PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH"

Transkripsi

1 28 PENERAPAN MANAJEMEN MUTU DI SEKOLAH Awan Setiawan STKIP Bina Mutiara Sukabumi Jl. Pembangunan (Salakaso) Desa Pasir Halang Kotak Pos 01 Kec. Sukaraja Sukabumi Telp: (0266) Abstrak Tujuan penulisan makalah ini adalah menguraikan konsep manajemen mutu terpadu dalam pendidikan dan bagaimana aplikasi dari 14 poin Deming untuk meningkatkan mutu sekolah. Salah satu langkah efektif untuk menghadapi tantangan di era globalisasi adalah mengembangkan pengelolaan sekolah berwawasan mutu. Manajemen mutu yang baik dapat menentukan posisi dan kekuatan sebuah oraganisasi dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan. Salah satu elemen dalam ilmu manajemen yang membahas mutu adalah Total Quality Management (TQM) atau manajemen mutu terpadu. TQM dalam pengelolaan sekolah dilandasi oleh filosofi bahwa perbaikan yang terus menerus (continual improvement) dapat memberikan seperangkat alat-alat praktis untuk memenuhi dan melebihi kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan pada saat ini dan ke depannya. Prinsip 14 poin Deming dapat digunakan sebagai panduan untuk memulai menerapkan manajemen mutu terpadu di sekolah. Kata Kunci: 14 poin Deming, Manajemen Mutu, Sekolah. PENDAHULUAN Globalisasi memberikan berbagai tantangan baru bagi organisasi pemerintah maupun swasta yang harus dihadapi agar organisasi terus bertahan dan berkembang. Tantangan tersebut antara lain, kompetisi yang kian meningakat, munculnya produk dan jasa dengan beragam karakteristik, akses informasi yang semakin terbuka, dan lain sebagainya. Hal ini tentunya menuntut organisasi untuk berbenah diri agar mampu bertahan dan berkembang. Selain itu, akses informasi yang terbuka luas dapat membuat setiap pengguna jasa harus menjadi lebih cerdas dalam menentukan pilihan. Salah satu jalan untuk menghadapi tantangan ini adalah dengan pengelolaan berwawasan mutu. Manajemen mutu yang baik dapat menentukan posisi dan kekuatan sebuah organisasi di mata pelanggannya. Salah satu elemen dalam ilmu manajemen yang membahas mutu adalah Total Quality Management (TQM) atau manajemen mutu terpadu. TQM merupakan sebuah prinsip revolusioner dalam mengubah pandangan orang-orang mengenai arti sebuah mutu. TQM berkembang pesat dalam dunia industri dan memberikan kontribusi yang efektif dalam kemajuan berbagai produksi. Kemajuan di dunia industri ini kemudian memberikan inspirasi bagi penerapan TQM dalam dunia pendidikan.

2 29 A. Konsep Mutu Quality is not an act; it is a habit Aristoteles Mutu merupakan ide yang dinamis sehingga sulit didefinisikan. Namun, mutu tetap harus dapat dijelaskan agar dapat dipahami dengan mudah dan terhindar dari pengunaannya sebagai slogan semata yang tidak bernilai. Mutu mempunyai bermacam-macam arti yang terkadang terkesan ambigu dan kontradiktif. Menurut Sallis (1993), kebingungan ini disebabkan mutu dapat digunakan sebagai konsep yang absolut dan relatif secara bersamaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1. Absolut Mutu dari sudut pandang produsen Mutu Relatif Mutu dari sudut pelanggan Gambar 1. Konsep Menurut Sallis (1993) Mutu sebagai konsep yang absolut sering digunakan dalam bahasa sehari-hari. Mutu yang absolut merupakan sesuatu yang ideal yang mempunyai standar tertinggi yang tidak dapat dilampaui lagi. Mutu dalam konteks ini digunakan untuk menentukan posisi dan status. Kepemilikan dari hal-hal yang bermutu bersifat eksklusif dan membedakan pemiliknya dari orang lain yang tidak mampu memiliki benda tersebut. Sementara mutu secara teknis merupakan konsep yang relatif dan pengertian ini digunakan dalam manajemen mutu terpadu. Definisi relatif mengandung dua aspek. Aspek pertama berkaitan dengan mengukur dan memastikan kesesuaian produk atau layanan dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya. Konsep ini dikenal sebagai definisi mutu dari sudut pandang produsen atau quality in fact. Aspek kedua adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Organisasi yang menganut TQM melihat mutu sebagai sesuatu yang didefinisikan oleh pelanggan mereka dan organisasi akan melakukan segenap cara untuk mengeksplorasi kebutuhan pelanggannya. Dalam aspek ini, mutu dipandang sebagai sesuatu yang memuaskan dan melampaui kebutuhan pelanggannya atau dikenal dengan istilah quality in perception. B. Sejarah Gerakan Mutu Pada mulanya mutu bukan sesuatu hal yang penting dalam proses produksi, namun sejalan dengan perkembangan memunculkan persaingan, maka konsep mutu menjadi tuntutan yang harus dipenuhi oleh produsen. Evolusi mutu diperlihatkan oleh Gambar 2 berikut ini.

