PENDAHULUAN. berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan"

Transkripsi

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan bahan-bahan teknik secara tepat dan efisien membutuhkan pengetahuan yang luas akan sifat-sifat mekanisnya. Diantara sifat ini yang berkaitan dengan Modulus Young adalah elastisitas. Elastis atau elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuahgaya diberikan pada sebuah benda yang elastis, maka bentuk benda tersebut berubah.untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Kebanyakan benda adalah elastis sampai ke suatu gaya besarnya tertentu. Hal ini dinamakan batas elastis. Jika gaya yang diberikan pada benda lebih kecil dari batas elastisnya, maka benda tersebut akan kembale ke bentuk semulanya jika gaya tersebut dihilangkan. Tetapi jika gaya yang diberikan melampaui batas elastis, benda tak akan kembali ke bentuk semula, melainkan secara permanen berubah bentuk. Modulus Young juga dapat disebut perbandingan antara tegangan dan regangan. Tegangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampangnya (A) atau bisa juga disebut gaya persatuan luas. Regangan didefinisikan sebagai hasil bagi antara pertambahan panjang dengan panjang awal pegas. Modulus Young berbanding lurus dengan gaya yang diberikan dan perubahan kedudukan kawat penunjuk. Dan berbanding terbalik dengan luas 1

2 2 penampang dan panjang batang. Nilai Modulus Young hanya bergantung pada jenis benda, tidak tergantung pada ukuran atau bentuk benda. Modulus Young dapat diartikan secara sederhana, yaitu adalah hubungan besaran tegangan tarik dan regangan tarik. Lebih jelasnya adalah perbandingan antara tegangan tarik dan regangan tarik. Modulus Young sangat penting dalam ilmu fisika karena setelah mempelajarinya, kita bisa menggunakannya untuk menentukan nilai kelastisan dari sebuah benda. Karena dirasa penting bagi mahasiswa untuk mengetahui dan menguasainya, dilakukanlah sebuah praktikum untuk memperdalam materi fisika tentang Modulus Young Tujuan Praktikum - Untuk menentukan Modulus Young suatu bahan dengan massa yang berbeda-beda. - Untuk menentukan nilai konstanta yang terdapat pada pegas. - Untuk menentukan tegangan pada pegas. - Untuk menentukan regangan pada pegs. 2

3 3 TINJAUAN PUSTAKA Kekuatan tarik merupakan sifat mekanis yang snagat penting dari logam, terutama untuk perhitungan-perhitungan konstruksi. Untuk memperoleh informasi tentang kekuatan tarik dilakukan pengujian tarik. Di dalam pengujian tarik, batang percobaan atau batang uji dikenai beban aksial yang ditambah secara berangsurangsur dan kontinyu. Pada saat yang bersamaan, dilakukan pengukuranpengukuran yang diperlukan untuk menentukan besarnya tegangan dan regangan. Untuk menentukan kurva tegangan-regangan teknik digunakan nilai rata-rata. Pengertian tegangan teknik adalah besarnya beban (F) dibagi luas penampang semula dari batang uji (A 0 ) (Sumanto, 1994). Bahan banguna yang perubahan bangunnya cepat bersama-sama dengan hilangnya beban disebut bersifat elastik. Umumnya bahan bangunan mempunyai sifat elastik. Bila suatu bahan bersifat rapuh akan meninggalkan perubahan bangun bila beban lenyap, dan beban yang berulang-ulang akan mengakibatkan bahan itu patah. Sebaliknya tidak ada bahan bangunan yang elastik sempurna (Kamarwan, 1995). Dengan melakukan percobaan-percobaan untuk mengetahui pertambahan panjang balok-balok prismatik akhirnya diperoleh suatu kepastian yang berlaku bagi berbagai jenis bahan konstruksi. Kepastian ini menyatakan bahwa dalam batas-batas tertentu pertambahan panjang sebuah balok adalah berbanding lurus dengan gaya tarik yang bekerja. Hubungan linier sederhana antara gaya dan pertambahan panjang balok pertama kali dirumuskan oleh seorang ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke pada tahun 1678 (Timoshenko, 1958). 3

4 4 Perubahan bentuk benda yang terjadi pada keadaan tegang disebut regangan. Ada dua macam regangan, bahan dapat membesar atau mengecil dan menghasilkan regangan normal, atau lapisan-lapisan bahan dapat bergeser yang satu terhadap yang laindan menghasilkan regangan geser. Untuk batang dalam keadaan tarik atau kompresi sederhana, akibat yang paling jelas terlihat adalah perubahan panjang batang, yaitu regangan normal. Itensitas regangan (biasanya disbeut regangan saja) untuk regangan normal didefinisikan sebagai perbandingan perubahan ukuran terhadap ukuran semula (Titherington dan Rimmer, 1984). Struktur harus sangat dirancang di bawah kombinasi beban sehingga kemungkinan sangat kecil untuk tegangan σ dalam setiap penampang untuk mencapai σ u atau σ y. Dengan kata lain, kita harus memastikan bahwa tegangan dikembangkan di dalam struktur dalam kondisi yang jauh dibawah nilai rata-rata dari σ u atau σ y. Dalam tegangan, batas dari nilai σ u atau σ y disebut dengan tegangan yang tersedia atau tegangan yang bekerja (Cerny, 1981). Ketika tes tarik dilakukan pada kawat baja dari bahan yang sama, tetapi berbeda luas penampang, beban ditemukan tidak proporsional di sekitar daerah masing-masing kawat. Ini dikarenakan kekuatan tarik diatur oleh intensitas gaya pada penampang normal dari kawat bukan oleh gaya total. Intensitas ini dikenal sebagai tegangan (Case and Chilver, 1959). Bila suatu pegas diberikan beban (w) maka pegas akan bertambah panjang (x), maka berlaku hubungan : 4

