurutnya, keunggulan berjalan seiring dengan sebuah pendapat yang sederhana yaitu DEKAT DENGAN PELANGGAN Dimana organisasi yang baik adalah organisasi yang memiliki struktur non-birokrasi yang didasarkan pada tim yang aktif dan antusias. Adanya perubahan kultur kerja yang mengedepankan akan mutu Untuk itu dibutuhkan manajer yang memiliki visi mencari keuntungan jangka panjang

10 Konsep Mutu

11 Menurut Nomi Pfeffer dan Anna Coote, mutu merupakan konsep yang licin mengimplikasikan hal yang berbeda dari tiap orang. Maka diperlukan pemahaman yang jelas tentang variasi makna mutu Kalau tidak, mutu hanya akan menjadi sebuah slogan- kata yang bernada moral namun tidak memiliki nilai praktis

12 Mutu merupakan sebuah ide yang dinamis Ada kekhawatiran bahwa kekuatan emosional dan moral serta nilai praktis dari mutu akan hilang bila terlalu direcoki oleh analisis akademik yang hanya menghasilkan definisi-definisi kaku terhadap mutu

13 KONSEP MUTU Mutu Konsep yang Absolut Sesuatu yang bermutu merupakan bagian dari standar yang sangat tinggi yang tidak dapat diungguli Mutu Konsep yang Relatif - Penyesuaian diri dengan spesifikasi - memenuhi kebutuhan pelanggan

14 Standar MUTU Mutu sesungguhnya ( Quality in fact ) suatu produk atau jasa yang sesuai dengan spesifikasi dan standar dari produsennya Mutu sesuai persepsi ( Quality in perception ) - sesuatu yang memuaskan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan - mutu yang ada di mata orang yang melihat dan merasakannya.

15 Standar Standar Mutu STANDAR PRODUK DAN JASA Kesesuaian dengan spesifikasi Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat Tanpa cacat (Zero Defect) Selalu baik sejak awal STANDAR PELANGGAN Kepuasan pelanggan Memenuhi kebutuhan pelanggan Menyenangkan pelanggan

16 Hirarki konsep MUTU Manajemen mutu terpadu Jaminan mutu (QA) Perbaikan yang kontinyu Pencegahan Kontrol mutu (QC) Deteksi Inspeksi

17 Quality Control Kontrol mutu (QC) merupakan konsep mutu paling tua QC merupakan proses deteksi dan eliminasi komponen dan produk yang tidak sesuai dengan standar dari organisasi yang dilakukan pada pasca produksi Inpeksi dan pemeliharaan adalah metode umum dari kontrol mutu

18 Quality Assurance QA merupakan pemenuhan spesifikasi produk secara konsisten yang selalu baik sejak awal (right first time every time) QA lebih menekankan tanggung jawab tenaga kerja dibandingkan inpeksi kontrol mutu. Tujuannya menciptakan produk tanpa cacat (zero depect/plihip B.Crosby). Mutu produk/jasa yang baik dijamin oleh sistem jaminan mutu yang memposisikan secara tepat bagaimana produksi seharusnya berperan sesuai dengan standar mutu yang diatur oleh prosedur-prosedur yang ada dalam sistem jaminan mutu.

19 Total Quality Manajemen Merupakan perluasan dan pengembangan dari QA dan QC TQM adalah tentang usaha penciptaan sebuah kultur mutu, yang mendorong semua pekerja untuk memuaskan pelanggan Konsep TQM berusaha disesuaikan dengan perubahan harapan dan gaya pelanggan dengan cara mendesain produk/jasa yang memenuhi dan memuaskan harapan mereka. (sell-on quality/mutu yang menjual)

20 Produk Pendidikan Untuk berusaha memahami mutu pendidikan, ada 2 pertanyaan yang fundamental harus dijawab yaitu : apa mutu produknya?, atau apa mutu jasanya Dan siapa pelanggannya? Apakah pendidikan menghasilkan produk atau jasa? Peserta didikkah produknya atau servis layanannya sebagai jasa Bagi Lynton Gray menghasilkan pelajar dengan standar jaminan tertentu merupakan hal yang mustahil Menurutnya, manusia tidak sama, dan mereka berada dalam situasi pendidikan dengan pengalaman, emosi, dan opini yang tidak bisa disamaratakan

21 Mutu Jasa (Service Quality) Produk sering rusak atau cacat karena kesalahan bahan,komponen yang jelek, desain produk yang salah serta tidak sesuai dengan spesifikasi Jasa yang jelek biasanya secara langsung dinisbatkan pada perlakukan satu sifat pekerja yang tidak memuaskan

22 Perbedaan Jasa dan produksi 1. Jasa meliputi hubungan langsung antara pemberi dan pengguna (oleh orang untuk orang) 2. Jasa harus diberikan tepat waktu dan ini sama pentingnya dengan spesifikasi fisik jasa 3. Jasa tidak dapat ditambah dan tidak dapat diperbaiki

23 Perbedaan Jasa dan produksi 4. Jasa selalu berhadapan dengan ketidak pastian (bagaimana sebuah jasa sampai ditempat tujuan lebih penting dibanding apa jasanya?) 5. Biasanya jasa diberikan secara langsung oleh pekerja yunior dibandingkan pekerja senior 6. Jasa kesulitan dalam mengukur tingkat keberhasilan dan produktifitasnya ( satusatunya indikatir adalah kepuasan pelanggan)

24 Mutu Jasa (Service Quality) Indikator kesopanan,kepedulian,perhatian,keramah an dan sikap membantu merupakan hal penting dalam pikiran pelanggan. Pelanggan menilai mutu dengan membandingkan persepsi apa yang mereka terima dengan apa yang mereka harapkan.

