PERTUMBUHAN EKONOMI A. Definisi Kenaikan pendapatan nasional yakni dengan meningkatnya pendapatan perkapita dalam suatu periode perhitungan tertentu,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERTUMBUHAN EKONOMI A. Definisi Kenaikan pendapatan nasional yakni dengan meningkatnya pendapatan perkapita dalam suatu periode perhitungan tertentu,"

Transkripsi

1 PERTUMBUHAN EKONOMI A. Definisi Kenaikan pendapatan nasional yakni dengan meningkatnya pendapatan perkapita dalam suatu periode perhitungan tertentu, tentu saja mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurut beberapa pakar ekonomi pembangunan, pertumbuhan ekonomi merupakan istilah bagi negara yang telah maju untuk menyebut keberhasilan pembangunannya, sementara itu untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan ekonomi. Definisi dari pertumbuhan ekonomi yakni dengan mengkaitkan dan menghitung antara tingkat pendapatan nasional dari satu periode ke periode berikutnya. Angka pertumbuhan ekonomi umumnya dalam bentuk prosentase dan bernilai positif, tapi juga mungkin bernilai negatif. Negatif pertumbuhan ekonomi tentu saja disebabkan adanya penurunan yang lebih besar dari pendapatan nasional tahun berikutnya dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Teori pertumbuhan ekonomi yang masih relevan hingga kini semisal teori pertumbuhan ekonomi klasik dari Adam Smith dan David Ricardo, alasannya teori pertumbuhan ekonomi dari masa klasik ini bertumpu pada kekuatan modal dan SDM sebagai tulang punggung peningkatan pendapatan nasional. Teori pertumbuhan ekonomi lainnya dari Harrord Domar yakni teori pertumbuhan berimbang dan tak berimbang, dimana model pertumbuhan tersebut mengandalkan tabungan dan modal sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Kemudian model pertumbuhan neoklasik dari Meade dan lain sebagainya. Pada umumnya semua teori dan model yang dikemukakan oleh para pelopor teori ekonomi di atas bertujuan menjelaskan dan menyarankan bagaimana mengelola sumber daya (manusia, alam dan teknologi) agar perekonomian dapat berjalan dengan mantap dan stabil sesuai dengan kekuatan dan yang diinginkan oleh masyarakat. Namun pada kenyataannya kebanyakan teori pertumbuhan ekonomi hanya sebatas pada kajian ilmiah karena sulit dilaksanakan (umumnya disebabkan oleh asumsi dan penyederhanaan telaah). Pada kasus tertentu bagian dari teori tersebut sering disitir/dicuplik untuk menguatkan pendapat, misalnya teori pertumbuhan tak berimbang yang banyak dijadikan tameng untuk pembangunan yang menganut konsep Trikledown effect dan lain sebagainya. 1

2 B. Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi 1. Teori Adam Smith Adam Smith memaparkan tentang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan memandang kepada : a. Adanya hukum alam. Ia sangat percaya dengan prinsip bahwa hanya individu sendirilah yang tahu akan kebutuhannya, tidak orang lain apalagi pemerintah. Ia beranggapan bahwa adanya kekuatan yang tidak kentara (invisible hand) atau tangan ghaib menyebabkan setiap perekonomian akan memperlakukan individu sesuai dengan harapan. b. Peningkatan daya produktivitas tenaga kerja berhubungan dengan : 1) meningkatnya keterampilan pekerja, 2) penghematan waktu dalam memproduksi barang, 3) penemuan mesin yang sangat menghemat tenaga. Kesemuanya itu berasal dari pembagian kerja. c. Proses penumpukan (akumulasi) modal. Menurutnya, proses akumulasi modal meningkatnya seiring dengan meningkatnya tabungan, dan dari tabunganlah asalnya investasi. Dengan demikian bila pendapatan naik sementara konsumsi relatif tetap maka tabungan akan semakin tinggi dan berdampak pada penyediaan modal yang semakin banyak untuk investasi. d. Tingkat keuntungan akan semakin menurun yang mana tingkat persaingan semakin tinggi. Padahal persaingan berasal dari kemampuan investasi yang memajukan perekonomian. Pada masa sekarang tingkat suku bunga akan semakin menurun karena meningkatnya kemakmuran, kesejahteraan dan jumlah penduduk bertambah. Akibatnya cadangan modal semakin besar sehingga investasi semakin murah dan akan berdampak pada semakin murahnya produksi. e. Petani, pengusaha dan produsen merupakan agen pertumbuhan dalam perekonomian. Bila pertanian meningkat maka usaha industri dan perniagaan semakin meningkat dan tentu saja akan memberikan dampak yang bagus bagi perekonomian karena adanya rantai kebutuhan dan kepentingan. f. Proses pertumbuhan bersifat menggumpal (mengakumulatif), setiap peningkatan di bidang pertanian maka akan ada peningkatan di bidang dan industri perniagaan dan seterusnya sampai terjadi kelangkaan sumber daya sehingga perekonomian mengalami kondisi stasioner. Ciri ciri dari kondisi stasioner diantaranya : 1) tingkat pertambahan/pertumbuhan output/pendapatan nasional relatif konstan. 2) Jumlah 2