3 30 Budaya Non Mutu Inspeksi Mutu Pengendalian Mutu Jaminan Mutu Total Quality Management Gambar 2. Evolusi Mutu Gagasan perbaikan mutu dan penjaminan mutu mulai bermunculan setelah perang dunia kedua. Terutama setelah tahun 1960-an dengan munculnya tokoh-tokoh di bidang mutu, seperti W. E. Deming, Joseph Juran, dan Philip Crosby. Konsep mutu mulai berkembang luas dan tidak hanya dilihat dari proses produksi, namun menyangkut keseluruhan organisasi. Arti untuk bisnis berubah secara dramatis pada akhir 1970-an. Pada tahun 1970-an dan 1980-an, banyak perusahaan Amerika yang kehilangan pasar kepada perusahaan Jepang. Untuk bertahan, maka perusahaan harus melakukan perubahan dalam program mutu mereka. Konsep mutu yang baru kemudian berkembang. Saat ini, perusahaan yang sukses adalah mereka yang memahami bahwa mutu memberikan manfaat kompetitif. Mereka mengutamakan pelanggan dan mendefinisikan mutu sebagai pemenuhan atau melebihi harapan pelanggan. Sementara perkembangan implementasi TQM dalam pendidikan baru bermunculan setelah tahun 1900-an. Perkembangan ini dimulai lebih dahulu di Amerika Serikat dibandingkan di Inggris. Pada awalnya, institusi pendidikan di Inggris, sulit menerima penerapan metode-metode manajemen industri ke dalam proses pendidikan. Banyak pendidik tidak menyukai analogi antara proses pendidikan dengan manufaktur. Namun, kemudian berbagai kerjasama dan kemitraan antara dunia pendidikan dan dunia industri membuat kedua dunia ini menjadi lebih dekat dan akhirnya membuat konsep-konsep industri lebih diterima di dunia pendidikan. Keinginan pendidik untuk mengeksplorasi pelajaran dari industri kemudian bermunculan. Ketertarikan ini semakin meningkat dengan munculnya The Educational Reform Act pada tahun 1988 di Inggris yang menekankan pentingnya memantau proses pendidikan melalui indikator kinerja. Peningkatan mutu kemudian semakin berkembang seiring meningkatnya otonomi setiap institusi dan tantangan yang semakin kompetitif.

4 31 TQM Total Quality - Setiap hal dan semua orang dalam organisasi terlibat dalam perbaikan terus menerus. - Sesuai spesifikasi/standar. - Memenuhi harapan pelanggan. Management - Pengelolaan. - Setiap individu adalah adalah manajer bagi tanggung jawabnya masing-masing. Gambar 3. Makna dari Manajemen Mutu Terpadu C. Kontrol Mutu, Jaminan Mutu, dan Total Mutu Kontrol mutu (quality control) merupakan bagian akhir dari produksi yang berurusan dengan pemeriksaan dan penolakan produk yang tidak sesuai standar atau produk yang cacat. Inspeksi, eliminasi, dan pengujian merupakan metode umum yang sering digunakan dalam kontrol mutu dan juga umum digunakan dalam pendidikan untuk melihat ketercapaian suatu standar. Penjaminan mutu (quality assurance) merupakan suatu kegiatan pemeriksaan yang dilakukan sebelum dan selama proses produksi untuk mencegah terjadinya kesalahan sejak tahap awal. Penjaminan merupakan suatu perencanaan mutu yang masuk ke dalam proses produksi untuk memastikan produk dihasilkan sesuai standar. Standar mutu suatu proses dikelola dengan mengikuti prosedur yang ada dalam sistem penjaminan mutu. TQM adalah filosofi dan teknik yang fokus pada menciptakan budaya mutu di mana tujuan staf adalah untuk memuaskan pelanggan mereka dan struktur organisasi memungkinkan mereka untuk melakukannya (Sallis, 1993). Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Penjaminan Mutu (QA) Kontrol Mutu (QC) Perbaikan terus menerus Perbaikan menyeluruh Berorientasi Proses Berorientasi Produk Gambar 4. Kontrol Mutu, Jaminan Mutu, dan Total Mutu D. Konsep Manajemen Mutu Terpadu Secara sederhana TQM merupakan prinsip untuk selalu mencoba mengerjakan segala sesuatu dengan tetap baik sejak awal dan setiap saat (right first time and every time). Kata total dalam TQM berarti semua dan setiap orang dalam organisasi terlibat dalam usaha perbaikan yang kontinu. Sementara, kata manajemen dalam TQM berarti semua orang dalam institusi siapapun, apapun status, dan posisinya adalah manajer bagi tanggung jawabnya masing-masing.