5 5 Dimana F = gaya pegas (N), k = konstanta pegas (N/m), x = pertambahan panjang pegas (m). Tanda negatif menunjukkan bahwa gaya yang bekerja pada pegas justru berlawanan dengan gaya yang kita berikan (misal : jika pegas kita tarik ke bawah maka menimbulkan gaya pegas ke atas) dan bila hanya ditanya n,ilainya saja maka tanda negatif tersebut boleh tidak dicantumkan (Anonimous, 2010). Rumus tegangan (T) : Dimana F = gaya (N), dan rumus untuk regangan (e) : dan nilai modulus young/elastisnya = tegangan (T) dibagi regangannya (e) : (Erma, 2011) 5

6 6 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Adapun waktu dan tempat praktikum dilakukan pada tanggal 19 Maret 2012, pada pukul 15.00, 25 m di atas permukaan tanah di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan dan Alat Bahan Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 2 buah pegas, yang digunakan sebagai objek dalam percobaan, batu bata sebagai bahan yang akan menjadi beban saat percobaan, plastik sebagai wadah batu bata saat akan dikaitkan pada plat besi, timbangan sebagai bahan yang akan digunakan untuk menimbang massa atau berat bahan, Alat Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah alat tulis sebagai alat untuk mencatat data, kalkulator sebagai alat yang digunakan untuk menghitung perkiraan-perkiraan dan kamera sebagai alat dokumentasi. Prosedur Kerja 1. Dipersiapkan alat dan bahan 2. Ditimbang massa batu yang akan digunakan sebagai beban lalu dipisahkan menjadi tiga bagian masing-masing 2 kg, 3.5 kg, dan 5.5 kg dan dimasukkan ke dalam kantong plastik 3. Diukur diameter dan panjang awal (l o ) dari kedua pegas 6

7 7 4. Digantungkan pegas pada tiang atau penyangga besi dan dihubungkan dengan kawat besi 5. Dipasangkan beban 2 kg yang telah dibungkus plastik pada penghubung pegas tepat di bagian tengahnya 6. Diamati dan diukur dengan meteran pertambahan panjang pegas setelah diberi beban 7. Diturunkan beban pertama, lalu dipasangkan beban kedua (3.5 kg) 8. Diulangi tiga prosedur terakhir sebelumnya untuk beban kedua dan ketiga (3.5 kg dan 5.5 kg) 9. Dibuat data hasil pengamatan 10. Dihitung modulus Young dan konstanta pegasnya dengan rumus: σ ε E K = F/A = l/l = σ/ε (Pa) = F/ x K total = k 1 + k 2 + k 3 Keterangan: σ = tegangan (N/m 2 ) F = gaya (N) A = luas penampang (m 2 ) ε l L E = regangan = perubahan panjang (m) = panjang awal (m) = modulus elastisitas (Pa) 7

8 8 k l = konstanta pegas = x = pertambahan panjang (m) 8

9 9 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pegas 1 Pegas 2 N o Massa (kg) lo (cm) L (cm) l (cm) E (N/m 2 ) K (N/m) lo (cm) l (cm) l (cm) E (N/m 2 ) K (N/m) ,5 21 1,5 1, ,5 20,9 1,4 1, ,72 2 3,5 19,5 23,5 4 9, ,19 19,5 23,3 3,8 9, ,78 3 5,5 19,5 26,5 7 8, ,68 19,5 27 7,5 7, ,7 Perhitungan ( ) ( )( ) Pegas 1 9

10 10 σ ε 1. massa = 3,5 kg 10

11 11 massa = 5,5 kg 11

12 12 Pegas 2 12

13 13 σ ε massa = 3,5kg 13

14 14 massa = 5,5 kg 14

15 15 Jadi, K total pegas 1 K total pegas 2 15

16 16 Pembahasan Dari percobaan pada pegas pertama didapatkan nilai Modulus Young sebesar 1, N/m 2 dengan beban 2 kg. Pada beban 3,5 kg didapat Modulus Young sebesar 9, N/m 2. Pada beban 5,5 kg didapat nilai Modulus Young sebesar 8, N/m 2. Dari percobaan pada pegas kedua didapatkan nilai Modulus Young sebesar 1, N/m 2 dengan beban 2 kg. Pada beban 3,5 kg didapat Modulus Yong sebesar 9, N/m 2. Pada beban 5,5 kg didapat nilai Modulus Young sebesar 7, N/m 2. Modulus Young ialah perbandingan antara tegangan dengan regangan. Hal ini sesuai dengan literatur Sumanto (1996) yang menyatakan bahwa Modulus elastis atau modulus Young adalah konstanta dari perbandingan lurus antara tegangan dan regangan. Dalam percobaan ini juga dihitung konstanta pegas, yaitu perbandingan antara gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan panjang pegas. Hal ini berpedoman pada hukum Hooke yang dinyatakan dalam literatur Anonimous (2010) bahwa Menurut hukum Hooke yang menyatakan gaya sebuah batang akan mengakibatkan perubahan panjang atau pelengkungan pada batang tesebut selama dalam batas elastisitasnya,yang dinyatakan dengan. Dalam melakukan percobaan modulus Young terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Beberapa diantara kelebihan modulus Young yaitu bahan dan alat yang mudah diperoleh serta prosedurnya yang mudah dilakukan. Sementara kekurangannya yaitu ketelitian yang kurang dalam pengukuran pertambahan panjang pegas, letak beban yang tidak seimbang mengakibatkan perbedaan 16