3 penduduk relatif tetap. 3) Pendapatan perkapita konstan karena a dan b tetap. 4) tingkat upah pada tingkat alamiah. 5) akumulasi modal berhenti. 6) tingkat keuntungan minimal. 7) sewa tanah maksimal. 2. Teori David Richardo Richardo membangun teorinya dengan melihat adanya hubungan antara tuan tanah, kapitalis, dan kaum buruh. Menurutnya pendapatan nasional dibagi dalam 3 kelompok berupa sewa, keuntungan dan upah. Suatu perekonomian, menurut Richardo memiliki ciri sebagai berikut : a. Tanah (sumber daya alam) terbatas jumlahnya; b. Tenaga kerja/penduduk meningkat atau menurun sesuai dengan tingkat upah batas minimal (tingkat upah alamiah); c. Akumulasi modal akan terjadi apabila tingkat keuntungan pemilik modal (pengusaha) meningkat diatas tingkat keuntungan minimal untuk melakukan investasi; d. Kemajuan teknologi bersifat given (bagi beberapa kalangan ekonom, terjemahkan sebagai kemajuan teknologi selalu meningkat akan tetapi berhenti tanpa perkembangan yang berarti, terutama teknologi efisiensi pangan); e. Sektor pertanian yang paling dominan. Adapun sumber modal yang paling utama dalam perekonomian adalah pajak, tabungan dan perdagangan bebas (teori keuntungan banding comparative advantages). Teori dari Adam Smith dinamakan dengan istilah sistem ekonomi pasar bebas. Dalam sistem ekonomi ini kegiatan kegiatan dalam perekonomian sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar atau invisible hand. Interaksi di antara penjual dan pembeli di pasar (pasar barang dan pasar faktor produksi) akan menentukan corak produksi nasional yang akan diwujudkan dan caranya produksi nasional tersebut akan dihasilkan. Dalam prakteknya tidak satu negarapun kegiatan kegiatan ekonomi sepenuhnya diatur oleh mekanisme pasar. Apabila diperhatikan corak pengaturan kegiatan ekonomi yang dijalankan di berbagai negara, satu kesimpulan yang dapat dibuat dari pengamatan tersebut bahwa sebagian besar negara kegiatan ekonomi sebagiannya diatur dan ditentukan oleh sistem pasar, disamping itu, secara langsung dan tidak langsung pemerintah ikut campur dalam berbagai kegiatan ekonomi. 3

4 Teori mikro ekonomi dapat memberikan tentang bagaimana suatu sistem pasar bebas beroperasi. Analisis tersebut dapat dibedakan kepada analisis keseimbangan sebagian dan analisis keseimbangan umum. Teori permintaan dan penawaran, teori struktur pasaran, dan teori penentuan harga faktor produksi tergolong kepada analisis keseimbangan sebagian atau partial equilibrium analysis, yaitu analisis kegiatan ekonomi yang dibuat berasingan tanpa memperhatikan hubungan kait mengait di antara berbagai aspek kegiatan ekonomi tersebut. Sedangkan analisis yang merangkumi interaksi saling kait mengait di antara berbagai kegiatan ekonomi dinamakan analisis keseimbangan umum atau general equilibrium analysis. Peranan penting dari sistem pasar bebas dalam mengatur kegiatan ekonomi, ahli ahli ekonomi menyadari pula tentang kegagalan sistem pasar, dan beberapa kebaikan dari campur tangan pemerintah. Kesadaran inilah yang melahirkan sistem ekonomi campuran yang dijalankan berbagai negara di dunia. Beberapa kelemahan dari sistem pasar bebas bersumber dari ketidakmampuan sistem pasar untuk mengatur kegiatan ekonomi seefisien seperti yang diharapkan. Dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya terdapat beberapa bentuk kegagalan dari sistem pasar untuk mewujudkan kegiatan ekonomi yang teguh dan efisien. Kegagalan tersebut terutama bersumber dari faktor faktor : a. Akibat akibat ekstern (eksternalisasi) yang merugikan. b. Kekurangan produksi barang publik dan barang merit. c. Kewujudan kekuasaan monopoli dalam pasar. d. Kegagalan membuat penyesuaian dengan efisien. e. Distribusi pendapatan tidak seimbang. Dari kesemuanya faktor utama kegagalan sistem pasar bebas adalah akibat ekstern atau eksternaliti yang merugikan. Biaya pribadi dan biaya sosial merupakan termasuk dalam arti konsep akibat akibat ekstern. Biaya pribadi adalah biaya yang dibelanjakan oleh produsen yang digunakan untuk mewujudkan barang yang dihasilkannya. Bagi seorang penanam padi, biaya pribadi berarti perbelanjaan jenis obat pembasmi musuh tanaman yang digunakan penanam padi untuk menghasilkan padinya. Biaya sosial meliputi perbelanjaan penanam padi tersebut ditambah biaya biaya lain yang mesti dibayar masyarakat seperti kerugian kematian ikan di sawah dan pencemaran dalam sistem irigasi sebagai akibat penggunaan obat pembasmi musuh 4

5 tanaman yang dilakukan oleh penanam padi. Akibat akibat esktern yang merugikan, akan terwujud bila biaya sosial melebihi dari biaya pribadi. Manfaat sosial bersih (net social benefit) yang menguntungkan merupakan sistem pasar bebas yang memberikan sumbangan penting kepada masyarakat dalam meninggikan taraf kemakmuran mereka. Dalam perekonomian terdapat banyak jenis kegiatan yang memberikan akibat seperti itu. Hal tersebut merupakan akibat ekstern yang menguntungkan. Seperti contoh si penanam padi/pesawah padi menggunakan teknologi dan menggunakan metode bercocok tanam yang modern, yaitu dengan menggunakan bibit yang lebih baik, pupuk yang cukup dan berbagai jenis pembasmi musuh tanaman, produktivitas akan meningkat dengan cepat dan dapat melipatgandakan tingkat produksi. Peningkatan produksi yang tinggi menimbulkan manfaat sosial yang besar. Oleh karena itu, padi dapat dijual dengan harga yang murah, negara tidak perlu mengimpor beras, kegiatan supplier pupuk dan bahan kimia pertanian lain meningkat, kesempatan pekerjaan diwujudkan, dan pendapatan petani meningkat dan permintaan bertambah terhadap hasil hasil industri. Kematian ikan di sawah dan sungai misalnya, sekiranya hal tersebut tentu saja diperlukan biaya sosial meskipun kecil jika dibandingkan dengan keuntungan sosial yang akan dinikmati dari peningkatan tinggi ke atas produksi padi. Biaya sosial bersih yang merugikan. Sistem pasar bebas tidak dapat mencegah timbulnya biaya sosial yang tinggi sebagai akibat dari beberapa kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat. Contoh : pencemaran polusi dan limbah. Untuk mengembangkan sesuatu perekonomian diperlukan wujud dari berbagai jenis kegiatan industri. Di samping menimbulkan manfaat dari masyarakat dalam bentuk kenaikan kesempatan kerja dan pendapatan, dan penyediaan barang konsumen yang lebih banyak, kegiatan tersebut menimbulkan biaya sosial yang cukup serius, yaitu pencemaran udara sebagai akibat asap yang dikeluarkan oleh mesin mesin yang digunakan dan pencemaran lingkungan sebagai akibat pembuangan bahan produksi yang berlebihan yang tidak berguna di sekitar area industri. Masalah kesesakan timbul sebagai akibat perkembangan kota kota yang sangat pesat dan sebagai akibat peningkatan pendapatan penduduk kota. Perkembangan tersebut menyebabkan lebih banyak didirikan rumah untuk setiap hektar kawasan dijadikan pemukiman real astate/perumahan, mobil dan motor banyak di jalan raya. Berbagai perubahan ini akan menimbulkan masalah kesesakan yang merugikan masyarakat, waktu pergi ke kantor semakin lama, taraf kesehatan di pemukiman pinggiran semakin merosot, dan kegiatan pengangkutan umum semakin merosot mutunya. 5