5 32 Ross (1993) dalam Powell (1995) mendefinisikan TQM sebagai filosofi manajemen yang terintegrasi dan serangkaian praktik yang menekan ke dalam perbaikan yang terus menerus, pemenuhan kebutuhan pelanggan, mengurangi pengerjaan ulang, berpikir jangka panjang, meningkatkan keterlibatan pekerja dan kerja tim, merancang ulang proses, tolak ukur yang kompetitif, pemecahan masalah berbasiskan tim, pengukuran hasil yang konstan, hubungan yang lebih dekat dengan pemasok. Secara umum, TQM bertujuan untuk meningkatkan mutu produk dan layanan, mengurangi biaya produksi, serta memuaskan pelanggan dan karyawan. Menurut Sallis (1993), konsep TQM menggambarkan dua gagasan yang sedikit berbeda namun berhubungan yang pertama menunjukkan seperangkat kegiatan praktis atau alat-alat dan teknik-teknik yang digunakan untuk melakukan perbaikan mutu. Sementara, TQM dalam konteks pendidikan adalah filosofi dari perbaikan yang terus menerus, yang dapat memberikan institusi pendidikan seperangkat alat-alat praktis untuk memenuhi dan melebihi keinginan dan harapan pelanggan pada saat ini dan ke depannya. E. Produk dan Pelanggan Pendidikan Produk dari pendidikan merupakan area yang sulit dipastikan. Proses yang terjadi dalam pendidikan tidak bisa disamakan dengan kegiatan yang terjadi dalam proses produksi. Model proses produksi yang terjadi dari penentuan dan pengolahan sumber persediaan, kemudian pengolahan bahan mentah sesuai spesifikasi bukanlah model yang mudah diterapkan di dunia pendidikan. Dalam model seperti ini, siswa atau anak didik dianggap sebagai produk pendidikan. Anggapan ini sulit diterima karena menghasilkan anak didik dengan standar tertentu adalah hal mustahil. Sebagaimana yang dikatakan Sallis (1993), Ide tentang pelajar sebagai produk menghilangkan kompleksitas proses belajar dan keunikan setiap individu pelajar. Untuk menjawab produk dari pendidikan, maka pendidikan harus dilihat sebagai bidang jasa dan bukan sebagai jalur produksi. Layanan jasa yang diberikan pendidikan, misalnya beasiswa, asesmen, penelitian dan pengembangan produk, konsultasi untuk siswa, serta orang tua maupun sponsor. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tujuan mutu adalah untuk memuaskan pelanggan. Oleh karena itu, perlu dijelaskan siapa saja pelanggan dalam konteks pendidikan. Sallis (1993) membedakan pelanggan dalam kategori seperti yang tertera pada Gambar 5.

6 33 Primer: Pelajar Eksternal Sekunder: Orang tua dan sponsor Pelanggan Tersier: Masyarakat, pemerintah, perusahaan Internal Staf Gambar 5. Pelanggan dalam Jasa Pendidikan Menurut Sallis (1993) Pelanggan utama (primary external customer) dalam pendidikan adalah pelajar secara langsung menerima jasa, pelanggan sekunder (secondary external customer) adalah orang tua atau sponsor pelajar yang memiliki kepentingan langsung secara individu maupun institusi kepada pelajar, pelanggan tersier (tertiary external customer) adalah pihak yang mempunyai kepentingan dalam proses pendidikan walaupun secara tidak langsung, seperti perusahaan yang memerlukan pekerja, pemerintah, atau masyarakat. Dalam TQM, institusi pendidikan juga memiliki pelanggan internal, yaitu para staf yang bekerja memberikan jasa bagi para kolega mereka. F. Penerapan Manajemen Mutu Terpadu di Sekolah Prinsip 14 poin Deming didasarkan pada asumsi bahwa setiap individu melakukan kerja terbaik dan manajemen mendukung hal tersebut melalui perbaikan sistem yang terus menerus (Lunenburg, 2010). 14 poin Deming dapat digunakan sebagai panduan dalam meningkatkan mutu di sekolah. Berikut deskripsi poin Deming berdasarkan tulisan Lunenburg (2010), Winn & Green (1998), dan pendapat penulis. 1. Ciptakan tujuan perbaikan yang konstan. Sekolah harus membuat misi yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pernyataan misi yang dibuat sekolah harus jelas dan dikomunikasikan kepada stakeholder. Kebutuhan pelanggan harus menjadi fokus dalam tujuan pendidikan dan sistem juga harus bertujuan meningkatkan mutu pendidikan untuk semua anak didik. Setelah misi dikembangakan semua orang harus mengetahui kontribusi mereka terhadap misi. 2. Adopsi falsafah baru. Dibutuhkan pemikiran ulang mengenai misi dan prioritas sekolah dengan persetujuan semua stakeholder. Perangkat dan fasilitas sekolah dapat ditinjau ulang untuk mengetahui apakah sudah mengandung tujuan mutu. Metode, bahan-bahan, dan lingkungan dapat diganti dengan strategi belajar mengajar yang baru di mana kesuksesan anak didik adalah tujuannya. Selain itu, diperlukan keinginan yang kuat untuk memperoleh mutu di berbagai hal, misalnya sistem pengajaran di kelas, layanan perputakaan, kebijakan kampus, keberhasilan sarana prasarana, dan interaksi dengan manajemen.