17 17 panjang pegas yang terlalu jauh antara pegas 1 dan pegas 2 serta cara perhitungan konstanta pegas yang kurang jelas sehingga mengkibatkan hasil praktikum tidak efisien. 17

18 18 KESIMPULAN 1. Modulus Elastisitas atau Modulus Young merupakan perbandingan antara besarnya tegangan terhadap regangan. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi modulus Young diantaranya ialah ; Jenis bahan, berat bahan, gravitasi, panjang dan luas penampang bahan dll. 3. Modulus Young berbanding terbalik dengan konstanta pegasnya. Makin besar nilai Modulus Young, maka semakin kecil konstanta pegasnya dan sebaliknya. 4. Modulus Young berbanding lurus dengan massa beban dan pertambahan panjang pegas. Makin berat beban yang digantungkan pada pegas, pertambahan panjangnya juga semakin besar, maka makin besar pula modulus elastisitasnya, dan sebaliknya. 5. Dari percobaan pada pegas pertama didapatkan nilai Modulus Young sebesar 1, N/m 2 dengan beban 2 kg. Pada beban 3,5 kg didapat Modulus Young sebesar 9, N/m 2. Pada beban 5,5 kg didapat nilai Modulus Young sebesar 8, N/m Dari percobaan pada pegas kedua didapatkan nilai Modulus Young sebesar 1, N/m 2 dengan beban 2 kg. Pada beban 3,5 kg didapat Modulus Yong sebesar 9, N/m 2. Pada beban 5,5 kg didapat nilai Modulus Young sebesar 7, N/m Kelebihan modulus Young yaitu bahan dan alat yang mudah diperoleh serta prosedurnya yang mudah dilakukan. Sementara kekurangannya yaitu ketelitian yang kurang dalam pengukuran pertambahan panjang pegas, letak 18

19 19 beban yang tidak seimbang mengakibatkan perbedaan panjang pegas yang terlalu jauh antara pegas 1 dan pegas 2 serta cara perhitungan konstanta pegas yang kurang jelas sehingga mengkibatkan hasil praktikum tidak efisien. 8. Pada percobaan pegas I dengan beban 2 kg didapat konstanta pegas sebesar 654 N/m. pada beban 3,5 kg sebesar 429,19 N/m. Sedangkan pada beban 5,5 kg sebesar 375,68 N/m. Pada percobaan pegas II dengan beban 2 kg didapat 700,72 N/m. Pada beban 3,5 kg sebesar 451,78 N/m. dan pada beban 5,5 kg sebesar 359,7 N/m. 19

20 20 DAFTAR PUSTAKA Anonimous, Elastisitas dan Modulus Young. blogspot.com [25 Maret 2012]. Case, J. and Chilver, A.H., Strength of materials and structures. Edward Arnold. London Cerny, L., Elementary Statics and Strength of Materials. McGraw-Hill Book Company. USA. Erma, Elastisitas dan Modulus Young. [25 Maret 2012]. Kamarwan, S. S., Mekanika Bahan. Penerbit Universitas Indonesia. UI- Press. Sumanto Pengetahuan Bahan Mesin dan Listrik. Andi Offset Yogyakarta. Yogyakarta. Timoshenko, S., Dasar-Dasar Perhitungan Kekuatan Bahan. Penerbit Restu Agung. Jakarta. Titherington. D dan Rimmer, J. G., Mekanika Terapan. Penerbit Erlangga. Jakarta. 20

21 21 LAMPIRAN GAMBAR Gambar 1. Pegas Sebelum Diberi Beban Gambar 2. Beban Gambar 3. Pegas Saat Diberi Beban 21

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis.

Menguasai Konsep Elastisitas Bahan. 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. SIFAT ELASTIS BAHAN Menguasai Konsep Elastisitas Bahan Indikator : 1. Konsep massa jenis, berat jenis dideskripsikan dan dirumuskan ke dalam bentuk persamaan matematis. Hal.: 2 Menguasai Konsep Elastisitas

Lebih terperinci

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

BAB 11 ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE BAB ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE TEGANGAN (STRESS) Adalah hasil bagi antara gaya tarik F yang dialami kawat dengan luas penampang A. Tegangan F A REGANGAN (STRAIN) Adalah hasil bagi antara pertambahan panjang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 4 MODULUS ELASTISITAS Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 21 Oktober 2010 / 13.00-15.00 WIB Asisten : Dicky Maulana JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan :

1. PERUBAHAN BENTUK 1.1. Regangan : Elastisitas merupakan kemampuan suatu benda untuk kembali kebentuk awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepadanya dihilangkan (dibebaskan). Misalnya karet, pegas dari logam, pelat logam dan

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN REGANGAN

TEGANGAN DAN REGANGAN Kokoh Tegangan mechanics of materials Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya TEGANGAN DAN REGANGAN 1 Tegangan Normal (Normal Stress) tegangan yang bekerja dalam arah tegak lurus permukaan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB IV MODULUS YOUNG Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR. Modulus Elastisitas. Disusun Oleh :

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR. Modulus Elastisitas. Disusun Oleh : LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Elastisitas Disusun Oleh : Nama : Rosaria Puspasari NPM : 240210120119 Kelompok/Shift : 4/B2 Hari/tanggal praktikum : Kamis/11 Oktober 2012 Waktu : 15.00-17.00 Asisten

Lebih terperinci

Mengukur Modulus Elastisitas Batang Logam dengan Pelengkungan. Dwi Handayani Yulfi FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.