6 Barang Publik dan Barang Merit Kebanyakan barang yang diproduksikan dalam perekonomian adalah barang pribadi, yaitu barang yang dinikmati dan dibeli secara pribadi oleh setiap orang dalam perekonomian. Contohnya : berbagai jenis pakaian, makanan, dsb. Sistem pasar bebas dapat memproduksikan kebanyakan barang pribadi dengan sangat efisien dan oleh karena itu tidak ada alasan kepada pemerintah mencampuri kegiatan di bidang tersebut. Kebebasan yang diberikan akan terwujud meningkat kepada sistem pasar bebas berfungsi secara efisien dalam memproduksi barang barang tersebut. Dalam ekonomi ada beberapa jenis barang yang dinamakan barang publik, yaitu barang yang penggunaannya dilakukan secara bersama. seperti jalan raya, taman kota, sarana transportasi umum baik darat, laut, maupun udara, dsb. Barang barang tersebut dinikmati bersama oleh masyarakat, dan timbul kerumitan untuk memungut pembayaran dari orang orang yang menikmati jasa jasa tersebut. Oleh karena itu, sistem pasar bebas tidak memproduksikan barang tersebut, atau produksinya jauh lebih sedikit dari yang diperlukan oleh masyarakat. Untuk mengatasinya, diperlukan campur tangan pemerintah untuk menyediakannya. Sebagian barang perlu dikontrol atau digalakkan produksinya dan sistem pasar bebas tidak mampu dengan tepat menentukan jumlah yang sepatutnya diproduksikan dalam perekonomian. Jika barang tersebut sangat penting artinya kepada kemakmuran masyarakat, pemerintah perlu lebih banyak menggalakkan produksinya. Barang tersebut dinamakan barang merit yang baik (merit good). Apabila barang tersebut tidak baik untuk masyarakat, produksinya harus dikurangi atau dilarang dan barang seperti itu dinamakan barang merit yang buruk (merit bad). Contoh : barang merit yang baik yaitu pendidikan dan barang merit yang buruk adalah perjudian. Sebagian orang menganggap memperoleh dan mempertinggi taraf pendidikan sebagai kegiatan yang tak berguna dan membuang waktu. Maka apabila biayanya tinggi, orang orang yang berpandangan seperti itu lebih suka menyuruh anak anaknya tetap tinggal di rumah atau mencari kerja. Dari segi pandangan nasional pendidikan adalah penting, ditinjau dari sudut kepentingan individu maupun kepentingan negara. Bagi individu, pendidikan meningkatkan pengetahuan dan kemahiran dan tentu saja meningkatkan pendapatannya ketika dewasa. Bagi negara, peningkatan pendidikan dan kemahiran meningkatkan daya pikir dan produktivitas, oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi akan dipercepat. Karena alasan tersebut, pemerintah perlu campur tangan dalam bidang pendidikan dengan 6

7 mewajibkan anak anak untuk mengikuti pendidikan sehingga ke suatu tingkat pendidikan tertentu. Dalam memproduksi rokok dan menghasilkan senjata api merupakan kegiatan yang boleh merugikan masyarakat. Untuk menghindari akibat akibat buruk tersebut, pemerintah perlu campur tangan dalam sistem pasar bebas dengan melarang atau membatasi produksinya. Makan barang barang tersebut diperbolehkan sebagai barang merit yang buruk. Bentuk Campur Tangan Pemerintah Campur tangan pemerintah mempunyai beberapa tujuan penting diantaranya : a. Mengawasi agar eksternalisasi kegiatan ekonomi yang merugikan dapat dihindari atau akibat buruknya dapat dikurangi. b. Menyediakan barang publik yang cukup sehingga masyarakat dapat memperoleh barang tersebut dengan mudah dan dengan biaya yang murah. c. Mengawasi kegiatan kegiatan perusahaan, terutama perusahaan perusahaan yang besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak mempunyai kekuasaan monopoli yang merugikan masyarakat. d. Menjamin agar kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak menimbulkan penindasan dan ketidaksetaraan di masyarakat. e. Memastikan agar pertumbuhan ekonomi dapat diwujudkan dengan efisien. Campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan dalam tiga bentuk : a. Membuat dan melaksanakan peraturan dan undang undang. b. Secara langsung melakukan beberapa kegiatan ekonomi (membuat perusahaan). c. Melakukan kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan pemerintah dalam memungut pajak dan membelanjakan pendapatan pajak tersebut untuk membiayai kegiatan kegiatannya. Kebijakan moneter yakni kebijakan yang dijalankan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang dalam perekonomian yang dinamakan kebijakan moneter. Dalam perekonomian kedua kebijakan tersebut digunakan oleh pemerintah untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu : 7