7 3. Kurangi kebergantungan pada inspeksi dalam pencapaian mutu. Hal ini mengisyaratkan agar sekolah tidak bergantung kepada audit, ujian, atau inspeksi lain dalam membangun mutu. Perlu dikembangkan sebuah proses yang menggunakan sedikit inspeksi namun fokus pada kemajuan belajar. Misalnya, guru harus mengevaluasi kembali seberapa penting ujian dan berapa kali jumlah ujian yang efektif untuk mengevaluasi proses belajar mengajar. Sementara, dari sisi bagian administrasi, misalnya Apakah kegiatan check and balances terlalu sering? atau Adakah proses yang dapat diubah untuk mengurangi jumlah inspeksi?. 4. Akhiri praktik menilai bisnis dengan harga. Dalam proses yang bermutu sekolah harus fokus pada keuntungan yang bersifat jangka panjang. Misalnya, program atau mata pelajaran yang sedang tren belum tentu ditawarkan jika diperkirakan akan memberikan kegagalan jangka panjang pada program. Harga yang murah untuk suatu kontrak pekerjaan belum tentu memberikan dampak keuntungan yang panjang. Sekolah juga harus dapat memilih pemasok yang terpercaya mengembangkan hubungan relasi yang baik, kepercayaan, dan kesetiaan dengan pemasok tersebut agar dapat memperoleh keuntungan jangka panjang. 5. Tingkatkan secara konstan sistem produksi dan jasa, untuk meningkatkan mutu dan produktivitas. Fokus peningkatan mutu di sekolah adalah proses belajar mengajar. Sekolah harus melakukan evaluasi sistem secara teratur dan kontinu untuk melihat sejauh mana misi dan tujuan berhasil dilaksanakan. Apapun hasil evaluasi, baik, dan buruk, proses harus dianalisis untuk menentukan perubahan apa yang dapat dilakukan untuk membuat proses menjadi lebih baik lagi. Hal ini juga sesuai dengan esensi Kaizen. Ungkapan if it s not broke don t fix it tidak berlaku dalam manajemen mutu terpadu. 6. Lembagakan pelatihan kerja. Semua orang harus mengetahui tanggung jawab masingmasing. Program pengembangan profesional dapat membantu guru meningkatkan kemampuan mengajarnya dan pelatihan komputer dapat membantu staf administrasi menjadi lebih efisien. Bagi sekolah, hal ini juga berarti menyediakan kesempatan pengembangan profesional berkelanjutan (continous professional development) untuk semua administrator, guru, dan staf sekolah. 7. Lembagakan kepemimpinan. Menurut Deming, tugas utama kepemimpinan adalah untuk mempersempit variasi dalam sistem dan membawa semua orang menuju tujuan kesempurnaan. Pemimpin yang efektif akan menghilangkan hambatan dalam komunikasi dan produktivitas. Semua orang dalam organisasi memiliki peran kepemimpinan dalam tanggung jawabnya masing-masing. Seorang guru yang efektif akan mengamati situasi kelas dan menganalisis dampaknya untuk proses belajar mengajar. 8. Hilangkan rasa takut. Fokus dari usaha perbaikan harus kepada proses dan dampak, bukan mencari kesalahan dan kegagalan individu. Jika mutu gagal dicapai, maka menurut Deming, kesalahannya terletak pada sistem. Di sekolah, biasanya staf takut untuk mengemukakan suatu masalah karena takut dipersalahkan. Pemimpin di sekolah pada berbagai tingkatan harus dapat mengkomunikasikan bahwa mereka menghargai saran dan masukan. Jika seorang guru ingin mencoba teknik pengajaran yang inovatif, maka usahanya harus dihargai meskipun tidak berdampak signifikan. Ketakutan siswa 34

