RENCANA STRATEGI BISNIS (RSB) RSUD MAJALENGKA TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGI BISNIS (RSB) RSUD MAJALENGKA TAHUN"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGI BISNIS (RSB) RSUD MAJALENGKA TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN MAJALENGKA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MAJALENGKA Jalan Kesehatan No. 77 Telp. (0233) , Fax. (0233) Majalengka 45411

2 KATA PENGANTAR Sesuai amanat Undang-undang No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (UU-PBN 2004) dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, maka RSUD Majalengka menyusun Rencana Strategi Bisnis ( RSB ). Rencana Strategi Bisnis (RSB) RSUD Majalengka Tahun merupakan rencana kegiatan pengembangan Rumah Sakit yang bersifat strategis untuk lima tahun kedepan, Rencana Strategis Bisnis dibuat sebagai salah satu syarat administratif dalam usulan penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka menjadi Rumah Sakit Umum Daerah dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) Kabupaten Majalengka. Rencana Strategi Bisnis ini merupakan langkah awal untuk menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan atau Rencana Bisnis Anggaran (RBA). RBA disusun berbasis kegiatan, kebutuhan dan kemampuan Anggaran/pendapatan BLUD yang bersangkutan. Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terwujudnya Rencana Strategis Bisnis Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka. Demikan atas segala perhatian dan perkenannya, kami sampaikan terimakasih Majalengka, September 2014 iii

3 DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI i iii iv BAB I EKSEKUTIF SUMMARY 1 BAB II RENCANA ORGANISASI 2.1 LATAR BELAKANG Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Sakit Landasan Hukum RSUD Kabupaten Majalengka Gambaran Singkat Bisnis Visi dan Misi Tujuan Struktur Organisasi BAB III BAB IV ANALISA LINGKUNGAN BISNIS 3.1 ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL Profil Pasar Rumah Sakit Peta Pesaing Kebijakan Pemerintah Teknologi Anggaran Pemerintah Untuk Kesehatan Analisis Ketersediaan Tenaga Medis 3.2 ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL Pencapaian Kinerja Pelayanan Pencapaian Kinerja Keuangan Pencapaian Kinerja Manfaat Analisa SWOT Asumsi Makro dan Mikro Strategi... RENCANA PEMASARAN 4.1 SASARAN, TARGET DAN STRATEGI STRATEGI PEMASARAN iv

4 BAB V RENCANA MANAJEMEN 5.1 KONDISI MANAJEMEN DAN STAF. 5.2 PROYEKSI KEBUTUHAN. 5.3 STRATEGI PEMENUHAN KEBUTUHAN SDM BAB VI RENCANA PROGRAM TAHUN BAB VII PROYEKSI KEUANGAN 5 (LIMA) TAHUN v

5 BAB I EKSEKUTIF SUMMARY Dengan Visi : Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Pilihan Utama di Kabupaten Majalengka Tahun 2018 dalam 5 tahun ke depan RSUD Majalengka menerapkan Strategi mengoptimalkan kualitas pelayanan, mengembangkan produk layanan baru, Peningkatan kompetensi SDM serta Peningkatan Kelas RS menjadi Kelas B, optimis akan mencapai peningkatan kinerja pelayanan antara lain : BOR rata-rata 80 %, market share kunjungan rawat jalan meningkat dari 41% di tahun 2014 menjadi 70% di tahun 2018, seiring dengan pengembangan produk baru poli spesialis dan penambahan jumlah dokter spesialis dasar dan spesialis lainnya sesuai persyaratan RS kelas B. Kunjungan rawat inap meningkat 25% per tahun, dengan adanya pengembangan fasilitas kamar VIP. Sedangkan kinerja keuangan meningkat rata rata 12,79 % sehingga pada tahun 2018 diproyeksikan pendapatan mencapai Rp ,- Untuk memenuhi persyaratan kelas B disusun rencana kebutuhan dokter spesialis sampai dengan tahun 2018 nanti dibutuhkan penambahan 22 dokter spesialis. Pembiayaanpun meningkat 16,4 % per tahun sehingga di tahun 2018 mencapai Rp ,- Oleh karenanya dukungan dana APBD tetap di perlukan guna mendukung pengembangan beberapa pelayanan yaitu Jantung dan Pembuluh Darah dan peningkatan kelas B di tahun Demikian pula dana APBN untuk mendukung ketersediaan peralatan kesehatan sesuai persyaratan untuk RS kelas B. Rencana Pemasaran, Rencana Manajemen dan Rencana Program yang tergambar selama 5 tahun untuk mencapai Kinerja Pelayanan, Kinerja Keuangan dan Kinerja Manfaat, akan berhasil dicapai dengan syarat adanya perubahan mindset dan komitmen penuh dari semua SDM untuk mewujudkan Visi RSUD Kabupaten Majalengka. Selanjutnya Rencana Strategi Bisnis ini perlu di evaluasi setiap tahun dan dapat di revisi menyesuaikan perkembangan/ perubahan yang terjadi sehingga dapat di implementasikan dengan Rencana Bisnis dan Anggaran. 1

6 BAB II RENCANA ORGANISASI 2.1 LATAR BELAKANG SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka berdiri sekitar tahun 1911 namun bagaimana proses dan siapa pendirinya belum ada penelitian tentang hal ini sehingga tidak diketahui secara pasti. Namun yang jelas pada tahun 1962 seorang berkebangsaan Jerman, dr. Heinz Time Germal tercatat menjadi Direktur pertama Rumah Sakit Majalengka. Kemudian pada tahun 1965 dr. Heinz Time Germal kembali ke negerinya dan untuk sementara pimpinan Rumah Sakit Majalengka dipegang oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II Majalengka, yaitu dr. le Tiong Bie atau dr. Iwan Satibi. Pada saat itu, Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka merupakan Rumah Sakit Kelas D. Pada tahun 1988 dengan Surat Keputusan Menkes Nomor. 105/Menkes/SK/II/tahun 1988 RSUD Majalengka ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C. Selanjutnya ditetapkan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah status BLUD Penuh dengan Keputusan Bupati nomor 48 tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Terletak di jalan Kesehatan No 77, suatu lingkungan pemukiman yang cukup padat, sehingga akses jalan untuk keluar maupun masuk ke Rumah sakit terlalu sempit. Saat ini RSUD Kabupaten Majalengka telah berkembang menjadi 205 Tempat Tidur, dengan 9 jenis pelayanan spesialis, memiliki unggulan dalam pelayanan KIA/Obstetri Ginekologi dan pelayanan pengobatan infeksi, direncanakan pada tahun 2018 akan meningkat menjadi klas B agar dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan rujukan bagi masyarakat Kabupaten Majalengka LANDASAN HUKUM RSUD KABUPATEN MAJALENGKA 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 2

7 3. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah; 4. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pedoman Organisasi dan Susunan Tata Kerja RSUD; 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; 6. Surat Keputusan Menkes Nomor. 105/Menkes/SK/II/tahun 1988 RSUD Majalengka ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C dan pada tahun 2009, RSUD Majalengka mendapatkan sertifikat Akreditasi Rumah Sakit berdasarkan nomor YM.01.10/III/2099/09; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Daerah Majalengka Nomor 10 tanggal 1 Desember Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka, maka Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Daerah kelas C 8. Keputusan Bupati nomor 48 tahun 2010 tanggal 22 Februari 2010 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dengan status BLUD penuh GAMBARAN SINGKAT BISNIS Berdasarkan Undang-Undang Rumah Sakit Bab III pasal 4 Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedangkan menurut Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka Bab VIII Bagian Kedelapan Paragraf 1 Pasal 49 ayat (2) Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka mempunyai tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan, melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Rumah Sakit Bab III Pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi : 3