8 a. Untuk mengatasi masalah masalah pokok makroekonomi yang selalu timbul, yaitu masalah pengangguran, masalah kenaikan harga harga dan masalah menciptakan pertumbuhan ekonomi yang memuaskan. b. Untuk menjamin agar faktor faktor produksi digunakan dan dialokasikan ke berbagai kegiatan ekonomi secara efisien. c. Untuk memperbaiki keadaan distribusi pendapatana yang tidak seimbang selalu tercipta di dalam masyarakat kegiatan kegiatan ekonominya terutama oleh sistem pasar bebas. Fungsi kebijakan moneter pada mulanya digunakan untuk mengendalikan tingkat harga harga yaitu menjaga agar harga harga dapat dijamin supaya tetap stabil. Beberapa puluh tahun lalu kebijakan moneter digunakan sebagai kebijakan ekonomi untuk mengatasi masalah pengangguran dan sebagai alat untuk menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Timbulnya perubahan peranan kebijakan moneter ini disebabkan oleh perubahan pandangan yang telah berlaku di kalangan ahli ahli ekonomi mengenai peranan uang dalam kegiatan ekonomi. Fungsi kebijakan fiskal mulai digunakan secara aktif untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi sejak setengah abad yang lalu. Sebelum itu banyak orang berpendapat bahwa pemerintah harus memberi contoh kepada masyarakat, yaitu pemerintah harus berbelanja sama dengan pendapatannya. Anggaran belanja pemerintah tersebut dinamakan anggaran belanja seimbang. Sekarang kebanyakan negara selalu berusaha agar anggaran belanjanya selalu dalam keadaan seimbang. Anggaran belanja pemerintah selalu disesuaikan dengan keadaan ekonomi. Apabila tingkat kegiatan ekonomi rendah dan terdapat banyak pengangguran, pemerintah akan melakukan perbelanjaan yang melebihi daripada pendapatannya. Budget tersebut dinamakan anggarang pemerintah defisit. Apabila yang dihadapi pemerintah adalah kebijakan di mana tingkat kegiatan ekonomi adalah tinggi, kesempatan kerja penuh sudah tercapai dan kenaikan harga harga berlaku, pemerintah akan berusaha agar perbelanjaannya dihemat sehingga pemerintah dapat membuat tabungan dari pendapatannya. Budget yang demikian dinamakan anggaran belanja surplus. Dengan demikian kebijakan fiskal pada hakikatnya adalah tindakan pemerintah dalam menentukan bentuk perbelanjaannya yang perlu atau sebaiknya dilaksanakan pada suatu masa tertentu. 8

9 C. INFLASI Inflasi adalah proses kenaikan harga harga umum secara terus menerus. Sedangkan kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu penurunan harga secara terus menerus. Akibatnya daya beli masyarakat bertambah besar, sehingga pada tahap awal barang barang menjadi langka, akan tetapi pada tahap berikutnya jumlah barang akan semakin banyak karena semakin berkurangnya daya beli masyarakat. Sedangkan lawan dari inflasi adalah deflasi, yaitu manakala harga harga secara umum turun dari periode sebelumnya (nilai inflasi minus). Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Jadi, besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 5%, sementara pendapatan tetap, maka itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 5% yang akibatnya secara relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5% juga (contoh). D. JENIS INFLASI Jenis inflasi terbagi menjadi 3 diantaranya : 1. Menurut sifat dibagi menjadi 3 kategori yaitu : a. Inflasi merayap/rendah (creeping inflation) yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% pertahun. b. Inflasi menengah (galloping inflation) besarnya antara 10 30% pertahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, 30% dan sebagainya. c. Inflasi berat (high inflation) yaitu inflasi yang besarnya antara % pertahun. Dalam kondisi ini harga harga secara umum naik dan bahkan menurut istilah ibu ibu rumah tangga harga berubah. d. Inflasi sangat tinggi (hyper inflation) yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang. 2. Berdasarkan Sebab terbagi menjadi 2 diantaranya : a. Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment). Akibatnya sesuai dengan hukum 9

10 permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan, oleh karena itu untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukuan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru. b. Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi (biaya naik dapat terjadi karena tidak efisiensinya perusahaan, nilai kurs mata uang negara bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dsb). Akibatnya dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen yaitu : 1) langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau 2) harga produknya naik (tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi. 3. Berdasarkan Asal Asal inflasi terbagi 2 yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga harga naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dsb. Inflasi yang berasal dari luar negeri. Karena negara negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapat diketahui bahwa harga harga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut makan harga jualnya di dalam negeri tentu saja bertambah mahal. E. BIAYA INFLASI Baik inflasi yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan pada kenyataannya menimbulkan biaya implisit, diantaranya : 1. Biaya inflasi yang diharapkan : a. Shoe Leather Cost (biaya kulit sepatu) istilah yang menyatakan bahwa bila inflasi sesuai dengan harapan maka relatif penetapan suku bungan bank akan lebih besar dari tingkat inflasi. Hal ini menyebabkan masyarakat cenderung untuk berkali kali menarik uangnya di Bank atau ATM. Biaya yang muncul adalah biaya transpor + biaya layanan ATM dan biaya tak terduga lainnya. 10

11 b. Menu Cost (biaya menu) biaya yang muncul karena perusahaan harus sering merubah harga dan itu berarti harus mencetak dan mengedarkan katalog baru. c. Complaint and Opportunity lost cost (biaya komplain dan hilangnya kesempatan). Bila perusahaan dengan sengaja tidak mau mengganti katalog baru maka perusahaan akan mengalami kerugian karena harga akan naik sementara perusahaan menjual dengan harga lama. Bila tidak disengaja maka perusahaan akan mendapat komplain dari pelanggan karena harga tidak sesuai dengan katalog (khusus untuk negara yang konsumerismenya relatif sangat baik). d. Biaya perubahan peraturan/undang undang pajak. Dengan diketahuinya tingkat inflasi maka otoritas pajak akan merubah tarif dan sistem pungutan, dan ini tentu saja harus merubah peraturan dan undang undangnya terlebih dahulu. e. Biaya ketidaknyamanan hidup. Sehubungan dengan poin a d maka akan menyebabkan perencanaan keuangan dan laba menjadi tidak menentu. Sebab bila diketahui inflasi akan naik atau turun maka perencanaan keuangan akan mengalami revisi, dan karenanya masyarakat harus selalu waspada pada kondisi perekonomian. 2. Biaya inflasi yang tidak diharapkan : a. Redistribusi pendapatan antara debitur dan kreditur. Lazimnya perjanjian antara kreditur dan debitur ditentukan berdasarkan suku bungan nominal yang mempertimbangkan tingkat inflasi yang diharapkan. Bila tingkat inflasi lebih tinggi dari yang diharapkan maka debitur akan mengalami untung dan kreditur rugi. b. Penurunan nilai uang pensiunan. Bila inflasi pada masa akan datang lebih besar dari yang diharapkan maka program dana pensiun relatif inefisien. Sebaliknya bila inflasi pada masa akan datang lebih kecil dari yang diharapkan maka penerima pensiun akan mendapatkan kenyamanan. F. DAMPAK INFLASI Inflasi umumnya memberikan dampak kurang menguntungkan dalam perekonomian, akan tetapi dalam salah satu prinsip ekonomi bahwa dalam jangka pendek ada trade off antara inflasi dan pengangguran menunjukkan bahwa inflasi dapat menurunkan tingkat pengangguran, atau inflasi dapat dijadikan salah satu cara untuk menyeimbangkan perekonomian negara, dsb. Secara khusus dapat diketahui beberapa dampak baik negatif maupun positif dari inflasi tersebut diantaranya : 11