25 Pendidikan memberikan Mutu Jasa (Service Quality) Bagi sallis, melihat pendidikan sebagai sebuah industri jasa dibandingkan sebuah proses produksi Mutu dalam pendidikan akhirnya merupakan hal yang membedakan antara kesuksesan dan kegagalan Dimana peserta didiklah yang akan merasakan jasa yang diberikan oleh institusi pendidikan

26 Pelanggan Pendidikan External customer Pelanggan utama adalah peserta didik (secara langsung menerima jasa) Pelanggan kedua adalah orang tua, gubernur, sponsor ship (memiliki kepentingan langsung secara individu dan institusi) Pelanggan ke tiga adalah pemerintah dan masyarakat secara luas (memiliki peran penting walaupun tidak secara langsung berhubungan)

27 Pelanggan Pendidikan Internal customer Pelanggan yang ada di dalam institusi pendidikan yang menggerakan keseluruhan proses pendidikan Seluruh staf, guru dan kepala sekolah, pengawas sekolah. Hubungan internal yang kurang baik akan membuat pelanggan eksternal menjadi menderita

28 Kebutuhan pelanggan Institusi harus menempatkan sudut pandang peserta didik sebagai pusat dari setiap proses perencanaan strategis. Karena peserta didik adalah alasan utama berdirinya sebuah institusi pendidikan dan reputasi institusi pendidikan itu sendiri ada dipundak para pelajar.

29 TOTAL QUALITY MANAGEMENT Dalam Konteks Pendidikan

30 TQM in education TQM adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus-menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan,keinginan,dan harapan para pelanggannya,saat ini dan untuk masa yang akan datang, (Edward sallis) TQM bukanlah inpeksi tetapi sebuah keinginan untuk selalu mencoba mengerjakan segala sesuatu dengan selalu baik sejak awal

31 TQM in education Kata Total (terpadu) dalam TQM menegaskan bahwa setiap orang yang berada dalam institusi harus terlibat dalam upaya melakukan peningkatan secara terus-menerus Kata Manajemen dalam TQM berlaku bagi setiap orang,karena setiap orang dalam institusi, apapun statusnya, posisinya atau perannya adalah manajer bagi tanggungjawabnya masingmasing.

32 Perbaikan terus-menerus Dalam TQM yang penting bukan slogan namanya tetapi adalah pengaruh dari program mutu tersebut terhadap kultur sekolah TQM adalah sebuah gagasan akan pola pikir sekaligus aktivitas praktis - filosofi perbaikan terus-menerus - proses mendeskripsikan alat dan teknis Sebagai sebuah pendekatan, TQM mencari sebuah perubahan yang permanen dalam tujuan sebuah institusi dari tujuan jangka pendek menuju tujuan perbaikan mutu jangka panjang.

33 Kaizen Jepan memiliki istilah KAIZEN untuk menjelaskan pendekatan perbaikan yang terus menerus, yaitu perbaikan sedikit demi sedikit (step by step improvement) Esensi dari kaizen adalah proyek kecil yang berupaya untuk membangunkesuksesan dan percaya diri, dan mengembangkan dasar peningkatan selanjutnya.

34 Perubahan Kultur Pelaksanaan dari TQM memerlukan sebuah perubahan kultur Perubahan kultur tidaj hanya tentang merubah prilaku staf, tapi juga memerlukan perubahan dalam metode mengarahkan sebuah institusi.

35 Perubahan Kultur Dua hal penting yang diperlukan satf dalam menghasilkan mutu yaitu : - Staf membutuhkan sebuah lingkungan yang cocok untuk bekerja. (bekerja dengan sistem dan prosedural yang sederhana) - Staf memerlukan lingkungan yang mendukung dan menghargai kesuksesan dan prestasi yang mereka raih

36 Organisasi Terbalik Kunci sukses kultur TQM adalah mata rantai internal-ekternal yang efektif antara pelanggan-produsen Dalam kultur TQM, peran manajemen senior dan menengah adalah memberi dukungan dan wewenang kepada para staf dan peserta didik dan bukan mengontrol mereka.

37 Organisasi Terbalik Peserta Didik TQM dalam Pendidikan (institusi terbalik) Di adopsi dari ide-ide Karl Albretcht TIM- Guru dan Staf pendukung Pemimpin (kepala Sekolah)

38 Hubungan dengan pelanggan Pendidikan menghadapi tantangan yang besar dalam hubungannya dengan para pelanggan eksternal Sebagian besar pelanggan tidak menerima informasi yang cukup tentang layanan yang ditawarkan dan hal apa saja yang mengidentifikasikan mutunya. Dalam pendidikan, pelanggan memiliki fungsi unik dalam menentukan mutu apa yang mereka terima dari pendidikan

39 Staf/kolega sebagai pelanggan Hubungan antar pelanggan internal memiliki peranan penting agar institusi pendidikan berfungsi efektif dan efisien Analisis yang harus dilakukan oleh pelanggan internal untuk senantiasa menjaga hubungan adalah : - Siapa orang yang paling anda layani? - Siapa yang bergantung pada Anda agar tugas mereka dapat berjalan dengan tepat?

40 Pemasaran internal Pemasaran internal adalah alat yang berguna untuk menciptakan komunikasi antar staf. Hal ini adalah sebuah keharusan agar ide,produk dan jasa dapat dipasarkan kepada staf seefektif kepada pelanggan.