8 a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit; b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis; c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan; Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka menyelenggarakan fungsi seperti yang tercantum Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka Bab VIII Bagian Kedelapan Paragraf 1 Pasal 49 ayat (3) adalah sebagai berikut meliputi: Pelayanan Medis; Pelayanan penunjang medis dan non medis; Pelayanan dan asuhan keperawatan; Pelayanan rujukan; Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM); Penelitian dan pengembangan; Pelayanan administrasi umum dan keuangan; VISI DAN MISI VISI : Menjadi Rumah Sakit Terpercaya dan Pilihan Utama di Kabupaten Majalengka Tahun MAKNA VISI : Definisi operasional : Terpercaya yaitu pelayanan rumah sakit yang prima, profesional, dan bermutu dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat sehingga masyarakat/pelanggan mempercayakan pelayanan kesehatannya kepada RSUD Majalengka, dan pada akhirnya akan menjadi pilihan utama dari 4

9 masyarakat Majalengka dalam memilih rumah sakit dalam mendapakan pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten Majalengka. MISI : Sejalan dengan visi RSUD Majalengka, maka dirumuskan misi yang pada prinsipnya lebih bersifat tujuan jangka panjang dari suatu organisasi dan berfungsi memberikan tuntunan yang teguh dalam pengambilan keputusan. Dengan dasar pemikiran tersebut, maka RSUD Majalengka merumuskan misi yang sesuai dengan tugas pokoknya sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun yaitu : Melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilakukan secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan, pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, serta melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan IPM Kabupaten Majalengka Tahun FALSAFAH Melayani Dengan Ikhlas Definisi Operasional : Melayani pasien dengan Tulus, dan Ikhlas, dengan dilandasi kejujuran serta bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan. MOTO REMAJA (Ramah, Efektif, Mudah, Aman, terjangkau) Definisi Operasional : dalam melaksanakan pelayanan kepada pelanggan harus mengutamakan keramahan, dan efektif serta mudah, aman dan terjangkau. NILAI (VALUE) Rumah sakit mengutamakan peningkatan kinerja pelayanan kepada masyarakat serta mengutamakan keselamatan pasien (Pasien Safety). LOGO 5

10 Arti Logo : o Huruf M warna hijau melambangkan nama Kabupaten Majalengka yang menggambarkan Rumah Sakit Umum Daerah Majalengka memberikan pelayanan yang berkesinambungan dan paripurna seperti air yang mengalir menyejukan buat warga Majalengka dan sekitarnya. palang berwarna hijau melambangkan pelayanan kesehatan TUJUAN : 1. Terwujudnya SDM yang produktif 2. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan 3. Terwujudnya Produktivitas Pelayanan 4. Terwujudnya financial return STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 Tahun 2009 Tanggal 1 Desember tahun 2009 Tentang Organisasi perangkat Daerah Kabupaten Majalengka Susunan Organisasi RSUD Majalengka terdiri atas : 1. Direktur 2. Kepala Bagian Tata Usaha, membawahkan : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Kepegawaian Sub Bagian Perlengkapan 3. Bidang Pelayanan dan Keperawatan, membawahkan : a. Seksi Pelayanan dan Penunjang Medis dan Non Medis b. Seksi Keperawatan 4. Bidang Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan, membawahkan : 6

11 a. Seksi Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan b. Seksi Penelitian dan Pengembangan 5. Bidang Keuangan, membawahkan : a. Seksi Perbendaharaan b. Seksi Anggaran dan Akuntansi 6. Kelompok Jabatan Fungsional a. Komite Medik b. Staf Medik Fungsional c. Satuan Pengawas Internal d. Komite Keperawatan e. Instalasi Lampiran XII Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka No 10 Tahun 2009 DIREKTUR dr. H. ASEP SUANDI M.Epid KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL KEPALA BAGIAN TATAUSAHA 1. KOMITE MEDIK 2. STAF MEDIS FUNGSIONAL 3. SATUAN PENGAWAS INTERNAL 4. KOMITE PERAWATAN 5. INSTALASI -INSTALASI SUB BAG UMUM ADE SUKARDI, SIP SUB BAG KEPEGAWAIAN SUB BAG PERLENGKAPAN Rd. DEWI YENI L, AMK U.MAMAN.F.,S.Sos, HENI IRIANI, S.Sos KA BID PELAYANAN DAN KEPERAWATAN Dr. ERNI HARLENI, MARS KA. BIDANG PERENCANAAN, PENELITIAN & PENGEMBANGAN UCU SUPRIATNA, S.Sos, M,EPID KA. BIDANG KEUANGAN SUMARTONO, SKM, MARS. SEKSI PELAYANAN, PEN MEDIS & NON MEDIS Dr. DEASSY ARIFIANI SEKSI PERENCANAAN EVALUASI & PELAPORAN H. ANANG SETIANA, SKM, MKM SEKSI ANGGARAN DAN AKUNTANSI MUMUH MUHYIDIN, SKM SEKSI KEPERAWATAN IIS YULIATININGSIH, S.Kep. Ners SEKSI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Hj. IMAS MASLAHAT, SKM SEKSI PERBENDAHARAAN TITI SUWANTI, S.IP 7

12 BAB III ANALISA LINGKUNGAN BISNIS Analisa lingkungan bisnis merupakan identifikasi dan pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan perencanaan bisnis (business plan). Analisa lingkungan bisnis terdiri dari analisa internal dan analisa eksternal. Analisa internal merupakan kegiatan yang mengidentifikasi kelemahan-kelemahan (weakness) dan kekuatan-kekuatan (strength) RSUD Kab. Majalengka. Sedangkan analisa eksternal terdiri dari ancaman-ancaman (threats) dari para pesaing serta peluang-peluang (opportunities) yang ada di pasar. Tujuan analisa lingkungan bisnis adalah menetapkan posisi RSUD Kab.Majalengka. sebagai entitas usaha serta menetapkan strategi untuk mencapai visi dan misi RSUD Kab.Majalengka. Setelah strategi ditetapkan, selanjutnya diwujudkan dalam pelaksanaan rincian operasional, yaitu berupa program-program dan kegiatan-kegiatan ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL Faktor-faktor eksternal yang diperhitungkan berpengaruh terhadap perkembangan rumah sakit adalah : PROFIL PASAR RUMAH SAKIT Kajian aspek pasar dan pemasaran merupakan bagian penting dari analisis lingkungan eksternal sebagai dasar dalam menetapkan strategi pengembangan rumah sakit Analisis aspek pasar dan pemasaran dilakukan dengan mengevaluasi intensitas persaingan saat ini dengan gambaran faktor yang mempengaruhi yaitu aspek pembeli, pesaing baru, pemasok dan produk pengganti. Hasil analisis memberikan gambaran posisi rumah sakit dalam konstelasi persaingan jasa pelayanan kesehatan dan perkembangan ke depan yang menjadi pertimbangan penting dalam strategi pengembangan dan pemasaran rumah sakit. Analisis pasar menunjukkan potensi pasar yang menjadi syarat dalam pengembangan suatu rumah sakit. Kajian tersebut harus dilengkapi dengan analisis lingkungan internal. Adanya potensi pasar yang didukung dengan kemampuan internal rumah sakit menjadi alasan strategi pengembangan atau perluasan. Sebaliknya potensi pasar yang tidak didukung kemampuan internal menuntut strategi penguatan produk. Sebagai pelengkap juga disajikan analisis trend berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi rumah sakit. 8

13 Demografi Kabupaten Majalengka memiliki luas wilayah 1.204,24 km 2 atau 3,25% luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Secara geografis berbatasan dengan wilayah wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara Kabupaten Indramayu - Sebelah Timur Kabupaten Cirebon dan Kuningan - Sebelah Selatan Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya - Sebelah Barat Kabupaten Sumedang Terbagi menjadi 26 Kecamatan, 13 Kelurahan dan 330 Desa. Gambar 3.1 Peta Administrasi Kabupaten Majalengka 9