12 1. Bila harga barang secara umum naik terus menerus maka masyarakat akan panik, sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi ada masyarakat yang berlebihan uang memborong barang sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya. 2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut maka masyarakat cenderung untuk menarik tabungan guna membeli dan menumpuk barang sehingga banyak bank di rush akibatnya bank kekurangan dana berdampak pada tutup atau bangkrut, atau rendahnya dana investasi yang tersedia. 3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenaikan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga dipasaran, sehingga harga akan terus menerus naik. 4. Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi dan yang masyarakatnya memiliki banyak uang. 5. Bila inflasi berkepanjangan maka produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak yang mampu membeli. 6. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi yang dapat berakhir pada penjarahan dan perampasan. 7. Dampak positif dari inflasi adalah bagi pengusaha barang barang mewah (high end) yang mana barangnya lebih laku pada saat harganya semakin tinggi. 8. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan. 9. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi semakin dipercaya dan tangguh. 10. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha. G. HUBUNGAN PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT) Pengangguran adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan sedang aktif mencari pekerjaan. Pengangguran berhubungan dengan ketersediaan lapangan kerja, ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan investasi, sedangkan investasi didapat dari 12

13 akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa dari pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar harapan untuk pembukaan kapasitas produksi yang baru yang tentu saja akan menyerap tenaga kerja baru. Pendapatan nasional yang tinggi tercemin dari tingginya pendapatan perkapita dna tumbuh secara positif yang berarti. Dengan demikian semakin baik pertumbuhan ekonomi, maka semakin besar pula harapan untuk tidak menganggur, sebaliknya bila pertumbuhan ekonomi menurun, maka semakin besar tingkat pengangguran. 13

Analisis dalam teori mikro ekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, mis. Kegiatan seorang konsumen,

Analisis dalam teori mikro ekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, mis. Kegiatan seorang konsumen, MAKRO EKONOMI Analisis dalam teori mikro ekonomi pada umumnya meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian, mis. Kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau suatu pasar Analisis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Makroekonomi Makroekonomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi, setelah mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis mengenai kegiatan di dalam perekonomian dengan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengertian Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara-cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Materi Perkuliahan: 1. Ruang Lingkup Analisis Makroekonomi (Konsep dasar ekonomi makro) 2. Aliran kegiatan perekonomian (aliran sirkular atau circular

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat

Lebih terperinci

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh:

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh: Ekonomi untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1 Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial Dibuat oleh: Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini Disclaimer Powerpoint pembelajaran ini dibuat sebagai alternatif guna membantu Bapak/Ibu

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro SISTEM PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengantar Ekonomi Mikro SISTEM PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pengantar Ekonomi Mikro SISTEM PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pandangan Tentang Sistem Pasar Bebas Terbitnya buku karangan Adam Smith (1776) An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi tersebut disampaikan secara berurutan, sebagai berikut. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Dalam bab landasan teori ini di bahas tentang teori Produk Domestik Regional Bruto, PDRB per kapita, pengeluaran pemerintah dan inflasi. Penyajian materi tersebut

Lebih terperinci

Pandangan Tentang Sistem Pasar Bebas

Pandangan Tentang Sistem Pasar Bebas Ekonomi Mikro SISTEM PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pandangan Tentang Sistem Pasar Bebas Terbitnya buku karangan Adam Smith (1776) An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations Berisi

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Persaingan Dalam Pasar Bebas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Persaingan Dalam Pasar Bebas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Persaingan Dalam Pasar Bebas Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pengertian Pasa Bebas Perdagangan bebas adalah

Lebih terperinci

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;.

Indikator Inflasi Beberapa indeks yang sering digunakan untuk mengukur inflasi seperti;. Bab V INFLASI Jika kita perhatikan dan rasakan dari masa lampau sampai sekarang, harga barang barang dan jasa kebutuhan kita harganya terus menaik, dan nilai tukar uang selalu turun dibandingkan nilai

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pengantar Ekonomi Makro Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Penger:an Ilmu Ekonomi Adalah studi mengenai cara- cara yang ditempuh oleh masyarakat untuk menggunakan sumber daya yang langka guna memproduksi komoditas

Lebih terperinci

Jenis-Jenis Inflasi. Berdasarkan Tingkat Keparahan;

Jenis-Jenis Inflasi. Berdasarkan Tingkat Keparahan; INFLASI Pengertian Inflasi Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum mengalami kenaikan dan kenaikan harga itu berlangsung dalam jangka panjang. Inflasi secara umum terjadi

Lebih terperinci

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

Peran Pemerintah dalam Perekonomian Peran Pemerintah dalam Perekonomian 1. Sistem ekonomi atau Politik Negara 2. Pasar dan peran Pemerintah 3. Jenis Sistem Ekonomi 4. Peran Pemerintah 5. Sumber Penerimaan Negara week-2 ekmakro08-ittelkom-mna

Lebih terperinci

Materi 2 Ekonomi Mikro

Materi 2 Ekonomi Mikro Materi 2 Ekonomi Mikro Hubungan Pelaku Ekonomi Dalam Perekonomian Abstract Hubungan pelaku ekonomi dalam perekonomian dengan mempelajari sumberdaya aktivitas ekonomi yang saling berkaitan dalam kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan yang dilakukan oleh setiap pemerintahan terutama ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerataan distribusi pendapatan, membuka kesempatan kerja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7,

BAB I PENDAHULUAN. inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fokus utama dari kebijakan moneter adalah mencapai dan memelihara laju inflasi yang rendah dan stabil. Sesuai dengan UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 7, tujuan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Konsep Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan output yang terus menerus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Inflasi Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus. kenaikan harga pada satu atau dua barang

Lebih terperinci

Dasar Bisnis & Manajemen. Bentuk Sistem Perekonomian dan Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Bisnis Domestik dan Global. Tatap Muka.