41 Mutu Pembelajaran Institusi pendidikan yang menggunakan prosedur mutu terpadu harus menangkap secara serius isu-isu tentang gaya dan kebutuhan pembelajaran untuk menciptakan strategi individualistis dan diferensiasi dalam pembelajaran Adanya kerja sama antara peserta didik dan guru dalam bernegosiasi tentang prosedur mutu yang diterpakan

42 Kendala memperkenalkan TQM Kerja keras dan waktu adalah hal penting dalam mengembangkan kultur mutu Memerlukan komitmen jangka panjang staf senior dalam institusi Kepercayaan akan delegasi wewenang diperlukan kepada staf Staf senior harus dapat mengkomunikasikan visi ke depan

43 Kendala memperkenalkan TQM Deming berpendapat : menghilangkan rasa takut atau khawatir dalam upaya melakukan revolusi mutu adalah hal yang amat sangan esensial

44 TOKOH-TOKOH MUTU : Deming,Juran,dan Crosby

45 Filsafat mutu Deming W.Edward Deming adalah seorang ahli statistik Amerika yang memiliki gelar PhD bidang Fisika, Ia dilahirkan pada tahun 1990 dan ia pelopor revolusi mutu di Jepang Karya terpenting beliau adalah Out of Crisis tentang keprihatinannya terhadap kegagalan manajemen Amerika, dipublikasikan pada tahun 1982.

46 Filsafat mutu Deming Deming melihat masalah mutu terletak pada masalah manajemen Masalah tersebut adalah kegagalan manajemen senior dalam menyusun perencanaan ke depan. Perencanaan tersebut bukan merupakan serangkaian langkah untuk menerapkan mutu, tetapi desakan terhadap manajemen tentang apa yang harus dan tidak boleh dilakukan agar organisasi berjalan dengan baik Bagi Deming, pendekatan mencegah lebih baik dari pada mengobati.

47 14 point Deming 1. Ciptakan sebuah usaha peningkatan produk dan jasa dengan tujuan agar bisa kompotitif dan tetap berjalan serta menyediakan lowongan pekerjaan 2. Sebuah institusi tidak akan mampu bersaing jika mereka terus mempertahankan penundaan waktu,kesalahan,bahancacat dan produksi jelak. 3. Hindari ketergantungan pada inpeksi massa untuk mencapai mutu. 4. Akhiri menghargai bisnis dengan harga 5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa untuk meningkatkan mutu dan produktifitas

48 14 point Deming 6. Lembagakan pelatihan kerja 7. Lembagakan kepemimpinan 8. Hilanhkan rasa takut agar setiap orang dapat bekerja secara efektif 9. Uraikan kendala-kendala antar unit 10.Hapuskan slogan,desakan,target serta tingkatkan produktifitas tanpa menambah beban kerja. 11.Hapuskan standar kerja yang menggunakan quota numerik

49 14 point Deming 12.Hilangkan kendala-kendala yang merampas kebanggaan karyawan atas keahliannya 13.Lembagakan aneka nprogram pendidikan yang meningkatkan semangat dan kualitas kerja 14.Tempatkan setiap orang pada tin kerja agar dapat melakukan transformasi

50 5 kendala yang signifikan dalam kontek pendidikan menurut Deming 1. Kurang konstannya tujuan 2. Pola pikir jangka pendek 3. Evaluasi prestasi individu melalui penilaian atau peninjaunan kinerja tahunan 4. Rotasi kerja yang terlalu tinggi 5. Manajemen yang menggunakan prinsip angka yang nampak

51 Kegagalan Mutu Menurut Deming Kegagalan mutu umum Sebab-sebab yang diakibatkan oleh kegagalan sistem Kegagalan mutu khusus Sebab-sebab yangdiakibatkan oleh prosedur dan aturan yang tidak diikuti dan ditaati atau juga karena kurangnya komunikasi dan kesalahpahaman

52 Kegagalan Mutu Menurut Deming Mengetahui sebab kegagalan mutu dan memperbaikinya adalah tugas kunci seorang manajer Dalam TQM, pengembangan mutu yang berhasil membutuhkan komitmen abadi pihak manajemen.

53 Filsafat mutu Joseph Juran Joseph Juran termasur dengan keberhasilannya menciptakan kesesuaian tujuan dan manfaat. Menurut Juran,kebanyakan masalah mutu dapat dikembalikan pada masalah keputusan pimpinan

54 Filsafat mutu Joseph Juran Aturan 85/15 Juran menyatakan bahwa 85% masalah mutu dalam sebuah institusi adalah hasil dari desain proses yang kurang baik 85% masalah merupakan tanggung jawab manajemen,karena mereka memiliki 85% kontrol terhadap sistem institusi

55 Filsafat mutu Joseph Juran Untuk membantu manajer dalam merencanakan mutu, Juran mengembangkan pendekatan manajemen mutu strategis (Strategic Quality Manajement) Semua bentuk peningkatan mutu harus dilakukan dengan cara tahap demi tahap dan tidak dengan cara lain

56 Filsafat mutu Joseph Juran SQM adalah sebuah proses 3 bagian yang didasarkan pada staf pada tingkat yang berbeda. Manajemen senior memiliki pandangan strategis tentang organisasi Manajer menengah memiliki pandangan operasional tentang mutu Para staf memiliki tanggung jwab terhadap kontrol mutu.