14 Profil Pasar RSUD Majalengka digambarkan sebagai berikut : Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 adalah jiwa terdiri dari laki-laki dan perempuan, dengan demikian didapat sex ratio 99,88%. Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Majalengka mencapai 969 jiwa/km 2, pada tahun 2012 tingkat kepadatan mencapai 977 jiwa/km 2. Dilihat dari penyebarannya sebagian besar penduduk bermukim di Kecamatan Jatiwangi yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi dengan jumlah kepadatan sebesar jiwa/km 2, sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah Kecamatan Kertajati yaitu 306 jiwa/km 2. TABEL 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Majalengka Tahun 2012 No Kecamatan Jumlah Jenis Kelamin Jumlah Sex KK Laki-laki Perempuan Ratio 1 Lemahsugih ,97 2 Bantarujeg ,40 3 Malausma ,33 4 Cikijing ,56 5 Cingambul ,43 6 Talaga ,87 7 Banjaran ,02 8 Argapura ,86 9 Maja ,76 10 Majalengka ,52 11 Cigasong ,32 12 Sukahaji ,64 13 Sindang ,76 14 Rajagaluh ,51 15 Sindangwangi ,96 16 Leuwimunding ,75 17 Palasah ,94 18 Jatiwangi ,33 19 Dawuan ,36 20 Kasokandel ,55 21 Panyingkiran ,19 22 Kadipaten ,60 23 Kertajati ,16 24 Jatitujuh ,55 25 Ligung ,74 26 Sumberjaya ,28 10

15 No Kabupaten Majalengka Kecamatan Jumlah KK Jenis Kelamin Jumlah Sex Laki-laki Perempuan Ratio ,88 Sumber: Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kab. Majalengka (diolah) Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 0,4%. tergambar dalam peningkatan jumlah penduduk sejak tahun 2008 sampai dengan 2012 dibawah ini, juga tingkat kepadatannya. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk, LPP, dan Kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 3.2., sebagai berikut : Tabel 3.2 Jumlah Penduduk, LPP, dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Majalengka Tahun No. Indikator Jumlah Penduduk (Jiwa) Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) LPP (%) 0,30 0,40 0,40 0,40 3. Kepadatan Penduduk (jiwa/km 2 ) Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun Jika dikelompokkan menurut umur maka penduduk di Kabupaten Majalengka akan terlihat sebagaimana tabel dibawah ini. Tabel 3.3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR KABUPATEN MAJALENGKA % % NO UMUR < % 8,71% ,39% 18,43% ,67 45,46% ,37% 20,22% > ,55% 7,1% JUMLAH

16 Dilihat dari komposisi penduduk tersebut rata-rata menurut kelompok umur terbesar adalah kelompok usia produktif ( 42,67% - 45,46%), menyusul kelompok anak-anak ( 18,39% - 18,43% ) dan kelompok pra lansia dan lansia ( 22,37%- 20,22%). Sedangkan kelompok balita adalah 8 %, hampir sama angkanya dengan kelompok 65 tahun keatas yaitu sekitar 8 %. Hal ini menandakan tingginya angka PUS ( Pasangan Usia Subur ) serta pra lansia lansia. Profil pasar menurut kelompok usia ini dapat digunakan untuk pilihan pengembangan produk layanan RSUD Majalengka. Sosio Ekonomi Segmentasi pasar juga merupakan informasi yang penting sebagai dasar pengembangan dan fokus pelayanan. Segmentasi pasar dikaji dengan melihat tingkat pendapatan pelanggan, dan lapangan pekerjaan. Dilihat dari persentase menurut lapangan usaha di Kabupaten Majalengka dari penduduk usia 15 tahun keatas, lapangan usaha terbanyak adalah Pertanian 35,71%, menyusul Perdagangan 23,17%, Industri Pengolahan 16,06%, Jasa-jasa lainnya 13,59%, dan seterusnya sebagaimana tertera dalam tabel berikut ini. Tabel 3.4 Persentase Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Majalengka Tahun Tahun No. Kegiatan Sektor Usaha Pertanian 37,53 33,85 33,85 33,85 33,85 2. Pertambangan dan Penggalian 0,42 0,39 0,39 0,39 0,39 3. Industri Pengolahan 13,90 14,73 14,73 14,73 14,73 4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,24 0,31 0,31 0,31 0,31 5. Konstruksi 5,50 5,79 5,79 5,79 5,79 6. Perdagangan 26,65 25,16 25,16 25,16 25,16 7. Angkutan dan Komunikasi 5,51 6,33 4,57 4,92 3,80 8. Keuangan 1,25 0,84 0,53 0,54 0,49 9. Jasa-jasa/Lainnya 9,00 12,60 12,37 13,97 13,59 Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun

17 Pertumbuhan PDRB PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, selama lima tahun terakhir selalu mengalami peningkatan, yaitu dari Rp 4,042 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 4,854 triliun pada tahun 2012, atau mengalami peningkatan rata-rata 4,66% per tahun. Tabel 3.5 PDRB Kabupaten Majalengka Tahun No. Uraian 1. PDRB (milyar rupiah) Tahun Laju PDRB (%) 4,57 4,57 4,57 4,57 4,57 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun *) Data sementara Peningkatan PDRB tersebut menunjukkan meningkatnya secara riil kondisi kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Majalengka. Secara sekoral, selama kurun waktu , seluruh sektor perekonomian mengalami peningkatan. Ini berarti kegiatan seluruh sektor perekonomian daerah telah tumbuh secara positif. PDRB Per Kapita Dengan asumsi bahwa, pendapatan faktor produksi dan transfer yang mengalir ke luar sama dengan pendapatan faktor produksi dan transfer yang masuk, maka nilai pendapatan regional diasumsikan sama besar dengan nilai PDRB. Angka pendapatan per kapita diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini : 13

18 Tabel 3.6 PDRB per Kapita Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Majalengka Tahun No. Tahun PDRB Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp) Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun Dari tabel di atas, terlihat pendapatan per kapita atas dasar harga konstan selama periode tahun selalu mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2008 pendapatan per kapitanya sebesar Rp naik menjadi Rp pada tahun 2012 atau meningkat sebesar 17,16% selama 4 tahun atau sebesar 4,29% per tahun. Dari sisi pendapatan per kapita tersebut terlihat bahwa tingkat pendapatan masyarakat Kabupaten Majalengka secara riil selalu meningkat setiap tahunnya. Kemiskinan. Selama kurun waktu , angka kemiskinan di Kabupaten Majalengka terus menurun yaitu jiwa atau 18,79 % pada tahun 2008 menjadi jiwa atau 14,14 % pada tahun Angka ini telah melampaui target/proyeksi yang tertuang dalam RPJPD Kabupaten Majalengka Tahun , yaitu pada akhir tahap ke 2 (tahun ), diproyeksikan jumlah penduduk miskin sebesar 16,06%. Tentunya program-pogram penanggulangan kemiskinan masih perlu terus dilanjutkan untuk dapat mengurangi angka kemiskinan dalam rangka meningkatkan kesejateraan masyarakat. 14

19 Uraian Tabel 3.7 Angka Kemiskinan Kabupaten Majalengka Tahun TAHUN Rata-rata partumbuhan Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Jumlah Penduduk (Jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%) 18,79 17,12 15,52 14,98 14,44 0,87 Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Majalengka, 2013 Derajat Kesehatan Adapun Pencapaian Derajat Kesehatan di Kabupaten Majalengka, diukur dengan Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Pada tahun secara umum Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Majalengka terus meningkat dari 65,82 tahun pada tahun 2008 menjadi 66,68 tahun pada tahun 2012, menunjukkan dalam 5 tahun terjadi peningkatan AHH sebanyak 0,86 tahun. Peningkatan tersebut relatif kecil dan masih sangat jauh dari kondisi ideal yaitu 85 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa, peningkatan derajat kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak masih belum berjalan secara optimal dalam implementasinya dan harus mendapat perhatian khusus dalam pembangunan bidang kesehatan. Tabel 3.8 Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Majalengka Tahun No. Tahun Angka Harapan Hidup (Tahun) , , , , ,68 Sumber : BPS Kabupaten Majalengka, Tahun Adapun Angka Kematian Ibu di Kabupaten Majalengka pada tahun 2012 masih cukup tinggi yaitu 209,2/ Kelahiran Hidup, target MDG s 2015 adalah 102/ KH. 15