Mengukur Modulus Elastisitas Batang Logam dengan Pelengkungan. Dwi Handayani Yulfi FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr. Mengukur Modulus Elastisitas atang Logam dengan Pelengkungan Dwi Handayani Yulfi 1001135016 FKIP, Universitas Muhammadiyah Prof.Dr.Hamka, Jakarta Abstract Elasticity is the ability of an object to return

Lebih terperinci

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT Pembebanan Batang Secara Aksial Suatu batang dengan luas penampang konstan, dibebani melalui kedua ujungnya dengan sepasang gaya linier i dengan arah saling berlawanan yang berimpit i pada sumbu longitudinal

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN KONSTANTA PEGAS DENGAN METODE PEGAS DINAMIK Nama : Ayu Zuraida NIM : 1308305030 Dosen Asisten Dosen : Drs. Ida Bagus Alit Paramarta,M.Si. : 1. Gusti Ayu Putu

Lebih terperinci

1. Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Perhatikan gambar berikut

1. Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Perhatikan gambar berikut ELASTISITAS Kebanyakan dari kita tentu pernah bermain dengan karet gelang. Pada saat Anda menarik sebuah karet gelang, dengan jelas Anda dapat melihat karet tersebut akan mengalami perubahan bentuk dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Young

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Young LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR Modulus Young Nama : Sajidin NPM : 240110120082 Kelompok : 4 Shift : TMIP-B1 Hari/Tanggal : Rabu, 3 Oktober 2012 Waktu : 08.00-10.00 Asisten : Annisa Oktaviani LABORATORIUM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MENGHITUNG KONSTANTA PEGAS. A. TUJUAN Tujuan diadakannya percobaan ini adalah menentukan konstanta pegas.

LAPORAN PRAKTIKUM MENGHITUNG KONSTANTA PEGAS. A. TUJUAN Tujuan diadakannya percobaan ini adalah menentukan konstanta pegas. LAPORAN PRAKTIKUM MENGHITUNG KONSTANTA PEGAS A. TUJUAN Tujuan diadakannya percobaan ini adalah menentukan konstanta pegas. B. LANDASAN TEORI Jika sebuah pegas ditarik dengan gaya tertentu, maka panjangnya

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran:

Kompetensi Dasar: 3.6 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran: ELASTISITAS Kalian pasti sudah mengenal alat-alat sebagai berikut. Plastisin, pegas pada sepeda, motor dan lain-lainnya, benda-benda tersebut dinamakan bahan elastisitas. Bahkan kalian juga pernah meregangkan

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan

Lebih terperinci

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN

BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN 143 BAB 6 SIFAT MEKANIK BAHAN Bahan-bahan terdapat disekitar kita dan telah menjadi bagian dari kebudayaan dan pola berfikir manusia. Bahan telah menyatu dengan peradaban manusia, sehingga manusia mengenal

Lebih terperinci

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis,

bermanfaat. sifat. berubah juga pembebanan siklis, SIFAT MEKANIK BAHAN Sifat (properties) dari bahan merupakan karakteristik untuk mengidentifikasi dan membedakan bahan-bahan. Semua sifat dapat diamati dan diukur. Setiap sifat bahan padat, khususnya logam,berkaitan

Lebih terperinci

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan

Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan Pertemuan I,II,III I. Tegangan dan Regangan I.1 Tegangan dan Regangan Normal 1. Tegangan Normal Konsep paling dasar dalam mekanika bahan adalah tegangan dan regangan. Konsep ini dapat diilustrasikan dalam

Lebih terperinci

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN

Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Mekanika Bahan TEGANGAN DAN REGANGAN Sifat mekanika bahan Hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja Berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan dan kekakuan Tegangan Intensitas

Lebih terperinci

1. Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Perhatikan gambar berikut

1. Tegangan (Stress) Tegangan menunjukkan kekuatan gaya yang menyebabkan perubahan bentuk benda. Perhatikan gambar berikut ELASTISITAS Kebanyakan dari kita tentu pernah bermain dengan karet gelang. Pada saat Anda menarik sebuah karet gelang, dengan jelas Anda dapat melihat karet tersebut akan mengalami perubahan bentuk dan

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG. Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung

SELAMAT DATANG. Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh: TIM EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang tembaga (Cu), baja

Lebih terperinci

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh: TIM EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang tembaga (Cu), baja

Lebih terperinci

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh: TIM EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang tembaga (Cu), baja

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS Doc. Name: AR10FIS0UTS Doc. Version: 014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang /

Lebih terperinci

Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore

Susana Endah Sri Hartati, 2016 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Susana Endah Sri Hartati, 06 Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle 5E Dengan Menyisipkan Predict-Observe-Explain (POE) Pada Tahap Explore Terhadap 88 Kisi-Kisi Instrumen Tes Elastisitas No. (C)Mengingat

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis

VII ELASTISITAS Benda Elastis dan Benda Plastis VII EASTISITAS Kompetensi yang diharapkan dicapai oleh mahasiswa setelah mempelajari bab elastisitas adalah kemampuan memahami, menganalisis dan mengaplikasikan konsep-konsep elastisitas pada kehidupan