Dasar Bisnis & Manajemen. Bentuk Sistem Perekonomian dan Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Bisnis Domestik dan Global. Tatap Muka. Tatap Muka Dasar Bisnis & Manajemen 2 Bentuk Sistem Perekonomian dan Pengaruh Faktor Ekonomi terhadap Bisnis Domestik dan Global Fakultas Ekonomi Bahan Kajian Sistem perekonomian merkantilisme, kapitalisme,

Lebih terperinci

Jenis Sistem Ekonomi

Jenis Sistem Ekonomi Jenis Sistem Ekonomi 1. Sistem Ekonomi Pasar Perekonomian yang kegiatannya dikendalikan sepenuhnya oleh interaksi anatar pembeli dan penjual di pasar 2. Sistem Ekonomi Campuran Sistem Ekonomi pasar yang

Lebih terperinci

MASALAH POKOK ILMU EKONOMI

MASALAH POKOK ILMU EKONOMI MASALAH POKOK ILMU EKONOMI Dalam kehidupan sehari-hari individu, perusahaan dan masyarakat menghadapi persoalan bersifat ekonomi-à bagaimana membuat keputusan tentang cara yang terbaik melakukan kegiatan

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH DASAR DALAM ORGANISASI EKONOMI BAB 3. 1 Chapter 3 Masalah Dasar Organisasi Ekonomi Navik Istikomah

MASALAH-MASALAH DASAR DALAM ORGANISASI EKONOMI BAB 3. 1 Chapter 3 Masalah Dasar Organisasi Ekonomi Navik Istikomah MASALAH-MASALAH DASAR DALAM ORGANISASI EKONOMI BAB 3 1 Tiga Masalah Pokok Organisasi Ekonomi 1. Komoditi apa (what) yang harus diproduksi, dan berapa? Karena sumber daya bersifat langka atau terbatas (konsep

Lebih terperinci

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009).

BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN. Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009). BAB II TELAAH TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MODEL PENELITIAN 2.1. Telaah Teoritis Volatilitas (volatility)berasal dari kata dasar volatile(restiyanto, 2009). Istilah ini mengacu pada kondisi yang berkonotasi

Lebih terperinci

PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH

PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH BAB 10 PENGANGGURAN, INFLASI & KEBIJAKAN PEMERINTAH KELOMPOK 9 DICKY 21216349 EZHA 21216363 NAUFAL 21216351 PENGANGGURAN PENGERTIAN PENGANGGURAN Pengangguran adalah keadaan tanpa pekerjaan yang dihadapi

Lebih terperinci

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi Pengantar Makro Ekonomi Pengantar Ilmu Ekonomi Makroekonomi Mengkhususkan mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan Bertujuan memahami peristiwa ekonomi dan memperbaiki kebijakan

Lebih terperinci

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran

ekonomi K-13 INFLASI K e l a s A. INFLASI DAN GEJALA INFLASI Tujuan Pembelajaran K-13 ekonomi K e l a s XI INFLASI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan menjelaskan penyebab inflasi dan dampaknya bagi kehidupan bermasyarakat. A. INFLASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang mengacu kepada trilogi pembangunan. Demi mewujudkan

Lebih terperinci

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1) Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikkan harga barang itu

Lebih terperinci

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources EKONOMI EKONOMI 1 2 3 unlimited human s wants and needs scarcity resources CHOICES Faktor Penggerak Kegiatan Ekonomi Kebutuhan Ekonomi, sifatnya tidak terbatas Kelangkaan (Scarcity), ketersediaannya terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai

Lebih terperinci

TEORI KLASIK DAN KANEYSIAN.

TEORI KLASIK DAN KANEYSIAN. TEORI KLASIK DAN KANEYSIAN www.aeunike.ub.ac.id TEORI KLASIK 2 Mashab Klasik (dan Neo Klasik) Pelopor : Adam Smith Fenomena ekonomi sbg fenomena alam & selalu bersifat eksak dengan ketentuan hukum alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi adalah fenomena yang selalu ada di setiap negara dan merupakan salah satu indikator penting dalam perekonomian suatu negara. Kestabilan inflasi merupakan prasyarat

Lebih terperinci

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak

Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak TEORI EKONOMI MAKRO Makro ekonomi adalah Makro artinya besar, analisis makro ekonomi merupakan analisis keseluruhan kegiatan perekonomian. Bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang

Lebih terperinci

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Pengertian Inflasi Sumber dan Dampak Inflasi Jenis Jenis Inflasi Kebijakan Pemerintah Mengatasi Inflasi Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. 1 Inflasi Inflasi Dapat Didefinisikan Sebagai Suatu Kondisi Dimana

Lebih terperinci

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran

ekonomi KTSP & K-13 PERDAGANGAN INTERNASIONAL K e l a s A. Konsep Dasar Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami tentang teori perdagangan

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro PENGANTAR EKONOMI MAKRO Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Pengertian Ekonomi Makro ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi

Lebih terperinci

Pertumbuhan ekonomi wilayah

Pertumbuhan ekonomi wilayah Teori Pertumbuhan ekonomi wilayah Adanya pertambahan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) Pertambahan pendapatan diukur dalam nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi KONSEP ILMU EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan,

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN 4 SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA) : RUMAH TANGGA + PERUSAHAAN + PEMERINTAH + PERDAGANGAN LUAR NEGERI