57 Filsafat mutu Philip Crosby Dalam bukunya, Quality is free, ia berpendapat bahwa sebuah langkah sistematis untuk mewujudkan mutu akan menghasilkan mutu yang baik Mutu itu cuma-cuma,mutu bukan hadiah,semua hal yang membutuhkan uang adalah hal yang tidak bermutu segala bentuk kegiatan yang tidak melibatkan mutu sejak awal. Menurut Crosby, terlalu banyak pemborosan dalam sistem saat mengupayakan peningkatan mutu

58 Filsafat mutu Philip Crosby Segala bentuk kegagalan akan hilang dengan sendirinya bila institusi memiliki kemauan untuk itu Penghematan sebuah institusi akan datang dengan sendirinya ketika institusi tersebut melakukan segala sesuatunya dengan benar.

59 Filsafat mutu Philip Crosby Tanpa cacat (Zero Defact) adalah pemikiran Crosby yang utama Ide ini adalah komitmen untuk selalu sukses dan menghilangkan kegagalan sejak awal Hanya ada satu standar yaitu kesempurnaan, dengan melakukan pencegahan murni Ia yakin bahwa kerja tanpa salah adalah hal yang sangat mungkin

60 Filsafat mutu Philip Crosby 14 Program mutu Philip Crosby 1. Komitmen manajemen (mangement commitment) 2. Membangun tim peningkatan mutu (quality improvement team) 3. Pengukuran mutu (quality meansurement) 4. Mengukur biaya mutu (the cost of quality) 5. Membangun kesadaran mutu (quaity awareness)

61 Filsafat mutu Philip Crosby 14 Program mutu Philip Crosby 6. Perbaikan (corrective actions) 7. Perencanaan tanpa cacat (zero defact planning) 8. Perlunya pelatihan pengawas (supervisor training) 9. Penyelenggaraan hari tanpa cacat (zero defact day) 10.Penyusunan tujuan (goal setting)

62 Filsafat mutu Philip Crosby 14 Program mutu Philip Crosby 11.Penghapusan sebab kesalahan (errorcause removal) 12.Pengakuan (recognition) 13.Mendirikan dewan-dewan mutu (quality councils) 14.Lakukan lagi (do it over again)

63 BS 5750 DAN ISO 9000 British Standards Institution and International Standards Organization

64 BS5750 dan ISO9000 Pelanggan membutuhkan jaminan dan kepercayaan bahwa para pemasok memiliki kemampuan untuk memberikan produk dan jasa secara konsisten sesuai dengan mutu yang telah ditentukan (quality assurance, BS5750,bagian 4,1990)

65 BS5750 dan ISO9000 Apakah standar BS5750 dan ISO9000 dapat diterapkan dalam dunia pendidikan? Apakah standar BS5750 dan ISO9000 merupakan standar yang dapat membantu penciptaan kultur TQM?

66 BS5750 dan ISO9000 Keuntungan institusi pendidikan terdaftar dalam standar tersebut adalah : Institusi tersebut akan mengupayakan disiplin untuk menspesifikasi dan mendokumentasikan sistem mutu dengan mendapatkan akreditasi dari pihak ketiga.

67 BS5750 dan ISO9000 BS5750 dipublikasikan pertama kali tahun 1979 dengan nama Quality Systems pada menteri pertahanan dan NATO (Allied Quality Assurance Procedures), Setelah itu barulah hadir ISO9000 Seri BS5750 dan ISO9000 dikenal dengan skema penilaian pihak ketiga.

68 Fungsi BS5750 dan ISO9000 Penilaian pihak pertama adalah penilaian sebuah institusi terhadap mutu institusi mereka dengan standar mereka sendiri ( audit internal) Penilaian pihak kedua adalah penilaian dari pelanggan untuk institusi produsen (audit eksternal) Penilaian pihak ketiga adalah penilaian oleh institusi yang memenuhi syarat agar dapat pengakuan standar secara global.(bs5750/iso9000) (audit eksternal)

69 Manfaat BS5750 dan ISO9000 Apabila sistem mutu disesuaikan dengan BS5750/ISO9000 maka seluruh aktivitas produksi atau layanan memerlukan prosedur yang terdokumenkan BS5750/ISO9000 hanya mengatur standar bagi sistem mutu dan tidak mengatur standar yang harus dicapai oleh institusi BS5750/ISO9000 tidak dapat menjamin konsistensi standar dalam institusi pendidikan

70 Hubungan BS5750/ISO9000 dengan TQM BS5750/ISO9000 merupakan langkah awal menuju TQM BS5750/ISO9000 menangani infrastruktur prosedural yang mengawali terjadinya perubahan kultur dan prilaku BS5750/ISO9000 memberikan pondasi yang solid untuk kemajuan selanjutnya BS5750/ISO9000 perannya hanya sebatas menjamin konsistensi operasional prosedur institusi

71 Permasalahan BS5750/ISO9000 dengan TQM BS5750/ISO9000 dipandang sebagai pengacau birokrasi dalam dunia pendidikan Bila BS5750/ISO9000 diaplikasikan secara kaku akan menjadi sebuah hal kontra produktif bagi seluruh institusi Memperkenalkan BS5750/ISO9000 merupakan langkah yang mahal dan memakan waktu terutama di institusi kecil.