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

LAMPIRAN B2. KISI-KISI SOAL TES KETERAMPILAN PROSES SAINS : Sekolah Mengengah Atas

LAMPIRAN B2. KISI-KISI SOAL TES KETERAMPILAN PROSES SAINS : Sekolah Mengengah Atas LAMPIRAN B2 Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Pokok KISI-KISI SOAL TES KETERAMPILAN PROSES SAINS : Sekolah Mengengah Atas : Fisika : X/Ganjil : Elastisitas Bahan Kompetensi Dasar dan Indikator

Lebih terperinci

MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER

MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER MEKANIKA BAHAN (TKS 1304) GATI ANNISA HAYU PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER TEGANGAN DAN REGANGAN Tegangan dan Regangan Normal Tegangan dan Regangan Geser Tegangan dan Regangan

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Uji tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu (Askeland, 1985). Hasil

Lebih terperinci

Model Modul Program Keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR

Model Modul Program Keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Kurikulum SMK 2004 adalah perangkat kurikulum yang muatannya memotivasi siswa terampil menggunakan potensi yang ada dalam dirinya. Untuk menunjang itu semua, maka Subdis Pendidikan SMK Dinas

Lebih terperinci

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL

KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN NORMAL MATERI KULIAH KALKULUS TEP FTP UB RYN - 2012 Is This Stress? 1 Bukan, Ini adalah stress Beberapa hal yang menyebabkan stress Gaya luar Gravitasi Gaya sentrifugal Pemanasan

Lebih terperinci

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL ALUMINIUM DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN Darmanto, Dwi Agung Wijaya, Imam Syafa at Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER

I. TEGANGAN NORMAL DAN TEGANGAN GESER I. TEGNGN NORML DN TEGNGN GESER.. Tegangan Normal (Normal Stress) Gaya internal yang bekerja pada sebuah potongan dengan luasan yang sangat kecil akan bervariasi baik besarnya maupun arahnya. ada umumnya

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA ANTIREMED KELAS 10 FISIKA Persiapan UTS 2 Doc. Name: AR10FIS02UTS Doc. Version: 2014-10 halaman 1 01. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambahan panjang

Lebih terperinci

BAB 2. PENGUJIAN TARIK

BAB 2. PENGUJIAN TARIK BAB 2. PENGUJIAN TARIK Kompetensi : Menguasai prosedur dan trampil dalam proses pengujian tarik pada material logam. Sub Kompetensi : Menguasai dan mengetahui proses pengujian tarik pada baja karbon rendah

Lebih terperinci

BUKU AJAR UNTUK SMA/MA

BUKU AJAR UNTUK SMA/MA BUKU AJAR UNTUK SMA/MA A. ELASTISITAS BAHAN PETUNJUK BELAJAR 1. PETUNJUK SISWA Berdoa sebelum memulai pembelajaran. Bacalah KI, KD dan Indikator pada bahan ajar ini. Bacalah materi dan pahami. Buatlah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1)

PENDAHULUAN TEGANGAN (STRESS) r (1) HND OUT FISIK DSR I/LSTISITS LSTISITS M. Ishaq PNDHULUN Dunia keteknikan khususnya Material ngineering, Studi geofisika, Civil ngineering dll adalah beberapa cabang keilmuan yang amat membutuhkan pemahaman

Lebih terperinci

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung ELASTISITAS Oleh : Achmad Samsudin, M.Pd. Arif Hidayat, S.Pd., M.Si. Fenomena Elastisitas di alam Model-model pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2]

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Tipikal struktur mekanika (a) struktur batang (b) struktur bertingkat [2] BAB II TEORI DASAR 2.1. Metode Elemen Hingga Analisa kekuatan sebuah struktur telah menjadi bagian penting dalam alur kerja pengembangan desain dan produk. Pada awalnya analisa kekuatan dilakukan dengan

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kelas FISIKA lastisitas - Latihan Soal oc Name: ARFIS030 Version : 0-07 halaman 0. Grafik di bawah ini melukiskan hubungan antara gaya F yang bekerja pada kawat dan pertambangan panjang l yang

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE (Pegas)

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE (Pegas) 1. EBTANAS-02-08 Grafik berikut menunjukkan hubungan F (gaya) terhadap x (pertambahan panjang) suatu pegas. Jika pegas disimpangkan 8 cm, maka energi potensial pegas tersebut adalah A. 1,6 10-5 joule B.

Lebih terperinci

Hukum Hooke. Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan. Ir. Elisabeth Yuniarti, MT

Hukum Hooke. Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan. Ir. Elisabeth Yuniarti, MT Hukum Hooke Diktat Kuliah 4 Mekanika Bahan Ir. lisabeth Yuniarti, MT Hubungan Tegangan dan Regangan (Stress-Strain Relationship) Untuk merancang struktur yang dapat berfungsi dengan baik, maka kita memerlukan

Lebih terperinci

DR. Ibnu Mas ud (drim)

DR. Ibnu Mas ud (drim) DR. Ibnu Mas ud (drim) Guru Fisika SMK Negeri 8 Malang Jl. Kurma No. 05 Kampung Mandar Sapeken Hp. 0856 4970 2765 0852 3440 0737 KATA PENGANTAR Syukur dan alhamdulillah selalu dipanjatkan oleh penulis

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN PENGERUSAK DAN MICROSTRUKTUR DISUSUN OLEH : IMAM FITRIADI NPM : 13.813.0023 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK MESIN UNIVERSITAS MEDAN AREA KATA PENGANTAR Puji syukur