20 Sedangkan Angka Kematian Bayi 14,60 / Kelahiran Hidup ( data dari Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka tahun 2012 ). Adapun pasar yang telah diraih selama 2 tahun terakhir berdasarkan klasifikasi konsumen sebagai berikut: Tabel 3.9 Segmen Pasar Berdasarkan Kepesertaan di IGD RSUD Majalengka Tahun SEGMEN PASAR (%) 2013 (%) Umum ,23 52,82 Askes Askes In Health Jamkesda Jamkesmas Jampersal Jampertal Kartu Sehat ,52 14,31 29,76 32,45 Jamsostek ,19 0,10 Karyawan RS ,13 0,04 Kontraktor 5 3 0,03 0,02 JUMLAH ,86 99,75 Dari tabel diatas terlihat bahwa segmen pasar terbesar pada tahun 2013 di IGD adalah pasien umum ( 52,82%), berikutnya pasien miskin ( 31,11%) dan menyusul pasien Askes 14,18%. Tabel 3.10 Segmen Pasar Berdasarkan Kepesertaan ( Rawat jalan) SEGMEN PASAR (%) (%) UMUM ,20 34,02 ASKES ,50 40,94 Askes In Health 13 JAMKESDA JAMKESMAS ,43 29,16 JAMPERSAL JAMPERTAL

21 JAMSOSTEK ,75 0,85 PERUSAHAAN 371 0,68 0 PT. AJB 2 0,00 0 Jasindo ,02 PG ,38 Nayaka ,07 TOTAL Sedangkan segmen pasar terbesar di Rawat Jalan dari tabel diatas ternyata adalah pasien Askes yaitu 35%, menyusul pasien Umum 34%, dan pasien miskin 30%. Dari angka ini jika di perhitungkan sesuai ketentuan WHO, bahwa Angka Kesakitan adalah 15% dari jumlah penduduk di peroleh jumlah sebesar Dari jumlah pasien umum sebesar orang pada tahun 2013, maka diperoleh angka market share sebesar 12%. Jumlah ini menunjukkan minat masyarakat terhadap pengobatan rawat jalan di RSUD Majalengka masih perlu ditingkatkan, karena hanya sekitar 12%, walaupun ada peningkatan sebesar 24 % dibanding tahun 2012 yang mencapai orang PETA PESAING Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan yang berada di wilayah Kabupaten Majalengka ada 2 Rumah Sakit milik Pemerintah dan 1 Rumah Sakit milik Swasta. Ketersediaan Tempat Tidur dari seluruh Rumah Sakit dan Puskesmas DTP di Kabupaten Majalengka ada 580 TT, Jika dikaji dengan standart WHO yaitu 1 TT untuk penduduk, maka jumlah TT di Majalengka masih kurang dari standar seharusnya TT. Sementara Puskesmas ada 34, dengan 73 Puskesmas Pembantu, sedangkan jumlah dokter praktek swasta 181 orang praktek swasta 493 orang. dan bidan Tabel 3.11 Sarana Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Majalengka Tahun 2013 No Jenis Sarana Jumlah Jumlah BOR Jumlah Kunjungan TT Rawat Jalan 1 RSUD Majalengka RSUD Cideres RS Khusus Bedah Puskesmas DTP Jumlah Tempat Tidur 580 Sumber : Bidang SDK Dinkes Kab. Majalengka tahun

22 Market Share menggambarkan minat masyarakat yang berobat ke Rumah Sakit, angkanya di peroleh dari data kunjungan rawat jalan seluruh sarana pelayanan kesehatan yang ada di Kabupaten Majalengka dibagi Angka Kesakitan, sedangkan Angka Kesakitan menurut teori WHO adalah sebesar 15 % dari Jumlah Penduduk. Untuk tahun 2012 dan 2013 dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.12 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Tahun 2012 dan 2013 Di Sarana Pelayanan Kesehatan Kabupaten Majalengka NO SARYANKES MARKET MARKET SHARE SHARE RSUD Majalengka ,38% 35,47% 2 RSUD Cideres ,12% 46,25% 3 RS Khusus Bedah Data dari : Profil Kesehatan Kabupaten Majalengka 2013 Dari tabel diatas, terdapat kenaikan yang cukup signifikan dari Rumah Sakit Pesaing yaitu RSUD Cideres. Pada tahun 2012 market share RSUD Majalengka masih diatas RSUD Cideres sebesar 3%, namun pada tahun 2013 RSUD Majalengka terlampau 11 %. Dilihat dari perkembangan nya RSUD Majalengka hanya naik 1 % dari tahun 2012 ke 2013, sementara RSUD Cideres naik cukup signifikan yaitu 15 %. Hal ini patut di analisa apakah yang menjadi kelebihan di RSUD Cideres, dan apakah yang menjadi kekurangan di RSUD Majalengka. (Bandingkan dengan RS Pesaing dalam hal : - Bangunan, Penggunaan Teknologi Canggih, lahan parkir, kecepatan tanggap ambulans dll) KEBIJAKAN PEMERINTAH a) PUSAT - Undang-Undang Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dirasakan sangat positif khususnya dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. 18

23 Adanya Undang-Undang 44 /2009 tentang Rumah Sakit sekaligus merupakan tantangan bagi RS karena kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya, antara lain pasal 7 s/d pasal 16 tentang persyaratan RS, pasal 40 tentang tentang kewajiban Akreditasi, pasal 43 tentang kewajiban menjalankan Keselamatan Pasien. - Undang Undang 29/2004 tentang Praktek Kedokteran - Undang-Undang 40 / 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional - Undang- Undang 24 / 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Beberapa paraturan yang mengatur penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan di Rumah Sakit : a) Peraturan Presiden 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional b) Keputusan Menteri Kesehatan 772/Menkes/SK/VI/ 2002 tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws) c) Keputusan Menteri Kesehatan 81/Menkes/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan SDM di tingkat Prop,Kab/Kota d) Peraturan Menteri Kesehatan 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktek Kedokteran e) Keputusan Menteri Kesehatan 129/2008 tentang Standart Pelayanan Minimal Rumah Sakit f) Keputusan Menteri Kesehatan 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis g) Keputusan Menteri Kesehatan 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran h) Keputusan Menteri Kesehatan 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar IGD i) Peraturan Menteri Kesehatan 147/2010 tentang Perizinan RS j) Peraturan Menteri Kesehatan 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi RS k) Peraturan Menteri Kesehatan 1144/Menkes Per VIII/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kem.Kes l) Peraturan Menteri Kesehatan 1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien m) Peraturan Menteri Kesehatan 001/Menkes/Per/2012 tentang Sistem Rujukan YanKes Perorangan n) Peraturan Menteri Kesehatan 755/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di RS 19

24 Serta kebijakan terkait dengan Badan Layanan Umum Daerah ( BLUD ) : a) Undang-Undang 1 / 2004 tentang Perbendaharaan Negara b) Peraturan Pemerintah No 23 / 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah c) Peraturan Pemerintah No 58/ 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah d) Peraturan Menteri Dalam Negeri 61/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah - Subsidi APBN Mengingat pendapatan fungsional RSUD Majalengka hanya mampu untuk mencukupi kebutuhan operasional rutin dan tidak memungkinkan untuk invenstasi, maka bantuan Dana APBN Bidang Kesehatan yang telah diterima RSUD Majalengka dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dirasakan sangat membantu pelayanan kesehatan. - Adanya kebijakan Pemerintah Pusat melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia ( MP3EI ), Bandar Udara Internasional Jawa Barat akan dibangun di Kabupaten Majalengka. b) DAERAH - Peraturan Daerah Saat ini besaran tarip pelayanan kesehatan masih diatur dengan Peraturan Daerah. Hal ini menyulitkan karena penetapan Peraturan Daerah membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga besaran tarip sulit untuk dapat dirubah sewaktu-waktu mengikuti perubahan unit cost; - Jamkesmasda Untuk meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka, Pemerintah Kabupaten Majalengka memberikan premi asuransi bagi masyarakat miskin berupa Jamkesmasda. Pada tahun 2011 jumlah penduduk miskin yang menerima Jamkesmas mencapai orang, sedangkan penduduk miskin yang menerima Jamkesmasda berjumlah orang. Sebagai Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Majalengka dan mengingat pendapatan fungsional RSUD Kabupaten Majalengka yang hanya mampu untuk 20