8 terhadap ujian juga harus dihilangkan karena dapat berdampak terhadap sikap dan kinerja mereka. Dampak buruk akan ketakutan ini dapat membuat siswa bersikap curang. Hal ini dapat dihadapi, misalnya memberi kesempatan ujian atau tugas perbaikan, memberikan nilai tambahan untuk memperbaiki jawaban yang salah dalam tes, dan memotivasi siswa dengan pemberian bonus atau hadiah kecil. 9. Runtuhkan penghalang antar departemen. Dorong sikap kerjasama dan kolaborasi bukannya kompetisi. Aplikasi dari prinsip ini, misalnya membuat instruksi pengajaran atau tim pengajar yang interdisipliner, membentuk tim dari berbagai departemen untuk menangani suatu masalah. Melibatkan beragam pihak dalam proses pembuatan keputusan biasanya berdampak lebih baik dan keputusan menjadi lebih mudah diterima. 10. Hilangkan slogan, desakan, dan target-target. Prinsip ini menunjukkan bahwa banyak penyebab dari kegagalan mutu bukanlah terletak pada individu namun pada sistem. Hanya memberi tahu seseorang dalam melakukan sesuatu dengan baik biasanya tidak terlalu berarti tanpa menunjukkan usaha yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut. Hanya menyatakan nilai tes yang diterima minimal 80% tidak serta merta dapat mendorong siswa untuk mencapai tujuan tersebut. Di samping menyatakan target nilai, siswa dapat dibantu dengan pemberian instruksi pengajaran yang jelas dan menawarkan bantuan lain yang diperlukan siswa. 11. Hilangkan standar kerja yang terdiri atas kuota numerik. Menurut Deming, hal ini merupakan sumber yang destruktif dan pendekatan yang kontraproduktif untuk menghasilkan mutu. Kuota numerik yang digunakan dalam sekolah, misalnya sistem evaluasi guru, sistem penilaian siswa, dan sistem gaji yang hanya berdasarkan angkaangka kuantitatif. Prioritas yang harus diutamakan bukan terletak pada kuantitas, namun pada kualitas. 12. Hilangkan penghalang yang merampas hak karyawan untuk bangga atas keahliannya. Kebanggaan merupakan motivator yang kuat. Sekolah harus memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk berprestasi agar mereka dapat bangga dalam melakukan pekerjaannya. Oleh karena itu, sekolah harus menghilangkan hal-hal yang dapat menurunkan motivasi berprestasi dan bekerja, misalnya diseminasi informasi yang tidak lancar, penilaian kinerja yang tidak adil, komunikasi tim yang tidak baik, dan atasan yang tidak perhatian terhadap kerja bawahan. Dalam lingkungan akademik, kebanggaan terkadang tidak hanya datang dari kesuksesan suatu program, namun juga dapat timbul karena menjadi bagian dari pengembangan program tersebut. Misalnya, jika siswa ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan maka mereka dapat mengembangkan rasa kepemilikan yang kuat yang dapat berdampak terhadap sikap mereka. Sebuah langkah sederhana, seperti berbicara dengan perwakilan siswa mengenai permasalahan mereka dapat mengubah hubungan fakultas mahasiswa yang asalnya antagonis menjadi kooperatif. 13. Lembagakan aneka program pendidikan dan perbaikan diri. Semua orang dalam institusi harus ikut dalam proses pendidikan serta menyadari dan memperhatikan pelanggan mereka. Teknisi laboraturium yang mengikuti kuliah di bidang mereka akan memiliki gagasan yang lebih baik mengenai kontribusi kerja mereka terhadap misi kuliah. Contoh lain, profesor yang ikut mengaudit kuliah di departemen lain, khususnya 35

9 36 mata kuliah yang menjadi prasyarat dalam mengikuti kuliahnya dapat memberikan kontribusi dalam perbaikan kuliah tersebut. 14. Tempatkan semua orang dalam organisasi untuk bekerja mencapai perubahan. Manajemen dalam setiap tingkatan khususnya pada tingkat atas harus menunjukkan kebanggaan dalam mengadopsi filosofi. TQM dewan dan pengawas sekolah harus mempunyai rencana tindakan yang jelas dalam penerapan misi pencapaian mutu. Misi dan tujuan harus diinternalisasikan oleh semua anggota dan stakeholder organisasi. KESIMPULAN Inti dari TQM adalah bagaimana menjadikan mutu sebagai sebuah budaya. Hal ini tentu tidak mudah dan akan memakan waktu yang tidak sebentar. Selain itu, implementasi peningkatan mutu harus dilaksanakan dengan sepenuh hati dan menjadi perhatian seluruh staf dan manajemen dalam institusi. Beberapa poin penting dalam TQM, seperti kepekaan dan perhatian terhadap kebutuhan pelanggan, kepemimpinan, dan peran serta manajemen senior yang nyata serta kemauan untuk meningkatkan kinerja secara terus menerus harus menjadi suatu budaya dalam manajemen sekolah agar mutu proses belajar mengajar dapat meningkat. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah konsistensi dalam penerapan program mutu. Walaupun terdapat hambatan yang besar, namun semangat perbaikan mutu yang diinternalisasikan oleh semua pihak dapat memecahkan hambatan tersebut. Selain itu, filosofi Kaizen juga dapat membantu memberikan motivasi dan semangat bagi semua stakeholder mutu karena filosofi ini mengingatkan bahwa langkah-langkah kecil yang konsisten dilakukan dapat memberikan dampak besar bagi perubahan mutu. Prinsip 14 poin Deming didasarkan pada asumsi bahwa setiap individu melakukan kerja terbaik dan manajemen mendukung hal tersebut melalui perbaikan sistem yang terus menerus. Dengan demikian berdasarkan uraian Prinsip 14 poin Deming, maka 14 poin Deming dapat digunakan sebagai panduan untuk memulai menerapkan manajemen mutu terpadu di sekolah. DAFTAR PUSTAKA Lunerburg, F. C Total Quality Management Applied to School. Schooling. 1 (1) Ross, J Total Quality Management: Cases and Readings. St. Lucle Press. Powel, T. C Total Quality Management as Competitive Advantage: A Review and Empirical Study, Strategic Management Journal, 16, Salls, E Total Quality Management in Education. London: KoganPage Ltd. Winn, R. C,. Green, R. S Applying Total Quality Management to the Educational Process. International Journal of Engineering Education. 14 (1)