72 STANDAR MUTU LAINNYA

73 Pedoman BS7850 untuk TQM BS7850 merupakan pedoman pendekatan dan metodologi yang dilakukan sebuah institusi untuk mengadopsi TQM BS7850 memiliki 2 bagian yaitu: - Bagian 1 berkaitan dengan proses manajemen - Bagian 2 berkaitan dengan peningkatan mutu

74 Pedoman BS7850 untuk TQM Bagian 1 berisi : Statemen misi,komitmen manajemen,kepuasan pelanggan,kerugian mutu,partisipasi semua pihak,pengukuran proses,identifikasi masalah,pengembangan personal,penciptaan struktur organisasi,pengukuran prestasi,pelatihan serta tentang alat dan teknis

75 Pedoman BS7850 untuk TQM Bagian 2 berisi : Menjelaskan tema-tema pada bagian 1,menjelaskan secara terperinci tentang metodologi dan pengukuran terhadap pengembangan mutu serta mencakup pedoman penggunaan alat-alat yang dapat diaplikasikan untuk membantu peningkatan mutu

76 Investors in People (IIP) IIP (Investors in People) merupakan standar bagi pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia Elemen penting yang harus dimiliki institusi untuk menjadi IIP adalah : - Komitmen dari atas - Rencana institusional tertulis yang mengidentifikasikan tujuan dan target institusi - Tinjauan literatur ( kebijakan,prosedur dan praktek) - Tindakan untuk meningkatkan mutu - Evaluasi

77 Beberapa penghargaan mutu The Deming Prize, penghargaan mutu tingkat nasional di Jepang untuk menemukan perusahaan yang bermutu The Malcolm Baldridge Award, penghargaan mutu tingkat nasional di Amerika untuk mempromosikan kesadaran mutu, pemahaman tentang syarat mutu The European Quality Award, penghargaan bertujuan untuk menghargai institusi yang memberikan perhatian besar terhadap TQM di eropa

78 Beberapa penghargaan mutu The Citizen s Charter, penghargaan yang dirancang untuk meningkatkan pelayanan terhadap publik. 6 prinsip dalam standat charter - Konsultasi pelanggan - Informasi yang jelas tentang layanan - Layanan pelanggan yang jelas dan efisien - Prosedur pengaduan dan komplain - Pengesahan prestasi yang independen dan komitmen terhadap nilai uang

79 TENTANG INSTITUSI

80 Teori Siklus kehidupan Dalam Institusi Fase Perkembangan Institusi Pembaharuan dan revitalisasi P E R K E M B A N G A N Fase Kelahiran dan formasi institusi Fase Pertumbuhan dan ekspansi Fase kedewasaan Penurunan dan Kejatuhan WAKTU

81 Teori Siklus kehidupan Dalam Institusi Fase kelahiran dan formasi institusi Membutuhkan strategi untuk memperoleh pengakuan dan dukungan Harus menemukan bentuk pasar dan pelanggan dapat membangun basis pelanggan dan memastikan hal itu sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan pelanggan

82 Teori Siklus kehidupan Dalam Institusi Fase pertumbuhan dan ekspansi Institusi harus yakin dan optimis bahwa ia bisa terus berkembang dan memperluas hubungan dengan pelanggan Institusi dihadapkan untuk bagaimana mengatasi tuntutan peningkatan layanan Institusi membutuhkan aturan dan prosedural yang matang

83 Teori Siklus kehidupan Dalam Institusi Fase kedewasaan Fase yang paling berbahaya dalam perkembangan institusi. Tahap dimana institusi harus dapat menemukan jati dirinya, Banyak sekali institusi dalam fase ini yang menolak untuk bertindak proaktif dan hanya memberikan reaksi terhadap peristiwa eksternal Harus memiliki keberanian dalam melakukan sebuah inovasi untuk memberikan layanan yang diingikan pelanggan

84 Teori Siklus kehidupan Dalam Institusi Penurunan dan Kejatuhan Penurunan dan kehancuran sebuah institusi tidak dapat dihindari, Namun bila institusi melakukan proses revitalisasi secara periodik dan mengujinya terus-menerus maka penurunan dapat dihindari Secara periodik institusi harus membaca tujuan institusi dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang penting secara berkelanjutan

85 Teori Siklus kehidupan Dalam Institusi Dalam TQM ada beberapa hal penting yang diperlukan institusi Optimalisasi unit, semua unit harus memiliki kejelasan standar mutu Penjajaran vertikal, setiap staf harus memahami strategi institusi Penjajaran horisontal, kompetisi dan persaingan antar unit harus dihilangkan, semua memiliki peranannya masingmasing Satu komando pada setiap proses

86 Perbedaan institusi mutu dan institusi biasa Institusi Mutu 1. Fokus pada pelanggan 2. Fokus pada pencegahan masalah 3. Investasi sumber daya 4. Memiliki strategi mutu Institusi Biasa 1. Fokus pada kebutuhan internal 2. Fokus pada deteksi masalah 3. Pendekatan dan pengembangan staf tidak sistematis 4. Kekurangan visi strategi mutu

87 Perbedaan institusi mutu dan institusi biasa Institusi Mutu 5. Menyikapi komplain sebagai belajar 6. Mendefinisikan karakteristik mutu di seluruh institusi 7. Memiliki kebijakan dan rencana mutu 8. Manajemen senior memimpin mutu Institusi Biasa 5. Menyikapi komplain sebagai gangguan 6. Tidak memiliki standar mutu yang jelas 7. Tidak memiliki rencana mutu 8. Peran manajemen dipandang sebagai bentuk kekangan