PEREKONOMIAN 4 SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA) : RUMAH TANGGA + PERUSAHAAN + PEMERINTAH + PERDAGANGAN LUAR NEGERI PEREKONOMIAN 4 SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA) : RUMAH TANGGA + PERUSAHAAN + PEMERINTAH + PERDAGANGAN LUAR NEGERI NERACA PEMBAYARAN INTERNASIONAL (NPI) = Neraca pembayaran luar negeri, adalah pecatatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi berbeda dari satu periode ke periode lainnya,

Lebih terperinci

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya

Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya Cakupan Teori Ekonomi Makro, Output, Inflasi, Pengangguran, dan Variabel ekonomi Makro lainnya 1. Mikroekonomi vs Makroekonomi Untuk dapat memahami ilmu makro ekonomi, sebaiknya kita mengenali terlebih

Lebih terperinci

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog:

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog: Pokok Bahasan 3 PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Email: asyahza@yahoo.co.id; syahza.almasdi@gmail.com Guru Besar Universitas Riau Pandangan Klasik, Keynes

Lebih terperinci

Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter

Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter Pengantarn Teori Ekonomi Kebutuhan manusia tidak terbatas Sumber daya terbatas Teori Ekonomi Alokasi sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

Perekonomian Indonesia

Perekonomian Indonesia MODUL PERKULIAHAN Perekonomian Indonesia Sistem Moneter Indonesia Fakultas Program Studi Pertemuan Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Akuntansi 13 84041 Abstraksi Modul ini membahas tentang

Lebih terperinci

BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro

BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro Satuan Acara Perkuliahan 2 Tujuan kegiatan belajar ini adalah untuk membahas : Akar Ilmu Ekonomi Makro Definisi Ekonomi Makro Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro Permasalahan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO

Pokok Bahasan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO Pokok Bahasan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO Dosen Pengasuh: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Guru Besar FKIP Universitas Riau RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO Teori Ekonomi Makro adalah salah satu cabang

Lebih terperinci

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA Oleh BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan fenomena penting yang

Lebih terperinci

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM

EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM EKONOMI MAKRO RINA FITRIANA,ST,MM EKONOMI MAKRO Ekonomi Tertutup : Ekonomi yang tidak berinteraksi dengan ekonomi lain di dunia Ekonomi Terbuka : Ekonomi yang berinteraksi secara bebas dengan ekonomi lain

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

TEORI PEMBANGUNAN KLASIK. Andri Wijanarko,SE,ME

TEORI PEMBANGUNAN KLASIK. Andri Wijanarko,SE,ME TEORI PEMBANGUNAN KLASIK Andri Wijanarko,SE,ME EKONOMI PEMBANGUNAN Suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan menganalisis masalah ekonomi yang dihadapi oleh negara berkembang dan mendapatkan cara mengatasi

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA TUGAS MAKALAH KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL INDONESIA Oleh : IRFAN NUR DIANSYAH (121116014) PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NIAGA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA 2011 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Inflasi dan Indeks Harga

Inflasi dan Indeks Harga Inflasi dan Indeks Harga Pokok Bahasan 1. Pengertian Inflasi dan Deflasi 2. Jenis Inflasi 3. Teori Inflasi 4. Sebab timbulnya Inflasi 5. Cara Mengatasi Inflasi 6. Dampak Inflasi dan Cara Menghitung Inflasi

Lebih terperinci

II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK

II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK Nuhfil Hanani 1 II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK 2.1. Dasar Filsafat Mazhab Klasik Mazhab Klasik yang dipelopori oleh Adam Smith ( 1732-1790) yang tercermin dalam bukunya yang diterbitkan th. 1776 dengan

Lebih terperinci

Kebijakan Makro Ekonomi

Kebijakan Makro Ekonomi EKONOMI MAKRO PENJELASAN Memberikan gambaran bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya Menerangkan bagaimana suatu masyarakat yang memiliki faktor produksiyang terbatas, tetapi

Lebih terperinci

Review Materi. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB

Review Materi. Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Review Materi Pengantar Ilmu Ekonomi TIP FTP UB Teori Produksi Bentuk-bentuk organisasi perusahaan Perseorangan Persekutuan Perseroan Terbatas BUMN Koperasi Teori produksi neoklasik Fokus pada penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Ketenagakerjaan Penduduk suatu negara dapat dibagi menjadi dua yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia kerja

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai acuan atau referensi untuk melakukan penelitian ini. Dengan adanya penelitian terdahulu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengingat perannya sebagai komoditas pangan utama masyarakat Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi

Xpedia Ekonomi. Makroekonomi Xpedia Ekonomi Makroekonomi Doc. Name: XPEKO0399 Doc. Version : 2012-08 halaman 1 01. Pengangguran friksional / frictional unemployment ialah... (A) diasosiasikan dengan penurunan umum di dalam ekonomi

Lebih terperinci

PENDAPATAN NASIONAL ALLDO KURNIA PUTRA IPA 2 SEMESTER III. SMA AL AZHAR SYIFA BUDI JAKARTA Jalan Kemang Raya No.7 Jakarta Selatan

PENDAPATAN NASIONAL ALLDO KURNIA PUTRA IPA 2 SEMESTER III. SMA AL AZHAR SYIFA BUDI JAKARTA Jalan Kemang Raya No.7 Jakarta Selatan PENDAPATAN NASIONAL ALLDO KURNIA PUTRA IPA 2 SEMESTER III SMA AL AZHAR SYIFA BUDI JAKARTA Jalan Kemang Raya No.7 Jakarta Selatan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu

TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu 13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Inflasi Inflasi merupakan salah satu resiko yang pasti dihadapi oleh manusia yang hidup dalam ekonomi uang, dimana daya beli yang ada dalam uang dengan berjalannya waktu mengalami

Lebih terperinci

Kinerja kebanyakan bisnis sangat tergantung pada tiga faktor ekonomi makro, yaitu : Yaitu perubahan dalam tingkat umum dari aktivitas ekonomi.