25 mencukupi kebutuhan operasional rutin dan tidak memungkinkan untuk invenstasi, maka bantuan Dana APBD selain gaji juga sangat di butuhkan untuk mendukung kelancaran pelayanan publik khususnya di bidang pelayanan kesehatan rujukan TEKNOLOGI a) TEKNOLOGI PERALATAN KESEHATAN Mengingat pelayanan kesehatan sangat sarat dengan ilmu pengetahuan dan tehnologi, maka mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan haruslah memenuhi kaidah ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran yang terus berkembang; b) SISTEM INFORMASI KESEHATAN Untuk peningkatan mutu pelayanan perlu adanya sistem informasi kesehatan yang bisa terintegrasi dalam satu sistem yang terkomputerisasi sehingga bisa mendapatkan data yang akurat dan akuntable yang sangat diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Pada Tahun 2010 telah dibangun Sistem Informasi dan Manejemen Rumah Sakit di RSUD Kabupaten Majalengka tetapi masih belum optimal ANGGARAN PEMERINTAH UNTUK KESEHATAN Anggaran Pemerintah Kabupaten Majalengka untuk kesehatan menunjukkan trend yang meningkat dari tahun 2009 sampai Khusus untuk RSUD Kabupaten Majalengka trend anggaran yang diberikan oleh pemerintah kabupaten juga meningkat rata-rata 19% per tahun. Akan tetapi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin yang dilayani, dana ini belum memadai. Tabel 3.13 Dukungan APBD untuk RSUD Majalengka Tahun ( Data diambil dari Realisasi belanja dikurangi pendapatan RSUD ) 21

26 Peningkatan per tahun dukungan APBD dapat terlihat dari grafik berikut ini. Grafik 3.1 GRAFIK DUKUNGAN APBD UNTUK RSUD MAJALENGKA TAHUN ANALISIS KETERSEDIAAN TENAGA MEDIS. Ketersediaan tenaga medis khususnya dokter spesialis menjadi salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan pengembangan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kedepan, direncanakan tahun 2018 RSUD Majalengka akan meningkatkan kelas RS menjadi kelas B, maka perlu direncanakan ketersediaan tenaga medis sesuai ketentuan yang berlaku. Distribusi Tenaga Kesehatan Di Unit Pelayanan Kabupaten Majalengka Tahun 2013 No Tenaga Kesehatan Puskesmas Rumah Sakit Labkesda 1 Dokter Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi Bidan Perawat Tenaga Kefarmasian Tenaga Gizi Kesehatan Masyarakat Sanitarian

27 10 Teknis Medis - Analisis Laboratorium Tem & P. Rontg P. Anastesi Fisioterapis Jumlah Sumber : Sub Bag. UP Dinkes Kab. Majalengka Tahun ANALISA LINGKUNGAN INTERNAL Analisa lingkungan Internal akan mencari seberapa besarkah kekuatan yang dimiliki RSUD Majalengka sekaligus seberapa parahkah kelemahan yang masih ada. Agar dapat disusun suatu strategi memaksimalkan kekuatan dengan menangkap peluang seoptimal mungkin guna mengurangi kelemahan, mengantisipasi ancaman, dengan tujuan mewujudkan Visi RSUD Majalengka. Secara umum sebagian besar pasien yang datang ke RSUD Majalengka adalah pasien umum, Askes dan pasien BPJS. Secara lebih detil, komposisi pasien ditunjukkan melalui tabel dan grafik berikut ini. Tabel 3.15 Komposisi Pasien Rawat Jalan RSUD Majalengka Tahun 2013 CARA BAYAR PASIEN TAHUN 2013 % Umum % Askes % Jamkesmas, Jamkesda, Kartu Sehat % Lain-lain 826 JUMLAH Komposisi pasien umum adalah 34 %, pasien Askes 35 % dan pasien Jamkesmas- Jamkesda, Kartu Sehat 29%. Dari komposisi ini maka pada tahun 2014 dengan dimulainya Jaminan Kesehatan Nasional dengan cara bayar paket INA CBG s maka komposisinya adalah pasien umum 34% pasien BPJS sekitar 65%. 23

28 Grafik 3.2 Komposisi Pasien Rawat Jalan RSUD Majalengka Tahun 2013 Berikut ini gambaran kinerja yang telah dicapai RSUD Majalengka meliputi kinerja pelayanan, keuangan dan manfaat pada tahun 2010 sampai dengan PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN Pencapaian Kinerja (Volume Kegiatan) Menurut Indikator Utama: NO Tabel 3.16 Pencapaian Kinerja Menurut Indikator Utama URAIAN TAHUN 2012 TAHUN Jumlah Tempat Tidur Tingkat Hunian (BOR) 54,4 76,8 3 Rata-Rata Lama Dirawat (ALOS) 3,1 3,2 4 Angka Kematian Umum (GDR) 2,2 2,0 5 Angka Kematian Netto (NDR) 0,9 0,8 24

29 Tabel 3.17 Volume Kegiatan Pelayanan RSUD Majalengka No Uraian Kunjungan rawat jalan Kunjungan rawat inap 3 BOR Prognosa ,398 60,644 62, ,536 12,926 14,400 64,23 TT ,4% TT ,8 % TT ,4% TT ALOS 3,1 3,2 3,1hari IGD Laborat Radiologi EKG USG Ins Bedah Sentral 14,880 15,748 18,079 25,406 24,278 5,913 32,659 10,863 9,452 7,013 2,579 2,603 2, ,394 2,282 Kunjungan Rawat Jalan di prognosakan mencapai mengingat data kunjungan rawat jalan sampai dengan Mei 2014 adalah Dengan demikian terjadi kenaikan yang cukup signifikan dibanding tahun 2013 yaitu 14,5 %. Peningkatan Kunjungan Rawat Jalan Baru Peningkatan kunjungan rawat jalan baru merupakan suatu indikator bahwa minat masyarakat untuk berobat ke RSUD Majalengka meningkat. Dalam tabel dibawah ini didapat kesimpulan bahwa kunjungan baru meningkat 6 % dari 29% ditahun 2012 menjadi 35% di tahun

30 Tabel 3.17a KUNJUNGAN RAWAT JALAN BARU TAHUN URAIAN TAHUN 2012 TAHUN 2013 % Kunjungan Rawat Jalan Baru Naik 6 % Kunjungan Rawat Jalan Lama Pencapaian SPM terlampir PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Tabel 3.18 PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN Tahun UNIT PELAYANAN Januari- Mei 2014 IGD Rawat Jalan Rawat Inap Bedah Sentral Laboratorium Radiologi Farmasi Sanitasi Gizi Catatan Medik Unit Kerja Perbendaharaan Unit Kerja Litbang Unit Kerja Bagian Umum Unit Kerja Bagian

31 Perlengkapan Ambulance Kamar Jenasah Jasa Elektro Medis Jasa RS lainnya JUMLAH PENCAPAIAN KINERJA MANFAAT Dapat dilihat dari besarnya pembiayaan bagi masyarakat miskin, jumlah fasilitas yang digunakan untuk rawat inap maupun pelayanan penunjang lainnya. Pelayanan Rawat Jalan Tahun 2013 bagi pasien Jamkesmas, Jamkesda, Kartu Sehat adalah sejumlah 29% dari total kunjungan. Adapun fasilitas di Rawat Inap adalah 89 Tempat Tidur di klas III atau 43,4 % dari total jumlah Tempat Tidur di RSUD Majalengka ANALISA SWOT Dengan gambaran kondisi eksternal dan internal sebagaimana diatas, dilakukan analisis kekuatan (strength), analisis kelemahan (weakness),analisis peluang (opportunity) dan analisis ancaman (threats)sebagai berikut : 27