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MUTU? Expectation & Importance MANAJEMEN MUTU TERPADU Standard & Performance KONSEP MUTU Menurut Tjiptono dan Diana (2003): Unjuk kerja terhadap standar yang diharapkan pelanggan Menemukan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

MUTU. Disusun: Ida Yustina

MUTU. Disusun: Ida Yustina MUTU Disusun: Ida Yustina 1 PERUBAHAN PARADIGMA DALAM MANAJEMEN (DAFT) Paradigma Lama Organisasi Vertikal Paradigma baru Organisasi Pembelajar Kekuatan-kekuatan Organisasi Pasar Tenaga Kerja Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

SEJARAH PERKEMBANGAN KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM SEJARAH PERKEMBANGAN Nur Hadi Wijaya, STP, MM 1. Sejarah awalnya masih dianggap tidak penting Sistem subsisten (produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri) Sistem Barter (tidak dalam kondisi menawar) hanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr.

JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr. JAWABAN - JAWABAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN Dosen Pengampu : 1.Prof. Dr. Sumarto, MSIE 2.Prof. Dr. H. Mukhidin oleh : Nama : Aprianto NIM :

Lebih terperinci

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *)

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) Abstrak Dalam perjalanan menuju TQM/ TOTAL QUALITY MANAGEMENT, hingga kini masih ada pihak-pihak yang mempertanyakan konsep tersebut dan bahkan menanggapinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management MANAJEMEN MUTU Pentingnya Mutu Pada awal berkembangnya industri pada abad ke-18, kecenderungan pada masa itu bagaimana dapat memproduksi sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN

BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN BAB V PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA DUNIA PENDIDIKAN Berhasil atau tidaknya pembangunan suatu daerah sangat dipengaruhi oleh sumberdaya manusia yang dimiliki. Sumberdaya manusia sendiri dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value

BAB I PENDAHULUAN. dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan global saat ini memberikan banyak pilihan kepada konsumen, dimana mereka semakin sadar biaya (cost conscious) dan sadar nilai (value conscious) dalam

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN IPA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN IPA. Disusun oleh: Na in Anggraeni

MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN IPA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN IPA. Disusun oleh: Na in Anggraeni MAKALAH MANAJEMEN MUTU TERPADU PENDIDIKAN IPA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN IPA Disusun oleh: Na in Anggraeni 11312241010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan oleh setiap level manajemen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap dibentuk karena ada tujuan yang ingin dicapai, termasuk bisnis, dalam hal ini perusahaan. Perusahaan selalu melakukan usaha atau aktivitas baik dalam

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN. Suto Prabowo TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM PENDIDIKAN Suto Prabowo Abstrak Peningkatan mutu pendidikan harus ditingkatkan terus menerus dan berkesinambungan. Total Quality Management adalah salah satu model

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor penentu kelangsungan hidup perusahaan adalah kualitas, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin pesatnya laju perkembangan dunia usaha, setiap perusahaan akan berusaha untuk dapat bertahan di dunia usaha yang semakin kompetitif

Lebih terperinci

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat

Lebih terperinci

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 23, NO. 1, APRIL 2015 35 RANCANGAN IMPLEMENTASI PENJAMINAN MUTU UNTUK PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN Oleh: Purnomo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam beberapa tahun belakangan ini, perkembangan bisnis sekolah berbasis Internasional di Indonesia menjadi bagian penting dalam dunia pendidikan. Hanya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN #7 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

Penjelasan Aspek TQM

Penjelasan Aspek TQM 1 EMA503 Manajemen Kualitas Penjelasan Aspek TQM 2 Total Quality Management Menandakan bahwa setiap orang diperusahaan harus dilibatkan (termasuk pelanggan dan para pemasok). Mengidentifikasi bahwa keperluankeperluan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Total Quality Management dalam Pendidikan Karakteristik sekolah bermutu terpadu merupakan bagian dari prinsip Total Quality Management atau Manajemen Mutu Terpadu. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang, yang menuntut masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen perpustakaan..., Masyrisal Miliani, FIB UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen perpustakaan..., Masyrisal Miliani, FIB UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan semakin beranekaragamnya teknologi canggih membawa perubahan pula pada individu dan masyarakat. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Mutu Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar organisasi mengingat mutu ini menyangkut organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Total Quality Management (TQM), apakah di perusahaan ini prinsip-prinsip 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian PT. Gudang Garam Tbk sebuah perusahaan besar yang bergerak dibidang industri rokok didirikan pada tahun 1958 oleh Surya Wonowidjoyo, perusahaan telah mencatatkan