Kinerja kebanyakan bisnis sangat tergantung pada tiga faktor ekonomi makro, yaitu : Yaitu perubahan dalam tingkat umum dari aktivitas ekonomi. Nama : Shoma Wiryantara NIM : 10.12.4643 LINGKUNGAN BISNIS Keberhasilan suatu perusahaan sebagian tergantung pd. Lingkungannya. Walaupun manajer suatu perusahaan tidak dapat mengendalikan lingkungan, tetapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat inflasi yang terkendali, nilai tukar dan tingkat suku bunga yang stabil serta tingkat pengangguran yang rendah atau bahkan

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI

PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI PENGANTAR ILMU EKONOMI MAKRO BAB 1 RUANG LINGKUP ANALISIS MAKROEKONOMI Teori Ekonomi Isu isu utama 1. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber daya Mikro Ekonomi 2. Mencapai kepuasan yang maksimum

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian

Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Arus Lingkar Pendapatan dalam Perekonomian Putri Irene Kanny Thursday, April 28, 2016 Pokok bahasan pertemuan ke-4 Arus lingkar pendapatan dalam perekonomian tertutup dua sektor Arus lingkar pendapatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Produksi Menurut Joesron dan Fathorozzi (2003) produksi adalah berkaitan dengan bagaimana sumber daya (input) digunakan

Lebih terperinci

TEORI PENGELUARAN NEGARA

TEORI PENGELUARAN NEGARA 1 TEORI PENGELUARAN NEGARA Musgrave dan Rostow Perkembangan pengeluaran negara sejalan dengan tahap perkembangan ekonomi dari suatu negara Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah tidak bisa

Lebih terperinci

1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional

1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional 1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional (ISO) dan harganya yang bersaing sehingga produk dibuat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan berusaha keras untuk

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N.

Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N. Tugas Ekonomi Pengantar 2 (Drs. Ari Sudarman, M.Ec.) Makroekonomi (N. Gregory Mankiw) Priciples of Economics (Asian Edition) (N. Gregory Mankiw) Bab 1 1. Jelaskan perbedaan antara makroekonomi dan mikro

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri. Seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas perekonomian di suatu wilayah akan menyebabkan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan yang sangat penting di sepanjang kehidupan manusia. Uang digunakan sebagai alat tukar yang dapat diterima secara umum, yang dimana alat tukarnya

Lebih terperinci

SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN

SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN SEWA, BUNGA DAN KEUNTUNGAN SEWA EKONOMI DAN PENDAPATAN PINDAHAN Dalam menerangkan mengenai sewa ekonomi dan pendapatan pindahan ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar banyak yang mengalami kebangkrutan dan kehancuran karena. terjadinya pergeseran komposisi produk nasional.

BAB I PENDAHULUAN. besar banyak yang mengalami kebangkrutan dan kehancuran karena. terjadinya pergeseran komposisi produk nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi mengakibatkan perusahaan-perusahaan besar banyak yang mengalami

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X PELAKU KEGIATAN EKONOMI KTSP & K-13 A. RUMAH TANGGA KELUARGA a. Peran Rumah Tangga Keluarga Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi PELAKU KEGIATAN EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu menjelaskan rumah tangga keluarga, rumah tangga produsen, rumah tangga pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimensi masalah ketenagakerjaan bukan hanya sekedar keterbatasan lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih serius dengan penyebab

Lebih terperinci

V. TEORI INFLASI Pengertian Inflasi

V. TEORI INFLASI Pengertian Inflasi Nuhfil Hanani 1 V. TEORI INFLASI 5.1. Pengertian Inflasi Inflasi menunjukkan kenaikan dalam tingkat harga umum. Laju inflasi adalah tingkat perubahan tingkat harga umum, dan diukur sebagai berikut: tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perdagangan Internasional Perdagangan internasional adalah kegiatan yang terkait dengan perdagangan antara suatu tempat dengan tempat lain dan melewati batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami peningkatan. Khususnya Indonesia yang merupakan negara berkembang, di mana segala upaya dilakukan

Lebih terperinci

A. Indeks Harga dan Inflasi

A. Indeks Harga dan Inflasi A. Indeks Harga dan Inflasi A. Pilihan Ganda 1. Jawaban: b 1) Indeks harga yang harus dibayar dan diterima petani adalah indeks harga barang-barang yang dibayar oleh petani untuk biaya proses produksi.

Lebih terperinci

1. Penyebab permasalahan pokok ekonomi tentang banyaknya barang dan jasa yang harus diproduksi adalah

1. Penyebab permasalahan pokok ekonomi tentang banyaknya barang dan jasa yang harus diproduksi adalah 1. Penyebab permasalahan pokok ekonomi tentang banyaknya barang dan jasa yang harus diproduksi adalah.. A. Hasil pertanian dari desa banyak dikonsumsi oleh masyarakat perkotaan B. Penggunaan bahan baku

Lebih terperinci

POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN

POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN 1 Pola Kegiatan Perekonomian Definisi : Model/corak kegiatan suatu perekonomian suatu masyarakat/negara Pembahasannya meliputi : a. Uang, Perdagangan Dan Spesialisasi b. Pelaku

Lebih terperinci

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, Manajemen Proyek PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK, SOSIAL DAN BUDAYA Aspek Politik UMUMNYA ASPEK POLITIK YANG BERKAIT DENGAN MANAJEMEN PROYEK ADALAH : A. STABILITAS POLITIK B. ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN FISKAL 30/04/2016. Kebijakan fiskal

KEBIJAKAN FISKAL 30/04/2016. Kebijakan fiskal KEBIJAKAN FISKAL KEBIJAKAN FISKAL Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengelola atau mengarahkan perekonomian ke kondisi yang diinginkan dengan cara mengubah-ubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum angka inflasi yang menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga dan perubahan nilai dapat dipakai sebagai informasi dasar dalam pengambilan

Lebih terperinci

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Arus Lingkar Kegiatan Ekonomi Dua Sektor Arus Lingkar Kegiatan Ekonomi Tiga Sektor Arus Lingkar Kegiatan Ekonomi Empat Sektor Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si. Arus Lingkar Kegiatan Ekonomi Arus lingkar

Lebih terperinci