Lebih terperinci

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN

GAYA GESER, MOMEN LENTUR, DAN TEGANGAN GY GESER, MOMEN LENTUR, DN TEGNGN bstrak: Mekanika bahan merupakan ilmu yang mempelajari aturan fisika tentang perilaku-perilaku suatu bahan apabila dibebani, terutama yang berkaitan dengan masalah gaya-gaya

Lebih terperinci

PENGUJIAN BAJA-TULANGAN

PENGUJIAN BAJA-TULANGAN PENGUJIAN BAJA-TULANGAN 5.1. Umum Besi baja atau sering disebut dengan baja saja merupakan paduan antara abesi dan karbon, dengan kandungan karbon yang lebih sedikit dibandingkan pada besi tuang, tetapi

Lebih terperinci

PAPER KEKUATAN BAHAN HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN. Oleh : Ni Made Ayoni Gede Panji Cahya Pratama

PAPER KEKUATAN BAHAN HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN. Oleh : Ni Made Ayoni Gede Panji Cahya Pratama PAPER KEKUATAN BAHAN HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN Oleh : Ni Made Ayoni 1011305003 Gede Panji Cahya Pratama 1011305004 Dian Asgar Paradisa 1011305005 Gede Andri 1011305006 Paul Ludgerrius R. 1011305007

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN REGANGAN GESER. Tegangan Normal : Intensitas gaya yang bekerja dalam arah yang tegak lurus permukaan bahan

TEGANGAN DAN REGANGAN GESER. Tegangan Normal : Intensitas gaya yang bekerja dalam arah yang tegak lurus permukaan bahan TEGANGAN DAN REGANGAN GESER Tegangan Normal : Intensitas gaya yang bekerja dalam arah yang tegak lurus permukaan bahan Tegangan geser : Intensitas gaya yang bekerja dalam arah tangensial terhadap permukaan

Lebih terperinci

Analisis Titik Luluh Material Menggunakan Metode Secant

Analisis Titik Luluh Material Menggunakan Metode Secant Analisis Titik Luluh Material Menggunakan Metode Secant Fitriyanti Nakul, Mega Silvia Lestari, Linda Handayani, Deni dan Sparisoma Viridi,a). Program Studi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan

TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya. rasio tegangan (stress) dan regangan (strain) adalah konstan TEGANGAN (YIELD) Gambar 1: Gambaran singkat uji tarik dan datanya Biasanya yang menjadi fokus perhatian adalah kemampuan maksimum bahan tersebut dalam menahan beban. Kemampuan ini umumnya disebut Ultimate

Lebih terperinci

ANALISIS MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BAHAN DENGAN UJI TARIK (The Analysis of Modulus of Elasticity and Poisson Number using the Pull Test)

ANALISIS MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BAHAN DENGAN UJI TARIK (The Analysis of Modulus of Elasticity and Poisson Number using the Pull Test) Jurnal Barekeng Vol. 5 No. 2 Hal. 9 14 (211) ANALISIS MODULUS ELASTISITAS DAN ANGKA POISSON BAHAN DENGAN UJI TARIK (The Analysis of Modulus of Elasticity and Poisson Number using the Pull Test) MATHEUS

Lebih terperinci

P F M P IPA P A U P U I

P F M P IPA P A U P U I SELAMAT DATANG Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Bandung by Syam 2009 ELASTISITAS (Modulus Young) Oleh : TIM EFD 1 EFD 1 Tujuan Eksperimen Menentukan Modulus Young ( E) batang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN MEMAHAMI

KISI-KISI SOAL TES KEMAMPUAN MEMAHAMI LMPIRN B1 KISI-KISI SOL TES KEMMPUN MEMHMI Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Sub Materi Pokok : Sekolah Mengengah tas : Fisika : X/Ganjil : Elastisitas Bahan Kompetensi Dasar dan Indikator 1.1 Menyadari

Lebih terperinci

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi

Rheologi. Stress DEFORMASI BAHAN 9/26/2012. Klasifikasi Rheologi Rheologi Sifat-sifat rheologi didefinisikan sebagai sifat mekanik yang menghasilkan deformasi dan aliran bahan yang disebabkan karena adanya stress/gaya Klasifikasi Rheologi Stress DEFORMASI BAHAN 1 Stress

Lebih terperinci

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan) b. Tugas : Jelaskan cara membuat diagram teganganregangan

Audio/Video. Metode Evaluasi dan Penilaian. Web. Soal-Tugas. a. Writing exam.skor:0-100(pan) b. Tugas : Jelaskan cara membuat diagram teganganregangan Media Ajar Pertemuan ke Tujuan Ajar/Keluaran/Indikator Topik (pokok, sub pokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-Tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR)

Lebih terperinci

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi jika benda tersebut dapat melakukan usaha.

Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi jika benda tersebut dapat melakukan usaha. Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan usaha. Suatu benda dikatakan memiliki energi jika benda tersebut dapat melakukan usaha. Misalnya kendaraan dapat mengangkat barang karena memiliki

Lebih terperinci

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM

BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM BAB IV SIFAT MEKANIK LOGAM Sifat mekanik bahan adalah : hubungan antara respons atau deformasi bahan terhadap beban yang bekerja. Sifat mekanik : berkaitan dengan kekuatan, kekerasan, keuletan, dan kekakuan.