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh

BABl PENDAHULUAN. terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bebas dan ketat di dunia pendidikan adalah bagian yang tidak terlepaskan dari perkembangan serupa di dunia industri yang didorong oleh perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bela kang Pene litian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dewasa ini, kita telah dan akan menghadapi beberapa ciri perdagangan bebas internasional sebagaimana ditetapkan dalam Putaran Uruguay

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA UJIAN AKHIR SEMESTER Mata Kuliah Dosen Hari / Tanggal Waktu Tempat : Manajemen Mutu Terpadu : 1. Prof. Dr. H. Dadang Suhardan, M. Pd. 2. Nugraha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Sekolah adalah salah satu institusi yang berperan dalam menyiapkan sumber daya manusia maupun untuk menciptakan masyarakat yang berkualitas, berbagai upaya dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Keunggulan Bersaing Melalui Proses Bisnis Persaingan di dunia usaha yang sangat ketat dewasa ini terjadi karena setiap perusahaan berupaya untuk mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama

BAB V PENUTUP A. Jawaban Masalah Pertama BAB V PENUTUP Semua analisa dan pembahasan didasarkan pada dokumen dan data yang diperoleh dari penggalian informasi dari staf tersebut mendukung hubungan antara penerapan model penilaian kinerja staf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi sudah pasti akan dihadapi oleh semua bangsa dan akan menuntut adanya efisiensi dan daya saing dalam dunia usaha. Keberadaan sumber daya manusia menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B (Kasus Pada FKIP Jurusan PKN dan Fakultas Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan semakin meningkatnya kebutuhan nasabah akan kualitas pelayanan dan produk keuangan perbankan yang semakin hari semakin kompleks maka pihak perbankan

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin bertambah ketat. Persaingan ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja

Lebih terperinci

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam pemodelan Customer Relationship Management. Adapun teori yang akan dijelaskan antara lain adalah Customer

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 BAB II LANDASAN TEORI A. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 45 Berdasarkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK ) No. 45 paragraf I (2004), menyatakan bahwa : Pernyataan dalam

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN

3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN 3.1. TAHAP I KESELAMATAN YANG BERDASARKAN HANYA PADA PERATURAN PERUNDANGAN 3. TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN BUDAYA KESELAMATAN Semua organisasi organisasi yang terlibat dalam kegiatan nuklir jelas memiliki perhatian yang sama terhadap pemeliharaan dan peningkatan keselamatan. Tetapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu kegiatan utama yang dilakukan oleh para pengusaha dalam menjalankan bisnisnya untuk tetap mempertahankan kelangsungan usahanya

Lebih terperinci

kecil, menghilangkan pemborosan, memperbaiki aliran proses produksi, menyempurnakan kualitas produk, orang-orang yang tanggap, menghilangkan

kecil, menghilangkan pemborosan, memperbaiki aliran proses produksi, menyempurnakan kualitas produk, orang-orang yang tanggap, menghilangkan ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Manajemen Kualitas termasuk ke dalam rumpun manajemen Operasi. Manajemen Kualitas berisi penjelasan tentang Manajemen Kualitas, Total Quality Management (TQM), Just

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semakin meningkatnya persaingan di segala bidang telah menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Semakin meningkatnya persaingan di segala bidang telah menempatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin meningkatnya persaingan di segala bidang telah menempatkan sumber daya manusia pada barisan terdepan dan merupakan posisi kunci dalam kebanyakan

Lebih terperinci

ANALISIA KUALITAS MANAJEMEN PERUSAHAAN DENGAN DEMING PRIZE DI. PT TEMPRINA MEDIA GRAFIKA SURABAYA SKRIPSI

ANALISIA KUALITAS MANAJEMEN PERUSAHAAN DENGAN DEMING PRIZE DI. PT TEMPRINA MEDIA GRAFIKA SURABAYA SKRIPSI ANALISIA KUALITAS MANAJEMEN PERUSAHAAN DENGAN DEMING PRIZE DI. PT TEMPRINA MEDIA GRAFIKA SURABAYA SKRIPSI Disusun Oleh : RENDHI TADHIKA FURI 0432010154 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang mampu menghasilkan output yang kompetitif dalam menghadapi persaingan serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan merupakan suatu organisasi yang didirikan seseorang atau sekelompok orang bisa juga badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi guna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki era pasar bebas dan globalisasi sekarang ini. Tingkat persaingan di dalam dunia usaha semakin tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia didunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi, karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset paling penting dalam suatu organisasi karena merupakan sumber yang mengarahkan organisasi serta mempertahankan dan mengembangkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8

ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8 ANALISIS SISTEMATIS TERHADAP INFORMASI MANAJEMEN LABORATORIUM Oleh Luh Putu Ary Sri Tjahyanti, S.T., M.Kom. 8 Abstrak: Abad ke-21 adalah abad Informasi dan Era Internet. Dengan pesatnya perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis semakin mengalami kemajuan yang pesat. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir di semua sektor kehidupan

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Jl. Tentara Rakyat Mataram No. 29 Yogyakarta. website: bpad.jogjaprov.go.id e-mail: bpad_diy@yahoo.com Jogja Istimewa, Jogja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh: SUGIYARMASTO P PROGRAM PASCASARJANA - MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TESIS. Oleh: SUGIYARMASTO P PROGRAM PASCASARJANA - MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANALISIS PERSEPSI PENGELOLA AKADEMIK DITINJAU DARI FAKTOR-FAKTOR KRITIS TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN INTEGRASINYA KE DALAM KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI SWASTA DI SURAKARTA TESIS Oleh: SUGIYARMASTO P 100040068

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

System of Profound Knowledge

System of Profound Knowledge System of Profound Knowledge Apresiasi akan sistem Interdependensi pada sub sistem Proses dan interaksi Sistem harus memiliki tujuan dan rencana untuk perbaikan Seluruh lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun internasional harus bekerja secara kompetitif dengan meningkatkan efektifitas dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya arus globalisasi yang membawa berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin meningkatnya arus globalisasi yang membawa berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal era milinium ke tiga yang kita hadapi sekarang ini ditandai dengan semakin meningkatnya arus globalisasi yang membawa berbagai konsekuensi, tidak hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Kualitas Pelayanan Kata mutu atau kualitas memiliki banyak defenisi yang berbeda. Menurut Ibrahim (2000:1), kualitas adalah suatu strategi dasar bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI POKOK BAHASAN 1. Perlunya PT Melaksanakan Manajemen Kualitas 2. Pemahaman dan Landasan PMPT 3. Bentuk Dasar PMPT 4. Perkembangan Penerapan Konsep PMPT 5. Tuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). 2007. International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Rahmania Utari Keuangan, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih

BAB I PENDAHULUAN. Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring kondisi perekonomian Indonesia yang saat ini sudah mulai pulih dari krisis dan mulai masuknya era globalisasi, perusahaan dituntut untuk mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kualitas merupakan salah satu tujuan dan sekaligus indikator kesuksesan suatu pekerjaan konstruksi terutama oleh pemilik proyek terhadap produk dan jasa layanan

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... i ii iv vi BAB I PENDAHULUAN... 1 BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN STMIK PRABUMULIH... 4 2.1 Visi STMIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan bahan pangan selalu menjadi kebutuhan utama. Pengusaha dapat melihat ini sebagai prospek dalam berbisnis, sesuai dengan adanya permintaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANJARMASIN

PENGEMBANGAN MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANJARMASIN PENGEMBANGAN MANAJEMEN MUTU TERPADU UNTUK PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH DASAR DI KOTA BANJARMASIN Asniwati Program Magister Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Lambung Mangkurat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan

BAB I PENDAHULUAN. Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Situasi persaingan ekonomi global saat ini sudah sedemikian tajam dan ketat, negara-negara maju yang mendominasi perekonomian dunia seperti Amerika, negara-negara Eropa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pembelajaran merupakan salah satu faktor dan indikator terpenting dalam pendidikan karena sekolah merupakan tempat pembelajaran. Dalam proses belajar

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data 4.1.1. Profil PT Java Energy Semesta Gresik Meningkatnya potensi pemanfaatan energi hijau di Indonesia adalah suatu keharusan. Negara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS Bab ini akan memberikan gambaran ikhtisar berbagai pendapat yang berkaitan dengan evaluasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. Fokus pembahasannya mencakup Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL)

PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) PENGENDALIAN MUTU (QUALITY CONTROL) Garis Besar Topik : 1. Sejarah Konsep Mutu 2. Mutu Menurut Para Ahli 3. Pengertian Pengendalian Mutu 4. Tujuan dan Manfaat Pengendalian Mutu 5. Prinsip-Prinsip Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, lembaga pendidikan menjadi semakin berkembang dan berkualitas, madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. nasional kini harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan di seluruh dunia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini memunculkan persaingan yang begitu ketat dalam dunia bisnis. Perusahaan yang dulu hanya bersaing di tingkat lokal, regional atau

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD) Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 26-31 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Standar Kualitas Internasional

Standar Kualitas Internasional MENGELOLA KUALITAS Definisi Kualitas Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan : 1. Kualitas berbasis pengguna dimana kualitas

Lebih terperinci