32 ANALISIS INTERNAL Tabel 3.19 KONDISI LINGKUNGAN INTERNAL NO URAIAN BOBOT SCORE JUMLAH KEKUATAN 1. Pendapatan pertahun yang selalu meningkat 0, , Adanya dana dari Pemerintah dalam bentuk APBN, DAK dan Dana Cukai 0, ,09 3. Daya beli masyarakat Majalengka meningkat 0, ,05 4. RSUD Majalengka mampu membiayai pasien yang tidak masuk jamkesda dan jamkesmas 0, , Jumlah kunjungan pasien yang selalu meningkat baik rawat jalan maupun rawat inap 5. Semangat untuk melayani lebih baik 6. 0, , Bangunan fisik rumah sakit yang terus berkembang 7. Penambahan jumlah tempat tidur setiap tahun 8. 0, , Bertambahnya jenis pelayanan (HD, Poli Jiwa, ICU) 9. 0, ,2 Lokasi terletak di Pusat Kota Majalengka 10. 0, , Pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka 11. 0, , SDTenaga keperawatan 99 % > DIII 0, ,2 Minat masyarakat terhadap pelayanan VIP meningkat 13. 0, , WEAKNESS/KELEMAHAN 1. Jumlah piutang pasien umum meningkat 0, , Jumlah dan Jenis SDM belum sesuai dengan standar 0, , Kurang memadainya Sarana prasarana sesuai kebutuhan 0, , Kalibrasi alat belum terlaksana sesuai dengan 0, , Akreditasi 5 Pelayanan sudah habis/expired 0, ,2 6 Tata letak ruangan rawat inap kurang baik 0, , Tenaga Medis,paramedis, non medis belum semua terlatih sesuai standar SPM 0, ,2 8 Belum maksimalnya SIM RS 0, , Masih ada komplain dari masyarakat mengenai pelayanan rumah sakit 0, ,2 10 Standar waktu pengisian rekam medik belum tercapai 0, , Jumlah 0, ,

33 1 66 2, ANALISIS EKSTERNAL Tabel 3.20 KONDISI LINGKUNGAN EKTERNAL NO URAIAN BOBOT SCORE JUMLAH PELUANG 1 Dukungan dan Komitmen dari Pemerintah Daerah (Adanya dana dari Pemerintah dalam bentuk APBD, APBN, DAK, Dana Bagi Hasil/Cukai Tembakau/Pajak Rokok) 0, ,5 2 Jalur transportasi trayek angkutan kota mudah dijangkau 3 Adanya harapan yang kuat dari masyarakat Majalengka 4 Penerapan PPK BLUD mulai tahun 2010 sesuai Perbup No. 48 Tahun Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan 0, , Meningkatnya pertumbuhan industri di Majalengka 7 Rencana pembangunan Bandara International Jawa Barat (BIJB) 8 Meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat 9 Adanya kebijakan pemerintah tentang program JKN/BPJS/ INA CBGs di rumah sakit ANCAMAN 1 Rumah sakit swasta di wilayah perbatasan sebagai pesaing dengan pelayanan yang lebih baik dan terjangkau oleh masyarakat 0, , JUMLAH 0,5 11 1, , , Tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit yang semakin tinggi 0, , Meningkatnya jumlah Puskesmas DTP dan adanya RS/Klinik Swasta di Majalengka 0, , , ,

34 Keterangan: Bobot adalah tingkat kepentingan tiap-tiap faktor: sangat penting = 1,00 sangat tidak penting = 0,00 Total bobot adalah 1,00 Rating menunjukkan tingkat respons organisasi terhadap faktor tersebut 4: respons sangat baik, 1: tidak ada respons. 30

35 Tabel 3.21 ANALISIS PILIHAN STRATEGIK DENGAN MATRIKS SWOT Kekuatan (S) 1. Pendapatan pertahun yang selalu meningkat 2. Bangunan fisik rumah sakit yang terus berkembang 3. Bertambahnya jenis pelayanan (HD, Poli Jiwa, ICU) 4. Pusat rujukan pelayanan kesehatan di Kabupaten Majalengka 5. Jumlah kunjungan pasien yang selalu meningkat baik rawat jalan maupun rawat inap Internal Kelemahan (W) 1. Jumlah dan Jenis SDM belum sesuai dengan standar 2. Kurang memadainya Sarana prasarana 3. Kalibrasi alat belum terlaksana sesuai dengan kebutuhan 4. Akreditasi 5 Pelayanan sudah habis/expired 5. Tarif menggunakan Perda 31

36 Eksternal PELUANG Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka 1. Dukungan dan Komitmen dari Pemerintah Daerah 2. Penerapan PPK BLUD mulai tahun 2010 sesuai Perbup No. 48 Tahun Rencana pembangunan Bandara International Jawa Barat (BIJB) 4. Meningkatnya kemampuan daya beli masyarakat 5. Adanya kebijakan pemerintah tentang program JKN/BPJS/ INA CBGs di rumah sakit Strategi (SO) 1. Optimalisasi mutu pelayanan dengan: a. Peningkatan sarana prasarana b. Peningkatan jumlah dan kualitas SDM 2. Peningkatan promosi RS 3. Peningkatan kemampuan pengelolaan PPK BLUD 4. Penguatan sistem rujukan Strategi (WO) 1. Usulan tarif baru 2. Pemenuhan kebutuhan SDM 3. Pelaksanaan kalibrasi alat 4. Pelaksanaan Akreditasi Versi Pemenuhan sarana dan prasarana 32

37 ANCAMAN Rencana Strategis Bisnis RSUD Majalengka Strategi (ST) Strategi (WT) 1. Rumah sakit swasta di wilayah perbatasan sebagai pesaing dengan pelayanan yang lebih baik dan terjangkau oleh masyarakat 2. Tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan rumah sakit yang semakin tinggi 3. Meningkatnya jumlah Puskesmas DTP 4. Adanya RS/Klinik Swasta di Majalengka 5. Banyaknya pasien yang tidak bayar 1. Peningkatan pelayanan prima/penerapan service excellent 2. Peningkatan kemitraan dengan Puskesmas/klinik swasta 1. Peningkatan kompetensi SDM Total skor: Faktor Eksternal = 3.67 Faktor Internal =

38 Tabel 3.22 Total Skor Faktor Strategi Internal 4 Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan Total skor Faktor Strategi Eksternal 3 2 Stabilisasi Pertumbuhan/ Stabilisasi Penciutan Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi Dari analisis SWOT diketahui bahwa posisi RSUD Majalengka berada dalam posisi pertumbuhan/stabilitasi. ISU STRATEGIS/ISU PENGEMBANGAN Isu strategis RSUD Majalengka berdasarkan analisis situasi lingkungan eksternal dan internal adalah sebagai berikut : 1. RSUD Majalengka sedang dalam persiapan bangunan fisik Rumah Sakit menuju kelas B, yang perlu dibarengi dengan persiapan sarana dan prasarana khususnya peralatan medis dan non medis, meubeler serta Sumber Daya Manusia; 2. Sampai saat ini RSUD Majalengka belum mempunyai Sistem Informasi Manajemen yang baik, perlu segera dilaksanakan penataan karena bila dibiarkan akan berpotensi menghambat perkembangan organisasi; 3. Image masyarakat tentang RSUD Majalengka yang semakin baik sangat mendukung upaya promosi dan kerjasama dengan pihak luar. Kondisi ini akan sangat mendukung manajemen Badan Layanan Umum Daerah untuk berkembang pesat; 4. Mindset masyarakat pengguna semakin matang dan dewasa dalam hal pelayanan kesehatan, pada sisi lain mindset karyawan dengan orientasi terhadap pelanggan belum 34

39 maksimal. Hal ini merupakan potensi munculnya ketidak puasan pelanggan yang disebabkan oleh gap persepsi tentang service antara pelanggan dan petugas; 5. Meskipun ada dukungan Pemerintah Kabupaten Majalengka terhadap RSUD Majalengka, tidak selalu dapat menjamin perkembangan Rumah Sakit. Hal ini disebabkan oleh upaya pesaing untuk memenangkan persaingan pasar tidak pernah berhenti. Agar menang bersaing, pihak Manajemen RSUD Majalengka harus selalu berinovasi dan melakukan diferensiasi agar keunggulan pelayanan selalu tampak nyata di mata masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan ASUMSI MAKRO DAN MIKRO NO Kondisi Makro Tabel 3.22 ASUMSI MAKRO DAN MIKRO ASUMSI 1 Tingkat inflasi Prop. Jawa Barat ,86 2 Tingkat Pertumbuhan ekonomi 6,0% 3 Kurs rupiah terhadap dolar tahun 2014 sekitar Rp ,00 4 Tingkat SBI 7,50% 5 Tingkat suku bunga pinjaman 17% Kondisi Mikro 1 Subsidi yang diterima Pemerintah a. Pemerintah Pusat Masih menerima b. Pemerintah Daerah Masih menerima 2 Tarif layanan Masih bisa dirubah sesuai kenaikan harga 3 Peningkatan Volume Pelayanan a. Pasien Rawat Jalan meningkat sekitar 12% tiap th b. Pasien UGD meningkat sekitar 10% tiap th c. Pasien Rawat Inap meningkat sekitar 25% tiap th d. Pasien Operasi meningkat sekitar 10% tiap th e. Pemeriksaan Radiologi meningkat sekitar 10% tiap th f. Pemeriksaan Laboratorium meningkat sekitar 10% tiap th g. Jumlah resep farmasi meningkat sekitar 10% tiap th 4 Pengembangan produk baru -Urologi, Cathlab, HD, Home Care 5 Pengembangan fasilitas rawat inap Penambahan jumlah kamar dan TT 6 Pengembangan Layanan Gizi Katering Gizi 7 Peningkatan Klas B di Tahun 2018 Sumber : 35