88 Perbedaan institusi mutu dan institusi biasa Institusi Mutu 9. Proses perbaikan mutu melibatkan setiap orang di institusi 10. Memiliki fasilitator mutu yang mendorong kemajuan proses 11. Karyawan dianggap memiliki peluang untuk menciptakan mutukreatifitas adalah hal yang penting Institusi Biasa 9. Hanya melibatkan tim manajemen dalam setiap masalah 10. Tidak memiliki fasilitator mutu 11. Prosedur dan aturan yang baku adalah hal yang penting

89 Perbedaan institusi mutu dan institusi biasa Institusi Mutu 12. Memiliki aturan dan tanggung jawab yang jelas 13. Memiliki strategi evaluasi yang jelas dan sistematis 14. Melihat mutu sebagai cara untuk meningkatkan kepuasan pelanggan 15. Manajemen senior memimpin mutu Institusi Biasa 12. Tidak memiliki aturan dan tanggung jawab yang jelas 13. Tidak memiliki strategi evaluasi yang jelas dan sistematis 14. Melihat mutu sebagai sebuah cara dalam upaya menghemat biaya 15. Peran manajemen dipandang sebagai bentuk kekangan

90 Perbedaan institusi mutu dan institusi biasa Institusi Mutu 16. Rencana jangka panjang 17. Mutu dipandang sebagai bagian dari budaya 18. Meningkatkan mutu berada dalam garis startegi imperatifnya sendiri 19. Memiliki misi yang khusus 20. Memperlakukan kolega sebagai pelanggan Institusi Biasa 16. Hanya memikirkan rencana jangka pendek 17. Memandang mutu sebagai inisiatif yang mengganggu 18. Memeriksa mutu dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan agen-agen eksternal 19. Tidak memiliki misi khusus 20. Memiliki budaya hirarkis

91 KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN MUTU

92 Kepemimpinan pendidikan mutu Fungsi pemimpin adalah mempertinggi mutu dan mendukung para staf yang menjalankan roda mutu tersebut. Pelimpahan tanggung jawab pada para bawahan jangan dianggap sebagai hal yang mempengaruhi kewibawaan pemimpin

93 Kepemimpinan pendidikan mutu Peter dan Austin memandang bahwa pemimpin pendidikan membutuhkan perspektif sebagai berikut : 1. Visi dan simbol-simbol, kepala sekolah harus dapat mengkomunikasikan nilai-nilai institusi kepada staf,pelajar dan komunitas yang lebih luas 2. Gaya kepemimpinan yang langsung terjun ke bawah (management by walking about) 3. Untuk para peserta didik sebagai pelanggan

94 Kepemimpinan pendidikan mutu 4. Otonomi,eksperimentasi,dan antifasi terhadap kegagalan, pemimpin harus melakukan segala inovasi di antara para staf 5. Menciptakan rasa kekeluargaan 6. Ketulusan, kesabaran, semangat, intensitas dan antusias.

95 Peran pemimpin dalam mengembangkan budaya mutu Memiliki visi mutu Memiliki komitmen Mengkomunikasikan pesan mutu Memastikan hubungan pelanggan menjadi pusat kebijakan Mengarahkan perkembangan karyawan Berhati-hati dengan tidak menyalahkan orang lain Memimpin inovasi dalam institusi Membangun tim yang efektif Mengembangkan mekanisme yang tepat untuk mengawasi dan mengevaluasi kesuksesan Memastikan bahwa struktur organisasi telah mendefisinikan tanggungjawab dan pendelegasian tang tepat

96 Kepemimpinan pendidikan mutu Menurut Stanley Spanbauer ( yang memperkenalkan TQM di sekolah kejuruan di Amerika), dalam pendekatan berbasis mutu, kepemimpinan kepala sekolah bergantung pada pemberdayaan para guru dan staf yang terlibat dalam proses belajarmengajar

97 Kepemimpinan pendidikan mutu Arahan seorang pemimpin menurut Spanbauer 1. Melibatkan seluruh staf dan para guru dalam aktivitas menyelesaikan masalah 2. Memilih untuk meminta pendapat dalam bagaimana para guru dan staf melakukan pekerjaan 3. Menyampaikan sebanyak mungkin informasi manajemen untuk membantu meningkatkan komitmen 4. Menanyakan kepada guru dan staf tentang sistem dan prosedural mana yang menghalangi mereka dalam berhubungan dengan pelanggan

98 Kepemimpinan pendidikan mutu Arahan seorang pemimpin menurut Spanbauer 5. Memahami bahwa manajemen down-top lebih baik dari pada top-down 6. Memindahkan tanggungjawab dan kontrol pengembangan tenaga profesional langsung kepada guru dan pekerja teknis 7. Mengimplementasikan komunikasi yang sistematis dan berkelanjutan kepada setiap orang yang terlibat disekolah 8. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah serta negosiasi 9. Memiliki sikap membantu tanpa harus mengetahui setiap masalah dengan rendah hati

99 Kepemimpinan pendidikan mutu Arahan seorang pemimpin menurut Spanbauer 10.Memberikan pembelajaran konsep mutu dengan membangun tim mutu 11.Memberikan teladan yang baik 12.Belajar berperan sebagai pelatih bukan bos 13.Memberikan otonomi dan berani beresiko 14.Memberikan perhatian yang beringbang kepada pelanggan eksternal dan internal

100 KERJA TIM BAGI MUTU

101 Peran adanya kerja tim Kerja tim dalam sebuah institusi merupakan komponen penting dari imlementasi TQM, mengingat kerja tin akan meningkatkan percaya diri,komunikasi,dan mengembangkan kemandirian (John S Oakland,TQM,1989)