Lebih terperinci

FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014

FISIKA EKSPERIMENTAL I 2014 Pengukuran Tensile Strength, dan Modulus Elastisitas Benda Padat Novi Tri Nugraheni (081211333009), Maya Ardiati (081211331137), Diana Ega Rani (081211331138), Firdaus Eka Setiawan (081211331147), Ratna

Lebih terperinci

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI

Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI PENGARUH BEBAN DAN TEKANAN UDARA PADA DISTRIBUSI TEGANGAN VELG JENIS LENSO AGUS EFENDI Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAKSI Velg merupakan komponen utama dalam sebuah kendaraan.

Lebih terperinci

Semoga Tidak Mengantuk!!!

Semoga Tidak Mengantuk!!! Assalamu alaykum Wr. Wb. Selamat agi...!!! Nama saya: AHMAD TUSI Semoga Tidak Mengantuk!!! I KNOW WHAT YOU RE THINKING, GUYS!!! Who cares?!! Bahan untuk konstruksi bangunan ini kekuatannya berapa ya?!

Lebih terperinci

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR

Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Laporan Praktikum MODUL C UJI PUNTIR Oleh : Nama : SOMAWARDI NIM : 23107012 Kelompok : 13 Tanggal Praktikum : November 2007 Nama Asisten (Nim) : Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS

BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS BAB 1. PENGUJIAN MEKANIS 1.1.PENDAHULUAN Tujuan Pengujian Mekanis Untuk mengevaluasi sifat mekanis dasar untuk dipakai dalam disain Untuk memprediksi kerja material dibawah kondisi pembebanan Untuk memperoleh

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu : 1. Kayu Bangunan Struktural : Kayu Bangunan yang digunakan untuk bagian struktural Bangunan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 35) mendefinisikan penilaian sebagai suatu pernyataan berdasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 35) mendefinisikan penilaian sebagai suatu pernyataan berdasarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Penilaian Hasil Belajar Banyak definisi diungkapkan oleh para tokoh terkait dengan istilah penilaian. Griffin dan Nix (1991) dalam buku Abdul Majid (2014: 35) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beton bertulang dituntut tidak hanya mampu memikul gaya tekan dan tarik saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. beton bertulang dituntut tidak hanya mampu memikul gaya tekan dan tarik saja, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini perencanaan beton bertulang dituntut tidak hanya mampu memikul gaya tekan dan tarik saja, namun juga

Lebih terperinci

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN Darmanto*, M.Nursalim, dan Imam Syafaat Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL TES KETERAMPILAN ARGUMENTASI

KISI KISI SOAL TES KETERAMPILAN ARGUMENTASI KISI KISI SOAL TES KETERAMPILAN ARGUMENTASI Lampiran B.2 Nama Sekolah : SMA Laboratorium Percontohan UPI Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / II Materi Pokok : Elastisitas Bahan Alokasi Waktu

Lebih terperinci

SIMAK UI 2017 Fisika. Soal SIMAK UI Fisika

SIMAK UI 2017 Fisika. Soal SIMAK UI Fisika SIMAK UI 17 Fisika Soal SIMAK UI 17 - Fisika Doc. Name: SIMAKUI17FIS999 Version: 18- Halaman 1 1. Sebuah palu dengan massa kg digunakan untuk memukul paku yang memiliki luas permukaan,1 m. Ketika palu

Lebih terperinci

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 12. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 12. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) MODUL PERTEMUN KE 12 MT KULIH : (4 sks) MTERI KULIH: Elastisitas dan Plastisitas, Modulus Elastik, Konstanta Gaya. POKOK BHSN: ELSTISITS 12-1 ELSTISITS DN PLSTISITS Hubungan antara setiap jenis tegangan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat tekan beton adalah besarnya kemampuan beton untuk menerima gaya

BAB III LANDASAN TEORI. Kuat tekan beton adalah besarnya kemampuan beton untuk menerima gaya BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Kuat Tekan Beton Kuat tekan beton adalah besarnya kemampuan beton untuk menerima gaya tekan (aksial) persatuan luas. Kuat tekan beton dapat diuji dengan cara memberi beban tekan

Lebih terperinci

Makalah Fisika Bandul (Gerak Harmonik Sederhana)

Makalah Fisika Bandul (Gerak Harmonik Sederhana) Makalah Fisika Bandul (Gerak Harmonik Sederhana) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari ilmu fisika, dimulai dari yang ada dari diri kita sendiri seperti

Lebih terperinci

MODUL KULIAH. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III. Slamet Widodo, S.T., M.T.

MODUL KULIAH. Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III. Slamet Widodo, S.T., M.T. MODUL KULIAH Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan MEKANIKA TEKNIK III Slamet Widodo, S.T., M.T. DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNIK 2006 Pengantar Modul

Lebih terperinci

FIS-3.2/4.2/3/2-2 ELASTISITAS. a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : 3 c. Kompetensi Dasar :

FIS-3.2/4.2/3/2-2 ELASTISITAS. a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : 3 c. Kompetensi Dasar : FIS-3.2/4.2/3/2-2 ELASTISITAS 1. IDENTITAS a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : 3 c. Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari 4.2 Melakukan percobaan

Lebih terperinci

Kalian sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan

Kalian sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan Kalian sudah mengetahui usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke arah horisontal, tetapi bagaimanakah besarnya usaha yang dilakukan untuk memindahkan sebuah benda ke arah vertikal? Memindahkan