40 Laju Inflasi tingkat Provinsi Jawa Barat Berdasarkan publikasi dari BPS selama kurun waktu tahun , rata-rata inflasi selama perioe tahun tersebut sebesar 5,45% capaian terendahnya adalah 3,09% pada tahun 2009 dan inflasi tertinggi adalah 11,11% pada tahun Terkendalinya inflasi yang mencapai angka di bawah dua digit, kecuali tahun 2008 tidak lepas dari peran kolaborasi otoritas moneter dengan pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi daerah. Data laju inflasi dari tahun sebagai berikut: Tabel 3.23 Laju Inflasi Jawa Barat Tahun Uraian Tahun Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86 Sumber : BPS Jawa Barat, Tahun STRATEGI Dengan demikian dapat dirumuskan strategi sebagai berikut : Strategi Pelayanan Mengoptimalkan kualitas pelayanan serta mengembangkan produk layanan baru. Meningkatkan fasilitas pelayanan rujukan RS. Meningkatkan mutu pelayanan untuk menangkap peluang kerjasama dg perusahaan & institusi pendidikan. Menyelenggarakan akreditasi versi baru JCI sesuai ketentuan yg berlaku. Meningkatkan sarana prasarana RS. a. Strategi Pengembangan SDM : Meningkatkan kompetensi tenaga medis dan paramedic sesuai SPM RS Meningkatkan komitmen pegawai melalui penerapan reword & punishment. Meningkatkan kemampuan SDM dalam kualitas pelayanan sehingga mampu bersaing. Meningkatkan kepatuhan tenaga medis dalam mengisi berkas rekam medis. Meningkatkan komitmen pegawai serta peningkatan kompetensi pelayanan prima dalam menghadapi persaingan dengan pesaing 36

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN MAJALENGKA 25 dimana : (dj + ) = jarak euclidian alternatif ke j kepada solusi ideal positif; (dj - ) = jalak euclidian alternatif ke j ke solusi ideal negatif. (5) Menghitung kedekatan dengan solusi ideal Perhitungan

Lebih terperinci

PENDUDUK, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PENDUDUK, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pem-bangunan. Sasaran ini tidak mungkin tercapai bila pemerintah tidak dapat memecahkan permasalahannya. Permasalahan tersebut diantaranya besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota BAB II PROFIL PERUSAHAAN A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT A. SEJARAH DAN KEDUDUKAN RUMAH SAKIT Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rengat Kabupaten Indragiri Hulu pada awalnya berlokasi di Kota Rengat Kecamatan Rengat (sekarang

Lebih terperinci

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA 1. SEJARAH RSUD TARAKAN JAKARTA Pada mulanya tahun 1953, rsud tarakan hanya berbentuk balai pengobatan. Kemudian pada tahun 1956, beralih menjadi puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan pembangunan pada dasarnya disusun untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat sebesarbesarnya yang diukur berdasarkan

Lebih terperinci

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT 1. Mewujudkan kualitas pelayanan paripurna yang prima dengan mengutamakan keselamatan pasien dan berfokus pada kepuasan pelanggan. 2.

Lebih terperinci

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Majalengka

Jumlah Sekolah, Guru dan Murid di Kabupaten Majalengka 4.1. Pendidikan Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan di suatu daerah. Peningkatan SDM lebih difokuskan pada pemberian kesempatan

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB III PROFIL PERUSAHAAN BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Tinjauan Umum Perusahaan A. SEJARAH Rumah Sakit Daerah Soreang adalah salah satu Rumah Sakit Pemerintah yang berada di wilayah Kabupaten Bandung yang berdiri pada tahun 1996

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah berhasil menyusun Rencana Strategis tahun 2014. Rencana Strategis ini akan dijadikan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

BAB II RENCANA STRATEGIS

BAB II RENCANA STRATEGIS BAB II RENCANA STRATEGIS 2.1. INDIKATOR KINERJA UTAMA Dalam lampiran Keputusan Bupati Siak Nomor 378/HK/KPTS/2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Rumah Sakit Umum Daerah Siak disebutkan bahwa

Lebih terperinci

Draft Laporan Akhir. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Paningkiran GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0

Draft Laporan Akhir. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman Desa Paningkiran GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2-0 2.1 KEBIJAKAN PERENCANAAN Keberadaan suatu wilayah tidak terlepas dari perkembangan wilayah lainnya yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Kebijakan nasional akan menjadi

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Pengelolaan obat yang efisien diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi rumah sakit dan pasien

Lebih terperinci

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA STRATEGIS BISNIS PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BIMA, a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA

BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA BAB III PROFIL UMUR DAN JENIS KELAMIN PENDUDUK KABUPATEN MAJALENGKA 3.1. Pengertian Demografi Untuk dapat memahami keadaan kependudukan di suatu daerah atau negara, maka perlu didalami kajian demografi.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Majalengka GAMBAR 4.1. Peta Kabupaten Majalengka Kota angin dikenal sebagai julukan dari Kabupaten Majalengka, secara geografis terletak

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015 I. Pelayanan RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat RSUD Patut Patuh Patju kabupaten Lombok Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu kebijakan pemerintah bidang kesehatan yang terintegrasi dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN : RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN : RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PROFIL Nama Rumah Sakit : RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714 Telepon : +62 0274367386 Pemilik Tipe Status

Lebih terperinci

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 65 1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek pada mulanya merupakan Rumah Sakit Onderneming Pemerintahan hindia belanda yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan hak bagi setiap

Lebih terperinci

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DAIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan Luas Bangunan Rumah Sakit terdiri dari 2 Lantai Gedung, yaitu : Lantai Bawah : 5.721,71 m 2 Lantai Atas : 813,84 m 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Tahunan Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka merupakan bagian pertanggung jawaban Rumah Sakit sebagai SKPD dalam menyampaikan laporan hasil program

Lebih terperinci

JUMLAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG DENGAN JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010

JUMLAH PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANG DENGAN JUMLAH TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010 Sektor industri memegang peranan sangat penting dalam peningkatan pembangunan ekonomi suatu daerah, karena sektor ini selain cepat meningkatkan nilai tambah juga sangat besar perannya dalam penyerapan

Lebih terperinci

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014 2.1 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2014 DAN CAPAIAN RENSTRA RSUD MAJALENGKA Evaluasi ditujukan untuk menilai tingkat efektivitas kebijakan

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 30 TAHUN 2016 TENTANG JASA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN YANG MENERAPKAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN

Lebih terperinci

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis

NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI. a. Penyelenggaraan pelayanan medis NAMA SKPD VISI MISI TUGAS POKOK FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BA'A Terwujudnya Rumah Sakit Umum Daerah Berkualitas Bertumpu Pada Semangat Melayani Dengan Memanfaatkan Sumber Daya Secara Optimal 1. Mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN KELAS III PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG KABUPATEN BOYOLALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI

BAB II. RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI BAB II RSUD Dr. H. KUMPULAN PANE TEBING TINGGI A. Sejarah Ringkas Rumah sakit Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi mulai dibangun oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat 1 di Kota Tebing Tinggi pada tahun 1958,