102 Peran adanya kerja tim TQM adalah sebuah kumpulan kerja tim yang saling melengkapi Tim merupakan kumpulan individu yang memiliki perbedaan kepribadian,ide,kekuatan,kelemahan,tingkat antusias dan kebutuhan terhadap kerja Pelatihan untuk memiliki keterampilan memecahkan masalah dalam sebuah tim adalah hal yang sangat dibutuhkan(crosby)

103 Fungsi pembentukan kerja tim pendidikan Bertanggung jawab pada mutu pembelajaran Bertanggung jawab pada pemanfaatan waktu para guru,material serta ruang yang dumanfaatkan Menjadi sarana untuk mengawasi,mengevaluasi dan meningkatkan mutu Bertindak sebagai penyalur informasi kepada manajemen dan pelanggan tentang perubahanyang diperlukan dalam proses peningkatan mutu

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH

PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH 28 PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH Awan Setiawan STKIP Bina Mutiara Sukabumi Jl. Pembangunan (Salakaso) Desa Pasir Halang Kotak Pos 01 Kec. Sukaraja Sukabumi Telp: (0266) 6243531 awans_mutiara@yahoo.com

Lebih terperinci

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *)

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) Abstrak Dalam perjalanan menuju TQM/ TOTAL QUALITY MANAGEMENT, hingga kini masih ada pihak-pihak yang mempertanyakan konsep tersebut dan bahkan menanggapinya

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN

Lebih terperinci

MUTU. Disusun: Ida Yustina

MUTU. Disusun: Ida Yustina MUTU Disusun: Ida Yustina 1 PERUBAHAN PARADIGMA DALAM MANAJEMEN (DAFT) Paradigma Lama Organisasi Vertikal Paradigma baru Organisasi Pembelajar Kekuatan-kekuatan Organisasi Pasar Tenaga Kerja Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management MANAJEMEN MUTU Pentingnya Mutu Pada awal berkembangnya industri pada abad ke-18, kecenderungan pada masa itu bagaimana dapat memproduksi sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

HANS PUTRA KELANA F

HANS PUTRA KELANA F KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN IPA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN IPA. Disusun oleh: Na in Anggraeni

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN IPA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN IPA. Disusun oleh: Na in Anggraeni MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN IPA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN IPA Disusun oleh: Na in Anggraeni 11312241010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Mutu Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar organisasi mengingat mutu ini menyangkut organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MUTU? Expectation & Importance MANAJEMEN MUTU TERPADU Standard & Performance KONSEP MUTU Menurut Tjiptono dan Diana (2003): Unjuk kerja terhadap standar yang diharapkan pelanggan Menemukan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr.

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr. JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr. Sumarto, MSIE 2.Prof. Dr. H. Mukhidin oleh : Nama : Aprianto NIM :

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan Kata kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Beberapa definisi yang kerap kali dijumpai antara lain : kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan, pemenuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM SEJARAH PERKEMBANGAN Nur Hadi Wijaya, STP, MM 1. Sejarah awalnya masih dianggap tidak penting Sistem subsisten (produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri) Sistem Barter (tidak dalam kondisi menawar) hanya

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN 3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) 1 TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 TQM Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya. Menandakan terjadinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN #7 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN #2 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menerapkan

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bebas dan ketat di dunia pendidikan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh perkembangan

Lebih terperinci

Penjelasan Aspek TQM

Penjelasan Aspek TQM 1 EMA503 Manajemen Kualitas Penjelasan Aspek TQM 2 Total Quality Management Menandakan bahwa setiap orang diperusahaan harus dilibatkan (termasuk pelanggan dan para pemasok). Mengidentifikasi bahwa keperluankeperluan

Lebih terperinci

HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2016 PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

HIKMAH: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2016 PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM Hardianto Universitas Pasir Pengaraian Email: hardiantocally@gmail.com Abstrak Permasalahan lembaga pendidikan Islam dewasa ini adalah terkait

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS Bab ini akan memberikan gambaran ikhtisar berbagai pendapat yang berkaitan dengan evaluasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Fokus pembahasannya mencakup Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI MANAJEMEN KUALITAS

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI MANAJEMEN KUALITAS MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI MANAJEMEN KUALITAS Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL VIII MANAJEMEN KUALITAS A. Pengantar

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU

Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-10 Arti Mutu Tujuan Pengawasan Mutu Organisasi Pengawasan mutu Statistical Proces

Lebih terperinci

KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN

KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN QUALITY ASSURANCE KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa Inggris quality artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu berarti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan proses analisis data sesuai dengan rumusan masalah, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut. 5.1 Kesimpulan 1. Secara keseluruhan, kinerja SMA di Provinsi

Lebih terperinci

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS

STAYING TRUE TO YOUR MORAL COMPASS MORAL INTELLIGENCE Nilai, filosofi, dan kumpulan kecerdasan moral memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap bisnis. Hal tersebut merupakan dasar dari visi, tujuan, dan budaya organisasi. Tantangan

Lebih terperinci

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM) PENGERTIAN Activity Based Management (ABM) adalah merupakan suatu metode pengelolaan aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan nilai (value) produk atau jasa untuk konsumen,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI POKOK BAHASAN 1. Perlunya PT Melaksanakan Manajemen Kualitas 2. Pemahaman dan Landasan PMPT 3. Bentuk Dasar PMPT 4. Perkembangan Penerapan Konsep PMPT 5. Tuntutan

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MANAJEMEN MUTU TERPADU DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PRIMA TURWELIS Widyaiswara Madya Badikltda Jabar www.themegallery.com Nama : Dra. Turwelis, S.Pd Tempat/tgl Lahir : Bandung, 26 Pebruari 1964 Jabatan : Widyaiswara