Lebih terperinci

HANDOUT PEGAS SUSUNAN SERI DAN PARALEL

HANDOUT PEGAS SUSUNAN SERI DAN PARALEL HANDOUT PEGAS SUSUNAN SERI DAN PARALEL Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA : Fisika : X/II : Susunan Pegas : 1 x Pertemuan F. Kompetensi Inti KI 1 : Menghayati ajaran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland

DAFTAR ISI. BAB III LANDASAN TEORI Beton Serat Beton Biasa Material Penyusun Beton A. Semen Portland DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii MOTO... v DEDICATED... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR NOTASI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas hasil dan pembahasan dari perangkat yang telah dirancang dan dibuat. Sebelum dibahas mengenai hasil dan pembahasan dilakukan terlebih dahulu pengujian dari

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul A Uji Tarik oleh : Nama : Catia Julie Aulia NIM : Kelompok : 7 Anggota (NIM) : 1. Conrad Cleave Bonar (13714008) 2. Catia Julie Aulia () 3. Hutomo

Lebih terperinci

Tension, Compression and Shear

Tension, Compression and Shear Mata Kuliah : Statika & Mekanika Bahan Kode : CIV - 102 SKS : 4 SKS Tension, Compression and Shear Pertemuan 12-13 Kemampuan akhir yang diharapkan Mahasiswa mampu menghitung tegangan dan regangan pada

Lebih terperinci

Session 2 tegangan & regangan pada beban aksial. Mekanika Teknik III

Session 2 tegangan & regangan pada beban aksial. Mekanika Teknik III Session tegangan & regangan pada beban aksial Mekanika Teknik III Kesesuaian sebuah struktur atau mesin bisa jadi tergantung pada deformasideformasi pada struktur tersebut serta tegangan-tegangan yang

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11FIS01UTS Version: 2016-09 halaman 1 01. Empat gaya masing-masing F 1 = 10 N, F 2 = 20 N, F 3 = 10 N dan F 4 = 40 N

Lebih terperinci

III. KEGIATAN BELAJAR 3. Sifat-sifat fisis dan mekanis bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar

III. KEGIATAN BELAJAR 3. Sifat-sifat fisis dan mekanis bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar III. KEGIATAN BELAJAR 3 SIFAT-SIFAT BAHAN TEKNIK A. Sub Kompetensi Sifat-sifat fisis dan mekanis bahan teknik dapat dijelaskan dengan benar B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Setelah pembelajaran ini mahasiswa

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

V. UJI TARIK BAJA TULANGAN

V. UJI TARIK BAJA TULANGAN V. UJI TARIK BAJA TULANGAN 1. Pendahuluan. Semua bahan yang padat akan berubah bentuk apabila diberi beban. Perubahan bentuk itu tergantung pada besar beban, unsur kimia maupun kondisi bahan, bentuk benda

Lebih terperinci

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek DAFTAR NOTASI A g = Luas bruto penampang (mm 2 ) A n = Luas bersih penampang (mm 2 ) A tp = Luas penampang tiang pancang (mm 2 ) A l =Luas total tulangan longitudinal yang menahan torsi (mm 2 ) A s = Luas

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Perencanaan Interior 2. Perencanaan Gedung 3. Perencanaan Kapal BAB 1 PENDAHULUAN Perencanaan Merencana, berarti merumuskan suatu rancangan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Pada mulanya, suatu kebutuhan tertentu mungkin dengan mudah dapat diutarakan secara jelas,

Lebih terperinci

BAB X UJI KUAT TEKAN BEBAS

BAB X UJI KUAT TEKAN BEBAS BAB X UJI KUAT TEKAN BEBAS A. TUJUAN Tujuan perobaan ini adalah untuk menentukan kuat tekan tanah pada arah aksial dan karakteristik tegangan regangan. B. ALAT DAN BAHAN Alat utama yang digunakan pada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guru sangat membutuhkan media pembelajaran yang dapat mempermudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guru sangat membutuhkan media pembelajaran yang dapat mempermudah 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Modul Guru sangat membutuhkan media pembelajaran yang dapat mempermudah penyampaian materi, memberikan informasi yang menarik, dan menyenangkan sehingga meningkatkan minat dan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015

PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015 PENGUMUMAN PELAKSANAAN UJIAN PRAKTIKUM FISIKA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SENIN, 23 FEBRUARI 2015 ATURAN PELAKSANAAN : 1. Siswa/siswi melihat daftar ujian praktikum. 2. Siswa/siswi wajib mengenakan pakaian

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MEKANIKA KEKUATAN MATERIAL KODE / SKS : IT042333 / 2 SKS Program Studi Teknik Mesin S1 Pertemuan 1 Tegangan Pokok Bahasan dan TIU Mahasiswa mengetahui jenisjenis

Lebih terperinci

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 )

PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135 ) PENGUJIAN KUAT TARIK DAN MODULUS ELASTISITAS TULANGAN BAJA (KAJIAN TERHADAP TULANGAN BAJA DENGAN SUDUT BENGKOK 45, 90, 135) Gatot Setya Budi 1) Abstrak Dalam beton bertulang komponen beton dan tulangan

Lebih terperinci

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN

TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN TEGANGAN MAKSIMUM DUDUKAN STANG SEPEDA: ANALISIS DAN MODIFIKASI PERANCANGAN Ridwan Saidi 1, Cokorda Prapti Mahandari 2 1 Pusat Studi Otomotif Universitas Gunadarma Jl. Akses UI Cimanggis Depok. 2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan semen hidrolik ( portland cement), agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah (admixture

Lebih terperinci