Lebih terperinci

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM Tujuan Instruksional Khusus: Memahami tujuan melakukan analisis lingkungan

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 45 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MARDI WALUYO KOTA BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Pekanbaru Secara singkat perkembangan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat

I. PENDAHULUAN. Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak pertama kali berdirinya suatu negara, pemerintah dan masyarakat telah melakukan upaya pembangunan dalam rangkaian program-program yang berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun an, pada waktu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Perkembangan RSUD Arifin Achmad dimulai pada tahun an, pada waktu 30 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Perkembangan RSUD ARIFIN ACHMAD Secara ringkas perkembangan RSUD Arifin Achmad sejak tahun 1950 sampai dengan tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan reformasi administrasi publik makin nyata di berbagai negara termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting Government yang didasarkan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung 45 BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1 Sejarah Berdirinya RSUD Kota Bandung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kota Bandung merupakan salah satu instansi pemerintah kota Bandung yang bergerak dibidang layanan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang : DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RELIGIUS, MAJU, SEJAHTERA TERWUJUDNYA KABUPATEN (REMAJA) VISI KABUPATEN MAJALENGKA MAJALENGKA YANG. Analisis Indikator Makro Kabupaten Majalengka 1

RELIGIUS, MAJU, SEJAHTERA TERWUJUDNYA KABUPATEN (REMAJA) VISI KABUPATEN MAJALENGKA MAJALENGKA YANG. Analisis Indikator Makro Kabupaten Majalengka 1 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya adalah usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dalam pelaksanaannya perencanaan pembangunan memerlukan ketersediaan data yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa

KATA PENGANTAR. Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Ambarawa KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat, taufik, dan karunia Nya, kami dapat menyelesaikan Penyusunan Buku Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS, Menimbang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 822 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Rumah Sakit Bina Kasih Rumah Sakit Bina Kasih diresmikan pada tanggal 17 September 2005, yang sudah 8 tahun berdiri dan diresmikan oleh Dr. Hj. Linda Wardani.

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan perekonomin Indonesia pada tahun 2013 diperkirakan masih tetap positif, utamanya bila mampu

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Kerangka ekonomi makro daerah akan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang telah dicapai pada tahun 2010 dan perkiraan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Lawang dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan Rumah Sakit Rujukan Tingkat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Lebih terperinci

ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH MENURUT JENISNYA TAHUN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH Anggaran. Realisasi JENIS PENDAPATAN ( Rp.

ANGGARAN DAN REALISASI PENDAPATAN DAERAH MENURUT JENISNYA TAHUN ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH Anggaran. Realisasi JENIS PENDAPATAN ( Rp. Realisasi pendapatan pemerintah Kabupaten selama tahun anggaran 2009 tercatat mencapai Rp. 966.481.044.588,- Sedangkan realisasi pengeluaran mencapai Rp. 928.141.675.797,- Bila dilihat dari penerimaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru telah berdiri pada tahun 1980 dan beroperasi pada tanggal 5 Juli 1984 melalui

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam Undangundang Nomor 25

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG IKHTISAR EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) RSUD Kabupaten Buleleng disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja instansi pemerintah secara periodik dalam mencapai

Lebih terperinci

3.2. Analisis Perubahan RSB Astanaanyar Menjadi RS Khusus Ibu dan Anak Astanaanyar

3.2. Analisis Perubahan RSB Astanaanyar Menjadi RS Khusus Ibu dan Anak Astanaanyar DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL ii DAFTAR DIAGRAM vi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I-1 1.2. Visi I-2 1.3. Misi I-2 1.4. Tujuan I-3 1.5. Ruang Lingkup Studi Kelayakan I-3 1.6.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang : NOMOR : TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut :

BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN. dengan Type Madya.Kapasitas Rawat Inap 270 Bed. Sakit Martha Friska Brayan adalah sebagai berikut : BAB II RUMAH SAKIT MARTHA FRISKA BRAYAN A. Sejarah Ringkas Rumah Sakit Martha Friska berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 beralamat di jalan Komodor Laut Yos Sudarso No. 91 Medan, Sumatera Utara.Dengan status

Lebih terperinci

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Kabupaten Tangerang dikenal sebagai Kabupaten 1000 industri, ada sejumlah 5.190. perusahaan dengan 388.753 tenaga kerja. Rumah Sakit Umum Daerah Balaraja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional telah diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk

Lebih terperinci

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang. Letak Kabupaten Majalengka secara geografis di bagian Timur Provinsi Jawa Barat yaitu Sebelah Barat antara 108 0 03-108 0 19 Bujur Timur, Sebelah Timur 108 0 12-108 0 25 Bujur Timur, Sebelah Utara antara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA (LKj) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LAWANG TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MALANG 2016 DAFTAR ISI Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang... 1 B. Maksud

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RSUD AJI BATARA AGUNG DEWA SAKTI SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BUPATI KUTAI KARTANEGARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi) 1

Rencana Kerja Tahun 2014 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Peningkatan Pelayanan di RS Jiwa Menur yang cepat, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO (IKU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KABUPATEN SIDOARJO UNIT KERJA : RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SIDOARJO TUGAS POKOK : Melaksanakan upaya kesehatan yang berdayaguna dengan menggunakan upaya penyembuhan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG SURAT KEPUTUSAN No.../.../.../.../2015 TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN PELAYANAN KOMITE KEPERAWATAN DIREKTUR RUMAH

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT

PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT PEDOMAN PENYUSUNAN STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) RUMAH SAKIT DIREKTORAT BINA PELAYANAN PENUNJANG MEDIK DAN SARANA KESEHATAN DIREKTORAT BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2012 DAFTAR

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia yang semakin modern dalam berbagai aspek kehidupan termasuk aspek kesehatan lambat laun seiring dengan perkembangan zaman menuntut masyarakat juga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit Umum Daerah Cicalengka sampai saat ini memiliki fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ini didasarkan pada dasar hukum yang telah ditetapkan sebagai berikut 1. Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PAKUHAJI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 54 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN RUMAH

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas

BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas BAB II SEJARAH BERDIRI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK MEDAN 1993 2000 2.1 Berdirinya Rumah Sakit Kebutuhan akan RS pendidikan dikemukakan oleh para dosen Fakultas Kedokteran kepada Menteri Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang kompleks dan mempunyai fungsi luas menyangkut fungsi pencegahan, penyembuhan dan rehabilitasi dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MALINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MALINAU,

Lebih terperinci

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROF. DR. SOEKANDAR KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. MOHAMAD SALEH KOTA PROBOLINGGO WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN

BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN BAB II RUMAH SAKIT UMUM SITI HAJAR MEDAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan Menyadari bahwa kesehatan adalah sesuatu yang paling berharga bagi manusia, sehingga mendorong untuk segera menyediakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 69 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 69 TAHUN 2014 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI LUAR JAMINAN KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Latar belakang Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan peraturan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Daerah) yaitu Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG 1- LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 12 Tahun 2012 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TANGERANG DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL

BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL BAB 3 ANALISA KECENDERUNGAN INTERNAL Analisa kondisi internal RSUD Kabupaten Belitung Timur akan ditentukan terlebih dahulu Variabel internal, yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Sintang merupakan salah satu Daerah Tingkat II di provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 21.635 km 2. Daerah dengan jumlah penduduk 371.332

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH PT NUSANTARA SEBELAS MEDIKA RUMAH SAKIT ELIZABETH SITUBONDO 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN Tujuan Umum... 2 Tujuan Khusus... 2 BAB II

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Tahun 2015 (Revisi) 1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Upaya Peningkatan Pelayanan di RS Jiwa Menur yang cepat, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembiayaan kesehatan di Indonesia mempunyai tujuan untuk menyediakan pembiayaan kesehatan yang berkesinambungan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG. ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. DORIS SYLVANUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS RUMAH SAKIT PRATAMA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 718 TAHUN : 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 12 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang fungsi utamanya memberikan pelayanan, perawatan, dan pengobatan kepada seluruh pasien, baik rawat inap, rawat jalan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran

Lebih terperinci

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, 06 JANUARI 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR 11 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 11 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALUYO JATI KRAKSAAN

Lebih terperinci