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dimana pelaksananya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai dari

BAB II LANDASAN TEORI. dimana pelaksananya melibatkan seluruh kegiatan dalam perusahaan mulai dari digilib.uns.ac.id 44 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Quality Control Quality Control adalah suatu kegiatan meneliti, mengembangkan, merancang dan memenuhi kepuasan konsumen, memberi pelayanan yang

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN Suto Prabowo Abstrak Peningkatan mutu pendidikan harus ditingkatkan terus menerus dan berkesinambungan. Total Quality Management adalah salah satu model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Banyak orang telah mengetahui bahwa Indonesia menghadapi era globalisasi, dimana perbatasan antar negara tidak lagi menjadi hambatan dalam memperoleh apa yang

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini

Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Modul Versi Pengembang : Komunikasi Organisasi : 0314a : Dr. Nur Kholisoh, M.Si Harap hubungkan Speaker/Headset ke PC anda sebelum memulai Presentasi Modul ini Paket Modul Standar ini hanya digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional 5 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Deskripsi PT Proxsis Manajemen Internasional PT Proxsis Manajemen Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi bisnis dan jasa. PT Proxsis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konsultasi, pelatihan, penilaian independen dan outsourcing untuk perbaikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. konsultasi, pelatihan, penilaian independen dan outsourcing untuk perbaikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT Proxsis Manajemen Internasional merupakan perusahaan yang bergerak di bidang konsultasi bisnis dan jasa. PT Proxsis Manajemen Internasional adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Dosen Hari / Tanggal Waktu Tempat : Manajemen Mutu Terpadu : 1. Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, M. Pd. 2. Nugraha

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN

BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh sumberdaya manusia yang dimiliki. Sumberdaya manusia sendiri dipengaruhi

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN TERHADAP PENINGKATAN KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. TUNGGAL DARA INDONESIA DI WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen yang berkaitan dengan pengelolaan kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia disebut manajemen sumber daya manusia. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. tekanannya, sehingga perusahaan dituntut melakukan inovasi secara terus menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam industri telekomunikasi saat ini cenderung berada dalam kondisi pasar dengan tingkat kompetisi yang tinggi dan ke depan akan terus meningkat tekanannya,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

TUGAS RESUME Judul Buku : Total Quality Management in Education ( Edward Sllis) Oleh: Uwel, S.Pd.K

TUGAS RESUME Judul Buku : Total Quality Management in Education ( Edward Sllis) Oleh: Uwel, S.Pd.K TUGAS RESUME Judul Buku : Total Quality Management in Education ( Edward Sllis) Oleh: Uwel, S.Pd.K Bagi setiap institusi, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu memrupakan tugas yang paling penting.

Lebih terperinci

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SDM Setelah kita mempelajari proses perencanaan, kemudian dilakukan proses rekrutmen, seleksi, selanjutnya yang akan kita bahas adalah tentang pelatihan dan pengembangan karyawan.

Lebih terperinci

Standar Kualitas Internasional

Standar Kualitas Internasional MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Setelah dilakukan pengolahan data dan penganalisisan hasil pengolahan data maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Dimana kesimpulan ini dibuat berdasarkan masing-masing

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi Dahulu Produk2 yang cacat (yang bisa menyebabkan kecelakaan, kerusakan dan pencemaran) tidak menjadi masalah utama, yang penting bisa memproduksi banyak. Sekarang. Sasaran

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU Perlibatan dan Pemberdayaan Karyawan

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU Perlibatan dan Pemberdayaan Karyawan MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU Perlibatan dan Pemberdayaan Karyawan Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 : Fuchsia Dara. P Ridho Ilahi Gesi Chrysita (RRC1B013008)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin pesatnya laju perkembangan dunia usaha, setiap perusahaan akan berusaha untuk dapat bertahan di dunia usaha yang semakin kompetitif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap dibentuk karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk bisnis, dalam hal ini perusahaan. Perusahaan selalu melakukan usaha atau aktivitas baik dalam

Lebih terperinci

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil meraih kesuksesan bergantung pada berbagai faktor. Misalnya mengelola sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen

BAB V PENUTUP. Islamic School) Kota Pekanbaru, belum sepenuhnya berorientasi pada manajemen BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah bahwa implementasi manajemen mutu dalam pengelolaan lembaga pendidikan (studi kasus di Lembaga Pendidikan Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Sekolah pada suatu waktu dan guru-guru tetap menjalankan aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ada berbagai pendapat menyangkut pola, peran dan tanggung jawab Kepala Sekolah pada suatu lembaga pendidikan. Ketika ada atau tidak ada Kepala Sekolah pada

Lebih terperinci

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan Desain Organisasi untuk Peningkatan Produktivitas Menyederhanakan Mengurangi jumlah lapisan (layer) Mengurangi dan menghilangkan birokrasi Meng-Empower karyawan Meningkatkan

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pembelajaran merupakan salah satu faktor dan indikator terpenting dalam pendidikan karena sekolah merupakan tempat pembelajaran. Dalam proses belajar

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 35 RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Purnomo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor

BAB II URAIAN TEORITIS. Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Fajrinur (2007) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-faktor yang Mendorong Wirausahawan Memulai Usaha Kecil (Studi Kasus Pada Pajak USU Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan salah satu sumber daya yang menentukan keberhasilan perusahaan, untuk mencapai tujuannya. Kini dunia sedang menghadapi era

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci